dok keputusan

59
SKETSA & PROSPEK MASA DEPAN KOMPOSISI PERSONALIA TINGKAT PUSAT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PROGRAM STRATEGIS NASIONAL PROGRAM KERJA TUGAS POKOK DAN FUNGSI PENGURUS TINGKAT PUSAT LIGA MUSLIM INDONESIA Diterbitkan Oleh: L M I

Upload: dedi-suryadi

Post on 04-Jul-2015

157 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: DOK KEPUTUSAN

SKETSA & PROSPEK MASA DEPANKOMPOSISI PERSONALIA TINGKAT PUSAT

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGAPROGRAM STRATEGIS NASIONAL

PROGRAM KERJATUGAS POKOK DAN FUNGSI PENGURUS TINGKAT PUSAT

LIGA MUSLIM INDONESIA

Diterbitkan Oleh:Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat

LIGA MUSLIM INDONESIAMei, 2011

L M I

Page 2: DOK KEPUTUSAN

Sketsa Dan Prospek Masa Depan LIGA MUSLIM INDONESIASebagai Gerakan Kemasyarakatan Berbasis Kinerja Kemanusiaan, Kebudayaan, dan Pemberdayaan

Iftitah Mukadimah Sejarah ringkas Generasi Perintis Visi, misi dan strategi Fokus Kejuangan 2010-2014 Khatimah prospek

IFTITAH........Bisjmi ’I-Lahi ’r-Rahmani ’r-Rahimi/ Alhamdu li ’I-Lahi Rabbi ’I-Alamina. Wa bihi na ‘s-ta’na ‘ala umuri ‘d-dunya Wa ‘d-dina Wa ‘sh-shalatu wa ‘s-salamu ‘ala asyrafi ‘I-anbiyya’i wa syafi’ina wa mawlana Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa‘s-salim ajma ‘ina.......amma ba’du:

Adalah suatu keharusan bagi setiap organisasi pergerakan, pengkaderan dan pengembangan keswadayaan masyarakat yang sadar akan tugas dan tanggung jawab sejarahnya’ untuk memiliki media komunikasi intelektual yang representif, yang mereflesikan bukan saja muatan pemikiran dan gagasan-gagasan bernas yang di tuangkan di dalam media tersebut, melainkan juga harapan akan bangkitnya suatu neo-renesans yang dicerminkan oleh perspektif dan personalitas “who’s who”-nya. Parallel dengan raison d’entre bagi perlunya media komunikasi, adanya dukungan publisitas yang memadai, yang memungkinkan terjadinya komunikasi data dan pemikiran yang bersifat interaktif di dalam masyarakat, menempati posisi yang sangat strategis dalam proses kreatif dan diakletis-hermeunetis di dalam masyarakat. Dengan demikian, kebutuhan akan adanya triumvirat media komunikasi intelektual, dukungan publisitas, dan interaksi pemikiran yang sehat, adalah suatu “keniscayaan sejarah” (historical necessity) yang tak dapat ditawar lagi kewigatiannya’ sebab penafian atas hal ini berarti penafian atas jiwa risalah, karakter insanilah dan tuntutan fitrah manusia sendiri, yang pada saatnya nanti, sooner or later, dapat berakibat fatal bagi dinamika, kesinambungan dan pe-rubahan tatanilai serta proses regenerasi di dalam ‘batang tubuh’ ummat sendiri. Bila telah demikian, maka ‘buah quldi’ terpahit yang kita petik di kemudian hari tidak lain adalah “involusi peradaban” yang akan menjadi “kuburan missal” bagi anak cucu kita tercinta, dengan generasi kita kiwari bertindak sebagai “algojo” sekaligus “ penggali kubur”-nya! Alangkah nista dan menge-rikannya “amal shalih” dan “bekal akhirat” yang akan kita jadikan hujjah di hadapan Allah kelak...!

****

1

Page 3: DOK KEPUTUSAN

Sadar akan posisi politik, peran kritis dan tanggung jawab sejarah yang harus diembannya, baik sebagai anak bangsa, sebagai warga dunia maupun sebagai bagian yang tak terpisahkan dari entitas Wihdatul ‘I-ummah, LIGA MUSLIM INDONESIA (LMI) merasa perlu memohon perkenan “mahkamah sejarah” untuk memperkenalkan diri sebelum berkiparah di haribaan “Ibu Pertiwi”, yang saat ini tengah dirundung pilu oleh berbagai kekerasan, kerusuhan, tindak kekerasan , luapan keberingasan, sepak penindasan, dan terjang kezaliman serta pelabagi perilaku lajak pembawa petaka dan angkara murka yang bukan saja telah mengoyak dan mencabik rasa dan raga, tetapi juga telah mempermalukan keluarga kita di mata dunia! Semoga, di sela suasana hati sebagian besar anak bangsa nan remuk redam dan penuh dengan gejolak ketidak pastian ini, keha-diran LMI sungguh-sungguh mampu mene-barkan salam, membawa suluh perdamai-an, mencerahkan batin dan pemikiran, menghidupkan jiwa, memelopori kemajuan serta mencerlangkan pendar perada-ban yang kian memudar dan hampir punah ini. Hanya kepada-nya kami ber-gantung, dan kepada-nya juga lah kami kembalikan segala urusan.... Allhu Akbar, Allhu Akbar, Allhu Akbar, Allhu Akbar...........,Wa li ‘I-Lahi ‘I-Hamd......!

MUKADIMAH: LATAR BELAKANGLatar Historis

Setelah melampaui faset-faset kritis yang sangat menetukan pada decade ’40-an hingga ’60-an--- tepatnya semenjak perdebatan tentang kedudukan konstitu-sional islam dalam kerangka kenegaraan yang terjadi selama siding-sidang BPUPKI dan PPKI berlangsung, komulatif-nya ‘historical tragedy’ dekrit Presiden 5 juli 1959 yang meng-aborsi embrio ‘kemenangan’ islam dan ‘ “demokrasi” dalam sidang-sidang konstituante, berbagai gejolak politik akut ekstra keagamaan, bermotifkan kekecewaan para elit politik bernuansakan kekecewaan daerah terhadap “Jawa” hingga gagalnya upaya ‘reinkarnasi’ masyumi via parmusi tahun 1968—seyogyanya lah komunitas islam Indonesia, baik komunitas intelektual, komunitas budaya, komunitas polity, komunitas ako-nomi, ‘ulama dan fuqaha, maupun para vanguards of ideology, melakukan resetting, reformatting dan repositioning atas ruh islam secara lebih substansial, holistic dan komprehensif, serta berwawasan (lebih) mondial.

Hal ini mutlak perlu di lakukan, terutama jika ingat bahwa “Al-Islam”lah, dan bukan yang lain-lain (:others can only follow), yang berhasil muncul sebagai a liberating force bagi seluruh komponen inti bangsa ini via a vis kolonialisme dan imperialesme asing (sapnyol, portugis, belanda, inggris dan jepang), yang tanpa ini semua, mustahil akan terwujud The Golden Bridge’ (kemerdekaan nasional 1945)! Bukankah “Al-Islam” pula yang menjadi ‘buaian’ bagi buyung ideology dan gerakan “Komunisme” dan “Nasionalisme Radikal” di pakan ‘lahan persemaian’ yang subur (:constituency) bagi tumbuh kembangnya keduanya?!

Kiranya inilah yang dicoba dilakukan oleh para ‘lokomotif pembaharu’ pemikiran Islam, sejarawan, dan budayawan muslim pada awal decade ’70-an dan mencapai klimaksnya pada decade ’80-an, serta memiliki tarikan perspektif yang kuat pada decade ’90-an hingga memasuki millennium ke-3 ini, yang pada intinya menekankan tiga hal,

2

Page 4: DOK KEPUTUSAN

yakni: (1) keharusan kembali makna keberagamaan hakiki mealalui eks-plorasi kritis kreatif atas sumber-sumber otentik keagamaan, bukannya simbol-simbol sosiologis, historis, dan politis yang telah established dan kerap terkabut oleh aura personal, quasy consciousness serta ke-terbatasan otoritas para mufassir dan exegeses-nya, (2) menyertakan metodologi dan paradigm saintifik dalam menafsirkan maksud dan makna terdalam cita-cita spiritual, pesan moral, dan prinsip-prinsip hokum serta jiwa syari’ah yang sejati, baik secara tematik-kontekstual, maupun (secara) bi ‘I-ma’tsur, dan (3) kedua kaidah di atas mesti dikerangkakan kedalam perspektif ‘kemodernan sejarah’ (historical modernity), sebagai suatu keniscayaan yang tidak mungkin terhindarkan, karena ‘kemodernan sejarah’ adalah condition sine qua non bagi munculnya penafsiran dan pemikiran keagamaan yang berilian, kritis dan praxis, dan inilah tajdid itu!

Akan tetapi, in the mean time, parallel dengan para rausyanfikr dalam meletakan dasar-dasar tajdid (pembaha-ruan pemikiran), kondisi obyektif ummat dalam bidang politik, ekonomi, kebudayaan, ideology dan hak sipil selama orde baru berkuasa, justru berada pada titik pre-valensi yang sangat memprihatinkan. Berbagai produk politik hokum, kebikjakan public dan strategi bela Negara atas nama “keutuhan bangsa” dan ‘kedaulatan rakyat” yang berhasil membusukan islam secara ekonomi, mendeskreditkan islam secara cultural, men-stereotipkan islam secara ideologis, serta menindas, mengoyak, menganiaya dan merobek-robek kehormatan dan hak-hak asasi umat (serta martabat agama tentunya), begitu dahsyat dilancarkan oleh rezim otoritarian orde baru.

Tatkala pemerintahan tansisi BJ habibie berusaha melakukan radical turning point dengan maksud memutar pendulum sejarah ke arah yang dituntut oleh repormasi sejati, amat sulit dimungkiri, terlebih dinafikan kesan bahwa enersi besar yang bermain dibalik seluruh resis-tensi yang dilancarkan oleh para oposisi demikian kuat menyiratkan sesuatu yang sangat meresahkan jiwa dan menggelisahkan batin, ada konspirasi besar dan global anti reformasi yang bekerja secara sistematis dan komprehensif yang tengah gencar melancarkan perang semesta terhadap kekuatan-kekuatan pro-reformasi dengan berlindung di balik baju demo-kratisasi dan penegakan HAM, maka tiada jalan lain “isyhadu bianna na muslimin” adalah sikap terbaik yang mesti ditunjukan oleh setiap individu muslim yang independen dan pro-repormasi

Latar Normatif-ideologisMuhammad itu tidak lain hanyalah seorang rosul yang sungguh telah diutus pula

rasul-rasul lain sebelumnya. Apakah jika ia (muhammad) wafat atau terbunuh, kalian akan berkhianat dengan berbalik kembali kepada komitmen nilai dan orentasi hidup “pra-islam”? sungguh, barang siapa berkhianat tak sedikit pun ia/mereka mampu memudiaratkan Allah, dan Allah pasti akan mengganjar hamba-hambanya yang bersyukur (QS 3.144)

Inilah rasion d’etre dan entry point bagi tegaknya humanisme sejagat yang sekaligus merupakan condition sine qua non bagi tersemainya perdamaian dan keadilan serta ekuilibrium social kesinambungan misi dan estafeta Risalah ! bagi para pendamba

3

Page 5: DOK KEPUTUSAN

kebenaran yang sadar betul bahwa estafeta risalah haram terputus dan pantang mengenal kata “jeda” apalagi “jera”, tak ada pilihan lain yang lebih baik kecuali “cita-cita terwujud atau maut menjemput”.

KATA PUTUS : BANGKITNYA LMIBertolak dari qawa’idu ‘li’tiqadiyyah, aspek tarikhat (sejarah dan latar belakang

makro) serta aspek siyasah yang melatari, serta didorong oleh hasrat tulus untuk melanjutkan cita-cita risalah yang telah dipelopori oleh para sabaquna (Awwalun, maka Liga Muslim Indonesia (LMI) siap ditempa kawah candradimuka !

Demikianlah, sekolompok anak muda Jakarta, Bandung, Bogor, Sukabumi, Semarang, Malang dan Surabaya. Sebagian besar jebolan institute dan universitas negeri dan swasta termuka, setelah selama lebih dari sepuluh tahun malang melintang di dunia da’wah, pada hari kamis siang tanggal 12 syawal 1416 H. Bertepatan dengan tanggal 29 Februari 1996, di Pondok Halimum, Sukabumi berikrar untuk bersatu dalam wadah da’wah, tarbiyyah wa ta’dibiyyah, tashwiru i-afkariyah, jihad, amar ma’ruf nahyi munkar yang diberi nama “Liga Muslim Indonesia” disingkat LMI. Berbasiskan ulama dan santri pondok, aktivis mesjid kampus dan seksi ruhani fakultas, aktivis orsosmas / OKP lain, kalangan peneliti, akademisi serta pegawai negeri, sebagian kalangan bisnis dan professional berbagai bidang dan tak ketinggalan pula mantan-mantan preman pasar, anak-anak jalanan serta para “maniac demo” maka dimulailah kiprah LMI melaluipenyelenggaraan “Pesantren Kilat untuk SD, SMP, SMU se Jawa Barat” pada tanggal 23-30 Juni 1996 disalah satu pondok pesantren yang menjadi main linkage dan leading base camp LMI, yakni Pondok Pesantren Terpadu (PTT) “Al-Istiqomah” Pasirmalang, Sukabumi dengan DR. Jimly Ash-Shiddiqie SH, staff ahli sekaligus sekretaris Mendikbud RI (Waktu itu Prof. Wardiman Djojonegoro). Bertindak selaku wakil cendekiawan Muslim dan pejabat pemerintah pusat yang meresmikan perhelatan tersebut. Pada tahun berikutnya, dengan menggandeng Pondok Pesantren “AL-Istiqamah” Sukabumi dan Pemda Kabupaten DT II Sukabumi serta Gerakan Wakaf buku dan pengembangan masyarakat (GWBPM)ICMI pusat, LMI tampil sebagai steering committee dan penyedia “modul kerja” bagi para instruktur dalam acara “perkemahan buku nasional I” di cibadak (juli 1997), yang peresmiannya dilakukan oleh menpora Ir. Akbar Tanjung, dan ditutup secara resmi oleh H. Adi sasono (Sekretaris Jenderal ICMI pusat) pada tahun 1998 tepatnya bulan oktober dengan meng-gandeng pondok pesantren “darut taqwa” cibinong dan BKSPPI (badan kerja sama pondok pesantren indonesia) pemda kabupaten DT II bogor dan GWBPM ICMI kembali LMI menjadi main arranger and steering committee dalam acara raimuna pramuka, jaringan koperasi pondok pesantren se-kabupaten bogor dan perkemahan buku nasional II di bumi perkemahan cibinong bogor yang dibuka secara resmi oleh prof. Jose Roesma, Ph.D deputy ketua BPPT. Sebelumnya tepatnya dalam bulan april-juli 1998, DPP LMI mencanangkan pendirian dan pengukuhan koperasi syari’ah mandiri di 20 provinsi seluruh Indonesia, tatkala kekejaman razim otoritarian soeharto terbongkar (agustus 1998) di aceh melalui skandal pemberlakuan DISTA aceh sebagai

4

Page 6: DOK KEPUTUSAN

daerah operasi militer (DOM) selama 10 tahun (1989-1998), DPP LMI melalui divisi kemanusiaan yang bernama “yayasan gardamadina” yang berkedudukan di manggeng, kabupaten aceh selatan terlibat aktif dalam aksi kemanusiaan guna membantu para korban tindak kekerasan (para janda, anak yatim dan anak-anak terlantar)dalam bentuk bantuan pendidikan, kesehatan dan sarana lainnya.

Tatkala konflik berdarah bernuansa SARA meledak pada bulan januari 1999 (pada saat idul fitri 1419) dan terus berlanjut hingga bulan januari 2000....bahkan lebih dahsyat dan sangat memilukan ini...LMI lebih tertegak untuk menggalang secara langsung aksi-aksi demo yang dimaksudkan untuk menggugah sikap pemerintahan presiden Gus Dur agar lebih serius dan lebih cekatan dalam menangani konflik yang amat mencoreng wajah Indonesia dimata dunia itu, disamping tetap melanjutkan aksi kemanusiaan dalam bentuk pangan, sandang dan medis, kini dengan focus kegiatan pada bidang-bidang :1. Pengembangan SDM dalam bentuk iptek, bisnis, manajemen dan keuangan serta pers

dan jurnalistik2. Rekayasa kependidikan untuk generasi masa depan3. Pemihakan kongret terhadap rakyat kecil dan ekonomi kerakyatan4. LAW Enforcement, human right Watch and Echological Conservation5. Telah dan rekomdasi atas berbagai perencanaan pengawasan dan implementasi

kebijakan public6. Pemberdayaan perempuan, kau ibu dan anak-anak serta remaja7. Pemerhatian masalah-masalah politik dan keamanan nasional serta isyu-isyu strategis

dan international

GENERASI PERINTISAlhamdulillahi, para founding generation LMI yang saat kini dudukan sebagai

mursyid, hakim dan fuqaha serta marja kami bukanlah sekedar orang-orang baru, dalam dunia pergerakan islam lebih jauh mereka bahkan telah merasakan dinginnya sel dan terali besi serta bengisnya perlakuan para opsir penjara tatkala mereka harus mendekam di bui demi menegakkan kalimahnya yang haqiqi mereka itu antara lain adalah :KH. Moh. Royanuddin AS (Ponpes “al-istiqomah” sukabumi), KH moh munif sayuti, KH, Ghazin Abdullah dan KH. Saiful Hukama sayuti (ketiganya berasal dari pemekasan, madura) yang sempat membuat debut dengan menyelamatkan lokomotif reformasi nasional Mas amin rais dari upaya “assasination” atas dirinya pada bulan September 1998 di pasuruan dan Madura, sedangkan presiden/ketua presi-dium nasional LMI sendiri adalah aktivis pers dan HMI di masa mahasiswanya dahulu (wakil ketua kops instruktur HMI jaya 1982-1983 kabid pendidikan HMI jaya 1984-1985 wakil ketua lembaga pers mahasiswa UNAS, 1984-1985).

VISI, MISI DAN STRATEGI Visi Kejuangan LMI :Islam ab intio dan in toto adalah agama peradaban match dan fit in dengan kemodernan sejarah dan sofistikasi teknologi islam dengan emanasi dan cahayanya, akan membimbing

5

Page 7: DOK KEPUTUSAN

manusia kedalam cosmic harmony antara iman dan ilmu antara aql dan qalbu serta antara pikiran dan perasaan.

1. Islam adalah agama kemanusiaan kebajikan dan ketuhanan sekaligus manusia akan sampai pada derajat tertingginya secara intrinsic dan sadar melakukan peniruan akan atribut-atributnya ke tengah masyarakat bukan dengan asketisme sejati islam berhasil ditapaki dan jiwa asketisme islam yang demikian adalah jihad fii sabiilillah.

2. Islam adalah agama kemanusiaan dan keadilan, tidak ada agama dan kemanusiaan tanpa keadilan; tidak akan pernah ada keadilan tanpa pembebasan yang sejati adalah tawhid; maka tiada agama kemanusiaan dan keadilan tanpa tawhid

3. Islam agama perjuangan, ikhtiar dan do’a; tiada kinerja perjuangan tanpa etos kerja tanpa pegangan keyakinan; sebaik-baik pegangan keyakinan adalah hari pembalasan dan pengadilan (Yawmu I-Akhir); maka agama yang haqiqi adalah agama yang senantiasa mengingatkan manusia akan keutamaan, kemuliaan dan tanggung jawab yawmu I-akhir

4. Islam adalah agama mizan, hadid dan kitab dengan kitab disemaikan salam cinta kasih dan persaudaraan kepada sesame dengan hadid ditumpas habis akar-akar perbudakan kemungkaran dan exploitation de I’homme par I’home dengan kitab dan hadid, maka mizan (keadilan dan ekuilibrium sosial) akan tercipta

Misi kejuangan LMIGerakan Pembebasan Bangsa Indonesia khususnya, dan Bangsa lain umumnya dari

segala hal yang merintangi terwujudnyatanya persamaan, kemerdekaan dan keadilan secara paripurna.

Strategi Perjuangan LMIKaidah dasar

Kaidah dasar perjuangan LMI adalah uswah, sunnah dan ibrah para nabi dan rasul a.s dalam menebarkan ajaranilahi dan menaburkan rahmat bagi sekalian alam, yakni :a. Hijrah, setelah dilambari oleh iman dan lanjutkan dengan jihadb. Bara’ah setelah berpegang pada keyakinan dan kepastian furqanc. Istitha’ah dengan disiplin kepada ketentuan organisasi dan imand. Istiqamah dengan azzam “ muut syahidan aw’isy kariiman

Metode OperatifMetode operatif yang kami jadikan sandaran perjuangan adalah manhaj

nubuwwah, yang bila dirinci kerangka pokoknya adalah :e. Da’wahf. Tarbiyah wa’t-ta’dibiyyahg. Ijtihadh. Jihad fii sabilillahi. Amar ma’ruf nahyi munkar

6

Page 8: DOK KEPUTUSAN

j. Inqilabiyyah, yakni penghapusan tatanilai jahili menuju pandangan dunia islamy

FOKUS KEJUANGAN LMI 2011-2016Dilandasi spirit mewujudkan segenap tujuan organisasi, dengan merujuk kepada

manhaj perjuangan dan pemetaan atas kemampuan Subjektif maupun medan juang objektif yang dihadapi, maka dalam kurun Lima tahun yang akan datang LMI memfokuskan eksistensinya sebagai Gerakan Kemasyarakatan yang solid, profesional dan berpengaruh berbasis kinerja kemanusiaan, Kebudayaan dan Pemberdayaan, dengan rincian pokok pikiran antara lain:

1. Matra KemanusiaanPada matra ini, LMI bermaksud mengembangkan berbagai aktivitas yang

merefleksikan sikap sigap dan tanggap terhadap segala hal yang mengakibatkan terancamnya Hak dan Kewajiban Asasi Manusia, baik yang ditimbulkan oleh alam maupun oleh sesama manusia. Kejadian bencana alam maupun social yang acapkali terjadi dan mengakibatkan kerusakan fisik maupun social perlu diinterpretasi dan direhabilitasi melalui persepektif teologis dan eskatologis Islam. Baik dalam analisa dan penanganan atas dampak-dampak yang ditimbulkannya maupun sebab-sebab manusiawi yang mendasarinya.

2. Matra KebudayaanPada matra ini, LMI memandang ragam kebudayaan modern dan popular yang

berkembang hegemonik dan kian menjauhkan Bangsa Indonesia dari Nilai-nilai Keagamaan patut direspon strategis dengan mendayagunakan asset budaya lokal/tradisional. Bahwa budaya tradisional yang pernah dipergunakan Para Wali sebagai Penyebar Utama Islam di bumi Nusantara perlu direvitalisasi bersandarkan nilai-nilai tawhid.

3. Matra PemberdayaanPada matra ini, LMI memandang persoalan kesejahteraan merupakan isu krusial yang

cukup berpengaruh terhadap derajat spiritualitas individu-individu dalam masyarakat. Oleh karenanya diperlukan berbagai terobosan strategis yang mampu memberdayakan potensi dan kapasitas masyarakat dalam mengakses derajat kesejahteraan sesuai standard manusiawi secara layak dan berkeadilan.

Dengan demikian, parameter keberhasilan LMI dalam menebar rahmat dan salam kedepan diukur berdasarkan kemampuannya untuk secara pro-aktif, responsif dan partisipatif dalam pengembangan berbagai kebijakan dan kegiatan dalam tiga matra utama di atas.

KHATIMAH : PROSPEKPresiden habibie menyediakan penggung politik presiden gus dur menyediakan

momentum politik bagi kebangkitan kaum “oposan” demikian seseorang analis politik kenamaan berujar bagi LMI yang meyakini arti penting perjuangan oposisi loyal yang kritis

7

Page 9: DOK KEPUTUSAN

dan tentu saja juga konstruktif dalam membangun iklim politik, ekonomi dan budaya yang lebih demokratis di tanah air sebagai mana diamanatkan oleh cita-cita reformasi wacana ini dapat dianggap sebagai adanya indikasi “peluang” dapat pula diabaikan! Dalam perjalanan menjelang 100 hari pemerintahan gus dur, kita menyaksikan masih demikian banyak pekerjaan rumah yang mesti kita selesaikan bersama. Dilain pihak, tantangan-tantangan berat di millennium ke-3 bukan pula sekedar isapan jempol dengan melihat konstatasi politik ekonomi, kebudayaan dan keberadaan kelompok sipil serta tingkat resitensi komunitas bisnis kita dewasa ini bila menghadapi invasi investasi,industry informasi, teknologi dan ideology-ideologi besar dunia kenegri kita...yang walaupun tidak Nampak secara kasat mata namun terlihat jelas melalui kiprah dan wacana yang mereka tunjukan , , , adalah wajar bila DPP LMI merasa cukup optimis dapat memainkan peran yang cukup signifikan dalam hirup-pikuk perpolitikan, perekonomian dan perjuangan pemberdayaan “ Civil Society” di masa depan, ini sama sekali bukanlah arogansi politik melainkan semata-mata spirit untuk berbuat yang terbaik bagi umat, bangsa dan Negara tercinta ini, seperti yang dikatakan oleh mendiang presiden jhon F. Kennedy “ ask not what yor country can do for you, but ask what you can do for your country! Insya Allah

Salam Ta’zhimDewan Pimpinan PusatLIGA MUSLIM INDONESIA

M. DJAMIDIN UMAR DEDI SURYADIKetua Umum Sekretaris Jenderal

8

Page 10: DOK KEPUTUSAN

SURAT KEPUTUSANMURSYID ‘AM LIGA MUSLIM INDONESIA

Nomor: MA-SK/001/IV/11Tentang

Pengangkatan dan Pengesahan Komposisi PersonaliaDEWAN PIMPINAN PUSAT LIGA MUSLIM INDONESIA (LMI) PERIODE 2011-2016

Mengingat:

1. Pesan Ilahy yang termuat pada Al-Qur’an dalam surat Maryam Ayat 96:

Artinya:Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. (19:96)

2. Bahwa dalam rangka melanjutkan estafeta perjuangan demi mewujudkan nilai-nilai, cita-cita, dan tujuan LIGA MUSLIM INDONESIA, maka dibutuhkan perangkat organisasi di tingkat pusat yang tertata rapi dan mampu menggerakan roda organisasi secara efektif.

3. Bahwa dalam rangka menata dan memperkuat jaringan organisasi LIGA MUSLIM INDONESIA agar berkemampuan terlibat secara konstruktif dalam membangun Bangsa Indonesia, diperlukan kepengurusan tingkat pusat yang eksis secara yuridis-formal maupun faktual.

Menimbang:1. Anggaran Dasar LIGA MUSLIM INDONESIA Pasal 11 ayat 12. Anggaran Rumah Tangga LIGA MUSLIM INDONESIA Pasal 53. Anggaran Rumah Tangga LIGA MUSLIM INDONESIA Pasal 114. Anggaran Rumah Tangga LIGA MUSLIM INDONESIA Pasal 165. Hasil Keputusan Silaturahmi Nasional (Kongres Luar Biasa) di Cisarua Tanggal 9-10

Januari 2011.6. Amanat Mursyid ‘Am LIGA MUSLIM INDONESIA Tanggal 10 Januari 2011.

9

Page 11: DOK KEPUTUSAN

Memperhatikan:

Rapat Tim Formatur Dewan Pimpinan Pusat LIGA MUSLIM INDONESIA tanggal 10 Januari 2011

MEMUTUSKANMenetapkan bahwa:

1. Personalia yang tercantum dalam lampiran keputusan ini, dianggap memiliki integritas dan kualitas yang layak untuk mengemban amanah dan tugas perjuangan.

2. Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan dapat dikoreksi kembali jika dianggap mengandung kekeliruan.

Ditetapkan di JakartaTanggal : 28 April 2011Mursyid ‘Am/KetuaDewan Pembina LIGA MUSLIM INDONESIA

KH. MUHAMMAD ROYANUDDIN

10

Page 12: DOK KEPUTUSAN

KOMPOSISI PERSONALIADEWAN PIMPINAN PUSAT

LIGA MUSLIM INDONESIA [ LMI ]Periode 2011-2016

DEWAN PEMBINA/MAJELIS PERTIMBANGAN PUSAT (MPP)

Ketua/Mursyid ‘Am : KH. Muhammad Royanuddin Anggota : MH. Budi Santoso

: KH. Asep Maoshul Affandi: KH. Hilmi Al-Mukarom : KH. Mas Rahimi Salabi: KH. Al Chaidir : Drs. Wawan Koswara : Drs. Abdurrahman Badruddin

DEWAN PAKAR

1. Ir. Iwan Gunawan Ahmad2. Sardjono Kartosoewiryo3. Ade Juanda M.Ag4. Dr. Soeharsono5. Bambang Prijanto6. Drs. Imansyah Al Rasyid7. Nunu Achdiat

DEWAN PENGURUS

Ketua Umum : M. DJamidin UmarSekretaris Jenderal : Dedi SuryadiWk. Sekretaris : Rahmi Syauqi Ilahi, S.SosBendahara : BahariWk. Bendahara : Ahmad Abdullah, S.Sos.I

Bidang-BidangMAFTI (Majelis Fiqh Tasyri Wal Ibadah) : Ust. Dadang Saefudin (Ketua)

Ust. Ence BaenuriUst. Hudin Al-Hanif

Bidang Pembinaan Organisasi dan Pengkaderan : Dzikri Nurdiansyah (Ketua)Ust. Sholeh AmrullahAgus Dadang Marfu, S.Pd.ITaofik Al-Rahman, S.Pd.Ikin AbdurahmanAstra Winata

11

Lampiran Keputusan Mursyid ‘AmLIGA MUSLIM INDONESIANomor MA-SK/001/IV/11, Tanggal 28 April 2011

Page 13: DOK KEPUTUSAN

Diterbitkan Oleh Sekretaris JenderalDPP LIGA MUSLIM INDONESIA

Dalam Dokumen Keputusan Resmi OrganisasiNomor: MA-001/V/11, Tanggal 1 Mei 2010

DEDI SURYADI

Bidang Hubungan Antar Lembaga : Toha Khoerudin (Ketua)Al-Barra Zulfikar Risman SuwandiAsep Karpudin, SE.

Bidang Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat : Asep Fuad Ghazin (Ketua)Drs. SyafaruddinAyi SuryamanZaki Muhammad Abdullah

Bidang Muslimah LMI : Endah WahidahResi Nur AropahMela Meliyawati Ainur Nashriatul Khoeriah

Bidang Pemberdayaan Ekonomi : Hanif Kholied (Ketua)Ijah Khadijah

Eman Sulaeman

Bidang Pergerakan Pemuda dan Mahasiswa : Hasan Abdullah, S.Sos.I (Ketua)Syahid Mutahari MuhammadNajmi RafsanjaniBilkisti QiyamulhaqIntan Puspita Sari

Bidang Komuikasi, Data dan Informasi : Sisyanto Rushjam (Ketua)Taofik HidayatSuratman

Ditetapkan di JakartaTanggal : 28 April 2011Mursyid ‘Am/KetuaDewan Pembina LIGA MUSLIM INDONESIA

KH. MUHAMMAD ROYANUDDIN

12

Page 14: DOK KEPUTUSAN

ANGGARAN DASARLIGA MUSLIM INDONESIA

MUKADIMAH

Sesungguhnya allah SWT, dengan segala keperkasaan dan kekuasaan-nya atas rencana dan tujuan diciptakan alam semesta ini, berkehendak agar anak adam hidup di dalam kemuliaan. Dibedakannya kejadian anak adam dengan kejadian makhluk-makhluk-nya yang lain, dan dikaruniakan-nya anak Adam dengan nurani, akal budi dan intuisi agar anak Adam dapat meraih yang derajat yang tertinggi harkat insaninya melalui peniruan kepada atribut-atribut ruhani-nya. Semua ini di tetapkan oleh-nya agar Anak Adam mampu memikul amanah sebagai khalifah-nya di muka bumi, guna menabur rahmat bagi sekalian alam.

Untuk memnuhi iradah-nya itu, Allah SWT menurunkan petunjuk-nya berupa kitab, melalui para utusan-nya yang terpercaya, yaitu para Nabi dan Rasul, dari Adam as hingga Muhammad SAW, dengan kitabnya yang paling akhir dan paripurna, yakni Al-Qur’an. Dalam praktiknya, kedua unsure ini saling melengkapi, kitab berperan konstruktif dalam mereflesikan ke dalam spiritual, keluhuran moral da kecemerlangan intelektual yang dibutuhkan manusia dalam kesaharian hidupnya, sedangkan Nabi sendiri adalah personifikasi ideal nilai-nilai agung kamanusian yang terkandung di dalam kitab, baik dalam kapasitasnya sebagai Hamba-nya, sebagai khalifah-nya maupun sebagai penabur rahmat bagi sekalian alam.

Refleksi niali-nilai agung kemanusian seperti tercermin pada sejarah Muhammad SAW (Sirah Nabawiyyah), adalah tonggak-tonggak monumental sekaligus parameter idea; masyarkat beradab. Keberpihakan-nya kepada kaum yang lemah dan tertindas; kecintaannya kepada persamaan, keadilan dan persaudaraan; komitmennya kepada upaya-upaya penegakan wibawa dan suremasi hokum, kepeduliannya akan nasib kaum perempuan sebagaimana di tuntun oleh Syariat Ilahhi; serta kesungguhannya mewasiatkan kepada para sahabat dan umatnya agar menuntut ilmu dengan penuh kesungguhan dan keciantaan, guna menambah keyakinan akan eksistensi Allah SWT di Alam semesta, adalah ‘summum bonum’ (kebijakan tertinggi) yang berhasil di raihnya selama mengemban Misi Kenabian.

Bahwa walaupun pribadi Nabi Muhammad SAW kini telah tiba, namun keberlanjutan missi dan peran sosial/ peran kritis kenabiannya tidak mengenal kata henti atau terputus (:kata putus), karena misi untuk mewujudkan persamaan, persaudaraan, kebebasan dan keadilan serta pembebasan manusia dari segala bentuk dan jenis, perbudakan tetap menjadi tugas dan tanggungjawab yang harus tetap di pikul oleh setiap individu muslim yang sadar.

Berbekal cita-cita luhur di atas serta di dorong oleh hasrat lulus untuk melaksanakan bakti suci sebagaimana di contohkan Nabi Muhammad SAW, maka kami generasi muda islam yang sadar dan terpanggil, dengan mengharap rahmat dan ridho

13

Page 15: DOK KEPUTUSAN

Allah SWT, serta menyatakan diri berhimpun ke dalam sebuah organisasi kemasyarakatan islam yang bernama LIGA MUSLIM INDONESIA, dengan berpedoman kepada AD-ART oragnisasi yang memuat ketentuan dan peraturan sebagaimana berikut ini:

BAB IASAS-ASAS POKOK

Pasal 1Nama, Tempat Dan Kedudukan

Nama organisasi kemasyarakatan ini adalah LIGA MUSLIM INDONESIA, disingkat LMI, didirikan tanggal 7 Agustus 1998 bertepatan dengan tanggal 17 Rabi’ul Akhir 1419 H, dan berkedudukan di Jakarta untuk waktu yang tak terbatas.

Pasal 2Dasar

Organisasi kemasyarakatan ini berdasarkan Islam.

Pasal 3Lambang

Lambang organisasi kemasyarakatan Islam ini adalah kalimat Tahwid LAA ILLAHA ILLA’L-LAHU yang di tulis dengan tulisan kaligrafi.

Pasal 4Tujuan

1. Mewujudkan Islam dalam kehidupan nyata sebagai Rahmatan lil’alamin2. Menegakkan kedaulatan Allah di bumi Indonesia, sebagai prasyarat dan tempat bagi

tercapainya keselamatan ummat manusia seutuhnya, muslim maupun non musilm, lahir maupun batin.

3. Menegakkan fikrah Islamiyah.4. Menegakkan supremasi hukum yang akan memberikan jaminan dan kepastian

pelaksanaan hukum, memelihara martabat dan kehormatan manusia dan memberikan perlindungan dan rasa aman kepada seluruh warga Negara Indonesia.

5. Memajukan peradaban dan ilmu pengetahuan sebesar-besar demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

6. Dan berperan aktif dalam mewujudkan dan memelihara ketertiban dan perdamaian dunia berdasarkan keadilan, kesetaraan dan kemerdekaan, serta saling menghormati dalam hubungan antar bangsa.

Pasal 5Jalan Mencapai Tujuan

Dalam mewujudkan tujuannya, LIGA MUSLIM INDONESIA berpegang teguh pada:1. Kaidah dasar

Kaidah dasar perjuangan LMI adalah uswah, sunnah dan ibrah para nabi dan rasul a.s dalam menebarkan ajaran ilahi dan menaburkan rahmat bagi sekalian alam, yakni :

a. Hijrah, setelah dilambari oleh iman dan lanjutkan dengan jihad. b. Bara’ah setelah berpegang pada keyakinan dan kepastian furqan.c. Istitha’ah dengan disiplin kepada ketentuan organisasi dan pimpinan.d. Istiqamah dengan azzam “ muut syahidan aw’isy kariiman.

2. Metode Operatif

14

Page 16: DOK KEPUTUSAN

Metode operatif yang kami jadikan sandaran perjuangan adalah manhaj nubuwwah, yang bila dirinci kerangka pokoknya adalah :

k. Da’wahl. Tarbiyah wa’t-ta’dibiyyahm. Ijtihadn. Jihad fii sabilillaho. Amar ma’ruf nahyi munkarp. Inqilabiyyah, yakni penghapusan tatanilai jahili menuju pandangan

Pasal 6Khittah Perjuangan

Khittah perjuangan LMI adalah “kemerdekaan sejati, persaudaraan universal dan keadilan sosial berdasarkan kalimat tahwid “LAA ILAAHA ILLA’L-LAHU”.Penjabaran khittah perjuangan LMI di uraikan dalam penjelasan anggaran dasar/ tafsir khittah LMI.

Pasal 7Kebijaksanaan Publik

Dalam bidang-bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas dan yang merupakan bagian dari totalitas misi LMI, yakni kebijaksanaan Publik (Publik policy), LMI akan melaksanakan penelaahan dan penelitian mendalam sebelum meresponnya dalam langkah-langkah politik yang konkret dan mempublikasikannya kepada khalayak. Bidang-bidang yang akan menjadi focus perhatian LMI meliputi:

1. Politik, pemerintahan danketatanegaraan2. Perekonomian dan kesejahteraan Sosial3. Perburuhan dan ketenagakerjaan4. Perempuan, kaum ibu dan anak-anak5. Pendidikan dan kebuadayaan6. Hokum. Hak-hak asasi manusia dan lingkungan hidup7. Politk luar negeri dan hubungan internasioanal8. Pertahanan dan keamanan nasiaonal

Hal-hal yang berkenaan dengan sikap dan pandangan, pelembagaan dan tindakan-tindakan nyata LMI dalam bidang-bidang diatas diuraikan lebihlanjut dalam penjelasan anggaran dasar LMI.

BAB IIORAGNISASI LIGA MUSLIM INDONESIA

Pasal 8Anggota LMI

1. Yang berhak menjadi anggota LMI adalah individu Muslim yang telah baligh serta telah memahami fikrah (visi, missi dan tujuan) LMI.

2. Anggota LMI berhak beraktifitas, mengahadiri rapat-rapat dan musyawarah di lingkungan LMI di mana yang bersangkutan di terima menjadi aggota, serta mengikuti program pendidikan, pelatihan dan pengkaderan (tarbiyyah dan ta’dibiyah) yang diselenggarakan oleh jajaran lain pengurus LMI, sesuai prosedur dan status serta peringkat keanggotaannya.

3. Sebagai wujud komitmen dan tanggungjawab anggota atas keberlangsungan cita-cita dan perjuangan LMI, anggota LMI wajib mentaati segala peraturan dan disiplin

15

Page 17: DOK KEPUTUSAN

oragnisasi serta wajib mnyerahkan zakat, infak, shadaqah, qardlan hasanah dan sejenisnya, sesuai kebijakan pengurus LMI dan kemampuan yang bersngkutan.

4. Anggota LMI berhak dipromosikan ke jenjang karier dan kepengurusan yang lebih tinggi hingga ke jenjang lebih tinggi organisasi LMI sepanjang telah memenuhi segala tuntutan dan persyaratannya.

Pasal 9Pemberhentian Anggota

Anggota LMI dapat berhenti atau di berhentikan dari keanggotaan LMI apabila yang bersangkutan:

1. Meninggal dunia2. Mengundurkan diri secara resmi atas permintaan sendiri3. Gugur, atau “hilang dalam tugas” (missing in action)4. Di berhentikan secara tidak hormat jika menghianati perjuangan, atau melakukan

pelanggaran berat terhadap disiplin dan peraturan LMI, atau melakukan tindakan keriminla dan amoral yang merugikan masyarakat dan mencemarkan nama baik Organisasi.

Hal-hal yang berkenaan dengan ‘pemberhentian anggota’ termasuk yang berhubungan dengan anggota keluarga yang di tinggalkan oleh anggota LMI yang ‘gugur’ atau ‘hilang dalam tugas’ diatur tersendiri oleh pimpinan LMI dalam suatu kebijakan khusus.

Pasal 10Kekuasaan

Kekuasaa di pegang oleh kongres, konferensi wilayah, konferensi daerah, musyawarah ranting ketentuan dan peraturan lebih lanjut mengenai kekuasaan dalam oragnisasi LMI dijabarkan alam anggaran rumah tangga LMI.

Pasal 11Struktur Organisasi dan Pimpinan Liga Muslim Indonesia

1. Ditingkat Nasional, LMI Dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP)2. Ditingkat Provinsi, LMI Dipimpin oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)3. Ditingkat Kabupaten/Kotamadya, LMI Dipimpin oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD)4. Ditingakat Kecamatan, LMI Dipimpin oleh Pengurus Kecamatan (PK)5. Ditingkat Desa/Ranting, Dipimpin oleh Pengurus Ranting (PR)

Pasal 12Keuangan

Keuangan organisasi diperleh dari:1. Zakat, Infak dan Shodaqoh anggota serta kaum muslimin yang mendukung

perjuangan majelis2. Derma dan sumbangan yang tidak mengikat3. Usaha-usaha milik organisasi yang di lakukan oleh pengurus dan anggota LMI

BAB IIIDEWAN PEMBINA

16

Page 18: DOK KEPUTUSAN

Pasal 131. Dewan Pembina adalah institusi LMI yang mengemban fungsi sebagai lembaga otoritas

keagamaaan dan politik tertinggi sebagai perwujudan atas dokrtin kepemimpinan islami (Qiyadatul’I’ Islamiyyah) sesuai pesan Qur’an dan Sunah Nabi, yang karena kefaqihan atas ilmu-ilmu keislaman, kesalihan, dan kearifanlah setiap kebijakan organisasi tingkat tinggi haruslah terlebih dahulu mendapat persetujuan/ rekomendasi lembaga ini.

2. Ketua dan anggota Dewan Pembina dipilih oleh kongres khusus Dewan Pembina.3. Dewan Pembina sedikitnya terdiri dari seorang ketua, wakil ketua dan lima orang

anggota4. Aturan-aturan yang berkenaan dengan kelembagaan Dewan Pembina akan diatur

kemudian dalam perturan tersendiri.

BAB IVBADAN OTONOM

Pasal 141. Untuk kecepatan dan ketepatan gerak sosial, politik keagamaan LMI, DPP LMI berhak

membentuk badan otonom sesuai dengan kebutuhan.2. Tata kerja badan otonom diatur dalam peraturan dasar dan peraturan rumah tangga

tersendiri

BAB VKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 15Peraturan/ketentuan dan badan-badan yang tercantum di dalam anggaran dasar ini berlaku hingga dilakukan revisi oleh kongres LMI.

Ditetapkan Di Cisarua-BogorPada Tanggal, 10 Januari 2011Dewan Pimpinan PusatLIGA MUSLIM INDONESIA

M. DJAMIDIN UMAR DEDI SURYADIKetua Umum Sekretaris Jenderal

17

Page 19: DOK KEPUTUSAN

ANGGARAN RUMAH TANGGALIGA MUSLIM INDONESIA

Bab ILambang

Pasal 1Makna lambang

1. Makna lambang kalimat tahwid LAA ILAAHA ILLA’L-LAHU yang ditulis dengan tulisan kaligrafi bermakna:a. Penafian atas segala bentuk supremasi, hegemoni dan dominasi pimodial dan

material terhadap manusia, kecuali supremasi Allah Azza wa jalla, komitmen monolitik inilah yang akan membebaskan manusia dari segala jenis perbudakan, penghambaan, penindasan dan penjajahan oleh manusia, materi dan kekuasaan, untuk dan atas nama apapun inilah esensi tahwid yang paling sesuai dengan firah asali manusia semenjak awal penciptaannya, yakni kemerdekaan sejati.

b. Penafian atas segala bentuk klaim dan prasangka yang perpangkal pada superioriatas ras, etnis, cultural dan ideologis dalam interaksi antar manusia, menuju kepada kesetaraan derajat, harkat dan martabat dalam hubungan antar bangsa di dunia, yakni persaudaraan universal, yang dalam kontek tahwid disebut “wahdatu’l-Ummah (kesatuan ummat).

c. Penafian atas segala bentuk ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang berwatak diskriminatif, chauvinistic, dan streotip yang dapat menghambat tegaknya keadilan Sosial, karena pada hakekatnya watak-watak tersebut bertentangan secara diamentral dengan firah asli manusia.

d. Harmoni dari ketiga eland an spirit inilah yang akan menghantarkan ummat kepada ta’aruf, tafahum, tasamuh, ta’awun dan takaful dalam pergulatan antar bangsa di dunia.

2. Makna warna adalah sebagai berikut:a. Hijau melambangkan kemakmuran yang berdimensi lahir dan batin bagi anggota

organisasi khususnya, dan rakyat Indonesia pada umumnya.b. Putih melambangkan kebersihan jiwa, ketulusan hati dan keikhlasan dan kejujuran

dalam memperjuangkan dan menegakkan Islam dalam kehidupan nyata.

BAB IIKEANGGOTAAN

Bagian kesatu

18

Page 20: DOK KEPUTUSAN

Status keanggotaan

Pasal 21. Status keanggotaan dalam organisasi LMI adalah, anggota biasa, anggota luar biasa, dan

anggota kehormatan.2. Anggota biasa adalah, seluruh anggota dan pengurus LMI yang berstatus sebagai

anggota berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku di dalam organisasi.3. Anggota luar biasa adalah, anggota yang diangkat dan ditetapkan oleh DPP LMI sebagai

anggota tanpa melalui prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam organisasi dan tidak dikenakan baik hak maupun kewajiban selaku anggota LMI.

4. Anggota kehormatan adalah, anggota LMI yang di angkat dan ditetapkan oleh DPP LMI Karen jasa-jasanya yang luar biasa bagi LMI, dan tidak pula dikenakan baik hak maupun kewajiban sebagai anggota LMI.

Bagian KeduaSyarat-Syarat Menjadi Anggota LMI

Pasal 31. Sehat jasmani dan rohani2. Berakhlaq baik dan tidak bertabiat tercela, baik menurut pandangan umum maupun

menurut syari’at.3. Memiliki komitmen yang sungguh-sungguh untuk memperjuangkan kejayaan Islam dan

kaum muslimin dan bersedia berkorban demi hal itu.

Bagian ketigaHak dan kewajiban anggota

Pasal 4Hak-hak anggota

1. Setiap anggota LMI berhak memperoleh bimbingan dan pembinaan secara terarah dan teratur sesuai dengan pedoman pokok dan pengkaderan LMI.

2. Setiap anggota LMI berhak ikut serta dalam di dalam program-program latihan dan peningkatan kualitas anggota, baik yang diselenggarakan oleh DPP, dan oragnisasi LMI dibawahnya.

Pasal 5Dewan Pimpinan Pusat

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah oragnisasi di tingkat pusat, dengan jangka waktu kepengurusan lima tahun.

2. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagai pelaksana tertinggi dalam LMI merupakan penanggung jawab kebijaksanaan dalam pengendalian oragnisasi dan pelaksanaan keputusan-keputusan kongres.

3. Dewan Pimpinan Pusat (LMI) terdiri dari pengurus pusat Dewan Pembina dan pengurus pusat Tanfidziyah.

4. Pengurus pusat Dewan Pembina terdiri dari ketua Dewan Pembina dan beberapa anggota Dewan Pembina.

5. Pengurus Pusat Dewan Pelaksana terdiri atas Ketua Umum, Sekertaris Jenderal, Bendahara dan beberapa ketua.

19

Page 21: DOK KEPUTUSAN

Pasal 6Dewan Pimpinan Wilayah

1. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) adalah organisasi LMI ditingkat propinsi atau yang disamakan dengan itu. DPW pada dasarnya berkedudukan di Ibu Kota Propinsi.

2. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)sebagai organisasi LMI ditingkat propinsi memiliki masa pengabdian selama empat tahun.

3. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dapat dibentuk jika terdapat DPD sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah kabupaten yang ada di propinsi tersebut.

4. Permintaan untuk membentuk DPW disampaikan ke DPP LMI dalam bentuk sebuah permohonan, dengan masa percobaan selama 6 bulan.

5. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) memimpin dan mengkoordinasikan DPD diwilayahnya dan melaksanakan kebijaksanaan DPP.

6. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) setidak-tidaknya terdiri dari seorang ketua, sekertaris, bendahara, dan beberapa biro.

Pasal 7Dewan Pimpinan Daerah

1. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) adalah organisasi LMI ditingkat Kabupaten atau yang disamakan dengan itu. DPD pada dasarnya berkedudukan di ibu Kota Kabupaten.

2. Dewan Pimpinan Daerah (DPD), sebagai organisasi LMI di tingkat Kabupaten memiliki masa pengabdian selama tiga tahun.

3. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dapat dibentuk jika terdapat pengurus komisariat sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten tersebut.

4. Permintaan untuk membentuk DPD disampaikan kepada DPP LMI dalam bentuk sebuah permohonan, dengan terlebih dahulu mendapat rekomendasi DPW dengan masa percobaan selama 6 bulan.

5. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) memimpin dan mengkoordinasikan pengurus komisariat di wilayahnya

6. Dewan pimpinan daerah setidak-tidaknya terdiri dari seorang ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa biro

Pasal 8Pengurus Komisariat

1. Pengurus komisariat (PK) adalah organisasi LMI di tingkat kecamatan atau yang disamakan dengan itu. PK pada dasarnya berkedudukan di ibu kota kecamatan

2. Pengurus komisariat (PK), sebagai organisasi LMI di tingkat kecamatan memiliki masa pengabdian selama dua tahun.

3. Pengurus komisariat (PK) dapat dibentuk jika terdapat pengurus ranting sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah desa/ kelurahan yang ada di kecamatan tersebut

4. Permintaan untuk membentuk PK disampaikan kepada DPD LMI dalam bentuk sebuah permohonan dengan percebaan selama 6 bulan

5. Pengurus komisariat (PK) memimpin dan mengkoordinasi pengurus ranting di wilayahnya.

6. Pengurus komisariat setidak-tidaknya terdiri dari seorang ketua, sekretaris, bendahara dan beberapa biro

20

Page 22: DOK KEPUTUSAN

Pasal 9Pengurus Ranting

1. Pengurus ranting (PR) adalah organisasi LMI di tingkat desa/kelurahan atau yang disamakan dengan itu

2. Pengurus ranting (PR), sebagai organisasi LMI ditingkat desa/kelurahan memiliki masa pengabdian selama satu tahun.

3. Pengurus ranting (PR) dapat dibentuk jika terdapat sekurang-kurangnya 10 anggota LMI

4. Permintaan untuk membentuk PR disampaikan kepada PK LMI dalam bentuk sebuah permohonan dengan masa percobaan selama 6 bulan

5. Pengurus ranting (PR) pemimpin dan mengkoordinasi anggota LMI diwilayahnya6. Pengurus ranting setidak-tidaknya terdiri dari seseorang ketua, sekretaris, dan

bendahara

Bagian KeduaTugas Dan Wewenang Pimpinan

Pasal 10Dewan Pembina

Dewan Pembina pusat selaku pimpinan tertinggi yang berfungsi sebagai Pembina, pengendali, pengawas, dan penentu kebijaksanaan LMI mempunyai tugas :

a. Menentukan arah kebijaksanaan LMI dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan perjuangannya.

b. Memberikan petunjuk, bimbingan dan pembinaan dalam memahami, mengamalkan dan mengembangkan ajaran islam baik di bidang aqidah, syariah, akhlaq, atau tasawuf.

c. Mengendalikan, mengawasi, dan memberikan koreksi terhadap semua perangkat LMI agar pelaksanaan program-program LMI berjalan di atas asas dan prinsip-prinsip pokok perjuangan para nabi as, terutama nabi Muhammad SAW.

d. Apabila keputusan suatu perangkat organisasi LMI dinilai bertentangan dengan ajaran islam dan asas pokok perjuangan, pimpinan Dewan Pembina atas keputusan musyawarah dapat membatalkan keputusan ataupun langkah perangkat tersebut.

Pasal 11Dewan Pimpinan Pusat

1. Dewan pimpinan pusat (DPP) sebagai pelaksanaan tugas harian mempunyai kewajiban memimpin dan menjalankan organisasi sesuai dengan kebijaksanaan yang telah di tetapkan oleh pimpinan Dewan Pembina

2. Dewan pimpinan pusat (DPP) sebagai pelaksanaan harian mempunyai tugas wewenang :a. Menentukan tujuan-tujuan dan sarana-sarana strategis LMI, baik dalam jangka

pendek, menengah, maupun jangka panjang, yang primer, sekunder, maupun tertier, yang konstan dan permanen maupun yang insedential atau yang periodic.

b. Menentukan cara-cara dan persyarat-syaratan untuk menentukan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran sebagaimana tertera pada butir ke 1 diatas.

c. Melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronasi terhadap langkah-langkah dan implementasi program-program diseluruh jajaran LMI

21

Page 23: DOK KEPUTUSAN

d. Menentukan sikap dan pendirian LMI terhadap kelompok-kelompok social yang bertebaran di sekeliling LMI : kelompok-kelompok agama dan mazhab-mazhab fiqih : kelompok agama non islam dan kelompok-kelompok atheis sekuleris, gerakan-gerakan separatis yang dimotivasi oleh berbagai factor yang mungkin dan pasti muncul: terhadap praktek-praktek pengguanaan kekerasan dan kebiadaban yang dilakukan oleh siapapun, terhadap kekuatan-kekuatan internasional, baik yang bersifat konstruktif maupun destruktif terhadap rezim penguasa, partai-partai politik, parlemen dan pemilu “lokal” (indonesia); terhadap kudeta militer yang dilakukan oleh sekelompok orang tertentu untuk menggulingkan kekuasaan rezim “lokal” dan sebagainya.

Pasal 12Dewan Pimpinan Wilayah

1. Melaksanakan kepemimpinan wilayah dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan khususnya yang diinstruksikan oleh DPP, serta melaksanakan ketetapan-ketetapan konferensi wilayah sebagai lembaga pengambilan keputusan tertinggi diwilayah untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

2. Menjabarkan kebijaksanaan DPP dalam kerangka kerja dewan pimpinan wilayah (DPW) sendiri

3. Merumuskan program operasional dan menentukan skala prioritas pelaksanaan program umum DPW.

4. Memberikan bimbingan, pengarahan kepada segenap aparatur pengurus wilayah sesuai dengan wewenang yang diembannya.

5. Mengadakan evaluasi serta menegakan disiplin organisasi terhadap DPW6. Mengajukan berbagai saran, usulan serta pandangan mengenai masalah-masalah

mendesak kepada DPP adalah langkah konstruktif sepanjang selaras dan menopang kepentingan-kepentingan serta sasaran-sasaran strategis baik yang berjangka panjang maupun pendek.

Pasal 13Dewan Pimpinan Daerah

1. Melaksanakan kepemimpinan daerah dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan khusunya yang diinstruksikan oleh DPP/DPW, serta melaksanakan ketetapan-ketetapan konferensi daerah sebagai lembaga pengambilan keputusan tertinggi di daerah untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2. Menjabarkan kebijaksanaan DPW dalam rangka kerja DPD sendiri3. Merumuskan program operasional dan menentukan skala prioritas pelaksanaan

program umum DPD4. Memberikan bimbingan, pengarahan kepada segenap aparatur DPD sesuai dengan

wewenang yang diembannya5. Mengadakan evaluasi serta menegakan disiplin organisasi terhadap segenap

aparatur DPD6. Mengajukan berbagai saran, usulan serta pandangan mengenai masalh-masalah

mendesak kepada DPP/DPW adalah langkah konstruktif sepanjang selaras dan menopang kepentingan-kepentingan serta sasaran-sasaran strategis perjuangan baik yang berjangka panjang maupun pendek.

22

Page 24: DOK KEPUTUSAN

Pasal 14Pengurus Komisariat

1. Melaksanakan kepemimpinan komisariat dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan khusus yang diinstruksikan oleh DPD, serta melaksanakan ketetapan musyawarah komisariat (MUSKOM) sebagai lembaga permusyawarahan tertinggi di komisariat

2. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan DPD dalam rangka kerja pengurus komisariat

3. Memberikan bimbinga, membina, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan-kegiatan anggota dalam wilayahnya

4. Menyampaikan laporan-laporan pertanggung jawaban pengurus kepada DPD selambat-lambatnya tiap tiga bulan satu kali

5. Mengajukan berbagai saran dan usulan konstruktif pada DPD.

Pasal 15Pengurus Ranting

6. Melaksanakan kepemimpinan ranting dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan khusus yang diinstruksikan oleh PK, serta melaksanakan ketetapan musyawarah ranting (MUSRA) sebagai lembaga permusyawarahan tertinggi di ranting.

7. Melaksanakan dan mengembangkan kebijaksanaan PK dalam rangka kerja pengurus ranting

8. Memberikan bimbingan, membina, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan-kegiatan anggota dalam wilayahnya

9. Menyampaikan laporan-laporan pertanggung jawaban pengurus kepada PK selambat-lambatnya tiap tiga bulan satu kali

10. Mengajukan berbagai saran dan usulan konstruktif pada PK

Bagian KetigaTata Cara Pengangkatan, Pengesahan Dan Pembekuan Pengurus

Pasal 16Persyaratan pengurus

1. Untuk menjadi anggota DPP LMI, seseorang calon harus sudah aktif menjadi anggota LMI atau badan otonomnya sekurang-kurangnya selama empat tahun

2. Untuk menjadi anggota DPW LMI, seseorang calon harus sudah aktif menjadi anggota LMI atau badan otonomnya sekurang-kurangnya selama tiga tahun.

3. Untuk menjadi anggota DPD LMI, seseorang calon harus sudah aktif menjadi anggota LMI atau badan otonomnya sekurang-kurangnya selama dua tahun

4. Untuk menjadi anggota pengurus komisariat LMI, seseorang calon harus sudah aktif menjadi anggota LMI atau badan otonomnya sekurang-kurangnya selama satu tahun

5. Untuk menjadi anggota pengurus ranting LMI, seseorang calon harus sudah aktif menjadi anggota LMI atau badan otonomnya sekurang-kurangnya selama enam bulan

6. Keanggotaannya yang dimaksud dalam pasal ini adalah seperti yang dimaksud dalam pasal 1 anggaran rumah tangga

23

Page 25: DOK KEPUTUSAN

Pasal 17Pengurus-Pengurus

1. Susunan dan personalia pengurus komisariat dan ranting disahkan oleh dewan pimpinan daerah LMI

2. Susunan dan personalia pengurus daerah diserahkan oleh dewan pimpinan wilayah LMI

3. Susunan dan personalia pengurus daerah disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat LMI4. Susunan dan personalia Pimpinan lembaga dan badan otonom tingkat pusat

disahkan oleh dewan pimpinan pusat LMI5. Susunan dan personalia pimpinan lembaga dan badan otonom tingkat daerah

disahkan oleh pimpinan daerah masing-masing

Pasal 18Pembekuan Pengurus

1. Dewan pimpinan pusat LMI dapat membekukan pengurus dibawahnya yang pengambilan keputusannya ditetapkan dalam rapat pleno paripurna dewan pimpinan pusat LMI

2. Alasan pembekuan harus kuat baik dilihat secara syar’I maupun secara organisatoris

3. Sebelum pembekuan terlebih dahulu diberi peringatan untuk memperbaiki pelanggaran yang berlaku sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hari

4. Setelah pembekuan terjadi, kepengurusan dipegang oleh kepengurusan yang setingkat lebih tinggi

BAB IVBADAN OTONOM

Pasal 191. Badan otonom adalah perangkat organisasi LMI yang berfungsi sebagai pelaksana

kebijakan LMI, khususnya yang berkaitan dengan suatu bidang tertentu2. Badan otonom yang dipandang mendesak untuk segera dihadirkan pada saat

dalam rangka acces to power2.1. Korps cakra buana2.2. Liga muslimat Indonesia2.3. Koperasi syariah2.4. Demo frontier

BAB VKEKUASAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Bagian kesatuJenjang kekuasaan

Pasal 20Jenjang kekuasaan

Jenjang kekuasaan dalam organisasi LMI terdiri atas :1. Kongres2. Konferensi Wilayah3. Konferensi Daerah

24

Page 26: DOK KEPUTUSAN

4. Musyawarah Komisariat5. Musyawarah Ranting

Bagian KeduaKongres

Pasal 211. Kongres adalah lembaga permusyawarahan yang merupakan institusi pengambilan

keputusan tertinggi di tingkat nasional dalam jenjang kekuasaan LMI2. Kongres dilaksanakan sekali dalam lima tahun

Untuk mencanangkan kelancaran penyelenggaraan kongres, DPP membentuk panitia dan badan pekerja kongres, yang bertanggung jawab kepada DPP

3. Badan pekerja kongres membuat rancangan peraturan tata tertib, agenda acara dan tahap-tahap pelaksanaan kongres beserta seluruh draf materi yang akan dibahas dalam kongres.

4. Kongres memiliki kekuasaan :a. Pertama, menguji jalannya DPP LMI serta politik keagamaan yang

diperjuangkan oleh LMIb. Kedua, menyoal masalah-masalah yang akan dihadapi organisasi pada lima

tahunc. Ketiga, menetapkan rencana induk perjuangan serta program kerja nasional

untuk lima tahun mendatangd. Keempat, menetapkan politik keagamaan dan politik kenegaraane. Kelima, apabila dipandang perlu merevisi AD/ART LMI beserta penjelasannya

atas usulan daerah.5. Dalam hal pembetukan pengurus maka kongres menetapkan ketua Dewan

Pembina dan memilih Ketua Umum DPP LMI diatur sebagai berikut :a. Menetapkan ketua Dewan Pembinab. Ketua Umum dipilih langsung dengan terlebih dahulu calon yang akan diajukan

untuk dipilih menjadi ketua itu mendapat persetujuan dari ketua Dewan Pembina.

c. Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum terpilih bertugas memilih anggota DPP

Pasal 221. Peserta kongres adalah para anggota DPP, DPW, DPD, dan pengurus komisariat

serta undangan2. Anggota LMI yang berminat boleh menghadiri kongres dan menyatakan

pendapatnya dengan terlebih dahulu mendaftarkan diri3. Keputusan kongres dilakukan secara musyawarah dan mufakat4. Keputusan kongres mengingat seluruh anggota LMI

Bagian KetigaKonferensi Wilayah

Pasal 231. Konferensi wilayah adalah institusi, permusyawarahan tertinggi untuk tingkat

wilayah, dihadiri oleh DPW, DPD, dan utusan komisariat yang ada dalam wilayah kerjanya

25

Page 27: DOK KEPUTUSAN

2. Konferensi wilayah dilaksanakan 4 (empat) tahun sekali3. Konferensi wilayah dilaksanakan oleh DPW dengan cara membentuk panitia

penyelenggara konferensi wilayah yang dikukuhkan dalam bentuk surat keputusan DPW

4. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) membuat rancangan tata tertib, susunan acara atau materi konferensi termasuk didalamnya tata cara pemilihan ketua DPW baru untuk disyahkan oleh konferensi

5. Konferensi wilayah memiliki kekuasaan :a. Menguji pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)b. Menyusun program kerja untuk 4 (empat) tahunc. Memilih Dewan Pimpinan Wilayahd. Membahas masalah-masalah keagamaan, kemasyarakatan, pada umumnya,

terutama yang terjadi di wilayah yang bersangkutan6. Konferensi wilayah adalah sah jika dihadiri oleh lebih separus jumlah DPD

Bagian KeempatKonferensi Daerah

Pasal 241. Konferensi daerah adalah institusi permusyawaratan tertinggi untuk tingkat

daerah, dihadiri oleh DPD dan utusan komisariat yang ada dalam wilayah kerjanya2. Konferensi daerah dilaksanakan 3 (tiga) tahun sekali3. Konferensi daerah dilaksanakan oleh DPD dengan cara membentuk panitia

penyelenggara konferensi daerah yang dikukuhkan dalam bentuk surat keputusan DPD

4. Dewan pimpinan Daerah (DPD) membuat rancangan, tata tertib, susunan acara atau materi konferensi termasuk di dalamnya tata cara pemilihan DPD baru disahkan oleh konferensi

5. Konferensi daerah memiliki kekuasaan :a. Menguji pertanggung jawaban DPDb. Menyusun program kerja untuk 3 (tiga) tahunc. Memilih Dewan Pimpinan Daerah (DPD)d. Membahas masalah-masalah keagamaan. Kemasyarakatan pada umumnya,

terutama yang terjadi daerah yang bersangkutan6. Konferensi Daerah adalah sah jika dihadiri oleh lebih separuh jumlah komisariat di

daerah

Bagian KelimaMusyawarah Komisariat

Pasal 251. Musyawarah komisariat adalah institusi permusyawarahan tertinggi pada tingkat

komisariat yang dihadiri oleh anggota LMI komisariat bersangkutan.2. Musyawarah Komisariat dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sekali3. Apabila ayt 2 (dua) tidak terpenuhi, DPD dapat menetapkan pengurus Komisariat

baru

26

Page 28: DOK KEPUTUSAN

4. Musyawarah Komisariat diselenggarakan oleh pengurus Komisariat dengan cara menunjuk atau menetapkan panitia MUSKOM yang dikukuhkan dalam bentuk surat keputusan pengurus Komisariat

5. Musyawarah Komisariat-Komisariat memiliki kekuasaan :a. Menetapkan program kerja Komisariatb. Membahas masalah keagamaan dan kemasyarakatan yang ada disekitar

Komisariatc. Membentuk pengurus Komisariat dengan jalan memilih ketua Komisariat

6. Musyawarah Komisariat dipandang sah apabila dihadiri lebih dari separuh anggota Komisariat

Bagian KeenamMusyawarah Ranting

Pasal 261. Musyawarah komisariat adalah institusi permusyawarahan tertinggi pada tingkat

ranting yang dihadiri oleh anggota LMI ranting bersangkutan2. Musyawarah ranting dilaksanakan selambat-lambatnya 1(satu) tahun sekali3. Apabila ayat 2 (dua) tidak terpenuhi, PK dapat menetapkan pengurus ranting baru4. Musyawarah ranting diselenggarakan oleh pengurus ranting dengan cara

menunjukan atau menetapkan panitia MUSKOM yang dikukuhkan dalam bentuk surat keputusan pengurus ranting

5. Musyawarah ranting memiliki :a. Menetapkan program kerja rantingb. Membahas masalah keagamaan dan kemasyarakatan yang ada disekitar rantingc. Membentuk pengurus ranting dengan jalan memilih ketua ranting

6. Musyawarah ranting dipandang sah apabila di hadiri lebih dari separuh anggota ranting

Bagian KetujuhPelaporan

Pasal 271. Laporan pertanggung jawaban DPP kepada kongres, termasuk di dalamnya laporan

keuangan dan inventaris2. Laporan pertanggung jawaban DPW kepada konferensi wilayah termasuk di

dalamnya laporan keuangan dan inventaris3. Laporan penanggung jawaban DPD kepada konferensi daerah, termasuk di

dalamnya laporan keuangan dan inventaris4. Laporan penanggung jawaban pengurus komisariat kepada MUSKOM, termasuk di

dalamnya laporan keuangan dan inventaris5. Laoran pertanggung jawaban pengurus ranting kepada MUSRA, termasuk di

dalamnya laporan keuangan dan inventaris

BAB VIKEUANGAN

Pasal 28

27

Page 29: DOK KEPUTUSAN

1. Penerimaan keuangan majelis yang bersumber dari ZIS digunakan untuk membiayai operasional organisasi

2. Penerimaan keuangan yang bersumber dari hasil usaha produktif, bantuan pihak luar yang tidak mengikat digunakan operasional organisasi dan dana produktif

3. Ketentuan mengenai ZIS untuk masing-masing hirarki organisasi adalah sebagai berikut :1. Dewan pimpinan pusat (DPP) 12,05%2. Dewan pimpinan wilayah (DPW) 12,05%3. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) 25 %4. Pengurus Komisariat (PK) 25%5. Pengurus Ranting 25%

4. Bila DPD dan DPW belum terbentuk maka alokasi dana ZIS untuk DPD dan DPW diserahkan ke DPP

BAB VIIPENUTUPPasal 29

1. Segala sesuatu yang belum termuat dalam anggaran rumah tangga ini, diatur oleh dewan pimpinan pusat LMI

2. Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat diubah oleh kongres.

Ditetapkan Di Cisarua-BogorPada Tanggal, 10 Januari 2011Dewan Pimpinan PusatLIGA MUSLIM INDONESIA

M. DJAMIDIN UMAR DEDI SURYADIKetua Umum Sekretaris Jenderal

28

Page 30: DOK KEPUTUSAN

PROGRAM STRATEGIS NASIONAL Dalam Rangka Mewujudkan

LIGA MUSLIM INDONESIA Tahun 2011 – 2016 Sebagai Organisasi Publik Profesional dan Berpengaruh

Berbasis Kinerja Dakwah Kemanusiaan, Kebudayaan, dan Pemberdayaan

MukadimahSatu dasa warsa sudah jama’ah ini berupaya hadir ke pentas sejarah. Bekerja keras

menapaki cita cita, menyusuri jalan sarat halang rintang. Berupaya bertahan dalam segala keterbatasan. Memelihara semangat dalam keterasingan. Menjaga pemikiran dalam derasnya godaan. Sungguh kesemuanya telah kita jalani sebagai pribadi pribadi. Namun sebagai komunitas atau jama’ah sesungguhnya kita telah melalaikan banyak hal sehingga perlu kiranya melakukan otokritik atas segala landasan dan alasan kebersamaan Kita sebagai satu jiwa dan satu tubuh.

1. Masihkah Kita Satu Keyakinan?2. Masihkan Kita Satu Tujuan?3. Masihkah Kita Satu Pandangan?4. Masihkah Kita Satu Perjuangan?5. Masihkah Kita Satu Haluan?

Kelima hal terbut di atas merupakan prasyarat dari terwujudnya satu tubuh dan satu jiwa dari sebuah wadah kebersamaan. Jikalah telah memudar salahsatunya, berarti kita tak lagi memiliki alasan kuat untuk menjaga keberlangsungan dan keutuhan organisasi.

Masihkah Kita Satu Keyakinan?Pada masa awal kebangunan kesadaran keagamaan yang direproduksi oleh Sabiqunal

Awwalun LMI, melalui ragam halaqah dan kegiatan training kita diintroduksi dengan serangkaian doktrin dasar keagamaan yang menjadi pembuka pintu cakrawala. Kita digugah untuk memiliki keyakinan yang utuh terhadap kesempurnaan Islam dan keparipurnaan Tawhid. Islam sebagai totalias dan sistem paling sempurna yang dapat menata kehidupan personal maupun komunal. Dan doktrin Tawhid uluhiyyah, rubbubiyah serta mulkiyyah yang menjadi sumber dan landasan kemanusiaan yang mampu menghantarkan kita menuju kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.

Dengan demikian, patut kiranya kita pertanyakan kembali, Masihkah Kita Satu keyakinan Islam dan Satu Keyakinan Tawhid yang sama? Masihkah Kita Saudara dalam Satu Keyakinan?

Masihkah Kita Satu Tujuan?Dalam sebuah perhimpunan, kesamaan tujuan secara mutlak adalah perakat dari setiap

langkah kebersamaan. Kita telah menyadari, menyepakati dan bahkan mengukuhkannya melalui ritus sakral bay’ah atas suatu tujuan mulia. Tujuan menegakan Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di republik ini. Tujuan mengangkat martabat ummat menuju puncak kemuliaanya dan keemasan peradabannya. Ambisi ambisi ini tentulah bukan mimpi, bukan pula angan angan

29

HASIL KEPUTUSAN SILATNASLIGA MUSLIM INDONESIABOGOR, 09–10 JANUARI 2011

Page 31: DOK KEPUTUSAN

namun kewajiban dan konsekuensi atas keyakinan. Oleh karenanya, tujuan tujuan ini diformalisasikan sebagai tujuan organisasi LMI.

Dengan demikian, patut pulanya kita renungkan kembali, Masihkan Kita Satu Tujuan? Masihkah Kita Saudara dalam Arah dan Tujuan?

Masihkah Kita Satu Pandangan?Indera kita merupakan anugerah Ilahi yang luar biasa. Adalah alat menatap dan

menncandera fakta serta menelanjangi situasi hingga menghasilkan sejumlah persepsi. Hati Kita yang telah diinspirasi kesadaran Ilahi juga merupakan mata yang tak kalah tajam dari kejernihan inteleksi kita. Berbekal ketajaman analisis dan kedalaman penghayatan intuisional, Kita telah memiliki persepsi bersama atas kerangka situasi yang ada. Tentang kondisi objektif republik ini sehingga terpetakan sedemikian rupa sebagai pedoman menata arah Kita ke depan. Kita berpersepsi bahwa Tata Peradaban Bangsa ini telah mengalami disorientasi yang fatal. Kita berpersepsi bahwa Republik ini telah menjauh dari sejarah awal pendiriannya. Bahwa bangsa ini tengah mengalami faset jahily yang harus segera dikoreksi secara serius dan sistematis.

Jikalah demikian, seyogyanyalah kita kaji kembali persepsi bersama kita, apakah kita masih satu Pandangan atas situasi dan kondisi di sekitar Kita?

Masihkah Kita Satu Perjuangan?Perjuangan adalah amal usaha bersama untuk mencapai suatu tujuan. Serangkaian ikhtiar

sistematis, terorganisir dan terpimpin guna meraih sasaran sasaran tertentu. Oleh karenanya, harus kembali kita renungkah apakah hari ini kita memiliki amal usaha bersama atau program kolektif yang menunujukan kita masih dalam satu ikatan perjuangan? Adakah berbagai kegiatan terkordinasi yang kita jalankan? Jika tidak, berarti sesungguhnya Kita tidak dalam suatu perjuangan yang hakiki. Perjuangan adalah usaha secara bersama, dan atau kerjasama yang direncanakan, dikelola, dan dievaluasi secara kolektif sesuai tingkat kewenangan dan gugus fungsinya.

Dengan demikian, adalah kemestian bagi kita untuk mengidentifikasi secara jujur, apakah kita masih satu perjuangan?

Masihkah Kita Satu Haluan?Serangkaian keyakinan, tujuan, pandangan, dan amal perjuangan yang sama meniscayakan

satu haluan yang sama. Yakni fokus dan konsentrasi khas yang secara kolektif dijalankan dalam kurun waktu tertentu. Dalam konteks LMI, secara normatif merupakan alat legal konstitusional dan bersifat terbuka dalam rangka mencapai tujuan tujuan tsawrah. Artinya secara intrinsik LMI berupaya mencapai tujuan tujuan organisasinya dengan jalan beradaptasi, berkompetisi maupun beraliansi dengan unsur unsur kemasyarakatan lainnya. Ini merupakan konsekuensi pembentukan dan pengembangan ideologi berbasis organisasi legal formal. Dalam haluan gerak inilah, tuntutan untuk membangun dinamika dalam ruang publik menjadi prasyarat eksistensinya.

Jika bersepakat dalam format haluan gerak seperti itu, maka layaklah diintrospeksi masihkah Kita berada dalam satu haluan yang sama?

LMI; DIBUBARKAN ATAU DITATA ULANG?Dari sejumlah pertanyaan di atas, jika kemudian menghasilkan jawaban TIDAK maka LMI

dipastikan tedak memiliki harapan untuk eksis. Nasibnya akan terhenti ditepian sejarah. Dibiarkan dan dibubarkan secara tragis dengan menyisakan tragedi dan dosa sejarah yang akan dipertanggungjawabkan kelak oleh kita semua.

Namun jika pertanyaan pertanyaan di atas masih menyisakan sejumlah orang yang memiliki jawaban afirmatif YA yang sama maka tak berlebihan kira untuk untuk merevitalisasi atau menata ulang organisasi. Sebuah kerja besar yang menuntut kesabaran tapi tidak mustahil dilakukan. Semuanya harus bertolak dari evaluasi yang jernih dan objektif untuk kemudian ditindaklanjuti dari langkah langkah yang paling realistis. Adalah serangkaian prioritas kerja yang mesti dilaksanakan:

30

Page 32: DOK KEPUTUSAN

1. Mengukuhan kembali fondasi spiritualitas Gerakan sebagai sumber energy perjuangan melalui pengarus-utamaan norma dan etika yang bersifat transcendental (ke-Ilahiyan) dalam kehidupan Jama’ah maupun Pimpinan Organisasi.

2. Menetapkan fokus konsentrasi dan program aksi LMI untuk lima tahun ke depan secara realistis dan terukur.

3. Menata potensi sumberdaya manusia organisasi di seluruh tingkatan dan daerah.4. Menata potensi sumberdaya keuangan dan asset organisasi sehingga tertata dalam

sistem perbendaharaan organisasi yang transparan dan akuntable.5. Menata ulang perangkat konseptual organisasi dari mulai sistem tata laksana kerja

hingga tata aturannya.6. Mengembangkan sistem pengorganisasian berbasis teknologi digital sebagai alternatif

pengembangan organisasi yang efisien.7. Menata ulang aktivitas reguler serta sarana dan prasarana organisasi sehingga

memenuhi standard organisasi publik yang profesional dan representatif.8. Menghidupkan kembali tradisi rekruitment, pengkaderan, dan kependidikan ummat

sebagai jantung eksistensi organisasi.

1. Mengukuhan kembali fondasi spiritualitas Gerakan sebagai sumber energy perjuangan melalui pengarus-utamaan norma dan etika yang bersifat transcendental (ke-Ilahiyan) dalam kehidupan Pimpinan maupun Jama’ah.

Dalam rangka ini diperlukan Para Pemandu (Murabby) yang memiliki pengalaman spiritual otentik yang bertugas melakukan pencerahan spiritual melalui berbagai guidance praksis ruhani, yang dilaksanakan pada tingkat aktivitas individual maupun aktivitas jama’ah.

2. Menetapkan visi (Haluan) dan fokus konsentrasi LMI untuk lima tahun ke depan secara realistis dan terukur yakni sebagai “Organisasi Publik Profesional dan Berpengaruh Berbasis Kinerja Dakwah Kemanusiaan, Kebudayaan, dan Pemberdayaan.

Visi dan konsentrasi aksi merupakan serangkai pemikiran yang menjadi sumber penjabaran dalam perumusan kebijakan, program dan kegiatan organisasi. Visi bukanlah daftar mimpi atau serangkaian angan angan, namun ideal ideal yang hendak kita capai dalam kurun waktu tertentu disertai rumusan strategi pelaksanaannya. Sesuai wataknya LMI dapat diproyeksikan dengan formulasi berikut:

a. Organisasi yang bertugas memberikan daya dukung sosial, politik, dan kultural bagi terciptanya kondisi kondusif bagi momentun tsawrah.

b. Organisasi yang dikenal publik secara luas comitted terhadap rekayasa kultural Islam, dan serius dalam isu isu advokasi dan pemberdayaan masyarakat marginal.

c. Organisasi publik yang profesional dan kompeten dalam pembangunan ketahanan pangan dan energi terbaharukan

d. Organisasi publik yang berswadaya dan mandiri secara keuangan sehingga berdaulat dalam pengambilan keputusan politik strategis.

e. Organisasi Islam yang concern dalam penguatan Tradisi dan Kebudayaan Lokal sebagai khazanah kebhinekaan Ummat Islam Bangsa Indonesia vis a vis Kebudayaan Modern yang hegemonik dan hedonistik.

f. Organisasi publik yang otoritatif dan kompetitif dalam mengorbitkan kader kader pemimpin bangsa berbasis keumatan baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah yang credible dan legitimate.

3. Menata potensi sumberdaya manusia organisasi di seluruh tingkatan dan daerah.

Prioritas ini meliputi rekonsiliasi, rekontraktualisasi [kontrak ulang], dan heregistrasi keanggotaan yang dilakukan secara formal disertai jaminan dan kepastian akan berfungsinya kepemimpinan organisasi secara efektif serta konstruktif terhadap segenap warganya. Seiring dengan watak normatif kepemimpinan Islam yang tidak hanya harus mampu mendorong semangat berkorban anggotanya namun juga seimbang dengan jaminan perlindungan dan

31

Page 33: DOK KEPUTUSAN

pelayanan yang memadai bagi warganya. Dalam kerangka ini dapat dipertimbangkan sejumlah program aksi yang dapat diimplementasikan dalam jangka dekat:

a. Sosialisasi Agenda Revitaliasi Organisasi LMI ke seluruh daerah.b. Heregistrasi keanggotaan secara on line maupun manual.c. Perubahan logo dan atribut organisasi.d. Penetapan dan pengembangan Model ideal DPD LMI untuk diduplikasi ke daerah

lain.e. Persiapan Konsolidasi Nasional

Hal tersebut di atas dilakukan selain dalam rangka membangun kembali motivasi seluruh unsur jaringan namun juga demi menghadirkan organisasi yang mampu memberikan manfaat pemberdayaan terhadap warganya, serta memiliki citra yang positif dan terpercaya di mata masyarakat luas. Penggunaan teknologi digital di masa depan akan lebih dominan. Pentradisiannya dalam organisasi merupakan wujud kontribusi terhadap kemajuan ummat dalam bidang IPTEK.

4. Menata potensi sumberdaya keuangan dan asset organisasi sehingga tertata dalam sistem perbendaharaan organisasi yang transparan dan akuntable.

Dalam prioritas ini, selain terkandung implementasi praktis atas nilai nilai Ilaahi, juga merupakan upaya terobosan dalam pembangunan sistem keuangan dan kekayaan organiasi publik secara profesional. Dengan pola seperti ini aksesibilitas organisasi terhadap potensi keuangan eksternal organisasi [masyarakat umum] akan lebih mudah dilakukan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam program ini:

a. Pelaporan keuangan atas aktivitas transaksi keuangan secara on line melalui web site organiasi.

b. Pembayaran/transaksi KHAWASIZ [kurban, hibah, wakaf, shadaqah, infaq, dan zakat] secara on line dan secara individual melalui sistem transfer mempergunakan jasa perbankan tertentu.

c. Ekstensifikasi fungsi transaksi on line untuk bentuk bentuk layanan komersial lainnya dalam rangka advokasi konsumen dan menjadi salahsatu sumber alternatif pendapatan organisasi.

d. Penggunaan dana dilakukan secara bertanggungjawab dengan berkonsentrasi pada kegiatan rutin dan produktif.

e. Pengembangan sektoral paket infaq dan shadaqah berdasarkan peruntukanya, seperti: Infaq Anti Bencana, Infaq Bea Siswa, Infaq Advoksi, Infaq Modal Kerja Kaum Dhu’afa, dan lain lain.

f. Pembentukan satuan satuan organisasi sektoral yang berfungsi memperluas jaringan pendanaan organisasi.

g. Memanfaatkan program dan anggaran pemerintah untuk pemberdayaan organisasi.

5. Menata ulang perangkat konseptual dan produk hukum organisasi.Perangkat konseptual organisasi merupakan sistem kelengkapan pokok pokok pikiran dan

kebijakan organisasi. Penjabaran secara tertulis dan terformalilasi serta terdokumentasikan sebagai referensi formal seluruh unsur organisasi. Dalam konteks ini perlu segera dilaksanakan:

a. Pengkajian dan penyusunan ulang produk kebijakan formal organisasi; dari produk tertinggi berupa AD/ART dan Garis Besar Haluan Organisasi/Rencana Strategis Lima Tahun sampai dengan produk lain seperti Maklumat, Peraturan Organisasi, Surat Keputusan, sampai dengan Surat Mandat.

b. Pengkajian dan penyusunan ulang sistem pengkaderan dan pelatihan.c. Pengkajian dan penyusunan naskah dan makalah yang berkait erat dengan tema

tema perjuangan organisasi, baik yang ditulis oleh aktivis LMI maupun bukan.

32

Page 34: DOK KEPUTUSAN

d. Membuat Bank Naskah Kajian.

6. Mengembangkan sistem pengorganisasian berbasis teknologi digital sebagai alternatif pengembangan organisasi yang efisien.

Dalam wacana clean dan good governance, dikenal istilah e-government. Dalam praksisnya wacana ini begitu sulit diimplementasikan dan terhambat berbagai kendala birokrasi. Dalam konteks kita, rasanya hal ini tidak akan menjadi kendala. Sistem ini bertujuan menjadikan dunia maya selain sebagai salah satu media dakwah juga berfungsi sebagai media komunikasi, koordinasi, dan konsolidasi. Untuk itu perlu dikembangkan hal hal berikut ini:

a. Menjadikan kecakapan mempergunakan teknologi internet sebagai salah satu kecakapan dasar seluruh anggota LMI.

b. Membangun website sentral organisasi yang credible dan representatif serta senantiasa up date [terbaharukan].

c. Pembudayaan komunikasi organisasi dalam bentuk surat menyurat maupun lainnya, baik secara periodik maupun insidental melalui media internet.

d. Visualisasi laporan kegiatan melalui internet.e. Pembangunan jaringan blog seluruh daerah secara terintegrasi.

7. Menata ulang aktivitas reguler, sarana dan prasarana organisasi sehingga memenuhi standard organisasi publik yang profesional dan representatif.

a. Pengadaan sekretariat DPP, DPW, dan DPD dilengkapi peralatan standard minimal seperti: papan nama organisasi, meja kerja, dan seperangkat komputer serta petugas teknis yang stand by 24 jam.

b. Penyelenggaraan majelis tawshiyyah dan rapat pengurus minimal satu kali dalam satu bulan.

8. Menghidupkan kembali tradisi rekruitment, pengkaderan, dan kependidikan ummat sebagai jantung eksistensi organisasi.

a. Pengkajian dan penyempurnaan materi pengkaderan.b. Rekruitment difokuskan di kawasan kampus, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan

kawasan ekonomi produktif dengan pendekatan komunitas dan utilitarian [nilai guna organisasi terhadap calon anggota].

c. Pelembagaan strata kependidikan Anggota dan Kader LMI.d. Pendirian dan pengembangan unit-unit kajian keagamaan berbasis pendekatan

komunitas dan regional.e. Penerbitan dan pendistribusian media resmi organisasi.f. Penerbitan dan pendistribusian buku khutbah jum’at, Idul Fitri dan Idul Adha.

Jakarta, 01 Mei 2011Dewan Pimpinan PusatLIGA MUSLIM INDONESIA

M. DJAMIDIN UMAR DEDI SURYADIKetuaUmum Sekretaris Jenderal

33

Page 35: DOK KEPUTUSAN

PROGRAM KERJADEWAN PIMPINAN PUSAT

LIGA MUSLIM INDONESIAPERIODE 2011-2016

BIDANG PENGKADERAN DAN PEMBINAAN ORGANISASIA. Sub Bidang Pengkaderan

1. Perumusan penyusunan dan sosialisasi kurikulum jenjang Pendidikan dan pengkaderan Nasional LMI.

2. Pembentukan dan pendidikan Korps Istruktur Nasional (KINAS) yang akan diarahkan untuk menjadi instruktur pada pelatihan-pelatihan: Training Kader Muslim (TKM) 3 (advance training), Training of Trainer (TOT).

3. Mendorong dan memfasilitasi DPW-DPW untuk membentuk KORPS INTRUKTUR WILAYAH (KIWIL) yang akan diarahkan untuk menjadi instruktur pada pelatihan-pelatihan: TKM 2 (Intermediate Training), dan Pelatihan-pelatihan pembinaan Skill (Pelatihan Jurnalisme, dll).

4. Mendorong dan memfasilitasi DPD-DPD untuk membentuk KORPS INTRUKTUR DAERAH (KIDAR) yang akan diarahkan untuk menjadi instruktur pada pelatihan-pelatihan: TKM 1 (Basic Training).

5. Penggerakan dan penghidupan rekruitmen dan training anggota baru.6. Penjadwalan, pengorganisasian serta pelaksanaan secara berkala Pelatihan

Pengkaderan Tingkat Nasional.7. Menginkubasi serta membentuk linkage dan atau komunitas kader unggul.

B. Sub Bidang Pembinaan Anggota, Aparat dan Organisasi1. Membuat kurikulum pembinaan reguler yang mencakup aspek: takwinu-

syakhsiyyah thoyyibah (pembentukan pribadi yang baik), Siyasah (politik), Ijtima’iyyah (sosial), tsaqofah (kebudayaan) wal iqtishodiyyah (ekonomi) serta mensosialisasikannya kepada seluruh DPD dan DPW.

2. Melakukan pembinaan berkala dan berjenjang kepada seluruh aparatur organisasi baik DPW maupun DPD pada aspek: Siyasah (politik), Ijtima’iyyah (sosial), tsaqofah (kebudayaan) wal iqtishodiyyah (ekonomi) sesuai dengan kurikulum yang telah disusun dan disosialisasikan.

3 Mensosialisasikan Pedoman Tata Laksana Organisasi kepada seluruh DPW dan DPD.

4. Memfasilitasi kosolidasi dan pembentukan pengurus DPD dan atau memfasilitasi pelaksanaan KONFERDA pada setiap Kabupaten/Kota yang telah memiliki beberapa warga LMI.

34

HASIL KEPUTUSAN RAKERNASLIGA MUSLIM INDONESIASUKABUMI, 30 APRIL – 01 MEI 2011

Page 36: DOK KEPUTUSAN

5. Memfasilitasi kosolidasi serta pembentukan pengurus DPW dan atau memfasilitasi pelaksanaan KONFEWIL pada setiap provinsi yang telah memiliki beberapa DPD

6. Membuat jadwal dan melaksanakan pembinaan reguler kepada seluruh aparatur DPW dan DPD secara Nasional baik serempak maupun bergilir.

7. Melakukan pengecekan, pengawasan dan pembinaan berkala kepada seluruh DPW dan DPD berkaitan dengan Tata Struktur dan Aparatur Organisasi, Tata Administrasi dan Manajemen organisasi, serta Tata Pemeliharaan, Pembinaan dan peningkatan kualitas Keumatan, berdasarkan Mitsaqol Khomsah, VISI, MISI dan AD/ART LMI.

8. Bekerja sama dengan Majlis Fikih Tasyri wal Ibadah untuk mengkoordinasikan peyelenggaraan pengajian rutin maupun peringatan hari-hari besar Islam.

9. Membuat, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan serta mempertanggungjawabkan Tugas, wewenang dan program kerja kepada Ketua Umum LMI

BIDANG DATA DAN INFORMASI1. Membuat dan mengelola media komunikasi dan dakwah online (website)

ligamuslim.org2. Membentuk opini publik3. Mengembangkan jaringan bisnis online4. Membentuk dan mengelola jaringan komunitas online5. Mengelola dan mengolah data informasi 6. Membuat dan mengelola sms centre.7. Melakukan pelatihan yang terkait dengan IT.8. Membuat studi kelayakan dalam rangka membuat media online dan elektronik

online9. Mendokumentasikan dan mempublikasikan seluruh kegiatan LMI.10. Mengimplementasikan system pengamanan.

BIDANG HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA1. Pendataan dan pemetaan ormas-ormas, Orsospol, lembaga tinggi Negara dan

kedutaan besar Negara asing.2. Penjadwalan audiensi ke ormas-ormas, Orsospol, lembaga tinggi Negara dan

kedutaan besar Negara asing.3. Menjalin kerjasama dengan ormas-ormas, Orsospol, lembaga tinggi Negara dan

kedutaan besar Negara asing.

BIDANG MAJELIS FIQH TASYRI WAL IBADAHA. LANDASAN TEOLOGIS

I. Berdasar kepada QS. 9:122II. Berdasar Kepada QS.42:13III. Berdasar Kepada QS. 51:56

B. RENCANA KEGIATAN1. Membudayakan tilawah Al-Quran beserta tafsirnya.2. Membudayakan kajian hadits Kutubussittah.

35

Page 37: DOK KEPUTUSAN

3. Meningkatkan pengkajian pemahaman dan penghayatan tiga pilar utama ajaran Islam.

4. Memberikan bimbingan dan evaluasi pelaksanaan rukun Islam secara berkesinambungan.

5. Membudayakan pembiasaan ibadah-ibadah sunnah.6. Memberikan bimbingan spiritual secara khusus.7. Menyusun naskah materi yang berkait erat dengan persoalan-persoalan yang

dibutuhkan.8. Memberikan pandangan/kajian mengenai persoalan-persoalan kontemporer.9. Membangun komunikasi dengan majlis-majlis ta’lim dari lembaga-lembaga Islam

lainnya.10. Menyelenggarakan Riyadloh Misbahul Falah Bulanan

C. Tahapan Metodologi Dakwah MAFTI1. Kun Muhibban (Mencintai)2. Kun Mustami’an (Menyimak)3. Kun Muta’alliman (Mempelajari)4. Kun ‘Aliman (Berilmu)

BIDANG MUSLIMAH LIGA MUSLIM INDONESIAMotto: Tangan Kiri Menggendong Anak Tangan Kanan Mengguncang Dunia

1. Melakukan pendataan ulang anggota dan kader muslimah LMI2. Membuat forum silaturahmi muslimah LMI3. Mengadakan pembinaan terhadap muslimah LMI4. Melakukan pelatihan dan kajian gender dalam perspektif ajaran Islam5. Mengadakan pelatihan peran istri dalam keluarga6. Mengadakan pelatihan peningkatan skill kerumah tanggaan7. Membangun kerjasama dan jaringan dengan organisasi kewanitaan Islam dan

umum lainya

BIDANG PEMBERDAYAAN EKONOMI 1. Membentuk sebuah lembaga usaha untuk mengakomodasi potensi-potensi usaha

yang dimiliki oleh anggota LMI ataupun masyarakat umum 2. Meningkatkan potensi keuangan organisasi dalam bentuk investasi3. Menjalin kerjasama bisnis baik dengan internal ataupun eksternal4. Melakukan pembinaan, pendidikan dan pelatihan dengan bekerjasama dengan

lembaga-lembaga swasta ataupun pemerintah5. Membuat laporan pertanggungjawaban secara tertulis dan berkala6. Membangun kemitraan dengan yang sinergis dengan instansi pemerintah dan

swasta7. Menyelenggarakan Forum Economi LMI

BIDANG PERGERAKAN PEMUDA DAN MAHASISWA1. Melakukan sosialisasi LMI di kalangan pemuda dan mahasiswa2. Melakukan rekrutmen terhadap pemuda dan mahasiwa untuk menjadi anggota

LMI.3. Membentuk wadah atau perhimpunan di kalangan pemuda dan mahasiswa.

36

Page 38: DOK KEPUTUSAN

4. Mengkoordinasikan pembinaan pemuda dan mahasiswa yang telah menjadi anggota LMI dengan Bidang Pembinaan Organisasi dan Pengkaderan LMI.

5. Melakukan monitoring terhadap program yang sudah ditetapkan.6. Melakukan kerjasama dengan organisasi lain manapun apabila dibutuhkan.7. Menggerakan kaum muda dan mahasiswa untuk memantau kebijakan pemerintah

RI.

BIDANG ADVOKASI & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT1. Membentuk dan atau mengintegrasikan organ taktis yang bergerak dalam bidang kerja-

kerja pemberdayaan masyarakat.2. Menghimpun data yang berkait dengan berbagai kasus pelanggaran HAM.3. Memperjuangkan terpenuhinya hak-hak sipil korban kriminalisasi rezim.4. Mengembangkan kajian praktis pemberdayaan masyarakat.5. Mengembangkan komunikasi yang sinergis dengan berbagai elemen masyarakat penggiat

hukum dan HAM.6. Melakukan advokasi, penguatan dan pengembangan tradisi lokal.

Jakarta, 01 Mei 2011Dewan Pimpinan PusatLIGA MUSLIM INDONESIA

M. DJAMIDIN UMAR DEDI SURYADIKetua Umum Sekretaris Jenderal

37

Page 39: DOK KEPUTUSAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSIDEWAN PENGURUS TINGKAT PUSAT

LIGA MUSLIM INDONESIA

1. KETUA UMUM 1.1 Bertanggungjawab atas berfungsinya seluruh perangkat organisasi Dewan

Pimpinan Pusat Liga Muslim Indonesia.1.2 Mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mensinkronisasikan kebijakan dan

kegiatan organisasi di tingkat Dewan Pimpinan Pusat.1.3 Menetapkan dan mengesahkan kebijakan/ketentuan organisasi.1.4 Memimpin rapat-rapat organisasi.1.5 Menandatangani surat-surat dan dokumen organisasi.1.6 Bertanggungjawab dalam pelaporan organisasi.1.7 Mengangkat dan memberhentikan Unsur Dewan Pengurus dengan

mempertimbangkan keputusan rapat pleno.1.8 Memberikan mandat/tugas tertentu kepada unsur dewan pengurus.1.9 Mengevaluasi perkembangan pelaksanaan program kerja di tingkat pusat,

wilayah, maupun daerah.1.10 Mengesahkan rencana alokasi anggaran organisasi.1.11 Mengatasnamakan organisasi dalam berbagai forum eksternal organisasi.1.12 Menandatangani dokumenu-dokumen kerjasama dengan intitusi eksternal

organisasi.

2. SEKRETARIS UMUM2.1 Bertanggungjawab kepada Ketua Umum danmembantu pelaksanaan seluruh

tugas ketua umum dalam memimpin organisasi.2.2 Mengkaji dan merumuskan serta menyusun rancangan kebijakan internal

maupun eksternal organisasi.2.3 Mengelola seluruh perangkat data, dokumentasi, administrasi, kesekretariatan

dan komunikasi organisasi.2.4 Menyiapkan laporan berkala dan sewaktu-waktu tentang keadaan dan

perkembangan organisasi2.5 Menerima, memonitor, dan berhak menanyakan perkembangan pelaksanaan

program kerja setiap bidang.2.6 Menandatangani dokumen-dokumen organisasi bersama ketua umum.

3. BENDAHARAUMUM3.1 Bertanggung jawab kepada Ketua Umum dalam mengelola keuangan organisasi 3.2 Mengkaji, merumuskan, dan menyusun rancangan kebijakan teknis keuangan

organisasi.

38

HASIL KEPUTUSAN RAKERNASLIGA MUSLIM INDONESIASUKABUMI, 30 APRIL – 01 MEI 2011

Page 40: DOK KEPUTUSAN

3.3 Membuat laporan keuangan untuk dilaporkan kepada anggota secara berkala.3.4 Mencatat dan melaporkan transaksi keuangan yang berhubungan dengan

seluruh kegiatan sesuai ketentuan yang digariskan dalam rapat pengurus.3.5 Membuat sistem pembukuan.3.6 Mencari sumber pembiayaan guna berjalannya organisasi3.7 Menyusun anggaran biaya penyelenggaraan kegiatan yang diusulkan bidang-

bidang. 3.8 Menyusun laporan pengunaan anggaran biaya-biaya 3.9 Bersama Ketua Umum menandatangani cek dan surat berharga lainnya.3.10 Menginventarisir, mendata, dan melaporkan kekayaan organisasi

4. BIDANG MAFTI (MAJELIS FIQH TASYRI WAL IBADAH)4.1 Bertanggungjawab kepada Ketua Umum dalam mengembangkan dan mengawal

tradisi FIQH, TASYRI WAL IBADAH yang ditetapkan Dewan Pembina.4.2 Mengkaji, merumuskan, dan menyusun rancangan kebijakan teknis kegiatan

pengembangan dan peningkatan dalam bidang FIQH, TASYRI WAL IBADAH.4.3 Melakukan monitoring, supervisi dan evaluasi atas penyelenggaran kegiatan

dalam bidang FIQH, TASYRI WAL IBADAH yang dilakukan seluruh jaringan organisasi.

4.4 Membentuk dan mengkoordinasikan Tim MAFTI di setiap tingkatan organisasi.

5. BIDANG PEMBINAAN ORGANISASI DAN PENGKADERAN5.1 Bertanggungjawab kepada Ketua Umum dalam mengelola sistem pembinaan

dan pengkaderan organisasi.5.2 Mengkaji, merumuskan, dan menyusun rancangan kebijakan teknis pembinaan

dan pengkaderan organisasi.5.3 Melakukan monitoring, supervisi dan evaluasi atas penyelenggaran kegiatan

pengkaderan di tingkat wilayah dan daerah.5.4 Menyelenggarakan kegiatan pelatihan di tingkat nasional.5.5 Merekomendasikan kepada ketua umum promosi karir maupun catatan

pelanggaran terhadap fungsionaris di tingkat wilayah dan daerah.5.6 Membentuk dan mengkordinasikan tim Instruktur nasional di tingkat pusat.5.7 Mengkoordinasikan koprs instruktur wilayah dan daerah5.8 Mengkaji dan menyusun Bank Naskah untuk kepentingan pengkaderan.

6. BIDANG JARINGAN DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA6.1 Bertanggungjawab kepada Ketua Umum dalam membangun jaringan eksternal

organisasi.6.2 Mengkaji, merumuskan, dan menyusun kebijakan teknis organisasi dalam bidang

pengembangan jaringan struktural maupun kultural organisasi.6.3 Melakukan kajian, penelitian, dan merumuskan secara akurat profil mitra

organisasi.6.4 Merekomendasikan kebijakan tertentu kepada Ketua Umum dalam

pengembangan pola hubungan sinergi dengan lembaga lain.6.5 Melakukan lobi pendahuluan terhadap pihak-pihak eksternal.

7. BIDANG ADVOKASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.

39

Page 41: DOK KEPUTUSAN

7.1 Membantu dan bertanggungjawab kepada Ketua Umum dalam membangun peran advokasi dan pemberdayaan masyarakat.

7.2 Mengkaji, merumuskan, dan menyusun kebijakan teknis organisasi dalam bidangadvokasi dan pemberdayaan masyarakat.

7.3 Melakukan monitoring, inisiasi, supervisi, dan evaluasi atas kegiatan advokasi dan pemberdayaan masyarakat yang dikelola atas nama organisasi maupun kader-kadernya.

7.4 Membentuk dan mengendalikan serta mengorganisir organ-organ taktis organisasi dalam yang bergerak dalam bidang advokasi dan pemberdayaan masyarakat.

8. BIDANG MUSLIMAH LMI8.1 Bertanggungjawab kepada Ketua Umum dalam meningkatkan peran serta dan

kapasitas kaum perempuan dalam urusan domestik maupun publik.8.2 Mengkaji, merumuskan, dan menyusun kebijakan teknis organisasi dalam bidang

kewanitaan.8.3 Berperan aktif dengan mengatasnamakan organisasi dalam berbagai kegiatan

bernuansa isu gender.8.4 Melakukan monitoring, inisiasi, supervisi, dan evaluasi atas kegiatan-kegiatan

khusus kaum perempuan.

9. BIDANG PEMBERDAYAAN EKONOMI9.1 Membantu dan bertanggungjawab kepada Ketua Umum dalam usaha organisasi

meningkatkan kapasitas ekonomi dan kewirausahaan anggota.9.2 Mengkaji, merumuskan, dan menyusun kebijakan teknis organisasi dalam bidang

peningkatan kapasitas kewirausahaan anggota.9.3 Menggali dan memetakan potensi ekonomi/bisnis di kalangan internal maupun

eksternal organisasi.9.4 Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pemberdayaan

ekonomi.9.5 Bertanggungjawab atas operasionalisasi unit-unit usaha organisasi.

10. BIDANG PERGERAKAN PEMUDA DAN MAHASISWA10.1 Bertanggungjawab kepada Ketua Umum dalam mendinamisasi dan

mengorganisir jaringan pergerakan Pemuda & mahasiswa.10.2 Mengkaji, merumuskan, dan menyusun kebijakan teknis organisasi dalam bidang

pengelolaan jaringan pergerakan pemuda & mahasiswa.10.3 Melakukan monitoring, inisiasi, supervisi, dan evaluasi atas kegiatan-kegiatan

kemahasiswaan dan kepemudaan.10.4 Membentuk dan mengkoordinasikan Tim Pelaksana Penggalangan/rekruitmen

khusus pemuda potensial dan mahasiswa.10.5 Bertanggungjawab atas operasionalisasi sayap-sayap gerakan mahasiswa dan

pemuda.

11. BIDANG KOMUNIKASI, DATA DAN INFORMASI11.1 Bertanggungjawab kepada Ketua Umum dalam membangun media komunikasi,

data, dan informasi kepada publik.

40

Page 42: DOK KEPUTUSAN

11.2 Mengkaji, merumuskan, dan menyusun kebijakan teknis organisasi dalam bidang pengelolaan jaringan informasi publik.

11.3 Menyusun dan mengembangkan sistem data dan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi.

11.4 Bertanggungjawab atas operasionalisasi institusi penerbitan organisasi.11.5 Bertanggungjawab dalam membangun opini dan jaringan pers serta media

massa.

Jakarta, 01 Mei 2011Dewan Pimpinan PusatLIGA MUSLIM INDONESIA

M. DJAMIDIN UMAR DEDI SURYADIKetuaUmum Sekretaris Jenderal

41