· web viewaliran air dari kran di tempat wudlu lancar. sehingga pengunjung dapat menjalankan...
TRANSCRIPT
LAPORAN HASIL OBSERVASI
SANITASI PERUMAHAN DAN TEMPAT UMUM
“BANDARA INTERNASIONAL JUANDA”
OLEH :
KELOMPOK 6 IKM A 2010
ANGGOTA:
1. Sabilla Emilda (101011039)
2. Anisa Octaviani (101011065)
3. Aprillinardi Mahdi Putra P. (101011069)
4. Ayu Irlianti (101011111)
5. Irma Dwi Suryani (101011237)
6. Philipus Adyatma Igo (101011251)
7. Afiniar Nilamsari M. (101011260)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Mahaesa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Laporan Hasil Observasi: Bandara Juanda”
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sanitasi Perumahan dan
Tempat Umum Semester V di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan laporan ini. Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua.
Surabaya, 3 Desember 2012
Kelompok 6 IKM A 2010
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
Daftar Gambar...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
........... 2.1 Pengertian Sanitasi, Fasilitas Sanitasi, Tempat Umum,dan Sarana
Tempat
Umum.......................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Sanitasi...........................................................................3
2.1.2 Pengertian Fasilitas Sanitasi.............................................................3
2.1.3 Pengertian Tempat Umum................................................................3
2.1.4 Pengertian Sarana Tempat Umum....................................................4
2.2 Sanitasi Bandar Udara...............................................................................4
2.2.1 Pengertian Bandar Udara..................................................................4
2.2.2 Peranan Bandar Udara......................................................................4
2.2.3 Klasifikasi Bandar Udara.................................................................5
2.2.4 Kriteria Sanitasi Bandar Udara.........................................................6
2.2.5 Syarat Sanitasi Bandar Udara...........................................................7
BAB III METODE KEGIATAN ...............................................................................8
3.1 Metode Kegiatan.....................................................................................14
3.2 Sasaran....................................................................................................14
ii
3.3 Sampel.....................................................................................................14
3.4 Jenis Data................................................................................................15
3.5 Pelaksanaan ............................................................................................15
3.6 Instrumen Penelitian...............................................................................15
3.7 Prosedur Penelitian.................................................................................17
BAB IV HASIL PENGAMATAN...........................................................................18
4.1 Gambaran Umum Bandara Juanda.........................................................18
4.2 Hasil Observasi.......................................................................................19
4.2.1 Kondisi Umum...............................................................................19
4.2.2 Sarana Sosial dan Lingkungan.......................................................19
4.2.3 Kondisi Unit...................................................................................27
BAB V PENUTUP...................................................................................................31
5.1 Kesimpulan.............................................................................................31
5.2 Saran.......................................................................................................32
Daftar Pustaka..........................................................................................................33
iii
Daftar Gambar
Gambar 4.1 Bandar Udara Internasional Juanda......................................................17
Gambar 4.2 Kondisi Tempat Parkir Bandar Udara Internasional Juanda................21
Gambar 4.3 Kondisi Sampah di Tempat Parkir Bandara Juanda.............................22
Gambar 4.4 Sampah yang berserakan di area parkir bandara..................................22
Gambar 4.5 Ruang Terbuka Hijau di Bandara Juanda.............................................23
Gambar 4.6 Tempat Sampah di area Ruang Terbuka Hijau Bandara Juanda..........23
Gambar 4.7 Kondisi Musholla di Bandara Juanda...................................................24
Gambar 4.8 Klinik Bandara Juanda..........................................................................24
Gambar 4.1 Pertokoan di Bandara Juanda...............................................................25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu kala, kegiatan tersebut
dilakukan dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mencari makan, mencari
tempat tinggal yang lebih baik, mengungsi dari serbuan orang lain, dan
sebagainya. Dalam melakukan mobilitas tersebut sering membawa barang
maupun tidak membawa barang. Oleh karenanya diperlukan alat sebagai
sarana transportasi.
Transportasi merupakan sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu,
baik manusia atau benda, dari satu tempat ke tempat yang lain dengan
ataupun tanpa mempergunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dapat berupa
tenaga manusia, binatang, alam, ataupun benda lain dengan menggunakan
mesin ataupun tidak bermesin. Proses ini digunakan untuk memudahkan
manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Transportasi berfungsi untuk mengatasi kesenjangan jarak dan komunikasi
antara tempat asal dan tempat tujuan. Untuk itu dikembangkan sistem dalam
wujud sarana (kendaraan) dan prasarana (jalan). Dari sini timbul jasa
angkutan untuk memenuhi kebutuhan perangkutan dari tempat satu ke tempat
lain.
Transportasi sendiri dibagi menjadi 3, yaitu darat, laut dan udara. Pada jalur
udara membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki
teknologi yang canggih, ini merupakan proses yang tercepat dibandingkan
melalui jalur yang lain. Adapun sarana transportasi pada jalur udara adalah
pesawat dan helikopter. Sebagai prasarananya adalah bandara.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya, antara lain:
a. Apa yang dimaksud dengan sanitasi?
b. Apa saja fasilitas sanitasi pada Bandara Juanda?
1
c. Apa saja sarana tempat umum yang ada di Bandara Juanda?
d. Apa saja kriteria dan syarat dari bandara?
e. Bagaimana kondisi sanitasi lingkungan Bandara Internasional Juanda
Surabaya?
1.3. Tujuan
Sedangkan tujuan dari makalah ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui pengertian dari sanitasi
b. Untuk mengetahui fasilitas sanitasi yang ada di Bandara Juanda
c. Untuk mengetahui sarana tempat umum yang ada di Bandara Juanda
d. Untuk mengetahui kriteria dan syarat dari Bandara
e. Untuk mengetahui kondisi sanitasi lingkungan Bandara Internasional
Juanda Surabaya
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Pengertian Sanitasi, Fasilitas Sanitasi, Tempat Umum, dan Sarana
Tempat Umum
2. 1. 1. Pengertian Sanitasi
Sanitasi berasal dari bahasa latin sanus yang berarti sound and
healthy atau bersih secara menyeluruh. Sanitasi memiliki arti yaitu
suatu perilaku pembudidayaan hidup bersih yang disengaja agar
manusia tidak bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan lain yang berbahaya. Usaha ini dilakukan untuk menjaga
dan meningkatkan kesehatan manusia.
Sanitasi dianggap penting karena merupakan suatu usaha untuk
membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang
kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Maka dari itu tak jarang
sanitasi selalu dihubungkan dengan kesehatan masyarakat.
2. 1. 2. Pengertian Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi merupakan suatu bangunan atau sarana fisik yang
berfungsi untuk memelihara kualitas fisik lingkungan dan
mengendalikan bahaya fisik yang dapat menganggu atau bahkan
merugikan kesehatan manusia dan lingkungan.
Contoh fasilitas sanitasi misalnya wastafel untuk cuci tangan,
jamban untuk buang air, saluran air, kamar mandi, tempat sampah,
dan lain-lain.
2. 1. 3. Pengertian Tempat Umum
Tempat umum merupakan suatu tempat yang biasa digunakan
banyak orang untuk berkumpul dan melakukan berbagai kegiatan
baik secara sementara insidentil atau terus-menerus, baik untuk
tujuan ekonomi seperti membayar, maupun tidak. Tempat umum
dapat pula diartikan sebagai tempat yang digunakan banyak orang
berkumpul untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3
2. 1. 4. Pengertian Sarana Tempat Umum
Sarana tempat umum adalah sumber daya pendukung, yang terdiri
dari segala bentuk jenis bangunan atau tanpa bangunan beserta
dengan perlengkapannya dan memenuhi persyaratan untuk
mencegah kerugian yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan tempat-
tempat umum yang erat hubungannya dengan kesehatan, seperti
timbulnya atau menularnya suatu penyakit.
2. 2. Sanitasi Bandar Udara
2. 2. 1. Pengertian Bandar Udara
Bandar Udara atau Bandara adalah kawasan di daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai
tempat pesawat untuk mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra
dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok, dan
fasilitas penunjang lainnya.
2. 2. 2. Peranan Bandar Udara
Bandar udara memiliki peran sebagai:
1. Simpul dalam jaringan transportasi udara yang digambarkan
sebagai titik lokasi bandar udara yang menjadi pertemuan
beberapa jaringan dan rute penerbangan sesuai hierarki bandar
udara;
2. Pintu gerbang kegiatan perekonomian dalam upaya
pemerataanpembangunan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi
sertakeselarasan pembangunan nasional dan pembangunan
daerah yang digambarkan sebagai lokasi dan wilayah di sekitar
bandar udara yang menjadi pintu masuk dan keluar kegiatan
perekonomian;
3. Tempat kegiatan alih moda transportasi, dalam bentuk
interkoneksi antar moda pada simpul transportasi guna
4
memenuhi tuntutan peningkatan kualitas pelayanan yang
terpadu dan berkesinambungan yang digambarkan sebagai
tempat perpindahan moda transportasi udara ke moda
transportasi lain atau sebaliknya;
4. Pendorong dan penunjang kegiatan industri, perdagangan
dan/atau pariwisata dalam menggerakan dinamika pembangunan
nasional, serta keterpaduan dengan sektor pembangunan
lainnya, digambarkan sebagai lokasi bandar udara yang
memudahkan transportasi udara pada wilayah di sekitamya;
5. Pembuka isolasi daerah, digambarkan dengan lokasi bandar
udara yang dapat membuka daerah terisolir karena kondisi
geografis dan/atau karena sulitnya moda transportasi lain;
6. Pengembangan daerah perbatasan, digambarkan dengan lokasi
bandar udara yang memperhatikan tingkat prioritas
pengembangan daerah perbatasan Negara Kesatuan Republik
Indonesia di kepulauan dan/atau di daratan;
7. Penanganan bencana, digambarkan dengan lokasi bandar udara
yang memperhatikan kemudahan transportasi udara untuk
penanganan bencana alam pada wilayah sekitarnya;
8. Prasarana memperkokoh Wawasan Nusantara dan kedaulatan
negara, digambarkan dengan titik-titik lokasi bandar udara yang
dihubungkan dengan jaringan dan rute penerbangan yang
mempersatukan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. 2. 3. Klasifikasi Bandar Udara
Bandar udara terdiri atas:
1. Bandar udara umum yaitu bandar udara yang dipergunakan
untuk melayani kepentingan umum.
2. Bandar udara khusus bandar udara yang hanya digunakan untuk
melayani kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha
pokoknya.
5
Berdasarkan rute penerbangan yang dilayani maka bandar udara
dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Bandar Udara Domestik adalah bandar udara yang ditetapkan
sebagai bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam
negeri.
2. Bandar Udara Internasional adalah bandar udara yang ditetapkan
sebagai bandar udara yang melayani rute penerbangnan dalam
negeri dan rute penerbangan dari dan ke luar negeri.
2.2.4 Kriteria Sanitasi Bandar Udara
Dasar pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Bandara Udara adalah
Keputusan Menteri Kesehatan 288/Menkes/SK/III/2003 tentang
Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.
Aspek-aspek penilaian meliputi:
1. Tempat parkir
2. Tempat sampah
3. Pencahayaan
4. Ruang tunggu
5. Pembuangan kotoran manusia
6. Pembuangan air limbah
7. Tempat cuci tangan
Beberapa persyaratan sanitasi bandar udara, seperti jika terdapat
bar/restoran/rumah makan, dan lain-lain dalam area bandar udara,
maka harus memenuhi syarat hygiene dan sanitasi makanan dan
minuman. Antara lain:
1. Makanan dan minuman harus dalam keadaan segar dan bersih
2. Penyajiannya terhindar dari pengotoran lalat dan serangga
lainnya
6
3. Tersedianya tempat penampungan sampah sementara yang
tertutup, kedap air dengan jumlah yang cukup
4. Air yang digunakan harus memenuhi syarat
5. Karyawan harus memperhatikan kesehatan dan kebersihan
dirinya
6. Di sekitar tempat berjualan harus selalu dalam keadaan bersih
Jika terdapat musholla harus diperhatikan:
1. Air wudhu harus bersih
2. Kebersihan ditempat berwudhu
3. Tikar atau alat sembahyang yang digunakan harus senantiasa
bersih
4. Ruang tempat sembahyang harus dalam keadaan bersih
5. Tersedia alat dan perlengkapan untuk P3K
6. Terdapat alat pemadam kebakaran
2.2.5. Syarat Sanitasi Bandar Udara
Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup salah satunya adalah Pembangunan
Bandar Udara. Berikut adalah tabel yang merupakan ketentuan dari
peraturan tersebut:
7
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2012 Tentang Pembangunan Dan Pelestarian Lingkungan
Hidup Bandar Udara:
1. Pasal 31
Badan Usaha Bandar Udara atau Unit Penyelenggara
Bandar Udara wajib menjaga ambang batas kebisingan
dan pencemaran lingkungan di Bandar Udara dan sekitarnya
sesuai dengan ambang batas dan baku mutu yang ditetapkan
Pemerintah.
2. Pasal 32
(1) Ambang batas kebisingan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 ditetapkan dalam tingkat kebisingan di
Bandar Udara dan sekitarnya.
(2) Tingkat kebisingan di Bandar Udara dan sekitarnya
ditentukan dengan indeks kebisingan WECPNL atau nilai
ekuivalen tingkat kebisingan di suatu area yang dapat
diterima terus menerus selama suatu rentang waktu dengan
pembobotan tertentu.
3. Pasal 33
Tingkat kebisingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
terdiri atas:
a. kawasan kebisingan tingkat I;
b. kawasan kebisingan tingkat II; dan
c. kawasan kebisingan tingkat III.
4. Pasal 34
9
(1) Kawasan kebisingan tingkat I sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33 huruf a, merupakan tingkat kebisingan yang
berada dalam indeks kebisingan pesawat udara lebih besar atau
sama dengan 70 (tujuh puluh) dan lebih kecil dari 75 (tujuh
puluh lima).
(2) Kawasan kebisingan tingkat I sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), merupakan tanah dan ruang udara yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan dan atau
bangunan kecuali untuk jenis bangunan sekolah dan rumah
sakit.
5. Pasal 35
1) Kawasan kebisingan tingkat II sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33 huruf b, merupakan tingkat kebisingan yang
berada dalam indeks kebisingan pesawat udara lebih besar atau
sama dengan 75 (tujuh puluh lima) dan lebih kecil dari 80
(delapan puluh).
(2) Kawasan kebisingan tingkat II sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), merupakan tanah dan ruang udara yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan dan/atau
bangunan kecuali untuk jenis kegiatan dan/atau
bangunan sekolah, rumah sakit, dan rumah tinggal.
6. Pasal 36
(1) Kawasan kebisingan tingkat III sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33 huruf c, merupakan tingkat kebisingan yang
berada dalam indeks kebisingan pesawat udara lebih besar atau
sama dengan 80 (delapan puluh).
(2) Kawasan kebisingan tingkat III sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), merupakan tanah dan ruang udara yang dapat
dimanfaatkan untuk membangun fasilitas Bandar Udara
10
yang dilengkapi insulasi suara dan dapat dimanfaatkan
sebagai jalur hijau atau sarana pengendalian
lingkungan dan pertanian yang tidak mengundang burung.
7. Pasal 38
Pencemaran lingkungan dapat disebabkan oleh: emisi gas
buang dan kebisingan pengoperasian pesawat udara; emisi
gas buang dan kebisingan dari peralatan dan/atau kendaraan
bermotor; air limbah yang ditimbulkan dari pembangunan,
operasional dan perawatan Bandar Udara dan pesawat udara;
limbah padat yang ditimbulkan dari pembangunan,
operasional dan perawatan Bandar Udara dan pesawat
udara; dan zat kimia yang ditimbulkan dari pembangunan,
operasional dan perawatan Bandar Udara dan pesawat udara.
8. Pasal 39
Batas emisi gas buang dan kebisingan pengoperasian pesawat
udara dan emisi gas buang dan kebisingan dari peralatan
dan/atau kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 huruf a dan huruf b, merupakan bagian persyaratan
sertifikat kelaikan pesawat udara dan peralatan dan/atau
kendaraan bermotor yang dioperasikan di Bandar Udara.
9. Pasal 40
Limbah dan zat kimia yang ditimbulkan dari pembangunan,
operasional dan perawatan Bandar Udara dan pesawat udara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, harus dikelola terlebih
dahulu sebelum dibawa ke luar Bandar Udara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
10. Pasal 41
(1) Badan Usaha Bandar Udara atau Unit Penyelenggara
Bandar Udara menyediakan tempat dan menetapkan prosedur
11
pengelolaan limbah dan zat kimia pengoperasian pesawat udara
dan Bandar Udara.
11. Pasal 42
Untuk menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran
lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Badan
Usaha Bandar Udara atau Unit Penyelenggara Bandar
Udara dapat membatasi waktu dan frekuensi, atau
menolak pengoperasian pesawat udara.
12. Pasal 43
Untuk menjaga ambang batas kebisingan dan pencemaran
lingkungan, Badan Usaha Bandar Udara atau Unit
Penyelenggara Bandar Udara wajib melaksanakan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan.
13. Pasal 44
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup Bandar Udara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, paling sedikit
dilakukan terhadap komponen: udara; energi; kebisingan; air;
tanah; dan air limbah dan limbah padat.
14. Pasal 45
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan Bandar Udara
terhadap komponen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
dilaksanakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
lingkungan.
15. Pasal 46
(1) Setiap Bandar Udara wajib menerapkan Bandar
Udara ramah lingkungan yang meliputi: menetapkan rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup Bandar
12
Udara; melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup Bandar Udara; mengevaluasi hasil
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup Bandar
Udara yang telah dilaksanakan; dan melaporkan kegiatan
penerapan Bandar Udara ramah lingkungan kepada Menteri.
(2) Penerapan Bandar Udara ramah lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara bertahap
berdasarkan: kapasitas pesawat udara; dan penggunaan Bandar
Udara.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tahapan, penerapan
Bandar Udara ramah lingkungan, dan penyampaian
laporan diatur dengan Peraturan Menteri.
13
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1 Metode Kegiatan
Metode kegiatan yang digunakan adalah observasi langsung ke Bandar Udara
Juanda dengan menggunakan instrumen lembar checklist untuk mengetahui
keadaan lingkungan bandara, meliputi lingkungan area parkir, ruang tunggu,
tempat sampah, tempat makan, musholla, dan toilet. Sedangkan wawancara
dengan bantuan kuesioner untuk mengetahui penilaian lingkungan dari sudut
pandang pengunjung. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan secara
organoleptik tanpa penggunaan alat. Kami menggunakan alat penunjang
dalam melakukan observasi, yaitu kamera untuk dokumentasi.
3.2 Sasaran
Observasi dilakukan di Bandar Udara Internasional Juanda yang terletak di
Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota Surabaya.
3.3 Sampel
Sampel yang digunakan untuk observasi tidak bisa menggunakan semua unit
yang ada di bandara. Hanya dilakukan observasi secara organoleptik di area
parkir (outdoor), ruang tunggu, tempat sampah, tempat makan, musholla,
dan toilet.
Terbatasnya unit yang bisa diobservasi dikarenakan kendala perijinan.
Perijinan sudah diurus H-1 bulan, dan dari pihak humas Angkasa Pura juga
sudah memberikan lampu hijau. Namun dari pihak manajer tetap tidak
mengijinkan dikarenakan tidak ingin kejadian tentang di blow up-nya hasil
observasi ke media terulang kembali. Jadi observasi yang dilakukan tanpa
memperoleh ijin, dan kunjungan ke bandara adalah sebagai pengunjung,
bukan atas nama universitas.
14
3.4 Jenis Data
Jenis data yang didapatkan adalah data primer karena data diperoleh dengan
observasi langsung ke lapangan, menggunakan kuesioner dan checklist.
3.5 Pelaksanaan
Pelaksanaan observasi dilakukan dalam empat tahap, yakni:
1. Permohonan izin secara informal (pengelola PT.Angkasa Pura I)
: 28 September 2012
2. Penyerahan proposal : 19 Oktober 2012
3. Pelaksanaan observasi : 30 November 2012 (mulai jam 15.00 -
18.00)
3.6 Instrumen Penilaian
a. Referensi Instrumen Penelitian
Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar checklist dan
kuesioner (terlampir). Lembar observasi dibuat berdasarkan:
1) Undang-undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
2) Peraturan Pemerintah No.40 tahun 2012 tentang Pembangunan Dan
Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara
3) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
4) Keputusan Menteri Kesehatan 288/Menkes/SK/III/2003 tentang
Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.
b. Langkah Pembuatan Instrumen
Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan dan cara penilaian
menggunakan lembar observasi :
1) Komponen sanitasi yang akan dinilai dibagi menjadi beberapa
ruangan. Nilai dibuat skor sesuai dengan referensi.
2) Pemberian skor dibagi dengan kriteria
1 : sangat buruk
2 : buruk
15
3 : sedang
4 : baik
5 : sangat baik
3) Pembagian Bobot kami lakukan berdasarkan tingkat aktivitas yang
terjadi pada suatu tempat. Semakin tinggi aktivitas yang dilakukan
disana, maka bobot yang akan kami beri semakin tinggi pula. Hal
tersebut kami lakukan karena besar terjadi pembuangan yang
dilakukan manusia, baik berupa sampah sampai penghawaan. Berikut
adalah pembagiannya
4) Penilaian dirumuskan dengan cara:
Nilai = Skor x Bobot
Keterangan:
Skor: tertera pada setiap pilihan jawaban
Bobot: Presentase yang ditetapkan peneliti
5) Untuk melakukan penilaian, observer memberi angka pada kolom
skor sesuai dengan yang tertera pada setiap pilihan jawaban dan
sesuai dengan keadaan sanitasi bandara yang diamati.
6) Setelah penilaian selesai, selanjutnya dilakukan penghitungan nilai
total.
7) Sebelum melakukan penghitungan pengamatan, terlebih dahulu
menetapkan kriteria yang membagi nilai maksimal menjadi 5 kuartal.
Dengan total nilai maksimal 500 kriteria yang ditetapkan adalah
sebagai berikut :
Nilai >401 : terkategori memiliki sanitasi yang sangat baik
Nilai 301-405 : terkategori memiliki sanitasi yang baik
Nilai 201-305 : terkategori memiliki sanitasi yang sedang
Nilai 106-205 : terkategori memiliki sanitasi yang buruk
Nilai 50-105 : terkategori memiliki sanitasi yang sangat buruk
16
8) Untuk membantu pengisian lembar checklist, observer juga
menyiapkan kuisioner yang diisi oleh pengunjung bandara untuk
menambahkan penilaian dari sudut pengunjung.
3.7 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang kami lakukan yakni :
1. Membuat lembar checklist dan kuisioner berdasarkan referensi yang ada
2. Melakukan pengamatan awal pada Bandara Internasional Juanda
3. Pada saat melakukan observasi, Setiap observer melakukan observasi.
Kelompok terbagi menjadi menjadi 2 kelompok besar, yakni kelompok A
beranggotakan 3 orang yang mengobservasi lingkungan Bandar Udara dan
sarana disekitarnya dan kelompok B yang beranggotakan 4 orang yang
melakukan survey kepada pengunjung bandara.
4. Kelompok A membawa lembar checklist Bandar Udara, sedangkan
kelompok B membawa lembar kuesioner untuk pengunjung serta
melakukan dokumentasi.
5. Hasil observasi yang telah dituliskan dalam lembar observasi kemudian
dikalkulasi sesuai ketentuan penilaian pada instrumen untuk mengetahui
nilai pada tiap komponen.
6. Selanjutnya dilakukan penambahan informasi yang ada pada kuisioner
untuk mengetahui serta menganalisis kualitas sarana keseluruhan yang ada
di Bandar Udara.
7. Hasil kalkulasi dan analisis kemudian disusun ke dalam suatu laporan hasil
observasi dan dipresentasikan saat perkuliahan sesuai jadwal yang
ditentukan.
17
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4. 1. Gambaran Umum Bandara Juanda
Bandar Udara Internasional Juanda adalah bandara yang melayani kota
Surabaya, dan sekitar area Jawa Timur. Memiliki landasan sejauh 3000
meter. Bandara ini sebenarnya terletak di wilayah Sidoarjo, 20 km di selatan
kota Surabaya dan dikelola oleh PT. Angkasa Pura I (Persero). Bandara
Juanda baru memiliki luas 51.500 M2 dibandingkan Juanda lama yang hanya
memiliki luas 28.088 M2 .
Gambar 4.1 Bandar Udara Internasional Juanda
Bandara Juanda yang baru memiliki area yang cukup luas sekitar 28.900 M2
yang mampu menampung lebih dari 3000 kendaraan. Bandara ini diestimasi
mampu mengakomodasi 6 hingga 8 juta penumpang per tahun dan sekitar
120.000 ton kargo/tahun. Seperti pada bandara internasional Soekarno-
Hatta, penumpang tidak perlu menaiki bus untuk menuju pesawat. Karena
telah tersedia 11 garbarata (trunks) yang menjadi jembatan penghubung
menuju pesawat.
Secara keseluruhan bandara ini juga dilengkapi dengan 4 tangki untuk
penyediaan bahan bakar dengan kapasitas 2000 kiloliter. Seluruh pendanaan
18
dalam pengembangan bandara internasional juanda ini dibantu oleh
pemerintah Jepang melalui Program Bantuan Pembangunan Resmi dari
Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
4. 2. Hasil Observasi
4. 2. 1. Kondisi Umum
Kondisi umum bandara meliputi lokasi, fasilitas primer seperti
jaringan air, keamanan, area parkir, akses jalan, dan kondisi fisik
lainnya, serta jam operasional. Pembahasan tiap poinnya adalah
sebagai berikut:
No.Aspek yang diobservasi
Hasil
1. Letak Geografis
1. Jl.Ir.Juanda No.1 Sidoarjo, Surabaya 61235 1A2. Berada di Pusat kota dan Industri antara Surabaya dan Sidoarjo3. Akses masuk bandara mudah4. Dapat dijangkau langsung dari tol
2 Jaringan listrik
1. Sumber Utama PLN2. Genset dan ACOS (Automatic Changeover Switch)3. Penangkal Petir
3 Jaringan Air 1. Sumber air PDAM 2. Kontinuitas air konstan3. Memenuhi kriteria fisik air (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna)
4 Pengelolaan sampah
1. Volume tidak sampai penuh 2. Dipisah sampah kering dan basah3. Tempat sampah tersebar merata4. Sampah diangkut ke TPS oleh petugas khusus pengambil sampah 3x sehari.
5 Fasilitas keamanan
1. Ada polisi bandara yang berasal dari Polisi Militer dan TNI-AL
2. Kamera CCTV di berbagai sudut3. Kantor keamanan bandara4. APAR di setiap area bandara5. Alarm kebakaran dan sprinkler6. Tangga darurat
6 Area parker Ada parkir untuk roda dua dan roda empat
19
di area seluas 28.900 M2.7 Akses Jalan 1. Akses jalan masuk cukup untuk 2 mobil,
begitupun sebaliknya2. Penerangan jalan memadai3. Beraspal dan rata
8 Kondisi fisik lain
1. Area kafetaria sangat bersih2. Lantai dibuat dari bahan yang tidak licin3. Ventilasi udara memenuhi standar4. Terdapat beberapa tanaman estetika di sekitar ruang tunggu pengantar
9 Jam Operasional
Pukul 06.00 – 24.00 WIB
10 Fasilitas Umum
1. Musholla di lantai dasar plaza, 3 di ruang tunggu terminal domestik, dan 1 di ruang tunggu terminal internasional2. Toilet terdapat 5 buah terminal domestik dan 4 terminal internasional3. Layanan Klinik Graha di lantai dasar plaza4. Smoking Area pada terminal domestik dan internasional5. Trolley terdapat 525 buah pada terminal domestic dan internasional, kemudian di terminal kedatangan dan keberangkatan6. Mesin ATM dari berbagai bank7. Minimarket dan kafetaria
Tabel 4.1 Gambaran umum kondisi Bandara Juanda
4. 2. 2. Sarana Sosial dan Lingkungan
Sarana sosial dan lingkungan di Bandara Juanda meliputi area
parkir mobil dan sepeda motor, ruang terbuka hijau, sarana
peribadatan, pelayanan kesehatan, dan pertokoan. Berikut ini
adalah penjabarannya.
NO Sarana Keberadaan Keterangan1 Area parkir Ada tempat
parkir mobil dan sepeda motor
Rapi, memadai, namun masih terdapat sampah berserakan
2 Ruang Ada Mudah ditemui, ditanami
20
terbuka hijau berbagai macam tanaman peneduh dan tanaman estetika
3 Sarana peribadatan
Ada, hanya musholla
Sangat bersih, rapi, dan nyaman
4 Pelayanan kesehatan
Ada, dalam bentuk klinik
-
5 Pertokoan Ada, dalam bentuk minimarket dan kafetaria atau foodcourt
Sangat bersih dan rapi
Tabel 4.2 Gambaran singkat sarana sosial dan lingkungan di
Bandara Juanda
1. Area parkir
Area parkir di bandara Juanda ini diperuntukkan untuk dua
jenis kendaraan, yaitu mobil dan sepeda motor. Area parkir
mobil sudah sangat memadai. Adanya garis pembatas antara
mobil satu dengan yang lain sehingga mobil yang terparkir
tertata rapi. Demikian pula tempat parkir sepeda motor.
Areanya cukup luas dan sepeda motor tertata dengan rapi dan
teratur. Pencahayaan di malam hari juga cukup baik dan tidak
menyilaukan mata. Karena tempat parkir ini letaknya outdoor,
maka sirkulasi udaranya pun cukup baik.
21
Gambar 4.2 Kondisi tempat parkir mobil dan sepeda motor di
Bandara Juanda
Namun di beberapa bagian dari area parkir masih banyak
ditemukan sampah yang berserakan. Hal ini membuat area
parkir tampak kurang bersih. Ketersediaan tempat sampah juga
kurang. Hanya ditemukan sejumlah tempat sampah di beberapa
titik dari area parkir. Tempat sampah yang tersedia terkesan
seadanya. Hal ini juga yang mungkin mngakibatkan banyak
sampah yang berserakan di area parkir.
Gambar 4.3 Kondisi tempat sampah yang tersedia di area
parkir Bandara Juanda
22
Gambar 4.4 Sampah yang berserakan di area parkir Bandara
Juanda
2. Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau mudah ditemui di Bandara Juanda hampir
di setiap sisi. RTH ditata dengan rapi dan setiap tepinya diberi
pembatas. Di setiap bagian, hampir selalu ditanami beraneka
jenis tanaman peneduh dan tanaman estetika. Tidak jarang
ditemukan kumpulan pepohonan yang rindang. Berbagai
macam tanaman yang ditanam ini membuat lingkungan
bandara menjadi asri.
23
Gambar 4.5 Ruang terbuka hijau yang ada di Bandara Juanda
Tetapi jumlah tempat sampah di RTH masih belum memadai.
Keadaan tempat sampahnya pun masih belum baik meski telah
disediakan tempat sampah untuk sampah basah atau kering di
beberapa titik dari RTH.
Gambar 4.6 Tempat sampah kering dan basah yang ada di
RTH Bandara Juanda
3. Sarana peribadatan
Sarana peribadatan yang ada di Bandara Juanda adalah
musholla. Musholla ini sangat terjaga kebersihan dan
kerapiannya. Tidak ada kotoran atau sampah yang berserakan
di ruang sholat. Alat sholat tertata rapi di lemari yang
disediakan. Karpet sebagai alas sholat juga cukup bersih.
Demikian pula tempat berwudlu. Tempat wudlu sangat bersih
dan terhindar dari bau. Aliran air dari kran di tempat wudlu
lancar. Sehingga pengunjung dapat menjalankan ibadahnya
dengan nyaman dan baik.
24
Gambar 4.7 Kondisi musholla di Bandara Juanda
4. Pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia di Bandara Juanda
adalah klinik yang bernama klinik Graha.
Gambar 4.8 Klinik Graha sebagai fasilitas kesehatan di
Bandara Juanda
5. Pertokoan
Pertokoan yang ada di sini adalah dalam bentuk minimarket,
kafetaria atau foodcourt. Jadi terdapat banyak meja dan kursi
sebagai tempat makan yang dikelilingi oleh penjual makanan.
Banyak sekali jenis makanan yang dijual di kafetaria bandara
25
ini. Beragamnya jenis makanan yang dijual diimbangi dengan
kebersihan tempat yang terhindar dari kotoran dan lalat atau
serangga lainnya. Kebersihan terjaga didukung dengan adanya
tempat penampungan sampah sementara dan pegawai yang
siap menjaga kebersihan setiap saat. Para karyawan di setiap
gerai makanan menjaga kebersihan gerai mereka dengan baik
juga menjaga kebersihan makanan yang mereka jual hingga
sampai ke tangan pembeli untuk dikonsumsi.
Gambar 4.9 Kafetaria Bandara Juanda
26
4.2.3 Kondisi Unit
Berikut adalah hasil pengamatan yang kami lakukan:
No.
Aspek yang diamati BOBOT NILAI SKORKomponen IndikatorI. Bagian Luar
1. Tempat parkir
Keadaan tempat parkir(Kebersihan, tidak ada sampah berserakan, dan tidak ada genangan air)
3 2 6
Adanya tempat sampah(keadaan, jumlahnya)
3 5 15
Pencahayaan(waktu malam hari)
1 5 5
Pemisahan R2 dan R4 1 5 5Vektor 1 3 3Hydrant 1 2 2Luas Lahan 1 3 3
2. Jalur hijau
Adanya Tanaman Peneduh(banyak, jarang, tidak ada sama sekali)
2 4 8
Adanya Tanaman Estetika (banyak, jarang, tidak ada sama sekali
2 4 8
Hydrant 1 2 2Tempat Sampah 1 2 2
II. Bagian Dalam1. Ruang tunggu
pengantarKebersihan ruangan(Bersih, rapi, nyaman)
4 4 16
Kondisi (kebersihan) bangunan:- Keadaan langit-langit- Keadaan dinding- Keadaan lantai
3 4 12
Pencahayaan:- Lampu yang digunakan
(jenis)- Pencahayaan minimal(Jumlah lampu, tingkat penerangan)
2 5 10
27
Penghawaan- Ventilasi (min 25% dr
luas lantai)- AC (jumlah, jenis, daya,
tingkat kesejukan)- Kualitas udara (pengap,
biasa)
3
1
5
5
15
5APARVektor 1 5 5Keadaan tempat duduk- Bersih, rapi, bebas kutu- Jumlah kursi- Kenyamanan
3 3 9
Ketersediaan tempat sampah- Tersedianya tempat
sampah- Adanya pemilahan
sampah (Anorganik, Organik, Elektronik)
3 3 9
2. Toilet Keadaan ruangan(kebersihan, kerapian, kenyamanan)
3 5 15
Kondisi bangunan:- Keadaan langit-langit
(jarak)- Keadaan dinding- Keadaan lantai (tidak
licin, kedap air, mudah dibersihkan)
- Tidak dekat dengan tempat yang berhubungan dengan pengolahan makanan
2 4 8
Keadaan kloset- Jumlah- Kondisi
(Berfungsi/tidak)- Kebersihan
2 5 10
Penanda yang jelas antara toilet pria dengan wanita
1 5 5
Ketersediaan air- aliran, mudah dijangkau,- Penyimpanan air
(kapasitas)
2 5 10
Keadaan air memenuhi:- Syarat Fisik (warna, 2 4 8
28
kejernihan, bau)Tempat cuci tangan / wastafel- ada sabun, tisu, hand
dryer, kaca
1 4 4
Terdapat Pengharum Ruang
1 4 4
Toilet dan kamar mandi karyawan dan pengunjung dipisah
1 2 2
Penghawaan- Ventilasi (min 25% dr
luas lantai)- AC, Exhaust fan- Kualitas udara (pengap,
biasa)
2 5 10
Pencahayaan:- Lampu yang digunakan
(jenis)- Pencahayaan minimal(Jumlah lampu, tingkat penerangan)
1 5 5
Kamar mandi untuk orang berkebutuhan khusus- Ada pegangan/tidak- Kebersihan
1 5 5
Ada tempat sampah 1 3 33. Tempat
sampah Volume 2 4 8Keadaan (Kebersihan, terawat/ tidak)
3 4 12
Pengangkutan Sampah dari tiap ruang (diangkut/dikosongkan tiap hari)
2 5 10
Memenuhi syarat/tidak:- Bahan yang kuat, ringan,
tahan karat dan kedap air.
- Permukaan bagian dalam halus dan rata
- Mempunyai tutup yang mudah dibuka/ditutup tanpa mengotori tangan
- Sesuai dengan produksi sampah per hari
- Mudah diisi dan dikosongkan
3 3 9
4. Kafetaria Kebersihan tempat 3 4 12
29
Penyajiannya terhindar dari pengotoran akibat lalat danserangga lainnya.
3 5 15
Tersedianya tempat penampungan sampah sementara
2 3 6
Kesehatan danKebersihan karyawan
1 5 5
APAR 1 3 35. Musholla Kebersihan tempat
berwudhu3 5 15
Kebersihan ruang tempat sholat
3 4 12
Kebersihan alas/tikar dan alat sholat
2 3 6
Air wudhu memenuhi syarat fisik.
2 5 10
Adanya Rak Sepatu 1 4 4APAR 1 5 5
6. Sarana Yankes Terdapat pelayanan kesehatan
3 5 15
7. Sarana Kebersihan
Kerapian karyawan 2 4 8Jumlah 3 4 12Ketersediaan alat kebersihan
3 3 9
Total 405
Berdasarkan hasil observasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Bandar Udara
Juanda termasuk dalam kategori sanitasi baik.
30
BAB V
PENUTUP
5. 1. Kesimpulan
Menurut hasil observasi kami, sanitasi Bandara Internasional Juanda sudah
memenuhi kriteria sanitasi yang baik dan sudah memadai bagi para
pengunjung dan pengguna fasilitas Bandara Internasional Juanda. Hanya
terdapat beberapa hal yang masih perlu mendapat perhatian, diantaranya
area parkir yang masih banyak dijumpai sampah, terutama area parkir roda
dua. Di ruang tunggu pengantar (daerah anjungan) juga tidak terdapat area
khusus untuk perokok sehingga asap rokok menyebar ke seluruh ruangan
dan mengganggu pengunjung yang lain, dan fasilitas tempat sampah yang
kurang memenuhi persyaratan sebagai bandar udara.
5. 2. Saran
1. Apabila akan mengadakan ataupun melakukan kegiatan observasi
maupun penelitian sebaiknya juga menyertakan lampiran atau lembar
yang berisi tentang jaminan untuk tidak mempublikasikan ke media
massa mengenai hasil observasi maupun penelitian.
2. Pihak Bandara sebaiknya lebih memperhatikan pemilahan antara
sampah organik dengan sampah anorganik, tidak hanya pada tempat
sampah depan saja mungkin juga bisa diterapkan pada bagian dalam
Juanda.
3. Pada tugas kebersihannya terutama yang membersihkan toilet
sebaiknya lebih berhati-hati dan mengerjakan pekerjaannya dengan baik
dan benar.
31
DAFTAR PUSTAKA
http://hubud.dephub.go.id/?id+regulasi_km+detail, <diakses pada tanggal 15
September 2012>
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2194184-
pengertian-sanitasi-dan-konsep/#ixzz2DzVcvm4w, <diakses pada tanggal 3
Oktober 2012>
http://www.artikata.com/arti-349010-sanitasi.html, <diakses pada tanggal 3
Desember 2012>
http://ruryazzufar.blogspot.com/2009/11/contoh-makalah-sanitasi-tempat-
tempat.html <diakses pada tanggal 3 Desember 2012>
Undang-undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05
Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib
Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Keputusan Menteri Kesehatan 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman
Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum.
32