file · web viewpandangan islam terhadap keluarga berencana (kb) dan aborsi. makalah. ini...

26
PANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah “Masail Fiqhiyah” Disusun oleh : Ridhol Hudaa (210310185) Aditya Firmansyah (210310194) Mahfud Farid (210310207) Jurusan : Tarbiyah Prodi : PAI TB – F Dosen Pengampu : DR. ABID ROHMANU, M.H.I

Upload: leminh

Post on 04-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

PANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA

BERENCANA (KB) DAN ABORSI

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah

“Masail Fiqhiyah”

Disusun oleh :

Ridhol Hudaa (210310185)

Aditya Firmansyah (210310194)

Mahfud Farid (210310207)

Jurusan : Tarbiyah

Prodi : PAI

TB – F

Dosen Pengampu :

DR. ABID ROHMANU, M.H.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

PONOROGO

2011

Page 2: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

BAB I

PENADAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman modern ini, praktik perzinaan di masyarakat semakin

merebak. Hal ini jelas dalam pandangan Islam adalah dilarang termasuk

kepada perbuatan yang diharamkan. Dan akibat dari proses perzinaan itu

diantaranya adalah penggunaan jalan aborsi untuk menutupi aib dari hasil

perzinaan itu.

Selain itu, pada zaman modern ini tuntutan sebuah pekerjaan dan

ekonomi terkadang membuat seseorang ingin menunda dulu sebuah kelahiran

atau merencanakan suatu kelahiran ketika dianggapnya sudah mampu baik

secara ekonomi maupun mental. Salah jalan yang digunakan oleh mereka

yaitu dengan jalan KB (Keluarga Berencana). Ditambah lagi pemerintah

sangat menganjurkan program KB tersebut guna mengatasi pengangguran

dan membengkaknya penduduk Indonesia.

Menanggapi peristiwa tersebut tentunya sangat perlu bagi umat Islam

khususnya untuk mengetahui bagaimana hukum Islam menyikapi hal itu

melalui pendapat para ulama. Oleh karena itu, makalah ini akan mengulas

bagaimana pandangan Islam terhadap KB dan aborsi yang mungkin telah

menjadi budaya pada masa modern ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi KB dan aborsi?

2. Bagaimana pandangan Islam terhadap KB dan Aborsi?

3. Bagaimana hukum Indonesia terhadap KB dan Aborsi tersebut?

1

Page 3: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

BAB II

PEMBAHASAN

I. PANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA

A. DEFINISI KB (KELUARGA BERENCANA)

Keluarga Berencana (KB) merupakan terjemahan dari istilah Family

Palnning atau Planned Parenthood dalam Bahasa Inggris. Dalam Bahasa Arab

dikenal dengan istilah tanzim al-NasalI yang berarti pengaturan keturunan, yaitu

pasangan suami istri yang mempunyai perencanaan yang kongkrit menegenai

kapan anak-anaknya itu diharapkan lahir. Dengan kata lain KB dititik beratkan

pada perencanaan, pengeturan, dan pertanggung jawaban orang tua terhadap

anggota keluarganya agar mudah dan secara sistematis dapat merasakan keluarga

yang bahagia dan sejahtera. Untuk itu dilakukan berbagai upaya atau cara agar

dalam hubungan suami istri tidak terjadi kehamilan.1

Adapun dalam melaksanakan keluarga berencana digunakan sala satu alat

kontrasepsi yang sudah dikenal seperti: pil, suntikan, Kontra-indikasi, susuk KB,

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Sterilisasi (vasektomi/tubektomi).2

B. KELUARGA BERENCANA DALAM AGAMA ISLAM

a. Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga Berencan

Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang

perlu kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :

Surat An-Nisa’ ayat 9,

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang

pelaksanaan KB diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 1Ajat Sudrajat, Fikiah Aktual (Ponorogo: STIN Ponorogo Press, 2008), 31. 2Ibid., 35-37.

2

Page 4: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-Thalaq: 7. Dari ayat-ayat diatas maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan dalam KB antara lain,

menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan

biaya hidup berumah tangga.

b. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana

Dalam Hadits Nabi diriwayatkan: “Sesungguhnya lebih baik bagimu

meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan dari pada

meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang banyak.”

Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang

biaya rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak

mereka menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran

anak hendaknya dipikirkan bersama. 3

C. HUKUM KELUARGA BERENCANA

Di antara maksud tujuan agama Islam (maqasih syari’ah) dari adanya

pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan (littanasul) dan menghindari

suami atau isteri jatuh kepada perbuatan zina. Oleh karena itu, dalam banyak

hadits disebutkan bahwa Rasulullah saw memerintahkan ummatnya untuk

menikahi wanita yang penyayang dan subur (untuk memperoleh keturunan).

Dalam sebuah hadits shahih riwayat Imam Ahmad dari Anas bin Malik

disebutkan seperti di bawah ini:

Artinya: “Dari Anas bin Malik, bahwasannya Rasulullah saw memerintahkan

kami untuk menikah, dan melarang dengan sangat keras untuk tidak menikah.

Beliau kemudian bersabda: “Nikahilah oleh kalian (perempuan) yang penyayang

dan subur untuk memperoleh keturunan, karena sesungguhnya saya kelak pada

hari Kiamat adalah yang paling banyak ummatnya” (HR. Ahmad).

3Hukum KB dalam pandangan islam, (http://kabunvillage.blogspot.com/2011/10/hukum-kb-dalam-pandangan-Islam.html) , diakses pada tanggal 15-11-11.

3

Page 5: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

Bahkan bukan hanya itu, dalam sebuah hadits shahih lainnya yang

diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Imam Nasai, dari Ma’qal bin Yasar,

bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw sambil berkata: “Ya

Rasulullah, saya mendapatkan seorang wanita dari keturunan yang sangat baik

dan sangat cantik, akan tetapi dia mandul (tidak dapat hamil), apakah saya boleh

menikahinya?” Rasulullah saw menjawab: “Nikahilah oleh kamu (perempuan)

yang penyayang dan subur, karena aku kelak pada hari Kiamat yang paling

banyak ummatnya”.

Hadits ini, tidak berarti menikahi yang tidak subur tidak boleh, akan tetapi

sangat dianjurkan dan alangkah lebih baiknya apabila menikahi wanita-wanita

subur yang dapat melahirkan dan menghasilkan keturunan.

Dari hadits-hadits di atas nampak bahwa di antara tujuan utama adanya

pernikahan adalah untuk memperoleh keturunan. Dalam al-Qur’an, Allah juga

mengecam mereka yang tidak mau memperoleh keturunan dengan alasan semata-

mata karena takut miskin, rizki seret dan lain sebagainya. Hal ini karena sudah

merupakan janji Allah bahwa, Allah yang akan memberikan rizki kepada anak-

anak tersebut.

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut

kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga

kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”

(QS. Al-Isra: 31).

Dalam ayat lain Allah menegaskan bahwa semua makhluk di bumi ini,

Allah yang memberikan rizkinya:

Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah

yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan

tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh

mahfuzh)” (QS. Hud: 6).

4

Page 6: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

Dari keterangan-keterangan di atas, jumhur ulama berpendapat bahwa

seseorang yang tidak mau mempunyai anak dikarenakan semata-mata hanya

karena takut miskin, takut tidak dapat memberikan makan, tidak dibenarkan.

Karena dengan melakukan demikian, dinilai tidak meyakini dengan kekuasaan

Allah.

Dari sini juga, barangkali kita dapat mengkategorikan praktik KB ini

kepada dua bagian besar.

Pertama, melakukan program KB, dengan alasan takut tidak dapat

memberikan makan, takut miskin dan lain sebagainya, maka praktik KB seperti

ini tidak dibenarkan. Karena hal ini menyangkut keyakinan seorang muslim

kepada Allah, bahwa Allah yang akan memberikan rizkinya.

Selain itu, sebagian besar ulama juga tidak membolehkan seseorang yang

melakukan praktik KB dengan jalan memasang alat yang mengakibatkan si wanita

tidak dapat hamil selamanya (bukan sementara waktu), tanpa ada alasan syar’i

yang dibenarkan, bukan karena demi kesehatan si ibu atau lainnya. Untuk jenis

ini, praktik KB tidak diperbolehkan, karena tidak sesuai dengan di antara maksud

utama pernikahan dalam Islam.

Kedua, praktik KB untuk mengatur saja, demi kesejahteraan si anak atau

kesehatan si ibu. Misalnya, menurut dokter sebaiknya demi kesehatan si ibu, agar

melahirkan lagi setelah dua atau tiga tahun ke depan, atau agar jarak antara putra

yang satu dengan yang lain tidak terlalu dekat, atau dengan dasar agar pendidikan

setiap anak dapat terpantau dengan baik, atau menurut dokter, kalau jaraknya

terlalu dekat, akan mengakibatkan si anak kurang normal, atau kurang sehat, maka

untuk jenis ini diperbolehkan, karena ada alasan syar’i dan praktik KB tersebut

bukan untuk selamanya (sementara waktu saja). 

Di antara dalil diperbolehkannya praktik KB untuk jenis kedua ini adalah

hadits shahih riwayat Bukhari Muslim yang memperbolehkannya praktik ‘azl. ‘azl

adalah menumpahkan sperma di luar vagina, dengan maksud di antaranya agar si

isteri tidak hamil, baik demi alasan kesehatan si isteri atau lainnya. Praktik ‘azl ini

berlaku umum di kalangan sahabat, dan Rasulullah saw tidak melarangnya. Ini

5

Page 7: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

artinya, bahwa praktik tersebut dibenarkan. Di antara dalil yang membolehkan

praktik ‘azl ini adalah:

Artinya: “Jabir berkata: “Kami biasa melakukan ‘azl pada masa Rasulullah saw

dan pada waktu itu al-Qur’an masih turun” (HR. Bukhari Muslim).

Artinya: “Jabir berkata: “Kami biasa melakukan ‘azl pada masa Rasulullah saw,

lalu disampaikan hal itu kepada Rasulullah saw, dan beliau tidak melarang

kami” (HR. Muslim).

Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumiddin bab Adab Nikah

mengatakan, bahwa para ulama dalam masalah boleh tidaknya ‘azl ini terbagi

kepada empat pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa praktik ‘azl dengan

cara apa saja diperbolehkan. Pendapat kedua, praktik ‘azl dengan cara dan maksud

seperti apapun diharamkan. Pendapat ketiga, praktik ‘azl diperbolehkan, apabila

ada idzin dari isteri, apabila tidak ada idzin, maka ‘azl tidak diperbolehkan.

Keempat, praktik ‘azl diperbolehkan untuk budak-budak wanita, namun untuk

isteri-isteri meredeka tidak dibenarkan.

Imam al-Ghazali kemudian menutup perbedaan di atas dengan

mengatakan: “Menurut pendapat yang kuat dalam madzhab kami (madzhab

Syafi’i), praktik ‘azl mubah (boleh-boleh saja)”.

Jumhur ulama mengambil pendapat bahwa, ‘azl diperbolehkan

sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih riwayat Bukhari Muslim di atas,

selama ada idzin dari isteri.

Praktik KB pun dapat dianalogkan (dikiaskan) dengan praktik ‘azl ini,

sehingga menurut sebagian besar ulama, praktik KB dengan maksud untuk

mengatur keturunan (tanzhim an-nasl), dan bukan dalam artian tidak mau

6

Page 8: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

melahirkan selamanya (man’un nasl), diperbolehkan, sebagaimana proses ‘azl

yang dilakukan para sahabat di atas.4

Dalam ber-KB Islam membolehkan untuk KB Coitus Interuptus, IUD dan

laktasi, tetapi untuk KB yang sifatnya sterilisasi seperti vasektomi dan tubektomi

yang berakibat pemandulan tetap hal ini dilarang dalam agama, karena ada

beberpa hal yang prinsipal, yaitu: Sterilisasi bertentangan dengan tujuan pokok

perkawinan menurut Islam , yakni : perkawinan lelaki dan wanita selain bertujuan

unutk mendapatkan kebahagiaan suami istri dalam hidupnya dunia akhirat, juga

untuk mendapatkan keturunan yang sah yang diharapakan menjadi anak yang

saleh sebagai penerus cita-citanya. Mengubah ciptaan Tuhan dengan jalan

memotong dan menghilangkan sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi (saluran

telur).5

Fatwa MUI Pusat Hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia III

1430H/2009M di Padang Panjang 24-26 Januari 2009 yang dinukil dari diktat

Hasil-hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia III, Bagian Kedua tentang

Fatwa hukum penggunaan vasektomi sebagai alat kontrasepsi KB (keluarga

berencana), bahwa : “Vasektomi sebagai alat kontrasepsi KB sekarang ini

dilakukan dengan memotong saluran sperma. Hal itu berakibat terjadinya

kemandulan tetap. Adapun upaya rekanalisasi (penyambungan kembali) tidak

menjamin pulihnya tingkat kesuburan kembali yang bersangkutan. Oleh sebab itu,

Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia memutuskan praktik vasektomi

hukumnya haram.”6

4Aep Saepullah Darusmanwiati, Hukum KB dalam Islam (http://www.penerbitzaman.com/code.php?index=Ustadz_Menjawab&act=lihat&id=9), diakses tanggal 15-11-11.

5Hukum KB dalam pandangan islam, (http://kabunvillage.blogspot.com/2011/10/hukum-kb-dalam-pandangan-Islam.html) , diakses pada tanggal 15-11-11.

6 Fatwa Hukum Penggunaan Vasektomi Sebagai Alat Kontrasepsi Kb (Keluarga Berencana,) (http://www.ikadi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=138:fatwa-mui-pusat-hasil-ijtima-ulama-komisi-fatwa-se-indonesia-iii-1430h2009m-bagkedua&catid=35:sikap&Itemid=65), diakses tanggal 15-11-11

7

Page 9: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

II. PANDANGAN ISLAM TERHADAP ABORSI

A. DEFINISI ABORSI

Abortus (aborsi) yang dalam Bahasa Inggris disebut Abortion, berasal dari

Bahasa Latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Menurut Sardikin

Ginaputra dari FK UI, bahwa Abortus adalah pengakhiran kehamilan atau hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Dari pengertian di atas

dapat dikatakan bahwa Abortus adalah suatu perbuatan untuk mengakhiri masa

kehamilan dengan mengelurakan janin dari kandungan.7

B. MACAM-MACAM ABORSI

Untuk terjadinya Abortus, sekurang-kurangnya ada tiga unsur: pertama,

adanya embrio (janin) yang merupakan hasil pembuahan antara sperma dan ovum

dalam rahim. Kedua, Pengguguran itu adakalanya terjadi dengan sendirinya, tetapi

sering disebabkan manusia. Ketiga, keguguran itu terjadi sebelum waktunya,

artinya sebelum masa kelahiran tiba.8

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:

1. Aborsi Spontan / Alamiah

2. Aborsi Buatan / Sengaja

3. Aborsi Terapeutik / Medis

Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan

disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan

Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan

28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon

ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).

Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan

atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi

mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah

yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya.

Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

Adapun metode yang digunakan untuk abortus biasanya ialah:

1. Currattage dan Dilatege (C & D).7Ajat Sudrajat, Fikih Aktual ( Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2008), 21. 8Ibid., 22.

8

Page 10: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

2. Dengan alat khusus, mulut rahim dilebarkan, kemudian janin dikiret (di-

curet) dengan alat seperti sendok kecil.

3. Aspirasi, yakni penyedotan isi rahim dengan pompa kecil.

4. Hysterotomi (melalui operasi).9

C. HUKUM ABORSI

1. Hukum Aborsi Menurut Syari’at Islam

Pandangan Syariat Islam secara umum mengharamkan praktik aborsi. Hal

itu tidak diperbolehkan karena beberapa sebab :

a. Syariat Islam datang dalam rangka menjaga adhdharuriyyaat al-khams,lima hal

yang urgen, yaitu: memelihara ad-dien (agama), an-nafs (jiwa), an-nasl

(keturunan), al-mal (harta), dan al-‘aql (akal).

b. Aborsi sangat bertentangan sekali dengan tujuan utama pernikahan. Dimana

tujuan penting pernikahan adalah memperbanyak keturunan. Oleh sebab itu Allah

memberikan karunia kepada Bani Israil dengan memperbanyak jumlah mereka,

Allah berfirman : “Dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar” (Al-isra :

6 )

Nabi juga memerintahkan umatnya agar memperbanyak pernikahan yang

diantara tujuannya adalah memperbanyak keturunan. Beliau bersabda :

تزوجوا الودود الولود فإني مكاثر بكم األمم يوم القيامة“Nikahilah wanita penyayang nan banyak melahirkan, karena dengan

banyaknya jumlah kalian aku akan berbangga-bangga dihadapan umat lainnya

pada hari kiamat kelak”.

c. Tindakan aborsi merupakan sikap buruk sangka terhadap Allah.

Banyak manusia yang melakukan aborsi karena didorong rasa takut akan ketidak

mampuan untuk mengemban beban kehidupan, biaya pendidikan dan segala hal

yang berkaitan dengan konseling dan pengurusan anak. Ini semua merupakan

sikap buruk sangka terhadap Allah. Padahal, Allah telah berfirman :

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang

memberi rezkinya”

9 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (Jakarta: PT Gunung Agung, t.t), 78.

9

Page 11: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

Maka, Syariat Islam memandang bahwa hukum aborsi adalah haram

kecuali beberapa kasus tertentu. Dalam kalangan Ulama terdapat perbedaan

pendapat tentang praktik aborsi tersebut, dan mereka memiliki dalil-dalil yang

sama kuat pula, yaitu sebagi berikut:

1 .Dalil-dalil yang melarang dilakukannya Aborsi

Sebelum Islam datang, pada masa jahiliyah , kaum Arab mempunyai tradisi

mengubur hidup-hidup bayi yang baru dilahirkan. Allah SWT berfirman:

)٩(ب أي ذنب قت لت )٨وإ ذا الموءودة سئ لت )“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup- hidup ditanya, . karena

dosa Apakah Dia dibunuh”.( At Takwiir 8-9)

Islam membawa ajaran yang menentang dan mengutuk tradisi jahiliyyah

ini. Allah SWT berfirman:

اكم إ ن قتلهم وال تقتلوا أوالدكم خشية إ مالق نحن نرزقهم وإ يكان خ طئا كب يرا

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.

kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu.

Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”. (Al-Isra’ 31)

Pada perkembangan selanjutnya, pembunuhan tidak hanya dilakukan pada

bayi-bayi yang baru dilahirkan. Tetapi juga dilakukan dengan cara membunuh

calon-calon bayi yang akan dilahirkan. Dalam istilah fiqh disebut:

إجهاض , إمالص, إسقاط الطرحSementara ulama lain berpendapat, hukum menggugurkan kandungan

tidak dapat disamakan persis dengan membunuh bayi yang sudah dilahirkan.

Karena ketika sperma sudah memasuki rahim perempuan, masih ada proses

panjang sebelum akhirnya keluar menjadi bayi yang dilahirkan. Allah SWT

berfirman:

10

Page 12: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang

disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan

segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan

segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami

bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk)

lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”.( Al-mu’minun:12-

14)

Secara sederhana, pendapat para ulama mengenai hukum aborsi dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Apabila kandungan masih dalam bentuk gumpalan darah (40-80 hari) atau

masih dalam bentuk gumpalan daging (80-120 hari), maka hukumnya adalah

sebagai berikut:

Menurut Ibnu Immad dan Imam Al-Ghozali, haram hukumnya, karena

gumpalan itu akan menjadi makhluq yang bernyawa. Pendapat ini di dukung oleh

Imam Ibnu Hajar Al-Haytami.

2. Dalil-dalil yang membolehkan dilakukannya Aborsi

Hukum asal aborsi, sebagaimana yang telah dikemukakan adalah haram. Akan

tetapi dikarenakan kaidah:

الضرورات تبيح المحظورات“Hal-hal yang darurat dapat menyebabkan dibolehkannya hal-hal yang

dilarang”

Para Ulama kontemporer membolehkan aborsi dengan syarat-syarat

sebagai berikut :

1. Terbukti adanya penyakit yang membahayakan jiwa sang ibu.

2. Tidak ditemukannya cara penyembuhan kecuali dengan cara aborsi.

3. Adanya keputusan dari seorang dokter yang dapat dipercaya bahwa aborsi

adalah satu–satunya cara untuk menyelamatkan sang ibu.

Imam Abu Ishaq Al-Marwazi berpendapat bahwa hukum mengaborsi

adalah boleh. Karena kenyataannya gumpalan itu masih belum dapat dikatakan

makhluk yang bernyawa. Pendapat ini didukung oleh Imam Romli.

11

Page 13: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

Sedangkan hukum aborsi pada kandungan yang sudah berusia 120 hari hukumnya

adalah haram dan tergolong dosa besar, karena pada usia itu kandungan sudah

berbentuk makhluk hidup dan bernyawa sehingga hukumnya sama dengan

membunuh manusia. Dalam hadits dinyatakan:

إن أحدكم يجمع خلقه ف ي بطن أمه أربع ين يوما نطفة , ثمل يكون علقة م ثل ذل ك , ثم يكون مضغة م ثل ذل ك , ثم يرس

وح . رواه الشيخان الملك فينفخ ف يه الر“Sesungguhnya kalian dikumpulkan didalam rahim ibu selama 40 hari dalam

bentuk air mani, dan 40 hari dalam bentuk gumpalan darah, dan 40 hari dalam

bentuk gumpalan daging, lalu Allah SWT mengutus malaikat meniupkan ruh”

(HR.Bukhori,Muslim)

Pelaku aborsi pada kandungan yang sudah berusia 120 hari juga tergolong

pembunuhan yang mewajibkan kaffaroh, yakni puasa dua bulan secara berturut-

turut atau memberi makan 60 orang miskin bagi yang tidak mampu puasa.

Disamping itu juga wajib membayar denda jinayah 5% diyat atau setara dengan

harga emas seribu dinar. Satu dinar setara dengan emas 4.250 gr.

Akan tetapi menurut pendapat yang di nuqil oleh Imam ibnu Hajar Al-Haytami

dalam kitab Tuhfatu al-Muhtaj dari sebagian ulama madzhab Hanafi, hukum

mengugurkan kandungan secara mutlak diperbolehkan meskipun kandungan

sudah memasuki usia 120 hari. Namun pendapat ini diragukan kebenarannya oleh

Ibnu Abdil Haq As-sanbathi. Beliau berkata: “Aku menanyakan masalah ini

kepada sebagian ulama madzhab Hanafi, dan mereka mengingkarinya. Mereka

bahkan mengaku berpendapat boleh dengan syarat sebagaimana diatas (sebelum

kandungan berusia 120 hari).

Meskipun pendapat ini diragukan kebenarannya oleh sebagian ulama, akan

tetapi Syekh Sulaiman Al-Kurdi tetap memperbolehkan untuk diikuti dengan

terlebih dahulu bertaqlid kepada madzhab Hanafi. Dengan demikian, pendapat ini

layak dijadikan sebagai solusi ketika menghadapi kondisi yang mengharuskan

untuk dilakukan aborsi untuk menyelamatkan nyawa ibu.

2. Hukum Aborsi Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia

12

Page 14: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau

pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus

Provocatus Criminalis”. Yang menerima hukuman adalah: 1) Ibu yang

melakukan aborsi. 2) Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan

aborsi. 3) Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi. Berikut beberapa

pasal yang terkait aborsi dalam KUHP:

Pasal 229

1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya

supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa

karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana

penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.

2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau

menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia

seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

3) Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian

maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Pasal 341

Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat

anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa

anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara

paling lama tujuh tahun.

Selain pasal-pasal di atas, masah banyak pasal lain melarang adanya tindakan

aborsi di Indonesia, yaitu: pasal 342, pasal 343, pasal 346, pasal 347, pasal

348, pasal 349.10

10http://ricky-diah.blogspot.com/2011/04/aborsi-menurut-perspektif-ushul-fiqh.html . diakses tanggal 15-11-11.

13

Page 15: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. KB (Keluarga Berencana) adalah pasangan suami istri yang telah mempunyai

perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar

setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan

merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, disesuaikan dengan

kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya. Sedangkan

aborsi adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi

kesempatan untuk bertumbuh (lahir).

2. Dalam ber-KB Islam membolehkan asalkan tidak menggunakan metode atau

alat yang dapat membahayakan diri atau memberi dampak buruk kepada diri

manusia sendiri. Sedangakan untuk aborsi Islam berpandangan bahwa

hukum aborsi adalah haram kecuali beberapa kasus tertentu (darurat), yaitu

hal-hal tertentu yang mengancam jiwa si ibu atau janin.

3. Pandangan pemerintah Indonesia terhadap KB adalah sangat menganjurkan

melihat pemerintahan Indonesia yang masih dalam tingkat negara

berkembang yang membutuhkan banyak SDM yang baik dan unggul bukan

banyak yang menambah beban negara. Sedangkan pandangan pemerintah

Indonesia terhadap praktik aborsi adalah sangat menentang ditunjukkan

dengan tindakan aborsi diancam dengan hukuman pidana.

4.

14

Page 16: file · Web viewPANDANGAN ISLAM TERHADAP KELUARGA BERENCANA (KB) DAN ABORSI. Makalah. ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata. Kuliah “ Masail Fiqhiyah

DAFTAR PUSTAKA

Aborsi Menurut Perspektif Ushul Fiqh,

http://ricky-diah.blogspot.com/2011/04/aborsi-menurut-perspektif-

ushul-fiqh.html.

Darusmanwiati, Aep Saepullah. Hukum KB dalam Islam

(http://www.penerbitzaman.com/code.php?

index=Ustadz_Menjawab&act=lihat&id=9).

Fatwa Hukum Penggunaan Vasektomi Sebagai Alat Kontrasepsi Kb (Keluarga

Berencana,) (http://www.ikadi.or.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=138:fatwa-mui-pusat-hasil-

ijtima-ulama-komisi-fatwa-se-indonesia-iii-1430h2009m-

bagkedua&catid=35:sikap&Itemid=65).

Hukum KB dalam pandangan islam,

http://kabunvillage.blogspot.com/2011/10/hukum-kb-dalam-

pandangan-Islam.html.

Sudrajat, Ajat. Fikiah Aktual. Ponorogo: STIN Ponorogo Press, 2008.

Zuhdi, Masjfuk Masail Fiqhiyah. Jakarta: PT Gunung Agung, t.t.

15