dobutamin
DESCRIPTION
ghgTRANSCRIPT
BYKELOMPOK VI
DOBUTAMIN
PENGERTIAN
Dobutamin merupakan magonis
beta yang proten dan memiliki
efek alfa yang lemah jadi
tidak terlalu menurunkan
resistensi perifer sehingga
tidak menyebabkan reflek
takikardia.
INDIKASI
Pengobatan pada jantung
Hipersensitif terhadap dobutamine atau
sulfit (beberapa sediaan mengandung sodium
metabisulfat), atau beberapa komponen
dalam formulasi, idiopathic hypertrophic
subaortic stenosis (IHSS)
DOSIS
Kecepatan infus : 2.5-10 mg/kg berat
badan/menit. Dosis dapat ditingkatkan
sampai dengan 40 mcg/kg berat badan/menit
EFEK SAMPING
Sakit kepala, nyeri angina, nyeri dada non
spesifik, palpitasi, napas memendek,
hipotensi, flebitis.
Takikardia dan meningkatnya tekanan darah
sistolik menunjukkan terjadi overdosis,
flebitis, jarang terjadi efek trombositopenia
INTERAKSI OBAT
Meningkatkan efek/toksisitas, anastetik umum
(contoh: halothan atau siklopropan) dan
menyebabkan aritmia ventrikular. Bretylium
dapat mempotensiasi efek dobutamin. Beta
blocker (nonselective) dapat meningkatkan
hipertensi,hindari penggunaan secara
bersamaan. Kokain dapat menyebabkan aritmia
hebat.
SEDIAAN
Vial 250 mg/10 mL x 1
Farmakologi
Dobutamin merupakan amina
sompatimometik yang mempunyai efek
stimulasi yang kuat pada reseptor B1 dan
efek yang lemah pada reseptor di jantung
Farmakinetik
Setelah pemberian secara intravena ,mula
kerja dobutamin timbul dalam waktu 2 menit
konsentrasi plasma puncak dan efek obat
terjadi dalam waktu 10 menit setelah
pemberian awal infus intravena
Cara pengunaan obat dobutamin
Dobutamin secara infus intravena yang di
berikan sebanyak 2,5- 40 kg per menit yang
di sesuaikan secara individual berdasarkan
pada denyut jantung dan irama
jantung ,tekanan darah dan dioresis
Farmakodinamika
Struktur senyawa dobutamin mirip dopamin, tetapi dengan substitusi aromatic yang besar pada gugus amino. Dobutamin merupakan campuran resemik dari kedua isomer / dan d. Isomer / adalah α1-agonis yang poten sedangkan isomer d α1-bloker yang poten. Sifat agonis isomer / dominan, sehingga terjadi vasokontriksi yang lemah melalui aktivasi reseptor α1. Isomer d 10 kali lebih poten sebagai agonis reseptor β daripada isomer / dan lebih selektif untuk reseptor β1 daripada β 2.
THANK YOU