doa syafaat1

108
BAB I PENTINGNYA BERDOA John Wesley mengatakan “Allah tidak melakukan apapun di dunia kecuali memberikan jawaban doa.”sebab itu perlu sekali kita mencari tahu mengapa berdoa itu penting. Ada pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran manusia yakni “Apakah Allah yang berdaulat dan maha kuasa itu memerlukan peran serta kita atau tidak? Apakah doa-doa kita diperlukan? Jika ya, mengapa? Doa-doa kita dapat membawa kebangunan rohani dan pemulihan. Doa kita juga dapat membawa kesembuhan, atau bahkan mengubah suatu Negara. E.M Bounds mengatakan “Allah membentuk dunia ini dengan doa. Semakin banyak doa di dunia ini, semakin baiklah dunia ini, dan semakin kuatlah tentara-tentara Allah dalam berperang melawan iblis… Doa orang-orang kudus merupakan persediaan kekayaan” surgawi, yang olehnya Allah dapat melaksanakan karya besar-NYa di dunia ini. Hanya dengan doalah, kita akan menerima kehidupan dan kemakmuran Allah” 1 Jadi pentingnya kita berdoa sangat berhubungan dengan rencana Allah mula-mula ketika Adam diciptakan Tuhan. Apakah yang menjadi tujuan Allah? Padamulanya Allah memberikan kepada Adam dan Hawa serta keturunan mereka kuasa untuk memerintah/memelihara seluruh ciptaan-Nya, Kej 1:26-28 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung- burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan 1 Paul E. Billheimer, Destined for the Throne (fort Washington,Pa.:Christian literature Crusade, 1975)51.

Upload: flydeed

Post on 21-Jun-2015

498 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: DOA SYAFAAT1

BAB I

PENTINGNYA BERDOA

John Wesley mengatakan “Allah tidak melakukan apapun di dunia kecuali memberikan

jawaban doa.”sebab itu perlu sekali kita mencari tahu mengapa berdoa itu penting. Ada pertanyaan

yang sering muncul dalam pikiran manusia yakni “Apakah Allah yang berdaulat dan maha kuasa itu

memerlukan peran serta kita atau tidak? Apakah doa-doa kita diperlukan? Jika ya, mengapa? Doa-doa

kita dapat membawa kebangunan rohani dan pemulihan. Doa kita juga dapat membawa kesembuhan,

atau bahkan mengubah suatu Negara. E.M Bounds mengatakan “Allah membentuk dunia ini dengan

doa. Semakin banyak doa di dunia ini, semakin baiklah dunia ini, dan semakin kuatlah tentara-tentara

Allah dalam berperang melawan iblis… Doa orang-orang kudus merupakan “persediaan kekayaan”

surgawi, yang olehnya Allah dapat melaksanakan karya besar-NYa di dunia ini. Hanya dengan doalah,

kita akan menerima kehidupan dan kemakmuran Allah” 1

Jadi pentingnya kita berdoa sangat berhubungan dengan rencana Allah mula-mula ketika

Adam diciptakan Tuhan. Apakah yang menjadi tujuan Allah? Padamulanya Allah memberikan kepada

Adam dan Hawa serta keturunan mereka kuasa untuk memerintah/memelihara seluruh ciptaan-Nya,

Kej 1:26-28 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,

supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas

seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan

manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan

perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:

"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas

ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Artinya Allah tidak menyerahkan kepemilikan atas bumi, namun IA memebrikan tanggung jawab untuk

mengaturnya kepada manusia. Dalam kej 2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan

menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Kata

“memelihara” merupakan terjemahan dari kata shamar yang berarti “Menjaga atau melindungi”2.

Adam adalah wakil Allah di dunia. Wakil artinya adalah seseorang yang menghadirkan

kembali kehendak orang yang diwakilinya. Kita adalah mewakili Kristus dalam menyatakan

kehendak-Nya di dunia. Sebab itu kita hendaknya senantiasa menghadirkan Dia kembali ketika kita

berbicara dalam nama-Nya. Kita adalah gambaran/tselem atau bayangan dari wujud Allah. Karena itu

Adam adalah seorang yang “sangat penting” di bumi. Adam mewakili Allah, dan menyatakan

1 Paul E. Billheimer, Destined for the Throne (fort Washington,Pa.:Christian literature Crusade, 1975)51.2 William Wilson, Old Testament Word Studies (Grand Rapid:Kregel Publications,1978),236

Page 2: DOA SYAFAAT1

kehendak-Nya dimuka bumi ini. Adam adalah pengurus dan pengelolah yang Allah tempatkan di

bumi. Karena itu baik buruknya keadaan bumi semua bergantung kepada Adam dan keturunannya.

Jika ular/ iblis sampai dapat kendali, itu pun disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Dalam

hubungannya dengan doa, kuasa yang diterima Adam sangat sempurna dan utuh sehingga ia, tidak

hanya Allah, mampu memberikan kuasanya kepada orang lain! Dan kejatuhan manusia dengan

mentaati apa yang iblis katakan membuat Adam tertipu dan menyerahkan kekuasaan itu kepada iblis.

(Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai

hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa

yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada

kebenaran? (Rom 6:16). Karena itu ketika iblis mencobai Yesus ia mengatakan (Luk 4:6-7) Kata Iblis

kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu

telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi

jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." Yesus juga menjuluki iblis

sebagai “penguasa dunia ini” dan karena begitu sempurna dan utuh keputusan Allah untuk melakukan

banyak hal dalam dunia melalui manusia, Ia harus menjelma menjadi manusia untuk merebut kembali

kuasa yang telah diberikan Adam kepada iblis. Allah harus menjadi bagian dari umat manusia. Karena

itulah untuk selama-lamanya , manusia akan menjadi penghubung Allah dalam hal otoritas dan

perbuatan-perbuatannya dimuka bumi ini.

Allah memilih, semenjak penciptaan , untuk bekerja di bumi melalaui manusia, dan tidak

terpisah dari manusia. Allah selalu bekerja dengan pola itu. Bahkan Ia relamembayar harga untuk

manusia. Walaupun Allah kita adalah yang berdaulat dan Mahakuasa. Karena itu dapat kita lihat

bahwa:

Allah dan manusia, walau apapun yang terjadi, tetap bekerja sama.

Allah membutuhkan orang-orang yang setia.

Allah membutuhkan sebuah bangsa supaya Ia dapat bekerja melaluinya.

Allah membutuhkan para nabi.

Allah membutuhkan para hakim.

Allah membutuhkan juruselamat dalam wujud manusia.

Allah membutuhkan tangan manusia untuk menyembuhkan, suara manusia untuk

berbicara, dan kaki manusia untuk pergi

Jadi Allah menginginkan kita berdoa agar kita kan Dia kebebasan untuk melakukan kehendaknya

Dalam 1 Raja-raja 18 kita dapat melihat bagaimana Allah bekerja sama dengan manusia untuk

Ia menyatakan kehendak-NYa. “Dan sesudah beberapa lama, datanglah firman TUHAN kepada Elia

dalam tahun yang ketiga: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada Ahab, sebab Aku hendak memberi

2

Page 3: DOA SYAFAAT1

hujan ke atas muka bumi." (1Ki 18:1) setelah Tuhan melalui Elia mengatakan bahwa tidak akan turun

hujan selama 3 ½ tahun, sekarang Allah mengatakan hal yang berbeda, dimana Ia meminta Elia

menyatakan diri kepada Ahab dan Tuhan akan memberikan air kepada bangsa itu. Kita dapat melihat

hal itu sebagai inisiatif dari Allah. Namun pertanyaannya adalah mengapa Elia harus berdoa sampai

tujuh kali agar hujan itu turun. Disinilah kita mnegerti bahwa meskipun Allah yang merencanakan

tentang hujan itu namun Allah ingin kita bertekun dan mengerjakan tugas kita samapai tuntas. Hal lain

yang kita dapat pelajari dari masalah Elia ini adalah Allah memilih untuk bekerja manusia. Andrew

Murray mengatakan “Pemberian Allah tidaklah dapat dipisahkan dari permintaan kita… hanya dengan

doa syafaatlah kuasa itu dapat diturunkan dari surga sehingga aqkan memampukan gereja menaklukan

dunia.”3

Daniel adalah contoh lain yang mengerti bahwa Allah membutuhkan peran serta manusia

sebab itu ia berkata “lalu aku mengarahkan perhatianku kepada Tuhan Allah untuk mencari Dia

melalui doa dan permohonan, sambil berpuasa dan mengenakan kainkabung serta abu” (Dan 9:3

NASB). Sekali lagi Paul E.Billheimer mengatakan: “Daniel menyadari bahwa doa syafaat sangat

penting dalam mewujudkan penggenapan nubuat. Allah yang membuat nubuat itu. Namun ketika tiba

waktunya untuk menggenapkan nubuat itu Allah tidak dapat menggenapinya begitu saja diluar

program doa yang ditetapkan-Nya. Ia mencari seseorang yang kepada-Nya Allah dapat menaruh beban

doa itu… dan seperti biasa Allah membuat keputusan di dalam surga. Seorang manusia telah

dipanggil untuk melaksanakan keputusan itu dimuka bumi melalui doa syafaat dan iman.4

Allah perlu doa-doa kita. Meskipun keberadaan Allah utuh, bebas dan sama sekali tidak

bergantung pada benda ciptaan-Nya (baca KIs 17:24-25) dan Allah memiliki semua sumber di dalam

genggaman-Nya (Baca Maz 50:10-12). Namun Allah tetap membutuhkan doa-doa kita: dalam Yeh

22:30-31 NASB dikatakan: “Dan Aku mencari ditengah-tengah mereka seorang yang hendak

membangun tembok dan berdiri sebagai perantara untuk negeri itu dihadapanku, supaya jangan

Kumusnahkan; tetapi AKu tidak menemuinya. Maka Aku mencurahkan geramKu atas mereka dan

membinasakan mereka dengan apikemurkaanKu; kelakuan mereka kutimpakan atas kepala mereka,’

demikaianlah Firman Tuhan.”

Makna yang tersirat dalam ayat ini sangatlah mengejutkan. Kekudusan, integritas, serta

kebenaran Allah yang tidak kenal kompromi itu mencegah Allah mentolerir dosa . setiap dosa harus

dihakimi. Namun dilain pihak Allah sangat mengasihi manusia kasih-Nya ingin menebus, memulihkan

dan menunjukkan belaskasihan kepada kita. Alkitab menjelaskan bahwa Ia tidak senang akan

kebinasaan orang-orang berdosa. (baca Yeh 33:11). Ayat ini menjelaskan .”jika keadilanKu menuntut

3 Andrew Murray, The Ministry of Intercessory Prayer (Minneapolis:Bethany House Publishers,1981) 22,23.4 Paul E. Billheimer, Destined for the Throne (fort Washington,Pa.:Christian literature Crusade, 1975) 107

3

Page 4: DOA SYAFAAT1

adanya penghakiman, kasih-Ku menghendaki pengampunan. Jika saja aku dapat menemukan manusia

yang berseru kepadaku untuk menaruh belas kasihan kepada orang-orag ini, maka aku dapat

menyelamatkan mereka. Sebab tidak kutemukan seorangpun maka aku terpaksa membinasakan

mereka.” Peter Wagner mengatakan: “kita harus menyadari bahwa Allah berdaulat itu memiliki alas

an-alasan-Nya sendiri untuk menciptakan dunia ini hingga banyak hal yang benar-benar menjadi

kehendak-Nya bergantung kepada tindakan manusia. Allah membiarkan manusia membuat keputusan-

keputusan yang dapat megubah sejarah… ketidak aktifan manusia tidak menghapus penebusan Allah,

namun hal itu membuat penebusan itu tidak efektif bagi orang-orang yeng terhilang.”5

Ini adalah sebuah tanggung jawab yang juga merupakan hak istimewa yang Allah berikan bagi

kita semua Jack Hayford mengatakan “Doa adalah kemitraan antara anak tebusan Allah dengan Allah

sendiri. Anak itu bergandengan tangan dengan Allah untuk mewujudkan tujuan penebusan-NYa di

muka bumi.”

Pertanyaan renungan.

1. menurut saudara seberapa besar kuasa Adam (umat manusia) dimuka bumi ini? Dalam

hubungan dengan doa. Coba jelaskan kaitan keduanya?

2. Apa maksud Allah saat berkata menciptakan kita seturut gambar dan rupa Allah?

3. Dapatkah anda menggambarkan perasaan anda ketika anda disebut Allah sebagai mitra

kerja-Nya?

BAB II

5 C.Peter Wagner, Confronting the Powers (Ventura, Calif.:Regal Books,1996) 242.

4

Page 5: DOA SYAFAAT1

MENGHADIRKAN YESUS KEMBALI

Apakah syafaat itu? Dalam kamus Webster syafaat berarti (pergi atau melewati diantara

sesuatu; bertindak ditengah-tengah diantara dua pihak dengan tujuan mendamaikan mereka yang

berbeda atau bertentangan pendapat; mencampuri; menjadi penengah; perantaraan). Jadi syafaat

adalah sebuah tindakan perantaraan, namun tindakan ini juga dapat dilaksanakan dalam bentuk doa.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa setelah manusia jatuh ke dalam dosa Adam gagal dalam

melaksanakan tugasnya, karena itu Allah mengutus manusia yang lain untuk melaksanakan serta

memulihkan posisi Adam yang semula. Adama yang terakhir yang dimaksud adalah Yesus. Kristus

datang untuk mewakili Allah di muka bumi. Ia menjadi seorang perantara atau mediator, yang berdiri

diantara Allah dan manusia, serta menghadirkan Allah kembali kepada manusia. Melalui Yesus

sekarang kita mengerti tentang Allah. Namun bukan itu saja, Kristus bukan saja mewakili Allah bagi

manusia namun juga mewakili manusia dihadapan Allah.

Sampai sekarang Yesus bersyafaat untuk kita, namun karyanya ini tidaklah diwujudkan dalam

bentuk doa melainkan sebagai orang yang berdiri disamping kita, ketika kita membawa doa-doa

permohonan kita kepada Bapa. Yesus adalah jaminan bahwa doa-doa kita sampai kepada Bapa. Sebab

itu tanpa Yesus tidaklah mungkin ada doa yang dapat sampai kepada Bapa. Sebab Alkitab berkata,

“karena Allah itu esa dan esa pula pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus

(1 Tim 2:5), jadi hanya ada satu perantara.

Kita adalah perpanjangan tangan Allah dalam menyalurkan apa yang Allah kehendaki bagi

dunia ini. Pamnggilan dan fungsi kita bukanlah menggantikan Allah, melainkan untuk mengijinkan

Allah bekerja melalui kita. Hal ini akan membantu kita agar terlepas dari intimidasi dan cukup

membesarkan hati kita mengetahui bahwa:

Sang pencipta ingin menyalurkannya melalui diri kita

Sang perantara ingin menjadi perantara melalui diri kita

Sang penengah ingin menengahi melalui diri kita

Sang wakil ingin menjadi wakil Allah melalui diri kita

Sang pemenang ingin kemenangannya diteguhkan melalui diri kita

Sang pelayan pendamaian telah mempercayakan pelayan pendamaian kepada kita (baca

2 Kor 5:18-19)

Kita tidak membebsakan siapapun juga, kita tidak mendamaikan siapapun juga dengan Allah,

karya Allah telah selesai dikerjakan. Karya pendamaian telah sempurna dikerjakan, pembebasan dan

kemenangan telah sempurna! Namun demikian dalam doa syafaat kita kita meneruskan pelayanan

Yesus melalui tubuh-Nya, yaitu Gereja, dimana kita menjadi penengah antara Allah dan manusia

5

Page 6: DOA SYAFAAT1

dengan tujuan mendamaikan kembali dunia dengan Allah, atau memutuskan hubungan antara iblis dan

manusia dengan tujuan meneggakkan kembali kemenangan Yesus di Kalvari.

Kristus membutuhkan manusia untuk menjadi wakilnya, sama seperti yang dilakukan Allah

Bapa. Manusia yang dipilih Bapa adalah Yesus; sedangakan manusia yang dipilih Yesus adalah kita

semua, yakni gereja-Nya. Ia berkata, “sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku

mengutus kamu” (Yoh 20:21). Konsep pengutusan ini sangat penting untuk kita pahami. Seorang

wakil atau seorang utusan memiliki kuasa selama mereka mewakili orang yang mereka utus. Dan

kuasa itu penekannnya bukan kepada yang diutus melainkan yang mengutus itu sendiri. Sebagai

contoh seorang duta besar. Ia memiliki kuasa untuk mewakili Negara pengutusnya. Namun kuasa

itbukan berasal dari dirinya sendiri melainkan dari Negara pengutusnya.

Yesus adalah seorang utusan. Itulah sebabnya Ia memiliki otoritas. Dan ia menerimanya dari

Bapa yag mengutus Dia. (Baca Yoh 14:10). Hal yang sama sekarangt terjadi kepada kita. Otoritas

yang ada pada kita berasal dari Yesus yang mengutus kita. Selama kita bekerja sesuai dengan

kapasitas itu maka kita bekerja di dalam otoritas Kristus. Intinya BUKAN KITA YANG

MELAKUKAN PEKERJAAN ITU, TETAPI YESUS.

Doa-doa syafaat kita melepaskan karya perantaraan Kristus yang telah Ia selesaikan, dan

karya-Nya memberikan kuasa pada doa-doa kita, untuk melepaskan karya Allah. Hal yang perlu kita

pahami adalah:

1. Kita harus sepenug hati percaya pada kemenangan Kristus di Kalvari-percaya bahwa

kemenangan itu telah sempurna dan selesai.

2. Kita harus bangkit di dalam peranan yang telah ditetapkan bagi kita, yakni sebagai

utusan-utusan, serta wakil resmi dari Sang Pemenang. Tantangan kita bukan hanya

membebaskan, tetapi percaya kepada Sang Pembebas; bukan hanya menyembuhkan

namun percaya kepada Sang Penyembuh.

Pertanyaan renungan.

1. Definisikanlah arti syafaat dan doa syafaat. Apa perbedaannya?

2. Apakah hubungan antara syafaat dan perantaraan?

3. coba jelaskan arti bahwa Kristus adalah Sang Perantara dan bahwa doa-doa kita

merupakan perpanjangan karya-Nya

4. Apakah arti penting menjadi yang “diutus”

BAB III

PERJUMPAAN-PERJUMPAAN YANG BAIK DAN YANG BURUK

6

Page 7: DOA SYAFAAT1

Yesus tergantung di kayu salib antara surga dan neraka. Dua perjumpaan terjadi, yakni: Yesus

berjumpa dengan Mempelai-Nya dan seekor ular/iblis berjumpa dengan kaki yang menghancurkan

kepalanya (kej 3:15)

Syafaat menciptakan perjumpaan. Bahasa ibraninya Syafaat adalah Paga, berarti “Berjumpa”.

Syafaat bukanlah berarti sebuah doa yang dinaikan, melainkan juga sesuatu yang dapat dilakukan

melalui doa. Karena syafaat berarti sebuah tindakan perantaraan/ menengahi. Namun di dalam syafaat

terjadi perjumpaan.

Pertama, kita akan melihat beberapa ayat Alkitab yang menggambarkan apa yang telah Yesus

lakukan saat Ia berjumpa dengan Allah Bapa untuk menciptakan sebuah perjumpaan anatara Allah dan

manusia. Kejatuhan manusia memebrikan dilemma bagi Allah. Sebab Ia bukan saja Allah yang penuh

kasih (yang menggambarkan belas kasihan, kebaikan, kasih dan pengampunan-Nya), namun Ia juga

adalah Allah Kebenaran (yang menggambarkan integritas dan keadilan-Nya). Ia tidak hanya

menggambarkan damai sejahtera (keamanan, keutuhan dan istirahat), namun juga keadilan (kekudusan

dan kemurnian). Dilemanya adalah Allah yang kudus, benar dan adil serta setia tidak dapat dengan

begitu sajamengampuni, memebrikan belas kasihan dan damai sejahtera kepada manusia yang telah

jatuh ke dalam dosa tanpa mencemarkan sifat-Nya. Sebab di dalam keadilan Allah setiap dosa harus

dihukum. Tidak ada jalan lain kecuali SALIB! Dikayu salib kasih dan kebenaran bertemu ( dosa harus

dihukum tetapi kasih Allah ingin menyelamatkan manusia; sebab itu Yesus adalah wujud kasih Allah

kepada manusia, Ia adalah manusia yang harus menerima hukuman akibat dosa dengan

menggantiokan kita, sehingga ketika dosa telah menerima hukumannya Allah dapat bersatu kembali

dengan manusia.)

Di dalam salib karya pendamaian Kristus digenapi, (2Co 5:18-19) “Dan semuanya ini dari

Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah

mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan

diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan

berita pendamaian itu kepada kami. Yesus mempercayakan pelayanan pendamaian ini kepada kita,

dengan kata lain melalui doa syafaat kita melepaskan buah yang telah Ia kerjakan melalui perantaraan

karya Perantaraan-Nya.

Ada sebuah kata yang menarik yang memiliki pengertian yang lebih lengkap tentang apa yang

terjadi di kayu salib. Dalam 1 Yoh 3:8 dikatakan, “untuk inilah anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu

supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan iblis.” Kata “membinasakan” di sini berasal dari bahasa

Yunani dari kata “luo” kata ini memiliki arti (1) menyatakan atau menetapkan bahwa seseorang tidak

lagi berada di bawah ikatan apapun; (2) membubarkan, mengakhiri, atau menyatakan tidak sah suatu

7

Page 8: DOA SYAFAAT1

kontrak dengan segala sesuatu yang bersifat mengikat secara legal. Yesus dating untuk memutuskan

ikatan legal iblis yang membelenggu manusia dan menyatakan bahwa kita tidak lagi diikat oleh

pekerjaan-pekerjaannya. Ketika Tuhan bersama-sama murid-Nya, Ia menyatakan “kepadamu akan

kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang

kau lepaskan di bumi akan terlepas di surga.” (Mat 16:19). Kata “melepaskan” dalam ayat ini

diterjemahkan dari kata “luo” sekarang meskipun Yesus telah menyelesaikan tugas-Nya untuk

menghancurkan kuasa iblis dan ikatannya atas manusia, namun, seorang manusia harus mewakili

Kristus dalam kemenangan-Nya dan meneguhkan kemenangan itu.

Pertanyaan renungan.

1. Dengan cara bagaimanakah perjumpaan menggambarkan syafaat? Bagaimana paga

menghubungkan kedua hal itu?

2. jelaskan dua jenis perjumpaan yang saling bertolak belakang yang dibahas dalam bab

ini. Bagaimana perjumpaan itu mewakili peristiwa Kalvari?

3. Definisikan arti luo dan berilah pendapat tentang Kristus yang melakukan luo. Dan

gereja yang melakukan luo?

BAB IV

SALING MENANGGUNG BEBAN

8

Page 9: DOA SYAFAAT1

Dalam Rom 12:5 kita diingatkan untuk menangislah dengan orang yang menangis, juga di ayat

yang lain dikatakan “bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu (Gal 6:2). Ayat ini tidak saja

berbicara hanya sekedar saling memanggung beban untuk suadara seiman di dalam Kristus, namun

lebih dari itu…kita menanggung untuk menyingkirkan beban itu. Ini berbicara pertama untuk saling

menanggung beban dan yang kedua untuk saling memindahkan beban. Untuk kata “menanggung” ini

dipergunakan 2 kata di dalam Perjanjian Baru, yakni; yang pertama ialah “anechomai” yang memiliki

arti menahan, menanggung, atau mengangkat sesuatu. Yang dapat ditafsirkan sebagai “berdiri

disamping saudara perempuan atau laki-laki pada waktu dibutuhkan untuk menguatkan dan

menghibur.” (baca KOl 3:13 dan Ef 4:2) dengan kata lain, kita harus berada di sisi saudara-saudara

kita yang lemah dan berbeban berat serta berkata kepada mereka, “engkau tidak akan jatuh atau

hancur binasa karena aku menopang dirimu. Kekuatanku adalah kekuatanmu juga, silahkan

bersandarlah kepadaku, selama aku masih dapat bertahan, engkaupun akan dapat bertahan.” Betapa

indahnya gambaran tubuh kristus ini. Dengan demikian buah-buah yang manis akan dihasilkan.

Kata kedua ialah “bastazo” yang berarti “menanggung, mengangkat atau menyangga,

menopang” sesuatu, dengan penegrtian mengangkutnya atau menyingkirkannya. Kata ini dipakai

dalam Rom 15:1-3 “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan

kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama

kita demi kebaikannya untuk membangunnya. Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya

sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah

mengenai aku." (baca Gal 6:2).

Contoh aspek syafaat(perantaraan) yang mengagumkan nemun kurang dimengerti, telah

diberikan oleh Kristus tatkala Ia mempertunjukkan kedua prinsip “menanggung beban” ini. Kita telah

memahami bahwa perantaraan-Nya bagi kita bukanlah berupa doa yang Ia naikkan, namun berupa

karya yang Ia kerjakan. Yesus “berdiri diantara manusia dan Allah” untuk memperdamaikan kita

dengan Bapa dan mematahkan kuasa iblis. Lebih dari itu, dengan memahami karya Kristus ini, kita

dapat memahami tugas kita. Karya perantaraan kristus mencapai pernyataannya secara penuh dan

menyeluruh manakala dosa-dosa kita “ditimpakan” kepada-Nya dan Dia “menanggung” serta

menyingkirkan dosa kita. Yes 53:6,12 mengatakan “ Kita sekalian sesat seperti domba, masing-

masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita

sekalian… ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara

pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk

pemberontak-pemberontak.”

9

Page 10: DOA SYAFAAT1

Bahasa Ibrani paga dipakai dua kali dalam ayat diatas, pertama sebagai “ditimpakan” dan

“berdoa” kedua contoh diatas mengacu pada pada saat dosa-dosa, kejahatan, penyakit-penyakit dan

lain-lain, ditimpakan kepada Yesus. Dalam Perjanjian Baru dikatakan dengan cukup jelas “Dia yang

tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan

oleh Allah. (2Co 5:21). Kemudian Kristus “menanggung” dan menjauhkan seluruh dosa dan

kelemahan kita, sejauh “dari Timur ke Barat” (Maz 103:12) bahasa Ibrani untuk “menanggung” ini

adalah nasa yang memiliki arti “memikul pergi” atau “memindahkan jauh-jauh”6 jadi penting untuk

pahami bahwa kita tidak saja hanya menanggung beban orang lain saja. Akan tetapi kita menopang

untuk memindahkannya serta mengeyahkannya.

Di dalam PL, ada dua binatang yang dipakai pada Hari Pendamaian. Binatang yang satu

dikurbankan, sementara yang lain digunakan sebagai kambing hitam. Setelah imam besar

menumpangkan tangannya ke atas kepala binatang yang menajdi kambing hitam seraya mengakui

dosa-dosa yang diperbuat oleh bangsanya, maka binatang itu dilepaskan pergi ke padang belantara

hingga lenyap tak terlihat lagi. Fakta ini melambangkan Kristus yang menjadi kambing hitam yang

disalibkan diperbatasan kota, menanggung kutuk kita, mengangkat serta melenyapkannya.

Sesungguhnya meskipun kita tidak ada bersama-sama dengan Yesus ketika Ia disalibkan, namun

secara rohani kita telah disalibkan bersama-sama dengan Dia. Rom 6:4,6 mengatakan “Dengan

demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya,

sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga

kita akan hidup dalam hidup yang baru. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut

disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada

dosa.

Sekarang peran serta kita dibutuhkan untuk menggenapi karya Kristus, kita perlu untuk

menghadirkan kembali apa yang telah Yesus kerjakan. Kembali kita melihat Rom 15:1-3 “Kita, yang

kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita

sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk

membangunnya. Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada

tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku."

Bertolong-tolonganlah kamu menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hokum

Kristus (baca Gal 6:2). Untuk melaksanakan pelayanan syfaat Kristus, kita tidak hanya sekedar

memikul beban orang lain, namun kita juga harus membawa pergi beban itu dari mereka, sama seperti

yang Yesus lakukan. Namun kita tidak secara harafiah melakukan kembali apa yang Yesus lakukan,

namun kita menghadirkan kembali apa yang Yesus lakukan. Jadi kita mewakili Allah dan

6 F.F. Bosworth, Christ the Healer (Grand Rapid:Baker Book House/ Revell.1973)26.

10

Page 11: DOA SYAFAAT1

mengembangkan pekerjaan-Nya; sedangkan Yesus menanggung kelemahan kita, penyakit, dosa,

celaan, dan penolakan kita semua, itu “ditimpakan” kepada Yesus.

Dengan kata lain kita adalah penyalur dari apa yang Tuhan Yesus sudah lakukan. Kristus telah

menjadikan kita pelayan-pelayan yang dimampukan. Dan Yesus adalah jaminan semua berkat dan

karunia itu.

Suatu gambaran yang jelas tentang kemitraan Kristus dengan Gereja-Nya dapat dilihat dalam

kisah bangsa Israel dengan orang-orang Gibeon. Dalam Yos 10:22-27 “Kemudian berkatalah Yosua:

"Bukalah mulut gua dan keluarkanlah kelima raja itu dari dalam dan bawa kepadaku." Dilakukan

oranglah demikian, kelima raja itu dikeluarkan dari gua itu dan dibawa kepadanya: raja Yerusalem,

raja Hebron, raja Yarmut, raja Lakhis dan raja Eglon. Setelah raja-raja itu dikeluarkan dan dibawa

kepada Yosua, maka Yosuapun memanggil semua orang Israel berkumpul dan berkata kepada para

panglima tentara, yang ikut berperang bersama-sama dengan dia: "Marilah dekat, taruhlah kakimu

ke atas tengkuk raja-raja ini." Maka datanglah mereka dekat dan menaruh kakinya ke atas tengkuk

raja-raja itu. Lalu berkatalah Yosua kepada mereka: "Janganlah takut dan janganlah tawar hati,

kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab secara itulah akan dilakukan TUHAN kepada semua

musuhmu, yang kamu perangi." Sesudah itu Yosua membunuh raja-raja itu, dan menggantung mereka

pada lima tiang, dan mereka tinggal tergantung pada tiang-tiang itu sampai matahari terbenam.

Tetapi menjelang matahari terbenam, atas perintah Yosua mayat mereka diturunkan dari tiang-tiang

itu, dan dilemparkan ke dalam gua, tempat mereka bersembunyi. Lalu mulut gua itu ditutupi orang

dengan batu-batu besar, yang masih ada sampai sekarang.” Ketika Yosua menemukan tempat

persembunyian mereka, ia memerintahkan agar para raja itu dihadapkan kepadanya dengan tubuh

tersungkur di tanah. Seperti biasa ia akan menginjak leher/kepala musuh mereka sebagai lambing

penaklukan. Akan tetapi Yosua melakukan hal yang amat berbeda dan merupakan sebuah tindakan

nubuat. Yosua memanggil para prajuritnya untuk melakukan hal itu. Gambaran yang sama terjadi,

ketika Yesus mengalahkan iblis dan seluruh pengikutnya yakni penguasa-penguasa dunia kegelapan,

Yesus memanggil Gerejanya/bala tentara-Nya lalu berkata, “injakkanlah kakimu ke atas leher musuh-

musuh ini.” Kristus juga berkata semua yang telah Kulakukan harus kau teguhkan. Secara hokum,

Aku telah menaruh mereka di bawah kakiKu-di bawah kuasa Ku, namun kamu harus menggunakan

otoritas itu dalam keadaan-keadaanmu sendiri agar penggenapan otoritas itu terjadi dalam hidupmu.

Hal ini dinyatakan oleh Firman Tuhan dalam Rom 16:20, “Semoga Allah, sumber damai sejahtera,

segera menghancurkan iblis di bawah kakimu.” Luk 10:19 “Sesungguhnya Aku telah memberikan

kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan

musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.” Kita dapat melakukan tindakan ini

terkadang dengan menumpang tangan kita.

11

Page 12: DOA SYAFAAT1

Dalam Maz 110: 1-3 “Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah

kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." Tongkat kekuatanmu akan

diulurkan TUHAN dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu! Pada hari tentaramu bangsamu

merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan; dari kandungan fajar tampil bagimu

keremajaanmu seperti embun.” 7Kata “kekuatan” dalam ayat ini chayil, yang diterjemahkan sebagai

tentara. Kristus mencari sikarelawan yang merentangkan tongkat kekuasaan-Nya, memerintah di

antara musuh-musuh mereka, meneguhkan kemenangan-Nya yang dahsyat. Sekali lagi Allah yang

menempatkan musuh-musuh kita dibawah kaki Yesus, tetapi kitalah yang bertindak meneguhkannya.

Generasi sebelum Musa banyak diliputi ketakutan. Mereka tidak mau bertempur sehingga Allah Tidak

memberikan mereka apapun. Sebab itu kita harus menyadari bahwa semua hal yang diberikan oleh

Yesus tidak secara otomatis menjadi milik kita hanya karena kita umat-Nya. Akan tetapi kita harus

mengangkat senjata dalam perjuangan. 2 Kor 10:4 “karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah

senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk

meruntuhkan benteng-benteng. Karena itu:

Biarlah Kristus hidup melalui Hidupmu.

Biarlah apa yang kurang pada penderitaan Kristus- yaitu peran serta kita- tidak akan

kurang lagi

Biarlah tongkat kekuasaan diulurkan dari kita, ketika kita memerintah diantara musuh-

musuh kita, dan membuat mereka menjadi tumpuan kaki-Nya

Biarlah perjanjian Tuhan dilaksanakan diseluruh muka bumi.

Kita harus membayar mahal untuk dapat menjadi seperti Kristus. Karya syafaat membutuhkan

harga yang harus dibayar. Marilah kita membayarnya. Marilah kita mundur dari meja kelimpahan kita,

dan menunjukkan kepada orang lain, seperti apakah Allah itu.

Pertanyaan renungan

1. Jelaskan dua tindakan “menanggung beban” di dalam alkitab, bagaimana keduanya ini

menerangkan syafaat?

2. Dapatkah anda menjelaskan ide dari “kambing hitam” menjadi lambing syafaat?

3. Bagaimana kisah tentang Yosua dan bangsa Israel seperti dalam kitab Yosua 10:22-27

menggambarkan tentang kemitraan antara Kristus dan Gereja?

4. Dengan cara bagaimanakah Mazmur 110 menggambarkan hubungan antara Kristus dan

Gereja

5. Sudahkan anda mengatakan hari ini kepada Yesus bahwa anda mengasihi-Nya?

7 New American standart Exhaustive Concordance of Bible (Nashvile: Holman Bible Publisher, 1981)Ref.no.2428

12

Page 13: DOA SYAFAAT1

BAB V

DILARANG MASUK

13

Page 14: DOA SYAFAAT1

Dalam Yosua pasal 19 , kata paga (syafaat) dipakai beberapa kali. Pasal tersebut membicaraka

tentang dimensi atau batas-batas yang berlaku bagi setiap suku Israel. Dalam konteks ini paga

diterjemahkan dengan beberapa versi, yakni “menyinggung” dan “batas”. Ini adalah sesuatu yang

logis, karena memang garis-garis batas perlindungan itu dapat dihubungkan dengan doa. Kita dapat

membangun garis-garis batas perlindungan di sekeliling diri kit dan orang lain melalui syafaat. Banyak

orang menyangka bahwa perlindungan dari kecelakaan, penghancuran, jebakan-jebakan dan serangan

iblis secara otomatis diterima orang Kristen. Dan mereka menyangka bahwa hal ini adalah kedaulatan

Allah. Dengan kata lain jika Allah ingin melindungi kita, maka Ia akan melindungi, namun jika ia

tidak ingin melindungi kita, maka Ia akan membiarkan hal-hal yang kurang menyenangkan tersebut

terjadi dalam hidup kita. Orang yang memegang teguh prinsip ini biasanya percaya bahwa tidak ada

sesuatu yang buruk dapat terjadi kepada orang percaya tanpa seijin Allah. Kenyataan bahwa Allah

tidak mengendalikan segala sesuatu yang terjadi di dunia, kita dapat melihat seperti ini:

Allah tidak pernah memutuskan seseorang harus diperkosa atau dilecehkan.

Allah tidak pernah menginginkan seseorang yang tidak bersalah menderita.

Allah tidak menginginkan adanya pembunuhan, perampokan dan pembantaian suku

bangsa tertentu, dan ribuan masalah lainnya.

SEBUAH PRINSIP YANG BERLAKU

Pertanyaan apakah Allah secara langsung mengendalikan segala sesuatu dalam kehidupan

orang Kristen dapat dijawab dengan mengatakan bahwa hukum-hukum dasar yakni (1) tabur-tuai, (2)

sebab akibat, (3) Tanggung jawab pribadi-kehendak bebas, tetap berlaku saat kita dating kepada

Kristus. Semua janji-janji Allah melekat pada keadaan-keadaan itu, yaitu prinsip-prinsip yang

berlaku.

Karena itu mengapa kita marah dan tersinggung dengan pengajaran yang mengatakan bahwa

ketidakpercayaan kita menghalangi kita menerima berkat (padahal Alkitab mengatakan bahwa jika

kita percaya dan tidak bimbang kita akan menerima berkat itu)? (baca Mat 17:20; MAtrk 11:22-24;

Yak 1:6-7).

Mengapa kita tersinggung ketika dikatakan bahwa ketidakmampuan kita untuk bertekun

menciptakan kelemahan sedangkan telah dinyatakan bahwa oleh iman dan kesabaran kita akan

mewarisi apa yang Allah janjikan ? (baca Ibr 6:12)

Mengapa kita bingung atau marah jika kepada kita diberitahukan bahwa ketidak aktifan kita

melakukan sesuatu menyebabkan kegagalan, sedangkan Alkitab berkata dalam Yes 1:19, jika kita

“menurut dan mau mendengar” (Taat) maka kita akan memakan hasil yang baik dari negeri itu?

Ada kurang dari 80 persen orang Kristen yang sudah merasa dilahirkan baru tidak

mengembalikan persepuluhan, hingga membuka kutuk bagi mereka. Bahkan menjadi tersinggung

14

Page 15: DOA SYAFAAT1

ketika orang mengatakan bahwa “kekeringan” dalam hidup mereka mungkin disebabkan oleh

kesalahan mereka sendiri (baca Mal 3:8-12)

Kita tidak mau mengampuni, tetapi mengira bahwa Allah akan mendengarkan doa-doa kita

(Mark 11:25-26).

Kita tidak tinggal dalam Kristus dan dalam Firman-Nya. Akan tetapi masih saja kita

mempersalahkan “kehendak Allah”, ketika kita berdoa meminta “kehendak kita” yang jadi dan kita

tidak menerima apa-apa (Yoh 15:7)

Tentunya kita tahu bahwa iman timbul dari pendengaran dan dari perenungan Firman Tuhan

(Rom 10:17). Sayangnya, kita jarang merenungkan Firman Tuhan apa lagi mendengarkan-Nya. Akan

tetapi keetika ada seseorang yang mengatakan bahwa kita tidak menerima apa yang dijanjikan karena

kita tidak beriman, kita menjadi berang dan marah.

Alkitab berkata bahwa “orang yang berdiam dalam lindungan yang Maha Tinggi” (Mazs 91:1)

akan menerima janji perlindungan yang tertulis dalam ayat tersebut. Selain itu kit harus mengenakan

perlengkapan senjata Allah, termasuk perisai iman, untuk memadamkan panah api si jahat (ef 6:13-

18). Karena iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum mencari orang yang dapat

ditelannya dan kita harus melawan dia (1 Pet 5:8; Yak 4:7).

Ini tidak berarti bahwa Allah tidak akan membiarkan kita melewati jalan yang sulit, atau

bahwa semua permasalahan yang muncul adalah karena ketidaktaatan kita, atau semua doa yang tidak

dijawab adalah karena ketidakpercayaan kita. Tetapi sering kali kegagalan yang kita hadapi adalah

karena kesalahan kita sendiri, dan bukan karena “kehendak Allah”. Kita memegang peranan penting

untuk mendapatkan perlindungan dan karunia-karunia surgawi.

Marilah kita menerima kenyataan bahwa Alkitab memiliki prinsip-prinsip yang membutuhkan

tanggung jawab kita. Tanggung jawab ini merupakan syarat untuk kita menerima janji Allah. Sadari

bahwa hal ini tidak termasuk dalam keselamatan. Sebab keselamatan dari Allah adalah anugerah

semata-mata tiada syarat selain percaya kepada Yesus. Tetapi untuk menerima kebaikan dan berkat-

berkat Tuhan, maka kita harus melakukan peranan kita! Sebab itu usirlah sikap malas dan merasa puas

diri sendiri dan bersikap apatis dalam hidup ini.

Perlu bagi kita untuk membangun batas-batas perlidungan kita melalui doa, sebab itu sangat

diperlukan sikap taat kepada Allah. Konsistensi juga merupakan kunci doa perlindungan. Kita harus

“berdiam” ditempat terlindung untuk “tinggal” dibawah perlindungan yang Maha Kuasa. Kata

“berdiam” dalam Maz 91:1 adalah yashab yang artinya “tinggal, diam, atau menghuni.” Intinya adalah

bahwa doa harus merupakan gaya hidup, bukan kegiatan sewaktu-waktu. Namun sangat disayangkan

bahwa banyak anak Tuhan tidak memiliki keteraturan dalam kehidupan doa mereka, sehingga mereka

tidak mampu membangun tembok-tembok perlindungan. Sedangkan kata “tinggal” dalam ayat yang

15

Page 16: DOA SYAFAAT1

sama berasal dari kata luwn yang artinya bermalam. Jadi mari kita membaca ayat tersebut menjadi

“orang yang berdiam dalam lindungan yang Maha Tinggi akan bermalam dalam naungan yang

Maha Kuasa.” Dengan kata lain doa ibarat firman Allah- kita tidak cukup hanya membacanya hari ini

saja untuk kebutuhan seminggu kita, namun kita harus memakan “manna surgawi” tersebut setiap

harinya. Kita harus tinggal di dalam lindungan yang Maha Tinggi setiap harinya, maka kita akan

bermalam dalam naungan yang Maha Kuasa. Esok hari kita harus masuk ke tempat itu lagi.

KUNCINYA ADA DI KONSISTENSI.

BERDOA DI WAKTU YANG BAIK

Batas-batas perlindungan! jangan di langgar! Hiduplah ditempat-tempat terlindung!

Aspek syafaat ini bukanlah hanya sesuatu yang kita lakukan sebagai rutinitas biasa di dalam

lingkungan keluarga atau orang-orang yang kita kasihi. Ada waktu-waktu khusus dimana Roh Kudus

memperingatkan kita akan situasi-situasi tertentu yang membutuhkan doa perlindungan. Waktu-waktu

inilah yang disebut kairos. Dalam bahasa Yunani untuk kata “waktu” dibagi menjadi dua kata, yaitu;

“Chronos” atau waktu secara umum, waktu yang berurutan, atau juga sering disebut kronologi, ini

adalah waktu umum yang sering kita pakai untuk melakukan sesuatu secara umum, seperti bangun

pagi, masak, dll. Yang kedua adalah “Kairos” yaitu waktu strategis, atau juga waktu yang tepat, waktu

dimana kesempatan terbaik terjadi. Serangan pada waktu yang tepat disaat perang adalah kairos. Luk

4:13 “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu

yang baik.” Dan Luk 8:13 ”Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah

mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka

percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.” Tentu saja ada pencobaan-

pencobaan yang tidak direncanakan yaitu seseorang yang berada ditempat dan waktu yang salah.

Tetapi ada juga godaan-godaan yang tepat waktu, yang telah direncanakan dengan baik. Sebab itu

adalah bermanfaat jika kita waspada, bagi kebaikan diri kita sendiri ataupun kebaikan orang lain. Luk

22:31-32 adalah waktu Kairos ketika Tuhan Yesus menjadi perantara untuk Petrus, yaitu saat Tuahn

berdoa agar iman Petrus tidak gugur setelah ia menyangkal Yesus. Doa itu berhasil.

Dalam Ef 6:18, yang adalah konteks tentang peperangan rohani, mengatakan “dalam segala doa dan

permohonan. Berdoalah setiap waktu(kairos) di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu

dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” di sini dikatakan “berjaga-

jaga…untuk semua orang kudus” dan “berdoa setiap waktu (Kairos) di dalam Roh. Paulus tidak

menyuruh kita berdoa setiap waktu (kronos) untuk semua orang kudus, tetapi berdoa diwaktu-waktu

yang tepat (kairos). Ketika kita dalam doa peperangan rohani dan saat kita berjaga-jaga, maka Allah

akan mengingatkan kita akan adanya serangan iblis yang terencana (kairos) , sehingga kita dapat

menciptakan tembok perlindungan (paga) dengan berdoa.

16

Page 17: DOA SYAFAAT1

Pada suatu pagi tahun lalu, saya (Dutch Sheet) ketika sedang berdoa, Tuhan menyingkapkan

kepada saya sebuah penglihatan rohani. Saya menyaksikan seekor ular berbisa bergulungan pada kaki

ayah saya yang tinggal di Florida sedangkan saya tinggal di Texas. Penglihatan ini adalah sebuah

kairos bagi saya! Dengan sungguh-sungguh saya berdoa untuk perlindungan ayah saya selama 15

menit, yakni sampai dorongan berdoa untuk hal itu sirna. Hari berikutnya, ayah saya menelepon dan

mengatakan bahwa ketika ibu saya hendak masuk kedalam gudang, ia hamper menginjak ular berbisa

yang sedang bergulung dilantai. Dengan hati-hati ia mundur dan masuk ke rumah dan

memberitahukan hal itu kepada ayah saya. Akhirnya ayah saya dapat membunuh ular tersebut. Apa

yang saya lakukan adalah membangun batas-bata (paga) perlindungan untuk ayah saya dan ibu saya.

Bagaimana saya berdoa, adalah dengan saya meminta Allah melindungi orang tua saya. Saya

mengikat setiap usaha iblis untuk mencelakakan mereka. Saya mengutip satu dua ayat tentang janji

perlindungan Allah. Kemudian saya berdoa di dalam Roh (bahasa Roh). Kira-kira apa yang saya

doakan pada saat itu adalah seperti ini:

“Bapa, saya menyerahkahkan ayah saya kepadamu, ini telah menciptakan

“perjumpaan” (paga) Bab IV.

“lindungilah ia dari setiap jebakan iblis. Engkau berfirman bahwa Engkau akan

“melepaskan kami dari bahaya tersembunyi” (Maz 91:3 BIS) itulah yang dinamakan

membangun batas-batas (paga) perlindungan.

“Terima kasih karena Engkau telah menaruh beban doa itu atas ku, sehingga aku dapat

memikul dan membuang (nasa) rencana maut iblis ini darinya.” Ini adalah tindakan

“memikul” (paga) beban kelemahan orang lain. Bab IV.

“Setan aku mengikat rencanamu dan mematahkan setiap usahamu dalam situasi ini.

Senjatamu tidak akan berhasil dan engkau tidak akan mengambil nyawanya.” Ini adalah

“perjumpaan yang buruk” (paga) untuk mematahkan musuh.

“Saya melakukan ini dalam nama Yesus!” berarti kita mendasarkan doa kita pada karya

Kristus yang telah diselesaikan-Nya. Dengan berbuat demikian, kita menghadirkan

Yesus kembali…menyalurkan apa yang telah Ia perbuat…dan meneguhkan kembali

kemenangan-Nya di Kalvari. Bab III.

Pertanyaan renungan

1. Apa hubungan antara Paga dan perlindungan?

2. Apakah janji perlindungan otomatis menjadi milik orang-orang Kristen?

Apakah semua yang terjadi dalam hidup kita adalah atas seijin Allah atau

apakah usaha dan doa kita berperan? Jelaskan.

17

Page 18: DOA SYAFAAT1

3. Berikan pendapat tentang konsistensi dalam berdoa sehubungan dengan

perlindungan Allah.

4. Jelaskan perbedaan antara Chronos dan kairos. Apakah hubungan kedua hal ini

dengan syafaat?

BAB VI

KUPU-KUPU, TIKUS , GAJAH DAN SASARAN

Kunci Syafaat yang berhasil adalah bekerjasama dengan Roh Kudus. Mengijinkan Dia bekerja

di dalam kita. Yesus menyebutnya sebagai “Penolong” kita (Yoh 14:26) “Tetapi Roh Allah, Penolong

yang akan diutus Bapa atas nama-Ku, Dialah yang akan mengajar kalian segalanya dan

18

Page 19: DOA SYAFAAT1

mengingatkan kalian akan semua yang sudah Kuberitahukan kepadamu.” Kata penolong atau

penghibur dalam ayat ini berasal dari kata “Parakletos”, yang berarti seorang pendamping yang

dipanggil untuk menolong, membantu, atau mendukung8. Dalam Amplified Bible kata ini

diungkapkan sebanyk 7 ungkapan, yakni; Penghibur,(Penasehat,Penolong, Pengantara,Pembela,

Pemberi Kekuatan, yang Selalu Berjaga-jaga), yaitu Roh Kudus.” Namun dalam pembahasan ini kita

hanya memusatkan arti Roh Kudus dalam aspek “Penolong” dan “Pengantara” (Pendoa Syafaat).

Dalam Rom 8:26-28 (NASB) dikatakan “Dengan cara yang sama Roh menolong kita dalam

kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana seharusnya kita berdoa; tetapi Roh sendiri

menyampaikan permohonan kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah

yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak

Allah, memohon untuk orang-orang kudus. Dan kita tahu sekarang bahwa Allah membuat segala

sesuatu bekerjasama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi

mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Perhatikan ayat 28 “dan kita tahu sekarang”. Kata “dan” di sini berfungi sebagai penghubung,

artinya ayat 28 tidak dapat dipisahkan dari ayat-ayat sebelumnya. Artinya SEGALA SESUATU

TIDAK BEKERJA SAMA DENGAN ORANG KRISTEN KECUALI MEREKA MENJALANKAN

SYARAT-SYARAT TERTENTU. Kita memiliki andil. Ini terjadi seperti yang telah dikatakan dalam

ayat 26-27. Dalam ayat ini kita tidak hanya menggunakan bahasa roh atau bahasa lidah, tetapi lebih

lagi adalah kita mengijinkan Roh Kudus berdoa melalui kita. Namun bukan berarti bahwa orang yang

tidak/ belum menadapatkan bahasa roh, doa mereka menjadi kelas dua. Didalam ayat 26 kita temukan

kata “kelemahan” ini berasal dari bahasa Yunani “astheneia” yang secara literal mengandung arti

“tanpa kekuatan9” atau “tanpa kemampuan”. “ketidakmampuan menghasilkan sesuatu” adalah

pengertian yang terkandung dalam kata tersebut. Ayat ini mengatakan bahwa ketidak mampuan kita

menghasilkan sesuatu adalah dikarenakan kita tidak selalu “tahu bagaiamana seharusnya berdoa.”

Kata “seharusnya (dei) adalah sebuah kata yang penting. Kata ini mengandung arti kita tidak tahu apa

yang seharusnya kita doakan, atau apa yang sepantasnya, atau juga sesuatu yang harus dilakukan

seseorang; sesuatu yang mengikat secara hokum (pandangan Jack Hayford).

Contohnya adalah dalam Luk 18:1 ditegaskan bahwa kita harus selalu berdoa. Tanpa jemu-

jemu. Ayat ini menyatakan bahwa “doa itu sangat penting dan bersifat mengikat.” Kembali ke Rom

8:26-28 (NASB). Tuhan mengatakan bahwa kita tidak selalu harus mengetahui apa yang terjadi dalam

situasi-situasi tertentu. Kita tidak selalu mengetahui apa yang perlu dan baik untuk dilakukan, kadang

8 W.E.Vine, The Expanded Vine’s Expository Dictionary of New Testament Words (Minneapolis:Bethany House Publisher,1984)200.9 Spiros Zodhiates, Hebrew-Greek Key Study Bible-New American Standard (Chattanooga,Tenn.:AMG Publisher, 1984; edisi Revisi, 1990),1812

19

Page 20: DOA SYAFAAT1

kita merasakan kita dibimbing Roh Kudus untuk mendoakan seseoarng, namun kadang kita tidak tahu

apa yang harus didoakan bagi orang tersebut. Nah pada saat seperti itulah Roh Kudus menolong kita.

Ia akan membimbing kita tatkala kita berdoa. Roh Kudus bahkan menyingkapkan segala sesuatu yang

berhubungan dengan masalah kita, atau mengingatkan kembali Firman Tuhan yang pernah kita terima

agar kita bisa berdoa. Roh Kudus menolong kita dengan memberi kuasa pada doa-doa kita. Dan cara

lain yang Roh Kudus lakukan untuk menolong kita adalah dengan berdoa melalui kita, yaitu ketika

kita berdoa dalam Roh (bahasa Roh).

Kembali ke definisi paga yang telah disampaikan yakni “sampai di suatu tempat secara

kebetulan”. Kata ini dipakai dalam Kej 28:10-17, yakni tentang pelarian Yakub dari Esau. Setelah

berjalan sehari penuh, Yakub mencari tempat untuk bermalam “karena matahari terbenam”. Ayat 11

mengatakan bahwa Yakub “sampai di suatu tempat secara kebetulan” (KJV) dan di sanalah ia

bermalam. Yakub tidak pernah merencanakan di mana ia akan menginap sebelumnya, jadi ia ada di

sana karena ia dibimbing secara kebetulan, yaitu “karena matahari terbenam.”

Tempat itu berubah menjadi suatu tempat yang istimewah, yakni Betel, yang artinya “Bait

Allah.” Sesungguhnya Yakub menyebut tempat itu “Gerbang Surga”. Tempat itu dimana Yakub

bermalam adalah tempat yang telah dipilihkan Allah baginya. Di sana ia mengalami perjumpaan

dengan Allah yang luar biasa; perjumpaan yang mengubahkan hidupnya. Ditempat itulah nasib Yakub

di singkapkan Allah dan sejarah hidupnya dibentuk..

Hubungan cerita ini dengan pokok permasalahn kita di Rom 8:26-28 adalah, sama seperti

Yakub, yang tidak dituntun ke tempat istimewa itu karena kepandaian atau penegrtiannya, kita juga

tidak selalu dapat menentukan pokok doa kita. Sering kali kita tidak berdaya karena kita tidak mampu

menghasilkan apa-apa melalui doa-doa kita. Adakalanya, proses doa itu seperti terkena dan tidak kena

sasaran, sehingga kita “terpaksa” mendarat atau sampai kepada situasi yang tepat secara “tidak

disengaja.” Itulah salah satu arti penting dari paga.

Apa yang Nampak sebagai suatu kebetulan itu ternyata tidak bagi Roh Kudus. Pada hakikatnya

Paga juga berarti “sasaran/target” apabila kita mengijinkan Allah berdoa melalui diri kita, maka Ia

akan membuat doa kita “mendarat”(paga) pada orang atau tempat yang tepat. Maka hal itu akan

menghasilkan:

Bethel akan terjadi!

Perjumpaan dengan Allah akan terjadi!

Gerbang surga akan terbuka!

Nasib kita akan dituliskan!

Sejarah terbentuk!

20

Page 21: DOA SYAFAAT1

Seringkali kita tidak mendapatkan mujizat adalah karena kita tidak mengharapkan mujizat.

Alkitab adalah sebuah buku yang menuliskan tentang banyak mujizat, baik dalam PL maupun PB.

Sebab itu libatkanlah Allah, maka engkau akan melihat hal-hal heran akan terjadi.

MEMEGANG BERSAMA DAN MELAWAN.

Cara lain Roh kudus menolong kita berdoa adalah dengan Memegang bersama kita dan

melawan bersama-sama. Dalam Rom 8:26 NASB kata “dan dengan cara yang sama, Roh menolong

kita dalam kelemahan kita” dalam bahasa Yunaninya adalah Sunantilambanomai. Kalimat ini berasal

dari tiga suku kata, yakni; SUN artinya “Bersama dengan”, ANTI artinya “Melawan”, LAMBANO

artinya “Memegang”10. Jadi saat kita tidak mampu menghasilkan apa-apa, namun kita mengijinkan

Dia berdoa melalui kita, maka Roh Kudus tidak hanya mengarahkan doa-doa kita, namun Ia juga

mengendalikan situasi ebrsama-sama dengan kita, dengan memberikan kekuatan-Nya kepada kita.

(Zak 4:6). Di sini jelas bahwa kata “menolong” artinya Roh Kudus bersama dengan kita,

melakukannya untuk kita. Artinya kitapun turut berpartisipasi. Sebab itu untuk menjadi seorang

pendoa syafaat yang bergerak dengan Allah, anda tidak harus menjadi pendeta atau nabi dahulu, dan

tidak juga harus menguasai ilmu ini dan itu, tetapi mengalirlah dengan Roh Kudus dan belajar taat

kepada pimpinan dan kehendak-Nya.

Pertanyaan Renungan

1. Dapatkah anda menjelaskan hubungan antara Kej 28:10-17 dengan Rom 8:26-27

(NASB), utarakan pendapat anda tentang Paga, urapan kupu-kupu, dan berdoa dalam

Roh?

2. Apa yang dilakukan Roh Kudus untuk “menolong” kelemahan kita?

3. Bayangkan situasi-situasi di mana anda tidak tahu bagaimana harus berdoa. Buatlah

keputusan anda untuk mengijinkan Roh Kudus berdoa melalui anda.

BAB VII

PERSALINAN ADIKODRATI

(Ini adalah bab yang dapat mengubah jumlah populasi kerajaan kegelapan serta meningkatkan

kebutuhan akan adanya kelas-kelas bagi petobat baru)

10 James Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Nashville: Thomas Nelson Publisher, 1990) Ref.no.4878

21

Page 22: DOA SYAFAAT1

Doa Persalinan!!!

Doa semacam ini tidak selalu terjadi setiap hari, namun kadang hal-hal seperti ini terjadi ketika

Allah memberikan beban di dalam roh kita. Pada masa seperti ini, Kuasa rohani telah dicurahkan

supaya ada kelahiran secara rohani, (kadang hal ini disertai gejala fisik seperti erangan, tangisan,

raungan, dan sebagainya,TETAPI tekanan kita bukanlah masalah fisik yang muncul tersebut, namun

apa yang terjadi secara rohani, yakni kelahiran rohani (pertobatan seseorang).

Doa dapat melahirkan banyak hal dalam Roh Kudus. Kita “melahirkan sesuatu” bagi Allah.

Roh Kudus ingin “melahirkan sesuatu” melalui kita. Tuhan Yesus berkata dalam Yoh 7:38 “Dari

dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup”. Kata “hati” berasal dari kata “Koilia” bahasa

Yunani yang berarti “Rahim”11. Kita orang-orang percaya adalah rahimnya Allah dimuka bumi di

mana kita diharapkan oleh Bapa kita, menghasilkan bayi-bayi rohani. Kita bukanlah sumber

kehidupan itu sendiri, namun kita adalh pembawa sumber kehidupan itu. Melalui doa kita memberikan

kehidupan yang dari Kristus.

Berikut ini adalah ayat-ayat yang secara langsung menyebutkan tetang permasalah ini.

“Kemudian berkatalah Elia kepada Ahab: "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau

hujan sudah kedengaran." Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak

gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya. Setelah itu

ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia

melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai

tujuh kali. Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan

timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah,

jangan sampai engkau terhalang oleh hujan." Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh

awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel.”

(1Raja 18:41-45)

“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai

sambil membawa berkas-berkasnya.” (Maz 126:5-6)

“Sebelum menggeliat sakit, ia sudah bersalin, sebelum mengalami sakit beranak, ia sudah melahirkan

anak laki-laki. Siapakah yang telah mendengar hal yang seperti itu, siapakah yang telah melihat hal

yang demikian? Masakan suatu negeri diperanakkan dalam satu hari, atau suatu bangsa dilahirkan

11 W.E.Vine, The Expanded Vine’s Expository Dictionary of New Testament Words (Minneapolis:Bethany House Publisher,1984),110

22

Page 23: DOA SYAFAAT1

dalam satu kali? Namun baru saja menggeliat sakit, Sion sudah melahirkan anak-anaknya.” (Yes

66:7-8)

“Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani.

Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk

berdoa." Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa

sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya.

Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa,

kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi

janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Mat 26:36-39)

“Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi

nyata di dalam kamu.” (Gal 4:19)

Meskipun ayat-ayat di atas tidak secara lengkap membahas tentang apa dan bagaimana doa

persalinan itu dilakukan, namun kita memeproleh beberapa gambaran tentang doa yang dapat

melahirkan sesuatu:

Doa ini melibatka Roh Kudus.

Doa ini berhubungan dengan persalinan secara rohani.

Doa ini menolong proses pendewasaan.

Doa ini disertai dengan semangat berkobar-kobar, bersungguh-sungguh, disertai

dengan airmata dan bahkan erangan.

Terkadang disertai dengan mujizat.

ROH KUDUS ALAT PERSALINAN ALLAH

INGAT! Kita tidak melahirkan apapun secara rohani. Namun Roh Kuduslah yang

melakukannya. Sebab Roh Kudus adalah alat persalinan Allah. (Baca Luk 1:34,35; Yoh 3:3-8). Dialah

sumber kuasa Allah (baca Kis 1:8;10:38; Luk 4:14 dan 18). Dialah kuasa dibalik penciptaan yang

diumpamakan dengan melahirkan (Kej 1). Dialah yang memebrikan kehidupan dan hekekat ilahi. Roh

Kudus melahirkan kehendak Allah. Ia yang memebrikan nafas hidup bagi manusia, melahirkan

kehidupan jasmani maupun rohani (baca Kej 2:7; YEhb37:9,10,14; Kis 2:1-4), dalam konteks

keselamatan kita menyebut hal ini sebagai ciptaan baru.

Karena itu, segala sesuatu yang mungkin kita capai melalui doa syafaat, menjadi sesuatu yang

menyebabkan Roh Kudus mewujudkannya. Contohnya; Elia tidak dapat melahirkan/membuat hujan,

namun dalam Yak 5:17-18 “Elia sama-sama manusia seperti kita. Ia berdoa dengan sungguh-sungguh

23

Page 24: DOA SYAFAAT1

supaya hujan tidak turun, maka hujan pun tidak turun selama tiga setengah tahun. Kemudian ia

berdoa lagi, lalu langit menurunkan hujan sehingga tanah memberikan hasilnya pula.” Paulus tidak

dapat menciptakan kelahiran baru atau kedewasaan rohani bagi jemaat Galatia, namun dalam Gal

4:19, menunjukkan bahwa karena doa Pauluslah maka msemua hal itu terjadi. Jadi kita tahu bahwa

kuasa Roh Kudus lah yang melakukan semua pekerjaan tersebut, namun doa kita terlibat untuk

melahirkan hal itu.

Dalam kitab Kejadia 1:1-2 dikatakan “pada mulanya… bumi belum berbentuk dan kosong,

maka Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” kata melayang-layang ini dalam bahasa

inggrisnya adalah “moved” atau “bergerak” kata ini berasal dari bahasa Ibrani rachap yang secara

harafia berart “Mengerami” kalimat ini adalah berbicara mengenai istilah reproduksi yakni

“mengerami” atau “membuahi” untuk lebih mengerti kalimat ini kira-kira berbunyi demikian Yesus

berfirman untuk menciptakan sesuatu, maka Roh Kudus mencurahkan enegri kreatif-Nya untuk

melahirkan apa yang Yesus katakan.

Dalam Maz 90:2 (NASB) penciptaan ini mempergunakan dua kata. Ayat ini berbunyi

“sebelum gunung-gunung dilahirkan (yalad), atau Engkau memperanakkan (chuwl) bumi dan dunia,

bahkan sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.”

Hal yang sama muncul juga dalam Yes 66:8, “namun baru saja menggeliat sakit (chuwl), Sion

sudah melahirkan (yalad) anak-anaknya.” Ini penting sekali! Apa yang dilakukan Roh Kudus di dalam

kitab Kejadian, ketika Ia “melahirkan” bumi dan dunia, tepat seperti itulah yang ingin dilakukan-Nya

melaui doa-doa kita untuk melahirkan anak-anak rohani. Roh Kudus akan bangkit dan melayang-

layang diatas banyak orang, melepaskan kuasa-Nya yang ajaib untuk menginsafkan mereka,

mematahkan belenggu mereka, membawa pewahyuan, dan menarik mereka kepada diri-Nya untuk

membuat kelahiran baru di dalam mereka.

Contoh lain yang kita sudah mengetahui tentang bagaimana Roh Kudus melahirkan kehidupan

adalah saat Roh Kudus menaungi Maria. Kata “menaungi” berasal dari kata Yunani episkiazo yang

artinya meliputi, melingkupi dengan kecemerlangan; menyelubungi dengan adikodrati.12 Roh Kudus

mencurahkan energi kreatif-Nya sehingga Maria mengandung (Luk 1:35).

Kata episkiazo hanya dipakai tiga kali dalam PB, yakni: ketika Yesus dimuliakan di atas

gunung (Mat 17:25), Ketika orang banyak berusaha mendekati Petrus, supaya oleh bayangannya

mereka dapat disembuhkan dari penyakitnya (Kis 5:15), dengan kata lain Roh Kudus menaungi Petrus

dan ketika orang-orang sakit melangkah masuk ke dalam naungan awan Roh Kudus maka mereka

mengalami kesembuhan.

12 Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref. no.1982

24

Page 25: DOA SYAFAAT1

Mungkin anda pernah masuk ke dalam sebuah ibadah dimana Roh Allah menaungi dan

melayang-layang di seluruh ruangan kebaktian, dan bergerak dengan ajaib, atau pernah mendengar

dimana seseorang atau sebuah masyarakat menerima lawatan Allah, sehingga mereka mulai masuk ke

Gereja, atau bahkan menyesali dosa-dosa mereka. Dalam sejarah kebangunan rohani kalsik hal-hal

seperti itu sering ditemukan.

Gerakan dan naungan Roh Kudus begitu kuat sehingga Ia menaungi seluruh kawasan dan

daerah tertentu untuk melahirkan kehidupan baru. Sebab itu kita percaya bahwa hal itu juga akan

dialami oleh bangsa-bangsa di dunia, ketika gereja Tuhan mengijinkan Roh Allah membawa kita

masuk dalam doa-doa persalinan yang adikodrati. Kita akan menyaksikan panen raya dan kebangkitan

rohani besar-besaran. BARU SAJA MENGGELIAT SION (GEREJA baca Maz 87:1; 1 Pet 2:4-10)

SUDAH MELAHIRKAN ANAK-ANAKNYA!!! AMIN!

Sebuah contoh dari doa persalinan dalam pelayanan Tuhan Yesus adalah ketika Ia berdoa di

taman Getsemani. Tanpa diragukan lagi karya penebusan Kristus - Karya Perantaraan – bagi umat

manusia diawali dengan doa persalinan-Nya. Yesaya menubuatkan: “sesudah kesusahan jiwanya ia

akan melihat terang dan menjadi puas (Yes 53:11). Sebagai penggenapannya, Yesus berseru di Taman

Getsemani, “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya” (Mat 26:38), sebab penebusan umat

manusia dimulai dari Taman itu, dan kemenangannyapun terjadi di sana. Sebab beban dosa dunia

kemungkinan telah ditanggungkan kepada-Nya mulai saat itu.

Doa-doa kita dapat membaut Roh Kudus mencurahkan kuasa-Nya untuk memberi kehidupan

dalam setiap situasi yang kita hadapi. Kita memiliki andil untuk membuat Roh Kudus dapat bekerja

leluasa. Kuasa menciptakan dunia ini melalui rachaph-Nya telah diberikan kepada Gereja dan jutaan

orang sedang menunggu kelahiran baru mereka untuk masuk kedalam Kerajaan Allah.

Sama seperti Elia, kita percaya bahwa DOA ORANG AWAM DAPAT MELAKUKAN

BANYAK PERKARA. Kita harus melepaskan kuasa Roh Kudus dalam doa syafaat kita, supaya IA

bergerak, menaungi, melahirkan Buah Kalvari yang telah diselesaikan Yesus.

Pertanyaan renungan

1. Jelaskan Hubungan antara Kej 1:1-2; Ul 32:10-18; Luk 1:35 dan doa persalinan

2. Apa arti “gerakan Roh Kudus?

3. Kapan dan dimana kita dapat menaikkan doa persalinan? Untuk apa doa itu?

Pikirkanlah sebuah situasi dimana Allah ingin melahirkan sesuatu melalui doa-doa

anda?

4. Apakah Allah menjawab doa anda?

25

Page 26: DOA SYAFAAT1

BAB VIII

PEGULAT PROFESIONAL

Doa syafaat, menurut definisi kita, mencakup dua aktivitas yang berbeda. Yang pertama

adalam perdamaian dan yang kedua adalah pemisahan. Yang pertama berarti menyatukan kembali

sedangkan yang lain artinya bertujuan untuk memisahkan jauh-jauh. Di dalam doa, tidak cukup hanya

26

Page 27: DOA SYAFAAT1

meminta, sering kali dalam doa-doa kita, kita harus mengadakan “peperangan rohani” atau

“pergumulan.” Arthur Matthew mengatakan “kemenangan dikalvari itu adalah fakta yang terjadi,

tetapi harus ada manusia yang mengambil erat kemenangan itu dan mencetuskan peperangan dengan

musuh serta melawannya.

Lebih jauh lagi Jack Hayford, alam bukunya Prayer is Invading the Impossible mengatakan:

Melihat Yesus dari dua sisi sama halnya dengan melihat doa dari dua sisi, yaitu melihat

kebutuhan dan belas kasihan, kepedulian, perhatian, menangis dengan orang menangis, simpati,

erangan dan kepedihan saat engaku melihat kehidupan manusia. Dan juga harus belajar kapan dan

dimana kita harus marah, yaitu ketika kita menyaksikan tipu muslihat iblis yang berhasil

menghancurkan. Kita harus marah ketika melihat musuh melanggar melewati garis batas yang menjadi

hak Kristus. Kita juga harus menjadi berani, ketika antek-antek iblis menyatakan keberadaan mereka.

Kita belajar untuk menyerang mereka, sesuai dengan dorongan Roh Kudus.

Kata paga (Doa Syafaat) tidak dapat dipisahkan dari peperangan rohani. Dalam konteks

peperangan rohani kata paga dipakai sebanyak limabelas kali. KEKERASAN DAN PEPERANGAN

BERAKAR PADA MAKNA TERDALAM DARI KATA INI!!! Dalam bahasa Inggris kata ini

diterjemahkan sebagai “attack” (menyerang), “fall upon” (menyerang tiba-tiba), “strike down”

(memukul seseorang hingga jatuh), “impinge” (menubruk); dan di dalam Alkitab bahasa Indonesia

kata-kata tersebut diterjemahkan “memarang; paranglah” (baca Hak 8:21; 1 Sam 22:11-19; 2 Sam

1:11-16) inti dari semua ini adalah sama yakni orang-orang yang saling menyerang dalam peperangan.

Harap diinagt bahwa apa yang kelihatan terjadi secara fisik dalam PL sering merupakan sebuah

gambaran keadaan rohani dalam masa PB. (Jadi kita tidak saling menyerang antara sesame manusia,

melainkan konteksnya adalah peperangan kita kepada kuasa kegelapan)

Jack Hayford, seorang Hamba Tuhan senior mengatakan “Ada satu cara untuk menghadapi

kemustahilan. Yaitu seranglah kemustahilan itu! Bukan dengan untaian kata-kata pengharapan yang

muluk-muluk; bukan dengan marah; bukan dengan kepasrahan; bukan dengan kemampuan

pengendalian diri kita; melainkan dengan jalan kekerasan! Dan Doa Syafaat merupakan ALAT untuk

jenis kekerasan ini.”

Tatkala kita berusaha memisahkan peperangan rohani dari doa syafaat, maka sama saja kita

merugikan diri sendiri. Sebab kita sibuk mengurusi masalah yang Nampak, namun akar masalahnya

yakni masalah rohani dan iblis kita abaikan. Alkitab mengatakan “karena perjuangan kita bukanlah

melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,

melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Ef 6:12). Kita

tidak usah terjebak dengan membesar-besarkan kekuatan iblis, tetapi teks ini mengingatkan kita bahwa

kita jangan juga meremehkannya.

27

Page 28: DOA SYAFAAT1

Rasul Paulus menjelaskan dalam 2 Kor 2:11 (NASB) “supaya iblis tidak beroleh keuntungan

atas kita, sebab kita tahu siasat-siasatnya” ayat ini sebenarnya berbicara tentang pengampunan.

Paulus menginginkan gereja Tuhan “tahu siasat iblis” kebalikan dari kata tahu adalah tidak tahu,

bahasa Yunaninya tidak tahu adalah “agnoeo” yang berarti “tanpa pengetahuan atau pengertian”

bahasa Inggrisnya adalah agnostic. Seseorang yang agnostic bukanlah orang yang tidak yakin bahwa

ia percaya kepada Allah, tetapi seseorang yang tidak mengetahui atau tidak mengerti apapun

subjeknya. Contohnya, jika kita bertanya mengapa engkau percaya Yesus? Jawabannya habis diajk ibu

anu sih! Atau hal-hal lain yang sama menyimpangnya. Sebab itu jangan kita tidak mengetahui siasat

iblis!

Kata “siasat-siasat” berasal dari kata “noema” yang secara harafia berarti “pikiran”13, kata

“noema” juga dapat berarti “rencana-rencana,rancangan, akal dan upaya” karena semua ini lahir dari

pikiran. Kalimat ini dapat kita satukan menjadi: “Janganlah engkau tidak mengetahui pikiran dan cara

kerja musuh-rencananya-siasatnya-dan upaya-upayanya.” Sebab itu ingatlah jika Allah menginginkan

kita mengetahui siasat iblis, maka Ia akan menyatakannya kepada kita.

Selanjutnya dikatakan agar ia (iblis) tidak “mengambil keuntungan” kata yang dipakai adalah

“pleon (bagian yang lebih besar); ekteo/echo (mempunyai atau memegang)” atau jika digabung

menjadi “mempunyai atau memegang porsi yang lebih besar” dalam bahasa Inggrisnya Covet atau

menginginkan milik orang; “melampaui batas yang ditentukan”14

Dalam olah raga tinju, setiap petinju yang memiliki jangkauan lengan lebih panjang dianggap

memiliki “keuntungan” lebih, karena biasanya ia akan memiliki peluang lebih banyak memasukkan

pukulan-pukulannya. Nasehat Paulus “supaya iblis tidak beroleh keuntungan atas kita,” artinya iblis

akan mengambil keuntungan yang lebih banyak jika kita tidak tahu bagaimana caranya beroperasi.

Artinya adalah: PADA TINGKAT MANA KITA TIDAK TAHU TENTANG CARA KERJA DAN

PIKIR MUSUH KITA- YAKNI SEGALA RENCANA,SIASAT, AKAL SERTA UPAYANYA –

PADA TINGKAT ITULAH IA AKAN MENGAMBIL KEUNTUNGAN ATAS KITA. Ia akan

menipu kita atas hak milik kita serta mendapat bagian yang lebih besar. Porsi yang lebih besar dalam

segala bidang yang tidak kita ketahui, baik rum ah tangga, anak, pernikahan, keluarga, masyarakat,

keuangan, pemerintah dan bangsa. Bahkan dalam 1 Tes 2:18, Paulus mengatakan “sebab kami berniat

untuk dating kepadamu – aku Paulus lebih lagi, - tetapi iblis mencegah kami.” Kita tahu bahwa Paulus

lebih banyak mengalami kemenangan dari kekalahan, namun, ia tetap seorang manusia biasa sehingga

kadang kala iblis mengambil keuntungan juga dari dia. Sebab jelas dikatakan, bahwa iblislah yang

13 Spiros Zodhiates, Hebrew-Greek Key Study Bible-New American Standard (Chattanooga, Tenn.:AMG Publisher, 1984; ed. Revisi, 1990)179714 James Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Nashville: Thomas Nelson Publisher. 1990), ref.no.4122

28

Page 29: DOA SYAFAAT1

menghalangi Paulus. Namun banyak orang berpikir bahwa iblis tidak dapat melakukan apa-apa

kecuali atas seijin Allah sehingga mereka mengabaikan iblis. Jika Allah tidak mengabaikan iblis

baiklah kita juga tidak mengabaikannya.

Seorang pendeta di Tulsa, Oklahoma menceritakan tentang pembebasan seorang yang telah

lama ia doakan. Nampaknya kehidupan orang ini tidak pernah stabil, baik dalam kehidupannya

maupun perjalanannya dengan Allah. Setiap kali ia mendapat pekerjaan, dengan cepat ia kehilangan

pekerjaan tersebut. Setiap kali ia berjalan dengan Allah sebentar kemudian ia menyimpang dari jalan

Tuhan. Siklus ini terjadi berulang-ulang dalam hidupnya, dan sepertinya doa-doanya tidak membawa

perubahan.

Namun pada suatu kali ketika pendeta tersebut berdoa untuknya, Tuhan memberikan

penglihatan. Ia melihat tiga setan yang selalu mengikuti pemuda tersebut kemanapun ia pergi. Setan-

setan itu tidak berada dalam dirinya, tetapi selalu ada disekitarnya untuk mempengaruhi pemuda

tersebut. Pendeta tersebut melihat nama-nama setan yang mencerminkan pekerjaannya. Lalu satu demi

satu setan-setan tersebut di ikat dalam nama Yesus serta diperintahkan untuk meninggalkan pemuda

tersebut. Dan sejak saat itu, stabilitas mulai terjadi dan keberhasilan mulai terjadi. Kini pemuda

tersebut menjadi seorang usahawan dan hamba Tuhan. Di sini dapat dilihat apa yang tidak diketahui

oleh pemuda tersebut membuatnya kehilangan hal-hal dan tahun-tahun yang seharusnya ia bisa alami

dengan stabil.

Pemuda ini membutuhkan seseorang untuk melepaskan otoritasnya dan memberikan

pembebasan kepadanya. Dari hal-hal ini dapat kita melihat hal yang pasti bahwa:

Kita sekarang di dalam peperangan yang sesungguhnya (2 Kor 10:4; 1 Tim 1:18)

Kita adalah tentara-tentara Allah dalam peperangan ini (Maz 110:2-3; 2 Tim 3:4)

Kita harus bergumul melawan semua tingkat kerajaan kegelapan (Ef 6:12)

Kita harus melawan iblis (yang kebanyakan adalah antek-anteknya) maka ia akan lari

(Yak 4:7; 1Pet 5:9)

Kita akan menginjak iblis dan antek-anteknya (menggunakan kuasa kita atas mereka –

Luk 10:19; Rom 16:20)

Kita akan mengusir setan-setan (Mark 16:17)

Kita memiliki otoritas untuk mengikat (melarang) dan melepaskan (mengijinkan)

ketika kita menghadapi setan-setan dan gerbang neraka (Mat 16:19)

Kita memiliki senjata yang sangat kuat yang dirancang untuk mengalahkan kerajaan

kegelapan (2 Kor 10:4; Ef 6:10-20)

Di dalam Efesus 6 kata “melawan” dipakai enam kali. Kata Ibraninya adalah “pros” sebuah

bentuk kata yang lebih kuat dari pro. “pro” berarti “di depan” artinya lebih unggul dari. Kita biasanya

29

Page 30: DOA SYAFAAT1

memakai konsep ini untuk kata “professional”. Seorang atlet professional adalah seseorang yang lebih

unggul dibanding yag lainnya. “pros” juga berarti “melangkah ke depan” dan “menghadapi sesuatu

atau seseorang” 15. Jadi bisa dikatakan Efesus 6 memakai bahasa perlambangan seorang pegulat yang

maju untuk menghadapi penantangnya. Allah berkata kepada kita “Majulah dan hadapilah kuasa-kuasa

kegelapan. Jadilah seorang pegulat professional!”

Anda jangan seperti seorang binaragawan yang mengunjungi Afrika, yang ketika ditanyai oleh

seorang kepala desa setempat untuk apa ia menggunakan otot-ototnya yang besar itu? Lalu

binaragawan ini mempertontonkan otot-otot yang hebat itu. Lalu kemudian kepala desa tadi bertanya,

ya kamu memiliki otot yang luar biasa, tetapi untuk apa kamu pergunakan otot itu? Hanya untuk

peragaan saja, jawab binaraga tersebut.

Hanya itu saja? Tanya kepala desa,

Ya! Jawab binaragawan tersebut.

Sia-sia sekali, kata kepala desa tersebut dengan jijik, sangat sia-sia.

Saudara sekalian, mungkin kita juga banyak yang seperti binara tersebut, kita kuat dalam

Tuhan, diperlengkapi untuk menghadapi musuh, namun kita tidak pernah mempergunakan kekuatan

dan senjata-senjata yang Tuhan berikan. Jika begitu sia-sia, sangat sia-sia.

Apabila kita menantikan Tuhan, maka Ia akan menunjukkan kepada kita strategi atau cara apa

yang dipakai untuk menghadapi musuh. Peperangan rohani seringkali lahir dari penyembahan. Disaat

kita menantikan Tuhan kita berperang. Kesetiaan kita yang sejati kepada Kristus harus menjadi batu

loncatan untuk segala yang kita lakukan. “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari

kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan

kelicikannya.” (2 Kor 11:3)

Konteks dari ayat ini adalah penipuan iblis. Sampai pada tingkatan dimana ia mengacaukan

hubungan kita dengan Kristus, maka dalam tingkatan itulah kita berjalan dalam penipuannya. Dalam

PL ada tiga kata yang menerangkan kata “menantikan” Tuhan, dan setiap kata ini memiliki perbedaan

makna. Yang pertama adalah “dumiyah,” yang berarti “menantikan dengan tenang dan penuh

kepercayaan”.16 Kepercayaan yang tenang dan penuh kepercayaan kepada Tuhan. Maz 62:2,3

(NASB), “Jiwaku hanya menantikan Allah dengan tenang; dari Dialah keselamatanku, hanya Dialah

batu karang dan keselamatanku, kota bentengku; aku takkan goyah.”

Kata kedua adalah, “chaka”, artinya “melekat pada” atau “merindukan”.17 Maz 33:20 “Jiwa

kita menanti-nantikan Tuhan; Dialah penolong kita dan perisai kita.”

15 Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref.no.431416 Ibid., ref. no.174717 Ibid., ref. no. 2442

30

Page 31: DOA SYAFAAT1

Ketiga adalah, “qavah,” artinya “menanti-nantikan Tuhan dengan harapan yang besar”18 arti

dasar “qavah” “pengaharapan besar dan kesatuan; gabungan, yang di ikat bersama-sama” Maz 27:14

“Nantikanlah Tuhan! Kuatkan dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan. Atau Yes 40:31

“tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama

rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu,

mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Kesimpulan dari ketiga kata ini adalah”Menantikan Tuhan

dengan tenang, dengan rasa percaya yang kuat dan tenang, merindukan hadirat-Nya dengan

bersungguh-sungguh mengharapkan Dia – karena engkau tahu Ia akan hadir – mengharapkan lalu

mengalami kesatuanyang lahir jika hatimu dan hati-Nya terjalin erat satu dengan yang

lainnya.”Haleluya!

Mazmur 37:7,9 dan 34 adalah sebuah petunjuk bagaimana menanti-nantikan Tuhan

berhubungan dengan peperangan rohani

“Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang

berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya… Sebab orang-orang yang berbuat

jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri…

Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi

negeri, dan engkau akan melihat orang-orang fasik dilenyapkan.”

Dengan menantikan Tuhan kita akan memperoleh warisan kita. Kata “warisan” berasal dari

dari kata “yaresh” yang artinya adalah “memiliki”, atau “pewaris resmi”. penyerbuan militer dalam

merebut sesuatu.”19 Peperangan dan kemenangan lahir dari penyembahan dan ketekunan dalam

menantikan Tuhan.

PENAMPILAN LUAR YANG HEBAT!!!

Ketika Maria duduk dekat kaki Tuhan dan Martha sedang sibuk di dapur, dikatakan bahwa

“Martha menjadi bingung dan sangat sibuk dengan persiapan-persiapannya” (Luk 10:40 NASB), kata

“bingung dan sangat sibuk” berasal dari kata “perispao” yang secara harafia berarti “berjalan

berputar-putar sambil menyeret sesuatu.”20 Kata “persiapan” dalam PB sama dengan pelayanan. Sebab

itu kadang pelayanan yang murni kepada Tuhan Yesus dapat berubah menjadi beban yang kita seret

kemana-mana. Begitu juga doa dan peperangan rohani. Kegiatan ini seringkali kehilangan

keindahannya dan menjadi sebuah tuntutan kewajiban yang harus dilaksanakan. Kita terlalu sibuk

untuk”Dia” sehingga kita tidak memiliki waktu untuk duduk diam bersama-Nya.

Kepada Martha Yesus berkata bahwa “bagian yang terbaik” telah diambil Maria, kata “bagian

terbaik” agathos memiliki arti “sesuatu yang baik dan menguntungkan; sangat berdaya guna; 18 Harris, Archer, Waltke, Theological Wordbook, 79119 Zodhiates, Hebrew – Greek Key Study Bible, 173320 Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref.no.4049

31

Page 32: DOA SYAFAAT1

menguntungkan.” 21 sebab itu penampilan luar yang hebat tidak dapat mementukan kekuatan kita,

namun bila kita mau “menggunakan waktu kita untuk duduk diam, menantikan Tuhan, maka kita akan

mendapatkan sesuatu yang berguna dalam segala hal” sebab itu kita harus menantikan Dia dalam

hadirat-Nya dan mengijinkan semua pelayanan termasuk peperangan rohani kita dilahirkan dari

hubungan mesra kita dengan Allah.

WAKTU TUHAN, SYARAT TUHAN, DAN CARA TUHAN

Menantikan Tuhan akan mencegah kita dari bereaksi secara emosional terhadap iblis.

Mengapa? Karena Allah sendirilah yang memilih waktu dan syarat-syarat peperangan rohani kita. Ia

memerintahkan kepada Yosua di Yerikho (Yos 6) ketika ia menyembah Tuhan. “Berfirmanlah

TUHAN kepada Yosua: "Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan

pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa. Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua

prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya,

dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada

hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala.

Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu,

maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan

runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan." (Yos 6:2-5)

Selain menentukan waktu, Tuhan juga menentukan syarat-syarat peperangan itu. Allah berkata

“jangan menawan siapapun juga, musnahkan semua hanya Rahab yang lolos. Rampasan perang itu

harus diberikan kepada KU” Contoh lain adalah di dalam 2 Sam 5:24, dan 1 Sam 13:8-14. Kadang

Tuhan memakai penyembahan sebagai kunci kemenangan peperangan (2 Taw 20:1-30; Kis 16:16-36),

John G. Lake, seorang missionaries untuk Afrika Selatan, yang hidup abad pertengahan,

menceritakan tentang wabah demam yang melanda daerah tersebut, dan dalam satu malam melanda

populasi Afrika Selatan. Dalam sebulan wabah ini menewaskan seperempat dari populasi itu. Karena

tidak cukup peti mati untuk meletakkan mayat tersebut, sehingga mayat-mayat ini dikuburkan hanya

dengan dilapisi selimut. Lalu seorang pendoa syafaat mulai berdoa, selama berhari-hari, dan sepanjang

hari penuh, pendoa syafaat ini duduk dibawah pohon dan berdoa sendirian melawan petaka itu.

Beberapa kali Lake bertanya, “apakah doamu sudah terjawab” jawabnya, “belum”

Pada suatu hari ia berkata kepada Lake, “hari ini saya merasakan, jika saya mendapat sedikit

dukungan iman, maka roh ku akan menyelasikan doa ini.” Lalu Lake ikut berdoa bersama dengan

orang ini. Lalu Lake menuliskan “ketika kami berdoa, Roh Allah melingkupi jiwa kami, dan Roh

Allah menemukan diri saya, tidak berlutut dibawah pohon lagi, tetapi secara perlahan-lahan

21 Zodhiates, Hebrew – Greek Key Study Bible,1796

32

Page 33: DOA SYAFAAT1

meninggalkan pohon tersebut…lambat laun mata saya terbuka, dan saya menyaksikan sebuah

pemandangan yang belum pernah saya saksikan sebelumnya. Saya melihat sekerumunan setan-setan

seperti kawanan domba! Roh Allah juga menghinggapi teman saya, dan ia bergerak cepat melewati

saya, mengutuki tentara-tentara iblis itu, dan mereka lari kembali ketempat mereka berasal. Saudaraku

yang kekasih, pagi harinya ketika kami bangun tidur, wabah itu sudah lenyap!

Benar, ada saatnya berperang secara agresif dan keras dalam doa syafaat. Saya menyadari

banyak orang akan menyusut jika kita berdoa secara ekstrem seperti berlari, dan berteriak keras-keras

terhadap musuh. Namun memang ada saatnya kita melakukan tindakan “kekerasan” secara rohani.

Memang sulit juga untuk percaya bahwa berteriak dengan keras menghardik kuasa setan-setan,

namun Alkitab juga membenarkan hal tersebut, bahkan terkadang menyarankannya. Seperti:

Zerubabel bersorak pada sebuah gunung (Zak 4:7)

Israel bersorak di Yeriko (Yos 6:16)

Tentara Gideon bersorak sebelum berperang (Hak 7:20)

Yesus bersorak di kayu salib (Mat 27:50)

Israel bersorak ketika Tabut Perjanjian memimpin mereka ketempat yang baru: Allah

bangkit, terseraklah musuh-musuh-Nya (bil 10:35; Maz 68:2)

Kadangkala strategi Allah adalah memperkatan Firman Tuhan, jadi ingatlah jika Roh Kudus

yang memipin setiap strategi akan menghasilkan sesuatu yang dahsyat dan sekaligus mematikan

musuh kita. Namun yang perlu kita camkan dengan baik adalah ketika kita mengalami peperangan

rohani, tujuan kita bukanlah untuk mengalahkan iblis, sebab ia sudah kalah oleh Tuhan Yesus. Jadi

peperangan kita adalah untuk menghadirkan kembali kemenangan salib Kristus. Kita harus menjadi

perluasan dari apa yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus melalui karya perantaraan-Nya.

Kristus Yesus telah mem paga si iblis. Dan menghancurkan kepemimpinannya (baca Kej

3:15), kata “kepala” dalam ayat itu adalah “rosh” yang berbicara tentang kepemimpinan atau otoritas.

Dalam Maz 2:9 nubuatan kepada Kristus berbunyi “Engkau akan meremukkan mereka dengan gada

besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk”. Tindakan ini memiliki arti “memukul

sesuatu sampai hancur berkeping-keping, dan menyerakkannya. Hal itu adalah kekalahan total iblis.

Akan tetapi, apa yang Yesus lakukan haruslah kita lepaskan dan teguhkan. Semua yang

disediakan bagi kita, harus kita rebut dengan iman dan senjata-senjata rohani. 1 Tim 6:12

“Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah

engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.” Timotius

telah memiliki hidup yang kekal, tetapi di sini dikatakan, bahwa ia tetap harus “merebut”nya. Sama

dengan bangsa Israel yang telah menerima janji warisan tanah, namun mereka tetap harus merebutnya.

Demikian jugalah dengan kita, warisan kita juga tidak secara otomatis kita miliki.

33

Page 34: DOA SYAFAAT1

Pertanyaan yang muncul adalah, lalu mengapa peperangan rohani itu dilakukan, kan Yesus

telah mengalahkan iblis? Jawabnya adalah: Bahwa Kristus membebaskan kita dari exousia iblis, yaitu

otoritasnya atas manusia. Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa Kristus membebaskan kita dari

kuasa iblis (kuasanya mengendalikan kita)

(Kol 1:13) “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan

Anak-Nya yang kekasih;

(Luk 10:19) “Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan

kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan

membahayakan kamu.”

(Kol 2:15) “Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan

mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.”

Sebab kuasa tidak pernah menjadi masalah antara Allah dan iblis, yang menjadi masalah

adalah otoritas – yakni otoritas yang dirampas iblis dari Adam. Sebab kuasa Allah tidak akan pernah

bisa disejajarkan dengan siapapun. Yesus dating untuk mengambil otoritas yang hilang tersebut dan

menghancurkan otoritas iblis di bumi. Iblis masih memiliki kuasa-kuasa serta kemapuan-kemampuan.

1 Pet 5:8 dikatakan “ia berjalan berkeliling, sama seperti singa yang mengaum-aum mencari orang

yang dapat ditelannya.” Ia masih memiliki “panah-panah api” (Ef 6:16).

Sekarang iblis tidak memiliki otoritas lagi untuk menggunakan kuasanya bagi orang-orang

percaya kepada Yesus. Namun jika kita tidak berjaga-jaga dan mempergunakan perlengkapan senjata

Allah, maka, ia akan memakai kemampuannya untuk menghancurkan kita jika kita tidak mengerti

bahwa melalui Kristus kita telah diberikan otoritas atas iblis dan kuasanya.

Otoritas penting sekali. Kuasa mengerjakan pekerjaan itu, namun otoritaslah yang mengatur

kuasa itu. Gambaran mengenai hal itu dapat ditemukan dalam Keluaran 17:8-13. Kemenangan Israel

tidak ditentukan oleh kekuatan tentara Israel, buktinya ketika tongkat Musa turun, mereka dikalahkan

Amalek. Tetapi di sini Tongkat yang membawa kemenangan Israel melambangkan otoritas Allah,

ketika ia (tongkat) tersebut diangkat maka bangsa Israel mengalami kemenangan.

Adakalanya kita harsu berperang atau bergumul dalam doa-doa syafaat kita. Paga juga

berbicara tentang konsep ini, dan Alkitab mengajarkannya. Sebab itu kita harus melakukannya dengan

seimbang dan penuh hikmat! Namun kita harus melakukannya! REBUT! REBUT! REBUT!

Pertanyaan renungan.

1. Dua kegiatan yang bertolak belakang apakah yang diperlukan dalam doa syafaat? Mengapa

keduanya diperlukan? Apakah arti penggunaan paga dalam hal ini?

2. Jelaskan2 Kor 2:11. bagaimana ayat ini mendukung fakta bahwa kita jangan sampai

mengabaikan iblis?

34

Page 35: DOA SYAFAAT1

3. Dapatkah anda menjelaskan hubungan antara penyembahan, memantikan Allah, dan

peperangan rohani? Bagaimana Yosua menggambarkan hal ini? Pelajaran apa yang di dapat

dari Maria dan Martha dalam hal ini?

4. Mengapakah kita harus berperang jika Kristus telah mengalahkan dan mengahncurkan semua

kuasa kegelapan? Berikan komentar tentang perbedaan antara otoritas dan kuasa?

5. Definisikan kata pro dari Efesus 6, dan jelaskan hubungannya dengan peperangan rohani.

BAB IX

PRIBADI YANG TERTINGGI

Dalam doa syafaat kita akan juga belajar mengenai pengungkapan kebenaran. Dalam 2 Kor

4:3-4 diakatakan “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka,

yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah

zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah

gambaran Allah.” Dalam versi (NASB) Kata “tertutup” adalah veiled. Veiled berasal dari kata veil

yang berarti “to hide” (menyembunyikan), “cover up” (menutupi), dan “wrap around”

(membungkus).22 Bahasa Yunani Kalupsis yang berarti menyelubungi. Kata Perjanjian BAru untuk

“wahyu” adalah kalupsis dengan tambahan awalan apo yang menjadi apokalupsis. “apo” artinya lepas

22 Spiros Zodhiates, The Complete Word Study Dictionary (Iowa Falls, Iowa Word Bible Publisher, 1992), 816

35

Page 36: DOA SYAFAAT1

atau jatuh.23 Jadi secara harafiah apokalupsis artinya penyingkapan selubung, membuka sesuatu yang

menutupi. Dari ayat diatas dapat kita katakan bahwa apa yang menyebabkan orang-orang itu tidak

dapat melihat kebenaran Injil yang diberitakan oleh Paulus adalah adanya selubung yang menutupi

mata hati mereka. Penyebab dari hal-hal tersebut adalah penyimpangan perspektif/pandangan.

Perspektif orang tidak percaya telah disimpangkan. Banyak orang lari dari Allah yang berniat

menolong mereka dari kehancuran.

Kata “cahaya” dalam ayat ini adalah photismos”, yang artinya “pencerahan”. Kata ini mirip

dengan apa yang digunakan dalam Efesus 1:18, yaitu “menjadikan terang” yang berasal dari kata

“photizo” yang artinya membuka diri kepada terang. Kata “photo” atau “photograph” dalam bahasa

Inggris memiliki akar yang sama dengan “photizo”. Apa yang terjadi ketika kita memotret? Penutup

lensa kamera itu dibuka sehingga cahaya dapat masuk dan membuat gambar menjadi jelas. Jika

penutup lensanya tidak dibuka maka, seberapa indahnyapun pemandangan itu tidak aka nada gambar

di dalam foto tersebut.

Hal yang sama terjadi kepada manusia. Meskipun gambaran Kristus yang sangat mulia dan

kabar Injil yang sangat indah, tetapi jika selubung (penutup lensa) tidak dilepaskan, maka tidak aka

nada gambaran Kristus yang dihasilkan dalam diri orang tersebut.

Kadangkala kita mengajak orang-orang untuk berdoa keselamatan tanpa pewahyuan yang

benar (membuka selubung), maka biasanya tidak ada perubahan yang sejati. Itulah juga barangkali

sebabnya kurang dari 10 persen atau mungkin hanya 3 persen orang yang diselamatkan menjadi

pengikut Kristus yang sungguh-sungguh. Penyebabnya adalah pertobatan mereka bukanlah pertobatan

sejati yang berasal dari pewahyuan Firman Allah. Kata pertobatan (metanoia) berarti “memiliki

pengetahuan atau pengertian yang baru”; atau pembaruan pikiran.

INFORMASI VS WAHYU

Kita harus dapat membedakan anatara informasi dengan wahyu. Informasi berasal dari pikiran

manusia, sedangkan wahyu ilahi, walaupun melibatkan pikiran kita. Wahyu berasal dari hati. Kuasa

rohani hanya dapat dicurahkan melalui pewahyuan. Firman yang tertulis (graphe),24 harus menjadi

Firman yang hidup (logos).25 Itulah sebabnya kita sebagai orang percaya bukan saja harus membaca

firman Tuhan, namun juga merenungkannya siang dan malam. Maz 119:18 “singkapkanlah mataku,

supaya aku memandang keajaiabn-keajaiban dari Taurat-Mu” kata “singkapkanlah”berasal dari kata

“galah” yang juga berarti “membuka selubung atau membuka penutup”, yaitu pewahyuan.

23 James Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Nashville: Thomas Nelson Publisher,1990), ref.no.57524 Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible, ref. no. 112425 Ibid, ref. no. 3056

36

Page 37: DOA SYAFAAT1

Informasi biasanya dapat dating dengan cepat, namun wahyu biasanya membutuhkan proses.

Sayangnya semenjak jatuhnya manusia kedalam dosa, pengetahuan atau informasi itu yang sering

disanjung oleh manusia. Informasi tidak dapat memebrikan pengertian yang benar tentang Allah.

Yesus berkata kepada orang-orang Farisi: “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu

menyangka di dalamnya kamu menemukan hidup kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu

memberikan kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh

hidup itu”(Yoh 5:39-40).

Orang Farisi mengetahui Firman Tuhan (Graphe), mungkin lebih baik dari saudara dan saya,

namun mereka tidak mengenal Allah. Meskipun kita memiliki segudang informasi tentang Allah dan

firman-Nya namun Wahyu Allah lah yang membuat Alkitab menjadi “roh dan hidup” (Yoh 6:36).

Pewahyuaqn akan memimpin kita kepada iman yang benar dan perubahan yang sejati. Tanpa

pewahyuan kita cenderung menjadi egois, dengan selalu bertanya “apa keuntungannya bagiku”,

bahkan kita menyukai khotbah-khotba yang bertemakan keuntungan-keuntungan belaka. Sehingga

akan muncul petobat-petobat yang egois yang sangat individualis.

Sebaliknya jika kita memberitakan Injil yang murni, termasuk pertobatan dan penyaliban

daging (penyerahan diri kepada ketuhanan Kristus), orang-orang yang tidak percaya akan menolaknya

mereka akan menganggap sesuatu yang gila dan bodoh. “tetapi manusia duniawi tidak dapat

menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena bagi mereka itu adalah sebuah kebodohan; dan ia

tidak dapat memahaminya, sebab itu hanya dapat dinilai secara rohani” (1 Kor 2:14). Kata

“kebodohan” berasal dari kata “moria” yang adalah akar kata dari “moron”

MELAHIRKAN PETOBAT YANG BENAR

Untuk itu kita harus mengijinkan Roh Kudus bekerja sesuai dengan waktu-Nya untuk

melahirkan pertobatan yang benar melalui pewahyuan dari Allah. Pertobatan semacam ini akan

menghasilkan orang-orang Kristen yang berpusat pada Allah,bukan yang egois. Ingatlah bahwa sering

sekali sikap hati kita/ dosa kita yang menghalangi Allah bekerja. Dan dosa kita juga yang membuat

kita tidak berdoa bagi orang-orang berdosa.

Bagaimana iblis membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya? Dan apakah yang

menyebabkan adanya selubung itu? Dalam 2 Kor 4:4, kata “dibutakan” berasal dari kata “tuphloo”

yang berarti “menumpulkan intelektual; membutakan”.26 Akar kata dari “tupho” ini adalah “membuat

asap”. Diibaratkan seperti asap yang menghalangi atau menggelapkan udara sehingga orang sulit

melihat dengan jelas.

26 W.E. Vine, The Expanded Vine’s Expository Dictionary of New Testament Words (Minneapolis:Bethany House Publisher, 1984), 125

37

Page 38: DOA SYAFAAT1

Nah, dari kata yang sama, yakni “tuphoo” yang dipakai untuk menerangkan “pikiran yang

muluk-muluk, sombong, atau mengembang dengan keangkuhan sendiri.”27 Di sini kelihatan ada

hubungan anatara kebutaan dan kesombongan, maka ditemukan mata rantai yang hilang, yaitu: “dosa

kesombongan yang dimiliki iblis diwariskannya kepada manusia di taman Eden. Dan hal inilah yang

dipakai iblis untuk membutakan mereka. Demikian juga sebagian besar penolakan terhadap Kristus,

baik dari agama-agama sesat atau kenyataan bahwa banyak orang tidak mau menyerahkan hidup

mereka; semuanya itu berakar dari masalah yang sama, yakni:KESOMBONGAN. Tetapi meskipun

demikian kesombongan itu juga akan berakhir, yakni pada saat semua lutut bertelut dan setiap lidah

mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.

Dikisahkan pada suatu malam yang gelap gulita ditengah laut, seorang kapten kapal melihat

cahaya redup dari kejauhan. Ia lalu menyuruh petugas radionya untuk mengirim berita ini:

“ubahlah arahmu 10 derajat ke Selatan”

Segera ia menerima jawaban: “ubah arahmu 10 derajat ke Utara.”

Merasa ditantang, kapten yang sombong ini marah. Maka ia mengirim kembali balasan: “ubahlah

arahmu 10 derajat ke Selatan, ini perintah kapten!”

Lalu ia menerima jawaban: “ubahlah arahmu 10 derajat ke Utara. Ini Jones si pelaut kelas III.”

Si Kapten berpikir ia bisa menakut-nakuti pelaut yang melawan ini ini. Maka ia mengirim berita

ketiga: “ubahlah arahmu 10 derajat ke Selatan. Aku adalah sebuah kapal Tempur.”

Jawaban terakhir berbunyi: “Ubahlah arahmu 10 derajat Ke Utara. Aku adalah sebuah mercu suar.

Allah, yang adalah mercu suar dunia, selalu berusaha membuat manusia yang telah jatuh ke

dalam dosa mengubah arah kehidupan mereka. Manusia yang sombong, yang telah menjadi kapten

bagi dirinya sendiri, biasanya melaju menuju kehancuran mereka. Itu juga mungkin sebabnya

mengapa sering di dapati kaum wanita lebih banyak yang diselamatkan daripada kaum pria. Karena

akar kesombongan kaum pria lebih kuat.

Alasan mengapa pria lebih sombong adalah karena hal “terkuat di dalam kita yang bentuknya

masih murni sebelum kejatuhan manusia, menjadi semkain kuat dalam bentuk yang jahat setelah

kejatuahan”. Sebab pada hakikatnya seorang pria adalah melindungi, merawat dan mencukupi-yaitu

memimpin dengan motivasi hamba- dan itu berbalik sejak kejatuhan manusia.

Keinginan untuk mendominasi dan menguasai begitu kuat. Namun masih ada juga kaum pria

yang yang hidupnya amat rendah hati, yang tidak bermasalah dengan kesombongannya. Sebab untuk

dapat melihat bagaimana pria harus melindungi dan memimpin kita perlu meneladani Kristus Yesus,

yang berjalan dengan otoritas dan kuasa yang besar, namun dari motivasi melayani yang murni.

27 Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref. no. 5187

38

Page 39: DOA SYAFAAT1

Namun Alkitab bukan tidak memberikan kita solusi bagaimana kita dapat berdoa bagi orang-

orang yang dibutakan oleh kesombongan tersebut. Allah memberikan kepada kita sebuah rahasia

yakni dalam 2 Kor 10:3-5 “ Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara

duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang

diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami

mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan

manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan

menaklukkannya kepada Kristus,”

Dalam versi FAYH dikatakan, “Memang saya seorang manusia biasa yang penuh dengan

kelemahan, tetapi saya tidak mempergunakan rencana dan cara manusia untuk memperoleh

kemenangan dalam pertempuran…Bukan senjata buatan manusia yang saya gunakan untuk kata

setiap perbantahan yang sombong, dan merobohkan setiap tembok yang didirikan untuk menghalangi

manusia mencari Allah. Dengan senjata ini saya dapat menangkap pemberontak dan membawa

mereka kembali kepada Allah dan mengubah mereka menjadi manusia yang taat kepada Kristus.”

Dari sini kita lihat bahwa Tuhan tidak saja memebrikan jalan keluar namun juga memebrikan

obat penawar untuk mengatasi ikatan ini. Ayat ini menjelaskan bahwa senjata peperangan kita

bukanlah senjata duniawi atau kedagingan. Artinya senjatanya bukan dari manusia. Kita tidak dapat

memenangkan seseorang dengan perdebatan intelektual. Ataupun dengan tehnik-tehnik canggih.

Tuhan berkata “dari pada memakai senjatamu, Kupinjamkan senjata-Ku kepadamu. Senjatamu

tidak akan berhasil, tetapi senjataKu berhasil.pakailah” kata “dahsyat” berasal dari kata “dunatos”

yang merupakan salah satu kata dalam PB untuk “Mukjizat”. Kata ini juga dapat berarti “mungkin.”

Pernahkah anda melihat seseorang yang tampaknya tidak mungkin dimenangkan? Pakailah senjata

Allah maka hal itu akan menjadi mungkin. Dengan kuasa ini semuanya menjadi mungkin

dimenangkan (kecuali setan dan iblis). Kata “dunatos” ini menjadi akar kata dari “dinamit” senjata

yang memiliki daya ledak tinggi.

Senjata Alalah ini sangat ampuh untuk “meruntuhkan benteng-benteng” mungkin saudara

pernah melihat bagaimana gedung-gedung yang sangat besar hanya beberapa saat dapat dihancurkan

dengan dinamit. Jika kita melihat bahwa gedung itu dapat hancur dengan cepat. Maka untuk

menghancurkan benteng-benteng musuh mungkin kita perlu menempatkan dinamit Roh Kudus itu

selama beberapa hari, minggu bahkan berbulan-bulan. Jika waktunya tiba maka ledakan yang dahsyat

itu akan membuat orang yang kita doakan akan dating bersujud untuk keselamatannya.

Apakah arti sesungguhnya “benteng” itu dalam konteks tubuh Kristus? Katanya barasal dari

ochuroma, yang berasal dari akar kata echo yang artinya “memiliki atau memegang.”28 Ini secara

28 Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref.no.2192

39

Page 40: DOA SYAFAAT1

harafia mengandung arti sebuah tempat untuk mempertahankan sesuatu erat-erat. Iblis memiliki

tempat kekuatan di dalam orang yang tidak percayadi mana ia(iblis) dapat menggenggam mereka erat-

erat. Mereka adalah narapidana,tawanan,budak. Kristus diutus untuk “memberitakan pembebasan

kepada orang-orang tawanan.”(Luk 4:19)

Sekarang kita melihat lagi ayat 5 dari pembahasan kita. Dikatakan. “kami mematahkan setiap

siasat orang dan merubuhkan setiap kubuh yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk

menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada

Kristus.” Dalam ayat 4 dan 5 kita melihat ada 3 aspek dari benteng yang disebutkan oleh Roh Kudus.

Yang pertama adalah “siasat” (cara piker yang menyesatkan)- logismos. Kata ini berbicara

tentang kemampuan perhitungan manusia; yakni kebijaksanaan atau logika mereka.29 Kata logika

memiliki arti kumpulan kebijaksanaan dan informasi yang didapat dalam jangka waktu yang lama. Ini

menjadi kepercayaan mereka. Dalam Yak 3:15, dikatakan bahwa sisitem kepercayaan mereka itu

berasal dari dunia, dari jiwa atau intelektualitas dan dari setan-setan. Logismos ini mencakup filsafat-

filsafat, agama-agama, humanisme, ateisme, materialiasme dll. Cara kerja logismos ini membutakan

orang adalah dengan mencampurkan apa yang kita sampaikan + dengan apa yang mereka percayai.

Jadi kita akan mendoakan mereka dengan cara seperti ini, mintalah Roh Kudus untuk

menyatakan apa yang menjadi benteng/logismos orang yang kita doakan jika anda belum

mengetahuinya. Dan ketika Roh Kudus menolong anda, sebutkanlah segala pikiran itu,dan kutiplah 2

Kor 10:3-5 yang kita bahas dan katakan: “di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku menghancurkan

engkau, hai benteng…” lakukanlah sampai orang tersebut menerima Yesus.

Yang kedua adalah “setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk

menentangpengenalan akan Allah” (2 Kor 10:5). Dalam KJV kata ini diterjemahkan sebagai “high

thing” (hal yang tinggi), dalam bahasa Yunaninya adalah hupsoma, akar katanya sama dengan kata

untuk – Allah yang “Maha Tinggi”. Kata hupsoma artinya setiap tempat atau hal yang tinggi.30 Kata

ini mengacu kepada kata “kesombongan” yang mengacu kepada 2 Kor 4:3-4. itulah “hal yang paling

tinggi” dalam umat manusia semenjak kejatuhannya; yakni saat Adam dan Hawa termakan tipuan iblis

yang mengatakan bahwa “kamu akan menjadi seperti Allah”(Kej 3:5). Sama seperti iblis, manusia

ingin memuliakan dirinya sendiri sampai ketempat yang sejajar dengan Yang Maha Tinggi. Manusia

tidak menjadi mahatinggi tetapi menjadi yang mahasombong. Sebuah kamus mengartikan “hupsoma”

sebagai “semua keangkuhan yang bangkit.”31 Arti kata ini mencakup semua cara piker yang

mengagungkan diri sendiri dan yang menentang pengenalan akan Allah.

29 Zodiathes, The Complete Word Study Dictionary,92330 Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance, ref.no.531331 Bauer, A Greek-English Lexicon, 851.

40

Page 41: DOA SYAFAAT1

Kabar baiknya adalah kita dapat juga meruntuhkan kubu keangkuhan seseorang melalui

peperangan rohani. Dengan demikian merka dapat merendahkan diri dan bertekuk lutut dihadapan

Yesus. Sekarang kita akan membaca sekali lagi 2 Kor 10:5 (FAYH) “Senjata ini dapat mengalahkan

setiap perbantahan yang sombong, dan merobohkan setiap tembok yang didirikan untuk menghalangi

manusia mencari Allah. Dengan senjata ini saya dapat menangkap pemberontak dan membawa

mereka kembali kepada Allah dan mengubah mereka menjadi manusia yang taat kepada Kristus .” Di

sini jelas bahwa Tuhan mengatakan dapat bukan untung-untung atau mudah-mudahan, dan juga kata

setiap. Jadi kita dapat meruntuhkan setiap argumentasi yang angkuh dan setiap tembok! Kita dapat

menangkap para pemberontak! Inilah yang harus kita lakukan.

Aspek yang ketiga adalah kata “kita dapat menawan segala pikiran dan menaklukkannya

kepada Kristus” untuk kata “pikiran” dipakai kata noema, yang juga berarti “rencana-rencana, siasat-

siasat, rancangan-rancangan, atau plot-plot”. Noema adalah pikiran-pikiran atau cobaan-cobaan yang

spontan yang iblis lakukan untuk menyerang orang yang tidak percaya; sama dengan rencananya

untuk mengikat mereka agar terus dalam kegelapan. Untuk itu kita harus berani menyerukan bahwa

tidak satupun senjata iblis yang dapat berhasil. Kita harus mengikat serta bangkit melawan segala

rancangannya melalui doa kita. Kita dapat dan harus berdoa agar mereka yang belum percaya

dilindungi dari segala pikiran dan pencobaan iblis.

Ini adalah beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk mendoakan mereka yang belum

percaya kepada Yesus, yakni: mintalah

Supaya Allah mengangkat selubung yang menutupi mereka (pewahyuan dan

pembukaan mata hati)

Supaya Roh Kudus melayang-layang (mengerami) atas mereka serta melindungi

mereka

Agar orang kudus dapat ditemuinya setiap hari.

Untuk meruntuhkan segala keangkuhan yang menentang pengenalan Akan Allah,

khususnya kesombongan dan pemberontakan (hal ini termasuk aspek hupsoma dari

benteng).

Untuk mengikat kuasa iblis yang menawan orang tersebut; untuk mengikat semua

pikiran dan dusta iblis yang keji, yang hendak dimasukkan iblis ke dalam pikiran

mereka (hal ini juga termasuk aspek hupsoma).

Supaya perlengkapan perang Allah dapat terpasang kokoh pada tubuhnya.

41

Page 42: DOA SYAFAAT1

Kita harus bangkit dan berperang merebut jiwa-jiwa yang akan binasa tersebut. Kita harus

mengangkat senjata rohanikita dan berperang. Kuasa-kuasa kegelapan akan melawan kita, tetapi

“jangan kamu takut terhadap mereka Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan

berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk

istrimu dan rumahmu (Nah 4:14).

Pertanyaan renungan

1. apa arti “tutup” dalam 2 Kor 4:3? Apa kaitannya dengan orang yang belum selamat?

Jelaskan hubungannya dengan pewahyuan alkitabiah!

2. Apa arti iblis “membutakan”pikiranorang-orang yang tidak percaya? Apa hubungan hal

ini dengan kejatuhan manusia? Bagaimana hal ini menjadi penting dalam kaitannya

dengan sifat pria (dibandingkan dengan wanita)?

3. Jelaskan arti “pembukaan mata hati.” Dapatkah anda menggambarkan persamaan

antara hal ini dengan fotographi?

4. Apakah arti pertobatan sejati itu? Bagaimana hal ini berhubungan dengan pewahyuan

yang alkitabiah?

5. Definisikan arti “benteng”. Sebutkan tiga aspek benteng pada orang yang tidak percaya,

dan bagaiamana doa syafaat dapat diterapkan dalam setiap aspek?

6. Untuk siapakah anda berdoa syafaat ? akankah ini berhasil memenangkan mereka?

Haleluya!

BAB X

HALILINTAR ALLAH

Salah satu terjemahan paga adalah “menyambar tepat pada sasaran” Ayub 36:32 “mengatakan

“Kedua tangan-Nya diselubungi dengan kilat petir dan menyuruhnya menyambar sasaran.” Berikut

ini ada beberapa ayat menggambarkan Allah sebagai terang atau petir;

(1 Yoh 1:5) Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada

kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

42

Page 43: DOA SYAFAAT1

(1 Tim 6:16) Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak

terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-

Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.

(Luk 9:29,32) Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih

berkilau-kilauan…Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka

terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya

itu.

(Maz 29:7) Suara TUHAN menyemburkan nyala api.

(Ul 32:41) apabila Aku mengasah pedang-Ku yang berkilat-kilat, dan tangan-Ku memegang

penghukuman, maka Aku membalas dendam kepada lawan-Ku, dan mengadakan pembalasan kepada

yang membenci Aku.

(Maz 18:15) Dilepaskan-Nya panah-panah-Nya, sehingga diserakkan-Nya mereka, kilat bertubi-tubi,

sehingga dikacaukan-Nya mereka.

(Maz 144:6) Lontarkanlah kilat-kilat dan serakkanlah mereka, lepaskanlah panah-panah-Mu, sehingga

mereka kacau!

Menurut ayat-ayat diatas, Allah itu adalah terang dan seringkali sinar atau kemuliaan-Nya

memancar keluar dari Dia seperti ledakan-ledakan petir. Sinar itu menyilaukan bagaikan petir dan

TERJADILAH PAGA! Kuasa Allah “menyambar tepat pada sasaran.” Hal ini terjadi beberapa ribuan

tahun ketika iblis mencoba merebut kekuasaan surga (bnd Luk 10:18-20)

Analogi terang dan gelap ini lazim digunakan di dalm Alkitab, peristiwa salib merupakan

contoh laindari kemenangan terang Allah atas kegelapan iblis. Dalam sebuah ayat Yoh 1:4-5 (NASB)

mengatakan “di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah Terang manusia. Terang itu bercahaya

dalam kegelapan, dan kegelapan tidak dapat memahaminya.” Kata “memahami’ berasal dari kata

katalambano, yang berarti “memahami” atau “menangkap.” Para peneliti Alkitab percaya bahwa

terjemahan yang paling tepat adalah “menangkap”. Kuasa-kuasa kegelapan berusaha untuk

menangkap Kristus

Di kayu salib si “malaikat terang” gadungan berjumpa dengan Terang sejati. Dan apa yang

tadinya merupakan kemenangan bagi iblis tiba-tiba mengalami perubahan, dan iblis mengalami trauma

yang kedua kali. Dan semenjak itu “Terang” besar itu menghasilkan terang-terang kecil. “Memang

43

Page 44: DOA SYAFAAT1

dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu

hiduplah sebagai anak-anak terang,” (Ef 5:8)

Untuk pertama kalinya iblis memahami Yes 60:1-3 “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab

terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi

bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-

Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja

kepada cahaya yang terbit bagimu.”

Untuk pertamakalinya iblis mengerti bahwa Bait Suci dalam PL ternyata adalah gambaran diri

kita, yaitu generasi baru yang disebut orang-orang Kristen (“Kristus-Kristus kecil”) dan kemuliaan

Allah ada di dalam diri kita. Doa syafaat kita akan melepaskan petir Allah untuk menyambar dalam

setiap situasi, menghancurkan kuasa-kuasa kegelapan. Dengan begitu:

Kalvari mendapatkan kemenangan kembali

Terang dunia bersinar kembali.

Imamat yang rajani itu memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar, yang telah

memanggil mereka keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Pet 2:9)

Laser/sinar doa berkobar-kobar.

Pedang petir Roh bersinar dengan terang.

Yesus dan Bapa dipermuliakan dalam Gereja (Ef 3:21)

Namun sangat disayangkan kita sering lupa betapa kuatnya kuasa Roh Kudus yang ada di

dalam kita. Betapa hebatnya pedang petir Allah terhadap kerajaan kegelapan. Pedang itu itu memiliki

kuasa adikodrati yang sanggup menghancurkan pekerjaan-pekerjaan kuasa gelap; yaitu ketika dengan

penuh iman kita melepaskan kuasa itu.

Dean Sheets seorang gembala yang juga merupakan ayah dari penulis buku ini, menceritakan

kisahnya ketika beliau sedang mengadakan perjalanan misi ke Haiti. Saat itu, beliau sedang

memebritakan Injil dan berdoa untuk orang yang sakit menurut Markus 16:15-18. Agama di

kepulauan Haiti adalah kepercayaan voodoo (ilmu sihir). Akibatnya, kegiatan iblis di Negara itu

sangat kuat dan mencolok. Kuasa kegelapan diberi kebebasan untuk berkuasa di sana.

Pendeta Dean merasa dibimbing oleh Roh Kudus secara khusus untuk mendoakan orang-orang

yang buta untuk maju kedepan. Dua puluh orang menanggapi undangan itu. Tatkala ia berdiri

dihadapan mereka dan menunggu perintah Roh Kudus, ia diberi perintah yang sama untuk 19 dari 20

orang tersebut. Roh Kudus berkata: “Usirlah roh yang menyebabkan mereka buta.” Setiap kali ia

melakukan perintah itu, dalam sekejap mereka semua disembuhkan. Mereka dapat melihat dengan

sempurna.

44

Page 45: DOA SYAFAAT1

PAGA! Petir Ilahi itu dengan tepay menyambar sasaran, menembus mata yang buta, serta

mengembalikan penglihatan mereka. Banyak orang percaya tidak menyadari bahwa mereka dipenuhi

dengan kemuliaan dan terang Allah. Rasul Paulus berkata, “tidak tahukah kamu bahwa kamu sekalian

adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kamu” (1 Kor 3:16) kata “bait” yakni “naos” yang

artinya “tempat yang mahakudus”, dan kata “diam” diambil dari kata PL Shakan, yang artinya

“berdiam atau berada.” “Kemulian Shekinah”yakni kemuliaan yang berada atau diam ditempat

mahakudus. Artinya Paulus berkata bahwa di dalam Kristus, kemuliaan Shekinah Allah sekarang

menjadi shakan di dalam diri kita (baca 1 Sam 4:4; 2 Sam 6:12-19).

Di dalam 2 Kor 4:6-7 dikatakan “Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan

terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh

terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Tetapi harta ini

kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu

berasal dari Allah, bukan dari diri kami.”

Bangsa Israel mengangkat Tabut Perjanjian lambing dari kehadiran dan kemuliaan Allah di

dalam peperangan (Yos 6:6). Apabila tabut itu berangkat, suara diserukan, “Bangkitlah, Tuhan,

supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-

Mu” (Bil 10:35). Kehadiran dan kemuliaan yang sama itu sekarang tinggal di dalam diri kita. Kunci

kemenangan kita adalah mengikut sertakan hadirat Allah di dalam setiap peperangan yang kita hadapi.

Allah bangkit dan menyerakkan mush-musuh-Nya melalui diri kita!

Sebab itu tempatkanlah dirimu pada tempat yang benar dihadapan Tuhan Yesus, dan ijinkan

Dia bersinar melalui dirimu serta menyambar tepat pada sasaran! Pedang ini memiliki kuasa

adikodrati untuk mengalahkan segala pekerjaan iblis-jika kita memakainya dengan iman.

Tempatkanlah dirimu secara rohani di depan anak-anakmu yang memberontak dan mintalah

Allah mengirimkan halilintar yang melembutkan hati mereka. Arahkan sinar terang Allah kepada

apapun yang mengikat mereka dan mulailah menyerang dalam roh!

Bagi pasangan suami istri, mintalah Allah menyinari kehidupan pasanganmu, menghancurkan

setiap tipuan kuasa gelap dan memerdekakan mereka.

Bagi para pendeta, berserulah kepada Roh Kudus agar Ia menyinari, menghancurkan roh

perselisihan, roh perpecahan dan roh puas diri yang menguasai jemaatmu.

Ingatlah, apabila anda menantikan Allah untuk bekerja, mungkin Ia sebenarnya sedang

menunggu anda. Lepaskanlahsinar itu! Panggilah dalam nama Yesus. SERANG!! SERANG!!!

SERANG !!!!

Pertanyaan renungan

1. Apa hubungan antar paga dengan petir?

45

Page 46: DOA SYAFAAT1

2. Jelaskan hubungan antara terang/petir Allah dengan penghukuman-Nya. Dapatkah

Anda menjelaskan bagaimana hal itu terjadi di Kayu Salib?

3. Apakah hubungan antara Allah, terang, pedang-Nya, dan doa syafaat kita?

4. Dimanakah letaknya “tempat yang mahakudus” itu? Jelaskan hubungannya dengan doa

syafaat

5. Pikirkan sebuah situasi di mana terang mengalahkan kegelapan. Bagaimana Allah

melakukannya? Sekarang, pikirkanlah situasi di mana doa syafaat dapat digunakan

untuk memperoleh hasil yang sama.

6. Apakah anda sedang menjadi wakil Kristus Yesus?

BAB XI

HAKIKAT DOA

Kesabaran adalah sebuah hal yang penting bagi seorang pendoa, kata “sabar” atau

makrothumia dalam Galatia 5:22 menurut Strong’s Concordance di definisikan sebagai “daya tahan

atau ketabahan.” Namun di jaman serba instan saat ini, kita sering dibuat kehilangan sebuah karakter

dari ketekunan. Kebanyakan kita ingin doa kita dengan cepat dijawab. Namun kenyataannya tidak

semua doa-doa kita dijawab langsung secara instan. Sebab ada jawaban yang langsung instan namun

ada juga yang harus menantikan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Cheetha (Macan tutul) adalah seekor binatang yang memiliki kemampuan berlari yang sangat

memadai. Ia dapat berlari 105 km/jam. Ia sangat memadai sebagai binatang yang berlari tercepat.

46

Page 47: DOA SYAFAAT1

Namun cheetah memiliki kelemahan, yakni jantungnya yang kecil mengakibatkan ia mudah kelelahan.

Jika ia tidak dapat menangkap musuh dalam waktu yang cepat, maka ia harus mengehentikan

perburuannya. Jika tidak ia akan kolaps.

Orang percaya saat ini sering seperti itu, kita masuk kekamar doa dengan penuh semangat, dan

menaikkan doa-doa yang penuh semangat, namun karena kelemahan hati kita, kita sering bimbang

sebelum kita menerima jawaban doa-doa kita. Seorang pendoa dapat saja berdoa dengan semangat

tetapi ia juga harus memiliki daya tahan yang cukup tinggi yang berasal dari hati doa yang kuat dan

penuh kesabaran. George Muller adalah seorang pendoa syafaat yang tekun. Ia berdoa untuk seseorang

selama enam puluh tiga tahun delapan bulan agar orang itu bertobat. Meskipun ia belum bertobat

katanya, tetapi saya yakin ia akan bertobat. Hal itu tidak mungkin tidak terjadi…sebab saya berdoa.

Apa yang terjadi pada saat peti mati Muller diturunkan untuk di kubur, sahabat yang ia doakan

menyerahkan dirinya kepada Yesus. YANG PENTING ADALAH JANGAN MENYERAH

SEBELUM JAWABAN DOA KITA DATANG! Muller tidak menyerah!

Tuhan Yesus berdoa selama tiga jam di taman Getsemani agar Ia mendapatkan kekuatan

menghadapi salib. “Ia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan air mata…”

(Ibr 5:7) sering mungkin kita berpikir “ya, lakukan hal yang mudah-mudah saja!” memang mungkin

nasehat itu dapat berlaku untuk area tertentu, tetapi, TIDAK untuk masalah Doa, sebab hal itu tidak

berlaku. Seringnya kita gagal dalam mengikuti kehendak Tuhan pada masa kini, bukanlah karena kita

tidak mengerti hal-hal, melainkan sering terjadi karena kegagalan hati dan roh kita.

Tentu kita bertanya mengapa dibutuhkan ketekunan dalam berdoa? Apakah Allah menuntut

jumlah doa tertentu untuk situasi-situasi tertentu? Namun kita dapat mengambil sebuah peluang, bah

wa Allah terkadang mengajarkan kita sesuatu. Mungkin juga karena Ia memiliki waktu yang tepat

untuk menjawab doa kita. Oleh Karena itu berdoalah dengan iman dan nantikanlah Allah.

Namun ada hal lain yang perlu kita mengerti, adalah bahwa dalam konsep doa kita sungguh-

sungguh harus melepaskan kuasa Roh Kudus dari kita untuk mencapai sesuatu. Dalam bab mengenai

doa persalinan, kita tahu bahwa hal ini akan terjadi ketika kita berdoa dalam Roh. Kita juga dapat

memperkatakan Firman Allah sebagai pedang yang siap sedia untuk menghadapi hal-hal tertentu

(Ef6:17). Pernyataan atau perintah umum merupakan aktiviats lain yang dapat melepaskan kuasa Roh

Kudus (baca Mat 17:20; Mark 11:23), hal lain adalah praktek penumpangan tangan untuk mengalirkan

kuasa Allah (Mar. 16:18; dan Ibr 6:2).

Kuasa Roh Kudus mutlak dapat dialirkan melalui kita. Kuasa Allah memebri kehidupan,

kesembuhan, dan keutuhan pada dunia mengalir dari diri kita-Gereja-Nya. Kita adalah tempat yang

mahakudus, yakni tempat kediaman Allah dibumi. Manakala Allah ingin mencurahkan kuasa-Nya atas

47

Page 48: DOA SYAFAAT1

bumi, kuasa-Nya tidak perlu dilemparkan dari atas / dari langit, karena kuasa itu datang dari umat-

Nya, tempat Roh-Nya berdiam di bumi.

Gereja adalah rahim Allah dimuka bumi, yang akan melahirkan kehidupan Allah dan

menyalurkannya kepada dunia. Hidup yang dihasilkan Kristus keluar melalui rahim Gereja Tuhan.

Dalam Yoh 7:38 Yesus berkata, “Siapa saja yang percaya kepada-KU, seperti yang dikatakan Kitab

Suci, ‘dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup” kata “hati” atau yang dalam versi KJV

“belly” (perut) berasal dari kata koilia yang secara harafia artinya “rahim.” Jika kit abaca ayat ini

dengan pengertian tersbut maka, ayat ini berbunyi “Dari dalam rahimnya akan mengalir aliran-aliran

air hidup.” Rahim berbicara reproduksi, rahim berbicara kelahiran, atau melahirkan kehidupan.

Dalam Wahyu 22:1,2 kita menemukan sebuah frase yang sama:

“Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke

luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-

menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan

sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.”

Kata frase “sungai air kehidupan” dalam ayat ini sama dengan “aliran-aliran air hidup” di Yoh

7:38 dalam bahasa Yunaninya. Selanjutnya di dalam Yoh 7:39 kita menemukan teks yang mengatakan

“Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya…”

Roh itu adalah Roh Allah yang mengalir di dalam diri kita. Roh Allah tidak menumpangkan tangan

kepada orang yang sakit, melainkan kita, sedangkan Ia (Roh Kudus) di dalam diri kita akan melepas

sungai yang mengalir kepada orang tersebut, sehingga mereka diurapi dan dipilih olah Allah. Allah

melakukan semua hal tersebut melalui kita. Kitalah yang memiliki pedang Roh yaitu perkataan Tuhan.

Tuhan berbicara melalui umat-Nya, dari alam roh kita. Ketika kita memperkatakan Firman-Nya dalam

situasi tertentu dan di dalam bimbingan Roh Kudus, itu seperti Anak Domba sendiri yang berfirman,

hal ini akan melepaskan kehidupan Allah! Haleluya!

Hal lain yang perlu kita pahami dalam topic ini adalah adanya ukuran-ukuran dalam kuasa

yang ada pada kita. Ada tingkatan-tingkatan rohani yang dapat diukur. Rom 12:3 berkata “…menurut

ukuran iman yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. Kata “ukuran” disini berasal dari

kata metron, yang adalah akar kata dari “meter”. Dengan kata lain, Allah telah “mengukur” porsi

iman kepada semua orang; dan porsi iman itu terus bertumbuh.

Ada teks yang menarik untuk kita lihat berhubungan dengan hal ini. Dalam Mark 6:5 ketika

pelayanan Yesus di Nazaret dikatakan karena orang-orang yang tidak percaya di sana “Ia tidak dapat

mengadakan satu mujizat pun disana” kata tidak dapat di sini bukan karena Yesus memilih untuk tidak

melakukan mujizat, melainkan bahwa Yesus TIDAK dapat… hal ini terjadi keran tingkat iman dan

48

Page 49: DOA SYAFAAT1

ketidakpercayaan orang-orang di sana menghalangi kuasa Allah untuk mengalir. Meskipun YEsus

menyembuhkan beberapa orang namun Ia tidak dapat melakukan mujizat

Satu kasus lain adalah dalam Mat 17:14-21, dimana murid-murid Yesus mengusir setan dan

menyembuhkan orang-orang sakit karena Yesus telah memebrikan mereka otoritas dan kuasa untuk

melakukannya. Seorang anak yang sakit ayan dibawa kepada mereka, tetapi murid-murid-Nya tidak

dapat menyembuhkannya. Setelah Tuhan Yesus menyembuhkan anak tersebut, murid-murid bertanya

kepada-Nya mengapa mereka tidak dapat melakukannya. Tuhan mengatakan ukuran iman dan kuasa

yang lebih besar yang menjadi masalah dalam hal ini.

Prinsip inilah yang menjadi alasan mengapa diperlukan waktu untuk mendapatkan jawaban

doa. Menerima mukjizat “instan” merupakan suatu pengecualian. Prinsip ini tidak hanya meminta

Bapa untuk melakukan sesuatu, melainkan melepaskan kuasa yang cukup besar dialam roh untuk

menyelasikan suatu tugas. Lalu mari kita menindaklanjuti apa yang kita doakan tersebut.

NABI-NABI YANG BERTEKUN DEMI MENDAPATKAN KUASA

1 Raja-raja 17:21 “Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru

kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam

tubuhnya." Mengapa Elia harus berdoa tiga kali? Apakah karena tingkat kerohaniannya belum tepat?

Atau iatidak mempunyai cukup iman? Atau ia salah berdoa? Saya percaya alasannya adalah karena

Elia sedang melepaskan kehidupan dari “rahim rohaninya” setiap kali ia berdoa. Dibutuhkan

kehidupan yang cukup besar untuk membangkitkan orang mati!

Mohon diingat kita tidak sedang berbicara mengenai keterbatasan Allah. Allah dapat

membangkitkan anak yang meninggal waktu pertama kali Elia berdoa, dan juga tidak perlu Elia

berdoa sebanyak tujuh kali agar hujan turun, karena Allahlah yang menyuruh Elia melakukan hal itu

(1 Raj 18:1) atau juga tidak perlu Daniel harus berdoa selama 21 hari untuk menerima jawaban doa

dari Allah. Allah sanggup menghancurkan iblis hanya dengan satu kata saja (Dan 10:12). Tetapi yang

harus kita ingat adalah Allah memutuskan untuk bekerja di dunia melalui manusia.

Mengapa Yesus harus berdoa selama tiga jam di taman Getsemani? Mengapa malaikat tidak

segera dating menghibur-Nya? Kuasa Allah sedang dilepaskan dalam roh yang membuat sebuiah

terobosan, itulah yang terjadi. Ini tidak mengajarkan kepada kita mengulang-ulang doa yang sia-sia.

Akan tetapi penekanan kita adalah perlunya memahami cara-cara dan prinsip-prinsip Allah supaya kita

tahu bagaimana caranya melepaskan aliran-aliran kuasa-Nya, supaya anda dapat melahirkan banyak

hal dari rahim rohani anda. Ketika kita bekerjasam dengan Allah, maka Roh-Nya dapat pergi dan

menaungi situasi itu dan melepaskan kuasa kehidupan-Nya sehingga kita menerima apa yang kita

doakan.

49

Page 50: DOA SYAFAAT1

Dalam Ef 3:30 “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita

doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,” kata “kuasa yang

bekerja di dalam kita” oleh Wuest diterjemahkan sebagai “sesuai dengan ukuran kuasa yang bekerja

dalam kita” kata “ukuran” memiliki konotasi “saluran”. Namun pertanyaan adalah apakah kita

menyalurkan kuasa itu?

Janganlah kita berpikir kita dapat melepaskan kuasa yang cukup besar untuk memperoleh

mukjizat dengan doa yang angina-anginan dan apa adanya. Anda harus melepaskan kuasa Allah yang

ada pada anda yang anda dapatkan dengan berdoa sungguh-sungguh dengan teratur. Dalam Yak 5:16

dikatakan “Doa orang benar, sangat besar kuasanya dan ada hasilnya.” Menurut Wuest diterjemahkan

“Doa orang yang benar sanggup melakukan banyak perkara ketika doa itu bekerja” kata doa ini

adalah sebuah doa yang sungguh-sungguh (keluar dari hati,terus menerus). Karena itu kita harus

melepaskan kuasa itu.

Wahyu 5:8 “Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan

kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi

dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.”

Wahyu 8:3-5 “Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah

dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk

dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan

takhta itu. Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari

tangan malaikat itu ke hadapan Allah. Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan

api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan

gempa bumi.”

Dalam ayat-ayat ini dikatakan bahwa ada cawan-cawan yang menampung doa-doa kita

disurga, lalu pada waktu yang ditentukan oleh Tuhan doa-doa yang dinaikkan kepada Allah di dalam

cawan itu suatu kali malaikat Allah mengambil cawan tersebut dan mengisi pendupaan itu dengan api

dari mazbah, lalu melemparkannnya ke bumi. Meledaklah guruh diserta halilintar dan gempa bumi.

Bayangkan, mungkin itulah yang terjadi ketika Elia alami di gunung Sinai ketika Api Allah

membakar persembahan yang ia berikan (1 Raj 18:38). Atau yang terjadi ketika hari Pentakosta, atau

bahkan yang dialami oleh Paulus dan Silas (Kis 16:26).

Namun kadang-kadang Allah tidak dapat mengabulkan permintaan kita karena kita tidak

memberinya cukup kuasa dalam doa-doa kita untuk mengerjakan mukjizat-Nya. Mungkin Allah sudah

menuangkannya, tetapi masih belum cukup! Hal ini bukan masalah iman saja, melainkan juga kuasa.

Apa yang Allah harapkan dari kita adalah jadilah radikal dan berdoalah dengan iman radikal

sehingga Allah dapat menuangkan kuasa Allah. Namun jadilah tekun di dalam doa. Kemenangan

50

Page 51: DOA SYAFAAT1

hanya dapat dinikmati oleh orang yang tekun, bukan oleh orang yang marah; oleh orang yang setia,

bukan orang yang menunjukkan emosi dan energi yang hebat. Kita dapat berdoa dengan berapi-api

namun juga kita perlua berdoa dengan tekun, setia, dan sistimatis. LEPASKANLAH KUASA

ALLAH..LAGI DAN LAGI LEPASKANLAH!!

Pertanyaan renungan

1. Apakah arti “hakikat” doa? Apa hubungannya dengan ketekunan?

2. Berikanlah beberapa ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa hal-hal yang rohani

ternyata dapat diukur. Sekarang terapkanlah kebenaran ini kepada doa dengan

menggunakan Efesus 3:20-21, dan Yakobus 5:16 sebagai dasar?

3. Dapatkah anda pikirkan situasi-situasi dimana anda mungkin berhenti berdoa sebelum

cawan doa anda penuh? Adakah situasi-situasi dalam hidupmu yang memerlukan lebih

banyak kuasa untuk mendapatkan jawaban?

4. Apakah anda mengasihi Yesus?

AMPUNILAH KAMI BAPA

“Bapa, mengapa hal yang yang paling kami butuhkan, paling

jarang kami lakukan? Mengapa sebagian besar diantara kami sangat

sibuk sehingga kami kehabisan waktu? Mungkin Engkau merasa

kecewa selama berhari-hari tatkala mata-Mu menjelajahi dunia untuk

mencari sesorang yang hatinya sepenuhnya menjadi milik-Mu.

Pastilah Engkau sering menangis ketika Engkau mencari laki-laki atau

perempuan yang bersedia menjadi jembatan antara jurang pemisah

tetapi tidak menemukan seorangpun. Hati-Mu seringkali sakit karena

51

Page 52: DOA SYAFAAT1

ulah kami, umat-Mu, karena kami tidak mau bangkit dan menjadi

umat sesuai panggilan-Mu

Kami merendahkan diri kami dihadapan tahta-Mu dan memohon

supaya Engkau mengampuni atas ketidak setiaan kami dalam

berdoa. Dan ampunilah kami, selaku pemimpin-pemimpin, Tuhan,

yang tidak menyatakan kebenaran kepada umat-Mu. Ampunilah kami

Gereja-Mu-yang selaku Tubuh Kristus-karena kami sering

membiarkan iblis berkuasa di negeri ini, padahal kami tahu Engkau

memiliki kuasa yang sangat besar di dalam “rahim”kami untuk

mengubah keadaan ini.

Ampunilah kami Bapa, karena semua ini bukan kesalahan-Mu,

sehingga ada generasi diberi julukan X (aborsi). Bukanlah kehendak-

Mu agar kami membunuh generasi penerus kami sebelum ia

dilahirkan dan menghirup nafas untuk pertama kalinya. Bukanlah

rencana-Mu bahwa kami masih kalah terhadap kebencian dan

perpecahan di negeri kami.

Ampunilah kami Tuhan, sucikan kami sekarang dan putuskanlah

rantai-rantai kutuk yang selama ini kami biarkan menguasai kami.

Ampunilah kami dan sucikanlah kami dari dosa-dosa

kelesuan/kemalasan, rasa puas diri, ketidaktahuan, dan

ketidakpercayaan. Basuhlah kami dengan air firman-Mu.

Hancurkanlah kemalasan kami dalam berdoa, yang telah ribuan kali

kami pertahankan dengan berbagai alasan. Sikap ini sebenarnya

adalah ketidaktaatan, ketidakpercayaan dan dosa.

52

Page 53: DOA SYAFAAT1

Bapa, ampunilah dan bebaskanlah kami. Bebaskan kami dari

sikap yang hanya ingin mendengarkan Firman saja. Tetapi tidak ingin

melakukannya. Berikanlah kami rumah-rumah dan gereja-gereja yang

didirikan diatas batu karang ketaatan kepada firman-Mu.

Bangkitkanlah dalam diri umat-Mu, ketekunan yang dimiliki Yesus,

seperti yang dimiliki gereja mula-mula. Mampukanlah kami

membuang segala sesuatu yang tidak sesuai dengan Roh-Mu dan

pindahkan kepada sikap yang mau membayar harga dan memegang

erat kerajaan-Mu.

Penuhilah kami dengan Roh Kudus-Mu. Baptislah kami dengan

api-Mu. Kiranya Engkau memberikan Roh anugerah dan seruan

permohonan. Biarlah urapan yang barasal dari takhta-Mu mengalir

kepada jiwa-jiwa yang lapar dan lelah menjalani hidup yang biasa-

biasa – tanpa perubahan, mediokritas, kematian, kebinasaan. Kami

lelah menghadapi semua itu, Allah. Kami lelah terus menerus

dikalahkan oleh musuh yang sebenarnya talah kalah. Kami telah

dihalang-halangi dari tujuan hidup kami, baik secara pribadi mauapun

sebagai suatu bangsa. Kami lelah untuk terus menerus kekurangan

dan mengalami sakit penyakit. Kami lelah terhadp dosa-dosa kami.

Kami lapar dan dahaga untuk sesuatu - yaitu Allah yang ada di

dalam Alkita!”

BAB XII

53

Page 54: DOA SYAFAAT1

TINDAKAN YANG BERBICARA, KATA-KATA YANG BEKERJA

Ada sebuah aspek yang menarik di dalam doa syafaat yang hanya diketahui dan dipraktekkan

sedikit orang saja. Aspek iru adalah tindakan dan pernyataan nubuat. Apa artinya? Ketika kita

mengatakan bahwa ada sesuatu yang “bersifat nubuat” maka yang kita maksud adalah

1. Meramal/foretelling (yaitu mengatakan atau memberitahukan kejadian-kejadian

dimasa depan, atau,

2. Forthtelling – sebuah tindakan maupun kata-kata yang menyatakan sesuatu atas nama

Allah, yang kedua ini mungkin sifatnya tidak meramalkan peristiwa-peristiwa di masa

depan sama sekali.

Sesuatu yang bersifat nubuat dapat mencakup satu atau dua hal di atas: (foretelling atau

Forthtelling). Kata-kata atau tindakan-tindakan nubuat mempersiapkanjalan, dengan cara yang sama

seperti Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi Juruselamat dan supaya kemuliaan Tuhan

dinyatakan (Yesaya 40:1-5). Pelayanan nubuat ini melapangkan jalan untuk kemuliaan nama Tuhan

dan pelayanan Yesus. Tindakan-tindakan dan pernyataan-pernyataan nubuat menyiapkan jalan bagi

Allah untuk bekerja di muka bumi.

Semua itu membebaskan Allah untuk bekerja, karena sesungguhnya mereka berfungsi sebagai

alat atau cara yang telah dipilih Allah untuk mencapai tujuan-Nya. Kata membebaskan di sini bukan

berarti Allah terikat. Membebaskan di sini berarti:

1. Ketaatan kepada Allah akan mendatangkan jawaban dari Allah. Tindakan-tindakan dan

pernyataan-pernyataan nubuatan ini tidak mempunyai arti jika itu tidak dipimpin oleh

Allah sendiri. Demikian juga ketika Allah memebrikan perintah, maka kita harus

menaatinya. Allah memilih untuk melakukan banyak hal dengan cara-Nya sendiri, dan

jika kita taati, maka Allah dapat bekerja dengan bebas dan leluasa. Ia tidak selalu

memebrikan penjelasan kepada kita mengapa kita harus melakukan cara-cara tertentu.

Namun jika kehendak-Nya kita taati, Allah mengerjakan apa yang perlu dikerjakan.

2. Iman akan membebaskan Allah bertindak. Ketika Ia berkata “lakukanlah ini” maka

iman dan ketaatan akan membebaskan Ia untuk bertindak.

3. Hal-hal itu membebaskan Allah dalam arti bahwa Ia adalah Allah yang kreatif dan

firman-Nya dilepaskan ke dunia melalui pernyataan-pernyataan nubuat! Apabila anda

tidak terbuka terhadap pewahyuan, maka anda tidak akan dapat mengalaminya.

Bukalah hatimu untuk menerima pencerahan dari Allah.

Ketiga hal ini kita definisikan menjadi : Tindakan atau pernyataan nubuat adalah sesuatu yang

dikatakan atau dilakukan di dalam alam jasmaniah menurut petunjuk Allah dengan tujuan

54

Page 55: DOA SYAFAAT1

mempersiapkan jalan bagi Dia untuk bekerja dalam alam roh, yang mengakibatkan perubahan dalam

alam jasmaniah. Jadi, bagaimana Allah bekerjasama dengan manusia untuk mencapai tujuan-Nya?

Allah menyuruh kita untuk melakukan atau mengatakan sesuatu, dan kita taat. Kemuadian perkataan

dan tindakan itu membawa dampak pada alam roh, dan yang akhirnya mempengaruhi alam jasmaniah

(seperti boomerang yang dilemparkan).

Di dalam Alkitab kita menemukan kejadian ini di dalam kitab Keluaran 14:16,21, di mana

Musa merentangkan tongkatnya ke arah Laut Merah. Alkitab menuliskan “Dan engkau, angkatlah

tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan

berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering…Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut,

dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras,

membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.” Dalam kisah ini Allah

memerintahkan Musa mengulurkan tongkat itu, ketika Musa melakukannya, maka hasilnya adalah air

laut itu terbelah.

Jika Musa tidak melakukan hal ini, maka Laut Merah tidak akan terbelah. Tindakan yang sama

terjadi ketika mereka berperang dengan bangsa Amalek di Rafidim (Kel 17:9-13). Meskipun dalam

bab 9 kisah ini diangkat untuk menunjukkan perbedaan antara otoritas dan kuasa. Tetapi apa yang

terjadi di sini juga merupakan demonstrasi yang jelas dari tindakan nubuatan. Ada beberapa contoh

lain yang bisa kita temukan dalam (Kel 17:6; 2 Raj 13:14-19; 2 Raj 5:10-14; Yoh 9:6-7) di dalam 2

Raja-raja 5:10-14, ada sebuah hal yang menarik, ketika Naaman tidak mau membasuh dirinya

menuruti perkataan Elisa. Maka pegawai Naaman mengatakan “kalu begitu tuan tidak akan sembuh”

mengapa? Karena Allah memilih untuk bekerja dengan cara itu, maka dengan demikian cara kita yang

lain menjadi tidak berguna.

Di dalam Yeremia 6:18-19, ia bernubuat dan berkata. “sebab itu dengarlah, hai bangsa-

bangsa…dengarkanlah, hai bumi,”(baca Yer 22:29), Mungkin jika sekarang kita keluar dari rumah

dan berkata, “hai seluruh bumi, dengarkanlah aku sekarang! Orang akan berpikir bahwa kita orang

bodoh. Akan tetapi itulah yang dilakukan Yeremia. Kita harus mengerti bahwa ini bukan sekedar

mengucapkan kata-kata biasa. Akan tetapi, ketika kita bernubuat, kita akan berbicara atas nama Allah,

yang melepaskan kuasa-Nya untuk melakukan sesuatu. Bukankah ini yang terjadi bilamana kita

berkhotbah atau memebritakan Injil, yang merupakan kuasa Allah untuk menyelamatkan manusia?

(Rom 1:16). Ketika kita mengucapkan firman Allah, kita melepaskan kuasa dari kata-kata itu.

Bukankah hal yang sama terjadi ketika kita mengucapkan Firman-Nya sebagai pedang dalam

peperangan rohani? Allah mengisi kata-kata kita dengan kuasa-Nya. Kalau demikian, dalam situasi

yang lain mengapa Allah tidak mengijinkan kita untuk menjadi penyambung suara-Nya? Kita harus

55

Page 56: DOA SYAFAAT1

memahami bahwa kuasa Roh Kuduslah yang mengilhami setiap pernyataan nubuat. Dan hal itu akan

melepaskan kuasa Allah untuk bekerja dalam setiap situasi.

Mungkin sebagaian dari orang-orang mengatakan “tetapi mereka kan memang nabi dan Tuhan

Yesus”. Benar, tetapi kita harus melihat setelah Tuhan menghardik topan badai, Yesus juga

menghardik murid-murid-Nya atas ketakutan dan ketidakpercayaan mereka, sebenarnya Tuhan ingin

mereka melakukannya. (Baca Mik 1:2; Mat 21:19-21). Kita menjadi suara Allah di dunia ini.

Sue Curran dalam bukunya, The Praying Church, ia mengutip ucapan S.D. Gordon:

Walaupun doa mempengaruhi Allah, tetapi doa tidak mempengaruhi kehendak-Nya. Doa

hanya mempengaruhi tindakan Allah. Segala hal yang benar yang pernah di doakan, Allah telah

berkehendak melakukannya. Tetapi Ia tidak melakukan sesuatupun tanpa persetujuan kita. Kadangkala

Allah terhalang melakukan kehendak-Nya karena kurangnya kemauan kita. Ketika kita belajar tentang

kehendak-Nya dan mendoakannya, maka hal itu akan memberikan kesempatan kepada Allah untuk

bertindak.32

Hosea 6:5 adalah ayat yang luar biasa tentang penghakiman Allah, “Sebab itu Aku telah

meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan

mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang” Allah melakukan hal itru melalui perkataan nabi-

nabi-Nya. Firman Allah diperdengarkan melalui manusia. Untuk menjadi efekti, pernyataan-

pernyataan itu harus merupakan perkataan atau tindakan yang diperintahkan Allah. “Demikianlah

firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku; ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia

akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan

kepadaya” (Yes 55:11). Allah tidak berbicara dari awan-awan, tetapi sekali lagi dari mulut nabi-nabi-

Nya.

Mungkin ada orang yang mengatakan bahwa Allah sudah tidak berbicara lagi secara langsung

kepada kita sekarang, karena saat ini Ia hanya berbicara melalui Alkitab. Baiklah kita hormati

pandangan mereka. Tetapi anda yang percaya bahwa Roh Kudus juga berbicara di dalam roh kita,

dengarkanlah petunjuk-Nya saat anda berdoa. Namun tetntu saja semua itu harus kita lakukan sesuai

dengan firman Allah.

Adalah bijaksana untuk kita dapat membaca buku-buku yang baik, yang mengajarkan kita

bagaimana mendengarkan suara Allah. Berkonsultasilah kepada pemimpin-pemimpin rohani yang

saleh dan dewasa sebelum melakukan hal-hal yang aneh di pemandangan public. Pakailah hikmat dan

jika masih ragu-ragu, teliti dan cek kem,bali kebenarannya. Dan jangan pernah melakukan sesuatu

yang bertentangan dengan Alkitab. Ingatlah bahwa jika pengakuan itu berasal dari Allah artinya kita

32 Sue, Curran, The Praying Church (Blountville, Tenn,: Shekinah Publishing Company, 1987),140.

56

Page 57: DOA SYAFAAT1

mengatakan kembali perkataan Allah, maka pengakuan itu akan banyak menghasilkan buah. Namun

jika tidak maka pengakuan itu tidak berguna.

Dalam Alkitab, firman Allah disebut juga sebagai “benih”. Akar kata bahasa Yunaninya adalah

sperio. Spora dan sperma adalah juga variasi dari kata ini. Keduanya juga diterjemahkan sebagai

“benih”. Cara Allah untuk reproduksi atau melahirkan sesuatu kehidupan adalah melalui firman-Nya,

dimana kita; dilahirkan kembali (1 Pet 1:23), dibersihkan (Yoh 15:3), di dewasakan (Mat 13:23),

dibebaskan (Yoh 8:31-32), disembuhkan (Maz 107:20) dsb. Jadi jika kita memperkatakan firman

Allah dalam setiap situasi yang kita hadapi setiap hari, sesuai dengan pimpinan Roh Allah, maka

secara otomatis kita menaburkan benih-benih Allah, yang akan menghasilkan sebuah kehidupan.

Ayub22:28 (NASB) berkata, “Apabila engkau memutuskan untuk berbuat seuatu, maka hal itu

akan terwujud bagimu.” Kata “memutuskan”secara harafiah artinya “membuat keputusan atau dekrit”

yaitu memikirkan sesuatu lalu membuat keputusan. Makna asli dari omer diterjemahkan sebagai

“sesuatu”, artinya “sebuah kata; sebuah perintah; sebuah janji” atau kalimat yang lebih tepat

dijabarakan sebagai “Engkau harus memutuskan atau menyatakan sebuah kata.” Lalu Tuhan

menjanjikan bahwa “hal itu akan terwujud (bangkit atau berdiri) bagimu”. Saya percaya Allah

berfirman, “Engkau harus memutuskan untuk mengucapkan sebuah kata dan bangkit. Engkau harus

menaburkan benih-Ku. Dan benih itu akan bangkit (tumbuh) dan menjadi sesuatu di bumi.

Maukah anda mengadakan keselamatan di muka bumi dengan menaburkan benih-benih

keselamatan? Adakanalah pembebasan bagi seseorang dengan menyatakan kebebasan itu. Adakanlah

roh kesatuan atas gereja dan kota anda dengan menyebarkan beih kesatuan. Adakanlah rencana Allah

dalam kehidupan anak-anak anda dengan menaburkan benih-benih rencana Allah. Tanami, dan

rawatlah dengan baik, anda boleh membuktikan bahwa firman Allah akan menghasilkan panen raya

yang besar. HADIRKANLAH KEMBALI KEMENANGAN KALVARI MELALUI MULUT ANDA.

Ayub 6: 25 (KJV) berkata “alangkah kokohnya kata-kata yang benar!” kata “kokoh” berasal

dari kata marats yang artinya “menekan.”33 Sama seperti cincin segel raja menekan kertas dokumen

dan meterainya, demikian pula perkataan kita, memeteraikan banyak hal. Baik keselamatan, janji-janji

Allah, dan tujuan hidup kita, serta banyak hal lain.

Jadilah berani untuk menyatakan firman Allah di dalam dan di atas segala situasi yang kita

hadapi. Taburkanlah benih firman-Nya ke bumi dan berharaplah untuk tuaian besar; maka semuanya

itu akan Allah buat terwujud. Semua akan bangkit, dan kehidupan akan datang!

Pertanyaan renungan

33 James Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Nashville:Thomas Nelson Publisher, 1990) ref.no. 4834

57

Page 58: DOA SYAFAAT1

1. Definisikan tindakan dan pernyataan nubuat. Apa hubungan kedua hal ini dengan

“melepaskan kuasa Allah” berilah beberapa contoh dalam Alkitab?

2. Jelaskan hubungan antara firman Allah, benih dan pernyataan yang diilhamkan Roh

Kudus!

3. Dapatkah anda temukan ayat dalam Alkitab yang tepat untuk menyatakan keselamatan

seseorang?...bagaimana dengan ayat-ayat untuk kesembuhan seseorang? Bagaimana

dengan ayat-ayat Alkitab untuk dinyatakan pada kota anda?

58

Page 59: DOA SYAFAAT1

BAB XIII

URAPAN PENGAWAS

Alkitab berbicara juga tentang hal berjaga-jaga- dalam berbagai cara dan alasan-alasan yang

berbeda, termasuk juga berjaga-jaga dalam berdoa. Dalam Efesus 6:18 “dalam segala doa dan

permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan

permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,” di dalam KJV kata berjaga-jaga

diterjemahkan sebagai “watching” (waspada, mengawasi, memperhatikan) dan 1 Petrus 5:8 kita

diingatkan “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa

yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. “ kedua konteks ini adalah ayat untuk

peperangan rohani. Setiap ayat menjelaskan tentang musuh kita dan menantang kita agar berjaga-jaga

atau waspada, baik kepada diri sendiri, maupun kepada teman seiman. Ingatlah pada tingkat mana kita

tidak tahu tentang cara beroikir dan cara kerja musuh kita-yaitu rancangan, rencana, siasatnya-pada

tingkat itulah ia mengambil keuntungan atas kita. Dari ayat-ayat diatas ada beberapa hal yang dapat

kita simpulkan, yakni:

1. Perlindungan dari serangan musuh-bahkan untuk pemercaya-tidak diterima secara

otomatis. Ada usaha yang harus kita lakukan untuk mendapatkannya. Allah

memebrikan kebebasan bagi kita untuk memilih dan bertindak. Jadi ini tidak berbicara

soal kedaulatan Allah. Sebab jika begitu maka ayat diatas tidak tepat untuk kita, bukan?

2. Rencana Allah adalah untuk memperingatkan atau membuat kita berjaga-jaga

terhadap taktik iblis. Kalau Allah menyuruh kita untuk berjaga-jaga terhadap rencana

iblis, maka Ia akan membuat kita waspada. Dan ini juga berarti saatnya kita berjaga-

jaga. Allah tidak akan meminta sesuatu tanpa memampukan kita.

3. Kita harus waspada-dan senantiasa berjaga-jaga-atau kita tidak akan dapat

menanggapi usaha Allah untuk memperingatkan kita dari segala serangan dan

rencana iblis. Yesaya 56:10 berbicara tentang penjaga-penjaga yang buta. Mungkin ini

juga merupakan gambaran kita yang sesungguhnya yang tidak berjaga-jaga. Janganlah

hendaknya kita memiliki mata namun tidak dapat melihat (Mark 8:18). Sebab itu

berjaga-jaga dan sadarlah!

4. Jika kita tidak berjaga-jaga dan waspada, jika kita tidak mengetahui rencana-rencana

iblis, maka ia akan mengambil bagian yang lebih besar. Ketidak tahuan kita dapat

membuat kita binasa (Hos 4:6)

Dalam PB kata untuk “mengawasi” berhubungan dengan konsep PL tentang penjaga, yaitu:

gregoreuo dan agrupneo, kedua kata ini memiliki arti yang sama yakni “tetap terjaga”, dalam

59

Page 60: DOA SYAFAAT1

penegrtian seorang penjaga harus menahan dirinya untuk tidak tidur. Beberapa ayat menunjukkan

tentang ini yakni:

(Kol 4:2) “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.”

(Mar 14:34)”lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."

(Mar 14:38) “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah."

(1Pe 5:8) “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

(1Kor 16:13) “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!

(Luk 21:36)”Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Kedua ayat terakhir diatas menggabungkan kata agrupneo dan kairos, yaitu waktu strategis

(dibahas dalam bab VI) hal ini menantang kita supaya tetap siaga menghadapi waktu kairos dan

berdoa dengan tekun.

PENJAGA-PENJAGA YANG ALKITABIAH

Istilah “penjaga” berasal dari PL yang dugunakan untuk menerangkan kata “pengawal;

pengintai.” Yakni orang yang bertanggung jawab untuk melindungi kebun-kebun anggur atau lading-

ladang, serta kota-kota dari serangan-serangan yang mengancam. Spt binatang, pencuri dan serangan

musuh. Para penjaga ini biasanya ditempatkan di atas gunung-gunung batu, bangunan-bangunan atau

menara-menara supaya mereka mempunyai jarak pandang yang lebih baik. Para penjaga biasanya

berjaga-jaga secara bergantian selama 24 jam.

“Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: "Pergilah, tempatkanlah seorang peninjau, apa yang

dilihatnya haruslah diberitahukannya. Apabila dilihatnya pasukan, pasang-pasangan orang berkuda,

pasukan keledai, pasukan unta, maka haruslah diperhatikannya sungguh-sungguh, dengan penuh

perhatian." Kemudian berserulah orang yang melihat itu: "Di tempat peninjauan, ya tuanku, aku

berdiri senantiasa sehari suntuk, dan di tempat pengawalanku aku terpancang setiap malam." (Yes

21:6-8)

“Angkatlah panji-panji terhadap tembok-tembok Babel, perkuatlah penjagaan! Tempatkanlah orang-

orang jaga, persiapkanlah penghadangan! Sebab TUHAN telah merencanakan dan melaksanakan

juga apa yang diancamkan-Nya terhadap penduduk Babel.” (Yer 51:12)

60

Page 61: DOA SYAFAAT1

“Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari

dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan

TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang” (Yes 62:6)

Para penjaga-penjaga ini bukan saja berjaga-jaga dari para musuh-musuh melaikan juga untuk

melihat para kurir/ pengantar pesan yang berlari dari satu kota ke kota lain. (baca 2 Sam 18:27)

penjaga-penjaga yang berpengalaman ini sering mendapatkan peringatan dari Roh Kudus. Mereka

dapat mengenali adanya “serigala-serigala” yang diutus musuh untuk menelan kawanan domba, atau

juga “orang-orang sewaan” dengan motif yang tidak benar. Para penjaga dapat mengenali keberadaan

orang jahat ini dari “cara mereka berlari” mereka dapat merasakan adanya kejanggalan-kejanggalan,

mungkin mereka tidak merasakan sejahterah terhadap orang-orang tertentu. Kebanyakan pengajaran-

pengajaran palsu, perpecahan dan kehancuran yang terjadi dalam Tubuh Kristus akan dapat dihindari

apabila para penjaga melakukan tugasnya dan para pemimpin mau mendengarkan para penjaga.

Dalam suratnya petrus mengatakan “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-

tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan

memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal

Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan

atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan

karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat” (2Pe 2:1-2)

Paulus juga memberikan peringatan kepada orang Efesus “Karena itu jagalah dirimu dan

jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk

menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. Aku tahu, bahwa

sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan

menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang

dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya

mengikut mereka. Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang

malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air

mata.” (Kis 20:28-31)

Mereka mendengarkan nasehat Paulus karena Tuhan mengatakan dalam Wahyu 2:2 “Aku tahu

segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat

sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya

rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.”

Para penjaga rohani ini juga memperingatkan Tubuh Kristus terhadap serangan musuh, mereka

membunyikan tanda bahaya, dan jikalau para penjaga itu melakukan tugasnya dengan baik, maka kita

61

Page 62: DOA SYAFAAT1

tidak perlu terkejut dan tidak siap terhadap iblis dan belatentaranya. Sebagai penjaga kita tidak hidup

dalam ketakutan terhadap musuh kita, atau dalam ketidaktahuan akan kehadirannya. Sayangnya hal ini

seringkali dianggap remeh oleh orang Kristen, mereka sering mencoba mengabaikan hal ini (bukankah

ini adalah taktis iblis?) sekali lagi, kita tidak berfokus hanya kepada iblis, tetapi ketika dating

mengasihi dan memuliakan Allah Bapa kita, kita HARUS tetap WASPADA terhadp musuh. Kita tidak

mencintai peperangan rohani, kita mencintai dan mengasihi Yesus tetapi jika diperlukan kita harus

maju menghadapi musuh (yakni iblis dan balatentaranya)

Para penjaga kota atau ladang tidak hanya melindungi dan mengawasinya, namun juga

“memagari sekeliling” dengan tanaman berduri. Bahasa Ibrani untuk “penjaga” adalah natsar, shamar

dan tsaphah. Ketiga kata ini juga menunjukkan arti tugas tersebut (memagari, melindungi,

mengawasi)34. Kata ini juga berkonotasi “menyembunyikan sesuatu.”35 Penjaga itu-melalui doa

syafaat-menciptakan perlindungan rahasia (lihat Mazmur 91). Arti lain dari “tsaphah” adalah

“bersandar ke depan dan memandang jauh ke depan” untuk melihat serangan musuh. Dia bertindak

proaktif, bukan reaktif (membalas). Inlah doa syafaat yang bersifat nubutan!

Dalam kalangan Teolog mempunyai istilah “hukum penyebutan pertama kali” maksudnya bila

sebuah subjek penting disebutkan pertama kali di dalam Alkitab, maka fakta-fakta penting tentang hal

itu bersifat konsisten dan relevan (sesuai pada masa) diseluruh Alkitab. Contoh “ular” yang disebut

dalam kej 3:1, dikatakan adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang… ini menunjukkan

tentang kelihaian dan kelicikan iblis. Allah memebritahukan kita satuhal yang penting yang harus kita

ingat tentang iblis: dia jauh lebih berbahaya sebagaoi ular yang licik daripada sebagai singa yang

mengaum-aum.

Dalam kitab Kejadian 2:15 Allah menyuruh Adam melindungi atau “menjaga”taman itu.

Menjaga dari siapa? Dari si ular tentunya! Sekali lagi berdasarkan hokum penyebutan pertama ini.

Alkitab memberi kita tanggung jawab utama sebagai penjaga, yaitu: MENGUSIR SI ULAR!

Lindungilah segala sesuatu yang telah Tuhan percayakan kepada kita dari ganguan si ular. Usirlah ia

keluar dari taman anda, dari keluarga anda, dari gereja, kota serta bangsa anda!...USIRLAH IBLIS!

Karena Adam tidak mengusir ular itu, akhirnya seorang malaikat harus mengusir manusia

pertama itu keluar. Kita dapat melindungi kawanan domba Allah dengan doa syafaat. Pengk 12:3

berbicar tentang perlindungan terhadap rumah; Mazmur 127:1 menggunakan konsep ini dalam

konteks melindungi sebuah kota. Dan 1 Samuel 26:15 dan 28:2 berbicara tentang pengawalan terhadap

seseorang. Amsal 4:23 memerintahkan kita untuk menjaga hati.

34 James Strong, The New Strong’s Exhaustive Concordance of the Bible (Nashville:Thomas Nelson Publisher,1990)ref.no.810435 Ibid., ref.no.5341

62

Page 63: DOA SYAFAAT1

Dari ketiga bahasa Ibrani yang menerjemahkan kata “menjaga” ini kita mendapatkan poin-poin

yang perlu kita renungi. Dan mintalah Roh Kudus untuk kan penerangan kepada anda secara pribadi.

1. Memelihara atau pemelihara: kata ini merupakan kata yang paling sering dipakai-

paling sedikit 250 kali. Para penjaga memelihara keamanan benda-benda, tempat-tempat, dan orang-

orang. Pekerjaan mereka ialah memastikan tidak adanya kehilangan, pencurian, atau perusakan.

Mereka menjaga segala sesuatu tetap utuh, dan tetap menjadi milik yang berhak memilikinya.

2. Menjaga: Tugas para penjaga ialah menjaga keamanan. Kata ini sangat mirip dengan

nomor tuga.

3. Pengawal: Penjaga yang mengawal orang-orang, dan melindungi mereka dari bahaya

dan malapetaka. Mereka berfungsi sebagai perisai, agen rahasia kerajaan Allah, yang tugasnya

menjaga dan melindungi orang lain. Para penjaga ini bertindak mewakili Tuhan Yesus dengan

menjaga orang lain termasuk pendeta dan pemimpin-pemimpin Kristen. Peter Wagner, dalam

bukunya Prayer Shield , memberikan lima alasan mengapa para pendeta dan pemimpin Kristen

sangat memerlukan para penjaga yang setia mendoakan mereka, yakni:

Para Pendeta Memiliki Beban dan Tanggung Jawab yang Lebih Besar. (Yak 3:1

“Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru;

sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih

berat.”

Para Pendeta Lebih Sering Menjadi Sasaran Pencobaan. Jangan salah paham dengan

pernyataan ini, semakin tinggi anda mendaki tangga kepemimpinan Kristen, semakin

tinggi pula iblis menaruh anda pada daftar posisinya.

Para Pendeta Lebih Sering MEnjadi Sasaran dalam Peperangan Rohani. Para

pengikut setan, tukang-tukang sihir, pengikut gerakan new age, para penganut

okultisme, dukun-dukun dsb. Telah membuat perjanjian untuk berdoa kepada iblis

untuk menghancurkan pernikahan-pernikahan para pendeta dan pemimpin-pemimpin

Kristen. Peperangan Rohani semakin memanas.

Para Pendeta Memiliki Pengaruh Lebih Besar Terhadap Orang-orang Lain.

Para Pendeta Lebih Mudah Dilihat Banyak Orang. Karena para pendeta selalu berada

di depan, mereka seringkali menjadi sasaran gossip dan kritik.

Dalam buku tersebut Wagner juga mengatakan “jika para pendoa syafaat berdoa sampai pada

tingkat tertentu, para pemimpin mendapatkan perlindungan yang lebih terhadap anak-anak panah dari

iblis. Daripada mereka hanya sekedar mengenakan perlengkapan senjata Allah yang wajib mereka

kenakan. Beth Alves dalam bukunya yang juga merupakan sumber pelatihan doa syafaat, yaitu “A

Mighty Warrior: a Guide to Effective Prayer” ( Pejuang yang perkasa: tuntunan bagi doa yang

63

Page 64: DOA SYAFAAT1

efektif), menyajikan petunjuk harian untuk berdoa bagi para pendeta dan pemimpin rohani, yang

diringkas oleh Wagner sebagai berikut:

Minggu: Pergaulan dengan Allah (pewahyuan rohani, urapan, kekudusan).

Senin: Pergaulan dengan sesama (jemaat, staf pelayanan, orang-orang

yang belum diselamatkan).

Selasa: Visi yang bertambah (hikmat dan pencerahan/penyingkapan

mata hati, motif, bimbingan).

Rabu: Roh, jiwa, tubuh (Kesehatan, penampilan, sikap hati, keutuhan

jasmani dan rohani)

Kamis: Perlindungan (pencobaan, tipuan-tipuan, musuh-musuh)

Jumat: Keuangan (prioritas, berkat-berkat)

Sabtu: Keluarga (secara umum, pasangan, anak-anak).

4. Penjaga Pintu: dibahas dengan nomor lima sebab pekerjaannya mirip.

5. Penjaga Gerbang: Para penjaga mempunyai kemampuan Rohani- di dalam kamar

doa mereka- untuk menentukan siap dan apa yang keluar masuk rumah mereka, dikehidupan

keluarga mereka, gereja mereka, kota dan bangsa mereka. Roh Kudus memberitahukan mereka

untuk dapat menentukan apa yang diperbolehkan, dan melalui doa, ia akan membuka dan menutup

pintu. Mereka mengundang Roh Kudus dan menolak setiap pekerjaan si jahat. Mereka akan mebuat

batas-batas perlindungan, sehingga musuh tidak dapat masuk.

6. Memelihara atau Pemelihara: Para penjaga memelihara atau menjaga sesuatu dari

keruntuhan dan kehancuran. Mereka memelihara kehidupan, urapan, gerakan-gerakan Allah dan

melindungi banyak hal lain melalui doa syafaat

7. Perhatikan: Para penjaga harus waspada. Ia harus memperhatikan walaupun sesuatu

sudah jelas, tetapi harus kita perhatikan secara ekstra. Sebagai tentara Allah, Tuhan “menarik

perhatian kita”. Banyak kehidupan yang harus diperjuangkan. Hasil tuaian yang harus dijaga.

Perhatikanlah!

8. Mengamati: konsepnya hampir sama dengan perhatikan tetapi ini menekankan

perenungan dan ketajaman penglihatan kita. Kita dapat mengamati banyak hal dalam doa, bahkan

sebelum hal itu terjadi.

9. Memandang: Menegaskan kembali apa yang telah diamati.

10. Berhati-hati: para penjaga harus waspada, terjaga dan siaga. Sekali lagi 1 Petrus 5:8

memepringati kita suapaya kita sadar. Selalu waspada, hai para pendoa syafaat! Awasilah singa/iblis

itu, dan ketika anda melihatnya sedang mengacaukan, “jumpailah” dia, dan teguhkanlah

kemenangan Kalvari.

64

Page 65: DOA SYAFAAT1

11. Melindungi: para penjaga melindungi. Ia membangun tembok-tembok atau batas-batas

perlindungan dari iblis. Mereka menyalurkan berkat-berkat Allah.

12. Mempertahankan: Para penjaga mempertahankan hal-hal tertentu untuk Tuhan.

Seperti Integritas, urapan, kesehatan. Keuangan dan berkat-berkat Allah yang telah diterimanya.

Sebuah hal lain dari tipe doa syafaat ini adalah “mengepung atau menyerbu sebuah kota”

seorang penjaga mengawasi dan juga mengintai untuk menyergap musuh. Tubuh Kristus sedang

belajar meruntuhkan benteng-benteng iblis secara sistimatis. Melalui Roh-Nya, Allah memebrikan

kemampuan kepada kita untuk mengetahui rencana, kekuatan, kelemahan dan sifat-sifat iblis.

Sehingga kita dapat merebut banyak bangsa, kota, jiwa melalui doa. Benteng-benteng kegelapan

diruntuhkan, jiwa-jiwa terpenjara dilepaskan. Pengepungan di mulai dalam roh. Allah akan

menunjukkan kepada kita hal-hal yang perlu diikat dan dilepaskan, serta bagaimana melakukan hal itu.

Kita dapat melihat bagaimana Tuhan berhubungan dengan kota-kota atau wilayah-wilayah

dalam Alkitab secara kolektif:

1. Kota-kota disebutkan atau dinubuatkan (Yun 1:2; Nah 3:1; Mik 6:9 dan Wah 2-3)

2. Kota atau bangsa yang dihakimi (Niniwe,Sodom. Gomorah, Tirus, sidon dll)

3. Kota-kota yang diampuni dan batal dihukum (Niniwe)

4. Kota atau bangsa yang memiliki tujuan atau panggilan ilahi (Israel, Yerusalem, 7 kota

perlindungan dll)

5. Kota-kota diamankan atau dilindungi Tuhan (Maz 127:1)

6. Kota dan bangsa memiliki pemimpin yang menguasai daerah itu (Tirus Yeh 28:12;

Persia Dan 10:13; Efesus Kis 19:28; Pergamus Wah 2:12)

7. Suatu kelompok memiliki tingkat kebenaran atau tingkat dosa (suatu bangsa Ams

14:34; Sodom & Gomorah Kej 18:20-21; Amori Kej 15:16)

8. Kota yang memiliki tingkat iman atau tingkat ketidakpercayaan secara kolektif

(Nazareth Mark 6:5-6)

9. Kota yang memiliki Kedamaian dan kesejahteraan (Yer 29:7)

10. Kota menhgalami kebangunan rohani (Niniwe Yun 3:5-10)

11. Kota kehilangan kebangunan rohani (Yerusalem Luk 19:41-44)

Arti dari semua yang terdaftar diatas adalah “Allah juga bekerja dalam diri manusia secara

kelompok, bukan hanya individu” kebenaran ini akan memeprkuat doa-doa syafaat kita untuk banyak

jiwa-jiwa yang hilang.

Abraham berhasil berdoa untuk sebuah kota (Kej 18:22-33), Musa berhasil mendoakan sebuah

bangsa (Kel 32:9-14), orang-orang buangan dari Yerusalem diperingati untuk berdoa syafaat bagi

65

Page 66: DOA SYAFAAT1

kota-kota yang mereka sekarang tinggali (Yer 29:7), di dalam 2 Taw 7:14 dikatakn bahwa doa-doa dan

gaya hidup kita dapat membawa pemulihan bagi sebuah bangsa. Pengk 9:15 dan Ams 21:22

mengatakan bahwa kebijaksanaan dapat membebaskan sebuah kota dan meruntuhkan benteng musuh.

Bagi anda yang serius ingin merebut kota anda bagi Allah, buku karangan Peter Wagner yang

berjudul, Breaking Strongholds In Your City” dapat memberikan anda banyak informasi. Victor

Lorenzo dalam buku yang sama menceritakan kesaksian rencana penginjilan di kota Resistencia,

Argentina, dalam waktu tiga tahun. Salah satu kesuksesan yang dipakai Victor adalah dengan

mengadakan pemetaan rohani. Dari pemetaan tersebut, ia menemukan empat roh yang menguasai kota

ini. Ia mengatakan:

Keesokan harinya, kami beserta tim pergi ke plaza bersama dengan pendeta-pendeta gereja-

gereja Resistencia, sekelompok pendoa syafaat yang terlatih dan Cindy Jacobs. Kami berperang

dengan gigih melawan penguasa-penguasa daerah itu selama empat jam. Kami menyerang mereka

berdasarkan hirarkisnya dari bawah ke atas. Pertama adalah roh Pombero, Curupi, San La Muerte,

Freemasonry, Queen of Heaven, Python yang kami curigai sebagai coordinator semua kejahatan di

kota itu. Ketika kami selesai berdoa, damai sejahtera dan kebebasan yang amat besar segera

mengalir di hati setiap orang-orang yang berdoa. Setelah peristiwa itu gereja-gereja di Resistencia

melonjak hingga sampai 102 persen. Pandangan masyarakat kepada gereja juga mengalami

perubahan, yang juag berdampak kepada perkembangan kota tersebut.

Kita harus memandang orang-orang yang tidak percaya disekeliling kita bukan sebagai

ancaman tetapi sebagai peluang, dan tugas-tugas kita jauh lebih ringan apabila kita bergantung

sepenuhnya kepada kuasa dan kemampuan Tuhan.

Ingatlah hidup itu rapuh, sebab itu kendalikan dengan PAGA!

Pertanyaan renungan

1. Dapatkah anda merigkas kesimpulan dari Ef 6:18; 1 Pet 5:8; dan 2 Kor 2:11, melalui

ayat ini berikanlah alas an keterangan pada kesimpulan anda.

2. Jelaskan tugas dan tanggung jawab penjaga-penjaga dalam PL. bagaimana mereka

melambangkan doa syafaat yang senantiasa waspada dan berjaga-jaga?

3. Dimanakah kata Ibrani “Penjaga” dipakai dalam Alkitab untuk pertama kalinya?

4. Berdasarkan definisi dan penggunaan tiga kata untuk penjaga ini, buatlah beberapa

pernyataan kesimpulan tentang aspek “melindungi diri” (defensive) dalam urapan

penjaga? Bagaimana anda menerapkannya dalam keluarga, pendeta,atau gereja anda?

5. Jelaskan aspek menyerang (ofensif) dalam urapan penjaga. Dapatkah anda

menghubungaknnya dengan doa syafaat yang dinaikkan untuk seseorang” apa

hubungannya dengan doa syafaat bagi kota?

66

Page 67: DOA SYAFAAT1

6. Apakah alas an bahwa Allah bekerja juga dengan orang banyak, tidak hanya pribadi,

sebuatkan 3 atau 4 contoh dalam Alkitab.

7. Pikirkanlah suatu cara agar anda dan kelompok doa anda dapat mengepung dan

menyerang kota anda. Lakukan sekarang juga!

67

Page 68: DOA SYAFAAT1

Disadur dari buku

“DOA SYAFAAT” Bagaimana Tuhan dapat memakai doa-doa anda

Untuk mengguncang Surga dan Bumi

Pengarang: Dutch Sheets

68

Page 69: DOA SYAFAAT1

BAB XIV

LINGKARAN OTORITAS

Ada beberapa prinsip yang menentukan tingkat wewenang kita dalam doa, yakni:

1. Hubungan Kita Dengan Kristus – Keselamatan kita: Tidak ada orang Kristen yang

memiliki wewenang yang lebih besar untuk bertemu dengan Bapa surgawi selain anda. Tidak

seorangpun memiliki akses yang lebih besar akan persediaan yang disediakan bagi kita, oleh

Kristus selain anda. Allah tidak memiliki anak tiri, semua kita memiliki potensi tingkat

wewenang yang sama persis dalam hal mengajukan permohonan kepada Bapa dalam nama

Tuhan Yesus, dan meminta-Nya agar janji-janji-Nya dalam Alkitab digenapi bagi kita. Namun

ada beberapa factor yang dapat mengubah potensi ini, fakotr-faktor ini berhubungan dengan

ketaatan kita kepada firman-Nya dan kebebasan kita dari dosa. Mazmur 24 adalah sebuah

contoh, dimana dikatakan bahwa mereka yang tangannya sudah bersih dan hatinya murni yang

dapat mendekati tahta Allah (Lihat juga Maz 1:1-3; 1 Yoh 1:5-10). Jika kita memilih untuk

berkompromi atau mengijinkan roh jahat tertentu bekerja dalam hidup kita, tingkat otoritas kita

akan berkurang, baik ketika kita berdoa untuk kita sendiri maupun kepada orang lain.

2. Perluasan Yang Memiliki Suatu Titik Pusat: Bayangkan sebuah lingkaran kecil dengan

lingkaran yang makin luas disekelilingnya. Lingaran terdalam adalah anda, yang kedua

mungkin keluarga anda, selanjutnya gereja, kota dsb. Semakin keluar semakin kecillah otoritas

yang kita miliki, namun semakin kedalam semakin kuat otoritas itu. Sebab itu tidak ada

seorangpun yang memiliki kekuasaan yang lebih besar terhadap hidup anda dari pada anda

sendiri.

3. Pemahaman Kita Akan Firman Allah: tanpa pengetahuan kepada kebenaran firman Allah,

maka kita tidak akan mengetahui persediaan-persediaan-Nya bagi kita atau jalan-jalan-Nya.

Hosea 4:6 mengatakan bahwa umat Tuhan binasakarena kurangnya pengetahuan akan Allah.

Jika kita tidak mengetahu apa ynag menjadi milik Yesus, kita tidak akan menggunakan kuasa

untuk merebut persediaan-persediaan tersebut dengan iman. Paulus memerintahkan Timotius

untuk “merebut hidup kekal”. Ingat janji persediaan Kristus tidak terjadi secara otomatis,

melainkan kita harus merebutnya, dengan menggunakan kuasa kita dan melepaskan iman kita.

69

Page 70: DOA SYAFAAT1

Sejauh mana kita dapat mempercayai Firman itu, sampai tingkat itulah kita akan mematuhi dan

bertindak atas kuasanya.

4. Hubungan Kita Kepada dan Pengenalan Kita Akan Hati Allah: Allah memebrikan kuasa

kepada mereka yang berpikir dengan cara-Nya dan menginginkan apa yang diinginkan Allah

dalam Yohanes 8:29 Yesus berkata. “Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia

tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-

Nya."

5. Kemampuan Kita Mendengar Suara Allah dan Mengetahui Kehendak-Nya: Otoritas yang

di delegasikan Tuhan sangat berhubungan dengan perwakilan. Kita menerima otoritas dari

seseorang yang kita wakili. Jelaslah bahwa kita harus tahu apa yang Dia harapkan dan inginkan

dari kita. “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa

#kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu,

bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah

memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. (1 Yoh 5:14-15) #Yoh4:34;

5:30-32; 6:38; baca Kis 16 #

6. Keputusan-keputusan dari Orang Lain: Ketika saya mendoakan orang kondisi-kondisi dari

orang lain, tindakan mereka dapat menentukan otorita yang saya miliki untuk membuat sebuah

terobosan. Dosa dalam kehidupan otang tersebut dan masalah-masalah yang tidak terselesaikan

antara orang tersebut dengan Allah, memperngaruhi seberapa besar otoritas yang saya miliki

untuk meraih janji yang terdapat dalam Alkitab untuk mereka. Cth Musa dan Israel, Kel 32:32-

35)

7. Tugas Yang Diberikan Kepada Kita: ini merupakan tugas yang datang dari perwakilan.

Walaupun kita semua memiliki tingkat otoritas yang sama pada waktu masuk kedalam hadirat

Bapa surgawi dan memanjatkan doa kepada-Nya untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi kita

dalam nama Tuhan Yssus, kita tidak berjalan dalam tingkat otoritas yang sama ketika kita

sedang melaksanakan tugas-tugas rohani. “Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti

kuda terlepas dari kandang--sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh

bagi lawan mereka-- (Kel 32:25)# Kis 15:13 bagaimana otoritas Yakobus atas sidang jemaat

di Yerusalem

Disadur dari buku

“Kekuasaan Anda Ketika Berdoa”(Berdoa Dengan Kekuatan Dan Tujuan)

karangan Dutch Sheets

70