dkv untuk media pembelajaran
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 1
Mengenal
Desain Komunikasi Visualuntuk Media Pembelajaran berbasis TIK
A. Pengertian
Banyak sekali orang mendefiniskan pengertian Desain Komunikasi Visual (DKV).
Menurut AD. Pirous, DKV adalah sebuah bahasa yang bertugas membawa pesan dari
satu pihak kepada pihak lain. DKV akan sangat berkesan bila pesan yang disampaikan
bersifat unik dan mudah dibedakan dari pesan di sekitarnya. Menurut Widagdo
(1993:31), DKV dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari
rasionalitas. Menurut Sumbo Tinarbuko, DKV dapat dipahami sebagai salah satu upaya
pemecahan masalah komunikasi untuk menghasilkan suatu desain terbaru (Tinarbuko,
1998:66).
Tetapi secara umum, DKV diartikan ilmu yang mempelajari konsep komunikasi
dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual
dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf, warna,
komposisi dan layout. Kemudian dalam perkembangannya selama beberapa abad,
desain komunikasi visual menurut Cenadi (1999:4) mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu
sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir
sebagai sarana presentasi dan promosi.
Dari fungsi-fungsi di atas menuntut DKV haruslah merupakan desain yang baik.
Suatu desain yang baik harus dapat menarik perhatian, relevan, indah, ilustrasional,
diterima oleh masyarakat, memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan desain
yang lain, persuasive, simple / sederhana dan memiliki unsur estetis.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 1
Mengenal
Desain Komunikasi Visualuntuk Media Pembelajaran berbasis TIK
A. Pengertian
Banyak sekali orang mendefiniskan pengertian Desain Komunikasi Visual (DKV).
Menurut AD. Pirous, DKV adalah sebuah bahasa yang bertugas membawa pesan dari
satu pihak kepada pihak lain. DKV akan sangat berkesan bila pesan yang disampaikan
bersifat unik dan mudah dibedakan dari pesan di sekitarnya. Menurut Widagdo
(1993:31), DKV dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari
rasionalitas. Menurut Sumbo Tinarbuko, DKV dapat dipahami sebagai salah satu upaya
pemecahan masalah komunikasi untuk menghasilkan suatu desain terbaru (Tinarbuko,
1998:66).
Tetapi secara umum, DKV diartikan ilmu yang mempelajari konsep komunikasi
dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual
dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf, warna,
komposisi dan layout. Kemudian dalam perkembangannya selama beberapa abad,
desain komunikasi visual menurut Cenadi (1999:4) mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu
sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir
sebagai sarana presentasi dan promosi.
Dari fungsi-fungsi di atas menuntut DKV haruslah merupakan desain yang baik.
Suatu desain yang baik harus dapat menarik perhatian, relevan, indah, ilustrasional,
diterima oleh masyarakat, memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan desain
yang lain, persuasive, simple / sederhana dan memiliki unsur estetis.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 1
Mengenal
Desain Komunikasi Visualuntuk Media Pembelajaran berbasis TIK
A. Pengertian
Banyak sekali orang mendefiniskan pengertian Desain Komunikasi Visual (DKV).
Menurut AD. Pirous, DKV adalah sebuah bahasa yang bertugas membawa pesan dari
satu pihak kepada pihak lain. DKV akan sangat berkesan bila pesan yang disampaikan
bersifat unik dan mudah dibedakan dari pesan di sekitarnya. Menurut Widagdo
(1993:31), DKV dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari
rasionalitas. Menurut Sumbo Tinarbuko, DKV dapat dipahami sebagai salah satu upaya
pemecahan masalah komunikasi untuk menghasilkan suatu desain terbaru (Tinarbuko,
1998:66).
Tetapi secara umum, DKV diartikan ilmu yang mempelajari konsep komunikasi
dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual
dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf, warna,
komposisi dan layout. Kemudian dalam perkembangannya selama beberapa abad,
desain komunikasi visual menurut Cenadi (1999:4) mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu
sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir
sebagai sarana presentasi dan promosi.
Dari fungsi-fungsi di atas menuntut DKV haruslah merupakan desain yang baik.
Suatu desain yang baik harus dapat menarik perhatian, relevan, indah, ilustrasional,
diterima oleh masyarakat, memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan desain
yang lain, persuasive, simple / sederhana dan memiliki unsur estetis.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 2
B. Elemen DKV dan Prinsip Desain dalam Media Pembelajaran
Media pembelajaran, menurut Schramm (1977), adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sebagai pembawa
pesan kepada peserta didik, media pembelajaran memerlukan perencanaan konsep
yang matang, baik dari sisi konten pembelajaran maupun dari sisi penampilan visualnya.
Konten pembelajaran tentu tidak terlepas dari rambu-rambu yang ditetapkan oleh
kurikulum pendidikan. Sedangkan penampilan audio visualnya memerlukan peran DKV
untuk memperkuat terserapnya konten oleh peserta didik.
Penampilan audio/visual tersebut meliputi unsur-unsur layout, background,
gambar/ilustrasi, simbol, animasi/video/simulasi, huruf/tipografi, dan
suara/musik/narasi. Semua unsur tersebut haruslah digunakan secara bersama ke dalam
media pembelajaran dengan memperhatikan empat prinsip desain, yaitu:
keseimbangan, irama, penekanan, dan kesatuan.
Pada prinsip keseimbangan, setiap elemen pada susunan visual ditentukan
berdasarkan ukurannya, kegelapan atau keringanannya, dan ketebalan atau
ketipisannya. Ada dua pendekatan dasar untuk menyeimbangkan susunan visual. Yang
pertama adalah keseimbangan simetris, yaitu pengaturan susunan elemen berdasar rata
ke kiri dan ke kanannya dari pusat bidang tampil (stage). Yang kedua adalah
keseimbangan asimetris, yaitu pengaturan susunan elemen yang berbeda namun
dengan berat benda yang sama terhadap bidang tampil (stage). Warna, nilai, ukuran,
bentuk, dan tekstur dapat digunakan sebagai unsur pengatur keseimbangan (balancing).
Irama/rhythm adalah pola berulang yang dilakukan terhadap unsur-unsur yang
berbeda-beda. Ada dua jenis pengulangan, yaitu pengulangan terhadap unsur serupa
dengan cara yang konsisten dan pengulangan terhadap unsur yang berbeda tetapi
memiliki pengulangan bentuk, ukuran, atau posisi.
Prinsip penekanan harus mendapat perhatian utama. Dalam tampilan visual,
pasti ada salah satu elemen yang dianggap sangat penting. Meletakkan elemen penting
pada tempat tertentu dan menonjol dapat menarik perhatian. Terlalu banyak
menonjolkan elemen visual dapat menyebabkan tujuan utama tidak tercapai.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 2
B. Elemen DKV dan Prinsip Desain dalam Media Pembelajaran
Media pembelajaran, menurut Schramm (1977), adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sebagai pembawa
pesan kepada peserta didik, media pembelajaran memerlukan perencanaan konsep
yang matang, baik dari sisi konten pembelajaran maupun dari sisi penampilan visualnya.
Konten pembelajaran tentu tidak terlepas dari rambu-rambu yang ditetapkan oleh
kurikulum pendidikan. Sedangkan penampilan audio visualnya memerlukan peran DKV
untuk memperkuat terserapnya konten oleh peserta didik.
Penampilan audio/visual tersebut meliputi unsur-unsur layout, background,
gambar/ilustrasi, simbol, animasi/video/simulasi, huruf/tipografi, dan
suara/musik/narasi. Semua unsur tersebut haruslah digunakan secara bersama ke dalam
media pembelajaran dengan memperhatikan empat prinsip desain, yaitu:
keseimbangan, irama, penekanan, dan kesatuan.
Pada prinsip keseimbangan, setiap elemen pada susunan visual ditentukan
berdasarkan ukurannya, kegelapan atau keringanannya, dan ketebalan atau
ketipisannya. Ada dua pendekatan dasar untuk menyeimbangkan susunan visual. Yang
pertama adalah keseimbangan simetris, yaitu pengaturan susunan elemen berdasar rata
ke kiri dan ke kanannya dari pusat bidang tampil (stage). Yang kedua adalah
keseimbangan asimetris, yaitu pengaturan susunan elemen yang berbeda namun
dengan berat benda yang sama terhadap bidang tampil (stage). Warna, nilai, ukuran,
bentuk, dan tekstur dapat digunakan sebagai unsur pengatur keseimbangan (balancing).
Irama/rhythm adalah pola berulang yang dilakukan terhadap unsur-unsur yang
berbeda-beda. Ada dua jenis pengulangan, yaitu pengulangan terhadap unsur serupa
dengan cara yang konsisten dan pengulangan terhadap unsur yang berbeda tetapi
memiliki pengulangan bentuk, ukuran, atau posisi.
Prinsip penekanan harus mendapat perhatian utama. Dalam tampilan visual,
pasti ada salah satu elemen yang dianggap sangat penting. Meletakkan elemen penting
pada tempat tertentu dan menonjol dapat menarik perhatian. Terlalu banyak
menonjolkan elemen visual dapat menyebabkan tujuan utama tidak tercapai.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 2
B. Elemen DKV dan Prinsip Desain dalam Media Pembelajaran
Media pembelajaran, menurut Schramm (1977), adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sebagai pembawa
pesan kepada peserta didik, media pembelajaran memerlukan perencanaan konsep
yang matang, baik dari sisi konten pembelajaran maupun dari sisi penampilan visualnya.
Konten pembelajaran tentu tidak terlepas dari rambu-rambu yang ditetapkan oleh
kurikulum pendidikan. Sedangkan penampilan audio visualnya memerlukan peran DKV
untuk memperkuat terserapnya konten oleh peserta didik.
Penampilan audio/visual tersebut meliputi unsur-unsur layout, background,
gambar/ilustrasi, simbol, animasi/video/simulasi, huruf/tipografi, dan
suara/musik/narasi. Semua unsur tersebut haruslah digunakan secara bersama ke dalam
media pembelajaran dengan memperhatikan empat prinsip desain, yaitu:
keseimbangan, irama, penekanan, dan kesatuan.
Pada prinsip keseimbangan, setiap elemen pada susunan visual ditentukan
berdasarkan ukurannya, kegelapan atau keringanannya, dan ketebalan atau
ketipisannya. Ada dua pendekatan dasar untuk menyeimbangkan susunan visual. Yang
pertama adalah keseimbangan simetris, yaitu pengaturan susunan elemen berdasar rata
ke kiri dan ke kanannya dari pusat bidang tampil (stage). Yang kedua adalah
keseimbangan asimetris, yaitu pengaturan susunan elemen yang berbeda namun
dengan berat benda yang sama terhadap bidang tampil (stage). Warna, nilai, ukuran,
bentuk, dan tekstur dapat digunakan sebagai unsur pengatur keseimbangan (balancing).
Irama/rhythm adalah pola berulang yang dilakukan terhadap unsur-unsur yang
berbeda-beda. Ada dua jenis pengulangan, yaitu pengulangan terhadap unsur serupa
dengan cara yang konsisten dan pengulangan terhadap unsur yang berbeda tetapi
memiliki pengulangan bentuk, ukuran, atau posisi.
Prinsip penekanan harus mendapat perhatian utama. Dalam tampilan visual,
pasti ada salah satu elemen yang dianggap sangat penting. Meletakkan elemen penting
pada tempat tertentu dan menonjol dapat menarik perhatian. Terlalu banyak
menonjolkan elemen visual dapat menyebabkan tujuan utama tidak tercapai.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 3
Pada prinsip kesatuan, semua elemen dalam satu tampilan visual harus memiliki
kesamaan tujuan. Pada satu tampilan visual, teks, gambar, animasi, simbol, dll harus
secara serentak memberikan informasi yang selaras kepada pembaca atau user. Satu
sama yang lain harus saling menguatkan informasi utama yang ingin disampaikan.
Karena itu, keterkaitan informasi elemen satu dan yang lain dalam tata letak yang
harmonis merupakan kunci dari prinsip kesatuan.
C. Layout
Layout adalah susunan jenis dan grafis pada publikasi cetak, presentasi, atau
situs web. Pada media pembelajaran, tata letak yang baik dapat membantu tercapainya
tujuan yang dirancang. Pengaturan letak elemen informasi dan gambar dapat
menciptakan petunjuk secara visual bagi pembaca untuk mengikuti dan menarik
perhatian pembaca.
Tidak ada satu cara yang tepat untuk membuat layout media pembelajaran yang
baik. Beberapa panduan umum untuk membuat layout yang baik:
1. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dituangkan dalam media sbelum
memulai membuat layout.
2. Memilih jenis media pembelajaran yang sesuai (media presentasi pembelajaran,
media pembelajaran mandiri, tutorial, halaman waeb, dll) beserta ukurannya.
3. Mengidentifikasi target pemirsa atau pengguna, kemudian mendesain layout secara
khas/unik dan artistik agar selalu meninggalkan kesan dalam benak pengguna.
4. Hiasi layout dengan sederhana tapi enak dilihat.
5. Sediakan ruang untuk highlights, seperti foto, gambar, animasi, dll.
6. Motto: Batasi ruang desain Anda tanpa membatasi pesan Anda.
Beberapa contoh layout media pembelajaran yang telah di-upload pada website
http://www.psb-psma.org sebagai berikut.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 3
Pada prinsip kesatuan, semua elemen dalam satu tampilan visual harus memiliki
kesamaan tujuan. Pada satu tampilan visual, teks, gambar, animasi, simbol, dll harus
secara serentak memberikan informasi yang selaras kepada pembaca atau user. Satu
sama yang lain harus saling menguatkan informasi utama yang ingin disampaikan.
Karena itu, keterkaitan informasi elemen satu dan yang lain dalam tata letak yang
harmonis merupakan kunci dari prinsip kesatuan.
C. Layout
Layout adalah susunan jenis dan grafis pada publikasi cetak, presentasi, atau
situs web. Pada media pembelajaran, tata letak yang baik dapat membantu tercapainya
tujuan yang dirancang. Pengaturan letak elemen informasi dan gambar dapat
menciptakan petunjuk secara visual bagi pembaca untuk mengikuti dan menarik
perhatian pembaca.
Tidak ada satu cara yang tepat untuk membuat layout media pembelajaran yang
baik. Beberapa panduan umum untuk membuat layout yang baik:
1. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dituangkan dalam media sbelum
memulai membuat layout.
2. Memilih jenis media pembelajaran yang sesuai (media presentasi pembelajaran,
media pembelajaran mandiri, tutorial, halaman waeb, dll) beserta ukurannya.
3. Mengidentifikasi target pemirsa atau pengguna, kemudian mendesain layout secara
khas/unik dan artistik agar selalu meninggalkan kesan dalam benak pengguna.
4. Hiasi layout dengan sederhana tapi enak dilihat.
5. Sediakan ruang untuk highlights, seperti foto, gambar, animasi, dll.
6. Motto: Batasi ruang desain Anda tanpa membatasi pesan Anda.
Beberapa contoh layout media pembelajaran yang telah di-upload pada website
http://www.psb-psma.org sebagai berikut.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 3
Pada prinsip kesatuan, semua elemen dalam satu tampilan visual harus memiliki
kesamaan tujuan. Pada satu tampilan visual, teks, gambar, animasi, simbol, dll harus
secara serentak memberikan informasi yang selaras kepada pembaca atau user. Satu
sama yang lain harus saling menguatkan informasi utama yang ingin disampaikan.
Karena itu, keterkaitan informasi elemen satu dan yang lain dalam tata letak yang
harmonis merupakan kunci dari prinsip kesatuan.
C. Layout
Layout adalah susunan jenis dan grafis pada publikasi cetak, presentasi, atau
situs web. Pada media pembelajaran, tata letak yang baik dapat membantu tercapainya
tujuan yang dirancang. Pengaturan letak elemen informasi dan gambar dapat
menciptakan petunjuk secara visual bagi pembaca untuk mengikuti dan menarik
perhatian pembaca.
Tidak ada satu cara yang tepat untuk membuat layout media pembelajaran yang
baik. Beberapa panduan umum untuk membuat layout yang baik:
1. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dituangkan dalam media sbelum
memulai membuat layout.
2. Memilih jenis media pembelajaran yang sesuai (media presentasi pembelajaran,
media pembelajaran mandiri, tutorial, halaman waeb, dll) beserta ukurannya.
3. Mengidentifikasi target pemirsa atau pengguna, kemudian mendesain layout secara
khas/unik dan artistik agar selalu meninggalkan kesan dalam benak pengguna.
4. Hiasi layout dengan sederhana tapi enak dilihat.
5. Sediakan ruang untuk highlights, seperti foto, gambar, animasi, dll.
6. Motto: Batasi ruang desain Anda tanpa membatasi pesan Anda.
Beberapa contoh layout media pembelajaran yang telah di-upload pada website
http://www.psb-psma.org sebagai berikut.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 4
D. Konsep Warna
Pengaturan warna untuk elemen-elemen visual dalam media pembelajaran
berbasis TIK sangat diperlukan. Pemilihan warna yang baik bukan saja menambah nilai
estetika, tetapi juga menguatkan informasi yang akan disampaikan. Sebaliknya, bila
pemilihan warna tidak tepat, dapat menurunkan minat pemirsa atau pengguna.
Header
Menu
Navigasi
Footer
Navigasi
Menu
Header
Stage
Stage
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 4
D. Konsep Warna
Pengaturan warna untuk elemen-elemen visual dalam media pembelajaran
berbasis TIK sangat diperlukan. Pemilihan warna yang baik bukan saja menambah nilai
estetika, tetapi juga menguatkan informasi yang akan disampaikan. Sebaliknya, bila
pemilihan warna tidak tepat, dapat menurunkan minat pemirsa atau pengguna.
Header
Menu
Navigasi
Footer
Navigasi
Menu
Header
Stage
Stage
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 4
D. Konsep Warna
Pengaturan warna untuk elemen-elemen visual dalam media pembelajaran
berbasis TIK sangat diperlukan. Pemilihan warna yang baik bukan saja menambah nilai
estetika, tetapi juga menguatkan informasi yang akan disampaikan. Sebaliknya, bila
pemilihan warna tidak tepat, dapat menurunkan minat pemirsa atau pengguna.
Header
Menu
Navigasi
Footer
Navigasi
Menu
Header
Stage
Stage
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 5
Beberapa konsep tentang warna,
1. Prisma memilah cahaya putih menjadi susunan warna, yang disebut sebagai warna
pelangi. Warna ini tersusun berdasar panjang gelombang masing-masing warna,
sehingga terbentuk deret warna
2. Lingkaran warna merupakan susunan yang mempertemukan kedua ujung deret
warna.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 5
Beberapa konsep tentang warna,
1. Prisma memilah cahaya putih menjadi susunan warna, yang disebut sebagai warna
pelangi. Warna ini tersusun berdasar panjang gelombang masing-masing warna,
sehingga terbentuk deret warna
2. Lingkaran warna merupakan susunan yang mempertemukan kedua ujung deret
warna.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 5
Beberapa konsep tentang warna,
1. Prisma memilah cahaya putih menjadi susunan warna, yang disebut sebagai warna
pelangi. Warna ini tersusun berdasar panjang gelombang masing-masing warna,
sehingga terbentuk deret warna
2. Lingkaran warna merupakan susunan yang mempertemukan kedua ujung deret
warna.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 6
3. Warna monokromatik adalah satu warna dari masing-masing warna pada lingkaran
warna.
4. Warna komplementer, adalah dua warna yang saling bersebrangan pada lingkaran
warna.
5. Warna Analogous, yaitu tiga atau empat atau lima warna yang saling berdekatan.
Warna analogous yang dingin (cool),
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 6
3. Warna monokromatik adalah satu warna dari masing-masing warna pada lingkaran
warna.
4. Warna komplementer, adalah dua warna yang saling bersebrangan pada lingkaran
warna.
5. Warna Analogous, yaitu tiga atau empat atau lima warna yang saling berdekatan.
Warna analogous yang dingin (cool),
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 6
3. Warna monokromatik adalah satu warna dari masing-masing warna pada lingkaran
warna.
4. Warna komplementer, adalah dua warna yang saling bersebrangan pada lingkaran
warna.
5. Warna Analogous, yaitu tiga atau empat atau lima warna yang saling berdekatan.
Warna analogous yang dingin (cool),
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 7
Warna analogous yang hangat (warma),
E. Background
Background merupakan bagian latar dari sebuah tampilan visual. Untuk media
pembelajaran berbasis TIK sebaiknya background utama yang digunakan dalam tidak
terlalu terang dan terlalu gelap. Pemilihan warna tertentu untuk background akan
berkaitan dengan pemilihan warna elemen visual yang akan ditampilkan. Bila
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 7
Warna analogous yang hangat (warma),
E. Background
Background merupakan bagian latar dari sebuah tampilan visual. Untuk media
pembelajaran berbasis TIK sebaiknya background utama yang digunakan dalam tidak
terlalu terang dan terlalu gelap. Pemilihan warna tertentu untuk background akan
berkaitan dengan pemilihan warna elemen visual yang akan ditampilkan. Bila
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 7
Warna analogous yang hangat (warma),
E. Background
Background merupakan bagian latar dari sebuah tampilan visual. Untuk media
pembelajaran berbasis TIK sebaiknya background utama yang digunakan dalam tidak
terlalu terang dan terlalu gelap. Pemilihan warna tertentu untuk background akan
berkaitan dengan pemilihan warna elemen visual yang akan ditampilkan. Bila
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 8
background yang dipilih berwarna gelap maka elemen visual hendaknya berwarna cerah
atau sebaliknya. Khusus untuk media presentasi, pemilihan warna background harus
memperhatikan resolusi yang dimiliki proyektor yang akan digunakan.
Apabila menggunakan background berupa image, maka image tersebut tidak
mengganggu fokus elemen visual yang akan ditonjolkan.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 8
background yang dipilih berwarna gelap maka elemen visual hendaknya berwarna cerah
atau sebaliknya. Khusus untuk media presentasi, pemilihan warna background harus
memperhatikan resolusi yang dimiliki proyektor yang akan digunakan.
Apabila menggunakan background berupa image, maka image tersebut tidak
mengganggu fokus elemen visual yang akan ditonjolkan.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 8
background yang dipilih berwarna gelap maka elemen visual hendaknya berwarna cerah
atau sebaliknya. Khusus untuk media presentasi, pemilihan warna background harus
memperhatikan resolusi yang dimiliki proyektor yang akan digunakan.
Apabila menggunakan background berupa image, maka image tersebut tidak
mengganggu fokus elemen visual yang akan ditonjolkan.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 9
A. Gambar/Ilustrasi
Terkadang sebuah media pembelajaran memerlukan tampilan sebuah gambar,
maka tambahkan gambar tersebut untuk memvisualisasikan dan menjelaskan sesuai
informasi yang hendak disampaikan. Sebuah gambar bisa berkata lebih dari seribu kata.
Penggunaan gambar hanya untuk menghias dapat mengganggu tercapainya tujuan. Jika
tidak memiliki gambar sendiri, kita dapat menelusuri Flickr atau pencarian gambar
Google untuk materi media pembelajaran, tetapi kita perlu menjaga hak cipta.
Berikutnya adalah bagaimana menyusun gambar tersebut dalam stage. Susunan
yang tepat akan menguatkan informasi yang hendak disampaikan.
Gambar-gambar yang tidak berkaitan dengan informasi yang akan kita
sampaikan dapat berakibat kontra produktif.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 9
A. Gambar/Ilustrasi
Terkadang sebuah media pembelajaran memerlukan tampilan sebuah gambar,
maka tambahkan gambar tersebut untuk memvisualisasikan dan menjelaskan sesuai
informasi yang hendak disampaikan. Sebuah gambar bisa berkata lebih dari seribu kata.
Penggunaan gambar hanya untuk menghias dapat mengganggu tercapainya tujuan. Jika
tidak memiliki gambar sendiri, kita dapat menelusuri Flickr atau pencarian gambar
Google untuk materi media pembelajaran, tetapi kita perlu menjaga hak cipta.
Berikutnya adalah bagaimana menyusun gambar tersebut dalam stage. Susunan
yang tepat akan menguatkan informasi yang hendak disampaikan.
Gambar-gambar yang tidak berkaitan dengan informasi yang akan kita
sampaikan dapat berakibat kontra produktif.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 9
A. Gambar/Ilustrasi
Terkadang sebuah media pembelajaran memerlukan tampilan sebuah gambar,
maka tambahkan gambar tersebut untuk memvisualisasikan dan menjelaskan sesuai
informasi yang hendak disampaikan. Sebuah gambar bisa berkata lebih dari seribu kata.
Penggunaan gambar hanya untuk menghias dapat mengganggu tercapainya tujuan. Jika
tidak memiliki gambar sendiri, kita dapat menelusuri Flickr atau pencarian gambar
Google untuk materi media pembelajaran, tetapi kita perlu menjaga hak cipta.
Berikutnya adalah bagaimana menyusun gambar tersebut dalam stage. Susunan
yang tepat akan menguatkan informasi yang hendak disampaikan.
Gambar-gambar yang tidak berkaitan dengan informasi yang akan kita
sampaikan dapat berakibat kontra produktif.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 10
B. Simbol
Simbol atau ikon dapat digunakan untuk mewakili tampilan sebuah perintah.
Misal perintah simpan dapat diwakili dengan ikon disket , perintah membuka
dokume . Memilih simbol untuk sebuah perintah harus lazim dan konsisten, baik
gambar, ukuran, dan letak. Ketidaksesuaian simbol dengan perintah dapat
menyebabkan kesalahan dalam memilih perintah/navigasi.
C. Animasi/Video/Simulasi
Animasi merupakan pergerakan pemunculan, aktivitas, dan keluarnya objek
visual. Memilih animasi objek yang tepat dapat menjadi alat yang baik untuk
pemunculan teks dan gambar sesuai hirarki konsep. Efek animasi yang digunakan juga
dapat berpengaruh. Lazimnya orang menggunakan efek animasi pemunculan
sederhana, seperti appear atau fade.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 10
B. Simbol
Simbol atau ikon dapat digunakan untuk mewakili tampilan sebuah perintah.
Misal perintah simpan dapat diwakili dengan ikon disket , perintah membuka
dokume . Memilih simbol untuk sebuah perintah harus lazim dan konsisten, baik
gambar, ukuran, dan letak. Ketidaksesuaian simbol dengan perintah dapat
menyebabkan kesalahan dalam memilih perintah/navigasi.
C. Animasi/Video/Simulasi
Animasi merupakan pergerakan pemunculan, aktivitas, dan keluarnya objek
visual. Memilih animasi objek yang tepat dapat menjadi alat yang baik untuk
pemunculan teks dan gambar sesuai hirarki konsep. Efek animasi yang digunakan juga
dapat berpengaruh. Lazimnya orang menggunakan efek animasi pemunculan
sederhana, seperti appear atau fade.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 10
B. Simbol
Simbol atau ikon dapat digunakan untuk mewakili tampilan sebuah perintah.
Misal perintah simpan dapat diwakili dengan ikon disket , perintah membuka
dokume . Memilih simbol untuk sebuah perintah harus lazim dan konsisten, baik
gambar, ukuran, dan letak. Ketidaksesuaian simbol dengan perintah dapat
menyebabkan kesalahan dalam memilih perintah/navigasi.
C. Animasi/Video/Simulasi
Animasi merupakan pergerakan pemunculan, aktivitas, dan keluarnya objek
visual. Memilih animasi objek yang tepat dapat menjadi alat yang baik untuk
pemunculan teks dan gambar sesuai hirarki konsep. Efek animasi yang digunakan juga
dapat berpengaruh. Lazimnya orang menggunakan efek animasi pemunculan
sederhana, seperti appear atau fade.
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 11
Penggunaan video juga terkadang diperlukan dalam pembuatan media
pembelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain kualitas video, durasi, ukuran,
dan navigasi.
Penggunaan objek animasi juga terkadang diperlukan. Objek ini dapat menjadi
alat yang lebih kuat untuk memvisualisasikan dan menjelaskan hal-hal rumit. Bila
animasi tersebut dapat dikontrol dan dapat diubah-ubah variabelnya, maka objek ini
berubah menjadi simulasi.
D. Teks
Teks dalam media pembelajaran harus singkat dan tidak berbelit-belit. Teks pada
pada media pembelajaran/slide presentasi bukanlah makalah atau artikel, maka jangan
menulis seluruh teks dalam media presentasi. Oleh karena itu teks haruslah langsung
dan simpel, menggunakan kata kata kunci, dan tidak menampilkan banyak kalimat.
Huruf yang digunakan untuk menampilkan teks juga berpengaruh besar.
Menggunakan huruf capitaluntuk seluruh teks presentasi akan menyebabkan tampilan
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 11
Penggunaan video juga terkadang diperlukan dalam pembuatan media
pembelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain kualitas video, durasi, ukuran,
dan navigasi.
Penggunaan objek animasi juga terkadang diperlukan. Objek ini dapat menjadi
alat yang lebih kuat untuk memvisualisasikan dan menjelaskan hal-hal rumit. Bila
animasi tersebut dapat dikontrol dan dapat diubah-ubah variabelnya, maka objek ini
berubah menjadi simulasi.
D. Teks
Teks dalam media pembelajaran harus singkat dan tidak berbelit-belit. Teks pada
pada media pembelajaran/slide presentasi bukanlah makalah atau artikel, maka jangan
menulis seluruh teks dalam media presentasi. Oleh karena itu teks haruslah langsung
dan simpel, menggunakan kata kata kunci, dan tidak menampilkan banyak kalimat.
Huruf yang digunakan untuk menampilkan teks juga berpengaruh besar.
Menggunakan huruf capitaluntuk seluruh teks presentasi akan menyebabkan tampilan
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 11
Penggunaan video juga terkadang diperlukan dalam pembuatan media
pembelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain kualitas video, durasi, ukuran,
dan navigasi.
Penggunaan objek animasi juga terkadang diperlukan. Objek ini dapat menjadi
alat yang lebih kuat untuk memvisualisasikan dan menjelaskan hal-hal rumit. Bila
animasi tersebut dapat dikontrol dan dapat diubah-ubah variabelnya, maka objek ini
berubah menjadi simulasi.
D. Teks
Teks dalam media pembelajaran harus singkat dan tidak berbelit-belit. Teks pada
pada media pembelajaran/slide presentasi bukanlah makalah atau artikel, maka jangan
menulis seluruh teks dalam media presentasi. Oleh karena itu teks haruslah langsung
dan simpel, menggunakan kata kata kunci, dan tidak menampilkan banyak kalimat.
Huruf yang digunakan untuk menampilkan teks juga berpengaruh besar.
Menggunakan huruf capitaluntuk seluruh teks presentasi akan menyebabkan tampilan
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 12
seolah-olah sedang marah serta terlihat tidak profesional. Jenis font juga akan
berpengaruh tingkat keterbacaan teks.
E. Huruf/tipografi
Huruf atau font memiliki persentase yang besar dalam tampilan visual suatu
media pembelajaran. Pemilihan jenis huruf, ukuran dan warna sangat mempengaruhi
tingkat keterbacaan teks. Ada lima kelompok jenis huruf, yaitu:
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 12
seolah-olah sedang marah serta terlihat tidak profesional. Jenis font juga akan
berpengaruh tingkat keterbacaan teks.
E. Huruf/tipografi
Huruf atau font memiliki persentase yang besar dalam tampilan visual suatu
media pembelajaran. Pemilihan jenis huruf, ukuran dan warna sangat mempengaruhi
tingkat keterbacaan teks. Ada lima kelompok jenis huruf, yaitu:
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 12
seolah-olah sedang marah serta terlihat tidak profesional. Jenis font juga akan
berpengaruh tingkat keterbacaan teks.
E. Huruf/tipografi
Huruf atau font memiliki persentase yang besar dalam tampilan visual suatu
media pembelajaran. Pemilihan jenis huruf, ukuran dan warna sangat mempengaruhi
tingkat keterbacaan teks. Ada lima kelompok jenis huruf, yaitu:
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 13
1. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada
ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-
garis hurufnya. Contoh:
Baskerville Old Face
Bell MT
Bodoni MT
Century SchoolbookTimes New Roman
2. Egyptian
Ciri huruf ini adalah memiliki kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan
dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Contoh:
Rockwell Extra Bold
3. Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip
pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama.
Contoh:
Arial
Calibri
Century Gothic
Verdana
Tahoma4. Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau
pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Contoh:
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 13
1. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada
ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-
garis hurufnya. Contoh:
Baskerville Old Face
Bell MT
Bodoni MT
Century SchoolbookTimes New Roman
2. Egyptian
Ciri huruf ini adalah memiliki kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan
dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Contoh:
Rockwell Extra Bold
3. Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip
pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama.
Contoh:
Arial
Calibri
Century Gothic
Verdana
Tahoma4. Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau
pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Contoh:
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 13
1. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada
ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-
garis hurufnya. Contoh:
Baskerville Old Face
Bell MT
Bodoni MT
Century SchoolbookTimes New Roman
2. Egyptian
Ciri huruf ini adalah memiliki kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan
dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Contoh:
Rockwell Extra Bold
3. Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip
pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama.
Contoh:
Arial
Calibri
Century Gothic
Verdana
Tahoma4. Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau
pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Contoh:
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 14
Brush Script MT
Chopin Script
Rage Italic
5. Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada.
Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Contoh:
Algerian
Digifacewide
showcard Gothic
F. Kesalahan-kesalahan Umum tampilan Visual suatu Media Pembelajaran
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan dalam mendesain tampilan visual suatu
media pembelajaran antara lain :
1. Font Terlalu Kecil
Menggunakan font yang terlalu kecil membuat slide tidak bisa dibaca dengan baik
terlebih oleh audiens apalagi audien yang duduk paling belakang. Karena itu, perlu
dipastikan bahwa slide bisa terbaca dari jarak audiens terjauh yang akan menghadiri
presentasi Anda.
2. Menggunakan KAPITAL
Huruf kapital biasa digunakan untuk judul slide atau header. Namun jika huruf
kapital digunakan pada seluruh teks akan membuat presentasi terlihat sesak dan
sulit dibaca.
3. Jenis Font Terlalu Banyak dan Fancy
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 14
Brush Script MT
Chopin Script
Rage Italic
5. Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada.
Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Contoh:
Algerian
Digifacewide
showcard Gothic
F. Kesalahan-kesalahan Umum tampilan Visual suatu Media Pembelajaran
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan dalam mendesain tampilan visual suatu
media pembelajaran antara lain :
1. Font Terlalu Kecil
Menggunakan font yang terlalu kecil membuat slide tidak bisa dibaca dengan baik
terlebih oleh audiens apalagi audien yang duduk paling belakang. Karena itu, perlu
dipastikan bahwa slide bisa terbaca dari jarak audiens terjauh yang akan menghadiri
presentasi Anda.
2. Menggunakan KAPITAL
Huruf kapital biasa digunakan untuk judul slide atau header. Namun jika huruf
kapital digunakan pada seluruh teks akan membuat presentasi terlihat sesak dan
sulit dibaca.
3. Jenis Font Terlalu Banyak dan Fancy
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 14
Brush Script MT
Chopin Script
Rage Italic
5. Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada.
Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Contoh:
Algerian
Digifacewide
showcard Gothic
F. Kesalahan-kesalahan Umum tampilan Visual suatu Media Pembelajaran
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan dalam mendesain tampilan visual suatu
media pembelajaran antara lain :
1. Font Terlalu Kecil
Menggunakan font yang terlalu kecil membuat slide tidak bisa dibaca dengan baik
terlebih oleh audiens apalagi audien yang duduk paling belakang. Karena itu, perlu
dipastikan bahwa slide bisa terbaca dari jarak audiens terjauh yang akan menghadiri
presentasi Anda.
2. Menggunakan KAPITAL
Huruf kapital biasa digunakan untuk judul slide atau header. Namun jika huruf
kapital digunakan pada seluruh teks akan membuat presentasi terlihat sesak dan
sulit dibaca.
3. Jenis Font Terlalu Banyak dan Fancy
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 15
Menggunakan font terlalu banyak apalagi jenis font yang fancy dan aneh akan
mengalihkan perhatian audiens (distracting). Gunakanlah maksimal 3 font dalam
presentasi dan konsisten dalam setiap slide.
4. Animasi Star Wars
Piranti lunak pengolah presentasi banyak menyajikan fungsi animasi yang
kelihatannya menarik, namun jika dipakai tidak pada tempatnya animasi tadi akan
mengganggu. Animasi ini mulai dari transisi antar slide maupun animasi yang
muncul pada teks atau gambar.
5. Efek Suara
Penggunaan efek suara diperlukan bila dapat membantu menjelaskan sesuatu
informasi. Bila tidak, maka informasi visual akan terganggu oleh tampilan audio.
6. Warna Pelangi
Warna-warni adalah keindahan. Namun ketika tidak dipakai pada tempatnya akan
membuat mata lelah. Jangan menggunakan warna yang terlalu banyak dalam satu
slide.
7. Teks Terlalu Banyak
Slide presentasi bukan makalah. Jangan cantumkan seluruh teks ke dalam
presentasi. Ini sama artinya kita menyuruh audiens membaca teks tersebut Pilih
hanya kata kunci yang bisa menjadi alat bantu dan membuat presentasi menjadi
powerful.
8. Background Terlalu Terang Atau Terlalu Gelap
Jangan gunakan background yang terlalu terang atau terlalu gelap. Gunakan kontras
yang cukup sehingga tulisan mudah dibaca sekaligus Anda bisa memberikan
penekanan pada teks tertentu.
(Disarikan dari berbagai sumber, untuk Tim Pengembang Konten PSB-PSMA)
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 15
Menggunakan font terlalu banyak apalagi jenis font yang fancy dan aneh akan
mengalihkan perhatian audiens (distracting). Gunakanlah maksimal 3 font dalam
presentasi dan konsisten dalam setiap slide.
4. Animasi Star Wars
Piranti lunak pengolah presentasi banyak menyajikan fungsi animasi yang
kelihatannya menarik, namun jika dipakai tidak pada tempatnya animasi tadi akan
mengganggu. Animasi ini mulai dari transisi antar slide maupun animasi yang
muncul pada teks atau gambar.
5. Efek Suara
Penggunaan efek suara diperlukan bila dapat membantu menjelaskan sesuatu
informasi. Bila tidak, maka informasi visual akan terganggu oleh tampilan audio.
6. Warna Pelangi
Warna-warni adalah keindahan. Namun ketika tidak dipakai pada tempatnya akan
membuat mata lelah. Jangan menggunakan warna yang terlalu banyak dalam satu
slide.
7. Teks Terlalu Banyak
Slide presentasi bukan makalah. Jangan cantumkan seluruh teks ke dalam
presentasi. Ini sama artinya kita menyuruh audiens membaca teks tersebut Pilih
hanya kata kunci yang bisa menjadi alat bantu dan membuat presentasi menjadi
powerful.
8. Background Terlalu Terang Atau Terlalu Gelap
Jangan gunakan background yang terlalu terang atau terlalu gelap. Gunakan kontras
yang cukup sehingga tulisan mudah dibaca sekaligus Anda bisa memberikan
penekanan pada teks tertentu.
(Disarikan dari berbagai sumber, untuk Tim Pengembang Konten PSB-PSMA)
Mengenal DKV untuk Media Pembelajaran Berbasis TIK Hal. 15
Menggunakan font terlalu banyak apalagi jenis font yang fancy dan aneh akan
mengalihkan perhatian audiens (distracting). Gunakanlah maksimal 3 font dalam
presentasi dan konsisten dalam setiap slide.
4. Animasi Star Wars
Piranti lunak pengolah presentasi banyak menyajikan fungsi animasi yang
kelihatannya menarik, namun jika dipakai tidak pada tempatnya animasi tadi akan
mengganggu. Animasi ini mulai dari transisi antar slide maupun animasi yang
muncul pada teks atau gambar.
5. Efek Suara
Penggunaan efek suara diperlukan bila dapat membantu menjelaskan sesuatu
informasi. Bila tidak, maka informasi visual akan terganggu oleh tampilan audio.
6. Warna Pelangi
Warna-warni adalah keindahan. Namun ketika tidak dipakai pada tempatnya akan
membuat mata lelah. Jangan menggunakan warna yang terlalu banyak dalam satu
slide.
7. Teks Terlalu Banyak
Slide presentasi bukan makalah. Jangan cantumkan seluruh teks ke dalam
presentasi. Ini sama artinya kita menyuruh audiens membaca teks tersebut Pilih
hanya kata kunci yang bisa menjadi alat bantu dan membuat presentasi menjadi
powerful.
8. Background Terlalu Terang Atau Terlalu Gelap
Jangan gunakan background yang terlalu terang atau terlalu gelap. Gunakan kontras
yang cukup sehingga tulisan mudah dibaca sekaligus Anda bisa memberikan
penekanan pada teks tertentu.
(Disarikan dari berbagai sumber, untuk Tim Pengembang Konten PSB-PSMA)