dk2p2 - neurosains

21
DK2P2 1. Otak dibungkus oleh 3 meningen - Duramater - Arachnoidea mater - Pia mater Secara konvensional otak dibagi menjadi 3 bagian - Proensefalon - Mesensefalon - Diensefalon Proensefalon Proensefalon terdiri dari 2 bagian yaitu cerebrum dan diensefalon 1. Cerebrum Serebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia, terdiri dari 2 hemisfer dan 4 lobus yaitu lobus frontal, parietal, temporal dan oksipital. 1. Lobus frontal Fungsinya mengontrol perilaku dan membuat keputusan. Lobus frontal terdiri atas 4 gyrus, yaitu: 1 gytus precentralis ( area motorik primer) 3 gyrus horizontal: gyrus frontalis superior , gyrus frontalis media, dan gyrus frontalis inferior. 2. Lobus temporalis terdiri atas gyrus temporalis superior, gyrus temporalis medius, dan gyrus temporalis inferior. Gyrus temporalis superior disebut pula sebagai pusat pendengaran primer. 3. Lobus Parietal Lobus parietal terdiri dari gyrus precentralis yaitu sebagai pusat somatosensorik primer, lobus parietalis superior, dan lobus parietalis inferior yang terdiri atas gyrus supra marginalis dan angularis yang berfungsi sebagai menginterpretasikan sensasi.

Upload: widy-cahya

Post on 20-Sep-2015

245 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

DK2P2

1. Otak dibungkus oleh 3 meningen Duramater Arachnoidea mater Pia materSecara konvensional otak dibagi menjadi 3 bagian Proensefalon Mesensefalon Diensefalon

ProensefalonProensefalon terdiri dari 2 bagian yaitu cerebrum dan diensefalon1. CerebrumSerebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia, terdiri dari 2 hemisfer dan 4 lobus yaitu lobus frontal, parietal, temporal dan oksipital.1. Lobus frontalFungsinya mengontrol perilaku dan membuat keputusan. Lobus frontal terdiri atas 4 gyrus, yaitu: 1 gytus precentralis ( area motorik primer) 3 gyrus horizontal: gyrus frontalis superior , gyrus frontalis media, dan gyrus frontalis inferior.2. Lobus temporalis terdiri atas gyrus temporalis superior, gyrus temporalis medius, dan gyrus temporalis inferior. Gyrus temporalis superior disebut pula sebagai pusat pendengaran primer.3. Lobus ParietalLobus parietal terdiri dari gyrus precentralis yaitu sebagai pusat somatosensorik primer, lobus parietalis superior, dan lobus parietalis inferior yang terdiri atas gyrus supra marginalis dan angularis yang berfungsi sebagai menginterpretasikan sensasi.4. Lobus occipitalPada lobus occipital terdapat suatu sulcus yaitu sulcus calcarinus yang berfungsi sebagai area penglihatan primer.2. DiensefalonTerdiri atas thalamus dan hipotalamus TalamusTalamus berfungsi sebagai stasiun penyambung dan pusat integarasi sinap untuk pengolahan pendahuluan semua masukan senorik dalam perjalananya ke korteks.1

Hipotalamus Hipotalamus adalah kumpulan nucleus spesifik dan serat-serat terkait yang terletak di bawah thalamus. Daerah ini merupakan pusat integrasi untuk banyak fungsi homeostatic penting dan berfungsi sebagai penghubung pentinga antara sistem saraf otonom dan sistem saraf.

Mesensefalon : yang menghubungkan prosensefalon dengan rhombensefalon

RhombensefalonDibagi menjadi 2 bagian yaitu: Metensefalon Yang terdiri dari 1. Serebelumbertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur.2. PonsHampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla yang panjang dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pusat respirasi terletak dalam pons dan mengatur frekwensi dan kedalaman pernapasan.

Mielensefalon Bagian mielensefalon yaitu Medulla Oblongata yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekwensi jantung, tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan dan muntah.

2. Definisi SSP dan SSTSSP (sistem saraf pusat) adalah sistem saraf yang merupakan pusat utama terjadinya korelasi dan integrasi informasi saraf, terdiri dari otak dan medula spinalis.

SST (sistem saraf tepi) adalah sistem saraf yang terdiri dari berkas-berkas serabut saraf atau akson yang menghantarkan informasi ke dan dari susunan saraf pusat, terdiri dari saraf-saraf kranial dan spinal

3. Mekanisme geli : Ujung serabut saraf bebas mekanoreseptif (reseptor yang hanya menerima sensasi geli dan gatal) yang ada di superficial kulit memerima stimulus dari luar. Kemudian sensasi dijalarkan melalui serabut saraf C tak bermielin yang sangat kecil. Mekanisme selanjutnya sama seperti jalur rangsangan pada rasa nyeri tipe lambat karena penjalaran rasa nyeri tipe lambat juga melalui serabut saraf C tak bermielin.(Sumber : Fisiologi Kedokteran Guyton, edisi 11)

4. Mekanisme rasa nyeri adalah sebagai berikut rangsangan diterima oleh reseptor nyeri,di ubah dalam bentuk implus yang dihantarkan ke [usat nyeri di korteks otak. Setelah diproses dipusat nyeri, implus di kembalikan ke perifer dalam bentuk bentuk persepsi nyeri. Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ijung-ujng saraf telanjang yang ditemukanhampir pada setiap jaringan tubuh. Implus nyeri dihantarkan ke SSP melalui dua sistem serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut A delta bermielin halus bergaris tengah 2-5m, dengan kecepatan hantaran 6-30 /mdetik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0,4-1,2m,dengan kecepatan hantar 0,5-2m/detik. Serabut A delta berperan dalam menghantarkan nyeri cepat dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas ,tajam dan terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan nyeri lambat dan menghasulkan persepsi samar-samar, rasa egal dan perasaan tidak enak.Pusat nyeri terletak di thalamus , kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus spinotalamus lateral dan implusnyeri berjalan keatas melalui traktus ini ke nulkeus posteromidal ventral dan posterolateral dari thalamus. Dari sini implus diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.

5. 5. tidak seperti modalitas somatosensorik lain, sensasi nyeri disertai oleh respon perilaku termotivasi serta reaksi emosional (misalnya menangis, menjerit, takut).

6. Mekanisme dari meringis kesakitan.Terjadinya meringis kesakitan karena adanya ransangan(stimulus).Seperti yang kita ketahui Rangsangan(stimulus) adalah perubahan yang terdeteksi oleh tubuh.Neuron-neuron aferen memiliki reseptor di ujung perifer yang berespons terhadap rangsangan baik dari luar maupun dalam.Karena satu-satunya jalan bagi neuron eferen untuk menyalurkan informasi ke SSP tentang rangsangan ini adalah melalui perambatan potensial aksi,maka reseptor harus mengubah bentuk-bentuk energi lain menjadi sinyal listrik(potensial aksi).prosenes perubahan energi ini dikenal sebagai transduksi.Jadi karena adanya rangsangan yang sangat kuat dan jenis energi yang biasa direspons reseptor yang sensitivitas terhadap rangsangan itu sangat kuat maka terjadinya meringis kesakitan.

7. Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi.Pola-pola tertentu keluaran unit motorik mengatur aktivitas motorik,yang berkisar dari pemeliharaan postur dan keseimbangan hingga gerakan lokomotorik stereotipikal,misalnya berjalan,hingga aktivitas motorik terampil individu,misalnya gimnastik.Kontrol gerakan motorik,apapun tingkat kerumitannya,tergantung pada konvergensi masukan yang masuk ke neuron motorik unit-unit motorik spesifik.Neuron-neoron motorik pada gilirannya masing-masing melalui proses-proses yang terjadi ditaut neuromuskular.(FISIOLOGI MANUSIA ed.6 lauralee sherwood hal 305)

8. Rangsangan (stimulus) adalah perubahan yang dideteksi oleh tubuh. Rangsangan terdapat dalam berbagai bentuk energy atau modalitas, misalnya panas, cahaya, suara, tekanan dan perubahan kimiawi. Tipe reseptor : Buku Fisiologi dari sel ke sistem, Sherwood. Hal 203 -> JENIS RESEPTOR BERDASARKAN STIMULUS ADEKUATNYA

9. substansi alba di medulla spinalis membentuk banyak jaras/traktus, yaitu berkas serat-serat saraf (akson antarneuron yang panjang) yang berkelompok menjadi kolumna dan berjalan sepanjang medulla spinalis. Traktus ini dibagi menjadi dua yaitu traktus asendens (medulla spinalis ke otak) dan traktus desendens (otak ke medulla spinalis).Jalur asendens nyeri :Rangsang nosiseptor serat A delta atau serat C (neuron 1) bersinaps di neuron fenikularis disubstansi gelatinosa medulla spinalis : traktus Spinotalamikus lateralis (neuron 2) penyilangan memotong medulla spinalis terjadi percabangan traktus Spinotalamikus lateralis, serat A delta melalui traktus neospinotalamikus, serat C melalui Traktus paleospinotalamikus thalamus, serat A delta bersinaps di nukleusventroposterolateralis (VPN) (neuron 3) dan langsung melanjutkan diri ke korteks somatosensorik, sedangkan serat C mengirim koleteral-koleteral keformasio retikularis batang otak dan struktur lain untuk mempengaruhi hipotalamus dan sistem limbic serta korteks serebrum.Jalur desendens nyeri :Korteks somatosensorik atau bagian otak lain bersinaps di substansia periakuaduktus diotak tengah atau formasio retikularis di batang otak medulla bagian atas substansi gelatinosa di medulla spinalis afektor

10. Reseptor nyeri : Nosiseptor, atau reseptor rasa nyeri, peka terhadap kerusakan jaringan misalnya cubitan, luka bakar, atau distorsi jaringan.Reseptor nyeri merupakan ujung saraf bebas. Reseptor rasa nyeri yang terdapat di kulit dan jaringan lain semuanya merupakan ujung saraf bebas. Reseptor ini tersebar luas pada permukaan superficial kulit dan juga jaringan tertentu, misalnya periosteum, dinding arteri, permukaan sendi, dan falks serta tentorium tempurung kepala.Tiga jenis stimulus yang merangsang reseptor rasa nyeri : Mekanis, suhu, kimiawi

Reseptor geli : Penelitian neurofisiologi telah memperlihatkan adanya ujung saraf bebas mekanoreseptif yang sangat peka dan beradaptasi cepat yang hanya menerima sensasi geli. Selanjutnya, ujung serabut saraf ini dapat dijumpai banyak sekali pada lapisan superficial kulit, yang merupakan satu-satunya jaringan yang biasanya dapat menerima rangsangan gatal dan geli. (Sumber : Fisiologi Kedokteran edisi 11, Guyton)

11. Anatomi ada d buku neuroanatomi snell FisiologiMedula spinalis mempunyai 2 fungsi vital. Pertama, bagian ini berfungsi sebagai jaringan saraf penghubung anatar otak dan susunan saraf tepi. Semua komunikasi naik dan turun melalui medula spinalis terletak di jaras (traktus asendens dan desendens) di substantia alba melalui spinalis. Kedua, bagian ini adalah pusat integrasi untuk refleks spinal, termasuk sebagian dari refleks postural dan protektif dasar serta refleks yang berkaitan dengan pengosongan organ-organ panggul.

12. Mekanisme rangsang somatosensorik.Rangsangan somatosensorik peka terhadap rangsanagn dari indera-indera tubuh dan sistem motorik yang tanggap setelah adanya rangsangan. Setiap jalur somatosensorik berlabelsesuai modalitas dan lokasinya.Ketika mencapai medula spinalis,informasi aferen memiliki dua kemungkinan tujuan (1) menjadi bagian dari suatu lengkung refleks,menghasilkan respons efektor yang sesuai,atau (2) di pancarkan ke atas ke otak melalui jalur untuk pemprosesan lebih lanjut dan mungkin kemudian di sadari.Jalur yang menyalurkan sensasi somatik sadar,jalur somatosensorik,terdiri dari rantai-rantai diskret neuron,atau jalur berlabel,yang secara sinaptis saling berhubunagn dalam urutan tertentu untuk melaksanakkan pemrosesan informasi yang lebih canggih.

13. lengkung refleks Refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa upaya sadar (involunter). Terdapat dua jenis refleks (1) refleks sederhana atau dasar yaitu respon inheren , tanpa di pelajari, misalnya menarik tangan dari benda panas. (2) refleks didapat atau terkondisi yang terjadi karena latihan dan belajar, misal seseorang yang belajar memainkan piano.Jalur-jalur saraf yang terlibat dalm melaksanakan aktivitas refleks dikenal sebagai Lengkung refleks yang mencangkup lima komponen dasar :Reseptor, jalur aferen,pusat integrasi, jalur efren dan efektor.GAMBAR BISA DI AMBIL DI BUKU FISOLOGI SHERWOOD HALAMAN 192 gambar 5-31 ( GAMBAR HARUS DIBUAT DIDALAM LOGBOOK).

14. Definisi Aferen dan Eferen, dan perbedaannya!Aferen adalah susunan saraf tepi yang mengirim informasi mengenai lingkungan internal dan eksternal ke SSP.Eferen adalah jalur komunikasi yang digunakan oleh susunan sarap pusat untuk mengontrol aktivitas otot dan kelenjar, organ-organ efektor yang melaksanakan efek, atau tindakan yang diinginkan SSP.Aferen, saraf yang menghantarkan dari reseptor ke pusat. Sedangkan Eferen, saraf yang menghantarkan dari pusat ke efektor. (sumber: Fisiologi Manusia, edisi 6. Lauralee Sherwood)

15. Saraf kranial adalah saraf yang membawa impuls dari dan ke otak yang terdiri dari 31 pasang saraf penyusun sistem saraf perifer; Saraf spinal adalah saraf yang membawa pesan-pesan dari dan ke sumsum tulang belakang yang terdiri dari 12 pasang saraf penyusun sistem saraf perifer.(Sumber : Jurnal UGM)

16. Definisi dan perbedaan rangsang viseral antara rangsang sensorik : Aferen viseral adalah jalur masuk rangsangan ke sistem saraf saraf pusat yang membawa informasi bawah sadar yang berasal dari organ dalam. Aferen sensorik adalah jalur masuk rangsangan ke sistem saraf pusat yang membawa informasi yang mencapai tingkat kesadaran.

Perbedaan :Aferen ViseralAferen Sensorik

Letak ReseptorBerasal dari dalam rongga tubuh, misalnya rongga abdomenBerasal dari permukaan tubuh atau otot, sendi, contohnya kulit

BerupaInformasi bawah sadarInformasi sadar

Jenis Reseptor berdasarkan kecepatannyaReseptor tonik (tidak beradaptasi sama sekali / sangat lambat), reseptor ini penting dalam situasi di mana informasi tentang suatu rangsangan perlu dipertahankan. contohnya reseptor regang otot, memantau panjang otot dan proprioseptor sendi, yang mengatur derajat fleksi sendi.Reseptor fasik (reseptor yang cepat beradaptasi), reseptor cepat beradaptasi tetapi tidak terus menerus berespons terhadap rangsangan. Contohnya ketika kita memakai jam tangan, cincin, reseptor yang berada di kulit memberitahukan secara sadar. Karena reseptor ini cepat beradaptasi, kita tidak lagi begitu merasakan kalau kita sedang menggunakan jam tangan atau cincin

17. Saraf Simpatik Saraf simpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang belakang (medula spinalis) di daerah dada dan pinggang. Saraf simpatik merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang cenderung bertindak berlawanan terhadap sistem saraf parasimpatik dan umumnya berfungsi untuk memacu dan mempercepat kerja organ-organ tubuh, seperti mempercepat detak jantung dan menyebabkan kontraksi pembuluh darah. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar keringat dan merangsang sekresi glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatik diaktifkan terutama dalam kondisi stres. Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang.

a. Sistem saraf simpatisSaraf simpatis distimulasi oleh emosi, seperti rasa takut, marah, gembira. Sistem saraf ini membantu tubuh berespon terhadap emosi dengan memberikan otot suplai darah yang kaya dengan O2.

Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut. 1. Mempercepat denyut jantung2. Mempersempit diameter pembuluh darah3. Memperlambat proses pencernaan4. Memperkecil bronkus5. Menurunkan tekanan darah6. Memperlambat gerak peristaltis7. Memperlebar pupil8. Menghambat sekresi empedu9. Menurunkan sekresi ludah10. Meningkatkan sekresi adrenalin.Saraf Parasimpatik Saraf parasimpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum lanjutan (medula oblongata) dan dari sakrum yang merupakan saraf pre-ganglion dan post-ganglion. Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Fungsi saraf parasimpatik umumnya memperlambat kerja organ-organ tubuh. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring- jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung. Berikut adalah fungsi dari sistem saraf parasimpatik. b. Sistem saraf parasimpatisSistem saraf parasimpatis mempunyai pengaruh yang bertolak belakang dengan saraf simpatis yaitu menstimulasi sistem pencernaan dan merangsang keluaran asam lambung dan aktivitas peristaltik.1. Menghambat denyut jantung2. Memperlebar diameter pembuluh darah3. Mempercepat proses pencernaan4. Memperlebar bronkus5. Menaikkan tekanan darah6. Mempercepat gerak peristaltis7. Mempersempit pupil8. Mempercepat sekresi empedu9. Menaikkan sekresi ludah10. Meninurunkan sekresi adrenalin.Perbedaan Saraf Simpatik dan ParasimpatikPerbedaan antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.Pada saraf simpatik dan saraf parasimpatik terdapat penghubung antara sistem saraf pusat dan efektor, yang dinamakan ganglion. Ganglion saraf simpatik berada dekat sumsum tulang belakang. Serabut praganglion saraf simpatik berukuran pendek, sementara serabut pasca ganglionnya berukuran panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion yang berukuran panjang dan serabut pascaganglion yang pendek.Dilihat dari ganglionnya 1. Simpatik: Ganglion saraf simpatik berada dekat sumsum tulang belakang. Serabut praganglion saraf simpatik berukuran pendek, sementara serabut pascaganglionnya berukuran panjang.2. Parasimpatik: Saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion yang berukuran panjang dan serabut pascaganglion yang pendek. ganglia neuron parasimpatik terletak di dekat atau di dalam organ target.Dilihat dari dari cara kerjanya : 1. Simpatik merangsang kerja organ2. Parasimpatik menghambat kerja organPersamaan Saraf Simpatik dan ParasimpatikPeranan utama komponen simpatik dan parasimpatik sistem saraf otonom pada divisi motoris dalam mengatur fungsi tubuh bagian internal. Pada saraf simpatik dan saraf parasimpatik terdapat penghubung antara sistem saraf pusat dan efektor, yang dinamakan ganglion.

18.

Kurang lebih 40% dari struktur otak dan medulla spinalis tersusun dari sel neurologia. Sel Penyokong untuk Melindungi dan sebagai sumber nutrisi sel-sel saraf pada saraf tepi.Sel ini berfungsi sebagai pendukung, proteksi dari sel-sel tubuh dan sel neuron. Menurut Tarwoto, 2007 sel-sel neurologia diantaranya terdiri dari :a. Astrolgia Memberikan makanan pada struktur neuron, pembentuk rangka dan kapiler neuron, bagian dari sawar pembuluh darah otak

b. OligodendrogliaMembentuk lapisan mielin di akson pada CNS ( Central Nervus System )

c. EpendymaMemproduksi cairan serebro spinalis (CSF)

d. Microglia Mempunyai sifat-sifat fagosit bila jaringan saraf rusak, maka sel-sel ini bertugas untuk mencernakan sisa-sisa jaringan rusak.

>> Secara antomis, neuron terdiri atas badan sel/soma/perikaryon. Neuron memiliki nucleus yang besar dengan nucleolus yang menonjol. Nucleus berperan dalam metabolism, pertumbuhan dan perbaikan neuron. Terdapat organela lain dalam neuron seperti substansi chromatophilik,reticulum endoplasma, mitokondria, neurotubullus dan apparatus golgi. Substansi Chromatofilik akan membentuk RE dan ribosom. Substansi chromatofilikmengandung RNA dan memproduksi protein. Protein diproduksi pada RE yang beribosom danprotein yang telah terbentuk akan masuk ke saluran yang ada di dalam RE dan diteruskan kedalam badan golgi dan disalurkan ke lisosom, vesikel yang mengandung precursorneurotransmitter dan vesikel lain yang mengandung protein untuk mengganti kerusakan membrane. Neurotubullus berperan dalam transport protein dan substansi lain intraseluler dari badan selsampai ke ujung bagian saraf. Neurofilamen merupakan tubullus dengan substansi semirigid sehingga memberikan skeletal framework pada akson

19. Hantaran nyeri ke SSP Hantaran nyeri ke SSP terbagi menjadi 2, yaitu: Nyeri cepat, berjalan di dalam saraf-saraf tepi di dalam akson A delta berdiameter besar dengan kecepatan antara 6 sampai 30 milidetik. Nyeri lambat, berjalan di dalam serabut C berdiameter kecil dengan kecepatan 0,5 sampai 2 milidetik.Implus-implus nyeri cepat pertama kali disadari untuk memperingatkan akan bahaya, sehingga dapat disiapkan respons yang adekuat. Nyeri lambat diapresiasikan kemudian dan berlangsung lama.(Neuroanatomi Klinik. Edisi 7. Richard S. Snell)

20. Jenis Nyeri- Nyeri akut versus nyeri kronik.Nyeri akut dan nyeri kronik adalah : dua tipe nyeri yang berbeda cukup signifikan.Nyeri kronik bukan sekedar perluas dari nyeri akut.- Nyeri somatik superfisial (kulit).Nyeri kulit berasal dari struktur-struktur superfisial kulit dan jaringan subkutis.- Nyeri somatik dalam.Nyeri somatik dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari otot,tendon,ligmentum,tulang,sendi dan arteri.- Nyeri visera.Nyeri visera mengacu kepada nyeri yang berasal dari organ-organ tubuh. Nyeri neuro uskulaskeletal non-neurogenik Nyeri neuromuskularkelatal neurogenik.Neurologi klinik dasar hal 90-96

Nyeri radikular Nyeri brakiagia Nyeri iskiagia- Nyeri alih.Nyeri alih didifinisikan sebagai nyeri yang berasal dari salah satu daerah ditubuh tetapi dirasakan terletak diderah lain.- Nyeri neuropati.Sistem saraf secara normal menyalurkan rangsangan-rangsangan yang merugikan dari SST ke SSP yang menimbulkan perasaan nyeri(PATOFISIOLOGI,Ed.6 hal.1074-1077)

21. Jenis jaras motorik dan jaras sensorikJaras motorik ada 2, yaitu :1. Traktus piramidalMerupakan jarak motorik utama yang pusatnya di girus presentralis ( area 4 broadmann)2. Traktus ekstrapiramidalJaras ini melibatkan ganglia basalis dan berfungsi untuk mengatur gerakan valunter kasar dan tidak terampil, seperti mengendalikan posisi berdiri, gerakah tangan pada waktu berjalan, gerakan lambaian tungkai dan lengan.

Jaras sensorik, menurut letaknya :1. ExteroseptorPerasaan tubuh permukaan (kulit), seperti sensasi nyari, suhu, dan raba.2. ProprioseptorPerasaan tubuh dalam, seperti pada otot, sendi, dan tendo.3. InteroseptorPerasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam, seperti jantung, lambung, usus, dll.

22. Transduksi Sinyal merupakan suatu proses perubahan suatu jenis sinyal menjadi jenis yang lain. Tujuannya yaitu Mengubah kerja yang terjadi di dalam sel target yang meliputi :- enzim-enzim metabolisme- protein regulator gen- kanal ion- protein sitoskeletal.

Proses sinyal yang disebabkan oleh caraka kimia, disebut juga signaling molecules. Disekresi dari satu sel sebagai respon terhadap stimulus yang spesifik, Berjalan ke sel target dimana mereka dapat berikatan ke specific receptor membangkitkan suatu respon.

Caraka kimia- Dalam nervous system, caraka kimia ini disebut neurotransmitter- Pada sistem endocrine disebut hormones- Pada sistem immune disebut cytokinesNeurotransmitter (sinyal kimiawi) membawa sinyal menyebrangi suatu sinaps. Syarat suatu sinyal termasuk neurotransmitter di neuromodulator merupakan produk neuron disimpan di dalam sinaps disekresikan ke dalam sinaptik bila ada rangsangan terikat pada reseptor spesifik membran pascasinaptik.Contohnya yaitu asetil kolin, asam amino (glutamate, glisin , aspartate), amin biogenic (adrenalin, dopamine), derivate putin (ADP, ATP) dan peptide.

23. Histologi sistem sarafJaringan saraf sentral dan tepi terdiri atas dua jenis sel, yaitu sel saraf (neuron) yang umumnya memiliki banyak cabang panjang, dan sel neuroglia (sel glia) yang memiliki cabang-cabang pendek, menyangga dan melindungi neuron, dan ikut serta dalam aktivitas saraf, nutrisi saraf, dan proses pertahanan sel disusun saraf pusat.

1. Neuron Unit fungsional baik dalam SSP maupun SST adalah neuron atau sel saraf. Kebanyakan neuron terdiri atas tiga bagian : badan sel atau perikarion yg merupakan pusat trofik atau sintesis untuk keseluruhan sel saraf dan juga menerima stimulus, dendrit yaitu prosessus panjang yang dikhususkan untuk menerima stimul dari lingkungan, sel-sel epitel sensorik atau dari neuron lain, dan akson yang merupakan suatu prosessus tunggal yang dikhususkan untuk menciptakan atau menghantarkan impuls saraf ke sel-sel lain.

2. Sel neuroglia (sel glia) OligodendrositMembentuk selebung mielin yang merupakan insulator listrik neuron pada SSP. Oligodendrosit menjulurkan prosessus yang membungkus sejumlah bagian akson, dan menghasilkan selubung mielin. Oligodendrosit merupakan sel glia yang dominan di substansia alba pada SSP. AstrositSel terbentuk bintang dengan banyak prosessus yang menjalar dan unit untuk SSP. Astrosit dengan sedikit prosessus panjang disebut astrosit fibrosa dan terdapat di substansia alba, astrosit protoplasma dengan banyak prosessus bercabang pendek, ditemukan disubsntasia grisea. Sel ependimAdalah sel epitel kuboid atau silindris rendah yang melapisi ventrikel otak dan canalis centralis di medula spinalis. Pada lokasi SSP tertentu, ujung apikal sel ependim memiliki silia, yang memudahkan pergerakan cairan serebrospinal (CSS), atau mikrovili panjang yang tampaknya terlibat dalam absorpsi. MikrogliaAdalah sel kecil memanjang dengan prosessus pendek iregular yang berjumlah lebih sedikit daripada oligodendrosit atau astrosit tetapi tersebar lebih merata diseluruh substansia alba dan grisea. Tetapi tidak seperti sel glia lain, mikroglia bermigrasi melalui neoropil, yang menganalisis jaringan untuk sel yg rusak dan menginvasi mikroorganisme. Sel schwann (neurolemmosit)Hanya ditemukan di SST dan memiliki interaksi trofik dengan akson dan memungkinkan meilinisasinya seperti oligodendrosit pada SSP. Satu sel schwann membentuk mielin disekelilingi satu segmen sebuah akson, berbeda dengan kemampuan oligodendrosit yang dapat bercabang dan meliputi bagian sejumlah akson.

Sel satelit gangliaKarena berasal dari crista neuralis embrionik seperti neurolemmosit, sel satelit kecil membentuk suatu lapisan penutup di atas badan sel neuron yang besar pada ganglia SST. Karena berdekatan dengan neuron, sel satelit memainkan peran trofik atau penyangga tidak dipahami dengan baik.Sumber: Histologi Dasar JUNQUEIRA edisi 12, hal 136-147