ditjen pdn/mjl/84/ix/2011...

48
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA 04 10 39 Membangun Sistem Perdagangan dalam Negeri yang Berkesinambungan INFO Perdagangan Dalam Negeri DITJEN PDN/MJL/84/IX/2011 PDN

Upload: hoangngoc

Post on 08-Jun-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN PERDAGANGANREPUBLIK INDONESIA

04 10 39

Membangun Sistem Perdagangan dalam Negeri yang Berkesinambungan

INFOP e r d a g a n g a n D a l a m N e g e r i

DITJEN PDN/MJL/84/IX/2011

PDN

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 20112

PENGARAH : Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, GunaryoPENANGGUNG JAWAB : Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, MardjokoREDAKTUR : Lamtasim DasustraEDITOR : Ronny S.M. Marpaung KOORDINATOR PELAKSANA : A. Latif LahdjieREDAKSI : Anis Maftuhin/Agus Bachtiar/Danny Kosasih/Desy Arfi antyTIM ARTISTIK : Rafi Alief/ B. Jagat Setiawan/Edo AbdullahDITERBITKAN OLEH : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam NegeriALAMAT : Gedung Utama Lt. 8, Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110, email: [email protected]

daftar isiLIPUTAN UTAMA> Pasar Murah Jelang Idul Fitri: ...........................4> Tebaran Rupiah Berkah Lebaran .....................7

PROFIL PASAR> Pasar Kewapante, Sikka, NTT: .......................10> Di Balik Problematika Pasar Tumpah .............13

TOPIK BAHASAN> Tahapan Penting Program Pasar Percontohan ......................................... 16

BERITA PASAR> Semarak Sentra Pernak-pernik Interior ..........19> Mengayuh Untung Dari Sepeda Fixie ............22

DISTRIBUSI> Distribusi Lancar, Harga Tak Mencakar ......... 25

KOLOM ANDA> Pusat Distribusi Regional: Memberi Nilai Tambah dan Mengurangi Disparitas Harga ................................................ 28

INFO SEMBAKO> Pasokan Telur Aman, Harga Terus Dalam Pantauan ........................30

POTENSI UMKM> Usaha Permak Jean Pun Bisa Menjadi Jutawan ... 33> Aliran Rejeki dari Minuman Sari Alang-alang ... 36

DAERAH UNGGULAN> Senyum Cerah Maluku Tenggara ..................39

PRODUK UNGGULAN> Kendari Werk: Kerajinan Perak Berkelas Dunia .....................43

AGENDA> Mendag Pantau Kesiapan Ritel Menghadapi Lebaran 2011 ...........................45

Salam hormat,

sekaligus selamat Idul Fitri...

Tidak ada yang bisa kami ucapkan dalam salam redaksi edisi lebaran ini selain ucapan “Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin”. Yang demikian, karena kami sadar bahwa selama setahun melayani sidang pembaca tentunya kami tak luput dari kesalahan. Dan semua itu, menjadikan kami selalu melakukan evaluasi dan perubahan-perubahan dalam rangka memberikan bacaan yang kian bermutu dan bernilai bagi pembaca.

Salah satu rubrik yang kami banggakan untuk dapat menjadi asupan informasi aktual bagi para pembaca pada edisi ini adalah rubrik “Daerah Unggulan.” Sejak kehadirannya di edisi yang lalu, rubrik ini mendapat tanggapan cukup positif dari beberapa pihak. Kami pun tak mau menjadikan kesempatan ini terbuang sia-sia. Maka dari itu, pada edisi kali ini kami akan mengajak pembaca berwisata ke daerah Maluku Tenggara, sebuah Kabupaten terpencil yang ternyata sangat kaya raya dan menyimpan potensi yang luar biasa.

Setelah mengajak pembaca menikmati keindahan Maluku Tenggara, kami tak lupa untuk tetap menyajikan informasi-informasi aktual terkait dinamika perdagangan dalam negeri di saat bulan puasa dan menjelang lebaran. Semua ini bisa pembaca simak di rubrik laporan utama, topik bahasan dan juga distribusi.

Dan pada edisi ini, ada suguhan inspi ratif yang tak boleh Anda lewatkan, yaitu sebuah liputan tentang keberhasilan se orang pengusaha muda berusia 21 ta hun dalam menjalankan usaha vermak jean. Dari sektor UKM, adapula kabar yang cukup menggembirakan, yaitu keberhasilan Sulastri, seorang ibu rumah tangga dari Mal ang, dalam mengembangkan sebuah minuman segar nan bergizi dari sebuah tum buhan yang selalu kita pandang sebelah mata, yaitu alang-alang.

Untuk selengkapnya, kami persilahkan pembaca menyimak sendiri apa yang kami sajikan pada edisi ini. Salam sukses untuk kita semua!

Tabik

ang k di dan

n

n ean. kup ilan dari

> Kendari W Kerajinan

AGENDA> Mendag Pa Menghada

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 3

Pengantar Redaksi

Penguatan pasar dalam negeri, menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional. Itulah kebi ja-kan yang menjadi acuan kegiatan Ditjen PDN, Kemendag, dalam menghadapi dinamika perdagangan dalam negeri menjelang Idul Fitri. Banyak pihak terkait mendukung kebijakan ini.

Langkah Kongkrit Sinergi Kemendag dengan Pelaku Usaha

Pasar MurahJelang Idul Fitri:

Wajah Mbah Sri sore itu tampak berseri-seri. Nenek berumur 67 tahun ini bersama ribuan warga

Cakung, Jaktim, terlihat sangat antusias menghadiri Pasar Rakyat yang diadakan oleh Pemprov DKI di Lapangan Bola Palad,

Jl. Raya Bekasi, Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Senin petang (15/8) lalu.

Kepada Info PDN, Mbah Sri mengaku senang sekali pemerintah mengadakan

kegiatan pasar murah seperti hari itu. Sebab, di pasar tersebut ia bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah.”Saya lebih senang lagi kalau kegiatan seperti ini terus diadakan,” ujarnya sambil terus tersenyum.

Itulah sekelumit gambaran respon rakyat menyambut kegiatan Pasar Murah atau Pasar Rakyat yang tahun ini diadakan oleh Disperindag Pemprov DKI di beberapa tempat yang tersebar di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur

KUNJUNGAN LAPANGAN MENTERI PERDAGANGAN: Bagian dari kegiatan Kemendag menjelang Hari Raya Idul Fitri untuk melihat secara langsung kesiapan sektor ritel dalam menyediakan kebutuhan masyarakat.

FOT

O-F

OT

O:

AG

US

BAC

HT

IAR

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 20114

Liputan Utama

dan juga Jakarta Selatan. 23-24 agustus 2011. Kegiatan serupa juga gen car dilakukan oleh beberapa daerah. Bah kan, kabarnya tahun ini sejumlah daerah me-nambah sebaran kegiatan pasar murah ini sehingga lebih banyak dari tahun kemarin.

Disperindag Jawa Tengah misalnya, dalam rangka menyambut hari raya Idhul Fitri 1432 H, juga menyelenggarakan kegiatan Pasar Murah bagi masyarakat kota Semarang dan sekitarnya. Sebagaimana tema yang diusung, yaitu “Lebaran Dengan Murah”, target utama kegiatan ini adalah seluruh masyarakat yang kurang mampu.

Semua kegiatan tersebut dilakukan oleh para pemerintah daerah sebagai dukungan terhadap program Kemendag yang telah menginstruksikan kepada disperindag daerah agar meningkatkan sebaran pasar murah yang diadakannya, baik menjelang puasa, selama puasa maupun sebelum lebaran.

Kegiatan ini pun, menurut Mendag le bih diprioritaskan untuk masyarakat berpen-dapatan rendah. Yakni, sebagai bukti kepe-dulian dan langkah konkrit Pemerintah yang didukung oleh para pelaku usaha dalam rangka membantu meringankan beban masyarakat berpenghasilan rendah untuk menyediakan bahan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau serta membangun kembali rasa sosial di kalangan masyarakat.

Hal itu ditegaskan Mendag dalam sam-

butannya ketika meresmikan kegiatan Pasar Rakyat yang diselenggarakan pada 3-4 Agustus 2011 oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sebagai informasi, Pasar Rakyat yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI kali ini terselenggara berkat kerja sama antara Kementerian Perdagangan, Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan dari Pemprov DKI, BULOG serta para produsen bahan pokok yang tergabung dalam Asosiasi Gula, APRINDO, AIMMI, Anggota KADIN DKI Jakarta, IPPKINDO, GAPMMI, Kepulauan Seribu, PT. Eastern Pearl, dan UMKM dari 5 (lima) wilayah. Selain bahan pokok, seperti beras, gula, minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur ayam, dan tepung terigu, pada Pasar Rakyat kali ini juga dijual pula pakaian, tas, sepatu dan aksesoris. “Produk-produk ten-tunya dijual dengan harga yang mu rah dan terjangkau bagi masyarakat ber penghasilan rendah. Beras yang disuplai BULOG misalnya dijual dengan harga Ope rasi Pasar (OP), yaitu Rp. 6.300/kg,” papar Mari.

Dilaporkan, pada kegiatan tersebut BU-LOG menyediakan 5000 kg beras untuk ke giatan Pasar Rakyat kali ini. Sementara itu, bentuk partisipasi nyata Kementerian Perdagangan pada kegiatan kali ini adalah dengan menyuplai daging ayam dan telur ayam sebanyak 3.000 ekor dan 1.000 kg, yang masing-masing dijual dengan harga Rp. 23.000/ekor dan Rp. 14.000/kg. Adapun Asosiasi Gula, pada kegiatan ini menyediakan tak kurang dari 2.500 kg dengan harga Rp. 9.000/kg, di bawah harga pasar Rp. 12.000/kg.

Melihat antusiasme para pelaku usaha dan juga respon positif dari seluruh lapisan masyarakat, Mendag pun mengharapkan agar kegiatan Pasar Rakyat dapat dilakukan secara rutin setiap tahunnya. “Sehingga bahan kebutuhan pokok dan produk-pro duk sandang dengan harga yang ter-jangkau dapat selalu hadir di tengah-te-ngah masyarakat,” tuturnya.

Meski begitu, Wamendag, Mahendra Siregar mengingatkan bahwa Pasar Murah

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 5

dan Operasi Pasar merupakan instrumen jangka pendek yang digunakan pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga. “Adapun untuk jangka panjangnya, pemerintah akan menanganinya melalui perbaikan sistem distribusi dan transportasi serta peningkatan produksi,” ungkap Wamendag saat meresmikan Pasar Murah yang di-adakan Disperindag Riau (26/72011) lalu.

LANGKAH NYATAMENGENDALIKAN HARGA

Sementara itu, bagi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, bulan puasa merupakan bulan penuh aktifitas. Ber-bagai kegiatan strategis digelar secara maraton tanpa henti dari hari ke hari. Hampir semua direktorat terlibat aktif mendukung kebijakan dan kegiatan Kementerian Perdagangan menghadapi momen bulan puasa dan le baran tahun ini. Pasalnya, semua lini perdagangan yang terkait dengan kebu-tuhan sandang dan pangan rakyat pada bulan seperti ini membutuhkan perhatian, pengawasan dan pemantauan secara intensif.

Soal harga misalnya, setiap menjelang lebaran pemerintah selalu mewaspadai puncak lonjakan harga pangan pada H-3 lebaran. Kenaikan harga pangan ini terjadi karena aktivitas banyak pedagang di pasar berhenti pada H-3 lebaran. “Kita akan mewaspadai pada H-3. Pada hari-hari itu banyak pedagang yang tidak melakukan aktivitas terus jadi aktivitas perdagangan berkurang,” tutur Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Gunaryo di Hotel Sheraton, Jakarta, Senin (22/8/2011) lalu.

Menurutnya, Kemendag telah berkoor-

dinasi dengan pelaku pasar ritel dan toko moderen agar mereka mau mengisi pasokan yang seharusnya diisi oleh pe-dagang-pedagang tadi. “Mereka sudah siap mengisi pasar-pasar tadi yang tidak beraktivitas di hari-hari lebaran. Banyak yang mau buka sampai setelah lebaran,” jelasnya.

Tentang ma sa -lah sering me-

lonjaknya har ga setiap men jelang

lebaran, Gunar yo me negaskan bahwa sebenarnya tidak ada alasan harga bahan pokok naik. “Ka-rena mulai H-7 arus angkutan barang pengangkut diprioritaskan untuk angkutan bahan pokok saja. Sementara distribusi barang-barang lain di luar kebutuhan pokok distop,” tuturnya. Selain itu, Kemendag juga terus menjaga koordinasi distribusi bahan pokok di setiap daerah.

Ada beberapa kebijakan pemerintah di sektor perdagangan yang menjadi acuan kegiatan Kemendag menghadapi momentum Idul Fitri tahun ini. Di antaranya adalah penguatan pasar dalam negeri, menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional. Hal itu diungkapkan oleh Mendag Mari Pangestu, dalam acara pembukaan Pasar Murah Kementerian Perdagangan yang diselenggarakan pada 18- 19 Agustus 2011, di pelataran parkir Kementerian Perdagangan.

Guna mengawasi ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional, Kementerian Perdagangan sedang mempersiapkan penerapan sis-tem pemantauan harga kebutuhan po-kok secara online. Pemantauan harga se cara online ini akan difokuskan pada pengawasan bahan-bahan pokok di seluruh wilayah di Indonesia. Pelaporan online harga dan stok ini nantinya akan digunakan

sebagai perangkat yang menginformasikan ketersediaan data harga dan stok yang lengkap serta mutakhir.

Dua pekan menjelang lebaran lalu, Men dag juga sempat melakukan rapat koordinasi khusus dengan para pengusaha ritel. Kegiatan itu juga disertai dengan melakukan kunjungan lapangan ke Ranch Market/Food Hall di Grand Indonesia dan Hypermart JACC di Thamrin City, Jakarta Pusat. Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan menjelang Hari Raya untuk melihat secara langsung persiapan sektor ritel dalam menyediakan kebutuhan pokok masyarakat pada saat bulan puasa dan menjelang hari Raya Idul Fitri.

Dalam rakor itu, Mendag juga menyam-paikan beberapa langkah yang telah dilakukan pemerintah selama puasa dan menjelang Lebaran. Di antara langkah-langkah itu adalah, 1) Pembenahan jalur distribusi menjelang hari-H sehingga pasokan produk terutama produk hasil pertanian dari sentra-sentra produksi yang berada di luar Pulau Jawa seperti Medan dan Makassar tidak cepat rusak dan tiba tepat waktu. 2) Pembenahan pedagang kaki lima dan parkir di pasar tradisional agar menjamin kelancaran arus barang di pasar tradisional; 3) Menghimbau para pedagang untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan dengan tidak mengambil keuntungan sesaat; 4) Melaksanakan pasar murah bekerja sama dengan pelaku usaha untuk membantu meringankan beban masyarakat berpenghasilan rendah. (AMF)

Mulai H-7 arus angkutanba rang pengangkut diprioritas-

kan untuk angkutan bahan po kok saja. Sementara distri bu sibarang-barang lain di luar

kebutuhan pokok distop.

FOT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 20116

Penjualan di sektor ritel, terutama di mal dan pusat perbelanjaan rakyat memetik berkah yang luar biasa di bulan Ramadan. Dari pekan ke pekan, omzetnya terus naik hingga 300%. Menebarkan banyak berkah bagi para pelaku perdagangan dan setiap pihak yang terlibat di dalamnya.

Terus tersenyum dan semangat bekerja. Itulah yang tampak dari wajah Ahmad (30 th), seorang kuli

panggul di pusat belanja pakaian Tanah Abang, Jakarta Pusat, ketika dijumpai Info PDN, Minggu 20 Agustus 2011 lalu. “Beginilah mas, kalau bulan puasa seperti ini tenaga saya laris manis,” ujarnya gembira. Pemuda yang mengaku berasal dari Kebumen, Purwekerto ini, adalah salah satu dari ratusan kuli panggul yang ikut memetik berkah lebaran dari dunia perdagangan.

Keceriaan serupa juga dirasakan oleh Wati (23 th), seorang gadis pramuniaga toko pakaian di Mal Ambassador, Kuningan, Jakarta Selatan. Menurutnya, dalam bulan puasa seperti ini jumlah pengunjungnya bertambah sepuluh kali lipat dari hari-hari biasa. “Biasanya, seminggu sebelum lebaran pengunjung pasti lebih banyak lagi mas,” tuturnya kepada Info PDN.

Kabar di atas menggambarkan betapa meningkatnya konsumsi masyarakat selama bulan puasa dan menjelang lebaran ini telah memengaruhi dinamika dunia usaha. Dengan kata lain, seluruh kegiatan dunia usaha menjelang dan saat lebaran memberikan dampak yang cukup positif bagi kehidupan perekonomian. Sebab, momentum ini tidak hanya men-ciptakan pemerataan, tetapi juga banyak menciptakan lapangan kerja dan juga perbaikan pendapatan masyarakat.

Boleh dikata, sektor usaha perdagangan dan jasa adalah yang paling besar men-dapatkan berkah lebaran ini. Sementara itu, sektor-sektor yang berkaitan dengan produksi barang (goods) adalah pihak-

Tebaran Rupiah

Berkah Lebaran

GELIAT PKL JELANG LEBARAN: Lebaran menjadi berkah tersendiri bagi para PKL. Omset mereka bisa naik menjadi 4 kali lipat setiap menjelang lebaran.

FOT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 7

Liputan Utama

pihak yang secara tak langsung juga ikut merasakan berkah tersebut. Seperti telah menjadi bagian dari tradisi lebaran, aktivitas dan perputaran uang dari subsektor perdagangan besar dan eceran pun selalu melonjak menjelang Lebaran.

Pada saat-saat tersebut, hampir semua ritel besar dan pusat perbelanjaan seperti mal-mal di Jakarta, dibanjiri arus pengunjung yang terus meningkat tajam disertai peningkatan transaksi untuk barang-barang yang biasanya menjadi favorit hadiah Lebaran. Berdasarkan pantauan Info PDN, fenomena peningkatan penjualan di sektor ritel ini tidak hanya terjadi di Ibu Kota.

Beberapa pusat perbelanjaan di berbagai daerah, seperti di Semarang, Surabaya, Medan, Makassar dan juga kota-kota kecil lainnya ikut merasakannya. Pasalnya, sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia bahwa setiap menjelang lebaran akan ada yang terasa kurang bila belum berbelanja, baik untuk kebutuhan pokok maupaun pakaian.

Adapun komoditas yang cukup besar peningkatan penjualannya adalah barang kebutuhan pokok, pakaian, sepatu, dan penunjang penampilan dan kemudian disusul suvenir atau cendera mata, dan kemudian berbagai macam jenis kue dan makanan kecil. Dan biasanya, untuk meng-hadapi momen seperti ini, para pebisnis ritel sudah mempersiapkan stok dengan menambah persediaannya hingga tiga kali lipat dari hari biasanya. Sebab, kebutuhan terhadap barang-barang pokok menjelang lebaran biasanya naik 1,5 hingga 4 kali lipat dibanding hari-hari biasa.

Meningkatnya konsumsi masyarakat saat puasa dan hari raya menjadi pemicu kenaikan tersebut. ”Kenaikan itu bervariasi, tergantung jenis barangnya,” kata Direktur PT Matahari Putra Prima Tbk T(MPPA) Danny Konjongian di Jakarta, beberapa waktu lalu. Maka dari itu, menurut keterangan Danny, pihaknya pun telah menyiapkan stok agar tidak terjadi kekurangan. Untuk sirup, PT Matahari telah menyiapkan stok hingga 4 kali lipat dibanding persediaan hari biasanya. Sementara biskuit dan makanan, persediaan yang disiapkan mencapai 2 kali lipat lebih banyak dari hari biasanya.

Sementara itu, untuk omset penjualan barang-barang kebutuhan pokok jelang lebaran, menurutnya bisa mewakili 25 persen dari total omset sepanjang tahun. Sebagai gambaran, sepanjang tahun ini Matahari menargetkan omset Rp 10 triliun, naik 25 persen dari tahun 2010 yang berada di angka Rp 7,6 triliun.

Adanya kenaikan omset di sektor ritel tersebut dibenarkan oleh Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta saat menghadiri acara pembukaan pasar murah di ling-kungan Kementerian Perdagangan Jakarta, (18/8) lalu. Menurutnya, pe ning katan per mintaan selama bulan Ramadhan men dorong kenaikan omzet penjualan san dang pelaku usaha retail antara 200 persen hingga 300 persen. Bahkan, kata dia, kenaikan omzet penjualan pakaian anak-anak bisa mencapai 500 persen. “Karena permintaan naik drastis. Peningkatan per-mintaan tertinggi biasanya terjadi pada minggu kedua Ramadhan,” imbuhnya.

Untuk memeriahkan suasana dan juga menjaring pembeli, hampir semua ritel menawarkan harga promo dan juga dis kon yang cukup besar untuk merek-merek tertentu. Dan tahun ini, sejumlah ritel menggelar dan meningkatkan in-ten sitas “Midnight Sale” (Penjulan sam-pai larut malam) yang akhir-akhir ini se dang menjadi tren di berbagai pusat per belanjaan. “Midnight sale’ sangat membantu memenuhi permintaan kon-sumen terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dimana banyak orang bekerja hingga malam dan lalu lintas sering macet,” kata Tutum Rahanta.

Strategi tersebut, menurut Tutum men-da pat respon cukup bagus dari masya-rakat. Yakni, salah satunya terlihat dari peningkatan jumlah pengunjung dan omzet pusat belanja saat kegiatan pen-jualan diperpanjang hingga larut malam yang dilakukan pada waktu tertentu. “Menurut laporan dari anggota, selama ‘midnight sale’ pengunjung suatu pusat

SUASANA PUSAT PERBELANJAAN JELANG IDUL FITRI: Arus pengunjungnya meningkat tajam dan disertai dengan adanya peningkatan transaksi.

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 20118

belanja bisa naik 50 persen hingga 100 persen. Penjualan juga bisa naik sampai 50 persen,” katanya.

Berkah lebaran di sektor ritel tersebut pun tidak hanya dinikmati oleh para pebisnis ritel besar saja, tetapi juga oleh kios-kios dan lapak-lapak penjual berbagai ma cam kebutuhan sandang dan pangan di se-jumlah pusat perbelanjaan tradisional. Pasar Anyar, Bogor, misalnya, menjelang Idul Fitri tahun ini juga diserbu warga sekitar.

Para pedagang di pasar tersebut mengaku omsetnya juga naik beberapa kali lipat dibanding dengan hari-hari biasa. Mereka juga mengatakan bila keuntungan yang mereka peroleh pada bulan puasa pun lebih banyak dari bulan-bulan biasanya. “Apalagi pada minggu terakhir menjelang lebaran kang, omset kami biasanya naik,’ ujar seorang penjual pakaian di Pasar Anyar Bogor.

Menurut sejumlah warga Bogor, berbelanja

di pusat perbelanjaan tradisional itu bisa menjadi alternatif untuk mendapatkan barang murah dengan kualitas seperti di mal-mal besar. Andi misalnya, salah satu pengunjung Pasar Anyar Bogor mengaku kepada Info PDN bahwa dirinya lebih senang datang ke Pasar Anyar karena harganya lebih murah dan mutunya tidak kalah dengan yang dijual di mal.

SEMARAK BERKAH LEBARAN

Usaha perdagangan lain yang juga cukup banyak meraih untung di bulan penuh berkah ini adalah bisnis parcel dan kue-kue kering. Sektor ini banyak melibatkan para pelaku usaha kecil dan UKM. Bisnis aneka makanan kering merupakan usaha kecil rumahan yang cukup semarak menjelang lebaran. Pasalnya, kebutuhan terhadap kue-kue ini meningkat tajam untuk hida-ngan lebaran dikarenakan keawetan dan kepraktisannya.

Untuk perdagangan parcel, sejak awal

bulan puasa sampai pekan terakhir lalu, para pedagang parcel di sejumlah sentra di Jakarta terlihat terus dibanjiri pesanan. Dalam sehari, para penjual parsel ini rata-rata bisa meraup keuntungan sampai Rp 10 juta lebih. Dari keterangan Firman, seorang pedagang parsel di Stasiun Cikini, yang ditemui Info PDN pertengahan bulan puasa lalu, pesanan parcel yang masuk ke mereka terus meningkat sejak awal bulan puasa. “Pesanan mulai ramai dan memuncak seminggu sebelum lebaran. Bisa 3 kali lipat dari pesanan di awal puasa ini,” ujarnya.

Di sentra parcel Stasiun Cikini, harga parsel yang ditawarkan adalah berada di kisaran Rp 150.000-Rp 2.000.000, tergantung jenis isi dan kesulitan model packagingnya. Dari harga-harga tersebut, seorang penjual parcel bisa mendapatkan keuntungan sampai dengan Rp 10 juta per hari saat menjelang lebaran. Padahal, pada hari-hari biasa, omset mereka rata-rata hanya belasan juta saja.

Ada sejumlah usaha lain yang ikut ketiban berkah lebaran meski tidak langsung. Beberapa kegiatan usaha di sektor pertanian misalnya, pada musim lebaran pun ikut merasakan manfaatnya dengan adanya peningkatan permintaan produk –produk makanan. Demikian halnya dengan sektor manufaktur: sektor ini secara tak langsung juga merasakan nikmatnya berkah lebaran dengan adanya peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap berbagai produk, terutama produk makanan olahan, pakaian jadi, serta elektronik.

Sektor lainnya, adalah jasa transportasi. Sektor ini merupakan salah satu sektor yang paling vital pada saat-saat lebaran. Pasalnya, lebaran di Indonesia sangat kental dengan tradisi mudik para urban ke kampung halaman mereka. Diperkirakan, tahun ini pergerakan penduduk yang mudik dari tempat mereka mencari nafkah menuju kampung halamannya bisa mencapai 17 juta orang lebih. Artinya, jasa transportasi, baik darat, laut, dan udara, merupakan sektor usaha yang mendapat berkah lang-sung yang cukup menguntungkan dari lebaran. Bahkan, ada kabar tradisi mu dik yang hanya terjadi setahun sekali ini bisa membantu para pengusaha jasa trans-portasi memperbaiki kinerja usaha mereka selama setahun. Luar biasa! (AMF)

FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 9

Liputan Utama

Di balik kondisinya yang masih membutuhkan banyak perbaikan, Pasar Kewapante, Kab Sikka, NTT, layak diharapkan menjadi penggerak roda ekonomi Pulau Flores di masa yang akan da tang. Kementerian Perdagangan akan membenahi fisiknya dan mendam-pingi pedagang serta pengelolaanya sampai 3 tahun ke depan.

Warga Sikka, NTT, menyebut pasar dengan istilah Regang. Secara harfiah, regang memiliki arti

“ber temu”. Adapun secara istilah, kata ini bermakna pertemuan antara penjual dan pembeli. Seperti di daerah lain, pasar bagi warga Sikka pun bukan sekedar tem pat berjual- beli, tetapi juga menjadi tem pat berlangsungnya interaksi sosial

kemasyarakatan untuk merekatkan persau-daraan dan kekeluargaan di antara mereka.

Peran seperti itu telah dimainkan seabad lebih oleh Pasar Kewapante atau Pasar Geliting yang dahulunya lebih dikenal dengan Regang Bajo. Alkisah, kala itu Regang Bajo dikenal sebagai pusat jual beli warga Pulau Flores dengan sistem

barter. Di tempat inilah para petani dari pedalaman Pulau Flores (daerah Kewa-pante, Kangae dan Hewokloang saat ini, red) waktu itu menukar hasil pertanian mereka dengan ikan asin dan garam yang dibawa oleh warga Tidung, kaum nelayan yang menghuni pulau-pulau di depan kota Maumere dan Geliting (pulau Besar, Pemana, Permaan, Sukun, Damhila, Kojadoi, Pangabatang, dan pulau Babi).

Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi barter itu perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Kemudian, pada tahun 1974 fisik pasar yang sebelumnya terbentuk secara alamiah pun dibangun dan disesuai-

Pasar Kewapante,Sikka, NTT:Gerbang Masa Depan Ekonomi Pulau Flores

PASAR KEWAPANTE: Memiliki potensi besar untuk menjadi tumpuan harapan pertumbuhan ekonomi masyarakat Pulau Flores.

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201110

Profil Pasar

kan dengan tuntutan zaman. Sejumlah kios dan lapak didirikan sebagai tempat jualan permanen. Sejak itu pula, nama Regang Bejo sudah jarang terdengar dan pasar itu lebih akrab disebut dengan Pasar Geliting.

Dalam perjalanannya, Pasar Geliting terus berkembang. Posisinya sebagai pe nyangga roda ekonomi masyarakat Sikka dan sekitarnya su dah barang tentu tak terbantahkan. Keramaian pasar ini mencapai klimaks-nya setiap hari Jum’at dan keramaian itu dimulai denyut-nya setiap kamis petang. Sebab, Hari Jum’at meru pakan hari pasaran daerah ini. Sejumlah pedagang dari daerah sekitar, seperti dari Ende, Ngada dan juga Flores Timur ikut meramaikannya.

Berdasarkan data tahun 2006, asset pemerintah setempat di pasar ini cukup besar. Yakni, berupa tanah seluas 3.150 meter persegi dengan bangunan seluas 620 meter persegi. Saat itu, terdapat 14 kios, 4 los dan 1 pelataran. Dan kini, kini di pasar ini sudah terdapat tambahan 70 kios. Adapun dari segi ekonomi daerah, Pasar Geliting tercatat memberkan kontribusi

untuk PAD Kabupaten Sikka setiap tahun sekitar lebih dari Rp 15 juta.

Pesatnya pertumbuhan pasar Gelinting membuat kondisi pasar ini kian padat. Bahkan, setiap hari

K a m i s dan Jum’at pa-

datnya aktifitas pasar tersebut membuat sebagian area

Pasar Geliting waktu berubah fung si menjadi terminal. Tak jarang pu la kepa-datan tersebut menyebabkan ke macetan panjang dan juga kecelakaan. Apalagi, letak pasar ini memang tepat pada jalur ruas jalan Negara, Maumere-Larantuka.

Melihat kondisi tersebut, pada tahun 2006 Pemerintah dan DPRD Kabupaten Sikka memiliki rencana pemindahan lokasi Pasar Geliting ke kawasan utara

Kloanglagot. Tahap demi tahap pemerintah membebaskan bidang tanah seluas 6 Ha yang direncanakan untuk areal bangunan pasar sekaligus sebuah terminal angkutan antar desa dan menuju kota

Maumere. Membangun sebuah Pasar Geliting yang megah. Itulah cita-

cita awal yang membuat pemerintah setempat

waktu itu sangat bersemangat.

Singkat cerita, akhirnya pada tahun

2008 pemerintah setempat baru bisa memulai rencana tersebut. Untuk memulai pembangunan pasar tersebut, pemkab setempat mengalokasikan dana sekitar Rp 1 milyar. Kemudian, pada Tahun Anggaran 2009 Bupati Sikka Drs. Sosimus Mitang mengalokasikan dana untuk pembangunan Pasar Geliting sebesar Rp 1,9 milyar.

Di atas lahan seluas 2,5 Hektar, sebuah pasar impian pun diwujudkan. Di lokasi baru inilah, pasar Geliting menjadi lebih dikenal dengan sebutan Pasar Kewapante, meski lidah sejumlah warga tetap menyebutnya Pasar Geliting. Tercatat, Pasar Kewapante baru memiliki luas bangunan sekitar

PROFIL PASAR KEWAPANTENama Pasar : Pasar Kewapante Baru Alamat : Kabupaten Sikka Jenis Pasar : Pasar Kecamatan Bentuk usaha : Kemitraan Tahun berdiri : 1974 (lama), 2008 (baru) Kepemilikan : Dinas Perindag Kabupaten Sikka Jumlah SDM : 5 orang (lama), 20 orang (baru) Luas lahan : 2,5 Hektar Luas bangunan : 3273,82 m2 Status lahan : Milik Pemda

Jumlah tempat & pedagang : Kewapante Baru menampungtumpahan PKL, +/- 800 pedagang

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 11

3273,82 m2 dan menampung sekitar 800 pedagang dari pasar Geliting atau pasar Kewapante lama.

AKAN MENJADI PASAR PERCONTOHAN

Harapan pemerintah dan warga Kab.Sikka untuk memiliki pasar yang megah dan representatif itu pun mendapat perhatian dari pemerintah pusat, yakni Kementerian Perdagangan. Pasalnya, pada tahun 2011 ini Pasar Kewapante akan direvitalisasi penuh oleh Kemendag dan akan menjadi salah satu dari 10 pasar percontohan nasional. Keseriusan pemerintah pusat ini dibuktikan dengan kunjungan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu (Sabtu, 2/07/2011) lalu ke Sikka, Nusa Tenggara Timur guna melihat dari dekat kondisi Pasar Kewapante.

Dari kunjungan tersebut, Kemendag mendapatkan gambaran riel bahwa Pasar Kewapante Sikka masih membutuhkan banyak perbaikan. Pemkab Sikka meng-informasikan, kondisi Pasar Kewapante sudah tidak layak dan juga tidak sesuai dengan rencana tata ruang Kabupaten Sikka yang terus maju dan berkembang pesat. Bahkan beberapa warga memandang kondisinya saat ini semakin semrawut dan terkesan jorok.

Setiap Jum’at misalnya, berdasarkan informasi yang diterima Info PDN dari beberapa warga, para pedagang temporer yang datang dari daerah sekitar semakin banyak. Mereka ikut berjualan di area sekitar

pasar hingga meluber dan memenuhi jalanan. Akibatnya, lalu lintas di sekitar pasar pun terganggu dan sering macet.

Selain itu, Pemerintah Kab Sikka juga menyebutkan bahwa secara fisik pasar Kewapante masih membutuhkan ba-nyak perbaikan dan penyempurnaan. Sebagaimana dilaporkan Pemkab Sikka, Pasar Kewapante juga belum memiliki infrastruktur yang mendukung bangunan pasar, yaitu jalan kendaraan bermotor, jalur pejalan kaki, saluran air/drainase tapak, sistem mekanikal elektrikal, serta sumber air yang mencukupi.

Berdasarkan kondisi tersebut, dalam revitalisasi ini akan diterapkan program ruang untuk area pedagang berdasarkan data jumlah pedagang dan kebutuhan. Selain itu, juga akan dilakukan zonasi area pedagang berdasarkan komoditi da-gangan. Bahkan, akan dilakukan be be rapa penambahan sarana untuk menam pung pedagang temporer yang biasa mera-maikan pasar ini pada hari pasar ser ta kebutuhan ruang untuk fasilitas pendu-kung pasar yang belum terbangun.

Selain itu, Mendag juga kembali mene-gaskan bahwa pasar memiliki fungsi yang strategis, akan tetapi masih belum berhasil keluar dari permasalahan yang membelenggunya. Oleh karenanya, da-lam mencanangkan program pasar per-contohan, Kementerian Perdagangan tidak hanya akan memperbaiki kondisi fi sik pasarnya, tetapi juga akan mendampingi pedagang dan pengelola untuk dapat

mengelola usaha dan pasarnya dengan baik.

“Supaya pasar Kewapante ini menjadi Pasar yang baik, Kemendag di bawah program pasar percontohan ini akan mendampingi pedagang dan pengelola Pasar selama 3 tahun, hingga tahun 2013. Untuk itu dukungan terhadap program ini serta komitmen untuk kerja keras diperlukan dari seluruh pihak terkait agar pasar percontohan dapat berhasil sesuai harapan, demi masyarakat Sikka”, tegas Mendag.

Keberhasilan program revitalisasi terhadap Pasar Kewapante ini, tentu saja sangat diharapkan semua pihak, khususnya bagi warga Pulau Flores. Pasalnya, letak Kabupaten Sikka sangat strategis, yakni sebagai sebagai pintu gerbang utama bagi masuk-keluarnya barang dan jasa di daratan Flores, baik melalui darat, laut dan udara.

Sebagai informasi, saat ini untuk mencapai wilayah Kabupaten Sikka dari luar Pulau Flores dapat dilakukan dengan melalui Pelabuhan Udara Waioti yang telah dapat disinggahi oleh pesawat jenis Fokker 28. Sementara itu, melalui laut dapat dilayani oleh Pelabuhan Sadang Bui yang dapat disandari oleh kapal-kapal relatif besar dan Pelabuhan Rakyat di Wuring Lama.

Pada sisi lain, secara geografi s letak Ka-bu paten Sikka juga cukup strategis: ter letak di arah timur Pulau Flores dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Ende, Ngada dan Flores Timur. Menariknya lagi, Sikka telah terkoneksi dengan baik dengan daerah-daerah tersebut oleh trans portasi jaringan jalan arteri primer yang berhubungan antara Kota Ende (ibu-kota Kabupaten Ende), Kota Larantuka (ibukota Kabupaten Flores Timur), Kota Mbay (ibukota Kabupaten Nagekeo), Kota Bajawa (ibukota Kabupaten Ngada), Kota Borong (ibukota Kabupaten Manggarai Timur), Kota Ruteng (ibukota Kabupaten Manggarai) dan Kota Labuan Bajo (ibukota Kabupaten Manggarai Barat).

Singkat kata, revitalisasi terhadap pasar Kewapante merupakan satu kebutuhan yang perlu diperhatikan semua pihak terkait demi menjadikan Kabupaten Sikka sebagai gerbang dan sekaligus penggerak ekonomi Pulau Flores di masa yang akan datang. (Dny/AMF)

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201112

FOTO

: A

GU

S BA

CH

TIA

R

Di Balik Problematika Pasar TumpahAda ribuan pasar tumpah di Indonesia. Kehadirannya tak hanya menjadi penyebab kemacetan di saat musim mudik lebaran, tetapi juga pada hari-hari biasa saat lalulintas padat dan banyak pengendara butuh kenyamanan. Mem butuh kan penanganan serius agar manfaatnya lebih besar.

Pasar tumpah memang sebuah fenomena. Konon, pasar yang juga dikenal dengan istilah pasar kaget

ini hanya ada di Indonesia. Sehingga, tak mengherankan bila pasar seperti ini bisa dijumpai di setiap daerah, terutama di saat-saat momentum peringatan hari-hari besar keagamaan. Puncaknya adalah setiapkali menjelang lebaran.

Di Sulawesi Tengah misalnya, pasar tumpah ini dikenal dengan istilah Pasar Lentora. Kata ini diambil dari Bahasa Kaili, sebuah suku terbesar di Sulawesi Tengah. Artinya kangen atau rindu. Dalam penelusuran Info PDN, tidak ada satu sumber kuat yang bisa menjelaskan kenapa pasar ini disebut dengan “Pasar Kangen”.

Namun, yang pasti di pasar ini yang mun-cul setahun sekali, yaitu setiap se pe kan menjelang Idul Fitri ini, para pengun jung-nya bisa bertemu dengan sanak handai taulan atau teman karib yang mungkin lama tak jumpa, atau baru saja datang dari perantauan. Uniknya lagi, pasar ini dibuka hanya dari sore hari sampai malam hari dan sudah menjadi tradisi sejak puluhan tahun silam.

Ada empat lokasi yang biasanya disulap pa ra pedagang musiman di Palu menjadi pa sar Lentora. Keempat lokasi itu adalah di Pantai Talise, Komplek Pertokoan Hasa nuddin, Lapangan Mpanau, dan Kompek Palu Plaza.

Terlepas dari keunikan dan nilai tradisi

Keunikan Tradisi

yang dikan dung nya, me mang ada se-bagian warga yang merasakan ke hadiran pasar tum pah atau pasar ka get “Lentora” ini sebagai se buah persoalan yang cukup meng ganggu ketertiban dan per lu dicarikan solusinya secara bijak.

Sebagai informasi, kebetulan keempat

lokasi Pasar Lentora ini di jalanan uta-ma. Kemudian, para penjualnya pun banyak yang tumpah ke ruas jalan dan pengunjungnya tak jarang memarkirkan kendaraan mereka sembarangan di tepi jalan. Walhasil, kemacetan pun sering tak ter hindarkan. Bila sudah seperti ini, biasa-nya para polisi kerepotan dan dituntut

PKL DI PASAR TUMPAH: Bekerja keras menyiapkan barang dagangan.

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 13

Profil Pasar

be kerja keras mengurai kesemrawutan tersebut.

Bahkan, Pasar Lentora yang berada di Kom pleks Palu Plaza tak jarang malah mengganggu kekhusyukan kaum muslimin yang tengah menjalankan shalat Tarawih. Pasalnya, pasar ini hanya berjarak 20 meter dari Masjid Alkhairaat, yang berada di Jalan SIS Aljufrie, Kecamatan Palu Barat. Di lokasi ini terdapat lebih 400 lapak penjual yang berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari Makassar, Surabaya, dan juga dari Bandung.

Ketidaktertiban situasi tersebut acapkali membuat telinga tak nyaman. Pasarnya, kegaduhan pasar acapkali bercampur dengan hiruk pikuk suara bunyi petasan, klakson kendaraan, dan juga suara peluit tukang parkir yang bersahut-sahutan. Sisi negati lain yang juga muncul di tengah-tengah keramaian Pasar Lentora adalah terjadinya berbagai bentuk kriminalitas, terutama kasus pencurian kendaraan bermotor milik pengunjung. Selain itu peredaran uang palsu juga berpotensi terjadi di pasar kaget seperti ini.

Beberapa waktu lalu, Camat Palu Barat, Dahyar Muhammad sempat hendak melarang adanya Pasar Lentora ini dengan asalan mengganggu ketertiban umum. Namun, ia tak berdaya melawan kehendak warganya yang telah menjadikan Pasar Lentora tidak semata-mata sebagai ajang mendulang rupiah, tapi juga sebagai wahana menangkap berkah dari tradisi silaturahmi yang terjadi di dalamnya.

Kasus Pasar Lentora pun menyelipkan sebuah pesan kepada para pemerintah daerah yang lain agar pasar tumpah atau pasar kaget seperti itu tidak hanya dilihat dari sisi negatifnya, tetapi juga perlu dipertimbangkan nilai positifnya. Makanya, Dahya pun pernah mengusulkan sebuah gagasan untuk mengumpulkan seluruh Pasar Lentora di satu titik tertentu yang tidak mengganggu arus lalu lintas atau ibadah. “Jadi ke depannya kita harus bisa melihat Pasar Lentora yang modern,” kata Dahyar.

Pandangan positif tersebut juga dilontar kan oleh Sekretaris Daerah Kota Palu, Arifi n Hi Lolo. Menurutnya, pelaksanaan Pasar Lentora bertujuan untuk lebih memberi ruang bagi pedagang kecil su pa ya meningkatkan pendapatan di Bulan Ramadhan. “Daripada berjualan di sembarang tempat, akhirnya kami me mutuskan untuk menempatkan para pen jual di beberapa titik,” katanya.

Satu hal lagi yang membuat pasar se perti ini tetap digemari warga. Yakni, ber bagai produk yang dijajakan di pasar ini, semisal pakaian, kain, celana, sepatu, sandal, mainan, atau berbagai makanan/kue lebaran, harganya sangat miring. Soal kualitas, banyak warga yang yakin bahwa produk-produk di pasar ini pun tidak kalah dengan yang dijual di toko-toko.

KETIKA PASAR TUMPAH MENJADI HIBURAN PARA PEMUDIK LEBARAN

Tahun ini, pemerintah mengidentifi kasi ribuan pasar tumpah di sepanjang jalur mudik di Indonesia. Untuk wilayah jawa misalnya, pemerintah mencatat ada se kitar 78 lokasi pasar tumpah yang

Yang bisa men jadi bahan pertim bangan ada lah bah wa pasar tumpah

bukan semata-mata wahana transaksi jual

beli, tetapi juga me miliki makna

tersendiri dalam kon tek sosial budaya

bangsa ini.

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201114

rawan menimbulkan kemacetan, yaitu se-panjang jalur Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Di Kota Bandung misalnya, ada beberapa lokasi yang juga selalu menjadi pangkalan pasar kaget. Di antaranya, yang cukup ramai dan terkenal adalah pasar tumpah yang terjadi di sekitar Gasibu dan Samsat Timur. Oleh sebagian warga, mangkalnya para pedagang kagetan di lokasi-lokasi tersebut pun dirasakan sangat mengganggu lalulintas.

Meski demikian, banyak pula warga yang justru sangat menikmati belanja di pasar-pasar tersebut. Soal harga-harga yang cukup murah dengan kwalitas yang kalah adalah salah satu faktor yang menjadikan pasar-pasar tumpah ini selalu dilirik para pedagang musiman dan juga warga yang ingin menikmati suasana lain dalam ber-belanja kebutuhan lebaran.

Bahkan, karena keunikannya tersebut, tak sedikit para wisatawan asing yang kebetulan melancong dan menginap di Kota Bandung ikut-ikutan mengunjungi beberapa pasar tumpah di Bandung ini. Dan biasanya, yang mereka buru adalah pernak-pernik khas Indonesia yang bisa mereka jadikan cinderamata atau oleh-oleh ketika pulang ke negaranya.

Demikianlah. Kehadiran mereka adalah ibarat buah simalakama; dilarang me nim bulkan ketidakstabilan sosial, tak dilarang kemacetan jalan pun tak terhindarkan. Me mang, ada beberapa solusi praktis jangka pendek yang

telah ditempuh oleh pemerintah daerah. Diantaranya, adalah dengan membuat pembatas jalan agar pasar tumpah tidak semakin memperkecil area jalan.

“Masyarakat boleh (menggelar pasar tum-pah), tapi dikasih pagar agar tidak masuk ke jalan raya. Sehingga lalu lintas orang yang masuk ke jalur mudik itu biar lebih lancar lagi,” ungkap Menteri Perhubungan Freddy Numberi di kantor Menko Perekonomian, pada pekan terakhir menjelang lebaran lalu. Pemagaran pun dilakukan atas kerjasama pemerintah daerah dan petugas kepolisian setempat.

Ya, cara-cara seperti itu mungkin bisa men jadi solusi untuk pasar-pasar tumpah yang terjadi temporal menjelang lebaran. Namun, bagi pasar-pasar tumpah harian, persoalan ini tentu saja harus dipikirkan solusinya secara cermat dan matang. Saat ini, banyak pihak pengelola pasar yang baru bisa mengatasinya dengan cara yang hanya bisa mengendalikan agar pasar tumpah tidak semakin menghabisi jalan.

Semua ini, tentu saja harus menjadi perha-tian semua kalangan, baik pemerintah maupun swasta. Paling tidak, yang bisa men jadi bahan pertimbangan adalah bah wa pasar tumpah bukan semata-mata wahana transaksi jual beli, tetapi juga me-miliki makna tersendiri dalam kontek sosial budaya bangsa ini. Terbukti, seperti telah kita saksikan, bahwa pasar tumpah ini terjadi di mana-mana, baik di kota-kota be sar mau-pun kota-kota lain di Indonesia. (AMF)

FOT

O-F

OT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 15

Profil Pasar

RAPAT KOORDINASI PENGEMBANGAN PASAR 2011: Mendag dan Dirjen PDN menghadiri acara Penandatanganan dan Pembacaan Deklarasi “Komitmen Bersama” antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah di Hotel Sheraton Media, Jakarta.

Selain akan merivitalisasi 120 pasar tradisional, tahun 2012 nanti Kemendag bertekad akan membangun 20 pasar percontohan. Perlu dukungan dan komitmen daerah untuk mencapai misi yang diharapkan.

(Mempertegas Komitmen dan Melakukan Pengawalan)

Tahapan Penting Program

Hotel Sheraton Media, Jakarta, menjadi saksi bisu komitmen pemerintah pusat dan delapan

pemerintah daerah untuk bersama-sama mensukseskan visi dan misi pembangunan 10 pasar percontohan tahun anggaran 2011. Sebab, di hotel itulah Direktur Jen-deral Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Gunaryo, dengan para Bupati/Walikota dari 8 daerah di mana 10 pasar percon-tohan dibangun saat ini melakukan pe-nandatanganan dan pembacaan Deklarasi “Komitmen Bersama”. Acara itu berlangsung pada hari Senin (22/8/2011) dan disaksikan langsung Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu.

Mendag berharap, pada pertengahan desember 2011 nanti proses pembangunan fisik kesepuluh pasar tersebut sudah kelar. “Jika tidak, pemerintah pusat bisa saja memberikan sanksi,” tegasnya saat memberikan sambutan pada acara tersebut yang dilangsungkan bersamaan dengan Rapat Koordinasi Pengembangan Pasar Per contohan bagi Rakyat. Perlu dicatat, bahwa Rapat koordinasi ini merupakan rang kaian penting dari program pengem-bangan 10 pasar percontohan yang telah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan pada tahun 2011 ini.

Mengapa penting? Tak lain, karena perte-muan koordinasi itu ditujukan untuk menyamakan visi dan misi pengembangan pasar percontohan, sehingga komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung kegiatan ini semakin kuat. Sebab, kata Mendag, setelah melakukan kunjungan ke sepuluh pasar percontohan selama tahun 2011 ini, ada satu persoalan penting yang diharus dan perlu dilakukan. Yakni, menegaskan kembali komitmen, mempersatukan hati dan pikiran untuk

terus memberikan yang terbaik bagi rakyat melalui pengembangan pasar rakyat.

Lebih dari itu, pada acara tersebut para peserta juga terlibat aktif mendiskusikan berbagai isu dan permasalahan yang di-hadapi dalam pengembangan 10 pasar percontohan dan sekaligus mencari solusi dan tindak lanjut yang harus dilakukan bersama, sehingga program ini akan ber-jalan sukses sesuai harapan.

”Setelah membuat rencana dan melakukan tinjauan, kini saatnya kami melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksa-naan program pasar percontohan agar ke depan program pengembangan pasar ini dapat dilakukan dengan lebih baik. Kunjungan kami ke 10 pasar percontohan selama 7 bulan terakhir memberi banyak masukan bagaimana menjadikan pasar rakyat agar berhasil dalam pengelolaan dan keberadaannya,” tandas Mendag.

Apalagi, pengembangan pasar percon-tohan merupakan bagian dari program pengembangan pasar rakyat yang ber-

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201116

Topik Bahasan

Pasar Percontohan

tu juan untuk mengembangan pasar yang dapat dijadikan referensi bagi pe-ngembangan pasar rakyat lainnya. Dan seperti berulangkali dinyatakan oleh Men-dag, pasar tradisional kita akan senantiasa dikembangkan berbasis kepada latar belakang sosial dan budaya di mana pasar tersebut berada.

Dalam kesempatan tersebut, Mendag juga mengingatkan bahwa kunci keberhasilan program sepuluh pasar percontohan ini terletak pada kerjasama yang sinergis antara Kementerian Perdagangan, peme-rintah daerah, pengelola pasar, pedagang pasar hingga konsumen. “Pengembangan pasar-pasar percontohan ini tidak akan berhasil jika tidak ada komitmen dari para pemerintah daerah melalui pendekatan yang komprehensif, tidak sebatas revita-lisasi fi sik,” tegasnya.

Dengan pola pendekatan komprehensif tersebut, Mendag yakin program ini akan berdampak positif bagi konstituen, yak ni para pedagang kecil. Perlu dicatat, bah-wa saat ini, ada sekira 4.000 pasar di 220

kabupaten di Indonesia. Tiap pasar diisi kira-kira seribu pedagang, artinya, ada sekira empat juta pedagang di seluruh pasar rakyat di penjuru Nusantara. “Jika pro gram pengembangan pasar ini di-sele saikan di seluruh kabupaten, maka akan ada sekira 8-10 juta pedagang di seluruh Indonesia. Jumlah ini sangat sig-nifi kan karena menyangkut perbaikan kesejahteraan para pedagang tersebut,” tambahnya.

Menurut rencana, program pengembangan pasar percontohan ini akan dilakukan se la ma tiga tahun dan selama proses berlangsung pengelola pasar-pasar per-con tohan tersebut akan mendapatkan pendampingan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga monitoring.

TAHUN DEPAN, PASAR PERCONTOHAN TAMBAH 20 BUAH

Data sementara Kemendag saat ini me-nyebutkan ada 4 ribu pasar di 12 pro vinsi. “Tapi, kalau pendataan pasar di seluruh Indonesia selesai, maka jumlahnya bisa

mencapai 10 ribu pasar,” ungkap Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Gunaryo. Melihat kondisi tersebut, Gunaryo me-nyatakan bahwa pemerintah menar getkan melakukan revitalisasi sekitar 200 pasar setiap tahunnya.

Adapun untuk pasar percontohan, ta hun depan Kemendag hanya akan menam-bahnya menjadi 20 pasar saja. “Kita se-dang melakukan evaluasi saat ini untuk memilih 20 pasar yang akan dilakukan pembangunan pasar percontohan tahun depan,” ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

Menurut Mendag, pasar mana saja yang bakal dibangun menjadi pasar percontohan masih dikaji. Syarat pemilihan lokasi antara lain berdasarkan penyebaran daerah. “Kami juga prioritaskan pasar perbatasan, pasar terluar dan pulau terluar,” terangnya. Selain itu, kata Mendag, kepala daerah juga harus mau ikut program pendampingan dan perencanaan. “Daerah juga harus punya komitmen APBD juga,” kata dia. Pemerintah

FOT

O-F

OT

O: A

PAN

G

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 17

Para PKL ini tidak bisa dihindari

ikut meramaikan pasar-pasar

rakyat di seluruh Indonesia. Dan

jika dikelola de-ngan baik, pasar

bisa menjadi profi t center bagi

daerah tempat pasar tersebut

berada.

menargetkan sebelum akhir tahun bisa diketahui lokasi pasar percontohan itu.

Diantara calon pasar percontohan yang akan dibangun pada 2012 nantgi adalah Pasar Gubuk-Semarang, Pasar Wei, Pasar Siborong-borong, Pasar Enthikong, Pasar Kimaam-Merauke,Bali, Natuna,Pasar Perbatasan Timor Leste, Sepadan, NTT, Bima-NTB, Yogyakarta, Singkawang dan Belitung.

Menurut Kasubdit Pengelolaan Sarana Distribusi Kementerian Perdagangan, Muhammad Anwar, kele-bihan dari pasar-pasar percontohan tersebut adalah dari segi pembenahan non-fi sik yang dilakukan. “Ja-di kalau yang masuk program revitalisasi itu kami be nahi fi siknya saja. Kemudian, dari seluruh pasar yang direvitalisasi itu, kami tentukan beberapa untuk dija dikan pasar percontohan. Kami ajari pembukuan sederhana, pengelolaan distribusi barang dan seba-gainya. Jadi lebih ke arah non-fi sik. Itu bedanya,” tegas Anwar.

Kemudian, dalam rangka menciptakan kompetisi, dalam pelaksanaan program pasar percontohan ini, rencananya Kemendag juga akan melakukan peme-ringkatan. pasar percontohan. Maka dari itu, Mendag menegaskan bahwa nantinya akan ada parameter untuk menentukan pemeringkatan tersebut, seperti masalah kebersihan, pengelolaan, zonasi, perencanaan hingga transaksi. “Kita sedang mengembangkan kriterianya saat ini,” imbuhnya.

Terkait dengan rencana pengembangan pasar tradisional pada tahun 2012 nanti, Kemendag akan meng anggarkan dana sebesar Rp 500 miliar untuk pe ngem bangan pasar rakyat, termasuk di dalamnya adalah anggaran untuk pasar percontohan. “Untuk pa-sar percontohan diperkirakan akan memakan mini mal

20 persen dari total anggaran tersebut,” ujar Mendag.

Selain dari pemerintah pusat, pengembangan pasar per contohan juga disokong oleh dana dari APBD (Ang-ga ran Pendapatan dan Belanja Daerah) sekitar 20 persen.

PKL BUKAN PEDAGANG KAKI LIMA

Di hadapan peserta rapat koordinasi pengembangan pasar rakyat, Mendag Mari Elka Pangestu dengan tegas melarang penyebutan ‘PKL’ sebagai ‘pedagang kaki lima’. “Sebut mereka ‘Pedagang Kreatif Lapangan’,” tandasnya. Sebab, kata Mendag, para PKL ini memang sangat kreatif, baik dalam hal jenis barang maupun cara mereka berdagang.

“Mereka harus kita beri tempat yang layak. Jika tidak, maka mereka akan mengambil ruang-ruang di sarana umum seperti trotoar untuk dijadikan tempat berdagang,” imbuhnya. Mendag juga mengingatkan, para PKL ini sebaiknya dikelola dengan baik. Sebab, mereka ikut membayar sewa dan retribusi yang dapat menjadi pendapatan asli daerah (PAD). “Para PKL ini tidak bisa dihindari ikut meramaikan pasar-pasar rakyat di seluruh Indonesia. Dan jika dikelola dengan baik, pasar bisa menjadi profi t center bagi daerah tempat pasar tersebut berada,” ujarnya.

Untuk mewujudkan semua itu, maka melalui program pengembangan pasar rakyat ini pemerintah ingin menjadikan pasar-pasar tradisional di negeri menjadi lebih bersih, jujur, segar, sehat dan higienis, aman, nyaman serta ramah lingkungan. Dengan begitu, keberadaan pasar-pasar tersebut akan semakin dicintai oleh rakyat dan memberkan kontribusi besar terhadap peningkatan perekonomian rakyat di masa yang akan datang. Semoga pasar tradisional tetap jaya di hati semua rakyat Indonesia. (AMF)

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201118

Topik Bahasan

FOT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

RKenyamanan dan keindahan dalam rumah sudah menjadi kebutuhan hidup masyarakat. Tempat penjualan pernak-pernik interior rumah pun kian sering dicari. Ada yang menjual pernak-pernik bergaya etnik, adapula yang menawarkan produk-produk dengan desain modern.

Punakawan, bale-bale, atau tempat tidur ukiran. “Barang-barang seperti inilah yang menjadi andalan utama toko kami ini,” terangnya kepada Info PDN.

Wati juga menyebutkan bahwa di kawasan Kemang ini tersedia berbagai macam fur-niture dan pernak-pernik dari seluruh nu santara. Ada beberapa gerai yang menjual ragam furniture bergaya khas etnik Kalimantan, Bali, Sulawesi dan juga Sumatera. Bahkan, di beberapa gerai ada yang menerima jasa pembuatan furnitur etnik secara custom dan juga jasa perbaikan furnitur yang telah rusak termakan usia.

Selain produk-produk dari kayu, di kawasan ini juga bisa kita dapatkan beraneka pernak-pernik interior rumah berbahan tanah liat, keramik, dan rotan. Dari keterangan beberapa penjual, untuk pernak-pernik tanah liat dan keramik, pemilik kios biasa-nya memesan  dari luar Pulau Jawa, yaitu

(Indonesia Menjadi Surga Bagi Pemburu Interior Bergaya Etnik Klasik)

Semarak SentraPernak-pernik Interior

juga bisa kita dapatkan beragam model dan desain perabotan

bergaya modern sampai yang lucu-lucu. Bahkan, jika mau agak lebih teliti,

kita akan menjumpai be-berapa toko yang menjual

koleksi keramik antik, lampu hias kuno, patung, dan banyak

lagi pernak-pernik berat asal jepara lainnya.

“Sasaran konsumen kami adalah warga asing. Sebab, mereka sangat menyukai kerajinan-kerajinan dari kayu seperti ini” tutur Wati,

pemilik Cony Art Furniture,

salah satu gerai yang terletak di Kemang Timur. Hal itu menurutnya, terbukti dengan larisnya

pernak-pernik dari kayu semisal patung Loro Blonyo,

Mencari pernak-pernik penambah cantik ruangan-ruangan di dalam rumah atau kantor tidaklah sulit .

Indonesia adalah surganya. Hampir semua daerah memiliki sentra-sentra kerajinan yang memproduksi berbagai produk aksesoris, pernak pernik, dan berbagai jenis perlengkapan rumah. Kita ting-gal memilih: mau yang bergaya etnik nan cantik, ataukah yang ber-gaya modern dengan berbagai macam jenisnya.

Bagi yang tinggal di Ja-karta, Kemang, Jakarta Sela tan merupakan salah satu lokasi andalan yang bi sa dikunjungi setiap saat. Se-di kitnya ada 100 gerai furniture ber nuansa etnik siap memenuhi selera kita dengan menawarkan beragam pernak-pernik interior rumah berbau etnik dan berbahan dasar kayu antik. Di sini, berbagai furniture antik juga tersedia lengkap, yakni dari mulai meja kayu, almari sampai gebyok.

Meski demikian, di kawasan yang menjadi tempat belanja favorit para wisatawan asing ini

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 19

Berita Pasar

semisal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan daerah sekitarnya. Adapun pernak-pernik dari rotan, kebanyakan didatangkan dari Cirebon, Jawa Barat.

Mengenai harga, belanja kebutuhan interior di Kemang juga tergolong cukup murah. Untuk sebuah bale-bale atau tempat tidur misalnya, di Cony Art Furniture dibandrol sekitar Rp3 juta. Sementara itu, sepasang patung Loro Blonyo dipatok Rp750.000, satu set patung punakawan berbahan kayu yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong hanya dijual dengan harga Rp 450.000,- dan kursi antik bergaya Betawi dijual Rp250.000/biji.

DARI BAMBU SAMPAI BATU

Berbicara soal pernak-pernik, semakin sebuah produk itu unik, maka produk tersebut akan semakin menarik. Adapun pernak-pernik yang banyak digemari dewasa ini adalah yang berbau etnik dan alam, atau yang memiliki nuansa antik. Pasalnya, barang antik seringkali bukan diburu hanya semata-mata untuk menjadi penambah manisnya interior rumah, tetapi juga menjadi suatu ekspresi prestise bagi si pemilik rumah. Apalagi, jika barang antik tersebut benar-benar telah berusia tua dan langka.

Ada pula beberapa orang yang lebih memilih perabotan dan pernak-pernik interior bergaya modern dan minimalis. Namun, ada juga yang justru suka mencari produk-produk yang lucu dan unik, ter-utama kaum remaja dan anak-anak. Semen-tara, barang yang sering dicari adalah fi gura foto, tirai-tiraian, lampu gantung, kotak harta karun yang bisa untuk tempat alat make, bingkai cermin, lampu meja, , tempat sampah, tempat perhiasan (baik cincin, gelang, kalung, dan anting), gantungan tas, vas bunga dan lain sebagainya.

Lantas, di manakah barang-barang itu bisa dapat dengan murah dan kwalitas yang bagus? Ada beberapa tempat yang menurut pantauan Info PDN bisa men-jadi rujukan. Salah satunya adalah desa Cepogo dan Tumang yang berada di Kab. Boyolali. Kedua desa tersebut merupakan sentra kerajinan tembaga dan kuningan khususnya untuk produk cinderamata dan home interior.

Sentra kerajinan ini sudah cukup berse-jarah, yaitu sejak zaman Kerajaan mataram berjaya. Daerah ini dulunya merupakan penyuplai kebutuhan barang-barang tem baga keraton Solo. Harga hasil kera-jinannya pun relatif murah dan terjangkau. Yakni, berkisar antara 250 ribu sampai 1juta, tergantung dari ukuran dan tingkat kesulitan dalam pembuatannya.

Dari Boyolali, kita bisa pergi ke Kabupaten Bantul. Di kabupaten ini terdapat Desa Kasongan yang merupakan sentra industri kerajinan keramik/ gerabah paling besar di Yogyakarta. Sebagian besar warga kabupaten ini bermata pencaharian se ba gai pengrajin keramik yang telah mela hirkan banyak karya-karya seperti guci, jambangan, vas bunga, patung hewan, tempat lilin, dan lainnya.

Bagi yang ingin pernak-pernik tersebut terbuat dari bahan dasar bambu, maka daerah Kedu, Magelang, dan Banyumas

bisa disebut sebagai daerah unggulan kera jinan bambu yang sangat baik mutu-nya. Pasalnya, di ketiga daerah ini tumbuh beberapa varian bambu yang sangat baik untuk bahan kerajinan, yaitu bambu kuning, bambu apus, dan bambu wulung. Di daerah ini, kita bisa membeli vas bunga, tudung saji, lampu gantung, tikar, dan dinding rumah berbahan baku bambu yang lebih bagus dan artistik.

Adapun yang lebih menyukai produk-pro duk dari kayu jati, maka pergi ke kota Bojonegoro, Jawa Timur adalah langkah pasti untuk mendapatkan produk-pro-duk interior berkualitas ekspor. Sebab, Bojonegoro merupakan penghasil kayu jati berkualitas. Lebih dari itu, corak dan desain yang mereka hasilkan pun telah disesuaikan dengan situasi jaman.

Dari kota ini, kita bisa membawa pulang lemari, buffet, meja, kursi atau tempat

BARANGBARANG UNIK DAN KLASIK: Banyak diburu sebagai asesoris interior rumah dan perkantoran.

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201120

tidur berbahan dasar kayu jati dengan kwalitas yang cukup bergengsi. Coba saja kita kunjungi Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro. Sebuah kawasan industri kecil yang terletak di dalam kota Bojonegoro ini merupakan sentra industri kerajinan rumah tangga meubel, ukir dan sekaligus sebagai showroom kerajinan meubelair dan industri kayu khas Bojonegoro.

Dari Bojonegoro ini kita juga bisa mem-bawa pulang berbagai macam sou venir kayu jati khas Bojonegoro yang tetap menonjolkan guratan kayu jati. Peng-ga rapannya dilakukan secara teliti dan detail, tapi tetap mempertimbangkan aspek estetika. Berbagai macam miniatur alat transportasi seperti miniatur mobil, sepeda motor, becak, dan kereta api, bisa menjadi penghias interior rumah yang akan menambah pesona rumah Anda.

Nah, bila Anda kurang suka kayu dan lebih

senang pernak-pernik berbahan batu, Bojonegero juga akan memuaskan selera seni Anda. Sebab, Bojonegoro memiliki tambang batu onix yang melimpah sehingga berbagai produk kerajinan onix dapat dihasilkan dengan kualitas sangat memuaskan. Pusat kerajinan batu onix terdapat di Kecamatan Gondang.

Kemudian, jika rumah Anda adalah bergaya minimalis, maka batu alam Dukupuntang adalah pilihan yang tak akan mengecawakan untuk mempercantik interior dan hiasan rumah Anda. Dukupuntang adalah nama sebuah kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Cirebon. Di Kecamatan ini ter dapat sejumlah desa yang warganya dikenal sebagai aneka bentuk batu alam yang siap digunakan, baik untuk eksterior maupun interior rumah dan kantor.

Kerajinan batu alam yang ditawarkan daerah ini sangat beragam bentuk dan jenisnya,

yakni sesuai dengan peruntukannya. Untuk lantai taman, bisanya bentuknya polos. Sementara jika untuk pemanis dinding bisa bermacam bentuk. Bahkan, untuk pemanis dinding, ada beberapa pengrajin yang menawarkan lukisan batu alam.

Biasanya, batu alam dijual dengan sistem meter. Satu meter persegi dihargai Rp 80.000-Rp 100.000, tergantung pada bentuk variasi. Satu meter persegi berisi 15 potongan batu alam ukuran 20x30 sentimeter. Ada tiga jenis dan warna batu alam yang ditawarkan sejumlah perajin, yaitu batu alam andesit berwarna abu alami, dan ada pula batu alam berwarna kuning keemasan. Batu alam tersebut ber asal dari bukit batu yang ada di Desa Bobos. Tertarik dengan batu alam? Silah kan mengunjungi daerah Kecamatan Duku-puntang! Jika pintar menawar, batu-batu alam akan memperindah rumah Anda de ngan harga yang murah. (Danny/AMF)

FOT

O-F

OT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 21

Berita Pasar

Bersepeda ria menjadi tren baru gaya hidup warga metropolitan. Peminat sepeda fixie terus bertambah. Menawarkan pangsa pasar yang berlimpah.

Mengayuh UntungDariSepedaFixie

Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, berubah menjadi ajang pesta ber-sepeda. Ratusan sepeda bersaing

merebut perhatian mata dengan gaya mi-nimalis dan pilihan warna-warna ban yang menggoda. Model velgnya yang bera gam menjadikan suasana bertambah meriah.

“Itulah fenomena sepeda Fixie,” ungkap Haji Agus Manaf (47 th), seorang penggemar

sepeda dari Bekasi yang menuruti keingi-nan Info PDN untuk mengantarkan kami melihat dari dekat riuhnya trend bersepeda fi xie di Ibu Kota, Jakarta. Menurutnya, ada banyak tempat favorit di Jakarta yang men jadi lokasi para pecinta sepeda fi xie me numpahkan hasrat gaya hidup sehat mereka.

Selain bunderan HI, kawasan Sudirman-Thamrin misalnya, setiap hari bebas ken-daraan bermotor atau car free day juga men-jadi ajang bersepeda ria. Bahkan, maraknya penunggang sepeda ini bisa kita saksikan di malam hari. Taman Menteng adalah salah satu lokasi favorit untuk bersama-sama mengayuh sepeda kesayangan ini

di malam hari.

Singkat kata, virus sepeda fi xie benar-benar telah menjangkiti warga metropolitan, khususnya di Jakarta dan kota-kota be sar lainnya. Ada banyak faktor yang mem buat gaya hidup baru ini kian mem-ba hana. Ganasnya pengaruh polusi men jadi salah satu pemicunya, selain men jadikan bersepeda ria ini sebagai pili han transportasi sehat yang tak kenal kemacetan.

Ingin punya sepeda fixie? Mudah saja. Beberapa toko sepeda dan sport center di beberapa mall Jakarta, sudah banyak yang menjualnya. Berdasarkan pantauan

TOKO SEPEDA: Harus pandai-pandai melihat trend dan fenomena yang sedang terjadi.

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201122

Info PDN, penjual sepeda Fixie pun sudah merambah ke berbagai kota besar lain, seperti di Surabaya, Semarang, Medan dan juga Yogyakarta.

Untuk harga, kita tinggal me-nyesuaikan budget dan kemampuan kantong saja. Sepeda Fixie dengan komponen standar dibandrol antara Rp 1,5 - Rp 3 juta. Tergan tung model dan variasinya. Ada pula yang berharga 75 juta, yaitu pro-d u k - p r o d u k bran ded dari luar negeri . K a b a r n y a ,

ada ju ga yang dibandrol 1 milyar rupiah atau 102,418 dollar, yaitu Fixie keluaran Aurumania Gold Bike Crystal Editions. Sepeda jenis ini dilapisi emas seberat

24 karat dan berhias 600 crystal swarovski. Dari pabriknya yang berada di Co-

pen hagen, Denmark, sepeda ini hanya dijual 50 unit. Harga tersebut sudah ter-masuk ongkos kirim ke seluruh dunia.

Fantastis bukan? Ya. Tapi Anda tak perlu khawatir kocek Anda akan tersedot banyak untuk menikmati bugarnya bersepeda Fixie. Sebab, ada para penikmat sepeda Fixie yang siap melayani pesanan mera-kitkan sepeda sesuai dengan model dan

warna yang Anda suka. “Diantara mereka ada yang tak hanya

hobi bersepeda, tapi juga senang berbisnis sepeda fi xie dan spare partnya. Sambil menyelam minum airlah istilahnya,” imbuh Haji Agus

MEMODIFIKASI SEPEDA FIXIE: Menjadi hobi yang bisa mendatangkan keuntungan tersendiri.

AKSI FIXIE: Menarik perhatian dan kian digemari.

FOT

O-F

OT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 23

Berita Pasar

Si Manis Fixie Punya Cerita

sering be ranjang sa na ke ber bagai komu ni-tas Fixie Lovers di beberapa kota.

Fenomena itulah yang menjadikan denyut rupiah di balik bisnis sepeda Fixie kian berdetak kencang. Terus bertambahnya pen datang baru penggemar Fixie men-jadi kannya sebagai lahan bisnis yang men-jajikan. Bahkan, ada banyak celah bisnis yang sudah mulai digarap serius di tengah-tengah semaraknya trend bersepeda Fixie ini.

Eddy misalnya, seorang penggemar sepeda Fixie dari kota Magelang ini berhasil me-manfaatkan hobinya bersepeda ria untuk mencicipi keuntungan tersendiri. Ia menjual berbagai macam sparepart se peda Fixie secara online. Usahanya ber tambah maju dan pasarnya meledak bak letusan gunung merapi. Itu, karena ada pameo bahwa pecinta Fixie sejati seakan-akan merasa wajib untuk memodifi kasi atau mengupdate model tunggangan ke sayangannya ini. Ada yang bilang, se makin berani memainkan warna-warnanya maka tampilan sepeda ini akan jauh lebih indah dan membuat senang orang yang memandang.

“Awalnya saya hanya menjual sparepart sepeda-sepeda gunung, tapi karena se-karang lagi booming fi xie maka saya juga menyediakan sparepartnya. Alhamdulillah, banyak sekali pembelinya. Mereka berasal dari seluruh Indonesia. Saya sampai kere-po tan melayaninya,” tutur Eddy berbagi cerita. Baginya, menjual murah tidak apa yang penting laku banyak. “Dalam sehari, blog online jualan saya bisa dikunjungi ribuan pelanggan,” imbuhnya.

Eddy menuturkan, kebanyakan komponen yang ia jual adalah produk impor, yaitu Chi na dan Thaiwan. “Karena sudah banyak yang sadar menggunakan sepeda lebih me nyehatkan, seharusnya Indonesia su dah me miliki pabrik komponen sendiri,” harapnya.

Kabar ini memberikan sinyal bahwa pasar se peda Fixie dan ber bagai macam kebu-tuhan mo difi kasi serta spa repartnya masih sa ngat menjanjikan. Apa lagi, saat ini tren hobi ber se peda sudah merasuk ke kota-kota kecil di berbagai dae rah dengan ditandai kian menjamurnya komunitas-komu nitas se peda fi xei. Sing katnya, se pe da tak lagi me nyehatkan ke ti ka di kayuh, ta pi juga me-nye gar kan bila di ko lela bis nisnya. (Dc/AMF)

yang memiliki koleksi 5 buah sepeda Fixie di rumahnya.

Harga yang mereka tawarkan pun tak begitu mahal. “Dengan 750 ribu sampai 1 juta juga sudah cukup kok untuk me-miliki sepeda trendy ini dari tangan-ta-ngan terampil mereka,” ungkapnya. Mes ki untung tak begitu besar, mereka suka menjalaninya. “Badan sehat, hobi tersalurkan, keuntungan pun tak begitu mengecewakan,” kelakarnya.

Bila ingin merakit sendiri, di beberapa daerah juga sudah banyak toko sepeda yang menjual komponennya. Mereka menyediakan berbagai ukuran dan model rangka sepeda. “Kita bisa membeli rangka yang rakitan dan berwarna polos, lalu kita cat sendiri sesuai selera kita,” jelasnya.

Ingin lebih murah lagi? Menyulap sepe da lama menjadi sepeda fixie adalah pili-hannya. “Tentu saja, kita harus berani kor-ban banyak waktu dan tenaga,” imbuhnya. Namun, dengan cara ini, kita bisa modifi kasi sesuai model yang kita inginkan.

DENYUT RUPIAHDI BALIK SEPEDA FIXIE

Tak kenal kasta dan profesi. Mulai selebriti, akademisi, politisi, birokrat hingga warga biasa sudah banyak yang sehari-hari hobi mengelus dan merawat sepeda Fixie. Ada banyak alasan mereka menyukainya. Yang pasti, selain sedang ngetren, juga karena harga fi xie dianggap murah dan modelnya memiliki gaya yang lebih modis.

“Fixie Lovers”, itulah se-bu tan kebanggaan un-tuk pemilik sepeda fi xie. Mereka saat ini sudah menjalar ke ber bagai daerah di pelosok negeri. “Bia sanya mereka ter gabung dalam satu ko munitas a t a u p e r -kum pulan p e c i n t a se peda fi -xie,” ujar H Agus yang

SEPEDA fixie tiba-tiba menjadi fenomenal. Warna-warni bannya yang meriah membuat banyak orang kepincut. Modelnya yang modis dan beragam telah menggoda selera warga metropolitan yang tengah haus hiburan dan gaya hidup yang trendy dan menyehatkan.

Bicara soal sepeda fixie, maka Baron Van de Saurebrun, si penemu pertama alat transportasi sepeda ini boleh berbangga. Sebab, hasil temuannya pada tahun 1817 itu sekarang sudah melahirkan sekian banyak generasi, termasuk yang terbaru adalah sepeda Fixie.

Berdasarkan cerita yang berkembang, asal-usul sepeda fi xie sendiri adalah dari kota New York, Amerika Serikat. Di kota ini, awal mulanya sepeda model fi xie ini biasa digunakan oleh para tukang atau koran dalam rangka memberikan ja minan kecepatan layanan di tengah-tengah kian macetnya lalulintas New York yang kian mengganas.

Singkat cerita, akhirnya sepeda fixie pun berkem bang menjadi tren gaya hidup baru yang dilirik ba nyak orang hingga menjalar ke Indonesia. Orang-orang menyebut sepeda bergaya minimalis modern ini dengan istilah fi xie. Yakni, karena dikarenakan ciri khas girnya yang disebut dengan fi xed gear atau gir mati.

Sepeda ini memang terkesan modis dan juga praktis. Ia tidak memerlukan rem. Pasalnya, jika roda berputar pedal pun ikut berputar, alias bisa maju mundur. Sistem inilah yang mem-

buat pedal sepeda ini juga bisa berfungsi se ba gai alat kayuh dan sekaligus rem.

Selain itu, untuk menghentikan laju-nya, penunggang kuda ini juga bila

melaku kan nya dengan tehnik men condongkan tubuh saja.

Dan yang pasti, model ban sepeda ini cukup ti pis, se-hingga memudahkan un-tuk dikayuh, alias ringan dan tak perlu menguras

otot. Anda ter tarik memiliki-nya? Jangan lupa, memiliki dan me m-

bidiknya se bagai pro duk bis nis juga sedang nge tren. Perlu di -

per timbang kan dan boleh di coba.

(Dc/ AMF)

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201124

Berita Pasar

Masalah distribusi rawan menyebabkan terjadinya lonjakan harga daging ayam di pasaran. Pemerintah terus melakukan upaya perbaikan sistem tata niaga daging ayam agar harganya selalu stabil dan tetap menguntungkan para peternak.

Distribusi Lancar, Harga Tak Mencakar

Setiap tahunnya produksi ayam potong di Indonesia diperkirakan mencapai 1,6 miliar ekor atau 2,4 juta

ton ayam hidup. Bila dikonversi menjadi karkas, maka jumlah itu setara dengan 1,7 juta ton karkas, atau 800 ribu-850 ribu daging ayam tanpa tulang. Jumlah tersebut tentu saja sangat cukup untuk memenuhi konsumsi masyarakat Indonesia yang baru berada di kisaran i 7 kg karkas atau 3 kg daging ayam per kapita per tahun.

Meski demikian, jumlah tersebut tidak bisa menjamin terjadinya kestabilan harga bila tidak didukung oleh sistem distribusi yang baik. Apalagi setiapkali menjelang peristiwa-peristiwa besar keagamaan, semisal pada bulan puasa dan lebaran. Hal itu dinyatakan Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Tri Hardiyanto menjelang bulan puasa lalu di hadapan wartawan.

Menurutnya, kenaikan harga paling meng-khawatirkan jelang puasa, selama puasa, dan Lebaran terjadi karena gang guan dis tribusi. Sementara untuk stok dan ke-ter sediaan bahan kebutuhan pokok khu-susnya telur ayam, daging ayam, dan pro-duk turunan dari ayam sangat mencukupi.

“Kami sudah siapkan jelang puasa, pada bulan puasa, dan pada Lebaran. Untuk

satu bulan ke depan kita siapkan 190 juta ekor ayam untuk seluruh Indonesia,” kata Hartono. Menurutnya, suplai saat ini sudah disiapkan dengan cukup baik. Kenaikan harga pun normal terjadi karena adanya kenaikan konsumsi dan juga kenaikan harga pakan bagi ayam.

Dari jumlah stock yang telah disiapkan tersebut, kata Hartono, paling banyak akan dikonsumsi di pulau Jawa. “Pulau jawa konsumsinya paling besar. Tapi di luar Jawa sudah bisa pasok sendiri. Kita secara keseluruhan sudah bisa pasok sendiri dan saat ini swasembada ayam,” tandasnya.

Atas dasar itu, Hartono yakin harga tetap

bisa ditekan bila tidak terjadi gangguan distribusi. “Selama tidak terjadi gangguan distribusi, harga akan tetap bisa ditekan. Kalau naik, tidak tinggi,” ungkapnya. Sebagai informasi, dari segi distribusi, saat ini 45% pasokan ayam potong disuplay dari Jawa yang berpusat di Priyangan dan Purwakarta. Sisanya, di luar Jawa sudah bisa memasok sendiri sehingga tidak ada gangguan distribusi.

Ada beberapa persoalan distribusi yang selama ini ditengarai cukup mengganggu dan rawan menimbulkan lonjakan harga. Di antaranya adalah masih panjangnya alur distribusi yang harus dilewati daging ayam sebelum sampai ke pasaran. Seperti

Daging Ayam:

TRUK PENGANGKUT AYAM POTONG : Saat mendistribusikan ke berbagai daerah.

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 25

Distribusi

dimaklumi, s e c a r a

umum jaringan pe ma saran da-

ging ayam sendiri saat ini masih harus

me lalui sekian banyak pi-hak, mulai dari peternak, pe-

nyalur, pengecer, hingga sampai ke konsumen.

Di Jawa Barat misalnya, pemerintah se-tempat telah menemukan adanya sejum-lah pungutan liar atau “jatah preman” da lam produksi dan distribusi ayam po-tong. Kondisi ini diperparah dengan masih panjangnya jaringan distribusi ayam potong yang akan dijual ke konsumen mulai dari tahap “day old chicken” (DOC), kandang, perjalanan, pasar induk hingga ke pasar tradisional. Akibatnya, harga daging ayam di tingkat penjual pun cenderung se lalu tinggi. “Distribusi ayam potong mulai dari kandang, perjalanan hingga ke pasar ter lalu banyak yang berkepentingan dan me ngambil ‘bagian’ sehingga harga jual men jadi mahal,” kata Kepala Dinas Industri dan Perdagangan (Indag) Jawa Barat, Ferry Sofyan Arief di Bandung, beberapa waktu lalu.

Ironisnya lagi, pungli tersebut kadangkala dihitung per ekor ayam dan tidak hanya di satu pintu distribusi saja, tetapi lebih dua atau tiga pintu. “Mulai dari pengadaan DOC, pakan, bongkar kandang, perjalanan, pasar induk hingga ke kios penjualan melewati banyak tangan. Idealnya ada penertiban dan hal itu tidak bisa dilakukan oleh Dinas Indag saja,” kata Ferry.

Menurut Ferry, faktor itulah yang menye-babkan harga daging ayam cenderung mahal di pasaran. Bahkan pada momen-momen tertentu kenaikannya di luar am-bang batas kewajaran terutama pada Bulan

Peternak Perusahaan

Industri

Pengepul/Pangkalan

Pengecer

RPA

MATA RANTAI TATA NIAGA DAGING AYAM

Perlu ada koordinasi dan

kerjasama dalam melakukan pener tiban

distribusi ayam potong itu. Bila

ja lur distribusi tidak sepanjang

saat ini saya yakin harga

daging ayam tak akan terlalu

mahal, peternak akan menik-

mati keuntungan lebih besar.

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201126

Puasa dan Lebaran. “Perlu ada koordinasi dan kerjasama dalam melakukan pener-tiban distribusi ayam potong itu. Bila ja lur distribusi tidak sepanjang saat ini saya yakin harga daging ayam tak akan terlalu mahal, peternak akan menikmati keuntungan lebih besar,” kata Ferry.

MATA RANTAI PEMASARANDAGING AYAM

Secara umum, sebelum sampai ke konsu-men, ada beberapa pihak yang terlibat dalam proses produksi hingga penyediaan daging ayam di pasaran. Dalam proses produksi, ada dua jenis produsen, yaitu 1) Peternak. Pihak ini terbagi menjadi dua jenis; a) Peternak Kecil dan b) Peternak besar (perusahaan).

Yang dimaksud peternak kecil adalah pemelihara ayam broiler dengan kapasitas produksi <10,000 ekor per musim panen. Kelompok ini biasanya menjual ayam mereka ke pengepul/distributor, pengecer atau dipasarkan langsung ke konsumen dalam bentuk ayam hidup. Perlu diketahui pula, bahwa pedagang besar biasanya mengambil daging dari para pengepul ini dan tidak langsung ke para peternak.

Pemasaran secara langsung kepada kon-sumen akhir tentu saja bisa mendatangkan keuntungan lebih. Namun, untuk me la-kukan sistem ini peternak harus meng-hitung biaya pemasaran langsung yang harus mereka keluarkan. Sementara itu, har ga distributor memang lebih murah daripada harga konsumen, tetapi lebih praktis. Kadang-kadang peternak menjual ayam hidup ke Rumah Potong Ayam skala kecil yang ada di wilayah peternak.

Adapun yang dimaksud dengan peternak besar (Perusahaan Ternak) adalah sebuah badan usaha yang memiliki usaha dalam bidang peternakan jumlah besar > 10,000 -100,000 ekor. Biasanya, mereka menjual sebagian besar ayam produksi mereka ke Rumah Pemotongan Ayam (RPA) dan sisanya baru ke pangkalan/pengumpul ayam broiler.

Sementara itu, dari sisi pemasaran, mere-ka yang biasanya terlibat adalah: 1) Pe-ngepul. Yakni, merupakan mata rantai an tara konsumen dan produsen. Mereka membeli ayam hidup untuk dijual lagi ke

rumah potong ayam (RPA) atau langsung ke konsumen. 2) RPA (Rumah Potong Ayam), yaitu sebuah badan usah pemotongan ayam. Umumnya, mereka membeli ayam dari pengepul atau peternakan. Ayam yang sudah dipotong dijual ke pengecer atau pabrik daging ayam untuk diproses menjadi produk-produk turunan daging ayam semisal nugget, sosis dan lain seba-gainya. 3) Pengecer Daging. Mereka ini merupakan penjual daging segar ke kon-sumen akhir atau konsumen industri. Pe-ngecer terdiri dari super market, dan juga pengecer di pasar.

Singkatnya, sebenarnya para peternak atau pengusaha dapat memilih jalur untuk pemasaran produk ayamnya. Artinya, bila mereka bisa memperpendek manta rantai antara produsen dan konsu men akhir, maka akan semakin besar mar gin/ keuntungan yang diperoleh produsen. Namun, konsekuensinya pekerjaan yang dibutuhkan makin banyak untuk mema-sar kan produknya. Sebaliknya semakin panjang mata rantai semakin kecil ke un-tungan ditingkat produsen, tetapi sema kin sedikit pekerjaan pemasaran yang dita-nganinya, karena pada setiap mata rantai mengambil keuntungan.

Mengenai masalah ini efi siensi distribusi ini, beberapa pihak peternak pernah me min ta kepada pemerintah untuk memberi kan akses untuk peternak skala kecil-di ba wah 5.000 ekor-agar mampu langsung masuk ke pasar tanpa perantara. Selain itu, pemerintah diminta membantu akses pe ternak kecil ke rumah potong ayam se hing ga mereka tidak menjual ayam dalam kea daan hidup dan mendapat harga lebih baik.

Gayung pun bersambut. Pemerintah sangat mendukung keinginan para peternak itu, yakni melalui revitalisasi rumah potong ayam. Maka dari itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Gunaryo berharap revitalisasi itu dapat menjadi program yang lebih digalakkan di daerah. “Kalau komitmennya di pusat saja tidak akan optimal,” jelas-nya.

Sementara itu, dari sisi konsumen, jelas bahwa semakin efi sien mata rantai dis tri-businya, maka tidak akan menimbulkan beban ekonomi tinngi, sehingga harga pun tidak akan mencakar kantong. (AMF)

FOT

O-F

OT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 27

Distribusi

Oleh: Drs. Didi Sumedi, MBA. (Direktur Logistik dan Sarana Distribusi Ditjen PDN)

Memberi Nilai Tambah dan Mengurangi

Untuk membangun sistem perdagangan

dalam negeri yang berkesinambungan, Ditjen Perdagangan Dalam Negeri akan

mengembangkan Pusat Distribusi

Regional di beberapa wilayah. Dengan

penanganan yang profesional, PDR

diharapkan menjadi salah satu solusi

untuk menangani terjadinya disparitas

harga yang masih sering terjadi.

Ada dua ranah disparitas harga komoditas yang menjadi ‘pekerjaan rumah” bagi Ditjen Perdagangan Dalam Negeri untuk

segera dicarikan solusinya. Yakni, disparitas harga komoditas antar wilayah dan disparitas harga komoditas antara pasar tradisional dengan pasar modern. Pasalnya, disparitas harga pada kedua ranah tersebut sangat berpengaruh bagi penciptaan stabilitas harga di tingkat nasional.

Seperti dimaklumi, salah satu faktor utama terjadinya disparitas harga antar wilayah adalah rendahnya konektivitas perdagangan antarpulau yang berimplikasi pada pembengkakan kom-ponen biaya angkutan barang. Tercatat, biaya transportasi untuk rata-rata seluruh komoditas di negeri ini bisa mencapai 30% dari total biaya produksi. Bila dibandingkan dengan biaya transportasi di negara-negara lain, angka tersebut jelas masih terlalu tinggi. Sebab, di beberapa negara tetangga semisal Malaysia, Thailand dan lain-lain biaya transportasinya hanya berada di kisaran 10% sampai 15% terhadap keseluruhan biaya produksi.

Kondisi itulah yang kemudian menyebabkan komoditas lokal tidak memiliki daya saing tinggi dan kemudian kalah bertarung dengan produk-produk asing yang menawarkan mutu sama dengan harga yang lebih rendah. Arti nya, fenomena semacam ini tidak boleh dibiar kan berlarut-larut hingga mempengaruhi pengem-bangan potensi pasar nasional.

Pada sisi lain, munculnya persaingan baru antara pasar tradisional dan pasar modern belakangan ini juga perlu dicermati secara khusus oleh Ke-men terian Perdagangan dalam rangka men-ciptakan kompetisi yang sehat diantara keduanya. Sebab, kedua model pasar ini memiliki perbedaan akses terhadap pasokan barang yang sangat berpengaruh terhadap harga komoditas yang mereka jual (komoditas yang berbeda ini lebih

ke komoditas Fast Moving Consumer Goods, tapi untuk komoditas pangan perbedaan ini tidak berpengaruh besar mengingat segmentasi konsumen yang cukup berbeda).

Dalam beberapa kajian Kemendag, terlihat adanya kecenderungan harga yang ditawarkan peritel modern lebih murah daripada yang ditawarkan di pasar-pasar tradisional. Bahkan, perbedaannya sampai di angka 6% sendiri. Ini adalah sebuah angka yang cukup signifi kan dan besar, apalagi bagi rakyat kecil yang sampai saat ini masih men-jadi pangsa terbesar pasar-pasar tradisional.

Disparitas harga antara pasar modern dan pasar tradisional ini, secara umum merupakan salah satu efek dari pendeknya rantai pergerakan barang di pasar-pasar modern. Dalam sistem pasokan barang di ritel-ritel modern, umumnya barang-barang disetor secara langsung oleh para pemasok. Sementara itu, barang-barang yang dijual di pasar tradisional (termasuk di warung-warung dan kios-kios kecil) harus melalui beberapa rantai distribusi. Yakni, dari distributor ke subdistributor, ke subagen besar, subagen kecil dan baru sampai ke pengusaha warung atau kios.

NILAI STRATEGIS PENGEMBANGAN “DISTRIBUTION CENTER”

Dalam rangka menyikapi kondisi di atas, pe-me rintah pusat, dalam hal ini Kementerian Per-dagangan merasa sangat perlu untuk mengem-bangkan sebuah pusat distribusi yang nantinya diharapkan dapat menjadi solusi bagi penanganan disparitas harga dan jaminan ketersediaan stok, terutama bagi barang-barang kebutuhan pokok dan strategis.

Sebagai langkah awal, pada tahun 2011 sampai 2014, sesuai dengan Instruksi Presiden No 11 tahun 2011 tanggal 6 juni 2011, tentang Pembenahan sistem logistik, maka pemerintah pusat akan mela-

Pusat Distribusi

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201128

Kolom Anda

Disparitas Harga

kukan pengembangan pusat-pusat distribusi di Kawasan Timur Indonesia dimana salah satu target tahun ini adalah melakukan revitalisasi 1 Pusat Distribusi Regional di Kawasan Timur Indonesia. Dan perlu dicatat, bahwa sebelumnya Kemendag juga telah melakukan upaya fasilitasi pembangunan dan pengembangan Pusat Distribusi Regional (PDR), seperti di Jawa Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.

PDR merupakan one-roof-services dalam transaksi perda gangan

Regional:

produk pertanian yang berada di tingkat regional/propinsi yang didukung oleh produsen/organisasi pemasaran di sekitarnya. Sistem pemasaran ini diarahkan untuk peningkatan akses petani terhadap informasi, pasar, transportasi dan harga yang wajar.

Ada beberapa tujuan strategis dari Pengembangan Pusat Distribusi (istilah ini tidak lagi digunakan mengingat ke depannya semua komoditas baik pokok maupun unggulan ekspor dapat ditampung di Pusat Distribusi) ini. Diantaranya adalah: 1) Mengu rangi adanya kesenjangan (disparitas) harga yang tinggi antara wilayah, khususnya di wilayah Indonesia bagian Timur. 2) Menjamin Ketersediaan stok dan kecepatan aliran informasi komoditas; 3,4) Penurunan biaya transportasi dan peningkatan kelancaran proses ekspor; yang berdampak pada 5) Peningkatan kompetensi operasional pergudangan; yang secara tidak langsung mempengaruhi 6) Peningkatan kompetensi operasional distribusi; yang berujung pada 7) Peningkatan kinerja sistem distribusi komoditas nasional.

Adapun untuk mengatasi disparitas harga antara pasar tradisional dengan pasar modern, pengembangan DC ini diharapkan menjadi sarana untuk menjamin kelancaran pasokan ke pasar tradisional atau sebagai pusat pengambilan barang mereka. Dengan kata lain, DC ini akan berfungsi strategis untuk memberikan akses pasokan barang bagi ritel tradisional agar mendapat kesempatan yang sama dengan ritel modern.

Dengan seperti ini, paling tidak ada 2 poin manfaat yang bisa diambil. Yakni, 1) Kompetisi harga yang berlangsung diantara keduanya pun menjadi lebih sehat dan menguntungkan semua kalangan, baik produsen maupun konsumen. 2) Pusat ditribusi barang tersebut juga bisa membantu menekan gejolak harga yang acapkali terjadi pada momen hari besar keagamaan seperti pada saat puasa dan Lebaran.

Dalam rangka mewujudkan semua itu, selain akan dikembangkan secara profesional, pengembangan Distribution Center ini juga perlu mengaju pada beberapa prinsip dasar berikut: 1) Selalu berkolaborasi dengan mitra strategis di setiap rantai; 2) Mendapatkan revenue sharing dengan mitra strategis di tiap rantai kegiatan; 3) Bermitra untuk menghindari dari persepsi monopoli tetapi mampu mengontrol hampir seluruh kegiatan usaha pertanian melalui jalur DC.

Contoh Model Pengembangan Pusat Distribusi (Sistem Logistik Pangan/Agribisnis)

Area Bisnis Distribution Center

*) Pemegang Saham = Gapoktan-Gapoktan

SUMBER : Pusat Kajian Logistik dan Rantai Pasok, ITB

SUMBER : Pusat Kajian Logistik dan Rantai Pasok, ITB

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 29

Pada tahun 2011 ini produksi telur nasional diperkirakan mencapai 1,5 juta ton. Juml ah itu sudah mencukupi kebu tu-han. Ditjen Perdagangan Da lam Negeri, Kementerian Per da-gangan RI terus melaku kan pe-mantauan harga dan stok agar tidak mengalami lonjakan.

Pasokan Telur Aman, Harga Terus Dalam Pantauan

Stok pangan, termasuk telur ayam, untuk tahun 2011 ini optimis bisa men cukupi kebutuhan sampai bu-

lan Oktober nanti. Hal itu disampaikan oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Gunaryo, pada awal bulan Agustus lalu saat menjelaskan kepada wartawan mengenai persiapan stok pangan menjelang puasa dan leba-ran. Meski demikian, ia menyatakan bah-wa Kemendag akan tetap mengawasi pasokan dan harga yang setiap saat bisa saja melonjak.

“Kami yakin, kenaikan harga komoditas pangan yang terjadi menjelang puasa ini pengaruhnya tidak terlalu signifi kan dan relatif masih akan terus stabil. Se-bab, stoknya mencukupi. Kementerian Per da gangan telah melakukan antisipasi ketersediaan komoditas pangan menjelang Ramadhan sejak bulan lalu,” paparnya.

Bahkan, sebagai langkah antisipatif, men-jelang Ramadhan dan Lebaran ta hun ini Kemendag bekerjasama dengan produsen telah berupaya menambah stok telur sam-pai 120 ton. Yakni, untuk mencegah kelang-kaan telur saat bulan puasa hingga lebaran. “Selama puasa dan lebaran nanti, pasokan telur akan diperbanyak menjadi 120 ribu ton,” ungkap Hartono, Ketua Umum Pusat Informasi Pasar Unggas Indonesia (Pinsar), pada akhir bulan Juli lalu.

Menurut Hartono, penambahan stok

ter se but diperkirakan bakal mencukupi kenaikan permintaan yang biasa terjadi pada bulan puasa dan saat lebaran. Pasal-nya, pada bulan-bulan biasa, pasokan telur nasional rata-rata per bulan hanya sekitar 100 ribu. Artinya, penambahan itu dipas-tikan akan bisa memenuhi kebutuhan kon-sumsi masyarakat dan sekaligus mene kan lonjakan harga.

Sementara itu, secara umum kebutuhan telur sendiri juga terus mengalami kenaikan setiap tahunnya, yaitu seiring dengan adanya pertumbuhan jumlah penduduk.

Data Pusat Informasi Pasar (Pinsar) Unggas Indonesia menyebutkan, permintaan telur ditaksir akan naik dari 1,2 juta ton telur pada tahun 2010 menjadi 1,3 juta ton telur pada tahun ini.

Terkait hal itu, Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), Yudhi Guntara, pada awal tahun lalu pernah mengatakan, tahun ini produksi telur nasional harus ditargetkan bisa mencapai 1,5 juta ton, atau naik dari tahun sebelumnya. “Tahun 2010 lalu produksi telur nasional mencapai 1,4 juta ton,” paparnya.

FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201130

Info Sembako

Angka tersebut, menurutnya membutuhkan ketersediaan DOC (Day old Chicken) atau alias anak ayam sebanyak 1,3 miliar ekor dan dukungan produksi pakan sebesar 9,6 juta ton. Mengenai target ini, Amin Hasan Bukhori, Staf Senior Pusat Informasi Pasar Unggas (Pinsar) mengatakan bahwa target tersebut sangat mungkin bisa dipenuhi. Sebab, kata dia, populasi ternak unggas saat ini sudah mencukupi.

Selama ini, 70% dari total produksi telur nasional disumbang oleh sentra-sentra produksi telur ayam yang ada di Pulau Jawa, yaitu dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meski demikian, kabar terbaru me nyebutkan bahwa perkembangan pro duksi telur di wilayah lain seperti Suma tera, Kalimantan dan Sulawesi yang semakin membaik. Hal itu ditandai dengan berkembangnya beberapa pabrik pakan ternak (feed meal) di beberapa daerah tersebut.

Karena itu, untuk wilayah Jawa bisa dipas-tikan stoknya aman. Sementara itu, untuk memastikan kelancaran stock di luar pulau Jawa, beberapa waktu lalu Mendag RI, Mari Elka Pangestu menegaskan bahwa Kemendag akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk menjaga kelancaran distribusinya. “Untuk segi distribusi kita pastikan tidak akan ada gangguan. Kita koordinasikan hal tersebut dengan Kementerian Perhubungan, organ-da, produsen, dan pedagang,” tandasnya.

SIKLUS TAHUNAN KENAIKAN HARGA

Setiap bulan puasa dan lebaran, pasti terjadi kenaikan permintaan yang diikuti oleh kenaikan harga beberapa komoditas. Untuk telur ayam, menjelang puasa lalu Mendag Mari Elka Pangestu menyatakan telah mengantisipasi kenaikan permintaan tersebut dengan meminta produsen agar meningkatkan produksinya. Dengan lang-kah itu, diharapkan tidak terjadi lonjakan harga yang tajam.

Beberapa hari menjelang puasa, harga telur ayam sempat mengalami kenaikan, yaitu sejak minggu pertama hingga tanggal 18 Juli. Data Kementerian Perdagangan per tanggal 18 Juli 2011 mencatat harga telur ayam ras sebesar Rp 18.126 per kilogram,

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 31

FOT

O: A

GU

S BA

CH

TIA

R

atau terus mengalami kenaikan harga bila di bandingkan dengan minggu pertama Juli yang berada dikisaran harga Rp 17. 897, per kilogram.

Data Kemendag menyebutkan, harga telur sempat turun pada awal Juni. Jadi, kenaikan yang terjadi mulai bulan Juli tersebut adalah proses perjalanan menuju ke harga normal seperti harga pada Juli dan Agustus tahun lalu. Memang ada beberapa daerah yang mengalami kenaikan cukup mengagetkan. Di Makassar misalnya, harga telur menjelang puasa mencapai di atas Rp18.000 per kilogram. “Itu lebih disebabkan di pemasok sekitarnya ada penyakit ayam, suplai jadi kurang. Mereka sudah coba recovery itu, atau kalau tidak bisa ditutup juga, bisa dipasok dari Surabaya,” jelas Dirjen PDN, Gunaryo.

Kenaikan harga juga terjadi akibat ham-batan pengiriman. Namun, Gunaryo me-mas tikan, dengan Ramadan di depan mata, Kementerian Perhubungan telah berko-mitmen untuk memprioritaskan bahan pangan. “Dispensasi untuk pengiriman bahan pokok kita prioritaskan,” tandasnya.

Sementara itu, secara nasional, harga telur ayam per 13 Juli 2011 mencapai Rp 17.943 per kg dengan rata-rata Juli Rp17.960. Harga tersebut naik 9,06 persen dibanding harga rata-rata Juni. Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu menyebutkan kenaikan

PERGERAKAN HARGA TELOR AYAM AGUSTUS 2011

Tanggal 1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 15 16 18 19 22 23 24

Harga /Kg 18,65 18,677 18,664 18,599 18,59 18,742 18,668 18,666 18,56 18,477 18,34 18,379 18,274 18,185 18,201 18,526 18,604

harga telur ayam, dari ti-tik terendah p a d a a w a l ta hun hingga lebaran sekitar Rp 2.000. “Memang ada kenaikkan yang terjadi menjelang puasa, variasi kenaikkan setiap tahun sekitar Rp 2.000, nanti dia turun lagi,” ujarnya.

Menanggapi kenaikan harga menjelang puasa tersebut, Staf Sekretariat Pusat infor-masi pasar (Pinsar), Famhadi menilai nya wajar. “Untuk masalah kenaikan har ga telur yang terjadi saat ini, itu masih meru-pakan gejala normal. Lonjakan harga sudah sesuai dengan keadaan karena banyaknya permintaan dari konsumen. Dan sepertinya potensi kenaikan harga juga masih akan terus berlangsung menjelang Lebaran nanti,” ungkapnya kepada Info PDN.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) Don P Utoyo. Menurutnya, kenaikan harga telur terjadi karena peningkatan permintaan. Namun, kata dia, kenaikan harga daging dan telur ayam umumnya terjadi menjelang Ramadan dan Lebaran. Adapun setelah lebaran, pasti akan terjadi penurunan harga.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Mari

Elka Pangestu mengatakan peningkatan permintaan daging dan telur ayam men-jelang Ramadan dan Lebaran merupakan siklus tahunan. “Ini terjadi secara musiman tahunan. Tapi kami pastikan stok aman dan kami berusaha jaga harga,” tuturnya. Selain itu, secara kenyataan pasar, kenaikan itu pun menjadi kenyataan yang tak bisa terhindarkan. “Naiknya harga jagung dan dedak juga akan berpengaruh kepada harga ayam dan telur, mengingat itu adalah bahan pakannya,” jelasnya.

Hal itu dibenarkan oleh A. Harwanto, Wakil

Presiden Ekse-kutif PT. JAPFA C o m f e e d I n -do nesia. Me nu-rutnya, kenaikan harga yang ter-jadi adalah ka-

rena adanya kenai-kan biaya produksi akibat kenaikan

harga pakan ternak seperti dedak dan jagung. Namun jika dilihat dari biaya produksi, maka sebetulnya kenaikan harga tersebut cukup sebanding dengan biaya yang dikeluarkan oleh peternak.

Sebagai catatan, kenaikan bahan pakan ayam ini sudah terjadi sejak November 2010, yaitu dari Rp 2.000 per kg menjadi di atas Rp 3.800/kg untuk jagung dan Rp 1000/kg naik menjadi Rp 2.400 per kg untuk dedak. Dengan kenaikan tersebut, harga telur ayam pun secara otomatis mengalami kenaikan sampai 28 persen, atau dari kisaran 13.000 rupiah menjadi 17.000-an rupiah. yang sebelumnya sempat mencapai angka 18.000 rupiah.

Yang menggembirakan, menjelang awal Agustus atau memasuki bulan ramadhan, lonjakan harga tersebut justru sudah mulai berhenti dan kembali pada posisi normal. “Mudah-mudahan bisa terus begini selama bulan puasa, hingga nanti menjelang le baran,” harap Mendag saat membuka Pasar Rak yat, Rabu, 03 Agustus 2011 di Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. (Dny/AMF)

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201132

Info Sembako

Umurnya baru 21 tahun. Namun, Muhammad David Oktavian sudah berhasil menjadi jutawan. Usaha permak jean yang ditekuninya pun terus berkembang. Masih terbuka banyak kesempatan untuk mengikuti jejaknya.

Usaha

PermakJean PunBisa Menjadi Jutawan

Ingin berkarya dan hidup mandiri. Itulah tekad David ketika hendak memulai usaha permak jean setamat SMA, atau

dua tahun silam. Maka, anak seorang montir mobil tua ini pun tak berat hati ketika harus menguras seluruh tabungannya untuk modal memulai usahanya.

“Sekitar 15 juta-lah modal awal saya waktu itu,” ungkapnya kepada Info PDN. Dan menurutnya, uang sebesar itu memang sudah dia niatkan sejak awal menabung di bangku SMA dahulu untuk modal usaha setamat sekolah. Bahkan, ia mengaku rela mengorbankan kesenangan masa sekolahnya dahulu demi mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang pe-

ngusaha sukses yang bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya.

Modal tersebut ia gunakan untuk me-ngontrak sebuah toko berukuran 1,5 x 9 m dan membeli sejumlah peralatan yang dibutuhkan. Lalu, dengan bantuan seorang tukang jahit, David pun mulai menjajakan jasanya dari sebuah gang di bilangan Jl Cipete Raya, Fatmawati, Jakarta Selatan. “Saya mulai usaha ini sekitar dua tahun lalu, tepatnya tanggal 11-10-2009,” paparnya mengenang.

Ada beberapa rintangan yang sempat di-hadapinya saat mengawali usaha, ter utama soal pemasaran. Namun, berkat tekad

baja dan kerja kerasnya, brand “Jakarta Jeans House (JJH)” yang diusungnya cepat diterima dan dikenal kwalitasnya oleh pasar. “Alhamdulillah, perkembangan kami pesat sekali. Dalam waktu 6 bulan, kami sudah mendapatkan tempat di hati para pelanggan kami,” tutur anak muda keturunan Betawi asli ini.

Bahkan, menurut catatannya, dalam waktu yang relatif cukup singkat mutu permak JJH sudah bergaung sampai luar Jakarta. “Waktu itu saya sering mendapat orderan permak jean dari kota-kota lain, seperti Bandung, Makasar, Medan, dan Jogja,” katanya bangga. Hal itu tentu saja membuat David semakin optimis dan percaya diri untuk terus mengembangkan usahanya.

Ia terus belajar dari pengalaman yang ada dan selalu berupaya memuaskan setiap pelanggannya. “Gue selalu berusaha

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 33

Potensi UMKM

membuat customer bisa puas setelah dia meng-alter denim-nya di tempat gue. Selain itu, gue juga selalu memberi garansi kepada mereka,” ungkapnya dengan logat khas anak muda Jakarta. Sehingga, kata dia, pelanggan bisa meminta permak ulang gratis apabila setelah sampai rumah ternyata ukurannya masih belum pas, atau kurang pendek.

Resep pelayanan David itu membuahkan kepercayaan besar dari pasar. Sehingga, usahanya semakin maju dan berkembang. Maka, tak lama kemudian ia berani me-ngontrak ruko yang lebih luas dan lebih representatif, yaitu di Jl.Cipete Raya No 3 A, Jakarta Selatan. Tak hanya itu, ia pun mencoba melakukan ekspansi pasar dengan membuka dua outlet di lantai VI FXmall Senayan dan di lantai 2 Senayan City Mall , Ja-

karta. Sebagai konsekuensinya, karyawannya pun sekarang sudah bertambah, yaitu 3 orang tailor (penjahit) dan 4 orang consultan fi tting.

Ada 3 layanan jasa yang dijual David dalam usaha permak jeansnya ini, yaitu perbaikan,

p e r u b a h a n s i z e (vermak) dan juga pembuatan

celana jeans. Menurut pengakuannya, dari ketiga outlet tersebut, setiap bulan ia bisa mengantongi omset sekitar 90 jutaan. “Dalam sebulan, kami bisa mengerjakan alteration (vermak) lebih dari 300 celana perbulan. Sedangkan untuk pembuatan celana jeans, rata-rata satu bulannya kami mendapat orderan sekitar 15-20 pcs,” tuturnya.

Soal harga, JJH menawarkan ragam harga yang cukup bersaing dengan jaminan

mutu dan kwalitas yang lebih. Sebagai contoh, JJH mematok harga resize

pinggang sebesar Rp 32.000, resize fitting Rp 24.000, potong biasa

Rp 17.000, potong sambung Rp. 22.000,-, dan potong rantai /

chainctitch 120.000. Adapun untuk pembuatan celana atau

custom jeans JJH membandrol harga Rp 538.000,- sampai Rp. 680.000,-

TERUS BERPROMOSIDAN PERTAHANKAN MUTU

Untuk memperluas jaringan pemasaran JJH, David juga menggunakan beberapa media social network dan website. “Sehingga pemasaran saya tidak ada batas dan lebih luas,” katanya memberi alasan. Dan terbukti, saat ini JJH tidak lagi hanya mendapat order permak dari pelanggan

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201134

dengan membuka dua outlet di lantai VI FXmall Senayan dan di lantai 2 Senayan City Mall , Ja-

p e r u b a h a n s i z e (vermak) dan juga pembuatan

celana jeans. Menurut pengakuannya, dari

Soal harga, Jyang cuku

mutu dancontoh

pinggfittin

Rp2

cuharga Rp 53

TERUS BERDAN PERTA

Riwayat Celana Jeans

DALAM dunia fashion, celana jeans merupakan sebuah fenomena yang

tak pernah redup oleh gencarnya perubahan zaman. Alkisah, celana panjang

berbahan denim dan berwarna biru ini pertama kali dibuat pada tahun 1560-

an di Genoa, Italia.

Celana ini diproduksi massal untuk dikenakan oleh para tentara angkatan

laut dikarenakan bahannya yang memungkinkan digunakan dalam keadaan

basah dan kering. Dalam perkembangannya, celana berbahan kain denim ini

akhirnya lebih dikenal dengan sebutan celana jeans, berasal dari bahasa prancis,

bleu de genes, atau celana biru dari Genoa.

Pada abad 18, seorang pemuda bernama Levi Strauss, memperkenalkan

celana jeans ini ke masyarakat Amerika Serikat. Ceritanya, waktu itu pemuda

asal Bavaria, Eropa memperkenalkannya kepada para penambang emas di San

Francisco, Amerika. Mereka pun tertarik dengan celana tersebut dan akhrinya

celana jean sering mereka sebut juga dengan celana Levis.

Seiring waktu, jeans juga pernah identic dengan pakaian khas para

koboi saat menggembala sapi mereka dari atas kuda mereka. Namun, pada

perkembangannya, kain jeans atau denim tidak hanya menjadi bahan celana,

tetapi juga dibuat baju untuk para pekerja kerah biru di Amerika. Dan kini, jeans

merupakan bagian dari fenomena fashion yang hingga saat ini masih popular di

kalangan muda. Boleh dikata, celana jean merupakan pakaian paling fashionable

dan wearable yang pernah ada. (Dny/AMF/Berbagai sumber)

Ekonomi Kreatif

perorangan, tetapi juga dari beberapa importir atau distributor merk-merk jean internasional, semisal Imperial, Nudie, Aprill 77, 3sisteen, Ksubi, Evisu, Tsubi, Iron Heart, Samurai, PMP, PSD, dan VM. Tak hanya itu, brand kenamaan seperti Lee, Levis, dan Leecoper pun pernah singgah ke workshopnya.

Sedangkan untuk menghadapi persaingan yang kian ketat, pengusaha muda sukses yang pernah dinobatkan sebagai The Young Entrepreneur Termuda Starup 18thn oleh Media Indonesia ini mengaku punya kiat tersendiri. Pertama, menurutnya, adalah selalu berpikir positif dalam menghadapi persaingan. “Kedua, selalu menjaga ke-per cayaan serta keprofesionalan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan,” ungkapnya berbagi.

Sementara itu, agar mutu produk-produk-nya dan juga hasil permak besutan outlet-

nya tetap terjaga, David mengaku selalu menggunakan benang produk lokal yang menurutnya lebih baik. Dan itu pun masih diperkuatnya dengan tenaga-tenaga profesional yang handal. Menurutnya, JJH saat ini didukung oleh tenaga kerja yang ahli dalam mengerjakan jeans-jeans import.

Satu lagi yang membuat David tetap optimis mampu bersaing di pasar, yaitu JJH saat ini merupakan satu-satunya usaha permak jean di Indonesia yang telah memiliki mesin chainstitch machine (jait rantai). Dengan alat ini, JJH menjadi tempat permak yang lebih dikenal sangat exclusive dan professional. Sebab, bagi para pecinta denim/jeans hasil jahitan dengan menggunakan mesin chainstich ini memberikan jaminan kekuatan yang lebih dibanding jahitan biasa.

Chainstitch ini biasanya digunakan di

bagian-bagian yang merupakan stress point seperti inseam dan pinggang. Selain karena kekuatannya, jenis jahitan ini juga memberikan roping eff ect yang berbeda pada bagian hem. “Gue seneng, karena akhir nya JJH bisa mempunyai mesin chainstitch yang pertama di seantero Jakarta,” aku David sambil menunjukkan mesin tersebut kepada Info PDN.

Sementara itu, untuk memberikan daya saing terhadap produk-produk celana jean atau denim full custom jahitannya, JJH menawarkan bahan-bahan jean kualitas terbaik agar produknya lebih terkesan eksklusif dan tidak pasaran. “Kami juga import bahan jeans dari Jepang, sehingga menjadikan bahan yang kami miliki ber-variasi dan tidak dimiliki oleh tempat-tem-pat lain,” ujarnya. Dan satu lagi yang juga menjadi trade mark celana jeans be su tan JJH, yaitu kain kantong atau saku ba gian dalamnya selalu terbuat dari kain batik.

MASIH TERBUKA PASARNYA

Usaha permak jeans merupakan lahan basah yang masih bisa ditekuni sampai kapanpun. Pangsa pasarnya masih terbuka lebar. Jakarta Jeans House (JJH) rintisan David, seorang pengusaha muda yang pernah terpilih sebagai Best Innovation Peluang Wirausaha, adalah salah satu jendela untuk melihat potensi tersebut.

Ada banyak alasan tentang basahnya lahan ini. Di antaranya, denim merupakan produk yang tidak akan mati di makan jaman. Jeans merupakan bagian dari fenomena fashion yang hingga saat ini masih popular di mata penduduk dunia, tertutama kalangan mudanya. Di sisi lain, kata David, saat ini di Indonesia masih sangat minim sekali jumlah pengusaha permak jean yang memiliki knowledge dan profesionalisme. “Sehingga, prospeknya masih sangat baik,” ungkapnya.

David sendiri telah membuktikan nik-matnya menjadi tukang permak jeans. Artinya, David bisa menjadi contoh bagi kawula muda lainnya. Sehingga, mereka tidak hanya sekedar suka bercelana jeans, tetapi juga bisa memanfaatkannya sebagai sebuah ladang usaha. Karena, tukang permak jeans atau levis juga bisa menjadi jutawan. (Denny/AMF)

PERMAK JEAN JJH: Satu-satunya usaha permak jean di Indonesia yang telah memiliki mesin chainstitch machine (jait rantai) saat ini.

FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 35

Potensi UMKM

Foto: pandebaik.com

Setelah lama diabaikan, kini alang-alang menawarkan sejumlah peluang. Salah satunya adalah mengekstraknya menjadi minuman ringan. Laku di pasaran karena khasiatnya sudah banyak yang merasakan.

Aliran Rejekidari MinumanSari Alang-alang

Sulastri dan Ruslan Guntoro tak pernah menyangka bila sumber rejeki mereka dari sebuah pabrik

tekstil tempat mereka bekerja tiba-tiba berakhir dengan pemutusan hubungan kerja. Kesedihan bercampur rasa cemas pun membuncah di dalam hati wanita beranak enam ini. “Saya bingung. Karena, keempat anak saya waktu itu masih kuliah, dan yang dua lagi masih sekolah SMP,” tutur Sulastri mengisahkan tragedi pilu yang sempat menyambarnya pada tahun 2004 itu.

Kini, setelah enam tahun peristiwa itu terjadi, ia pun tak kuasa menahan tangis harunya ketika menceritakan kepada Info PDN bahwa keenam anaknya akhirnya bisa menjadi sarjana semua berkat usaha produksi minuman dari sari alang-alang yang dikelolanya. “Alhamdulillah, saya bisa mengantarkan mereka ke jenjang sarjana dari hasil menjual minuman sari alang-alang,” ungkapnya.

Alkisah, setelah terkena PHK, se-pasang suami istri yang tinggal di jalan Trunojoyo, Kota Malang ini menerima sejumlah uang tunjangan dari Jamsostek. Pikir punya pikir, akhirnya keduanya memutuskan untuk

menggunakan uang tersebut sebagai modal usaha. Yakni, demi menyambung hidup dan membiaya pendidikan keenam anak mereka.

Bersamaan dengan niat tersebut, tanpa disengaja dalam benak Sulastri terlintas satu kenangan masa kecilnya dahulu. “Bila tubuh saya panas atau demam, kala itu nenek saya selalu membuatkan un-

tukku minuman dari rebusan akar alang-alang dan kemudian men-campurnya dengan gula batu,”

kisahnya. Kemudian, kata dia, beberapa waktu sebelumnya ia juga sempat mendapat pela-tihan dari Disnaker tentang cara pengolahan mi numan

instant.

“Kedua pengalaman itulah yang meng-inspirasi saya untuk mencoba sebuah usaha pengolahan minuman sari akar alang-alang,” ungkapnya tentang awal perjalanan panjang usahanya. Lantas, setelah berembug dengan suami, ia pun mulai melakukan percobaan produksi. “Waktu itu saya membuat satu tong minu-man alang-alang,” katanya.

Lalu, ia membagikannya secara gratis kepada para tetangganya sebagai perke-nalan produk dan promosi. Menurut be-be rapa orang yang sudah merasakan minuman ini, rasanya sangat segar dan nikmat. Minuman ini dibuat dari akar alang-alang yang dioven dan dikeringkan untuk kemudian diolah dengan gula batu.

Respon pasar ternyata cukup bagus. Tersiar kabar pula, bahwa minuman ini bisa menyembuhkan beberapa keluhan

penyakit. Akhirnya, minuman yang diolah

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201136

Budidaya

dari sejenis rumput yang berdaun tajam dan kerap menjadi gulma di lahan pertanian ini pun menjadi fenomena. Sedikit demi sedikit pesanan yang mendatangi Sulastri kian bertambah. “Ada yang beli dengan membawa botol, dan adapula yang mem-borong dengan dirigen,” tuturnya. Dan tak lama kemudian, kabar tentang khasiat dan segarnya minuman sari alang-alang produksi Sulastri dan keluarganya pun tersiar ke luar daerah. Maka, ia pun mulai memikirkan pengembangannya. Dan akhirnya, ia memutuskan untuk menjual produknya dalam kemasan gelas dengan merek dagang “Pesona R.Rovit”.

Kini, usaha ter-sebut telah ber-kembang cukup pesat. Dengan dibantu tujuh orang pekerja, pa brik minuman Su-lastri dapat mem-produksi R.Rovit sebanyak 50 doz per harinya. Soal pemasaran, Sulastri mengaku tidak kesulitan. R.Rovit banyak tersedia di berbagai toko atau minimarket di wilayah Malang dan sekitarnya. “Coba saja lihat Well-Mart, Plaza Batu atau di Pusat oleh-oleh yang ada di Malang,” kata Sulastri bangga.

Bahkan, kata Sulastri, produknya itu juga sudah tersebar sampai ke luar daerah, seperti di Magelang dan Sidoarjo. Memang ada permintaan dari daerah-daerah lain. Tapi, Sulastri belum siap melayani mereka dengan rutin. “Saya belum punya sistem. Makanya, kalau sekarang ini ada yang mau beli dari luar daerah, biasanya langsung datang ke sini. Saya kasih mereka harga keluar gudang, dan setelah itu terserah mereka mau jual berapa,’ jelasnya.

Dalam mengembangkan usahanya tersebut, Sulastri mengaku beberapa kali mendapat bantuan dari berbagai lembaga. Di antaranya, ia pernah mendapat bantuan kompor dan panci untuk peningkatan mutu dari Disperindag setempat. Kemudian, LIPI juga pernah memberikan bantuan berupa panci rebusan berbahan stainless serta membuatkan tempat workshop

dan display yang lebih representatif

kepada Sulastri.

Semangat dan tek ad Sulastri juga pernah mencuri perhatian para peneliti dari beberapa lembaga pendidikan. Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Surabaya pun secara khusus melakukan penelitian untuk membantu Sulastri melakukan pengembangan dan inovasi terhadap produk-produk yang dihasilkannya.

Tak hanya itu, usaha yang dirintis Sulastri itu kini membawa berkah bagi lingkungan sekitarnya. Ia tidak hanya berhasil me-ngantarkan semua anaknya menjadi sarjana, tapi juga memberi inspirasi bagi tumbuhnya UKM-UKM baru di sekitar tempat tinggalnya. Sebagai contoh, R. Rovit telah menjadi salah satu sumber rejeki potensi bagi sejumlah petani yang tergabung dalam beberapa Kelompok Tani dari desa-desa di Lereng Gunung Arjuno. “Saya mengambil alang-alang dari mereka. Sebab, alang-alang dari lereng tersebut adalah yang terbaik dan bila dioalah rasanya akan memuaskan konsumen,’ jelasnya.

R.ROVIT sendiri sekarang sudah memiliki enam usaha binaan dengan berbagai produk olahan. Mereka semua tergabung

dalam UKM GRASS (Guyub Rukun Agawe Santosa), kota Batu Malang. Mereka bersama-sama terus mengembangkan produk-produk olahan berbahan rumput alang-alang agar mampu memberkan manfaat lebih optimal, termasuk untuk menambah isi kantong rejeki harian mereka di masa yang akan datang.

Fenomena Sulastri dengan minuman alang-alangnya menjadi bukti bahwa sebenarnya Indonesia memiliki sejuta potensi flora yang bisa diolah menjadi sebuah produk yang bernilai ekonomi tinggi. Tinggal bagaimana kreatifi tas kita mengolah dan memberdayakannya. Hal itu pula yang dibuktikan oleh sejumlah ibu rumah tangga dari Ungaran, Kab Semarang, Jawa Tengah. Mereka mampu mengolah alang-alang menjadi minuman sehat yang sangat laku di pasaran. Bu Lilis Lilis Syarifah misalnya, warga Ungaran, misalnya berhasil membuat sirup alang-alang dan pasarnya pun kini sudah menyebar ke beberapa daerah di sekitar Ungaran.

Menurut Lilis, bahan dasar dari sirup produksinya adalah akar alang-alang. Cara memproduksinya pun sangat mudah. “Akar alang-alang dikeringkan dahulu dan kemudian direbus. Setelah itu, air rebusan tersebut dicampur gula aren dan sejumlah rempah-rempah, seperti jahe merah,” paparnya.

Ia tidak hanya berhasil mengantarkan semua anaknya

menjadi sarjana, tapi juga memberi inspirasi bagi tum-

buh nya UKM-UKM baru di sekitar tempat tinggalnya.

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 37

Potensi UMKM

Foto

: pla

nte

rsej

ati.blo

gsp

ot.

com

Secara hitung-hitungan meng-

gunakan atap dari alang-alang

sama de ngan memasang atap

genteng kelas satu. Tapi bagi

mereka yang perduli akan ling-kungan dan kein-

dahan estetika, atap alang-alang

menjadi pilihan terbaik. Setelah agak kental, tambah Lilis, ramuan ditiriskan.

Ramuan kemudian dimasukan ke botol dan diberi merek lalu siap untuk dijual. Minuman semakin laris di musim penghujan. Saat ini pelanggan sirup alang-alang tersebar di Ungaran, Salatiga, dan Semarang. Harga sirup alang-alang sekitar Rp 8 ribu hingga Rp 13 ribu per botol. Keuntungan Lilis berlipat mengingat pesanan terus meningkaat.

CARA LAIN MENDULANG UANGDARI ALANG-ALANG

Alang-alang atau ilalang adalah sejeni tumbuhan perdu yang dalam, bahasa latin disebut Imperata cylindrical. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Gramineae atau Poaceae, salah satu jenis gulma herba dengan akar rimpang merayap di bawah tanah. Selama ini, alang-alang dipandang sebagai tumbuhan liar yang mengganggu pemandangan. Kalau pun bisa difungsikan, paling hanya untuk makanan ternak.

Namun tidak begitu bagi Zakky, seorang pengusaha atap alang-alang dari Bali. Bagi Zaki, alang-alang menjadi sumber penghidupan dirinya dan k e l u a r g a n y a .

“Sudah lima tahun saya menjadi suplier atap alang-alang. Dulu saya kerja sendiri tapi sekarang sudah ada 15 orang pekerja saya,” ujar Zakky kepada Info PDN.

Dengan modal 10 juta Zakky mengawali usahanya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun modal itu sudah kembali. Setelah dikurangi biaya-biaya pekerja dan lain-lain, saat ini Zakky bisa menerima penghasilan 5 juta per bulan dari menjual atap alang-alang.

Bisni Zakky dilakukan pula oleh seorang pengusa online Muhammad Rajasa. Bedanya, Rajasa menjual atap alang-alang secara online melalui websitenya yang beralamat di Warung Arsitektur on line. “Sekarang ini banyak orang yang peduli terhadap slogan Go Green. Karena itu permintaan akan rumah atau tempat tinggal yang dekat dengan alam mulai marak,” tuturnya

menjelaskan prospek dari bisnisnya.

“Padahal, secara hitung-hitungan menggunakan atap dari alang-alang sama dengan memasang atap genteng kelas satu. Tapi bagi mereka yang perduli akan lingkungan dan keindahan estetika,

atap alang-alang menjadi pilihan terbaik,” imbuhnya. Bagi pencari atap alang-alang, primadonanya

adalah atap alang-alang dari Bali dan d a r i Lombok. Keduanya memiliki

perbedaan. Alang-alang dari Lombok memiliki warna yang lebih

bagus, yakni sedikit putih dan lebih panjang, sementara

alang-alang dari Bali berwarna kehitaman agak kecoklatan. Namun,

dari segi kekuatan alang-alang Bali lebih kuat. (Dc/AMF)

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201138

Budidaya

Kab. Maluku Tenggara menyimpan kekayaan alam yang tak terkira. Sebagai wilayah kepulauan, lautnya menawarkan sekian banyak flora dan fauna untuk diberdayakan nilai ekonominya. Banyak orang gemas setelah melihatnya dengan kasat mata.

Senyum Cerah Senyum Cerah Maluku TenggaraMaluku Tenggara(Optimis Menjadi Ikon Budidaya Rumput Laut Terbesar di Indonesia)

Terpencil dan kurang populer. Kesan ini muncul di benak setiap orang yang mendengar nama Maluku

Tenggara yang beribukota di sebuah kota kecil bernama Tual. Padahal, Kabupaten ini sangat kaya raya. Postur kawasannya pun menawan. Berbentuk satu gugusan kepulauan yang terdiri dari 2 kepulauan: 1) Kepulauan Kei Kecil terdiri dari 98 buah pulau, dan 2) Kepulauan Kei Besar terdiri dari 21 buah pulau.

Dari kacamata sejarah, nama beberapa

daerah di Maluku Tenggara (Malra) ini sebenarnya juga pernah mashur di telinga orang Indonesia dan mancanegara. Aru misalnya, kepulauan ini pernah menjadi daerah incaran para petualang dari berbagai penjuru dunia.

Ada cerita bahwa dahulu kala penduduk Aru sering menjual burung cendrawasih tanpa kaki kepada pelaut-pelaut asing yang singgah di sana. Singkat kata, burung yang unik itu pun menjadi legenda. Bahkan, segolongan orang dari Eropa meyakini bu rung itu berasal

dari surga, karena ia kawin dan bertelur di awan. Hal ini terungkap da lam buku catatan seorang ahli botani dan taksonomi bernama Carolus Linnaeus (1707-1778).

Dalam catatannya itu, Linnaeus menyebut burung tersebut Paradisaea apoda, yang berarti burung surga tak berkaki. Catatan ini pula yang kemudian membulatkan te kad kakak beradik Blair dari Inggris untuk mampir ke kepulauan ini ketika melaukan pelayaran selama 9 bulan di Indonesia pada tahun 1973. Kisah yang termaktub dalam buku “Ring of Fire” (1988) ini, disebutkan bah wa salah satu misi utama petualangan mereka adalah membuktikan pesona cendrawasih.

Itulah kisah manis masa lampau Maluku

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 39

Daerah UnggulanDaerah Unggulan

Tenggara yang saat ini berpenduduk 192.953 Jiwa dengan luas wilayah sebesar ± 4.676 Km2. Yang menarik, luas lautnya ± 7,6 kali luas daratannya. Perlu diketahui, dari 119 pulau yang ada, saat ini 100 pulau di antaranya sudah berpenghuni dan 19 sisa-nya masih ‘perawan’, alias belum terhuni.

Memang, secara geografi s letaknya cukup jauh dan terpencil dari Kota Ambon, sebagai ibu kota Provinsi Maluku. Kondisi ini membuat adanya daerah-daerah ini mengalami perubahan status wilayah ad-mi nistratifnya sebagai upaya untuk me-ngatasi hambatan komunikasi dan pela-yanan publik yang mendukung proses pembangunannya.

Dalam sejarah NKRI, daerah-daerah di Maluku Tenggara yang pernah menjadi Residentie de Zuid Molukken ini resmi menjadi bagian dari Maluku Selatan bersama Maluku Tengah dan Kota Ambon, dengan status kabupaten pada 17 Agustus 1945.Kemudian, melalui Sidang Dewan Maluku Selatan (1950-1951), Maluku Selatan dibagi menjadi Maluku Tengah dan Maluku Tenggara. Pada tahun 1957 Maluku Tenggara menjadi Daerah Swatantra Tingkat II dengan ibu kota Tual, dan baru di tahun 1974 resmi menjadi kabupaten dengan delapan kecamatan, Pulau-pulau Terselatan, Letti Moa Lakor, Pulau-pulau Babar, Tanimbar Selatan, Tanimbar Utara, Kei Kecil, Kei Besar, dan Pulau-pulau Aru Agar pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan lebih baik lagi.

Terakhir kali, di tahun 1999 pemerintah menetapkan pembentukan Kabupaten Maluku Tenggara Barat melalui Undang-Undang (UU) Nomor 46 Tahun 1999 dan UU No 6/2000. Sejak itu, Maluku Tenggara menjadi kabupaten yang hanya meliputi tiga kecamatan-Kei Besar, Kei Kecil, dan Pulau-pulau Aru.

MENGINTIP KEKAYAAN MALRA

Sangat kaya dan potensial untuk dikem-bangkan. Itulah Malra yang sebenarnya. Tercatat, selama periode 2005-2009 ekonomi Maluku Tenggara mengalami pertumbuhan yang cenderung meningkat dan stabil, yaitu dari 3,3 persen pada tahun 2005 hingga mencapai 4.8 persen pada tahun 2009 (pernah mencapai nilai tertinggi

pada tahun 2006 sebesar 5.10 persen dan 2007 sebesar 5.0 persen). Tingginya pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh pada semua sektor.

Salah satu sumber utama penggerak eko-nomi Malra adalah Laut berikut kekayaan flora dan faunanya. Pasalnya, sebagai daerah yang mayoritas wilayahnya adalah lautan, maka sektor yang paling berperan dalam kegiatan ekonomi Malra selama ini adalah sektor perikanan.

Pendapatan dari sektor ini terus meningkat tiap tahunnya. Bila pada tahun 1996, sum-bangan perikanannya dilaporkan sebesar 16,81 persen, maka pada tahun 1999 lalu sektor ini telah mencatat pe ningkatan sumbangan hingga 21,15 persen. Ada beberapa jenis ikan andalan dari daerah ini. Diantaranya adalah ikan cucut, lencan, kuwe, dan tenggiri. Ada-pun dari hasil laut non ikan, te ri pang lola dan siput mu-tiara berperan menjadi pro-duk andalan yang cukup potensial secara ekonomi.

Sebagai perhatian, komo-diti ikan laut ini juga te-ngah terancam polusi air laut yang terjadi akibat pe ru sakan terumbu ka-rang dan kegiatan p e n a n g k a p a n ikan hidup de-ngan bahan ki-mia dan bom. Se lain itu, juga dikarenakan kian banyaknya invasi oleh kapal-kapal asing yang dengan bebas masuk dan mengambil ikan terutama di daerah Kei Kecil dengan pola tangkap jaring.

Adapun untuk mutiara, Maluku Tenggara sejak dahulu kala memiliki hasil dan corak kerang mutiara yang paling dicari oleh pasar mutiara dunia. Sampai sekarang kebutuhan dunia terhadap mutiara Malra ini belum bisa terpenuhi. Itu artinya pasar bagi mutiara masih sangat terbuka luas. Dengan sedikit ketalatenan dan ketekunan, budidaya mutiara ini ke depan akan

menghasilkan pundi-pundi emas yang besar.

Indonesia dikenal sebagai penghasil mutiara jenis South Sea Pearl, dan jenis ini dihasilkan oleh laut Maluku Tenggara. Bahkan, untuk mutiara jenis ini, Indonesia menduduki posisi teratas sebagai penghasil mutiara South Sea Pearl, disusul Australia, Filipina dan Myanmar. Sayangnya soal harga Indonesia berada diperingkat ketiga setelah Australia dan Myanmar. Hal menandakan bahwa Indonesia baru berhasil memproduksi mutiara dalam jumlah yang besar, tapi kualitas mutiaranya

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201140

masih tergolong rendah.

Kepulauan Kei Maluku Tenggara adalah satu incaran pengusaha mutiara dunia, terutama dari negara Jepang. Satu yang harus terus diusahakan bagi Kabupaten Maluku Tenggara untuk menjadikan Ka-bu patennya sebagai penghasil Mutiara adalah terus malakukan pelatihan bagi para pembudidaya yang sudah ada di Ka bupaten Maluku Tenggara. Dari pela-ti han ini, diharapkan bisa muncul para pelaku pengusaha budidaya Mutiara yang handal dan peduli akan keberlangsungan usahanya.

Selain dari sektor perikanan, keindahan dan kekayaan alam Malra juga manjadi berpotensi besar sebagai produk pariwisata andalan Indonesia di masa yang akan da-tang. Tinggal butuh sentuhan dan krea-

tifitas dari pelbagai pihak terkait yang peduli terhadapnya. Sejak lama warga Malra berharap potensi wisata daerahnya ini dioptimalkan untuk mendukung kegia-tan ekonomi Maluku Tenggara.

Banyaknya pantai yang indah merupakan aset alamiah yang patut dilirik keindahannya sebagai potensi pendulang pendapatan daerah. Demikian juga dengan beraneka macam fauna khas Malra semisal burung cendrawasih, nuri, dugong, penyu hijau, dan kanguru kecil, juga sangat berpotensi untuk diberdayakan sebagai obyek wisata.

Dari sektor pertanian, daerah-daerah Maluku Tenggara dikenal sangat subur dan cocok untuk pengembangan pohon kelapa. Selama ini, kelapa sudah cukup dikenal sebagai hasil utama daerah ini selain umbi-umbian.

POTENSI UNGGULAN

Selain mutiara, potensi rumput laut Malra juga tak kalah potensialnya. Bahkan, di banding mutiara, komoditas rumput laut lebih unggul dari aspek nilai tambah sosial, aspek geografi s dan SDA. Fakta inilah yang menjadikan pemerintah memberkan dukungan penuh agar rumput laut menjadi komoditas unggulan daerah Kabupaten Maluku Tenggara yang akan menjadi dasar pengembangan kompetensi inti industri daerah Kabupaten Maluku Tenggara.

Menurut catatan Pemkab Malra, luas lahan budidaya rumput laut yang telah di pergunakan oleh masyarakat seluas 2500 Ha atau 25000 Km² atau 70,4% dari luas perairan kabupaten Maluku Tenggara. Ini menunjukkan bahwa peluang untuk mengembangkan usaha rumput laut oleh masyarakat petani budidaya rumput laut masih sangat terbuka karena masih tersisa 29,6% atau 10.537,6 Km².

Sementara itu, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor budidaya rumput laut sampai saat ini mencapai 30.000 orang atau sekitar 30 % dari jumlah penduduk Malra. Karenanya, pemerintah setempat dengan dukungan pemerintah pusat telah memprogramkan Kepulauan Maluku Tenggara sebagai sentra pengembangan dan budidaya rumput laut skala besar guna memenuhi kebutuhan ekspor nasional.

Pengembangan industri rumput laut di kabupaten Maluku Tenggara selama ini masih terfokus pada industri rumah tangga (home industri), di mana setiap keluarga yang terdiri dari: bapak, ibu dan anak-anak merupakan satu unit usaha, yang bersama-sama berpartisipasi dalam peningkatan pendapatan keluarga. Program ini pun telah terlihat hasil nyatanya. Sejumlah industri rumah tangga telah berhasil mem produksi makanan jadi seperti: sirup rumput laut, jus rumput laut, dodol rumput laut, kerupuk rumput laut, manisan, dan kue donat rumput laut, dengan menggunakan peralatan sederhana.

Menurut Deputi Kementerian Pemba-ngunan Daerah Tertinggal (PDT) Bi dang Pengembangan Sumberdaya, Jama-luddien Malik, di Ambon, beberapa wak-tu lalu, seluruh wilayah di kepulauan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2005-2009

DeskripsiRealisasi (%)

2005 2006 2007 2008 2009 Pertumbuhan Ekonomi Maluku Tenggara 3.3 5.1 5,0 4,62 4,81. Pertanian 2.9 3.2 3,6 3,2 3,32. Pertambangan dan Penggalian 5.3 5.4 7,8 6,7 6,53. Industri Pengolahan 3.3 4.0 4,6 5,8 6,24. Listrik dan air bersih 6.1 5.7 6.5 5.2 5.25. Bangunan 5. 5 6. 8 8,9 7,9 8,06. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.6 6.8 6,2 6,1 6,67. Angkutan dan komunikasi 4.4 8.0 5.6 6.7 6.48. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3.3 3.6 3.7 3.8 3.79. Jasa-Jasa 3.1 6.3 5,9 5,1 4,8Sumber : BPS Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2009

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 41

Daerah Unggulan

Maluku Tenggara akan dijadikan pusat pengembangan dan budidaya dan industri rumput laut skala besar di Indonesia Timur. Sebab, secara geografi s, wilayah kepulauan Maluku Tenggara memiliki banyak teluk dan sangat cocok sebagai lahan budidaya rumput laut.

Berdasarkan laporan Pemkab Malra, rata-rata total produksi rumput laut Kering ka bu-paten Maluku Tenggara permusim (45) hari di tahun 2009 mencapai 521 ton. Lalu, pada tahun 2010 diperkirakan menjadi 600 ton. Namun, di luar dugaan, pada tahun tersebut kenyataannya mencapai 1.220 ton. Melihat potensi tersebut, Pemerintah Kab Malra tengah mempersiapkan diri untuk mem-bangun sebuah pabrik pengolahan rum put laut menjadi tepung keragenan (ATC Chips dan Semi Refi ned Kappa Carrageenan).

Ada beberapa faktor yang membuat pro-

gram ini layak diperhitungkan. Pertama, kesuksesan pelaksaan program KUR (Kredit Usaha Rakyat) kepada para petani rumput laut. Dilaporkan, melalui program KUR perbankan telah merealisir kredit sebesar 9 milyar pada awal tahun 2011. Jumlah ini meningkat tajam dari nilai yang dikucurkan pada tahun 2010, yaitu sebesar 7,6 Milyar. Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Menciptakan Iklim Investasi

Kedua, kebijakan Pemerintah Daerah dalam menciptakan iklim investasi. Dalam hal ini, pemerintah daerah telah mengajak pihak swasta maupun pembeli rumput laut dari luar daerah untuk bergabung dalam pembentukan asosiasi pedagang rumput laut agar menjaga stabilitas harga, kualitas produk, bergabung dalam pelaksanaan implementasi roadmap pengembangan rumput laut sehingga arah kebijakan dapat mencapai saran. Tentunya roadmap yang di terapkan sesuai dengan kondisi lingkungan secara srategik dan disesuaikan dengan sarana dan infrastruktur yang tersedia.

Ketiga, potensi bahan daerah sekitar Ka-bupaten Maluku Tenggara. Daerah se-ki tar yang akan mampu mendukung ba han baku untuk industri karagenan (40 ton/hari) adalah: Kota Tual dengan luas areal budidaya mencapai 750 Hektar dengan produksi pertahun di perkirakan 1000 Ton kering, Kabupaten Aru, Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya

Sumber: Perkembangan Pasar Dunia Komoditas Olahan Rumput laut dari Dua Produsen Besar Dunia (Jasuda.net, 2008)

yang semuanya adalah daerah pemekaran dari kabupaten induk Maluku Tenggara.

Keempat, prospek dan potensi di pasar dunia terhadap komoditas olahan rumput laut berupa tepung karagenan sangat menjanjikan dan produsen terbesar peng-hasil rumput laut saat ini yang cenderung meningkat adalah Indonesia. Selanjutnya seperti diketahui konsumsi tepung karage-nan lebih banyak untuk konsumsi ekspor dibandingkan dengan konsumsi lokal.

Menurut rencana, kawasan industri lo-kasi pabrik pengolahan rumput laut akan dipusatkan di daerah Ohoi Letvuan dengan kesiapan penyerahan lahan oleh masyarakat dalam bentuk hibah. Luasnya, saat ini sudah mencapai 5 Ha. Dari luas tersebut, 2 Ha akan dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan Depo rumput laut yang akan di bangun oleh Kementrian Kelautan Perikanan.

Wakil Bupati Malra, Drs M Yunus Serang, mengatakan bahwa walaupun kompetensi inti industri dari komuditas unggulan rumput laut adalah tepung Keragenan, namun tidak tertutup kemungkinan rum-put laut tersebut dapat diolah menjadi ber bagai jenis bahan makanan, antara lain berupa sirup dan minuman segar.

Makanya, kabar terbaru menyebutkan, Maluku Tenggara juga seudah berhasil mengembangkan sebuah produk minuman

segar dari rumput laut. Produk ini dimotori produksinya oleh Koperasi Evav Sejahtera (KES),milik pemerintah kabupaten Maluku Tenggara. Minuman segar yang diproduksi dari hasil budidaya rumput laut mereka ini disebut Agarfi t.

Pada kesempatan kegiatan perdana Loun-ching produk minuman agarfi t ini, Bupati Maluku Tenggara Ir Anderias Rentanubun dalam sambutannya yang dibacakan oleh wakil Bupati Maluku Tenggara Drs M Yunus Serang, menyatakan bahwa Rumput Laut adalah komuditas ungulan Kabupaten Maluku Tenggara melalui studi dan penelitian khusus yang dilakukan atas kerja sama Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara dengan menggunakan jasa Konsultan para ahli dari Perguruan Tinggi.

Singkat certa, komoditas rumput laut dari Indonesia, khususnya yang menjadi unggulan Kabupaten Maluku Tenggara memiliki prospek pengembangan dan potensi pasar yang sangat besar, sehingga layak untuk dijadikan dasar pengembangan kompetensi inti industri daerah Kabupaten Maluku Tenggara.

Maka, dengan semua itu Kabupaten Maluku Tenggara optimis bisa menjadi Ikon budidaya dan pengolahan hasil laut, khususnya rumput laut terbaik dan terbesar di wilayah timur Indonesia. Semoga sukses dan jaya! (Dc/AMF)

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201142

Daerah Unggulan

Kendari Werk:Kendari Werk:

Kerajinan Kerajinan Perak Perak Berkelas Berkelas DuniaDuniaKemilau kerajinan perak khas Kendari ini cukup lama tenggelam. Padahal, nilai ekonominya cukup menjanjikan. Keunggulan kompetitifnya pun berani diadu di pasar perhiasan dunia.

suku-suku setempat untuk menghadiri acara-acara adat.

MENDUNIA KARENA KEUNGGULANNYA

Kendari Werk yang berarti “Karya Kendari” adalah sebuah istilah dari Bahasa Belanda yang melekat sebagai “brand’ atau merek kerajinan perak khas Kendari di pasar dunia. Kenyataan ini pun menunjukkan satu fakta bahwa kejayaannya di pentas dunia juga tak lepas dari peran para tentara kolonial Belanda yang mengenalkanya kepada masyarakat Eropa pada waktu itu.

Meski demikian, sebuah merek tak akan mampu bersaing bila tak dukung de-ngan nilai lebih yang membuatnya bisa di andalkan. Itulah yang terjadi pa da Ken dari Werk. Perpaduan antara keung-gulan mutu dan jaringan pasarnya saat itu membuatnya bisa bersaing. Dari segi mutu, produk kerajinan perak Kendari ini terkenal dengan kerapian, keindahan, keanggunan, dan kehalusannya.

Selain itu, produk-produk Kendari Werk juga memiliki ciri khas motif tersendiri dengan berbagai macam rupanya. Yakni,

FOTO

-FO

TO: A

GU

S BA

CH

TIAR

Bertumpu pada kekuatan seni budaya yang eksotis dan berestetika. Inilah keunggulan kompetitif yang dimiliki

oleh kerajinan perak kendari, atau lebih dikenal dengan Kendari Werk, sebuah produk kreatif khas Kendari yang sempat mengharumkan nama In donesia di pentas pa sar perhiasan dunia.

Tak tanggung-tang-gung, dua ratu besar di dunia ini pernah ke-pin cut dengannya. Sebuah do kumen sejarah menye-but kan, Ratu Elizabeth dari Inggris sangat terpesona ma nakala menyaksikan ke-indahan kerajinan perak Kendari. Makanya, ia pun memesan se buah kereta kencana untuk menjadi ken daraan kebanggaannya. Kemudian, Ratu Wilhelmina dari Belan da memesan piring perak untuk menghi-dangkan kue-kue di setiap pesta-pesta kebesarannya.

Bahkan, sebagai wujud ketakjubannya, Ratu Wilhelmina waktu itu sempat mengirimkan piagam penghargaan kepada Jie A Woi, si

pengrajin yang mengerjakan pesanannya itu. Jie A Woi sendiri adalah seorang ke tu-runan China dari Provinsi Kwang Tong.

Orang ini pula yang pertamakali menge-nal kan dan mengembangkan kerajinan

perak ini di Kendari.

Alkisah, ia datang ke Ken-dari pada awal abad ke-XIX dan kemudian mengem bangkan

kerajainan perak ini bersama keluarganya. Ko-non, Jie A Woi memulai usaha ini karena terinspirasi oleh seekor laba-laba yang sedang membuat sarang-

nya. Ia kemudian melakukan cara yang sama dalam menciptakan aneka

jenis perhiasan perak.

Seiring dengan waktu, kreatifitas Jie A Woi pun mulai digemari banyak orang. Kemudian, ia menularkan ketrampilannya itu kepada warga yang lain. Singkat ce-rita, kampung tempatnya berdomisili pun menjadi sentra kerajinan perak yang menjadi penyuplai kebutuhan perhiasan perak yang sering dipakai kaum perempuan

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 43

Produk Unggulan

motif bunga berukuran kecil, se perti bunga anggrek dan mawar yang kemudian dirangkai mengikuti alur menyerupai sarang laba-laba. Dan ada satu faktor lagi yang membuat Kendari Werk diburu banyak penggemar perhia san, yaitu keunikan hasilnya yang betul-betul hasil kerajinan tangan murni. Pa salnya, semua produk kerajinan perak Kendari ini dikerjakan se-cara manual tanpa menggunakan kaca pembesar atau peralatan canggih lainnya.

Itulah sepenggal kisah kejayaan Kendari Werk yang sempat diraihnya pada per-te ngahan abad ke-XIX lalu. Sejarah men-catat, setelah kemerdekaan RI, tahun 1945, keharuman Kendari Werk pun kian surut dan tak terdengar lagi debutnya. Tak hanya itu, pamor Kendari, Sulawesi Teng gara sebagai sentra kerajinan pe rak pun tak dikenal lagi. Sebab, para peng rajinnya yang cukup banyak lambat laun menghilang dikarenakan kesulitan bahan baku

Namun, di tengah kabar duka tersebut, ada sebuah kabar baik yang menyebutkan bahwa sejumlah pengrajin tak putus asa. Mereka berhijrah ke Makassar untuk me-ngem bangkan usahanya. Bahkan, demi melestarikan kebesaran nama Kendari Werk, produk yang mereka hasilkan waktu itu tetap menyandang nama Kendari Werk hingga saat ini.

Di tempat barunya ini, Kendari Werk kem bali bergairah dan perlahan-lahan memperlihatkan kemilaunya kembali. Bersamaan dengan pertumbuhannya itu, Kendari Werk versi Makassar juga me-ngalami perkembangan dari segi va rian produk. Di antara produk yang se ring mereka buat saat ini adalah bros, anting, gelang cincin, kalung, atau hiasan miniatur.

PULANG KAMPUNG DAN BERTEKAD MENDUNIA LAGI

Tahun 1980 merupakan tahun yang sangat bersejarah bagi kebangkitan kembali Ken-dari Werk. Pada pertengahan tahun tersebut, Pemerintah Provinsi Sultra me ngun dang beberapa perajin-perajin Kendari Werk dari Makassar, Sulawesi Selatan, untuk melatih perajin-perajin lokal Kendari.

Sejak itu pula pemprov aktif mengadakan pelatihan dan promosi Kendari Werk guna

mengembalikan kejayaan Kendari Werk dan citra Kendari sebagai sentra peng-rajin perak di Indonesia. Semua kegiatan tersebut, dipusatkan di Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sultra. “Se-karang ini, di Dekranasda ada 18 peng rajin. Tempat ini kami jadikan sebagai pusat workshop bagi para pengrajin. Dengan begitu, para pengunjung bukan hanya bisa membeli perhiasan dan aksesoris Kendari Werk langsung dari pengrajinnya tapi juga melihat secara langsung proses kerajinan Kendari werk itu sendiri,” papar Dra. Herawati Muchlisi, Penanggung Jawab Dekranasda Provinsi Sultra.

Upaya menghidupkan sumber ekonomi yang sempat melegenda ini ternyata mendapat sambutan hangat dari Dinas Perindagkop dan UMKM kota Kendari. Mereka pun terlihat aktif dalam program ini. “Pengrajin binaan Disperindagkop dan UMKM Kota Kendari saat ini ada 3 kelompok dengan total pengrajin ada 17 orang,” ungkap Syukur, pegawai Prindagkop dan UMKM kota Kendari kepada Info PDN.

Menurut Syukur, permasalahan mendasar

dari pengembangan Kendari Werk adalah terbatasnya permodalan para pengrajin. Dalam rangka mengatasi hal tersebut, Diperindagkop berupaya memberikan bantuan peralatan dan bantuan bahan baku. Masalah lain yang juga tengah seirus diupayakan oleh Dekransda mau-pun Peridagkop kota Kendari adalah me-ningkatkan ketrampilan para perajin, yakni dengan mengadakan beberapa pelatihan keterampilan dan program magang ke daerah di luar Kendari.

Soal pasar, meski jangkauan Kendari Werk saat ini masih sebatas lokal dan Na-sio nal, Herwati yakin bahwa tidak lama lagi Kendari Werk akan kembali berjaya. “Kwalitas produk yang dihasilkan Kendari Werk sangat bagus dan memiliki keunikan tersendiri, yaitu dikerjakan secara manual. Jadi, produk kami memiliki sentuhan art yang lebih orisinil,” ungkapnya.

Dalam rangka mengembangkan jaringan pasar Kendari Werk, Dekranasda Kendari juga aktif melakukan promosi. Yakni, dengan mengikuti pameran di tingkat daerah, Nasional dan Internasional. Bah kan, saat ini Dekranasda telah membuka sebuah gerai khusus Kendari Werk di bandara.

Adapun dari segi produk, Herawati me-nye butkan bahwa saat ini produk yang dihasilkan para pengrajin Kendari tidak hanya terbatas pada Perak tapi juga da-lam bentuk Emas. Varian produknya pun semakin beragam, yakni ada cincin, anting-anting, bros, liontin, gelang, dan juga ada berbagai macam model miniatur kapal layar, kereta, dan alat transportasi lainnya.

Soal harga, boleh dibilang Kendari Werk cukup bersaing dan sangat variatif sesuai dengan tingkat kerumitan dan kombinasi hiasannya. Sebagai contoh, untuk cincin kecil dibandrol Rp 15.000/buah hingga Rp 20.000/buah, cincin stelan Rp 200.000/set hingga Rp 250.000/buah, bross Rp 30.000 hingga 50.000/set, dan tusuk konde Rp 20.000/set.

Meskipun demikian, Herawati menam-bahkan, bahwa Kendari Werk masih harus belajar banyak dalam soal design produk ke pengrajin-pengrajin serupa dari Bali maupun Jogya bila ingin benar-benar kuat di pasar nasional maupun internasional di masa yang akan datang. (Dc/AMF)

FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201144

Produk Unggulan

Mendag Pantau Kesiapan Ritel Menghadapi Lebaran 2011

MENTERI Perdagangan, Mari Elka Pangestu bersama Kepala Badan POM Kustantinah, Direjen SPK Nus Nuzulia Ishak, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Gunaryo dan Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar (TPBB) serta pengurus Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprisindo) hari ini (15/08) melakukan kunjungan lapangan ke Ranch Market/Food Hall di Grand Indonesia dan Hypermart JACC Thamrin City Jakarta. Kunjungan ini dalam rangka pengawasan terhadap peredaran produk pangan dan non dan untuk melihat langsung persiapan sektor ritel dalam menyediakan kebutuhan pokok masyarakat pada saat bulan puasa dan menjelang hari Raya Idul Fitri 2011.

Pada kunjungan lapangan kali ini juga dilakukan rapat koordinasi dengan para pelaku ritel. Dalam Rakor yang dilaksanakan di Thamrin City Mendag menyampaikan beberapa langkah yang dilakukan pemerintah selama puasa dan menjelang lebaran antara lain pembenanahan jalur distribusi pasokan utama hasil pertanian dari sentra-sentra produksi serta melaksanakan pasar murah bekerjasama dengan pelaku usaha untuk membantu meringankan beban masyarakat berpenghasilan rendah. (apn)

Pemerintah Kembali GelarPasar Rakyat di Cakung Barat

KEMENTERIAN Perdagangan yang diwakili Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Mardjoko bersama Gubernur Provinsi DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta Rey Madjid, serta disaksikan oleh para produsen bahan pokok, Senin (15/08) secara resmi kembali gelar Pasar Rakyat di Kelurahan Cakung Barat Jakarta Timur. Pelaksanan gelar pasar rakyat ini dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 15-16 Agustus 2011.

Pasar Rakyat digelar dalam rangka membantu penyediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga terjangkau. Kementerian Perdagangan

serta Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan di seluruh Indonesia telah, sedang dan akan terus melakukan kegiatan pasar murah bekerja sama dengan para pemangku kepentingan. (rdk)

Mendag Hadiri Pameran Seni Rupa Indonesia di Bazaar Art Jakarta

MENTERI Perdagangan Mari Elka Pangestu hadir dalam pembukaan pameran karya seni rupa terbesar Indonesia, Bazaar Art Jakarta 2011 yang diselenggarakan oleh majalah Bravacasa di Hotel Ritz Carlton, Pacifi c Place, Jakarta. Bazaar Art diselenggarakan oleh Harpers Bazaar, sedangkan casa baru Bravacasa.

Bazaar Art Jakarta yang berlangsung tanggal 3-7 Agustus 2011 menampilkan bentuk-bentuk seni kontemporer yang diangkat dan digelar oleh sejumlah galeri di Tanah Air.Dalam pameran ini juga banyak terdapat hasil karya seniman lokal, yang khususnya dapat dilihat di area100 persen Indonesia yang diperuntukkan bagi pendatang baru.Dalam sambutannya, Mendag mengatakan bahwa bangsa Indonesia harus bangga karena banyak masyarakatnya yang kreatif. Hal ini dapat dilihat dari produk yang berkualitas dan berkelas, sehingga tempat seperti Harrods di London, yang merupakan icon perbelanjaan dunia, dapat menerima produk Indonesia untuk dipromosikan di departement store tersebut.

Wamendag Pada Sarasehan Holtikultura dan Peternak Sapi Perah

WAKIL Menteri Perdagangan Mahendra Siregar, bersama Anggota DPR-RI, Ramadhan Pohan, Inspektur Jenderal Kemendag Eddy Suseno dan Direktur Utama PT. Sucofi ndo Arief Safari serta rombongan Kemendag, hari Jumat (29/07) melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, diterima oleh Bupati Ponorogo, Amin, beserta jajaran Pemda Ponorogo dan Pudak, pada acara Sarasehan Holtikultura dan Peternak Sapi Perah.

Acara ini yang merupakan wujud kepedulian

Pemerintah dalam rangka pengembangan potensi unggulan daerah untuk mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang menunjang pertumbuhan ekonomi daerah. (rdk)

Sekjen Resmikan Pojok Rakyatdan Bazaar Rakyat di Yogyakarta

SEKRETARIS Jenderal Kementerian Perdagangan, Ardiansyah Parman mewakili Menteri Perdagangan (27/7) memberikan sambutan pada Peresmian Pojok rakyat dan Bazaar Rakyat yang dibuka oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di Mal Ambarukmo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal berama-sama dengan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta dan Presiden Direktur PT. Carrefour Indonesia memberikan penghargaan terhadap lima UKM terpilih yang konsisten dalam berusaha dan bermitra dengan Carrefour. Sebanyak 17 UKM menjadi mitra Carrefour dari 74 UKM yang direncanakan akan bermitra dalam pojok rakyat dan bazaar rakyat Carrefour Yogyakarta.

Mendag MengunjungiRumah Potong Ayam di Bogor

MENTERI Perdagangan Mari Elka Pangestu didampingi oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Gunaryo dan Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Kon-sumen Nus Nuzulia Ishak, (18/7) mengunjungi Rumah Potong Ayam PT Ciomas Adisatwa di Parung, Bogor.

Setelah melakukan peninjauan, Mendag bersama Jajaran Kemendag melakukan rapat koordinasi dengan Asosiasi Pakan Ternak, Asosiasi Budidaya Ayam Ternak dan Asosiasi Peternak dan Pembersar Ayam. Dari rapat koordinasi tersebut diketahui bahwa sejauh ini stok daging ayam dan telur cukup aman meskipun ada kenaikan permintaan menjelang bulan puasa. Menurut Mendag telah dilakukan koordinasi dengan para peternak unggas untuk memastikan stok yang ada mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.”

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 45

Agenda

Kerak telor special

BULAN suci Ramadhan yang penuh rahmat,bukan saja mendatangkan keuntungan bagi umat Islam dalam meraih pahala sebanyak-banyaknya. Tapi juga dengan segala keistimewaannya, bulan Ramadhan pun selalu menebarkan berkah secara

materi termasuk bagi mereka para pedagang musiman yang menjajakan makanan dan minuman

sebagai menu untuk berbuka puasa.

Melihat jumlah penduduk ibukota Jakarta yang begitu padat. Serta tingkat kesibukan warga yang

begitu tinggi. Apalagi disetiap jam pulang kerja tidak sedikit warga Jakarta yang ingin pulang kerumah

lalu terjebak kemacetan berjam-jam akhirnya harus mencari takjil atau sajian untuk mensegerakan

berbuka puasa di perjalanan. Dari situasi inilah yang coba dimanfaat oleh para pedagang musiman untuk

meraih rezeki dibulan ramadhan dengan menjajakan aneka ragam takjil.

Seperti yang dilakukan Raniyati (37) pemilik usaha dekorasi di kawasan Mampang Perapatan Jakarta

Selatan. Dia mengaku. “Baru Ramadhan ini saya berjualan aneka “takjil”, pembelinya selain warga

sekitar juga para pengendara yang terjebak macet ”, ungkap Raniyati.

Legitnya jualan takjil juga dirasakan oleh artis senior Ida Leman, yang sudah tujuh Ramadhan ia ikut

melapak di bawah tenda pasar takjil di kawasan Bendungan Hilir. Menurut Ida Leman “Meski begitu

banyak pedagang yang menjual takjil di Benhil, tapi tetap lebih banyak pengunjung yang datang,

buktinya moctail special saya selalu diantri pembeli, dan Alhamdulillah selalu habis sebelum Adzan

Maghrib tiba”. tutur Ida Leman yang tengah kerepotan melayani pembeli.

Selain di Benhil, aneka ragam makanan minuman yang bisa ditemui seperti kolak, gorengan, kue basah,

es dawet, es cendol, dan sebagainya. Ada juga titik kawasan yang sudah eksis juga ramai dikunjungi warga setiap menjelang berbuka puasa diantara

dijalan Panjang Jakarta Barat, Blok M Jakarta Selatan, dan jalan Keramat Raya Pasar Senen yang terkenal dengan makanan Lemang ketan khas Minang yang

sebelum dijajakan dibakar dengan bambu.

Tampaknya bulan Ramadhan sudah dijadikan agenda rutin bagi para pedagang musiman yang menjual sajian untuk berbuka puasa. Hampir setiap tahun selalu bermunculan wajah-wajah baru yang coba

memetik keberkahan rezeki di bulan yang suci ini. Mereka itu sebagian besar adalah pedagang kecil yang coba menerapkan strategi mencari untung pada durasi

waktu perdagangan sesaat hanya dibatasi Adzan Maghrib dengan resiko makanan dan minuman yang

dijajakan menjadi kadaruasa. Sepertinya, hal itu tidak mematikan semangat mereka, justeru kalimat “Dapat

untung yang lumayan” lebih kentara terdengar.

Bulan Berkah Buat Pedagang Musiman

TEKS DAN FOTO : AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 201146

Frame

Menunggu pembeli Hujan bukan masalah

MAJALAH INFO PDN, AGUSTUS 2011 47

Diterbitkan Oleh :DIREKTORAT JENDERAL

PERDAGANGAN DALAM NEGERIhttp://ditjenpdn.kemendag.go.id

www.kemendag.go.id

Komoditas rumput laut dari Indonesia, khususnya yang menjadi unggulan Kab. Maluku Tenggaramemiliki prospek pengembangan dan potensi pasar yang sangat besar, sehingga layak untuk

dijadikan dasar pengembangan kompetensi inti industri daerah Kab. Maluku Tenggara.

KEMENTERIAN PERDAGANGANREPUBLIK INDONESIA