ditjen kebudayaan | kementerian pendidikan dan kebudayaan€¦ · author: nb 205 created date:...
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan telah menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017.
Laporan ini merupakan bagian dari upaya Direktorat Jenderal Kebudayaan
dalam rangka penguatan sistem akuntabilitas kinerja seperti tertuang dalam
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas pelaksanaan
kontrak kinerja yang telah diperjanjikan maupun pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya dalam membantu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk
menyelenggarakan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Laporan ini menyajikan target dan realisasi indikator kinerja sasaran program
(IKSP) Pelestarian Budaya yang digunakan untuk mengukur tingkat realisasi
kinerja sasaran program Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai
informasi maupun evaluasi kinerja serta dapat digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan dan pelaksanaan program dan kegiatan tahun yang akan datang.
Jakarta, Februari 2018
Direktur Jenderal Kebudayaan,
Hilmar Farid
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 1
Daftar Isi
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 1
IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................................................................... 5
BAB I ............................................................................................................................................................... 7
A. UMUM................................................................................................................................................................ 7 B. ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN ............................................................................ 10
C. DASAR HUKUM ……………………………………………………………………………………………………………………….……14
BAB II ............................................................................................................................................................ 17
A.RENCANA STRATEGIS ................................................................................................................................... 17 B.PERJANJIAN KINERJA .................................................................................................................................... 19
BAB III ........................................................................................................................................................... 21
A.CAPAIAN KINERJA ........................................................................................................................................ 21 B. REALISASI ANGGARAN ................................................................................................................................ 69
BAB IV ........................................................................................................................................................... 71
LAMPIRAN ................................................................................................................................................... 73
2 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Indikator Kinerja
Tabel 2 : Jumlah Pegawai PNS dan Non PNS Ditjen Kebudayaan
Tabel 3 : Sasaran Program
Tabel 4 : Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Tabel 5 : Target dan Realisasi Mata Budaya yang Dilestarikan
Tabel 6 : Pencatatan dan Penetapan Cagar Budaya Nasional
Tabel 7 : Penetapan Cagar Budaya Nasional Tahun 2017
Tabel 8 : Realisasi Revitalisasi Museum Tahun 2016
Tabel 9 : Realisasi Revitalisasi Museum Tahun 2017
Tabel 10 : Pembangunan Museum Tahun 2016
Tabel 11 : Pembangunan Museum Tahun 2017
Tabel 12 : Revitalisasi Cagar Budaya Tahun 2017
Tabel 13 : Revitalisasi Desa Adat Tahun 2017
Tabel 14 : Laboratoriun Seni dan Budaya Tahun 2017
Tabel 15 : Pencatatan dan Penetapan Warisan Budaya Tak benda
Tabel 16 : Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2017
Tabel 17 : Warisan Budaya Nasional dan Dunia Yang Dikelola
Tabel 18 : Kegiatan pelestarian nilai budaya Tahun 2017
Tabel 19 : Realisasi Pemberian Bantuan Pemerintah Tahun 2016
Tabel 20 : Realisasi Pemberian Bantuan Pemerintah Tahun 2017
Tabel 21 : Realisasi Karya Seni Rupa dan Koleksi Museum Yang Dikelola
Tahun 2017
Tabel 22 : Jumlah Negara Yang Menjalin Kerjasama dan Pertukaran Informasi
dengan Indonesia Tahun 2017
Tabel 23 : Perjanjian Kerjasama Negara-Negara di Luar Negeri
Tabel 24 : Kegiatan fasilitasi kebudayaan di luar negeri Tahun 2017
Tabel 25 : Fasilitasi dan Aktivasi di Rumah Budaya Indonesia Tahun 2017
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Kondisi Pegawai Direktorat Jenderal Kebudayaan
Grafik 2 : Pencatatan, Penetapan, dan Rekomendasi Cagar Budaya
Grafik 3 : Pencatatan dan Penetapan Warisan Budaya Takbenda
Grafik 4 : Target dan Realisasi Anggaran Tahun 2017
DAFTAR MATRIK
Matrik 1 : Mata Budaya
Matrik 2 : Realisasi Kinerja Sasaran Program Jumlah Mata Budaya Yang
Dilestarikan
Matrik 3 : Realisasi Kinerja Sasaran Program Jumlah Negara yang Menjalin
Kerjasama dan Pertukaran Informasi Budaya dengan Indonesia
Tahun 2017
4 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 5
Ikhtisar Eksekutif
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan Tahun 2017 berisi laporan capaian
kinerja (performance result) dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance
contract) selama tahun 2017 dengan mengacu pada Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 2015–2019 dan
kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Perjanjian kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2017 adalah berisi sasaran,
program dan kegiatan yang harus diimplementasikan sebagai jawaban atas kendala
dan permasalahan pelaksanaan Program Pelestarian Budaya, meliputi kegiatan
Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kesenian, Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan Tradisi, Sejarah, Warisan dan Diplomasi Budaya, Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya, Pengelolaan Permuseuman,
Pelestarian Nilai Budaya, Pelestarian Cagar Budaya, dan Pengembangan Galeri Nasional
Indonesia.
Realisasi sasaran Direktorat Jenderal Kebudayaan yang diukur dengan menggunakan
indikator kinerja sasaran program yang telah ditetapkan, sebagai berikut :
Tabel 1. Indikator Kinerja
NO.
SASARAN PROGRAM
INDIKATOR KINERJA
TAHUN 2017
TARGET REALISASI %
1
Meningkatnya Kesadaran
dan Pemahaman
Masyarakat akan
Keragaman Budaya
(Kebinekaan) untuk
Mendukung Terwujudnya
Karakter dan Jatidiri Bangsa
yang Memiliki Ketahanan
Budaya
Jumlah mata budaya
yang dilestarikan
91.332 114.873 125,78
Jumlah negara yang
menjalin hubungan
kerjasama dan
pertukaran informasi
budaya dengan
Indonesia
46 49 106,52
Berdasarkan tabel realisasi kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja sasaran
Program Pelestarian Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2017 yaitu
Meningkatnya Kesadaran dan Pemahaman Masyarakat akan Keragaman Budaya
(Kebinekaan) untuk Mendukung Terwujudnya Karakter dan Jatidiri Bangsa yang Memiliki
Ketahanan Budaya dengan target sebanyak 2 indikator kinerja sasaran program, yaitu:
jumlah mata budaya yang dilestarikan, dan jumlah negara yang menjalin hubungan
kerjasama dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia, dapat terealisasi melebihi
target yang ditetapkan.
Namun demikian pelaksanaan pelestarian budaya masih menghadapi beberapa
kendala di antaranya: masih rendahnya peran serta Pemerintah Daerah, pelaku usaha
swasta, dan masyarakat dalam pelestarian budaya, sehingga diperlukan upaya
peningkatan pelibatan Pemerintah Daerah dalam pelestarian budaya melalui
penyediaan regulasi bidang kebudayaan; pelibatan pelaku usaha dalam pelestarian
budaya melalui CSR (corporate social responsibility); dan penyadaran masyarakat akan
6 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
arti penting pelestarian budaya untuk mewujudkan manusia yang beradab melalui
sosialisasi dan pelibatan masyarakat.
Pelaksanaan diplomasi budaya dengan menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran
informasi budaya antara Indonesia dengan negara mitra masih menghadapi beberapa
kendala di antaranya: belum dipahaminya konsep diplomasi budaya; masih terbatasnya
sumber daya; dan belum terpetakannya sasaran diplomasi budaya dengan melihat
kepentingan Indonesia di antara negara-negara maju di dunia. Sehingga diperlukan
upaya untuk merumuskan ulang konsep diplomasi budaya dengan melibatkan banyak
stakeholders; meningkatkan sumber daya baik kualitas maupun kuantitas; dan menyusun
konsep kesepakatan bersama antar bangsa terkait dengan prioritas nasional.
Pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun
2017 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.927.057.813,000- berdasarkan Instruksi
Presiden RI Nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga
dalam Pelaksanaan APBN Tahun 2017, dilakukan selfblocking sebesar Rp 215.625.383.000,-
sehingga sisa anggaran sebesar Rp 1.711.432.430.000,- dapat terealisasi sebesar Rp
1.564.350.697.109,- atau 91,41 % lebih rendah dari target sebesar 94,25 %.
Peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tahun 2018 diprioritaskan
pada pemajuan budaya untuk mendukung prioritas nasional peningkatan pendidikan
karakter dengan melibatkan para pelaku budaya di antaranya: akademisi, maestro,
seniman, pegiat budaya, dan komunitas.
Peningkatan kinerja jumlah negara yang menjalin kerjasama dan pertukaran informasi
budaya, pada tahun 2018 diarahkan pada keberhasilan penyelenggaran even
internasional, aktivasi rumah budaya Indonesia, dan pengiriman misi kebudayaan ke
negara-negara mitra.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahkan bangsa Indonesia kekayaan atas
keragaman suku bangsa, adat istiadat, bahasa, pengetahuan dan teknologi lokal,
tradisi, kearifan lokal, dan seni. Keberagaman tersebut merupakan warisan budaya
bangsa bernilai luhur yang membentuk identitas bangsa di tengah dinamika
perkembangan dunia.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, pasal 32, ayat 1,
mengamanatkan bahwa “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
Kebudayaan Nasional Indonesia adalah keseluruhan proses dan hasil interaksi antar-
kebudayaan yang hidup dan berkembang di Indonesia. Perkembangan tersebut
bersifat dinamis, yang ditandai oleh adanya interaksi antar-kebudayaan baik di
dalam negeri maupun dengan budaya lain dari luar Indonesia dalam proses dinamika
perubahan dunia. Dalam konteks tersebut, bangsa Indonesia menghadapi berbagai
masalah, tantangan, dan peluang dalam memajukan Kebudayaan Nasional
Indonesia.
Untuk itu diperlukan langkah strategis berupa upaya pemajuan kebudayaan melalui
pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan, guna mewujudkan
masyarakat Indonesia sesuai prinsip “Trisakti” yang disampaikan oleh Ir. Soekarno
sebagai pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu: berdaulat secara politik,
berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang besar dan terluas di dunia,
memiliki berbagai keunggulan dan kekayaan yang tidak dimiliki oleh negara-negara
lainnya di dunia, baik berupa kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya
budayanya. Sebagai negara kepulauan tersebut, Indonesia dihuni lebih dari 300 suku
bangsa, serta memiliki 742 bahasa dan dialek. Keragaman etnik, bahasa dan dialek,
serta adat dan tradisi yang hidup dalam masyarakat secara lintas generasi tersebut
menjadikan Indonesia sebagai sebuah laboratorium antropologi terbesar di dunia.
Wujud karya budaya dalam bentuk warisan budaya juga memberikan gambaran
kekayaan yang luar biasa. Saat ini tercatat 123.357 peninggalan purbakala di
Indonesia berupa situs dan benda bergerak, sekitar 0,80% atau 981 tinggalan
purbakala telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Tentu jumlah tersebut akan masih
dapat bertambah lagi melalui proses penggalian, inventarisasi dan registrasi yang
terus dilakukan oleh Pemerintah. Di antara sejumlah besar peninggalan sejarah
tersebut paling tidak ada 4 yang telah diakui sebagai World Tangible Heritage Cultural
Sites (yaitu : Candi Borobudur dan Lingkungannya, Kompleks Candi Prambanan, Situs
Manusia Purba Sangiran, Bali Culture Landscape), kemudian 8 warisan budaya yang
telah diakui sebagai World Intangible Heritage Culture Elements, yaitu: Wayang Kulit -
8 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Masterpiece Of Humanity 2003, terinskripsi tahun 2008; Keris -Masterpiece Of The Oral
And Intangible Heritage Of Humanity 2006, terinskripsi tahun 2008; Batik Indonesia -
Intangible Culture Heritage Of Humanity 2009; Angklung - Intangible Culture Heritage
Of Humanity 2010; Tari Saman – 2011; Noken - 2012, 3 Genre Tari Tradisi Bali –
Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity - 2016, dan Pinisi:
Arts of Boatbuilding in South Sulawesi - Representative List of the Intangible Cultural
Heritage of Humanity,- 2017.
Kekayaan sumber daya budaya baik yang bersifat tangible (benda) dan intangible
(tak benda) yang dimiliki bangsa Indonesia tersebut dapat menjadi modal dasar yang
sangat penting dalam kerangka membangun bangsa dalam berbagai dimensinya.
Demikian halnya dalam konteks eksternal, posisi geostrategis Indonesia diharapkan
akan dapat berperan dalam membangun peradaban dunia yang lebih baik lagi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 telah mendaftar
sejumlah masalah atau kendala yang dewasa ini merintangi agenda pembangunan
kebudayaan nasional Indonesia. Daftar masalah tersebut terbagi ke dalam lima
bidang sebagai berikut:
1. Penguatan karakter dan jatidiri bangsa
i. Adanya kecenderungan menurunnya pemahaman, penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
ii. Menurunnya kualitas penggunaan bahasa Indonesia dan rasa cinta
terhadap produk dalam negeri
iii. Rendahnya kesadaran akan keberagaman budaya, nilai-nilai sejarah dan
kearifan lokal serta penghormatan terhadap adat, tradisi dan kepercayaan
iv. Menurunnya daya juang dan budaya kerja (etos kerja) serta sikap
tenggang rasa dan toleransi terhadap perbedaan yang dapat memicu
terjadinya konflik sosial
v. Menguatnya nilai-nilai primordialisme dan fundamentalisme yang dapat
mengancam disintegrasi bangsa
2. Peningkatan apresiasi seni dan kreativitas karya budaya
i. Adanya kecenderungan pengalihan ruang publik ke ruang privat yang
mengakibatkan terbatasnya ruang/wadah penyaluran aspirasi masyarakat
dan ekspresi inovasi karya budaya
ii. Belum optimalnya advokasi dan sosialisasi karya dan inovasi budaya
kepada masyarakat sehingga apresiasi terhadap hasil karya seni dan
inovator karya budaya belum optimal
iii. Terbatasnya regenerasi dan hasil inovasi karya budaya serta pemanfaatan
teknologi di dalam pengemasan karya budaya
iv. Terbatasnya HKI dan regulasi pasar yang mendukung karya seni dan
budaya
v. Belum optimalnya dokumentasi dan pengarsipan karya budaya
vi. Belum optimalnya pemberian penghargaan bagi maestro dan pelaku
budaya dalam rangka peningkatan apresiasi dan karya budaya
3. Pelestarian warisan budaya
i. Belum tersedianya basis data tentang warisan budaya bendawi dan non-
bendawi
ii. Belum tertatanya sistem registrasi nasional yang terpadu
iii. Terbatasnya upaya penggalian dan pemanfaatan nilai-nilai yang
terkandung dalam warisan budaya
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 9
iv. Belum ditetapkannya peraturan perundangan sebagai turunan UU No.
11/2010 tentang Cagar Budaya
v. Kurangnya apresiasi, pemahaman, komitmen dan kesadaran tentang arti
penting warisan budaya seperti situs, candi, istana, monumen dan tempat
bersejarah lainnya yang memiliki kandungan nilai luhur sebagai sarana
edukasi dan rekreasi yang dapat menginspirasi berkembangnya budaya
kreatif yang memiliki nilai ekonomi berkelanjutan
4. Peningkatan promosi, diplomasi dan pertukaran budaya
i. Terbatasnya pengetahuan masyarakat dunia tentang kekayaan budaya
Indonesia sehingga representasi budaya Indonesia di luar negeri dan
apresiasi terhadap kebudayaan Indonesia masih terbatas
ii. Terbatasnya pengetahuan masyarakat terhadap kekayaan budaya
antardaerah sehingga diperlukan promosi budaya untuk meningkatkan rasa
persatuan dan rasa bangga terhadap kekayaan budaya bangsa
iii. Belum adanya sertifikasi sebagai bukti keahlian bagi pelaku budaya
sehingga mengakibatkan terbatasnya keikutsertaan pelaku budaya dari
Indonesia pada even budaya di luar negeri
5. Pengembangan sumber daya kebudayaan
i. Terbatasnya SDM kebudayaan yang berkualitas, yang ditunjukkan oleh
belum adanya pemetaaan profesi dan standar kompetensi profesi,
terbatasnya jumlah, kompetensi dan persebaran SDM kebudayaan serta
tidak adanya regenerasi secara berkelanjutan terutama untuk bidang-
bidang yang membutuhkan keahlian khusus serta terbatasnya tenaga
dalam tatakelola di bidang kebudayaan baik di tingkat pusat maupun
daerah
ii. Belum optimalnya hasil penelitian dan pengembangan kebudayaan
iii. Terbatasnya sarana dan prasarana kebudayaan termasuk pemanfaatan
teknologi
iv. Terbatasnya dukungan peraturan perundangan kebudayaan
v. Belum tersedianya sistem pendataan kebudayaan yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan pengambilan kebijakan
vi. Belum optimalnya koordinasi antarinstansi di tingkat pusat dan daerah serta
belum optimalnya kerjasama antarpihak, yaitu pemerintah, swasta dan
masyarakat
Keseluruhan daftar masalah ini menggambarkan situasi nasional pembangunan
kebudayaan yang penuh tantangan. Panorama permasalahan ini merupakan isu
strategis (strategic issues) yang menunjukkan tugas besar yang diemban Direktorat
Jenderal Kebudayaan. Keseluruhan isu strategis tersebut dapat disarikan menjadi empat
permasalahan utama, sebagai berikut:
1. Kurangnya jumlah dan mutu SDM kebudayaan yang berperan aktif melestarikan
keragaman budaya bangsa serta memperdalam karakter dan jatidiri bangsa;
2. Kurang merata dan kurang berkeadilannya akses masyarakat pada ekspresi dan
kegiatan budaya;
3. Kurangnya kerjasama kebudayaan antardaerah serta antara Indonesia dengan
bangsa lain;
4. Kurangnya mutu tata kelola kelembagaan dalam kerja pelestarian budaya.
10 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Keempat permasalahan utama ini mencirikan kendala terbesar dalam agenda
pembangunan kebudayaan nasional. Penyelesaian atas keempat masalah tersebut
akan berarti pula penyelesaian seluruh masalah pembangunan kebudayaan yang
didaftar dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tahun 2017 berusaha untuk menjawab keempat
permasalahan tersebut dengan memprioritaskan pada 2 indikator kinerja sasaran
program, yaitu:
1. Jumlah mata budaya yang dilestarikan, yang diharapkan berdampak pada
peningkatan jumlah dan mutu SDM kebudayaan, pemerataan akses masyarakat, dan
tata kelola kelembagaan dalam kerja pelestarian kebudayaan;
2. Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran informasi budaya
dengan Indonesia, yang diharapkan berdampak pada peningkatan kerjasama
bidang kebudayaan antardaerah dan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
B. ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
Dalam perjalanan sejarahnya, kelembagaan kebudayaan di pemerintahan sejak
masa Reformasi hingga sekarang, harus mengalami beberapa kali perubahan
lingkungan kerja dengan dipindahkannya bidang kebudayaan dari lingkungan
pendidikan yang telah bersatu selama 55 tahun (1945-2000) ke lingkungan kerja
bidang pariwisata selama 11 tahun, dan di awal tahun 2012 berfusi kembali dengan
bidang pendidikan. Tentunya hal ini turut berpengaruh terhadap kinerja bidang
kebudayaan.
Sesuai hasil Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, melalui Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 59/P tahun 2011, sejak tanggal 19 Oktober 2011, Kementerian
Pendidikan Nasional berubah menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Urusan kebudayaan yang semula ada pada Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata berpindah ke Kementereian Pendidikan dan Kebudayaan. Seperti
diketahui, sejak tanggal itu Kembudpar sendiri berganti nama menjadi Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan keluarnya Keppres tersebut, Kemdikbud
menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 48 Tahun 2011 tentang Perubahan Penggunaan
Nama Kementerian Pendidikan Nasional Menjadi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Permen ini ditetapkan pada tanggal 24 Oktober 2011. Perubahan
nama ini secara struktural disertai dengan penambahan Direktorat Jenderal
Kebudayaan berikut unit-unit kerja di bawahnya.
Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 92 tahun 2011 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas,
dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, fungsi kebudayaan kembali disatukan
dengan fungsi pendidikan. Tentu saja ini bukanlah babak baru dalam dunia
pendidikan mengingat sebelumnya Kemdiknas adalah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (Depdikbud). Dengan kata lain Kemdikbud saat ini kembali ke wujud
awalnya.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 11
Salah satu alasan terjadinya perubahan tersebut adalah bahwa kebudayaan tidak
bisa dipisahkan dengan pendidikan. Pentingnya kedudukan kebudayaan dalam
pendidikan sudah disadari dan pernah diungkapkan oleh Mendiknas, Prof. Dr.
Bambang Sudibyo, M.BA dalam Semiloka "Arah Baru Pengembangan Ilmu
Pendidikan: Landasan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Berbudaya", yang
diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, pada tahun 2007.
Menurutnya, paradigma pendidikan harus diubah dari paradigma pengembangan
sumber daya manusia (SDM) menjadi pendidikan yang berbudaya. Dalam
paradigma pertama, manusia hanya dijadikan objek; sedangkan dalam paradigma
kedua, manusia menjadi subjek, manusia yang berbudaya tentunya. Mendudukkan
manusia menjadi suatu objek merupakan tindakan dehumanisasi, dan sekaligus
bertentangan dengan kodrat manusia yang sebenarnya.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014 -
2019, Direktorat Jenderal Kebudayaan berada di bawah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Peran strategis Direktorat Jenderal Kebudayaan diharapkan mampu melaksanakan
pembangunan kebudayaan nasional yang ditujukan untuk memperkuat jatidiri dan
karakter bangsa, menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme,
memberikan kontribusi terhadap pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Bab VI Pasal 472 sampai 614 menguraikan tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Direktorat Jenderal Kebudayaan. Direktorat Jenderal
Kebudayaan dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksaan kebijakan di
bidang kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya,
permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan lainnya.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Direktorat Jenderal
Kebudayaan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang kebudayaan, perfilman, kesenian, tradisi,
sejarah, cagr budaya, permuseuman, warisan budaya, dan kebudayaan
lainnya;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan dan pelestarian kesenian,
sejarah, dan tradisi;
c. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pemahaman nilai-nilai
kesejarahan dan wawasan kebangsaan;
d. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan lembaga kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, pengelolaan cagar budaya, warisan budaya nasional
12 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
dan dunia, dan museum nasional, pembinaan dan perizinan perfilman
nasional, promosi, diplomasi, dan pertukaran budaya antar daerah dan antar
negara, serta pembinaan dan pengembangan tenaga kebudayaan;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kebudayaan,
perfilman, kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan
budaya, dan kebudayaan lainnya;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kebudayaan, perfilman,
kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan
kebudayaan lainnya;
g. Pelaksaaan evaluasi dan pelaporan di bidang kebudayaan, perfilman,
kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, dan
kebudayaan lainnya;
h. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kebudayaan; dan
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
dibantu oleh satu Sekretariat Direktorat Jenderal dan lima Direktorat dengan tugas
masing-masing sebagai berikut:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan teknis dan administratif serta koordinasi pelaksanaan tugas unit
organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan.
b. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pelestarian cagar budaya dan permuseuman.
c. Direktorat Kesenian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan kesenian.
d. Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
Tradisi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
tradisi.
e. Direktorat Sejarah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang sejarah.
f. Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang warisan dan
diplomasi budaya.
Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
dibantu Unit Pelaksana Teknis, terdiri dari:
a. Unit Pelaksana Teknis Pelestarian Cagar Budaya
1. Balai Pelestarian Cagar Budaya Banda Aceh, dengan wilayah kerja: Provinsi
Aceh dan Sumatera Utara
2. Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat, dengan wilayah kerja:
Provinsi Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau
3. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi, dengan wilayah kerja: Provinsi
Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung
4. Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, dengan wilayah kerja: Provinsi
Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 13
5. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, dengan wilayah kerja Provinsi
Jawa Tengah
6. Balai Pelestarian Cagar Budaya D.I. Yogyakarta, dengan wilayah kerja:
Provinsi DI Yogyakarta
7. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur, dengan wilayah kerja Provinsi
Jawa Timur
8. Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali, dengan wilayah kerja: Provinsi Bali, NTT,
dan NTB
9. Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan, dengan wilayah kerja:
Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat
10. Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur, dengan wilayah kerja:
Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan
Selatan, dan Kalimantan Utara
11. Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo, dengan wilayah kerja: Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo
12. Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara, dengan wilayah kerja:
Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua
13. Balai Konservasi Borobudur
14. Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran
b. Unit Pelaksana Teknis Pelestarian Nilai Budaya
1. Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh, dengan wilayah kerja: Aceh dan
Provinsi Sumatera Utara
2. Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat, dengan wilayah kerja: Provinsi
Sumatera Barat, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Sumatera Selatan
3. Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau, dengan wilayah kerja:
Provinsi Kepullauan Riau, Provinsi Riau, provinsi Jambi, dan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
4. Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, dengan wilayah kerja: Provinsi
Jawa Barat, Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, dan Provinsi Lampung
5. Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, dengan wilayah kerja: D.I.
Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Jawa Tengah
6. Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, dengan wilayah kerja: Provinsi Bali,
Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur
7. Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat, dengan wilayah kerja:
Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan
Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, dan Provinsi Kalimantan Utara
8. Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan, dengan wilayah kerja:
Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Provinsi Sulawesi
Barat
9. Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Utara, dengan wilayah kerja: Provinsi
Sulawesi Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, dan Provinsi Gorontalo
10. Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku, dengan wilayah kerja: Provinsi
Maluku, dan Provinsi Maluku Utara
11. Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua, dengan wilayah kerja: Provinsi Papua,
dan Provinsi Papua Barat
14 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
c. Unit Pelaksana Teknis Permuseuman
1. Museum Nasional
2. Museum Kepresidenan Republik Indonesia
3. Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta
4. Museum Kebangkitan Nasional
5. Museum Perumusan Naskah Proklamasi
6. Museum Sumpah Pemuda
7. Museum Basuki Abdullah
d. Unit Pelaksana Teknis Galeri Nasional Indonesia
Untuk menjalankan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Kebudayaan didukung
dengan sumber daya manusia sebanyak 3.392 orang pegawai per 31 Desember
2017, dengan komposisi sebagai berikut.
Tabel 2.
Jumlah Pegawai PNS dan Non PNS Ditjen Kebudayaan
31 Desember 2017
No. Pegawai
PNS (org) % Non PNS (org)
1. Golongan IV 203 5.98
2. Golongan III 1.360 40.09
3. Golongan II 1.301 38,36
4. Golongan I 528 15,57
5. Juru Pelihara 1.794
Jumlah 3.392 100.00 1.794
Persentase kondisi pegawai Direktorat Jenderal Kebudayaan per golongan
kepangkatan, sebagaimana grafik berikut.
Grafik 1.
Kondisi Pegawai Direktorat Jenderal Kebudayaan
Pada 31 Desember 2017
Untuk melaksanakan tugas fungsional Direktorat Jenderal Kebudayaan juga didukung
Pegawai dengan Jabatan Fungsional Peneliti sebanyak 154 orang, terdiri dari: Peneliti
Pertama 38 orang, Peneliti Muda 43 orang, Peneliti Madya 63 orang, Peneliti Utama 10
orang. Sedangkan jumlah juru pelihara yang merupakan pekerja honorer sebanyak
1.785 orang, dengan tugas menjaga dan memelihara cagar budaya.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 15
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Direktorat Jenderal Kebudayaan sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai berikut.
C. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah menjadi Undang-undang;
3. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran
Negara Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4916);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman;
5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2017;
7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tetang Pemajuan Kebudayaan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
9. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi
Tahun 2010 – 2025;
10. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017;
11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara;
12. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi
Tahun 2015 – 2019;
16 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
14. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode
Tahun 2014 – 2019;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
16. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
17. Peraturan Menterian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 17
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Berdasarkan pada rumusan Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015 -
2019, maka dirumuskan Visi Pembangunan Kebudayaan di Indonesia oleh Direktorat
Jenderal Kebudayaan yaitu :
“TERBENTUKNYA INSAN DAN EKOSISTEM KEBUDAYAAN YANG BERKARAKTER
DENGAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”
Rumusan Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
INSAN KEBUDAYAAN :
Seluruh pemangku kepentingan bidang kebudayaan
yang meliputi pelaku budaya, pengelola budaya dan
masyarakat umum
EKOSISTEM KEBUDAYAAN :
(1) Sistem produksi (proses penciptaan dan pelestarian
karya budaya); (2) Sistem distribusi (proses penyebar-
luasan informasi dan gagasan terkait karya budaya); (3)
Sistem pertukaran (proses pelibatan masyarakat dalam
memaknai karya budaya), (4) Sistem konsumsi (proses
penyerapan makna karya budaya yang mendorong
kebutuhan akan penciptaan karya budaya)
BERKARAKTER :
Memiliki 8 (delapan) nilai :
1) Memiliki Integritas
2) Kreatif dan Inovatif
3) Inisiatif
4) Pembelajar
5) Menjunjung Meritokrasi
6) Terlibat Aktif
7) Tanpa Pamrih
8) Apresiatif
BERLANDASKAN
GOTONG ROYONG :
Mewujudkan sikap dan semangat kebersamaan oleh
banyak pihak secara sadar, sukarela, merasa turut
berkepentingan, serta dengan keinginan saling
menolong
Berdasarkan Visi Pembangunan Kebudayaan yang telah dijelaskan diatas, selanjutnya
Misi Pembangunan Kebudayaan dirumuskan sebagai berikut:
M1. MENINGKATKAN INSAN KEBUDAYAAN YANG BERKARAKTER DENGAN
BERLANDASKAN GOTONG ROYONG DALAM RANGKA PELESTARIAN DAN
PEMAJUAN KEBUDAYAAN
M2. MEWUJUDKAN EKOSISTEM KEBUDAYAAN YANG BERKARAKTER DENGAN
BERLANDASKAN GOTONG ROYONG ANTARA PEMERINTAH DAN PARA
PEMANGKU KEPENTINGAN
18 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Selanjutnya berdasarkan MISI Pembangunan Kebudayaan yang telah dijelaskan di atas,
maka TUJUAN Pembangunan Kebudayaan dirumuskan sebagai berikut:
T1. PENGUATAN PENGELOLAAN KEBUDAYAAN YANG BERORIENTASI PADA
PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN
T2. PENGUATAN INSAN DAN EKOSISTEM PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN
MELALUI PELESTARIAN DAN PEMAJUAN KEBUDAYAAN
T3. PENINGKATAN MUTU KELEMBAGAAN DALAM TATA KELOLA
KEBUDAYAAN
Selanjutnya berdasarkan MISI Pembangunan Kebudayaan yang telah dijelaskan di atas,
maka SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR SASARAN STRATEGIS Pembangunan
Kebudayaan dirumuskan sebagai berikut:
SS MENINGKATNYA MUTU, TATAKELOLA, KEBUDAYAAN DALAM
MEWUJUDKAN DAN MENDORONG PEMBANGUNAN YANG
BERKELANJUTAN
IKSS1 Jumlah regulasi di tingkat pusat dan propinsi yang terkait dengan
peningkatan mutu, tata kelola kebudayaan yang ditetapkan
IKSS2 Indeks Pembangunan Kebudayaan nasional mencapai kategori
sedang (skor 54,60)
Program Pelestarian Budaya
Program Pelestarian Budaya bertujuan untuk meningkatkan pelindungan,
pengembangan, pemanfaatan, dan diplomasi kebudayaan. Perincian Sasaran Program
dan Indikator Kinerja Sasaran Program Pelestarian Budaya, sebagai berikut:
Tabel 3. Sasaran Program
KODE SASARAN PROGRAM KODE INDIKATOR KINERJA SASARAN
PROGRAM (IKSP)
SP Meningkatnya kesadaran dan
pemahaman masyarakat akan
keragaman budaya (kebinekaan)
untuk mendukung terwujudnya
karakter dan jatidiri bangsa yang
memiliki ketahanan budaya
IKSP 1 Jumlah mata budaya
yang dilestarikan
IKSP 2 Jumlah negara yang
menjalin hubungan
kerjasama dan pertukaran
informasi budaya dengan
Indonesia
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 19
B. PERJANJIAN KINERJA
Amanah untuk menjalankan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam
rangka pembangunan kebudayaan dengan menggunakan anggaran APBN tahun 2017
mengacu kepada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2015-2019,
dan Rencana Kinerja Tahun 2017, dilakukan penetapan kinerja/kontrak kinerja Direktur
Jenderal Kebudayaan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dengan target
capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 4.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA
TAHUN 2017
TARGET ANGGARAN (Rp ribuan)
SP Meningkatnya kesadaran
dan pemahaman
masyarakat akan
keragaman budaya
(kebinekaan) untuk
mendukung terwujudnya
karakter dan jatidiri bangsa
yang memiliki ketahanan
budaya
IKSP 1: Jumlah mata budaya yang dilestarikan
91.332 782.691.573
IKSP 2: Jumlah negara yang
menjalin hubungan kerjasama
dan pertukaran informasi
budaya dengan Indonesia
46 68.644.000
Untuk mencapai sasaran program dan target kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan
sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2017, dengan
menetapkan satu sasaran program yang perealisasinya didukung oleh 2 indikator kinerja,
sebagai berikut:
a. Mata budaya yang dilestarikan
Matrik 1. Mata Budaya
Mata Budaya yang Dilestarikan Mata Budaya TARGET Indikator: 1 Jumlah Mata
Budaya yang Dilestarikan
91,332
AKTIVITAS:
1 Pelestarian Cagar Budaya
1 Cagar Budaya yang Dilestarikan 5732
2 Pembangunan dan Revitalisasi Sarana dan Prasarana Kebudayaan
1 Revitalisasi Taman Budaya 4
2 Revitalisasi dan Pembangunan Museum
26
3 Revitalisasi Desa adat 66
4 Laboratorium Seni Budaya yang Dibangun
6
5 Revitalisasi cagar budaya 6
20 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
3 Pengelolaan Warisan Budaya Tak Benda
1 Warisan Budaya Benda Dunia dan Takbenda yang Dikelola
15
2 Warisan Budaya Tak Benda yang di tetapkan
150
4 Pelestarian Nilai Budaya
1 Dokumen pengetahuan dan ekspresi budaya kepercayaan dan tradisi
40
2 Kajian pelestarian nilai budaya 214
3 Inventarisasi Karya budaya 990
5 Pelestarian Kesenian Daerah
1 Fasilitasi alat kesenian disekolah 220
2 Fasilitasi Komunitas budaya 217
3 Fasilitasi Komunitas Sejarah 70
4 Karya seni yang direvitalisasi 2
5 Fasilitasi Komunitas Kesenian 70
6 Penulisan Buku Sejarah dan Budaya
1 Buku Sejarah yang disusun 33
2 Buku Kesenian yang disusun 3
7 Pengelolaan Karya Seni Rupa dan Koleksi Museum
1 Karya seni rupa yang dikelola 778
2 Karya Seni Rupa yang Dipamerkan
260
3 Koleksi Museum yang dikelola 82,400
8 Kajian Pengembangan Pemuseuman
1 Kajian Pengembangan Permuseuman (tata pameran, pengunjung, dan koleksi)
30
b. Negara yang menjalin kerjasama dan pertukaran informasi budaya dengan
Indonesia
Kerjasama dan pertukaran informasi bidang kebudayaan dengan negara lain sangat
penting sebagai sarana soft diplomasi untuk mengangkat harkat dan martabat
bangsa Indonesia di mata dunia. Pelaksanaan kerjasama dan pertukaran informasi ini
akan dilakukan dengan beberapa kegiatan prioritas yaitu: Festival Europalia 2017,
Fasilitasi Kegiatan di Luar Negeri, Pengembangan Rumah Budaya Indonesia, dan
Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan negara-negara
mitra.
Target jumlah negara yang menjalin kerjasama dan pertukaran informasi budaya
dengan Indonesia tahun 2017 ini sebanyak 46 negara.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 21
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2017
A. CAPAIAN KINERJA
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan,
dimaksudkan untuk menghimpun dan melaporkan capaian kinerja dan memberikan
gambaran tentang keberhasilan dan hambatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2017 dan memberikan gambaran tentang
capaian kinerja sasaran program tahun 2017.
Laporan akuntabilitas kinerja memuat data dan informasi berupa pengukuran kinerja
sasaran program yaitu membandingkan rencana kinerja tahun 2017 dengan realisasi
output dan outcome-nya. Pengukuran capaian sasaran dan analisis capaian sasaran
tahun 2017 sebagai bahan evaluasi dan masukan dalam rangka menentukan
kabijakan di masa datang.
Berikut ini diuraikan realisasi pencapaian kinerja sasaran program Pelestarian Budaya,
Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2017 yang diukur menggunakan Indikator
Kinerja Sasaran Program yang telah ditetapkan. Capaian kinerja tersebut berdasarkan
sasaran program, indikator kinerja, target dan capai kinerja tahun 2017 sebagai
berikut:
Sasaran Program : Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat
akan keragaman budaya (kebinekaan) untuk mendukung terwujudnya
karakter dan jatidiri bangsa yang memiliki ketahanan budaya.
Meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan keragaman budaya
(kebinekaan) untuk mendukung terwujudnya karakter dan jatidiri bangsa yang
memiliki ketahanan budaya, diukur dengan 2 indikator kinerja sasaran program yaitu:
Jumlah mata budaya yang dilestarikan; dan Jumlah negara yang menjalin kerjasama
dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia.
Indikator Kinerja Sasaran Program 1: Jumlah Mata Budaya Yang Dilestarikan
Realisasi kinerja sasaran program jumlah mata budaya yang dilestarikan,
sebagaimana diuraikan dalam matrik berikut.
22 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Matrik 2.
Realisasi Kinerja Sasaran Program Jumlah Mata Budaya Yang Dilestarikan
No Sasaran Program Indikator
Kinerja
Tahun 2015
Realisasi
Tahun 2016
Realisasi Tahun 2017
Target Realisasi %
1
Meningkatnya Kesadaran dan
Pemahaman
Masyarakat akan
Keragaman Budaya
(Kebinekaan) untuk
Mendukung
Terwujudnya Karakter
dan Jatidiri Bangsa
yang Memiliki
Ketahanan Budaya
1.
Jumlah mata
budaya yang
dilestarikan
108.262
110.075
91.332
114.873
125,78
2.
3.
Berdasarkan matrik di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Indikator Kinerja Sasaran Program "Jumlah Mata Budaya yang Dilestarikan"
Pengertian kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, perilaku, dan hasil karya manusia
yang dikembangkan melalui proses belajar dan adaptasi terhadap lingkungannya yang
berfungsi sebagai pedoman untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Seiring dengan pembangunan nasional kebudayaan, pelestarian budaya melalui upaya-
upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan karya dan warisan
budaya (benda dan tak benda) sebagai hasil budaya bangsa untuk masa depan,
diperlukan strategi tertentu untuk membentuk ketahanan budaya bangsa Indonesia,
Ketercapaian sasaran program dengan indikator kinerja jumlah mata budaya yang
dilestarikan dengan target sebanyak 91.332 mata budaya dapat terealisasi sebanyak
114.873 mata budaya atau 125,78 %.
Apabila dibandingkan dengan realisasi kinerja tahun 2016 sebanyak 110.075 mata
budaya dan tahun 2017 sebanyak 114.873 mata budaya, maka realisasi jumlah mata
budaya yang dilestarikan pada tahun 2017 terdapat kenaikan sebesar 10,43 % .
Meskipun target kinerja jumlah mata budaya yang dilestarikan dapat terealisasi melebihi
dari target yang ditentukan namun dalam pelaksanaanya terdapat beberapa kendala
yang dihadapi di antaranya: masih rendahnya peran serta Pemerintah Daerah, pelaku
usaha swasta, dan masyarakat dalam pelestarian budaya.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 23
Untuk menindaklanjuti kendala tersebut diperlukan upaya: peningkatan pelibatan
Pemerintah Daerah dalam pelestarian budaya melalui penyediaan regulasi bidang
kebudayaan; pelibatan pelaku usaha dalam pelestarian budaya melalui CSR (corporate
social responsibility), penyadaran masyarakat akan arti penting pelestarian budaya untuk
mewujudkan manusia yang beradab melalui sosialisasi dan pelibatan masyarakat.
Realisasi kinerja jumlah mata budaya yang dilestarikan tersebut sebagaimana dalam
tabel berikut ini.
Tabel 5.
TARGET DAN REALISASI MATA BUDAYA YANG DILESTARIKAN TAHUN 2017 DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
Mata Budaya yang Dilestarikan
Mata Budaya CAPAIAN
TARGET
REALISASI %
Indikator: 1 Jumlah Mata Budaya yang Dilestarikan
91,332 114,873
125.78%
AKTIVITAS:
1 Pelestarian Cagar Budaya
1 Cagar Budaya yang Dilestarikan
5732 5556 96.93%
2 Pembangunan dan Revitalisasi Sarana dan Prasarana Kebudayaan
1 Revitalisasi Taman Budaya
4 4 100.00%
2 Revitalisasi dan Pembangunan Museum
26 26 100.00%
3 Revitalisasi Desa Adat
66 67 101.52%
4 Laboratorium Seni Budaya yang Dibangun
6 6 100.00%
5 Revitalisasi Cagar Budaya
6 6 100.00%
3 Pengelolaan Warisan Budaya Tak Benda
1 Warisan Budaya Benda Dunia dan Takbenda yang Dikelola
15 12 80.00%
2 Warisan Budaya Tak Benda yang di tetapkan
150 150 100.00%
4 Pelestarian Nilai Budaya
1 Dokumen pengetahuan dan ekspresi budaya kepercayaan dan tradisi
40 32 80.00%
2 Kajian pelestarian nilai budaya
214 214 100.00%
24 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
3 Inventarisasi Karya budaya
990 951 96.06%
5 Pelestarian Kesenian Daerah
1 Fasilitasi alat kesenian disekolah
220 221 100.45%
2 Fasilitasi Komunitas budaya
217 218 100.46%
3 Fasilitasi Komunitas Sejarah
70 81 115.71%
4 Karya seni yang direvitalisasi
2 2 100.00%
5 Fasilitasi Komunitas Kesenian
70 114 162.86%
6 Penulisan Buku Sejarah dan Budaya
1 Buku Sejarah yang disusun
33 33 100.00%
2 Buku Kesenian yang disusun
3 3 100.00%
7 Pengelolaan Karya Seni Rupa dan Koleksi Museum
1 Karya seni rupa yang dikelola
778 699 89.84%
2 Karya Seni Rupa yang Dipamerkan
260 276 106.15%
3 Koleksi Museum yang dikelola
82,400
106,624
129.40%
8 Kajian Pengembangan Pemuseuman
1 Kajian Pengembangan Permuseuman (tata pameran, pengunjung, dan koleksi)
30 30 100.00%
Data diolah dari: Aplikasi Monev DJA, SMART, Kementerian Keuangan, tahun 2017
Realisasi kinerja ini didukung dengan beberapa kegiatan strategis pelestarian
kebudayaan, sebagai berikut:
1. Pelestarian Budaya Melalui Kegiatan Pelestarian Cagar Budaya
Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yang
dimaksud dengan cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan
berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya,
situs cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang
perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses
penetapan.
Pelestarian cagar budaya adalah upaya dinamis untuk mempertahankan
keberadaan cagar budaya dan nilainya dengan cara melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkan. Kinerja pelestarian cagar budaya tahun
2016 dengan target sebanyak 3.015 cagar budaya dapat terealisasi sebanyak
3.201 cagar budaya, atau 106,16 %.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 25
Realisasi kinerja pelestarian cagar budaya tahun 2017 dengan target sebanyak
5.732 cagar budaya, dapat terealisasi sebanyak 5.556 cagar budaya, atau 96,93%.
Realisasi kinerja pelestarian cagar budaya tahun 2017 adalah upaya pelindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya yang dilakukan oleh unit
pelaksana teknis Balai Pelestarian Caga Budaya se-Indonesia dengan didukung
sebanyak 1.785 juru pelihara yang bertugas menjaga kelestarian cagar budaya.
Salah satu hal penting dalam pelestarian cagar budaya sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar
Budaya adalah tersedianya register nasional cagar budaya dan penetapan cagar
budaya. Register Nasional Cagar Budaya adalah daftar resmi kekayaan budaya
bangsa berupa cagar budaya yang berada di dalam dan di luar negeri.
Proses Registrasi Nasional Cagar Budaya diawali dengan pendaftaran yaitu upaya
pencatatan benda, bangunan, struktur, lokasi, dan/atau satuan ruang geografis
untuk diusulkan sebagai cagar budaya kepada pemerintah kabupaten/kota atau
perwakilan Indonesia di luar negeri dan selanjutnya dimasukkan dalam Register
Nasional Cagar Budaya.
Penetapan cagar budaya adalah pemberian status cagar budaya terhadap
benda, bangunan, struktur, lokasi, atau satuan ruang geografis yang dilakukan
oleh pemerintah kabupaten/kota berdasarkan rekomendasi Tim Ahli Cagar
Budaya.
Hasil pencatatan dan penetapan cagar budaya sebagaimana dalam table
berikut:
Tabel 6.
Pencatatan dan Penetapan Cagar Budaya Nasional
No. Uraian Tahun
Jumlah s.d. 2014 2015 2016 2017
1. Pencatatan 64.844 23.644 25.243 9.626 123.357
2. Penetapan 953 12 16 981
3. Rekomendasi 30 27 57
Grafik 2. Pencatatan, Penetapan, dan Rekomendasi Cagar Budaya
26 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Registrasi nasional cagar budaya tahun 2017 sampai 30 Juni 2017 sebanyak 9.626
cagar budaya, dan penetapan cagar budaya peringkat nasional tahun 2017
sebanyak 16 cagar budaya dan rekomendasi untuk ditetapkan sebagai cagar
budaya sebanyak 27 cagar budaya, sebagaimana tabel berikut:
Tabel 7.
PENETAPAN CAGAR BUDAYA NASIONAL TAHUN 2017 No Nama Cagar Budaya Ket
1 Gedung Sate 005/M/2017, tanggal 12 Januari 2017
2 Taman Kepurbakalaan Sunyaragi 006/M/2017, tanggal 12 Januari 2017
3 Stadion Sriwedari
4 Museum Kereta Api Ambarawa 006/M/2017, tanggal 12 Januari 2017
5 Percandian Dieng 007/M/2017, tanggal 12 Januari 2017
6 Kantor Pos Besar Bandung 184/M/2017, tanggal 6 Juli 2017
7 Museum Geologi 184/M/2017, tanggal 6 Juli 2017
8 Hotel Savoy Homann Bandung 184/M/2017, tanggal 6 Juli 2017
9 Gedung Dwi Warna 184/M/2017, tanggal 6 Juli 2017
10 Observatorium Bosscha 184/M/2017, tanggal 6 Juli 2017
11 Benteng Van Der Wijck 184/M/2017, tanggal 6 Juli 2017
12 Gereja Immanuel Gambir 184/M/2017, tanggal 6 Juli 2017
13
Perkampungan Adat Jorong Padang
Ranah dan Tanah Bato Nagari
Sijunjung
186/M/2017, tanggal 6 Juli 2017
14
Permukiman, Pemandian, dan
Pemakaman Tradisional Megalitik
Bawomataluo
186/M/2017, tanggal 6 Juli 2017
15 Rumah Sakit Cikini (Khusus Eks Rumah
Raden Saleh) 189/M/2017, tanggal 10 Juli 2017
16 Rumah Hadji Oemar Said
Tjokroaminoto 189/M/2017, tanggal 10 Juli 2017
17 Masjid Istiqlal Rekomendasi
18 Gereja Sion Rekomendasi
19 Benteng Nieuw Victoria Rekomendasi
20 Peningki Lama Rekomendasi
21 Masjid Kuno Bayan Beleq Rekomendasi
22 Benteng Vastenburg Rekomendasi
23 Keraton Kasunanan Surakarta
Hadiningrat Rekomendasi
24 Kompleks Percandian Bumiayu Rekomendasi
25 Loji Gandrung Rekomendasi
26 Kompleks Pura Tirta Empul Rekomendasi
27 Kompleks Candi Tebing Gunung Kawi Rekomendasi
28 Pura Goa Gajah Rekomendasi
29 Laweyan Rekomendasi
30 Kraton Yogyakarta Rekomendasi
31 Gua Harimau Rekomendasi
32 Kompleks Percandian Bumiayu Rekomendasi
33 Museum Sultan Mahmud Badaruddin
II Rekomendasi
34 Panti Wangka Rekomendasi
35 Kotakapur Rekomendasi
36 Bukit Siguntang Rekomendasi
37 Benteng Oranje Rekomendasi
38 Benteng Otanaha Rekomendasi
39 Keraton Sumenep Rekomendasi
40 Puro Mangkunegaran Rekomendasi
41 Tugu Lilin Rekomendasi
42 Gereja Kyai Sadrah Rekomendasi
43 Masjid Baiturrahman Rekomendasi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 27
2. Pelestarian Budaya Melalui Pembangunan dan Revitalisasi Sarana dan Prasarana
Kebudayaan
a. Revitalisasi Taman Budaya
Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah,
Taman Budaya telah diserahkan kepada Daerah, namun pengelolaan dan
fungsionalisasi Taman Budaya menjadi sangat tidak baik. Untuk itu Revitalisasi
Taman Budaya dalam upaya mengembalikan fungsi Taman Budaya sebagai
bengkel kerja, laboratorium, dan etalase budaya, bagi para seniman untuk
melestarikan karya budaya menjadi program prioritas pemerintah. Sejak tahun
2012-2014, melalui kegiatan Revitalisasi Taman Budaya telah tersusun sebanyak 25
materplan dan DED, penguatan program, dan pengembangan sumber daya
manusia.
Kegiatan Revitalisasi Taman Budaya tahun 2015 sebagai tindak lanjut masterplan
dan DED telah dilakukan revitalisasi fisik terhadap 7 Taman Budaya yaitu: Taman
Budaya Banda Aceh; Taman Budaya Lampung; Taman Budaya Palangkaraya,
Kalimantan Tengah; Taman Budaya Jawa Barat; Taman Budaya Jawa Tengah;
dan Taman Budaya Nusa Tenggara Barat.
Revitalisasi Taman Budaya tahun 2016 telah diselesaikan 3 taman budaya, yaitu:
Taman Budaya Kalimantan Tengah; Taman Budaya Kalimantan Selatan; Taman
Budaya Sulawesi Tenggara.
Revitalisasi Taman Budaya tahun 2017 dengan terselesaikan 4 Taman Budaya yaitu:
Taman Budaya Lampung, Taman Budaya Jambi, Taman Budaya Maluku, dan
Taman Budaya Sulawesi Tengah, masih dalam proses pelaksanaan pekerjaan.
Gambar 1. Taman Budaya Lampung
28 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Gambar 2. Taman Budaya Jambi
b. Revitalisasi Museum
Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,
memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat.
Revitalisasi Museum adalah upaya untuk meningkatkan kualitas museum dalam
melayani masyarakat sesuai dengan fungsinya, sehingga museum dapat menjadi
tempat kunjungan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kegiatan revitalisasi museum meliputi 6 aspek yaitu: aspek fisik, untuk meningkatkan
tampilan museum menjadi lebih menarik; aspek manajemen, untuk meningkatkan
profesionalisme dalam pengelolaan museum dan pelayanan pengunjung; aspek
program, untuk mengembangkan program yang inovatif dan kreatif; aspek
jejaring, untuk mewujudkan dan memperkuat jejaring museum dan komunitas;
aspek kebijakan, untuk menetapkan kebijakan pengelolaan museum; dan aspek
pencitraan, untuk meningkatkan citra museum di masyarakat.
Pada tahun 2016 telah dihasilkan sebanyak 20 revitalisasi fisik museum
sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 8
Realisasi Revitalisasi Museum Tahun 2016
Nomor Nama Museum
1. Museum Mpu Purwa, Kota Malang
2. Museum Panji, Kabupaten Malang
3. Museum Provinsi Aceh
4. Museum Kota Tanjung Pinang
5. Museum Budaya Sumba, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur
6. Museum Goedang Ransoem, Kota Sawah Lunto
7. Museum Provinsi Kalimantan Selatan
8. Museum Ranggawarsita, Provinsi Jawa Tengah
9. Museum Tenggarong, Provinsi Kalimantan Timur
10. Museum Provinsi Bengkulu
11. Museum Provinsi Sulawesi Tengah
12. Museum Provinsi Riau
13. Museum Baanjuang Sumatera Barat
14. Museum Kabupaten Mamasa, Sulawesi Selatan
15. Museum Provinsi Gorontalo
16. Museum Provinsi Maluku
17. Museum Provinsi Jambi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 29
18. Museum Kota Makassar
19. Museum 1000 Moko, Kabupaten Alor
20. Museum Provinsi Nusa Tenggara Timur
Revitalisasi Museum tahun 2017 dengan target 16 Museum dapat terealisasi
sebanyak 16 museum, sebagai berikut:
Tabel 9.
Realisasi Revitalisasi Museum Tahun 2017
No Nama Museum
1 MUSEUM ETNOBOTANI
2 MUSEUM TINO SIDIN
3 MUSEUM UNIVERSITAS AIRLANGGA
4 MUSEUM RADYAPUSTAKA
5 MUSEUM KAIN CUAL
6 MUSEUM SUNDA KECIL
7 MUSEUM KOTA TANJUNG PINANG
8 MUSEUM KAB. MAMASA
9 MUSEUM SAWAH LUNTO
10 MUSEUM MPU PURWA, KOTA MALANG
11 MUSEUM PROVINSI JAMBI
12 MUSEUM PROVINSI RIAU
13 MUSEUM BUDAYA KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA
14 MUSEUM TENGGARONG, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
15 MUSEUM BINTAN
16 MUSEUM KOTA MAKASSAR
Gambar 3. Museum Sumba
30 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
c. Pembangunan Museum
Pembangunan museum-museum di Indonesia diharapkan akan mampu
mewujudkan misi museum, yaitu: mewujudkan fungsi museum sebagai sarana
mencerdaskan bangsa; mengembangkan peran museum sebagai tempat
penguatan kepribadian bangsa; dan meningkatkan peran museum sebagai
lembaga yang memperkokoh ketahanan nasional dan wawasan Nusantara.
Pembangunan museum ke depan diprioritaskan pada pembangunan museum
tematik. Pada tahun 2016 telah terselesaikan sebanyak 7 museum, sebagaimana
tabel berikut:
Tabel 10.
Pembangunan Museum Tahun 2016
No Kegiatan
1 Pembangunan Museum PDRI, Kabupaten Lima Puluh Kota
2 Pembangunan Museum Kerinci, Kabupaten Kerinci
3 Pembangunan Museum Subak, Kabupaten Gianyar
4 Pembangunan Museum Coelacant Ark, Manado
5 Pembangunan Museum Natuna, Kabupaten Natuna
6 Pembangunan Museum Angklung, Provinsi Jawa Barat
7 Pembangunan Museum Deli Serdang, Kabupaten Deli Serdang
Pembangunan museum pada tahun 2017 target 10 Museum, terealisasi sebanyak
10 museum, sebagai berikut:
Tabel 11.
Pembangunan Museum Tahun 2017
No Nama Museum
1 MUSEUM SONG TERUS - KAB. PACITAN
2 MUSEUM ISLAM NUSANTARA - KAB. JOMBANG
3 MUSEUM SITUS SEMEDO - KAB. TEGAL
4 MUSEUM BATIK - TMII DKI JAKARTA
5 MUSEUM SITUS GUA HARIMAU - KAB. OGAN KOMERING ULU
6 MUSEUM KERIS - KOTA SURAKARTA
7 MUSEUM SUBAK GIANYAR
8 MUSEUM COELACANTH ARK
9 MUSEUM NATUNA
10 MUSEUM DELI SERDANG
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 31
Gambar 4. Museum Islam Nusantara
d. Revitalisasi Cagar Budaya
Revitalisasi cagar budaya adalah kegiatan pengembangan yang ditujukan untuk
menumbuhkan kembali nilai-nilai penting cagar budaya dengan menyesuaikan
fungsi ruang baru yag tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai
budaya masyarakat.
Aspek penting lainnya dalam revitalisasi cagar budaya adalah pemberdayaan
masyarakat di sekitar situs atau kawasan cagar budaya dalam upaya
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan tinggalan budaya serta
kesejahteraan mereka.
Revitalisasi cagar budaya bertujuan untuk:
1. Melestarikan cagar budaya dan lingkungannya;
2. Menguatkan informasi dan terpeliharanya cagar budaya/situs;
3. Memanfaatkan bangunan cagar budaya secara adaptif dengan menata
lingkungan sekitar cagar budaya/situs.
Metode pelaksanaan kegiatan revitalisasi cagar budaya diperlukan untuk
memberikan gambaran atau syarat sayarat khusus pelaksanaan revitalisasi cagar
budaya dengan memperhatikan baik dari segi fungsi khusus maupun segi teknis
lainnya, yaitu :
a. dikaitkan dengan adanya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada;
b. kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan;
c. solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial, budaya setempat,
geografi, klimatologi dan lain-lain.
Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan perencanaan revitalisasi
memperhatikan azas-azas bangunan sebagai berikut :
1) bangunan hendaknya fungsional, efisiensi, menarik tetapi tidak berlebihan;
2) kreativitas desain tidak ditekankan pada kelatahan gaya-gaya dan
kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara
teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayan
masyarakat;;
32 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
3) dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, yang diusahakan serendah
mungkin;
4) desain bangunan dibuat sedemikian rupa sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan
secepatnya;
5) bangunan hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan menjadi
acuan tata bangunan lingkungan di sekitarnya.
Pelaksanaan revitalisasi cagar budaya tahun 2015 telah melibatkan para pelaku
dan pengelola budaya dengan hasil revitalisasi: Situs Samudera Pasai Aceh Utara;
Situs Karangkamulyan, Ciamis, Jawa Barat; dan Bangunan Cagar Budaya Eks
Rumah Sakit Jiwa Mangunjayan, Surakarta, Jawa Tengah.
Revitalisasi cagar budaya pada tahun 2016 telah menyelesaikan sebanyak 6
cagar budaya/situs, yaitu:
1. Rumah Cagar Budaya Linggar Jati, Kabupaten Kuningan;
2. Situs Samudera Pasai, Kabupaten Aceh Utara;
3. Keraton Kanoman, Kota Cirebon;
4. Keraton Kadriah, Kota Pontianak;
5. Keraton Tayan, Kabupaten Sanggau; dan
6. Keraton Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.
Revitalisasi cagar budaya tahun 2017 masih dalam proses pelaksanaan pekerjaan
dengan target 6 cagar budaya, sebagai berikut:
Tabel 12.
Revitalisasi Cagar Budaya Tahun 2017
No Nama Cagar Budaya
1 KERATON CIREBON
2 GEDUNG INDONESIA MENGGUGAT, BANDUNG
3 SITUS KAPLONGAN INDRAMAYU
4 SITUS SAMUDRA PASAI
5 KERATON KADRIYAH, KOTA PONTIANAK
6 RUMAH KAMPOENG KAPITAN, PROV. SUMATERA SELATAN
Gambar 5. Cagar Budaya Keraton Kanoman
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 33
e. Revitalisasi Desa Adat
Revitalisasi Desa Adat bertujuan untuk peningkatan kualitas Desa Adat sebagai
upaya pelestarian kebudayaan asli di Indonesia dan pewarisannya secara lintas
generasi. Desa adat memiliki susunan dan tata cara penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan yang spesifik (otonom). Desa adat ditandai
dengan adanya sekolompok orang yang berada pada wilayah teritorial tertentu,
dengan system aktivitas ekonomi yang seragam, serta adanya keterikatan
genealogis.
Desa adat juga memiliki prinsip hidup, pola interaksi berkelanjutan dalam aktivitas
sehari-hari, serta memiliki seperangkat aturan baik tertulis maupun tidak tertulis
yang dipatuhi bersama, ditandai dengan keseragaman system kepercayaan,
upacara adat, pola dan gaya hidup, serta pola arsitektur bangunan.
Realisasi kinerja revitalisasi desa adat tahun 2016 telah menyelesaikan sebanyak
139 desa adat, dan tahun 2017 telah menyelesaian sebanyak 67 desa adat.
Reviitalisasi desa adat tahun 2017 dengan target 66 desa adat dan terealisasi
sebanyak 67 desa adat, sebagaimana table berikut:
Tabel 13
Revitalisasi Desa Adat Tahun 2017
No Nama Penerima Alamat Lengkap Kabupaten / Kota Provinsi
1
Komunitas Adat
Huta Lumban
Nahulae
Desa Silombu, Kec. Bonatua Lunasi,
Kab. Toba Samosir, Sumatera Utara Kab. Toba Samosir
Sumatera
Utara
2
Lembaga Adat
Budaya Batak
Huta Manda
Desa
Sialanguan
Jln. Pangururan - Simanindo Km. 11,5
Desa Sialanguan, Kec. Pangururan,
Kab. Samosir, Sumatera Utara
Kab. Samosir Sumatera
Utara
3 Lembaga Adat
Sinju
Jln. Sitio-Tio, Desa Siunongunong,
Kec. Baktiraja, Kab. Humbang
Hasundutan, Sumatera Utara
Kab. Humbang
Hasundutan
Sumatera
Utara
4
Lembaga Desa
Adat
Parsingguran I
Desa Parsingguran I, Kec. Pollung,
Kab. Humbang Hasundutan,
Sumatera Utara
Kab. Humbang
Hasundutan
Sumatera
Utara
5
Komunitas Adat
Huta Lumban
Sioa
Desa Hutapea Timur, Kec. Laguboti,
Kab. Toba Samosir, Sumatera Utara Kab. Toba Samosir
Sumatera
Utara
6
Desa Adat
Lamban
Mandawasa
Jln. Raya Kedondong, Desa Banjar
Negeri, Kec. Way Lima, Kab.
Pesawaran, Lampung
Kab. Pesawaran Lampung
7
Kasepuhan
Kampung Urug
Lebak
Jln. Kampung Urug RT 01 RW 02 Desa
Urug, Kec. Sukajaya, Kab. Bogor,
Jawa Barat
Kab. Bogor Jawa Barat
8
Perkumpulan
Kaolotan
Ciptarasa
Jln. Ciptarasa RT 02 RW 06 Kampung
Ciptarasa, Desa Sirnarasa, Kec.
Cikakak, Kab. Sukabumi, Jawa Barat
Kab. Sukabumi Jawa Barat
9
Perkumpulan
Adat Cara
Karuhun Urang
Kampung
Cireundeu
Jln. Saptadaya, Desa Leuwigajah,
Kec. Cimahi Selatan, Kab. Cimahi,
Jawa Barat
Kota Cimahi Jawa Barat
10 Kaolotan
Cibadak
Jln. Warungbanten - Cibadak,
Kampung Cibadak, Desa
Warungbanten, Kec. Cibeber, Kab.
Lebak, Banten
Kab. Lebak Banten
11 Desa Pekraman Desa Padangan, Kec. Pupuan, Kab. Kab. Tabanan Bali
34 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Padangan Tabanan, Bali
12
Komunitas Desa
Pekraman
Berembeng
Jln. Raya Berembeng, Desa
Berembeng, Kec. Selemadeg, Kab.
Tabanan, Bali
Kab. Tabanan Bali
13
Komunitas Desa
Pakraman
Bonbiyu
Jln. Raya Bonbiyu, Desa Saba, Kec.
Blahbatuh, Kab. Gianyar, Bali Kab. Gianyar Bali
14 Komunitas Desa
Pakraman Bakas
Jln. Banjarangkan - Tohpati, Desa
Bakas, Kec. Banjarangkan, Kab.
Klungkung, Bali
Kab. Klungkung Bali
15
Komunitas Desa
Pakraman
Pinggan
Jln. Raya Pinggan, Desa Pinggan,
Kec. Kintamani, Kab. Bangli, Bali Kab. Bangli Bali
16
Komunitas Desa
Gede Adat
Selat
Jln. Raya Selat, Desa Selat, Kec.
Susut, Kab. Bangli, Bali Kab. Bangli Bali
17 Komunitas Desa
Adat Gumbrih
Jln. Denpasar - Gilimanuk, Desa
Gumbrih, Kec. Pekutatan, Kab.
Jembrana, Bali
Kab. Jembrana Bali
18
Komunitas Desa
Pakraman
Tegalbadeng
Kauh
Jln. Tegalbadeng Kauh, Desa
Tegalbadeng Barat, Kec. Negara,
Kab. Jembrana, Bali
Kab. Jembrana Bali
19
Komunitas
Maha Gotra
Pasek Sanak
Sapta Rsi
Jln. Raya Ulakan, Desa Ulakan, Kec.
Manggis, Kab. Karangasem, Bali Kab. Karangasem Bali
20
Komunitas
Banjar Adat
Buayang Desa
Adat Culik
Jln. Raya Culik, Desa Culik, Kec.
Abang, Kab. Karangasem, Bali Kab. Karangasem Bali
21
Komunitas Desa
Pakraman Dlod
Tukad
Jln. Raya Batubulan, Desa
Batubulan, Kec. Sukawati, Kab.
Gianyar, Bali
Kab. Gianyar Bali
22
Komunitas
Warga Pasek
Bona Kelod
Jln. Raya Bona, Desa Pakraman
Bona, Kec. Blahbatuh, Kab. Gianyar,
Bali
Kab. Gianyar Bali
23 Komunitas Desa
Adat Sembiran
Desa Sembiran, Kec. Tejakula, Kab.
Buleleng, Bali Kab. Buleleng Bali
24
Komunitas Desa
Pakraman
Sidakarya
Jln. Sidakarya No. 191, Desa
Sidakarya, Kec. Denpasar Selatan,
Kota Denpasar, Bali
Kota Denpasar Bali
25
Komunitas
Banjaran Adat
Kebonkuri Lukluk
Jln. Sedap Malam, Desa Kesiman,
Kec. Denpasar Timur, Kota
Denpasar, Bali
Kota Denpasar Bali
26
Komunitas Desa
Pakraman
Gerokgak
Jln. Bendungan Gerokgak, Kel.
Gerokgak, Kec. Gerokgak, Kab.
Buleleng, Bali
Kab. Buleleng Bali
27
Komunitas Pura
Dalem Maspait
Desa Pekraman
Intaran
Jln. Danau Beratan Sanur, Desa
Sanur, Kec. Denpasar Selatan, Kota
Denpasar, Bali
Kota Denpasar Bali
28
Komunitas
Banjar Adat
Anyar
Jln. Raya Kasamba, Desa kasamba,
Kec. Dawan, Kab. Klungkung, Bali Kab. Klungkung Bali
29
Komunitas Desa
Pakraman
Dauhwaru Kec.
Jembrana
Jl. Pulau Kalimantan, Kel. Dauhwaru,
Kec. Jembrana, Kab. Jembrana, Bali Kab. Jembrana Bali
30
Komunitas Desa
Pakraman
"Dharma
Laksana"
Kaliakah Kauh
Jl. Kaliakah Kauh, Desa Kaliakah,
Kec. Negara, Kab. Jembrana, Bali Kab. Jembrana Bali
31
Komunitas Desa
Pakraman
Mendoyo Dauh
Jln. Raya Denpasar Gilimanuk, Desa
Mendoyo Dauh Tukad, Kec.
Mendoyo, Kab. Jembrana, Bali
Kab. Jembrana Bali
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 35
Tukad
32
Lembaga Adat
Gumi
Sembahulun
Desa Sembalun Bumbung,
Kecamatan Sembalun, Kab.
Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
Kab. Lombok Timur
Nusa
Tenggara
Barat
33 Lembaga Adat
Pora
Jln. Jurusan Nggela Wolowaru, Desa
Pora, Kec. Wolojita, Kab. Ende, Nusa
Tenggara Timur
Kab. Ende
Nusa
Tenggara
Timur
34
Komunitas
Kampung Adat
Praingu
Matolang Watu
Kapepi
Desa Matawai Pawali, Kec. Lewa,
Kab. Sumba Timur, Nusa Tenggara
Timur
Kab. Sumba Timur
Nusa
Tenggara
Timur
35
Lembaga Adat
Gendang
Wangkung
Wangkung, Desa Sambi, Kec. Reok
Barat, Kab. Manggarai, Nusa
Tenggara Timur
Kab. Manggarai
Nusa
Tenggara
Timur
36 Lembaga Adat
Niang Tondol
Ruteng Pu'u, Desa Golodukal, Kec.
Langke Rembong, Kab. Manggarai,
Nusa Tenggara Timur
Kab. Manggarai
Nusa
Tenggara
Timur
37
Lembaga Adat
Dai Ma'u Enga
Nanga Aewora
Jln. Trans Utara, Desa Aewora, Kec.
Maurole, Kab. Ende, Nusa Tenggara
Timur
Kab. Ende
Nusa
Tenggara
Timur
38
Komunitas
Kampung Adat
Wudi
Wudi, Desa Ate Dalo, Kec. Kodi,
Kab. Sumba Barat Daya, Nusa
Tenggara Timur
Kab. Sumba Barat
Daya
Nusa
Tenggara
Timur
39
Komunitas
Pelestari
Masyarakat
Kampung Adat
Waipakoja
Desa Dameka, Kec. Katiku Tana
Selatan, Kab. Sumba Tengah, Nusa
Tenggara Timur
Kab. Sumba
Tengah
Nusa
Tenggara
Timur
40
Komunitas
Pelestari
Masyarakat
Kampung Adat
Wunga
Desa Wunga, Kec. Haharu, Kab.
Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Timur
Nusa
Tenggara
Timur
41
Komunitas
Kampung Adat
Praingu Hamba
Kambera
Desa Praingkareha, Kec.
Tabundung, Kab. Sumba Timur, Nusa
Tenggara Timur
Kab. Sumba Timur
Nusa
Tenggara
Timur
42 Desa Adat
Sungai Sengiak
Dusun Leminang, Desa Nanga
Mongko, Kec. Nanga Taman, Kab.
Sekadau, Kalimantan Barat
Kab. Sekadau Kalimantan
Barat
43
Komunitas
Pelestari Budaya
Sikamase
Jln. Rante, Desa Taupe, Kec.
Mamasa, Kab. Mamasa, Sulawesi
Barat
Kab. Mamasa Sulawesi
Barat
44
Pelestari Budaya
Sangnguyun
Ta'bu
Jln. Pokko', Desa Mamullu, Kec.
Pana', Kab. Mamasa, Sulawesi Barat Kab. Mamasa
Sulawesi
Barat
45 Lembaga Adat
Salu Kepopo'
Desa Salukepopok, Kec. Bambang,
Kab. Mamasa, Sulawesi Barat Kab. Mamasa
Sulawesi
Barat
46 Lembaga Adat
Bunggu Tosonde
Dusun Tosonde, Desa Kalola, Kec.
Bambalamotu, Kab. Mamuju Utara,
Sulawesi Barat
Kab. Mamuju Utara Sulawesi
Barat
47 Lembaga Adat
Igal Mustajab
Jln. Poros Baubau - Kamaru, Desa
Lawele, Kec. Lasalimu, Kab. Buton,
Sulawesi Tenggara
Kab. Buton Sulawesi
Tenggara
48 Lembaga Adat
Bangkudu
Jln. Eelahaji, Desa Kalibu, Kec.
Kulisusu, Kab. Buton Utara, Sulawesi
Tenggara
Kab. Buton Utara Sulawesi
Tenggara
49 Lembaga Adat
Desa Hendea
Poros Sampolawa, Desa Hendea,
Kec. Kulisusu, Kab. Buton Selatan,
Sulawesi Tenggara
Kab. Buton Selatan Sulawesi
Tenggara
50 Lembaga Adat
Palahidu
Dusun One-One, Desa Palahidu
Barat, Kec. Binongko, Kab.
Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Kab. Wakatobi Sulawesi
Tenggara
51 Lembaga Adat
Barata Pajam
Jln. Poros Langge, Desa Pajam, Kec.
Kaledupa Selatan, Kab. Wakatobi,
Sulawesi Tenggara
Kab. Wakatobi Sulawesi
Tenggara
36 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
52
Perkumpulan
Tongkonan
Banua Pua
Jln. Kata Gorang, Kel. Embatau,
Kec. Tikala, Kab. Toraja Utara,
Sulawesi Selatan
Kab. Toraja Utara Sulawesi
Selatan
53
Lembaga
Tongkonan
Sundallak
Tondok Burake
Jln. Burake, Lingkungan Buisun, Kel.
Buntu Burake, Kec. Makale, Kab.
Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Kab. Tana Toraja Sulawesi
Selatan
54
Perkumpulan
Desa Adat
Tongkonan
Tondok Pakkung
Lingkungan Tondok Pakkung, Kel.
Ulusalu, Kec. Saluputti, Kab. Tana
Toraja, Sulawesi Selatan
Kab. Tana Toraja Sulawesi
Selatan
55
Perkumpulan
Passanan
Tengko Buntu
Kalando
Lingkungan Buntu Kalando, Kel.
Tongko Sarapung, Kec. Sangalla',
Kab. Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Kab. Tana Toraja Sulawesi
Selatan
56
Lembaga
Tongkonan To'
Parrin
Lingkungan Rante, Lembang Lea,
Kec. Makale, Kab. Tana Toraja,
Sulawesi Selatan
Kab. Tana Toraja Sulawesi
Selatan
57
Perkumpulan
Desa Adat
Tongkonan
Kaparengngesa
n Bamba
Kampung Mariri, Lembang Saloso,
Kec. Rantepao, Kab. Toraja Utara,
Sulawesi Selatan
Kab. Toraja Utara Sulawesi
Selatan
58
Perkumpulan
Desa Adat
Tongkonan
Sallebayu
Lingkungan Tonga, Kel. Panta'nakan
Lolo, Kec. Kesu', Kab. Toraja Utara,
Sulawesi Selatan
Kab. Toraja Utara Sulawesi
Selatan
59
Lembaga
Perangkat Adat
To Makaka Peta
Kedatuan Luwu
Jln. Andi Bintang RT 01 RW 01 Kel.
Peta, Kec. Sendana, Kab. Palopo,
Sulawesi Selatan
Kab. Palopo Sulawesi
Selatan
60
Masyarakat
Adat
Barambang
Katute
Desa Barambang, Kec. Sinjai
Borong, Kab. Sinjai, Sulawesi Selatan Kab. Sinjai
Sulawesi
Selatan
61 Lembaga Adat
Tabbanga
Dusun Tabbanga, Desa Julukanaya,
Kec. Pallangga, Kab. Gowa,
Sulawesi Selatan
Kab. Gowa Sulawesi
Selatan
62
Lembaga Adat
Karaeng
Sanrobone
Dusun Kasuarrang, Desa Sanrobone,
Kec. Sanrobone, Kab. Takalar,
Sulawesi Selatan
Kab. Takalar Sulawesi
Selatan
63
Komunitas Adat
Desa Oirata
Barat
Jln. Yaluresi - Oirata Barat, Desa
Oirata Barat, Kec. Pulau-Pulau
Terselatan, Kab. Maluku Barat Daya,
Maluku
Kab. Maluku Barat
Daya Maluku
64
Masyarakat
Adat
Akudligagal
Jl. Trans Kalarin - Kobakma, Desa
Kalarin, Distrik Ilugwa, Kab.
Memberamo Tengah, Papua
Kab. Mamberamo
Tengah Papua
65
Masyarakat
Adat Yelipele -
Elopere
Jln. Raya Napua, Desa Napua,
Distrik Napua, Kab. Jayawijaya,
Papua
Kab. Jayawijaya Papua
66
Kampung Adat
Swayab
Kangokko
Jln. Sabron Puai, Desa Swayab
Kangokko, Distrik Kemtuk Damaibo,
Kab. Jayapura, Papua
Kab. Jayapura Papua
67
Desa Adat Muai
Distrik Hubikiak
Kabupaten
Jayawijaya
Distrik Hubikiak, Kab. Jayawijaya,
Papua Kab. Jayawijaya Papua
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 37
Gambar 6. Desa adat di Sumba Timur
f. Pembangunan Laboratorium Seni dan Budaya
Fasilitasi Laboratorium seni budaya dan film adalah fasilitasi berupa bangunan fisik
dan sarana pendukung laboratorium seni budaya dan film kepada satuan
pendidikan tingkat SMA pada provinsi di Indonesia. Kegiatan tersebut dalam
rangka apresiasi masyarakat dan pelajar terhadap seni budaya dan film.
Laboratorium seni dan bduaya tersebut di samping sebagai tempat latihan dan
pertunjukan seni dan budaya juga sekaligus dapat berfungsi sebagai bioskop mini
(mini teater).
Realisasi kinerja pembangunan Laboratorium Seni dan Budaya tahun 2016,
sebagai berikut:
1. Laboratorium Seni dan Budaya SMK Negeri 4 Bangli, Bali;
2. Laboratorium Seni dan Budaya SMA Negeri 4 Kota Palu, Sulawesi Tengah;
3. Laboratorium Seni dan Budaya SMA Negeri 2 Bunguran Timur, Pering,
Kepulauan Riau;
4. Labortorium Seni dan Budaya SMA Negeri 1 Cirebon, Jawa Barat.
Pembangunan Laboratoriun Seni dan Budaya pada tahun 2017 masih dalam
proses pelaksanaan kegiatan dengan target 6 sekolah, sebagai berikut:
Tabel 14
Laboratoriun Seni dan Budaya Tahun 2017
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah Kab/Kota Provinsi
1 SMA Permata Insani
Blok G1, Jl. Perum Villa Permata, Ps. Kemis,
Kab. Tangerang Banten
2 SMAN 1 Merauke
Jl. Biak, Kab. Merauke Papua
3 SMAN 1 Tasifeto Barat
Jalan Jurusan Kupang Km 18, Bakustulama,
Kab. Belu Nusa Tenggara Timur
4 SMAN 1 Kendal Jl. Soekarno – Hatta, Kab. Kendal Jawa Tengah
38 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
5 SMAN 1 Gelumbang
Jl. Raya Gelumbang, Kab. Muara Enim Sumatera Selatan
6 SMKN 2 Sampit Jl. Sawit Raya No. 01 RT: IV RW: 01 Kel. Pasir Putih,
Kab. Kotawringin Timur
Kalimantan Tengah
3. Pelestarian Budaya Melalui Kegiatan Pengelolaan Warisan Budaya Takbenda
Indonesia
Upaya pelestarian budaya tak benda Indonesia sebagai langkah awal adalah
pencatatan warisan budaya takbenda. Pencatatan adalah upaya penting
pendataan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia untuk menambah data
karya budaya yang ada di database warisan budaya takbenda Indonesia.
Pencatatan dan Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia bertujuan:
a) Merekam data secara tertulis terhadap hasil Pendaftaran Budaya Takbenda
untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia
b) Pencatatan seluruh kekayaan budaya yang ada di Indonesia untuk upaya
pelindungan dari kepunahan dan membangun kesadaran dalam pelestarian
kebudayaan;
c) ‘Inventory national’ sebagai syarat pengajuan nominasi WBTB untuk diakui oleh
UNESCO.
Warisan budaya takbenda Indonesia dengan kategori pencatatan sebagai
berikut:
1) Tradisi Lisan
2) Bahasa
3) Naskah Kuno
4) Permainan Tradisional
5) Seni Tradisi
6) Upacara/Ritus
7) Kearifan Lokal
8) Teknologi Tradisional
9) Arsitektur
10) Kain Tradisional
11) Kerajinan Tradisional
12) Kuliner Tradisional
13) Pakaian Adat
14) Senjata Tradisional
Hasil pencatatan warisan budaya tak benda sampai dengan tahun 2017 sebanyak 7.248
warisan budaya tak benda, dan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda
Indonesia sebanyak 594 warisan budaya, sebagaimana dalam tabel berikut ini.
Tabel 15
Pencatatan dan Penetapan Warisan Budaya Tak benda
No.
Uraian Tahun Jumlah
s.d. 2014 2015 2016 2017
1. Pencatatan 5.231 475 1.004 538 7.248
2. Penetapan 173 121 150 150 594
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 39
Grafik 3. Pencatatan dan Penetapan Warisan Budaya Takbenda
Hasil penetapan warisan budaya tak benda Indonesia tahun 2017 sebanyak 150 warisan
budaya tak benda, sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 16
Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2017
No PROVINSI NAMA KARYA BUDAYA DOMAIN
1 Aceh Landok Sampot Seni Pertunjukan
2 Aceh Rapa'i Pase Seni Pertunjukan
3 Aceh Payung Mesikhat Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
4 Aceh Pasenatken Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
5 Aceh Grimpheng Seni Pertunjukan
6 Sumatera Utara Genderang Sisibah Seni Pertunjukan
7 Sumatera Utara Holat Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
8 Sumatera Utara Toge Panyabungan Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
9 Sumatera Utara Tari Gubang Seni Pertunjukan
10 Sumatera Utara Babae Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
11 Sumatera Barat Randai Seni Pertunjukan
12 Bengkulu Bekejai (Upacara
Perkawinan Suku Rejang)
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
13 Bengkulu Tari Kejai Seni Pertunjukan
14 Sumatera Selatan Rumah Besemah Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
15 Sumatera Selatan Lak Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
16 Sumatera Selatan Tari Penguton Seni Pertunjukan
17 Jambi Tari Elang Seni Pertunjukan
18 Jambi Tomboi Sialong/Tomboi
Ngambek Rapa
Pengetahuan dan kebiasaan perilaku
mengenai alam dan semesta
19 Jambi Sebelik Sumpah Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
20 Jambi Ambung Orang Rimbo Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
21 Jambi Cawot Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
40 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
22 Jambi Ubat Ramuon Orang
Rimbo
Pengetahuan dan kebiasaan perilaku
mengenai alam dan semesta
23 Jambi Belangun Orang Rimbo Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
24 Jambi Hompongon Pengetahuan dan kebiasaan perilaku
mengenai alam dan semesta
25 Jambi Musik Gambang Dano
Lamo
Seni Pertunjukan
26 Jambi Tari Kadam Seni Pertunjukan
27 Bangka Belitung Gangan Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
28 Bangka Belitung Antu Bubu Tradisi dan Ekspresi Lisan
29 Riau Tunjuk Ajar Melayu Tradisi dan Ekspresi Lisan
30 Riau Sijobang "Buwong
Gasiong"
Seni Pertunjukan
31 Riau Silat Perisai Seni Pertunjukan
32 Riau Zapin Api Seni Pertunjukan
33 Riau Zapin Meskom Seni Pertunjukan
34 Riau Manongkah Pengetahuan dan kebiasaan perilaku
mengenai alam dan semesta
35 Riau Perahu Beganduang Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
36 Riau Batobo Tradisi dan Ekspresi Lisan
37 Riau Rumah Lontiok Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
38 Riau Selembayung Riau Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
39 Riau Onduo Rokan Seni Pertunjukan
40 Kepulauan Riau Bejenjang Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
41 Kepulauan Riau Tari Inai Seni Pertunjukan
42 Lampung Nyambai Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
43 Lampung Bediom Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
44 Lampung Tari Bedayou Tulang
Bawang
Seni Pertunjukan
45 Banten Golok Sulangkar Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
46 Banten Golok Ciomas Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
47 Banten Zikir Saman Banten Tradisi dan Ekspresi Lisan
48 Banten Patingtung Seni Pertunjukan
49 Banten Wayang Garing Serang Seni Pertunjukan
50 DKI Jakarta Kebaya Kerancang Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
51 DKI Jakarta Batik Betawi Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
52 DKI Jakarta Topeng Tunggal Tradisi dan Ekspresi Lisan
53 DKI Jakarta Penganten Sunat Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
54 DKI Jakarta Rebana Biang Seni Pertunjukan
55 DKI Jakarta Hadroh Betawi Tradisi dan Ekspresi Lisan
56 DKI Jakarta Dodol Betawi Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
57 DKI Jakarta Silat Cingkrik Seni Pertunjukan
58 Jawa Barat Gembyung Seni Pertunjukan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 41
59 Jawa Barat Iket Sunda Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
60 Jawa Barat Kolecer Jawa Barat Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
61 Jawa Barat Leuit Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
62 Jawa Barat Nyangku Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
63 DI Yogyakarta Beksan Lawung Ageng
Keraton Yogyakarta
Seni Pertunjukan
64 DI Yogyakarta Beksan Bandabaya Pura
Pakualaman
Seni Pertunjukan
65 DI Yogyakarta Badui Seni Pertunjukan
66 DI Yogyakarta Khuntulan Yogyakarta Seni Pertunjukan
67 DI Yogyakarta Montro Seni Pertunjukan
68 DI Yogyakarta Rinding Gumbreng
Gunung Kidul
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
69 DI Yogyakarta Srandul Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
70 DI Yogyakarta Panjidur Yogyakarta Seni Pertunjukan
71 DI Yogyakarta Wayang Topeng
Pedalangan
Seni Pertunjukan
72 DI Yogyakarta Bancakan Bayi
Yogyakarta
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
73 DI Yogyakarta Tata Cara Palakrama
Yogyakarta
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
74 DI Yogyakarta Beksan Golek Menak Seni Pertunjukan
75 DI Yogyakarta Srimpi Rangga Janur Seni Pertunjukan
76 DI Yogyakarta Dadung Awuk Seni Pertunjukan
77 DI Yogyakarta Blangkon Yogyakarta Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
78 DI Yogyakarta Krumpyung Kulon Progo Seni Pertunjukan
79 DI Yogyakarta Wedang Uwuh Imogiri Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
80 DI Yogyakarta Tenun Serat Gamplong Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
81 Jawa Tengah Tempe Jawa Tengah Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
82 Jawa Tengah Barongan Blora Seni Pertunjukan
83 Jawa Tengah Gethuk Goreng Sokaraja Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
84 Jawa Timur Sandhur Manduro Seni Pertunjukan
85 Jawa Timur Nyadêr Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
86 Jawa Timur Ceprotan Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
87 Jawa Timur Jamasan Gong Kyai
Pradah
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
88 Jawa Timur Damar Kurung Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
89 Kalimantan Barat Nyangahatn Tradisi dan Ekspresi Lisan
90 Kalimantan Barat Jonggan Tradisi dan Ekspresi Lisan
42 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
91 Kalimantan Barat Sape Kalimantan Barat Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
92 Kalimantan Barat Tumpang Negeri Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
93 Kalimantan Barat Tari Pinggan Sekadau Seni Pertunjukan
94 Kalimantan Barat Gawai Dayak
Kalimantan Barat
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
95 Kalimantan Barat Tenun Corak Insang Kota
Pontianak
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
96 Kalimantan Barat Arakan Pengantin Kota
Pontianak
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
97 Kalimantan Barat Saprahan Melayu Kota
Pontianak
Tradisi dan Ekspresi Lisan
98 Kalimantan
Selatan
Tari Topeng Banjar Seni Pertunjukan
99 Kalimantan
Selatan
Kuda Gipang Seni Pertunjukan
100 Kalimantan
Selatan
Sinoman Hadrah Seni Pertunjukan
101 Kalimantan
Selatan
Wayang Gung Seni Pertunjukan
102 Kalimantan
Selatan
Balogo Tradisi dan Ekspresi Lisan
103 Kalimantan
Tengah
Nahunan Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
104 Kalimantan
Tengah
Wadian Dadas Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
105 Kalimantan Timur Ronggeng Passer Seni Pertunjukan
106 Kalimantan Utara Jatung Utang Seni Pertunjukan
107 Kalimantan Utara Lalatip Seni Pertunjukan
108 Kalimantan Utara Penurunan Padaw Tuju
Dulung
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
109 Bali Betutu Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
110 Bali Kare-kare Tenganan
Pegringsingan
adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
111 Bali Gamelan Selonding adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
112 Bali Usaba Dangsil adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
113 Bali Usaba Sumbu Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
114 Bali Siat Tipat Bantal Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
115 Bali Leko Seni Pertunjukan
116 Nusa Tenggara
Barat
Kareku Kandei Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
117 Nusa Tenggara
Timur
Bonet Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
118 Sulawesi Selatan Maccera Manurung
Kaluppini (Enrekang)
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
119 Sulawesi Selatan Tari Salonreng Seni Pertunjukan
120 Sulawesi Selatan Barongko Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
121 Sulawesi Selatan Balla To Kajang (Rumah
Kajang)
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 43
122 Sulawesi Selatan Kelong Pakkiyo Bunting Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
123 Sulawesi Selatan Passura' Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
124 Sulawesi Barat Lipa Saqbe Mandar Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
125 Sulawesi
Tenggara
Kantola Tradisi dan Ekspresi Lisan
126 Sulawesi
Tenggara
Istana Malige Buton Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
127 Sulawesi
Tenggara
Kaago-Ago Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
128 Sulawesi Utara Masamper Seni Pertunjukan
129 Sulawesi Utara Tinutuan Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
130 Sulawesi Tengah Kaledo Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
131 Sulawesi Tengah Kakula Tradisi dan Ekspresi Lisan
132 Gorontalo Paiya Lohungo Lopoli Tradisi dan Ekspresi Lisan
133 Gorontalo Tuja'i Tradisi dan Ekspresi Lisan
134 Gorontalo Wunungo Tradisi dan Ekspresi Lisan
135 Gorontalo Tidi Lopolopalo Tradisi dan Ekspresi Lisan
136 Gorontalo Palebohu Tradisi dan Ekspresi Lisan
137 Maluku Minyak Kayu Putih Pengetahuan dan kebiasaan perilaku
mengenai alam dan semesta
138 Maluku Dansa Tali Seni Pertunjukan
139 Maluku Enbal Pengetahuan dan kebiasaan perilaku
mengenai alam dan semesta
140 Maluku Tahuri Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
141 Maluku Utara Sasadu Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
142 Papua Ndambu Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
143 Papua Yu Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
144 Papua Pokem Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
145 Papua Barat Fararior Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
146 Papua Barat Farbakbuk Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
147 Papua Barat Kuk Kir Kna Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
148 Papua Barat Mansorandak Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
149 Papua Barat Mbaham- Matta / Ko On
Kno Mi Mombi Du
Qpona
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan
Perayaan-perayaan
150 Papua Barat Anu Beta Tubat Pengetahuan dan kebiasaan perilaku
mengenai alam dan semesta
Pengelolaan warisan budaya tak benda Indonesia adalah pengelolaan warisan
budaya nasional dan dunia yang kegiatannya meliputi: Penyiapan Data Warisan
Budaya Benda Untuk Nominasi dan Tentative List UNESCO; Pengelolaan Warisan
Budaya Takbenda; Pengelolaan Warisan Budaya Benda Dunia; Pengelolaan
44 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Terpadu Warisan Budaya Benda Dunia; Pengelolaan Terpadu Warisan Budaya
Benda Dunia; dan Penyiapan Data Warisan Budaya Tak Benda untuk Nominasi ICH
List UNESCO.
Kinerja pengelolaan warisan budaya tak benda Indonesia pada tahun 2017
dengan target 15 karya budaya dapat terealisasi sebanyak 12 karya budaya atau
80 %, sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 17
Warisan Budaya Nasional dan Dunia Yang Dikelola
No Kegiatan Jumlah
1 Penyiapan Data Warisan Budaya Takbenda untuk Nominasi dan ICH List UNESCO: Pantun Pencak Silat
2
2 Pengelolaan Warisan Budaya Takbenda: Wayang Tari Saman Noken Batik
4
3 Penyiapan Data Warisan Budaya Benda untuk Nominasi dan Tentative List UNESCO: The Age of Trade: Old Town of Jakarta (Formerly Batavia) and 4 Outlying Islands Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto.
2
4 Pengelolaan Warisan Budaya Benda Dunia: Pelaksanaan Hari Waisak di Borobudur Temple Compounds Pelaksanaan Tawur Agung di Prambanan Temple Compounds Penyusunan dan pengiriman State of Conservation Situs Manusia Purba Sangiran Pemasangan papan informasi di Subak di Kabupaten Tabanan dan Gianyar di Bali
4
Realisasi kinerja pengelolaan warisan budaya tak benda tidak dapat memenuhi
target yang direncanakan karena adanya kebijakan pimpinan untuk
memprioritaskan pada pengelolaan empat warisan budaya tak benda dari target
tujuh warisan budaya tak benda, yaitu: Wayang, Tari Saman, Noken, dan Batik,
karena pengelolaan keempat warisan budaya tak benda tersebut diwajibkan
untuk menyerahkan laporan berkala ke UNESCO, sehingga pengelolaan terhadap
tiga warisan budaya tak benda, yaitu: Angklung, Keris, dan Tari Bali, tidak dilakukan
pengelolaan.
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan Warisan Budaya Nasional dan Dunia yang
dikelola dicapai melalui 4 kegiatan yaitu :
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 45
(1) Penyiapan Data Warisan Budaya Takbenda untuk Nominasi dan ICH List
UNESCO
Penyiapan Data Warisan Budaya Takbenda untuk Nominasi dan ICH List UNESCO
pada tahun 2017 adalah sebesar 2 warisan budaya, yaitu Pantun dan Pencak Silat.
Kegiatan ini dilakukan melalui serangkaian tahapan penyusunan naskah akademik,
kajian dan pengambilan gambar (video) dan uji publik. Naskah Pantun, The Malay
Oral Tradition dan The Tradition of Pencak Silat dalam bentuk hard dan soft copy
beserta kelengkapan telah dikirim kepada Sekretariat UNESCO pada tanggal 31
Maret 2017.
(2) Pengelolaan Warisan Budaya Takbenda
Pengelolaan Warisan Budaya Takbenda sebanyak 4 warisan budaya yaitu Wayang,
Tari Saman, Noken dan Batik. Kegiatan ini dilakukan melalui sarasehan, seminar,
FGD, dan Fasilitasi Komunitas. Pada tahun 2017, kegiatan yang sudah dilakukan
yaitu Sarasehan Wayang Sasak yang dilakukan pada tanggal 16-18 Mei 2017 di
Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang dihadiri oleh 50 peserta yang
terdiri dari pewayang, mahasiswa, Dinas Kebudayaan dan pemerhati budaya
selanjutnya dilakukan Pagelaran Wayang Sasak di Desa Bonjeruk, Jongat, Lombok
Tengah pada tanggal 17 Mei 2017. Fasilitasi Pemecahan Rekor Muri 10001 Menari
Saman yang dilaksanakan di Gayo Luwes pada 14 Agustus 2017. Kerjasama
dengan Dinas Papua Barat mengadakan Duduk Para Para (sarasehan) dengan
Workshop Noken dilaksanakan pada tanggal 5-6 September 2017. Bincang bincang
Batik tanggal 23 November 2017 di Pekalongan
(3) Penyiapan Data Warisan Budaya Benda untuk Nominasi dan Tentative List
UNESCO
Penyiapan Data Warisan Budaya Benda untuk Nominasi dan Tentative List UNESCO
pada tahun 2017 sebanyak 2 warisan budaya, yaitu: Kota Tua Jakarta dan Ombilin
Coal Mining Heritage of Sawahlunto. Kegiatan ini dilaksanakan melalui:
Pembahasan Berkas Nominasi The Age of Trade : Old Town of Jakarta (Formerly Old
Batavia) and 4 Outlying Islands (Onrust, Kelor, Cipir and Bidadari) untuk dilakukan
review terhadap cakupan dan luasan wilayah yang sesuai dengan kriteria Warisan
Dunia yang dipilih. Sebagai tindak lanjut kegiatan tersebut, akan dilakukan
pemutakhiran SK. Gub DKI No. 2209 Tahun 2015 tentang Penetapan Gugusan P.
Onrust, P. Cipir, P. Kelor, P. Bidadari sebagai Kawasan Cagar Budaya dan SK Gub.
DKI No. 1766 Tahun 2015 tentang Penetapan Kawasan Kota Tua sebagai Kawasan
Cagar Budaya dan Site Visit evaluasi teknis oleh ICOMOS.
Perbaikan peta Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto sesuai masukan WHC
UNESCO atas voluntary submission. Penyempurnaan draft Management Plan dan
Pengiriman Naskah Nominasi Warisan Dunia Ombilin Coal Mining Heritage of
Sawahlunto sebagai voluntary Submission.
46 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
(4) Pengelolaan Warisan Budaya Benda Dunia
Pengelolaan Warisan Budaya Benda Dunia pada tahun 2017 sebanyak 4 warisan
budaya yaitu: Kompleks Candi Borobudur, Kompleks Candi Prambanan, Situs
Manusia Purba Sangiran, dan Subak Bali. Kegiatan dilaksanakan melalui Monitoring
Pelaksanaan Waisak di Candi Borobudur yang menghasilkan rekomendasi untuk
pelaporan pelaksanaan Waisak selanjutnya menggunakan format pelaporan HIA
UNESCO/WHC. Monitoring Pelaksanaan Nyepi di Candi Prambanan memantau dan
memastikan koordinasi antar pihak penyelanggara dan pengelola kawasan untuk
menjamin perlindungan dari segala bentuk tindakan dan kemungkinan hal-hal
yang dapat mempengaruhi Nilai Universal Luar Biasa Prambanan Temple
Compounds, khususnya Candi Sewu. Pemasangan papan informasi Subak di
Kabupaten Gianyar dan Tabanan di Bali. Penyusunan dan Penyampaian Laporan
Kondisi kelestarian Warisan Budaya Dunia (State of Conservation) Situs Manusia
Purba Sangiran ke World Heritage Center per 1 Desember 2017.
4. Pelestarian Budaya Melalui Kegiatan Pelestarian Nilai Budaya
Pelestarian nilai budaya yang hidup di masyarakat dilaksanakan melalui
inventarisasi, dokumentasi dan kajian. Nilai budaya adalah nilai-nilai yang dianut
masyarakat dan terkandung dalam norma, adat-istiadat, kepercayaan, dan
lainnya sebagai pedoman hidup di masyarakat. Kinerja pelestarian nilai budaya
adalah bidang garapan (core business) unit pelaksana teknis Balai Pelestarian Nilai
Budaya se-Indonesia, dengan didukung tenaga peneliti sebanyak 159 orang.
Hasil dokumentasi pengetahuan dan ekspresi budaya tak benda dalam bentuk
Modul Pengetahuan Tradisi dan Ekspresi Budaya Tak Benda Berbasis Muatan Lokal:
1) Upacara Tradisional; 2) Cerita Rakyat; 3) Permainan Rakyat; 4) Ungkapan
Tradidional; 5) Pengobatan Tradisional; 6) Makanan dan Minuman Tradisional; 7)
Senjata Tradisional; 8) Peralatan Tradisional; 9) Arsitektur Tradisional; 10) Pakaian
Tradisional; 11) Kain Tradisional; 12) Organisasi Tradisional; 13) Kesenian Tradisional;
14) Pengetahuan dan Teknologi Tradisional; 15) Kearifan Lokal.
Realisasi kinerja tahun 2016 terdiri dari: pengetahuan dan ekspresi budaya yang
didokumentasikan sebanyak 30 karya budaya, nilai budaya yang dikaji sebanyak
164 karya budaya, dan inventarisasi karya budaya sebanyak 1.003 karya budaya.
Pada tahun 2017 kegiatan pelestarian nilai budaya dengan target dan realisasi
sebagai berikut:
Tabel 18
Kegiatan pelestarian nilai budaya Tahun 2017
No. Uraian Target Realisasi %
1. Pengetahuan dan ekspresi
budaya yang didokumentasi
40 32 80
2. Nilai budaya yang dikaji 214 214 100
3. Karya budaya yang
diinventarisasi
990 951 96,06
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 47
Kegiatan pelestarian nilai budaya melalui pendokumentasian pengetahuan dan
ekspresi budaya dengan target 40 dokumen dapat terealisasi sebanyak 32
dokumen atau 80 %. Ketidaktercapaian realisasi kinerja ini disebabkan karena
terjadinya efisiensi anggaran sebesar 37,20 %, yaitu dari anggaran sebesar Rp
9.348.994.000,- selfblocking sebesar Rp 3.476.613.000,- menjadi Rp 5.872.381.000,-,
Kegiatan pelestarian nilai budaya melalui pengkajian nilai budaya oleh Unit
Pelaksana Teknis Balai Pelestarian Nilai Budaya se-Indonesia dengan target
sebanyak 990 kajian dapat terealisasi sebanyak 951 kajian atau 96,06%.
Ketidaktercapaian realisasi kinerja ini disebabkan adanya efisiensi anggaran
(selfblocking) yang berdampak pada pengurangan realisasi kinerja inventarisasi
karya budaya.
5. Pelestarian Budaya Melalui Pelestarian Kesenian Daerah
Upaya pelestarian kesenian daerah yang paling strategis adalah pemberian
fasilitasi melalui pemberian bantuan pemerintah kepada masyarakat dalam
rangka pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kesenian daerah.
Fasilitasi ini juga diharapkan sebagai stimulus untuk menggerakkan para pelaku
budaya di daerah dalam upaya pelestarian kesenian di daerah.
Pemberian bantuan pemerintah untuk pelestarian budaya didasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum
Penyaluran Bantuan Pemerintah di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, yakni pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang
diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko
sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi atau kesejahteraan masyarakat di
bidang pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan mekanisme pelaksanaannya
didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor
173/PMK.05/2016, tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga.
Resiko sosial di bidang pendidikan dan kebudayaan yang dimaksudkan dalam
peraturan Mendikbud tersebut meliputi kejadian atau peristiwa yang dapat
menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu,
keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis
ekonomi, krisis politik, fenomena alam, dan bencana alam, yang jika tidak
diberikan bantuan sosial akan terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi yang
wajar di bidang pendidikan dan kebudayaan. Dalam program ini, yang dimaksud
masyarakat adalah masyarakat yang melakukan pelestarian budaya baik di dunia
pendidikan maupun komunitas budaya meliputi: Keraton, Komunitas Adat,
Lembaga Adat, Desa Adat, Sanggar, Organisasi Penghayat Kepercayaan, serta
Lembaga Keagamaan.
Realisasi pemberian bantuan pemerintah untuk pelestarian kesenian di daerah
pada tahun 2016, sebagai berikut.
48 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Tabel 19
Realisasi Pemberian Bantuan Pemerintah
Tahun 2016
No Mata Budaya Tahun 2016
Target Realisasi %
1 Fasilitasi kesenian di
sekolah
200 200 100
2 Fasilitasi komunitas budaya 348 345 99,14
3 Karya seni yang
direvitalisasi
2 4 200
Sedangkan pemberian bantuan pemerintah tahun 2017, sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 20
Realisasi Pemberian Bantuan Pemerintah
Tahun 2017
No Mata Budaya Tahun 2017
Target Realisasi %
1 Fasilitasi alat kesenian di
sekolah
220 221 100,45
2 Fasilitasi komunitas budaya 217 218 100,46
3 Fasilitasi komunitas sejarah 70 81 115,71
4 Fasilitasi komunitas
kesenian
70 114 162,86
5 Karya seni yang
direvitalisasi
2 2 100
6. Pelestarian Budaya Melalui Penulisan Buku Sejarah dan Budaya
Penulisan buku sejarah dan budaya dalam rangka kajian pelestarian budaya yang
menyangkut kesejarahan pada tahun 2017 telah dihasilkan sebanyak 19 buku
kesejarahan sebagai berikut:
1) Presiden Republik Indonesia
2) Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia
3) Draft Buku Pendampingan Sejarah di Sekolah
4) Aspek-aspek Perkembangan Peradaban di Kawasan Timur; Maluku dan Suwu
5) Sejarah Kewilayahan: Bencana Gempa Bumi di Sumatera
6) Diaspora Etnis Melanesia
7) Sejarah Toponim Kota Panatai di Sulawesi
8) Atlas Arsitektur Seri III
9) Jalur Rempah
10) Jurnal Sejarah Vol 4, tema “Jejak Nusantara: Jalur Rempah Sebagai Simpul
Peradaban Bahari”
11) Pedoman Penulisan Peristiwa
12) Pedoman Penulisan Tokoh Sejarah
13) Standar Kajian Sumber Sejarah
14) Merayakan Indonesia Raya
15) Merayakan Ibu Bangsa
16) Pendokumentasian Sumber Sejarah
17) Publikasi Kesejarahan
18) Penguatan Nilai-nilai Sejarah
19) Kreasi Audio Visual Sejarah
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 49
Realisasi penulisan bukus sejarah dan budaya tahun 2017 terselesaikan sebanyak
33 buku, yaitu:
1. Sejarah Pahlawan Nasional
2. Bendera Negara Sang Merah Putih,
3. Lambang Negara Negara Garuda Pancasila
4. Hiduplah Indonesia Raya
5. Jejak Kemerdekaan di Banda Naira
6. Pemuda yang Bersumpah untuk Bangsa
7. Ayo Bangkit
8. Diplomasi Indonesia
9. Peperangan dan Serangan
10. Pasang Surut Perniagaan Nusantara
11. Pasang Surut Wilayah Indonesia
12. 1957
13. Materi Sejarah untuk Guru Sejarah, Jilid 1, Kamus Sejarah Indonesia, Nation
Formation.
14. Materi Sejarah untuk Guru Sejarah, Jilid 2, Kamus Sejarah Indonesia, Nasional
Building.
15. Indeks Sumber Sejarah Agresi Militer Belanda
16. Indeks Beranotasi Karya Ki Hadjar Dewantara
17. Sumber Sejarah Lisan Revolusi Hijau
18. Tokoh Inspiratif
19. Materi Film Sejarah
20. Ensiklopedia Suku Bangsa Jilid 1 A-C
21. Ensiklopedia Suku Bangsa Jilid 2 D-K
22. Ensiklopedia Suku Bangsa Jilid 3 L-O
23. Ensiklopedia Suku Bangsa Jilid 4 P-S
24. Ensiklopedia Suku Bangsa Jilid 5 T-Y
25. Jalur Rempah Indonesia
26. Permen Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia memgenai Penetapan SKKK
Sektor Kebudayaan Bidang Kesejarahan Sub Bidang Penulisan Sejarah.
27. Jurnal Abad
28. Beranda Sejarah
29. Database Informasi Kesejarahan
30. Indonesia Islamic Culture in Historical Perspective
31. The Melanesia Diaspora In Indonesia From Prehistory to the Present
32. Presiden-Presiden Indonesia
33. Risalah Otentik BPUPKI.
7. Pelesatarian Budaya Melalui Pengelolaan Karya Seni Rupa dan Koleksi Museum
Pengelolaan karya seni rupa dan koleksi museum adalah kegiatan pelestarian
budaya yang diampu oleh Unit Pelaksana Teknis Galeri Nasional Indonesia dan
Museum. Beberapa kegiatan pengelolaan karya seni rupa dan koleksi museum
sebagai berikut:
a. Perawatan dan observasi karya seni rupa dan koleksi bertujuan untuk
melakukan perawatan koleksi melalui pembersihan dengan menggunakan
bahan kimia organik dan an-organik. Alur kegiatan perawatan dan
pengawetan koleksi yang dilakukan secara umum, yaitu: pertama, identifikasi
dan observasi kondisi mencakup tingkat kerusakan dan penyebabnya; kedua,
tindakan perawatan sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil observasi;
Ketiga, tindakan pencegahan atau meminimalisasi dampak dari faktor-faktor
yang mengancam kelangsungan hidup koleksi, atau yang disebut sebagai
konservasi preventif.
50 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
b. Identifikasi, Inventarisasi, Registrasi dan Dokumentasi Koleksi. Kegiatan bertujuan
untuk mengidentifikasi koleksi baik yang ada di ruang pamer ataupun di ruang
simpan.
c. Pembuatan Replika Koleksi bertujuan menggandakan koleksi yang tidak dimiliki
namun sangat diperlukan untuk menunjang tata pamer ataupun kegiatan
pameran keliling yang sangat beresiko apabila membawa koleksi yang asli.
d. Akuisisi karya seni rupa maupun koleksi museum adalah pengadaan koleksi
yang dapat diperoleh melalui hasil penemuan, hasil pencarian, hibah, imbalan
jasa, pertukaran, pembelian, hadiah, warisan, atau konversi, dengan diawali
kajian ilmiah, kajian legalitas dan kajian fisik terhadap koleksi. Pengadaan
koleksi dilakukan dengan pertimbangan: kemampuan dalam melakukan
pelestarian koleksi, koleksi yang diusulkan berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, dan tidak bertentangan dengan etika permuseuman.
Realisasi pengelolaan karya seni rupa dan koleksi museum sebagaimana tabel
berikut.
Tabel 21
Realisasi Karya Seni Rupa dan Koleksi Museum Yang Dikelola
Tahun 2017
No Mata Budaya Tahun 2017
Target Realisasi %
1 Karya seni rupa yang dikelola,
Galeri Nasional Indonesia
778 699 89,84
2 Karya seni rupa yang
dipamerkan, Galeri Nasional
Indonesia
260 276 106,15
3 Koleksi museum yang dikelola,
terdiri dari:
82.400 106.624 129,40
Museum Nasional 71.853 96.246
Museum Sumpah Pemuda 1.828 1.192
Museum Basoeki Abdullah 200 1.495
Museum Kebangkitan Nasional 500 471
Museum Perumusan Naskah
Proklamasi
750 634
Museum Kepresidenan 25 120
Museum Benteng Vredeburg 7.244 6.465
Pengelolaan karya seni rupa koleksi Galeri Nasional Indonesia dengan target
sebanyak 778 koleksi dapat terealisasi sebanyak 699 koleksi atau 89,84 %.
Ketidaktercapaian kinerja pengelolaan karya seni rupa ini disebabkan karena tidak
terlaksananya kegiatan Peningkatan Tata Pameran Tetap Galeri Nasional
Indonesia.
Pengelolaan koleksi Museum benteng Vredeburg Yogyakarta dengan target 7.244
koleksi dapat terealisasi sebanyak 6.465 koleksi atau 89,25 %. Ketidakcapaian
kinerja pengelolaan koleksi museum ini disebabkan adanya pengurangan
anggaran (selfblocking) yang berdampak pada pengurangan realisasi kinerja.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 51
8. Pelestarian Budaya Melalui Kajian Pengembangan Permuseuman
Museum memiliki fungsi konservasi, edukasi, dan kajian. Kajian permuseuman
setidaknya memiliki dua tema yaitu: kajian koleksi dan kajian pengunjung. Kajian ini
sangat diperlukan untuk pengembangan permuseuman di masa depan.
Kajian permuseuman tahun 2017, dengan target 30 naskah kajian telah teralisasi
sebanyak 30 naskah, yaitu :
1. Kajian Pameran Tetap (Survey Koleksi);
2. Peran Indonesia dalam Pengangktan dan pemulangan Tentara Jepang dari
APWI;
3. Kajian Pengembangan Sarana dan Prasarana Museum Benteng Vredeburg
Yogyakarta Berdasarkan pada Kebutuhan Pengunjung;
4. Kajian Pengunjung Museum Basoeki Abdullah;
5. Penyusunan Buku Panduan Museum Basoeki Abdullah;
6. Kajian Konservasi Koleksi Museum Basoeki Abdullah;
7. Kajian Story Line Tata pameran Tetap Museum Basoeki Abdullah;
8. Kajian Lukisan Basoeki Abdullah tema Pemandangan Alam (moci indie) Jilid II;
9. Kajian Koleksi Ruang Memorial Basoeki Abdullah;
10. Kajian Koleksi Patung Basoeki Abdullah;
11. Kajian Pengadaan Koleksi Museum Basoeki Abdullah;
12. Kajian Peristiwa Sekitar Proklamasi di Palu, Sulawesi Tengah
13. Sejarah Tokoh Emma Poeradiredja
14. Organisasi Pemoeda Kaoem Betawi
15. Komik Tokoh Emma Poeradiredja
16. KajiansKoleksi Museum Sumpah Pemuda
17. Sejarah Tokoh dan Oranisasi Pemuda di Yogyakarta
18. Kajian Tooh Hasyim Asyari
19. Kajian Tokoh Dewi Sartika
20. Kajian Sejarah STOVIA
21. Kajian Pengunjung Museum Kebangkitan Nasional
22. Kajian Konservasi Logam
23. Kajian Peralatan Pembuatan Obat Tradisional
24. Kajian Prasasti Batu Koleksi Museum Nasional
25. Kajian Story Line Tata Pamer Museum Nasional (draft awal)
26. Kajian Konservasi Koleksi Museum Kepresidenan Balai Kirti
27. Kajian Koleksi Terkait Kehidupan Masa Kecil Presiden Soeharto di Yogyakarta
28. Kajian Koleksi Terkait Kehidupan Masa Kecil Preiden Megawati di Jakarta
29. Kajian Koleksi Terkait Kehidupan Masa Kecil Wakil Presiden Muhammad Hatta di
Sumatera Barat
30. Kajian Koleksi Terkait Lambang Negara Republik Indonesia Garuda di Pontianak
52 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Indikator Kinerja Sasaran Program 2: Jumlah Negara yang Menjalin Kerjasama dan
Pertukaran Informasi Budaya dengan Indonesia
Realisasi kinerja sasaran program jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan
pertukaran informasi budaya dengan Indonesia, diuraikan dalam matrik berikut.
Matrik 3
Realisasi Kinerja Sasaran Program Jumlah Negara yang Menjalin Kerjasama dan Pertukaran
Informasi Budaya dengan Indonesia
Tahun 2017
No Sasaran Program Indikator Kinerja
Tahun 2015
realisasi
Tahun 2016
Ralisasi Tahun 2017
Target Realisasi %
1
Meningkatnya Kesadaran dan
Pemahaman
Masyarakat akan
Keragaman
Budaya
(Kebinekaan)
untuk Mendukung
Terwujudnya
Karakter dan
Jatidiri Bangsa
yang Memiliki
Ketahanan
Budaya
4.
Jumlah negara
yang menjalin
hubungan
kerjasama dan
pertukaran
informasi budaya
dengan Indonesia
51
64
46
49
106,52
5.
6.
Berdasarkan matrik di atas dapat dijelaskan bahwa ketercapaian sasaran program
dengan indikator kinerja jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan
pertukaran informasi budaya dengan Indonesia dengan target sebanyak 46 negara
dapat terealisasi sebanyak 49 negara atau 106,52 %.
Apabila dibandingkan dengan realisasi kinerja tahun 2016 sebanyak 64 negara dan
tahun 2017 sebanyak 49 negara maka terdapat penurunan jumlah negara yang menjalin
hubungan kerjasama dan pertukaran informasi budaya dengan Indonesia pada tahun
2017 sebanyak 25 negara, atau 39 %.
Meskipun target jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran
informasi budaya dengan Indonesia tahun 2017 dapat terealisasi melebihi dari target
yang ditentukan namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala yaitu:
belum dipahaminya konsep diplomasi budaya secara jelas sehingga hanya dipahami
sebagai pengiriman misi kebudayaan; masih terbatasnya sumber daya untuk
melaksanakan diplomasi budaya; belum terpetakannya sasaran diplomasi budaya
secara jelas dengan melihat kepentingan Indonesia di antara negara-negara maju di
dunia.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 53
Upaya menindaklanjuti kendala tersebut adalah: perlu merumuskan ulang konsep
diplomasi budaya dengan melibatkan banyak stakeholders; meningkatkan sumber daya
baik kualitas maupun kuantitas; dan menyusun konsep kesepakatan bersama antar
bangsa terkait dengan prioritas nasional.
Indikator Kinerja Sasaran Program "Jumlah Negara Yang Menjalin Hubungan Kerjasama
dan Pertukaran Informasi Budaya dengan Indonesia"
Kerjasama dan pertukaran informasi bidang kebudayaan dengan negara lain sangat
penting sebagai sarana soft diplomasi untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa
Indonesia di mata dunia. Realisasi kinerja jumlah negara yang menjalin kerjasama dan
pertukaran informasi dengan Indonesia tahun 2017, sebagaimana dalam tabel berikut.
Tabel 22
JUMLAH NEGARA YANG MENJALIN KERJASAMA DAN PERTUKARAN INFORMASI DENGAN
INDONESIA TAHUN 2017
No Negara Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
1
Thailand
Asia Pasific Youth Exchange 2017
Koordinasi dan meminta dukungan untuk menjadikan
pantun sebagai warisan budaya tak benda Indonesia
yang akan diajukan sebagai nominasi multi-nasional
intangible cultural Heritage UNESCO tahun 2017
kategori Representative list of the intangible cultural
heritage
ASEAN Puppet Festival
Workshop di Mahasarakham University
2 Kamboja 27th Technical session and the 23th Plenary Session of
the International coordinating committee for the
safeguarding and development of the historic site of
Angkor
3
Amerika Serikat
Kunjungan dalam rangka menjalin kerjasama dan
pengembangan kapasitas juga studi banding terkait
regulasi perfilman sampai dengan program sertifikasi
Indonesian Corner
The ISPA Congress " Arts, Power + Politics
Pertunjukan Forgotten Kingdoms
Pameran Foto Dangdut Pantura
Artist Residency
New York (Couture Fashion Week)
Pameran Lukisan "Jalur Rempah Maritim"
4
Australia
Kunjungan dalam rangka kerjasama dengan Australian
Museum Sydney
OZ Asia Festival
Pagelaran "Satan Jawa"
Europalia POT
5
Belanda
Europalia POT
International Film Festival Rotterdam
1st Biennale International Conference on Moderate
Islam
Artist Residency
Kegiatan Religi Selama bulan Ramadhan 1438 H
program Summer School “Data Analysis in R”
11th International Franz Liszt Piano Competition
54 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
6
Filipina
TILAMSIKAN Philippines Internasional performance Art
2017
4th International Conference of the International
Council for Historical and cultural Cooperation Southest
Asia (ICHCC-SEA)
1st Budayaw: the BIMP-EAGAFestival of Cultures
7
India
Promosi Kesenian
Dhaatu International Festival
8
Inggris
Indonesian Corner
Festival Gamelan Internasional
Indonesian Weekend
London fashion week
Residency dan exhibition "Water Connection"
World Peace Trio European Tour 2017 dan promosi seni
budaya
2017 Gamelan Composers Forum
9
Malaysia
Koordinasi dan meminta dukungan untuk menjadikan
pantun sebagai warisan budaya tak benda Indonesia
yang akan diajukan sebagai nominasi multi-nasional
intangible cultural Heritage UNESCO tahun 2017
kategori Representative list of the intangible cultural
heritage
The Inception Workshop onn capacity building for
disaster risk reduction (IDR) of Heritage Cities in
Southeast Asia and Small Island Development states in
the pacific
Workshop on ASEAN Masterclass on the virtual reality
culture Heritage storytelling: the research and
development process (ASWARA)
52nd Meeting of ASEAN Committee on Culture and
Information (52nd ASEAN-COCI)
10
Vietnam
18th meeting of the ASEAN SCC and 6th meeting of
ASEAN plus three Cultural Cooperation Network
(APTCCN)
ASEAN Song, dance, and music Festival 2017
11 Lao PDR 2017 IMACO International Conference
12 Mesir Indonesian Corner
13 Selandia Baru Indonesian Corner
14 Timor Leste Indonesian Corner
15 Afrika Tengah Pendukungan misi diplomasi budaya pasukan
perdamaian PBB
16 Lebanon Pendukungan misi diplomasi budaya pasukan
perdamaian PBB
17
Korea Selatan
Indonesian Corner
2017 IMACO International Symposium
Yecheon World Traditional Archery Festival (YWTA)
sesi ke-12 sidang Intangible Cultural Heritage
18 Singapura Indonesian Corner
19
Jepang
Indonesian Corner
International Academic Forum (IAFOR)
20 Papua Nugini Indonesian Corner
21 Myanmar Indonesian Corner
22
Turki
Indonesian Corner
Harika Indonezia
23
Spanyol
Vinculos 2017
Pagelaran Busana dan Pameran Kain Negeriku Jambi
oleh Barli Asmara
workshop, pertunjukan dan kolaborasi musik
24 Skotlandia Festival Gamelan Internasional
25 Perancis Pendukungan Pencak Silat dan Gastronomi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 55
Journee Indonesie
ICH NGO Forum Capacity Building Preparatory
Workshop
Cannes International Film Festival
Festival De Montoire
26 Meksiko Sayembara Desain Pendirian patung soekarno
27 Arab Saudi Program Pelatihan Budaya dan Bahasa Arab
28
Jerman
Berlin International Film Festival
Jazz Ahead 2017
World Peace Trio European Tour 2017 dan promosi seni
budaya
Penelitian benda-benda budaya dan senjata
tradisional Indonesia
Festival Pasar Hamburg
Frankfurt Book Fair 2017
29
Italia
XVII International Childrend’s Festival – I Bambini Del
Mondo
World Peace Trio European Tour 2017 dan promosi seni
budaya
30 Uzbekistan International Jazz Festival
31
Swiss
Konferensi "Anti-Communist Persecution in the 20th
Century"
Pameran CAMPBASELrevisited
Salon Suisse-Venice Biennale
32
Austria
FEEDDBACK
World Peace Trio European Tour 2017 dan promosi seni
budaya
33
Bulgaria
World Cup of Folklore
4th International Conference on Government and
Strategic Management (ICGSM)
Pelatihan Tari Kecak dan tari Tradisional Indonesia
lainnya
34
Hongkong
Asia Society Hong Kong - Food and Cultural Diplomacy
3rd Asia-Pacific Conference on Underwater Cultural
Heritage,
35
China
Gourmand World Cookbook Award
2nd Asia Pacific International Puppetry Festival
workshop dan pertunjukan permainan tradisional
Sunda
36
Georgia
4th International Comedy Festival
Festival Folk Dance and Musician Festival Perkhuli
37 Bosnia International Cunture & Music Festival "DUKATFEST 2017"
38
Polandia
First World Heritage Managers Forum
13th International Festival of Visual Theatre Schools
METAFORMS
39
Belgia
Penelitian benda-benda budaya dan senjata
tradisional Indonesia
Resepsi diplomatik perayaan HUT ke-72 RI dan promosi
gastronomi Indonesia di restoran Callens Café
Lecture Cities on development
40 Rusia Festival Indonesia (FI)
41 Azerbaijan 2nd Indonesian Cultural Festival
42 Kazakstan Indonesia Jazz Night with Dwiki Dharmawan
43
Kanada
Toronto International Film Festival
Cannadian Council for Southeast Asian Studies
(CCSEAS0 2017 Conference
44 Uzbekistan Pelatihan Pencak Silat
45 Kyrgiztan Pelatihan Pencak Silat
46 Denmark pameran kolaborasi antara seniman Indonesia dan
56 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
seniman Denmark dengan tema Heritage Influences
47 Portugal Europalia POT
48 Irlandia Residensi Gamelan
49 Kongo Pendukungan misi diplomasi budaya pasukan
perdamaian PBB
Penguatan diplomasi budaya sebagai upaya meningkatkan kerjasama dan kemitraan
lintas budaya antar bangsa, bertujuan untuk membangun kekuatan budaya dan citra
Indonesia di forum internasional, dengan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
1. Festival Europalia
Europalia adalah sebuah asosiasi
internasional non-profit yang berdiri
sejak tahun 1969 di bawah naungan
Raja Belgia dan hingga saat ini telah
menyelenggarakan 25 kali Festival
Internasional setiap dua tahunan
(biennale) dengan menampilkan
budaya beberapa negara. Festival
Europalia ini berlangsung selama 4
bulan (Oktober 2017 hingga Januari 2018) di 39 kota dan 7 negara di Eropa, yaitu:
Austria, Belanda, Belgia, Perancis, Inggris, Polandia, dan Jerman.
Diawali dengan pertemuan antara Duta Besar RI Brussel dengan General Manager
Europalia, Baroness Kristine De Mulder tanggal 5 Juni 2012 dan presentasi seni
budaya Indonesia di Wisma Duta Besar Republik Indonesia tanggal 28 Juni 2012
yang dihadiri juga oleh Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri, Kemparekraf,
menempatkan Indonesia sebagai tamu kehormatan pada Festival Europalia tahun
2017.
Indonesia sebagai negara yang multi etnik dan multi agama, yang syarat dengan
kemajemukan budaya berkesempatan memperkenalkan dan memamerkan
warisan budaya nusantara dalam pameran arsitektur, pameran fotografi,
pameran seni rupa, sajian kuliner, dan pentas seni dalam Festival Europalia.
Dasar keikutsertaan Indonesia dalam Festival Europalia adalah Memorandum of
Understanding Between The Minister of Education and Culture of Republic
Indonesia and Europalia International on Cooperation in Organizing The Festival
Europalia Indonesia 2017 (Autumn 2017 – Winter 2018), 14 Juli 2015 dan Perjanjian
Kerangka Kerja Europalia Indonesia tentang Pengorganisasian Festival Europalia
Indonesia.
Dengan mengusung tema “Ocean of Becoming”, Festival Europalia Indonesia atau
dikenal dengan nama Europalia Arts Festival Indonesia dibuka secara resmi di
Gedung Seni yang megah dan terkenal bernama BOZAR berlokasi dikawasan seni
jantung kota Brussels, Belgia pada tanggal 10 Oktober 2017
Pembukaan Festival Europalia Indonesia dari sisi Indonesia dihadiri oleh Wakil
Presiden Republik Indonesia, Mantan Presiden Republik Indonesia ke-5, Menteri
Koordinator BIdang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Luar Negeri, Kepala Badan Ekonomi Kreatif,
Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Belanda, Inggris, Jerman, Atase Pendidikan dan
Kebudayaan (Belanda, Inggris, Perancis, Jerman), delegasi Indonesia dari
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 57
Indonesia dan masyarakat Indonesia yang berdomisili di Eropa. Sedangkan dari
pihak Belgia dihadiri oleh Raja dan Ratu Belgia, Menteri Luar Negeri Belgia, serta
tamu undangan kehormatan. Total kehadiran saat pembukaan mencapai sekitar
600 orang. Pembukaan pun dimeriahkan oleh pertunjukan dari Tari Topeng Nani
Losari, Voice of Papua dan Tari Saman Gayo.
Perhelatan Festival Europalia Indonesia yang berlangsung sejak 10 Oktober 2017
hingga 21 Januari 2018 telah menghadirkan 224 program di 91 venue di 39 kota di
7 negara Eropa yaitu, Austria (1 kota), Belanda (5 kota), Belgia (25 kota), Perancis
(4 kota), Inggris (1 kota), Polandia (1 kota) dan Jerman (2 kota). Secara rinci total
224 program yang terlaksana adalah; Pameran 20 program, Seni Pertunjukan 74
program, Musik 74 program, Konferensi 9 program, Film 18 program dan Sastra 29
program.
Seniman yang terlibat dalam pembuatan pameran, seniman seni pertunjukan,
musik, sastra dan film adalah sebanyak 425 seniman dengan rincian sebagai
berikut. Pameran terdiri dari 49 orang seniman, Seni Pertunjukan melibatkan 181
orang seniman, Musik melibatkan 186 orang seniman, dan Sastra sebanyak 10
orang sastrawan.
Sasaran Festival Europalia Indonesia adalah masyarakat Indonesia yang tinggal di
Eropa, publik Eropa secara umum, akademisi dan penggiat seni serta budaya dari
kalangan masyarakat Eropa, pemangku kebijakan di Eropa serta lembaga swasta
di Eropa.
Kehadiran Festival Europalia Indonesia diharapkan dapat menduniakan
keragaman budaya (multikultur) indonesia yang toleran, demokratis dan modern
namun tetap menjunjung tinggi khasanah seni dan budaya; memperkuat
hubungan kerjasama Indonesia dengan Negara-Negara di Eropa; meningkatkan
people to people understanding and contact; dan menunjukkan pada publik
dalam negeri bahwa kebdayaan Indonesia diakui dunia.
Gambar 7. Festival Europalia
58 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
2. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Negara Mitra
Dalam rangka kerjasama lndonesia dengan negara-negara mitra di bidang
kebudayaan telah ditandatangani perjanjian kerjasama di tahun 2017, sebagai
berikut:
Tabel 23.
Perjanjian Kerjasama Negara-Negara di Luar Negeri
No. Negara Mitra Judul Perjanjian Tanggal
1. Hong Kong Memorandum saling pengertian
dalam Kerjasama Kebudayaan
antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Hong
Kong Wilayah Administratif Khusus
RRT
01 Mei 2017
2. Arab Saudi Memorandum saling pengertian
antara kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
dengan Kementerian Budaya dan
Informasi Kerajaan Arab Saudi
dalam bidang Kebudayaan
2 Maret 2017
3. Belanda Memorandum saling pengertian
antara Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
dengan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, dan Sains Kerajaan
Belanda dalam bidang
Kebudayaan
13 Februari
2017
3. Fasilitasi Kegiatan Kebudayaan di Luar Negeri
Fasilitasi Kegiatan Kebudayaan di Luar Negeri bagian dari upaya pemerintah
Indonesia dalam meningkatkan diplomasi Indonesia di luar negeri melalui
kebudayaan. Adapun tujuannya untuk meningkatkan peran dan citra Indonesia di
tingkat internasional dan untuk pemberdayaan pelaku budaya Indonesia untuk
lebih meningkatkan pengalaman dan kualitas di luar negeri.
Fasilitasi keikutsertaan pelaku budaya pada Even Kebudayaan berskala
Internasional di Luar Negeri diberikan kepada pelaku budaya yang melaksanakan
berbagai aktivitas diplomasi melalui kebudayaan.
Realisasi tahun 2017 kegiatan fasilitasi kebudayaan di luar negeri sebagai berikt:
Tabel 24.
Kegiatan fasilitasi kebudayaan di luar negeri Tahun 2017
No Kegiatan Negara Waktu
1 Dhaatu International Festival Bangalore, India 4-8 Januari 2017
2 The ISPA Congress " Arts, Power +
Politics
Amerika Serikat 10-12 Januari 2017,
3 International Film Festival Rotterdam Rotterdam,
Belanda
25 Januari s.d 5
Februari 2017
4 Program Pelatihan Budaya dan
Bahasa Arab
Arab Saudi 31 Januari s.d 7
Maret 2017
5 Berlin International Film Festival Berlin, Jerman 8-20 Februari 2017
6 London fashion week London, Inggris 17-21 Februari 2017
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 59
7 Promosi Kesenian New Delhi, India 18-24 Februari 2017
8 Pagelaran "Satan Jawa" Melbourne,
Australia
22-24 Februari 2017
9 XVII International Childrend’s Festival –
I Bambini Del Mondo
Sicily, Italia 1-13 Maret 2017
10 Pertunjukan Forgotten Kingdoms Washington DC,
AS
Maret s.d mei 2017
11 Pameran Foto Dangdut Pantura New York,
Amerika Serikat
19-26 Maret 2017
12 1st Biennale International Conference
on Moderate Islam
Amsterdam,
Belanda
27-29 Maret 2017
13 International Academic Forum
(IAFOR)
Kobe, Jepang 30 Maret s.d 2 April
2017
14 International Jazz Festival Uzbekistan 14 April 2017
15 Pameran Lukisan "Jalur Rempah
Maritim"
New York 17-28 April 2017
16 Konferensi "Anti-Communist
Persecution in the 20th Century"
Bern, Swiss 21-23 April 2017
17 Journee Indonesie Perancis Selatan 22 April 2017
18 FEEDDBACK Wina, Austria 24-27 April 2017
19 Artist Residency Los Angeles, AS 24 April s.d 8 Mei
2017
20 Jazz Ahead 2017 CCB-Congress
Center Bremen,
Jerman
27-30 April 2017
21 Residency dan exhibition "Water
Connection"
Liverpool, Inggris 1 Mei s.d 12 Juni
2017
22 World Cup of Folklore Bulgaria 11-16 mei 2017
23 4th International Conference on
Government and Strategic
Management (ICGSM)
Burgas, Bulgaria 11-12 Mei 2017
24 ICH NGO Forum Capacity Building
Preparatory Workshop
Paris, Perancis 14-17 Mei 2017
25 Artist Residency Rotterdam,
Belanda
Mei s.d Juli 2017
26 Cannes International Film Festival Cannes, Perancis 21 Mei 2017
27 Kegiatan Religi Selama bulan
Ramadhan 1438 H
Amsterdam,
Belanda
27 Mei s.d 26 Juni
2017
28 Asia Society Hong Kong - Food and
Cultural Diplomacy
Hong Kong 24-31 Mei 2017
29 Gourmand World Cookbook Award Yantai, China 26-30 Mei 2017
30 2nd Asia Pacific International
Puppetry Festival
Nanchong, China 1-6 Juni 2017
31 4th International Comedy Festival Gori, Georgia 4-13 Juni 2017
32 Pameran CAMPBASELrevisited Basel, Swiss 12-18 Juni 2017
33 Pelatihan Tari Kecak dan tari
Tradisional Indonesia lainnya
Bulgaria
34 Festival Folk Dance and Musician
Festival Perkhuli
Tbilisi, Georgia 16-20 Juni 2017
35 International Cunture & Music Festival
"DUKATFEST 2017"
Banja Luka,
Bosnia dan
Herzegovina
17-21 Juni 2017
36 First World Heritage Managers Forum Krakow, Polandia 30 Juni s.d 6 Juli
2017
37 World Peace Trio European Tour 2017
dan promosi seni budaya
London, Vienna,
Munich dan
Roma
3-19 Juli 2017
60 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
38 Festival De Montoire Perancis 4 Juli s.d 28 Agustus
2017
39 program Summer School “Data
Analysis in R”
Belanda 22 Juli – 5 Agustus
2017
40 Penelitian benda-benda budaya dan
senjata tradisional Indonesia
Belgia dan
Jerman
1-13 Agustus 2017
41 Festival Indonesia (FI) Rusia 4-6 Agustus 2017
42 kunjungan dalam rangka menjalin
kerjasama dan pengembangan
kapasitas juga studi banding terkait
regulasi perfilman sampai dengan
program sertifikasi
New York dan LA 26 Agustus s.d 3
September 2017
43 Salon Suisse-Venice Biennale Venezia, Swiss 28 Agustus s.d 3
September 2017
44 Residensi Gamelan London, Inggris 1 September-30
November 2017
45 Resepsi diplomatik perayaan HUT ke-
72 RI dan promosi gastronomi
Indonesia di restoran Callens Café
Brussel, Belgia 6-9 September 2017
46 Festival Pasar Hamburg Hamburg, Jerman 9-10 September
2017
47 OZ Asia Festival Adelaide,
Australia
21 Setpember s.d 8
Oktober 2017
48 2nd Indonesian Cultural Festival Baku, Azerbaijan 9-12 September
2017
49 Indonesia Jazz Night with Dwiki
Dharmawan
Astana,
Kazakhstan
12-14 September
2017
50 Toronto International Film Festival Toronto, Kanada 10-17 September
2017
51 Pelatihan Pencak Silat Uzbekistan dan
Kyrgiztan
25 September s.d 27
Oktober 2017
52 2017 IMACO International Symposium Andong, Korea
Selatan
29 September s.d 1
Oktober 2017
53 11th International Franz Liszt Piano
Competition
Utrecht, Belanda 8-22 Oktober 2017
54 13th International Festival of Visual
Theatre Schools METAFORMS
Wroclaw,
Polandia
11-14 Oktober 2017
55 Frankfurt Book Fair 2017 Frankfurt, Jerman 11-15 Oktober 2017
56 Yecheon World Traditional Archery
Festival (YWTA)
Yecheon, Korea
Selatan
13-16 Oktober 2017
57 Cannadian Council for Southeast
Asian Studies (CCSEAS0 2017
Conference
York University,
Kanada
26-28 Oktober 2017
58 pameran kolaborasi antara seniman
Indonesia dan seniman Denmark
dengan tema Heritage Influences
Kopenhagen,
Denmark
10-12 November
2017
59 Pagelaran Busana dan Pameran Kain
Negeriku Jambi oleh Barli Asmara
Madrid, Spanyol 7-14 November
2017
60 kunjungan dalam rangka kerjasama
dengan Australian Museum Sydney
Sydney, Australia 7-11 November
2017
61 3rd Asia-Pacific Conference on
Underwater Cultural Heritage,
Hong Kong 27 November s.d 2
Desember 2017
62 2017 Gamelan Composers Forum London, Inggris 4-10 Desember 2017
63 sesi ke-12 sidang Intangible Cultural
Heritage
Jeju, Korea
Selatan
4-8 Desember 2017
64 workshop, pertunjukan dan kolaborasi
musik
Asturias, Spain 11-22 Desember
2017
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 61
65 workshop dan pertunjukan
permainan tradisional Sunda
Guangxi Normal
University, China
18-25 Desember
2017
66 New York (Couture Fashion Week) New York November 2017
4. Pengembangan Rumah Budaya Indonesia di Mancanegara
Rumah Budaya Indonesia di Mancanegara merupakan wahana untuk
mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia dalam rangka
meningkatkan citra dan apresiasi masyarakat internasional terhadap Indonesia.
Pendirian Rumah Budaya Indonesia di mancanegara dimaksudkan:
1) Sebagai rumah ekspresi dan presentasi seni budaya Indonesia bagi
masyarakat internasional, maupun WNI yang menetap di luar negeri
(Indonesian culture expression),
2) Sebagai rumah belajar budaya Indonesia bagi masyarakat internasional,
maupun WNI yang menetap di luar negeri (Indonesian culture learning), dan
3) Sebagai rumah diskusi dan pengembangan citra budaya Indonesia agar
dapat lebih dikenal luas oleh masyararakat internasional maupun WNI yang
menetap di luar negeri, khususnya penguatan pengakuan internasional akan
icon-icon budaya Indonesia (tangible maupun intangible) (Indonesian Culture
Advocacy and Promotion)
Fungsi Rumah Budaya Indonesia di Mancanegara:
1) Sebagai RUMAH EKSPRESI DAN PRESENTASI SENI BUDAYA Indonesia bagi
masyakarakat internasional maupun WNI yang menetap di luar negeri.
2) Sebagai RUMAH BELAJAR BUDAYA Indonesia bagi masyarakat internasional
maupun WNI yang menetap di luar negeri, seperti: Belajar Menari,
Gamelan/angklung/kolintang/musik tradional lain, Bahasa, Masakan
Indonesia, dll.
3) Sebagai RUMAH DISKUSI DAN PENGEMBANGAN CITRA Budaya Indonesia agar
dapat lebih dikenal luas oleh masyararakat internasional maupun WNI yang
menetap di luar negeri , khususnya penguatan pengakuan internasional akan
icon-icon budaya Indonesia (tangible maupun intangible).
Pengembangan Rumah Budaya Indonesia di Mancanegara dengan memberikan
fasilitasi dan aktivasi di Rumah Budaya Indonesia di 10 (sepuluh) negara: yaitu
Amerika Serikat, Perancis, Australia, Belanda, Jepang, Jerman, Timor Leste, Turki,
Myanmar, dan Singapura, sebagai berikut:
Tabel 25.
Fasilitasi dan Aktivasi di Rumah Budaya Indonesia Tahun 2017
No Kegiatan Negara Waktu
1 Indonesian Corner
Indonesian Corner merupakan wadah untuk melaksanakan
berbagai aktivitas budaya, pameran dan penyediaan
akses informasi mengenai budaya di Indonesia. Indonesia
melakukan pengisian Indonesian Corner dengan
mengirimkan alat-alat musik tradisional, pakaian tradisional,
buku-buku budaya, maupun publikasi lainnya berdasarkan
permintaan dari negara yang bersangkutan.
Amerika Serikat,
Inggris, Mesir,
Selandia Baru, Timor
Leste, Afrika
Tengah, Lebanon,
dan Korea Selatan
Januari-
Desember 2017
62 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
2 Vinculos Indonesia
Vinculos Indonesia merupakan kerjasama di bidang musik
dan kebudayaan yang mengajarkan integrasi sosial
budaya melalui musik dengan cara mempromosikan dan
memperkenalkan kebudayaan yang berbeda, cara hidup,
adat istiadat, tanpa diskriminasi sosial, agama, kelas sosial
antara seniman OCAS dari Asturias, Spanyol dengan
seniman Indonesia yang diselenggarakan di Sumatra Utara,
Kepulauan Seribu dan Jakarta. Kegiatan yang berupa
workshop, konser interaktif dan kolaborasi dengan musisi
lokal yang berlangsung selama 2 minggu.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengangkat
kembali citra Indonesia sebagai pusat keragaman budaya
dan pariwisata di dunia internasional, serta dapat
memberdayakan masyarakat Indonesia yang tergabung
dalam berbagai komunitas seni, budaya dan pariwisata
lewat kerjasama kebudayaan
Indonesia 26 Juli- 4 Agustus
2017
3 Festival Gamelan Internasional
Festival Gamelan Internasional merupakan kegiatan
seminar, workshop, kolaborasi, pemberian penghargaan,
pertunjukan Setan Jawa karya Garin Nugroho.
Penghargaan khusus oleh Kemdikbud atas nama Bangsa
Indonesia, diberikan kepada tiga pelopor gamelan Inggris:
Alec Roth, Neill Sorrell, dan Anne Hunt.
Rangkaian kegiatan ini, tujuannya untuk; 1) melihat
eksistensi gamelan dunia, 2) sebagai bagian dari strategi
diplomasi budaya Indonesia, dan 3). sebagai pemetaan
dalam rangka “membawa pulang kembali” gamelan ke
Indonesia dalam kegiatan yang bertajuk serupa
“International Gamelan Festival” (IGF) 2018. Seminar untuk
mengeksplorasi gamelan Indonesia ke dunia Internasional,
sekaligus menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang
perkembangan gamelan Indonesia di dunia dari peserta
yang hadir. Dengan kegiatan workshop diharapkan terjadi
interaksi antar maestro gamelan dunia, sehingga ada
kolaborasi keahlian gamelan dalam ekspresi yang berbeda.
Inggris dan
Skotlandia
7-15 September
2017
4 Indonesian Weekend
Indonesian Weekend merupakan sebuah festival tahunan
akhir pekan yang diselenggarakan di jantung kota London,
salah satu kota yang memiliki multi budaya dan
keberagaman. Tahun ini adalah tahun kedua kali nya
festival Indonesian Weekend diselenggarakan. Festival
tersebut menampilkan Indonesia kepada Internasional
dengan atraksi kebudayaan, kuliner, industri fesyen dan
juga tentunya pameran pariwisata Indonesia untuk
menunjukan betapa luar biasa dan indahnya tempat-
tempat di Indonesia.
Inggris 21-25 Juli 2017
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 63
5 Pendukungan Pencak Silat dan Gastronomi Perancis 7-13 Mei 2017
6 Sayembara Desain Pendirian Patung Soekarno Meksiko 7-13 November
2017
5. Kerjasama Kebudayaan Kawasan Asia
Kegiatan Kerjasama Kebudayaan yang diikuti oleh Direktorat Jenderal
Kebudayaan selama tahun 2017 di kawasan ASIA telah memfasilitasi 14 Kegiatan
di 6 negara dengan mengirimkan 51 orang. Kegiatan tersebut meliputi:
a. Technical Session and the Plenary Session of the International
Coordinating Committee (ICC) for the Safeguarding and Development of the
Historic Site of Angkor diselenggarakan di Siem Reap, Cambodia pada tanggal
24-25 Januari 2017 dengan tema ICC-Angkor merupakan forum para ahli di
bidang arsitektur, arkeologi dan lain-lain untuk saling bertukar pengalaman
terkait pelestarian Angkor. Konferensi tersebut diselengarakan bersama kantor
UNESCO Phnom Pehn, bertindak sebagai Sekretariat ICC.
Gambar 8. Konferensi ICC
b. Preparatory meeting for the Underwater Heritage Conference diselengarakan
the ASEAN Secretariat, UNESCO Jakarta pada tanggal 9 Februari 2017 dengan
tema Meningkatkan Kesadaran Kepada Pembuatan Kebijakan Mengenai
Konvensi UNESCO 2001 tentang Perlindungan peninggalan cagar budaya
bawah air.
c. Kegiatan ASEAN Puppet Festival dilaksanakan di Bangkok, Thailand pada
tanggal 19-26 April 2017 dengan tema penampilan budaya dari Negara
Thailand di DI Yogyakarta. Pertunjukan wayang semakin menarik perhatian
para generasi millennial yang semakin jarang menonton wayang. Selama
ASEAN Puppet Festival di Bangkok, Wayang Golek Multimedia dari Indonesia
tampil sebanyak tiga kali. Pada tanggal 20 April 2017, wayang dari delapan
Negara anggota ASEAN bergiliran pentas masing-masing selama 5 menit pada
Opening Ceremony di Teater Nasional Bangkok yang dihadiri oleh Wakil
64 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Perdana Menteri Thailand, Tanasak Patimapragorn. Selanjutnya Indonesia
mendapat jadwal pertunjukan pada tanggal 23 April 2017 di Pusat Seni
Kontemporer Ratchadamnoen dan tanggal 25 April 2017 di Teater Nasional
Bangkok. Berbeda dengan Opening Ceremony, Indonesia harus menyuguhkan
pergelaran lengkap berdurasi 20 menit pada dua kesempatan tersebut. Selain
itu, Indonesia juga dilibatkan dalam workshop bersama dengan peserta dari
Negara-negara lainnya di Pusat.
d. Bangkok ASEAN Film Festival 2017 dilaksanakan di Bangkok, Thailand pada
tanggal 27 April-8 Mei 2017 di hadiri oleh Kementerian Luar Negeri berkolaborasi
dengan Pusat Pengembangan Film dengan tema The year of the event
dengan menampilkan film-film dari Negara anggota ASEAN yang akan
ditayangkan di bioskop-bioskop besar di kota – kota besar di Thailand.
Tindaklanjut kegiatan ini adalah Untuk meningkatkan kesadaran akan
keberadaan film-film ASEAN pada komunitasnya.
Gambar 9. Bangkok ASEAN Film Festival 2017
e. Pertemuan ke-18 ASEAN Committee on Culture and Information (COCI) Sub
Committee on Culture (SCC) dan Pertemuan ke-6, ASEAN Plus Three Cultural
Cooperation Network (APTCCN) berlangsung sejak tanggal16-20 Mei 2017
dihadiri oleh seluruh negara Anggota ASEAN dan ASEAN Plus Three Countries.
Pertemuan membahas mengenai antara lain: proyek-proyek yang sudah,
sedang dan akan berjalan serta tindak lanjut kebijakan terkait di bidang
kerjasama kebudayaan di ASEAN dan Mitra Wicara ASEAN.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Warisan Diplomasi Budaya melaporkan
antara lain mengenai proyek- proyek kebudayaan yang telah selesai
dilaksanakan oleh Indonesia menggunakan dana ASEAN Culture Fund(ACF)
seperti: Workshop on ASEAN Textile Motif pada tanggal 10-13 Mei 2017 di Solo,
Jawa Tengah dan ASEAN Learning from the Cultural Experts pada tanggal 8-14
Agustus 2016 di Jakarta dan Bandung.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 65
Adapun 2 (dua) usulan proyek Indonesia untuk tahun 2018 yang telah diterima
oleh forum pertemuan Sub Komite Kebudayaan berjudul ASEAN Contemporary
Dance Festival. Proyek tersebut akan dilaksanakan pada bulan September 2018
di Jakarta dan Jawa Timur dengan total dana sebesar USD.48.000,00.
Sementara dalam kerangka kerja sama dengan ASEAN Plus Three, Indonesia
mengusulkan proyek berjudul ASEAN Plus Three Young Chef Exchange:
Celebration of Traditional Cuisine dengan usulan dana sebesar USD.135.000.
Kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 di
Jakarta dan Bandung.
Indonesia akan menjadi tuan rumah rangkaian pertemuan The Ministers
Responsible for Culture and Arts (AMCA) dan The Senior Officials on Culture and
Arts (SOMCA) pada tahun 2018. Sebagai persiapan dari pertemuan tersebut,
Indonesia diharapkan dapat menyiapkan usulan 1 (satu) kota untuk
dianugerahkan sebagai ASEAN City of Culture.
f. Kunjungan Menteri Kebudayaan Thailand dan Pertunjukan Ramakien
Ramayana dilaksanakan di Jakarta dan Yogyakarta pada tanggal 20-24 July
2017. Kunjungan Menteri Kebudayaan Thailand ke Indonesia, membawa Tim
Tari untuk pementasan Ramakien (Ramayana versi Thailand) di Candi
Prambanan
g. 50th ASEAN Anniversary Dalam rangka merayakan ulang tahun emas ASEAN,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menggelar acara ASEAN Week
yang dilaksanakan di Kota Tua, Jakarta pada tanggal 3-6 Agustus 2017. Acara
tersebut mengusung beberapa tema seperti ASEAN Literary Festival, Seminar
Panji, Pameran Kebudayaan, Performing Art, dan ASEAN Food Festival. Negara-
negara anggota ASEAN yang diwakili oleh Kedutaan Besar yang ada di Jakarta
juga turut hadir dalam acara tersebut.
Tujuan diselenggarakan nya acara ASEAN Week merupakan sebagai bentuk
kontribusi Indonesia dalam rangka merayakan Ulang Tahun Emas ASEAN.
Disamping itu, acara ini juga meningkatkan hubungan diplomatic baik secara
bilateral, regional dan Internasional. Para peserta yang ikut meramaikan acara
tersebut merupakan dari kalangan siswa SMP, SMA, Mahasiswa, dan Media.
Masih dalam rangkaian Hari Ulang Tahun ke 50 ASEAN, Kementerian Luar Negeri
menyelenggarakan seminar sehari dan pameran tentang kerjasama ASEAN di
Karaton kota Cirebon pada tanggal 5 September 2017 dihadiri oleh 150 orang
perserta dengan komposisi perwakilan dari Karaton Kesepuhan, instansi terkait
Pemerintah Kota Cirebon, Kalangan Civitas akademi dan mahasiswa di Kota
Cirebon dan Pelaku Budaya terkait dengan tema Peringatan HUT ASEAN ke-50,
tindak lanjut kegiatan ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang perkembangan kerja sama di ASEAN.
66 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
h. ASEAN Singer Fest dilaksanakan di Manila, Philippines pada tanggal 6-8 Agustus
2017 dihadiri oleh Penyanyi adalah Mia Ismi Halida sekaligus pemain biola solo
Dengan tema ASEAN Singing Contest
Gambar 10. ASEAN Singer Fest
i. ASEAN Dance Festival dilaksanakan di Vietnam pada tanggal 20-24 Agustus
2017. Penampilan tari diisi oleh sanggar Saraswati dengan tema Dance
Performance. Tindak lanjut kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap Komunitas ASEAN dan menumbuhkan kesadaran mereka
terhadap upaya untuk memajukan komunitas.
Gambar 11. ASEAN Dance Festival
j. ASEAN Young Contemporary Music Concert dilaksanakan di Viantiane, Laos
PDR pada tanggal 23-27 Agustus 2017 dihadiri oleh Dua orang penyanyi Muda :
Tussy Mutyandini Martoyo dan Ade Firman Hakim dengan tema Contemporary
Music Concert ASEAN Youth Ensemble and International Symposium,
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 67
dilaksanakan di Bangkok, Thailand pada tanggal 25 Agustus-3 September 2017.
Sebagai co-host, Princess Galyani Vadhana Institute of Music.
k. Festival kebudayaan BIMP EAGA dilaksanakan di Philippines, tanggal 20-24
September 2017, merupakan kali pertama diadakan dan diikuti oleh empat
anggota yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, and Philippines. Lebih
dari 1000 orang hadirin memadati gedung pertunjukan di SM Mall General
Santos (Gensan) City menyambut meriah rangkaian tarian tradional Indonesia
yang ditampilkan dengan sangat apik oleh kelompok tari Ayodia Pala
Indonesia.
l. ASEAN-India Music Festival 2017 dilaksanakan di Pulana Qila, New Delhi 6-8
Oktober 2017. Festival ini merupakan festival music tingkat ASEAN yang mana
setiap negara ASEAN memberi perwakilan group music untuk tampil di acara
tersebut. Indonesia memilih L'Alphalpha menjadi perwakilan Indonesia untuk
ASEAN-India Music Festival 2017
Gambar 12. ASEAN – India Music Festival 2017
m. MASTERCLASS ON THE VIRTUAL REALITY CULTURE HERITAGE STORYTELLING : THE
RESEARCH AND DEVELOPMENT PROCESS dilaksanakan di Park Royal Hotel, Kuala
Lumpur, Malaysia pada tanggal 7- 13 November 2017. Guna mempromosikan
Virtual Reality (VR) sebagai alat/platform untuk melestarikan warisan budaya,
berbagi pengetahuan tentang penelitian dan pengembangan proyek melalui
masterclass, untuk mendorong keterampilan yang dapat dipindahtangankan
dalam penelitian dan pengembangan aplikasi VR di antara anggota ASEAN.
Kegiatan ini dihadiri oleh Dicky Adi Prasetyo, Mahasiwa Bina Nusantara sebagai
delegasi dari Indonesia
n. Sidang ke-52 ASEAN Committee on Culture and Information (ASEAN-COCI) di
Kuala Lumpur, Malaysia, tanggal 20-24 November 2017. Pertemuan ini
membahas sejumlah agenda termasuk kegiatan ASEAN bersama Dialogue
Partners seperti China, India, Jepang, Korea, Rusia, dan Plus Three, serta ASEAN
– Non Governmental Organisations, Review and Updates Proyek yang sedang
berjalan yang menggunakan dana ACF dari tahun 2011-2017, Project with
68 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Pending Completion and Financial Reports, Presentasi dan Pertimbangan
Usulan Proposal Proyek Tahun 2018, Rencana Operasional SCC tahun 2018 –
2020, Proyek Kebudayaan yang terkait dengan pelaksanaan Hari Ulang Tahun
ASEAN ke-50, Other Matters, Pertimbangan dan Adopsi Laporan SCC pada
52nd ASEAN COCI dan Penutupan Sidang SCC
Gambar 13. Sidang ke-52 ASEAN
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 69
B. REALISASI ANGGARAN
Pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun
2017 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.927.057.813,000- berdasarkan Instruksi
Presiden RI Nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga
dalam Pelaksanaan APBN Tahun 2017, dilakukan selfblocking sebesar Rp 215.625.383.000,-
sehingga sisa anggaran sebesar Rp 1.711.432.430.000,- dapat terealisasi sebesar Rp
1.564.350.697.109,- atau 91,41 % lebih rendah dari target sebesar 94,25 %. Target dan
realisasi anggaran tersebut dapat digambarkan dalam grafik berikut ini.
Grafik 4
Target dan Realisasi Anggaran Tahun 2017
Realisasi anggaran per jenis belanja Direktorat Jenderal Kebudayaan tengah tahun
2017 menunjukkan bahwa Belanja Pegawai dapat terealisasi sebesar 94,56 %, Belanja
Barang sebesar 89,43 %, dan Belanja Modal sebesar 94,21 %.
Pengukuran kinerja program dan akuntabilitas keuangan Direktorat Jenderal
Kebudayaan tahun 2017 dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kinerja program jumlah mata budaya yang dilestarikan dengan target sebesar
91.332 mata budaya dapat terealisasi sebesar 114.873 mata budaya, atau 125.78
%, dengan dukungan anggaran setelah dilakukan selfblocking untuk
merealisasikan target kinerja tersebut sebesar Rp 576.570.469.000,- dengan
realisasi sebesar Rp 559.422.097.685,- atau 97,03 %
2. Kinerja program jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan
pertukaran informasi budaya dengan target 46 negara dapat terealisasi sebesar
49 negara, atau 106,52 %. Realisasi kinerja tersebut didukung anggaran setelah
dilakukan selfblocking sebesar Rp 65.219.716.000,- dapat terealisasi sebesar Rp
62.139.722.117,- atau sebesar 95,28 %.
70 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 71
BAB IV
P E N U T U P
Kinerja Program Pelestarian Budaya pada Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun 2017
dengan target sebanyak 2 kinerja program dapat terealisasi melebihi target yang
ditetapkan, yaitu: Jumlah mata budaya yang dilestarikan, dengan target sebanyak
91.332 mata budaya dapat terealisasi sebanyak 114.873 mata budaya, atau 125,78 %;
dan Jumlah negara yang menjalin hubungan kerjasama dan pertukaran informasi
budaya, dengan target 46 negara dapat terealisasi sebanyak 49 negara, atau 106,52 %.
Pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun
2017 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.927.057.813,000- berdasarkan Instruksi
Presiden RI Nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga
dalam Pelaksanaan APBN Tahun 2017, dilakukan selfblocking sebesar Rp 215.625.383.000,-
sehingga sisa anggaran sebesar Rp 1.711.432.430.000,- dapat terealisasi sebesar Rp
1.564.350.697.109,- atau 91,41 % lebih rendah dari target sebesar 94,25 %.
Peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan pada tahun 2018 diprioritaskan
pada pelestarian budaya untuk mendukung prioritas nasional peningkatan pendidikan
karakter dengan melibatkan para pelaku budaya di antaranya: akademisi, maestro,
seniman, pegiat budaya, dan komunitas.
Peningkatan kinerja jumlah negara yang menjalin kerjasama dan pertukaran informasi
budaya, pada tahun 2018 diarahkan pada keberhasilan penyelenggaran even
internasional, aktivasi rumah budaya Indonesia, dan pengiriman misi kebudayaan ke
negara-negara mitra.
72 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 73
LAMPIRAN
74 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 75
76 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 77
TARGET RENSTRA 2015 - 2019
4.1.1. PELESTARIAN KEBUDAYAAN
No Sasaran program Indikator kinerja
Program
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Meningkatnya
kesadaran dan
pemahaman
masyarakat akan
keragaman budaya
(kebhinnekaan)
untuk mendukung
terwujudnya
karakter dan jatidiri
bangsa yang
memiliki ketahanan
budaya
Nilai Sejarah yang
diapresiasi oleh
masyarakat
meningkat dari
21.000 orang pada
tahun 2014
menjadi 35.000
orang pada tahun
2019
21.000 35,000 35,000 35,000 35,000 35,000
Kecamatan yang
memanfaatkan
Bioskop Keliling
untuk Pemutaran
Film sebanyak
1470 kecamatan
220 1,470 1,470 1,470 1,470
2 Meningkatnya
apresiasi terhadap
keragaman seni
dan kreativitas
karya budaya.
siswa yang
memanfaatkan
bantuan fasilitasi
sarana budaya
meningkat dari
46.900 siswa pada
tahun 2014
menjadi 948.500
siswa pada tahun
2019
46.900 65,100 128,800 189,000 252,000 313,600
Jumlah orang yang
mengapresiasi
karya budaya pada
tahun 2019
meningkat sebesar
50 % dari
21.972.370 orang
(2014)
8,250,000 9,000,000 9,750,000 10,500,000 11,250,000
3 Meningkatnya
apresiasi terhadap
nilai sejarah dan
kualitas
pengelolaan dalam
upaya pelindungan,
pengembangan
dan pemanfaatan
warisan budaya
Jumlah cagar
budaya yang
dilestarikan
meningkat dari
2.642 cagar
budaya pada
tahun 2014
menjadi 12.507
cagar budaya
sampai tahun 2019
2,642 2,500 2,500 2,500 2,502 2,505
Jumlah kekayaan
budaya yang
ditetapkan
meningkat dari 96
pada tahun 2014
96 100 150 200 250 300
78 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
No Sasaran program Indikator kinerja
Program
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
menjadi 1.000
kekayaan budaya
sampai tahun 2019
4
Meningkatnya
kerjasama dan
pertukaran
informasi budaya
antara Indonesia
dan mancanegara
Jumlah negara
yang menjalin
hubungan kerja
sama dan
pertukaran
informasi budaya
dengan Indonesia
(Non kumulatif)
meningkat dari 27
negara pada tahun
2014 menjadi 52
negara pada tahun
2019
27 40 43 46 49 52
5
Meningkatnya
kapasitas sumber
daya
pembangunan
kebudayaan dalam
mendukung upaya
pelindungan,
pengembangan,
dan pemanfaatan
kebudayaan.
Jumlah sarana
prasarana budaya
yang direvitalisasi
dan dibangun: 10
museum yang
dibangun, 71
museum yang
direvitalisasi, 22
taman budaya
yang direvitalisasi,
9 taman budaya
yang dibangun,
dan selesainya
pengembangan
Museum Nasional
dan
GaleriNasional.
27 33 34 34 34
4.1.2. DUKUNGAN TEKNIS DAN MANAJEMEN LAINNYA
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Penegakan hukum
dalam rangka
peningkatan disiplin
dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-
undangan
Dokumen layanan
bidang hukum
6 6 6 6 6 6
2 Peningkatan pelayanan
publik dan kualitas
SDM Bidang
Dokumen
Perencanaan dan
evaluasi program
14 14 14 14 14 14
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 79
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
kebudayaan Fasilitasi Tata Kelola
Bidang Kebudayaan 0 34 34 34 34 34
Dokumen Keuangan 14
15 15 15 15 15
Dokumen
Kepegawaian 10 10 10 10 10 10
Pembangunan Sarana
dan Prasarana Bidang
Permuseuman 0
0 1 1 1 1
3 Pengembangan
kemitraan antara
pemerintah pusat dan
daerah, serta
pemangku kepentingan
lainnya baik
masyarakat maupun
dunia usaha
Dokumen Kerjasama
Antar Instansi 4
4 4 4 4 4
Dokumen Fasilitasi
Program yang Diinisiasi
oleh Masyarakat
0 20 110 110 130 130
4 Peningkatan kualitas
informasi dan basis
data kebudayaan
Dokumen Kehumasan 6 8 8 8 8 8
Dokumen Data dan
Statistik Kebudayaan 5 5 5 5 5 5
Dokumen Penyuluh
budaya 150 150 150 150 150 150
4.1.3. PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pelestarian dan
pengelolaan warisan
budaya benda (cagar
budaya)
Cagar Budaya yang
dilestarikan 2,522
2,500 2,500 2,500 2,502 2,505
Revitalisasi Cagar
Budaya
0 13 20 25 28 30
80 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
2 Peningkatan
kepercayaan
antarwarga dengan
ruang dialog di
museum dan cagar
budaya
Even cagar budaya
dan museum yang
diapresiasi
masyarakat 13 15 9 9 9 9
3 Peningkatan
ketersediaan kualitas
sumber daya manusia
kebudayaan yang
tersertifikasi
(permuseuman dan
pelestarian cagar
budaya)
Peserta Pembinaan
Teknis
428 620 620 620 620 620
4 Pendataan aset
budaya khususnya
cagar budaya dan
koleksi museum
Cagar Budaya yang
didaftar dan
ditetapkan 515
2,030 4,030 6,030 8,030 10,030
Koleksi museum yang
diregistrasi
(didokumentasi) 10,000
10,000 10,000 10,000 10,000 10,000
Museum yang
distandarisasi 100 100 133 105 105 143
5 Pembangunan dan
revitalisasi museum Museum yang
didirikan (Non
Komulatif)
9 11 10 10 10 10
Museum yang
direvitalisasi
30 11 15 15 15 15
6 Penegakkan hukum
dalam kewenangan
pelaksanaan undang-
undang Nomor 11
tahun 2010 tentang
Cagar Budaya
Penanganan kasus
pelestarian cagar
budaya dan
permuseuman 1 10 10 10 10 10
4.1.4. PEMBINAAN KESENIAN
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Peningkatan
kepercayaan
antarwarga; (antara
lain dengan membuka
Kesenian yang
difasilitasi 92
0 100 105 110 115
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 81
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
ruang dialog budaya,
seni pertunjukan,
festival (pengobatan
tradisional, kuliner),
olahraga masyarakat,
permainan tradisional)
2 Pembangunan dan
revitalisasi sarana
kesenian
Taman Budaya yang
Direvitalisasi 15 3 4 5 5 5
Taman Budaya yang
Dibangun 0 0 2 2 2 3
Penyusunan
Masterplan dan
Pembangunan Pusat
Kesenian Indonesia
0 0 1 1 1 1
3 Pengembangan
kreativitas dan
produktivitas pelaku
seni
Apresiasi karya seni
oleh masyarakat 15 13 30 30 30 30
Fasilitasi Komunitas
Kesenian 0 0 148 148 148 149
4 Peningkatan
ketersediaan kualitas
sumber daya manusia
kebudayaan yang
tersertifikasi
Peserta Bimbingan
Teknis Pelestarian dan
Pengembangan
Kesenian 66
286 320 320 320 320
5 Peningkatan
Ketersediaan Sarana
dan Prasarana
Kebudayaan
Kesenian di Sekolah
yang Difasilitasi 138 180 340 510 680 850
Fasilitasi Seni Budaya
Laboratorium Seni
Budaya dan Film 0 6 28 30 40 46
6 Pengembangan
karakter dan jati diri
bangsa melalui materi
ajar kesenian untuk
menghaluskan budi
pakerti siswa
Pengkayaan Materi
Ajar Seni
3 8 10 10 11 11
7 Pendataan Aset Budaya
khususnya kesenian
Data Kesenian yang
Dikelola 0 6 5 6 6 6
8 Pelindungan,
pengembangan dan
aktualisasi nilai dan
tradisi dalam rangka
memperkaya dan
memperkukuh
khasanah budaya
Kesenian yang
Direvitalisasi
2 2 2 3 4 5
82 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
bangsa.
4.1.5. PEMBINAAN KEPERCAYAAN THD TUHAN YME DAN ADAT TRADISI
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Penguatan Lembaga
Adat (Pemberdayaan
Masyarakat Adat dan
Komunitas Budaya)
Komunitas Budaya
yang difasilitasi 216 173 175 180 180 180
Desa Adat yang
direvitalisasi 15 118 118 120 120 120
2 Peningkatan
kepercayaan
antarwarga antara lain
dengan memanfaatkan
nilai-nilai tradisional
dan dialog dengan
masyarakat adat dan
kepercayaan terhadap
Tuhan YME
Kepercayaan
Terhadap Tuhan YME
dan Tradisi yang
Diapresiasi
Masyarakat 16
1,105 1,105 1,110 1,110 1,120
3 Pencegahan
diskriminasi dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa dan
bernegara
Dialog Pengakuan
Hak-hak Sipil
Komunitas Adat dan
Penghayat
Kepercayaan
10 8 8 8 8 8
4 Perlindungan,
pengembangan dan
aktualisasi nilai dan
tradisi dalam rangka
memperkaya dan
memperkukuh
khasanah budaya
bangsa
Pengetahuan dan
Ekspresi Budaya
Kepercayaan dan
Tradisi yang
direvitalisasi
80 83 83 85 85 88
5 Peningkatan peran
lembaga keluarga,
lembaga adat dan
pendidikan dalam
internalisasi nilai-nilai
luhur budaya bangsa
Pemberdayaan
Kepercayaan dan
Tradisi
10 8 8 8 8 8
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 83
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
6 Pendataan aset budaya
khususnya
kepercayaan dan
tradisi
Aset budaya
kepercayaan dan
tradisi yang terdata 1,000 1,000 1,000 1,250 1,250 1,500
4.1.6. PENGEMBANGANSEJARAH
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pendidikan karakter
dan pekerti bangsa
yang dilandasi oleh
nilai-nilai kearifan
lokal
Buku Sejarah
(Termasuk Atlas dan
Buku Sejarah) 13 12 12 13 13 13
Dokumen Sumber Sejarah
9 11 11 11 11 11
Penyusunan Buku Tokoh Inspiratif
0 0 6 3 3 3
2 Pemahaman
peningkatan
kompetensi SDM
tentang nilai-nilai
kesejarahan dan
wawasan kebangsaan
Peserta Bimbingan
Teknis
100 2,413 2,413 2,413 2,413 2,413
3 Sinergitas antara
pemerintah pusat,
daerah, masyarakat,
dan dunia usaha
dalam pelestarian
warisan budaya
Even sejarah yang
difasilitasi
33 33 34 34 34 34
4 Peningkatan
Pemahaman tentang
nilai-nilai kesejarahan
dan wawasan
kebangsaaan
Nilai Sejarah yang
diapresiasi oleh
masyarakat 21,000 35,000 35,000 35,000 35,000 35,000
5 Peningkatan Kualitas
Informasi dan Basis
Data Kebudayaan
Data Sejarah yang
Diinventarisir 0 100 125 150 175 200
6 Pengembangan
Rumah Budaya
Nusantara di dalam
negeri
Fasilitasi
pengembangan
Rumah Budaya
Nusantara
15 34 34 34 34 34
4.1.7. PENGUATAN DIPLOMASI BUDAYA
84 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pendidikan
karakter dan
pekerti bangsa
yang dilandasi oleh
nilai-nilai kearifan
lokal
Peserta
Internalisasi Nilai
Warisan Budaya
dunia
1,001,900 1,201,200 1,205,000 1,207,000 1,209,000 1,211,000
Penghargaan
Tokoh Inspiratif
Bidang
Kebudayaan 0
5 5 5 5 5
Penghargaan
Bintang Budaya
Paramadharma
dan Satyalancana
15 15 15 15 15 15
Anugerah
Kebudayaan dan
Maestro
33 80 80 80 80 80
2 Pelindungan,
pengembangan
dan aktualisasi nilai
dan tradisi dalam
rangka
memperkaya dan
memperkukuh
khasanah budaya
bangsa.
Kekayaan Budaya
Yang Ditetapkan
50 100 150 200 250 300
3 peningkatan
diplomasi budaya
luar negeri
Negara yang
Mengapresiasi
Diplomasi Budaya
Indonesia
32 36 43 46 49 52
4 Pengembangan
pusat kebudayaan
di luar negeri
Negara yang
Mengapresiasi
Rumah Budaya
Indonesia
10 10 11 11 12 12
5 Pelestarian dan
pengelolaan
warisan budaya
(benda dan tak
benda)
Warisan Budaya
Nasional dan
Dunia yang
Dikelola
8 20 22 24 26 28
Dialog dengan
Stakeholder
Warisan Budaya
Nasional dan
Dunia yang
Dikelola
0 2 2 2 2 2
4.1.8. PENGELOLAAN PERMUSEUMAN ( UPT MUSEUM)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 85
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Terlaksananya
Pengelolaan Koleksi
Museum
Koleksi Museum yang
Dikelola (termasuk
Koleksi museum yang
direinventarisasi dan
diakuisisi)
60,490 63,609 63,610 63,610 63,610 63,610
2 Meningkatnya Fungsi
Museum Sebagai
Sarana Edukasi dan
Rekreasi
Masyarakat yang
Mengapresiasi
Museum
168,176 294,347 300,697 300,697 300,697 300,697
Museum yang Direvitalisasi
3 0 2 2 0 0
Museum Nasional yang Dibangun dan Ditata (M2/non akumulatif)
5,050 39,000 39,000 39,000 0 0
3 Meningkatnya Kajian
Pengembangan
Permuseuman
Kajian
Pengembangan
Permuseuman (tata
pameran,
pengunjung, dan
koleksi)
23 23 25 26 27 28
4.1.9. PELESTARIAN DAN PENGELOLAAN PENINGGALAN PURBAKALA (UPT BPCB)
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
1. Terlaksananya
Pelindungan,
pengembangan, dan
pemanfaatan cagar
budaya
Jumlah Cagar Budaya yang dilestarikan
3,036 5,734 5,738 5,738 5,738 5,738
Pembebasan Lahan
Situs Cagar Budaya
Milik Masyarakat
0 4 4 4 4 4
Jumlah Naskah hasil
kajian pelestarian
cagar budaya
96 84 95 95 95 95
Jumlah Peserta
Internalisasi Cagar
Budaya
119,743 121,918 122,000 122,000 122,000 122,000
Jumlah Dokumen
pelestarian cagar
budaya
1,337 1,995 1,995 1,995 1,995 1,995
4.1.10. PELESTARIAN SEJARAH DAN NILAI TRADISI (UPT BPNB)
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
86 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Terlaksananya
Pengkajian ,
pelindungan,
pengembangan dan
pemanfaatan
kebudayaan
Naskah hasil kajian
pelestarian sejarah
dan nilai budaya 140
116 124 124 124 124
Dokumen pelestarian
sejarah dan nilai
budaya 168
306 306 306 306 306
Karya budaya yang
diinventarisasi 980 689 990 990 990 990
Peserta internalisasi
nilai budaya 17,775 19,481 19,481 19,481 19,481 19,481
Dialog Budaya
dengan komunitas 0 22 22 22 22 22
4.1.11. PENGEMBANGAN GALERI NASIONAL
No Sasaran Kegiatan Indikator kinerja
Kegiatan
Baseline
(2014)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Meningkatnya
apresiasi dan promosi
karya seni dan karya
budaya lainnya
Karya Seni Rupa yang
dipamerkan 1,350 400 450 450 450 450
Fasilitasi Kerjasama
Antar Instansi 24 15 9 9 9 9
Masyarakat yang
Mengapresiasi
galeri/museum
11,240 6,760 7,000 8,000 9,000 10,000
2 Meningkatnya
pelestarian karya seni
rupa sebagai aset
budaya bangsa
koleksi
galeri/museum yang
dikelola
2,576 3,127 3,473 3,487 3,501 3,515
Karya Seni Rupa yang
Diakuisisi 10 12 12 12 12 12
Pengembangan dan
Pembangunan Galeri
Nasional (M2)
0 0 7,925 21,228 14,710 0
Museum yang
Direvitalisasi 1 1 0 0 0 0
3 Meningkatnya kajian
pengembangan
galeri/museum
Jumlah koleksi
galeri/museum yang
dikaji
2 1 8 8 8 8
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017 87
TARGET REALISASI % PAGU REALISASI %
782.691.573.000
Indikator: 1 Jumlah Mata Budaya yang Dilestarikan 91.332 115.325 126,27% 776.078.362.000 559.421.097.685 72,08%
332.993.532.000 559.421.097.685 209.545.388.000 6.613.211.000
AKTIVITAS:
1 Pelestarian Cagar Budaya 1 Cagar Budaya yang
Dilestarikan
5732 5556 96,93% 89.398.646.000 80.944.271.233 90,54%
2 Cagar budaya yang
direvitalisasi
6 6 100,00%
2 Pembangunan dan Revitalisasi Sarana dan
Prasarana Kebudayaan
1 Taman Budaya yang
direvitalisasi
4 4 100,00% 13.600.000.000 13.021.308.703 95,74%
2 Museum yang
dibangun dan
direvitalisasi
26 26 100,00% 317.979.297.000 304.208.162.723 95,67%
3 Desa adat yang
direvitalisasi
67 67 100,00% 70.156.201.000 29.799.049.936 42,48%
4 Laboratorium Seni
Budaya yang Dibangun
6 6 100,00% 5.223.120.000 5.067.810.120 97,03%
3 Pengelolaan Warisan Budaya Tak Benda 1 Warisan Budaya
Benda Dunia dan
Takbenda yang
Dikelola
15 12 80,00% 8.950.000.000 6.248.338.652 69,81%
2 Warisan Budaya Tak
Benda yang di
tetapkan
150 150 100,00% 4.999.617.000 4.104.926.150 82,10%
4 Pelestarian Nilai Budaya 1 Dokumen
pengetahuan dan
ekspresi budaya
40 32 80,00% 9.883.655.000 5.140.040.830 52,01%
Naskah hasil kajian
pelestarian nilai
budaya
214 214 100,00% 9.308.255.000 8.772.448.630 94,24%
Karya budaya yang
diinventarisasi
990 951 96,06% 2.242.314.000 2.088.354.700 93,13%
5 Pelestarian Kesenian Daerah 1 kesenian disekolah
yang difasilitasi
220 221 100,45% 22.776.880.000 22.453.249.740 98,58%
2 Komunitas budaya
yang difasilitasi
217 218 100,46% 38.934.074.000 25.503.934.121 65,51%
3 Fasilitasi Komunitas
Sejarah
70 81 115,71% 12.474.560.000 9.864.623.600 79,08%
4 Karya seni yang
direvitalisasi
2 2 100,00% 2.000.000.000 1.892.551.675 94,63%
5 Kesenian yang
difasilitasi
70 114 162,86% 9.788.000.000 9.617.188.795 98,25%
6 Penulisan Buku Sejarah dan Budaya 1 Buku Sejarah yang
disusun
33 33 100,00% 11.550.206.000 9.595.828.956 83,08%
2 Buku Kesenian yang
disusun
3 3 100,00% 5.000.000.000 3.896.397.602 77,93%
7 Pengelolaan Karya Seni Rupa dan Koleksi
Museum
1 Karya seni rupa yang
dikelola
778 699 89,85% 1.700.000.000 1.179.757.900 69,40%
2 Karya Seni Rupa
yang Dipamerkan
260 276 106,15% 128.150.000.000 9.164.133.800 7,15%
3 Koleksi Museum
yang dikelola
82.400 106.624 129,40% 9.568.850.000 5.374.354.005 56,17%
8 Kajian Pengembangan Pemuseuman 1 Kajian
Pengembangan
Permuseuman (tata
pameran,
pengunjung, dan
koleksi)
30 30 100,00% 2.394.687.000 1.484.365.814 61,99%
OUTPUT 2: 68.644.000.000 17979875000 16859862373
3.424.284.000
Indikator: 1 Jumlah Negara yang Menjalin Hubungan
Kerjasama dan Pertukaran Informasi Budaya
negara 46 49 106,52% 65.219.716.000 62.139.722.117 95,28%
AKTIVITAS:
1 negara 18 - 0,00% 18.657.059.000 18.129.108.970 97,17%
2 negara 28 - 0,00% 28.582.782.000 27.150.750.774 94,99%
MATRIK PENGUKURAN KINERJA
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN TAHUN 2017
2. Kerjasama dan Pertukaran Informasi Budaya Indonesia dengan
Negara Lain
Hubungan Kerjasama dan Pertukaran Informasi Budaya
1. Pengembangan Rumah Budaya Indonesia di Luar Negeri
Mata Budaya yang Dilestarikan Mata BudayaCAPAIAN ANGGARAN
88 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kebudayaan 2017