distribusi spasial dan karakteristik industri …lib.unnes.ac.id/18176/1/3250408049.pdf · semua...
TRANSCRIPT
i
DISTRIBUSI SPASIAL DAN KARAKTERISTIK
INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN DI
KECAMATAN UNGARAN BARAT
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Disusun Oleh:
ALINA MASDA MAWADDAH
3250408049
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial UNNES pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Saptono Putro, M.Si Dra. Pudji Hardati, M.Si
NIP. 19631217 1988031002 NIP.
195810041986032001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si
NIP. 19620904 1989011 001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Utama
Drs. Hariyanto M.Si
NIP. 196203151989011001
Penguji I Penguji II
Drs. Saptono Putro, M.Si Dra. Pudji Hardati, M.Si
NIP. 196312171988031002 NIP. 195810041986032001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Subagyo, M.Pd.
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian
ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Maret 2013
Alina Masda Mawaddah
NIM 3250408049
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
(سراء ا ا ا ر ا (٣٦ : اإل
Artinya : “ Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu
melainkan sebagai kabar gembira bagi kemenanganmu, dan agar tentram
hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah ”
Jangan kebanyakan berpikir, berusaha sajalah karena keberhasilan bukan
berasal dari alam rencana tetapi dari tindakan. Bertindaklah dan awali
semua dengan Bissmillah.
Kupersembahkan Skripsi ini Kepada :
1. Ayahku Sulthon Darojad dan Ibuku
Titik Khusfarina tercinta, terimakasih
atas doa dan dukungannya yang tak
pernah putus.
2. Adikku – adikku Bilqis, Aini, Arina
dan Habibi yang kusayang.
3. Teman – teman Geografi 2008
4. Almamaterku
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
”Distribusi Spasial Dan Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan di
Kecamatan Ungaran Barat”, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Sains Universitas Negeri Semarang.
Skripsi ini dapat selesai dengan bantuan dari berbagai pihak yang
memberikan bimbingan, dorongan, semangat, kritik, dan saran kepada penulis.
Untuk itu dalam ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang terhormat,
sebagai berikut.
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk kuliah.
2. Drs. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang, yang telah memberikan fasilitas selama kuliah.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Semarang, sekaligus Dosen Pembimbing I, yang telah
memberikan arahan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Drs. Haryanto, M.Si., Ketua Program Studi Geografi Universitas Negeri
Semarang, yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama kuliah.
5. Drs.Saptono Putro, M.Si ., Dosen Pembimbing I, Dra.Pudji Hardati, M.Si.,
Dosen Pembimbing II dan Dosen Penguji Utama yang telah memberikan
arahan dalam penyusunan skripsi ini.
vii
6. Kepala Kecamatan Ungaran Barat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
BPS dan BAPPEDA Kabupaten Semarang yang telah membantu dalam
inventarisasi data.
7. Ganis Randy Raharja dan Careca Virma Aftriana yang telah membantu dalam
penelitian dan penyusunan skripsi ini.
8. Teman-teman Geografi 2008 yang telah memotivasi dan menjadi tempat
sharing yang menyenangkan.
9. Seluruh pihak terkait yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi maupun metodologinya karena segala
keterbatasan dan kekurangan yang ada pada diri penulis. Maka semua saran
dan kritik dari pembaca sangatlah diharapkan untuk masukan bagi penelitian
di masa-masa akan datang. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Semarang, Maret 2013
Penulis
viii
SARI
Mawaddah, Alina Masda, 2013. Distribusi Spasial Dan Karakteristik Industri
Rumah Tangga Pangan di Kecamatan Ungaran Barat. Skripsi. Jurusan Geografi,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. 136 halaman. Pembimbing I
Drs. Saptono Putro, M.Si, Pembimbing II Dra. Pudji Hardati, M.Si.,
Kata Kunci: Distribusi Spasial, Karakteristik IRTP, Pendapatan
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ungaran Barat yang
menunjukkan perkembangan pesat tumbuhnya industri dengan spesialisai indutri
rumah tangga makanan dan merupakan sumber mata pencaharian pokok
penduduk. Berkembangnya industri ini tentunya dapat memberikan kontribusi
pendapatan daerah dan rumah tangga sehingga distribusi spasial IRTP perlu dikaji
dan dideskripsikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui distribusi spasial
lokasi industri, asal penghasil bahan baku dan daerah jangkauan pemasaran
industri, 2) Untuk mengetahui karakteristik industri yang meliputi modal, bahan
baku, tenaga kerja, produksi dan pemasaran 3) Untuk mengetahui besaran
kontribusi pendapatan pengusaha IRTP terhadap pendapatan rumah tangga atau
keluarga.
Populasi penelitian yaitu pengusaha IRTP sebanyak 45 jiwa. Penelitian ini
menggunakan total sampling, yaitu seluruh populasi diambil sebagai sampel.
Variabel penelitian adalah distribusi spasial IRTP meliputi lokasi, asal bahan baku
dan jangkauan pemasaran, karakteristik IRTP meliputi asal modal, modal awal,
modal belanja, modal operasional, jenis dan perolehan bahan baku, proses
produksi, jumlah dan sistem kerja tenaga kerja dan cara pemasaran, kontribusi
IRTP terhadap pendapatan rumah tangga atau keluarga pengusaha. Metode
penelitian menggunakan metode survey, dokumentasi dan wawancara. Alat
pengumpul data menggunakan GPS dan instrumen. Analisis data dengan cara
deskriptif presentase dan analisis peta.
Hasil penelitian yaitu distribusi spasial lokasi IRTP di Desa Lerep, Keji,
Kalisidi dan Kelurahan Genuk Barat yaitu IRTP keripik, tempe, tahu dan roti.
Distribusi spasial asal bahan baku kedelai berasal dari luar negeri yaitu Amerika
dan Argentina sedangkan bahan baku tepung terigu, bayam kacang tanah dan
hijau berasal dari dalam negeri yaitu Kota Salatiga, Kabupaten Semarang dan
Demak. Distribusi spasial daerah jangkauan pemasaran IRTP keripik sampai ke
luar Kota/Kabupaten yaitu Semarang, Demak, Kendal, Temanggung, Salatiga,
Boyolali, Pati, Jepara, Rembang dan Grobogan serta hasil IRTP roti sampai ke
Kabupaten Jepara, Demak, Kendal, Kota Semarang dan Salatiga. Pemasaran IRTP
tempe menjangkau ke luar kecamatan yaitu Kecamatan Bandarjo dan Ungaran
serta hasil IRTP tahu sampai ke Kecamatan Ungaran, Lerep, Bandarjo, Candirejo
dan Langensari. Asal modal pengusaha berasal dari bank, pinjaman keluarga dan
ix
modal sendiri. Rata-rata besaran modal awal adalah Rp.1.300.000,00 kecuali 2
pengusaha roti dengan modal Rp.25.000.000,00 dan Rp.10.000.000,00. Rata-rata
modal belanja Rp.645.000,00 dan Rata-rata modal operasional Rp.55.000,00.
Rata-rata tenaga kerja pengusaha adalah dua pekerja. Sistem kerja yang digunakan
adalah harian (38,24%), borongan (58,82%) dan bulanan (2,94%). Jenis bahan
baku yang digunakan adalah bahan pangan kedelai, bayam, tepung terigu, kacang
tanah dan hijau. Produk yang dihasilkan adalah keripik (84,44%), tahu (2,22%),
tempe (8,89%) dan roti (4,44%). Cara pemasaran produk industri oleh pengusaha
IRTP dilakukan secara langsung (73,33%), tidak langsung (6,67%) dan keduanya
(20%). Kontribusi pendapatan pengusaha IRTP terhadap pendapatan rumah
tangga/keluarga rata-rata perbulan sebesar Rp.2.550.000,00 dan rata-rata
pendapatan total keluarga Rp.3.480.000,00 dengan rata-rata pengeluaran perbulan
Rp.2.310.000,00.
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah distribusi spasial
lokasi industri terpusat atau terkonsentrasi secara geografis di Desa Lerep
tepatnya berada di Dusun Karang Bolo yang spesialisasinya adalah industri
keripik mencapai 73,33%. Terkait dengan hasil penelitian, maka peneliti
memberikan saran bahwa perlu adanya pengaturan bagi pengusaha yang masih
menerapkan sistem kerja borongan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan
teratur. Pengusaha harus kreatif dalam hal pemasaran produk dengan mengikuti
pameran – pameran hasil makanan ringan dan desain produk yang kreatif.
Pengusaha perlu melakukan hubungan denga Dinas Perindustrian dan
Perdagangan supaya mendapatkan bimbingan dan penyuluhan demi kemajuan
IRTP di Kecamatan Ungaran Barat. Pengusaha sebaiknya membentuk sebuah
koperasi, sehingga dapat membantu permodalan dan dapat menampung
pemasaran agar tidak jatuh ke tangan tengkulak sehingga keuntungan hasil produk
industri yang diperoleh dapat maksimal.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. iii
PERNYATAAN ....................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... v
PRAKATA ............................................................................................... vi
SARI ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
DAFTAR TABEL.................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
E. Batasan Istilah ......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 9
A. Pengertian Industri ................................................................... 9
B. Pengertian Industri Rumah Tangga Pangan ............................ 10
C. Penggolongan Industri Dan Industri Rumah Tangga .............. 11
D. Distribusi Spasial Industri ....................................................... 13
E. Karakteristik Industri Dan Industri Rumah Tangga Pangan ... 17
1. Modal................................................................................. 19
2. Bahan Baku ....................................................................... 21
3. Tenaga Kerja ..................................................................... 23
4. Kegiatan Proses Produksi .................................................. 25
5. Pemasaran .......................................................................... 26
F. Pendapatan Rumah Tangga/Keluarga ..................................... 29
G. Tinjauan Peneliti Terkait......................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 43
A. Lokasi Penelitian ..................................................................... 43
B. Populasi Penelitian .................................................................. 43
C. Sampel Penelitian .................................................................... 43
D. Variabel Penelitian .................................................................. 43
E. Data ......................................................................................... 48
1. Jenis Data .......................................................................... 48
2. Metode Pengumpulan Data ............................................... 48
3. Alat Pengumpul Data ........................................................ 49
F. Analisis Data ........................................................................... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. 54
A. Hasil Penelitian........................................................................ 54
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ....................................... 54
a. Letak Astronomis .......................................................... 54
xi
b. Kodisi Administratif...................................................... 54
c. Luas dan Tata Guna Lahan ........................................... 58
d. Kondisi Geografis ......................................................... 62
e. Sarana dan Prasarana Fisik............................................ 63
2. Kondisi Demografi Daerah Penelitian .............................. 71
a. Jumlah Penduduk .......................................................... 71
b. Komposisi Penduduk .................................................... 72
3. Distribusi Spasial IRTP .................................................... 78
4. Karakteristik IRTP ............................................................ 83
a. Modal ............................................................................ 83
b. Bahan Baku ................................................................... 86
c. Proses Produksi ............................................................. 91
d. Tenaga Kerja ................................................................. 96
e. Pemasaran ..................................................................... 99
5. Kontribusi IRTP terhadap Pendapatan ............................. 107
a. Pekerjaan Pokok dan Sampingan Pengusaha........... 107
b. Pendapatan Pokok dan Sampingan Pengusaha .............
108
c. Pendapatan Keluarga IRTP ........................................... 110
d. Pengeluaran Harian Pengusaha ..................................... 111
B. Pembahasan ............................................................................. 112
1. Distribusi Spasial IRTP ..................................................... 112
2. Karakteristik IRTP ............................................................ 113
3. Kontribusi IRTP terhadap Pendapatan Keluarga .............. 120
BAB V PENUTUP ................................................................................... 124
A. Simpulan .................................................................................. 124
B. Saran ........................................................................................ 125
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 127
LAMPIRAN ............................................................................................. 131
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penelitian terkait ......................................................................... 36
Tabel 2. Pembagian Administrasi Menurut Banyaknya Dusun, RT/RW
di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012 ................................ 56
Tabel 3. Luas Pembagian Wilayah pada tiap Desa/Kelurahan Kecama-
tan Ungaran Barat Tahun 2012 ................................................. 58
Tabel 4. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan (Ha) Desa/Kelura-
han Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012 ............................. 60
Tabel 5. Luas dan Kemiringan Lahan Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2012 ................................................................................ 62
Tabel 6. Jumlah Sarana dan Prasarana di Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2012 ................................................................................ 64
Tabel 7. Sarana Perekonomian Menurut Desa/Kelurahan di Kecama-
tan Ungaran Barat Tahun 2012 133
Tabel 8. Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Desa di Kecamatan
Ungaran Barat Tahun 2012 ....................................................... 66
Tabel 9. Banyaknya Sarana Pendidikan (Sekolah Negeri dan Swasta)
di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012 ................................ 68
Tabel 10. Banyaknya Sarana Pendidikan Menurut Desa/Kelurahan di
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012 .................................. 70
Tabel 11. Banyaknya Fasilitas Peribadatan Menurut Desa/Kelurahan
di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012 .............................. 71
Tabel 12. Jumlah Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin, Kepadatan
dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Ungaran
Barat Tahun 2012 .................................................................... 72
Tabel 13. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012 .................................. 73
Tabel 14. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Keca-
matan Ungaran Barat Tahun 2012 .......................................... 74
Tabel 15. Penduduk Umur 5 Th Keatas Menurut Pendidikan di Keca-
matan Ungaran Barat Tahun 2012 .......................................... 75
Tabel 16. Penduduk Umur 5 Th Keatas Menurut Pendidikan dan Desa/
Kelurahan di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012 ............ 76
Tabel 17. Jumlah Pemeluk Agama di Kecamatan Ungaran Barat Ta-
hun 2012 .................................................................................. 77
Tabel 18. Jumlah Pemeluk Agama Menurut Desa di Kecamatan Unga-
ran Barat Tahun 2012 .............................................................. 78
Tabel 19. Banyaknya Jenis IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2013 ......................................................................................... 78
Tabel 20. Jumlah Unit IRTP (Industri Rumah Tangga Pangan) di Keca-
matan Ungaran Barat Tahun 2013 .......................................... 79
Tabel 21. Jumlah Unit dan Jenis IRTP Kecamatan Ungaran Barat Ta-
hun 2013 .................................................................................. 80
Tabel 22. Asal/Sumber Modal IRTP Kecamatan Ungaran Barat Ta-
hun 2013 .................................................................................. 83
xiii
Tabel 23. Besaran Modal Invesatsi Awal Pengusaha IRTP Kecama-
tan Unagaran Barat Tahun 2013 ............................................. 84
Tabel 24. Besaran Modal Belanja IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013 .............................................................................. 85
Tabel 25. Besaran Modal Operasional IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013 .............................................................................. 86
Tabel 26. Jenis Bahan Baku IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2013 ......................................................................................... 87
Tabel 27. Perolehan dan Asal Daerah Penghasil Bahan Baku IRTP
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013 .................................. 88
Tabel 28. Alat Produksi Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013 .............................................................................. 91
Tabel 29. Harga Produk IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013 .. 96
Tabel 30. Jumlah Pekerja Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013 .............................................................................. 97
Tabel 31. Sistem Kerja Tenaga Kerja Pengusaha IRTP Kecamatan
Ungaran Barat Tahun 2013 ..................................................... 98
Tabel 32. Cara Pemasaran IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2013 ......................................................................................... 100
Tabel 33. Jangkauan Pemasaran IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013 .............................................................................. 101
Tabel 34. Daerah Jangkauan Pemasaran IRTP Kecamatan Ungaran
Barat Tahun 2013 .................................................................... 102
Tabel 35. Pendapatan Pokok Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran
Barat Tahun 2013 .................................................................... 108
Tabel 36. Pendapatan Pokok Suami/Istri Pengusaha IRTP Kecamatan
Ungaran Barat Tahun 2013 ..................................................... 110
Tabel 37. Pendapatan Keluarga Pengusaha Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013 .............................................................................. 111
Tabel 38. Pengeluaran Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013 .............................................................................. 112
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Ungaran Barat ................................ 57
Gambar 2. Peta Penggunaan Tanah Kecamatan Ungaran Barat ...................... 61
Gambar 3. Peta Lokasi IRTP Kecamatan Ungaran Barat ................................ 81
Gambar 4. Peta Lokasi IRTP Kecamatan Ungaran Barat ................................ 82
Gambar 5. Peta Asal Bahan Baku IRTP Kecamatan Ungaran Barat ............... 89
Gambar 6. Peta Asal Bahan Baku IRTP Kecamatan Ungaran Barat ............... 90
Gambar 7. Peta Jangkauan Pemasaran IRTP Keripik Kecamatan
Ungaran Barat ..............................................................................
103
Gambar 8. Peta Jangkauan Pemasaran IRTP Tempe Kecamatan Ungaran
Barat................................................................................................ 104
Gambar 9. Peta Jangkauan Pemasaran IRTP Tahu Kecamatan Ungaran
Barat................................................................................................ 105
Gambar 9. Peta Jangkauan Pemasaran IRTP Roti Kecamatan Ungaran
Barat................................................................................................ 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan industri merupakan salah satu dari pembangunan ekonomi
yang menjadi tolak ukur peningkatan taraf hidup masyarakat modern yang lebih
bermutu. Kuncoro (2007:7) mengatakan bahwa pembangunan industri merupakan
salah satu sektor ekonomi yang dianggap mampu dalam meningkatkan aktivitas
ekonomi, produktivitas dan peningkatan standar hidup. Industri rumah tangga
merupakan salah satu komponen dari sektor industri pengolahan yang terus
mengalami perkembangan, disamping sifat usahanya yang kebanyakan masih
memerlukan pembinaan yang terus menerus agar masalah yang dihadapi dapat
segera diatasi. Beberapa masalah utama yang sering dihadapi antara lain adalah
masalah permodalan, cara pemasaran dan keterampilan dalam mengelola usaha
(BPS, 1996:xxv).
Salah satu dari industri rumah tangga di pedesaan yang berperan penting
dalam program peningkatan pangan adalah industri rumah tangga pangan. Jumlah
Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) di Indonesia sekitar 80% dari jumlah
industri yang ada di Indonesia (http://www.pom.go.id/index.php/home/beritaak-
tual/2346. 31 Januari 2013). Industri pangan ini merupakan bagian terbesar dalam
kelompok industri rumah tangga, yakni 1,5 juta unit dari 3,8 juta unit total industri
rumah tangga pada tahun 2009. Kecepatan pertumbuhan juga relatif tinggi dengan
2
rata-rata 16 persen antara 2005-2009 (http://www.poskotanews.com/2012/08/21/
bahan-baku-industri-olahan -pangan-tergantung-impor. 21 Agustus 2012).
Banyak orang yang memilih pangan sebagai usaha karena pangan adalah
kebutuhan dasar manusia. Makanan mempunyai peranan yang sangat luas bagi
kehidupan, karena kehidupan manusia tidak dapat melepaskan diri dari kebutuhan
akan makanan. Manusia dapat hidup karena mendapat asupan gizi dari makanan
yang dikonsumsinya. Faktor lain yang mendukung tumbuh kembangnya industri
rumah tangga pangan adalah industri tersebut menggunakan bahan baku yang
tersedia didalam negeri, dipasarkan dalam negeri, dikonsumsi oleh masyarakat
secara luas dan memberikan konstribusi bagi peningkatan ekonomi masyarakat
kecil dan menengah (Abrianto, 2012:1).
Kabupaten Semarang merupakan salah satu wilayah yang mempunyai
potensi lokasional dan daya dukung fisik yang cukup memadai untuk
pengembangan industri karena dilalui jalur-jalur yang menghubungkan pusat-
pusat perkembangan wilayah di Jawa Tengah yaitu Kota Semarang, Surakarta dan
Yogyakarta. Selain itu, lokasinya juga berdekatan dengan ibukota Propinsi Jawa
Tengah, yang merupakan pusat kegiatan perekonomian, pemerintahan, sosial dan
budaya bagi wilayah-wilayah di Jawa Tengah. Lokasi ini sangat menguntungkan
wilayah Kabupaten Semarang dalam hal distribusi produksi kegiatan
perekonomian atau keterkaitan pada pasar yang lebih luas. Demikian pula
besarnya penduduk Kota Semarang juga dapat menjadi pasar potensial bagi
produk-produk dari Kabupaten Semarang, sehingga terdapat banyak peluang bagi
wilayah ini khususnya pada sektor industri (BPS, 2012:185).
3
Kecamatan Ungaran Barat merupakan wilayah yang menunjukkan
perkembangan pesat tumbuhnya industri yang terspesialisasi pada industri rumah
tangga pangan di Kabupaten Semarang. Hal ini diperkuat dengan data dari Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Semarang pada tahun 2011 bahwa
jumlah industri rumah tangga sebanyak 9.558 unit yang lebih didominasi oleh
industri makanan. Berkembangnya industri rumah tangga makanan di Ungaran
Barat disebabkan karena faktor tingginya penerimaan masyarakat terhadap
pembangunan industri, dukungan aksesibilitas, ketersediaan lahan untuk industri
serta dukungan pemerintah. Selain itu, mengingat posisi Kabupaten Semarang
yang merupakan daerah penunjang ketersediaan pangan di Jawa Tengah
khususnya. Program peningkatan produksi pangan yang dicanangkan pemerintah
diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Semarang salah satunya dengan cara
meningkatkan industri makanan (BPS, 2012:186).
Adanya potensi strategis industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat perlu dilakukan kajian strategis untuk melakukan pengembangan
sektor industri dan pembukaan area-area baru kawasan industri yang bisa
meningkatkan perekonomian masyarakat. Perlu dilakukan tinjauan geografi
dengan pemetaan distribusi spasial/keruangan dan kewilayahan. Distribusi spasial
industri merupakan aspek keruangan berupa lokasi persebaran dan perkembangan
industri baik berupa titik-titik, garis-garis atau areal-areal pada permukaan bumi
yang ditunjukan dalam bentuk peta (Yunus, 2010:40).
Karakteristik geografi industri merupakan bagian dari geografi ekonomik
antara lain menstudi tentang lokasi industri, serta karakteristik faktor geografis
4
lokasi ini berkaitan dengan wilayah bahan mentah, sumberdaya tenaga meliputi
tenaga air atau tenaga listrik sebagai penggerak mesin pabrik, suplay tenaga kerja,
suplay air, pasaran dan fasilitas transport (Daldjoeni, 1992:58).
Pemilihan lokasi industri mengutamakan aspek kondisi geografis yang
merupakan aspek yang mempunyai pengaruh besar dalam penentuan lokasi
industri karena berpegang pada aspek kewilayahan dan kelingkungan dalam
konteks keruangan yang bertujuan untuk maksimalisasi penjualan. Penentuan
lokasi suatu industri pada dasarnya bertujuan untuk mencari keuntungan
maksimum dengan jalan menekan biaya masukan. Biaya masukan ini meliputi
bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya transportasi, biaya produksi dan biaya
distribusi. Karena itu, perlu adanya pertimbangan dari berbagai faktor orientasi,
apabila penentuan lokasi salah maka akan menyebabkan kerugian yang terus
menerus. Umumnya, faktor orientasi mengacu pada bahan baku, tenaga kerja,
produksi dan pasaran yang merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam
pemilihan lokasi industri. Dasar orientasi keputusan tersebut terutama ditekankan
kepada biaya transportasi yang rendah (Sumaatmadja, 1981:129).
Keberadaan industri rumah tangga pangan di kawasan Ungaran Barat
selain dapat menunjang perekonomian dan pendapatan asli daerah Kabupaten
Semarang serta merupakan sumber mata pencaharian sebagian penduduk karena
memberikan pendapatan tambahan bagi rumah tangga yang berpendapatan rendah
di daerah pedesaan juga perlu diketahui tentang distribusi spasialnya agar industri
dapat dikembangkan lagi. Oleh karena itu, keberadaan atau pertumbuhan industri
rumah tangga pangan tersebut perlu untuk dikaji dan dideskripsikan.
5
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin meninjau lebih dalam
tentang perindustrian rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat dengan
judul “Distribusi Spasial Dan Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan Di
Kecamatan Ungaran Barat”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah distribusi spasial industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat?
2. Bagaimanakah karakteristik industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat?
3. Seberapa besar kontribusi industri rumah tangga pangan terhadap pendapatan
rumah tangga atau keluarga pengusaha di Kecamatan Ungaran Barat?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian yang bertemakan geografi industri ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui distribusi spasial yang meliputi distribusi spasial lokasi industri,
distribusi spasial asal daerah penghasil bahan baku dan distribusi sapsial daerah
jangkauan pemasaran industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran
Barat.
2. Mengetahui karakteristik industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran
6
Barat yang meliputi modal, bahan baku, tenaga kerja, produksi dan pemasaran
hasil produksi industri.
3. Mengetahui besaran kontribusi industri rumah tangga pangan terhadap
pendapatan rumah tangga pengusaha di Kecamatan Ungaran Barat.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Manfaat secara teoritis maupun secara praktis bagi masyarakat, akademisi
dan pemerintah dari penelitian ini adalah.
1. Secara Teoritis
a. Bagi akademisi dapat digunakan sebagai media untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan utamanya dalam bidang geografi industri.
b. Bagi pemerintah atau perumus kebijakan dapat dijadikan sebagai acuan
dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan sektor industri rumah
tangga pangan.
2. Secara Praktis
a. Sebagai informasi berupa kelengkapan data-data industri bagi masyarakat,
Badan Pemerintah Daerah (BAPPEDA) dan Kantor Kecamatan Ungaran
Barat.
b. Sebagai alat bantu bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam
merumuskan kebijakan yang mengarah pada pengembangan sektor industri
rumah tangga pangan.
7
E. BATASAN ISTILAH
Batasan atau penegasan istilah ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
bermacam-macam interpretasi dan mewujudkan kesatuan berpikir, cara pandang
dan anggapan tentang segala sesuatu pada penelitian ini sehinnga perlu ditegaskan
istilah-istilah yang ada khususnya pada penelitian ini dengan judul “Distribusi
Spasial dan Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan di Kecamatan Ungaran
Barat”. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Industri Rumah Tangga
Industri rumah tangga didefinisikan sebagai perusahaan industri yang
memperkerjakan tenaga kerja kurang dari lima pekerja (Kuncoro, 2007:342).
Dalam penelitian ini industri rumah tangga yang dimaksud adalah industri
rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat.
2. Industri Rumah Tangga Pangan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 pada
pasal 1 angka 16 menjelaskan bahwa industri rumah tangga pangan adalah
perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan
peralatan pengolahan manual hingga semi otomatis (Abrianto, 2012:37).
Dalam penelitian ini industri rumah tangga pangan yang dimaksud adalah
industri rumah tangga pangan keripik, roti, tempe dan tahu.
3. Distribusi Spasial Industri
Distribusi adalah sebaran. Sedangkan spasial dari pandangan geografi
adalah segala hal yang menyangkut lokasi atau tempat (Rustiadi dkk, 2009:50).
8
Dalam penelitian ini sebaran atau distribusi spasial objek yang diteliti adalah
sebaran lokasi industri, sebaran asal daerah penghasil bahan baku dan sebaran
daerah jangkauan pemasaran produk industri di Kecamatan Ungaran Barat.
4. Karakteristik Industri
Robinson dalam Daldjoeni (1992:58) mengungkapkan bahwa karakteristik
geografis industri di suatu wilayah di antaranya yaitu bahan mentah,
sumberdaya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai air dan pasaran. Dalam
penelitian ini karakteristik geografis industri rumah tangga pangan meliputi
modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja dan pemasaran.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Industri
Industri adalah setiap unit produksi yang membuat suatu barang atau
mengerjakan sesuatu di suatu tempat tertentu untuk keperluan masyarakat
(Bintarto, 1997:87).
Industri dapat didefinisikan sebagai usaha yang melakukan kegiatan
merubah bahan mentah menjadi bahan jadi atau setengah jadi yang kurang
bernilai menjadi barang yang lebih tinggi nilainya (BPS, 2002:8).
Definisi lain mengatakan bahwa industri adalah suatu usaha yang
memproduksi bahan mentah melalui proses penggarapan dalam jumlah besar
sehingga bahan tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi
dengan mutu setinggi mungkin (Sandy, 1985:148).
Industri dari sudut pandang geografi adalah industri sebagai suatu sistem,
yang merupakan perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem manusia. Subsistem
fisis meliputi lahan, bahan baku, energi, iklim dengan proses alamiahnya.
Sedangkan subsistem manusia meliputi tenaga kerja, teknologi, tradisi, politik,
pemerintahan, transportasi dan komunikasi, konsumen dan pasar. Relasi, asosiasi
dan interaksi komponen tersebut dalam satu ruang merupakan bidang pengkajian
geografi (Sumaatmaja, 1981:179).
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian industri adalah suatu
aktivitas ekonomi yang terspesialisasi secara geografis yang memproduksi bahan-
10
bahan tertentu sebagai bahan baku untuk diproses menjadi hasil lain yang lebih
berdaya guna bagi masyarakat.
B. Pengertian Industri Rumah Tangga dan Industri Rumah Tangga Pangan
Badan Pusat Statistik Semarang memberikan definisi bahwa industri
rumah tangga adalah perusahaan atau industri pengolahan yang menggunakan
atau mempunyai tenaga kerja sebanyak 1-4 orang (BPS, 2002:56).
Industri rumah tangga adalah rumah usaha produk barang dengan jenis
kegiatan ekonomi yang dipusatkan di rumah keluarga dan tenaga kerja berasal
dari anggota keluarga sendiri dan masyarakat sekitar. Begitu juga pimpinan,
pemilik atau pengelola industri ini merupakan kepala rumah tangga atau anggota
keluarga yang dipercaya Kriteria-kriteria suatu usaha dikatakan sebagai industri
rumah tangga yaitu sebagai berikut.
1) Kegiatan industri dilakukan pada rumah tangga/keluarga.
2) Tenaga kerja yang dipekerjakan tidak lebih dari lima orang.
3) Peralatan pengolahan yang digunakan mulai dari manual hingga alat semi
otomotis (Abrianto, 2012:37).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 pada
pasal 1 angka 16 menjelaskan bahwa industri rumah tangga pangan adalah
perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan
peralatan pengolahan manual hingga semi otomatis. Jadi, industri rumah tangga
pangan adalah rumah usaha produk pangan atau perusahaan kecil yang dikelola
keluarga (Abrianto, 2012:39).
11
C. Penggolongan Industri Dan Industri Rumah Tangga
Klasifikasi atau penggolongan industri sangat beraneka ragam, karena
banyak hal atau aspek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menggolongkan,
mengelompokkan atau mengklasifikasikan. Antara dinas atau kantor dalam
menggolongkannya juga berbeda, tergantung kepentingan masing-masing, karena
mempunyai tujuan yang berbeda.
Industri di Indonesia dapat digolongkan ke dalam beberapa macam
kelompok. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja dibedakan menjadi 4
golongan, yaitu: 1) Industri rumah tangga, memiliki tenaga kerja antara 1-5 orang,
2) Industri kecil memiliki tenaga kerja antara 5-19 orang, 3) Industri sedang
memiliki tenaga kerja antara 20-99 orang, 4) Industri besar memiliki jumlah
tenaga kerja 100 orang atau lebih (BPS, 2002:96).
Pengelompokan industri rumah tangga menurut eksistensinya dibedakan
menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut.
1) Industri lokal adalah kelompok industri yang menggantungkan kelangsungan
hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas dan relatif tersebar di satu lokasi
saja. Skala industri sangat kecil dan mencerminkan pola industri yang bersifat
sub bagian.
2) Industri sentra adalah industri berskala kecil dengan membentuk kelompok
atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang
menghasilkan barang sejenis. Target pemasaran umumnya menjangkau pasar
yang lebih luas dari industri lokal, sehingga peranan perantara menonjol.
12
3) Industri mandiri adalah jenis industri yang masih memiliki sifat-sifat industri
rumah tangga tetapi telah memberi sarana yang canggih. Pemasaran hasil
produksi tidak tergantung pada pedagang perantara (Rochman, 2005:9).
Pembagian berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat
dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu: 1) Industri berorientasi pada pasar yaitu
industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen, 2) Industri
berorientasi pada tenaga kerja yaitu industri yang didirikan mendekati lokasi
pemusatan pemukiman penduduk, 3) Industri berorientasi pada pengolahan yaitu
industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan, 4) Industri berorientasi
pada bahan baku yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku
dan 5) Industri yang tidak terikat dengan persyaratan lain yaitu industri yang
didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas (http://geografi-bumi.blog
spot.com/2009/10/klasifikasi-industri.html. 31 Januari 2013).
Kaitan penggolongan industri diatas bahwa industri rumah tangga pangan
(IRTP) di Kecamatan Ungaran Barat termasuk kedalam golongan industri rumah
tangga pangan karena jumlah tenaga kerja pengusaha IRTP antara satu sampai
empat pekerja. Selain itu bahan baku yang digunakan adalah bahan baku pangan
dan sayur yaitu kacang kedelai, kacang tanah, tepung terigu dan bayam.
Industri rumah tangga pangan (IRTP) ini menurut eksistensinya termasuk
dalam golongan industri sentra yang membentuk kelompok atau kawasan
produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis
dan target pemasaran menjangkau pasar yang lebih luas sehingga peranan
perantara menonjol. IRTP di Kecamatan Ungaran Barat terpusat di Desa Lerep
13
yang spesialisasinya adalah keripik mencapai 73,33% dan rata-rata pemasarannya
menggunakan perantara pedagang pengumpul atau tengkulak.
D. Distribusi Spasial Industri
Distribusi diartikan sebagai persebaran. Persebaran dalam hal ini adalah
posisi lokasi yang terletak disuatu area/tempat dalam keadaan tertentu (Subekhan,
2007:15). Klasifikasi sebaran pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga
macam, diantaranya yaitu: 1) Mengelompok (Cluster), 2) Acak (Random), dan 3)
Teratur (Reguler) (Yunus, 2010:52).
Pengertian spasial dari pandangan geografi adalah pengertian yang bersifat
rigid, yakni segala hal yang menyangkut lokasi atau tempat (Rustiadi dkk,
2009:50). Spasial berarti keruangan, istilah ruang (space) dapat diartikan sebagai
bagian tertentu dari permukaan bumi yang mampu mengakomodasikan berbagai
bentuk kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya (Yunus,
2010:45).
Lokasi merupakan letak dari suatu objek (Kamus Besar Bahasa Indonesia
1988:415). Dalam kajian geografi lokasi merupakan suatu konsep geografi yang
dapat menunjukkan posisi suatu tempat, benda atau gejala di permukaan bumi.
Lokasi dalam ruang atau spasial terdiri dari lokasi absolut dan lokasi relatif.
Lokasi absolut adalah lokasi yang berkenaan dengan posisi menurut garis lintang
dan garis bujur (letak astronomis). Sedangkan lokasi relatif adalah lokasi suatu
tempat yang bersangkutan dengan hubungan tempat atau wilayah itu dengan
faktor alam atau faktor budaya yang ada disekitarnya (Sumaatmaja, 1998:118).
14
Jadi, lokasi relatif ini ditinjau dari posisi suatu tempat atau terhadap kondisi
wilayah-wilayah yang ada disekitarnya. Lokasi relatif ini dapat mengungkapkan
dinamika wilayah yang bersangkutan.
Persebaran lokasi industri dapat ditinjau dari lokasi absolut dan lokasi
relatif. Lokasi absolut suatu tempat dapat diamati pada peta. Melalui lokasi
absolut dapat diketahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain di permukaan
bumi. Untuk memperhitungkan karakteristiknya lebih jauh lagi, harus diketahui
tentang lokasi relatifnya (Santoso, 2006:9).
Pemilihan lokasi industri pada dasarnya bertujuan untuk mencari
keuntungan maksimum dengan jalan menekan biaya masukan. Biaya masukan ini
meliputi bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya transportasi, biaya produksi dan
biaya distribusi. Karena itu, perlu adanya pertimbangan dari berbagai faktor
orientasi, apabila penentuan lokasi salah maka akan menyebabkan kerugian yang
terus menerus. Umumnya, faktor orientasi mengacu pada bahan baku, tenaga
kerja, produksi dan pasaran yang merupakan faktor yang paling berpengaruh
dalam pemilihan lokasi industri. Dasar orientasi keputusan tersebut terutama
ditekankan kepada biaya transportasi yang rendah (Sumaatmadja, 1981:129).
Hoover dalam teorinya tentang lokasi kegiatan ekonomis mengatakan
bahwa lokasi pabrik atau perusahaan dapat didirikan dititik bahan mentah ataupun
dititik pasar (Daldjoeni, 1992:72). Menurut Alfred Weber dalam teorinya yang
disebut dengan segitiga bobot, bahwa untuk menentukan lokasi suatu industri
dipengaruhi oleh biaya angkutan, bahan dasar dan upah. Isi pokok teori Weber
15
pada dasarnya lokasi industri dipilihkan di tempat-tempat yang biayanya paling
minimal (Weber, 1993:21 dalam Rochman, 2005:16).
Lokasi penyebaran industri ke suatu daerah harus sesuai dengan kondisi
geografi daerah yang bersangkutan untuk pengaturan spasial dalam rangka
memelihara lingkungan hidup yang tepat dan serasi. Kondisi geografi menyangkut
potensi daerah yang dapat dikembangkan dengan kondisi fisiknya. Gejala
geografis suatu daerah yang akan dijadikan lokasi industri harus mempunyai
kemampuan sebagai penunjang kegiatan industri tersebut, selain harus
memperhatikan unsur tenaga kerja, bahan baku, pasaran, pengembangan wilayah,
dan pelestarian lingkungan (Sumaatmadja, 1998:185).
Distribusi atau sebaran objek kajian dalam penelitian ini adalah sebaran
kenampakan lokasi industri dan sebaran kenampakan linear atau gejala yaitu
sebaran daerah asal penghasil bahan baku dan sebaran daerah jangkauan
pemasaran. Kenampakan lokasi disimbolkan dengan titik sedangkan sebaran asal
penghasil bahan baku dan jangkauan pemasaran disimbolkan dengan areal/bidang.
Pengumpulan data spasial atau ruang yang terdiri dari data titik (point) dan data
bidang (areal data) tersebut diperoleh dari hasil lapangan menggunakan GPS dan
kemudian diolah menjadi peta melalui SIG (Sistem Informasi Geografis) dengan
progam Arc View 3.3.
Persebaran lokasi industri, asal daerah penghasil bahan baku dan daerah
jangkauan pemasaran dapat dipetakan menggunakan Sistem Informasi Geografis
(SIG) dengan program Arc View 3.3. Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakan aspek pengolahan data spasial serta proses-proses manipulasi data
16
peta. Sistem Informasi Geografis (SIG) bermanfaat untuk mengidentifikasi
sebaran lokasi industri baik tersebar secara acak, terpusat atau mengelompok
maupun merata atau teratur serta mengidentifikasi di daerah mana mereka
cenderung berorientasi pada bahan baku, tenaga kerja, pasar, tempat pengolahan
atau bersangkutan terhadap kondisi wilayah-wilayah lain disekitarnya dengan
faktor alam atau faktor budaya. Selain itu juga mengidentifikasi daerah-daerah
asal bahan baku dan jangkauan pemasaran produk industri di seluruh pelosok
tanah air. Sistem Informasi Geografis (SIG) pada dasarnya adalah suatu tipe
informasi yang fokus pada penyajian dan analisis realitas geografis (Kuncoro,
2007:191).
Uraian teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya
penentuan lokasi industri bertujuan untuk mencari keuntungan maksimum dari
kesinambungan proses produksi suatu industri. Demikian juga dengan pemilihan
lokasi industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat ini, pada
dasarnya berorientasi pada teori Weber dan Sumaatmaja yaitu sebagai berikut.
1) Dekat dengan tenaga kerja. Tenaga kerja pada industri IRTP menggunakan
tenaga kerja kasar dengan tingkat pendidikan rendah, sehingga mudah didapat.
2) Dekat dengan pasar, bahwa perkembangan industri IRTP di Kecamatan
Ungaran Barat ini didukung oleh kemudahan dalam pemasaran baik lokal
maupun luar daerah.
3) Tersedianya transportasi, yaitu sarana angkutan barang dan jalan yang sudah
tetap.
17
Lokasi IRTP di Kecamatan Ungaran Barat berada didalam rumah tangga
keluaraga pengusaha. Lokasi industri ini sekaligus sebagai lokasi produksi.
Distribusi spasial/persebaran IRTP memusat/mengelompok di Desa Lerep.
E. Karakteristik Industri Dan Industri Rumah Tangga
Karakteristik suatu industri dari kaca mata geografi yaitu adanya sub
sistem fisis dan sub sistem manusia (Sumaatmadja, 1981:180).
Radjiman (1998) mengemukakan bahwa karakteristik utama dalam suatu
industri meliputi; a) Faktor fisik yaitu tanah, bahan baku, tenaga (energi); b)
Faktor manusia dan ekonomi yaitu penyediaan tenaga kerja, transport, pasar,
pengaruh pemerintah, faktor historis-inersia industrial dan keuntungan aglomerasi
(http://perencanaankota.blogspot.com. 1 Februari 2013).
Permadi dalam penelitiannya (studi kasus di wilayah Pembangunan
Botabek dan Bandung Raya), mengungkapkan bahwa secara umum (melalui
pendekatan empirik) karakteristik penentu aktivitas industri dapat dibagi menjadi;
a) Faktor input, meliputi bahan baku, tenaga kerja, energi, air, iklim dan lahan; b)
Faktor output, mencakup pasar atau konsumen dan fasilitas pembuangan dan c)
Faktor penunjang tidak langsung, berupa fasilitas perkotaan/lingkungan serta
dorongan lokal (http://perencanaankota.blogspot.com. 1 Februari 2013).
Soeminta dalam Permadi (1991) menjabarkan lima pertimbangan utama
yang mendasari karakteristik penentuan lokasi industri, yakni; a) pertimbangan
ekonomis, terutama menyangkut masalah biaya untuk memperoleh keuntungan
maksimal dengan pengeluaran minimal; b) lokasi historis, seperti tanah adat,
18
tanah warisan, tanah kosong yang telah lama dimiliki sebelum perusahaan berdiri,
kegiatan usaha masyarakat yang dilakukan secara turun-temurun; c) lokasi yang
ditunjuk atau ditentukan pemerintah, karena alasan politis, strategis, keamanan
maupun kepentingan perencanaan; d) lokasi yang ditentukan secara spekulasi atau
tanpa memperhitungkan faktor penting yang mempengaruhi suatu lokasi industri;
e) jenis industri yang footloose yaitu dapat berlokasi di sembarang tempat,
industri ini tidak bergantung pada faktor lokasi (http://perencanaankota.blog
spot.com. 1 Februari 2013).
Yip dalam Rendra (1997) mengatakan bahwa suatu industri akan
berkembang karena dorongan beberapa faktor yang dapat dikelompokkan ke
dalam empat kelompok yaitu; a) Faktor pasar yaitu kebutuhan konsumen yang
homogen, konsumen global, saluran distribusi global dan perpindahan pasar; b)
Faktor biaya dalam skala dan cakupan ekonomi, pengalaman dan pengetahuan,
efisiensi sumber daya, pasokan yang baik, perbedaan biaya dan ketrampilan antar
negara dan pengembangan produk; c) Faktor pemerintah, peraturan dahn
kebijakan tentang perdagangan yang mendukung standarisasi produk dan
kebiasaan dalam distribusi pemasaran; d) Faktor persaingan, ketergantungan antar
negara serta kompetisi global (http://perencanaankota.blogspot.com. 1 Februari
2013).
Robinson dalam Daldjoeni (1992:58) menjelaskan ada enam hal
karakteristik faktor geografis industri yaitu bahan mentah, sumberdaya tenaga
meliputi tenaga air atau tenaga listrik sebagai penggerak mesin pabrik, suplay
tenaga kerja, suplay air pasaran dan fasilitas transport. Dalam penelitian ini
19
karakteristik dari industri rumah tangga pangan yang mempengaruhi maju
mundurnya suatu industri adalah sebagai berikut.
1. Modal
Wibowo (2000:47) mengungkapkan bahwa modal merupakan unsur
utama yang menjamin berdirinya dan berlangsungnya kegiatan produksi pada
suatu industri. Modal diperlukan untuk mebiayai semua pengadaan sarana
produk. Modal dapat juga diartikan sebagi hasil produksi yang digunakan
untuk memproduksi lebih lanjut. Asal modal dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu.
a. Modal sendiri, adalah modal yang berasal dari pemilik usaha dan tertanam
untuk jangka waktu tidak tertentu.
b. Modal pinjaman, adalah modal yang berasal dari luar, modal tersebut
merupakan utang yang harus dibayar.
Asal atau sumber modal dalam hal ini sejumlah biaya yang diperlukan
untuk kegiatan industri rumah tangga pangan yang didapat dari modal sendiri
maupun berasal dari modal pinjaman.
Perusahaan atau industri membutuhkan modal dalam menjalankan
aktifitasnya. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda
tergantung jenis usaha yang dijalankan. Pengertian modal dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2007:750) adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk)
untuk berdagang atau melepas uang yang dapat dipergunakan untuk
menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. Definisi modal dalam
20
Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007:9) adalah hak residual atas asset
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Safir (2012) mengatakan bahwa pada prinsipnya ada tiga jenis modal
dalam menjalankan usaha diantaranya.
1) Modal Investasi Awal
Modal investasi awal yaitu modal yang diperlukan atau dikeluarkan
pada awal usaha yang digunakan untuk jangka panjang.
2) Modal Kerja atau Modal Belanja
Modal kerja atau modal produksi adalah modal yang kita keluarkan
untuk membeli atau memproduksi barang usaha. Penggunaannya bisa
dilakukan berkala atau sesuai pesanan yang datang, tergantung jenis usaha
yang dijalani.
3) Modal Operasional
Modal operasional adalah modal pengeluaran untuk biaya operasional
harian/bulanan dalam menjalankan usaha. Misalnya biaya gaji tenaga kerja,
biaya utilitas (air, listrik, Internet, dan telepon), biaya sewa ruangan, biaya
pemasaran dan biaya transportasi (http://www.rumah-bunda.com/2012/03/je
nis-jenis-modal-usaha.html. 3 Desember 2012).
Modal dalam hal ini adalah modal awal yang dikeluarkan pada awal
mendirikan usaha untuk membeli alat-alat produksi dari yang tradisional
sampai modern. Untuk modal belanja dalam hal ini adalah modal yang
dikeluarkan oleh pengusaha utuk kebutuhan belanja bahan baku dan bahan
untuk mengemas produk pada setiap harinya. Sedangkan modal operasional
21
adalah biaya operasional untuk biaya gaji tenaga kerja, biaya utilitas (air,
listrik, Internet, dan telepon) dan biaya transportasi pemasaran.
Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai
operasinya sehari-hari. Menurut Taylor dan Rianto (1990:54) modal kerja
digolongkan dalam beberapa jenis yaitu.
a. Modal Kerja Permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk
dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja ini terbagi menjadi a) Modal
kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya, b) Modal kerja normal,
yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses
produksi yang normal.
b. Modal Kerja Variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini terdiri dari a) Modal
kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
oleh fluktuasi musim, b) Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur, c) Modal
kerja darurat yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (http://jurnal-
sdm.blogspot.com/2009/10/modal-kerja-definisi-jenis-danfaktor.html. 25
September 2012).
2. Bahan Baku
Perusahaan atau industri memerlukan bahan baku atau bahan mentah
dalam proses kegiatan produksi. Bahan baku merupakan bahan dasar yang
22
digunakan dalam proses produksi. Bahan baku merupakan salah satu unsur
penting dalam proses produksi, dengan tersedianya bahan baku dalam jumlah
dan waktu yang tepat akan memperlancar proses produksi dalam perusahaan,
sehingga diharapkan dengan lancarnya proses produksi tersebut dapat
menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen baik jumlah
dan waktunya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan tersedianya
bahan baku dengan jumlah dan waktu yang tepat akan dapat menjamin
kelangsungan hidup perusahaan (http://erwinnote.wordpress.com /2011/09/21/
definisi-dan-jenis-bahanbaku. 23 Oktober 2012).
Bahan baku adalah bahan untuk diolah melalui proses produksi menjadi
barang jadi atau bahan kebutuhan pokok untuk membuat sesuatu (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2007:87). Sedangkan bahan mentah dapat mempunyai arti
sebagai sebuah bahan dasar yang bisa berasal dari berbagai tempat, yang mana
bahan tersebut dapat digunakan untuk diolah dengan suatu proses tertentu ke
dalam bentuk lain yang berbeda wujud dari bentuk aslinya. Dengan demikian,
bahan baku merupakan bahan mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu
produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk
dijadikan wujud yang lain (http://erwinnote.wordpress.com /2011/09/21/
definisi-dan-jenis-bahanbaku. 23 Oktober 2012).
Bahan dasar yaitu bahan untuk diolah melalui proses produksi dan
menjadi bagian produk bahan baku. Bahan mentah adalah semua bahan yang
didapat dari sumber daya alam atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk
dimanfaatkan lebih lanjut. Bahan baku industri adalah bahan mentah yang
23
diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi
dalam industri (http://bplhd.jakarta.go.id/peraturan/uu/UURINO05TAHUN19
84.pdf. 3 Desember 2012).
Bahan yang digunakan pengusaha dalam hal ini adalah bahan baku
jenis pangan yang diperoleh dari hasil pertanian.
3. Tenaga Kerja
Hasil produksi dalam sebuah perusahaan dapat ditingkatkan dengan
baik tidak cukup hanya dengan menggunakan teknologi yang canggih saja,
tetapi juga memerlukan tenaga kerja yang mamiliki skill yang tinggi untuk
mengoperasikannya. Jadi, diperlukan tenaga kerja yang mempunyai keahlian,
kemampuan dan keterampilan kerja (Siswanto, 1989:16).
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat (Grafika, 2003:2). Tenaga kerja adalah penduduk
dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu
negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap
tenaga mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut (Mulyadi, 2003:59).
Pekerja adalah semua orang yang terlibat secara langsung dalam pekerjaan atau
kegiatan di sektor industri kecil. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia
15 sampai 64 tahun (Mantra, 2003:224).
Tenaga kerja merupakan sejumlah orang yang mempunyai keterampilan
dan kemampuan tertentu sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dari segi
24
keahlian dan pendidikannya tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan,
yaitu sebagai berikut.
a. Tenaga kerja kasar yaitu tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan tidak
mempunyai keahlian dalam suatu bidang pekerjaan.
b. Tenaga kerja terampil yaitu tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan
pendidikan atau pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu, dan
tukang memperbaiki televisi dan radio.
c. Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang mempunyai pendidikan yang
tinggi dan ahli dalam bidang-bidang tertentu seperti dokter, akuntan ahli
ekonomi, dan insinyur (Rochman, 2005:22).
Faisal Karsyono dalam Rochman (2005:23) mengungkapkan bahwa
sebagian besar tenaga kerja industri rumaha tangga di pedesaan yang terserap
dalam lapangan kerja non pertanian merupakan tenaga kerja tidak terampil,
pendidikan rendah, dan biasanya berasal dari anggota keluarga sendiri. Oleh
karena itu dalam perkembangan lapangan kerja non pertanian di pedesaan
diprioritaskan pada jenis industri yang bertekhnologi sederhana, modal usaha
kecil, dan bersifat padat karya sehingga jenis industri tersebut mudah untuk
dikembangkan dan diusahakan oleh masyarakat pedesaan. Jumlah tenaga kerja
apabila diikuti dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang
memadai akan memberikan kekuatan pada industri rumah tangga.
Tenaga kerja yang digunakan pengusaha industri rumah tangga pangan
di Kecamatan Ungaran Barat merupakan tenaga kerja kasar yang terbagi
dalam:
25
1) Buruh harian tetap, yaitu buruh yang telah mempunyai keahlian dalam
pembuatan produksi pangan tempe, tahu, keripik dan roti yang telah
menetap pada satu majikan.
2) Buruh borongan, yaitu buruh yang mempunyai keterampilan tertentu dalam
biadang pekerjaan pembuatan produksi pangan.
3) Buruh borongan tetap, yaitu buruh yang mempunyai keterampilan cukup
ahli dalam pembuatan pangan, serta menetap pada satu majikan.
4) Buruh bulanan, yaitu buruh yang telah mempunyai keahlian dalam kegiatan
produksi IRTP.
4. Kegiatan Proses Produksi
Kelancaran dari kegiatan proses produksi di dalam sebuah industri
merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan kelangsungan hidup
suatu perusahaan ditentukan baik atau tidaknya proses produksi yang ada di
dalamnya.
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada
diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995:55).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi
itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan
menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002:23) proses
produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu
barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
26
Kedua definisi tersebut dapat disimpulan bahwa proses produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga
kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan
manusia.
Proses produksi IRTP di Kecamatan Ungaran Barat dalam hal ini
adalah kegiatan produksi yang dimulai dari awal proses pengolahan bahan
baku sampai pada proses pengemasan.
5. Pemasaran
Pemasaran dapat diartikan dengan menjual barang-barang tepat harga,
tepat tempat dan dalam waktu yang tepat pula (Daveis, 1993:31). Daerah
jangkauan pemasaran ini untuk mencukupi kebutuhan masyarakat atau
konsumen di dalam suatu wilayah terhadap barang yang dibutuhkan
(http://id.wikipedia.org/ wiki/Pemasaran. 15 Desember 2012).
Pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan
pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia (Kotler, 2001:9). Pemasaran merupakan suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang memerlukan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli yang
potensial (Stanton, 1996:5).
Kotler (1997:8) mendefinisikan pemasaran adalah segala kegiatan yang
berhubungan dengan penyampaian barang dan jasa, sejak dari produsen sampai
27
konsumen yang terakhir. Menurut Stanton (2001:7) definisi pemasaran adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial. Sedangkan menurut Wasis (1997:145) pemasaran
adalah kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen yang diselenggarakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan konsumen dan mencapai kebutuhan perusahaan.
Hardati dalam Rochman (2005:33) memberikan penjelasan bahwa
pemasaran industri merupakan strategi memasarkan produk yang digunakan
untuk proses prduksi selanjutnya. Pemasaran industri mengarahkan produknya
untuk perusahaan-perusahaan yang menjual produknya kembali kepada orang
lain, kepada lembaga-lembaga yang membutuhkannya untuk membantu
aktifitas mereka setiap hari. Pemasaran industri mengarahkan produk untuk
konsumen akhir atau pemakai.
Secara garis besar jalur-jalur pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi
dua yaitu sebagai berikut.
a. Pemasaran secara langsung, yaitu.
a) Produsen menjual langsung dengan cara mengunjungi konsumen dari
rumah ke rumah.
b) Produsen menjual produknya secara langsung kepada konsumen di pasar.
b. Pemasaran secara tidak langsung, yaitu.
a) Produsen menjual produk melalui tengkulak dipasar.
28
b) Produsen menjual produk pengecer kepada konsumen.
c) Produsen menjual produk melalui jalur lelang khusus
Penelitian Hardati dalam Rochman (2005:34), yang dimaksud dengan
pemasaran adalah cara pemasaran hasil industri, sedangkan untuk mencari cara
pemasaran hasil industri yaitu apakah dengan menjual langsung dengan jalan
mengunjungi konsumen ke rumah atau menjual secara langsung kepada
pembeli dipasar atau dengan menjual secara tidak langsung yaitu menjual hasil
produk industri melalui tengkulak ke pasar atau melalui juru lelang khusus.
Salah satu komponen dalam pemasaran adalah unsur tempat atau dalam
beberapa buku banyak disebutkan sebagai aspek distribusi. Produsen tidak
langsung menjual hasil produksinya kepada konsumen. Akan tetapi dalam
mengembangkan pangsa pasar, produsen banyak melalui jalur untuk
memasarkan hasil produksinya. Beberapa jalur-jalur pemasaran guna
menunjang pemasaran suatu produk diantaranya.
a. Jalur distribusi untuk barang konsumsi
Perantara yang melakukan fungsi penyaluran barang dari tangan
konsumen ke tangan konsumen akhir. Ada tiga macam jalur distribusi
barang konsumsi diantaranya; a) Jalur distribusi langsung yaitu produsen
langsung mendatangi konsumen, b) Jalur distribusi menggunakan perantara
pengecer, c) Jalur distribusi menggunakan agen sebagai perantara.
b. Jalur distribusi untuk barang produksi
Ada empat macam jalur pemasaran untuk kelompok barang industri
diantaranya; a) jalur distribusi langsung, b) jalur distribusi menggunakan
29
perantara distributor industri, c) jalur distribusi agen, dan d) jalur distribusi
department pemasaran (http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/0613
0032-khaerunnisa-tri-d.ps. 20 Desember 2012).
Uraian tata cara pemasaran tersebut, maka pemasaran hasil industri
rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat dilakukan dengan dua
cara yaitu sebagai berikut.
1) Secara langsung, yaitu pengusaha menjual produk pangan langsung
kepada konsumen yang datang ke lokasi industri.
2) Secara tidak langsung, yaitu pengusaha menjual produk pangan melalui
penyalur yaitu pedagang pengumpul/tengkulak, pengecer dan distributor.
F. Pendapatan Rumah Tangga/Keluarga
Besar kecilnya pendapatan dipengaruhi oleh mata pencaharian/pekerjaan
yang dilakukan. Pendapatan seorang individu dapat diartikan sebagai semua jenis
pendapatan termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu
kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk atau negara (Sukirno, 1997:49).
Pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang yang
merupakan balas jasa faktor-faktor produksi (Kaslan, 1990:236). Pendapatan
disebut pula penghasilan yang berarti segala penerimaan keluarga baik berupa
uang maupun barang dari pihak lain atau dari hasil penjualan yang dapat dinilai
dengan sejumlah uang (Saedah, 1990:3).
Pendapatan keluarga adalah segala balas karya yang diperoleh sebagai
imbalan atau balas jasa atas kontribusi atau sumbangan seseorang terhadap proses
30
produksi, adapun jenis pendapatan seseorang dikategorikan menjadi 3 yaitu 1)
pendapatan pokok, 2) pendapatan tambahan, dan 3) pendapatan lain-lain (Gilarso,
1994:40). Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah jumlah pendapatan riil dari
seluruh anggota keluarga yang dapat disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan
bersama atau perseorangan dalam rumah tangga.
Pendapatan ada dua macam yaitu pendapatan pokok dan pendapatan
sampingan. Pendapatan pokok berarti pendapatan yang diperoleh dari usaha
pokok. Sedangkan pendapatan sampingan adalah pendapatan diluar pendapatan
pokok (Mubyarto, 1971:59). Pendapatan pokok dalam penelitian ini adalah
pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja sebagai hasil aktifitas inti yang bisa
dihandalkan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Sedangkan yang dimaksud
pendapatan sampingan/tambahan dalam penelitian ini adalah pendapatan yang
diterima oleh tenaga kerja untuk mengisi waktu luang yang kurang bisa
dihandalkan untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Penelitian Puji Hardati dalam Subekhan (2007:10) menjelaskan bahwa
untuk mengetahui pendapatan keluarga yaitu dengan menambahkan pendapatan
pokok keluarga baik dari suami maupun istri dengan pendapatan sampingan
keluarga baik dari suami maupun istri menggunakan rumus sebagai berikut.
I = ∑ (P)i + ∑ (NP)i
Keterangan.
I = Pendapatan keluarga
∑ (P)i = Pendapatan sampingan
∑ (NP)i = Pendapatan pokok
31
Uraian diatas menunjukkan bahwa besar kecilnya pendapatan keluarga
ditentukan oleh berbagai faktor yaitu pendapatan pokok dan pendapatan
sampingan.
G. Tinjauan Penelitian Terkait
Penelitian dalam bidang geografi industri telah banyak dilakukan
sebelumnya dalam bentuk skripsi, jurnal, artikel dan lain-lain. Penelitian tersebut
diantaranya adalah Skripsi (Heri Rochman, 2005), (Subekhan, 2007), (Irianti,
2011) dan (Retnoningsih, 2012). Berikut adalah deskripsi dari masing-masing
penelitian dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 yang telah terlampir.
Heri Rochman, 2005 dengan judul “Persebaran Dan Daya Serap Tenaga
Kerja Industri Rumah Tangga Batu Bata Di Desa Baran Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang”. Latar belakang penelitian adalah industri merupakan
sumber mata pencaharian pokok dan memberikan sumbangan bagi pendapatan
keluarga di desa Baran Kecamatan Ambarawa. Variabel penelitian adalah
persebaran lokasi industri, daya serap tenaga kerja industri, sumbangan
pendapatan keluarga dan pemasaran industri rumah tangga batu bata. Metode
teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dengan batuan peta
dan metode deskriptif dengan bantuan tabel.
Hasil penelitian adalah persebaran industri rumah tangga batu bata di desa
Baran tersebar tidak merata mengikuti lokasi bahan baku berada dan yang terbesar
berda di Dukuh Baran Gembongan sebanyak 38 unit (47,50%), daya serap tenaga
kerja industri sebesar 213 orang (5,40%). Sumbangan pendapatan perajin industri
32
terhadap pendapatan keluarga rata-rata 61,60%, sedangkan sumbangan istri lebih
kecil (38,40%). Pendapatan keluarga rata-rata sebesar Rp. 761.300,00 perbulan.
Daerah pemasaran hasil industri rumah tangga batu bata Desa Baran sampai ke
wilayah bagian timur Kabupaten Kendal dan Kota Salatiga, tetapi sebagian besar
pemasaran produk batu bata Desa Baran melayani Desa-Desa yang berada di
wilayah Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Cara pemasaran produk
batu bata di Desa Baran sebagian besar langsung kepada konsumen yang langsung
datang ke lokasi industri.
Imam Subekhan, 2007 dengan judul “Penyerapan Tenaga Kerja Industri
Kecil Kuningan Di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati”. Tujuan dari penelitian
tersebut adalah untuk mengetahui penyerapan tenaga kerja, pendapatan keluarga,
cara pemasaran dan persebaran lokasi industri kecil kuningan dengan latar
belakang bahwa industri tersebut mampu memberikan peluang peningkatan
penghasilan dan memperluas kesempatan kerja. Variabel penelitian adalah lokasi
industri kecil kuningan, bahan baku industri, tenaga kerja industri, pemasaran
industri dan pendapatan serta pemetaaan persebaran industri. Metode teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis teori lokasi Weber, analisa
penyerapan tenaga kerja, analisis persebaran lokasi industri, analisis cara
pemasaran dan analisis jarak tempat tinggal kerja.
Hasil penelitian adalah tingkat penyerapan tenaga kerja industri di
Kecamatan Juwana sebesar 8,5% dari jumlah penduduk usia kerja. Sedangkan
tingkat penyerapan tenaga kerja industri kecil kuningan sebesar 6,7% dari tenaga
kerja industri di kecamatan Juwana. Sumbangan pendapatan tenaga kerja industri
33
kecil kuningan terhadap pendapatan keluarga rata-rata sebesar Rp. 893.000,00
perbulan. Cara pemasaran hasil industri kecil kuningan di Kecamatan Juwana
sebagian besar secara langsung (58,3%). Daerah pemasaran paling banyak di
Surabaya (28,8%). Persebaran industri kecil kuningan di Kecamatan Juwana
sebagian besar berada di Desa Growonglor sebanyak 77 unit (32,2%).
Diah Iriyanti, 2011 dengan judul “Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor
Industri Di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Periode 1999 – 2009”. Isi
dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat penyerapan tenaga kerja industri dari
tahun 1999 sampai 2009, megetahui karakteristik tenaga kerja industri serta
persebaran lokasi industri di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Hal ini
didasarkan bahwa pada Kecamatan Bergas merupakan bagian dari sentra kawasan
industri berikat Kabupaten Semarang sehingga perkembangan industri tumbuh
pesat dan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar sehingga mampu
menampung banyak tenaga kerja. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
penyerapan tenaga kerja dan analisis penyebaran industri.
Hasil penelitian adalah penyerapan tenaga kerja sektor industri mengalami
puncak penyerapan terbesar pada tahun 1999 mencapai 21,02%, Tingkat
penyerapan mengalami penurunan terus menerus hingga hanya mencapai 4,67%.
Pada tahun 2006 penyerapan tenaga kerja kembali pulih hingga tahun 2009
kenaikan berangsur-angsur hingga mencapai angka 16,73%. Rata-rata upah setiap
bulannya adalah Rp.873.000,00. Pendapatan keluarga berkisar antara
Rp.700.000,00 s/d Rp.3.200.000,00. Persebaran industri Besar berpusat di
Karangjati, Ngempon dan Randugunting, Persebaran Industri Menegah berpusat
34
di Karangjati sedangkan sisanya berada di Wringin Putih, Ngempon dan Bergas
Lor, Persebaran Industri Kecil hampir tersebar di seluruh wilayah Kecamatan
Bergas, berpusat di Karangjati, Bergas Lor dan Wujil, sedangkan sisanya tersebar
di seluruh wilayah.
Dwi Retnoningsih, 2012 adalah “Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri
Kacang Di Kabupaten Pati Tahun 2006 – 2010”. Tujuan penelitian yaitu
mengetahui tingkat penyerapan tenaga kerja, mengetahui karakteristik demografi,
sosial dan ekonomi tenaga kerja dan persebaran lokasi, daerah asal bahan baku,
dan jangkauan pemasaran industri kacang Kabupaten Pati. Latar belakang tujuan
penelitian adalah karena industri kacang perkembangannya saat ini tidak hanya
pada industri besar, tetapi telah sampai pada industri rumah tangga dan kegiatan
dalam industri kacang tersebut membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak.
Variabel penelitian adalah penyerapan tenaga kerja, karakteristik tenaga kerja dan
aspek persebaran industri, asal bahan baku serta jangkauan pemasaran. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis tingkat penyerapan tenaga kerja, analisis
karakteristik tenaga kerja dan analisis keruangan.
Hasil penelitian adalah tingkat penyerapan tenaga kerja secara umum pada
industri kacang di Kabupaten Pati dalam jangka waktu 5 tahun yaitu tahun 2006
sampai 2010 terjadi fluktuasi. Penyerapan tetinggi pada tahun 2007 yaitu
mencapai 0,65% dan terendah pada tahun 2009 mencapai 0,55%. Karakteristik
tenaga kerja industri meliputi; karakteristik demografi yaitu rata-rata berjenis
kelamin wanita sebanyak 63,8% dengan umur 35 tahun sebanyak 9,5% dan
berasal dari Kecamatan Pati sebanyak 38,8%. Berdasarkan karakteristik ekonomi
35
pendapatan keluarga rata-rata Rp.1.890.000.00 setiap bulannya. Lokasi industri
kacang tersebar di 18 desa dari 7 kecamatan. Bahan baku industri rumah tangga
berasal dari dalam kecamatan, industri kecil berasal dari antar kecamatan, industri
sedang berasal dari antar kabupaten dan industri besar kacang berasal dari antar
provinsi dan impor luar negeri. Jangkauan pemasaran pada industri kecil dan
rumah tangga hanya dalam batas kecamatan. Pada industri sedang sampai batas
kabupaten dan pada industri besar sampai ekspor ke luar negeri. Penjelasan secara
rinci disajikan pada tabel 1 pada halaman 36-42.
36
Tabel 1. Beberapa Penelitian Terkait
No. Nama Skripsi/TA
Tahun Judul Variabel Teknik analisis data Hasil
1 Heri
Rochman
Skripsi
2005
Persebaran
Dan
Daya Serap
Tenaga
Kerja
Industri
Rumah
Tangga
Batu Bata
Di Desa
Baran
Kecamatan
Ambarawa
Kabupaten
Semarang
1. Lokasi industri
rumah tangga batu
bata
2. Daya serap tenaga
kerja
3. Sumbangan
pendapatan
keluarga
4. Daerah pemasaran
1. Persebaran
lokasi industri,
dengan metode
deskriptif
dengan batuan
peta
2. Daya serap
tenaga kerja,
dengan metode
deskriptif
dengan bantuan
tabel
3. Sumbangan
pendapatan
keluarga,
metode
deskriptif
dengan bantuan
tabel
4. Daerah
pemasaran,
metode
deskriptif
dengan bantuan
peta dan tabel
1. Persebaran industri rumah tangga
batu bata di desa Baran tersebar
tidak merata mengikuti lokasi
bahan baku berada dan yang
terbesar berda di Dukuh Baran
Gembongan yaitu sebanyak 38
unit (47,50%)
2. Daya serap tenaga kerja industri
rumah tangga batu bata di Desa
Baran yaitu sebesar 213 orang
(5,40%).
3. Sumbangan pendapatan perajin
industri rumah tangga batu bata
terhadap pendapatan keluarga
rata-rata 61,60%, sedangkan
sumbangan istri lebih kecil
(38,40%), hal ini disebabkan
karena industri rumah tangga batu
bata merupakan pekerjaan
pekerjaan pokok perajin.
Pendapatan keluarga rata-rata
sebesar Rp. 761.300,00 perbulan.
Pendapatan rata-rata keluarga
tersebut sudah di atas Upah
Minimum Kabupaten (UMK)
37
Semarang yang hanya sebesar Rp.
386.500,00.
4. Daerah pemasaran hasil industri
rumah tangga batu bata Desa
Baran yaitu sampai ke wilayah
bagian timur Kabupaten Kendal
dan Kota Salatiga, tetapi sebagian
besar pemasaran produk batu bata
Desa Baran melayani Desa-Desa
yang berada di wilayah
Kecamatan Ambarawa Kabupaten
Semarang. Cara pemasaran
produk batu bata di Desa Baran
sebagian besar langsung kepada
konsumen yang langsung datang
ke lokasi industri.
2 Imam
Subekhan
Skripsi,
2007
Penyerapan
Tenaga
Kerja
Industri
Kecil
Kuningan
Di
Kecamatan
Juwana
Kabupaten
Pati
1. Lokasi industri
kecil kuningan
2. Bahan baku
industri kecil
kuningan,
indikator:
a. Asal daerah
b. Jumlah (kg)
bahan kuningan
rosok dalam
satu kali
produksi
1. Analisa teori
Lokasi Weber
2. Analisa
penyerapan
tingkat
penyerapan
tenaga kerja
3. Analisis
persebaran
lokasi industri
4. Analisis cara
pemasaran
1. Tingkat penyerapan tenaga kerja
industri di Kecamatan Juwana
sebesar 8,5% dari jumlah
penduduk usia kerja. Sedangkan
tingkat penyerapan tenaga kerja
industri kecil kuningan sebesar
6,7% dari tenaga kerja industri di
kecamatan Juwana.
2. Sumbangan pendapatan tenaga
kerja industri kecil kuningan
terhadap pendapatan keluarga
rata-rata sebesar Rp. 893.000,00
38
3. Tenaga kerja
industri kecil
kuningan,
indikator:
a. Jumlah tenaga
kerja
b. Tingkat
pendidikan
tenaga kerja
c. Sistem upah
d. Sistem
perekrutan
tenaga kerja
e. Jumlah waktu
kerja
f. Upah tenaga
kerja
4. Pemasaran industri
kecil kuningan,
indikator:
a. Cara pemasaran
produksi
industri kecil
kuningan
b. Daerah tujuan
pemasaran
produksi
c. Jumlah barang
industri
5. Analisis jarak
tempat tinggal
tenaga kerja
perbulan. Pendapatan rata-rata
keluarga tersebut sudah diatas
Upah Minimum Kabupaten
(UMK) Pati sebesar Rp.
550.000,00.
3. Cara pemasaran hasil industri
kecil kuningan di Kecamatan
Juwana sebagian besar secara
langsung atau 58,3% yaitu
pesanan secara langsung ke lokasi
industri. Daerah pemasaran
pemasaran produk industri kecil
kuningan di Kecamatan Juwana di
jual untuk memenuhi pasar dalam
negeri meliputi Jakarta, Semarang,
Yogyakarta dan Surabaya yang
paling banyak di Surabaya atau
28,8%.
4. Persebaran industri kecil kuningan
di Kecamatan Juwana sebagian
besar berada di Desa Growonglor
yaitu sebanyak 77 unit atau
32,2%.
39
yang dipasarkan
d. Harga jual hasil
industri
5. Pendapatan,
indikator:
a. Modal industri
b. Kontribusi
penyerapan
tenaga kerja
6. Pemetaan
persebaran industri
3 Diah Iriyanti Skripsi,
2011
Penyerapan
Tenaga
Kerja
Pada
Sektor
Industri Di
Kecamatan
Bergas
Kabupaten
Semarang
Periode
1999 –
2009
1. Penyerapan tenaga
kerja, indikator:
a. Jumlah tenaga
kerja industri di
Kecamatan
Bergas
b. Jumlah
penduduk usia
kerja di
Kecamatan
Bergas
2. Karakteristik
tenaga kerja,
indikator:
a. Tingkat
pendidikan
b. Pekerjaan
1. Analisis
Penyerapan
tenaga kerja
2. Analisis
karakteristik
tenaga kerja
3. Analisis
persebaran
industri
1. Penyerapan tenaga kerja pada
sektor industri mengalami puncak
penyerapan terbesar pada tahun
1999 yaitu mencapai 21,02%,
Tingkat penyerapan mengalami
penurunan terus menerus hingga
hanya mencapai 4,67%. Dari
tahun 1999 sampai 2005 tercatat
mengalami penurunan mencapai
16,33%. Tahun 2005 terjadi
penurunan yang sangat signifikan
dibanding tahun sebelumnya.
Pada tahun 2006 penyerapan
tenaga kerja kembali pulih hingga
tahun 2009 kenaikan berangsur-
angsur hingga mencapai angka
16,73%.
40
c. Sistem
pengupahan
d. Sistem
perekrutan
e. Waktu kerja
f. Aksesibilita
g. Pendapatan
keluarga
3. Pemetaan
persebaran
industri, indikator:
a. Peta
administrasi
Kecamatan
Bergas
b. Peta Rupa
Bumi wilayah
Kecamatan
Bergas
c. Jumlah industri
yang ada di
Kecamatan
Bergas tahun
1999-2009
2. Pendapatan keluarga berkisar
antara Rp.700.000,00 s/d
Rp.3.200.000,00. Sebagian kecil
memiliki investasi berupa tanah
dan ternak, dengan nilai yang
dihasilkan antara Rp.50.000,00 s/d
Rp.800.000,00 setiap bulannya.
Pengeluaran setiap bulan berkisar
antara Rp.300.000,00 s/d
Rp.2.400.000,00 tergantung tiap
keluarga yang bersangkutan.
3. Persebaran industri Besar berpusat
di Karangjati, Ngempon dan
Randugunting, Persebaran Industri
Menegah berpusat di Karangjati
sedangkan sisanya berada di
Wringin Putih, Ngempon dan
Bergas Lor, Persebaran Industri
Kecil hampir tersebar di seluruh
wilayah Kecamatan Bergas,
berpusat di Karangjati, Bergas Lor
dan Wujil, sedangkan sisanya
tersebar di seluruh wilayah.
4 Dwi
Retnoningsih
Skripsi,
2012
Penyerapan
Tenaga
Kerja
Pada
1. Penyerapan tenaga
kerja, indikator:
a. Jumlah tenaga
kerja industri
1. Analisis Tingkat
Penyerapan
Tenaga Kerja
2. Analisis
1. Tingkat penyerapan tenaga kerja
secara umum pada industri kacang
di Kabupaten Pati dalam jangka
waktu 5 tahun yaitu tahun 2006
41
Industri
Kacang Di
Kabupaten
Pati Tahun
2006 –
2010
kacang
Kabupaten Pati
b. Jumlah
penduduk usia
kerja di
Kabupaten Pati
2. Karakteristik
tenaga kerja,
indikator:
a. Karakteristik
demografi dan
sosial meliputi:
umur, jenis
kelamin, asal
tenaga kerja
dan tingkat
pendidikan
b. Karakteristik
ekonomi tenaga
kerja meliputi:
pekerjaan,
tanggungan
keluarga, sistem
perekrutan,
waktu kerja,
sistem
pengupahan,
pendapatan
Karakteristik
Tenaga Kerja
3. Analisis
Keruangan pada
Persebaran
Lokasi Industri,
Derah asal
bahan baku dan
Jangkauan
Pemasaran
Produksi
sampai 2010 terjadi fluktuasi.
Penyerapan tetinggi pada tahun
2007 yaitu mencapai 0,65% dan
terendah pada tahun 2009
mencapai 0,55%.
2. Karakteristik tenaga kerja pada
industri kacang Kabupaten Pati
meliputi; karakteristik demografi
yaitu rata-rata berjenis kelamin
wanita sebanyak 63,8% dengan
umur 35 tahun sebanyak 9,5% dan
berasal dari Kecamatan Pati
sebanyak 38,8%. Berdasarkan
karakteristik sosial yaitu
pendidikan formal SD yang
ditempuh selama 6 tahun
mencapai 26,7%. Berdasarkan
karakteristik ekonomi pendapatan
keluarga rata-rata Rp.
1.890.000.00 dengan pengeluaran
rata-rata Rp. 1.280.000,00 setiap
bulannya.
3. Lokasi industri kacang tersebar di
18 desa dari 7 kecamatan yaitu
Pati, Margorejo, Gembong,
Gunungwungkal, Trangkil,
Jakenan dan Morgoyoso. Bahan
baku industri rumah tangga
42
keluarga,
pengeluaran
keluarga dan
aksesibilitas.
3. Aspek persebaran
industri, asal
bahan baku,
jangkauan
pemasaran
indikator:
a. Persebaran
industri kacang
b. Daerah asal
bahan baku
kacang
c. Jangkauan
pemasaran
produksi
kacang.
berasal dari dalam kecamatan,
industri kecil berasal dari antar
kecamatan, industri sedang
berasal dari antar kabupaten dan
industri besar kacang berasal dari
antar provinsi serta mengimpor
dari Negara India dan Vietnam.
Jangkauan pemasaran pada
industri kecil dan rumah tangga
hanya dalam batas kecamatan.
Pada industri sedang sampai batas
kabupaten dan pada industri besar
sampai ekspor ke Cina,
Hongkong, Saudi Arabia,,
Thailand, Eropa, USA, dan
Kanada.
Sumber : Penelitian 2005-2012
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian itu dilaksanakan
atau lokasi penelitian tempat dimana seseorang melaksanakan survei, pencarian
data dan wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
B. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah industri rumah tangga pangan di
Kecamatan Ungaran Barat berjumlah 45 unit industri.
C. Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan total sampling, yaitu seluruh populasi diambil
sebagai sampel. Dalam hal ini adalah semua industri rumah tangga pangan di
Kecamatan Ungaran Barat yang berjumlah 45 unit industri.
D. Variabel Penelitian
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dengan judul “Distribusi
Spasial dan Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan di Kecamatan Ungaran
Barat” yaitu distribusi spasial sebagai variabel bebas dan karakteristik industri
sebagai variabel terikat.
44
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi.
1. Distribusi spasial industri rumah tangga pangan di Ungaran Barat
Kajian distribusi spasial dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Distribusi spasial lokasi industri
Distribusi sapsial atau sebaran lokasi industri dapat ditinjau dari lokasi
absolut. Pengumpulan data spasial berupa data titik yaitu lokasi industri.
Lokasi absolut dapat diukur menggunakan GPS.
b. Distribusi spasial asal daerah penghasil bahan baku.
Distribusi spasial atau sebaran asal bahan baku industri merupakan
daerah penghasil bahan yang dijadikan sebagai pemasok kebutuhan industri
rumah tangga pangan. Pengumpulan data spasial berupa data bidang (areal).
c. Distribusi spasial daerah jangkauan pemasaran.
Distribusi spasial daerah jangkauan pemasaran merupakan daerah
penjualan hasil produksi industri apakah secara lokal (dalam satu Kabupaten
industri) atau interlokal (luar Kabupaten industri). Pengumpulan data spasial
berupa data bidang (areal).
2. Karakteristik industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat
Karakteristik industri rumah tangga di Ungaran Barat meliputi indikator
berikut.
a. Modal
Variabel modal dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
45
a) Asal/sumber modal
Asal/sumber modal yang didapatkan untuk mendirikan industri yang
dimaksud adalah apakah menggunakan modal sendiri, dari bank, dari
pinjaman keluarga atau warisan keluarga.
b) Besaran modal yang dikeluarkan untuk industri yang meliputi indikator
sebagai berikut.
1) Modal Awal
Modal awal yang dimaksudkan adalah besaran jumlah modal
investasi awal untuk jangka panjang yang dikeluarkan pada awal
mendirikan industri.
2) Modal Belanja
Modal belanja yang dimasudkan adalah besaran jumlah modal
untuk membeli atau membelanjai kebutuhan setiap pembuatan proses
produksi industri.
3) Modal Operasional
Modal operasional yang dimaksudkan adalah jumlah modal yang
dikeluarkan pada setiap bulannya yang meliputi gaji tenaga kerja,
biaya utilitas (air, listrik, Internet, dan telepon), biaya pemasaran dan
biaya transportasi.
b. Bahan baku
Variabel bahan baku dalam penelitian ini meliputi indikator berikut.
46
a) Daerah asal penghasil bahan baku pangan industri
Asal bahan baku pangan industri yang dimaksudkan adalah daerah
asal penghasil bahan baku yang dijadikan pemasok kebutuhan industri
rumah tangga pangan.
b) Jenis bahan baku
Jenis bahan baku industri yang dimaksudkan adalah jenis bahan baku
yang digunakan untuk kebutuhan produksi.
c) Cara perolehan bahan baku
Cara perolehan bahan baku industri yang dimaksudkan adalah apakah
diperoleh langsung dari hasil pertanian atau beli dipasar.
c. Kegiatan proses produksi
Variabel kegiatan proses produksi industri rumah tangga pangan meliputi
indikator sebagai berikut.
a) Alat atau mesin yang digunakan untuk proses pembuatan produksi
apakah masih tradisional, sudah modern atau keduanya.
b) Proses pembuatan produk industri dimulai dari proses pengolahan sampai
pengemasan produk.
c) Aneka macam jenis produk yang dihasilkan industri rumah tangga
pangan.
d) Kemasan produk yang dihasilkan industri apakah sudah berbentuk
kemasan atau belum.
e) Harga produk yang dihasilkan industri rumah tangga pangan tiap
unit/bungkus/kg.
47
d. Tenaga kerja
Variabel tenaga kerja yang dimaksud dalam penilitian ini adalah tenaga
kerja yang dibutuhkan oleh pengusaha yaitu sebagai berikut.
a) Jumlah tenaga yang dibutuhkan oleh pengusaha industri pangan.
b) Sistem kerja dan besaran upah tenaga kerja yang diberikan oleh
pengusaha pangan industri di Kecamatan Ungaran Barat.
e. Pemasaran
Variabel pemasaran industri rumah tangga pangan yang dimaksud dalam
penelitian ini meliputi indikator sebagai berikut.
a) Cara pemasaran
Cara pemasaran produk industri rumah tangga pangan apakah secara
langsung atau tidak langsung.
b) Daerah jangkauan pemasaran
Daerah jangkauan pemasaran produk industri yaitu daerah penjualan
hasil produksi industri apakah secara lokal (dalam satu Kabupaten
industri) atau interlokal (luar Kabupaten industri).
3. Kontribusi Industri Rumah Tangga Pangan terhadap pendapatan rumah
tangga/keluarga Pengusaha.
Variabel pendapatan dalam penelitian meliputi indikator sebagai berikut.
a) Pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan pengusaha industri rumah tangga
pangan.
b) Pendapatan pokok dan pendapatan sampingan keluarga pengusaha industri
rumah tangga pangan yang bekerja.
48
E. Data
1) Jenis data
Data primer dan data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Data primer
a. Data spasial lokasi industri rumah tangga pangan yang diperoleh dari hasil
penelitian lapangan yang menggunakan GPS.
b. Data hasil wawancara pada pengusaha industri rumah tangga pangan.
2. Data sekunder
a. Peta administrasi Kecamatan Ungaran Barat diperoleh dari Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).
b. Data industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat diperoleh
dari kantor Kelurahan/Desa dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Semarang (Disperindag) dan survei lapangan.
c. Data jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun
2011 diperoleh dari Badan Pusat Stastik (BPS).
d. Data jumlah fasilitas atau sarana dan prasarana di Kecamatan Ungaran Barat
diperoleh dari Badan Pusat Stastik (BPS).
2) Metode pengumpulan data
Perolehan data dalam penelitian ini dapat digunakan berbagai macam metode,
diantaranya sebagai berikut.
1. Metode Observasi Lapangan
Penelitian ini metode observasi dilakukan untuk mengetahui keberadaan
seluruh lokasi industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat.
49
2. Metode Pengukuran Lapangan
Peneliti melakukan pengukuran secara langsung pada lokasi-lokasi industri
rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat.
3. Metode Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara (interview guide) yang telah disusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data (Widoyoko 2012:42).
Pedoman wawancara dalam penelitian ini adalah instrumen berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang disusun berdasarkan variabel.
4. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia
dalam catatan dokumen dari instansi terkait berupa data-data pendukung
penelitian (Widoyoko 2012:50). Data-data dokumen dalam penelitian ini
adalah data jumlah penduduk, komposisi penduduk, mata pencaharian, data
jumlah industri, peta administrasi dan sebagainya yang diperoleh dari kantor
desa, kantor kecamatan, kantor perindustrian, kantor dinas sosial tenaga kerja
dan transmigrasi, BAPPEDA, BPS dan instansi lain yang dapat menunjang
penelitian.
3) Alat pengumpul data
1. GPS (Global Positioning System)
GPS digunakan untuk pengukuran lokasi industri rumah tangga di
Kecamatan Ungaran Barat. Hasil pengukuran yang didapatkan berupa titik
koordinat persebaran lokasi industri rumah tangga di Kecamatan Ungaran
50
Barat untuk selanjutnya dipetakan kedalam komputer dengan Sistem Informasi
Geografis program Arc View.
2. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan pedoman tertulis tentang wawancara
atau pengamatan atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan untuk
mendapatkan informasi dari responden (Gulo 2005:123). Dalam penelitian ini
instrumen digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi dari responden
berdasarkan variabel penelitian. Instrumen penelitian ini berupa angket dengan
jumlah pertanyaan 40 soal yang terdiri dari 13 pilihan ganda dan 27 uraian.
F. Analisis Data
Penelitian ini bersifat deskriptif, maka teknik analisa data pada setiap
varibel penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Distribusi spasial industri rumah tangga di Ungaran Barat
Analisis kajian distribusi spasial dalam penelitian ini adalah distribusi spasial
lokasi industri dan distribusi spasial pemasaran.
a. Distribusi spasial atu persebaran lokasi industri rumah tangga dapat ditinjau
dari lokasi absolut. Pengumpulan data spasial atau ruang yang terdiri dari
data titik yaitu lokasi industri.
b. Distribusi spasial daerah asal penghasil bahan baku dan daerah jangkauan
pemasaran ditinjau dari data bidang (areal data).
Data absolut dan data bidang diperoleh dari hasil lapangan
menggunakan GPS dan kemudian diolah menjadi peta melalui SIG (Sistem
51
Informasi Geografis) dengan progam Arc View 3.3. Lokasi absolut suatu
tempat dapat diamati pada peta. Melalui lokasi absolut dapat diketahui jarak
dan arah suatu tempat ke tempat lain di permukaan bumi.
Olahan data dengan SIG (Sistem Informasi Geografis) tersebut
menghasilkan peta lokasi industri, peta daerah asal penghasil bahan baku dan
peta daerah jangkauan pemasaran produk industri rumaha tangga pangan.
Sehingga dapat dianalisis persebaran lokasi industri secara geografis dan dapat
menunjukkan daerah asal penghasil bahan baku serta jangkauan pemasaran
produk industri rumah tangga pangan tersebut.
2. Karakteristik industri rumah tangga di Ungaran Barat
Analisis Karakteristik industri rumah tangga pangan di Ungaran Barat
dintaranya menjelaskan satu persatu jawaban responden berdasarkan instrumen
yang diwawancarakan. Aspek karakteristik industri rumah tangga pangan yang
ditanyakan adalah sebagai berikut.
a. Modal
Modal yang ditanyakan adalah asal atau sumber modal yang
didapatkan, jumlah modal awal yang dikeluarkan untuk usaha industri
rumah tangga pangan, jumlah modal untuk membeli atau membelanjai
kebutuhan untuk pembuatan produk industri setiap harinya dan jumlah
modal operasional yang dikeluarkan pada setiap bulannya meliputi gaji
tenaga kerja biaya utilitas (air, listrik, Internet, dan telepon), biaya
pemasaran dan biaya transportasi. Jawaban dari responden tersebut
kemudian dideskripsikan, dianalisis dan disimpulkan.
52
b. Bahan baku
Bahan baku yang ditanyakan dalam instrumen penelitian ini adalah
daerah asal penghasil asal bahan baku, jenis dan jumlah bahan baku pangan
yang digunakan dalam setiap pembuatan proses produksi. Selain itu
bagaimana cara perolehan jenis bahan baku pangan yang digunakan tersebut
apakah langsung dari hasil pertanian atau beli sendiri dipasar. Jawaban dari
responden tersebut kemudian dideskripsikan, dianalisis, disimpulkan dan
dipetakan.
f. Proses produksi
Proses produksi industri rumah tangga pangan yang ditanyakan dalam
instrumen penelitian ini dimulai dari tempat kegiatan produksi, status
kepemilikan tempat dan perijinan kegiatan industri, alat yang digunakan
untuk proses pembuatan produksi, proses pembuatan produksi, lama
pembuatan, jumlah produk yang dihasilkan, jenis produk yang dihasilkan,
harga setiap unit produk, sampai dengan bentuk produk apakah kemasan
atau bahan jadi yang belum dikemas. Jawaban dari responden tersebut
kemudian dideskripsikan, dianalisis dan disimpulkan.
g. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang ditanyakan pada pengusaha/responden dalam
instrumen penilitian ini adalah jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan,
keahlian dan pendidikan, sistem kerja dan besaran upah yang diberikan
pengusaha pada tenaga kerja industri rumah tangga pangan di Kecamatan
53
Ungaran Barat. Jawaban dari responden tersebut kemudian dideskripsikan,
dianalisis dan disimpulkan.
h. Pemasaran
Pemasaran industri rumah tangga pangan yang ditanyakan dalam
penelitian ini adalah cara pemasaran dan daerah jangkauan pemasaran.
Daerah jangkauan pemasaran produk industri yaitu daerah penjualan hasil
produksi industri apakah secara lokal (dalam satu Kabupaten industri) atau
interlokal (luar Kabupaten industri). Jawaban dari responden tersebut
kemudian dideskripsikan, dianalisis, disimpulkan dan dipetakan.
3. Kontribusi industri rumah tangga pangan terhadap pendapatan Pengusaha
Aspek pendapatan yang ditanyakan dalam instrumen penelitian ini
adalah pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan pengusaha industri,
pendapatan pokok dan pendapatan sampingan keluarga yang bekerja. Untuk
menganalisis jumlah pendapatan keluarga dengan menggunakan rumus berikut.
I = ∑ (P)i + ∑ (NP)i
Keterangan.
I = Pendapatan keluarga
∑ (P)i = Pendapatan sampingan
∑ (NP)i = Pendapatan Pokok (Hardati dalam Subekhan 2007:10)
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Aspek yang dikaji dalam bab IV ini adalah data hasil penelitian dan
pembahasan tentang distribusi spasial dan karakteristik industri rumah tangga
pangan di Kecamatan Ungaran Barat. Data penelitian tersebut diperoleh dari
hasil pengukuran lapangan dengan GPS, data hasil wawancara dan data
dokumentasi dari dinas terkait. Hasil penelitian skipsi ini yang dideskripsikan
meliputi kondisi fisik geografis dan kondisi demografi sosial ekonomi daerah
objek penelitian, peta lokasi daerah penelitian, deskripsi hasil wawancara serta
pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian.
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian
Kondisi fisik di Kecamatan Ungaran Barat meliputi letak astronomi,
kondisi administratif, kondisi geografis, sarana dan prasarana fisik. Hal ini
dijabarkan untuk menggambarkan latar belakang daerah objek yang diteliti.
a. Letak Astronomi Daerah Penelitian
Letak astronomi Kecamatan Ungaran Barat yaitu antara 07°06'18"
LS – 07°10'12" LS sampai 110°20'42" BT – 110°25'30" BT (Google Earth,
2010).
b. Kondisi Administratif Daerah Penelitian
Kecamatan Ungaran Barat merupakan salah satu kecamatan di
dalam wilayah administrasi Kabupaten Semarang yang letaknya di lereng
55
gunung Ungaran. Wilayah Kecamatan Ungaran Barat dahulu bagian dari
Kecamatan Ungaran. Pada tahun 2005 Kecamatan Ungaran yang terdiri dari
21 desa/kelurahan di pecah menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan
Ungaran Barat yang terdiri dari 11 desa/kelurahan dan Kecamatan Ungaran
Timur yang terdiri dari 10 desa/kelurahan (Statistik Daerah Kecamatan
Ungaran Barat 2012:1).
Kecamatan Ungaran Barat berada dalam satu bagian dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang. Secara administratif Kecamatan
Ungaran Barat berbatasan langsung dengan dua kabupaten/kota dan dua
kecamatan yaitu sebagai berikut.
1) Sebelah Utara : berbatasan dengan Kota Semarang.
2) Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Bergas.
3) Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Kendal.
4) Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Ungaran Timur.
Wilayah Kecamatan Ungaran Barat terbagi dalam 6 desa dan 5
kelurahan. Pembagian wilayah administrasi tingkat desa/kelurahan pada
tahun 2011 tidak mengalami perubahan. Selama setahun tidak ada
pemekaran maupun penggabungan wilayah. Desa/Kelurahan di wilayah
Kecamatan Ungaran Barat terbagi atas 58 dusun. Setiap Dusun merupakan
representasi dari Rukun Warga (RW). Masing-masing RW terbagi atas
beberapa Rukun Tetangga (RT). Jumlah RT secara keseluruhan di wilayah
Kecamatan Ungaran Barat adalah 442. Kondisi administratif ini berubah
selama periode tahun 2009 sampai tahun 2011 oleh karena adanya
56
pemekaran/penggabungan RT (Kabupaten Semarang Barat Dalam Angka
2012:15)
Banyaknya Satuan Lingkungan Setempat (SLS) pada tahun 2011
untuk jumlah Rukun Warga (RW) tidak mengalami perubahan sedangkan
jumlah SLS Rukun Tetangga (RT) pada tahun 2011 sebanyak 442 RT
mengalami penurunan 2 RT dibandingkan tahun 2010 sebanyak 444 RT.
Hal ini dikarenakan ada renumbering dan penggabungan RT di beberapa
desa/kelurahan. Pembagian administrasi menurut banyakanya dusun dan
RT/RW terdapat dalam tabel 2 berikut.
Tabel 2. Pembagian Administrasi Menurut Banyaknya Dusun, RT/RW
Di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012.
No Desa/Kelurahan Status
Satuan Lingkungan
Setempat (SLS)
Dusun RW RT
1 Gogik Desa 2 2 16
2 Langensari Kelurahan 2 6 49
3 Candirejo Kelurahan 3 6 23
4 Nyatnyono Desa 8 8 35
5 Genuk Kelurahan 8 8 47
6 Ungaran Kelurahan 5 12 75
7 Bandarjo Kelurahan 5 8 61
8 Lerep Desa 8 10 64
9 Keji Desa 3 3 16
10 Kalisisdi Desa 9 9 32
11 Branjang Desa 5 5 21
Jumlah 58 77 442
Sumber : Master File Kabupaten Semarang 2012 berdasar BPS Kabupaten
Semarang (2012:19).
Letak dan pembagian wilayah administrasi Kecamatan Ungaran
Barat disajikan pada peta administrasi Kecamatan Ungaran Barat dalam
gambar 1 di halaman 57.
57
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Ungaran Barat.
58
c. Luas dan Tata Guna Lahan Daerah Objek Penelitian
Kecamatan Ungaran Barat membentang seluas 35,96 Km². Desa
Kalisidi memiliki wilayah terluas yaitu seluas 7,96 Km² atau sebesar
22,14% dari luas wilayah Kecamatan Ungaran Barat secara keseluruhan.
Sedangkan wilayah terkecil dimiliki oleh Desa Gogik seluas 1,49 Km² atau
sebesar 4,14% dari luas wilayah Kecamatan Ungaran Barat secara
keseluruhan. Walaupun Desa Gogik merupakan wilayah terkecil di
Kecamatan Ungaran Barat namun memiliki tempat yang cukup indah yaitu
air terjun Semirang yang terletak dilereng gunung Ungaran. Luas
pembagian wilayah Kecamatan Ungaran Barat pada tiap desa/kelurahan
terdapat dalam tabel 3 berikut.
Tabel 3. Luas Pembagian Wilayah pada tiap Desa/Kelurahan
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012.
No Desa/Kelurahan Luas (Km²) %
1 Gogik 1,49 4,14
2 Langensari 1,67 4,64
3 Candirejo 2,12 5,90
4 Nyatnyono 4,25 11,82
5 Genuk 1,58 4,39
6 Ungaran 1,66 4,62
7 Bandarjo 2,25 6,26
8 Lerep 6,82 18,96
9 Keji 1,83 5,09
10 Kalisidi 7,96 22,14
11 Branjang 4,33 12,04
Jumlah 35,96 100,00
Sumber : Statistika Daerah Kecamatan Ungaran Barat 2012 berdasar BPS
Kabupaten Semarang (2012:1).
Luas wilayah Kecamatan Ungaran Barat dengan luas 3.596,05 Ha
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian sawah seluas 914,89 Ha (25,44%)
dan lahan pertanian bukan sawah seluas 1.403,42 Ha (39,03%) serta lahan
59
bukan pertanian seluas 1.277,74 Ha (35,53%). Penggunaan lahan pertanian
sawah meliputi irigasi setengah teknis 172,70 Ha (3,55%), irigasi sederhana
503,28 Ha (13,99%) dan tadah hujan 238,91 Ha (6,64%). Sedangkan
penggunaan lahan pertanian bukan sawah meliputi tegal atau kebun 774,37
Ha (21,53%), perkebuan 626,66 Ha (17,43%%) dan kolam atau empang
2,39 Ha (0,07%).
Tata guna lahan ini ditujukan untuk mengatur penguasaan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan arahan fungsi kawasan dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian
pemanfaatan tanah. Tantangan yang dihadapi dalam tata guna lahan adalah
menjaga terjadinya perubahan peruntukan tata guna lahan agar tetap selaras
dengan keseimbangan ekosistem dan sinkronisasi penggunaan tata guna
lahan dengan kawasan Hinterland (Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka
2012 berdasar Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan dan BPS
Kabupaten Semarang). Secara lebih rinci luas wilayah menurut penggunaan
lahan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 4 sebagai berikut.
60
Tabel 4. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan (Ha)
Desa/Kelurahan Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012.
No Desa/Kelur
ahan
Penggunaan Lahan
Luas
Wilayah %
Pertanian Bukan
Pertani
an Sawah
Bukan
Sawah
1 Gogik 66,21 39,94 42,95 149,10 4,15
2 Langensari 34,67 9,32 131,87 166,86 4,64
3 Candirejo 110,00 16,15 85,85 212,00 5,89
4 Nyatnyono 45,00 226,00 154,00 425,00 11,82
5 Genuk 43,00 3,30 111,54 157,84 0,04
6 Ungaran 37,18 0,14 128,68 166,00 4,62
7 Bandarjo 9,50 25,60 189,90 225,00 6,26
8 Lerep 150,23 333,17 198,90 682,30 18,97
9 Keji 80,00 64,81 37,87 182,68 5,08
10 Kalisidi 199,10 454,50 142,40 796,00 22,14
11 Branjang 140,00 239,49 53,78 433,27 12,05
Jumlah 914,89 1403,42 1277,74 3596,05 100,00
Sumber : Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2012 berdasar Dinas
Pertanian Perkebunan dan Kehutanan dan BPS Kabupaten Semarang.
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa luas lahan pertanian
lebih banyak yaitu (64,47%) dari luas lahan bukan pertanian (35,53%).
Lahan pertanian sawah terluas terdapat di Desa Kalisidi (21,76%) dan
tersempit pada Kelurahan Bandarjo (1,04%). Lahan pertanian bukan sawah
terluas juga terdapat pada Desa Kalisidi (32,38%) dan tersempit pada
Kelurahan Ungaran (9,97%). Sedangkan lahan bukan pertanian terluas
terdapat di Desa Lerep (15,57%) dan tersempit pada Desa Keji (2,96%).
Peta Tata Guna Lahan di Kecamatan Ungaran Barat disajikant pada peta
dalam gambar 2 di halaman 61.
61
Gambar 2. Peta Penggunaan Tanah Kecamatan Ungaran Barat.
62
d. Kondisi Geografis Daerah Objek Penelitian
Kecamatan Ungaran Barat memiliki iklim sejuk. Hal ini
disebabkan wilayah geografis Kecamatan Ungaran Barat memang terletak
dilereng gunung Ungaran sehingga sebagian wilayahnya daerah berbukit-
bukit. Oleh sebab itu curah hujan di Ungaran Barat cukup tinggi. Hujan
terendah adalah 0 mm dimana hanya terjadi gerimis saja sedangkan yang
tertinggi adalah 429 mm (Statistika Daerah Kecamatan Ungaran Barat 2012
berdasar BPS Kabupaten Semarang 2012:2).
Wilayah Kecamatan Ungaran Barat sebagian besar merupakan
areal dataran tinggi yang sebagian memiliki kemiringan 0-3%. Besarnya
wilayah ini sebesar 6% dari wilayah kecamatan secara keseluruhan atau
seluas 225 Ha. Sedangkan wilayah kemiringan 3-8% sebesar 14% atau
seluas 490,7 Ha. Daerah kemiringan 8-15% sebesar 46% atau seluas 1650,9
Ha. Sedangkan tingkat kemiringan 15-45% dan lebih, sebesar 34% atau
seluas 1229,12 Ha dari luas kecamatan keseluruhan. Luas dan kemiringan
lahan Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Luas dan Kemiringan Lahan Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2012.
No Kemiringan Luas (Ha) %
1 Kemiringan 0-3° 225 6
2 Kemiringan 3-8° 490,7 14
3 Kemiringan 8-15° 1650,9 46
4 Kemiringan 15-45° 1229,12 34
Jumlah 144,553 100,00
Sumber : Statistika Daerah Kecamatan Ungaran Barat 2012 berdasar BPS
Kabupaten Semarang (2012:2).
63
Wilayah Kecamatan Ungaran Barat merupakan daerah dataran
tinggi yang bergelombang sampai bergunung dengan presentase terhadap
luas keseluruhan kecamatan yaitu daerah berombak berbukit dengan luas
45%, daerah berbukit bergunung seluas 40% dan daerah datar berombak
seluas 15%. Wilayah yang merupakan daerah berombak berbukit dan daerah
berbukit bergunung sebagian besar adalah lahan perkebunan/tegalan dan
kehutanan, sedang daerah datar berombak sebagian besar merupakan lahan
pertanian sawah yang ditanami padi dan palawija. Walaupun ada sebagian
kecil yang menanam padi palawija di daerah berbukit berbukit bergunung.
e. Sarana dan Prasarana Fisik Daerah Objek Penelitian
Kecamatan Ungaran Barat memiliki berbagai sarana dan prasarana
kehidupan, baik yang digunakan dalam bidang pemerintahan, pengairan,
transportasi, komunikasi maupun sarana sosial budaya. Sarana dan
prasarana ini untuk membantu kelancaran penduduk di wilayah Kecamatan
Ungaran Barat sebagai penunjang aktifitas yang dilakukan masyarakatnya.
Jumlah sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Ungaran Barat terdapat
dalam tabel 6 sebagai berikut.
64
Tabel 6. Jumlah Sarana dan Prasarana di Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2012.
No Sarana dan Prasarana Jumlah %
1 Kantor Balai Desa 11 0,52
2 Pasar 2 0,09
3 Bank 29 1,36
4 Mini market 9 0,42
5 Toko/Warung kelontong 1.135 53,29
6 Kedai makan/Warung 235 11,03
7 Restauran/Rumah makan 19 0,89
8 Hotel 6 0,28
9 Penginapan (Losmen, Wisma) 3 0,14
10 Sarana Olahraga 29 1,36
11 Puskesmas 2 0,09
12 Puskesmas pembantu 2 0,09
13 Praktek Dokter 36 1,69
14 Praktek Bidan 27 1,27
15 Poskesdes 7 0,33
17 Posyandu 86 4,04
18 Apotik 12 0,56
19 Toko obat 4 0,19
20 RSUD 1 0,05
21 TK 44 2,06
22 SLB 1 0,05
23 SD 48 2,25
24 SMP 13 0,61
25 SMU 2 0,09
26 SMK 8 0,37
27 PT/Akademi 6 0,28
12 Masjid 77 3,61
13 Musholla/Langgar 187 8,78
14 Gereja 17 0,79
Jumlah 2.130 100,00
Sumber : Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2012 berdasar BPS
Kabupaten Semarang (2012:12).
Sarana dan prasarana tersebut digunakan untuk menjalankan
aktifitas penduduk di Kecamatan Ungaran Barat sesuai dengan
peruntukannya. Selain itu sarana transportasi yang ada seperti jalan dan
jembatan cukup mendukung untuk kelancaran mobilitas perekonomian
65
masyarakat. Sedangkan untuk mendukung kelancaran komunikasi,
penduduk memanfaatkan telephone, televisi dan radio. Lokasi Kecamatan
Ungaran Barat yang cukup strategis merupakan lokasi yang dilalui jalur-
jalur yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di
Kabupaten Semarang.
Berikut adalah jenis-jenis sarana dan prasarana di wilayah
Kecamatan Ungaran Barat yaitu.
a) Sarana Perekonomian
Keberadan sarana perekonomian sangat menetukan jalannya roda
kehidupan di suatu wilayah. Untuk wilayah Kecamatan Ungaran Barat
yang berada di ujung Utara daerah Kabupaten Semarang dan berbatasan
langsung dengan Kota Semarang kondisi ini tidak hanya mempengaruhi
kehidupan penduduk di Kecamatan Ungaran Barat saja namun juga warga
disekitar wilayahnya.
Pasar sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli di suatu
wilayah ada 2 unit. Pasar dengan bangunan permanen hanya ada di
Kelurahan Bandarjo dan Kelurahan Langensari. Sedangkan jumlah
toko/warung kelontong menyebar diseluruh desa/kelurahan Ungaran Barat,
terutama di desa/kelurahan yang ada pasarnya disitu secara otomatis
banyak toko/warung kelontongnya. Di Kelurahan Langensari ada 246 unit
dan di Kelurahan Bandarjo ada 283 unit toko/warung kelontong.
Mini market yang berjumlah 9 unit terbanyak berada di Kelurahan
Ungaran sebanyak 3 unit. Di Kelurahan Langensari dan Kelurahan Genuk
66
masing-masing 2 unit dan di Kelurahan Bandarjo dan di Desa Lerep
masing-masing 1 unit.
Kedai/rumah makan/restoran keberadaannya menyebar di semua
desa/kelurahan Kecamatan Ungaran Barat, khusus untuk rumah
makan/restoran ada di desa/kelurahan perkotaan yaitu di Kelurahan
Langensari, Kelurahan Candirejo, Kelurahan Genuk, Kelurahan Ungaran
Dan Kelurahan Bandarjo. Jumlah sarana perekonomian pada tiap
desa/kelurahan di Kecamatan Ungaran Barat secara lebih rinci terdapat
dalam tabel 7 berikut.
Tabel 7. Sarana Perekonomian Menurut Desa/Kelurahan di
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012.
No Desa/
Kelurahan
Pa
sar
Ba
nk
Mini
Mrkt
Wa
rung
Kedai
Mkn
Rst
rn
H
tl
Ls
mn
1 Gogik 0 0 0 56 4 0 0 0
2 Langensari 1 3 2 246 13 0 0 0
3 Candirejo 0 0 0 38 14 0 1 0
4 Nyatnyono 0 0 0 56 12 0 0 0
5 Genuk 0 1 2 129 46 12 2 0
6 Ungaran 0 15 3 153 45 4 0 1
7 Bandarjo 1 10 1 283 31 0 3 0
8 Lerep 0 0 1 98 81 3 0 2
9 Keji 0 0 0 16 4 0 0 0
10 Kalisidi 0 0 0 38 4 0 0 0
11 Branjang 0 0 0 22 0 0 0 0
Jumlah 2 29 9 1.135 235 19 6 3
Sumber : Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2012 berdasar BPS
Kabupaten Semarang (2012:13).
67
b) Sarana Kesehatan
Posyandu di Kecamatan Ungaran Barat berjumlah 86 unit yang
tersebar di seluruh wilayah Kecamatan. Kelurahan Ungaran memiliki 12
posyandu terbanyak di wilayah Kecamatan Ungaran Barat dan Desa Keji
memilki 4 posyandu paling sedikit diantara desa/kelurahan lain. Hal ini
sesuai dengan luas wilayah maupun jumlah penduduk yang ada di masing-
masing desa.
Polindes tidak tersedia di Kecamatan Ungaran Barat. Hal ini
disebabkan adanya alih fungsi polindes menjadi PKD (Pusat Kesehatan
Desa) yang berjumlah 7 unit, tersebar di masing-masing desa/kelurahan.
Kelurahan Candirejo, Kelurahan Ungaran, Kelurahan Bandarjo dan
Desa Branjang tidak memiliki PKD dikarenakan desa/kelurahan tersebut
sudah memiliki fasilitas kesehatan yang cukup seperti adanya puskesmas
pembantu, praktek dokter dll. Banyaknya sarana kesehatan pada tiap
desa/kelurahan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 8
sebagai berikut.
68
Tabel 8. Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Desa di Kecamatan
Ungaran Barat Tahun 2012.
No Desa/
Kelurahan
Pus
kes
mas
Psks
ms
Pbt
Prkt
Dkt
Prkt
Bdn
Ps
kes
des
Ps
yn
du
Ap
tek
Tk
Obt
1 Gogik 0 0 0 1 1 5 0 0
2 Langensari 0 0 4 3 2 8 1 1
3 Candirejo 0 1 3 1 0 5 0 0
4 Nyatnyono 0 0 2 1 1 9 0 0
5 Genuk 0 0 6 4 1 8 4 0
6 Ungaran 1 0 13 2 0 12 5 3
7 Bandarjo 0 0 6 5 0 11 1 0
8 Lerep 1 0 2 5 1 10 1 0
9 Keji 0 0 0 3 1 4 0 0
10 Kalisidi 0 0 0 1 1 9 0 0
11 Branjang 0 1 0 1 0 5 0 0
Jumlah 2 2 36 27 7 86 12 4
Sumber : Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2012 berdasar BPS
Kabupaten Semarang (2012:46).
c) Sarana Pendidikan
Jumlah fasilitas sekolah di Kecamatan Ungaran Barat pada tahun
2011 masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Dengan kata lain,
belum ada penambahan maupun pengurangan sarana pendidikan di
Kecamatan Ungaran Barat taman Knak-Kanak (TK) yang ada hanya milik
swasta, sebanyak 44 unit. Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) di
Kecamatan Ungaran Barat ada satu unit yang berada di Kelurahan Genuk.
Jumlah fasilitas pendidikan atau sekolah di Kecamatan Ungaran Barat
terdapat dalam tabel 9 sebagai berikut.
69
Tabel 9. Banyaknya Sarana Pendidikan (Sekolah Negeri dan Swasta)
di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012.
No Jumlah Sekolah Negeri Swasta
1 Taman Kanak-kanak (TK) 0 44
2 Sekolah Luar Biasa (SLB) 1 0
3 Sekolah Dasar (SD) 32 16
4 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 4 9
5 Sekolah Menengah Umum (SMU) 1 1
6 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 7
7 Perguruan Tinggi (PT) 0 6
Jumlah 39 83
Sumber :Sstatistika Daerah Kecamatan Ungaran Barat 2012 berdasar
BPS Kabupaten Semarang (2012:8).
Sekolah Dasar Negeri (SDN) sebanyak 32 unit dan Sekolah Dasar
Swasta 16 unit yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Ungaran
Barat. Fasilitas SLTP negeri ada di Kelurahan Langensari, Kelurahan
Bandarjo, dan di Desa Lerep. Sedangkan SLTP swasta ada di Kelurahan
Langensari, Desa Nyatnyono, Kelurahan Ungaran, Kelurahan Bandarjo,
Desa Kalisidi, dan Desa Branjang.
Sekolah Menengah Umum/SMK sederajat berada di Kelurahan
Langensari, Kelurahan Candirejo dan Kelurahan Bandarjo. Sedangkan
untuk fasilitas Perguruan Tinggi/Akademi ada di Kelurahan Candirejo,
Kelurahan Genuk, Kelurahan Ungaran dan Kelurahan Bandarjo. Secara
lebih rinci banyaknya fasilitas pendidikan menurut desa/kelurahan di
Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 10 sebagai berikut.
70
Tabel 10. Banyaknya Sarana Pendidikan Menurut Desa/Kelurahan di
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012.
No Desa/
Kelurahan TK SD
SM
P
SM
U
SM
K
P
T
SL
B PP
M
D
1 Gogik 2 2 0 0 0 0 0 3 1
2 Langensari 4 4 2 0 2 0 0 0 0
3 Candirejo 2 2 0 2 0 3 0 0 0
4 Nyatnyono 4 5 1 0 0 0 0 2 2
5 Genuk 6 4 0 0 0 1 1 2 0
6 Ungaran 6 9 4 0 3 1 0 2 0
7 Bandarjo 7 6 3 0 3 1 0 0 0
8 Lerep 3 7 1 0 0 0 0 0 7
9 Keji 3 2 0 0 0 0 0 3 1
10 Kalisidi 5 5 1 0 0 0 0 1 4
11 Branjang 2 2 1 0 0 0 0 3 1
Jumlah 44 48 13 2 8 6 1 16 16
Sumber : Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2012 berdasar BPS
Kabupaten Semarang (2012:66).
d) Sarana Tempat Ibadah
Pada tahun 2011, Kecamatan Ungaran Barat mempunyai fasilitas
peribadatan untuk umat Islam berupa masjid sebanyak 77 buah dan
mushola/langgar sebanyak 187 buah. Sedangkan jumlah tempat ibadah
untuk umat Kristen/Katholik sejumlah 17 buah yang menyebar di
desa/kelurahan Ungaran Barat. Adapun tempat ibadah agama
Hindu/Budha di wilayah Kecamatan Ungaran Barat belum ada
Hal ini disebabkan sebagian besar penduduk Kecamatan Ungaran
Barat menganut agama Islam sehingga sebagian besar tempat ibadah yang
ada diperuntukkan keperluan mereka. Sedangkan agama minoritas tidak
memiliki tempat ibadah sendiri. Mereka harus beribadah di daerah lain
yang memiliki fasilitas keagamaan yang mereka anut.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa banyaknya fasilitas Masjid
dan Mushola tidak hanya bergantung kepada jumlah penganut agama
71
Islam yang berada dalam suatu wilayah. Namun juga dipengaruhi oleh
sebaran penduduk dalam wilayah suatu desa. Banyaknya fasilitas
peribadatan menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Ungaran Barat
terdapat dalam tabel 11 sebagai berikut.
Tabel 11. Banyaknya Fasilitas Peribadatan Menurut Desa/Kelurahan
di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012.
No Desa/
Kelurahan
Masjid/
Mushola
Gereja
Kristen/Katholik
Hindu, Budha,
Khong Hu Cu,
Lainnya
1 Gogik 24 0 0
2 Langensari 19 3 0
3 Candirejo 12 0 0
4 Nyatnyono 32 0 0
5 Genuk 24 0 0
6 Ungaran 26 4 0
7 Bandarjo 15 4 0
8 Lerep 45 4 0
9 Keji 13 2 0
10 Kalisidi 35 0 0
11 Branjang 19 0 0
Jumlah 264 17 0
Sumber : Statistika Daerah Kecamatan Ungaran Barat 2012 berdasar
BPS Kabupaten Semarang (2012:6).
2. Kondisi Demografi Daerah Objek Penelitian
Kondisi demografi dan sosial ekonomi daerah penelitian meliputi
jumlah penduduk dan komposisi penduduk.
a) Jumlah penduduk
Pada akhir tahun 2011, penduduk Kecamatan Ungaran Barat
berjumlah 75.040, dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar 36.583
sedangkan jumlah penduduk perempuan sebesar 38.457. Penduduk
terbanyak pada Kelurahan Ungaran yaitu 11.578 orang, juga termasuk
tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di Kelurahan Ungaran yaitu
72
sebanyak 6.975 orang per Km². Laju pertumbuhan penduduk tertinggi ada di
Desa Nyatnyono sebesar 2,60%, dimana laju kelahiran penduduk pada tahun
2011 sangat mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di Desa
Nyatnyono. Jumlah penduduk di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam
tabel 12 sebagai berikut.
Tabel 12. Jumlah Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin, Kepadatan
dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Ungaran
Barat Tahun 2012.
No Desa/Kelur
ahan
Jumlah
Penduduk Jumlah
Pendu
duk
Kepadatan
Penduduk
(Km²)
Laju
Pertum
buhan
(%)
Laki-
laki
Perem
puan
1 Gogik 1.699 1.693 3.392 2.275 1,62
2 Langensari 4.556 4.756 9.314 5.582 1,28
3 Candirejo 2.306 2.945 5.251 2.477 1,25
4 Nyatnyono 3.608 3.654 7.262 1.709 2,60
5 Genuk 4.021 4.440 8.461 5.360 0,55
6 Ungaran 5.538 6.040 11.578 6.975 -0,44
7 Bandarjo 4.443 4.454 8.897 3.954 -0,49
8 Lerep 4.970 5.062 10.032 1.470 0,50
9 Keji 1.128 1.160 2.288 1.252 0,09
10 Kalisidi 2.801 2.750 5.551 697 1,37
11 Branjang 1.513 1.501 3.014 696 2,03
Jumlah 36.583 38.457 75.040 2.087 0,75
Sumber : Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2012 berdasar BPS
Kabupaten Semarang (2012:32).
b) Komposisi penduduk
Komposisi penduduk menunjukkan ciri kependudukan di Kecamatan
Ungaran Barat yang meliputi komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin, komposisi penduduk menurut mata pencaharian, komposisi
penduduk menurut tingkat pendidikan dan komposisi penduduk menurut
agama.
73
1. Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin
Pengelompokan penduduk menurut umur dan jenis terdapat dalam
tabel 13 sebagai berikut.
Tabel 13. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012.
No Kelompok
Umur
Jumlah Penduduk Jumlah
(Jiwa)
Jumlah
(%) Laki-laki Perempuan
1 0 – 4 2.762 2.719 5.481 7,30
2 5 – 9 3.059 2.922 5.981 7,97
3 10 – 14 2.967 2.810 5.777 7,69
4 15 – 19 3.147 3.617 6.764 9,01
5 20 – 24 3.374 4.065 7.439 9,91
6 25 – 29 3.568 3.766 7.334 9,77
7 30 – 34 3.352 3.352 6.704 8,93
8 35 – 39 2.734 2.834 5.568 7,42
9 40 – 44 2.629 2.754 5.383 7,17
10 45 – 49 2.313 2.692 5.005 6,67
11 50 – 54 2.226 2.316 4.542 6,05
12 55 – 59 1.628 1.420 3.048 4,06
13 60 – 64 957 968 1.925 2,56
14 65 – 69 677 721 1.398 1,86
15 70 – 74 572 704 1.276 1,70
16 75+ 618 797 1.415 1,88
Jumlah 36.583 38.457 75.040 100,00
Sumber : Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2012 berdasar BPS
Kabupaten Semarang(2012:20).
Berdasarkan tabel 13 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk di Kecamatan Ungaran Barat tahun 2011 adalah 75.040 jiwa,
terdiri dari 36.583 jiwa (48,75%) penduduk laki-laki dan 38.457 jiwa
(51,27%) penduduk perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
penduduk perempuan lebih banyak daibandingkan jumlah penduduk laki-
laki. Sebaran kelompok umur penduduk sebagian besar terdapat pada
usia 50 tahun kebawah dimana proporsi penduduk masih didominasi oleh
penduduk perempuan. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa penduduk
74
usia produktif (15-64 tahun) sebesar 3.147 jiwa (4,19%) sehingga
penduduk Kecamatan Ungaran Barat dapat dikatakan memiliki potensi
yang cukup besar sebagai sebagai tenaga kerja.
2. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian mayoritas penduduk di Kecamatan Ungaran
Barat adalah di sektor industri sebanyak 9970 orang. Sedangkan mata
pencaharian di sektor pertanian yaitu 4543 orang. Mata pencaharian
lainnya yang cukup menonjol dari daerah Ungaran Barat adalah
Pedagang 7.845. sebanyak dan Buruh Bangunan 2.883 orang. Sedangkan
buruh pertanian 1.839 orang.
Penduduk dengan mata pencaharian lainnya sebesar 7.072 orang.
Sektor ini mayoritas diisi oleh penduduk dengan mata pencaharian di
bidang jasa. Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Ungaran Barat
lebih jelasnya terdapat dalam tabel 14 berikut.
Tabel 14. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012.
No Mata Pencaharian 2011 %
1 Petani 4.543 9,98
2 Buruh Tani 1.839 4,04
3 Buruh Industri 9.970 21,89
4 Buruh Bangunan 2.883 6,33
5 Pengusaha 893 1,96
6 Peternak/Perikanan 1.262 2,77
7 Pedagang 7.845 17,23
8 Angkutan 2.676 5,87
9 PNS/ABRI/Polri 5.512 12,11
10 Pensiunan 1.033 2,27
11 Lainnya 7.072 15,53
Jumlah 45.528 100,00
Sumber : Statistika Daerah Kecamatan Ungaran Barat 2012 berdasar
BPS Kabupaten Semarang (2012:5).
75
3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Kualitas sumberdaya manusia salah satunya ditentukan oleh faktor
tingkat pendidikan, kriteria tingkat pendidikan yang digunakan dalam
penelitian di Kecamatan Ungaran Barat meliputi tingkat pendidikan
rendah yaitu tamat SD, tingkat pendidikan menengah yaitu tamat SLTP
sampai tamat SMU dan tingkat pendidikan tinggi yaitu dari tamat
diploma sampai sarjana. Komposisi penduduk menurut tingkat
pendidikan secara rinci terdapat dalam tabel 15 sebagai berikut.
Tabel 15. Penduduk Umur 5 Th Keatas Menurut Pendidikan di
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2012.
No Jenis Pendidikan Laki-
laki
Perem
puan Jumlah %
1 Tidak/Belum tamat SD 5.516 5.634 11.150 17,22
2 Tamat SD 7.380 8.324 15.704 24,25
3 Tamat SLTP 6.546 6.895 13.441 20,75
4 Tamat SMU 9.172 8.453 17.625 27,21
5 Tamat
D1/D2/D3/Akademi 907 1.293 2.200 3,40
6 Tamat S1/S2/S3/PT 2.506 2.136 4.642 7,17
Jumlah 32.027 32.735 64.762 100,00
Sumber : Statistika Daerah Kecamatan Ungaran Barat 2012 berdasar
BPS Kabupaten Semarang (2012:8).
Berdasarkan tabel 15 tersebut dapat diketahui bahwa tingkat
pendidikan penduduk di Kecamatan Ungaran Barat, presentase terbesar
adalah tamatan SMU yaitu 27,21%, selanjutnya tamatan SD sebesar
24,25%, tamat SLTP sebanyak 20,75%, kemudian yang belum tamat SD
sebanyak 17,22%. Sedangkan yang tamat diploma sebesar 3,40% dan
sarjana sebanyak 7,17%. Komposisi penduduk menurut tingkat
pendidikan pada tiap Desa/Kelurahan di Kecmatan Ungaran Barat secara
lebih rinci terdapat dalam tabel 16 sebagai berikut
76
Tabel 16. Penduduk Umur 5 Th Keatas Menurut Pendidikan dan
Desa/Kelurahan di Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2012.
No Desa/
Kelurahan
Blm
tmt
SD
Tmt
SD
Tmt
SMP
Tmt
SMU
Tmt
SM
K
Tmt
D1/D2/
D3/S1/
S2/S3
1 Gogik 708 859 755 298 89 63
2 Langensari 1357 1665 1948 2160 454 573
3 Candirejo 659 1064 751 979 74 210
4 Nyatnyono 1243 1939 1516 931 193 271
5 Genuk 976 1240 1228 2288 522 1201
6 Ungaran 1379 1566 1882 3259 398 1994
7 Bandarjo 1141 1377 1429 2435 261 1334
8 Lerep 1389 2412 1792 2038 144 994
9 Keji 613 585 461 250 55 54
10 Kalisidi 1085 1984 1158 401 50 70
11 Branjang 600 1015 522 346 0 74
Jumlah 11149 15704 13441 15385 2239 6838
Sumber : Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2012 berdasar BPS
Kabupaten Semarang (2012:69).
4. Komposisi Penduduk Menurut Agama
Penduduk Kecamatan Ungaran Barat mayoritas memeluk agama
Islam yaitu sebanyak 68.455 orang atau sebesar 91,22%. Urutan kedua
pemeluk agama terbanyak adalah agama Kristen sebanyak 3.850 orang
atau sebesar 5,13% dari total keseluruhan penduduk Kecamatan Ungaran
Barat. Urutan berikutnya adalah pemeluk agama Khatolik sebanyak
2.614 orang atau sebesar 3,48%, pemeluk agama Hindu sebanyak 59
orang orang atau sebesar 0,08%, pemeluk agama Budha sebanyak 51
orang atau sebesar 0,07%, pemeluk Khonghucu dan lainnya sebanyak 11
orang atau sebesar 0,01%. jumlah pemeluk agama di Kecamatan Ungaran
Barat Tahun 2012 terdapat dalam abel 17 berikut.
77
Tabel 17. Jumlah Pemeluk Agama di Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2012.
No Agama Jumlah Persen (%)
1 Islam 68.459 91,23
2 Kristen 3.847 5,13%
3 Khatolik 2.614 3,48%
4 Hindu 58 0,08%
5 Budha 51 0,07%
6 Khong Hu Cu 9 0,01%
7 Lainnya 2 0,00%
Total 75.040 100,00
Sumber : Statistika Daerah Kecamatan Ungaran Barat 2012 berdasar
BPS Kabupaten Semarang (2012:5).
Penganut agama Islam terbesar berada pada Kelurahan Ungaran
yaitu sebesar 9.410 orang. Sedangkan yang jumlah penganut agama islam
paling sedikit ada di Desa Keji sebesar 2225 orang. Untuk pemeluk
agama Kristen dan Khatolik di Kecamatan Ungaran Barat berjumlah
6.461 orang mayoritasnya juga berada pada Kelurahan Ungaran sejumlah
2.319 orang. Sedangkan sisanya menyebar di desa/kelurahan lainnya.
Sebagai tempat ibadah umat Kristiani yang terbesar memang ada di
Kelurahan Ungaran maka wajar bila mayoritas pemeluknya ada di
kelurahan ini.
Pemeluk agama Hindu dan agama Budha sejumlah 110 orang
yang menyebar di 8 desa/kelurahan. Pemeluk agama Hindu terbanyak
ada di Kelurahan Candirejo sebanyak 37 orang. Sedangkan pemeluk
agama Budha terbanyak ada di Kelurahan Ungaran sebanyak 18 orang.
Secara keagamaan dapat dilihat bahwa semua agama di Kecamatan
Ungaran Barat ada pemeluknya. Jumlah pemeluk agama menurut Desa di
Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel 18 berikut.
78
Tabel 18. Jumlah Pemeluk Agama Menurut Desa di Kecamatan
Ungaran Barat Tahun 2012.
No Desa/Kelura
han Islam
Kristen dan
Khatolik
Hindu, Budha,
Khong Hu Cu
Lainnya
1 Gogik 3.389 3 0
2 Langensari 8.694 613 7
3 Candirejo 5.053 155 43
4 Nyatnyono 7.181 80 1
5 Genuk 7.171 1.272 18
6 Ungaran 9.410 2.139 29
7 Bandarjo 7.464 1.418 15
8 Lerep 9.350 677 5
9 Keji 2.225 63 0
10 Kalisidi 5.510 39 2
11 Branjang 3.012 2 0
Total 68.459 6.461 120
Sumber : Statistika Daerah Kecamatan Ungaran Barat 2012 berdasar
BPS Kabupaten Semarang (2012:5).
3. Distribusi Spasial Industri Rumah Tangga Pangan
Hasil penelitian di Kecamatan Ungaran Barat menunjukkan bahwa
berbagai macam atau jenis industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat diantaranya adalah industri keripik, industri tempe, industri
tahu dan industri roti. Secara lebih rinci terdapat dalam tabel 19 sebagai
berikut.
Tabel 19. Banyaknya Jenis IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013
No Jenis Industri Rumah Tangga
Pangan Jumlah
Presentase
(%)
1 Industri Keripik 38 84,45
2 Industri Tempe 4 8,89
3 Industri Roti 2 4,44
4 Industri Tahu 1 2,22
Jumlah 45 100,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2013.
79
Tabel tersebut menunjukkan bahwa industri rumah tangga pangan
keripik memiliki jumlah paling banyak yaitu ada 38 industri (84,45%).
Industri keripik yang dibuat memiliki jenis yang beragam yaitu keripik
tempe, keripik peyek kacang tanah, keripik tumpi kacang hijau dan keripik
bayam. Kemudian industri tempe ada 4 industri (8,89%). Industri roti ada 2
industri (4,44%). Sedangkan industri tahu ada 1 industri (2,22%).
Persebaran lokasi industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran
Barat tersebar di empat desa yaitu Desa Lerep, Desa kalisidi, Desa Keji dan
Desa Genuk tetapi terpusat atau terkonsentrasi secara geografis di Desa
Lerep. Lebih jelasnya terdapat dalam tabel 20 sebagai berikut.
Tabel 20. Jumlah Unit IRTP (Industri Rumah Tangga Pangan) Di
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013.
No Desa Jumlah Unit
Industri
Presentase
(%)
1 Desa Lerep 41 91,11
2 Desa Kalisidi 2 4,44
3 Desa Keji 1 2,22
4 Desa Genuk 1 2,22
Jumlah 45 100,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2013.
Tabel 19 menunjukkan bahwa industri rumah tangga pangan yang
berada di Desa Lerep yaitu sebanyak 41 industri (91,11%), yang berada di
Desa Kalisidi ada 2 industri (4,44%). Sedangkan yang berada di Desa Keji
dan Kelurahan Genuk masing-masing ada 1 industri (2,22%). Sebagian besar
industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat terpusat di Desa
Lerep. Hal ini dikarenakan industri rumah tangga pangan di Desa Lerep
tepatnya di Dusun Karang Bolo lebih awal perkembangannya dan lebih
didominasi dengan industri pangan keripik. Untuk mengetahui secara lebih
80
rinci persebaran industri rumah tangga pangan di Kecamtan Ungaran Barat
pada tiap dusun terdapat dalam tabel 21 berikut.
Tabel 21. Jumlah Unit dan Jenis IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013.
No Dusun Jenis Industri Jumlah Unit
Industri (%)
1 Dusun Karang Bolo Keripik 33 73,33
2 Dusun Soka Roti dan Keripik 4 8,88
3 Dusun Lerep Tempe 1 2,22
4 Dusun Mrunten Kulon Keripik 1 2,22
5 Dusun Kalisidi Keripik 1 2,22
6 Dusun Suruhan Tempe 1 2,22
7 Dusun Genuk Barat Tahu 1 2,22
Jumlah 45 100,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2013.
Tabel 21 menunjukkan bahwa industri rumah tangga pangan di Dusun
Karang Bolo yaitu sebanyak 33 industri (73,33%), di Dusun Soka yaitu
sebanyak 4 industri (8,88%). Sedangkan di Dusun Lerep, Mrunten Kulon,
Kalisidi, Suruhan dan Genuk Barat masing-masing terdapat 1 industri
(2,22%). Hal ini menunjukkan bahwa di Dusun Karang Bolo Desa Lerep
terspesialisasi pada industri rumah tangga pangan keripik. Berdasrkan
penelitian bahwa di Dusun Karang Bolo hampir di setiap rumah membuat
usaha rumah tangga aneka macam keripik diantaranya adalah keripik tempe,
keripik peyek kacang tanah, keripik tumpi kacang hijau dan keripik bayam.
Lebih jelasnya mengenai persebaran lokasi industri rumah tangga pangan di
Kecamatan Ungaran Barat disajikan pada peta lokasi industri industri rumah
tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat dalam gambar 3 dan gambar 4 di
halaman 81 dan halaman 82.
81
Gambar 3. Peta Lokasi IRTP Kecamatan Ungaran Barat
82
Gambar 4. Peta Lokasi IRTP Kecamatan Ungaran Barat
83
4. Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan
a. Modal
Usaha industri selalu berkaitan dengan barang yang bernilai ekonomis
sehingga faktor modal merupakan salah satu faktor produksi yang utama
demi kelancaran industri yang diusahakan. Beberapa industri kadang-
kadang membutuhkan modal yang sangat besar, sehingga hanya
perusahaan-perusahaan besar yang dapat memberikan atau menyediakan
modalnya. Asal atau sumber modal yang dimiliki oleh para pengusaha
industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam
tabel 22 sebagai berikut.
Tabel 22. Asal/Sumber Modal IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2013.
No Asal/Sumber Modal Pengusaha %
1 Modal sendiri 26 57,78
2 Dari Bank 15 33,33
4 Pinjaman Keluarga 4 8,89
Jumlah 45 100,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2013.
Tabel 22 menunjukkan bahwa asal modal pengusaha yang memakai
modal sendiri ada 26 pengusaha atau sebesar 57,78 % dari total keseluruhan
pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat.
Sumber modal pinjaman dari Bank ada 15 pengusaha (3,33%). Sedangkan
yang memakai modal pinjaman dari keluarga ada 4 pengusaha (8,89%).
Besaran modal investasi awal yang dikeluarkan pengusaha pangan di
Kecamatan Ungaran Barat berbeda-beda antara pengusaha satu dengan
pengusaha lain. Modal investasi awal tersebut digunakan untuk
84
membelanjai semua kebutuhan industri mulai dari alat, bahan-bahan, sampai
dengan pengemasan produksi. Setelah kegiatan industri berjalan, modal
yang diperlukan adalah modal belanja dan modal operasional. Modal
belanja adalah modal yang digunakan untuk membelanjai bahan baku yang
digunakan untuk proses produksi. Sedangkan untuk modal operasional
meliputi biaya upah tenaga kerja, biaya transportasi pemasaran dan biaya
utilitas seperti air, listrik, dan telephon. Untuk mengetahui besarnya modal
investasi awal pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat terdapat dalam tabel 23 sebagai berikut.
Tabel 23. Besaran Modal Invesatsi Awal Pengusaha IRTP Kecamatan
Unagaran Barat Tahun 2013.
No Besaran Modal Investasi Awal Pengusaha %
1 Kurang dari Rp.1.000.000,00 11 24,44
2 Rp.1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00 32 71,12
3 Lebih dari Rp 2.000.000,00 2 4,44
Jumlah 45 100,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2013.
Tabel 23 menunjukkan bahwa modal awal yang dimiliki para
pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat
yang memiliki modal antara Rp.1.000.000,00 sampai dengan
Rp.2.000.000,00 ada 32 pengusaha ( 71,12 %). Kemudian yang memiliki
modal kurang dari Rp.1.000.000,00 ada 11 pengusaha (24,44%). Sedangkan
yang memiliki modal lebih dari Rp.2.000.000,00 ada 2 pengusaha (4,44 %).
Berdasarkan hasil penelitian, besaran modal investasi awal yang
dimiliki pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran
Barat yang paling besar adalah Rp.2.000.000,00 dan paling kecil adalah
85
Rp.500.000,00 dengan rata-rata modal sebesar Rp 1.234.000,00. Sedangkan
untuk modal invesatasi awal 2 pengusaha roti adalah lebih dari Rp
2.000.000,00 yaitu paling besar adalah Rp.25.000.000,00 dan paling kecil
adalah Rp.10.000.000,00. Untuk besaran modal belanja yang dikeluarkan
oleh pengusaha pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam tabel
24 sebagai berikut.
Tabel 24. Besaran Modal Belanja IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013.
No Besaran Modal Kerja/Belanja Pengusaha %
1 Kurang dari Rp.500.000,00 18 40
2 Rp.500.000,00 – Rp.1.000.000,00 19 42,22
3 Lebih dari Rp.1.000.000,00 8 17,78
Jumlah 45 100,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2013.
Tabel 24 menunjukkan bahwa modal belanja yang dikeluarkan oleh
setiap pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran
Barat untuk membelanjai kebutuhan produksi setiap harinya yang
mengeluarkan modal kurang dari Rp.500.000,00 yaitu ada 18 pengusaha
(40%). Kemudian yang mengeluarkan modal belanja antara Rp.500.000,00–
Rp.1.000.000,00 ada 19 (42,22%). Sedangkan yang mengeluarkan modal
belanja lebih dari Rp.1.000.000,00 ada 8 pengusaha (17,78%).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa besaran modal
belanja yang dikeluarkan oleh pengusaha paling besar adalah
Rp.3.237.700,00 dan paling kecil adalah Rp.87.750,00 dengan rata-rata
modal sebesar Rp.645.000,00 untuk membelanjai kebutuhan produksi roti
setiap hari.
86
Selain modal belanja, modal lain yang dikeluarkan oleh pengusaha
industri rumah tangga pangan tersebut adalah modal operasional. Besaran
modal operasional industri rumah tangga di Kecamatan Ungaran Barat
terdapat dalam tabel 25 sebagai berikut.
Tabel 25. Besaran Modal Operasional IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013.
No Besaran Modal Operasional Pengusaha %
1 Kurang dari Rp.50.000,00 23 51,11
2 Rp.50.000,00 – Rp.100.000,00 16 35,56
4 Lebih dari Rp.100.000,00 6 13,33
Jumlah 45 100,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2013.
Berdasarkan tabel 25 dapat diketahui bahwa biaya modal operasional
pengusaha industri rumah tangga pangan yang mengeluarkan biaya kurang
dari Rp.50.000,00 yaitu ada 23 pengusaha (51,11%). Selanjutnya adalah
dengan modal operasional antara Rp.50.000,00–Rp.100.000,00 ada 16
pengusaha (35,56%). Sedangkan yang lebih dari Rp.100.000,00 ada 6
pengusaha (13,33%).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa besaran modal
operasional pengusaha paling besar adalah Rp.255.000,00 dan paling kecil
adalah Rp.20.00,00 dengan rata-rata modal sebesar Rp.55.000,00.
b. Bahan baku
Bahan baku merupakan unsur yang penting dalam perindustrian, tanpa
bahan baku suatu industri tidak akan menghasilkan produk. Oleh karena itu,
agar proses produksi industri lancar maka ketersediaan dan kemudahan
perolehan bahan baku harus diperhatikan. Setiap industri memiliki cara
87
yang berbeda-beda dalam perolehan bahan baku dan jenis bahan baku yang
digunakan. Bahan baku dapat berasal dari hasil pertanian, kehutanan dan
pertambangan serta dapat juga berasal dari industri-industri lain. Bahan
baku yang digunakan dalam industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat terdapat dalam tabel 26 sebagai berikut.
Tabel 26. Jenis Bahan Baku IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2013.
No Jenis Bahan Baku Pangan
yang digunakan
Pengusaha
IRTP (%)
1 Kacang kedelai 5 11,11
2 Kacang kedelai, tempe 3 6,67
3 Tempe 14 31,11
4 Tempe, kacang tanah 2 4,44
5 Tempe, kacang hijau 2 4,44
6 Tempe, bayam 2 4,44
7 Tempe, kacang tanah, kacang hijau 2 4,44
8 Tempe, kacang tanah, bayam 1 2,22
9 Tempe, kacang hijau, bayam 1 2,22
10 Tempe, kacang tanah, kacang hijau, bayam 6 13,33
11 Kacang tanah, kacang hijau, bayam 2 4,44
12 Kacang tanah, kacang hijau 2 4,44
13 Bayam 1 2,22
14 Tepung terigu 2 4,44
Jumlah 45 100,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2013.
Tabel 26 menunjukkan bahwa pengusaha industri rumah tangga
pangan di Kecamatan Ungaran Barat menggunakan jenis bahan baku
pangan kacang kedelai, tempe, kacang tanah, kacang hijau, bayam dan
tepung terigu untuk bahan dasar pembuatan produk industri. Kacang kedelai
digunakan pengusaha untuk membuat produksi tempe dan tahu. Kemudian
tempe, kacang tanah, kacang hijau dan bayam digunakan untuk membuat
keripik. Sedangkan tepung terigu digunakan untuk membuat roti. Perolehan
dan daerah asal penghasil bahan baku yang dijadikan pemasok kebutuhan
88
industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam
tabel 27 sebagai berikut.
Tabel 27. Perolehan dan Asal Daerah Penghasil Bahan Baku IRTP
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013.
No Jenis Bahan
Baku
Perolehan
Bahan Baku
Asal Daerah Penghasil
Bahan Baku
1 Kacang kedelai Pasar Bandarjo Import Amerika dan Argentina
2 Kacang tanah Pasar Bandarjo Kota Salatiga
3 Kacang hijau Pasar Bandarjo Kabupaten Demak
4 Tepung terigu Pasar Bandarjo Kota Semarang
5 Bayam Pasar Bandarjo Kecamatan Bandungan
Sumber: Hasil Penelitian, 2013
Berdasarkan hasil dari penelitian, bahwa perolehan bahan baku
pangan industri rumah tangga di Kecamatan Ungaran Barat diperoleh dari
Pasar Bandarjo. Sedangkan daerah asal penghasil bahan baku yang
dijadikan pemasok kebutuhan industri rumah tangga pangan diantaranya
adalah Semarang, Bandungan, Salatiga, Demak, Amerika dan Argentina.
Secara lebih rinci disajikan dalam gambar 5 dan gambar 6 pada halaman 89
dan halaman 90.
89
Gambar 5. Peta Daerah Asal Penghasil Bahan Baku Pangan Industri Rumah Tangga Kecamatan Ungaran Barat
90
Gambar 6. Peta Daerah Asal Penghasil Bahan Baku Pangan Industri Rumah Tangga Kecamatan Ungaran Barat
91
c. Proses produksi
Kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh pengusaha industri
rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat dimulai dari alat yang
digunakan untuk proses produksi sampai dengan proses pengemasan hasil
produk. Alat produksi yang digunakan oleh pengusaha pangan industri
menggunakan alat tradisional dan modern. Alat produksi yang digunakan
oleh pengusaha pangan di Ungaran Barat terdapat dalam tabel 28 sebagai
berikut.
Tabel 28. Alat Produksi Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013.
No Alat Produksi Pengusaha %
1 Tradisional 15 33,33
2 Modern 2 4,44
3 Tradisional dan Modern 28 62,22
Jumlah 45 100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2013.
Tabel 28 menunjukkan bahwa alat produksi yang digunakan oleh
pengusaha industri di Ungaran Barat paling banyak adalah menggunakan
alat tradisional dan modern yaitu ada 28 pengusaha (62,22%). Kemudian
yang menggunakan alat yang masih tradisional ada 15 pengusaha (33,33%).
Sedangkan yang menggunakan modern hanya ada 2 pengusaha (4,44%).
Kegiatan proses produksi industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat berbeda-beda karena jenis usaha pangannya berbeda. Waktu
yang dibutuhkan untuk membuatan produk industri juga berbeda. Untuk
industri tempe waktu yang dibutuhkan cukup lama yaitu selama 3 hari 2
malam. Untuk industri tahu waktu yang dibutuhkan adalah 1 hari sedangkan
92
untuk industri keripik dan roti rata-rata 12 jam perhari. Proses kegiatan
produksi yang dilakukan oleh masing-masing industri rumah tangga pangan
di Kecamatan Ungaran Barat adalah sebagai berikut.
a) Industri Tempe
Kacang kedelai merupakan bahan baku yang digunakan untuk
mengolah tempe, dalam proses produksi industri tempe ada beberapa
tahapan sebagai berikut.
1) Proses pembersihan
Proses pembersihan dimulai dengan memilih kedelai yang tidak
busuk dan tidak kotor. Kemudian kedelai dibersihkan dengan air
bersih. Kemudian kedelai yang sudah dibersihkan direndam didalam
ember/tong selama satu malam supaya kulitnya mudah lepas.
2) Proses pengupasan
Kedelai yang sudah direndam selama satu malam dikupas kulit
arinya.
3) Proses pengukusan
Setelah dikupas dan dicuci bersih, kedelai dikukus selama 1 jam.
Kemudian diangkat dan didinginkan dalam tampah besar.
4) Proses peragian
Proses ini dilakukan setelah kedelai dingin. Ragi tempe
dimasukkan kedalam rendaman kedelai kemudian diaduk hingga
merata. Campuran tersebut dimasukkan kedalam cetakan yang dialasi
93
plastik. Plastik dilubangi agar jamur tempe mendapat udara dan dapat
tumbuh dengan baik.
5) Proses penyimpanan
Cetakan ditutup dengan karung goni supaya menjadi hangat.
Setelah satu malam jamur mulai tumbuh. Setelah satu malam cetakan-
cetakan tersebut diambil dan diletakkan diatas rak, berjajar satu lapis
dan dibiarkan selama satu malam. Kemudian tempe dikeluarkan dari
cetakannya.
b) Industri Tahu
Kacang kedelai juga merupakan bahan baku dari pembuatan tahu.
Proses produksi pembutan tahu meliputi tahap-tahap sebagai berikut.
1) Proses perendaman
Kedelai dibersihkan dengan air bersih. Kemudian kedelai yang
sudah dibersihkan direndam didalam ember/tong selama 3-4 jam,
setelah itu ditiriskan.
2) Proses pengupasan dan penggilingan
Kedelai yang sudah direndam selama 3-4 jam dikupas kulit
arinya. Setelah dikupas dan dicuci bersih, kedelai digiling dengan
mesin penggiling.
3) Proses perebusan dan penyaringan
Hasil gilingan kedelai tersebut direbus sampai mendidih.
Selanjutnya kedelai dimasukkan kedalam saringan untuk disaring
94
guna memisahkan ampas tahu dan sarinya. Sari tahunya dicampur
dengan air asam sampai mengendap dan air endapan tahu dibuang.
4) Proses pencetakan dan pemotongan
Endapan tahu dicetak selanjutnya dipres sekitar 10-15 menit.
Setelah itu cetakan tahu tadi diangkat dan dipindahkan ke papan
utntuk didinginkan sampai pagi. Dan pada pagi hari baru dilakukan
proses pemotongan.
c) Industri roti
Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan roti. Dalam
kegiatan proses produksi pembuatan aneka jenis roti meliputi tahapan
sebagai berikut.
1) Proses pencampuran atau pengadukan
Dalam proses pembuatan roti semua bahan roti diaduk rata
menjadi adonan dengan menggunakan mixer. Dalam hal ini roti yang
dibuat oleh pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat adalah roti manis, roti sobek, roti tawar, brownies,
cupcake dan bolu kukus.
2) Proses pembentukan
Proses pembentukan dalam pembuatan roti ini adalah hanya
untuk pembutan roti tawar. Adonan yang sudah jadi dikempiskan
dengan cara ditinju lalu dibulatkan, digilas dan digulung padat
memanjang. Kemudian didiamkan selama 60 menit hingga
mengembang.
95
3) Proses pengukusan atau pemanggangan
Proses pemanggangan dilakukan untuk membuat roti tawar,
roti manis dan roti sobek. Kemudian untuk membuat bolu kukus tidak
dipanggang tapi dikukus. Sedangkan untuk membuat brownies dan
cupcake bisa dipanggang maupun dikukus.
d) Industri Keripik
Proses produksi industri keripik dalam industri pangan di Ungaran
Barat menggunakan bahan baku tempe, kacang hijau, kacang tanah dan
bayam untuk pembuatan keripik. Proses produksi ini meliputi.
1) Proses pengirisan
Proses pengirisan ini untuk membuat keripik tempe. Tempe diris
tipis-tipis.
2) Proses pembuatan adonan
Adonan dibuat dengan menghaluskan semua bumbu-bumbu dan
adonan yang terdiri dari campuran bumbu, tepung terigu, dan tepung
tapioka dan santan diaduk menggunakan blender.
3) Proses penggorengan
Proses penggorengan dengan memasukkan bayam, kacang
kedelai, kacang tanah dan irisan tempe ke dalam adonan, ditiriskan
sebentar kemudian masukkan ke dalam penggorengan.
Proses pembuatan produksi setelah selesai proses selanjutnya
adalah pengemasan atau pengepakan produk. Produk tempe, tahu, roti dan
keripik dibungkus menggunakan plastik dan dikemas dengan kemasan yang
96
menarik. Selanjutnya produk yang sudah dikemas siap untuk dipasarkan
sesuai dengan harga yang ditentukan masing-masing pengusaha. Harga
untuk setiap produk industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran
Barat terdapat dalam tabel 29 berikut.
Tabel 29. Harga Produk IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013.
No Hasil Produk IRTP Harga Produk
untuk Pedagang Harga Eceran
1 Tempe Rp 1.500,00 Rp 2.000,00
2 Tahu Rp 1.500,00 Rp 1.500,00
3 Keripik Tempe Rp 1.500,00 Rp 2.000,00
4 Keripik Peyek Kacang tanah Rp 2.000,00 Rp 2.500,00
5 Keripik Tumpi Kacang hijau Rp 1.500,00 Rp 2.000,00
6 Keripik Bayam Rp 1.500,00 Rp 2.000,00
7 Roti Tawar,Roti Sobek, Roti
Manis Rp 6.000,00 Rp 7.000,00
8 Cupcake, Brownies, Bolu
Kukus Rp 2.000,00 Rp 2.500,00
Sumber: Hasil Penelitian, 2013.
Daftar harga dalam tabel 29 menunjukkan bahwa harga semua
produk hasil industri untuk pedagang lebih murah dibandingkan dengan
harga eceran. Hal ini dikarenakan pedagang membeli dalam jumlah banyak
yang kemudian untuk dijual kembali.
d. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan bagian yang penting dari proses industri
untuk mengoperasikan mesin dan melakukan kegiatan-kegiatan pengolahan
lainnya. Penyediaan tenaga kerja dalam industri rumah tangga pangan di
Kecamatan Ungaran Barat ini berasal dari anggota keluarga sendiri dan
masyarakat daerah setempat atau tetangga yang menganggur.
Jumlah tenaga kerja atau banyaknya pekerja industri pangan di
Kecamatan Ungaran Barat yang dimiliki oleh masing-masing pengusaha
97
tergantung dari besar kecilnya produksi industri yang dimiliki oleh masing-
masing pengusaha. Untuk lebih jelasnya terdapat dalam tabel 30 sebagai
berikut.
Tabel 30. Jumlah Pekerja Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013.
No Tenaga kerja Pengusaha %
1 4 orang 1 2,22
2 3 orang 9 20
3 2 orang 10 22,22
4 1 orang 13 28,89
5 Tidak ada 12 26,67
Jumlah 45 100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2013.
Tabel 30 tersebut menunjukkan bahwa jumlah tenga kerja yang
terlibat dalam industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat
yang mempunyai 1 pekerja ada 13 pengusaha (28,89%) dan yang tidak
mempunyai tenaga kerja ada 12 pengusaha (26,67%). Kemudian yang
mempunyai 2 orang pekerja ada 10 pengusaha (22,22%), yang mempunyai
3 orang pekerja ada 9 pengusaha (20%) dan yang mempunyai 4 orang
pekerja hanya ada 1 pengusaha (2,22%).
Sistem kerja tenaga kerja yang digunakan pengusaha industri ini
secara harian, borongan dan bulanan. Secara lebih rinci terdapat dalam tabel
31 sebagai berikut.
98
Tabel 31. Sistem Kerja Tenaga Kerja Pengusaha IRTP Kecamatan
Ungaran Barat Tahun 2013.
No Sistem Kerja Pengusaha %
1 Harian 9 8,82
2 Borongan 23 67,64
3 Bulanan 1 2,94
Jumlah 34 100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2013.
Berdasarkan tabel 31 dapat diketahui bahwa pengusaha yang
menggunakan sistem kerja harian ada 9 pengusaha (20%) dari 34 pengusaha
yang mempunyai tenaga kerja. kemudian pengusaha yang menggunakan
sistem borongan ada 23 pengusaha (51,11%). Sedangkan pengusaha yang
menggunakan sistem bulanan hanya ada 1 pengusaha (2,94%).
Berdasarkan hasil penelitian, upah yang diberikan oleh pengusaha
kepada tenaga kerja berbeda-beda. Pengusaha yang menggunakan sistem
harian, upah yang diberikan sebesar Rp 25.000,00. Sedangkan pengusaha
yang menggunakan sistem kerja borongan, besaran upah yang diberikan
adalah Rp 30.000,00 untuk setiap 300 produk yang dihasilkan. Rata-rata
upah yang diberikan oleh pengusha kepada tenaga kerja yang menggunakan
sistem kerja borongan tiap harinya adalah Rp 87.750,00 dan menghasilkan
rata-rata produk untuk setiap harinya 941 produk. Jadi, yang membedakan
antara harian dan borongan adalah cara pemberiannya dan target pekerjaan.
Jika harian tidak ada target dan upah diberikan setiap hari sedangkan
borongan diberikan langsung setelah target pekerjaan selesai. Kemudian
untuk pengusaha yang menggunakan sistem bulanan upah yang didapatkan
sebesar Rp 1.050.000,- yang diberikan pada tiap akhir bulan.
99
e. Pemasaran
Bahan baku pangan yang sudah diolah atau diproduksi menjadi
bahan jadi selanjutnya dijual atau dipasarkan kepada konsumen. Pemasaran
merupakan kegiatan mendistribusikan hasil produk industri, sejak dari
produsen sampai kepada konsumen yang terakhir baik secara langsung
maupun melalui perantara. Dalam variabel pemasaran ini diungkapkan
tentang cara pemasaran dan jangkauan daerah pemasaran.
Cara pemasaran hasil produksi yang dilakukan setiap industri pangan
di Kecamatan Ungaran Barat berbeda-beda. Cara pemasaran dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung yaitu pengusaha
menjual langsung kepada pembeli atau pesanan. Secara tidak langsung yaitu
hasil produksi dijual melalui penyalur yaitu pedagang pengumpul atau
tengkulak, sales, pengecer, agen dan distributor. Secara lebih rinci cara
pemasaran industri pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam
tabel 32 sebagai berikut.
100
Tabel 32. Cara Pemasaran IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2013.
No Cara Pemasaran Pema-
saran
Peng-
usaha %
1 Dijual sendiri diwarung/toko/pasar/online Langsung 5 11,11
2 Dijual sendiri diwarung/toko/pasar/online
dan Diambil oleh pedagang/konsumen
Langsung
dan Tidak
Langsung
7 15,56
3 Dijual sendiri diwarung/toko/pasar/online
dan Didistribusikan kepada konsumen,
tengkulak, distributor, agen dan pengecer
Langsung
dan Tidak
Langsung
1 2,22
4 Diambil oleh pedagang/konsumen Langsung 22 48,89
5 Diambil oleh pedagang/konsumen dan
Dititipkan di warung/toko/supermarket
Langsung
dan Tidak
Langsung
1 2,22
6 Diambil oleh pedagang/konsumen dan
Didistribusikan kepada konsumen,
tengkulak, distributor, agen dan pengecer
Tidak
Langsung 2 4,44
7 Dititipkan di warung/toko/supermarket Langsung 6 13,33
8 Didistribusikan kepada konsumen,
tengkulak, distributor, agen dan pengecer
Tidak
Langsung 1 2,22
Jumlah 45 100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2012.
Tabel 32 menunjukkan bahwa cara pemasaran yang dilakukan oleh
pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Berdadasarkan hasil
penelitian pengusaha yang menggunakan secara langsung ada 33 pengusaha
(73,33%) dan yang secara tidak langsung ada 3 pengusaha (6,67%).
Sedangkan pengusaha yang menggunakan cara keduanya secara langsung
dan tidak langsung ada 9 pengusaha (20%). Dengan menempuh proses
pemasaran tersebut hasil produksi dapat dipasarkan dengan lancar dan
wilayah pemasaran semakin luas.
Pemasaran produk industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat dijual untuk memenuhi pasar dalam negeri. Selain melayani
101
pemasaran lokal daerah juga melayani pemasaran luar daerah. Sebagai
daerah produksi, Kecamatan Ungaran Barat membutuhkan daerah lain
sebagai daerah pemasaran setiap industri. Jangkauan pemasaran industri
rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat menjangkau sampai
dengan luar Kota/Kabupaten. Secara lebih rinci terdapat dalam tabel 33
sebagai berikut.
Tabel 33. Jangkauan Pemasaran IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013.
No Luas Jangkauan Pemasaran Pengusaha %
1 Luar Kabupaten 25 55,56
2 Luar Kecamatan dalam satu Kabupaten 8 17,78
3 Luar Desa dalam satu Kecamatan 9 20
4 Desa ini 3 6,67
Jumlah 45 100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2013.
Data dalam tabel 33 tersebut dapat diketahui bahwa jangkauan
pemasaran hasil produksi industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat yang menjangkau sampai ke luar Kabupaten/Kota ada 25
pengusaha (55,56%) yang menjangkau ke luar Desa dalam satu Kecamatan
ada 9 pengusaha (20%) dan yang menjangkau sampai ke luar Kecamatan
dalam satu Kabupaten ada 8 pengusaha (17,78%). Sedangkan yang
jangkauannya ada di dalam di Desa penghasil produk industri sendiri yakni
ada 3 pengusaha (6,67%). Untuk mengetahui daerah jangkauan pemasaran
industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat terdapat dalam
tabel 34 sebagai berikut.
102
Tabel 34. Daerah Jangkauan Pemasaran IRTP Kecamatan Ungaran
Barat Tahun 2013.
No Jenis IRTP Daerah Jangkauan Pemasaran
1 Keripik Dalam Desa Lerep : Indro Kilo, Lerep, Soka,
Tegalrejo,Lorog, Karang Bolo, Kretek, Mapagan.
Luar Ds. Lerep : Bandarjo, Ungaran, Genuk,
Candirejo, Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi,
Branjang, Gogik.
Luar Kec.Ungran Brt : Bawen, Bandungan,
Ambarawa, Sumowono, Banyubiru, Susukan,
Pringapus, Kaliwungu, Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak,
Kendal, Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati,
Jepara, Rembang, Grobogan.
2 Tempe Dalam Desa Lerep : Lerep, Soka, Karang Bolo
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran.
3 Tahu Dalam Desa Genuk : Krajan barat, Rejosari, Genuk
Barat, Karang Wetan, Gowongan, Sumbo, Krajan
Timur,
Luar Ds. Genuk : Lerep, Bandarjo, Ungaran,
Candirejo, Langensari
4 Roti Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal
Salatiga, Jepara.
Sumber : Hasil Penelitian, 2013.
Tabel 32 menunjukkan bahwa daerah jangkauan pemasaran hasil produksi
industri keripik menjangkau sampai ke luar Kota/Kabupaten yaitu Semarang,
Demak, Kendal, Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang dan
Grobogan. Kemudian untuk industri tempe pemasaran sampai ke luar Desa Lerep
yakni Bandarjo dan Ungaran. Selanjutnya untuk industri tahu pemasaran sampai
ke luar Desa Genuk yaitu Lerep, Bandarjo, Ungaran, Candirejo, Langensari.
Sedangkan industri roti menjangkau ke luar Kabupaten/Kota Semarang. Kota
Semarang, Demak, Kendal Salatiga, Jepara. Lebih jelanya tentang daerah
jangkauan pemasaran disajikan pada peta dalam gambar 7, 8, 9 dan 10 pada
halaman103-106.
103
Gambar 7. Peta Daerah Jangkauan Pemasaran IRTP Keripik Kecamatan Ungaran Barat
104
Gambar 8. Peta Jangkauan Pemasaran IRTP Tempe Kecamatan Ungaran Barat
105
Gambar 9. Peta Jangkauan Pemasaran IRTP Tahu Kecamatan Ungaran Bara
106
Gambar 10. Peta Daerah Jangkauan Pemasaran IRTP Roti Kecamatan Ungaran Barat
107
5. Kontribusi IRTP terhadap Pendapatan
Pendapatan keluarga adalah segala balas karya yang diperoleh sebagai
imbalan atau balas jasa atas sumbanagn seseorang tehadap proses produksi.
Untuk mengetahui kontribusi induatri rumah tangga pangan terhadapa
pendapatan keluarga pengusaha dapat digunakan dengan mencari pekerjaan
pokok dan pekerjaan sampingan baik suami maupun istri ditambah dengan
pendapatan pokok dan pendapatan sampingan baik suami dan istri.
1) Pekerjaan Pokok Dan Pekerjaan Sampingan Pengusaha
Pekerjaan pokok pengusaha industri rumah tangga pangan di
Kecamatan Ungaran Barat yang berasal dari industri pangan berjumlah
44 pengusaha dan hanya 1 orang yang menjadikan industri pangan
sebagai pekerjaan sampingan. Pekerjaan pokok pengusaha tersebut
adalah sebagai PNS.
Pengusaha industri rumah tangga pangan yang mempunyai
sampingan pekerjaannya adalah membuka warung dirumah. Berdasarkan
hasil penelitian dari 45 pengusaha yang mempunyai pekerjaan sampingan
tersebut ada 3 pengusaha.
Mata pencaharian pokok sebagai pengusaha industri rumah tangga
pangan di Kecamatan Ungaran Barat sebagian besar dilakukan oleh para
istri yaitu sebanyak 37 istri dari 45 pengusaha. Sisanya ada 9 orang yang
dilakukan oleh para suami tetapi 1 orang menjadikan usaha industri
pangan sebagai pekerjaan sampingan karena mempunyai pekerjaan
pokok sebagai PNS. Sedangkan 8 orang lainnya usaha pangan dijadikan
108
sebagai pekerjaan pokok karena tidak mempunyai pekerjaan sampingan
dan memeperkerjakan istrinya sebagai tenaga kerja.
Suami dari 37 istri yang menjadi pengusaha pangan, mempunyai
mata pencaharian pokok yang umumnya berfariasi mulai dari petani,
supir, kuli bangunan, bengkel, wiraswasta PNS dan juga sebagai tenaga
kerja industri istri. Pekerjaan yang paling banyak ditekuni adalah sebagai
kuli bangunan dan petani masing-masing ada 7 orang dan paling sedikit
adalah pedagang dan wiraswasta masing-masing hanya 1 orang.
Sedangkan yang bekerja sebagai supir dan bengkel masing-masing ada 2
orang.
2) Pendapatan Pokok Dan Pendapatan Sampingan Pengusaha
Pendapatan pokok pengusaha berasal dari usaha industri rumah
tangga pangan yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Sumber
pendapatan berasal dari mata pencaharian pokok dan sampingan baik
suami maupun istri. Pendapatan pokok pengusaha perhari terdapat dalam
tabel 35 sebagai berikut.
Tabel 35. Pendapatan Pokok Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran
Barat Tahun 2013.
No Pendapatan Pokok
Pengusaha Pengusaha %
1 Kurang dari Rp.50.000,00 24 53,33
2 Rp.50.000,00 – Rp.200.000,00 18 40
3 Rp.200.000,00 – Rp.500.000,00 2 4,44
4 Lebih dari Rp.500.000,00 1 2,22
Jumlah 45 100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2013.
109
Tabel diatas menunjukkan bahwa pendapatan pokok dari 45
pengusaha industri rumah tangga pangan yang berpendapatan pokok
kurang dari Rp.50.000,00 yaitu ada 24 pengusaha (53,33%). Selanjutnya
yang berpendapatan antara Rp.50.000,00-Rp.200.000,00 ada 18
pengusaha (40%). Kemudian yang berpendapatan Rp.200.000,00-
Rp.500.000,00 ada 2 pengusaha (4,44%). Sedangkan yang yang
berpendapatan lebih dari Rp.500.000,00 ada 1 pengusaha (2,22%).
Selain pendapatan pokok pengusaha dari industri rumah tangga
pangan, ada 4 orang pengusaha yang mempunyai pendapatan sambilan.
Ada 3 orang dengan pekerjann sambilan membuka warung dirumah
dengan pendapatan per hari Rp.15.000,00 dan 1 orang yang menjadikan
usaha industri pangan ini sebagai sambilan dengan pendapatan
Rp.65.000,00 per hari.
Pendapatan tidak hanya dimiliki oleh pengusaha tetapi juga
dimiliki oleh para suami atau istri pengusaha juga memiliki pendapatan
baik pendapatan pokok maupun pendapatan sampingan. Berdasarkan
hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 45 pengusaha industri pangan
istri atau suaminya mempunyai pekerjaan pokok tetapi tidak mempunyai
pekerjaan sampingan yaitu sebanyak 31 orang. Tingkat pendapatan
pokok suami atau istri pengusaha terdapat dalam tabel 36 sebagai berikut.
110
Tabel 36. Pendapatan Pokok Suami/Istri Pengusaha IRTP
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013.
No Pendapatan Pokok
Suami/Istri Pengusaha
Suami/Istri
Pengusaha Persentase (%)
1 Rp.20.000,00 7 22,58
2 Rp.25.000,00 3 9,68
3 Rp.30.000,00 6 19,35
4 Rp.35.000,00 4 12,90
5 Rp.50.000,00 10 32,26
6 Rp.90.000,00 1 3,22
Jumlah 31 100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2013.
Pendapatan pokok suami atau istri pengusaha yang mempunyai
pendapatan Rp.50.000,00 yaitu ada 10 orang (32,26%). Kemudian yang
berpendapatan Rp.20.000,00 ada 7 orang (22,58%) dan yang
berpendapatan Rp.30.000,00 ada 6 orang (19,35%). Selanjutnya yang
berpendapatan Rp.35.000,00 ada 4 orang (12,90%) dan yang
berpendapatan Rp.25.000,00 ada 3 orang (9,68%). Sedangkan yang
berpendapatan Rp.90.000,00 hanya ada 1 orang (3,22%).
3) Pendapatan Keluarga Pengusaha Industri Rumah Tangga Pangan
Pendapatan keluarga merupakan pendapatan keseluruhan yang
didapat oleh tenaga kerja. Untuk mengetahui pendapatan keluarga yaitu
dengan menambahkan pendapatan pokok keluarga dan pendapatan
sampingan baik suami maupun istri.
Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan
keluarga pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat adalah Rp.400.000,-00 yang terdiri dari pendapatan pokok
111
dan sampingan suami atau istri per hari. Secara lebih rinci terdapat dalam
tabel 37 sebagai berikut.
Tabel 37. Pendapatan Keluarga Pengusaha Kecamatan Ungaran
Barat Tahun 2013.
No Pendapatan
Keluarga Pengusaha %
1 Kurang dari Rp.50.000,00 13 28,89
2 Rp.50.000,00 – Rp.200.000,00 27 60
3 Rp.200.000,00 – Rp.500.000,00 4 8,89
4 Lebih dari Rp.500.000,00 1 2,22
Jumlah 45 100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2013.
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 45 pengusaha
yang berpendapatan kurang dari Rp.50.000,00 yaitu ada 13 pengusaha
(28,89%). Kemudian pengusaha yang memiliki pendapatan keluarga
antara Rp.50.000,00-Rp.200.000,00 ada 27 pengusaha (60%) dan antara
Rp.200.000,00-Rp.500.000,00 ada 4 pengusaha (8,89%). Sedangkan
yang memiliki pendapatan keluarga lebih dari Rp.500.000,00 hanya ada
1 orang (2,22%).
4) Pengeluaran Harian
Pengeluaran harian tenaga kerja industri rumah tangga pangan di
Kecamatan Ungaran Barat perhari rata-rata Rp.77.000,00. Pengeluaran
itu digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, biaya makan dan
biaya pendidikan anak. Secara lebih rincinya terdapat dalam tabel 38
sebagai berikut.
112
Tabel 38. Pengeluaran Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2013.
No Pengeluaran Pengusaha Persentase
(%)
1 Kurang dari Rp.50.000,00 13 28,89
2 Rp.50.00000 – Rp.100.000,00 26 57,78
3 Lebih dari Rp.100.000,00 6 13,33
Jumlah 45 100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2013.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengeluaran
biaya hidup untuk kebutuhan sehari-hari pengusaha industri rumah
tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat perhari antara Rp.50.000,00
sampai Rp.100.000,00 ada 26 pengusaha (57,78%). Sedangkan yang
kurang dari Rp.50.000,00 ada 13 pengusaha (28,89%) dan yang lebih
dari Rp.100.000,00 ada 6 pengusaha (13,33%).
F. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Distribusi Spasial IRTP (Industri Rumah Tangga Pangan)
Peranan lokasi industri merupakan hal yang utama dalam menentukan
kelangsungan suatu industri , karena pada dasarnya penentuan lokasi industri
bertujuan untuk mencari keuntungan maksimum dari proses produksi dalam
suatu industri, penempatan lokasi industri tidak bisa dilakukan secara
serampangan tetapi harus dengan berbagai pertimbangan, hal ini untuk
menghindari efek negatif dari pembangunan industri yang dilakukan.
Kecamatan Ungaran Barat merupakan wilayah yang menunjukkan
perkembangan pesat tumbuhnya industri yang terspesialisasi pada industri
113
rumah tangga pangan. Dengan adanya industri yang terspesialisasi ini dapat
meningkatkan produktifitas wilayah Ungaran Barat. Beberapa industri rumah
tangga pangan yang terdapat di Kecamatan Ungaran Barat diantaranya adalah
industri keripik, industri tempe, industri tahu dan industri roti dengan jumlah
45 unit industri. Lokasi industri pangan tersebut terkonsentrasi atau terpusat
di Desa Lerep yang lebih didominasi oleh industri aneka macam keripik
dengan jumlah 33 industri keripik (73,33%). Hal ini dikarenakan industri
rumah tangga pangan di Desa Lerep tepatnya di Dusun Karang Bolo lebih
awal perkembangannya dan lokasi industri pada dasarnya mengacu pada
pasar.
Selain di Dusun Karang Bolo Desa Lerep, terdapat 2 industri roti dan 2
industri keripik di Dusun Soka Desa Lerep serta 1 industri tempe di Dusun
Lerep Desa Lerep. Sedangkan sisanya ada 7 unit industri yang tersebar
dibeberapa desa diantaranya adalah di Desa Keji, Kalisidi dan Genuk. Di
Desa Keji terdapat 2 industri keripik tepatnya berada di Dusun Kalisidi dan
Mrunten Kulon. Untuk Desa Keji ada 1 industri tempe yang berada di Dusun
Suruhan dan di Desa Genuk ada 1 industri tahu yang berada di Dusun Genuk
Barat.
2. Karakteristik IRTP
Serangkaian karkateristik atau faktor geografis industri rumah tangga
pangan di Kecamatan Ungaran Barat meliputi modal, bahan baku, tenaga
kerja, proses produksi dan pemasaran. Modal merupakan salah faktor
114
produksi yang utama demi kelancaran industri yang diusahakan. Sumber atau
asal modal yang dikeluarkan oleh pengusaha industri rumah tangga pangan di
Kecamatan Ungaran Barat berasal dari modal sendiri, dari bank dan dari
pinjaman keluarga. Modal yang dikeluarkan oleh pengusaha industri rumah
tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat ada 3 jenis yaitu modal invesatsi
awal, modal belanja dan modal operasional.
Modal invesatsi awal merupakan modal yang dikeluarkan pada awal
uasaha yang digunakan untuk jangka panjang yaitu alat dan bahan untuk
proses produksi. Modal investasi awal yang dikeluarkan oleh pengusaha
industri keripik, tahu dan tempe kurang dari 2 juta rupiah. Ada 26 pengusaha
(57,78%) yang menggunakan modalnya sendiri untuk usaha dengan besaran
rata-rata Rp.970.000,00. Sedangkan pengusaha yang sumber modalnya
memiinjam dari bank ada 15 pengusaha (33,33%) dengan besaran rata-rata
Rp,.1.700.000,00 dan pengusaha yang sumber modalnya berasal dari
pinjaman keluarga ada 4 pengusaha (8,89%) dengan rata-rata modal Rp
1.250.000,00. Jadi keseluruhan rata-rata modal investasi awal yang
dikeluarkan poleh pengusaha adalah sebesar Rp.1.234.000,00. Sedangkan
untuk 2 industri roti, modal yang dikeluarkan lebih dari dua juta rupiah.
Sumber modal industri roti yang berasal dari bank yaitu sebesar
Rp.25.000.000,00 dan sumber modal yang berasal dari modal sendiri yaitu
sebesar Rp.10.000.000,00 untuk membeli kebutuhan alat-alat pembuat roti.
Modal belanja merupakan modal yang digunakan untuk membelanjai
kebutuhan proses produksi industri pada setiap harinya. Modal belanja yang
115
dikeluarkan oleh pengusaha pangan di Kecamatan Ungaran Barat kurang dari
satu juta seratusribu rupiah pada setiap harinya. Rata-rata besaran modal
belanja yang dikeluarkan pengusaha adalah Rp.645.000,00 pada setiap
harinya. Sedangkan modal operasional yaitu modal yang dikeluarkan untuk
biaya operasional yang meliputi listrik, telepon, internet, tranport pemasaran
dan upah tenaga kerja. Modal operasional yang dikeluarkan oleh pengusaha
rata-rata sebesar Rp.55.000,00 untuk setiap harinya.
Selain modal, bahan baku juga merupakan unsur yang penting dalam
perindustrian, tanpa bahan baku suatu industri tidak akan menghasilkan
produk. Jenis bahan baku yang digunakan oleh industri rumah tangga pangan
adalah jenis bahan baku pangan kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau,
bayam, tempe dan tepung terigu. Bahan baku kacang kedelai digunakan untuk
membuat tempe dan untuk bahan baku kacang tanah, kacang hijau, bayam
dan tempe digunakan untuk membuat keripik. Sedangkan bahan baku tepung
terigu digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan roti.
Bahan baku pangan digunakan untuk proses produksi pengusaha setiap
hari. Oleh karena itu, agar proses produksi industri lancar maka ketersediaan
dan kemudahan perolehan bahan baku harus diperhatikan. Perolehan bahan
baku pangan oleh pengusaha diperoleh dari Pasar Bandarjo. Sedangkan
distribusi sapsial daerah asal penghasil bahan baku pangan tersebut berasal
dari Kabupaten Semarang, Kecamatan Bandungan, Kota Salatiga, Kabupaten
Demak, Negara Amerika dan Negara Argentina.
116
Daerah asal penghasil bahan baku kacang kedelai diperoleh dari impor
Negara Amerika dan Negara Argentina. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
kualitas kacang kedelai di Indonesia kecil-kecil dibandingkan dengan kacang
kedelai impor yang besar dan bagus. Sehingga pedagang lebih memilih
kacang kedelai impor daripada produk dalam negeri. Hal ini dikarenakan para
pengusaha tempe di Indonesia lebih memilih menggunakan kacang kedelai
impor karena tempe yang dihasilkan lebih bagus, padat dan besar. Sedangkan
jika menggunakan kacang kedelai dalam negeri kadang tidak jadi tempe
karena ukuran kedelai yang kecil dan cepat busuk.
Daerah asal penghasil bahan baku kacang tanah berasal dari petani di
Kota Salatiga. Untuk daerah asal penghasil bahan baku kacang hijau berasal
dari petani Demak dan untuk daerah asal penghasil bahan baku bayam berasal
dari petani di Kecamatan Bandungan. Sedangkan untuk daerah asal penghasil
bahan baku tepung terigu berasal Kota Semarang yang diperoleh dari Pasar
Johar.
Bahan baku yang telah diperoleh kemudian diproses menjadi bahan jadi
yang lebih bernilai tinggi. Kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh
pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat
dimulai dari alat yang diguanakan untuk proses produksi sampai dengan
proses pengemasan hasil produk. Alat produksi yang digunakan oleh
pengusaha pangan industri menggunakan alat tradisional dan modern.
Berdasarkan penelitian ada 15 pengusaha (33,335) yang masih menggunakan
alat tradisional untuk usaha industrinya. Kemudian yang sudah menggunakan
117
alat modern hanya ada 2 pengusaha (4,44%). Sedangkan yang menggunakan
alat tradisional dan modern ada 28 pengusaha (62,22%).
Proses pembuatan kegiatan produksi setelah selesai dilakukan proses
selanjutnya adalah pengemasan atau pengepakan produk. tempe, tahu, roti
dan keripik dibungkus menggunakan plastik dan dikemas dengan kemasan
yang menarik. Selanjutnya produk yang sudah dikemas siap untuk dipasarkan
sesuai dengan harga yang ditentukan masing-masing pengusaha. Harga setiap
produk tempe, tahu, keripik tempe, keripik tumpi kacang hijau dan keripik
bayam yaitu untuk harga pedagang adalah Rp.1.500,00 dan untuk harga
eceran adalah Rp.2.000,00. Sedangkan untuk keripik peyek kacang tanah,
cupcake, brownies dan bolu kukus untuk harga pedagang adalah Rp.2.000,00
dan untuk harga eceran adalah Rp.2.500,00. Untuk roti tawar, roti sobek dan
roti manis kukus untuk harga pedagang adalah Rp.6.000,00 dan untuk harga
eceran adalah Rp.7.000,00.
Kegiatan proses produksi industri rumah tangga di Kecamatan
Ungaran Barat dilakukan oleh tenaga kerja dan pengusaha industri sendiri.
Tenaga kerja pengusaha industri rumah tangga di Kecamatan Ungaran Barat
berasal dari anggota keluarga sendiri dan masyarakat daerah setempat atau
tetangga yang mengnggur. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan masing-
masing pengusaha berbeda-beda. Ada 13 pengusaha (28,89%) yang
mempunyai 1 pekerja dan yang tidak mempunyai tenaga kerja ada 12
pengusaha (26,67%). Kemudian yang mempunyai 2 orang pekerja ada 10
pengusaha (22,22%), yang mempunyai 3 orang pekerja ada 9 pengusaha
118
(20%) dan yang mempunyai 4 orang pekerja hanya ada 1 pengusaha
(2,22%).
Sistem kerja harian ada 9 pengusaha (20%) dari 34 pengusaha yang
mempunyai tenaga kerja. kemudian pengusaha yang menggunakan sistem
borongan ada 23 pengusaha (51,11%). Sedangkan pengusaha yang
menggunakan sistem bulanan hanya ada 1 pengusaha (2,94%).
Berdasarkan hasil penelitian, upah yang diberikan oleh pengusaha
kepada tenaga kerja berbeda-beda. Pengusaha yang menggunakan sistem
harian, upah yang diberikan sebesar Rp.25.000,00. Sedangkan pengusaha
yang menggunakan sistem kerja borongan, besaran upah yang diberikan
adalah Rp.30.000,00 untuk setiap 300 produk yang dihasilkan. Rata-rata
upah yang diberikan oleh pengusha kepada tenaga kerja yang menggunakan
sistem kerja borongan tiap harinya adalah Rp.87.750,00 dan menghasilkan
rata-rata produk untuk setiap harinya 941 produk. Jadi, yang membedakan
antara harian dan borongan adalah cara pemberiannyadan target pekerjaan.
Jika harian tidak ada target dan upah diberikan setiap hari sedangkan
borongan diberikan langsung setelah target pekerjaan selesai. Kemudian
untuk pengusaha yang menggunakan sistem bulanan upah yang didapatkan
sebesar Rp.1.050.000,00 yang diberikan pada tiap akhir bulan.
Bahan baku pangan yang sudah diolah atau diproduksi menjadi bahan
jadi selanjutnya dijual atau dipasarkan kepada konsumen. Pemasaran
merupakan kegiatan mendistribusikan hasil produk industri, sejak dari
produsen sampai kepada konsumen yang terakhir baik secara langsung
119
maupun secara tidak langsung yaitu melalui perantara atau penyalur yakni
pedagang pengumpul atau tengkulak, sales, pengecer, agen dan distributor.
Cara pemasaran hasil produksi yang dilakukan setiap industri pangan
di Kecamatan Ungaran Barat berbeda-beda. Cara pemasaran dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Berdasarkan penelitian pengusaha yang
menggunakan secara langsung ada 33 pengusaha (73,33%) dan yang secara
tidak langsung ada 3 pengusaha (6,67%). Sedangkan pengusaha yang
menggunakan cara keduanya secara langsung dan tidak langsung ada 9
pengusaha (20%). Dengan menempuh proses pemasaran tersebut hasil
produksi dapat dipasarkan dengan lancar dan wilayah pemasaran semakin
luas.
Pemasaran produk industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat dijual untuk memenuhi pasar dalam negeri. Selain melayani
pemasaran lokal daerah juga melayani pemasaran luar daerah. Sebagai
daerah produksi, Kecamatan Ungaran Barat membutuhkan daerah lain
sebagai daerah pemasaran setiap industri. Jangkauan pemasaran industri
rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat menjangkau sampai
dengan luar Kota/Kabupaten. Jangkauan pemasaran hasil produksi industri
pengusaha yang menjangkau sampai ke luar Kabupaten/Kota yaitu ada 25
pengusaha (55,56%) dan pengusaha yang menjangkau sampai ke luar Desa
dalam satu Kecamatan yakni ada 9 pengusaha (20% ). Sedangkan
adalahpengusaha yang pemasarannya menjangkau sampai ke luar
Kecamatan dalam satu Kabupaten ada 8 pengusaha (17,78%) dan pengusaha
120
yang pemasarannya hanya menjangkau di Desa penghasil produk industri
sendiri yakni ada 3 pengusaha (6,67%).
Distribusi spasial daerah jangkauan pemasaran hasil produksi industri
keripik menjangkau sampai ke luar Kota/Kabupaten yaitu Semarang,
Demak, Kendal, Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang
dan Grobogan. Kemudian untuk industri tempe pemasaran sampai ke luar
Desa Lerep yakni Bandarjo dan Ungaran. Selanjutnya untuk industri tahu
pemasaran sampai ke luar Desa Genuk yaitu Gogik, Lerep, Bandarjo,
Ungaran, Candirejo, Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi dan Branjang.
Sedangkan industri roti pemasarannya ke seluruh Kabupaten dan Kota
Semarang.
3. Kontribusi IRTP Terhadap Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
besarnya pendapatan yang diperoleh dari pendapatan pokok dan sampingan
istri dan suami. Penduduk Kecamatan Ungaran Barat sebagian besar
menjadikan industri rumah tangga pangan sebagai pekerjaan pokok oleh para
istri disebabkan karena pendapatan industri pangan dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pendapatan rata-rata pengusaha
industri rumah tangga di Kecamatan Ungaran Barat perhari adalah
Rp.85.000,00. Jika dihitung perbulan menjadi Rp.2.550.000,00 kalau
dikaitkan dengan upah minimum Kabupaten (UMK) Semarang
121
(Rp1.200.000,00) ini sudah sangat memenuhi standar UMK tersebut.
Pengusaha industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan anak perhari rata-rata
menghabiskan Rp.77.000,00 atau Rp.2.310.000,00 dengan rata-rata
pendapatan keluarga adalah Rp.116.000,00/hari atau Rp.3.480.000,00/bulan
maka kebutuhan hidup sehari-hari akan tercukupi.
122
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Distribusi spasial lokasi industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat tersebar di Desa Lerep, Keji, Kalisidi dan Kelurahan
Genuk. IRTP terpusat atau terkonsentrasi secara geografis di Desa Lerep
tepatnya berada di Dusun Karang Bolo yang spesialisasinya pada industri
keripik dengan jumlah 33 unit (73,33%). Distribusi spasial asal daerah
bahan baku bayam, kacang tanah dan hijau berasal dari dalam negeri dan
kedelai berasal dari luar negeri yaitu Amerika dan Argentina. Distribusi
spasial daerah jangkauan pemasaran hasil IRTP keripik dan roti
menjangkau sampai ke luar Kabupaten dan hasil IRTP tempe dan tahu
menjangkau sampai ke luar Kecamatan.
2. Karakteristik geografis IRTP di Kecamatan Ungaran Barat meliputi asal
modal pengusaha berasal dari bank, pinjaman keluarga dan modal sendiri.
Rata-rata besaran modal awal yang dikeluarkan adalah Rp.1.234.000,00
kecuali 2 pengusaha roti yaitu Rp.25.000.000,00 dan Rp.10.000.000,00.
Karakteristik IRTP meliputi asal modal pengusaha berasal dari bank,
pinjaman keluarga dan modal sendiri. Rata-rata besaran modal awal
pengusaha Rp.1.234.000,00 kecuali dua pengusaha roti yaitu
Rp.25.000.000,00 dan Rp.10.000.000,00. Rata-rata tenaga kerja pengusaha
123
adalah dua pekerja. Sistem kerja yang digunakan adalah harian (38,24%),
borongan (58,82%) dan bulanan (2,94%). Jenis bahan baku yang
digunakan adalah bahan pangan kedelai, bayam, tepung terigu, kacang
tanah dan hijau. Produk yang dihasilkan adalah keripik (84,44%), tahu
(2,22%), tempe (8,89%) dan roti (4,44%). Cara pemasaran produk industri
oleh pengusaha IRTP dilakukan secara langsung (73,33%), tidak langsung
(6,67%) dan keduanya (20%).
3. Kontribusi pendapatan pengusaha industri rumah tangga pangan terhadap
pendapatan keluarga rata-rata perbulan sebesar Rp.2.550.000,00.
Pendapatan rata-rata keluarga tersebut sudah diatas Upah Minimum
Kabupaten (UMK) Semarang yang hanya Rp.1.200.000,00 ini sudah
sangat memenuhi standar UMK tersebut dan juga cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan anak perbulan rata-rata
menghabiskan Rp.2.310.000,00 dengan rata-rata pendapatan keluarga
Rp.3.480.000,00/bulan sehingga kebutuhan hidup sehari-hari akan
tercukupi.
B. Saran
Berdasarkan uraian diatas maka penulis memberikan saran – saran berikut.
1. Perlu adanya pengaturan bagi pengusaha yang masih menerapkan sistem
kerja borongan agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan teratur.
2. Pengusaha IRTP harus kreatif dalam hal pemasaran produk yaitu dengan
mengikuti pameran – pameran hasil makanan ringan dan desain produk
124
yang kreatif. Sehingga proses pemasaran dapat dipasarkan dengan lancar
dan wilayah jangkauan pemasaran semakin luas.
3. Pengusaha IRTP hendaknya melakukan hubungan dengan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan supaya mendapatkan bimbingan dan
penyuluhan demi kemajuan industri rumah tangga pangan di Kecamatan
Ungaran Barat.
4. Pengusaha sebaiknya membentuk sebuah koperasi, sehingga dapat
membantu permodalan dan dapat menampung pemasaran agar tidak jatuh
ke tangan tengkulak sehingga keuntungan hasil produk IRTP yang
diperoleh dapat maksimal.
125
DAFTAR PUSTAKA
Abrianto. 2012. „Pertanggungjawaban Terhadap Produk Industri Rumah Tangga
(Home Industry) Tanpa Izin Dinas Kesehatan‟. Skripsi. Makasar: Fakultas
Hukum UNHAS.
Ahyari, A. 1995. Manajemen Produksi. Manado: UT.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi Revisi VI.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Assauri, S. 2002. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
UI.
Bintarto, R. 1997. Buku Penuntun Geografi Desa. Jogjakarta: UP Spring.
BPS. 1996. Statistik Industri Kerajinan Rumah Tangga Dalam Sensus Ekonomi
1996. Jakarta: BPS.
__________. 2002. Jawa Tengah Dalam Angka. Semarang: BPS.
__________. 2012. Kabupaten Semarang Dalam Angka. Semarang: BPS.
Daldjoeni, N. 1992. Geografi Baru: Organisasi Keruangan Dalam Teori Dan
Praktek. Bandung: Alumni.
Davies, B. 1993. Pemasaran yang Sukses dalam Mengenal Sepenal Peluang
Memahami Pelanggan, Merencanakan Memiliki Keuntungan Strategi
yang Efektif. Jakarta: Megapin.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Gilarso, T. 1994. Pengantar Ekonomi Makro. Jakrta:Depdikbud.
Grafika, S. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan. Jakarta: Sinar Grafika.
Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Hadi, S. 1984. Metodologi Research, Jilid I. Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
__________. 1991. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Kaslan, A. 1990. Ekonomi Selayang Pandang. Bandung: Sinar Bandung.
126
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Pemasaran, Implementasi Dan
Kontrol. Jakarta: PT Prenhallindo.
__________. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.
Kuncoro, M. 2007. Ekonomika Industri Indonesia Menuju Negara Industri Baru
2030?. Yogyakarta: Andi Offset.
Mantra, I. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mubyarto. 1979. „Pengantar Ekonomi Pertanian‟. Skripsi. Semarang: Fakultas
Ilmu Sosial UNNES.
Mulyadi, S. 2003. Ekonomi Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan, Pengembangan dan
Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahardjo, M. 1984. Transpormasi Pertanian, Industrialisasi Dan Kesempatan
Kerja. Jakarta: UI.
Rochman, H. 2005. „Persebaran Dan Daya Serap Industri Rumah Tangga Batu
Bata Di Desa Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Seamarang‟.
Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
Rustiadi, E., Sunsun S., dan Dyah R. 2009. Perencanaan Dan Pengembangan
Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Saedah, T. 1990. Masyarakat Petani, Mata Pencaharian Sambilan, Kesempatan
Kerja di Keluarga Cakung Timur DKI Jakarta. Jakarta: Depdikbud.
Sandy, I. 1985. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Depdikbud.
Santoso, B. 2006. Geografi Pariwisata. Semarang: UNNES.
Siswanto, B. 1989. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru.
Stanton, W. 1996. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Liberty.
__________. 2001. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Subekhan, I. 2007. „Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Kuningan Di
Kecamatan Juwana Kabupaten Pati‟. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu
Sosial UNNES.
127
Sudjarwo dan Basrowi. 2007. Menejemen Penelitian Sosial. Bandung: Mandar
Maju.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV.
Sumaatmaja, N. 1981. Studi Geografi: Suatu Pendekatan Dan Analisis
Keruangan. Bandung: Alumni.
__________. 1998. Geografi Pembangunan. Jakarta: Proyek Pembangunan
LPTK.
Tika, P. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Sinar Grafika.
Tim Penyususn Kamus Pusat dan Pengembangan Bahasa. 1988. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Wasis. 1997. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Bandung: Alumni.
Weber, H. 1993. Industrialisasi Di Pedesaan Jawa. Jogjakarta: UGM.
Wibowo, S. 2000. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Widoyoko, E. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Yunus, H. 2010. Metodologi Peneitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta:
Pustaka Pelejar.
Sumber Lain
(http://www.anneahira.com/industri-rumah-tangga.html. 1 Februari 2013).
(http://erwinnote.wordpress.com /2011/09/21/ definisi-dan-jenis-bahanbaku. 23
Oktober 2012).
(http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/10/klasifikasi-industri.html. 31 Januari
2013).
(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/modal-kerja-definisi-jenis-danfaktor .ht
ml. 25 September 2012).
(http://perencanaankota.blogspot.com. 1 Februari 2013).
(http://www.pom.go.id/index.php/home/berita_aktual/2346. 31 Januari 2013).
128
(http://www.poskotanews.com/2012/08/21/bahan-baku-industri-olahan-pangan-
tergantung-impor/. 21 Agustus 2012).
(http://www.rumah-bunda.com/2012/03/jenis-jenis-modal-usaha.html. 3 Desem
ber 2012).
(http://bplhd.jakarta.go.id/peraturan/uu/UURINO05TAHUN1984.pdf. 3 Desem
ber 2012).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran. 15 Desember 2012).
(http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/0 6130032-khaerunnisa-tri-d.ps. 20
Desember 2012).
129
LAMPIRAN
130
Lampiran 1
No Responden:
DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENGUSAHA INDUSTRI RUMAH
TANGGA PANGAN
INSTRUMEN PENELITIAN
“Distribusi Spasial Dan Karakteristik Industri Rumah Tangga Pangan di
Kecamatan Ungaran Barat”
Petunjuk Pengisian
1. Sebelum mengisi angket ini bacalah dengan teliti
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan Saudara silang (x) pada huruf
a, b, c, dan d sesuai dengan pilihan saudara
3. Isi jawaban pada bagian yang telah disediakan (……………)
4. Coret yang tidak perlu
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : ………….………….………….…
2. Pengelola IRT : Suami/Istri/Anak
3. Nama dan Jenis IRTP : ………….………….………….…
4. Umur : …………tahun
5. Status Pernikahan : Nikah/Saudara/Duda/Belum Nikah
6. Jumlah anak : ...............orang
7. Pendidikan Terakhir : ………….………….………….…
Pendidikan formal terakhir : a. SD/sederajat b. SMP/sederajat
c. SMA/sederajat d. Lainnya…
Pendidikan non formal : a. Kursus b. Pelatihan
c. Tidak punya d. Lainnya…
B. DISTRIBUSI SPASIAL LOKASI INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN
1. Lokasi Absolut (Letak Astronomis)
X..................................
Y..................................
2. Dimana lokasi administrasi industri rumah tangga pangan Saudara?
Desa/Kelurahan………….………….………….…
Rt/Rw………….………….………….…
C. ASPEK KARAKTERISTIK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN
a. Modal
1. Darimana asal/sumber modal yang Saudara dapatkan untuk usaha industri rumah
tangga pangan ini?
a. Modal sendiri.......................
b. Warisan keluarga
c. Pinjaman keluarga
d. Dari Bank/Koperasi
2. Berapakah modal awal yang Saudara keluarkan untuk usaha industri rumah tangga
pangan ini?
Rp..........................,00
131
3. Berapakah modal yang Saudara keluarkan untuk membeli atau membelanjai
kebutuhan setiap pembuatan produk industri?
Rp..........................,00 hari/bulan
4. Berapakah modal operasional yang Saudara keluarkan pada setiap bulannya?
a. Gaji tenaga kerja Rp..........................,00
b. Biaya utilitas : Air Rp..........................,00
listrik Rp..........................,00
Internet Rp..........................,00
Telepon Rp..........................,00
Lainnya Rp..........................,00
c. Biaya transportasi (pembelian bahan baku dan pemasaran) Rp..........................,00
b. Bahan baku
1. Apakah jenis baku pangan yang Saudara gunakan dalam pembuatan proses produksi
industri?
No Bahan Mentah Bahan Baku Perolehan Asal
1 Tanaman Pangan
a. Padi
b. Gandum
c. Jagung
d. Ketela pohon
e. Ketela rambat
f. Kacang tanah
g. Kacang kedelai
h. Kacang hijau
2. Hortikultura
3. Tanaman Keras
a. Buah
b. Non buah
2. Bagaimana cara perolehan bahan baku pangan industri Saudara?
a. Langsung dari petani
b. Disetori oleh tengkulak/pedagang pengumpul
b. Beli di pasar
c. Lainnya...................
3. Berapa banyak/jumlah bahan baku yang Saudara butuhkan setiap kali produksi?
Jawab....................kg
c. Kegiatan Proses Produksi
1. Dimanakah tempat kegiatan produksi industri rumah tangga pangan Saudara?
a. Di rumah
b. Di luar rumah
2. Apakah alasan Saudara dalam menentukan tempat kegiatan produksi industri rumah
tangga pangan di tempat tersebut?
a. Faktor kemudahan dalam pembuatan hasil produksi
b. Faktor kemudahan dalam memperoleh bahan baku
c. Lokasi yang mendekati daerah pemasaran
d. Lainnya............
3. Bagaimanakah status kepemilikan tempat kegiatan industri rumah tangga pangan
Saudara?
a. Milik sendiri
132
b. Milik keluarga
c. Kontrak
d. Kos
4. Apakah usaha industri rumah tangga pangan Saudara sudah mempunyai surat ijin
dan terdaftar di balai pom/makanan?
Jawab : a. Sudah
b. Belum, karena...................
5. Apakah alat yang Saudara gunakan dalam pembuatan produk industri?
Jawab : a. Tradisional................
b. Modern...............
6. Berapa kali kegiatan pembuatan produk industri rumah tangga pangan yang Saudara
lakukan?
a. Setiap hari
b. Setiap bulan
c. Musiman
d. Tergantung pesanan
7. Bagaimana proses pembuatan produk industri rumah tangga pangan Saudara?
Jawab......................
8. Berapa lama waktu yang Saudara butuhkan selama proses pembuatan produk
industri rumah tangga bahan pangan?
Jawab....................jam/hari
9. Berapa jumlah produk industri yang Saudara hasilkan?
Jawab.....................unit/bungkus
10. Bagaimanakah bentuk hasil produk akhir industri rumah tangga pangan Saudara?
a. Kemasan
b. Bahan jadi yang belum dikemas
c. Bahan setengah jadi
d. Lainnya,..................
11. Apa saja jenis produk yang Saudara hasilkan?
Jawab..........................
12. Berapakah harga setiap unit produksi yang Saudara hasilkan?
Rp....................,00/bungkus/unit
13. Apakah industri rumah tangga saudara menghasilkan limbah?
Jawab,....................
14. Apakah ada tempat untuk pembuangan limbah industri atau tempat sampah dari
kegiatan industri Saudara?
Jawab : a. sudah
b. belum, karena....................
d. Tenaga kerja
1. Apakah industri rumah tangga pangan Saudara mempunyai tenaga kerja?
Jawab,............................
2. Berapakah jumlah tenga kerja Saudara yang bekerja?
Jawab......................orang
3. Berapa usia tenaga kerja Saudara yang bekerja?
Jawab......................tahun
4. Apa pendidikan terakhir tenaga kerja Saudara?
a. SMA
b. SMP
c. SD
d. Lainnya............
133
5. Bagaimana sistem kerja tenaga kerja Saudara?
a. Harian
b. Mingguan
c. Bulanan
d. Borongan
6. Berapakah besaran upah yang Saudara berikan pada tenaga kerja?
Jawab, Rp........................,00
e. Pemasaran
1. Bagaimana cara memasarkan hasil produksi industri rumah tangga pangan Saudara?
a. Diambil oleh pedagang dan konsumen
b. Didistribusikan ke pedagang dan konsumen
c. Dititipkan di toko atau warung
d. Dijual sendiri di rumah atau pasar
2. Apakah cara pemasaran produk industri rumah tangga pangan Saudara melalui jalur
pemasaran?
Jawab..................
3. Melalui siapakah jalur pemasaran produk industri rumah tangga pangan Saudara?
a. Melalui distributor
b. Melalui tengkulak/pedagang pengumpul di pasar
c. Melalui agen
d. Melalui pengecer
4. Apa alat angkut atau tranportasi yang digunakan untuk memasarkan hasil produksi
industri rumah tangga pangan Saudara?
a. Truk/Colt
b. Mobil
c. Motor
d. Angkutan
5. Dimana saja jangkauan pemasaran hasil produksi industri rumah tangga pangan
Saudara?
a. Luar Kabupaten/Kota......................
b. Dalam Kabupaten/Kota,.......................
c. Dalam Kecamatan, ………….…
d. Dalam Desa,………….…
D. ASPEK KONTRIBUSI INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN TERHADAP
PENDAPATAN PENGUSAHA
1. Apakah pekerjaan pokok Saudara?
a. Pengelola industri
b. Petani
c. Jasa
d. Lainnya.............
2. Apakah Saudara mempunyai pekerjaan sampingan?
Jawab,.....................
3. Berapakah pendapatan perbulan Saudara dari pekerjaan pokok dan atau pekerjaan
sampingan?
Jawab : Pekerjaan pokok Rp.......................,00
Pekerjaan sampingan Rp.......................,00
4. Berapakah jumlah tanggungan keluarga Saudara?
Jawab,....................orang
5. Berapakah anggota keluarga Saudara yang bekerja?
134
Jawab.............
6. Berapakah pendapatan perbulan keluarga Saudara yang bekerja?
Rp...............................,00
7. Berapakah pengeluaran Saudara selama satu bulan?
Jawab, Rp............................,00
8. Berapakah pengeluaran keluarga yang Saudara keluarkan untuk makan/minum?
Jawab : Nasi Rp.........................,00
Sayur Rp.........................,00
Ikan Rp.........................,00
Buah Rp.........................,00
Minum Rp.........................,00
Lainnya Rp.........................,00
9. Berapakah pengeluaran keluarga Saudara untuk biaya pendidikan SPP dan uang
saku/jajan anak?
Jawab : SD Rp.........................,00
SMP Rp.........................,00
SMA Rp.........................,00
PT Rp.........................,00
Lainnya Rp.........................,00
10. Berapakah pengeluaran keluarga Saudara untuk kesehatan?
Rp.........................,00
135
Lampiran 2
Tabulasi Jawaban Responden Tentang Lokasi dan Perizinan IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013
No Pengusaha Usaha
Industri Alamat Industri
Lokasi Absolut Izin
X Y
1 Hj. Muqronah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073505 110235607 P-IRT: 206332222500
2 Mbk Latifah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073228 110235568 P-IRT: 206332222524
3 Bu Aminah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073604 110235573 P-IRT: 206332222525
4 Pak Asroh Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073759 110235779 P-IRT: 206332222501
5 Bu Iyaroh Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073474 110235807 Belum ada
6 Bu Qoniah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073350 110235794 P-IRT: 206332222502
7 Bu Solihati Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073311 110235659 Belum ada
8 Hj. Halimah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073424 110235680 P-IRT: 206332222503
9 Pak Khoirun Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073542 110235667 P-IRT: 206332222504
10 Bu Murtofiah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073415 110235984 P-IRT: 206332222505
11 Bu Kiptiah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073749 110235714 P-IRT: 206332222506
12 Bu Muawanh Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073810 110235799 P-IRT: 206332222507
13 Bu Muizzati Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073721 110235607 P-IRT: 206332222508
14 Bu Tihamah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073716 110235490 Belum ada
15 Bu Rowiyah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073401 110235607 P-IRT: 206332222509
16 Pak Rohmat Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073120 110235786 P-IRT: 206332222510
17 Bu Sofrotun Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073358 110235756 P-IRT: 206332222511
18 Bu Istirohmat Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073330 110235626 P-IRT: 206332222512
19 Bu Mulihatun Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 01/07 Ds. Lerep 7073492 110235622 P-IRT: 206332222513
20 Bu Rukayah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073655 110235650 P-IRT: 206332222514
21 Bu Jariyah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073581 110232400 P-IRT: 206332222515
22 Bu Mutmimah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073490 110240086 P-IRT: 206332222316
23 Bu Sofiatun Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073231 110235687 P-IRT: 206332222417
24 Bu Alfiah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073317 110235705 P-IRT: 206332222518
25 Bu Khasanah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073446 110235827 P-IRT: 206332222519
26 Mb.Nafiatun Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073493 110235780 P-IRT: 206332222520
27 Bu Rumsah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073523 110235958 P-IRT: 206332222521
28 Bu Sumiah Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073586 110240016 P-IRT: 206332222522
29 Mbk Ummi Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 02/07 Ds. Lerep 7073687 110235677 P-IRT: 206332222523
30 Bu Rodyatun Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 03/07 Ds. Lerep 7073363 110235500 P-IRT: 206332222526
31 Bpk Muhib Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 03/07 Ds. Lerep 7073521 110235519 P-IRT: 206332222527
32 Mbk Ani F. Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 03/07 Ds. Lerep 7073572 110240084 P-IRT: 206332222528
33 Bu Ummi N. Keripik Dsn. Karang Bolo Rt 03/07 Ds. Lerep 7073759 110235865 P-IRT: 206332222529
34 Pak Sunaro Keripik Dsn. Soka Rt 01/04 Ds. Lerep 7072606 110234290 P-IRT: 206332222857
35 Bu Rohmi Keripik Dsn. Soka Rt 08/04 Ds. Lerep 7072271 110233976 P-IRT: 206332222698
36 Bu Rohana Keripik Dsn. Lorog Rt 01/06 Ds. Lerep 7074112 110232767 P-IRT: 206332222935
37 Pak Widodo Keripik Dsn. Mrunten Klon Rt 03/02 Ds.Klsd 7072315 110231157 P-IRT: 206332222743
38 Bu Rusiyam Keripik Dsn. Kalisidi Rt 05/06 Ds. Kalisidi 7073291 110231285 Belum ada
39 Bu Biatun Tempe Dsn. Karang Bolo Rt 03/07 Ds. Lerep 7073589 110240056 Belum ada
40 Bu Miati Tempe Dsn. Karang Bolo Rt 03/07 Ds. Lerep 7073797 110235765 Belum ada
41 Pak Justi Tempe Dsn. Lerep Rt 02/02 Ds. Lerep 7070562 110230927 Belum ada
42 Bu Kamsiah Tempe Dsn. Suruhan Rt Ds. Keji 7071519 110232695 Belum ada
43 Pak Sujimin Tahu Genuk Barat Rt 06/03 Kel. Genuk 7074759 110230559 Belum ada
44 Bu Sri Mulyn Roti Dsn. SokaRt 02/04 Ds. Lerep 7073779 110234671 P-IRT: 206332222039
45 Bu Ekowati Roti Dsn. Soka Rt 08/04 Ds. Lerep 7072091 110233547 P-IRT: 206332222142
136
Lampiran 3
Tabulasi Jawaban Responden Tentang Modal IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013
No Pengusaha Sumber
Modal
Modal Investasi
Awal
Modal
Kerja/Belanja Modal Operasional
1 Hj. Muqoronah Sendiri Rp 2.000.000,00 Rp703.225,00 Rp73.500,00
2 Mbk Latifah Bank Rp 2.000.000,00 Rp895.550,00 Rp108.500,00
3 Bu Aminah Bank Rp 2.000.000,00 Rp476.600,00 Rp47.800,00
4 Pak Asroh Sendiri Rp 500.000,00 Rp548.000,00 Rp45.500,00
5 Bu Iyaroh Sendiri Rp 500.000,00 Rp186.000,00 Rp7.000,00
6 Bu Qoniah Sendiri Rp 1.000.000,00 Rp641.500,00 Rp51.500,00
7 Bu Solihati Sendiri Rp 500.000,00 Rp176.500,00 Rp15.000,00
8 Hj. Halimah Bank Rp 2.000.000,00 Rp1.053.000,00 Rp110.000,00
9 Pak Khoirun Keluarga Rp 1.000.000,00 Rp636.000,00 Rp52.500,00
10 Bu Murtofiah Bank Rp 1.500.000,00 Rp448.500,00 Rp15.000,00
11 Bu Kiptiah Bank Rp 2.000.000,00 Rp461.250,00 Rp30.000,00
12 Bu Muawanah Bank Rp 2.000.000,00 Rp1.165.250,00 Rp114.000,00
13 Bu Muizzati Bank Rp 1.500.000,00 Rp455.750,00 Rp33.000,00
14 Bu Tihamah Sendiri Rp 500.000,00 Rp85.050,00 Rp5.000,00
15 Bu Rowiyah Sendiri Rp 500.000,00 Rp87.750,00 Rp13.000,00
16 Pak Rohmat Bank Rp 1.500.000,00 Rp789.750,00 Rp66.800,00
17 Bu Sofrotun Sendiri Rp 1.000.000,00 Rp491.200,00 Rp55.000,00
18 Bu Istirohmat Sendiri Rp 1.500.000,00 Rp604.500,00 Rp55.000,00
19 Bu Mulihatun Bank Rp 2.000.000,00 Rp1.073.700,00 Rp108.500,00
20 Bu Rukayah Sendiri Rp 1.500.000,00 Rp789.500,00 Rp24.000,00
21 Bu Jariyah Keluarga Rp 1.500.000,00 Rp685.500,00 Rp60.000,00
22 Bu Mutomimah Bank Rp 2.000.000,00 Rp1.053.000,00 Rp91.000,00
23 Bu Sofiatun Keluarga Rp 500.000,00 Rp783.000,00 Rp65.500,00
24 Bu Alfiah Sendiri Rp 1.000.000,00 Rp348.000,00 Rp5.000,00
25 Bu Khasanah Bank Rp 2.000.000,00 Rp968.000,00 Rp78.500,00
26 Mb.Nafiatun Sendiri Rp 1.500.000,00 Rp522.000,00 Rp45.500,00
27 Bu Rumsah Bank Rp 2.000.000,00 Rp870.000,00 Rp78.500,00
28 Bu Sumiah Sendiri Rp 1.000.000,00 Rp480.000,00 Rp5.000,00
29 Mbk Ummi Keluarga Rp 2.000.000,00 RP 1.044.000,00 Rp84.000,00
30 Bu Rodyatun Sendiri Rp 1.500.000,00 Rp451.250,00 Rp4.000,00
31 Bpk Muhib Sendiri Rp 2.000.000,00 Rp1.063.500,00 Rp81.500,00
32 Mbk Ani F. Bank Rp 1.500.000,00 Rp730.500,00 Rp55.500,00
33 Bu Ummi N. Bank Rp 1.500.000,00 Rp475.750,00 Rp5.000,00
34 Pak Sunaro Sendiri Rp 1.000.000,00 Rp638.250,00 Rp70.500,00
35 Bu Rohmi Sendiri Rp 1.000.000,00 Rp814.500,00 Rp81.000,00
36 Bu Rohana Sendiri Rp 1.000.000,00 Rp446.000,00 Rp40.000,00
37 Pak Widodo Sendiri Rp 2.000.000,00 Rp1.215.250,00 Rp109.000,00
38 Bu Rusiyam Sendiri Rp 500.000,00 Rp166.500,00 Rp15.000,00
39 Bu Biatun Sendiri Rp 500.000,00 Rp175.550,00 Rp30.000,00
40 Bu Miati Sendiri Rp 500.000,00 Rp386.200,00 Rp30.000,00
41 Pak Justi Sendiri Rp 500.000,00 Rp210.650,00 Rp38.000,00
42 Bu Kamsiah Sendiri Rp 500.000,00 Rp168.500,00 Rp8.000,00
43 Pak Sujimin Sendiri Rp 1.000.000,00 Rp660.000,00 Rp41.000,00
44 Bu Sri Mulyani Bank Rp 25.000.000,00 Rp3.237.700,00 Rp255.000,00
45 Bu Ekowati Sendiri Rp 10.000.000,00 Rp657.850,00 Rp20.000,00
Jumlah Rp 55.500.000,00 Rp 29.000.000,00 Rp 2.500.00,00
Rata-rata Rp1.234.000,00 Rp 645.000,00 Rp 55.000,00
137
Lampiran 4
Tabulasi Jawaban Responden Tentang Modal Belanja Bahan Baku IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013
No Pengusaha Modal Belanja Harga Satuan Jumlah Bahan Harga Total Jumlah Produk
1 Hj. Muqoronah a. Kedelai
b. Ragi tempe
c. Tepung beras
d. Tepung tapioka
e. Telur
f. Minyak goreng
g. Bawang putih
h. Kemiri
i. Ketumbar
j. Kunir
k. Kencur
l. Daun jeruk
m. Kelapa
n. Garam
o. Penyedap rasa
p. Kayu bakar
q. Plastik
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 8.000,00 100 Gram
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 5.500,00 1 Kg
Rp 16.500,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 20.000,00 1 Ikat
27 Kg
6,75 Gram
10,5 Kg
3,5 Kg/35 Ons
1,75 Kg/42 Butir
14 Liter
7 Ons
7 Ons
7 Pcs
7 Ruas jari
7 Pcs
35 Lembar
3,5 Buah
7 Pcs
7 Pcs
3,5 Ikat
Rp 162.000,00
Rp 600,00
Rp 73.500,00
Rp 19.250,00
Rp 28.875,00
Rp 168.000,00
Rp 17.500,00
Rp 21.000,00
Rp 7.000,00
Rp 7.000,00
Rp 7.000,00
Rp 3.500,00
Rp 14.000,00
Rp 3.500,00
Rp 3.500,00
Rp 70.000,00
Rp 97.000,0
162 Tempe.
3.780 Lembar
Keripik
Tempe/473
Bungkus.
Total Belanja Rp. 703.225,00
2 Mbk. Latifah a. Kedelai
b. Ragi tempe
c. Tepung beras
d. Tepung tapioka
e. Telur
f. Minyak goreng
g. Bawang putih
h. Kemiri
i. Ketumbar
j. Kunir
k. Kencur
l. Daun jeruk
m. Kelapa
n. Garam
o. Penyedap rasa
p. Gas
q. Palstik
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 100 Gram
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
25Kg
6,25 Gram
15 Kg
5 Kg/50 Ons
2,5 Kg/60 Butir
20 Liter
10 Ons
10 Ons
10 Pcs
10 Ruas jari
10 Pcs
50 Lembar
5 Buah
10 Pcs
10 Pcs
15 Kg
Rp 150.000,00
Rp 550,00
Rp 112.500,00
Rp 30.000,00
Rp 42.500,00
Rp 240.000,00
Rp 25.000,00
Rp 30.000,00
Rp 10.000,00
Rp 10.000,00
Rp 10.000,00
Rp 5.000,00
Rp 20.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 75.000,00
Rp 125.000,00
150 Tempe.
5.400 Lembar
Keripik Tempe/
675 Bungkus.
Total Belanja Rp.895.550,00
3 Bu Aminah a. Kedelai
b. Ragi tempe
c. Tepung beras
d. Tepung tapioka
e. Telur
f. Minyak goreng
g. Bawang putih
h. Kemiri
i. Ketumbar
j. Kunir
k. Kencur
l. Daun jeruk
m. Kelapa
n. Garam
o. Penyedap rasa
p. Gas
q. Plastik
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 100 Gram
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
15 Kg
3,75 Gram
7,5 Kg
2,5 Kg/25 Ons
1,25 Kg/30 Butir
10 Liter
5 Ons
5 Ons
5 Pcs
5 Ruas jari
5 Pcs
25 Lembar
2,5 Buah
5 Pcs
5 Pcs
7,5 Kg
Rp 90.000,00
Rp 350,00
Rp 63.750,00
Rp 17.500,00
Rp 22.500,00
Rp 120.000,00
Rp 12.500,00
Rp 15.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 2.500,00
Rp 10.000,00
Rp 2.500,00
Rp 2.500,00
Rp 37.500,00
Rp 65.000,00
90 Tempe.
2.700Lembar
Keripik
Tempe/338
Bungkus.
Total Belanja Rp.476.600,00
4 Pak Asroh a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
30 Tempe
9 Kg
3 Kg/30 Ons
1,5 Kg/36 Butir
12 Liter
6 Ons
6 Ons
6 Pcs
6 Ruas jari
6 Pcs
30 Lembar
3 Buah
6 Pcs
Rp 90.000,00
Rp 76.500,00
Rp 18.000,00
Rp 25.500,00
Rp 156.000,00
Rp 15.000,00
Rp 18.000,00
Rp 6.000,00
Rp 6.000,00
Rp 6.000,00
Rp 3.000,00
Rp 12.000,00
Rp 3.000,00
3.240 Lembar
Keripik
Tempe/405
Bungkus.
138
n. Penyedap rasa
o. Kayu bakar
p. plastik
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 20.000,00 1 Ikat
6 Pcs
3 Ikat
Rp 3.000,00
Rp 60.000,00
Rp 60.000,00
Total Belanja Rp.548.000,00
5 Bu Iyaroh a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Kayu bakar
p. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 20.000,00 1 Ikat
10 Tempe besar
3 Kg
1 Kg/10 Ons
0,5 Kg/12 Butir
4 Liter
2 Ons
2 Ons
2 Pcs
2 Ruas jari
2 Pcs
10 Lembar
1 Buah
2 Pcs
2 Pcs
1 Ikat
Rp 30.000,00
Rp 25.500,00
Rp 6.000,00
Rp 8.500,00
Rp 52.000,00
Rp 5.000,00
Rp 6.000,00
Rp 2.000,00
Rp 2.000,00
Rp 2.000,00
Rp 1.000,00
Rp 4.000,00
Rp 1.000,00
Rp 1.000,00
Rp 20.000,00
Rp 20.000,00
1.080 Lembar
Keripik
Tempe/135
Bungkus
Total Belanja Rp.186.000,00
6 Bu Qoniah a. Tempe
b. Kacang tanah
c. Kacang hijau
d. Tepung beras
e. Tepung tapioka
f. Telur
g. Minyak goreng
h. Bawang putih
i. Kemiri
j. Ketumbar
k. Kunir
l. Kencur
m. Daun jeruk
n. Kelapa
o. Garam
p. Penyedap rasa
q. Kayu bakar
r. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 20.000,00 1 Ikat
25 Tempe besar
1 Kg
1 Kg
9,5 Kg
3,5 Kg/35 Ons
1,75 Kg/42 Butir
14 Liter
7 Ons
7 Ons
7 Pcs
7 Ruas jari
7 Pcs
35 Lembar
3,5 Buah
7 Pcs
7 Pcs
3,5 Ikat
Rp 75.000,00
Rp 18.000,00
Rp 11.000,00
Rp 80.750,00
Rp 21.000,00
Rp 29.750,00
Rp 182.000,00
Rp 17.500,00
Rp 21.000,00
Rp 7.000,00
Rp 7.000,00
Rp 7.000,00
Rp 3.500,00
Rp 14.000,00
Rp 3.500,00
Rp 3.500,00
Rp 70.000,00
Rp 70.000,00
2.700 Lembar
Keripik
Tempe/338
Bungkus.
70 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang Hijau.
55 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
Total Belanja Rp.641.500,00
7 Bu Solihati a. Kacang tanah
b. Kacang hijau
c. Tepung beras
d. Tepung tapioka
e. Telur
f. Minyak goreng
g. Bawang putih
h. Kemiri
i. Ketumbar
j. Kunir
k. Kencur
l. Daun jeruk
m. Kelapa
n. Garam
o. Penyedap rasa
p. Kayu bakar
q. Plastik
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 20.000,00 1 Ikat
1 Kg
1 Kg
2 Kg/20 Ons
1 Kg/10 Ons
0,5 Kg/12 Butir
4 Liter
2 Ons
2 Ons
2 Pcs
2 Ruas jari
2 Pcs
10 Lembar
1 Buah
2 Pcs
2 Pcs
1 Ikat
Rp 18.000,00
Rp 11.000,00
Rp 17.000,00
Rp 6.000,00
Rp 8.500,00
Rp 52.000,00
Rp 5.000,00
Rp 6.000,00
Rp 2.000,00
Rp 2.000,00
Rp 2.000,00
Rp 1.000,00
Rp 4.000,00
Rp 1.000,00
Rp 1.000,00
Rp 20.000,00
Rp 20.000,00
70 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang Hijau.
55 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
Total belanja Rp.176.500,00
8 Hj. Halimah a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
p. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3Kg
60 Tempe
18 Kg
6 Kg/60 Ons
3 Kg/72 Butir
24 Liter
12 Ons
12 Ons 12 Pcs
12 Ruas jari
12 Pcs
60 Lembar
6 Buah
12 Pcs
12 Pcs
18 Kg
Rp 180.000,00
Rp 135.000,00
Rp 42.000,00
Rp 54.000,00
Rp 288.000,00
Rp 30.000,00
Rp 36.000,00 Rp 12.000,00
Rp 12.000,00
Rp 12.000,00
Rp 6.000,00
Rp 24.000,00
Rp 6.000,00
Rp 6.000,00
Rp 90.000,00
Rp 120.000,00
6.480 Lembar
Keripik
Tempe/810
Bungkus.
Total Belanja Rp.1.053.000,00
9 Pak Khoirun a. Tempe Rp 3.000,00 1 Unit 35 Tempe Rp 90.000,00 3.780 Lembar
139
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Kayu bakar
p. Plastik
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 20.000,00 1 Ikat
10,5 Kg
3,5 Kg/35 Ons
1,75 Kg/42 Butir
14 Liter
7 Ons
7 Ons
7 Pcs
7 Ruas jari
7 Pcs
35 Lembar
3,5 Buah
7 Pcs
6 Pcs
3,5 Ikat
Rp 89.250,00
Rp 21.000,00
Rp 29.750,00
Rp 182.000,00
Rp 17.500,00
Rp 21.000,00
Rp 7.000,00
Rp 7.000,00
Rp 7.000,00
Rp 3.500,00
Rp 14.000,00
Rp 3.500,00
Rp 3.500,00
Rp 70.000,00
Rp 70.000,00
Keripik
Tempe/473
Bungkus.
Total Belanja Rp.636.000,00
10 Bu Murtofiah a. Tempe
b. Kacang hijau
c. Tepung beras
d. Tepung tapioka
e. Telur
f. Minyak goreng
g. Bawang putih
h. Kemiri
i. Ketumbar
j. Kunir
k. Kencur
l. Daun jeruk
m. Kelapa
n. Garam
o. Penyedap rasa
p. Kayu bakar
q. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 2 Kg
15 Tempe
2 Kg
6,5 Kg
2,5 Kg/25 Ons
1,25 Kg/30 Butir
10 Liter
5 Ons
5 Ons
5 Pcs
5 Ruas jari
5 Pcs
25 Lembar
2,5 Buah
5 Pcs
5 Pcs
2,5 Ikat
Rp 45.000,00
Rp 22.000,00
Rp 55.250,00
Rp 15.000,00
Rp 21.250,00
Rp 130.000,00
Rp 12.500,00
Rp 15.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 2.500,00
Rp 10.000,00
Rp 2.500,00
Rp 2.500,00
Rp 50.000,00
Rp 50.000,00
1.620 Lembar
Keripik
Tempe/203
Bungkus.
140 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang Hijau.
Total Belanja Rp.448.500,00
11 Bu Kiptiah a. Tempe
b. Kacang tanah
c. Kacang hijau
d. Bayam
e. Tepung beras
f. Tepung tapioka
g. Telur
h. Minyak goreng
i. Bawang putih
j. Kemiri
k. Ketumbar
l. Kunir
m. Kencur
n. Daun jeruk
o. Kelapa
p. Garam
q. Penyedap rasa
r. Kayu bakar
s. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 5 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 20.000,00 1 Ikat
10 Tempe besar
1 Kg
1 Kg
5 Ikat
6 Kg
2,5 Kg/25 Ons
1,25 Kg/30 Butir
10 Liter
5 Ons
5 Ons
5 Pcs
5 Ruas jari
5 Pcs
25 Lembar
2,5 Buah
5 Pcs
5 Pcs
2,5 Ikat
Rp 30.000,00
Rp18.000,00
Rp 11.000,00
Rp 10.000,00
Rp 51.000,00
Rp 15.000,00
Rp 21.250,00
Rp 130.000,00
Rp 12.500,00
Rp 15.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 2.500,00
Rp 10.000,00
Rp 2.500,00
Rp 2.500,00
Rp 50.000,00
Rp 65.000,00
1.080 Lembar
Keripik
Tempe/135
Bungkus.
55 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
70 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang Hijau.
65 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.461.250,00
12 Bu Muawanah a. Tempe
b. Kacang tanah
c. Tepung beras
d. Tepung tapioka
e. Telur
f. Minyak goreng
g. Bawang putih
h. Kemiri
i. Ketumbar
j. Kunir
k. Kencur l. Daun jeruk
m. Kelapa
n. Garam
o. Penyedap rasa
p. Gas
q. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
50 Tempe
3 Kg
18 Kg
6,5 Kg/65 Ons
3,25 Kg/78 Butir
26 Liter
13 Ons
13 Ons
13 Pcs
13 Ruas jari
13 Pcs 65 Lembar
6,5 Buah
13 Pcs
13 Pcs
18 Kg
Rp 150.000,00
Rp 54.000,00
Rp 153.000,00
Rp 39.000,00
Rp 55.250,00
Rp 338.000,00
Rp 32.500,00
Rp 39.000,00
Rp 13.000,00
Rp 13.000,00
Rp 13.000,00 Rp 6.500,00
Rp 26.000,00
Rp 6.500,00
Rp 6.500,00
Rp 90.000,00
Rp 130.000,00
5.400 Lembar
Keripik tempe/675
Bungkus.
165 Bungkus
Keripik Peyek
KacangTanah.
Total Belanja Rp.1.165.250,00
13 Bu Muizzati a. Tempe
b. Bayam
c. Tepung beras
d. Tepung tapioka
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
20 Tempe besar
5 Ikat
7 Kg
2,5 Kg/25 Ons
Rp 60.000,00
Rp 10.000,00
Rp 59.500,00
Rp 15.000,00
2.160 Lembar
Keripik
Tempe/270
Bungkus.
140
e. Telur
f. Minyak goreng
g. Bawang putih
h. Kemiri
i. Ketumbar
j. Kunir
k. Kencur
l. Daun jeruk
m. Kelapa
n. Garam
o. Penyedap rasa
p. Gas
q. Plastik
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 5 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
1,25 Kg/30 Butir
10 Liter
5 Ons
5 Ons
5 Pcs
5 Ruas jari
5 Pcs
25 Lembar
2,5 Buah
5 Pcs
5 Pcs
7 Kg
Rp 21.250,00
Rp 130.000,00
Rp 12.500,00
Rp 15.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 2.500,00
Rp 10.000,00
Rp 2.500,00
Rp 2.500,00
Rp 35.000,00
Rp 65.000,00
65 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.455.750,00
14 Bu Tihamah a. Bayam
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
p. Plastik
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
5 Ikat
1 Kg
0,5 Kg/5 Ons
0,25 Kg/6 Butir
2 Liter
1 Ons
1 Ons
1 Pcs
1 Ruas jari
1 Pcs
5 Lembar
0,5 Buah
1 Pcs
1 Pcs
1 Kg
Rp 10.000,00
Rp 8.500,00
Rp 3.000,00
Rp 4.250,00
Rp 26.000,00
Rp 2.500,00
Rp 3.000,00
Rp 1.000,00
Rp 1.000,00
Rp 1.000,00
Rp 500,00
Rp 2.000,00
Rp 500,00
Rp 500,00
Rp 5.000,00
Rp 25.000,00
65 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.91.050,00
15 Bu Rowiyah a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
p. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
5 Tempe
1,5 Kg
0,5 Kg/5 Ons
0,25 Kg/6 Butir
2 Liter
1 Ons
1 Ons
1 Pcs
1 Ruas jari
1 Pcs
5 Lembar
0,5 Buah
1 Pcs
1 Pcs
1,5 Kg
Rp 15.000,00
Rp 11.250,00
Rp 3.500,00
Rp 4.500,00
Rp 24.000,00
Rp 2.500,00
Rp 3.000,00
Rp 1.000,00
Rp 1.000,00
Rp 1.000,00
Rp 500,00
Rp 2.000,00
Rp 500,00
Rp 500,00
Rp 7.500,00
Rp 10.000,00
540 Lembar
Keripik Tempe/68
Bungkus.
Total Belanja Rp.87.750,00
16 Pak Rohmat a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
p. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
45 Tempe
13,5 Kg
4,5 Kg/5 Ons
2,25 Kg/54 Butir
18 Liter
9 Ons
9 Ons
9 Pcs
9 Ruas jari
9 Pcs
45 Lembar
4,5 Buah
9 Pcs
9 Pcs
13,5 Kg
Rp 135.000,00
Rp 101.250,00
Rp 31.500,00
Rp 40.500,00
Rp 216.000,00
Rp 22.500,00
Rp 27.000,00
Rp 9.000,00
Rp 9.000,00
Rp 9.000,00
Rp 4.500,00
Rp 18.000,00
Rp 4.500,00
Rp 4.500,00
Rp 67.500,00
Rp 90.000,00
4.860 Lembar
Keripik
Tempe/608
Bungkus.
Total Belanja Rp.789.750,00
17 Bu Sofrotun a. Tempe
b. Kacang tanah
c. Bayam
d. Tepung beras
e. Tepung tapioka
f. Telur
g. Minyak goreng
h. Bawang putih
i. Kemiri
j. Ketumbar
k. Kunir
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
18 Tempe
1 Kg
5 Ikat
7,4 Kg
2,8 Kg/28 Ons
1,4 Kg/34 Butir
11,2 Liter
5,6 Ons
5,6 Ons
5,6 Pcs
5,6 Ruas jari
Rp 54.000,00
Rp 18.000,00
Rp 10.000,00
Rp 55.500,00
Rp 18.900,00
Rp 25.200,00
Rp 134.400,00
Rp 14.000,00
Rp 16.800,00
Rp 5.600,00
Rp 5.600,00
1.944 Lembar
Keripik
Tempe/243
Bungkus.
55 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
65 Bungkus
Keripik Bayam.
141
l. Kencur
m. Daun jeruk
n. Kelapa
o. Garam
p. Penyedap rasa
q. Gas
r. Plastik
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
5,6 Pcs
28 Lembar
2,8 Buah
5,6 Pcs
5,6 Pcs
7,4 Kg
Rp 5.600,00
Rp 2.800,00
Rp 11.200,00
Rp 2.800,00
Rp 2.800,00
Rp 37.000,00
Rp 71.000,00
Total Belanja Rp.491.200,00
18 Bu Istirohmat a. Tempe
b. Kacang hijau
c. Bayam
d. Tepung beras
e. Tepung tapioka
f. Telur
g. Minyak goreng
h. Bawang putih
i. Kemiri
j. Ketumbar
k. Kunir
l. Kencur
m. Daun jeruk
n. Kelapa
o. Garam
p. Penyedap rasa
q. Gas
r. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
20 Tempe
2 Kg
5 Ikat
9 Kg
3,5 Kg/35 Ons
1,75 Kg/42 Butir
14 Liter
7 Ons
7 Ons
7 Pcs
7 Ruas jari
7 Pcs
35 Lembar
3,5 Buah
7 Pcs
7 Pcs
9 Kg
Rp 60.000,00
Rp 22.000,00
Rp 10.000,00
Rp 67.500,00
Rp 24.500,00
Rp 31.500,00
Rp 168.000,00
Rp 17.500,00
Rp 21.000,00
Rp 7.000,00
Rp 7.000,00
Rp 7.000,00
Rp 3.500,00
Rp 14.000,00
Rp 7.000,00
Rp 7.000,00
Rp 45.000,00
Rp 85.000,00
2.160 Lembar
Keripik
Tempe/270
Bungkus.
140 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang Hijau.
65 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.604.500,00
19 Bu Mulihatun a. Tempe
b. Kacang tanah
c. Kacang hijau
d. Bayam
e. Tepung beras
f. Tepung tapioka
g. Telur
h. Minyak goreng
i. Bawang putih
j. Kemiri
k. Ketumbar
l. Kunir
m. Kencur
n. Daun jeruk
o. Kelapa
p. Garam
q. Penyedap rasa
r. Gas
s. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
30 Tempe
2 Kg
2 Kg
10 Ikat
15 Kg
6 Kg/60 Ons
3 Kg/74 Butir
24 Liter
12 Ons
12 Ons
12 Pcs
12 Ruas jari
12 Pcs
60 Lembar
6 Buah
12 Pcs
12 Pcs
15 Kg
Rp 60.000,00
Rp 36.000,00
Rp 22.000,00
Rp 20.000,00
Rp 112.500,00
Rp 42.000,00
Rp 54.000,00
Rp 288.000,00
Rp 30.000,00
Rp 36.000,00
Rp 12.000,00
Rp 12.000,00
Rp 12.000,00
Rp 6.000,00
Rp 24.000,00
Rp 6.000,00
Rp 6.000,00
Rp 75.000,00
Rp 150.000,00
3.240 Lembar
Keripik
Tempe/405
Bungkus.
110 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
140 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang hijau.
130 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.1.073.700,00
20 Bu Rukayah a. Kacang tanah
b. Kacang hijau
c. Bayam
d. Tepung beras
e. Tepung tapioka
f. Telur
g. Minyak goreng
h. Bawang putih
i. Kemiri
j. Ketumbar
k. Kunir
l. Kencur
m. Daun jeruk
n. Kelapa
o. Garam
p. Penyedap rasa
q. Gas
r. Plastik
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
3 Kg
3 Kg
15 Ikat
9 Kg
4,5 Kg/45 Ons
2,25 Kg/54 Butir
18 Liter
9 Ons
9 Ons
9 Pcs
9 Ruas jari
9 Pcs
45 Lembar
4,5 Buah
9 Pcs
9 Pcs
9 Kg
Rp 54.000,00
Rp 33.000,00
Rp 30.000,00
Rp 67.500,00
Rp 31.500,00
Rp 40.500,00
Rp 216.000,00
Rp 22.500,00
Rp 27.000,00
Rp 9.000,00
Rp 9.000,00
Rp 9.000,00
Rp 4.500,00
Rp 18.000,00
Rp 9.000,00
Rp 9.000,00
Rp 45.000,00
Rp 135.000,00
165 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
210 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang hijau.
195 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.789.500,00
21 Bu Jariyah a. Tempe
b. Kacang tanah
c. Kacang hijau
d. Bayam
e. Tepung beras
f. Tepung tapioka
g. Telur
h. Minyak goreng
i. Bawang putih
j. Kemiri
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
20 Tempe
1,5 Kg
1,5 Kg
5 Ikat
10 Kg
4 Kg/40 Ons
2 Kg/48 Butir
16 Liter
8 Ons
8 Ons
Rp 60.000,00
Rp 27.000,00
Rp 16.500,00
Rp 10.000,00
Rp 75.000,00
Rp 28.000,00
Rp 36.000,00
Rp 192.000,00
Rp 20.000,00
Rp 24.000,00
2.160 Lembar
Keripik
Tempe/270
Bungkus.
83 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
105 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang hijau.
142
k. Ketumbar
l. Kunir
m. Kencur
n. Daun jeruk
o. Kelapa
p. Garam
q. Penyedap rasa
r. Gas
s. Plastik
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
8 Pcs
8 Ruas jari
8 Pcs
40 Lembar
4 Buah
8 Pcs
8 Pcs
10 Kg
Rp 8.000,00
Rp 8.000,00
Rp 8.000,00
Rp 4.000,00
Rp 16.000,00
Rp 4.000,00
Rp 4.000,00
Rp 50.000,00
Rp 95.000,00
65 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.685.500,00
22 Bu Mutomimah a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
p. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
60 Tempe
18 Kg
6 Kg/60 Ons
3 Kg/72 Butir
24 Liter
12 Ons
12 Ons
12 Pcs
12 Ruas jari
12 Pcs
60 Lembar
6 Buah
12 Pcs
12 Pcs
18 Kg
Rp 180.000,00
Rp 135.000,00
Rp 42.000,00
Rp 54.000,00
Rp 288.000,00
Rp 30.000,00
Rp 36.000,00
Rp 12.000,00
Rp 12.000,00
Rp 12.000,00
Rp 6.000,00
Rp 24.000,00
Rp 6.000,00
Rp 6.000,00
Rp 90.000,00
Rp 120.000,00
6.480 Lembar
Keripik
Tempe/810
Bungkus.
Total Belanja Rp.1.053.000,00
23 Bu Sofiatun a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
p. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
45 Tempe
13,5 Kg
4,5 Kg/5 Ons
2,25 Kg/54 Butir
18 Liter
9 Ons
9 Ons
9 Pcs
9 Ruas jari
9 Pcs
45 Lembar
4,5 Buah
9 Pcs
9 Pcs
13,5 Kg
Rp 135.000,00
Rp 101.250,00
Rp 27.000,00
Rp 38.250,00
Rp 216.000,00
Rp 22.500,00
Rp 27.000,00
Rp 9.000,00
Rp 9.000,00
Rp 9.000,00
Rp 4.500,00
Rp 18.000,00
Rp 4.500,00
Rp 4.500,00
Rp 67.500,00
Rp 90.000,00
4.860 Lembar
Keripik
Tempe/603
Bungkus.
Total Belanja Rp.783.000,00
24 Bu Alfiah a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
p. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
20 Tempe
6 Kg
2 Kg/20 Ons
1 Kg/24 Butir
8 Liter
4 Ons
4 Ons
4 Pcs
4 Ruas jari
4 Pcs
20 Lembar
2 Buah
4 Pcs
4 Pcs
6 Kg
Rp 60.000,00
Rp 45.000,00
Rp 12.000,00
Rp 17.000,00
Rp 96.000,00
Rp 10.000,00
Rp 12.000,00
Rp 4.000,00
Rp 4.000,00
Rp 4.000,00
Rp 2.000,00
Rp 8.000,00
Rp 2.000,00
Rp 2.000,00
Rp 30.000,00
Rp 40.000,00
2.160 Lembar
Keripik
Tempe/270
Bungkus.
Total Belanja Rp.348.000,00
25 Bu Khasanah a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
55 Tempe
16,5 Kg
5,5 Kg/55 Ons
2,75 Kg/66 Butir 22 Liter
11 Ons
11 Ons
11 Pcs
11 Ruas jari
11 Pcs
55 Lembar
5,5 Buah
11 Pcs
11 Pcs
16,5 Kg
Rp 165.000,00
Rp 123.750,00
Rp 33.000,00
Rp 46.750,00 Rp 264.000,00
Rp 27.500,00
Rp 33.000,00
Rp 11.000,00
Rp 11.000,00
Rp 11.000,00
Rp 5.500,00
Rp 22.000,00
Rp 11.000,00
Rp 11.000,00
Rp 82.500,00
5.940 Lembar
Keripik
Tempe/743
Bungkus.
143
p. Plastik Rp
Total Belanja Rp.968.000,00
26 Mb.Nafiatun a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
p. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
30 Tempe
9 Kg
3 Kg/30 Ons
1,5 Kg/36 Butir
12 Liter
6 Ons
6 Ons
6 Pcs
6 Ruas jari
6 Pcs
30 Lembar
3 Buah
6 Pcs
6 Pcs
9 Kg
Rp 90.000,00
Rp 67.500,00
Rp 18.000,00
Rp 25.500,00
Rp 144.000,00
Rp 15.000,00
Rp 18.000,00
Rp 6.000,00
Rp 6.000,00
Rp 6.000,00
Rp 3.000,00
Rp 12.000,00
Rp 3.000,00
Rp 3.000,00
Rp 45.000,00
Rp 60.000,00
3.240 Lembar
Keripik
Tempe/405
Bungkus.
Total Belanja Rp.522.000,00
27 Bu Rumsah a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
p. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
50 Tempe
15 Kg
5 Kg/5 Ons
2,5 Kg/60 Butir
20 Liter
10 Ons
10 Ons
10 Pcs
10 Ruas jari
10 Pcs
50 Lembar
5 Buah
10 Pcs
10 Pcs
15 Kg
Rp 150.000,00
Rp 112.500,00
Rp 30.000,00
Rp 42.500,00
Rp 240.000,00
Rp 25.000,00
Rp 30.000,00
Rp 10.000,00
Rp 10.000,00
Rp 10.000,00
Rp 5.000,00
Rp 20.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 75.000,00
Rp 100.000,00
5.400 Lembar
Keripik tempe/675
Bungkus.
Total Belanja Rp.870.000,00
28 Bu Sumiah a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa
m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
p. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
25 Tempe
7,5 Kg
2,5 Kg/25 Ons
1,25 Kg/30 Butir
10 Liter
5 Ons
5 Ons
5 Pcs
5 Ruas jari
5 Pcs
25 Lembar
2,5 Buah
5 Pcs
5 Pcs
7,5 Kg
Rp 75.000,00
Rp 56.250,00
Rp 15.000,00
Rp 21.250,00
Rp 120.000,00
Rp 12.500,00
Rp 15.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 2.500,00
Rp 10.000,00
Rp 2.500,00
Rp 2.500,00
Rp 112.500,00
Rp 30.000,00
2.700 Lembar
Keripik
Tempe/338
Bungkus.
Total Belanja Rp.490.000,00
29 Mb. Ummi a. Tempe
b. Tepung beras
c. Tepung tapioka
d. Telur
e. Minyak goreng
f. Bawang putih
g. Kemiri
h. Ketumbar
i. Kunir
j. Kencur
k. Daun jeruk
l. Kelapa m. Garam
n. Penyedap rasa
o. Gas
p. Plastik
Rp 3.000,00 1 Unit
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
60 Tempe
18 Kg
6 Kg/60 Ons
3 Kg/72 Butir
24 Liter
12 Ons
12 Ons
12 Pcs
12 Ruas jari
12 Pcs
60 Lembar
6 Buah 12 Pcs
12 Pcs
18 Kg
Rp 180.000,00
Rp 135.000,00
Rp 36.000,00
Rp 51.000,00
Rp 288.000,00
Rp 30.000,00
Rp 36.000,00
Rp 12.000,00
Rp 12.000,00
Rp 12.000,00
Rp 6.000,00
Rp 24.000,00 Rp 6.000,00
Rp 6.000,00
Rp 90.000,00
Rp 120.000,00
6.480 Lembar
Keripik
Tempe/810
Bungkus.
Total Belanja RP.1.044.000,00
30 Bu Rodyatun a. Tempe
b. Kacang tanah
c. Kacang hijau
d. Bayam
e. Tepung beras
f. Tepung tapioka
Rp 4.000,00 1 Unit
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
10 Tempe besar
1 Kg
1 Kg
5 Ikat
6 Kg
2,5 Kg/25 Ons
Rp 40.000,00
Rp18.000,00
Rp 11.000,00
Rp 10.000,00
Rp 51.000,00
Rp 15.000,00
1.080 Lembar
Keripik
Tempe/135
Bungkus.
55 Bungkus
Keripik Peyek
144
g. Telur
h. Minyak goreng
i. Bawang putih
j. Kemiri
k. Ketumbar
l. Kunir
m. Kencur
n. Daun jeruk
o. Kelapa
p. Garam
q. Penyedap rasa
r. Gas
s. Plastik
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 5 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
1,25 Kg/30 Butir
10 Liter
5 Ons
5 Ons
5 Pcs
5 Ruas jari
5 Pcs
25 Lembar
2,5 Buah
5 Pcs
5 Pcs
6 Kg
Rp 21.250,00
Rp 130.000,00
Rp 12.500,00
Rp 15.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 2.500,00
Rp 10.000,00
Rp 2.500,00
Rp 2.500,00
Rp 30.000,00
Rp 65.000,00
Kacang Tanah.
70 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang Hijau.
65 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.451.250,00
31 Pak Muhib a. Tempe
b. Kacang tanah
c. Kacang hijau
d. Bayam
e. Tepung beras
f. Tepung tapioka
g. Telur
h. Minyak goreng
i. Bawang putih
j. Kemiri
k. Ketumbar
l. Kunir
m. Kencur
n. Daun jeruk
o. Kelapa
p. Garam
q. Penyedap rasa
r. Gas
s. Plastik
Rp 4.000,00 1 Unit
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
30 Tempe
2 Kg
2 Kg
10 Ikat
15 Kg
6 Kg/60 Ons
3 Kg/74 Butir
24 Liter
12 Ons
12 Ons
12 Pcs
12 Ruas jari
12 Pcs
60 Lembar
6 Buah
12 Pcs
12 Pcs
15 Kg
Rp 120.000,00
Rp 36.000,00
Rp 22.000,00
Rp 20.000,00
Rp 112.500,00
Rp 42.000,00
Rp 54.000,00
Rp 288.000,00
Rp 30.000,00
Rp 36.000,00
Rp 12.000,00
Rp 12.000,00
Rp 12.000,00
Rp 6.000,00
Rp 24.000,00
Rp 6.000,00
Rp 6.000,00
Rp 75.000,00
Rp 150.000,00
3.240 Lembar
Keripik
Tempe/405
Bungkus.
110 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
70 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang hijau.
130 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.1.063.500,00
32 Mb. Ani F. a. Tempe
b. Kacang tanah
c. Kacang hijau
d. Bayam
e. Tepung beras
f. Tepung tapioka
g. Telur
h. Minyak goreng
i. Bawang putih
j. Kemiri
k. Ketumbar
l. Kunir
m. Kencur
n. Daun jeruk
o. Kelapa
p. Garam
q. Penyedap rasa
r. Gas
s. Plastik
Rp 4.000,00 1 Unit
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
20 Tempe
1,5 Kg
1,5 Kg
5 Ikat
10 Kg
4 Kg/40 Ons
2 Kg/48 Butir
16 Liter
8 Ons
8 Ons
8 Pcs
8 Ruas jari
8 Pcs
40 Lembar
4 Buah
8 Pcs
8 Pcs
10 Kg
Rp 80.000,00
Rp 27.000,00
Rp 16.500,00
Rp 10.000,00
Rp 75.000,00
Rp 28.000,00
Rp 36.000,00
Rp 192.000,00
Rp 20.000,00
Rp 24.000,00
Rp 8.000,00
Rp 8.000,00
Rp 8.000,00
Rp 4.000,00
Rp 16.000,00
Rp 4.000,00
Rp 4.000,00
Rp 75.000,00
Rp 95.000,00
2.160 Lembar
Keripik
Tempe/270
Bungkus.
83 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
105 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang hijau.
65 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.730.500,00
33 Mb. Ummi N. a. Tempe
b. Bayam
c. Tepung beras
d. Tepung tapioka
e. Telur
f. Minyak goreng
g. Bawang putih
h. Kemiri
i. Ketumbar
j. Kunir
k. Kencur l. Daun jeruk
m. Kelapa
n. Garam
o. Penyedap rasa
p. Gas
q. Plastik
Rp 4.000,00 1 Unit
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs Rp 100,00 5 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
20 Tempe besar
5 Ikat
7 Kg
2,5 Kg/25 Ons
1,25 Kg/30 Butir
10 Liter
5 Ons
5 Ons
5 Pcs
5 Ruas jari
5 Pcs 25 Lembar
2,5 Buah
5 Pcs
5 Pcs
7 Kg
Rp 80.000,00
Rp 10.000,00
Rp 59.500,00
Rp 15.000,00
Rp 21.250,00
Rp 130.000,00
Rp 12.500,00
Rp 15.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00 Rp 2.500,00
Rp 10.000,00
Rp 2.500,00
Rp 2.500,00
Rp 35.000,00
Rp 65.000,00
2.160 Lembar
Keripik
Tempe/270
Bungkus.
65 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.475.750,00
34 Pak Sunarno a. Tempe
b. Kacang tanah
c. Kacang hijau
d. Tepung beras
Rp 4.000,00 1 Unit
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 1 Kg
25 Tempe besar
1 Kg
1 Kg
9,5 Kg
Rp 75.000,00
Rp 18.000,00
Rp 11.000,00
Rp 100.000,00
2.700 Lembar
Keripik
Tempe/338
Bungkus.
145
e. Tepung tapioka
f. Telur
g. Minyak goreng
h. Bawang putih
i. Kemiri
j. Ketumbar
k. Kunir
l. Kencur
m. Daun jeruk
n. Kelapa
o. Garam
p. Penyedap rasa
q. Gas
r. Plastik
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
3,5 Kg/35 Ons
1,75 Kg/42 Butir
14 Liter
7 Ons
7 Ons
7 Pcs
7 Ruas jari
7 Pcs
35 Lembar
3,5 Buah
7 Pcs
7 Pcs
9,5 Kg
Rp 21.000,00
Rp 29.750,00
Rp 182.000,00
Rp 17.500,00
Rp 21.000,00
Rp 7.000,00
Rp 7.000,00
Rp 7.000,00
Rp 3.500,00
Rp 14.000,00
Rp 3.500,00
Rp 3.500,00
Rp 47.500,00
Rp 70.000,00
70 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang Hijau.
55 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
Rp.638.250,00
35 Bu Rohmi a. Kacang tanah
b. Kacang hijau
c. Bayam
d. Tepung beras
e. Tepung tapioka
f. Telur
g. Minyak goreng
h. Bawang putih
i. Kemiri
j. Ketumbar
k. Kunir
l. Kencur
m. Daun jeruk
n. Kelapa
o. Garam
p. Penyedap rasa
q. Gas
r. Plastik
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 2.000,00 1 Ikat
Rp 7.500,00 1 Kg
Rp 7.000,00 1 Kg
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 12.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp3 .000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
3 Kg
3 Kg
15 Ikat
9 Kg
4,5 Kg/45 Ons
2,25 Kg/54 Butir
18 Liter
9 Ons
9 Ons
9 Pcs
9 Ruas jari
9 Pcs
45 Lembar
4,5 Buah
9 Pcs
9 Pcs
9 Kg
Rp 54.000,00
Rp 33.000,00
Rp 30.000,00
Rp 67.500,00
Rp 31.500,00
Rp 40.500,00
Rp 216.000,00
Rp 22.500,00
Rp 27.000,00
Rp 9.000,00
Rp 9.000,00
Rp 9.000,00
Rp 4.500,00
Rp 18.000,00
Rp 9.000,00
Rp 9.000,00
Rp 90.000,00
Rp 135.000,00
165 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
210 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang hijau.
195 Bungkus
Keripik Bayam.
Total Belanja Rp.814.500,00
36 Bu Rohana a. Tempe
b. Kacang hijau
c. Tepung beras
d. Tepung tapioka
e. Telur
f. Minyak goreng
g. Bawang putih
h. Kemiri
i. Ketumbar
j. Kunir
k. Kencur
l. Daun jeruk
m. Kelapa
n. Garam
o. Penyedap rasa
p. Gas
q. Plastik
Rp 4.000,00 1 Unit
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
15 Tempe
2 Kg
6,5 Kg
2,5 Kg/25 Ons
1,25 Kg/30 Butir
10 Liter
5 Ons
5 Ons
5 Pcs
5 Ruas jari
5 Pcs
25 Lembar
2,5 Buah
5 Pcs
5 Pcs
6,5 Kg
Rp 60.000,00
Rp 22.000,00
Rp 55.250,00
Rp 15.000,00
Rp 21.250,00
Rp 130.000,00
Rp 12.500,00
Rp 15.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 2.500,00
Rp 10.000,00
Rp 2.500,00
Rp 2.500,00
Rp 32.500,00
Rp 50.000,00
1.620 Lembar
Keripik
Tempe/675
Bungkus.
140 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang Hijau.
Total Belanja Rp.446.000,00
37 Pak Widodo a. Tempe
b. Kacang tanah
c. Tepung beras
d. Tepung tapioka
e. Telur
f. Minyak goreng
g. Bawang putih
h. Kemiri
i. Ketumbar
j. Kunir
k. Kencur
l. Daun jeruk
m. Kelapa n. Garam
o. Penyedap rasa
p. Gas
q. Plastik
Rp 4.000,00 1 Unit
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
50 Tempe
3 Kg
18 Kg
6,5 Kg/65 Ons
3,25 Kg/78 Butir
26 Liter
13 Ons
13 Ons
13 Pcs
13 Ruas jari
13 Pcs
65 Lembar
6,5 Buah 13 Pcs
13 Pcs
18 Kg
Rp 200.000,00
Rp 54.000,00
Rp 153.000,00
Rp 39.000,00
Rp 55.250,00
Rp 338.000,00
Rp 32.500,00
Rp 39.000,00
Rp 13.000,00
Rp 13.000,00
Rp 13.000,00
Rp 6.500,00
Rp 26.000,00 Rp 6.500,00
Rp 6.500,00
Rp 90.000,00
Rp 130.000,00
5.400 Lembar
Keripik tempe/675
Bungkus.
165 Bungkus
Keripik Peyek
KacangTanah.
Total Belanja Rp.1.215.250,00
38 Bu Rusiyam a. Kacang tanah
b. Kacang hijau
c. Tepung beras
d. Tepung tapioka
e. Telur
f. Minyak goreng
Rp 18.000,00 1 Kg
Rp 11.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 1 Kg
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 17.000,00 1 Kg
Rp 13.000,00 1 Liter
1 Kg
1 Kg
2 Kg/20 Ons
1 Kg/10 Ons
0,5 Kg/12 Butir
4 Liter
Rp 18.000,00
Rp 11.000,00
Rp 17.000,00
Rp 6.000,00
Rp 8.500,00
Rp 52.000,00
70 Bungkus
Keripik Tumpi
Kacang Hijau.
55 Bungkus
Keripik Peyek
Kacang Tanah.
146
g. Bawang putih
h. Kemiri
i. Ketumbar
j. Kunir
k. Kencur
l. Daun jeruk
m. Kelapa
n. Garam
o. Penyedap rasa
p. Gas
q. Plastik
Rp 2.500,00 1 Ons
Rp 3.000,00 1 Ons
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 1.000,00 1 Ruas jari
Rp 1.000,00 1 Pcs
Rp 100,00 1 Lembar
Rp 4.000,00 1 Buah
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 500,00 1 Pcs
Rp 15.000,00 3 Kg
2 Ons
2 Ons
2 Pcs
2 Ruas jari
2 Pcs
10 Lembar
1 Buah
2 Pcs
2 Pcs
2 Kg
Rp 5.000,00
Rp 6.000,00
Rp 2.000,00
Rp 2.000,00
Rp 2.000,00
Rp 1.000,00
Rp 4.000,00
Rp 1.000,00
Rp 1.000,00
Rp 10.000,00
Rp 20.000,00
Total Belanja Rp.166.500,00
39 Bu Biatun Kedelai
Ragi tempe
Plastik
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 100 Gram
25 Kg
6,25 Gram
Rp 150.000,00
Rp 550,00
Rp 25.000,00
150 Tempe
Total Belanja Rp. 175.550,00
40 Bu Miati Kedelai
Ragi tempe
Plastik
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 100 Gram
55 Kg
13,75 Gram
Rp 330.000,00
Rp 1.200,00
Rp 55.000,00
330 Tempe
Total Belanja Rp. 386.200,00
41 Pak Jasti Kedelai
Ragi tempe
Plastik
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 100 Gram
30 Kg
7,5
Rp 180.000,00
Rp 650,00
Rp 30.000,00
180 Tempe
Total Belanja Rp. 210.650,00
42 Bu Kamsiah Kedelai
Ragi tempe
Plastik
Rp 6.000,00 1 Kg
Rp 8.500,00 100 Gram
24 Kg
6 Gram
Rp 144.000,00
Rp 500,00
Rp 24.000,00
144 Tempe
Total Belanja Rp 168.500,00
43 Pak Sujimin Kedelai
Bahan kemasan
Rp 6.000,00 1 Kg 1 Kw Rp 600.000,00
Rp 60.000,000
500 Potong Tahu
Total Belanja Rp. 660.000,00
44 Bu Sri Mulyani a. Tepung terigu
b. Ragi instan
c. Gula pasir
d. Coklat
e. Mentega
f. Mentega putih
g. Garam
h. Susu bubuk
i. Susu kntl mnis
j. Plastik kemasan
Rp 12.000,00 1Kg
Rp 1.300,00 1Pcs
Rp 12.000,00 1Kg
Rp 20.000,00 1Kg
Rp 35.000,00 340 Gr
Rp 8.000,00 1Kg
Rp 1.000 1Pcs
Rp 20.000 150 Gr
Rp 7.500,00 1Kaleng
90 Kg
9 Pcs
45 Kg
6 Kg
2000 Gr
45 Kg
10 Pcs
3.000 Gr
18 Kaleng
Rp 1.080.000,00
Rp 11.700,00
Rp 540.000,00
Rp 120.000,00
Rp 206.000,00
Rp 360.000,00
Rp 10.000,00
Rp 400.000,00
Rp 135.000,00
Rp 375.000,00
250 bungkus roti
tawar
250 bungkus roti
sobek
250 bungkus roti
manis
Total Belanja Rp.3.237.700,00
45 Bu Ekowati a. Telur
b. Gula pasir
c. Susu kntal mnis
d. Vanili bubuk
e. Ovalet
f. Margarin
g. Tepung maizena
h. Tepung terigu
i. Mentega
j. Garam
k. Coklat bubuk
l. DCC
m. Baking powder
n. Bahan kemasan
Rp 17.000,00 1Kg
Rp 12.000,00 1Kg
Rp 7.500,00 1Kaleng
Rp 100,00 1Pcs
Rp 500 1 Pcs
Rp 8.000,00 250Gr
Rp 3.000,00 150Gr
Rp 12.000,00 1Kg
Rp 35.000,00 350 Gr
Rp 500,00 1Pcs
Rp 6.500,00 50Gr
Rp 20.000,00 1Kg
Rp 4.000,00 45Gr
3,75Kg/90 Butir
7,5 Kg
1 Kaleng
15 Pcs
10 Pcs
875 Gr
150 Gr
5,3 Kg
1,5 Kg
10 Pcs
300 Gr
500 Gr
1 Pcs
Rp 63.750,00
Rp 90.000,00
Rp 7.500,00
Rp 1.500,00
Rp 5.000,00
Rp 28.000,00
Rp 3.000,00
Rp 63.600,00
Rp 150.000,00
Rp 5.000,00
Rp 39.000,00
Rp 10.000,00
Rp 4.000,00
Rp 187.500,00
125 Bolu kukus
125 Cup cake
125 Brownies
Total Belanja Rp. 657.850,00
147
Lampiran 5
Tabulasi Jawaban Responten Tentang Modal Operasional IRTP Ungaran Barat Tahun 2013
No Pengusaha Modal Operasional Besaran Modal
Operasional
Total Modal
Operasional
1 Hj. Muqoronah a. Listrik
b. Telepon
c. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 63.500,00
Rp 73.500,00
2 Mbk Latifah a. Listrik
b. Telepon c. Internet
d. Transport Pemasaran
e. Upah Tenaga Kerja
Rp 6.000,00
Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
Rp 10.000,00
Rp 82.500,00
Rp 108.500,00
3 Bu Aminah a. Listrik
b. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00
Rp 42.800,00 Rp 47.800,00
4 Pak Asroh a. Listrik
b. Telepon
c. Upah Tenaga Kerja
Rp 2.000,00
Rp 3.000,00
Rp 40.500,00
Rp 45.500,00
5 Bu Iyaroh a. Listrik
b. Transport Pemasaran
Rp 2.000,00
Rp 5.000,00 Rp 7.000,00
6 Bu Qoniah a. Listrik
b. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00
Rp 46.300,00 Rp 51.500,00
7 Bu Solihati a. Listrik
b. Transport Pemasaran
Rp 5.000,00
Rp 10.000,00 Rp 15.000,00
8 Hj. Halimah a. Listrik
b. Telepon c. Transport Pemasaran
d. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00 Rp 20.000,00
Rp 81.000,00
Rp 110.000,00
9 Pak Khoirun a. Listrik
b. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00
Rp 47.300,00 Rp 52.500,00
10 Bu Murtofiah a. Listrik
b. Transport Pemasaran
Rp 5.000,00
Rp 10.000,00 Rp 15.000,00
11 Bu Kiptiah a. Listrik
b. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00
Rp 25.000,00 Rp 30.000,00
12 Bu Muawanah a. Listrik
b. Telepon
c. Transport Pemasaran
d. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00
Rp 20.000,00
Rp 84.000,00
Rp 114.000,00
13 Bu Muizzati a. Listrik
b. Transport Pemasaran c. Upah Tenaga Kerja
Rp 3.000,00
Rp 5.000,00 Rp 25.000,00
Rp 33.000,00
14 Bu Tihamah a. Listrik b. Transport Pemasaran
Rp 2.000,00 Rp 3.000,00
Rp 5.000,00
15 Bu Rowiyah a. Listrik b. Transport Pemasaran
Rp 3.000,00 Rp 10.000,00
Rp 13.000,00
16 Pak Rohmat a. Listrik b. Upah Tenaga Kerja
Rp 6.000,00 Rp 60.800,00
Rp 66.800,00
17 Bu Sofrotun a. Listrik b. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00 Rp 50.000,00
Rp 55.000,00
18 Bu Istirohmat a. Listrik b. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00 Rp 50.000,00
Rp 55.000,00
19 Bu Mulihatun a. Listrik b. Telepon
c. Transport Pemasaran
d. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
Rp 20.000,00
Rp 78.500,00
Rp 108.500,00
20 Bu Rukayah a. Listrik
b. Upah Tenaga Kerja
Rp 4.000,00
Rp 20.000,00 Rp 24.000,00
21 Bu Jariyah a. Listrik
b. Upah Tenaga Kerja
Rp 3.000,00
Rp 57.000,00 Rp 60.000,00
22 Bu Mutomimah a. Listrik
b. Telepon c. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00 Rp 81.000,00
Rp 91.000,00
23 Bu Sofiatun a. Listrik b. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00 Rp 60.300,00
Rp 65.500,00
24 Bu Alfiah Listrik Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
148
25 Bu Khasanah a. Listrik b. Upah Tenaga Kerja
Rp 3.000,00 Rp 74.500,00
Rp 78.500,00
26 Mb.Nafiatun a. Listrik b. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00 Rp 40.500,00
Rp 45.500,00
27 Bu Rumsah a. Listrik b. Telepon
c. Upah Tenaga Kerja
Rp 6.000,00 Rp 5.000,00
Rp 67.500,00
Rp 78.500,00
28 Bu Sumiah Listrik Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
29 Mbk Ummi a. Listrik b. Upah Tenaga Kerja
Rp 3.000,00 Rp 81.000,00
Rp 84.000,00
30 Bu Rodyatun Listrik Rp 4.000,00 Rp 4.000,00
31 Bpk Muhib a. Listrik
b. Telepon c. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00
Rp 5.000,00 Rp 71.500,00
Rp 81.500,00
32 Mbk Ani F. a. Listrik b. Upah Tenaga Kerja
Rp 3.000,00 Rp 52.300,00
Rp 55.500,00
33 Bu Ummi N. Listrik Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
34 Pak Sunaro a. Listrik
b. Transport Pemasaran c. Upah Tenaga Kerja
Rp 4.000,00
Rp 20.000,00 Rp 46.300,00
Rp 70.500,00
35 Bu Rohmi a. Listrik b. Transport Pemasaran
c. Upah Tenaga Kerja
Rp 4.000,00 Rp 20.000,00
Rp 57.000,00
Rp 81.000,00
36 Bu Rohana a. Listrik
b. Transport Pemasaran
c. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00
Rp 10.000,00
Rp 25.000,00
Rp 40.000,00
37 Pak Widodo a. Listrik
b. Telepon
c. Transport Pemasaran d. Upah Tenaga Kerja
Rp 2.000,00
Rp 3.000,00
Rp 20.000,00 Rp 84.000,00
Rp 109.000,00
38 Bu Rusiyam a. Listrik b. Transport Pemasaran
Rp 5.000,00 Rp 10.000,00
Rp 15.000,00
39 Bu Biatun Listrik Lain-lain
Rp 5.000,00 Rp 25.000,00
Rp 30.000,00
40 Bu Miati a. Listrik b. Upah Tenaga Kerja
Rp 5.000,00 Rp 25.000,00
Rp 30.000,00
41 Pak Jasti a. Listrik b. Transport Pemasaran
c. Upah Tenaga Kerja
Rp 3.000,00 Rp 10.000,00
Rp 25.000,00
Rp 38.000,00
42 Bu Kamsiah a. Listrik
b. Transport Pemasaran
Rp 3.000,00
Rp 5.000,00 Rp 8.000,00
43 Pak Sujimin a. Listrik
b. Transport Pemasaran
c. Upah Tenaga Kerja
Rp 6.000,00
Rp 10.000,00
Rp 25.000,00
Rp 41.000,00
44 Bu Sri Mulyani a. Listrik
b. Transport pemasaran
c. Upah Tenaga Kerja
Rp 15.000,00
Rp 100.000,00
Rp 140.000,00
Rp 255.000,00
45 Bu Ekowati a. Listrik
b. Transport Pemasaran c. Telepon
Rp 5.000,00
Rp 10.000,00 Rp 5.000,00
Rp 20.000,00
Jumlah Rp 2.428.000,00
Rata-rata Rp 54.000,00
149
Lampiran 6
Tabulasi Jawaban Tentang Bahan Baku IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013
No Pengusaha Jenis Bahan Baku Jumlah Bahan Baku Perolehan
1 Hj. Muqoronah Kedelai
Tempe
27 Kg
35 Tempe Pasar Bandarjo
2 Mbk Latifah Kedelai
Tempe
25 Kg
50 Tempe Pasar Bandarjo
3 Bu Aminah Kedelai
Tempe
15 Kg
25 Tempe Pasar Bandarjo
4 Pak Asroh Tempe 30 Tempe Pasar Bandarjo
5 Bu Iyaroh Tempe 10 Tempe Pasar Bandarjo
6 Bu Qoniah Tempe
Kacang tanah
Kacang hijau
25 Tempe
1 Kg
1 Kg
Pasar Bandarjo
7 Bu Solihati Kacang tanah
Kacang hijau
1 Kg
1 Kg Pasar Bandarjo
8 Hj. Halimah Tempe 60 Tempe Pasar Bandarjo
9 Pak Khoirun Tempe 35 Tempe Pasar Bandarjo
10 Bu Murtofiah Tempe
Kacang hijau
15 Tempe
2 Kg Pasar Bandarjo
11 Bu Kiptiah Tempe
Kacang tanah
Kacang hijau
Bayam
10 Tempe
1 Kg
1 Kg
5 Ikat
Pasar Bandarjo
12 Bu Muawanah Tempe
Kacang tanah
50 Tempe
3 Kg Pasar Bandarjo
13 Bu Muizzati Tempe
Bayam
20 Tempe
5 Ikat Pasar Bandarjo
14 Bu Tihamah Bayam 5 Ikat Pasar Bandarjo
15 Bu Rowiyah Tempe 5 Tempe Pasar Bandarjo
16 Pak Rohmat Tempe 45 Tempe Pasar Bandarjo
17 Bu Sofrotun Tempe
Kacang tanah
Bayam
18 Tempe
1 Kg
5 Ikat
Pasar Bandarjo
18 Bu Istirohmat Tempe
Kacang hijau
Bayam
20 Tempe
2 Kg
5 Ikat
Pasar Bandarjo
19 Bu Mulihatun Tempe
Kacang tanah
Kacang hijau
Bayam
30 Tempe
2 Kg
2 Kg
10
Pasar Bandarjo
20 Bu Rukayah Kacang tanah
Kacang hijau
Bayam
3 Kg
3 Kg
15
Pasar Bandarjo
21 Bu Jariyah Tempe
Kacang tanah
Kacang hijau
Bayam
20 Tempe
1,5 Kg
1,5 Kg
5 Ikat
Pasar Bandarjo
22 Bu Mutomimah Tempe 60 Tempe Pasar Bandarjo
23 Bu Sofiatun Tempe 45 Tempe Pasar Bandarjo
24 Bu Alfiah Tempe 20 Tempe Pasar Bandarjo
25 Bu Khasanah Tempe 55 Tempe Pasar Bandarjo
26 Mb.Nafiatun Tempe 30 Tempe Pasar Bandarjo
27 Bu Rumsah Tempe 50 Tempe Pasar Bandarjo
28 Bu Sumiah Tempe 25 Tempe Pasar Bandarjo
29 Mbk Ummi Tempe 60 Tempe Pasar Bandarjo
30 Bu Rodyatun Tempe 10 Tempe Pasar Bandarjo
150
Kacang tanah
Kacang hijau
Bayam
1 Kg
1 Kg
5 Ikat
31 Bpk Muhib Tempe
Kacang tanah
Kacang hijau
Bayam
30 Tempe
2 Kg
2 Kg
10 Ikat
Pasar Bandarjo
32 Mbk Ani F. Tempe
Kacang tanah
Kacang hijau
Bayam
20 Tempe
1,5 Kg
1,5 Kg
5 Ikat
Pasar Bandarjo
33 Bu Ummi N. Tempe
Bayam
20 Tempe
5 Ikat Pasar Bandarjo
34 Pak Sunaro Tempe
Kacang hijau
Kacang tanah
25 Tempe
1 Kg
1 Kg
Pasar Bandarjo
35 Bu Rohmi Kacang tanah
Kacang hijau
Bayam
3 Kg
3 Kg
15 Ikat
Pasar Bandarjo
36 Bu Rohana Tempe
Kacang hijau
15 Tempe
2 Kg Pasar Bandarjo
37 Pak Widodo Tempe
Kacang tanah
50 Tempe
3 Kg Pasar Bandarjo
38 Bu Rusiyam Kacang hijau
Kacang tanah
1 Kg
1 Kg Pasar Bandarjo
39 Bu Biatun Kacang kedelai 25 Kg Pasar Bandarjo
40 Bu Miati Kacang kedelai 55 Kg Pasar Bandarjo
41 Pak Justi Kacang kedelai 30 Kg Pasar Bandarjo
42 Bu Kamsiah Kacang kedelai 24 Kg Pasar Bandarjo
43 Pak Sujimin Kcang kedelai 1 Kw Pasar Bandarjo
44 Bu Sri Mulyani Tepung terigu 90 Kg Pasar Bandarjo
45 Bu Ekowati Tepung terigu 5,3 Kg Pasar Bandarjo
151
Lampiran 7
Tabulasi Jawaban Responden Tentang Bahan Baku IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013
No Jenis Bahan Baku Lokasi Asal Daerah Penghasil Bahan
Baku
1 Kacang kedelai Pasar Bandarjo Import Amerika dan Argentina
2 Kacang tanah Pasar Bandarjo Kota Salatiga
3 Kacang hijau Pasar Bandarjo Kabupaten Demak
4 Tepung terigu Pasar Bandarjo Kota Semarang
5 Bayam Pasar Bandarjo Kecamatan Bandungan
Daerah Asal Penghasil Bahan Baku Kacang Kedelai, Kacang Tanah Dan Kacang Hijau
No Nama
Responden
Jenis bahan baku yang
dijual Asal Perolehan Asal Daerah
1 Pak Suryo Kacang kedelai
Kacang tanah
Pedagang Solo
Kota Salatiga
Negara Amerika
Kota Salatiga
2 Bu Uswatun Kacang tanah Tengkulak di pasar Bandarjo Kota Salatiga
3 Pak Safa Kacang tanah
Kacang hijau
Tengkulak di pasar Bandarjo
Setoran dari petani Demak Kabupaten Demak
4 Bu Nuryati Kacang kedelai Pasar Johar Negara Argentina
5 Bu Parmi Kacang tanah
Kacang hijau
Pedagang Salatiga
Setoran dari petani Demak
Kota Salatiga
Kabupaten Demak
6 Mbak Nik Kacang kedelai
Kacang tanah
Kacang hijau
Pedagang Solo
Pedagang Salatiga
Setoran dari petani Demak
Negara Amerika
Kota Salatiga
Kabupaten Demak
7 Bu Aas Kacang tanah
Kacang hijau
Tengkulak di pasar Bandarjo
Setoran dari petani Demak
Kota Salatiga
Kabupaten Demak
8 Bu Nurjanah Kacang kedelai
Kacang tanah
Kacang hijau
Pedagang Solo
Pedagang Salatiga
Setoran dari petani Demak
Amerika
Kota Salatiga
Kabupaten Demak
9 Bu Tini Kacang tanah
Kacang hijau Tengkulak di pasar Bandarjo
Kota Salatiga
Kabupaten Demak
10 Bu Rina Kacang kedelai
Kacang tanah
Kacang hijau
Pedagang Solo
Petani Salatiga
Setoran dari petani Demak
Amerika
Kota Salatiga
Kabupaten Demak
Daerah Asal Penghasil Bahan Baku Bayam
No Nama Responden Jenis bahan baku yang
dijual Asal Perolehan Asal Daerah
1 Sartini Bayam Petani Bandungan
2 Endah Bayam Tengkulak Bandungan 3 Asfiyah Bayam Tengkulak Bandungan 4 Lafita Bayam Tengkulak Bandungan 5 Sari Bayam Tengkulak Bandungan
6 Indri Bayam Petani Bandungan
7 Katiri Bayam Petani Bandungan
8 Fatiyah Bayam Petani Bandungan
9 Yayuk Bayam Tengkulak Bandungan
10 Purwati Bayam Petani Bandungan
Daerah Asal Penghasil Bahan Baku Tepung Terigu
No Nama
Responden
Jenis bahan baku yang
dijual Asal Perolehan Asal Daerah
1 Rodiyah Tepung terigu Tengkulak di pasar Johar Kota Semarang
2 Esti Tepung terigu Tengkulak di pasar Johar Kota Semarang
3 Miatun Tepung terigu Tengkulak di pasar Johar Kota Semarang
4 Painah Tepung terigu Tengkulak di pasar Johar Kota Semarang
5 Titin Tepung terigu Tengkulak di pasar Johar Kota Semarang
152
Lampiran 8
Tabulasi Jawaban Responden Tentang Tenaga Kerja Pengusaha IRTP Tahun 2013 No Pengusaha Jumlah Tenaga Kerja Sistem Kerja Upah
1 Hj. Muqoronah 1 Borongan Rp 63.500,00
2 Mbk Latifah 2 Borongan Rp 82.500,00
3 Bu Aminah 1 Borongan Rp 42.800,00
4 Pak Asroh 1 Borongan Rp 40.500,00
5 Bu Iyaroh - - -
6 Bu Qoniah 1 Borongan Rp 46.3000 ,00
7 Bu Solihati - - -
8 Hj. Halimah 3 Borongan Rp 81.000,00
9 Pak Khoirun 1 Borongan Rp 47.300,00
10 Bu Murtofiah - - -
11 Bu Kiptiah 1 Harian Rp 25.000,00
12 Bu Muawanah 3 Borongan Rp 84.000,00
13 Bu Muizzati 1 Harian Rp 25.000,00
14 Bu Tihamah - - -
15 Bu Rowiyah - - -
16 Pak Rohmat 2 Borongan Rp 60.800,00
17 Bu Sofrotun 2 Harian Rp 50.000,00
18 Bu Istirohmat 2 Harian Rp 50.000,00
19 Bu Mulihatun 3 Borongan Rp 78.500,00
20 Bu Rukayah 1 Harian Rp 25.000,00
21 Bu Jariyah 2 Borongan Rp 52.300,00
22 Bu Mutomimah 3 Borongan Rp 81.000,00
23 Bu Sofiatun 2 Borongan Rp 60.300,00
24 Bu Alfiah - - -
25 Bu Khasanah 3 Borongan Rp 74.300,00
26 Mb.Nafiatun 1 Borongan Rp 40.500,00
27 Bu Rumsah 3 Borongan Rp 67.500,00
28 Bu Sumiah - - -
29 Mbk Ummi 3 Borongan Rp 81.000,00
30 Bu Rodyatun - - -
31 Bpk Muhib 3 Borongan Rp 71.500,00
32 Mbk Ani F. 2 Borongan Rp 52.500,00
33 Bu Ummi N. 2 Borongan Rp 33.500,00
34 Pak Sunaro 2 Borongan Rp 46.500,00
35 Bu Rohmi 2 Borongan Rp 57.000,00
36 Bu Rohana 1 Harian Rp 25.000,00
37 Pak Widodo 3 Borongan Rp 84.000,00
38 Bu Rusiyam - - -
39 Bu Biatun - - -
40 Bu Miati 1 Harian Rp 25.000,00
41 Pak Jasti 1 Harian Rp 25.000,00
42 Bu Kamsiah - - -
43 Pak Sujimin 1 Harian Rp 25.000,00
44 Bu Sri Mulyani 5 Bulanan Rp 140.000,00
45 Bu Ekowati - - -
153
Lampiran 9
Tabulasi Jawaban Responden Tentang Produksi IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013
No Pengusaha Alat Produksi Waktu
Produksi
Bentuk
Produk Hasil Produksi
Jumlah Total
Produk
Jumlah Total
Produk
1 Hj. Muqoronah Tradisional 3 hari
2 malam
Kemasan Tempe
Keripik tempe
162 unit
473 bungkus 635 produk
2 Mbk Latifah Tradisional dan Modern
3 hari 2 malam
Kemasan Tempe Keripik tempe
150 unit 675 bungkus
825 produk
3 Bu Aminah Tradisional 3 hari 2 malam
Kemasan Tempe Keripik tempe
90 unit 338 bungkus
428 produk
4 Pak Asroh Tradisional dan Modern
12 jam Kemasan Keripik tempe 405 bungkus 405 produk
5 Bu Iyaroh Tradisional dan Modern
5 jam Kemasan Keripik tempe 135 bungkus 135 produk
6 Bu Qoniah Tradisional 12 jam Kemasan Keripik tempe Keripik peyek kacang
tanah
Keripik tumpi kacang hijau
338 bungkus
70 bungkus
55 bungkus
463 produk
7 Bu Solihati Tradisional dan
Modern
5 jam Kemasan Keripik peyek kacang
tanah
Keripik tumpi kacang hijau
55 bungkus
70 bungkus 125 produk
8 Hj. Halimah Tradisional 12 jam Kemasan Keripik tempe 810 bungkus 810 produk
9 Pak Khoirun Tradisional 10 jam Kemasan Keripik tempe 473 bungkus 473 produk
10 Bu Murtofiah Tradisional dan
Modern
7 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik tumpi kacang hijau
203 bungkus
140 bungkus 343 produk
11 Bu Kiptiah Tradisional dan
Modern
10 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik peyek kacang
tanah
Keripik tumpi kacang hijau Keripik Bayam
135 bungkus
55 bungkus
70 bungkus
65 bungkus
325 produk
12 Bu Muawanah Tradisional dan Modern
12 jam Kemasan Keripik tempe Keripik peyek kacang
tanah
675 bungkus
165 bungkus 840 produk
13 Bu Muizzati Tradisional dan
Modern
9 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik Bayam
270 bungkus
65 bungkus 335 produk
14 Bu Tihamah Tradisional 5 jam Kemasan Keripik bayam 65 bungkus 65 produk
15 Bu Rowiyah Tradisional dan Modern
5 jam Kemasan Keripik tempe 68 bungkus 68 produk
16 Pak Rohmat Tradisional dan Modern
12 jam Kemasan Keripik tempe 608 bungkus 608 produk
17 Bu Sofrotun Tradisional dan Modern
9 jam Kemasan Keripik tempe Keripik tumpi kacang
tanah
Keripik bayam
243 bungkus
55 bungkus
65 bungkus
363 produk
18 Bu Istirohmat Tradisional dan
Modern
9 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik tumpi kacang hijau
Keripik bayam
270 bungkus
140 bungkus
65 bungkus
475 produk
19 Bu Mulihatun Tradisional dan
Modern
10 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah
Keripik tumpi kacang hijau
Keripik bayam
405 bungkus 110 bungkus
140 bungkus
130 bungkus
785 produk
20 Bu Rukayah Tradisional 8 jam Kemasan Keripik peyek kacang
tanah
Keripik tumpi kacang hijau Keripik Bayam
165 bungkus
210 bungkus 195 bungkus
570 produk
21 Bu Jariyah Tradisional dan
Modern
10 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik peyek kacang
tanah
Keripik tumpi kacang hijau Keripik bayam
270 bungkus
83 bungkus
105 bungkus
65 bungkus
523 produk
22 Bu Mutomimah
Tradisional dan Modern
12 jam Kemasan Keripik tempe 810 bungkus 810 produk
23 Bu Sofiatun Tradisional dan 12 jam Kemasan Keripik tempe 603 bungkus 603 produk
154
Modern
24 Bu Alfiah Tradisional dan
Modern
7 jam Kemasan Keripik tempe 270 bungkus 270 produk
25 Bu Khasanah Tradisional dan
Modern
12 jam Kemasan Keripik tempe 743 bungkus 743 produk
26 Mb.Nafiatun Tradisional dan
Modern
12 jam Kemasan Keripik tempe 405 bungkus 405 produk
27 Bu Rumsah Tradisional dan
Modern
11 jam Kemasan Keripik tempe 675 bungkus 675 produk
28 Bu Sumiah Tradisional 10 jam Kemasan Keripik tempe 338 bungkus 338 produk
29 Mbk Ummi Tradisional dan
Modern
12 jam Kemasan Keripik tempe 810 bungkus 810 produk
30 Bu Rodyatun Tradisional dan
Modern
9 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik peyek kacang
tanah Keripik tumpi kacang hijau
Keripik bayam
135 bungkus
55 bungkus
70 bungkus 65 bungkus
325 produk
31 Bpk Muhib Tradisional dan
Modern
12 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik peyek kacang
tanah
Keripik tumpi kacang hijau Keripik bayam
405 bungkus
110 bungkus
70 bungkus
130 bungkus
715 produk
32 Mbk Ani F. Tradisional dan Modern
10 jam Kemasan Keripik tempe Keripik peyek kacang
tanah
Keripik tumpi kacang hijau
Keripik bayam
270 bungkus 83 bungkus
105 bungkus
65 bungkus
523 produk
33 Bu Ummi N. Tradisional dan
Modern
9 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik bayam
270 bungkus
65 bungkus 335 produk
34 Pak Sunaro Tradisional dan
Modern
12 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah
Keripik tumpi kacang hijau
338 bungkus 55 bungkus
70 bungkus
463 produk
35 Bu Rohmi Tradisional 6 jam Kemasan Keripik peyek kacang
tanah
Keripik tumpi kacang hijau
Keripik bayam
165 bungkus
210 bungkus
195 bungkus
570 produk
36 Bu Rohana Tradisional 9 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik peyek kacang hijau
675 bungkus
140 bungkus 430 produk
37 Pak Widodo Tradisional dan
Modern
10 jam Kemasan Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah
675 bungkus 165 bungkus
840 produk
38 Bu Rusiyam Tradisional 12 jam Kemasan Keripik peyek kacang tanah
Keripik tumpi kacang hijau
55 bungkus
70 bungkus 125 produk
39 Bu Biatun Tradisional 3 hari
2 malam
Kemasan Tempe 150 unit 150 produk
40 Bu Miati Tradisional 3 hari
2 malam
Kemasan Tempe 330 unit 330 produk
41 Pak Jasti Tradisional 3 hari
2 malam
Kemasan Tempe 180 unit 180 produk
42 Bu Kamsiah Tradisional 3 hari
2 malam
Kemasan Tempe 144 unit 144 produk
43 Pak Sujimin Tradisional dan
Modern
1 hari Kemasan Tahu 500 potong 500 produk
44 Bu Sri
Mulyani
Modern 12 Jam Kemasan Roti tawar
Roti sobek
Roti manis
250 bungkus
250 bungkus
250 bungkus
750 produk
45 Bu Ekowati Modern 12 Jam Kemasan Bolu kukus
Cupcake Brownies
125 unit
125 unit 125 unit
375 produk
155
Harga Produk Industri Rumah Tangga Pangan Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013
No Hasil Produk IRTP Harga Produk untuk Pedagang Harga Eceran
1 Tempe Rp 1.500,00 Rp 2.000,00
2 Tahu Rp 1.500,00 Rp 1.500,00
3 Keripik Tempe Rp 1.500,00 Rp 2.000,00
4 Keripik Peyek Kacang tanah Rp 2.000,00 Rp 2.500,00
5 Keripik Tumpi Kacang hijau Rp 1.500,00 Rp 2.000,00
6 Keripik Bayam Rp 1.500,00 Rp 2.000,00
7 Roti Tawar,Roti Sobek, Roti Manis Rp 6.000,00 Rp 7.000,00
8 Cupcake, Brownies, Bolu Kukus Rp 2.000,00 Rp 2.500,00
156
Lampiran 11
Tabulasi jawaban Responden Tentang Pemasaran Produk IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013
No Jenis IRTP Jangkauan Pemasaran
1 Keripik Dalam Desa Lerep : Indro Kilo, Lerep, Soka, Tegalrejo,Lorog, Karang Bolo, Kretek, Mapagan.
Luar Ds. Lerep : Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo, Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang, Gogik.
Luar Kec.Ungran Brt : Bawen, Bandungan, Ambarawa, Sumowono, Banyubiru, Susukan, Pringapus, Kaliwungu,
Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal, Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang,
Grobogan.
2 Tempe Dalam Desa Lerep : Lerep, Soka, Karang Bolo
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran.
3 Tahu Dalam Desa Genuk : Krajan barat, Rejosari, Genuk Barat, Karang Wetan, Gowongan, Sumbo, Krajan Timur,
Luar Ds. Genuk : Gogik, Lerep, Bandarjo, Ungaran, Candirejo, Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang.
4 Roti Seluruh Kabupaten dan Kota Semarang
Tabulasi Jawaban Responden Tentang Pemasaran Produk Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013
N
o Pengusaha Cara Pemasaran
Jalur
Pemasaran/
Penyalur
Transportsi
Pemasaran Jangkauan Pemasaran
1 Hj. Muqoronah Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Dijual sendiri
di Warung
Tengkulak
di pasar
Bandarjo
- Dalam Desa Lerep: Soka, Karang Bolo,
Luar Ds. Lerep: Bandarjo
2 Mbk Latifah Dijual sendiri
online.
Didistribusikan
ke padagang
dan konsumen
Pedagang
Pengecer
Distributor
Mobil Dalam Desa Lerep: Lerep, Soka, Lorog, Karang Bolo,
Mapagan.
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan, Ambarawa,
Pringapus, Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Kendal, Temanggung,
Salatiga, Boyolali.
3 Bu Aminah Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Tengkulak
di pasar
Johar
-
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang,
4 Pak Asroh Diambil oleh
pedagang
Tengkulak - Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal,
Salatiga, Boyolali, Jepara.
5 Bu Iyaroh Dititipkan di
Warung dan
Toko
- Sepeda motor Dalam Desa Lerep: Indro Kilo, Lerep, Soka, Karang Bolo,
Kretek, Mapagan.
6 Bu Qoniah Diambil oleh
pedagang
Tengkulak - Dalam Desa Lerep: Lerep, Soka, Tegalrejo,Lorog, Mapagan.
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Genuk,, Branjang.
7 Bu Solihati Dijual sendiri
di pasar Johar
- Sepeda motor Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang,
8 Hj. Halimah Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Dititipkan di
Toko
Pedagang
Pengecer
Mobil Dalam Desa Lerep: Indro Kilo, Lerep, Soka, Tegalrejo,Lorog,
Karang Bolo, Kretek, Mapagan.
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo,
Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan Ambarawa,
Sumowono, Banyubiru, Susukan, Pringapus, Kaliwungu,
Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal,
Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang,
Grobogan.
9 Pak Khoirun Diambil oleh
konsemen
- - Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Ambarawa, Pringapus,
Ungaran Timur.
10 Bu Murtofiah Didistribusikan
ke pedagang
- Sepeda motor Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan, Ambarawa.
11 Bu Kiptiah Diambil oleh
pedagang
Dijual sendiri
di Warung
Tengkulak - Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan, Ambarawa,
Sumowono, Banyubiru, Susukan, Pringapus, Kaliwungu,
Ungaran Timur.
12 Bu Muawanah Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Didistribusikan
ke pedagang
dan konsumen
Pedagang
luar daerah
Mobil Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo,
Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan Ambarawa,
Sumowono, Banyubiru, Susukan, Pringapus, Kaliwungu,
Ungaran Timur.
13 Bu Muizzati Dititip kan di
toko
- Mobil Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo,
Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang.
14 Bu Tihamah Dititipkan di
toko
- Sepeda motor Dalam Desa Lerep: Soka, Tegalrejo,Lorog, Kretek, Mapagan.
157
15 Bu Rowiyah Dititipkan di
toko
- Sepeda motor Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan, Ambarawa.
16 Pak Rohmat Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Pedagang
luar daerah
- Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal,
Salatiga.
17 Bu Sofrotun Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Pedagang Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo,
Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Ambarawa, Sumowono, Susukan,
Pringapus, Kaliwungu, Ungaran Timur.
18 Bu Istirohmat Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Pedagang Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan, Ambarawa,
Sumowono, Pringapus, Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal,
Temanggung, Salatiga, Boyolali.
19 Bu Mulihatun Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Didistribusikan
ke pedagang
dan konsumen
Tengkulak Mobil Dalam Desa Lerep: Indro Kilo, Lerep, Soka, Tegalrejo,Lorog,
Karang Bolo, Kretek, Mapagan.
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo,
Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan Ambarawa,
Sumowono, Banyubiru, Susukan, Pringapus, Kaliwungu,
Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal,
Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang,
Grobogan.
20 Bu Rukayah Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Tengkulak - Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal, Pati,
Jepara, Rembang.
21 Bu Jariyah Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Pedagang - Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal,
Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang,
Grobogan.
22 Bu
Mutomimah
Diambil oleh
pedagang Distributor
luar daerah
- Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo,
Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan, Ambarawa,
Sumowono, Banyubiru, Susukan, Pringapus, Kaliwungu,
Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal,
Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang,
Grobogan.
23 Bu Sofiatun Diambil oleh
pedagang Tengkulak
luar daerah - Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Pringapus, Kaliwungu.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Kendal, Jepara,
Rembang.
24 Bu Alfiah Diambil oleh
pedagang Tengkulak
luar daerah - Luar Ds. Lerep: Ungaran, Genuk.
Luar Kec.Ungran Brt: Ambarawa, Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Grobogan.
25 Bu Khasanah Diambil oleh
pedagang Tengkulak
luar daerah - Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Nyatnyono, Keji, Kalisidi,
Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Sumowono, Banyubiru,
Kaliwungu, Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Pati, Jepara, Rembang, Grobogan.
26 Mb.Nafiatun Diambil oleh
pedagang Tengkulak
luar daerah - Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Salatiga.
27 Bu Rumsah Diambil oleh
pedagang Tengkulak
luar daerah - Luar Kec.Ungran Brt: Sumowono, Banyubiru, Susukan,
Pringapus, Kaliwungu, Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal.
28 Bu Sumiah Diambil oleh
pedagang Tengkulak
luar daerah - Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bandungan, Banyubiru, Pringapus.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Grobogan.
29 Mbk Ummi Diambil oleh
pedagang
Tengkulak
luar daerah Luar Ds. Lerep: Keji, Kalisidi, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bandungan, Ambarawa, Ungaran
Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal,
Salatiga.
30 Bu Rodyatun Diambil oleh
konsumen
- - Luar Ds. Lerep: Candirejo, Langensari, Keji, Kalisidi,
Branjang.
31 Bpk Muhib Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Tengkulak
luar daerah
- Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo,
Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bandungan, Ambarawa, Sumowono,
Banyubiru, Pringapus, Kaliwungu, Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal,
Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang.
32 Mbk Ani F. Diambil oleh
pedagang
Tengkulak - Luar Ds. Lerep: Keji, Kalisidi, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bandungan, Ambarawa.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Kendal, Salatiga, Jepara
33 Bu Ummi N. Diambil oleh
pedagang
Pedagang
luar daerah
- Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal,
Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang,
158
Dijual sendiri
di warung
Grobogan.
34 Pak Sunaro Dijual sendiri
di tempat
pariwisata
- Mobil Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan, Ambarawa,
Sumowono, Pringapus, Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Kendal, Salatiga,
Boyolali.
35 Bu Rohmi Dijual sendiri
di toko
- Mobil Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Pringapus, Kaliwungu.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Kendal, Jepara.
36 Bu Rohana Dijual sendiri
di pasar
Bandarjo
- Sepeda motor Luar Ds. Lerep: Ungaran, Genuk.
Luar Kec.Ungran Brt: Ambarawa, Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Grobogan.
37 Pak Widodo Diambil oleh
pedagang dan
konsumen
Dijual sendiri
online
Pedagang
luar daerah
Pengecer
Mobil Dalam Desa Lerep: Indro Kilo, Lerep, Soka, Tegalrejo,Lorog,
Karang Bolo, Kretek, Mapagan.
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo,
Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan Ambarawa,
Sumowono, Banyubiru, Susukan, Pringapus, Kaliwungu,
Ungaran Timur.
Luar Kota/Kab.Smg: Kota Semarang, Demak, Kendal,
Temanggung, Salatiga, Boyolali, Pati, Jepara, Rembang,
Grobogan.
38 Bu Rusiyam Dititipkan di
warung
- Sepeda motor Luar Ds. Lerep: Genuk, Candirejo, Langensari, Nyatnyono,
Branjang.
39 Bu Biatun Diambil oleh
konsumen
- - Dalam Desa Lerep: Lerep, Soka, Karang Bolo
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran.
40 Bu Miati Diambil oleh
konsumen
- - Dalam Desa Lerep: Lerep, Soka, Karang Bolo
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran.
41 Pak Jasti Dijual sendiri
di pasar
Diambil oleh
konsumen
- Sepeda motor Dalam Desa Lerep: Lerep, Soka, Karang Bolo
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran.
42 Bu Kamsiah Dijual sendiri
di pasar
Bandarjo
- Angkutan
umum
Dalam Desa Lerep: Lerep, Soka, Karang Bolo
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran.
43 Pak Sujimin Dijual sendiri
di pasar Johar
Diambil oleh
konsumen
- Sepeda motor Dalam Desa Genuk : Krajan barat, Rejosari, Genuk Barat,
Karang Wetan, Gowongan, Sumbo, Krajan Timur,
Luar Ds. Genuk : Gogik, Lerep, Bandarjo, Ungaran,
Candirejo, Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan Ambarawa,
Pringapus, Kaliwungu, Ungaran Timur.
44 Bu Sri Mulyani Dititipken di
toko dan
supermarket
- Mobil Dalam Desa Lerep: Indro Kilo, Lerep, Soka, Tegalrejo,Lorog,
Karang Bolo, Kretek, Mapagan.
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo,
Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang.
Luar Kec.Ungran Brt: Bawen, Bandungan Ambarawa,
Sumowono, Banyubiru, Susukan, Pringapus, Kaliwungu,
Ungaran Timur.
45 Bu Ekowati Dijual sendiri
online
Diambil oleh
konsumen
- Sepeda motor Dalam Desa Lerep: Indro Kilo, Lerep, Soka, Tegalrejo,Lorog,
Karang Bolo, Kretek, Mapagan.
Luar Ds. Lerep: Bandarjo, Ungaran, Genuk, Candirejo,
Langensari, Nyatnyono, Keji, Kalisidi, Branjang.
159
Identitas Pengusaha IRTP Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2013
No Pengusaha Usia Pnddkn
Trkhr
Tnggngn
Klrg
Pekerjaan
Pokok
Pengusaha
Pendapatan
Pokok
Pengusaha
Pekerjaan
Sampingan
Pengusaha
Pendapatan
Sampingan
Pengusaha
Klrg
yg
Bkrj
Pekerjaan
Keluarga yg
Bekerja
Pendapatan
Keluarga yg
Bekerja
Total Pndptn
Keluarga
Pengusaha
Pengeluaran
Makan
Keluarga
Pengeluaran
Pendidikan
Anak
Total
Pengeluaran
1 Hj. Muqoronah 49 SD 1 Pengusaha Rp175.775,00 Warung Rp15,000,00 1 Tenaga kerja IRTP Rp 63.500,00 Rp254.275,00 Rp 50.000,00 Rp 15.000,00 Rp 65.000,00
2 Mbk Latifah 27 SMA - Pengusaha Rp233.450,00 - - - - - Rp233.450,00 Rp 15.000,00 - Rp 15.000,00
3 Bu Aminah 47 SD 3 Pengusaha Rp117.600,00 - - 1 Kuli bangunan Rp 50.000,00 Rp167.600,00 Rp 50.000,00 Rp 45.000,00 Rp 95.000,00
4 Pak Asroh 54 SD - Pengusaha Rp14.000,00 - - - - - Rp14.000,00 Rp 20.000,00 - Rp 20.000,00
5 Bu Iyaroh 55 SD 1 Pengusaha Rp9.500,00 - - 1 Supir Rp 30.000,00 Rp39.500,00 Rp 20.000,00 Rp 20.000,00 Rp 40.000,00
6 Bu Qoniah 45 SMA 2 Pengusaha Rp29.000,00 - - 1 Wiraswasta BTL Rp 50.000,00 Rp79.000,00 Rp 40.000,00 Rp 35.000,00 Rp 75.000,00
7 Bu Solihati 57 SD 1 Pengusaha Rp23.500,00 - - - - - Rp23.500,00 Rp 30.000,00 Rp 20.000,00 Rp 50.000,00
8 Hj. Halimah 65 SD 2 Pengusaha Rp52.000,00 - - - - - Rp52.000,00 Rp 50.000,00 Rp 30.000,00 Rp 80.000,00
9 Pak Khoirun 42 SMP 3 Pengusaha Rp21.000,00 - - - - - Rp21.000,00 Rp 50.000,00 Rp 30.000,00 Rp 80.000,00
10 Bu Murtofiah 35 SMA 1 Pengusaha Rp51.000,00 - - 1 Kuli bangunan Rp 50.000,00 Rp101.000,00 Rp 30.000,00 Rp15.000 ,00 Rp 45.000,00
11 Bu Kiptiah 58 SD - Pengusaha Rp23.750,00 Warung Rp 15.000,00 - - - Rp38.750,00 Rp 15.000,00 - Rp 15.000,00
12 Bu Muawanah 45 SMP 3 Pengusaha Rp63.250,00 - - - - - Rp63.250,00 Rp 60.000,00 Rp 60.000,00 Rp 120.000,00
13 Bu Muizzati 37 SD 3 Pengusaha Rp13.750,00 - - 1 Petani Rp 20.000,00 Rp33.750,00 Rp 50.000,00 Rp 30.000,00 Rp 80.000,00
14 Bu Tihamah 38 SMA 1 Pengusaha Rp7.450,00 - - 1 - - Rp7.450,00 Rp 20.000,00 Rp 15.000,00 Rp 35.000,00
15 Bu Rowiyah 40 SMA 1 Pengusaha Rp1.250,00 - - 1 Kuli bangunan Rp 50.000 ,00 Rp1.250,00 Rp 25.000,00 Rp 15.000,00 Rp 40.000,00
16 Pak Rohmat 34 SMA 3 Pengusaha Rp55.450,00 - - - - - Rp55.450,00 Rp 40.000,00 Rp 40.000,00 Rp 80.000,00
17 Bu Sofrotun 41 SMA 2 Pengusaha Rp25.800,00 - - - Petani Rp 20.000,00 Rp45.800,00 Rp 25.000,00 Rp 40.000,00 Rp 65.000,00
18 Bu Istirohmat 42 SMA 2 Pengusaha Rp53.000,00 - - 1 Petani Rp 20.000,00 Rp73.000,00 Rp 35.000,00 Rp 40.000,00 Rp 75.000,00
19 Bu Mulihatun 38 SMA 2 Pengusaha Rp50.300,00 - - 1 Bengkel Rp 30.000,00 Rp80.300,00 Rp 25.000,00 Rp 35.000,00 Rp 60.000,00
20 Bu Rukayah 49 SD 1 Pengusaha Rp41.000,00 - - 1 Petani Rp 20.000,00 Rp61.000,00 Rp 25.000,00 Rp 20.000,00 Rp 45.000,00
21 Bu Jariyah 55 SD 3 Pengusaha Rp80.500,00 - - - - - Rp80.500,00 Rp 50.000,00 Rp 60.000,00 Rp 110.000,00
22 Bu
Mutomimah 43 SMP 4 Pengusaha
Rp71.000,00 - - 1 -
-
Rp71.000,00 Rp 95.000,00
Rp 70.000,00 Rp 165.000,00
23 Bu Sofiatun 33 SMA 3 Pengusaha Rp63.500,00 - - 1 Petani Rp 20.000,00 Rp83.500,00 Rp 60.000,00 Rp 40.000,00 Rp 100.000,00
24 Bu Alfiah 37 SMA 2 Pengusaha Rp52.000,00 - - 1 Pelayaran Rp 50.000,00 Rp102.000,00 Rp 35.000,00 Rp 30.000,00 Rp 65.000,00
25 Bu Khasanah 35 SMA 3 Pengusaha Rp68.000,00 - - 1 Petani Rp 20.000,00 Rp88.000,00 Rp 80.000,00 Rp 40.000,00 Rp 120.000,00
26 Mb.Nafiatun 26 SMA 3 Pengusaha Rp40.000,00 - - 1 Bengkel Rp 30.000,00 Rp70.000,00 Rp 50.000,00 Rp 35.000,00 Rp 85.000,00
27 Bu Rumsah 41 SMA 3 Pengusaha Rp64.000,00 - - 1 Petani Rp 20.000,00 Rp84.000,00 Rp 60.000,00 Rp 50.000,00 Rp 110.000,00
28 Bu Sumiah 46 SD - Pengusaha Rp22.000,00 - - - - - Rp22.000,00 Rp 15.000,00 - Rp 15.000,00
29 Mbk Ummi 25 SMA 2 Pengusaha Rp1.131.000,00 - - 1 Tenaga kerja IRTP Rp 81.000,00 Rp1.212.000,00 Rp 35.000,00 Rp 20.000,00 Rp 55.000,00
30 Bu Rodyatun 44 SMP 3 Pengusaha Rp59.750,00 - - 1 Supir Rp 30.000,00 Rp89.750,00 Rp 45.000,00 Rp 45.000,00 Rp 90.000,00
31 Bpk Muhib 49 S1 3 PNS Rp157.500,00
Pengusaha Rp
171.500,00 1 Tenaga kerja IRTP
Rp 71.500,00
Rp400.500,00 Rp 50.000,00
Rp 60.000,00 Rp 110.000,00
32 Mbk Ani F. 24 SMA 2 Pengusaha Rp40.000,00 - - 1 Tenaga kerja IRTP Rp 52.500,00 Rp92.500,00 Rp 25.000,00 Rp 20.000,00 Rp 45.0000,00
33 Bu Ummi N. 37 SMA 3 Pengusaha Rp21.750,00 Warung Rp 15.000,00 1 Tenaga kerja IRTP Rp 33.500,00 Rp36.750,00 Rp 35.000,00 Rp 40.000,00 Rp 75.000,00
34 Pak Sunarno 46 SMP 2 Pengusaha Rp13.250,00 - - 1 Tenaga kerja IRTP Rp 46.500,00 Rp59.750,00 Rp 25.000,00 Rp 35.000,00 Rp 60.000,00
35 Bu Rohmi 40 SMA 2 Pengusaha Rp42.000,00 - - 1 Kuli bangunan Rp 50.000,00 Rp92.000,00 Rp 30.000,00 Rp 30.000,00 Rp 60.000,00
36 Bu Rohana 43 SMA 2 Pengusaha Rp28.500,00 - - 1 Kuli bangunan Rp 50.000,00 Rp78.500,00 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00 Rp 50.000,00
37 Pak Widodo 42 SMA 3 Pengusaha Rp18.250,00 - - 1 Tenaga kerja IRTP Rp 84.000,00 Rp102.250,00 Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 Rp 100.000,00
38 Bu Rusiyam 38 SMA 1 Pengusaha Rp33.500,00 - - 1 Kuli bangunan Rp 50.000,00 Rp83.500,00 Rp 20.000,00 Rp 15.000,00 Rp 35.000,00
39 Bu Biatun 47 SD - Pengusaha Rp19.450,00 - - - - - Rp19.450,00 Rp 15.000,00 - Rp 15.000,00
40 Bu Miati 50 SMP 2 Pengusaha Rp78.800,00 - - 1 Tenaga kerja IRTP Rp 25.000,00 Rp103.800,00 Rp 35.000,00 Rp 40.000,00 Rp 75.000,00
160
41 Pak Jasti 56 SD 2 Pengusaha Rp21.350,00 - - 1 Tenaga kerja IRTP Rp 25.000,00 Rp46.350,00 Rp 25.000,00 Rp 35.000,00 Rp 60.000,00
42 Bu Kamsiah 43 SMA 1 Pengusaha Rp39.500,00 - - 1 Kuli bangunan Rp 50.000,00 Rp89.500,00 Rp 20.000,00 Rp 20.000,00 Rp 40.000,00
43 Pak Sujimin 45 SMA 3 Pengusaha Rp49.000,00 - - 1 Tenaga kerja IRTP Rp 25.000,00 Rp74.000,00 Rp 50.000,00 Rp 45.000,00 Rp 95.000,00
44 Bu Sri Mulyani 43 SMA 2 Pengusaha Rp467.300,00 - - - - - Rp467.300,00 Rp 50.000,00 Rp 35.000,00 Rp 85.000,00
45 Bu Ekowati 39 SMA 2 Pengusaha Rp72.150,00 - - 1 Pedagang Rp 50.000,00 Rp122.150,00 Rp 30.000,00 Rp 30.000,00 Rp 60.000,00
Jumlah 88 Rp.3.815.000,00
Rp.201.000,00 32
Rp.1.217.000,00 Rp.5.216.000,00 Rp
1.865.000,00
Rp
1.360.000,00
Rp
3.465.000,00
Rata-rata 2 Rp.85.000,00 Rp.50.000,00 1 Rp.28.000,00 Rp.116.000,00 Rp 42.000,00 Rp 31.000,00 Rp 77.000,00
161
Lampiran 12
Tabulasi Jawaban Responden Tentang Pendapatan Pengusaha IRTP Tahun 2013
No Pengusaha Hasil Produksi Jumlah Total
Produk
Jumlah Total
Produk Total Pendapatan
1 Hj. Muqoronah Tempe
Keripik tempe
162 unit
473 bungkus 635 produk Rp.952.500,00
2 Mbk Latifah Tempe Keripik tempe
150 unit 675 bungkus
825 produk Rp.1.237.500,00
3 Bu Aminah Tempe Keripik tempe
90 unit 338 bungkus
428 produk Rp.642.000,00
4 Pak Asroh Keripik tempe 405 bungkus 405 produk Rp.607.500,00 5 Bu Iyaroh Keripik tempe 135 bungkus 135 produk Rp.202.500,00 6 Bu Qoniah Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah
Keripik tumpi kacang hijau
338 bungkus
70 bungkus
55 bungkus
463 produk Rp.722.000,00
7 Bu Solihati Keripik peyek kacang tanah
Keripik tumpi kacang hijau
55 bungkus
70 bungkus 125 produk Rp.215.000,00
8 Hj. Halimah Keripik tempe 810 bungkus 810 produk Rp.1.215.000,00 9 Pak Khoirun Keripik tempe 473 bungkus 473 produk Rp.709.500,00 10 Bu Murtofiah Keripik tempe
Keripik tumpi kacang hijau
203 bungkus
140 bungkus 343 produk Rp.514.500,00
11 Bu Kiptiah Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah
Keripik tumpi kacang hijau
Keripik Bayam
135 bungkus
55 bungkus
70 bungkus
65 bungkus
325 produk Rp.515.000,00
12 Bu Muawanah Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah
675 bungkus
165 bungkus 840 produk Rp.1.342.500,00
13 Bu Muizzati Keripik tempe
Keripik Bayam
270 bungkus
65 bungkus 335 produk Rp.502.500.00
14 Bu Tihamah Keripik bayam 65 bungkus 65 produk Rp.97.500,00 15 Bu Rowiyah Keripik tempe 68 bungkus 68 produk Rp.102.000,00 16 Pak Rohmat Keripik tempe 608 bungkus 608 produk Rp. 912.000,00 17 Bu Sofrotun Keripik tempe
Keripik tumpi kacang tanah
Keripik bayam
243 bungkus 55 bungkus
65 bungkus
363 produk Rp.572.000,00
18 Bu Istirohmat Keripik tempe
Keripik tumpi kacang hijau
Keripik bayam
270 bungkus
140 bungkus
65 bungkus
475 produk Rp.712.500,00
19 Bu Mulihatun Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah
Keripik tumpi kacang hijau Keripik bayam
405 bungkus
110 bungkus
140 bungkus 130 bungkus
785 produk Rp.1.232.500,00
20 Bu Rukayah Keripik peyek kacang tanah Keripik tumpi kacang hijau
Keripik Bayam
165 bungkus 210 bungkus
195 bungkus
570 produk Rp.854.500,00
21 Bu Jariyah Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah
Keripik tumpi kacang hijau
Keripik bayam
270 bungkus
83 bungkus
105 bungkus
65 bungkus
523 produk Rp.826.000,00
22 Bu
Mutomimah
Keripik tempe 810 bungkus 810 produk Rp.1.215.000,00
23 Bu Sofiatun Keripik tempe 603 bungkus 603 produk Rp.912.000,00 24 Bu Alfiah Keripik tempe 270 bungkus 270 produk Rp.405.000,00 25 Bu Khasanah Keripik tempe 743 bungkus 743 produk Rp.114.500,00 26 Mb.Nafiatun Keripik tempe 405 bungkus 405 produk Rp.607.500,00 27 Bu Rumsah Keripik tempe 675 bungkus 675 produk Rp.1.012.500,00 28 Bu Sumiah Keripik tempe 338 bungkus 338 produk Rp.507.000,00 29 Mbk Ummi Keripik tempe 810 bungkus 810 produk Rp.1.215.000,00 30 Bu Rodyatun Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah
Keripik tumpi kacang hijau
Keripik bayam
135 bungkus
55 bungkus
70 bungkus
65 bungkus
325 produk Rp.515.000,00
31 Bpk Muhib Keripik tempe 405 bungkus 715 produk Rp.1.302.500,00
162
Keripik peyek kacang tanah Keripik tumpi kacang hijau
Keripik bayam
110 bungkus 70 bungkus
130 bungkus
32 Mbk Ani F. Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah
Keripik tumpi kacang hijau
Keripik bayam
270 bungkus
83 bungkus
105 bungkus
65 bungkus
523 produk Rp.826.000,00
33 Bu Ummi N. Keripik tempe
Keripik bayam
270 bungkus
65 bungkus 335 produk Rp.502.500,00
34 Pak Sunaro Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah Keripik tumpi kacang hijau
338 bungkus
55 bungkus 70 bungkus
463 produk Rp.722.000,00
35 Bu Rohmi Keripik peyek kacang tanah Keripik tumpi kacang hijau
Keripik bayam
165 bungkus 210 bungkus
195 bungkus
570 produk Rp.937.500,00
36 Bu Rohana Keripik tempe
Keripik peyek kacang hijau
675 bungkus
140 bungkus 430 produk Rp.514.500,00
37 Pak Widodo Keripik tempe
Keripik peyek kacang tanah
675 bungkus
165 bungkus 840 produk Rp.1.342.500,00
38 Bu Rusiyam Keripik peyek kacang tanah
Keripik tumpi kacang hijau
55 bungkus
70 bungkus 125 produk Rp.215.000,00
39 Bu Biatun Tempe 150 unit 150 produk Rp.225.000,00 40 Bu Miati Tempe 330 unit 330 produk Rp.495.000,00 41 Pak Jasti Tempe 180 unit 180 produk Rp.270.000,00 42 Bu Kamsiah Tempe 144 unit 144 produk Rp.216.000,00 43 Pak Sujimin Tahu 500 potong 500 produk Rp.750.000,00 44 Bu Sri Mulyani Roti tawar
Roti sobek
Roti manis
220 bungkus 220 bungkus
220 bungkus
660 produk Rp.3.960.000,00
45 Bu Ekowati Bolu kukus
Cupcake
Brownies
125 unit
125 unit
125 unit
375 produk Rp.750.000,00
Jumlah Rp.33.716.500,00 Rata-rata Rp.750.000,00
164
Lampiran 13
Tabulasi Jawaban Responden Tentang Pendapatan Pengusaha IRTP Tahun 2013
No Pengusaha Pendapatan IRTP
Pengusaha (Kotor)
Total Biaya Belanja
dan Operasional Pendapatan bersih
1 Hj. Muqoronah Rp.952.500,00 Rp776.725,00 Rp175.775,00
2 Mbk Latifah Rp.1.237.500,00 Rp1.004.050,00 Rp233.450,00
3 Bu Aminah Rp.642.000,00 Rp524.400,00 Rp117.600,00
4 Pak Asroh Rp.607.500,00 Rp593.500,00 Rp14.000,00
5 Bu Iyaroh Rp.202.500,00 Rp193.000,00 Rp9.500,00
6 Bu Qoniah Rp.722.000,00 Rp693.000,00 Rp29.000,00
7 Bu Solihati Rp.215.000,00 Rp191.500,00 Rp23.500,00
8 Hj. Halimah Rp.1.215.000,00 Rp1.163.000,00 Rp52.000,00
9 Pak Khoirun Rp.709.500,00 Rp688.500,00 Rp21.000,00
10 Bu Murtofiah Rp.514.500,00 Rp463.500,00 Rp51.000,00
11 Bu Kiptiah Rp.515.000,00 Rp491.250,00 Rp23.750,00
12 Bu Muawanah Rp.1.342.500,00 Rp1.279.250,00 Rp63.250,00
13 Bu Muizzati Rp.502.500.00 Rp488.750,00 Rp13.750,00
14 Bu Tihamah Rp.97.500,00 Rp90.050,00 Rp7.450,00
15 Bu Rowiyah Rp.102.000,00 Rp100.750,00 Rp1.250,00
16 Pak Rohmat Rp. 912.000,00 Rp856.550,00 Rp55.450,00
17 Bu Sofrotun Rp.572.000,00 Rp546.200,00 Rp25.800,00
18 Bu Istirohmat Rp.712.500,00 Rp659.500,00 Rp53.000,00
19 Bu Mulihatun Rp.1.232.500,00 Rp1.182.200,00 Rp50.300,00
20 Bu Rukayah Rp.854.500,00 Rp813.500,00 Rp41.000,00
21 Bu Jariyah Rp.826.000,00 Rp745.500,00 Rp80.500,00
22 Bu Mutomimah Rp.1.215.000,00 Rp1.144.000,00 Rp71.000,00
23 Bu Sofiatun Rp.912.000,00 Rp848.500,00 Rp63.500,00
24 Bu Alfiah Rp.405.000,00 Rp353.000,00 Rp52.000,00
25 Bu Khasanah Rp.114.500,00 Rp1.046.500,00 Rp68.000,00
26 Mb.Nafiatun Rp.607.500,00 Rp567.500,00 Rp40.000,00
27 Bu Rumsah Rp.1.012.500,00 Rp948.500,00 Rp64.000,00
28 Bu Sumiah Rp.507.000,00 Rp485.000,00 Rp22.000,00
29 Mbk Ummi Rp.1.215.000,00 Rp84.000,00 Rp1.131.000,00
30 Bu Rodyatun Rp.515.000,00 Rp455.250,00 Rp59.750,00
31 Bpk Muhib Rp.1.302.500,00 Rp1.145.000,00 Rp157.500,00
32 Mbk Ani F. Rp.826.000,00 Rp786.000,00 Rp40.000,00
33 Bu Ummi N. Rp.502.500,00 Rp480.750,00 Rp21.750,00
34 Pak Sunaro Rp.722.000,00 Rp708.750,00 Rp13.250,00
35 Bu Rohmi Rp.937.500,00 Rp895.500,00 Rp42.000,00
36 Bu Rohana Rp.514.500,00 Rp486.000,00 Rp28.500,00
37 Pak Widodo Rp.1.342.500,00 Rp1.324.250,00 Rp18.250,00
38 Bu Rusiyam Rp.215.000,00 Rp181.500,00 Rp33.500,00
39 Bu Biatun Rp.225.000,00 Rp205.550,00 Rp19.450,00
40 Bu Miati Rp.495.000,00 Rp416.200,00 Rp78.800,00
41 Pak Jasti Rp.270.000,00 Rp248.650,00 Rp21.350,00
42 Bu Kamsiah Rp.216.000,00 Rp176.500,00 Rp39.500,00
43 Pak Sujimin Rp.750.000,00 Rp701.000,00 Rp49.000,00
44 Bu Sri Mulyani Rp.3.960.000,00 Rp3.492.700,00 Rp467.300,00
45 Bu Ekowati Rp.750.000,00 Rp677.850,00 Rp72.150,00
Jumlah Rp.35.200.000,00 Rp.31.400.000,00 Rp.3.815.000,00
Rata-rata Rp.785.000,00 Rp.670.000,00 Rp.85.000,00