dispepsia.docx

8
TINJAUAN PUSTAKA SINDROMA DISPEPSIA DEFINISI Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti pencernaan. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu : 1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain. 2. Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional , atau dispepsia nonulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan). Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat kenyang, dan sering bersendawa. Biasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur, makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan tertentu, ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress.

Upload: ghini-meriza

Post on 25-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lalala

TRANSCRIPT

Page 1: DISPEPSIA.docx

TINJAUAN PUSTAKA

SINDROMA DISPEPSIA

DEFINISI

Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti pencernaan.

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di

perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Keluhan refluks

gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung,

kini tidak lagi termasuk dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :

1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya.

Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak

(luka) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.

2. Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispepsia nonulkus (DNU), bila

tidak jelas penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur

organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong

saluran pencernaan).

Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri

atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau cepat

kenyang, dan sering bersendawa. Biasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak

teratur, makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan tertentu, ataupun

kondisi emosional tertentu misalnya stress.

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak

enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks

gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung

kini tidak lagi termasuk dispepsia. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis

(sindrom) yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit diperut bagian atas yang dapat pula disertai

dengan keluhan lain, perasaan panas di dada daerah jantung (heartburn), regurgitasi,

kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan

beberapa keluhan lainnya.

ETIOLOGI

Beberapa perubahan dapat terjadi pada saluran cerna atas akibat proses penuaan,

terutama pada ketahanan mukosa lambung . Kadar asam lambung lansia biasanya mengalami

penuruna hingga 85%.

Page 2: DISPEPSIA.docx

Dispepsia dapat disebabkan oleh kelainan organik, yaitu :

a. Gangguan penyakit dalam lumen saluran cerna: tukak gaster atau duodenum, gastritis,

tumor, infeksi bakteri Helicobacter pylori.

b. Obat-obatan: anti inflamasi non steroid (OAINS), aspirin, beberapa jenis antibiotik,

digitalis, teofilin dan sebagainya.

c. Penyakit pada hati, pankreas, maupun pada sistem bilier seperti hepatitis, pankreatitis,

kolesistitis kronik.

d. Penyakit sistemik seperti diabetes melitus, penyakit tiroid, penyakit jantung koroner.

Dispepsia fungsional dibagi 3, yaitu :

a. Dispepsia mirip ulkus bila gejala yang dominan adalah nyeri ulu hati.

b. Dispepsia mirip dismotilitas bila gejala dominan adalah kembung, mual, cepat kenyang.

c. Dispepsia non-spesifik yaitu bila gejalanya tidak sesuai dengan dispepsia mirip ulkus

maupun dispepsia mirip dismotilitis. Peranan pemakaian OAINS dan infeksi H. Pylori sangat

besar pada kasus-kasus dengan kelainan organik.

PATOFISIOLOGI

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti

nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang

sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada

lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat

mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam

pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga

intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.

MANIFESTASI KLINIS

a. Nyeri perut (abdominal discomfort),

b. Rasa perih di ulu hati,

c. Mual, kadang-kadang sampai muntah,

d. Nafsu makan berkurang,

e. Rasa lekas kenyang,

f. Perut kembung,

g. Rasa panas di dada dan perut,

h. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).

Page 3: DISPEPSIA.docx

LANGKAH DIAGNOSIS

Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien dyspepsia yang belum diinvestigasi

terutama hasrus ditujukan untuk mencari kemungkinan adanya kelainan organik sebagai

kausa dispepsia. Pasien dispepsia dengan alarm symptoms kemungkinan besar didasari

kelainan organik. Menurut Wibawa (2006), yang termasuk keluhan alarm adalah:

1. Disfagia,

2. Penurunan Berat Badan (weight loss),

3. Bukti perdarahan saluran cerna (hematemesis, melena, hematochezia, anemia defisiensi

besi,atau fecal occult blood),

4. Tanda obstruksi saluran cerna atas (muntah, cepat penuh). Pasien dengan alarm symptoms

perlu dilakukan endoskopi segera untuk menyingkirkan penyakit tukak peptic dengan

komplikasinya, GERD (gastroesophageal reflux disease), atau keganasan.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang harus bias menyingkirkan kelainan serius, terutama kanker

lambung, sekaligus menegakkan diagnosis bila mungkin. Sebagian pasien memiliki resiko

kanker yang rendah dan dianjurkan untuk terapi empiris tanpa endoskopi.

a. Laboratorium

Hitung darah lengkap dan LED normal membantu menyingkirkan kelainan serius. Bila

ditemukan leukositosis berarti ada tanda-tanda infeksi. Hasil tes serologi positif untuk

Helicobacter pylori menunjukkan ulkus peptikum namun belum menyingkirkan keganasan

saluran pencernaan. Pada pemeriksaan tinja, jika tampak cair berlendir atau banyak

mengandung lemak berarti kemungkinan menderita malabsorpsi.

b. Endoskopi (esofago-gastro-duodenoskopi)

Endoskopi adalah tes definitive untuk esofagitis, penyakit epitellium Barret, dan ulkus

peptikum. Biopsi antrum untuk tes ureumse untuk H.pylori (tes CLO) (Davey,Patrick, 2006).

Endoskopi adalah pemeriksaan terbaik masa kini untuk menyingkirkan kausa organic pada

pasien dispepsia. Namun, pemeriksaan H. pylori merupakan pendekatan bermanfaat pada

penanganan kasus dispepsia baru. Pemeriksaan endoskopi diindikasikan terutama pada pasien

dengan keluhan yang muncul pertama kali pada usia tua atau pasien dengan tanda alarm

seperti penurunan berat badan, muntah, disfagia, atau perdarahan yang diduga sangat

mungkin terdapat penyakit struktural. Pemeriksaan endoskopi adalah aman pada usia lanjut

dengan kemungkinan komplikasi serupa dengan pasien muda. Menurut Tytgat GNJ,

Page 4: DISPEPSIA.docx

endoskopi direkomendasikan sebagai investigasi pertama pada evaluasi penderita dispepsia

dan sangat penting untuk dapat mengklasifikasikan keadaan pasien apakah dispepsia organik

atau fungsional. Dengan endoskopi dapat dilakukan biopsy mukosa untuk mengetahui

keadaan patologis mukosa lambung (Wibawa, I Dewa Nyoman, 2006).

c. DPL : Anemia mengarahkan keganasan

d. EGD : Tumor, PUD, penilaian esofagitis

PENATALAKSANAAN

Pengobatan Segera (Prompt Treatment)

Diet mempunyai peranan yang sangat penting. Dasar diet tersebut adalah makan

sedikit berulang kali, makanan yang banyak mengandung susu dalam porsi kecil. Jadi

makanan yang dimakan harus lembek, mudah dicerna, tidak merangsang peningkatan

dalam lambung dan kemungkinan dapat menetralisir asam HCL. Pemberiannya dalam

porsi kecil dan berulang kali. Dilarang makan pedas, asam dan beralkohol.

Perbaikan keadaan umum penderita

Pemasangan infus untuk pemberian cairan, elektrolit dan nutrisi.

Penjelasan penyakit kepada penderita.

Golongan obat yang digunakan untuk pengobatan penderita dispepsia adalah antasida,

antikolinergik, prokinetik, sitoprotektif dan lain-lain.

Antasida

Antasida akan menetralisir seksresi asam HCL. Obat ini biasa digunakan untuk

sindroma dispepsia, mengurangi rasa nyeri. Jadi antasid bermanfaat untuk

mengurangi asam lambung, dengan demikian dapat diharapkan untuh

menyembuhkan sindroma dispepsia. Na-bikarbonat, alumunium hidroksida, Mg

hidroksida akan menetralkan asam lambung.

Antikolinergik

Obat golongan antikolinergik menghambat inervasi saraf kolinergik

postganglionik pada otot polos dan memblokir aksi asetilkolon pada sel parietal,

sehingga akan mengurangi sekresi asam lambung, memblokir kontraksi otot polos

dari ileum dan kandung kemih, mengurangi salivasi dan menimbulkan takikardi.

Atropin merupakan salah satu antikolinergik dan biasanya dipakai, atropin tidak

hanya menghambat rangsangan sekresi pepsi tetapi juga mekanisme vagal oleh

gastrin dan histamin. Obat antikolinergik lainnya adalah probantin, tianin,

monodral, peptal, trisiklamol.

Page 5: DISPEPSIA.docx

Prokinetik

Yang termasuk obat prokinetik antara lain : bathanecol, metoklopramid,

domperidon cisapride.

Sitoprotektif

Dikenal dua golongan obat sitoprotektif, yaitu golongan prodtaglandin E dan

golongan protektif lokal.

KOMPLIKASI

Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya

komplikasi yang tidak ringan. Salah satunya komplikasi dispepsia yaitu luka di dinding

lambung yang dalam atau melebar tergantung berapa lama lambung terpapar oleh asam

lambung. Bila keadaan dispepsia ini terus terjadi luka akan semakin dalam dan dapat

menimbulkan komplikasi pendarahan saluran cerna yang ditandai dengan terjadinya muntah

darah, di mana merupakan pertanda yang timbul belakangan. Awalnya penderita pasti akan

mengalami buang air besar berwarna hitam terlebih dulu yang artinya sudah ada perdarahan

awal. Tapi komplikasi yang paling dikuatirkan adalah terjadinya kanker lambung yang

mengharuskan penderitanya melakukan operasi.

PENCEGAHAN

Pola makan yang normal, dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan

jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang berkadar asam

tinggi, cabai, alkohol dan, pantang rokok, bila harus makan obat karena sesuatu penyakit,

misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.