dispepsia - perdarahan saluran cerna

11
GERD & LPR (Laringo-Pharyngeal Reflux) Disebabkan karena reflux asam lambung. Mengapa bisa terjadi? Karena Sfingter Esofagus bawah menutup tidak adekuat. GERD : HEARTBURN (rasa terbakar di dada). LPR : Suara SERAK, rasa mengganjal di tenggorokan. Tx: PPI (omeprazole) 6 bulan. Hindari kopi, teh, rokok, alkohol, soda. Makan teratur, porsi dikit tp sering. Hindari porsi besar saat mlm sebelum tidur. Sindroma Dispepsia adalah kumpulan gejala yang diasosiasikan dengsn kelainan di SCBA yakni mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa terbakar, rasa penuh ulu hati, dan cepat merasa kenyang. Menurut penyebabnya, dispepsia dibagi menjadi: a. Dispepsia organik 1. Penyakit SCBA: ulkus peptik, gastritis, keganasan 2. Obat-obatan: NSAID, teofilin, dll 3. Hepatobilier: hepatitis, kolesistitis, kolelitiasis, keganasan 4. Pankeras: pankreatitis, keganasan 5. Lain: DM, peny tiroid, gagal ginjal, kehamilan, hipertensi, dll. b. Dispepsia fungsional Dispepsia yang tidak disertai adanya kelainan organik melalui berbagai pemeriksaan yang dilakukan tidak ditemukan adanya kelainan. Berdasarkan literatur yang lain, dispepsia secara klinis dibagi atas: 1. Dispspsia tipe ulkus : nyeri maupun pedih pada ulu hati dan berhubungan dengan makanan. - Ulkus gaster - Ulkus duodenum 2. Dispepsia tipe dismotilitas: tak nyaman di ulu hati, perasaan kembung atau rasa penuh atau cepat kenyang setelah makan, sering bersendawa.

Upload: silverbullet

Post on 18-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dis

TRANSCRIPT

GERD & LPR (Laringo-Pharyngeal Reflux)Disebabkan karena reflux asam lambung. Mengapa bisa terjadi? Karena Sfingter Esofagus bawah menutup tidak adekuat.GERD : HEARTBURN (rasa terbakar di dada). LPR : Suara SERAK, rasa mengganjal di tenggorokan.Tx: PPI (omeprazole) 6 bulan. Hindari kopi, teh, rokok, alkohol, soda. Makan teratur, porsi dikit tp sering. Hindari porsi besar saat mlm sebelum tidur.

Sindroma Dispepsia adalah kumpulan gejala yang diasosiasikan dengsn kelainan di SCBA yakni mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa terbakar, rasa penuh ulu hati, dan cepat merasa kenyang. Menurut penyebabnya, dispepsia dibagi menjadi:a. Dispepsia organik1. Penyakit SCBA: ulkus peptik, gastritis, keganasan2. Obat-obatan: NSAID, teofilin, dll3. Hepatobilier: hepatitis, kolesistitis, kolelitiasis, keganasan4. Pankeras: pankreatitis, keganasan5. Lain: DM, peny tiroid, gagal ginjal, kehamilan, hipertensi, dll. b. Dispepsia fungsionalDispepsia yang tidak disertai adanya kelainan organik melalui berbagai pemeriksaan yang dilakukan tidak ditemukan adanya kelainan.Berdasarkan literatur yang lain, dispepsia secara klinis dibagi atas:1. Dispspsia tipe ulkus : nyeri maupun pedih pada ulu hati dan berhubungan dengan makanan. Ulkus gaster Ulkus duodenum 2. Dispepsia tipe dismotilitas: tak nyaman di ulu hati, perasaan kembung atau rasa penuh atau cepat kenyang setelah makan, sering bersendawa.3. Dispepsia tipe refluks: nyeri terbakar di dada, disfagia, regurgitasi asam 4. Dispepsia tidak spesifikTerapi medikamentosa:1. Antasida: menetralkan asam lambung. Lebih baik menggunakan antasida suspensi kartena kapasitas buffering lebih baik dari yang tablet, dosis 3 x cI, 1 jam ac. 2. Prokinetik: obat prokinetik ditujukan untuk dispepsia tipe dismotilitas dan refluks karena sifatnya ialah memperbaiki kontraktilitas dan mempercepat pengosongan lambung selain itu juga meningkatkan tonus spinchter esofagus bag bawah shg mencegah timbulmya GERD. Contoh obat: metocloptamide, domperidon, cisapride. Namun lebih baik menggunakan domperidon karena tidak menembus sawar darah otak shg efek samping lebih rendah. Dosis domperiodin 3 x10 mg diberikan sebelum makan. 3. Sitoprotektif: sangat baik untuk dispepsia tipe ulkus misalnya sukralfat (garam alumunium dan sukrose oktosulfat) yang meningkatkan PGE2 , meningkatkan sekresi mukus dan bikarbonat serta membentuk rintangan mekanik yang melindungi mukosa dari asam dan pepsin. Dosis 4x1 gr per hari. 4. Antagonis H2: ranitidin 2 x 150 mg setelah makan atau simetidin 2 x 400 mg. 5. PPI: omeprazole 2x20 mg perhari. Atau lansoprazole 2 x 40 mg.

Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA)Kelainan : hematemesis (muntah darah segar/berwarna coklat kehitaman) dan melena (BAB hitam). Lokalisasi : farings - intestin di tempat perlekatan lig. treitz (suspensorium duodeni). a. Kelainan di esofagusb. Kelainan di lambung c. Kelainan di duodenumd. Beberapa penyakit darahe. Beberapa penyakit lainnyaGold Standar diagnosis : endoskopiTatalaksana umum : periksa tanda vital, berikan cairan

Kelainan di esofagusa.Varises esofagusCiri khas: muntah darah merah segar yang masif, disertai melena. Pecahnya pembuluh darah varises esophagus disebabkan karena hipertensi porta (bila gradien tekanan yang diukur pada vena hepatika >10 mmHg dan pecahnya varises bila tekanan >12 mmHg).Varises umumnya terjadi di esofagus distal namun juga terjadi di sekitar umbilikus (venektasi) dan di rektum (hemoroid).Penyebab Hipertensi porta:a. Kelainan intrahepatik: sirosis portal (ikterik, asites, palmar eritem, spider nevi) dan biliaris, tumor primer dan metastatik, parasit (leishmaniasia, schistosomiasis), fibrosis hepatik kongenital, dll.b. Kelainan suprahepatik: sindroma budd chiari (trombosis vena hepatika), decomp kanan, perikarditis konstriktiva.c. Kelainan infrahepatik: trombosis vena porta, trombosis vena splenikus. Klasifikasi endoskopi : a. Warna b. Tanda warna merahperubahan warna pada mukosa varises dapat menjadi penanda akan tingginya resiko perdarahan. Dibagi dalam 4 subkategori:1. Red wall marking (RWM): tanda pelebaran pembuluh darah 2. Cherry red spot: bintik-bintik merah diameter >2 cm3. Hemato Cystic Spot (HCS): tanda warna merah lebih besar, lebar, dan kistikhigh risk of bleeding4. Diffuse redness: warna merah yang difus pada mukosa varisesc. Bentuk : d. Lokalisasi Tatalaksana : Ligasi

b.Karsinoma esofagusCiri khas: muntah darah 1x (jarang) lebih sering keluhan melena. Keluhan lain disfagia, BB turun, anemia. c.Sindroma malory weissKeadaan muntah darah yang tidak masif dan didahului oleh muntah-muntah hebat dan disertai dengan epigastric pain. disebabkan karena rupturnya arteri di submukosa dari kardia maupun esofagus bagian bawah. Sebelumnya didahului oleh adanya laserasi yang disebabkan karena seringnya muntah2 tekanan intraabdomen meningkat laserasi dan ruptur. d.Esofagitis korosif (akibat bahan kimia kaustik yang temakan atau terminum)e. Esofagitis kronis dan ulkus esofagus

Kelainan di lambung a. Gastritis erosiva hemoragikaetiologi : penggunaan obat-obatan seperti: NSAID, golongan salisilat seperti aspirin, obat bintang tujuh, jamu-jamuan, golongan kortikosteroid, reserpin, alkohol, dll. Gejala : hematemesis yang tidak masif disertai nyeri dan pedih di ulu hati. b. Ulkus gasterUlkus : defek mukosa/submukosa yang berbatas tegas dapat menembus muskularis mukosa sampai lapisan serosa sehingga dapat terjadi perforasi. Letak ulkus : terbanyak di angulus, antrum, prepilorus, jarang di korpus maupun fundus. Insiden : >50 thn, 1:1, 15% dari ulkus peptikumPenyebab faktor resiko: H.pylori Gastritis Alkohol merokok penggunaan obat-obatan seperti NSAID dan golongan salisilat menyebabkan hambatan pada enzim COX-1 pada asam arakhidonat shg menekan produksi prostraglandin ( berfungsi sitoproteksi dengan mengatur aliran darah mukosa, prolif sel epitel, sekresi mukus dan bikarbonat, dll.) stressKeluhan : Normal hiposekresi asam lambung nyeri di perut kiri atas atau di epigastrium berulang yang dipicu segera oleh makanan. Ritme nyeri: setelah makan diikuti dengan rasa enak yang berakhir -1 jam, kemudian diikuti periode nyeri sampai lambung kosong yaitu 90 menit, dsn kemudian bila lambung kosong merasa enak kembali (makan-enak-nyeri-enak). Nyeri jarang timbul tengah malam, dpt berkurang setelah muntah, diisi makanan menambah nyeri Perdarahan lebih sering dibandingkan gastritis erosive dan ulkus duodenum. Hematemesis lebih umum terjadi dibandingkan melena Dpt disertai penurunan BBPF : nyeri tekan epigastriumDiagnosis pasti : endoskopi untuk menemukan penyebab serta asal perdarahan dan juga menentukan aktivitas perdarahan. *Pemeriksaan urea breath tes/antigen H.pyloriKemungkinan keganasan : lebih sering terjadiKlasifikasi aktivitas perdarahan tukak peptik menurut kriteria Forest :Aktivitas perdarahanKriteria endoskopis

Forest Ia - perdarahan aktifPerdarahan arteri menyembur

Forest Ib - perdarahan aktifPerdarahan merembes

Forest II - peradarahan berhenti namun masih tampak sisa perdarahanGumpalan darah pada dasar tukak atau terlihat pembuluh darah

Forest III - perdarahan berhenti tanpa sisa perdarahanLesi tanpa tanda sisa perdarahan

Tx : PPI (omeprazole 2x 20mg) atau H2 receptor antagonis (ranitidin). Bila terbukti ada H.pylori triple therapy : PAC (PPI+amoksisilin+clarythromicin) atau PMC (PPI+Metronidazole+clarythromicin)c. Ca gasterKeluhan : pedih, nyeri ulu hati, BB turun, lekas kenyang, badan lemah. Melena lebih dominan dibandingkan hematemesis.

Kelainan di duodenum a.Ulkus duodenuminsiden : 30-60 thn, L:P=2-3:1, 80% dari ulkus peptikumPenyebab faktor resiko: H.pylori Alkohol merokok sirosis stressKeluhan: Hipersekresi asam lambung nyeri dan pedih pada perut kanan atas berulang, terutama waktu tengah malam sedang tidur dan tiba2 terbangun (nocturnal pain) dan nyeri penjalar ke perut kiri dan pinggang kanan. Ritme nyeri: setelah makan perut terasa enak 1-4 jam, kemudian setelah lambung kosong timbul nyeri lagi (2-3 jam setelah makan) sampai waktu makan lagi. Nyeri hilang setelah makan sehingga anjurkan penderita untuk selalu membawa roti atau minum susu untuk mengganjal perutnya. Dapat disertai peningkatan BB Perdarahan lebih sedikit bila dibanding ulkus gaster, bila ada maka melena lebih umum timbul dibanding hematemesis Insiden perforasi lebih sering dibanding ulkus gasterKemungkinan keganasan : jarangPF : nyeri tekan epigastriumTx : PPI (omeprazole 2x 20mg) atau H2 receptor antagonis (ranitidin). Bila terbukti ada H.pylori triple therapy : PAC (PPI+amoksisilin+clarythromicin) atau PMC (PPI+Metronidazole+clarythromicin)

b.Karsinoma papila vateri Pendekatan diagnostik penderita perdarahan SCBAAnamnesis: Curiga ulkus peptikum bila hematemesis didahului dengan nyeri atau pedih di epigastrium yang berhubungan dengan makanan. Curiga gastritis erosiva bila penderita riw minum obat/jamu-jamuan kemudian timbul rasa nyeri atau pedih di epigastrium yang disusul hematemesis. Hematemesis pada gastritis lebih sedikit dibandingkan dengan hematemesis pada ulkus. Hematemesis yang terjadi juga sedikit-sedikit tetapu berulang kali. Curiga varises esofagus bila hematemesis mendadak dan masif, tanpa didahului nyeri atau pedih di epigastrium. Tanyakan riwayat hepatitis, alkoholik, atau peny hati kronik. Curiga mallory weiss syndrome bila sebelum hematemesis didahului oleh muntah2 hebat, misal pada peminum alkohol, wanita hamil muda.Pemeriksaan fisik: Pertama kali yang harus diperhatikan: KU, tensi, nadi. Apa ada tanda2 syok??a. Cool and clammy extremity, CRT >2sb. Penurunan GCS bisa karena syoknya, namun juga bisa tanda dari ensefalopati hepatikum yang disebabkan karena adanya kegagalan hati (decompensated of chronic liver failure/acute on chronic liver failure)c. Penurunan jumlah urine: