disampaikanpadafgd bkd provinsijawabarat...

25
Disampaikanpada FGD BKD Provinsi Jawa Barat Tentang Manajemen SDM Berbasis Kompetensi Bandung, 24 September 2015 Dr. Tri WidodoW. Utomo, SH.,MA Deputi Inovasi AdministrasiNegara LAN-RI http://inovasi.lan.go.id

Upload: vuongquynh

Post on 07-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Disampaikan pada FGD BKD Provinsi Jawa Barat Tentang Manajemen SDM Berbasis Kompetensi

Bandung, 24 September 2015

Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA

Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI

http://inovasi.lan.go.id

Struktur Diskusi

Multikulturalisme Indonesia

Kecerdasan Sosio-kultural

Kecerdasan Sosio-kultural para Pemimpin

State Management of Differences

Gambaran Kompetensi Sosio-kultural

Kompetensi Sosio-kultural Berbasis Pancasila

Indonesia Negeri Multikultur

“If “If “If “If you want to know whether you want to know whether you want to know whether you want to know whether Islam, democracy, modernity, Islam, democracy, modernity, Islam, democracy, modernity, Islam, democracy, modernity, and women's and women's and women's and women's rights rights rights rights can cocan cocan cocan co----exist, go to exist, go to exist, go to exist, go to Indonesia”Indonesia”Indonesia”Indonesia”

(Hillary Clinton, New York Times, 19/02/2009)

Melting Pot Bernama Indonesia

6 Agama

resmi

± 250 suku

bangsa &

bahasa/dialek

± 400 aliran

kepercayaan

± 17.000

pulau, 3

zona waktu

19 adat

rechtskringen

van Vollen H.

72.944 Desa,

8.309 Kel,

6.994 Kec, 508

Kab/Kota

Dimensi Multisosiokultur Indonesia

1. Masyarakat tradisional (the traditional society),

2. Prasyarat untuk tinggal landas (the preconditions for take-off),

3. Tinggal landas (the take-off),4. Menuju kekedewasaan (the drive

to maturity), dan5. Masa konsumsi tinggi (the age of

high mass-consumption)

1. SD2. SMP3. SMA, SMK4. D35. S16. S2-S3

1. Low income (< $ 675)2. Lower-middle income

($ 675 – $ 2.695)3. Upper-middle income

($ 2.695 – $ 8.355)4. High income (> $ 8.355)

Aristoteles1. Sangat kaya2. Kaya3. Miskin

Karl Marx1. Kapitalis2. Menengah3. Proletar

Pitirim Sorokin1. Raja, bangsawan2. Priyayi, ulama,

punggawa3. Petani, pedagang,

buruh

Multisosiokulturalisme

“Multicultural” describes a society in which people of many different backgrounds live. “Multiculturalism” is the name given to government policies that seek to give equal status to all the different social, ethnic, religious and cultural groups in the country (Tommy Lumby, 2015).

“Multicultural” describes the social characteristics and problems of governance posed by any society in which different cultural communities live together and attempt to build a common life while retaining some of their ‘original’ identity. “Multiculturalism” is the strategies and policies adopted to govern and manage the problems of diversity and multiplicity which multi-cultural societies throw up (Stuart Hall, ‘Conclusion: the Multi-cultural question’, in Un/Settled Multiculturalism, ed. B. Hesse, 2000, dalam Malory Nye).

Mengelola Multisosiokultur Indonesia

DIBUTUHKAN 2 HAL

Kecerdasan & Kompetensi Sosio-

kultural

Manajemen Negara thdKeanekaragaman /

Diversitas Sosio-kultural

Cultural Quotient

CQ is defined as an individual’s capability to function effectively in situations characterized by cultural diversity.

Initially conceived as an individuallevel construct, CQ has relevance to groups, teams, organizations, and even nations.

Social Competence

Kemampuan dalam mengambil beragam perspektif /cara-cara alternatif dalam menyikapi sebuah situasi, dengan bekal pengalaman yang diperoleh sebelumnya, yang kemudian diterapkan ke dalam setuasi baru saat melakukan interaksi sosial untuk membangun pola interaksi yang baik.

Social competence merupakan dasar dari bagimana bentuk interaksi sosial dibangun. Pola interaksi sosial itu seringkali ditentukan oleh persepsi atas perilaku yang terbentuk dalam dirinya. Pengalaman dalam berinteraksi sebelumnya menentukan pola interaksi yang ia lakukan pada waktu mendatang.

Seringkali, konsep social competence juga melingkupi konsep-konsep social skills, social communication, dan interpersonal communication.

Sumber: Semrud-Clikeman, M. (2007). Social competence in children. New York,

NY: Springer Science+Business Media, dalam Imam B. Prasodjo (2015)

Cultural Competence

1. Kemampuan dalam menjalankan fungsinya secara efektif dalam konteks

kehidupan budaya yang berbeda (The state of being capable of functioning

effectively in the context of cultural differences);

2. Keserasian / kesatuan perilaku, sikap dan kebijakan yang terbangun dalam pada

sistem, lembaga, atau kalangan profesional yang bekerja secara efektif dalam

situasi budaya berbeda (A set of congruent behaviors, attitudes, and policies

which come together in a system, agency, or amongst professionals to work

effectively in cross-cultural situations).

Sumber: Towards a Culturally Competent System of Care. Cross et. al., 1989, Georgetown

University Child Development Center, dalam Imam B. Prasodjo (2015)

Socio-Cultural Competence

“Kemampuan dinamis dalam mengambil beragam perspektif /cara-cara alternatif saat berinteraksi dalam situasi budaya berbeda-beda sehingga dalam bekerja dapat berjalan

efektif”

Imam B. Prasodjo (2015)

Kecerdasan Sosio-Kultural Para Pemimpin

“Bung Hatta dan aku pernah terlibatperselisihan yang dalam. Meski di suatu

waktu kita pernah tidak salingmenyukai, sekarang kita menghadapisatu tugas yang jauh lebih besar daripada tugas yang pernah kita lakukan

masing2.

Berbagai perbedaan menyangkutmasalah partai atau strategi tidak perluada lagi. Sekarang kita satu. Bersatu di

dalam perjuangan bersama”

Kecerdasan Sosio-Kultural Para Pemimpin

Tanggal 18-8-1945, PPKI bersidang dengan salah satu acarautamanya mengesahkan Rancangan Hukum Dasar denganPreambulnya (Pembukaan)

Sebelum pengesahan, Bung Hatta menyampaikan kepadasidang PPKI, khususnya kepada tokoh Islam seperti Ki BagusHadikusumo, KH. Wakhid Hasyim, Kasman Singodimedjo, danTeuku Muh. Hasan, bahwa pada tanggal 17-8-1945 sore hari, ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya danmengusulkan agar pada Alinea IV, di belakang kata KETUHANAN yang berbunyi “dengan kewajiban menjalankansyariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapus. Jika tidak, maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diridari NKRI.

Bung Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa. Tokoh-tokoh Islam itumerelakan dicoretnya “dengan kewajiban menjalankan syariatIslam bagi pemeluk-pemeluknya” di belakang kata Ketuhanandan diganti dengan “Yang Maha Esa”.

State Management of Differences

mutual respect for

and acceptance of difference

common ground and shared

values, as citizens and residents

2Membangun

kehendak bersama & nilai kolektif bangsa

1Menghargai &

menerimaperbedaan

Kompetensi Sosio-Kultural

Gambaran Kompetensi SK (PKDOD LAN, 2015)

No Kompetensi SK Deskripsi Kompetensi

1Mengelola keragamanlingkungan budaya

Kemampuan memahami dan menyadari adanya perbedaan budaya danmelihatnya sebagai hal yang positif, dalam bentuk implementasi manajemenkerja dengan mencegah diskriminasi dan menerapkan prinsip inklusivitassehingga tujuan organisasi akan tercapai secara efektif.

2 Membangun Network sosialKemampuan membangun interaksi sosial atau hubungan timbal balik yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi atau individu, antarakelompok atau antar individu dan kelompok.

3 Manajemen Konflik Kemampuan dalam mengelola konflik antar organisasi secara konstruktif.

4 Empati SosialKemampuan untuk memahami perbedaan pikiran, perasaan, atau masalahberbagai kelompok sosial yang berbeda.

5 Kepekaan Gender

Kemampuan untuk mengenali dan menyadari kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat yang diterima antara laki-laki dan perempuan dalamlingkungan kerja maupun dalam kehidupan bermasyarakat, yang secarapotensial merugikan baik hak laki-laki maupun perempuan dalam konstruksisosial kultural.

6 Kepekaan DifabilitasKemampuan untuk mengenali dan menyadari kebutuhan kelompok denganketerbatasan fisik dan mental (difabel).

Gambaran Kompetensi SK (Pemprov DKI, 2015)

NoKompetensi

SKDeskripsi Kompetensi

1KepekaanSosial

Kemampuan untuk mengenali, mengidentifikasi, menganalisa karakteristik lingkungan sosial dimana iaberada serta merespon situasi secara memadai dan sesuaidengan kebutuhan dari beragam kelompok sosial yang dihadapi dimana keunikannya dipengaruhi oleh beragamhal: agama, suku, ras, kelompok pekerjaan, strata sosial, politik, gender, budaya serta keunikan sosial lainnya.

Catatan: Sejak tahun 2013, kompetensi sosio kultural ini telah dimasukan sebagai salah

satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pejabat Pemprov DKI,

terutama yang melayani masyarakat secara langsung, misalnya Camat, Lurah,

Kepala Puskesmas, dll.

Gambaran Kompetensi SK (BKN, 2015)

No THINKING WORKING RELATING

1 VisioningIntegrity & Courage of

ConvictionsTeam Leadership

2In Depth Problem Solving

and Decision MakingPlanning & Organizing Conflict Management

3 Championing Change Driving for Results Managing Diversity

4Stakeholder Focus (inc.

quality focus)

SOSIO-KULTURAL

Menghargai Keberagaman

Gambaran Kompetensi SK (BKN, 2015)

No Kompetensi SK Deskripsi Kompetensi

1Managing Diversity (MengelolaKeberagaman)

Memahami, menerima dan peka terhadap perbedaan individu.

Memperlakukan orang secara setara, tanpa memandang jenis kelamin,

suku bangsa, agama, asal kelahiran, status atau posisi.

Menghormati toleransi kehidupan beragama, menjunjung tinggi

perlindungan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia, menjaga persatuan dan

kesatuan nasional atas dasar prinsip pluralisme yang konstruktif.

Orang-orang yang dapat bersikap obyektif, adil dan diplomatis. Mereka

mengangkat persoalan, berusaha memahami perspektif berbagai pihak,

mencari persamaan dan berusaha menemukan solusi yang memuaskan

semua pihak.

Gambaran Kompetensi SK (BKN, 2015)

NoDimensi Kompetensi

SKDeskripsi Kompetensi

1Menghargai orang

(Eselon 3)

Menghargai orang di lingkungannya tanpa memandang jenis kelamin, ras, status, asal atau perbedaan lainnya.

Terbuka, aktif belajar tentang perbedaan di antara orang-orang di lingkungannya.

Mengevaluasi orang di lingkungannya atas dasar prestasi yang obyektif, tidak bias atau subyektif.

2

Memfasilitasi berbagai

perspektif dalam mencari

kesepakatan

(Eselon 2)

Mempertimbangkan pendapat pihak-pihak yang memiliki perspektif yang berbeda untuk mencari persamaan

dan berusaha menemukan solusi yang memuaskan semua pihak.

Mendorong komunitas-komunitas di unit kerja untuk berinteraksi secara informal dalam rangka meningkatkan

komunikasi dan kerjasama.

Menggunakan gaya komunikasi yang sesuai untuk menyelesaikan perbedaan di antara individu di dalam unit

kerjanya dan dalam berhubungan dengan stakeholder terkait dengan lingkup tugas unit kerjanya.

Antisipatif, cepat menyelesaikan perbedaan yang dapat berdampak terhadap kinerja di unitnya.

3

Peka terhadap kebijakan &

dampak yang dikeluarkan

oleh unit kerjanya

(Eselon 1)

Peka dalam merumuskan kebijakan dan melakukan antisipasi atas dampaknya terhadap pluralitas yang ada di

masyarakat.

Mencapai persetujuan bersama dan tindakan yang akan dilakukan.

4Menjadi teladan dalam

mengelola keberagaman

(Pimpinan K/L/I)

Aktif mengantisipasi dan mencegah kemungkinan terjadinya konflik yang diakibatkan keberagaman dalam

lingkup kewenangan yang dimilikinya.

Menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari dalam menjalankan toleransi kehidupan beragama,

perlindungan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia, menjaga persatuan dan kesatuan nasional atas dasar prinsip

pluralisme yang konstruktif.

Pancasila sbg Solusi Keberagaman

Keragaman dlmKeyakinan

Keragaman dlmKehidupan Sosial

Keragaman dlmKehidupan Ekonomi

Keragaman dlmKehidupan Bernegara

Keragaman dlmBerdemokrasi

Kompetensi SK Berbasis Pancasila - 1

NO KOMPETENSI SK DESKRIPSI KOMPETENSI

1Mengelola keragaman dalamhubungan antar umat beragamadan penganut kepercayaan

Kemampuan merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta perilaku yang menuntun pada penghormatan thd hak berkeyakinan dan kerjasama antarpemeluk agama/kepercayaan dalam semangat kerukunan.

2Mengelola keragaman dalamhubungan interpersonal dankehidupan sosial kemasyarakatan

Kemampuan merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta perilaku yang menuntun pada tumbuhnya kasih sayang dan tenggang rasa atas sesama, sekaligus pengakuan thd persamaan derajat, persamaan hak, dankewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warnakulit dan sebagainya.

3Mengelola keragaman dalamkehidupan berbangsa danbernegara

Kemampuan merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta perilaku yang menuntun pada kerelaan berkorban untuk kepentingan dan keselamatanbangsa dan negara, serta kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia dalam tata pergaulan nasional maupun internasional.

Kompetensi SK Berbasis Pancasila - 2

NO KOMPETENSI SK DESKRIPSI KOMPETENSI

4Mengelola keragaman dalampenegakan demokrasi danpermusyawaratan

Kemampuan merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta perilaku yang menuntun pada pengambilan keputusan demi kepentingan bersamaberdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat yang diliputi olehsemangat kekeluargaan, baik melalui secara langsung maupun melaluimekanisme perwakilan.

5Mengelola keragaman dalamkehidupan ekonomi dankesejahteraan rakyat

Kemampuan merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta perilaku yang menuntun pada terbangunnya keseimbangan antara hak dan kewajibanwarga negara dalam pekerjaan dan melakukan kegiatan atau upaya dalamrangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Kompetensi SK Berbasis Pancasila

NO LEVEL JABATANLEVEL SUBSTANSI KOMPETENSI

PERILAKU PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERUMUSAN KEBIJAKAN

1 JPT UTAMA √ √ √

2 JPT MADYA √ √ √

3 JPT PRATAMA √ √ –

4 ADMINISTRASI √ √ –

5 PENGAWAS √ √ –

6 FUNGSIONAL √ √ –

Referensi

Iman B. Prasojo, 2015, Perumusan Kompetensi Sosial-budaya Jabatan Pimpinan Tinggi dan Administrasi, bahan paparan.

Malory Nye, What is Multiculturalism? http://www.slideshare.net/MaloryNye/malory-nye-introduction-to-multiculturalism?qid=ff6fa740-1ea0-4ae9-bb3c-51de279263c9&v=default&b=&from_search=4

Tommy Lumby, 2015, Multiculturalism in the UK, http://www.slideshare.net/tlumby/multiculturalism-in-the-uk?qid=b677801c-cb13-44e1-81ef-9d45deec78da&v=qf1&b=&from_search=3

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2015, Pengembangan Kompetensi Sosio KulturalAparatur Sipil Negara Pemprov. DKI Jakarta, bahan paparan.

Pusat Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah, 2015, Penyusunan Standar Kompetensi Aparatur SipilNegara di Pemerintah Daerah dalam Menghadapi ASEAN Economic Community, Jakarta: LAN.

Semoga Bermanfaat … !!

http://inovasi.lan.go.id