dina dr jacobus
DESCRIPTION
internaTRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
SEORANG LAKI LAKI 44 TAHUN DENGAN BAB CAIR
Disusun oleh:
Dina Setyaningsih 01.208.5634
Pembimbing:
dr. Primawati K, Sp.PD
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG
RSUD DR. ADHYATMA TUGUREJO
SEMARANG
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Presentasi Refleksi Kasus Ilmu Penyakit Dalam:
SEORANG LAKI LAKI 44 TAHUN DENGAN BAB CAIR
Oleh :
Dina setyaningsih 01.208.5634
Pembimbing :
dr. Primawati K, Sp.PD
2
DAFTAR MASALAH
No Masalah aktif Tanggal Keterangan
1. BAB cair, perut
mules, mual,
muntah, demam,
pusing, lemas,
mata cekung,
turgor kurang,
kulit kering
5 Desember 2012
2. TD :140/90 mmHg 5 Desemberr 2012
No. Masalah inaktif Tanggal Keterangan1. Pasien Jamkesmas 5 November 2012
3
LAPORAN KASUS
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS
A. Identitas
Nama : Tn. Agus Mujiyanto
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Sopir Bandara
Alamat : Dhawung RT 02/III Kedungpani Mijen
Semarang
No. CM : 40.17.31
Ruang : Bangsal Mawar
Tanggal Masuk : 4 Desember 2012
Tanggal Pemeriksaan : 5 Desember 2012
B. Keluhan Utama : BAB cair 6-7 x/hari
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Tugurejo dengan keluhan BAB cair
dalam sehari 6-7 kali, ampas (+), lendir (-), darah (-) dan berbau
busuk. Keluhan dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Sebelumnya Pasien
mengaku makan mangut pedas yang dibelinya di warung pinggir jalan.
Selain itu pasien juga mengeluh perut mules dan badan terasa lemas.
Paien mengaku mual tetapi tidak muntah serta nafsu makan menurun.
±1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh BAB (+) 6
kali, konsistensi cair, berwarna kuning, ampas (+), lendir (-), darah (-)
dan berbau busuk. Pasien mengeluh mual (+) dan muntah (+) 3 kali
berisi cairan kekuningan. Pasien mengaku tidak makan dan hanya minum
kopi saja. Pasien minum obat “enterostop” yang dibeli di warung tetapi
merasa keluhannya tidak berkurang.
4
±1 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien BAB 2 kali konsistensi
cair, berwarna kuning kecoklatan, ampas (+), lendir (-), darah (-) dan
berbau. Pasien merasa sangat mual tetapi tidak muntah. Demam (+),
pusing (+). Pasien juga mengeluh BAK sendikit-sedikit. Karena keluhan
pasien semakin bertambah dan pasien semakin lemas maka pasien
memeriksakan diri ke RSUD Tugurejo.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat tekanan darah tinggi : Disangkal
- Riwayat sakit gula : Disangkal
- Riwayat sakit jantung : Disangkal
- Riwayat sakit yang sama : Disangkal
- Riwayat sakit asma : Disangkal
- Riwayat alergi : Disangkal
- Riwayat operasi : Disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga
- Di keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa
- Riwayat tekanan darah tinggi : Disangkal
- Riwayat sakit gula :Disangkal
- Riwayat asma : Disangkal
- Riwayat sakit jantung : Disangkal
F. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat jajan dipinggir jalan : Diakui. Pekerjaan pasien yang
seorang sopir menjadikan pasien
sering membeli dan memakan
makanan dipinggir jalan yang tidak
terjamin higienitasnya.
- Riwayat cuci tangan sebelum makan : Diakui
- Riwayat makan makanan pedas : Diakui. Pasien mengaku
sangat menggemari makanan
pedas
- Riwayat konsumsi kopi : Diakui. Pasien mengaku biasa
mengkonsumsi kopi sehari 3kali
5
- Riwayat Merokok : Diakui. Pasie merokok sehari + 2
bungkus
- Riwayat minum obat-obatan : Disangkal
- Riwayat minum-minuman suplemen : Disangkal
G.Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan sopir di Bandara. Pasien tinggal serumah
dengan 3 anggota keluarganya. Dirumah pasien minum dengan air PAM
yang direbus, ventilasi cukup dan menggunakan jamban leher angsa. Saat
ini, pasien berobat dengan biaya dari JAMKESMAS.
H.Riwayat Gizi
Nafsu makan pasien turun dan semenjak beberapa hari sebelum
masuk ke RSUD DR Adhyatma. Nafsu makan turun karena pasien merasa
mual bila makan. Akan tetapi berat badan pasien tidak mengalami
penurunan yaitu 66 kg.
I. Anamnesis Sistem
Keluhan utama : BAB cair 6-7 kali/hari
Kepala : Sakit kepala (-), pusing (+), nggliyer (-),
jejas(-), leher kaku (-)
Mata : Penglihatan kabur (-), pandangan ganda (-),
pandangan berputar (-), berkunang-kunang (-).
Hidung : Pilek (-), mimisan (-), tersumbat (-)
Telinga : Pendengaran berkurang (-), berdenging (-),
keluar cairan (-), darah (-).
Mulut : Sariawan (-), luka pada sudut bibir (-), bibir
pecah-pecah (+), gusi berdarah (-), mulut
kering(+).
Tenggorokan : Sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-).
6
Sistem respirasi : Sesak nafas (-), batuk (-), dahak (-) kental
berwarna putih, batuk darah (-), mengi (-),
tidur mendengkur (-)
Sistem kardiovaskuler : Sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada
(-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-)
Sistem gastrointestinal : Mual (+), muntah (+), perut mules (+), diare
(+),nafsu makan menurun (+),BB turun(+).
Sistem muskuloskeletal : Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-).
Sistem genitourinaria : Sering kencing (-), nyeri saat kencing (-),
keluar darah (-), berpasir (-), kencing nanah (-),
sulit memulai kencing (-), warna kencing
kuning jernih, anyang-anyangan (-).
Ekstremitas: Atas : Luka (-), kesemutan(-), bengkak(-), sakit sendi
(-), panas (-), berkeringat (-), palmar eritema
(-)
Bawah : Luka (-), gemetar (+), ujung jari dingin(-),
kesemutan di kaki (-), sakit sendi (-), bengkak
(-) kedua kaki
Sistem neuropsikiatri : Kejang (-), gelisah (-), kesemutan (-),
mengigau (-), emosi tidak stabil (-)
Sistem Integumentum : Kulit kuning (-), pucat (-), gatal (-),
bercakmerah disertai vesikel (-)
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 5 Desember 2012 :
1. Keadaan Umum
Tampak lemah, kesadaran compos mentis,
2. Status Gizi
BB: 66 kg
TB: 170 cm
BMI= 22,83 kg/m2
Kesan : normoweight
7
3. Tanda Vital
Tensi : 140/90 mmHg
Nadi :88x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 38° C (peraxiller)
4. Kulit
Ikterik (-), petekie (-), turgor berkurang, hiperpigmentasi(-), kulit
kering (+),kulit hiperemis (-), vesikel (-)
5. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah dicabut (-), luka (-)
6. Wajah
Simetris, moon face (-)
7. Mata
Konjungtiva pucat (-/-),sclera ikterik (-/-),mata cekung (+/+),
perdarahan subkonjungtiva(-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek
cahaya (+/+) normal, arcus senilis (-/-), katarak (-/-)
8. Telinga
Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), gangguan fungsi
pendengaran (-/-)
9. Hidung
Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), fungsi pembau
baik
10. Mulut
Sianosis (-), bibir kering (+), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa basah
(-) gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah tremor
(-), papil lidah atrofi (+) di bagian tepi
11. Leher
Simetris, deviasi trachea (-), KGB membesar (-),
tiroid membesar (-), nyeri tekan (-).
8
12. Thoraks
Normochest, simetris, retraksi supraternal (-), retraksi intercostalis (-),
spider nevi (-),sela iga melebar (-), pembesaran kelenjar getah bening
aksilla (-), rambut ketiak rontok (-)
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis kuat angkat di ICS V, 2 cm ke medial
linea midclavicularis sinistra.
Perkusi : batas jantung
kiri bawah : ICS V, 2 cm ke medial linea
midclavicularis sinistra
kiri atas : ICS II linea sternalis sinistra
kanan atas : ICS II linea sternalis dextra
pinggang jantung : SIC III linea parasternalis sinistra
Kesan : konfigurasi jantung normal
Auskultasi :
BJ I-II reguler, bising (-), gallop(-)
Pulmo:
Depan
Inspeksi:
Statis : normochest, simetris kanan kiri, retraksi (-)
Dinamis : simetris, retraksi (-)
Palpasi:
Statis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-),
tidak ada yang tertinggal
Dinamis : Pengembangan paru simetris, tidak ada yang
tertinggal
Fremitus : Sterm fremitus normal simetris
Perkusi:
Kanan : sonor
Kiri : sonor
9
Auskultasi:
Kanan : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
Wheezing (-), ronki basah kasar(-), ronki basah halus
(-)
Kiri : Suara dasar vesikuler (+) normal, suara
tambahan wheezing (-), ronki basah kasar(-),
ronki basah halus(-)
Belakang:
Inspeksi:
Statis : normochest, simetris kanan kiri, retraksi (-)
Dinamis : simetris, retraksi (-), pergerakan paru simetris
Palpasi:
Statis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-),
tidak ada yang tertinggal
Dinamis : Pengembangan paru simetris, tidak ada yang
tertinggal
Fremitus : fremitus normal simetris
Perkusi:
Kanan : sonor
Kiri : sonor
Auskultasi:
Kanan : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
Wheezing (-),ronki basah kasar (-), ronki
basah halus (-)
Kiri : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
wheezing (-), ronki basah kasar(-), ronki
basah halus(-)
13. Punggung
Kifosis(-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok costovertebra (-)
14. Abdomen
Inspeksi : dinding perut cembung normal,
spider nevi (-), sikatriks (-), striae (-)
10
Auskultasi : peristaltik (+) meningkat, Bising usus (+) normal
Perkusi : pekak beralih (-), pekak sisi (-), timpani di semua
kuadran abdomen
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrik (-), hepar tidak teraba, lien
tidak teraba, nyeri menjalar ke punggung (-)
15. Genitourinaria
Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
16. Kelenjar getah bening
Tidak membesar
17. Ekstremitas
Akral dingin ektremitas atas (-/-) ektremitas bawah (-/-)
Oedem ektremitas atas (-/-) ektremitas bawah (-/-), turgor
menurun(+)
18. Integumen
Kulit kuning (-), pucat (-), gatal (-), bercakmerah disertai vesikel (-)
III. Pemeriksaan penunjang a. Darah rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Lekosit 10,98 3,6-11
Eritrosit 4,39 3,8-5,2
Hemoglobin 13,10 11,7-15,5
Hematokrit 39,60 30-47
MCV 90,20 80 – 100
MCH 29,80 26 – 34
MCHC 33,10 32 – 36
Trombosit 252 150 – 440
RDW 12,80 11,5 – 14,5
Eosinofil absolute 0,06 0,045 – 0,44
Basofil absolute 0,05 0 – 0,2
Neutrofil absolute 6,25 1,8 – 8
Limfosit absolute 1,81 0,9 – 5,2
Monosit absolute 0,80 0,16 – 1
11
Eosinofil 3,25 2 – 4
Basofil 0,60 0 – 1
Neutrofil 69,60 50 – 70
Limfosit 25,20 25 – 40
Monosit 6,90 2 – 8
b. Kimia klinikNatrium 143 135 - 145Kalium 4,9 3,5 - 5,2Kalsium 10,10 9,0 - 11Klorida 96,70 95 - 105Ureum H 53 10 -50creatinin H 5,2 3,5 – 5,0
IV. Daftar Abnormalitas
Anamnesis
1. BAB cair 6-7 kali
2. Perut mules
3. Mual
4. Muntah
5. Demam
6. BAK sedikit-sedikit
7. Nafsu makan menurun
8. Riwayat kebiasaan makan makanan pedas dan minum kopi
Pemeriksaan Fisik
9. Mata cekung
10. Kulit kering
11. Turgor berkurang
12. Bibir kering dan pecah-pecah
13. Suhu 38° C (peraxiller)
14. Peristaltik meningkat
15. Tekanan darah 140/90
12
1. Abnormalitas 1,2,3,4,5,8,9,10,11,12,13,14 Diare akut dehidrasi
ringan
2. Abnormalitas 15 hipertensi grade 1
DAFTAR MASALAH
1. Diare Akut Dehidrasi ringan
2. Hiertensi grade 1
IV. Rencana Pemecahan Masalah
Problem I. Diare Akut Dehidrasi ringan
Assesment
ass. Etiologi :
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor non infeksi
a. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
b. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kurang matang.
c. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas
ass. Faktor Resiko :
1. Individu dengan imunodefisiensi, homoseksual, pengguna obat intravena,
2. Memakan makanan pantangan atau yang tidak biasa dimakan (seafood,
fastfood, makanan mentah)
3. Makanan beracun dan tercemar, atau mengiritasi lambung
4. Higien perorangan buruk, Sanitasi jelek
5. Baru saja menggunakan obat antimikroba
i. ass. Penatalaksanaan
Rehidrasi
1. jenis cairan
a. Cara rehidrasi oral
1) Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa)
seperti oralit setiap kali diare.
2) Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
b. Cara parenteral: RL dan NS
13
2. Jalan pemberian
a. Oral (dehidrasi sedang, pasien mau minum, kesadaran baik)
b. Intra gastric ( bila pasien tak mau minum,makan, kesadaran
menurun)
c. Intravena
Koreksi cairan Metode Daldiyono :
skor15
x10% xkgBBx 1 Liter
Skor dehidrasi
Terapi
1. Diet
a. Tidak puasa
b. Minuman yang tidak mengandung gas
c. Hindari kafein dan alkohol ( menaikkan motilitas )
d. Harus makan makanan yang mudah dicerna
e. Hindari susu sapi karena defisiensi laktase transien sering terjadi
pada diare
2. Obat anti diare
a. Anti motilitas : loperamid
Untuk pemberian antimotilitas terutama loperamid, dosis
diperhatikan, agar tidak sampai terjadi efek samping dari
loperamid yaitu paralisis ileus. Diberikan loperamid kalau diare
tidak bisa berhenti dan hanya pada saat diare saja.
b. Pengeras tinja : atapulgite (4x2 tab/hari)
3. Obat antimikroba: Pengobatan empirik tidak dianjurkan pada kasus ringan,
virus, atau bakteri non invasif
14
Yang terutama pada penatalaksanaan diare adalah rehidrasi, karena pada
penderita diare akan banyak terbuang air dan elektrolit.Untuk menangani dari
kehilangan cairan, biasanya digunakan metode Daldiyono.
Pemberian antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut
infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa
pemberian antibiotik.Pemberian antibiotik di indikasikan pada pasien dengan
gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses,
mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan
jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised.
Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan tetapi terapi antibiotik
spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman.
Ass. Komplikasi:
1. Dehidrasi dan gagal ginjal
2. Syok hipovolemik yang terdekompensasi (hipotensi, asidosis
metabolic, perfusi sistemik menurun)
3. Septikemia (Salmonella, Yersinia, Campylobacter fetus)
4. Dilatasi kolon toksik (Salmonella, Campylobacter, Shigella,
Clostridium difficile)
5. Diare persisten
Ip Dx :
15
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung
jenis leukosit)
Pasien dengan diare karena virus, biasanya memiliki jumlah dan hitung
jenis leukosit yang normal atau limfositosis. Pasien dengan infeksi bakteri
terutama pada infeksi bakteri yang invasif ke mukosa, memiliki
leukositosis.
2. Kadar elektrolit serum
3. Ureum creatinin, untuk memeriksa adanya kekurangan cairan dan mineral
tubuh
4. Blood gas analisis
5. Pemeriksaan tinja dilakukan untuk melihat adanya leukosit dalam tinja
yang menunjukkan adanya infeksi bakteri, adanya telur cacing dan parasit
dewasa.
6. Pemeriksaan ELISA mendeteksi giardiasis
7. Test serologic amoebiasis
Ip Tx :
- Infus RL 30 tpm
- injeksi ondancentron 3 x I ampul iv
- injeksi ranitidin 2 x I ampul iv
- New Diatab 3 x II tablet
- Paracetamol bila perlu 3 x I tablet
- oralit
IpMx :
- Evaluasi keadaan umum dan vital sign
- Evaluasi tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
- Evaluasi intake dan output cairan
- Evaluasi keluhan pasien
Ip Ex
- Menjelaskan pasien dan keluarga tentang diare
- Menjelaskan pasien dan keluarga tentang pentingnya hygien
perorangan dan menjaga sanitasi lingkungan
16
- Menganjurkan pada keluarga untuk memberikan banyak minum
pada pasien untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang
- Menganjurkan pasien untuk makan makanan yang tidak merangsang
dan mengiritasi lambung (bersantan, pedas, tinggi serat, terlalu
dingin atau terlalu panas)
Problem II.Hipertensi grade I
Assesment
a. Ass. Etiologi
Idiopatik
B. Ass faktor resiko
1) Riwayat hipertensi pada keluarga
2) Riwayat DM
3) Riwayat hiperlipidemia
4) Pola makan (konsumsi garam, lemak, kafein)
5) Kegemukan
6) Kurang latihan jasmani
7) Kebiasaan merokok
8) Kebiasaan konsumsi kafein / kopi
9) Konsumsi alcohol
10) stress
C. Ass. komplikasi
a. Gagal jantung kongestif, angina pectoris, infark miokardb. Ensefalopati hipertensic. Gagal ginjal kronisd. Retinopati hipertensie. Stroke
D. Ass. Penatalaksanaan
1. Terapi Non Farmakologis
a. Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih.
b. Meningkatkan aktifitas fisik.
c. Mengurangi asupan natrium.
17
d. Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol
2. Terapi Farmakologis
a. Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh
JNC VII yaitu : diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau
aldosteron antagonis, beta blocker, calcium chanel blocker atau
calcium antagonist, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor
(ACEI), Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor
antagonist/ blocker (ARB).
Ip Dx :
- Pemeriksaan tekanan darah
- Cholesterol total, trigliserid, HDL, LDL
Ip Tx :
Kaptopril 2x12,5mg
IpMx :
- TTV : Suhu, Nadi , Tekanan Darah, RR
- Kondisi Umum
Ip Ex
- Edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang diderita oleh
pasien
- Mengurangi kebiasaan minum kopi
- Mengurangi kebiasaan merokok
- meningkatkan asupan buah dan sayur serta menurunkan asupan
lemak
- olahraga teratur
18
V.ALUR KETERKAITAN MASALAH
19
ANAMNESIS1. Nyeri epigastrium2. Mual3. Muntah4. Demam 5. BAB Cair 6-7 kali6. BAK sedikit-sedikit7. Nafsu makan turun
TD: 140/90mmHg
Riwayat kebiasaan- - Makan makanan pedas- - Minum kopi sehari 3 kali- - Makan di warung yang
tidak terjamin higienitasnya
Kehilangan cairan & elektrolit berlebih
Dehidrasi
Terapi
Pemeriksaan Fisik1. Mata cekung2. Kulit kering3. Turgor berkurang4. Bibir kering dan
pecah-pecah5. Suhu 38° C
(peraxiller)6. Peristaltik
meningkat7. Nyeri tekan
epigastrium
Riwayat kebiasaan merokok sehari 2
bungkus
Hipertensi grade I
DAFTAR PUSTAKA
1. Marcellus SK, Daldiyono. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Diare Akut. Ed V.
Jakarta: InternaPublishing. 2009.
2. Umar Zein, Khalid HS, Josia G. Diare Akut Disebabkan Bakteri. Fakultas
Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara.
3. Umar Zein. Diare Akut Infeksius pada Dewasa. Fakultas Kedokteran
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara.
4. Mandal Wilkins, Dunbar, White Mayon. Lecture Notes : Penyakit Infeksi.
Ed 6. Jakarta : Erlangga. 2008.
5. Taufik Abidin. Diare Akut. Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.
6. Sarwono. 2003. Pengkajian Status Gizi. Jilid I. FKUI. Jakarta.
20