dimensi perencanaan pembelajaran
TRANSCRIPT
PENGERTIAN, MANFAAT PERENCANAAN PENGAJARAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM PENGAJARAN
BAB IPENDAHULUAN
Kita berbicara mengenai pengertian, manfaat Perencanaan dan Penyusunan Program
Pengajaran dalam rangka mempermudah dalam menjalankan atau mengemban tugas guru itu
sendiri. Hal ini berguna yakni agar tidak terjadi kekacauan dalam masalah menjalankan
tugasnya sebagai guru. Rencana atau perencanaan adalah suatu pedoman untuk dilaksanakan
dimasa yang akan datang agar tercipta sesuatu yang optimal atau sesuai dengan apa yang
diinginkan tentunya hal ini tidak lepas dari penyusunan program pengajaran yang baik dan
tentunya tidak lepas dari kompetensi atau kemampuan dari seorang guru. Kemampuan atau
kompetensi guru harus memperlihatkan prilaku yang memungkinkan mereka yang
menjalankan tugas profesional dengan cara yang paling diingini, tidak sekedar menjalankan
kegiatan pendidikan bersifat rutinitas.
Guru melaksanakan tugas tidak untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk
kepentingan Negara yaitu mendidik anak bangsa. Guru melaksanakan tugas mendidik dan
mengajar, tidak karena takut kepada pimpinan atau atasannya secara birokratis, tetapi karena
kesadaran mengemban jabatan profesional guru atas dasar kemampuan ataukompetensi yang
dimilikinya.
Oleh karena itu, guna mendapatkan pemahaman yang benar tentang masalah ini
sehingga kami ingin membahasnya secara mendalam melalui makalah yang sederhana ini.
Dengan judul Pengertian, Manfaat Perencanaan Pengajaran dan Penyusunan Program
Pengajaran, Dengan makalah yang sederhana ini mudah-mudahan bermanfaat untuk kita
semua dalam rangka untuk pehaman yang benar mengenai hal ini. Berpijak pada pepatah
tidak ada gading yang tidak retak dan tidak ada final dalam menuntut ilmu kecuali ajal sudah
menjemput. Guna untuk menyempurnakan makalah yang sederhana ini diperlukan saran,
kritik, pendapat untuk menyempurnakannya.
BAB II
PENGERTIAN, MANFAAT PERENCANAAN PENGAJARAN DAN PENYUSUNAN
PROGRAM PENGAJARAN
A. Pengertian Perencanaan Pengajaran
Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah dikenal oleh hampir setiap
orang. Kita mengenal rencana pembangunan, perencanaan pendidikan dan sebagainya.
Definisi mengenai perencanaan memang diperlukan agar dalam uraian selanjutnya tidak
terjadi kesimpangsiuran. Definisi pada umumnya merupakan suatu pintu gerbang untuk
memasuki pengertian-pengertian yang ada kaitannya dengan istilah yang dipakai, dalam hal
ini perencanaan. Namun hingga saat ini belum didefinisikan secara resmi dan hingga kini
perencanaan itu sendiri belum merupakan suatu disiplin ilmu sendiri.
Supaya diperoleh suatu komitmen atau kesepakatan, sehingga kesimpangsiuran atau
kesalahpahaman dapat dihindarkan, langkah awal yang ditempuh adalah mengemukakan
pengertian perencanaan pengajaran. Upaya untuk dimaksud itu dilakukan dengan
mengemukakan beberapa batasan atau definisi.
Kaufman mengatakan perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan
dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, di dalamnya mencangkup elemen-elemen :
a. Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
b. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan
c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan.
d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.
e. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan.
f. Identifikasi strategi alternative yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkapi tiap
persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk didalamnya merinci keuntungan dan
kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.[1]
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk
menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan
dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahaman diatas, maka
perencanaan mengadung enam pokok pikiran yakni :
1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan.
2. Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan sekarang,
sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha,
4. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beranekaragam dan merupakan
alternative yang mungkin ditempuh.
[
5. Pemilaihan altenatif yang paling baik, dalam arti mempunyai efektifitas dan efesiensi yang
paling tinggi perlu dilakukan.
6. Altenatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi pedoaman dalam mengambil
keputusan apabila akan dilaksanakan.[2]
Berikut akan dikemukakan pendapat Banghart dan Albert Trull. Mereka tidak
memberikan batasan perencanaan pengajaran secara eksklusif, melainkan mangatakan bahwa
dalam rangka mengerti makna perencanaan pengajaran dapat dilahar dari 3 dimensi, yakni
karekteristik prencanaan pengajaran berusaha menggambarkan sifat-sifat aktivitas
perencanaan pengajaran. Bicara tentang dimensi perencanaan pengajaran, berkenaan dengan
luas dan cakupan aktivitas perencanaan yang mungkin dalam system pendidikan.
Pembicaraan tentang kendala-kendala berkaitan dengan adanya beberapa faktor pembatas
atau penghalang. Merupakan karekteristik perencanaan pengajaran adalah :
a. Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan konsep-konsepnya
dirancang oleh banyak orang.
b. Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika informasi yang
masuk mengharapkan demikian.
c. Perencanaan terdiri dari beberapa ktivitas, aktivitas itu banyak ragamnya, namun dapat
dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan pengarahan.
d. Perencanaan pengajaran berkaiatan dengan pemilihan sumber dana, sehingga harus mampu
mengurangi pemborosan, duplikasi, salah penggunaan dan salah dalam memanajemennya.[3]
Bicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cangkupan dan
sifat-sifat dari beberapa karekteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran.
Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu memungkinkan diadakannya perencanaan
komprehensif yang menalar dan efisien, yakni :
1. Signifikasi. Tingkat signifikasi tergantung pada kegunaan sosial dari tujuan pendidikan yang
diajukan. Dalam mencapai tujuan itu, mengambil keputusan perlu mempunyai garis
pembimbing yang jelas dan mengajukan criteria evaluasi sekali keputusan telah diambil dan
tujuan telah ditentukan, setiap pengamat pendidikan dapat mengadakan evaluasi kontribusi
perencanaan, dan signifikasi dapat ditentukan berdasarkan kreteria-kreteria yang dibangun
sesame proses perencanaan.
[
[
2. Feasibilitas. Maksudnya perlu dipertimbangkan feasibilitas perencanaan pengajaran. Salah
satu faktor penentu adalah otoritas political yang memadai, sebab dengan itu feabisibilas
teknik dan estimasi biaya serta aspek-aspek lainnya dapat dibuat dalam pertimbangan yang
realistic.
3. Relevansi. Konsep ini berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pengajaran
memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar
dapat dicapai tujuan spesifik secara opimal.
4. Kepastian atau definitiveness. Diakui bahwa tidak semua hal-hal yang sifatnya kebutulan
dapat dimasukan dalam perencanaan pengajaran, namun perlu diupayakan agar sebanyak
mungkin hal-hal tersebut dimasukan dalam pertimbangan. Penggunaan teknik atau metode
simulasi sangat menolong mengantipasi hal-hal tersebut. Konsep kepastian menimbulkan
atau mengurangi kejadian-kejadian yang tidak terduga.
5. Ketelitian atau parsimoniusness. Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar
perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk sederhana, serta perlu diperhatikan secara
sensitive kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara berbagai komponen. Dalam penerapan prinsip
ini berarti diperlukan waktu yang lebih banyak dalam menggali beberapa alternative,
sehingga perencanaan dan mengambil keputusan dapat mempertimbangkan alternative mana
yang paling efisien.
6. Adaptabilitas. Diakui bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamik, sehingga perlu
senantiasa mencari informasi sebagai umpan balik atau balikan. Kalau perencanaan
pengajaran sudah lengkap, penyimpangan-penyimpangan sedah semakin berkurang dan
aktivitas-aktivitas spesifik dapat ditentukan. Penggunaan berbagai proses memungkinkan
perencanaan pengajaran yang fleksibel atau adaptable dapat dirancang untuk menghindari
hal-hal yang tidak diharapkan.
7. Waktu. Faktor-faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan
perencanaan dalam memperediksi masa depan, juga validasi dan realibilitas analisis yang
dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam kaitannya dengan
masa mendatang.
8. Monitoring atau pemantauan. Termasuk di dalamnya adalah mengembangkan kreteria untuk
menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif. Ukurannya dibangun untuk
selama pelaksanan pengajaran, namun perlu diberi pertimbangan tentang toleransi terbatas
atas penyimpangan perencanaan. Menjamin agar pelaksanaan dapat mulus, perlu
dikembangkan suatu prosedur yang memungkinkan perencanaan pengajaran menentukan
alasan-alasan mengadakan variasi dalam perencanaan.
9. Isi perencanaan. Dimensi terakhir adalah hal-hal yang akan direncanakan. Perencanaan
pengajaran yang terbaik perlu memuat :
a. Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan
b. Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-
layanan pendukungnya.
c. Tenaga manusia, yakni mencangkup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi,
perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
d. Bangunan fisik mencangkup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya
dengan bangunan fisik lain.
e. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.
f. Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi dan
pengawasan program dan akotivitas kependidikan yang direncanakan.
g. Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
pengajaran.
Batasan lain yang dikemukakan adalah pendapat Philip Commbs. Beliau mengatakan
dalam arti yang luas, perencanaan pengajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari
analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan lebih
efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakatnya.[4]
Definisi-definisi diatas masih perlu disempurnakan untuk dapat menyatakan secara jelas
dan tegas apakah sebenarnya perencanaan pengajaran itu, khususnya untuk pendidikan
dinegara kita ini. Penyempurnaannya mungkin dapat dilakukan dengan mengawinkan dua
definisi terakhir yaitu definisi yang dikemukakan oleh C.E Beeby dan definisi berikutnya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan belum merumuskan satu definisi, namun kita sudah
melaksanakan perencanaan pengajaran secara sungguh-sungguh sejak tahun 1968. Dalam
kenyataan perencanaan pengajaran diindonesia tidak jauh berbeda dengan perencanaan
Bappennas. (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dan mencangkup ketiga unsure
pokok seperti yang sudah disebutkan diatas. Perencanaan pengajaran diindonesia merupakan
suatu proses penyusunan alternative kebijakan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan
dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang sosial ekonomi, sosial budaya
dan kebutuhan pembangunan secara meyeluruh terhadap pendidikan nasional. Definisi ini
[
memperlihatkan suatu tanggung jawab pendidikan yang besar sebagai bagian integral dari
pembangunan bangsa.[5]
B. Manfaat atau Faedah Perencanaan Pengajaran
Perecanaan pengajaran sebelum melakukan pembelajaran di kelas sangat penting
dilakukan. Oleh karena itu, hendaknya perencanaan pengajaran disusun atau direncanakan
dengan baik dan matang sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Manfaat yang didapat dari perencanaan pengajaran yang baik antara lain:
Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dilakukan
Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
terlibat dalam kegiatan pembelajaran
Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik guru maupun murid
Sebagai alat ukur keefektifan suatu proses pembelajaran sehingga setiap saat dapat
diketahui ketepatan dan kelambanan kerja
Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja
untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya
Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan
pembelajaran tercapai misalnya :
a. Persiapan sebelum mengajar
b. Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
c. Tingkat intelegensi siswa
d. Materi pelajaran yang akan disampaikan
Faedah dari perencanaan perencanaan antara lain :1. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif.
Yang dimaksud disini adalah maka seorang guru bisa memberikan materi pelajaran dengan baik karena ia harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap, tegas dan fleksibel.2. Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru yang baik.
[
Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan adanya pertumbuhan
berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus. Oleh karena itu timbul
pertanyaan, pertanyaannya adalah Bagaimana cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif yang dijadikan pedoman dalam setiap kali membuat perencanaan ? Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai dari pertanyaan tadi yakni :
1. Persiapan terhadap situasi
Mancakup : tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum harus
dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan pengetahuan saudara
dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel faktor masalah dan menghadapi situasi
kelas.
2. Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi
Maksud ; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tsb atau dengan
kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan siswa yang akan
dihadapi selain dari pada faktor intern siswa tsb ( laki- laki dan Pr) seorang guru harus
mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan serta khusus dari pada siswa tsb.
3. Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran
Yang menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa harus
dimiliki seorang guru mencakup antara lain : Pengetahuan, kecakapan, keterampilan atau
sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat- alat evaluasi.
4. Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan
Yang dimaksud dengan ini : Dengan adanya pengetahuan yang akan dihadapkan
kepada siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan kepada siswa yang harus
terdapat batas- batas, luas dan urutan- urutan pengajaran perlu di persiapkan.
5. Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai
a. metode ceramah
b. metode tanya jawab dan diskusi
6. Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga
Misal : kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi dalam
belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang mempertinggi
komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.
7. Persiapan dalam jenis teknik evaluasi
Tujuan evaluasi : sampai sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan yang
saudara terapkan.
C. Penyusunan Program Pengajaran
Sesuai dengan kurikulum pendidikan pendidikan dasar Sembilan tahun dan SMU,
bahwa dalam penyusunan program pengajaran perlu diperhatikan komponen-komponen
penting berikut ini :
1. Penguasaan materi pelajaran
2. Analisis hasil materi pelajaran
3. Program tahunan dan program caturwulan
4. Program satuan pelajaran/persiapan mengajar
5. Rencana pengajaran.
Kelima komponen tersebut merupakan perangkat dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang harus dibuat oleh setiap guru sebelum mengajar. Kelima hal tersebut akan
diuraikan sebagai berikut.
1. Penguasaan Materi
Penguasaan materi bagi guru merupakan hal sangat menentukan khususnya dalam proses
belajar mengajar yang melibatkan guru mata pelajaran.
a. Ruang lingkup materi yang harus dikuasai oleh guru dan siswa
Bagi guru :
Bila siswa menguasai materi minimal seperti yang tercantum dalam GBPP, maka guru
tentu saja harus menguasai lebih dari apa yang tercantum dalam GBPP. Oleh karena itu,
idealnya buku teks untuk tiap mata pelajaran harus ada :
Buku sumber untuk siswa yang membahas materi yang dituntut GBPP.
Buku sumber pegangan guru yang membahas perluasan materi yang dituntut GBPP.
Antara lain termasuk latar belakang materi, konsep-konsep dasar dan perkembangan
baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bagi siswa :
Materi yang harus dikuasai secara minimal oleh siswa adalah materi yang tercantum
dalam GBPP. Bila memungkinkan siswa dapat diberi program pengayaan baik secara
horizontal maupun vertical tentang materi pelajaran yang dipelajarinya.
b. Usaha meningkatkan penguasaan materi
Ada beberapa alternative dalam upaya meningkatkan penguasaan materi bagi guru,
antara lain sebagai berikut :
1. Melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Pendalaman materi dari guru, oleh guru,
dan untuk guru.
2. Melalui buku sumber yang tersedia atau kegiatan mandiri.
3. Malalui ahli/ilmuan yang bersangkutan.
4. Melalui kursus pendalaman materi (AMP).
5. Melalui pendidikan khusus.
c. Funsi kegiatan pendalaman materi.
1. Meningkatkan kepercayaan diri akan kemampuan profesionalnya sehingga tidak ragu lagi
dalam mengelola PBM.
2. Memperdalam dan memperluas wawasan atas konsepsi tinjuan akademis dan aplikasinya
sehingga dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan analisis materi pelajaran (AMP).
d. Langkah pembinaan untuk pendalaman materi bagi guru
Persiapan :
Diberikan tes pengusaan materi esensial atau kuisioner. Dari hasil tes ini kita analisis,
materi esensial mana yang sebagian besar belum dikuasai. Materi-materi yang belum dikuasai
inilah yang menjadi sasaran pandalaman materi.
Pelaksanaan :
Pelaksanaan pembinaan pendalaman materi dapat dilakukan ;
1. Melalui MGMP
2. Melalui buku sumber atau inisiatif individu/kelompok baik pada wadah MGMP atau yang
lain.
3. Ceramah ilmiah dari ahlinya dengan menggunakan studi kasus.
2. Analisis Materi Pelajaran
a. Pengertian
Analisis materi pelajaran (AMP) adalah hasil dari kegiatan yang berlangsung sejak seseorang
guru mulai meneliti isi GBPP kemudian mengkaji materi dan menjabarkannya serta
mempertimbangkan penyajiannya.
AMP adalah salah satubagian dari rencana kegiatan belajar mengajar yang berhubungan
erat dengan materi pelajaran dan strategi penyajiannya.
b. Funsi
AMP berfungsi sebagai acuan untuk menyusun program pengajaran yaitu program tahunan,
program caturwulan, program satuan pelajaran/persiapan mengajar, dan rencana pelajaran.
3. Program Tahunan dan program caturwulan.
a. Pengertian
Program tahunan dan caturwulan adalah bagian dari program pengajaran. Program
tahunan memuat alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan dalam satu tahun pelajaran.
Program caturwulan merupakan salah satu bagian dari program pengajaran yang
memuat alokasi waktu untuk setiap satuan bahasan pada setiap caturwulan.
b. Fungsi
Program tahunan berfunsi sebagai acuan untuk membuat program caturwulan. Program
caturwulan berfunsi sebagai berikut :
Acuan menyusun program satuan pelajaran/persiapan mengajar
Acuan kalender kegiatan belajar mengajar
Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penggunaan waktu belajar efektif yang tersedia.
4. Persiapan mengajar
a. Pengertian
Persiapan mengajar merupakan salah satu bagian dari program pengajaran yang
memuat satuan bahasan untuk disajikan dalam beberapa kali pertemuan.
b. Fungsi
Persiapan mengajar dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun rencana pelajaran,
sehingga dapat berfunsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar agar lebih terarah dan berjalan efisien dan efektif.
c. Persiapan mengajar yang baik harus memenuhi kreteria
1. Materi dan tujuan mengaju pada GBPP
2. Proses belajar mengajar menunjang pebelajaran yang aktif dan mengacu pada analisis meteri
pembelajaran (AMP).
3. Terdapat keselarasan antara tujuan, materi dan alat penilaian.
4. Dapat dilaksanakan.
5. Mudah dimengerti/dipahami
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Persiapan mengajar dapat terdiri dari beberapa kali pertemuan dan minimal mengguanakan
waktu 4 jam pelajaran.
2. Penilaian proses belajar dilakukan selama proses belajar mengajar dengan mengacu pada
tujuan yang hendak dicapai.
3. Ulangan harian diadakan pada setiap akhir bahan/kajian pokok bahasan.
4. Pada setiap pertemuan terdapat kegiatan :
Pendahuluan yang meliputi motivasi dan apersepsi yaitu menyakan materi pelajaran yang
lalu atau melakukan korelasi dengan lingkungan/mata pelajaran.
Kegiatan inti yaitu pengembangan konsep dan penerapan (latihan soal-soal)
Penutup berupa kesimpulan, penugasan atau penekanan/penguatan materi.
5. Rencana pengajaran
a. Pengertian
Rencana pengajaran merupakan persiapan guru mengajar untuk tiap pertemuan.
b. Fungsi
Rencana pengajaran berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar
mengajar dikelas agar lebih efisien dan efektif.
c. Komponen utama rencana pengajaran.
1. Tujuan belajar khusus
2. Materi pelajaran
3. Kegiatan pembelajaran
4. Alat penilaian proses
6. Analisis hasil ulangan Harian.
a. Pengertian
Ulangan harian adalah tes yang dilakukan pada akhir satuan bahasan/pokok
bahasan/satuan pelajaran.
b. Fungsi
Untuk mendapatkan umpan balik tengtang tingkat daya serap siswa terhadap materi
pelajaran untuk satu satuan bahasan baik secara perseorangan maupun klasikal/kelompok.
c. Tujuan
1. Menentukan telah tercapai/tidaknya ketuntasan belajar baik perseorangan maupun klasikal.
2. Menentukan program perbaikan dan pengayaan dan nilai kemajuan belajar siswa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Menurut Kaufman perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan
dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan
dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu
proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan yang
diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Sesuai dengan kurikulum pendidikan pendidikan dasar Sembilan tahun dan SMU,
bahwa dalam penyusunan program pengajaran perlu diperhatikan komponen-komponen
penting berikut ini :
1. Penguasaan materi pelajaran
2. Analisis hasil materi pelajaran
3. Program tahunan dan program caturwulan
4. Program satuan pelajaran/persiapan mengajar
5. Rencana pengajaran.
Kelima komponen tersebut merupakan perangkat dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang harus dibuat oleh setiap guru sebelum mengajar. Sehingga diperoleh hasil
yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan.
Saran :
Untuk meyempurnakan makalah yang sederhana ini saya mengharapkan saran dan
krtik agar tersempurnanya makalah ini. Dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk
pemabaca khususnya untuk saya sendiri.. Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
- Harjanto, (2008), Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta
- Coombs Philip. H (1982), Apakah Perencanaan Pendidikan Itu (terj), Jakarta : Bhatara
Karya Akasara
- Usman Moh. Uzer (1995), Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
- Enoch Jusuf (1992), Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan tinggi, Materi Dasar
Pendidikan Akta Mengajar V. Buku II B Perencanaan Pendidikan, 1983/1986
- Warnet / internet ( diantaranya Http: fitribarokah01.tripod.com/karya.htm dan sebagainya ).