digital magazine mentari

12
Mentari NOVEMBER 2012 SD Alam Surya Mentari Belajar Banjir di Titik Banjir Indahnya Telaga Mardirda ASYIKNYA BERKREASI BATIK KARNAVAL

Upload: sekolah-alam-surya-mentari

Post on 09-Mar-2016

258 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Majalah digital yang diterbitkan oleh Komite SD Alam Surya Mentari Surakarta

TRANSCRIPT

Page 1: Digital Magazine Mentari

MentariNOVEMBER 2012

SD Alam Surya Mentari

Belajar Banjir di Titik Banjir

Indahnya Telaga Mardirda

ASYIKNYA BERKREASI BATIK KARNAVAL

Page 2: Digital Magazine Mentari

NOVEMBER 20122

Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Alam Surya Mentari Surakarta

AlamatJl Siwalan No 45 Kerten, Laweyan, Surakarta

Telp. 0271-728844 / 7003725Websites: Sekolahalamsolo.com

Majalah Digital Mentari Diterbitkan Oleh Komite SD Muhammadiyah Alam

Surya Mentari Surakarta

PenasihatWijiana SE MSi

Hj Muslimah Zaenal Arifin Adnan

RedaksiHeru IsmantoroSusi Setiorini SE

Shinta Chandra Sakura

Susunan Pengurus Komite SD Muhammadiyah Alam

Surya Mentari Periode 2012-2013

Ketua Wijiana SE MSi (Ifa, Alkautsar)

Wakil KetuaSusi Setiorini SE (Rio, Alkautsar)

SekretarisCitra Dewayanti SS (Danish, An Naas)Meita Dhini Savitri (Callista, Al Falaq)

Bendahara Amini (Abel, An Naas)

Alfi Susilowati SSi (Zaki, Al Fath)

Bidang Pendidikan M. Rien Permadi SH (Qifa, Al Kautsar)

Lanjar Sarwanto (Aji, Al Falaq)Fajarwati T. A. (Ifa, Al Kautsar)

Suratno. (Uta, Al Ikhlas)

Bidang Pengabdian Masyarakat drg Lasmi Dwi Nurnani (Dito, An Naas)

Sari Darmastuti (Drupadi, Al Fath)Dwi Rahayu HW SH (Via, Al Ikhlas)

Ipamonalili (Runa, Al Ikhlas)

Bidang Humas Dedi Wuryandradi (Nafa, Al Falaq)Heru Ismantoro (Sekar, An Naas)

Eri Maryana (Septi, Al Fath)Gatut W Yuwono SH (Kayya, Al Ikhlas)

Bidang Dakwah Sucipto (Hayyu, Al Naas)

Bambang Jupriyono (Azka, Al Fath)Suwandi (Dimas, Al Ikhlas)

Muh Fauzan (Tsaabit, Al Ikhlas)

Bidang Ekonomi Mumpuni Handayani (Chrisna, Al Naas)

Ir Lilik Ruswanto (Raka, Al Fath)Mardina Tri Kusuma S.Psi (Nio, Al Fath)Paulina Andriani SKM (Willy, Al Ikhlas)

Salam Redaksi

Alhamdulillah. Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Tak lupa salawat dan salam kita

haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang karena syafaatnya kita selalu berada dalam nikmat iman dan Islam.

Berikutnya kami sampaikan, penerbitan majalah digital SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari Surakarta ini adalah gagasan lama yang baru bisa diwujudkan saat ini. Awalnya, Komite SD Surya Mentari berencana membuat penerbitan dalam bentuk media cetak. Namun karena beberapa kendala, majalah cetak itu belum bisa terlaksana. Untuk mengisi kekosongan itu, kami menerbitkan majalah digital ini.

Majalah ini nantinya akan berisi berbagai aktivitas sekolah, karya-karya yang dihasilkan guru dan siswa, dan tulisan atau materi lain yang berasal dari luar. Semoga penerbitan ini bisa menjadi media komunikasi antar orangtua murid, stakeholder sekolah dan pihak-pihak lain. Terima kasih.

Redaksi

Page 3: Digital Magazine Mentari

NOVEMBER 2012 3

Beberapa waktu lalu, kami belajar mengenai banjir. Tak tanggung-tanggung, kami belajar langsung di titik banjir

di Kota Solo yaitu di Kampung Sewu, Jebres. Di tempat ini, Pemerintah Kota Solo memiliki stasiun pengendali atau pompa banjir dan pemerintah juga memasang alat sistem peringatan dini. Jadi kalau banjir, semua bisa diantisipasi.

Di stasiun pompa banjir, kami disambut oleh Mbah Purwoko atau yang akrab disapa Mbah Pur. Stasiun pompa banjir itu tidak begitu besar, sedang-sedang saja. Bangunan utama hanya berisi pompa penyedot air dan rangkaian-rangkaian pipa. Pompa itu berfungsi

menyedot air di Kali Boro jika meluap, untuk kemudian didorong atau disemprotkan ke Bengawan Solo.

Mbah Pur

menjelaskan tentang cara kerja mesin pengendali banjir itu, kemudian mesin

dihidupkan. Dari pintu air, kami melihat air dipompakan keluar melalui pintu ke sungai Bengawan Solo. Tak lama, kami pun mencium bau yang sangat tidak sedap, sampah keluar dan menumpuk buanyaaakkkk sekali dan kami melihat busa bergerombolan yang menyerupai awan, bergumpal-gumpal. Itulah air bercampur limbah sampah di aliran Kali Boro yang didorong keluar ke Bengawan Solo.

Kami pun melihat sungai bengawan Solo ada pusaran air yang sangat kencang. Saat kami ke sana, Bengawan Solo dalam kondisi banjir, berarus kencang, semua anak merasa takut melihat arus kencang itu. “Jangan ke bawah mendekati sungai,” kata Bu Shinta.

Oiya, Mbah Pur juga menjelaskan stasiun pompa banjir tidak menggunakan listrik dari PLN tapi memakai aki. Semua menggunakan aki karena kalau listrik PLN mati, pompa masih bisa dinyalakan.

Setelah dari stasiun pompa banjir, kami menuju ke Urban Forest. Dan kami di sana menanam pohon, yaitu dua pohon belimbing, serta tiga pohon ketapang. Semua anak menanam pohon, dengan dibantu oleh Pak Maman, Pak Yudi, dan warga setempat bernama Pak Broto.

Sebelum kami pulang, Mbah Pur memberi pesan kepada kami agar tidak membuang sampah sembarangan ke sungai. Karena kalau membuang sampai ke sungai akan mengotori pintu air di sana. “Anak-anak jaga lingkungan selalu ya.. jangan buang sampah sembarangan,” kata Mbah Pur.

Teman-teman kami, mengaku sangat senang belajar di pompa banjir dan urban forest meski kecapekan. Pesan kami, ayo kita jaga sungai kita, jangan buang sampah sembarangan. n

Belajar BANJIR

di Titik BANJIR

PENJELASAN-Mbah Pur memberikan penjelasan kepada siswa-siswi SD Alam Surya Mentari dalam kunjungan ke stasiun banjir .

Page 4: Digital Magazine Mentari

NOVEMBER 20124

Rafting atau arung jeram..! Jujur saja banyak dari kami yang belum pernah mencobanya. Bahaya,

tidak, bahaya, tidak..? begitu pertanyaan yang ada dalam benak kami. Tapi setelah diyakinkan, kami memutuskan mencoba olahraga yang menguras adrenalin itu. Ya, kami keluarga besar Sekolah Alam Muhammadiyah Surya Mentari Solo yang terdiri dari siswa, orangtua wali murid dan para guru, memberanikan diri menjajal olahraga menantang ini. Acara ini adalah bagian dari kegiatan Family Gathering yang memang rutin kami adakan di setiap akhir tahun ajaran sekolah. Minggu 17 Juni 2012 pukul 07.30 pagi, kami beranjak dari Solo menuju Magelang, tepatnya menuju Kali Elo. Satu bus penuh,

kira-kira berisi 60-an orang ikut dalam acara ini. Elo, here we come!

Kali Elo adalah kali yang merupakan sub daerah aliran sungai (DAS) Progo yang berada di wilayah Kabupaten Magelang. Sungai ini memiliki panjang kira-kira 47 kilometer, dengan luas tangkapan air 383 kilometer persegi atau yang terluas dibandingkan sub das Progo lainnya. Pada acara rafting kami kali ini, tidak melahap total 47 Km, tapi cuma kira-kira 12 kilometer. Jarak segitu saja pastinya sudah menguras tenaga kami. Jarak 12 kolometer itu kami tempuh sekitar 4 jam, sudah termasuk istirahat sekitar 30-45 menit. Jeram di Kali Elo tidak terlalu besar sehingga secara umum aman untuk dilalui para rafter pemula seperti kami.

Setelah lelah menempuh perjalanan selama hampir tiga jam dari Solo,

RAFTING Ceriaaa...di KALI ELO

SIAP-SIAP-Para siswa mendengarkan pengarahan dari pemandu arung jeram sebelum memulai aktivitas di arung jeram di Kali Elo, Magelang.

Page 5: Digital Magazine Mentari

NOVEMBER 2012 5

sampailah kami di starting point yakni di rumah makan orang utan. Di sini kami rehat sejenak, makan siang, salat zuhur dan sedikit bermain fun games. Kami memaksakan diri berpanas-panasan saat fun games, ya itung-itung adaptasi karena kami akan berpanas ria saat mengarungi Elo nantinya. Setelah semua siap, bersiaplah kami ke medan perang, eh.. bukan ke medan sungai. Banyak yang sudah enggak sabar...!

Tiga mobil angkutan kecil sudah bersiap di depan restoran Orang Utan. Di atas mobil bertengger dua perahu karet yang rata-rata berwarna merah. Wow.. perahu-perahu itu yang nanti akan kami naiki. Tak sabar rasanya. “Ayo, ayo.. naik..naik,” kata salah satu pemandu. Tiga-empat mobil untuk mengangkut sedemikian banyak orang! Ah..masak iya. Ternyata memang iya. jadilah kami harus berdempet-dempetan di dalam angkutan pedesaan itu. Apalah daya, kami tetap rela, bayangan kami semua sudah tertuju pada ayunan riak Elo yang pasti mengasyikkan. Mobil melesat cukup kencang, tak lama, paling 15-20 menit, tibalah kami di Jembatan Blondo. Di sinilah petualangan akan dimimulai. Eng..ing..eng...

Puluhan jaket pelampung sudah tertata rapi seakan menunggu kami. Demikia pula puluhan helm dan puluhan dayung yang siap pakai. Tanpa banyak menunggu, perangkat-perangkat itu sudah menempel di tubuh-tubuh kami. Tampaklah

kami seperti petualang sungguhan yang siap menaklukkan keganasan alam. Di sinilai jiwa-jiwa petualang kami mendapatkan tempat, dewasa, anak, laki-laki, perempuan, semuanya. Sungguh, bukan kami ingin menyombongkan diri, tetapi kami hanya ingin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan mengagungkan ciptaan-Nya.

Ada sekitar sembilan perahu

rombongan kami. Satu per satu perahu meninggalkan tambatannya. Semua gembria, tertawa-tawa sambil menebak-nebak keriuhan apa yang akan ditemui pertama. Woow.. benar jeram. Tidak besar memang, namun sudah cukup menggoyang perahu karet kami. Wuuiiii, perahu bergoyang bergelombang. Tiap-tiap pemandu kami dengan piawai mengendalikan perahu sehingga melewati menjadi sangat mengasyikkan. Riak-riak yang bergelombang tampak ganas, menjadi mainan yang melahirkan riang. “Woaa..aaaaa.” begitu setiap kali kami mampu menaklukkan riam jeram.

Setelah satu jam lebih kami menyusuri Kali Elo, kami diberi kesempatan untuk beristirahat. Masih di pinggir sungai, kami menikmati kudapan desa nan khas plus satu butir buah kelapa. Segar nian, menikmati air kelapa setelah lelah mendayung. Puas menyikat kudapan, kami sudah bersiap lagi mengarungi jeram-jeram Elo.

Masih sama, setiap jeram kami nikmati layaknya kami berasa di kasur busa yang tebal. Terus demikian hingga kami sampai di titik finis. Petualangan selama lebih dari dua jam sudah kami lalui. Banyak kesan, dan ingin rasanya untuk berarung jeram lagi. Terima kasih ya Allah atas segala nikmat yang sudah diberikan...n

Page 6: Digital Magazine Mentari

NOVEMBER 20126

Capek tapi menyenangkan. Saking senangnya, Zaki, murid SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari Solo,

tak henti berkisah soal perjalanannya menyusuri bukit di sekeliling Lembah Madirda, Ngargoyoso, Karanganyar. Bukit yang menanjak terjal, jalan sempit menyusuri pematang, atau trek di antara rerimbunan pinus menjadi sensasi memuaskan bagi para siswa sekolah alam ini. Hawa dingin lereng Gunung Lawu tak lagi terasa, tertutupi oleh canda riang gembira.

“Lumayan capek tapi senang. Paling senang jalan-jalan, jalannya menanjak. Habis itu, aku paling senang waktu melepas ikan,” katanya seraya bersahutan dengan dua temannya Abrar dan Hanan. Mereka kompak menyatakan senang dengan

kegiatan tracking yang baru saja

dilakukan.Dzaki dan teman-teman

baru saja mengikuti kegiatan Out Tracking, Fun and Adventure (OTFA)

yang menjadi agenda tetap SD Muhammadiyah

Alam Surya Mentari Solo. Ini adalah kisah mereka di awal tahun 2012. OTFA adalah agenda sekolah dalam rangka mengenalkan cinta alam dan cinta Allah SWT. Semua siswa sekolah dasar dan taman kana-kanak mengikuti program yang menyenangkan ini.

Kegiatan

Page 7: Digital Magazine Mentari

NOVEMBER 2012 7

dimulai tracking menyusuri bukit yang mengelilingi Lembah Madirda. Di sepanjang jalur tracking, siswa memasang berbagai papan imbauan untuk menjaga lingkungan. Papan itu di antaranya bertuliskan Jagalah

Kebersihan, Hijaukan Bumi Kita, Go Green dan lain sebagainya. Sesuai menyusuri bukit, siswa diajak beroutbond ria.

Aktivitas bermain di alam ditutup dengan pelepasan ikan di Telaga Madirda serta penanaman dua pohon sawo kecik, sebagai wujud kepedulian terhadap penghijauan di wilayah tersebut.

Kepala SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari, Bunda Hj Muslimah Zainal Arifin Adnan, menjelaskan kegiatan belajar di alam ini bertujuan untuk melatih kepemimpinan, tanggung jawab serta kerja sama antarsiswa. “Setelah mereka pintar, agama atau sains, di sini mereka dilatih kepemimpinan dan tanggung jawab,” tegasnya. Kegiatan semacam ini, kata Bunda Zainal, adalah agenda rutin yang diadakan oleh sekolah setiap tahunnya. “Kita pernah berkegiatan di Lawu Resort, Bromo kemudian kali ini di lembah Madirda.” n

Page 8: Digital Magazine Mentari

NOVEMBER 20128

Keluarga besar Sekolah Muhammadiyah Alam Surya Mentari Solo mendapat wakaf rumah joglo dari Ibu Hj Iriana

Joko Widodo. Penyerahan secara resmi wakaf tersebut dilakukan

oleh Ir Joko Widodo (Jokowi) di halaman sekolah Surya Mentari, beberapa waktu lalu. Selain dari Ibu Iriana Jokowi, Surya Mentari juga mendapatkan bantuan dari dua tokoh yakni Ibu Yulidar Hafidz dan Ibu

Aminah Abdullah.Kepala Sekolah Muhammadiyah

Alam Surya Mentari, Hj Muslimah Zainal Arifin mengatakan total wakaf tersebut bernilai sekitar Rp 200 juta. Selain penyerahan wakaf rumah

joglo, juga diumumkan tanah wakaf untuk SD Surya Alam Mentari seluas 2.700 meter persegi di Kelurahan Jajar Rt III/VII, Kerten, Solo. Tanah wakaf itu, separuh berasal dari Majelis Pelayanan

Kesehatan Umum dan Sosial Pengurus Daerah Muhammadiyah dan separuhnya lagi berasal dari orangtua siswa serta warga sekitar.

Dikatakan, tanah tersebut akan dibangun enam ruang kelas

bernuansa alam untuk belajar siswa SD karena selama ini siswa SD yang berjumlah 44 siswa masih menumpang belajar di kompleks PG/TK. Untuk Muhammadiyah sendiri, TK dan SD Alam Surya Mentari menjadi satu-satunya sekolah di Indonesia yang menjadi sekolah alam. Bahkan sekolah tersebut menjadi salah satu nominator sekolah di Solo yang diajukan menjadi Sekolah Adiwiyata.

Untuk memeriahkan acara tersebut, para siswa TK Sekolah Alam Surya Mentari menyuguhkan kreasi bela diri Jetkundo. Suguhan itu cukup menarik perhatian para tamu undangan, karena unik yakni mempraktikkan gerakan-gerakan bela diri dengan diiringi musik nan rancak.

Hadir dalam acara itu, Ketua PP Muhammadiyah, Dahlan Rais; Ketua PD Muhammadiyah Solo KH Anwar Soleh; Ketua MUI Solo Prof Zainal Arifin Adnan, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Solo Rahmat Sutomo, Ketua Majelis Dikdasmen PD Muhammadiyah Solo Joko Riyanto dan tokoh warga sekitar. n

Rumah Joglo dari Pak Jokowi

Page 9: Digital Magazine Mentari

NOVEMBER 2012 9

Sekolah Muhammadiyah Alam Surya Mentari Solo, Selasa-Rabu (8-9 Mei 2012), mengadakan rangkaian

kegiatan Pekan Budaya yang diikuti seluruh siswa, guru, dan wali murid di halaman sekolah. Karena melibatkan seluruh potensi yang ada di Surya Mentari, kegiatan pun berjalan seru, heboh dan penuh kreativitas.

Untuk kegiatan hari pertama digelar kuis Ranking Satu yang masing-masing diperuntukkan bagi siswa sekolah dasar (SD) dan bagi guru serta walimurid. Kemudian digelar pula kegiatan Cerdas Cermat bagi siswa Playgroup dan Taman Kanak-Kanak. Sedangkan hari kedua digelar fashion show busana daerah serta keserasian busana muslim ibu-anak.

Kepala TKPG dan SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari, Bunda Hj Muslimah Zainal Arifin Adnan menjelaskan kegiatan seperti ini digelar secara rutin setiap dua tahun. “Untuk kuis Ranking Satu ini baru pertama kali diadakan dengan melibatkan seluruh siswa SD. Ke depan kami berharap bisa melibatkan siswa sekolah lain, jadi yang ini untuk latihan dulu. Kegiatan ini juga untuk

mengukur pengetahuan siswa,” kata Bunda Muslimah.

Kuis Ranking Satu mengadopsi kuis serupa yang disiarkan di televisi. Kegiatan itu diikuti 41 siswa dari kelas I, II, dan III. Seluruh siswa tampak menikmati kegiatan senang-senang sambil belajar itu. “Senang bisa ikut Ranking Satu. Perasaannya deg-degan karena takut enggak bisa jawab,” kata Aulia Azzahra, salah satu siswa.

Soal kuis ini sendiri diambilkan dari pelajaran yang ada mulai dari soal pengetahuan umum, matematika, bahasa Jawa hingga bahasa Inggris. Sementara itu, kegiatan cerdas tangkas untuk PGTK pun berlangsung ramai karena melibatkan siswa yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa SD. Demikian pula dengan kegiatan fashion show.

Beraneka ragam busana dipakai oleh siswa dan juga para guru, seperti busana daerah Jawa, Makassar, Madura, Betawi, Papua dan lain sebagainya. “Kegiatan Fashion Show dimaksudkan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia sejak dini kepada anak,” kata Ketua Panitia, Pak Tri Yudianto dalam sambutannya. n

Meriah Pekan BudayaSurya Mentari

Page 10: Digital Magazine Mentari

Ada banyak cara mengenalkan cinta batik kepada anak-anak, salah satunya adalah

dengan mempertunjukkan atau memperkenalkan kreasi batik unik. Seperti dilakukan oleh komunitas Red Batik Solo dalam workshop Kreasi Batik Karnaval yang diselenggarakan Komite Sekolah Dasar

Muhammadiyah Alam Surya Mentari Solo, Minggu (21/10). Acara yang dihadiri orangtua dan para siswa ini berlangsung menarik, apalagi setelah Red Batik Solo mempertontonkan kebolehan mereka merangkai batik dan bahan sederhana menjadi busana karnaval nan menawan.

Ketua Komunitas Red Batik Solo dalam paparannya menjelaskan

kreasi batik karnaval gagasan mereka adalah memanfaatkan apa yang ada di alam. “Jadi apa yang kami lakukan sudah satu ide dengan sekolah alam ini,” kata Heru. Red Batik Solo memang memanfaatkan benda alam atau perkakas yang ada dalam kehidupan sehari-hari semisal kreneng, kulit tumbuhan, kulit pelepah pisang, besek,

NOVEMBER 201210

BERKREASI

BATIK K a R n A V a L

LATIHAN-Siswa-siswi SD Alam Surya Mentari berlatih berjalan seusai membuat beraneka macam mahkota sebagai hiasan busana batik yang akan dipakai dalam pentas sebenarnya.

Page 11: Digital Magazine Mentari

anyaman tikar, rotan, biji-bijian tumbuhan, jamu-jamuan dan lain sebagainya. Benda-benda itu dirangkai sedemikian rupa dan dipadupadankan dengan kain batik. Hasilnya, sebuah kreasi batik karnaval yang unik.

Menurut Heru, kegiatan workshop kreasi batik karnaval baru pertama kalinya dilakukan untuk siswa sekolah dasar di Solo.Workshop-workshop sebelumnya lebih sering dilakukan untuk siswa sekolah menengah atas.

Anggota Reda Batik Solo, Arif, dalam acara itu mempertontonkan cara mengkreasikan batik dengan benda-benda alam yang sudah dirangkainya. Arif menjelaskan hanya dibutuhkan setidaknya satu kain atau jarit batik. Batik itu tak perlu dijahit membentuk busana, namun cukup dililitkan dan ditata hingga tampak apik.

Komponen penting berikutnya adalah mahkota. Mahkota yang dipertunjukkan Arif adalah kreasi dari anyaman bambu seperti besek yang dihias dengan kreneng berwarna-warni serta untaian akar wangi. Agar lebih menarik pada bagian tubuh lain dipasang untaian rantai rotan, dan gelang-gelang dari kreneng aneka warna. Dalam waktu kurang dari setengah jam, kreasi unik busana karnaval selesai dibuat dan siap dipertontonkan.

Ketua Komite SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari, Wijiana SE MSi dalam sambutannya menjelaskan acara ini bagian dari upaya membangun cinta batik kepada anak-anak. Acara yang digelar dalam rangka peringkatan Hari Sumpah Pemuda, merupakan acara awal dari rangkaian acara lain

yakni fashion show kreasi batik karnaval anak dan lomba melukis gerabah. n

NOVEMBER 2012 11

Page 12: Digital Magazine Mentari