perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id praktek manajemen .../praktek...(studi empiris pada...

84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PRAKTEK MANAJEMEN LABA YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN : DETEKSI DENGAN MENGGUNAKAN VALUATION ALLOWANCE ACCOUNT (VAA) (Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang Terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009) S SKRIPS Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : DHINA ARFIANA DEWI NIM F0306027 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: hoangxuyen

Post on 10-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRAKTEK MANAJEMEN LABA YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN :

DETEKSI DENGAN MENGGUNAKAN VALUATION ALLOWANCE

ACCOUNT (VAA)

(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan

Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang Terdaftar

di BEI pada tahun 2007-2009)

S

SKRIPS

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

DHINA ARFIANA DEWI

NIM F0306027

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PRAKTEK MANAJEMEN LABA YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN :

DETEKSI DENGAN MENGGUNAKAN VALUATION ALLOWANCE

ACCOUNT (VAA)

(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan

Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang Terdaftar

di BEI pada tahun 2007-2009)

Dhina Arfiana Dewi

F0306027

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi aktivitas manajemen laba

melalui akun cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan, yang dipengaruhi oleh

dua target laba, yaitu melaporkan laba positif dan melaporkan peningkatan laba.

Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis, dengan jumlah sampel 29

perusahaan non-manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta

menyediakan cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan pada tahun 2007-2009.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Jenis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data yang

diperlukan diperoleh melalui website resmi Bursa Efek Indonesia. Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan uji t,

uji F dan koefisien determinasi. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan

bahwa akun cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan mampu mendeteksi

aktivitas manajemen laba perusahaan. Sedangkan hasil pengujian secara parsial

menunjukkan bahwa akun cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan hanya

digunakan untuk menaikkan laba agar perusahaan dapat melaporkan peningkatan

laba.

Kata kunci : cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan, manajemen laba, SFAS

No. 109

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PRATICE OF EARNINGS MANAGEMENT IN COMPANY: DETECTION BY

USING THE VALUATION ALLOWANCE ACCOUNT (VAA)

(Empirical Study on Non-Manufacturing Companies that Provide Deferred Tax Asset

–Valuation Allowance Account on Indonesian Stock Exchange

in the year of 2007-2009)

Dhina Arfiana Dewi

F0306027

ABSTRACT

The purpose of this research is to detect earnings management activities

via deferred tax asset –valuation allowance account, which is influenced by two

earnings targets, that is reported a positive earnings and reported an increase

earnings. This research is a hypothesis testing, with a total sample of 37 non-

manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange and provides a

deferred tax asset –valuation allowance account in the year of 2007-2009. The

sampling process was done purposive sampling method. This research use

secondary data. The data are taken from website Indonesia Stock Exchange.

Hypothesis test of this research use multiple linear regression with t test, F test,

and coefficient determination test. The result of simultaneous test show that deferred

tax asset –valuation allowance account can be used to detect earnings

management activities. Whereas, the result of partial test show that deferred tax

asset –valuation allowance account is only used to raise profits in order to

reported increasing earnings.

Keyword: valuation allowance account, earnings management, SFAS No. 109

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“Man Jadda, Wajada”

(No Name)

“I believe in luck. I believe the harder I work, the luckier I get.”

(Raditya Dika)

“Kecemasan takkan pernah merenggut kesulitan hari esok, ia hanya akan

melemahkan hari ini dengan kekuatannya.”

(AJ. Cronin)

“Mengharap dunia memperlakukanmu baik karena kamu orang baik, itu sama

konyolnya dengan mengharap banteng tidak menandukmu karena kamu seorang

vegetarian.”

(Rosseane Barr)

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan untuk:

Bapak, Ibu, dan Kakakku yang selalu mendoakan, memberi

dukungan dan semangat di setiap langkahku

Adhi Manyu yang selalu memberikan motivasi

Almamaterku

Masa depanku

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

ridho, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Praktek Manajemen Laba yang Dilakukan Perusahaan: Deteksi

dengan Menggunakan Valuation Allowance Account (VAA)”.

Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu dan memberi

dukungan, semangat, serta pemikiran baik secara langsung maupun tidak langsung

yang berupa saran, kritik, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Santoso Tri H. M.Si. Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si., Ak., BKP., selaku pembimbing skripsi

yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan sehingga

skripsi ini dapat disusun dengan baik dan lancar.

4. Dra. Falikhatun, Msi., Ak., selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan selama menempuh masa perkuliahan.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

5. Semua dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah banyak memberikan andil selama penulis menimba

ilmu hingga akhirnya tertuang dalam penulisan skripsi ini.

6. Orangtuaku tercinta, yang selalu melimpahiku dengan kasih sayang,

perhatian, selalu mendoakanku, memberikan dukungan serta bimbingan

dalam setiap langkahku. Terima kasih atas segalanya, aku bangga

memiliki orangtua seperti kalian.

7. Kakakku Dhika Arif Hanantyo, yang selalu memberikan dukungan dan

bantuan (baik riil maupun materiil, hehe) sampai studiku selesai. Terima

kasih ya..

8. Adhi Manyu Sakti Prabowo yang selalu menemaniku dalam suka dan

duka, dan bersedia untuk direpotkan setiap saat, terima kasih atas doa,

dukungan, dan perhatiannya. Pake toga bareng yuuuuk..

9. Kawan-kawanku yang secara tidak langsung sangat membantuku meraih

gelar sarjana ini. Tita, Mera, Hanung, dan Denny terima kasih atas bantuan

dan kerjasamanya selama masa perkuliahan yang mengesankan ini. Ika

dan Ratri, terima kasih supportnya waktu kompre, bantuan dan saran-

sarannya, kalian kok baik banget sih. Partnerku Ririn, terima kasih buat

judulnya yang menurutku unpredictable banget hehe, makasih bantuan dan

tumpangannya ya.

10. Teman-teman FKIP Seni Rupa, terima kasih telah mewarnai masa

kuliahku dengan pengetahuan dan pengalaman baru.

11. Teman-teman akuntansi angkatan 2006, terima kasih buat semuanya.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

12. Serta semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

terima kasih atas semua yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh

penulis. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran sangat diharapkan.

Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak di kemudian hari.

Surakarta, Oktober 2011

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ................................................................................................... ii

ABSTRACT ..................................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. .......................................................................................... Latar

Belakang ................................................................................... 1

B. .......................................................................................... Peru

musan Masalah ......................................................................... 7

C. .......................................................................................... Tujua

n Penelitian ............................................................................... 7

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

D. .......................................................................................... Manf

aat Penelitian ............................................................................ 7

E. .......................................................................................... Siste

matika Penulisan ....................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. .......................................................................................... Land

asan Teori ................................................................................. 10

1. .................................................................................... Teori

Akuntansi Positif ............................................................... 10

2. .................................................................................... Teori

Agensi ................................................................................ 12

3. .................................................................................... Mana

jemen Laba ........................................................................ 15

4. .................................................................................... PSA

K No. 46 ............................................................................ 20

5. .................................................................................... Aktiv

a Pajak Tangguhan ............................................................ 22

a. Pengertian ................................................................... 22

b. Pengakuan ................................................................... 23

c. Penilaian Kembali....................................................... 24

6. .................................................................................... VAA

Pajak tangguhan ................................................................ 25

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

B. .......................................................................................... Penel

itian Terdahulu.......................................................................... 27

C. .......................................................................................... Kera

ngka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis......................... 31

1. Kerangka Pemikiran ................................................... 31

2. Pengembangan Hipotesis ............................................ 33

BAB III. METODE PENELITIAN

A. .......................................................................................... Ruan

g Lingkup Penelitian................................................................. 37

B. .......................................................................................... Popul

asi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 37

C. .......................................................................................... Sumb

er Data ...................................................................................... 38

D. .......................................................................................... Defin

isi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................ 39

1. .................................................................................... Perub

ahan Diskresioner VAA .................................................... 39

2. .................................................................................... Targe

t Laba ................................................................................. 42

E. .......................................................................................... Meto

de Analisis Data ........................................................................ 44

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

A. .......................................................................................... Hasil

Pengumpulan Data.................................................................... 49

B. .......................................................................................... Regr

esi Pertama................................................................................ 50

C. .......................................................................................... Regr

esi Kedua .................................................................................. 52

1. .................................................................................... Desk

ripsi Data ........................................................................... 52

2. .................................................................................... Peng

ujian Hipotesis ................................................................... 53

a. .............................................................................. Uji

Normalitas .................................................................. 53

b. Uji Asumsi Klasik ...................................................... 53

1) ........................................................................ Uji

Multikolinieritas ................................................... 53

2) ........................................................................ Uji

Autokorelasi.......................................................... 54

3) ........................................................................ Uji

Heterokedastisitas ................................................. 55

c. Uji Hipotesis ............................................................... 56

1) ........................................................................ Uji

Statistik F .............................................................. 56

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

2) ........................................................................ Uji

Ketepatan Perkiraan .............................................. 57

3) ........................................................................ Uji

Statistik t ............................................................... 58

D. .......................................................................................... Pemb

ahasan ....................................................................................... 58

BAB V. PENUTUP

A. .......................................................................................... Kesi

mpulan ...................................................................................... 61

B. .......................................................................................... Keter

batasan ...................................................................................... 62

C. .......................................................................................... Saran 63

D. .......................................................................................... Impli

kasi ............................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. 27

4.1 Kriteria Pengambilan Sampel ................................................... 49

4.2 Statistik Deskriptif Data Regresi Pertama ................................ 50

4.3 Hasil Regresi Pertama .............................................................. 51

4.4 Statistik Deskriptif Data ........................................................... 52

4.5 Hasil Pengujian Normalitas ...................................................... 53

4.6 Hasil Pengujian Multikolinieritas ............................................. 54

4.7 Hasil Pengujian Autokorelasi ................................................... 55

4.8 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ......................................... 56

4.9 Hasil Pengujian Hipotesis ......................................................... 57

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 32

2.2 Skema Target Laba dan Manajemen Laba ............................... 32

3.1 Premanaged Earnings pada Dua Target Laba ......................... 43

DAFTAR LAMPIRAN

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

1 Nama dan Kode Perusahaan Sampel

2 Regresi Pertama

a. Keseluruhan Data Diskala dengan Saham yang Beredar

b. Statistik Deskriptif

c. Uji Normalitas

d. Uji Multikolonieritas

e. Uji Heteroskedastisitas

f. Uji Autokorelasi

g. Regresi Berganda

3 Regresi Kedua

a. Variabel Dependen dan Independen

b. Variabel Dummy

c. Statistik Deskriptif

d. Uji Normalitas

e. Uji Multikolonieritas

f. Uji Heteroskedastisitas

g. Uji Autokorelasi

h. Analisis Regresi Berganda

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRAKTEK MANAJEMEN LABA YANG DILAKUKAN PERUSAHAAN :

DETEKSI DENGAN MENGGUNAKAN VALUATION ALLOWANCE

ACCOUNT (VAA)

(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan

Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang Terdaftar

di BEI pada tahun 2007-2009)

Dhina Arfiana Dewi

F0306027

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi aktivitas manajemen laba

melalui akun cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan, yang dipengaruhi oleh

dua target laba, yaitu melaporkan laba positif dan melaporkan peningkatan laba.

Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis, dengan jumlah sampel 29

perusahaan non-manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta

menyediakan cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan pada tahun 2007-2009.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Jenis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data yang

diperlukan diperoleh melalui website resmi Bursa Efek Indonesia. Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan uji t,

uji F dan koefisien determinasi. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan

bahwa akun cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan mampu mendeteksi

aktivitas manajemen laba perusahaan. Sedangkan hasil pengujian secara parsial

menunjukkan bahwa akun cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan hanya

digunakan untuk menaikkan laba agar perusahaan dapat melaporkan peningkatan

laba.

Kata kunci : cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan, manajemen laba, SFAS

No. 109

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRATICE OF EARNINGS MANAGEMENT IN COMPANY: DETECTION BY

USING THE VALUATION ALLOWANCE ACCOUNT (VAA)

(Empirical Study on Non-Manufacturing Companies that Provide Deferred Tax Asset

–Valuation Allowance Account on Indonesian Stock Exchange

in the year of 2007-2009)

Dhina Arfiana Dewi

F0306027

ABSTRACT

The purpose of this research is to detect earnings management activities

via deferred tax asset –valuation allowance account, which is influenced by two

earnings targets, that is reported a positive earnings and reported an increase

earnings. This research is a hypothesis testing, with a total sample of 37 non-

manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange and provides a

deferred tax asset –valuation allowance account in the year of 2007-2009. The

sampling process was done purposive sampling method. This research use

secondary data. The data are taken from website Indonesia Stock Exchange.

Hypothesis test of this research use multiple linear regression with t test, F test,

and coefficient determination test. The result of simultaneous test show that deferred

tax asset –valuation allowance account can be used to detect earnings

management activities. Whereas, the result of partial test show that deferred tax

asset –valuation allowance account is only used to raise profits in order to

reported increasing earnings.

Keyword: valuation allowance account, earnings management, SFAS No. 109

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terdapat dua versi laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan

dalam setiap periodenya, yaitu laporan keuangan komersial yang dihitung

berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum dan laporan keuangan fiskal

yang dihitung berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku. Perbedaan

ketentuan dalam perhitungan laporan tersebut menghasilkan dua laba yang

berbeda, laba sebelum pajak (menurut perhitungan laporan keuangan

komersial) dan penghasilan kena pajak (menurut perhitungan laporan

keuangan fiskal).

Penghasilan kena pajak, yang menjadi dasar perhitungan pajak

penghasilan (PPh), merupakan output dari rekonsiliasi antara laporan

keuangan komersial dengan ketentuan pembukuan pajak menurut undang-

undang perpajakan. Hal ini berarti bahwa dalam laporan keuangan komersial

terkandung perhitungan PPh berdasarkan penghasilan kena pajak menurut

ketentuan perpajakan (Kiswara, 2009). Penyajian perhitungan PPh tersebut

pada laporan keuangan perusahaan diatur dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 yang mengadopsi standar di Amerika,

yaitu Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 109,

menggantikan peraturan yang lama, yaitu PSAK No. 16 paragraf 77.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sejak diterbitkannya SFAS No. 109 pada tahun 1992 dan diadopsi di

Indonesia pada tahun 1997 dalam PSAK No. 46, standar akuntansi ini menjadi

kontroversial (Burgstahler et al, 2002). Standar tersebut mengharuskan

manajer untuk menilai dan mencatat aktiva pajak tangguhan pada tingkat

dimana aktiva pajak tangguhan tersebut memungkinkan (more likely than not)

untuk direalisasi (PSAK No. 46 paragraf 24). Dan apabila aktiva pajak

tangguhan dinilai tidak mungkin untuk direalisasi, maka manajer harus

menurunkan nilai tercatat aktiva pajak tangguhan (PSAK No. 46 paragraf 35)

dengan membentuk akun cadangan penilaian (Valuation Allowance

Account/VAA) pajak tangguhan (SFAS No. 109 paragraph 17e).

Petree et al dalam Burgstahler et al (2002) menyatakan bahwa

pengakuan aktiva pajak tangguhan ini sangat kompleks dan subjektif.

Penilaian dan perkiraan manajemen menjadi peran utama dalam pembentukan

VAA untuk menyesuaikan aktiva pajak tangguhan yang diakui. Pasalnya,

realisasi aktiva pajak tangguhan bergantung pada kemampuan penghasilan

kena pajak masa depan menyediakan pembalikan untuk perbedaan temporer

yang dapat dikurangkan (Kumar dan Visvanathan, 2001). Hal ini berarti

bahwa penyesuaian aktiva pajak tangguhan dan pembentukan penyisihannya

didasarkan pada ekspektasi manajemen tentang penghasilan kena pajak masa

depan.

Keleluasaan pembentukan VAA meningkatkan kemampuan

manajemen untuk mengatur laba, manajemen memanfaatkan kebijakannya

untuk tujuan manajemen laba (Comiskey dan Mulford, 1994; Peavey dan

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Numberg, 1993; dan Petree et al, 1995 dalam Miller dan Skinner, 1998).

Biasanya pengaplikasian kebijakan pada laporan keuangan menghilangkan

diskresi manajer dan membatasi tindakan manajemen laba, tapi SFAS No. 109

masih mengijinkan diskresi manajer (Frank dan Rego, 2006). VAA dipilih

sebagai alat untuk melakukan manajemen laba karena tidak ada rumus yang

tetap atau aturan yang jelas untuk menentukan tingkat VAA dan tingkat VAA

tergantung pada ekspektasi manajemen tentang laba masa depan, sehingga

pada beberapa perusahaan kebijakan dalam standar akuntansi ini cukup

leluasa bagi manajemen untuk membuat adjustment yang material pada laba

akuntansi, karena perubahan pada VAA berdampak langsung pada laba bersih

perusahaan (Miller dan Skinner, 1998).

Dengan memanfaatkan celah pada kebijakan baik di PSAK No. 46

maupun SFAS No. 109, perusahaan secara oportunistik mengelola labanya

dengan menaikkan atau menurunkan akun cadangan penilaian aktiva pajak

tangguhan (Mulford dan Comiskey 1996, Hirst dan Sevcik 1996, Ciesielski

1998; dalam Bauman et al 2000). Hal ini dikarenakan perubahan besarnya

VAA pajak tangguhan secara langsung dapat berpengaruh pada laba operasi

berjalan (current operating income), dan dalam SFAS No. 109 dijelaskan

mengenai sumber penghasilan kena pajak untuk realisasi aktiva pajak

tangguhan, yang mana di dalamnya terkandung sejumlah subyektivitas

sebagai pertimbangan. Serta adanya hubungan keagenan yang mendorong

manajemen melakukan manajemen laba dengan memanfaatkan VAA pajak

tangguhan agar mendapatkan bonus yang tinggi.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Studi empiris tentang manajemen laba melalui VAA telah banyak

dilakukan (Burgstahler et al, 2002; Phillips et al, 2003; Frank dan Rego, 2006;

Christensen et al, 2008) dengan berbagai model atau rumus. Salah satunya,

rumus yang digunakan oleh Frank dan Rego (2006) yang mengembangkan

model akrual, dimana model ini mengklasifikasikan total akrual kedalam

bentuk discretionary accrual dan non-discretionary accrual dengan dua

tahapan regresi. Rumus yang dikembangkan oleh Frank dan Rego (2006) ini

merupakan model yang paling sesuai untuk meneliti manajemen laba melalui

VAA karena dalam pengklasifikasian akrualnya rumus ini mencakup semua

ketentuan yang tercantum di SFAS No. 109. Empat sumber penghasilan kena

pajak yang diberikan SFAS No. 109 sebagai bahan pertimbangan untuk

menentukan tingkat VAA, dijadikan model perhitungan non-diskresioner

VAA oleh Frank dan Rego (2006).

Tanusdjaja (2006) mengemukakan bahwa sebagian besar penelitian

manajemen laba berusaha menemukan bukti bahwa laba diatur untuk

memenuhi batas pelaporan laba (earnings thresholds). Burgstahler et al

(2002), melakukan penelitian di sekitar earnings thresholds untuk

mengidentifikasi aktivitas manajemen laba dalam menghindari penurunan laba

dan pelaporan kerugian. Schrand dan Wong (2003) juga melakukan hal yang

sama dalam penelitiannya, mereka meneliti tindakan manajemen laba dalam

mencapai ramalan laba analis dan melaporkan peningkatan laba. Termasuk

penelitian Frank dan Rego (2006), mereka meneliti aktivitas manajemen laba

yang dilakukan perusahaan untuk mencapai earnings thresholds, atau disebut

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dalam penelitiannya sebagai earnings targets, yaitu: melaporkan laba positif,

melaporkan peningkatan laba, dan mencapai ramalan laba analis.

Pasar memberikan penilaian positif pada perusahaan yang memenuhi

earnings thresholds (Tanusdjaja, 2006), hal ini menjadi motivasi manajemen

untuk mengelola labanya, selain adanya bonus scheme motivations. Frank dan

Rego (2006) menemukan bukti empiris adanya income smoothing pada

perusahaan yang dilakukan dengan memanfaatkan VAA untuk mencapai

ramalan laba para analis. Temuan ini didukung oleh penelitian Schrand dan

Wong (2003) yang menunjukkan tindakan income smoothing pada kedua

target laba, yaitu melaporkan peningkatan laba dan mencapai ramalan laba

para analis.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Frank dan Rego

(2006) yang meneliti aktivitas manajemen laba dengan detektor perubahan

diskresioner VAA yang dipengaruhi oleh target laba (earnings targets) dengan

proksi premanaged earnings pada 194 perusahaan publik di Amerika Serikat.

Adanya perbedaan dalam penerapan aturan perpajakan dan aturan pasar modal

di setiap negara membuat penelitian ini penting untuk dilakukan, yaitu untuk

mengetahui apakah konsep yang sama dapat diaplikasikan di Indonesia.

Dengan demikian penelitian ini menguji kemampuan VAA untuk mendeteksi

manajemen laba dalam mencapai earnings targets pada perusahaan non-

manufaktur di Indonesia. Faktor-faktor yang akan diuji adalah dua target laba

perusahaan, yaitu target untuk melaporkan laba positif dan target untuk

melaporkan peningkatan laba. Perusahaan non-manufaktur dipilih menjadi

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

sampel dalam penelitian ini karena beberapa penelitian sebelumnya tentang

manajemen laba melalui VAA (Tanusdjaja, 2006; Djamaluddin, 2007) telah

meneliti perusahaan manufaktur di Indonesia, sedangkan semua perusahaan

mempunyai VAA sehingga berpeluang melakukan manajemen laba dengan

VAA tersebut.

Berbeda dengan beberapa penelitian terdahulu tentang manajemen laba

melalui VAA di Indonesia (Djamaluddin, 2007; Rakhmawati dan Zulaikha,

2011) yang menggunakan book-tax difference dan rasio perubahan VAA,

dalam memproksikan tindakan diskresioner manajemen penelitian ini

menggunakan metode yang sama dengan Tanusdjaja (2006), yaitu dengan

menggunakan metode akrual. Tetapi dalam menganalisinya, penelitian ini

melalui dua tahap regresi. Regresi pertama dimaksudkan untuk memisahkan

akrual diskresioner dan akrual non-diskresioner dengan rumus yang

dikembangkan oleh Frank dan Rego (2006), sedangkan regresi kedua menguji

pengaruh antara akrual diskresioner tersebut dengan dua target laba untuk

mengetahui pola manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan

uraian tersebut, maka judul untuk penelitian ini adalah “Praktek Manajemen

Laba yang Dilakukan Perusahaan: Deteksi dengan Menggunakan

Valuation Allowance Account (VAA), (Studi Empiris pada Perusahaan

non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak

Tangguhan yang Terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009)”.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang penelitian di atas dan beberapa hasil

penelitian sebelumnya, maka masalah yang hendak dijawab melalui penelitian

ini adalah “Apakah perubahan diskresioner VAA dapat digunakan untuk

mendeteksi aktivitas manajemen laba perusahaan dalam mencapai target

laba?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bukti

empiris mengenai manajemen laba dengan menggunakan Valuation

Allowance Account (VAA) dan hubungannya dengan earnings targets

perusahaan (target untuk melaporkan laba positif dan melaporkan peningkatan

laba) pada perusahaan non-manufaktur yang menyediakan cadangan aktiva

pajak tangguhan di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

beberapa pihak, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan yang tepat mengenai investasinya dengan

menggunakan informasi pada laporan keuangan khususnya informasi

mengenai laba perusahaan.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Bagi Penyusun Standar Akuntansi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dari

kebijakan yang telah dikeluarkan dan sebagai bahan pertimbangan untuk

kebijakan yang akan dikeluarkan.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada manajamen

perusahaan mengenai penerapan kebijakan dan aturan dalam pembuatan

laporan keuangan agar informatif dan tidak menyesatkan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai bahan literature untuk

meningkatkan minat dan perkembangan ilmu akuntansi di masa

mendatang khususnya mengenai fenomena manajemen laba di Indonesia.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan terdiri dari lima bab yang

diuraikan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendasari

penelitian ini, kerangka pemikiran dan pengembangan

hipotesis.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini membahas proses pemilihan sampel, pencarian data

dan metodologi yang digunakan.

BAB IV Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai pengolahan data, hasil dari

analisis data serta pembahasannya.

BAB V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil analisis

data, keterbatasan, implikasi dan saran bagi penelitian

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori

1. Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a) teori

akuntansi normatif, mencakup penjelasan atau penalaran untuk

menjustifikasi kelayakan suatu perlakuan akuntansi yang paling sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan b) teori akuntansi positif,

mencakup penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara ilmiah

kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai

fakta.

Menurut Watt dan Zimmerman (1986) dalam Januarti (2004)

terdapat tiga kelemahan pendekatan normatif yang mendasari terjadinya

pergeseran pendekatan dari normatif ke positif, yaitu:

1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara

empiris, karena didasarkan pada premis atau asumsi yang salah

sehingga tidak dapat diuji keabsahannya secara empiris.

2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran

investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas.

3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya

alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini

mengingat bahwa dalam sistem perekonomian yang mendasarkan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

pada mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat menjadi alat

pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya

ekonomi secara efisien.

Teori akuntansi positif dikembangkan oleh Watt dan Zimmerman

(1986) karena ketidakpuasan terhadap teori akuntansi normatif, yang mana

teori akuntansi normatif hanya menunjukkan cara terbaik untuk melakukan

sesuatu berdasarkan premis, norma atau standar, sedangkan teori akuntansi

positif berusaha menjelaskan atau memprediksi fenomena nyata dan

mengujinya secara empiris (Godfrey et al, 1997 dalam Januarti, 2004).

Pendekatan positif atau empiris berkaitan dengan usaha menguji atau

menghipotesiskan teori dengan pengalaman atau fakta-fakta dunia nyata.

Penelitian akuntansi positif difokuskan pada pengujian empiris terhadap

asumsi-asumsi yang dibuat oleh teoritis akuntansi normatif.

Teori akuntansi positif berusaha menjawab pertanyaan dari sudut

pandang ekonomi (Godfrey et al, 1997 dalam Rakhmawati dan Zulaikha,

2011), sebagai berikut:

1. Apakah biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang

diperoleh dalam pemilihan metode akuntansi alternatif?

2. Apakah biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang

diperoleh dalam regulasi dan proses penentuan standar akuntansi?

3. Apa dampak laporan keuangan yang dipublikasikan pada harga

saham?

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Untuk menjawab pertanyaan di atas, teori akuntansi positif

menggunakan asumsi sebagai berikut: a) manajer, investor, kreditor, dan

individu lain bersikap rasional dan berusaha memaksimalkan kepuasaan

mereka atau b) manajer memiliki kepuasan untuk memilih metode

akuntansi yang memaksimumkan kepuasan mereka atau mengubah

kebijakan produksi, investasi dan pendanaan perusahaan untuk

memaksimumkan kepuasaan mereka, dan c) manajer mengambil tindakan

yang memaksimumkan nilai perusahaan.

Teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan fenomena

akuntansi yang diamati berdasarkan pada alasan-alasan yang

menyebabkan terjadinya suatu peristiwa. Dengan kata lain, teori akuntansi

positif dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi konsekuensi

yang terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu. Penjelasan dan

prediksi dalam teori akuntansi positif didasarkan pada proses kontrak

(contracting process) atau hubungan keagenan (agency relationship)

antara manajer dengan kelompok lain seperti investor, kreditor, pihak

pengelola pasar modal, dan istitusi pemerintah (Watts dan Zimmerman,

1986).

2. Teori Agensi

Teori Agensi (agency theory) menjelaskan adanya hubungan

kontraktual antara dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak

disebut prinsipal (pemegang saham) yang menyewa pihak lain disebut

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

agen (manajemen) untuk melakukan beberapa jasa atas nama pemilik yang

meliputi pendelegasian wewenang (Jensen dan Meckling, 1976). Prinsipal

mendelegasikan pertanggungjawaban atas decision making kepada agen,

hal ini dapat pula dikatakan bahwa prinsipal memberikan suatu amanah

kepada agen untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak

kerja yang telah disepakati. Wewenang dan tanggungjawab agen maupun

prinsipal diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama.

Kontrak kerja yang efisien adalah kontrak yang memenuhi dua

faktor (Indriana, 2009), yaitu :

1. Agen dan pinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen

maupun prinsipal memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama

sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan

untuk keuntungan dirinya sendiri

2. Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil

yang berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai

imbalan yang diterimanya.

Pada kenyataannya informasi simetris itu tidak pernah terjadi,

karena manajer berada di dalam perusahaan sehingga manajer mempunyai

banyak informasi mengenai perusahaan, sedangkan prinsipal sangat jarang

atau bahkan tidak pernah datang ke perusahaan sehingga informasi yang

diperoleh sangat sedikit. Hal ini menyebabkan kontrak efisien tidak pernah

terlaksana sehingga hubungan agen dan prinsipal selalu dilandasi oleh

asimetri informasi. Agen sebagai pengendali perusahaan pasti memiliki

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

informasi yang lebih baik dan lebih banyak dibandingkan dengan

prinsipal. Di samping itu, karena verifikasi sangat sulit dilakukan, maka

tindakan agen pun sangat sulit untuk diamati. Dengan demikian, membuka

peluang agen untuk memaksimalkan kepentingannya sendiri dengan

melakukan tindakan yang tidak semestinya, dimana tindakan ini dapat

merugikan prinsipal, baik memanfaatkan aset perusahaan untuk

kepentingan pribadi, maupun perekayasaan kinerja perusahaan.

Oleh karena itu, perlu adanya suatu mekanisme pengawasan untuk

meminimumkan konflik kepentingan antara agen dan prinsipal.

Mekanisme pengawasan ini akan menimbulkan suatu biaya yang disebut

dengan agency cost. Biaya keagenan (agency cost) adalah biaya yang

dikeluarkan pemilik untuk mengatur dan mengawasi kerja para manajer

sehingga mereka berkerja untuk kepentingan perusahaan, Terdapat tiga

jenis biaya keagenan (Jansen dan Meckling, 1976), yaitu:

1. Monitoring Cost

Biaya yang timbul dan ditanggung oleh prinsipal untuk memonitor

perilaku agen, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol

perilaku agen. Contohnya, biaya audit dan biaya untuk menetapkan

rencana kompensasi manajer, pembatasan anggaran, dan aturan-aturan

operasi.

2. Bonding Cost

Biaya yang ditanggung oleh agen untuk menetapkan dan mematuhi

mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak untuk

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

kepentingan prinsipal. Contohnya, biaya yang dikeluarkan oleh

manajer untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemegang

saham.

3. Residual Loss

Timbul dari kenyataan bahwa tindakan agen kadangkala berbeda dari

tindakan yang memaksimumkan kepentingan prinsipal.

Teori keagenan (agency theory) ditekankan untuk mengatasi dua

permasalahan yang terjadi dalam hubungan keagenan. (1) Masalah

keagenan yang timbul pada saat keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan

prinsipal dan agen saling berlawanan dan merupakan hal yang sulit bagi

prinsipal untuk melakukan verifikasi apakah agen telah melakukan sesuatu

yang tepat. (2) Masalah pembagian dalam menanggung resiko yang timbul

dimana prinsipal dan agen memiliki sikap yang berbeda terhadap resiko.

3. Manajemen Laba (Earning Management)

Terdapat beberapa definisi manajemen laba, misalnya Fischer dan

Rozenzweigg (1995) yang mendefinisikan manajemen laba sebagai,

“ …actions of a manager which serve to increase (decrease)

current reported earnings of the unit which the manager is

responsible without generating a corresponding increase

(decrease) in the long term economics profitability of the unit.”

Healy et al (1999) menyatakan bahwa,

“earnings management occurs when managers use judgment in

financial reporting and in structuring transaction to alter financial

reports to either mis lead some stakeholders about the underlying

economic performance of the company, or to influence contractual

out comes that depend on reported accounting numbers.”

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Pengertian tersebut mempunyai dua aspek, (1) Ada banyak cara dimana

manajemen dapat melakukan judgment untuk mempengaruhi laporan

keuangan mereka. Sebagai contoh, judgment dibutuhkan untuk

mengestimasi sejumlah peristiwa ekonomi di masa mendatang yang

tercermin dalam laporan keuangan, seperti usia manfaat dan nilai sisa

aktiva, kewajiban dana pensiun, pajak tangguhan, dan kerugian dari bad

debts dan asset impairements. Manajemen juga harus memilih diantara

metode akuntansi yang diperbolehkan, seperti metode penyusutan dan

metode pencatatan persediaan. (2) Tujuan dari earnings management

adalah untuk menyesatkan penilaian semua atau sebagian stakeholders

mengenai kinerja keuangan perusahaan. Ini muncul bila manajemen yakin

bahwa stakeholders tidak akan mengetahuinya, atau tidak tersedia

informasi untuk outside stakeholders.

Menurut Saputro dan Setiawati (2004), manajemen laba adalah

campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan

eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk

menguntungkan dirinya sendiri atau perusahaannya sendiri. Sedangkan

Kusumawati (2009) mendefinisikan earnings management sebagai proses

dengan sengaja (dalam batasan Generally Accepted Accounting

Principles) untuk melaporkan tingkat laba periodik (earnings) sesuai yang

diinginkan.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Manajemen laba timbul karena didorong oleh beberapa faktor,

Scott (2000) mengemukakan beberapa motivasi atau insentif manajemen

laba tersebut, antara lain:

a. Bonus Scheme Motivations

Bonus yang hanya didasarkan pada besarnya laba yang dilaporkan

memotivasi manajemen untuk secara opportunistic mengelola laba

tersebut demi memaksimalkan bonus yang mereka dapatkan.

b. Initial Public Offering (IPO)

Informasi keuangan yang disajikan dalam prospektus penawaaran

umum perdana menjadi sumber informasi bagi investor, dan hal ini

menimbulkan kemungkinan manajemen untuk mengatur laba dengan

harapan mendapatkan harga saham yang cukup tinggi.

c. Changes of Chief Executive Officer

CEO yang akan pensiun atau yang akan diganti memiliki motivasi

meningkatkan laba untuk memaksimalkan bonus terakhirnya. Begitu

juga dengan CEO yang kinerjanya buruk, mereka meningkatkan laba

untuk mencegah atau menunda kemungkinan pemecatan.

d. Political Motivations

Perusahaan besar yang aktivitasnya bersinggungan dengan rakyat

banyak, serta perusahaan dalam industri strategis, seperti minyak dan

gas, yang berkaitan dengan isu monopoli cenderung menggunakan

kebijakan dan prosedur akuntansi untuk menurunkan laba yang

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dilaporkan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi visibility mereka atau

dengan kata lain agar perusahaan tidak terlalu disorot publik.

e. Taxation Motivations

Manajemen berusaha mengelola labanya untuk memperoleh tax

saving. Karena semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, akan

semakin besar pula pajak yang ditanggung perusahaan tersebut.

f. Other Contractual Motivations

Ada sejumlah kontrak yang memotivasi manajemen untuk melakukan

manajemen laba tetapi yang paling menonjol adalah kontrak pinjaman

jangka panjang. Kontrak pinjaman jangka panjang memiliki perjanjian

(covenants) untuk melindungi para pemberi pinjaman dari tindakan

manajemen yang dapat merugikan mereka, seperti pembagian dividen

yang berlebihan, pinjaman tambahan, dan tindakan lainnya yang

membahayakan kepentingan pemberi pinjaman.

Sedangkan Healy et al (1999) mengklasifikasikannya menjadi tiga

motivasi manajemen laba, yaitu sebagai berikut:

a. Capital Market Motivations

Penggunaan secara luas informasi akuntansi oleh investor dan analisis

keuangan untuk membantu menilai saham dapat menciptakan insentif

bagi manajemen untuk memanipulasi laba dalam usaha mempengaruhi

harga saham.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Contracting Motivations

Motivasi ini dibagi menjadi dua, yaitu lending contracts motivations

(sama dengan other contractual motivations) dan management

compensation contracts motivations (sama dengan bonus scheme

motivations).

c. Regulatory Motivations

Motivasi ini terdiri dari: industry regulation motivations, anti-trust dan

other regulations, serta tax planning purposes.

Selanjutnya, dalam melakukan manajemen laba ada berbagai cara,

adapun pola manajemen laba adalah sebagai berikut:

a. Taking a Bath

Manajemen melaporkan kerugian dalam jumlah besar dengan tujuan

melaporkan laba besar di masa yang akan datang, sehingga memeroleh

bonus yang lebih besar (Scott, 2000).

b. Income Minimization

Pola ini hampir sama dengan taking a bath tetapi tidak ekstrim dan

dilakukan dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang mengurangi

laba (Scott, 2000).

c. Income Maximization

Pola ini sering dilakukan untuk memaksimalkan laba perusahaan

dengan tujuan agar pihak manajemen mendapat bonus (Scott, 2000).

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

d. Income Smoothing

Pola meratakan laba dalam rentang bogey (nilai laba minimal tertentu)

dan cap (nilai laba maksimal tertentu) ini bertujuan agar bonus yang

diterima konstan, selain itu investor lebih mnyukai laba yang relatif

stabil (Scott, 2000).

e. Cookie Jar Reverse

Manajemen secara bebas membentuk cadangan di masa booming yang

kemudian digunakan untuk meratakan laba di masa sulit. Di masa

booming tersebut cadangan cenderung diperbesar sehingga dapat

digunakan pada saat perusahaan mengalami kerugian ataupun

penurunan laba agar perusahaan tidak terlihat jelek (C. Mulford dan E.

Commiskey 2002 dalam Yuliana 2007).

f. Revenue Recognition

Penjualan di masa depan diakui sebagai penjualan pada periode

berjalan dan atau menggeser biaya penjualan periode berjalan ke

periode akan datang untuk menghasilkan laba pada tahun berjalan

lebih tinggi atau sebaliknya (C. Mulford dan E. Commiskey 2002

dalam Yuliana 2007).

4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46

Pada tahun 1997 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 46 yang mengatur

tentang akuntansi pajak penghasilan (PPh). PSAK no. 46 diberlakukan

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

secara efektif mulai tanggal 1 Januari 1999 bagi perusahaan publik, dan

mulai tanggal 1 Januari 2001 bagi perusahaan lainnya.

PSAK no. 46 diterbitkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan

keuangan yang berkaitan dengan pajak penghasilan. Alokasi pajak antar

periode berdasarkan pada PSAK no. 46 diharapkan dapat menghasilkan

laporan keuangan yang lebih berkualitas dibanding pada peraturan

sebelumnya, yaitu PSAK no. 16 paragraf 77;

“Apabila perusahaan memilih untuk menghitung pajak

penghasilan menurut laba akuntansi, selisih perhitungan tersebut

dengan hutang pajak (yang dihitung menurut laba kena pajak),

yang disebabkan "perbedaan waktu" pengakuan pendapatan dan

beban untuk tujuan akuntansi dengan tujuan pajak, ditampung

dalam akun "pajak penghasilan yang ditangguhkan",

dikelompokkan sebagai bagian dari aktiva lain-lain dan

dialokasikan pada beban kena pajak penghasilan tahun-tahun

mendatang.”

Perbedaan pokok antara PSAK no. 46 dengan PSAK no. 16

paragraf 77 adalah bahwa PSAK no. 46 mengatur akuntansi pajak

penghasilan menggunakan dasar akrual, yang secara komprehensif

menerapkan pendekatan aktiva-kewajiban (asset-liability approach),

sedangkan alokasi pajak antar periode berdasarkan PSAK no. 16 paragraf

77 dilakukan dengan pendekatan laba-rugi (income-statement approach).

Peraturan pada PSAK no. 46 secara prinsip tidak berbeda dengan

standar yang berlaku di Amerika Serikat, Statements of Financial

Accounting Standard (SFAS) no. 109 (1992) dan di Eropa, International

Accounting Standard (IAS) no. 12 (revisi 1998). Penerapan peraturan baru

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

ini membawa perubahan fundamental yang cukup signifikan (Tanusdjaja,

2006), yaitu:

a. Perusahaan harus mengakui aktiva (kewajiban) pajak tangguhan

apabila memenuhi kriteria tertentu sebagaimana diatur oleh standar.

b. Perusahaan harus mengungkapkan perbedaan temporer akuntansi dan

fiskal, yang terdiri dari berbagai komponen utama informasi pajak

tangguhan sebagai unsur pembentuk aktiva (kewajiban) pajak

tangguhan.

c. Perusahaan diperbolehkan membentuk akun penyisihan penilaian

(valuation allowance account) aktiva pajak tangguhan apabila besar

kemungkinan aktiva pajak tangguhan tidak dapat direalisasi (more

likely than not).

5. Aktiva Pajak Tangguhan

a. Pengertian

Menurut PSAK no. 46, pajak tangguhan dibedakan menjadi

dua, yaitu:

1) Kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities), merupakan

jumlah penghasilan pajak terutang (payable) untuk periode

mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.

2) Aktiva pajak tangguhan (deferred tax asset), merupakan jumlah

pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang boleh

dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian.

Perbedaan temporer timbul karena adanya perbedaan peraturan

dalam perhitungan laba komersial/akuntansi dengan laba fiskal.

Perbedaan temporer (temporary differences) adalah perbedaan antara

jumlah tercatat aktiva atau kewajiban dengan DPP-nya (Dasar

Pengenaan Pajak). Perbedaan temporer dapat berupa:

1) Perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences)

Merupakan perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah

kena pajak (taxable amounts) dalam penghitungan laba fiskal

periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan

(recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled).

2) Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible

temporary differences)

Merupakan perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah

yang boleh dikurangkan (deductible amounts) dalam penghitungan

laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva

dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut

dilunasi (settled).

b. Pengakuan

Berdasarkan PSAK No. 46 paragraf 21, aktiva pajak tangguhan

(deferred tax assets) diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer

yang boleh dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan untuk

mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang, kecuali aktiva

pajak tangguhan yang timbul dari :

1) goodwill negatif yang diakui sebagai pendapatan tangguhan sesuai

dengan PSAK 22 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha; atau

2) pengakuan awal aktiva atau kewajiban pada suatu transaksi yang :

a) bukan transaksi penggabungan usaha; dan

b) tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba fiskal.

c. Penilaian Kembali

Pada setiap tanggal neraca, perusahaan menilai kembali aktiva

pajak tangguhan yang tidak diakui. Perusahaan mengakui aktiva pajak

tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan

bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk

pemulihannya. Sebagai contoh, perbaikan dalam kondisi

perekonomian meningkatkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba fiskal dalam jumlah yang memadai pada periode

mendatang aktiva pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui

menjadi memenuhi kriteria pengakuan (PSAK No. 46 paragraf 28).

Apabila dalam menilai kembali terdapat bukti bahwa laba

fiskal tidak mungkin memadai untuk mengkompensasi sebagian atau

semua aktiva pajak tangguhan, maka perusahaan harus menurunkan

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

nilai tercatat aktiva pajak tangguhan. Penurunan tersebut harus

disesuaikan kembali apabila besar kemungkinan laba fiskal memadai

(PSAK No. 46 paragraf 35).

6. Valuation Allowance Account (VAA) Pajak Tangguhan

Realisasi aktiva pajak tangguhan (deffered tax asset) akan terjadi di

masa depan. Apabila berdasarkan bukti yang ada, aktiva pajak tangguhan

besar kemungkinannya (lebih dari 50%) tidak dapat direalisasi, maka

harus diturunkan nilainya dengan membentuk penyisihan (allowance)

yang dibebankan pada periode berjalan (SFAS No. 109). Valuation

Allowance Account merupakan akun penyisihan nilai sebagai contra

account aktiva pajak tangguhan, dan digunakan untuk menyesuaikan nilai

tercatat aktiva pajak tangguhan, sesuai dengan besar kemungkinan (more

likely than not) realisasinya (Tanusdjaja, 2006).

Penerapan kriteria “more likely than not” dapat menimbulkan

diskresi manajer, karena standar akuntansi tidak menetapkan secara baku

bagaimana menghitung VAA pajak tangguhan (Frank dan Rego, 2006).

SFAS 109 hanya memberikan pedoman dalam menentukan VAA dengan

mengidentifikasi empat sumber penghasilan kena pajak yang dapat

digunakan untuk merealisasi aktiva pajak tangguhan, diantaranya:

1. Pembalikan kemudian terhadap pos-pos perbedaan temporer yang ada

(future reversals of existing temporary differences)

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Sumber ini sangat tergantung pada laba masa depan, tetapi masih

dianggap cukup obyektif karena berbasis perbedaan temporer yang

telah ada pada masa sebelumnya.

2. Potensi penghasilan kena pajak masa depan (future taxable income)

Sumber ini dianggap sangat subyektif karena berdasarkan

justifikasi manajemen terhadap berbagai asumsi seperti, kondisi

ekonomi dan persaingan dalam menyusun proyeksi kinerja laba masa

depan.

3. Penghasilan kena pajak pada tahun sebelumnya (taxable income in

prior carryback years if carryback is permitted)

Sumber ini dapat dinilai obyektif, karena tidak menggunakan

asumsi laba masa depan, tapi menggunakan transaksi masa lalu yang

terjadi.

4. Strategi perencanaan pajak perusahaan (tax planning strategies)

Sumber ini juga memerlukan banyak pertimbangan subyektif

manajemen dalam strukturisasi transaksi yang dapat menimbulkan

efisiensi perpajakan, sehingga dapat menciptakan laba kena pajak

masa depan untuk merealisasikan aktiva pajak tangguhan tersebut.

Standar akuntansi tersebut juga memberikan contoh bukti positif

dan negatif yang dapat menjadi pertimbangan dalam memperkirakan laba

masa depan (Jung dan Pulliam, 2006). Bukti positif, yang mengurangi

kebutuhan akan VAA, terdiri dari kontrak penjualan dan pesanan yang

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

masih ada, laba historis yang kuat, dan aset dengan nilai pasar lebih dari

nilai buku. Sedangkan bukti negatif, yang mendorong dibentuknya atau

ditingkatkannya VAA, terdiri dari, kerugian tahun berjalan yang

dipindahkan, sejarah kerugian atau kadaluwarsa rugi fiskal yang masih

berlaku, dan peramalan kerugian terhadap periode-periode mendatang.

Standar akuntansi menyikapi ketentuan yang tidak baku tentang

realisasi aktiva pajak tangguhan dengan mengandalkan pertimbangan

manajer, yang memberikan batasan perkiraan kemampuan laba masa

depan dalam merealisasi aktiva pajak tangguhan. Manajer akan

menggunakan informasinya, di bawah ketentuan standar akuntansi, untuk

membuat pernyataan kemungkinan realisasi aktiva pajak tangguhan dan

untuk menetapkan VAA (Kumar dan Visvanathan, 2001).

2. Penelitian Terdahulu

Secara ringkas, penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai

manajemen laba melalui VAA disajikan pada tabel di bawah ini:

Peneliti Setting dan Variabel Motivasi dan Hasil Penelitian

Gregory S. Miller

dan Douglas J.

Skinner.

1998.

Amerika, 1992-1994.

200 sampel di Compustat.

Variabel:

Kewajiban dan

penyisihan (VAA) pajak

tangguhan, ekspektasi

Motivasi:

Pemanfaatan VAA untuk tujuan

manajemen laba, di bawah

peraturan SFAS No. 109.

Hasil:

Menunjukkan bahwa faktor-faktor

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

penghasilan pajak kena

pajak, tingkat hutang, dan

perubahan laba.

atau kriteria yang tercantum dalam

SFAS No. 109 mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat VAA perusahaan.

Terdapat bukti yang lemah VAA

digunakan untuk manajemen laba,

ditunjukkan dengan tingkat hutang

dan proksi income smoothing tidak

berpengaruh pada penilaian VAA.

Christine C.

Bauman, Mark P.

Bauman, dan

Robert F. Halsey.

2000.

Amerika, 1995-1997.

122 sampel di Fortune

500.

Variabel:

Perubahan VAA dan efek

laba/penghasilan kena

pajak.

Motivasi:

Dugaan VAA sebagai media

manajemen laba untuk

menghindari kerugian,

menghindari penurunan laba,

menghindari kesalahan ramalan

laba oleh analis (analyst forecast),

dan untuk tujuan taking a bath.

Tidak semua perubahan VAA

berpengaruh pada penghasilan

kena pajak, jadi menurutnya ETR

reconciliation proksi paling tepat

untuk mengukur efek perubahan

VAA pada income tax.

Hasil:

Tidak menemukan bukti tindakan

earning management, perubahan

VAA yang dilakukan oleh

perusahaan konsisten pada

ketentuan SFAS No. 109.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

David

Burgstahler, W.

Brooke Elliott,

dan Michelle

Hanlon. 2002.

Amerika, 1993-1998.

482 sampel di Compustat.

Variabel:

Perubahan VAA, dan

variabel penjelas dalam

ekspektasi penghasilan

kena pajak masa depan

(kewajiban pajak

tangguhan, return on

asset, dan rasio market-

to-book)

Motivasi:

VAA dapat meningkatkan laba

yang dilaporkan, oleh karena itu

terdorong untuk melakukan

penelitian tindakan manajemen

laba dengan menggolongkan

perusahaan menjadi small scaled

profits dan small scaled losses.

Hasil:

Manajer memanipulasi aktiva

pajak tangguhan untuk menaikkan

laba dan menghindari kerugian.

Perusahaan berlaba kecil (small

scaled profit) menurunkan VAA

pada jumlah yang besar untuk

meningkatkan laba. Sedangkan

perusahaan rugi kecil (small

scalled loss) memanipulasi VAA

untuk menghindari kerugian.

Catherine M.

Schrand dan M.

H. Franco Wong.

2003.

Amerika, 1993.

285 sampel di Compustat.

Variabel:

Komponen aktiva pajak

tangguhan, VAA, CAR,

dan realisasi laba masa

depan.

Motivasi:

Perbankan mempunyai

kesempatan yang besar untuk

melakukan manajemen laba

melalui VAA karena mempunyai

aktiva pajak tangguhan besar.

Hasil:

Penelitian yang bertujuan menguji

tindakan perataan laba pada

perusahaan berdasarkan dua

insentif capital market based,

yaitu analyst forecast dan target

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

laba historis, menunjukkan adanya

tindakan perataan laba oleh

perusahaan perbankan yang

dilakukan karena insentif dari

ramalan laba oleh para analis

(analyst forecast).

Hendang

Tanusdjaja. 2006.

Indonesia, 2000-2003.

163 sampel di BEJ.

Variabel:

Perubahan VAA, harga

saham, arus kas dan laba

masa depan, dan

profilabilitas.

Motivasi:

Mengembangkan penelitian

tentang hubungan pajak tangguhan

dengan saham, manajemen laba,

dan profitabilitas masa depan.

Hasil:

Aktiva pajak tangguhan

mempunyai hubungan positif

dengan harga saham.

Perubahan VAA mempunyai

hubungan dengan laba operasi dan

arus kas masa depan.

Perubahan VAA digunakan untuk

melakukan tindakan manajemen

laba untuk memperkecil pelaporan

kerugian dan penurunan laba.

Mary Margaret

Frank dan Sonja

Olhoft Rego.

2006.

Amerika, 1993-2002.

194 sampel di Compustat.

Variabel:

Perubahan diskresioner

VAA, laba historis, laba

saat ini, dan ramalan laba.

Motivasi:

Menjembatani perbedaan pada

penelitian terdahulu yang

mempunyai hasil yang berbeda

pada jenis perusahaan yang

berbeda, dengan meneliti tindakan

manajemen laba di sekitar tiga

target laba pada berbagai jenis

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

perusahaan.

Hasil:

Menunjukkan tindakan earnings

smoothing hanya dilakukan karena

insentif dari analyst forecast,

tetapi tidak ada bukti bahwa VAA

digunakan untuk perataan laba

pada laba positif dan laba historis.

Theodore E.

Christensen,

Gyung H. Paik,

dan Earl K. Stice.

2007.

Amerika, 1996-1998.

444 sampel di Compustat.

Variabel:

VAA, kewajiban pajak

tangguhan, laba, market

value, dan distress.

Motivasi:

Kemudahan dalam menentukan

dan menyesuaikan VAA, memberi

peluang manajemen memperbesar

VAA untuk melakukan big bath

menjadi lebih besar.

Hasil:

VAA tidak digunakan untuk

melakukan big bath. Ditunjukkan

bahwa mayoritas perusahaan

menetapkan VAA lebih tinggi dari

yang diperkirakan karena

mempunyai informasi bahwa

kinerja perusahaan pada periode

berikutnya lebih rendah.

3. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

1. Kerangka Pemikiran

Sesuai dengan telaah literatur yang telah dikemukakan di atas, dapat

dikembangkan suatu kerangka pemikiran sebagai dasar penentuan

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

hipotesis, kerangka pemikiran disajikan dalam bentuk diagram skematik

sebagai berikut:

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa variabel independen berupa dua target

laba mempengaruhi perubahan diskresioner VAA sebagai variabel

dependennya. Penjelasan lebih lanjut tentang hubungan variabel

independen dan dependen dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Skema Target Laba dan Manajemen Laba

Jauh di bawah

target laba

Di bawah

target laba

Di atas

target laba

↑ VAA, earnings bath

↓ VAA, perataan laba

↓ VAA, mencapai

target laba

↑ VAA, perataan laba

dan cookie jar

Melaporkan kenaikan laba

Proksi : PM∆EPS

Melaporkan laba positif

Proksi : PMEPS

PMEPS << T PM∆EPS << T

PMEPS < T PM∆EPS < T

PMEPS >> T PM∆EPS >> T

Target Laba (Earnings Targets)

Tindakan Manajemen Laba

(Earnings Management

Behavior)

Sumber: Penelitian Frank dan Rego (2006)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Variabel Independen

Target Laba Perusahaan:

Laba Positif

Peningkatan Laba

Variabel Dependen

Perubahan Diskresioner

VAA

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 2.2 menjelaskan tentang dua target laba perusahaan, beserta

pengklasifikasian perusahaan berdasarkan posisi premanaged earnings,

dan tindakan manajemen laba yang diambil perusahaan untuk mencapai

earnings targets tersebut.

2. Pengembangan Hipotesis

Manajemen laba timbul karena adanya informasi asimetri antara

prinsipal dan agen, yang diantara keduanya memiliki kepentingan yang

berbeda. Manajemen (agen) memiliki informasi lebih banyak tentang

perusahaan karena agen yang diberi wewenang oleh prinsipal untuk secara

langsung mengelola perusahaannya. Manajemen dapat dengan mudah

mengelola laba yang disajikan pada laporan keuangannya untuk

menampilkan kinerja yang baik pada prinsipal, sehingga manajemen

mendapat bonus yang maksimal (Indriana, 2009).

Manajemen laba dicapai melalui kebebasan manajer terhadap

pilihan pengukuran dan pengakuan laba akuntansi dan aliran kas operasi

yang didasarkan pada PABU (Djamaluddin dkk, 2007). SFAS No. 109

menyediakan kebebasan itu pada pembentukan VAA pajak tangguhan.

Pembentukan VAA dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi nilai

tercatat aktiva pajak tangguhan yang dinilai manajemen tidak dapat

direalisasi pada periode mendatang. Penilaian dan perkiraan manajemen

tentang realisasi aktiva pajak tangguhan dalam pembentukan VAA harus

mempertimbangkan empat sumber penghasilan kena pajak yang dapat

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

digunakan untuk merealisasi aktiva pajak tangguhan, serta bukti positif

dan bukti negatif yang dapat dipertimbangkan dalam memperkirakan laba

masa depan, seperti yang tercantum dalam SFAS No. 109. Namun

ketentuan tersebut mengandung subjektivitas karena tidak ada ukuran yang

pasti dalam menentukan besarnya VAA, standar akuntansi hanya

mengandalkan informasi pribadi manajemen (Kumar dan Visvanathan,

2001). Sesuai dengan asumsi dalam teori akuntansi positif yang

berpendapat bahwa manajemen akan lebih mementingkan untuk

memenuhi kepuasan pribadi daripada orang lain atau perusahaan (Januarti,

2004), maka VAA aktiva pajak tangguhan tersebut dimanfaatkan oleh

manajemen untuk melakukan manajemen laba (Burgstahler et al, 2002;

Schrand dan Wong, 2003; Phillips et al, 2004; Frank dan Rego, 2006).

VAA pajak tangguhan dipandang sebagai peluang terakhir yang

mungkin digunakan manajer untuk aktivitas manajemen laba (Dhaliwal et

al, 2004), karena perubahan VAA berdampak langsung pada laba bersih

(bottom-line earnings) (Miller dan Skinner, 1998). Naiknya VAA berarti

menaikkan beban pajak tangguhan dengan mengurangi keuntungan pajak

sehingga laba menurun, sedangkan penurunan dalam VAA juga

menurunkan beban pajak tangguhan dengan mengurangi biaya pajak, dan

kemudian dapat menaikkan laba akuntansi (Djamaluddin dkk, 2007).

Para peneliti sebelumnya menganggap posisi laba perusahaan di

sekitar batas pelaporan laba (earnings threshold) menjadi insentif

manajemen laba oleh suatu perusahaan. Penelitian ini meneliti manajemen

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

laba pada dua earnings threshold/earnings targets, yaitu melaporkan laba

positif dan peningkatan laba, yang diukur dengan laba sebelum adanya

manajemen (premanaged earnings). Sesuai dengan penelitian sebelumnya

(Frank dan Rego, 2006) perusahaan diklasifikasikan menjadi tiga

golongan berdasarkan posisi premanaged earnings dalam mencapai

earnings targets, yaitu premanaged earnings jauh di bawah target,

premanaged earnings di bawah targets, dan premanaged earnings di atas

target.

Perusahaan dengan premanaged earnings jauh di bawah target laba

akan meningkatkan VAA untuk melakukan earnings bath atau

menurunkan VAA untuk meratakan laba (Frank dan Rego, 2006). Menurut

Healy (1985) ketika target laba tidak bisa dicapai dengan meningkatkan

akrual maka akrual diturunkan untuk membentuk earnings bath. Hal itu

didukung oleh pendapat Christensen et al (2008) bahwa perusahaan yang

meningkatkan VAA dengan nominal yang lebih besar dari yang

diperlukan diduga perubahan VAA tersebut digunakan untuk membentuk

big bath. Pola manajemen laba semacam ini biasanya terjadi selama

periode pada saat terjadinya reorganisasi seperti adanya pergantian CEO

baru (Scott, 2000). Jika manajer merasa harus melaporkan kerugian maka

ia akan melaporkan dalam jumlah yang besar. Dengan tindakan ini,

manajer berharap dapat meningkatkan laba yang akan datang dan

kesalahan atas kerugian perusahaan dapat dilimpahkan kepada manajer

lama.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Perusahaan yang mempunyai premanaged earnings di bawah target

laba akan menurunkan VAA untuk meningkatkan pelaporan laba guna

mencapai target laba (Frank dan Rego, 2006). Perusahaan akan

meningkatkan akrualnya (income-increasing accruals) ketika target laba

dapat dicapai dengan akrual tersebut (Healy, 1985). Pada penelitian

Burgstahler et al (2002) menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai

laba kecil (small scaled profit) dan rugi kecil (small scaled loss) akan

menurunkan VAA untuk meningkatkan laba dan menghindari kerugian.

Sedangkan perusahaan dengan premanaged earnings di atas target

laba akan meningkatkan VAA untuk meratakan laba (income smoothing)

dan membentuk cookie jar (Frank dan Rego, 2006). Temuan ini didukung

oleh Schrand dan Wong (2003) dalam penelitiannya yang membuktikan

adanya income smoothing dengan menggunakan VAA untuk mencapai

dua target laba, yaitu peningkatan laba dan mencapai ramalan laba analis.

Berdasarkan uraian dan literatur di atas, penelitian yang berfokus

pada tiga tindakan manajemen laba (mencapai target laba, perataan laba,

dan earnings bath) dalam mencapai dua target laba (melaporkan laba

positif dan peningkatan laba), penelitian ini mengembangkan hipotesis

sebagai berikut:

H1 : Perubahan diskresioner VAA bermanfaat untuk mendeteksi

manajemen laba untuk melaporkan laba positif.

H2 : Perubahan diskresioner VAA bermanfaat untuk mendeteksi

manajemen laba untuk melaporkan peningkatan laba.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian tentang earnings management via VAA ini termasuk jenis

penelitian explanatory dengan pendekatan kuantitatif karena berusaha

menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis,

sedangkan data yang digunakan secara umum berupa angka-angka yang

dihitung melalui statistik.

Penelitian explanatory menjelaskan hubungan antar variabel dan

pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Oleh karena itu,

jangkauan penelitian ini berusaha memberikan gambaran tentang penggunaan

VAA untuk melakukan manajemen laba dan motivasi tindakan manajemen

laba yang berasal dari target laba perusahaan, yaitu melaporkan laba positif

dan peningkatan laba.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah kelompok keseluruhan orang, peristiwa atau sesuatu

yang ingin diselidiki oleh peneliti (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian

ini adalah perusahaan non-manufaktur yang menyediakan cadangan penilaian

aktiva pajak tangguhan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dari

tahun 2007-2009 yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Sampel merupakan beberapa anggota atau suatu bagian (subset) dari

populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi.

Sehingga sebagaian elemen dari populasi merupakan sampel. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode

purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif

sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria perusahaan yang dijadikan

sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan non-manufaktur yang menyediakan cadangan penilaian aktiva

pajak tangguhan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan

mempublikasikan laporan keuangannya dari tahun 2007-2009

2. Perusahaan menerapkan periode pelaporan akuntansi 01 Januari - 31

Desember

3. Perusahaan memiliki pengungkapan rinci pajak tangguhan dan

komponennya pada laporan keuangan auditan.

4. Perusahaan memiliki akun cadangan penilaian pajak tangguhan dengan

selisih antara periode berjalan dengan periode sebelumnya tidak sama

dengan nol (∆VAA≠0).

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan sumber data yang mengacu pada informasi yang

dikumpulkan dari sumber yang telah ada (Sekaran, 2006). Sumber data dari

penelitian ini adalah annual report perusahaan dari tahun 2007-2009 yang

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dipublikasikan melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market

Directory (ICMD).

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan dua tahapan analisis. Tahap pertama

dilakukan untuk mengetahui apakah manajemen melakukan discretionary

dalam menentukan besarnya perubahan pada valuation allowance account.

Tahap kedua dilakukan untuk mengetahui apakah discretionary tersebut

termotivasi oleh target perusahaan untuk melaporkan laba positif dan

melaporkan peningkatan laba.

1. Perubahan Diskresioner VAA (Discretionary Change in VAA)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan

diskresioner VAA (D∆VAA), dengan menggunakan rumus yang

dikembangkan oleh Frank dan Rego (2006). Rumus tersebut tersaji dalam

persamaan regresi sebagai berikut:

∆VAAit = β1∆DTAit + β2∆DTLit + β3∆HEPSit + β4∆EPSit + β5∆FEPSit +

β6HEPSit + β7∆MTBit + εit

Nilai perubahan diskresioner VAA diperoleh dari residu hasil regresi

persamaan di atas.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Keterangan:

VAAit = valuation allowance account perusahaan i pada tahun t,

dibagi CSO

∆VAAit = (VAAit – VAAi(t-1)) / CSO

∆DTAit = perubahan aktiva pajak tangguhan perusahaan i dari tahun

t-1 ke t, dibagi CSO

∆DTLit = perubahan kewajiban pajak tangguhan perusahaan i dari

tahun t-1 ke t, dibagi CSO

∆HEPSit = (laba sebelum pajakt-1 / CSOt-1) - (laba sebelum pajakt-2 /

CSOt-2) pada perusahaan i

∆EPSit = (laba sebelum pajakt / CSOt) - (laba sebelum pajakt-1 /

CSOt-1) pada perusahaan i

∆FEPSit = (laba sebelum pajakt+1 / CSOt+1) - (laba sebelum pajakt /

CSOt) pada perusahaan i

HEPSit = (laba sebelum pajakt-1 / CSOt-1) + (laba sebelum pajakt-2 /

CSOt-2) pada perusahaan i

∆MTBit = (nilai pasar ekuitast / nilai buku ekuitast) - (nilai pasar

ekuitast-1 / nilai buku ekuitast-1)

Rumus untuk menghitung perubahan diskresioner VAA di atas

dibuat berdasarkan ketentuan yang terdapat pada SFAS 109. Standar

tersebut mewajibkan pembentukan VAA untuk mengurangi aktiva pajak

tangguhan yang kemungkinan besar tidak dapat direalisasi. Oleh karena

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

itu, jumlah aktiva pajak tangguhan menjadi dasar penentuan jumlah VAA.

Jadi jika aktiva pajak tangguhan meningkat (∆DTA), maka VAA juga

meningkat (β1 > 0).

Pada rumus tersebut terdapat pengukuran sumber pendapatan kena

pajak yang harus dipertimbangkan manajer dalam mengevaluasi

kemungkinan realisasi DTA sesuai ketentuan standar. Sumber-sumber

tersebut terdiri dari: pembalikan kemudian dari kewajiban pajak

tangguhan, pendapatan kena pajak pada periode sebelumnya, strategi

perencanaan pajak, dan ekspektasi pendapatan kena pajak masa depan.

Pembalikan kemudian dari kewajiban pajak tangguhan diproksikan

dengan perubahan kewajiban pajak tangguhan (∆DTL), peningkatan DTL

diharapkan akan menurunkan VAA (β2 < 0). Pendapatan kena pajak pada

periode sebelumnya diproksikan dengan perubahan laba sebelum pajak

dari tahun t-2 ke t-1 (∆HEPS), peningkatan laba historis ini akan

menurunkan VAA (β3 < 0). Sedangkan perubahan laba sebelum pajak dari

tahun t-1 ke t (∆EPS) dapat memproksikan laba historis dan ekspektasi

manajer terhadap laba masa depan. Perubahan laba sebelum pajak dari

tahun t ke t+1 (∆FEPS) juga memproksikan ekspektasi manajer terhadap

laba masa depan. Peningkatan ekspektasi laba kena pajak masa depan

membuat manajer mengurangi VAA (β4 < 0, β5 < 0).

Karena ekspektasi laba masa depan bersifat subyektif, maka SFAS

109 memberikan contoh bukti yang harus dipertimbangkan manajer dalam

menentikan laba masa depan. Standar tersebut menyebutkan bahwa laba

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

historis yang kuat dan/atau penilaian asset bersih yang signifikan menjadi

bukti positif bahwa perusahaan tidak membutuhkan VAA. Oleh karena itu,

seperti penelitian sebelumnya (Frank dan Rego, 2006), peneliti

memasukkan rata-rata laba historis (HEPS) sebagai proksi laba historis

perusahaan, dan perubahan rasio market-to-book (∆MTB) sebagai proksi

perubahan nilai asset bersih perusahaan. Jika pengukuran tersebut

meningkat, maka diharapkan VAA akan menurun (β6 < 0, β7 < 0).

2. Target Laba (Earnings Targets)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah target laba

perusahaan, yang terdiri dari:

a. Melaporkan laba positif

Laba positif diproksikan dengan premanaged earnings per

share (PMEPS), yaitu laba per lembar saham sebelum perubahan

diskresioner pada VAA, dengan rumus:

PMEPSit = (NIit / CSOit) + D∆VAAit

b. Melaporkan peningkatan laba

Peningkatan laba diproksikan dengan premanaged change in

earnings per share (PM∆EPS), yaitu perubahan laba per lembar saham

sebelum perubahan diskresioner pada VAA, dengan rumus:

PM∆EPSit = [(NIit – NIit-1)/ CSOit] + D∆VAAit

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dimana:

NIit = laba bersih perusahaan i pada tahun t

CSOit = jumlah saham beredar perusahaan i pada tahun t

D∆VAAit = perubahan diskresioner VAA perusahaan i pada

tahun t

Premanaged EPS (PMEPS)

Premanaged Change in EPS (PM∆EPS)

Sama seperti penelitian terdahulu (Frank dan Rego, 2006), peneliti

mengklasifikasikan premanaged earnings tersebut menjadi tiga (gambar

3.1), yaitu jauh di bawah earnings targets (PMEPS << T, PM∆EPS <<

T), di bawah earnings targets (PMEPS < T, PM∆EPS < T), dan di atas

earnings targets (PMEPS > T, PM∆EPS > T).

PMEPS << T = 1 PMEPS < T = 1

PMEPS >> T = 1

-0,05 0 0,05

Earning Target Range

PM∆EPS << T = 1 PM∆EPS < T = 1 PM∆EPS >> T = 1

0,05 -0,05 0

Earning Target Range

Gambar 3.1 Premanaged Earnings pada Dua Target Laba

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

E. Metode Analisis Data

Dalam pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian, penulis

menggunakan metode analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh

antara variabel independen dan variabel dependen. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution

(SPSS) for windows versi 17.0. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa

pengujian, antara lain:

1. Uji Normalitas Data

Tujuan dilakukannya uji normalitas data adalah untuk menguji apakah

variabel dependen dan variabel independen dalam model memiliki

distribusi normal ataukah tidak. Untuk pengujian normalitas, peneliti

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria yang digunakan adalah

pengujian dua arah (two tailed test), yaitu dengan membandingkan p value

yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang digunakan. Dalam

penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai p value >

0,05 maka data terdistribusi normal.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005).

Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independennya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

di dalam model, dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen

terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF

= 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance > 0,1 dan nilai VIF <

10.

b. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk melihat apakah di dalam model linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lain. Masalah tersebut timbul karena residual (kesalahan pengganggu)

tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2005).

Model yang baik adalah model yang bebas dari autokorelasi. Untuk

menguji ada tidaknya masalah autokorelasi, peneliti akan

menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Kemudian nilai Durbin-

Watson hitung (d) yang diperoleh dari hasil pengujian akan

dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

heteroskedastisitas dalam model, peneliti akan melakukan Uji Park

dengan meregresi nilai logaritma dari kuadrat residual (LnU2i)

terhadap variabel independen (Ghozali, 2005).

3. Uji Hipotesis

Analisis regresi linear berganda adalah analisis regresi linear digunakan

untuk menguji hubungan antara dua atau lebih variabel dependen dengan

himpunan variabel independen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan

regresi kemudian dilakukan pengujian koefisien regresi secara simultan

(uji F), pengujian ketepatan (Goodness of Fit/R2), dan pengujian koefisien

regresi parsial (uji-t). Sesuai dengan kerangka pemikiran dan pengajuan

hipotesis di atas maka hipotesis akan di uji dengan persamaan regresi

sebagai berikut:

D∆VAAit = β1PMEPS<<Tit + β2PM∆EPS<<Tit + β3PMEPS<Tit +

β4PM∆EPS<Tit + β5PMEPS>>Tit + β6PM∆EPS>>Tit + εit

Dimana:

D∆VAAit = perubahan diskresioner VAA perusahaan i pada tahun t

PMEPS<<T = variabel dummy sama dengan 1 jika PMEPS lebih

kecil dari -0,05; sama dengan 0 jika tidak.

PM∆EPS<<T = variabel dummy sama dengan 1 jika PM∆EPS lebih

kecil dari -0,05; sama dengan 0 jika tidak.

PMEPS<T = variabel dummy sama dengan 1 jika PMEPS lebih

besar dari -0,05 dan lebih kecil dari 0; sama dengan 0

jika tidak.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

PM∆EPS<T = variabel dummy sama dengan 1 jika PM∆EPS lebih

besar dari -0,05 dan lebih kecil dari 0; sama dengan 0

jika tidak.

PMEPS>>T = variabel dummy sama dengan 1 jika PMEPS lebih

besar dari 0,05; sama dengan 0 jika tidak.

PM∆EPS>>T = variabel dummy sama dengan 1 jika PM∆EPS lebih

besar dari 0,05; sama dengan 0 jika tidak.

β = Koefisien Regresi

εit = Koefisien Error

a. Uji Statistik F (Uji F)

Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya

adalah:

1) H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila nilai signifikansi lebih dari

nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara bersama-sama

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan

bahwa model regresi tidak signifikan.

2) H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila nilai signifikansi kurang

dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara serentak

dan signifikan bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b. Uji Ketepatan Perkiraan (Uji R2)

Uji ketepatan perkiraan bertujuan untuk menilai total variasi variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Hasil dari

pengujian ini adalah koefisien determinasi majemuk disesuaikan (R2

adjusted) yaitu suatu koefisien determinasi yang menunjukkan besaran

variasi dari variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen,

maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2. Nilai adjusted R

2

besarnya berkisar antara lebih besar sama dengan nol dan lebih kecil

sama dengan 1. Jika semakin mendekati 1 maka model semakin baik,

begitu pula sebaliknya.

c. Uji Statistik t (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Kriteri pengujiannya adalah:

1) H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila nilai signifikansi lebih dari

nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila nilai signifikansi kurang

dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara individual

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan annual report perusahaan non-manufaktur

yang menyediakan cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2007 sampai tahun

2009. Proses pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

Table 4. 1

Kriteria Pengambilan Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2009 1205

Tahun 2007 : 393 perusahaan

Tahun 2008 : 399 perusahaan

Tahun 2009 : 413 perusahaan

Perusahaan manufaktur 413

Perusahaan non-manufaktur yang tidak menyediakan

cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan

Perusahaan dengan VAA=0

759

3

Jumlah sampel penelitian 30

Sumber: International Capital Market Directory (ICMD) dan www.idx.co.id

(website Bursa Efek Indonesia)

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

B. Regresi Pertama

Regresi pertama ini dilakukan untuk menentukan besarnya nilai

perubahan diskresioner VAA sebagai variabel dependen penelitian ini. Nilai

perubahan diskresioner VAA diperoleh dari nilai residu regresi variabel-

variabel di bawah ini. Adapun deskripsi datanya sebagai berikut:

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Data Regresi Pertama

Variabel n Mean Std. Dev. Maximum Minimum

∆VAA 30 0.0007 0.6627 0.1821 -0.2771

∆DTA 30 -0.0032 0.3005 0.6622 -0.1213

∆DTL 30 0.0011 0.0081 0.0335 -0.0149

∆HEPS 30 0.4337 0.1622 0.6224 -0.2415

∆EPS 30 0.1619 0.5329 2.8441 -0.2415

∆FEPS 30 0.2070 0.6732 2.8441 -0.6663

HEPS 30 0.1289 0.1829 0.6546 -0.1796

∆MTB 30 -1.3767 9.5426 8.0454 -49.1996

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Pengujian asumsi klasik untuk regresi pertama ini telah dilakukan

dengan hasil bahwa nilai residu terdistribusi normal, model regresi tidak

terjadi multikolonieritas, autokorelasi, dan heterokidastisitas (tabel uji asumsi

klasik dapat dilihat pada Lampiran).

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 4.3

Hasil Regresi Pertama

Variabel B SE t Sig

Constant 0.113 0.053 2.147 0.043

∆DTA 0.527 0.248 2.121 0.045**

∆DTL 1.044 0.490 2.132 0.044**

∆HEPS -0.131 0.141 -0.930 0.363

∆EPS -0.089 0.078 -1.142 0.266

∆FEPS -0.009 0.087 -0.105 0.918

HEPS 0.094 0.173 0.688 0.499

∆MTB -0.034 0.025 -1.376 0.183

R Square 0.447

Adj R Square 0.270

F 2.536

Sig 0.045**

*Secara statistik signifikan pada tingkat 0.10

**Secara statistik signifikan pada tingkat 0.05

***Secara statistik signifikan pada tingkat 0.01

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.3 menyajikan hasil regresi ∆VAA dengan faktor-faktor

penentu VAA yang tercantum di SFAS 109. Variabel yang menunjukkan

nilai signifikan pada regresi ini adalah aset pajak tangguhan dan kewajiban

pajak tangguhan.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

C. Regresi Kedua

1. Deskripsi Data

Analisis empiris dimulai dengan melakukan analisis deskriptif dari

variabel penelitan. Statistik deskriptif merupakan suatu analisis kualitatif

yang akan menguraikan nilai statistik variabel-variabel yang akan diuji

dalam suatu penelitian. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata

(mean), dan standar deviasi.

Statistik deskriptif untuk variabel-variabel dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif Data

Variabel n Mean Std. Dev. Maximum Minimum

D∆VAA 29 0.0018 0.0446 0.08 -0.14

PMEPS 29 0.2216 0.5262 2.60 -0.31

PM∆EPS 29 0.1379 0.4312 2.33 0.00

EPS 29 0.2198 0.5251 2.57 -0.34

∆EPS 29 0.1162 0.4383 2.29 -0.24

PM∆EPS<<T 29 0.1724 0.3844 1 0

PM∆EPS<T 29 0 0 0 0

PM∆EPS>>T 29 0.5862 0.5012 1 0

PMEPS<<T 29 0.1724 0.3844 1 0

PMEPS<T 29 0.2069 0.4123 1 0

PMEPS>>T 29 0.3793 0.4938 1 0

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2005). Untuk menguji normalitas, penelitian ini

menggunakan uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)

dengan tingkat signifikansi 5%. Jika nilai asym. sig. lebih besar dari

0.05 maka data terdistribusi normal, sedangkan apabila nilai asym. sig.

lebih kecil dari 0.05 maka data dikatakan tidak terdistribusi normal.

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Normalitas

Unstandardized Residual

Kolmogrov-Smirnov Z 0.537

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.935

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel tersebut, besarnya nilai Kolmogrov Smirnov

adalah 0,537 dengan nilai signifikansi sebesar 0,935 (lebih besar dari

0,05), dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal.

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(Ghozali, 2005). Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance

dan lawannya, variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah

nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Multikolonieritas

Tolerance VIF

PMEPS<<T=1 0.626 1.597

PMEPS>>T=1 0.465 2.150

PM∆EPS<<T=1 0.681 1.469

PM∆EPS<T=1 0.496 1.573

PM∆EPS>>T=1 0.452 2.017

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.6 menunjukkan tidak ada variabel independen yang

memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada

korelasi antar variabel inependen. Hasil perhitungan VIF juga

menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel yang memiliki

nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

2) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (Ghozali,

2005). Pengujian autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji

Durbin Waston.

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 0.607a 0.368 0.231 0.039 1.967

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Hasil pengujian menunjukkan nilai Durbin Waston sebesar

1,967, nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai du pada

tabel Durbin-Watson dengan menggunakan tingkat signifikansi

0,05, jumlah sampel 29 (n=29), dan jumlah variabel independen 6

(k=6). Karena 1,944 (du) < 1,967 (d) < 2,056 (4 - du), maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi.

3) Uji Heteroskedastisitas

Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dalam

penelitian ini, digunakan uji park. Indikasi heteroskedastisitas

melalui uji park ditunjukkan oleh koefisien parameter beta dari

persamaan regresi tersebut, apakah signifikan atau tidak, jika

signifikan, hal tersebut menandakan adanya heteroskedastisitas

pada data model.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Significant

PMEPS<<T=1 0.118

PMEPS>>T=1 0.999

PM∆EPS<<T=1 0.142

PM∆EPS<T=1 0.194

PM∆EPS>>T=1 0.134

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa koefisien parameter beta

untuk semua variabel independen tidak ada yang signifikan, jadi

dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas pada

model regresi.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji

regresi linear berganda. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada

Tabel 4.9.

1) Uji Statistik F (Uji F)

Dari uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,682 dengan nilai

signifikansi 0,047. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda sangat

baik. Dengan kata lain, variabel independen secara bersama-sama

dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel B SE t Sig

Constant 0.018 0.091 0.978 0.338

PMEPS<<T=1 + / - -0.021 0.024 -0.850 0.404

PMEPS>>T=1 + 0.013 0.022 0.614 0.545

PM∆EPS<<T=1 + / - 0.021 0.023 0.908 0.373

PM∆EPS<T=1 - -0.048 0.022 -2.126 0.044**

PM∆EPS>>T=1 + -0.038 0.021 -1.801 0.085*

R Square 0.368

Adj R Square 0.231

F 2.682

Sig 0.047**

*Secara statistik signifikan pada tingkat 0.10

**Secara statistik signifikan pada tingkat 0.05

***Secara statistik signifikan pada tingkat 0.01

Sumber: Hasil Pengolahan Data

2) Uji Ketepatan Perkiraan (Uji R2)

Angka adjusted R square menunjukkan koefisien

determinasi atau peranan variance (variabel independen dalam

hubungan dengan variabel dependen). Angka adjusted R square

sebesar 0,231 menunjukkan bahwa ke enam variabel independen

dapat menjelaskan variabel dependen hanya sebesar 23,1%.

Sedangkan sisanya 76,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar

model regresi.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3) Uji Statistik t (Uji t)

Dari ke enam variabel yang dimasukkan dalam regresi,

hanya PM∆EPS<T yang signifikan, dengan nilai signifikansi

sebesar 0,044 yang signifikan pada 0,05. Sedangkan PMEPS<<T,

PMEPS>>T, PM∆EPS<<T, PM∆EPS>>T tidak signifikan, hal ini

dilihat dari nilai signifikansi untuk PMEPS<<T sebesar 0,404,

PMEPS>>T sebesar 0,545, PM∆EPS<<T sebesar 0,373, dan

PM∆EPS>>T sebesar 0,085. Hasil uji T ini dapat disimpulkan

bahwa variabel dependen Perubahan Diskresioner VAA

dipengaruhi oleh variabel PM∆EPS<T.

D. Pembahasan

Pada tabel 4.4 tentang statistik deskriptif menyajikan variabel-variabel

untuk menguji hipotesis penelitian ini yang diperoleh dari hasil residu regresi

pertama. Setelah dilakukan screening data, terdapat satu data outlier yang

harus dihapus, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 29.

Mean PMEPS<<T sebesar 0,1724 dengan standar deviasi 0,38

mempunyai arti 17% perusahaan sampel mempunyai EPS sebelum

manajemen laba jauh di bawah target. Mean PMEPS>>T sebesar 0,586

dengan standar deviasi 0,501 mempunyai arti 59% perusahaan sampel

mempunyai EPS sebelum manajemen laba di atas target. Sedangkan, variabel

PMEPS<T tidak mempunyai nilai mean dan standar deviasi, artinya tidak

satupun perusahaan dalam sampel penelitian ini yang mempunyai EPS

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

sebelum manajemen laba di bawah target, sehingga variabel ini terhapuskan

dalam persamaan regresi.

Mean PM∆EPS<<T sebesar 0,172 dengan standar deviasi 0,384

artinya perusahaan yang mempunyai ∆EPS sebelum manajemen laba jauh di

bawah target laba sebanyak 17% perusahaan sampel. Mean PM∆EPS<T

sebesar 0,207 dengan standar deviasi 0,41 artinya perusahaan yang

mempunyai ∆EPS sebelum manajemen laba di bawah target laba sebanyak

20% perusahaan sampel. Sedangkan mean PM∆EPS>>T sebesar 0,379

dengan standar deviasi 0,49 artinya perusahaan yang mempunyai ∆EPS

sebelum manajemen laba di atas target laba sebanyak 38% perusahaan

sampel.

Uji asumsi klasik sebagai syarat wajib sebelum uji hipotesis dengan

tujuan hasil pengujiannya tidak bias, telah berhasil dilalui, yang berarti

bahwa data terdistribusi normal, tidak terjadi multikolonieritas, autokorelasi

dan heteroskedastisitas.

Hasil pengujian hipotesis tersaji pada tabel 4.7. Kedua variabel

PMEPS dalam penelitian ini tidak ada yang menunjukkan nilai yang

signifikan, sehingga hipotesis H1 ditolak yang berarti bahwa tidak ada

aktivitas manajemen laba untuk melaporkan laba positif. Sedangkan salah

satu variabel PM∆EPS menunjukkan nilai yang signifikan, sehingga hipotesis

H2 diterima yang berarti terdapat aktivitas manajemen laba untuk melaporkan

peningkatan laba. Di bawah ini akan diuraikan lebih rinci tentang hasil

pengujian hipotesis.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Variabel PMEPS<<T=1 dan PM∆EPS<<T=1 keduanya mempunyai

nilai p-value sebesar -0,021 dan 0,021 dengan nilai signifikansi 0,404 dan

0,373. Hal ini mempunyai arti bahwa perusahaan tidak menggunakan VAA

untuk melakukan manajemen laba berupa earning bath dan perataan laba

untuk melaporkan laba positif dan melaporkan peningkatan laba. Hal ini

konsisten dengan penelitian Frank dan Rego (2006), dan Christensen et al

(2008).

Variabel PM∆EPS<T=1 mempunyai p-value sebesar -0,048 dengan

nilai signifikansi 0,044. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

menggunakan VAA untuk meningkatkan labanya agar mencapai target laba

yang kedua, yaitu melaporkan peningkatan laba. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian Brugstahler et al (2002), namun inkonsisten dengan

hasil penelitian Frank dan Rego (2006) dan Tanusdjaja (2006).

Variabel PMEPS>>T=1 dan PM∆EPS>>T=1 mempunyai nilai p-value

sebesar 0,013 dan -0,038 dengan nilai signifikansi sebasar 0,545 dan 0,085.

Artinya perusahaan tidak menggunakan VAA aktiva pajak tangguhan untuk

melakukan manajemen laba berupa income smoothing dan cookie jar dengan

tujuan melaporkan laba positif maupun melaporkan peningkatan laba. Hasil

penelitian ini konsisten dengan penelitian Miller dan Skinner (1998) dan

Frank dan Rego (2006).

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB V

PENUTUP

F. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang penggunaan akun cadangan penilaian

aktiva pajak tangguhan untuk melakukan aktivitas manajemen laba dengan

tujuan mencapai dua target laba perusahaan, yaitu melaporkan laba positif dan

melaporkan peningkatan laba. Manajemen laba dideteksi dengan

menggunakan perubahan diskresioner VAA dengan persamaan/rumus yang

dikembangkan oleh Frank dan Rego (2006) yang berdasar pada ketentuan di

SFAS No. 109, sedangkan dua target laba perusahaan diproksikan dengan

premanaged EPS dan premanaged ∆EPS. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 29 perusahaan non-manufaktur yang menyediakan

cadangan penilaian aktiva pajak tangguhan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode 2007-2009.

Pengujian asumsi klasik, yang meliputi uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas telah berhasil

dipenuhi. Semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap

perubahan diskresioner VAA, meskipun pengaruhnya lemah. Hasil pengujian

hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis H2 dalam penelitian ini diterima,

artinya perusahaan yang mengalami penurunan laba sebelum perubahan

diskresioner VAA di bawah target (premanaged ∆EPS < T) akan melakukan

tindakan manajemen laba hanya sebatas meningkatkan labanya dengan

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

menurunkan VAA, dengan tujuan agar laba terlihat meningkat dari periode

sebelumnya (dengan kata lain, mencapai target untuk melaporkan

peningkatan laba). Temuan ini konsisten dengan penelitian Brugstahler et al

(2002) yang memberikan bukti bahwa perusahaan menurunkan VAA untuk

meningkatkan laba.

G. Keterbatasan

Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan. Adapun

beberapa keterbatasan yang dapat ditemukan antara lain:

1. Periode penelitian hanya pada rentang waktu tiga tahun, yaitu tahun 2007-

2009, sehingga kemungkinan hasil penelitian tidak konsisten dengan

penelitian sebelumnya.

2. Jumlah sampel dalam penelitian ini kecil, yaitu hanya 30 perusahaan

sampel, yang disebabkan oleh tidak banyaknya perusahaan membentuk

akun VA pajak tangguhan.

3. Model estimasi manajemen laba yang digunakan dalam penelitian ini

hanya satu yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh Frank dan Rego,

sedangkan masih terdapat model pengukuran lain yang mungkin akan

memberikan hasil yang berbeda dalam penilaian manajemen laba.

4. Sampel penelitian hanya terbatas pada perusahaan non-manufaktur,

sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada jenis industri

lain.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

5. Variabel target laba hanya diukur menjadi dua target saja (laba positif dan

laba historis) karena terbatasnya data untuk ramalan data para analis

(analyst forecast), sehingga penelitian ini kurang merefleksikan seluruh

target perusahaan.

H. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan di atas, penelitian

selanjutnya disarankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan data dengan periode

tahun yang lebih panjang untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih

valid.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel dengan

memperbarui sampel yang digunakan.

3. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan lebih dari satu model

pengukuran manajemen laba yang diharapkan akan mampu memberikan

perbandingan hasil.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada semua

sektor industri, tidak hanya perusahaan manufaktur saja agar hasil yang

didapatkan dapat mewakili semua sektor industri yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI).

5. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel-variabel independen

lainnya agar dapat menjelaskan fenomena manajemen laba dengan

insentif-insentif lainnya.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRAKTEK MANAJEMEN .../Praktek...(Studi Empiris pada Perusahaan non-Manufaktur yang Menyediakan Cadangan Penilaian Aktiva Pajak Tangguhan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

I. Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa implikasi

penelitian yang diharapkan dapat bermanfaat, antara lain:

1. Implikasi Teoritis

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan mengenai tindakan manajemen

laba yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan salah satu

akun akrual pajak, yaitu VAA. Penelitian ini menambah wawasan dan

referensi dalam dunia akademis tentang berbagai praktek manajemen laba

dan jenis media yang digunakan untuk melakukan manajemen laba

(VAA). Penelitian selanjutnya dapat memperluas dan memperdalam

penelitian tentang manajemen laba menggunakan model yang berbeda

dengan memperhatikan faktor-faktor lain, seperti perubahan standar

akuntansi.

2. Implikasi Praktik

Adanya bukti empiris yang ditemukan pada penelitian ini tentang praktek

manajemen laba melalui VAA yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan

dapat menjadi bahan pertimbangan bagi: (1) investor, untuk lebih teliti

dalam menilai kinerja suatu perusahaan sebagai dasar keputusan

investasinya, (2) regulator, untuk bahan evaluasi dan pertimbangan pada

regulasi yang telah dan/atau akan dikeluarkan.