perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id...

141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN) DALAM PENGELOLAAN PEDAGANG KAKI LIMA GALABO (GLADAG LANGEN BOGAN) SURAKARTA Oleh : SINDI MARGASARI D 1110015 Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: others

Post on 21-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI

DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN)

DALAM PENGELOLAAN PEDAGANG KAKI LIMA

GALABO (GLADAG LANGEN BOGAN) SURAKARTA

Oleh :

SINDI MARGASARI

D 1110015

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : SINDI MARGASARI

NIM : D1110015

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul :

“Pertanggungjawaban Birokrasi Disperindag (Dinas Perindustrian dan

Perdagangan) Dalam Pengelolaan Pedagang Kaki Lima Galabo (Gladag Langen

Bogan) Surakarta” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya

saya, dalam Skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari

skripsi tersebut.

Surakarta, Januari 2013

Yang membuat pernyataan,

Sindi MargasariNIM. D1110015

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangNYA.

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan di minta

pertanggungjawabannya”

QS AL Isra 36

“Agama tanpa ilmu adalah buta. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh

Albert Einstein

“Yesterday is a history, Tommorow stil a mistery, and Today is a gift”

(Kemarin adalah sejarah, hari esuk masih menjadi misteri dan hari ini adalah anugrah)

Mater Ogway

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur kepada Allah SWT.

Kupersembahkan karya ini untuk :

Ibu dan Ayah tercinta,

Terima kasih atas kasih sayang, ketulusan, pengorbanan

Dan segala doanya.

Suamiku

Terimakasih atas ketulusanya mendampingi aku

Kakak dan Adikku

Atas segala doa, semangat dan bantuannya.

Teman- temanku

Terima Kasih atas dukungannya selama ini

Almamater

Terima kasih atas

Bekal ilmu yang kau berikan

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Sindi Margasari, D 1110015, Pertanggungjawaban Birokrasi Disperindag (DinasPerindustrian dan Perdagangan) Dalam Pengelolaan Pedagang Kaki LimaGalabo (Gladag Langen Bogan) Surakarta, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,2013, 125 Hal.

Pemerintah mengembangkan sector informal dengan tujuan untuk membukalapangan kerja yang tersedia secara terencana dan terorganisir di suatu wilayah yangpadat penduduknya dan membutuhkan lapangan pekerjaan. Kota Surakarta yangdikenal sebagai kota perdagangan, mempromosikan diri sebagai kota yangmempunyai tiga (3) macam wisata, yaitu wisata kuliner, wisata belanja dan wisataBudaya. Sebagai Kota yang berkembang, kota Surakarta tidak bisa luput dari incaranpara Pedagang Kaki Lima (PKL). Dengan adanya pengembangan suatu wilayahtersebut pemerintah kota solo memutuskan untuk membuat suatu wilayah wisata yangberbasis kuliner yang dapat menjadikan ikon wisata kuliner di kota Solo. Tempatwisata yang berbasis kuliner itu adalah Galabo (Gladag Langen Bogan). Pihak yangbertanggungjawab adalah Disperindag khusunya UPTD Kawasan Kuliner.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodepenelitian deskriptif kualitatif sehingga dapat menjelaskan obyek penelitian yaituDisperindag Surakarta khususnya pada UPTD Kawasan Kuliner yang menanganimasalah Manajemen Pengelolaan di Galabo Surakarta. Data dan informasi yangdiperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari key informan (informan kunci) yaituorang-orang yang dianggap mengetahui dan bisa dipercaya. Teknik pengumpulan datayang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara secara mendalam,observasi langsung pada lokasi penelitian, dan telaaah dokumen. Analisis data padapenelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif dengan menggunakananalisis yang interaktif. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode Triangulasi data.

Hasil penelitian yang dilakukan dalam tanggungjawab Disperindag untukmengatasi masalah pada Galabo maka pihak disperindag mempertanggungjawabkanbagaimana mencari solusi untuk pembenahan agar Galabo menjadikan salah satu iconwisata kuliner yang bersih, nyaman, dan ramah. Pertama Mengetahui kondisi Galabodengan beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor manajemen yang terdiridari masalah tata ruang, pengelolaan parkir dan pelayanan dan faktor pemeliharaanyang terdiri masalah fasilitas dan kebersihan. Selanjutnya yang ke dua dalampertanggungjawaban birokrasi tersebut indikator yang digunakan dalam mengukurpertanggungjawaban Disperindag Surakarta dalam menangani ini adalahResponsivitas, keadilan, responbilitas, akuntabilitas, kualitas pelayanan, dan Deskresi.Selanjutnya yang ke tiga adalah Langkah yang dilakukan Disperindag adalahMemberikan pengarahan terhadap pedagang, revitalisasi pedagang Galabo sertamemperbaiki manajemen Galabo.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semuaindikator pertanggungjawaban Deperindag Surakarta diantaranya Responsivitas,keadilan, responbilitas, akuntabilitas, kualitas pelayanan, dan Deskresi. Sedangkanunsur keadilan sebagian masih perlu diperbaiki terutama terjadinya kesenjanganantara Kawasan Galabo dengan PKL Siang hari meskipun menempati kawasan yangrelatif sama.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Sindi Margasari, D 1110015, Bureaucratic Accountability Disperindag(Department of Industry and Trade) On Management Against Merchants StreetMarkets Galabo (Gladag Langen Bogan) Surakarta, Bachelor Thesis,Administration Department, Faculty of Social and Politics Science, SebelasMaret University, Surakarta, 2013, 125 pages.

The government developed the informal sector in order to create jobs that areavailable in a planned and organized in an area that is densely populated and in needof employment. Surakarta City, known as the city of commerce, promoting itself as acity that has three (3) kinds of travel, namely culinary tours, shopping and culture. Asa city, the city of Surakarta can not escape from the target of the Merchants StreetMarkets (PKL). With the development of an area of the city government decided tomake a solo tourist areas can make based culinary icon in the city of Solo. Place-based culinary tour is Galabo (Gladag Langen Bogan). Those responsible areespecially UPTD Disperindag Culinary Regions.

The research method used in this research is descriptive qualitative researchmethod so as to explain the object of research is particularly Desperindag. Surakartadeal Zone Management Culinary Management at Galabo Surakarta. The data andinformation required in this study were obtained from key informants are the peoplewho know and are considered trustworthy. Data collection techniques used in thisstudy is the in-depth interviews, direct observations at the study site, and documents.Analysis of the data in this study using a qualitative data analysis by using theinteractive analysis. The validity of the data used in this research is a method oftriangulation data.

Results of research conducted under the responsibility of Industry and Trade toaddress the problem at hand Disperindag Galabo accountable for how to find asolution for revamping that Galabo make one culinary icon clean, comfortable, andfriendly. Knowing first Galabo condition with several factors affecting themanagement factors that consist of spatial issues, management of parking and serviceand maintenance factors comprising facilities and hygiene issues. accountablebureaucracy. Furthermore, the second in Indicators used to measure accountability indealing with the Ministry Surakarta is responsiveness, fairness, responbilitas,accountability, service quality, and Deskresi. Furthermore, the third is a step takenDisperindag is Directing the merchants, traders Galabo revitalization and improve themanagement Galabo.

Based on these results it can be concluded that all accountability indicatorssuch as the Ministry of Surakarta responsiveness, fairness, responbilitas,accountability, service quality, and Deskresi. While most elements of justice stillneeds to be improved, especially the gap between the areas with street vendorsDaytime Galabo despite occupying the same relative area.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan terang berkatnya bagi penulis sehingga penulisan Skirpsi ini

dapat terselesaikan dengan baik dan benar.

Penulisan Skripsi ini dengan judul Pertanggungjawaban Birokrasi

Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Dalam Pengelolaan

Pedagang Kaki Lima Galabo (Gladag Langen Bogan) Surakarta. Selain itu,

penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Sosial di program studi Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.

Di dalam penulisan Skripsi ini banyak kesulitan yang penulis hadapi, namun

berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya ksulitan yang timbul

dapat teratasi. Karena itu pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terima

kasih dan penghargaan yang sebesar- besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Sudarmo, MA. Ph.D, selaku pembimbing yang telah membimbing

penulis, hingga terselesainya penulisan Skripsi ini.

2. Bapak Drs.Is Hadri Utomo,M.Si, selaku Ketua yang telah menguji dan

membimbing penulis, hingga terseleseinya penulisan skripsi ini dan sebagai Ketua

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Ibu Faizatul Ansoriyah, S.Sos, M.Si, Selaku Sekertaris yang telah menguji dan

membimbing penulis, hingga terselesinya penulisan skripsi ini.

4. Bapak Sudarto, M.si, selaku Pembimbing Akademik, terima kasih atas bimbingan

akademis yang telah diberikan selama ini.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

5. Drs. Agus Siswuryanto selaku Kepala UPTD Kawasan Kuliner Disperindag Kota

Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian serta telah memberikan bantuan,

informasi, dan semua hal yang penulis butuhkan demi kelancaran skripsi ini.

6. Ibu MT Suprapti Lestari selaku Kepala Sub Bag Tata Usaha UPTD Kawasan

Kuliner, dan segenap staff Disperindag Kota Surakarta yang telah memberikan

bantuan, informasi, dan semua hal yang penulis butuhkan demi kelancaran skripsi

ini.

7. Orangtuaku Joko Hudi Rohmad dan Widartining serta Mertuaku Drs Kresno

Sarosa Pribadi, M.Si dan Dra Nunung Srimulyani. Serta Suamiku Kusumo

Nindito,SH yang telah memberikan kasih sayangnya serta doa yang tulus terhadap

penulis

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian dan penulisan Skripsi

ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya mngingat keterbatasan

kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapakan saran dan masukan dari

pembaca demi meningkatkan pengetahuan penulis. Harapannya, karya sederhana ini

dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri secara pribadi dan pembaca atau pihak-

pihak pada umumnya.

Surakarta, Januari 2013

Penulis,

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

I.1 Tempat Galabo Pada Malam Hari………………………………………………7

II.I Skema Kerangka Pemikiran…………………………………………………..52

III.1 Skema Analisis Model Interaktif……………………………………………..62

IV.1 Wilayah Surakarta…………………………………………………………....64

IV.2 Bagan Organisasi Kepegawaian Disperindag Surakarta……………………..71

IV.3 Struktur Organisasi UPTD Kawasan Kuliner………………………………..74

IV.4 Tempat Sementara Galabo…………………………………………………..108

IV.5 Desain New Galabo…………………………………………………………112

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

I.1 Data Penataan PKL……………………………………………………………...3

I.2 Data Paguyuban dan Wilayah di Kota Surakarta………………………………..4

IV.1 Data Pegawai UPTD Kawasan Kuliner……………………………………....74

IV.2 Data Beban Tiap Pedagang Perbulan………………………………………...110

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di Negara Indonesia memiliki tujuan yang sangat

penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya dan membangun

masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan tersebut merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari kegiatan suatu Negara. Dapat di lihat dalam proses

perkembangan di Negara Indonesia dimaksudkan untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakat yang lebih baik. Pada dasarnya pembangunan di rencanakan

agar suatu Negara dan masyarakatnya menjadi lebih maju, lebih meningkat,

lebih modern, melihat perkembangan di Negara yang cukup pesat. Proses

pembangunan secara singkat tidak hanya mencakup satu aspek kehidupan

saja, akan tetapi meliputi berbagai aspek kehidupan yang saling berkaitan

antara satu dengan yang lainnya. Maka diperlukannya pertumbuhan ekonomi

yang tinggi, pemerataan hasil pembangunan secara adil dan merata serta

kesempatan masyarakat untuk berkembang.

Dengan semakin berkembangngya kegiatan perekonomian dan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam mencapai tujuan Negara yaitu

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara spiritual dan materiil,

maka pertumbuhan ekonomi harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat

secara merata. Penyebaran yang merata dari hasil pembangunan akan dapat

diwujudkan melalui kebijakan perdagangan yang mendorong dan membantu

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pengusaha kecil dalam sector perdagangan. Dalam memajukan kegiatan

perekonomian perlu melibatkan banyak kelompok individu yang terkait dalam

pembentukan suatu keputusan dalam mengelola manajemennya atau biasa di

sebut dengan stake holder. Perkembangan suatu kota akan menjadi lebih baik

jika sarana dan prasarana yang sudah direncanakan dapat terlaksana dan

dikelola secara baik dengan penuh tanggungjawab.

Kota Solo adalah salah satu kota yang berkembang dan

perkembanganya tersebut dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat

Solo, baik perkembangan sosiokultural maupun pembangunan tata kotanya

sendiri. Sejak beberapa tahun yang lalu pemerintahan kota Surakarta selalu

menegaskan bahwa pembangunan dimulai dari tata letak kota yang

mencerminkan kota Solo. Slogan Solo Past is Solo Future adalah slogan yang

diberikan oleh pemerintah kota Surakarta, hal tersebut sudah diwujudkan

dengan sejumlah program seperti relokasi pasar Banjarsari ke pasar Notoharjo,

penataan kembali Pkl Manahan dan masih banyak lagi. Melihat penataan dan

pembinaan PKL cukup baik di kota ini dalam menata kota Solo. Kinerja

Pemerintahan dan Walikota Solo dalam mengembangkan Kota Solo sangat

memuaskan sehingga perkembangan kota Solo mendapat respon positif dari

seluruh kalangan masyarakat di kota Solo. Namun belum sepenuhnya PKL

tersebut tertangani adapun data jumlah pkl yang sudah dan belum tertangani

sebagai berikut :

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tabel 1.1

DATA PENATAAN PKL

Penataan PKL Kota Surakarta

Tahun Belum ditata Sudah di tata

2005 5.817 -

2006 4.828 989

2007 3.406 1.422

2008 2.657 749

2009 2.344 313

2010 2.106 238

JUMLAH SUDAH TERTATA 3.711

Sumber : http://terlalu-bersama.blogspot.com

Data tersebut diatas adalah jumlah PKL yang sudah tertata maupun

belum ditata. Data diatas menjelaskan bahwa masih banyak lagi pkl yang

belum tertata. Tidak hanya itu kendala lain yaitu banyaknya tempat relokasi

yang sudah di berikan oleh Pemerintah kota Solo namun tidak digunakan

secara efektif. Walaupun hingga kini masih terdapat sejumlah persoalan

terkait penataan PKL tersebut. Terutama kondisi pasar-pasar yang menjadi

tempat relokasi PKL dari sejumlah kawasan. Contoh ini dapat dilihat di

kondisi Pasar Panggungrejo, Jebres, yang saat ini masih sepi dan juga PKL

yang berada di daerah Manahan depan hotel agas solo yang tempatnya banyak

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yang tak terpakai. Walaupun belum berhasil 100% tetapi Penataan PKL

(Pedagang Kaki Lima) di Solo dapat dijadikan percontohan ditingkat nasional.

Tidak hanya itu, Kota Solo juga dapat memberikan contoh baik di

seluruh wilayah Indonesia, dibawah penanganan Pak Joko Widodo selaku

Walikota Surakarta. Kota Solo terlihat rapi dan berseri melihat kota Solo

adalah kota Budaya. Dalam penataan PKL agar terlihat lebih rapi maka

dibentuklah organisasi kelompok di setiap wilayah yang terdapat PKL nya

yang biasa di sebut paguyuban. Paguyuban adalah perkumpulan yg bersifat

kekeluargaan, didirikan orang-orang yg sepaham (sedarah) untuk membina

persatuan (kerukunan) di antara para anggotanya Adapun paguyuban di kota

Solo sebagai berikut :

Tabel 1.2

Data Paguyuban dan wilayahnya di Kota Surakarta

NO Nama Paguyuban Wilayah

1 RAS Kleco dan Pajang

2 Kalipur Purwosari

3 Sami – Rukun Slamet Riyadi – Gendengan

4 Sringapono Sriwedari-Sar pon – Ngapeman

5 Benteng Utara Benteng Utara

6 Jiwa Manunggal Gladag

7 Kota Barat Gendengan Kota Barat

8 Usaha Maju Adi Sucipto

9 PPKL Pasar Klewer

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

10 PAKAR Alun – alun Utara

11 Paguyuban pasar cinderamata Pasar perkapalan

12 PPSK Utara kampus Uns

13 Manunggal Karso Baturono ke utara

14 Pasar Bunga Pasar Nongko Pasar Nongko

15 Letjen Suprapto Jl. Letjen Suprapto Sumber

16 Tirtonadi Barat dan depan Terminal

Tirtonadi

17 Utara Kampus UNS Depan Kecamatan Jebres Ke

Barat

18 Pengen Maju Banjarsari Utara bagian Timur

19 PKL Gading baru Timur perempatan Gading

20 Gotong Royong Manahan Manahan

21 Gotong Royong Veteran Gemblegan ke timur gading

22 Jebres RS Moewardi - RS

23 Jagalan Tiplakan

24 Sayuk Rukun HIP – Ketimur Tipes

25 Ronggo Lawe Sabar Motor Baron

26 Setia Hati Jl. Urip Sumoharjo

27 KB Selatan Plasa Beteng

28 Hasanudin Jl. Hasanudin – Agas Ke Timur

29 Galabo Gladak depan pgs dan btc

(Sumberdata: http://konsorsiumsolo.multiply.com)

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Data paguyuban diatas menjelaskan bahwa sudah banyak tempat-

tempat yang di jadikan perkumpulan atau tempat dimana para PKL tersebut

berkumpul atau biasa di sebut organisasi para PKL. Pemerintah

mengembangkan sector informal dengan tujuan untuk membuka lapangan

kerja yang tersedia secara terencana dan terorganisir di suatu wilayah yang

padat penduduknya dan membutuhkan lapangan pekerjaan. Kota Surakarta

yang dikenal sebagai kota perdagangan, mempromosikan diri sebagai kota

yang mempunyai tiga (3) macam wisata, yaitu wisata kuliner, wisata belanja

dan wisata Budaya. Sebagai kota, kota Surakarta tidak bisa luput dari incaran

para Pedagang Kaki Lima (PKL). Dengan adanya pengembangan suatu

wilayah tersebut pemerintah kota solo memutuskan untuk membuat suatu

wilayah wisata yang berbasis kuliner yang dapat menjadikan ikon wisata

kuliner di kota Solo. Hal tersebut akan membantu perekonomian masyarakat

dan membuat kota solo lebih rapi dalam penataan para pedagang serta

memberikan hiburan masyarakat yang datang khususnya masyarakat Solo

dengan memudahkan untuk mencari makan dalam berbagai macam menu

yang tersedia.

Memang dikota Solo sekarang ini yang merupakan salah satu

tempat perkembangan perekonomian yang cukup besar. Banyak asset dari

sector apa saja yang apabila dikembangkan dapat menghasilkan keuntungan

yang tidak sedikit terutama di bidang kebudayaan, bisnis dan pariwisata.

Dalam Sektor bisnis Kuliner di Solo sangat berkembang dan besar dampaknya

bagi para pengusaha di bidang kuliner dan sector pariwisata. Salah satu

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

potensi tempat wisata yang kuliner di kota solo adalah “Galabo” kepanjangan

dari Gladag Langen Bogan. Sejak di resmikan tanggal 13 April 2008 Galabo

merupakan salah satu icon wisata kuliner di kota solo, yang bertempat di

Slamet Ryadi di depan PGS (Pusat Grosir Solo) dan BTC (Beteng Trend

Center) Yang masih berada di wilayah solo Kelurahan Kedung Lumbu dan

Kecamatan Pasar Kliwon. Tempatnya tersebut sangat strategis karena berada

di tengah kota solo dan banyak yang mengenal wilayah tersebut karena

bertepatan dengan perbelanjaan yang terkenal di kota solo. Tujuan didirikan

wisata kuliner tersebut agar para masyarakat dapat dengan mudah mencari

hiburan beserta kuliner dengan berbagai macam makanan yang tersedia. Hal

tersebut membuat masyarakat menjadi gemar untuk mendatangi wisata kuliner

tersebut. Berikut ini adalah dokumentasi dari Galabo pada malam hari :

Gambar I.1

Sumber : Dokumentasi

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak yang ada di kota Solo

maka pemerintah Kota Solo semakin mempunyai komitmen kuat untuk

melaksanakan peraturan yang ada di kota Solo terkait dengan penataan kota

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

solo dengan memutuskan membuat tempat wisata kuliner Galabo (Gladag

Langen Bogan) di Kota Solo. Kota Solo memiliki peraturan perundang-

undangan tentang penataan di Kota Solo yang telah diimplementasikan.

Peraturan perundang-undangan tersebut yaitu:

UU No. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang Kota

Perda No. 8 Tahun 1995 Tentang Pembinaan dan Penataan

PKL Kota Surakarta;

Perda No. 3 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan PKL Kota

Surakarta;

Perda No 9 Tahun 2011 tentang retribusi daerah.

. Peraturan tersebut sebagai landasan dalam keputusan yang

mendukung dalam keberadaan Galabo. Sedangkan Dinas yang terkait dengan

perdagangan di Galabo ini adalah Disperindag namun di kelola oleh UPTD

Kawasan Wisata Kuliner

Seiring dengan perjalanan waktu pesona galabo kian lama kian

memudar. Tempat kuliner tersebut berangsur - angsur sepi pengunjung tak

lama setelah di resmikan, sebenarnya galabo cukup mampu menjelma ikon

wisata kuliner malam hari . Letaknya pun cukup strategis dan unik karena

menutup jalan raya, tepatnya di jalan Mayor Sunaryo depan Beteng Trade

Center dan Pusat Grosir Solo. Sejumlah fasilitasnya mendukung disiapkan

mulai dari suguhan music secara live hingga fasilitas hotspot internet . Terlihat

dalam merencanakan semuanya sangat cukup matang, hanya dalam masa kini

pesona galabo memudar dan pengunjung terus merosot, akibatnya

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

pedagangpun berkurang. Berdasarkan data yang peneliti peroleh , jumlah

pedagang saat ini hanya 35 orang dari 78 pedagang di awal kemunculan

Galabo. Melihat pedagang merasa keberatan untuk memenuhi retribusi akibat

jualannya tak laku, apalagi jumlah pedagang di Galabo menurun drastis.

Sebagai contoh 22 pedagang dari total 33 pedagang Galabo di sektor timur

gulung tikar. Oleh karena itu dalam suatu sector yang di kembangkan tak luput

dari bagaimana manajemen yang diatur dalam mengelola sector wisata kuliner

tesebut harus sesuai dengan konsep awal dari pendirian Galabo tersebut.

Melihat keadaan Galabo, hal tersebut sangat mengkawatirkan banyak

kalangan. Sikap para pedagang makanan kuliner di Gladak Langen Bogan

(Galabo) akhir-akhir ini mulai dikeluhkan banyak kalangan. Sebab, cara

mereka dalam menarik simpatik pembeli tak jauh beda dengan pedagang

asongan yang saling berebut calon pembeli sambil mengerubunginya.

Akibatnya, para pengunjung justru merasa tak nyaman ketika mengunjungi

kawasan di Benteng Vastenburg itu.

Ditemui Pengunjung Galabo, bernama dilla warga Sangkrah juga

mengungkapkan hal yang sama. Bahkan, lantaran pelayanan pedagang yang

tak membuat nyaman itu, justru telah membuatnya kapok untuk mencobanya

lagi.

“Jujur kami baru sekali ini mencoba berkunjung di wisata kulinerGalabo. Karena penasaraan dengan nama Galabo yang dikatakanpada awalnya adalah pusat wisata kuliner yang menarik untukdikunjungi dengan tersedianya berbagai macam kuliner di kota Sololantas saya mencobanya. Ternyata malah kayak begini,” dan “Sayatadi sempat di kerumuni para pedagang yang menawari itu. Akhirnya,

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

saya pasrah. Yang penting lekas bisa terbebas dari kerumunanpedagang itu, dengan memilih menu sedapatnya”..

(Wawancara, 5 Juni 2012)

Dapat dilihat sesuai informasi dari saudara dilla tersebut dapat

dikatakan Sikap pedagang seperti itu, terkadang juga setengah memaksa.

Bahkan, lantaran saking banyaknya pedagang yang berebut menawari, seorang

pengunjung tak sedikit yang akhirnya tak mampu mengelak tawaran. Sehingga

dapat diketahui bahwa management dari penjualan di Galabo sangat buruk

sekali.melihat banyak pembeli yang merasa kecewa dengan pelayanan

tersebut.

Tidak hanya itu keluhan para pedagang pun timbul, para pedagang

dalam kalangan masyarakat rendah yang ingin bekerja untuk menghidupi

keluarganya dengan menggantungkan kehidupanya dari penghasilan di

Galabo. Sedangakan para masyarakat yang bekunjung ingin mendatangi

wisata kuliner tersebut juga kurang peminatnya dan masih banyak lagi

masalah yang ditimbulkan dari permasalahan yang timbul di galabo. Selain

persoalan menurunnya jumlah pengunjung dan berkurangnya pedagang,

pemerintah mengidentifikasi ada enam persoalan lain, yaitu rancangan fisik

sudah tidak sesuai, harga jajananan mahal, dan persaingan pedagang yang

sudah tidak sehat. Berbagai persoalan tersebut tidak berdiri sendiri, namun

merupakan efek domino atau berkelanjutan yang diawali satu atau dua

masalah. Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Galabo sisi timur Atmanto

Setyo Budiono meminta Pemkot cepat bergerak dan menata Galabo secara

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

adil. ”Dikarenakan Akses masuk pembeli hanya di sebelah barat

(http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/391478/). Oleh

karena itu, akibatnya pedagang sisi timur terkena dampaknya.Jualan di sisi

timur sepi,”tuturnya. Sehingga masalah yang timbul akan menjadi masalah

public. Kritik pertama yang muncul soal galabo adalah mahalnya harga

jajanan di lokasi tersebut yang tidak sesuai dengan harga biasanya, kemudian

persoalanan tingginya biaya parkir yang tidak sesuai dengan peraturan yang

ada. Dua masalah tersebut bisa tidak akan menjadi masalah jika diimbangi

dengan pelayanan dan kualitas kuliner yang memuaskan

Permasalahan yang ditimbulkan, perlu penekanan dalam manajemen

pengelolaan dan perubahan konsep galabo yang sesuai dengan keadaan

sekarang ini. Untuk mengembalikan kesan Galabo dan mengundang perhatian,

hal tersebut menjadi tanggungjawab oleh UPTD Kawasanan Kuliner. Oleh

karena itu pemerintah kota Surakarta bersepakat untuk berupaya membenahi

pengelolaan manajemen di Galabo. Pemerintah Kota Surakarta harus

memberikan perhatian terhadap pengaturan pengelolaan manajemen agar hasil

dari implementasinya berjalan dengan lancar. Sehingga permasalahan yang

menjadi factor utama dalam penataan kembali di galabo dapat di olah dan

diatasi dengan baik yang pada akhirnya mendukung terciptanya wisata kuliner

yang tertib, dan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Sehingga dapat

terbina sesuai dengan aturan Pemerintah Kota Surakarta, serta tertata dengan

rapi dan tidak lagi menimbulkan kerugian masyarakat luas.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan dalam penelitian ini

dapat dirumuskan : “ Bagaimana Pertanggungjawaban Birokrasi Disperindag

(Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Dalam Pengelolaan Pedagang Kaki

Lima Galabo (Gladag Langen Bogan) Surakarta?”.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan tersebut maka yang menjadi

tujuan penelitian ini adalah :

1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui Pertanggungjawaban Birokrasi Desperindag terhadap

Pedagang Kaki Lima Galabo (Gladag Langen Bogan) di Surakarta.

2. Tujuan Fungsional

a. Hasil Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

pembaca dalam memahami mengenai Pertanggungjawaban Birokrasi

Disperindag terhadap Pedagang Kaki Lima Galabo (Gladag Langen

Bogan) di Surakarta.

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan manfaat kepada

Dinas terkait dengan pendirian Wisata Kuliner Galabo (Gladag Langen

Bogan) di Surakarta

3. Tujuan Individual

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Untuk memenuhi persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi di Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi Dinas terkait mengenai

pertanggungjawaban Birokrasi Disperindag terhadap Pedagang

Kaki Lima (PKL) Galabo (Gladag Langen Bogan) di Surakarta.

b. Sebagai bentuk tambahan dalam penelitian dan penerapan teori

Administrasi Negara terhadap masalah management public

terutama masalah yang berkaitan dengan wisata kuliner yaitu

Galabo (Gladag Langen Bogan), sehingga penelitian selanjutnya

dapat melengkapi dan memperbaiki penelitian yang ada

sebelumnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan saran

sebagai bahan pertimbangan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Surakarta, khusunya pada UPTD Wisata Kuliner.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pertanggungjawaban Birokrasi

Penyelenggaraan pemerintahan suatu negara akan berjalan

dengan baik apabila didukung oleh lembaga-lembaga negara yang

saling berhubungan satu sama lain sehingga merupakan satu kesatuan

dalam mewujudkan nilai-nilai kebangsaan dan perjuangan negara

sesuai dengan kedudukan, peran, kewenangan dan tanggung jawabnya

masing-masing. Sekarang ini dengan adanya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta dinamika kehidupan nasional,

regional dan internasional yang cenderung berubah sangat dinamis,

aneka aspirasi kearah perubahan meluas di berbagai negara di dunia,

baik di bidang politik maupun ekonomi. Perubahan yang diharapkan

dalam hal ini perombakan terhadap format-format kelembagaan

birokrasi pemerintahan yang tujuannya untuk menerapkan prinsip

efisiensi agar pelayanan umum (public services) dapat benar-benar

efektif.

Negara Indonesia merupakan lembaga yang legal yang

berperan mengatur kehidupan masyarakat salah satu dari peran

tersebut adalah dengan adanya kebijakan public (public policy) berupa

Undang-undang ataupun peraturan-peraturan yang lain. Hal tersebut

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

merupakan solusi bagi permasalahan public seperti masalah pada

manajemen pengelolaan Gladag Langen Bogan (Galabo) Surakarta

yang diangkat pada penelitian ini.

Peraturan-peraturan tersebut merupakan alat control yang

mengatur mengenai masalah pertanggungjawaban lembaga yang

terkait dalam menangani masalah pada Gladag Langen Bogan tersebut.

Dimana masyarakat menjadi peran utama dalam merasakan dan

menilai secara langsung terhadap bagaimana birokrasi pemerintahan

membuat tempat kuliner sekaligus rekreasi tersebut. Dengan

pengelolaan dan manajemen Galabo, perkembangan sekarang ini

sangat memprihatinkan karena banyak fasilitas Galabo yang tidak bisa

terpakai dan masih banyak lagi. Dari masalah tersebut untuk

mewujudkan birokrasi pemerintahan yang memiliki orientasi untuk

bertanggungjawab kepada rakyat. Birokrasi pemerintahan yang

bertanggungjawab kepada public adalah birokrasi yang menempatkan

dirinya bukan sebagai pelayan pemerintah, tetapi sebagai pelayan

masyarakat sehingga orientasi dalam kinerja pemerintahpun bisa

dipertanggungjawabkan kepada public. Untuk itu pemerintah

memerlukan sebuah alat control yang dimaksud adalah

pertanggungjawaban.

Pengertian tanggung jawab menurut ensiklopedia umum

(http://samsul-amin.blogspot.com/2012/03/manusia-dan-tanggung-

jawab_02.html)adalah kewajiban dalam melakukan tugas tertentu.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang. Seperti

wewenang, tanggung jawab juga membentuk hubungan tertentu antara

pemberi wewenang dan penerima wewenang. Jadi, tanggung jawab

seimbang dengan wewenang.

Sedangkan menurut WJS Poerwodarminto (http://samsul-

amin.blogspot.com/2012/03/manusia-dan-tanggung-jawab_02.html)

tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan)

untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya. Dengan demikian jika

terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab wajib

menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu, manusia yang

bertanggung jawab adalah manusia yang dapat menyatakan diri sendiri

bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum, sebab

baik menurut seseorang belum tentu baik menurut orang lain atau apa

yang dikatakan baik menurut pendapat dirinya ternyata ditolak oleh

orang lain.

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia

(http://rissaurus.wordpress.com/2012/04/17/pengertian-tanggung-

jawab-dan penerapannya/) adalah, keadaan wajib menanggung segala

sesuatu, sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum Bahasa

Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab,

menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan

menanggung akibatnya.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia

akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan

kesadaran akan kewajiban.

Pemerintah adalah organ yang berwenang memproses

pelayanan publik dan berkewajiban memproses pelayanan sipil bagi

setiap orang melalui hubungan pemerintahan, sehingga setiap anggota

masyarakat yang bersangkutan menerimanya pada saat diperlukan,

sesuai dengan tuntutan (harapan) yang diperintah. Dalam hubungan

itu, bahkan warga negara asing atau siapa saja yang pada suatu saat

berada secara sah (legal) di wilayah negara tersebut, berhak menerima

layanan sipil tertentu dan pemerintah wajib melayaninya.

Pemerintahan adalah fungsi-fungsi yang melekat pada negara;

Yakni fungsi manajemen, politik, produksi, operasi, pemasaran dan

distribusi dalam rangka mengakui, memenuhi dan melingudngi

kebutuhan serta tuntutan soverign dan konsumer akan jasa publik dan

layanan sipil.

Tanggung jawab merupakan salah satu mata rantai, dan mata

rantai terpenting, yang menghubungkan perintah, janji (commitment),

dan status, dengan percaya dalam hubungan pemerintahan.

Melihat penjelasan mengenai tanggungjawab maka dapat di

ketahui bahwa terdapat dimensi-dimensi tanggung jawab yang

mencakup hal tersebut. Adapun dimensi tanggung jawab

(http://www.partabelajar.web.id/2011/06/pemerintah-yang-

bertanggung-jawab.html) antara lain : .

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1) Konsep tanggung jawab

Konsep tanggung jawab mendefinisikan sebagai, pertama,

accountability (perhitungan) yang disampaikan kepada atasan atau

pemberi tugas oleh bawahan atau diberi kuasa dalam batas-batas

kekuasaan yang diterimanya. Kedua, sebagai obligation

(kewajiban) yaitu tanggung jawab seorang pejabat pemerintahan

dihubungkan dengan kedudukannya sebagai warga negara dan

sebagai pelaku pemerintahan.

2) Tanggung jawab sebagai input dan tanggung jawab sebagai output.

Tanggung jawab sebagai input adalah tanggung jawab yang

given, prescribed, dijanjikan, sedangkan tanggung jawab sebagai

output adalah tanggung jawab yang achieved, terbukti, teruji

melalui social control.

3) Pentingnya tanggung jawab

Ilmu Administrasi mengajarkan bahwa dimana ada

kewenangan, di situ diperlukan tanggung jawab. Integritas

seseorang ditunjukkan oleh kesediaan memikul tanggung jawab

dan tidak melemparkannya kepada orang lain.

4) Isi pertanggungjawaban

Isi pertanggungjawaban terkandung di dalam definisi

tanggung jawab, penggunaan wewenang yang diterima dari

sumbernya; Sumpah jabatan; Janji-janji kepada yang diperintah

(rakyat) melalui pidato, kampanye, tindakan, dan ucapan;

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Komitmen pribadi atas pilihan bebas menerima jabatan yang

bersangkutan; Tindakan yang dilakukan atas prakarsa sendiri;

Tindakan pribadi (oknum); Warisan pejabat pendahulunya.

Jika definisi tersebut digunakan, hal yang harus

dipertanggungjawabkan bukan hanya pelaksanaan tugas sebagaimana

tercantum di dalam job description atau mandat yang diterima hasil-

hasilnya, tetapi juga kegagalan, faktor-faktornya, dan atau dampak

negatifnya di dalam masyarakat.

Batas dan bentuk pertanggungjawaban dari segi obyektif, ada

tiga macam pegangan. Pertama, tanggung jawab dibuat dalam bentuk

laporan. Kedua, berbentuk kewajiban untuk menepati, menunaikan,

dan memenuhi hal-hal yang dijanjikannya. Ketiga, bentuk kesediaan

menanggung akibat, resiko, dan dampak tindakan yang diambilnya

sesuai dengan keputusan batin berdasarkan pilihan bebas. Sedang dari

sudut subjektif, seseorang bertanggung jawab sejauh ia tahu, mau, dan

mampu.

Pemerintah bertangggungjawab karena, berdasarkan kehendak

bebas menawarkan berbagai pilihan yang berisi janji-janji kepada

masyarakat berdasarkan pilihan bebas, memilih untuk menerima

kepercayaan yang diperintah (rakyat). Pemerintah yang bertanggung

jawab, pada dasarnya, setiap pelaku pemerintahan bertanggung jawab.

Pejabat politik, birokrasi, dan pelaksana (dinas-dinas, badan usaha dan

unit pelaksanan teknikal)

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Menurut Ilmu Pemerintahan, pemerintah bertanggung jawab

kepada pihak pemberi tugas, kepada siapa ia berjanji dalah hal apa dan

kepada siapa ia diharapkan melakukan suatu kebijakan.

Pertanggungjawaban dilakukan menurut asas, Terbuka timbal balik,

jangan hanya sepihak; Langsung; Informatif dan tuntas; Evaluable,

evaluasi jika data pertanggungjawaban jelas, sufficient, dapat, dan

mudah diukur, alat ukur yang valid dan reliable, diukur oleh lembaga

yang kompeten dan netral cukup waktu untuk penganalisisan, dan

feedback terkomunikasikan dengan efektif; Konsumeristik, artinya

pertanggungjawaban dan evaluasinya selalu dilihat dari sisi

kepentingan konsumer.

Dari beberapa pengertian pertanggungjawaban diatas maka

dapat disimpulkan bahwa pertanggungjawaban merupakan perwujudan

kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan

kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka mencapai

tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban

berupa laporan akuntabilitas kinerja secara periodic.

Birokrasi Indonesia telah mengalami pertumbuhan,

perkembangan serta terpaan yang beragam sejak berdirinya republic

ini. Beberapa ahli menjelaskan pengertian Birokrasi menurut

pandangan mereka masing-masing. Max Weber mengemukakan bahwa

model birokrasi yang ideal, memiliki karakteristik sekaligus menjadi

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

nilai-nilai perilaku bagi anggota birokrasi, mengandung arti

rasionalisasi. Kata kunci dalam rasionalisasi birokrasi ialah

menciptakan efisiensi dan produktivitas yang tinggi tidak hanya

melalui rasio yang seimbang antara volume pekerjaan dengan jumlah

pegawai yang professional tetapi juga melalui penggunaan anggaran

penggunaan sarana, pengawasan, dan pelayanan kepada masyarakat.

Administrasi professional merupakan pendekatan sosiologis

yang memandang birokrasi adalah sebuah bagian dari tipe organisasi.

Dalam tipe ideal birokrasi Max Weber memuat beberapa unsure

menurut Kristian Widya Wicaksono (2006 : 8)yang meliputi sebagai

berikut : Pembagian divisi pegawai yang terdefinisi secara jelas,

Struktur otoritas impersonal, Memiliki jenjang hirarki, Bergantung

pada aturan formal, Menggunakan system kepada pegawai,

ketersediaan karier, Pemisahan jarak antara kehidupan sebagai anggota

organisasi dan kehidupan pribadi. Max Weber menyatakan pula bahwa

sebagai bentuk representasi organisasi, aktivitas birokrasi merupakan

rasionalisasi aktivitas kolektiv guna mencapai tingkatan tertinggi dari

efisiensi.

Selain pendekatan administrasi professional, kita juga dapat

memahami birokrasi melalui pendekatan minimalis yang di

perkenalkan oleh Brown dalam Kristian Widya Wicaksono (2006:8).

Brown menyusun definisi birokrasi dengan mendasarkan asumsinya

terhadap (bagaimana) birokrasi seharusnya bekerja pada (bagaimana)

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

secara actual mereka bekerja. Definis yang kemudian dihasilkan dari

pendekatan tersebut menyatakan bahwa birokrasi adalah system

stratifikasi hirarki pegawai dimana orang di pekerjakan untuk upah dan

gaji.

Dalam konteks birokrasi pemerintahan menurut Randall B.

Ripley dan Grace A. Franklin dalam Kristian Wicaksono (2006 : 8 - 9)

menyatakan bahwa birokrasi pemerintahan berhubungan dengan

urusan – urusan public. Hal tersebut telihat apabila memberikan

pelayanan public dengan baik maka birokrasi tersebut mampu

menunjukan indikasi perilaku tersebut : Memproses pekerjaan secara

stabil dan giat; Memperlakukan individu yang memperlakukan indiidu

yang berhubungan dengan nya secara adl dan berimbang;

Memperkerjakan dan mempertahankan pegawai berdasarkan

kualifikasi professional dan orientasi terhadap keberhasilan program;

Mempromosikan staff berdasarkan system merit dan hasil pekerjaan

yang baik yang di butuktikan; Melakukan pemeliharaan terhadap

prestasi yang sudah di capai sehingga dapat segera bangkit bila

menghadapi keterpurukan.

Sedangkan tujuan penyediaan birokrasi pemerintahana

sebagaimana diuraikan oleh Ripley dan Franklin dalam Kristian Widya

Wicaksono (2006 : 9-10) sebagai berikut : Menyediakan sejumlah

layanan sebagai hakikat dari tanggungjawab pemerintah; Memajukan

kepentingan sector ekonomi spesifik seperti pertanian, buruh, atau

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

segmen tertentu dari bisnis privat; Membuat regulasi atas berbagai

aktivitas privat; Mendistribusikan sejumlah keuntungan seperti

pendapatan, hak – hak perawatan medis dan lain-lain.

Namun secara factual, Birokrasi menghadapi sejumlah masalah

yang kerap kali menjadi rintangan dalam pencapaian tujuan,

diantaranya : Proses pekerjaan seringkali tidak dapat di perkirakan dan

langkah yang diambil birokrasi juga terkesan lamban; Menunjukan

favoritism dalam perlakuanya terhadap klien tertentu dan diskriminasi

pada yang lain; Mempekerjakan staff yang menunjukan ketertarikan

yang rendah terhadap standar professional dan kualitas pelayanan

program; Mempromosikan saff berdasarkan favoritism politis atau

criteria yang tidak professional; Menciptakan timbunan kertas yang

tidak berguna dan tidak mampu menyesuaikan diri secara relevan

dengan perkembangan social.

Dari penjelasan mengenai pertanggungjawaban dan

birokrasi maka dapat di ketahui ada beberapa macam indicator

mengenai penjelasan pertanggungjawaban birokrasi tersebut. Dapat di

ketahui indicator pertanggungjawaban birokrasi Menurut Sudarmo

(2011 : 124 - 145) Terdapat enam indicator yang digunakan apakah

birokrasi public telah memenuhi tanggungjawabnya kepada public. Hal

tersebut meliputi tingkat responsivitas, responsibilitas, akuntabilita

kualitas pelayanan, Keadilan dan Diskresi. Adapun penjelasan dari 6

indikator pertanggungjawaban birokrasi tersebut di bawah ini :

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

a. Responsivitas

Menurut Darwin (1997) dalam Joko Widodo (2001 : 257),

Responsivitas yaitu kemampuan untuk menanggapi aspirasi /

kebutuhan public. Kebijakan public yang dihasilkan oleh

pemerintah, harus mampu mengakomodasikan kepentingan,

kebutuhan, dan aspirasi public sehingga sasaran kebijakan public

(masyarakat negara) dapat tercapai. Sedangkan menurut Charles

Levine (1990) dalam Tjipto Atmoko (2008 : 3), Responsivitas

menggambarkan kemampuan organisasi public dalam menjalankan

misi dan tujuannya terutama untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Penilaian Responsivitas bersumber pada data

organisasi dan masyarakat, data organisasi tersebut dipakai untuk

mengidentifikasi jenis – jenis kegiatan dan program organisasi,

sedangkan data masyarakat penggunan dasa diperlukan untuk

mengidentifikasi kebutuhan masyarakat. Pengguna jasa diperlukan

untuk mengidentifikasi demand dan kebutuhan masyarakat.

Secara singkat dapat di artikan bahwa responsivitas juga

dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyediakan apa yang

menjadi tuntutan seluruh rakyat di suatu negara. Dalam hal ini

responsivitas merupakan cara yang efisien dalam memanage atau

mengatur urusan baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah atau

lokal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, karenanya

baik pemerintah pusat maupun daerah dikatakan responsif terhadap

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

kebutuhan masyarakat apabila kebutuhan masyarakat tadi

diidentifikasi oleh para pembuat kebijakan dengan menggunakan

pengetahuan yang dimiliki, secara tepat dan dapat menjawab apa

yang menjadi kepentingan publik.

Dengan demikian birokrasi publik dapat dikatakan

bertanggungjawab jika mereka dinilai mempunyai responsivitas

atau daya tanggap yang tinggi terhadap apa yang menjadi

permasalahan, kebutuhan, keluhan dan aspirasi masyarakat yang

diwakilinya. Mereka cepat memahami apa yang mnjadi tuntutan

publik dan berusaha semaksimal mungkin memenuhinya. Mereka

dapat menangkap masalah yang dihadapi oleh publik dan berusaha

untuk mencari jalan keluar atau solusi yang baik. Disamping itu

juga mereka tidak suka menunda-nunda waktu dan memperpanjang

jalur pelayanan atau mengutamakan prosedur tetapi mengabaikan

substansi yang ada. Dengan demikian ukuran yang digunakan

dalam indikator responsivitas organisasi, meliputi: kemampuan

mengenali kebutuhan dan aspirasi masyarakat, khususnya

pengguna layanan; dan daya tanggap serta kemampuan organisasi

mengembangkan program-program pelayanan sesuai kebutuhan

dan aspirasi masyarakat yang dilayaninya.

b. Keadilan

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,

pengertian Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut

sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang

besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu

filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan

adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana

halnya kebenaran pada sistem pemikiran. Tapi, menurut

kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak

hidup di dunia yang adil". Kebanyakan orang percaya bahwa

ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan

sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan

keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan

memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari

keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan

itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala

sesuatunya pada tempatnya.

Pemenuhan rasa keadilan bagi warga Negara adalah bukan

persoalan mudah mengingat banyak nilai, criteria dan pendekatan

yang selalu tidak sejalan satu sama lain sehingga untuk

mendapatkan keadilan yang universal sulit untuk diwujudkan.

Frederickson ( dalam Sudarmo, 2011 : 129), menjelaskan berbagai

jenis-jenis keadilan (1) individual equalities (termasuk didalamnya

adalah (a) simple individual equalities, (b) segmented equalities,

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(2) block equalities (3) the domain of equalitie), (4) equality of

opportunity dan (5) the value of equality.

Menurut Sudarmo (2011 : 129) Salah satu pendekatan

dalam menilai keadilan adalah prinsip atau mekanisme harga pasar

yang dikendalikan ilmu ekonomi, yang menekankan pada simple

individual equalities (keadilan individu atau kesetaraan individu

secara sederhana); Sebagai contoh Setiap pemilihan suara satu

orang hanya berhak dalam satu suara . Penilaian keadilan

berdasarkan keadilan individu juga bisa digunakan dengan

menekankan pada segmented equality. Pada prinsipnya, segmented

equality mendasar system keadilan secara hirarkis mengingat

masyarakat yang sangat kompleks cenderung memiliki system

pembagian kerja yang kompleks pula. Sebagai contoh dalam

masyarakat kita jumpai orang – orang yang bekerja sebagai

pegawai negeri (dengan jenjang dan kepangkatan dan jabatan yang

berbeda), petani (dengan luas tanah yang berbeda) dll, dengan

adanya pekerjaan yang berbeda – beda maka tingkat pelayanan

pemerintah untuk masing – masing kebutuhan peroranganpun juga

saling berbeda. Dengan demikian segmented equality menuntut

perlakuan yang berbeda oleh pemerintah kepada warga Negara

sesuai dengan kondisi mereka masing – masing. Karena jika

pelayanan pemerintah dilakukan dengan sama namun kenyataan

kondisi mereka berbeda maka akan menimbulkan ketidak adilan,

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

sebagai contoh orang yang cacat yang sedang membutuhkan

pelayanan pemerintahan maka dia membutuhkan perlakuaan yang

berbeda dari yang lainya. Sedangkan dengan penilaian keadilan

individu dapat diketahui block equalities, yaitu keadilan secara

kelompok. Sebagaimana contoh dari block equalities adalah

sekolah khusus putri dan sekolah khusus putra , hal tersebut dinilai

adil karena mengingat ada hal tertentu yang membedakan antara

perempuan dan laki – laki. Jenis keadilan domain of equality

mengindikasi barang, jasa (pelayananan) atau kemanfaatan yang

distribusikan. Hal tersebut berkenan dengan alokasi – alokasi

sumber daya milik institusi public (bisa berupa barang, jasa,

kemanfaatan), bagi sekelompok warga Negara dengan kepentingan

tertentu atau klaim – klaim yang didasarkan pada tuntutan atau

permintaan para pemohon untuk mendapatkan kesetaraan.

Contohnya yang berkenaan dengan alokasi – alokasi sumber daya

milik institusi public, misalnya pemerintahan solo melakukan

relokasi pedagang kaki lima (pkl) dari banjarsari ke Notoharjo

dengan kondisi atau jumlah tempat penjualan yang sama tidak ada

perbedaanya. Yang terakhir adalah jenis keadilan equalities of

opportunities yang terbagi menjadi dua jenis yaitu (1) prospect

opportunity dan (2) means opportunity. Dalam keadilan ini

berdasarkan prospect opportunity adalah bahwa situasi dianggap

adil jika dua orang yang memiliki kesempatan yang sama untuk

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

mendapatkan pekerjaan tersebut. Dalam keadilan berdasarkan

means opportunity jika dua orang yang memiliki kesempatan yang

sama memperoleh pekerjaan, mereka itu memiliki kualifikasi dan

talenta yang sama, hanya talenta masing – masing orang tidak

dapat dikembangkan secara sama karena sifatnya sangat unik yang

sangat lekat dengan pribadi orang tersebut sehingga untuk benar –

benar memenuhi rasa keadilan berdasarkan means opportunity

dengan mengembangkan talenta tidaklah mudah di capai. Terkait

dengan realisasi means opportunity, kolaborasi antara pemerintah,

swasta dengan lembaga lain non-bisnis untuk menyelenggarakan

forum public dalam upaya menggali talenta tersebut penting untuk

dilakukan. Namun demikian forum tersebut diselenggarakan belum

tentu masyarakat berpartisipasi karena beberapa factor kendala

seperti : (1) para individu dalam masyarakat belum mampu

mengenali masing – masing talenta yang dimiliki, (2) terdapat

kendala hirarkhi social / status social ekonomi dalam masyarakat,

(3) kendala tata nilai dan budaya dalam masyarakat, (4) kurangnya

informasi yang mudah diakses, (5) tidak tersedianya biaya yang

memadai untuk berpartisipasi, dan (6) ketidaktahuan prosedur

birokrasi forum – forum public untuk berpartisipasi.

Selain keadilan tersebut diatas, menurut Sudarmo (2011 :

134), ada satu jenis keadilan yang sering digunakan dalam

distribusi penyediaan layanan public sebagai efek atau tindak lanjut

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

sebuah kebijakan adalah the value of equality. Jenis keadilan

tersebut didasarkan pada perlakuan, penyediaan pelayanan atau

distribusi barang, jasa atau kemanfaatan secara sama kepada warga

Negara secara umum tanpa memperhatikan kebutuhan spesifik dari

masing – masing individu. Contohnya adalah penyediaan fasilitas

secara sama dll.

c. Responsibilitas

Responsibilitas merupakan konsep yang berkenaan dengan

standar professional dan kompetisi tekhnis yang dimiliki

administrator public (birokrasi/organisasi publik) dalam

menjalankan tugasnya. (Friedrich dalam Darwin (1997)) dikutip

oleh Joko Widodo (2001 : 254).

Menurut Charles Levine (1990) dalam Tjipto Atmoko

(2008:3) yang dimaksud responbilitas merupakan pelaksanaan

kegiatan organisasi public yang dilakukan sesuai dengan prinsip –

prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan

organisasi baik yang implicit atau yang eksplisit. Responbilitas

dapat di nilai dari analisis terhadap dokumen dan laporan kegiatan

organisasi.

Administrator public dikatan responsible jika pelakunya

memiliki standar profesionalisme dan kompetensi tekhnis yang

tinggi. Untuk bisa menilai terhadap apa yang menjadi sikap,

perilaku dan sepak terjang para administrator public harus

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

memiliki standar penilaian sendiri yang sifatnya administrative

atau teknis, dan bukan politis. Oleh karena itu responbilitas juga

sering disebut dengan “ subjective responbility atau

admninistrative responbility”

Responbilitas berkenaan pulan dengan proses dari

penetapan tujuan sampai dengan pencapaian tujuan yang

merupakan kinerja dari sebuah organisasi dan bagaimanakah suatu

organisasi melaksanakan peraturan yang telah ada dan di buat

mengenai prosedur pelayananya.

Responbilitas sering juga digunakan secara silih berganti

dengan responsivitas. Namun responsivitas menuntut agar pejabat

pemerintahan memenuhi permintaan dan tuntutan warga Negara.

Sedangkan responbilitas menuntut agar mereka dalam hal ini

adalah pemerintah / pegawai negeri akan patuh / terikat pada nilai –

nilai administrative dan kebijakan baik secara implicit maupun

eksplisit, sehingga pejabat responsible pasti tahu tentang hokum

dan memiliki keterkaitan terhadap administrative dari program –

program yang dilaksanakan dan sesuai dengan hokum yang

berlaku.

d. Akuntabilitas

Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa

Inggris accountability yang berarti pertanggunganjawab atau

keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pertanggunganjawaban. Akuntabilitas (accountability) yaitu

berfungsinya seluruh komponen penggerak jalannya kegiatan

perusahaan, sesuai tugas dan kewenangannya masing-masing.

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari

individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk

mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan

dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut

pertanggung jawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan

instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian

hasil pada pelayanan publik dan menyampaikannya secara

transparan kepada masyarakat.

Pengertian akuntabilitas ini memberikan suatu petunjuk

sasaran pada hampir semua reformasi sektor publik dan mendorong

pada munculnya tekanan untuk pelaku kunci yang terlibat untuk

bertanggungjawab dan untuk menjamin kinerja pelayanan publik

yang baik. Prinsip akuntabilitas adalah merupakan pelaksanaan

pertanggung jawaban dimana dalam kegiatan yang dilakukan oleh

pihak yang terkait harus mampu mempertanggung jawabkan

pelaksanaan kewenangan yang diberikan di bidang tugasnya.

Prinsip akuntabilitas terutama berkaitan erat dengan pertanggung

jawaban terhadap efektivitas kegiatan dalam pencapaian sasaran

atau target kebijakan atau program yang telah ditetapkan itu.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Pengertian akuntabilitas menurut Herman Finner dalam

Darwin (1993) di kutip oleh Joko Widodo (2002 : 256),

Akuntabilitas yaitu konsep pertanggungjawaban yang berhubungan

dengan standar yang sifatnya eksternal yang menentukan

kebenaran suatu tindakan administrator public, Sedangkan telah

menjelaskan mengenai pengertian akuntabilitas yang merupakan

konsep pertanggungjawaban yang berhubungan dengan standard

yang sifatnya eksternal menentukan kebenaran suatu tindakan

administrator public. Dengan kata lain akuntabilitas didefinisikan

sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran

yang ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang

dilaksanakan secara periodic. Berkaitan dengan istilah

akuntabilitas, Sirajudin H. Saleh dan Aslam Iqbal ( dalam

dppka.jogjaprov.go.id/.../artiakuntabilitas.doc ) berpendapat

bahwa akuntabilitas merupakan sisi-sisi sikap dan watak kehidupan

manusia yang meliputi akuntabilitas internal dan eksternal

seseorang. Dari sisi internal seseorang akuntabilitas merupakan

pertanggungjawaban orang tersebut kepada Tuhan-nya. Sedangkan

akuntabilitas eksternal seseorang adalah akuntabilitas orang

tersebut kepada lingkungannya baik lingkungan formal (atasan-

bawahan) maupun lingkungan masyarakat.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Akuntabilitas sebagai salah satu prinsip good corporate

governance berkaitan dengan pertanggungjawaban pimpinan atas

keputusan dan hasil yang dicapai, sesuai dengan wewenang yang

dilimpahkan dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelola

organisasi. Prinsip akuntabilitas digunakan untuk menciptakan

sistem kontrol yang efektif berdasarkan distribusi kekuasaan

pemegang saham, direksi dan komisaris. Prinsip akuntabilitas

menuntut 2 (dua) hal, yaitu : 1) kemampuan menjawab dan 2)

konsekuensi. Komponen pertama (istilah yang bermula dari

responsibilitas) adalah berhubungan dengan tuntutan bagi para

aparat untuk menjawab secara periodik setiap pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana mereka

menggunakan wewenang mereka, kemana sumber daya telah

digunakan dan apa yang telah tercapai dengan menggunakan

sumber daya tersebut.

Aspek yang terkandung dalam pengertian akuntabilitas

adalah bahwa publik mempunyai hak untuk mengetahui kebijakan-

kebijakan yang diambil oleh pihak yang mereka beri kepercayaan.

Media pertanggungjawaban dalam konsep akuntabilitas tidak

terbatas pada laporan pertanggungjawaban saja, tetapi mencakup

juga praktek-praktek kemudahan si pemberi mandat mendapatkan

informasi, baik langsung maupun tidak langsung secara lisan

maupun tulisan. Dengan demikian, akuntabilitas akan tumbuh

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

subur pada lingkungan yang mengutamakan keterbukaan sebagai

landasan penting dan dalam suasana yang transparan dan

demokrasi serta kebebasan dalam mengemukakan pendapat.

Akuntabilitas, sebagai salah satu prasyarat dari penyelenggaraan

negara yang baru, didasarkan pada konsep organisasi dalam

manajemen, yang menyangkut :

1). Luas kewenangan dan rentang kendali (spand of control)

organisasi.

2). Faktor-faktor yang dapat dikendalikan (controllable) pada level

manajemen atau tingkat kekuasaan tertentu.

Pengendalian sebagai bagian penting dari masyarakat

yang baik saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata

lain, dapat disebutkan bahwa pengendalian tidak dapat berjalan

dengan efesien dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme

akuntabilitas yang baik, demikian pula sebaliknya. Dari uraian

tersebut, dapat dikatakan bahwa akuntabilitas merupakan

perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk

mempertanggung jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber

daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui

media pertanggungjawaban secara periodik. Sumber daya ini

merupakan masukan bagi individu maupun unit organisasi yang

seharusnya dapat diukur dan diidentifikasikan secara jelas.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang

harus dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap

usaha dari karyawan organisasi sehingga tercapai kelancaran dan

keterpautan dalam mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

e. Kualitas Pelayanan

Pelayanan Publik adalah kewajiban birokrasi. Pelayanan

kepentingan public berarti menempatkan orientasi tugas aparat

birokrasi pada terselenggaranya pelayanan yang baik kepada

masyarakat pengguna jasa birokrasi pemerintah, sedangkan

partisipasi masyarakat tercipta manakala tersedianya ruang public

yang signifikan bagi saluran partisipasi masyarakat, adanya ruang

public bagi setiap kebijakan.

Ruang public sebagaimana dimaksud akan menentukan

kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan

birokrasi. Kepuasan merupakan tingkat perasaan setelah

membandingkan kinerja dengan harapan. Apabila masyarakat tidak

di beri kesempatan untuk melihat kinerja dan melakukan penilaian

terhadap kinerja tersebut, maka sejak awal masyarakat sudah tidak

mendapat kepuasan tersebut.

Tingkat kepuasan adalah perbedaan antara kinerja yang

dilihat dan di rasakan dengan harapan. Dengan demikian apabila

masyarakat adalah pelanggan, maka pelanggan akan dapat

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

merasakan kekecewaan apabila mendapati kinerja birokrasi

pemerintah di bawah harapan dan akan merasakan kepuasaan

apabila mendapati kinerja birokrasi pemerintahan berbanding lurus

dengan sesuai harapan para masyarakat. Perlu di pahami dalam

penilaian tersebut diperlukan adanya ruang bagi masyarakat untuk

melihat bahkan merasakan langsung dalam kinerja birokrasi

pemerintahan. Oleh karena itu diperlukan kualitas pelayanan yang

memuaskan untuk masyarakat.

Sedangkan menurut Sudarmo (2011 : 140), pelayanan

tang berkualitas adalah pelayanan dengan menekankan pada

manajemen organisasi dengan komitmen budaya kualitas yang

ditandai dengan kenyataan bahwa setiap pekerjaan atau setiap

proses pekerjaan atau setiap saat dilakukannya proses pelayanan /

pekerjaan dan selalu tepat dan benar dalam setiap saat

dilakukannya proses pekerjaan / pelayananan untuk waktu – waktu

selanjutnya. Adapun ciri dari pelayanan yang berkualitas antara

lain :

1) Reliability; bahwa penyelenggaraan pelayanan dilakukan

secara tepat waktu, atau sesuai dengan waktu yang telah di

sepakati / ditentukan / direncanakan

2) Responsiveness; bahwa pihak penyedia pelayanan bersedia

bersedia memberikan pelayananan tanpa keterpaksaan namun

dilaksanakan dengan hati yang tulus dan penuh keikhlasan.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3) Acces; Bahwa para pelayanan public dan institusinya bisa

didekati dan diakses dengan mudah, baik secara langsung

maupun tak langsung.

4) Courtesy; bahwa pelayanan public sikap yang sopan santun,

menghargai dan menghormati setiap pemohon pelayanan, dan

bersikap ramah dan menerima kehadiran mereka serta

memperlihatkan sikap tak menyenangkan.

5) Communication; para pelayan public dan atau institusinya

selalu bersedia memberikan informasi kepada pelanggan sesuai

dengan bahasa yang mudah atau bisa di pahami secara utuh;

bersedia mendengarkan kepentingan dan keluhan mereka;

bersedia memberikan penjelasan tentang pelayanan yang di

berikan; Bersedia menjelaskan secara jelas setiap pilihan atau

biaya yang mungkin harus dikeluarkan oleh pengguna

pelayanan; bersedia memberikan jaminan kepada pelanggan

bahwa permasalahan yang dihadapi pengguna pelayanan

tersebut akan segera dapat ditangani seperti yang di harapkan.

6) Credibility; Memiliki kemampuan untuk memperlihatkan diri

dan memberikan kenyakinan kepada para pengguna pelayanan

bahwa para penyedia pelayanan tersebut merupakan para

pelayan public yang sangat bisa diandalkan kinerjanya

sehingga memenuhi harapan dan kepentingan para pengguna

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pelayanan dan terpercaya serta jujur dalam setiap proses

pelayanan.

7) Security; Bahwa pelayanan yang diberikan bebas dari

marabahaya, resiko dan kebingungan serta keraguan.

8) Understanding/knowing the customer; para pelayanan public

bersedia untuk melakukan sejumlah usaha untuk mengetahui

kebutuhan – kebutuhan nyata para pelanggan dengan

memberikan perhatian secara individual.

9) Appearance / presentation; institusi penyedia pelayanan

bersedia menyediakan fasilitas – fasilitas fisik, penampilan

pegawai yang terlihat rapi, alat / perangkat yang digunakan

(seperti computer, meja, alat diteksi antrian, pengeras suara)

yang memdai bagi terselenggaranya pelayanan seperti yang

diharapkan (parasuraman dalam Sudarmo,2011)

f. Diskresi

Pengertian Diskresi dapat diketahui pengertinnya (dalam

http://studihukum.blogspot.com/2010/10/penerapan-asas-diskresi-

dalam-pembuatan.html) Menurut pendapat dari Saut P. Panjaitan,

berpendapat bahwa suatu bentuk penyimpangan terhadap asas

legalitas. Sedangkan menurut Gayus mendefinisikan diskresi

adalah kebijakan dari pejabat negara dari pusat sampai daerah yang

intinya membolehkan pejabat publik melakukan sebuah kebijakan

yang melanggar dengan undang-undang, dengan tiga syarat. Yakni,

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

demi kepentingan umum, masih dalam batas wilayah

kewenangannya, dan tidak melanggar Azas-azas Umum

Pemerintahan yang Baik (AUPB). Berdasarkan definisi diatas

maka dapat di simbulkan bahwa unsure – unsure yang

diberpengaruh adalah Ada karena adanya tugas-tugas public

service yang diemban oleh administratur negara; Dalam

menjalankan tugas tersebut, para administratur negara diberikan

keleluasaan dalam menentukan kebijakan. Kebijakan-kebijakan

tersebut dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun

hukum.

Dengan demikian diskresi muncul karena adanya tujuan

kehidupan bernegara yang harus dicapai, tujuan bernegara dari

faham negara kesejahteraan adalah untuk menciptakan

kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai tujuan bernegara tersebut

maka pemerintah berkewajiaban memperhatikan dan

memaksimalkan upaya keamanan sosial dalam arti seluas-luasnya.

Hal tersebut mengakibatkan pemerintah harus aktif berperan

mencampuri kehidupan sosial-ekonomi masyarakat (public service)

yang mengakibatkan administrasi negara tidak boleh menolak

untuk mengambil keputusan.

Kebebasan tersebut akan dapat menimbulkan masalah

karena menyimpangi asas legalitas dalam arti sifat ”pengecualian”

oleh karena itu hal tersebut berpeluang lebih besar untuk

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

menimbulkan kerugian kepada warga masyarakat. Oleh karena itu

terhadap diskresi perlu ditetapkan adanya batas toleransi. Batasan

toleransi dari diskresi yaitu adanya kebebasan atau keleluasaan

administrasi negara untuk bertindak atas inisiatif sendiri; untuk

menyelesaikan persoalan-persoalan yang mendesak yang belum

ada aturannya untuk itu; tidak boleh mengakibatkan kerugian

kepada masyarakat, harus dapat dipertanggungjawabkan secara

hukum dan juga secara moral.

Menurut Prof. Muchsan (dalam

http://studihukum.blogspot.com/2010/10/penerapan-asas-diskresi-

dalam-pembuatan.html), pelaksanaan diskresi oleh aparat

pemerintah (eksekutif) dibatasi oleh 4 (empat) hal, yaitu: Apabila

terjadi kekosongan hukum; Adanya kebebasan interprestasi;

Adanya delegasi perundang-undangan;Demi pemenuhan

kepentingan umum. Oleh karena itu Diskresi tidak perlu diatur atau

di batasi Selanjutnya mengenai apakah diskresi perlu diatur atau

dibatasi karena sudah ada pertanggungjawabannya sendiri baik

secara moral maupun hukum. Ditambahkan lagi oleh Prof. Bintan

R. Saragih, bahwa pengaturan mengenai diskresi pejabat hanya

lazim digunakan pada sistem parlementer, sementara sistem

presidensial lebih menggunakan kebiasaan.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2. Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah kegiatan informal yang

merupakan permasalahan di setiap kota-kota di Indonesia dalam

pertumbuhan dan perkembangan suatu Kota. Perkembangan PKL

disuatu kota yang bisa dikatakan maju sangatlah pesat. Seperti yang di

kemukakan oleh Rachbini dalam Alisjahbana (2006 : 1-2) yang

mengatakan bahwa ketika kota tersedia kesempatan kerja di sector

formal, maka sebagian besar kaum migrant akan terserap disana, tetapi

berhubung arah investasi yang terjadi di Indonesia bias urban dan tidak

ramah terhadap tenaga kerja migrant yang tidak atau kurang

berpendidikan, hal itulah yang menyebabkan perkembangan sector

informal menjadi tak terhindarkan. Sedangkan dengan banyaknya para

PKL tersebut Kegiatan yang dilakukan menimbulkan masalah ketika

mereka memakai tempat atau area public yang mereka anggap strategis

untuk mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan mereka. Mereka

memilih tempat seperti pinggir jalan, trotoar, taman atau tempat-

tempat public lainya untuk berdagang dan berjualan. Perkembangan

para PKL sangatlah pesat. Oleh karena itu, suatu tempat yang terdapat

beberapa PKL disana semakin lama akan terlihat padat oleh para

pedagang PKL. Sehingga, hal pertama yang dilakukan Pemkot Solo

dalam penataan PKL adalah penyediaan kawasan PKL yang nyaman

dan aman. PKL membutuhkan ruang yang selama ini tidak pernah

disediakan pemerintah dan dengan penyediaan ruang yang strategis,

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

bahkan jauh lebih menguntungkan dibandingkan kawasan sebelumnya,

para PKL mau dipindahkan dengan suka rela, sekalipun melalui proses

yang tidak mudah.

John C.Cross,Ph.D menjelaskan bahwa salah satu usaha dalam

sector ekonomi informal adalah PKL, yang mengatakan bahwa :

“Street vending usually falls within the category of informaleconomic activity. This category includes “the production andexchange of legal goods nd services that involves the lack ofappropriate business permits, violation of zoning codes, failure toreport tax liability, non compliance with labor regulations governingcontracts and work conditions, and/or the lack of legal guarantees inrelations with suppliers and clients (Cross 1999:580).” (StreetVendors, Modernity and Posmodernity : Conflict and Compromise inThe Global Economy. Vol.20.1 hal 37-38) (“ Pedagang Kaki Lima(PKL) biasanya termasuk dalam kategori kegiatan ekonomi informal.Kategori ini mencakup “ produksi dan pertukaran barang-barang legaldan jasa servise dimanausaha tersebut termasuk dalamusaha dengankurangnya izin usaha yang tepat, pelanggaran kode zonasi, kegagalanuntuk melaporkan kewajiban pajak tidak sesuai dengan peraturanketenagakerjaan yang mengatur kontrak dan kondisi kerja, dan/ ataukekurangan jaminan hokum dalam hubungan dengan pe,asok danklien.” (Cross 1999 : 580). (PKL, Modernitas dan Pastmodernitas ;Konflik dan Kompromi dalam Ekonomi Global. Vol.20 No.1 Hal 37-38) ).

Sedangkan menurut Ray Bromley mendefisinikan PKL sebagai

berikut :

“ Street vending is an ancient and important occupation foundin virtually every country and major city around the world. Streetvendors add vitality to the streetscape and contribute economic activityand service provision, but many observers also associate them withcongestion, health and safety risks, tax easion and the sale of shoddymerchandise. Numerous national laws, local lows and municipalordinances apply to street vending or are specifically targeted at streetvendors, and most countries have a long history of regulating their

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

activity. “ (Street vending and public policy : a global Review1International Journal. Vol.20 no.1 hal:1) “ Pedagang Kaki Lima(PKL) adalah pekerjaan lama dan penting yang ditemukan hampersetiap Negara dan kota besar di seluruh dunia. PKL menambahkanvitalitas untuk pedagang pinggir jalan dan berkontribusi untuk kegiatanekonomi dan penyediaan jasa, tapi banyak pengamat jugamengasosiasikan mereka dengan kemacetan, kesehatan dan resikokeamanan, penggelapan pajak dan penjualan barang dagangan buruk.Sejumlah undang-undang nasional, hokum local dan tata kota berlakuuntuk PKL atau yang secara khusus ditujukan pada PKL, dan sebagianbesar Negara memiliki sejarah panjang mengatur kegiatan mereka.”(PKL dan kebijakan public: Suatu Resensi Global 1 JurnalInternasional. Vol.20 No.1 Hal:1)

Sedangkan menurut Edi Suharto dalam Sudarmo (2011 : 80 -

81) mendefinisikan pedagang kaki lima sebagai berikut : (1) Mereka

beroprasi di ruang public yang tidak diperuntukan bagi kepentingan

bisnis, seperti dipinggir jalan, trotoar dan ruas – ruas jalan yang

menghubungkan tempat – tempat strategis seperti pasar, alun – alun

ruang hijau. (2) Mereka memperdagangkan berbagai item seperti

makanan barang – barang atau pelayanan untuk keuntungan ekonomi

yang mengandung transaksi pasar . (3) Mereka membentuk hubungan

dengan sector ekonomi lainnya,terutama hubungan dengan sector

ekonomi formal modern (misalnya banyak komoditas yang dijual oleh

pedagangkaki lima notabene buatan industry perpabrikan); (4) Mereka

pada awalnya tidak memiliki surat izin tetapi tidak bisa dikategorikan

sebagai criminal menurut aturan hokum atau aturan pemerintah

setempat; (5) Mereka tidak membayar pajak, tetapi retribusi harian

kepada pemerintah untuk kepentingan kebersihan dan keamanan; (6)

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Bisnis mereka biasanya melibatkan anggota keluarga dalam hal

kepemilikan dan system manajemen; (7) Perusahan mereka kecil dan

pada umumnya pemilik sekaligus merangkap sebagai pekerjaan kurang

dari lima buruh atau anggota keluarganya; (8) Kepegawaianya dalam

hal perolehan kemanfaatan tidak dilindungi pemerintah misalnya

dalam hal pelayanan social dan pension; maupun oleh serikat buruh

misalnya dalam hal asuransi atau gaji tetap; (9) Tempat mangkal atau

lapak mereka pada umumnya ditandai dengan infrastruktur dan

tekhnologi yang sederhana dan modal ekonomi dan sumber daya yang

terbatas.

Namun menurut Sudarmo definisi tersebut belum mencakup

kemungkinan adanya pengusaha informal dengan capital yang besar.

Namun menjalankan aktivitas ekonominya mereka seperti pedagang

kaki lima sehingga kemungkinan pelaku usaha informal memiliki

modal kecil itu kurang tepat karena pada kenyataanya pedagang kaki

lima memiliki modal yang cukup besar Sehingga dapat diketahui

bahwa pengertian PKL adalah orang yang menjalankan aktivitas bisnis

yang menawarkan barang atau pelayanan ekonomi secara nformal di

ruang-ruang public atau tempat-tempat umum yang bukan

peruntukannya secara hokum namun mudah diakses atau dikunjungi

atau dilalui banyak orang, yang dalam aktivitasnya itu menggunakan

pelatan infrastruktur ataupun tekhnologi tertentu betapapun

sederhananya atau modern peralatan, infrastruktur atau tekhnologi

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

tersebut, dengan skala modal yang berfariasi dari skala yang sangat

kecil sampai skala besar., dan dengan jumlah pekerja tertentu yang

dilibatkan sesuai dengan skala usahanya termasuk pemilik maupun

orang lain yang dipekerjakannya.

Definisi-definisi mengenai PKL diatas menunjukan bahwa

siapa saja berpeluang menjadi PKL. Kemudahan ini mendorong

pesatnya jumlah PKL dikota-kota pada saat ini. Karena pada dasarnya

usaha tersebut cukup berpeluang besar bagi mereka yag tidak bisa

tertampung di sector formal, serta bagi mereka yang tidak memiliki

ketrampilan dan keahlian khusus.

Mengenai pengertian PKL, dalam Peraturan Daerah Tingkat II

Surakarta Nomor 8 tahun 1995 menurut Pendataan Potensi PKL

Surakarta tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima, Bab

I tentang ketentuan umum, pasal 1 huruf c di sebutkan : “ Pedagang

Kaki Lima adalah orang yang melakukan usaha dagang dan atau jasa

di tempat umum, baik menggunakan atau tidak menggunakan sesuatu

dalam melakukan usaha dagang”. Sedangkan tempat usaha PKL

adalah tempat umum yaitu tepi-tepi jalan umum, trotoar dan lapangan

serta tempat lain diatas tanah Negara yang di tetapkan oleh

Walikotamadya Kepala Daerah. Kemudian pada bagian selanjutnya

ditegaskan bahwa setiap pedagang kaki lima bertanggung jawab

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

terhadap ketertiban, kerapian, keindahan, kesehatan lingkungan dan

keamanan di sekitar tempat usaha.

Berikut ini adalah beberapa karateristik dari Pedagang Kaki

Lima (PKL) yang dijadikan sebagai suatu usaha yang dijalankan oleh

masyarakat ( http://terlalu-bersama.blogspot.co.uk/2011/12/pkl-

pedagang-kaki-lima-di-kota.html.), yaitu :

a. Modal usaha terbatas/kecil

b. Waktu tidak teratur

c. Tempat tidak permanen

d. Pelanggan pada umumnya menengah kebawah

e. Pendapatan kecil dan untuk sendiri

f. Menggunakan tenaga kerja sedikit

g. Tanpa keahlian dan ketrampilan khusus

h. Tidak ada keterkaitan dengan usaha lain

i. Jenis dagangan tertentu

j. Menyediakan barang dan jasa

k. Tanpa ijin/ilegal

l. Tidak teratur dan bersifat kompetitif

Melihat beberapa karakteristik diatas tersebut mencerminkan

banyak sekali kegiatan para PKL disuatu titik kota tertentu. Di

berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kota Surakarta/Solo

keberadaan para PKL dianggap sebagai usaha yang bergerak di bidang

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

informal tetapi juga mempunyai banyak segi manfatnya, adapun sisi

positif/manfaat adanya PKL (http://terlalu-

bersama.blogspot.co.uk/2011/12/pkl-pedagang-kaki-lima-di-kota.html

diakses pada tanggal 23 November 2012) adalah sebagai berikut :

a. Dapat dilakukan banyak orang

b. Menghidupkan daerah yang sepi

c. Alternatif lapangan pekerjaan

d. Mengurangi pengangguran

e. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan

f. Menggerakkan dinamika pembangunan /pemberdayaan ekonomi

g. Penyumbang PAD

Selain mempunyai sisi positif, ternyata keberadaan PKL dikota

Solo juga mempunyai beberapa segi negatifnya. Adapun segi negatif

adanya PKL di Kota Solo adalah sebagai berikut :

a. Menyebabkan kemacetan lalu lintas

b. Terganggunya kebersihan dan keindahan kota

c. Terganggunya kenyamanan pemilik lahan/rumah

d. Terganggunya fasilitas umum kota

e. Potensi konflik horisontal

f. Salah satu sumber kekumuhan kota

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

B. KERANGKA PIKIR

Kerangka pemikiran merupakan landasan berfikir seseorang yang

bertujuan untuk menjelaskan fakta atau suatu hubungan antar factor

maupun variable dengan landasan teori. Sebgai salah satu jenis usaha

informal, tidak dapat dipungkiri bahwa para PKL mampu menjadi solusi

bagi para pengangguran dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi

bergeraknya roda ekonomi bangsa. Disamping pemerintah merasa bingung

dengan keberadaan mereka. Dilihat dari dampak positifnya sebagai sarana

pemenuhan kebutuhan mereka yang kurang mampu, namun disis

negatifnya berdampak negative karena dapat menimbulkan kesemrawutan

kota serta mengganggu ketertiban kota yang pada akhirnya dapat

menimbulkan konflik. Kebanyakan dari para mereka adalah menjual

makanan khas solo. Oleh karena itu dari pada para pedagang itu terlihat

semrawut, maka pemerintahan kota Solo memberikan sarana dan fasilitas

bagi mereka yang berdagang untuk menjadi satu. Gladag Langen Bogan

(Galabo) Disamping untuk memberikan tempat rekreasi, tempat tersebut

memberikan hiburan dengan menjajakan makanan khas solo.Dengan hal

tersebut maka para PKL yang menjajakan makanan tersebut terlihat rapi

dan teratur.

Pihak yang bertanggungjawab penuh adalah Disperindag.

Birokrasi pemerintahan dalam melaksanakan kegiatan ini harus

tanggungjawab dengan manajemen pengelolaan Galabo. Tindakan yang

dilakukan Pemkot Surakarta dalam menangani Galabo ini bukan

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

merupakan sebatas penanganan konflik yang sifatnya sementara yang

mampu memunculkan konflik lagi di kemudian hari. Indikator yang

digunakan dalam mengukur pertanggungjawaban Disperindag Surakarta

dalam menangani ini adalah Responsivitas, keadilan, responbilitas,

akuntabilitas, kualitas pelayanan, Deskresi. Dari ke enam indicator

tersebut dapat menjadi tolak ukur untuk menilai tanggungjawab

Disperindag dalam menangani masalah manajemen pengeloalaan di

Galabo Surakarta.

Adapun tujuan akhir dari pelaksanaan penanganan di Galabo

adalah mewujudkan kawasan kuliner makanan khas Solo berbasis rekreasi

dan hiburan untuk keluarga dengan nyaman dan santai. Serta mewujudkan

kawasan yang rapi, Tertib, Tertata dan pada akhirnya mewujudkan Kota

Surakarta sebagai kota Berseri ( bersih, sehat, rapid an indah)

Alur kerangka berfikir dari penelitian tentang pertanggungjawaban

Dinas Desperindag Kota Surakarta dapat dilihat dari gambar di bawah ini :

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar II.1

Skema Kerangka Pemikiran

Masalah yang ada di Galabo :1. Manajemen pengelolaanya

kurang baik2. Fasilitas galabo tidak terawat

dengan baik3. Pelayanan Pengunjung tidak

sesuai yang diharapkan

Pertanggungjawaban Birokrasi :1. Responsivitas2. Keadilan3. Responsibilitas4. Akuntabilitas5. Kualitas Pelayanan6. Diskresi

Peraturan perundang-undangan :1. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Tata

Ruang Kota2. Perda No. 8 Tahun 1995 Tentang

Pembinaan dan Penataan PKL KotaSurakarta;

3. Perda No. 3 Tahun 2008 TentangPengelolaan PKL Kota Surakarta;

4. Perda No 9 Tahun 2011 tentangretribusi daerah.

Menjadikan tempat wisata kulinerkhas masakan Solo menjadi rapi,tertib, terawat dan ramah denganberbagai fasilitas, dan pelayanan yangdi berikan sehingga para pedagangdan pembeli merasa nyaman disana.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan suatu keadaan

sebagaimana adanya. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian

gambaran secara objektiff tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek

yang di teliti. Oleh sebab itu bentuk penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan “ untuk memahami

fenomena social melalui gambaran holistic dan memperbanyak

pemahaman mendalam” (Lexy J Moleong, 2004:31)

Penelitian kualitatif mengarah pada pendeskripsian secara rinci

dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya

terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya (HB Sutopo, 2002 : 111).

Pada prinsipnya dengan metode diskriptif, data-data yang dikumpulkan

berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Dengan demikian laporan

penelitian ini berupa kutipandata untuk member gambaran penyajian

laporan tersebut.

Jadi penelitian deskreptif kualitatif digunakan untuk menyusun

gambaran mengenai objek apa yang di teliti dengan terlebih dahulu

peneliti mengumpulkan data di lokasi penelitian, lalu data itu diolah dan

diartikan untuk kemudian di analisa dari data yang telah di sajikan dalam

arti hasil penelitian ini lebih menekankan gambaran mengenai

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pertanggungjawaban Birokrasi Dinas Desperindag dalam menangani

masalah manajemen pengelolaan di Gladag Langen Bogan (Galabo)

Surakarta.

B. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di

Dinas Desperindag Surakarta khususnya pada UPTD Kawasan Kuliner

yang menangani masalah Manajemen Pengelolaan di Galabo Surakarta.

Adapun pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pada beberapa

pertimbangan sebagai berikut :

- Karena dalam bidang pengelolaan manajemen di tempat wisata

kuliner Galabo (Gladag Langen Bogan ) merupakan tanggungjawab

oleh UPTD Kawasan Kuliner Surakarta dalam memajukan dan

mengembangkan tempat dan sarana bagi masyarakat. Serta membenahi

Prasarana dan Fasilitas yang rusak yang menjadi tanggungjawab

Disperindag.

- Adanya kesempatan dan ijin penelitian yang diberikan oleh Dinas

Desperindag kepada penulis untuk meneliti masalah yang ada Galabo

Surakarta.

C. Jenis Data

Menurut Lofland dan Lofland, “ sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata tindakan, selbihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain”(Moleong, 2004:157). Pada

penelitian inidi kelompokan menjadi dua jenis data yaitu :

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

a. Data Primer

Yaitu data yang di peroleh secara langsung dari sumbernya, yang

berawal dari keterangan para informan dengan cara wawancara

(interview). Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui Kepala

UPTD Kawasan Kuliner Surakarta, Kepala Sub Bagian UPTD

Kawasan Kuliner, serta para pedagang yang berjualan di Galabo

Surakarta

Informan dalam Penelitian ini terdiri dari :

1). Kepala UPTD Kawasan Kuliner Surakarta

2). Kepala Sub Bagian UPTD Kawasan Kuliner Surakarta

3). Beberapa pedagang yang berjualan di Galabo Surakarta serta

sebagian para pengunjung Galabo.

b. Data Sekunder

Yang dimaksud Data Sekunder dalam penelitian ini adalah

data yang diperoleh bukan secara langsung dari sumbernya. Dalam

penelitian sumber data sekunder yang dipakai adalah referensi dari

buku-buku serta internet,dokumen dan laporan dari UPTD Kawasan

Kuliner pada Dinas Desperindag Surakarta, beberapa Jurnal

Internasional, Serta beberapa Perda yang menunjang Wisata kuliner

Galabo tersebut. Data Sekunder ini digunakan sebagai pelengkap dan

pendukung data primer.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan juga jenis sumber

data yang dimanfaatkan , maka tekhnik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi

Tekhnik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber

data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, serta rekaman

gambar (H.B Sutopo 2002:64). Obserasi dilakukan secara langsung di

lokasi selama kegiatan penelitian dilakukan. Observasi di fokuskan kepada

Pertanggungjawaban Birokrasi Disperindag Terhadap Pedagang Kaki

Lima Galabo (Gladag Langen Bogan) Surakarta dan segala peristiwa yang

mengikutinya.

Dalam observasi ini peneliti dapat dikatakan sebagai observer yang

berperan pasif, karena peneliti hanya datang mendatangi lokasi, tetapi

tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif, namun hadir

dalam konteksnya. Observasi ini dilakukan tidak hanya sekali, baik secara

formal maupun informal, namun berulang kali sebagai usaha pemantapan

makna mengenai pemakaian atau pemanfaatan yang berkaitan dengan

peristiwa yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Peneliti

melakukan Observasi di UPTD Kawasan Kuliner Disperindag Surkarta

dan Gladag Langen Bogan sebagai wisata kuliner yang diteliti.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

b. Wawancara

Wawancara adalah Tanya jawab lisan antara dua orang atau

lebih secara langsung, (Slamet Widodo, 2004:67). Jadi untuk

mengumpulkan informasi dari sumber data ini di perlukan tekhnik

wawancara, yaitu tekhnik pengumpulan data yang menggunakan

komunikasi langsung dengan informan untuk mengajukan pertanyaan-

pertanyaan terbuka, sehingga informasi yang diperoleh semakin

lengkap dan mendalam serta berkaitan dengan masalah yang di teliti.

Dalam penelitian ini tekhnik wawancara yang dilakukan untuk

memperoleh data adalah dengan bertanya pada informan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data dengan

mencari, mengumpulkan dan mempelajari dokumen yang relevan

dengan penelitian berupa arsip, laporan, peraturan dokumen. Menurut

Slamet Widodo (2004:79) tekhnik pengumpulan data dengan

dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dikumen. Dokumen merupakan sumber data yang memiliki

posisi penting dalam penelitian kualitatif, terutama bila sasaran kajian

mengarah pada latarbelakang atau berbagai kondisi masa lampau yang

sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang di teliti.

Dalam penelitian ini dokumen yang di gunakan yaitu :

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

a) Arsip-arsip mengenai Galabo

b) Peraturan Daerah Mengenai No 9 Tahun 2011 tentang Retribusi

Daerah mengenai Pemakaian Kekayaan Daerah

c) Peraturan Walikota Surakarta Nomor 15-Y Tahun 2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Tekhnis Pada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

d) Peraturan Walikota Surakarta Nomor 19-N tentang Pedoman

Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Surakarta

e) Artikel Internet berkaitan dengan Gladag Langen Bogan (Galabo)

Surakarta .

E. Tekhnik Pengambilan Sampel

Metode penarikan sampel yang dipergunakan dalam penelitian

ini adalah metode purposive sampling dimana sampel diambil berdasarkan

pertimbangan tertentu. Dipilihnya metode ini karena; pertama purposie

sampling di pandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan

kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal

(HB.Sutopo,2002 : 36). Hal ini sesuai dengan maksud dari purposie

sampling yang tidak menentukan sample terlebih dahulu. Tetapi sample

ditentukan berdasarkan tujuan dari penelitian untuk mendapatkan variasi

informasin sebanyak – banyaknya sesuai pokok permasalahan penelitian

(H.B.Sutopo, 2002:36).

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Untuk melengkapi data yang diperoleh dan untuk kepentingan

informasi, maka digunakan tekhnik purposive sample ini diikuti dengan

tekhnik snow ball sampling. Tekhnik ini digunakan apabila informasi yang

didapat sangat terbatas, yaitu dengan cara bertanya kepada informan

pertama barang kali informan pertama mengetahui siapa yang lebih

mengetahuiinformasi, sehingga penulis bisa menemui informan

berikutnyadan bertanya lebih jauh mendalam tentang permasalahan yang

ingin di angkat.

F. Validitas Data

Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang

diperoleh sesuai dengan kenyataan / fakta. Untuk itu peneliti

menggunakan cara triangulasi data. Menurut Lexy J. Moleong (2004:330)

dapat di capai dengan langkah :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan

apa yang di katakana secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang

situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang

berbeda, dan orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan.

Berdasarkan langkah-langkah diatas maka dalam penelitian ini

pengumpulan data dialakukan dengan cara membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara dari berbagai sumber yang

berbeda yang tersedia atau meneliti jawaban anatara aparatur Pemerintah

yaitu UPTD Kawasan Kuliner pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Surakarta dengan para pedagang Gladag Langen Bogan (Galabo) dan para

masyarakat pengunjung Galabo. Dengan demikian data yang satu akan di

teliti dengan data yang lain dari sumber yang berbeda.

G. Tekhnik Analisis Data

Tekhnik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis interaktif. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah

analisis dari interakti, menurut Miles dan Huberman, 1984 (H.B. Sutopo

2002:91), tekhnik tersebut meliputi :

a. Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan data yang

kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan dan mengatur data

sedemikian rupa sehingga bisa di tarik kesimpulan. Proses ini

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

berlangsung secara terus-menerus selama proses penelitian

berlangsung.

b. Penyajian Data

Merupakan suatu kumpulan informasi, diskripsi dalam bentuk narasi

yang memungkinkan penarikan suatu kesimpulan yang dapat

dilakukan. Susunan penyajian data yang baik dan jelas sistematikanyan

akan banyak membantu peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam hal

ini penyajian data berbagai skema, gambar, jaringan kerja atau

kegiatan serta tabel. Kesemuanya itu direncang guna untuk menarik

informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan di mengerti.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua data berhasil

dikumpulkan. Kemudian setelah menganalisis data data tersebut pola,

tema, ketentuan penjelasan dan kesamaan – kesamaan yang muncul.

Dalam proses ini landasan yang kuat sangat diperlukan agar

kesimpulan yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan.

Unrtuk lebih jelasnya proses tersebut dapat di gambarkan sebagai

berikut :

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Gambar III.1

Skema Analisis Model Interaktif

.

Sumber : H.B Sutopo (2002 : 96)

Penjelasan mengenai skema ;

a. Pengumpulan data adalah proses dimana peneliti mencari dan

mengumpulkan data dari lapangan dari berbagai sumber dengan berbagai

jenis data.

b. Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat focus, membuang hal-hal yang tidak penting,

dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat

dilakukan.

c. Sajian data merupakas suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan,

sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan

sistemais sehingga bila di baca akan bisa mudah di pahami berbagai hal

yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada

analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut.

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penarikan Simpulan

Penyajian Data

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

d. Penarikan Simpulan / verifikasi dilakukan dari awal pengumpulan data.

Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan

data berakhir dan simpulan perlu di verifikasi.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

BAB IV

DISKRIPSI LOKASI DAN PEMBAHASAN

A. DISKRIPSI LOKASI

1. Keadaan Umum dan Letak Geografis Kota Surakarta

Gambar IV.1

wilayah Surakarta

Sumber : http://didit34.wordpress.com/letak-dan-geografis/

Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo,

merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng

pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m

diatas permukaan air laut. Dengan Luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta

terletak diantara 110 45` 15″ – 110 45` 35″ Bujur Timur dan 70` 36″ – 70` 56″

Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah Sungai

besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Bengawan Solo pada jaman dahulu sangat terkenal dengan keelokan panorama

serta lalu lintas perdagangannya.

a. Batas Wilayah

Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten

Karanganyar dan Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur

adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, batas wilayah

sebelah Barat adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar,

sedang batas wilayah sebelah selatan adalah Kabupaten Sukoharjo.

Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan yang meliputi 51

Kelurahan

b. Keadaan Cuaca dan Iklim

Suhu udara Masimum Kota Surakarta adalah 32,5 derajad Celsius,

sedang suhu udara minimum adalah 21,9 derajad Celsius. Rata-rata

tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75%.

Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 derajad. Solo beriklim

tropis, sedang musim penghujan dan kemarau bergantian sepanjang 6

bulan tiap tahunnya

2. Gambaran Umum Disperindag Surakarta

a. Sejarah

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakata berdiri

pada tahun 1950, yang pada saat itu bernama Kantor Pengadaan dan

Penyaluran di bawah Departemen Perekonomian Umum yang

menangani masalah bidang industri, bidang perdagangan dan bidang

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

koperasi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta yang

mula-mula tugasnya mengurus tentang pemberian izin pendirian

perusahaan dan usaha dagang, tetapi setelah berjalan 5 (lima) tahun

yakni 1955 berganti nama menjadi Kantor Industri Perdagangan dan

Koperasi.

Tahun 1957 Departemen Perekonomian Umum dihapuskan dan

diganti menjadi Departemen Perdaganga Luar Negeri. Pada tahun 1971

Kantor Industri Perdagangan dan Koperasi berubah menjadi Kantor

Departemen Perdagangan yang tidak berpengaruh pada Kantoe

Perdagangan dan Koperasi yang selokasi dengan Kantor Perindustrian

yang letaknya, di jalan Yosodipuro 150 Surakarta.

Baru kemudian pada tahun 1980 kantor dijadikan satu yang

tempatnya dii jalan Slamet Riyadi 320 Surakarta yang mula-mula

merupakan kantor Tera. Pada tanggal 22 September 1980 oleh Bapak

Kardjono Wiryo diresmikan pembukaannya, namun ruang lingkupnya

lebih sempit dari pada kantor yang dulu, sebab hanya meliputi

Kotamadya saja. Kemudian dipersempit lagi dengan didirikannya

kantor-kantor perdagangan dibeberapa daerah Eks-Karisidenan

Surakarta, seperti halnya kantor perdagangan Sragen, Klaten dan

Sukoharjo.

Berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan

Perdagangan RI Nomor : 814 / MPP / Kep / 4 / 1996 tanggal 16 April

1996, kemudian berganti nama menjadi Departemen Perindustrian dan

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Perdagangan. Pada surat keputusan tersebut berisi tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Kotamadya Surakarta yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas dan fungsi Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan

Perdagangan Kotamadya Surakarta.

Pada waktu otonomi daerah digulirkan pada tahun 2000, Kntor

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kotamadya Surakarta

mengalami Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal

Kotamadya Surakarta yaitu berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta

Nomor 6 Tahun 2001, yang berisi tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta yang termuat dalam

Lembaran Daerah Kota Surakarta tahun 2001 Nomor 14 Seri D.12.

Kemudian mengalami perubahan dan perkembangan lagi

dengan berganti nama menjadi Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Surakarta yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kota Surakarta.

b. Lokasi

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta berada di

Jalan Yosodipuro No. 164 Surakarta yang lokasinya sangat strategis.

Dikatakan strategis sebab terletak di jalan raya yang dilalui dari

berbagai jurusan. Bila dilihat dari letaknya juga memudahkan

karyawan untuk mencapai tempat kerja, serta memonitor segala

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan pembangunan dan

perkembangan masyarakat Surakarta.

c. Tujuan Pendirian

1) Membentuk Struktur industri yang kuat dan seimbang antara

intra sektor besar, mnengah dan kecil serta sektor industri

dengan sektor peminjamnya sehingga industri mampu menjadi

sumber utama pertumbuhan ekonomi serta perolehan devisa

negaraserta peningkatan pendapatan masyarakat.

2) Terciptanya iklim perdagangan yang sehat serta sistem

disribusi yang semakin meluas danmantap.

3) Tersedianya kebutuhan pokok masyarakat disegala lapisan atau

tingkat ekonomi dari kalangan atas, menengah maupun bawah

termasuk barang baku / modal, konsumsi maupun suku cadang

sehingga tidak terjadi kelangkaan barang di pasar.

4) Memacu peningkatan perdagangan Luar Negeri (ekspor) baik

migas maupun non migas.

d. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

1) Kedudukan Dinas Perindustrian danPerdagangan Kota Surakarta

a. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang

perindustrian dan perdagangan.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dipimpin

oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekertaris Daerah.

2) Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas umum

pemerintah Kota Surakarta padabidang perindustrian dan

perdaganga dalam rangka pengembangan perekonomian di daerah

Kota Surakarta.

3) Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta

a. Penyelenggaraan Kesekretarisan Dinas;

b. Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi

pelaporan;

c. Penyelenggaraan bimbingan terhadap perindustrian;

d. Pembinaan dan Pengembangan pengusaha industri menengah,

besar, kecil dan pengendalian pencemaran

e. Penyelenggaraan Perlindungan terhadap konsumen;

f. Penyelenggaraan sosialisasi;

g. Pembinaan jabatan fungsional.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

e. Visi dan Misi

1) Visi

Terwujudnya Kota Solo sebagai kotaperdagangan dan industri

yang maju dan berwawasan budaya.

2) Misi

a. Terciptanya kesempatan berusaha di sektor perdagangan dan

industri yang berwawasan lingkungan dan budaya

b. Meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa

perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.

f. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah pedoman pokok sebagai kerangka

dalam melaksanakan suatu organisasi, yang berguna untuk mengetahui

status dan kedudukan pegawai serta tata kerja pegawai sehingga

kelancaran jalannya pekerjaan dapat terkoordinasi dan terkontrol dan

masing-masing karyawan dapat benar-benar mengetahui tugas-tugas

yang dibebankan atau tanggungjawabnya.

Adapun struktur organisasi Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Gambar IV.2

Bagan Organisasi Kepegawaian Disperindag

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

3. Unit Pelaksana Tekhnis Dinas (UPTD) Kuliner

Sebelum berdirinya UPTD Kuliner, Pemerintah Surakarta

membuat peraturan sehubungan dengan pengelolaan kawasan wisata

kuliner di Kota Surakarta, yaitu Peraturan Wlikota Surakarta Nomor 15-Y

Tahun 2011 mengenai Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Tekhnis

Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta . Sesuai dengan

Peraturan Walikota Surakarta Nomor 15-Y 2011, menimbang bahwa

dalam rangka untuk melaksanakan sebagian tugas tekhnis operasional

dan/atau kegiatan tekhnis penunjang pada Dinas Perindustrian dan

Perdagangan dan bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang

dimaksud maka perlu membentuk Peraturan Walikota tentang Penjabaran

Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Tekhnis pada

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta.

UPTD Kawasan Kuliner mempunyai tugas pokok melakukan

sebagian kegiatan tekhnis operasional dan/atau kegiatan tekhnis penunjang

Dinas di bidang pengelolaan kawasan kuliner sesuai dengan kebijakan

tekhnis yang di tetapkan oleh Kepala Dinas. Untuk melakukan tugas

pokok UPTD Kawasan Kuliner sesuai dengan pasal 13 Peraturan Walikota

Surakarta Nomor 15-Y Tahun 2011 terdiri dari :

a. Penyusunan rencana tekhnis operasional bidang pengelolaan kawasan

kuliner meliputi : sarana prasarana, system manajerial, kebutuhan

anggaran dan pelayanan prima di bidang pengelolaan kawasan kuliner;

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

b. Pelaksanaan kebijakan tekhnis operasional meliputi pembinaan dan

fasilitasi pedagang serta pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada

warga masyarakat guna menumbuhkembangkan potensi di kawasan

kuliner;

c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan kawasan

kuliner;

d. Pengelolaan Ketatausahaan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 15-Y Tahun

2011, tentang pembentukan unit pelaksana kawasan kuliner Kota

Surakarta. Adapun susunan organisasi pada unit tersebut adalah :

1) Kepala;

2) Subbagian Tata Usaha : Subbagian Tata Usaha di pimpin oleh

seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala UPTD Kawasan Kuliner.

3) Kelompok Jabatan Fungsional : Kelompok Jabatan Fungsional

di pimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai ketua

kelompok dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui

Kepala UPTD Kawasan Kuliner.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Gambar IV.3

Struktur Organisasi UPTD Kawasan Kuliner

(Perwali Nomor 15-Y Tahun 2011)

(Sumber : UPTD Kawasan Kuliner )

Tabel IV.1

Data Pegawai UPTD Kawasan Kuliner

Nama Pegawai Keterangan

Drs. Agus Siswuryanto Kepala UPTD Kawasan Kuliner

MT Suprapti Lestari Kepala Sub Bag Tata Usaha UPTD Kuliner

Bambang Widaryanto Staff Administrasi

Tris Setyaningsih Staff Administrasi

Kepala

Administrasi

Kasubag TU

PetugasLapangan

Staff

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Fengky Daryanto Petugas Lapangan

Kustoro Petugas Lapangan

Surahman Petugas Lapangan

Ribut Petugas Lapangan

(Sumber : UPTD Kawasan Kuliner)

Adapun uraian tugas susunan organisasi pada unit pelaksana

kawasan kuliner kota Surakarta adalah sebagai berikut :

1) Kepala UPTD Kawasan Kuliner di Lingkungan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Surakarta mempunyai tugas

memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dalam pasal 13 dan 14.

2) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perencanaan, kepegawaian, keuangan, ketatausahaan,

rumah tang, perlengkapan, evaluasi dan pelaporan.

3) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan

kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugasnya Kelompok Jabatan Fungsional

secara administrative dikoordinasikan oleh Kepala Subbagian

Tata Usaha. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari jumlah

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Jabatan Fungsional sesuai dengan bidang keahlianya. Jumlah

tenaga Fungsional sebagaimana pada ayat (1) yang terlampir

ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan

jenjang jabatan fungsional sebagaimana di maksud pada ayat

(1) yang terlampir di atur berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Pembinaan terhadap Pejabat

Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

sesuai dengan peraturan perundangan yang berlakub

Namun demikian, setelah disahkan Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta maka Peraturan Walikota

Surakarta Nomor 15-Y Tahun 2011 tentang Pembentukan Unit Pengelola

Kawasan Kuliner Kota Surakarta sudah tidak berlaku lagi. Sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 14 Tahun

2011 tntang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6

Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah

Kota Surakarta.

(Sumber : Dokumen UPTD Kawasan Kuliner)

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

B. PEMBAHASAN

1. Kondisi Gladag Langen Bogan (Galabo) Surakarta

Joko Widodo selaku Walikota Solopada waktu itu yang baik

dalam menata keindahan dan ketertiban kota Solo. Dalam hal

kreatifitas Jokowi memang patut di puji oleh masyarakatnya. Banyak

program yang dia jalankan dalam rangka memajukan kota Solo. Salah

satunya adalah program wisata kuliner Gladag Langen Bogan yang

lebih dikenal dengan Galabo. Namun program tersebut belum berjalan

sesuai rencana yang diharapkan karena ada beberapa factor menurut

peneliti yang menjadi permasalahan mengapa hal tersebut kurang

belum berhasil, diantaranya adalah factor manajemen dan

pemeliharaan seperti yang sudah di bahas sebelumnya pada latar

belakang masalah. Oleh karena itu, pedagang Galabo menginginkan

pemerintah segera merespon dan mengatasinya. Karena jika di biarkan

saja akan dapat merugikan pedagang, pembeli dan program pemerintah

akan sia-sia.

Melihat faktor permasalahnya peneliti dapat mengetahui bahwa

permasala=han itu ada 2 macam yaitu dalam segi managemen dan segi

pemeliharaan. Dalam segi managementnya galabo dapat di bedakan

menjadi 3 masalah, yaitu masalah tata ruang, pengelolaan parkir dan

pelayanan. Kendala yang pertama adalah masalah tata ruang, pembeli

merasa kurang nyaman jika sedang musim hujan, oleh karena itu

pengunjung akan berkurang. Padahal pedagang Galabo sudah

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

mempersiapkan jajanan makanannya selengkap mungkin untuk di beli

dan santap para pengunjung, hasilnya pengunjung berkurang

makananpun akan membusuk dan sudah kurang enak untuk di jualkan

ke esokan harinya. Seperti yang di katakan oleh Retno pedagang

Galabo warga sangkrah yang mengatakan bahwa:

“ Wah mba saya itu untung jualannya disini banyak tapiruginya juga banyak. Apalagi kalau musim hujan , kita hanyaberfasilitaskan meja payung dan tikar untuk pembelisedangkan untuk jalanya dari parkiran motor ke tempat kitamereka akan kehujanan. Meja payung itu juga belummenjamin kalau mereka akan menyantap makanan denganaman dari hujan. Alhasil kalau sepi makanan kita tidak lakujadinya sudah tidak enak untuk dimakan. Mau nggak mauharus ganti yang baru.Kalau ganti yang baru harus punyamodal tambahan lagi mba”

(Wawancara, 5 Juni 2012)

Hal tersebut menjadi salah satu factor kendala dari program

Pemerintahan yaitu wisata kuliner Galabo yang ingin memberikan

kenyamanan tempat bagi penjual maupun pengunjung. Untuk

mengetahui lebih detailnya peneliti juga mewawancari pembeli yang

bernama Indri warga Sangkrah Pasar Kliwon mengenai kenyaman

tempat di Galabo.

“ Saya memang suka tempatnya mba sejuk banget langsungkena angin malam, apa lagi bisa makan lesehan di jalan raya.Tapi yang saya kawatirkan kalau turun hujan gimana nasibpara pengunjung ya mba, yang sedang menikmati danmenyantap makanan tiba-tiba karena hujan mereka haruscepat-cepat mencari tempat berteduh dan segeramengamankan makanannya”

(Wawancara, 5 Juni 2012)

Mendengar komentar langsung dari indri memang ada

benarnya. Salah satu kendalanya adalah hujan. Jika hujan turun maka

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

nasib para penjual sangat memprihatinkan karena sepinya pengunjung.

Mungkin para pengunjung lebih memilih untuk menyantap makanan

yang di dalam ruangan (in door) selain aman dari hujan mereka akan

merasa lebih nyaman. Oleh karena itu banyak pengunjung yang

enggan ke wisata kuliner galabo jika cuaca sudah terlihat mendung,

sehingga dampak dari sepinya pengunjung membuat sebagian para

pedagang gulung tikar.

Mengenai masalah tata ruangnya Galabo terbagi menjadi 2

bagian yaitu bagian timur dan barat. Bagian Timur adalah jalan masuk

dari arah Pasar kliwon dan perkampungan sedangkan dari arah barat

akses jalannya dari kota, sehingga kebanyakan pengunjung lebih

banyak masuk dari arah barat. Untuk itu banyaknya para pengunjung

yang datang dari arah barat, menjadikan pengunjung lebih banyak

membeli makanan yang berada di jalur barat, di karenakan jika sampai

ke timur mencari makannya akan menempuh jalan yang cukup

panjang. Oleh sebab itu pengunjung lebih tertarik dengan masalakan

yang ada di sebelah barat. Tidak hanya itu menu makanan yang ada di

sebelah barat menurut peneliti lebih banyak yang tertarik disamping

mudah mencarinya, makanann yang ada di galabo kebanyakan

makanan yang sudah ada dan terkenal di kota Solo. Jadi pengunjung

tidak usah mencari satu-satu cukup mencari tempat dengan nama

dagangannya dengan mudah.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Melihat banyaknya pengunjung dari arah barat, para pedagang

dari arah timurpun terlihat sepi. Hanya ada beberapa pengunjung saja

yang menikmati makanannya dari arah timur. Akibatnya para

pedagang banyak yang gulung tikar, dikarenakan banyak makanan

yang tidak laku. Sehingga para pengunjung yang ingin menikmati

makanan lebih memilih mana penjual yang terlihat laris/laku itulah

yang kelihatan enak. Oleh sebab itu sekarang banyak yang berdatangan

dan masuk dari arah barat. Seperti yang dikatakan oleh saudari dilla

warga Sangkrah Pasar Kliwon, Namun dia kebetulan dia tinggal di

Jakarta, yang kebetulan ada di Solo, dia datang bersama rombongan

keluarganya karena menurut dia baru pertama kalinya di Galabo dia

masuk dari arah timur yang sempat mengeluh mengenai galabo :

“Walah mba saya kan niatnya disini mau makan barengkeluarga karena juga saya pertama kali disini soalnya tinggalsaya di jakarta. Saya pikir jalur ke galabo ada 2 arah dari arahtimur dan barat. Karena lebih deket dari arah Timur saya lewattimur. Lah, kok penjual makanannya kebanyakan di barat. Jadimau nggak mau saya jalan dari timur ke barat. Saya juga kagetkok pedagang di arah timur sudah banyak yang tutup”.

(Wawancara, 5 Juni 2012)

Dari komentar Dilla tersebut berarti ada kendala lain yaitu

penjual yang menjajakan makananya lebih banyak dan lebih laku pada

jalur barat. Dikarenakan lebih dekat jalur dari berbagai penjuru.

Sehingga nasib para pedagang sebelah timur banyak yang gulung

tikar.

Kendala yang ke dua peneliti meneliti dari segi parkirnya.

Dilihat dari parkirnya pun terlihat rapi. Namun kadang kalau

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

pengunjung sedang banyak-banyaknya parkiranya sampai padat dan

membludak ke jalan raya. Menurut peneliti galabo hanya ramai pada

awal-awalnya saja, sekedar masyarakat ingin tau dan mencoba

masakan di Galabo. Setelah itu berkurang dengan sendirinya. Namun

menurut informasi dari para pedagang Galabo pada Sabtu atau biasa

disebut malam minggu lumayan padat pengunjungnya. Seperti yang di

katakana oleh salah satu pedagang yang bernama Ety sebagai berikut :

“ Kalau menurut saya mba banyaknya pengunjung hanya waktutertentu saja. Kalau hari biasa seperti ini pengunjung tidakterlalu banyak kecuali hari sabtu dan minggu. Namun kalaupas di hari liburan itu adalah masa kita mendapatkankeuntungan yang banyak. Soalnya jika waktu liburan banyaksekali dari dalam kota maupun luar kota yang ingin menyantapmakanan di dalam galabo”

(Wawancara, 5 Juni 2012)

Kembali mengenai parkirnya tarif parkir di anggap tinggi oleh

banyak pengunjung. Per motor kendaraan di tarik Rp. 2000,-sedangkan

untuk mobil Rp 4000,-. Tingginya tariff tersebut di karenakan Galabo

menempati area Slamet Ryadi. Menurut peneliti yang pernah mencoba

di sana pada tahun 2008 tarif parkir tesebut sudah berlangsung lama

pada awal peresmian galabo. Menurut peneliti tariff tersebut sangatlah

mahal dan kemungkinan banyaknya para pengunjung yang enggan

kesana di karenakan tarifnya mahal. Oleh sebab itu banyaknya

pengunjung yang semakin berkurang di wisata kuliner Galabo.

Kemungkinan biaya parker yang mahalpun juga menyebabkan masalah

berkurangnya pengunjung di galabo. Seperti yang di katakannya oleh

saudari dewi yang setelah memarkirkan motornya :

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

“ Kalau tarif motor yang mahal memang sudah dari awal mba.Saya pertama kesini itu beberapa minggunya setelah habisdiresmikan. Saya lupa kapan itu tapi memang tariff parkerpada waktu itu tergolong tinggi juga. Padahal kebanyakanpengunjung kan masih muda, sekedar nongkrong atau apalahtapi kalau biayanya segitu termasuk mahal juga pada waktuitu. Tapi sekarang ini kan sudah di tetapkan kalau parker dizona slamet riyadi sekarang segitu yang kita sudah terbiasamba. Mungkin pas awalnya aja agak kaget”

(Wawancara, 5 Juni 2012)

Kendala yang ke tiga adalah masalah pelayananya. Pelayanan

adalah merupakan kunci utama baik buruknya tingkat kepuasan para

pelanggan wisata kuliner Galabo. Maka tingkat kepuasan pelayanan

wisata kuliner galabo Solo harus di tingkatkan dan perlu di tinjau serta

di cermati lagi. Namun dapat di ketahui sekarang ini pelayanan di

galabo memburuk sehingga tingkat kepuasan pengunjung menurun.

Hal tersebut dapat di ketahui karena kondisi galabo sepi pengunjung.

Melihat sepinya pengunjung menjadi permasalahan di galabo dan

menyebabkan kerugian bagi para pedagang. Mereka (pedagang) saling

ingin makanan yang dijualnya laku pada hari itu juga. Melihat keadaan

Galabo yang sepi hanya beberapa saja yang datang, akibatnya jika ada

pengunjung datang maka mereka yang berdagang saling berebut

pembeli. Melihat saling berebutnya pembeli peneliti mewawancarai

salah satu pembeli bernama tisna warga jajar, yang mengatakan :

“ Galabo sekarang berbeda mba dari yang saya tahu padaawalnya. Dulu saya sangat nyaman sekali mereka santun danmembiarkan pengunjung memilih sendiri makanannya.Walaupun harus mondar-mandir untuk membeli makanan daritempat satu ke tempat yang lain, namun saya pribadi merasapuas dan nyaman. Tapi sekarang yang saya lihat merekaseakan berebut untuk menawarkan makanan mereka masing-

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

masing dan justru saya bingung karena saya merasa nggaknyaman dalam keadaan tersebut”

(Wawancara, 5 Juni 2012)

Hal tersebut direspon juga oleh Ibu Prapti Bagian TU UPTD

Kawasan Kuliner yang mengatakan :

“ Sebenarnya para pedagang sudah di terapkan mengenaiperaturan berdagang di Galabo mba. Bagaimana cara merekamemberikan pelayanan dan juga mengenai macam makanangalabo yang tidak diperbolehkan sama jenis makanan merekadan per selter di buat jenis makanan yang berbeda. Dari awalsudah di beri penjelasan juga mba, kami juga tidak tahu koktau-tau itu cara berjualannya seperti itu. Kami juga sangatmenyayangkan sekali kalau akhirnya pengunjung galabosemakin sepi pengunjung. Mungkin juga hal tersebut menjadifactor menurunya pengunjung”

(Wawancara, 6 November 2012)

Melihat dari komentar tersebut peneliti menilai bahwa kualitas

pelayanan yang buruk menyebabkan menurunya pengunjung dan respon

masyarakat. Karena di nilai sikap dari pedagang yang seperti itu setengah

memaksa. Bahkan menurut peneliti, banyaknya pedagang yang berebut

menawari seorang pengunjung tidak sedikit yang tidak mampu mengelak

tawaran. Hal tersebut memang di rasa kurang nyaman bagi para

pengunjung penikmat makanan di Galabo. Menurut peneliti, rata-rata

setiap pedagang memiliki rekan atau karyawan yang bertugas mencegat

setiap pengunjung yang lewat dan aksi tersebut terjadi terutama ketika

masih petang atau pengunjung masih sepi. Biasanya mereka mendekati

calon pembeli lalu dengan cepatnya mereka langsung membrondong

pengunjung dengan sekian menu, di tempat duduknya hingga pada tikar

yang sedang di duduki pengunjung. Diketahui bahwa tidak sedikitnya

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

pengunjung galabo yang menjadi tersudut akibat jumlah pedagang yang

saling berebutan.

Sedangkan dalam Segi Pemeliharaan, menurut peneliti terdiri dari

2 permasalahan yaitu dalam masalah fasilitas di Galabo dan Kebersihan di

Galabo. Dalam permasalahan fasilitas di galabo cendurung lebih buruk

dikarenakan lokasi yang di gunakan oleh galabo sebelumnya menjadi

tempat berdagangnya para pkl beteng. Para pkl beteng menggunakan selter

tersebut pada waktu pagi hingga sore hari, sedangkan para pedagang

galabo menggunakan selter tersebut pada malam harinya. Padahal fasilitas

yang di berikan pkl beteng sama dengan yang di berikan oleh galabo. Para

pkl beteng menggunakan fasilitas yang sama tempat, gerobak dan fasilitas

air yang digunakan. Sehingga dapat dikatakan pengguna fasilitas yang di

berikan oleh pemerintah di gunakan secara bergantian. Oleh sebab itu

selter yang digunakan secara tidak bertahan lama. Seperti halnya kran pada

wastafel di selter tersebut sudah tidak berfungsi lagi dan sebagian krannya

hilang. Beberapa gerobag juga sudah mulai rusak dan beberapa lampu

penerangan putus Akibatnya sebagian pedagang memberikan wadah

cucian di setiap masing-masing pembeli. Seperti yang di kemukakan oleh

Ety salah satu pedagang yang berada di Galabo :

“ Sudah beberapa tahun ini mba wisata kuliner ini berjalan.Menurut saya banyak fasilitas dan infrastruktur pendukungkawasan wisata malam itu pun sudah mulai rusak. Parapedagang mengeluhkan sanitasi air yang sering mengeluarkanbau busuk. Selin itu, sejumlah kran bersih dan wastafel untukcuci tangan pun sebagian besar rusak, bahkan ada yang hilang.Dan menurut saya ada beberapa gerobak rusak dan kuranglebih 30 lampu penerang putus dan kran air hilang atau rusak

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

serta wastafel hilang. Saya juga ikut prihatin mengenaimasalah tersebut”

(Wawancara, 5 Juni 2012)

Sedangkan menurut ibu prapti Bagian TU UPTD Kawasan Kuliner

mengatakan bahwa :

“ Sangat di sayangkan ya mba banyaknya fasilitas yangdiberikan oleh pemerintah kota solo tidak dimanfaatkan sebaikmungkin. Maka dari itu pihak kami akan segera mengatasi haltersebut agar citra dari galabo sendiri akan membaik”

(Wawancara, 6 November 2012)

Selanjutnya dalam masalah kebersihan. Kebersihan suatu tempat

apa lagi tempat wisata kuliner menjadi penunjang kenyamanan para

pengunjung. Dalam selter galabo tidak di gunakan sendiri karena pada

pagi hari hingga siang hari di gunakan oleh para pkl beteng. Menerut

peneliti pkl beteng terlihat padat sekali dan tidak beraturan. Beraneka

penjual makanan ada disana. Oleh karena itu galabo mendapatkan tempat

setelah pkl beteng. Kemungkinan juga bagian selter para pedagang galabo

mendapat sisa-sisa kotoran sampah dari sebelumnya. Namun pihak

pemerintah sudah memberikan petugas kebersihan sendiri untuk

kebersihan seluruh selter tersebut. Seperti yang di kemukakan oleh ibu

prapti :

“ Dari pemerintah sudah menyediakan petugas kebersihansendiri mbak, karena kan sebelum di pakai oleh para pedaganggalabo selter-selter tersebut juga di pakai oleh para pkl betengpada sebelumnya jadi mungkin untuk masalah kebersihansudah teratasi”

(Wawancara, 6 November 2012)

Melihat komentar yang diberikan oleh ibu prapti memang ada

benarnya. Kesimpulanya sudah adanya petugas kebersihan maka

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

lingkungan di selter-selter dan jalanan yang di gunakan untuk para

pengunjung makan sudah bersih dan rapi. Menurut peneliti kadang dari

pihak kebersihan sendiri mungkin kewalahan karena saking banyaknya

selter dan panjangnya jalan dari barat ke timur membuat kerjaanya kurang

maksimal. Akibat mungkin ada beberapa kotoran terlewat dan terlihat jelas

di sana dan sebagian pengunjung merasa kurang nyaman.

2. Indikator Pertanggungjawaban Publik Desperindag terhadap

Pedagang Kaki Lima Galabo (Gladag Langen Bogan) di Surakarta

Gladag Langen Bogan (Galabo) Disamping untuk memberikan

tempat rekreasi, tempat tersebut memberikan hiburan dengan menjajakan

makanan khas solo. Dengan hal tersebut maka para PKL yang menjajakan

makanan tersebut terlihat rapi dan teratur. Pihak yang bertanggungjawab

penuh adalah Dinas Desperindag yang dekelola oleh UPTD Wisata

Kuliner Surakarta. Birokrasi pemerintahan dalam melaksanakan kegiatan

ini harus tanggungjawab dengan manajemen pengelolaan Galabo. Kinerja

yang dilakukan Pemkot Surakarta dalam menangani Galabo ini bukan

merupakan sebatas penanganan konflik yang sifatnya sementara yang

mampu memunculkan konflik lagi di kemudian hari. Indikator yang

digunakan dalam mengukur pertanggungjawaban Dinas Desperindag

Surakarta dalam menangani ini adalah Responsivitas, keadilan,

responbilitas, akuntabilitas, kualitas pelayanan, Deskresi. Dari ke enam

indicator tersebut dapat menjadi tolak ukur untuk menilai kinerja Dinas

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Desperindag dalam tanggungjawabnya menangani masalah manajemen

pengeloalaan di Galabo Surakarta.

Pada penelitian ini pertanggungjawaban digunakan dasar

pembahasan menurut Sudarmo (2011 : 124 - 145) yang telah dipaparkan

pada BAB II, terdapat enam indicator yang digunakan apakah birokrasi

public telah memenuhi tanggungjawabnya kepada public, diantaranya

responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas, kualitas pelayanan,

Keadilan dan Diskresi. Dalam penelitian ini digunakan 6 Indikator

pertanggungjawaban birokrasi yang dikemukkan oleh Sudarmo sebagai

dasar pembahasan diantaranya :

1. Responsivitas

Responsivitas yaitu kemampuan untuk menanggapi aspirasi /

kebutuhan public. Kebijakan public yang dihasilkan oleh pemerintah,

harus mampu mengakomodasikan kepentingan, kebutuhan, dan

aspirasi public sehingga sasaran kebijakan public (masyarakat negara)

dapat tercapai. Terkait dengan pembentukan Galabo, pemerintah

memiliki inisiatif terbentuknya UPTD Kawasan Kuliner ini tujuannya

untuk menfokuskan menfasilitasi pedagang kaki lima khususnya

kuliner, sebagai bentuk peran pemerintah dalam mengayomi PKL,

sehingga mereka dapat berjualan dapat keuntungan, sehingga dapat

menghidupi diri sendiri, keluarga sehingga tidak membebani

pemerintah, masyarakat maupun dikembalikan lagi tidak membebani

keluarga.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Dari hasil wawancara dengan Kepala UPTD Kawasan Kuliner

(Drs. Agus Siswuryanto) sebagai berikut :

“Pertama peran pemerintah, dalam perencanaan jangka pendek,terbentuknya UPTD Kawasan Kuliner ini tujuannya untukmenfokuskan menfasilitasi pedagang kaki lima khususnyakuliner merupakan tugas pemerintah, menfasilitasi dalambentuk bagaimanana yaitu bagaimana mengayomi PKLsehingga PKL dalam mencari uang, mencari nafkah itumendapatkan ketenangan merupakan tugas pemerintah,sehingga jika PKL berjualan di suatu tempat mereka merasaterayomi sehingga mereka terayomi, sehingga mereka dapatberjualan dapat keuntungan, sehingga dapat menghidupi dirisendiri, keluarga sehingga tidak membebani pemerintah,masyarakat maupun dikembalikan lagi tidak membebanikeluarga.”

(Wawancara, 22 November 2012)

Namun dapat di lihat dari tanggapan salah satu pedagang

Galabo yang bernama pak wawan, sebagai berikut :

“Kalau menurut saya ya mba 80 % pemerintah sudahmenanggapi kebutuhan para pedagang, artinya tidak semuaberdasarkan kompensasi setiap pedagang punya kepentinganmasing-masing. Kalo semua terakomodasi juga tidak mungkin.Tidak mungkinya dalam arti macam-macam istilahnya setiappedagang punya keinginan sendiri-sendiri dalam penggunaangerobak dalam hal fasilitas, penempatan dan sebgainya. Semuapunpunya kepentingan sendiri-sendiri dan itu tidak bisa setiapkepentingan di satukan dan itu pasti ada perbenturannya”.(Wawancara, 19 Januari 2013)

Dengan hasil wawancara tersebut diatas, dapat dijelakan bahwa

pemerintah memiliki inisiatif terbentuknya UPTD Kawasan Kuliner ini

tujuannya untuk menfokuskan menfasilitasi pedagang kaki lima

khususnya kuliner, sebagai bentuk peran pemerintah dalam

mengayomi PKL, sehingga mereka dapat berjualan dapat keuntungan,

sehingga dapat menghidupi diri sendiri, keluarga sehingga tidak

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

membebani pemerintah, masyarakat maupun dikembalikan lagi tidak

membebani keluarga. Namun dapat di lihat dari komentar pedagang

tersebut bahwa tidak semua kebutuhan para pedagang terpenuhi oleh

Pemerintah, karena setiap pedagang mempunyai kebutuhan sendiri-

sendiri dalam berdagang. Apalagi kalau urusan masing-masing

disamakan maka akan terjadi perbedaan pendapat antara pedagang.

Secara singkat dapat di artikan bahwa responsivitas juga dapat

diartikan sebagai kemampuan untuk menyediakan apa yang menjadi

tuntutan seluruh rakyat di suatu negara. Dalam hal ini responsivitas

merupakan cara yang efisien dalam memanage atau mengatur urusan

baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah atau lokal dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat, karenanya baik pemerintah

pusat maupun daerah dikatakan responsif terhadap kebutuhan

masyarakat apabila kebutuhan masyarakat tadi diidentifikasi oleh para

pembuat kebijakan dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki,

secara tepat dan dapat menjawab apa yang menjadi kepentingan

publik.

Dari pernyataan diatas, digunakan untuk melihat kemampuan

pemerintah (Disperindag) untuk menyediakan tuntutan warga Galabo

dapat diungkapkan seperti diungkapkan oleh Kepala UPTD Kawasan

Kuliner (Drs. Agus Siswuryanto) sebagai berikut :

“Karena Disperindag merupakan UPTD Kawasan Kuliner,khususnya untuk Disperindag, kita menyediakan tempatkemudian memberikan rasa aman, nyaman, kepada merekadengan cara dibuatkan tempat yang nyaman, aman, dan

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

representative sehingga menarik pengunjung, intinya untukmembina pedagang kawasan kuliner inilah tugas UPTD, cara-cara pembinaan khususnya untuk UPTD.”(Wawancara, 22 November 2012)

Tahap perencanaan memang sudah di rencanakan dengan baik.

Namun hasil dari pelaksanaan perencanaan tersebut dapat di ketahui

dengan merasakan di lapangannya. Faktanya belum semua fasilitas

yang di berikan oleh pemerintah dapat di gunakan dengan baik. Seperti

halnya pendapat dari salah satu pedagang Galabo yang bernama pak

Wawan, sebagai berikut :

“Kemampuan memberikan fasilitas dalam pengelolaan Galabo,dalam hal tersebut belum terpenuhi, tetap ada kurangnyaseperti halnya kursi, meja, wastafel sliding yang kurangstandar tidak sesuai dengan rancangan awal”

(Wawancara, 19 Januari 2013)

Dari pernyataan diatas dapat di sederhanakan bahwa

kemampuan pemerintah (Disperindag) untuk menyediakan tuntutan

warga Galabo, Disperindag menugaskan UPTD Kawasan Kuliner,

untuk menyediakan tempat kemudian memberikan rasa aman, nyaman,

kepada mereka dengan cara dibuatkan tempat yang nyaman, aman, dan

representative sehingga menarik pengunjung, intinya untuk membina

pedagang kawasan kuliner. Namun pada faktanya sekarang pemerintah

belum memberikan fasilitas yang merata sehingga kebutuhan para

pedagang belum terpenuhi semuanya.

Birokrasi publik dapat dikatakan bertanggungjawab jika

mereka dinilai mempunyai responsivitas atau daya tanggap yang tinggi

terhadap apa yang menjadi permasalahan, kebutuhan, keluhan dan

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

aspirasi masyarakat yang diwakilinya. Mereka cepat memahami apa

yang mnjadi tuntutan publik dan berusaha semaksimal mungkin

memenuhinya.

Hasil wawancara dapat diketahui bahwa bentuk tanggungjawab

pemerintah dinilai mempunyai responsivitas atau daya tanggap yang

tinggi terhadap apa yang menjadi permasalahan, kebutuhan, keluhan

dan aspirasi anggota Galabo. Hal ini diungkapkan oleh Kepala UPTD

Kawasan Kuliner (Drs. Agus Siswuryanto) sebagai berikut :

“Cara-cara pembinaan khususnya untuk UPTD Kawasan Kulineradalah menu, men, money, market, setelah 4 icon itu barubranding, yang utama nanti yang lainnya mengekor adalah menbagaimana membangun perilaku pedagang, bagaimana caramenyajikan kepada konsumen kepada calon pembeli sehinggamereka yakin dan mantab bahwa mereka yakin bahwa yangmereka beli, bersih, enak, halal dan penyajiannya, bagaimanaberpenampilan bahwa penampilannya dapat enak ditonton,seragam untuk tahun 2013. Man yang kedua setelah tadi menuadalah penampilan adalah kedepan harus bersifat uniform yaitupakai seragam, pake celemek, tidak boleh pake baju pakaiancangklek, tidak boleh celana pendek baik siang sedangkan untukPKL siang belum dikelola masih di bawah DPP sehingga jikaada comment di Koran, dikala belum pegang SK saya lebih baikdiam tetapi akan berusaha mengandeng DPP (Dinas PengelolaanPasar) untuk berembuk. kemudian money kedepan, dikala sudahditata dengan baik maka dikala pedagang laris, tetapi modalkurang apa yang diperbuat sebagai Kepala UPTD, semua akandi fasilitasi dengan hutang misalnya pedagang mie ayam denganmodal 100 ribu tetapi minta modal 1 juta kan tidak balance,maka semua akan menjalin dengan permodal seperti bank,UPTD juga membangun jalinan permodalan yang berkompetenseperti pihak bank dengan mengelolaan manejemen yang baik.UPTD juga membina pedagang tentang permodalan bagipedagang. Market, kita pasarkan kita fasilitasi dengan caramengadakan kegiatan, even-even dengan mengandeng EO,setelah marketnya semua sudah tercover sehingga menjadibranding sehingga PKL Galabo terkenal teratur, kebersihan,murah, enak, dan lain-lain. Market, kita pasarkan kita fasilitasidengan cara mengadakan kegiatan, even-even dengan

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

mengandeng EO, setelah marketnya semua sudah tercoversehingga menjadi branding sehingga PKL Galabo terkenalteratur, kebersihan, murah, enak, dan lain-lain.”(Wawancara, 22 November 2012)

Pendapat lain dari salah satu pedagang yang bernama Noviyang mengatakan mengenai pemenuhan kebutuhan masyarakat yang diberikan oleh pihak UPTD Kawasan Kuliner, sebagai berikut :

“ Kalau mengenai kenyamanan para pedagang, kami sudahmerasa cukup nyaman dengan tempat yang baru ini mba.Namun yang menjadi permasalahan disini ialah bagaimanamemberikan kepercayaan kembali kepada para pengunjungagar mereka mau berkunjung ke Galabo ini. Memang kamisudah di berikan pengarahan mengenai cara kita berperilakudengan para pembeli jadi kami bisa mengerti sedikit demisedikit. Namun kita juga harus bisa bersabar mba soalnya kanpengunjung yang dulu taunya Galabo yang sepi. Ya kitatunggu waktunya aja mba..”

(Wawancara, 19 Januari 2013)

Dari pernyataan tersebut diatas dapat disederhanakan bahwa

Cara-cara pembinaan yang dilakukan oleh UPTD Kawasan Kuliner

dengan menu, men, money, dan market, setelah 4 icon tersebut akan

membentuk branding. Men pertama adalah membangun perilaku

pedagang, cara menyajikan, meyakinkan pembeli bahwa mereka beli,

bersih, enak, halal dan penyajiannya, berpenampilan enak ditonton.

man kedua adalah penampilan bersifat uniform yaitu pakai seragam,

pake celemek, tidak boleh pake baju pakaian cangklek, tidak boleh

celana pendek baik siang sedangkan untuk PKL siang. Man ketiga

money, terkait dengan permodalan dengan menjalin perbankan dengan

cara proporsional misalnya pedangan mie ayam dengan modal 100 ribu

tetapi minta modal 1 juta kan tidak balance. Man keempat adalah

Market, dengan cara mengadakan kegiatan, even-even dengan

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

mengandeng EO, sehingga menjadi branding seperti PKL Galabo

terkenal teratur, kebersihan, murah, enak, dan lain-lain.

Berbagai permasalahan yang ditimbulkan, tidak mudah

membangun kepercayaan para pengunjung lagi, jadi mereka harus bisa

memberikan kenyamanan para pengunjung agar mereka merasa

tertarik kembali dengan pesona yang di berikan Galabo dan juga

mereka dapat menangkap masalah yang dihadapi oleh publik dan

berusaha untuk mencari jalan keluar atau solusi yang baik. Disamping

itu juga mereka tidak suka menunda-nunda waktu dan memperpanjang

jalur pelayanan atau mengutamakan prosedur tetapi mengabaikan

substansi yang ada.

Hasil wawancara dapat diketahui bahwa pemerintah memiliki

kemampuan mengenali kebutuhan dan aspirasi dari anggota Galabo.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala UPTD Kawasan Kuliner (Drs. Agus

Siswuryanto) sebagai berikut :

“Sebenarnya menjamurnya PKL dari yang liar kemudian ditata,itu juga kesalahan pemerintah karena dibiarkan kurangpenertipan tetapi karena terlanjur banyak maka harus ditata.Tugas saya adalah membina, Keterkaitan dengan SDM tadiperilaku yang penting wis kowe dodolan di sana, menunya jugaterserah, mainset seseorang diubah nanti, mengubah mainsetseseorang harus perlahan-lahan, perilaku pedagang harus diubahmisalnya pakaian, penyajian, penampilan, pengunjung datingkita harus berbuat apa atau pelayanan, pelayanan baik, menuenak, Bagaimana memfasilitasi pedagang kemudian dapatmenjaga materi seperti wastafel, gerobak, kursi, meja, dan lain-lain, harus dijaga dengan baik sehingga pedagang harusdipertanggungjawabkan sehingga awet sehingga harus menjagamaintenan milik pemerintah.Tugas selajutnya UPTD selanjutnyayaitu dengan mengandeng instansi lain terkait seperti Satol PP,Polisi lalu lintas, dinas perhubungan, Polisi Lalu Lintas

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

mengatur arus, memberikan tindakan jika perlu tindakanmisalnya parkir sembarangan menganggu, mengatur lalu lintaskerjasama Dishub berkerjasama dengan Polisi lalu lintasmengatur perparkiran, untuk Satpol PP mengatur tentanggelandangan, pengamen, dan pengemis agar tidak ada di situ. Inisemua merupakan rencana pengaturan PKL untuk siang hariuntuk yang malam sudah tertata rapi, karena mainset udahtertata rapi dan berjalan dengan baik.”

(Wawancara, 22 November 2012)

Hal tersebut di ketahui bahwa masih banyak permasalahan yang

ditimbulkan oleh para PKL. Semakin banyaknya PKL yang menjamur,

semakin pula dampak permasalahan tersebut di rasakan oleh

masyarakat. Oleh karena itu semakin banyaknya para pedagang di

Galabo maka semakin banyak pula permasalah yang di timbulkan

disana. Namun hal tersebut Pemerintah tidak tinggal diam, dengan

berbagai cara pemerintah merencanakan penertiban-penertiban khusus

sehingga terlihat tertata rapi. Adapun pendapat dari salah satu

pedagang Galabo yang bernama pak wawan, sebagai berikut :

“Sebetulnya sudah sering diadakan pertemuan yang diadakansetiap bulanya yang diadakan setiap bulannya. Pertemuan itusesuai tanggal peresmian Galabo dan forum itu membahaspermasalahan yang ada di Galabo biasanya pertemuan itu antarapengurus Paguyuban dengan bagian pengelolaan Disperindagyaitu UPTD Kawasan Kuliner artinya kalau permasalahnpedagang sudah di tampung dulu oleh ketua paguyubanbiasanya menyampaikan permasalahn tersebut ketika bertemudengan pihak pengelola, tapi tidak bisa serta merta ituterselesaikan karena permasalahnya begitu kompleks dan rumitmisalkan yang pernah terjadi disini tentang penempatan,kebersihan, fasilitas yang di berikan oleh pedagang dan lain-lainwalaupun sudah ada fasilitasnya penempatannya sudah bariutapi masih ada permasalahan di sana – sini tapi yang jelasgalabo saat ini menurut saya penataannya pengelolaanya sudah

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

lebih bagus dari yang dulu, walaupun belum bisa memenuhisesuai perminttaan para pedagang”.

(Wawancara, 19 Januari 2013)

Dari pernyataan diatas dapat disederhanakan bahwa sebenarnya

menjamurnya PKL merupakan kesalahan dari pemerintah, tugas

pemerintah dalam hal ini UPTD Kawasan Kuliner adalah membina.

Pembinaan tersebut dengan cara diadakan pertemuan bagi para

pedagang dan pengurus Galabo. Namun biasanya jika ada masalah,

masalah tersebut ditampung oleh ketua paguyuban selanjutnya di

bicarakan pada pertemuan bersama pedagang.Namun biasanya tidak

secara langsung maslah tersebut selesai pasti ada tahap-tahap

penyelesaianya. Selanjutnya dalam pembinaan di Galabo biasanya

dalam keterkaitan dengan SDM tadi perilaku pedagang yang

terpenting, sedangkan untuk mengubah mengubah mainset seseorang

harus perlahan-lahan. Selanjutnya pemerintah mengubah penampilan,

pelayanan, pemberian fasilitas, dan menyediakan faslitas selanjutnya

mengandeng pihak Bank untuk penyediaan modal kerja bagi pedagang.

Dengan demikian ukuran yang digunakan dalam indikator

responsivitas organisasi, meliputi: kemampuan mengenali kebutuhan

dan aspirasi masyarakat, khususnya pengguna layanan; dan daya

tanggap serta kemampuan organisasi mengembangkan program-

program pelayanan sesuai kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang

dilayaninya.

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Dari hasil wawancara tentang daya tanggap serta kemampuan

organisasi mengembangkan program-program pelayanan sesuai

kebutuhan dan aspirasi anggota Galabo diungkapkan Kepala UPTD

Kawasan Kuliner (Drs. Agus Siswuryanto) sebagai berikut :

“Melakukan pembinaan dan pemantauan, petugas chekermelakukan pantauan pendapatan pedagang di Galabo tiap hari,ada omzet, ada cheker, sejauh mada pendapatannya,pengunjungnya, untuk selama ini omzst baik. Yangdikeluhkan pedagang dikala hujan omzet kecil, untuk tahun2013 maka akan dilakukan sladding maju sehingga tidakkehujanan. Pada selanjutnya PKL siang dan malam akandilakukan perlakukan sama.”

(Wawancara, 22 November 2012)

Dalam hal pembinaan dan pemantauan yang di berikan oleh

UPTD Kawasan Kuliner memang benar. Hal tersebut berfungsi untuk

menilai kinerja para pedagang, misalnya dalam memberikan pelayanan

yang baik terhadap pembelinya. Adapun komentar dari salah satu

pedagang Galabo yang bernama Pak Wawan, sebagai berikut :

” Pada waktu dulu beberapa sudah dilakukan oleh pemerintah.Dalam hal ini seperti team Disperindag secara tersembunyimelihat model pelayanan di Galabo ini, tapi juga yang namanyaorang banyak yang punya berbagai macam latar belakang tapiada juga yang sudah punya brand yang bagus ketika belummenjadi pedagang Galabo yang bisa menjaga kredibilitas.Namun ada juga yang baru-baru aja merintis usaha, ada yangmemang Cuma ikut-ikutan. Jadi dengan berbagai latarbelakangitu terkadang ada pengunjung atau mungkin ada survey daripihak yang berwenang pas ada tempat yang bagus layananyaada juga yang ngepasi di pelayanan yang kurang bagus tetapihal tersebut selalu di bina dengan baik”(Wawancara, 19 Januari 2013)

Hasil wawancara tersebut dapat diartikan bahwa wujud daya

tanggap pemerintah dalam hal ini UPTD dengan melakukan

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

pembinaan dan pemantauan yang dilakukan petugas cheker dengan

tugas pokok melakukan pantauan pendapatan pedagang di Galabo tiap

hari, sejauh mada pendapatannya, banyak pengunjung, bagaimana

mengenai pelayanannya, komunikasi dengan para pengunjung dan

lain-lain, semua sudah di pantau oleh petugas UPTD Kawasan Kuliner.

Sedangkan keluhan para pedagang dikala hujan omzet kecil, untuk

mengantisipasi tahun 2013 maka akan dilakukan sladding maju

sehingga tidak kehujanan, dan untuk membangun prinsip keadilan

PKL siang dan malam akan dilakukan perlakukan sama.

2) Keadilan

Pemenuhan rasa keadilan bagi warga Negara adalah bukan

persoalan mudah mengingat banyak nilai, kriteria dan pendekatan yang

selalu tidak sejalan satu sama lain sehingga untuk mendapatkan

keadilan yang universal sulit untuk diwujudkan. Keadilan itu

merupakan ukuran yang harus di berikan untuk mencapai

keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan

bersama. Oleh karena itu, rasa keadilan di dalam para pedagang

Galabo, yang menginginkan di berikan fasilitas dan porsi yang merata

harus segera di atasi agar tidak terjadi perselesihan antara pedagang

satu dengan pedagang yang lain. Sehingga dalam hal tersebut para

pedagang akan merasa seimbang karena porsi yang di berikan

Pemerintah semua sama dan rata. Keadilan dalam suatu lingkup

perdagangan yang di kelola oleh pemerintah sangatlah penting agar

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

tidak terjadi kesenjangan para pedagang karena merasa yang satu di

prioritaskan dan yang satu biasa saja.

Mendistribusikan penyediaan layanan public sebagai tindak

lanjut sebuah kebijakan mengembangkan Galabo dapat dikemukan

oleh Kepala UPTD (Drs. Agus Siswuryanto) sebagai berikut :

“Maksud pelayanan public itu pelayanan pedagang, Semuapelayanan pedagang, cukup air dan listrik, even-even yangmenarik untuk PKL siang dan malam diperlakukan sama,misalnya penempatan orang aneh/badut di buatkantempat/pangung, rencanannya akan dibuatkan tempat ataupanggung yang tidak rentan terhadap cuaca atau pengunjung.”(Wawancara, 22 November 2012)

Pendapat lain di jelaskan oleh salah satu pedagang bernama

Pak Wawan yang mengemukakan mengenai pengembangan Galabo,

sebagai berikut :

“Selama ini yang dilakukan dengan beberapa event kota yangdilaksanakan di Galabo kemudian yang sudah-sudah melaluimedia masa termasuk pemberitaan-pemberitaan di Koran itujuga secara tak sadar juga menjadi ajang promosi juga, tapisecara khusus belum liputan di TV Nasional tetapi mungkinTV local seperti TATV sudah melipunya tetapi frekuensinyamungkin yang jarang. Malah dulu awalan bagus sekalipromosinya sudah sampai ke TV Nasional.(Wawancara, 19 Januari 2013)

Pernyataan diatas dapat diartikan mendistribusikan penyediaan

layanan public sebagai tindak lanjut sebuah kebijakan

mengembangkan Galabo, pelayanan public ditujukan oleh pelayanan

pedagang di Galabo, misalnya dengan pelayanan pedagang, cukup air

dan listrik, even-even yang menarik untuk PKL siang dan malam

diperlakukan sama, misalnya penempatan orang aneh/badut di buatkan

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

tempat/pangung, sedangkan rencana selanjutnya akan dibuatkan

tempat atau panggung yang tidak rentan terhadap cuaca atau

pengunjung. Namun hal lain dapat diketahui dari para pedagang karena

mungkin promosi Galabo tidak seperti dulu. Oleh karena itu

banyaknya pengunjung juga tidak seperti waktu pertama kalinya.

Mungkin dengan promosi bertambah di TV Nasional maka dengan

mudah orang-orang tahu tempat wisata kuliner di Solo.

Selanjutnya pada penilaian keadilan individu dapat diketahui

misalnya mengenai kesetaraan terhadap fasilitas yang di gunakan laki-

laki dan perempuan harus sama dan juga sarana dan fasilitas yang

diberikan agar terawat dengan baik. Hal tersebut berkenan dengan

alokasi-alokasi sumber daya milik institusi public (bisa berupa barang,

jasa, kemanfaatan), bagi sekelompok warga Negara dengan

kepentingan tertentu atau klaim-klaim yang didasarkan pada tuntutan

atau permintaan para pemohon untuk mendapatkan kesetaraan.

Dari hasil wawancara dengan resonden dapat diketahui cara

mengalokasikan sumber daya milik institusi public yang ada di Galabo

sehingga dapat mencerminkan keadilan bagi semua pedagang di

ungkapkan oleh Kepala UPTD Kawasan Kuliner (Drs. Agus

Siswuryanto) sebagai berikut :

“Intinya musyawarah bersama, biaya yang timbul yang tidakdi back up pemerintah, kita musyaarahkan kita akomudir,dimusyawarahkan, sehingga Dikala yang tidak diback uppemerintah, merasa tenang, nyaman dan tenteram. Sedangkanyang tidak difasilitasi pemerintah dilakukan pertemuan jika diGalabo dilakukan di Galabo, sedangkan PKL belum pernah.

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Biasanya kami menggunakan even berdirinya, Galaboberdirinya tanggal 14 April jadi setiap tanggal 14 digunakanuntuk rapat rutin 2 bulan sekali. Kita tidak memiliki misinegativ, orang yang memiliki del-del tertentu tidak beranimenghadapi masyarakat nanti diprotes tetapi kita tidakmemiliki maksud tertentu, kita niatnya menata, kita sebagaiperpanjangan pemerintah, jika terjadi perbedaan kitaberbicara, duduk bersama, berbicara seperti kita harusmemakai skedul, kapan kita berbicara, menata semua harusada timingnya.”(Wawancara, 22 November 2012)

Pendapat lain dari salah satu pedagang Galabo yang

bernama Tutik yang mengatakan :

“Yang namanya keadilan itu relative sekali kadang adapedagang yang merasa adil karena mereka sudah enak sudahmerasa di berikan istilahnya di berikan fasilitas di berikanfasilitas yang menurut dia sudah mencukupi tapi ada jugabeberapa yang merasa belum di berikan fasilitas yang samadan penangan tempat yang belum. Misalnya ada yang diberikan kursi sandaran dan yang tidak pakai sandaran sepertihalnya di sini dan dari situ menjadikan kesenjangan bagibeberapa para pedagang”(Wawancara, 19 Januari 2013)

Penyataan diatas dapat disederhanakan bahwa cara

mengalokasikan sumber daya milik institusi public yang ada di Galabo

sehingga menurut Kepala UPTD Kawasan Kuliner dapat

mencerminkan keadilan bagi semua pedagang, Intinya musyawarah

bersama, biaya yang timbul yang tidak di back up pemerintah

dilakukan musyawarah antar pedagang diakumudir oleh UPTD

Kawasan Kuliner sehingga dikala yang tidak diback up pemerintah,

merasa tenang, nyaman dan tenteram. Sedangkan kegiatan yang tidak

difasilitasi pemerintah dilakukan kesepatakan bersama. Untuk

pertemuan rutin dilakukan tanggal 14 April setiap 2 bulan sekali

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

dengan seluruh anggota Galabo. Namun hal lain dapat di ketahui dari

pedagang bahwa memang belum merata. Adanya pedagang yang

merasa sudah adil karena ada pedagang yang sudah enak dengan

fasilitas yang di berikan. Misalkan penempatan shelternya ada di

sebelah barat maka dari iru mereka tidak merasakan di shelter bagian

timur yang berbeda jauh pengunjungnya dari sebelah barat. Hal

tersebut juga membuat pedagang disebelah Timur merasa kurang

diperhatikan.

Menurut Kepala UPTD Kawasan Kuliner (Drs. Agus

Siswuryanto), yang menjadi kendala distribusi penyediaan layanan

public di Galabo sebagai berikut :

“Secara prinsip tidak ada kendala yang berarti, pedagang yangsepi masih nekat berdagang, untuk bagian timur karenabanyak yang yang tidak memiliki skill yang mumpuni untukmengelola PKL. Perkembangan PKL semakin besar dari awalCuma 15 orang untuk sekarang 45 orang saat pembangunanselesai sekitar 57 orang full penuh. Untuk iuran yang 15 ributidak ada keluhan karena merupakan hasil keputusan bersama.Untuk keluhan pedagang adalah biasa karena factor perilakupedagang (manusia) yang selalu mengeluh bagaimanapunkeadaannya karena mainset manusia. Sebagai pemimpin ituibarat laut yang menerima keadaan sesuai keadaan apapunbaik atau buruk. Dikala kita membina dan mengatur tidak adamisi pribadi kiatnya positi, kita punya mainset, skill, karenatidak ada masalah karena ini bidang saya ini bidang saya, sayamampu, apa mintamu, apa keperluanmu, apa masalahmu,tidak ada masalah yang tak ada yang tidak bisa dipecahkan,tidak ada masalah yang buntu.”

(Wawancara, 22 November 2012)

Pernyataan lain yang di berikan oleh salah satu pedagang

Galabo yang bernama pak wawan mengatakan lain bahwa di dalam

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

pelaksanaan Galabo setiap harinya masih ada banyak sekali kendala

yang timbulkan, pernyataan tersebut sebagai berikut :

“Katakanlah begini, fasilitas yang mestinya hujan bisa di pakaitapi pembeli tidak bisa pakai. Tempat duduk yang kurangnyaman, ada juga seperti halnya fasilitas lain seperti toiletyang kurang nyaman karena wanita dan pria jadi satu, Musoladisana juga tidak ada wastafel juga banyak yang rusak. Yamungkin untuk pengelolaannya dalam pembenahan di dalamdulu perlu waktu dan proses yang cukup lama sehingga untukdistribusi keluarnya akhir-akhir ini juga terhambat. Kan, harusmemenuhi kedalam dulu sebelum nanti kita distribusikankeluar. Ketika itu di dalam sudah benar-benar mapan baru didistribusikan keluar lebih lancer. Kalau di dalamnya masihpembenahan terus, dari pihak Disperindag yang belumselesei”.

(Wawancara, 19 Januari 2013)

Pernyataan diatas diartikan bahwa Secara prinsip masih banyak

kendala-kendala yang timbul di Galabo Untuk keluhan pedagang

menurut Kepala UPTD Kuliner adalah biasa karena factor perilaku

pedagang (manusia) yang selalu mengeluh bagaimanapun keadaannya

karena mainset manusia. Sedangkan pihak UPTD akan bersikap

professional karena memiliki kemampuan untuk mencarikan solusi

yang tepat apa yang dikeluhkan pedagang. Namun pada kenyataanya

memang banyak fasilitas yang diberikan masih kurang dalam

perencanaan awalnya. Seperti halnya kursi yang diberikan berbeda-

beda, sudah memakai shliding tapi para pembeli tetap saja kehujanan,

ukuran shliding tidak sesuai yang direncanakan pada awalnya , toilet

yang kurang pantas di pakai karena pria wanita menjadi satu dll.

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

3) Responsibilitas

Responbilitas merupakan pelaksanaan kegiatan organisasi

public yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang

benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi baik yang implicit atau

yang eksplisit. Responbilitas dapat di nilai dari analisis terhadap

dokumen dan laporan kegiatan organisasi.

Dari hasil wawancara dengan Kepala UPTD (Drs. Agus

Siswuryanto), pelaksanaan kegiatan organisasi/manajemen di Galabo

public berjalan sesuai dengan dengan prinsip-prinsip administrasi yang

benar atau sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan. Menurut

kepala UPTD Kawasan Kuliner (Drs. Agus Siswuryanto) sebagai

berikut :

“Kita dari awal UPTD, kita sudah memiliki Tupoksi yaitumenawarkan meningkatkan pelayanan public, kalau di UPTDmeningkatkan PKL dalam rangka meningkatkan ekonomikerakyatan. Apa yang diinginkan masyarakat diberikan,pemantauan rutin tiap hari, pencatatan kejadian (mulai cheker: berapa penghasilannya, omzetnya, ada kejadian apa, jumlahpengunjung, keluhan, ) sehingga kita tahu persis.”(Wawancara, 22 November 2012)

Adapun Komentar dari salah satu pedagang yang bernama

Tutik, sebagai berikut :

“Kalau dari dulu di pegang dari UPTD Kuliner artinya iturembukan pemerintah yang sudah di percaya, mestinya dalamsegi administrasi, penataan dan kebijakan lebih di percaya daripada yang belum dari instansi pemerintah saya kira sudahmapan dari yang dulu”(Wawancara, 19 Januari 2013)

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Secara prinsip pernyataan diatas diartikan UPTD memiliki

Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) yaitu menawarkan meningkatkan

pelayanan public, untuk meningkatkan PKL dalam rangka

meningkatkan ekonomi kerakyatan.

Administrator public dikatan responsible jika pelakunya

memiliki standar profesionalisme dan kompetensi tekhnis yang tinggi.

Untuk bisa menilai terhadap apa yang menjadi sikap, perilaku dan

sepak terjang para administrator public harus memiliki standar

penilaian sendiri yang sifatnya administrative atau teknis, dan bukan

politis. Oleh karena itu responbilitas juga sering disebut dengan “

subjective responbility atau admninistrative responbility.

Sedangkan standar penilaian yang digunakan di Galabo oleh

pemerintah, diungkapkan oleh Kepala UPTD Kawasan Kuliner (Drs.

Agus Siswuryanto) sebagai berikut :

“Ya ada standar, di kala ada peningkatan pendapatan berartiada peningkatan ekonomi kemakmuran untuk kerakyatan,standarnya adalah banyak pengunjung, banyak omzet, adagalabo yang dibiayai dengan tinggi 5 milyar kalau tidak adapengunjung kan sayang. Peningkatan pendapatan itu ituukuran / indicator peningkatan pendapatan Daerah (PAD).Ilustrasinya, Pengunjung dari Surabaya atau dari Jakartamelakukan belanja atau maka maka akan meningkatkanpengunjung, secara makro yaitu kontribusi secara menyuluruhseperti parkir, pembelian barang, dan lain-lain sehinggadiperoleh pendapatan daerah meningkat secara tidaklangsung.”(Wawancara, 22 November 2012)

Dapat diketahui dari komentar salah satu pedagang Galabo

yang bernama pak wawan, sebagai berikut :

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

“Standar pelayanan tersebut selalu di kejar yak arena tidaksedikit juga pedagang itu lolos dari yang sebelumnya. Belumpernah punya usaha yang sebelumnya mencaoba-coba kalauyang sudah buka usaha dalam pelayanan ke konsumennya itulebih enak jadi ketika ada beberapa pedagang yang mungkinnotabennya belum punya usaha sebelumnya belum punyastandar pelayanan dalam hal itu dan itu perlu secaraberkesinambungan untuk di bina misalnya dalam halpenyajian dan pelayanan kepada konsumen dan prose situharus selalu di pantau tapi yang saya amati selama iniperbedaannya sudah cukup drastic dan pembinaan itu dariUPTD Kuliner.

(Wawancara, 19 Januari 2013)

Dari pernyataan diatas dapat diartikan bahwa standar

standarnya adalah banyak pengunjung, banyak omzet, peningkatan

pendapatan itu itu ukuran / indicator peningkatan pendapatan Daerah

(PAD). Meningkatkan pengunjung, secara makro yaitu kontribusi

secara menyuluruh seperti parkir, pembelian barang, dan lain-lain

sehingga diperoleh pendapatan daerah meningkat secara tidak

langsung. Namun dari cara berdagang mungkin perlu pembinaan lagi

oleh pemerintah karena masih banyak sekali pedagang yang belum

mengerti cara berdagang, cara berjualan dan cara memberikan

pelayanan kepada pedagang. Hal tersebut tugas nya pemerintah untuk

memberikan pembinaan lagi.

Responbilitas berkenaan pula dengan proses dari penetapan

tujuan sampai dengan pencapaian tujuan yang merupakan kinerja dari

sebuah organisasi dan bagaimanakah suatu organisasi melaksanakan

peraturan yang telah ada dan di buat mengenai prosedur pelayananya.

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Sedangkan prosedur pelayanan organisasi di Galabo

melaksanakan peraturan yang telah disepakati bersama diungkapkan

oleh Kepala UPTD Kawasan Kuliner (Drs. Agus Siswuryanto)

sebagai berikut :

“Karena sudah ada peraturan maka harus mengikuti peraturan,tidak boleh menawarkan menu, prosedur pelayanan bolehgrudug-grudug. Sejak adanya UPTD semua itu tidak adakarena kita semua tahu bahwa kemauan pengunjung jadisemua yang tidak sesuai harus dipangkas.”(Wawancara, 22 November 2012)

Pendapat lain yang di kemukakan oleh salah satu pengunjung

yang bernama Andi mengenai pelayanan yang di berikan oleh para

pedagang Galabo :

“ Ya yang saya tau mengenai pelayanan para pedagang Galabopada waktu itu sangat mengecewakan mba, karena denganberebut an pembeli kami sebagai pembeli makanana menjadikurang nyaman pengennya santai eh malah jadikemrungsung. Ya kalo sudah ada peraturan untuk parapedagang demi kenyaman pembeli saya sangat setuju mbakarena kami juga ingin mendapatkan kenyamanan bisamakan dengan santai sesuai yang saya harapkan”(Wawancara, 5 Juni 2012)

Hasil wawancara tersebut dapat diartikan bahwa prosedur

pelayanan organisasi di Gasebo, jika sudah ada aturan maka semua

harus mengikuti peraturan yang ada atau kesepakatan bersama yang

telah ditentukan oleh pedagang, misalnya tidak boleh menawarkan

menu, prosedur pelayanan boleh grudug-grudug.

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

4) Akuntabilitas

Accountability yang berarti pertanggunganjawab atau keadaan

untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta

pertanggunganjawaban. Akuntabilitas (accountability) yaitu

berfungsinya seluruh komponen penggerak jalannya kegiatan

perusahaan, sesuai tugas dan kewenangannya masing-masing.

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari

individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola

sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk

dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggung jawabannya.

Bentuk kewajiban-kewajiban dari individu-individu anggota

Galabo dan penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-

sumber daya public di Galabo dapat diketahui dari hasil wawancara

dengan Kepala UPTD Kawasan Kuliner (Drs. Agus Siswuryanto)

sebagai berikut :

“Membayar iuran yang telah disepakati bersama, sehinggadapat digunakan untuk merawat fasilitas-fasilitas yang ada,sehingga ada kontribusi pada pemerintah secara tidaklangsung, tapi itu dikembalikan pada pedagang, 15 ribu ituuntuk membayar listrik, air, perawatan peralatan, gerobak,kebersihan dan lain-lain. Kalau restribusi yang digunakan diGalabo perda 9 tahun 2012 adalah RPKD (RestribusiPemakaian kekayan Daerah) ketentuan perluasan meter, permeter 200 rupiah.”

(Wawancara, 22 November 2012)

Adapun komentar dari salah satu pedagang bernama Tutik

mengenai pengelolaan Galabo, sebagai berikut :

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

“Kalau selama ini sudah cukup baik ya ada beberapa petugasyang bertanggungjawab dengan tugasnya. Adanya petugas dariUPTD Kuliner memantau terus setiap harinya demi kelancarandagangan kami. Di panatu bagaimana kita memberikanpelayanan kepada pembeli dan berkomunikasi dengan pembelidll.”(Wawancara, 19 Januari 2013)

Pernyataan diatas dapat diartikan bahwa bentuk kewajiban-

kewajiban dari individu-individu anggota Galabo adalah Membayar

iuran yang telah disepakati bersama, sehingga dapat digunakan untuk

merawat fasilitas-fasilitas yang ada, sehingga ada kontribusi pada

pemerintah secara tidak langsung, tapi itu dikembalikan pada

pedagang, 15 ribu itu untuk membayar listrik, air, perawatan peralatan,

gerobak, kebersihan dan lain-lain. Sedangkan Pemerintah

mendapatkan restribusi RPKD sesuai dengan Perda 9 tahun 2012

adalah RPKD (Restribusi Pemakaian kekayan Daerah) ketentuan

perluasan meter, per meter 200 rupiah.

Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen untuk kegiatan

kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik

dan menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat. Aspek

yang terkandung dalam pengertian akuntabilitas adalah bahwa publik

mempunyai hak untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil

oleh pihak yang mereka beri kepercayaan. Akuntabilitas akan tumbuh

subur pada lingkungan yang mengutamakan keterbukaan sebagai

landasan penting dan dalam suasana yang transparan dan demokrasi

serta kebebasan dalam mengemukakan pendapat. Sedangkan cara

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat bagi

pemeritah di Galabo disampakan oleh Kepala UPTD Kawasan Kuliner

(Drs. Agus Siswuryanto) sebagai berikut :

“Semua di sampaikan terbuka kepada pemerintah, tujuangalabo ini, perdanya terbuka, peraturan bagi pengelola galaboini. Seperti peraturan yang telah disepakati bersama.”

(Wawancara, 22 November 2012)

Hasil wawancara diatas dapat diartikan bahwa cara

menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat bagi

pemerintah di Galabo, semua dilakukan dengan terbuka, dari tujuan,

perdanya, peraturan bagi pengelola dan lain-lain.

5) Kualitas Pelayanan

Pelayanan Publik adalah kewajiban birokrasi. Pelayanan

kepentingan public berarti menempatkan orientasi tugas aparat

birokrasi pada terselenggaranya pelayanan yang baik kepada

masyarakat pengguna jasa birokrasi pemerintah, sedangkan partisipasi

masyarakat tercipta manakala tersedianya ruang public yang signifikan

bagi saluran partisipasi masyarakat, adanya ruang public bagi setiap

kebijakan.

Menurut Kepala UPTD Kawasan Kuliner (Drs. Agus

Siswuryanto), dalam penempatan aparat birokrasi pada

terselenggaranya pelayanan yang baik kepada masyarakat pengguna

jasa birokrasi pemerintah di Galabo sebagai berikut :

“Menggunakan keterpengawasan tadi seperti mengandenginstansi lain terkait seperti checker, ada Satpol PP, Polisi lalulintas, dinas perhubungan, Polisi Lalu Lintas mengatur arus,

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

memberikan tindakan jika perlu tindakan misalnya parkirsembarangan menganggu, mengatur lalu lintas kerjasamaDishub berkerjasama dengan Polisi lalu lintas mengaturperparkiran, untuk Satpol PP mengatur tentang gelandangan,pengamen, dan pengemis.”

(Wawancara, 22 November 2012)

Pernyataan dapat diartikan bahwa penempatan aparat

birokrasi pada terselenggaranya pelayanan yang baik kepada

masyarakat dengan menggunakan keterpengawasan seperti

mengandeng instansi lain terkait seperti checker, ada Satpol PP, Polisi

lalu lintas, dinas perhubungan, Polisi Lalu Lintas.

Ruang public sebagaimana dimaksud akan menentukan

kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan birokrasi.

Kepuasan merupakan tingkat perasaan setelah membandingkan kinerja

dengan harapan. Apabila masyarakat tidak di beri kesempatan untuk

melihat kinerja dan melakukan penilaian terhadap kinerja tersebut,

maka sejak awal masyarakat sudah tidak mendapat kepuasan tersebut.

Bentuk partisipasi anggota Galabo tercipta manakala

tersedianya ruang public yang signifikan bagi saluran partisipasi

masyarakat diungkapkan oleh Kepala UPTD Kawasan Kuliner (Drs.

Agus Siswuryanto) sebagai berikut :

“Dengan iuran 15 ribu karena kesepakatan bersama, untukmerawat memperbaiki kualitas dan fasilitas di Galabo.Misalnya pembangunan Toilet putri/putra yangbaik/represintatif seperti bandara kamar mandi kering,Panggung promosi, kebersihan, ini adalah wujud peran daripemerintah, untuk menaikkan branding dari Galabo sehinggadana yang dikeluarkan oleh pemerintah yang besar itubermanfaat bagi masyarakat.”

(Wawancara, 22 November 2012)

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Dari hasil wawancara dapat disederhanakan bentuk

partisipasi anggota Gasebo adalah Dengan iuran 15 ribu karena

kesepakatan bersama, untuk merawat memperbaiki kualitas dan

fasilitas di Galabo. wujud peran dari pemerintah, untuk menaikkan

branding dari Galabo sehingga dana yang dikeluarkan oleh pemerintah

yang besar itu bermanfaat bagi masyarakat.

6) Diskresi

Diskresi adalah kebijakan dari pejabat negara dari pusat

sampai daerah yang intinya memberikan keleluasaan kepada pejabat

publik melakukan sebuah kebijakan atau tindakan untuk kepentingan

bersama.

Diskresi muncul karena adanya tujuan kehidupan bernegara

yang harus dicapai, tujuan bernegara dari faham negara kesejahteraan

adalah untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai

tujuan bernegara tersebut maka pemerintah berkewajiaban

memperhatikan dan memaksimalkan upaya keamanan sosial dalam arti

seluas-luasnya. Hal tersebut mengakibatkan pemerintah harus aktif

berperan mencampuri kehidupan sosial-ekonomi masyarakat (public

service) yang mengakibatkan administrasi negara tidak boleh menolak

untuk mengambil keputusan.

Menurut Kepala UPTD Kawasan Kuliner (Drs. Agus

Siswuryanto), pemerintah secara aktif berperan mencampuri kehidupan

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

sosial-ekonomi masyarakat (public service) di Galabo diungkapkan

dalam pernyataan sebagai berikut :

“Kita mendengarkan apa yang dimaui oleh masyarakat demiterciptanya masyarakat yang sejahtera, bisa menghidupidirinya sendiri, mengurangi beban keluarga, pemerintahsehingga tidak menjadi beban pemerintah. Intinya kitakomunikasikan setiap langkah-langkah itu. Contoh kita tidakperlu PKMS karena udah cukup mampu, mengurangi bebanpemerintah/masyarakat.”(Wawancara, 22 November 2012)

Seperti yang di ungkapkan salah satu pedagang Galabo yang

bernama Pak Wawan, sebagai berikut :

“Peran pemerintah dalam hal ini lebih banyak ke pembinaanmulai dari penataan, fariasi menu kemudian pelayanan.Sebenarnya itu semua adalah pendidikan yang baik untukpara pedagang dan untuk kelangsungan usaha itu pun kalaumereka para pedagang menyadari sebenarnya konsep dari pakjoko widodo pada waktu itu adalah tempat wisata kulineryang sebenarnya ada yang datang di Solo yang mencarimakanan khas di Solo yang terdapat di Galabo,kemudian adateam survey khusus yang melakukan Pengamatan,Pedagangkuliner apa saja yang di pilih ,dan menjadi Brand atauMakanan Khas Solo”

(Wawancara, 19 Januari 2013)

Pernyataan ini dapat diartikan bahwa pemerintah secara aktif

berperan mencampuri kehidupan sosial-ekonomi masyarakat (public

service) di Galabo dengan mendengarkan apa yang dimaui oleh

masyarakat demi terciptanya masyarakat yang sejahtera dengan

indicator bisa menghidupi dirinya sendiri, mengurangi beban keluarga,

dan tidak menjadi beban pemerintah.

Kebebasan tersebut akan dapat menimbulkan masalah karena

menyimpangi asas legalitas dalam arti sifat ”pengecualian” oleh karena

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

itu hal tersebut berpeluang lebih besar untuk menimbulkan kerugian

kepada warga masyarakat. Oleh karena itu terhadap diskresi perlu

ditetapkan adanya batas toleransi. Batasan toleransi dari diskresi yaitu

adanya kebebasan atau keleluasaan administrasi negara untuk

bertindak atas inisiatif sendiri; untuk menyelesaikan persoalan-

persoalan yang mendesak yang belum ada aturannya untuk itu; tidak

boleh mengakibatkan kerugian kepada masyarakat, harus dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum dan juga secara moral.

Menurut Kepala UPTD Kawasan Kuliner (Drs. Agus

Siswuryanto), pelaksanaan pelayanan publik di Galabo memberikan

keleluasaan kepada pejabat public dalam melakukan peraturan

pemerintah diungkapkan dalam pernyataan sebagai berikut :

“Masyarakat kita sadarkan, bertentangan denganmenyelaraskan dengan institusi terkait, beri penyegaran,fasilitas pemerintah ini dari rakyat untuk rakyat, rakyat harusdiatur, maka pemerintah membuat aturan supaya aturan itujelas, tujuannya terjadi sinergi dengan masyarakat, dikala adaperaturan harus ditegakkan jika belum ada aturan perlumusyawarah, perlu di fasilitasi, konsultasi, koordinasi,evaluasi.”(Wawancara, 22 November 2012)

Komentar lain dari pak wawan salah satu pedagang di Galabo,

yang mengatakan :

“Artinya ada sosialisasi jika itu untuk kepenyingan bersama,saya kira pedagang bisa menerima ,seperti itu harus denganpendekatan khusus ada pembinaan yang terus menerus danberkesinambungan pasti akan jadi lebih baik,tidak harus iniharus itu yang terpenting Synergi (kesepahaman),antarapedagang Dan Pemerintah dalam hal ini UPTD kuliner”.(Wawancara, 19 Januari 2013)

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Dari pernyataan diatas dapat diartikan bahwa pelaksanaan

pelayanan publik di Galabo harus bertentangan dengan peraturan

pemerintah maka masyarakat disadarkan, jika bertentangan dengan

menyelaraskan dengan institusi terkait, pemerintah membuat aturan

dengan jelas, peraturan harus ditegakkan jika belum ada aturan perlu

musyawarah, sehingga tercipta sinergi dengan masyarakat.

3. Tindakan yang dilakukan oleh pihak Disperindag

Mengenai dari beberapa permasalahan yang ada pada wisata

kuliner Gladag Langen Bogan atau biasa di singkat Galabo peneliti

mencari informasi di UPTD Kawasan Kuliner Disperindag Surakarta

segera untuk mengetahui tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi

permasalahan tersebut. Tindakan-tindakan tersebut sebagaimana adalah

bentuk tanggungjawab pihak Disperindag terhadap program wisata kuliner

yang sebagai satu-satunya icon wisata kuliner di Solo. Setelah peneliti

mendapatkan beberapa informasi terkait dengan Galabo, menurut peneliti

langkah yang di gunakan oleh pihak Disperindag adalah :

1). Strategi memberikan pengarahan terhadap para pedagang.

Para pedagang di Galabo di beri pengarahan terlebih dahulu

sebelum pemerintah bertindak untuk memperbaiki Galabo. Hal

tersebut membuat para pedagang galabo mengerti bahwa pemerintah

tidak tinggal diam dalam mengatasi permasalahan Galabo. Sebenarnya

pihak Disperindag sudah mengetahui memang ada beberapa masalah

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

yang menyangkut galabo seperti yang di katakana oleh Drs. Agus

Siswuryanto Kepala UPTD Kawasan Kuliner Disperindag Solo :

“Sebenarnya pihak kami sudah mengetahuinya jika adapermasalahan-permasalahan yang timbul di Galabo. Wong yanamanya program pemerintah baru pertama kalinya pasti nggaklangsung mulus. Pasti ada permasalahan yang di timbulkan, nahini fungsinya pemerintah tidak hanya tinggal diam setelahmembuat program terus tidak memantau keadaan mereka. Kamiselalu memantau keadaan di Galabo namun kan tidak semudahmembalikan telapak tangan semua butuh proses jika inginmemperbaiki suatu program yang sudah berjalan. Namun kamijuga butuh pengertianya untuk para pedagang agar lebih bersabarlagi”

(Wawancara, 22 November 2012)

Pendapat lain dari saudara andit pengunjung Galabo yang

menanggapi permasalahan yang ada di Galabo, sebagai berikut :

” Kalau menurut saya sih ada benernya ya yang namanya programpemerintahan yang baru pasti tidak selalu berjalan dengan muluspasti ada permasalahan yang timbul dengan ini pasti pihak yangbertanggungjawab akan belajar dari sebelumnya dan saya percayanantinya Galabo akan menjadi lebih baik lagi”

(Wawancara, 13 Januari 2013)

Melihat komentar dari Kepala UPTD Kuliner dan pengunjung

Galabo tersebut, bahwa memang benar sutu program pelaksanaanya

tidak mudah. Memang butuh proses yang sangat panjang. Namun

melihat prosesnya pihak Disperindag juga memberikan pengarahan

dan pengertian terhadap mereka. Bahwa Pemerintah tidak tinggal diam

dan akan merevitalisasi tempat Selter di Galabo. Pengerjaan Galabo

tidak hanya dari pemerintah saja namun para pedagang pkl dan galabo

diminta untuk supaya mengerti dan membantu pelaksanaannya, agar

selter di Galabo segera di perbaiki. Oleh karena itu para pedagang PKL

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

dan galabo diminta untuk mau dipindahkan ke lokasi darurat untuk

sementara waktu sampai batas penyelesaian selter yang baru. Lokasi

darurat yang disediakan oleh Pemerintah adalah lokasi area parker bis

atau mobil di samping Galabo itu sendiri. Adapaun kondisi tempat

darurat semantara pada gambar dibawah ini:

Gambar IV.4

Tempat Sementara Galabo

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Melihat keadaan tempat tersebut sangat memperhatinkan bagi

para pedagang , namun itu demi kebaikan dan nasib para pedagang

juga. Tapi dengan lokasi darurat ini tidak sedikit yang mengeluh

dengan keadaan ini, hampir semuanya mengeluhkan mengenai tempat

sementara ini, kebanyakan mengeluhkan tempatnya terlalu banyak

debunya, dan para pedagang merasa kurang nyaman dengan keadaan

tersebut. Sehingga para pedagang kebanyakan untuk memilih menutup

dagangannya saja. Seperti yang di ungkapkan oleh saudari Diah salah

satu pedagang di Galabo :

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

“ Bagaimana mau laku mba kalau tempatnya seperti ini, mungkinpara pembeli nggak mau kalau tempatnya banyak debunya.Kalau saya dagangan tetep saya buka mba soalnya ini adalahsatu-satunya mata pencaharian kita”(Wawancara, 3 November 2012)

Ungkapan yang sama dari salah satu pedagang yang bernama Novi

yang mengatakan :

“ Kalau dulu waktu di tempat darurat kami sangat bingung mba.mau dibuka atau tidak dagangan kami. Masalahnya daganganhanya berkurang sedikit selanjutnya dagangan kami selalu busuk,saya jadi rugi mba. Padahal dengan berjualan di galabo inilahmasukan pendapatan saya sekarang ini”(Wawancara, 13 Januari 2013)

Menurut peneliti dapat disimpulkan memang sangat

memprihatinkan tempat itu hampir semua tidak membuka

dagangannya pada siang harinya mungkin hanya sekitar 10 dagangan

saja yang di buka. Sebagian besar mereka hanya mengandalkan

lakunya makanan dari para penumpang bis pariwisata di pagi hari

sampai dengan sore hari. Berbeda dengan keadaan malam harinya,

lebih banyak dengan siangnya sekitar lebih dari sepuluh dagangan

masih di buka disana. Walaupun tidak semua mereka tetap membuka

dagangannya. Namun Kepala UPTD Kawasan Kuliner Agus

Siswuryanto menegaskan bahwa :

“ Jika kondisi pasar darurat berdebu, tolong di pahami, sebablokasi pasar darurat berada di tanah kosong di sisi selatan BankDanamon, yang biasa di gunakan oleh parker bus atau mobil parawisatawan. Dipasar darurat kan sifatnya sementara. Setelahrevitalisasi Galabo finish pedagang akan kembali ke lokasi asalmereka dengan suasana tempat dan fasilitas yang lebih nyaman”(Wawancara, 22 November 2012)

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Dengan pindahnya lokasi darurat para pedagang tersebut tetap

di kenakan biaya retribusi setiap harinya. Menurut Ibu Prapti biaya

yang harus di keluarkan oleh para pedagang adalah sebagai berikut :

Tabel VI.2

Beban tiap pedagang perbulan

No Pengeluaran Nomonal/hari Perbulan

1 Retribusi Rp. 15.000,- Rp. 450.000,-

2 Uang Listrik Rp 500,- Rp. 15.000,-

3 Uang Kebersihan Rp. 10.000,-

4 PPN Rp.53.000,-

Jumlah Rp. 528.000,-

(Wawancara, 6 November 2012 )

Tingginya pengeluaran yang di bebankan para pedagang,

sangat dirasa terlalu berat. Dikarenakan pemasukan sudah berkurang

namun retribusi yang di bebankan para pedagang tetap sama

2). Revitalisasi Selter pedagang Galabo.

Selter para pedagang di kawasan kuliner Gladag Langen

Bogan (Galabo), di jalan Mayor Sunaryo pada saat ini sudah mulai di

bongkar terkait dengan program revitalisasi kawasan tersebut.

Pembokaran shelter dalam rangka revitalisasi kawasan kuliner tidak

mengganggu kegiatan para pedagang karena sudah di jelaskan bahwa

pihak pemerintah tidak tinggal diam dan bertanggung jawab demi

kelancaran semua para pedagang di pindah sementara di sisi utara

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

galabo. Program dari pemerintahanpun di buat sebaik mungkin

Pedagang akan menempati pasar darurat sampai pembangunan galabo

kelar Desember 2012 mendatang. Kepala UPTD Kuliner Agus

Siswuryanto menjelaskan, selama di pasar darurat, pedagang yang

berjualan dan malam akan menggunakan gerobak yang sama :

“Biasanya pedagang siang dan malam pakai gerobak sendiri-sendiri. Tetapi selama di pasar daarurat, semntara ya pakaigerobak yang sama. Hal tersebut dikarenakan akan mempermudahdalam penataanya.”

(Wawancara, 22 November 2012)

Selanjutnya rencana pemerintah dalam revitalisasi dilakukan

pada tanggal 5 September 2012. Galabo akan di perbaiki sesuai dengan

yang di harapkan dan akan selesai pada bulan Desember sesuai yang di

janjikan. Redesain pembangunan Gladag Langen Bogan (Solo), di

pastikan selesai pada bulan Desember. Pusat kuliner malam tersebut

akan di lengkapi dengan penutup atau kanopi pada bagian atasnya. Hal

tersebut juga di kemukakan oleh Kepala UPTD Kuliner Disperindag

Surakarta :

“ Dalam desain yang sudah di buat tidak dilengkapi denganpenutup atau kanopi pada bagian atasanya. Padahal desain galabodi harapkan bisa di lengkapi dengan fasilitas tersebut demimembuat pedagang dan pengunjung merasa nyaman khususnyapada waktu musim hujan. Jadi kemungkinan akan di buattambahan kanopi untuk kenyamanan semuanya. Terkaitpenambahan penutup atau kanopi tersebut juga sudah mendapatpersetujuan Walikota Solo pada waktu itu”

(Wawancara, 22 November 2012)

Pendapat lain di kemukakan oleh salah satu pengunjung Galabobernama Andit yang merespon mengenai desain Galabo, sebagai berikut :

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

“ Kalo mengenai desain Galabo yang saya baca di koran spertinyaterjadi kekeliruan di pemasangan sliding yang manual harus ditarik atau di geser dengan kayu padahal pemerintah memintasliding di buat secara otomatis jadi memudahkan para pedagang”(Wawancara,13 Januari 2013 )

Kesimpulan yang dapat di ambil dari komentar diatas adalah

bahwa proses revitalisasi tidak mudah. Harus memerlukan rencana

program yang sesuai dan di setujui oleh semua kalangan terkait dengan

revitalisasi galabo. Tidak hanya pada rencana program saja anggaran

yang di keluarkan juga tidak sedikit. Total anggaran yang tersedia

sebesar Rp 2,281 miliar . Jika terjadi kekeliruan yang tidak sesuai yang

di harapkan maka pihak yang bertanggungjawab akan segera

mengubahnya. Walaupun menggunakan dana baru lagi untuk

membiayai perbaikan sliding tersebut. Adapun rencana pembangunan

Galabo desain nya sebagai berikut :

Gambar IV. 5

Desain New Galabo

Sumber : http://regional.kabar24.com/2012/soloraya/solo/desain-baru-galabo-disetujui-dprd-194882

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Dalam desain tersebut, dipastikan semua selter pedagang dan

kursi pengunjung akan dilengkapi atap berupa kanopi yang dipasang

dengan sistem sliding atau geser manual. Lebar kanopi tersebut 5

meter dengan ketinggian 3 meter. Pembahasan rencana perombakan

total pusat kuliner malam itu sempat berlangsung alot. Salah satunya

karena Pemkot berencana memasang dua unit parasol (payung

berukuran besar-red) dengan ketinggian 10 meter dan lebar sekitar 12

meter, di antara 57 selter pedagang di kawasan.

3). Memperbaiki Manajemen Galabo,

Memperbaiki Manajemen Galabo yaitu dengan menyatukan

manajemen di Galabo hal ini dilakukan agar memberikan kemudahan

birokrasi dan pertanggungjawaban pada pihak-pihak yang

berkepentingan di Galabo misalnya pedagang, pemerintah, pembeli,

dan lain-lain. Pada manajemen sebelumnya, Galabo hanya menanggani

Pedagang malam hari dengan penangganan oleh Disperindag.

Selanjutnya penangganan PKL siang dikelola oleh Dinas Pengelolaan

Pasar. Pada manajemen yang baru PKL Siang dan malam dikelola oleh

Disperindag.

Dengan pengelolaan satu atap tersebut diharapkan pelayanan di

Galabo baik pada siang maupun malam hari tetap sama sehingga

image yang ada di masyarakat tetap baik dan memudahkan dalam

pengelolaan Galabo. Dengan pengelolaan satu manajemen ini

diharapkan kualitas pelayanan PKL di Galabo tetap meningkat dalam

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

pendapatan, kualitas pelayanan pada konsumen, fasilitas dan lain-lain.

Pelayanan satu manajemen ini memudahkan fungsi kontrol terhadap

PKL dan pengunaan sarana-prasarana di Galabo. Dengan satu

manajemen ini menjadikan tidak ada ruang bagi pengelola untuk saling

menyalahkan, perasaan tidak senang, iri dan perbedaan dalam

pengelolaan PKL di Galabo.

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pertanggungjawaban Galabo

belum maksimal, ada beberapa yang masih kurang dan perlu di perbaiki lagi.

Pihak yang bertanggungjawab dalam permasalahan Galabo (Gladag Langen

Bogan) adalah Disperindag (Dinas Perdagangan dan perindustrian). indikator

yang digunakan dalam mengukur pertanggungjawaban Disperindag Surakarta

dalam menangani ini adalah Responsivitas, keadilan, responbilitas,

akuntabilitas, kualitas pelayanan, dan Deskresi. Dari ke enam indicator

tersebut dapat menjadi tolak ukur untuk menilai tanggungjawab Dinas

Desperindag dalam menangani masalah manajemen pengelolaan di Galabo

Surakarta. Dilihat dari beberapa Indikator bahwa dalam indicator

Responsivitas belum sepenuhnya teratasi di karenakan masih ada beberapa

fasilitas yang belum merata, sliding yang tidak sesuai dengan yang diharapkan

dll. Karena pada saat ini lebih terfokuskan pada shelter bagian Barat, oleh

karena itu nasib shelter bagian Timur sepi pengunjungnya. Hal tersebut belum

teratasi oleh Pemerintah. Selanjutnya dalam indicator Keadilan juga kurang

seperti halnya banyaknya pemberian fasilitas yang berbeda-beda itu membuat

rasa kesenjangan terhadap para pedagang, misalnya kursi yang bebeda,

penataan tempat yang lebih ramai di bagian barat sehingga nasip pedagang

bagian timur kurang peminatnya. Indikator Responbilitas dapat dilihat daari

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

prosedur pelayanan organisasi di Galabo, misalnya tidak boleh menawarkan

menu, prosedur pelayanan boleh grudug-grudug, namun yang masih tidak di

taati dalam mengenakan pakaian yang seharusnya seragam memakai sepati

dan tidak diperbolehkan memakai celana pendek.. Indikator akuntabilitas

dapat diimplementasikan kedalam cara menyampaikannya secara transparan

kepada masyarakat bagi pemerintah di Galabo dengan cara di beri pembinaan.

dengan terbuka, dari tujuan, perdanya, peraturan bagi pengelola dan lain-lain.

Indikator kualitas pelayanan dilihat pada partisipasi anggota Galabo adalah

Dengan iuran Rp15000,-karena kesepakatan bersama, untuk merawat

memperbaiki kualitas dan fasilitas di Galabo, wujud peran dari pemerintah,

untuk menaikkan branding dari Galabo agar para pengunjung merasa nyaman

di Galabo. Namun Indikator dekresi pelaksanaan pelayanan publik di Galabo

memberikan keleluasaan kepada pejabat publik untuk melakukan kebijakan.

Sedangkan indikator keadilan sebagian masih perlu diperbaiki terutama

terjadinya kesenjangan antara Kawasan Galabo dengan PKL Siang hari,

kesenjangan antara pedagang satu dengan pedagang yang lain meskipun

menempati kawasan yang relatif sama.

Implementasi program-program UPTD Kawasan Kuliner dan

Disperindag sebagai bentuk solusi permasalahan di Galabo adalah a) Strategi

memberikan pengarahan terhadap para pedagang; b) Merevitalisasi bangunan

selter di Galabo; c) Memperbaiki management Galabo.

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

B. Saran

Dari hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut :

1. Bagi UPTD Kawasan Kuliner

a. Implementasi program UPTD Kawasan Kuliner seperti halnya,

pembayaran retribusi daerah yang sebagian di gunakan untuk

perbaikan fasilitas di Galabo dilakukan dengan transparansi agar para

pedagang mengetahui dan merasakan hasil dari program pemerintahan

tersebut.

b. Pendekatan khusus yang di lakukan oleh UPTD Kawasan Kuliner

dengan mengadakan pertemuan secara musyawarah setiap bulannya

atau disaat ada permasalahan yang timbul untuk meningkatkan kualitas

pedagang. Caranya dengan melibatkan PKL dalam pembuatan

kebijakan yang mengatur PKL, menampung dan menginventarisasi

sekaligus menindaklanjuti seluruh keluhan.

c. Terkait dengan revitalisasi Galabo, rencana program disesuaikan dan

disetujui oleh semua kalangan terkait. Program revitalisasi yang

dilakukan oleh pemerintah seharusnya dilakukan sesuai dengan yang

direncanakan dan keputusan pada awalnya, sehingga dapat bermanfaat

secara maksimal bagi pedagang serta tidak mengecewakan para

pedagang.

2. Bagi Pedagang

a. Pedagang harus ikut mendukung program UPTD Kawasan Kuliner

seperti halnya pembayaran retribusi daerah yang lancar agar semua

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id .../Pertanggung... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTANGGUNGJAWABAN BIROKRASI DISPERINDAG (DINAS PERINDUSTRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

berjalan dengan baik, Pedagang juga di wajibkan mengikuti pertemuan

setiap bulannya agar jika ada permasalahan dapat terselesaikan dengan

baik.

b. Pedagang harus melakukan perawatan terhadap fasilitas-fasilitas yang

ada di Galabo sehingga fasilitas itu dapat digunakan dalam jangka

waktu yang lama.

c. Pedagang di wajibkan juga mematuhi peraturan yang sudah di sepakati

bersama seperti halnya peraturan dalam memberikan pelayanan,

menjaga kebersihan, menggunakan pakaian yang sudah di tetapkan dll,

agar pedagang Galabo terlihat tertib sehingga para pengunjung Galabo

merasa nyaman