perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id peningkatan ...menggunakan model pembelajaran kooperatif...

108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR STRUKTUR PADA PESERTA DIDIK KELAS V MIN MULUR SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI OLEH: RATIH WULANDARI K7107010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: others

Post on 29-Aug-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE KEPALA BERNOMOR STRUKTUR

PADA PESERTA DIDIK KELAS V

MIN MULUR SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN

2010/2011

SKRIPSI

OLEH:

RATIH WULANDARI

K7107010

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA

BERNOMOR STRUKTUR PADA PESERTA DIDIK KELAS V

MIN MULUR SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Progran Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

OLEH:

RATIH WULANDARI

K 7107010

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS

DESKRIPSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

KEPALA BERNOMOR STRUKTUR PADA PESERTA DIDIK KELAS V

MIN MULUR SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

NAMA : RATIH WULANDARI

NIM : K7107010

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari : Selasa

Tanggal : 26 April 2011

Persetujuan Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. A Dakir, M. Pd Dra. Mg. Dwijiastuti, M.Pd

NIP. 19491106 197603 1 001 NIP. 19500712 197903 2 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS

DESKRIPSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

KEPALA BERNOMOR STRUKTUR PADA PESERTA DIDIK KELAS V

MIN MULUR SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

NAMA : RATIH WULANDARI

NIM : K7107010

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Senin

Tanggal : 9 Mei 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sukarno, M. Pd …………………

Sekretaris : Drs. Kartono, M. Pd …………………

Anggota I : Drs. A. Dakir, M. Pd …………………

Anggota II : Dra. Mg. Dwijiastuti, M. Pd ………………....

Disahkan oleh,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

NIP.19600727 198702 1 001

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Ratih Wulandari. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA

BERNOMOR STRUKTUR PADA PESERTA DIDIK KELAS V MIN MULUR

SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April, 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis

deskripsi pada siswa Sekolah Dasar kelas V MIN Mulur Sukoharjo dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun

pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas

V MIN Mulur Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri atas 15 siswa.

Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi. Variabel dalam penelitian

tindakan ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Sedangkan langkah-langkah dalam penelitian ini terdiri dari identifikasi

masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi hasil

penelitian dan merevisi perencanaan untuk tahap selanjutnya. Pada penelitian ini

menggunakan 2 siklus, sedangkan tiap siklus terdiri atas 2 pertemuan. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, tes, dan

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif.

Sedangkan validitas data yang digunakan berupa triangulasi metode dan triangulasi

data. Sumber data yang diperoleh yaitu berasal dari sumber data primer dan sumber

data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Penggunaan model

pembelajaran tipe Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan keterampilan

menulis deskripsi peserta didik kelas V MIN Mulur Sukoharjo . Hal ini dapat terlihat

pada kegiatan pembelajaran menulis deskripsi dengan meningkatnya keterampilan

menulis deskripsi siswa.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada

pratindakan nilai rata-rata kelas 58,6 dengan ketuntasan klasikal 33,3%. Pada siklus I

menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 72,45 dengan ketuntasan klasikal

meningkat menjadi 69,9%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi

75,58 dan ketuntasan kalsikal menjadi 80%. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur dapat

meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa kelas V MIN Mulur tahun

pelajaran 2010/2011

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Ratih Wulandari. IMPROVING STUDENTS’S WRITING DESCRIPTIVE

SKILL THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL OF NUMBERED

HEADS TOGETHER (STRUKTUR) AT THE 5TH

GRADE STUDENTS OF

MIN MULUR ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis, Surakarta : Teacher

Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta, April,

2011.

The purpose of this research is to improve student’s skill in writing

descriptive skill of the 5th

grade students of MIN Mulur Sukoharjo by using

cooperatve learning model of numbered heads together (struktur). The subject of this

classroom action research is 5th

grade students of MIN Mulur Sukoharjo academic

year 2010/2011 which consists of 15 students. Variable that are targeted to change in

the research is improvement of student’s writing of descriptive and the variable is

cooperative learning model of numbered heads together (struktur).

In this researching conduct a classroom action research. The procedure of

the research consist of identifying the problems, planning the action, implementing

the action, observing or monitoring the action, reflecting the result of the

observation, and revising the plan for following steps. In the research, using 2 cycles

with each cycles consists of 2 meetings. In collecting the data, the researcher uses

observing, interview, test and documentation. Technique of validity data that is used

triangulation method and triangulation data. Source of the data is taken from primer

and secunder data. Based on the result of the research , it can be conclude that the

using cooperative learning model of numbered together (struktur) is able to improve

writing description skill of grade 5th

student of MIN Mulur Sukoharjo.

The result of this research show that there is an improvement in student’s

descriptive writing skill. It could be seen from result of student’s test descriptive

writing that indicated and increase, namely, in pre-action is 58,6 with classical

completeness 33,3%. In the cycle I, the average of classical score attains 72,45 and

classical completeness increases to 69,9%. In the cycle II, the average of classical

score increase to 75,58 and classical completeness increase to 80%. Therefore, it can

be concluded that The cooperative learning model of numbered together (struktur)

can improve student’s descriptive writing skill at the 5th

grade students of MIN

Mulur academic year 2010/201

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“AKU tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-KU”

(Hadits Qudsi Riwayat Bukhari)

“You Are What You Think”

(Salim A. Fillah)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada :

Ibunda (Tuminem) Tercinta

Atas segala do’a dan upaya

Kakak-kakakku Suratmi Puji Rahayu, Sayekti Wahyuningsih, Sarwoko Tri

Atmojo, Muryanto Catur Atmojo, dan Adikku Dewi Nawang Wulan

Semoga terus tersenyum dan mendukung

Bapak dan Ibu Dosen PGSD FKIP UNS

Terima kasih atas ilmu dan bimbingannya

Almamater UNS Surakarta

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

HALAMAN MOTTO .............................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xiv

KATA PENGANTAR .............................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 10

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 10

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................... 12

A. Tinjauan Pustaka ................................................................ 12

B. Penelitian Relevan ............................................................... 34

C. Kerangka Berpikir ............................................................. 35

D. Hipotesis Tindakan ............................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 37

A. Setting Penelitian ................................................................ 37

1. Tempat Penelitian ........................................................... 37

2. Waktu Penelitian ............................................................. 37

B. Subjek Penelitian ................................................................. 38

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

C. Bentuk dan Strategi Penelitian .......................................... 38

1. Bentuk Penelitian ............................................................ 38

2. Strategi Penelitian ........................................................... 39

D. Sumber Data ....................................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 41

F. Validitas Data ..................................................................... 43

G. Teknik Analisis Data .......................................................... 44

H. Indikator Kerja .................................................................... 45

I. Prosedur Penelitian .............................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. 50

A. Profil Tempat Penelitian ...................................................... 50

B. Deskripsi Kondisi Awal ...................................................... 51

C. Deskripsi Permasalahan Penelitian...................................... 54

1. Siklus I ............................................................................ 54

2. Siklus II ........................................................................... 68

D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ......................... 80

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .............................. 89

A. Simpulan .............................................................................. 89

B. Implikasi .............................................................................. 89

C. Saran .................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V ............................. 96

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .............................. 97

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................. 106

Lampiran 4 : Data Wawancara Guru Bahasa Indonesia ................................... 123

Lampiran 5 : Data Wawancara Siswa Kelas V (pratindakan) ......................... 125

Lampiran 6 : Data Wawancara Siswa Kelas V (pascatindakan) ....................... 127

Lampiran 7 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1 ................ 129

Lampiran 8 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2 ................ 132

Lampiran 9 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1 ............... 136

Lampiran 10 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 2 ............... 139

Lampiran 11 : Penjelasan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG II) ........... 143

Lampiran 12 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ............... 152

Lampiran 13 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ............... 154

Lampiran 14 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ............. 156

Lampiran 15 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 .............. 158

Lampiran 16 : Rekapitulasi Nilai Siswa praSiklus ............................................. 160

Lampiran 17 : Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus I Pertemuan 1 ........................... 161

Lampiran 18 : Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus II Peretemuan 2 ........................ 162

Lampiran 19 : Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus II Pertemuan 1 .......................... 163

Lampiran 20 : Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus II Pertemuan 2 .......................... 164

Lampiran 21 : Dokumentasi Penelitian ............................................................... 165

Lampiran 22 : Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi .................................. 168

Lampiran 23 : Surat Keputusan Dekan FKIP ..................................................... 169

Lampiran 24 : Surat Permohonan Izin Research Kapada Kepala Sekolah ......... 170

Lampiran 25 : Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ................................ 171

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................ 36

Bagan 2. Strategi Tindakan Model Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ...... 40

Bagan 3. Pengolahan Data Menurut Miles dan Huberman ................................... 45

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ....................................... 38

Tabel 2. Frekuensi Data Nilai Menulis Deskripsi praSiklus ................................ 52

Tabel 3. Data Hasil Menulis Deskripsi Siswa pra-Siklus .................................... 53

Tabel 4. Data Nilai Siklus I Pertemuan 1 ............................................................. 64

Tabel 5. Data Hasil Tes Siklus I Pertemuan 1 ..................................................... 65

Tabel 6. Data Nilai Siklus I Pertemuan 2 ............................................................. 65

Tabel 7. Hasil Tes Siklus I Pertemuan 2 .............................................................. 66

Tabel 8. Perbandingan Rata-rata Hasil Nilai Siklus I dan praSiklus ................... 66

Tabel 9. Data Nilai Siklus II Pertemuan 1 ........................................................... 75

Tabel 10. Hasil Tes Siklus II Pertemuan 1 ............................................................ 76

Tabel 11. Data Nilai Siklus II Pertemuan 2 .......................................................... 77

Tabel 12. Hasil Tes Siklus II Pertemuan 2 ............................................................ 78

Tabel 13. Perbandingan Hasil Nilai Siklus I dan Siklus II ................................... 79

Tabel 14. Perbandingan Hasil Nilai praSiklus, Siklus I, dan Siklus II ................. 80

Tabel 15. Perbandingan Prosentase praSiklus, Siklus I, dan Siklus II .................. 84

Tabel 16. Aktivitas Siswa dan Guru ..................................................................... 85

Tabel 17. Rata-rata Aktivitas Siswa dan Guru ...................................................... 86

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa praSiklus ......................... 53

Grafik 2. Nilai Siklus I Pertemuan 1 ..................................................................... 64

Grafik 3. Nilai Siklus I Pertemuan 2 ..................................................................... 66

Grafik 4. Perbandingan Nilai Rata-rata praSiklus dan Siklus I ............................ 67

Grafik 5. Perbandingan Prosentase Ketuntasan praSiklus dan Siklus I ................ 68

Grafik 6. Data Nilai Siklus II Pertemuan 1 ........................................................... 76

Grafik 7. Data Nilai Siklus II Pertemuan 2 ........................................................... 77

Grafik 8. Perbandingan Nilai Rata-rata Siklus I dan Siklus II .............................. 79

Grafik 9. Perbandingan Nilai Rata-rata praSiklus, Siklus I dan Siklus II ............. 80

Grafik 10.Perbandingan Prosentase Ketuntasan praSiklus, Siklus I, danSiklus II 84

Grafik 11.Rata-rata Aktivitas Siswa dan Guru Siklus I dan Siklus II ................... 86

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah Ta’ala, yang telah melimpahkan

segala rahmat, hidayah serta inayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA

BERNOMOR STRUKTUR PADA PESERTA DIDIK KELAS V MIN MULUR

SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

Peneliti menyadari, terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran-saran dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan FKIP UNS.

2. Drs. Kartono, M. Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP UNS.

3. Drs. A. Dakir, M. Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan

dan bimbingan kepada peneliti.

4. Dra. Mg. Dwijiastuti, M. Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

arahan dan bimbingan kepada peneliti.

5. Warsito, S.Ag, selaku Kepala Sekolah MIN Mulur yang telah memberikan izin

kepada peneliti untuk melakukan penelitian di MIN Mulur.

6. Sri Lestari, S.Pd. I selaku guru kelas V MIN Mulur yang telah merelakan

waktunya untuk mengarahkan peneliti dalam penelitian.

7. Nur Widayati, S. Pd. I selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V yang

telah bersedia berkolaborasi dengan peneliti dalam penelitian.

8. Peserta didik kelas V MIN Mulur Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011 yang

selalu semangat dalam belajar

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa masih banyak

terdapat kekurangan. Untuk itu peneliti berharap kepada pembaca guna memberikan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk penelitian

berikutnya.

Peneliti berharap bahwa karya yang kecil ini dapat memberikan manfaat besar

bagi pembaca sekalian. Mohon maaf bila terdapat kesalahan dan kekeliruan.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Sekian, terima kasih atas perhatian pembaca sekalian.

Surakarta, April 2011

Penulis

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-undang Sisdiknas No.20/2003 bab III pasal 4 ayat 1

tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan disebutkan bahwa pendidikan

diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif

dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan

kemajemukan bangsa. Hal ini menandakan bahwa setiap Warga Negara berhak

dan wajib mendapatkan pendidikan secara merata tanpa terkecuali. Pada

hakekatnya pendidikan bagi setiap warga Negara adalah sebagai upaya

pengembangan potensi sehingga siswa mampu menjunjung tinggi hak asasi

manusia, nilai keagamaan, dan nilai kultural seperti apa yang telah termaktub

dalam Undang-undang Sisdiknas di atas.

Penyelenggaraan pendidikan suatu negara tentu saja memiliki suatu

tujuan yang akan dicapai, salah satunya adalah membentuk manusia yang cerdas.

Seperti yang tertulis dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, “Kemudian

daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan

untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ….”

Artinya Negara melalui pemerintah memiliki kewajiban menyediakan sarana dan

prasarana pendidikan yang berkualitas sehingga akan menciptakan manusia yang

cerdas baik cerdas secara intelektual maupun cerdas dalam hal akhlak dan

karakter.

Menurut Dr. Howard Gardner dalam May Lwin dkk dalam bukunya,

Frames of Mind: The Theory of Multiple Intellegencess (1983), menyebutkan

bahwa kecerdasan ada tujuh macam, yaitu kecerdasan linguistik-verbal,

kecerdasan logis matematis, kecerdasan spasial-visual, kecerdasan ritmik-musik,

kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal.

Dari ketujuh kecerdasan yang ada pada diri manusia salah satu kecerdasan yang

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

selalu ada dan melekat dari semenjak lahir terus dipelajari adalah kecerdasan

linguistik-verbal.

Kecerdasan linguistik-verbal adalah kecerdasan yang mengacu pada

kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan

kemampuan ini secara kompeten melalui kata-kata untuk mengungkapkan

pikiran-pikiran dalam berbicara, membaca, dan menulis (May Lwin, dkk,

2001:11). Kecerdasan verbal penting bukan hanya untuk keterampilan

berkomunikasi melainkan juga penting untuk mengungkapkan pikiran, keinginan,

dan pendapat seseorang. Kecerdasan linguistik-verbal sudah dimiliki dan

dipelajari anak sejak bayi. Dimulai dari kemampuan menyimak seorang bayi

terhadap orang dewasa, lalu tahap bayi mengoceh dengan bahasanya sendiri

(kedua tahap ini disebut perkembangan paraliguistik) (Gleason, 1985:3), sampai

pada tahap selanjutnya yaitu pengucapan satu kosa kata, hingga mampu membuat

kalimat pendek.

Selama periode usia Sekolah Dasar, anak-anak dihadapkan pada tugas

utama mempelajari bahasa tulis. Perkembangan bahasa anak pada periode usia

Sekolah Dasar ini meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis. Kemampuan

mereka menggunakan bahasa menjadi berkembang.

Menurut Piaget ada 4 fase perkembangan kognitif pada anak, yaitu: a)

usia lahir - 2 tahun, anak mengalami Periode Sensorimotor yaitu anak

memanipulasi objek di lingkungan dan mulai membentuk konsep, b) usia 2 – 7

tahun, anak mengalami Periode Praoperasional yaitu anak memahami pikiran

simbolik, tetapi belum dapat berpikir logis, c) usia 7 – 11 tahun, anak mengalami

Periode Operasional yaitu anak dapat berpikir logis mengenai benda-benda

konkret. Sedangkan menurut Fase-fase Perkembangan Bahasa, dibagi menjadi: a)

usia lahir – 2 tahun mangalami Fase Fonologis yaitu anak bermain dengan bunyi-

bunyi bahasa, mulai mengoceh sampai menyebutkan kata-kata sederhana, b) usia

2 – 7 tahun mengalami Fase Sintaktik yaitu anak menunjukkan kesadran gramatis,

berbicara menggunakan kalimat, c) usia 7 – 11 tahun mengalami Fase Semantik

yaitu anak dapat membedakan kata sebagai simbol dan konsep yang terkandung

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dalam kata. Namun, pada kenyataannya Fase-fase Perkembangan Bahasa lebih

banyak digunakan karena dipandang sangat relevan dengan pembelajaran bahasa.

Pada periode usia sekolah, perkembangan bahasa yang paling jelas

terlihat adalah perkembangan semantik dan pragmatik. Di samping memahami

bentuk-bentuk baru, anak belajar menggunakannya untuk berkomunikasi dengan

lebih efektif (Oblet, 1985 lewat Owen 1992:355)

Menurut Fase-fase Perkembangan Bahasa di atas perkembangan

semantik terjadi pada usia anatara 7 – 11 tahun. Pada usia ini anak sudah memiliki

kemampuan metalinguistik, yaitu kesadaran yang memungkinkan pengguna

bahasa melakukan refleksi menjadi semakin berkembang utamanya pada usia

sekolah. Kemampuan berpikir tentang bahasa dan melakukan refleksi ini

tercermin dalam perkembangan keterampilan membaca dan menulis (Owens,

1992:335)

Menurut Budiasih dan Zuchdi (1997), anak usia SD sudah mampu

mengembangkan bahasa figuratif yang memungkinkan penggunaan bahasa secara

kreatif. Bahasa figuratif menggunakan kata secara imajinatif, tidak secara literal

atau makna sebenarnya untuk menciptakan kesan emosional. Yang termasuk

bahasa figuratif misalnya ungkapan kepala dingin, penggunaan bahasa metafora

contohnya suaranya membelah bumi, makana kiasan seperti wajahnya seperti

bulan purnama, dan lain-lain.

Anak usia 7 – 11 tahun adalah anak yang menduduki jenjang Sekolah,

yang pada umumnya mnduduki kelas 5 SD. Anak-anak pada usia ini mulai

mengenal adanya berbagai pandangan mengenai suatu topik. Mereka dapat

mendeskripsikan sesuatu, tetapi deskripsi yang mereka buat lebih bersifat personal

dan tidak mempertimbangkan makna informasi yang disampaikannnya bagi

pendengar. Informasi tersebut biasanya tidak selalu benar, karena tercampur

dengan hal-hal yang ada dalam khayalan (Owens, 1992:358)

Anak usia tersebut cukup memiliki kemampuan menjelaskan atau

mendeskripsikan suatu benda, hal, keadaan, dan sebagainya. Baik itu yang

berwujud riil maupun abstrak. Juga tentang hal-hal yang ada di angan-angan atau

benak mereka, mereka cukup mampu untuk menjelaskan atau menggambarkan

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

lewat kata-kata dengan jelas. Anak usia 7-11 tahun telah cukup memiliki

perbendaharaan kata yang cukup banyak dan bervariatif. Seiring pertumbuhan

fisiknya, kemampuan berfikir untuk menyerap kosa kata juga berkembang dengan

pesat.

Keterampilan berbahasa anak dapat meliputi keterampilan menyimak,

membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut erat sekali kaitannya antara

satu dengan yang lainnya. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa mula-mula

anak pada masa kecil belajar menyimak, kemudian dilanjutkan belajar berbicara.

Setelah itu dilanjutkan dengan keterampilan membaca dan menulis saat mereka

memasuki bangku sekolah terutama Sekolah Dasar.

Keempat keterampilan tersebut sangat erat kaitannya dengan proses

berpikir seseorang dalam mendasari suatu bahasa. Bahasa seseorang merupakan

cerminan dari pemikirannya. Semakin seseoarng terampil dalam berbahasa,

semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Keterampilan berbahasa bisa dipelajari

dengan menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari.

Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, pada saat permulaan anak-anak

dihadapkan pada tugasnya yang utama yaitu mempelajari bahasa tulis. Hal ini

hampir tidak akan berjalan lancar jika anak tersebut belum bisa menguasai bahasa

lisan. Perkembangan bahasa anak pada periode usia Sekolah Dasar ini meningkat

dari bahasa lisan ke bahasa tulis.

Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran

keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa itu sendiri. Tata bahasa,

kosa kata, dan juga sastra hendaknya disajikan dalam konteks tertentu, yaitu

dalam kaitannya dengan keterampilan tertentu yang sedang diajarkan, bukan

sebagai pengetahuan tata bahasa, teori pengembangan kosa kata, teori sastra

sebagai pendukung atau alat penjelas. Namun keterampilan-keterampilan

berbahasa yang ditekankan adalah pengajaran berbahasa Indonesia berupa

keterampilan reseptif (keterampilan mendengar dan membaca) dan keterampilan

produktif (keterampilan menulis dan berbicara). Sedangkan pada pengajaran

berbahasa tentu diawali dengan pengajaran keterampilan reseptif kemudian

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dilanjutkan pada tahap-tahap keterampilan produktif. Tujuannya agar peningkatan

keduanya itu menyatu sebagai kegiatan berbahasa yang padu dan utuh.

Menulis merupakan keterampilan lanjutan yang memiliki tingkat yang

lebih tinggi dibanding keterampilan berbahasa mendengarkan dan membaca.

Menulis yang termasuk dalam keterampilan produktif dalam berbahasa bisa

dilakukan siswa asalkan dia telah terbiasa mendengarkan bacaan atau informasi

dan gemar atau sering membaca suatu bacaan. Hal ini dikarenakan erat kaitannya

dengan kosa kata dan pemahaman siswa terhadap suatu hal, lebih-lebih jika jenis

bacaan yang sering ditemui anak adalah bacaan deskriptif. Selain itu dapat

meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya untuk berpikir secara abstraktif.

Keterampilan menulis telah diajarkan guru SD pada siswa-siswanya

sejak mereka duduk di bangku kelas 1. Keterampilan menulis merupakan

keterampilan yang sangat penting baik dalam dunia pendidikan khususnya atau

dalam kehidupan masyarakat secara umum. Keterampilan menulis sangat penting

karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa.

Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau

pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu dapat

mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis.

Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak lamgsung. Menulis adalah suatu kegiatan yang aktif

dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang cukup sistematis yang

diungkapkan dalam bahasa tulis. Meskipun demikian keterampilan bahasa tulis

dipengaruhi oleh keterampilan bahasa produktif lainnya, seperti aspek berbicara

maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak. Selain itu

pengetahuan tentang pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat,

penggunaan ejaan dan tanda baca sampai pada tahap keterampilan menulis atau

mengarang dengan menerapkan berbagai jenis tipe karangan baik itu eksposisi,

argumentasi, narasi, dan juga deskripsi.

Deskripsi artinya memberikan sesuatu atau menggambarkan sesuatu

dengan kata-kata, sehingga pembaca seolah-olah melihat atau merasakannya

(Sabarti Akhadiah, 1992:82). Keterampilan menulis deskripsi adalah keterampilan

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

menulis yang bertujuan untuk menyajikan suatu objek atau suatu hal yang

menjadikan pembaca seolah-olah melihat objek atau mengalami suatu hal dengan

sendirinya.

Berdasarkan pengalaman Guru dalam mengajar keterampilan menulis,

ditemukan bahwa menulis kerap kali menjadi suatu hal yang kurang diminati dan

kurang mendapat respon yang baik dari siswa, termasuk keterampilan menulis

deskripsi. Siswa tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis. Siswa tidak

tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis dimulai. Mereka

terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk memulai tulisan. Siswa

sering mengalami keadaan yang dinamakan sindrom kertas kosong ( blank page

syndrome) tidak tahu apa yang akan ditulisnya.

Menulis merupakan suatu keterampilan dan suatu keterampilan hanya

akan berkembang jika dilatih secara terus-menerus atau lebih sering.

Membiasakan anak untuk berlatih menulis dalam berbagai tujuan merupakan

sebuah cara yang dapat diterapkan agar keterampilan menulis meningkat dan

berkembang secara maksimal.

Keterampilan menulis di kelas terkadang juga hanya diajarkan pada saat

pembelajaran bahasa saja khususnya Bahasa Indonesia. Padahal pembelajaran

keterampilan menulis dapat dipadukan atau diintegrasikan dalam setiap proses

pembelajaran di kelas. Pengintegrasian bisa diaplikasikan dalam dua bentuk, yaitu

pengintegrasian internal berarti pembelajaran menulis diintegrasikan dalam

keterampilan berbahasa yang lain, misalnya berbicara. Sedangkan pengintegrasian

eksternal adalah keterampilan menulis dipadukan dengan mata pelajaran lain

diluar mata pelajaran bahasa Indonesia, misalnya IPS.

Keadaan yang lain yaitu pola pembelajaran menulis di kelas yang

diterapkan sangat kaku dan mekanis. Mulai dari menentukan topik, membuat

kerangka karangan, membuat ide pokok paragraf, melengkapi kalimat utama,

mengembangkan kalimat utama menjadi kalimat penjelas, dan sebagainya. Pola-

pola tersebut selalu berulang dan terkesan kaku. Pola tersebut tidak salah, hanya

saja kurang bermakna dan berkesan pada anak. Tanpa adanya metode atau

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

strategi pengajaran yang tepat, pola penulisan yang seharusnya memudahkan anak

untuk menulis justru menjadi momok tersendiri bagi anak.

Indikatornya yaitu hasil tulisan siswa yang relatif rendah baik kuantitas

maupun kualitasnya. Kebanyakan dari mereka menulis tapi tidak dalam bentuk

paragraf yang utuh dan masih sedikit tulisannya yang dinilai baik. Pada umumnya

anak kurang dapat mengelola gagasan secara sistematis. Mengapa hal itu terjadi

sementara jam pelajaran Bahasa Indonesia sendiri memiliki porsi yang cukup

banyak? Dimungkinkan selama ini siswa jarang menulis dengan kata-kata mereka

sendiri. Mereka hanya menyalin tulisan dari papan tulis. Hal itu berakibat pada

dangkalnya penguasaan kosa kata untuk mengungkapkan gagasan dengan kata-

kata lain dan kurang dapat berfikir logis karena mereka selalu dituntut dan jarang

diberi kesempatan bertanya. Mereka kurang mendapatkan kebebasan untuk

mengembangkan suatu topik atau kalimat menjadi sebuah paragraf yang utuh dan

padu.

Anggapan bahwa keberhasilan siswa lebih banyak dilihat dari nilai yang

diraih dalam tes, ulangan umum, dan Ujian Sekolah menjadikan siswa tidak

mengedepankan pelajaran mengarang sebagai suatu pelajaran yang penting, begitu

pun juga dengan Guru. Guru hanya memberikan latihan atau pembahasan

terhadap soal-soal yang bersifat reseptif, seperti membaca bukan soal-soal yang

bersifat produkti misalnya menulis. Perlu diingat bahwa soal-soal pada Ujian

Sekolah tidak memasukkan materi menulis dan mengarang, maka semakin

tersingkirlah keterampilan menulis dalam proses pembelajaran.

Banyak guru Sekolah Dasar (SD) mengalami kesulitan untuk

membiasakan anak belajar menulis. Salah satu penyebabnya yaitu kurangnya

pemahaman guru SD akan pentingnya keterampilan menulis bagi anak siswa SD.

Belum Banyak dari mereka yang menyuguhkan meteri pembelajaran mengarang

dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Sehingga wajar jika siswa

akhirnya tidak mampu dan tidak menyukai pembelajaran menulis (mengarang).

Padahal penggunaan model pembelajaran yang tepat dan menyenangkan sangat

penting untuk membangkitkan kesenangan siswa dalam hal mengarang.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Padahal mengarang atau menulis merupakan keterampilan dasar yang

dapat dikembangkan di luar pembelajaran formal seperti halnya di sekolah.

Mengarang dapat dikembangkan menjadi sebuah hobi ataupun sebagai profesi

yang dapat menghasilkan karya-karya baik itu yang berwujud materi maupun

nonmateri. Mangarang atau menulis dapat mengembangkan kemampuan berpikir

anak lebih realistis, logis, inofativ, dan meluas. Menulis menjadikan siswa dapat

berpikir kritis dan detail dalam menanggapi suatu hal, lebih-lebih dalam menulis

deskri.psi

Belum digunakannya model pembelajaran yang inovatif oleh guru dalam

membelajrkan keterampilan menulis selama ini perlu diubah sedikit demi sedikit.

Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak hanya tinggi kualitas teoritisnya tetapi juga

tinggi kualitas praktisnya. Siswa hanya dijejali teori-teori tentang menulis, cara

menulis, dan lainnya sementara teori-teori tersebut jarang dipraktekkan.

Pembelajaran yang konvensional dan tidak menyenangkan tentu saja

menyebabkan siswa bosan dan kurang tertarik untuk belajar menulis. Dari

penilaian terhadap tugas menulis deskripsi yang dilakukan, cukup banyak anak

memperoleh nilai belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), apalagi

untuk mencapai kriteria memiliki keterampilan menulis deskripsi dengan baik.

Penilaian tugas tersebut didasarkan pada aspek ejaan, koherensi, kohesi, dan

penggunaan kosa kata. Kelemahan siswa yang paling utama terletak kurang

berkembangnya pengguanaan kosa kata, kebanyakan dari mereka mengulang-

ulang kalimat yang sama. Kesalahan lain yang sering muncul adalah penggunaan

huruf kapital yang tidak sesuai dengan EYD. Pada aspek kohesi dan koherensi,

siswa juga banyak yang mengalami kelemahan, mereka kurang bisa

menggabungkan kalimat dengan baik.

Rendahnya kemampuan menulis deskripsi di atas merupakan masalah

yang dihadapi guru. Setelah dilakukan wawancara dengan pihak terkait, dapat

ditarik kesimpulan mengenai faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan

menulis deskripsi tersebut.

1. Dalam pembelajaran berlangsung, Guru hanya menggunakan cara

konvensional yaitu metode ceramah

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Pembelajaran kurang menarik dan menyenangkan bagi siswa

Permasalahan lain yang terkait dengan pembelajaran keterampilan

menulis di sekolah adalah sistem penilaian dan pencapaian target kurikulum

pembelajaran hanya diukur berdasarkan tes-tes tertulis di akhir mid semester,

semester, atau tahun pelajaran. Padahal tidak semua keterampilan berbahasa dapat

dievaluasi dengan menggunakan hasil tes-tes tertulis. Tes-tes tertulis hanya salah

satu bagian saja dari teknik penilaian.

Bertolak pada paapran di atas, agar keterampilan menulis deskripsi siswa

dapat meningkat dengan baik sesuai harapan, maka harus digunakan model

pembelajaran yang menyenangkan dan menarik. Melalui penggunaan model

pembelajaran yang inovatif yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif

kepala bernomor struktur, maka pembelajaran akan lebih efektif dan

menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan keterampilan menulis deskripsi

siswa. Dalam pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur siswa dibuat

menjadi kelompok-kelompok kecil, siswa dapat saling bekerja sama dan bertanya

antarteman seandaiya ada siswa yang tidak berani bertanya langsung pada Guru.

Pada pembelajaran kepala bernomor struktur, tiap-tiap siswa dalam satu kelompok

memiliki peran yang berbeda-beda menurut pembagian Guru, sehingga siswa

merasa bahwa dirinya memiliki peran dan tanggung jawab tersendiri dalam

kelompok. selain itu keunggulan dari model kooperatif tipe Kepala Bernomor

Struktur adalah dapat memacu diri siswa karena setiap peserdik memiliki

tanggung jawab masing-masing baik itu terhadap kelompok ataupun terhadap diri

pribadinya. Oleh karenanya peneliti tertarik untuk mengambil judul :

”Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur Pada Peserta Didik Kelas V MIN

Mulur Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011”.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

B. Rumusan Masalah

Secara umum permasalahan yang akan penulis kaji dalam penelitian ini

adalah: Keterampilan menulis deskripsi peserta didik kelas V MIN Mulur

Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011.

Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

”Apakah penggunaan model pembelajaraan kooperatif tipe Kepala

Bernomor Struktur dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi peserta

didik kelas V MIN Mulur Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis

deskripsi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala

Bernomor Struktur pada peserta didik kelas V MIN Mulur Sukoharjo tahun

pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengharapkan agar diperoleh manfaat

secara praktis dan teoritis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan model pembelajaran untuk anak kelas 5 Sekolah Dasar

di MIN Mulur dalam belajar menulis deskriptif

b. Memperluas pengetahuan penulis terhadap permasalahan yang

berhubungan dengan menulis deskriptif pada anak SD kelas 5 yang

dilakukan penulis

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

a. Bagi Siswa

1) Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif kepala bernomor

struktur pembelajaran menulis siswa SD akan lebih bermakna dan

optimal

2) Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif kepala bernomor

struktur, siswa SD dapat saling bekerja sama dan bersosialisasi

b. Bagi Guru

1) Meningkatkan kinerja guru karena dengan model pembelajaran

kooperatif kepala bernomor struktur dapat mengefektifkan waktu

pembelajaran.

2) Model pembelajaran kooperatif kepala bernomor struktur merupakan

sarana bagi Guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan

khususnya pembelajaran menulis.

3) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga

dapat menarik perhatian siswa

c. Bagi Sekolah

Manfaat yang dapat diperoleh sekolah dari penelitian ini adalah

memberikan ide penggunaan modelpembelajaran yang inovatif untuk

meningkatkan prestasi siswa.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Keterampilan Menulis Deskripsi

a. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam

melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri

maupun orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-

simbol bahasa tersebut (Agus Suriamiharja, 1997:2)

Pengertian menulis sendiri menurut H.G. Tarigan dalam Agus

Suriamiharja adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga

orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau

mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Sedangkan menurut

Robert Lado dalam H.Akhlah Husen,dkk mengatakan bahwa: ”To write is to

put down the grapic symbols that represent a language one understands, so

that other can read these grapic representation”. Dapat diartikan bahwa

menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan

suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh

oang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.

Hal ini diperkuat oleh pendapat David Webb dalam Agus

Suriamiharja, dkk (1997) yang mengatakan baahwa”Seorang anak yang

pendiam dan malu lebih senang mengungkapkan pendapatnya secara tertulis,

karena dia merasa takut dan sulit untuk mengungkapkan secara lisan.” Dari

pendapat itu menunjukkan bahwa tidak semua anak dapat mengungkapkan

perasaannya secara lisan walaupun hal ini dapat diusahakannya, tetapi sebagai

akibatnya tidak semua pendapat terungkapkan dengan cara tersebut. Jalan

keluarnya adalah dengan memberikan kesempatan kepada si anak untuk

mengungkapkan secara tertulis. Dengan demikian, dapat dilihat apakah si anak

mengerti atau tidak mengerti pokok pembicaraan yang sedang berlangsung.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Jurnal internasional oleh David dalam (http://www.isetl.org/ijtlhe/)

mengemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan menulis sebagai berikut:

Writing contributes uniquely to learning. Through writing we can

create new possibilities not inherent to speaking and observation (Emig, 1997).

Artinya menulis dapat memberikan kontribusi unik untuk belajar. Melalui

menulis kita dapat membuat kemungkinan-kemungkinan baru yang tidak

melekat pada berbicara dan observasi semata (Emig, 1997).

Writting is an active learning process key to improving

communicatioan (both written and oral) and thinkin, writing is embedded

within social process some formal and others informal, and writing is

primarily (although formal not exlusively) in a social activity (Russell, 1997;

Young. 1994). Artinya menulis adalah proses pembelajaran aktif yang

dijadikan kunci untuk meningkatkan komunikasi (baik tertulis maupun lisan)

dan berfikir, menulis adalah proses sosial dalam bentuk formal maupun

informal, dan menulis adalah kegiatan utama (walaupun tidak ekslusif) dalam

kegiatan sosial (Russell, 1997; Young. 1994).

Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan

tulisan. Menulis berarti menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau

melahirkan pikiran atau perasaaan seperti mengarang, membuat surat,

membuat laporan, dan sebagainya (Nunuy Nurjanah, 1997:2).

Sedang menurut Sabarti Akhadiah,dkk (1997) proses menulis adalah

rangkaian kegiatan mulai dari menemukan gagasan sampai menghasilkan

tulisan.

Menurut Henry Guntur Tarigan (1982:13) ”Menulis sebagai suatu

keterampilan berbahasa mencakup empat komponen yang tidak bisa dipisahkan

yaitu keterampilan: 1) menyimak; 2) berbicara; 3)membaca; 4)menulis.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang tidak dapat

dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lain terutama membaca.

Ketrampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dikuasai

seseorang sesudah menguasai keterampilan menyimak, berbicara, dan

membaca.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan padu.

Keterampilan menulis membutuhkan suatu bentuk ekspresi gagasan yang

berkesinambungan dan mempunyai urutan logis dengan menggunakan kosa

kata dan tata bahasa tertentu atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga

dapat menggambrakan atau dapat menyajikan informasi yang diekspresikan

secara jelas.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan pikiran, gagasan,

perasaan dalam bentuk simbol-simbol atau lambang grafis tertentu yang

berwujud tulisan (bukan lisan) yang dimengerti oleh penulis maupun pembaca,

sehingga keduanya memahami apa yang diungkapkan dalam tulisan tersebut.

Banyak yang mengatakan keterampilan mengarang atau menulis itu

sulit, tetapi Arswendo Atmowiloto dalam bukunya mengatakan bahwa,

”Mengarang itu gampang”. Sebenarnya keterampilan menulis bila diminati

dan ditekuni, maka akan menjadi mudah. Sulit atau mudah itu tergantung

persepsi seseorang. Bisa karena biasa. Keterampilan menulis apabila sudah

terbiasa dilakukan tidak akan menjadi sulit, meskipun menulis merupakan

suatu keterampilan berbahasa yang komplek. Heaton dalam St.Y. Slamet

(2008:98), kompleksitas kegiatan menulis atau mengarang untuk menyusun

karangan yang baik meliputi (1) keterampilan gramatikal, (2) penuangan isi,

(3) keterampilan stilistika, (4) keterampilan mekanis, dan (5) keterampilan

memutuskan. Sehubungan dengan kompleksnya kegiatan yang diperlukan

untuk menulis, maka menulis harus dipelajari dan diperoleh melalui proses

belajar sejak kecil atau sejak Sekolah Dasar dan dilatih dengan sungguh-

sungguh.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Menulis

Menurut Agus Suriamiharja,dkk (1997:3) seseorang dikatakan telah

mampu menulis dengan baik jika dia dapat mengungkapkan maksudnya

dengan jelas sehingga orang lain dapat memahami apa yang diungkapnya. Hal

ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Morsey dalam kutipan

H.G. Tarigan, bahwa.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Tulisan dikemukakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam,

meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain dan maksud serta

tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh orang-orang (atau para

penulis) yang dapat menyusun pikirannya serta mengutarakannnya dengan

jelas dan mudah dipahami.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang

penulis yang baik sekurang-kurangnya harus memiliki kepekaan terhadap

keadaan sekitarnya agar tujuan penulisannya dapat dipahami oleh pembaca.

H.G. Tarigan dalam Nunuy Nurjanah mengatakan bahwa: ”Penulis ulung

adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat.

Maksudnya seorang penulis harus tanggap terhadap situasi di

sekitarnya. Dapat membaca situasi, dapat menggambarkan keadaan, dan dapat

memaparkan keadaan sekitar dalam kalimat yang baik dan padu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penulisan menurut D.

Angelo dikutip oleh H.G. Tarigan dalam Suriamiharja, 1997:3, yaitu:

1) Maksud dan tujuan penulis

2) Pembaca atau pemirsa

3) Waktu atau kesempatan

Untuk menjadi penulis yang baik, terlebih dahulu penulis harus

menentukan maksud dan tujuan penulisannya, agar pembaca memahami ke

mana arah tujuan penulisan itu sendiri. Selain itu yang harus diperhatikan

adalah kondisi pembaca, artinya tulisan ini ditunjukkan kepada pembaca yang

bagaimana (menurut usia, pengetahuan, minat). Dengan harapan tulisan yang

dibuat tepat sasaran. Sedangkan faktor terakhir yang harus diperhatikan adalah

waktu dam kesempatan, artinya apakah tulisan yang dibuatnya sesuai dengan

tujuan berlangsungnya suatu kejadian, sehingga menarik untuk dibaca.

c. Kegunaan Menulis

Banyak keuntungan yang didapat dan dihasilkan dari keterampilan

menulis. Menurut Sabarti Akhadiyah,dkk dalam Agus Suriamiharja, dkk

(1997:4) ada delapan kegunaan menulis yaitu sebagai berikut:

1) Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengukur sampai dimana

pengetahuaannya tentang suatu topik. Sehingga untuk mengembangkan

topik tersebut ia harus menggali pengetahuan dan pengalamannya.

2) Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan

Penulis haruslah orang yang pandai bernalar, menghubung-hubungkan,

membanding-bandingkan, mengembangkan fakta untuk menciptakan

berbagai gagasan.

3) Penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi

sehubungan dengan topik yang ditulis.

Kegiatan menulis dapat memperluas wawasan penulisan baik secara teoritis

maupun secara praktis mengenai fakta-fakta.

4) Penulis dapat terlatih mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta

mengungkapkannya secara tersurat.

5) Penulis dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara lebih

obyektif

6) Dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah

memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat

dalam konteks yang lebih kongkret.

7) Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif. Penulis

menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi

penyadap informasi dari orang lain.

8) Dengan kegiatan menulis yang terencanakan dapat membiasakan berfikir

serta berbahasa secara tertib dan teratur.

d. Tujuan Menulis

Tujuan menulis menurut D. Angelo (1980:20) dapat ditinjau dari

beberapa segi, yaitu: 1) segi penulis, 2) segi pembaca, 3) segi waktu. Hal ini

dapat dijelaskan bahwa menulis bila ditinjau dari segi penulis memiliki

beberapa tujuan yaitu mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau

menyenangkan, dan atau mengekspresikan peranan dan emosi yang kuat.

Sedangkan tujuan menulis bila ditinjau dari segi pembaca, bahwa penulis

hendaknya tidak hanya memilih satu pokok pembicaraan yang cocok, tetapi

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

harus memperhatikan pembacanya, pertimbangan usia, jenis kelamin, tempat

tinggal, minat budaya, agama, politik, dan lain-lain. Peninjauan dari segi

waktu, menulis mencakup dalam masalah keadaan yang melibatkan

berlangsungnya suatau kejadian tertentu, waktu, dan tempat.

Sedangkan menurut Hugo Hartig (dalam Depdikbud: 235) ada beberapa

tujuan menulis, antara lain:

1) Assigment Purpose (tujuan penugasan)

Penulis menulis karena mendapat tugas, buakan atas kemauan sendiri.

Misalnya siswa ditugaskan merangkum sebuah buku bacaan, membuat

cerita pendek, membuat laporan observasi dan sebagainya.

2) Altruistic Purpose (tujuan altruistik)

Penulis menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para

pembaca, menolong para pembaca untuk memahami, menghargai perasaan

dan penalarannya, ingin menjadikan hidup pembaca menyenangkan. Penulis

berkeyakinan bahwa pembaca adalah “teman” hidupnya. Sehingga penulis

benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu idea tau gagasan bagi

kepentingan pembaca. Hanya dengan cara itulah tujuan altruistik dapat

tercapai.

3) Persuasive Purpose (tujuan persuasi)

Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin akan

kebenaran gagasan atau ide yang dituangkan oleh penulis. Tulisan semacam

ini banyak dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan sebuah

produksi barang dagangan.

4) Informatical Purpose (tujuan informasional)

Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi informasi

atau keterangan kepada pembaca. Di sini penulis berusaha menyampaikan

informasi agar pembaca menjadi tahu mengenai apa yang diinformasikan

oleh penulis.

5) Self Expressive (tujuan pernyataan diri)

Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada

para pembaca.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

6) Creative Purpose (tujuan kreatif)

Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai-nilai artistik atau

nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis. Di sini penulis

bukan hanya memberikan informasi, melainkan lebih dari itu. Dalam

informasi yang disajikan oleh penulis, para pembaca bukan hanya sekedar

tahu apa yang disajikan penulis, tetapi juga merasa terharu membaca tulisan

tersebut.

7) Problem Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah)

Dikenal tulisannya, penulis berusaha member kejelasan kepada para

pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu masalah.

e. Fungsi Menulis

Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung,

bukan tatap muka antara penulis dan pembaca. Penulis dan pembaca dapat

berkomunikasi melalui tulisan. Oleh karena itu, pada prinsipnya hasil menulis

yang paling utama adalah dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca,

sehingga pembaca memahami maksud penulis yang dituangkan dalm

tulisannya. Mengingat proses komunikasi ini dilakukan secara tidak langsung,

tidak melalui tatap muka antara penulis dan pembaca, dan agar tulisan itu

berfungsi sebagaimana yang diharapkan oleh penulis, maka isi tulisan harus

benar-benar dipahami baik oleh penulis maupun pembacanya. Apabila tidak

demikian, tidaklah mungkin tulisan itu berfungsi sebagai alat komunikasi

(Muchlisoh, 1992: 233).

Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam

cara berkomunikasi, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak

langsung. Kegiatan berbicara dan mendengar (menyimak) merupakan

komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca

merupakan komunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis sebagai salah

satu cara dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting

di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat

mengungkapkan pikiran dan gagasannya untuk mencapai tujuan dan

maksudnya (Depdiknas, 177: 1).

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

f. Ragam Menulis

Ragam atau bentuk suatu tulisan atau karangan bermacam-macam.

Salah satunya dapat dilihat berdasarkan penggolongan dalam penyajian dan

tujuan penyampaiannya. Dengan mengetahui tujuan menulis dan bentuk tulisan

yang dibuatnya akan dapat mengarahkan seorang penulis secara lebih baik

dengan hasil yang maksimal.

Menurut St. Y. Slamet (2008:103) bahwa karangan dapat disajikan

dalam lima bentuk yaitu deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Sedangkan menurut Gorys Keraf (1997:124) menyatakan bahwa bentuk-bentuk

karangan yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, atau argumentasi.

Narasi (penceritaan atau pengisahan) adalah ragam wacana yang

menceritakan proses kejadian suatu peristiwa (St. Y. Slamet, 2008:103).

Sedangkan menurut Gorys Keraf (1997:124), karangan narasi adalah karangan

yang berusaha untuk mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian secara

kronologis.

Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau

menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,

pengalaman, dan perasaan penulisnya (St. Y. Slamet, 2008:103). Hal senada

diungkapkan Gorys Keraf, bahwa karangan deskripsi adalah karangan yang

berusaha untuk menggambarkan sesuatu hal sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya. Deskripsi bertalian dengan pelukisan kesan pancaindera terhadap

suatu obyek (1997:124).

Eksposisi (paparan) adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk

menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan suatu hal yang dapat

memperluas atau menambah pengetahuan dan pendangan pembacanya (St. Y.

Slamet, 2998:103). Menurut Gorys Keraf (1997:124) karangan eksposisi

adalah karangan yang bertujuan untuk memberi penjelasan atau informasi.

Argumentasi (pembahasan atau pembuktian) adalah ragam wacana

yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang

disampaikan oleh penulisnya (St. Y. Slamet, 2008:104). Pernyataan ini lebih

ditegaskan lagi oleh Gorys Keraf (1997:125) yang menyatakan bahwa

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

argumentasi adalah semacam bentuk wacana yang mengajukan pembuktian-

pembuktian, analisis yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran dan

pemecahan suatu pokok permasalahan.

Persuasi adalah ragam wacana yang bertujuan untuk mempengaruhi

sikap (St. Y. Slamet, 2008:104). Sedangkan menurut pendapat Sabarti

Akhadiah,dkk (1992:84) mengatakan bahwa karangan persuasi adalah

karangan yang bukan hanya sekedar membuktikan sesuatu tetapi juga berusaha

mempengaruhi pembaca. Dalam karangan persuasi berusaha bagaimana agar

pembaca terpengaruh dan melakukan apa yang diinginkan penulis.

g. Tahap-tahap dalam Menulis

Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi

dan melibatkan beberapa fase. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008:

14) ada beberapa fase dalam menulis yaitu meliputi:

1) Tahap prapenulisan

Tahap ini merupakan fase persiapan menulis, yaitu tahap mencari,

menemukan dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalamanyang

diperoleh dan diperlukan penulis. Tujuannya adalah untuk mengembangkan

isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain dalam menulis sehingga

apa yang ingin ditulis dapat disajikan dengan baik. Fase ini sangat

menentukan aktivitas dan hasil menulis berikutnya. Persiapan yang baik

sangat memungkinkan untuk menumpulkan bahan secara terarah,

mengaitpadukan antargagasan secara runtut, serta membahasnya secara

kaya, luas, dan dalam.

Sebaliknya, tanpa persiapan yang memadai, banyak kesulitan yang

akan ditemui bahwa penulis kecewa atau bahkan tertawa melihat hasil

tulisan yang dibuatnya. Pada fase prapenulisan ini terdapat aktivitas

memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau

informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan idea tau gagasan dalam

bentuk karangan.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Tahap penulisan

Pada tahap pramenulis, penulis telah menentukan topik dan tujuan,

mengumpulkan informasi yang relevan , serta membuat kerangka karangan.

Dengan selesainya itu semua, berarti penulis telah siap untuk menulis.

Penulis mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka

karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih

dan dikumpulkan.

Dalam pengembangan setiap ide, penulis dituntut untuk mengambil

keputusan, yaitu keputusan tentang kedalaman serta keluasan isi, jenis

informasi yang akan disajikan, pola organisasi karangan termasuk di

dalamnya teknik pengembangan alinea, serta gaya dan cara pembahasannya

(pemilihan kata, pengalimatan, pengalineaan) dan tentu saja keputusan itu

harus disesuaikan dengan topic, tujuan, corak karangan, dan pembaca

karangan.

3) Tahap pascapenulisan

Fase ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram

yang penulis hasilkan. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan

(revisi). Penyuntingan merupakan kegiatan membaca ulang suatu buram

karangan dengan maksud untuk merasakan, menilai, dan memeriksa baik

untuk mekanik atau pun isi karangan. Tujuannya adalah untuk memperoleh

informasi tentang unsure-unsur karangan yang perlu disempurnakan.

Kegiatan ini dapat dilakukan oleh orang lain atau penulisnya sendiri.

Berdasarkan hasil penyuntingan itulah maka kegiatan revisi atau perbaikan

karangan dilakukan.

Kegiatan revisi itu dapat berupa penambahan, penggantian,

penghilangan, pengubahan, atau penyusunan kembali unsure-unsur karangan.

Kadar revisi itu sendiri tergantung pada tingkat keperluannya. Bila revisi

berat, bisa juga sedang atau ringan. Pada revisi ringan, seperti yang

disebabkan oleh kesalahan unsure-unsur mekanik, kegiatan perbaikan itu

biasanya dilakukan bersamaan dengan penyuntingan. Tetapi untuk revisi

berat misalnya karena kesalahan urutan gagasan, contoh atau ilustrasi, cara

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pengembangan, penyampaian penjelasan atau bukti, kegiatan perbaikan itu

biasanya dilakukan setelah penyuntingan selesai. Bila perbaikan iti mendasa,

maka kegiatan revisi berat biasanya diikuti kembali dengan penulisan kembali

karangan (rewrite).

Kegiatan penyuntingan dan perbaikan karangan dapat dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membaca keseluruhan karangan;

b. Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan apabila

ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, dan disempurnakan; serta

c. Melakukan perbaikan sesuai temuan saat penyuntingan

Berdasarkan penjabaran di atas, maka ketiga fase tersebut harus

dipahami sebagai komponen yang memang ada dan dilalui oleh seorang

penulis dalam proses tulis menulis.

h. Menulis Deskripsi

Deskripsi adalah sebuah bentuk karangan, sajian karangan, ragam

wacana, atau cara penyajian sebuah tulisan dalam bentuk yang lebih nyata,

sejelas-jelasnya sehingga pembaca mampu untuk merasakan, seolah-olah

melihat, ikut mengalami, atau beranggapan seperti apa yang dipaparkan penulis

tersebut. Karangan deskripsi melukiskan suatu objek dengan kata-kata. Objek

yang dilukiskan bisa berupa orang, benda, tempat, kejadian dan sebagainya.

Dalam karangan deskripsi penulis menunjukkan bentuk, rupa, suara, bau, rasa,

suasana, situasi suatu objek. Dalam memaparkan sesuatu seakan-akan

menghadirkan sesuatu tersebut ke hadapan pembaca.

Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan

suatu obyek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga obyek itu seolah-olah

berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat

sendiri obyek tersebut (Gorys Keraf, 1995:16). Wacana deskriptif merupakan

wacana yang menjadikan pembacanya secara aktif mengalami proses mental

untuk ikut merasakan apa yang dituliskan oleh pengarang. Teknik menulis

deskripsi tergolong dalam karangan nonfiksi (Ahmad Rofi’uddin dkk,

2002:117), yaitu karangan yang disajikan dalam realitas yang aktual, benar-

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

benar tejadi secara nalar. Karangan nonfiksi bukanlah karangan yang

mengandalkan cerita rekaan, bersifat imajinatif, atau khayalan. Thomas Elliot

Berry (1973:109), mengatakan: ”Good descriptive writing can have no haze,

no shadows, no blurring film between reader and subject”. Dapat diartikan

penulisan deskripsi yang bagus yaitu tanpa keraguan, tanpa bayangan, tanpa

kekaburan di antara pembaca dan penulis.

Menurut Sabarti Akhadiah,dkk (1992:82), deskripsi berarti

menggambarkan sesuatu dengan kata-kata, sehingga pembaca juga seolah-olah

melihat dan merasakan apa yang dimaksud penulis. ”Successful description

makes the reader see, hear, smell, taste, or feel, as the particular situation

demands” (Thomas Elliot Bery, 1973:109). Dapat diartiakan sebagai

kesuksesan pendeskripsian membuat pembaca melihat, mendengar, mencium,

mengecap, atau merasakan sabagaimana situasi yang dipaparkan.

Dikemukakan dalam (http://adegustiann.blogsme.com/2009/02/02

/ciri-ciri-tulisan-narasi-deskripsi-eksposisi-dan-argumentasi/) bahwa karangan

deskripsi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) menggambarkan atau

melukiskan sesuatu, 2) penggambaran itu dilakukan sejelas-jelasnya dengan

melibatkan kesan indra, 3) membuat pembaca atau pendengar merasakan

sendiri atau mengalami sendiri. Sedangkan langkah untuk menyusun sebuah

karangan deskripsi, yaitu:

1) tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan

2) tentukan tujuan

3) mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan

4) menyusun data tersebut data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun

kerangka karangan)

5) menguraikan kerangka karangan-karangan menjadi menjadi deskripsi yang

sesuai dengan tema yang ditentukan.

Macam-macam pola pengembangan paragraf deskripsi dalam

(http://adegustiann.blogsme.com/2009/02/02/ciri-ciri-tulisan-narasi-deskripsi-

eksposisi-dan-argumentasi/) adalah sebagai berikut: 1) paragraf deskripsi

spasial, paragraf ini menggambarkan objek khusus ruangan, benda atau tempat,

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2) paragraf deskripsi subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti

tafsiran atau kesan perasaan penulis, 3) paragraf deskripsi objektif, paragraf ini

menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.

Untuk menghasilkan sebuah tulisan atau karangan pasti memerlukan

teknik tertentu, baik itu karangan narasi, eksposisi, argumentasi, persuasi,

maupun deskripsi. Masing-masing teknik memiliki perbedaan, hal ini

disesuaikan dengan tujuan dan isi masing-masing karangan. Salah satu ciri

karangan yang baik adalah adanya unsur kohesi dan koherensi di dalamnya.

Menurut tim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), kohesi adalah

keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam wacana

sehingga terciptalah pengertian yang apik atau koheren. Sedangkan koherensi

adalah hubungan semantik yang mendasari sebuah wacana. Jadi sebuah wacana

atau karangan yang baik harus memiliki kohesi dan koherensi antarkalimat-

kalimat sehingga membentuk wacana atau karangan yang padu dan harmonis.

Menurut Atarsemi (1990: 143) kalimat itu mempunyai ciri-ciri: (1)

strukturnya teratur, (2) kata yang digunakan mendukung makna secara tepat,

dan (3) hubungan antarbagiannya logis. Sedangkan kalimat efektif adalah

kalimat yang memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh, dan

meninggalkan kesan. Kalimat tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1)

sesuai dengan tuntunan bahasa baku; (2) jelas; (3) ringkas atau lugas; (4)

adanya hubungan yang baik atau koherensi; (5) kalimat harus hidup; dan (6)

tidak ada unsur yang tidak berfungsi.

Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi (2002:118), teknik

menulis wacana deskripsi, yaitu:

1) Mengamati objek yang akan ditulis

Untuk mendeskripsikan suatu objek dengan baik kita memerlukan materi

yang lengkap mengenai objek tersebut. Materi-materi tersebut kita peroleh

melalui observasi atau pengamatan. Materi-materi tersebut dapat

digambarkan melalui pertanyaan-pertanyaan berikut:

a) Bagaimanakah sifat-sifat fisik objek yang akan kita deskripsikan (bentuk,

ukuran, bahan, warna, rasa, bau, dan sebagainya)?

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b) Adakah persamaan objek itu dengan objek yang lain?

c) Bagaimanakah perbedaan antara objek yang akan kita deskripsikan itu

dengan objek lain?

2) Menyeleksi dan menyusun rincian suatu deskripsi

Data atau informasi yang telah kita catat dari pengamatan perlu diseleksi

dan disusun dengan cara-cara sebagai berikut:

a) Memilih data dan informasi yang memberikan kesan yang kuat. Ciri-ciri

atau sifat-sifat apakah yang dimilki oleh orang, tempat, benda, dan objek-

objek lain yang paling mengesankan.

b) Menyajikan informasi tentang objek yang kita deskripsikan dengan

kerangka deskripsi sesuai dengan objek yang kita deskripsikan.Macam-

macam kerangka deskripsi, yaitu: (1) deskripsi kerangka tempat, (2)

deskripsi kerangka waktu, (3) deskripsi dengan kerangka urutan-urutan,

misalnya pertama-tama mengemukakan pandangan umum mengenai

orang, benda, tempat, situasi,dll, mengemukakan bagian-bagian utamanya

lebih dulu kemudian baru bagian-bagian lainnya, mengemukakan bagian-

bagian yang kiranya akrab dengan pembaca baru bagian-bagian yang lain,

atau menggambarkan suatu objek dari atas ke bawah atau sebaliknya, dan

dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

Menurut Gorys Keraf (1997:149) kerangka karangan adalah suatu

rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang digarap.

Sebuah kerangka karangan dapat membantu penulis dalam hal-hal berikut:

a) Untuk menyusun karangan secara teratur

Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat wujud gagasan-

gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan

dan hubungan timbal balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah

gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam

perimbangannya.

b) Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda

Supaya pembaca dapat terpikat secara terus-menerus menuju kepada

klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sedemikian

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

sehingga tercipta klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian

pembaca.

c) Menghindari anggapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih

Menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga

dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus

menetapkan pada bagian mana topik tadi harus diuraikan, sedangkan bagian

yang lain cukup dengan menunjuk kembali kepada bagian yang lain tadi

(lihat selanjutnya catatan kaki)

d)Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu

Dengan mempergunakan perincian-perincian dalam kerangka karangan

penulis dengan mudah akan mencari data-data atau fakta-fakta untuk

memperjelas atau membuktikan pendapat karangan itu.

Dengan demikian guna penyusuan kerangka karangan pembaca dapat

melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka

karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan.

2. Tinjauan Model Pembelajaran Kooperatif

Kepala Bernomor Struktur

a. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif

1) Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Mills dalam Agus Suprijono (2010:45) mengatakan bahwa,

”Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang

memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak

berdasarkan model itu”. Model merupakan interpretasi terhadap hasil

observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Menurut

Arends dalam Agus Suprijono (2010:46), model pembelajaran mengacu

pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Sedangkan menurut Agus Suprijono (2010:45), model pembelajaran

merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap

implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.

Joyce dalam Agus Suprijono (2010:46) mengatakan, ”each model guides us

as we design instruction to help students achieve various object”. Bahwa

setiap model pembelajaran dapat menuntun kita untuk membuat

perencanaan untuk membantu siswa dalam menerima bermacam-macam

materi pembelajaran. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan

aktivitas pembelajaran.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa model

pembelajaran adalah suatu pola yang dirancang untuk merencanakan suatu

pembelajaran yang di dalamnya terdapat tujuan-tujaun pembelajaran, tahap-

tahap yang dilaksanakan dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran

sampai pengelolaan kelas sehingga siswa mencapai tujuan pembelajarn

melalui model pembelajaran yang telah ditentukan.

2) Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1985) dalam Isjoni pembelajaran kooperatif adalah

suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang

dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan menurut Anita Lie (2000)

dalam Isjoni (2008:23), menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah

pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi

kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam

tugas-tugas yang terstruktur.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan paham kontruktivisme. Hal ini sejalan dengan konstruktivisme

Vygotsky (Agus Suprijono, 2010), menekankan bahwa pengetahuan

dibangun dan dikonstruksi seacara mutual. Peserta didik berada dalam

konteks sosiohistoris.

Dukungan teori Vygotsky terhadap model pembelajaran kooperatif

adalah penekanan belajar sebagai proses dialog interaktif. Pembelajaran

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut Anita Lie (Agus

Suprijono, 2010), model pembelajaran kooperatif didasarkan pada falsafah

homo homini socius, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sedangkan

Piaget (Agus Suprijono, 2010) berpendapat, dalam pendekatan

kontruktivisme, peserta didik mengonstruksikan pengetahuan dengan

mentransformasikan, mengorganisasikan, dan juga mereorganisasikan

pengetahuan dan informasi sebelumnya. Dalam pembelajaran kooperatif,

siswa diharapkan dapat bekerja sama, berinteraksi, saling tolong-menolong,

dan saling mentransformasikan masing-masing pengetahuan baik yang

dimiliki sebelumnya atau hasil yang didapat dalam kelompok sosial yang

telah ditentukan oleh guru.

Berdasarkan pada (http://subagio-subagio.blogspot.Com/2010/03/

implementasi-pendekatan-konstruktivisme.html) menyebutkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan

strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang

tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya ,

setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling

membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran

kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam

kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

Dalam Lungdren (1994) pada (http://www.scribd.com/doc/

11540191/pembelajaran-kooperatif) menyebutkan unsur-unsur dalam

pembelajaran kooperatif, yaitu: a) para siswa harus memiliki persepsi bahwa

mereka ”tenggelam atau berenang bersama,” b) para siswa harus memiliki

tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik mempelajari materi yang

dihadapi, c) semua siswa harus berpandangan bahwa mereka semua

memiliki tujuan yang sama, d) para siswa membagi tugas dan berbagi

tanggung jawab di antara para anggota kelompok, e) para siswa diberikan

satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap

evaluasi kelompok, f) para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar, g) setiap siswa akan

diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani

dalam kelompok kooperatif,

3) Macam-macam Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin dalam Isjoni (2010:23-24) menyebutkan

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaaran yang telah

dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong siswa untuk

melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya diskusi

atau pengajaran oleh teman sebaya. Berikut ini beberapa jenis pembelajaran

kooperatif menurut Trianto (2007), yaitu:

a) Student Teams Achivement Division (STAD)

Slavin (dalam Nur, 2000:26) dalam Trianto (2007:52) menyatakan

bahwa pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan

4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis

kelamin, dan suku.

b) Tim Ahli (Jigsaw)

Langkah-langkah pembelajaran jigsaw:

(1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-

6 orang)

(2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang

telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

(3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

(4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang

sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk

mendiskusikannya

(5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya

bertugas mengajar teman-temannya

(6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, peserta didik dikenai

tagihan berupa kuis individu.

c) Investigasi Kelompok

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Implementasi tipe investigasi kelompok yaitu guru membagi kelas

menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen.

Kelompok di sini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban

persahabatn atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya

siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang

mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan

mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

4) Think Pair Share

Merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang diarancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Pertama kali dikembangkan oleh

Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip

Arends (1997) menyatakan bahwa Think Pair Share dapat memberi siswa

lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

5) Numbered Head Together (NHT)

NHT atau dalam bahasa Indonesia diartikan Penomoran Berpikir

Bersama adalah pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap

struktur kelas yang tradisional. Pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah

materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman

mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

b. Tinjauan Tentang Model Kooperatif Kepala Bernomor

Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Menurut Isjoni

(2000:68), teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan pertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu

teknik ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.

Jurnal Internasional dalam (http://titikhujan11.blogspot.com/2009/04/effect-of-

using-numbered-heads-together.html) menyatakan bahwa:

The NHT is a cooperative learning strategy that holds each student

accountable for learning the material. Students are placed in groups

and each person is given a number (from one to the maximum number

in each group). The teacher poses a question and students “put their

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

heads together” to figure out the answer. The teacher calls a specific

number to respond as spokesperson for the group. By having students

work together in a group, this strategy ensures that each member

knows the answer to problems or questions asked by the teacher.

Because no one knows which number will be called, all team

members must be prepared.

Yang artinya adalah strategi pembelajaran kooperatif yang memegang

setiap siswa bertanggung jawab untuk belajar materi. Siswa ditempatkan dalam

kelompok dan setiap orang diberi nomor (dari satu dengan jumlah maksimum

dalam setiap kelompok). Guru menimbulkan pertanyaan dan mahasiswa

"meletakkan kepala mereka bersama-sama" untuk mencari tahu jawabannya.

Guru memanggil nomor tertentu untuk menanggapi sebagai juru bicara untuk

grup. Dengan siswa memiliki bekerja sama dalam kelompok, strategi ini

memastikan bahwa setiap anggota tahu jawaban atas masalah atau pertanyaan

yang diajukan oleh guru. Karena tidak ada yang tahu nomor yang akan

dipanggil, semua anggota tim harus dipersiapkan.

Menurut Trianto (2007:63), dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan Numbered Heads Together, guru

menerapkan 4 fase, yaitu:

1. Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5

2. Fase 2: Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat amat

spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.

3. Fase 3: Berfikir Bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

4. Fase 4: Menjawab

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Guru memanggil suatu nomor tetentu, kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan

untuk seluruh kelas.

c. Tinjauan Tentang Model Kooperatif Kepala Bernomor Struktur

1) Pengertian Tentang Kepala Bernomor Struktur

Kepala Bernomor Struktur merupakan variasi dari model

pembelajaran kooperatif. Seperti halnya model pembelajaran kooperatif

yang lain, Kepala Bernomor Struktur juga menekankan pada aspek

komunikasi sosial, kerja sama, dan interaksi antarindividu dalam satu

kelompok. Kepala Bernomor Struktur merupakan modifikasi dari Teknik

Kepala Bernomor (Numbered Heads Together) yang dipakai oleh Spencer

Kagan.

Menurut Agus Suprijono (20101:92), langkah-langkah pembelajaran

teknik Kepala Bernomor yaitu sebagai berikut:

a) Langkah pertama

Kegiatan diawali dengan numbering, yaitu guru membagi kelas menjadi

kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya

mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Misalnya jumlah

siswa sebanyak 40 anak, sedangkan konsep yang dibagi sebanyak 8,

maka terdapat 5 kelompok dalam kelas. Maka tiap-tiap kelompok diberi

nomor 1-8.

b) Langkah kedua

Setelah kelompok terbagi guru mengajukan beberapa pertanyaan yang

harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan pada tiap-

tiap kelompok untuk menemukan jawaban atas pertanyaan dari guru.

c) Langkah ketiga

Guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap

kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan

yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua

siswa dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat

giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih

mendalam, sehingga siswa dapat menemukan jawaban pertanyaan itu

sebagai pengetahuan yang utuh.

Di beberapa buku atau referensi pada langkah ketiga terdapat

perbedaan perlakuan atau tahap pembelajaran, seperti dalam buku yang

dikarang oleh Hanafiah dan Cucu Suhana menjelaskan, setelah guru

memberikan tugas pada tiap-tiap kelompok lalu masing-masing kelompok

mendiskusikannya, tahap selanjutnya adalah guru memanggil salah satu

nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama

mereka. Kemudian teman yang lain menanggapi, selanjutnya guru

memanggil lagi nomor yang lain begitu seterusnya.

Tujuan ”numbering” atau pemberian nomor pada tiap-tiap anak, baik

dalam pembelajaran Kepala Bernomor maupun kepala Bernomor Struktur

adalah agar guru tidak subyektif dalam menunjuk anak karena didasarkan

pada nomor, bukan pada nama. Selain itu agar seluruh siswa dapat aktif

dalam mengikuti proses pembelajaran.

2) Cara Membelajarkan Model Pembelajaran Kooperatif Kepala Bernomor

Struktur

Langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan tipe Kepala

Bernomor Struktur ( Hanafiah dan Cucu Suhana, 2009:43) sebagai berikut:

a) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam

kelompok mendapat nomor

b) Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomor

terhadap tugas yang berangkai. Misalnya, peserta didik nomor satu

bertugas mencatat soal, peserta didik nomor dua mengerjakan soal, dan

peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.

c) Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antarkelompok. Peserta didik

disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa

peserta didik bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini

peserta didik dengan tugas yang sama dapat saling membantu atau

mencocokkan hasil kerja sama mereka.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

d) Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok lain

e) Kesimpulan

Baik pada pembelajaran Kepala Bernomor maupun Kepala

Bernomor struktur, keduanya menerapkan langkah awal yaitu penomoran

atau numbering. Numbering yaitu pemberian nomor pada masing-masing

anak di tiap-tiap kelompok. Hanya saja pada pembelajaran Kepala

Bernomor Struktur, fungsi dari penomoran selain untuk membedakan

peran masing-masing anak juga untuk menunjukkan sebuah kerja sama

yang runtut dan berkesinambungan. Sebagai contoh kelompok yang

terdiri atas 4 anak, maka pengklasifikasian tugas bisa berupa: nomor 1

bertugas mencatat soal, nomor 2 bertugas mengerjakan soal, nomor 3

bertugas melaporkan hasil pekerjaan, dan nomor 4 bertugas menanggapi

hasil diskusi dari kelompok lain. Meskipun dalam satu kelompok

memiliki peran yang berbeda-beda, tapi dalam prosesnya seluruh anak

harus menguasai materi masing-masing anggota. Oleh sebab itu guru

harus mengarahkan agar anak-anak bekerja sama dan saling membantu

dalam kelompok.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu: Elvi Susanti (2009)

dengan judul

”Penerapan Metode Kooperatif Learning Tipe Teknik Kepala Bernomor

Struktur dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Pkn Kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 19 Kota Bengkulu”.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini yaitu pada siklus I diperoleh nilai rata-rata skor observasi guru

sebesar 34 dengan kriteria baik, dan rata-rata skor observasi siswa sebesar 32,5

dengan kriteria cukup. Pada siklus II rata-rata skor observasi guru sebesar 39,5

dengan kriteria baik dan rata-rata skor observasi siswa sebesar 38,5 dengan

kriteria baik. Hasil analisis ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I sebesar

52,7% dengan nilai rata-rata 6,902. Pada siklus II ketuntasan belajar secara

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

klasikal meningkat menjadi 91,6 % dengan nilai rata-rata siswa menjadi 8,069.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode Kooperatif Tipe

Teknik Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi

belajar siswa dalam proses pembelajaran.

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran yang kurang tepat di dalam kelas dapat menimbulkan

permasalahan. Baik itu disebabkan oleh kesalahan penyampaian, cara mengajar

yang kurang tepat, penggunaan media dan alat belajar yang kurang tepat,

rendahnya motivasi belajar ataupun penggunaan model maupun metode

pembelajarn yang kurang tepat. Dalam sebuah proses pembelajaran, hendaknya

dilaksanakan sesuai kemampuan dan karakteristik anak sehingga metode maupun

model yang digunakan juga sesuai. Hal yang tak kalah penting dalam proses

pembelajaran adalah terciptanya PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan). Sehingga selama proses pembelajaran, siswa tidak

hanya merasa senang untuk belajar tapi mereka aktif mengikuti pembelajaran

karena merasa ikut dilibatkan.

Setelah diketahui adanya kesalahan penyampaian dan penggunaan model

dan metode yang kurang tepat, atau belum diterapkannya model-model

pembelajaran inovatif , maka dapat diambil suatu tindakan untuk mengatasi

masalah yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan kajian

teoritik yang telah diuraikan dia atas dapat diperoleh alur kerangka berpikir pada

bagan 1, yaitu:

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Bagan 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Penggunaan model

pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan

keterampilan menulis deskripsi peserta didik kelas V MIN Mulur Sukoharjo

Tahun Pelajaran 2010/2011.

Kondisi

Awal

Kemampuan peserta

didik dalam menulis

deskripsi rendah

Kurangnya alternatif

pembelajaran inovatif

Kondisi

Akhir

Tindakan

Dalam

pembelajaran guru

menerapkan model

koopertif tipe

Kepala Bernomor

Struktur

Proses dan hasil

keterampilan menulis

deskripsi peserta

didik meningkat

Memberikan kesempatan pada

peserta didik untuk berperan

aktif dalam kelompok baik

secara individu maupun sosial

Manfaat model pembelajaran

tipe kepala bernomor struktur:

1. Melatih kemandirian

peserta didik dalam

melaksanakan tugas

2. Melatih rasa tanggung

jawab baik terhadap diri

sendiri maupun kelompok

Siklus I Siklus II

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis mengambil lokasi di MIN Mulur, yang

terletak di Desa Jati Kembaran Rt 03/VII Kelurahan Mulur Kecamatan Bendosari

Kabupaten Sukoharjo. Di sekolah ini terdapat 6 kelas yang terdiri dari kelas I

samapai kelas VI SD dengan jumlah siswa per kelasnya rata-rata 20 anak, hanya

saja kebetulan kelas yang dipakai peneliti berjumlah 15 anak. Pengambilan lokasi

penelitian yang bertempat di MIN Mulur Kecamatan Bendosari atas pertimbangan

beberapa alasan, yaitu: 1) peneliti sudah memiliki hubungan yang cukup baik

dengan Kepala Sekolah dan guru serta karyawan karena peneliti merupakan

alumni dari MIN Mulur, 2) sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai

objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian

ulang, 3) kemampuan menulis pada siswa kelas V MIN Mulur masih tergolong

rendah, 4) sebelumnya guru belum pernah menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur yang digunakan penulis dalam

penelitian tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan kurang lebih selama bulan Januari s.d bulan Mei,

yaitu dimulai dengan tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian. Untuk

tahap penyusunan dan pengajuan proposal dilakukan pada bulan Januari sampai

Februari 2011, tahap mengurus surat izin dan persiapan penelitian dilakukan pada

bulan Februari, pelaksanaann siklus I dan II dilaksanakan pada bulan Februari

sampai Maret. Dan tahap pelaporan dilaksanakan selama bulan Maret sampai

dengan Mei. Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat

pada tabel 1, yaitu:

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Jan 2011

Feb 2011 Mar 2011 Apr 2011 Mei 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan dan

pengajuan proposal

2. Mengurus

izin penelitian

3. Persiapan

penelitian

4. Pelaksanaan

silkus I

5. Pelaksanaan

siklus II

6. Penyusunan

laporan

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 MIN Mulur Tahun

Pelajaran 2010/2011. Siswa terdiri atas 15 anak. Yang terdiri dari 6 anak laki-laki

dan 9 anak perempuan. Keseluruhan anak adalah anak normal dan tidak ada yang

berkebutuhan khusus. Dari 15 anak tersebut rata-rata memiliki kemampuan

menulis deskripsi yang masih rendah. Masih cukup banyak anak yang memiliki

kemampuan menulis deskripsi belum mencapai atau melebihi batas nilai KKM

mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 70.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Untuk mengkaji permasalahn penelitian secara detail dan lengkap

diperlukan suatu pendekatan pemecahan suatu masalah melalui pemilihan strategi

penelitian yang tepat. Bentuk penelitian menurut paradigma kualitatif dapat

berupa penelitian kualitatif eksploratif, penelitian kaulitatif eksplanatif, penelitian

kualitatif deskriptif dan penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research

(CAR)

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang

menekankan pada pemecahan permasalahan untuk memperbaiki persoalaan nyata

dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung

dalam interaksi guru dengan siswa yang sedang belajar maka lebih menekankan

pada masalah proses, maka bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK)

Ada 3 pengertian yang dapat diterangkan dalam Penelitian Tindakan

Kelas, yaitu:

1) Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2) Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan

untuk siswa.

3) Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang

pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah

sekelompok siswa yang dalam yang sama menerima pelajaran yang sama dari

guru yang sama pula (Suharsimi Arikunto dalam Sarwiji Suwandi, 2009:10)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru atau peneliti terhadap suatu permasalahan

yang ada di dalam kelas selama proses pembelajaran untuk dicari pemecahannya

dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

2. Strategi Penelitian

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tindakan

model siklus, yaitu: (a) planning atau perencanaan; (b) acting atau tindakan; (c)

observing atau pengamatan; (d) reflecting atau refleksi. Namun, sebelum

diadakannya tahap planning (perencanaan) sebelumnya biasa dilakukan tindakan

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

berupa pengamatan situasi pembelajaran dan evaluasi situasi pembelajaran pada

awal sebelum dilaksanakannya siklus.

Sedangkan menurut Kemmis dan Mc. Tagart (dalam Suharsimi Arikunto,

2006:97) strategi tindakan model siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas dapat

digambarkan dalam bagan 2, yaitu:

Bagan 2. Strategi Tindakan Model Siklus dalam Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Pelaksanaan Siklus II

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Siklus I

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

D. Sumber Data

Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah:

1. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya. Sumber data primer disebut juga

sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Teknik yang

dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain:

pendokumentasian proses pembelajaran, observasi, wawancara, dan tes.

2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan

peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).

Sumber data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti: daftar

nilai, RPP, dan Silabus.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar yang ditetapkan. Menurut Sugiyono (2008:62),

pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan

cara.

Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Observasi

Menurut Patton dalam Nasution (1988), menyatakan manfaat observasi

sebagai berikut:

1) Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks

data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan

yang holistik.

2) Dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga

memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak

dipengaruhi oleh pandangan atau konsep sebelumnya.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3) Dengan observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati

orang lain, khususnya orang atau yang berada dalam lingkungan itu.

4) Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan

terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau

ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

5) Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi

koresponden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih

komprehensif.

6) Melalui pengamatan di lapangan peneliti tidak hanya mengumpulkan daya

yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan suasana

situasi sosial yang diteliti.

(dalam Sugiyono, 2008: 64-67)

Adapun observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi langsung

(direct observation), yaitu observasi yang dilakukan oleh peneliti secara langsung

terhadap obyek yang diteliti. Observasi yang dilakukan meliputi: 1) observasi

keaktifan siswa kelas V MIN Mulur Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011

sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif kepala bernomor struktur;

2) observasi siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif kepala

bernomor struktur.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu berupa wawancara terhadap

Guru Bahasa Indonesia kelas V MIN Mulur baik sebelum atau sesudah

menggunakan model pembelajaran kooperatif kepala bernomor struktur, informasi

yang digali dari kegiatan wawancara, antara lain:

1. Pelaksanaan pembelajaran menulis (model dan metode yang digunakan guru)

2. Kendala yang dihadapi

3. Hasil pembelajaran yang selama ini dilaksanakan

4. Kemungkinan penggunaan model pembelajaran baru dalam mengatasi kendala

3. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:150), tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok.

Adapun tes yang digunakan yaitu tes proses selama kegiatan pembelajaran

menulis deskripsi siswa kelas V MIN Mulur Sukoharjo. Tes dilakukan untuk

mengukur hasil yang diperoleh siswa dan juga untuk mengetahui proses

pembelajaran selama kegiatan menulis deskripsi yang dilakukan siswa.

Tes lain yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa tes tertulis berbentuk

unjuk kerja menulis deskripsi. Tes dilakukan baik itu pre-tes ataupun post-tes. Pre

tes dilakukan pada waktu sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif

kepala bernomor struktur (pra-siklus). Sedangkan post-tes dilakukan setiap akhir

pertemuan dalam pembelajaran menulis deskripsi yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur.

4. Dokumentasi

Rekaman dan dokumen suatu program melayani dua tujuan: 1) ia adalah

dasar informasi tentang kegiatan dan proses program, 2) dapat memberi evaluator

(peneliti) ide tentang pertanyaan penting selanjutnya melalui pengamatan dan

wawancara yang lebih langsung (Michael Patton, 2006:150).

Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan peneliti berupa: silabus

Bahasa Indonesia kelas V, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), rekapitulasi

nilai hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V MIN Mulur sebelum dan

sesudah pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif Kepala Bernomor

Struktur serta dokumentasi berupa foto-foto selama proses pembelajaran.

F. Validitas Data

Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik triangulasi metode dan triangulasi sumber.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1. Triangulasi metode, yaitu pengumpulan data yang telah diperoleh melalui

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yakni dicek melalui

observasi, wawancara, dan tes.

2. Dari data-data yang diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, dan tes,

lalu data dikroscek kembali dengan informasi yang diperoleh dari peserta

didik, guru, dan kepala sekolah ataupun pihak-pihak yang terkait dalam

penelitian (triangulasi sumber).

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data penelitian dari 3

sumber yang bebeda, yaitu dari hasil observasi (lampiran 7 – lampiran

15),wawancara (lampiran 4 – lampiran 6), dan hasil tes peserta didik

(lampiran 16 – lampiran 20). Setelah data terkumpul, lalu diadakan kroscek

kembali dari data-data tersebut kepada sumber-sumber yang berkaitan, yaitu

peserta didik, guru, dan Kepela Sekolah.

G. Teknik analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data model

interaktif. Berdasarkan Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008:91),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh

Data yang berupa hasil observasi dan wawancara diklasifikasikan sebagai

data kualitatif. Data ini diiterpretasikan dan dihubungkan dengan data kuantitatif

(tes) sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan pelaksanaan

pembelajaran. Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis yang

mencakup kegiatan untuk mengetahui hasil dari tindakan tiap siklus dengan

indikator ketercapaian sekaligus mengungkapkan kelemahan dan kelebihan

kinerja guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Data yang berupa tes

diklasifikasikan sebagai data kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara deskriptif

komparatif, yaitu membandingkan nilai tes antarsiklus dengan indikator

pencapaian. Analisisi dilakukan terhadap nilai yang diperoleh pada setiap

siklusnya dan membandingkan hasil tes di setiap siklus.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Berikut merupakan bagan pengolahan data menurut Miles dan Huberman

(1994:429) dalam Burhan Bungin (2001:145) :

Bagan 3. Pengolahan Data Menurut Miles dan Huberman

Dari bagan di atas langkah, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Melakukan analisisi awal, mengumpulkan dokumen-dokumen, yaitu berupa:

silabus, Rencaana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan daftar nilai mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas V MIN Mulur khususnya pokok bahasan

menulis.

2. Penyajian Data

Mengembangkan bentuk sajian data dengan cara menyusun sekumpulan

informasi yang memberi kemungkinan untuk penarikan sebuah kesimpulan dan

tindakan selanjutnya dari masalah.

3. Reduksi Data

Penyederhanaan data menjadi bentuk yang lebih ringan, mudah, tajam,

membuang yang tidak perlu hingga mendapatkan inti data yang selanjutnya

dapat disimpulkan dan diverifikasi

4. Penarikan Kesimpulan atau verifikasi

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian bersumber dari beberapa data yang

telah dikumpulkan dan dianalisis. Data-data tersebut berupa: dokumentasi, hasil

Pengumpulan

Data

Penyajian

Data

Reduksi Data Simpulan:

Verifikasi

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

wawancara, hasil observasi, dan hasil tes. Hasil tes tersebut mengacu pada

patokan nilai KKM Bahasa Indonesia yaitu 70. Sedangkan indikator kinerjanya

yaitu apabila keterampilan menulis deskripsi siswa kelas V MIN Mulur meningkat

dari keterampilan menulis deskripsi mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum

diterapkannya model pembelajaran kooperatif kepala bernomor struktur dan

jumlah siswa yang mendapat nilai menulis deskripsi di atas KKM sebanyak 80%

(12 siswa) dari 15 peserta didik.

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode PTK terdiri dari 2

siklus. Adapun langkah-langkanya sebagai berikut:

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan

Pada tahapan ini peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

1) Media pembelajaran

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3) Instrumen untuk evaluasi berupa soal-soal tertulis, lembar kerja siswa baik

diskusi maupun individu

4) Lembar observasi.

b. Tindakan

1) Guru melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pokok

bahasan menulis deskripsi dengan model kooperatif

2) Guru membagikan topi kepala bernomor kepada seluruh siswa secara acak

3) Guru membagi siswa dalam 5 kelompok sesuai dengan warna dan nomor

kepala yang dipakai siswa (satu kelompok terdiri atas 3 siswa dengan

nomor kepala 1-3, tugas setiap nomor yaitu: nomor 1 sebagai pemimpin

dan bertugas mencatat hasil pengamatan (menuliskan ciri-ciri deskripsi

sebuah objek); nomor 2 bertugas menyusun catatan hasil pengamatan

dalam kalimat-kalimat; nomor 3 bertugas memperbaiki penulisan laporan

dengan bahasa dan ejaan yang benar)

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

4) Guru memberi lembar kerja kelompok pada masing-masing kelompok dan

memberi soal untuk didiskusikan bersama

5) Guru beserta siswa membahas hasil diskusi bersama dengan metode tanya

jawab interaktif

Dalam siklus I terdiri atas 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama

pembelajaran tentang pengertian karangan deskripsi dan langkah-langkah

untuk menyusun karangan menjadi karangan deskripsi, sedangkan

pertemuan kedua mendiskusikan tentang menyebutkan ciri-ciri suatu objek

dan menyusun karangan menjadi laporan deskripsi pengamatan.

c. Pengamatan atau observasi

1) Guru melakukan pengamatan atau observasi selama proses pembelajaran

menulis deskripsi berlangsung. Hal-hal yang diamati: keaktifan, kerja

sama, kedisiplinan, dan lain-lain.

2) Guru melakukan pengamatan atau evaluasi sementara terhadap hasil belajar

menulis deskripsi siswa pada tiap akhir pembelajaran.

d. Refleksi

Guru melakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada

pembelajaran di siklus I. Dasar dari tindakan ini adalah hasil belajar

keterampilan menulis deskripsi beserta lembar observasi yang digunakan

selama proses pembelajaran. Sedangkan acuan refleksi yang digunakan adalah

indikator ketercapaian, yaitu banyaknya siswa yang mencapai nilai di atas

KKM (>70) sebesar 60% (9 siswa). Apabila pada evaluasi pada siklus I belum

menunjukkan ketercapaian target, maka perlu adanya tindak lanjut pada siklus

II.

Berikut hasil yang diperoleh selama pembelajaran siklus I berlangsung:

1) Peserta didik cukup banyak yang belum bisa menyebutkan ciri-ciri atau

dekripsi suatu objek secara mendetail

2) Peserta didik cukup banyak yang belum bisa menyusun kalimat-kalimat

menjadi pargraf yang runtut dan benar.

3) Hasil penulisan karangan deskripsi masih terdapat banyak kesalahan dalam

hal penulisan tanda baca dan EYD.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

4) Kerja sama belum terjalin secara baik dan solid antaranggota kelompok

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilaksanakan pada siklus II meliputi tahap perbaikan

dan penyempurnaan dari pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perlu diadakan rencana

perbaikan, sabagai berikut:

1) Guru memberikan materi pembelajaran menulis deskripsi lebih rinci dan

mendalam (baik itu materi bagaimana menentukan ciri-ciri deskripsi objek,

materi menyusun kalimat-kalimat menjadi paragraf deskripsi, dan materi

penulisan sesuai dengan EYD dan tanda baca yang benar.

2) Guru mengadakan observasi yang lebih intensif terhadap setiap kerja

kelompok.

3) Guru memberikan soal evaluasi dengan meningkatkan tingkat kesulitan

dari siklus I

Pada tahap perencanaan siklus kedua ini peneliti juga menyiapkan Rencana

Pelakasanaan Pembelajaran (RPP), instrumen penelitian dan menetapkan

indikator kinerja yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

b. Tindakan

Langkah-langkah yang dilaksanakan oleh peneliti dalam melaksanakan siklus

II, sebagai berikut:

1) Siswa tetap dibagi ke dalam 5 kelompok, dengan susunan kelompok sama

dengan susunan kelompok pada siklus I

2) Siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru

dengan batasan waktu yang telah ditetapkan

3) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya secara bergiliran

4) Guru memberikan umpan balik dan melakukan tanya jawab interaktif

5) Guru memberikan evaluasi akhir berupa soal yang dikerjakan secara

individu

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Seperti halnya siklus I yang terdiri atas 2 pertemuan, siklus II juga terddiri

atas 2 pertemuan. Pertemuan pertama peneliti menekankan kompetensi

menulis deskripsi yang dikerjakan secara kooperatif atau kerja sama,

sedang pada pertemuan kedua peneliti menekankan kompetensi menulis

deskripsi secara individu.

c. pengamatan atau observasi

guru mengadakan pengamatan sesuai dengan lembar pengamatan. Seperti

halnya siklus I, peneliti mengamati hal-hal sebagai berikut: keaktifan siswa,

kerja sama, kedisiplinan,dan peran serta setiap anggota dalam kelompok.

d. refleksi

Setelah dilaksanakannya pembelajaran pada siklus II, maka diadakan analisis

secara menyeluruh terhadap hasil belajar baik proses maupun produk. Dari

analisis hasil diketahui bahwa hasil keterampilan menulis deskripsi siswa kelas

V meningkat sesuai indikator kinerja, yaitu ketercapaian nilai di atas KKM

(>70) sebanyak 80% (12 anak dari 15 anak). Jadi dari pelaksanaan siklus I

hingga siklus II dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif kepala bernomor dapat meningkatkan

keterampilan menulis deskripsi peserta didik kelas V MIN Mulur Bendosari.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah lembaga pendidikan

Negeri MIN Mulur yang terletak di Desa Jati Kembaran Rt 03/VII, kelurahan

Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. MIN (Madrasah Ibtidaiyah

Negeri) Mulur merupakan sekolah yang menyediakan pendidikan jenjang dasar.

MIN Mulur adalah madrasah satu-satunya yang berstatus “Negeri” di Kecamatan

Bendosari. Sehingga tidak mengherankan apabila peserta didik-peserta didiknya

berasal dari wilayah yang cukup heterogen, bahkan ada beberapa yang berasal

dari kecamatan yang berbeda. MIN Mulur merupakan salah satu lembaga

pendidikan dasar yang berusaha mendidik generasi bangsa agar menjadi generasi

yang cerdas baik itu cerdas secara intelektual, spiritual, dan sosial. Karena

merupakan sekolah madrasah yang berbasis agama, MIN Mulur tidak hanya

mengajarkan materi pelajaran umum, tetapi juga materi-materi tentang

pembelajaran agama. Jumlah keseluruhan mata pelajaran yang ada di MIN Mulur

adalah 16 mata pelajaran, 10 mata pelajaran umum dan 6 mata pelajaran agama,

seperti: Al Qur’an Hadits, BTA (Baca Tulis Al Qur’an), Fikih, Akidah Akhlak,

SKI (Sejarah Kebudayaan Islam), dan Bahasa Arab. Sedangkan setiap 1 jam

pelajaran berlangsung selama 30 menit. Seluruh mata pelajaran tersebut diajarkan

mulai dari jenjang kelas I sampai kelas VI.

Pada penelitian ini, peneliti mengadakan penelitian di kelas V yang

dipimpin oleh Ibu Sri Lestari, S.Pd.I. Kelas V merupakan kelas yang terdiri atas

15 peserta didik, 9 peserta didik putri dan 6 peserta didik putra. Dilihat dari

jumlah peserta didiknya, kelas ini memiliki keistimewaan yaitu kelas dengan

jumlah paling sedikit disbanding kelas-kelas lainnya yang rata-rata berjumlah 30

peserta didik. Dilihat dari karakter peserta didik-peserta didiknya pun cukup

berbeda dari karakter peserta didik di kelas-kelas yang lain. Sebenarnya tidak

sedikit dari peserta didik kelas V yang berprestasi baik dari sisi akademik maupun

nonakademik. Namun, ada beberapa peserta didik yang malas dan kurang

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

berprestasi. Banyak guru mengatakan bahwa kelas ini cukup kesulitan dalam

beberapa materi pelajaran, terutama Bahasa Indonesia khususnya pada

keterampilan menulis. Ada beberapa peserta didik yang enggan dan kurang

tertarik dalam bidang menulis. Ada juga yang merasa kesulitan untuk

menuangkan ide dan pikirannya dalam bentuk tulisan. Sedang yang lain merasa

kesulitan untuk mengorganisasikan kata-kata menjadi kalimat atau menyusun

kalimat-kalimat menjadi paragraf yang baik. Hal ini disebabkan beberapa faktor,

diantaranya kurang menariknya pembelajaran menulis sehingga peserta didik

kurang termotivasi dan terpacu untuk belajar menulis. Guru jarang menerapkan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan

menantang. Akibatnya hasil yang diperoleh kurang maksimal. Beberapa peserta

didik belum mencapai ketuntasan nilai sesuai KKM (yaitu 70). Sedang yang lain

belum mencapai nilai yang memuaskan sesuai kriteria penilaian dalam

kompetensi menulis. Latar belakang ini yang memotivasi peneliti untuk

mengadakan penelitian dalam upaya meningkatkan keterampilan dalam bidang

menulis, khususunya dalam hal ini penulis memilih keterampilan menulis

deskripsi.

Dalam penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif

Kepala Bernomor Struktur dengan harapan bahwa peserta didik-peserta didik

termotivasi dan tertarik untuk belajar menulis, sehingga keterampilan menulis

peserta didik kelas V MIN Mulur khususnya dalam hal menulis dapat meningkat.

B. Deskripsi Kondisi Awal

Berikut adalah hal-hal yang menjadi dasar diadakannya penelitian:

Rendahnya hasil menulis peserta didik kelas V MIN Mulur khususnya

dalam hal menulis deskripsi, hal ini didasarkan pada data nilai peserta didik.

Sebagai gambaran awal pembelajaran yang dilaksanakan guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia yaitu Ibu Nur Widayati, S.Pd.I, bahwa pembelajaran menulis

yang selama ini berlangsung masih mengalami banyak kendala dan kekurangan,

antara lain: kurangnya keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran,

kurangnya perhatian peserta didik terhadap penyampaian guru, dan adanya

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

beberapa peserta didik yang enggan mengerjakan tugas dari guru selama

pembelajaran menulis berlangsung. Kendala-kendala ini disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya pembelajaran yang diterapkan oleh guru Bahasa

Indonesia belum inovatif dan tidak menarik minat belajar peserta didik. Sehingga

hal ini menyebabkan hasil pembelajaran yang diperoleh kurang maksimal

terutama pada kompetensi menulis.

Berikut adalah data nilai menulis deskripsi peserta didik dalam bentuk

data interval sebelum dilakukan tindakan atau pra-siklus (lihat lampiran 16)

tertera pada tabel 2, yaitu:

Tabel 2. Frekuensi Data Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Kelas V

MIN Mulur Sebelum Tindakan (pra-siklus)

No Nilai Nilai tengah

(x)

Frekuensi

(f) F(x) Prosentase

1 11-20 15,5 1 15,5 6,6 %

2 21-30 25,5 1 25,5 6,6 %

3 31-40 35,5 2 71 13,3 %

4 41-50 45,5 1 45,5 6,6 %

5 51-60 55,5 2 111 13,3 %

6 61-70 65,5 3 196,5 20 %

7 71-80 75,5 5 377,5 33,3 %

Jumlah 318,5 15 842,5 100 %

Rata-rata Kelas = 58,6

Berdasarkan tabel frekuensi data nilai kemampuan awal peserta didik

dalam menulis deskripsi sebelum diberikan tindakan pada gambar di atas, maka

dapat disajikan grafik kemampuan awal (pra-siklus) siswa dalam menulis

deskripsi, yaitu:

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Grafik 1. Nilai Kemampuan Menulis Deskripsi Kelas V MIN Mulur

Sebelum Tindakan (pra-siklus)

Nilai terendah, nilai tertinggi, rata-rata yang diperoleh, dan prosentase

ketuntasan pada waktu pra-siklus dapat dilihat pada tabel 3, yaitu:

Tabel 3. Data Hasil Nilai Menulis Dskripsi Peserta didik pra-Siklus

Keterangan Hasil Nilai

Nilai terndah 20

Nilai tertinggi 80

Rata-rata 58,6

Prosentase ketuntasan 33,3 %

Dari tabel frekuensi dan gambar grafik di atas, dapat diketahui nilai awal

atau pra-siklus peserta didik kelas V MIN Mulur dengan interval 10 dan jumlah

kelas 7, nilai tertinggi peserta didik adalah 80 dan nilai terendahnya 20.

Peserta didik yang memperoleh nilai antara 11– 20 sebanyak 1 anak,

nilai antara 21 – 30 ada 1 anak, nilai antara 31 – 40 ada 2 anak, nilai 41-50 ada 1

anak, nilai 51-60 ada 2 anak, nilai antara 61 – 70 ada 3 anak, dan nilai antara 71-

0

1

2

3

4

5

11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

80 ada 5 anak. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa peserta didik yang

memperoleh nilai di atas nilai KKM (pada interval 71 – 80) ada 5 peserta didik atau

33,3 % dari jumlah keseluruhan peserta didik.

Menurut analisis hasil evaluasi pra-siklus atau tes awal sebelum diadakan

tindakan, diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 58,6 atau dapat dikatakan bahwa

nilai rata-rata kelas belum mencapai batas KKM yaitu 70. Bila dianalisis lebih

jauh lagi, masih ada peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM yaitu

sebanyak 10 peserta didik. Sedangkan bila dibandingkan dengan harapan yang

diinginkan peneliti dan sekolah masih cukup jauh yaitu peningkatan hasil

keterampilan menulis deskripsi peserta didik sebesar 80 % atau 12 anak dari total

peserta didik 15 anak. Dari hasil tes awal dapat diambil kesimpulan sementara

bahwa keterampilan menulis deskripsi peserta didik kelas V MIN Mulur masih

rendah.

C. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Tindakan siklus I

Pelaksanaan siklus 1 selama lebih kurang 1 minggu mulai dari tanggal 9

Februari sampai dengan tanggal 11 Februari 2011 (2 kali pertemuan).

Adapun tahapan yang dilaksanakan selama siklus 1 adalah sebagai

berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan Kurikulum Pendididkan Dasar kelas V (silabus SD) pada

pokok bahasan Kompetensi Dasar menulis, peneliti melakukan langkah-

langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

Kepala Bernomor Struktur. Langkah-langkah tersebut, antara lain:

1) Memilih pokok bahasan yang sesuai dengan kompetensi menulis deskripsi.

Alasan memilih pokok bahasan terkait adalah:

(a) Pada pokok bahasan menulis deskripsi, guru belum menerapkan

model pembelajaran inovatif yang dapat menarik perhatian peserta

didik sehingga hasil karangan deskripsi peserta didik belum baik.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

(b) Menulis deskripsi merupakan kompetensi kebahasaan yang

melibatkan isi materi pelajaran maupun di luar materi pelajaran.

Sehingga keterampilaan menulis yang dimiliki dapat dikembangkan

meskipun di luar konteks pembelajaran.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti bersama guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia pokok bahasan menulis deskripsi.

RPP tersebut direncanakan selam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3

x 30 menit di setiap pembelajaran. RPP yang disusun meliputi aspek:

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model, langkah-

langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, penilaian (RPP

ada pada lampiran)

3) Mempersiapkan fasilitas dan media pembelajaran

Fasilitas yang dipersiapkan yaitu penataan ruang kelas yang

dikondisikan sesuai dengan model pembelajaran kooperatif, yaitu jumlah meja

dan kursi disesuaikan dengan jumlah peserta didik kemudian ditata menurut

jumlah kelompok.

Sedangkan media yang digunakan berupa:

a) Gambar-gambar berwarna sebagai media di depan kelas, yaitu gambar

buah anggur dan durian

b) Topi kepala bernomor antara 1 – 3 masing-masing terdiri atas 5

warna, yaitu merah, hijau, biru, coklat, dan kuning

4) Menyiapkan lembar pengamatan dan penilaian

Lembar pengamatan berfungsi untuk merekam seluruh kegiatan

pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan berupa lemabar

pengamatan kinerja guru saat mengajar dan lembar observasi keaktifan

peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Lembar pengamatan kerja

dinilai oleh guru Bahasa Indonesia sebagai pihak observer (peneliti

sebagai guru yang bertindak melaksanakan penelitian), sedangkan lembar

pengamatan keaktifan peserta didik dinilai oleh peneliti sebagai pihak

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pelaksana penelitian. Selain itu peneliti juga mempersiapkan lembar

penilaian dan lembar kerja peserta didik baik itu kelompok maupun

individu. Lembar penilaian disusun berdasarkan indikator dan tujuan

pembelajaran. Sedangkan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik

didasarkaan pada pedoman penilaian menulis deskripsi Bahasa Indonesia.

b. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti bekerja sama

dengan Guru Bahasa Indonesia. Peneliti bertindak sebagai pelaksana tindakan

sedangkan guru bertindak sebagai observer yang mengamati jalannya proses

pembelajaran.

1) Pertemuan ke – 1

Pada pertemuan ke-1 pokok bahasan menulis deskripsi

mempelajari tentang bagaimana mendiskripsikan gambar secara mendetail

dan terperinci, menuliskan pendiskripsian gambar dalam bentuk catatan

sederhana/ konsep awal, serta menyusun catatan sederhana/konsep awal

menjadi paragraf deskripsi. Sedangkan aspek pembelajaran yang ditekankan

pada pertemuan ke-1 ini adalah kemampuan peserta didik dalam berdiskusi

(kooperatif). Adapun langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran sebagai

berikut:

a) Kegiatan awal

(1) Peserta didik mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran dari

guru

(2) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai ciri-ciri

suatu benda, misalnya ciri-ciri rumah masing-masing anak

(3) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Peserta didik mengamati gambar buah (anggur dan durian) yang

diberikan oleh guru

(b) Secara berkelompok, peserta didik mencatat ciri-ciri atau

deskripsi dari gambar tersebut

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(c) Peserta didik menyusun hasil catatannya dalam kalimat yang

baik

(2) Elaborasi

(a) Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk menjawab

pertanyaan dari guru, yaitu peserta didik melakukan tugas sesuai

dengan bagian masing-masing dalam sebuah kelompok. Peserta

didik dengan nomor 1 bertugas mencatat/menuliskan hasil

pengamatan, ssiwa dengan nomor 2 bertugas menyusun catatan

dalam bentuk kalimat, dan peserta didik nomor 3 bertugas

memperbaiki penulisan dengan bahasa dan ejaan yang benar

(b) Peserta didik kembali melakukan diskusi kelompok untuk

mengkoreksi pekerjaanya

(3) Konfirmasi

(a) Perwakilan masing-masing kelompok membacakan catatan hasil

pengamatannya

(b) Perwakilan masing-masing kelompok membacakan hasil

karangan deskripsinya

c) Kegiatan akhir

(a) Guru bersama peserta didik memberikan kesimpulan terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan

(b) Peserta didik-peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang

materi pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya, yaitu

menyusun karangan deskripsi yang baik dengan menggunakan tanda

baca dan EYD yang baik.

2) Pertemuan ke-2

Pada pertemuan ke-2 peserta didik-peserta didik akan mendapat

materi tentang bagaimana menyusun karangan deskripsi, yaitu meliputi

pembelajaran mengenai ciri-ciri karangan deskripsi, bagaimana menyusun

karangan deskripsi yang baik, dan pembelajaran mengenai penulisan dan

penggunaan EYD yang benar dalam penulisan. Pembelajaran pada

pertemuan ke-2 ini menekankan pada aspek kemampuan peserta didik

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dalam berdiskusi dan kemampuan individu peserta didik dalam

menyelesaikan tugas.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh, sebagai

berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Guru membantu peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam

menerima pelajaran

(2) Guru mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan yang

lalu tentang ciri-ciri kalimat deskripsi

(3) Melalui tanya jawab interaktif guru bersama peserta didik

mendeskripsikan salah satu teman sekelas sebagai kegiatan apersepsi

pembelajaran

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Peserta didik membentuk kelompok-kelompok belajar dengan

susunan anggota seperti pertemuan yang lalu

(b) Melalui diskusi kelompok, guru memberikan pertanyaan secara

lisan kepada kelompok-kelompok secara acak

(2) Elaborasi

(a) Guru memberikan lembar kerja kelompok tentang materi

penulisan dan penggunaan EYD

(b) Melalui bimbingan guru, peserta didik mendiskusikan tugas

yang telah dikerjakan

(3) Konfirmasi

(a) Melalui bimbingan guru, peserta didik bersama guru mengulas

hasil pekerjaan yang telah dikerjakan

(b) Melalui tanya jawab, guru dan peserta didik membahas hasil

pekerjaan

c) Kegiatan Akhir

1) Peserta didik bersama guru memberikan kesimpulan terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu tentang bagaimana

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

menyusun karangan deskripsi yang baik dan penggunaan EYD yang

benar dalam penulisan

2) Peserta didik menerima tugas dari guru sebagai Pekerjaan Rumah

(PR) yaitu mengadakan pengamatan terhadap ruang dapur dan

menuliskannya dalam bentuk karangan deskripsi yang padu

3) Peserta didik menyimak penjelasan dari guru tentang materi

pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya

yaitu menyusun karangan deskripsi menjadi laporan pengamatan

atau laporan deskripsi

c. Observasi

Observasi atau pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang

menggunakan model kooperatif Kepala Bernomor Struktur dengan

menggunakan lembar pengamatan, baik itu lembar pengamatan kinerja guru

saat mengajar ataupun lembar keaktifan peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung (terlampir). Selain itu untuk merekam kegiatan

selama proses pembelajaran dalam bentuk gambar dengan menggunakan

kamera.

Tujuan diadakannya observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian

jalannya pembelajaran terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah dirancang sebelumnya. Selain itu untuk mengetahui seberapa jauh

tingkat keberhasilan penggunaan model pembelajaran kooperatif kepala

Bernomor Struktur dalam meningkatkan keterampilan menulis deskripsi

peserta didik. Oleh karena itu observasi tidak hanya dilakukan erhadap proses

pembelajaran yang dilaksanakan saja tetapi juga menyangkut aktivitas guru

selama melaksanakan pembelajaran terutama mengenai pengorganisasian

kelas.

Berikut merupakan uraian observasi terhadap pembelajaran pada

siklus I:

Pertemuan ke-1

Indikator :

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

8.2.1 Mampu melakukan pengamatanterhadap suatu objek

(kegiatan)

8.2.2 Mampu mendeskripsikan/menggambarkan suatu objek

dengan terperinci/mendetail

8.2.3 Mampu mencatat hasil pengamatan dalam bentuk catatan

sederhana/konsep awal

8.2.4 Mampu menyusun catatan sederhana/konsep awal menjadi

paragraf deskripsi yang baik

Pertemuan ke-2

Indikator :

8.2.5 Mampu menjelaskan ciri-ciri karangan deskripsi

8.2.6 Mampu menyusun karangan deskripsi dengan baik

8.2.7 Mampu menggunakan EYD dan aturan penulisan dalam

menulis deskripsi

Media:

1. Gambar buah anggur dan durian

2. Topi kepala bernomor 1 – 3 dengan warna berbeda (merah, kuning, hijau,

biru, dan coklat)

Berikut merupakan hasil observasi selama siklus I :

1) Kegiatan peserta didik

Hasil pengamatan terhadap kemampuan dan keaktifan peserta didik

selama proses pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:

(a) Kemampuan dan keaktifan personal:

(1) Peserta didik kurang aktif dalam merespon setiap apersepsi yang

diberikan oleh guru

(2) Peserta didik cukup aktif dalam memperhatikan penjelasan guru

saat memberikan materi

(3) Peserta didik cukup aktif menyimak setiap instruksi dari guru

meskipun ada beberapa yang tidak memperhatikn

(4) Peserta didik masih kurang aktif dalam kegiatan diskusi

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

(5) Peserta didik belum begitu terampil membuat catatan

sederhana/konsep awal dari pendeskripsian objek

(6) Kemampuan peserta didik dalam mengembangkan catatan

sederhana/konsep awal ke dalam paragraf deskripsi masih kurang

(b) Kemampuan dan keaktifan kelompok

(1) Peserta didik belum bisa bekerja secara kooperatif atau masih

bersifat individual

(2) Tanggung jawab individu terhadap kelompok cukup baik

(3) Keterampilan sosial yaitu membantu teman yang kesulitan masih

rendah

(4) Kedisiplinan kelompok dalam menjalankan tugas masih kurang

2) Kegiatan guru

(1) Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran degan cukup

menyenangkan

(2) Gerakan guru (posisi guru saat menjelaskan, posisi guru saat menulis

di papan tulis, dan mimik guru saat menjelaskan) sudah baik

(3) Kekuatan suara, intonasi, dan penekanan pada saat menjelaskan sudah

cukup baik

(4) Guru sudah menggunakan isyarat verbal (ucapan eward dan

punishment) selama proses pembelajaran

(5) Dalam menerapkan keterampilan operasional (membuka pelajaran,

mendorong dan melibatkan peserta didik selama pembelajaran,

mengajukan pertanyaan, dan mengakhiri pelajaran) cukup baik

(6) Proses pembelajaran belum berjalan sesuai alokasi waktu yang

ditetapkan

3) Hasil keterampilan menulis deskripsi peserta didik

Berdasarkan data hasil keterampilan menulis deskripsi peserta

didik pada pertemuan ke- 1 siklus I (terlampir) dapat diuraikan sebagai

berikut:

(1) Dilihat dari segi isi yaitu kelengkapan ciri-ciri objek deskripsi sudah

cukup baik

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(2) Pengorganisasian konsep awal menjadi sebuah paragraf deskripsi

masih kurang

(3) Pemilihan kosa kata belum begitu baik

(4) Dilihat dari segi kebahasaan cukup baik

(5) Dilihat dari aspek mekanik susunan penulisan masih kurang karena

masih banyak terdapat kesalahan dalam hal penulisan dan penggunaan

EYD

d. Refleksi

Data yang diperoleh selama pembelajaran menulis deskripsi

seluruhnya dikumpulkan, baik itu pada pertemuan 1 maupun pada pertemuan 2.

Berdasarkan hasil observasi selama proses pelaksanaan tindakan, pembelajaran

menulis deskripsi telah mengalami peningkatan pada hasil belajar

dibandingkan hasil pra-siklus. Hasil yang dicapai cukup signifikan, meskipun

belum mencapai batas ketuntasan yang diharapkan yaitu 80 % peserta didik

mencapai nilai lebih dari nilai KKM (70) dan cukup memiliki keterampilan

menulis deskripsi dengan baik.

Peningkatan yang cukup signifikan itu disebabkan oleh salah satunya

adalah penggunaan model kooperatif yang inovatif yaitu model kooperatif

Kepala Bernomor Struktur. Penerapan model tersebut menjadikan peserta didik

lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dari guru.

Peserta didik merasa mendapatkan hal baru dan pengalaman yang berbeda

selama proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Kepala

Bernomor Struktur.

Namun, yang perlu diperhatikan bahwa masih ada beberapa

kekurangan pada pembelajaran yang diadakan pada siklus I, diantaranya yaitu:

1) penerapan model pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur belum

sepenuhnya terlaksana secara maksimal. 2) pada saat diterapkannya model

pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur peserta didik-peserta didik

terlihat antusias, meskipun ada beberapa peserta didik yang belum mengerti

makna pembelajaran yang sebenarnya. 3) ada beberapa peserta didik yang

enggan untuk memperhatikan materi dengan serius meskipun beberapa di

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

antarnya telah menunjukkan keantusiasannya. 4) kerja sama peserta didik

dalam kelompok belum terjalin dengan baik, karena masih ada beberapa

peserta didik yang individulisme.

Berdasarkan refleksi yang dilakukan pada tahap siklus I masih

didapati beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran, oleh karenanya

peneliti berusaha untuk mencari solusi dari kekurangan tersebut, diantaranya

peneliti menerapkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan selama

proses pembelajaran berlangsung agar peserta didik semakin tertarik dan

semangat dalam mengikuti pelajaran, peneliti juga memberikan variasi tugas

kepada peserta didik dengan tujuan agar peserta didik-peserta didik tidak

merasa bosan dalam mengerjakan, selain itu peneliti juga memberikan motivasi

di sela-sela pembelajaran baik itu berupa penghargaan verbal maupun non-

verbal dengan tujuan agar peserta didik semakin antusias dalam belajar.

Sehubungan dengan hal itu, maka peneliti merencanakan untuk mengadakan

siklus berikutnya, yaitu siklus II.

Berikut ini adalah data nilai yang diperoleh pada pembelajaran siklus

I, baik pertemuan ke-1 maupun ke-2 :

1) Hasil Nilai Siklus I Pertemuan ke-1

Indikator:

a) Mampu melakukan pengamatan terhadap suatu objek (kegiatan)

b) Mampu mendeskripsikan/menggambarkan suatu objek gambar dengan

terperinci/mendetail

c) Mempu mencatat hasil pengamatan dalam bentuk catatan

sederhana/konsep awal

d) Mampu menyusun catatan sederhana/konsep awal menjadi paragraf

deskripsi yang baik

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4. Data nilai Siklus I pertemuan ke-1

No Nilai Nilai Tengah

(x)

Frekuensi

(f) f (x) Prosentase

1 55-58 56,5 1 56,5 6,6 %

2 59-62 60,5 1 60,5 6,6 %

3 63-66 64,5 1 64,5 6,6 %

4 67-70 68,5 2 137 20 %

5 71-74 72,5 5 362,5 33,3 %

6 75-78 76,5 5 382,5 33,3 %

Jumlah 411 15 1.063,5 100 %

Rata-rata Kelas = 71,3

Berdasarkan tabel frekuensi nilai pada siklus I pertemuan ke-1 maka dapat

digambarkan pada grafik 2, yaitu:

Grafik 2. Nilai Siklus I Pertemuan ke-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

55-58 59-62 63-66 67-70 63-66 67-70 71-74 75-78

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 5. Hasil Tes Siklus I Pertemuan ke-1

Keterangan Hasil Nilai

Nilai terendah 57

Nilai tertinggi 78

Rata-rata 71,3

Prosentase Ketuntasan 66,6 %

2) Hasil Nilai Siklus I Pertemuan ke-2

Indikator:

a) Mampu menjelaskan ciri-ciri karangan deskripsi

b) Mampu menyusun karangan deskripsi dengan baik

c) Mampu menggunakan EYD dan tanda baca dengan baik dalam menulis

deskripsi

Tabel 6. Data Nilai Siklus I Pertemuan ke-2

No Nilai Nilai Tengah

(x)

Frekuensi

(f) F (x) Prosentase

1 62-65 63,5 1 63,5 6,6 %

2 66-69 67,5 2 135 20 %

3 70-73 71,5 5 357,5 26,6 %

4 74-77 75,5 3 226,5 20 %

5 78-81 79,5 3 238,5 20 %

6 82-85 83,5 1 83,5 6,6 %

Jumlah 441 15 1.108,5 100 %

Rata-rata Kelas= 73,66

Berdasarkan tabel frekuensi nilai pada siklus I pertemuan ke-2 di atas, maka dapat

digambarkan pada grafik 3, yaitu:

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Grafik 3. Data Nilai Siklus I Pertemuan ke-2

Tabel 7. Hasil Tes Siklus I Pertemuan ke-2

Keterangan Hasil Nilai

Nilai terendah 62

Nilai tertinggi 84

Rata-rata 73,66

Prosentase 73,3 %

Dari kedua data di atas (hasil siklus I pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2) maka

dapat dibuat tabel rata-rata hasil nilai pada pra-siklus dan siklus I sebagai berikut:

Tabel 8. Perbandingan Rata-rata Hasil Nilai siklus I dan pra-Siklus

No Keterangan Siklus I Rata-rata

Siklus I

Nilai Hasil

pra-siklus Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Nilai Terendah 57 61 59 20

2 Niali Tertimggi 78 84 81 80

3 Rata-rata Kelas 71,3 75,66 73,45 58,6

4 Prosentase 66,6% 73,3% 49,9% 33,3%

0

1

2

3

4

5

6

62-65 66-69 70-73 74-77 78-81 82-85

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran pada pertemuan ke-

2 siklus I mengalami peningkatan bila dibanading pada pertemuan ke-1. Dilihat

dari nilai terendah spertemuan ke-1 yaitu 57 telah meningkat menjadi 61, nilai

tertinggi yang semula sebesar 78 meningkat menjadi 84, rata-rata kelas pada

pertemuan ke-1 sebesar 71,3 telah mengalami peningkatan sebesar 4,36 menjadi

75,66. Sedangkan peningkatan cukup signifikan terlihat pada prosentase

ketuntasan belajar peserta didik, yaitu pad a pertemuan ke-1 hanya 66,6% telah

meningkat cukup baik menjadi 73,3%.

Dari kedua hasil nilai baik pertemuan ke-I maupun ke-2 dibuat rata-rata

secara keseluruhan, sehingga didapat rata-rata hasil nilai siklus I, kemudian hasil

tersebut dapat dibandingkan dengan hasil sebelum diadaknnya tindakan (pra-

siklus), untuk lebih jelasnya dapat dibuat grafik perbandingan, yaitu grafik 4 dan

grafik 5:

Grafik 4. Perbandingan Nilai Rata-rata pra-Siklus dan Siklus I

58.6

73.45

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

pra siklus siklus I

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Grafik 5. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar Peserta didik Kelas V

dalam Menulis Deskripsi pra-Siklus dan Siklus I

2. Tindakan siklus II

Pelaksanaan siklus II diadakan selama lebih kurang 1 minggu, yaitu

dimulai tanggal 14 Februari 2011 dan berakhir tanggal 17 Februari 2011. Siklus II

terdiri atas 2 pertemuan, dengan alokasi waktu tiap pertemuan adalah 3x30 menit.

Adapun tahapan yang dilaksanakan pada siklus II, sebagai berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi terhadap tindakan pada

siklus 1, didapat kesimpulan bahwa hasil pembelajaran selama siklus I telah

mengalami peningkatan dan capaian keberhasilan yang diinginkan yaitu 80 %

peserta didik mendapat nilai di atas KKM (70). Namun, keterampilan peserta

didik dalam menulis deskripsi belum dikatakan baik meskipun telah

mengalami peningkatan dibanding pada waktu pra-siklus. Berdasarkan

pertimbangan tersebut, peneliti dengan bantuan guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia mengadakan perencanaan untuk melaksanakan tahap siklus II.

Peneliti menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

lebih cermat dan teliti.

33.3%

69.9%

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

pra siklus siklus I

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Sebagaimana halnya pada perencanaan tahap siklus I, langkah-

langkah perencanaan pada siklus II juga terdiri atas: a) pemilihan pokok

bahasan mataeri pembelajaran (penentuan Kompetensi Dasar dan Indikator);

b) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); c) persiapan fasilitas

dan media pembelajaran; d) persiapan lembar pengamatan dan penilaian

b. Pelaksanaan tindakan

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan,

deskripsi pelaksanaannya sebagai berikut:

1) Pertemuan ke-1

Pertemuan ke-1 pelajaran Bahasa Indonesia mempelajari tentang membuat

laporan pengamatan atau laporan deskripsi. Aspek penekan pembelajaran

pada siklus II pertemuan I adalah kemampuan kerja sama (kooperatif)

peserta didik dalam berdiskusi. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

mencakup kegiatan sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Peserta didik mempersiapkan diri untuk menerima materi

pembelajaran dari guru

(2) Guru memberikan kegiatan apersepsi berupa tanya jawab tentang

menulis laporan pengamatan

(3) Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai tujuan

pembelajaran yang dilaksanakan yakni membuat laporan

pengamatan dengan menggunakan EYD dan tanda baca yang benar

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Secara berkelompok, peserta didik-peserta didik mendiskusikan

susunan dalam pembuatan laporan pengamatan

(b) Guru bertanya jawab terhadap peserta didik tentang materi

laporan pengamatan dan bagaimana menyusun karangan

deskripsi menjadi laporan pengamatan/deskripsi

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

(2) Elaborasi

(a) Melalui diskusi kelompok, peserta didik mengerjakan tugas

dari guru berupa laporan pengamatan kelas dan kegiatan

peserta didik di dalam kelas

(b) Berdasarkan nomor kepala, tiap anggota kelompok

mengerjakan tugas sesuai dengan bagian masing-masing

(3) Konfirmasi

(a) Peserta didik bersama guru mengevaluasi jalannya diskusi yang

sedang berlangsung

(b) Melalui tanya jawab, peserta didik bersama guru membahas

tugas yang telah dilaksanakan

c) Kegiatan Akhir

(a) Peserta didik bersama guru memberikan kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilaksanakan

(b) Guru memberikan umpan balik bagi peserta didik yang bertanya

(c) Guru memberikan pekerjaan rumah berupa laporan pengamatan

kegiatan masing-masing di rumah

2) Pertemuan ke-2

Pada pertemuan ke-2 materi yang akan dipelajari yaitu masih

tentang menulis laporan deskripsi pelajaran Bahsa Indonesia. Pada

pertemuan ke-2 ini lebih menekankan pada aspek kemampuan individu

tiap-tiap peserta didik baik untuk menyelesaikan tugas individu dalam

kelompok maupun tugas individu secara mandiri. Adapun langkah-

langkah pembelajaran yang ditempuh sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

(1) Peserta didik-peserta didik mempersiapkan diri untuk menerima

materi pembelajaran dengan bantuan guru

(2) Guru mengulas sedikit tentang materi menulis deskripsi dan

membuat laporan pengamatan

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(3) Melaui kegiatan diskusi, peserta didik bersama guru membahas

tugas pada pertemuan sebelumnya yaitu berupa Pekerjaan Rumah

(PR) membuat laporan pengamatan aktivitas di rumah

(4) Guru memberikan tugas secara individu yaitu membuat laporan

pengamatan yang dilengkapi catatan sederhana/konsep awal.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Peserta didik mengamati gambar yang telah diberikan guru di

depan kelas yaitu gambar stasiun kereta api dan pertandingan

sepak bola Indonesia

(b) Peserta didik menuliskan ciri-ciri/deskripsi gambar-gambar

tersebut pada lembar kerja masing-masing

(2) Elaborasi

(a) Peserta didik menyusun hasil pekerjaannya menjadi sebuah

laporan pengamatan

(b) Guru mengobservasi kegiatan menulis peserta didik secara

menyeluruh

(3) Konfirmasi

(a) Peserta didik bertanya pada guru tentang hal-hal yang berkaitan

dengan tugas yang dirasa belum jelas

(b) Guru memberikan umpan balik setiap pertanyaan yang

diajukan peserta didik

c) Kegiatan Akhir

(a) Peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaannya pada batas waktu

yang telah ditentukan

(b) Guru mengulas hasil pekerjaan peserta didik dan mengulang

kembali materi-materi yang telah diberikan sebelumnya

(c) Guru memberikan penguatan dan reward terhadap peserta didik

yang berprestasi

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

c. Observasi

Peneliti selaku guru yang melakukantindakan penelitian

berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Bahsa Indonesia untuk

melakukan observasi lebuh lanjut terhadap pelaksanaan pembelajaran

tahap siklus II. Seperti halnya pada siklus I, tindakan observasi

dilaksanakan untuk memantau kegiatan dan keaktifan peserta didik selama

proses pembelajaran berlangsung (dinilai oleh peneliti), selain itu aktivitas

peneliti sebagai pengajar juga dinilai, pihak yang menilai adalah guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia selaku observer.

Keseluruhan data yang diperoleh dalam penelitian ini termasuk

pencatatan hasil tes peserta didik akan dijadikan bahan atau masukan

untuk menganalisis keterampilan menulis deskripsi peserta didik secara

keseluruhan, baik itu pembelajaran tahap siklus I maupun tahap siklus II.

Adapun uraian hasil observasi pada siklus II, sebagai berikut:

Pertemuan: 1 (satu)

Indikator:

8.2.8 Mampu membuat laporan pengamatan/deskripsi sesuai

dengan susunan laporan yang benar

8.2.9 Mampu menggunakan EYD dan tanda baca yang benar

8.2.10 Mampu bekerja sama dalam sebuah diskusi kelompok

(kooperatif)

Pertemuan: 2 (dua)

Indikator:

8.2.11 Mampu menyusun laporan pengamatan/deskripsi secara

individu dengan utuh (mulai dari menyusun ciri-ciri/catatan

deskripsi sebuah objek, mengembangkan catatan sederhana

menjadi kalimat, menyusun paragraf deskripsi menjadi

laporan pengamatan)

Media:

1. Gambar stasiun kereta api dan pertandingan sepak bola

Indonesia

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Berikut merupakan uraian hasil observasi selama pembelajaran

siklus II:

1) Kegiatan peserta didik

Hasil pengamatan terhadap kemampuan dan keaktifan peserta

didik selama proses pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:

(a) Kemampuan dan keaktifan personal:

(1) Peserta didik cukup aktif dalam merespon setiap apersepsi yang

diberikan oleh guru

(2) Sebagian besar peserta didik cukup antusias dalam

memperhatikan penjelasan guru saat memberikan materi

(3) Peserta didik cukup aktif menyimak setiap instruksi dari guru

meskipun ada beberapa yang tidak memperhatikn

(4) Peserta didik cukup aktif dalam melaksanakan kegiatan diskusi

(5) Peserta didik cukup terampil membuat catatan

sederhana/konsep awal dari pendeskripsian objek. Hasil catatan

deskripsi peserta didik sudah cukup detail

(6) Kemampuan peserta didik dalam mengembangkan catatan

sederhana/konsep awal ke dalam paragraf deskripsi sudah

cukup baik

(b) Kemampuan dan keaktifan kelompok

(1) Peserta didik dapat bekerja sama antar anggota dalam

kelompok

(2) Tanggung jawab individu terhadap kelompok cukup baik

(3) Keterampilan sosial yaitu membantu teman yang kesulitan

sudah ada/muncul

(4) Kedisiplinan kelompok dalam menjalankan tugas cukup baik

2) Kegiatan guu

(1) Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan sangat

menyenangkan

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

(2) Gerakan guru (posisi guru saat menjelaskan, posisi guru saat

menulis di papan tulis, dan mimik guru saat menjelaskan) sudah

baik

(3) Kekuatan suara, intonasi, dan penekanan pada saat menjelaskan

sudah cukup baik

(4) Guru sudah menggunakan isyarat verbal (ucapan reward dan

punishment) selama proses pembelajaran

(5) Dalam menerapkan keterampilan operasional (membuka pelajaran,

mendorong dan melibatkan peserta didik selama pembelajaran,

mengajukan pertanyaan, dan mengakhiri pelajaran) cukup baik

(6) Proses pembelajaran sudah berlangsung sesuai alokasi waktu yang

ditetapkan

3) Hasil keterampilan menulis deskripsi peserta didik

Berdasarkan data hasil keterampilan menulis deskripsi peserta

didik pada pertemuan ke- 1 siklus I (terlampir) dapat diuraikan sebagai

berikut:

(1) Dilihat dari segi isi yaitu kelengkapan ciri-ciri objek deskripsi

sudah cukup baik

(2) Pengorganisasian konsep awal menjadi sebuah paragraf deskripsi

masih kurang

(3) Pemilihan kosa kata belum begitu baik

(4) Dilihat dari segi kebahasaan cukup baik

(5) Dilihat dari aspek mekanik susunan penulisan masih kurang karena

masih banyak terdapat kesalahan dalam hal penulisan dan

penggunaan EYD

d. Refleksi

Dari hasil pembelajaran siklus II, baik data yang diperoleh dari

pembelajaran pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2 dikumpulkan lalu

dianalisis.

Menurut observasi dan evaluasi yang dilaksanakan setelah

diadakannya tindakan siklus II, didapati kesimpulan bahwa hasil

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dibanding dengan

hasil pembelajaran pada siklus I. Jumlah peserta didik yang mencapai

ketuntasan belajar melebihi nilai KKM (70) sejumlah 80%. Hal ini sesuai

batas/target yang diinginkan yaitu sebanyak 12 peserta didik dari total

keseluruhan 15 peserta didik. Batas ketuntasan yang diperoleh juga

disertai adanya keterampilan menulis deskripsi yang cukup baik pada

kemampuan individu. Meskipun ada beberapa anak yang memiliki

keterampilan menulis dekripsi yang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh

faktor intern dari diri peserta didik, yaitu kurang adanya motivasi lebih

dari dalam diri peserta didik, peserta didik tertentu memang malas untuk

menulis, dan peserta didik tertebtu memiliki kemampuan berfikir yang

agak lambat dibanding kemampuan rata-rata peserta didik.

Berikut merupakan hasil nilai tes pada pembelajaran siklus II, yang

meliputi pertemuan 1 dan 2:

1) Hasil Nilai Siklus II Pertemuan ke-1

Indikator :

a) Mampu membuat laporan pengamatan/deskripsi sesuai dengan

susunan laporan yang benar

b) Mampu menggunakan EYD dan tanda baca yang benar

c) Mampu bekerja sama dalam sebuah diskusi kelompok (kooperatif)

Tabel 9. Data Nilai Siklus II Pertemuan ke-1

No Nilai Nilai Tengah

(x)

frekuensi f (x) Prosentase

1 62-65 63,5 2 127 13,3 %

2 66-69 67,5 1 67,5 6,6 %

3 70-73 66,5 1 66,5 6,6 %

4 74-77 74,5 3 223,5 20 %

5 78-81 79,5 6 477 40 %

6 82-85 83,5 2 167 13,3 %

Jumlah 435 15 1.128,5

Rata-rata Kelas= 75

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Dari table frekuensi di atas maka dapat digambarkan grafik 6, yaitu:

Grafik 6. Data Nilai Siklus II Pertemuan ke-1

Tabel 10. Hasil Tes Siklus II pertemuan ke-1

Keterangan Hasil Nilai

Nilai Terendah 62

Nilai Tertinggi 83

Rata-rata 75

Prosentase Ketuntasan 80 %

2) Hasil Nilai Siklus II Pertemuan ke-2

Indikator :

Mampu menyusun laporan pengamatan/deskripsi secara individu

dengan utuh (mulai dari menyusun ciri-ciri/catatan deskripsi

sebuah obyek, mengembangkan catatan sederhana menjadi

kalimat, menyususn paragraf deskripsi menjadi laporan

pengamatan)

0

1

2

3

4

5

6

7

62-65 66-69 70-73 74-77 78-81 82-85

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 11. Data Nilai Siklus II Pertemuan ke-2

No Nilai Nilai Tengah

(x)

Frekuensi

(f) f (x) Prosentase

1 55-58 56,5 1 56,5 6,6 %

2 59-62 60,5 1 60,5 6,6 %

3 63-66 64,5 1 64,5 6,6 %

4 67-70 68,5 1 68,5 6,6 %

5 71-74 72,5 1 72,5 6,6 %

6 75-78 76,5 1 76,5 6,6 %

7 77-80 78,5 2 157 13,3 %

8 81-84 82,5 2 165 13,3 %

9 83-86 84,5 4 338 26,6 %

10 87-90 88,5 1 88,5 6,6 %

Jumlah 733 15 1.147,4 100 %

Rata-rata= 76,73

Dari tabel frekuensi nilai siklus II pertemuan ke-2 di atas maka dapat disajikan

grafik 7, yaitu:

Grafik 7. Data Nilai Siklus II Pertemuan ke-2

0

1

2

3

4

5

55-58 59-62 63-66 67-70 71-74 75-78 77-80 81-84 83-86 87-90

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 12. Hasil Tes Siklus II Pertemuan 2:

Keterangan Hasil Nilai

Nilai Terendah 58

Nilai Tertinggi 89

Rata-rata 76,73

Prosentase Ketuntasan 80 %

Dari paparan nilai di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding dengan

hasil pembelajaran pada siklus I. Rata-rata hasil menulis deskripsi terus meningkat

dari pertemuan 1 sebesar 75 menjadi 76,73. Dilihat dari nilai tertinggi yang

diperoleh peserta didik juga meningkat dari 83 menjadi 89. Selain itu ketuntasan

hasil belajar pada siklus II, baik itu pertemuan ke-1 maupun ke-2 telah

menunjukkan peningkatan yang cukup tajam dan sejalan dengan target yang ingin

dicapai yaitu ketuntasan belajar mencapai 80 % atau sebanyak 12 anak dari total

peserta didik 15 anak. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan keterampilan

menulis peserta didik yang semakin baik, dari segi kualitas maupun kuantitas.

Analisis lebih jauh mengenai hasil tulisan peserta didik yang berupa

laporan pengamatan, bila dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus

sebelumnya, hasil pembelajaran pada siklus II telah mengalami banyak

peningkatan. Peningkatan-peningkatan tersebut dalam hal:

1) ciri-ciri deskripsi objek yang semakin detail

2) pengorganisasian kalimat yang semakin baik

3) susunan kalimat cukup koheren

4) kuantitas tulisan yang semakin baik.

Disamping itu juga masih ada kekurangan antara lain: penggunaan EYD

yang belum tepat serta penggunaan tanda baca yang masih cukup banyak

kesalahan.

Namun secara umum dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

keterampilan peserta didik dalam menulis deskripsi. Untuk lebih jelasnya

disediakan tabel perbandingan nilai rata-rata siklus I dan siklus II

Tabel 13. Perbandingan Hasil Nilai pada Siklus I dan Siklus II

No Keterangan Siklus I

Rata-rata Siklus II

Rata-rata Pert 1 Pert 2 Pert 1 Pert 2

1 Nilai Tertinggi 78 84 81 83 89 86

2 Nilai Terendah 57 62 59,5 63 58 60,5

3 Rata-rata 71,3 73,6 72,45 75 76,7 75,58

4 Prosentase 66,6 % 73,3% 69,95% 80% 80% 80%

Berdasarkan tabel 12, maka dapat disajikan grafik peningkatan menulis deskripsi

peserta didik siklus I dan siklus II, yaitu:

Grafik 8. Perbandingan Nilai Rata-rata Siklus I dan Siklus II

Dari grafik perbandingan nilai rata-rata di atas, terlihat peningkatan yang

cukup berarti yaitu sebesar 3,13. Sedangkan secara keseluruhan, baik itu pada

awal pra-siklus, siklus I, maupun siklus II peningkatan rata-rata menulis deskripsi

peserta didik dapat dilihat pada tabel 14:

72.45 75.58

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

siklus I siklus II

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel 14. Perbandingan Hasil Nilai pra-Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Keterangan pra-Siklus Siklus I Siklus II

1 Nilai Tertinggi 80 81 86,75

2 Nilai Terendah 20 59,5 60,5

3 Rata-rata 58,6 72,45 75,58

4 Prosentase Ketuntasan 33,3 % 69,9 % 80 %

Berdasarkan tabel 14, maka dapat dilihat grafik perbandingan:

Grafik 9. Perbandingan Nilai Rata-rata pra-Siklus, Siklus I, dan Siklus II

D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah melaksanakan tindakan sebanyak 2 siklus yaitu berupa

pembelajaran selama 4 kali pertemuan, diperoleh hasil peningkatan keterampilan

menulis deskripsi peserta didik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya hasil tes

belajar pada kompetensi menulis deskripsi. Selain itu adnya peningkatan hasil

pekerjaan peserta didik yang semakin membaik. Pada siklus I dan II telah

dilaksanakan pembelajaran materi menulis deskripsi dengan indikator sebagai

berikut:

1. Mampu menjelaskan cirri-ciri karangan deskripsi

58.6

72.4575.58

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

pra siklus siklus I siklus II

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

2. Mampu mendeskripsikan/menggambaarkan suatu objek dengan

terperinci/mendetail

3. Mampu mencatat hasil pengamatan dalam bentuk catatan

sederhana/konsep awal

4. Mampu menyususn catatan sederhana/konsep awal menjadi paragraf

deskripsi yang baik

5. Mampu menyusun karangan deskripsi dengan baik

6. Mampu menggunakan EYD dan aturan penulisan dalam menulis deskripsi

7. Mampu membuat laporan pengamatan/deskripsi seuai dengan susunan

pembuatan laporan

8. Mampu bekerja sama dalam sebuah diskusi

9. Mampu menyusun laporan pengamatan/deskripsi secara individu dengan

utuh

Hasil penelitian selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Hasil wawancara terhadap guru

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan sebelum dan sesudah

dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan model koopertif Kepala

Bernomor Struktur, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

a) Sebelum dilakukan tindakan

Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif yang inovatif

sehingga gaya mengajar terkesan monoton, akibatnya peserta didik kurang

antusias dan tertarik dalam melaksanakan pembelajaran, selain itu nilai hasil

menulis deskripsi peserta didik belum mencapai hasil yang memuaskan

b) Sesudah dilakukan tindakan

Penggunaan model pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur dapat

meningkatkan keterampilan menulis deskripsi peserta didik. Hal ini dapat

dilihat dari hasil tes peserta didik.

2. Observasi terhadap guru

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru mengalami peningkatan. Pada

pembelajaran siklus I, rata-rata skor hasil observasi terhadap guru pada pertemuan

pertama 3,11 dan pada pertemuan kedua 3,41. Jadi rata-rata skor aktivitas guru

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

dalam pembelajaran siklus I adalah 3,32 (baik). Sedangkan hasil observasi

terhadap guru pada siklus II ( lampiran 9 dan 11 ), rata-rata hasil observasi pada

pertemuan pertama 3,21 dan pada pertemuan kedua 3,74. Jadi rata-rata aktivitas

guru dalam pembelajaran siklus II adalah 3,66 (baik).

3. Hasil nilai tes menulis deskripsi peserta didik

a. Data nilai peserta didik kelas V sebelum diterapkannya model pembelajaran

koopertif Kepala Bernomor Struktur

Pada waktu diadaknnya tes pra-siklus diketahui nilai rata-rata diperoleh

sebesar 58,6. Dari hasil ini masih didapati banyak peserta didik yang mendapat

nilai kurang dari KKM (70), yaitu sebanyak 10 peserta didik. Peserta didik

yang memperoleh nilai antara 71 – 80 sebanyak 5 anak, nilai antara 61 – 70 ada

3 anak, nilai antara 51 – 60 ada 2 anak, nilai antara 41 – 50 ada 1 anak, nilai

antara 31 – 40 ada 2 anak, nilai antara 21-30 sebanyak 1 anak, dan yang

mendapat nilai antara 11-20 ada 1 anak. Dari data tersebut dapat diketahui

bahwa peserta didik yang memperoleh nilai > 70 (pada interval 71 – 80) ada 5

peserta didik atau 40% dari jumlah keseluruhan peserta didik.

b. Data nilai peserta didik siklus I

Berdasarkan daftar nilai yang terdapat pada lampiran. dapat diketahui nilai

hasil evaluasi menulis deskripsi peserta didik pada siklus I yang terdiri atas 2

pertemuan, sebagai berikut:

1) Pada pertemuan ke-1 peserta didik yang memperoleh nilai antara rentang

55-58 ada 1 peserta didik, 59-62 sebanyak 1 peserta didik, 63-66 ada 1

peserta didik, 67-70 ada 2 peserta didik, nilai 71-74 sebanyak 5 peserta

didik dan yang mendapat nilai antara 75-78 sebanyak 5 peserta didik. Dari

data tersebut dapat diketahui rata-rata nilai sebesar 71,3 dan prosentase

ketuntasan belajar peserta didik mencapai 66,6 %.

2) Pada pertemuan ke-2 peserta didik yang memperoleh nilai 61-65 sebanyak

2 peserta didik, nilai 66-69 ada 1 peserta didik, 70-73 ada 1 peserta didik,

74-77 ada 3 peserta didik, 78-81 ada 6 peserta didik, dan yang mendapat

nilai 82-85 ada 2 peserta didik. Bila dilihat dari rentang nilai yang ada,

maka pada siklus I pertemuan ke-2 prosentase ketuntasan belajar peserta

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

didik mengalami peningkatan menjadi 73,3 %, artinya terjadi kenaikan

sebesar 6,7%. Dilihat dari nilai rata-rata juga meningkat dari pertemuan ke-

1 sebesar 71,3 menjadi 73,66.

Sedangkan bila dibandingkan dengan pra-siklus, pembelajaran pada siklus

I mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bila dilihat dari nilai

rata-rata yang semula 58,6 meningkat menjadi 72,45 (lihat tabel 12),

begitu juga dengan prosentase ketuntasan belajar juga meningkat, yang

semula 40 % telah meningkat menjadi 69,9%.

c. Data nilai peserta didik siklus II

1) Pada pertemuan ke-1 peserta didik yang mendapat nilai anatara rentang 62-

65 sebanyak 2 peserta didik, nilai 66-69 sebanyak 1 peserta didik, nilai 70-

73 ada 1 peserta didik, nilai 74-77 sebanyak 3 peserta didik, nilai 78-81

sebanyak 6 peserta didik, dan yang mendapat nilai 82-85 ada 2 peserta

didik. Sedangkan rata-rata keseluruhan peserta didik sebesar 75.

2) Pada pertemuan ke-2 peserta didik yang mendapata nilai antara 55-58

sebanyak 1 peserta didik, nilai 59-62 ada 1 peserta didik, nilai 63-66 ada 1

peserta didik, nilai 67-70 ada 1 peserta didik, nilai 71-74 ada 1 peserta

didik, nilai 75-78 ada 1 peserta didik, nilai 77-80 sebanyak 2 peserta didik,

nilai 81-84 ada 2 peserta didik, nilai 83-86 ada 4 peserta didik, dan nilai

antara 87-90 ada 1 peserta didik. Rata-rata kelas sebesar 76,73. Bila

dibandingkan dengan nilai pada pertemuan 1 terdapat peningkatan sebesar

1,73.

Bila dibandingkan dengan pra-siklus, pembelajran pada siklus II

mengalami peningkatan yang cukup baik, yaitu rata-rata yang semula

sebesar 58,6 meningkat tajam menjadi 76,6.

Dengan melihat temuan hasil penelitian yang berupa data-data nilai di

atas maka dapat diketahui adanya peningkatan proses maupun hasil pembelajaran

menulis deskripsi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Kepala

Bernomor Struktur. Peningkatan dapat dilihat dari perhitungan rata-rata nilai

ketika diadakannya pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat

pada tabel 15, yaitu:

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 15. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Menulis Deskripsi Peserta

didik pada pra-Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Pembelajaran Menulis

Deskripsi Pra-siklus

Sesudah dilaksanakan tindakan

Siklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata 58,6 72,45 75,58

2 Nilai tertinggi 80 81 86

3 Nilai terendah 20 59,5 60,5

4 Prosentase Ketuntasan 33.3 % 49,9 % 80 %

Sedangkan bila dilihat dari prosentase ketuntasan hasil nilai peserta didik

secara keseluruhan, baik itu pra-siklus, siklus I. dan siklus II, dapat dilihat pada

grafik 10, yaitu:

Grafik 10. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Menulis deskripsi praSiklus,

Siklus I, dan Siklus II

Dari data perbandingan antara pra-siklus, siklus I, dan siklus II dapat

dianalisis sebagai berikut:

Nilai rata-rata dari pembelajaran pra-siklus hingga siklus II terus

mengalami peningkatan yaitu rata-rata yang semula 58.6 menjadi 72,45 terus

meningkat hingga 75,58. Sedangkan nilai tertinggi yang semula pada waktu pra-

33.3%

69.9%

80%

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

pra siklus siklus I siklus II

Pro

sen

tase

Ket

un

tasa

n B

elaj

ar

men

ulis

des

krip

si

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

siklus sebesar 80 setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 81, dan setelah

dilaksanakan siklus II meningkat lagi menjadi 86,75. Untuk nilai terendah pada

masa pra-siklus terdapat peserta didik yang mendapat nilai 20, pada siklus I telah

mengalami peningkatan menjadi 59,5, hingga pada siklus II meningkat menjadi

60,5. Kat pada siklus I menjadi 66,6% dan di akhir pembelajaran siklus II

mengalami peningkatan menjadi 80% yaitu sejumlah 12 anak memiliki

keterampilan menulis deskripsi yang baik, artinya bahwa target penelitian dapat

tercapai.

Dilihat dari hasil pekerjaan peserta didik dalam menulis deskripsi sudah

mengalami peningkatan yang cukup berarti. Peserta didik yang semula belum bisa

mendeskripsikan objek sudah terampil mendeskripsikan objek dengan ciri-ciri

cukup detail, semula susunan kalimat belum begitu baik setelah diadakannya

pembelajaran pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yaitu dapat

menyusun sebuah karangan dekripsi ataupun laporan pengamatan dengan baik.

Dari 15 peserta didik dapat dikatakan yang memiliki rata-rata

keterampilan menulis deskripsi dengan baik berkisar sekitar 12 peserta didik, yang

memiliki keterampilan menulis deskripsi sedang berjumlah 2 peserta didik,

dan terdapat 1 peserta didik peserta didik yang memiliki keterampilan

menulis deskripsi dengan kriteria kurang. Faktor yang mendasari kurangnya

keterampilan anak tersebut adalah dari dalam diri anak sendiri. Anak kurang

memberikan respon yang positif terhadap proses pembelajaran meskipun guru

telah berusaha mengadakan pendekatan personal dan memberikan motivasi dan

bimbingan.

Sedangkan penilaian terhadap aktivitas baik guru maupun peserta didik

dapat dilihat pada tabel 16:

Tabel 16. Aktivitas Peserta didik dan Guru

No Jenis Aktivitas Siklus I Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Aktivitas

peserta didik 2,85(kurang) 3,14(cukup) 3,42(cukup) 3,85(baik)

2 Aktivitas Guru 2,78(kurang) 3,09(cukup) 3,59(baik) 3,81(baik)

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Dari tabel di atas maka dapat dibuat tabel rata-rata penilaian, yaitu:

Tabel 17. Rata-rata Aktivitas Peserta didik dan Guru pada Siklus I dan Siklus II

Skor rata-rata Siklus I Siklus II

Aktivitas Peserta didik 2,99 (kurang) 3,63 (baik)

Aktivitas Guru 2,93 (kurang) 3,70 (baik)

Grafik 11. Rata-rata Aktivitas Peserta didik dan Guru pada Siklus I dan

Siklus II

Berdasarkan tabel dapat diketahui aktivitas peserta didik pada siklus I

pertemuan 1 memiliki skor rata-rata 2,85 (kurang), hal ini mencerminkan bahwa

pada pembelajaran siklus I pertemuan 1 peaerta didik belum melaksanakan proses

pembelajaran secara aktif. Sedangkan pada pertemuan 2 aktivitas peserta didik

mulai menunjukkan peningkatan menjadi 3,14 (cukup), bila dibuat rata-rata maka

skor aktivitas peserta didik siklus I sebesar 2,99 (kurang). Dengan kata lain

peserta didik belum berperan aktif selama proses pembelajaran. Keadaan ini

menjadi meningkat pada pertemuan 1 siklus II, skor aktivitas peserta didik

menjadi 3,42 (cukup) sampai pada akhir siklus II aktivitas peserta didik semakin

meningkat menjadi 3,85 (baik), bila dibuat rata-rata maka didapati skor sebesar

3,63 (baik), artinya telah terjadi peningkatan aktivitas peserta didik dibanding

siklus I.

siklus I siklus II

Aktivitas Siswa 2.99 3.63

Aktivitas Guru 2.93 3.7

2.993.63

2.933.7

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

Ra

ta-r

ata

Ak

tiv

ita

s S

isw

a d

an

Gu

ru

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Aktivitas guru pada pertemuan 1 siklus I memiliki skor 2,78 (kurang),

sdengkan pada pertemiuan 2 telah terjadi peningkatan menjadi 3,09 (cukup), rata-

rata aktivitas guru pada siklus I sebesar 2,93 (kurang). Namun terjadi peningkatan

pada siklus II pertemuan 1 yaitu sebesar 3,59 (baik) dan meningkat menjadi 3,81

(baik) di pertemuan akhir siklus II, dan didapati rata-rata skor akhir siklus II

sebesar 3,70 (baik). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa baik peserta didik

maupun guru keduanya mengalami peningkatan aktivitas pada setiap siklusnya.

Peneliti sebagai guru selalu berusaha meningkatkan aktivitas di setiap pertemuan.

Guru selalu mengadakan evaluasi di setiap akhir pertemuan yang bermanfaat

untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan pengajaran pada pembelajaran yang

usai dilaksanakan sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan

aktivitasnya pada pertemuan berikutnya. Selain itu guru juga mngedakan evaluasi

pada aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran baik. Dari beberapa

pertemuan terdapat aktivitas yang kurang pada peserta didik. Hal ini karena masih

adanya beberapa kendala dan kekurangan yang terjadi selama pembelajaran

berlangsung, baik itu siklus I mapun siklus II. Kendala-kendala tersebut antara

lain: 1) kurangnya partisipasi peserta didik, mereka masih terlihat malu-malu dan

belum begitu antusias selama proses pembelajaran, hal ini dimungkinkan karena

mereka berhadapan dengan guru baru; 2) sebagian dari peserta didik masih belum

mengerti makna pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur; 3) beberapa

dari peserta didik masih bersikap individual, sehingga pembelajaran koopertif

belum berjalan sesuai harapan; 4) ada peserta didik yang masih enggan

memperhatikan apalagi mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mereka

bersikap malas dan acuh tak acuh, bahkan ada 1 anak yang tidak mengerjakan

tugas sama sekali.

Dari kendala-kendala tersebut peneliti mengadakan upaya perbaikan

yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan, dalam

hal ini peneliti berusaha mengadakan pendekatan personal terhadap tiap-tiap

peserta didik. Peneliti memberikan arahan dan bimbingan pada peserta didik

bagaimana melakasanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

kooperatif Kepala Bernomor Struktur. Selain itu peneliti memberikan bimbingan

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

pada masing-masing kelompok bagaimana mereka seharusnya bekerja sama

dalam melaksanakan tugas. Peneliti juga tidak lupa untuk memberikan motivasi

dan penghargaan baik itu penghargaan verbal maupun nonverbal yang

dimaksudkan agar peserta didika-peserta didik lebih termotivasi selama proses

pembelajaran dilaksanakan.

Dari analisis data dan pembahasan di atas, maka dapat dibuat suatu

kesimpulan yaitu adanya peningkatan keterampilan menulis deskripsi peserta

didik kelas V MIN Mulur tahun pelajaran 2010/2011. Peningkatan tersebut tejadi

pada hasil menulis deskripsi peserta didik ddan juga aktivitas peserta didik selama

proses pembelajaran. Peserta didik menjadi lebih aktif dan tertarik untuk belajar.

Peserta didik juga belajar bagaimana bekerja sama dengan teman

lain,bersosialisasi, dan bertukar pikiran dengan teman sebayanya.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk

meningkatkan keterampilan menulis deskripsi peserta didik kelas V MIN Mulur

Sukoharjo dengan melaksanakan 2 siklus pembelajaran yang terdiri atas 4 kali

pertemuan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Bahwa hipotesis

yang diajukan pada penelitian ini telah terbukti. Penggunaan model pembelajaran

kooperatif Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan keterampilan menulis

deskripsi peserta didik terutama mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terbukti

dengan adanya peningkatan hasil pembelajaran pratindakan nilai rata-rata kelas

58,6 dengan ketuntasan klasikal 33,3%. Pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata

kelas mencapai 72,45 dengan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 69,9%. Pada

siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,58 dan ketuntasan kalsikal

menjadi 80%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan keterampilan menulis

deskripsi siswa kelas V MIN Mulur tahun pelajaran 2010/2011

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama 2 siklus

yang terdiri atas 4 kali pertemuan, maka dapat diberikan suatu implikasi

penelitian, sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

Kepala Bernomor struktur untuk meningkatkan keterampilan menulis

deskripsi peserta didik kelas V MIN Mulur Sukoharjo terbukti telah

mengalami peningkatan hasil belajar peserta didik, hal tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

Dalam menerapkan pembelajaran model kooperatif hendaknya

guru dapat memilih tipe pembelajaran yang lebih bervariatif. Pembelajaran

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

dengan menggunakan model kooperatif Kepala Bernomor Struktur

merupakan salah satu variasi/tipe dalam cakupan model pembelajaran

kooperatif. Dalam penerapannya, model kooperatif Kepala Bernomor

struktur memiliki kelebihan-kelebihan dibanding pembelajaran kooperatif

lainnya, diantaranya: 1) adanya tanggung jawab individu terhadap

kelompok karena tugas didasarkan pada masing-masing nomor kepala

yang dipakai siswa; 2) kerja sama antarkelompok lebih terjalin intens

karena tugas yang diberikan bersifat berururtan sehingga siswa merasa

memiliki tanggung jawab tersendiri pada tiap-tiap bagian tugas tersebut.

Selama proses pembelajaran guru harus selalu memperhatikan

keadaan dan perilaku siswanya. Guru harus mengadakan pendekatan

secara klasikal lebih-lebih pendekatan personal. Guru sebagai fasilitator

sekaligus motivator harus memahami siswa mana saja yang membutuhkan

bimbingan khusus dan pengarahan lebih. Hal tersebut dikarenakan

mengingat tiap-tiap peserta didik memiliki sifat dan karakter yang

berbeda-beda antara satu dengan yang lain, sehingga perlu adanya

tindakan khusus untuk mengatasinya.

Hasil rata-rata nilai peserta didik setelah menerapkan model

pembelajaran kooperatif Kepala Bernomor Struktur meningkat. Hal ini

menunjukkan adanya keberhasilan pembelajaran baik itu pada hasil

maupun proses.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh guru maupun calon

guru dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran atau untuk

mengatasi kendala-kendala yang ada selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang

telah dipaparkan pada bab IV, maka hasil dari penelitian ini dapat

dijadikan acuan atau lebih dikembangkan oleh guru yang menghadapi

permasalahan sama atau sejenis. Dengan memperhatikan berbagai faktor

yang dapat mempengaruhi pembelajaran, guru dapat memilih model

pembelajaran inovatif yang efektif dan tepat guna meningkatkan hasil

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

belajar khususnya pada keterampilan menulis deskripsi mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

C. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan dan implikasi yang telah disajikan, ada

beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan, di antaranya:

1. Bagi Sekolah

Dalam rangka menambah wawasan guru dalam dunia

kependidikan, hendaknya kepala sekolah secara aktif mengirimkan guru

dalam setiap diskusi, seminar maupun kegiatan ilmiah lainnya. Sehingga

dalam pembelajaran, guru dapat lebih inovatif, kretaif dan efektif

menggunakan model pembelajaran untuk materi pelajaran yang dianggap

sulit oleh peserta didik.

2. Bagi Guru

a) Hendaknya guru mengupayakan suatu rancangan atau persiapan

pembelajaran yang sistematis dan terarah pada setiap pembelajaran

yang akan dilaksanakan, baik itu berupa persiapan Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, Lembar Kerja

Siswa (LKS) dan evaluasi. Dengan begitu diharapkan proses maupun

hasil pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan dan tujuan yang

ingin dicapai.

b) Guru hendaknya lebih banyak melibatkan peran peserta didik secara

aktif dalam melaksanakan pembelajaran terutama pada pemebelajaran

menulis, sehingga peserta didik dapat mengkonstruksikan sendiri

pengetahuan mereka, lebih dapat berpikir luas dan pembelajaran

berpusat pada siswa (student center), sedangkan guru berperan sebagai

fasilitator dan motivator dalam pembelajaran.

c) Dalam melaksanakan setiap pembelajaran sebaiknya guru berusaha

menerapkan pembelajaran yang inovatif dan menantang bagi peserta

didik. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik memiliki pengalaman

yang bermakana di setiap kegiatan belajarnya. Selain itu peserta didik

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur tahun pelajaran 2010/2011. Subyek dalam Penelitian Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

merasa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.

3. Bagi Peserta Didik

Peserta didik hendaknya selalu meningkatkan kreativitas,berpikir

kritis, dan berpikir luas dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakan,

lebih-lebih dalam kompetensi menulis. Peserta didik harus meningkatkan

kemampuan diri dengan berani berpendapat dan menyampaikan gagasan.

Selain itu peserta didik harus berperan aktif di setiap pembelajaran baik itu

secara individu lebih-lebih pada pembelajaran yang bersifat kooperatif

atau kelompok.

4. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian pada

permasalahan dan pokok pembahasan yang sama hendaknya lebih

memperhatikan kekurangan dan kelemahan pada penelitian ini sehingga

dapat ditingkatkan dan menghasilkan temuan penelitian yang lebih baik

lagi.