perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengaruh...

78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/ KOTA DI PULAU JAWA, BALI DAN NUSA TENGGARA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama: Manajemen Keuangan Disusun oleh: Rini Oktriniatmaja NIM: S4108118 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: hakhanh

Post on 08-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/ KOTA DI PULAU JAWA, BALI DAN NUSA TENGGARA

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Manajemen Minat Utama:

Manajemen Keuangan

Disusun oleh: Rini Oktriniatmaja

NIM: S4108118

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERNYATAAN

Nama : Rini Oktriniatmaja

NIM : S4108118

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhdap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara” adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal ang bukan karya saya dalam tesis ini di beri tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh atas tesisi tersebut.

Surakarta, Juni 2011

Yang menyatakan,

Rini Oktriniatmaja

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

MOTTO

…sesungguhnya ALLAH tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…

(QS AR RA’AD:11)

Kegagalan bukanlah akhir dari sebuah kesuksesan. Jadikanlah kegagalan itu sebagai

pelajaran paling berharga untuk mencapai kesuksesan. Berusaha dan berdoa adalah

jalan yang terbaik

(Penulis)

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERSEMBAHAN

Tulisan ini di persembahkan

Untuk kedua orang tua tercinta

Terimakasih untuk semua dukungan

Dan pengorbanan yang kalian berikan

Sesungguhnya aku tidak akan bisa menjadi seperti sekarang

Tanpa dukungan dan semangat dari kalian

Terimakasih

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikun wr. wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis ini.

Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Magister Manajemen (S2) di Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Penulisan tesis ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa

pengarahan, bimbingan dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu

dalam proses penyelesaiannya. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Alah SWT atas karunua, hidayah, akal dan fikiran serta atas segala kemudahan

yang diberikan kepada penulis.

2. Nabi Muhammad SAW yang memberikan pelajaran dan pedoman hidup yang

sangat berharga kepada umatnya.

3. Bapak Prof. Dr. Hartono, MS selaku Direktur Program Studi Magister

Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus Dosen Pembimbing I

atas bimbingan dan bantuannya dalam penyusuna tesis ini.

4. Bapak Drs. Agus Budiatmanto Msi, Ak selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan petunjuk dan arahan sejak permulaan sampai dengan selesainya

penyusunan tesis ini.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

5. Dosen-dosen dan karyawan Program Studi Magister Manajemen Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

6. Kedua Orang Tua atas do’a, kasih sayang, dorongan dan bantuan baik material

maupun spiritual yang telah diberikan selama ini.

7. Keluarga dan orang-orang terdekat yang telah memberikan dukungan, semangat,

kasih sayang dan cinta selama hidupku.

8. Teman-teman Magister Manajemen yang sudah memberikan masukan selama

penulisan tesis ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

Semoga Allah SWT selalau melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya

kepada kita semua.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan

penulis semoga tesisi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Surakarta, Juni 2011

Rini Oktriniatmaja

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,

Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pengalokasian Anggaran

Belanja Modal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Pemerintah

Daerah Kabupaten/ Kota di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder.

Data diperoleh dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah melalui

www.depkeu.djpk.go.id periode tahun 2004-2008. Dengan menggunakan metode

purposive sampling, dari 147 kabupaten/ kota di pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara

diperoleh sampel sebanyak 56 kabupaten kota. Data kemudian di analisis dengan

metode regresi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa PAD, DAU dan DAK berpengaruh positif

terhadap alokasi Belanja Modal baik secara parsial maupun secara simultan. Uji beda

antar daerah Jawa dan luar Jawa menunjukkan bahwa Belanja Modal dan PAD daerah

Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan daerah di luar Jawa. Sedangkan untuk DAU

dan DAK daerah luar Jawa lebih tinggi di bandingkan dengan daerah di Jawa.

Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus,

Belanja Modal

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of Revenue, the General Allocation

Fund and the Special Allocation Fund to the Capital Expenditure Budget

Appropriation in the Budget of the Regional Government of Regency / Municipality in

Java, Bali and Nusa Tenggara.

This research is a quantitative study using secondary data. Data obtained

from the General Director of Local Government Fiscal Balance website through the

www.depkeu.djpk.go.id year period 2004-2008. Using a purposive sampling method,

from 147 districts / cities in Java, Bali and Nusa Tenggara obtained a sample of 56

districts / cities. The data were analyzed with regression methods.

The result of analysis showed that the Revenue, the General Allocation Fund

and the Special Allocation Fund has a positive effect on the allocation of Capital

Expenditure either partially or simultaneously. Test difference between Java and

outside Java show that the Capital Expenditure and Revenue is higher in Java

compared to regions outside Java. As for the General Allocation Fund and the

Special Allocation Fund areas outside Java is higher in comparison with areas in

Java.

Keywords: Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, Capital

Expenditure

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN ii HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN PERNYATAAN iv HALAMAN MOTTO v HALAMAN PERSEMBAHAN vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xi DAFTAR LAMPIRAN xii INTISARI xiii ABSTRACT xiv BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1 B. Perumusan Masalah 7 C. Tujuan Penelitian 7 D. Manfaat Penelitian 8 E. Orisinalitas Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 9

A. Landasan Teori 9 1. Anggaran Daerah 9 2. Proses Penyusunan Anggaran di Indonesia 11 3. Fungsi Anggaran Sebagai Sarana Manajemen Publik 13 4. Hubungan Keagenan dalam Anggaran Sektor Publik 13 5. Pendapatan Asli Daerah 15 6. Dana Lokasi Umum 19 7. Dana Alokasi Khusus 21 8. Belanja Modal dalam Anggaran Daerah 24 9. Penelitian Terdahulu 24

B. Hipotesis 26 C. Kerangka Pemikiran 28

BAB III METODE PENELITIAN 31

A. Jenis Penelitian 31 B. Populasi dan Sampel Penelitian 31 C. Data dan Sumber Data 32 D. Definisi Operasional 33

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

E. Teknik Analisis Data 34

1. Uji Asumsi Klasik 34 2. Analisis Regresi dan Uji Beda 36 3. Uji Hipotesis 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40

A. Gambaran Umum 40 B. Analisis Data 42

1. Uji Asumsi Klasik 42 2. Analisis Hasil Regresi 45 3. Uji Beda Pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap 48

Anggaran Belanja Modal 4. Uji hipotesis 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian 54 BAB V PENUTUP 62

A. Kesimpulan 62 B. Keterbatasan 62 C. Implikasi 63 D. Saran 64

DAFTAR PUSTAKA 66 LAMPIRAN 68

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Ringkasan PAD, DAU, DAK dan Belanja Modal

Tertinggi dan Terendah selama 2004-2008

41

Tabel IV.2 Hasil Uji Normalitas Data 42

Tabel IV.3 Hasil Uji Multikolinearitas 43

Tabel IV.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas 44

Tabel IV.5 Hasil Uji Autokorelasi 45

Tabel IV.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 46

Tabel IV.7 Hasil Uji Antar Daerah Jawa dan Luar Jawa 48

Tabel IV.8 Hasil Uji antar Tahun Anggaran 49

Tabel IV.9 Hasil Anova Uji antar Tahun Anggaran 50

Tabel IV.10 Hasil Uji F 52

Tabel IV.11 Hasil Uji t 53

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pemerintah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

seluruh rakyat. Sehubungan dengan itu pemerintah berupaya untuk mewujudkan

keseimbangan fiskal dengan mempertahankan kemampuan keuangan Negara yang

bersumber dari pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya guna memenuhi

keinginan masyarakat.

Dengan berlakunya undang-undang otonomi daerah yang melimpahkan

segala kewenangan pemerintah pusat kepada perintah daerah, maka pengelolaan

anggaran sektor publik di kelola oleh pemerintah masing-masing daerah. Dalam

undang-undang republik Indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah (yang direvisi dari undang-undang nomor 22 tahun 1999), menimbang

bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan amanat

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah

daerah yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan dan

peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan

kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Dampak pelaksanaan otonomi daerah adalah tuntutan terhadap pemerintah

dalam menciptakan good governanace sebagai prasyarat dengan mengedepankan

akuntabilitas dan transparansi.

Anggaran merupakan managerial plan for action untuk tercapainya tujuan

organisasai pemerintah. Anggaran sektor publik merupakan instrument

akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program

yang dibiayai dari uang publik (Mardiasmo, 2005: 61). Penganggaran sektor

publik terkait dalam proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

program dan aktivitas dalam satuan moneter. Tahap penganggaran menjadi sangat

penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja

akan dapat menggagalkan perencanaan yang telah di susun.

Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam

pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen anggaran daerah disebut

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik untuk provinsi maupun

untuk kabupaten dan kota. Penyusunan APBD diawali dengan membuat

kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang Kebijakan Umum APBD dan

Prioritas dan Plafon Anggaran yang akan menjadi pedoman untuk penyusunan

anggaran pendapatan dan anggaran belanja. Selanjutnya, DPRD akan mengawasi

kinerja pemerintah melalui anggaran. Bentuk pengawasan ini sesuai dengan

agency theory yang mana pemerintah daerah sebagai agen dan DPRD sebagai

prinsipal. Hal ini menyebabkan penelitian di bidang anggaran pada pemerintah

daerah menjadi relevan dan penting.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Lingkup anggaran akan menjadi relevan dan penting dalam lingkungan

pemerintah daerah. Hal ini terkait dengan dampak anggaran terhadap kinerja

pemerintah, sehubungan dengan fungsi pemerintah dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Anggaran sektor publik pemerintah daerah merupakan output

pengalokasian sumberdaya. Adapun pengalokasian sumber daya merupakan

permasalahan dasar dalam penganggaran sektor publik (Key 1940 dalam Fozzard,

2001). Keterbatasan sumber daya pangkal masalah utama dalam pengalokasian

anggaran sektor public dapat diatasi dengan pendekatan ilmu ekonomi melalui

berbagai teori tentang teknik dan prinsip seperti yang dikenal dalam public

expenditure management (Fozzard, 2001). Tuntutan untuk mengubah struktur

belanja menjadi semakin kuat, khususnya pada daerah-daerah yang mengalami

kapasitas fiscal rendah (Halim, 2001).

Pergeseran komposisi belanja merupakan upaya logis yang dilakukan

pemerintah daerah setempat dalam rangka meningkatkan tingkat kepercayaan

publik. Pergeseran ini ditujukan untuk peningakatan investasi modal dalam

bentuk asset tetap, yakni peralatan banguan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya.

Semakin tinggi tingkat investasi modal diharapkan mampu meningkatkan kualitas

pelayanan publik, karena aset tetap yang dimiliki sebagai akibat adanya belanja

modal merupakan prasyarat dalam memberikan pelayanan kepada public oleh

pemerintah daerah.

Pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja

modal dalam APBD untuk menambah asset tetap. Alokasi belanja modal ini di

dasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik.

Pemanfaatan belanja hendaknya di alokasikan untuk hal-hal produktif, misal

untuk melakukan aktivitas pembangunan (Saragih, 2003). Stine (1994)

menyatakan bahwa penerimaan pemerintah hendaknya lebih banyak untuk

program-program layanan publik.

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan asli daerah yang terdiri dari

hasil pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan dari laba perusahaan daerah dan

lain-lain pendapatan yang sah. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, sumber

keuangan yang berasal dari PAD lebih penting dibandingkan dengan sumber-

sumber pendapatan di luar PAD, karena PAD dapat dipergunakan sesuai dengan

prakarsa dan inisiatif daerah, sedangkan bentuk pemberian pemerintah yang non

PAD lebih bersifat terikat.

Keterbatasan infrastruktur seperti sarana dan prasarana yang tidak

mendukung untuk investasi menimbulkan masalah dalam alokasi PAD yang

sebenarnya. Abdullah (2004) menemukan adanya perbedaan referensi antara

eksekutif dan legislative dalam pengalokasian spread PAD ke dalam belanja

sektoral. Alokasi untuk infrastruktur dan DPRD mengalami kenaikan, tapi alokasi

untuk belanja modal justru mengalami penurunan. Abdullah menduga bahwa

power legislative yang sangat besar menyebabkan diskresi atas penggunaan

spread PAD tidak sesuai dengan preferensi publik. Menurut Mardiasmo (2002)

saat ini masih banyak masalah yang dihadapi pemerintah daerah terkait dengan

upaya meningkatkan penerimaan daerah.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Abdullah dan Halim (2004) menemukan bahwa sumber pendapatan daerah

berupa PAD dan dana perimbangan berpengaruh terhadap belanja daerah secara

keseluruhan. Meskipun proporsi PAD maksimal hanya 10% dari total pendapatan

daerah, kontribusinya terhadap pengalokasian anggaran cukup besar, terutama bila

dikaitkan dengan kepentingan politis (Abdullah, 2004).

Dana Alokasi Umum merupakan dana yang berasal dari APBN yang

dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai

kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU

dutujukan untuk kabupaten dan kota di Indonesia, namun tidak semua kabupaten

dan kota mendapatkan dana dari DAU seperti wilayah provinsi DKI Jakarta.

Karena otonomi provinsi DKI Jakarta diletakkan pada lingkup provinsi sesuai

dengan perundang-undangan yang berlaku.

Jumlah DAU secara keseluruhan ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar

26% dari pendapatan dalam negeri netto yang ditetapkan dalam APBN.

Pemerintah merumuskan formula dan penghitungan DAU dengan memperhatikan

pertimbangan dewan yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan terhadap

kebijakan otonomi daerah.

Konsekuensi atas penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah mengakibatkan perlunya perimbangan keuangan antara

pemerintah pusat dan pemerintah darah yang menyebabkan terjadinya transfer

yang cukup signifikan di dalam APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah

daerah, dan pemerintah darah secara leluasa dapat menggunakan dana tersebut

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

untuk member pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau untuk keperluan

lain yang mungkin tidak peneting.

Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang sifatnya khusus dari

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, yang berasal dari APBN yang

dialokasikan untuk membiayai kebutuhan tertentu yang bersifat khusus.

Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang sulit diperkirakan dengan arumus

alokasi umum, dan atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas

nasional. Dalam anggaran belanja modal, DAK berpengaruh karena akan lebih

cenderung digunakan untuk menambah aset tetap yang dimiliki oleh pemerintah

guna meningkatkan pelayanan publik.

DAK dialokasin dalam APBN sesuai dengan program yang menjadi

prioritras nasional. Dialokasin kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan

khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional

yang menjadi urusan daerah. DAK yang dialokasikan untuk membantu daerah

mendanai kebutuhan fisik sarana dan prasarana dasar yang merupakan prioritas

nasional dalam bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktrur, kelautan dan

perikanan, pertanian, prasarana pemerintah daerah, sertas lingkungan hidup.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut

1. Apakah pendapatan asli daerah (PAD) berpengaruh terhadap anggaran belanja

modal dalam APBD?

2. Apakah dana alokasi umum (DAU) berpengaruh terhadap anggaran belanja

modal dalam APBD?

3. Apakah dana alokasi khusus (DAK) berpengaruh terhadap anggaran belanja

modal dalam APBD?

C. Tujuan Penelitian

Tujauan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris:

1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap anggaran Belanja Modal

dalam APBD.

2. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap anggaran Belanja Modal

dalam APBD.

3. Pengaruh Dana Alokasi Khusus (DAK) tehradap anggaran Belanja Modal

dalam APBD.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

D. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian dapat dipenuhi, maka manfaat yang diharapkan

dari penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi bagi akademis untuk

penelitian-penelitian serupa. Dan dapat digunakan pemerintah daerah sebagai

pertimbangan dalam penentuan anggaran belanja daerah.

E. Orisinalitas Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melakukan replikasi dari penelitian Darwanto

(2007) yang meneliti Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah,

dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

Dimana penelitian yang di lakukan Darwanto menemukan bahwa Pertumbuhan

Ekonomi, PAD dan DAU secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

belanja modal. Sedangkan secara parsial Pertumbuhan Ekonomi tidak

berpengaruh. PAD dan DAU secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

anggaran belanja modal.

Perbedaan penelitian ini dengan yang di lakukan Darwanto adalah terletak

pada variable DAK, penelitian ini mengeluarkan variable pertumbuhan ekonomi

dan memasukkan variable DAK karena dalam penelitian sebelumnya variabel

pertumbuhan ekonomi tidak menunjukkan pengaruh terhadap belanja modal.

Waktu dan objek penelitian.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Anggaran Daerah

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilam pelaksanaan

pembangunan daerah adalah kemampuan keuangan daerah yang memadai.

Semakin besar keuangan daerah semakin besar pula kemampuan daerah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan daerah. Anggaran

daerah merupakan salah satu alat yang memegang peranan penting dalam rangka

meningkatkan pelayanan publik dan di dalamnya tercermin kebutuhan masyarakat

dengan memperhatikan potensi dan sumber-sumber kekayaan daerah. Sebuah

anggaran yang baik akan mencerminkan efektifitas kinerja pemerintah di mata

publik, maka pemerintah harus benar-benar dapat membuat anggaran yang

matang dan realistis untuk direalisasikan sehingga kesejahteraan masyarakat dapat

tercapai.

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kerja yang hendak di

capai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,

sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu

anggaran (Mardiasmo, 2002).

Pengaturan pada sebuah aspek perencanaan diarahkan agar seluruh proses

penyusunan APBD semaksimal mungkin dapat menunjukkan latar belakang

pengambilan keputusan dalam penetapan arah kebijakan umum, skala prioritas

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dan penetapan alokasi, serta distribusi sumber daya dengan melibatkan partisipasi

masyarakat. Oleh karena itu dalam proses dan mekanisme penyusunan APBD

harus jelas siapa pihak-pihak yang bertanggung jawab, sehingga dapat dijadikan

landasan untuk pertanggung jawaban baik antara eksekutif dan legislative,

ataupun tanggung jawab di dalam internal eksekutif sendiri.

Proses penyusunan anggaran publik memiliki karakteristik berbeda dengan

penganggaran dalam bisnis. Menurut Lee dan Jhonson (1998) karakteristik

tersebut mencakup ketersediaan sumber daya, motif laba, barang publik,

eksternalitas, penentuan harga pelayanan publik, dan perbedaan lain seperti

intervensi pemerintah terhadap perekonomian melalui anggaran, kepemilikan atas

organisasi, dan tingkat kesulitan dalam proses pembuasan keputusan.

Budget analisis mengimplikasikan bahwa budget proses meliputi empat

langkah: preparation dan submission, apporoval, execution, dan audit

(Robbinson, 2005). Sedangkan menurut Samuael (2000) penganggaran setidaknya

memiliki tiga tahapan, yakni perumusan proposal anggaran, pengesahan proposal

anggaran, pengimplementasian anggaran yang telah ditetapkan sebagai produk

hukum. Menurut Von Hagen (2002) penganggaran terbagi dalam empat tahapan,

yakni eksekutive planning, legislative approval, executive implementation, dan ex

post accountability. Dimana pada dua tahapan pertama terjadi interaksi antara

eksekutif dan legislative dan politik anggaran paling mendominasi, dan pada dua

tahap terakhir hanya melibatkan birokrasi sebagai agent.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2. Proses Penyusunan Anggaran di Indonesia

Penerapan otonomi daerah tidak terlepas dari perubahan pradigma dan

penganggaran daerah. Penganggaran berbasis kinerja mulai diterapkan di

Indonesia berdasarkan PP 105/2000 dan kepmendagri 29/2002 pada tahun

anggaran 2003/2004. Anggaran kinerja mendorong partisipasi dari stakeholder

sehingga tujuan pencapaian hasil sesuai dengan kebutuhan publik. Dimana

legislatif diberikan kesempatan untuk berperan aktif dalam penyusunan dan

penetapan anggaran sebagai produk hukum. Dalam kaitannya dengan pembahasan

anggaran, eksekutif dan legislative membuat kesepakatan-kesepakatan yang

dicapai melalui bargaining (dengan acuan kebijakan umum APBD dan prioritas

dan plafon anggaran) sebelum anggaran ditetapkan sebagai suatu peraturan

daerah.

Proses penyusunan anggaran dalam penganggaran kinerja di mulai dari

satuan kerja-satuan kerja yang ada di pemda, dokumen perencanaan anggaran di

buat oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Dokumen

tersebut di susun dalam format usulan anggaran yang disebut Rencana Anggaran

Satuan Kerja (RASK). Dokumen RASK kemudian diteliti oleh tim aggaran

eksekutif untuk di nilai kelayakannya, dimana dalam format usulan tersebut harus

benar-benar mengandung informasi yang relevan, tujuan yang pasti dari anggaran

tersebut, sasaran yang ingin dituju melalui anggaran tersebut, dan besarnya

anggaran yang diajukan yang kemudian akan diakomodasi dalam RAPBD yang

akan di sampaikan kepada legislative.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Anggaran yang telah ditetapkan dan di sahkan oleh legislative menjadi

dasar bagi eksekutif untuk melaksanakan aktifitasnya dalam pemberian

pelayanan publik dan acuan bagi legislative untuk melaksanakan fungsi

pengawasan dan penilaian kerja eksekutif dalam hal pertanggung jawaban kepala

daerah.

Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting. Karena

bagaimanapun juga anggaran dengan jelas mengungkapkan apa yang akan di

lakukan di masa mendatang. Pemikiran yang strategis di setiap organisasi adalah

proses di mana manajemen berfikir tentang pengintegrasian aktivitas

organisasional ke arah tujuan yang berorientasi ke sasaran masa mendatang.

Proses penyusunan anggaran sektor publik di Indonesia melalui empat tahapan :

a. Tahap persiapan anggaran

Yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan taksiran pengeluaran atas

dasar taksiran pendapatan yang tersedia.

b. Tahap ratifikasi

Tahap ratifikasi melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat.

Pimpinan eksekutif di tuntut tidak hanya memiliki managerial skill namun

harus juga mempunyai political skill, salesman ship, dan coalition building

yang memadai.

c. Tahap implementasi/ pelaksanaan anggaran

Pada tahap ini yang paling penting bagi manajer keuangan yaitu pengetahuan

sistem (informasi) akuntansi dan pengendalian manajemen.

d. Tahap pelaporan dan evaluasi

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Tahap pelaporan dan evaluasi ini terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika pada

tahap ketiga dari tahapan proses penyusunan anggaran tercapi dengan baik.

3. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Manajemen Sektor Publik

Anggaran berfungsi sebagai berikut:

a. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa

mendatang.

c. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai

unit kerja dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.

d. Anggaran sebagai alat pengendali unit kerja.

e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien

dalam pencapaian visi organisasi.

f. Anggaran merupakan instrument politik.

g. Anggaran merupakan instrument kebijakan fiskal.

4. Hubungan Keagenan dalam Anggaran Sektor Publik

Teori yang menjelaskan hubungan principal dan agent ini salah satunya

berakar pada teori ekonomi, teori keputusan, teori sosiologi dan teori organisasi.

Teori principal-agent menganalisis susunan kontraktual diantara dua atau lebih

individu, kelompok, atau organisasi. Salah satu pihak (principal) membuat suatu

kontrak, baik secara implicit atau eksplisit, dengan pihak lain (agent) dengan

harapan bahwa agen akan bertindak/ melakukan pekerjaan seperti yang diinginkan

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

oleh principal (dalam hal ini terjadi pendelegasian wewenang). Lupia dan

McCubbins (2000) menyatakan pendelegasian terjadi ketika seorang atau

sekelompok orang (principal) memilih orang atau kelompok lain (agent) untuk

bertindak sesuai dengan kepentingan principal.

Hubungan principal-agent terjadi apabila tindakan yang dilakukan

seseorang memiliki dampak pada orang lain atau ketika seseorang sangat

tergantung pada tindakan orang lain (Stiglitz,1987 dan Pratt & Zeckhauser, 1985

dalam Gilardi,2001). Pengaruh atau ketergantungan ini diwujudkan dalam

kesepakatan-kesepakatan dalam struktur institusional pada berbagai tingkatan,

seperti norma perilaku dan konsep kontrak.

Menurut Lane (2003a) teori keagenan dapat diterapkan dalam organisasi

publik. Ia menyatakan bahwa Negara demokrasi modern didasarkan pada

serangkaian hubungan principal-agent (Lane, 2000: 12-13). Hal senada

dikemukakan oleh Moe (1984) yang menjelaskan konsep ekonomika organisasi

sektor publik dengan menggunakan teori keagenan. Bergman dan Lane (1990)

menyatakan bahwa kerangka hubungan principal-agent merupakan suatu

pendekatan yang sangat penting untuk menganalisis komitment-komitment

kebijakan publik. Pembuatan dan penerapan kebijakan publik berkaitan dengan

masalah-masalah kontraktual, yakni informasi yang tidak simetris (asimetric

information), moral hazard, dan adverse selection.

Moe (1984) di pemerintah terdapat suatu keterkaitan dalam kesepakatan-

kesepakatan principal-agent yang dapat ditelusuri melalui proses anggaran:

pemilih-legislatur, legislatur-pemerintah, menteri keuangan-pengguna anggaran,

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

perdana menteri-birokrat, dan pejabat-pemberi layanan. Hal yang sama juga

dikemukakan oleh gilardi (2001) dan Storm (2000) yang melihat hubungan

keagenan sebagai hubungan pendelegasian (chains of delegation) yakni

pendelegasian dari masyarakat kepada wakilnya di parlement, dari parlement

kepada pemerintah, dari pemerintah sebagai suatu kesatuan kepada seorang

menteri, dan dari pemerintah kepada birokrasi.

Masalah keagenan ini tejadi pada semua organisasi baik organisasi privat

maupun organisasi publik. Jadi teori keagenan berfokus pada persoalan asimetri

informasi, agent mempunyai informasi lebih banyak tentang kinerja aktual,

motivasi, dan tujuannya yagn sesungguhnya, yang berpotensi menciptakan moral

hazard dan adverse selection. Sedangkan principal sendiri harus mengeluarkan

biaya untuk memonitor kinerja agent dan menentukan struktur insentif dan

monitoring yang efisien.

5. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu sumber penerimaan yang harus

selalu terus menerus di pacu pertumbuhannya. Dalam otonomi daerah ini

kemandirian pemerintah daerah sangat dituntut dalam pembiayaan pembangunan

daerah dan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Halim (2004: 67),

"Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang

berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Pasal 157 UU No. 32 Tahun 2004 dan

Pasal 6 UU No. 33 Tahun 2004 menjelaskan bahwa sumber Pendapatan Asli

Daerah terdiri:

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

a. Pajak Daerah,

b. Retribusi Daerah,

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah.

Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, Pasal 1 .Pendapatan Asli

Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam

daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan Asli Daerah merupakan

sumber penerimaan daerah yang asli digali di daerah yang digunakan untuk modal

dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah

untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat. Menurut

Mardiasmo (2002: 132), Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan daerah dari

sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli

Daerah yang sah. Menurut Abdul Halim (2007: 96) kelompok Pendapatan Asli

Daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan:

1. Pajak Daerah.

Sesuai UU Nomor 34 Tahun 2000 jenis pendapatan pajak untuk

kabupaten/kota terdiri dari:

a. Pajak hotel,

b. Pajak restoran,

c. Pajak hiburan,

d. Pajak reklame,

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

e. Pajak penerangan jalan,

f. Pajak pengambilan bahan galian golongan C,

g. Pajak Parkir.

2. Retribusi Daerah.

Retribusi daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi.

Terkait dengan UU Nomor 34 Tahun 2000 jenis pendapatan retribusi untuk

kabupaten/kota meliputi objek pendapatan yang terdiri dari 29 objek.

3. Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan.

Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan

penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah

yangdipisahkan. Jenis pendapatan ini dirinci menurut objek pendapatan yang

mencakup:

a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

daerah/BUMD.

b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

negara/BUMD.

c. Bagian laba penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau

kelompok usaha masyarakat.

4. Lain-lain PAD yang sah.

Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pendapatan

lain-lain milik Pemda. Rekening ini disediakan untuk mengakuntansikan

penerimaan daerah selain yang disebut di atas. Jenis pendapatan ini meliputi

objek pendapatan berikut:

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

a. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan.

b. Jasa giro.

c. Pendapatan bunga.

d. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah.

e. Penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari

penjualan pengadaan barang, dan jasa oleh daerah.

f. Penerimaan keuangan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata

uang asing.

g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.

h. Pendapatan denda pajak.

i. Pendapatan denda retribusi.

j. Pendapatan eksekusi atas jaminan.

k. Pendapatan dari pengembalian.

l. Fasilitas sosial dan umum.

m. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

n. Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.

Secara konseptual, perubahan pendapatan akan berpengaruh terhadap

belanja atau pengeluaran, namun tidak selalu seluruh tambahan pendapatan

tersebut akan dialokasikan dalam belanja. Abdullah & Halim (2004) menemukan

bahwa sumber pendapatan daerah berupa PAD dan dana perimbangan

berpengaruh terhadap belanja daerah secara keseluruhan. Meskipun proporsi PAD

maksimal hanya sebesar 10% dari total pendapatan daerah, kontribusinya terhadap

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pengalokasian anggaran cukup besar,terutama bila dikaitkan dengan kepentingan

politis (Abdullah, 2004).

6. Dana Alokasi Umum

Dalam pengaturan keuangan menurut UU Nomor 25 Tahun 1999 adalah

provisi berupa transfer antar pemerintah dari pusat ke kabupaten dan kota yang

disebut dengan dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Dana Alokasi Umum

adalah merupakan transfer yang bersifat umum (block grant) yang diberikan

kepada semua kabupaten dan kota untuk tujuan mengisi kesenjangan antara

kapasitas dan kebutuhan fiskalnya dan didistribusikan dengan formula

berdasarkan prinsip-pinsip tertentu yang secara umum mengindikasikan bahwa

daerah miskin dan terbelakang harus menerima lebih banyak dari pada daerah

kaya. Dengan kata lain tujuan alokasi DAU adalah dalam rangka pemerataan

kemampuan penyediaan pelayanan publik antar pemda di Indonesia (Kuncoro,

2004).

Secara definisi DAU dapat diartikan sebagai berikut:

a. Salah satu komponen dari dana perimbangan pada APBN, yang

pengalokasiannya didasarkan atas konsep kesenjangan fiskal yaitu selisih

antara kebutuhan fiscal dengan kapital fiskal.

b. Instrumen untuk mengatasi horizontal balance yang dialokasikan dengan

tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dan penggunaannya

ditetapkan sepenuhnya oleh daerah.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c. Equalization grant berfungsi untuk menetralisasi ketimpangan

kemampuan keuangan dengan adanya PAD, Bagi Hasil Pajak dan bagi

hasil SDA yang diperoleh daerah (Sigit, 2003; Kuncoro, 2004).

Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari APBN yang

dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai

kebutuhan pengeluarannya di dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Berkaitan

dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, hal tersebut

merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah. Dengan demikian, terjadi transfer yang cukup signifikan

didalam APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dan pemerintah

daerah secara leluasa dapat menggunakan dana ini apakah untuk memberi

pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau untuk keperluan lain yang

tidak penting. DAU merupakan salah satu alat bagi pemerintah pusat sebagai alat

pemerataan pembangunan di Indonesia yang bertujuan untuk mengurangi

ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan penguasaan pajak antara Pusat

dan Daerah telah diatasi dengan adanya perimbangan keuangan antara Pusat dan

Daerah (dengan kebijakan bagi hasil dan DAU minimal sebesar 25% dari

Penerimaan Dalam Negeri). Dengan perimbangan tersebut, khususnya dari DAU

akan memberikan kepastian bagi Daerah dalam memperoleh sumber-sumber

pembiayaan untuk membiayai kebutuhan pengeluaran yang menjadi tanggung

jawabnya. Hal ini sesuai dengan prinsip fiscal gap yang dirumuskan oleh

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan yang sejalan

dengan Sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah bahwa kebutuhan DAU oleh suatu Daerah

(Propinsi, Kabupaten dan Kota) ditentukan dengan menggunakan pendekatan

konsep fiscal gap, di mana kebutuhan DAU suatu daerah ditentukan oleh

kebutuhan daerah (fiscal needs) dan potensi daerah (fiscal capacity). Dengan

pengertian lain, DAU digunakan untuk menutup celah/gap yang terjadi karena

kebutuhan daerah melebihi dari potensi penerimaan daerah yang ada. Berdasarkan

konsep fiscal gap tersebut, distribusi DAU kepada daerah-daerah yang memiliki

kemampuan relatif besar akan lebih kecil dan sebaliknya daerah-daerah yang

mempunyai kemampuan keuangan relatif kecil akan memperoleh DAU yang

relatif besar. Dengan konsep ini beberapa daerah, khususnya daerah yang kaya

sumber daya alam dapat memperoleh DAU yang negatif. Berdasarkan penelitian

empiris yang dilakukan oleh Holtz-Eakin et.al., (1985) dalam Darwanto (2007)

menyatakan bahwa terdapat keterkaitan sangat erat antara transfer dari pemerintah

pusat dengan belanja pemerintah daerah. Secara spesifik mereka menegaskan

bahwa variabel-variabel kebijakan pemerintah daerah dalam jangka pendek

disesuaikan (adjusted) dengan transfer yang diterima, sehingga memungkinkan

terjadinya respon yang non-linier dan asymmetric

7. Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu

mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan

prioritas nasional. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

kemampuan keuangan di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai

kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang

telah merupakan urusan daerah. DAK merupakan dana yang berasal dari APBN

dan dialokasikan ke daerah kabupaten/kota untuk membiayai kebutuhan tertentu

yang sifatnya khusus, tergantung tersedianya dana dalam APBN (Suparmoko,

2002). Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang sulit diperkirakan dengan rumus

alokasi umum, dan atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas

nasional.

Kebijakan DAK secara spesifik:

a. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan

keuangan di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan

penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang

telah merupakan urusan daerah;

b. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah

pesisir dan pulau-pulau kecil, daerah perbatasan dengan negara lain,

daerah tertinggal/ terpencil, daerah rawan banjir/longsor, serta termasuk

kategori daerah ketahanan pangan dan daerah pariwisata;

c. Mendorong peningkatan produktivitas perluasan kesempatan kerja dan

diversifikasi ekonomi terutama di pedesaan, melalui kegiatan khusus di

bidang pertanian, kelautan dan perikanan, serta infrastruktur;

d. Meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar dan

prasarana dasar melalui kegiatan khusus di bidang pendidikan, kesehatan,

dan infrastruktur;

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

e. Menjaga dan meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah kerusakan

lingkungan hidup, dan mengurangi risiko bencana melalui kegiatan khusus

di bidang lingkungan hidup, mempercepat penyediaan serta meningkatkan

cakupan dan kehandalan pelayanan prasarana dan sarana dasar dalam satu

kesatuan sistem yang terpadu melalui kegiatan khusus di bidang

infrastruktur;

f. Mendukung penyediaan prasarana di daerah yang terkena dampak

pemekaran pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi melalui kegiatan

khusus di bidang prasarana pemerintahan;

g. Meningkatkan keterpaduan dan sinkronisasi kegiatan yang didanai dari

DAK dengan kegiatan yang didanai dari anggaran Kementerian/Lembaga

dan kegiatan yang didanai dari APBD;

h. Mengalihkan secara bertahap dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan

yang digunakan untuk mendanai kegiatan-kegiatan yang telah menjadi

urusan daerah ke DAK. Dana yang dialihkan berasal dari anggaran

Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pendidikan Nasional dan

Departemen Kesehatan.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

8. Belanja Modal dalam Anggaran Daerah

Menurtu UU no. 33 tahun 2004 Belanja Daerah merupakan semua

kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih dalam

periode tahun anggaran yang bersangkutan.

Pada dasarnya belanja terdiri dari dua jenis belanja, yaitu belanja tidak

langsung dan belanja langsung. belanja tidak langsung merupakan belanja yang

tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan yang meliputi belanja pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan

sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Belanja

langsung merupakan, belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan

program dan kegiatan yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan

belanja modal.

Belanja modal dianggarkan setiap tahun dalam APBD untuk menambah

aset tetap dan aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode

akuntansi. Belanja modal meliputi belanja modal untuk perolehan tanah, gedung

dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud (PP no. 24 Tahun 2005).

9. Penelitian Terdahulu

Sulistiawan (2005) meneliti tentang pengaruh DAU dan PAD terhadap

Belanja Pemerintah. Menemukan hasil bahwa DAU dan PAD berpengaruh

signifikan terhadap belanja daerah.

Abdullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Perilaku Oportunistik

Legislatif dalam Penganggaran Daerah : Pendekatan Principal-Agent Theory

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menemukan bahwa adanya perbedaan preferensi antara eksekutif dan legislative

dalam pengalokasian spread PAD kedalam belanja sektoral. Abdullah (2006)

melakukan penelitian dengan judul Perilaku Oportunistik Legislatif dalam

Penganggaran Daerah: Bukti Empiris atas Aplikasi Agency Theory di Sektor

Publik. Penelitian ini menemukan bahwa perubahan PAD berpengaruh signifikan

terhadap perilaku oportunistik legislatif. Hal ini bermakna bahwa penurunan pada

anggaran pendidikan dan kesehatan menunjukkan oportunisme legislative, begitu

pula kenaikan untuk infrastruktur dan legislative.

Darwanto (2007) meneliti pengaruh pertumbhan ekonomi, PAD dan DAU

terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal dengan menggunakan sampel

Kabupaten/ Kota di pulai Jawa dan Bali, menemukan bahwa pertumbuhan

ekonomi, PAD dan DAU secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

anggaran belanja modal. Sedangkan secara parsial pertumbuhan eonomi tidak

berpengaruh, PAD dan DAU secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

anggaran belanja modal. Situngkir (2009) melakukan penelitian menggunakan

variable yang sama dengan penelitian Darwanto dengan menambahkan variable

Dana Alokasi Khusus (DAK) menemukan hasil yang konsisten dengan penelitian

yang di temukan Darwanto. Dimana variable pertumbuhan ekonomi tidak

berpengaruh secara parsial, sedangkan variable PAD, DAU dan DAK masing-

masing berpengaruh secara parsial. Dan semua variable berpengaruh secara

simultan.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Hipotesis

Kebijakan desentralisasi ditujukan untuk mewujudkan kemandirian

daerah, pemerintah daerah otonom mempunyai kewenangan untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan

aspirasi masyarakat (UU 32/2004). Peran dan kewenangan legislative dalam

proses penyusunan anggaran dan power yang di miliki oleh legislative membuka

ruang bagi legislative untuk memaksakan kepentingan pribadinya. Di mana

legislative cenderung mengusulkan pengurangan atas alokasi pendidikan,

kesehatan, dan belanja publik lainnya yang tidak besifat job programs dan

targetable.

Studi Abdullah (2004) menemukan adanya perbedaan preferensi antara

eksekutif dan legislative dalam pengalokasian spread PAD kedalam belanja

sektoral. Alokasi untuk infrastruktur dan DPRD mengalami kenaikan, tapi alokasi

untuk kesehatan dan pendidikan justru mengalami penurunan.

H1: pendapatan asli daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap pengalokasian

anggaran belanja modal dalam APBD.

Dana alokasi umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar

daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar

daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan

antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan

potensi daerah.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Berkaitan dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan

daerah, hal tersebut merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah . dengan demikian terjadi transfer

yang cukup signifikan dalam APBN dari pemeritah pusat ke pemerintah daerah,

dan pemerintah daerah secara leluasa dapat menggunakan dana tersebut apakah

untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau untuk

keperluan lain yang tidak penting.

Holtz-Eakin et.al. (1985) menyatakan bahwa terdapat keterkaitan sangat

erat antara transfer dari pemerintah pusat dengan belanja pemerintah daerah.

Secara spesifik menegaskan bahwa variable-variabel kebijakan pemerintah daerah

dalam jangka pendek disesuaikan dengan transfer yang diterima, sehingga

memungkinkan terjadinya respon yang non linear dan asimetric.

H2: Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif terhadap pengalokasian

anggaran belanja modal dalam APBD.

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan membantu mendanai

kegiatan khusus yang merupakan kegiatan daerah dan sesuai dengan prioritas

nasional. Karena bersifat untuk membiayai kegiatan khusus, Dana Alokasi

Khusus berpengaruh signifikan terhadap anggaran belanja modal (Simorangkir).

H3: Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh positif terhadap pengalokasian

anggaran belanja modal dalam APBD.

Perbedaan letak geografis dan kekayaan sumber daya yg di miliki daerah

kabupaten/kota menyebabkan perbedaan kebutuhan dalam pengelolaan keuangan.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Seperti daerah-daerah dengan kekayaan sumber daya yang rendah akan sangat

membutuhkan dana transfer dari pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan

daerahnya. Dan di setiap tahun terjadi perubahan dalam alokasi dana transfer dari

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

H4: Ada perbedaan yang signifikan pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap

Anggaran Belanja Modal untuk darah Jawa dan Luar Jawa.

H5: Ada perbedaan yang signifikan pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap

Anggaran Belanja Modal di setiap tahun Anggaran.

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir membantu menjelaskan hubungan antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

PAD adalah pendapatan asli daerah yang berasal dari hasil pajak daerah,

hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan

lain-lain PAD yang sah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang

Pendapatan Asli Daerah

Anggaran Belanja Modal

Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Umum

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sah. PAD berpengaruh terhadap anggaran Belanja Modal, sehingga apabila PAD

suatu daerah meningkat akan mendukung meningkatnya anggaran Belanja Modal

daerah dalam satu tahun anggaran karena sumber dana dari PAD akan digunakan

untuk membiayai belanja atau pengeluaran daerah dengan tujuan dapat

meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan terhadap masyaraka. Pendanaan yang

berasal dari PAD digunakan untuk membiayai kebutuhan daerah, seperti

pelayanan sektor publik. Namun besarnya kewenangan legislatif dalam

penyusunan anggaran dapat digunakan untuk memprioritaskan preferensinya

dalam anggaran. Sebagai akibatnya, terjadi kenaikan pada alokasi dana untuk

infrastruktur dan DPRD, akan tetapi alokasi untuk pendidikan dan kesehatan

justru mengalami penurunan.

Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Anggaran belanja Modal.

Holtz-Eakin et.al (1985) menyatakan bahwa terdapat keterkaitan sangat erat

antara transfer dari pemerintah pusat dengan belanja pemerintah daerah. Hal ini

menunjukkan bahwa makin besar dana transfer dari pemerintah pusat maka akan

meningkatkan belanja modal daerah dalam satu tahun anggaran. DAU adalah

transfer yang bersifat umum (block garant) dari pemerintah pusat kepada

pemerinah daerah untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal (antar daerah)

dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan daerah. Terjadi transfer

yang signifikan dalam APBN dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

Transfer dana tersebut dengan leluasa dapat digunakan oleh pemerintah daerah

untuk membiayai kebutuhan publik atau bahkan digunakan untuk keperluan lain

yang bersifat self interest.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

DAK adalah transfer yang bersifat khusus dari pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah, yang bertujuan untuk membiayai kebutuhan atau masalah

khusus yang sesuai dengan prioritas nasional. DAK bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan tertentu. DAK di

alokasikan untuk membantu mendanai kebutuhan fisik sarana dan prasarana dasar

yang merupakan prioritas nasional di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur,

kelautan dan perikanan, pertanian, prasarana pemerintah daerah, serta lingkungan

hidup. DAK yang relative meningkat akan dapat menambah saran dan prasarana

daerah dan daerah dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada

masyarakanya.

Anggaran Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk membiayai

asset tetap dan asset lainnya yang memberikan manfaat bagi daerah. Besarnya

belanja modal yang dialokasikan oleh satuan pemerintah daerah dalam APBD

tentu sangat dipengaruhi oleh keuangan daerah tersebut. Alokasi belanja modal di

dasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk

kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah maupun untuk kualitas pelayana publik.

Meningkatnya Belanja Modal dalam satu tahun anggaran dikarenakan adanya

peningkatan struktur pendapatan daerah yang bersumber dari paja dan retribusi

daerah dan juga besarnya dana perimbangan dari pemerintah pusat.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif mengenai pengaruh

Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus

Terhadap Anggaran Belanja Modal. Analisis data kuantitatif adalah analisis yang

digunakan pada data sekunder dengan menggunakan metode statistik. Data yang

diperoleh selama penelitian akan dikelola lebih lanjut berdasarkan kajian teori

yang telah dikemukakan untuk kemudian dianalisis dan diambil kesimpulan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh pemerintah

daerah kabupaten/kota di pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dengan jumlah

populasi 147 kabupaten/ kota pada periode tahun 2004-2008.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive

sampling. Metode purposive sampling adalah metode pemilihan sampel dengan

menggunakan kriteria tertentu, adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan

sampel yaitu:

1. Kabupaten/kota yang melaporan APBD pada kemeterian keuangan dan di

publikasikan pada situs Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah selama

periode 2004-2008.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Kabupaten/kota dengan data realisasi APBD yang lengkap Berupa Belanja

Modal, PAD, DAU dan DAK yang di publikasikan oleh kementerian

keuangan pada situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah

selama periode 2004-2008.

Dari kriteria yang ditentukan diperoleh sampel untuk penelitian sebanyak

56 kabupaten/kota (lihat lampiran 1)

C. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut

Sekaran (2006) data sekunder adalah data yang dibuat atau dikumpulkan oleh

pihak luar. Data penelitian ini bersumber dari dokumen laporan realisasi APBD

yang diperoleh dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan Pemerintah Daerah

melalui www.depkeu.djpk.go.id periode tahun 2004-2008. Dari laporan realisasi

APBD ini diperoleh data mengenai jumlah realisasi anggaran belanja modal,

pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus. Data tersebut

merupakan data kombinasi dari data runtut waktu (time series) dengan pooling

data.

Dari jumlah sampel 56 kabupaten/kota dengan periode tahun pengamatan

2004-2008 di peroleh jumlah 280 data untuk Belanja Modal, PAD, DAU, dan

DAK.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

D. Definisi Operasional

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Variabel Independen terdiri dari PAD,

DAU dan DAK sedangkan untuk variabel Dependen yaitu Belanja Modal.berikut

devinisi operasional untuk masing-masing variabel:

Variable Independen

1. PAD, Total realisasi penerimaan daerah yang bersumber dari hasil pajak

daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

dan lain-lain penerimaan PAD yang sah.

2. DAU, Total dana transfer yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi

masalah ketimpangan horizontal (antar daerah) dengan tujuan utama

pemerataan kemampuan keuangan antar daerah.

3. DAK adalah total dana transfer dari pemerintah pusat bersifat khusus.

Variable Dependen

Variable dependen dalam penelitian ini adalah Anggaran Belanja Modal yaitu

realisasi total anggaran pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan

modal yang sifatnya menambah asset tetap/inventaris yang memberikan manfaat

lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk

biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa

manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis

regresi maka diperlukan pengujian asumsi klasik meliputi:

a. Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam

variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal

(Nugroho, 2005: 18). Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini

digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Kemudian untuk menerima atau

menolak hipotesis dengan cara membandingkan p-value dengan taraf

signifikansi (a) sebesar 0,05. Jika nilai p-value > 0,05 maka data

berdistribusi normal. Jika nilai p-value<0,05 maka data tidak berdistribusi

normal (Ghozali, 2005)

b. Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas, diperlukan untuk mengetahui apakah ada

tidaknya variable independen yang memiliki kemiripan dengan variabel

independen lain dalam satu model (Nugroho, 2005: 58). Selain itu deteksi

terhadap multikoliniearitas juga bertujuan untuk menghindari bias dalam

proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial

masing-masing variabel independen terhadap variable dependen. Ghozali

(2005), multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

regresi ditemukan adanya korelasi antara variable independen. Deteksi

multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai Variance

Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (Tolerance

Value/TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan

terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka

Tolerance = 1/10 = 0,1.

TOL adalah jumlah yang menunjukkan bahwa variabel bebas tidak

dapat dijelaskan oleh variabel lain dalam suatu persamaan regresi. Batas

TOL adalah 0,1 sehingga jika TOL di bawah 0,1 maka terjadi

multikolinearitas.

VIF adalah jumlah yang menunjukkan bahwa suatu variabel bebas

dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya dalam suatu persamaan

regresi. Batas VIF adalah 10, apabila diatas 10 maka terjadi

multikolinearitas.

c. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi perbedaan variance residual suatu periode

pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah model regresi yang memiliki kesamaan varians residual suatu

periode pengamatan dengan pengamatan yang lain, atau

homoskesdastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas

pada suatu model dapat di lihat dengan membandingakn nilai thitung dengan

nila ttable dengan tingkat sinifikansi α 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dari α 5 %, maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya jika lebih

kecil dari α 5% maka terjadi heteroskedastisitas.

d. Autokorelasi

Uji Autokorelasi, dilakukan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dan dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pengujian uji autokorelasi

ini, dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (D-W) Test, yaitu

untuk menguji apakah terjadi korelasi serial atau tidak dengan menghitung

nilai d statistik. Uji Durbin Watson dihitung berdasarkan jumlah selisih

kuadrat nilai-nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan. Jika nilai

Durbin Watson berada diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi

(Nugroho, 2005).

2. Analisis Regresi dan Uji Beda

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis

regresi berganda bertujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh

seberapa variable independen terhadap variabel dependen (Sekaran, 1992).

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5%.

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka

dilakukan pengujian terhadap variable-variabel penelitian dengan cara

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

menguji secara simultan melalui signifikansi simultan (Uji statistik F),

yang bermaksud untuk dapat menjelaskan pengaruh variable independen

terhadap variabel dependen. Sedangkan untuk menguji masing-masing

variabel secara parsial, dilakukan dengan uji signifikansi parameter

individual (uji t statistik) yang bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen,

serta variabel mana yang dominan mempengaruhi variabel dependen.

Uji beda menggunakan Dummy Variabel dilakukan untuk

menghitung perbedaan rata-rata Belanja Modal, PAD, DAU dan DAK

untuk daerah kabupaten kota di jawa dan luar jawa, One Way Anova untuk

menguji rata-rata Belanja Modal, PAD, DAU dan DAK setiap tahun.

Model regresi yang digunakan adalah:

Y= α + β1PAD + β2DAU + β3DAK + β4Djw+ β5Dth+ e

keterangan:

Y= Anggaran Belanja

α= Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5= koefisien regresi

PAD= Pendapatan Asli Daerah

DAU= Dana Alokasi Umum

DAK= Dana Alokasi Khusus

Djw= Dummy untuk wilayah daerah

Dth= Dummy untuk tahun

e= error variable

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 ini untuk mengetahui seberapa tepat variabel penjelas yang

dimasukkan kedalam model mampu menjelaskan variabel-variabel yang

diteliti. Nilai koefisien determinasi R2 berkisar antara 0 samai 1. Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1

(satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang di butuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila

nilai signifikansi F hitung lebih besar dari F tabel maka hipotesis

alternative diterima, sebaliknya jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka

hipotesis alternatifnya ditolak.

c. Uji t

Uji ini digunakan untuk menguji signifikansi hubungan secara

parsial variabel dependen dengan variabel dependen dengan asumsi bahwa

variabel yang lain dianggap konstant. Apabila tingkat signifikansi t lebih

kecil dari 0,05 atau t hitung > t tabel hipotesis alternative yang diajukan

diterima, artinya secara prsial variabel independen tersebut berpengaruh

terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika tingkat signifikansi t hitung

lebih besar 0,05 atau nilai t hitung < t tabel maka hipotesis alternative

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

yang diajukan ditolak, artinya secara parsial variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Berdasarkan hasil gambaran daerah Kabupaten/kota di Indonesia, maka

tiap-tiap daerah mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah-nya untuk

menunjang kegiatan pembangunan daerah. Dana Alokasi Umum (DAU) dari

pemerintah pusat digunakan sebagai sumber keuangan untuk memenuhi

pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan di daerah. Sedangkan Dana

Alokasi Khusus (DAK) untuk memenuhi kegiatan atau pembangunan yang

bersifat khusus dan berskala nasional.

Dalam UU No. 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah juncto UU No. 32

tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, ditegaskan bahwa untuk pelaksanaan

kewenangan Pemda, Pempus akan mentransfer dana perimbangan, yang terdiri

dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Bagian

daerah dari Bagi hasil pajak dan bukan pajak. Selain dana perimbangan tersebut,

Pemda memiliki sumber pendanaan sendiri berupa PAD, pinjaman daerah,

maupun Lain-lain penerimaan daerah yang sah. Kebijakan penggunaan semua

dana tersebut diserahkan kepada Pemda. Seharusnya dana transfer dari Pempus

diharapkan digunakan secara efektif dan efisien oleh Pemda untuk meningkatkan

pelayanannya kepada masyarakat. Kebijakan penggunaan dana tersebut sudah

seharusnya pula dilakukan secara transparan dan akuntabel. Pada praktiknya,

transfer dari Pempus merupakan sumber dana utama Pemda untuk membiayai

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

operasi utamanya sehari-hari, yang oleh Pemda “dilaporkan” di Perhitungan

APBD. Tujuan dari transfer ini adalah untuk mengurangi (kalau tidak mungkin

menghilangkan) kesenjangan fiskal antar-pemerintah dan menjamin tercapainya

standar pelayanan publik minimum di seluruh negeri.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka sampel yang digunakan adalah

Kabupaten/Kota di Indonesia di pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Dari 147

kabupaten/kota di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara diperoleh sampel sebanyak 56

kabupaten/kota. Berikut Kabupaten/Kota dengan PAD, DAU, DAK dan Belanja

Modal tertinggi dan terendah selama periode 2004-2008:

Tabel IV.1 Ringkasan PAD, DAU, DAK dan Belanja Modal

Tertinggi dan Terendah selama 2004-2008 2004 2005 2006 2007 2008

Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah

Belanja

Modal

Kota

Bekasi

Kota

Banjar

Kota

Bekasi

Kota

Surakarta

Kota

Bekasi

Kab.

Buleleng

Kota

Bekasi

Kota

Bima

Kab.

Badung

Kab.

Klungkung

PAD Kab.

Badung

Kota

Bima

Kab.

Badung

Kota Bima Kab.

Badung

Kota

Bima

Kab.

Badung

Kota

Bima

Kab.

Badung

Kota Bima

DAU Kab.

Lebak

Kota

Salatiga

Kab.

Klaten

Kota

Banjar

Kab.

Klaten

Kota

Banjar

Kab.

Klaten

Kab.

Majalengka

Kab.

Klaten

Kab. Sumba

Barat

DAK Kab.

Bima

Kota

Banjar

Kab.

Bima

Kab.

Pemalang

Kab

Rembang

Kota

Bekasi

Kota

Semarang

Kota Bekasi Kab.

Lotim

Kota Bekasi

Sumber: data diolah

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah data memiliki sebaran yang normal. Untuk menguji normalitas data

dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Kemudian untuk

menerima atau menolak hipotesis dengan cara membandingkan p-value

dengan taraf signifikansi (a) sebesar 0,05. Jika p-value > 0,05, maka data

berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas dari Kolmogorov-Smirnov

dapat dilihat pada Lampiran 7 dan secara ringkas ditunjukkan tabel IV.2

berikut.

Tabel IV.2 Hasil Uji Normalitas Data

S

Sumber: Data diolah

Dari hasil perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov, dapat diketahui

bahwa p-value dari unstandardized resdiual 0,209 ternyata lebih besar dari a

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized

Residual

N 280 Normal Parametersa,,b Mean -1750.0000

Std. Deviation 31777.56393 Most Extreme Differences

Absolute .129 Positive .129 Negative -.069

Kolmogorov-Smirnov Z 1.160 Asymp. Sig. (2-tailed) .209 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

5% (p>0,05), sehingga keseluruhan data tersebut dinyatakan memiliki

distribusi normal atau memiliki sebaran data yang normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi

di antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Hasil uji

multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance

Inflation Factor (VIF). Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada

Lampiran 8 dan secara ringkas dapat ditunjukkan dalam tabel IV.3 berikut

Tabel IV.3 Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

PAD 0,860 1,162 Bebas multikolinieritas

DAU 0,831 1,203 Bebas multikolinieritas

DAK 0,734 1,362 Bebas multikolinieritas

Djw 0,822 1,217 Bebas multikolinieritas

Dth 0,675 1,481 Bebas multikolinieritas

Sumber: Data diolah

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang

memiliki tolerance lebih dari 0,1 (>0,1) dan semua variabel bebas memiliki

nilai VIF kurang dari 10 (Ghozali, 2005). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak

ada gejala multikolinieritas dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi memiliki variansi yang sama (homoskedastisitas) dari residual

satu ke pengamatan yang lain. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, maka terjadi

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada

Lampiran 9 dan secara ringkas dapat ditunjukkan dalam tabel IV.4 berikut ini.

Tabel IV.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel thitung ttabel* Sig. Keterangan

PAD 0,758 1,980 0,449

Tidak terjadi

heteroskedastisitas

DAU -0,844 1,980 0,339 Tidak terjadi

heteroskedastisitas

DAK 0,280 1,980 0,780 Tidak terjadi

heteroskedastisitas

Djw 1,347 1,980 0.179 Tidak terjadi

heteroskedastisitas

Dth 1,751 1,980 0,081 Tidak terjadi

heteroskedastisitas

Sumber: Data primer diolah Keterangan: *) ttabel pada taraf signifikansi 5%

Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak ada gangguan

heteroskedastisitas, karena nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel dengan nilai

p>0,05 atau tidak signifikan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa

tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini (Ghozali, 2005).

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi, dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

adanya pengaruh autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode Durbin-

Watson (D-W) test.

Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson (D-W) test

memperoleh nilai DW sebesar 1,626 (Lampiran 10). Adapun penjelasannya

adalah sebagai berikut:

Tabel IV.5 Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi

Variabel D-W Kriteria Keterangan

PAD, DAU, dan

DAK terhadap

belanja modal

1,626 -2 < 1,626 < +2 Tidak ada masalah

autokorelasi

Sumber: data diolah

Dari tabel IV.5 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji

autokorelasi memperoleh nilai D-W sebesar 1,626 berada di antara -2 hingga

+2, maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada gangguan autokorelasi dalam

parameter model regresi. Hasil perhitunganan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 11.

2. Analisis Hasil Regresi

Analisis regresi dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh

PAD, DAU, dan DAK terhadap alokasi belanja modal dalam APBD pemerintah

Kabupaten/Kota di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Penyelesaian model

regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan Program SPSS for Windows

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Release 18 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.

Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel IV.6 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Belanja modal sebagai variabelDependen

Koefisien thitung Signifikansi

Konstanta -17168,705

Pendapatan Asli Daerah 0,190 5,647 0,000

Dana Alokasi Umum 0,054 3,004 0,003

Dana Alokasi Khusus 0,061 2,261 0,025

Djw 15714,287 3,289 0,001

Dth 20905,183 11,334 0,000

Adjusted R2 0,569

F Statistik 74,645 0,000

Sumber: data diolah

Dari hasil analisis regresi di atas, maka dapat disusun persamaan sebagai

berikut:

BM= -17.168,705+5,647.PAD+3,004.DAU+2,261.DAK+3,289.Djw+11,334.Dth

Persamaan menunjukkan bahwa alokasi belanja modal dipengaruhi oleh

PAD, DAU dan DAK. Nilai konstanta sebesar -17.168,705 menyatakan jika tidak

ada peningkatan PAD, DAU dan DAK, maka alokasi belanja modal hanya sebesar

17.168,705 juta rupiah per tahun.

Nilai koefisien PAD sebesar 0,190 menyatakan jika terjadi peningkatan

PAD sebesar 1 juta rupiah maka alokasi belanja modal akan mengalami

peningkatan sebesar 0,190 juta rupiah.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Nilai koefisien DAU sebesar 0,054 menyatakan jika terjadi peningkatan

DAU sebesar satu juta rupiah maka alokasi belanja modal akan mengalami

peningkatan sebesar 0,054 juta rupiah.

Nilai koefisien DAK sebesar 0,061 juta rupiah menyatakan jika terjadi

peningkatan DAK sebesar satu juta rupiah maka alokasi belanja modal akan

mengalami peningkatan sebesar 0,061 juta rupiah.

Nilai koefisien Djw sebesar 15.714,287 menyatakan jika terjadi

peningkatan Djw sebesar satu juta rupiah maka alokasi belanja modal akan

mengalami peningkatan sebesar 15.714,287 juta rupiah.

Nilai koefisien Dth sebesar 20.905,183 menyatakan jika terjadi

peningkatan Dth sebesar satu juta rupiah maka alokasi belanja modal akan

mengalami peningkatan sebesar 20.905,83 juta rupiah.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3. Uji Beda Pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap Anggaran Belanja

Modal

Analisis dilakukan dengan compare mean variabel independen untuk

melihat perbedaan antara Dummy daerah kabupaten/kota di pulau jawa dan luar

pulau jawa, sehingga di peroleh hasil:

Tabel IV.7 Hasil Uji Antar Daerah Jawa dan Luar Jawa

Group Statistics

Djw N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Belanja Modal Jawa 160 94852.2656 59842.88630 4730.99556

Luar Jawa 120 70474.5898 43232.63250 3946.58134 PAD Jawa 160 64242.9300 85537.29630 6762.31703

Luar Jawa 120 21195.7935 14329.99177 1308.14329 DAU Jawa 160 359294.1518 1.44237E5 11402.93419

Luar Jawa 120 310586.4693 1.07048E5 9772.14082 DAK Jawa 160 33815.0393 67834.23918 5362.76748

Luar Jawa 120 69336.5174 1.16787E5 10661.15313 Sumber: Data diolah

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa:

1. Rata-rata belanja modal untuk daerah jawa lebih besar yaitu 94.852,2656 juta

rupiah di bandingkan dengan belanja modal untuk daerah di luar jawa dengan

rata-rata 70.474,5898 juta rupiah.

2. Rata-rata PAD untuk daerah jawa sebesar 64.242,9300 juta rupiah lebih besar

di bandingakan dengan PAD kabupaten/kota di luar jawa sebesar 21.195,7935

juta rupiah.

3. Rata-rata DAU untuk daerah Jawa sebesar 359.294,1518 juta rupiah dan untuk

daerah luar jawa sebesar 310.586,4693 juta rupiah.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

4. Rata-rata DAK untuk daerah kabupaten/kota di jawa sebesar 33.815,0393 juta

rupiah, ini lebih kecil di bandingkan rata-rata DAK untuk daerah

kabupaten/kota di luar jawa yaitu sebesar 69.336,5174 juta rupiah.

Untuk melihat perbedaan dalam tahun anggaran dilakukan compare mean

untuk oneway anova masing-masing variabel setiap tahun. Berikut hasil

perhitungannya:

Tabel IV.8 Hasil Uji Antar Tahun Anggaran

Descriptives

N Mean Std. Deviation Std. Error Minimum Maximum

Belanja Modal

2004 56 40472.9802 23021.31594 3076.35274 7418.14 139927.32

2005 56 44088.0477 34294.30040 4582.76866 10175.44 242976.68

2006 56 82748.3423 41040.36667 5484.24968 34665.38 297759.00

2007 56 124784.7316 50109.72521 6696.19370 32975.54 308046.56

2008 56 129929.3493 42931.40629 5736.95048 63514.09 258401.73

Total 280 84404.6902 54627.26135 3264.60328 7418.14 308046.56

PAD 2004 56 32949.7345 47251.05074 6314.18725 2525.24 332316.94

2005 56 36657.7773 48699.53481 6507.74908 3870.97 319375.01

2006 56 43816.8575 49149.97358 6567.94149 4970.31 299473.81

2007 56 52635.8893 74228.80955 9919.24191 4913.25 525089.02

2008 56 62910.5275 1.03795E5 13870.22909 6271.13 759801.04 Total 280 45794.1572 68649.20975 4102.57497 2525.24 759801.04

DAU 2004 56 331572.2066 95703.07150 12788.86087 107734.00 462249.79

2005 56 224318.2716 77436.69216 10347.91326 52871.00 404869.00

2006 56 343820.6616 1.17135E5 15652.80590 157314.00 635488.00

2007 56 365481.8398 1.29761E5 17339.99044 4884.56 694207.00

2008 56 426904.1739 1.41882E5 18959.71905 82809.11 744676.78 Total 280 338419.4307 1.31632E5 7866.51864 4884.56 744676.78

DAK 2004 56 8751.0396 3375.88583 451.12172 4000.00 26475.59

2005 56 11818.4896 4707.41450 629.05472 3999.96 34864.49

2006 56 27766.8823 8197.00822 1095.37130 7340.00 45910.00

2007 56 62676.3850 1.02546E5 13703.23040 7587.70 586736.00 2008 56 134179.8529 1.50584E5 20122.62731 7176.60 584249.61

Total 280 49038.5299 93540.95873 5590.14150 3999.96 586736.00

Sumber: data diolah

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel IV.9

Tabel Anova Uji Antar Tahun Anggaran ANOVA

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Belanja Modal

Between Groups 4.066E11 4 1.017E11 65.632 .000

Within Groups 4.259E11 275 1.549E9 Total 8.326E11 279

PAD Between Groups 3.316E10 4 8.290E9 1.779 .133

Within Groups 1.282E12 275 4.661E9 Total 1.315E12 279

DAU Between Groups 1.213E12 4 3.032E11 23.024 .000 Within Groups 3.621E12 275 1.317E10 Total 4.834E12 279

DAK Between Groups 6.102E11 4 1.525E11 22.910 .000

Within Groups 1.831E12 275 6.658E9 Total 2.441E12 279

Sumber: data diolah

Dari tabel tersebut di atas dapat di lihat untuk Belanja Modal dengan rata-

rata tertinggi yaitu tahun 2007 sebesar 124.784,7316 dan terendah pada tahun

2004 sebesar 40.472,9802 dan belanja modal signifikan pada 0,000. PAD tertinggi

tahun 2008 sebesar 62.910,5275 terendah tahun 2004 sebesar 32.949,7345 ada

perubahan PAD dari tahun ke tahun akan tetapi berdasar hasil Anova tidak

signifikan yaitu 0,133. Transfer DAU dari pempus kepada pemda tertinggi pada

tahun 2008 dengan total 426.904,1739 dan terendah tahun 2005 sebesar

224.318,2716 signifikan pada 0,000. Transfer DAK tertinggi pada tahun 2008

total 134.179,8529 dan terendah tahun 2004 total 8.751,0396 signifikan pada

0,000.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

4. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menyatakan persentase total variasi dari variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Nilai R2

berkisar antara 0 sampai 1. Apabila R2 mendekati 1, ini menunjukkan bahwa

variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen.

Sebaliknya jika nilai R2 mendekati 0, maka variasi dari variabel dependen tidak

dapat dijelaskan oleh variabel independen (Ghozali, 2005).

Dari tabel IV.6 dapat di lihat bahwa pengujian yang telah dilakukan

menghasilkan nilai koefisien determinasi adjusted R2 sebesar 0,569 (perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11), sehingga dapat dikatakan bahwa

hasil pengujian yang dilakukan memberikan hasil yang baik (goodness of fit). Hal

ini menunjukkan bahwa sekitar 56,9% variasi dari alokasi belanja modal dapat

dijelaskan oleh variabel PAD, DAU, DAK, Djw dan Dth. Sedangkan sekitar

43,1% lainnya dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model regresi yang

digunakan. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan Fhitung dengan

Ftabel pada taraf signifikansi (a) = 5%. Hasil uji F dapat dilihat pada Lampiran 11.

Hasil pengujian nilai F dapat dilihat pada tabel IV.10 berikut.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel IV.10 Rangkuman Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.801E11 5 9.602E10 74.645 .000a

Residual 3.525E11 274 1.286E9 Total 8.326E11 279

a. Predictors: (Constant), Dth, Djw, PAD, DAU, DAK

b. Dependent Variable: Belanja Modal

Sumber: data diolah

Dari hasil pengolahan data diperoleh Fhitung = 74,645 sedangkan Ftabel pada

taraf signifikansi 5% adalah sebesar 2,68. Dikarenakan Fhitung > Ftabel artinya

model regresi tentang pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap alokasi belanja

modal dengan variabel dummy daerah dan ahun anggaran dinyatakan fit atau

cocok. Hal ini menunjukkan bahwa PAD, DAU dan DAK secara bersama-sama

berpengaruh terhadap pengalokasian belanja modal daerah.

c. Uji t

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t (pengaruh

secara individual). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi dari

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual.

Pengujian nilai t dilakukan dengan dua sisi yang digunakan untuk menguji

hipotesis. Hasil pengujian diperoleh dari test signifikansi dengan program SPSS

for Windows Release 18 Adapun hasil uji t dapat dilihat pada Lampiran 11. Hasil

pengujian t dapat dilihat pada tabel IV.11 berikut.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel IV.11 Rangkuman Hasil Uji t

Variabel thitung ttabel * p-value Keterangan

PAD 5,647 1,980 0,000 H1 diterima

DAU 3,004 1,980 0,003 H2 diterima

DAK 2,261 1,980 0,025 H3 diterima

Djw 3,289 1,980 0,001 H4 diterima

Dth 11,334 1,980 0,000 H5 diterima

Sumber: data diolah Keterangan: *) = ttabel pada taraf signifikansi 5%

Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa:

Variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki nilai thitung = 5,647

dengan nilai p=0,000 sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah =

1,980. Dikarenakan thitung > ttabel dengan p<0,05 maka H1 diterima. Artinya

PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi belanja modal.

Variabel Dana Alokasi Umum (DAU) memiliki nilai thitung = 3,004

dengan nilai p=0,003, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah =

1,980. Dikarenakan thitung > ttabel dengan p<0,05, maka H2 diterima. Artinya

DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi belanja modal .

Variabel Dana Alokasi Khusus (DAK) memiliki nilai thitung = 2,261

dengan nilai p=0,025, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah =

1,980. Dikarenakan thitung > ttabel dengan p<0,05, maka H3 diterima. Artinya

DAK berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi belanja modal.

Variabel Djw memiliki thitung= 3,289 dengan nilai p=0,001 sedang ttabel

pada taraf signifikan 5% adalah = 1,980. Dikarenakan thitung > ttabel dengan

p<0,05, maka H4 diterima.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Variabel Dth memiliki thitung=11,334 sedang ttabel pada taraf signifikan

5% adalah = 1,980. Dikarenakan thitung > ttabel dengan p<0,05, maka H5

diterima.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap alokasi Belanja

Modal Daerah. Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Abdullah

(2004) yang membuktikan bahwa terdapat perbedaan belanja modal pada

kenaikan pendapatan asli daerah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan penting

bagi sebuah daerah dalam memenuhi belanjanya. Pendapatan Asli Daerah ini

sekaligus dapat menujukan tingkat kemandirian suatu daerah. Semakin banyak

Pendaptan Asli Daerah yang didapat semakin memungkinkan daerah tersebut

untuk memenuhi kebutuhan belanjanya sendiri tanpa harus tergantung pada

Pemerintah Pusat, yang berarti ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah tersebut

telah mampu untuk mandiri, dan begitu juga sebaliknya. Belanja daerah adalah

semua pengeluaran Pemerintah Daerah pada suatu periode anggaran. Alokasi

belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja

tidak langsung merupakan belanja yang tidak memiliki keterkaitan secara

langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, terdiri dari belanja pegawai,

belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan

dan belanja tidak terduga. Sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

memiliki keterkaitan secara langsung dengan program dan kegiatan yang meliputi

belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal.

Artinya PAD memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan

kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas pemerintah dan program-program

pembangunan daerah. Pemerintah mempunyai kewajiban untuk meningkatkan

taraf kesejahteraan rakyat serta menjaga dan memelihara ketentraman dan

ketertiban masyarakat. Jadi, PAD berpengaruh terhadap belanja langsung daerah.

Dana Alokasi Umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi

belanja modal daerah. Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh

Abdullah dan Halim (2004) yang membuktikan bahwa transer dari pemerintah

pusat berpengaruh terhadap belanja pemerintah daerah. Artinya, stimulus terhadap

pengeluaran daerah yang ditimbulkan oleh transfer yang diberikan kepada tiap

daerah.

Transfer dari pemerintah pusat yang diwujudkan dalam Dana Alokasi

Umum untuk Dana Perimbangan merupakan sumber utama Pemda untuk

menjaga/menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh

negeri. Transfer merupakan konsekuensi dari tidak meratanya kemampuan

keuangan dan ekonomi daerah. Selain itu, tujuan transfer adalah mengurangi

kesenjangan keuangan horisontal antar-daerah, mengurangi kesenjangan vertikal

Pusat-Daerah, mengatasi persoalan efek pelayanan publik antar-daerah, dan untuk

menciptakan stabilisasi aktifitas perekonomian di daerah. Di Indonesia, seperti

ditegaskan dalam UU No. 25/1999, bentuk transfer yang paling penting adalah

DAU dan DAK, selain bagi hasil (revenue sharing). Transfer atau grants dari

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Pempus secara garis besar dapat dibagi dua, yakni matching grant dan non-

matching grants. Kedua grants tersebut digunakan oleh Pemda untuk memenuhi

belanja rutin dan belanja pembangunan. Belanja rutin adalah belanja yang sifatnya

terjadi terus menerus berulang untuk setiap tahun fiskal dan umumnya tidak

menghasilkan wujud fisik (contoh: belanja gaji dan honorarium pegawai),

sementara belanja pembangunan umumnya menghasilkan wujud fisik, seperti

jalan, jalan bebas hambatan (highway), jembatan, gedung, pengadaan jaringan

listrik dan air minum, dan sebagainya. Belanja pembangunan non fisik

diantaranya mencakup pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pemeliharaan

keamanan masyarakat.

Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah merupakan

konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah

daerah. Terjadinya transfer dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah,

maka pemerintah daerah secara leluasa dapat menggunakan dana untuk memberi

pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. DAU merupakan salah satu alat

bagi pemerintah pusat sebagai alat pemerataan pembangunan di Indonesia yang

bertujuan untuk mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan

penguasaan pajak antara Pusat dan Daerah. Dengan perimbangan tersebut,

khususnya dari DAU akan memberikan kepastian bagi Daerah dalam memperoleh

sumber-sumber pembiayaan untuk membiayai kebutuhan pembangunan.

Untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan otonomi daerah telah

diterbitkan UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerinath Pusat

dan Daerah. Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan sumber pendapatan penting

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

bagi sebuah daerah dalam memenuhi belanjanya. Dan Dana Alokasi Umum ini

sekaligus dapat menunjukkan tingkat kemandirian suatu daerah. Semakin banyak

Dana Alokasi Umum yang diterima maka berarti daerah tersebut masih sangat

tergantung terhadap Pemerintah Pusat dalam memenuhi belanjanya, ini

menandakan bahwa daerah tersebut belumlah mandiri, dan begitu juga sebaliknya

(Pambudi, 2007). Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap alokasi

belanja daerah. Belanja daerah adalah semua pengeluaran Pemerintah Daerah

pada suatu periode anggaran. Alokasi belanja daerah terdiri dari belanja tidak

langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang

tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan, terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan

sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Sedangkan

belanja langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung

dengan program dan kegiatan yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan

jasa serta belanja modal (Puspita Sari, 2009).

Tujuan dari pemberian Dana Alokasi Umum ini adalah pemerataan dengan

memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografi, jumlah penduduk,

dan tingkat pendapatan. Jaminan keseimbangan penyelenggaraan Pemerintah

Daerah dalam rangka penyediaan pelayanan dasar kepada masyarakat. Oleh

karena itu DAU merupakan sumber dana yang dominan dan dapat meningkatkan

pelayanan pada masyarakat. Sebagai tujuan dari desentralisasi yaitu untuk

mempercepat pembangunan disamping itu tetap memaksimalkan potensi daerah

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

untuk membiayai kebutuhan daerah. Jadi, DAU memiliki pengaruh terhadap

belanja langsung daerah (Puspita Sari, 2009).

Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi

belanja modal daerah. Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh

Abdullah dan Halim (2004) yang membuktikan bahwa transer dari pemerintah

pusat berpengaruh terhadap belanja pemerintah daerah. Artinya, stimulus terhadap

pengeluaran daerah yang ditimbulkan oleh transfer yang diberikan kepada tiap

daerah.

Sesuai dengan UU No.33/2004 pemanfaatan DAK harus mengikuti

rambu- rambu yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. DAK dialokasikan

dalam APBN untuk daerah – daerah tertentu dalam rangka mendanai kegiatan

khusus yang merupakan urusan daerah dan termasuk dalam program prioritas

nasional. daerah dapat menerima DAK apabila memenuhi tiga kriteria yaitu,

kriteria umum berdasarkan indeks fiskal netto, kriteria khusus berdasarkan

peraturan perundangan dan karakteristik daerah, kriteria teknis berdasarkan indeks

teknis bidang terkait. DAK digunakan untuk membangun sarana dan prasarana

fisik. DAK yang khusus digunakan untuk pembangunan dan rehabilitasi sarana

dan prasrana fisik ini apabila dikelola dengan baik, dapat memperbaiki mutu

pendidikan, meningkatkan pelayanan kesehatan dan paling tidak mengurangi

kerusakan infrastruktur. Hal ini sangat penting untuk menanggulangi kemiskinan

dan membangun perekonomian nasional yang lebih berdaya saing. Artinya DAK

memiliki kaitan erat dengan belanja pembangunan daerah. DAK dipakai untuk

menutup kesenjangan pelayanan publik antardaerah dengan prioritas pada bidang

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kegiatan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kelautan dan perikanan, pertanian,

prasarana pemerintahan daerah, dan lingkungan hidup.

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu

mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan

prioritas nasional. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan

kemampuan keuangan di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai

kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang

telah merupakan urusan daerah. DAK merupakan dana yang berasal dari APBN

dan dialokasikan ke daerah kabupaten/kota untuk membiayai kebutuhan tertentu

yang sifatnya khusus, tergantung tersedianya dana dalam APBN (Suparmoko,

2002). Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang sulit diperkirakan dengan rumus

alokasi umum, dan atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas

nasional. Kebijakan DAK secara spesifik (www.depkeu.djpk.go.id, 2010):

a. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan

di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan

sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah merupakan

urusan daerah;

b. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah pesisir

dan pulau-pulau kecil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah

tertinggal/terpencil, daerah rawan banjir/longsor, serta termasuk kategori

daerah ketahanan pangan dan daerah pariwisata;

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c. Mendorong peningkatan produktivitas perluasan kesempatan kerja dan

diversifikasi ekonomi terutama di pedesaan, melalui kegiatan khusus di bidang

pertanian, kelautan dan perikanan, serta infrastruktur;

d. Meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar dan prasarana

dasar melalui kegiatan khusus di bidang pendidikan, kesehatan, dan

infrastruktur;

e. Menjaga dan meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah kerusakan

lingkungan hidup, dan mengurangi risiko bencana melalui kegiatan khusus di

bidang lingkungan hidup, mempercepat penyediaan serta meningkatkan

cakupan dan kehandalan pelayanan prasarana dan sarana dasar dalam satu

kesatuan sistem yang terpadu melalui kegiatan khusus di bidang infrastruktur;

f. Mendukung penyediaan prasarana di daerah yang terkena dampak pemekaran

pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi melalui kegiatan khusus di bidang

prasarana pemerintahan;

g. Meningkatkan keterpaduan dan sinkronisasi kegiatan yang didanai dari DAK

dengan kegiatan yang didanai dari anggaran Kementerian/ Lembaga dan

kegiatan yang didanai dari APBD;

Rata-rata belanja modal untuk daerah jawa lebih besar yaitu 94.852,2656

juta rupiah di bandingkan dengan belanja modal untuk daerah di luar jawa dengan

rata-rata 70.474,5898 juta rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk

sarana prasarana dan infrastruktur di daerah jawa lebih lebih tinggi di bandingkan

dengan daerah yang berada di luar pula jawa.

Rata-rata PAD untuk daerah jawa sebesar 64.242,9300 juta rupiah lebih

besar di bandingakan dengan PAD kabupaten/kota di luar jawa sebesar

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

21.195,7935 juta rupiah. Ini dikarenakan oleh letak geografis, kepadatan

penduduk dan kemampuan pemerintah daerah yang baik dalam mengelola PAD.

Rata-rata DAU untuk daerah Jawa sebesar 359.294,1518 juta rupiah dan

untuk daerah luar jawa sebesar 310.586,4693 juta rupiah. Dana Alokasi Umum

merupakan dana yang bersifat umum untuk membiayai kebutuhan daerah.

Rata-rata DAK untuk daerah kabupaten/kota di jawa sebesar 33.815,0393

juta rupiah, ini lebih kecil di bandingkan rata-rata DAK untuk daerah

kabupaten/kota di luar jawa yaitu sebesar 69.336,5174 juta rupiah. Kebutuhan

DAK yg lebih besar untuk daerah di luar pulau Jawa di gunakan untuk

pembiayaan seperti dana reboisasi, dana untuk daerah-daerah tertinggal, dan

daerah pesisir.

Besarnya ketergantungan pemerintah daerah di luar pulau jawa terhadap

dana perimbangan dari pemerintah pusat membutuhkan perhatian penting.

Pemerintah pusat harus mampu mengelola komposisi dana perimbangan untuk

masing-masing daerah yang berbeda karakter pemerintahannya.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil simpulan sebagai

berikut:

1. Secara simultan PAD, DAU, DAK, Djw dan Dth berpengaruh terhadap

Anggaran Belanja Modal dalam APBD pada Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

2. Secara parsial masing-masing variabel PAD, DAU, DAK, Djw dan Dth

berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal dalam APBD pada Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

3. Hasil uji beda Daerah jawa dan luar jawa membuktikan bahwa untuk Belanja

Modal dan PAD di pulau Jawa lebih tinggi di bandingkan dengan daerah di

luar pulau Jawa. Sedangkan untuk DAU dan DAK daerah di luar pulau Jawa

lebih tinggi di bandingkan di daerah pulau Jawa.

B. Keterbatasan

Meskipun penelitian ini telah dirancang dan dilaksanakan sebaik-baiknya,

namun masih terdapat beberapa keterbatasan, yaitu :

1. Keterbatasan dalam mengambil jumlah sampel penelitian, yaitu terbatas pada

Kabupaten se-Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, sedangkan di daerah di propinsi

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

lainnya belum dimasukkan, sehingga tingkat generalisasinya kurang dan

hasilnya akan berbeda jika diterapkan pada populasi yang lebih luas.

2. Keterbatasan pada jumlah variabel yang digunakan, yaitu hanya menggunakan

variabel PAD, DAU dan DAK sedangkan masih banyak variabel-variabel lain

yang memiliki pengaruh pada anggaran belanja modal dalam APBD.

3. Keterbatasan periode waktu yang diteliti yaitu hanya 5 tahun, 2004-2008

sehingga hasil penelitian tidak dapat mencerminkan kenyataan yang

sesungguhnya

C. Implikasi

Hasil penelitian ini memberikan sejumlah implikasi yaitu:

1. Bagi Departemen Keuangan dan depertemen terkait memberikan masukan

baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam hal penyusunan

kebijakan dimasa datang yang berkaitan dengan perencanaan, pengendalian

dan evaluasi dari APBD dan APBN serta UU dan PP yang menyertainya.

2. Penelitian ini juga diharapkan agar otonomi daerah dapat dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya sehingga suatu daerah benar-benar dapat berdiri sendiri tanpa

tergantung pada transfer dana dari pemerintah pusat. Pemerintah daerah

Kabupaten/Kota lebih giat dalam meningkatkan PAD. Dan transfer berupa

DAU dan DAK dari pemerintah pusat lebih d manfaatkan pada hal-hal

produktif.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

3. Bagi Penulis dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh PAD, DAU

dan DAK terhadap alokasi anggran Belanja Modal pemerintah

Kabupaten/Kota di pulau Jawa, Bali dan Nusa tenggara secara umum.

4. Bagi Universitas, sebagai bahan referensi dan data tambahan bagi peneliti-

peneliti lainnya yang tertarik pada bidang kajian ini.

D. Saran

Dari hasil penelitian, analisis data, pembahasan dan kesimpulan yang telah

diambil, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan alokasi belanja daerah maka Pemerintah Daerah

diharapkan bisa terus menggali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah baik

secara intensifikasi maupun ekstensifikasi untuk meningkatkan pendapatan

daerah, demikian juga

2. Pemerintah Daerah terutama untuk darah yang berada di luar Pulau Jawa agar

terus mengupayakan untuk bisa mengelola dana transfer dari pemerintah pusat

yang berupa Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus semaksimal

mungkin untuk kesejahteraan rakyat, karena dana tersebut merupakan dana

dominan yang digunakan untuk membiayai kebutuhan daerah.

3. Bagi penelitian mendatang hendaknya sampel dan daerah penelitian lebih

diperluas lagi, yaitu tidak terbatas pada Kabupaten/Kota se-Jawa, Bali, dan

Nusa Tenggara.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH ...eprints.uns.ac.id/5945/1/204451411201111561.pdf · D. Definisi Operasional 33 . perpustakaan ... 61). Penganggaran sektor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

4. Bagi penelitian mendatang hendaknya melibatkan variabel lainnya, karena

pada dasarnya masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi alokasi

belanja modal daerah.