perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penerapan ... · diberikan pengayaan berupa pendalam...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI PUNGSARI 1 KECAMATAN PLUPUH
KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
LINA FATIN HAIFA
X 7109062
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA
KELAS V SD NEGERI PUNGSARI 1 KECAMATAN PLUPUH
KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
LINA FATIN HAIFA
X 7109062
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skirpsi dengan judul :
Penerapan Pengajaran Remedial Untuk Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pungsari 1
Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011
Oleh :
Nama : Lina Fatin Haifa
NIM : X7109062
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pada Hari : ……………………………
Tanggal : ……………….....................
Pembimbing I
Drs. Chumdari, M.Pd
NIP. 19560512 198111 1 001
Pembimbing II
Drs. Marwiyanto, M.Pd
NIP. 19591205 198303 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
Penerapan Pengajaran Remedial Untuk Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pungsari 1
Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011
Oleh :
Nama : Lina Fatin Haifa
NIM : X7109062
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : …………………….
Tanggal : …………………….
Tim Penguji :
Nama Terang :
Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd
Sekretaris : Drs. Kartono, M.Pd
Anggota I : Drs. Chumdari, M.Pd
Anggota II : Drs. Marwiyanto, M.Pd
Tanda Tangan
…………………
…………………
…………………
…………………
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Lina Fatin Haifa. NIM X7109062. Penerapan pengajaran Remedial Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk meningkatkan motivasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan menerapankan pengajaran remedial, (2) untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan menerapkan pengajaran remedial.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh guru kelas di tempat mengajar. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus dengan subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamaatn Plupuh Kabupaten Sragen yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berjumlah 11 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, tes, kuesioner, dan dokumen. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif dari Milles Huberman yang terdiri dari tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa : 1) Penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya motivasi belajar siswa dari sebelum tindakan hingga disetiap siklus tindakan. Sebelum tindakan hingga siklus I rata-rata motivasi belajar siswa dikategorikan masih rendah. Pada siklus II rata-rata motivasi belajar siswa dapat dikategorikan sedang. Dan pada siklus III rata-rata motivasi belajar siswa dapat dikategorikan tinggi. 2) Penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan yang sangat berarti pada nilai rata-rata belajar siswa dari sebelum tindakan hingga disetiap siklusnya. Sebelum tindakan diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 31,15. Pada siklus I nilai rata-rata kelas menjadi 49,54. Nilai ini mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 64,32 dan selanjutnya meningkat lagi pada siklus III hingga mencapai 71,13. Pada siklus III ini sebanyak 9 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM 60 dan sisanya 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dan diberikan pengayaan berupa pendalam materi. Kata kunci : Prestasi belajar, Motivasi belajar, dan Pengajaran Remedial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Lina Fatin Haifa. NIM X7109062. The application of remedial teaching to improve the mathematics learning motivation and achievement in the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency in the School Year of 2010/2011. Minithesis, Surakarta, Teacher Training and Education Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, June 2011.
The objectives of research are: (1) to improve the mathematics learning motivation in the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency in the School Year of 2010/2011 by applying the remedial teaching, and (2) to improve the mathematics learning achievement in the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency in the School Year of 2010/2011 by applying the remedial teaching.
This study belongs to a classroom action research conducted by the classroom teachers in which they teaches. This study consisted of 3 cycles with the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency who have not achieved the Minimum Passing Criteria (KKM) as the subject of research, consisting of 11 students. Techniques of collecting data used were interview, observation, test, questionnaire and document. Technique of analyzing data used was Miles Huberman’s interactive model of analysis consisting of three components: data reduction, data display, and conclusion drawing or verification.
Considering the result of research, it can be concluded that: 1) the application of remedial teaching can improve the mathematics learning motivation and achievement in the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency in the School Year of 2010/2011. It is indicated by the increased learning motivation of student from pre-cycle to each cycle of action. In pre-cycle up to cycle I, the mean student learning motivation is categorized as low. In cycle II, it is categorized as medium. And in cycle III, it is categorized as high. 2) The application of remedial teaching can improve the mathematics learning motivation and achievement in the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency in the School Year of 2010/2011. It is indicated by the very significant increase in the mean value of student learning from the pre-cycle to each cycle. In the pre-cycle the mean class obtained is 31.15. This figure increases to 49.5 in cycle I, 64.32 in cycle II, and 71.13 in cycle III. In this cycle III 9 students achieve the learning passing with KKM of 60 and other 2 students who have not achieved the learning passing and given enrichment in the form of material deepening.
Key words: learning achievement, learning motivation, and Remedial Teaching
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Pelajarilah ilmu dan mengajarlah kamu, rendahkanlah dirimu terhadap guru-
gurumu dan berlakulah lemah lembut terhadap murid-muridmu.
(Terjemahan HR. Tabrani)
‘’Man jadda wa jadda ‘’
Barang siapa bersungguh –sungguh pasti akan berhasil.
(Pepatah Bangsa Arab)
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina
(Hadits Nabi Muhammad SAW)
Hal –hal besar tidak bisa dicapai scara tiba-tiba melainkan melalui perpaduan
dari serentetan hal-hal kecil yang dilakukan dengan baik dan sempurna
(Vicent Van Gogh)
Ujian bagi seseorang yang sukses bukanlah pada kemampuan nya untuk
mencegah munculnya masalah , tetapi pada waktu menghadapi dan
menyelesaikan setiap kesulitan saat masalah terjadi
(David J. Schartz)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Ayah dan ibu tercinta
Terimakasih atas segala do’a dan upaya
Adik-adikku Faishal Azzamudin, Ummirul Khasanah
Terimakasih untuk selalu tersenyum dan mendukung
Bapak dan Ibu Dosen PGSD yang saya hormati
Terima kasih atas ilmu dan bimbingannya
Almamater FKIP PGSD UNS Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat,
hidayah serta inayah-Nya skripsi yang berjudul Penerapan Pengajaran remedial
Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa
Kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun
Pelajaran 2010/2011 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan
skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, khususnya
kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
4. Drs. Chumdari, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah mengarahkan dan
membimbing hingga selesainya proposal skripsi ini.
5. Drs. Marwiyanto, M.Pd. selaku Pembimbing II yang mengarahkan dan
membimbing hingga selesainya proposal skripsi ini.
6. Sunarni, A.Ma.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan
Plupuh Kabupaten Sragen yang telah mengijinkan mengadakan penelitian di
SD tersebut.
7. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten
Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 yang telah bersedia menjadi subyek dalam
penelitian ini.
8. Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Harapan penulis semoga proposal skripsi ini dapat memberi
manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
1. Manfaat Teoritis ...................................................................... 5
2. Manfaat Praktis ...................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7
1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ......................................... 7
a. Pengertian Motivasi Belajar .............................................. 7
b. Macam-macam Motivasi.................................................. . 8
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Belajar................................................................ ............. 10
d. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi ........................ 12
2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ......................................... 15
a. Pengertian Belajar ............................................................. 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Tujuan Belajar ................................................................... 16
c. Pengertian Prestasi Belajar ................................................ 17
d. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................... 18
e. Pengertian Matematika ...................................................... 20
f. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD .......................... 23
g. Pengertian Pecahan ........................................................... 24
h. Jenis-jenis Pecahan ............................................................ 26
i. Operasi Pecahan.................................................................. 27
3. Tinjauan Tentang Pengajaran Remedial……………………. 30
a. Pengertian Pengajaran Remedial……………………… ... 30
b. Tujuan Pengajaran Remedial…………………………… 31
c. Fungsi Pengajaran Remedial…………………………….. 32
d. Pengajaran Remedial Dalam Konteks Belajar Tuntas ...... 33
e. Bentuk Pendekatan Pengajaran Remedial ......................... 34
f. Metode Pengajaran Remedial ........................................... 35
g. Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial ..................... 36
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 38
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 40
D. Perumusan Hipotesis Kerja ............................................................. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 43
1. Tempat Penelitian ................................................................. 43
2. Waktu Penelitian ................................................................... 43
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................................ 43
C. Subjek Penelitian ........................................................................... 44
D. Sumber Data ................................................................................... 44
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 45
F. Uji Coba Instrumen ......................................................................... 50
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 53
H. Indikator Kerja ............................................................................... 55
I. Prosedur Penelitian ......................................................................... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 62
A. Profil Tempat Penelitian .................................................................. 62
B. Deskripsi Kondisi Awal .................................................................. 63
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ................................................. 64
1. Tindakan Siklus I ................................................................... 64
2. Tindakan Siklus II .................................................................. 79
3. Tindakan Siklus III................................................................. 93
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ...................................... 107
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................... 112
B. Implikasi ......................................................................................... 112
C. Saran ......................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 115
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir ............................................................................. 41
Gambar 2. Spiral Tindakan .................................................................................. 44
Gambar 3. Skema Proses Analisis Interaktif ....................................................... 55
Gambar 4. Tahapan Siklus I, II dan III ................................................................. 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus I ................. 68
Tabel 2. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada
Pertemuan 1 Siklus I ............................................................................. 69
Tabel 3. Data Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus I .................. 73
Tabel 4. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada
Pertemuan 2 Siklus 1 ........................................................................... 75
Tabel 5. Rekap Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ............................ 76
Tabel 6. Rekap Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ............................... 77
Tabel 7. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus II ............... 81
Tabel 8. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada
Pertemuan 1 Siklus II ........................................................................... 82
Tabel 9. Data Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus II ................. 87
Tabel 10. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada
Pertemuan 2 Siklus 1I .......................................................................... 88
Tabel 11. Rekap Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II .......................... 90
Tabel 12. Rekap Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II.............................. 91
Tabel 13. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus III .............. 95
Tabel 14. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada
Pertemuan 1 Siklus III .......................................................................... 96
Tabel 15. Data Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus III………...101
Tabel 16. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada
Pertemuan 2 Siklus 1II
………………………………………………102
Tabel 17. Rekap Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III………………104
Tabel 18. Rekap Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus III……………….. 105
Tabel 19. Skor Motivasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II
Siklus III……………………………………………………………..109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus I ......................... 68
Grafik 2. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada Pertemuan 1
Siklus I .................................................................................................. 70
Grafik 3. Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus I ........................... 74
Grafik 4. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada Pertemuan 2
Siklus 1 ................................................................................................ 75
Grafik 5. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus II ........................ 82
Grafik 6. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada Pertemuan 1
Siklus II ................................................................................................ 83
Grafik 7. Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus II .......................... 87
Grafik 8. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada Pertemuan 2
Siklus 1I ............................................................................................... 89
Grafik 9. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus III ....................... 96
Grafik 10. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada Pertemuan 1
Siklus III ............................................................................................... 97
Grafik 11. Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus III……………...102
Grafik 12. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada Pertemuan 2
Siklus 1II …………………………………………………………….103
Grafik 13. Skor Perbandingan Tingkat Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan,
Siklus I, Siklus II Siklus III………………………………………….107
Grafik 14. Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan,
Siklsu I, Siklsu II dan Siklus III……………………………………..108
Grafik 15. Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori
Sebelu Tindakan, Siklus I, SIklus Ii dan Siklus III………………….109
Grafik 16. Perbandingan Skor Rata-rata Motivasi Belajar Siswa Sebelum
Tindakan, Siklus I, Siklus II dan Siklus III………………………….110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Siswa Kelas V ....................................................................... 117
Lampiran 2. Kisi-kisi Angket Motivasi ................................................................ 118
Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar
Matematika ...................................................................................... 122
Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Prestasi Belajar Matematika ...... 133
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus I .............. 145
Lampiran 6. Soal Pertemuan 1 Siklus I ................................................................ 149
Lampiran 7. Rekap Skor dan Nilai Siswa Sebelum Tindakan ............................. 153
Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I ............... 154
Lampiran 9. Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 1 Siklus I ................. 155
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus I ............ 157
Lampiran 11. Soal Pertemuan 2 Siklus I............................................................... 161
Lampiran 12. Rekap Nilai dan Skor Siswa Pada Siklus I ..................................... 164
Lampiran 13. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus I .............. 165
Lampiran 14. Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 2 Siklus I ............... 166
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus II ........... 168
Lampiran 16. Soal Pertemuan 1 Siklus II ............................................................. 172
Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus II ............. 175
Lampiran 18. Lembar Observasi Guru Pertemuan 1 Siklus II .............................. 176
Lampiran 19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus II ........... 178
Lampiran 20. Soal Pertemuan 2 Siklus II ............................................................. 182
Lampiran 21. Rekap Nilai dan Skor Siswa Pada Siklus II .................................... 185
Lampiran 22. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus II ............. 186
Lampiran 23. Lembar Observasi Guru Pertemuan 2 Siklus II .............................. 187
Lampiran 24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus III .......... 189
Lampiran 25. Soal Pertemuan 1 Siklus III ............................................................ 195
Lampiran 26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus III ........... 198
Lampiran 27. Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 1 Siklus III ............. 199
Lampiran 28. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus III ......... 202
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 29. Soal Pertemuan 2 Siklus III ............................................................ 206
Lampiran 30. Kunci Jawaban................................................................................ 209
Lampiran 31. Rekap Nilai dan Skor Siswa Pada Siklus III .................................. 211
Lampiran 32. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus III ........... 212
Lampiran 33. Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 2 Siklus III ............. 213
Lampiran 34. Rekap Skor dan Nilai Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I,
Siklus II, dan Siklus III .................................................................... 215
Lampiran 35. Rekap Aktivitas Siswa dan Guru Sebelum Tindakan, Siklus I,
Siklus II, dan Siklus III ................................................................... 216
Lampiran 36. Foto-foto Penelitian ....................................................................... 218
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama teknologi
informasi, menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini
berdampak langsung pada berbagai bidang kehidupan, tanpa kecuali bidang
pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem kehidupan telah
berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan metode
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Untuk menghadapi perubahan tersebut dibutuhkan pendidikan
yang memberikan kecakapan hidup (life skill), yaitu memberikan ketrampilan dan
keahlian dengan kompetensi tinggi. Dengan dimilikinya life skill diharapkan
nantinya peserta didik dapat bertahan dalam suasana yang selalu akan berubah dan
berkembang.
Matematika sebagai salah satu sarana berfikir ilmiah sangat diperlukan
untuk menumbuhkembangkan kemampuan berfikir logis, sistematis, dan kritis
dalam diri peserta didik. Matematika memegang peranan yang sangat penting
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan bantuan
matematika, ilmu pengetahuan dan teknologi akan maju lebih pesat. Demikian
pula matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk
menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih
tinggi. Karena itulah, kemampuan siswa dalam menguasai matematika perlu
ditingkatkan sehingga siswa memiliki pengetahuan yang cukup untuk menghadapi
masa depan dan juga diharapkan dapat memberikan andil untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah-sekolah dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak dibandingkan
dengan mata pelajaran yang lainnya. Namun, dalam proses belajar mengajar pada
umumnya guru menyadari bahwa matematika dipandang sebagai mata pelajaran
yang kurang diminati, ditakuti, dan dihindari oleh sebagian besar siswa. Banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa yang masih kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap
sebagai pelajaran yang sulit, Secara ilmiah tidak ada anak yang ingin belajar
matematika sebelum ia sendiri tahu bahwa matematika itu ada, yang diinginkan
anak adalah memperoleh informasi tentang hal-hal yang ada disekitarnya dalam
keadaaan yang sebenarnya. Prersepsi-persepsi tersebut dapat menyebabkan
kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efektif sehingga prestasi belajar yang
diharapkan tidak tercapai.
Bagi seorang guru, kenyataan ini tidak boleh dipandang sebagai suatu
hambatan yang harus disingkiri, tetapi harus dipandang sebagai suatu tantangan
yang harus dihadapi, dicari akar permasalahannya, dan dicari pula jalan keluarnya
atau solusinya, sehingga permasalahan dapat diselesaikan, dan prestasi belajar
mata pelajaran matematika dapat tercapai sesuai harapan guru dan orang tua
siswa.
Sebagai seorang guru tentunya sudah memahami betul bahwa untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan oleh UU No 20
Tahun 2003, bukanlah hal yang mudah. Belum lagi guru dihadapkan pada
permasalahan baru dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
lebih dikenal dengan KTSP, pada kurikulum tersebut guru dituntut harus bisa
menyusun sendiri kurikulum tersebut agar dapat dilaksanakan pada sekolah yang
menjadi tempatnya bekerja.
Pada kehidupan nyata tidak selamanya harapan yang besar terwujud dalam
kenyataan yang sesuai. Pada kasus ini contohnya harapan para siswa memiliki
prestasi belajar matematika yang memuaskan, kenyataannya banyak siswa yang
prestasi belajar matematikanya justru rendah. Rendahnya prestasi belajar
matematika salah satunya tentang mayoritas soal yang diberikan guru matematika
di Indonesia terlalu kaku. Akibatnya, siswa sering kali merasa bosan dan
menganggap matematika sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan.
Salah satu bagian mata pelajaran matematika yang masih sulit untuk
dipahami para siswa kelas V adalah materi pokok tentang operasi hitung pecahan.
Pada pembelajaran matematika materi pokok tentang operasi hitung pecahan di
SD Negeri Pungsari 1 kelas V Kecamatan Plupuh, ternyata setelah peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menganalisa hasil ulangan formatif belum menunjukkan hasil yang memuaskan
karena siswa yang tuntas baru mencapai 38,9% (7 siswa) sedangkan yang belum
tuntas mencapai 61,1% (11 siswa) dengan nilai ketuntasan minimal 60 dan jika
tidak ditindak lanjuti maka dikhawatirkan di kelas selanjutnya akan mengalami
berbagai kesulitan dalam mengikuti mata pelajaran matematika karena
kemampuan berhitung merupakan dasar kemampuan yang harus dimiliki setiap
siswa dalam jenjang sekolah dasar.
Penyebab rendahnya nilai hasil matematika siswa kelas V SD Negeri
Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen yaitu masih banyak siswa dalam
menguasai teknik perkalian. Padahal dalam materi pokok operasi hitung pecahan
siswa dituntut untuk banyak melakukan penghitungan, seperti harus menyamakan
penyebut jika penyebut dalam sebuah operasi hitung pecahan belum sama, dengan
mencari KPK dari pecahan-pecahan tersebut kemudian baru dioperasikan. Hal
lain yang mempengaruhi karena guru masih menggunakan metode ceramah lebih
banyak daripada melaksanakan praktek secara langsung dengan siswa. Jadi siswa
kurang bisa menerima pelajaran yang telah disampaikan guru sehingga
kemampuan yang dimiliki siswa kurang dari yang diharapkan.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas V, peneliti
mengidentifikasi bahwa rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan karena
rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hal ini dipicu
dengan sistem pengajaran guru yang kaku, siswa lebih banyak mengerjakan soal
yang diekspresikan dengan bahasa dan simbol matematika yang diset dalam
konteks yang jauh dari realitas kehidupan sehari-hari. Apalagi masih banyak siswa
yang belum menguasai teknik perkalian. Akibatnya siswa seringkali merasa bosan
dan menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang tidak menyenangkan
dan sulit.
Motivasi merupakan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan kegiatan belajar yang
diharapkan tujuan tercapai. Motivasi inilah yang yang mendorong seseorang
untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, begitu juga untuk belajar. Hasil
belajar akan lebih optimal jika ada motivasi, karena motivasi dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, mengarahkan dan memelihara ketekunan
dalam melakukan kegiatan belajar.
Pemberian layanan bimbingan belajar merupakan salah satu alternatif
yang dapat ditempuh untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Salah satu bentuk layanan bimbingan belajar diantaranya dengan
pengajaran remedial. Pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk
pengajaran yang bertujuan membetulkan atau membuat PBM menjadi baik.
Pengajaran remedial sifatnya lebih khusus, disesuaikan dengan karakteristik
kesulitan belajar yang dialami siswa. Layanan ini ditekankan pada perbaikan cara-
cara belajar, cara mengajar, penyesuaian materi pelajaran, dan mengurangi
hambatan yang dihadapi siswa yang bertujuan agar siswa mencapai prestasi
belajar yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dari uraian yang telah di paparkan di atas, maka agar siswa mempunyai
motivasi belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran Matematika dan prestasi
belajar Matematika yang baik sesuai KKM yang diharapan, salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan memberikan bantuan kepada siswa yang
mengalami kesulitan belajar, yakni dengan penerapan pengajaran remedial. Hal
inilah yang mendorong penulis untuk mengambil judul PTK “Penerapan
Pengajaran Remedial Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar
Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang
akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan motivasi belajar
Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?
2. Apakah penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar
Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD
Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2010/2011 dengan menerapkan pengajaran remedial.
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD
Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun pelajaran
2010/2011 dengan menerapkan pengajaran remedial.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan masukan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan
ataupun kualitas pembelajaran, khususnya yang bersangkutan dengan
“Penerapan pengajaran remedial untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar Matematika pada siswa kelas V”.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dari penelitian ini siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya dan
mendapatkan ketrampilan konsep dasar operasi hitung pecahan dengan
tepat.
2) Siswa dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat serta motivasi
belajar siswa pada pelajaran Matematika sehingga prestasi belajar
Matematika siswa meningkat.
b. Bagi Guru
1) Dari penelitian ini guru sekaligus peneliti mendapatkan pengalaman
langsung dalam merancang dan menerapkan multi metode, media, dan
strategi pembelajaran yang lebih inovatif dalam pembelajaran
Matematika,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Dari penelitian ini guru mendapatkan pengalaman langsung dalam
mengembangkan ketrampilan dalam usaha layanan
bimbingan/perbaikan cara-cara belajar, cara mengajar, penyesuaian
materi, dan mengurangi hambatan yang dihadapi siswa.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada
peningkatan mutu sekolah yang bersangkutan.
d. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
kreativitas dan potensi yang ada dalam diri peneliti serta memberi
pengalaman yang berharga dan positif bagi peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan faktor penting bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu. Anita Woolfolk (2009: 186) mengatakan bahwa “Motivasi adalah sebagai
keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan
perilaku”.
Menurut Ngalim Purwanto (2005: 71) “Motivasi adalah ”pendorongan”
suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia
tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu”. Duncan dalam Ngalim purwanto (2005: 72) mengemukakan
bahwa “Motivasi merupakan usaha yang disadari untuk mempengaruhi perilaku
seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai
tujuan organisasi”.
Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi
pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang
dikehendaki. Kemudian John P.Campbell dan kawan-kawan mengemukakan
bahwa “”Motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan
respons, dan kegigihan tingkah laku” (dalam Ngalim Purwanto, 2005: 72).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivaasi mengandung tiga
komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku
manusia.
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan kegiatan belajar,
diharapkan tujuan tercapai (Sardiman AM, 2007: 73). Sedangkan Mc. Donald
dalam Sardiman AM (2007: 73) “Motivation is an energy change with in the
person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.
Pengertian lain dikemukakan oleh Biehler dan Snowman seperti dikutip
Brennen (2003: 1) menyatakan bahwa ”As the level of effort an individual is
willing to expend toward the achievement of a certain goal. Motivation is
tupically defined as the forces that account for arousal, selection, direction, and
continuation of behavior”. Motivasi adalah tingkat upaya individu dalam
mencapai tujuan tertentu. Motivasi secaha khusus didefinisikan sebagai upaya
yang membutuhkan pembangkit, pemilihan, pengarahan, dan perilaku
kontinyuitas.
Menurut Salvin dalam Nabisi Lapono (2008:133),”Motivation is one of
the most important components of learning as an internal prosess that activities,
guides, and mountains behavior time ”. Motivasi merupakan salah satu komponen
yang sangat penting dalam pembelajaran, di dalam melakukan kegiatan
pembelajaran individu tidak sekedar membaca buku, mendengarkan penjelasan
dan kegiatan fisik yang teramati. Dengan kata lain, di dalam melakukan kegiatan
belajar, individu secara mental menjadi aktif terarah pada hal tertentu. Keaktifan
mental invididu yang belajar tersebut dapat bertahan lama dan terarah apabila
individu memiliki motivasi yang tinggi, dan sebaliknya apabila individu memiliki
motivasi rendah, maka keaktifan belajar pun tidak akan bertahan lama dan tidak
akan terarah.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu daya penggerak yang disadari untuk menggerakkan,
mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu, yang
dipengaruhi pula faktor internal dan eksternal.
b. Macam-macam Motivasi
Motivasi dapat dibedakan dari berbagai aspek. Baik berdasarkan dasar
pembentukan, keperluan, sumber asal dan sebagainya. Berdasarkan teori motivasi
yang dikemukan para ahli, motivasi dapat dibedakan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Teori Motivasi Klasik
Teori ini dikemukakan oleh Frederik winslow Taylor. Menurutnya,
motivasi yang ada pada seseorang adalah motivasi untuk memenuhi
kebutuhan dan motivasi untuk memenuhi kepuasan biologis.
2) Teori Herarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Need Hierarchy Theory)
Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow, yang menyatakan bahwa
ada lima tingkatan kebutuhan pokok manusia, dari kebutuhan inilah manusia
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasaan dirinya. Motivasi
tersebut yaitu : (1) motivasi untuk memenuhi kebutuhan fisiologi, (2)
motivasi untuk memperoleh akan rasa aman, (3) motivasi untuk memenuhi
kebutuhan sosial, (4) motivasi untuk memperoleh penghargaan, dan (5)
motivasi akan aktualisasi diri. (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 81).
3) Teori Motivasi Berprestasi Mc. Clelland (Mc. Clelland’s Achievement
Motivation Theory)
Teori ini dikemukakan oleh David Mc. Clelland yang mengemukakan
bahwa ada tiga hal yang dapat memotivasi gairah seseorang, yaitu : (1)
motivasi akan prestasi, (2) motivasi akan afiliasi, dan (3) motivasi akan
kekuasaan (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 82).
4) Teori Motivasi Human Relations
Menurut teori ini, hal yang memotivasi seseorang akan berprestasi
baik, jika ia diterima dan diakui dalam pekerjaan dan lingkungannya.
5) ERG Theory Alderfer
Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer yang mengemukakan
bahwa ada tiga hal yang menjadi motivasi utama manusia, yaitu : (1) motivasi
akan keberadaan, (2) motivasi akan afiliasi, dan (3) motivasi akan kemajuan.
(Diakses dalam http://putrajaya.blogspot.com/2009/11/teori-motivasi-html,
Senin 18 April 2011)
Namun demikian pada dasarnya secara umum motivasi dibedakan
menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Sardiman AM,
2006: 89). Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sudah ada dorongan untuk melakuakn sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang akan aktif dan berfungsinya karena ada perangsangan
dari luar.
Berdasarkan teori motivasi dari para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa motivasi dalam diri seseorang dapat dibangkitkan apabila apa yang
menjadi kebutuhan-kebutuhan manusia terpenuhi atau terpuaskan, maka akan
diperoleh hasil yang lebih baik dalam setiap aktivitas. Sedangkan berdasarkan
sifatnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu : (1) motivasi intrinsik/dalam diri
siswa, (2) motivasi ekstrinsik/luar diri siswa.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar tidak tercipta dengan sendirinya, ada faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar. Menurut Gagne (1999: 374) faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah kebutuhan, sikap, motif, nilai, aspirasi, dan
insentif. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 97-100), faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar diantaranya adalah :
1) Cita-cita atau Aspirasi
Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang hendak dicapai.
Penentuan cita-cita tersebut tidak sama bagi semua siswa. Hal ini berdasarkan
bahwa cita-cita merupakan tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang
mengandung makna bagi seseorang, sehingga cita-cita siswa yang satu dengan
yang lain tidak sama.
2) Kemampuan Belajar
Dalam belajar membutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini
meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misal :
pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi. Dalam kemampuan belajar
ini, taraf perkembanagan berpikir konkrit tidak sama dengan siswa yang sudah
sampai pada taraf perkembangan operasional. Jadi, siswa yang mempunyai
kemampuan belajar tinggi lebih termotivasi dalam belajarnya.
3) Kondisi Siswa
Kondisi siswa sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kondisi ini berkaitan dengan kondisi fisik dan psikis siswa. Kondisi fisik
siswa yang sehat dalam kesegaran jasmaninya akan lebih berhasil dalam
mencapai tujuan belajarnya bila dibandingkan dengan siswa yang dalam
keadaan lelah/capek. Sebab dalam belajar menuntut seluruh peran jasmani
secara keseluruhan. Sedangkan kondisi psikis siswa merupakan kondisi siswa
mengenai gejala kehidupan kejiwaan yang berpengaruh terhadap proses
belajar.
4) Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan yang unsur datang dari luar diri siswa.
Lingkungan siswa pada umumnya ada tiga, yaitu lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Dari lingkungan tersebut akan membentuk individu
siswa baik langsung maupun tidak langsung. Jika lingkungan keluarga dan
masyarakat banyak terdapat orang yang terlibat dalam bidang pendidikan,
maka faktor ini dapat mendukung keberhasilan siswa dalam belajar.
Sedangkan lingkungan sekolah adalah sarana dan prasarana yang ditata dan
dikelola secara menarik, maka akan tercipta suasana belajar yang menarik dan
menyenangkan sehingga siswa akan termotivasi dalam belajarnya.
5) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur dinamis dalam belajar adalah unsur yang keberadaannya dalam
proses belajar tidak stabil, kadang kuat, kadang lemah bahkan hilang sama
sekali, khususnya kondisional, misalnya : emosi siswa, gairah belajar dan lain-
lainnya.
6) Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru mempersiapkan
diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara
menyampaikannya, menarik perhatikan siswa, mengevaluasi hasil belajar
siswa, dan lain-lainnya. Bila upaya tersebut dilakukan dengan berorientasi
pada kepentingan siswa, maka upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya
keberhasilan guru yang menjadi tolak ukur, besar kemungkinan siswa tidak
tertarik untuk belajar. Dengan kata lain, motivasi belajar siswa melemah atau
hilang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
dipengaruhi oleh faktor cita-cita/aspirasi, kemampuan belajar, kondisi siswa,
kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan upaya guru dalam
membelajarkan siswa. Di mana dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi
sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan motivasi siswa dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
d. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi
Menurut Sardiman AM (2007: 92-95) ada beberapa bentuk dan cara
menumbuhkan motivaasi dalam kegiatan belajar di sekolah, diantaranya :
1) Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai dari nilai kegiatan belajarnya. Angka yang
baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi juga, banyak
siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Hal
ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila
dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik.
2) Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu
demikain. Karena hadiah suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan
tersebut. Sebagai contoh, hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik
mungkin tidak akan menarik bagi siswa yang tidak memiliki bakat
menggambar.
3) Saingan/Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun
persaingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar
siswa terutama prestasi belajar siswa.
4) Ego Evolvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk
mencapai prestasi yang baik denagn menjaga harga dirinya. Penyelesaian
tugas dengan baik adalah symbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga
untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras dan giat
bisa jadi karena harga dirinya.
5) Memberi Ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalu mengetahui aka nada ulangan.
Oleh karena itu, member ulanagn juga merupakan sarana motivasi. Tetapi
yang harus diperhatikan adalah jangan terlalu sering memberikan ulanagn
karena menyebabkan bosan. Dalam hal ini guru harus terbuka, artinya apabila
ada ulangan harus diberitahukan kepada para siswa.
6) Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, akan mendorong siswa untuk lebih
giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik prestasi belajar meningkat,
maka motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan
prestasi belajar akan terus meningkat.
7) Pujian
Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas
denagn baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement
yang positif dan sekaligus merupakan motivasi, pemberian harus tepat. Dengan
pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membengkitkan harga diri.
8) Hukuman
Hukuman sebagia reinforcement yang negative tetapi apabila diberikan
secara tepat dan bijaksana akan menjadi alat membangkitkan motivasi. Oleh
karena itu, guru harus memahami prinsip-prisnsip pemberian hukuman.
9) Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesenjangan, ada maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada
motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu prestasi belajar akan lebih
baik.
10) Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul
dikarenakan ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah apabila minat
merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau
disertai dengan minat. Minat ini dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai
berikut : (1) membangkitkan adanya suatu kebutuhan, (2) menghubungkan
denagn persoalan pengalaman yang lampau, (3) member kesempatan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik, dan (4) menggunakan berbagai macam
bentuk mengajar.
11) Tujuan yang Diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh siswa akan merupakan
alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus
dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan maka akan timbul
gairah untuk terus belajar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai
dan memperoleh tujuan yang hendak dicapai, yaitu motivasi belajar yang
meningkat dan prestasi belajar yang maksimal bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan
menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya dengan cara memberikan
angka, hadiah, saingan/kompetisi, ego-ivolvement, memberi ulangan, mengetahui
hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui.
Dimana hal-hal tersebut akan dapat memacu siswa untuk belajar lebih giat yang
akan berdampak pada meningkatnya prestasi dan motivasi belajar siswa.
Dalam penelitian ini motivasi belajar yang diharapkan adalah motivasi
belajar untuk berprestasi dalam mata pelajaran Matematika. Dimana motivasi
belajar untuk berprestasi ini sebagai pendorong untuk mencapai hasil atau tujuan
tertentu, yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh internal dan eksternal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Umum WJS. Purwodarminto kata
belajar diberi pengertian berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian.
Menurut James O. Whittaker dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12), belajar
merupakan suatu proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.
Cronbach dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 13) berpendapat bahwa
learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai
suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by
which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice
or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan (dalam Syaiful Bahri
Djamarah, 2002: 13 ). Sedangkan Geoch mengatakan bahwa learning is change is
performance as a result of practice. Belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari sebuah latihan (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 13 ).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat dipahami bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Slametto (2003: 2), yang menyatakan bahwa “Belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
Menurut W.S Winkel (1991: 36), “Belajar adalah suatu proses aktivitas
mental, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan
sikap”.
Dari pendapat-pendapat yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, yang menyangkut kognitif, afektif,
dan psikomotor.
b. Tujuan Belajar
Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 11)
mengelompokkan kondisi belajar (situasi lingkungan belajar) sesuai dengan
tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan lima macam
kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar, yaitu : 1) Ketrampilan
Intelektual, 2) Strategi Kognitif, 3) Informasi Verbal, 4) Ketrampilan Motorik,
dan 5) Sikap.
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam
aktifitas internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 18).
Ranah kognitif menurut Bloom ada enam jenis perilaku, yaitu : (1)
pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6)
evaluasi. Siswa yang belajar akan memperbaiki kemampuan internalnya dari
kemampuan awal kepada pra-belajar, meningkat memperoleh kemampuan-
kemampuan yang tergolong pada keenam jenis perilaku yang dididikan di sekolah
(Diamyati dan Mudjiono, 2002: 26).
Ranah afektif menurut Krathwohl, Bloom, dkk terdiri dari lima perilaku,
yaitu (1) penerimaan, (2) kesipan, (3) penilaian, (4) organisasi, dan (5)
pembentukan pola hidup. Siswa yang belajar akan memperbaiki kemampuan-
kemampuan internalnya yang afektif. Siswa mempelajari kepekaan tentang
sesuatu hal sampai pada penghayatan nilai sehingga menjadi suatu pegangan
hidup (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 27).
Ranah psikomotorik menurut Simpson terdiri dari tujuh jenis perilaku,
yaitu : (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) gerakan terbimbing, (4) gerakan yang
terbiasa, (5) gerakan kompleks, (6) penyesuaian pola gerakan, dan (7) kreatifitas.
Belajar berbagai kemampuan gerak dapat dimulai dengan kepekaan memilah-
milah sampai pada kreatifitas pola gerakan baru (Dimyati dan Mudjiono, 2002:
29) .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
M. Sobry Sutikno (2006: 6) merumuskan tujuan belajar sebagai berikut :
(1) pengumpulan pengetahuan, (2) penanaman konsep dan kecekatan, (3)
pembentukan sikap dan perbuatan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah
mengubah tingkah laku berbagai ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik)
menjadi lebih baik.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Hamalik (2002: 11) adalah hasil belajar yang
dicapai dari usaha seseorang untuk mengubah dirinya dengan jalan memperoleh
kecakapan baru dan hasil perubahan itu diperoleh melalui latihan dan pengalaman.
Sedangkan Mochtar Buchori (2001: 94) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya,
baik berupa angka-angka atau huruf serta tindakan yang mencerminkan hasil
belajar yang dicapai masing-masing siswa dalam perilaku tertentu. Dari pendapat
tersebut dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan hasil proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, yang berupa angka, huruf atau
tindakan yang mencerminkan hasil yang telah dicapai tersebut.
Dimyati Mahmud (2003: 13) mengatakan “Prestasi belajar adalah
perubahan yang terjadi sebagai akibat berlangsungnya kegiatan belajar”. Menurut
Nasution (2001: 34) bahwa “Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku berkat
pengalaman dan latihan”. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 23)
“Prestasi belajar adalah hasil yang diperobel yang berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar”. Dari pendapat ini dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar adalah berupa
kesan-kesan dan perubahan tingkah laku dalam hal ini berupa nilai yang
diwujudkan dalam angka.
Pengertian prestasi belajar yang sejalan dengan pendapat di atas adalah
pendapat Sutratinah Tirtonegoro (2001: 83) bahwa “Prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol,
angka, atau huruf yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa dalam periode tertentu “. Prestasi belajar merupakan penilaian hasil usaha
siswa dalam jangka waktu tertentu yang berbentuk angka atau huruf. Adapun
prestasi belajar tertentu adalah setalah siswa melakukan kegiatan belajar, dan
diadakan penilaian atau evaluasi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan
belajar dan diadakan evaluasi atau penilaian yang berbentuk simbol, angka atau
huruf dalam jangka waktu tertentu.
d. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pencapaian prestasi belajar anak tidak hanya tergantung dari anak itu
sendiri, akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor luar dari anak yang sedang
melakukan pembelajaran. Menurut Slameto (2003: 54) prestasi belajar
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
adalah faktor berasal dari dalam diri anak dan faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar anak. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 138)
prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Faktor Intern/Dalam
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang belajar.
Faktor intern diantaranya :
a) Faktor jasmani, adalah kondisi fisik yang terjadi atau dialami individu saat
belajar. Kondisi jasmani pada umumnya sangat berperan terhadap siswa.
Faktor fisiologis diantaranya : (1) kondisi fisik dan (2) kondisi panca
indera.
b) Faktor Psikologis, adalah suatu keadaan atau kondisi mengenai gejala-
gejala kehidupan kejiwaan yang berpengaruh terhadap proses belajar.
Faktor psikologis antara lain : (1) bakat, (2) minat, (3) motivasi, (4)
kecerdasan, (5) perhatian, (6) kesiapan dan (7) kematangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Faktor kelelahan, faktor kelelahan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan
lemah lunglainya tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan atau untuk mendapatkan sesuatu menjadi hilang.
2) Faktor Ekstern/Luar
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat
mempengaruhi hasil belajar. Faktor ekstern diantaranya :
a) Faktor keluarga, adalah faktor yang berasal dari dalam keluarga. Dengan
kondisi yang kurang mendukung dapat menyebabkan seseorang yang
tengah belajar tidak dapat berkonsentrasi. Faktor ini diantaranya : (1) cara
orang tua mendidik, (2) relasi antar anggota keluarga, (3) suasana rumah,
(4) keadaan ekonomi keluarga, (5) pengertian orang tua, dan (6) latar
belakang kebudayaan.
B. Faktor sekolah, faktor ini diantaranya : (1) metode mengajar, (2)
kurikulum, (3) relasi guru dengan siswa, (4) relasi siswa dengan siswa, dan
(5) disipin sekolah.
C. Faktor masyarakat, kondisi masyarakat yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar diantaranya : (1) kegiatan siswa dalam masyarakat dan (2) bentuk
kehidupan masyarakat (Slametto, 2003: 54-72).
Dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi anak, pendidik harus
lebih berhati-hati dalam setiap menjalankan tugas keprofesionalannya, karena dari
tugas guru ini akan menumbuhkan generasi bangsa yang siap meneruskan
kepemimpinan bangsa, mewujudkan manusia yang berkualitas, mampu
membangun dirinya, bangsa dan negara.
Menurut Ngalim Purwanto (2005: 102) membagi faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar menjadi 2, yaitu :
1) Faktor individual
Faktor individual merupakan faktor yang ada pada diri individu sendiri
yang terdiri dari aspek fisiologi bersifat jasmani, aspek psikologi bersifat
rohani, latihan dan ulangan, motivasi, dan sifat-sifat pribadi seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Faktor dari luar individu
Faktor dari luar individu meliputi faktor keluarga, guru, dan cara
mengajarnya, alat-alat belajar serta lingkungan dan kesempatan.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah faktor individu yang belajar dan sebagai faktor pendukung
adalah faktor dari luar individu.
Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksudkan adalah prestasi
belajar dalam mata pelajaran Matematika. Prestasi belajar merupakan hasil yang
telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar dan diadakan evaluasi atau
penilaian yang berbentuk simbol, angka atau huruf dalam jangka waktu tertentu.
Angka, bilangan, simbol, ataupun huruf adalah sebagai lambang. Secara skematis
dapat digambarkan sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10, dimana
angka-angka itu berarti:
1 = amat buruk 6 = cukup
2 = buruk 7 = lebih dari cukup
3 = amat kurang 8 = baik
4 = kurang 9 = amat baik
5 = tidak cukup 10 = istimewa
Dapat juga dengan huruf sebagai berikut :
A = Istimewa
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
E = Sangat Kurang
e. Pengertian Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa yunani “Mathematikos”, berarti
secara ilmu pasti, atau “Matheis” berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif,
dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (Depdikbud,
1999: 91).
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.
Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kaut sejak dini. Dalam setiap kesempatan
pembelajaran matematika hendahnya dimulai dengan pengenalan masalah yang
sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah
kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep
matematika (KTSP Kelas V, 2009: 9).
Menurut Soedjadi (2000: 13) merumuskan pengertian matematika
sebagai berikut : 1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan
terorganisir secara sistematik, 2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan
dan kalkulasi, 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logic dan
berhubungan dengan bilangan, 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-
fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk, 5) Matematika adalah
pengetahuan tentangn struktur-struktur yang logik, 6) Matematika adalah
pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2007: 1), adalah
bahasa symbol, ilmu dedektif yang tidak menerima pembuktian secara induktif,
ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur-
unsur yang tidak didefinisaikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau
postulat, dan akhirnya ke dalil.
Menurut Johnson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman
(2003:252) “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan
fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan manusia berpikir.” Sedangkan
Lerner dalam Mulyono Abdurrahman (2003:252) mengemukakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
“Matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa
universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas”. Kline dalam Mulyono
Abdurrahman (2003: 252) juga mengemukakan bahwa “Matematika merupakan
bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif,
tetapi juga melupakan cara bernalar induktif “.
Menurut Paling dalam Mulyono Abdurrahman (2003:252), “Matematika
adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi
manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang
bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang
paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat
dan menggunakan hubungan-hubungan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2002:723) ditulis pengertian matematika sebagai berikut, “Matematika adalah
ilmu tentang bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan.”
Taylor dan Francis Group (2008), “Mathematics is pervanding every study and technique in our modern world. Bringing ever more sharpy into focus the responsibilities laid upon those whose task it is to tech it. Most prominent among these is the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so that one professional group may benefit from the experience of others. Taylor dan Francis Group (2000), mengemukakan bahwa “Matematika
mencakup setiap pelajaran dan teknik di dunia modern ini.Matematika
memfokuskan pada teknik pengerjaan tugas-tugasnya. Hal yang sangat mencolok
yaitu mengenai kesulitan dalam mengaplikasi pendekatan interdisciplinary (antar
cabang ilmu pengetahuan), oleh karena itu para pakar bisa memperoleh
pengetahuan dari cabang ilmu pengetahuan yang lainnya. (www.tandf.Co.uk/.../
0020739x.asp Journal International of Mathematical Education in Sciencise and
Technology Acces, Kamis 16 Maret 2011).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah ilmu deduktif dan universal yang mengkaji benda abstrak yang disusun
dengan menggunakan bahasa simbol untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif
dan keruangan yang mendaasri perkembangan teknologi modern dan memajukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
daya pikir manusia, serta berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
f. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD
Tujuan kurikulum yang harus dicapai oleh pengajaran matematika sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
Dengan matematika diharapkan dapat memberikan pemahaman logika
dan kemampuan dasar matematika dalam rangka penguasaaan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK).
Tujuan umum diberikannya matematika dijenjang Pendidikan dasar dan
Pendidikan Umum adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan anak didik agar dapat menggunakan matematika secara tepat
dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Mempersiapkan anak didik agar sanggup menghadapi perubahan-perubahan
keadaaan di dalam dunia yang senantiasa berubah ini, melalui latihan bertindak
atas dasar pemikiran secara logis da rational, tertib dan cermat, obyektif, kreatif
dan efektif (KTSP Dipdiknas, 2009: 27).
Sedangkan tujuan khusus pengajaran Matematika di SD berdasarkan
KTSP SD/MI adalah sebagai berikut :
1) Siswa memiliki kemampuan dalam memahami konsep Matematika,
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2) Siswa dapat menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi
Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan Matematika.
3) Siswa dapat memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merencanakan model Matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Siswa dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5) Siswa dapat memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki raas ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah (KTSP Depdiknas, 2009: 27).
g. Pengertian Pecahan
Menurut Muchtar A. Karim (1998: 6.4), “Pecahan adalah perbandingan
bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu benda atau himpunan bagian
yang sama terhadap keseluruhan dari suatu himpunan terhadap himpunan
semula”. Maksud dari “perbandingan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari
suatu benda” adalah apabila suatu benda dibagi menjadi beberapa bagian yang
sama, maka perbandingan setiap bagian tersebut dengan keseluruhan bendanya
menciptakan lambang dasar suatu pecahan. Sedangkan maksud dari “himpunan
bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu himpunan terhadap himpunan
semula” yaitu suatu himpunan dibagi atas himpunan bagian yang sama, maka
perbandingan setiap himpunan bagian yang sama itu terhadap keseluruhan
himpunan semula akan menciptakan lambang dasar sutu pecahan.
Menurut Heruman (2007: 43), “Pecahan diartikan sebagai bagian dari
sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian
yang diperhatiakn, yang biasanya ditandai denagn arsiran. Bagian inilah yang
dinamakan denagn pembilang. Adapaun bagian yang utuh adalah bagian yang
dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut”.
Cholis Sa’dijah (2003: 73) mengemukakan bahwa “Pecahan merupakan
bilangan yang dapat dinyatakan sebagai perbandinagn dua bilangan cacah a dan b,
ditulis "贫 dengan syarat b 0. Dengna demikian secara simbolik pecahan dapat
dinyatakan sebagai salah satu : (1) pecahan biasa, (2) pecahan decimal, (3)
pecahan persen, (4) pecahan campuran”.
Menurut Wikipedia (2010: 1), “Pecahan adalah bagian dari keseluruhan
atau merupakan hasil bagi suatu bilangan cacah dengan bilangan cacah bukan nol
yang lain. Dari pendapat tersebut dapat dirumuskan atau digambarkan menjadi �婆.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jika p dan q bilangan cacah dengan q 0, maka �婆 merupakan bilangan pecahan
dengan p disebut pembilang dan q disebut penyebut”
Bertolak dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pecahan adalah bilangan yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh,
terdiri dari pembilang dan penyebut, pembilang merupakan bilangan terbagi, dan
penyebut merupakan bilanagn pembagi.
Cara pengenalan konsep pecahan akan lebih bermakna apabila didahului
denagn soal cerita yang menggunakan obyek nyata, misalnya buah apel, sawo,
jeruk atau kue. Alat peraga selanjutnya berupa bangun datar seperti persegi,
lingkaran yang nantinya akan sangat membantu dalam pemahaman konsep.
Misalnya pada pecahan 挠̊. Pada pecahan tersebut dapat diperagakan
dengan langkah sebagi berikut :
1) Melipat kertas berbentuk lingkaran atau persegi sehingga menjadi dua bagian
yang lipatannya tepat menutupi bagian yang lainnya.
2) Bagian yang dilipat dibuka dan diarsir sesuai bagian yang dikehendaki,
sehingga didapat gambar sebagai berikut :
3) Pecahan 挠̊ dibaca setengah atau satu per dua atau seperdua.
4) Angka “1” disebut pembilang, yaitu merupakan daerah pembilangan.
5) Angka “2” disebut penyebut, yaitu merupakan 2 bangian yang sama dari
keseluruhan.
Selain mengenalkan pecahan dengan melipat kertas, peragaan dapat pula
dengan pita atau tongkat yang dipotong dengan pendekatan pengukuran panjang,
yang dapat pula mengenalkan letak pecahan pada garis bilangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
h. Jenis-jenis Pecahan
Banyak ahli yang menyebutkan tentang jenis-jenis pecahan. Muchtar A.
Karim dan Djamus Widagjo (1998: 6.8) membagi pecahan menjadi dua macam,
yaitu pecahan murni atau sejati dan pecahan campuran.
1) Pecahan Murni atau Sejati
Pecahan murni atau sejati meripakan pecahan yang pembilangnya lebih kecil
dari penyebutnya. Contohnya 脑呢,挠挠, 脑̊,闹呢 dan seterusnya.
2) Pecahan Campuran
Pecahan campuran merupakan pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dengan
pecahan murni, misalnya 1挠呢, 2 脑̊, 4脑恼,dan seterunya. Cara penulisan pecahan
campuran di atas dapat ditulis sebagai berikut : )呢,呢脑, ̊)恼,dans seterusnya.
Wikipedia (2010: 1) berpendapat bahwa jenis-jenis pecahan ada 6 jenis,
yaitu :
1) Pecahan biasa, adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari
pennyebutnya, misalnya 挠̊,挠脑, 闹淖,dan seterusnya.
2) Pecahan campuran, meripakan pecahan yang terdiri dari pecahan biasa dan
bilangan bulat. Misalnya 2挠脑, 1 恼̊, 1 挠̊,dan seterusnya.
3) Pecahan desimal, merupakan bilangan yang didapat dari hasil pembagian
suatu pembilang dengan penyebutnya dan ditulis dengan menggunakan tanda
koma (,).
Contoh : 0,3 didapat dari 3 dibagi10
0,65 didapat dari 65 dibagi 100
4) Pecahan persen artinya perseratus, yaitu suatu bilangan yang dibagi dengan
angka seratus.
Contoh : 2 % berarti 挠̊ƼƼ sama dengan 0,02
10 % berarti ̊Ƽ̊ƼƼ sama dengan 0,10 atau 0, 1
5) Pecahan permil atau perseribu, artinya pecahan dengan pembagi seribu dan
memiliki tanda %o
Contoh : 20 %o dibaca 20 permil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25 %o dibaca 25 permil
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pecahan
banyak jenisnya, yaitu pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan decimal,
persen, dan permil.
i. Operasi Pecahan
Operasi atau yang lebih akrab disebut sebagai menghitung atau berhitung
adalah membilang, menjumlah, mengurangi, mengkali, membagi, yaitu
mengerjakan hitungan (Nurhasanah dan Didik Tuminto, 2007: 243). Dalam
penelitian ini, operasi yang akan disampaikan adalah tentang penjumlahan dan
pengurangan pecahan biasa, campuran, dan desimal.
1) Operasi Penjumlahan (additional) Pecahan
Menurut Didik Junaedi (2008: 8) jumlah adalah total dari beberapa
bilangan yang ditambah semuanya. Misalnya 2 + 5 + 4 =11. Sedangkan
menurut David Glover (2008: 4) additional is finding the total of two or more
number the plus (+) in an additional sum show that numbers are being added
together. Maksudnya penjumlahan adalah cara menemukan jumlah total dua
bilangan atau lebih dengan menggunakan tanda “+”.
Dengan demikian operasi penjumlahan adalah menjumlahkan yang terkait
dengan pecahan.
Contoh 1 : 脑呢+ 恼呢= ⋯
Langkah awal dalam menyelesaikan operasi pecahan biasa dan
campuran adalah dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu jika
penyebutnya belum sama, yaitu dengan menentukan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) dari penyebut pecahan tersebut. Namun, apabila sudah sama
maka tinggal dioperasikan sesuai dengan operasi yang dibutuhkan. Namun
perlu diingat, bahwa dalam operasi pecahan yang dioperasikan hanyalah
pembilangnya saja. Kemudian langkah berikutnya adalah
menyederhanakannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Karena penyebut dari 脑呢+ 恼呢 sudah sama, dengan demikian
脑呢+ 恼呢= ⋯
tinggal dioperasikan saja, sehingga menjadi 呢呢 dan disederhanakan menjadi 1.
Contoh 2 : 脑呢+ 1 挠̊= ⋯
Karena pada soal di atas penyebutnya belum sama, maka harus
disamakan dulu dengan cara menentukan KPK dari 7 dan 2, yaitu 14.
Maka 脑呢+ 1 挠̊= 脑铺挠呢铺挠+ 1 ̊铺呢挠铺呢
= 614 + 1 714
= 1 1314
Contoh 3 : 0,81 + 0,65 + 0,21 = …
Kerena soal dia atas merupakan penjumlahan pecahan decimal, maka
kita harus memperhatikan nilai tempat. Soal di atas dapat diselesaikan dengan
cara bersusun ke bawah.
0,81
0,65 +
1,46
0,21 +
1,67
2) Operasi Pengurangan (subtraction) Pecahan
Contoh 1 : 脑恼− 恼̊= ⋯
Dalam operasi pengurangan, langkah yang dipergunakan hampir sama
dengan operasi penjumlahan, hanya saja dikurangkan pembilangnya setelah
sama penyebutnya.
Dengan demikian 脑恼− 恼̊= 挠恼= 挠̊
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Contoh 2 : 2脑恼− 脑̊= ⋯
Langkah yang dipergunakan dalam menyelesaikan pecahan campuran
sama dengan pecahan biasa, namun apabila penyebutnya belum sama, maka
harus disamakan dulu, dengan cara menentukan KPK dari kedua penyebut
pecahan tersebut, kemudian baru dioperasikan sesuai pertanyaan. KPK dari 4
dan 3 adalah 12, maka soal di atas dapat diselesaikan sebagai berikut : 2 34 − 13 = 2 3果34果3 − 1果43果4 = 2 912 − 412
= 2 512
Contoh 3 : 4,45 – 2,13 – 0,3 = …
Kerena soal dia atas merupakan pengurangan pecahan decimal, maka
kita harus memperhatikan nilai tempat. Soal di atas dapat diselesaikan dengan
cara bersusun ke bawah.
4,45
2,13 +
2,32
0,3 +
2,02
3) Menyelesaikan Soal Cerita
Dalam menyelesaikan soal cerita, langkah yang perlu diperhatikan
adalah mengubah soal menjadi kalimat matematika.
Contoh : Ayah membeli tali rafia 脑̊ m. kemudian membeli lagi 挠恼 m. berapa
jumlah tali raffia ayah ?
Jawab : 脑̊+ 挠恼= ⋯ 13 + 24 = 1果43果4 + 2果34果3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
= 412 + 612
= 1012 = 56
Dengan demikian panjang raffia ayah adalah 闹淖 m.
3. Tinjauan tentang Pengajaran Remedial
a. Pengertian Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial adalah pengajaran yang berfungsi untuk
menyembuhkan dan membuat jadi lebih baik. Pembelajaran remedial ini bertolak
dari konsep belajar tuntas (mastery learning). Pada tiap akhir kegiatan
pembelajaran dari suatu unit pelajaran, guru melakukan evaluasi formatif, dan
bagi anak-anak yang belum menguasai bahan pelajaran ini, diberikan pengajaran
remedial, agar tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai.
Menurut Mukhtar dan Rusmini (2003: 7) menyatakan bahwa “Pengajaran
remedial merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat mengobati,
menyembuhkan, atau membetulkan pengajaran dan membuat menjadi lebih baik
dalam rangka mencapai tujuan yang maksimal”. Pengajaran remedial adalah
pengajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian
untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik. Pada hakikatnya
semua peserta didik akan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan,
hanya waktu pencapaian berbeda.
Menurut Mulyadi (2010: 44), “Pengajaran remedial adalah suatu bentuk
pengajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan, yang bermaksud
membuat baik atau penyembuhan”.
Sementara itu menurut Henry Guntur Tarigan (2000: 43) menyatakan
bahwa, “Pengajaran remedial dalam pendidikan berarti tindakan atau proses
penyembuhan atau remedy atau penanggulangan ketidakmampuan atau masalah-
masalah pembelajaran”. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 144)
“Remedial teaching atau pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, tau dengan singkat pengajaran
yang membuat menjadi baik”.
“Remedial education is an educational effort to help learners to overcome their difficulties in learning, specifically in reading, writing and arithmetic (3Rs). This effort is realized through the teaching and learning activities which help learners through the use of suitable alternative approach, learning materials activities to suit their difficulties in learning. In addition, it also stresses on changing learners attitude towards their learning.” International journal of special education. (http://www.internationalsped.com/Bolich2.DO, diakses Senin, 18 April 2011). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengajaran
remedial adalah pengajaran yang ditujukan kepada peserta didik yang mengalami
hambatan dalam proses belajar yang bersifat menyembuhkan dan membetulkan
anak menjadi baik untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara optimal.
b. Tujuan Pengajaran Remedial
Menurut Abu Ahmadi & Widodo Supriyono (2004: 146), pengajaran
remedial mempunyai beberapa tujuan, diantaranya :
1) Agar siswa memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya, dapat mengenal
kelemahannya dalam mempelajari suatu bidang studi dan juga kekuatannya.
2) Agar siswa dapat memperbaiki atau mengubah cara belajar kearah yang lebih
baik.
3) Agar siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4) Agar siswa dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat
mendorong tercapainya hasil yang lebih baik.
5) Agar siswa dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya,
setelah ia mampu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi penyebab
kesulitan belajarnya, dan dapat mengembangkan sikap serta kebiasaan yang
baru dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pengajaran
remedial pada hakikatnya bertujuan untuk memberikan bantuan kepada siswa agar
memahami dirinya terutama mengenai prestasi belajarnya sehingga ia dapat
mengubah atau memperbaiki cara belajar atau mengatasi hambatan-hambatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lainnya yang menjadi penyebab kesulitan belajarnya. Melalui pengajaran remedial
bertujaun mengembangkan sikap serta kebiasaan baru dalam belajar.
c. Fungsi Pengajaran Remedial
Dalam keseluruhan proses pembelajaran, pengajaran remedial menurut
Mukhtar dan Rusmini (2003: 22), berfungsi sebagai : (1) korektif, (2)
pemahaman, (3) penyesuaian, (4) pengayaan, (5) akselerasi, dan (6) terapeutik.
Fungsi-fungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1) Fungsi Korektif
Fungsi koreksi ini berarti bahwa melalui pengajaran remedial dapat
dilakukan pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum
memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran,
antara lain mencakup perumusan tujuan, penggunaan metode, cara belajar,
materi dan alat pelajaran, evaluasi, dan lain-lain. Dengan perbaikan terhadap
hal-hal di atas, maka prestasi siswa beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya dapat diperbaiki.
2) Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman ini berarti bahwa dengan pengajaran remedial
memungkinkan guru, siswa, atau pihak-pihak lainnya akan dapat memperoleh
pemahaman langsung yang lebih baik dan komprehensif mengenai pribadi
siswa.
3) Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian berarti bahwa pengajaran remedial dapat
membentuk siswa untuk bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (proses belajarnya). Artinya, siswa dapat belajar sesuai dengan
kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik
semakin besar. Hal ini harus disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar
belakang kesulitannya, sehingga diharapkan siswa lebih terdorong untuk
belajar.
4) Fungsi Pengayahan
Fungsi pengayahan berarti bahwa pengajaran remedial akan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memperkaya proses pembelajaran, sehingga materi yang tidak disampaikan
dalam pengajaran regular akan dapat diperoleh melalui pengajaran remedial.
Demikian juga metode dan alat pembelajaran yang digunakan, sehingga hasil
yang diperoleh siswa diharapkan menjadi lebih banyak, lebih dalam atau
singkatnya prestasi belajarnya lebih kaya.
5) Fungsi Akselerasi
Fungsi akselerasi berarti bahwa dengan pengajaran remedial akan dapat
diperoleh hasil belajar yang lebih baik denagan menggunakan waktu yang
lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, dapat mempercepat proses
pembelajaran, baik dari segi waktu maupun materi.
6) Fungsi Terapeutik
Fungsi terapeutik berarti bahwa secara langsung atau tidak, pengajaran
remedial dapat membantu menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi
kepribadian siswa yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpanagn. Hal
ini tentunya akan dapat menunjang tercapainya prestasi belajar yang lebih baik
akan dapat mempengaruhi pribadi (timbal balik) (Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono, 2004: 146-147) .
d. Pengajaran Remedial dalam Konteks Belajar Tuntas
Pengajaran remedial bertitik tolak dari konsep belajar tuntas, yang
ditandai dengan adanya system pembelajaran dengan modul. Artinya pada setiap
kegiatan pembelajaran dari suatu unit pembelajaran, guru harus melakukan
evaluasi formatif, dan setelah adanya evaluasi formatif, siswa-siswa yang belum
mengausai bahan pelajaran hendaknya diberikan pengajaran remedial, agar tujuan
belajar yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai secara optimal.
Menurut Iscak SW dan Warji R (2002: 7), bahwa “belajar tuntas
(mastery learning) adalah suatu system yang menginginkan sebagian besar siswa
dapat menguasai tujuan instruksional (pembelajaran) umum (basic learning
objectives) dari suatu satuan atau unit pembelajaran secara tuntas”.
Belajar tuntas ini merupakan salah satu pendekatan yang mencoba untuk
melihat kesulitan belajar yang disebabkan oleh rendahnya penguasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ketrampilan akademik. Rendahnya pengausaan ketrampilan akademik ini
disebabkan siswa belum mengausai materi yang disajikan guru secara tuntas.
Untuk mengausai suatu materi/bahan pelajaran diperlukan waktu yang
berbeda-beda bagi setiap siswa. Apabila waktu yang disediakan cukup dan
pelayanannya tepat, setiap siswa akan mampu mengausai materi/bahan pelajaran
yang diberikan kepadanya,
Block & Burn (1976) dalam Arnie Fajar (2004: 236), menyatakan bahwa
ada 3 kelebihan dari pembelajaran tuntas, yaitu ;
1) Pembelelajaran tuntas lebih efektif daripada pembelajaran yang tidak
menganut paham pembelajaran tuntas. Keunggulan pembelajaran tuntas
termasuk juga pencapaian siswa dan retensi (daya tahan konsep yang
dipelajari) lebih lama.
2) Efisiensi belajar siswa keseluruhan lebih tinggi pada pembelajaran tuntas.
Siswa yang tergolong lambat menguasai standar kompetensi/pokok bahasan
secara tuntas dapat belajar hampir sama dengan siswa yang mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi.
3) Sikap yang ditimbulkan akibat siswa mengikuti pembelajaran tuntas positif,
dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menganut faham pembelajaran
tuntas. Adanya sikap positif dan rasa keingintahuan yang besar terhadap suatu
materi yang dipelajarinya. Sikap positif lainnya misalkan adanya rasa percaya
diri yang berarti, kemampuan belajar secara kooperatif atau dengan yang
lainnya, dan sikap positif terhadap pemelajaran dengan memberikan perhatian
yang besar.
e. Bentuk-bentuk Pendekatan Pengajaran Remedial
Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran remedial adalah
pendekatan yang bersifat kuratif, preventif, dan pengembangan. Abu Ahmadi dan
Widodo Supriyono (2004: 169-174) menguraikan tiga pendekatan dalam
pengajaran remedial tersebut sebagai berikut :
1) Pendekatan Kuratif
Pendekatan ini dilakukan setelah diketahui adanya siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dikembangkan oleh guru, yaitu : (1) strategi pengulangan, (2) strategi
pengayahan dan pengukuhan, dan (3) strategi percepatan/akselerasi.
2) Pendekatan Preventif
Pendekatan ini ditujukan kepada siswa yang pada awal kegiatan belajar
telah diduga akan mengalami kesulitan belajar.
3) Pendekatan Pengembangan
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kesulitan siswa harus
diketahui guru sedini mungkin agar dapat diberikan bantuan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
f. Metode Pengajaran Remedial
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial adalah metode yang
dilakukan dalam keseluruhan bimbingan belajar, mulai dari tingkat identifikasi
kasus sampai dengan tindak lanjut. Metode tersebut antara lain :
1) Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan dalam rangka pengenalan kasus untuk
mengetahui jenis dan sifat kesulitan belajar yang dialami siswa.
2) Metode Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar individu
dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang dialami oleh
kelompok siswa.
3) Metode Tugas
Metode ini digunakan dalam rangka mengenal kasus dan pemberian
bantuan kepada siswa berkesulitan belajar.
4) Metode Kerja Kelompok
Sasaran metode ini adalah interaksi di antara anggota kelompok dengan
harapan terjadi perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar.
5) Metode Tutor
Metode ini menggunakan teman sebaya yang memiliki prestasi tinggi di
dalam kelas sebagai tutor. Tutor ini diberikan tugas oleh guru untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
membantunya dalam melakukan pembelajaran. Dengan adanya tutor dari
teman sendiri, diharapkan siswa termotivasi untuk belajar.
6) Metode Pengajaran Individual
Pengajaran individual ini adalah interaksi antara guru-guru secara
individual dalam proses belajar mengajar. Pengajaran ini bersifat terapeutik,
artinya mempunyai sifat penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara
belajar siswa. Hasil dari pengajaran individual adalah perubahan prestasi
belajar serta perubahan dalam pemahaman diri siswa (Abu Ahmadi & Widodo
Supriyono, 2004: 182).
g. Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial yang merupakan salah satu bentuk bimbingan
belajar dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut ;
1) Meneliti kasus dengan permasalahannya
Tujuan penelitian kasus ini adalah peneliti memperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai kasus yang sedang diteliti, serta cara dan kemungkinan
pemecahannya. Berdasarkan atas penelitian kasus ini akan dapat ditemukan
murid-murid yang perlu mendapatkan pengajaran remedial (remedial
teaching). Selanjutnya meneliti dalam domain apa mengalami kesulitan
apakah kognitifnya seperti hafalan, pemahaman ataukah aplikasinya : efektif
seperti pengganggapan, sikap maupun penghargaan, ataukah psikomotornya :
ketrampilan, kemampuan ekspresinya dan lain-lainnya.
2) Menentukan tindakan yang harus dilakukan
Langkah ini sebagai usaha untuk melakukan karakteristik kasus yang
ditangani. Setelah karakteristik ditentukan, maka tindakan pemecahan sebagai
berikut :
a) Kasus ringan, tindakan yang ditentukan adalah memberikan pengajaran
remedial.
b) Kasusnya cukup dan berat, maka sebelum diberikan pengajaran remedial
harus diberi layanan konseling lebih dahulu, yaitu untuk mengatasi
hambatan-hambatan emosional yang mempengaruhi cara belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling
Tujuan dari layanan khusus ini adalah mengusahakan agar siswa yang
menjadi kasus itu terbebas dari hambatan mental emosional (ketegangan
batin), sehingga siap menghadapi kegiatan belajar secara wajar.
Dalam kenyataannya, guru juga dapat menghadapi masalah sendiri,
apabila :
a) Kasus yang mempunyai latar belakang kurang termotivasi dan minat
belajar.
b) Kasus mempunyai latar belakang sikap negative terhadap guru.
c) Kasus mempunyai latar belakng kebiasaan belajar salah.
d) Kasus mempunyai latar belakang ketidakcocokkan antara keadaan pribadi
dengan lingkungan dan programnya.
Beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan mengenai berhasil
tidaknya layanan pada langkah ke-3 ini yaitu :
a) Menunjukkan minat untuk mencari pemecahan masalahnya.
b) Adanya sikap terbuka karena ketegangan mulai berkurang.
c) Mulai menyadari masalahnya secara realistis.
d) Menunjukkan sikap positif dalam memilih langkah pemecahan berikutnya.
e) Menunjukkan kesediaan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungnnya.
4) Langkah pelaksanaan pengajaran remedial
Sasaran pokok langkah ini adalah peningkatan prestasi belajar
matematika dan peningkatan motivasi belajar siswa pada pokok bahasan
operasi hitung pecahan.
5) Melakukan pengukuran terhadap prestasi belajar
Pengukuran ini untuk mengetahui apakah rencana yang telah ditetapkan
dalam pengajaran remedial sesuai dengan pembelajaran. Pengukuran prestasi
ini dilakukan dengan alat tes.
6) Melakukan re-evaluasi dan re-diagnostik
Langkah ini adalah menafsirkan dengan membandingkan kriteria pada
proses belajar mengajar. Hasil penafsiran dapat terjadi 3 kemungkinan : (1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kasus menunjukkan kenaikan prestasi yang dihasilkan sesuai dengan kriteria
yang diharapkan, (2) kasus menunjukkan kenaikan prestasi, namun belum
memenuhi kriteria yang diharapkan, dan (3) kasus belum menunjukkan
perubahan yang berarti dalam hal prestasi (Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono, 2004: 174-179).
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penyusun dapat menarik
kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu penggerak atau pendorong dalam diri
seseorang yang sangat penting. Dengan adanya motivasi seseorang dapat
melakukan segala sesuatu untuk mencapai hasil atau tujuan tertentu, termasuk
prestasi belajar yang baik. Maka dengan adanya motivasi belajar yang tinggi dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Motivasi
belajar dapat ditumbuhkan dengan beberapa cara, diantaranya denagn pemberian
angka, hadiah, sainagn/kompetisi, ego evolvement, member ulanagn, mengetahui
hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui.
Sedangkan bagi siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah
sangat rentan sekali untuk mengalami kesulitan dalam belajar Matematika. Hal ini
dapat diatasi dengan pemberian pengajaran perbaikan atau pengajaran remedial,
dimana pengajaran remedial ini bersifat mengobati, menyembuhkan atau
membetulkan pengajaran dan membuat menjadi lebih baik dalam rangka
mencapai tujaun yang maksimal.
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sigit Wirawan (2009)
disimpulkan bahwa penerapan pengajaran remedial bilangan bulat dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa berkesulitan belajar pada mata
pelajaran matematika di kelas V SD Negeri Wonorejo Kecamatan Jatiyoso
Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2008/2009.
Dari penelitian Siti Rohmaning Dyah Annahiyah (2010) disimpulkan
bahwa penggunaan pembelajaran remedial dapat meningkatkan ketrampilan
membaca dan menulis permulaan pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas I SD Negeri Ngoresan Surakarta Tahun 2009/2010. (Pada tahap pra tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
nilai rata-rata membaca 50,33 meningkat menjadi 57,28 pada siklus I, dan 71,94
pada siklus II. Sedangkan nilai rata-rata menulis pada tahap pra tindakan sebesar
49,17 meningkat menjadai 57,04 pada siklus I dan 70 pada siklus II, untuk siswa
belajar tuntas yang semula 0% meningkat menjadi 35,67% pada siklus I dan
93,33% pada siklus II).
Hasil penelitian Sri disimpulkan bahwa dengan remedial teaching hasil
belajar kemampuan membaca lancar siswa dapat meningkat, pada pembelajaran
siklus I diperoleh nilai rata-rata 61,83, sedangkan siklus II nilai rata-rata 66,00 dan
siklus III nilai rata-rata yang dicapai siswa 80,33.
(http://digilib.fkip.uns.ac.id/contents/skripsi.php, diakses 12 April 2011
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Neneng Rosmawati
tahun 2010 disimpukan bahwa melalui pengajaran remedial dengan strategi active
knowledge sharing dapat mengurangi kesulitan belajar siswa. Adapun kesulitan
siswa ditinjau dari aspek konsep dari 27 siswa (71,79%)sebelum tindakan, pada
putaran I berkurang menjadi 24 siswa (61,54%), putaran II berkurang menjadi 15
siswa (38,46%), pada putaran III berkurang menjadi 9 siswa (23,08%). Kesulitan
siswa ditinjau dari aspek prasyarat (siswa yang tuntas atau berhasil dalam
menguasai pelajaran matematika) sebelum penelitian sebanyak 23 siswa
(58,97%), pada putaran I berkurang menjadi 20 siswa (51,28%), pada putaran II
berkurang menjadi 12 siswa (30,76%), pada putaran III berkurang menjadi 8
siswa (20,51%). Siswa yang tuntas atau berhasil dalam menguasai pelajaran
matematika, sebelum penelitian 10 siswa (25,64%), pada putaran I menjadi 16
siswa (41,03%), pada putaran II menjadi 25 siswa (64,10%), pada putaran III
menjadi 30 siswa (76,93%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa melalui
pengajaran remedial dengan strategi active knowledge sharing dapat
meminimalisasikan kesulitan belajar siswa. (http://digilib.ums.ac.id/gsdl/collect/
skripsi/archives/HASH01c2/d3c20582.dir/doc.pdf, diakses 12April 2011)
C. Kerangka Berpikir
Sebelum diadakan tindakan, proses pembelajaran matematika pokok
bahasan operasi hitung pecahan di kelas V diikuti oleh 18 siswa. Setelah diadakan
evaluasi, diketahui masih banyak siswa yang memiliki prestasi belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
rendah. Hal ini terlihat dari nilai hasil belajar siswa yang masih jauh dari KKM
yang telah ditetapkan, yaitu 60. Dari 18 siswa di kelas V hanya 8 siswa (44,4%)
yang mampu mencapai KKM. Selain itu dalam proses pembelajaran peneliti
mengadakan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Terlihat sebagian besar
siswa tampak jenuh, bosan, dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran.
Diharapkan setelah guru menerapkan pembelajaran remedial dapat
meningkatkan motivasi dan pretasi belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran
matematika. Pada siklus I guru akan menerapkan pembelajaran remedial dengan
harapan tercapai prestasi belajar siswa 60 yaitu 50% dan motivasi belajar
berkategori baik mencapai 50 %. Pada siklus II penelitian akan menerapkan
pembelajaran remedial dengan menggunakan media gambar pecahan dan metode
diskusi kelompok, dengan harapan tercapainya prestasi belajar siswa 70 yaitu
75% dan motivasi belajar baik mencapai 60%. Sedangkan pada siklus III peneliti
akan menerapkan pembelajaran remedial dengan menggunakan media gambar
pecahan, metode diskusi kelompok dan pendekatan secara intensif terhadap siswa
yang berkesulitan belajar matematika, dengan harapan tercapainya prestasi belajar
siswa 60 yaitu 100 % dan motivasi belajar baik mencapai 75%
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dibuat kerangka berfikir
dalam bentuk bagan sebagaimana gambar 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Tindakan II (perbaiakan)
Tindakan 1
Dalam pembelajaran guru menerapkan pengajaran
remedial
Dalam pembelajaran guru menerapkan pengajaran
remedial
Siklus II (perbaikan) Tercapainya prestasi belajar siswa 60 yaitu 75 % dan tercapainya motivasi baik
60%
Siklus I Tercapai prestasi belajar
siswa 60 yaitu 50% dan tercapainya motivasi kategori baik 50 %
Kondisi Awal
Guru : Belum menerapkan pengajaran
remedial
Siswa : Prestasi belajar rendah Motivasi belajar rendah
Kondisi Akhir
Dalam pembelajaran guru menerapkan pengajaran remedial
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang mengalami
kesulitan belajar dalam pembelajaran Matematika
Dalam pembelajaran guru menerapkan pengajaran remedial dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang mempunyai motivasi rendah dalam pembelajaran Matematika
Tindakan III (perbaiakan)
Dalam pembelajaran guru menerapkan pengajaran
remedial
Siklus III (perbaikan) Tercapainya prestasi belajar siswa 60 yaitu 100 % dan
tercapainya motivasi baik 75%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Perumusan Hopotesis Kerja
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di
atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
3. Penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan motivasi belajar
Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
4. Penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar
Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Pungsari 1
yang terletak di wilayah Kelurahan Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten
Sragen. Alasan memilih lokasi penelitian adalah sebagai berikut :
a. Hasil pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri Pungsari 1 menunjukkan
ketidaktuntasan, sehingga prestasi belajar siswa cenderung rendah.
b. Peneliti ingin meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran bangun ruang.
c. Masalah ini belum pernah diteliti di kelas V SD Negeri Pungsari 1.
d. SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen merupakan tempat
bekerja peneliti sehingga dapat menghemat tenaga, biaya, dan waktu.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2010/2011. Penelitian ini akan dimulai pada bulan Februari hingga Juli 2011, atau
selama 6 bulan.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Data yang akan diperoleh atau dikumpulkan dalam penelitian ini berupa
data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan maka bentuk pendekatan
yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis
penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut I G A K
Wardhani, dkk, (2007: 13), “Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari
Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di
kelas”.
Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang melaksanakan,
dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam penelitian ini, model Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan
menggambarkan sebagai serangkaian langkah yang membentuk siklus atau
putaran tindakan. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)
(Taggart (1988) dalam Rochiati Wiriaatmadja, 2009: 66). Langkah-langkah
tersebut dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas
Tahap-tahap di atas digambarkan sebagai siklus, yang dapat dilanjutkan
ke siklus berikutnya secara berulang sampai permasalahan yang dihadapi dapat
teratasi/terpecahkan. Pada tahap perencanaan berisi rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disiapkan sebelum pelaksanaan tindakan. Kemudian dilakukan
tindakan sebagai implementasi perencanaan.
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri Pungsari 1
Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah subyek
18 siswa, dengan rincian 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
D. Data dan Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini sebagian besar berupa kualitatif. Informasi tersebut akan
digali dari berbagai sumber data dan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam
penelitian ini meliputi:
planning acting
reflecting observing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Informan atau nara sumber, yaitu peneliti dan siswa di kelas V SD Negeri
Pungsari 1.
2. Aktivitas pembelajaran siswa di kelas V SD Negeri Pungsari 1 yang berupa
angket motivasi dan wawancara.
3. Dokumen atau arsip, yaitu : Nilai hasil belajar siswa pada pelajaran
Matematika.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes,
dokumentasi, wawancara dan angket motivasi
1. Observasi
Obervasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, dan rasional mengenai
fenomena-fenomena yang diselidiki (Zainal Arifin, 2001: 90).
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 30) bahwa, ”Pengamatan atau
observasi (observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis”.
Nana Sudjana dan Ibrahim (2001: 109) mengemukakan bahwa, ”Observasi
sebagai alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur tingkah laku
individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan”.
Pauline V. Young dalam Bimo Walgito (1999: 49) mengemukakan bahwa,
”Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematik
dan dengan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (mata)
terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu
terjadi”.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 31), ada 3 jenis observasi, yaitu :
a. Observasi partisipan
Observasi partisipan ini dilakukan oleh pengamat sendiri dimana pengamat
(peneliti) memasuki dan mengikuti semua kegiatan yang sedang
diamatinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Observasi sistematik
Observasi ini semua semua aspek yang akan diamati sudah terdaftar secara
sistematik. Observasi ini dilakukan oleh pengamat (peneliti) tanpa
memasuki dan mengikuti semua kegiatan yang sedang diamatinya.
c. Observasi eksperimental
Observasi ini, pengamat (peneliti) tidak ikut berperan dalam pengamatan,
tetapi pengamat mengendalikan unsur-unsur observasi dengan tujuan
evaluasi.
Dalam penelitian ini bentuk observasi yang digunakan adalah observasi
partisipan, dimana pengamat (peneliti) berperan langsung atau aktif dalam
semua kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan observasi partisipan ini,
pengamat lebih menghayati, merasakan, dan mengalami sendiri semua
kegiatan dalam pembelajaran.
Observasi ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1
Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Observasi
ini dilaksanakan untuk mendapatkan data-data yang dipergunakan sebagai
dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut, dan dengan observasi ini
akan diperoleh data-data mengenai aktivitas tingkah laku siswa dan guru
dalam proses pembelajaran sebelum tindakan, pada tindakan siklus I, siklus II
dan siklus III dengan menerapkan pengajaran remedial.
2. Tes
Amir Daien Indrakusuma dalam Suharsimi Arikunto (2002: 31-32)
mengemukakan bahwa, "Tes adalah alat atau prosedur yang sistematis dan
obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan tentang
seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.” Sedangkan
Muchtar Bukhori dalam Suharsimi Arikunto (2002: 32) “Tes ialah suatu
percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil
pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid.”
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan
suatu pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat lain tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan (Suharsimi
Arikunto, 2002: 33).
Zainal Arifin (2001: 22) mengemukakan bahwa, “Tes adalah suatu
teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang
didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh anak didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu
menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik tersebut.”
Menurut Zainal Arifin (2001: 46), jenis tes hasil belajar ada 4 macam,
yaitu :
a. Tes formatif
Tes ini dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama
proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan (feed back) bagi
penyemburnaan program belajar mengajar, serta untuk mengetahui
kelemahan-keleamahan yang memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar
mengajar menjadi lebih baik.
b. Tes sumatif
Tes ini diberikan dengan maksud untuk menetapkan apakah seorang siswa
berhasil mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan atau
tidak. Tujuan tes sumatif ini adalah menetukan angka berdasarkan
tingkatan hasil belajar siswa yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor.
c. Tes penempatan (placement test)
Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki
ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program
belajar, dan sampai di mana siswa telah mencapai tujuan instruksional
sebagaimana yang tercantung dalam pelajaran.
d. Tes diagnostik
Tes ini digunakan untuk mengetahui kelemahan/kesulitan siswa
berdasarkan tescformatif sebelumnya. Tes ini digunakan untuk menjajaki
pengetahuan dan ketrampilan pada siswa yang telah dikuasainya.
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes formatif, yang
diberikan pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan tujuan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan siswa dalam mempelajari matematika
khususnya operasi hitung pecahan, sehingga dapat diadakan perbaikan guna
meningkatkan hasil belajar.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting
dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini metode dokumentasi
dilakukan untuk mendapatkan data tentang nama-nama yang menjadi subyek
penelitian, yaitu nama siswa-siswi kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan
Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.
4. Wawancara
Metode wawancara (disebut pula interview) adalah salah satu teknik
pengumpulan dan pencatatan data, informasi, dan atau pendapat yang
dilakikan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak
langsung dengan sumber data (Zainal Arifin, 2001: 54).
Suharsimi Arikunto (2002: 30) mengungkapkan bahwa, “Wawancara
atau interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi
kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya
diajukan oleh subyek evaluasi.”
Suharsimi Arikunto (2002: 30), mengungkapkan bahwa interview
dapat dilakukan dengan 2 cara :
a. interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang
telah dibuat oleh subyek evaluasi.
b. interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun
terlebih dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada penelitian ini wawancara atau interview yang dilakukan
merupakan interview bebas. Wawancara dilakukan pada siswa kelas V SD
negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran
2010/2011 yang memperoleh nilai hasil belajar yang rendah, hal ini dilakukan
untuk mengetahui permasalahan atau kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
dan keinginan-keinginan siswa dalam pembelajaranan Matematika.
Subyek wawancara dipilih berdasarkan hasil analisis tes, yaitu siswa-
siswa dengan hasil belajar setengah ke bawah dari jumlah kelompok belajar
dan siswa yang mewakili kelompok siswa bawah dengan prestasi belajar
rendah.
5. Angket atau Kuesioner
Angket juga biasa disebut dengan kuesioner. Suharsini Arikunto
(2002: 128) menjelaskan bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.
Menurut Bimo Walgito (1999: 49), “Angket adalah sutau metode
penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau
dikerjakan oleh orang yang menjadi objek dari penelitian tersebut”. Dengan
angket ini dapat diketahui keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan
sikap atau pendapat responden dan lain-lain.
Zainal Arifin (2001: 63), mengungkapkan bahwa ada beberapa bentuk
angket, diantaranya :
a. Angket terstruktur, yaitu angket yang dapat menyediakan kemungkinan
jawaban. Bentuk angket terstruktur diantaranya :
1) Bentuk jawaban tertutup, yaitu angket yang pada setiap pertanyaannya
sudah tersedia berbagai alternatif jawaban.
2) Bentuk jawaban tertutup tetapi alternatif jawaban terakhir diberikan
secara terbuka. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
kepada responden untuk menjawab secara bebas.
3) Bentuk jawaban bergambar, yaitu angket yang memberikan jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam bentuk gambar.
b. Angket tak terstruktur, yaitu angket yang memberikan jawaban secara
terbuka yang respondennya secara bebas menjawab pertanyaan tersebut.
Angket dalam penelitian ini adalah angket motivasi. Bentuk angket ini
adalah terstruktur dengan jawaban tertutup, dimana responden hanya
memberikan jawaban pada setiap pertanyaan yang sudah tersedia. Angket ini
diberikan pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 guna mengetahui peningkatan
motivasi siswa berkesulitan belajar Matematika sebelum dan sesudah
dilaksanakan pengajaran remedial pada pokok bahasan Pecahan.
F. Uji Coba Instrumen
1. Validitas instrumen
Sebelum angket dan tes diujikan kepada subjek penelitian, terlebih
dahulu tes tersebut diujukan kepada subjek lain yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan yang relative sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui valibitas tes
agar dapat diperoleh data yang akurat. Tes dapat dikatakan valid apabila dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Valibitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid
apabila instrumen tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Suharsimi
Arikunto, 2002: 63). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi,
karena susunan soal-soal yang dipakai untuk tes disusun dalam sebuah kisi-kisi,
sehingga diharapkan item-item soal yang disusun melalui indikator-indikator
dapat benar-benar memenuhi fungsinya untuk mengukur faktor-faktor yang
dimaksudkan.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur
mempunyai ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk
mengukur validitas kuesioner yang diberikan kepada responden digunakan rumus
korelasi Product Moment sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumus :
沽骨谷= 梗∑弓巩能纵∑弓邹(∑巩)税走梗∑弓弥能(∑弓)弥奏走梗∑巩弥能(∑巩)弥奏
Keterangan : 辊铺 = Koefisien korelasi antara variable X dan Y, dua variable yang
dikorelasikan.
X = Skor Pertanyaan
Y = Skor Total
N = Jumlah responden ∑贯光 = Jumlah perkalian X dan Y ∑贯 = Skor item no ∑光 = Skor total ∑贯挠 = Jumlah kuadrat X ∑光挠 = Jumlah kuadart Y (Suharsimi Arikunto, 2002: 146)
Harga 辊铺 kemudian dikonsultasikan dengan harga 辊Ǵ"贫Ė评 Product
moment. Jika harga 辊铺 lebih besar dari 辊Ǵ"贫Ė评, maka dikatakan bahwa item
tersebut valid, sebaliknya item yang tidak valid apabila harga 辊铺 lebih kecil dari 辊Ǵ"贫Ė评, sehingga diputuskan tidak dipakai.
2. Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji bahwa instrumen yang
digunakan untuk penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.
Suharsimi Arikunto (2002: 154) menjelaskan bahwa “Instrumen yang sudah dapat
dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga”.
Untuk mencari reliabilitas instrument test prestasi belajar matematika
digunakan rumus Spearman-Brown dengan cara belah dua ganjil-genap
(Suharsimi Arikunto, 2002: 154). Hal ini dilakukan karena skor yang digunakan
adalah bilangan diskrit, yaitu skor 0 atau 1. Adapun rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rumus :
Kerangan : 辊̊̊ = reliabilitas seluruh soal r̊/挠 /̊挠 = 辊铺 yang disebutkan sebagai indeks korelasi
Untuk mencari reliabilitas instrumen angket motivasi belajar digunakan
rumus alpha. Hal ini dilakukan karena skor yang digunakan berupa rentang antara
1 sampai 5. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan : 辊̊̊ = Reliabilitas instrumen ∑徽贫挠 = Jumlah varians butir 徽挠̊ = Varians total 诡 = Total soal (Suharsimi Arikunto, 2002: 171)
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Prestasi Belajar Matematika
Berdasarkan hasil uji validitas instrument tes matematika yang
diuji cobakan kepada 40 orang siswa SDN Jabung 1 diperoleh hasil bahwa
dari 40 butir soal, terdapat 2 butir soal yang dinyatakan tidak valid atau
gugur, yaitu soal nomor 19 dan 24. Butir tersebut diganti dengan soal baru,
dengan demikian jumlah butir soal yang digunakan untuk penelitian
adalah sebanyaak 40 butir soal. Hasil uji validitas diperoleh nilai 辊萍平Ǵ粕*苹 =
0,863. Nilai 辊Ǵ dengan N = 40 pada taraf signifikan 5 % adalah sebesar
0,312, karena 辊萍> 辊Ǵ atau 0, 0,312, maka berarti instrument tes prestasi
belajar matematika adalah valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil uji reliabel instrumen tes matematika yang dilakukan dengan
menggunkan rumus Spearman Brown diperoleh hasil bahwa tingkat
reliabilitas instrument adalah sebesar 0,926 yang berarti tinggi.dengan
demikian instrumen tes matematika yang dipergunakan dinyatakan reliable
atau andal.
b. Uji Valibitas dan Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Belajar
Matematika
Berdasarkan hasil uji validitas instrument angket motivasi belajar
yang diuju cobakan kepada 40 oarang siswa SDN Jabung 1 diperoleh hasil
bahwa dari 30 butir pertanyaan, terdapat empat butir yang dinyatakan tidak
valid atau ugur, yaitu butir nomor 10, 16, 29, dan 30. Dengan demikain
jumlah butir yang digunakan untuk penelitian adalah sebanyak 26 butir.
Hasil uji validitas diperoleh nilai 辊萍平Ǵ粕*苹 = 0,819. Nilai 辊Ǵ dengan N = 40
pada taraf signifikan 5 % adalah sebesar 0,312, karena 辊萍> 辊Ǵ atau 0,819
0,312, maka berarti instrument angket motivasi belajar matematika
adalah valid.
Hasil uji reliabilitas instrumen angket motivasi belajar matematika
yang dilakukan dengan menggunakan rumus Alfa diperoleh hasil bahwa
tingkat reliabilitas instrument adalah sebesar 0,819 yang berarti
tinggi.dengan demikian instrumen angket motivasi belajar matematika
yang dipergunakan dinyatakan reliabel atau andal.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif Miles dan Huberman. Model analisis interaktif mempunyai
tiga buah komponen pokok yaitu: Reduksi data, Sajian data, Penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan
proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu proses pemilihan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan informasi data yang telah muncul dari
beberapa catatan tertulis yang diperoleh di lapangan. Reduksi data merupakan
bentuk analisis yang menajamkan, membuang yang tidak perlu, mengarahkan,
menggolongkan, dan mengorganisasi data sehingga diperoleh suatu kesimpulan.
Dalam penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Pungsari 1
peneliti memperoleh beberapa data berupa nilai tes operasi hitung pecahan siswa,
skor angket motivasi belajar siswa, observasi kegiatan siswa, Alat Penilaian
Kemampuan Guru (APKG), hasil wawancara guru. Semua data tersebut
digunakan dalam hasil penelitian, tetapi data Alat Penilaian Kemampuan Guru
(APKG) tidak diolah dan tidak disajikan dalam penyusunan laporan.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang telah tersusun dan
memberikan kemungkinan adanya penarikan suatu kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data tersebut dengan menggabungkan berbagai informasi
yang telah didapat selama kejadian berlangsung.
Dalam penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri pungsari 1,
data yang disajikan meliputi data yang berasal dari nilai tes operasi hitung
pecahan siswa, skor motivasi belajar siswa, observasi kegiatan siswa, dan hasil
wawancara guru.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses peninjauan kembali pada
benar tidaknya data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian. Setelah semua
data disajikan dalam laporan, peneliti menarik simpulan yang merupakan jawaban
dari hipotesis penelitian
Untuk lebih jelasnya proses analisis kualitatif dengan model interaktif
dapat digambarkan dengan skema gambar 3 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3
Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif Milles Huberman,
(2000: 19)
H. Indikator Kerja
Rumusan kinerja keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut :
1. 100 % siswa dapat menunjukkan peningkatan hasil belajar Matematika yaitu
memperoleh nilai minimal 60 (batas ketuntasan).
2. 75 % siswa dapat menunjukkan peningkatan motivasi yang baik.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus.Tiap-tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah
didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki.
Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut, maka prosedur
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi; perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi, dalam setiap siklus.
Secara rinci prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dijabarkan
dalam uraian berikut:
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi.
Pengumpulan Data
Reduksi Data Sajian data
Penarikan Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Merencanakan skenario pembelajaran matematika dengan cara
membuat rencana pembelajaran (RPP)
3) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas
4) Menyiapkan soal latihan kerja
5) Menyiapkan blangko wawancara
6) Menyiapkan angket motivasi
7) Menyiapkan blangko observasi kegiatan guna pengamatan tahap
aktivitas siswa dalam pembelajaran
8) Menyiapkan blangko evaluasi
b. Tahap pelaksanaan tindakan
a) Guru memberikan angket motivasi sebelum dilaksanakan
pembelajaran.
b) Guru menerapkan pembelajaran Matematika di kelas V sesuai
prosedur pengajaran remedial dengan pokok bahasan operasi hitung
pecahan.
c) Siswa melakukan proses belajar Matematika sesuai dengan RPP pada
program pengajaran remedial dengan pokok bahasan operasi hitung
pecahan.
d) Membantu secukupnya pada tiap siswa berdasarkan tingkatan kesulitan
belajar yang dialami.
c. Tahap observasi
a) Guru memantau dan mengamati proses belajar dari siswa yang satu ke
siswa yang lain.
b) Guru membimbing dan memberikan motivasi kepada siswa
berkesuliatn belajar.
c) Selama proses belajar berlangsung, guru melakukan observasi terhadap
keaktifan siswa sesuai lembar observasi yang telah dibuat.
d) Mengamati pemahaman masing-masing anak terhadap penguasaan
materi.
e) Memberikan soal evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f) Melakukan wawancara.
d. Tahap refleksi
a) Mencatat hasil wawancara dan hasil observasi.
b) Mengevaluasi hasil angket motivasi sebelum dan seseudah
pembelajaran.
c) Mengevaluasi hasil pembelajaran.
d) Menganalisis hasil wawancara, hasil observasi, hasil angket motivasi,
dan hasil belajar.
e) Melakukan perbaikan untuk daur urang atau siklus berikutnya
berdasarkan hasil analisis.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) perbaikan.
2) Mengoptimalkan waktu.
3) Memadukan hasil refleksi daur ulang siklus I agar daur ulang siklus II
lebih efektif.
4) Menyiapkan blangko wawancara.
5) Menyiapkan blangko lembar kerja.
6) Menyiapkan blangko angket motivasi.
7) Menyiapkan blangko observasi aktivitas siswa.
8) Menyaipkan blangko evaluasi.
9) Menyiapkan media pembelajaran dan sarana pendukung lainnya.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
1) Guru memberikan angket motivasi sebelum dilaksanakan
pembelajaran.
2) Guru menerapkan pembelajaran Matematika di kelas V sesuai
prosedur pengajaran remedial yang telah direncanakan dalam RPP
pada program pengajaran remedial operasi hitung pecahan.
3) Siswa melaksanakan proses belajar Matematika sesuai denagn RPP
pada program pengajaran remedial operasi hitung pecahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Memberikan bantuan pada tiap siswa sesuai tingkat kesulitan
belajarnya.
c. Tahap observasi
a) Mengamati perilaku siswa terhadap penerapan pengajaran remedial
pada pembelajaran Matematika dan proses transfer informasi.
b) Guru memantau, membimbing, dan memberikan motivasi kepada
siswa dalam menyelesaikan tugas belajarnya.
c) Selama proses belajar berlangsung, guru melakukan observasi terhadap
keaktivan siswa sesuai lembar observasi yang telah dibuat.
d) Mengamati cacatan dan pemahaman masing-masing anak terhadap
penguasaan materi.
e) Memberikan soal evaluasi.
f) Melakukan wawancara.
d. Tahap refleksi
a) Mencatat hasil wawancara, hasil observasi, hail angket motivasi
sebelum dan sesudah diadakan pembelajaran dan mencatat hasil
pembelajaran.
b) Mengevaluasi hasil wawancara, hasil observasi, hasil angket motivasi,
dan hasil pembelajaran.
c) Menganalisis hasil wawancara, hasil observasi, hasil angket motivasi,
dan hasil pembelajaran.
d) Menyusun laporan.
3. Siklus III
a. Tahap perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) perbaikan.
2) Mengoptimalkan waktu.
3) Memadukan hasil refleksi daur ulang siklus I agar daur ulang siklus II
lebih efektif.
4) Menyiapkan blangko wawancara.
5) Menyiapkan blangko lembar kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Menyiapkan blangko angket motivasi.
7) Menyiapkan blangko observasi aktivitas siswa.
8) Menyaipkan blangko evaluasi.
9) Menyiapkan media pembelajaran dan sarana pendukung lainnya.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
1) Guru memberikan angket motivasi sebelum dilaksanakan
pembelajaran.
2) Guru menerapkan pembelajaran Matematika di kelas V sesuai
prosedur pengajaran remedial yang telah direncanakan dalam RPP
pada program pengajaran remedial operasi hitung pecahan.
3) Siswa melaksanakan proses pembelajaran Matematika sesuai dengan
RPP pada program pengajaran remedial operasi hitung pecahan.
4) Memberikan bantuan pada tiap siswa sesuai tingkat kesulitan
belajarnya.
c. Tahap observasi
1) Mengamati perilaku siswa terhadap penerapan pengajaran remedial
pada pembelajaran Matematika dan proses transfer informasi.
2) Guru memantau, membimbing, dan memberikan motivasi kepada
siswa dalam menyelesaikan tugas belajarnya.
3) Selama proses belajar berlangsung, guru melakukan observasi terhadap
keaktivan siswa sesuai lembar observasi yang telah dibuat.
4) Mengamati cacatan dan pemahaman masing-masing anak terhadap
penguasaan materi.
5) Memberikan soal evaluasi.
6) Melakukan wawancara.
d. Tahap refleksi
1) Mencatat hasil wawancara, hasil observasi, hail angket motivasi
sebelum dan sesudah diadakan pembelajaran dan mencatat hasil
pembelajaran.
2) Mengevaluasi hasil wawancara, hasil observasi, hasil angket motivasi,
dan hasil pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Menganalisis hasil wawancara, hasil observasi, hasil angket motivasi,
dan hasil pembelajaran.
4) Menyusun laporan.
Mekanisme penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dapat
digambarkan sebagai berikut pada gambar 4.
Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar 4. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Apabila hasil evaluasi dan refleksi dari siklus I menunjukkan adanya
peningkatan prestasi dan motivasi belajar pada pembelajaran Matematika bagi
siswa berkesulitan belajar di kelas V SD Negeri Pungsari 1, maka tidak perlu
dilanjutkan dengan siklus II dan siklus III.
Apabila belum menunjukkan peningkatan prestasi dan motivasi belajar
pada pembelajaran Matematika bagi siswa berkesulitan belajar di kelas V SD
Negeri Pungsari 1, maka dibuat dan dilaksanakan siklus II dan III yang setiap
siklusnya tercakup 4 kegiatan/tahap, yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
observasi, dan (4) refleksi. Artinya bila ternyata program remedial ini belum
Masalah
Rencana I
Tindakan I
Observasi I
Refleksi I
Refleksi II
Refleksi II
Observasi II
Tindakan II
Rencana II Rencana III
Tindakan III
Observasi III
Refleksi III
Rekomendasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
baerhasil/belum baik, perlu dilakukan kembali siklus pengajaran remedial secara
berkesinambungan sesuai perbaikan pada siklus I dan kegiatan ini terus berulang
sampai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara baik atau
optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan penelitian di suatu lembaga
pendidikan yaitu Sekolah Dasar Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten
Sragen. SD Negeri Pungsari 1 didirikan pada tahun 1968 berada di Dusun
Tanjungsari, Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. Merupakan
salah satu Lembaga Pendidikan Dasar yang menyiapkan generasi muda bangsa
agar mempunyai landasan ilmu yang kokoh dan berbudi pekerti mulia, serta
membekali siswa dengan materi keilmuan di tingkat pendidikan dasar. SD Negeri
Pungsari 1 berusaha meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang belajar
siswa. Dari tahun ke tahun SD Negeri Pungsari 1 selalu mengalami peningkatan
baik kualitas maupun kuantitas. Diasuh oleh tenaga pengajar yang professional di
bidangnya dan rata – rata sudah lulus Sarjana ( S1 ).
SD Negeri Pungsari 1 dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan
jumlah tenaga pengajar seluruhnya ada 11 orang yaitu 3 guru kelas yang sudah
pegawai negeri dan 3 guru kelas wiyata bakti, 1 guru agama islam yang sudah
pagawai negeri, 1 guru olah raga yang sudah pegawai negeri, 1 guru bahasa
inggris wiyata bakti, 1 guru kesenian wiyata bakti, dan 1 karyawan.
Demi kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya
mutu pendidikan di sekolah, maka segenap komponen pengelola baik kepala
sekolah, komite sekolah, guru, karyawan senantiasa berusaha melaksanakan tugas
sesuai dengan tanggung jawab masing-masing sebagaimana tertuang dalam
program kerja yang telah direncanakan pada setiap tahun pelajaran. Mekanisme
kerja segenap pengelola Sekolah Dasar Negeri Pungsari 1 tersebut berada di
bawah koordinasi dan pengawasan kepala sekolah.
Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat
peraga dan media untuk berbagai mata pelajaran tersedia dengan lengkap, namun
semua tidak terawat dengan baik walaupun ada juga alat peraga dan media
pembelajaran yang tersedia di dalam kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Karakter siswa-siswi kelas V tidak jauh berbeda dengan siswa kelas
lain dalam kegiatan belajar mata pelajaran matematika. Kebanyakan siswa
menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dan
menakutkan. Hal ini nampak pada prestasi belajar siswa yang belum mencapai
KKM yang telah ditetapkan dan masih rendahnya kemampuan siswa dalam
pelajaran matematika khususnya dalam pokok bahasan operasi hitung pecahan.
Pada operasi hitung pecahan ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
belajar, hal ini menjadi penyebab rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran matematika.
Untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa, maka diperlukan suatu
layanan bimbingan belajar yang bertujuan membantu individu (siswa) dalam
mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Salah satu bentuk layanan
bimbingan belajar diantaranya dengan menerapankan pembelajaran remedial guna
membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang lebih optimal. Pengajaran
remedial sendiri merupakan salah satu bentuk pengajaran khusus yang berfungsi
menyembuhkan, membetulkan, atau menjadikan lebih baik.
Latar belakang ini yang dijadikan pangkal dalam upaya meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika dengan
menerapkan pembelajaran remedial.
Dengan penelitian ini diharapkan siswa SD Negeri Pungsari 1 lebih
tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika, sehingga prestasi belajar
matematika siswa dapat meningkat.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian kondisi awal yang ada di
lapangan antara lain :
1. Masih banyak siswa di kelas V yang mengalami kesulitan belajar matematika.
Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran matematika, tepatnya pada pokok bahasan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pecahan. Berdasarkan hasil observasi terhadap
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 oleh peneliti pada tanggal 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Februari 2011 (peneliti juga sebagai guru kelas V di SD Negeri Pungsari 1),
diperoleh data bahwa dari 18 siswa yang mengikuti pembelajaran, terdapat 11
siswa yang memiliki nilai di bawah KKM yaitu 60, dengan nilai rata-rata yang
hanya sebesar 48,60, selengkapnya dapat diliihat pada lampiran 7.
2. Rendahnya motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan masih
banyaknya siswa yang kurang memperhatikan dan kurang berminat dalam
mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa pada tahap awal pembelajaran, siswa yang aktif terlibat
dalam proses pembelajaran baru mencapai 7 siswa atau 38,89%.
Berdasarkan hasil penyebaran angkat tentang motivasi belajar, dapat
diketahui bahwa rata-rata skor motivasi belajar yang diperoleh siswa baru
mencapai 64,59. Skor tersebut masih berada di bawah rerata ideal sebesar 90.
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Tindakan Siklus I
Tindakan Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 23 dan
25 Fabruari 2011. Masing-masing pertemuan 2 x 35 menit. Adapun tahapan-
tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Pertemuan ke-1
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1,
diketahui bahwa dari 18 siswa terdapat 11 siswa yang memiliki prestasi belajar
rendah pada mata pelajaran matematika tepatnnya pada kompetensi dasar
menjumlah dan mengurangkan pecahan. Rendahnya prestasi belajar tersebut
menjadi petunjuk adanya kesulitan belajar atau “gagal” belajar, artinya siswa
mengalami kesulitan belajar. Selain observasi, peneliti juga melakukan
wawancara dan penyebaran angket motivasi belajar untuk mengetahui kesulitan-
kesulitan dan keinginan siswa dalam pembelajaran serta mengetahui besarnya
motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa.
Sebagai hasil evaluasi dan analisis dari data tersebut, peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengidentifikasi bahwa penyebab rendahnya prestasi belajar siswa kelas V SD
Negeri Pungsari 1 adalah rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika yang dikarenakan siswa mengalami kesulitan kemampuan dalam
penjumlahan dan pengurangan pecahan. Dimana siswa diharuskan mampu untuk
mengubah bentuk pecahan dari pecahan campuran ke pecahan biasa ataupun
sebaliknya dan menyamakan penyebut dalam operasi hitung pecahan dengan
penyebut berbeda. Bertolak dari kenyataan tersebut, diadakan konsultasi dengan
kepala sekolah dan teman sejawat mengenai alternatif peningkatan prestasi dan
motivasi belajar matematika bagi siswa berkesulitan belajar di kelas V SD Negeri
Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen yaitu dengan penerapan
pengajaran remedial.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tentang operasi hitung pecahan, peneliti melakukan langkah-langkah untuk
merencanakan pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial antara lain:
1) Memilih kompetensi dasar tentang operasi hitung pecahan dan membuat
indikator serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru dalam
pengajaran remedial matematika. Alasan memilih kompetensi dasar indikator
tersebut adalah :
a. Kompetensi dasar tentang operasi hitung pecahan harus benar-benar dikuasi
oleh siswa, karena hal tersebut mempermudah penguasaan siswa terhadap
materi secara penuh atau tuntas belajar serta kemungkinan besar tidak akan
mengganggu pembelajaran di tingkat selanjutnya, khususnya di kelas VI
dan di tingkat selanjutnya.
b. Kompetensi dasar tentang operasi hitung pecahan nantinya dapat
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pemilihan kompetensi dasar tentang operasi hitung pecahan didasarkan pada
kurikulum yang berlaku dan harapan masayarakat trehadap hasil belajar
sisiwa yang maksimal.
2) Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan tujuan program pengajaran
remedial. RPP disusun 2 kali pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi
waktu masing-masing 2 x 35 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Mepersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.
4) Menyiapkan lembar kerja
5) Menyiapkan blangko wawancara
6) Menyiapkan blangko angket motivasi
7) Menyiapkan blangko observasi untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa
dalam pembelajan
8) Menyiapkan soal evaluasi
b. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Februari 2011 dengan
menerapkan pengajaran remedial dengan pokok bahasan operasi penjumlahan
pecahan. Kegiatan diawali dengan guru memantau kebersihan ruangan kelas,
mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan merapikan meja dan kursi
siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk berdoa bersama, mengabsensi
siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan angket motivasi kepada para
siswa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
“Aku Anak Kelas V”. kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan
memberikan soal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran ini.
Guru mendiskripsikan materi tentang operasi penjumlahan pada pecahan,
kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok untuk mendiskusikan
beberapa soal yang telah disiapkan oleh guru. Kemudian guru minta perwakilan
kelompok untuk maju ke depan untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan
dalam kelompok. Setelah itu guru mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan
pemantapan dari materi yang telah dipelajari, kemudian guru mengadakan
evaluasi belajar. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para
siswa selalu rajin belajar dan memberikan pekerjaan rumah.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan
motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 siklus I dapat
dilihat pada lampiran 8 dan 9.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran cukup.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar kurang.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal kurang.
d. Minat siswa untuk belajar cukup.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok cukup.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 2,11.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar kurang.
b. Guru memulai pembelajaran cukup.
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik.
d. Pendekatan yang dilakukan guru kurang.
e. Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran cukup.
f. Guru menggunakan bahasa cukup.
g. Guru mengakhiri pelajaran baik.
h. Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 2,10.
Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-1 meliputi hasil tes
dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1) Hasil tes
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada akhir pertemuan ke-1 Siklus
I, diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh dari 11 siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial adalah sebesar 15 dan nilai tertinggi sebesar 95. Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
rata-rata untuk hasil tes pertemuan ke-1 ini adalah 50,90.
Berdasarkan hasil tes pada pertemuan ke-1, dapat diketahui bahwa dari
11 siswa yang mengikuti pembelajaran remedial baru 4 siswa atau 36,36%
yang mencapai ketuntasan belajar dan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa
atau 63,64%. Hasil tes matematika pada pertemuan ke-1 ini dapat disajikan
pada tebel 1 berikut dan dapat dilihat pada lampiran 12.
Tabel 1 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan ke-1 Siklus I
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
1 15 - 28 1 9,09%
2 29 - 42 6 54,55%
3 43 - 56 0 0%
4 57 - 70 2 18,18%
5 71 - 84 1 9,09%
6 85 - 100 1 9,09%
Jumlah 11 100%
Dari tabel data frekuensi nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke-1
Siklus I di atas dapat digambarkan ke dalam gambar 1 berikut.
Gambar 1 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-1 Siklus I
1
6
0
2
1 1
0
1
2
3
4
5
6
7
0 14.5 28.5 42.5 56.5 70.5 84.5 99.5
Frekuensi
Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel 1 dan gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa setelah
dilaksanakannya pertemuan ke-1 siklus I, siswa yang memperoleh nilai antara
15-28 sebanyak 1 siswa atau 9,09%, 29-42 sebanyak 6 siswa atau 54,55%, 43-
56 sebanyak 0 siswa atau 0%, 67-70 sebanyak 2 siswa atau 18,18%, 71-84
sebanyak 1 siswa atau 9,09% dan yang memperoleh nilai antara 85-100
sebanyak 1 siswa atau 9,09%.
2) Hasil Non Tes
Hasil non tes diperoleh dari penyebaran angket mengenai motivasi
belajar siswa yang terdiri dari 26 butir pertanyaan. Diketahui pada pertemuan
ke-1, motivasi belajar siswa dapat dikatakan masih rendah, hal ini berdasarkan
perolehan skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 76,18. Hasil
penyebaran angket motivasi belajar selanjutnya disajikan ke dalam tabel 2
berikut dan dapat dilihat pada lampiran 12.
Tabel 2 Data Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori Pertemuan ke-1 Siklus I
No Skor Berdasarkan Kategori Frekuensi Presentase 1 Rendah
(Skor antara 52-77) 5 45,46%
2 Sedang (Skor antara 78-102)
5 45,46%
3 Tinggi (Skor antar 103-130)
1 9,09%
Jumlah 11 100%
Dari tabel data motivasi belajar siswa di atas diketahui bahwa jumlah
siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah, yaitu
dengan rentang skor antara 52-77 sebanyak 5 Siswa atau 45,46%. jumlah
siswa dengan skor motivasi belajar kategori sedang, yaitu dengan rentang skor
antara 78-103 sebanyak 5 siswa atau 45,46%. Sedangkan jumlah siswa
dengan skor motivasi belajar kategori tinggi, yaitu dengan rentang skor antara
104-130 sebanyak 1 siswa atau 9,09%. Data skor motivasi belajar siswa
tersebut selanjutnya dapat digambarkan ke dalam gambar 2 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2 Grafik Skor Motivasi Belajar Siswa Pertemuan ke-1 Siklus I
d. Refleksi
Setelah dilakukan pembelajaran pada pertemuan ke-1 dihasilkan refleksi
sebagai berikut :
1) Meskipun sudah diterapkan pembelajaran remedial namun prestasi belajar
siswa belum menunjukkan hasil yang signifikan. Diketahui bahwa nilai rata-
rata hasil belajar siswa yang baru mencapai 50,90. Diakui bahwa mengajar
guru belum menggunakan media dan metode yang sesuai sehingga anak
terlihat kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini
terlihat dari hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Diketahui bahwa nilai rata-rata kektifan siswa
hanya 2,10.
2) Dari hasil wawancara guru dengan siswa, diketahui bahwa guru terlalu cepat
dalam menerangkan dan sebagian besar siswa masih kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan menentukan KPK pada operasi
hitung penjumlahan yang berpenyebut tidak sama. Dari hasil wawancara ini
guru melihat hasil pengamatan dari teman sejawat tentang proses pembelajaran
yang dilakukan, diketahui nilai untuk aktivitas guru selama proses
pembelajaran hanya…cukup.
5 5
1
0
1
2
3
4
5
6
Rendah Sedang Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan dari hasil refleksi non tes dengan pengisian angket motivasi
diketahui masih banyak siswa yang memiliki motivasi belajar yang berkisar dari
sedang-rendah. Hal ini terlihat dari skor rata-rata motivasi belajar siswa yang baru
mencapai 64,59.
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan di atas maka perlu ada upaya
perbaikan guna meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V SD
Negeri Pungsari 1. Salah satu alternatif yang dapat diupayakan diantaranya adalah
dengan mencoba menggunakan media dan metode yang sesuai serta bervariasi
dalam pembelajaran. Misalnya dengan menggunakan media gambar pecahan dan
mengefektifkan metode diskusi kelompok yang dapat membuat siswa lebih aktif.
Pertemuan ke-2
a. Perencanaan Tindakan
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Februari 2011 dengan
pokok bahasan operasi pengurangan pecahan. Pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pertemuan ke-2, guru melakukan perbaikan yaitu dengan
menggunakan media gambar pecahan dan mengoptimalkan metode diskusi
kelompok.
Tindakan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini meliputi : 1) guru
mempersiapkan RPP (Terlampir), 2) mempersiapkan alat peraga pecahan, 3)
menyiapkan instrument angket motivasi, 4) mempersiapkan instrument observasi,
5) mempersiapkan instrument wawancara, dan 6) mempersiapkan soal evaluasi
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-2 ini, kegiatan diawali dengan guru memantau
kebersihan ruangan kelas, mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan
merapikan meja dan kursi siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk
berdoa bersama, mengabsensi siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan
angket motivasi kepada para siswa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
“Aku Anak Kelas V”. Kemudian guru mengajak siswa untuk membahas
pekerjakan rumah siswa dan mengingat kembali materi sebelumnya, setelah itu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
ini.
Sebelum memulai presentasi, guru membagikan hasil pekerjaan siswa
pada pertemuan sebelumnya. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas KKM,
berhak mendapatkan reward dari guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk
berprestasi.
Kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan disampaikan, yaitu
operasi hitung pengurangan pecahan dengan bantuan media gambar pecahan.
Sesudah guru mempresentasikan materi, guru membagikan gulungan
kertas yang berisi 1 soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok, bagi kelompok
yang sudah selesai dapat menukarkan soal tersebut dengan kelompok lain. Setelah
semua soal dikerjakan oleh semua kelompok, guru meminta perwakilan dari setiap
kelompok untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan ke depan, dan meminta
kelompok lain untuk memperhatikan pekerjaan teman mereka. Kemudian guru
mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok
yang paling baik dan merayakan pekerjaan mereka dengan tepuk tangan. Setelah
itu guru memberikan pemantapan dari materi yang telah dipelajari, dan
menanyakan kesulitan-kesulitan siswa. Setelah itu guru mengadakan evaluasi
belajar, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para siswa selalu
rajin belajar.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan
motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 2 siklus I dapat
dilihat pada lampiran 13 dan 14.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran cukup.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar kurang.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal kurang.
d. Minat siswa untuk belajar cukup.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok cukup.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 2,18.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar baik.
b. Guru memulai pembelajaran cukup.
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik.
d. Pendekatan yang dilakukan guru baik.
e. Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran
f. Guru menggunakan bahasa cukup.
g. Guru mengakhiri pelajaran baik.
h. Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 2,71.
Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-2 meliputi hasil tes
dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1) Hasil tes
Berdasarkan tes hasil belajar pertemuan ke-2 Siklus I yang
dilaksanakan diakhir pertemuan ke-2, diketahui bahwa nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah sebesar 30 dan nilai tertinggi sebesar 85. Nilai rata-rata
untuk hasil tes pertemuan ke-2 siklus I adalah 48,2. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 21.
Berdasarkan hasil tes pada pertemuan ke-2 ini, ketahui bahwa dari 11
siswa yang mengikuti pembelajaran remedial baru 4 siswa atau 36,4% yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mencapai ketuntasan belajar, dan sisanya yaitu 7 siswa atau 63,6% belum
tuntas. Hasil tes matematika pada pertemuan ke-2 Siklus I ini dapat disajikan
pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3 Data frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan ke-2 Siklus I
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
1 29 – 42 5 45,46%
2 43 – 56 2 18,18%
3 57 – 70 4 36,36%
Jumlah 11 100%
Dari tabel 3 data frekuensi nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke-
2 Siklus I di atas dapat digambarkan ke dalam gambar 3 berikut ini.
Gambar 3 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-2 Siklus I
Dari tabel 3 dan gambar 3 di atas dapat dilihat bahwa setelah
dilaksanakannya pertemuan ke-2 siklus I, siswa yang memperoleh nilai antara
15-28 sebanyak 1 siswa atau 9,09%, 29-42 sebanyak 6 siswa atau 54,55%, 43-
56 sebanyak 0 siswa atau 0%, 67-70 sebanyak 2 siswa atau 18,18%, 71-84
sebanyak 1 siswa atau 9,09% dan yang memperoleh nilai antara 85-100
5
2
4
0
1
2
3
4
5
6
0 14.5 28.5 42.5 56.5 70.5 84.5 99.5
Frekuensi
Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebanyak 1 siswa atau 9,09%.
2) Hasil Non Tes
Hasil non tes diperoleh dari penyebaran angket mengenai motivasi
belajar siswa yang terdiri dari 26 butir pertanyaan. Diketahui pada pertemuan
ke-2, diperoleh skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 76,18. Dari skor
rata-rata ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah. Hasil
penyebaran angket motivasi belajar selanjutnya disajikan ke dalam tabel 4
berikut dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.
Tabel 4 Data Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori Pertemuan ke-2 Siklus I
No Skor Berdasarkan Kategori Frekuensi % 1 Rendah
(Skor antara 42-77) 5 45,5%
2 Sedang (Skor antara 78-102)
6 54,5%
3 Tinggi (Skor antar 103-130)
0 0%
Jumlah 11 100%
Dari tabel data tingkat motivasi belajar siswa tersebut, dapat diketahui
bahwa jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori
rendah, yaitu dengan rentang skor antara 52-77 sebanyak 5 Siswa atau 45,5%.
Jumlah siswa dengan skor motivasi belajar kategori sedang, yaitu dengan
rentang skor antara 78-103 sebanyak 6 siswa atau 54,5%. Jumlah siswa
dengan skor motivasi belajar kategori tinggi, yaitu dengan rentang skor antara
104-130 sebanyak 0 siswa atau 0%. Data skor motivasi belajar siswa di atas
selanjutnya dapat digambarkan ke dalam gambar 4 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4 Grafik Motivasi Belajar Siswa Pertemuan ke-2 Siklus I
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada
pertemuan ke-2 Siklus I, terlihat bahwa penerapan pengajaran remedial dengan
menggunakan media gambar pecahan dan mengoptimalkan metode diskusi
kelompok belum efektif. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya aktivitas belajar
siswa yang hanya sebesar 2,18. Sedangkan aktivitas yang dilakukan oleh guru
selama proses pembelajara sebesar 2,71. Selain itu jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar baru sebanyak 4 siswa atau 36,4%. Sedangkan hasil refleksi
non tes menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada pertemuan ke-2 siklus II
belum menunjukkan peningkatan yang berarti.
Hasil refleksi wawancara diketahui bahwa ternyata pada pokok bahasan
pengurangan pecahan ini para siswa merasa kesulitan untuk memahami materi,
karena guru masih terlalu cepat dalam menerangkan dan media yang digunakan
kurang jelas, selain itu mereka kesulitan untuk menentukan KPK dari kedua
penyebut pecahan apabila operasi hitung tersebut memiliki penyebut yang tidak
sama.
Secara ringkas hasil dari pertemuan ke-1 dan ke-2 Siklus I, dapat disajikan
pada tabel 5 berikut ini.
5
6
00
1
2
3
4
5
6
7
Rendah Sedang Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 5 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Siswa Pertemuan
1
Pertemuan
2
Jumlah Nilai
Rata-rata
Kriteria
B 70 70 140 70 Tuntas
C 40 60 100 50 Tdk Tuntas
D 40 40 80 40 Tdk Tuntas
E 15 45 70 35 Tdk Tuntas
G 35 30 65 32,5 Tdk Tuntas
H 70 60 130 65 Tuntas
L 95 60 145 72,5 Tuntas
N 40 35 75 37,5 Tdk Tuntas
O 80 55 135 67,5 Tuntas
P 35 40 75 37,5 Tdk Tuntas
Q 40 35 75 37,5 Tdk Tuntas
Jumlah 560 530 1090 545
Rata-rata 50,90 48,18 99,1 49,54
Persentase 36,4% 36,4% 36,4%
Bertolak dari hasil belajar siswa pada siklus I di atas, diketahui bahwa dari
11 siswa yang mengikuti pengajaran remedial baru 4 siswa atau 36,36% yang
tuntas dalam belajar, dan sisanya yaitu 7 siswa atau 63,64% belum tuntas. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum menunjukkan
perubahan yang berarti, diketahui dari nilai rata-rata siswa yang baru mencapai
49,54.
Hasil skor motivasi belajar siswa pada siklus I dapat ditampilkan pada
tabel 6 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 6 Data Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori pada Siklus I
Siswa Pertemuan
1
Pertemuan
2
Jumlah Nilai
Rata-rata
Kriteria
B 90 88 178 89 Sedang
C 62 62 126 62 Rendah
D 87 90 177 88,5 Sedang
E 52 52 104 52 Rendah
G 59 57 116 58 Rendah
H 92 91 183 91,5 Sedang
L 103 101 204 102 Sedang
N 89 85 174 87 Sedang
O 85 82 167 83,5 Sedang
P 59 61 120 60 Rendah
Q 62 69 131 65,5 Rendah
Jumlah 840 838 1678 839
Rata-rata 76,36 76,18 152,55 76,27
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa pada siklus
I belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Diketahui bahwa jumlah siswa
yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah sebanyak 5 siswa
atau 45,56%, sedangkan siswa yang memperoleh skor berkategori sedang
sebanyak 6 siswa atau 54,54%. Skor rata-rata motivasi belajar siswa adalah 76,27,
yang dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa tergolong rendah.
Dari acuan di atas maka peneliti memutuskan untuk melakukan tindak
lanjut dari Siklus I, yaitu dengan mengadakan Siklus II. Hal-hal yang dijadikan
acuan peneliti pada Siklus II nanti adalah guru akan mencoba mengajar dengan
lebih santai, menggunakan media gambar pecahan yang lebih menarik,
mengoptimalkan metode diskusi kelompok dengan mencoba menggabungkan
siswa-siswa yang memiliki kemampuan yang sama, dengan harapan siswa dapat
lebih aktif dalam kelompok, dan peneliti akan mencoba mengadakan pendekatan
pada siswa yang memang memiliki prestasi dan motivasi belajar yang rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Fabruari 2011 untuk
pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 pada tanggal 2 Maret 2011. Masing-masing
pertemuan 2 x 35 menit. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
Pertemuan Ke-1
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan hasil hasil evaluasi dari pelaksanaan
tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran remedial operasi hitung pecahan belum menunjukkan peningkatan
prestasi dan motivasi belajar bagi siswa berkesulitan matematika yang berarti.
Oleh karena itu disusun kembali rencana pembelajaran perbaikan, dimana peneliti
akan mencoba mengajar dengan lebih santai, menggunakan media gambar
pecahan yang lebih menarik, mengoptimalkan metode diskusi kelompok dengan
mencoba menggabungkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan yang sama,
dengan harapan siswa dapat lebih aktif dalam kelompok, dan peneliti akan
mencoba mengadakan pendekatan kepada para siswa yang memang memiliki
prestasi dan motivasi belajar yanng rendah.
Pada pertemuan ke-1 materi matematika yang diajarkan adalah operasi
hitung penjumlahan pecahan. Yang dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Februari
2011.
Tindakan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini meliputi : 1) guru
mempersiapkan RPP (Terlampir), 2) mempersiapkan alat peraga pecahan, 3)
menyiapkan instrument angket motivasi, 4) mempersiapkan instrument observasi,
5) mempersiapkan instrument wawancara, dan 6) mempersiapkan soal evaluasi
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-1 ini, kegiatan diawali dengan guru memantau
kebersihan ruangan kelas, mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merapikan meja dan kursi siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk
berdoa bersama, mengabsensi siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan
angket motivasi kepada para siswa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
“Aku Anak Kelas V”. Kemudian guru mengajak siswa untuk membahas
pekerjakan rumah siswa dan mengingat kembali materi sebelumnya, setelah itu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
ini.
Sebelum memulai presentasi, guru membagikan hasil pekerjaan siswa
pada pertemuan sebelumnya. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas KKM,
berhak mendapatkan reward dari guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk
berprestasi.
Kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa. Setelah siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing, guru mencoba
mengembalikan konsentrasi belajar siswa dengan mengajak siswa melakukan
“Tepuk The Best”. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan
disampaikan, yaitu operasi hitung penjumlahan pecahan dengan bantuan media
gambar pecahan.
Sesudah guru mempresentasikan materi, guru membagikan gulungan
kertas yang berisi 1 soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok, bagi kelompok
yang sudah selesai dapat menukarkan soal tersebut dengan kelompok lain. Setelah
semua soal dikerjakan oleh semua kelompok, guru meminta perwakilan dari setiap
kelompok untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan ke depan, dan meminta
kelompok lain untuk memperhatikan pekerjaan teman mereka. Kemudian guru
mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok
yang paling baik dan merayakan pekerjaan mereka dengan tepuk tangan. Setelah
itu guru memberikan pemantapan dari materi yang telah dipelajari, dan
menanyakan kesulitan-kesulitan siswa. Setelah itu guru mengadakan evaluasi
belajar, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para siswa selalu
rajin belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan
motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 siklus II dapat
dilihat pada lampiran 17 dan 18.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran cukup.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar cukup.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal cukup.
d. Minat siswa untuk belajar cukup.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok cukup.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 2,44.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar baik.
b. Guru memulai pembelajaran baik.
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik.
d. Pendekatan yang dilakukan guru baik.
e. Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran baik.
f. Guru menggunakan bahasa baik.
g. Guru mengakhiri pelajaran baik.
h. Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 2,86.
Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-1 meliputi hasil tes
dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1) Hasil tes
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada akhir pertemuan ke-1 Siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I, diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh dari 11 siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial adalah sebesar 40 dan nilai tertinggi sebesar 85. Nilai
rata-rata untuk hasil tes pertemuan ke-1 ini adalah 65,45. Hasil selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 21.
Berdasarkan hasil tes, dapat diketahui bahwa dari 11 siswa yang
mengikuti pembelajaran remedial ada 7 siswa atau 63,6% yang mencapai
ketuntasan belajar dan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 36,4%. Hasil
tes matematika pada pertemuan ke-1 ini dapat disajikan pada tebel 7 berikut
ini.
Tabel 7 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siswa pada Pertemuan ke-1 Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
1 29 - 42 1 9,09%
2 43 - 56 2 18,18%
3 57 - 70 4 36,36%
4 71 - 84 1 9,09%
5 85 - 100 3 27,27%
Jumlah 11 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakannya
pertemuan ke-2 siklus I, siswa yang memperoleh nilai antara 15-28 sebanyak
0 siswa atau 0%, 29-42 sebanyak 1 siswa atau 9,09%, 43-56 sebanyak 2 siswa
atau 18,18%, 57-70 sebanyak 4 siswa atau 36,36%, 71-84 sebanyak 1 siswa
atau 9,09%, dan yang memperoleh nilai antara 85-100 sebanyak 3 siswa atau
27,27%. Selanjutnya dari data nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke-1
Siklus II di atas dapat digambarkan ke dalam gambar 5 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 5 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-1 Siklus II
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada hasil
belajar siswa. Pada pertemuan ke-1 Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa
adalah 50,90, dan pada pertemuan ke-1 Siklus II meningkat menjadi 65,45.
2) Hasil Non Tes
Hasil non tes diperoleh dari penyebaran angket mengenai motivasi
belajar siswa yang terdiri dari 26 butir pertanyaan. Diketahui pada pertemuan
ke-2, diperoleh skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 91,82. Dari skor
rata-rata ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sedang. Hasil
penyebaran angket motivasi belajar selanjutnya disajikan ke dalam tabel 8
berikut dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.
Tabel 8 Data Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori Siklus II pertemuan ke-1
No Kategori Jumlah % 1 Rendah
(Skor antara 42-77) 3 27,3%
2 Sedang (Skor antara 78-102)
5 45,4%
3 Tinggi (Skor antar 103-130)
3 27,3%
Jumlah 11 100%
1
2
4
1
3
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 14.5 28.5 42.5 56.5 70.5 84.5 99.5
Frekuensi
Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel data motivasi belajar siswa di atas, dapat diketahui bahwa
jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah,
yaitu dengan rentang skor antara 52-77 sebanyak 3 Siswa atau 27,3%. jumlah
siswa dengan skor motivasi belajar kategori sedang, yaitu dengan rentang skor
antara 78-103 sebanyak 5 siswa atau 45,5%. Sedangkan jumlah siswa dengan
skor motivasi belajar kategori tinggi, yaitu dengan rentang skor antara 104-
130 sebanyak 3 siswa atau 27,3%. Data skor motivasi belajar siswa di atas
selanjutnya dapat digambarkan ke dalam gambar 6 berikut ini.
Gambar 6 Grafik Skor Motivasi Belajar Siswa Pertemuan ke-1 Siklus II
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada
motivasi belajar siswa. Pada pertemuan ke-1 Siklus I skor rata-rata motivasi
belajar siswa adalah 76,27, dan pada pertemuan ke-1 Siklus II meningkat
menjadi 91,82.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada
pertemuan ke-1 Siklus II, terlihat bahwa penerapan pengajaran remedial dengan
menggunakan media gambar pecahan yang menarik, mengoptimalkan metode
diskusi kelompok, guru mencoba mengajar dengan lebih santai dan mengadakan
3
5
3
0
1
2
3
4
5
6
Rendah Sedang Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pendekatan pada siswa yang mengalami kesulitan ternyata cukup efektif. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dan meningkatnya
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan hasil refleksi non tes
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada pertemuan ke-1 siklus II
mengalami peningkatan dibandingkan pada pertemuan dan siklus I.
Hasil refleksi wawancara diketahui bahwa kesulitan yang masih dihadapi
siswa adalah ketika harus menentukan KPK dari kedua penyebut pecahan apabila
operasi hitung tersebut memiliki penyebut yang tidak sama.
Pertemuan ke-2
a. Perencanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-2 materi matematika yang diajarkan adalah operasi
hitung pengurangan pecahan, yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 2 Maret 2011.
Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan ke-2, guru melakukan
perbaikan yaitu dengan mencoba mengajar dengan lebih santai, menggunakan
media gambar pecahan yang lebih menarik, mengoptimalkan metode diskusi
kelompok dengan mencoba menggabungkan siswa-siswa yang memiliki
kemampuan yang sama, dengan harapan siswa dapat lebih aktif dalam kelompok,
dan peneliti akan mencoba mengadakan pendekatan kepada para siswa yang
memang memiliki prestasi dan motivasi belajar yang rendah.
Tindakan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini meliputu : 1) guru
mempersiapkan RPP (Terlampir), 2) mempersiapkan alat peraga pecahan, 3)
menyiapkan instrument angket motivasi, 4) mempersiapkan instrument observasi,
5) mempersiapkan instrument wawancara, dan 6) mempersiapkan soal evaluasi
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-2 ini, kegiatan diawali dengan guru memantau
kebersihan ruangan kelas, mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan
merapikan meja dan kursi siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk
berdoa bersama, mengabsensi siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
angket motivasi kepada para siswa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
“Aku Anak Kelas V”. Kemudian guru mengajak siswa untuk membahas
pekerjakan rumah siswa dan mengingat kembali materi sebelumnya, setelah itu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
ini.
Sebelum memulai presentasi, guru membagikan hasil pekerjaan siswa
pada pertemuan sebelumnya. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas KKM,
berhak mendapatkan reward dari guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk
berprestasi.
Kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa. Setelah siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing, guru mencoba
mengembalikan konsentrasi belajar siswa dengan mengajak siswa melakukan
“Tepuk The Best”. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan
disampaikan, yaitu operasi hitung pengurangan pecahan dengan bantuan media
gambar pecahan.
Sesudah guru mempresentasikan materi, guru membagikan gulungan
kertas yang berisi 1 soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok, bagi kelompok
yang sudah selesai dapat menukarkan soal tersebut dengan kelompok lain. Setelah
semua soal dikerjakan oleh semua kelompok, guru meminta perwakilan dari setiap
kelompok untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan ke depan, dan meminta
kelompok lain untuk memperhatikan pekerjaan teman mereka. Kemudian guru
mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok
yang paling baik dan merayakan pekerjaan mereka dengan tepuk tangan. Setelah
itu guru memberikan pemantapan dari materi yang telah dipelajari, dan
menanyakan kesulitan-kesulitan siswa. Setelah itu guru mengadakan evaluasi
belajar, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para siswa selalu
rajin belajar.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan
motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 2 siklus II dapat
dilihat pada lampiran 22 dan 23.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran baik.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar kurang.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal kurang.
d. Minat siswa untuk belajar cukup.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok cukup.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 2,47.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar baik.
b. Guru memulai pembelajaran baik.
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik.
d. Pendekatan yang dilakukan guru amat baik.
e. Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran baik.
f. Guru menggunakan bahasa baik.
g. Guru mengakhiri pelajaran baik.
h. Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 3,05..
Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-2 meliputi hasil tes
dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1) Hasil tes
Berdasarkan hasil tes belajar pertemuan ke-2 Siklus II, diketahui bahwa
nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 50 dan nilai tertinggi
sebesar 80, dengan nilai rata-rata untuk sebesar 63,2. Hasil selengkapnya dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dilihat pada lampiran 21. Diketahui dari 11 siswa yang mengikuti pembelajaran
remedial ada 7 siswa atau 63,6% yang mencapai ketuntasan belajar, dan
sisanya yaitu 4 siswa atau 36,4% belum tuntas. Hasil tes matematika pada
Siklus I pertemuan ke-2 ini dapat disajikan pada tabel 9 berikut ini.
Tabel 9 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siswa pada Pertemuan ke-2 Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
1 43 – 56 4 36,36%
2 57 – 70 4 36,36%
3 71 – 84 3 27,27%
Jumlah 11 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakannya
pertemuan ke-2 siklus II, siswa yang memperoleh nilai antara 15-28 sebanyak
0 siswa atau 0%, 29-42 sebanyak 0 siswa atau 0%, 43-56 sebanyak 4 siswa
atau 27,27%, 57-70 sebanyak 4 siswa atau 36,36%, 71-84 sebanyak 3 siswa
atau 27,27%, dan yang memperoleh nilai antara 85-100 sebanyak 0 siswa atau
0%. Selanjutnya data nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke-1 Siklus II di
atas dapat disajikan ke dalam gambar 7 berikut.
Gambar 7 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-2 Siklus II Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada hasil
4 4
3
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
0 14.5 28.5 42.5 56.5 70.5 84.5 99.5
Frekuensi
Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
belajar siswa. Pada pertemuan ke-2 Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa
adalah 48,18, dan pada pertemuan ke-2 Siklus II meningkat menjadi 63,18.
2) Hasil Non Tes
Dari hasil penyebaran angket motivasi belajar siswa yang terdiri dari 26
butir pertanyaan. Diperoleh skor rata-rata sebesar 90,90. Dari skor rata-rata ini
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sedang. Hasil penyebaran angket
motivasi belajar selanjutnya disajikan ke dalam tabel berikut dan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.
Tabel 10 Data Tabel Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori
Pertemuan ke-2 Siklus II
No Kategori Jumlah Persentase 1 Rendah
(Skor antara 42-77) 3 27,27%
2 Sedang (Skor antara 78-102)
5 45,46%
3 Tinggi (Skor antar 103-130)
3 27,27%
Jumlah 11 100%
Dari tabel data motivasi belajar siswa di atas, dapat diketahui bahwa
sebanyak 3 Siswa atau 27,27%. Jumlah siswa dengan skor motivasi belajar
kategori sedang, yaitu dengan rentang skor antara 78-103 sebanyak 5 siswa
atau 45,46%. Jumlah siswa dengan skor motivasi belajar kategori tinggi, yaitu
dengan rentang skor antara 104-130 sebanyak 3 siswa atau 27,27%.
Selanjutnya Data skor motivasi belajar siswa di atas selanjutnya dapat
digambarkan ke dalam gambar 8 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 8 Grafik Motivasi Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-2 Siklus II
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada
motivasi belajar siswa. Pada pertemuan ke-2 Siklus I skor rata-rata motivasi
belajar siswa adalah 91,82, dan pada pertemuan ke-1 Siklus II meningkat
menjadi 90,90.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada
pertemuan ke-2 Siklus II, terlihat bahwa penerapan pengajaran remedial dengan
menggunakan media gambar pecahan yang menarik, mengoptimalkan metode
diskusi kelompok, guru mencoba mengajar dengan lebih santai dan mengadakan
pendekatan pada siswa yang mengalami kesulitan ternyata cukup efektif. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa sebesar…dan aktivitas
guru sebesar…. Selain itu meningkat pula jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
belajar. Sedangkan hasil refleksi non tes menunjukkan bahwa motivasi belajar
siswa pada pertemuan ke-2 siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada
pertemuan dan siklus I.
Hasil refleksi wawancara diketahui bahwa kesulitan yang masih dihadapi
siswa adalah ketika harus menentukan KPK dari kedua penyebut pecahan apabila
3
5
3
0
1
2
3
4
5
6
Rendah Sedang Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
operasi hitung tersebut memiliki penyebut yang tidak sama.
Secara ringkas hasil dari pertemuan ke-1 dan ke-2 Siklus II, dapat
disajikan pada tabel 11 berikut ini.
Tabel 11 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Siswa Pertemuan
1
Pertemuan
2
Jumlah Nilai
Rata-rata
Kriteria
B 85 80 165 82,5 Tuntas
C 65 65 130 65 Tuntas
D 60 55 115 57,5 Blm Tuntas
E 50 50 100 50 Blm Tuntas
G 40 50 90 45 Blm Tuntas
H 80 80 160 80 Tuntas
L 90 70 160 80 Tuntas
N 55 60 115 57,5 Blm Tuntas
O 85 75 160 80 Tuntas
P 50 60 110 55 Blm Tuntas
Q 60 50 110 55 Blm Tuntas
Jumlah 720 695 1415 707,5
Rata-rata 65,45 63,18 128,64 64,31
Prosentase 63,6% 63,6% 45,5%
Bertolak dari hasil belajar siswa pada siklus II di atas, diketahui bahwa
dari 11 siswa yang mengikuti pengajaran remedial sebanyak 5 siswa atau 45,5%
tuntas dalam belajar, dan sisanya yaitu 6 siswa atau 54,5% belum tuntas. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II telah menunjukkan
perubahan yang cukup berarti dibandingkan siklus I dengan nilai rata-rata 64,31.
Sedangkan skor motivasi belajar siswa pada siklus II dapat ditampilkan
pada tabel 12 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 12 Data Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori pada Siklus II
Siswa Pertemuan
1
Pertemuan
2
Jumlah Nilai
Rata-rata
Kriteria
B 103 103 103 103 Sedang
C 90 89 179 89,5 Sedang
D 100 99 199 99,5 Sedang
E 75 70 145 72,5 Rendah
G 75 75 150 75 Rendah
H 104 103 207 103,5 Tinggi
L 106 103 209 104,5 Tinggi
N 98 97 195 97,5 Sedang
O 95 94 189 94,5 Sedang
P 75 77 152 76 Rendah
Q 89 90 179 89,5 Sedang
Jumlah 1010 1000 2010 1005
Rata-rata 91,82 90,90 182,73 91,36
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa pada siklus
II telah menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan siklsu
I. Diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan
kategori rendah sebanyak 3 siswa atau 27,3%, sedangkan siswa yang memperoleh
skor berkategori sedang sebanyak 6 siswa atau 54,5%, dan siswa yang
memperoleh skor berkategori tinggi sebanyak 2 siswa atau 18,2%. Skor rata-rata
motivasi belajar siswa adalah 91,36 yang dapat dikategorikan sedang.
Walaupun pada Siklus II ini sudah terlihat adanya peningkatan prestasi dan
motivasi belajar para siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 pada mata pelajaran
matematika pokok bahasan operasi hitung pecahan, namun hasil yang diperoleh
belum sesuai dengan apa yang menjadi target dari peneliti. Maka peneliti
memutuskan untuk mengadakan tindak lanjut terhadap Siklus II ini, guna
mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Langkah yang diambil oleh peneliti
adalah sama dengan langkah yang ditempuh oleh peneliti pada Siklus II, dan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menjadi titik berat pada siklus III nantinya adalah pendekatan yang lebih intensif
lagi terhadap para siswa yang memang sangat memerlukan bimbingan lebih atau
siswa yang memiliki prestasi belajar paling rendah dari tiap siklusnya.
3. Tindakan Siklus III
Sebenarnya dalam penelitian ini hanya direncanakan sampai pada siklus II,
namun dikarenakan ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran di
Siklus II, maka guru sekaligus peneliti memutuskan untuk mengadakan 1 Siklus
lagi, agar hasil yang dicapai dapat sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan
ditargetkan oleh peneliti dalam penelitian ini. Mengenai Tindakan Siklus III ini
dilaksanakan selama 2 kali, pada pertemuan ke-1 dilaksanakan pada tanggal 7
Maret 2011 dan 9 Maret 2011 untuk pertemuan ke-2. Masing-masing pertemuan 2
x 35 menit. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Pertemuan ke-1
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan hasil hasil evaluasi dari pelaksanaan
tindakan pada siklus II diketahui bahwa pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran remedial pada operasi hitung pecahan sudah dapat dilaksanakan
denagn cukup efektif, namun demikian hasil yang diperoleh belum sesuai dengan
apa yang diharapkan dan ditargetkan oleh peneliti dalam penelitian ini. Oleh
karena itu peneliti menyusun kembali rencana pembelajaran perbaikan, dimana
peneliti akan tetap menerapkan langakah-langkah pada siklus II, yaitu peneliti
mencoba mengajar dengan lebih santai, menggunakan media gambar pecahan
yang lebih menarik, mengoptimalkan metode diskusi kelompok dengan mencoba
menggabungkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan yang sama, dengan
harapan siswa dapat lebih aktif dalam kelompok, dan peneliti akan mencoba
mengadakan pendekatan kepada para siswa yang memang memiliki prestasi dan
motivasi belajar yang rendah. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan pendekatan
yang lebih intensif lagi terhadap para siswa yang memang sangat memerlukan
bimbingan lebih atau siswa yang memiliki prestasi belajar paling rendah dari tiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siklus nya.pertemuan ke-1 ini dilaksanakan pada hari Rabu, 07 Maret 2011.
Tindakan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini meliputu : 1) guru
mempersiapkan RPP (Terlampir), 2) mempersiapkan alat peraga pecahan, 3)
menyiapkan instrument angket motivasi, 4) mempersiapkan instrument observasi,
5) mempersiapkan instrument wawancara, dan 6) mempersiapkan soal evaluasi
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-1 ini, kegiatan diawali dengan guru memantau
kebersihan ruangan kelas, mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan
merapikan meja dan kursi siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk
berdoa bersama, mengabsensi siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan
angket motivasi kepada para siswa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
“Aku Anak Kelas V”. Kemudian guru mengajak siswa untuk membahas
pekerjakan rumah siswa dan mengingat kembali materi sebelumnya, setelah itu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
ini.
Sebelum memulai presentasi, guru membagikan hasil pekerjaan siswa
pada pertemuan sebelumnya. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas KKM,
berhak mendapatkan reward dari guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk
berprestasi.
Kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa. Setelah siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing, guru mencoba
mengembalikan konsentrasi belajar siswa dengan mengajak siswa melakukan
“Tepuk The Best”. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan
disampaikan, yaitu operasi hitung pengurangan pecahan dengan bantuan media
gambar pecahan.
Sesudah guru mempresentasikan materi, guru membagikan gulungan
kertas yang berisi 1 soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok, bagi kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang sudah selesai dapat menukarkan soal tersebut dengan kelompok lain. Setelah
semua soal dikerjakan oleh semua kelompok, guru meminta perwakilan dari setiap
kelompok untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan ke depan, dan meminta
kelompok lain untuk memperhatikan pekerjaan teman mereka. Kemudian guru
mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok
yang paling baik dan merayakan pekerjaan mereka dengan tepuk tangan. Setelah
itu guru memberikan pemantapan dari materi yang telah dipelajari, dan
menanyakan kesulitan-kesulitan siswa. Setelah itu guru mengadakan evaluasi
belajar, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para siswa selalu
rajin belajar.
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan
motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 1 siklus I dapat
dilihat pada lampiran 26 dan 27.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran baik.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar cukup.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal cukup.
d. Minat siswa untuk belajar baik.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok baik.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 3,04.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar amat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Guru memulai pembelajaran baik.
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru amat baik.
d. Pendekatan yang dilakukan guru amat baik.
e. Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran baik.
f. Guru menggunakan bahasa baik.
g. Guru mengakhiri pelajaran baik.
h. Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 3,29.
Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-1 meliputi hasil tes
dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1) Hasil tes
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada akhir pertemuan ke-1 Siklus
I, diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh dari 11 siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial adalah sebesar 55 dan nilai tertinggi sebesar 90. Nilai
rata-rata untuk hasil tes pertemuan ke-1 ini adalah 71,8. Hasil selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 31. Diketahui bahwa dari 11 siswa yang mengikuti
pembelajaran remedial ada 9 siswa atau 81,8% yang mencapai ketuntasan
belajar dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa atau 18,2%. Kemudian dapat
disajikan pada tabel 13 berikut ini.
Tabel 13 Data Frekensi Nilai Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siswa pada Pertemuan ke-1 Siklus III
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
1 43 – 56 2 18,18%
2 57 – 70 5 45,46%
3 71 – 84 0 0%
4 85 – 100 4 36,36%
Jumlah 11 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakannya
pertemuan ke-2 siklus I, siswa yang memperoleh nilai antara 15-28 sebanyak
0 siswa atau 0%, 29-42 sebanyak 0 siswa atau 0%, 43-56 sebanyak 2 siswa
atau 18,18%, 57-70 sebanyak 5 siswa atau 45,46%, 71-84 sebanyak 0 siswa
atau 0%, dan yang memperoleh nilai antara 85-100 sebanyak 4 siswa atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36,36%. Selanjutnya data nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke-1 Siklus
II di atas dapat digambarkan ke dalam gambar 9 berikut ini.
Gambar 9 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-1 Siklus III
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada hasil
belajar siswa. Pada pertemuan ke-1 Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa
adalah 50,90, nilai ini pada pertemuan ke-1 Siklus II meningkat menjadi
65,45, dan pada Siklus III mencapai 71,82.
2) Hasil Non Tes
Dari penyebaran angket motivasi belajar siswa diperoleh skor rata-rata
sebesar 103,36. Dari skor rata-rata ini menunjukkan bahwa motivasi belajar
siswa tinggi. Hasil penyebaran angket motivasi belajar selanjutnya disajikan
ke dalam tabel 13 berikut ini dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
Tabel 14 Data Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori Siklus III pertemuan ke-1
No Kategori Jumlah % 1 Rendah
(Skor antara 42-77) 0 0%
2 Sedang (Skor antara 78-102)
4 36,36%
3 Tinggi (Skor antar 103-130)
7 63,64%
Jumlah 11 100%
2
5
4
0
1
2
3
4
5
6
0 14.5 28.5 42.5 56.5 70.5 84.5 99.5
Frekuensi
Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari data tabel motivasi belajar siswa di atas, dapat diketahui bahwa
jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah,
yaitu dengan rentang skor antara 52-77 sebanyak 0 Siswa atau 0%. jumlah
siswa dengan skor motivasi belajar kategori sedang, yaitu dengan rentang skor
antara 78-103 sebanyak 4 siswa atau 36,36%. Sedangkan jumlah siswa
dengan skor motivasi belajar kategori tinggi, yaitu dengan rentang skor antara
104-130 sebanyak 7 siswa atau 63,64%. Data skor motivasi belajar siswa di
atas selanjutnya dapat digambarkan ke dalam gambar 10 berikut :
Gambar 10 Grafik Skor Motivasi Belajar Siswa Pertemuan ke-1 Siklus III
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada
motivasi belajar siswa. Pada pertemuan ke-1 Siklus I skor rata-rata motivasi
belajar siswa adalah 2,93, pada pertemuan ke-1 Siklus II meningkat menjadi
3,53, dan skor rata-rata ini mencapai 3,87 pada siklus III.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada
pertemuan ke-1 Siklus III, terlihat bahwa penerapan pengajaran remedial dengan
menggunakan media gambar pecahan yang menarik, mengoptimalkan metode
diskusi kelompok, guru mengajar dengan lebih santai dan mengadakan
pendekatan insentif pada siswa yang mengalami kesulitan ternyata sangat efektif.
0
4
7
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Rendah Sedang Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa sebesar…dan
aktifitas guru sebesar…. Selain itu meningkat pula jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar. Sedangkan hasil refleksi non tes menunjukkan bahwa motivasi
belajar siswa pada pertemuan ke-1 siklus III mengalami peningkatan
dibandingkan pada pertemuan dan siklus II.
Hasil refleksi wawancara diketahui bahwa kesulitan yang dihadapi siswa
sudah dapat di atasi oleh masing-masing siswa. Walaupun pada pertemuan ini
masih ada 2 siswa yang belum tuntas. Setelah diadakan pembicaraan lebih lanjut,
diketahui ternyata kedua siswa tersebut memang belum bisa berhitung dengan
lancar.
Pertemuan ke-2
a. Perencanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-2 materi matematika yang diajarkan adalah
pengurangan pecahan yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 9 Maret 2011. Pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan ke-2, guru melakukan
perbaikan yaitu dengan mencoba mengajar dengan lebih santai, menggunakan
media gambar pecahan yang lebih menarik, mengoptimalkan metode diskusi
kelompok dengan mencoba menggabungkan siswa-siswa yang memiliki
kemampuan yang sama, dengan harapan siswa dapat lebih aktif dalam kelompok,
dan peneliti akan mencoba mengadakan pendekatan kepada para siswa yang
memang memiliki prestasi dan motivasi belajar yang rendah.
Tindakan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini meliputu : 1) guru
mempersiapkan RPP (Terlampir), 2) mempersiapkan alat peraga pecahan, 3)
menyiapkan instrument angket motivasi, 4) mempersiapkan instrument observasi,
5) mempersiapkan instrument wawancara, dan 6) mempersiapkan soal evaluasi
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-2 ini, kegiatan diawali dengan guru memantau
kebersihan ruangan kelas, mengecek kerapian seragam sekolah para siswa, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merapikan meja dan kursi siswa. Kemudian guru mengajak para siswa untuk
berdoa bersama, mengabsensi siswa satu per satu. Setelah itu guru membagikan
angket motivasi kepada para siswa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu
“Aku Anak Kelas V”. Kemudian guru mengajak siswa untuk membahas
pekerjakan rumah siswa dan mengingat kembali materi sebelumnya, setelah itu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran
ini.
Sebelum memulai presentasi, guru membagikan hasil pekerjaan siswa
pada pertemuan sebelumnya. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas KKM,
berhak mendapatkan reward dari guru. Hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk
berprestasi.
Kemudian guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa. Setelah siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing, guru mencoba
mengembalikan konsentrasi belajar siswa dengan mengajak siswa melakukan
“Tepuk The Best”. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan
disampaikan, yaitu operasi hitung pengurangan pecahan dengan bantuan media
gambar pecahan.
Sesudah guru mempresentasikan materi, guru membagikan gulungan
kertas yang berisi 1 soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok, bagi kelompok
yang sudah selesai dapat menukarkan soal tersebut dengan kelompok lain. Setelah
semua soal dikerjakan oleh semua kelompok, guru meminta perwakilan dari setiap
kelompok untuk mengerjakan soal yang telah dikerjakan ke depan, dan meminta
kelompok lain untuk memperhatikan pekerjaan teman mereka. Kemudian guru
mengkoreksi pekerjaan siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok
yang paling baik dan merayakan pekerjaan mereka dengan tepuk tangan. Setelah
itu guru memberikan pemantapan dari materi yang telah dipelajari, dan
menanyakan kesulitan-kesulitan siswa. Setelah itu guru mengadakan evaluasi
belajar, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan-pesan agar para siswa selalu
rajin belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Observasi
Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan pengajaran remedial pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun. Serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pengajaran remedial dalam meningkatkan prestasi dan
motivasi belajar siswa kelas V dalam pelajaran matematika.
Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan 2 siklus III dapat
dilihat pada lampiran 32 dan 33.
1. Aktivitas Siswa
a. Perhatian siswa pada saat mengikuti pelajaran cbaik.
b. Keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar cukup.
c. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal cukup.
d. Minat siswa untuk belajar baik.
e. Peran serta siswa dalam diskusi kelompok baik.
f. Keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah sebesar 3,07.
2. Aktivitas Guru
a. Guru mempersiapkan sumber belajar amat baik.
b. Guru memulai pembelajaran baik.
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru amat baik.
d. Pendekatan yang dilakukan guru amat baik.
e. Guru dalam pemanfaatan media pembelajaran baik.
f. Guru menggunakan bahasa amat baik.
g. Guru mengakhiri pelajaran amat baik.
h. Aktifitas guru dalam menyampaikan pembelajaran adalah 3,52.
Hasil-hasil tindakan pembelajaran pada pertemuan ke-2 meliputi hasil tes
dan hasil non tes. Hasil-hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1) Hasil tes
Berdasarkan tes hasil belajar pertemuan ke-2 Siklus III yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dilaksanakan diakhir pertemuan ke-2, diketahui bahwa nilai terendah yang
diperoleh siswa adalah sebesar 55 dan nilai tertinggi sebesar 90. Nilai rata-rata
untuk hasil tes pertemuan ke-2 siklus II adalah 70,5. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 31.
Berdasarkan hasil tes pada pertemuan ke-2 ini, ketahui bahwa dari 11
siswa yang mengikuti pembelajaran remedial ada 9 siswa atau 81,8% yang
mencapai ketuntasan belajar, dan sisanya yaitu 2 siswa atau 18,2% belum
tuntas. Hasil tes matematika pada Siklus I pertemuan ke-2 ini dapat disajikan
pada tabel berikut ini :
Tabel 15 Data Frekuensi Nilai Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siswa pada Pertemuan ke-2 Siklus III
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
1 43 - 56 1 9,09%
2 57 - 70 7 63,64%
3 71 - 84 1 9,09%
4 85 - 100 2 18,18%
Jumlah 11 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakannya
pertemuan ke-2 siklus III, siswa yang memperoleh nilai antara 15-28 sebanyak
0 siswa atau 0%, 29-42 sebanyak 0 siswa atau 0%, 43-56 sebanyak 1 siswa
atau 9,09%, 57-70 sebanyak 7 siswa atau 63,64%, 71-84 sebanyak 1 siswa
atau 9,09%, dan yang memperoleh nilai antara 85-100 sebanyak 2 siswa atau
18,18%. siswa yang memperoleh nilai antara 20-40 sebanyak 0 siswa atau 0%,
41-60. Selanjutnya data nilai hasil belajar siswa pada pertemuan ke-2 Siklus
III di atas dapat digambarkan ke dalam gambar 11 berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 11 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan ke-2 Siklus III
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada hasil
belajar siswa. Pada pertemuan ke-2 Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa
adalah 48,18, nilai ini meningkat menjadi 63,18 pada siklus II, dan pada
Siklus III mencapai 70,45.
2) Hasil Non Tes
Hasil non tes diperoleh dari penyebaran angket mengenai motivasi
belajar siswa yang terdiri dari 26 butir pertanyaan. Skor rata-rata motivasi
belajar pada pertemuan ke-2 ini adalah sebesar 103,18. Dari skor rata-rata ini
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa tinggi. Hasil penyebaran angket
motivasi belajar selanjutnya disajikan ke dalam tabel 16 berikut ini dan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
Tabel 16 Data Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori Siklus III Pertemuan ke-2
No Kategori Jumlah % 1 Rendah
(Skor antara 42-77) 0 0%
2 Sedang (Skor antara 78-102)
4 36,36%
3 Tinggi (Skor antar 103-130)
7 63,64%
Jumlah 11 100%
1
7
1
2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 14.5 28.5 42.5 56.5 70.5 84.5 99.5
Frekuensi
Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel data motivasi belajar siswa di atas, dapat diketahui bahwa
jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar dengan kategori rendah,
yaitu dengan rentang skor antara 52-77 sebanyak 0 Siswa atau 0%. Jumlah
siswa dengan skor motivasi belajar kategori sedang, yaitu dengan rentang skor
antara 78-103 sebanyak 4 siswa atau 36,36%. Jumlah siswa dengan skor
motivasi belajar kategori tinggi, yaitu dengan rentang skor antara 104-130
sebanyak 7 siswa atau 63,64%. Data skor motivasi belajar siswa di atas
selanjutnya dapat digambarkan ke dalam gambar 12 berikut.
Gambar 12 Grafik Motivasi Belajar Siswa Siklus III Pertemuan ke-2
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada
motivasi belajar siswa. Pada pertemuan ke-2 Siklus I skor rata-rata motivasi
belajar siswa adalah 2,93, pada pertemuan ke-2 Siklus II meningkat menjadi
3,50, dan skor rata-rata ini mencapai 3,88 pada siklus III.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada
pertemuan ke-2 Siklus III, terlihat bahwa penerapan pengajaran remedial dengan
menggunakan media gambar pecahan yang menarik, mengoptimalkan metode
diskusi kelompok, guru mengajar dengan lebih santai dan mengadakan
0
4
7
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Rendah Sedang Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pendekatan insentif pada siswa yang mengalami kesulitan ternyata sangat efektif.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa sebesar …dan
aktivitas guru sebesar…. Selain itu terlihat adanya peningkatan jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan hasil refleksi non tes menunjukkan
bahwa motivasi belajar siswa pada pertemuan ke-2 siklus III mengalami
peningkatan dibandingkan pada pertemuan dan siklus II.
Hasil refleksi wawancara diketahui bahwa kesulitan yang dihadapi siswa
sudah dapat di atasi oleh masing-masing siswa. Walaupun pada pertemuan ini
masih ada 1 siswa yang belum tuntas. Setelah diadakan pembicaraan lebih lanjut,
diketahui ternyata kedua siswa tersebut memang belum bisa berhitung dengan
lancar.
Secara ringkas hasil dari pertemuan ke-1 dan ke-2 Siklus III, dapat
disajikan pada tabel 17 berikut ini.
Tabel 17 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III
Siswa Pertemuan 1
Pertemuan 2
Jumlah Nilai Rata-rata
Kriteria
B 85 85 170 85 Tuntas C 70 70 140 70 Tuntas D 70 60 130 65 Tuntas E 55 60 115 57,5 Blm Tuntas G 55 55 110 55 Blm Tuntas H 85 90 175 87,5 Tuntas L 90 70 160 80 Tuntas N 65 70 135 67,5 Tuntas O 85 80 165 82,5 Tuntas P 60 65 125 62,5 Tuntas Q 70 70 140 70 Tuntas
Jumlah 790 775 1555 782,5 Rata-rata 71,81 70,45 141,36 71,13 Persentase 81,8% 90,9% 81,8%
Bertolak dari hasil belajar siswa pada siklus III di atas, diketahui bahwa
dari 11 siswa yang mengikuti pengajaran remedial sebanyak 9 siswa atau 81,8%
tuntas dalam belajar, dan sisanya yaitu 2 siswa atau 18,2% belum tuntas. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus III telah menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perubahan yang sangat berarti dibandingkan siklus II dengan nilai rata-rata 71,13.
Sedangkan skor motivasi belajar siswa pada siklus II dapat ditampilkan
pada tabel 18 berikut ini.
Tabel 18 Data Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori pada Siklus III
Siswa Pertemuan
1
Pertemuan
2
Jumlah Nilai
Rata-rata
Kriteria
B 109 108 217 108,5 Tinggi
C 107 106 213 106,5 Tinggi
D 108 107 215 107,5 Tinggi
E 95 93 188 94 Sedang
G 90 92 182 91 Sedang
H 110 109 219 109,5 Tinggi
L 113 112 225 112,5 Tinggi
N 106 103 209 104,5 Tinggi
O 104 104 208 104 Tinggi
P 96 99 195 97,5 Sedang
Q 99 102 201 100,5 Sedang
Jumlah 1137 1135 2272 1136
Rata-rata 103,36 103,18 206,55 103,27
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa pada siklus
III telah menunjukkan peningkatan yang sangat berarti dibandingkan dengan
siklus II. Diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar
dengan kategori rendah sebanyak 0 siswa atau 0%, sedangkan siswa yang
memperoleh skor berkategori sedang sebanyak 4 siswa atau 36,4%, dan siswa
yang memperoleh skor berkategori tinggi sebanyak 7 siswa atau 63,6%. Skor
rata-rata motivasi belajar siswa adalah 103,27 yang dapat dikategorikan tinggi.
Dari hasil pada siklus III disimpulkan bahwa siswa telah mencapai
ketuntasan belajar sesuai yang ditargetkan. Maka peneliti memutuskan untuk
mencukupkan tindakan perbaikan pada penelitian ini. Namun masih ada 2 siswa
yang belum mencapai ketuntasan, maka peneliti memutuskan untuk memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengayahan dan pendalaman materi kepada kedua siswa tersebut.
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil angket motivasi, dan
hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran remedial pada mata pelajaran
metematika, dapat dilihat adanya peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran,
peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. Peningkatan aktifitas siswa
dalam pembelajaran, diaantaranya :
a. Siswa lebih aktif memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru.
b. Siswa lebih aktif dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan guru.
c. Rasa ingin tahu, minat dan semangat siswa untuk belajar menjadi bertambah.
d. Rasa percaya diri, kemandirian dan keberanian siswa dalam pembelajaran
menjadi bertambah.
e. Siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V Sekolah dasar Negeri
Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 2010/2011.
Dengan menerapkan pengajaran remedial pada mata pelajaran matematika
ternyata dapat berfungsi untuk mengatasi kesulitan dan hambatan siswa dalam
belajar matematika. Untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini, maka dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Peningkatan hasil dari sebelum tindakan hingga siklus III menunjukkan
grafik yang meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya jumlah
siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar pada setiap siklus. Sebelum
tindakan tidak ada satu siswa pun yang tuntas dalam belajar matematika. Pada
siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 4
siswa atau 36,36%. Jumlah ini mengalami peningkatan pada siklus II hingga
mencapai 5 siswa tau 45,46%. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus III
mengalami peningkatan lagi hingga 9 siswa atau 81,82%. Sisanya sebanyak 2
siswa atau 18,18% yang belum mencapai ketuntasan pada siklus III diberi
pengayaan berupa pendalaman materi. Hasil perbandingan tingkat ketuntasan
belajar siswa pada sebelum siklus hingga siklus III dapat disajikan ke dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
gambar 13 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran ….
Gambar 13 Grafik Perbandingan Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa
Peningkatan Ketuntasan belajar siswa juga diimbangi dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus. Nilai rata-rata siswa
sebelum tindakan hanya 31,15. Nilai rata-rata ini pada siklus I menjadi 49,54.
Nilai ini meningkat pada siklus II menjadi 64,32 dan selanjutnya meningkat lagi
pada siklus III hingga mencapai 71,13. Perbandingan nilai rata-rata yang
diperoleh siswa pada sitiap siklus dapat disajikan ke dalam grafik gambar 14.
Gambar 14 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Refleksi hasil tindakan berdasarkan hasil non tes menunjukkan motivasi
0
45
9
11
76
2
0
2
4
6
8
10
12
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
tuntas tidak tuntas
31.15
49.54
64.3271.13
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus I Siklus I Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
belajar siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Plupuh Sragen tahun pelajaran
2010/2011 secara umum mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya jumlah siswa yang mempunyai skor belajar dengan kategori tinggi
mengalami peningkatan pada setiap siklus tindakan.
Jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar berkategori rendah,
yaitu dengan rentang skor antara 52-77, sebelum tindakan adalah 8 siswa atau
72,7%. Pada siklus I jumlah ini menurun menjadi sebanyak 5 siswa atau 45,46%.
Jumlah ini mengalami penurunan menjadi sebanyak 3 siswa atau 27,27% pada
siklus II. Kemudian pada tindakan siklus III, jumlah siswa dengan skor motivasi
berkategori rendah menurun menjadi 0 siswa atau 0% dari seluruh siswa.
Jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar berkategori sedang,
yaitu dengan rentang skor antara 78-103, sebelum tindakan adalah 3 siswa atau
27,27%. Pada siklus I jumlah ini menurun menjadi sebanyak 6 siswa atau 54,54%.
Jumlah ini tetap menjadi sebanyak 6 siswa atau 54,54% pada siklus II. Kemudian
pada tindakan siklus III, jumlah siswa dengan skor motivasi berkategori sedang
menurun menjadi 4 siswa atau 36,36% dari seluruh siswa.
Jumlah siswa yang memperoleh skor motivasi belajar berkategori tinggi,
yaitu dengan rentang skor antara 104-130, sebelum tindakan adalah 0 siswa atau
0%. Pada siklus I jumlah ini masih sama yaitu sebanyak 0 siswa atau 0%. Jumlah
ini mengalami peningkatan menjadi sebanyak 2 siswa atau 18,18% pada siklus II.
Kemudian pada tindakan siklus III, jumlah siswa dengan skor motivasi
berkategori tinggi meningkat menjadi 7 siswa atau 63,6% dari seluruh siswa. Data
tersebut selanjutnya dapat disajikan ke dalam tabel 19 berikut ini.
Tabel 19 Skor Motivasi Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I hingga Siklus III
No Kategori Sebelum Tindakan
Siklus I Siklus II
Siklus III
1 Rendah (Skor antara 42-77)
8 5 3 0
2 Sedang (Skor antara 78-102)
3 6 6 4
3 Tinggi (Skor antar 103-130)
0 0 2 7
Jumlah 11 11 11 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Data peningkatan tingkat motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri
Pungsari 1, Plupuh, Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat digambarkan ke
dalam gambar 15, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran….
Gambar 15 Grafik Perbandingan Skor Motivasi Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I hingga Siklus III
Peningkatan skor motivasi belajar siswa juga diimbangi dengan
meningkatnya skor rata-rata siswa pada setiap siklus. Nilai rata-rata siswa
sebelum tindakan hanya 64,59. Skor rata-rata ini pada siklus I menjadi 76,18.
Nilai ini meningkat pada siklus II menjadi 91,36 dan selanjutnya meningkat lagi
pada siklus III hingga mencapai 103,27. Perbandingan skor rata-rata yang
diperoleh siswa pada setiap siklus dapat disajikan ke dalam grafik gambar 16.
8
3
0
5
6
0
3
6
2
0
4
7
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Rendah Sedang Tinggi
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 16 Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Motivasi Belajar Siswa
Dari keseluruhan tindakan atau Siklus yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran remedial dapat meningkatan prestasi
dan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 pada mata pelajaran
matematika. Hal ini tampak jelas dengan adanya peningkatan prestasi dan
motivasi belajar siswa pada setiap Siklusnya, sebagaimana yang ditampilkan pada
tabel dan gambar grafik.
Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa penerapan
pembelajaran remedail dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar
matematika siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1, Kecamatan Plupuh, Kabupaten
Sragen Tahun pelajaran 2010/211.
64.59
76.18
91.36
103.27
0
20
40
60
80
100
120
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada
pembelajaran matematika dengan menerapkan pengajaran remedial pada siswa
kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun
Pelajaran 2010/2011 selama tiga siklus dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan motivasi belajar
matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya skor rata-rata motivasi belajar siswa pada pra siklus maupun
disetiap siklusnya. Pada pra siklus, diperoleh skor rata-rata motivasi belajar
siswa adalah sebesar 64,59. Setelah diadakan tindakan siklus I skor rata-rata
motivasi belajar siswa menjadi 76,18. Kemudian skor ini meningkat pada
siklus II menjadi 91,36 dan selanjutnya meningkat lagi pada siklus III hingga
mencapai 103,27.
2. Dengan penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya peningkatan yang sangat berarti pada nilai rata-rata belajar siswa pada
pra siklus maupun disetiap siklusnya. Pada pra siklus, diperoleh nilai rata-rata
kelas adalah sebesar 31,15. Kemudian setelah diadakan tindakan siklus I nilai
rata-rata kelas menjadi 49,54. Nilai ini meningkat pada siklus II menjadi 64,32
dan selanjutnya meningkat lagi pada siklus III hingga mencapai 71,13.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pengajaran
remedial pada mata pelajaran matematika yang dilakukan selama tiga siklus
terbukti dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V SD
Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pembelajaran dengan menerapkan pengajaran remedial dalam
pembelajaran matematika ternyata dapat digunakan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Bantuan tersebut berupaya untuk
mengatasi dan menyembuhkan masalah-masalah siswa dalam belajar matematika.
Dengan demikian siswa dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas
belajarnya setelah siswa mampu mengatasi masalah-masalah yang menjadi
penyebab dan penghambat kesulitan belajarnya dan dapat mengembangkan sikap
serta kebiasaan yang baru dalam belajar, sehingga prestasi belajar siswa dapat
menjadi lebih baik.
Keberhasilan penelitian ini dimungkinkan karena dalam penerapan
pengajaran remedial, guru dapat memahami kondisi dan karakteristik setiap siswa,
sehingga guru dapat menyusun pembelajaran yang tepat sehingga dapat
merangsang minat dan motivasi belajar siswa secara optimal.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, maka peneliti dapat
mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Hendaknya siswa dapat memahami keadaan dirinya sendiri. Sehingga
siswa dapat mengetahui hal-hal saja yang menjadi penghambat/penyebab
kesulitan belajarnya.
b. Hendaknya dengan diterapkan pengajaran remedial dapat menyelesaikan
kesulitan-kesulitan belajar siswa sehingga prestasi belajaranya meningkat.
c. Hendaknya dengan teratasinya kesulitan siswa dalam belajar dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa untuk berprestasi.
2. Bagi guru
a. Sebagai guru yang berperan sebagai pemberi layanan bimbingan belajar
hendaknya dapat merancang suatu layanan bimbingan yang sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan siswa, sehingga setiap siswa dapat
memperoleh layanan yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Sebagai guru hendaknya dapat menciptakan pembelajaran yang efektif,
seperti mengoptimalkan penggunaan multi metode, media, dan
penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar, sehingga prestasi
belajar siswa dapat meningkat dan mencapai target yang diharapkan, baik
dari segi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
3. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan
bimbingan/layanaan pada siswa yang mengalami hambatan dan kesulitan
dalam belajar, khususnya dalam belajar matematika untuk menerapkan
pengajaraan remedial, sehingga kesulitan dan hambatan siswa dalam belajar
dapat segera disembuhkan dan diatasi dan siswa dapat belajar dengan lebih
baik dan lebih optimal.
4. Bagi orang tua siswa
Hendaknya orang tua ikut berperan serta dalam membimbing dan
mengarahkan anak selama di rumah guna menunjang keberhasilan pendidikan
anak.