perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …...pada siswa kelas v sd negeri sidanegara 04 cilacap...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA REALITA
UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GAYA
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIDANEGARA 04 CILACAP
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SHEPTIANI BAYUN RIWANTI
K7108222
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PPERNYATAAAN KEASSLIAN TUULISAN
Saya yangg bertanda taangan di baawah ini
Naama : Shepptiani Bayunn Riwanti
NIIM : K71008222
Jurrusan/Progrram Studi : PGSDD/Ilmu Penndidikan
menyataka
PEMBEL
MENING
KELAS V
2011/2012
informasi
dicantumk
Apabila p
jiplakan, s
an bahwa
LAJARAN
GKATKAN
V SD NEG
2” ini benar
yang diku
kan dalam d
pada kemu
saya bersedi
a skripsi
INKUIR
N PENGU
GERI SID
r-benar mer
utip dari p
daftar pustak
dian hari t
ia menerima
ii
saya b
RI DENGA
UASAAN
ANEGARA
upakan has
penulis lai
ka.
terbukti ata
a sanksi ata
berjudul “
AN MED
MATERI
A 04 CILA
il karya say
in telah di
“PENERAP
DIA REAL
GAYA P
ACAP TA
ya sendiri. S
isebutkan
PAN MO
LITA UN
PADA SI
AHUN AJA
Selain itu, su
dalam teks
ODEL
NTUK
ISWA
ARAN
umber
s dan
au dapat d
as perbuatan
dibuktikan
n saya.
skripsi ini hasil
Suurakarta, Juuli 2012
Yaang membuuat pernyataan
Shheptiani Bayyun Riwantii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA REALITA
UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GAYA
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIDANEGARA 04 CILACAP
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
SHEPTIANI BAYUN RIWANTI
K7108222
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PPERSETUUJUAN
S
Skripsi F
Surakarta.
Skripsi ini t
Fakultas Ke
.
telah disetuj
eguruan da
jui untuk d
an Ilmu Pe
dipertahanka
endidikan U
an di hadap
Universitas
pan Tim Pe
Sebelas M
enguji
Maret
Suraakarta, 25 JJuni 2012
D
NIP.
Pembim
Drs. A. Dak
19491106
mbing I
kir, M.Pd
197603 1 0
P
Drs. M.
NIP. 19
Pembimbin
Ismail Sriy
9580622 19
ng II,
yanto, M.P
98603 1 004
Pd
4 01
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAAHAN
Sk
Keguruan
untuk mem
kripsi ini tel
dan Ilmu P
menuhi sala
lah dipertah
Pendidikan
ah satu persy
hankan di h
Universitas
yaratan men
hadapan Tim
s Sebelas M
ndapatkan g
m Penguji
Maret Suraka
gelar Sarjan
Skripsi Fak
arta dan dite
na Pendidika
kultas
erima
an.
Hari : Jumat
Tim Pengu
Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota I
Disahkan
Fakultas K
Universita
uji Skripsi
Nama Ter
: Drs. K
: Drs. Ch
I : Drs. A
II : Drs. M
oleh
Keguruan da
as Sebelas M
rang
Kartono, M.P
humdari, M
A. Dakir, M.
M. Ismail Sri
an Ilmu Pen
Maret
v
Pd
M.Pd
Pd
iyanto, M.P
ndidikan
Tanggal : 20 Juli 2012
Tanda Tan ngan
Pd
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Sheptiani Bayun Riwanti. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GAYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIDANEGARA 04 CILACAP TAHUN AJARAN 2011/2012”. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan materi gaya melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dengan media realita pada siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap yang berjumlah 28 siswa terdiri dari 13 laki-laki dan 15 perempuan. Sumber data adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita dapat meningkatkan penguasaan materi Gaya pada siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap. Hal ini terbukti dengan meningkatnya penguasaan materi Gaya dari sebelum tindakan dan sesudah dilaksanakannya tindakan. Pada saat pra tindakan nilai rata- rata sebesar 60,8, pada siklus I meningkat menjadi 66,8, dan pada siklus II meningkat menjadi 78,5. Sedangkan untuk presentase ketuntasan siswa menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63, pada saat pratindakan siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 39% dari jumlah keseluruhan 28 siswa. Pada siklus I presentase ketuntasan menunjukkan peningkatan sebesar 29% yaitu dari siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 39% pada saat pratindakan, meningkat menjadi 19 siswa atau 68% pada saat siklus I dari jumlah keseluruhan 28 siswa. Pada siklus II presentase ketuntasan kembali menunjukkan peningkatan sebesar 18%, yaitu dari siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 68% pada saat siklus I, meningkat menjadi 24 siswa atau 86% pada saat siklus II dari jumlah keseluruhan 28 siswa. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita dapat meningkatkan penguasaan materi Gaya pada siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap tahun ajaran 2011/2012. Kata kunci: model pembelajaran Inkuiri, media realita, penguasaan materi gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Sheptiani Bayun Riwanti. “IMPLEMENTATION OF INQUIRY LEARNING MODEL WITH THE REALITY MEDIA TO ENCHANCE STUDENT’S MASTERY OF THE MATERIAL GAYA ON THE 5TH GRADE AT CILACAP 04 SIDANEGARA ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi, Faculty of Education and Teacher Learning Sebelas Maret University of Surakarta. July 2012.
The purpose of this research is to enchance the mastery of the material Gaya in science learning in fifth grade students of Cilacap 04 Sidanegara elementary school through the implementation of an inquiry learning model with the reality media.
This research is a classroom action research (PTK). The research was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, implementation measures, observation, and reflection. The research subjects were Cilacap 04 Sidanegara elementary school students in 5th grade totaling 28 students consisted of 13 man and 15 woman. The data source are teachers and students. Data collection techniques are observation, interview, test, and documentation. The data validity are triangulation techniques and triangulation methods. The data analysis using interactive analytical model that consists of three components that are related to each other, namely data reduction, data presentation, drawing conclusions, and verification data.
The results of the research shows that implementation of inquiry learning model with the reality media type can enchance student’s mastery of the material Gaya on the 5th grade at Cilacap Sidanegara 04 elementary school academic year 2011/2012. It is proven by the increase of the student’s mastery of the material Gaya, before and after doing the implementation steps. Before the implementation step begins, the average value is 60,8, on the cycle I increased by 66,8, and on the II cycle increased by 78,5. Meanwhile, for the passing grade percentage of the students according to Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) is 63. In this case, before the implementation step begins, only 11 students (39%) were passing the grade. On the cycle I, the passing grade percentage is increasing by 29% there are; 19 students (68%) were passing the grade. For the cycle II the passing grade percentage is increasing by 18% there are; 24 students (86%) were passing the grade.
The conclusions of this research is the implementation of an inquiry learning model with the reality media can enchance the mastery of the material Gaya in fifth grade students of Cilacap Sidanegara 04 elementary school academic year 2011/2012.
Keywords: an inquiry learning model, reality of media, mastery of the material Gaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Mulai dari yang mudah, mulai dari diri sendiri dan mulai dari sekarang #
Kepuasan terletak pada urusan usaha bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan hakiki (Mahatma Gandhi) #
Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi. Jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya. “to accomplish great things, we must not only act, but also dream. Not only plan, but also believe” # “Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai dari satu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain”. (QS Al Insyirah: 6-7) #
”Anda dilahirkan bukan untuk melakukan semuanya, Anda dilahirkan untuk
melakukan sesuatu”.
“Kemenangan bukanlah segala-galanya, tetapi perjuangan untuk menang adalah
segala-galanya”. (Vince Lombardi) #
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk :
Keluarga besarku
Yang selalu memberikan doa, dorongan, nasehat, menjadi tempatku
bersandar dan selalu menghiburku dalam menjalani hidup sehingga
membuatku lebih kuat dan tegar.
Sahabat-sahabatku
Terima kasih atas semangat dan dorongan kalian selama ini.
Keluarga besar SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap
Terima kasih atas bimbingan dan kerjasamanya selama mengadakan
penelitian ini.
Almamaterku PGSD FKIP UNS Surakarta
Tempatku belajar mengenai pengalaman, pengetahuan dan kedewasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
karta.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA
REALITA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GAYA
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIDANEGARA 04 CILACAP
TAHUN AJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan terimakasih yang
tulus kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Sura
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Drs. A. Dakir, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. M. Ismail Sriyanto, M. Pd selaku Pembimbing II yang telah
memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Bapak Marsana, S. Pd selaku kepala SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap
yang telah memberikan ijin penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Ba
m
apak/Ibu G
memberikan
Guru SD N
n bantuan da
Negeri Sid
an dorongan
danegara 0
n.
04 Cilacapp yang baanyak
9. Ba
p
apakku Agu
pengalaman
us Riwanto
hidup dan p
o dan ibu
pengorbana
uku Darmin
an yang tulu
ni terima k
us selama in
kasih atas
ni.
doa,
10. A
se
Adikku Ard
elama ini.
dilas Dwi DDarmawan tterimakasih atas semanngat dan dooanya
11. SSahabat sejaatiku yang mmenemani dan mendukuung saat sussah dan sennang.
12. TTeman-temaan S1- PGSDD terima kaasih atas kebbersamaannnya selama iini.
13. S
ti
Pe
kritik dan
skripsi ini
bahan bac
Semua pihak
idak mungk
nulis meny
n saran yan
i bermanfaa
caan yang m
k yang turu
kin disebutk
yadari bahw
ng memban
at bagi perk
menarik dan
ut membant
kan satu pers
wa skripsi in
ngun dari p
kembangan
mudah dipa
tu dalam p
satu.
ni masih jau
pembaca s
ilmu peng
ahami.
enyusunan
uh dari sem
angat dihar
getahuan da
skripsi ini
mpurna, untu
rapkan. Sem
an dapat me
yang
uk itu
moga
enjadi
Suurakarta, Juli 20122
Penuliis
xi
Sheeptiani Bayuun Riwanti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
Tujuan Penelitian................................................................................... 5
Kajian Pustaka........................................................................................ 7
a. Pengertian Model....................................................................... 7
c. del Pembelajaran Inkuiri.................................... 8
e. ... 11
g. Hakikat Media Realita............................................................... 16
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix
KATA PENGANTAR.................................................................................... x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xv
DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
C.
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................... 7
A.
1. Hakikat Model Pembelajaran Inkuiri dengan Media Realita........... 7
b. Pengertian Model Pembelajaran................................................ 7
Pengertian Mo
d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri...................... 10
Macam-macam Model Pembelajaran Inkuiri.........................
f. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri.................................... 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
16
s Media Pembelajaran................. 19
22
..................... 24
29
C.
33
BA ............................................................. 34
A.
Penelitian..............................................................
2.
B. Strategi Penelitian................................................
C. Su
D. ta............................................................................
E. Te
F. ata..........................................................................
G. Te
H. inerja.....................................................................
I. Pro 41
BAB IV H 45
A. ratindakan.............................................................
1.
D ........................................................ 46
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus............................................ 78
1) Pengertian Media................................................................
2) Manfaat Media Pembelajaran............................................. 17
3) Klasifikasi dan Jenis-jeni
4) Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran............................. 21
5) Pengertian Media Realita....................................................
6) Penggunaan Media Realita.................................................. 22
7) Kelebihan dan Kelemahan Media Realita......
2. Penguasaan Materi Gaya................................................................. 24
B. Penelitian yang Relevan........................................................................
Kerangka Berpikir................................................................................. 30
D. Hipotesis Tindakan................................................................................
B III METODE PENELITIAN...
Setting dan Jadwal Penelitian................................................................ 34
1. Setting ............... 34
Jadwal Penelitian............................................................................. 34
Bentuk dan ............... 34
bjek Penelitian................................................................................... 35
Sumber Da .............. 35
knik Pengumpulan Data.................................................................... 36
Validitas D .............. 37
knik Analisis Data............................................................................. 38
Indikator K ............... 40
sedur Penelitian................................................................................
ASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN.................................
Deskripsi P ............... 45
Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................ 45
2. eskripsi Kondisi Awal..........
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus................................................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Pemb
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN................................................. 85
Implikasi................................................................................................ 85
IRAN
D. ahasan........................................................................................... 83
BAB V
A. Simpulan................................................................................................ 85
B.
C. Saran...................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 90
LAMP ..................................................................................................... 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Halaman
2.1
2.2
iklus Penelitian............................................................................................. 35
odel 41
istogr 54
Gaya Siklus I Pertemuan 2.................... 56
istogr 59
si Kelompok Siklus I Pertemuan 1........................... 60
istogr 62
IPA Materi Gaya Siklus II Pertemuan 1.................... 69
istogr 71
4.10 Histogram Nilai Pengamatan Perilaku Berkarakter Siklus II Pertemuan 1..... 72
74
4.12 Histogram Nilai Diskusi Kelompok Siklus II Pertemuan 1.......................... 75
4.14 Histogram Peningkatan Nilai Rata-rata Kinerja Guru pada Siklus I dan II.... 80
.15 Histogram Nilai Rata-rata Penguasaan Materi Gaya pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II...................................................................................... 81
4.16 Histogram Presentase Penguasaan Materi Gaya Pada Kondisi Awal, Siklus
I, dan Siklus II............................................................................................... 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran.................................................... 18
Alur Kerangka Berpikir................................................................................. 32
3.1 S
3.2 Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif................................ 40
3.3 M PTK.....................................................................................................
4.1 Histogram Nilai Penguasaan Materi Siswa pada Kondisi Awal.................... 47
4.2 H am Penguasaan IPA Materi Gaya Siklus I Pertemuan 1....................
4.3 Histogram Penguasaan IPA Materi
4.4 Histogram Nilai Pengamatan Perilaku Berkarakter Siklus I Pertemuan 1..... 57
4.5 H am Nilai Pengamatan Perilaku Berkarakter Siklus I Pertemuan 2.....
4.6 Histogram Nilai Disku
4.7 H am Nilai Diskusi Kelompok Siklus I Pertemuan 2...........................
4.8 Histogram Penguasaan
4.9 H am Penguasaan IPA Materi Gaya Siklus II Pertemuan 2....................
4.11 Histogram Nilai Pengamatan Perilaku Berkarakter Siklus II Pertemuan 2.....
4.13 Histogram Nilai Diskusi Kelompok Siklus II Pertemuan 2.......................... 77
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
abel Halaman
Media Pengajaran........................................................................ 19
Penelitian........................................................................................... 92
.1 Distribusi Frekuensi Penguasaan Materi Gaya pada Kondisi Awal............. 46
.2 Distribusi Frekuensi Penguasaan Materi Gaya Siklus I Pertemuan 1........... 54
.3 Distribusi Frekuensi Penguasaan Materi Gaya Siklus I Pertemuan 2........... 55
.4 Distribusi Frekuensi Pengamatan Perilaku Berkarakter Siklus I Pertemuan 1 57
Distribusi Frekuensi Pengamatan Perilaku Berkarakter Siklus I Pertemuan 2 58
4.6 Distribusi Frekuensi Pengamatan Diskusi Kelompok Siklus I Pertemuan 1.. 60
Distribusi Frekuensi Pengamatan Diskusi Kelompok Siklus I Pertemuan 2.. 61
.8 Distribusi Frekuensi Penguasaan Materi Gaya Siklus II Pertemuan 1......... 69
4.9 Distribusi Frekuensi Pen iklus II Pertemuan 2......... 70
4.10 Distribusi Frekuensi Pengamatan Perilaku Berkarakter Siklus II
Pertemuan 1................................................................................................. 72
an Perilaku Berkarakter Siklus II
4.12 Distribusi Frekuensi Pengamatan Diskusi Kelompok Siklus II
Siklus I, dan Siklus II................................................................................... 80
T
2.1 Klasifikasi
3.1 Jadwal
4
4
4
4
4.5
4.7
4
guasaan Materi Gaya S
4.11 Distribusi Frekuensi Pengamat
Pertemuan 2.................................................................................................. 73
Pertemuan 1.................................................................................................. 75
4.13 Distribusi Frekuensi Pengamatan Diskusi Kelompok Siklus II
Pertemuan 2.................................................................................................. 76
4.14 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Observasi Kinerja Guru pada Kondisi
Awal, Siklus I, dan Siklus II........................................................................ 79
4.15 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Penguasaan Materi Gaya pada Kondisi Awal,
4.16 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Penguasaan Materi Gaya pada Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II................................................................................... 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
p n
T
H
4 Kisi-kisi Soal Tes Awal................................................................................. 97
105
126
R
57
10 N 1
11 Rekap Daftar Nilai Penguasaan 173
12 Rekap Nilai Pengamatan Perilaku Berkarakter............................................. 174
13 Lembar Pengamatan Perilaku Berkarakter Siklus I....................................... 179
arakter Siklus II.....................................
15 Rekap Nilai Diskusi Kelompok.................................................................... 184
186
R 1
L 1
L 2
D
H
I
H
I 2
217
DAFTAR LAMPIRAN
Lam iran Halama
1 abel Jadwal Penelitian.................................................................................. 92
2 asil Wawancara dengan Guru Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran
Inkuiri dengan Media Realita......................................................................... 93
3 Hasil Wawancara Siswa Kelas V Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran
Inkuiri dengan Media Realita........................................................................ 95
5 Silabus Pembelajaran.....................................................................................
6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1............................ 109
7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2............................
8 encana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1............................ 141
9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2............................ 1
ilai Kondisi Awal (Pra Tindakan)................................................................. 72
Materi Siklus I dan II..................................
14 Lembar Pengamatan Perilaku Berk 180
16 Lembar Penilaian Diskusi Kelompok Siklus I...............................................
17 Lembar Penilaian Diskusi Kelompok Siklus II............................................. 190
18 ekap Nilai Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru............................... 94
19 embar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus I......................... 95
20 embar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Siklus II......................... 03
21 aftar Presensi Siswa...................................................................................... 211
22 asil Wawancara dengan Guru Setelah Menerapkan Model Pembelajaran
nkuiri dengan Media Realita......................................................................... 213
23 asil Wawancara Siswa Kelas V Setelah Menerapkan Model Pembelajaran
nkuiri dengan Media Realita........................................................................ 15
24 Dokumentasi..................................................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan hendaknya melihat jauh ke
depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi siswa pada masa yang akan
datang. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pendidikan itu sendiri masih banyak terlihat beberapa
permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran di kelas yaitu salah
satunya guru masih menggunakan model pembelajaran masih bersifat
konvensional. Pembelajaran tersebut tidak menyentuh ranah dimensi siswa itu
sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Proses
pembelajaran yang bermutu adalah pembelajaran dimana menuntut siswa untuk
belajar secara aktif, kreatif, dan mandiri. Siswa melakukan pengamatan,
merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, mengumpulkan data, menarik
kesimpulan, dan melaporkan hasil percobaannya dengan bimbingan guru yang
bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Pembelajaran seperti ini seharusnya
diterapkan pada semua mata pelajaran khususnya IPA.
Iskandar (2001), IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-
peritiwa yang terjadi di alam (hlm 2). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Salah satu pokok bahasan IPA yang dipelajari di Sekolah Dasar adalah
Gaya. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar banyak kegiatan yang
berhubungan dengan gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan
mempengaruhi benda tersebut. Gaya pada suatu benda dapat mengakibatkan
benda bergerak, benda berubah bentuk, dan berubah arah. Tujuan pembelajaran
IPA materi Gaya adalah supaya siswa dapat mendeskripsikan macam-macam
gaya. Apabila siswa tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran di atas, maka
siswa tidak dapat memahami pentingnya manfaat gaya dalam kehidupan sehari-
hari. Apabila masalah di atas tidak dilakukan tindakan lanjut, maka akan
berpengaruh lebih jauh, yaitu penguasaan materi siswa menjadi kurang. Maka
dalam rangka memenuhi ketercapaian tujuan diperlukan proses belajar mengajar
alternatif dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, permasalahan yang terjadi di
kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap adalah rendahnya penguasaan materi
gaya. Terbukti dari hasil observasi dan informasi guru serta daftar nilai kelas V
SD Negeri Sidanegara 04 umumnya penguasaan materi gaya masih kurang. Hal
ini dapat dilihat dari hasil evaluasi kondisi awal sebelum dilaksanakannya
tindakan pada KD (Kompetensi Dasar) gaya hanya 11 siswa dari 28 siswa kelas V
atau sekitar 39,29% siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi sama atau
diatas KKM. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk KD gaya adalah 63.
Banyak faktor yang mempengarui rendahnya penguasaan KD gaya siswa kelas V
SD Negeri Sidanegara 04 antara lain metode mengajar yang digunakan oleh guru
dalam mengajar IPA materi gaya kurang inovatif, kurangnya sumber belajar yang
relevan dalam pembelajaran IPA, guru tidak menggunakan media pembelajaran
saat pembelajaran IPA materi gaya, kurangnya sarana dan prasarana dalam
pembelajaran IPA di SD Negeri Sidanegara 04. Proses pembelajaran masih
memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. Guru juga
jarang menggunakan media atau alat peraga serta tidak melibatkan siswa dalam
proses percobaan. Hal ini menyebabkan penguasaan materi siswa menjadi rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Munculnya masalah dalam pembelajaran IPA, menuntut guru untuk
dapat memilih kegiatan pembelajaran yang tepat, agar siswa terhindar dari
kebosanan dan tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif dan efisien.
Pembelajaran dapat terlaksana dengan baik jika guru dapat merencanakan/
merancang pembelajaran dengan sistematis dan cermat. Untuk itu, guru harus
bijaksana dalam menentukan suatu model dan pemilihan media pembelajaran
yang sesuai agar dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar
proses belajar-mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Guru sebagai pendidik harus bijaksana dalam memahami karakteristik
materi, siswa dan metodologi pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama
berkaitan dengan pemilihan model-model pembelajaran. Dengan demikian proses
pembelajaran akan lebih variatif, inovatif, dan konstruktif dalam merekonstruksi
wawasan pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan
aktivitas dan penguasaan materi oleh siswa. Salah satu alternatif model
pembelajaran IPA yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
IPA di SD sebagai sarana penelitian adalah model pembelajaran inkuiri.
Penggunaan model Inkuiri juga harus disertai penggunaan media yang sesuai.
Indrawati (1999: 9) dalam Trianto (2007) menyatakan bahwa suatu
pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui
model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi (hlm
134). Salah satu model pemrosesan informasi adalah model pembelajaran inkuiri.
Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa dimana
guru memimpin dalam proses pembelajaran inkuiri. Dalam proses pembelajaran
melalui pendekatan inkuiri, siswa memperoleh petunjuk-petunjuk seperlunya,
biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing. Inkuiri
sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau
memahami informasi. Hamdani (2011) menyatakan sasaran utama model belajar
inkuiri adalah mengembangkan penguasaan pengetahuan yang merupakan hasil
dari pengolahan data atau informasi (hlm 182).
Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan
dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang
belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inkuiri adalah sebagai
pembimbing dan fasilitator. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber
belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan
pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa
dalam pemecahan masalah harus dikurangi
Selain itu dalam pembelajaran juga perlu memperhatikan media yang
digunakan karena fungsinya sangat strategis dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Anitah (2009), media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa
yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima
pengetahuan, keterampilan, dan sikap (hlm 5). Dengan pengertian itu, maka guru,
buku ajar, serta lingkungan adalah media. Setiap media merupakan sarana untuk
menuju ke suatu tujuan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat
dikomunikasikan kepada orang lain. Informasi ini mungkin didapatkan dari buku-
buku, rekaman, internet, film, mikrofilm, dan sebagainya. Semua itu adalah media
pembelajaran karena memuat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada
pebelajar.
Pembelajaran akan menarik dan mudah dipahami oleh siswa bila guru
dapat merancang media secara cermat dan dapat menggunakan sesuai dengan
fungsinya. Namun, pembelajaran menjadi kurang menarik bila guru tidak
memahami kebutuhan dari siswa tersebut, baik dalam karakteristik maupun dalam
pengembangan ilmu. Dalam pembelajaran sebaiknya menggunakan media yang
nyata (realita) sehingga siswa akan lebih menguasai tentang materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Menurut Wibawa dan Mukti (2001), realita adalah benda-
benda nyata seperti apa adanya atau aslinya, tanpa perubahan (hlm 81). Dengan
memanfaatkan media realita dalam proses belajar, siswa akan lebih aktif dapat
mengamati, menangani (handle), memanipulasi, mendiskusikan dan akhirnya
dapat menjadi alat untuk meningkatkan kemauan siswa untuk menggunakan
sumber-sumber belajar serupa dan penguasaan materi suatu pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu yang harus dikuasai oleh siswa
di SD. Pelajaran ini bukan hanya untuk dihafal namun harus benar-benar
dipahami dan dikuasai. Berdasar latar belakang tersebut di atas, peneliti merasa
perlu mengadakan penelitian tindakan kelas tentang “Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Dengan Media Realita Untuk Meningkatkan Penguasaan
Materi Gaya Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap Tahun Ajaran
2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
yaitu “Apakah penerapan model pembelajaran inkuiri dengan media realita dapat
meningkatkan penguasaan materi gaya pada siswa kelas V SD Negeri Sidanegara
04 Cilacap tahun ajaran 2011/2012 ?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan materi gaya
melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dengan media realita pada siswa
kelas V SD Negeri Sidanegara 04 tahun ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar secara tepat-
guna di sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya
yang berhubungan dengan hal yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan penguasaan materi gaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2) Memudahkan siswa untuk menyerap materi pelajaran IPA khususnya
pada materi gaya yang diberikan oleh guru.
3) Siswa dapat lebih menguasai tentang macam-macam gaya, manfaat, dan
kerugian yang dapat ditimbulkan dari sebuah gaya.
4) Membuat siswa semangat dalam mengikuti peroses pembelajaran,
sehingga dapat membantu siswa dalam memperluas ilmu
pengetahuannya.
b. Bagi Guru
1) Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi masalah
pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri.
2) Sebagai pertimbangan guru dalam memilih media pembelajaran yang
akan digunakan dalam memberikan materi pelajaran IPA.
3) Dapat menambah wawasan guru tentang pembelajaran IPA, terutama
yang berhubungan dengan materi Gaya.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatnya kualitas pembelajaran pokok bahasan gaya baik proses
maupun hasil dalam pelajaran IPA (Ilmu pengetahuan Alam)
2) Menumbuhkan budaya meneliti di SD Negeri Sidanegara 04 yang
dilakukan oleh siapapun.
3) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Model Pembelajaran Inkuiri dengan Media Realita
a. Pengertian Model
Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang
digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan
dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif (Meyer, W. J., 1985: 2)
dalam Trianto ( 2009: 21).
Menurut Anitah (2009), model adalah suatu kerangka berpikir yang
dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai
tujuan tertentu (hlm 45). Sebagai contoh, model pesawat terbang, yang terbuat
dari kayu, plastik, dan lem adalah model nyata dari pesawat terbang.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
model adalah suatu rancangan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas dan digunakan dalam menyusun kurikulum,
mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk pada pengajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
b. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapanya, model pembelajaran harus diterapkan sesuai dengan kebutuhan
siswa, karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan
tekanan utama yang berbeda-beda.
Model pembelajaran sesuai dengan simpulan Joyce (1992 : 4) adalah
suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Trianto, 2011: 22).
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menurut Suprijono (2009), model pembelajaran ialah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun
tutorial. Model pembelajaran dapat di artikan pula sebagai pola yang digunakan
untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk kepada
guru di kelas (hlm 46).
Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran
yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan
masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu
masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Pada model ini, pembelajaran
dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya
membutuhkan kerjasama di antara siswa. Dalam model pembelajaran ini guru
memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi menjadi
tahap-tahap kegiatan.
Tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik di antara yang
lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila
telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pembelajaran tertentu. Oleh karena
itu, dari beberapa model pembelajaran yang ada diseleksi kemudian dipilih model
pembelajaran yang paling baik untuk digunakan mengajarkan suatu materi
tertentu.
Dari berbagai pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
yang dimaksud model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
digunakan oleh guru atau pendidik untuk merencanakan kegiatan pembelajaran di
kelas.
c. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan setiap pokok
bahasan dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya: siswa, tujuan yang akan
dicapai, situasi pembelajaran, fasilitas yang tersedia dan guru. Salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran inkuiri.
Yudi (2008) yang mengutip Joice and Weil dalam repository.upi.edu
mengemukakan bahwa model pembelajaran berbasis inkuiri suatu proses melatih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9 siswa untuk menginvestigasi dan menjelaskan fenomena yang tidak biasa (hlm
13). Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk
membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan
proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari
pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk
membangun kemampuan itu.
Menurut Iskandar (2001), inkuiri yaitu pembelajaran yang lebih
menekankan pada pencarian pengetahuan daripada perolehan pengetahuan. Dalam
pelaksanaannya keterampilan guru bertanya berperan penting dalam membimbing
murid-murid melakukan semua kegiatan yang dipandang perlu (hlm 71).
Model pembelajaran inkuiri didefinisikan Piaget sebagai: “Pembelajaran
yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri;
dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin
menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,
membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.”
Menurut Trianto (2007), sasaran utama model dalam model inkuiri
adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2)
keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3)
mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang dikemukakan
dalam proses inkuiri (hlm 135).
Selain itu, menurut Trianto (2007) untuk menciptakan kondisi seperti itu,
peranan guru adalah sebagai berikut :
(1) Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir; (2) Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan; (3) Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat; (4) Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh tindakan kelas; (5) Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan; (6) Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas; (7) Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa (hal 136)
Jurnal Internasional yang ditulis oleh Eysink, Kolloffel, De Jong (2009)
menyatakan bahwa “In inquiry learning students learn through exploration and
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10 scientific reasoning. In an empirical comparison study, inquiry learning has been
found to be among the most effective and efficient methods of active
learning”(hlm 224). Menurut pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran inkuiri siswa ditanamkan dasar-dasar ilmiah, sehingga dalam proses
pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas
dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang
belajar.
Dari berbagai pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan model pembelajaran inkuiri adalah suatu model
pembelajaran yang mengoptimalkan seluruh kemampuan siswa secara maksimal
untuk mencari ataupun menyelidiki secara kritis dan logis serta merumuskan
sendiri penemuannya sehingga daya berpikir siswa akan lebih berkembang.
d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
Sanjaya (2010) mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran
inkuiri sebagai berikut :
1) Kelebihan
a) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang
menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi
ini dianggap lebih bermakna.
b) Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap
sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
d) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Kelemahan
a) Jika menggunakan strategi pembelajaran inkuiri, maka sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan.
d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri
akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru (hlm 208).
e. Macam-macam Model Pembelajaran Inkuiri
Sund dan Trowridge (1973) yang diakses dalam repository.upi.edu
tanggal 27 Januari 2012, mengemukakan mengenai macam-macam model
pembelajaran inkuiri, yaitu:
1. Inkuiri terbimbing (guided inquiry)
2. Inkuiri yang dimodifikasi (modified inquiry)
3. Inkuiri bebas (free inquiry)
4. Mengundang ke dalam inkuiri (invitation into inquiry)
5. Inkuiri pendekatan peranan (inquiry role approach)
6. Teka-teki bergambar (pictorial riddle)
7. Pembelajaran sinektik (synectics lesson)
8. Kejelasan nilai-nilai (value clarification)
Jenis-jenis inkuiri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Inkuiri terbimbing (guided inquiry)
Pada jenis inkuiri ini, sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru.
Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup
luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan masalah. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12 umumnya model pembelajaran inkuiri terbimbing terdiri atas: (1) Pernyataan
masalah; (2) prinsip-prinsip atau konsep-konsep yang ditemukan; (3) alat/bahan;
(4) kelas semester; (5) diskusi pengarahan; (6) kegiatan penemuan oleh siswa; (7)
proses berpikir kritis dan ilmiah; (8) pertanyaan yamg bersifat open ended; (9)
catatan guru.
2. Inkuiri yang dimodifikasi (modified inquiry)
Dalam hal ini guru hanya menyediakan masalah-masalah dan
menyediakan alat/bahan yang diperlukan untuk memecahkan masalah secara
perorangan atau kelompok. Kemudian siswa diundang untuk memecahkan
masalah yang diberikan oleh guru melalui pengamatan, eksplorasi atau prosedur
penelitian untuk memperoleh jawabannya. Pemecahan masalah atas inisiatif dan
caranya sendiri secara kelompok atau perorangan. Pada model ini, guru berperan
sebagai pendorong, nara sumber, dan bertugas memberikan bantuan yang
diperlukan untuk menjamin kelancaran proses belajar siswa. Bantuannya bisa
berupa pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa dapat berpikir dan
menemukan cara-cara penelitian yang tepat.
3. Inkuiri bebas (free inquiry)
Proses pembelajaran inkuiri bebas, guru mengundang siswa untuk
melibatkan diri dalam kegiatan inkuiri bebas. Dalam hal ini, siswa dapat
mengidentifikasi dan merumuskan macam-macam masalah yang akan dipelajari.
Free inquiry dilakukan setelah siswa mempelajari dan mengerti tentang cara
memecahkan suatu masalah dan telah memperoleh pengetahuan yang cukup
tentang bidang studi tertentu serta telah melakukan modified inquiry.
4. Mengundang ke dalam inkuiri (invitation into inquiry)
Jenis inkuiri ini melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah,
cara-caranya serupa dengan cara-cara yang biasanya diikuti oleh para ilmuwan.
Suatu undangan memberikan suatu masalah kepada siswa dan melalui pertanyaan
yang telah direncanakan dengan teliti mengudang siswa untuk melakukan
beberapa kegiatan seperti merancang eksperimen, merumuskan hipotesis,
menetapkan pengawasan, menetukan sebab-akibat, menginterpretasi data,
membuat grafik, menentukan peran diskusi dan simpulan dalam merencanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13 penelitian, serta mengenal bagaimana kesalahan eksperimental agar dapat
mengurangi atau memperkecil kesalahnnya.
5. Inkuiri pendekatan peranan (inquiry role approach)
Inquiry role approach (IRA) merupakan kegiatan proses belajar yang
melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat anggota
untuk memecahkan invitation into inquiry. Masing-masing anggota diberi tugas
yang berbeda-beda seperti: koordinator tim, penasihat teknis, pencatat data, dan
evaluator proses. Anggota tim menggambarkan peranan-peranan tersebut,
bekerjasama untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan topik
yang dipelajari.
6. Teka-teki bergambar (pictorial riddle)
Pictorial riddle adalah salah satu teknik atau metode untuk
mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil
maupun besar. Gambar, peragaan atau situasi yang sesungguhnya dapat
digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa.
7. Pembelajaran sinektik (synectics lesson)
Pendekatan ini untuk menstimulir bakat-bakat kreatif siswa. Misalnya
science dan ilmu-ilmu sastra lebih lanjut dikatakan bahwa emosi, efektif, dan
komponen-komponen irasional dan kreativitas pada mulanya lebih penting
dibandingkan dengan pikiran-pikiran rasional. Pada dasarnya synectics
memusatkan pada keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk
kiasan supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan
kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu
melepaskan ikatan struktur mental yang melekat kuat dalam memandang suatu
masalah sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.
8. Kejelasan nilai-nilai (value clarification)
Perlu diadakan evaluasi lebih lanjut tentang kelebihan-kelebihan
pendekatan ini, terutama yang menyangkut sikap, nilai-nilai dan pembentukan
self-concept siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14 Dalam penelitian ini yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry). Model pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan
apabila dalam kegiatan pembelajaran guru menyediakan bimbingan atau petunjuk
cukup luas kepada siswa. Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing ini, guru
memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa seperlunya. Petunjuk tersebut dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa mampu menemukan
sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan
permasalahan yang diberikan guru. Pengerjaannya dapat dilakukan sendiri atau
dapat diatur secara kelompok. Bimbingan yang diberikan kepada siswa dikurangi
sedikit demi sedikit seiring bertambahnya pengalaman siswa dengan pembelajaran
secara inkuiri.
f. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri adalah salah satu cara belajar yang bersifat mencari pemecahan
suatu permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena
didukung oleh data atau kenyataan. Sesuai dengan simpulan Gulo yang
menyatakan bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual
tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan
keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalis data, dan
membuat kesimpulan (Trianto, 2007: 137).
Sudjana (2000) menyatakan, ada lima tahapan yang ditempuh dalam
melaksanakan pembelajaran inkuiri, yaitu :
1) Perumusan masalah untuk dipecahkan oleh siswa
2) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis
3) Siswa mencari informasi, data dan fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan/hipotesis
4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi
5) Mengaplikasikan kesimpulan (hlm 155).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15 Jurnal Internasional yang ditulis oleh Rainer Zawadzki (2010)
menyatakan bahwa “ Process-oriented guided-inquiry learning (POGIL). POGIL
activities address this restructuring by implementing a three-stage learning cycle:
exploration, concept invention or formation and application. This cycle follows
the lessons from cognitive research that this sequence is more effective than other
permutations of the three items, because it is the way we do research,
underscoring the simple logic of the scientific method”. Menurut pendapat
tersebut proses pembelajaran dengan inkuiri terbimbing terdiri dari eksplorasi,
penemuan konsep, dan aplikasi.
Pada pembelajaran ini yang digunakan adalah model pembelajaran
inkuiri terbimbing. Pada jenis inkuiri ini, sebagian besar perencanaan dibuat oleh
guru. Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang
cukup luas kepada siswa. Pada umumnya model pembelajaran inkuiri terbimbing
terdiri atas: (1) Pernyataan masalah; (2) prinsip-prinsip atau konsep-konsep yang
ditemukan; (3) alat/bahan; (4) kelas semester; (5) diskusi pengarahan; (6) kegiatan
penemuan oleh siswa; (7) proses berpikir kritis dan ilmiah; (8) pertanyaan yamg
bersifat open ended; (9) catatan guru. Selain itu dalam pembelajaran juga
digunakan media pembelajaran yang sesuai yaitu media realita sehingga siswa
akan lebih menguasai tentang materi pembelajaran karena dapat melakukan
percobaan langsung dengan media tersebut.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan pelaksanaan penerapan model
pembelajaran inkuiri dengan media realita, yaitu :
1) Apersepsi
2) Menyajikan masalah ataupun pertanyaan dari guru untuk dirumuskan
pemecahannya oleh siswa yang berhubungan dengan gaya magnet, gaya
gesek, dan gaya gravitasi.
Contohnya :
a) Gaya magnet : siswa dan guru saling tanya jawab mengenai gaya
magnet, medan magnet, dan contoh kegunaan magnet dalam
kehidupan sehari-hari; siswa ditugasi mengidentifikasi benda-benda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
yang bersifat magnetis dan tidak bersifat magnetis serta cara membuat
magnet.
b) Gaya gesek : guru menggali pengetahuan siswa mengenai pengertian
gaya gesek; siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai cara
memperkecil dan memperbesar gaya gesek; siswa ditugasi untuk
mengidentifikasi manfaat dan kerugian dari gaya gesek.
c) Gaya gravitasi : siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai
gaya gravitasi; siswa ditugasi untuk menyimpulkan bahwa gaya
gravitasi menyebabkan benda bergerak ke bawah dan manfaat gaya
gravitasi.
3) Siswa menetapkan hipotesis;
4) Melakukan percobaan dengan bimbingan guru menggunakan media
realita yang sesuai dengan percobaan yang berhubungan dengan gaya
magnet, gaya gesek, dan gaya gravitasi untuk memperoleh informasi.
Contohnya :
a) Gaya magnet
(1) Pada percobaan membuktikan benda yang bersifat magnetis dan
tidak bersifat magnetis, dilakukan dengan mendekatkan benda-benda
seperti peniti, paku, karet gelang, pensil, uang logam, penghapus,
kawat, batu secara bergantian pada magnet. Setelah diamati, benda
yang dapat tertarik oleh magnet yaitu benda yang bersifat magnetis.
(2) Pada percobaan cara membuat magnet.
Dengan cara elektromagnetik: menggunakan batu baterai,
kawat kumparan, paku (sedang atau besar), peniti atau paku kecil.
Caranya dengan melilitkan kawat kumparan pada paku (lilitannya
rapat) kemudian kedua ujung kawat ditempelkan pada kutub positif
dan kutub negarif baterai. Mendekatkan ujung paku lilitan dengan
peniti atau paku kecil.
Dengan cara induksi : mendekatkan atau menempelkan magnet
pada benda yang akan dijadikan magnet, contohnya paku. Kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
benda magnetis yang menempel pada magnet tersebut dapat menarik
benda magnetis lainnya, contohnya jarum atau paku payung.
Dengan cara gosokan : menggosokkan magnet pada salah satu
kutub magnet pada batang besi, paku, atau baja dengan kuat dan
searah. Melakukan gosokkan tersebut secara berulang-ulang. Semakin
lama menggosok maka semakin kuat sifat kemagnetannya.
b) Gaya gesek
Pada percobaan membandingkan gerakan benda pada berbagai
jenis permukaan dilakukan dengan menggunakan balok, potongan
kardus (sebagai papan luncur), pasir, kertas minyak, kain, ampelas,
batu bata, uang logam. Langkahnya yaitu:
(1) Dengan menyiapkan papan luncur (potongan kardus) yang salah
satu ujungnya diganjal dengan 3 tumpukan batu bata.
(2) Balok kayu diluncurkan pada papan luncur (tanpa menggunakan
alas apapun). Kemudian diamati gerakan balok tersebut.
(3) Melakukan percobaan sama seperti langkah di atas dengan
melapisi papan luncur dengan pasir, kertas minyak, kain, dan
ampelas secara bergantian.
Dengan melakukan pengamatan dapat diketahui pada
permukaan mana balok kayu dapat meluncur dengan gerakan cepat,
lambat, atau tidak bergerak sama sekali.
c) Gaya gravitasi
Pada percobaan gaya gravitasi dipengaruhi oleh massa benda
dilakukan dengan menggunakan batu, bulu ayam, kertas (yang sudah
diremas-remas dan yang tidak diremas-remas).
Pada percobaan I : menjatuhkan batu dan bulu ayam dari
ketinggian dan waktu yang sama kemudian diamati mana yang jatuh
ke tanah terlebih dahulu.
Pada percobaan II : menjatuhkan kertas yang sudah diremas-remas
dan yang tidak diremas-reams dari ketinggian dan waktu yang sama
kemudian diamati mana yang jatuh ke tanah terlebih dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Setelah melakukan pengamatan dapat diketahui bahwa gaya
gravitasi dipengaruhi oleh massa benda. Benda yang mempunyai
massa lebih berat akan jatuh terlebih dahulu ke tanah.
5) Siswa mengumpulkan dan menganalisis data dan fakta sesuai dengan
percobaan yang dilakukan;
6) Penarikan kesimpulan;
7) Mengaplikasikan kesimpulan.
g. Hakikat Media Realita
1) Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau
kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sesuatu yang mengantarkan
pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.
Menurut Anitah (2009), media adalah setiap orang, bahan, alat, atau
peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk
menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap (hlm 129).
Menurut Uno (2010), media adalah segala bentuk alat komunikasi yang
dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke siswa yang
bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran (hlm 113).
Sedangkan menurut Daryanto (2011), media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (hlm 4).
Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan pada
posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk
mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, pada saat kegiatan
belajar berlangsung bahan belajar (learning material) yang diterima siswa
diperoleh melalui media. Pengaruh penggunaan media sangat penting agar tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19 pembelajaran dapat tercapai. Dalam hal ini guru juga harus dapat memilih dengan
tepat media yang sesuai dengan pembelajaran yang sedang berlangsung
Dari pengertian di atas mengenai media, dapat disimpulkan bahwa
pengertian media dalam pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyampaikan/menyalurkan informasi dari sumber kepada siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2) Manfaat Media Pembelajaran
Pada hakikatnya, proses pembelajaran adalah proses komunikasi,
penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan tersebut dituangkan ke
dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun
nonverbal. Dalam pembelajaran, ada kalanya siswa berhasil dan ada kalanya
siswa gagal. Kegagalan ini terjadi apabila siswa tidak mampu memahami apa
yang didengar, dibaca, dilihat, maupun diamati. Kegagalan disebabkan oleh
gangguan yang menjadi penghambat komunikasi. Semakin banyak verbalisme,
semakin abstrak pemahaman yang diterima. Oleh sebab itu, diperlukan suatu
alat/media untuk menghindarkan siswa dari verbalisme sehingga apa yang
disampaikan guru dapat dimengerti oleh siswa.
Menurut Daryanto (2011), media harus bermanfaat sebagai berikut :
(a) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; (b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra; (c) Menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara siswa dan sumber belajar; (d) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya; (e) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama; (f) proses pembelajaran mengandung lima proses komunikasi yaitu guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran (hlm 4).
Secara khusus manfaat media pembelajaran seperti diungkapkan oleh
Kemp dan Dayton dalam Suwarna dkk. (2006 : 128) adalah sebagai berikut :
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. 2) Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik. 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. 4) Jumlah waktu belajar dapat dikurangi. 5) Kualitas belajar dapat ditingkatkan. 6) Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. 7) Sikap positif siswa terhadap proses belajar mengajar dapat ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
8) Peran guru dapat berubah ke arah positif.
Indriana (2011), media berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh
berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar (learning experience)
tergantung pada interaksi siswa dengan media. Media yang tepat dan sesuai
dengan tujuan belajar akan mampu meningkatkan pengalaman belajar sehingga
siswa bisa meningkatkan hasil belajar (hlm 47).
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung
pada suatu sistem maka media pembelajaran menempati possisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi
juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Dalam proses pembelajaran,
media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju
penerima (siswa). Dengan demikian, fungsi media dalam proses pembelajaran
dapat ditunjukkan melalui gambar 2.1 sebagai berikut :
Gambar 2.1. Fungsi media dalam proses pembelajaran
Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk
memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan
berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses
pembelajaran. Fungsi media menurut Daryanto (2011) dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut :
(1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau; (2) Memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar diamati secara langsung; (3) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung; (4) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap; (5) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati; (6) Mengamati dengan jelas benda-benda yang
SISWA MEDIA PESAN GURU
METODE
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
mudah rusak atau sukar diawetkan; (7) Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat dan sebaliknya; (8) Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat; (9) Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang atau lama; (10) Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu objek secara serempak; (11) Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing (hlm 9)
3) Klasifikasi dan Jenis-jenis Media Pembelajaran
Banyak cara diungkapkan untuk mengidentifikasi serta mengklasifikasi
media serta mengklasifikasikan karakteristik, kompleksitas, ataupun klasifikasi
menurut kontrol pada pemakai. Namun, secara umum media bercirikan tiga unsur
pokok, yaitu : suara, visual, dan gerak.
Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup
beragam, mulai dari media yang sederhana sampai media yang cukup rumit dan
canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis, karakter, dan kemampuannya
perlu dilakukan pengklasifikasian atau penggolongan.
Salah satu bentuk klasifikasi Heinich, dkk (1996) yang mudah dipelajari
adalah klasifikasi pada tabel 2.1 sebagai berikut (Hamzah B. Uno, 2010: 115) :
KLASIFIKASI JENIS MEDIA
Media yang tidak diproyeksikan (non
projected media)
Realita, model, bahan grafis (graphical
material), display
Media yang diproyeksikan (projected
media) OHP, Slide, Opaque
Media Audio (Audio) Audio kaset, audio vission, active audio
vission
Media Video (Video) Video
Media berbasis komputer (computer
based media)
Computer Assisted Intruction (CIA)
Computer Managed Intruction (CMI)
Multimedia kit Perangkat Praktikum
Tabel 2.1 Klasifikasi Media Pengajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Heinich pada dasarnya
menggolongkan media berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu apakah media tersebut
masuk dalam golongan media yang tidak diproyeksikan atau yang diproyeksikan,
atau apakah media tertentu masuk dalam golongan media yang dapat didengar
lewat audio atau dapat dilihat secara visual, dan seterusnya.
Menurut Anitah (2009), jenis-jenis media pembelajaran dibedakan
menjadi :
1) Media Visual yang Tidak Diproyeksikan (a) Gambar mati atau gambar diam (still picture);
(b) Ilustrasi;
(c) Karikatur;
(d) Poster;
(e) Bagan;
(f) Diagram;
(g) Grafik;
(h) Peta datar;
(i) Realia dan model; dan
(j) Berbagai jenis papan
2) Media Visual yang Diproyeksikan
(a) OHP;
(b) Slide;
(c) Filmstrip; dan
(d) Opaque Projector
3) Media Audio
(a) Media Audio Tradisional
(1) Audio kaset
(2) Audio siaran
(3) Telepon
(b) Media Audio Digital
(1) Media optik
(2) Audio internet
(3) Radio internet (hlm 128).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
4) Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada
pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media
pembelajaran yang digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar
mengajar. Hal ini disebabkan adanya beraneka ragam media yang dapat
digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
media, antara lain berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik siswa
maupun media, dan sebagainya.
Menurut Wibawa dan Mukti (2001) kriteria pemilihan media antara lain :
(1) Tujuan, (2) Karakteristik siswa, (3) Karakteristik media, (4) Alokasi waktu,
(5) Ketersediaan, (6) Efektivitas, (7) Kompabilitas, (8) Biaya (hlm 100). Selain
itu, pertimbangan pemilihan media menurut Anitah (2009) adalah sebagai berikut:
1) Tujuan pembelajaran 2) Pebelajar 3) Ketersediaan 4) Ketepatgunaan 5) Biaya 6) Mutu teknis 7) Kemampuan SDM (hlm 205).
Menurut Indriana (2011), beberapa faktor yang sangat menentukan
tepat atau tidaknya sesuatu dijadikan media pengajaran dan pembelajaran antara
lain adalah tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, modalitas belajar siswa
(auditif, visual, dan kinestetik), lingkungan, ketersediaan fasilitas pendukung, dan
lain sebagainya (hlm 28).
Jadi dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-
prinsip pemilihan media pembelajaran adalah (1) Harus sesuai dengan tujuan,
materi pelajaran, metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang
belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar);
(2) Guru harus mengenal ciri-ciri dari tiap tiap media pembelajaran; (3) Harus
berorientasi pada siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24 meningkatkan efektivitas belajar siswa; (4) Mempertimbangkan biaya pengadaan,
ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar.
5) Pengertian Media Realita
Uno (2010) menyatakan bahwa realita adalah benda nyata yang
digunakan sebagai bahan ajar (hlm 117). Menurut Anitah (2009), realita atau
disebut juga dengan objek adalah benda yang sebenarnya dalam bentuk utuh,
misalnya orang, binatang, rumah, dan sebagainya (hlm 146).
Sedangkan menurut Wibawa dan Mukti (2001), realita adalah benda-
benda nyata seperti apa adanya atau aslinya (hlm 81). Penggunaan media realita
dalam proses belajar sangat baik sebab realita dapat menampilkan ukuran, suara,
dan gerakan. Dengan memanfaatkan realita siswa akan lebih aktif dalam
mengamati, menangani, mendiskusikan dan akhirnya dapat menjadi alat untuk
meningkatkan kemauan siswa untuk menggunakan sumber-sumber belajar serupa.
Dari beberapa pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
media realita adalah alat, bahan, atau segala sesuatu yang yang bersifat nyata
(sebenarnya) yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
6) Penggunaan Media Realita
Pemanfaatan media realita tidak harus selalu dihadirkan dalam ruang
kelas, tetapi dapat digunakan sebagai suatu kegiatan observasi pada
lingkungannya. Media realita sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak
memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya, untuk mempelajari
binatang langka, siswa diajak melihat anoa, badak, harimau, yang ada di kebun
binatang.
Media realita dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dalam
bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan,
kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan hidup aslinya. Dengan
memanfaatkan media realita dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih aktif
dapat mengamati, menangani (handle), memanipulasi, mendiskusikan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25 akhirnya dapat menjadi alat untuk meningkatkan kemauan siswa untuk
menggunakan sumber-sumber belajar serupa.
Penggunaan media realita dapat juga dengan mengajak siswa keluar
ruang kelas untuk mengamati tanaman yang dibawa ke dalam ruang kelas.
Dengan cara ini siswa akan lebih banyak belajar dibandingkan daripada hanya
sekedar melihat gambar. Penggunaan media realita dalam proses belajar mengajar
sangat baik sebab realita dapat menampilkan ukuran, suara, dan gerakan. Siswa
akan lebih banyak belajar, misalnya tentang materi gaya. Media realita yang dapat
digunakan antara lain :
1) Untuk menunjukkan gaya gesek dapat menggunakan papan, balok,
karton, kain, pasir, amplas, batu bata, batu
2) Untuk menunjukkan gaya gravitasi dapat menggunakan kelereng, bola,
kertas, pulpen.
3) Untuk menunjukkan gaya magnet dapat menggunakan magnet, peniti,
paku payung, paku, kawat kumparan, penghapus, pensil, kertas, potongan
kain, kardus, kaca, penggaris, triplek.
Sebagai contoh, di sini guru menampilkan contoh cara terjadinya gaya
magnet dengan cara mendekatkan magnet ke beberapa benda, seperti jarum, paku,
pensil, atau benda-benda yang ada di dalam kelas. Dengan cara ini siswa akan
belajar secara langsung dan dapat menarik suatu kesimpulan tentang ciri-ciri
benda-benda yang dapat tertarik oleh magnet tersebut.
Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru sebelum
mempergunakan realita sebagai media pengajaran, yaitu :
1) Karena benda nyata tidak banyak macamnya, mulai dari benda-benda
hidup sampai benda-benda mati, maka perlu ditanyakan benda-benda
atau makhluk hidup apakah yang mungkin dapat dimanfaatkan di kelas
secara efisien;
2) Cara agar benda-benda itu sesuai dengan pola belajar mengajar di kelas;
3) Cara memperoleh benda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Jika ketiga hal tersebut sudah dipertimbangkan dengan masuk akal maka
pemanfaatan realita sebagai media pembelajaran dan sebagai bagian dari upaya
peningkatan kualitas proses belajar-mengajar akan semakin efektif.
7) Kelebihan dan Kelemahan Media Realita
Seperti dengan media lainnya, media realita juga memiliki keuntungan
dan kerugian, yaitu:
1) Kelebihan,
a) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa
untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam
situasi nyata; juga
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri
situasi yang sesungguhnya dan melatih keteampilan mereka dengan
menggunakan sebanyak mungkin alat indra.
2) Kelemahan,
a) Membawa siswa ke berabagai tempat di luar sekolah kadang-kadang
mengandung risiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya;
b) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai obyek nyata
kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan
kerusakan dalam menggunakannya;
c) Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang
sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan, dan gambar bagian
demi bagian, sehingga pengajaran harus didukung pula dengan media
lain.
2. Penguasaan Materi Gaya
Menurut GPBB (Garis-Garis Besar Program Pengajaran) IPA Sekolah
Dasar ruang lingkup mata pelajara IPA mencakup :
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Materi sifat-sifat dan kegunaanya meliputi udara, air, tanah dan batuan.
3) Listrik, magnet, energi, panas, gaya, pesawat sederhana, cahaya , bunyi,
tata surya, bumi dan benda-benda langit lainya.
4) Kesehatan, makanan dan pencegahanya
5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestarian.
Iskandar (2001), IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-
peritiwa yang terjadi di alam (hlm 2). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Sehingga
siswa dapat lebih memahami dan menguasai segala sesuatu yang dipelajarinya
selama proses pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu
yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara manusia, tumbuhan,
hewan, serta segala sesuatu yang ada di dalam alam semesta dengan cara
mempelajarinya atau mengadakan penelitian untuk dapat memahaminya.
Menurut Hamalik (2010), menyatakan bahwa tinjauan utama
pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan. Barangsiapa menguasai
pengetahuan, maka ia dapat berkuasa: “Knowledge is power” (hlm 58).
Berdasarkan pengertian tersebut penguasaan berarti pemahaman. Dalam hal ini
pemahaman bukan hanya sekedar menghapal suatu materi tetapi juga dapat
mengungkapkan pengetahuan tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri yang
maknanya tidak berubah dari makna aslinya.
Kata penguasaan tersusun dari kata dasar “kuasa” yang berarti mampu,
mengerti benar dan mempelajari bolak-balik supaya paham. Maka kata
penguasaan secara operasional dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk
mempelajari dengan sungguh-sungguh sesuatu hal agar dipahami. Sedangkan
penguasaan menurut para ahli pendidikan merupakan salah satu bentuk perubahan
tingkah laku yang didapat dari hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Perubahan tingkah laku yang dimiliki siswa merupakan akibat dari proses
hasil belajar yang merupakan proses dari sistem pendidikan yang dilaksanakan.
Selain itu, hasil belajar juga seringkali digunakan sebagai ukuran untuk
mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan
(Purwanto, 2010: 44).
Menurut Winkel (1996) “Hasil belajar merupakan perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya” (hlm 51).
Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang
dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Adapun suatu taksonomi merupakan suatu tipe sistem
klasifikasi yang khusus yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal
yang digolong-golongkan dalam sistematika itu. Berdasarkan ketiga ranah
tersebut, dalam penguasaan materi lebih mengacu pada ranah kognitif yang sering
dan paling banyak digunakan oleh guru karena erat kaitannya dengan kemampuan
para siswa dalam menguasai isi pelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa penguasaan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
memahami sesuatu dan menyimpannya dalam ingatan dalam jangkan waktu yang
lama karena sudah masuk kedalam memori otak.
Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar manusia mendapati
kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Pada saat membuka atau menutup pintu
telah melakukan gaya yang berupa dorongan dan tarikan. Selain itu, pada saat
bermain kelereng tentu dapat menggerakkan kelereng dengan menggunakan salah
satu jari tangan. Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda
bergerak disebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan
mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan
benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah. Pada saat bola ditendang maka
bola akan bergerak dan berubah arahnya. Gaya pada benda juga mengakibatkan
benda berubah bentuk. Sebagai contohnya, ketika bermain dengan plastisin dapat
dibuat berbagai macam bentuk. Gaya tangan menyebabkan bentuk plastisin
berubah sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29 Macam-macam gaya :
(a) Gaya Gesek
Gaya gesekan merupakan gaya yang ditimbulkan oleh dua pemukaan
yang saling bersentuhan. Lantai yang licin membuat sulit berjalan di atasnya
karena gaya gesekan yang terjadi antara kaki dengan lantai sangat kecil. Gaya
gesek semakin kecil jika permukaan benda semakin halus atau licin.
Beberapa manfaat gaya gesekan yang dapat kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebagai berikut :
(1) Membantu benda bergerak tanpa tergelincir. Manusia dapat berjalan di
atas lantai karena adanya gaya gesekan, antara sepatu dengan lantai
yang menyebabkan tidak tergelincir saat berjalan. Selain itu, permukaan
aspal jalan raya dibuat agak kasar. Hal ini bertujuan agar mobil tidak
slip ketika bergerak di atasnya. Adanya gesekan antara ban dan aspal
menyebabkan mobil dapat bergerak tanpa tergelincir.
(2) Menghentikan benda yang sedang bergerak, misalnya rem pada sepeda.
Rem pada sepeda digunakan agar sepeda yang dinaiki dapat berhenti
ketika sedang bergerak. Gesekan antara karet rem dengan peleg
membuat laju sepeda akan semakin lambat ketika di rem.
Kerugian gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari. Selain memiliki
manfaat, gaya gesekan juga memiliki kerugian. Berikut beberapa kerugian
yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari.
(1) Menghambat gerakan, gaya gesekan menyebabkan benda yang begerak
akan terhambat gerakannya. Adanya gesekan antara ban sepeda dengan
aspal mengakibatkan saat mengayuh sepeda membutuhkan tenaga yang
lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa gaya gesekan menghambat
gerakan suatu benda.
(2) Menyebabkan aus, ban sepeda menjadi gundul atau sepatu yang dipakai
bagian bawahnya menjadi tipis diakibatkan oleh gesekan antara ban
atau sepatu dengan aspal. Jadi, gesekan menyebabkan benda-benda
menjadi aus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
(b) Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi adalah gaya tarik bumi terhadap benda-benda yang berada
di atasnya. Pengaruh gaya gravitasi terhadap benda semakin kecil jika jarak
benda semakin jauh dari pusat bumi. Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang
terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Bumi
yang mempunyai massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang
sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk benda-benda
yang ada di bumi.
Manfaat gaya gravitasi sebagai berikut :
(1) Benda-benda di bumi tidak terlempar ke angkasa luar.
(2) Dapat berjalan di atas tanah tanpa terjatuh.
(3) Benda-benda di bumi mempunyai berat sehingga tidak melayang-
layang di udara.
(c) Gaya Magnet
Gaya tarik magnet banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Gaya
tarik magnet digunakan pada berbagai macam alat, mulai dari alat yang
sederhana hingga alat yang rumit. Magnet digunakan pada alat-alat berikut :
(1) Ujung gunting untuk memudahkan mengambil jarum jahit.
(2) Bel listrik untuk menggerakkan pemukul lonceng.
(3) Papan catur agar buah catur tidak mudah terguling.
(4) Kompas sebagai penunjuk arah utara-selatan.
(5) Dinamo sepeda dan generator untuk membangkitkan tenaga listrik.
(6) Alat untuk mengangkut benda-benda dari besi.
Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat dibuat menjadi
magnet dengan cara-cara tertentu. Cara membuat magnet dari benda-benda itu
tersebut, yaitu :
a) Cara Induksi
b) Cara Gosokan
c) Dialiri Arus Listrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang dilakukan oleh
Mulyani Dwi Astuti (2010. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diambil
simpulan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SDN Lemahbang. Hal ini dapat
dilihat dengan persentasi siswa yang mendapat nilai ketuntasan belajar terus
meningkat dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa
adalah 27,27%, pada siklus II ketuntasan belajar siswa adalah 50%, dan pada
siklus III ketuntasan belajar mengalami peningkatan yaitu 81,81%. Penelitian ini
relevan karena persamaan objek kajiannya yaitu penerapan model pembelajaran
inkuiri.
Penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Rini
Ekowati (2011). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diambil simpulan
bahwa penggunaan media realita dapat meningkatkan pemahaman konsep
pecahan pada siswa kelas III. Hal ini terbukti pada siklus I nilai rata-rata 71,5
dengan prosentase 79,16% dan meningkat pada siklus II menjadi nilai 79,5
dengan prosentase 91%. Penelitian ini relevan karena persamaan objek kajiannya
yaitu menggunakan media realita.
C. Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal guru belum menggunakan model pembelajaran Inkuiri
dan belum memanfaatkan penggunaan media realita, di sini guru masih
menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah dan tugas. Pembelajaran
seperti itu menyebabkan siswa menjadi lebih cepat bosan dan informasi yang
disampaikan sulit diserap oleh siswa serta tidak merangsang kreativitas dan
partisipasi siswa. Guru lebih menekankan pada terselesainya materi pelajaran
daripada tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi, komunikasi
pembelajaran hanya satu arah sehingga kurang adanya timbal balik antara guru
dengan siswa untuk aktif dan kreatif dalam menyerap dan mempertajam
gagasannya. Akibat dari permasalahan tersebut dapat mempengaruhi penguasaan
materi gaya pada bidang studi IPA di SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap tergolong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32 rendah. Dalam pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran dan belum
memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal sehingga pembelajaran yang
dilakukan kurang bermakna (menarik minat belajar siswa dan memberikan
kemudahan untuk memahami materi karena penyajiannya yang interaktif). Siswa
akan lebih banyak belajar, misalnya tentang materi gaya magnet, di sini guru
menampilkan contoh bagaimana terjadinya gaya magnet dengan cara
mendekatkan magnet ke beberapa benda, seperti jarum, paku, pensil, atau benda-
benda yang ada di dalam kelas. Dengan cara ini siswa akan belajar secara
langsung dan dapat menarik suatu kesimpulan tentang ciri-ciri benda-benda yang
dapat ditarik oleh magnet tersebut.
Model pembelajaran Inkuiri merupakan model pembelajaran yang
berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga
dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar
ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Dengan menggunakan model
pembelajaran ini disertai dengan media realita yang sesuai diharapkan akan dapat
menggali pengetahuan siswa. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode
inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih
masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Tugas guru
selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka
memecahkan masalah. Dengan kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan
tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita,
untuk meningkatkan penguasaan materi gaya. Penelitian dilaksanakan dalam 2
siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan/observasi, dan refleksi.
Pada kondisi akhir pembelajaran, partisipasi, kerja sama, tanggungjawab
dan kreativitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkat sehingga pembelajaran
dapat lebih bermakna dan pada akhirnya penguasaan materi yang dapat dilihat
dari hasil belajar siswa IPA tentang materi gaya dapat meningkat secara optimal.
Dapat dilihat pada siklus I ketuntasan belajar siswa sekitar 68% dan meningkat
pada siklus II yaitu 86%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam
penelitian pada Gambar 2.2 sebagai berikut:
Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran inkuiri dengan media
realita dapat meningkatkan penguasaan materi gaya pada siswa kelas V SD Negeri
Sidanegara 04 Cilacap tahun ajaran 2011/2012.
Tindakan
Kondisi Akhir
Kondisi Awal
Melalui PTK Guru menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita dalam pembelajaran IPA materi gaya
Siklus I Melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi ada peningkatan penguasaan materi IPA materi gaya sebesar 75%
Siklus II Melalui pelaksanaan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi ada ada peningkatan penguasaan materi IPA materi gaya sebesar 80%
Penguasaan materi gaya meningkat
Guru dalam pembelajaran masih bersifat konvensional.
Penguasaan belajar IPA materi gaya masih rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting dan Jadwal Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sidanegara 04
Cilacap semester II tahun pelajaran 2011/2012, yang beralamatkan di jalan
Kinibalu, Kelurahan Sidanegara, Kabupaten Cilacap. Pemilihan SD Negeri
Sidanegara 04 sebagai lokasi penelitian yaitu permasalahan yang muncul serta
lokasi SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap mudah terjangkau oleh peneliti karena
letaknya dekat dengan daerah tempat tinggal peneliti.
2. Jadwal Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian selama 7 bulan yaitu mulai bulan
Januari 2012 sampai dengan Juli 2012. Adapun rincian waktu kegiatan penelitian
adalah sebagai berikut : (lampiran 1 halaman 92).
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di suatu kelas,
(Suharsimi Arikunto (2011 : 2)).
2. Strategi Penelitian
Prinsip utama PTK yaitu adanya tindakan yang dilakukan dalam bentuk
siklus yang berkelanjutan hingga mencapai suatu hasil yang diinginkan. Seperti
yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu yang direncanakan dalam dua
siklus dan masing-masing siklus terdapat dua kali pertemuan. Tiap siklus terdiri
dari empat tahap penelitian. Adapun alur dan tahap siklusnya dapat dilihat pada
Gambar 3.1 sebagai berikut :
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 3.1 Siklus Penelitian
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04,
Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, berjumlah 28 siswa, terdiri dari
13 laki-laki dan 15 perempuan dengan Sri Mulyaningsih sebagai guru kelas V.
D. Sumber Data
Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber,
data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain :
1. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari sumber datanya. Sumber data primer disebut juga
sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Sumber data
primer antara lain: informasi dari narasumber yang terdiri dari kepala SD
Negeri Sidanegara 04 Cilacap, guru kelas V, siswa kelas V, dokumentasi,
observasi, dan tes.
2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).
Sumber data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti: daftar
nilai, RPP, dan Silabus kelas V.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung dan aktif, yang dilakukan
tanpa adanya perantara. Observasi dilakukan terhadap guru kelas V SD Negeri
Sidanegara 04 Cilacap ketika melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas
maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Observasi
terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPA. Observasi terhadap kinerja guru diarahkan pada kegiatan
menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan
menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberika latihan dan umpan
balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara,
observasi terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam
mengikuti pelajaran maupun keaktifan dalam mengerjakan tugas, dan
sebagainya.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara terhadap guru kelas
V dan semua siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap, baik sebelum
dan sesudah menerapkan model Inkuiri dengan media realita yang bertujuan
menggali informasi guna memperoleh data yang berkaitan dengan penguasaan
materi gaya pada siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap dalam
penerapan model Inkuiri dengan media realita.
3. Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, tes disusun
dan dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh penguasaan siswa terhadap
materi yang telah diajarkan sebelumnya. Adapun tes dalam penelitian ini yang
akan dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung (tes lisan) dan setiap
akhir pembelajaran atau pada saat pemberian evaluasi. Tes dilakukan terhadap
siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap. Tes yang diberikan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap berupa isian yang harus
diselesaikan oleh siswa.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang dikumpulkan diantaranya: Silabus kelas V, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar nilai hasil belajar IPA siswa kelas V
SD Negeri Sidanegara 04 sebelum dan sesudah pembelajaran menerapkan
model Inkuiri dengan media realita.
F. Validitas Data
Menurut Sarwiji Suwandi (2011: 65), mengemukakan bahwa “Suatu
informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya
sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai
dasar yang kuat dalam menarik simpulan.” Teknik yang digunakan untuk
memeriksa validitas data dalam penelitian ini yaitu triangulasi.
Menurut Sugiyono (2008: 83), triangulasi adalah teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Triangulasi digunakan untuk melakukan cross check
data yang diperoleh dari lapangan, sehingga dalam melakukan analisis yang
digunakan hanya data yang valid. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu:
1. Triangulasi Sumber, yaitu dengan mengkroscekkan data yang diperoleh dengan
informasi dari siswa, guru, serta kepala sekolah ataupun pihak-pihak yang
berhubungan. Jadi, triangulasi sumber diperoleh dari bermacam-macam cara
pada sumber yang sama.
Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data nilai mata pelajaran IPA
pokok bahasan gaya dari guru kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap.
Peneliti mendapatkan juga beberapa informasi dari Kepala SD Negeri
Sidanegara 04 Cilacap tentang hasil belajar IPA materi gaya siswa kelas V SD
Negeri Sidanegara 04 Cilacap. Dari sumber data yang berbeda-beda ini, data
sejenis dapat teruji kemantapan dan kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38 2. Triangulasi Metode, yaitu mengumpulkan data dengan metode pengumpulan
data yang berbeda tetapi mengarah pada sumber data yang sama. Dengan
menggunakan metode tes, observasi dan wawancara diharapkan mendapatkan
hasil yang seakurat dan sebanyak mungkin mengenai anggota penelitian.
Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi
terhadap kegiatan pembelajaran guru dan partisipasi siswa kelas V SD Negeri
Sidanegara 04 Cilacap kemudian diuji dengan pengumpulan data sejenis
dengan menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan pembelajaran
IPA materi gaya di kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap. Dari beberapa
data yang diperoleh lewat teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut
hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik simpulan agar diperoleh data yang
lebih kuat validitasnya
G. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2011) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data-data yang telah diperoleh dari
pengumpulan data dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (hlm 244).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif. Miles dan Huberman mengemukakan analisis interaktif tersebut
terdiri dari tiga komponen yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu: reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2011: 247). Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada
dalam catatan lapangan. Pada proses reduksi data dilakukan penajaman,
pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan akhir dan
diverifikasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk
paparan naratif, representasi tabular termasuk dalam format matriks,
representasi grafis, tabel, piktogram, dan sebagainya. Pada langkah ini,
penyusunan data dilakukan secara relevan sehingga menjadi informasi yang
dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Dalam penyajian data yang
sistematis dan interaktif akan memudahkan pemahaman terhadap apa yang
telah terjadi sehingga akan memudahkan dalam penarikan kesimpulan atau
menetukan tindakan apa yang selanjutnya akan dilakukan.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan proses pengambilan intisari dan sajian data
yang telah terorganisasi dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula singkat
dan padat, tetapi mengandung makna atau pengertian yang luas. Penarikan
kesimpulan dimulai secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang
ditarik pada akhir siklus satu ke kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan
seterusnya dan kesimpulan terakhir pada siklus terakhir. Kesimpulan yang
pertama sampai dengan yang terakhir saling terkait dan kesimpulan pertama
sebagai pijakan.
4. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan
penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan
atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya merupakan
validitasnya.
Berkaitan dengan penguasaan IPA materi gaya, analisis interaktif
merupakan kegiatan mengobservasi siswa yang dilakukan pada survei awal. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi oleh siswa sebelum dilakukan
tindakan. Setelah kondisi awal diketahui, peneliti merencanakan siklus tindakan
untuk memecahkan masalah. Setiap akhir siklus dianalisis kekurangan dan
kelebihannya sehingga dapat diketahui peningkatan penguasaan materi gaya
dalam pembelajaran IPA pada setiap siklusnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis data dapat
divisualisasikan dalam bentuk bagan pada Gambar 3.2 sebagai berikut :
Reduksi Data (Data Reduction)
Penyajian Data (Data Display)
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Pengumpulan Data (Data Collection)
Gambar 3.2 : Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif
Dari bagan pada gambar 3.2 di atas, langkah yang akan ditempuh dalam
penelitian ini adalah:
a. Melakukan analisis awal, dengan cara mengumpulkan dokumen yang ada.
Dokumen tersebut antara lain silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan daftar nilai penguasaan IPA materi gaya siswa kelas V SD Negeri
Sidanegara 04 Cilacap.
b. Pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang muncul selama proses
pembelajaran IPA materi gaya berlangsung.
c. Mengembangkan bentuk sajian data yaitu menyusun sekumpulan informasi
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
c. Melakukan analisis data.
d. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
H. Indikator Kinerja
Menurut Suwandi (2009) “Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja
yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan
keberhasilan/keefektifan penelitian” (hlm 67). Indikator kinerja yang ingin dicapai
pada penelitian tindakan kelas ini yaitu apabila meningkatnya penguasaan materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41 gaya pada siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap dengan penerapan
model inkuiri dengan media realita. Indikator penelitian ini bersumber dari
dokumentasi, hasil observasi, hasil wawancara, dan tes yang berpatokan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 63. Indikator kinerjanya yaitu apabila
penguasaan materi siswa pada siklus I sama atau di atas KKM sebanyak 75% (21
siswa) dari 28 siswa dan pada siklus II penguasaan materi siswa sama atau di atas
KKM sebesar 80% (23 siswa) dari 28 siswa.
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Menurut Arikunto (2011), prosedur penelitian mencakup tahapan-
tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (b) penerapan tindakan
(action); (c) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan
(observation and evaluation); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan). Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Secara umum
prosedur penelitian divisualisasikan pada Gambar 3.3 sebagai berikut:
Perencanaan
Gambar 3.3 Model PTK (Suharsimi Arikunto, dkk (2011:16) )
Siklus I
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
Pengamatan
Siklus II
Refleksi Pelaksanaan
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Prosedur yang diterapkan pada penelitian ini meliputi tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Tindakan Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran inkuiri.
2) Menyiapkan sumber belajar
3) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung serta media realita yang
digunakan
4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Awal
1) Kegiatan rutin (Berdoa, Presensi, Mengkondisikan kelas)
2) Apersepsi
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan tentang konsep gaya.
2) Siswa diberikan pertanyaan atau suatu permasalahan oleh guru yang
berkaitan dengan percobaan yang akan dilakukan.
3) Siswa dibimbing guru untuk mengidentifikasi masalah.
4) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan anggota setiap
kelompok bersifat heterogen.
5) Siswa saling mengemukakan pendapat untuk menentukan hipotesis.
6) Siswa dibimbing guru dalam menentukan hipotesis yang relevan
dengan permasalahan.
7) Setiap kelompok melakukan percobaan sesuai langkah-langkah dan
dengan menggunakan media yang telah dipersiapkan.
8) Siswa berdiskusi tentang percobaan yang dilakukan dengan
menganalisis data yang telah dikumpulkan. Disini siswa juga membuat
laporan hasil diskusi mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
9) Setiap kelompok manyampaikan hasil dari percobaan mereka.
Kegitan Akhir
1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan semua hasil kegiatan
pembelajaran.
2. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, siswa mengerjakan soal secara
individu.
3. Guru menutup pelajaran.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
(aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam
pedoman yang telah disiapkan peneliti. Guru melakukan pengamatan atau
observasi terhadap penguasaan materi KD gaya pada setiap pembelajaran
IPA berakhir.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data pada observasi dan evaluasi kemudian
dilakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pada tahap ini dapat diketahui besarnya penguasaan materi siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Sasaran pada siklus I dikatakan tuntas apabila 75%
(21 siswa) mendapat nilai sama atau di atas KKM. Dari hasil evaluasi IPA
materi gaya baru 18 siswa atau 68% siswa yang memperoleh nilai sesuai
dengan KKM yang ditetapkan. Oleh karena itu, indikator ketercapaian
kinerja pada siklus I belum dapat dicapai kemudian perlu dilakukan siklus
II sebagai langkah perbaikan dari proses pembelajaran pada siklus I.
2. Tindakan Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan
masalah
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran pembelajaran inkuiri
3. Mengembangkan skenario pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran
5. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
b. Tahap pelaksanaan Tindakan
1. Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang
telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
2. Guru menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri
3. Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan model pembelajaran
inkuiri
4. Memantau peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada
pembelajaran IPA KD (Kompetensi Dasar) gaya.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
(aktivitas guru, penguasaan materi pada KD gaya ranah afektif, dan
psikomotorik). Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang
telah disiapkan peneliti.
d. Tahap Refleksi
Setelah pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis semua
data yang diperoleh melalui proses observasi, wawancara dan evaluasi.
Sasaran pada siklus II yaitu hasil penguasaan materi IPA kelas V SD
Negeri Sidanegara 04 Cilacap meningkat dan siswa yang mendapat nilai
sama atau di atas KKM atau dikatakan tuntas sebanyak 80% (23 siswa)
dari 28 siswa. Apabila hasil evaluasi pada siklus ini menunjukkan bahwa
indikator kinerja telah tercapai, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
model inkuiri dengan media realita dalam pembelajaran IPA kelas V telah
berhasil meningkatkan penguasaan materi IPA siswa kelas V SD Negeri
Sidanegara 04 Cilacap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidanegara 04, yang
beralamatkan di jalan Kinibalu, Sidanegara Cilacap. Sekolah ini berstatus negeri
dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101030102044 yang dikepalai oleh
Marsana, S.Pd. Secara geografis SD Negeri Sidanegara 04 terletak di Kelurahan
Sidanegara, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap. Letak SD Negeri
Sidanegara 04 cukup strategis karena berada di dekat pemukiman penduduk.
Data personil ketenagaan SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap terdiri dari
satu kepala sekolah, enam guru kelas, satu guru Agama Islam, satu guru Penjaskes
(WB), satu guru Bahasa Inggris, satu guru Bahasa Jawa, satu guru Wiyata Bhakti
(WB), satu penjaga sekolah. Semua personil telah melaksanakan tugasnya
masing-masing dengan baik sesuai dengan tanggungjawabnya. Jumlah siswa SD
Negeri Sidanegara 04 Cilacap pada tahun pelajaran 2011/2012 adalah 175 siswa.
Dengan perincian sebagai berikut: kelas I sebanyak 27 siswa, kelas II sebanyak 28
siswa, kelas III sebanyak 29 siswa, kelas IV sebanyak 34 siswa, kelas V sebanyak
28 siswa, dan kelas VI sebanyak 29 siswa. Siswa SD Negeri Sidanegara 04
berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda.
Sekolah ini memiliki ruang kelas yang menunjang untuk terlaksananya
pembelajaran. Di dalam SD ini terdapat beberapa gedung yang terdiri dari 6 ruang
kelas, ruang guru, gudang, perpustakaan, kantin, dan 2 buah kamar mandi.
Sementara itu proses pembelajaranya memanfaatkan fasilitas buku BSE, alat
peraga sederhana, dan alat olah raga. Di SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap
terdapat sebuah komputer yang berada di ruang guru. Komputer tersebut
digunakan oleh guru dan kepala sekolah untuk menyelesaikan tugas administrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2. Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses dan hasil pembelajaran
materi Gaya kelas V sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data
awal. Dari siswa kelas V yang berjumlah 28 siswa, hanya terdapat 11 siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 63 dalam aspek hasil belajar
materi Gaya (lihat lampiran 10 halaman 172).
Berdasarkan daftar hasil belajar materi Gaya pada kondisi awal di atas,
masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), untuk lebih jelasnya maka kondisi awal nilai penguasaan materi
Gaya siswa kelas V dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Penguasaan Materi Gaya Siswa Kelas V
pada Kondisi Awal
Interval Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
(xi)
fi.xi Persentase
(%) Keterangan
40 - 49 7 44.5 311.5 25 di bawah KKM
50 - 59 7 54.5 381.5 25 di bawah KKM
60 - 69 5 64.5 322.5 18 di bawah KKM
70 - 79 2 74.5 149 7 di atas KKM
80 – 89 5 84.5 422.5 18 di atas KKM
90 - 99 2 94.5 189 7 di atas KKM
Nilai rata-rata kelas 60.8
Dari tabel 4.1 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.1 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 4.1 Histogram Nilai Penguasaan Materi Gaya Siswa Kelas V
Pada Kondisi Awal
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, nilai hasil evaluasi IPA materi
Gaya siswa kelas V sebelum diterapkan model pembelajaran inkuiri dengan media
realita diperoleh rata-rata kelas sebesar 60.8. Siswa yang memperoleh nilai 40 –
49 sebanyak 7 siswa atau 25%. Siswa yang memperoleh nilai 50 – 59 sebanyak 7
siswa atau 25%. Siswa yang memperoleh nilai 60 – 69 sebanyak 5 siswa atau
18%. Siswa yang memperoleh nilai 70 – 79 sebanyak 2 siswa atau 7%. Siswa
yang memperoleh nilai 80 – 89 sebanyak 5 siswa atau 18%. Siswa yang
memperoleh nilai 90 – 99 sebanyak 2 siswa atau 7%.
Berdasarkan tabel siswa yang mendapat nilai di bawah 63 (KKM) yaitu
sebanyak 17 siswa atau 61%, dan siswa yang mendapat nilai sama atau di atas
KKM yaitu 11 siswa atau 39%. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal
sebesar 39% masih berada di bawah ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu
sebesar 75% siswa mendapat ≥ 63 (KKM), dengan kata lain penguasaan materi
IPA siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 masih kurang.
Kurangnya penguasaan materi atau ketidaktuntasan tersebut disebabkan
oleh : Guru dalam melakukan pembelajaran masih bersifat konvensional, artinya
guru belum menggunakan suatu model pembelajaran yang inovatif yang dapat
merangsang kemampuan berpikir siswa untuk menemukan pengetahuannya
0
1
2
3
4
5
6
7
8
40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 – 89 90 - 99
Fre
ku
en
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
sendiri dan juga belum memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal
sehingga proses pembelajaran yang dilakukan kurang bermakna. Oleh karena itu,
diperlukan suatu model pembelajaran disertai media yang tepat untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan penerapan model pembelajaran inkuiri
dengan media realita. Dengan penerapan model pembelajaran inkuiri dengan
media realita diharapkan penguasaan materi IPA siswa kelas V akan mengalami
peningkatan sehingga ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada setiap siklusnya
terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi.
1. Siklus I
Tindakan sikus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan ( 4 X 35 menit )
pada tanggal 23 April 2012 dan 25 April 2012. Adapun tahapan-tahapan yang
dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Senin, 16 April 2012.
Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilaksanakan. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I
akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni pada hari Senin, 23 dan 25
April 2012.
Adapun perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Menentukan indikator yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun 2 x petemuan. Masing-
masing pertemuan 2 jam pelajaran atau sekitar 70 menit. Pada siklus
pertama dilaksanakan pada tanggal 23 dan 25 April 2012. Perencanaan RPP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
mencakup penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator,
langkah-langkah/skenario pembelajaran, media, metode dan sumber
pembelajaran serta sistem penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) terlampir.
3. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa
digunakan setiap hari. Ruang belajar diatur sedemikian rupa supaya
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
b) Media pembelajaran
Media yang digunakan adalah berupa jenis-jenis magnet dan bahan-
bahan yang nyata dan ada di sekitar. Media ini disiapkan oleh guru dan
digunakan oleh siswa secara berkelompok dalam melakukan percobaan.
c) Buku pelajaran
Buku pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam ) digunakan sebagai buku
acuan belajar. Buku yang digunakan yaitu buku Ilmu Pengetahuan
Alam kelas V pengarang Heri Sulistya dan Edi Wiyono. Buku IPA 5
Saling Temas pengarang Choiril Asmiyawati, Wegawati Hadi dan
Rohana Kusumawati
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun setiap petermuan.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin 23 April 2012 pada
jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB. Materi yang
diajarkan adalah siswa dapat membandingkan kecepatan jatuh dua buah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
benda (yang berbeda berat, bentuk dan ukuran) dari ketinggian tertentu
dengan benar, siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang bersifat
magnetis dengan tepat, siswa dapat memberi contoh penggunaan gaya
magnet dalam kehidupan sehari-hari dengan benar, siswa dapat
mengetahui cara membuat magnet dengan benar. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri dengan
media realita. Media yang digunakan adalah macam-macam magnet dan
alat-alat yang ada di sekitar siswa yang telah telah disediakan oleh guru.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah
satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan
kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima
palajaran. Guru memberikan apersepsi dengan menyampaikan materi yang
akan disampaikan, dan tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman
mereka tentang gaya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari pada pertemuan hari ini.
Pada kegiatan inti guru menggali pengetahuan siswa melalui tanya
jawab mengenai konsep gaya, macam-macam gaya, dan cara mengetahui
benda yang bersifat magnetis dan yang tidak bersifat magnetis. Siswa
memperhatikan penjelasan sekilas dari guru tentang gaya magnet dan gaya
gravitasi. Siswa ditugasi untuk mengidentifikasi benda-benda yang bersifat
magnetis dan yang tidak bersifat magnetis serta cara-cara membuat
magnet. Siswa dibagi menjadi empat kelompok yang anggotanya
heterogen. Guru mengemukakan permasalahan kontekstual berkaitan
dengan gaya magnet dan gaya gravitasi yang harus diselesaikan secara
kelompok.
Setiap kelompok diberi guru lembar kerja kelompok berupa
kegiatan untuk melakukan percobaan dengan alat dan bahan yang telah
disiapkan oleh guru dan dibagikan pada masing-masing kelompok.
Percobaan yang dilakukan siswa adalah tentang benda-benda yang bersifat
magnetis dan non magnetis serta faktor yang mempengarui gaya gravitasi.
Dalam melakukan percobaan guru membimbing kelompok yang masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
mengalami kesulitan, di sini guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Siswa mengerjakan dan menjawab pertanyaan yang ada pada lembar kerja
kelompok berdasarkan hasil percobaan secara kelompok. Setelah semua
kelompok selesai mengerjakan percobaan dan menjawab semua
pertanyaan pada lembar kerja kelompok, guru menugasi setiap perwakilan
kelompok untuk maju ke depan kelas membacakan hasil diskusi
kelompoknya dan kelompok lainnya sebagai pengamat dan korektor. Guru
memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil kerja siswa.
Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang
belum dimengerti. Guru membimbing siswa untuk menari kesimpulan
tentang materi yang telah dipelajari.
Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk
masing masing (kelas klasikal). Siswa mendapatkan pemantapan dari guru
melalui kegiatan refleksi dari materi yang telah dipelajari. Kemudian siswa
mengerjakan evaluasi secara individu (nilai pada lampiran 11 halaman
173). Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru memberikan PR
kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan II dilaksanakan pada jam pertama dan kedua yaitu
pukul 07.00-08.10 tanggal 25 April 2012. Pada pertemuan kali ini materi
yang dipelajari adalah tentang gaya gesek berupa memperbesar dan
memperkecil gaya gesek dan manfaat dan kerugian gaya gesek.
Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran inkuiri dengan
media realita.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah
satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan
kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima
pelajaran. Guru memberikan apersepsi dengan menyampaikan materi yang
akan disampaikan, dan tanya jawab dengan siswa tentang pelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
diterima pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan kali ini.
Pada kegiatan inti guru memulai dengan mendorong meja siswa dan
bertanya kepada siswa gaya yang terjadi pada saat guru mendorong meja.
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Guru menggali
pengetahuan siswa melalui tanya jawa mengenai pengertian gaya gesek
serta menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari. Siswa dan
guru melakukan tanya jawab tentang cara memperbesar dan memperkecil
gaya gesek. Siswa ditugasi untuk mengidentifikasi manfaat dan kerugian
yang ditimbulkan dari gaya gesek. Siswa dibagi menjadi empat kelompok
kemudian guru mengemukakan permasalahan kontekstual yang berkaitan
dengan gaya gesek yang harus diselesaikan siswa. Siswa diberi
kesempatan untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Siswa
melakukan pecobaan dengan bimbingan guru untuk melakukan percobaan
membandingkan gerak benda pada permukaan benda yang halus dan
kasar. Kemudian siswa berdiskusi tentang percobaan yang dilakukan
dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan serta membuat
kesimpulan dari hasil diskusinya. Siswa berkelompok mengerjakan LKS
dengan pengamatan dari guru. Perwakilan setiap kelompok maju untuk
membacakan hasil diskusinya, sedangkan kelompok yang lain sebagai
pengamat dan korektor. Guru memberikan umpan balik dan penguatan
dari hasil kerja siswa. Lalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya materi yang belum jelas dan dianggap sulit. Guru membimbing
siswa untuk menarik kesimpulan.
Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk
masing masing (kelas klasikal). Siswa mendapatkan pemantapan dari guru
melalui kegiatan refleksi dari materi yang telah dipelajari. Kemudian siswa
mengerjakan evaluasi secara individu (nilai pada lampiran 11 halaman
173). Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru memberikan PR
kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
c. Pengamatan atau observasi
Pada tahap observasi dilakukan dengan teknik tes terhadap pelaksanaan
pembelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri dengan media realita. Teknis tes digunakan untuk mengetahui hasil
belajar IPA materi gaya siswa pada ranah Kognitif. Selain itu juga ada lembar
observasi kegiatan guru pada saat mengajar IPA materi gaya, lembar observasi
ini diarahkan pada poin-poin pedoman yang telah dirumuskan oleh peneliti
berkonsultasi dengan guru kelas. Observasi ini untuk memperoleh data
mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPA materi gaya pada kelas V
SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Uraian evaluasi pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Guru (Lampiran 18 halaman 194)
a)Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria baik, b)
Kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam kriteria baik, c)
Kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam kriteria baik, d)
kemampuan guru dalam memberikan apersepsi dalam kriteria baik, e)
Kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria baik, f) Kemampuan
guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria baik, g) perhatian guru
terhadap siswa dalam kriteria cukup, h) kemampuan guru dalam
mengembangkan aplikasi dalam kriteria baik, i) Kemampuan guru dalam
menutup pelajaran dalam kriteria baik, j) Skor rata-rata 3,4 dengan kriteria
baik
2) Nilai Penguasaan Materi (Kognitif)
(a) Pertemuan I
Nilai penguasaan materi gaya siswa siklus I pertemuan 1 dapat dilihat
pada lampiran 11 halaman 173.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai penguasaan materi Gaya siklus I
pertemuan 1 di atas dapat diperjelas dengan tabel 4.2 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Materi Gaya
Siklus I Pertemuan 1
Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
(xi)
fi. xi Persenta
se (%) Keterangan
35 – 44 4 35.5 142 14 di bawah KKM
45 – 54 4 45.5 182 14 di bawah KKM
55 – 64 2 55.5 111 7 di bawah KKM
65 – 74 10 65.5 655 36 di atas KKM
75 – 84 7 75.5 528.5 25 di atas KKM
85 – 94 1 85.5 85.5 4 di atas KKM
Jumlah 28 1704 100
Skor rata-rata = 64.03
Ketuntasan Klasikal = × 100% = 57 %
Dari tabel 4.2 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2 Histogram Penguasaan Materi Gaya Siswa Kelas V
Siklus I Pertemuan 1
0
2
4
6
8
10
12
35 – 44 45 – 54 55 – 64 65 – 74 75 – 84 85 – 94
Fre
ku
en
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, nilai penguasaan materi gaya
siswa kelas V siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata kelas sebesar 64.03. Siswa
yang memperoleh nilai 35 - 44 sebanyak 4 siswa atau 14%. Siswa yang
memperoleh nilai 45 – 54 sebanyak 4 siswa atau 14%. Siswa yang memperoleh
nilai 55 - 64 sebanyak 2 siswa atau 7%. Siswa yang memperoleh nilai 65 – 74
sebanyak 10 siswa atau 36%. Siswa yang memperoleh nilai 75 – 84 sebanyak 7
siswa atau 25%. Siswa yang memperoleh nilai 85 – 94 sebanyak 1 siswa atau 4%.
(b) Pertemuan II
Nilai penguasaan materi Gaya pada siklus I pertemuan 2 dapat dilihat
dalam lampiran 11 halaman 173.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai penguasaan materi siklus I
pertemuan 2 di atas dapat diperjelas dengan tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Materi Gaya
Siklus I Pertemuan 2
Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
(xi)
fi. xi Persent
ase (%) Keterangan
40 - 48 2 44 88 7 di bawah KKM
49 – 57 4 53 212 14 di bawah KKM
58 – 66 3 62 186 11 di bawah KKM
67 – 75 10 71 710 36 di atas KKM
76 – 84 4 80 320 14 di atas KKM
85 - 93 5 89 445 18 di atas KKM
Jumlah 28 1961 100
Skor rata-rata = 69.7
Ketuntasan Klasikal = × 100% = 79%
Dari tabel 4.3 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.3 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 4.3 Histogram Penguasaan Materi Gaya Siswa Kelas V
Siklus I Pertemuan 2
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, nilai penguasaan materi gaya
siswa kelas V siklus I pertemuan 2 diperoleh rata-rata kelas sebesar 69.7. Siswa
yang memperoleh nilai 40 - 48 sebanyak 2 siswa atau 7%. Siswa yang
memperoleh nilai 49 – 57 sebanyak 4 siswa atau 14%. Siswa yang memperoleh
nilai 58 - 66 sebanyak 3 siswa atau 11%. Siswa yang memperoleh nilai 67 – 75
sebanyak 10 siswa atau 36%. Siswa yang memperoleh nilai 76 – 84 sebanyak 4
siswa atau 14%. Siswa yang memperoleh nilai 85 – 93 sebanyak 5 siswa atau
18%.
3) Nilai Perilaku Berkarakter (lampiran 12 halaman 174)
(a) Pertemuan 1
Ranah afektif perilaku berkarakter pada siklus I pertemuan 1 meliputi
: (1) kejujuran, (2) membantu teman yang membutuhkan, (3)
berkreasi, (4) tepat waktu, (5) teliti/cermat, dan (6) tanggung jawab.
Hasil rekapitulasi pengamatan perilaku berkarakter dapat dilihat pada
tabel 4.4 berikut :
0
2
4
6
8
10
12
40 - 48 49 – 57 58 – 66 67 – 75 76 – 84
Fre
ku
en
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter
Siklus I Pertemuan 1
Interval Nilai Frekuensi (fi) Nilai
Tengah (xi) fi. xi
Persentase
(%)
43-50 3 46.5 139.5 11
51-58 1 54.5 54.5 3.5
59-66 8 62.5 500 28.5
67-74 5 70.5 352.5 18
75-82 6 78.5 471 21
83-90 5 86.5 432.5 18
Nilai rata-rata kelas 70.3
Dari tabel 4.4 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.4 sebagai berikut:
Gambar 4.4 Histogram Nilai Pengamatan Perilaku Berkarakter
Siklus I Pertemuan 1
Berdasarkan histogram 4.4 di atas, nilai hasil pengamatan perilaku siswa
kelas V siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata kelas sebesar 70.3. Siswa yang
memperoleh nilai 43 - 50 sebanyak 3 siswa atau 11%. Siswa yang memperoleh
nilai 51 – 58 sebanyak 1 siswa atau 3.5%. Siswa yang memperoleh nilai 59 - 66
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
43-50 51-58 59-66 67-74 75-82 83-90
Fre
ku
en
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
sebanyak 8 siswa atau 28.5%. Siswa yang memperoleh nilai 67 – 74 sebanyak 5
siswa atau 18%. Siswa yang memperoleh nilai 75 – 82 sebanyak 6 siswa atau
21%. Siswa yang memperoleh nilai 83 – 90 sebanyak 5 siswa atau 18%.
(b) Pertemuan 2
Ranah afektif perilaku berkarakter pada siklus I pertemuan 1 meliputi
: (1) kejujuran, (2) membantu teman yang membutuhkan, (3)
berkreasi, (4) tepat waktu, (5) teliti/cermat, dan (6) tanggung jawab.
Hasil rekapitulasi pengamatan perilaku berkarakter dapat dilihat pada
tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter
Siklus I Pertemuan 2
Interval Nilai Frekuensi (fi) Nilai
Tengah (xi) fi. xi
Persentase
(%)
53-60 2 56.5 113 7
61-68 4 64.5 258 14
69-76 11 72.5 797.5 39
77-84 4 80.5 322 14
85-92 4 88.5 354 14
93-100 3 96.5 289.5 12
Nilai rata-rata kelas 75.7
Dari tabel 4.5 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.5 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Gambar 4.5 Histogram Nilai Pengamatan Perilaku Berkarakter
Siklus I Pertemuan 2
Berdasarkan histogram 4.5 di atas, nilai hasil pengamatan perilaku
siswa kelas V siklus I pertemuan 2 diperoleh rata-rata kelas sebesar
75.7. Siswa yang memperoleh nilai 53 - 60 sebanyak 2 siswa atau 7%.
Siswa yang memperoleh nilai 61 – 68 sebanyak 4 siswa atau 14%.
Siswa yang memperoleh nilai 69 - 76 sebanyak 11 siswa atau 39%.
Siswa yang memperoleh nilai 77 – 84 sebanyak 4 siswa atau 14%.
Siswa yang memperoleh nilai 85 – 92 sebanyak 4 siswa atau 14%.
Siswa yang memperoleh nilai 93 – 100 sebanyak 3 siswa atau 12%.
4) Nilai Diskusi Kelompok (lampiran 15 halaman 184)
(a) Pertemuan 1
Pengamatan diskusi kelompok pada siklus I pertemuan 1 meliputi : (1)
ketepatan penggunaan media dalam percobaan, (2)
mendemonstrasikan penggunaan media secara runtut, (3)
penyampaian hasil diskusi. Hasil rekapitulasi pengamatan diskusi
kelompok dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
0
2
4
6
8
10
12
53-60 61-68 69-76 77-84 85-92
Fre
ku
en
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Diskusi Kelompok
Siklus I Pertemuan 1
Interval Nilai Frekuensi (fi) Nilai
Tengah (xi) fi. xi
Persentase
(%)
33-38 8 35.5 284 29
39-44 8 41.5 332 29
45-50 3 47.5 142.5 10
51-56 - 53.5 - -
57-62 7 59.5 416.5 25
63-68 2 65.5 131 7
Nilai rata-rata kelas 46
Dari tabel 4.6 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.6 sebagai berikut:
Gambar 4.6 Histogram Nilai Diskusi Kelompok
Siklus I Pertemuan 1
Berdasarkan histogram 4.6 di atas, nilai hasil pengamatan diskusi
kelompok siswa kelas V siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata kelas
sebesar 46. Siswa yang memperoleh nilai 33 - 38 sebanyak 8 siswa
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
33-38 39-44 45-50 51-56 57-62 63-68
Fre
ku
en
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
atau 29%. Siswa yang memperoleh nilai 39 – 44 sebanyak 8 siswa
atau 29%. Siswa yang memperoleh nilai 45 - 50 sebanyak 3 siswa atau
10%. Siswa yang memperoleh nilai 51 – 56 sebanyak 0 siswa atau
0%. Siswa yang memperoleh nilai 57 – 62 sebanyak 7 siswa atau
25%. Siswa yang memperoleh nilai 63 – 68 sebanyak 2 siswa atau
7%.
(b) Pertemuan 2
Pengamatan diskusi kelompok pada siklus I pertemuan 2 meliputi :
(1) ketepatan penggunaan media dalam percobaan, (2)
mendemonstrasikan penggunaan media secara runtut, (3)
penyampaian hasil diskusi. Hasil rekapitulasi pengamatan diskusi
kelompok dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Diskusi Kelompok
Siklus I Pertemuan 2
Interval Nilai Frekuensi (fi) Nilai
Tengah (xi) fi. xi
Persentase
(%)
42-48 2 45 90 7
49-55 6 52 312 21.5
56-62 6 59 354 21.5
63-69 5 66 330 18
70-76 7 73 511 25
77-83 2 80 160 7
Nilai rata-rata kelas 62.7
Dari tabel 4.7 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.7 sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 4.7 Histogram Nilai Pengamatan Diskusi Kelompok
Siklus I Pertemuan 2
Berdasarkan histogram 4.7 di atas, nilai hasil pengamatan diskusi
kelompok siswa kelas V siklus I pertemuan 2 diperoleh rata-rata kelas
sebesar 62.7. Siswa yang memperoleh nilai 42 - 48 sebanyak 2 siswa
atau 7%. Siswa yang memperoleh nilai 49 – 55 sebanyak 6 siswa atau
21.5%. Siswa yang memperoleh nilai 56 - 62 sebanyak 6 siswa atau
21.5%. Siswa yang memperoleh nilai 63 – 69 sebanyak 5 siswa atau
18%. Siswa yang memperoleh nilai 70 – 76 sebanyak 7 siswa atau
25%. Siswa yang memperoleh nilai 77 – 83 sebanyak 2 siswa atau
7%.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi dikumpulkan
kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan
selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan cara
mengumpulkan hasil evaluasi pertemuan 1 dan 2 selanjutnya dibuat rata-rata,
setelah dirata-rata kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah
0
1
2
3
4
5
6
7
8
42-48 49-55 56-62 63-69 70-76 77-83
Fre
ku
en
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
ditetapkan. Nilsi penguasaan materi (kognitif) siswa yang dinyatakan tuntas pada
akhir siklus I sebanyak 22 siswa atau 79%. Hasil rata-rata penguasaan materi
siswa siklus I pertemuan 1 dan 2 menunjukkan hasil pencapaian ketuntasan
sebesar 68%, ini belum mencapai target minimal 75% (indikator kinerja ranah
kognitif siklus I) namun dibandingkan dengan pratindakan sudah mengalami
peningkatan sebesar 29%.
Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat
bahwa dilihat dari rata-rata nilai penguasaan materi gaya yang diperoleh siswa
dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita sudah
cukup berhasil. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan penguasaan materi
gaya siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap.
Hasil refleksi yang peneliti lakukan pada siklus I dengan berkonsultasi
bersama guru kelas V yang bertindak sebagai observer menunjukan sekitar 73%
siswa belum paham penggunaan media dalam pembelajaran Inkuiri sehingga
dalam kerja kelompok belum maksimal (lihat lampiran 15 halaman 184). Dalam
pembentukan kelompok guru sudah membagi kelompok secara heterogen (baik
dari segi jenis kelamin maupun kemampuan masing-masing individu) namun
masih ada beberapa siswa yang kurang bisa bekerjasama dengan baik bersama
anggota kelompok mereka. Untuk itu guru berupaya memperbaiki pembelajaran
pada siklus II agar indikator kerja siklus II dapat tercapai.
2. Siklus II
Tindakam siklus II dilaksanakan 2 pertemuan , yaitu pada tanggal 27
April dan 1 Mei 2012. Alokasi waktu pada masing-masing pertemuan adalah 2 X
35 menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa
sudah ada peningkatan penguasaan materi gaya pada ranah kognitif siswa kelas V
SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap tetapi belum berhasil secara maksimal. Hal ini
ditunjukan masih ada 6 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran IPA materi
gaya. Dari hasil tindakan siklus I, diadakan diskusi sekaligus konsultasi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
dengan guru kelas V untuk mencari alternatif pemecahan agar dapat
meningkatkan penguasaan materi gaya pada siswa kelas V SD Negeri Sidanegara
04 Cilacap.
Hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran IPA materi gaya
dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita sebagai
upaya untuk mengatasi kecukupan yang ada yaitu dengan menginformasikan
kepada siswa waktu untuk menyelesaikan tugas, misal untuk melakukan
percobaan siswa diberikan waktu 15 menit, mengerjakan tugas 10 menit,
mengkoreksi tugas 5 menit, evaluasi individu 10 menit dll, sehingga siswa dapat
mengerjakan tugas dengan baik dan tidak ada kesempatan untuk bercanda dengan
teman serta alokasi waktu pembelajaran dapat digunakan dengan
tepat/pembelajaran tidak melebihi waktu yang dialokasikan. Pembentukan
kelompok diperhatikan supaya siswa dapat bekerja kelompok dengan baik
bersama anggota kelompok tanpa mengurangi heterogenitas anggota kelompok.
Adapun deskripsi perencanaan siklus II adalah sebagai berikut:
1) Memilih indikator yang belum dikuasai siswa
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun 2 x petemuan. Masing-masing
pertemuan 2 jam pelajaran atau sekitar 70 menit. Pada siklus pertama
dilaksanakan pada tanggal 27 April dan 1 Mei 2012. Perencanaan RPP
mencakup penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator,
langkah-langkah/skenario pembelajaran, media, metode dan sumber
pembelajaran serta sistem penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) terlampir.
3) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah :
a) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa digunakan
setiap hari. Ruang belajar diatur sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
b) Media pembelajaran
Alat peraga yang digunakan adalah media realita berupa magnet batang,
batu baterai, kawat tembaga, paku, serbuk besi dan bahan-bahan yang
ada disekitar siswa. Media pembelajaran ini disiapkan oleh guru.
c) Buku pelajaran
Buku pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam ) digunakan sebagai buku
acuan belajar. Buku yang digunakan yaitu buku Ilmu Pengetahuan Alam
kelas V pengarang Heri Sulistya dan Edi Wiyono. Buku IPA 5 Saling
Temas pengarang Choiril Asmiyawati, Wegawati Hadi dan Rohana
Kusumawati.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita dengan Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Siklus II
dilaksanakan 2 kali pertemuan. Perbedaan II dari siklus I adalah selain pada
pembentukan kelompok juga pada percobaan yang dilakukan siswa.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat 27 April 2012 pada jam
pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB. Materi yang diajarkan adalah
siswa dapat membuat magnet dengan cara elektromagnetik dan gosokan, siswa
juga dapat menggambar garis medan magnet dengan benar. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri dengan media
realita. Media yang digunakan adalah magnet batang, batu baterai, kawat
tembaga, paku, pimes, dan serbuk besi.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu
siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan
presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran serta
menyiapkan media pembelajaran. Guru memberikan apersepsi dengan
menyampaikan materi yang akan disampaikan, dan tanya jawab dengan siswa
tentang pelajaran yang diterima pada pertemuan sebelumnya. Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini dan juga memberikan
motivasi kepada siswa.
Pada kegiatan inti, guru menggali pengetahuan siswa tentang medan
magnet melalui tanya jawab. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai
cara-cara membuat magnet. Siswa memperhatikan penjelasan secara singkat dari
guru tentang materi yang akan dipelajari. Siswa diminta untuk mengidentifikasi
tentang gaya magnet dan cara-cara membuat magnet. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok yang anggotanya heterogen. Guru mengemukakan
permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan medan magnet dan cara
membuat magnet yang harus diselesaikan secara berkelompok. Siswa diberikan
kesempatan untuk curah pendapat membentuk hipotesis. Siswa melakukan
percobaan membuat magnet buatan dan membuktikan medan magnet dengan
bimbingan dari guru. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah
serta menganalisis data yang telah dikumpulkan dan membuat kesimpulan. Siswa
secara berkelompok mengerjakan LKS dengan pengamatan dari guru. Setiap
perwakilan kelompok maju untuk membacakan hasil diskusinya, sedangkan
kelompok lain bertindak sebagai pengamat dan korektor. Guru memberikan
umpan balik dan penguatan terhadap hasil kerja siswa. Siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya materi yang belum dipahami. Siswa dibimbing guru
untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk masing
masing (kelas klasikal). Siswa mendapatkan pemantapan dari guru melalui
kegiatan refleksi dari materi yang telah dipelajari. Kemudian siswa mengerjakan
evaluasi secara individu. Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru
memberikan PR kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan II dilaksanakan pada jam pertama dan kedua yaitu pukul
07.00-08.10 tanggal 1 Mei 2012. Pada pertemuan kali ini materi yang dipelajari
adalah tentang gaya gesek berupa memperbesar dan memperkecil gaya gesek dan
manfaat dan kerugian gaya gesek. Pembelajaran dilaksanakan melalui model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
pembelajaran Inkuiri dengan media realita. Media penunjang yang digunakan
adalah kelereng dan pasir.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu
siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan
presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran serta
menyiapkan media pembelajaran. Guru memberikan apersepsi dengan
menyampaikan materi yang akan disampaikan, dan tanya jawab dengan siswa
tentang pelajaran yang diterima pada pertemuan sebelumnya. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini dan juga memberikan
motivasi kepada siswa.
Pada kegiatan inti, guru menggali pengetahuan siswa tentang pengertian
gaya gesek melalui tanya jawab. Siswa memperhatikan penjelasan secara singkat
dari guru tentang materi yang akan dipelajari. Siswa dan guru melakukan tanya
jawab tentang cara memperbesar dan memperkeci gaya gesekan. Siswa diminta
untuk mengidentifikasi manfaat dan kerugian yang ditimbulkan dari gaya gesek.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya heterogen. Guru
mengemukakan permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan gaya gesek
yang harus diselesaikan secara berkelompok. Siswa diberikan kesempatan untuk
curah pendapat membentuk hipotesis. Siswa melakukan percobaan
membandingkan gerak benda pada permukaan yang halus dan kasar dengan
bimbingan dari guru. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah
serta menganalisis data yang telah dikumpulkan dan membuat kesimpulan. Siswa
secara berkelompok mengerjakan LKS dengan pengamatan dari guru. Setiap
perwakilan kelompok maju untuk membacakan hasil diskusinya, sedangkan
kelompok lain bertindak sebagai pengamat dan korektor. Guru memberikan
umpan balik dan penguatan terhadap hasil kerja siswa. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya materi yang belum dipahami. Siswa dibimbing untuk menarik
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk masing
masing (kelas klasikal). Siswa mendapatkan pemantapan dari guru melalui
kegiatan refleksi dari materi yang telah dipelajari. Kemudian siswa mengerjakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
evaluasi secara individu. Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru
memberikan PR kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
c. Pengamatan atau observasi
Pada tahap observasi dilakukan dengan teknik tes terhadap pelaksanaan
pembelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri
dengan media realita. Teknis tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA
materi gaya siswa pada ranah Kognitif. Selain itu juga ada lembar observasi
kegiatan guru pada saat mengajar IPA materi gaya, lembar observasi ini diarahkan
pada poin-poin pedoman yang telah dirumuskan oleh peneliti berkonsultasi
dengan guru kelas. Observasi ini untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran IPA materi gaya pada kelas V SD Negeri Sidanegara
04 Cilacap dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Uraian evaluasi pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Guru (Lampiran 18 halaman 194)
a)Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria sangat baik, b)
Kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam kriteria sangat baik, c)
Kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam kriteria sangat baik, d)
kemampuan guru dalam memberikan apersepsi dalam kriteria sangat baik, e)
Kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria sangat baik, f)
Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria sangat baik,
g) perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria baik, h) kemampuan guru
dalam mengembangkan aplikasi dalam kriteria sangat sangat baik, i)
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik, j)
Skor rata-rata 3,6 dengan kriteria sangat baik.
2) Nilai Penguasaan Materi (Lampiran 11 halaman 173)
(1) Pertemuan 1
Nilai penguasaan materi siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 11
halaman 173.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai penguasaan materi Gaya siklus
II pertemuan 1 di atas dapat diperjelas dengan tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Materi
Siklus II Pertemuan 1
Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
(xi)
fi. xi Persentase
(%) Keterangan
40 – 49 2 45.5 91 7 di bawah KKM
50 – 59 5 55.5 277.5 18 di bawah KKM
60 – 69 1 65.5 65.5 4 di atas KKM
70 – 79 4 75.5 302 14 di atas KKM
80 – 89 10 85.5 855 36 di atas KKM
90 - 99 6 95.5 573 21 di atas KKM
Jumlah 28 2164 100
Skor rata-rata = 75.5
Ketuntasan Klasikal = × 100% = 79%
Dari tabel 4.8 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.8 sebagai berikut:
Gambar 4.8 Histogram Penguasaan Materi Gaya Siswa Kelas V
Siklus II Pertemuan 1
0
2
4
6
8
10
12
40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 - 99
Fre
ku
en
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, nilai penguasaan materi
Gaya siswa kelas V siklus II pertemuan 1 diperoleh rata-rata kelas
sebesar 75.5. Siswa yang memperoleh nilai 40 - 49 sebanyak 2 siswa atau
7%. Siswa yang memperoleh nilai 50 – 59 sebanyak 5 siswa atau 18%.
Siswa yang memperoleh nilai 60 - 69 sebanyak 1 siswa atau 4%. Siswa
yang memperoleh nilai 70 – 79 sebanyak 4 siswa atau 14%. Siswa yang
memperoleh nilai 80 – 89 sebanyak 10 siswa atau 36%. Siswa yang
memperoleh nilai 90 – 99 sebanyak 6 siswa atau 21%.
(2) Pertemuan 2
Nilai penguasaan materi Gaya siklus II dapat dilihat pada lampiran 11
halaman 173.
Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai penguasaan materi siklus II
pertemuan 2 di atas dapat diperjelas dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Materi
Siklus II Pertemuan 2
Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
(xi)
fi. xi Persentase
(%) Keterangan
50 - 57 1 53.5 53.5 4 di bawah KKM
58 - 65 4 61.5 246 14 di bawah KKM
66 - 73 2 69.5 139 7 di atas KKM
74 - 81 4 77.5 310 14 di atas KKM
82 - 89 6 85.5 512 21 di atas KKM
90 - 97 11 93.5 1028.5 40 di atas KKM
Jumlah 28 2289 100
Skor rata-rata = 81.6
Ketuntasan Klasikal = × 100% = 93%
Dari tabel 4.9 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.9 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Gambar 4.9 Histogram Penguasaan Materi Siswa Kelas V
Siklus II Pertemuan 2
Berdasarkan tabel dan histogram di atas, nilai penguasaan materi
Gaya siswa kelas V siklus II pertemuan 2 diperoleh rata-rata kelas
sebesar 81.6. Siswa yang memperoleh nilai 50 – 57 sebanyak 1 siswa
atau 4%. Siswa yang memperoleh nilai 58 - 65 sebanyak 4 siswa atau
14%. Siswa yang memperoleh nilai 66 – 73 sebanyak 2 siswa atau 7%.
Siswa yang memperoleh nilai 74 - 81 sebanyak 4 siswa atau 14%. Siswa
yang memperoleh nilai 82 – 89 sebanyak 6 siswa atau 21%. Siswa yang
memperoleh nilai 90 - 97 sebanyak 11 siswa atau 39%.
3) Nilai Perilaku Berkarakter (lampiran 12 halaman 174)
(a) Pertemuan 1
Nilai pengamatan perilaku berkarakter pada siklus II pertemuan 1
meliputi : (1) kejujuran, (2) membantu teman yang membutuhkan, (3)
berkreasi, (4) tepat waktu, (5) teliti/cermat, dan (6) tanggung jawab.
Hasil rekapitulasi pengamatan perilaku berkarakter dapat dilihat pada
tabel 4.10 berikut :
0
2
4
6
8
10
12
50 - 57 58 - 65 66 - 73 74 - 81 82 - 89 90 - 97
Fre
ku
en
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter
Siklus II Pertemuan 1
Interval Nilai Frekuensi (fi) Nilai
Tengah (xi) fi. xi
Persentase
(%)
56-61 1 58.5 58.5 4
62-67 2 64.5 129 7
68-73 10 70.5 705 36
74-79 3 76.5 229.5 11
80-85 4 82.5 330 14
86-91 8 88.5 708 28
Nilai rata-rata kelas 77.6
Dari tabel 4.10 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.10
sebagai berikut:
Gambar 4.10 Histogram Nilai Pengamatan Perilaku Berkarakter
Siklus II Pertemuan 1
Berdasarkan histogram 4.10 di atas, nilai hasil pengamatan
perilaku siswa kelas V siklus II pertemuan 1 diperoleh rata-rata kelas
sebesar 77.6. Siswa yang memperoleh nilai 56 - 61 sebanyak 1 siswa atau
4%. Siswa yang memperoleh nilai 62 – 67 sebanyak 2 siswa atau 7%.
0
2
4
6
8
10
12
56-61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-91
Fre
ku
en
si
Nilai Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Siswa yang memperoleh nilai 68 - 73 sebanyak 10 siswa atau 36%. Siswa
yang memperoleh nilai 74 – 79 sebanyak 3 siswa atau 11%. Siswa yang
memperoleh nilai 80 – 85 sebanyak 4 siswa atau 14%. Siswa yang
memperoleh nilai 86 – 91 sebanyak 8 siswa atau 28%.
(b) Pertemuan 2
Nilai pengamatan perilaku berkarakter pada siklus II pertemuan 1
meliputi : (1) kejujuran, (2) membantu teman yang membutuhkan, (3)
berkreasi, (4) tepat waktu, (5) teliti/cermat, dan (6) tanggung jawab.
Hasil rekapitulasi pengamatan perilaku berkarakter dapat dilihat pada
tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter
Siklus II Pertemuan 2
Interval Nilai Frekuensi (fi) Nilai
Tengah (xi) fi. xi
Persentase
(%)
56-62 1 59 59 3
63-69 2 66 132 7
70-76 8 73 584 29
77-83 8 80 640 29
84-90 8 87 696 29
91-97 1 94 94 3
Nilai rata-rata kelas 79.7
Dari tabel 4.11 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.11 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Gambar 4.11 Histogram Nilai Pengamatan Perilaku Berkarakter
Siklus II Pertemuan 2
Berdasarkan histogram 4.11 di atas, nilai hasil pengamatan
perilaku siswa kelas V siklus II pertemuan 2 diperoleh rata-rata kelas
sebesar 79.6. Siswa yang memperoleh nilai 56 - 62 sebanyak 1 siswa atau
3%. Siswa yang memperoleh nilai 63 – 69 sebanyak 2 siswa atau 7%.
Siswa yang memperoleh nilai 70 - 76 sebanyak 8 siswa atau 29%. Siswa
yang memperoleh nilai 77 – 83 sebanyak 8 siswa atau 29%. Siswa yang
memperoleh nilai 84 – 90 sebanyak 8 siswa atau 28%. Siswa yang
memperoleh nilai 91 – 97 sebanyak 1 siswa atau 3%.
4) Nilai Diskusi Kelompok (lampiran 15 halaman 184)
(a) Pertemuan 1
Nilai diskusi kelompok pada siklus II pertemuan 1 meliputi : (1)
ketepatan penggunaan media dalam percobaan, (2) mendemonstrasikan
penggunaan media secara runtut, (3) penyampaian hasil diskusi. Hasil
rekapitulasi pengamatan diskusi kelompok dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut :
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
56-62 63-69 70-76 77-83 84-90
Fre
ku
en
si
Nilai Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Diskusi Kelompok
Siklus II Pertemuan 1
Interval Nilai Frekuensi (fi) Nilai
Tengah (xi) fi. xi
Persentase
(%)
58-63 4 60.5 242 14.5
64-69 9 66.5 598.5 32
70-75 9 72.5 652.5 32
76-81 - 78.5 - -
82-87 4 84.5 338 14.5
88-93 2 90.5 181 7
Nilai rata-rata kelas 72.4
Dari tabel 4.12 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.12 sebagai berikut:
Gambar 4.12 Histogram Nilai Diskusi Kelompok
Siklus II Pertemuan 1
Berdasarkan histogram 4.12 di atas, nilai hasil pengamatan diskusi
kelompok siswa kelas V siklus II pertemuan 1 diperoleh rata-rata
kelas sebesar 72.4. Siswa yang memperoleh nilai 58 - 63 sebanyak 4
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
58-63 64-69 70-75 76-81 82-87 88-93
Fre
ku
en
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
siswa atau 14.5%. Siswa yang memperoleh nilai 64 – 69 sebanyak 9
siswa atau 32%. Siswa yang memperoleh nilai 70 - 75 sebanyak 9
siswa atau 32%. Siswa yang memperoleh nilai 76 – 81 sebanyak 0
siswa atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai 82 – 87 sebanyak 4
siswa atau 14.5%. Siswa yang memperoleh nilai 88 – 93 sebanyak 2
siswa atau 7%.
(b) Pertemuan 2
Nilai diskusi kelompok pada siklus II pertemuan 2 meliputi : (1)
ketepatan penggunaan media dalam percobaan, (2) mendemonstrasikan
penggunaan media secara runtut, (3) penyampaian hasil diskusi. Hasil
rekapitulasi pengamatan diskusi kelompok dapat dilihat pada tabel 4.13
berikut :
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Diskusi Kelompok
Siklus II Pertemuan 2
Interval Nilai Frekuensi (fi) Nilai
Tengah (xi) fi. xi
Persentase
(%)
58-62 2 60 120 7
63-67 7 65 455 25
68-72 - 70 - -
73-77 9 75 675 32
78-82 - 80 - -
83-87 10 85 850 36
Nilai rata-rata kelas 74.6
Dari tabel 4.13 di atas dapat disajikan dengan histogram 4.13
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Gambar 4.13 Histogram Nilai Pengamatan Diskusi Kelompok
Siklus II Pertemuan 2
Berdasarkan histogram 4.13 di atas, nilai hasil pengamatan diskusi
kelompok siswa kelas V siklus II pertemuan 2 diperoleh rata-rata kelas
sebesar 74.6. Siswa yang memperoleh nilai 58 - 62 sebanyak 2 siswa atau
7%. Siswa yang memperoleh nilai 63 – 67 sebanyak 7 siswa atau 25%.
Siswa yang memperoleh nilai 68 - 72 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa
yang memperoleh nilai 73 – 77 sebanyak 9 siswa atau 32%. Siswa yang
memperoleh nilai 78 – 82 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang
memperoleh nilai 83 – 87 sebanyak 10 siswa atau 36%.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi dikumpulkan
kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan
selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan cara
mengumpulkan hasil evaluasi nilai kognitif pertemuan 1 dan 2 selanjutnya dibuat
rata-rata, setelah dirata-rata kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang
telah ditetapkan. Aspek kognitif siswa yang dinyatakan tuntas pada akhir siklus II
sebanyak 26 siswa atau 92.8%. Hasil rata-rata belajar ranah kognitif siklus II
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
58-62 63-67 68-72 73-77 78-82
Fre
ku
en
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
pertemuan 1 dan 2 menunjukkan hasil pencapaian ketuntasan sebesar 86%, ini
sudah mencapai target minimal 80% (indikator kinerja ranah kognitif siklus II).
Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini sudah mencapai target minimal.
Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara cermat
bahwa dilihat dari rata-rata nilai penguasaan materi Gaya yang diperoleh siswa
dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita sudah
cukup berhasil. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan penguasaan materi
Gaya siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Temuan Hasil Observasi Kegiatan Guru
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh,
dapat ditemukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA materi
gaya dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita pada
kegiatan guru.
Adapun temuan dari peningkatan kegiatan guru kelas V SD Negeri
Sidanegara 04 Cilacap dalam proses pembelajaran IPA materi gaya dengan model
pembelajaran Inkuiri dengan media realita antara lain :
a. Persiapan guru dalam memulai kegiatan pembelajaran meningkat
dibandingkan dengan sebelum diadakannya tindakan.
b. Kemampuan guru dalam mengelola kelas semakin lebih meningkat.
c. Kemampuan guru dalam memancing pertanyaan siswa menjadi lebih
meningkat.
d. Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
menjadi lebih terlatih.
e. Kemampuan guru dalam membimbing siswa menerapkan pembelajaran
dengan model Inkuiri menggunakan media lebih terarah.
f. Perhatian guru terhadap siswa dalam proses diskusi lebih meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Berdasarkan hasil observasi (lampiran 19 dan 20). Peningkatan kualitas
pembelajaran IPA materi gaya dengan model pembelajaran Inkuiri dengan media
realita dapat dilihat dari tabel 4.14 dibawah ini :
Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Observasi Kinerja Guru
pada Siklus I dan Siklus II
Hasil Observasi Guru Siklus I Siklus II
Pertemuan I 3,3 3,5
Pertemuan II 3,5 3,7
Rata-rata 3,4 3,6
Kriteria Baik Amat Baik
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa hasil observasi guru
mengalami peningkatan. Nilai rata-rata hasil observasi guru pada siklus I adalah
3,4 dengan kriteria baik dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 3,6
dengan kriteria sangat baik. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model
pembelajaran Inkuiri dengan media realita dapat membantu meningkatkan
kualitas proses pembelajaran terhadap guru. Hal ini dapat direfleksikan bahwa
dengan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita dapat meningkatkan
proses pembelajaran.
Peningkatan nilai rata-rata hasil observasi kinerja guru pada siklus I dan II
dengan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita dapat disajikan pada
gambar 4.14 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Gambar 4.14 Histogram Peningkatan Nilai Rata-rata Kinerja Guru
pada Siklus I dan Siklus II.
2. Penguasaan Materi Gaya (Ranah Kognitif)
Peningkatan kualitas pembelajaran IPA materi gaya dengan penerapan
model pembelajaran Inkuiri dengan media realita menyebabkan penguasaan
materi oleh siswa juga meningkat. Peningkatan terlihat dari hasil observasi
penguasaan materi siswa pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan
setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan II. Hal ini dapat dilihat di tabel 4.15
berikut ini :
Tabel 4.15 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Penguasaan Materi Gaya Siswa Kelas V
SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap pada Kondisi Awal, Siklus I dan
Siklus II
Nilai rata-rata
Kondisi Awal
Setelah Dilaksanakan Tindakan
Siklus I Siklus II
60.8 66.8 78.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Siklus I Siklus II
Rata
-rata
Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan 1
Pertemuan 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa nilai rata-rata penguasaan materi
gaya pada ranah kognitif mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut yaitu pada
kondisi awal sebelum tindakan nilai rata-ratanya 60.8. Pada siklus I nilai rata-
ratanya menjadi 66.8. Pada akhir pelaksanaan siklus II nilai rata-rata penguasaan
materi gaya adalah 78.5. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa penerapan
model pembelajaran Inkuiri dengan media realita dapat membantu meningkatkan
penguasaan materi gaya pada ranah kognitif.
Data dari tabel rekapitulasi nilai rata-rata penguasaan materi Gaya siswa
kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap pada kondisi awal, siklus I dan siklus II
dapat disajikan dalam bentuk gambar grafik 4.15 berikut :
Gambar 4.15 Histogram Nilai Rata-rata Penguasaan Materi Siswa Kelas V
SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap Ranah Kognitif pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
Secara garis besar perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar
ranah kognitif pada materi gaya pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I dan
siklus II ditunjukan dalam tabel 4.16 berikut :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Fre
ku
en
si
Nilai Rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 4.16 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Penguasaan Materi Siswa Kelas V SD
Negeri Sidanegara 04 Cilacap Materi Gaya pada Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus II
No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 11 39 19 68 24 86
2 Tidak Tuntas 17 61 9 32 4 14
Berdasarkan tabel 4.16 terlihat adanya peningkatan ketuntasan penguasaan
materi gaya dalam pembelajaran IPA pada ranah kognitif siswa kelas V SD
Negeri Sidanegara 04 Cilacap yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan sebanyak
11 siswa yang tuntas atau sekitar 39%. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu
sebanyak 19 siswa yang tuntas atau sekitar 68%. Pada siklus II menjadi 24 siswa
yang tuntas atau sekitar 86% telah mencapai KKM.
Data dari tabel rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri
Sidanegara 04 Cilacap materi Gaya ranah kognitif pada kondisi awal, siklus I dan
siklus II dapat disajikan dalam bentuk gambar grafik berikut :
Gambar 4.16 Histogram Presentase Penguasaan Materi Siswa Kelas V SD Negeri
Sidanegara 04 Cilacap Ranah Kognitif pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Pre
sen
tase
Tuntas Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
D. Pembahasan
Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan
rata-rata nilai dan ketuntasan belajar siswa yang dapat menunjukkan penguasaan
materi gaya oleh siswa setelah mendapatkan pelajaran IPA dengan penerapan
model pembelajaran Inkuiri dengan media realita. Peningkatan terlihat dari
sebelum tindakan dan setelah tindakan yaitu siklus I dan siklus II yang masing-
masing siklus terdiri atas 2 pertemuan.
Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata siswa yang memperoleh nilai ≥63
(KKM) menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat nilai rata-rata
pada pratindakan sebesar 60,8 atau sekitar 39% siswa yang telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada siklus I nilai rata-rata mengalami
peningkatan yaitu menjadi 66,8 atau sekitar 68% siswa yang telah mencapai
KKM. Dibandingkan dengan pratindakan berarti telah ada peningkatan
penguasaan materi siswa sebesar 29%. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata
siswa menjadi 78,5 atau sekitar 86% siswa yang telah mencapai KKM. Hal ini
berarti telah mencapai indikator kinerja.
Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran IPA dinyatakan berhasil
karena menunjukkan adanya peningkatan nilai yang berarti ada peningkatan
penguasaan materi gaya dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri dengan
media realita pada siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap Tahun Ajaran
2011/2012.
Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-
beda, di antaranya: hambatan yang dijumpai pada siklus I yakni siswa belum
familier atau belum terlalu mengenal dengan model pembelajaran yang digunakan
yaitu model pembelajaran Inkuiri. Guru masih belum dapat menyampaikan materi
dengan jelas dan kurang dapat dipahami oleh siswa karena terlalu cepat dalam
menjelaskan, guru belum dapat mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang
kondusif, dengan jumlah anggota tiap kelompok 7 siswa membuat siswa yang
malas cenderung menggantungkan diri pada siswa yang mereka anggap lebih
pandai dan tidak mau melakukan kegiatan diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang
dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah memberikan beberapa
informasi secara tepat dan bertahap, mengarahkan, dan membimbing kegiatan
siswa dalam menemukan jawaban, mengubah jumlah anggota dalam kelompok
dari 7 orang menjadi 5 orang pada masing-masing kelompok agar pembelajaran
lebih kondusif dan setiap siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk
melakukan percobaan sehingga siswa akan lebih memahami materi karena telah
melakukan percobaan secara langsung dengan menggunakan media realita sesuai
langkah-langkah percobaan dengan benar dan runtut. Pembelajaran pada siklus II
sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang berarti.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan penguasaan materi Gaya pada siswa kelas V SD Negeri Sidanegara
04 Cilacap yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri dengan media
realita. Hal ini terjadi karena model pembelajaran Inkuiri merupakan pengajaran
yang berpusat pada siswa yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah
pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar
sendiri, mengembangkan kreativitas dan memecahkan masalah dengan didukung
penggunaan media yang sesuai dan bersifat nyata (realita).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI dan SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tersebut di atas, ternyata
hipotesis yang dirumuskan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri
dengan media realita telah terbukti dapat meningkatkan penguasaan materi gaya
pada siswa kelas V SD Negeri Sidanegara 04 Cilacap tahun ajaran 2011/2012
telah terbukti kebenarannya. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum
dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 60.8 dengan persentase ketuntasan
klasikal sebesar 39%, siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 66.8 dengan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 68%, dan pada siklus II dengan nilai rata-
rata kelas menjadi 78.5 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 86%.
Dengan demikian penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Inkuiri
dengan media realita dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA kelas V sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi Gaya.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan
media realita dalam pembelajaran IPA materi Gaya. Model yang dipakai dalam
penelitian ini adalah model siklus yaitu terdiri dari dua siklus. Siklus I
dilaksanakan pada tanggal 23 sampai 25 April 2012 dan Siklus II dilaksanakan
pada tanggal 27 April sampai 1 Mei 2012.
Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini
dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus
perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus
sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86 ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan
peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penerapan model
pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan penguasaan materi Gaya pada siswa
kelas V. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi
hasil penelitian sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita dapat
meningkatkan penguasaan materi Gaya pada siswa kelas V , hal itu dapat ditinjau
dari hal-hal sebagai berikut.
Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model
pembelajaran yang tepat disertai dengan penggunaan media yang tepat pula agar
siswa bisa dan mampu menguasai konsep-konsep materi dalam pembelajaran
dengan baik. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri
dengan media realita dapat meningkatkan penguasaan materi Gaya karena
penerapan model Inkuiri dapat merangsang kemampuan berpikir siswa dengan
baik. Model pembelajaran Inkuiri menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah,
sehingga dalam proses pembelajaran siswa banyak belajar sendiri, menemukan
pengetahuannya sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memcahkan suatu
masalah. Selain itu juga harus didukung dengan penggunaan media pembelajaran
yang nyata (realita) sehingga siswa akan lebih aktif karena benar-benar
mengalami sendiri proses pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran siswa akan
mendapatkan informasi dan pengetahuannya langsung melalui percobaan yang
dilakukan dengan media yang nyata khususnya dalam materi Gaya.
Selain itu dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi pada siswa
sangat penting. Motivasi diberikan agar siswa mempunyai rasa percaya diri yang
baik selain itu agar supaya siswa dapat belajar dengan baik sehingga siswa
mempunyai keinginan untuk berpikir, memusatkan perhatian, dan melaksanakan
kegiatan yang menunjang dalam proses pembelajaran. Motivasi dapat ditanamkan
pada diri siswa dengan memberikan latihan-latihan, memberikan kesempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87 untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan memberikan penghargaan
terhadap keberhasilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Pentingnya penerapan model pembelajaran Inkuiri dengan media realita dalam
pembelajaran terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan
menyenangkan sehingga terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara
siswa dengan guru. Selain itu penerapan model Inkuiri dengan media realita juga
mampu meningkatkan keaktifan, kreativitas dan kerja sama kelompok.
Presentase penguasaan materi Gaya dalam pembelajaran IPA kelas V
dapat meningkat. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai rata-rata setiap
siklus pada aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotorik. Dengan
partisipasi siswa dalam pembelajaran yang meningkat, kondisi kelas menjadi lebih
kondusif dan pada akhirnya penguasaan materi Gaya pada siswa kelas V SD
Negeri Sidanegara 04 Cilacap dapat meningkat.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan model
pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh siswa SD Negeri
Sidanegara 04 Cilacap.
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dijelaskan pada bab IV di atas, maka penelitian ini dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang berkaitan dengan
masalah sejenis ataupun sebagai acuan dalam menerapkan model pembelajaran
Inkuiri dengan media realita untuk memecahkan masalah pada pembelajaran yang
lain yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala
yang dihadapi dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model Inkuiri dengan
media realita harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu keaktifan,
kreativitas, motivasi dan kemampuan sangat mendukung keberhasilan
pembelajaran khususnya pelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
C. Saran
Sesuai dengan implikasi dan hasil penelitian, maka ada beberapa saran
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.
2. Bagi Guru
a) Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan
merancang model pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa
menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan
bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan tetap termotivasi
untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat
meningkatkan keterampilan menulis pada materi setiap pelajaran.
b) Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan media yang
sesuai karena dapat memberikan kemudahan terhadap peserta didik untuk
lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu, serta
mampu memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi sehingga
merangsang minat siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
c) Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Inkuiri pada pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
3. Bagi Siswa
Dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri ini siswa diharapkan
untuk dapat lebih aktif dan mengembangkan inisiatif dan kreativitas serta
meningkatkan keberanian dalam menyampaikan pendapatnya untuk
meningkatkan pengetahuan dan penguasaan materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89 4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih
cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Inkuiri dengan media
realita guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif
dalam meningkatkan penguasaan materi Gaya yang belum tercakup dalam
penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.