digest iv us

35
DIGESTIVUS Blok 9 Agus Salim NIM : 102010332 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi : Jalan Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat (11510) Pendahuluan Sistem pencernaan terdiri atas saluran cerna, rongga mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, rectum, anus dan kelenjar yang terkait seperti kelenjar liur, hati dan pancreas. Fungsinya adalah mendapatkan molekul-molekul yang diperlukan dari makanan untuk pertahanan, pertumbuhan dan kebutuhan energy tubuh. Molekul besar seperti protein, lemak, karbohidrat kompleks dan asam nukleat dipecah menjadi molekul kecil yang mudah diabsorpsi melalui permukaan saluran cerna, kebanyakan di usus halus. Air, vitamin dan mineral juga diabsorpsi dari makanan. Selain itu, lapisan dalam saluran cerna merupakan sawar pelindung antara isi lumen saluran dan lingkungan internal tubuh. 1 Langkah pertama dalam proses rumit yang dikenal sebagai pencernaan, terjadi di dalam mulut, tempat makanan dibasahi oleh liur dan digerus oleh gigi menjadi halus, liur juga mengawali 1

Upload: fajar

Post on 21-Feb-2016

238 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

diges

TRANSCRIPT

Page 1: Digest IV Us

DIGESTIVUSBlok 9

Agus Salim

NIM : 102010332

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi : Jalan Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat (11510)

Pendahuluan

Sistem pencernaan terdiri atas saluran cerna, rongga mulut, esophagus, lambung, usus

halus, usus besar, rectum, anus dan kelenjar yang terkait seperti kelenjar liur, hati dan

pancreas. Fungsinya adalah mendapatkan molekul-molekul yang diperlukan dari makanan

untuk pertahanan, pertumbuhan dan kebutuhan energy tubuh. Molekul besar seperti protein,

lemak, karbohidrat kompleks dan asam nukleat dipecah menjadi molekul kecil yang mudah

diabsorpsi melalui permukaan saluran cerna, kebanyakan di usus halus. Air, vitamin dan

mineral juga diabsorpsi dari makanan. Selain itu, lapisan dalam saluran cerna merupakan

sawar pelindung antara isi lumen saluran dan lingkungan internal tubuh.1 Langkah pertama

dalam proses rumit yang dikenal sebagai pencernaan, terjadi di dalam mulut, tempat makanan

dibasahi oleh liur dan digerus oleh gigi menjadi halus, liur juga mengawali pencernaan

karbohidrat. Pencernaan berlanjut di dalam lambung dan usus halus, tempat makanan

diabsorpsi. Absorpsi air terjadi di usus halus besar dan menyebabkan konsistensi isi halus

menjadi setengah padat. Struktur saluran cerna terdiri dari 4 lapisan yaitu mukosa, submukosa,

muskularis dan serosa. Masing-masing memiliki fungsi dan ciri-ciri yang berbeda. Saluran cerna

tersebut juga memiliki pembuluh nadi dan pembuluh balik yang serupa dengan nama alat organ

tersebut. Lalu pencernaan juga dipengaruhi oleh enzim-enzim dan saraf yang berhubungan.2

1

Page 2: Digest IV Us

Struktur Sistem Pencernaan Secara Mikro

Rongga mulut

Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk atau tanpa lapisan tanduk,

bergantung pada daerahnya. Lapisan tanduk melindungi mukosa mulut terhadap kerusakan

selama mengunyah dan hanya terdapat gingiva dan palatum durum. Lamina propia daerah ini

memiliki sejumlah papilla dan langsung melekat pada jaringan tulang. Epitel berlapis gepeng

tanpa lapisan tanduk menutupi palatum mole, bibir, pipi dan dasar mulut. Lamina propia

memiliki papilla, mirip dermis kulit dan menyatu dengan submukosa yang mengandung kelenjar

liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel mulut yang tidak berlapis tanduk

menjadi epitel kulit dapat dilihat.

Palatum molle mengandung otot rangka, sejumlah besar kelenjar mukosa dan nodul

limfoid dalam lapisan submukosanya.3

Lidah

Lidah adalah masa otot rangka yang ditutupi membrane dengan struktur yang bervariasi

sesuai daerahnya. Serabut ototnya saling menyilang dalam 3 bidan, serabut ini berkelompok

membentuk berkas dan biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat. Karena jaringan lamina propria

menyusup ke dalam celah-celah di antara berkas-berkas otot, membrane mukosanya melekat

erat pada ototnya. Membrane mukosa permukaan bawah lidah itu licin. Permukaan dorsal lidah

tampak tidak teratur, yang ditutupi di sebelah anterior oleh sejumlah besar tonjolan kecil yang

disebut papilla. Sepertiga permukaan posterior lidha dipisahkan dari dua pertiga bagian anterior

oleh batas berbentuk huruf V. Dibelakang batas ini, permukaan lidah memperlihatkan tonjolan-

toonjolan kecil yang terdiri atas 2 jenis agregat limfoid kecil, kumpulan kecil nodul limfoid dan

tonsil lingualis, tempat limfonoduli berkumpul di sekitar invaginasi.

Papilla

Papilla adalah peninggian epitel mulut dan lamina propia, dengan bentuk dan fungsi

yang bervariasi. Ada 4 jenis papipa :

Papila Filiformis

Papilla Filiformis berbentuk kerucut memanjang, jumlahnya cukup banyak dan terdapat

di seluruh permukaan lidah. Epitelnya yang tidak mengandung kuncup kecap,

mempunyai lapisan tanduk.

2

Page 3: Digest IV Us

Papilla Fungiformis

Papilla fungiformis menyerupai cendawan karena memiliki tangkai sempit dan bagian

atas yang melebar dengan permukaan licin. Papilla ini, yang mengandung sebaran

kuncup kecap pada permukaan atasnya, tersebar tak merata di antara papilla filiformis.

Papilla Foliata

Papilla foliate kurang berkembang pada manusia. Papilla ini terdiri atas 2 atau lebih

tonjolan dan alur parallel pada permukaan dorsolateral lidah dan mengandung banyak

kuncup kecap.

Papilla Sirkumvalata

Papilla sirkumvalata merupakan 7-12 papila bulat berukuran sangat besar dengan

permukaan datar yang menonjol di atas papilla lain. Papilla ini tersebar di daerah V di

bagian posterior lidah. Banyak kelenjar serosa mencurahkan isinya ke dalam alur yang

mengelilingi tepian masing-masing papilla. Susunan alur demikian menjamin

kesinambungan aliran cairan di atas sejumlah cukup besar kuncup kecap yang terdapat

di sepanjang sisi papilla ini. Kelenjar tersebut juga menyekresi suatu lipase yang

agaknya mencegah pembentukan lapisan hidrofobik di atas kuncup kecap yang dapat

mengganggu fungsi kuncup kecap tersebut.

3

Page 4: Digest IV Us

Faring

Faring yakni suatu rongga peralihan antara rongga mulut dan sistem pernapasan dan

pencernaan, merupakan daerah komunikasi antara daerah hidung dan laring. Faring dilapisi

epitel berlapis gepeng tak bertanduk yang berlanjut ke esophagus dan dilapisi oleh epitel

bertingkat silindris bersilia dan sel goblet di daerah dekat rongga hidung. Faring mengandung

tonsil. Mukosa faring juga memiliki banyak kelenjar liur mukosa kecil dalam lamina proprianya

yang terdiri atas jaringan ikat padat. Otot konstriktor dan longitudinal di faring berada di luar

lapisan ini.1

Gigi

Pada manusia dewasa, normalnya terdapat 32 gigi permanen. Gigi ini tersebar dalam 2

lengkung simetris bilateral di tulang maksila dan mandibular dengan 8 gigi di setiap kuadran

yatu 2 incisivus, 1 kaninius, 2 premolar dan 3 molar tetap. Dua puluh dari gigi permanen ini

berasal dari gigi desidua, sisanya tidak memiliki precursor drsidua.

Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva, bagian mahkota dna satu

atau lebih akar gigi di bawah gingiva yang menahan gigi pada kantung atau saku tulang yang

disebut alveolus, satu untuk masing-masing gigi. Mahkota gigi ditutupi oleh email yang sangat

keras dan akar gigi. Ditutupi oleh jaringan bermineral yaitu sementum. Kedua lapisan penutup

ini bertemu di bagian serviks gigi. Bagian terbesar gigi terdiri atas materi berkapur lain yaitu

dentin, yang mengelilingi ruang berisi jaringan ikat lunak yang dikenal sebagai rongga pulpa.

Rongga pulpa memiliki bagian mahkota dan bagian akar yang meluas ke apeks dari radiks,

tempat terdapatnya sebuah lubang yang memungkinkan pembuluh darah, pembuluh limfe dan

saraf keluar masuk rongga pulpa. Ligamentum periondotal adalah jaringan ikat fibrosa dengan

berkat serat kolagen yang tertanam di dalam sementum dan tulang alveolar yang menahan gigi

dengan erat dalam saku tulangnya.

Esophagus

Bagian saluran cerna yang disebut esophagus merupakan saluran berotot yang

berfungsi meneruskan makanan dari mulut ke lambung. Esophagus dilapisi epitel berlapis

gepeng tanpa lapisan tanduk. Pada umumnya, lapisan-lapisannya sama dengan bagian saluran

cerna lainnya. Di dalam submukosa, terdapat kelompok-kelompok kecil kelenjar pensekresi

mukus yaitu kelenjar esophagus dengan secret yang memudahkan transport makanan dan

melindungi mukosa esophagus. Di dalam lamina propria daerah dekat lambung, terdapat

4

Page 5: Digest IV Us

kelompok kelenjar yaitu kelenjar kardiak esophagus yang juga menyekresi mukus. Di bagian

distal esophagus, lapisan muscular hanya terdiri atas sel-sel otot polos, di bagian tengah

terdapat campuran sel otot polos dan otot rangka, dan di ujung proksimal hanya terdapat sel-sel

otot rangka. Hanya bagian esophagus yang terdapat di dalam rongga peritoneum yang ditutupi

sserosa. Sisanya ditutupi selapis jaringan ikat longgar, adventisia yang menyatu dengan

jaringna sekitar.

Lambung

Lambung seperti halnya usus halus adalah organ campuran eksokrin dan endokrin,

yang mencerna makanan dan menyekresi hormone. Lambung merupakan bagian yang melebar

dibagian yang melebar di saluran cerna, yang fungsi utamanya adalah melanjutkan pencernaan

karbohidrat yang sudah dimulai di mulut, menambah cairan asam kepada makanan, mengubah

makanan oleh kerja otot menjadi suatu masa kental (kimus) dan membantu dimulainya

pencernaan protein oleh enzim pepsin. Lambung juga menghasilkan lipase lambung yang

mencerna trigliserida dengan bantuan lipase lidah. Inspeksi umum memperlihatkan 4

daerah :kardiak, fundus, korpus dan pylorus. Karena struktur bagian fundus dan corpus identic

secara mikroskopik, hanya 3 daerah yang dapat dikenali secara histologi. Mukosa dan

submukosa lambung yang kosong memperlihatkan lipatan-lipatan memanjang yang dikenal

sebagai rugae. Bila lambung terisi makanan, lipatan-lipatan ini akan melebar.

Kardiak

Kardiak adalah suatu pita melingkar yang sempit dengan batas antara esophagus dan

lambung. Mukosanya mengandung kelenjar kardiak tubular simpleks atau bercabang. Bagian

terminal kelenjar-kelenjar ini sering bergelung, dengan lumen yang besar. Kebanyakan sel

sekresinya menghasilkan mukus dan lisozim, namun beberapa sel penghasil HCL juga dapat

dijumpai. Struktur kelenjar ini mirip dengan kelenjar kardiak di bagian akhir esophagus.1,3

Fundus dan korpus

Lamina propria fundus dan korpus dipenuhi kelenjar gaster tubular bercabang dan 3-7

buah kelenjar tersebut mencurahkan isinya ke dalam dasar foveola gastrika. Distribusi sel-sel

epitel dalam kelenjar gastrik tidak merata. Bagian leher kelenjar mengandung sel-sel induk, sel

mukus leher dan sel parietal, dasar kelenjar mengandung sel parietal, sel zymogen dan sel

enteroendokrin.

5

Page 6: Digest IV Us

Pylorus

Pylorus memiliki foveola gastrika dalam yaitu tempat muara kelenjar pylorus tubular

bercabang. Dibandingkan dengan kelenjar di bagian kardia, kelenjar pylorus memiliki foveola

yang lebih dalam dan bagian sekresi bergelung yang lebih pendek. Kelenjar ini menyekresi

mukus dan cukup banyak enzim lisozim. Sel gastrin tersebar di antara sel-sel mukosa kelenjar

pylorus. Gastrin merangsang sekresi asam oleh sel parietal di kelenjar gaster dan memiliki efek

trofik pada mukosa gaster. Sel enteroendokrin sel D menyekresi somatostatin yang

menghambat pembebasan hormone-hormon lain, termasuk gastrin.

Usus Halus

Usus halus adalah tempat akhir berlangsungnya pencernaan, absorpsi nutrient dan

sekresi endokrin. Peristiwa pencernaan dituntaskan di usus halus, tempat nutrient diabsorpsi

oleh sel-sel epitel berlapis. Usus halus relative panjang terdiri atas 3 segmen : duodenum,

jejunum dan ileum. Segmen-segmen tersebut memilki banyak kemiripan ciri dan akan dibahas

bersama-sama.

Membrane Mukosa, permukaan usus halus memperlihatkan lipatan-lipatan permanen yaitu

plika sirkularis yang terdiri atas mukosa dan submukosa dengan bentuk semilunar, sirkular atau

spiral. Plika ini paling berkembang di jejunum dan karenanya menjadi ciri khas jejunum. Plika

tersebut bukanlah ciri khas bagi duodenum atau ileum, meskipun struktur ini berada di kedua

tempat tersebut. Vili intestinalis merupakan penonjolan atau pertumbuhan mukosa ke dalam

lumen usus halus. Di duodenum, vili ini berbentuk daun dan berangsur berubah bentuk

menyerupai jari saat tiba di ileum.

Diantara vili terdapat muara kecil dari kelenjar tubular simpleks yang disebut kelenjar

instestinal atau kelenjar Lieberkuhn.

Epitel vili menyatu dengan epitel kelenjar. Kelenjar intestinal mengandung sel induk,

sedikit sel absorptive, sel goblet, sel paneth dan sel enteroendokrin.

Sel absorpsi adalah sel silindris tinggi, masing-masing dengan inti lonjong di bagian

basal sel. Di apeks sel terdapat lapisan homogeny yang disebut brush border. Dengan

mikroskop electron, brush border ini terlihat sebagai lapisan mikrovili padat. Setiap mikrovilius

merupakan tonjolan silindris dari sitoplasma apikal.

6

Page 7: Digest IV Us

Fungsi yang lebih penting dari sel silindris intestinal adalah penyerapan molekul nutrient

yang dihasilkan proses pencernaan. Disakaridase dan peptidase yang disekresi sel absorpsi

dan terikat pada mikrovili brush border, menghidrolisis disakarida dan dipeptide menjadi

monosakarida dan asam amino yang mudah diserap melalui transport aktif sekunder.

Pencernaan lipid terutama terjadi sebagai akibat kerja lipase pancreas dan empedu. Pada

manusia, kebanyakan absorpsi lipid terjadi di duodenum dan jejunum bagian atas.

Sel Paneth dibagian basal kelenjar intestinal adalah sel eksokrin dengan granul sekresi

di sitoplasma apikal. Dengan metode imunositokimia, para peneliti telah mendeteksi lisozim

yakni suatu enzim yang mencerna dinding sel beberapa bakteri, di dalam granul sekresi

eosinofilik berukuran besar di sel ini. Lisozim memiliki aktivitas antibakteri dan dapat berperan

dalam mengendalikan flora usus.

Lamina Propia sampai Serosa, lamina propia usus halus terdiri atas jaringan ikat longgar

dengan pembuluh darah, pembuluh limfe, serat saraf dan sel-sel otot polos. Lamina propia

menembus pusat vili usus, yang membawa serta pembuluh darah dan limfe, saraf, jaringan ikat

dan sel-sel otot polos. Sel-sel otot polos menimbulkan pergerakan ritmik di vili, yang penting

untuk proses penyerapan. Muskularis mukosa tidak memperlihatkan sesuatu yang istimewa

pada organ ini. Lapisan submukosa mengandung, di bagian awal duodenum, kelompok kelenjar

tubular bergelung yang bermuara ke dalam kelenjar intestinal. Lamina propria dan submukosa

usus halus mengandung agregat nodul limfoid yang dikenal sebagai plak Peyer.

Persarafan usus dibentuk oleh komponen intrinsic dan komponen ekstrinsik. Komponen

intrinsic terdiri atas kelompok neuron yang membentuk pleksus saraf mienterikus di antara

lapisan muskularis sirkular dalam dan lapisan muskularis longitudinal luar dan pleksus

submukosa di submukosa. Pleksus ini mengandung sejumlah neuron sensorik yang menerima

informasi dari ujung saraf di dekat lapisan epitel dan di lapisan otot polos sehubungan dengan

komposisi isi usus dan derajat peregangan dinding usus.1

Usus Besar

Usus besar terdiri atas membrane mukosa tanpa adanya lipatan kecuali pada bagian

distalnya (rectum). Vili usus tidak dijumpai pada bagian usus ini. Kelenjar usus berukuran

panjang dan ditandai dengan banyaknya sel goblet dan sel absorptive dan sedikit sel

enteroendokrin. Sel absorptifnya berbentuk silindris dengan mikrovili pendek dan tak teratur.

Usus besar disesuaikan dengan fungsi utamanya : absorpsi air, pembentukan massa tinja dan

7

Page 8: Digest IV Us

produksi mukus. Mukus adalah jel berhidrasi tinggi yang tidak hanya melumasi permukaan

usus. Absorpsi air berlangsung pasif dan mengikuti transport aktif natrium yang keluar dari

permukaan basal sel-sel epitel.

Di dalam lamina propria, banyak dijumpai sel limfoid dan nodul yang seringkali

menyebar sampai ke dalam submukosa. Banyaknya jaringan limfoid ini berkaitan dengan

banyaknya bakteri di dalam usus besar. Muskularis terdiri atas berkas-berkas longitudinal dan

sirkular. Lapisan ini berbeda dari lapisan muskularis di usus halus karena serabut lapisan

longitudinal luarnya mengelompok dalam 3 pita longitudinal yang disebut taenia coli. Pada kolon

bagian intraperitoneal, lapisan serosa ditandai dengna tonjolan kecil yang terdiri atas jaringan

lemak yaitu apendiks epiploika.

Apendiks

Apendiks adalah suatu evaginasi dari sekum, organ ini ditandai dengan sebuah lumen

yang relative kecil, sempit dan tak teratur yang disebabkan banyaknya folikel limfoid di dalam

dindingnya. Meskipun struktur umumnya sama dengan struktur usus besar, apendiks

mengandung lebih sedikit kelenjar usus, yang lebih pendek dan tak memiliki taenia coli.3

Struktur Sistem Pencernaan Secara Makro

Cavum Oris

Selain merupakan permulaan sistem pencernaan, rongga mulut juga berfungsi sebagai

rongga yang dilalui oleh udara pernapasan dan juga penting untuk pembentukan suara.

Rongga mulut dibagi menjadi 2 :

Vestibulum nasi

Labium : di sudut mulut kanan-kiri saling berhubungan pada angulus oris.

Sulcus nasolabialis : alur diantara sudut bibir atas dengan hidung.

Sulcus mentolabialis : alur diantara bibir bawah dengan dagu.

Philtrum : lekuk di atas pertengahan bibir atas.

Diantara kulit dan mucosa terletak otot-otot wajah, antara lain : m. buccinators dan m.

orbicularis oris.

Pendarahan : Aa. Labiales superior et inferior, cabang a. facialis dan a. temporalis

superficialis.

8

Page 9: Digest IV Us

Pembuluh balik : v. facialis anterior et posterior, yang bergabung menjadi v. facialis

communis, yang akan bermuara ke dalam v. jugularis interna.

Persarafan : kulit wajah oleh N. trigeminus dan otot-otot wajah oleh N. facialis.

Cavum oris

Batas-batas :

Depan dan samping : arcus dentalis dengan procesus alveolarisnya.

Atas : palatum durum et molle.

Bawah : diaphragma oris.

Belakang : ithmus faucium.

Isi : lidah.

Di dalam gigi terdapat suatu rongga yang melalui canalis radices berhubungan dengan dunia

luar.2

Lidah

Bagian 2/3 depan lidah (corpus) merupakan selaput lendir yang mengandung banyak tonjolan

yaitu papilla lingualis yang bermacam-macam : filiformis, fungiformis, foliate dan falata.

Bagian 1/3 belakang lidah (radix) mengandung banyak kelenjar-kelenjar getah bening (tonsil

lingualis) yang bersama dengan tonsil palatine dan tonsil pharyngea membentuk cincin

waldeyer.

Otot-otot lidah terutama terdiri atas otot-otot yang dibedakan menjadi otot ekstrinsik dan otot

intrinsic. Otot-otot ekstrinsik menggerakkan lidah sebagai satu kesatuan. Otot-otot intrinsic

merubah bentuk lidah.

Otot-otot ekstrinsik :

M. Genioglossus

M. Hyoglossus

M. Styloglossus

M. Palatoglossus

Otot-otot intrinsic :

M. verticalis

M. longitudinalis superior

9

Page 10: Digest IV Us

M. longitudinalis inferior

M. transversalis

Kelenjar-kelenjar ludah :

Kelenjar Parotis

Glandula parotis berbentuk piramida dan terletak di fossa retromandibularis antara os

mandibular dan m. sternocleidomastoideus.

Di dalam kelenjar ini terletak N. facialis, v. facialis posterior dan a. carotis externa.

Glandula submandibularis

Pada glandula submandibularis dapat dibedakan 2 bagian yang dangkal dan yang

dalam. Bagian yang dangkal terletak di bawah m. mylohyoideus antara m.

stylohyoideus, m. digastricus dan mandibular. Pada permukaannya terdapat beberapa

nodi lymphatici submandibularis.

Glandula sublingualis

Glandula sublingualis berbentuk memanjang dan terletak di dasar rongga mulut dekat

frenulum linguale, di antara m. genihyoideus dan m. geniglossus sebelah medial dan m.

hyoglossus sebelah lateral. Glandula sublingualis menimbulkan suatu lipat pada selaput

lendir di atasnya yang disebut plica sublingualis.4

Pharynx

Pharynx adalah suatu pipa musculo-fascial yang kontraktil. Terbentang di antara basis

crani sebelah kranial dan berakhir pada esophagus di sebelah kaudal setinggi vertebra

cervicalis 6. Fungsinya : sebagai tempat yang dilalui oleh aliran antara pernapasan dan

makanan.

Pharynx dibagi menjadi 3 bagian :

Nasopharynx : berfungsi untuk pernapasan.

Oropharynx : berfungsi untuk pencernaan.

Laryngopharynx : berhubungan dengan rongga larynx melalui aditus larynges yang

menghadap kea rah postero-kranial dan dibatasi oleh tepi epiglotis.

10

Page 11: Digest IV Us

Pendarahan :

Pembuluh nadi : a.thyroidea superior dan a. pharyngea ascendens

Pembuluh balik : plexus pharyngeus yang mengalirkan darahnya ke dalam v. jugularis interna.

Esophagus

Merupakan lanjutan pharynx dan mulai di tepi bawah cartilage cricoidea setinggi

vertebra C6 dan berakhir di cardia ventriculi setinggi vertebra Th X-XI. Pada esophagus dapat

dibedakan 3 bagian : pars cervicalis, pars toracalis dan pars abdominalis.

Persarafan :

Simpatis : cabang-cabang truncus sympaticus pars thoracalis atas.

Parasimpatis : cabang-cabang N. vagus dan N. recurrens dan di bawah hilus pulmonis

membentuk plexus pada dinding esophagus.

Pendarahan :

Arteri : dua cabang ventral yang tunggal dari aorta

Vena : mendampingi nadi-nadi yang senama. Darahnya dialirkan ke dalam sistem azygos

Alat-alat intra abdomen terbadi dua oleh mesocolon transversum menjadi :

Alat-alat supra mesocolica adalah alat-alat yang terletak antara diaphragma dan

mesocolon transversum yang terdiri dari : gaster, duodenum, pancreas, hepar, vesica

felea dan lien.

Alat-alat infra mesocolica adalah alat-alat yang terletak di bawah mesocolon

transversum atau alat-alat yang terletak antara mesocolon transversum dan linea

terminalis pada panggul, yaitu : usus halus dan usus besar.

Gaster

Mempunyai 2 muara :

Cardia : esophagus ke gaster

Pylorus : gaster ke duodenum

Mempunyai 2 tepi :

11

Page 12: Digest IV Us

Curvature minor : cekung ke kanan atas

Curvature mayor : cembung ke kiri

Mempunyai 2 permukaan :

Facies anterior

Facies posterior

Mempunyai 2 lekukan :

Incisura cardiac : peralihan esophagus pada curvature major

Incisura angularis : batas bagian vertical dan horizontal pada curvature minor.

Bagian-bagian gaster :

Cardiac

Terletak 3 cm di sebelah kiri bidang tengah, setinggi vertebra toracalis X di belakang

rawan iga &.

Fundus

Fundus mengisi kubah diaphragma sebelah kiri, merupakan bagian lambung yang

berbatasan dengan diaphragma. Puncak fundus terletak di sela iga 5 di bawah apex

cordis.

Pylorus

Pylorus merupakan muara distal lambung ke dalam duodenum. Terletak setinggi

vertebra L 1.

Facies anterior gaster : merupakan bagian kanan yang berbatasan dengan lobus sinister

hepatis dan lobus quadratus hepatis. Sedangkan pylorus berbatasan dengan lobus quadratus

hepatis. Sedangkan curvature major berbatasan dengan colon transversum dan lig.

Gastrocolicum.2,4

Facies posterior gaster :

Fundus ventriculi berbatasan dengan diaphragma

Corpus ventriculi berbatasan dengan bagian diaphragma yang menurun

Curvature major berbatasan dengan ren sinister dan lien

Bagian caudal gaster berbatasan dengan bagian superior pancreas

Kiri atas curvature minor berbatasan dengan tuber omentale pancreatic

12

Page 13: Digest IV Us

Distal ventriculi berbatasan dengan colon transversum dan mesocolon

Pada permukaan lipatan gaster terdapat lekukan-lekukan kecil yang disebut foveola gastricae.

Ulcus ventriculi : keadaan dimana mukisa lambung rusak

Ulcus duodeni : keadaan dimana mukosa duodenum rusak

Ulcus pepticum : mukosa lambung dan duodenum rusak

Stenosis pylori yaitu menyempitnya canalis pylori karena M. sphynxter pylori menebal. Stenosis

pylori sering ditemukan pada bayi baru lahir beberapa hari yang ditandai dengan bayi kelihatan

hitam dan muntah-muntah.

Hypertrophye pylori yaitu menebalnya sphincter pylori.

Pendarahan :

A. gastrica sinistra : cabang A. coeliaca dan beranatomosis dengan A. gastrica dextra.

Aa. Gastricae breves : cabang A. lienali di fundus ventriculi.

A. gastroepiploica sinistra : cabang dari A. lienale dan beranastomosis dengan A.

gastroepiploica dextra.

Darah dari V. gastrica dextra dan sinistra dialirkan ke dalam V. porta.

Darah dari V. gastrica brevis dialirkan ke dalam V. lienalis yang bergabung dengan V.

mesentarica superior menuju V. porta.

Duodenum

13

Page 14: Digest IV Us

Bagian-bagian duodenum :

Pars superior duodeni

Terletak pada bidang transpyloric. Pars superior duodeni dimulai dari pylorus menuju ke

belakang dan berakhir pada flexura duodenalis superior.

Pars descendens duodeni

Pars descendens duodeni bermula dari flexura duodeni superior beralih ke bawah,

kemudian membelok ke kiri, disebut flexura duodeni inferior. Kemudian bagian tersebut

berjalan mendatar dan disebut pars inferior duodeni. Terletak setinggi vertebra L2.

Pars ascendens duodeni

Terletak setinggi vertebra L2. Setelah sampai di belakang lambung, pars ascendens

duodeni membelok ke bawah disebut flexura duodenojejunalis. Pada flexura

duodejejunalis terdapat jaringan ikat yang menghubungkan lengkung tersebut dengan

esophagus yaitu lig. Treitz.

Pendarahan Duodenum :

Arteri :

A. gastroduodenalis merupakan cabang dari A. hepatica communis dan memperdarahi

dinding posterior duodenum.

A. pancreaticoduodenalis superior merupakan cabang dari A. gastroduodenalis dan

berjalan antara pars descenden duodeni dan capur pancreas.

A. pancreaticoduodenalis inferior merupakan cabang dari A. mesenterica superior.

Vena :

Darah dari V. pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke V. porta.

Darah dari V. pancreaticoduodenalis inferior dialirkan ke V. mesenterica superior ke V.

porta.

Hepar

Hepar dilapisi peritoneum, kecuali bagian belakang yang langsung melekat pada

diaphragma dan disebut Area Nuda. Batas lobus kanan dan kiri adalah sebuah alur berbentuk

huruf H yang ditempati oleh lig. Venosum Arantii di sebelah caudal dan lig. Falciforme hepatis di

sebelah cranial. Batas lobus kanan dan kiri sesuai bidang yang melalui alur yang dibentuk oleh

14

Page 15: Digest IV Us

kantung empedu dan V. cava inferior. Lobus kanan terbagi menjadi lobus caudatus dan

quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis dextra.2

Pendarahan hepar :

Arteri :

A. hepatica communis merupakan cabang A. coeliaca

A. hepatica propia merupakan cabang A. hepatica communis

A. hepatica dextra dan sinistra merupakan cabang A. hepatica propia

Vena :

Menampung darah balik dari alat-alat tractus gastro intestinal melalui V. porta

V. porta merupakan bagian dari pembuluh balik sistem portal yang mengumpulkan

darah dari alat-alat gastrointestinal untuk dialirkan ke hepar.

Vesica Fellea

Letaknya sesuai dengan perpotongan batas lateral M. rectus abdominis dan arcus

costae dextra.

Vesica fellea diliputi peritoneum, kecuali bagian yang melekat pada hepar. Bagian-bagian :

Fundus vesica fellea

Corpus vesica fellea

Collum vesica fellea

Saluran empedu adalah ductus cysticus. Mukosa ductus cysticus mempunyai lipatan berbentuk

spiral yaitu valvula spiralis heisteri. Ductus cysticus bersama-sama saluran empedu intragepatal

membentuk ductus choledochus. Ductus choledochus berjalan dalam lig. Gepatoduodenalis

bersama-sama V. porta dan A. hepatica propia.

Pendarahan : A. cystica merupakan sebuah cabang dari A. hepatica dextra.

Lien

15

Page 16: Digest IV Us

Letak lien adalah intraperitoneal, pada region hypochondria sinistra, setinggi iga 9,10,11.

Sumbu panjang sesuai iga 10.

Mempunyai 2 permukaan, yaitu :

Facies diaphragmatica yang menghadap dinding perut serta berbatasan dengan

diafragma, tepi bawah paru kiri dan sinus phrenico costalis.

Facies visceralis yang menghadap rongga perut

Fungsi lien adalah membersihkan darah, reservoir darah dan alat reticulo endothelial

yang di dalamnya terdapat jaringan limfoid yang berbeda dengan jaringan-jaringan limfoid lain

karena lien berhubungan dengan aliran darah.

Pembesaran lien dalam klinik diukur dengan garis Schuffner, yaitu garis yang

menhubungkan titik pototng arcus costa kiri dan garis mamaria kiri dengan SIAS kanan melalui

umbilicus. Garus Schuffner terbagi menjadi S1-8.

Pendarahan : A. lienale merupakan cabang A. coeliaca yang terbesar. Darah akan dialirkan ke

dalam V. mesenterica inferior kemudian menuju V. mesenterica superior dan berakhir pada V.

porta.

Intestinum

Intestinum dibedakan menjadi :

Intestinum tenue (usus halus)

intestinum tenue memiliki panjang 6-8 meter dan terdiri dari 2/5 bagian jejunum dan 3/5

bagian ileum. Terletak intraperitoneal.

Jejunum mengisi rongga perut kiri atas sedangkan ileum mengisi rongga perut kanan

bawah. Kelokan ileum mengisi sampai ke pelvis minor kemudian bermuara pada

coecum (kantung buntu).

Proyeksi muara ileum pada coecum pada dinding abdomen disebut titik Mc. Burney.

Besarnya penampang dari jejunum kearah ileum makin mengecil. Intestinum tenue

berhubungan dengan dinding belakang perut melalui lipatan peritoneum yang disebut

mesontenium, mulai dari flexura duodenijejunalis setinggi vertebra L2 berjalan kea rah

kanan miring ke bawah, menyilang garis tengah setinggi vertebra L3 di depan pars

inferior duodeni dan V. cava inferior, berakhir ke bawah pada fossa iliaca dextra di

depan articulation sacroiliaca.

16

Page 17: Digest IV Us

Intestinum crassum (usus besar)

Berbentuk seperti huruf U terbalik.

Terdiri atas : coecum, colon ascendens, flexura coli dextra, colon transversum, flexura

coli sinistra, colon descendens, colon sigmoideum dan rectum, terletak retroperitoneal.

Rectum

17

Page 18: Digest IV Us

Rectum merupakan lanjutan colon sigmoideum yang memanjang dari vertebra S3

sampai anus. Setinggi vertebra S3 taenia colon sigmoideum berubah menjadi lapisan otot polos

longitudinal dan appendicitis epiploica menghilang.

Bagian-bagian rectum berdasarkan bentuknya :

Pars ampularis recti (bagian yang melebar)

Pars analis recti (bagian yang menyempit)

Bagian rectum dengan peritoneum :

1/3 proximal : tertutup peritoneum

1/3 tengah : sebagian tengah tertutup peritoneum

1/3 distal : tidak tertutup peritoneum

Hubungan rectum dengan sekitarnya :

Pada wanita : uterus dan vagina (excavation recto uterine)

Pada laki-laki : vesica urinaria (excavation recto vesicalis)

Pendarahan :

Arteri :

A. rectalis superior merupakan lanjutan A. mesentarica inferior dan memperdarahi

rectum bagian proximal.

A. rectalis media merupakan cabang A. vesicalis nferior dan memperdarahi rectum

bagian tengah dan distal dan canalis analis.

A. rectalis inferior merupakan cabang A. pudenda interna dan memperdarahi otot dan

kulit sekitar anus.

Vena :

V. rectalis superior : V. mesenterica inferior

V. rectalis medius : V. iliaca interna

V. rectalis inferior : V. iliaca interna

Darah dari V. mesenterica inferior menuju ke V. porta.2,4

18

Page 19: Digest IV Us

Mekanisme Sistem Pencernaan

Proses dasar pencernaan adalah :

A. Motilitas

Yaitu kontraksi otot yang mencapur dan mendorong isi saluran pencernaan.

Otot polos dinding saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan

rendah disebut Tonus.

2 jenis motilitas pencernaan :

1. Gerakan propulsive (mendorong) : gerakan memajukan makanan dengan kecepatan

berbeda beda sesuai fungsi region pencernaan.

2. Gerakan mencampur (segmentasi) : mencampur makanan dengan getah pencernaan

dan membantu pencernaan makanan.

B. Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan kedalam lumen saluran pencernaan oleh

kelenjar-kelenjar eksokrin

Sekresi pencernaan berupa : air, elektrolit, enzim, garam empedu dan mukus.

19

Page 20: Digest IV Us

C. Pencernaan (digesti)

Proses penguraian makanan dari struktur kompleks diubah menjadi satuan yang lebih

kecil yang dapat dicerna oleh enzim-enzim dalam sistem pencernaan

Manusia mengkonsumsi 3 kategori makanan kaya energy seperti : karbohidrat, protein

dan lemak

Karbohidrat, protein dan lemak tidak mampu menembus membrane plasma utuh untuk

diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah/limfe

D. Penyerapan

Memindahkan hasil pencernaan + air, vit dan elektrolit dari lumen saluran pencernaan

ke darah / limfe.5

Factor-faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan :

1. Fungsi otonom otot polos

Jenis aktivitas listrik yang spontan menghasilkan gelombang lombat yang disebut irama

listrik dasar saluran pencernaan.

Gelombang bersifat ritmik, berfluktuasi seperti gelombang potensial membrane yang

secara berkala membawa membrane mendekati dan menjauhi ambang.

2. Pleksus saraf intrinsic

Disaluran pencernaan ada 2 :

o Pleksus Minterikus (auerbach)

Terletak di antara lapisan otot polos longitudinal dan sirkuler

o Pleksus Submukosa (meissner)

Terletak di submukosa

Sistem saraf enteric, keduanya terdapat di seluruh saluran pencernaan dari esophagus

sampai anus. Secara langsung mempengaruhi motilitas saluran pencernaan, sekresi

getah pencernaan dan sekresi hormone pencernaan.

3. Saraf ekstrinsik

Saraf yang berasal dari luar saluran pencernaan dan mempersarafi berbagai organ

pencernaan, saraf otonom.

Saraf simpatis : menghambat kontraksi dan sekresi saluran pencernaan.

Saraf parasimpatis : melalui saraf vagus cenderung meningkatkan motilitas otot polos

dan mendorong sekresi enzim dan hormone pencernaan.

20

Page 21: Digest IV Us

4. Hormone pencernaan

Diangkut oleh darah ke bagian lain saluran pencernaan tempat hormone bekerja pada

sel otot polos atau kelenjar eksokrin.6

Dinding saluran pencernaan memiliki 3 reseptor sensorik :

Kemoreseptor : komponen-komponen kimia dalam lumen.

Mekanoreseptor : peregangan dan ketegangan dalam lumen.

Osmoreseptor : osmolaritas isi lumen.

Mulut

Merupakan rongga oral dan pintu masuk saluran pencernaan.

Bibir :

Membantu memperoleh, mengarahkan dan menampung makanan di mulut.

Untuk berbicara.

Sebagai respon sensorik.

Lidah :

Untuk memandu makanan waktu mengunyah dan menelan.

Untuk berbicara.

Terdiri dari otot rangka (volunteer) dan tertanam papil-papil pengecap (taste buds).

Faring :

Rongga dibelakang tenggorokan.

Saluran bersama untuk sistem pencernaan dan pernafasan.

Terdapat tonsil, organ limfoid merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh.

Tujuan mastikasi/mengunyah adalah :

21

Page 22: Digest IV Us

Menggiling dan memecah makanan menjadi lebih kecil untuk membantu proses

menelan.

Mencampur makanan dengan saliva.

Merangsang papil pengecap.

Reflex mengunyah :

Bolus makanan dalam mulut lalu terjadi penghambatan reflex, gerakan mengunyah pada otot

kemudian rahang bawah turun ke bawah lalu reflex regang otot rahang bawah dan terjadi

kontraksi rebound.

Kelenjar saliva diproduksi oleh kelenjar sublingualis, submandibularis dan parotis.

Fungsi saliva adalah :

Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui enzim amylase.

Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan.

Mempunyai efek antibakteri melalui efek ganda dengan lisozim.

Sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil pengecap.

Membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah.

Untuk hygiene mulut dengan membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi.

Bikarbonat menetralkan asam untuk membantu mencegah karies gigi.

Peningkatan sekresi saliva :

Reflex saliva sederhana (tidak terkondisi)

Ada bolus dimulut (mekanoreseptor dan chemoreseptor)

Reflex saliva didapat (terkondisi)

Dengan melihat, mencium dan mendengar

Pada saliva, saraf simpatis dan parasimpatis berfungsi untuk meningkatkan sekresi saliva.

Rangsang parsimpatis lebih dominan dan pengeluaran saliva encer, jumlah besar, kaya enzim,

sedangkan rangsang simpatis menghasilkan volume saliva yang jauh lebih sedikit, kental dan

kaya mukus.

Esophagus :

22

Page 23: Digest IV Us

Saluran berotot, lurus memanjang antara faring dan lambung.

Kedua ujung terdapat sfingter : sfingter faringoesofagus dan sfingter gastroesofagus.

Selama menelan sfingter faringoesofagus berkontraksi terbuka kemudian bolus masuk ke

esophagus, sfingter menutup, saluran pernapasan terbuka, bernapas lagi, tahap orofaring

selesai.

Bolus besar dna lengket meregangkan esophagus dan memicu reseptor tekanan di dalam

dinding esophagus menimbulkan gelombang peristaltic sekunder oleh pleksus saraf intrinsic

tidak melibatkan pusat menelan.5,6

Lambung :

Menyimpan makanan yang masuk sampai disalurkan ke usus halus dengan kecepatan

sesuai untuk pencernaan dan penyerapan optimal.

Mensekresi HCL dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein.

Mencampur makanan dengan sekresi lambung.

Empat aspek motilitas lambung :

Pengisian lambung

Penyimpanan lambung

Pencampuran lambung

Pengosongan lambung

Kimus yang sudah di depan sfingter pylorus kembali ke antrum kemudian didorong kembali ke

pylorus oleh peristaltic berikutnya lalu terjadi gerakan retropulsi (kimus tercampur merata).

Lemak dicerna dan diserap lebih lambat dari yang lain, dicerna dan diserap hanya di lumen

usus halus dan perangsangan terkuat untuk menghambat motilitas lambung.

Kimus di lambung + HCL masuk kedalam duodenum lalu dinetralisir oleh Natrium bikarbonat

yang dihasilkan oleh pancreas.

Asam yang tidak dinetralkan :

23

Page 24: Digest IV Us

Mengiritasi mukosa duodenum

Inaktivasi enzim pencernaan pancreas yang disekresikan dalam lumen duodenum

Manghambat pengosongan isi lambung yang asam

Gaya utama penyebab muntah adalah kontraksi otot-otot pernapasan seperti diafragma dan

otot abdomen.

Fungsi HCL :

Mengaktifkan precursor enzim pepsinogen menjadi pepsin dan membentuk lingkungan

asam yang optimal untuk aktivitas pepsin.

Membantu penguraian serat otot jaringan ikat.

Bersama lisozim saliva mematikan sebagian besar mikroorganisme yang masuk

bersama makanan.

Pepsin mencerna protein dan harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif sehingga

tidak mencerna sendiri sel tempat ia terbentuk.

Kecepatan sekresi lambung dipengaruhi oleh :

Factor-faktor yang muncul sebelum makanan mencapai lambung.

Factor-faktor yang timbul akibat adanya makanan dalam lambung.

Factor-faktor di duodenum setelah makanan meninggalkan lambung.

Pancreas dan Empedu :

Tiga jenis enzim pancreas :

Enzim proteolitik pancreas untuk pencernaan protein

Amylase pancreas untuk pencernaan karbohidrat

Lipase pancreas untuk pencernaan lemak.6

Enzim proteolitik seperti tripsinogen, kimotripsinogen dan prokarbosipeptidase berfungsi untuk

merangsang ikatan peptide yang berbeda. Disekresikan dalam bentuk inaktif.

Dalam lumen duodenum tripsinogen diubah menjadi tripsin dengan enzim enterokinase.

Kimotripsinogen diubah menjadi kimotripsin dengan enzim tripsin.

Prokarboksipeptidase diubah menjadi karboksipeptidase dengan enzim tripsin.

24

Page 25: Digest IV Us

Kolesitokinin berfungsi untuk mengatur sekresi enzim pancreas, dibawa oleh darah ke

pancreas, merangsang sel asinus pancreas, lalu terjadi peningkatan sekresi enzim terjadi

pencernaan lemak, protein dan karbohidrat.7

Hati :

Fungsi hati :

Sekresi garam empedu yang penting untuk sistem pencernaan.

Detoksifikasi/degradasi zat-zat sisa, hormone, obat dan senyawa asing.

Sintesis berbagai protein plasma.

Pengaktifan vit. D

Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan vitamin.

Pengeluaran eritrosit yang rusak dan bakteri.

Ekskresi kolesterol dan bilirubin.

Masuknya empedu ke duodenum diatur oleh sfingter Oddi.5

Kesimpulan

25

Page 26: Digest IV Us

Mekanisme sistem pencernaan berawal adanya bolus dari mulut kemudian masuk ke

faring, esophagus, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Semua saluran tersebur

membutuhkan proses yang kompleks. Hingga makanan yang diserap masuk ke dalam sistem

pencernaan dan yang tidak di cerna akan dikeluarkan melalui anus. Dalam pencernaan tersebut

banyak factor-faktor yang berpengaruh seperti enzim dan factor-faktor luar lainnya. Masing-

masing mempunyai fungsi dan ciri yang berbeda sesuai dengan kegunaannya. Oleh karena itu

kita harus menjaga sistem pencernaan dalam tubuh kita, agar sistem pencernaan dalam tubuh

kita berjalan dengan lancar. Karena jika ada gangguan sistem, maka sistem pencernaan dalam

tubuh akan sedikit terganggu. Sehingga pencernaan dalam tubuh tidak optimal. Makanan yang

kita konsumsi harus banyak mengandung serat dan protein. Jika banyak mengandung lemak,

pencernaan dalam tubuh sulit untuk mencernanya. Oleh karena itu, keseimbangan makanan

dalam tubuh perlu dijaga agar tidak mengganggu pencernaan.

Daftar Pustaka

1. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks & Atlas. 10th ed. Jakarta: EGC; 2007. p.

278-307.

2. Winami W, Kindangen K, Inggriani K. Buku Ajar Anatomi. Traktus Digestivus. 2th ed.

Jakarta: FK UKRIDA; 2010. p. 29-90.

3. Leeson R, Leeson T, Paparo A. Buku Ajar Histologi. 5th ed. Jakarta: EGC; 2005. p. 253-

76.

4. John V B, Slonecker C E. Metode Anatomi. Sistem Pencernaan. 11th ed. Jakarta:

Binarupa Aksara; 2003. p. 4-15.

5. Ward J P, Clarke R W, Linden R W. At a Glance Fisiologi. Sistem Pencernaan. Jakarta:

Erlangga; 2009.

6. Ganong W F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 4th ed. Jakarta: EGC; 1995.

7. Murray R K, Granner D K, Rodwell V W. Biokimia Harper. Metabolisme Xenobiotik.

Edisi 27. Jakarta: EGC; 2009. p. 653-661.

26