diet gizi buruk

23
PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN KEP-GIZI BURUK PADA ANAK A. PENDAHULUAN Gizi buruk adalah masalah kekurangan zat gizi makro (kalori dan protein) yang berlangsung secara kronis (lama) maupun cepat (akut). Kasus ini banyak terjadi di seluruh wilayah indonesia, termasuk NTB. Secara nasional diperkirakan 5,1% anak balita menderita gizi buruk. Sementara di provinsi NTB angkanya relatif lebih rendah yaitu 3,73% (tahun 2001) dan 4,15 (tahun 2002). Gizi buruk merupakan salah satu masalah gizi yang mendapat perhatian serius. Secara langsung gizi buruk disebabkan oleh kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit infeksi. Sementara itu, keterbatasan pangetahuan ibu tentang gizi, cara pemberian makanan yang tidak tepat, pola pengasuhan anak, kondisi kesehatan dan lingkungan serta ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga merupakan faktor penyebab tidak langsung timbulnya gizi buruk. Seharusnya penderita gizi buruk dirawat inap di rumah sakit dan puskesmas. Namun pada kenyataannya, jumlah kasus yang ditemukan dan dirawat di puskesmas dan rumah sakit tidak sampai 20%. Dari jumlah tersebut sebagian tidak menjalani perawatan secara tuntas dengan 1

Upload: rus-ikuyz

Post on 20-Oct-2015

237 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Diet Gizi Buruk

TRANSCRIPT

Page 1: Diet Gizi Buruk

PENATALAKSANAAN DIET

PADA PASIEN KEP-GIZI BURUK PADA ANAK

A. PENDAHULUAN

Gizi buruk adalah masalah kekurangan zat gizi makro (kalori dan protein)

yang berlangsung secara kronis (lama) maupun cepat (akut). Kasus ini banyak

terjadi di seluruh wilayah indonesia, termasuk NTB. Secara nasional diperkirakan

5,1% anak balita menderita gizi buruk. Sementara di provinsi NTB angkanya

relatif lebih rendah yaitu 3,73% (tahun 2001) dan 4,15 (tahun 2002).

Gizi buruk merupakan salah satu masalah gizi yang mendapat

perhatian serius. Secara langsung gizi buruk disebabkan oleh kurangnya asupan

makanan dan adanya penyakit infeksi. Sementara itu, keterbatasan pangetahuan

ibu tentang gizi, cara pemberian makanan yang tidak tepat, pola pengasuhan anak,

kondisi kesehatan dan lingkungan serta ketersediaan pangan ditingkat rumah

tangga merupakan faktor penyebab tidak langsung timbulnya gizi buruk.

Seharusnya penderita gizi buruk dirawat inap di rumah sakit dan

puskesmas. Namun pada kenyataannya, jumlah kasus yang ditemukan dan dirawat

di puskesmas dan rumah sakit tidak sampai 20%. Dari jumlah tersebut sebagian

tidak menjalani perawatan secara tuntas dengan berbagai alasan antara lain : orang

tua tidak dapat mencari nafkah bila harus menunggu di rumah sakit atau ada anak

lain dirumah yang memerlukan perhatian orang tua dan lain – lain.

Perawatan gizi buruk di rumah tangga memerlukan kehati–hatian dan

ketelitian. Hal ini mengingat kondisi fasilitas di rumah tangga seperti kebersihan

lingkungan, keadaan air bersih, sirkulasi udara yang sangat berbeda dengan

kondisi di fasilitas kesehatan.

Perawatan kasus gizi buruk dirumah tangga memerlukan persyaratan-

persyaratan tertentu,bak kondisi pasien maupun kesiapan petugas. Keberhasilan

perawatan di  tingkat rumah tangga memerlukan partisipasi dan kepatuhan

keluarga untuk mematuhi anjuran dari petugas kesehatan. Hal ini dapat terjadi jika

petugas kesehatan dapat memberikan bimbingan, bantuan dan pendampingan bagi

keluarga.

1

Page 2: Diet Gizi Buruk

KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya

konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi

Angka Kecukupan Gizi (AKG).

Kurang Gizi dapat dilihat dari gambaran klinis yang nampak dimana anak

BB rendah atau kurus, dengan indikator Berat Badan yang kurang menurut umur

dari BB Normal yang seharusnya, dari status kurang gizi tsb dapat berlanjut

menjadi status gizi buruk dimana BB jauh dibawah normal dan klinis terdapat

gejala /tanda dari gizi buruk. Cara bagaimana menentukan bayi, anak apakah berat

badan masih dalam ambang normal, kurang atau gizi buruk , selain dari i

Gambaran klinis nampak kurus, dilakukan pengukuran berat badan . Untuk

melihat BB masih di ambang batas normal atau tidak, dapat dengan menggunakan

rumus BB menurut umur atau yang paling mudah bagi orang awam adalah dengan

melihat dari KMS-Kartu Menuju Sehat (Untuk Bayi dan Balita) yang dimiliki

setiap balita, jika BB dalam garis hijau –hijau muda masih dalam ambang normal,

jika BB di garis kuning sampai mendekati merah maka sudah dalam katagori

kurang gizi, BB dibawah garis merah termasuk status gizi buruk.

Pada umumnya anak dengan gizi buruk selain ditandai dari BB yang lebih

rendah dari normal, juga diikuti tumbuh kembang yang relatif lambat dibanding

anak seusianya (untuk bayi kemampuan duduk, menopang leher, kemampuan

jalan, berbicara ) biasanya juga disertai tanda anak nampak lemah/lethargis, nadi

lemah, sampai dengan kehilangan kesadaran Untuk tingkat Puskesmas penentuan

KEP yang dilakukan dengan menimbang BB anak dibandingkan dengan umur dan

menggunakan KMS dan Tabel BB/Umur Baku Median WHO-NCHS

a. KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita

warna kuning

b. KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak di Bawah

Garis Merah (BGM).

c. KEP berat/gizi buruk bila hasil penimbangan BB/U <60% baku median

WHO-NCHS. Pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat/Gizi buruk dan

KEP sedang, sehingga untuk menentukan KEP berat/gizi buruk digunakan

Tabel BB/U Baku Median. WHO-NCHS (Konfirmasi Petugas Puskesmas)

2

Page 3: Diet Gizi Buruk

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui kriteria balita gizi buruk.

2. Untuk mengetahui perawatan pasien gizi buruk di rumah tangga.

3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan pada penderita gizi

buruk.

4. Untuk mengetahui pemantauan dan evaluasi pada pasien gizi buruk.

C. PATOFISIOLOGI

KEP adalah manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energi, dalam

makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan

biasanya juga diserta adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut

malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisi, yang pada

umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi, pendidikan serta rendahnya

pengetahuan dibidang gizi. Malnutrisi sekunder bila kondisi masalah nutrisi

seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit utama, seperti kelainan bawaan,

infeksi kronis ataupun kelainan pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkan

kebutuhan nutrisi meningkat, penyerapan nutrisi yang turun dan/meningkatnya

kehilangan nutrisi. Makanan yang tidak adekuat, akan menyebabkan mobilisasi

berbagai cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi penyelamatan hidup,

dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat kemudian cadangan lemak

serta protein dengan melalui proses katabolik.

Dengan demikian pada KEP dapat terjadi : gangguan pertumbuhan, atrofi

otot, penurunan kadar albumin serum, penurunan hemoglobin, penurunan sistem

kekebalan tubuh, penurunan berbagai sintesa enzim.

D. MANIFESTASI KLINIS

Gizi buruk bukan persoalan asupan makanan saja namun banyak permasalahan

yang menjadi penyebab akar masalah terjadinya gizi buruk.

Penyebab terjadinya Gizi Buruk al :

1. Asupan zat gizi yang kurang, dipengaruhi beberapa hal yaitu :

a. Daya beli bahan makanan bergizi rendah/miskin

3

Page 4: Diet Gizi Buruk

b. Kurang tahunya pemahaman tentang gizi

c. Perilaku hidup yang belum menjadi bersih sehat sehingga sering menderita

penyakit

d. Pola asuh, budaya yang tidak mendukung pemberian ASI Esklusif

2. Adanya Penyakit penyerta :

a. Diare

b. ISPA, TBC

c. Cacingan

3. Ketahanan pangan rendah / daerah rawan pangan

a. Gagal panen

b. Musim kemarau panjang

c. Lokasi terisolir

Sasaran Gizi Buruk yang perlu ditangani adalah Balita Gizi Buruk, Gizi

kurang dan Ibu Hamil dengan kondisi kurang Gizi (kurang Energi Protein dengan

ditandai Lingkar Lengan atas kurang dari 23,5 cm , Kurang Energi Kronis –

KEK). Kenapa Ibu hamil kurang gizi juga perlu ditangani karena masa kehamilan

adalah cikal bakal kondisi yang harusnya optimal untuk kesehatan bayi nantinya.

E. PENANGANAN / TERAPI GIZI BURUK

Pengobatan awal dirumah tangga pada dasarnya merupakan pelaksanaan

fase stabilisasi dan transisi. Fase ini merupakan tindak lanjut perawatan di rumah

sakit pada kasus-kasus pulang paksa. Bila kasus ditemukan di rumah, (penderita

tidak dirawat), maka penatalaksanaan dimulai dari pengobatan awal.

a. Mengobati atau mencegah Hipoglikemi dan Hipotermi

1) Hipoglikemi

Anak gizi buruk mempunyai resiko menderita hipoglikemia atau

kadar gula darah yang rendah (< 54 mg/dl) yang sering menyebabkan

kematian. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh karena infeksi sistemik

atau penderita kurang/terlambat makan, terutama pada malam hari.

4

Page 5: Diet Gizi Buruk

Hipoglikemi ditandai dengan suhu tubuh yang rendah, kesadaran

menurun, lemah, kejang, keluar keringat dingin dan pucat. Keluarnya

keringat dingin dan pucat hanya terjadi ketika keadaan hipoglikemi sudah

berat atau ketika penderita hampir meninggal. Bila anak diduga menderita

hipoglikemi dan anak bisa minum, berikan teh manis hangat atau air gula

sampai kondisi anak membaik.

Untuk mencegahnya, penderita harus mendapat makanan dua jam

sekali, karena pada masa itu kemungkinan terjadi hipoglikemi dan

hipotermi masih tinggi. Selanjutnya maknan diberikan makin arang dan

makin padat bentuknya (konsistensi) dan kandungan gizinya

(konsentrasinya).

2) Hipotermi

Dikatakan hipotermi jika suhu tubuh anak kurang dari 36,5ᵒC pada

pengukuran suhu axiler. Dalam peeriksaan suhu tubuh dengan termometer

yang diletakkan diketiak diperlukan waktu selama 3 menit. Hipotermi

plaing sering terjadi pada dini hari yang suhu lingkungannya lebih dingin

dibandingkan dengan waktu lain. Hipotermi ini dapat terjadi karena:

- Paparan angin. Tubuh tidak terbungkus dengan pakaian atau selimut

yang baik.

- Menempel benda yang dingin. Tidur di lantai, popok yang basah tidak

segera diganti.

- Tidak diberi makan pada malam hari.

- Infeksi yang tidak diobati pada malam hari. Untuk mencegah

hipotermi dan hipoglikemi, hendaknya dilakukan:

- Ruangan harus hangat, hindari angin.

- Anak diberi penutup.

- Tubuh tidak terkena benda yang dingin.

b. Mengobati atau mencegah dehidrasi dan memperbaiki gangguan

keseimbangan elektrolit.

5

Page 6: Diet Gizi Buruk

Dehidrasi disebabkan karena kehilangan cairan tubuh da dapat

disebabkan oleh diare yang berat. Tanda-tanda dehidrasi, antara lain:

kehausan, kencing kurang, air mata kurang, selaput lendir mulut dan lidah

keringm apatis, lesu, turgor berkurang. Apabila dehidrasi berlanjut, maka akan

terjadi syok, dengan tanda-tanda lemas, apatis, nadi tidak teraba atau teraba

lemah, ujung jari tangan dan kaki dingin dan kebiruan, kencing sedikit dan

hipoglikemi. Untuk mengatasinya, WHO menganjurkan pemberian larutan

Resomal.

c. Mengobati infeksi.

Pada penderita gizi buruk, gejala infeksinya sering tidak menimbulkan

demam, tetapi justru menimbulkan penurunan suhu tubuh. Petugas kesehatan

maupun keluarga tidak menyadari sehingga penderits meninggal. Sehingga

apabila obat telah tersedia, berikan obat sesuai dengan etiket.

Penyebab infeksi, antara lain: bakteri, virus, dan parasit yang akan

menyebabkan metabolisme tubuh lebih tinggi, nafsu makan menurun, diare,

muntah, dan daya tahan tubuh menurun.

d. Pemberian diet

F. PENATALAKSANAAN DIET

1. Fase Strabilisasi

Jenis-jenis makana yang apat diberikan selama anak mengalami gizi buruk

strabilisai diantaranya

a. Formula khusus seperti formula 75/modifikasi/modisco   

b. Jumlah zat gizi :

Energi       : 100 Kkal/Kg BB/hari

Protein      : 1 – 1,5 gr/Kg BB/hari

Cairan       : 130 ml/Kg BB/hari atau jika ada edema berat 100 ml/Kg

Dengan syarat pemberian diitnya adalah porsi kecil, sering, rendah ssrat

dan rendah laktosa.

6

Page 7: Diet Gizi Buruk

Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gii buruk

pada fase strabilisasi.

FASE JENIS MAKANAN FREKUENSI WAKTU

PEMBERIAN

Strabilisasi

1.      BB < 7kg

2.      BB > 7kg

Makanan Bayi :

- Asi

- Susu Bayi/susu

rendah laktosa

- Formula

75/modifikasi/

modisco l/2

Makanan Anak :

- Susu/susu rendah

laktosa

- Formula

75/modifiasi

/modisco 1/2

         1 sdm/2jam

         2 sdm/3jam

         3 sdm/4jam

         1 sdm/2jam

         2 sdm/3jam

         3 sdm/4jam

Hari 1-2(2 hr)

Hari 2-3 (2 hr)

Hari 4-7 (4 hr)

Hari 1-2(2 hr)

Hari 2-3 (2 hr)

Hari 4-7 (4 hr)

2. Fase Transisi

Pada fase transisi anak gizi buruk pemberian makanannya harus secara

bertahap dan perlahan-lahan jumlahnya ditingkatkan karena untuk

menghindari terjadinya gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak

mengkonsumsi makanan alam jumlah banyak secara mendadak. Adapun

persyaratan diet debagai berikut :

a. Formula khusus seperti formula 100/ modifkasi/modisco I/II

b. Jumlah zat gizi

Energi       : 150 – 200 Kkal/Kg BB/hari

Protein      : 2 – 3 gr/Kg BB/hari

7

Page 8: Diet Gizi Buruk

Cairan       : 150 ml/Kg BB/hari

 

Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gizi buruk

pada fase transisi :

FASE JENIS MAKANAN FREKUENSI WAKTU

PEMBERIAN

Strabilisasi

1.      BB < 7kg

2.      BB > 7kg

Makanan Bayi :

- Asi

- Susu Bayi/susu

rendah laktosa

- Formula

100/modifikasi/

modisco I/II

Makanan Anak :

- Susu/susu rendah

laktosa

- Formula

100/modifiasi

/modisco I/II

-  100 sdm/6jam

-  100 sdm/4jam

-  100 sdm/2jam

-  100 sdm/6jam

-  100 sdm/4jam

-  100 sdm/2jam

Hari 8-9

Hari 10-11

Hari 12-13

Hari 8-9

Hari 10-11

Hari 12-13

3. Fase Rehabilitasi

Bila anak masih medapatkan ASI,teruskan ASI, ditambah dengan makanan

formula karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tubuh-

kejar.

Adapun persyaratan diet sebagai berikut :

a. Formula khusus sebagai formula 135/modifikasi/modosco III

b. Jumlah zat gizi :

8

Page 9: Diet Gizi Buruk

Energi       : 150 – 200 Kkal/Kg BB/hari

Protein      : 4 – 6 gr/Kg BB/hari

Cairan       : 150 – 200 ml/Kg BB/hari

Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gizi buruk

pada faese rehabilitasi:

FASE JENIS MAKANAN FREKUENSI WAKTU

PEMBERIAN

Strabilisasi

1.      BB < 7kg

2.      BB > 7kg

Makanan Bayi :

- Asi

- Susu Bayi/susu rendah

laktosa

- Formula

135/modifikasi/modisc

o I/II

- Makanan

lunak/makanan lembek

Makanan Anak :

- Susu/susu rendah

laktosa

- Formula

135/modifiasi /modisco

I/II

- Makanan

lunak/makanan biasa

- Sari buah

- -

Tak terbatas

-  100 ml/8jam

atau 3 x

pemberian

- 3 x porsi

- 1 x porsi

Tak terbatas

-  100 ml/8jam

atau 3 x

pemberian

-  3 x porsi

-  1 – 2 x

Minggu 3 - 6

Seterusnya

sampai -1 SD

90%

9

Page 10: Diet Gizi Buruk

Table contoh pemberian makan pada usia 0 – 12 bulan

UMUR MAKANAN YANG DIBERIKAN JUMLAH

PEMBERIAN

WAKTU

(Jam)

0 – 4

4 – 6

6 – 8

8 – 10

10 – 12

- ASI

- ASI/Susu bayi/susu rendah

laktosa

- Buah

- Bubur susu

- ASI

- Buah

- Bubur susu

- Tim saring

- Formula/modifikasi/modisko

- ASI

- Buah

- Bubur susu

- Tim dihaluskan

- Formula/modifikasi/modisko

- ASI

- Buah

- Nasi Tim

- Formula/modifikasi/modisko

- ASI (bila ASI dapat diberikan

Sesuka bayi

Sesuka bayi

1 – 2 x porsi

1 – 2 x porsi

Sesuka bayi

2 x porsi

2 x porsi

1 x porsi

Sesuai fase

KEP Berat/ gizi

buruk

Sesuka bayi

2 x porsi

1 x porsi

2 x porsi

Sesuai fase

KEP Berat/ gizi

buruk

Sesuka bayi

2 x porsi

3 x porsi

Sesuai fase

KEP Berat/ gizi

buruk

10.00 & 15.00

13.00 & 18.00

10.00 & 15.00

08.00 & 13.00

18.00

10.00 & 15.00

08.00

13.00 & 18.00

10.00 & 15.00

08.00 & 13.00

18.00

10

Page 11: Diet Gizi Buruk

12 - PASI)

- Buah

- Makanan keluarga (mudah

dicerna dan tidak pedas)

- Makanan kecil (biscuit, bubur

kacang ijo)

- Formula/modifikasi/modisco

2 x porsi

3 x porsi

1 x porsi

Sesuai fase

KEP Berat/gizi

buruk

10.00 & 15.00

08.00 & 13.00

18.00

4. Pola Pemberian Makan Pada Usia Diatas I Tahun

Pada usia diatas 1 tahun jenis makanan yang dapat dibrikan masih

berpedoman pada makanan bayi. Makanan yang diberikan sudah mulai seperti

orang tua namun bentuknya masih lunak, mengingat belum banyak tumbuh

gigi dan untuk memudahkan proses pencernaan.

Table contoh pola pemberian makanan pada usia diatas 1 tahun

UMUR

(Tahun)

MAKANAN YANG

DIBERIKAN

JUMLAH

PEMBERIAN

WAKTU

(Jam)

1 – 2 - ASI

- Makanan lunak

- Snack/jajanan

- Formula/modifikasi/modisco

Sesuka anak

3 x sehari

2 – 3 x sehari

Sesuai fase KEP

Berat/gizi buruk

Pagi, siang,

malam

Pagi, siang,

sore

>3 - Makanan seperti orng

dewasa

- Snack/jajanan

- Formula/modifikasi/modisco

3 x sehari

2 – 3 x sehari

Sesuai fase KEP

Berat/gizi buruk

Pagi, siang,

malam

Pagi, siang,

sore

11

Page 12: Diet Gizi Buruk

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,S.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Kekurangan Energi Protein pada Anak di Rumah Sakit Kabupaten/Kota. Jakarta, 1998.

Disajikan oleh Endang Ratnaningsih, Isti Khumaidah, Natalia Hartini, Pujiyati, Tri Redi Murniyati dan Y. Rini Setyawati. (Mahasiswi Akbid KH Angkatan 2008).

Anonim. 2007. Ciri-ciri Kurang Gizi. Diakses 15 Desember 2008: Portal Kesehatan Online.

Anonim. 2008. Kalori Tinggi Untuk Gizi Buruk. Diakses 15 Desember 2008: Republika Online.

Nasar, dkk. Ped Tata Kurang Protein. pkm-IDAI

Nency, Y dan Arifin, M.T. 2005. Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang. Inovasi Edisi Vol. 5/XVII/November 2005: Inovasi Online.

Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan ke-2. Jakarta: Rineka Cipta.

dr. Entjang indan. ilmu kesehatan masyarakat. Alumni UNPAD 1986. Bandung

Program akselerasi peningkatan gizi masyarakat di kutip melalui http://one.indoskripsi.com/node/748

12

Page 13: Diet Gizi Buruk

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN KEP – GIZI BURUKPADA ANAK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi

2014

13

Page 14: Diet Gizi Buruk

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang

diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami

tentang Diet pada Pasien KEP-Gizi Buruk. mudah-mudahan makalah ini bisa

membantu bagi calon bidan untuk bekal nanti di lapangan.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis

yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, Pebruari 2014

Penulis

14i

Page 15: Diet Gizi Buruk

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................ii

A. PENDAHULUAN .....................................................................................1

B. TUJUAN.....................................................................................................3

C. PATOFISIOLOGIS PENYAKIT...............................................................3

D. MANIFESTASI KLINIS............................................................................3

E. PENANGANAN / TERAPI.......................................................................4

F. PENATALAKSANAAN DIET..................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

15ii