diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar...

79
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PRAMUNIAGA RAMAYANA MAKASSAR TOWN SQUARE KOTA MAKASSAR TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar Oleh: Friesta Devia Dwi Ranthy 70200108034 JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2012

Upload: others

Post on 10-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA

PADA PRAMUNIAGA RAMAYANA MAKASSAR TOWN SQUARE

KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Meraih Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pada Fakultas Ilmu Kesehatan

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

Friesta Devia Dwi Ranthy

70200108034

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2012

Page 2: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah swt, karena atas berkat, rahmat, dan

hidayah-Nya, sehingga penelitian dan penyusunan skipsi dengan judul “Faktor-

faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Pramuniaga Ramayana

Makassar Town Square (M‟tos) Kota Makassar Tahun 2012” dapat penulis

selesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini, masih jauh dari

kesempurnaan, namun dengan kerendahan hati, penulis memberanikan diri untuk

mempersembahkannya sebagai syarat dalam menyelesaikan studi di Peminatan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu

Kesehatan UIN Alauddin Makassar.

Tidak sedikit hambatan dan tantangan yang penulis hadapi selama

menempuh perkuliahan sampai pada penulisan skripsi ini, namun alhamdulilah,

berkat petunjuk Allah swt dan dukungan semua pihak kepada penulis sehingga

semua ini dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah

penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada kedua orang tuaku tercinta yakni Ayahanda dr. Kamaruddin

Askar dan Ibunda Ninik Kurniaty, kakek dan nenekku yang tersayang

Alm.H.Kumar Dg.Siama dan Hj.Hasmi, kakak-adikku tercinta Fikha Vinky

Prautami dan Fadyl Wira Adi Putra Utama, serta seluruh keluargaku yang

Page 3: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

v

senantiasa memberikan do‟a, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan sehingga

penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1.

Ungkapan kebahagiaan dan banyak terima kasih yang setulus-tulusnya

juga tak lupa penulis sampaikan kepada:

1. Ayahanda Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT. MS selaku Rektor Univesitas

Islam Negeri Alauddin dan segenap birokrasi institusi yang telah menyediakan

fasilitas dan kemudahan berupa sarana dan prasarana selama penulis

menimbah ilmu.

2. Ayahanda Dr. dr. H. Rasjidin Abdullah, MPD. MH.Kes. selaku Dekan

Fakultas Kesehatan Masyarakat.

3. Ibu A. Susilawaty, S.Si. M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat

UIN Alauddin Makassar.

4. Bapak Hasbi Ibrahim, S.KM, M.Kes. selaku Pembimbing I dan Bapak

Muhammad Rusmin, S.KM, MARS. selaku Pembimbing II yang penuh

keikhlasan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis.

5. Para Pembantu Dekan, Dosen, serta segenap Staf Fakultas Ilmu Kesehatan,

yang telah banyak memberikan bantuan selama penulis menempuh kuliah.

6. Ibu Fatmawaty Mallapiang, SKM., M.Kes selaku Penguji I dan Bapak

Dr.Hasaruddin, M.Ag selaku Penguji II yang banyak memberikan masukan

berupa kritik dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada yang terkhusus: Ady Atmah yang telah menyemangati dan

memberikan dukungan kepada penulis selama ini.

Page 4: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

vi

8. Ibu Maya selaku Kepala bagian HRD PT Ramayana Lestari Sentosa, tbk dan

para pramuniaga (SPG) di PT Ramayana Lestari Sentosa, tbk yang telah

banyak membantu penulis dalam proses penelitian.

9. Kepada geng gomang: Isna, Kiki, dan Titin, yang senantiasa memberikan do‟a

dari jauh dan menjadi sahabat yang terbaik buat penulis.

10. Sahabatku Sukma, Iras, Kaka, Dj, Ana, Citto, Mega, Hadi, Jute‟, Pitti, Erna,

Dewi, Bakri, Vera, Rita, Candra, Azis, Kadir, Arni, Mu‟min, Insani, Ida,

butsiarah, dilla, riska, dian, irmayanti, herman, musa, yang selalu memberikan

dukungan, sharing, dan mengajarkan arti kehidupan dalam indahnya

kebersamaan.

11. Kepada kakak angkatku: kak rais, kak thobo, kak denny yang selalu

membantuku dalam penelitian dan memberi semangat terhadap penulis.

12. Kepada keluarga besar Mahasiswa UIN Alauddin Makassar: teman-teman

seangkatan (The Big Family Public Health Angkatan 08, PBL Kec.Parangloe /

Pakkolompo, dan KKN- Kel.Romang Lompoa), adinda Mahasiswa Jurusan

Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman-

teman di HMJ FIK UIN, dan seluruh alumni SDN 1 Pugung Raharjo, SDN

Kalukuang III (2002), SMP Muhammadiyah Syuhada (2005), SMAN 14

(2008).

13. Kakanda alumni „05, „06, „07, serta kepada teman-teman K3 08: Suci, Ani,

Cici, Appy, Dzul, Fadly, Qalbi, Cua, Ateng, Darwin, Tasrif, yang telah

memberikan motivasi buat penulis.

Page 5: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

vii

Akhir kata, penulis dengan segala kerendahan hati berharap semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat memberikan khasanah ilmu

pengetahuan. Penulispun berdo‟a semoga amal dan budi baik semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini mendapat balasan yang

berlimpah dari Allah swt, Aamiin.

Wallahu Walliyut Taufiq Walhidayah

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Makassar, 28 Agustus 2012

Penulis

Friesta Devia Dwi Ranthy

NIM. 70200108034

Page 6: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR SKRIPSI........................... iii

KATA PENGANTAR …………………………………………… iv

DAFTAR ISI.......................................................................... …….. viii

DAFTAR TABEL............................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………… xi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………... xii

ABSTRAK....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 5

C. Tujuan Penelitian.................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kelelahan Kerja ......................... 7

B. Tinjauan Umum Tentang Umur ………………………….. 20

C. Tinjauan Umum Tentang Masa kerja ……………………. 23

D. Tinjauan Umum Tentang Lama kerja ……………………. 25

E. Tinjauan Umum Tentang Faktor Psikologis ……………… 27

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti ............................. 32

B. Pola pikir variabel yang diteliti ............................................... 34

C. Defenisi Operasional dan kriteria objektif............................ 35

D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 37

Page 7: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

ix

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan penelitian............................................. 39

B. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian............................... 39

C. Populasi dan Sampel ........................................................... 39

D. Sumber Data......................................................................... 41

E. Tekhnik Pengumpulan Data................................................. 41

F. Pengolahan dan penyajian data............................................ 42

G. Analisis Data........................................................................ 42

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian..................................................................... 43

B. Pembahasan.......................................................................... 51

C. Keterbatasan Peneliti……………………………………… 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................... 60

B. Saran..................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

Page 8: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 5.1: Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pramuniaga

PT.Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Kota Makassar Tahun 2012…. 44

Tabel 5.2: Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Usia Pramuniaga

PT.Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Kota Makassar Tahun 2012..... 45

Tabel 5.3: Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pramuniaga

PT.Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Kota Makassar Tahun 2012..... 45

Tabel 5.4: Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Pramuniaga

PT.Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Kota Makassar Tahun 2012..... 46

Tabel 5.5: Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Pramuniaga

PT.Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Kota Makassar Tahun 2012..... 46

Tabel 5.6: Analisis Hubungan Umur dengan Kelelahan kerja Pramuniaga

PT.Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Kota Makassar Tahun 2012..... 47

Tabel 5.7: Analisis Hubungan Masa Kerja dengan Kelelahan kerja Pramuniaga

PT.Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Kota Makassar Tahun 2012..... 48

Tabel 5.8: Analisis Hubungan Lama Kerja Dengan Kelelahan kerja Pramuniaga

PT.Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Kota Makassar Tahun 2012..... 49

Page 9: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian…… 34

Page 10: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

ABSTRAK

Nama Penulis : Friesta Devia Dwi Ranthy

NIM : 70200108034

Judul : Faktor - faktor yang Berhubungan

dengan Kelelahan Kerja pada Pramuniaga Ramayana

Makassar Town Square (M’TOS) Kota Makassar

Tahun 2012 (Pembimbing: Hasbi Ibrahim dan

Muhammad Rusmin)

xiii

Kelelahan merupakan akibat dari kebanyakan tugas pekerjaan yang sama. Pada

pekerjaan yang berulang, tanda pertama kelelahan merupakan peningatan dalam rata-rata

panjang waktu yang diambil untuk menyelesaikan suatu siklus aktivitas. Waktu

pendistribusian yang hati-hati sering menunjukkan kelambatan performansi sebagaimana yang tampak dalam pendistribusian proporsi yang lebih besar dari siklus lambat yang tidak

normal. Berdasarkan hasil survei awal pada tanggal 10 Mei 2012 pada 40 karyawan,

diperoleh hasil yang mengalami kelelahan pada shift pagi sebanyak 19 pramuniaga, sedangkan pada shift malam sebanyak 20 pramuniaga yang mengalami kelelahan pada

pramuniaga PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum

dan khusus. Dimana tujuan umum yaitu Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada Pramuniaga Ramayana Makassar Town Square Kota Makassar

Tahun 2012. Dan tujuan khususnya yaitu Untuk mengetahui hubungan umur, masa kerja, dan

lama kerja dengan kelelahan kerja pada Pramuniaga Ramayana Makassar Town Square Kota

Makassar Tahun 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey analitik dengan rancangan

Cross Sectional Study melalui wawancara dan kuesioner. Pada penelitian ini umur, masa

kerja, dan lama kerja, dinyatakan sebagai variabel independen dan kelelahan kerja sebagai variabel dependen yang diamati bersama-sama. Jumlah populasi sebanyak 193 pramuniaga

dan sampel sebanyak 127 responden.

Hasil penelitian ini menunjukkam bahwa Pada kelompok usia yang berumur

muda(<40 Tahun) sebanyak 117 responden yang sering mengalami kelelahan kerja sebanyak 116 orang (91,3%), pada kelompok usia yang berumur tua (≥40 Tahun) sebanyak 10

responden yang sering mengalami kelelahan kerja sebanyak 9 orang (7,1%). Pada kelompok

masa kerja baru(< 3Tahun) sebanyak 124 responden yang sering mengalami kelelahan kerja sebanyak 122 orang (96,1%), pada kelompok masa kerja lama (≥ 3 Tahun) sebanyak 3

responden yang sering mengalami kelelahan kerja sebanyak 3 orang (2,4%). pada kelompok

lama kerja yang memenuhi syarat (≤ 8 jam sehari) sebanyak 76 responden yang sering mengalami kelelahan kerja sebanyak 75 orang (59,1%), pada kelompok lama kerja yang tidak

memenuhi syarat (>8 jam sehari) sebanyak 51 responden yang sering mengalami kelelahan

kerja sebanyak 50 orang (39,4%), Jadi, kesimpulannya: umur, masa kerja, dan lama kerja

tidak memiliki hubungan dengan kelelahan pada pekerja pramuniaga PT.Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Maka disarankan kepada pihak pengelola di pramuniaga ramayana PT. Ramayana

Lestari Sentosa, Tbk yaitu Disarankan bagi pihak perusahaan untuk memberikan promosi kesehatan mengenai kelelahan kerja.

Kata Kunci: Kelelahan kerja, umur, masa kerja, lama kerja

Daftar Pustaka: 1985-2010

Page 11: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kondisi perkembangan pembangunan ke arah industrialisasi

dimana persaingan pasar semakin ketat, sangat diperlukan tenaga yang sehat

dan produktif. Searah dengan hal tersebut kebijakan pembangunan di bidang

kesehatan ditujukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi

seluruh masyarakat, termasuk masyarakat pekerja. Masyarakat pekerja

mempunyai kedudukan yang sangat penting sebagai perilaku dan tujuan

pembangunan, dimana dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dituntut

adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai

produktivitas yang tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan

daya saing di era globalisasi (Depkes, 2005).

Dalam paradigma SDM, pekerja yang produktif merupakan unsur

terpenting dalam memacu pertumbuhan sosial ekonomi dan memperluas

pemerataannya. Bukan hanya itu, pekerja yang sehat adalah tulang punggung

keluarga dan bangsa dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Karenanya

menyehatkan masyarakat pekerja merupakan bagian integral dari investasi

pembangungan bangsa.

Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka

pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

Page 12: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

2

seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang

merata baik materil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-

undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pelaksanaan

pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang

sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan (Depnaker, 2003).

Era industrialisasi saat ini dan masa mendatang memerlukan dukungan

tenaga kerja yang sehat secara produktif dengan suasana kerja yang aman,

nyaman, dan serasi. Sampai saat ini, jumlah angkatan kerja yang bekerja pada

sektor-sektor industri, baik industri pemerintah maupun swasta, sektor formal

maupun informal, semakin bertambah seiring dengan perkembangan proses

industrilisasi. Perhatian terhadap kualitas tenaga kerja sangat diperlukan untuk

memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja melalui proses

pencegahan kecelakaan dan kelelahan akibat kerja, serta pembinaan atau

pengawasan lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan

(Wahyu, 2003).

Dalam upaya untuk mewujudkan kesehatan yang optimal bagi

masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan penyakit

(kuratif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

(rehabilitative) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan melalui penyelenggaraan upaya kesehatan kerja (Depkes,

2000).

Page 13: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

3

Di Indonesia telah ditetapkan lamanya kerja sehari maksimum adalah 8

jam kerja dan sebaliknya adalah waktu istirahat (untuk kehidupan keluarga

dan sosial kemasyarakatan). Memperpanjang waktu kerja hanya akan

menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakaan, dan

penyakit akibat kerja (Suma’mur, 1996).

Kelelahan kronis banyak terjadi di perusahaan-perusahaan. Dalam

survey di USA, kelelahan merupakan problem besar, ditemukan sebanyak

24% seluruh orang dewasa yang datang ke poliklinik menderita kelelahan

kronis. Data yang hampir sama terlihat dalam komunitas yang dilaksanakan

oleh Kendel di Inggris, yang menyebutkan bahwa 25% wanita dan 20% pria

mengeluh selalu lelah (Setiawaty, 1994).

Penelitian lain mengevaluasi 100 orang penderita kelelahan

menunjukkan bahwa 65% kasus kelelahan disebabkan karena faktor psikis,

3% karena faktor fisik, dan 33% karena faktor fisik dan psikis (Setiawaty,

1994). Di USA, survei epidemologi yang dilaksanakan oleh Kennedy,

melaporkan bahwa perasaan kelelahan kerja merupakan kelainan yang

tersering dalam urutan ketujuh (Setiawaty, 1994).

Dari penelitian mengenai hubungan umur, lama kerja, dan masa kerja,

terhadap kelelahan oleh I Made Pujawan dan Raden Nimrod pada pengrajin

perahu Pinisi di Bulukumba, diperoleh bahwa keluhan kelelahan terbesar

dirasakan oleh semua pekerja kelompok umur di atas 40 tahun dibandingkan

dengan kelompok umur di bawah 40 tahun setelah bekerja dalam sehari kerja.

Sedangkan mengenai hubungan masa kerja terhadap kelelahan diperoleh

Page 14: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

4

bahwa dari responden yang mengalami kelelahan, keluhan kelelahan tertinggi

dialami oleh tenaga kerja dengan masa kerja kategori lama (>3 tahun) yaitu

sebanyak 46% (I Made & Nimrod).

Untuk itu perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 di sektor

kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kelelahan kerja

dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan

produktivitas dan efisiensi.

Ramayana Departement Store Makassar merupakan salah satu jaringan

yang menyediakan beberapa macam barang seperti pakaian, baik untuk laki-

laki, wanita dewasa, remaja maupun anak-anak, serta sepatu dan sandal.

Karena Ramayana Departement Store merupakan perusahaan dagang maka

yang menjadi kegiatan produksinya adalah pengadaan barang atau aliran

masuk barang ke Ramayana. Dalam penelitian yang akan dilakukan di bagian

Pramuniaga PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Makassar yang berlokasi di

M’TOS dipilih karena melihat hazard dan risiko yang ada pada lingkungan

kerjanya.

Berdasarkan hasil survei awal pada tanggal 10 Mei 2012 pada 40

karyawan, diperoleh hasil yang mengalami kelelahan pada shift pagi sebanyak

19 pramuniaga, sedangkan pada shift malam sebanyak 20 pramuniaga yang

mengalami kelelahan pada pramuniaga PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti mengenai

faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada Pramuniaga

Ramayana Makassar Town Square Kota Makassar Tahun 2012.

Page 15: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

5

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peniliti ingin mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kelelahan kerja pada Pramuniaga Ramayana Makassar

Town Square Kota Makassar Tahun 2012.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan

kerja pada Pramuniaga Ramayana Makassar Town Square Kota

Makassar Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kelelahan kerja pada

Pramuniaga Ramayana Makassar Town Square Kota Makassar Tahun

2012.

b. Untuk mengetahui hubungan masa kerja dengan kelelahan pada

Pramuniaga Ramayana Makassar Town Square Kota Makassar Tahun

2012.

c. Untuk mengetahui hubungan lama kerja dengan kelelahan pada

Pramuniaga Ramayana Makassar Town Square Kota Makassar Tahun

2012.

Page 16: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan bagi Pemerintah

dan Instansi terkait yakni pihak perusahaan tempat penelitian dan lainnya

dalam rangka menentukan kebijakan dalam peningkatan status kesehatan

dan perlindungan bagi para tenaga kerja untuk menghindari terjadinya

kecelakaan kerja bahkan kematian sebagai akibat dari kelelahan kerja

dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Keilmuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan dan merupakan salah satu bahan bacaan bagi peneliti

berikutnya.

3. Manfaat Bagi Peneliti

a. Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam memperluas

wawasan dan pengetahuan serta penerapan ilmu melalui penelitian

lapangan.

b. Sebagai bahan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengkaji lebih

lanjut faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada

Pramuniaga Ramayana Makassar Town Square Kota Makassar 2012.

Page 17: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kelelahan Kerja

1. Pengertian Kelelahan Kerja

Kelelahan merupakan akibat dari kebanyakan tugas pekerjaan yang

sama. Pada pekerjaan yang berulang, tanda pertama kelelahan merupakan

peningatan dalam rata-rata panjang waktu yang diambil untuk

menyelesaikan suatu siklus aktivitas. Waktu pendistribusian yang hati-hati

sering menunjukkan kelambatan performansi sebagaimana yang tampak

dalam pendistribusian proporsi yang lebih besar dari siklus lambat yang

tidak normal(Nurmianto, 2003).

Banyak definisi tentang kelelahan kerja yang dikemukakan, namun

secara garis besar dapat dikatakan bahwa kelelahan merupakan suatu pola

yang timbul pada suatu keadaan, yang secara umum terjadi pada setiap

individu yang telah tidak sanggup lagi melakukan aktivitasnya

(Satalaksana, 1979). Lelah merupakan suatu perasaan yang mempunyai

arti tersendiri dan sifatnya subjektif bagi setiap orang (Suma‟mur, 1996).

Berikut adalah pengertian kelelahan kerja menurut para ahli:

a. Kelelahan kerja merupakan gejala yang ditandai adanya perasaan lelah

dan penurunan kesiagaan, persepsi yang lambat dan lemah yang

bersifat kronis atau merupakan penurunan kinerja dan

mental/psikososial (Grandjean, 1985).

Page 18: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

8

b. Kelelahan kerja merupakan proses menurunnya efisiensi, performa

kerja, dan berkurangnya kekuatan/ketahanan fisik tubuh untuk terus

melanjutkan kegiatan yang harus dilaksanakan (Wignjosoebroto,

2000).

c. Kelelahan kerja menurut Eko Nurmianto (2003), kelelahan kerja akan

menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja.

Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya

kecelakaan kerja dalam industri.

d. Kelelahan kerja menurut Tarwaka (2004), merupakan suatu

mekanisme perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut,

sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan setelah istirahat.

e. Menurut Mc Farland kelelahan kerja merupakan suatu kelompok

gejala yang berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja,

keterampilan serta peningkatan kecemasan atau kebosanan (Hotmatua,

2006).

f. Menurut Cameron kelelahan kerja merupakan kriteria yang kompleks

yang tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis

tetapi dominan hubungannya dengan penurunan kinerja fisik, adanya

perasaan lelah, penurunan motivasi dan penurunan produktivitas

kerja(Ambar, 2006).

Bekerja adalah salah satu usaha. Setiap manusia senantiasa dituntut

untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup, bahkan Allah swt telah

Page 19: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

9

menyediakan waktu siang bagi kita untuk bekerja. Hal ini dikemukakan

dalam firman Allah swt pada Q.S. al-furqaan/25 : 47 yang berbunyi:

Terjemahnya:

“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan

tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun

berusaha”(Departemen Agama RI, 1996).

Ayat diatas menjelaskan 3 hal yaitu, pertama Allah menciptakan

malam sebagai pakaian, kedua Allah menjadikan tidur untuk istirahat dan

yang ketiga Allah menjadikan siang bagi manusia untuk bertebaran

dimuka bumi guna berusaha dan menebar kebaikan.

Keserasian perurutan uraian ayat ini dengan ayat sebelumnya dapat

juga ditemukan jika kita menyadari bahwa kegelapan malam dari remang-

remang hingga sangat kelam, lalu disusul lagi sedikit demi sedikit dengan

datangnya terang, serupa dengan keadaan bayangan yang didahului oleh

gelap hingga ia menghilang dengan datangnya terang.

Thabathaba‟i menulis: keadaan manusia yang ditutupi oleh pakaian

kegelapan malam, keterhentian dari aktivitas untuk beristirahat, lalu

ketersebaran mereka mencari rezeki setelah munculnya siang,

sebagaimana disebut oleh ayat ini, memiliki keserupaan dengan apa yang

diuraikan ayat yang lalu tentang kehadiran bayangan (gelap) kemudian

menjadikan matahari sebagai bukti, lalu menggenggam dan

menghilangkan bayang-bayang itu.

Page 20: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

10

Ayat diatas menyatakan: Dan diantara bukti-bukti keesaan Allah

dan kekuasaan-Nya adalah bahwa Dia-lah sendiri yang menjadikan untuk

kamu sekalian malam dengan kegelapannya sebagai pakaian yang

menutupi diri kamu, dan menjadikan tidur sebagai kegiatan kamu sehingga

kamu dapat beristirahat guna memulihkan tenaga, dan Dia juga

menjadikan siang untuk bertebaran antara lain berusaha mencari rezeki.

Kata subatan terambil dari kata sabata yaitu memutus. Yang

dimaksud adalah memutus kegiatan dan gerak tanpa mencabut nyawa.

Sementara ulama seperti pakar tafsir Az-Zamakhsyari memahami kata

Subatan dalam arti kematian karena ulama ini memperhadapkan kata

tersebut dengan kata Nusyuran yang dipahaminya dalam arti kebangkitan

dari kubur. Memang, dari segi bahasa, kematian dapat dinamai subat

karena ia memutus hidup duniawi. Disisi lain, al-quran dalam surah az-

zumar (39): 42

Terjemahnya:

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang)

jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia

tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan

Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda

kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

Page 21: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

11

Ayat diatas menjelaskan bahwa orang-orang yang mati itu rohnya

ditahan Allah sehingga tidak dapat kembali kepada tubuhnya; dan orang-

orang yang tidak mati hanya tidur saja, rohnya dilepaskan sehingga dapat

kembali kepadanya lagi.

Ibn‟Asyur juga membuka dua kemungkinan makna bagi kata

Musyur. Pertama dalam arti bertebaran mencari rezeki disiang hari dan

kedua dalam arti kebangkitan dari kubur. Dengan demikian kita menjadi

mengerti bahwa istirahat yang cukup itu sangat bermanfaat untuk

mengembalikan kondisi dan kestabilan tubuh sehingga tubuh dapat

terhindar dari kejadian negatif seperti kecelakaan dalam bekerja yang

menyebabkan kelelahan kerja. (Shihab, M. Quraish, 2002 dalam Abdullah,

2005).

Adapun ayat yang lain menjelaskan tentang kelelahan kerja, hal ini

telah dikemukakan dalam firman Allah yaitu pada Q.S. an-naba (078):9

yang berbunyi:

Terjemahnya:

“Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat(Departemen Agama

RI, 1996).

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa Allah swt menganjurkan untuk

beristirahat agar manusia dapat bekerja dengan tubuh yang segar. Berkata

Ibnu Atsir: “Qoyluulah adalah istirahat dipertengahan siang walaupun

tidak tidur”. Berdasarkan hadits dari Sahl Bin Sa‟d dia berkata: “Tidaklah

kami qoyluulah dan makan siang kecuali setelah shalat jum‟at”. Rasulullah

Page 22: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

12

Saw bersabda: “Qoyluulah kalian, sesungguhnya Syaithon tidak

qoyluulah”. al-hazh Ibnu Hajar berkata: “Hadits diatas menunjukkan

bahwa qoyluulah termasuk kebiasaan para sahabat Nabi setiap harinya”

(Shihab, M. Quraish, 2002 dalam Uswatun, 2010).

Majelis Ulama Indonesia (MUI), misalnya, dalam Musyawarah

Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai ketahanan

jasmaniah, ruhaniah, dan sosial yang dimiliki manusia, sebagai karunia

Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunan-Nya), dan

memelihara serta mengembangkannya. Memang banyak sekali tuntunan

agama yang merujuk kepada ketiga jenis kesehatan itu.

Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash dia berkata bahwa Rasulullah

saw telah bertanya (kepadaku): “Benarkah kamu selalu berpuasa di siang

hari dan dan selalu berjaga di malam hari? ”Aku pun menjawab: “ya

(benar) ya Rasulullah.”Rasulullah saw pun lalu bersabda: “Jangan kau

lakukan semua itu. Berpuasalah dan berbukalah kamu, berjagalah dan

tidurlah kamu, sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu,

matamu mempunyai hak atas dirimu, dan isterimu pun mempunyai hak

atas dirimu.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abdullah bin Amr bin al-

Ash).

Demikian Nabi saw. menegur beberapa sahabatnya yang

bermaksud melampaui batas dalam beribadah, sehingga kebutuhan

jasmaniahnya terabaikan dan kesehatannya terganggu. Pembicaraan

Page 23: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

13

literatur keagamaan tentang kesehatan fisik, dimulai dengan meletakkan

prinsip: Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.

Karena itu dalam konteks kesehatan ditemukan sekian banyak

petunjuk Kitab Suci dan Sunah Nabi saw. yang pada dasarnya mengarah

pada upaya pencegahan. Salah satu sifat manusia yang secara tegas

dicintai Allah adalah orang yang menjaga kebersihan

2. Jenis Kelelahan

Kelelahan kerja dapat dibedakan berdasarkan:

a. Waktu terjadinya kelelahan kerja, yaitu:

1) Kelelahan akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau

seluruh tubuh secara berlebihan.

2) Kelelahan kronis merupakan kelelahan yang disebabkan oleh

sejumlah faktor yang berlangsung secara terus menerus dan

terakumulasi.

Gejala-gejala kelelahan kronis ini dapat dicirikan, yaitu:

a) Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi

kurang toleran atau a-sosial terhadap orang lain.

b) Munculnya sifat apatis terhadap orang lain.

c) Depresi yang berat, dan lain-lain (Wignjosoebroto, 2000 dalam

Randall S. Shuler, Susan E. Jackson, 1999).

b. Penyebab terjadinya kelelahan kerja, yaitu:

1) Faktor fisiologis, yaitu akumulasi dari substansi toksin (asam

laktat) dalam darah penurunan waktu reaksi.

Page 24: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

14

2) Faktor psikologis, yaitu konflik yang mengakibatkan stress yang

berkepanjangan, ditandai dengan menurunnya prestasi kerja, rasa

lelah, dan ada hubungannya dengan faktor psikososial (Schlutz,

1982).

Perasaan adanya kelelahan secara umum ditandai dengan berbagai

kondisi(Nurmianto,2003), antara lain :

1) Kelelahan visual (penglihatan), muncul dari terlalu letihnya mata.

2) Kelelahan seluruh tubuh, sebagai akibat terlampau besarnya beban

fisik bagi seluruh organ tubuh.

3) Kelelahan mental, penyebabnya dipicu oleh pekerjaan yang bersifat

mental dan intelektual.

4) Kelelahan urat syaraf, disebabkan oleh terlalu tertekannya salah satu

bagian dari system psikomotorik.

5) Kelelahan kronis, sebagai akibat terjadinya akumulasi efek kelelahan

pada jangka waktu yang panjang.

Beberapa penyebab yang cukup mempengaruhi kelelahan kerja,

seperti yang dilansir dari beberapa sumber, yaitu:

1) Pekerjaan yang berlebihan

Kekurangan sumber daya manusia yang kompeten mengakibatkan

menumpuknya yang seharusnya dikerjakan dengan jumlah

karyawan yang lebih banyak.

Page 25: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

15

2) Kekurangan waktu

Batas waktu yang diberikan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

terkadang tidak masuk akal. Pada saat si karyawan mendiskusikan

masalah tersebut dengan atasannya, si atasan bukannya

memberikan solusi pemecahan namun sering kali memberikan

tugas-tugas baru yang harus dilakukan.

3) Konflik peranan

Konflik peranan biasanya terjadi antar karyawan dengan jenjang

posisi yang berbeda, yang seringkali oleh otoritas yang dimiliki

oleh peranan atau jabatan tersebut.

4) Ambigu peranan

Tidak jelasnya deskripsi tugas yang harus dikerjakan seringkali

membuat para karyawan sesuatu pekerjaan yang seharusnya tidak

dikerjakan oleh karyawan tersebut kalau ditilik dari sisi keahlian

maupun posisi pekerjaan.

c. Proses dalam otot yang terdiri dari:

1) Kelelahan otot adalah suatu penurunan kapasitas otot dalam

bekerja akibat kontraksi otot yang berlangsung lama

mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Otot

yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan, bertambahnya

waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot

menjadi gemetar (Suma‟mur, 1996).

Page 26: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

16

2) Kelelahan umum yaitu suatu perasaan yang menyebar yang disertai

adanya penurunan kesiagaan dan kelambanan pada setiap aktivitas

(Grandjean, 1985). Perasaan adanya kelelahan secara umum dapat

ditandai dengan berbagai kondisi antara lain: lelah pada organ

penglihatan (mata), mengantuk, stress (pikiran tegang), rasa malas

bekerja atau circadian fatiquen (Nurmianto, 1998) selain itu

kelelahan umum dicirikan dengan menurunnya perasaan ingin

bekerja, serta kelelahan umum disebut juga kelelahan fisik dan

kelelahan syaraf (Suma‟mur, 1996).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelelahan

a. Umur

Umur mempunyai peranan penting terhadap kejadian kelelahan

kerja. Angka beratnya kelelahan rata-rata lebih meningkat mengikuti

pertambahan usia. Pekerja yang tua secara resmi dinyatakan oleh UUD

diskriminasi usia dalam pekerjaan (Age discrimination in Employment

Act of) 1967, seperti diubah pada 1977, lebih sering dialami pada

tenaga kerja berusia tua (≥40 tahun). Pada usia 40 tahun kapasitas fisik

seperti penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi menurun.

Namun, hanya sedikit orang yang berusia 40 tahun atau lebih.

(Suma`mur, 1995).

Page 27: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

17

b. Masa kerja

Anorital, 1991 dalam Novita Retno, 2003 masa kerja dikatakan

baru jika tenaga kerja bekerja kurang dari 3 tahun dan dikatakan lama

jika tenaga kerja bekerja sudah lebih dari 3 tahun.

c. Lama kerja

Manusia akan mengalami kelelahan jika terus menerus bekerja

tanpa adanya istirahat yang cukup dan hal ini dapat memberikan

kontribusi yang besar dalam terjadinya penurunan efektivitas kerja

dan kelelahan kerja. Pekerjaan yang dikerjakan setiap hari sebaiknya

tidak lebih dari 8 jam kerja dan tidak sampai pada malam hari kecuali

ada pekerjaan yang mendadak yang harus dilakukan yang

mengharuskan dilaksanakannya pekerjaan hingga malam hari, karena

malam hari diperuntukkan untuk beristirahat guna mengembalikan

kondisi tubuh agar kembali stabil.

Semakin lama waktu kerja berarti makin besar kemungkinan

untuk mengalami gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan

menurunnya produktivitas kerja (Suma„mur, 1989).

4. Akibat Kelelahan Kerja

Sikap kerja selama bekerja, membuat timbulnya kelelahan fisik

ataupun psikis dengan gejala-gejala yang ditandai sebagai berikut:

(Nasution H.R., 1998).

Page 28: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

18

a. Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh tubuh, kaki terasa

berat.

b. Menguap, pikiran kacau, mengantuk, mata berat, kaku dan canggung

dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri dan merasa ingin

berbaring.

c. Merasa susah berpikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak dapat

berkonsentrasi, tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu,

cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan, cemas terhadap sesuatu,

tidak dapat mengontrol sikap dan tidak tekun dalam pekerjaan.

d. Sakit kepala, kaku bahu, rasa nyeri di punggung, pernafasan terasa

tertekan, haus, suara serak, pening, spasme kelopak mata, tremor pada

anggota badan dan merasa kurang sehat.

e. Kelelahan otot yang dijumpai paling banyak pada otot-otot kaki,

pinggang, leher dan punggung.

5. Pengukuran Kelelahan Kerja

Menurut Grandjean (2000), mengelompokkan metode

pengukuran kelelahan dalam beberapa kelompok sebagai berikut:

a. Kualitas dan Kuantitas hasil kerja

Kualitas output digambarkan sebagai suatu jumlah proses kerja (waktu

yang digunakan setiap item) atau proses operasi yang dilakukan setiap

unit.

Page 29: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

19

b. Uji psiko-motor

Salah satu digunakan adalah pengukuran waktu reaksi. Waktu reaksi

adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada

suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan.

c. Uji hilangnya kelipatan

Dalam kondisi yang lelah, kemampuan tenaga kerja untuk melipat

kelipatan akan berkurang. Semakin lelah akan semakin panjang waktu

yang diperlukan untuk jarak antara kelipatan.

d. Perasaan kelelahan secara subjektif

Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue Research

Committee (IFRC) Jepang, merupakan salah satu kuesioner yang

digunakan untuk mengukur tingkat kelelahan subjektif. Selain itu,

dapat pula digunakan kuesioner untuk mengukur tingkat kelelahan

subjective (KAUPK2).

6. Penanggulangan Kelelahan Kerja

Sikap tubuh dalam kerja harus merupakan sikap tubuh yang alami,

tidak dipaksakan dan tidak canggung, sehingga dicapai efisiensi dan

produktivitas kerja yang optimal dan memberi kenyamanan waktu bekerja.

Dengan demikian selalu diusahakan agar semua pekerjaan dilakukan

dalam sikap ergonomis. Sikap tubuh dalam bekerja harus dilakukan

dengan sikap duduk dan sikap berdiri secara bergantian. Segala posisi dan

sikap yang tidak alami dihindarkan atau diusahakan agar beban statis dapat

sekeci-kecilnya ( Fikri Efendi, 2002).

Page 30: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

20

Dari pekerjaan yang dilakukannya setiap hari kita lihat pramuniaga

bekerja berdiri dari awal sampai selesai. Sikap kerja yang demikian adalah

bekerja dengan kerja otot statis, sirkulasi aliran darah akan terganggu dan

bila berlangsung lama akan menimbulkan kelelahan, gangguan kesehatan

lain sepeti sakit pinggang, nyeri pada punggung, varices dimana wanita

berpeluang lima kali lebih besar dari pria ( Fikri Efendi, 2002).

Begitu juga dengan varices pada kaki erat hubungannya dengan

kelemahan-kelemahan struktural tonus otot pembuluh balik atau vena yang

berfungsi sebagai pompa untuk mengembalikan darah dari jaringan tubuh

ke bilik jantung kanan lemah atau kurang kekuatannya akan terjadi stasis

dan darah cenderung berkumpul di dasar vena sehingga vena melebar dan

membentuk tonjolan-tonjolan besar warna kebiru-biruan.

Penanggulangan untuk menghindari kelelahan pada pekerja wanita

dengan sikap berdiri pada waktu bekerja dengan menyediakan kursi agar

pekerja dapat mengurangi beban kerja otot statis menjadi kerja dinamis

sehingga aliran darah akan lancar, hal lain adalah dengan mengadakan

musik kerja sehingga kejenuhan dan kelelahan kerja akan dapat

dihindarkan.

B. Tinjauan Umum Tentang Umur

Umur adalah variabel yang selalu harus diperhatikan di dalam

penyelidikan-penyelidikan suatu masalah kesehatan. Angka-angka kelelahan,

kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukkan

hubungan dengan umur (Notoadmodjo, 2003).

Page 31: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

21

Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984) menyatakan bahwa, umur

adalah suatu perjalanan hidup yang dimulai ketika ia dilahirkan hingga sampai

kepada kematian. Umur harus mendapat perhatian karena akan mempegaruhi

kondisi fisik, mental, kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Menurut

teori psikolog perkembangan pekerja, umur dapat digolongkan menjadi muda

dan tua.

Menurut Diane E. Papalia dan Sally Wendkos dalam bukunya Human

Development 1995, mengemukakan bahwa usia muda berumur 19-30 tahun,

sedangkan untuk usia tua berumur di atas 40 tahun.

Umur mempunyai peranan penting terhadap kejadian kelelahan kerja.

Angka beratnya kelelahan rata-rata lebih meningkat mengikuti pertambahan

usia. Pekerja yang tua secara resmi dinyatakan oleh UUD diskriminasi usia

dalam pekerjaan (Age discrimination in Employment Act of) 1967, seperti

diubah pada 1977, lebih sering dialami pada tenaga kerja berusia tua (≥40

tahun). Pada usia 40 tahun kapasitas fisik seperti penglihatan, pendengaran

dan kecepatan reaksi menurun. Namun, hanya sedikit orang yang berusia 40

tahun atau lebih. (Suma`mur, 1995).

Pada umumnya umur tua mengalami penurunan fungsi kognitif dan

psikomotorik. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi pemahaman,

pengertian, perhatian dll yang menyebabkan reaksi dan perilaku umur tua

menjadi semakin lambat. Fungsi psikomotorik meliputi hal-hal yang

berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi

yang berakibat bahwa lanjut usia kurang cekatan.

Page 32: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

22

Tidak hanya umur tua untuk jenis pekerjaan tertentu usia muda juga

sering pula mengalami kasus kelelahan kerja (Arifin S, 2004 dalam Hatija,

2008).

Dari hasil penelitian di Amerika Serikat ditemukan bahwa pekerja usia

muda lebih banyak mengalami kecelakaan dibandingkan dengan pekerja usia

tua karena pekerja usia muda biasanya kurang berpengalaman dalam

pekerjaannya.

Banyak alasan mengapa tenaga kerja golongan umur muda mempunyai

kecenderungan untuk menderita kelelahan kerja lebih tinggi dibandingkan

dengan golongan umur yang lebih tua. Beberapa faktor yang mempengaruhi

tingginya kelelahan kerja pada golongan umur muda antara lain karena kurang

perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh dan tergesa-

gesa (Hatija, 2008).

Perlu diperhatikan Tenaga kerja dengan usia muda utamanya yang

berumur 20-29 tahun sebaiknya diberikan perhatian khusus dan diawasi secara

terus menerus. Tenaga kerja muda sebaiknya tidak bekerja pada pekerjaan-

pekerjaan yang menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan keselamatannya.

(Suma`mur, 1995).

Masalah mengenai umur ini perlu diperhatikan oleh perusahaan-

perusahaan utamanya bagi pimpinan perusahaan agar dapat memperhatikan

faktor usia dari tenaga kerja dan memberikan program perlindungan bagi

tenaga kerja sesuai usia mereka.

Page 33: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

23

Umur dan pengalaman kerja berpengaruh besar pada pekerja untuk

melakukan tindakan aman dan tindakan tidak aman serta pengusaan untuk

mengatur keselamatan diri sendiri di lapangan.

C. Tinjauan Umum Tentang Masa kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 2001) bahwa masa kerja adalah jangka waktu orang sudah

bekerja pada suatu kantor, badan, dan sebagainya (Depdikbud, 2001). Masa

kerja merupakan kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di suatu

tempat. Dari lamanya tenaga kerja berkerja kita dapat melihat pengalaman

kerja mereka (Tulus MA, 1992).

Masa kerja adalah rentan waktu yang telah dilalui oleh seorang tenaga

kerja untuk bekerja pada perusahaan/industri tertentu yang digolongkan

kurang dari 3 tahun dan lebih dari 3 tahun. Bagi tenaga kerja yang masa

kerjanya kurang dari 3 tahun itu dianggap pengalaman bekerjanya masih

sangat terbatas karena masih merupakan tenaga kerja dengan masa kerja baru

sementara jika masa kerjanya lebih dari 3 tahun itu sudah termasuk kedalam

masa kerja lama maka dianggap pengalaman kerjanya sudah banyak dan

mereka sudah mengerti akan seluk beluk pekerjaan di perusahaan atau industri

tempat mereka bekerja (Anorital, 1991 dalam Hatija, 2008).

Ada kecenderungan semakin lama masa kerja seorang tenaga kerja

semakin rendah pula frekuensi kejadian kelelahan kerja yang terjadi. Kondisi

demikian diasumsikan bahwa dengan pengalaman kerja yang cukup membuat

Page 34: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

24

seseorang semakin banyak menimba pekerjaan yang memungkinkan mereka

lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya.

Masa kerja dapat mempengaruhi tenaga kerja baik positif maupun

negative, Akan memberikan pengaruh positif kepada tenaga kerja bila dengan

lamanya seseorang bekerja maka dia akan semakin berpengalaman dalam

melakukan tugasnya karena dia telah mengetahui seluk beluk pekerjaan,

Dengan bertambahnya masa kerja seorang tenaga kerja maka bertambah pula

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki mengenai pekerjaan dan aspek

keselamatan diri dari pekerjaan yang dilakukan sehingga dapat terhindar dari

terjadinya kelelahan kerja.

Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila semakin

lamanya seseorang bekerja maka akan menimbulkan kebosanan (Tulus

MA,1992).

Penggolongan masa kerja terdiri atas (Tulus MA,1992):

1. Masa kerja baru : < 6 tahun

2. Masa kerja sedang : 6-10 tahun

3. Masa kerja lama : >10 tahun

Menurut Prints (1994) seorang tenaga kerja apabila bekerja lebih dari 5

tahun maka dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja dengan masa kerja yang

relatif lama, sementara dikatakan tenaga kerja baru jika masa kerjanya di

bawah atau sama dengan 5 tahun.

Page 35: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

25

Anorital (1991) dalam Novita Retno (2003) mengemukakan bahwa

masa kerja dikatakan baru jika tenaga kerja bekerja kurang dari 3 tahun dan

dikatakan lama jika tenaga kerja bekerja sudah lebih dari 3 tahun.

Meski demikian, penggolongan masa kerja dikatakan lama dan baru

tergantung dimana mereka bekerja dan sesuai standarisasi perusahaan/industri.

D. Tinjauan Umum Tentang Lama kerja

Seseorang yang bekerja terus menerus pada suatu ketika akan

mengalami kelelahan, baik bekerja yang membutuhkan tenaga fisik maupun

pekerjaan yang menuntut kerja otak. Kelelahan dapat berupa kelelahan fisik

dan mental, pada saat itulah orang membutuhkan istirahat sebelum seluruh

tenaganya habis (Soekemi, dkk, 1993)

Adapun yang dimaksud dengan lama kerja adalah lamanya seorang

tenaga kerja melakukan pekerjaan dalam satu hari termasuk waktu istirahat.

Waktu istirahat merupakan hal yang mutlak yang perlu diberikan pada para

pekerja, agar dapat mempertahankan kemampuan atau kapasitas kerja, dalam

melakukan pekerjaan fisik maupun mental (Depkes RI, 2005).

Menurut Undang-undang Tenaga Kerja No.25 Tahun 1997 pasal 100

ayat 2 dalam Peraturan dan Perundangan Lama Kerja Undang-undang No.12

Tahun 1948 pasal 10 mengatakan bahwa tenaga kerja :

1. Tidak boleh menjalankan pekerjaan lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam

seminggu. Apabila pekerjaan itu dijalankan pada malam hari akan

berbahaya bagi kesehatan atau keselamatan pekerja, maka lama seseorang

bekerja tidak boleh lebih dari 6 jam sehari dan 35 jam seminggu.

Page 36: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

26

2. Setelah pekerja menjalankan pekerjaan selama 4 jam terus-menerus harus

diadakan waktu istirahat sekurang-kurangnya setengah jam lamanya.

3. Tiap minggu harus diadakan sekurang-kurangnya satu hari istirahat

Bekerja selama 8 jam per hari dapat diambil sebagai suatu kondisi

yang optimal. Meskipun demikian waktu istirahat masih harus diadakan,

disisipkan dalam kurun waktu 8 jam kerja. Istirahat diperlukan untuk

memulihkan kesegaran baik kondisi fisik maupun mental dan agar terhindar

dari hal-hal negatif ditempat kerja seperti kelelahan. Jumlah waktu istirahat

secara umum berkisar antara 15% bahkan juga sering mencapai 20-30% dari

jumlah waktu jam kerja (Suma`mur, 1989 dalam Kasmawati Saleh, 2004).

Seseorang yang bekerja dengan baik dipengaruhi oleh lama kerjanya

dimana kemampuan fisik akan berangsur menurun dengan bertambahnya

masa kerja akibat kelelahan dari pekerjaan dan dapat diperberat bila dalam

melakukan pekerjaan fisik pekerja tidak melakukan variasi dalam bekerja.

Lama kerja akan menyebabkan kontraksi otot-otot penguat penyangga perut

secara terus menerus dalam waktu lama (Suma„mur, 1989).

Manusia akan mengalami kelelahan jika terus menerus bekerja tanpa

adanya istirahat yang cukup dan hal ini dapat memberikan kontribusi yang

besar dalam terjadinya penurunan efektivitas kerja dan kelelahan kerja.

Pekerjaan yang dikerjakan setiap hari sebaiknya tidak lebih dari 8 jam kerja

dan tidak sampai pada malam hari kecuali ada pekerjaan yang mendadak yang

harus dilakukan yang mengharuskan dilaksanakannya pekerjaan hingga

Page 37: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

27

malam hari, karena malam hari diperuntukkan untuk beristirahat guna

mengembalikan kondisi tubuh agar kembali stabil.

Makin lama waktu kerja berarti makin besar kemungkinan untuk

mengalami gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan menurunnya

produktivitas kerja (Suma„mur, 1989).

E. Tinjauan Umum Tentang Faktor Psikologis

Psikologi kerja, merupakan psikologi yang dikaitkan dengan keadaan

kerja. Psikologi kerja erat kaitannya dengan keadaan mental tenaga kerja.

Kondisi mental tenaga kerja selain dipengaruhi oleh factor-faktor didalam

lingkungan kerja, juga dipengaruhi oleh factor-faktor diluar kerja.

Kondisi mental tenaga kerja yang tidak baik dapat mengakibatkan

terjadinya gangguan kesehatan jiwa, dan dapat berpengaruh terhadap sasaran

atau tujuan kesehatan kerja, sehinggga psikologi kerja juga erat kaitannya

dengan keselamatan kerja.

Sasaran dan tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mendapatkan

derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun social

serta untuk mendapatkan derajat produktivitas tenaga kerja setinggi-tingginya.

Dengan demikian gangguan mental tenaga kerja dapat mempengaruhi

produktivitas kerja.

Faktor-faktor didalam lingkungan kerja yang dapat menyebabkan

terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit yang merupakan penyakit akibat

kerja, selain factor psikologi/mental juga terdapat factor-faktor lainnya: factor

fisik factor kimia, factor biologi, factor fisiologi.

Page 38: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

28

Lingkup psikologi kerja mempelajari struktur kepribadian, sikap serta

mental tenaga kerja, penyesuaian pekerjaan terhadap kondisi mental,

gangguan-gangguan mental akibat kerja, usaha-usaha preventif serta kuratif.

Berikut adalah pengertian Psikologi menurut beberapa ahli, yaitu:

1. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah

ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat

dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.

2. Menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam

hubungannya dengan lingkungannya.

3. Menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku

individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.

Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang

meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya,

sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan,

berperasaan dan lain sebagainya.

Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku

manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan

lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak

maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.

Page 39: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

29

Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang

tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua

yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak

bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah

laku.

Psikologi kerja merupakan bagian dari psikologi social, sehingga

berkaitan pula dengan keadaan social ekonomi tenaga kerja. Manusia,

termasuk tenaga kerja mempunyai rasa suka, duka, benci, gembira, sedih,

kemauan, cita-cita, pendirian, pertimbangan, pemikiran. Tanpa keseimbangan

yang tepat, maka jatuhlah orang tersebut dalam keadaan sakit.

Pencetus, umumnya berupa berbagai stress psikososial seperti musibah

kematian atau kehilangan, stress dalam bekerja, kegagalan, dimarahi

atasannya dan sebagainya. Umumya sebelum jatuh kedalam keadaan sakit,

individu yang berkaitan dengan memobilisasi potensi yang ada pada dirinya,

suatu proses yang disebut adaptasi. Apabila adaptasi berhasil, ia menjadi sehat

kembali, bahkan dapat menjadi lebih kuat dan tangguh dalam mengatasi

problem selanjutnya.

Struktur kepribadian ini dipengaruhi oleh factor-faktor: sifat dari

lahir(keturunan), lingkungan baik dilingkungan keluarga maupun

dilingkungan masyarakat, agama/keimanan.

Page 40: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

30

Stress merupakan factor penyebab terjadinya gangguan

mental(gangguan jiwa), stress adalah tekanan mental(problem kejiwaan) yang

tidak dapat diadaptasi(dihilangkan) dan selalu ada dalam alam pemikiran

seseorang, dan merupakan konflik mental.

Stress dapat berasal terdiri atas, yaitu:

1. Dari hubungan kerja: Hubungan antara teman sekerja yang tidak baik,

hubungan dengan tasan yang tidak baik, kekhawatiran kerja(bekerja

dilingkungan yang berbahaya, upah yang kurang, kerja yang

membosankan, kerja terpaksa, kerja tak sesuai dengan keinginan,

perubahan-perubahan kerja yang mendadak.

2. Dari luar kerja: Tekanan social ekonomi, tempat tinggal yang jauh dari

tempat kerja, sulitnya transportasi ketempat kerja.

Gangguan mental akibat kerja disebabkan oleh adanya stress yang

didapat dalam pekerjaannya atau diakibatkan oleh pekerjaannya. Kelelahan

kerja akan meningkat dengan semakin lamanya pekerjaan yang dilakukan,

dalam waktu yang lama akan menimbulkan RSI (repetition strain injuries)

yaitu nyeri otot, tulang tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh pekerjaan

yang berulang (repetitive). Setiap kerja mengandung reaksi psikologis

pekerjanya. Reaksi ini bisa positif (senang, bergairah, sejahtera) atau negative

(bosan, benci, acuh tak acuh) (Bennet, 1995).

Harus dipahami bahwa setiap pekerjaan menimbulkan ketegangan

(Stresses) dan tekanan (Strains) yang disambut dengan keterampilan dan

sikap. Kemampuan manusia dibatasi oleh potensi yang mencukup :

Page 41: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

31

1. Kesanggupan menetapkan suatu sasaran kerja dan kemampuan

mencapainya.

2. Rasa tanggung jawab pendidikan dan pengalaman kerja sebelumnya.

3. Latar belakang sosiologis.

4. Pandangan hidup (Bennet & Rumondang, 1995).

Menurut Muchinsky, (1987) yang mempengaruhi kelelahan kerja pada

factor psikologis, yaitu:

1. Kelelahan mental, berhubungan dengan aktivitas kerja yang monoton.

Kelelahan ini dapat membuat individu kehilangan kendali akan kepikiran

dan perasaan, individu menjadi kurang ramah dalam berinteraksi dengan

orang lain, pikiran dan perasaan yang seharusnya ditekan karena dapat

menimbulkan konflik dengan individu lain menjadi lebih mudah

diungkapkan. Kelelahan ini diatasi dengan mendesain ulang pekerjaan

sehingga membuat pramuniaga atau karyawan lebih bersemangat dan

bertentangan untuk menyelesaikan pekerjaan.

2. Kelelahan emosional, dihasilkan dari stress yag hebat dan umumnya

ditandai dengan kebosanan. Kelelahan ini berasal dari faktor-faktor luar

ditempat kerja, perusahaan dapat mengatasi kelelahan ini dengan

memberikan pelayanan konseling bagi karyawan atau pramuniaga agar

kelelahan emosional yang dirasakan karyawan dapat teratasi dan

performansi kerja karyawan meningkat.

Page 42: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

32

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Kemampuan kerja seseorang berbeda antara satu orang dengan lainnya

dan sangat tergantung dari tingkat aktivitas yang dijalani, lingkungan kerja

dan kondisi kesehatan orang tersebut. Semakin tinggi kemampuan kerja

seorang tenaga kerja dengan tingkat kelelahan yang tidak berarti menunjukkan

tingkat kondisi fisik yang bagus dari tenaga kerja yang bersangkutan, dimana

hal ini akan berdampak positif pada peningkatan produktivitas.

Berbagai kondisi kerja yang ada di perusahaan, seperti kebisingan,

pencahayaan, beban kerja sendiri (umur, masa kerja, lama kerja, status gizi,

dan sebagainya) dapat menimbulkan atau mempercepat terjadinya kelelahan.

Namun pada penelitian ini, peneliti hanya membatasi pada beberapa variabel

penelitian, dimana masing-masing faktor tersebut seperti:

1. Kelelahan Kerja

Di saat kelelahan terjadi tubuh merasa mendapat rintangan,

kegiatan menjadi berkurang dan merasa dipaksa menyerah, kemauan

bekerja secara fisik maupun kerja mental menjadi menurun. Bila

pemberian kesempatan untuk beristirahat tidak dilakukan maka kelelahan

akan bertambah dan sangat mengganggu dan apabila dipaksakan terus

menerus setiap hari maka akan berakibat pada keadaan kelelahan kronis.

Page 43: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

33

2. Umur

Umur seseorang dalam bekerja ternyata ikut berpengaruh terhadap

kelelahan kerja. Ada anggapan yang menyatakan bahwa semakin tua umur

seseorang, maka akan semakin cepat merasakan lelah (>30 tahun).

Berbeda dengan usia muda, mereka akan lebih bertahan lama dalam

bekerja. Semakin tua umur seseorang, maka kecepatan reaksi pun menurun

akibat kelambatan dalam menerima stimulus.

3. Masa Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, 2001) bahwa masa kerja adalah jangka waktu orang

sudah bekerja (pada suatu kantor, badan, dan sebagainya). Masa kerja

adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja di suatu

tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun

negatif. Akan memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin

lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam

melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif

apabila dengan semakin lamanya masa kerja maka akan timbul kebiasaan

pada tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait dengan pekerjaan yang bersifat

monoton dan berulang-ulang.

4. Lama Kerja

Lama kerja sehari yang dianggap ideal sekarang ini adalah 8 jam

sehari atau 40 jam seminggu. Memperpanjang waktu kerja lebih dari

kemampuan tersebut biasanya tidak disertai efisiensi yang tinggi, bahkan

Page 44: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

34

biasanya terjadi penurunan produktivitas serta kecenderungan untuk

timbul rasa nyeri pada bagian-bagian tertentu dari tubuh yang digunakan

dalam bekarja bahkan akan lebih fatal dapat mengakibatkan kecelakaan

kerja, misalnya pada bagian pramuniaga ramayana M’TOS dapat terjadi

pada tenaga kerja yang melakukan pekerjaanya dengan posisi tidak

ergonomis.

B. Pola Pikir Variabel yang Diteliti

Berdasarkan konsep pemikiran di atas, maka pola pikir variabel di

gambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

: Variabel bebas / Independent

: Variabel terikat / Dependent

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel yang diteliti

Umur

Lama kerja

Masa kerja

Kelelahan subyektif

Faktor Psikologis

Page 45: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

35

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Kelelahan Kerja

Kelelahan dalam penelitian ini adalah keluhan-keluhan kelelahan

yang dirasakan oleh pramuniaga setelah melaksanakan pekerjaan. Dinilai

berdasarkan total skor dari kuesioner KAUPK2. Pilihan dari pertanyaan

mengenai keluhan kelelahan dibuat dalam bentuk pilihan dan dinilai

dengan skala likert untuk setiap pilihannya.

Cara menentukan skor standar variable kelelahan kerja

Diketahui:

Jumlah pertanyaan: 17

Skor tertinggi tiap pertanyaan: 3

Skor terendah tiap pertanyaan: 1

Skala pertanyaan: 3 ( A, B, C )

Nilai Tertinggi (X) = skor tertinggi x jumlah pertanyaan

= 3 x 17

= 51

Nilai Terendah (Y) = skor terendah x jumlah pertanyaan

= 1 x 17

= 51 / 17

= 33, 33%

Range (R) = x – y

= 100 % - 33, 33%

= 66,67%

Page 46: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

36

Karena kriteria dibagi menjadi 2 kategori yaitu sering lelah dan

tidak lelah maka :

Interval (I) = R/K

= 66, 67% / 2

= 33,33%

Kriteria Objektif:

a. Lelah : jika mempunyai total skor dari kuesioner tentang kelelahan ≥

67% dari seluruh pertanyaan yang diajukan.

b. Tidak Lelah : jika mempunyai total skor dari kuesioner tentang

kelelahan < 67% dari seluruh pertanyaan yang diajukan.

2. Umur

Variabel umur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kurun

waktu yang dihabiskan oleh responden sejak lahir sampai penelitian ini

dilakukan yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir responden

dengan menggunakan satuan ukur tahun.

Kriteria Objektif:

a. Usia muda : Bila tenaga kerja berumur < 40 tahun

b. Usia tua : Bila tenaga kerja berumur ≥ 40 tahun

3. Masa Kerja

Variabel masa kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

rentan waktu yang telah dilalui oleh seorang pramuniaga/responden untuk

bekerja di Ramayana Makassar Town Square (M-TOS) Makassar.

Page 47: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

37

Kriteria Objektif :

a. Baru : Bila tenaga kerja telah bekerja < 3 Tahun

b. Lama : Bila tenaga kerja telah bekerja ≥ 3 Tahun

4. Lama Kerja

Lama kerja dalam penelitian ini adalah lamanya responden bekerja

dalam sehari.

Kriteria Objektif :

a. Memenuhi syarat : Bila tenaga kerja bekerja ≤ 8 jam sehari.

b. Tidak memenuhi syarat : Bila tenaga kerja bekerja > 8 jam sehari

D. Hipotesis Penelitian

Dari gambaran kerangka di atas, maka disusun hipotesis penelitian

sebagai berikut:

1. Hipotesis awal

a. Ada hubungan antara umur dengan kelelahan kerja pada pramuniaga

Ramayana Makassar Town Square (M-TOS) Makassar.

b. Ada hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada

pramuniaga Ramayana Makassar Town Square Kota Makassar.

c. Ada hubungan antara lama kerja dengan kelelahan kerja pada

pramuniaga Ramayana Makassar Town Square (M-TOS) Makassar.

Page 48: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

38

2. Hipotesis Alternatif

a. Tidak ada hubungan yang antara umur dengan kelelahan kerja pada

pramuniaga Ramayana Makassar Town Square Kota Makassar.

b. Tidak ada hubungan yang antara masa kerja dengan kelelahan kerja

pada pramuniaga Ramayana Makassar Town Square Kota Makassar.

c. Tidak ada hubungan yang antara lama kerja dengan kelelahan kerja

pada pramuniaga Ramayana Makassar Town Square Kota Makassar.

Page 49: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

39

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey analitik dengan

rancangan Cross Sectional Study melalui kuesioner dan wawancara. Pada

penelitian ini umur, masa kerja, dan lama kerja, dinyatakan sebagai variabel

independen dan kelelahan kerja sebagai variabel dependen yang diamati bersama-

sama.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk yang

beralamat di jalan Perintis Kemerdekaan Km 8 dan dilaksanakan selama dua hari

yakni pada tanggal 20 - 21 Juli 2012.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua tenaga kerja yang bekerja di

Departemen produksi PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. yang terdiri dari

193 SPG.

2. Sampel

Sampel adalah populasi yang terpilih sebagai sampel. Metode sampling yang

digunakan adalah Simple Random Sampling. Besar sampel di tentukan dengan

menggunakan rumus:

Page 50: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

40

n = 𝑁𝑧2𝑝 .𝑞

𝑑2 𝑁−1 + 𝑧2.𝑝 .𝑞

Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

N = jumlah populasi penelitian

z = standar deviasi normal dengan derajat kemaknaan 95% (1,96)

p = proporsi populasi (0,5)

q = 1-p

d = tingkat kepercayaan yang digunakan (0,05)

maka:

n = 𝑁𝑧2𝑝 .𝑞

𝑑2 𝑁−1 + 𝑧2.𝑝 .𝑞

n = 193 .(1,96)20,5.0,5

0,052 193−1 + (1,96)2.0,5.0,5

n = 193.3,8416 .0,25

0,0025 .192+3,8416 .0,25

n = 185 ,3572

0,48+0,9604

n = 185 ,3572

1,4404

n = 127 responden

Dari hasil perhitungan didapatkan sampel tenaga kerja sejumlah 127

responden.

Page 51: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

41

D. Sumber Data

1. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara

dengan menggunakan kuesioner dan observasi terhadap para responden yang

menjadi sampel.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang menyangkut perusahaan termasuk data-data

ketenagakerjaan yang diperoleh di bagian personalia PT.Ramayana Lestari

Sentosa, Tbk.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Library Research

Yaitu mencari bahan dari sumber-sumber bacaan seperti buku-buku dan

skripsi yang relevan dengan kelelahan kerja

2. Field Research

Dalam research lapangan dikenal 2 bentuk pengumpulan data yaitu:

a. Kuesioner

Dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang akan diisi oleh

responden.

Page 52: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

42

b. Wawancara

Dengan cara melakukan interview langsung terhadap responden ditempat

kerja.

F. Pengolahan dan Penyajian data

Data yang diperoleh akan diolah dengan komputer melalui program SPSS

16. Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel berupa tabel distribusi

dan frekuensi dan tabel analisa hubungan antara variabel dependent dan variabel

independent.

G. Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan yaitu:

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi

masing-masing variabel independent maupun dependent.

2. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk mengetahui kemaknaan hubungan, ada tidaknya faktor

risiko/hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat secara satu persatu.

Uji statistik yang digunakan untuk membantu analisis adalah uji Fisher’s

exact test, dengan tabulasi silang 2x2 dan derajat kepercayaan 95% (0,05).

Sedangkan untuk penilaian/ interpretasi adalah sebagai berikut:

1. Ho ditolak jika nilai p < 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna.

2. Ha diterima jika nilai p > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna.

Page 53: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

43

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama dua hari mulai dari tanggal 20 sampai

dengan 21 Juli 2012 di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk yang beralamat di

jalan Perintis Kemerdekaan Km 8. Pengambilan data dilakukan dengan

menggunakan kuesioner dan wawancara langsung yang dilakukan terhadap para

tenaga kerja pramuniaga dan diambil sebanyak 127 orang tenaga kerja sampel

penelitian untuk mencari tahu informasi lebih lanjut.

Berdasarkan pengolahan data maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

a. Umur

Variabel umur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kurun

waktu yang dihabiskan oleh responden sejak lahir sampai penelitian ini

dilakukan yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir responden

dengan menggunakan satuan ukur tahun. Berikut adalah sebaran umur

responden:

Page 54: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

44

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pramuniaga

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Kota Makassar Tahun 2012

Usia Responden Jumlah Responden

15 Tahun 2

16 Tahun 5

17 Tahun 17

18 Tahun 10

19 Tahun 9

20 Tahun 20

21 Tahun 15

22 Tahun 10

23 Tahun 7

24 Tahun 8

25 Tahun 2

26 Tahun 3

27 Tahun 5

28 Tahun 1

29 Tahun 1

30 Tahun 2

31 Tahun 1

32 Tahun 1

33 Tahun 0

34 Tahun 0

> = 40 Tahun 8

Jumlah 127

Sumber: Data primer, tahun 2012

Adapun jika dilihat berdasarkan kelompok umur, rata-rata

responden yang bekerja di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. adalah

mereka yang masih terkategori usia muda. Hal ini dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Page 55: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

45

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Usia Pramuniaga

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Kota Makassar Tahun 2012

Kelompok Usia Jumlah

(n)

Persentasi

(%)

Muda 119 93.7

Tua 8 6.3

TOTAL 127 100.0

Sumber: Data primer, tahun 2012

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 127 responden kelompok

usia yang paling banyak adalah kelompok usia muda (<40 thn) sebanyak

119 orang (93,7%) sedangkan responden yang berusia tua (≥40 thn) hanya

sebanyak 8 orang (6,3%).

b. Masa Kerja

Distribusi masa kerja responden dalam peenelitian ini dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pramuniaga

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Kota Makassar Tahun 2012

Masa Kerja Jumlah

(n)

Persentasi

(%)

Baru 124 97.6

Lama 3 2.4

TOTAL 127 100.0

Sumber: Data primer, tahun 2012

Page 56: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

46

Tabel.5.3 menunjukkan bahwa dari 127 responden yang bekerja di

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. paling sedikit berada pada kelompok

masa kerja lama yaitu sebanyak 3 orang (2,4%) dan yang paling banyak

berada pada kelompok masa kerja baru yaitu sebanyak 124 orang (97,6%).

c. Lama Kerja

Distribusi lama kerja responden pada penelitian ini dapat dilihat

pada table berikut ini:

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Pramuniaga

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Kota Makassar Tahun 2012

Lama Kerja Jumlah

(n)

Persentasi

(%)

Memenuhi Syarat 76 59.8

Tidak Memenuhi Syarat 51 40.2

TOTAL 127 100.0

Sumber: Data primer, tahun 2012

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 127 responden yang bekerja di

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Distribusi responden yang lama

kerjanya tidak memenuhi syarat (>8 jam sehari) lebih banyak 51 orang

(40,2%) daripada yang memenuhi syarat (≤8 jam sehari) yaitu 76 orang

(59,8%).

Page 57: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

47

d. Kelelahan

Tingkat kelelahan responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Pramuniaga

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Kota Makassar Tahun 2012

Sumber: Data primer, tahun 2012

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 127 responden yang bekerja di

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Sebanyak 125 orang (98,4%) yang

mengalami sering lelah dan Sebanyak 2 orang (1,6%) yang tidak pernah

mengalami lelah.

Kelelahan Jumlah

(n)

Persentasi

(%)

Sering 125 98.4

Tidak Lelah 2 1.6

TOTAL 127 100.0

Page 58: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

48

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Umur dengan Kelelahan Kerja

Hubungan Umur dengan kelelahan kerja responden dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 5.6

Analisis Hubungan Umur dengan Kelelahan kerja Pramuniaga

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Kota Makassar Tahun 2012

Sumber: Data primer, tahun 2012

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 117 responden yang berumur

muda (< 40 Tahun) ada sebanyak 116 orang (91,3%) yang mengalami

kelelahan kerja dan hanya sebanyak 1 orang (0,8%) yang tidak mengalami

kelelahan kerja. Sedangkan dari 10 responden yang berumur tua (≥ 40

Tahun) ada sebanyak 9 orang (7,1%) yang mengalami kelelahan kerja dan

ada sebanyak 1 orang (0,8%) yang tidak mengalami kelelahan kerja.

Dari hasil uji Fisher’s exact test yang telah dilakukan diperoleh nilai

p=0,152 lebih besar dari nilai α = 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan

kelelahan responden yang bekerja di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Usia

Kelelahan

TOTAL

P Lelah Tidak

n % n % n %

Muda 116 91.3 1 0.8 117 92.1

0,152 Tua 9 7.1 1 0.8 10 7.9

TOTAL 125 98.4 2 1.6 127 100.0

Page 59: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

49

b. Hubungan Masa Kerja dengan kelelahan

Hubungan masa kerja dengan kelelahan responden dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5.7

Analisis Hubungan Masa Kerja dengan Kelelahan kerja Pramuniaga

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Kota Makassar Tahun 2012

Sumber: Data primer, tahun 2012

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 124 responden pada kelompok

masa kerja baru (< 3Tahun) yaitu sebanyak 122 orang (96,1%) yang

mengalami kelelahan kerja, dan sebanyak 2 orang (1,6%) yang tidak

pernah mengalami kelelahan kerja. Sedangkan dari 3 responden pada

kelompok masa kerja lama (≥ 3 Tahun) yaitu sebanyak 3 orang (2,4%)

yang mengalami kelelahan kerja.

Dari hasil uji Fisher’s exact test yang telah dilakukan diperoleh nilai

p=1,000 lebih besar dari nilai α=0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

sehingga tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kelelahan

responden yang bekerja di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Masa

Kerja

Kelelahan

TOTAL

P Lelah Tidak

n % n % n %

Baru

122 96.1 2 1.6 124 100.0

1,000 Lama

3 2.4 0 0 3 100.0

TOTAL 125 98.4 2 1.6 127 100.0

Page 60: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

50

c. Hubungan Lama Kerja dengan kelelahan

Hubungan lama kerja dengan kelelahan responden dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5.8

Analisis Hubungan Lama Kerja Dengan Kelelahan kerja Pramuniaga

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Kota Makassar Tahun 2012

Sumber: Data primer, tahun 2012

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 76 responden pada kelompok

lama kerja yang memenuhi syarat (≤ 8 jam sehari) yaitu sebanyak 75

orang (59,1%) yang mengalami kelelahan kerja, dan sebanyak 1 orang

(0,8%) yang tidak pernah mengalami kelelahan kerja. Sedangkan dari 51

responden pada kelompok lama kerja yang tidak memenuhi syarat (>8 jam

sehari) yaitu sebanyak 50 orang (39,4%) yang mengalami kelelahan kerja,

dan 1 orang (0,8%) yang tidak mengalami kelelahan kerja.

Dari hasil uji Fisher’s exact test yang telah dilakukan diperoleh nilai

p=1,000 lebih besar dari nilai α=0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Lama Kerja

Kelelahan

TOTAL

Ket Lelah Tidak

n % n % n %

Memenuhi

Syarat

75 59.1 1 0.8 76 59.8

P= 1,000

Tidak

Memenuhi

Syarat

50 39.4 1 0.8 51 40.2

TOTAL 125 98.4 2 1.6 127 100.0

Page 61: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

51

sehingga tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kelelahan

responden yang bekerja di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

B. PEMBAHASAN

Perlunya mengembangkan dan meningkatkan K3 di sektor kesehatan

dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kelelahan kerja dan

meningkatkan produktivitas dan efisiensi sebagai dasar penelitian yang dilakukan

dibagian Pramuniaga PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Makassar yang

berlokasi di M’TOS dipilih karena melihat hazard dan risiko yang ada pada

lingkungan kerjanya.

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara yang dilakukan terhadap

responden yang menjadi sampel yaitu 127 orang, diperoleh beberapa jawaban

yang berbeda-beda mengenai kelelahan kerja di pramuniaga PT Ramayana Lestari

Sentosa, Tbk. Ada yang menyatakan bahwa kelelahan kerja disebabkan karena

kesalahan dari orang itu sendiri, ada juga yang menyatakan bahwa kelelahan kerja

yang terjadi karena kelalaian, ketidakhati-hatian, dan kecerobohan dalam

melaksanakan pekerjaan. Maka diperoleh hasil penelitian mengenai kelelahan

psikis berdasarkan umur, masa kerja, dan lama kerja sebagai berikut:

1. Hubungan antara Umur dengan Kelelahan Kerja

Umur dan pengalaman kerja berpengaruh besar pada pekerja untuk

melakukan tindakan aman dan tindakan tidak aman serta pengusaan untuk

mengatur keselamatan diri sendiri di lapangan. Hal ini menjadi sangat penting

untuk diperhatikan karena umur adalah variabel yang selalu harus

Page 62: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

52

diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan suatu masalah kesehatan

Angka-angka kelelahan, kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua

keadaan menunjukkan hubungan dengan umur (Notoadmodjo, 2003).

Dari hasil penelitian di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Diketahui

bahwa dari 117 responden pada semua tenaga kerja yang berumur muda (< 40

Tahun) ada sebanyak 116 orang (91,3%) yang mengalami kelelahan kerja dan

ada sebanyak 1 orang (0,8%) yang tidak mengalami kelelahan kerja.

Sedangkan dari 10 responden yang berumur tua (≥ 40 Tahun) ada sebanyak 9

orang (7,1%) yang mengalami kelelahan kerja dan ada sebanyak 1 orang

(0,8%) yang tidak mengalami kelelahan kerja.

Dari hasil uji Fisher’s exact test diperoleh nilai p = 0,152 lebih besar

dari nilai α = 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, tidak

ada hubungan antara umur dengan kelelahan responden yang bekerja di PT

Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Hal ini berbeda dengan penelitian Oentoro (2004) menyatakan bahwa

tenaga kerja yang berusia 30 tahun keatas akan lebih cepat menderita

kelelahan dibandingkan dengan tenaga kerja yang relatif lebih muda. Selain

itu, tenaga kerja yang berumur lebih tua akan mengalami penurunan kekuatan

otot yang berdampak terhadap kelelahan dalam melakukan pekerjaannya

(Setyawati dalam Wignjosoebroto, 2000).

Page 63: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

53

Grandjean (1985) menyebutkan bahwa penurunan kekuatan otot akan

menyebabkan kelelahan otot yang terjadi karena adanya akumulasi asam

laktat dalam otot yang dapat menyebabkan menurunnya kerja otot. Pada usia

40 tahun kapasitas fisik seperti penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi

menurun. Namun, hanya sedikit orang yang berusia 40 tahun yang

menganggap dirinya tua atau lebih tua.

Meski demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata

pada usia muda juga terdapat sejumlah tenaga kerja yang mengalami keluhan

kelelahan kerja. Hal ini dapat berarti bahwa kejadian kelelahan tidak

mengenal umur tergantung bagaimana dari kondisi fisik pekerja, sifat

pekerjaan dan tempat kerjanya. Jika pekerja bekerja dalam kondisi fisik yang

tidak sehat dengan pekerjaan yang berat dan tempat kerja yang tidak nyaman

maka risiko untuk mengalami kelelahan semakin tinggi. Sebaliknya jika

tenaga kerja selalu dalam keadaan sehat dengan lingkungan kerja yang

nyaman maka risiko untuk mengalami kelelahan sangat kecil.

2. Hubungan antara Masa Kerja dengan Kelelahan Kerja

Adanya kecenderungan semakin lama masa kerja seorang tenaga kerja

semakin rendah pula frekuensi kejadian kelelahan kerja yang terjadi. Kondisi

demikian diasumsikan bahwa dengan pengalaman kerja yang cukup membuat

seseorang semakin banyak menimba pekerjaan yang memungkinkan mereka

lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya.

Page 64: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

54

Masa kerja dapat mempengaruhi tenaga kerja baik positif maupun

negatif, akan memberikan pengaruh positif kepada tenaga kerja bila dengan

lamanya seseorang bekerja maka dia akan semakin berpengalaman dalam

melakukan tugasnya karena dia telah mengetahui seluk beluk pekerjaan.

Dengan bertambahnya masa kerja seorang tenaga kerja, maka bertambah pula

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki mengenai pekerjaan dan aspek

keselamatan diri dari pekerjaan yang dilakukan sehingga dapat terhindar dari

terjadinya kelelahan kerja. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif

apabila semakin lamanya seseorang bekerja maka akan menimbulkan

kebosanan (Tulus MA,1992).

Dari hasil penelitian di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. diketahui

bahwa dari 124 responden pada kelompok masa kerja baru (< 3Tahun)

terdapat sebanyak 122 orang (96,1%) yang mengalami kelelahan kerja, dan

sebanyak 2 orang (1,6%) yang tidak pernah mengalami kelelahan kerja.

Sedangkan dari 3 responden pada kelompok masa kerja lama (≥ 3 Tahun)

ketiganya mengalami kelelahan kerja.

Dari hasil uji Fisher’s exact test yang telah dilakukan diperoleh nilai

p=1,000 lebih besar dari nilai α=0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak,

sehinga tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kelelahan responden

yang bekerja di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

Page 65: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

55

Hasil penelitian ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh

Setyawati dalam Nasution (1998), bahwa semakin lama masa kerja seseorang

maka semakin tinggi tingkat kelelahan. Hal ini menunjukkan tingkat

kelelahan lebih tinggi dialami oleh tenaga kerja dengan masa kerja yang lebih

lama oleh karena semakin lama ia bekerja maka perasaan jenuh akibat

pekerjaan yang monoton tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat

kelelahan yang dialaminya. Kelelahan yang terjadi secara terus menerus

berakibat pada kelelahan kronis.

Meski demikian, hasil penelitian ini dapat memberikan makna bahwa

tidak selamanya lama masa kerja seseorang yang semakin tinggi akan

memberikan tingkat kelelahan yang semakin tinggi pula. Ini terlihat dari hasil

penelitian yang menunjukkan tingkat kelelahan lebih tinggi dialami oleh

tenaga kerja dengan masa kerja yang baru. Hal ini dapat disebabkan karena

sifat keprofesionalan atau adaptasi diri seseorang untuk menghadapi situasi

dan kondisi tempat dimana mereka bekerja.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Verawati Rahmat (2002) pada tenaga kerja di unit polish Firma Kali Djaja &

Co Makassar yang diperoleh bahwa tidak ada pengaruh bermakna antara masa

kerja dengan tingkat kelelahan kerja.

Selain itu, hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Muh. Armansyah terhadap pekerja di pengisian LPG PT

Pertamina (persero) Makassar yang menunjukkan bahwa tingkat kelelahan

Page 66: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

56

lebih tinggi terdapat pada kelompok tenaga kerja yang memiliki masa kerja

yang baru (≤5 tahun) yaitu sebanyak 22 orang (45,8%) dimana dari hasil uji

chi-square yang telah dilakukan diperoleh nilai p=0,187 lebih besar dari nilai

α=0,05.

Penelitian ini memperlihatkan bahwa ternyata masa kerja tidak lagi

menjadi sebuah beban bagi tenaga kerja, tetapi justru telah membuat para

tenaga kerja semakin terampil dalam bekerja karena telah bekerja lama dan

pengalaman yang diperoleh pun semakin bertambah sehingga mereka telah

dapat menyiasati beberapa keadaan yang dapat membuat mereka cepat lelah.

Di samping itu berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa peran

perusahaan juga tidak pernah lepas dalam memberikan motivasi melalui

bagian K3 kepada para tenaga kerja serta adanya peraturan yang cukup tegas

sehingga para pekerja dapat bekerja dengan cukup disiplin.

3. Hubungan Antara Lama Kerja dengan Kelelahan Kerja

Seseorang yang bekerja terus menerus pada suatu ketika akan

mengalami kelelahan, baik bekerja yang membutuhkan tenaga fisik maupun

pekerjaan yang menuntut kerja otak. Kelelahan dapat berupa kelelahan fisik

dan mental, pada saat itulah orang membutuhkan istirahat sebelum seluruh

tenaganya habis (Soekemi, 1993).

Page 67: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

57

Menurut Undang-undang Tenaga Kerja No.25 Tahun 1997 pasal 100

ayat 2 dalam Peraturan dan Perundangan Lama Kerja Undang-undang No.12

Tahun 1948 pasal 10 mengatakan bahwa tenaga kerja:

a. Tidak boleh menjalankan pekerjaan lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam

seminggu. Apabila pekerjaan itu dijalankan pada malam hari akan

berbahaya bagi kesehatan atau keselamatan pekerja, maka lama seseorang

bekerja tidak boleh lebih dari 6 jam sehari dan 35 jam seminggu.

b. Setelah pekerja menjalankan pekerjaan selama 4 jam terus-menerus harus

diadakan waktu istirahat sekurang-kurangnya setengah jam lamanya.

c. Tiap minggu harus diadakan sekurang-kurangnya satu hari istirahat

Dari hasil penelitian di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. diketahui

bahwa dari 76 responden pada kelompok lama kerja yang memenuhi syarat (≤

8 jam sehari) yaitu sebanyak 75 orang (59,1%) yang mengalami kelelahan

kerja, dan sebanyak 1 orang (0,8%) yang tidak pernah mengalami kelelahan

kerja. Sedangkan dari 51 responden pada kelompok lama kerja yang tidak

memenuhi syarat (>8 jam sehari) yaitu sebanyak 50 orang (39,4%) yang

mengalami kelelahan kerja, dan 1 orang (0,8%) yang tidak mengalami

kelelahan kerja.

Hasil uji Fisher’s exact test yang telah dilakukan diperoleh nilai

p=1,000 lebih besar dari nilai α=0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

sehingga tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kelelahan responden

yang bekerja di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Hasil penelitian ini

Page 68: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

58

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muh. Armansyah

terhadap pekerja di pengisian LPG PT Pertamina (persero) Makassar yang

menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang paling banyak memenuhi syarat

yaitu sering yang mengalami kelelahan sebanyak 45 orang (93,8%) dan jarang

mengalami kelelahan sebanyak 3 orang (6,2%).

Tingkat kelelahan lebih tinggi terdapat pada kategori yang memenuhi

syarat yaitu 42 orang (87,5%) dan yang memenuhi syarat, tidak dan sering

mengalami kelelahan sebanyak 3 orang (6,25%). Karena waktu bekerja PT

Pertamina standar 8 jam/hari, itupun kalau karyawannya tidak mempunyai

target. Adapun agen atau penyalur ingin memesan pasti karyawan atau

pekerjanya lembur, tetapi lemburnya tidak sampai 11 atau 12 jam/hari.

Dari hasil uji chi-square yang telah dilakukan tidak diperoleh nilai

statistik karena variabel lama kerja bersifat konstan. Dari analisis ini dapat

diketahui bahwa semakin lama seseorang bekerja, tidak mempengaruhi

tingkat kelelahan. Dimana dari analisis ini didapatkan bahwa masa kerja

singkat (1-15 tahun) ternyata memiliki tingkat kelelahan lebih tinggi

dibandingkan dengan seseorang yang memiliki masa kerja yang lama. Ini

dapat disebabkan karena sifat keprofesionalan atau adaptasi diri seseorang

untuk menghadapi situasi dan kondisi tempat dimana mereka bekerja. Hal ini

pulalah yang ditemukan pada penelitian di PT Ramayana Lestari Sentosa,

Tbk.

Page 69: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

59

C. KETERBATASAN PENELITI

Terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan dari peneliti, yaitu:

1. Peneliti tidak melakukan wawancara pada semua responden serta tidak

mengklasifikasikan berdasarkan shift kerja sehingga memungkinkan

terjadinya bias pada data.

2. Kurangnya pemahaman dan referensi peneliti tentang dalil dan hadits yang

berhubungan dengan penelitian, sehingga dalam penyajian hasil penelitian

tidak dihubungkan dengan dalil dan hadits yang menjadi salah satu referensi

awal penelitian.

Page 70: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

57

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tidak ada hubungan antara umur dengan kelelahan responden yang bekerja di

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

2. Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kelelahan responden yang

bekerja di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

3. Tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kelelahan responden yang

bekerja di PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan kepada pihak pengelola di

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. untuk memberikan penyuluhan kepada

tenaga kerja di Pramuniaga Ramayana tentang kelelahan kerja serta

pencegahannya.

1. Saran bagi perusahaan

Disarankan bagi pihak perusahaan untuk memberikan promosi

kesehatan mengenai kelelahan kerja

2. Saran bagi peneliti

Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang factor

lingkungan seperti suhu, penerangan, hubungan antar atasan, hubungan antar

pramuniaga atau karyawan, hubungan antar pribadi.

Page 71: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian

2. Master Tabel

3. Hasil Analisis

4. Surat-Surat Keterangan Penelitian

5. Dokumentasi

Page 72: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. 1996. Al-quran dan Terjemahnya.

Fadhilah. 2011. Studi Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Tenaga Kerja

Wanita di Departement Produksi PT. Maruki Internasional Indonesia Tahun 2011.

Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Makassar: Makassar.

Agung ari, Meningkatkan Prodi Kerja dengan Kacang Hijau, http;//www.google.co.(online)

diakses tgl. 9 mei 2012.

Bennet & Rumondang, 1995. Manajemen K3, Jakarta: Pustaka Binawan Pressindo.

Departemen Pendidikan Kebudayaan, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

_______________________________, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Depnaker, 2003. Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta.

________, 1997. Undang-Undang No.25 Tahun 1997 Tentang KetenagaKerjaan. Jakarta

Depkes, RI, 2000. Undang-Undang Kesehatan No 23 Tahun 1992. Jakarta

Gulo W. 2002. Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo.

Hutapea, Albert, Menuju Gaya Hidup Sehat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Imade & R. Nimrod, Hubungan Umur, Lama Kerja & Masa Kerja Terhadap Kelelahan

Pada Pengrajin Perahu Pinisi di Kelurahan Tana Lemo Kecamatan Bonto Bahari.

Bulukumba, Skripsi Sarjana, Tidak Terbitkan, Bagian FKM & Ilmu Kedokteran

Pencegahan, FAKTEK UNHAS. 2000.

Imansyah Budi, K3 Modal Utama Kesejahteraan Buruh, http;//www.pikiranrakyat.co,id (on

line) Diakses tgl 16 Juni 2012.

Kurnadus, danggur. 2006. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Membangun SDM Pekerja

yang Sehat, Produktif dan Kompetitif. Jakarta : Litbang Danggur & Parnert,

Kuswadji Soedjono. 1997. Pengaturan Tidur Pekerja Shift, Cermin Dunia Kedokteran

No.116,

M.A. Tulus. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Page 73: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

Mallapiang, Fatmawaty. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pendengaran

Tenaga Kerja akibat Bising pada Unit Produksi PT. Sermani Stell Coorporation.

Makassar

Narbuko Cholid & Achmadi Abu H,. 1999. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution,H.R, 1998. Kelelahan Tenaga Kerja Wanita dan Pemberian Musik Pengiring di

Andiyanto Batik Yokyakarta. Tesis, Universitas Gajah Mada, Yokyakarta

Notoatmodjo, soekidjo, 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Pertama, Penerbit

Rineka Cipta , Jakarta.

Notoatmodjo, S, 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakrta: Rineka Cipta.

Oentoro,S, 2004. Kampanye Atasi Kelelahan Mental dan Fisik. UI Press, Jakarta.

Praktinya Wati Ahmad, 2008. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Raoda Yusuf. 2000. Tinjauan Kelelahan Kerja Akibat Iklim Kerja pada Tenaga Kerja PT.

Sermani Skel Coorperation Makassar, Skripsi Tidak diterbitkan.

Setyawaty, L. M., 1994. Hubungan Perasaan Kelelahan Kerja dan Waktu Reaksi dengan

Produktivitas Kerja. Disertasi. Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta.

Soekemi. 1993. Materi Pokok Hubungan Kesehatan Tenaga Kerja, Jakarta: Penerbit

Karuniko, Universitas Terbuka,

Suma‘mur, 1994. Higine dan kesehatan Kerja, Jakarta. Penerbit Karuniko, Universitas

Terbuka.

_________ . 1989. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja, Jakarta: CV Haji Mas Agung.

Stang. 2003. Buku Ajar Biostatistik II, Jurusan Biostatistik, FKM UNHAS.

S.Russeng, Syamsiar. 2001. Kelelahan Kerja dan Kecelakaan Lalu Lintas. Yogyakarta

Fanjari, Ahmad S. A. 2005. Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Gede, Made. 2011. Aspek Metodologi dalam Penelitian Ergonomi. Program studi kriya seni

Fakultas seni rupa dan desain Institut seni indonesia denpasar 2011: Denpasar

Harianto, Ridwan, 2009. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC

Muis, Abdul. 2011. Gambaran Risiko Ergonomi dan Keluhan Muskuloskeletal pada Usaha

Konveksi di Kecamatan Somba Opu Tahun 2011. Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan

Kesehatan Masyarakat UIN Makassar: Makassar.

Page 74: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

Shihab, M. Quraish. 2002. TAFSIR AL-MISBAH Pesan,Kesan, dan Keserasian al-Qur’an

Volume 9 dan 15. Jakarta : Lentera Hati

Armansyah, Muh. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Subyektif

Pekerja Pada Pengisian LPG PT. Pertamina (Persero) Makassar Tahun 2011.

Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Makassar: Makassar.

Page 75: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 76: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA

PADA PRAMUNIAGA M’TOS KOTA MAKASSAR

TAHUN 2012

Karakteristik Responden

Nama : …..

Umur : ….. tahun

Status Kawin : Kawin/ Tidak Kawin

Masa Kerja : ….. tahun

Pendidikan : …..

Shift Kerja : Pagi / Malam

A. Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2)

1. Apakah anda merasa sukar berpikir ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

2. Apakah anda merasa lelah berbicara ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

3. Apakah anda merasa gugup menghadapi sesuatu ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

4. Apakah anda merasa tidak pernah berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu

pekerjaan ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

5. Apakah anda merasa tidak mempunyai perhatian terhadap sesuatu ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

6. Apakah anda cenderung lupa terhadap sesuatu ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

Page 77: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

7. Apakah anda merasa kurang percaya terhadap diri sendiri ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

8. Apakah anda merasa tidak tekun dalam melaksanakan pekerjaan anda ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

9. Apakah anda merasa enggan menatap mata orang lain ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

10. Apakah anda merasa enggan bekerja dengan cekatan ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

11. Apakah anda merasa tidak tenang dalam bekerja ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

12. Apakah anda merasa lelah seluruh tubuh ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

13. Apakah anda merasa bertindak lamban ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

14. Apakah anda merasa tidak kuat lagi berjalan ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

15. Apakah anda merasa sebelum bekerja sudah lelah ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

16. Apakah anda merasa daya pikir menurun ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

17. Apakah anda merasa cemas terhadap sesuatu hal ?

a. Ya, sering b. Ya, jarang c. Tidak Pernah

Page 78: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

Dokumentasi Penelitian

Gambar 1

Peneliti melakukan sosialisasi penelitian kepada pramuniaga M’ TOS

Gambar 2

Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan lembar kuesioner

Page 79: Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/3221/1/Friesta.pdfKesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar angkatan 2009-2012, teman- teman

RIWAYAT PENULIS

Friesta Devia Dwi Ranthy lahir di Ujung Pandang

pada tanggal 02 Oktober 1989 anak kedua dari tiga

bersaudara dari pasangan dr.Kamaruddin Askar dan

Ninik Kurnia. Penulis mengawali pendidikan di TK.

Aisyiah Lampung Tahun 1996-1997, saya sedih karena orang tua saya bercerai,

jadi saya melanjutkan pendidikan formalnya ada dua yaitu di SD Neg.1 Pugung

Raharjo Lampung dari kelas 1, 2, 3, dan 6, kemudian dilanjutkan di SDN

Kalukuang III Makassar kelas 4 dan 5, melanjutkan pendidikan di SMP

Muhammadiyah 6 Syuhada Makassar, Tahun 2002-2005, dan kemudian

melanjutkan pendidikan di SMA Neg.14 Makassar, Tahun 2005-2008,

selanjutnya penulis melanjutkan Perguruan Tinggi di UIN-ALAUDDIN

Makassar ambil jurusan Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) pada Tahun 2008.

Semoga dengan berbagai aktivitas yang dijalani penulis dapat bernilai

ibadah pada Tuhan Yang Maha Esa dan dengan modal yang diperoleh selama

proses menuntut ilmu dapat diaplikasikan kepada masyarakat, sebagai berbakti

kepada kedua orang tua, bangsa, dan agama, Amin Ya Robbal Alamin….