diagnosis septik

18
Manifestasi Klinis •Manifestasi klinis pada pasien sepsis bervariasi sesuai dengan sumber infeksi, usia, sistem imun, dan waktu presentasi relatif terhadap terjadinya sepsis •Hiperventilasi merupakan gejala awal yang sering terjadi pada respon sepsis •Disorientasi, kebingungan, dan manifestasi lain dari ensefalopati, terjadi terutama pada pasien usia tua dan pasien yang memiliki gangguan neurologis sebelumnya.

Upload: matthew-kevin-hendrianto

Post on 28-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

how to diagnose sepsis

TRANSCRIPT

Page 1: Diagnosis Septik

Manifestasi Klinis

• Manifestasi klinis pada pasien sepsis bervariasi sesuai dengan sumber infeksi, usia, sistem imun, dan waktu presentasi relatif terhadap terjadinya sepsis• Hiperventilasi merupakan gejala awal yang sering terjadi pada

respon sepsis• Disorientasi, kebingungan, dan manifestasi lain dari ensefalopati,

terjadi terutama pada pasien usia tua dan pasien yang memiliki gangguan neurologis sebelumnya.

Page 2: Diagnosis Septik

• Lesi kulit yang timbul bersamaan dengan sepsis dapat menandakan suatu infeksi patogen yang spesifik• Manifestasi gastrointestinal seperti mual, muntah, diare dan ileus

kadang menandakan gastroenteritis akut• Ikterus kolestatik, dengan peningkatan kadar bilirubin serum

(biasanya bilirubin terkonjugasi) dan alkali fosfatase, mungkin mendahului tanda-tanda lain dari sepsis

Page 3: Diagnosis Septik
Page 4: Diagnosis Septik
Page 5: Diagnosis Septik

Manifestasi Klinis

• Fase 1 kompensasi• Takikardia• Gelisah• Capillary refill > 2 detik• Kulit pucat• Akral dingin

• Fase 2 dekompensasi• Takikardia bertambah• Oliguria• Metabolik asidosis• Laju napas cepat dan dalam• Depresi SSP

• Fase 3 irreversibel• Tekanan darah tidak

terukur• Nadi tidak teraba• Kesadaran turun

(sopor-koma)• Anuria• Tanda gagal organ

multipel

Page 6: Diagnosis Septik

Sepsis Steps

Page 7: Diagnosis Septik

MEWS ( Modified Early Warning Score )

Page 8: Diagnosis Septik

Manifestasi Klinis MODS• FDP≥ 1:40 atau D-dimers ≥2,0 dengan

rendahnya platelet

• Memanjangnya waktu:- protrombin- partial thromboplastin- Perdarahan

• Hipoksemia

• Kreatinin > 2,0 ug/dlNa. Urin 40 mmol/LKelainan prerenal sudah disingkirkan

• Bilirubin >34 umol/L (2,0 mg/dL)Alkaline Fosfatase, SGOT, SGPT 2x nilai normal

• GCS < 15

• DIC

• Respiratory Distress Syndrome

• Acute Renal Failure

• Hepatobilier disfunction

• Central Nervous System Dysfunction

Page 9: Diagnosis Septik
Page 10: Diagnosis Septik

Diagnosis

• Temuan diagnostik yang spesifik dan sensitif pada pasien suspek atau terbukti infeksi (SIRS) adalah demam atau hipotermia, takipnea, takikardia, dan leukositosis atau leukopenia• Tahap dalam menentukan diagnosis sepsis adalah anamnesis lengkap,

pemeriksaan fisik (tanda vital dan head-to-toe examination), pemeriksaan penunjang (laboratorium dan pencitraan)

Page 11: Diagnosis Septik

DIAGNOSIS

General variabel:

•Fever (> 38,3oC)•Hypothermia < 36oC)•HR > 90/min-1 or more than two so above the normal

•value for age•Tachypnea•Atered mental status•Significant edema or positive fluid balance (> 20 mL/kg

•over 24 hr)•Hyperglycemia (plasma glucose > 140 mg/dL or 7,7

•mmol/L) in the absence of diabetes

Inflammatory variable:

•Leukocytosis (WBC count > 12.000 L-1)

•Leukopenia (WBC count < 4.000 L-1)

•Normal WBC count with greater than 10% immature

•forms•Plasma C-reactive protein more than two so above the

•normal value•Plasma procactonin more than two so above the normal

•value

Hemodynamic variable:

•Arterial hypotension (SBP<90mmHg, MAP<70mmHg Or on SBP decrease>40mmHg in adults less than tw oso

•Below normal for age)

Organ dysfunction variable

•Arterial hypotension (PaO 2/FiO2<300)

•Acute oliguria (urine output < 0,5 mL/kg/hr for at least 2 hrs despite adequate fluid resuscitation)

•Creatinine increase > 0,5 mg/dL or 44,2 mol/L

•Coagulation abnormalities (INR > 1,5 or aPTT > 60 s)

•ILeus (absent bowel sounds)

•Thrombocytopenia (platelet count < 100,000 L-1)

•Hyperbilirubinemia (plasma total bilirubin > 4 mg/dL or

•70 mol/L)

Tissue perfusion variable:

•Hyperlactatemia(>1mmol/L)

•Decreased capillary refill or motting

General variabel:

Inflammatory variable:

Hemodynamic variable:

Organ dysfunction

variable

Tissue perfusion variable:

Page 12: Diagnosis Septik

• Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan yaitu pemeriksaan darah lengkap, hapusan darah tepi, analisa gas darah, kultur, pewarnaan gram• Pencitraan yang biasa digunakan :

CT-Scan, X-ray, MRI

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui jenis infeksi, mikroba/patogen penyebab terjadinya infeksi

Page 13: Diagnosis Septik

Diagnosis – Rekomendasi SSC 2012

1.Pemeriksaan kultur darah diperlukan sebelum pemberian antibiotik. Direkomendasikan jika tidak menghambat pemberian antibiotik secara signifikan (>45 menit)

Setidaknya diperkukan 2 set sampel darah untuk dikultur (2 botol aerobik dan anaerobik) sebelum pemberian antibiotik. 1 sampel diambil secara perkutaneus dan 1 sampel lainnya menggunakan vascular access device. Kedua sampel dapat diambil secara bersamaan, asalkan ditempat yang berbeda

2.Menggunakan 1,3 beta-D-glucan assay, mannan dan anti-mannan antibody assays, jika curiga terdapat infeksi fungal sistemik (candidiasis) dalam diagnosis banding penyebab dari infeksi, merupakan antigen dan antibody yang dapat mendeteksi secara cepat dibandingkan metode kultur biasa.

3.Pencitraan digunakan untuk memastikan diagnosis

Page 14: Diagnosis Septik

Diagnosis• Kultur darah

• Sebaiknya dilakukan sebelum dilakukan terapi antimikrobial

• Pengambilan kultur sebelum antimikrobial berguna untuk konfirmasi infeksi dan mengetahui patogen penyebab.

• Pengambilan kultur darah harus selesai dalam 3 jam.

Kultur dapat dari urin, cerebrospinal fluid, luka, sekret pernafasan dan cairan tubuh lain yang mungkin menjadi penyebab infeksi

Page 15: Diagnosis Septik

DiagnosisGram stain• Terutama untuk spesimen sistem pernafasan, dapat menentukan ada atau

tidaknya sel-sel inflamatori (> 5 PMN/hpf dan < 10 squamous cell/hpf

Biomarker • level prokalsitonin dan C reactive protein meningkat untuk menentukan

patern akut inflamasi dari sepsis.

Polymerase chain reaction, mass spectroscopy, microarray • diharapkan dapat menjadi cara identifikasi patogen yang lebih cepat.

Imaging studies• CT-guided needle aspiration, tidak disarankan karena bersifat invasif dan

harus memindahkan pasien, USG lebih memudahkan karena tidak perlu memindahkan pasien, imaging dapat menentukan sumber infeksi yang dapat berupa benda asing atau menentukan drainase.

Page 16: Diagnosis Septik

Diagnosis

• Hematologi rutin• Leukositosis (> 12.000 µ/L)• Leukopenia (< 4.000 µ/L)• Leukosit dapat normal tetapi neutrophil batang meningkat 10%• Thrombocytopenia (< 100.000 µ/L)

• Biomarker• Serum Laktat > 1 mmol/L (hyperlactatemia) diperiksa dalam 6 jam pertama• Plasma C-reactive protein meningkat 2 kali lipat dari nilai normal.• Plasma procalcitonin meningkat 2 kali lipat dari nilai normal.• Plasma total bilirubin > 4 mg/dL atau 70 µmol/L (hyperbilirubinemia)• Gangguan koagulasi (INR > 1.5 atau aPTT > 60 detik)• Peningkatan serum creatinine > 0.5 mg/dL atau 44.2 µmol/L

Page 17: Diagnosis Septik
Page 18: Diagnosis Septik

Diagnosis Banding

• Acute Renal Failure• Acute Respiratory Distress Syndrome• Cardiogenic Shock• Disseminated Intravascular Coagulation• Hypovolemic Shock• Pulmonary Embolism• Shock Distributive (selain Septic Shock)• Shock Hemorrhagic• Toxic Shock Syndrome• Transfusion Reactions