diagnosis diferensial.docx

11
Diagnosis Diferensial 1. Urtikaria 1 Gambar 1.1. Urtikaria

Upload: christa-gisella-frankstein-ms

Post on 02-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

DD

TRANSCRIPT

Diagnosis Diferensial1. Urtikaria1

Gambar 1.1. Urtikaria(Sumber : Graham-Brown Robin, Burns Tony. Lecture notes: Dermatologi. Ed.8. Erlangga Medical Series. 2005)

Urtikaria merupakan istilah klinis untuk suatu kelompok kelainan yang ditandai dengan adanya pembentukan bilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan bekas yang terlihat. Gambaran patologis yang utama adalah didapatkannya edema dermal akibat terjadinya dilatasi vaskular, seringkali sebagai respon terhadap histamin yang dilepaskan oleh sel mast.Gambaran klinisKulit terasa gatal atau pedih, kemudian timbul bilur-bilur. Pada awalnya berwarna putih, kemudian menjadi merah muda dalam lingkaran berwarna putih. Lesi-lesi dapat menjadi sangat menyebar dan bisa timbul di berbagai tempat sekaligus, tetapi selalu dapat hilang spontan dalam beberapa jam, walaupun lesi-lesi yang baru dapat terus timbul.

Bentuk-bentuk klinis urtikaria

Urtikaria akutUrtikaria akut hanya berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari. yang sering menjadi penyebab adalah sebagai berikut :1) Adanya kontak dengan tumbuhan, bulu binatang (misalnya anjing, kucing, dll), atau makanan (misalnya susu, putih telur).2) Akibat pencernaan makanan, terutama kacang-kacangan, kerang-kerangan dan strawberry.3) Akibat memakan obat, misalnya aspirin dan penicilin.Orang-orang yang menderita atopi (asma, eksema, atau hay fever) lebih mudah terkena urtikaria akut. Reaksinya biasanya dipicu oleh amtibodi imunoglobulin E (igE). Selain itu, beberapa reaksi misalnya aspirin, merupakan akibat langsung dari terjadinya degranulasi sel mast.

Urtikaria KronikUrtikaria kronik biasanya berlangsung selama beberapa minggu, bulan atau tahun. Berlawanan dengan anggapan umum, pada bentuk urtikaria ini jarang didapatkan adanya faktor penyebab tunggal. kebiasaan mengkonsumsi zat-zat pewarna dan zat-zat pengawet makanan yang berlangsung dalam waktu lama bisa merupakan hal yang penting, namun hal ini hanya ditemukan pada sebagian kecil pasien.

Urtikaria FisikPada urtikaria ini, terjadi beberapa trauma fisik yang dapat menjadi pemicu terjadinya respon urtikaria, yaitu :1) Demografisme : bilur-bilur tampak sesudah adanya bekas-bekas garukan. Hal ini bisa timbul tersendiri atau bersama dengan bentuk-bentuk urtikaria yang lain.2) Penekanan (timbulnya belakangan) : bilur-bilur timbul dalam waktu sampai 24 jam sesudah terjadinya penekanan.3) Urtikaria kolinergik : yang diserang adalah laki-laki muda, kulit yang berkeringat disertai oleh adanya bilur-bilur kecil berwarna putih dengan lingkaran berwarna merah pada badan bagian atas.4) Suhu dingin5) Air6) Sinar matahari7) PanasPengobatan UrtikariaSebagian besar tipe urtikaria memberikan respon terhadap antihistamin H1, walaupun ada beberapa tipe fisik yang lebih jarang yang tidak memberikan respons. Serangan akut : pengobatan selama beberapa hari biasanya sudah cukup Urtikaria kronis : dosis antihistamin yang diberikan dapat menekan sama sekali terjadinya erupsi, kemudian lanjutkan selama beberapa bulan dan hentikan pengobatan secara bertahap.

2. Dermatitis Kontak Alergi

Secara umum, dermatitis merupakan sejenis pola reaksi peradangan kulit yang bisa dicetuskan oleh berbagai faktor baik eksternal maupun internal.

Gambar 2.1. Dermatitis kontak akibat nikel(Sumber : Graham-Brown Robin, Burns Tony. Lecture notes: Dermatologi. Ed.8. Erlangga Medical Series. 2005)

Dermatitis kontak alergi merupakan penyakit yang timbul akibat terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap suatu alergen eksternal.1 Risiko kejadian dermatitis kontak alergik (DKA) meningkat dengan riwayat pajanan terhadap bahan sensitizer yang telah terjadi sepanjang usia dan peningkatan penggunaan berbagai obat topikal.2,3 Yang sering menyebabkan dermatitis kontak adalah nikel, colophony, bahan-bahan aditif karet, kromat, cat rambut, dan obat-obat topikal, baik sebagai bahan aktif utama maupun sebagai bahan dasar. 1) Dermatitis akibat nikelNikel merupakan penyebab paling sering terjadinya dermatitis kontak pada wanita, sedangkan pada pria jarang terjadi alergi kontak dengan nikel. sensitisasi terhadap nikel biasanya terjadi pada masa kana-kanak atau pada usia dewasa muda. Biasanya akibat pemakaian anting-anting dan pemakaian perhiasan imitasi yang murah.2) ColophonyZat ini adalah suatu resin yang merupakan komponen dari beberapa plester perekat.3) Dermatitis akibat karetDalam pembuatan karet digunakan zat-zat kimia untuk mempercepat proses vulkanisasi (akselerator) dan mencegah terjadinya proses oksidasi (antioksidan). Zat-zat tersebut dapat menyebabkan timbulnya dermatitis kontak. Selain itu juga terdapat protein lateks yang dapat menyebabkan terjadinya respons hipersensitivitas yang cepat, dan reaksi yang timbul bisa berupa urtikaria kontak, rinitis, asma, dan reaksi anafilaktik.4) KromatSenyawa kromuim ini banyak digunakan dalam dunia industri. Senyawa ini juga digunakan pada penyamakan kulit, dan merupakan bahan penguat dalam semen. Dermatitis akibat semen biasanya didapatkan pada pekerja-pekerja bangunan.5) Obat-obat topikalObat-obat topikal yang biasanya menyebabkan dermatitis kontak adalah antibiotik, terutama neomisin, anestetik lokal (kecuali lidokain/lignokain, yang banyak menyebabkan sensitisasi), antihistamin dan bahan-bahan pengawet. Alergi tersebut biasanya ditemukan pada pasien yang tidak merespons, atau gangguan kulitnya makin memburuk, selama mendapatkan pengobatan dengan steroid topikal.

3. Dermatitis Atopik

Gambar 3.1. Eksema atopik pada daerah lipatan(Sumber : Graham-Brown Robin, Burns Tony. Lecture notes: Dermatologi. Ed.8. Erlangga Medical Series. 2005)

Dermatitis atopik adalah suatu dermatitis yang bersifat kronik residif yang dapat terjadi pada bayi, anak dan dewasa dengan riwayat atopi pada penderita atau keluarganya (Dharmadji, 2006).Para ahli penyakit kulit telah membuat beberapa kriteria diagnosis dan saat ini banyak digunakan adalah kriteria yang dikemukakan oleh sarjana Hanifin dan Rajka, yang meliputi kriteria mayor dan kriteria minor (Zulkarnain, 2009; Dewi, 2004). Kriteria mayor : Rasa gatal Gambaran dan penyebaran kelainan kulit yang khas (bayi dan anak di muka dan lengan) Eksim yang menahun dan kambuhan Riwayat penyakit alergi pada keluarga (stigmata atopik) Kriteria minor : Kulit kering Luka memanjang sekitar telinga (fisura periaurikular) Garis telapak tangan lebih jelas (hiperlinearitas Palmaris) Bintil keras di siku, lutut (keratosis pilaris) White dermographisme : bila kulit digores tumpul, timbul bengkak bewarna keputihan di tempat goresan Garis Dennie Morgan : garis lipatan di bawah mata Kemerahan atau kepucatan di wajah Kulit pecah/luka di sudut bibir (keilitis) Pitiriasis alba : bercak-bercak putih bersisik Perjalanan penyakit dipengaruhi emosi dan lingkungan Uji kulit positif Peningkatan kadar Immunoglobulin E dalam darah Seseorang dianggap menderita dermatitis atopik bila ditemukan minimal 3 gejala mayor dan 3 gejala minor.

Referensi1. Graham-Brown Robin, Burns Tony. Lecture notes: Dermatologi. Ed.8. Erlangga Medical Series. 2005.2. Lachapelle JM. Historical aspects. Dalam: Frosch PJ, Menn T, Lepoittevin JP. Contact Dermatitis. Edisi ke-4. New York: Springer, 2006; 1: 1-73. Nederost S T, Stevens S R. Diagnosis and treatment of allergic skin disorders in the elderly. Drugs Aging 2001: 18: 82735.