diagnosa keperawatan

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat menurut Hilleboe merupakan ilmu dan seni pengaplikasian pengetahuan dan keahlian kedokteran dan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan usaha komunitas yang terorganisir untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Sedangkan menurut Hanlon tujuan dari praktek kesehatan masyarakan antara lain untuk mencegah penyakit, mencegah agar usia tetap lama dan meningkatkan kesehatan dan efisiensi melalui organisasi yang terorganisir. Keperawatan komunitas merupakan model atau bentuk upaya kesehatan yang terdiri dari berbagai tatanan pelayanan kesehatan dimasyarakat yang terkoordinasi, terarah, terpadu, dan terfokus pada upaya penyehatan masyarakat. Sesuai dengan makna dari keperawatan komunitas tidak hanya berorientasi kepada tempat dimana perawat bekerja tetapi merupakan satu rangkaian dari rumahsakit kemasyarakat. Artinya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan kelanjutan pelayanan kesehatan dari rumah sakit kepada pelayanan kesehatan dimasyarakat. Fokus praktek keperawatan kesehatan komunitas adalah pengidentifikasian populasi dan pengaturan 1

Upload: rus-ikuyz

Post on 30-May-2017

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIAGNOSA KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan masyarakat menurut Hilleboe merupakan ilmu dan seni

pengaplikasian pengetahuan dan keahlian kedokteran dan ilmu-ilmu yang

berhubungan dengan usaha komunitas yang terorganisir untuk mempertahankan

dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Sedangkan menurut Hanlon tujuan dari

praktek kesehatan masyarakan antara lain untuk mencegah penyakit, mencegah

agar usia tetap lama dan meningkatkan kesehatan dan efisiensi melalui organisasi

yang terorganisir.

Keperawatan komunitas merupakan model atau bentuk upaya kesehatan

yang terdiri dari berbagai tatanan pelayanan kesehatan dimasyarakat yang

terkoordinasi, terarah, terpadu, dan terfokus pada upaya penyehatan masyarakat.

Sesuai dengan makna dari keperawatan komunitas tidak hanya berorientasi

kepada tempat dimana perawat bekerja tetapi merupakan satu rangkaian dari

rumahsakit kemasyarakat. Artinya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan

kelanjutan pelayanan kesehatan dari rumah sakit kepada pelayanan kesehatan

dimasyarakat.

Fokus praktek keperawatan kesehatan komunitas adalah pengidentifikasian

populasi dan pengaturan layanan yang secara langsung ataupun tidak langsung

akan mempengaruhi keadaan komunitas tersebut. Oleh karena itu, tugas perawat

dalam lingkup ini adalah tetap menjaga perspektif tersebut bahwa komunitas

sebagai satu kesatuan klien.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui

lebih jauh tentang diagnosa keperawatan komunitas.

1

Page 2: DIAGNOSA KEPERAWATAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diagnosa Keperawatan

Penentuan sifat dan keluasaan masalah keperawatan yang ditunjukkan oleh

pasien individual atau keluarga yang menerima asuhan keperawatan (Abdellah,

1957).

Suatu pernyataan tentang konklusi yang dihasilkan dari pengenalan

terhadap pola yang berasal dari penyelidikan keperawatan dari pasien (Durand,

Prince, 1966)

Penilaian atau konklusi yang terjadi sebagai akibat dari pengkajian

keperawatan ( Gebbie, Lavin, 1975)

Suatu fungsi keperawatan yang mandiri...suatu evaluasi tentang respon

personal klien terhadap pengalaman kemanusiaannya sepanjang siklus kehidupan,

apakah respon merupakan krisis perkembangan atau kecelakaan, penyakit,

kesukaran atau stres lainnya (Bircher, 1975)

Suatu proses kesimpulan klinis dari perubahan yang teramati dalam

kondisi fisik atau fisioligis pasien ; jika proses ini terjadi secara akurat dan

rasional, maka proses tersebut akan mengarah pada identifikasi tentang

kemungkinan penyebab simptomatologi (Aspinall, 1976)

Masalah kesehatan aktual atau potensial dimana perawat, dengan

pendidikan dan pengalamannya, mampu dan mempunyai ijin untuk mengatasinya

(Gordon, 1976)

Diagnosa keperawatan adalah frase singkat atau istilah yang meringkaskan

kelompok indikator penting (Empiris) yang mewakili pola keutuhan manusia

(Roy, 1982)

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang individu, keluarga,

atau komunitas yang didapatkan melalui proses pengumpulan data yang disengaja

dan sistematis yang menjadi tanggung gugat perawat. Hal ini ditunjukan secara

singkat dan mencakup etiologi kondisi bila diketahui (Shoemaker, 1984)

2

Page 3: DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yng menggambarkan respon

manusia(keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau potensial) dari

individu atau kelompok perawat yang secara legal mengidentifikasi dan dimana

perawat dapat menginstruksikan intervensi devinitif untuk mempertanyakan

keadaan sehat atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah

perubahan(Carpenito, 1987)

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,

keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual

atau potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi

keperawatan untuk mencapai hasil dimana perawat bertanggung gugat.( NANDA,

1990)

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan ringkasan tentang status

kesehatan klien yang didapatkan melalui proses pengkajian dan membutuhkan

intervensi dari domain keperawatan.( Carlson, et al 1991)

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi

data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan

memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata

(aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan

dalam batas wewenang perawat.

Pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap

masalah kesehatan yang perawata mempunyai izin dan berkompeten untuk

mengatasinya. Respon aktual dan potensial klien didapatkan dari data dasar

pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan

konsultasi dengan profesional lain, yang kesemuanya dikumpulkan selama

pengkajian. Hal terakhir adalah  respon aktual atau potensial klien yang

membutuhkan intervensi dari domain praktek keperawatan (Carlson et al, 1991;

Carpenito, 1995)

B. Perbedaan Diagnosa Keperawatan dengan Diagnosa Medis

Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis

dibawah ini:

3

Page 4: DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan :

- Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.

- Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual.

- Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.

- Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan

keperawatan dan evaluasi.

2. Diagnosa Medis :

- Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan

penyakit.

- Berorientasi kepada keadaan patologis

- Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.

- Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan

kepada perawat.

C. Proses Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis Data

Dalam melakukan kegiatan analisis data yang ada disederhanakan sedemikian

rupa sehingga mudah untuk dibaca dan di interpretasikan. Proses analisis sering

kali menggunakan statistik.

Hal ini di laksanakan dengan tujuan untuk menyederhanakan data peneletian yang

jumlahnya relative banyak sehingga untuk data berssambungan yang biasanya

menggunakan bermacam-macam teknik statistik seperti distribusi frekuensi.

Adapun data sambungan yang sudah di format menjadi data kategorial juga dapat

menggunakan tekhnik tabulasi skala.

Melalui kegiatan analisis itulah peneliti dapat menginterpretasikan berbagai data

sehingga memiliki makna dan mudah di mengerti.

Ketika kita memutuskan untuk melakukan analisis data menggunakan alat

statistiska , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Dari mana data di peroleh, apakah berasal dari sample (melallui proses

sampling) atau dari populasi (dengan cara sensus)

4

Page 5: DIAGNOSA KEPERAWATAN

2. Jika berasal dari sampel apa teknik samping yang digunakan, apakah termasuk

kelompok sampling probabilitas atau probabilitas.

3. Memakai skala apa data diukur, apakah menggunakan skala nominal, ordinal,

interval atau rasio.

4. Bagaimana hipotesis yang di buat apakah perlu di lakukan pengujian satu arah

atau dua arah kalau memakai statitiska inverensial.

Interpretasi data

Interpretasi data dapat dilakukan dengan dua cara.

Pertama, interpretasi yang di lakukan secara terbatas yakni peneliti hanya

melakukan interpretasi terhadap data dan hubungan-hubungan yang terdapat pada

penelitian. Dalam kegiatan seperti ini secara otomatis intrpretasi di lakukan

bersamaan dengna kegiatan analisis data.

Kedua, interpretasi yang di lakukan dengan cara mencari pengertian yang lebih

luas tentang hasil-hasil penelitian yang di peroleh dari analisis. Kegiatan ini di

lakukan dengan cara membandingkan hasil analisisnya dengan kesimpulan yang

di peroleh dari penelitian lain dengan menghubungkan kembali hasil

interpretasinya dengan teori yang ada.

Selama pengkajian, data dikumpulkan dari berbagai sumber , divalidasi, dan

diurut kedalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar secara kontinu

direvisi sejalan dengan terjadinya perubahan dalam status fisik dan emosi klien.

Hal ini juga mencakup hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. Selama

langkah ini, perawata menggunakan pengetahuan dan pengalaman, menganalisis

dan menginterpretasi, dan menarik konklusi tentang kelompok dan pola data

(Benner, 1984; Carnevali et al, 1984; Carlson el al, 1991; Bandman & Bandman,

1995)

Pengelompokan Data

Analisis data mencakup mengenali pola atau kecenderungan, membandinkan pola

ini dengan pola kesehatan yang normal, dan menarik konklusi tentang respon

klien. Perawat memperhatikan pola atau kecenderungan sambil memeriksa

5

Page 6: DIAGNOSA KEPERAWATAN

kelompok data. Jika hubungan diantara pola-pola tersebut terindentifikasi, maka

daftar masalah atau kebutuhan yang berpusat pada klien mulai muncul.

Kelompok data terdiri atas batasan karakteristik. Batasan karakteristik adalah

kriteria klinis yang mendukung adanya kategori diagnostik. Kriteria klinis adalah

tanda dan gejala objektif atau subjektif atau faktor resiko( Carpenito, 1995).

Batasan karakteristik mulipel yang dihasilkan dari data pengkajian mendukung

diagnosa keperawatan( Carpenito, 1995). Terdapatnya satu tanda atau gejala tidak

cukup untuk mendukung label diagnosa keperawatan. Tidak adanya batasan

karakteristik menunjukan diagnosis harus ditolak. Katagori diagnostik dan batasan

karakteristiknya memberikan struktur untuk proses kognitif dalam

pengidentifikasian kebutuhan klien dan perumusan aktual dari diagnosa

keperawatan ( Hurley, 1986; Carpenito, 1995).

D. Jenis-jenis Diagnosa Keperawatan

1. Diagnosis Keperawatan Aktual

Diagnosis keperawatan aktual (NANDA) adalah diagnosis yang

menyajikan keadaan klinis yang telah divalidasikan melalui batasan

karakteristik mayor yang diidentifikasi.

Diagnosis keperawatan mempunyai empat komponen : label, definisi,

batasan karakteristik, dan faktor yang berhubungan.

a. Label merupakan deskripsi tentang definisi diagnosis dan batasan

karakteristik.

b. Definisi menekankan pada kejelasan, arti yang tepat untuk diagnosa.

c. Batasan karakteristik adalah karakteristik yang mengacu pada petunjuk

klinis, tanda subjektif dan objektif. Batasan ini juga mengacu pada gejala

yang ada dalam kelompok dan mengacu pada diagnosis keperawatan,

yang teridiri dari batasan mayor dan minor.

d. Faktor yang berhubungan merupakan etiologi atau faktor penunjang.

Faktor ini dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Faktor yang

berhubungan terdiri dari empat komponen : patofisiologi, tindakan yang

berhubungan, situasional, dan maturasional.

6

Page 7: DIAGNOSA KEPERAWATAN

Contoh diagnosis keperawatan aktual : Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan penurunan transport oksigen, sekunder terhadap tirah

baring lama, ditandai dengan nafas pendek, frekuensi nafas 30 x/mnt, nadi

62/mnt-lemah, pucat, sianosis.

2. Diagnosis Keperawatan Resiko

Diagnosis keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang individu,

keluarga atau komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah

dibanding individu atau kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir

sama.

Validasi untuk menunjang diagnosis resiko adalah faktor resiko yang

memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau

kelompok dan tidak menggunakan batasan karakteristik. Penulisan rumusan

diagnosis ini adalag : PE (problem & etiologi).

Contoh : Resiko penularan TB paru berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang resiko penularan TB Paru, ditandai dengan keluarga

klien sering menanyakan penyakit klien itu apa dan tidak ada upaya dari

keluarga untuk menghindari resiko penularan (membiarkan klien batuk

dihadapannya tanpa menutup mulut dan hidung).

3. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan

Merupakan pernyataan tentang masalah yang diduga masih

memerlukan data tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk

memastikan adanya tanda dan gejala utama adanya faktor resiko.

Contoh : Kemungkinan gangguan konsep diri : gambaran diri

berhubungan dengan tindakan mastektomi.

4. Diagnosis Keperawatan Sejahtera

Diagnosis keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai

individu, kelompok, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan

khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatan diagnsosis ini

7

Page 8: DIAGNOSA KEPERAWATAN

adalah dengan menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam masing-

masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan.

Dalam menentukan diagnosis keperawatan sejahtera, menunjukkan terjadinya

peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.

Sebagai contoh, pasangan muda yang kemudian menjadi orangtua

telah melaprkan fungsi positif dalam peran pola hubungan. Perawat dapat

memakai informasi dan lahirnya bayi baru sebagai tambahan dalam unit

keluarga, untuk membantu keluarga mempertahankan pola hubungan yang

efektif.

Contoh : perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan

kurang pengetahuan tentang peran sebagai orangtua baru.

5. Diagnosis Keperawatan Sindrom

Diagnosis keperawatan sindrom merupakan diagnosis keperawatan

yang terdiri dari sekelompok diagnosis keperawatan aktual atau resiko, yang

diduga akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

Contoh : sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan

kelemahan fisik.

E. Formulasi Diagnosa Keperawatan Aktual

Formulasi diagnosa keperawatan aktual berisi :

1. Problem (P/masalah), merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan

keperawatan dapat  diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau

penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.

Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien

secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan

menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito,

Gordon, dll), supaya :

a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara

umum

b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan

8

Page 9: DIAGNOSA KEPERAWATAN

c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan

dengan masalah medis

d. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari

data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat

meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

2. Etiologi (E/penyebab), keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau

masalah kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan.

Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan

lingkungan.

Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi :

a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau kronis

yang dapat menyebabkan / mendukung masalah.

b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi

sosial, dll)

c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan) :

keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu

memberikan perawatan.

d. Maturasional      :

Adolesent          : ketergantungan dalam kelompok

Young Adult     : menikah, hamil, menjadi orang tua

Dewasa               : tekanan karier, tanda-tanda pubertas.

3. Sign & symptom (S/tanda & gejala), adalah ciri, tanda atau gejala, yang

merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis

keperawatan.

Jadi rumus diagnosis keperawatan adalah : PE / PES.

9

Page 10: DIAGNOSA KEPERAWATAN

F. Formulasi Diagnosa Keperawatan Resiko

Formulasi diagnosa keperawatan resiko berisi :

1. Problem

Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat

diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan

normal yang seharusnya tidak terjadi.

Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien

secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan

menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito,

Gordon, dll), supaya :

a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara

umum

b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan

c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan

dengan masalah medis

d. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari

data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat

meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

2. Etiologi

Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang

memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi :

perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan.

Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi :

a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau kronis

yang dapat menyebabkan / mendukung masalah.

b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial,

dll)

c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan) :

keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu

memberikan perawatan.

10

Page 11: DIAGNOSA KEPERAWATAN

d. Maturasional (tingkat kematangan atau kedewasaan klien)

Adolesent          : ketergantungan dalam kelompok

Young Adult     : menikah, hamil, menjadi orang tua

Dewasa              : tekanan karier, tanda-tanda pubertas.

G. Formulasi Diagnosa Keperawatan Sejahtera

1. Problem

Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan

dapat  diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari

keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.

Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan

klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun

dengan menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA, Doengoes,

Carpenito, Gordon, dll), supaya :

a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara

umum

b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan

c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan

dengan masalah medis

Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari

data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat meningkatkan

mutu asuhan keperawatan

H. Pencacatan Dan Pelaporan Diagnosa Keperawatan

Tungpalan (1983) mengatakan bahwa “dokumen adalah suatu catatan yang

dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum” sedangkan

pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan obyek

maupun aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

Teknik dan jenis pencatatan kadang terdapat perbedaan pada suatu tempat

dengan tempat lain tetapi pada prinsipnya adalah adanya pendokumentasian

11

Page 12: DIAGNOSA KEPERAWATAN

keperawatan atau kebidanan yang dapat dijadikan standar operasional sebagai

tanggung jawab dan tanggung gugat.

1. Teknik Pencatatan

a. Menulis nama pasien pada setiap halaman catatan perawat/bidan

b. Mudah dibaca, sebaiknya menggunakan tinta warna biru atau hitam

c. Akurat, menulis catatan selalu dimulai dengan menulis tanggal, waktu dan

dapat dipercaya secara factual

d. Ringkas, singkatan yang biasa digunakan dan dapat diterima, dapat

dipakai.

e. Contoh : Kg untuk Kilogram

2. Yang Harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam

melakukan pencatatan :

a. Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau

b. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian tulis

kata “salah” diatasnya serta paraf dengan jelas. Dilanjutkan dengan

informasi yang benar “jangan dihapus”. Validitas pencatatan akan rusak

jika ada penghapusan.

c. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda

tangan

d. Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tandatangani dan tulis

kembali waktu dan tanggal pada bagian halaman tersebut.

3. Jenis-jenis Pencatatan

Ada dua jenis pencatatan :

a. Catatan Pasien secara Tradisional

Catatan pasen secara tradisional merupakan catatan yang berorientasi

pada sumber dimana setiap sumber mempunyai catatan sendiri. Sumber

bisa didapat dari perawat, dokter, atau tim kesehatan lainnya. Catatan

perawat terpisah dari catatan dokter dan catatan perkembangan.

12

Page 13: DIAGNOSA KEPERAWATAN

Biasanya catatan ditulis dalam bentuk naratif. Sistem dokumentasi

yang berorientasi pada sumber yang ditulis secara terpisah-pisah sulit

menghubungkan keadaan yang benar sesuai perkembangan pasien. Catatan

tradisional umumnya mempunyai enam bagian, yaitu : catatan khusus,

lembar catatan dokter, lembar riwayat medik, lembar identitas, catatan

keperawatan, dan laporan khusus lainnya.

b. Catatan Berorientasi pada Masalah

Pencatatan yang berorientasi pada masalah berfokus pada masalah

yang sedang dialami pasen. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh dr.

Lawrence Weed dari USA, dimana dikembangkan satu sistem pencatatan

dan pelaporan dengan penekanan pada pasien tentang segala

permasalahannya. Secara menyeluruh sistem ini dikenal dengan nama

“Problem Oriented Method”.

Problem Oriented Method (POR) merupakan suatu alat yang efektif

untuk membantu tim kesehatan mengidentifikasi masalah-masalah pasen,

merencanakan terapi, diagnosa, penyuluhan, serta mengevaluasi dan

mengkaji perkembangan pasen. POR adalah suatu konsep, maka

disarankan untuk membuat suatu format yang baku. Tiap pelayanan dapat

menerapkan konsep ini dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi

setempat.

Komponen dasar POR terdiri dari empat bagian, yaitu :

1) Data Dasar; identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan

sebelumnya. Riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik,

laboratorium, dan lain-lain, data dasar diperlukan tergantung dari unit

atau jenis asuhan yang akan diberikan, misalnya: data dasar unit

kebidanan akan berbeda dengan unit bedah.

2) Daftar Masalah; masalah pasien didapat dari hasil kajian. Pencatatan

dasar masalah dapat berupa gejala-gejala, kumpulan gejala, atau hasil

laboratorium yang abnormal, masalah psikologis, atau masalah sosial.

Masalah yang ada mungkin banyak sehingga perlu diatur menurut

prioritas masalah dengan memberi nomor, tanggal pencatatan, serta

13

Page 14: DIAGNOSA KEPERAWATAN

menyebutkan masalahnya. Daftar memberikan keuntungan bagi

perawat sebagai perencana keperawatan.

3) Rencana. Rencana disesuaikan dengan tiap masalah yang ada. Dengan

demikian perawat dapat merencanakan sesuai kebutuhan pasen.

Catatan Perkembangan Pasien.

Adalah semua catatan yang berhubungan dengan keadaan pasen selama

dalam perawatan. Pada umumnya catatan ini terdiri dari beberapa macam

bentuk, antara lain :

a. Catatan Berkesinambungan (Flow Sheet)Digunakan untuk mencatat

hasil observasi perawatan secara umum, khususnya pada keadaan

pasen yang sering berubah-ubah dengan cepat.

b. Catatan secara Naratif (Notes)

c. Catatan akan Pulang/Sembuh (Discharge Notes)

Dokter maupun perawat membuat kesimpulan tentang keadaan pasen

selama dirawat, baik mengenai permasalahan dan tindak lanjut yang

dibutuhkan

4. Catatan Perkembangan Pasien (Susunan Pencatatan)

Ada beberapa bentuk format dokumentasi yang dapat digunakan perawat

untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah pasen antara lain, :

a. S O A P

Format SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien.

S : Subjective : Pernyataan atau keluhan dari pasen

O : Objective : Data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga.

A : Analisys : Kesimpulan dari objektif dan subjektif

P : Planning : Rencana tindakan yang akan dilakuakan berdasarkan

analisis

14

Page 15: DIAGNOSA KEPERAWATAN

b. S  O A P I E R

Format SOAPIER lebih tepat digunakan apabila rencana pasien ada yang

akan dirubah dan proses evaluasi mulai dilakukan.

S    : Subjective ; Pernyataan atau keluhan pasien

O   : Objective ; Data yang diobservasi

A   : Analisis ; Kesimpulan berdasarkan data objektif dan subjektif

P    : Planning ; Apa yang dilakukan terhadap masalah

I     : Implementation ; Bagaimana dilakukan

E    : Evaluation ; Respons pasen terhadap tindakan keperawatan

R    : Revised ; Apakah rencana keperawatan akan dirubah

c. D  .  A  .  R.

Format dokumentasi  D. A. R membantu perawat untuk mengatur

pemikirannya dan memberikan struktur yang dapat meningkatkan

pemecahan masalah yang kreatif. Komunikasi yang terstruktur akan

mempermudah konsistensi penyelesaian masalah di antara tim kesehatan.

D : Data : Data objektif dan subjektif yang mendukung masalah

A  : Action : Tindakan yang segera harus dilakukan untuk mengatasi

masalah

R : Respons : Respons pasen terhadap tindakan perawat sekaligus

melihat tindakan yang telah dilakukan berhasil/tidak

15

Page 16: DIAGNOSA KEPERAWATAN

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yng menggambarkan respon

manusia(keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau potensial) dari

individu atau kelompok perawat yang secara legal mengidentifikasi dan dimana

perawat dapat menginstruksikan intervensi devinitif untuk mempertanyakan

keadaan sehat atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah perubahan.

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi

data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan

memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata

(aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan

dalam batas wewenang perawat.

Jenis-jenis Diagnosa Keperawatan

1. Diagnosis Keperawatan Aktual

2. Diagnosis Keperawatan Resiko

3. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan

4. Diagnosis Keperawatan Sejahtera

5. Diagnosis Keperawatan Sindrom

16

Page 17: DIAGNOSA KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

http://dailyafridawords.blogspot.com/2014/01/diagnosa-keperawatan.html

http://elistyawati.wordpress.com/2013/03/07/diagnosa-keperawatan-komunitas/

http://lianerako.blogspot.com/2013/10/diagnosa-keperawatan-komunitas.html

17

Page 18: DIAGNOSA KEPERAWATAN

MAKALAH

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

2014

18

Page 19: DIAGNOSA KEPERAWATAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang

diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami

tentang Diagnosa Keperawatan Komunitas yang akan sangat berguna terutama

untuk mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini

banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis

yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, Maret 2014

Penulis

19i

Page 20: DIAGNOSA KEPERAWATAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Diagnosa Keperawatan.............................................................2

B. Perbedaan Diagnosa Keperawatan dengan Diagnosa Medis......................3

C. Proses Analisis Data dan Interpretasi Data.................................................4

D. Jenis-jenis Diagnosa Keperawatan.............................................................6

E. Formulasi Diagnosa Keperawatan Aktual..................................................8

F. Formulasi Diagnosa Keperawatan Resiko..................................................10

G. Formulasi Diagnosa Keperawatan Sejahtera..............................................11

H. Pencacatan Dan Pelaporan Diagnosa Keperawatan....................................11

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan ...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

20ii