diabetes mellitus

7
1. Perbedaan ulkus Dm dan ulkus pada DM ? 2. Klasifikasi Wagner (klasifikasi yang saat ini masih banyak dipakai) 0 Kulit intak/utuh 1 Tukak superfisial 2 Tukak dalam (sampai tendo, tulang) 3 Tukak dalam dengan infeksi 4 Tukak dengan gangren pada 1-2 jari kaki 5 Tukak dengan gangrene luas di seluruh kaki (PAPDI, 2014) 3. Tatalaksana ulkus DM Pengelolaan holistik ulkus/gangren diabetik meliputi : a) mechanical control-pressure Luka yang selalu mendapat tekanan akan sulit menyembuh, apalagi kalau luka tersebut terletak di bagian plantar seperti luka pada kaki. Berbagai cara untuk mencapai keadaan non weightbearing dapat dilakukan antara lain dengan: Removable cost walker Total contact casting Temporary shoes Felt podding Crutches Wheel choir Electric corts Craddled insoles Pemakaian alas kaki/sepatu khusus untuk mengurangi tekanan plantar akan sangat membantu mencegah terjadinya ulkus baru. Ulkus yang terjadi berikut memberikan prognosis yang jauh lebih buruk daripada ulkus yang pertama. Selain itu dapat juga dilakukan tindakan surgical untuk mengurangi tekanan pada luka seperti: 1) Dekompresi ulkus/abses dengan insisi abses, 2) Prosedur koreksi bedah seperti operasi untuk hammer toe, metatarsal head resection, achilles tendon lengthening, partial calcanectomy. b) wound control Perawatan luka sejak pertama kali pasien datang merupakan hal yang harus dikerjakan dengan baik. Penggunaan dressing yang mengandung komponen zat penyerap seperti corbonated dressing atau olginote dressing akan bermanfaat pada keadaan luka yang masih produktif.

Upload: andini-eka-putri

Post on 31-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DM tipe 1

TRANSCRIPT

Page 1: Diabetes mellitus

1. Perbedaan ulkus Dm dan ulkus pada DM ?

2. Klasifikasi Wagner (klasifikasi yang saat ini masih banyak dipakai)

0 Kulit intak/utuh

1 Tukak superfisial

2 Tukak dalam (sampai tendo, tulang)

3 Tukak dalam dengan infeksi

4 Tukak dengan gangren pada 1-2 jari kaki

5 Tukak dengan gangrene luas di seluruh kaki (PAPDI, 2014)

3. Tatalaksana ulkus DMPengelolaan holistik ulkus/gangren diabetik meliputi :

a) mechanical control-pressureLuka yang selalu mendapat tekanan akan sulit menyembuh, apalagi kalau luka tersebut terletak di bagian plantar seperti luka pada kaki. Berbagai cara untuk mencapai keadaan non weightbearing dapat dilakukan antara lain dengan:

Removable cost walker Total contact casting Temporary shoes Felt podding Crutches Wheel choir Electric corts Craddled insoles

Pemakaian alas kaki/sepatu khusus untuk mengurangi tekanan plantar akan sangat membantu mencegah terjadinya ulkus baru. Ulkus yang terjadi berikut memberikan prognosis yang jauh lebih buruk daripada ulkus yang pertama. Selain itu dapat juga dilakukan tindakan surgical untuk mengurangi tekanan pada luka seperti:

1) Dekompresi ulkus/abses dengan insisi abses, 2) Prosedur koreksi bedah seperti operasi untuk hammer toe, metatarsal head resection, achilles tendon

lengthening, partial calcanectomy.b) wound control

Perawatan luka sejak pertama kali pasien datang merupakan hal yang harus dikerjakan dengan baik. Penggunaan dressing yang mengandung komponen zat penyerap seperti corbonated dressing atau olginote dressing akan bermanfaat pada keadaan luka yang masih produktif. Sedangkan lyrdrophitic fiber dressing atau silver impregnated dressing akan dapat bermanfaat Tindakan debridemen yang adekuat merupakan syarat mutlak yang harus dikerjakan untuk membantu mengurangi jaringan nekrotik yang harus dikeluarkan tubuh, serta mengurangi produksi pus/cairan dari ulkus/gangren. Jika luka sudah lebih baik dan tidak terinfeksi lagi, dressing seperti hydrocolloid dapat digunakan beberapa hari.

c) microbiological controlData mengenai pola kuman perlu dievaluasi secara berkala untuk setiap daerah yang berbeda. Antibiotik yang dianjurkan harus selalu disesuaikan dengan hasil biakan kuman dan resistensinya. Untuk lini pertama pemberian antibiotik (sebelum hasil kultur keluar) harus diberikan antibiotik dengan spektrum luas, mencakup kuman gram positif dan negatif(seperti misalnya golongan sefalosporin), dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat terhadap kuman anaerob (seperti misalnya metronidazol).

d) vascular control

Page 2: Diabetes mellitus

Keadaan vaskular yang buruk akan menghambat kesembuhan luka. Pengelolaan yang dapat dilakukan untuk kelainan pembuluh darah perifer dari sudut vakular berupa:- Modifikasi Faktor Risiko : berhenti merokok, kontrol tekanan darah, profil lipid, dan profil glukosa- Walking Program-Latihan kaki- Revaskularisasi. Dilakukan jika kemungkinan kesembuhan luka rendah atau jika ada klaudikasio

intermiten yang hebat. Sebelum tindakan revaskularisasi diperlukan pemeriksaan arteriografi untuk mendapatkan gambaran pembuluh darah yang lebih jelas. Untuk oklusi yang panjang dianjurkan operasi bedah pintas terbuka, sedangkan untuk oklusi yang pendek dapat dipikirkan untuk prosedur endovascular-PTCA. Pada keadaan sumbatan akut dapat pula dilakukan trombo-arterektomi.

e) metabolic control Prinsipnya adalah memperbaiki keadaaan umum. Konsentrasi glukosa darah diusahakan agar selalu senormal mungkin untuk mempercepat penyembuhan luka, diperlukan insulin untuk menormalisasi konsentrasi glukosa darah. Nutrisi yang baik membantu kesembuhan luka. Berbagai hal lain harus juga diperhatikan dan diperbaiki meliputi konsentrasi albumin serum, konsentrasi Hb dan derajat oksigenisasi jaringan.

f) educational controlEdukasi sangat penting untuk semua tahap pengelolaan kaki diabetes. Dengan penyuluhan yang baik, penyandang DM dan ulkus/gangren diabetik maupun keluarganya diharapkan akan dapat membantu dan mendukung berbagai tindakan yang diperlukan untuk kesembuhan luka yang optimal.

4. Prosedur dan Interpretasi pemeriksaan ABIAnkle Brachial Index (ABI) merupakan prosedur pemeriksaan diagnostic sirkulasi ekstremitas bawah

untuk mendeteksi kemungkinan adanya peripheral artery disease (PAD) dengan cara membandingkan tekanan darah sistolik tertinggi dari kedua pergelangan kaki dan lengan.

Prosedur :1. Pasien diposisikan supinasi kurang lebih selama 10 menit sebelum pemeriksaan2. Ukur tekanan darah kedua ekstremitas atas/lengan atas pada area brachial, catat tekanan sistoliknya3. Ukur tekanan sitolik pada kaki (ankle) tertinggi dari kedua kaki4. Kalkulasi rumus ABI : P.ankle/P.brachial5. Interpretasi :

Nilai Interpretasi

≥ 0.9 – 1.3 Batas normal

≤ 0.6 – 0.8 Borderline perfussion

≤ 0.5 Iskemik berat

≤ 0.4 Iskemik kaki kritis

5. Furosemid Indikasi :

Kondisi oedem yang disebabkan karena CHF, sirosis hepatis, kelainan ginjal ex sidrom nefrotik Hipertensi Hiperkalemia (ACLS)

Perhitungan kalori rumus Broca :

6. Perhitungan kalori rumus broca :x 25 (perempuan)x 30 (laki-laki)

7. Hiponatremia

90 % (TB dalam cm – 100) x 1 kg

Page 3: Diabetes mellitus

- Harga normal Na2+ = 135 - 145 mmol/L

- Klasifikasi hiponatremia :

Ringan : 130 - 135 mmol/L

Sedang : 125 - 130 mmol/L

Berat : < 125 mmol/L

- Koreksi hiponatremia

Derajat ringan koreksi dengan NaCl 0.9 %

Derajat sedang sd berat koreksi dengan NaCl 3%

- 1 fl NaCl 0.9% mengandung 153 mmol/L Na

- 1fl NaCl 3% mengandung 1026 mmol/L Na

- Rumus koreksi Na

8. Terapi OAD

(135 - X) x BB x 0,6 = … mmol/L

Page 4: Diabetes mellitus
Page 5: Diabetes mellitus

9. Indikasi pemberian insulin

a. DM tipe 1

b. DM tipe 2 yang tidak dapat diatasi hanya dengan diet dan OAD

c. Pasien DM post pancreatectomy

d. DM pada kehamilan

e. DM dengan ketoasidosis, koma non ketosis atau komplikasi lain

f. Sebelum tindakan operasi pada pasien DM tipe 1 atau tipe 2

10. Jenis-jenis insulin

Page 6: Diabetes mellitus

11. Kegawatdaruratan pada pasien DM

Hipoglikemi

Ketoasidosis diabetic (KAD)

Koma hiperosmolar hiperglikemik non ketotik

12. Koreksi Albumin

- Kadar albumin normal = 3,5 - 5,5 gr

- Titik kritis albumin <2,5 gr

- Rumus Koreksi albumin

- Sedian albumin :

Human Albumin 20 %

Human Albumin 25 %

(3,5 - X) x 0,8 x BB = ….. gr