diabetes melitus pada usia lanjut

Upload: dodek0110

Post on 14-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    1/44

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Menua didefinisikan sebagai suatu proses menghilangnya secara perlahan-

    lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan

    mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga meningkatkan

    kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponensial.1

    Peningkatan perubahan-perubahan anatomis dan fisiologis tubuh tersebut akan

    terlihat nyata pada usia lanjut (diatas 60 tahun) sehingga pasien dengan usia lanjut

    sering mengalami suatu penyakit multiorgan. Hasil sensus penduduk tahun 2010

    di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia

    mencapai 18,57 juta jiwa, dimana mengalami peningkatan sekitar 7,93 % dari

    tahun 2000.2 WHO memprediksi pada tahun 2025 , populasi penduduk usia lanjut

    akan mencapai 1,2 milyar seiring dengan peningkatan usia harapan hidup.3

    Meningkatnya penduduk usia lanjut akan mengakibatkan peningkatan pada

    kebutuhan penanganan yang holistik terkait masalah kesehatan, psikologis dan

    masalah-masalah lain yang dihadapi pada usia lanjut.

    Salah satu penyakit yang meningkat prevalensinya seiring dengan umur

    terutama umur diatas 60 tahun adalah Diabetes Melitus Tipe II (Non Insulin

    Dependent Type II Diabetes). Menurut American Diabetes Association (ADA)

    pada tahun 2010, Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit

    metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi

    insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya4.

    Diabetes dapat menimbulkan komplikasi makroangiopati (pembuluh darah

    jantung dan otak), neuropati, dan mikroangiopati seperti diabetik nefropati dandiabetik retinopati. Peningkatan usia pada orang dengan Diabetes Melitus,

    dikaitkan dengan meningkatnya komplikasi terkait DM salah satunya Diabetik

    Nefropati.4 Diabetik Nefropati dimulai dengan adanya dengan adanya

    mikroalbuminuria, dan kemudian berkembang menjadi proteinuria dan

    be rla njut dengan penurunan fungsi laju filtrasi glomerulus dan berakhir dengan

    keadaan gagal ginjal kronis. Gagal ginjal kronis merupakan suatu keadaan klinis

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    2/44

    2

    yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversible pada suatu derajat

    yang memerlukan terapi ginjal yang tetap berupa dialysis dan transplantasi ginjal.

    Dalam pengelolaan pasien Diabetes Melitus dengan komplikasi Diabetik

    Nefropati pada usia lanjut, diperlukan kompetensi berbagai disiplin ilmu dimana

    hal tersebut dibutuhkan karena kebutuhan jenis pelayanan kesehatan pada

    populasi usia lanjut beragam di samping karakteristik multipatologis yang melekat

    pada pasien dengan usia lanjut. Aspek fisik, emosional, psiko-sosial, kognitif,

    hubungan interpersonal dan aspek material saling mempengaruhi pada saat

    mengelola pasien usia lanjut dengan DM II disertai komplikasi Diabetik

    Nefropati. Oleh karena itu lewat hasil Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang

    telah dilakukan ini diharapkan praktisi kesehatan khususnya dokter muda mampu

    memahami dengan baik permasalahan pasien usia lanjut dengan DM tipe II di

    lapangan agar mampu memberikan penanganan yang komprehensif dengan

    mengutamakan aspek bio, psiko, sosial khususnya pada pasien dengan usia lanjut.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Diabetes

    Menurut American Diabetes Association (ADA) pada tahun 2010,

    Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    3/44

    3

    karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

    insulin, atau kedua-duanya4

    2.2 Diagnosis Diabetes Melitus Tipe II

    Pada dasarnya, prinsip diagnosis DM adalah dengan penghitungan kadar

    glukosa darah baik puasa, sewaktu, ataupun 2 jam post prandial, penghitungan

    kadar HbA1c, dan menemukan adanya keluhan klasik DM.4

    Tabel 1. Kriteria diagnosis diabetes melitus4

    1 Gejala klasik DM + glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)

    (Glukosa sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa

    memperhatikan waktu makan terahir)

    Atau

    2 Gejala klasik DM

    +

    Kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dL (7,0 mmol/L)

    (puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam)

    Atau

    3 Kadar glukosa darah 2 jam pada test toleransi glukosa oral (TTGO) > 200 mg/dL

    (11,1 mmol/L)

    (TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara

    dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan ke air)

    Atau4 Kadar HbA1c serum > 6,5%

    2.3 Definisi Nefropati Diabetik

    The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) of the

    National Kidney Foundation (NKF) mendefinisikan penyakit ginjal kronis sebagai

    kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau

    tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan5:

    - Kelainan patologik

    - Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada pemeriksaan

    pencitraan

    atau; LFG < 60 ml/menit/1,73m selama > 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan

    ginjal.

    PGK yang disebabkan oleh diabetes melitus disebut juga Nefropati

    Diabetik (ND). Pada penyakit ini terjadi kerusakan pada filter ginjal atau yang

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    4/44

    4

    dikenal dengan glomerulus. Oleh karena terjadi kerusakan glomerulus maka

    sejumlah protein darah diekskresikan ke dalam urin secara abnormal.. ND dapat

    dibedakan menjadi dua kategori utama berdasarkan jumlah albumin yang hilang

    pada ginjal, yaitu:4,5

    1. Mikroalbuminuria

    Albumin dalam urine sebesar 30-300 mg/hari. Mikroalbuminuria juga

    dikenal sebagai tahapan nefropati insipien.

    2. Proteinuri

    Albumin dalam urine lebih dari 300 mg/hari. Keadaan ini dikenal sebagai

    makroalbuminuria atau nefropati overt. Progresi umum dari

    mikroalbuminuria menjadi nefropati overt menyebabkan banyak yang

    menganggap mikroalbuminuria sebagai tanda nefropati tahap awal

    Tabel 2. Klasifikasi PGK atas Dasar Derajat Penyakit6

    2.4 Penatalaksanaan DM tipe II dan Diabetik Nefropati

    Terdapat 4 pilar penatalaksanaan DM tipe II yaitu edukasi, terapi gizi medis,

    latihan jasmani, dan intervensi farmakologis.4

    1. Edukasi.

    Hal ini dilakukan untuk mencapai perubahan prilaku, melalui pemahaman

    tentang penyakit DM, makna dan perlunya pemantauan dari pengendalian DM,

    penyulit DM, intervensi farmakologis dan non-farmakologis, hipoglikemia,dan

    masalah khusus yang dihadapi.

    Derajat Penjelasan LFG

    1

    2

    3

    4

    5

    Kerusakan ginjal dengan LFG

    normal /

    Kerusakan ginjal ringan

    Kerusakan ginjal sedang

    Kerusakan ginjal berat

    Gagal ginjal

    90

    60 89

    30 59

    15 29

    < 15 atau dialisis

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    5/44

    5

    2. Terapi Gizi Medis

    Perencanaan makan pada penderita DM dengan komplikasi penyakit ginjal

    diabetik disesuaikan dengan penatalaksanaan diet pada penderita gagal ginjal

    kronis. Perencanaan diet yang diberikan adalah diet tinggi kalori, rendah protein

    dan rendah garam. Dalam upaya mengurangi progresivitas nefropati maka

    pemberian diet rendah protein sangat penting. Pada penderita PGK konsumsi

    protein yang direkomendasikan adalah 0,6-0,8 gr/kgBB/hari (50% protein

    dianjurkan yang mempunyai nilai biologi tinggi) dengan kalori 30-35

    kkal/kgBB/hari.2 Diet tinggi protein pada pasien PGK akan mengakibatkan

    penimbunan substansi nitrogen dan ion anoganik lain dan mengakibatkan

    gangguan klinis dan metabolik yang disebut uremia. Selain itu, asupan protein

    berlebih akan mengakibatkan perubahan hemodinamik ginjal berupa peningkatan

    aliran darah dan tekanan intraglomerulus yang akan meningkatkan perburukan

    fungsi ginjal.

    Pembatasan asupan protein juga berkaitan dengan pembatasan asupan

    fosfat, karena protein dan fosfat selalu berasal dari sumber yang sama.

    Dibutuhkan pemantauan yang teratur terhadap status nutrisi pasien. Jika terjadi

    malnutrisi, jumlah asupan protein dan kalori dapat ditingkatkan dianjurkan 0,9

    gr/kgBB.8 Penderita DM sendiri cenderung mengalami keadaan dislipidemia.

    Keadaan ini perlu diatasi dengan diet dan obat bila diperlukan. Dislipidemia

    diatasi dengan statin dengan target LDL kolesterol < 100mg/dl pada penderita

    DM dan < 70 mg/dl bila sudah ada kelainan kardiovaskuler.4

    3. Latihan Jasmani.

    Dilakukan teratur 3-4 kali seminggu, selama kurang lebih 30 menit.

    Latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitasterhadap insulin, tapi tetap harus disesuaikan dengan umur dan status kesegaran

    jasmani penderita. Contoh latihan jasmani yang dimaksud adalah jalan, sepeda

    santai, joging, berenang. Prinsipnya CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval,

    Progressive, Endurance).

    4. Terapi Farmakologis

    Diabetes terkendali adalah pengendalian secara intensif kadar gula darah,

    lipid kadar HbAlc sehingga mencapai kadar yang diharapkan. Selain itu

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    6/44

    6

    pengendalian status gizi dan tekanan darah juga perlu diperhatikan.4 Terapi

    farmakologis untuk pengendalian kadar gula darah yang biasanya dapat diberikan

    adalah pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): (sulfonilurea dan glinid),

    peningkat sensitivitas terhadap insulin (metformin dan tiazolidindion),

    penghambat glukoneogenesis (metformin), penghambat absorpsi glukosa dan

    penghambat glukosidase alfa, dan DPP-IV inhibitor. Selain terapi farmakologis

    oral, dapat juga diberikan terapi injeksi insulin sesuai dengan pertimbangan klinis

    dan kadar pengendalian gula darah.

    Gambar 1 . Algoritma Pengelolaan DM tipe 2 Menurut PERKENI4

    Tabel 3 Target Pengendalian DM4

    Indikator keberhasilan Target

    Glukosa darah puasa

    Glukosa darah 2 jam pp

    A1C

    Kolesterol total

    Kolesterol LDL

    Kolesterol HDL

    TrigliseridaTekanan Darah

    - Proteinuria > 1 g/24 jam

    70-130 mg/dL

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    7/44

    7

    Angiotensin Reseptor Blocker (ARB), dikenal mempunyai efek antiprotein uric

    maupun renoproteksi yang baik.

    Tabel 4.Penatalaksanaan pasien PGK Diabetik Nefropati GFRnya.7

    Derajat GFR

    (ml/min/1,73

    m2)

    Rencana Tatalaksana

    1 90 Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi perburukan fungsi ginjal,

    memperkecil resiko kardiovaskular

    2 60-89 Menghambat perburukan fungsi ginjal

    3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi

    4 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal

    5

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    8/44

    8

    DM pada lansia umumnya bersifat asimptomatik, kalaupun ada gejala,

    seringkali berupa gejala tidak khas seperti kelemahan, letargi, perubahan tingkah

    laku, menurunnya status kognitif atau kemampuan fungsional (antara lain

    delirium, demensia, depresi, agitasi, mudah jatuh, dan inkontinensia urin). Inilah

    yang menyebabkan diagnosis DM pada lansia seringkali agak terlambat.9

    Target terapi DM yang dianjurkan adalah HbA1c

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    9/44

    9

    Pengurangan lemak tubuh

    Perbaikan profil lipid

    Karena pada lansia, seringkali dijumpai juga penyakit penyerta seperti

    osteoartritis, parkinson, gangguan penglihatan, dan gangguan keseimbangan,

    maka olah raga sebaiknya dilakukan di lingkungan yang memang dekat, dan jenis

    olah raga yang dilakukan lebih bersifat isotonik daripada isometrik.8

    2. Terapi Farmakologis

    Salah satu kontraindikasi terhadap pemakaian metformin adalah antara

    lain gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >133 mmol/L atau 1,5 mg/dL pada

    pria dan >124 mmol/L atau 1,4 mg/dL pada wanita). Namun, karena kreatininserum tidak menggambarkan keadaan fungsi ginjal yang sebenarnya pada usia

    sangat lanjut, maka metformin sama sekali tidak dianjurkan pada lansia >80

    tahun. Penggunaan metformin pada lansia dibatasi oleh adanya efek samping

    gastrointestinal berupa anoreksia, mual, dan perasaan tidak nyaman pada perut

    (terjadi pada 30% pasien). Untuk mengurangi kejadian efek samping ini, dapat

    diberikan dosis awal 500 mg, kemudian ditingkatkan 500 mg/minggu untuk dapat

    mencapai kadar gula darah yang diinginkan.8,9

    Sulfoniliurea generasi kedua dengan masa kerja singkat lebih dipilih untuk

    lansia dengan DM. Sedangkan klorpropramid dipilih untuk tidak digunakan pada

    lansia karena masa kerja yang panjang, efek antidiuretik, dan berhubungan dengan

    hipoglikemia berkepanjangan. Di antara sulfonilrea generasi kedua, glipizid

    mempunyai risiko hipoglikemia yang paling rendah sehingga merupakan obat

    terpilih untuk lansia10

    Keputusan untuk memulai pemberian insulin dibuat berdasarkan

    pertimbangan akan kemampuan penderita untuk menyuntikkan sendiri insulin,

    dan keutuhan fungsi kognitif. Pada lansia yang bergantung pada orang lain untuk

    memberikan insulin, maka gunakan insulin masa kerja panjang (long-acting)

    dengan dosis sekali sehari. Jika kontrol gula darah atau glukosa postprandial

    target tidak tercapai dengan pemberian basal insulin, maka dapat diberikan insulin

    kerja singkat (short-acting). Namun, pada pemberian bolus insulin short acting,

    saatnya makan merupakan faktor penting, dan sering menimbulkan masalah pada

    pasien yang renta yang tidak dapat menyuntikkan insulinnya sendiri. Lansia

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    10/44

    10

    merupakan kelompok populasi yang rentan terhadap efek samping hipoglikemia.

    Oleh sebab itu, diperlukan edukasi bagi lansia dan pengasuhnya tentang

    pengenalan gejala hipoglikemia dan penanganannya.11

    Lansia merupakan populasi yang rentan terhadap terjadinya komplikasi

    kronik DM yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas. Oleh sebab itu,

    tata laksana komprehensif terhadap lansia penderita DM tidak dapat terlepas dari

    upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi kronik DM.

    a. Kontrol Gula Darah

    Dengan kontrol gula darah yang baik, risiko komplikasi makrovaskular

    dapat dikurangi. Kontrol gula darah ini tidak perlu terlalu ketat pada lansia

    mengingat risiko hipoglikemia pada lansia penderita DM. Target kontrol gula

    darah ditentukan oleh status kesehatan serta kemampuan fisik & mental. 12

    b. Kontrol Tekanan Darah

    Kejadian hipertensi pada lansia penderita DM meningkat, prevalensi 40%

    pada usia 45 tahun meningkat menjadi 60% pada usia 75 tahun. Hipertensi

    merupakan salah satu faktor yang berperanan dalam terjadinya komplikasi

    makrovaskular dan mikrovaskular pada DM12

    c. Kontrol Lemak Darah

    DM dianggap sebagai faktor risiko yang setara dengan penyakit jantung

    koroner, sehingga dislipidemia pada DM harus dikelola secara agresif yaitu harus

    mencapai target kadar kolesterol LDL

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    11/44

    11

    - Penggunaan aspirin. Aspirin sebanyak 75-162 mg dianjurkan untuk digunakan

    sebagai pencegahan primer terhadap komplikasi kronik DM, serta dianjurkan

    untuk pasien DM berusia >40 tahun dengan riwayat keluarga menderita

    komplikasi DM atau mempunyai komponen sindrom metabolic lain.12

    - Penggunaan penghambat b-adrenergik. Studi menunjukkan bahwa setelah

    infark miokard, pasien yang menyandang kontraindikasi relatif terhadap peng-

    hambat b-adrenergik (asma, penyakit paru obstruktif kronik, tekanan darah

    rendah dan fraksi ejeksi ventrikel kiri yang rendah) ternyata dapat

    mentoleransi dan memperoleh manfaat kardioproteksi dari penggunaan

    penghambat b-adrenergik. Berdasarkan studi ini, kecuali adanya

    kontraindikasi absolut (bradikardia, blok jantung, hipotensi berat, gagal

    jantung yang tidak terkontrol, penyakit paru berat), maka pasien DM dengan

    riwayat infark miokard sebaiknya diberi penghambat b-adrenergik.12

    2.5 Sindrom Geriatri

    Selain manifestasi klinik yang telah disebutkan, pada lansia juga terdapat

    aspek khusus berkenaan dengan DM yang dikenal dengan sindrom geriatri. Tata

    laksana DM harus memperhatikan semua aspek dalam sindrom geriatri ini.

    1. Depresi

    Kejadian depresi pada lansia penderita DM adalah 2 kali lipat

    dibandingkan dengan lansia pada umumnya, dan prevalensi pada wanita lebih

    banyak (28%:18%). Sayangnya, depresi pada lansia ini seringkali tidak terdeteksi.

    Depresi tentu meningkatkan biaya pelayanan kesehatan dan memberi pengaruh

    buruk pada pengobatan DM karena tata laksana DM yang efektif memerlukan

    partisipasi pasien. Sebuah studi memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yangbermakna antara keparahan depresi dan keberhasilan pengobatan. Jadi, tata

    laksana DM kurang berhasil pada pasien yang menderita depresi. Mekanisme

    hubungan antara DM dan depresi belum jelas, tetapi hiperglikemia dapat

    menyebabkan depresi dan sebaliknya, depresi dapat menyebabkan hiperglikemia.

    Metaanalisis dari 24 studi memperlihatkan bahwa terdapat hubungan signifikan

    antara nilai HbA1C dan gejala depresi. Tata laksana depresi dapat meningkatkan

    proporsi pasien dengan kontrol gula darah yang baik. Karena depresi dapat

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    12/44

    12

    mengganggu tata laksana DM, sebaiknya dilakukan skrining berkala atas depresi

    pada lansia penderita DM. Saat ini tersedia berbagai modalitas skrining antara lain

    Geriatric Depression Scale, Beck Depression Inventory, atau Zungs Mood Scale.

    Pada lansia penderita DM yang mengalami depresi rekuren, perlu ditelaah

    kembali obat yang diterimanya, adakah obat yang menyebabkan depresi di antara

    obat-obatan tersebut.13

    2. Gangguan Fungsi Kognitif

    Berbagai studi telah melaporkan hubungan antara DM dan gangguan

    fungsi kognitif yang meningkatkan risiko terjadinya demensia. Hubungan

    gangguan fungsi kognitif pada lansia penderita DM cukup kuat, dan wanita

    mengalami penurunan fungsi kognitif yang lebih bermakna dibandingkan pria.

    Studi lain membuktikan bahwa lansia dengan kontrol gula darah yang baik lebih

    lambat mengalami gangguan fungsi kognitif. Seperti hal depresi, gangguan fungsi

    kognitif dapat menganggu kemampuan pasien berpartisipasi dalam tata laksana

    DM, baik dalam hal modifikasi gaya hidup maupun dalam minum obat. Oleh

    sebab itu, penting dilakukan skrining atas gangguan fungsi kognitif pada awal

    pengobatan dan setiap ada perubahan pada kemampuan lansia di dalam mengurus

    diri sendiri.13

    3. Keterbatasan Fisik dan Risiko Terjatuh

    DM merupakan faktor risiko utama untuk gangguan fungsi tungkai bawah,

    gangguan keseimbangan, dan kemampuan gerak. Dibandingkan dengan lansia

    laninnya, risiko keterbatasan fisik 2-3 kali lipat pada lansia penderita DM, dan

    risiko ini lebih besar pada wanita . Dampak semua ini adalah lebih banyak lansia

    wanita penderita DM yang mengalami jatuh dan fraktur. Oleh sebab itu, perlu

    dilakukan pengkajian berkala terhadap faktor risiko terjatuh pada lansia penderitaDM agar dapat diupayakan pencegahannya.13,14

    4. Polifarmasi

    Polifarmasi adalah penggunaan 5 atau lebih obat-obatan sekaligus. Pada

    penderita DM, polifarmasi mungkin tak dapat dihindari karena selain diperlukan

    untuk pengendalian gula darah, obat juga diperlukan untuk mengatasi gangguan

    tekanan darah, dispipidemia, dan komplikasi vaskular. Pada kenyataannya, selain

    meningkatkan risiko terjadinya efek samping obat, pada lansia polifarmasi

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    13/44

    13

    meningkatkan kerentanan terhadap depresi, gangguan fungsi kognitif dan risiko

    terjatuh. Salah satu efek samping pada lansia penderita DM yang paling serius

    adalah hipoglikemia. Predisposisi untuk keadaan ini antara lain berupa makan

    tidak teratur, penurunan berat badan, aktivitas berlebih, gangguan hati, gangguan

    ginjal, penggunaan alkohol, dan kebingungan akan regimen pengobatan. Risiko

    ini terutama tinggi pada penggunaan sulfonilurea atau insulin sekretogogue, maka

    sulfonilurea kerja panjang tidak boleh digunakan pada lansia dengan DM. Pilihan

    obat untuk lansia penderita DM tergantung dari fungsi hati, fungsi ginjal, obat lain

    yang dipakai, dan kemampuan untuk monitor diri sendiri. Untuk meminimalisasi

    risiko polifarmasi, daftar obat-obatan perlu ditinjau secara berkala, yang tidak

    terlalu bermanfaat dapat dihentikan pemberiannya.13

    5. Inkontinensia Urin

    Kejadian inkontinensia urin meningkat pada lansia penderita DM, dan

    wanita berisiko 2 kali lebih banyak daripada pria. Faktor yang berperanan dalam

    hal ini antara lain poliuria, glikosuria, neurogenic bladder, infeksi saluran kemih,

    efek samping pengobatan dan impaksi feces. Inkontinensia urin persisten perlu

    dievaluasi dan diatasi karena dapat menurunkan kualitas hidup dan memicu

    terjadinya isolasi sosial.13

    BAB IIILAPORAN KASUS

    3.1 Identitas pasien

    Nama : INP

    Umur : 73 tahun

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Suku : Bali

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    14/44

    14

    Bangsa : Indonesia

    Agama : Hindu

    Pendidikan : Tamat SD

    Status perkawinan : Sudah menikah

    Pekerjaan : Freelancer Konsultan Pajak

    Alamat : Jalan Raya Pemogan Gang Antariksa

    Tanggal pemeriksaan : 27/6/2013

    Tanggal kunjungan : 28/6/2013

    3.2 Anamnesis

    Keluhan Utama

    Sering kencing di malam hari.

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang diantar oleh anaknya ke Divisi Geriatri RSUP Sanglah

    untuk kontrol serta cek up rutin. Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan

    yang berarti, pasien hanya mengatakan bahwa ia merasa sedikit terganggu

    dengan frekuensi buang air kecil pasien yang meningkat terutama di malam

    hari. Pada malam hari saat pasien sedang tertidur, pasien mengatakan bisa

    buang air kecil 3 sampai 4 kali. Kencing dikatakan berwarna kuning dengan

    volume kurang lebih gelas untuk sekali buang air kecilnya. Tidak ada

    darah dan tidak ada rasa nyeri sebelum, saat dan sesudah buang air kecil.

    Selain keluhan tersebut, pasien tidak ada mengeluh mengenai masalah

    kesehatannya.

    Pasien mengatakan masih sering mengkonsumsi daging dan banyakmengkonsumsi buah-buahan. Selain itu pasien juga mengatakan bahwa di

    setiap pagi hari, pasien selalu sarapan jaje bali seperti laklak, injin, bubur

    sumsum dan sebagainya. Pasien mengatakan susah untuk mengatur nafsu

    makannya karena memang dari awal pasien memang sudah memiliki hobi

    makan dimana pasien juga mengatakan bahwa pasien mendapatkan suatu

    kepuasan dengan makan.

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    15/44

    15

    Ditanyakan mengenai keluhan yang lain, pasien mengatakan ia tidak

    pernah merasakan kesemutan, mati rasa atau keram pada kakinya. Pasien

    juga menyangkal bila ia sering merasa mengantuk atau tidak bertenaga.

    Pasien mengakui bahwa aktivitasnya sat ini sudah berkurang dari

    sebelumnya karena pasien merasa mulai cepat lelah, namun hal ini disadari

    pasien sebagai bagian dari proses penuaan yang wajar dialami oleh semua

    orang.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Penderita terdiagnosis diabetes melitus sejak 5 bulan yang lalu. Saat

    itu dikatakan pasien mengalami keluhan sering kencing dimana frekuensi

    kencing lebih dari sepuluh kali per hari, dengan volume kurang lebih

    seperempat gelas setiap kali kencing dan sering kencing pada malam hari

    sehingga menggangu tidur penderita. Dikatakan pula saat itu pasien sering

    merasa haus sehingga terus menerus minum air dan cepat merasa lapar

    sehingga pasien sering kali makan. Namun proporsi berat badan pasien

    mengalami penurunan >5 kg. Pasien kemudian memeriksakan dirinya ke

    puskesmas setempat dimana kemudian pasien diperiksa gula darahnya.

    Selain terdiagnosis diabetes melitus, pasien juga terdiagnosis hipertensi.

    Riwayat penyakit jantung, riwayat penyakit infeksi terutama infeksi

    kulit, gigi serta kaki diasangkal oleh pasien.

    Riwayat Pengobatan

    Pasien sudah terdiagnosis diabetes melitus serta hipertensi sekitar 4

    bulan lalu dan sudah mendapat obat dari puskesmas. Pasien juga rutin pergike puskesmas setiap seminggu sekali untuk mendapatkan obat dan rutin

    memeriksa kadar gula darah setiap sebulan sekali. Pasien mengatakan lupa

    nama obat yang diberikan dan dosis obat. Pasien hanya ingat kalau ia hanya

    mendapatkan pengobatan untuk hipertensi karena pasien bisa mengatur

    kadar gula darah hanya dengan diet dan pola hidup yang baik saja.

    Riwayat Penyakit Keluarga

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    16/44

    16

    Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama

    seperti pasien. Di keluarga pasien dikatakan tidak ada keluarga yang

    menderita penyakit kencing manis maupun tekanan darah tinggi. Riwayat

    penyakit lain seperti penyakit jantung, riwayat penyakit infeksi terutama

    infeksi kulit, gigi serta kaki diasangkal oleh pasien.

    Riwayat sosial

    Pasien awalnya bekerja sebagai konsultan seorang buruh namun saat

    ini sudah tidak bekerja lagi. Pasien tinggal bersama kedua anak bersama

    istri serta 3 cucu. Pasien sehari-hari bekerja sebagai freelancer konsultan

    pajak dan hanya mengurus pekerjaan rumah tangga dan seringkali aktif

    dalam kegiatan lingkungan sekitar rumah.

    Pasien mengatakan bahwa sebelum tahu akan penyakitnya, pasien

    sangat suka makan dan minum yang mengandung gula. Pasien mengatakan

    sangat suka makan. Pasien akan makan sesuai dengan selera dan tidak

    tebang pilih dalam hal jenis makanan. Pasien juga mengaku di rumah lebih

    suka minum minuman yang bersoda. Namun saat mengetahui pasien

    menderita kencing manis, pasien sudah tidak lagi mengkonsumsi makanan

    dan minuman yang manis lagi dan sudah mulai mengatur pola makan yang

    benar.

    3.3 Penapisan

    1. ADL Barthel (BAI)

    No. Fungsi Skor Keterangan

    01 Mengontrol BAB

    0 Inkontinen/tak teratur (perlu enema)

    1 Kadang-kadang inkontinen (1 x seminggu)

    2 Kontinen teratur

    02 Mengontrol BAK

    0 Inkontinen/pakai kateter dan tak terkontrol

    1 Kadang-kadang inkontinen (max 1 x 24 jam)

    2 Kontinen teratur

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    17/44

    17

    03

    Membersihkan diri

    (lap muka, sisir

    rambut, sikat gigi)

    0 Butuh pertolongan orang lain

    1 Mandiri

    04

    Penggunaan toilet

    pergi ke dalamdari WC (melepas,

    memakai celana,

    menyeka,

    menyiram)

    0 Tergantung pertolongan orang lain

    1 Perlu pertolongan beberapa aktivitas tetapi dapatmengerjakan sendiri aktivitas yang lain

    2 Mandiri

    05 Makan

    0 Tidak mampu

    1 Perlu seseorang menolong memotong makan

    2 Mandiri

    06Berpindah tempat

    dari tidur ke duduk

    0 Tidak mampu

    1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2orang)

    2 Bantuan minimal 1 orang

    3 Mandiri

    07Mobilisasi/berjala

    n

    0 Tidak mampu

    1 Bisa berjalan dengan kursi roda

    2 Berjalan dengan bantuan satu orang

    3 Mandiri

    08Berpakaian

    (memakai baju)

    0 Tergantung orang lain

    1 Sebagain dibantu (mis. mengancing baju)

    2 Mandiri

    09 Naik turun tangga 0 Tidak mampu

    1 Butuh pertolongan orang lain

    2 Mandiri (naik turun)

    10 Mandi0 Tergantung orang lain

    1 Mandiri

    Total Skor 20

    Skor ADL (BAI)

    20 : Mandiri

    12 19 : Ketergantungan ringan

    9 11 : Ketergantungan sedang

    5 8 : Ketergantungan berat

    0 4 : Ketergantungan total

    Total skor = 20 Mandiri

    2. IADL

    No AktivitasIndependen (tidak perlu

    bantuan orang lain)Nilai = 0

    Dependen (perlu

    bantuan orang lain)

    Nilai = 1

    Nilai

    1 Telepon Mengoperasikan telepon Tidak bisa0

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    18/44

    18

    sendiri

    Mencari dan menghubungi

    nomer

    Menghubungi beberapa

    nomer yang diketahui

    Menjawab telepon tetapi

    tidak menghubungi

    menggunakan

    telepon sama sekali

    2 Belanja Mengatur semua

    kebutuhan belanja sendiri

    Perlu bantuan untuk

    mengantar belanja

    Sama sekali tidak

    mampu belanja

    0

    3Persiapan

    makanan

    Merencanakan,

    menyiapkan, dan

    menghidangkan makanan

    Menyiapkan

    makanan jika sudah

    disediakan bahan

    makanan Menyiapkan

    makanan tetapi tidak

    mengatur diet yang

    cukup

    Perlu disiapkan dan

    dilayani

    1

    4

    Perawatan

    rumah

    Merawat rumah sendiri

    atau bantuan kadang-

    kadang

    Mengerjakan pekerjaanringan sehari-hari

    (merapikan tempat tidur,

    mencuci piring)

    Perlu bantuan untuk

    semua perawatan

    rumah sehari-hari

    Tidak berpartisipasi

    dalam perawatan

    rumah

    0

    5 Mencuci baju

    Mencuci semua pakaian

    sendiri

    Mencuci pakaian yang

    kecil

    Mencuci hanya

    beberapa pakaian

    Semua pakaian

    dicuci oleh orang lain

    1

    6 Transport

    Berpergian sendiri

    menggunakan kendaraan

    umum atau menyetirsendiri

    Mengatur perjalanan

    sendiri

    Perjalanan menggunakan

    transportasi umum jika

    ada yang menyertai

    Perjalanan terbatas

    ke taxi ataukendaraan dengan

    bantuan orang lain

    Tidak melakukan

    perjalanan sama

    sekali

    1

    7 Pengobatan Meminum obat secara

    tepat dosis dan waktu

    tanpa bantuan

    Tidak mampu

    menyiapkan obat

    sendiri

    0

    8 Manajemen Mengatur masalah

    Tidak mampu0

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    19/44

    19

    keuangan

    finansial ( tagihan, pergi

    ke bank)

    Mengatur pengeluaran

    sehari-hari, tapi perlu

    bantuan untuk ke bankuntuk transaksi penting

    mengambil

    keputusan finansial

    atau memegang uang

    TOTAL 3

    Skor IADL :

    0 : Independen

    1 : Kadang-kadang perlu bantuan

    2 : Perlu bantuan sepanjang waktu

    3 - 8 : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang lain

    Pada pemeriksaan IADL pada pasien didapatkan total skor adalah 3,

    dimana dalam kehidupan sehari-hari pasien : Tidak beraktivitas / dikerjakan

    oleh orang lain.

    3. Penapisan Kognitif

    AMT (Abreviated Mental Test)

    a. Umur: 73 tahun

    b. Waktu/jam sekarang: 12.00 WITA

    c. Alamat tempat tinggal: Jl. Raya Pemogan

    d. Tahun ini: 2013

    e. Saat ini berada di mana : Rumah sakit

    f. Mengenali orang lain di RS (dokter, perawat,dll)

    g. Tahun kemerdekaan RI

    h. Nama presiden RI

    i. Tahun kelahiran pasien: 1939

    j. Menghitung terbalik (20 s/d 1)

    0.Salah 1.Benar

    0.Salah 1.Benar

    0.Salah 1.Benar

    0.Salah 1.Benar

    0.Salah 1.Benar

    0.Salah 1.Benar0.Salah 1.Benar

    0.Salah 1.Benar

    0.Salah 1.Benar

    0.Salah 1.Benar

    Skor AMT:

    0 3 : Gangguan kognitif berat

    4 7 : Gangguan kognitif sedang

    8 10 : Normal

    Total Skor :

    10

    Perasaan hati (afeksi)

    oBaik oLabil oDepresi oAgitasi

    oCemas

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    20/44

    20

    4. MMSE (Mini Mental State Examination)

    SKOR

    Maks

    Skor

    Lansia

    Jam Mulai :

    ORIENTASI

    5

    5

    5

    5

    Sekarang (hari), (tanggal),(tahun), berapa, (musim) apa?

    Sekarang kita berada di mana?

    (jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi)

    REGISTRASI

    3 3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 benda,,

    1 detik untuk tiap benda.

    Kemudian mintalah klien mengulang ke 3 nama benda

    tersebut. Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar.

    Bila masih salah, ulangi penyebutan ke 3 nama benda

    tersebut sampai ia dapat mengulangnya dengan benar.

    Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah(bola,kursi,

    sepatu)

    Jumlah Percobaan : 2

    ATENSI DAN KALKULASI

    5 3 Hitunglah berturut- turut selang 7 mulai dari 100,

    kebawah berilah 1 angka untuk jawaban yang benar,

    berhenti setelah 5 hitungan (93, 86, 79,72,65)

    kemungkinan lain ejalah kata dunia dari akhir ke awal

    (a-i-n-u-d)

    MENGINGAT

    3 3 Tanyalah kenbali nama ke 3 benda yang telah disebutkan

    di atas. Berilah 1 angka untuk setiap jawaban yang benar

    BAHASA9 8 Apakah nama benda-benda ini? Peerlihatkan pensil dari

    arloji (2 angka)

    Ulanglah kalimat berikut : Jika Tidak, dan Atau Tapi. (1

    angka)

    Laksanakan 3 buah perintah ini : peganglah selembar

    kertas dangan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada

    pertengahandan letakkanlah di lantai . (3 angka )

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    21/44

    21

    Bacalah dan laksanakan perintah berikut PEJAMKAN

    MATA ANDA, (1 angka)

    Tulislah sebuah kalimat (1 angka)

    Tirulah gambar ini (1 angka)

    .:. Total skor: 26 Kognitif: Tidak ada gangguan

    5. Penapisan Depresi

    GDS (Geriatri Depression Scale)

    No. Keterangan YA TIDAK

    01Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan

    anda?

    0 1

    02Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan

    dan minat atau kesenangan anda?1 0

    03 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 1 0

    04 Apakah anda sering merasa bosan? 1 0

    05Apakah anda sangat berharap terhadap masa

    depan?0 1

    06Apakah anda merasa targanggu dengan pikiran

    bahwa anda tidak dapat keluar dari pikiran anda?1 0

    07 Apakah anda merasa mempunyai semangat yangbaik setiap saat?

    0 1

    08Apakah anda merasa takut bahwa sesuatu yang

    buruk akan terjadi pada diri anda?1 0

    09Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian

    besar hidup anda?0 1

    10 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1 0

    11 Apakah anda sering merasa resah dan gelisah? 1 0

    12

    Apakah anda lebih senang berada di rumah

    daripada pergi ke luar rumah dan melakukan hal-

    hal yang baru?

    1 0

    13Apakah anda sering merasa khawatir terhadap

    masa depan anda?1 0

    14

    Apakah anda merasa memiliki banyak masalah

    dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan

    orang?

    1 0

    15Apakah menurut anda hidup anda saat ini

    menyenangkan?0 1

    16 Apakah anda sering merasa sedih? 1 0

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    22/44

    22

    17 Apakah saat ini anda merasa tidak berharga? 1 0

    18Apakah anda sangat mengkhawatirkan masa lalu

    anda?1 0

    19 Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik danmenyenangkan?

    0 1

    20Apakah sulit bagi anda untuk memulai sesuatu hal

    yang baru?1 0

    21 Apakah anda merasa penuh semangat? 0 1

    22Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak

    ada harapan?1 0

    23Apakah anda merasa orang lain memiliki keadaan

    yang lebih baik dari anda?1 0

    24Apakah anda sering merasa sedih terhadap hal-hal

    kecil? 1 0

    25 Apakah anda sering merasa ingin menangis ? 1 0

    26Apakah anda mempunyai masalah dalam

    berkonsentrasi?1 0

    27Apakah anda merasa senang ketika bangun di pagi

    hari?0 1

    28Apakah anda lebih memilih untuk tidak mengikuti

    pertemuan-pertemuan sosial atau masyarakat?1 0

    29

    Apakah mudah bagi anda untuk membuat

    keputusan? 0 1

    30 Apakah pikiran anda secerah biasanya? 0 1

    TOTAL 0

    Skor antara 0-9 : Normal

    Skor antara 10-19 : Mild depression

    Skor antara 20-30 : Severe depression

    Total skor = 0 Normal

    6. Penapisan Inkontinensia

    Pertanyaan :Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari ?

    0 Tidak pernah

    1,0Kadang-kadang kehilangan kontrol berkemih/ menggunakan alat

    bantu untuk berkemih &BAB

    2,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam sebulan

    4,0Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya 2 kali sebulan /kadang-

    kadang kehilangan kontrol BAB

    5,0 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali dalam sebulan

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    23/44

    23

    5,5 Kehilangan kontrol berkemih sedikitnya sekali dalam seminggu

    6,5 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya 2 kali sebulan

    8,0Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali seminggu/kehilangan

    kontrol berkemih sedikitnya sekali tiap hari

    10 Kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali sehari

    10,

    5Tidak bisa mengontrol fungsi berkemih sama sekali

    11,

    5Tidak bisa mengontrol BAB sama sekali

    Inkontinensia dikelompokkan menjadi :

    0 : Tidak ada inkontinensia

    1-2,5 : Inkontinensia ringan

    4,0-6,5 : Inkontinensia sedang

    8 : Inkontinensia beratTotal skor = 0 Tidak ada inkontinensa

    7. Penapisan Nutrisi Mini (Mini Nutritional Assessment)

    No. Penilaian Nilai

    1

    Indeks masa tubuh : BB/TB (m2)

    a. < 19 =0

    b. 19-21= 1

    c. 21-23 = 2

    d. >23 = 3

    3

    2

    Lingkar lengan atas (cm)

    a. < 21 = 0 c. >22 = 1b. 21-22 = 0.5

    1

    Lingkar betis (cm)

    a. 31 = 0 b. >31 = 11

    4

    BB selama 3 bulan terakhir :

    a. Kehilangan > 3kg = 0

    b. Tidak tahu = 1

    c. Kehilangan antara 1-3 kg = 2

    d. Tidak kehilangan BB = 3

    3

    5

    Hidup tidak tergantung (tidak di tempat perawatan atau RS) :

    Tidak = 1 / Ya = 0 0

    6Menggunakan lebih dari 3 obat perhari

    Tidak = 1 / Ya = 00

    7Mengalami stres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bln terakhir :

    Tidak = 1 / Ya = 01

    8

    Mobilitas

    a. Hanya terbaring atau di atas kursi roda = 0

    b. Dapat bangkit dari tempat tidur tapi tidak keluar rumah =1

    c. Dapat pergi keluar rumah = 2

    2

    9 Masalah neuropsikologis 2

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    24/44

    24

    a. Demensia berat dan depresi = 0

    b. Demensia ringan =1

    c. Tidak ada masalah psikologis = 2

    10Nyeri tekan atau luka kulit

    Tidak = 1 / Ya = 0 1

    11

    Berapa banyak daging yang dikonsumsi setiap hari ?

    a. 1 x makan = 0

    b. 2 x makan = 1

    c. 3 x makan = 2

    2

    12

    Asupan protein terpilih

    a. Minimal 1x penyajian poduk-produk susu olahan (susu,

    keju, yoghurt, es krim) perhari.

    Ya = 1 / Tidak = 0

    b. Dua atau lebih penyajian produk kacang-kacangan (tahu,tempe, susu kedelai ) dan telur perminggu

    Ya = 1 / Tidak = 0

    c. Daging, ikan, unggas tiap hari

    Ya = 1 / Tidak = 0

    3

    13Konsumsi 2 atau lebih penyajian sayur atau buah-buahan per hari

    Ya = 1 / Tidak = 01

    14

    Bagaimana asupan makanan 3 bulan terakhir

    a. Kehilangan nafsu makan berat = 0

    b. Kehilangan nafsu makan sedang = 1

    c. Tidak kehilangan nafsu makan = 2

    2

    15

    Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, teh, susu) yang dikonsumsi per

    hari.

    a. < 3 cangkir = 0

    b. 3 - 5 cangkir = 0,5

    c. > 5 cangkir = 1

    0,5

    16

    Pola makan

    a. Tidak dapat makan tanpa bantuan = 0

    b. Dapat makan sendiri dengan sedikit kesulitan = 1

    c. Dapat makan sendiri tanpa masalah = 2

    2

    17

    Apakah mereka tahu bahwa mereka memiliki masalah gizi ?

    a. Malnutrisi = 0,

    b. Tidak tahu atau malnutrisi sedang = 1

    c. Tidak ada masalah gizi = 2

    2

    18

    Dibandingkan dengan orang lain dengan usia yang sama, bagaimana

    mereka menilai kesehatan mereka sekarang ?

    Tidak baik = 0, Tidak tahu = 0.5, Baik = 1, Lebih baik = 2

    1

    TOTAL 27,5

    Interpretasi:

    Skor > 24 : Gizi baik

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    25/44

    25

    Skor 17-23,5 : Berisiko malnutrisi

    Skor < 17 : Malnutrisi

    Total Skor > 24 = Gizi Baik

    3.4 Assesment Lingkungan (Hasil Kunjungan Rumah)

    1. Apakah tersedia kamar khusus penderita : Ya

    2. Kamar Tidur : dipakai bersama istri

    3. Kamar Mandi : dipakai bersama dengan keluarga

    4. WC : dipakai bersama dengan keluarga

    5. Dapur : dipakai bersama dengan keluarga

    6. Kamar duduk : dipakai bersama dengan keluarga

    7. Jumlah ruang yang ada di rumah penderita : 6 ruang

    8. Apakah rumah mempunyai tangga : Tidak

    9. Apakah lingkungan rumah cukup nyaman : Ya

    10. Kebersihan rumah : Bersih

    11. Apakah rumah berventilasi : Ya

    12. Apakah terdapat tanda-tanda neglected

    1. Makanan basi di almari : Tidak

    2. Alat makan yang tidak dicuci : Tidak

    3. Tumpukan pakaian kotor : Tidak

    4. Sampah berserakan : Tidak

    Keamanan

    1. Apakah penderita dapat

    a. Membuka / mengunci pintu : Ya

    b. Mencapai sakelar lampu : Ya

    c. Mencari pertolongan bila perlu : Yad. Berjalan di dalam rumah dengan aman : Ya

    2. Apakah terdapat bahaya yang jelas/nyata : Tidak

    a. Fitting lampu yang bertumpuk : Tidak

    b. Kabel-kabel listrik yang telanjang : Tidak

    c. Penyinaran yang tidak terang (siang/malam) : Ya

    d. Perabotan (besar/kecil) yang berserakan : Ya

    e. Perabotan/mebel yang tidak aman : Ya

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    26/44

    26

    (mudah patah/ringkih, mudah terguling dan sebagainya)

    f. Karpet, keset atau lantai yang tidak rata : Ya

    Bahaya / penyebab jatuh

    1. Lingkungan rumah

    a. Lantai dan karpet dalam keadaan baik dan

    tidak menonjol sana-sini, yang mungkin menyebabkan terpeleset/jatuh

    : Ya

    b. Pencahayaan cukup terang dan tidak silau : Ya

    c. Penempatan lampu cukup baik, terutama di dekat tangga dan antara

    tempat tidur dan kamar mandi : Ya

    d. Sakelar lampu di tempat beresiko tinggi, kalau perlu dari jenis yang bisa

    berpendar : Tidak

    e. Telepon ditempatkan sedemikian sehingga tidak perlu bergegas untuk

    menjawab panggilan : Ya

    f. Kabel-kabel listik tidak terletak di lantai : Ya

    g. Bila perlu harus diperpendek dan dipakukan ke dinding : Ya

    h. Tak terdapat barang berserakan di jalan : Ya

    tempat lampu

    2. Kamar mandi

    a. Terdapat ril pegangan di daerah toilet dan bak mandi dan mudah didapat

    bila diperlukan : Tidak

    b. Permukaan lantai pancuran atau bak rendam tidak licin : Ya

    c. Bila mempergunakan pelapis bak rendam

    ada harus dari kwalitas baik : Ya

    d. Belakang keset harus berlapis karet yang tidak bisa licin : Yae. Drainase air harus baik hingga mencegah tergenang : Ya

    3. Kamar tidur

    a. Keset tidak merupakan hambatan yang memungkinkan terpeleset atau

    tergelincir, terutama yang di jalan lalu ke kamar mandi : Ya

    b. Terdapat meja di samping tempat tidur untuk meletakkan

    kacamata atau barang lain, sehingga tidak diletakkan

    di lantai di samping tempat tidur : Ya

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    27/44

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    28/44

    28

    BMI : 27,68 kg/m2

    Tinggi lutut : 48 cm

    Lingkar lengan atas: 34 cm (kanan dan kiri)

    Lingkar kaki (calf) : 41 cm (kanan dan kiri)

    Komposisi tubuh

    IMT (BMI) 28,30 kg/m2

    Kesimpulan: Gizi baik, Overweight

    6. Kulit

    Kekeringan : Biasa

    Bercak kemerahan : Tidak ada

    Lesi kulit lain : Tidak ada

    Curiga keganasan : Tidak ada

    Dekubitus : Tidak ada

    7. Pendengaran

    Dengar suara nomal : Biasa

    Pakai alat bantu dengar : Tidak ada

    8. Penglihatan

    Membaca huruf koran dengan kacamata : Tidak ada

    Jarak penglihatan : Terganggu

    Jarak baca : Terganggu

    Katarak : Tidak ada

    Temuan funduskopi : Tidak dilakukan

    Anemis : Tidak ada

    Ikterus : Tidak ada

    Refleks pupil : +/+ Isokor Edema palpebra : Tidak ada

    9. Mulut

    Hygiene mulut : Baik

    Gigi palsu : Tidak ada

    Gigi palsu terpasang baik : Tidak ada

    Lesi di bawah gigi palsu : Tidak ada

    Kelainan yang lain : Tidak ada

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    29/44

    29

    10. Leher

    Derajat gerak : Normal

    Kelenjar tiroid : Normal

    Bekas luka pada tiroid : Tidak ada

    Massa lain : Tidak ada

    Kelenjar limfa membesar : Tidak ada

    JVP : PR + 0 cmH2O

    11. Thorax

    Massa teraba : Tidak ada

    Kelainan lain : Tidak ada

    12. Paru

    Inspeksi : Simetris statis dinamis

    Palpasi : TF N/N

    Perkusi : Sonor / Sonor

    Auskultasi suara dasar : Vesikuler +/+

    Auskultasi suara tambahan : Ronkhi -/-

    13. Jantung dan pembuluh darah

    Irama : Reguler

    Inspeksi : Iktus kordis tak tampak

    Palpasi : Iktus kordis teraba pada

    ICS V MCL S

    Perkusi :batas atas : ICS II,

    batas kiri : MCL S,

    batas kanan : PSL D

    Bising : Tidak adaGallop : Tidak ada

    Bising A. Karotis : Tidak ada

    Bising A. Femoralis : Tidak ada

    Denyut A. Dorsalis pedis : Tidak ada

    Edema pedis : Tidak ada

    Edema tibia : Tidak ada

    Edema sacrum : Tidak ada

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    30/44

    30

    14. Abdomen

    Hati membesar : Tidak ada,

    Liver span 10 cm

    Massa perut : Tidak ada

    Bising : Normal

    Nyeri tekan : Tidak ada

    Cairan ascites : Tidak ada

    Limpa membesar : Tidak ada

    15. Otot dan kerangka

    Deformitas : Tidak ada

    Gerak terbatas : Tidak ada

    Nyeri : Tidak ada

    Benjol/ radang : Tidak ada

    16. Saraf

    Penghidu : Kesan normal

    Ketajaman penglihatan : Ada

    Lapangan penglihatan : Kesan normal

    Fundus : Kesan normal

    Pupil : Kesan normal

    Ptosis : Kesan normal

    Nistagmus : Tidak ada

    Gerakan bola mata : Kesan normal

    Sensasi kulit occuli : Kesan normal

    Sensasi kulit mandibularis : Kesan normal

    Sensasi kulit maksilaris : Kesan normalOtot mengunyah : Kesan normal

    Refleks kornea : Normal

    Jerk jaw : Normal

    Saraf muka simetris : Normal

    Kekuatan otot wajah : Normal

    Pendengaran : Kesan normal

    Uvula : Normal

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    31/44

    31

    Refleks trapesius : Kesan normal

    Otot trapesius : Normal

    Sternokleidomastoideus : Normal

    Lidah : Normal

    17. Motorik

    Anggota tubuh atas Kekuatan Tonus Refleks

    Bahu (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)

    Siku (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)

    Pergelangan tangan (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)

    Anggota tubuh bawah

    Paha (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)

    Lutut (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)

    Pergelangan kaki (5)/(5) (N)/(N) (+)/(+)

    18. Sensorik

    Anggota tubuh atas Anggota tubuh bawah

    Tajam (Nyeri) kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)

    Raba kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)

    Getar kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)

    Suhu kanan (+) kiri (+) kanan (+) kiri (+)

    19. Koordinasi

    Jari ke hidung : Normal

    Tumit ke lutut : Normal

    3.6 Pemeriksaan Penunjang

    Darah Lengkap (26/06/2013)Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

    WBC

    %NEU

    %LYM

    %MONO

    %EOS

    %BASO

    #NEU

    8,45

    55,20

    35,70

    4,60

    1,50

    0,60

    4,66

    x103/L

    %

    %

    %

    %

    %

    x103/L

    4,10 11,00

    47,0 80,0

    13,0 40,0

    2,0 11,0

    0,0 5,0

    0,0 2,0

    2,5 7,5

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    32/44

    32

    #LYM

    #MONO

    #EOS

    #BASO

    3,02

    0,38

    0,13

    0,05

    x103/L

    x103/L

    x103/L

    x103/L

    1,0 4,0

    0,1 1,2

    0,0 0,5

    0,0 0,1

    RBC 5,36 x103/L 4,0 5,2

    HGB 16,10 g/dL 12,0 16,0

    HCT 48,40 % 36,0 46,0

    MCV 90,30 fL 80,0 100,0

    MCH 29,90 Pg 26,0 34,0

    MCHC 33,20 g/dL 31,0 36,0

    RDW 12,80 % 11.60 14,80

    PLT 110,00 x103/L 140,0 440,0 Rendah

    Kimia Klinik (26/06/2013)

    Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

    BUN 27,00 mg/dL 8,00 23,00 Tinggi

    Creatinin 1,61 mg/dL 0,70 1,20 Tinggi

    Albumin 4,49 g/dL 3,40 4,80

    SGOT 22,80 U/L 11,00 33,00

    SGPT 28,30 U/L 11,00 50,00

    Asam Urat 8,10 mg/dL 2,00 7,00 Tinggi

    Cholesterol 171,00 mg/dL < 200

    HDL Direk 36,00 mg/dL 40,00 65,00LDL Kolesterol Direk 133,00 mg/dL < 100 Tinggi

    Triglyserida 155,00 mg/dL < 150 Tinggi

    Glukosa darah puasa 142,00 mg/dL 80,00 100,00 Tinggi

    Glukosa darah 2 jam 200,00 mg/dL 80,00 140,00 Tinggi

    Natrium 149,00 mmol/L 136,00 145,00 Tinggi

    Kalium 5,80 mmol/L 3,50 5,10 Tinggi

    GFR (Menurut Cockroft Gault Formula )

    (140- umur) x BB (kg) / 72 x serum creatinin

    (140-73) x 80 / 72 x 1,61 = 46,24 mL/menit

    CKD stage III

    Urinalisis (26/06/2013)

    Parameter Nilai Nilai Normal Keterangan

    pH 5,00 5 8

    Leukosit Negatif Negatif

    Nitrit Negatif Negatif

    Protein 25,00 Negatif 1+

    Glukosa Normal Normal

    Ketone Negatif Negatif

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    33/44

    33

    Urobilinogen Normal 1 mg/dL

    Bilirubin 1,00 Negatif 1+

    Eritrosit Negatif Negatif

    SG 1,02 1,005 1,020

    Warna Amber Kuning Pucat -

    Kuning

    SEDIMEN

    Leukosit 0 1 < 6/lp

    Eritrosit - < 3/lp

    Sel Epitel - -

    Sel Gepeng 0 1 -

    Silinder - /lp

    Kristal Amorph + -

    Lain-lain Bakteri + /lp

    EKG (26/06/2013)

    3.7 Daftar Masalah

    Dari data-data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa penderita memiliki

    masalah sebagai berikut :

    ADL Barthel : Mandiri

    IADL : Tidak beraktivitas / Dikerjakan oleh orang

    -Normal sinus rhytm-Normal axis-Non ST elevation

    Kesimpulan : normal sinus rhtym

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    34/44

    34

    lain

    AMT : Normal

    MMSE : Kognitif : Tidak ada gangguan

    GDS : Normal

    Mini Nutritional : Gizi baik

    Assessment

    Pasien mengaku sering merasa terganggu dengan banyaknya frekuensi

    buang air kecil di malam hari

    A. Rekapitulasi Assessment Perorangana) Disease:

    Diabetes Melitus Tipe 2 (Kontrol gula darah dengan diet)

    o Dislipidemia

    Chronic Kidney Disease stage III ec susp DKD dd/ PNC

    o Hipertensi grade I

    o Hiperuricemia

    o Hiperkalemi

    b) Impairment:

    Tidak ada

    b) Disabilitas:

    Tidak ada

    c) Handicap:

    Tidak ada hambatan untuk melakukan aktifitas sosial baik di rumah

    maupun di lingkungan sosialnya. Ada sedikit hambatan jika pasien ingin

    keluar rumah dengan jarak yang jauh karena pasien tidak bisa menaiki

    motor maupun mobil.

    B. Rekomendasi Penatalaksanaan

    a. Terapi suportif

    a) Valsartan 1 x 80 mg

    b) Disinopril 1 x 10 mg

    c) Aspilet 1 x 80 mg

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    35/44

    35

    d) Simvastatin 1 x 20 mg

    e) Kalitake sachet 3 x I + Laxadine 3 x

    f) Allupurinol 1 x 100 mg

    b. Terapi psikososial

    a) Berikan informasi tentang penyakitnya secara lengkap, termasuk di

    dalamnya yaitu definisi penyakit, gejala klinis, penanggulangan,

    komplikasi, dan pencegahan.

    b) Berikan edukasi tentang modifikasi gaya hidup, yakni terapi diet dan

    olahraga.

    c) Berikan edukasi tentang obat yang diminum.

    d) Menghindari paparan zat yang memperburuk penyakitnya, seperti

    rokok, polusi, debu dan lain-lain.

    e) Menjaga kebersihan diri, lingkungan, terutama untuk makanan dan

    minuman sehari-hari.

    f) Menjaga asupan nutrisi yang bergizi baik dan seimbang.

    g) Penyediaan ruangan yang aman bagi lansia, menjaga kebersihan lantai

    kamar mandi agar tidak licin karena tertutup lumut, menyediakan ril

    pegangan di toilet, dan menjaga kebersihan lantai dapur dan dijaga

    tetap kering serta menyediakan tempat pijakan yang stabil untuk

    mencapai barang yang letaknya agak tinggi di dapur.

    h) Pelaksanaan screening dan tinjauan berkala untuk skala depresi,

    gangguan fungsi kognitif, keterbatasan fisik dan resiko jatuh,

    peninjauan kembali daftar obat-obatan yang sudah tidak diperlukan,

    dan ada tidaknya inkontinensia urin.c. Monitor

    Gula darah puasa dan 2 jam PP setiap bulan

    Hb A1C ( Setiap 3 bulan)

    Elektrolit Natrium dan Kalium

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    36/44

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    37/44

    37

    4. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total

    dikurangi energi yang berasal dari protein dan lemak.

    5. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema,

    asites, oliguria, atau anuria. Banyaknya natrium antara 1-3 g.

    6. Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada

    hiperkalemia (kalium darah > 5,5 mE1), oliguria, atau anuria.

    7. Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urin

    sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (

    500 ml).

    8. Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen

    pitidoksin, asam folat, vitamin C, dan vitamin D.

    Kalori yang dibutuhkan oleh Pasien :

    Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm 100) x 1 kg

    90% x (170-100) x 1 kg = 63 kg

    Kebutuhan energi = Berat badan ideal x 35 kal/kgBB

    63 x 35 = 2205 kal

    20% untuk umur diatas 70 tahun = 20% x 2135 = -441 kal

    + 10% untuk aktivitas ringan = 10% x 2135 = 220,5 kal

    Total kebutuhan 1984,5 kalori

    Jadi kebutuhan energi untuk pasien ini adalah 1984,5 kalori digenapkan

    menjadi 1985 kalori.

    Adapun distribusi makanan yang diperlukan pasien:

    - Karbohidrat 60% = 60% x 1985 kalori = 1191 kalori darikarbohidrat yang setara dengan 298 gram karbohidrat.

    - Protein 0,8/kgBB (0,8/63) = 50 gram protein.

    - Lemak 20% = 20% x 1985 kalori = 397 kalori dari lemak yang

    setara dengan 44 gram lemak.

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    38/44

    38

    Selain distribusi makanan pokok, pasien juga sebaiknya mengkonsumsi

    makanan ringan 2-3 kali dalam sehari sebesar 10-15% Dengan penghitungan 10%

    x 1985 kalori = 198 kalori.

    Dengan perhitungan dibawah ini maka dicoba untuk memberikan suatu pola

    jadwal yang mencakup pilihan jenis makanan dan jumlah makanan. Berdasarkan

    data dari Poliklinik Gizi RSUP Sanglah maka, penulis mencoba menyusun pola

    makanan yang sudah diubah dalam bentuk ukuran yang dapat dimengerti oleh

    pasien. Pemilihan jenis makanan pun disesuaikan dengan makanan yang tersedia

    di pasien.

    Waktu Nama Masakan Nama

    Bahan

    Berat

    (g)

    Energ

    i (kal)

    Protein

    (g)

    Lemak

    (g)

    Pagi Nasi putih Beras 50 178 2,1 0,1

    Sup sawi+wortel+tahu Sawi 50 11 1,15 0,15

    Wortel 100 42 1,2 0,1

    Tahu 50 24 3,9 2,3

    Minyak 7,5 65,25 0,8 7,35

    Pepaya Pepaya 100 46 0,5 0

    Snack Pastel Pastel 45 100 2,6 7,7

    Siang Nasi putih Beras 70 249,2 2,94 0,14

    Kembang kol+jamur Kembangkol

    50 12,5 1,2 0,1

    Jamur 25 3,75 0,95 0,15

    Pisang Pisang

    ambon

    100 173,25 2,1 0,35

    Snack Martabak telur Martabak

    telur

    50 100 4,45 2,55

    Malam Nasi putih Beras 70 249,2 2,94 0,14

    Semur telur Telur 60 97,2 7,7 6,9

    Kecap 25 11,5 1,43 0,15Cah kangkung+jagung Kangkung 50 14,5 1,5 0,3

    Minyak

    goreng

    7,5 65,25 0,03 7,35

    Jagung

    muda

    100 140 4,7 1,3

    Apel Apel 100 58 0,3 0,4

    Jumlah

    total

    1900 45 40

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    39/44

    39

    Terapi gizi medik merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

    penatalaksanaan penyakit yang diderita pasien. Tujuan diet adalah memberikan

    nutrisi yang cukup untuk mempertahankan status gizi, mempertahankan

    (menormalkan) kadar gula darah dalam batas normal, menurunkan kadar creatinin

    dan BUN darah, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta mencegah

    timbulnya komplikasi lebih lanjut serta dapat melaksanakan pekerjaan sehari-hari.

    Pada pasien yang terdiagnosis DM type II , pola makan yang baik sangatlah

    menjadi prioritas utama untuk tetap mempertahankan metabolisme tubuh dengan

    baik. Selain itu, pasien juga menderita CKD st.III dimana distribusi makanan

    sebaiknya rendah protein untuk menghindari hiperfiltrasi glomerulus dan menjaga

    fungsi ginjal dengan baik. Untuk hipertensi yang juga diderita oleh pasien, asupan

    garam sebaiknya dikurangi dengan tujuan untuk menghilangkan retensi

    (penahanan) garam atau air dalam jaringan tubuh dam menurunkan tekanan darah

    pada hipertensi. Selama ini pasien sudah melakukan konsultasi ke ahli gizi dan

    asupan gizi pasien sudah mendapatkan pengawasan dari istri saat berada di rumah.

    Selain terapi gizi klinis, latihan jasmani merupakan salah satu pilar dari 4 pilar

    terpenting dalam penatalaksanaan DM tipe II. Menurut saran dari PERKENI 2011

    latihan jasmani sebaiknya dilakukan teratur 3-4 kali seminggu, selama kurang

    lebih 30 menit.4 Contoh latihan jasmani yang dimaksud adalah jalan, sepeda

    santai, joging, berenang. Prinsipnya CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval,

    Progressive, Endurance). Pasien mengaku sudah melakukan latihan jasmani yang

    baik dimana setiap pagi pasien lari keliling kompleks rumah selama 30 menit.

    b. Akses pelayanan kesehatan

    Saat ini pasien terdiagnosis menderita Diabetes Melitus type 2, CKD st III,

    serta hypertension grade I. Diabetes Melitus merupakan penyakit yang tidak dapat

    disembuhkan namun dapat dikontrol dengan mengendalikan gula darah, kadar

    lipid, dan tekanan darah. Komplikasi DM tidak dapat dihindari, namun dapat

    perkembangannya dapat dihambat. Untuk mengetahui perkembangan

    penyakitnya, penderita harus rutin memeriksakan diri ke dokter. Mengingat

    penderita tinggal di kawasan Pemogan yang terletak di pusat kota, dimana sudah

    tersedia layanan Puskesmas sehingga akses pelayanan kesehatan sangat mudah

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    40/44

    40

    untuk dicapai. Untuk monitor kendali glukosa darah pasien dan hipertensi

    sebaiknya pasien rutin kontrol ke puskesmas untuk melakukan pengecekkan kadar

    gula darah puasa dan 2 jam setelah makan minimal dua kali dalam sebulan.

    Untuk pengecekkan HbA1C sebagai indikator kendali glukosa yang rutinnya

    dilakukan setiap 3 bulan sekali, minimal 2 kali selama setahun, menurut pasien

    tidak bisa dilakukan karena di puskesmas masih belum bisa mengukur HbA1C.

    c. Lingkungan

    Penderita tinggal bersama istrinya, anaknya beserta menantu dan cucunya.

    Pasien bekerja sebagai konsultan pajak selama puluhan tahun dan saat ini pasien

    bekerja freelancer dan hanya melakukan aktivitas ringan di dalam rumah. Rumah

    penderita terdiri dari 1 lantai, seluas 5 are, permanen dimana atap, dinding, dan

    lantai terbuat dari bahan permanen dengan lantai keramik. Terdapat sebuah garasi

    disamping rumah. Halaman rumah terdapat taman dan sanggah.

    Keadaan rumah yang dihuni penderita tergolong bersih dan rapi, lantai rumah

    dari bahan keramik, dengan ventilasi kamar penderita tergolong cukup baik.

    Untuk kamar utama pasien terdapat AC yang hanya digunakan ketika pasien tidur

    di malam hari. Saat pagi hari dan siang hari pasien selalu membuka jendela kamar

    sehingga sirkulasi udara berjalan lancar. Untuk ruang keluarga dan sekitarnya,

    barang-barang tertata rapi sehingga seluruh anggota keluarga merasa nyaman.

    Dalam rumah terdapat 5 ruangan yaitu: 1 kamar tidur utama untuk pasien

    beserta istri, 1 kamar tidur untuk anak pasien, 2 kamar mandi dan 1 ruang makan

    dan ruang tamu. Sumber air MCK berasal dari PDAM, dan sumber air minum

    keluarga penderita berasal dari air mineral galon. Dibelakang rumah pasien

    terdapat lahan kosong yang berguna sebagai tempat menjemur pakaian. Diataslahan tersebut terdapat tangga yang menuju ke merajan pasien. Jumlah tangga

    menuju merajan lumayan banyak namun pasien dan istrinya merasa masih mampu

    untuk menaiki tangga tersebut. Tempat pembuangan sampah menggunakan

    tempat sampah dan bila sudah terkumpul banyak biasanya langsung dikumpulkan

    dan dibakar di lahan kosong sebelah rumah pasien. Hubungan pasien dengan

    tetangga sekitar tergolong baik, dimana penderita sendiri merupakan orang yang

    cukup disegani di kalangan sekitar. Terlihat saat pasien sakit, banyak para

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    41/44

    41

    tetangga yang menjenguk dan saat pasien pergi ke rumah sakit pun diantar juga

    oleh para tetangga.

    2. Kebutuhan Bio-Psikososial

    a. Lingkungan biologis

    Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan baik, karena pasien bisa

    melakukan semua aktivitas dasar seperti makan, minum, berjalan, membersihkan

    diri, mengontrol BAB dan BAK tanpa ada masalah dan tidak perlu bantuan.

    Seharinya harinya pasien hanya melakukan aktivitas ringan.

    Dari segi genetik penderita tidak terdapat resiko untuk mengidap penyakit DM.

    Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat obesitas,

    penyakit jantung maupun hipertensi. masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari

    secara mandiri.

    b. Faktor psikososial

    Pasien awalnya bekerja sebagai seorang konsultan pajak di sebuah

    perusahaan, namun sekarang pasien bekerja sebagai freelancer dan hanya

    melakukan aktivitas ringan di rumah. Semula saat pasien tahu menderita penyakit

    DM, pasien tidak percaya karena pasien sama sekali tidak merasakan bahwa

    dirinya sakit. Namun setelah mendapat penjelasan dari dokter puskesmas serta

    medapat dukungan dari istri dan keluarga, pasien mulai mengerti dan menerima

    penyakit yang dideritanya. Saat ini pasien sudah mulai kembali memperhatikan

    kesehatannya. Karena penyakit DM tidak bisa disembuhkan namun dapat

    dikontrol sehingga memperlambat terjadi komplikasi maka harus diupayakan agar

    pasien tetap menjaga pola hidup sehat dengan cara menjaga pola makan, rajinmelakukan olahraga, dan kontrol serta berobat secara teratur. Untuk mencapai hal

    tersebut diperlukan keinginan yang kuat dari pasien sendiri untuk menjaga

    kesehatan sendiri serta perlunya dukungan dari keluarga. Keluarga pasien

    tampaknya termasuk keluarga yang harmonis dimana interaksi pasien dengan

    anggota keluarga yang lain sangat baik walaupun anak-anak pasien berada jauh,

    namun pasien seringkali menelpon untuk tetap saling menjaga hubungan satu

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    42/44

    42

    sama lainnya. Keluarga penderita juga sangat mendukung dalam pengobatan

    penderita.

    4.3 KIE

    a. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya mengenai Diabetes

    Melitus tipe 2 (faktor risiko, perjalanan penyakit,gejala klinis, pilihan terapi,

    dan komplikasi yang mungkin dialami), sehingga penderita dan keluarganya

    semakin paham akan pentingnya pengendalian dan pemantauan DM. Keluarga

    penderita juga menjadi lebih paham bahwa dukungan mereka memiliki andil

    yang cukup besar guna membantu penderita dalam hal pengendalian

    penyakitnya.

    b. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya bahwa untuk dapat

    mengendalikan penyakitnya, diperlukan kombinasi antara terapi gizi medis,

    latihan jasmani, dan intervensi farmakologis. Penderita juga dapat berperan

    aktif dalam pemantauan gula darahnya secara mandiri serta menginformasikan

    kepada penderita mengenai target pencapaian yang diharapkan.

    c. Penyakit Diabetes Melitus memiliki komplikasi yang salah satunya adalah

    kaki diabetes. Dan untuk menghindari hal tesebut, maka pemeriksa

    memberikan edukasi mengenai pentingnya perawatan kaki, seperti selalu

    menggunakan alas kaki bila berjalan, memperhatikan bila terdapat perubahan-

    perubahan pada kaki, selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih dan

    mengoleskan lotion pelembab ke kulit yang kering.

    d. Memberikan edukasi mengenai hipoglikemia sebagai efek samping

    pengkonsumsian obat-obatan, baik tanda-tandanya maupun cara

    mengatasinya.

    4.4 Saran

    a. Disarankan pada pasien agar banyak mengkonsumsi makanan yang rendah

    karbohidrat, lemak terutama rendah protein mengingat pasien juga selain

    menderita DM, pasien juga menderita CKD st.III sehingga diet rendah

    protein sangat perlu diperhatikan guna tetap menjaga fungsi ginjal bekerja

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    43/44

    43

    dengan baik. Selain itu konsumsi garam juga sebaiknya dikurangi karena

    pasien juga menderita hypertension grade I.

    b. Menyarankan pada pasien agar tidak terlalu memikirkan penyakitnya serta

    berusaha untuk relaksasi dan rekreasi minimal seminggu sekali.

    c. Menjelaskan pada pasien bahwa kunci keberhasilan dari pengobatan

    diabetes adalah dalam pengaturan pola hidup dimana didalamnya termasuk

    juga pola makan pasien, sehingga pasien mau mengontrol pola makannya.

    e. Menjelaskan kepada pasien akan komplikasi yang dapat terjadi pada

    penyakit DM. Salah satu komplikasi tersering dari penyakit diabetes

    adalah kaki diabetes, dimana sering kali terdapat luka pada kaki pasien

    yang sering tidak disadari dan lama kelamaan menjadi ulkus. Sehingga

    penting bagi pasien dalam memperhatikan perawatan kakinya.

    e. Memberikan penjelasan pentingnya berolahraga pada pasien diabetes.

    penderita tetap dapat bersemangat dalam berolahraga yang telah

    dijalaninya selama ini dengan melakukan jalan santai seputaran

    lingkungan rumah pasien. Diingatkan pada penderita agar melakukan

    olahraga setelah makan menghindari kemungkinan adanya hipoglikemia.

    f. Kontrol ke puskesmas terdekat secara reguler dan teratur, dan selalu

    terbuka serta rajin melaporkan perkembangan penyakitnya kepada dokter.

    Catat hasil pemeriksaan gula darah puasa maupun sewaktu yang rutin

    dilakukan di Puskesmas dalam sebuah catatan kecil untuk dapat

    mengetahui kendali glikemik pasien.

    h. Banyak berdoa, melakukan ibadah, serta lebih mendekatkan diri kepada

    Tuhan untuk menciptakan kedamaian hati dan ketenangan pikiran pada

    penderita.

  • 7/29/2019 Diabetes Melitus Pada Usia Lanjut

    44/44

    DapurDapur

    44

    4.5 Denah Rumah

    Ruang makandan ruang

    keluarga

    garasi

    Kamarmandi

    Kamartidur

    Ruang tamuKamar

    tidur

    Halaman depan rumah

    DapurKamar

    mandi