dewan teknologi informasi dan komunikasi kabupaten...
TRANSCRIPT
DEWAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KABUPATEN SRAGEN
Sekretraiat : Dinas Kominfo Kab.Sragen, Phone. (0271) 894001
KAJIAN TERHADAP INDEKS SPBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2019
1. Kondisi Exiting SPBE
2. KEKUATAN DAN KELEMAHAN SPBE SRAGEN DARI TIM EVALUATOR A. Kebijakan Tata kelola
Kekuatan Terdapat Perbup No. 800/208/003 tahun 2018 terkait pembentukan dewan TIK yang mengatur tugas-tugas tim pengarah untuk semua OPD, sudah ada surat edaran untuk pembentukan SOP oleh masing-masing OPD, selain itu terdapat kebijakan umum mengenai anggaran yang menjadi acuan pengaturan perencanaan dan penganggaran TIK, juga terdapat Surat Edaran penempatan aplikasi yang menjadi acuan pengoperasian pusat data, sudah dilakukan integrasi antara aplikasi e-planning dan e-budgeting, SIMPEG dan BLC, SIMDUK dan SEMEDI (akta kelahiran), SIM RSU dengan DISDUKCAPIL, aplikasi berbagi pakai telah digunakan, seperti SURYA (surat maya) untuk naskah dinas elektronik mengacu pada kebijakan internal yang mengatur penggunaan aplikasi berbagi pakai berupa SK tahun 2018. Kelemahan Belum terdapat kebijakan internal khusus terkait rencana induk TIK, Surat Edaran terkait Integrasi sistem aplikasi dari kominfo belum dapat ditunjukkan, Surat Keputusan terkait penggunaan aplikasi berbagi pakai belum dapat ditunjukkan. B. Kebijakan Layanan Kekuatan Terdapat kebijakan berupa SE tentang penggunaan SURYA, layanan manajemen kepegawaian diatur dalam kebijakan berupa SE terkait SIMPEG yang akan diintegrasikan dengan sistem penggajian, terdapat Perbup tahun 2018 yang mengatur penggunaan e-planning dan e-budgeting, pengadaan secara elektronik sudah diakomodir dalam Perbup No.3 tahun 2017 dan Perbup No. 4 tahun 2017, pengaturan pengaduan layanan masyarakat yang tertuang dalam SE dari Sekretariat Daerah No 400/266/025 tahun 2017, terdapat SK Bupati No.800/71/003/2018 tentang Pembentukan Tim Pengelola Jaringan
Dokumentasi dan Informasi Hukum, terdapat kebijakan pembentukan badan pelayanan publik yang secara umum mengacu pada perbup No 28 tahun 2017. Kelemahan SE terkait SIMPEG belum ada serta belum dapat menunjukkan kebijakan berupa perbup terkait sistem keuangan (tata kelola keuangan) sehingga dianggap tidak memiliki kebijakan internal terkait sistem keuangan, pengukuran sistem kinerja masih berdasarkan presensi dan belum disesuaikan dengan kinerja (tupoksi), dokumen terkait pembentukan tim pengelola JDIH tidak menyebutkan arsitektur aplikasi dari rencana induk SPBE, belum memiliki WBS. C. Kelembagaan Kekuatan Terdapat Dewan TIK sebagai tim pengarah SPBE. Kelemahan
Belum dapat menunjukkan data dukung terkait standardisasi SOP yang diterapkan. D. Strategi dan Perencanaan Kekuatan Sudah terdapat rencana induk dan pelaksanaan audit internal maupun eksternal (dari BPPT) terhadap rencana induk, anggaran dan belanja TIK yang dilakukan mengacu kepada renstra Diskominfo yang diturunkan dari rencana induk TIK disertai pelaksanaan evaluasi dan penyesuaian yang dituangkan dalam DPA setiap tahunnya. Kelemahan Evaluasi terhadap rencana induk SPBE belum dilakukan. E. Teknologi Informasi dan Komunikasi Kekuatan Sudah terdapat SOP pengoperasian ruang server termasuk SOP backup dan pengamanan serta terdapat rekaman aktivitas ruang server yang mencakup seluruh OPD, sudah dilakukan integrasi terhadap beberapa sistem aplikasi, aplikasi umum berbagi pakai yang digunakan dijadikan sebagai acuan oleh pemda lain. Kelemahan Pusat data masih berupa ruang server di diskominfo, aplikasi umum berbagi pakai sudah digunakan meski belum dilandasi kebijakan internal yang terkait. F. Administrasi Pemerintahan Kekuatan Terdapat SURYA yang mengakomodasi layanan naskah dinas elektronik sampai ke layanan transaksi, integrasi SIMPEG dengan sistem BLC (untuk pelatihan) dalam memberikan layanan manajemen kepegawaian, sistem e-planning telah digunakan dan diintegrasikan dengan e-budgeting, digunakannya sistem SIMDA dari BPKP yang diintegrasikan dengan e-monev yang digunakan oleh pembangunan dan e-planning, integrasi sistem SIMDA dengan sistem penganggaran dalam pemberian layanan manajemen keuangan, penggunaan LPSE dari LKPP dalam pengadaan. Kelemahan Belum terdapat sistem yang mengakomodir manajemen kinerja, belum terdapat evaluasi berkesinambungan terhadap sistem yang telah digunakan dalam rangka peningkatan/ pengembangan sistem. G. Pelayanan Publik Kekuatan Sudah terdapat JDIH dan sudah menerapkan sistem surat keterangan (SUKET) oleh desa, SIM kemiskinan (Saraswati), dan SIM perizinan dalam pemberian layanan publik yang sudah menawarkan fungsi hingga tahap interaksi. Kelemahan Belum memiliki aplikasi spesifik yang mengakomodir pengaduan masyarakat meski telah menggunakan berbagai channel pengaduan seperti sosial media dan SMS, serta belum memiliki WBS
3. REKOMENDASI DEWAN TIK KABUPATEN SRAGEN TERHADAP INDEKS SPBE
No
Indikator
Rekomendasi
Kebijakan internal Tim Pengarah SPBE atau Tim Pengarah TIK atau sejenisnya
1 Kebijakan Internal Tim sebaiknya dilengkapi dengan memuat pengaturan tugas-tugas yang mendukung Pengarah SPBE penerapan SPBE yang terpadu di dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah dan
antar Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.
Kebijakan Internal Inovasi
Kebijakan internal proses bisnis sebaiknya dilengkapi Dengan memuat 2 pengaturan tersusunnya proses bisnis yang terintegrasi antar unit Proses Bisnis Terintegrasi
kerja/perangkat daerah di Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.
Kebijakan Internal
Kebijakan internal rencana induk SPBE sebaiknya ditetapkan dengan memuat 3 pengaturan tersusunnya rencana induk yang mencakup secara lengkap visi, Rencana Induk SPBE
misi, strategi, sasaran, arsitektur, dan peta rencana SPBE.
4 Kebijakan Internal Kebijakan internal rencana dan anggaran TIK sebaiknya dilengkapi dengan Anggaran dan Belanja TIK memuat pengaturan terkait penyelarasan dengan rencana induk SPBE.
Kebijakan Internal
Kebijakan internal pengoperasian pusat data sebaiknya dilengkapi dengan 5 memuat pengaturan pengoperasian dan pemanfaatan pusat data bagi semua
Pengoperasian Pusat Data
unit kerja/perangkat daerah di Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.
Kebijakan internal integrasi sistem aplikasi sebaiknya dilengkapi dengan
6 Kebijakan Internal memuat pengaturan integrasi sistem aplikasi yang didasarkan pada integrasi Integrasi Sistem Aplikasi proses bisnis antar unit kerja/perangkat daerah di Instansi Pusat/Pemerintah
Daerah.
Kebijakan Internal Kebijakan internal penggunaan aplikasi umum berbagi pakai sebaiknya 7 Penggunaan Aplikasi dilengkapi dengan memuat pengaturan penggunaannya di semua unit
Umum Berbagi Pakai kerja/perangkat daerah di Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.
Kebijakan Internal
Kebijakan internal layanan naskah dinas sebaiknya dilengkapi dengan memuat 8 pengaturan kebutuhan dan penggunaan layanan naskah dinas secara elektronik Layanan Naskah Dinas
pada semua unit kerja/perangkat daerah di Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.
Kebijakan Internal
Kebijakan Internal Layanan Manajemen Kepegawaian sebaiknya ditetapkan dengan memuat pengaturan kebutuhan dan penggunaan layanan manajemen
9 Layanan Manajemen
pegawai secara elektronik pada semua unit kerja/perangkat daerah di Instansi Kepegawaian
Pusat/Pemerintah Daerah.
Kebijakan Internal Kebijakan Internal Layanan Manajemen Perencanaaan dan Penganggaran
10 Layanan Manajemen sebaiknya dilengkapi dengan memuat pengaturan kebutuhan dan penggunaan Perencanaaan dan layanan manajemen perencanaan dan penganggaran secara elektronik pada
Penganggaran semua unit kerja/perangkat daerah di Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.
Kebijakan Internal
Kebijakan Internal Layanan Manajemen Keuangan sebaiknya ditetapkan dengan memuat pengaturan kebutuhan dan penggunaan layanan manajemen
11 Layanan Manajemen
keuangan secara elektronik pada semua unit kerja/perangkat daerah di Instansi Keuangan
Pusat/Pemerintah Daerah.
Kebijakan Internal
Kebijakan Internal Layanan Manajemen Kinerja sebaiknya ditetapkan dengan memuat pengaturan kebutuhan dan penggunaan layanan manajemen kinerja
12 Layanan Manajemen
secara elektronik pada semua unit kerja/perangkat daerah Di Instansi Kinerja
Pusat/Pemerintah Daerah.
Kebijakan Internal Layanan Pengadaan sebaiknya dilengkapi dengan memuat pengaturan kebutuhan integrasi layanan manajemen pengadaan secara
13 Kebijakan Internal elektronik dengan layanan SPBE lain yang sudah tersedia di Instansi Layanan Pengadaan Pusat/Pemerintah Daerah atau integrasi layanan pengadaan secara elektronik
antar Instansi Pusat/Pemerintah Daerah dan/atau antar Instansi Pusat dengan
Pemerintah Daerah.
Kebijakan Internal Layanan Pengaduan Publik sebaiknya dilengkapi dengan Kebijakan Internal memuat pengaturan kebutuhan integrasi layanan pengaduan publik secara
14 Layanan Pengaduan elektronik dengan layanan SPBE lain yang sudah tersedia di Instansi Publik Pusat/Pemerintah Daerah atau integrasi layanan pengaduan publik secara
elektronik antar Instansi Pusat/Pemerintah Daerah dan/atau antar Instansi
4. Rencana Aksi Implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
Perkembangan Teknologi Komunikasi banyak merubah tuntutan masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan publik yang lebih cepat, transpran dan
akuntabel. Hal ini mendorong Pemerintah Kabupaten Sragen cepat merespon
tuntutan dan kebutuhan masyarakat dalam hal pelayanan publik dengan
menyediakan kemudahan-kemudahan layanan berbasis elektronik. Pemerintah
Daerah dituntut untuk terus melakukan perbaikan kualitas pelayanan publik
untuk menjawab kebutuhan masyarakat yaitu pelayanan publik yang cepat,
murah, dan mudah.
Sejalan dengan perihal tersebut, Pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan
yang tertuang di dalam Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) pada tanggal 5 Oktober 2018.
Peraturan tersebut bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, transparan, dan akuntabel serta pelayanan publik yang
berkualitas dan terpercaya. Selain itu, juga bertujuan untuk meningkatkan
keterpaduan dan efisiensi sistem pemerintahan berbasis elektronik.
Sebelum menetapkan peraturan tersebut, pemerintah pusat hingga daerah telah
mengembangkan e-government-nya sendiri. Begitu juga dengan Pemerintah
Kabupaten Sragen, yang telah memiliki peraturan terkait e-government yaitu
Peraturan Bupati Sragen Nomor 28 Tahun 2017 tentang Tata Kelola
Penyelenggaraan Sistem Elektronik Dalam Pemerintahan (E-Government) Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sragen. Dalam rangka menselaraskan
dengan program pemerintah pusat terkait SPBE, maka Pemerintah Kabupaten
Sragen membuat strategi-strategi yang disusun secara bertahap:
1. Memasukkan program kegiatan SPBE kedalam Dimensi smart governance
Pada dokumen masterplan ini, kegiatan/program yang disusun telah
mengakomodasi peraturan presiden mengenai SPBE. Kegiatan/program
yang diakomodasi berada pada aspek smart governance dengan sasaran
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme ASN sebagai penguatan
pelayanan masyarakat disertai penataan sistem birokrasi yang terstruktur,
transparan, dan terintegrasi melalui penggunaan teknologi. Sasaran smart
governance Kabupaten Sragen memiliki beberapa strategi agar tercapai,
salah satunya ialah meningkatkan kualitas pelayanan publik berbasis
Teknologi Informasi Selain itu, juga kegiatan/program berupa audit sistem
informasi dan keamanan informasi.
Akomodasi Perpres dalam kegiatan/program smart governance terletak
pada tujuan dan indikator keberhasilan kegiatan/program. Dalam hal
tujuan, akomodasi berupa pelaksanaan beberapa prinsip SPBE dan
penyelarasan tujuan audit/monev sedangkan perihal indikator
keberhasilan, akomodasi berupa pelaksanaan interoperabilitas sistem.
2. Penyesuaian antara Perbup 28/2017 dengan Perpres 95/2018
Penyesuaian Peraturan Bupati penting dilakukan untuk terciptanya
legitimasi yang kuat dan sejalan dengan agenda pengembangan
egovenrment nasional. Selain itu, sinkronisasi bertujuan untuk menghindari
peraturan daerah yang bertentangan dengan peraturan presiden mengenai
sistem pemerintahan berbasis elektronik atau juga dikenal istilah e-
government.
3. Integrasi layanan sistem pelayanan publik dan sistem pemerintahan
Strategi yang dilakukan seiring dengan berjalannya proses sinkronisasi
yaitu integrasi layanan sistem informasi. Integrasi terdiri dari jenis yaitu
integrasi sistem pemerintahan dan integrasi sistem pelayanan publik.
Integrasi sistem pemerintahan seperti aplikasi e-musrenbang, e-planning, e-
budgeting, monalisa, si Alek, SIMDUK dan eksekutive dashboard sedangkan
integrasi sistem pelayanan publik terdiri dari penyatuan aplikasi perizinan
dengan aplikasi pelayanan publik dan penghubungan LAPOR! dengan
aplikasi pelayanan publik. Kegiatan integrasi juga telah sesuai dengan salah
satu prinsip SPBE yaitu keterpaduan, pengintegrasian sumber daya yang
mendukung SPBE.
4. Pembuatan Portal Aplikasi Pelayanan Publik , Aplikasi Pengaduan dan
pengembangannya. Strategi yang dilakukan menyatukan seluruh aplikasi
pelayanan publik serta aplikasi pengaduan masyarakat ke dalam 1 (satu) portal
dengan tujuan untuk memudahkan akses oleh masyarakat serta mempercepat
respon Pemerintah Daerah terhadap komplain serta pengaduan masyarakat
terhadap kegiatan dan kinerja pemerintah daerah.
5. Penyusunan Arsitektur SPBE Daerah
Setelah proses sinkronisasi langkah selanjutnya yaitu pembuatan arsitektur
SPBE sesuai amanat perpres. Penyusunan arsitektur daerah akan dimulai
tahun 2019 ini diselaraskan dengan arsitektur SPBE Nasional dengan
memperhatikan kebutuhan dan arah pembangunan pemerintah daerah.
Arsitektur SPBE juga akan diselaraskan dengan Renstra, Renja Dinas serta
RPJMD Kabupaten Sragen
5. Penyusunan Kebijakan Layanan SPBE dan Perbup SPBE
Penyusunan Kebijakan Layanan SPBE dan Perbup SPBE dilakukan guna
memastikan bahwa implementasi SPBE berjalan sebagaimana mestinya,
Kebijakan penting dibuat dalam rangka regulasi dan legalisasi sebuah program.
Sedangkan penyusunan Perbup SPBE sebagai payung hukum dalam
melaksanakan program, kegiatan serta sebagai panduan implementasi SPBE
6. Menjalin kemitraan dengan Stake Holder terkait
Strategi ini penting dilakukan agar keberlangsungan implementasi SPBE bisa
optimal. Stake holder dimaksud terdiri dari beberapa unsur seperti komunitas,
Relawan TIK, Akademisi, serta pelaku bisnis. Bentuk kemitraan dapat berapa
kerjasama yang saling menguntungkan ataupun MoU. Kemitraan ini juga
bertujuan sebagai bentuk sosialisasi dan penyebarluasan informasi terhadap
masyarakat.
DEWAN TIK KABUPATEN SRAGEN K e t u a ttd Dwiyanto, SSTP,Msi