devosi yang sehat kepada santa perawan maria dalam …

122
DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM GEREJA KATOLIK S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Sriyanti Naicea NIM: 131124039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM

GEREJA KATOLIK

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Sriyanti Naicea

NIM: 131124039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kongregasi Suster Santa Bunda Maria di Provinsi Indonesia

2. Kedua orang tua, kakak, dan keempat adikku serta teman-teman yang telah

memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

v

MOTTO

Engkaulah Sang Nama

“...janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil

engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku” (Yes 43:1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

viii

ABSTRAK

Judul skripsi DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN

MARIA DALAM GEREJA KATOLIK, dipilih berdasarkan pada Devosi Maria,

yaitu (hyperdulia) seluruh kebaktian kepada Maria Ibu Yesus dari Nazaret dalam

bentuk puji-pujian, kagum, hormat dan cinta dengan meneladani cara hidupnya

sambil memohon bantuan pengantaraan doanya bagi Gereja yang masih sedang

dalam perjalanan ziarah menuju persatuan dengan Allah di tanah air surgawi.

Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah pengalaman dalam hidup bersama

di komunitas, Sharing dengan Suster-suster senior dan juga beberapa umat yang

memberikan kesan bahwa devosi atau kebaktian kepada Maria masih sangat minim,

dan kurang terlibat aktif dalam membangun gereja dan hidup bersama orang lain,

Umat belum menyadari akan pentingnya berdevosi kepada Santa Maria, belum

paham akan nilai-nilai devosi. Umat beriman masih pada taraf kebiasaan/tradisi

yaitu berdoa Rosario pada bulan Mei dan Oktober tetapi belum sepenuhnya

mengambil makna dari devosi kepada Maria.

Penulis menemukan gagasan mendasar yang dapat membantu umat dalam

menghayati devosi yang sehat kepada Bunda Maria dalam kehidupan nyata yakni:

pertama, devosi Maria dalam ajaran Gereja, kedua, devosi yang sehat kepada Santa

Perawan Maria berdasarkan ajaran Gereja, ketiga katekese model Shared Christian

Praxis (SCP) untuk dapat membantu umat dalam menghayati devosi yang sehat

kepada Bunda Maria. Oleh karena itu, tiga pokok dasar dalam tulisan ini

memberikan suatu harapan kepada umat beriman untuk meneladani Bunda Maria

sebagai citra dalam hal iman, cinta kasih persatuan yang sempurna dengan Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

ix

ABSTRACT

The title of this undergraduate thesis HEALTHY DEVOSION TO THE

MARY CARE IN THE CATHOLIC CHURCH, was chosen based on Mary

Devotion (hyperdulia) which is the whole service to Mary Mother of Jesus of

Nazareth in the form of praise, admiration, respect and love by imitating her way of

life while asking for help in praying for the Church that is still on a pilgrimage to

unity with God in the heavenly homeland.

The main problem in this undergraduate thesis is the experience in living

together in the community, sharing with senior Sisters of Notre Dame and also

some people, giving the impression that devotion or service to Mary is still very

minimal, and less involved in building Churches and living with others. People

have not yet realized the importance of devotion to St. Mary, and have not

understand and the values of devotion. The faithful have tradition of praying the

Rosary in May and October, but they have not fully understand the meaning of

devotion to Mary.

The writer found the basic idea in helping the people to live a good

devotion to Mary in real life, namely: first, Mary's devotion in the teachings of the

Church, secondly, good devotion to the virgin St. Mary based on the teachings of

the Church, thirdly catechesis Shared Christian Praxis (SCP) model to help the

faithful in living a good devotion to Mary. Therefore, the three basic points in this

paper gives a hope to the faithful to imitate the Virgin Mary as an image in matters

of faith, love for perfect union with Christ.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadiran TUHAN, Allah Bapa, Putra dan

Roh Kudus, Tritunggal Maha Suci. Karena oleh rahmat penyertaan-Nya dalam

nama-Nya melalui kelembutan seorang ibu, teguran dan nasehat seorang ayah,

dorongan dan motivasi seorang saudara, dukungan dan solidaritas seorang sahabat,

cinta dan pengorbanan seorang teman, didikan dan ajaran para dosen, maka penulis

dalam segala kelemahan dan keterbatasan, bersama dan melalui bimbingan seorang

pembimbing dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis

hendak mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar kepada:

1. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, selaku Ketua Program Studi dan pembimbing

utama saya dalam penulisan skripsi ini. Saya haturkan terima kasih karena

telah menyediakan waktu, pikiran, tenaga serta hati yang tulus bagi saya

selama proses pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

2. Drs. L. Bambang Hendarto Y. M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik

dan dosen penguji yang selalu memberikan dukungan bagi penulis sehingga

selesainya skripsi ini.

3. P. Banyu Dewa HS., S.Ag., M.Si, selaku dosen penguji yang selalu

memberikan dukungan bagi penulis sehingga selesainya skripsi ini.

4. Terima kasih kepada para dosen yang telah mengajarkan saya banyak hal

tentang teori maupun praktis pastoral agar menjadi seorang pewarta yang

mampu menjawab kebutuhan iman umat.

5. Segenap lembaga pendidikan Agama Katolik-Universitas Sanata Dharma,

dari kalian semua, penulis merasa diterima dan disadarkan bahwa kita hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

xi

dan berakar dalam suatu kebudayaan yang perlu dihidupi dan diperbaharui

serta dikembangkan dan dihidupi dalam kehidupan bersama.

6. Kedua orang tua beserta saudara-saudari saya dan semua keluarga yang

telah memberikan dorongan dan nasehat untuk menyelesaikan pendidikan

ini.

7. Kongregasi SND yang telah mempercayakan tugas belajar di program studi

Pendidikan Agama Katolik-Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kepada

saya, serta semua dukungan, nasehat, sapaan dan peneguhannya yang

diberikan.

8. Para formatores (Sr. Maria Marsela, SND) sebagai pimpinan Yunior SND

yang selalu memberikan dukungan, nasehat dan motivasi dalam masa

pendidikan sejak awal masuk hingga saat ini.

9. Berlimpah terima kasih kepada pihak komunitas SND Sendang Asih, yang

bersedia bukan saja membimbing saya selama studi, melainkan juga telah

membentuk, membina dan mendidik saya menjadi pribadi yang utuh dan

siap menjalani panggilan suci ini. Terima kasih saya haturkan kepada

pimpinan komunitas (Sr. Maria Florida, SND) melalui kasih sayang sebagai

seorang ibu telah membimbing saya menjadi seorang suster yang siap

diutus. Saya berterimkasih juga kepada teman-teman suster sekomunitas

(Sr. M. Dorotea, SND, Sr. M. Theresita, SND, dan Sr, M. Ferdina, SND)

yang dengan caranya masing-masing telah membentuk saya dalam

kebersamaan, dan para karyawan –karyawati yang selalu siap memberikan

yang terbaik dalam segala aspek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................. viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xvi

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 8

D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 8

E. Metode Penulisan .......................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 9

BAB II. DEVOSI MARIA DALAM GEREJA ....................................... 11

A. Devinisi Devosi Maria .................................................................. 12

B. Tujuan Devosi ............................................................................... 14

C. Landasan Biblis Devosi Maria ...................................................... 16

1. Perjanjian Lama ................................................................... 18

2. Perjanjian Baru .................................................................... 18

D. Landasan Teologis Devosi Maria ................................................. 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

xiv

1. Maria Bunda Allah (Theotokos) .......................................... 23

2. Keperawanan Maria ............................................................. 26

3. Maria Dikandung Tanpa Noda (Immaculata) ..................... 27

4. Maria Diangkat Ke Surga .................................................... 27

E. Berbagai Bentuk Devosi Maria ......................................................... 28

1. Doa Kepada Maria ............................................................. 28

a. Doa Malaikat Tuhan ..................................................... 29

b. Doa Rosario .................................................................. 30

c. Litani Santa Maria ........................................................ 31

2. Patung/Gambar Maria ........................................................ 31

3. Penampakan Maria ............................................................. 33

4. Ziarah ................................................................................. 34

F. Rangkuman ........................................................................................ 35

BAB III. DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN

MARIA DALAM GEREJA KATOLIK ................................. 37

A. Devosi Maria dalam Penghayatan Iman Umat ................................. 38

1. Tempat Devosi dalam Penghayatan Iman .......................... 38

2. Persoalan Devosi Maria ..................................................... 40

3. Krisis dalam Devosi Maria ................................................. 42

4. Pembaharuan Devosi Maria Sesuai Konteks dan Zamannya 46

B. Penghayatan Devosi yang Benar ...................................................... 47

1. Devosi Hendaknya Ditempatkan dalam Keseluruhan Iman

Gereja yang Benar .............................................................. 47

2. Devosi hendaknya juga harus ditempatkan dalam liturgi

gereja. Devosi bukan liturgi resmi ..................................... 48

3. Devosi harus dijauhkan dari sikap magis ........................... 48

4. Devosi harus dijauhkan dari mentalitas do ut des .............. 49

C. Pengungkapan Devosi kepada Maria dan Tolok Ukur Keotentikannya 51

D. Makna Devosi yang Sehat kepada Santa Maria bagi Umat ............. 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

xv

BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE MODEL SHARED

CHRISTIAN PRAXIS BAGI UMAT DALAM BERDEVOSI

YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA ..... 61

A. Gambaran Umum Mengenai Katakese ........................................ 62

1. Pengertian Katekese ........................................................... 64

2. Tujuan Katekese ................................................................. 65

3. Tugas Katekese .................................................................. 65

B. Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) ................ 67

1. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) ........................ 67

a. Shared ........................................................................... 67

b. Christian ....................................................................... 67

c. Praxis ............................................................................ 67

2. Langkah-langkah Katekese Umat model Shared Christian

Praxis (SCP) ....................................................................... 68

a. Langkah 0 (awal): Pemusatan Aktivitas ....................... 68

b. Langkah 1 (Pertama): pengungkapan pengalaman

hidup faktual ................................................................. 69

c. Langkah II (kedua): Refleksi Kritis atas Sharing

Pengalaman Hidup Faktual (Mendalami

Pengalaman Hidup Peserta) ......................................... 69

d. Langkah III (Ketiga): Mengusahakan supaya

Tradisi dan Visi Kristiani lebih Terjangkau

(Menggali Pengalaman Iman Kristiani) ....................... 70

e. Langkah IV (Keempat): Tafsir Dialektis antara

Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan

Visi Peserta (Menerapkan Iman dalam Situasi

Peserta Konkrit ............................................................. 70

f. Langkah V (Kelima): Keterlibatan Baru Demi

makin terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia

(Mengusahakan suatu Aksi Konkrit) ............................ 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

xvi

C. Usulan Program Katekese ............................................................. 72

1. Tujuan Usulan Program Katekese .............................................. 72

2. Pemikiran Dasar atas Usulan Program Katekese ....................... 72

3. Matriks Usulan Program Katekese ............................................. 74

D. Contoh Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP) ............. 77

1. Identitas PPL PAK Paroki .......................................................... 77

2. Pemikiran Dasar ......................................................................... 78

3. Pengembangan langkah-langkah ................................................ 79

BAB V. PENUTUP .................................................................................... 90

A. Kesimpulan ..................................................................................... 90

B. Saran ................................................................................................ 94

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 97

LAMPIRAN ...............................................................................................

Lampiran 1. Lagu Pembuka ............................................................ (1)

Lampiran 2. Bacaaan Injil ............................................................... (2)

Lampiran 3. Cerita ........................................................................... (3)

Lampiran 4. Lagu Penutup ............................................................... (6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Yoh.: Yohanes

Luk: Lukas

Mrk: Markus

Bil: bilangan

Tim: Timotius

Yes: Yesaya

Kej: Kejadian

Zef : Zefanya

Rm: Roma

Kis: Kisah Para Rasul

Kor: Korintus

KS: Kitab Suci

PS: Puji Syukur

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

LG : Lumen Gentium, Konstitusi dogmatis Konsili Vatikan II tentang

Gereja, tanggal 21 November 1964

RVM : Rosarium Virginis Mariae, Surat Apostolik Paus Yohanes

Paulus II Tentang Rosario Perawan Maria, tanggal 16 Oktober

2002

SC: Sacrosanctum Consilium, Konstitusi tentang Liturgi Suci, Paus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

xviii

Paulus VI tanggal 4 Desember 1963

MC: Marialis Cultus, Anjuran Apostolik Paus Paulus VI tentang

Menghormati Maria tanggal 2 Februari 1974

EN: Evangelii Nuntiandi,Anjuran Apostolik Paus Paulus VI tentang

Evangelisasi di Dunia Modern, tanggal 8 Desember tahun 1975

GS: Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II Tentang

Gereja Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965

C. Singkatan Lain

Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

SND : Sister of Notre Dame

SCP : Shared Christian Praxis

KWI : Konfrensi Wali Gereja Indonesia

M : Masehi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Maria adalah seorang beriman yang merelakan diri bagi Allah dan karyaNya.

Sebagai orang beriman Maria menjadi “Model” bagi semua, sebab setiap orang

beriman menghayati sikap dasar yang sama dalam dirinya seadanya dan dalam situasi

hidup yang nyata (Groenen: 1987).

Santa Perawan Maria memiliki posisi yang sangat penting dan sangat dihormati

dalam Gereja Katolik. Hal ini disebabkan karena Maria dipandang ikut berperan serta

dalam karya keselamatan. Dengan menerima Kristus dalam rahimnya, melahirkan-

Nya, mengasuh-Nya, dan turut menderita bersama Kristus saat wafat-Nya di Salib,

Maria telah mengambil bagian dalam karya keselamatan bersama puteranya (Dihe

Sanga, 2014: 86).

Konsili Vatikan II hendak menjelaskan secara lebih mendalam peran Santa

Perawan dalam misteri Sabda yang menjelma dalam Tubuh Mistik-Nya dan tugas-

kewajiban terhadap Bunda Allah, Bunda Kristus, dan Bunda orang-orang beriman.

Memang Konsili tidak menyajikan secara lengkap dan mendetail ajaran tentang

Bunda Maria. Berbagai permasalahan dan pertanyaan tentang Maria, sebagaimana

tertuang dalam pokok ajaran Konsili Vatikan II (Lumen Gentium). Meskipun

demikian, Konsili tetap menekankan ajarannya bahwa Maria menduduki tempat yang

paling luhur sesudah Kristus dalam Gereja kudus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

2

Sejak Maria diakui sebagai Bunda Allah, maka penghormatan devosi

kepadanya sangat berkembang. Ia sangat dihormati sebagai teladan dan dan ibu umat

beriman. Maria adalah Bunda Gereja (Mater Ecclesia). Peristiwa di bawah kaki Salib

Putera-Nya (Yoh 19:25-27), melambangkan persatuan Maria dengan Kristus, sebagai

kepala Gereja. Pada saat itulah Kristus menyerahkan Maria kepada Gereja. ”…, Ibu

inilah anakmu, lalu Ia berkata kepada murid-muridnya, inilah ibumu.” Maka sejak

saat itulah Maria menjadi milik Gereja sebagai ibu, dan Kristus mempercayakan

umatnya ke dalam tangan Bunda-Nya. Devosi Maria adalah seluruh kebaktian kepada

Santa Perawan Maria dengan bentuk puji-pujian, hormat dan cinta dengan

meneladani cara hidupnya sambil memohon bantuan pengantaraan doanya. (Dihe

Sanga: 2014: 86).

Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa penyerahan seluruh pribadi kepada

Allah dan kehendak-Nya sebagai perwujudan cinta kasih, atau yang lebih lazim:

devosi adalah kebaktian khusus kepada berbagai misteri iman yang dikaitkan dengan

pribadi tertentu: devosi kepada sengsara Yesus, devosi kepada Hati Yesus, devosi

kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada Maria, dan lain-lain. (Puji Syukur:

2007: 223).

Devosi atau kebaktian kepada Maria yang paling pokok adalah doa salam Maria

yang pada dasarnya ada dua kutipan dari Kitab Suci (Luk 1:28: “Salam Maria penuh

rahmat Tuhan sertamu”; dan Luk 1:42:”terpujilah engkau di antara wanita dan

terpujilah buah tubuhmu Yesus”) ditambah dengan suatu doa permohonan (Santa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

3

Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati.

Amin). (Iman Katolik: KWI, 1996:233).

Devosi atau kebaktian kepada Maria amat berkembang di dalam Gereja,

sehingga terkadang umat beriman memandang Maria lebih dari puteraNya, maka

Konsili Vatikan II “Menganjurkan dengan tegas bahwa dalam memandang martabat

Bunda Allah yang istimewa dengan sungguh-sungguh mencegah segala ungkapan

berlebihan yang palsu, seperti juga kepicikan sikap batin. Hendaklah kaum beriman

mengingat bahwa bakti yang sejati tidak terdiri dari perasaan yang mandul dan yang

bersifat sementara, tidak pulah dari sikap mudah percaya tanpa dasar. Bakti itu

bersumber pada iman yang sejati, yang mengajak untuk mengakui keunggulan Bunda

Allah, dan mendorong kita sebagai putera-puteranya mencintai Bunda kita dan

meneladan keutamaan-keutamaannya” (Lumen Gentium 67).

Devosi kepada Maria juga mengalami pasang surut dari masa ke masa. Hal ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu pandangan teologis, dari berbagai aliran

sosial, politik, dan ekonomi umat. Namun secara keseluruhan, hal ini tidak begitu

mempengaruhi kuatnya devosi umat kepada Bunda Maria.

Kuatnya devosi kepada Bunda Maria bukan tanpa persoalan, Pada umumnya

persoalan ini timbul karena tidak berlandaskan dasar biblis yang benar, tetapi lebih

kepada perasaan. Perasaan yang cenderung menyamakan Maria sejajar dengan Allah.

Sehingga Maria dijadikan semacam “berhala”. Oleh karena itu, untuk menghindari

masalah itu para Bapa Gereja melalui konsili vatikan II merumuskan kembali pokok-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

4

pokok ajaran tentang Maria dan menempatkan Maria pada bab VIII dari Lumen

Gentium.

Konsili Vatikan II (LG no 66), menegaskan bahwa telah ambil bagiannya Maria

dalam karya keselamatan memberikan alasan cukup bagi Gereja untuk

menghormatinya. Penghormatan ini diungkapkan melalui tata peribadatan yang

khusus. Sifat “khusus” dalam tata peribadatan Gereja kepada Maria menunjukkan

perbedaan yang sangat hakiki dengan ibadat serta hormat bakti yang hanya ditujukan

kepada Allah.

Kemajuan zaman yang begitu pesat dalam berbagai bidang kehidupan selain

membawa dampak positif yang membantu kelancaran hidup manusia, dimana orang

cenderung mengandalkan kemampuan dan kekuatan pribadi dari pada mengandalkan

Tuhan dalam hidupnya. Orang lebih mencari segala sesuatu yang dapat memuaskan

keinginan pribadi tanpa harus berjuang. Orang tidak mampu menghadapi tantangan

atau penderitaan dalam hidup sehingga lebih cenderung untuk menghindar. Oleh

karena itu jalan pintas menjadi salah satu alternatif yang ditempuh untuk dapat bebas

dari segala kepenatan hidup. Manusia mulai mengalami krisis pendangkalan iman

sehingga mulai berpaling dari apa yang menjadi kehendak Allah. Manusia mulai

mencari dan membuat jalan sendiri yang akhirnya mengarah pada ketidaksetiaan.

Setiap orang Kristiani dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam tugas perutusan

Kristus. Maka konsekuensinya sebagai pengikut Kristus adalah menyangkal diri,

memikul salib setiap hari dan mengikuti Dia (Luk 9:23) bukan menghindar dari Salib.

Hal inilah yang sungguh dihidupi oleh Maria. Partisipasi Maria dalam karya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

5

penyelamatan Allah bagi seluruh umat manusia sungguh luar biasa. Maria

dianugerahi rahmat iman yang istimewa dari Allah sehingga ia dipilih secara

istimewa juga menjadi Bunda Yesus.

Dalam hidupnya Maria ikut ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah

yang terjelma dalam diri Kristus. Dengan iman dan kasih Maria mengabdikan diri

secara utuh kepada Allah. Dari sikap iman inilah Kongregasi SND menjadikan Maria

sebagai teladan dan dihormati sebagai Bunda Gereja dan pelindung Kongregasi. Hal

ini dijelaskan pada Konstitusi SND tahun 2004 yang mengatakan: melalui hidupnya

Maria menampilkan secara sempurna warta gembira Injil dan ikut serta ambil bagian

dalam karya penyelamatan puteraNya. Dengan mengabdikan diri seutuhnya kepada

Allah dalam iman dan kasih, Maria menjadi teladan dalam penyerahan diri setiap hari

kepada panggilan Tuhan yang senantiasa baru. Iman Maria sungguh nyata, dimana ia

tidak hanya setia disaat-saat suka tetapi juga disaat-saat duka bahkan sampai di

bawah kaki salib puteraNya. Oleh karena itu Suster-suster Santa Bunda Maria

menghormati Maria sebagai Bunda Gereja dan pelindung Kongregasi (Konst. SND,

art.12).

Saat ini keluarga-keluarga Kristiani sangat memprihatinkan terutama dalam

penghayatan iman, ketika mengikrarkan janji perkawinan, dikatakan bahwa orang tua

berkewajiban untuk mendidik dan mengembangkan iman anak, nilai penghayatan

akan iman perlahan-lahan menjadi kabur. Penghayatan Iman anak-anak ataupun umat

beriman lainnyapun kurang sehingga apa yang menjadi dasar mulai luntur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

6

Dalam berdevosi, umat beriman diharapkan untuk mengembangkan iman

mereka akan Yesus Kristus, salah satu bentuk devosi umat adalah berdevosi kepada

Santa Maria. Umat beriman berharap dengan adanya devosi, mereka semakin

mendekatkan diri kepada Tuhan. Maka akan nampak dalam kehidupan sehari-hari,

dimana ada pertobatan pribadi yaitu sikap yang setiap harinya bermalas-malasan

dalam berdoa, kurang sabar dalam menghadapi persoalan hidup, egois dan lain-lain

akhirnya dapat berubah perlahan-lahan. Dalam keluargapun akhirnya hidup semakin

rukun dan saling menghargai satu dengan yang lainnya, tidak merasa diabaikan oleh

siapapun terutama anggota keluarga. Selain itupun dengan masyarakat ataupun umat

setempat semakin akrab dan terlibat dalam setiap kegiatan yang ada. Devosi akhirnya

memberika dampak positif yaitu menemukan inspirasi baru dalam kehidupan sehari-

hari terutama dalam hal-hal kecil yang terkadang kurang diperhatikan oleh setiap

pribadi. Hidup orang beriman akhirnya menjadi berkat bagi sesama yang dilayani.

Dalam pengalaman penulis dalam hidup bersama di komunitas, Sharing dengan

Suster-suster senior dan juga beberapa umat memberikan kesan bahwa devosi kepada

Maria masih sangat minim, dan kurang terlibat aktif dalam membangun gereja dan

hidup bersama orang lain, umat belum menyadari akan pentingnya berdevosi kepada

Santa Maria, belum paham akan nilai-nilai devosi. Umat beriman masih pada taraf

kebiasaan/tradisi yaitu berdoa Rosario pada bulan Mei dan Oktober tetapi belum

sepenuhnya mengambil makna dari devosi kepada Maria. Umat masih cenderung

hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh pemimpin setempat (Ketua Lingkungan)

bahwa bulan Mei dan Oktober berdoa Rosario di setiap rumah umat, setelah itu ziarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

7

bersama ke Gua-gua Maria. Memang sebagian umat sudah memahami tetapi dari

sharing umat, dikatakan bahwa belum 100% kesadaran dari setiap pribadi.

Masih banyak orang tua yang belum memahami devosi yang sebenarnya,

karena masih terpengaruh dengan aturan zaman dulu yang ketika ekaristi mereka

sambil berdoa Rosario karena pada zaman dahulu perayaan ekaristi menggunakan

Bahasa latin yang tidak dipahami dan membelakangi umat, namun sekarang sudah

menggunakan Bahasa Indonesia tetapi kebiasaan berdoa Rosario masih ada ketika

ekaristi. (31 hari lebih dekat kepada Maria, Yayasan Pustaka Nusatama: 45)

Bertolak dari keprihatinan-keprihatinan di atas penulis mengambil judul: “

DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM

GEREJA KATOLIK” guna memahami Santa Perawan Maria lebih jauh melalui

ajaran-ajaran yang terkandung dalam ajaran Gereja Katolik.

B. PERUMUSAN MASALAH

Bertolak dari latar belakang masalah-masalah diatas timbul permasalahan-

permasalahan yang menjadi fokus perhatian penulis dalam penulisan ini.

Adapun permasalahan-permasalahan tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan Gereja Katolik tentang Devosi yang sehat kepada

Santa Perawan Maria?

2. Seperti apa praktek-praktek devosi kepada Santa Perawan Maria dalam Gereja

Katolik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

8

3. Usaha-usaha apa untuk mendidik umat dalam mengembangkan devosi kepada

Maria?

C. TUJUAN PENULISAN

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penulisan ini adalah:

1. Memahami pandangan Gereja Katolik mengenai devosi yang sehat kepada

Maria.

2. Memahami praktek-praktek devosi kepada Santa Perawan Maria dalam

Gereja Katolik.

3. Menemukan usaha-usaha untuk mendidik umat dalam mengembangkan

devosi kepada Santa Perawan Maria.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Memberikan sumbangan pemikiran untuk membantu memahami

pandangan Gereja Katolik mengenai devosi yang sehat kepada Maria.

2. Membantu umat untuk memahami praktek-praktek penghayatan devosi

yang sehat kepada Santa Perawan Maria.

3. Usaha-usaha untuk meningkatkan devosi kepada Santa Perawan Maria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

9

E. METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analitis.

Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan sebagai prosedur

pemecahan masalah dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek atau

obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. Sedangkan

teknik analisis adalah salah satu teknik dalam penelitian dengan melakukan

analisa-analisa dari data-data yang diperoleh. Penulis mengumpulkan bahan dari

buku-buku yang menunjang agar diperoleh wawasan dalam penulisan untuk lebih

memahami permasalahan yang ada.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab 1, merupakan bab Pendahuluan, yang mengungkapkan pertimbangan

dalam penulisan judul, yang terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan

permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode dan sistematika

penulisan.

Bab II, dalam bab ini penulis memberikan gambaran umum tentang Devosi.

Beberapa yang menjadi pokok pembahasan dalam bab ini adalah definisi devosi

Maria, tujuan devosi, landasan biblis devosi Maria, landasan teologis devosi

Maria, berbagai bentuk devosi Maria, dan rangkuman.

Bab III, dalam bab ini penulis memaparkan mengenai devosi yang sehat

kepada Santa Perawan Maria dalam Gereja. Bab ini terdiri dari 4 bagian yaitu

bagian pertama: Devosi Maria dalam penghayatan iman umat. Kedua:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

10

penghayatan devosi yang benar, ketiga: Pengungkapan devosi kepada Maria dan

tolok ukur keotentikannya, keempat: Makna devosi yang sehat kepada Santa Maria

bagi umat.

Bab IV dalam bab ini, penulis mengusulkan program katekese model Shared

Christian Praxis bagi umat dalam berdevosi yang sehat kepada Santa Perawan

Maria. Terdiri dari empat bagian yaitu: bagian pertama: gambaran mengenai

katekese, bagian kedua: katekese umat model Shared Christian Praxis, bagian

ketiga: usulan program katekese, bagian keempat: contoh katekese model Shared

Christian Praxis (SCP).

Bab V: sebagai bab penutup, yang berisi kesimpulan yang dapat diambil

berdasarkan konsep yang dirumuskan oleh penulis. Penulis juga akan merumuskan

saran dan usulan yang perlu diperhatikan dalam berdevosi yang sehat kepada

Santa Perawan Maria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

11

BAB II

DEVOSI MARIA DALAM GEREJA

Devosi bukanlah liturgi. Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa

penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendak-Nya sebagai perwujudan

cinta kasih, atau yang lebih lazim: devosi adalah kebaktian khusus kepada berbagai

misteri iman yang dikaitkan dengan pribadi tertentu: devosi kepada sengsara Yesus,

devosi kepada Hati Yesus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada

Maria, dan lain-lain (Jebadu, 2017). Devosi atau kebaktian kepada Maria amat

berkembang di dalam Gereja. Bahkan, dapat terjadi bahwa Maria seolah-olah menjadi

lebih penting dari pada anaknya sendiri dalam pandangan umat beriman. Oleh sebab

itu Konsili Vatikan II (LG. 67) “Menganjurkan dengan sangat, supaya dalam

memandang martabat Bunda Allah yang istimewa dengan sungguh-sungguh

mencegah segala ungkapan berlebihan yang palsu, seperti juga kepicikan sikap batin.

Devosi kepada Santa Perawan Maria, menjadi pilihan yang tepat bagi umat

untuk mendekatkan diri dengan Putera Allah, dan melalui devosi umat semakin

tumbuh dan berkembang dalam menghayati imannya. Umat mampu meneladan

sikap-sikap Bunda Maria dalam menghadapi kesulitan dan mereka mampu untuk

menyimpan segala perkara di dalam hati seperti Maria yang selalu pasrah akan

kehendak Allah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

12

A. Definisi Devosi Maria

Devosi berasal dari kata Latin “Devotio” yang berarti kebaktian,

pengorbanan, penyerahan, sumpah, kesalehan, cinta bakti (Martasudjita, 1999: 126).

Devosi selalu menunjuk pada sikap hati di mana seorang mengarahkan diri kepada

seseorang atau sesuatu yang dijunjung tinggi dan dicintai. Dalam tradisi Kristiani,

devosi dipahami sebagai bentuk penghayatan dan pengungkapan iman Kristiani di

luar liturgi resmi, yang diungkapkan dalam bentuk kebiasaan tertentu ketika berdoa

dan bermadah/lagu pujian, dan pada waktu serta tempat tertentu, yang seringkali

desertai pula dengan menggunakan benda-benda tertentu (Darminta, 1993: 63).

Secara etimologis, devosi kepada Maria merujuk pada kata Mario-duli yang

berarti “kebaktian kepada Santa Perawan Maria”. Mario-duli sendiri berasal dari

bahasa Yunani, kata Mario menunjuk kepada Maria, sedangkan kata duli (asal kata

doulia) mengacu pada kata Doulos yang artinya budak atau hamba, dalam istilah

teologi Kristen, doulia diartikan sebagai kebaktian kepada seorang manusia/orang

kudus (Groenen, 1988: 149).

Kata Doulia sendiri harus dibedakan dengan latreia (Latin: Adoratio) yang

berarti kebaktian yang sasarannya hanya kepada Allah saja (Surip, 2007: 101),

sedangkan sasaran doulia ialah seorang kudus yang mengabdikan dirinya hanya demi

Allah. Oleh karena Santa Perawan Maria menjadi makluk yang paling unggul

diantara ciptaan Allah yang lain, maka terbentuk istilah khusus bagi Maria, yaitu:

hyper-doulia yang berarti adi-kebaktian (Groenen, 1988: 149).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

13

Devosi sebagai suatu sikap penyerahan, ketaatan, serta kerelaan sebagai

perwujudan cinta kasih dan penghormatan kepada Allah. Penyerahan ketaatan, dan

kerelaan yang didasarkan pada kasih melahirkan rasa bakti kepada Allah. Rasa bakti

yang mendorong setiap pribadi untuk mengabdi kepada Allah melalui pujian maupun

dalam pelaksanaan kehendak-Nya. Sikap, tekad, dan perasaan yang dibangun oleh

setiap pribadi menjadi dasar terlaksananya devosi.

Menurut Eddy Kristiyanto, devosi kepada Maria termasuk ibadat khusus

dalam Gereja Katolik meskipun bukan liturgi resmi Gereja. Walaupun devosi Maria

merupakan ibadat yang khusus, tetapi hakikatnya berbeda dengan ibadat sujud yang

diberikan kepada Kristus. Hal ini diperkuat dengan dokumen Lumen Gentium no 66:

Ibadat ini, seperti yang selalu ada di dalam Gereja, walaupun

merupakan ibadat yang khusus sekali, toh berbeda secara hakiki dengan

ibadat sujud, yang diberikan kepada Sabda yang menjadi daging, sama

seperti Bapa dan Roh Kudus, namun sangat memupuknya.

Bermacam-macam bentuk kesalehan terhadap Bunda Allah, yang

disetujui Gereja dalam batas-batas ajaran yang sehat dan ortodoks,

sesuai dengan keadaan waktu dan tempat, dan sesuai dengan ciri-ciri serta

bakat para beriman...” (LG no. 66)

Lumen Gentium no.66 ingin menegaskan bahwa Maria dan Yesus

Kristus hakikatnya berbeda. Perbedaan hakiki ini menyangkut siapa Maria dan

siapa Yesus Kristus.

Maria adalah manusia, sedangkan Yesus Kristus adalah Allah Putra yang

diserahkan Bapa kepada kematian untuk menebus semua manusia dari kuasa maut.

Dengan demikian Maria termasuk salah seorang yang ditebus Putranya. Jadi,

keselamatan Illahi yang dialami Maria harus bergantung pada Yesus Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

14

Keunggulan Maria terjadi berkat relasinya yang tak terpisahkan dengan

Yesus Kristus. Dasar pemikiran seperti ini bukan hanya persoalan akal, tetapi

juga persoalan hati dan iman. Iman itu harus dihayati, pengahayatan iman

itulah yang disebut devosi. Jadi bisa dikatakan devosi merupakan bagian integral

dari penghayatan iman (Surip, 2007: 102).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa devosi Maria

merupakan sikap hati serta perwujudannya, dengan menjalin relasi personal,

menjunjung tinggi, menghormati, menghargai, mencintai dan meneladani Maria.

Devosi Maria juga mengarah pada seorang pribadi yang dikuduskan yang sasarannya

hanya kepada Allah saja. Oleh karena itu Maria adalah makluk yang paling unggul

yang patut dihormati sehingga apa yang menjadi dasar penghayatan iman terus

berkembang.

B. Tujuan Devosi

Devosi kepada Santa Perawan Maria dalam Gereja Katolik adalah

menjadikan hidup beriman Maria sebagai teladan. Bagi orang Katolik,

berdevosi dan menghormati Santa Perawan Maria bukan karena Maria memiliki

kekuatan dan keahlian gaib, akan tetapi sebagai manusia yang beriman seperti

umat lainnya, Maria telah membuktikan diri sebagai hamba Allah yang baik dan

berhasil (Pranatasaputra, 2001: 8).

Devosi dalam agama Katolik adalah kebaktian. Yang perlu diperhatikan

dalam berdevosi adalah bahwa sasaran utama adalah Allah. Kita tidak boleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

15

menggantikan peran Allah dalam devosi dengan manusia, benda atau tempat tertentu

yang semuanya hanyalah sarana penyalur rahmat kasih Allah. Benda atau tempat

hanya membantu kita untuk mendekatkan diri dengan Allah. Devosi harus serasi

dengan liturgi resmi dan tidak boleh menggeser liturgi resmi Gereja (Dihe Sanga,

2014: 43).

Dihe Sanga (2014: 45) menegaskan bahwa keautentikan devosi kepada Maria

ditentukan oleh buah-buah atau hasilnya. Inilah tujuan atau orientasi kehidupan para

beriman (seperti kehidupan Maria sendiri), yaitu untuk mengenal, mencintai dan

memuliakan Tuhan serta menaati perintah-perintahNya. Devosi kepada Maria harus

membawa kita untuk meneladan sikap keterbukaan dan penghampaan diri Maria

kepada Tuhan. Jika devosi kepada Maria autentik, maka devosi itu harus membawa

kita lebih dekat kepada Yesus. Jika tidak demikian, maka berarti devosi kepada Maria

itu tidak murni. Devosi Maria tidak pernah menghalangi, melainkan malah harus

membawa kita kepada Kristus.

Devosi atau kebaktian kepada Maria yang paling pokok adalah doa “Salam

Maria”, yang pada dasarnya terdiri atas dua kutipan dari Kitab Suci ( Luk 1:28: Salam

Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu”; dan Luk 1: 42: “ terpujilah engkau diantara

wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus”). Dengan demikian, devosi atau

kebaktian kepada Maria amat berkembang di dalam Gereja. Konsili Vatikan II

“Menganjurkan dengan sangat, supaya dalam memandang martabat Bunda Allah

yang istimewa dengan sungguh-sungguh mencegah segala ungkapan berlebihan yang

palsu, seperti juga kepicikan sikap batin. Hendaklah kaum beriman mengingat, bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

16

bakti yang sejati tidak terdiri dari perasaan yang mandul dan yang bersifat sementara,

tidak pula dari sikap mudah percaya tanpa dasar. Bakti ini bersumber pada iman yang

sejati, yang mengajak untuk mengakui keunggulan Bunda Allah, dan mendorong

untuk mencintai Bunda Maria dan meneladan keutamaan-keutamaannya” (Lumen

Gentium 67).

Semua devosi harus diatur sedemikian rupa sehingga selaras dengan liturgi

kudus: sesuai dengan rnasa liturgi, bersumber pada liturgi, dan mengantar umat

kepada liturgi, sebab menurut hakekatnya liturgi jauh mengungguli semua bentuk

devosi (SC 13). Devosi mengajak umat beriman untuk mengungkapkan isi iman

kepada Allah melalui sarana-sarana dan cara yang berbeda satu dengan yang lain.

Devosi menjadi jembatan antara umat beriman menuju perjumpaan dengan Allah

sebagai tujuan utama.

C. Landasan Biblis Devosi Maria

Dogma mengenai Maria mengalami suatu perkembangan yang panjang.

Pada awalnya, Perjanjian Baru tidak menyampaikan secara eksplisit tentang

kesalehan Maria, bahkan Perjanjian Baru juga bisa dikatakan tidak mempunyai

Mariologi. Baik Matius maupun Lukas memang menyampaikan bahwa Yesus

dilahirkan dari Perawan Maria, dimana Yusuf sama sekali tidak memainkan

peranan penting. Tetapi Markus, Yohanes, dan Paulus tidak sekalipun menunjuk

pada mukjizat ini. Hal itu menunjukkan bahwa pada awalnya Maria sama sekali

tidak menempati kedudukan sentral di dalam kekristenan. Penjelasan-penjelasan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

17

baik yang terdapat dalam Matius maupun Lukas kemungkinan besar hanya untuk

menekankan keunikan Yesus saja, bahwa Ia dilahirkan oleh seorang perawan tanpa

bapak biologis, bahkan penjelasan-penjelasan itu tidaklah memperlihatkan suatu

minat Mariologis, tetapi lebih cenderung kepada Kristologis (Groenen, 1998: 79).

Menjelang akhir abad ke-II topik mengenai kesalehan Maria telah mengalami

perkembangan. Dengan informasi historik yang sangat terbatas di dalam Alkitab,

khususnya Perjanjian Baru (Groenen, 1988: 25), sejumlah ahli kitab mencoba

menggali sebanyak mungkin informasi tentang Maria yang terdapat di dalam

Alkitab. Injil Lukas merupakan sumber informasi yang paling sering dipakai oleh

para ahli kitab untuk menggambarkan Maria. Hal ini disebabkan karena Injil Lukas

paling banyak memuat ayat-ayat yang berkaitan dengan Maria (Salvatore, 2006: 16).

Dan pada akhirnya, informasi-informasi yang diperoleh para ahli kitab dijadikan

dasar/landasan iman untuk memberikan penghormatan kepada Maria.

Gereja memiliki keyakinan bahwa dasar devosi kepada Maria bukanlah

karena kuasanya mengabulkan doa, tetapi karena teladannya sebagai pribadi yang

beriman dan kesediaannya menyerahkan diri dan rela berkorban demi mengemban

kehendak Allah. Penyerahan Maria kepada rencana dan kehendak Allah begitu

murni, tulus dan sempurna sehingga pantas menjadi teladan umat Kristiani –

khususnya Katolik. Sikap penyerahan total ini dirumuskan dalam Injil Lukas ketika

dia mendapat kabar dari malaikat Gabriel bahwa dia akan mengandung Yesus.

”Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

18

(Luk. 1:38). Karena kesempurnaan Maria dalam hal iman inilah akhirnya umat

menghormatinya (Laurensius, 1988: 83).

Dalam pembahasan landasan biblis tentang devosi Maria dapat dilihat dari

Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru:

1. Perjanjian Lama

Dalam Kitab Bilangan, devosi berarti penyerahan seluruh pribadi

kepada Allah dan rencana penyelamatan-Nya (Bil 16:1, 1 Taw 7:8). Devosi

merupakan sikap tetap dalam penyerahan kepada Allah yang merupakan

misteri. Devosi membawa umat masuk ke dalam pengalaman akan misteri

Allah dan karya penyelamatan-Nya. Devosi memiliki unsur penting bagi umat

yang melaksanakannya, unsur tersebut adalah kesetiaan. Perjumpaan dengan

Allah tidak semata-mata hanya melakukan devosi saja, namun perlu adanya

kepekaan dan menanggapi tanda-tanda penyelamatan dan misteri Allah.

2. Perjanjian Baru

Dalam Kis 2:46 umat beriman mengenal doa sebagai jembatan untuk

berelasi dengan Allah sejak adanya jemaat perdana. Umat beriman dengan

kerelaan hati dan ketekunan berkumpul bersama setiap hari untuk memuji

Allah. Penghormatan khusus yang disampaikan para murid kepada Bunda

Maria ibu Yesus terdapat pada Kis 1: 14. Penghormatan-penghormatan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

19

dilakukan oleh para murid kepada Yesus dan Maria merupakan praktek devosi

yang sampai saat ini masih berlangsung dalam Gereja.

Ayat yang biasanya dipakai juga untuk dijadikan dasar berdevosi

kepada Maria adalah penegasan Injil Lukas yang berisi, ”Allah telah

memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya mulai dari sekarang

segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa

telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku ...” (Luk 1:48-49)

Yang dimaksud ”perbuatan-perbuatan besar” Allah kepada Maria di

sini adalah keterlibatan Maria dalam misteri keselamatan Illahi dan Gereja.

Allah menghendaki Maria ikut berperan secara aktif dalam misteri Kristus,

tepatnya dalam misteri inkarnasi (Collins, 1991 : 118), Keikutsertaan Maria

menjadikan Allah Putra yang sungguh-sungguh Allah menjadi manusia Yesus

Kristus, dimana dengan menjadi manusia, Allah Putra bertindak sebagai

penghapus dosa manusia dan menumbangkan kekuasaan jahat. Oleh karena

itu, Yesus Kristus merupakan Allah sejati sekaligus manusia sejati karena Ia

Allah Putra yang dikandung dan dilahirkan oleh perawan suci. Jadi, karena

perbuatan-perbuatan besar Allah kepada Maria umat menghormati Maria

(Eddy Kristiyanto, 1987 : 78-80).

Injil Yohanes 19: 25-27 mengatakan, ”Dan dekat salib Yesus berdiri

Ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya,

berkatalah Ia kepada ibu-Nya: ”Ibu, inilah, anakmu!” kemudian kata-Nya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

20

kepada murid-murid-Nya: ”Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu

menerima dia di dalam rumahnya.” Ayat tersebut menunjukkan bahwa

Yesus menitipkan ibu-Nya kepada murid-Nya Yohanes, dan Yohanes

dititipkan kepada Maria. Artinya Maria dijadikan bunda para murid dan para

murid dijadikan anaknya Santa Perawan Maria, sehingga hubungan Maria

sebagai Bunda Yesus terus berlanjut sampai sekarang Maria menjadi Bunda

umat pengikut Yesus, karena murid-murid Yesus dianggap sebagai anak dari

Maria (Magai, Juni 2018)

Dalam Injil Markus dijelaskan bagaimana devosi tumbuh karena iman

rakyat akan Yesus. Pada Markus 6:56 dijelaskan bahwa banyak orang yang

mengikuti Yesus dimanapun, mereka percaya apabila menyentuh jubah-Nya

maka mereka akan sembuh dari segala penyakit. Para ahli taurat melihat hal

ini sebagai kegiatan yang magis atau “takhayul”. Namun, berbeda dengan

tanggapan Yesus yang membiarkan banyak orang untuk mengikutiNya dan

menjamah jubah-Nya. Yesus memahami hal seperti ini sebagai iman yang

muncul dari umat secara spontan.

Dalam teks-teks Perjanjian Baru tentang Maria terdapat beberapa

teks-teks Perjanjian Lama yang dikutip secara eksplisit (Yes 7:14) atau

mungkin disinggung secara implisit (Kej 3:15, Zef 3:14-20). Menurut

beberapa ahli Mariologi Katolik teks-teks Perjanjian Lama tersebut sejak

semula sudah mengandung bayangan atau pertanda tentang Maria (Martin dan

Pitoyo, 1988: 20)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

21

Para ahli kitab Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, ataupun Tradisi Suci

menggambarkan Maria dengan tugasnya dalam tata penyelamatan. Dalam hal

ini tugas Maria juga ditampilkan seakan-akan untuk dikagumi. Memang

Alkitab maupun tradisi memberikan perhatiannya bukan kepada pribadi dan

tugas Maria, melainkan yang paling utama ialah fungsi, karya, martabat dan

pribadi Yesus Kristus. Oleh karena itu para Bapa Gereja memberikan

pandangan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan Santa Perawan

Maria harus dimengerti dan dibaca dengan bertitik tolak pada peristiwa

”puncak” Yesus kristus, yang dimaksud dengan peristiwa ”puncak” di sini

ialah peristiwa kebangkitan Yesus Kristus. Kebangkitan Yesus Kristus ini

menyatakan penyelamatan tindakan Allah demi umat manusia. Selain itu,

peristiwa ini juga menjadi bukti bahwa Yesus dari Nazareth, anak Maria

adalah Allah yang berkuasa atas dosa dan maut (Eddy Kristiyanto, 1987: 26).

Para Bapa Gereja beranggapan bahwa hanya dengan bertitik tolak dari

kebangkitan Yesus, kedudukan dan keistimewaan perawan Maria dapat

dipahami dan ditempatkan secara proporsional.

D. Landasan Teologis Devosi Maria

Alkitab bukanlah satu-satunya yang bisa dijadikan dasar iman, masih ada

tradisi Gereja yang posisinya berada di bawah Alkitab. Oleh karena itu, dogma-

dogma dan devosi yang muncul mengenai Maria dalam Kristen katolik bukan hanya

berlandaskan Alkitab saja tetapi juga tradisi Gereja. Bahkan, dibandingkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

22

Alkitab, tradisi Gereja lebih mendominasi sebagai dasar teologis untuk dogma-

dogma tentang Devosi Maria. Alkitab sedikit sekali berbicara tentang Maria.

Misteri kehadiran Sang Sabda yang mau menjadi manusia menyatakan

penerimaan Allah terhadap seluruh dimensi kehidupan manusia. Melalui misteri

inkarnasi dan penjelmaan-Nya, Tuhan Yesus Kristus mengangkat seluruh

kemanusiaan kita dengan segala budaya dan ungkapannya sebagai medan dan sarana

perjumpaan kita dengan Allah. Roh Kudus selalu mengantar manusia kepada Allah

(Rom 5:5, Yoh 14:26, Rom 8:15).

Devosi itu menampilkan sisi pemahaman dan penghayatan iman umat yang

beragam. Secara teologis, dalam devosi bukan cara atau teknik ungkapan iman yang

paling menentukan, tetapi isi iman. Isi iman itu dipahami dan dihayati menurut ‘taraf

rakyat’dan bukan‘taraf teolog’, akan tetapi bisa sungguh-sungguh mengungkapkan

kepercayaan total dan tanpa syarat kepada Allah sendiri (http://www.guamaria.org).

Dalam Marialis Cultus kita mengetahui bahwa Maria adalah pribadi yang

patut dihormati. Penghormatan Gereja kepada Santa Perawan adalah unsur intrinsik

kebaktian kristiani. Penghormatan kepada Maria demikian berakar secara mendalam

dalam sabda Allah yang diwahyukan dan mempunyai landasan dogmatis yang kuat;

martabat Maria tiada taranya sebagai “Ibu Putera Allah” penghormatan ini

memperhitungkan peran yang dimainkannya pada saat menentukan dalam sejarah

keselamatan yang dilaksanakan Puteranya, dan kekudusannya, sudah penuh pada

saat pengandungannya tanpa noda tetapi meningkat sepanjang masa karena ia

tunduk kepada kehendak Bapa dan menerima jalan penderitaan (Luk 234-35; 2:41-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

23

52;Yoh 19:25-27), dan terus tumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih (Marialis

Cultus, 56)

Maria adalah Bunda Yesus Kristus yang mengandung bukan dari seorang

pria, melainkan dari Roh Kudus. Oleh karena itu, dalam rumus-rumus pengakuan

iman Gereja Katolik, Maria disebut dalam hubungannya dengan Roh Allah yang

menyebabkan kelahiran Yesus. Maka dari itu Konsili Efesus (431 M) memberikan

gelar Santa Perawan Maria sebagai Bunda Allah (Theotokos). Gelar ini dengan

sendirinya menjadi cikal-bakal bagi perumusan dogma-dogma dasar tentang Maria.

Menurut Bernhard Lohse, ada empat dogma atau pernyataan iman Gereja

yang menyangkut Maria:

1.Maria Bunda Allah (Theotokos)

2.Keperawanan Maria

3.Maria Dikandung Tanpa Noda (Immaculata)

4.Maria Diangkat ke Surga dengan Jiwa dan Raganya

Keempat dogma ini berkaitan erat, dogma yang satu tidak lengkap tanpa

dogma yang lain (Lohse, 1994: 254) Keempat dogma ini terdiri dari:

1. Maria Bunda Allah (Theotokos)

Gelar Theotokos diresmikan pada Konsili Efesus (431 M). Gelar tersebut

sudah cukup populer di kalangan umat sebelum konsili dimulai. Tetapi perlu

diingat, peresmian gelar Bunda Allah (Theotokos) dalam Konsili Efesus bukan

tanpa masalah. Konsili Efesus sendiri dilatarbelakangi oleh perdebatan emosional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

24

antara mazhab Aleksandria yang diwakili oleh Proclus dan Sirilus dengan mazhab

Antihokia yang diwakili oleh Nestorius dan Yohanes. Inti permasalahan dalam

perdebatan itu sebenarnya terletak pada hubungan kedua kodrat Yesus Kristus,

kodrat manusiawi dan kodrat Illahi. Jadi, perdebatan itu lebih bersifat Kristologis

dibandingkan dengan Mariologis, tetapi karena Yesus mendapatkan kodrat

manusiawi-Nya dari Maria, maka Maria pun dibahas dalam perdebatan ini

(Handoko, 2006:25)

Mazhab Anthiokia beranggapan pemberian gelar Maria Bunda Allah memberi

kesan bahwa ke-Illahian Yesus dilahirkan dan diturunkan pula oleh manusia yang

bernama Maria Hal ini sama dengan menyatakan bahwa di dalam diri Yesus ada

dua pribadi, yaitu pribadi Illahi dan pribadi manusiawi ( Eddy Kristiyanto, 1987:

125) Mazhab ini menggunakan pendekatan ”manusia firman”, yang artinya Yesus

itu sebagai manusia yang didiami Allah. Oleh karena itu, mazhab ini menolak

pemberian gelar Bunda Allah (Theotokos) kepada Maria. Aliran ini beranggapan

Maria hanya Bunda Manusia (Anthropotokos) karena Maria melahirkan ”manusia

firman” bukan ”Allah firman”, jadi Maria bukan Bunda Allah tetapi hanya Bunda

Kristus saja yaitu bunda manusia. Masih menurut mazhab ini, pemberian gelar

Bunda Allah (Theotokos) dapat mengakibatkan pada pendapat yang menyatakan

Maria sebagai Ibu dari Yang Illahi, dan ini akan berakibat kepada penyembahan

Maria (Mariolatria) (Lane, 1996:45)

Di lain pihak, mazhab Aleksandria berpandangan bahwa kedua kodrat

yang ada di diri Yesus itu merupakan satu kesatuan. Jadi, yang dilahirkan Maria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

25

adalah kodrat manusiawi dan juga kodrat illahi Yesus, dan oleh karena itu Maria

boleh disebut Bunda manusia (Anthropotokos) dan juga Bunda Allah (Theotokos).

Pemberian gelar Theotokos kepada Maria bukan berarti menyembah Maria

(Mariolatria), tetapi hanya menekankan kesatuan dalam diri Yesus. Yesus adalah

benar-benar manusia dan juga benar-benar Allah, oleh karena itu Maria boleh

disebut Bunda Allah (Handoko, 2006:25)

Untuk mengatasi kontroversi antara kedua mazhab tersebut, maka diadakanlah

Konsili Efesus (431 M), dimana konsili ini berusaha mencegah dua kekeliruan

tentang Maria, yaitu: 1) menjadikan Maria sebagai allah putri, dan 2) menempatkan

Maria hanya pada tingkat manusiawi saja dengan menyatakan Maria hanya sebagai

ibu dari kodrat manusiawi Yesus

Konsili Efesus menegaskan kembali ajaran Konsili Nikea (325 M), yang

mengajarkan bahwa Yesus merupakan manusia yang memang Allah, karena

sehakikat dengan Bapa (Groenen,1988:41) Jadi, pemberian gelar Bunda Allah tidak

mengatakan bahwa Allah (keillahian) mempunyai ibu, tetapi seorang manusia yang

juga Allah tentu saja memiliki ibu, selayaknya manusia sejati lainnya.

Sebenarnya Konsili Efesus tidak mencerminkan refleksi para teolog, tetapi

lebih kepada kepercayaan atau iman umat (sensus fidelium), karena pada umumnya

Maria diakui sebagai Bunda Yesus yang utuh, yaitu Yesus dengan kodrat Illahi dan

kodrat manusiawi. Selain itu, sebutan Bunda Allah (Theotokos) sudah populer di

kalangan umat sebelum Konsili Efesus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

26

Tetapi Konsili Efesus menjelaskan secara tegas bahwa Maria disebut Bunda

Allah bukan karena kodrat firman dan keIllahian Yesus berasal dari Maria, tetapi

tubuh suci Yesus diambil dari Maria, dan dengan tubuh itu Firman Allah

dipersatukan secara mandiri (Groenen,1988:41)

2. Keperawanan Maria

Matius 1:18 dengan jelas mengatakan bahwa Maria mengandung Yesus bukan

didasarkan oleh hubungan biologis, melainkan melalui Roh Kudus yang diberitakan

oleh malaikat Gabriel. Hal ini mengindikasikan keunikan Maria, bahwa ketika

ia mengandung Yesus ia tetap perawan.

Sebelum mengandung Yesus, Maria adalah perawan. Keperawanan Maria

menurut Gereja Katolik tidak hanya berdasarkan ketika mengandung Yesus, tetapi

Maria tetap menjaga keperawanannya sebelum, ketika, dan sesudah melahirkan

Yesus. Hal ini dikarenakan sebelum dan ketika mengandung Yesus, Maria tidak

pernah berhubungan badan dengan laki-laki manapun, dan proses kelahiran Yesus

pun tidak merusak keperawanan Maria. Tradisi tentang keperawanan Maria dalam

mengandung Yesus sangat kuat dalam Gereja Katolik. Matius 1:18 dengan jelas

mengatakan itu, kemudian ditegaskan kembali dalam Matius 1:25 "Yusuf tidak

"mengenal" dia hingga ia melahirkan anak (Groenen, 1988: 43)

Sebenarnya ajaran tentang dikandungnya Yesus oleh perawan masuk ke

dalam Kristologi bukan Mariologi. Tetapi secara tidak langsung ajaran itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

27

mengatakan sesuatu tentang Maria. Sebagai perawan ia menjadi Bunda, sehingga ia

menjadi perawan dalam kebundaannya dan tidak lepas darinya (Groenen, 1988: 43)

3. Maria Dikandung Tanpa Noda (Immaculata)

Pemberian Gelar Theotokos telah menjadi dasar bagi perkembangan

Mariologi berikutnya. Setelah dua dogma Mariologi di atas, muncul juga ajaran

tentang Maria dikandung tanpa noda (Immaculata).

Landasan teologis mengenai dogma Immaculata ini adalah sebagai Bunda

Allah, Sang Sabda, maka Maria sudah sepantasnya suci, sesuai dengan keluhuran

dan kesucian Sang Sabda. Dengan sucinya Maria, maka Sang Sabda dapat

menerima kodrat kemanusiaan-Nya dengan murni dan suci. Untuk menjaga

kemurnian dan kesucian Maria, maka sudah sepantasnyalah jika Allah

membebaskan Maria dari noda dosa asal. Ajaran ini pertama kali diperkenalkan

oleh Agustinus (Handoko,2006: 28).

4. Maria Diangkat Ke Surga

Menurut Petrus Maria Handoko, dogma-dogma di atas membuat Maria

semakin diagungkan dan disucikan. Setelah ketiga dogma di atas, kesucian Maria

mulai menjadi topik utama, sehingga umat Katolik dan para teolog mulai

merasakan bahwa kematian dan pembusukan tubuh Maria tidak selaras dengan

kemuliaan dan martabat Maria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

28

Dari dasar pemikiran di atas, muncullah ajaran bahwa Maria tidak meninggal,

tetapi diangkat ke surga bersama jiwa dan raganya (Handoko, 2006: 28) Ajaran

ini juga diperkuat dengan tidak diketemukannya makam dan tulang belulang

Maria sampai sekarang, berbeda dengan makam dan tulang belulang para rasul

dan orang-orang kudus lainnya yang diperebutkan oleh Gereja-gereja pada masa-

masa awal.

Peran Santa Perawan sebagai ibu membimbing umat Allah untuk berpaling

penuh kepercayaan kepadanya yang selalu siap mendengarkan dengan kasih keibuan

dan bantuannya yang efektif. Maka umat beriman mampu menjadikan Maria sebagai

pola hidup sehari-hari, dimana dengan berpola pada Maria maka akan mengalami

kasih yang begitu luar biasa. Penghormatan untuk ibu Tuhan bagi kaum beriman

menjadi kesempatan tumbuh dalam rahmat ilahi.

E. Berbagai Bentuk Devosi Maria

1. Doa Kepada Maria

Doa kepada Santa Perawan Maria merupakan bentuk devosi yang paling

umum dan biasa dilakukan oleh umat Katolik. Mereka menganggap bahwa doa,

puji-pujian, syukur, dan permohonan yang ditujukan kepada Allah melalui Maria

bukan suatu masalah. Alasannya adalah Maria merupakan karya ciptaan Allah yang

paling unggul dan berperan dalam karya penyelamatan. Problem baru muncul, kalau

Maria menjadi sasaran doa. Secara teologis, ungkapan ”berdoa kepada” sebenarnya

kurang tepat digunakan kepada Maria, karena berdoa hanya boleh kepada Tuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

29

Allah. Namun dalam arti yang lebih luas, ungkapan ”berdoa kepada Maria”

dimaksudkan untuk menyapanya dalam suasana doa dan memohon kepadanya

untuk mendoakan si pendoa. Hal ini seperti tertera dalam rumusan doa Salam Maria.

Bentuk doa dan pujian kepada Maria cukup banyak. Di antara sekian banyak

bentuk doa tersebut, doa Salam Maria memiliki tempat dan kedudukan yang paling

utama, ini disebabkan karena struktur dasar setiap doa kepada Maria terdapat dalam

doa Salam Maria (Groenen, 1988 :169) Bagian pertama dari doa ini merupakan

gabungan dari dua ayat Injil Lukas, yakni: Salam Malaikat Gabriel kepada Maria

(Luk 1:28) dan ditambah dengan Pujian Elizabeth kepada Maria (Luk 1:42). Bagian

pertama ini sudah lazim dipakai sebagai doa sejak abad VI-VII, dan baru muncul

secara lengkap pada tahun 1498, dan ditetapkan seperti apa adanya sekarang pada

tahun 1568 oleh Paus Pius V (Handoko, 2006: 129)

Selain doa Salam Maria masih ada beberapa bentuk doa kepada Maria

di antaranya:

a. Doa Malaikat Tuhan

Doa ini dilakukan tiga kali sehari, yaitu pada pagi hari, siang hari, dan senja

hari. Lonceng Gereja-gereja dengan cara khusus dibunyikan sebagai tanda waktu

mulai berdoa. Doa ini sebenarnya bertujuan untuk mengenang peristiwa inkarnasi.

Doa ini tersusun atas tiga ayat serta tanggapannya yang dikutip dari ayat-ayat Lukas

1 dan Yohanes 1, kemudian disusul doa Salam Maria dan berakhir dengan suatu

seruan kepada Maria serta tanggapannya disusul doa penutup, yang tertuju kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

30

Allah dengan perantaraan Yesus Kristus (Groenen, 1988 :172-174) Penyertaan doa

Salam Maria dan seruan kepada Maria menandakan bahwa umat Roma Katolik

juga ingin mengikutsertakan peranan yang dipegang Maria dalam peristiwa-

peristiwa penyelamatan itu, sesuai dengan tempat Maria dalam sejarah

penyelamatan. Perhatian doa ini diarahkan kepada karya penyelamatan dalam

diri Yesus maupun kepada sikap bagaimana kita harus menyambut karya-Nya itu.

Sikap Maria dalam menyambut karya Allah harus dijadikan teladan, khususnya

sikap Maria ketika menerima Kabar Malaikat.

b. Doa Rosario

Doa Rosario adalah doa yang berisi tiga rangkaian peristiwa misteri Tuhan,

yaitu peristiwa gembira, peristiwa sedih, dan peristiwa mulia. Masing-masing

peristiwa terdiri atas lima peristiwa (https://id.wikihow.com/Berdoa-Rosario).

Doa Rosario menggunakan alat bantu berupa tasbih dan menggunakan sistem

mengulang-ulang rumusan doa. Rosario sendiri berarti karangan bunga mawar.

Inti doa Rosario adalah merenungkan peristiwa-peristiwa hidup Yesus dan

Maria. Jadi, tujuan utamanya bukan pengucapan rumusan-rumusan doa.

Pengulangan rumusan doa dimaksudkan untuk membantu mempermudah

renungan batin.

Doa Rosario merupakan doa yang amat popular dan disukai umat karena

mudah, praktis dan bias menenangkan hati orang. Gereja sendiri melalui para Paus,

menganjurkan doa Rosario, bahkan menentukan bahwa bulan mei dibaktikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

31

sebagai bulan Maria dan bulan oktober sebagai bulan Rosario. Meski doa Rosario

merupakan devosi kepada Bunda Maria, tetapi doa Rosario sungguh berciri

Kristologis dan membantu umatberiman untuk merenungkan misteri penebusan

Tuhan. Kini tersedia empat peristiwa, setelah lama dalam sejarah hanya tersedia

tiga peristiwa (Gembira, Sedih dan Kemuliaan) Paus Yohanes Paulus II

menambahkan satu peristiwa yaitu peristiwa terang atau cahaya pada tahun 2002

(Rosarium Virginis Mariae no 19)

c. Litani Santa Maria

Doa Rosario biasanya digabung oleh doa Litani. Litani (Latin:

litania/litaniae) adalah doa yang terdiri dari serangkaian permohonan atau seruan,

yang dibawakan oleh seorang pemimpin, lalu oleh para jemaat ditanggapi dengan

rumusan/seruan yang sama (Groenen, 1988: 178).

Dalam Gereja Katolik, ada enam Litani yang secara resmi diakui Gereja,

yaitu: Litani S. Maria, Litani Para Kudus, Litani Nama Yesus, Litani Hati Kudus,

Litani Darah Mulia, dan Litani S. Yusup. Dari enam Litani tersebut, yang paling

umum dipakai adalah Litani Santa Maria, sedangkan Litani yang lain kurang

digemari umat (http://www.guamaria.org).

2. Patung/Gambar Maria

Gereja biasanya dihiasi dengan macam-macam gambar dan patung Yesus

Kristus, dan orang-orang kudus. Di antara patung/gambar orang-orang Kudus,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

32

patung/gambar Maria menempati kedudukan paling depan. Bagi umat Katolik

patung/gambar tersebut bukan hanya hiasan dan karya seni belaka, tetapi

merupakan sasaran devosi yang hangat dan emosional. Masih menurut mereka,

religiusitas dan iman umat dapat dihayati dengan hangat dan dalam bila dapat

disalurkan melalui obyek yang kongkret seperti patung/gambar.

Alasan pembuatan patung dalam Gereja Katolik adalah sebagai simbol atas

sosok yang diistimewakan melalui patung tersebut. Patung itu sendiri tidak

diistimewakan, sosok yang diwakilinyalah yang diistimewakan. Dengan demikian,

pembuatan patung sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menjadikan patung itu

sebagai objek penyembahan, melainkan hanya sebagai simbol atas sosok yang

diistimewakan dalam kehidupan iman umat secara nyata dan riil

(http://www.sarapanpagi.org/patung-dalam-gereja-katolik-vt3085.html).Oleh karena

itu umat Katolik seringkali menghormati patung/gambar Maria. Sasaran devosi itu

bukanlah patung/gambar, melainkan diri Maria sendiri.

Dalam pendekatan Gereja, tidak ada kewajiban untuk memakai

patung/gambar Maria sebagai sasaran devosi, tetapi juga tidak ada larangan

untuk memakainya dan terasa kurang bijaksana menentangnya. Dan tidak dapat

dipungkiri pula bahwa melalui ikon, Devosi Maria berkembang dengan sangat

cepat.

Pada dasarnya Gereja amat terbuka terhadap penggunaan kesenian, seperti

patung dan gambar-gambar. Dengan adanya pengungkapan lahiriah dalam bentuk

seni yang memikat daya-daya kemanusiaan itu diharapkan orang beriman terbantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

33

sedapat mungkin untuk mengangkat hatinya kepada Allah, dalam kehidupan sehari-

hari untuk mendekatkan diri pada-Nya melalui devosi yang benar berdasarkan ajaran

iman Kristiani (http://romojost.blogspot.com/2013/08/seni-dalam-gereja.html).

3. Penampakan Maria

Gejala yang muncul dari Devosi Maria adalah ”Penampakan Maria”.

Penampakan adalah terlihatnya sesuatu dari dunia yang tak kelihatan dan

dianggap sebagai salah satu cara bertindak dari Allah untuk mewahyukan wejangan-

Nya (Salvatore, 2006 :133) Bagi umat Katolik, Maria tidak terlihat karena eksistensi

aktualnya di surga, mana mungkin Maria dapat terlihat oleh manusia yang berada

dalam keadaan ”dunia”. Tetapi, menurut keyakinan Kristiani, Allah dengan Roh

Kudus memang hadir dan berkarya di dunia ini dan di dalam orang beriman.

Ada beberapa Penampakan Maria yang diakui oleh Gereja Katolik dan

cukup terkenal, yaitu:

a. Penampakan Maria di Guadalupe, Meksiko kepada seorang petani

Indian, bernama Juan Diego Nahuatl pada tahun 1531. Pusat devosi ini

adalah suatu gambar Maria yang secara ajaib muncul pada kain yang

dipakai Nahuatl dan sampai sekarang ini masih dapat dilihat.

b. Penampakan Maria di Rue de Bac, Paris kepada Katarina Laboure pada

tahun 1830. Penampakan ini mencetuskan tersebarnya ”medali wasiat”,

yang di atasnya tertera gambar Maria seperti apa yang dialami oleh

Katarina.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

34

c. Penampakan Maria di Fatima, Perancis kepada tiga anak kecil pada tahun

1917. Ketiga anak itu adalah Yachinta, Fransisco, dan Lucia. Sampai

sekarang Lucia masih hidup sebagai seorang suster.

d. Penampakan Maria di Lourdes, Perancis kepada Bernadette Soubirou pada

tahun 1858. Penampakan ini terjadi empat tahun setelah pernyataan Maria

dikandung tanpa noda (1854) (Maria, : 131- 132 ).

4. Ziarah

Ziarah ke tempat-tempat keramat merupakan suatu gejala religius yang ada

di semua agama, baik agama-agama primitif maupun agama-agama

berkembang. Sama halnya dengan semua agama, umat Katolik pun memiliki

praktek ziarah ke tempat-tempat keramat, misalnya Vatikan Roma, dimana di sana

ada makam Petrus dan Paulus.

Setelah Maria tampil dan semakin menonjol sebagai sasaran devosi

rakyat, maka Maria pun menjadi sasaran devosi yang disalurkan melalui

”berziarah”. Tempat-tempat keramat yang dijadikan target ziarah umat Katolik

biasanya tempat di mana Maria secara khusus menampakkan diri dan berkarya

serta mengabulkan doa.

Tempat-tempat Maria menampakkan diri, seperti: Guadalupe, Lourdes,

Fatima, dijadikan tempat ziarah Maria yang memiliki makna internasional.

Selain itu masih banyak tempat keramat yang ramai dikunjungi orang, tetapi

tidak semua berlatar belakang penampakan, mungkin ada suatu mukjizat atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

35

kejadian luar biasa, misalnya di Loreto, Italia (Handoko, 2006 : 132) Di Indonesia,

ada beberapa tempat ziarah Maria seperti Sendangsono, dan Gua Kerep di Jawa

Tengah (Groenen, 1988 :190).

F. Rangkuman

Maria adalah perawan yang mendengarkan, yang menyambut sabda dalam

iman, dengan iman yang baginya merupakan syarat dan jalan menuju keibuan illahi.

Dari pemaparan tentang devosi kepada Maria, penulis menyimpulkan bahwa inti

devosi Maria adalah penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendak-Nya.

Devosi Maria ini sungguh mengajak umat untuk mendekatkan diri kepada Allah,

Maria sebagai perantara untuk sampai kepada Puteranya dan melalui Maria iman

umat semakin berkembang. Umat mampu meneladani sikap Bunda Maria yang

rendah hati dan selalu siap sedia dalam segala hal, serta mampu menyimpan segala

perkara dalam hatinya, sikap inilah yang memotivasi umat untuk terus mendekatkan

diri kepadanya dan akhirnya sampai kepada Bapa.

Santa perawan Maria menjadi makhluk yang paling unggul, maka patutlah ia

dihormati sebagai bunda umat beriman. Maria dipandang unggul karena berkat

kesediaannya untuk menjadi bunda bagi Putera Allah. Maria dipandang unggul

bukan karena kekuatannya tetapi ia sebagai manusia biasa yang sungguh taat akan

kehendak Allah sehingga ia dipercayakan menjadi bunda Kristus. Penyerahan Maria

begitu murni kepada kehendak Allah maka patutlah umat beriman meneladaninya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

36

Dalam berdevosi, umat beriman diarahkan untuk mengikuti apa yang menjadi

dasar atau ajaran Gereja sehingga tidak berjalan sesuai kehendak sendiri, namun ada

tuntunan yang mendasar, baik itu melalui Kitab Suci maupun ajaran-ajaran Gereja,

sehingga mampu berdevosi dengan baik dan benar, karena apabila kurang memahami

arti devosi yang benar maka bisa saja terjadi penyelewengan dalam berbagai bentuk.

Dalam devosi Maria, umat beriman tidak hanya cukup sampai pada sikap

heran, kagum dan puji Maria karena karya Agung Allah dalam dirinya, tapi kita, umat

beriman juga harus meneladan Maria sebagai citra dalam hal iman, cintakasih

persatuan yang sempurna dengan Kristus. Gereja mengajarkan bahwa Maria adalah

typos Gereja (gambaran Gereja), gambaran umat beriman dalam perjalanan menuju

Allah. Itu berarti dalam usaha menjawab panggilan Allah, umat bisa belajar pada

Maria tentang bagaimana menjawab panggilan Allah dan hidup seturut firmanNya,

tentang bagaimana mengikuti Yesus secara sempurna, dan bagaimana melaksanakan

kehendak Allah dengan setia.

Devosi Maria adalah bentuk devosi yang paling umum dan di antara sekian

banyak bentuk doa, doa salam Maria adalah doa yang utama. Selain berdoa, umat

beriman juga menggunakan patung/gambar sebagai sarana kontemplasi untuk sampai

kepada Allah dan patung bukan untuk disembah. Ziarah menjadi salah satu bentuk

devosi karena dengan berziarah umat beriman mempunyai tujuan yang ingin dicapai

yaitu dengan berkunjung ke tempat-tempat yang dikuduskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

37

BAB III

DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA

DALAM GEREJA KATOLIK

Pengalaman devosi merupakan suasana yang dominan dalam

kehidupan umat. Devosi membantu umat untuk mengungkapkan hubungan

dengan Allah dan untuk menumbuhkembangkan iman. Namun, seringkali

devosi dilakukan semata-mata untuk menuruti perasaan pribadi tanpa

memperhatikan kebenaran iman yang seharusnya terungkap di dalamnya dan

tanpa memperhatikan dampaknya bagi sesama umat beriman. Selain itu,

devosi yang dilakukan oleh umat pada umumnya didasari oleh kebutuhan

pribadi umat dengan harapan bahwa Allah akan memenuhi kebutuhannya.

Karena merasa puas dengan menjalankan devosi, banyak orang yang

kemudian kurang menghayati dan kurang menghargai liturgi. Apalagi, liturgi

dirasa sangat kering dan membosankan karena tidak sesuai keinginan dan

perasaan pribadinya. Melihat kenyataan itu, seluruh anggota Gereja perlu

memahami penghayatan devosi yang benar, Pengungkapan devosi kepada

Maria dan tolok ukur keontetikannya, makna devosi yang sehat kepada Santa

Maria bagi umat, dan devosi Maria dalam penghayatan iman umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

38

A. Devosi Maria dalam Penghayatan Iman Umat

1. Tempat Devosi dalam Penghayatan Iman

Iman kristiani merupakan suatu kekayaan yang besar sehingga tidak pernah

dapat dikuras habis dalam segala aspeknya. Masing-masing dapat menghayati suatu

aspek dari iman itu tanpa dapat menguras segala kekayaannya. Karenanya iman yang

sama dapat diungkapkan dengan berbagai macam cara dan orang masih tetap belum

menghabiskan kekayaannya. Demikian pula dalam kehidupan pribadinya, orang

kristiani membutuhkan ungkapan yang berbeda-beda bagi imannya dan tiap pribadi,

sesuai dengan watak dan pembawaan serta kecenderungan pribadi, mempunyai

ungkapannya sendiri. Dari situlah lahir apa yang disebut devosi-devosi untuk

mrngungkapkan ekspresi iman (http://www.carmelia.net/index.php/artikel/tulisan-rm-

yohanes).

Devosi adalah dedikasi pribadi seorang kristiani kepada seorang kudus atau

kepada salah satu aspek dari kehidupan Kristus, yang merupakan suatu sumber

inspirasi khusus bagi orang. Bagi umat, orang kudus tertentu, atau Bunda Maria, atau

aspek tertentu kehidupan Kristus, mempunyai daya tarik khusus dan memberikan

semangat khusus pula. Umat merasa tertolong dan diteguhkan dalam perjalanan

hidup. Sikap inilah yang akhirnya menimbulkan praktek-praktek religius tertentu

yang menekankan peranan seorang kudus atau misteri illahi tertentu dalam hidup.

Berdoa dan merenungkan misteri tertentu dapat memberikan inspirasi kepada

umat untuk lebih mendekat kepada Allah, serta menjadikan umat lebih berpaut

kepada-Nya. Karena keterbatasan, orang tidak dapat menghayati seluruh aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

39

misteri Allah yang begitu kaya itu. Suatu aspek tertentu cukup membuat umat untuk

semakin membaktikan diri kepada Allah. Perhatian kepada suatu aspek misteri Allah

tentu saja tidak dapat menjadi alasan untuk mengabaikan aspek-aspek lainnya. Sebab

jika demikian halnya, itu akan menjadikan hidup umat berat sebelah dan devosi itu

menjadi tidak sehat. Maka harus seimbang.

Sebagaimana dalam suatu keluarga ada hubungan khusus antara anggota

keluarga itu, demikian pula dalam keluarga Allah. Disitu seringkali terjadi dan

berkembang suatu hubungan khusus antara anggota-anggota Gereja, baik antara

anggota yang masih hidup maupun dengan anggota yang sudah meninggal, yaitu para

kudus. Orang kristiani tertentu dapat merasa tertarik kepada salah seorang kudus

tertentu, yang hidup atau semangatnya menjadi inspirasi baginya. Kadang-kadang

suatu kelompok tertentu, seperti para religius atau kelompok kerasulan tertentu,

mempunyai seorang kudus tertentu sebagai pelindungnya, karena mereka berkarya

sesuai dengan semangatnya ataupun mohon perlindungannya yang khusus.

Kalau devosi-devosi ini dihubungkan dengan iman seperti yang tertera di atas,

maka jelaslah, bahwa devosi-devosi ini kalau benar-benar otentik, harus membantu

dan memperkembangkan iman yang sejati, yang terarah kepada Allah sendiri. Maka

itu devosi ini perlu dinilai dalam hubungannya dengan iman: sejauh mana hal itu

membantu pertumbuhan iman, sejauh mana devosi tadi memperkembangkan

hubungan yang pribadi dengan Allah dalam iman, harapan dan cintakasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

40

2. Persoalan devosi Maria

Di antara devosi-devosi yang berkembang dewasa ini di antara umat katolik, kita

jumpai devosi kepada Bunda Maria dalam segala bentuknya. Untuk mengungkapkan

devosi itu umat menjumpai berbagai macam bentuk. Didirikannya gua-gua Maria

hampir di mana-mana menunjukkan minat umat terhadap devosi ini. Demikian pula

berbagai macam bentuk novena kepada Bunda Maria mengungkapkan sikap ini.

Karena itu perlulah melihat hubungan yang ada antara devosi-devosi ini dengan

penghayatan iman Kristiani, karena dalam hal ini dapat terlihat jelas hubungan antara

devosi dan iman.

Dalam Lumen Gentium, Konstitusi tentang Gereja, Konsili Vatikan II telah

memberikan uraian yang panjang dan yang secara teologis, merupakan suatu uraian

yang paling menyeluruh dan lengkap yang pernah dihasilkan oleh suatu Konsili

Ekumenis. Namun biarpun demikian tidak lama sesudah itu devosi kepada Bunda

Maria menurun secara menyolok sekali dalam Gereja Katolik, khususnya di Eropa

dan Amerika Utara. Pimpinan hirarki merasakan pula kemerosotan ini dan karenanya

mereka merasa berwajib untuk memberikan petunjuk-petunjuk. Usaha-usaha

semacam ini mendapat ungkapannya yang paling berarti dalam ensiklik: "Marialis

Cultus" yang dikeluarkan Paus Paulus VI dalam tahun 1974. Dokumen ini rupanya

tidak mendapatkan tanggapan yang berarti dalam Gereja. Namun akhir-akhir ini

devosi kepada Bunda Maria mulai berkembang lagi.

Di Eropa dan Amerika dijumpai minat yang menurun untuk devosi ini, biarpun

akhir-akhir ini ada minat baru lagi untuk devosi tersebut, antara lain karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

41

penampakan Bunda Maria di Medugorje. Seperti dalam bidang-bidang lain juga

dalam hal devosi kepada Bunda Maria dijumpai suatu polarisasi yang tidak sehat.

Dari satu pihak kita jumpai adanya kelompok tertentu yang menghendaki kembalinya

bentuk-bentuk devosi seperti masa lampau. Dari pihak lain dijumpai orang-orang

yang sesungguhnya berminat sedikit sekali terhadap devosi ini, biarpun banyak yang

tidak berani mengatakannya secara terang-terangan. Yang menjadi soal di sini

bukanlah bagaimana mengembalikan devosi-devosi masa lampau, melainkan di mana

tempatnya yang tepat dalam penghayatan iman kristiani. Yang menjadi pokok

persoalan ialah bagaimana seharusnya sikap umat beriman terhadap Bunda Allah dan

apa hubungannya dengan iman kristiani yang berpusat pada Allah. Untuk lebih

mengerti persoalan ini kiranya perlu dilihat sebentar mengapa devosi-devosi kepada

Bunda Maria menurun. Apa sebabnya, bahwa praktek-praktek devosi yang dahulu

begitu berarti bagi generasi-generasi yang lampau dan yang memberikan suatu ciri

khas katolik, kini kurang berarti bagi generasi yang ada sekarang ini. Untuk itu, perlu

membangkitkan semangat devosi sesuai dengan semangat hidup iman kristiani,

(http://www.carmelia.net// indrakusuma).

Di Indonesia persoalannya sedikit berbeda, biarpun ada kesamaannya pula.

Sejauh yang dapat diamati devosi kepada Bunda Maria memang menurun, sebab

tidak kita jumpai praktek-praktek seperti dahulu lagi. Dari pihak lain minat umat

masih besar sekali dan bahkan menunjukkan adanya devosi yang berlebih-lebihan

dan kadang-kadang bahkan mendekati tahyul, sehingga mengaburkan arti iman yang

sejati. Dalam devosi yang berlebihan ini kadang-kadang kita mendapat kesan, bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

42

Bunda Maria menggantikan tempat Allah dan menjadi semacam dewi. Bunda Maria

begitu memenuhi seluruh kehidupan dan kesadaran orang, sehingga seolah-olah tidak

ada tempat lagi bagi Tuhan sendiri. Dalam hal ini devosi kepada Bunda Maria tidak

menghantar orang kepada Allah, namun menggantikan Allah. Rupanya sikap ini

disebabkan karena kurangnya pembinaan iman yang benar, karena kaburnya

pengertian iman yang sejati. Juga karena liturgi seringkali amat kering.

3. Krisis dalam Devosi Maria

Menurunnya devosi Maria di dalam Gereja Katolik disebabkan oleh beberapa

faktor penting. Di antara pengaruh-pengaruh yang penting kita jumpai pandangan

hidup yang sekularistis dan juga teologi liberal. Yang dimaksud dengan pandangan

hidup yang sekularistis di sini ialah sekularisme yang puas dengan hal-hal fana

melulu serta terbatas pada dunia ini saja dan yang mengandung suatu gagasan

hedonistis, terutama dalam ungkapan seksualnya yang begitu mendewakan seks.

Jelaslah bahwa dalam iklim semacam ini orang tidak bisa mengerti apa arti

keperawanan suci itu. Maka, gagasan Santa Maria sebagai perawan sama sekali tidak

dapat masuk akal bagi mereka. Sedangkan teologi liberal yang dimaksud di sini ialah

yang begitu mendewakan rasio serta menundukkan iman pada rasio dan khususnya

yang meremehkan, bahkan menyangkal keallahan Kristus serta menyangkal, bahwa

Kristus lahir dari seorang perawan. Teologi semacam itu tidak hanya kurang memiliki

dasar yang kuat dan kurang bersandar pada suatu riset kristologis yang kuat, namun

lebih-lebih merupakan suatu sikap sesat yang membawa kepada kesimpulan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

43

kesimpulan yang sesat dan yang menyesatkan banyak orang. Dewasa ini pengaruh

sekularisme dan teologi liberal tersebut sudah merembes ke dalam Gereja dan

mempengaruhi banyak umat, biarpun pengaruh tersebut tidak sama dalamnya. Juga

kalangan imam dan religius tidak kebal terhadapnya.

Jelaslah, bahwa sikap yang sekularistis dan pendekatan yang bersandar pada

teologi liberal yang menyangkal atau sekurang-kurangnya meragukan sendi dasar

dogmatis hidup kristiani kita dan yang juga menjadi dasar devosi Maria itu, sangat

merugikan devosi itu sendiri. Mereka itu tidak berminat dan tidak tertarik kepada

bentuk-bentuk devosi seperti itu. Tentu saja sikap sekularistis dan teologi liberal yang

meremehkan dogma-dogma katolik serta bimbingan Gereja ini mempunyai dampak

negatif yang jauh lebih besar terhadap pemikiran dan kehidupan kristen sebagai

keseluruhan bukan hanya terhadap devosi Maria.

Namun keliru pula bila mengatakan, bahwa menurunnya devosi itu disebabkan

melulu oleh pandangan yang sekularistis dan oleh teologi liberal saja. Kiranya perlu

disadari pula bahwa bentuk-bentuk devosi masa pra-konsili, seperti yang kita jumpai

dipraktekkan dalam keluarga-keluarga, dalam sekolah-sekolah dan dalam devosi

populer dalam paroki-paroki, seringkali tidak sesuai dengan tuntutan Konsili untuk

pembaharuan hidup kristiani.

Sebelum Konsili banyak sekali orang Katolik yang tidak sadar bahwa kesalehan

pribadi mereka mengikuti pola-pola yang berbeda dari ibadat resmi Gereja. Liturgi

dirayakan dalam bahasa Latin dan karenanya umat hanya bisa mengikuti lewat

terjemahan-terjemahan belaka dan karenanya kurang bisa menyatu dengan imam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

44

yang merayakan liturgi tersebut. Bersamaan dengan imam yang merayakan liturgi,

mereka mengucapkan doa-doa pribadinya sendiri, misalnya doa rosario, sedangkan

imam yang ditolong misdinar melanjutkan "acaranya" sendiri.

Konstitusi Liturgi, dokumen besar pertama Konsili Vatikan II tidak hanya

memasukkan bahasa vernakular dalam liturgi Barat begitu saja, melainkan punya

tujuan lain. Pemakaian bahasa vernakular dimaksudkan sebagai sarana untuk

mencapai tujuan utama yang mau dicapainya, yaitu pembaharuan hidup doa kristiani.

Dalam pembaharuan dan pengembangan liturgi orang hendaknya selalu ingat, bahwa

partisipasi aktif dan penuh dari umatlah yang menjadi tujuan pembaharuan tersebut.

Partisipasi yang aktif dan penuh inilah yang harus menjadi sumber utama untuk

memupuk semangat kristiani yang sejati (Sacrosanctum Consilium 14) Dengan kata

lain semua orang kristiani harus dijiwai oleh semangat Gereja yang berdoa. Cara doa

Gereja yang dibimbing Roh Kudus dalam doa-doanya yang resmi, harus menjadi

norma untuk ibadat kristiani yang sejati. Hal ini dengan tegas dan tepat sekali

diungkapkan Paus Paulus VI dalam ensiklik "Marialis Cultus": "Liturgi mempunyai

nilai eksemplar untuk bentuk-bentuk ibadat lainnya". Dan juga: "liturgi adalah norma

pokok untuk kesalehan kristiani" (Marialis Cultus 23).

Hal ini jelas, bahwa Konsili sama sekali tidak bermaksud menjadikan Liturgi

satu-satunya bentuk ibadat kristiani dalam tubuh umat Allah. Hidup rohani tidak

terbatas pada partisipasi pada perayaan liturgis saja. Orang kristiani memang

dipanggil untuk berdoa bersama dengan saudara-saudaranya, namun ia juga dipanggil

untuk masuk ke dalam kamarnya dan di sana berdoa secara pribadi dan tersembunyi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

45

kepada Bapa surgawi. Konsili juga menganjurkan adanya devosi popular serta

memuji devosi tersebut, namun sekaligus menunjukkan syaratnya yang amat penting:

“Devosi-devosi ini harus diungkapkan sedemikian rupa, sehingga serasi

dengan masa-masa liturgis, sesuai dengan liturgi suci, dan dengan cara

tertentu ditimba dari padanya, serta menghantar umat kepadanya, karena

liturgi jauh mengatasi masing-masing devosi tersebut" (Sacrosanctum

Consilium 12).

Kiranya baik pula menyebutkan beberapa perbedaan utama yang ada. Pertama-

tama harus dikatakan, bahwa ibadat liturgis secara jelas sekali berpusat pada Allah.

Bahkan pada pesta-pesta Maria dan para Kudus yang menduduki tempat yang begitu

besar dalam perayaan liturgis, hampir semua doa diarahkan kepada Bapa kita surgawi

dengan perantaraan Kristus dalam kesatuan dengan Roh Kudus. Sebaliknya devosi-

devosi Maria pra-konsili menunjukkan kecenderungan untuk memberikan tempat

yang semakin banyak kepada Bunda Maria dalam doa-doanya, seolah-olah Maria

adalah segalanya. Sungguh berarti, bahwa Konsili Vatikan II dalam pembahasannya

tentang Maria, menuntut adanya keseimbangan dalam hubungan dengan ajaran dan

devosi kepada Maria. " Dengan sungguh-sungguh Konsili ini menghimbau para

teolog dan para pengkotbah sabda illahi, supaya dalam membahas tentang martabat

yang khas dari Bunda Allah, mereka dengan hati-hati dan benar menghindarkan

kepalsuan dari sikap yang melebih-lebihkan, tetapi dari pihak lain menyingkirkan

sikap picik yang sangat membatasi itu" (Konstitusi tentang Gereja 67).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

46

4. Pembaharuan Devosi Maria sesuai konteks dan Zamannya

Dalam devosi popular tentang Maria, dijumpai suatu kecenderungan untuk

menggantikan tempat Kristus dengan Maria, tentu saja tidak dalam teori, namun

dalam penekanan praktek devosional. Demikian pula dalam devosi Maria pra-konsili

kita jumpai kecenderungan untuk memberikan peranan yang semakin hari semakin

besar kepada Maria, peranan yang dalam pengertian tradisi Gereja Katolik yang

otentik, sebenarnya merupakan peranan Roh Kudus.

Paus Paulus VI mengatakan , dewasa ini dibutuhkan suatu dasar biblis untuk

kesalehan kristiani pada unumnya. Devosi kepada Bunda Maria juga tidak bisa

dikecualikan dari arah dasar dan umum ini (Marialis Cultus 30).

Maka tepatlah bahwa Paus Paulus begitu menekankan perlunya suatu

pembaharuan, bukan hanya kembali ke masa lampau. Sri Paus menyatakan, bahwa

ibadat umat beriman serta penghormatan mereka kepada Bunda Maria dalam sejarah

telah mengambil bentuk beraneka ragam sesuai dengan situasi jaman dan tempat,

sesuai pula dengan kepekaan yang berbeda-beda dari para bangsa dan kebudayaan.

Karena itu bentuk-bentuk devosi tersebut terikat oleh keadaan jaman dan kebudayaan

tertentu, sehingga perlu diperbaharui. Dengan demikian unsur-unsur yang sampingan

dapat diganti, untuk memberikan penekanan kepada unsur-unsur yang pokok dan

hakiki, yang selalu baru, serta mengintegrasikan data-data doktrinal yang diperoleh

dari refleksi teologis dan dari ajaran Magisterium (Marialis Cultus 24).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

47

B. Penghayatan Devosi yang Benar

Devosi berasal dari bahasa latin devotio (kata kerjanya devovere) yang berarti

penyerahan diri, penghormatan, pengabdian. Devosi pertama-tama soal batin, soal

hati yang mau menyerahkan diri kepada Tuhan, mau mengabdi-Nya dan

menghormati-Nya melalui para kudus-Nya, seperti Bunda Maria (Martasudjita, 2011:

247)

Beberapa syarat devosi yang patut diperhatikan :

1. Devosi hendaknya ditempatkan dalam keseluruhan iman Gereja yang benar

Praktik devosi yang begitu mengagungkan Bunda Maria sampai-sampai

menggeser Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus tentu bukan praktik

devosi yang sehat. Ada orang yang begitu mantapnya berdoa kepada Bunda Maria,

hingga sama sekali tidak menyebut nama Tuhan atau Allah. Doa kepada Maria seperti

ini tentu kurang tepat, misalnya : “Ya Bunda Maria, Engkaulah sumber segala

rahmat, kabulkanlah doa kami. Engkaulah yang kudus dari yang terkudus, engkau

tanpa doa, maka ampunilah dosa kami dan kasihanilah kami, para putera-puterimu

ini.” Dari situ Maria sudah setara dengan Tuhan, karena ia disebut sumber segala

rahmat, yang kudus dari yang terkudus, berkuasa untuk mengampuni dosa, dan

seterusnya. Penghormatan kita kepada para kudus, termasuk kepada Bunda Maria,

harus dalam jalur iman Gereja yang benar, yakni sebagaimana diimani para rasul

seperti tampak dalam kitab suci dan ajaran Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

48

2. Devosi hendaknya juga harus ditempatkan dalam liturgi gereja. Devosi

bukan liturgi resmi

Devosi atau olah kebatinan tidak setara tingkatnya dengan liturgi, tetapi sangat

dianjurkan karena mempersiapkan dan membantu orang untuk dapat berliturgi

dengan hati dan perasaannnya. Keunggulan devosi dibandingkan dengan liturgi

resmi adalah tekanannya pada segi afeksi yang menyentuh perasaan dan hati orang.

Sementara itu rumusan doa devosi sederhana dan mudah. Lihat saja rosario. Praktis

doa ini mengulang-ulang doa Bapa Kami, dan terutama Salam Maria. Tetapi banyak

orang suka karena mudah, tetapi juga menyentuh perasaan. Namun ada orang yang

lebih mengutamakan devosi dari pada liturgi. Misalnya saat misa kudus, orang berdoa

rosario, lalu diteruskan litani, tanpa mau ikut berpartisipasi aktif dalam misa. Lalu,

pada saat komuni ia maju menerima komuni, hal ini tidak tepat. Nilai misa kudus

bagaimanapun juga lebih tinggi dari doa Rosario (Martasudjita, 2011: 255)

3. Devosi harus dijauhkan dari sikap magis

Sikap magis ini tampak apabila orang begitu memutlakkan barangnya, tandanya,

rumusan doanya, jumlah angkanya, kegiatan-kegiatan lain yang menyertainya, namun

malah menggeser Tuhan sebagai yang tidak pokok, seharusnya terkabulnya doa

tergantung pada Tuhan. Tetapi, orang lebih meyakini bahwa doanya akan terkabul

apabila ia mendoakan rumusannya secara persis, dengan titik dan komanya, atau

mendoakannya pada jam-jam tertentu atau pada tempat-tempat tertentu (Martasudjita,

2011: 256)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

49

4. Devosi harus dijauhkan dari mentalitas do ut des

Artinya aku memberi agar aku diberi atau mendapat sesuatu. Ini adalah mentalitas

pamrih, mentalitas bisnis atau pedagang. Berpuasa, bertirakat, bermatiraga boleh dan

baik. Menjadi tidak baik apabila kita lakukan dengan motivasi untuk memaksa

Tuhan agar Tuhan seolah-olah berutang budi kepada kita, Atau Tuhan baru mau

mengabulkan doa permohonan kita apabila kita mau membayarnya dengan laku

matiraga kita. Ini pandangan yang keliru. Laku matiraga itu baik dan perlu untuk

kehidupan rohani kita, tetapi jangan dilakukan dengan semangat do ut des. Laku

matiraga dapat dilakukan untuk mendisiplinkan diri pada pengolahan hidup rohani

agar kita terbantu dan disiapkan untuk meyerahkan diri kepada Tuhan dan kehendak-

Nya (http://dedismas.blogspot.com) 2011/10/ menghayati-devosi-yang-sehat. html).

Devosi yang benar dan sesuai dengan kehendak Allah dalam kesatuan Gereja

Katolik mewujudkan gerakan hidup rohani yang akan menghadirkan wajah Gereja

yang kudus. Devosi harus didasarkan pada perjumpaan orang beriman dengan Allah,

melalui Kitab Suci, sakramen-sakramen, dan karya kasih, serta dalam hati nurani

umat beriman. Perlu diingatkan kembali bahwa devosi yang sejati tidak didasari

harapan agar Tuhan memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi dengan semangat untuk

bertobat supaya dapat hidup dalam kesalehan sebagai anggota tubuh Kristus. Melalui

devosi yang sehat diharapkan umat bertumbuh dalam iman dan kasih persaudaraan

sebagai Gereja. Penghayatan devosi yang sehat membuahkan karya kasih di tengah

masyarakat untuk mewujudnyatakan iman Kristiani sesuai ajaran atau dogma resmi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

50

Gereja (https://ozanam.wordpress.com) 2011/08/03/ssv-sebuah-bentuk devosi/Deddy

Dismas).

Martasudjita (2011:248) mengatakan bahwa “Devosi merupakan praktik

ungkapan iman umat yang spontan dan lebih bebas serta dapat dibawakan, baik

secara pribadi maupun bersama”. Devosi mengalir dari rasa dan pengalaman religius

umat. Dalam hal ini Martasudjita (2011: 248) mengatakan:

Devosi sangat dianjurkan Gereja. Devosi berhubungan dengan

pancaran dan konkretisasi iman dan liturgi dalam kehidupan sehari-

hari. Devosi mengalir dari rasa dan pengalaman religius umat dan

merangkum seluruh segi kehidupan manusia. Apa yang tidak

tertampung dalam liturgi resmi dapat ditemukan dalam praktik devosi

umat. Apabila liturgi resmi sering dialami sebagai sesuatu yang rutin,

kering, dan kaku, devosi bisa dihayati umat beriman sebagai sesuatu

yang memenuhi kebutuhan afeksi, emosi dan kerinduan hati. Itulah

sebabnya, devosi umat merupakan praktik keagamaan populer yang

mudah diterima, dipahami, dan dilaksanakan oleh umat.

Dalam devosi aspek perasaan, afeksi dan emosi ini mendapat tempat yang

penting dan utama. Yang penting dalam devosi bukanlah keindahan rumusan doa

yang secara teologis lengkap dan bagus, tetapi unsur perasaan yang ditumbuhkan

dan mendapat tempat yang cukup pada praktik doa devosi. Devosi sesuai dengan

kebutuhan dan kerinduan manusia sendiri, khususnya di bidang afeksi dan perasaan.

Devosi sejati tidak didasari harapan agar Tuhan memenuhi kebutuhan

pribadi. Tetapi didasarkan semangat untuk bertobat dan keyakinan akan iman Yesus

Kristus (Sylvia Marsidi, 2011:11-12) devosi yang benar akan menjadi tempat

bertumbuhnya iman dan kasih persaudaraan demi kemuliaan-Nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

51

C. Pengungkapan Devosi kepada Maria dan Tolok Ukur Keotentikannya

Maria sungguh istimewa, dengan kerendahan hatinya ia dengan rela mau

menerima tawaran dari Allah untuk menjadi bunda Kristus. Keistimewaan Santa

Perawan Maria tersebut menjadikan dirinya begitu dicintai dan dihormati oleh

umat dengan melakukan berbagai macam bentuk devosi kepada Maria, seperti: doa-

doa kepada Maria, ziarah, dan lain sebagainya. Tetapi bentuk-bentuk devosi kepada

Maria ini seringkali terlalu berlebih-lebihan sehingga Santa Perawan Maria begitu

diagung-agungkan seolah-olah kedudukannya setara dengan Allah. Untuk

mengantisipasi hal ini para Bapa Gereja melalui Konsili Vatikan II membuat

beberapa kriteria untuk melakukan devosi yang benar kepada Santa Perawan

Maria. Selain itu, Konsili Vatikan II juga menyatakan bahwa penghormatan kepada

Santa Perawan Maria merupakan ibadat khusus dalam Gereja Katolik. Konsili

Vatikan II menempatkan Maria sedemikan rupa sehingga kehadirannya dalam

karya penyelamatan tidak mengaburkan peran Yesus Kristus, tetapi mendukung dan

memperjelas (Handoko,2006 :114)

Lumen Gentium no. 67 memberikan penjelasan bagaimana berdevosi

yang benar kepada Santa Perawan Maria.

Konsili tersuci ini dengan tegas menandaskan ajaran Katolik ini.

Sekaligus Konsili menasihatkan semua putra Gereja agar devosi

kepada Santa Perawan, khususnya devosi liturgis, dipupuk dengan

jiwa besar. Konsili juga meminta agar praktik dan latihan-latihan

kesalehan kepada dia, dihargai seperti yang dianjurkan oleh

kekuasaan mengajar Gereja sepanjang peredaran masa, dan agar

ketetapan-ketetapan yang dikeluarkan pada masa yang lampau

tentang penghormatan kepada patung Kristus, Santa Perawan, dan

para kudus, ditaati dengan perasaan keagamaan. Tetapi Konsili

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

52

ini sungguh-sungguh menghimbau para teolog dan pewarta Sabda

Illahi agar dalam mengulas martabat khusus Bunda Allah, mereka

secara hati-hati dan seimbang menghindari usaha melebih-lebihkan

yang palsu di satu pihak, maupun kepicikan hati yang keterlaluan

di lain pihak. Dengan mengembangkan pengkajian Kitab Suci,

para Bapa dan doktor Gereja, liturgi-liturgi Gereja serta di bawah

kekuasaan mengajar Gereja, hendaknya mereka secara tepat

menjelaskan tugas serta hak-hak istimewa Santa Perawan yang

selalu dikaitkan dengan Kristus, Sumber segala kebenaran,

kesucian, dan kesalehan. Hendaklah mereka secara cermat mencegah

kata atau perbuatan apa pun yang dapat membawa saudara-

saudari yang terpisah atau siapa pun lainnya kepada paham yang

salah mengenai ajaran Gereja yang benar. Selanjutnya hendaklah

para beriman mengingat bahwa devosi yang benar bukan terdiri

dari perasaan yang mandul dan sepintas, bukan pula dari

semacam sikap mudah percaya tanpa isi. Tetapi, devosi yang

benar muncul dari iman sejati, yang membawa kita kepada

pengakuan akan keunggulan Bunda Allah, menggerakkan kita

untuk mencintai Bunda kita sebagai seorang anak dan untuk

meneladan keutamaan-keutamaannya.” (LG no. 67)

Bentuk-bentuk devosi kepada Santa Perawan Maria yang ada di masa lalu

cukup banyak dan cukup populer di kalangan umat. Hal ini disebabkan karena

adanya inkulturasi devosi kepada Maria. Jadi, bentuk-bentuk devosi kepada Maria

berbeda-beda di setiap wilayah, tergantung kultur masyarakat yang ada di

masing-masing wilayah. Misalnya bentuk-bentuk Devosi Maria yang ada di

Timur berbeda dengan yang ada di Barat.

Lumen Gentium no. 67 ingin menegaskan bahwa Konsili Vatikan II

mengakui secara terbuka aneka ragam bentuk devosi kepada Santa Perawan

Maria. Tetapi para Bapa Konsiliaris juga ingin menekankan satu tolok ukur yang

dapat diterima bagi semua ungkapan devosi itu, baik di masa lalu, sekarang

maupun di masa yang akan datang. Tolok ukur tersebut adalah peranan iman,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

53

maksudnya adalah aneka ragam bentuk devosi tersebut boleh terus ada dan

berkembang asalkan berada dalam batas-batas ajaran yang sehat.

Jika tolok ukur ini dipenuhi, maka Gereja menyambut gembira kekayaan

bentuk-bentuk devosi kepada Maria menurut masa yang berbeda, kebudayaan

yang berbeda dan sifat-sifat pribadi yang berbeda. Oleh karena itu, para

Bapa Konsili ingin menekankan bahwa devosi kepada Maria di masa lampau

janganlah dinilai dengan yang dimiliki Gereja di masa sekarang, atau menilai

kesalehan Maria dari negara lain dengan selera sendiri. Di sini muncul

tantangan bagi Gereja, bagaimana mengungkapkan devosi kepada Maria

dengan mengambil bentuk dan ungkapan yang sesuai dengan kebudayaan

umat Katolik di masa sekarang.

Pengungkapan devosi kepada Maria ditunjukkan oleh para Bapa Konsiliaris

dalam LG no. 67 dengan himbauan keras yang ditujukan kepada para teolog dan

pewarta Sabda Illahi untuk menghindari dua sikap ekstrem yaitu:

1. Sikap yang terlalu menekankan faktor lahiriah dalam penghayatan

iman, dan pengungkapannya cenderung berlebih-lebihan. Sikap

ini menjurus pada pendewian Santa Perawan Maria

(menjadikan Santa Perawan Maria sebagai dewi dan tokoh

mistis). Maria dipuja dan disembah sebagai sumber dan pemberi

keselamatan, Maria juga dianggap sebagai ’jimat’ bertuah

yang menjamin hidup kekal. Dalih yang biasa dipakai untuk

membenarkan sikap ini adalah kenyataan bahwa Santa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

54

Perawan Maria berperan serta dalam karya penyelamatan

sebagai pintu masuk Yesus, Allah Putra yang membawa

keselamatan bagi manusia. Semangat devosional yang seperti

ini lebih bersifat magis.

2. Sikap yang terlalu menekankan faktor batiniah dalam

penghayatan iman. Penghayatan iman dalam sikap kedua ini

direduksikan menjadi urusan batin melulu. Orang-orang yang

bersifat ’spiritualistis’ semacam ini menganggap bahwa tidak

masuk akal, sarana kesalehan, ulah tapa, gambar suci, patung, dan

lain sebagainya dapat membantu orang untuk mengungkapkan

imannya secara berdaya guna. Praktek kesalehan terhadap

Santa Perawan Maria dinilai takhayul, sia-sia dan merupakan

ungkapan pelarian ke dalam alam penghiburan rohani yang

bersifat sentimental melulu (Eddy Kristianto, 1987: 87)

Konsili Vatikan II berusaha menghindari kesalahpahaman dengan pihak

Gereja Kristen Protestan tentang Santa Perawan Maria. Oleh karena itu, Konsili

Vatikan II berusaha mencegah praktek devosional yang dipengaruhi oleh kedua

sikap tersebut dengan meletakkan dasar-dasar penghormatan kepada Maria dalam

LG no. 67.

Konsili memberikan petunjuk dalam mengulas tugas serta hak-hak

istimewa Maria, yaitu harus selalu dalam kaitan dengan Yesus Kristus, Sumber

segala kebenaran, kesucian, dan kesalehan. Konsili menegaskan bahwa Maria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

55

hanya dapat dimengerti jika dipandang dalam perspektif Yesus Kristus.

Salahlah jika memandang Kristus dalam perspektif Maria, sehingga pengalaman

akan Kristus hanya samar-samar saja dalam penghormatan kepada Maria. Inilah

yang disebut bahaya Marianisme. Maria adalah jalan menuju Yesus Krisrus

(Handoko, 2006: 115)

Devosi kepada Santa Perawan Maria harus didasari iman sejati Kristiani.

Dalam devosi yang benar (otentik), seorang devosioner harus sadar bahwa Maria

bukanlah tokoh sentral dalam iman sejati Kristiani. Pusat iman Kristiani adalah

Trinitas. Devosi bisa dikatakan benar (otentik), jika dengan devosi seorang

devosioner mengenal tempat Maria dalam karya penyelamatan, yaitu di bawah Yesus

Kristus. Dalam menghormati Maria, di dalam diri seorang devosioner harus

tumbuh penghargaan yang lebih besar akan kekuasaan Allah yang telah

mengerjakan hal-hal yang besar untuk Maria. Jadi, devosi yang benar (otentik)

harus menampakkan aspek trinitaris, kristologis, dan eklesial (Eddy Kristianto, 1987:

91).

D. Makna Devosi yang Sehat kepada Santa Maria bagi Umat

Konstitusi Sacrosanctum Concilium Konsili Vatikan II merumuskan

secara tepat kedudukan devosi dalam Gereja Katolik, khususnya dalam

hubungannya dengan liturgi. Sacrosantum Concilium (SC 10),

mendeskripsikan liturgi sebagai puncak kehidupan Gereja. Tujuan utamanya

ialah menghaturkan kepada Allah persembahan hidup, murni dan suci yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

56

telah dilakukan sekali dan selamanya oleh Yesus Kristus dalam peristiwa

Kalvari. Dalam perayaan liturgi Ekaristi, hal itu dihadirkan kembali oleh

Gereja sebagai doa kepada Allah dalam roh dan kebenaran.

Konsili Vatikan II juga mengingatkan bahwa “hidup rohani tidak

tercakup seluruhnya dengan hanya ikut serta dalam liturgi” (Sacrosanctum

Concilium 12). Kehidupan rohani umat beriman juga diperkaya oleh praktik

kesalehan umat kristiani” khususnya yang dianjurkan oleh Tahta Suci dan

dipraktikkan umat dalam lingkup Gereja lokal dengan mandat dan persetujuan

Uskup setempat.

Sacrosanctum Concilium, no. 13 berbicara secara khusus tentang

devosi-devosi umat ini, yaitu:

“Olah kesalehan Umat Kristiani, asal saja sesuai dengan hukum-

hukum dan norma Gereja, sangat dianjurkan, terutama bila dijalankan

atas penetapan Tahta Apostolik.” Begitu pula olah kesalehan yang

khas bagi Gereja-Gereja setempat memiliki makna istimewa, bila

dilakukan atas penetapan para Uskup, menurut adat kebiasaan atau

buku-buku yang telah disahkan. Akan tetapi, sambil mengindahkan

masa-masa liturgi, olah kesalehan itu perlu diatur sedemikian rupa

sehingga sesuai dengan liturgi suci; sedikit banyak harus bersumber

pada liturgi dan menghantar umat kepadanya; sebab pada hakikatnya

liturgi memang jauh lebih unggul dari semua olah kesalehan itu” (SC

13)

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pernyataan dokumen

tersebut ialah:

1. Devosi-devosi umat sangat dianjurkan. Devosi-devosi itu bukan saja

ditolerir untuk dijalankan. Mereka diakui martabatnya sebagai olah

kesalehan yang muncul dari umat Allah dan bahwa umat Allah ini berada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

57

dalam bimbingan Roh Kudus. Pengakuan Konsili Vatikan ini begitu

signifikan mengingat sejarah panjang relasi yang kurang baik antara liturgi

dan devosi-devosi umat. Penghargaan atas karya Roh Kudus dalam umat

Allah ini amat menggembirakan. Setelah mencermati dan meneliti secara

sungguh devosi umat sebagai karya Roh Kudus sendiri dan sejalan dengan

data pewahyuan, devosi-devosi itu bisa direkomendasikan dan diangkat

sebagai bentuk devosi umat. Rekomendasi ini tidaklah berarti suatu

keharusan. Devosi-devosi itu merupakan suatu bentuk penyembahan yang

dimungkinkan, namun bukanlah bentuk yang paling penting. Umat bebas

untuk menerimanya atau tidak memanfaatkannya.

2. Bentuk-bentuk devosi yang direkomendasikan oleh Gereja. Ada dua

bentuk devosi umat, yakni yang pertama adalah devosi-devosi yang

ditetapkan dan direkomendasikan oleh Tahta Suci bagi Gereja-gereja

lokal, seperti Rosario, jalan salib dan litany, dan yang kedua ialah devosi-

devosi yang memiliki arti istimewa bagi Gereja. Untuk keduanya,

sangatlah penting bahwa devosi-devosi itu dibimbing dan diarahkan oleh

hierarki yang berwenang. Hanya dengan jalan inilah ada jaminan bahwa

umat tidak akan salah arah. Tuntunan untuk menjalankan praktik

devosional yang benar dan bermakna mesti dibuat. Semangat yang ada di

balik devosi itu pun mesti dijabarkan.

3. Beberapa prinsip-prinsip yang penting agar praktik devosi itu benar dan

berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

58

a. Liturgi resmi pada hakikatnya lebih tinggi dari segala macam devosi

umat yang ada. Liturgi merupakan bentuk penyembahan yang resmi

dalam Gereja, sementara devosi-devosi itu merupakan doa dan praktik

religius yang direkomendasikan. Karena perbedaan itu, devosi-devosi

itu disadari berada di bawah liturgi : mereka itu mesti sesuai dengan

semangat dan gambaran liturgi dan liturgi tidak diadaptasi menjadi

devosi-devosi. Umat beriman diajak untuk menyadari akan pentingnya

liturgi, melebihi bentuk-bentuk doa kristiani yang sah lainnya.

b. Devosi-devosi itu mesti selaras dengan masa-masa liturgis. Di satu

sisi, devosi dan liturgi harus jelas perbedaannya namun juga mesti

selaras satu sama lain.

c. Devosi-devosi itu mesti sesuai dengan liturgi suci. Formula yang

cocok untuk olah kesalehan jangan bercampur baur dengan tindakan

liturgis. Di satu sisi penekanan yang berlebihan atas praktik kesalehan

dan devosional dari pada liturgi, sehingga seolah-olah membedakan

bahasa, penekanan teologis dan tindakan liturgis harus dihindari,

sementara beragam bentuk kompetisi dan oposisi pada tindakan

liturgis mesti dicegah. Penekanan mesti diberikan pada misa

Mingguan, hari raya dan hari masa-masa liturgi.

d. Devosi itu mesti mengalir dari liturgi dan mengarahkan umat padanya.

Hal ini penting disadari mengingat adanya bahaya bahwa devosi

menjadi lebih penting daripada liturgi atau terpisah darinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

59

Kesalehan umat hendaknya selalu dilihat dalam kerangka iman Kristiani.

Setiap pengembangan kesalehan umat tanpa memperhatikan liturgi dapat

mendorong suatu proses yang akhirnya menjauhkan kaum beriman dari

wahyu Kristiani dan memberikan peluang untuk menggunakan secara tidak

tepat atau secara keliru unsur-unsur yang diambil dari kosmos atau agama-

agama alami. Hal ini juga memberikan peluang untuk memasukkan ke dalam

ibadat Kristiani unsur-unsur yang diambil dari kpercayaan-kepercayaan pra-

Kristen atau yang merupakan ungkapan-ungkapan kultural, nasional atau

psikologis etnis melulu. Hal ini dapat menimbulkan ilusi bahwa yang

transenden dapat dicapai lewat pengalaman-pengalaman keagamaan yang

tercemar, dan dengan demikian memupuk pandangan bahwa keselamatan

dapat dicapai lewat usaha-usaha pribadi manusia sendiri dan menghancurkan

setiap pemahaman Kristiani yang autentik terhadap keselamatan sebagai

karunia cuma-cuma dari Allah. Maka patutlah umat kristiani mampu

berpartisipasi aktif (https://ikksumalang.wordpress.com/2013/03/01/sejarah-

perkembangan-devosi-dalam-gereja-katolik-zaman-kristiani-awali-sampai-

Konsili-Vatikan-II).

Devosi dalam Konstitusi Sacrosanctum Concilium merupakan penjelasan

sekaligus ajakan Gereja kepada seluruh anggotanya agar olah kesalehan

berkembang sesuai dengan nilainya yang sejati. Supaya semakin dekat dengan

Allah, umat Katolik berdoa dengan bermacam-macam devosi. Gereja

menekankan hal ini karena devosi memiliki peranan yang sangat berguna bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

60

iman umat dan akhirnya iman Gereja semesta. Sebab, devosi umat juga

berperan dalam ajaran iman Gereja, misalnya penetapan beberapa dogma

Maria yang dikuatkan dengan devosi umat. Dalam devosi tampak dimensi

afektif umat yang seringkali tidak terdapat dalam Liturgi. Olah kesalehan

dapat membantu mendekatkan orang pada Liturgi; olah kesalehan

menyediakan pula tempat pengungkapan kolektif untuk kelompok-kelompok

atau bentuk-bentuk kesalehan yang tidak dapat ditampung dalam Liturgi.

Inilah hal mendasar yang mau ditampilkan para bapa Konsili dalam konstitusi

ini; olah kesalehan atau devosi harus menghantar umat pada penghayatan

Liturgi yang semakin intim atau mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

61

BAB IV

USULAN PROGRAM KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

BAGI UMAT DALAM BERDEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA

PERAWAN MARIA

Wadah yang mewadai pengajaran pembinaan iman dalam Gereja adalah

katekese. Dengan berkatekese ini memberikan pengajaran iman yang tepat dan benar

sesuai ajaran Gereja kepada umat. Tujuannya, agar umat dapat mengetahui dan

memaknai hidup serta mewujudnyatakan iman Kristianinya dalam hidup dan

karyanya. Selain itu, melalui pembinaan iman dapat "membangun dan

mengusahakan” supaya menjadi lebih baik, (sempurna) dalam menghayati dan

mengamalkan serta mempratekan iman secara nyata dalam berdevosi.

"Pembinaan" memiliki beberapa arti, yaitu proses, cara membina,

pembaharuan, penyempurnaan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan

berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam menghayati iman.

Secara praktis, kata "membina" memiliki banyak persamaan kata yakni "mendidik,

mengkader, mendewasakan, membentuk, memotivasi, memperhaharui, membangun,

membimbing, memelihara, dan memimpin. "Bertolak dari pengertian ini maka

pembinaan berkaitan dengan upaya sadar, terarah, dan terukur serta rangkum dari

manusia dengan tingkat kualitas, kuantitas, dan penanganan tertentu untuk membawa

perubahan dari suatu kondisi tertentu kepada kondisi baru yang bernilai lebih tinggi

untuk memaksimalkan dan memanfaatkan setiap anggotanya menjadi pribadi-pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

62

yang sungguh tahu secara benar dan pasti akan suatu nilai yang diajarkan dalam

pembinaan yang dimaksud; khususnya dalam berdevosi kepada Bunda Maria sesuai

ajaran dan dogma Gereja.

Dengan melihat dasar pemikiran di atas maka dalam bab ini, penulis

mengusulkan program katekese model Shared Christian Praxis bagi umat dalam

berdevosi yang sehat kepada Santa Perawan Maria. Yang terdiri dari empat pokok

yaitu: bagian pertama: gambaran mengenai katekese, bagian kedua: katekese umat

model Shared Christian Praxis, bagian ketiga: usulan program katekese, bagian

keempat: contoh katekese model Shared Christian Praxis (SCP).

A. Gambaran Umum Mengenai Katakese

Katekese merupakan salah satu sarana untuk pembinaan iman dan

mensosialisasikan nilai-nilai kristiani yang diamanatkan oleh Yesus Kristus kepada

anggota-anggotanya dalam hidup menggereja (bdk. Mrk. 16:15). Menurut konsilisi

Vatikan II Gereja adalah persekutuan orang-orang yang dipersatukan dalam

Kristus…, dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua

orang (EN. No. 43-45).

Untuk itu penyampaian warta keselamatan Yesus Kristus sekaligus ajaran-

Nya kepada semua orang dilaksankan melalui Katekese. Paus Paulus VI menyatakan

dalam Ensiklik tentang pewartaan Injil “melalui pelajaran agama yang sistematis,

akal budi dibina dengan ajaran-ajaran dasar iman kristiani, kenyataan yang

terkandung di dalam kebenaran yang disampaikan Allah kepada kita, agar dicamkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

63

oleh ingatan dan diolah oleh hati sedemikian sehingga merasuki kehidupan dari setiap

anggota umat kristiani agar setiap mereka hidup dan berkarya sesuai dengan ajaran

iman yang sesungguhnya yang berasal dari Allah memlalui Putra-Nya (GS. No 1).

Selain itu dalam sinode para Uskup tahun 1977, para Uskup memberikan

perhatian penuh kepada katekese dalam dunia yang semakin modern ini. Mereka

menegaskan bahwa katakese merupakan suatu bentuk kegiatan Gereja yang tetap dan

mendasar, bentuk pewartaan Injil yang menampilkan ciri kenabian Gereja, di mana

kesaksian dan pengajaran berlangsung serentak. Untuk itu semakin dibutuhkan dan

diusahakan pelbagai bentuk katakese dan aneka bidangnya, antara lain katekese anak-

anak, katekese orang muda, katekese orang dewasa dan lansia serta katekese tentang

devosi-devosi (Ensklik Paus Paulus II, 1979 No. 19). Untuk itu, pada dasarnya

"katekese” ialah pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam

iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran iman kristiani, yang diberikan

secara organis dan sistematis, dengan maksud mengantar para pendengar mencapai

kepenuhan hidup kristiani. Dengan misi mulia ini, Gereja hadir ditengah-tengah dunia

untuk menyampaikan sekaligus membina pengikut-pengikutnya untuk hidup sesuai

dengan ajaran imannya. Dan setiap pengikut atau anggotanya wajib untuk taat dan

setia serta mengamalkan ajaran nilai-nilai iman kristiani ini dalam hidup dan karya

nyata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

64

1. Pengertian Katekese

Kata “katekese” berasal dari kata Yunani katekeo yang berarti membuat

bergema. Istilah ini kemudian digunakan oleh umat kristiani menjadi istilah khusus

dalam bidang pewartaan (Rukiyanto, 2012: 59). Dalam kitab suci juga terdapat kata

katekese, terutama pada: Luk 1:4, Kis 18:25, Kis 21:21, Rm 2:18, 1Kor 14:19, Gal

6:6. Dalam konteks ini, katekese dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman, dan

pendidikan iman agar seorang kristiani semakin dewasa dalam iman, jadi katekese

biasanya diperuntukan bagi orang-orang yang sudah dibaptis di tengah umat yang

sudah kristen.

Dalam Evangelii Nuntiandi, Evangelisasi adalah rahmat dan panggilan khas

Gereja, merupakan jati dirinya yang paling dasar. Gereja ada untuk mewartakan Injil

(EN. No14). Bagi Gereja penginjilan berarti membawa Kabar Baik kepada segala

tingkat kemanusiaan, dan melalui pengaruh Injil mengubah umat manusia dari dalam

dan membuatnya menjadi manusia baru (EN. 18) Injil harus diwartakan melalui

kesaksian hidup (EN. No. 21) Kabar Baik yang diwartakan dengan kesaksian hidup

cepat atau lambat haruslah diwartakan dengan Sabda Kehidupan. Dan segi yang

penting dari pewartaan Sabda Kehidupan adalah kotbah dan katekese. (EN. No. 22) 3.

Catechesi Tradendae Penyelenggaraan katekese oleh Gereja selalu dipandang sebagai

salah satu tugas yang amat penting, yang disadari oleh tugas perutusan dari Yesus

sendiri kepada para murid-Nya (CT. No. 1). Katekese yang otentik seluruhnya

berpusat pada Kristus (CT. No. 5). Katekese ialah pembinaan anak-anak, kaum muda

dan orang-orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampain ajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

65

Kristiani, yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis, dengan

maksud menghantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (CT. 18).

Untuk itu, katekese dapat mengantar umat pada suatu komitmen iman yng utuh dalam

penghayatan dan pengamalan iman dalam karya nyata sebagai umat kristiani.

2. Tujuan Katekese

Tujuan katekese adalah membawa orang dalam kesatuan dengan Yesus Kristus (CT.

5). Dengan dmikian melalui katekese orang diharapkan dapat mengembangkan

pengertian tentang misteri Kristus dalam ternag Sabda Allah, sehingga seluruh

pribadinya diresapi oleh sabda itu (Rukiyanto, 2012: 62). ). Ditelusuri dari anjuran

Apostolik Catechesi Trandendae, Paus Paulus II mengatakan bahwa tujuan katakese

adalah ‘… berkat bantuan Allah mengembangkan iman dan dari hari ke hari semakin

memantapkan peri hidup Kristus umat beriman (Art. 20). Hal ini mengandung makna

bahwa katekese bertujuan membantu mengembangkan iman umat secara terus

menerus dan upaya ini didukung oleh rahmat dan bantuan Roh Kudus yang

membimbing dan berkarya di dalam hati dan pikiran untuk mendorong dan

menyemangati umat beriman dalam usaha memperkembangkan iman.

3.Tugas Katekese

Tugas Katekese adalah membentuk dan membina setiap anggota umatnya dalam

terang Injil dalam Gereja. Hal ini ditegaskan dalam buku “Pewartaaan Zaman Global

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

66

oleh Rukiyanto bahwa katekese merupakan tindakan gerejawi. Dengan demikian

tugas katekese adalah mendukung pertumbuhan Gereja dengan mengembangkan :

1. Pengetahuan iman

2. Pendidikan liturgis

3. Pembinaan moral

4. Mengajar berdoa

5. Membawa orang mmasuk ke dalam hidup jemaat (pendidikan hidup

berjemaat)

6. Menjalin relasi dengan umat dari gereja-gereja lain (dimensi ekumenis) dan

dialog dengan umat beragama lain.

Untuk itu, keenam tugas katekese di atas ini merupakan tugas yang penting dan saling

berhubungan. Tugas-tugas itu dapat dikategorikan menjadi dua hal pokok yaitu hal-

hal yang berkaitan dengan Gereja dan hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat.

Tugas pengembangan iman, pendidikan liturgis, mengajar berdoa, dan pendidikan

hidup berjemaat merupakan tugas yang berkaitan dengan intern Gereja, sedangkan

tugas pembinaan moral dan perutusan mengangkut tugas umat di dalam masyarakat.

Dengan kata lain tugas katekese adalah untuk mengembangkan Gereja dengan

mewartakan Kristus dan mendidik untuk semakin beriman dan bertanggung jawab

dalam tugas perutusan Gereja (Rukiyanto, 2012:63).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

67

B. Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP)

1. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP)

a. Shared

Menurut Thomas H Groome kata shared menunjukkan suatu komunikasi

yang timbal balik yang mengandung sikap terbuka, dialog dan partisipasi aktif dari

semua peserta dan yang terpenting adalah terbuka terhadap Tuhan. Pada model ini,

baik pendamping maupun peserta dapat menjadi nara sumber. Semua peserta menjadi

partner yang aktif terlibat dan secara kritis mengolah pengalaman serta keadaan

factual masyarakat. Dalam proses ini diharapkan setiap peserta mengutamakan

keterbukaan, kepekaan dan penghormatan. Peserta diharapkan untuk tidak hanya

mendengar dengan telinga tetapi juga dengan hati (Groome, 1997:4).

b. Christian

Katekese dengan model Shared Christian Praxis (SCP) mengusahakan agar

kekayaan iman kristiani semakin dekat dan relevan dengan kehidupan peserta zaman

sekarang. Tradisi kristiani merupakan tanggapan manusia atas pewahyuan Allah yang

sungguh dihidupi dalam perjalanan hidup di dunia. Visi kristiani yang paling hakiki

adalah terwujudnya nilai-nilai kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia (Groome,

1997: 2-3).

c. Praxis

praxis mengacu pada tindakan manusia yang bertujuan untuk suatu

transformasi kehidupan melalui keterlibatan baru. Praxis memiliki tiga komponen

yang saling berkaitan yaitu: pertama aktivitas meliputi kegiatan mental dan fisik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

68

kesadaran, tindakan personal dan sosial sebagai medan perwujudan diri manusia

sebagai subyek. Kedua refleksi yang menekankan refleksi kritis terhadap tindakan

personal dan sosial serta terhadap tradisi iman Kristiani. Melalui refleksi kritis dapat

memungkinkan peserta untuk berjumpa dengan kekayaan refleksi iman kristiani

sepanjang sejarah bukan sebagai rumusan kaku tetapi sebagai sabda yang hidup dapat

dihidupi. Ketiga kreatifitas merupakan perpaduan antara aktivitas dan refleksi yang

menekankan sifat tansenden manusia dan menekankan praksis di masa depan yang

terus berkembang sehingga melahirkan praxis baru (Groome, 1997:2).

2. Langkah-langkah Katekese Umat model Shared Christian Praxis (SCP)

Untuk mendalami langkah-langkah katekese dengan model SCP, penulis terinspirasi

oleh gagasan Groome (Sumarno, 2016:26). Dalam gagasan tersebut, Sumarno

menguraikan lima langkah pokok dalam katekese dengan model SCP, yakni:

a. Langkah 0 (awal): Pemusatan Aktivitas

Langkah ini bertujuan untuk menemukan topik pertemuan yang bertolak dari

kehidupan konkrit dan menjadi tema dasar pertemuan sehingga sungguh-sungguh

mencerminkan pokok-pokok hidup, keprihatinan, permasalahan dan kebutuhan

peserta. Sarana yang digunakan berupa simbol, cerita, poster, kaset suara, film yang

dapat menunjang peserta menemukan salah satu aspek yang menjadi topik dasar

dalam pertemuan tersebut. Pada langkah ini pemusatan aktivitas mengungkapkan

keyakinan bahwa Allah senantiasa aktif mewahyukan diri dan kehendak-Nya di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

69

tengah kehidupan manusia. Peran pembimbing yaitu menciptakan lingkungan yang

mendukung dan memilih sarana yang tepat serta membantu untuk merumuskan tema

yang tepat (Sumarno, 2016:18-19).

b. Langkah 1 (Pertama): pengungkapan pengalaman hidup faktual

Pada langkah pertama ini, katekis sebagai pendamping pertemuan mengajak para

peserta untuk menindaklanjuti apa yang telah dipersiapkan pada langkah 0 (nol) di

atas. Berdasarkan tema dasar langkah ini membantu peserta untuk mengungkapkan

pengalaman hidup faktual. Peran pendamping pada langkah ini adalah sebagai

fasilitator yang menciptakan suasana suasana terasa hangat dan mendukung peserta

untuk membagiakan realita hidup yang dialami berkaitan dengan tema dasar. Makan

sikap yang dimiliki sebagai seorang pembimbing adalah sabar, ramah, bersahabat,

peka pada latar belakang keadaan dan permasalahan peserta (Sumarno, 2016:19).

c. Langkah II (kedua): Refleksi Kritis atas Sharing Pengalaman Hidup Faktual

(Mendalami Pengalaman Hidup Peserta)

Langkah ini bertujuan untuk membantu peserta memperdalam refleksi dan

mengantar peserta pada kesadaran kritis akan pengalaman hidup peserta. Peran

pembimbing menciptakan suasan pertemuan yang menghormati dan mendukung

setiap gagasan serta sumbang saran dari peserta, mengadakan dialog dan penegasan

bersama yang bertujuan untuk memperdalam, menguji pemahaman dan imaginasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

70

peserta, memotivasi peserta untuk mengungkapkan pengalaman hidupnya (Sumarno,

2016, 20).

d. Langkah III (Ketiga): Mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani

lebih Terjangkau (Menggali Pengalaman Iman Kristiani)

Langkah ini bertujuan untuk mengkomunikasikan nilai-nilai tradisi dan visi

kristiani agar lebih terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan peserta yang

konteks dan latar belakang kebudayaannya berlainan. Dalam tradisi dan visi kristiani

mengungkapkan pewahyuan diri dan kehendak Allah yang memuncak dalam misteri

hidup dan karya Yesus Kristus serta tanggapan manusia atas karya pewahyuan

tersebut. Peranan pembimbing pada langkah ini adalah membantu peserta agar nilai-

nilai tradisi dan visi kristiani menjadi milik peserta, mengantar peserta ke tingkat

kesadaran dan perlu membuat persiapan yang matang (Sumarno, 2016: 20-21).

e. Langkah IV (Keempat): Tafsir Dialektis antara Tradisi dan Visi Kristiani

dengan Tradisi dan Visi Peserta (Menerapkan Iman dalam Situasi Peserta

Konkrit)

Langkah ini bertujuan mengajak peserta berdasarkan nilai tradisi dan visi kristiani

menemukan bagi dirinya nilai hidup yang hendak digaris bawahi, sikap-sikap pribadi

yang picik yang hendak dihilangkan. Peserta juga diajak untuk mengintegrasikan

nilai-nilai hidup mereka ke dalam tradisi dan visi kristiani. Peserta mendialogkan

hasil pengolahan mereka pada langkah 1 dan II dengan isi pokok pada langkah III.

Mereka bertanya bagaiman nilai-nilai tradisi dan visi kristiani meneguhkan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

71

mengkritik atau mempertanyakan dan mengundang mereka untuk melangkah pada

kehidupan yang lebih baik. Peranan pembimbing pada langkah ini adalah

menghormati kebebasan dan hasil penegasan peserta, meyakinkan peserta bahwa

mereka mampu mempertemukan pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai

tradisi dan visi kristiani, mendorong peserta untuk merubah sikap dari pendengar

pasif menjadi pihak yang aktif, mendengar dengan hati tanggapan, pendapat dan

pemikiran peserta (Sumarno, 2016:21-22).

f. Langkah V (Kelima): Keterlibatan Baru Demi makin terwujudnya Kerajaan

Allah di Dunia (Mengusahakan suatu Aksi Konkrit)

Pada langkah yang terakhir ini bertujuan untuk mengajak peserta sampai pada

keputusan praktis sebagai tanggapan jemaat terhadap pewahyuan Allah yang terus

berlangsung di dalam sejarah kehidupan manusia. Aspek yang ditekankan adalah

kognitif (Pemahaman), afektif (Perasaan), dan tingkah laku (Praktis). Peranan

pendamping pada langkah ini adalah merumuskan pertanyaan yang operasional,

menekankan sikap optimis yang realistis pada peserta, merangkum hasil dari langkah

pertama sampai keempat agar dapat membantu peserta, mengusahakan agar peserta

sampai pada keputusan pribadi dan bersama, mengajak peserta untuk mengakhiri

proses ini dengan merayakan liturgy sederhana (Sumarno, 2016:22).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

72

C. Usulan Program Katekese

Pada bagian ini, penulis memaparkan mengenai tujuan usulan program

katekese, pemikiran dasar atas usulan program katekese, matriks usulan program

katekese dan contoh katekese model Shared Christian Praxis (SCP).

1. Tujuan Usulan Program Katekese

Usulan program yang diajukan pada bagian ini merupakan salah satu bentuk

pembinaan bagi Gereja Katolik. Usulan program katekese menyangkut tema umum,

sub tema, tujuan, bahan, metode, sumber bahan dan saran yang digunakan.

Usulan program katekese yang diajukan bertujuan agar umat beriman dapat

menghayati teladan hidup Maria dalam hidup bersama sebagai wujud dari devosi

yang sehat sehingga umat dapat meneladani iman Maria dengan sungguh-sungguh.

Program katekese ini dilaksanakan sebulan sekali selama 5 bulan.

2. Pemikiran Dasar atas Usulan Program Katekese

Realita dunia saat ini dengan segala kemajuan yang sangat pesat di berbagai

bidang kehidupan sangat mempengaruhi pola pikir dan cara bertindak seseorang.

Budaya instan semakin merajalela dimana-mana sehingga orang semakin sulit untuk

merefleksikan pengalaman hidupnya. Terhadap realita yang demikian Gereja

mempunyai keprihatian khusus sehingga terus mencari cara yang tepat untuk dapat

mengantar umat beriman menemukan Tuhan dalam setiap realita hidup yang dialami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

73

Memang tugas ini tidak mudah, banyak tantangan dan hambatan yang dialami

terutama para pewarta.

Katekese merupakan suatu pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman

agar seorang kristiani semakin dewasa dalam iman. Oleh karena itu, melalui katekese

dengan model Shared Christian Praxis (SCP) umat mampu menghayati teladan hidup

Maria dalam hidup bersama sebagai wujud dari devosi yang sehat di lingkungan

maupun gereja pada umumnya.

Pada bagian ini, penulis mengusulkan tema umum katekese kemudian

dijabarkan ke dalam lima sub tema katekese yang dituangkan dalam matriks usulan

program katekese. Kelima sub tema tersebut sebagai dasar sekaligus contoh untuk

mengembangkan tema-tema lain sesuai dengan kebutuhan dan situasi peserta.

Pelaksanaan program ini dilakukan selama lima bulan secara berkesinambungan oleh

penulis. Tema umum yang penulis usulkan adalah “Menghayati teladan hidup Maria

dalam hidup bersama sebagai wujud dari devosi yang sehat”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

74

3. Matriks Usulan Program Katekese

Tema: Menghayati teladan hidup Maria dalam hidup bersama sebagai wujud dari devosi yang sehat.

Tujuan: Bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari makna doa devosi Sebagai kekuatan dalam hidup sehari-hari

sehingga semakin mampu meningkatkan doa devosi Maria sebagai kebutuhan rohani bukan sebagai rutinitas saja.

Peserta: umat Lingkungan St Ignasius Jaban, Paroki Mlati

No Sub Tema Tujuan tema Materi metode Sarana Sumber bahan

1 Mengenal

Maria dalam

Injil sinoptik

Bersama

pendamping

peserta dapat

memahami

pribadi Maria

dalam Injil

Matius,Markus

Lukas dan

Yohanes

Teladan hidup Maria

yang terdapat di injil:

1. Matius

2. Markus

3. Lukas

4. Yohanes

- tanya jawab

- sharing

- refleksi

- informasi

- Salib dan lilin

- KS

- PS

- Spidol

- Power point

- White board

- laptop

- KS

- Tafsir KS

Perjanjian

Baru,Martin Harun,

1988. Maria dalam

perjanjian Baru.

Obor, Jakarta

2 Maria dalam

Pandangan

Gereja

Bersama

pemdamping

peserta dapat

memahami

pribadi Maria

menurut ajaran

gereja/dogma

tentang Maria

- Maria

menerima

warta gembira

- Santa Perawan

dan masa

kanak-kanak

Yesus

- Santa Perawan

dan hidup

Yesus di muka

umum

- Keutamaan-

keutamaan

Maria, pola

bagi Gereja

- tanya

jawab

- sharing

- refleksi

- informa

si

- Salib dan lilin

- KS

- PS

- Spidol

- Power point

- White board

- laptop

- KS

- Konsili Vatikan II,

Kristianto. 1987.

Maria dalam

Gereja. Kanisius.

Yogykarta.

- Tafsir Kitab Suci

Perjanjian Baru

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

75

3 Maria sebagai

teladan umat

beriman

Bersama

pendamping

peserta dapat

menghayati

hidup sebagai

seorang utusan

Tuhan melalui

hidup

bermasyarakat

yang sehat

- Model hidup

Maria

- Hidup Maria

sebagai model

hidupku dalam

bermasyarakat

- Makna dan

dasar bakti

kepada Santa

Perawan

- tanya jawab

- sharing

- refleksi

- informasi

- Salib dan lilin

- KS

- PS

- Spidol

- Power point

- White board

- laptop

- KS

- Konsili

Vatikan II

- Darminta, J.

(1994). Maria

Bunda iman

Kita.

Yogyakarta:

Kanisius.

- Bernadot, M.

V (1965).

Maria Dalam

Hidupku.

Semarang:

Kanisius.

4 Bunda Maria

dalam karya

perutusan

Allah

Panggilan Maria

sebagai Bunda Allah

menjadi model

panggilan setiap

keluarga kristiani

- tanya jawab

- sharing

- refleksi

- informasi

- Salib dan lilin

- KS

- PS

- Spidol

- Power point

- White board

- laptop

- KS

- Tafsir Kitab

Suci

Perjanjian

Baru

- Konsili

Vatikan II

- Bifet,

Esqueda

(1988). Maria

model Gereja

dalam Tugas

Perutusan.

Jakarta: Biro

Nasional

Kepausan

Indonesia

- Yohanes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

76

Paulus II.

(1987).

Redemtoris

Matter. (N.J.

Boumans,

SVD,

Penerjemah).

Ende: Nusa

Indah

5 Devosi Maria

sebagai

wujud

ungkapan

iman umat

Bersama

pendamping

peserta dapat

menghayati

hidup sebagai

seorang utusan

Tuhan dengan

berdevosi yang

sehat

- Peran Bunda

Maria dalam

karya

perutusan

Tuhan

- Tugasku

sebagai utusan

Tuhan dalam

devosi yang

sehat

- Panggilan

hidupku dalam

keluarga

sebagai aksi

dari devosi

yang sehat

- Semangat

mewartakan

sabda dan

kebangkitan

kepada S.

Perawan

- tanya jawab

- sharing

- refleksi

- informasi

- Salib dan lilin

- KS

- PS

- Spidol

- Power point

- White board

- laptop

- https://komitilitur

giolof.blogspot.co

m/2011/12/maria-

menurut-ajaran-

konsili-vatikan-

ii.html. Akses

pada, 10 Agustus

2018.

- Dodumen Konsili

Vatikan II

- KS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

77

D. Contoh Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP)

1. Identitas Katekese Umat

Tema : Devosi kepada Maria sebagai teladan umat beriman.

Tujuan : Bersama pendamping, peserta dapat menghayati hidup

Santa Maria sebagai teladan hidup umat beriman dalam

kehidupan sehari-hari

Peserta : Umat Lingkungan St Ignasius Jaban Paroki Mlati

Tempat : Salah satu rumah umat

Hari/Tgl : 9 Oktober 2018

Waktu : 19.00-20.00

Metode : Tanya jawab, Sharing, Refleksi, Informasi

Model Katekese : Shared Christian Praxis (SCP)

Sarana : Kitab Suci, Buku Puji Syukur,Lilin dan Salib, Teks foto

copy cerita

Sumber Bahan : Lukas 1:26-38, Leks,S. 2003. Tafsir Injil Lukas.

Yogyakarta: Kanisius; Wharton, PJ. 1994.

Darminta, J. (1994). Maria Bunda Iman Kita. Yogyakarta:

Kanisius

Herman, Musakabe. (2005). Bunda Maria Pengantara

Rahmat Allah. Bogor; Citra Insan Baru.

https://komitiliturgiolof.blogspot.com/2011/12/maria-

menurut-ajaran-konsili-vatikan-ii.html.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

78

2. Pemikiran Dasar

Dalam hidup sehari-hari, doa devosi merupakan salah satu cara umat untuk

berdoa, namun masih sering menganggap doa devosi sebagai sesuatu yang tidak

terlalu penting dan hanya sebagai formalitas saja. Ketika mendapat tugas untuk

berdoa di lingkungan, masih ada yang yang merasa sulit untuk mengungkapkan

sebuah doa yang sederhana. Selain itu juga belum ada kesadaran bahwa doa itu

kebutuhan setiap pribadi, mungkin ketika kita bangun tidurpun lupa untuk berdoa

karena disibukkan dengan berbagai macam hal yang sebenarnya tidak terlalu penting,

ketika bangun pagi seringkali lupa mengucap syukur atas berkat Tuhan yang diterima

dan justru yang dilakukan pertama kali adalah mengambil alat komunikasi (HP).

Kenyataan seperti inilah yang membuat jarak/hubungan dengan Tuhan kurang.

Orang mulai tidak setia pada hal-hal kecil , termasuk ketidak setiaan terhadap doa

devosi Maria sebagai orang yang beriman.

Injil Lukas 1: 26-38 memaparkan dengan jelas bahwa Maria adalah pribadi

yang selalu siap sedia. Kesediaannya untuk menerima tawaran Allah untuk menjadi

ibu Yesus sungguh luar biasa. Maria adalah seorang sosok wanita desa yang penuh

dengan kesederhanaan. Kesederhanaan inilah yang perlu diteladani agar umat

beriman mampu menghayati teladan hidup Maria dalam kehidupan sehari-hari. Doa

diharapkan mampu menciptakan atau menjalin hubungan yang dekat dengan Tuhan

dan tidak sekedar sebagai rutinitas saja, Doa berarti sungguh meluangkan waktu

untuk sungguh-sungguh berkomunikasi yang personal dengan-Nya. Kesetiaan dalam

berelasi dengan Tuhan melalui doa merupakan suatu komitmen akan apa yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

79

diprioritaskan dalam hidup, jadi tidak hanya diungkapkan tetapi sungguh

direalisasikan. Hal ini sungguh terpancar dari pribadi Maria yang menjadi teladan

kesetiaan.

Melalui pertemuan ini kita diharapkan untuk semakin menyadari akan makna

doa. Maria sebagai Pribadi/cermin bagi umat beriman. Pribadi Maria menjadi pola

bagi setiap pribadi untuk sampai kepada Puteranya. Makna doa devosi sebagai

kekuatan dalam hidup sehari-hari sehingga semakin mampu meneladan Yesus

sebagai pendoa sejati. Kita juga berharap agar mampu berdoa tidak hanya di

lingkungan, tetapi sungguh menyadari akan pentingnya doa devosi Maria, maka doa

devosi dilakukan di rumah ataupun dimana saja kita berada. Dengan demikian kita

semakin dekat dengan Tuhan dan mampu menjalankan tugas sebagai pewarta kabar

gembira.

3. Pengembangan langkah-langkah

Pembukaan

a. Kata Pengantar

Bapak, ibu dan saudara-saudari, yang terkasih dalam Kristus, kita berkumpul

di tempat ini karena kasih Allah dalam Yesus Sang pendoa sejati. Dalam kehidupan

sehari-hari kita kurang atau bahkan tidak berdoa melalui perantaraan bunda Maria,

mungkin kita berdoa tetapi hanya rutinitas saja, karena sudah ditugaskan untuk

memimpin doa di lingkungan maka berdoa, tetapi tanpa ada kesadaran bahwa doa

melalui Maria itu kebutuhan rohani. Ketika bangun pagi mungkin yang kita lakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

80

bukan berdoa untuk mensyukuri rahmat Tuhan tetapi justru alat komunikasi kita yang

kita sapa terlebih dahulu.

Maria sungguh luar biasa dimana ia adalah sosok yang patut diteladani,

sebagai umat beriman yang sejati, kita sungguh bersyukur bahwa kita diberi

sosok/pribadi yang begitu taat akan Allah, yang dengan penuh kesadaran dan

kesederhaannya ia mampu mengatakan “Ya”. Maka dalam kehidupan harian, kita

diingatkan untuk menjadikan Maria sebagai pola dan teladan hidup serta berusaha

untuk mampu berdevosi sesuai dengan ajaran iman Kristiani. Kesetiaan dalam

berelasi dengan Tuhan melalui doa merupakan suatu komitmen akan apa yang telah

diprioritaskan dalam hidup.

Kesetiaan Maria sebagai pendoa sejati menjadi teladan bagi kita dalam

membina hidup rohani. Maka devosi kepada Maria itu sangat penting untuk

kehidupan sehari-hari dimana devosi Maria membuat relasi kita semakin dekat

dengan-Nya. Ketika doa devosi kepada Maria secara rutin dilaksanakan akan sangat

bermanfaar untuk kehidupan iman. Maka dengan semakin berdoa akan semakin

merasa dekat dengan yang Kuasa.

1) b. Lagu Pembuka : MENGASIH MARIA (Lampiran 1)

2) c. Doa Pembuka:

Allah Bapa yang maha kasih, kami bersyukur atas kasih-Mu yang boleh kami

alami dalam hidup ini, terutama kasih-Mu yang telah menghadirkan Maria Sang

pendoa sejati sebagai teladan kesetiaan dalam hidup rohani kami. Saat ini kami akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

81

sama-sama menggali, merefleksikan sejauh mana kami sungguh menghayati iman

kepercayaan kami dalam doa-doa devosi. Sebagai umat beriman, kami sadar bahwa

masih mengikuti keinginan kami sehingga sehingga doa devosi kepada Maria jarang

kami lakukan bahkan kalau lakukan juga itu hanya formalitas saja, Maka bantulah

kami agar Bunda Maria pendoa sejati sungguh menjadi teladan, kekuatan dan sumber

hidup kami dalam membina hidup rohani kami. Dan semoga kami disadarkan akan

pentingnya doa devosi Maria. Kami menyadari keterbatasan diri kami yang sering

kali tidak setia dalam membangun hidup doa. Bantulah kami dengan terang roh

kudus-Mu agar semakin memampukan kami untuk belajar menjadi seorang pribadi

yang setia dalam doa, setia dalam membina hidup rohani umat beriman yang menjadi

tanggung jawab kami masing-masing. Semuanya ini kami mohon dengan perantaraan

Kristus Tuhan kami. Amin

a. d. Langkah I : Mengungkap Pengalaman Hidup Peserta

1). Pendamping membagi lembaran foto copy cerita “ Jangan takut, percayalah pada-

Nya” (Lampiran 3)

2). Penceritaan kembali isi cerita “Jangan takut,percayalah pada-Nya”: pendamping

meminta salah satu peserta untuk menceritakan kembali inti sari cerita tersebut

secara singkat.

b. 3). Inti sari cerita “Jangan takut,percayalah pada-Nya” sebagai berikut:

Cerita menggambarkan situasi dua orang yang menceritakan bahwa mereka

mengalami penolakan di dalam keluarga karena kemiskinan dan juga karena sakit, hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

82

ini membuat mereka merasa terpuruk dan yang diinginkan adalah kematian. Orang-

orang “terdekat” yaitu keluarga yang diharapkan mau “memahami” atau “menerima”

mereka ternyata malah menjadi orang “pertama” yang menolak. Orang ini tidak

merasa “ingin dibantu” hanya diterima, tetapi yang diperoleh malah jauh dari apa

yang diharapkan.

Gambaran selanjudnya, orang yang menerima kabar ini tidak bisa berbuat

banyak kecuali mendengarkan dan menjadi tempat mereka mencurahkan

“kekecewaan” dan “kekesalan” dari apa yang telah mereka alami dan hanya dengan

kedua kalimat diatas yang menjadi senjata untuk menguatkan mereka, diakhir ceritera

dikatakan bahwa “kalau semua orang telah menolak kamu, masih ada Tuhan yang

siap menerimamu dalam keadaan apapun”.

4). Pengungkapan: Peserta diajak untuk mendalami cerita “Jangan Takut” tersebut

dengan tuntunan beberapa pertanyaan:

a) Kesulitan-kesulitan apa yang dialami oleh kedua orang tersebut?

b) Ceritakanlah pengalaman Bapak-ibu dalam menghadapi kesulitan-kesulitan

dalam hidup harian?

5). Suatu contoh arah rangkuman

Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih, setelah kita berefleksi atas

pengalaman hidup kita sendiri, tampaklah begitu banyak kemungkinan sikap yang

dapat diambil. Dalam kehidupan kita setiap hari terkadang kita kurang percaya dan

hanya mengandalkan kekuatan sendiri tanpa campur tangan Tuhan. Dalam menjalani

hidup dengan segala permasalahannya sungguh tidak mudah. Maka relasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

83

Tuhan menjadi dasar bagi setiap orang untuk menerima kenyataan hidup dengan hati

bebas. Sebagai seorang yang beriman kita juga diharapkan untuk berani pasrah

kepada kehendak Tuhan, agar kita menemukan kehendakNya dalam setiap peristiwa.

e. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

1). Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau ceritera di atas

dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut:

a). Cara mana yang dipakai kedua anak dalam cerita tersebut ketika menghadapi

kesulitan dalam hidup?

b). Cara mana sajakah yang yang telah Bapak-ibu gunakan dalam menghadapi

kesulitan dalam hidup sehari-hari?

1) 2). Rangkuman dari Pendamping:

Menjalani hidup dengan segala permasalahannya sungguh tidak mudah. Maka

sebagai seorang beriman tentunya Tuhanlah yang menjadi sosok yang selalu

diandalkan, sehingga kita mampu mengatasi setiap kesulitan hidup kita. Bunda Maria

sebagai perantara doa kita, sebagai umat yang beriman akan Kristus, kita mempunyai

seorang Ibu yang bisa menjadi panutan kita yaitu Bunda Maria. Bunda Maria yang

rendah hati dan sederhana, ia menjadi pribadi yang bisa kita teladani.

c. f. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani

1) Salah seorang peserta dimohon bantuannya untuk membacakan perikop langsung

dari Kitab Suci, Injil Lukas , 1: 26-38 (Lampiran 2)

2) Peserta diberi waktu untuk hening sejenak sambil secara pribadi merenungkan dan

menanggapi pembacaan Kitab suci dengan beberapa pertanyaan penuntun sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

84

berikut:

a). Ayat-ayat manakah yang mengesan bagi Bapak dan Ibu yang berkaitan dengan

Bunda Maria?

b). Sikap-sikap Bunda Maria manakah yang ingin ditanamkan?

3) 3) Peserta diajak untuk sendiri mencari dan menemukan pesan inti perikop

sehubungan dengan jawaban atas 2 pertanyaan di atas!

4) 4) Pendamping memberikan tafsir dari Injil Lukas, 1:26-38 dan menghubungkan

dengan jawaban peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan misalnya sebagai

berikut:

Ayat 29 memaparkan dengan jelas bahwa Maria terkejut mendengar perkataan

malaikat Gabriel dan bertanya apa arti dari salam itu. Maria bukan wanita yang pura-

pura rendah hati, atau kaget melihat kunjungan Malaikat, sesungguhnya ia bingung,

merasa terkejut dengan ucapan malaikat karena isi sapaan malaikat dipahami sebagai

sesuatu yang misterius. Manusia yang merasa ketakutan berhadapan dengan Allah

atau utusan-Nya ditenangkan dan dihimbau agar mengatasinya dengan penuh

percaya. Maria melihat bahwa apa yang mustahil bagi manusia merupakan hal yang

biasa bagi Allah.

Ayat 38 menunjukkan sikap kepasrahan Maria, ia merasa kecil di hadapan

Allah . Maria mengakui bahwa ia adalah hamba Tuhan dan seorang hamba lasimnya

mengikuti apa yang dikatakan majikannya. Tanggapan Maria melalui sebuah kalimat

“Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut kehendak-Mu” pribadi Maria inilah

yang pantas kita teladani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

85

Sikap-sikap yang nampak dalam perikop-perikop ini menggambarkan Maria

yang memiliki sikap rendah hati dan pasrah pada kehendak Allah. Maria sebagai

pribadi yang rendah hati dan taat kepada Bapa, ia dengan segala kerendahan hatinya

mampu menerima tugas sebagai bunda Kristus. Maria adalah contoh orang yang

beriman maka pantaslah kita belajar dari pribadinya.

d. g. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkrit

1. 1) Pengantar

Bapak dan ibu yang terkasih, dalam pembicaraan-pembicaraan tadi kita telah

merefleksikan pengalaman kita bagaimana kita menganggap doa devosi sebagai

rutinitas saja, Oleh karena itu sebagai umat beriman kita belajar dari teladan hidup

Maria agar kitapun menjadi pribadi yang rendah hati dan taat dalam setiap langkah

hidup kita. Lewat cerita, kita juga semakin diteguhkan, untuk tetap setia dengan

hidup doa kita masing-masing walaupun banyak tantangan dan rintangan dalam

hidup agar kita dapat membangun hidup rohani. Devosi yang kita lakukan setiap hari

di rumah kiranya membuat kita semakin dekat dengan-Nya. Injil Lukas juga

memberi peneguhan kepada kita, bahwa Maria menjadi pola teladan bagi kita,

kerendahan hati Maria menjadi contoh bagi kita dalam situasi apapun.

2. 2) Refleksi bagi peserta

Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati dan meneladan

kesetiaan Maria sebagai pribadi yang taat, rendah hati dan tanggung jawab.

Kepasrahan Maria memberikan peneguhan kepada kita untuk terus berpasrah kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

86

Tuhan. Dalam hidup harian kita berusaha untuk terus-menerus melatih sikap

kepribadian agar kita pun mampu berpasrah seperti Maria.

3. kita akan melihat realita hidup dengan beberapa pertanyaan penuntun sebagai berikut:

a) Sikap dan tindakan mana yang bisa kita perjuangkan agar dapat berdoa khususnya

berdevosi kepada Maria sebagai kebutuhan rohani di lingkungan kita?

b) Hal-hal apa sajakah yang diperjuangkan agar mampu meneladani Maria?

3) Rangkuman

Bapak,ibu dan saudara-saudari yang terkasih, doa devosi kepada Maria begitu

penting, dimana dengan berdoa terus-menerus kita akan semakin dekat dengan

Tuhan, dalam lingkungan kita, sebenarnya sudah dibagi tugas untuk bertugas

memimpin doa namun kenyataannya terkadang masih ada yang sengaja atau pura-

pura tidak tahu dan datang terlambat agar tidak memimpin doa padahal doa devosi

apabila kita lakukan dengan ketulusan justru akan membawa kita semakin dekat

dengan Tuhan. Dalam hidup harian kita mungkin bisa membantu tetangga atau

saudara kita yang kesulitan dalam berdoa. Contoh konkritnya adalah ketika saudara

kita mengalami kekeringan rohani atau teman mulai bermalas-malasan untuk berdoa

maka kita mengajaknya untuk berdoa atau mengajak ke gereja, hal ini mungkin

dipandang sangat sederhana tetapi sangat berguna bagi teman kita yang

membutuhkan. Contoh lain lagi yaitu antara kita di lingkungan ada teman/tetangga

yang lupa kalau beberapa hari lagi akan tugas memimpin doa atau renungan di

lingkungan kita mengingatkan sehingga dengan membuat renungan mungkin hatinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

87

bisa terbuka dengan renungan yang ia buat sendiri. Maka yang perlu kita lakukan

adalah memberikan dukungan kepada teman atau saudara untuk meningkatkan doa

devosi, karena doa adalah jalan, doa adalah kekuatan.

h. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit

1) Pengantar (Pendamping menyampaikan arah rangkuman mulai dari langkah 1

sampai dengan langkah V) sebagai berikut:

1. Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus Sang pendoa sejati,

setelah kita bersama-sama menggali pengalaman kesetiaan dalam hidup harian lewat

cerita “Jangan takut,percayalah pada-Nya” Dimana menceritakan suasana hati kedua

orang yang merasa putus asa karena kemiskinan dan karena kesehatan, Namun karena

kuasa Tuhan mampu memberikan jaminan bahwa kedua orang ini akhirnya mampu

menerima situasi hidup mereka yang terpuruk akibat penolakan. Dan dari sharing

teman kita juga mengalami pengalaman bagaimana menghadapi kesulitan dalam

hidup doanya, ketika bermalas-malasan dalam berdoa apa yang dilakukan serasa

hampa,tidak ada semangat untuk melaksanakan sesuatu yang bermanfaat dan

akibatnya selalu merasa gagal. Dalam kenyataan yang kita alami di lingkungan kita

terkadang masih ada sikap cuek dengan doa devosi, padahal dengan doa devosi hidup

kita semakin dekat dengan Tuhan. Dalam sharing tadi ada yang mensharingkan

pengalaman bahwa untuk mengatasi kesulitan dalam hidup doa ia selalu

mengkomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan iman, yaitu

mengkomunikasikan dengan seorang teman yang kiranya dipandang bahwa hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

88

rohaninya mendalam. Kesetiaan dalam hidup doa merupakan tanggung jawab pribadi

maka ia harus berusaha untuk terus berusaha untuk membina hidup doa. Kesetiaan

dalam iman merupakan konsekuensi dari apa yang telah diikrarkan, tidak

menyimpang dari apa yang telah dijanjikan. Dalam Injil Lukas, Maria sebagai pribadi

yang rendah hati dan taat kepada Bapa, ia dengan segala kerendahan hatinya mampu

menerima tugas sebagai bunda Kristus. Setelah kita merenungkan dan merefleksikan

dari awal cerita,pengalaman konkrit,peneguhan dari sabda Tuhan terutama dari Injil

Lukas, kita juga membuat tindakan nyata yang harus kita lakukan yaitu dengan

meningkatkan sikap kerendahan hati kita masing-masing, salah satunya adalah setia

mengikuti doa di lingkungan. Maka usaha kita adalah terus melatih sikap rendah hati

dan sederhana seperti Maria.

2) Pendamping memberikan beberapa pertanyaan penuntun kepada peserta untuk

membantu peserta dalam membuat niat-niat sebagai berikut:

a) Niat atau tindakan apa yang dapat dilakukan untuk membantu kita agar

semakin mendekatkan diri kita kepada Tuhan melalui devosi kepada Maria?

b) Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan dalam mewujudkan niat-niat

tersebut?

3) Dalam suasana hening peserta diberi kesempatan untuk memikirkan niat-niat

secara pribadi yang akan dilakukan.

4) Pendamping mengajak peserta membicarakan atau mengungkapkan niat-niat

pribadi untuk saling meneguhkan.

5) Pendamping mengajak peserta untuk mendiskusikan niat bersama secara konkrit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

89

yang segera dapat diwujudkan.

2. i. Penutup

3. 1) Pendamping meletakkan lilin bernyala dan salib dan mengajak peserta untuk

menyampaikan doa permohonan secara spontan.

4. 2) Doa Penutup

Tuhan Yesus sang pendoa sejati, kami bersyukur atas kasih-Mu yang senantiasa

menuntun kami dalam hidup. Terutama berkat-Mu yang kami alami dalam

kebersamaan ini. Melalui cerita ini kami disadarkan bahwa segala keterbatasan diri

kami yang terkadang menganggap doa devosi sebagai rutinitas saja. Untuk itu,

dengan berkat-Mu kami akan mengatasi kesulitan ini dengan berusaha untuk

mengkomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan iman, adanya keterbukaan

satu sama lain untuk berani memperbarui semangat doa. Maka kami mohon agar

Engkau memberkati niat-niat kami agar sungguh-sungguh terlaksana dalam

membangun hidup doa yang baik. Semuanya ini kami mohonkan dengan perantaraan

Kristus Tuhan kami. Amin.

Lagu penutup : “Ndherek Dewi Maria” (Lampiran 4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Devosi berasal dari bahasa latin devotio (kata kerjanya devovere) yang berarti

penyerahan diri, penghormatan, pengabdian. Devosi pertama-tama soal batin, soal

hati yang mau menyerahkan diri kepada Tuhan, mau mengabdi-Nya dan

menghormati kepada-Nya. Dalam tulisan ini penulis telah membahas tentang devosi

kepada Bunda Maria sebagai ibu Gereja. Maria adalah Bunda Allah dan Bunda

Gereja. Maria dikenal oleh umat kristiani sebagai ibu dari Yesus, sang perawan

dipilih dan dipercayai oleh Allah melahirkan Juruselamat dunia, akan tetapi Maria

juga sekaligus Bunda atau ibu dari seluruh umat manusia di dunia.

Dia adalah ibu yang penuh kasih dan lembut hati. Sesaat sebelum wafat-Nya,

Yesus memberikan Bunda Maria kepada Yohanes, yang merupakan salah salah satu

dari keduabelas murid-Nya. “Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid-Nya yang

bernama Yohanes, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu” kemudian

kata-Nya kepada Yohanes, “Inilah ibumu!”. Pesan ini adalah salah satu dari ketujuh

perkataan Yesus sebelum wafat-Nya dan pastilah ini merupakan pengajaran yang

penting. Gereja Katolik selalu memahami ucapan tersebut, sebagai kehendak Yesus

yang mempercayakan Ibu-Nya kepada para murid-Nya, yang diwakili oleh Rasul

Yohanes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

91

Dalam Kitab Suci, Maria disebut sebagai Bunda Allah dengan melahirkan

Kristus, Maria juga dapat disebut sebagai Bunda Gereja, karena Kristus sebagai

Kepala selalu berada dalam kesatuan dengan Gereja yang adalah anggota- anggota

Tubuh-Nya yang memperoleh hidup di dalam Dia. Maria yang memiliki peranan

begitu besar dalam sejarah keselamatan, maka ia juga menjadi bunda pengantara

umat kristiani. Melalui Maria, umat kristiani memperoleh keselamatan dari Allah

dalam diri Yesus Kristus Putera Allah, yang menjadi manusia dan dilahirkan dari

Perawan Maria. Peranannya dalam sejarah keselamatan begitu penting, oleh karena

keterpilihannya menjadi seorang Co-Redemtriks (Rekan Penebusan). Ia dirahmati

secara khusus oleh Allah di dalam panggilannya menjadi Bunda Allah dan Bunda

Gereja.

Dalam berdevosi, dijumpai suatu kecenderungan untuk menggantikan tempat

Kristus dengan Maria, tentu saja tidak dalam teori, namun dalam penekanan praktek

devosional. Demikian pula dalam devosi Maria pra-konsili dijumpai kecenderungan

untuk memberikan peranan yang semakin hari semakin besar kepada Maria, peranan

yang dalam pengertian tradisi Gereja Katolik yang otentik, sebenarnya merupakan

peranan Roh Kudus.

Paus Paulus menekankan perlunya suatu pembaharuan, bukan hanya kembali ke

masa lampau. Sri Paus menyatakan, bahwa ibadat umat beriman serta penghormatan

mereka kepada Bunda Maria dalam sejarah telah mengambil bentuk beraneka ragam

sesuai dengan situasi jaman dan tempat, sesuai pula dengan kepekaan yang berbeda-

beda dari para bangsa dan kebudayaan. Karena itu bentuk-bentuk devosi tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

92

terikat oleh keadaan jaman dan kebudayaan tertentu, sehingga perlu diperbaharui.

Dengan demikian unsur-unsur yang sampingan dapat diganti, untuk memberikan

penekanan kepada unsur-unsur yang pokok dan hakiki, yang selalu baru, serta

mengintegrasikan data-data doktrinal yang diperoleh dari refleksi teologis dan dari

ajaran Magisterium.

Praktik devosi yang begitu mengagungkan Bunda Maria sampai-sampai

menggeser Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus tentu bukan praktik

devosi yang sehat. Penghormatan kita kepada para kudus, termasuk kepada Bunda

Maria, harus dalam jalur iman Gereja yang benar, yakni sebagaimana diimani para

rasul seperti tampak dalam kitab suci dan ajaran Gereja.

Devosi atau olah kebatinan tidak setara tingkatnya dengan liturgi, tetapi sangat

dianjurkan karena mempersiapkan dan membantu orang untuk dapat berliturgi

dengan hati dan perasaannnya. Devosi yang benar dan sesuai dengan kehendak Allah

dalam kesatuan Gereja Katolik mewujudkan gerakan hidup rohani yang akan

menghadirkan wajah Gereja yang kudus. Devosi harus didasarkan pada perjumpaan

orang beriman dengan Allah, melalui Kitab Suci, sakramen-sakramen, dan karya

kasih, serta dalam hati nurani umat beriman. Perlu diingatkan kembali bahwa devosi

yang sejati tidak didasari harapan agar Tuhan memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi

dengan semangat untuk bertobat supaya dapat hidup dalam kesalehan sebagai

anggota tubuh Kristus. Melalui devosi yang sehat diharapkan umat bertumbuh dalam

iman dan kasih persaudaraan sebagai Gereja. Penghayatan devosi yang sehat

membuahkan karya kasih di tengah masyarakat untuk mewujudnyatakan iman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

93

Kristiani sesuai ajaran atau dogma resmi Gereja.

Maka Devosi sangat dianjurkan Gereja. Devosi berhubungan dengan pancaran

dan konkretisasi iman dan liturgi dalam kehidupan sehari-hari. Devosi mengalir dari

rasa dan pengalaman religius umat dan merangkum seluruh segi kehidupan manusia.

Apa yang tidak tertampung dalam liturgi resmi dapat ditemukan dalam praktik devosi

umat. Apabila liturgi resmi sering dialami sebagai sesuatu yang rutin, kering, dan

kaku, devosi bisa dihayati umat beriman sebagai sesuatu yang memenuhi kebutuhan

afeksi, emosi dan kerinduan hati. Itulah sebabnya, devosi umat merupakan praktik

keagamaan populer yang mudah diterima, dipahami, dan dilaksanakan oleh umat.

Untuk lebih memahami devosi kepada Maria, dalam tulisan ini ditawarkan

usulan program dalam model katekese Shared Christian Praxis (SCP). Model

katekese ini sangat berpengaruh dalam mengembangkan iman umat dari pengalaman

hidup harian mereka. Model katekese ini juga memiliki sifat yang dialogis pastisipatif

yang menekankan kemitraan penyelenggaraannya. Dalam pelaksanaan katekese

model SCP ini peserta merupakan subjek utama. Maksudnya, ialah dalam proses

katekese seluruh pengalaman hidup umat yang berkaitan dengan devosi yang sehat

kepada Bunda Maria menjadi bagian yang sangat penting. Umat diberdayakan agar

terlibat aktif dalam proses katekese tentang devosi yang sehat tersebut. Keterlibatan

umat tersebut dalam ber-sharing tentang pengalaman devosi yang sehat kepada

Maria. Mendengar, memberikan tanggapan, menafsirkan, dan merencanakan serta

mewujudkan aksi yang konkret dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman-

pengalaman umat tersebut direfleksikan, diolah, dan dicari maknanya agar semuanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

94

itu dapat memperkembangkan hidup umat ke arah yang lebih baik. Bahan katekese

bukan hanya berasal dari kekayaan iman Gereja atau ajaran Gereja tetapi juga berasal

dari pengalaman konkrit umat sendiri dan di lingkungannya. Maka, shared Christian

praxis menekankan proses katekese yang bersifat dialogis partisipatif yang

bermaksud mendorong peserta agar secara pribadi maupun bersama mampu

merefleksikan pengalaman dan menanggapi keadaan konkrit umat.

B. Saran

Berdasarkan seluruh isi skripsi ini, penulis menuliskan beberapa saran atau

usulan untuk membantu umat agar dapat berdevosi dengan baik dan benar serta

meneladan Maria dalam hidup sehari-hari. Untuk itu ada beberapa syarat devosi yang

sehat yang patut diperhatikan dalam berdevosi adalah sebagai berikut:

1. Devosi hendaknya dilakukan berdasarkan iman Gereja yang benar

Dewasa ini umat kristiani sangat mengagungkan devosi kepada Bunda Maria

sampai-sampai menggeser Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus, maka

tentu ini bukan praktik devosi yang sehat. Doa kepada Maria seperti contoh ini tentu

kurang tepat, misalnya: “Ya Bunda Maria, engkaulah sumber segala rahmat,

kabulkanlah doa kami. Engkaulah yang kudus dari yang terkudus, engkau tanpa doa,

maka ampunilah dosa kami dan kasihanilah kami, para putera-puterimu ini.” Doa

semacam ini menempatkan bunda Maria sudah setara dengan Tuhan, karena ia

disebut sumber segala rahmat, yang kudus dari yang terkudus, berkuasa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

95

mengampuni dosa, dst. Penghormatan kepada para kudus, termasuk kepada Bunda

Maria, harus dalam jalur iman Gereja yang benar, yakni sebagaimana diimani para

rasul seperti tampak dalam Kitab Suci dan ajaran Gereja. Untuk itu dalam berdevosi

sehat kepada bunda Maria hanya sebagai pengantara doa kepada Putra-Nya dan

meneladan hidup dan karya Bunda Maria dalam kehidupan nyata, baik dalam

keluarga, lingkungan dan masyarakat.

2. Devosi hendaknya juga harus ditempatkan dalam liturgi Gereja

Kebanyakan umat tidak serius dalam mengikuti liturgi Ekaristi. Ketika

melakukan Ekaisti mereka sibuk dengan doa rosario. Mereka tidak ambil bagian

dalam perayaan Ekaristi secara penuh dan utuh. Praktek devosi seperti ini tidak sehat

karena menghilangkan makna dari liturgi itu sendiri dan devosi bukan liturgi resmi.

Devosi tidak setara tingkatnya dengan liturgi, maka umat dianjurkan untuk mengikuti

perayaan Ekaristi tanpa melakukan kegiatan yang lain seperti berdevosi ketika

mengikuti Perayaan Ekaristi.

3. Devosi harus dijauhkan dari sikap magis

Kebanyakan umat berdoa rosario pada jam tertentu, rumusan dan jumlah

tertentu dengan tekun dan setia agar dapat mengabulkan doanya. Sikap doa seperti ini

dapat dikatakan bahwa memutlakkan barangnya, tandanya, rumusan doanya, jumlah

angkanya, kegiatan-kegiatan lain yang menyertainya, namun malah menggeser Tuhan

sebagai yang tidak pokok. Mestinya terkabulnya doa tergantung pada Tuhan saja.

Tetapi, orang lebih meyakini bahwa doanya akan terkabul apabila ia mendoakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

96

rumusannnya secara persis, dengan titik dan komanya, atau mendoakannya pada jam-

jam tertentu atau pada tempat-tempat tertentu. Untuk itu sebagai umat kristiani perlu

menempatkan Tuhan sebagai segala dalam setiap doa devosi kita.

4. Devosi harus dijauhkan dari mentalitas do ut des

Artinya aku memberi agar aku diberi atau mendapat sesuatu. Ini adalah

mentalitas pamrih, mentalitas bisnis atau pedagang. Berpuasa, bertirakat, bermatiraga

boleh dan baik. Menjadi tidak baik apabila umat lakukan dengan motivasi untuk

memaksa Tuhan agar Tuhan seolah-olah berutang budi kepada manusia. Atau Tuhan

baru mau mengabulkan doa permohonan umat apabila mau membayarnya dengan

laku matiraga. Ini pandangan yang keliru. Laku mati raga itu baik dan perlu untuk

kehidupan rohani, tetapi jangan dilakukan dengan semangat do ut des. Laku matiraga

dilakukan lebih untuk mendisiplinkan diri pada pengolahan diri dan hidup agar

terbantu dan disiapkan untuk meyerahkan diri kepada Tuhan dan kehendakNya.

Bentuk devosi kepada Bunda Maria bermacam-macam. Ada novena, rosario,

ziarah, doa di depan patung atau gambarnya. Marilah berdevosi kepada Bunda Maria

namun dalam semangat devosi yang sehat dan benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

97

DAFTAR PUSTAKA

Berdoa Rosario, https://id.wikihow.com/Berdoa-Rosario. Akses pada, 20 Juni

2018.

Bambang, Daniel Arkhimandrit. Kontroversi Maria, Jakarta: Satya Widya

Graha, 2001.

Darminta, J,SJ. Maria Bunda Iman Kita. Yogyakarta:Kanisius,1993

Devosi Maria, artikel diakses 15 juni 2018 dari http://www.guamaria.org.

Dihe Sanga, Laurensius. Merenung Bersama Bunda Maria, Yogyakarya:

Kanisius, 2014.

Dedismas, http://dedismas.blogspot.com/2011/10/ menghayati-devosi-yang-

sehat. html, Akses pada, 13 Juli 2018).

EddyKristiyanto. Maria Dalam Gereja: Pokok-pokkok Ajaran Konsili

Valikan II Tentang Maria Dalam Gereja Kristus, Cet I,

Yogyakarta: Kanisius, 1987.

Ensiklopedi Umum. Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Gaud, Cristiane dan Descouleurs, Bernard. Kisah Maria, Yogyakarta:

Kanisius, 1988

Groenen, C,OFM. Mariologi. Teologi dan Devosi,Cet 1, Yogyakarta:

Kanisius, 1988.

Groome,Thomas,H. Shared Christian Praxis:Suatu Model Berkatekese

(F.X.Heryatno Wono Wulung,Penyadur). Yogyakarta:1990

Hahn, Scot dan Hahn, Kimberly. Maria Penuh Rahmat: Permenungan

Peristiwa- peristiwa Rosario Suci, Malang: Dioma, 2006.

Harun, Martin, DR,ed. Maria Dalam Perjanjian Baru, Jakarta: Penerbit

Obor, 1988.

IKKSUMALANG https://ikksumalang.wordpress.com/2013/03/01/sejarah-

perkembangan-devosi-dalam-gereja-katolik-zaman-kristiani-awali

sampai-Konsili-Vatikan-II, Akses pada, 10 Juli 2018).

KAS, PANKAT: Ikutilah Aku: Warta Gembira Untuk Para Calon Babtis, Cet

13,Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Kusuma Indra, (http://www.carmelia.net/index.php/artikel/tulisan-rm-yohanes

indrakusuma /182-devosi-dan-iman-kristen? Akses pada, 10

Juli 2018).

Komisi Liturgi KWI. 1992. Puji Syukur. Jakarta: Obor, Jl. Gunung Sahari.

KWI. (1996:223). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius.

Konstitusi & Direktorium Konstitusi Suster-Suster Notre Dame. (2004)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

98

Lane, Toni. Runtut Pijar Sejarah Pemikiran Kristiani, Jakarta: BPK

Gunung Mulia,1996.

Lohse, Bernhard. Pengantar Sejarah Dokma, Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1998.

Maria Handoko, Petrus. Santa Perawan Maria: Bunda Allah Dalam Misteri

Kristus dan Gereja, Cet 1, Malang: Dioma, 2006.

Martasudjita, Liturgi, Yogyakarta: Kanisius,2011

Paulus IV. (2008) Marialis Cultus. (R.P.Piet Go, O.Carm). Jakarta: Dokpen

KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1974).

Pranatasaputra, Devosi Maria, Yogyakarta:Kanisius, 2001

Rukiyanto,B.A.”Katekese di Tengah Arus Globalisasi” Dalam Pewartaan di

Zaman Global. Ed. B.A.Rukiyanto,SJ; hlm:57-90.

Yogyakarta:Kanisius,2012

Kokojost, http://romojost.blogspot.com/2013/08/seni-dalam-gereja.html,

Akses pada, 23 Juni 2018).

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana,

Penerjemah). Jakarta: Obor. Dokumen asli diterbitkan tahun

1966).

SarapanPagi, http://www.sarapanpagi.org/patung-dalam-gereja-katolik-

vt3085.html. Akses pada, 11 Juni 2018

Sabato, Salvatore. Inilah Ibuku: Sebuah Ringkasan Mariologi,

Yogyakarta: Kanisius, 2006.

Sumarno Ds., M. Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama

Katolik (PPL PAK Paroki). Diktat Mata Kuliah PPL PAK

Paroki untuk semester VI, 2016

Surip, Stanislaus. Perempuan itu Maria?, Yogyakarta: Kanisius, 2007

Widyamartaya, A. Salam Maria Mempelai Allah Roh Kudus: Mengikuti

Jejak Maria yang Penuh Rahmat, Cet 6, Yogyakarta:

Kanisius, 2000.

Yohanes Paulus II. (2011) Rosarium Virginis Mariae (Rosario Perawan

Maria), (Ernest Mariyanto-Komisi Liturgi KWI), Jakarta: Dokpen

KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

(1)

LAMPIRAN 1

Lagu Pembuka: MENGASIH MARIA

1. Mengasih Maria, kerinduanku,

Menjadi Abdinya, cita hidupku

Ya Bunda surgawi, sambut baktiku

Kini ku haturkan doa pada MU

2. Maria pemurah, Ratu surgawi

Engkaulah Bundaku, aku anakmu

Janganlah biarkan, apapun juga

Memisahkan kita kini dan kelak

3. Ratu yang perkasa, dengar doaku

Dampingilah aku, di medan hidup

Ulurkan tanganMu, bila ku jatuh

Dan hantarkan aku kedalam surga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

(2)

LAMPIRAN 2

Lukas 1:26-38

Pemberitahuan tentang kelahiran Yesus

1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel h pergi ke sebuah kota

di Galilea bernama Nazaret, i 1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan

seorang bernama Yusuf j dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 1:28 Ketika

malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai 1 ,

Tuhan menyertai engkau." 1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di

dalam hatinya, apakah arti salam itu. 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut,

k hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. l 1:31 Sesungguhnya

engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah

engkau menamai Dia Yesus. m 1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah

Yang Mahatinggi. n Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud,

o bapa leluhur-Nya, 1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai

selama-lamanya dan Kerajaan-Nya p tidak akan berkesudahan. q " 1:34 Kata Maria

kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"

1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus 2 akan turun atasmu r dan kuasa Allah

Yang Mahatinggi s akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu

akan disebut kudus, t Anak Allah. u 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu,

iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki v pada hari tuanya dan inilah bulan

yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 1:37 Sebab bagi Allah w tidak ada yang

mustahil." 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku

menurut perkataanmu itu 3 ." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

(3)

LAMPIRAN 3

JANGAN TAKUT, PERCAYALAH PADA-NYA

Jangan Takut”, dan “Ingatlah, Aku menyertaiMu sampai akhir jaman” adalah dua

kalimat yang sangat “istimewa” dalam perjalanan hidup orang berdosa ini. ketika

segalanya menjadi tidak menentu dan ketakutan muncul, kedua kalimat ini yang menjadi

penghiburan karena disana ada janji penyertaanNya yang sangat menakjubkan. Kedua

kalimat ini yang juga sering saya bagikan mereka yang mengalami “berbagai kegelapan”

dalam menjalani hdiup ini.

Tadi malam jam 12.04 ada telp dari teman yang menceritakan banyak sekali hal

yang tidak nyaman dalam dirinya karena “kemiskianan” yang sedang dialami dan

penolakan keluarga pada dirinya karena kemiskinan ini dan pas jam 03…, ada pesan yang

masuk dalam pijetan saya dari seorang teman lain dengan bunyi,” Sakit hati…keluarga

saya sendiri nolak secara halus, gara-gara sakit…, makanya mending mati di…aja”.

Setelah membaca pesan dari teman ini, saya merinding dan tidak bisa memejamkan mata

lagi bahkan mata saya meneteskan air tanpa saya sadari. Hanya satu kalimat keluar dari

mulut saya,” Tuhan tidak menolakmu teman”.

Pikiran saya terus tertuju pada dua teman yang sedang mengalami “masa

kegelapan” karena penolakan ini, satu orang karena “kemiskinan”, yang kedua

karena,”sakit”. Sungguh dalam “kegelapan” orang tidak memperoleh terang tetapi malam

“kejatuhan”, dan saya tahu kedua teman ini juga tidak mau mengalami “kebangkrutan”

dan “penyakit” dalam hidup mereka ini. Mereka tetap ingin sama dengan kebanyakan

orang, tetapi “nasib”, atau entah “takdir” yang dipandang “tidak baik” sedang menimpa

mereka sehingga mereka mengalami hal tersebut.

Orang-orang “terdekat” yaitu kelurga yang diharapkan mau “memahami” atau

“menerima” mereka ternyata malam menjadi orang “pertama” yang menolak mereka.

Teman ini tidak merasa “ingin dibantu” hanya diterima, tetapi yang dieproleh malah jauh

dari apa yang diharapkan.

Memang orang terdekatlah yang biasanya mengerti keadaan mereka dan mereka

pula yang “kadang” pertama menolak keberadaan mereka. Orang terdekat ini menjadi

takut sengan keberadaan mereka yang mungkin diangap akan “merepotkan” bahkan

“menulari” akan apa yang sedang kedua orang ini alami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

(4)

Saya jelas sebagai orang jauh yang menerima kabar ini tidak bisa berbuat banyak

kecuali mendengarkan dan menjadi tempat mereka mencurahkan “kekecewaan” dan

“kekesalan” dari apa yang telah mereka alami dan hanya dengan kedua kalimat diatas

yang menjadi senjata saya untuk menguatkan mereka, ditambah kalimat ini,“kalau semua

orang telah menolah kamu, masih ada Tuhan dan saya yang siap menerimamu dalam

keadaan apapun”. Dan kedua teman ini menjawab dengan kalimat yang hampir mirip,”

apakah br tidak keberatan berteman dengan saya yang sedang mengalami…..ini”.

“Tidak”, jawab saya. Tambah saya,” saya pernah mengalami apa yang sampeyan alami

yaitu ditolak dan dibuang dan ini menyakitkan tetapi percayalah dan jangan takut karena

Allah ada bersama denganmu kalau kau mau mempercayakan diri padaNya”.

“RencanaNya selalu ajaib dan indah untuk kita walaupun terasa berat awalnya”,

tambah saya.

Penolakan selalu tidak mengenakkan. Jika orang terdekat telah menolak, bagaimana

dengan orang lain????

Jika orang lain juga menolak maka kemana orang ini mencari tempat

berteduh???? Hanya kepada Allah yang paling tepat dalam menghadapi permasalahan ini.

Saya sebagai teman yang “terbatas” dalam banyak hal tentu hanya bisa membantu

semampu saya dan kalau bantuan dalam wujud “duniawi” juga pasti hanya semampu saya

dan inipun pasti juga dari tangan orang lain yang menitipkan kebaikannya untuk orang

lain melalui saya TAPI yang pasti saya ingin seperti DIA yaitu tidak menolak apapun

keberadaan kedua teman ini.

Saat-saat “berat” bersama mereka tentu akan menjadi saat yang terindah dalam

hidup karena disana ada perjuangan dan kepercayaan akan penyertaan dan kebaikan

Tuhan. Ia yang adalah Tuhan dan yang telah menyatakan “penyertaanNya”, tentu bukan

hanya slogan kosong belaka dan Ia pasti akan menyertainya melalui caranya yang ajaib.

Yang pasti akan ada jalan dari setiap kesulitan dalam kegelapan hidup ini untuk mencapi

terang yaitu Tuhan sendiri.

Janji penyertaanNya,” Aku menyertaimu sampai akhir jaman”, adalah kalimat

yang tidak diwakilkan tetapi Ia sendiri yang mengungkapkan dan Ia sendiri yang akan

campur tangan dalam penyertaan Ini. PenyertaanNya tidak akan “diwakilkan” tetapi Dia

sendiri yang akan bertindak pada pemenuhan janji ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

(5)

Maka dalam setiap menghadapi masa “kegelapan” dan “kekalutan” dalam hidup

mengingat bahwa Ia sungguh ada untuk kita adalah jalan terbaik dalam menghadapi

kegelapan hidup. “Jangan takut, Aku menyertaimu sampai akhir jaman”, sungguh Ia ada

dan akan selalu menerima, menjaga, memberi, membimbing, menuntun dan mencukupi

hidup kita yang mau mempercayakan diri padaNya”.

Sungguh dalam saat yang kritis Ia ada untuk kita dan Ia telah mengalaminya lebih

dahulu sebelum kita, tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Saat ditolak orang, ingatlah waktu bayi Yesus ditolak hingga lahir di kandang hina.

Saat mengalami cobaan, ingatlah Yesus dicobai oleh iblis tetapi Ia tetap kuat sampai

menghempaskan setan dari hadapanNya.

Saat merasa mengapa hidup harus terus berusaha, ingatlah Yesus selalu pergi kemana saja

untuk mewartakan kebaikan Allah.

Saat hidup merasa dikhianati, ingatlah Yesus pernah dikhianati oleh muridNya.

Saat sakit dan menderita, lihatlah Yesus dicambuk dengan parahnya sampai tubuhNya

dipenuhi dengan luka.

Saat sulit memaafkan, ingatlah Yesus yang memaafkan Petrus yang menyangkalNya.

Saat merasa capek, lelah, bayangkan betapa capeknya Yesus memikul salib yang berat.

Saat hidup ditinggalkan orang yang dicintai, Ingatlah Yesus yang pernah ditinggalkan

oleh Bapa waktu Ia disalibkan.

Saat menangis dan kesedihan melanda, sungguh Yesus hadir mendampingi hidup

Sampeyan.

Saat ini Yesus ada didepan pintu hati sampeyan.

Salam dalam kepercayaan kalau Allah tidak akan menolak dan meninggalkan kita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: DEVOSI YANG SEHAT KEPADA SANTA PERAWAN MARIA DALAM …

(6)

LAMPIRAN 4

NDHEREK DEWI MARIYAH

do=bes 4/4 Khidmat

Pepudyan (Kidung Adi No.440) | Arsm : Paul Widyawan

Ndherek Dewi Maria temtu 'geng kang manah.

Boten yen kuwatosa Ibu njangkung tansah.

Kanjeng Ratu ing swarga amba sumarah samya.

Sang Dewi, Sang Dewi, mangestonana. (2x)

Nadyan manah getera dipun godha setan.

Nanging batos engetnya wonten pitulungan.

Wit sang Putri Maria mangsa tega anilar.

Sang Dewi, Sang Dewi, mangestonana. (2x)

Menggah saking apesnya ngantos kelu setan.

Boten yen ta ngantosa klantur babar pisan.

Ugeripun nyenyuwun Ibu tansah tetulung.

Sang Dewi, Sang Dewi, mangestonana. (2x)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI