destination branding kampung sate desa ambal …... · pengantar karya tugas akhir destination...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
DESTINATION BRANDING KAMPUNG SATE
DESA AMBAL RESMI KABUPATEN KEBUMEN
SEBAGAI TUJUAN WISATA KULINER
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa
Jurusan Desain Komunikasi Visual
Oleh:
Anindita Fitria Dewi
C0705003
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Konsep karya Tugas Akhir dengan judul Destination Branding Kampung Sate Desa Ambal Resmi Kabupaten Kebumen
Sebagai Tujuan Wisata Kuliner
disetujui untuk dipertahankan dihadapan penguji
Pembimbing I, Pembimbing II, Andreas Slamet W, S.Sn Hermansyah Muttaqin, S.Sn NIP.19751201200112 NIP. 19711115 200604 1 001 Mengetahui Koordinator TA, Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327 200501 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Konsep Karya Tugas Akhir DESTINATION BRANDING KAMPUNG SATE
DESA AMBAL RESMI KABUPATEN KEBUMEN
SEBAGAI TUJUAN WISATA KULINER Oleh
ANINDITA FITRIA DEWI C0705003
Dinyatakan Lulus Ujian Tugas Akhir oleh Tim Penguji dalam Sidang Ujian Tugas Akhir
Pada hari ___________ Tim Penguji,
Ketua Sidang Ujian Tugas Akhir Drs. Edi Wahyono H, M.Sn ( ) NIP. 19510713 198203 1 001 Sekretaris Sidang Ujian Tugas Akhir Drs. M.Suharto ( ) NIP.195612201986031003 Pembimbing I Tugas Akhir Andreas Slamet W, S.Sn ( ) NIP. 19751201200112 Pembimbing II Tugas Akhir Hermansyah Muttaqin, S.Sn ( ) NIP. 19711115 200604 1 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ketua Jurusan
Sastra dan Seni Rupa Desain Komunikasi Visual
Drs.Sudarno, M.A Drs. Edi Wahyono H, M.Sn
NIP. 19530314 198506 1 001 NIP. 19510713 198203 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSEMBAHAN
Dedicated to my family and everyone whose love and care about me…
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“Bimbang dan hanya terus memikirkan bukan cara untuk menyelesaikan masalah”
(Anindita)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb….
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
bimbingan serta ridho yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tugas Akhir ini dengan lancar.
Pada kesempatan ini pula tak lupa penulis ucapkan terimaksih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik materiil maupun spiritual
kepada :
1. Drs. Sudarno, M.A selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.
2. Drs. Edi Wahyono H, M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual dan
selaku ketua sidang.
3. Arif Iman Santoso, S.Sn selaku koordinator Tugas Akhir dan Pembimbing
Akademis.
4. Andreas Slamet W, S.Sn selaku pembimbing I.
5. Hermansyah Muttaqin, S.Sn selaku pembimbing II.
6. Bambang Purwoko, S.IP selaku staf bidang akademik jurusan Desain Komunikasi
Visual.
7. Solikhin selaku Ketua Paguyuban Pedangang Sate Ambal desa Ambal Resmi
Kebumen.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Konsep Tugas
Akhir ini masih banyak kekurangan dan banyak hal yang harus penulis pelajari. Oleh
karena itu penulis sangat mengharap adanya saran dan kritik yang membangun dan
dapat membuat lebih baik. Akhirnya penulis berharap bahwa apa yang telah penulis
susun dapat member manfaat yang baik bagi siapa saja yang membaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb….
Sukoharjo, Oktober 2009
Penulis,
Anindita Fitria Dewi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PERSTEJUAN……………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. iv
HALAMAN MOTTO…………………………………………………….. v
KATA PENGANTAR……………………………………………………. vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………... x
DAFTAR DIAGRAM……………………………………………………. xi
ABSTRAK………………………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………. 1
B. Perumusan Masalah………………………………………… 3
C. Tujuan ……………………………………………………… 3
D. Target Market dan Target Audience……………………….. 4
E. Metode Penelitian dan Perancangan……………………….. 5
1. Metode Survey…………………………………………. 5
2. Metode Wawancara…………………………………….. 5
3. Kuisioner………………………………………………... 5
4. Kepustakaan…………………………………………….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………... 7
A. Destination Branding……………………………………….. 7
B. Tinjauan tentang Pariwisata………………………………… 13
1. Arti Istilah Pariwisata…………………………………… 15
2. Jenis-jenis Pariwisata……………………………………. 17
3. Wisatawan………………………………………………. 21
4. Desa Wisata……………………………………………... 22
5. Wisata Kuliner…………………………………………... 23
C. Gambaran Umum tentang Sate……………………………… 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
1. Pengertian Sate………………………………………….. 24
2. Sejarah Sate……………………………………………… 24
D. Pemasaran……………………………………………………. 25
1. Promosi…………………………………………………... 26
2. Periklanan………………………………………………… 29
3. Publisitas dalam Pariwisata………………………………. 35
4. Media…………………………………………………….. 36
BAB III IDENTIFIKASI DATA………………………………………… 40
A. Sekilas Kabupaten Kebumen………………………………… 40
1. Lambang dan Slogan…………………………………….. 40
2. Sejarah Singkat…………………………………………… 41
3. Visi dan Misi…………………………………………….. 44
4. Geografis………………………………………………… 45
5. Pemerintahan…………………………………………….. 46
6. Kependudukan…………………………………………... 48
7. Potensi…………………………………………………… 48
8. Transportasi……………………………………………… 49
B. Desa Ambal Resmi………………………………………….. 50
1. Sekilas Desa Ambal Resmi……………………………… 50
2. Sejarah Sate Ambal……………………………………… 53
3. Data Fisik……………………………………………….. 55
C. Kompetitor………………………………………………….. 56
1. Kampung Ayam Panggang Desa Gandu Magetan……… 56
2. Sentra Bebek Goreng Kartasura………………………… 57
D. Analisa Riset………………………………………………… 58
E. Analisa SWOT………………………………………………. 63
F. Positioning…………………………………………………… 64
G. USP………………………………………………………….. 64
BAB IV KONSEP PERANCANGAN………………………………….. 66
A. Metode Perancangan………………………………………… 66
B. Konsep Kreatif………………………………………………. 67
C. Standar Visual……………………………………………….. 68
1. Logo……………………………………………………… 68
2. Maskot…………………………………………………… 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
3. Slogan……………………………………………………. 73
4. Ilustrasi…………………………………………………… 74
5. Warna…………………………………………………….. 74
6. Tipografi………………………………………………….. 75
7. Teks………………………………………………………. 77
8. Layout……………………………………………………. 77
D. Pemilihan Media……………………………………………... 79
1. Media Luar Ruang……………………………………….. 79
2. Media Elektronik………………………………………… 80
3. Media Cetak……………………………………………... 81
4. Media Lini Bawah……………………………………….. 82
E. Media Placement……………………………………………... 86
F. Prediksi Biaya………………………………………………… 89
BAB V VISUALISASI KARYA………………………………………... 92
BAB VI PENUTUP………………………………………………………. 126
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 128
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Profil Jenis-jenis Media Utama……………………………………………. 38
Daftar Bupati Kebumen…………………………………………………… 46
Analisa SWOT…………………………………………………………….. 63
Prediksi Biaya……………………………………………………………... 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR DIAGRAM
Analisa Riset………………………………………………………………. 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkunjung ke suatu daerah tidak lengkap jika belum mencicipi makanan khas daerah
tersebut. Tidak hanya menikmati hiburan pada tempat wisata, kini masyarakat mulai
menggemari kegiatan wisata kuliner. Bahkan tak jarang orang rela menempuh jarak cukup jauh
untuk sekedar menikmati sajian kuliner.
Salah satu makanan khas daerah adalah sate. Masyarakat Indonesia mengenal beragam
jenis sate dari berbagai daerah. Mulai dari sate Madura yang sangat tersohor, sate Ponorogo, sate
Padang, sate sapi Semarang, sate Blora, sate kelinci, sate bebek, sate kambing, hingga sate kere
dari Solo. Tapi tahukah mereka sate Ambal dari Kabupaten Kebumen? Mungkin bagi
masyarakat luar daerah Kebumen agak asing dengan menu ini. Tetapi bagi penduduk asli
Kebumen makanan ini begitu melekat di hati. Meski namanya sama, tapi tiap daerah memiliki
ciri khas sendiri dalam mengolah daging tusuk ini. Begitu pula dengan sate Ambal, menu ini
memiliki keunikan tersendiri. Daging ayam yang akan dibakar dimasak terlebih dahulu dengan
cara dibacem, sehingga rasanya manis. Selain itu yang paling membedakan adalah sambal
pelengkapnya menggunakan bahan dasar tempe kedelai. Disebut sate Ambal karena berasal dari
desa Ambal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adalah sebuah desa di Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah sekitar
12Km dari pusat kota bernama Desa Ambal Resmi yang menjadi cikal-bakal sate Ambal.
Penduduknya secara turun – temurun berjualan sate. Hal ini sudah ada sejak puluhan tahun yang
lalu, dan sekarang makin banyak penduduk berjualan sate di rumahnya. Dahulu desa ini sepi, tak
banyak orang yang melintas karena kondisi jalan dan sarana pendukung yang kurang memadai.
Namun sejak dibukanya jalur alternatif Selatan antara Kab. Bantul – Kab.Cilacap yang melintasi
desa ini serta dialihkannya jalur bus pariwisata dan kendaraan umum jurusan Bandung atau
Jakarta ke jalur ini membuat Desa Ambal Resmi mulai ramai, kendaraan pribadi pun mulai
melirik jalur ini karena mempersingkat waktu perjalanan. Ramainya jalur alternatif ini ternyata
tidak membawa dampak berarti bagi omset penjualan sate Ambal. Pada waktu lebaran warung –
warung sate di sana selalu dipenuhi oleh penduduk Kebumen yang tiba dari perantauan.
Permintaan sate pun terbilang fantastis, bahkan di salah satu warung mampu menghabiskan
lebih dari 200 ekor ayam per hari. Tapi di hari-hari biasa warung – warung sate ini sepi
pengunjung. Permintaan hanya sebatas dari penduduk lokal atau instansi-instansi yang
membutuhkan menu ini untuk jamuan makan.
Kondisi lokasi yang masih asri dan alami seharusnya dapat menarik wisatawan baik
domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke sana. Ditambah lokasinya yang dilewati
beberapa muara pantai menambah indah pemandangan saat perjalanan. Namun nampaknya
pemerintah kabupaten setempat melupakan potensi yang dimiliki desa Ambal Resmi sebagai aset
wisata kuliner yang dapat melengkapi perjalanan wisatawan saat berkunjung ke Kab. Kebumen.
Tak ada promosi untuk kampung sate ini, sehingga bagi masyarakat luar daerah kurang tertarik
untuk mampir mencicipi hidangan ini karena kurangnya informasi. Sehingga wilayah ini seolah
berlalu begitu saja ketika wisatawan melewatinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Melihat kondisi yang demikian penulis mencoba merancang konsep untuk mengenalkan
Desa Ambal Resmi kepada masyarakat yang diharapkan mampu menambah khazanah wisata
kuliner Kabupaten Kebumen. Penulis membuat perancangan berupa destination branding Desa
Ambal Resmi sebagai Kampung Sate. Menyadari bahwa cakupan dalam destination branding
sangat luas maka penulis membatasi masalah berupa perancangan material promosi untuk
mendukung kegiatan destination branding tersebut sesuai bidang akademik Desain Komunikasi
Visual.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana merancang promosi untuk mendukung destination branding Desa Ambal Resmi
sebagai kampung sate agar dikenal?
2. Apa saja media promosi yang diperlukan untuk mendukung kegiatan destination branding
Desa Ambal Resmi sebagai kampung sate?
3. Bagaimana memilih penempatan media yang tepat untuk mengaplikasikan media promosi
yang dibuat?
C. Tujuan
1. Merancang promosi untuk mendukung destination branding Desa Ambal Resmi sebagai
kampung sate agar dikenal dengan cara menguatkan image melalui logo, icon, tagline, yang
dipadukan dengan pengolahan desain sebagai sarana komunikasi visual yang tepat dan
menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Merancang media promosi yang diperlukan untuk mendukung kegiatan destination branding
Desa Ambal Resmi sebagai kampung sate berupa perancangan promosi media luar ruang
seperti billboard, spanduk, road sign, welcome gate, papan nama.Media elektronik seperti
plasma ad dan website. Below the line media seperti merchandise dan perlengkapan warung.
3. Memilih media penempatan yang tepat untuk mengaplikasikan media promosi yang telah
dibuat berupa media luar ruang, media elektronik, maupun media iklan dalam ruang.
D. Target Market dan Target Audience
1.Target Market
Target market disegmentasikan berdasar :
a. Demografis
1) Kelompok umur : 20 – 40 tahun
2) Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan
3) Pendidikan : semua latar belakang pendidikan
4) Golongan : menengah ke atas
5) Agama : semua agama dan kepercayaan
b. Geografis
Masyarakat di sekitar Kabupaten Kebumen dan wisatawan baik domestik maupun asing
yang berkunjung ke Kab. Kebumen.
2.Target Audience
Secara psikografis Khalayak sasaran yang dituju adalah kelompok masyarakat yang
menyukai hal-hal baru (experimentalist) terutama wisata kuliner berupa sate.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Metode Penelitian & Perancangan
Dalam mengadakan penelitian dan membuat perancangan ini penulis menggunakan 4
metode, yaitu:
1. Metode Survei
Pada metode ini penulis datang langsung ke lokasi, yaitu sentra sate ambal di Desa
Ambal Resmi, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen untuk mengamati keadaan di lapangan
secara langsung.
2. Metode Wawancara
Wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara mendalam (in depth interview)
kepada pihak-pihak terkait dalam suasana yang rormal-non formal, suasana akrab, dan
pertanyaan yang penulis ajukan bersifat lentur sehingga sumber data dapat menjelaskan secara
gamblang atas pertanyaan yang penulis ajukan.
3. Kuisioner
Kuisioner ini diberikan pada pengunjung di lokasi serta para target market dan target
audience yang menjadi sasaran untuk mengetahui data-data yang diperlukan untuk membuat
perancangan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Kepustakaan
Pada metode ini penulis menggunakan sumber-sumber pustaka yang mendukung sebagai
tambahan yang memperkuat hasil analisa seperti buku, forum-forum di internet serta situs resmi
Pemkab Kebumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Destination Branding
Branding (pembentukan merek) merupakan suatu proses pembentukan dan pemeliharaan
seperangkat atribut dan nilai-nilai produk yang saling berhubungan secara logis, tepat, khusus,
serta dapat menarik konsumen. (Dick Samsurizal, 1992:15)
Branding merupakan istilah umum tentang pembentukan nama merek, tanda-tanda
ataupun merek dagang bagi suatu produk. Suatu merek yang berhasil adalah merek yang dapat
memotivasi seorang pelanggan untuk memilih mereknya dibanding yang lain. Penetapan merek
dapat mengubah persepsi pelanggan dari ketertarikan menuju kesetiaan dan pada akhirnya
menjadi pendukung. Penetapan sebuah merek tidak sesederhana dengan hanya memunculkan
satu logo dan satu slogan saja namun juga harus dapat menentukan persepsi pelanggannya.
“Branding merupakan aktivitas menentukan citra yang ingin dibentuk dan upaya
pembentukan citra tersebut melalui berbagai macam kegiatan promosi (advertising,
publisitas,dll) maupun pembenahan fitur dan fasilitas publik (yang disesuaikan dengan citra yang
ingin dibentuk).” ( Majalah MIX,2005)
Seiring perkembangannya, branding memiliki banyak jenis tergantung dari topik yang
diangkat. Salah satu dari jenis branding yang sekarang sedang banyak dibicarakan adalah
branding daerah tujuan wisata yang disebut dengan istilah destination branding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
“Destination branding merupakan sebuah konsep branding sebuah daerah tujuan
(destination), dapat negara ataupun daerah, tetapi kebanyakan konsep ini digunakan dalam
industri pariwisata.” (Majalah BRANDNA, Juni 2008)
Destination Branding berawal dari City Branding yang mulai dikenal di Eropa pada
tahun 90-an. Hal ini bermula ketika mulai dikenalnya konsep selling location tempat
peristirahatan musim panas di pantai Inggris dan Perancis dengan cara beriklan untuk
maningkatkan jumlah turis yang berkunjung. Konsep “menjual lokasi” ini berkembang menjadi
“memasarkan lokasi”. Kini konsep tersebut berkembang menjadi “destination branding”.
Destination branding berarti merancang suatu tempat untuk memenuhi kebutuhan target
market. Lebih penting lagi, destination branding adalah mengenai bagaimana konsumen menilai
terhadap suatu tempat dalam benak mereka. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya
membangun kepercayaan terhadap suatu lokasi dan menghubungkan lokasi tersebut dengan
asosiasi yang diinginkan.
Dalam situs wikipedia.com disebutkan bahwa “Destination Branding merupakan sebuah
konsep sebuah daerah tujuan (destination), bisa itu negara maupun daerah.” Namun kebanyakan,
konsep ini digunakan untuk tujuan industri pariwisata. Sebagian besar program destination
branding yang dilakukan hanya menyentuh bagian dasar dari branding, seperti pengembangan
nama dan logo, dilanjutkan dengan iklan besar-besaran. Padahal, banyak faktor lain yang
berhubungan dan menentukan keberhasilan dari destination branding yang selama ini kerap
terabaikan. Terutama faktor infrastruktur yang secara tidak langsung mempengaruhi keberhasilan
program ini. Seperti jalan yang masih rusak, transportasi umum, kemudahan mencari penginapan
dan berbagai hal terkait lainnya.(www.wikipedia.com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
“Pengertian destination branding selalu mengalami perkembangan. Hal ini sejalan
dengan semakin banyaknya riset mengenai destination branding.” (Majalah BRANDNA, Juni
2008)
Menurut Ritchie. J. R and Ritchie J. B (1998), destination brand adalah nama, simbol,
logo atau bentuk grafik lainnya yang mengidentifikasi dan membedakan daerah tujuan
(destination): memberi janji akan sebuah perjalanan yang tak terlupakan secara unik
diasosiasikan dengan daerah tujuan tersebut; juga untuk mengkonsolidasi dan mendorong
terciptanya sebuah memori menyenangkan sebagai sebuah destination experience. (Majalah
BRANDNA, 2008:21)
Sedangkan Cai (2002) mendefinisikan destination branding sebagai proses seleksi
elemen campuran yang konsisten untuk mengidentifikasi dan membedakannya melalui proses
pembangunan image positif dengan tujuan untuk menciptakan values daerah tujuan tersebut
melalui serangkaian brand image yang dibangun untuk mengidentifikasi asosiasi yang paling
relevan dan terhubung satu sama lain serta saling memperkuat brand itu sendiri. (Majalah
BRANDNA, 2008:21)
Kotler mengungkapkan bahwa branding dalam industri pariwisata sebagai cara mudah
bagi konsumen dalam melakukan identifikasi, membangun persepsi dan nilai, menetapkan
kualitas dan standar yang mudah dikelola, menigkatkan permintaan terhadap produk lokal yang
secara tidak langsung akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat sekitar dan meningkatkan
skala ekonomis.(Kotler et al,2003)
Destination branding dibangun dengan menciptakan nilai daerah tujuan tersebut melalui
serangkaian brand image untuk mengidentifikasi asosiasi yang paling relevan dan terhubung satu
sama lain serta saling memperkuat brand itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam sebuah situs di internet Arief Budiman, Ketua Perhimpunan Perusahaan
Periklanan Indonesia cabang Bali yang sekarang bekerja di Matamera Communication
menjelaskan mengenai destination branding dan elemen pembentuknya sebagai berikut:
Pengertian destination branding atau place branding seyogianya dipahami juga oleh kita secara utuh karena ia adalah sebuah strategi yang akan menghabiskan biaya dan waktu. Jika kurang tepat dan cermat mengeksekusinya maka kita akan kehilangan biaya dan waktu dengan sia-sia. Pijakan branding sebuah tempat atau destination branding juga dilakukan tidak hanya untuk atau melalui pariwisata saja. Dalam strategi destination branding di banyak tempat setidaknya ada enam elemen penting pembentuk destination branding atau prasyarat terciptanya destinasi yang baik. Pariwisata adalah salah satu komponennya selain people, governance, export, investment / immigration, culture and heritage. (www.google.com)
Sebuah konsep destination branding, didasari oleh passion dan identitas menarik yang
saling berhubungan dengan berbagai hal untuk memudahkan orang memiliki asosiasi dengan
tempat tersebut. Destination branding harus memiliki kekuatan untuk mengubah presepsi dan
cara pandang seseorang terhadap suatu tempat, termasuk melihat perbedaan sebuah tempat
dengan tempat lainnya untuk dipilih sebagai tujuan.
Ooi (2004) mengungkapkan 4 fungsi dari destination branding, yaitu: Membentuk
persepsi publik terhadap tempat tersebut, mengemas tempat tersebut secara selektif dan estetik,
membuat daerah atau tempat tujuan tersebut berdiri tegak di tengah persaingan pasar pariwisata
global sehingga dapat bersaing dengan yang lain, dan membentuk pengalaman pariwisata.
(Majalah BRANDNA, 2008:22)
Clarke (2000) mengidentifikasi 6 keuntungan destination branding, yaitu:
1. Produk pariwisata masuk dalam ‘high involvment product’ , dengan branding mampu
mengurangi pilihan.
2. Branding mampu mengurangi dampah intangibility.
3. Branding menunjukkan sebuah konsistensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Branding mampu mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan mengenai liburan.
5. Branding mampu memfasilitasi segmentasi.
6. Branding membantu meningkatkan fokus dan mengintegrasikan rencana dan mendorong
orang untuk bekerjasama dengan tujuan yang sama.(Majalah BRANDNA, 2008:22)
Sebagai salah satu wujud brand, destination branding memiliki anatomi yang serupa
dengan brand pada umumnya. Brand name yang digunakan adalah nama sebenarnya dari lokasi
tersebut. Dalam melakukan destination branding setidaknya ada tiga tahapan yang harus
dilakukan, yaitu:
1. Mind Identity
Ini adalah aspek utama dan yang paling penting karena dalam pelaksanaan destination
branding pemeran utamanya adalah masyarakat itu sendiri. Apabila ingin konsep ini berhasil,
maka yang pertama harus diolah adalah masyarakat. Masyarakat yang merupakan pemeran
utama dalam sebuah destination branding harus mengerti dan sadar akan tujuan pelaksanaannya.
2. Behavior Identity
Bila masyarakat sudah ditanamkan nilai-nilai luhur seperti ramah, suka menolong, hidup
bersih, behavior identity adalah cerminan dari itu semua. Dengan masyarakat yang baik, maka
segala tingkah laku dan perbuatannya pun akah berimbas baik. Hasilnya pada wilayah yang di-
branding- kan tersebut akan tercipta rasa aman dan damai.
3. Visual Identity
Hal terakhir yang perlu dilakukan adalah mempromosikan daerah tersebut. Dalam
tahapan inilah mulai dibuat logo/brand name, slogan/brand line, iklan, dll yang merupakan
bentuk promosi baik above the line maupun below the line. Jadi, nantinya bila ada pengunjung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang datang karena tertarik dengan iklan yang ditawarkan, mereka tidak akan kecewa dan akan
merasa betah untuk tinggal dan berinvestasi disana.
Dalam industri jasa yang keberhasilannya sangat dipengaruhi harapan dan kenyataan
yang dialami oleh konsumen, sebuah strategi tidaklah mudah dilaksanakan, walaupun ada
standarisasi, setiap konsumen akan merasakan hal berbeda dari tiap pemberi jasa. Sama halnya
dengan destination branding ada beberapa tantangan besar yang harus dihadapi. Morgen
et.al(2002) menyebutkan tantangan terbesar destination branding adalah produk destination yang
secara alami tidak terbentuk, adanya unsur politik dan terbatasnya sumber daya yang
dialokasikan untuk menjalankan strategi yang telah dirancang. (Majalah BRANDNA,2008:23)
Sedagkan Cai (2002) menuturkan bahwa destination branding tidak seperti product
maupun service branding, ia relatif tetap sesuai dengan geografik daerah tersebut. Tantangan
terbesar adalah kompleksitas pengambilan keputusan yang dihadapi pengunjung sebelum
memutuskan untuk mengunjungi daerah tertentu, sebagaimana nilai intangible dan resiko alam
yang ada pada daerah tersebut. (Majalah BRANDNA,2008:23)
Membangun brand sebuah destination tidak dapat hanya dilakukan dalam waktu satu
tahun atau bahkan lima tahun. Dibutuhkan waktu yang tidak cepat untuk membuat sebuah image
yang sesuai dengan image yang ingin dibangun. Membangun image sebuah destination bukan
pekerjaan yang mudah, brand experience yang dirasakan pengunjung ketika mengunjungi
sebuah destination sedikit banyak akan tuirut serta dalam membangun brand image destination
tersebut, walaupun brand image yang terbentuk bisa saja tidak sama dengan apa yang ingin
dibentuk pengelola destination. (Majalah BRANDNA,2008:40)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Tinjauan Tentang Pariwisata
Pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia di dalam mencari sesuatu yang
belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana, atau untuk
mendapat perjalanan baru. (Robinson,1976; Murphy,1985)
“Pariwisata telah dimulai sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, ditandai oleh
adanya pergerakan manusia yang melakukan ziarah dan perjalanan agama lainnya.” (Prof.Dr.I
Gde Pitana,Msi , Ir.Putu G.Gayatri,M.si,2005:40)
Kepariwisataan di Indonesia berkembang sejak dikeluarkannya KEPRES XV/1983
dimana pada Pasal I Ayat 1 berisi tentang kebebasan memiliki visa bagi wisatawan (29 negara)
yang berlaku untuk dua bulan. Pasal ini sangat berpengaruh positif bagi perkembangan industri
pariwisata seperti penerbangan, perhotelan, transportasi, obyek-obyek atraksi wisata,
restaurant/tempat makan, dll. Perkembangan tersebut semakin meningkat tahun demi tahun
apalagi sejak tahun 1989 dicanangkan sebagai tahun sadar wisata yang dikenal dengan sapta
pesonanya. Sapta pesona tersebut meliputi keamanan, ketertiban, kesejukan, keindahan,
kebersihan, keramah-tamahan, dan kenangan. (Buku panduan mahasiswa, IHS Surakarta,2005)
Kegiatan ini berlanjut dengan dimulainya program Visit Indonesia Year pada tahun 1991
hingga sekarang yang mempromosikan pariwisata di Indonesia. Dengan adanya program ini,
jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia terus meningkat walaupun sempat berada
dalam kondisi terpuruk akibat krisis moneter tahun 1997 lalu. Program ini tak hanya bertujuan
untuk mendatangkan wisatawan asing saja, namun juga wisatawan dalam negeri yang tentunya
juga ingin menikmati pariwisata di negaranya sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kepariwisataan Indonesia juga diatur dalam undang-undang yaitu pada UU RI No. 9 Th
1990 dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1. Dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa :
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata termasuk pengusahaan
obyek dan daya tarik wisata serta usaha sarana wisata ,dan usaha lain yang terkait di bidang
tersebut.
4. Kepariwisatan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.
5. Usaha kepariwisataan adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan tujuan pariwisata
atau menyediakan atau mengusahakan obyek pariwisata dan daya tariknya,usaha sarana
wisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.
6. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sarana wisata.
7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan
untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
8. Menteri pariwisata adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang kepariwisataan.
(Nyoman S. Pendit, 2006:16)
Industri pariwisata adalah sesungguhnya berasal dari mancanegara yang masuk ke
Indonesia pada tahun limapuluhan. Pada pengertian tourism yang dijelaskan oleh organisasi
pariwisata tingkat internasional yang membahas kepariwisataan secara ilmiah sebelum WTO
(World Tourism Organization), AIEST (Association of International Expert on Scientific
tourism) menjelaskan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
“Tourism is the some of phenomenon and relationship arising from the travel, and stay of
non residence, in so far they do not lead to a permanent residence, and is not connecting with
earning activities” (Drs. Frans Groemang – Penataran pimpinan BPV Tingkat nasional 1986)
1. Arti Istilah Pariwisata
Di Indonesia istilah pariwisata baru dimulai pada awal tahun 1960-an. Istilah pariwisata diperoleh dari budayawan intelektual atas permintaan Presiden Soekarno kepada Sri sultan Hamengku Buwono IX selaku ketua DTI (Dewan Toerisme Indonesia) di tahun 1960-an itu. Secara terpisah dua orang budayawan Indonesia waktu itu dimohon pertimbangannya, yaitu Prof.Mr.Moh. Yamin dan Prof.Dr.Prijono, yang memberi istilah pariwisata untuk mengganti istilah toerism atau travel, yang konotasinya bisa terkait dengan selera rasa pleasure, excitement, entertainment, adventure dan sejenisnya. (Nyoman S. Pendit,2006:3) “Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari: Pari (penuh, lengkap,
berkeliling), Wis(man) (rumah, properti, kampung, komunitas), ata (pergi terus menerus,
mengembara) yang bila dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata.” (Nyoman
S.Pendit,2006:3)
Ada beberapa pendapat dari berbagai pihak tentang pengertian pariwisata, antara lain
sebagai berikut:
a. Institute of Tourism in Britain (sekarang Tourism Society in Britain)
Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke
tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-
kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian
untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau
darmawisata/ekskursi.(Nyoman S.Pendit,2006:33)
b. Robert McIntosh dan Shashikant Gupta
Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi
wisatawan , bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya. (Robert
McIntosh & Shashikant Gupta,1980:8)
c. F.W Ogilvie
Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat, yaitu pertama bahwa
mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun
dan kedua, bahwa sementara mereka bepergian mereka mengeluarkan uang di tempat
yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah di tempat tersebut. (Nyoman
S.Pendit,2006:35)
d. Prof. Hunziker dan Prof.Krapft (bapak ilmu pariwisata)
Sejumlah hubungan-hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan dari tinggalnya
orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal
atau usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja
penuh. (Hunziker,Prof.W. dan Krapft,Prof,K ,1942)
e. W.J.S Poerwadarminta dalam Kamus Bahasa Indonesia
Pariwisata: perpelancongan (turisme)
f. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia
Pariwisata: yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; perpelancongan;
turisme.
2. Jenis-jenis Pariwisata
Menurut Nyoman S.Pendit dalam bukunya “Ilmu Pariwisata” membagi jenis pariwisata
dalam 15 jenis, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Wisata Budaya
Perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan, untuk memperluas pandangan
hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau
ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup
mereka, budaya dan seni mereka.
b. Wisata Kesehatan
Perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan tersebut untuk menukar keadaan dan
lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya
dalam arti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air
panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim
udara yang menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas
kesehatan lainnya.
c. Wisata Olahraga
Wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau
memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu
tempat atau negara seperti Asean Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup,dll.
d. Wisata Komersial
Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan
pekan raya yang sifatnya komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan
sebagainya.
e. Wisata Industri
Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa , atau orang-
orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau bengkel-bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan
atau penelitian.
f. Wisata Politik
Perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif
dalam peristiwa kegiatan politik seperti misalnya peringatan ulang tahun suatu negara,
ulang tahun perayaan 17 Agustus di Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow, penobatan
Ratu Inggris di London dan sebagainya dimana fasilitas akomodasi, sarana angkutan dan
atraksi aneka warna diadakan secara megah dan meriah bagi para pengunjung, baik dari
dalam maupun luar negeri.
g. Wisata Konvensi
Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan
fasilitas bangunan beserta ruangan-ruangan tempat bersidang bagi peserta suatu
konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional
maupun internasional.
h. Wisata Sosial
Pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan
kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan, seperti
misalnya kaum buruh, pemuda,pelajar atau mahasiswa, petani dan sebagainya.
i. Wisata Pertanian
Pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian,
perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat
mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai
jenis sayuran dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungui.
j. Wisata Maritim atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan olahraga air, lebih-lebih danau, bengawan,
pantai, teluk atau laut lepas sepertui memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan
pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, berkeliling melihat-lihat taman
laut denganh pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi
perairan yang banyak dilakukan di daerah-daerah atau negara maritim.
k. Wisata Cagar Alam
Jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan
yang mengkhususkan usaha-usahanya dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau
daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang
kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.
l. Wisata Buru
Banyak dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau hutan tempat berburu
yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
m. Wisata Pilgrim
Jenis wisata ini dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat
atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau
rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang
diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau
pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
n. Wisata Bulan Madu
Suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru
yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi
kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka.
o. Wisata Petualangan
Dikenal dengan Adventure Tourism, seperti masuk hutan belantara yang tadinya
belum pernah dijelajahi (Of the beaten track) penuh binatang buas, mendaki tebing
teramat terjal, terjun kedalam sungai yang sangat curam, anak-anak muda remaja
“mengemudi tank-tank raksasa” bekas Perang Dunia II ke pedalaman Rusia, bungy
jumping, arung jeram di sungai-sungai yang arusnya liar, masuk goa penuh misteri,dll.
3. Wisatawan
Menurut R.G Soekadijo, wisatawan adalah orang yang mengadakan perjalanan dari
tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang didatanginya, atau dengan singkat:
pengunjung, orang-orang yang mengadakan kunjungan.
A Hari Karyono membagi jenis wisatawan menjadi sebagai berikut:
a. Wisatawan Asing (foreign Tourist)
Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara
lain yang bukan merupakan Negara dimana ia biasanya tinggal. Wisatawan asing disebut
juga wisatawan mancanegara atau wisman.
b. Domestic Foreign Tourist
Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu Negara karena tugas, dan
melakukan perjalanan wisata di wilayah Negara dimana ia tinggal. Misal: staf Kedutaan
Belanda di Indonesia yang sedang melakukan perjalanan wisata di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Wisatawan Domestik (Domestic Tourist)
Seorang warga suatu Negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah
negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Wisatawan ini juga disebut
wisatawan dalam negeri atau wisatawan nusantara (wisnu).
d. Indigenous Foreign Tourist
Seorang warga negara suatu negara tertentu yang karena tugas atau jabatannya
berada di luar negeri, pulang ke negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di
wilayah negaranya sendiri.
e. Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu negara tertentu yang
terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas
kemauannya sendiri.
f. Business Tourist
Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis, bukan wisata, tetapi
perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuanya yang utama selesai. Jadi wisata
merupakan tujuan sekunder, setelah tujuan utama/primer yaitu bisnis telah dilakukan.
4. Desa Wisata
“Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai
sestem pemerintahan sendiri ; kelompok rumah diluar kota yang merupakan kesatuan.” (Kamus
Besar Bahasa Indonesia,1991)
Sedangkan menurut Bintarto dalam bukunya yang berjudul “Interaksi Desa-Kota”
menjelaskan arti desa dilihat dari segi geografis adalah “Desa merupakan hasil perpaduan
kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya, hasil perpaduan itu adalah wujud atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur tersebut dan dalam hubungan
dengan daerah-daerah lain.” (Bintarto,1983:11)
Menurut UU No.9 Th 1990 tentang Kepariwisataan menegaskan bahwa wisata adalah
“Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela, bersifat
sementara waktu untuk menikmati obkek dan daya tarik wisata.”
Berdasar pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desa wisata adalah desa sebagai
hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dalam suatu unit pemusatan penduduk
yang bercorak agraris yang memiliki daya tarik sebagai dareah tujuan bagi kegiatan perjalanan
wisata untuk menikmati objek wisata dan daya tarik wisata.
5. Wisata Kuliner
Industri pariwisata telah berkembang sangat pesat. Dari segi pilihan, kini tersedia
beragam jenis wisata. Dari wisata budaya (cultural tourism), wisata kuliner (culinary tourism),
wisata bencana (disaster tourism), wisata alam sampai bentuk-bentuknya yang paling baru
seperti wisata ekologi (eco-tourism), wisata berobat (medical tourism), wisata pendidikan
(educational tourism), bahkan wisata hantu (dark tourism). (www.wikipedia.com)
Dalam situs resmi harian Bisnis Indonesia pada tanggal 12 Maret 2008 terdapat sedikit
ulasan mengenai wisata kuliner yang dipaparkan oleh Bondan Winarno. Berikut ini adalah
kutipan dari artikel tersebut:
Balai Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) meminta pemerintah dan DPR memasukkan industri kuliner dalam draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Pariwisata. Alasannya, kata Bondan Winarno, anggota Dewan Pimpinan BPPI, agar ada tindakan serius dari pemerintah dan kalangan industri terkait untuk menjadikan industri ini sebagai potensi dan destinasi wisata nasional. "Pemerintah selama ini hanya memikirkan unsur pariwisata bendawi dan belum menempatkan kuliner sebagai bagian penting dari pariwisata, padahal kuliner itu ada di mana-mana. Setiap orang pasti perlu makan. Industri kuliner kita masih berjalan sendiri tanpa bantuan mereka." Regulasi yang mengatur soal pariwisata saat ini mengacu pada UU No 10/1990. RUU Pariwisata itu tengah digodok pemerintah bersama komisi X DPR. Menurut tokoh yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
juga pendiri komunitas pecinta kuliner Jalansutra itu, industri kuliner di Tanah Air memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan mancanegara karena keragaman makanan dan minuman khas yang ada di setiap daerah. Selain itu, dari sisi harga, makanan dan minuman yang ada di negeri ini lebih terjangkau dibandingkan dengan di luar negeri. "Sayangnya, selain belum dimasukkan ke dalam RUU Pariwisata, Depbudpar juga tidak memasukkan kuliner dalam promosi Visit Indonesia 2008, berbeda dari negara tetangga seperti Thailand, Malaysia dan Singapura." Akibat tidak ada dukungan promosi dari Depbudpar, lanjut Bondan, wisatawan asal Indonesia justru lebih mengenal industri kuliner negeri jiran tersebut daripada yang ada di Indonesia. "Orang Indonesia rela jauh-jauh berwisata ke negeri tetangga karena wisata kuliner mereka." Menurut Asosiasi Pariwisata Kuliner Internasional (International Culinary Tourism Association/ICTA), wisata kuliner merupakan kegiatan makan dan minum yang unik dilakukan oleh setiap pelancong yang berwisata.
C. Gambaran Umum tentang Sate
1. Pengertian Sate
Menurut wikipedia.com “Sate atau kadangkala ditulis satay atau satai adalah makanan
yang terbuat dari potongan daging (ayam, kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lain-lain) yang
dipotong kecil-kecil,dan ditusuki dengan tusukan sate yang biasanya dibuat dari bambu,
kemudian dibakar menggunakan bara arang kayu.”(wikipedia.com)
2. Sejarah Sate
“Diduga sate diciptakan oleh pedagang makanan jalanan di Jawa sekitar awal abad ke-19,
berdasarkan fakta bahwa sate mulai populer sekitar awal abad ke-19 bersamaan dengan semakin
banyaknya pendatang dari Arab ke Indonesia. Hal ini pula yang menjadi alasan populernya
penggunaan daging kambing dan domba sebagai bahan sate yang disukai oleh warga keturunan
Arab.”(wikipedia.com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, tetapi sate juga populer di negara-negara
Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand. Sate juga populer di
Belanda yang dipengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya. Versi Jepang
disebut yakitori.
Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resep masing-
masing daerah. Hampir segala jenis daging bisa dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate,
Indonesia memiliki variasi resep sate yang kaya.Biasanya sate diberi saus. Saus ini bisa berupa
sambal kecap, sambal kacang, atau yang lainnya.
D. Pemasaran
“Lembaga pemasaran terkemuka di Inggris, BCIM mendefinisikan istilah pemasaran
sebagai: proses manajemen yang bertanggung jawab terhadap identifikasi, antisipasi, serta
pemenuhan kebutuhan konsumen, dan dalam waktu bersamaan menciptakan keuntungan bagi
perusahaan.” (Frank Jefkins,1995:4)
Pemasaran merupakan tindak lanjut dari proses produksi. Dalam hal ini promosi adalah
satah satu mata rantai dari pemasaran. Dapat diartikan promosi memegang peranan penting
dalam pemasaran, karena dalam sebuah promosi sebuah produk dikenalkan kepada khalayak.
(Philip Kotler,1985:37)
Pemasaran pada hakekatnya bertumpu pada konsep pokok atas kebutuhan, keinginan dan
permintaan, produk, nilai dan kepuasan, pertukaran, pasar serta pemasaran dan pemasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam sebuah pemasaran ada 9 (sembilan) elemen pemasaran yang penting untuk dapat
mengungguli sebuah pesaing. Sembilan elemen pemasaran itu adalah: segmentasi, targetting,
positioning, differetiation, marketing mix, selling, brand, service, dan process.
“Bauran pemasaran (marketing mix) atau strategi pemasaran merupakan kombinasi dari
berbagai tahapan atau elemen yang diperlukan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan
eksekusi atau pelaksanaan keseluruhan operasi pemasaran.” (Frank Jefkinns, 1995 :8)
Bauran pemasaran memiliki konsep dasar yang dikenal dengan konsep 4P, yaitu Product,
Place, Price,dan Promotion. Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh E.Jeromne McCarthy dan
dikembangkan oleh Philip Kotler. Dalam perkembangannya saat ini 4P tersebut ditambah
menjadi berbagai P, namun semua P tersebut tidak harus digunakan seluruhnya, tetapi dapat
ditambah, dikurangi, dimodifikasi sehingga sesuai dengan strategi marketing yang disusun untuk
mencapai tujuan marketing yang diinginkan(Freddy Rangkuti). Bauran pemasaran untuk
pariwisata digunakan konsep 10P, yaitu Product, Price, Promotion, Place, Packaging,
Programmig, People Partnership, Policy, Power (Presentasi pemasaran pariwisata, 2008)
1. Promosi
“Salah satu faktor yang memengaruhi permintaan produk adalah promosi yang tepat untuk
memperkenalkan produk kepada konsumen” (Surachman S.A.,2008:179)
“Promosi adalah proses komunikasi oleh pemasar yang menginformasikan, memengaruhi,
dan mengingatkan kepada calon pembeli potensial akan produk-produknya dalam rangka
memengruhi opnini dan tanggapan dari calon pembeli.” (Surachman S.A.,2008:182)
Kata “promosi” berasal dari bahasa latin, yaitu Promovera (Promotion) yang dalam
Bahasa Inggris diterjemahkan : to move forward advance, dimana terjemahan secara fungsional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sasaran promosi adalah merangsang pembelian di tempat (immediately stimulating purchase,
berdasar kata tersebut pertama kali digunakan oleh Daniel Stratch. (Renald Khasali, 1995:10)
Pengertian promosi yang kita gunakan disini adalah bauran komunikasi pemasaran
(marketing communication mix), yaitu suatu perpaduan antara periklanan, penjualan personal,
dan publisitas.(Renald Khasali,1992:10-11)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, promosi adalah kegiatan komunikasi untuk
menigkatkan volume penjualan dengan pameran, periklanan, demonstrasi, dan usaha lain yang
bersifat persuasif.
Adapun tujuan promosi adalah:
a. Memajukan citra perusahaan yang bersangkutan.
b. Memperbesar volume penjualan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang
bersangkutan. (Gene Reichet,1998:32)
Ada dua tipe promosi, yaitu :
a. Bersifat personal, merupakan upaya yang dilakukan langsung dari penjual kepada
pembeli.
b. Bersifat non personal yang mencakup pengiklanan, publisitas, desain kemasan, display
pada tempat penjualan, pameran-pameran ( exhibits).
Tugas-tugas pokok dalam hal mengembangkan suatu upaya promosional terdiri dari
tindakan: memilih media komunikasi, dan kemudian menyatukannya ke dalam sebuah program
yang efektif. Biasanya suatu perusahaan jarang sekali mengandalkan diri pada satu tipe tunggal
aktivitas promosional. Kombinasi metode-metode yang digunakan dalam hal berkomunikasi
dengan para pembeli dinamakan suatu ramuan promosi (Promotion Blend). Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi promosi, yaitu: audiensi/sasaran, tujuan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pesan yang ingin disampaikan, saluran yang digunakan, anggaran, bauran promosi, dan
pengukuran efektivitas promosi.
Promosi menurut Edward L. Brink dan William T. Kelly terdiri atas upaya-upaya yang
diinisiasi oleh penjual secara terkoordinasi guna membentuk saluran-saluran informasi dan
persuasi guna memajukan barang atau jasa tertentu, atau penerimaan ide atau pandangan-
pandangan tertentu. Ada 4 macam jenis promosi yang juga dikenal dengan Promotion Mix
(bauran promosi), yaitu:
a. Pengiklanan (advertising), yaitu bentuk presentasi non-personal serta promosi ide-ide, barang-barang serta jasa-jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dapat diidentifikasi, yang memberikan imbalan untuk tujuan tersebut.
b. Penjualan tatap muka (personal selling), yaitu suatu presentasi secara lisan dalam suatu percakapan dengan seorang calon pembeli ( atau lebih) dengan tujuan untuk menjual produk atau jasa tertentu.
c. Promosi penjualan (sales promotion), terdiri atas aktivitas-aktivitas pemasaran di luar penjualan tatap muka, pengiklanan serta publisitas yang menstimulasi pembelian pihak konsumen dan efektifitas penjual. Di dalamnya tercakup aktivitas-aktivitas intermiten seperti: pertandingan-pertandingan (contests), hadiah-hadiah (premiums), display, show, pameran-pameran (exhibition), demonstrasi, dan beberapa penjualan yang tiodak bersifat rutin.
d. Publisitas atau humas (purel, public relation), merupakan stimulasi permintaan secara non personal, produki, servis, atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mencantumkan berita-berita penting tentangnya melalui radio, televisi, atau sandiwara yang tidak dibiayai oleh pihak sponsor. (Edwadr L Brink ,William T Kelly,1998:11)
Banyak kampanye promosional dilaksaknakan berdasarkan landasan keempat macam
aktivitas pokok yang telah dikemukakan.
Setiap sektor usaha pasti membutuhkan promosi untuk kelancaran usahanya. Oleh
karenanya banyak orang beranggapan bahwa promosi memiliki peran dan fungsi yang penting.
Menurut Fandy Tjiptono dalam buku “Strategi Pemasaran” secara terperinci menjelaskan tujuan
utama promosi adalah:
a. Menginformasikan, dapat berupa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Menginformasikan pasar mengenai produk
2) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru suatu produk
3) Menyampaikan perubahan harga terhadap pasar
4) Menjelaskan cara kerja produk
5) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan
6) Memutuskan kesan yang salah
7) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli
8) Membangun citra perusahaan
b. Membujuk pelanggan sasaran untuk:
1) Membentuk pilihan merek
2) Mengalihkan pikiran ke merek lain
3) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk
4) Mendorong pembeli untuk bekerja saat itu juga
5) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan konsumen
c. Mengingat, dapat terdiri atas:
1) Mengingatkan pembelian akan tempat-tempat menjual produk perusahaan
2) Mengingatkan pembelian bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu
dekat.
3) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan.
4) Menjaga agar ingatan pertama jatuh pada produk perusahaan.
Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang bisa mengenal produk
perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap menyukai, yakin, akhirnya membeli dan selalu
ingat akan produk tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Periklanan
“Merek tidak dapat dipisahkan dari iklan,demikian pula sebaliknya. Iklan tanpa merek
seperti orang buta, merek tanpa iklan seperti orang tuli. Produk yang memiliki merek tidak dapat
dikenal oleh masyarakat tanpa ditawarkan melalui program komunikasi yang tepat.” (Surachman
S.A.,2008:209)
“Iklan adalah berita pesan yang bertujuan untuk mendorong, membujuk kepada khalayak
ramai tentang benda atau jasa ditawarkan.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1991)
“Menurut Institut Praktisi Periklanan Inggris mendefinisikan periklanan merupakan
pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang
paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.”
(Frank Jefkins,1995:5)
a. Jenis-jenis Iklan
“Secara garis besar iklan dapat digolongkan menjadi tujuh kategori pokok, yakni
iklan konsumen, iklan bisnis ke bisnis atau iklan antarbisnis, iklan perdagangan,iklan
eceran, iklan keuangan, iklan langsung, iklan lowongan kerja.” (Frank Jefkins,1995:39)
“....Jenis iklan menurut tujuannya dibagi menjadi tiga, yaitu periklanan informatif,
periklanan persuasif, dan iklan pengingat….”(Surachman S.A.,2008:194)
b. Fungsi Iklan
Fungsi iklan adalah sebagai media komunikasi pemasaran, antara lain:
1) Menjadi metode promosional yang efisien karena iklan dapat menjangkau sejumlah
besar orang.
2) Memungkinkan pihak yang mengiklankan untuk mengulangi pesan berulang.
3) Memberikan pengaruh baik atas citra umum perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Tujuan Periklanan
1) Menciptakan kesadaran atas nama merek.
2) Mengingatkan kembali para pembeli agar menggunakan atau membeli lagi.
3) Mengubah sikap terhadap penggunaan produk.
4) Mengubah persepsi terhadap derajat kepentingan atribut merek dengan cara
mengiklankan USP.
5) Mengubah keyakinan terhadap merek.
6) Memperkuat sikap pelanggan.
7) Membangun citra korporat dan lini produk.
d. Elemen Iklan
1) Tema
Tema atau pokok pembicaraan harus diperlukan terlebih dahulu sebelum menyusun
iklan.
2) Naskah iklan ( copy iklan)
Naskah iklan memiliki tujuh unsur, yaitu:
a) Headline
“Di masa lalu, biasanya headline merupakan rangkaian kalimat atau kata-
kata pendek, dan headline seringkali berupa slogan. Sekarang ini, headline
seringkali berupa pertanyaan yang terdiri dari satu kalimat atau dua kalimat,
dan ditampilkan secara menyolok bahkan hedaline ini lebih mudah dilihat
daripada dibaca.”(Frank Jefkins,1995:233)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Subjudul
Digunakan untuk memancing pembaca dengan memperluas judul secara
menggugah, karena pembaca selalu ingin tahu tentang tulisan yang dibaca.
c) Teks iklan (bodycopy)
Terdiri atas isi iklan atau kalimat utama copy atau naskah iklan yang
dicetak dengan menggunakan huruf yang lebih kecil dari pada baris display
yang dicetak tebal guna menonjolkan teks dan untuk mendorong orang untuk
membaca.
d) Harga
“Orang biasanya sangat peka terhadap harga, dan mungkin akan
dijengkelkan oleh suatu iklan yang tidak mencantumkan harga, paling tidak
mencantumkan harga terendah.” (Frank Jefkins,1995:237)
e) Nama dan Alamat
Hal ini bertujuan agar pembaca dapat mengenali mereka dengan jelas.
Pencantuman nama dan alamat biasanya ditulis pada akhir iklan.
f) Kupon (kalau ada)
Hal terpenting dalam penulisan kupon adalah membuat tulisan dalam
kupon dengan jelas sehingga pembaca memahami apa yang diminta dan
pengiklan pun dapat memberikan pelayanan secara memuaskan.
g) Signature Slogan atau Strapline
“Ini adalah baris kalimat penutup (the pay-off line), dan hal ini dapat
digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra perusahaan.” (Frank
Jefkins,1995:238)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Penyusunan Anggaran Periklanan
Ada empat pokok dalam merancang anggaran periklanan agar tercapai target yang
diiginkan yaitu:
1) Menetapkan anggaran dasar.
2) Memperkirakan kebutuhan biaya, biaya sangat dipengaruhi oleh besarnya pasar
sasaran, ukuran, durasi, frekuensi iklan.
3) Melakukan eksperimen untuk mendapatkan dampak dari program periklanan.
4) Merevisi anggaran.
Dalam membuat program periklanan harus dimulai dengan mengidentifikasi pangsa pasar
dan motif pembelian, untuk itu perlu dilakukan keputusan dalam pengambilan langkah dengan
menggunakan metode 5M :
a. Mission (misi), tentang tujuan dan sasaran periklanan yang dituju.
b. Money (uang), mengenai berapa anggaran iklan yang akan dikeluarkan.
c. Message (pesan), mengenai pesan apa yang harus disampaikan dan tinjauan tanggung
jawab sosial.
d. Media (media), tentang media yang akan digunakan, jangkauan frekuensi yang diterima
konsumen, kapan pesan akan disampaikan dan seberapa sering.
e. Measurement (pengukuran), mengenai tinjauan keberhasilan iklan, dampak iklan
terhadap penjualan, dan dampak komunikasi.
Iklan adalah suatu cara untuk berpromosi barang dan jasa juga mempunyai kelemahan
yaitu, iklan jarang mendapatkan feedback cepat. Sulit untuk mengukur efek iklan terhadap
volume penjualan, untuk itu dalam pembuatan iklan perlu diperhatikan elemen-elemen dalam
sebuah rumus yang dikenal dengan AIDCA yang terdiri atas:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Attention (perhatian)
Iklan harus menarik sasaran, baik pembaca, pendengar, pemirsa. Untuk itu iklan
memerlukan bantuan antara lain ukuran, warna, tata letak, jenis huruf, dan naskah iklan.
Perhatian yang diciptakan dapat dibentuk melalui:
1) Menggunakan headline yang mengarahkan
2) Menggunakan slogan yang mudah diingat
3) Menonjolkan atau menebalkan huruf
4) Menonjolkan selling point (keunggulan produk) pada suatu produk
5) Menggunakan huruf tebal untuk memonjolkan kata-kata yang menjual
6) Menggunakan sub-sub judul untuk membagi naskah dalam beberapa paragraf
b. Interest (menimbulkan minat)
Setelah perhatian dapat direbut, yang harus dilakukan adalah menarik calon
konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Untuk itu konsumen perlu dirangsang
agar mau membaca pesan-pesan yang disampaikan dalam iklan.
c. Desire (kebutuhan/keinginan)
Iklan harus berhasil menggerakkan keinginan konsumen untuk memiliki atau
menikmati produk yang diiklankan.
d. Cogniviction (rasa percaya diri)
Untuk menimbulkan rasa percaya diri pada calon pembeli, sebuah iklan dapat
ditunjang berbagai kegiatan seperti testimonial, membagikan contoh gratis,dll.
e. Action (tindakan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Merupakan harapan agar calon pembeli segera pergi membeli produk yang
ditawarkan atau setidaknya menyimpan dalam ingatan mereka untuk membelinya kelak.
3. Publisitas dalam Pariwisata
“Bila dikatakan secara gampang, tujuan publisitas pariwisata adalah untuk menumbuhkan
dan mengembangkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan bagi suatu daerah
tujuan wisata yang dijadikan objek kunjungan.” (Nyoman S.Pendit,2006:270)
Masih menurut Nyoman S.Pendit (2006), tujuan utama publisitas pariwisata adalah
membangkitkan perhatian. Ini kemudian diikuti oleh informasi. Informasi ini harus dikawinkan
dengan sugesti, dan sugesti + informasi = unsur utama dalam publikasi yang memanifestasikan
dirinya pada konsep. Konsep-konsep inilah harus dituangkan ke dalam media, yang akhirnya
dapat memberi efek. Bila diurutkan adalah sebagai berikut:
perhatian
perhatian + informasi
informasi + sugesti
perhatian + informasi+ sugesti
konsep dalam media
“Dalam publisitas pariwisata, alat yang efektif adalah yang dsapat memberi efek visual
dan auditif yang dijelmakan dalam bentuk ilustrasi, kalimat-kalimat tercetak, dan kata-kata
terucapkan, yang penjelmaannya dituangkan ke dalam media. Ilustrasi ini penting sekali artinya
dalam publisitas pariwisata, karena ia memberi efek yang emosional, terbuka bagi interpretasi
tiap orang yang memproyeksikan perasaan dan imajinasinya sendiri dan memberi kebebasan
yang luas kepada orang yang memandangnya, menurut penglihatannya dan perasaannya sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
secara berbeda-beda. Ilustrasi dapat berupa grafik, lukisan, foto berwarna atau hitam putih, dan
sebagainya tergantung harmonisasinya.”(Nyoman S.Pendit,2006:270)
“Kalimat tercetak sebagai alat dalam promosi publikasi pariwisata mengutamakan keaslian dalam
pengucapan ekspresi suatu cita rasa. Ia harus kuat dan mempunyai daya magnet untuk menarik,
ditulis dengan perhitungan untuk dibaca orang dalam masyarakat luas yang memiliki bermacam-
macam mentalitas, dan dalam sifatnya harus menonjol. Kalimat-kalimat ini tidak saja menonjol
dalam pengucapannya, tetapi juga dalam bentuk, warna, gaya bahasa, dan huruf-
hurufnya.”(Nyoman S.Pendit,2006:270)
4. Media
Media merupakan sarana atau alat. Pada konteks ini media yang dimaksud adalah sarana
atau alat bantu dari komunikator ke komunikan. Di dalam dunia industri atau bisnis media
merupakan jembatan efektif yang menghubungkan produsen dengan pasar atau konsumen,
Dalam hal ini media dibagi menjadi dua, yaitu media lini atas dan media lini bawah.
“Istilah above-the-line dan below-the-line itu, meskipun sering dipakai untuk
membedakan pekerjaan biro iklan dan biro non iklan sebenarnya diciptakan oleh Procter &
Gambler untuk memisahkan aneka ragam iklan yang mereka gunakan dalam memasarkan
produk-produknya.” (Frank Jefkins,1995:86)
“Media periklanan meliputi segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa pesan-
pesan penjualan kepada para calon pembeli.” (Frank Jefkins, 1995:84)
a. Media Lini Atas (above the line media)
“Media lini atas adalah jenis iklan yang mengharuskan pembayaran komisi kepada
biro iklan, contohnya adalah tayangan iklan di media cetak, televisi, radio, bioskop,
billboard, dan sebagainya.”(Frank Jefkins, 1995 : 28)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Media lini atas terdiri atas :
1) Media cetak, yaitu media yang penyebarannya melalui teknik cetak, antara lain:
surat kabar, tabloid, majalah, jurnal, buku, katalog, annual report, dan sebagainya.
2) Media elektronik, yaitu sebuah media yang penyelenggaraannya melalui peralatan
elektronik, yang termasuk di dalamnya adalah televisi, bioskop, radio, internet.
3) Media luar ruang, yaitu media yang sosialisasinya secara fisik berada di luar
ruangan, antara lain: bollboard, baliho, mobile ad, spanduk. “Media luar ruang
adalah bentuk iklan yang paling tua. Bukti-bukti penggunaannya pertama kali telah
ditemukan pada reruntuhan peninggalan bangsa Yunani dan Romawi.” (Frank
Jefkins,1995:130)
b. Media Lini Bawah (below the line media)
“Media lini bawah yakni jenis-jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi
seperti iklan pada pameran, brosur, lembar informasi, dan sebagainya.” (Frank
Jefkins,1995:29)
Terdiri dari seluruh media selain yang disebutkan di atas, sebagai contoh: direct
mail, promosi penjualan, sponsor, pameran, iklan di udara, point of sale display material,
kalender, agenda, dan souvenir,dll.
Setiap jenis media baik lini atas maupun lini bawah memiliki kelebihan dan
kekurangan sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1
Gambaran Profil Jenis-Jenis Media Utama
Media Keunggulan Keterbatasan
Surat kabar Fleksibilitas, ketetapan waktu,
liputan pasar lokal yang baik,
Jangka waktu pendek, mutu
reproduksi buruk, “penerusan” ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penerimaan yang luas, sangat
dipercaya.
audiensi berikutnya kecil.
Televisi Menggabungkan gambar suara
dan gerak, merangsang indera,
perhatian yang tinggi,
jagkauan luas.
Biaya absolut tinggi,
pengelompokan tinggi, paparan
bergerak cepat sehingga sulit
dilihat, audiensi dipilih secara
kurang baik.
Surat langsung Audiensi terpilih,
flkeksibilitas, tidak ada
persaingan iklan dalam media
yang dipilih, personalisasi
sama.
Biaya relatif tinggi, citra “surat
sampah”
Radio Penggunaan masal, pilihan
geografis dan demografi
tinggi, biaya rendah.
Hanya penyajian suara, perhatian
lebih rendah daripada televisi,
struktur harga tidak standar, tidak
ada jaminan posisi.
Majalah Pilihan geografis dan
demografis tinggi, kredibilitas
dan gengsi, mutu reproduksi
tinggi, jangka waktu panjang,
penerusan pembacaan baik.
Tenggang waktu atas manfaat
dari pembelian iklan panjang, ada
peredaran yang sia-sia, tidak ada
jaminan posisi produk.
Ruang terbuka
(out door)
Fleksibilitas, pengulangan
paparan tinggi, biaya rendah,
persaingan rendah.
Tidak ada pilihan audiensi,
kreativitas terbatas.
Halaman kuning
pada buku
telepon
Liputan lokal yang unggul,
sangat mudah meneruskan
pesan, jangkauan luas, biaya
rendah.
Persaingan tinggi, tenggang
waktu atau manfaat dari
pembelian iklan panjang,
kreativisat terbatas.
Leaflet atau
brosur
Selektivitas sangat tinggi,
sangat terkontrol, peluang
interaktif, biaya relatif rendah.
Biaya rendah namun efektivitas
diragukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Telepon Memiliki banyak pengguna
peluang untuk memberikan
sentuhan pribadi.
Biaya relatif tinggi kecuali jika
digunakan sukarelawan.
Internet Selektivitas tinggi,
kemungkinan interaktif, biaya
rendah.
Media yang relatif baru dengan
jumlah pengguna yang rendah di
beberapa negara. Jangkauan
terbatas.
Sumber: Surachman S.A.,2008:201
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
IDENTIFIKASI DATA
A. Sekilas Kabupaten Kebumen
1. Lambang dan Slogan Lambang Kabupaten Kebumen:
Slogan “BERIMAN” (Bersih, Indah, Aman, Nyaman)
Selain lambang dan slogan, Kabupaten Kebumen juga mempunyai ikon yang khas, yaitu
burung walet. Ikon ini di representasikan pada sebuah tugu di pusat kota yang disebut Tugu
Lawet (walet).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Sejarah Singkat
Sejarah awal mulanya adanya, Kebumen tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Mataram
Islam. Hal ini disebabkan adanya beberapa keterkaitan peristiwa yang ada dan dialami Mataram
membawa pengaruh bagi terbentuknya Kebumen yang masih didalam lingkup kerajaan
Mataram. Di dalam Struktur kekuasaan Mataram lokasi kebumen termasuk di daerah Manca
Negara Kulon ( wilayah Kademangan Karanglo ) dan masih dibawah Mataram.
Berdasarkan Perda Kab. Kebumen nomor 1 tahun 1990 tentang Penetapan Hari Jadi
Kabupaten kebumen dan beberapa sumber lainnya dapat diketahui latar belakang berdirinya
Kabupaten kebumen antara lain ada beberapa versi yaitu :
a. Versi I
Versi Pertama asal mula lahirnya Kebumen dilacak dari berdirinya Panjer. Menurut
sejarahnya, Panjer berasal dari tokoh bernama Ki Bagus Bodronolo. Sewaktu Sultan
Agung menyerbu ke Batavia ia membantu menjadi prajurit pengawal pangan dan
kemudian diangkat menjadi senopati. Ketika Panjer dijadikan menjadi kabupaten dengan
bupatinya Ki Suwarno(dari Mataram), Ki Bodronolo diangkat menjadi Ki Gede di Panjer
Lembah (Panjer Roma) dengan gelar Ki Gede Panjer Roma I, Pengangakatan tersebut
berkat jasanya menangkal serangan Belanda yang akan mendarat di Pantai Petanahan
sedangkan anaknya Ki Kertosuto sebagai patihnya Bupati Suwarno.Demang Panjer
Gunung, Adiknya Ki Hastrosuto membantu ayahnya di Panjer Roma, kemudian
menyerahkan jabatannya kepada Ki Hastrosuto dan bergelar Ki Panjer Roma II.
Tokoh ini sangat berjasa karena memberi tanah kepada Pangeran Bumidirja. yang
terletak di utara Kelokan sungai Lukulo dan kemudian dijadikan padepokan yang amat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terkenal. Kedatangan Kyai P.Bumidirja menyebabkan kekhawatiran dan prasangka, maka
dari itu beliau menyingkir ke desa Lundong sedang Ki panjer Roma II bersama
Tumenggung Wongsonegoro Panjer gunung menghindar dari kejaran pihak Mataram.
Ki Kertowongso dipaksa untuk taat kepada Mataram dan diserahi Penguasa dua
Panjer, sebagai Ki Gede Panjer III yang kemudian bergelar Tumenggung Kolopaking I
(karena berjasa memberi kelapa aking pada Sunan Amangkurat I). dari Versi I dapat
disimpulkan bahwa lahirnya Kebumen mulai dari Panjer yaitu tanggal 26 Juni 1677.
b. Versi II
Sejarah Kabupaten Kebumen dimulai sejak Tumenggung Arung Binang I yang masa
mudanya bernama JAKA SANGKRIP yang berdarah Mataram dan dititipkan pada
pamannya Demang Kutawinangun. Setelah dewasa ia mencari ayahnya ke keraton
Mataram. Setelah terbukti keturunan Raja ia diangkat menjadi Mantri Gladag, kemudian
sampai Bupati Nayaka dengan Gelar Hanggawangsa. setelah diambil menantu oleh Patih
Surakarta, diangkat menjadi Tumenggung Arung Binang I sampai dengan keturunannya
yang Ke III sedangkan Arung Binang IV sampai ke VIII secara resmi menjadi Bupati
Kebumen.
c. Versi III
Asal mula nama Kebumen adalah tokoh KYAI. PANGERAN BUMIDIRJA. Beliau
adalah bangsawan ulama dari Mataram, adik Sultan Agung Hanyokro Kusumo. Ia
dikenal sebagai penasihat raja, yang berani menyampaikan apa yang benar itu benar dan
apa yang salah itu salah. Ia sering memperingatkan raja bila sudah melanggar batas-batas
keadilan dan kebenaran. Ia berpegang pada prinsip : agar raja adil dan bijaksana.
Disamping itu ia sangat kasih dan sayang kepada rakyat kecil. Kyai P.Bumidirjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memberanikan diri memperingatkan keponakannya, Sunan Amangkurat I karena sudah
melanggar paugeran keadilan dan bertindak keras dan kejam. Bahkan berkompromi
dengan VOC (Belanda) dan memusuhi bangsawan ,ulama dan rakyatnya. Peringatan
tersebut membuat kemarahan Sunan Amangkurat I dan direncanakan akan dibunuh,
Karena menghalangi hukum qishos terhadap Kyai P. Pekik dan keluarganya (mertuanya
sendiri).
Untuk menghadapinya, Kyai P.Bumidirjo lebih baik pergi meloloskan diri dari
kungkungan sunan Amangkurat I. Dalam perjalanan ia tidak memakai nama bangsawan ,
namun Kyai Bumi saja. Kyai Bumi sampai ke Panjer dan mendapat hadiah tanah di
sebelah utara kelok sungai Lukulo , pada tahun 1670. Pada tahun itu juga dibangun
padepokan/pondok yang kemudian dikenal dengan nama daerah Ki bumi atau Ki-Bumi-
An, menjadi KEBUMEN. Oleh karena itu bila lahirnya Kebumen diambil dari segi nama,
maka versi Kyai Bumidirjo yang dapat dipakai dan mengingat latar belakang
peristiwanya tanggal 26 Juni 1677.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah bahwa Kebumen berasal dari kata Bumi, nama
sebutan bagi P. Kyai Bumidirjo , mendapat awalan Ke- dan akhiran -an yang menyatakan
tempat. Hal itu berarti Kebumen mula - mula adalah tempat tinggal P.Bumidirjo. Di
dalam perjalanan sejarah Indonesia pada saat dipegang Pemerintah Hindia Belanda telah
terjadi pasang surut dalam pengadaan dan pelaksanaan belanja negara , keadaan demikian
memuncak sampai klimaksnya sekitar tahun 1930. Salah satu perwujudan pengetatan
anggaran belanja negara itu adalah penyederhanaan tata pemerintahan dengan
penggabungan daerah-daerah Kabupaten (regentschaap) .Demikian pula halnya dengan
Kabupaten Karanganyar dan Kebupaten Kebumen telah mengalami penggabungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menjadi satu daerah Kabupaten menjadi Kabupaten Kebumen. Surat keputusan tentang
penggabungan kedua daerah ini tercatat dalam lembaran negara Hindia Belanda tahun
1935 nomor 629. Dengan ditetapkannya Surat Keputusan tersebut maka Surat Keputusan
terdahulu tanggal 21 juli 1929 nomor 253 artikel nomor 121 yang berisi penetapan daerah
kabupaten Kebumen dinyatakan dicabut atau tidak berlaku lagi. Ketetapan baru tersebut
telah mendapat persetujuan Majelis Hindia Belanda dan Perwakilan Rakyat (Volksraad).
Sebagai akibat ditetapkannya Surat Keputusan tersebut maka luas wilayah Kabupaten
Kebumen yang baru yaitu : Kutowingun , Ambal , Karanganyar dan Kebumen. Dengan
demikian Surat Keputusan Gubernur Jendral De Jonge Nomor 3 tertanggal 31 Desember
1935 dan mulai berlaku tanggal 1 Januari 1936 dan sampai saat ini tidak berubah .Sampai
sekarang Kabupaten Kebumen telah memiliki Tumenggung/Adipati/Bupati sudah sampai
30 kali.
3. Visi & Misi
a. Visi :
Dengan dukungan masyarakat yang agamis dan berkualitas, untuk mewujudkan
perekonomian Kebumen yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
b. Misi:
1) Pengembangan Sumber Daya Manusia berkualitas melalui peningkatan derajat
kesehatan individu dan masyarakat, pendidikan, keterampilan serta profesionalisme.
2) Perwujudan demokratisasi, penyaluran aspirasi masyarakat,pemberian perlindungan
hak-hak azasi manusia serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan
yang profesional, dan dinamis. Mengedepankan prinsip good governance.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan untuk mengurangi
kesenjangan antar wilayah dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan hidup
dalam pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efektif dan efisien.
4) Pengembangan perekonomian yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat
melalui sinergi fungsi-fungsi pertanian, pariwisata, perdagangan, industri dan dengan
penekanan pada peningkatan pendapatan masyarakat serta penciptaan lapangan kerja.
5) Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah, terutama
pengusaha kecil menengah dan koperasi, membangun mekanisme pasar serta mampu
membuka pasar baru dan memiliki daya saing tinggi.
4. Georgafis
a. Letak Geografis
Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27' - 7°50' LS dan 109°22' - 109°50' BT. Bagian
Selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedang pada bagian Utara
berupa pegunungan, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di
selatan daerah Gombong, terdapat rangkaian pegunungan kapur, yang membujur hingga
pantai selatan. Daerah ini terdapat sejumlah gua dengan stalagtit dan stalagmit.
b. Luas Wilayah
Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah sebesar 128.111,50 ha atau 1.281,11
Km² dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan, namun
sebagian besar merupakan dataran rendah.
c. Batas Wilayah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Utara : Kabupaten Banjarnegara
Selatan : Samudra Hindia
Barat : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap
Timur : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purworejo
5. Pemerintahan
Terdiri atas 26 Kecamatan, yang terbagi atas sejumlah 449 Desa dan 11 Kelurahan
dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 1.877 dan Rukun Tetangga (RT) sebanyak 6.755.
Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kebumen. Kabupaten Kebumen di pimpin oleh
seorang bupati. Berikut adalah nama-nama yang pernah menjabat sebagai bupati Kebumen :
Tabel 2
Daftar Bupati Kebumen
No Nama Tahun Nama Daerah
1 Panembahan Bodronolo 1642-1657 Panjer
2 Hastrosuto 1657-1677 Panjer
3 Kalapaking I 1677-1710 Panjer
4 KRT.Kalapaking II 1710-1751 Panjer
5 KRT.Kalapaking III 1751-1790 Panjer
6 KRT.Kalapaking IV 1790-1833 Panjer
7 KRT. Arungbinang IV 1833-1861 Panjer
8 KRT. Arungbinang IV 1861-1890 Kebumen
9 KRT. Arungbinang IV 1890-1908 Kebumen
10 KRT. Arungbinang IV 1908-1934 Kebumen
11 KRT. Arungbinang IV 1934-1942 Kebumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12 R. Prawotosoedibyo S. 1942-1945 Kebumen
13 KRT. Said Prawirosastro 1945-1947 Kebumen
14 RM. Soedjono 1947-1948 Kebumen
15 R.M. Istikno Sosrobusono 1948-1951 Kebumen
16 R.M. Slamet Projorahardjo 1951-1956 Kebumen
17 R. Projosudarto 1956-1961 Kebumen
18 R. Sudarmo Sumohardjo 1961-1963 Kebumen
19 R.M. Suharjo Notoprojo 1963-1964 Kebumen
20 DRS. R. Soetarjo Kolopaking 1964-1966 Kebumen
21 R. Suyitno 1966-1968 Kebumen
22 Mashud Mertosugondo 1968-1974 Kebumen
23 R. Soepeno Soerjodiprodjo 1974-1979 Kebumen
24 Drs. H. Dadiyono Yudoprayitno 1979-1984 Kebumen
25 Drs. Iswarto 1984-1985 Kebumen
26 H. M.C. Tohir 1985-1990 Kebumen
27 H.M. Amin Soedibyo 1990-1995 Kebumen
28 H.M. Amin Soedibyo 1995-2000 Kebumen
29 Dra. Rustriningih, M.Si. 2000-2005 Kebumen
30 Dra. Rustriningsih, M.Si. 2005-2008 Kebumen
31 K. H. Nashiruddin Al Mansyur 2008-... Kebumen
6. Kependudukan
a. Jumlah penduduk : 1.212.809 jiwa (sensus tahun 2005)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Jumlah penduduk laki-laki : 612.467 jiwa
c. Jumlah penduduk perempuan : 600.342 jiwa
d. Sex Ratio : 102
e. Jumlah KK : 293.373 KK dengan rata-rata 4 jiwa/KK
f. Kepadatan penduduk : 947 jiwa/km²
g. Usia < 15 th : 30,45 % atau 369.329 jiwa
h. Usia 15 – 65 th (produktif) : 61,91 % atau 750.880 jiwa
i. Usia > 65 th : 7,64 % atau 92.600 jiwa
Ditinjau dari distribusi/persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan
Kebumen, yaitu sebesar 9,94%, dan paling sedikit di Kecamatan Padureso sebesar 1,16% dari
seluruh penduduk Kabupaten Kebumen.
7. Potensi
Potensi di Kebumen cukup beragam. Misalnya di pantai selatan ada kekayaan sarang
burung walet di Gua Karangbolong, Karangduwur, dan Pasir. Tiga gua milik Pemerintah
Kabupaten itu rata-rata menyumbangkan 100 kg sarang burung per tahun, senilai Rp 500 juta.
Bahkan tahun ini nilai jualnya Rp 787 juta. Selain itu masih ada potensi pariwisata baik wisata
alam/gua, pantai, maupun waduk yakni Gua Jatijajar, Gua Petruk, Pantai Ayah, Pantai Pedalen,
Pantai Karangbolong, Pantai Pasir, Arung Jeram Padegolan, Pantai Tanjung Bata, Pantai
Menganti, Waduk Sempor, Waduk Wadaslintang, Air Hangat Krakal, dan Pantai Petanahan.
Objek baru yang mulai diminati adalah benteng pertahanan militer Van der Wicjk di Gombong.
Namun yang paling besarkontribusinya ke kas daerah adalah Gua Jatijajar dan Pantai Pedalen di
Kecamatan Ayah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kebumen memiliki potensi kerajinan anyaman pandan di Desa Grenggeng, konfeksi di
Desa Roworejo, peci di Desa Bandung, dan keset dari sabut kelapa di Buluspesantren. Selain itu
yang tak kalah terkenal adalah kerajinan genting soka di Kecamatan Pejagoan, Sruweng,
Petanahan, dan Adimulyo.
Industri makanan di daerah pantai selatan. Misalnya emping melinjo, gula merah, dan
makanan ringan seperti lanting Karanganyar, sale pisang, dan keripik ketela yang memiliki
bahan mentah cukup banyak. Kualitas emping melinjo Kebumen diakui bagus karena banyak
dipasok ke kota besar seperti Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Di Ambal masih ada
makanan khas sate ayam dengan sambal tempe, dan di Petanahan ada soto ayam kampung yang
khas pula.
Terkait dengan industri jasa rumah makan dan hotel, sebagai salah satu ukuran tingkat
pelayanan dan fasilitas daerah, sebenarnya berkembang lumayan. Misalnya jumlah rumah makan
di sepanjang jalan raya jalur selatan tiap tahun bertambah. Hotel juga bertambah. Namun belum
ada hotel kelas berbintang di Kebumen. Paling banyak hotel kelas melati, seperti di Gombong
dan Karanganyar.
Selama ini memang menjadi kendala bagi Kebumen karena sebagai daerah wisata masih
sulit menjaring turis mancanegara. Itu semua menjadi tantangan bagi investor untuk melengkapi
infrastruktur menuju ke otonomi daerah yang mandiri.
8. Transportasi
Kebumen berada di jalur lintas selatan Pulau Jawa. Angkutan umum antarkota dilayani
oleh bus dan kereta api. Stasiun Kebumen adalah yang terbesar, di samping stasiun kecil lainnya
seperti Prembun, Karanganyar, Soka, Kutowinangun, dan Gombong. Di antara kereta api yang
melintasi Kebumen adalah Senja Utama dan Fajar Utama (Jakarta Pasar Senen-Yogyakarta),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Argo Wilis (Bandung-Surabaya Gubeng), Bima (Jakarta Kota-Surabaya Gubeng), Logawa
(Purwokerto-Jember), dan Kutojaya (Kutoarjo-Jakarta).
B. Desa Ambal Resmi
1. Sekilas Desa Ambal Resmi
Desa Ambal Resmi terletak di Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.
Letaknya sekitar 11Km ke arah Selatan dari pusat kota. Desa ini berada di jalur alternatif Salatan
santara Kabupaten Bantul – Kabupaten Cilacap yang oleh masyarakat sekitar dikenal dengan
Jalur Daendles. Batas wilayah sebelah Selatan adalah Samudera Hindia, sedangkan sebelas Utara
adalah Pegunungan Merapi. Berpenduduk 3.500 KK yang mayoritas penduduknya
bermatapencaharian sebagai pedagang sate. Selain itu, banyak pula warga yang bekerja sebagai
petani melinjo (daerah ini juga dikenal sebagai penghasil emping melinjo), pembuat gula jawa,
dan sebagian lagi bercocok tanam sebagai petani semangka dan palawija.
Desa ini seberannya adalah wilayah yang sangat subur, hal ini terbukti dari hasil panen
yang selalu melimpah. Tidak hanya menanam padi, warga juga menanam palawija dan buah
secara bergiliran. Selain itu kemakmuran warga juga nampak pada hewan sapi yang ada di
hampir setiap halaman rumah para warganya. Namun pada jaman dahulu desa ini cukup rawan
kejahatan, baik menimpa warga sekitar maupun orang yang sedang melintas. Oleh karena itu
daerah ini sangat sepi. Apalagi jika sudah menjelang malam, karena orang-orang takut untuk
melintas karena sering terjadi tindakan kejahatan seperti pemalakan dan penodongan. Warga
sekitar pun tak luput dari aksi kejahatan karena sering ada hewan ternak yang hilang dicuri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Seiring perkembangan jaman dan dibukanya jalur alternatif Selatan, keadaan mulai
berubah. Tindakan kejahatan berangsur-angsur hilang terutama yang menimpa pengguna jalan.
Kondisi jalan pun sudah mulai diperbaiki walaupun di beberapa titik masih kurang nyaman
untuk dilewati, kurangnya penerangan jalan juga menyebabkan kenyamanan sedikit terganggu
terutama jika lewat pada malam hari.
Pembukaan jalur alternatif tersebut ternyata membawa dampak yang cukup baik.
Sekarang desa ini mulai ramai karena kendaraan pribadi maupun angkutan umum seperti bus
pariwisata dan travel yang akan menuju Jakarta memilih untuk melewati jalur ini. Selain kondisi
jalan yang lurus dan tanpa hambatan yang mempercepat waktu dan jarak tempuh. Jika
melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Yogjakarta melewati jalur ini, maka akan menghemat
25-35 Km dan waktu sekitar 1 jam karena tidak perlu melewati kota-kota yang padat lalu
lintasnya. Selain itu, kendaraan pun dapat dipacu hingga 120-140 Km/jam karena kondisi jalan
yang halus dan lurus. Kondisi alam yang masih asri juga menambah daya tarik sendiri bagi
pengguna jalan yang ingin sekaligus refreshing. Di bebepara titik pengguna jalan akan melewati
jembatan-jembatan yang merupakan muara sungai dengan pemandangan laut lepas, suatu
keunikan tersendiri yang tidak didapat di daerah lain. Selain itu di sisi kiri dan kanan jalan masih
banyak terdapat lahan persawahan yang ditanami padi, palawija seperti jagung dan kacang tanah,
hingga sayuran dan buah-buahan. Sungguh potensi yang sang sangat baik jika dapat
mengembangkannya.
Hal yang paling khas di desa ini adalah sate ayam. Begitu masuk di daerah Ambal, akan
dijumpai puluhan penjual sate ayam, yang selalu menuliskan "KHAS AMBAL". Sepintas, sate
ini tak beda dengan sate ayam biasa. Tapi begitu daging menyentuh lidah, segera terasa bedanya.
Tanpa diolesi bumbu, daging-daging yang tergiling di sela-sela gigi sudah terasa manis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menggilingnya juga tak perlu dengan susah payah, karena rasanya sangat empuk. Satu tusuk
sate, biasanya terdiri dari empat potong, tiga berisi daging dan satu kerat lagi adalah kulit ayam.
Bila kita memesan satu porsi tanpa embel-embel khusus, penjual akan menyuguhi kita dengan
sate daging ayam plus sate ati. Ampela tidak disertakan.
Hal yang membuat lidah benar-benar bergoyang adalah bumbunya. Menggunakan bahan
baku kedelai, rasa bumbu ini sangat gurih. Berbeda dengan bumbu sate ayam yang umumnya
manis. Namun begitu dipadu dengan sate yang terasa manis, paduan gurih dan manis ini
menimbulkan sensasi sendiri di mulut. Banyak sekali warga di sepanjang jalan utama desa ini
yang berjualan sate ayam dengan citarasa yang sangat khas dirumahnya. Sate Ayam buatan
masyarakat Desa Ambal Resmi, selain cita rasanya yang khas juga unik karena bumbunya
menggunakan campuran tempe kedelai. Karena yang membuat masyarakat Ambal secara turun-
temurun maka sate ayam ini populer dengan sebutan Sate Ambal. Berkat kekhasan dan keunikan
itulah tidak kepalang tanggung pada saat kunjungan kerja Presiden Megawati Soekarnoputri ke
Kab. Kebumen, salah satu menu utamanya adalah sate ayam Ambal. Bahkan, Gubernur Jawa
Tengah H. Mardiyanto (sekarang Mendagri) pun menyempatkan diri berkunjung ke salah
seorang pedagang sate ayam langsung di Desa Ambal Resmi untuk bersantap di tempat itu.
Tidak sedikit pejabat yang singgah ke warung-warung sate ayam Ambal di Desa Ambal Resmi
ini.
Akibat banyaknya pedagang sate ayam di sepanjang jalan tersebut, aroma asap
pembakaran daging ayam yang menggugah selera mudah tercium bagi mereka yang melintas
Desa Ambal. Papan-papan nama warung sate Ambal juga banyak terpampang di tepian jalan
sehingga menjadi semacam penanda bahwa Ambal merupakan “desa sate”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tidak seperti sate Madura atau satai Ponorogo yang bumbunya ditaburkan di atas sate,
bumbu tempe kedelai pada sate Ambal ditempatkan dalam mangkuk terpisah sehingga mereka
yang menyantap sate ayam Ambal dapat menikmati cita rasa bumbu-bumbu pada daging ayam
bakar tersebut.
Dalam sehari setiap pedagang biasanya dapat memotong sekitar 30-40 ekor ayam. Setiap
ekor ayam berbobot 2-3kg menghasilkan 150 tusuk. Konsumen sate Ambal berasal dari berbagai
daerah, terutama di seputar Kebumen. Bahkan, banyak instansi dan masyarakat yang memesan
Sate Ambal untuk keperluan jamuan resepsi, santapan rapat, dan lain-lain. Ketika hari raya atau
musim liburan banyak diparkir mobil-mobil bernomor polisi luar daerah seperti Jakarta,
Bandung dan Yogyakarta. Para pengendara dari Yogyakarta-Jakarta atau sebaliknya yang
memilih jalur selatan yang sepi menyempatkan berhenti untuk sekadar melepas lelah. Dengan
didukung dengan sikap khas masyarakat pedesaan yang ramah, menjadikan pengujung
bertambah betah.
Meskipun sate ayam Ambal dengan keunikan dan cita rasanya yang khas telah melewati
sejarah panjang agaknya masyarakat Desa Ambal sendiri belum banyak yang berniat
mengembangkannya di luar daerah (hanya ada beberapa daerah di Jalan lintas selatan di dekat
Pasar Tlogo Mirit, Pasar Bendo dan Pasar Kutowinangun Kab Kebumen).
2. Sejarah Sate Ambal
Berbicara sejarah sate ambal tentunya tak lepas dari sejarah Desa Ambal itu sendiri.
Dahulu pada jaman Kerajaan Mataram desa ini adalah sebuah kabupaten. Pada suatu hari, anak-
anak ksatria Desa Ambal diutus oleh Sultan Agung untuk menebas berandalan dari Alas Urut
Sewu. Setelah berhasil ia diangkat menjadi Bupati Ambal, karena pemerintah tidak membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kota administrasi akhirnya bergabung ikut Kabupaten Kebumen. Setelah itu Desa Ambal
berubah menjadi Desa Ambal Resmi (Desa Ambal yang sudah resmi).
Sejak jaman dahulu buyut dari punggawa Kerajaan Mataram yang tinggal di desa ini
sudah memiliki budaya memasak sate ambal(sate ayam), sate kambing, sayur lodeh, dan gudeg.
Namun seiring perkembagan jaman, yang tersisa hanyalah sate ambal yang tidak dapat ditiru
oleh daerah lain. Sedangkan makanan yang lain ikut hijrah ke Yogjakarta dan Surakarta. Disebut
sate ambal karena sate ini berasal dari daerah Ambal.
Pada sekitar tahun 1893 ada seorang Demung tentara P. Diponegoro yang bernama Sabar
Wiryo Taruno. Beliau inilah yang pertama kali berjualan sate ambal. Namun pada waktu itu
karena kondisi wilayah yang masih sepi dan berupa hutan, ia berjualan secara keliling dengan
angkring pikulan. Wilayah tempat menjajakan sate tidak hanya di sekitar desa, tapi juga sampai
ke kota. Baru pada tahun 1987 para keturunan trah Wiryo Taruno memulai berjualan di rumah
mereka. Kian hari jumlah pedangan semakin banyak, mereka adalah para keturunan dari Wiryo
Taruno.
Saat ini para pedagang menjual sate dengan membuka warung dirumahnya, mulai dari
warung kecil hingga warung yang berkapasitas 50 orang. Namun jika ingin menjumpai penjual
yang menggunakan angkring pikulan, dapat menjumpainya di depan Pasar Kutowinangun.
Kekhasan sate ini terletak pada cara membuat dan bumbu pelengkapnya. Sebelum dibakar,
daging ayam yang sudah ditusuki direndam ke dalam bumbu rempah-rempah yang dicampur
dengan gula jawa selama 1 jam agar bumbu meresap, setelah itu sate dibakar. Sate Ambal tidak
menggunakan kecap sebagai pemanis, tetapi menggunakan gula jawa. Bumbu pelengkapnya pun
unik, yaitu berbahan dasar tempe kedelai. Cara penyajiannya pun tak seperti sate pada umumnya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sate diletakkan di sebuah piring, sedangkan bumbu dan ketupat ditaruh di wadah yang berlainan
pula.
3. Data Fisik
a. Alamat :Desa Ambal Resmi, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen,
Jawa Tengah
b. Jumlah pedagang :40 orang (jika musiman mencapai ratusan, namun tidak membuka
warung)
c. Harga : 10 tusuk Rp 8.000,-
d. Jumlah per porsi : 25 tusuk
e. Rata-rata penjualan : hari biasa 30 – 40 ekor / warung/hari
hari raya/libur 150 ekor / warung/hari
f. Ayam yang digunakan: ayam kampung dan ayam ras dengan bobot @ 2-3 kg
g. Suplier ayam : Jogja dan Muntilan
h. Hasil 1 ekor ayam : 150 tusuk
i. Jam buka : setiap hari pukul 06.00 – 21.00 WIB
j. Promosi : belum pernah
k. Peghargaan : 1997 “Simposium Internasional Makanan Ala Tempe” di Bali
dan mendapat dana pembinaan sebesar 23 Juta.
l. Lain-lain : mengikuti pameran produk se Jawa Tengah tiap tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Kompetitor
1. Kampung Ayam Panggang Desa Gandu Magetan
Bersentra di Desa Gandu, Karangrejo, 20 kilometer arah timur Kota Magetan,
menyajikan hidangan ayam panggang yang dimasak dan diproses secara tradisional. Menu
tersedia dengan sajian citarasa khas ala kampung dengan harga yang relatif terjangkau. Rumah
makan ayam panggang Bu Setu Jalan Cokroaminoto 165 misalnya. Merupakan satu di antara
banyaknya penjual ayam panggang khas Desa Gandu. Di rumah makan yang buka mulai pukul
07.30 hingga 21.30 WIB itu, pembeli dapat menikmati ayam kampung panggang dengan variatif
pilihan menu.
Pembeli dapat makan sambil lesehan di dalam rumah sang pemilik rumah makan. Seakan
menikmati makan bersama keluarga di rumah sendiri. Belum lagi bagi pembeli yang makan di
teras rumah, seakan terbuai dengan sepoi angin dari pohon bambu di sekitar rumah-rumah di
kampung tersebut.
Keunikan lainnya adalah pembeli dapat melihat ayam-ayam kampung masih dalam
kandangnya, serta proses proses pemotongan, hingga pemanggangannya dari kayu bakar di
beberapa tungku yang ada di dapur belakang rumah. Semua serba tradisional didukung pesona
aroma khas perkampungan sebuah pedesaan.
Untuk sajian menu rumah makan Bu Setu menyediakan dua pilihan, bumbu rujak pedas
dan bumbu bawang gurih. Setiap satu porsi ayam panggang tersaji lengkap dengan sambal, urap-
urapan dan lalapan.
Data fisik mengenai kampung ayam panggang ini adalah:
a. Alamat : Desa Gandu, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Jumlah pedagang : 14 orang dengan system warung lesehan
c. Rata-rata penjualan : hari biasa 100 ekor/hari/warung
hari libur mencapai 500 ekor/hari/warung
d. Harga : Rp 30.000,- / ekor
e. Jam buka : setiap hari pukul 07.30 – 21.30 WIB
f. Promosi : belum pernah
2. Sentra Bebek Goreng Kartasura
Di daerah Kartasura sudah sejak lama terkenal dengan sentra penjual makanan bebek
goreng. Walaupun letaknya cukup jauh dari pusat kota tak menghalangi 15 pedagang untuk
terus melestarikan warung-warung tersebut. Namun sayangnya, di beberapa warung turut
menjajakan ayam goreng, sehingga mengurangi citra wilayah tersebut sebagai sentra bebek
goreng.
Data fisik sentra bebek goreng Kartasura adalah sebagai berikut:
a. Alamat : Kartasura
b. Jumlah pedagang : 15 warung modern
d. Harga : Rp 15.000,- / porsi
e. Jam buka : setiap hari pukul 10.00 – 21.00 WIB
f. Promosi : hanya berupa banner papan nama yang disponsori oleh produk
minuman, tapi tidak semua warung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. AAnalisa Riiset
Da
masyarak
ari riset yan
kat yang men
ng telah d
njadi target m
ilakukan pa
market dan t
ada tanggal
target audien
9-10 Mei 2
nce, dapat di
2009 kepada
isimpulkan s
a konsumen
sebagai berik
n dan
kut:
1. 40% mmasyarakat taahu akan Deesa Ambal RResmi.
0
10
20
30
40
50
60
2. 30% re
3. 20% re
010203040506070
0
10
20
30
40
50
esponden pe
esponden pe
ernah mengu
ernah mengu
Tahu
Tidak
unjungi Desa
unjungi Desa
Tahu
a Ambal Ressmi.
Pernah
Belum pernah
a Ambal lebiih dari lima kkali.
Pertama kali
Kurang dari 5 ka
Lebih dari 5 kali
ali
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. 40% reesponden meengetahui lookasi dari sauudara / temann.
5. 80% re
6. 80% re
0
10
20
30
40
50
01020304050607080
01020304050607080
esponden bia
esponden me
asanya datan
engaku ingin
Tem
ng bersama k
n datang kem
Ke
Tah
Lai
man atau Saudar
Teman
Keluarga
Pasangan
Ya
Tidak
keluarga.
mbali setelah
betulan lewat
hu sendiri
innya
ra
h kunjungan pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. 75% reesponden daatang ke temppat ini saat ppulang kamppung.
8. 50% re
9. 75% re
01020304050607080
0
10
20
30
40
50
01020304050607080
esponden bia
esponden me
asanya maka
engatakan b
an ditempat
Jam m
ahwa keunik
Makan di
Dibawa p
Makan & pulang
Rasa/bumbu
Penyajian
Lainnya
sekaligus m
kan sate amb
Libura
Kebet
Pulang
makan siang
an
ulan lewat
g kampung
membawa pullang.
i tempat
pulang
dibawa
bal ada pada bumbu/rasaanya.
u
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10.55% rresponden beerpendapat bbahwa lokasi ini berpoteensi untuk dijjadikan pariwwisata.
0
10
20
30
40
50
60
11.60% r
12.25% r
0
10
20
30
40
50
60
01020304050607080
responden m
responden pe
mengatakan a
ernah merek
Ya
Tidak
Ragu-ragu
ada objek me
komendasika
Ada
Tidak ada
Tidak tahu
Ya
Tidak
enarik diseki
an pada tem
itar Desa Ammbal.
an/saudara untuk datangg.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13.30% rresponden peernah membbawa sate ammbal untuk olleh-oleh ke lluar kota.
0
10
20
30
40
50
60
70
14.60% r
15.65% r
0
10
20
30
40
50
60
0
10
20
30
40
50
60
70
responden se
responden ju
ering pergi k
uga suka berk
Pernah
Tidak pernah
ke Kabupaten
kunjung ke d
Ya
Tidak
Ya
Tidak
n Kebumen
daerah-daeraah sekitar Kaabupaten Keebumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Analisa SWOT
Kampung Sate Ambal
Kampung Ayam Panggang Desa
Gandu
Sentra Bebek Goreng
Kartasura Strength (Kekuatan)
• Cikal bakal sate ambal
• Jarang sekali (hampir tidak ada) di jual di luar kota
• Cita rasa unik, tidak terdapat di daerah lain
• Lokasi yang masih alami
• Banyak objek wisata lain disekitarnya
• Satu-satunya sentra ayam panggang di Magetan
• Variasi rasa unik
• Tidak dijual di tempat lain
• Sudah terkenal sebagai sentra bebek goreng
• Warungnya sudah modern
Weakness (Kelemahan)
• Cukup jauh daru pusat kota
• Sarana dan prasarana lingkungan yang kurang memadai terutama malam hari
• Sudah banyak yang berjualan di pusat kota
• Cukup jauh dari pusat kota
• Jauh dari pusat kota
• Tidak ada kendaraan umum yang lewat hingga malam
• Belum dikenal masyarakat luar daerah
• Jarak warung berjauhan
• Tidak hanya jual bebek goreng
• Tidak ada ke khas-an menu
Opportunity • Dapat menjadi • Dapat menjadi -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(Kesempatan) ikon Kabupaten Kebumen
• Menjadi daerah tujuan wisata
ikon Kabupaten Magetan
• Menjadi daerah tujuan wisata
Threat (Ancaman)
• Akan dibangun jalan di pinggir pantai sebagai jalur tol Selatan yang memung-kinkan para pengguna jalan beralih ke jalur itu.
- • Pedagang yang cukup sukses justru membuka cabang di tempat lain
• Sudah banyak penjual bebek goreng di setiap daerah
F. Positioning
Pada perancangan promosi ini dibuat strategi positioning untuk pangsa sasarannya adalah
terciptanya image tentang Desa Ambal Resmi sebagai pelopor pembuat Sate Ambal yang
merupakan salah satu budaya Kabupaten Kebumen yang memiliki keunikan tersendiri dan
pantas dikunjungi sebagai daerah tujuan wisata.
G. Unique Selling Prepotition
Berdasarkan definisi tersebut USP adalah sesuatu yang menjadi ciri khas dari produk
ataupun tempat yang memiliki nilai jual serta memiliki sifat menarik, yang tidak dimiliki oleh
produk lain.
Hal yang menjadi USP pada Desa Ambal Resmi adalah tempat asal sate Ambal dan
mayoritas penduduknya yang bermata pencaharian sebagai penjual Sate Ambal sejak ratusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tahun yang lalu dimana sate ambal adalah salah satu makanan khas dari Kabupaten Kebumen
yang memiliki keunikan tersendiri dibanding sate pada umumnya.Hal yang paling penting
adalah, sate Ambal tidak dijual di luar kota Kebumen, meskipun ada rasanya tidak seperti di
tempat asalnya. Jadi bagi yang ingin mencicipi, harus datang ke Kebumen. Selain itu kondisi
alam sekitar Desa Ambal Resmi yang masih alami juga menjadi daya tarik sendiri bagi
wisatawan disamping berbagai objek wisata lain di sekitar Desa Ambal Resmi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
KONSEP PERANCANGAN
A. Metode Perancangan
Dalam proses membuat perancangan destination branding diperlukan adanya visual
identity melalui media Desain Komunikasi Visual. Visual identity pada konsep destination
branding adalah tahap ketika daerah yang akan dipromosikan dibuatkan semacam identitas
khusus agar lebih dikenal oleh target market. Visual identity yang dibuat dapat diterapkan pada
berbagai meterial promosi yang dibuat untuk mempromosikan daerah tersebut.
Segmentasi pasar yang dipilih sangat menentukan corak periklanan yang akan dibuat
serta media apa saja yang tepat karena segmentasi pasar adalah inti dari strategi promosi dan
periklanan. Setelah mengetahui segmentasi pasar yang dituju, hal yang harus dilakukan adalah
pengumpulan data selengkap mungkin baik dari daerah yang akan dipromosikan maupun dari
kompetitor agar promosi yang akan dibuat dapat efektif dan efisien. Tahap selanjutnya adalah
membuat rancangan visual berdasar data yang telah terkumpul sebelumnya serta menentukan
anggaran yang harus dikeluarkan.
Setelah rancangan disetujui, tahap berikutnya adalah proses produksi material promosi
yang dilanjutkan dengan eksekusi ke media placement yang telah dipilih. Hal terakhir yang harus
dilakukan adalah evaluasi hasil dari promosi yang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Konsep Kreatif
Pada industri desain, konsep kreatif merupakan awal dari sebuah pengerjaan proyek desain.
Hal ini menentukan mengenai bentuk pesan yang akan disampaikan maupun gaya desain yang
akan digunakan sehingga menghasilkan suatu rancangan yang baik, komunikatif, dan efektif.
Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang matang. Rancangan awal pada suatu material
promosi adalah sketsa, lay out,desain dan sebagainya. Sedangkan untuk pesan dapat disampaikan
dengan beberapa pendekatan komunikasi, seperti pendekatan emosional, rasional, artistik, dan
kreatif. Pendekatan emosional dapat dilakukan melalui kalimat / bahasa yang menarik sehingga
membangkitkan rasa penasaran untuk menetahui lebih lanjut. Pendekatan artistik dapat
dilakukan dengan cara penampilan visual yang menarik. Pesan yang ingin disampaikan pada
perancangan ini adalah memberikan alternatif wisata kuliner dengan mengunjungi suatu tempat
yang memiliki makanan khas daerah berupa sate yang lokasinya berada di pesisir pantai.
Visualisasi yang akan digunakan meliputi garis, ilustrasi, warna, dan tipografi.
Perancangan material promosi yang akan dilakukan lebih mengarah ke corak modern
namun masih mengangkat nuansa tradisional dan alami karena disesuaikan dengan kondisi di
lokasi yang berupa pedesaan dengan suasana yang masih asri dan hijau. Selain itu karena target
audience pada konsep ini adalah masyarakat kalangan menengah ke atas dengan gaya hidup
modern yang merindukan tempat yang memiliki keindahan alam yang masih asli sebagai daerah
tujuan wisata yang saat ini sedang digemari. Jadi perancangan yang dibuat akan lebih
menonjolkan unsur tradisional yang dimiliki Desa Ambal Resmi serta elemen pendukung
disekitarnya. Namun sebuah perancangan desain harus bersifat dinamis dan mengikuti trend
yang sedang berlangsung baik dari segi desain maupun media penempatannya. Hal ini tak lepas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari target market dan taget audience yang menjadi sasaran karena perancangan yang tepat akan
menentukan keberhasilan konsep yang dibuat.
Media yang dipilih berupa media cetak dan elektronik karena keduanya saling
melengkapi. Bentuk pesan yang akan disampaikan pada promosi ini adalah :
1. Pesan Verbal
Terdiri dari judul (headline) merupakan keutamaan dari iklan yang ingin disampaikan berupa
kalimat persuasif, bodycopy yang tidak bertele-tele, jelas, sesuai fakta serta gaya bahasa yang
mudah dipahami.
2. Pesan Non Verbal
Merupakan pendukung dari pesan, dapat berupa ilustrasi yang berfungsi untuk memperjelas
atau menerangkan teks atau pesan sekaligus sebagai penghias serta daya tarik. Tipografi,
warna, dan tata letak yang baik mampu menciptakan daya persuasi yang baik.
C. Standar Visual
1. Logo
Sebuah logo yang baik adalah logo yang dapat menciterakan produk yang ditawarkan
tanpa harus berfikir berulang kali. Selain itu suatu logo juga harus dapat diaplikasikan ke
berbagai material promosi yang akan dibuat. Oleh karena itu, dalam pembuatan suatu logo harus
melalui pertimbangan yang matang. Filosofi yang mendasari terciptanya logo pada perancangan
ini adalah pemilihan warna, ornamen, dan tipografi.
Warna yang digunakan pada logo ini adalah hijau dan cokelat. Warna hijau dipilih karena
merupakan warna khas daerah setempat, selain itu warna hijau memberi kesan alami, pandangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang enak. Warna cokelat dipilih karena memberi kesan tradisional, mengingat produk yang
diunggulkan adalah makanan tradisional, warna cokelat juga melambangkan bumi, nyaman,
dapat dipercaya, dan bertahan. Dari warna yang digunakan dapat diartikan bahwa Desa Ambal
Resmi sebagai Kampoeng Sate memiliki karakter yang alami karena terletak di pedesaan yang
masih memiliki keindahan pemandangan alam yang memberikan kenyamanan pada pengunjung
yang datang. Selain itu juga menaruh harapan pada pengunjung yang datang bahwa desa ini
dengan produk satenya dapat dipercaya karena mampu bertahan sekian lama sebagai sentra sate
ambal.
Pada logo ini juga terdapat ornamen berupa siluet angkring sate dengan penjualnya yang
sedang mengipasi sate. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi nilai histori kepada
pengunjung bahwa pada awal mulanya sate ambal dijajakan secara berkeliling dengan
menggunakan angkring yang dipikul, sebelum akhirnya membuka warung permanen.
Siluet angkringnya menggunakan garis-garis lengkung yang memberi kesan lemah
lembut dengan maksud memberikan kenyamanan pengunjung saat berkunjung, baik dari tempat
maupun pelayanannya.
Font yang digunakan untuk logo ini adalah Baker signet yang berkesan dinamis pada
sudut-sudut yang tidak terlalu patah namun masih terlihat memiliki kekuatan, enak dilihat,
mudah dibaca, dan dapat diaplikasikan ke dalam material-material promosi yang akan dibuat.
Sedangkan untuk tagline menggunakan font PR 8 Charade yang berkesan santai dan luwes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Logo utuh
b. Tipografi logo
c. Grid Logo
d. Skala logo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Color Guide
C:43 M:0 Y:100 K:56 C:50 M:91 Y:98 K:9
f. Konfigurasi logo
1) Logo utuh
2) Logo tanpa tagline
3) Logotype dibawah logo simbol
4) Log type
5) Logo dicetak diatas background hitam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Maskot
Maskot untuk Kampoeng Sate Ambal ini berupa manusia sate sesuai dengan produk yang
ditawarkan oleh Desa Ambal Resmi yaitu sate. Maskot ini bermakna bahwa sate ambal itu lezat
yang direpresentasikan dengan acungan jempol. Sedangkan gambaran orang tersenyum
bermakna bahwa masyarakat Desa Ambal Resmi ramah dan terbuka terhadap kedatangan
pengunjung. Maskot ini dibuat untuk membentuk identitas bagi Kampoeng Sate Ambal, jadi
ketika orang melihat bentuk maskot ini, akan langsug teringat dengan Kampoeng Sate Ambal.
3. Slogan
Untuk memperkuat suatu logo, diperlukan slogan yang masih berkaitan dengan produk
yang ditawarkan. Hal ini berguna agar orang lebih mudah mengingat sekaligus sebagai pembeda
dengan yang lain. Pada perancangan ini digunakan slogan “Keaslian Khas Kebumen”, hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dimaksudkan bahwa kampoeng sate ambal menawarkan produk yang asli berasal dari Kebumen,
sedangkan kata khas bermakna bahwa sate ambal memiliki citarasa yang khas dari bumbunya,
selain itu khas juga mermakna bahwa suasana kampoeng sate ambal memiliki kekhasan
tersendiri, yaitu berada di desa pesisir pantai yang memberi nuansa tersendiri.
4. Ilustrasi
Dalam perancangan desain juga diperlukan unsur ilustrasi pendukung untuk memperkuat
pesan yang ingin disampaikan. Gambar adalah hal yang paling mudah ditangkap oleh panca
indera manusia. Oleh karena itu perancangan ini menggunakan ilustrasi pendukung berupa
gambar yang menarik target untuk berkunjung. Karena konsep yang dibuat adalah daerah tujuan
wisata, maka ilustrasi yang menarik adalah berupa foto-foto keadaan di lokasi yang
sesungguhnya seperti foto produk maupun foto-foto saat proses pembuatan. Selain itu digunakan
pula ilustrasi berupa bidang geometris dan garis-garis lengkung untuk memberikan kesan
dinamis.
5. Warna
Pemilihan warna yang tepat akan membuat material promosi terlihat lebih menarik. Warna-
warna yang digunakan dalam perancangan ini adalah nuansa hijau dan kuning sebagai
representasi dari warna yang digunakan oleh Desa Ambal Resmi, selain itu warna ini merupakan
simbol alam yang ingin ditampilkan. Sesuai konsep perancangan yang ingin menonjolkan kesan
alami-tradisional dan produk sate digunakan pula warna cokelat. Perpaduan warna tersebut
adalah:
C:43 M:0 Y:100 K:56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C:45 M:0 Y:100 K:24
C:34 M:0 Y:100 K:60
C:50 M:91 Y:98 K:9
C:2 M:22 Y:96 K:0
C:0 M:0 Y:100 K:0
C:2 M:2 Y:23 K:0
C:0 M:0 Y:0 K:0
C:0 M:0 Y:0 K:100
6. Tipografi
Tipografi atau jenis huruf yang digunakan disesuaikan dengan konsep dunia pariwisata yang
berkesan luwes, ringan, dinamis namun tetap sesuai dengan konsep perancangan.
a. Nama tipografi :
Baker Signet
Bentuk visual :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk
Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv
Ww Xx Yy Zz
Alasan memilih tipografi :
Serif nya yang tidak terlalu tebal dan kaku terlihat santai namun tetap memiliki wibawa,
mudah dibaca, cocok untuk bidang pariwisata.
b. Nama tipografi :
PR 8 Charade
Bentuk visual
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk
Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv
Ww Xx Yy Zz
Alasan memilih tipografi :
Merupakan jenis dekoratif untuk mengesankan sisi tradisional.
c. Nama tipografi :
Maiandra GD
Bentuk visual
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk
Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv
Ww Xx Yy Zz
Alasan memilih tipografi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Terkesan santai dan luwes sesuai dengan karakter produk, mudah dibaca.
d. Nama tipografi :
Calibri
Bentuk visual :
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk
Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv
Ww Xx Yy Zz
Alasan memilih tipografi :
Terlihat jelas untuk teks-teks yang berukuran kecil dan banyak karakter, terkesan luwes.
7. Teks
Sebuah promosi berupa gambar saja tidak cukup untuk menarik minat masyarakat, perlu
adanya dukungan teks berupa kalimat-kalimat yang menarik. Teks yang ada pada sebuah
material promosi berupa slogan, headline, sub headline,dan body copy. Sebuah slogan harus
mencerminkan keadaan asli pada lokasi yang akan dipromosikan. Slogan yang akan dibuat
berupa kalimat yang singkat, bermakna jelas, dan mudah diingat. Sedang headline harus berupa
kalimat yang menarik untuk dibaca karena ini adalah ujung tombak sebuah iklan/berita. Sub
headline adalah kalimat penjelas bila headline dirasa belum cukup jelas untuk mewakili pesan
yang akan disampaikan. Sedangkan body copy atau naskah iklan adalah pesan yang ingin
disampaikan.
Untuk menunjang sebuah teks agar lebih menarik diperlukan pemilihan typografi yang
tepat. Pada perancangan ini tipografi yang akan digunakan adalah jenis huruf dekoratif yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mencerminkan unsur tradisional untuk slogan dan headline. Sedangkan untuk sub headline dan
naskah iklan digunakan huruf yang simple agar lebih mudah dibaca.
8. Lay Out
Menyusun lay out harus memperhatikan karakter produk, media, dan sasarannya. Salah
satu unsur dari lay out adalah visualisasi. Visualisasi diharapkan mampu membangun dan
menciptakan keterikatan emosi dengan target sasaran sehingga mampu menciptakan komunikasi
yang baik. Jenis lay out yang akan digunakan pada perancangan ini adalah:
a. Mondarian Layout
Penyajian materi promosi yang mengacu pada bentuk-bentuk
square/landscape/potrait. Masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian
serta memuat gambar yang saling berpadu sehingga membentuk komposisi yang
konseptual.
b. Multipanel Layout
Satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang
sama.
c. Silhoutte Layout
Sajian berupa gambar ilustrasi yang menonjolkan bayangan. Penyajian dapat
berupa text wrap/ warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar
seadanya dengan teknik fotografi.
d. Sircus Layout
Penyajian iklan / materi promosi yang tidak baku, komposisi gambar visual, teks,
dan susunannya tidak beraturan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Bleed Layout
Sajian iklan yang sekeliling bidangnya menggunakan frame.
D. Pemilihan Media
Pemilihan media harus tepat sasaran sehingga dapat menunjang keberhasilan promosi ini.
Selain itu, masih diperlukan pula material promosi lain yang mendukung berhasilnya konsep
destination branding tersebut. Berdasarkan kebutuhan akan pemilihan media yang informatif,
kreatif, praktis, dan komunikatif maka media yang dipilih meliputi :
1. Media Luar Ruang
a. Billboard
Media promosi yang sangat baik karena berukuran sangat besar dan dipasang dalam
jangka waktu yang lama sehingga mudah dilihat siapa saja yang lewat.
b. Road sign
Keberadaan penunjuk jalan sangat berguna bagi calon pengunjung yang belum pernah
datang ke lokasi.
c. Street banner/ spanduk
Street banner atau juga disebut spanduk dapat membuat orang tertarik berkunjung pada
suatu lokasi atau sebuah acara karena membaca informasi yang ditampilkan, penambahan
ilustrasi berupa foto juga menambah daya tarik. Dipasang pada tempat terbuka
memungkinkan banyak orang yang melihat.
d. Papan nama warung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Merupakan elemen yang wajib dibuat karena keberadaannya sangat penting sebagai
identitas dari masing-masing warung sate. Selain itu pembuat papan nama yang seragam
akan membuat suasana lebih menarik.
e. Lampu penerangan jalan
Keberadaan lampu penerangan jalan sangatlah penting, karena kendala yang dihadapi
selama ini adalah kondisi jalan yang cukup gelap di malam hari, sehinga membuat
pengunjung kurang nyaman.
f. Welcome gate
Dibuat sebagai penanda telah sampai pada lokasi yang dituju dan menjadi simbol
eksistensi daerah tersebut.
2. Media Elektronik
a. Website
Website dirasa penting keberadaannya karena menampilkan informasi yang lengkap
tentang lokasi yang di romosikan, selain itu dapat dilengkapi foto-foto yang membuat
lebih menarik minat pengunjung. Hal penting yang juga dapat ditampilkan dalam media
ini adalah peta lokasi.
b. Banner ad
Penggunaan internet yang kian merebak memunculkan banyak blog atau situs komunitas
yang memiliki hobi dan minat yang sama termasuk yang memiliki hobi wisata khususnya
wisata kuliner.Oleh karena itu media banner ad dirasa tepat karena biayanya tidak terlalu
mahal, namun jangkauan luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Plasma ad
Kemajuan teknologi telah membuat sarana media promosi berkembang pesat dan
beragam, termasuk pula plasma ad. Media ini dirasa cukup efektif, karena berada pada
fasilitas umum yang dapat dilihat orang banyak.
d. Iklan Facebook
Akhir-akhir ini jejaring sosial Facebook sangat ramai dibicarakan dan sedang menjadi
trend di semua kalangan masyarakat. Oleh karena itu media ini sangat pas digunakan
untuk sarana berpromosi apa saja karena pada situs ini berkumpul berbagai karakter
manusia.
3. Media Cetak
a. Stiker
Merupakan media yang sudah sejak lama digunakan untuk berpromosi. Selain murah,
penempatan stiker sangat fleksibel karena dapat ditempel di barang bergerak seperti
kendaraan bermotor sehingga menimbulkan keingin tahuan bagi siapapun yang
membaca.
b. Penutup kaca mobil
Kondisi lokasi yang berada di daerah pesisir pantai, membuat cuaca cukup panas di siang
hari. Oleh karena itu penutup kaca mobil merupakan elemen penting yang dibuat karena
keberadaannya yang sangat fungsional dan untuk kenyamanan pengunjung.
c. Penutup jok motor
Sama halnya dengan penutup kaca mobil, penutup jok motor juga sangat fungsional.
d. Kartu parkir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Benda ini digunakan sebagai bukti parkir di lokasi, sengaja dibuat dengan bahan acrylic
karena lebih tahan lama dan tidak sekali pakai.
e. Packaging untuk take away
Salah satu sarana promosi yang baik karena ketika membawa pulang sate untuk buah
tangan akan tampak lebih menarik dan membuat orang yang diberi ingin mencoba untuk
datang mencicipi langsung di tempatnya. Packaging juga dapat meningkatkan nilai jual
dari suatu produk.
4. Media Lini Bawah
a. Merchandise
Merchandise dapat menjadi sarana berpromosi karena benda-benda ini bersifat reminder,
secara tidak langsung ketika orang menyimpan atau memakai barang tersebut sudah
dapat membantu dalam mempromosikan suatu produk. Merchandise ini akan diberikan
pad saat acara peresmian lokasi. Acara ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan dan
mengukuhkan Desa Ambal Resmi sebagai Kampoeng Sate Ambal. Pada acara tersebut
hadir tamu-tamu penting mengingat acara ini diselenggarakan oleh institusi pemerintah
Oleh karena itu sangatlah wajar jika memberikan souvenir kepada para tamu undangan
berupa satu paket goodie bag yang berisi berbagai macam cindera mata yang berkaitan
erat dengan Kampoeng Sate Ambal. Merchandise yang akan dibuat adalah :
1) Vandel
Vandel merupakan souvenir yang lazim diberikan kepada tamu-tamu penting yang
berkunjunga ke suatu tempat. Kampoeng Sate Ambal memiliki produk khas daerah
yang sering digunakan untuk menjamu tamu-tamu penting yang berkunjung ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kabupaten Kebumen, bahkan menjadi menu wajib. Oleh karena itu vandel
merupakan asalah satu media promosi yang tepat karena dapat disimpan untuk waktu
yang lama sehingga bagi penerima akan terus mengingatnya.
2) Kaos
Kaos sangat lazim digunakan sebagai merchandise karena banyak orang yang
membeli kaos khas dari tempat-tempat wisata sebagai buah tangan maupun dipakai
sendiri. Kaos merupakan media yang efektif karena melekat pada tubuh orang yang
memakai sehingga dapat dilihat oleh siapapun.
3) Payung
Payung memiliki fungsi ganda, yaitu melindungi dari panas dan hujan sehingga
keberadaan promosi pada sebuah payung cukup efektif karena paying dipakai di luar
ruangan dimana banyak orang lalu lalang disekitarnya.
4) Kassa bag
Kassa bag ini digunakan sebagai tempat paket goodie bag. Selain itu, gaya hidup
yang peduli lingkungan menjadikan sebagian orang beralih dari plastik ke kassa bag
untuk berbelanja maupun membawa sesuatu. Selain lebih ramah lingkungan, kassa
bag juga terlihat lebih menarik dan tahan lama.
5) Magnet kulkas
Sesuai produk utama yang ditawarkan, yaitu sate, maka magnet kulkas dirasa
merupakan media yang tepat karena masih berhubungan dengan bidang kuliner,
dimana kulkas adalah tempat untuk menyimpan makanan. Selain itu magnet kulkas
juga dapat digunakan untuk menjepit pesan pada pintu kulkas, jadi memungkinkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk orang selalu melihat benda ini ketika akan membuka kulkas atau membaca
pesan.
6) Korek api
Korek api memiliki banyak fungsi di dalam rumah, tak hanya melulu untuk
menyalakan rokok, korek api juga dapat berfungsi untuk kegiatan yang lain. Selain
itu, tak jarang orang mengumpulkan korek api untuk dikoleksi.
7) Asbak
Asbak juga memiliki fungsi penting di sebuah rumah. Penempatannya pun dapat di
mana saja termasuk di meja ruang tamu, sehingga jika ada tamu yang datang dapat
membaca pesan yang tertera. Selain itu ada pula yang gemar untuk mengkoleksinya.
8) Kipas
Kipas adalah suatu benda yang erat kaitannya dengan produk sate, selain itu kipas
memiliki nilai fungsional ketika cuaca terasa panas.
9) Mug
Sebagai alat minum, mug adalah sarana promosi yang baik karena dapat digunakan
setiap hari dan bersifat tahan lama yang dapat membuat orang yang memakainya
selalu ingat.
b. Perlengkapan warung
1) Piring
Merupakan peralatan makan pokok yang digunakan sehingga akan digunakan oleh
siapa saja yang berkunjung. Oleh karena itu diperlukan keseragaman untuk satu
identitas.
2) Mangkok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain piring, mangkok merupakan elemen penting dalam penyajian produk yang
ditawarkan, yang juga merupakan cirri khas tersendiri. Selain itu sebagai keselarasan
dengan peralatan makan yang lain.
3) Gelas
Digunakan oleh setiap pengunjung warung, sehingga perlu adanya satu identitas.
4) Tempat tissue sekaligus tusuk gigi
Dalam dunia kuliner tissue makan dan tusuk gigi merupakan peralatan pendamping
makan yang keberadaannya cukup penting. Penggabungan keduanya di satu wadah
merupakan efisiensi namun fungsional.
5) Celemek
Celemek merupakan benda yang sangat akrab dengan dunia kuliner, selain karena
fungsinya, media ini dipilih juga untuk keseragaman pegawai yang bertugas untuk
membakar sate.
6) Asbak
Merokok di tempat umum memang tidak dianjurkan, namun bagi sebagian orang
yang sudah terbiasa akan sulit untuk berhenti. Rokok menimbulkan sampah berupa
puntung rokok. Oleh karena itu perlu adanya asbak untuk menampung sampah yang
ada. Selain itu asbak juga dapat menampung sampah-sampah kecil yang dibawa
pengunjung.
7) Jam dinding
Jam dinding mempunyai fungsi yang penting sebagai penunjuk waktu baik untuk
penjual maupun pembeli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8) Nota
Nota adalah hal penting bagi penjual produk barang maupun jasa. Selain sebagai
bukti pembayaran, nota juga dapat sekaligus untuk mencatat pesananan dari
konsumen sehingga tidak perlu dua kali kerja.
9) Nomor meja
Pada usaha kuliner dengan konsep restaurant yang menyediakan menu untuk makan
ditempat (dine in) keberadaan nomor meja sangat penting agar tidak keliru dalam
mengantar pesanan dari pengujung.
10) Kartu nama
Merupakan keperluan utama di setiap warung sate ambal, oleh karena itu termasuk
item penting yang harus dibuat agar terlihat seragam.
E. Media Placement
Penempatan media promosi adalah faktor yang sangat penting untuk keberhasilan suatu
kegiatan promosi. Pada perancangan promosi ini, media placement yang dipilih adalah :
1. Media Luar Ruang
a. Billboard
Dipasang pada sudut-sudut jalan yang strategis yang memungkinkan banyak orang
melihat dan memperhatikan. Pemasangannya pun sesuai dengan target market. Pada
perancangan ini billboard akan dipasang di daerah Yogyakarta (Jalan Solo, arah menuju
ke kawasan Malioboro, dekat tugu Yogya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Road sign
Media ini akan di tempatkan di beberapa titik sepanjang jalan alternatif Selatan dan di
jalan-jalan masuk yang dapat menembus ke lokasi (daerah Jalur Selatan di Kab.
Purworejo, Temon, Kutowinangun, Jalan tembus jalur alternatif di Kec. Karanganyar
Kebumen.
c. Street banner/ spanduk
Dipasang di jalur alternatif Selatan di Kab. Purworejo, Candi Prambanan, Jl. Solo
(pertigaan IAIN Sunan Kalijaga Yogya), Depan tugu wallet Kebumen, Sekitar obyek
wisata Benteng Van Der Wijk Kebumen.
d. Papan nama warung
Papan nama warung ditempatkan di depan masing-masing warung sate yang ada di
lokasi.
e. Lampu penerangan jalan
Dipasang pada sepanjang Kampoeng Sate Ambal.
f. Welcome gate
Dipasang pada pintu masuk Desa Ambal Resmi.
2. Media Elektronik
a. Website
Merupakan website resmi dari Kampoeng Sate Ambal yang dapat diakses kapan saja,
web ini bersifat fleksibel, jika ada informasi baru akan segera di update. Pengunjung web
ini juga dapat meninggalkan testimoni mengenai Kampoeng Sate Ambal.
b. Banner ad
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dipasang pada situs pariwisata Yogyakarta, milis pecinta kuliner, dan situs resmi Pemkab
Kebumen.
c. Plasma ad
Dipasang pada kereta api eksekutif Argo Lawu (Solo – Jakarta).Waktu pemasangannya
adalah pada saat musim liburan terutama libur sekolah, hari raya Idul fitri, dan libur akhir
tahun.
d. Iklan Facebook
Dipasang pada wall facebook.
3. Media Cetak
a. Stiker
Diberikan secara gratis pada pengunjung untuk ditempel pada mobil yang sedang parkir
di lokasi.
b. Penutup kaca mobil
Dipasang pada kaca depan mobil pengunjung ketika parkir.
c. Penutup jok motor
Dipasang pada jok motor pengunjung ketika parkir.
d. Kartu parkir
Diberikan kepada pengunjung di lokasi sebagai alat tanda parkir.
e. Packaging untuk take away
Dipergunakan oleh masing-masing warung jika ada pengujung yang meminta kemasan
khusus untuk sate yang akan di bawa pulang.
4. Media Lini Bawah
a. Perlengkapan Warung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pendistribusian perlengkapan warung adalah disetiap warung sate yang ada di Kampoeng
Sate Ambal sebagai keseragaman identitas, namun juga masih tetap dapat
mempromosikan warungnya masing-masing.
b. Merchandise
Paket souvenir ini akan diberikan cuma- cuma kepada tamu undangan yang hadir pada
saat acara peresmian.
F. Prediksi Biaya
Biaya menjadi sesuatu yang sangat sensitif pada setiap kegiatan, karena tanpa biaya yang
cukup sebuah kegiatan tidak dapat berjalan sesuai harapan. Kegiatan promosi apalagi promosi
tempat membutuhkan biaya yang tidak sedikit mengingat banyaknya item yang harus dibuat.
Namun biaya besar tidaklah berarti berat jika promosi yang dilakukan berhasil sesuai harapan.
Oleh karena dana yang dibutuhkan tidak sedikit, maka dalam perencanaan promosi harus
benar-benar memilih media yang tepat, efektif, dan efisien. Oleh karena prediksi dana untuk
kegiatan destination branding ini tidak sedikit, maka perlu diadakan kerjasama dengan para
pengusaha dan investor. Berikut prediksi biaya yang diperlukan:
Tabel 4
Prediksi Biaya
No Jenis media Ukuran Produksi Biaya
1 Billboard 6 m x 7 m 1 buah 7.000.000
(produksi+pajak)
2 Road sign 3 m x 0,8 m 5 buah 1.500.000
Produksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.500.000
Pajak
3 Street banner 4 x 1 m 5 buah 300.000
Produksi
1.500.000
Pajak
4 Papan nama warung 3 m x 0,8 m 40 buah 12.000.000
5 Lampu penerangan jalan 4 m x 1,5 m 40 buah 20.000.000
6 Welcome gate 2 m x 3,8 m 1 buah 3.000.000
7 Website 800 x 976 px 1 buah 5.000.000
8 Banner ad 800 x 200 px 1 buah 500.000
9 Plasma ad Standar 1 buah 4.500.000
10 Iklan facebook 110 x 80 px 1 buah 1.000.000
11 Stiker 20 cm x 4 cm 1000 buah 2.000.000
12 Penutup kaca mobil 150 cm x 80 cm 200 buah 3.600.000
13 Penutup jok motor 60 cm x 45 cm 200 buah 810.000
14 Kartu parkir 8 cm x 6 cm 800 buah 1.600.000
15 Packaging 20 x 15 x 8 cm 1000 buah 1.000.000
16 Gelas Diameter 8 cm 960 buah 4.800.000
17 Piring Diameter 21 cm 960 buah 4.800.000
18 Mangkok Diameter 12,5 cm 960 buah 4.800.000
19 Tempat tisue & tusuk gigi 12 x 14 x 3 cm 240 buah 2.400.000
20 Celemek Standar 80 buah 1.600.000
21 Asbak Diameter 8 cm 240 buah 1.200.000
22 Jam dinding Diameter 20 cm 40 buah 600.000
23 Nota A5 20 rim 1.500.000
24 Nomor meja 20 x 8 cm 240 buah 2.400.000
25 Kartu nama 6 x 9 cm 40 pak 1.000.000
26 Vandel 14 x 11,5 cm 100 buah 5.000.000
27 Kassa bag 30 x 25 cm 100 buah 500.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28 Asbak Diameter 8 cm 100 buah 500.000
29 Korek api 8 cm x 2,5 cm 100 buah 200.000
30 Magnet kulkas 6 x 4 cm 100 buah 150.000
31 Payung Standar 100 buah 1.500.000
32 Mug Diameter 8 cm 100 buah 900.000
33 Kaos All size 100 buah 3.000.000
34 Kipas 27 cm x 13 cm 100 buah 300.000
Total Rp 105.960.000
Sumber : SDC, Jl. Dr. Rajiman 424 Laweyan, telp. 0271-728942 (26 Oktober 2009)
Chempored, Jl.Kalilarangan 54 Solo, telp. 0271 – 642511 (26 Okt 2009)
Printworld, Jl. Honggowongso 2A, telp. 0271-655857(27 Oktober 2009)
Percetakan Sebelas, Jl. Veteran Solo, telp. 0271-654498 (20 Oktober 2009)
Solo Pro Jl. Adi Sucipto 190 Solo, telp. 0271-724811 (20 Oktober 2009)
Ian Sablon Kaos Cemani, telp. 0271-7021323 (27 Oktober 2009)
www.pusatbelanjaonline.com (27 Oktober 2009, pukul 19.00)
www.facebook.com (27 Oktober 2009, pukul 19.00)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
VISUALISASI KARYA
1. Baliho
Bahan : MMT 260 gr
Ukuran : 6 m x 7 m
Penempatan media : Jalan Solo, arah menuju kawasan Malioboro Yogyakarta
(Dekat tugu Yogya)
Ilustrasi : Logo, foto, dan teks
Tipografi : Baker Signet, PR 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Visualisasi : Corel Draw 11 & adobe Photosop CS3
Realisasi : Digital printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.
Bahan : Plat Seng 20mm, tiang besi diameter 8 cm, pondasi semen
i media r Selatan di Kab. Purworejo, Temon,
Ilustrasi :
R 8 Charade, Maiandra GD
Gambar Sticker Scotlight
Roadsign
Ukuran : 3 m x 0,8 m
Distribus : Daerah Jalu
Kutowinangun, Desa Mirit, Jalan tembus jalur alternatif
di Kec. Karanganyar Kebumen.
Logo dan teks
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Dasar air brush,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. panduk / street banner
ahan : MMT 260 gr
edia rnatif Selatan di Kab. Purworejo, Candi
Ilustrasi :
8 Charade, Maiandra GD, Calibri
S
B
Ukuran : 4m x 1m
Distribusi m : Jalur alte
Prambanan, Jl. Solo (pertigaan IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta), Depan tugu wallet Kebumen, Sekitar obyek
wisata Benteng Van Der Wijk Kebumen.
Logo, foto, teks
Tipografi : Baker Signet, PR
Visualisasi : Corel Draw 11 & Adobe Photosop CS3
Realisasi : Digital Printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Papan nama warung
Bahan : Plat seng 20mm, tiang besi diameter 8 cm
edia warung sate di Kampoeng Sate Ambal
, Calibri
Ukuran : 3 m x 0,8 m
Penempatan m : Di depan tiap
Ilustrasi : Teks
Tipografi : Maiandra GD
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Air Brush
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5.
Bahan : Pondasi sem n, tiang besi diameter 15 cm bawah, tiang
Ukuran :
edia lan Kampoeng Sate Ambal
Lampu penerangan
e
besi atas diameter 10cm, ukiran besi 10mm, kap lampu
kaca 10 mm
4 m x 1,5 m
Penempatan m : Sepanjang Ja
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Las
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Welcome gate
Bahan : Neon box, Pondasi semen
edia Desa Ambal Resmi
Charade, Maiandra GD, Calibri
Ukuran : 2 m x 3,8 m
Penempatan m : Pintu masuk
Ilustrasi : Logo , garis, teks
Tipografi : Baker Signet, PR 8
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Air Brush
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. ebsite
Ukuran : 800 x 976 pixel
edia
skot, foto,garis, dan teks
ndra GD, Calibri
W
Penempatan m : Internet
Ilustrasi : Logo,ma
Tipografi : Baker Signet, PR 8 Charade, Maia
Visualisasi : Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Dreamweaver
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
. Banner ad
kuran : 800 x 200 pixel
media Kebumen, situs pariwisata Yogyakarta,
Ilustrasi :
harade, Maiandra GD, Calibri
8
U
Penempatan : Situs resmi kab.
Milis pecinta kuliner
Logo, foto, dan teks
Tipografi : Baker Signet, PR 8 C
Visualisasi : Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Macromedia Flash
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Plasma ad
enempatan media : Kereta Api Argo Lawu
harade, Maiandra GD, Calibri
P
Ilustrasi : Logo, foto, dan teks
Tipografi : Baker Signet, PR 8 C
Visualisasi : Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Adobe After Effect CS3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10. lan Facebook
Ukuran : 110 x 80 pixel
edia ww.facebook.com)
R 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Ik
Penempatan m : Internet (situs w
Ilustrasi : Logo dan teks
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11. Stiker
ahan : Stiker Cutting
edia il pengunjung (gratis)
B
Ukuran : 20 cm x 3,5 cm
Distribusi m : Ditempel di mob
Ilustrasi : Logo tanpa ornamen dan website
Tipografi : Baker Signet, Maiandra GD
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12. Penutup kaca mobil
Bahan : MMT 260 gr
edia l ketika parkir di Kampoeng Sate Ambal
8 Charade, Maiandra GD
Ukuran : 150 cm x 80 cm
Penempatan m : Kaca depan mobi
Ilustrasi : Logo. foto, teks
Tipografi : Baker Signet, PR
Visualisasi : Corel Draw 11 & Photoshop CS3
Realisasi : Digital Printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13. Penutup jok motor
Bahan : MMT 260 gr
edia parkir di Kampoeng Sate Ambal
R 8 Charade, Maiandra GD
Ukuran : 60 cm x 45 cm
Penempatan m : Jok motor ketika
Ilustrasi : Logo dan teks
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Digital Printing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14. artu parkir
Bahan : Acrilic 5 mm
Distribusi media ada pengemudi kendaraan yang berkunjung
Ilustrasi :
harade, Maiandra GD, Calibri
K
Ukuran : 8 cm x 6 cm
:Diberikan kep
ke Kampoeng Sate Ambal sebagai tanda parkir
Logo, maskot, teks
Tipografi : Baker Signet, PR 8 C
Visualisasi : Corel Draw 11 & adobe Photoshop CS3
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15. Packaging
Bahan rt Karton 210 gram , bagian dalam dilaminasi plastik
i media sate di Kampoeng Sate Ambal
8 Charade, Maiandra GD, Calibri
: A
Ukuran : 25 x 15 x 8 cm
Distribus : Pemilik warung
Ilustrasi : Logo, foto, teks
Tipografi : Baker Signet, PR
Visualisasi : Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Cetak Offset
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16.
Bahan : Keramik
i media g sate di Kampoeng Sate Ambal
R 8 Charade, Maiandra GD
Gelas
Ukuran : 8 cm x 13 cm
Distribus : Pemilik warun
Ilustrasi : Logo dan teks
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17. Piring
Bahan : Keramik
i media i Kampoeng Sate Ambal
R 8 Charade, Maiandra GD
Ukuran : 21 x 21 cm
Distribus : Pemilik warung sate d
Ilustrasi : Logo dan teks
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18. Mangkok
Bahan : Keramik
i media sate di Kampoeng Sate Ambal
R 8 Charade, Maiandra GD
Ukuran : 12,5 x 12,5 cm
Distribus : Pemilik warung
Ilustrasi : Logo dan teks
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19. Tempat tisue sekaligus tusuk gigi
Bahan : Acrilic 5 mm
edia poeng Sate Ambal
R 8 Charade, Maiandra GD
Ukuran : 12 x 14 x 3 cm
Distribusi m : Meja makan warung sate di Kam
Ilustrasi : Logo dan teks
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20. elemek
Bahan : Kain katun teterton
tuk yang membakar sate
dra GD
C
Ukuran : Standar
Distribusi media : Tiap warung un
Ilustrasi : Logo tanpa tagline
Tipografi : Baker Signet, Maian
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Asbak
Bahan : Keramik
edia rung sate di Kampoeng Sate Ambal
R 8 Charade, Maiandra GD
2
Ukuran : Diameter 8 cm
Distribusi m : Meja makan wa
Ilustrasi : Logo dan teks
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22. am dinding
Bahan : Plastik
edia te di Kampoeng Sate Ambal
PR 8 Charade, Maiandra GD
J
Ukuran : Diameter 20 cm
Distribusi m : Semua warung sa
Ilustrasi : Logo
Tipografi : Baker Signet,
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23. Nota
Bahan : HVS 60gr
rung sate di Kampoeng Sate Ambal
toshop CS3
Ukuran : A5
Distribusi media : Pemilik wa
Ilustrasi : Logo tanpa tagline, maskot, teks
Tipografi : Baker Signet, Maiandra GD
Visualisasi : Corel Draw 11 & Adobe Pho
Realisasi : Cetak offset
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24. Nomor meja
Bahan : Acrilic 5 mm
edia Kampoeng Sate Ambal
rade, Maiandra GD
Ukuran : 20 cm x 8 cm
Distribusi m : Meja makan di
Ilustrasi : Logo, foto, teks, garis
Tipografi : Baker Signet, PR 8 Cha
Visualisasi : Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Air Brush
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25. Kartu nama
ahan : Art Karton 210 gram
i media ng sate di Kampoeng Sate Ambal
8 Charade, Maiandra GD, Calibri
B
Ukuran : 6 cm x 9 cm
Distribus : Pemilik waru
Ilustrasi : Logo, garis, teks
Tipografi : Baker Signet, PR
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Cetak Offset
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26. Vandel
Bahan : Resin dan kayu
edia
teks
R 8 Charade, Maiandra GD,Calibri
Ukuran : 14 cm x 11,5 cm
Distribusi m : Souvenir
Ilustrasi : Logo dan
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Air Brush
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27. Kassa bag
Bahan : Kain Spunbond
edia
Ukuran : 30 cm x 25 cm
Distribusi m : Souvenir
Ilustrasi : Logo type
Tipografi : Baker Signet
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28. Asbak
ahan : Keramik
teks
R 8 Charade, Maiandra GD
B
Ukuran : Diameter 8cm
Distribusi media : Souvenir
Ilustrasi : Logo dan
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29. Korek api
Bahan : Korek gas plastik
edia
teks
R 8 Charade, Maiandra GD
Ukuran : 8 cm x 2,5
Distribusi m : Souvenir
Ilustrasi : Logo dan
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30. Magnet kulkas
Bahan : Acrilic 5 mm
i edia
teks
R 8 Charade, Maiandra GD
Ukuran : 6 cm x 4 cm
Distribus m : Souvenir
Ilustrasi : Logo dan
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31. Payung
Bahan : Parasit
teks
R 8 Charade, Maiandra GD
Ukuran : Standar
Distribusi media : Souvenir
Ilustrasi : Logo dan
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32. Mug
Bahan : Keramik
edia
teks
R 8 Charade, Maiandra GD, Calibri
Ukuran : Diameter 8 cm
Distribusi m : Souvenir
Ilustrasi : Logo dan
Tipografi : Baker Signet, P
Visualisasi : Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33. Kaos
Bahan : Kain katun carded
kot, dan teks
ade, Maiandra GD
Ukuran : All size
Distribusi media : Souvenir
Ilustrasi : Logo, mas
Tipografi : Baker Signet, PR 8 Char
Visualisasi : Corel Draw 11 & Adobe Photoshop CS3
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34. Kipas
Bahan : Plastik
edia
, dan teks
harade, Maiandra GD. Calibri
Ukuran : 27 cm x 13 cm
Distribusi m : Souvenir
Ilustrasi : Logo, foto
Tipografi : Baker Signet, PR 8 C
Visualisasi : Corel Draw 11
Realisasi : Sablon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari konsep karya yang telah dibuat penulis menyimpulkan bahwa perancangan visual
identity Desa Ambal Resmi sebagai Kampoeng Sate Ambal seperti logo, tagline, dan sangat
diperlukan untuk membentuk identitas dari objek yang di branding agar menjadi ciri khas
tersendiri. Hal ini bertujuan untuk membuat orang mudah mengingat akan objek yang
ditawarkan karena bentuk visual akan lebih mudah diingat. Selain itu pemilihan serta
penempatan media yang tepat untuk material promosi yang akan dibuat juga merupakan faktor
penting untuk keberhasilan promosi yang dilakukan. Bentuk desain, baik layout, ilustrasi,
maupun teks yang digunakan juga merupakan faktor yang mempengaruhi ketertarikan seseorang
akan suatu produk yang dipromosikan. Satu hal yang juga perlu diperhatikan dari konsep yang
telah dibuat ini adalah bahwa suatu tradisi yang terus menerus dilestarikan tidak akan pernah
luntur ditelan jaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Saran
1. Perlu adanya perancangan visual identity untuk membentuk identitas bagi Kampoeng Sate
Ambal serta perencanaan material promosi yang akan dibuat agar hasilnya maksimal.
2. Perlu adanya perencanaan dalam menentukan media placement seperti penempatan baliho,
spanduk, banner ad, plasma ad, website, road sign, serta material promosi yang lain agar
promosi yang dilakukan dapat efektif.