deskripsi cagar budaya tidak bergerak kabupaten … · deskripsi historis syech junjungan adalah...

46
DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK KABUPATEN SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

Upload: trinhnhan

Post on 09-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK

KABUPATEN SOLOK

PROVINSI SUMATERA BARAT

BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT

WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

HASIL

DAFTAR

PEMUTAKHIRAN

DATA CB

KABUPATEN

SOLOK TAHUN 2018

2 | P a g e

3 | P a g e

DAFTAR ISI 1. Makam Syech Junjungan ............................................................................................................................ 8 2. Rumah Gadang 20 Ruang ......................................................................................................................... 10 3. Makam Syech Muchsin ............................................................................................................................. 14 4. Masjid Tua Kayu Jao ................................................................................................................................. 17 5. Balairung Sari Sulit Air .............................................................................................................................. 22 6. Rumah Gadang Koto Anau ....................................................................................................................... 27 7. Situs Prasasti Paninggahan ....................................................................................................................... 30 8. Stasiun Kereta Api Sungai Lasi .................................................................................................................. 35 9. Stasiun Kereta Api Singkarak .................................................................................................................... 39 10. Stasiun Kereta Api Kacang .................................................................................................................... 43

4 | P a g e

Gua Baringin

Komponen Data Isian Data

No.inventaris 01/BCB-TB/A/15/2007

Nama Situs Gua Baringin

Alamat

Jalan Kampung Tangah

Dusun Jorong Kampung Tangah

Desa/Kelurahan Nagari Paninggahan

Kecamatan Junjung Sirih

Kabupaten/kota Kabupaten Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kabupaten ± 60 km

Ibukota Provinsi ± 120 km

Keletakan Geografis Situs ini berada di bentang lahan miring. Pada bagian atas lahan merupakan rumah

penduduk dan pada bagian depan merupakan jalan kampung Paninggahan.

Aksesibilitas Situs Untuk mencapai situs ini dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua (lokasi

sebelum pasar Paninggahan)

Letak Astronomis S 00° 39’ 55,9’’ E 100° 32’ 22,8’’ dan399 m dpl

(-0.6655278 100.539666*)

Deskripsi Historis Gua beringin terletak diantara pemukiman penduduk dan pasar Nagari

Paninggahan. Pintu masuk gua melintang ke arah Barat-Timur. Pada gua ini

pernah dilakukan ekskavasi pada tahun 1991 yang menemukan beberapa temuan

berupa artefak, yaitu fragmen gerabah berhias, fragmen gerabah baru, fragmen

keramik Belanda, dan mata uang logam dan temuan ekofak yang berupa tulang-

tulang binatang, gigi geraham dan taring binatang, serta kulit kerang dan cangkang

siput.

Foto-foto hasil ekskavasi di Situs Gua Baringin

Foto-foto kegiatan ekskavasi di Situs Gua Baringin tahun 1991

Deskripsi Arkeologis Lokasi Gua Baringin terletak dipinggir jalan Kampung Tangah (dekat dengan

Pasar Paninggahan). Secara umum lokasi terletak di daerah/bentang lahan yang

miring/lereng. Orientasi pintu gua melintang ke arah barat-timur. Ruangan gua

yang dapat dimasuki lebih kurang 6 meter dari pintu gua. Lebar pintu gua 2,1

meter dan tinggi 0,9 meter. Pada bagian depan gua membentu shelter sepanjang 24

meter. Pada bagian depan gua ini terdapat stalaktit. Saat tim pelaksana meninjau

lokasi, di areal sekitar pintu gua banyak terdapat sampah rumah tangga.

5 | P a g e

Ukuran (luas) Situs Bangunan

Lahan 15 x 6 m

Batas-batas

Utara Perkebunan penduduk

Selatan Jalan Kampung Tangah

Barat Rumah penduduk

Timur Jalan Kampung Tangah

Fungsi lama dan sekarang Berdasarkan hasil ekskavasi dan hasil tinggalan yang terdapat pada gua,

diperkirakan gua ini merupakan tempat hunian.

Pemilik Nagari Paninggahan

Pengelola Pemkab Solok

Foto Bangunan

(kondisi Depan Gua)

(Kondisi Pintu Masuk)

6 | P a g e

(kondisi Pintu Masuk)

Foto Lingkungan

(Kondisi Lingkungan Depan Pintu Masuk)

(Kondisi lingkungan jalan akses ke lokasi)

7 | P a g e

Denah Keletakan

Pengentri data Marjohan Syarif, SH; Surya, ST

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

8 | P a g e

1. Makam Syech Junjungan

Komponen Data Isian Data

No.inventaris 02/BCB-TB/A/15/2007

Nama Situs Makam Syech Junjungan

Alamat

Jalan Syekh Junjungan

Dusun Jorong Koto Tingga

Desa/Kelurahan Nagari Sirukam

Kecamatan Payung Sekaki

Kabupaten/kota Kabupaten Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kabupaten ± 30 km

Ibukota Provinsi 80 km

Keletakan Geografis Lokasi berada dalam bentang lahan yang datar

Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua

Letak Astronomis S 00° 52’ 95,9’’ E 100° 45’02,4’’ dan746 m dpl

(-0.8933056100.750666*)

Deskripsi Historis Syech Junjungan adalah salah satu alim ulama yang menyebarkan agama Islam di

daerah Kanagarian Solok dan Selayo. Beliau menyebarkan agama Islam dibantu

oleh istrinya yang bernama Ranggo Jali dengan gelar Niak Rubiah. Syech

Junjungan mempunyai nama asli Ahmad Sidik dengan gelar Junjungan Sati.

Selain menyebarkan agama Islam, beliau juga memajukan Nagari Sirukam dengan

bertani dan membuat pengairan untuk mengairi sawah-sawah para petani. Menurut

masyarakat setempat, Syech Junjungan dimakamkan bersamaan dengan istrinya

karena mereka meninggal bersamaan, sehingga mereka berdua diletakkan dalam

satu liang lahat.

Kegiatan pelestarian yang dilakukan terhadap obyek berupa pemberian cungkup

dan pagar pada tahun 2000 oleh BP3 Batusangkar.

Deskripsi Arkeologis Secara umum Makam Syekh Junjungan sudah dicungkup dengan ukuran 4 x 3 m.

Makam berada dalam kelambu dengan jirat yang terbuat dari semen. Nisan

makam berjumlah dua buah yang terletak masing-masing satu di sisi utara dan

selatan. Nisan ini berbahan batu andesit tanpa pengerjaan.

Ukuran (luas) Situs Bangunan 12 m2 (4 x 3 m)

Lahan 100 m2 (10 x 10 m)

Batas-batas

Utara Sawah milik Nyunyi

Selatan Sawah milik M. Yunis Dt. Sati

Barat Sawah milik M. Yunis Dt. Sati

Timur Sawah dan kolam milik M. Yunis Dt. Sati

Fungsi lama dan sekarang Makam

Pemilik M. Yunis Dt. Sati

Pengelola BPCB Sumatera Barat

9 | P a g e

Foto Bangunan

(Kondisi Makam)

Foto Lingkungan

(Lingkungan sekitar Makam)

Denah Keletakan

Pengentri data Marjohan Syarif, SH;Surya, ST

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

10 | P a g e

2. Rumah Gadang 20 Ruang

Komponen Data Isian Data

No.inventaris 03/BCB-TB/A/15/2007

Nama Situs Rumah Gadang 20 Ruang

Alamat

Jalan Guguk Rayo Sulit Air

Dusun Jorong Silungkang

Desa/Kelurahan Nagari Sulit Air

Kecamatan X Koto Diatas

Kabupaten/kota Kabupaten Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kabupaten ± 65 km

Ibukota Provinsi ± 93 km

Keletakan Geografis Secara umum bangunan berada dalam bentang lahan yang datar dan berada di

perkampungan yang padat penduduk.

Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua.

Letak Astronomis S 000 36’ 58,9” E 100

0 38’ 40,5” dan480 m dpl

(-0.6163611100.644583334*)

Deskripsi Historis Rumah Gadang 20 Ruang berada di Nagari Sulit Air. Asal mula nama Nagari

Sulit Air diberikan oleh Datuk Mulo Nan Kawi yang berasal dari Pariangan

Padang panjang yang merantau bersama kaumnya untuk mencari kehidupan

yang lebih baik. Pada saat sampai di suatu daerah yang bernama Lubuk

Parabung, beliau makan bersama, ketika sedang makan beliau tercekik, maka

beliau mencari air. Ternyata sangat susah mencari air jernih untuk diminum,

sehingga beliau memberi nama daerah ini dengan Nagari Sulit Air.

Sesuai dengan namanya, rumah gadang ini memiliki 20 ruang. Rumah Gadang

20 Ruang dibangun pada tahun 1820, tetapi bangunan ini terbakar dan

kemudian didirikan kembali pada tahun 1901 dan selesai pada tahun 1907.

Pembangunan ini tidak lagi sesuai dengan bangunan aslinya, karena atap yang

semula dibuat dari ijuk dan dinding berukir diganti dengan atap dari seng dan

dinding yang tidak lagi diukir tapi polos.

Rumah gadang 20 Ruang dibangun oleh XX Koto, yaitu X Koto di atas dan X

Koto di bawah. Pekerjaan pembangunan rumah gadang ini dilakukan oleh

wakil dari Nagari XX Koto beserta kaum dan masyarakat sekitar secara

gotong royong. Bagian yang pertama diselesaikan adalah bagian sebelah

kanan rumah gadang. Bangunan ini awalnya merupakan tempat berkumpulnya

ninik mamak, para penghulu, dan yang paling utama adalah tempat tinggal

Bundo Kandung Sulit Air. Rumah gadang ini mempunyai dua orang Datuk

yang mengepalai kaumnya dan dua orang Bundo Kandung sebagai pengatur

tertibnya kehidupan di rumah gadang. Pada pangkal rumah gadang dimiliki

oleh oleh Dt. Tamaruhun, sedangkan pada bagian ujung dimiliki oleh Dt.

Ampang Limo.

Rumah Gadang 20 Ruang ini sekarang dihuni oleh turunan Dt. Tamaruhun

dan Dt. Ampang Limo. Saat ini rumah gadang masih difungsikan sebagai

tempat pelaksanaan upacara adat dan tempat pelaksanaan pesta atau baralek.

Deskripsi Arkeologis Rumah gadang 20 Ruang mempunyai karakteristik bangunan yang terbuat dari

kayu dengan jumlah ruang sebanyak 20 ruang. Masing-masing ruang dulunya

11 | P a g e

terdiri dari 2 kamar, sehingga jumlah kamarnya adalah 40 buah. Bangunan ini

mempunyai ciri arsitektur khas minangkabau, yaitu bentuk bangunan kolong

dengan atap gonjong berjumlah 4 (empat) yang melambangkan 4 (empat) suku

besar yang ada di Nagari Sulit Air yaitu : Limo Panjang, Limo Singkek,

Simabur, dan Piliang. Atap rumah gadang 20 ruang terbuat dari seng

gelombang. Dulunya atap rumah gadang terbuat dari ijuk, namun karena

bangunan ini sudah pernah terbakar, maka sebagai penggantinya sekarang

menjadi atap seng. Bagian kolong bangunan dapat dimanfaatkan untuk

aktivitas juga karena tingginya mencapai 170 cm. Ruang antar tiang sisi

terluar dihias dengan kayu bermotif ombak/gelombang. Sementara itu dinding

sekeliling rumah gadang dibuat polos tanpa hiasan. Untuk masuk ke rumah

gadang ada tangga naik di depan rumah yang berjumlah 4 (empat) buah

terbuat dari kayu. Di bagian atas masing-masing jenjang juga dibuat atap

peneduh berbentuk gonjong.

Seperti pada umumnya rumah gadang, bangunan Rumah Gadang 20 ruang

dibuat dengan struktur dan konstruksi yang semuanya terbuat dari kayu.

Bangunan ini ditopang oleh tiang yang berjumlah 105 buah, dengan susunan

lebarnya 5 buah tiang, dan panjangnya 21 buah tiang. Masing-masing tiang

yang berdiri di atas batu sandi saling dihubungkan dengan rasuak dan palanca

yang berfungsi seperti slof dan ring balok. Di bagian atas tiang terdapat paran

yang juga berfungsi sebagai tempat dudukan kasau. Lantai bangunan berada di

ketinggian 2 meter di atas tanah. Lantai yang terbuat dari kayu ditopang oleh

jariau yang masing-masing berjarak rata-rata 50 cm. Ujung-ujung jariau

bertumpu pada sigitan yang berada di atas rasuak.

Konstruksi rangka atap rumah gadang tidak memakai kuda-kuda. Kayu reng

bertumpu pada kasau. Kasau yang ada langsung bertumpu pada paran. Bagian

bubungan atap bertumpu pada tiang deretan tengah memanjang horizontal.

Ukuran (luas) Situs Bangunan 61,88 x 8,23 m

Lahan 63 x10,22 m

Batas-batas

Utara Rumah gadang Suku V. Panjang

Selatan Rumah penduduk

Barat Rumah penduduk

Timur Rumah penduduk

Fungsi lama dan sekarang Dari mulai pendiriannya sampai dengan sekarang bangunan ini difungsikan

sebagai tempat hunian

Pemilik Ahli Waris Dt. Tamaruhun dan Dt. Ampang Limo

Pengelola BPCB Sumatera Barat

Foto Bangunan

12 | P a g e

(Kondisi dari sisi utara)

(Sisi Barat)

Foto Lingkungan

13 | P a g e

(Kondisi lingkungan Sisi Utara)

Kondisi lingkungan sisi Selatan

Denah Keletakan

Pengentri data Marjohan Syarif, SH;Surya ST

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

14 | P a g e

3. Makam Syech Muchsin

Komponen Data Isian Data

No.inventaris 04/BCB-TB/A/15/2007

Nama Situs Makam Syech Muchsin

Alamat

Jalan -

Dusun Jorong Koto Kubang

Desa/Kelurahan Nagari Sirukam

Kecamatan Payung Sekaki

Kabupaten/kota Kabupaten Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kabupaten ± 35 km

Ibukota Provinsi 70 km

Keletakan Geografis Lokasi berada dalam bentang lahan yang datar

Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua

Letak Astronomis S 00° 52’ 67,9’’ E 100° 45’ 80,8’’ dan768 m dpl

(-0.8855278100.77236111*)

Deskripsi Historis Syekh Mukhsin adalah seorang tokoh penyebar agama islam di Sumatera

Barat. Beliau menyebarkan Islam bersama dengan kakaknya, Syekh

Burhanuddin. Syech Mukhsin menyebarkan agama Islam di daerah Solok dan

daerah Sijunjung, sedangkan Syech Burhanuddin di daerah Padang Pariaman.

Dalam menyebarkan agama Islam Beliau dibantu pleh muridnya yang

bernama Syekh Kukut. Berdasarkan keterangan masyarakat Syekh Mukhsin

lahir di Supayang dan meninggal juga di Supayang.

Deskripsi Arkeologis Makam Syekh Mukhsin terletak di dalam bangunan bergonjong. Di dalam

bangunan ini terdapat makam-makam lain yang merupakan makam keluarga

Syekh Mukhsin. Makam yang terdapat di dalam bangunan ini berjumlah 15

makam tak berjirat dan nisannya dari batu gunung tanpa pengerjaan. Makam

Syekh Mukhsin sendiri ditutupi kelambu dengan jirat terbuat dari semen dan

nisannya dari batu kali.

Ukuran (luas) Situs Bangunan 72 m2 (6 x 12 m)

Lahan 625 m2 (25 x 25 m)

Batas-batas

Utara Areal persawahan penduduk

Selatan Jalan Kampung Koto Kubang

Barat Areal perkebunan penduduk

Timur Jalan Kampung Koto Kubang

Fungsi lama dan sekarang Makam

Pemilik Nagari Sirukam

Pengelola BPCB Sumatera Barat

15 | P a g e

Foto Bangunan

Kondisi Makam

Foto Lingkungan

(Akses Masuk ke Makam)

(Kondisi Cungkup)

Denah Keletakan

16 | P a g e

Pengentri data Marjohan Syarif, SH ; Surya,ST

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

17 | P a g e

4. Masjid Tua Kayu Jao

Komponen Data Isian Data

No.inventaris 06/BCB-TB/A/15/2007

Nama Situs Masjid Tua Kayu Jao

Alamat

Jalan Kampung Kayu Jao

Dusun Jorong Kayu jao

Desa/Kelurahan Nagari Batang Barus

Kecamatan Gunung Talang

Kabupaten/kota Kabupaten Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kabupaten ± 10 km

Ibukota Provinsi ± 48 km

Keletakan Geografis Lokasi berada dibentang lahan miring (perbukitan)

Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda

empat dan dua.dan berjarak ± 1km dari jalan raya lubuk silasih alahan panjang

melalui jalan cor beton kampung kayu jao

Letak Astronomis S 1° 00’ 16.1’’ E 100° 37’ 43.7’’ dan1152 m dpl

(-1.004476, 100.628804*)

Deskripsi Historis Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Masjid Tua Kayu Jao

didirikan pada abad XVI atas swadaya masyarakat Lubuk Lasih dan Batang

Barui. Atap masjid bertumpang tiga. Seperti kebanyakan masjid-masjid di

Sumatera Barat, diperkirakan hal ini melambangkan 3 unsur: Alim Ulama,

Ninik Mamak dan Cadiak Pandai.

Deskripsi Arkeologis Masjid Tua Kayu Jao mempunyai denah bangunan empat persegipanjang. Di

depan halaman masjid terdapat tempat bedug dan bangunan makam. Dinding

dan plafon seluruhnya terbuat dari papan kayu, sedangkan atapnya

bertumpang tiga terbuat dari bahan ijuk. Antara masing-masig atap dibuat

suatu pembatas dengan hiasan ukiran kerawangan dengan motif geometris.

Jumlah tiang seluruhnya 30 buah dengan tiang utama berada di tengah-tengah

setinggi 15 m. Tiang ini menurut sebutan setempat di sebut tiang macu, yaitu

tiang yang bentuknya paling besar dibanding dengan tiang-tiang lainnya dan

letaknya berada ditengah-tengah bangunan.

Mihrab berada di belakang bangunan masjid dengan ukuran 2,10 x 3, 50 m. Di

dalam mihrab terdapat mimbar kayu dengan ukiran motif suluran. Pintu

masuk berada di tengah-tengah bangunan selebar 1 m, dihubungkan dengan

tangga dari plesteran semen dengan halaman masjid. Jendela berjumlah 13

buah masing-masing selebar 90 cm, sedangkan tempat wudhu berada di

samping kiri bangunan masjid yang airnya diambil dari sebuah sumber mata

air.

Ukuran (luas) Situs Bangunan 10 x 10 m

Lahan 1025 m2

18 | P a g e

Batas-batas

Utara Jalan Kampung

Selatan Sungai

Barat Jalan Kampung dan Pabrik Tahu

Timur Sungai

Fungsi lama dan sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah sebagai tempat ibadah

Pemilik Nagari Batang Barus

Pengelola BPCB Sumatera Barat

Foto Bangunan

(Kondisi Sisi Timur)

(Kondisi Sisi Selatan)

19 | P a g e

(Kondisi Sisi Barat)

(Kondisi Sisi Utara)

(Kondisi Malam)

Foto Lingkungan

(Lingkungan Sisi Timur)

20 | P a g e

(Lingkungan Sisi Selatan)

(Kondisi Lingkungan Sisi Barat)

(Kondisi Lingkungan Utara)

21 | P a g e

Denah Keletakan

Pengentri data Marjohan Syarif, SH ; Surya, ST

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

22 | P a g e

5. Balairung Sari Sulit Air

Komponen Data Isian Data

No.inventaris 07/BCB-TB/A/15/2007

Nama Situs Balairung Sari Sulit Air

Alamat Jalan Balai Lamo Koto Gadang

Jalan Koto Gadang Sulit air

Dusun Jorong Koto Gadang

Desa/Kelurahan Nagari Sulit Air

Kecamatan X Koto Diatas

Kabupaten/kota Kabupaten Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kabupaten ± 35 km

Ibukota Provinsi ± 95 km

Keletakan Geografis Secara umum lokasi memiliki bentang lahan miring

Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda

empat dan dua. Cagar Budaya berada persis di sebelah kantor walinagari Sulit

Air.

Letak Astronomis S 00° 36’ 54,4’’ E 100° 38’ 31,2’’ dan

460 m dpl

(-0.615111100.6420001*)

Deskripsi Historis Secara umum Balairung ini merupakan perpindahan/perkembangan dari medan

nan bapaneh. Secara umum Balairungsari Sulit Air adalah tempat musyawarah

adat bagi masyarakat Sulit Air. Balairungsari ini masih difungsikan sampai

sekarang. Pada bagian dalam ruangan tempat duduknya mencirikan filosofi

“berdiri sama tinggi, duduk sama rendah” dengan bentuk sama rata yang

berarti tidak ada perbedaan antara masyarakat biasa dengan penghulu adat.

Bangunan ini pernah dipugar dengan dana swadaya masyarakat dan bantuan

dari DPP SAS Sulit Air pada tahun 1998 berupa pergantian bagian atap

bangunan.

Deskripsi Arkeologis Balairung Sulit Air berada di belakang kantor Wali Nagari Sulit Air dengan

areal seluas 25 x 25 m (225 m2). Bangunan utama berukuran 20 x 4,5 m

dengan ciri bergonjong.

Secara keseluruhan bangunan berbahan kayu, atap dari ijuk, dan plafon dari

bambu. Keseluruhan bagian dinding bangunan berhiaskan (bermotif) flora.

Tangga masuk bangunan berjumlah dua buah berbahan tembok (semen) yang

sudah dilapaisi keramik. Pada bagian dalam ruangan tempat duduknya

mencirikan filosofi “berdiri sama tinggi, duduk sama rendah” dengan bentuk

sama rata yang berarti tidak ada perbedaan antara masyarakat biasa dengan

penghulu adat.

Komponen tangga terdapat di tengah-tengah bangunan (pada bagian bawah

bangunan). Bangunan ini pernah dipugar dengan dana swadaya masyarakat dan

bantuan dari DPP SAS Sulit Air pada tahun 1998 berupa pergantian bagian

atap bangunan. Pada bagian selatan bangunan sudah berdiri bangunan baru

23 | P a g e

berupa panggung serta bangunan untuk meletakan tabuh. Sedangkan bagian

halaman sudah dibuat lapangan olahraga oleh masyarakat.

Secara umum bangunan ini kondisinya terawat dengan baik.

Ukuran (luas) Situs Bangunan 90 m2 (20 x 4,5 m)

Lahan 25 x 25 m

Batas-batas

Utara Rumah penduduk

Selatan Lapangan

Barat Jalan kampung (cor Beton/Jalan Raya Sulit Air

Timur Rumah Penduduk dan T.K H.Rosma.R

Fungsi lama dan sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah sebagai empat bermusyawarah

Pemilik Nagari Sulit Air

Pengelola Nagari Sulit Air

Foto Bangunan

(Sisi Selatan)

(Sisi Timur)

24 | P a g e

(Sisi Utara)

(Sisi Barat)

(Kondisi Dalam)

Foto Lingkungan

25 | P a g e

(lingkungan Selatan)

(Lingkungan Timur)

(Lingkungan Utara)

26 | P a g e

(Lingkungan Barat)

Denah Keletakan

Pengentri data Marjohan Syarif, SH

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

27 | P a g e

6. Rumah Gadang Koto Anau

Komponen Data Isian Data

No.inventaris 08/BCB-TB/A/15/2007

Nama Situs Rumah Gadang Koto Anau

Alamat

Jalan -

Dusun Jorong Lembang Jaya

Desa/Kelurahan Nagari Koto Anau

Kecamatan Lembang Jaya

Kabupaten/kota Kabupaten Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kabupaten ± 30 km

Ibukota Provinsi ± 90 km

Keletakan Geografis Secara umum bangunan berada dalam bentang lahan yang datar

Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda

empat dan dua

Letak Astronomis S 00° 53’ 39,7’’ E 100° 41’ 33,4’’ dan626 m dpl

(-0.8943611100.6926111*)

Deskripsi Historis Sejarah keberadaan Rumah Gadang Koto Anau ini tidak bisa dilepaskan

dari eksistensi Kerajaan Bujang Paman yang merupakan kerajaan lokal yang

bernaung dibawah Kerajaan Pagaruyung. Sebagai bukti eksistensi Kerajaan ini

pada masa lampau adalah banyaknya peninggalan-peninggalan (Cagar Budaya

Bergerak) Kerajaan Bujang Paman yang masih disimpan oleh ahli waris

seperti: pedang, tombak, manuskrip, dll.

Berdasarkan inskripsi pada bagian depan bangunan rumah, Rumah

Gadang Koto Anau ini dibangun pada tanggal 24 Januari 1963. Secara umum

antara bangunan lama dan baru pada beberapa komponen sudah mengalami

perubahan terutama pada bagian dalam bangunan. Berdasarkan keterangan

narasumber, dahulunya (Pada bangunan lama) pada bagian dalam bangunan

terdapat kamar/sekat, namun sekarang (pada bangunan baru) merupakan ruang

lepas tanpa kamar/sekat.

Berdasarkan keterangan Novi Almana Dt. Bagindo yang Dipatuan (Ahli

waris Kerajaan Bujang Paman, Suku Melayu) bangunan ini sudah beberapa

kali mengalami perubahan orientasi (arah hadap). Pada awalnya bangunan

berada di pinggang Gunung Talang, kemudian dipindahkan ke Lundang,

Jorong Tabek, Nagari Koto Anau. Kemudian dipindahkan lagi ke Jorong

Lembang, Nagari Koto Anau (lokasi sekarang) dengan arah hadap Gunung

Talang.

Pada bagian bawah rumah ini, masih terdapat komponen-komponen

bangunan lama berupa paran sebanyak empat buah. Pada paran ini terdapat

tulisan arab melayu yang ditulis memanjang menyesuaikan dengan paran.

Selain itu pada areal bangunan masih terdapat sumur tua dan lumpang tua

peninggalan bangunan lama Kerajaan Bujang Paman.

28 | P a g e

Deskripsi Arkeologis Rumah Gadang Koto Anau ini merupakan bangunan baru yang berdiri

pada tanggal 24 Januari 1963. Bangunan ini membujur utara-selatan dengan

orientasi sisi barat (Gunung Talang). Bangunan berukuran 28 x 9,6 m dengan

jumlah tiang keseluruhan 45 buah. Sedangkan gonjong berjumlah 5 buah

(termasuk gonjong yang terdapat pada bagian depan/tengah bangunan). Pada

bagian tengah bangunan terdapat teras yang juga berfungsi sebagai pintu

masuk, dengan jenjang yang masing-masing terdapat pada sisi utara dan

selatan. Bagian teras ini memiliki ukuran 3,8 x 3,6 m dengan sebagian/separuh

bangunan dan lantai berbahan tembok (semen).

Pada bagian dalam bangunan merupakan ruang lepas. Jendela berjumlah

14 buah dengan rincian 6 disisi utara dan 8 di sisi selatan. Masing-masing

jendela ini memiliki ukiran bermotif flora. Pada bagian belakang (sisi timur),

terutama bagian dinding terbuat dari sasak (anyaman bambu).

Rumah Gadang Koto Anau ini memiliki ciri khas Gajah Maharam. Pada

bagian dalam bangunan masih tersimpan tinggalan Kerajaan Bujang Paman

antara lain: kursi, bangku, gramaphone, radio, kuali (berbahan kuningan),

dulang dan gong.

Ukuran (luas) Situs Bangunan 268 m2 (28 x 9,6 m)

Lahan 268 m2 (28 x 9,6 m)

Batas-batas

Utara Jalan kampung Koto Anau

Selatan Tanah milik Rajo Paman

Barat Tanah milik Rajo Paman

Timur Tanah milik Rajo Alam

Fungsi lama dan sekarang Rumah hunian

Pemilik Ahli waris Kerajaan Bujang Paman a.n. Novi Almana

Pengelola Ahli waris Kerajaan Bujang Paman a.n. Novi Almana

Foto Bangunan

(Sisi Utara)

Foto Lingkungan

29 | P a g e

(Lingkungan Utara)

(Lingkungan Akses Masuk)

Denah Keletakan

Pengentri data Marjohan Syarif, SH ; Surya ,ST

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

30 | P a g e

7. Situs Prasasti Paninggahan

Komponen Data Isian Data

No.Inventaris 09/BCB-TB/A/15/2007

Nama Situs Situs Prasasti Paninggahan

Alamat

Jalan Jalan Raya Paninggahan-Malalo

Dusun Jorong Perumahan Bawah Muaro Tabuah

Desa/Kelurahan Nagari Paninggahan

Kecamatan Junjung Sirih

Kabupaten/kota Kabupaten Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kabupaten ± 30 km

Ibukota Provinsi ± 90 km

Keletakan Geografis Cagar Budaya terletak di lentang lahan yang datar. Sedangkan pada sisi timur

merupakan Danau Singkarak.

Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dan dua.

Lokasi berada setelah Pasar Painggahan. Dari Simpang Surau Gadang hanya

dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 1000 m melewati ladang

masyarakat.dan sawah masyarakat

Letak Astronomis S 00° 39’ 22,5’’ E 100° 32’ 27,8’’ dan375 m dpl

(-0.65625100.54105556*)

Deskripsi Historis Prasasti Paninggahan lebih dikenaloleh masyarakat sebagai “Batu Basurek”.

Berdasarkan keterangan masyarakat prasasti pada awalnya ditemukan oleh

masyarakat di pinggir Danau Singkarak, diantara bebatuan di pinggir danau.

Saat ditemukan prasasti ini kondisinya sudah patah. Oleh masyarakat, prasasti

ini dibawa ke dekat mushalla. Kemudian atas inisiatif masyarakat, hal ini

dilaporkan ke BP3 Batusangkar. Sebagai tindak lanjut laporan ini, BPCB

Sumbar (saat itu BP3 Batusangkar) membuatkan cungkup dan pagar, serta

melakukan pengeleman/penyambungan terhadap prasasti yang telah patah pada

beberapa bagian di tahun 2009. Selanjutnya prasasti ini ditaruh di dalam

cungkup yang berada lebih kurang 200 m dari lokasi ditemukannya.

Berdasarkan pembacaan (efigrafi) oleh Drs. Budi Istiawan (Kasi P3 BP3

Batusangkar saat itu) prasasti ini secara umum menceritakan tentang penamaan

Danau Singkarak.

Deskripsi Arkeologis Prasasti ini memiliki ukuran 90 x 6,5 cm dengan ketebalan antara 10 s.d. 20

cm. Oleh BP3 Batusangkar prasasti ini sudah di lem (dilakukan

penyambungan) pada tahun 2009. Prasasti ini berbahan batu andesit dengan

huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Secara umum tulisan pada prasasti

masih bisa terbaca, namun pada beberapa bagian sudah hampir hilang/terhapus

karena efek penggaraman.Prasasti ini memiliki cungkup 3,9 x 3,9 m dengan

jarak dari Danau sekitar 50 m.

Ukuran (luas) Situs Bangunan 90 x 65 cm

Lahan 3,9 x 3,3 m (Cungkup)

31 | P a g e

Batas-batas

Utara Ladang masyarakat

Selatan Ladang masyarakat

Barat Sawah masyarakat

Timur Danau Singkarak

Fungsi lama dan sekarang Tanda/Peringatan

Pemilik Dt. Jo Mahmud nan Ketek

Pengelola BPCB Sumatera Barat

Foto Bangunan

Foto Prasasti Paninggahan

(Sisi Timur)

32 | P a g e

(Sisi Selatan)

(Sisi Barat)

33 | P a g e

(Sisi Utara)

Foto Lingkungan

(lingkungan Timur)

(Lingkungan Selatan)

34 | P a g e

(lingkungan Barat)

(lingkungan Utara)

Denah Keletakan

Pengentri data Marjohan Syarif, SH ; Surya ,ST

Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

35 | P a g e

8. Stasiun Kereta Api Sungai Lasi

KOMPONEN DATA ISIAN DATA

Nomor Inventaris 10/BCB-TB/A/15/2014

Nama Objek Stasiun Kereta Api Sungai Lasi

Alamat

Jalan Jalan lintas Muaro Kalaban-Solok

Dusun Sungai Lasi

Desa/Kelurahan Sungai Lasi

Kecamatan IX Koto Sungai Lasi

Kabupaten/kota Kab. Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab. 64,9 km

Ibukota Prov. 91,2 km

Keletakan Geografis Objek bangunan berada pada bentang lahan datar dengan kondisi alam yang

berbukit-bukit.

Aksesibilitas Situs Objek berada di belakang Pasar Sungai Lasi. Untuk menuju lokasi dapat

menggunakan kendaraan roda empat dan dua dengan catatan dari pasar Sungai

Lasi dilanjutkan dengan berjalan kaki lebih kurang 500 m. Pada sisi timur objek

terdapat sebuah sungai.

Letak Astronomis S 00046’ 41,2’ dan E 100° 43’ 95,4” dengan ketinggian 345 mdpl

(-0.778111100.74316667*)

Deskripsi Historis Keberadaan stasiun Sungai Lasi ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah

perkembangan perkerataapian khususnya di jalur/rute antara Sawahlunto-Solok.

Jalur dan stasiun Sungai Lasi ini merupakan penghubung (stasiun pemberhentian)

antara Sawahlunto menuju ke Solok.1 Pembangunan jalur ini diperkirakan

dilakukan antara sekitar tahun 1900-an.2

Sekarang bangunan stasiun ini sudah tidak dioperasionalkan lagi.3 Pada sisi barat

bangunan stasiun masih terdapat bekas tinggalan bangunan lama yang dahulunya

difungsikan sebagai rumah hunian bagi kepala dan pegawai stasiun. Rumah ini

sekarang ditempati oleh masyarakat dengan menyewa kepada PT. KAI (persero)

Divisi Regional II Sumatera Barat sebagai pemilik dan pengelola lahan/areal

sekitar stasiun.

Deskripsi Arkeologis Stasiun Sungai Lasi berorientasi (arah hadap) ke sisi utara dengan denah empat

persegi panjang berukuran panjang 19,5 m x lebar 4,7 m. bangunan memiliki 3

(tiga ruang) utama dengan rincian 2 (dua) ruangan merupakan bangunan lama dan

satu ruangan bangunan tambahan. Berikut rincian: bangunan I, terdapat pada sisi

timur yang berukuran panjang 6,8 m x lebar 5,4 m. Bangunan yang difungsikan

sebagai ruang pelayanan kereta api (tempat memindahkan jalur rel kereta api)

1 Lebih lengkap lihat peta jaringan jalan rel Divisi Regional II Sumatera Barat pada daftar lampiran. 2 Berdasarkan foto lama (tertua) yang bersumber dari KITLV Leiden. Pada keterangan foto dicantumkan

pertanggalan pengambilan gambar stasiun tahun 1900. ( 3 Stasiun yang masih dioperasionalkan hanya untuk rute Sawahlunto-Muaro Kalaban, Solok-Singkarak untuk

kereta api wisata.

36 | P a g e

merupakan bangunan tambahan (baru) jika dilihat dari arsitektur bangunannya.

Bangunan II, merupakan bangunan lama yang terdapat pada bagian tengah

bangunan dengan ukuran panjang 4,6 m x lebar 4,7 m. Pada ruangan ini terdapat

pintu pada sisi utara berukuran lebar 1,2 m x tinggi 2,3 m. pada sisi selatan juga

terdapat pintu berukuran lebar 1,3 m x tinggi 2,5 m yang berbahan kayu.

Sedangkan jendela terdapat pada sisi barat berukuran lebar 1,1 m x tinggi 1,72 m.

sebagai catatan kedua bangunan diatas berbahan dinding bata berspesi (tembok).

Bangunan III, terdapat pada sisi barat stasiun. Bangunan ini berupa ruangan lepas

tanpa dinding dan hanya berupa tiang-tiang kayu berukuran panjang 8 m x lebar

4,7 m. Ruangan lepas ini difungsikan sebagai peron bagi penumpang.

Pada foto dari kiri ke kanan, dapat dilihat tanda panah untuk ruangan I (ruangan

pelayanan), ruangan II (ruang kantor) dan ruangan III (peron penumpang).

Secara keseluruhan bahan bangunan terdiri dari bata berspesi untuk dinding, dan

kayu untuk konstruksi tiang, jendela dan pintu serta atap dari seng.

Pada sisi utara stasiun terdapat wesel (tempet pemindahan jalur kereta api) yang

berjumlah 2 (dua) buah. Sedangkan tinggi bangunan sampai ke atap adalah 4,69 m

dengan ketebalan dinding rata-rata 40 cm.

Foto wesel (rangkaian konstruksi rel) pada sisi utara stasiun. Pada foto hanya terlihat

satu rangkaian rel, karena yang lainnya sudah ditumbuhi semak belukar.

Pada sisi barat stasiun, terdapat sebuah bangunan lama berbentuk rusun (rumah

susun) yang dahulunya merupakan rumah dinas bagi kepala dan pegawai stasiun.

Terdapat 3 (tiga) buah bangunan dengan rincian: bangunan I, difungsikan sebagai

37 | P a g e

rumah hunian dengan ukuran keseluruhan panjang 18,2 m x lebar 6,7 m.

Bangunan tersebut dibagi dengan sekat-sekat tembok dengan jumlah ruangan 5

(lima) ruangan. Bangunan II, terdapat di sisi timur rumah hunian berukuran

panjang 10,9 m x lebar 2,3 m yang difungsikan sebagai dapur bagi penghuni

rumah. Sedangkan bangunan III, yang terdapat di sisi utara dapur yang berukuran

panjang 5,9 m x lebar 2,4 m difungsikan sebagai tempat MCK dan sumur bagi

penghuni rumah. Secara umum rumah dinas berbahan dinding dari bata berspesi

dan beratap genteng warna coklat.

Foto bangunan rumah dinas kepala dan pegawai stasiun yang terdapat pada sisi barat

stasiun.

Ukuran (luas) Situs Bangunan Panjang 19,5 m x lebar 4,7 m.

Lahan 80.00 m2

Batas-batas

Utara Rumah peduduk

Selatan Rumah peduduk

Barat Ladang penduduk/semak belukar

Timur Ladang penduduk/semak belukar

Fungsi lama dan sekarang Dulunya stasiun dan sekarang untuk sementara waktu stasiun ini sudah tidak

difungsikan

Pemilik PT KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat

Pengelola PT KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat

Foto Bangunan

Foto terkini bangunan stasiun Sungai Lasi yang diambil dari sisi barat. Jika kedua foto di

atas dibandingkan, dapat dilihat bangunan stasiun beserta kondisi bukit pada latar objek

yang memiliki kesamaan bentuk. (lihat tanda panah)

38 | P a g e

Foto Lingkungan

Foto kondisi lingkungan sekitar stasiun berupa rumah penduduk dan semak

belukar/ladang penduduk

Denah Keletakan

Pengentri Data Marjohan Syarif, SH;Surya,ST Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

39 | P a g e

9. Stasiun Kereta Api Singkarak

KOMPONEN DATA ISIAN DATA

Nomor Inventaris 70/BCB-TB/A/12/2014

Nama Objek Stasiun Kereta Api Singkarak

Alamat

Jalan Stasiun

Dusun Kaluku

Desa/Kelurahan Nagari Singkarak

Kecamatan X Koto Singkarak

Kabupaten/kota Kabupaten Solok

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab. 33 km

Ibukota Prov. 86,8 km

Keletakan Geografis Bangunan berada dipinggir Danau Singarak dengan bentang lahan datar.

Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat menggunakan kendaraan roda empat dan dua.

Letak Astronomis S 00° 41’ 32.9’ dan E 100° 35’ 59.0”

(-0.692472, 100.599732*)

Deskripsi Historis Jalur kereta api di Kabupaten Tanah Datar merupakan bagian rute antara

Sawahlunto-Solok-Tanah Datar-Padang Panjang-Pariaman-Solok. Stasiun

Singkarak ini diperkirakan dibangun dalam rentang akhir tahun 1890-an sampai

dengan awal 1900-an.4

Setelah berkurangnya cadangan batubara di Ombilin, Sawahlunto, rute ini tidak

lagi difungsikan. Pada tahun 2000-an jalur tersebut difungsikan kembali sebagai

kereta wisata dengan rute Solok-Padang Panjang. Namun sekarang jalur ini tidak

dioperasikan untuk sementara waktu.

Deskripsi Arkeologis Bangunan Stasiun Singkarak berdenah empat persegi panjang dengan

ukuran panjang 18,6 m x Lebar 4,43 m. Orientasi bangunan menghadap arah

timur. Secara umum bangunan berbahan: dinding kantor dan ruang tunggu

penumpang berbahan kayu. Sedang ruang pelayanan dinding berbahan bata

berspesi (tembok) dan atap dari seng.

Berdasarkan hasil tinjauan lapangan, bangunan terdiri dari 3 (tiga) ruang

dengan rincian: ruang tunggu (peron) pada sisi utara berukuran panjang 7,93 m x

4,43 m. Secara keseluruhan ruangan ini berbahan kayu (tiang) dengan dinding

kayu. Kemudian pada bagian tengah terdapat bangunan berdinding kayu yang

difungsikan sebagai ruang kantor pegawai stasiun yang berukuran panjang 4,60

m x lebar 4,43 m. Selanjutnya pada sisi selatan terdapat ruang pelayanan, yakni

ruang tempat memindahkan jalur kereta api yang berukuran panjang 6,07 m x

lebar 4,43 m. dinding bangunan ini diperkirakan merupakan bangunan baru.

4 Berdasarkan hasil penelusuran sumber-sumber online di Situs KITLV Leiden dan Geheugen van Nederland,

ditemukan beberapa buah arsip berupa foto lama dengan keterangan tahun pengambilan gambar dalam rentang waktu tahun 1890-an sampai dengan 1935.

40 | P a g e

Foto stasiun Singkarak yang terdiri dari 3 ruang (dari kanan ke kiri): ruang penumpang,

kantor stasiun dan ruang pelayanan.

Pada sisi timur terdapat sebuah pintu berbahan kayu (pada ruangan kantor pegawai

stasiun) yang berukuran tinggi 2,27 m x lebar 0,89 m. Pada sisi selatan terdapat

sebuah jendela berukuran tinggi 1,58 m x lebar 1,16 m. Selanjutnya pada sisi

sebelah barat (belakang stasiun), terdapat sebuah jendela berukuran besar

berbahan kayu dengan ukuran tinggi 2,27 m x lebar 2,19 m. Tinggi keseluruhan

bangunan sampai dengan atap adalah 4,65 m. Sebagai tambahan pada stasiun ini

hanya terdapat 2 (dua) buah jalur wesel (tempat berpindahnya/berputarnya kereta

api.

Ukuran (luas) Situs Bangunan Panjang 18,6 m x Lebar 4,43 m

Lahan 60.00 m2

Batas-batas

Utara Jalur rel KA

Selatan Jalur rel KA

Barat Rumah penduduk

Timur Perkebunan penduduk

Fungsi lama dan sekarang Dulunya sebagai Stasiun KA dan sekarangUntuk sementara stasiun ini tidak

difungsikan

Pemilik PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat

Pengelola PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat

Foto Bangunan

Foto lama bangunan stasiun Singkarak tahun 1935. Diperkirakan foto ini diambil dari sisi

utara. Pada foto dapat dilihat bangunan gudang, dan stasiun KA. Perbandingan gambar

41 | P a g e

dapat dilihat pada foto berikutnya. Selain itu pada foto juga dapat dilihat jumlah wesel

sebanyak 3 (tiga) buah dengan rincian, masing-masing satu ke mengarah ke gudang,

stasiun dan lurus (rel utama) ke stasiun berikutnya.

(Sumber: KITLV Leiden)

Foto terkini Stasiun Singkarak yang diambil dari sisi utara. Dapat dilihat bangunan gudang

dan stasiun. Foto ini diambil dari jarak dekat dan hanya memperlihatkan jumlah wesel

sebanyak 3 (tiga) buah dengan rincian: masing-masing satu ke mengarah ke gudang,

stasiun dan lurus (rel utama) ke stasiun berikutnya

Foto Lingkungan

foto kondisi bangunan stasiun yang terdiri dari 3 (tiga) ruangan dari kanan ke kiri:

ruang tunggu penumpang, kantor stasiun dan ruang pelayanan. Dinding bangunan

pada ruang tunggu merupakan tambahan baru. Diperkirakan bangunan ini

dahulunya tanpa dinding mengacu pada stasiun-stasiun lainnya.

Denah Keletakan

42 | P a g e

Pengentri Data Marjohan Syarif, SH; Surya,ST Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps

43 | P a g e

10. Stasiun Kereta Api Kacang

KOMPONEN DATA ISIAN DATA

Nomor Inventaris 71/BCB-TB/A/12/2014

Nama Objek Stasiun Kereta Api Kacang

Alamat

Jalan Stasiun

Dusun Jorong Biteh

Desa/Kelurahan Nag. Kacang

Kecamatan X Koto Singkarak

Kabupaten/kota Tanah Datar

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab. 25,1 km

Ibukota Prov. 84,3 km

Keletakan Geografis Bangunan pada bentang lahan datar. Areal sekitar lokasi merupakan rumah

peduduk.

Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat menggunakan kendaraan roda empat dan dua.

Letak Astronomis S 00 36’ 48.5’ dan E 100° 34’ 27.0”

(-0.613469, 100.574157*)

Deskripsi Historis Stasiun kereta api ini merupakan bagian dari rute jalur kereta api antara Solok

menuju Padang Panjang. Stasiun Singkarak ini diperkirakan dibangun dalam

rentang akhir tahun 1890-an sampai dengan awal 1900-an. Sekarang bangunan ini

beserta jalur relnya sudah tidak difungsikan lagi untuk sementara waktu.

Deskripsi Arkeologis Bangunan stasiun kereta api Kacang berdenah empat persegi panjang dengan

ukuran panjang 20,58 m x lebar 4,32 m. Bangunan berorientasi arah timur.

Secara umum terdapat 3 (tiga ruang) pada bangunan yang terdiri dari: bangunan

I, terdapat di sisi utara merupakan ruang yang difungsikan sebagai kantor stasiun.

Bangunan II, terdapat pada bagian tengah bangunan berukuran panjang 10,71 x

lebar 4,32 m. Bangunan ini difungsikan sebagai ruang kepala stasiun. Diantara

kedua bangunan ini terdapat sebuah lorong tempat pembelian karcis dan ruang

tunggu penumpang. Bangunan III, berukuran panjang 6,08 m x lebar 4,08 m

yang difungsikan sebagai ruang pelayanan kereta api. Secara umum bangunan

tersebut berbahan, dinding dari bata berspesi, tiang dari kayu dan atap dari seng.

Tinggi bangunan sampai dengan atap adalah 4,71 m.

44 | P a g e

Foto bangunan Stasiun Kacang. Dapat dilihat ruangan pada stasiun dari kiri ke

kanan (selatan – utara): Ruang pelayanan, kantor, lorong dan kantor stasiun

(tanda panah).

Pada sisi timur terdapat 2 buah pintu berbahan kayu dengan ukuran lebar 1,17 m x

tinggi 2,4 m. sedangkan pada sisi utara (tepatnya pada ruang kantor) terdapat

sebuah jendela berbahan kayu dengan ukuran tinggi 1,76 m x lebar 1,2 m.

Sebagai tambahan pada stasiun ini hanya terdapat 2 (dua) buah jalur wesel (tempat

berpindahnya/berputarnya kereta api.

Ukuran (luas) Situs Bangunan Panjang 20,58 m x Lebar 4,32 m

Lahan 64.00 m2

Batas-batas

Utara Jalur rel KA

Selatan Jalur rel KA

Barat Rumah penduduk / Pasar Kacang

Timur Rumah penduduk / TK Mutiara Bangsa

Fungsi lama dan sekarang Dulunya sebagai Stasiun KA dan sekarangUntuk sementara stasiun ini tidak

difungsikan

Pemilik PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat

Pengelola PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat

Foto Bangunan

Foto kondisi bangunan stasiun yang sudah tidak difungsikan lagi. Pada foto dapat dilihat

kondisi dinding sudah keropos dan rel kereta api yang sudah ditumbuhi semak.

Foto Lingkungan

45 | P a g e

Foto kondisi lingkungan sekitar bangunan. Dapat dilihat pada bagian belakang bangunan

terdapat rumah penduduk.

Denah Keletakan

Pengentri Data Marjohan Syarif, SH ; Surya, ST Tanggal Agustus 2017

*) google earth / maps