deskripsi cagar budaya tidak bergerak kabupaten … · deskripsi historis syech junjungan adalah...
TRANSCRIPT
DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK
KABUPATEN SOLOK
PROVINSI SUMATERA BARAT
BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT
WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU
3 | P a g e
DAFTAR ISI 1. Makam Syech Junjungan ............................................................................................................................ 8 2. Rumah Gadang 20 Ruang ......................................................................................................................... 10 3. Makam Syech Muchsin ............................................................................................................................. 14 4. Masjid Tua Kayu Jao ................................................................................................................................. 17 5. Balairung Sari Sulit Air .............................................................................................................................. 22 6. Rumah Gadang Koto Anau ....................................................................................................................... 27 7. Situs Prasasti Paninggahan ....................................................................................................................... 30 8. Stasiun Kereta Api Sungai Lasi .................................................................................................................. 35 9. Stasiun Kereta Api Singkarak .................................................................................................................... 39 10. Stasiun Kereta Api Kacang .................................................................................................................... 43
4 | P a g e
Gua Baringin
Komponen Data Isian Data
No.inventaris 01/BCB-TB/A/15/2007
Nama Situs Gua Baringin
Alamat
Jalan Kampung Tangah
Dusun Jorong Kampung Tangah
Desa/Kelurahan Nagari Paninggahan
Kecamatan Junjung Sirih
Kabupaten/kota Kabupaten Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kabupaten ± 60 km
Ibukota Provinsi ± 120 km
Keletakan Geografis Situs ini berada di bentang lahan miring. Pada bagian atas lahan merupakan rumah
penduduk dan pada bagian depan merupakan jalan kampung Paninggahan.
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai situs ini dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua (lokasi
sebelum pasar Paninggahan)
Letak Astronomis S 00° 39’ 55,9’’ E 100° 32’ 22,8’’ dan399 m dpl
(-0.6655278 100.539666*)
Deskripsi Historis Gua beringin terletak diantara pemukiman penduduk dan pasar Nagari
Paninggahan. Pintu masuk gua melintang ke arah Barat-Timur. Pada gua ini
pernah dilakukan ekskavasi pada tahun 1991 yang menemukan beberapa temuan
berupa artefak, yaitu fragmen gerabah berhias, fragmen gerabah baru, fragmen
keramik Belanda, dan mata uang logam dan temuan ekofak yang berupa tulang-
tulang binatang, gigi geraham dan taring binatang, serta kulit kerang dan cangkang
siput.
Foto-foto hasil ekskavasi di Situs Gua Baringin
Foto-foto kegiatan ekskavasi di Situs Gua Baringin tahun 1991
Deskripsi Arkeologis Lokasi Gua Baringin terletak dipinggir jalan Kampung Tangah (dekat dengan
Pasar Paninggahan). Secara umum lokasi terletak di daerah/bentang lahan yang
miring/lereng. Orientasi pintu gua melintang ke arah barat-timur. Ruangan gua
yang dapat dimasuki lebih kurang 6 meter dari pintu gua. Lebar pintu gua 2,1
meter dan tinggi 0,9 meter. Pada bagian depan gua membentu shelter sepanjang 24
meter. Pada bagian depan gua ini terdapat stalaktit. Saat tim pelaksana meninjau
lokasi, di areal sekitar pintu gua banyak terdapat sampah rumah tangga.
5 | P a g e
Ukuran (luas) Situs Bangunan
Lahan 15 x 6 m
Batas-batas
Utara Perkebunan penduduk
Selatan Jalan Kampung Tangah
Barat Rumah penduduk
Timur Jalan Kampung Tangah
Fungsi lama dan sekarang Berdasarkan hasil ekskavasi dan hasil tinggalan yang terdapat pada gua,
diperkirakan gua ini merupakan tempat hunian.
Pemilik Nagari Paninggahan
Pengelola Pemkab Solok
Foto Bangunan
(kondisi Depan Gua)
(Kondisi Pintu Masuk)
6 | P a g e
(kondisi Pintu Masuk)
Foto Lingkungan
(Kondisi Lingkungan Depan Pintu Masuk)
(Kondisi lingkungan jalan akses ke lokasi)
7 | P a g e
Denah Keletakan
Pengentri data Marjohan Syarif, SH; Surya, ST
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
8 | P a g e
1. Makam Syech Junjungan
Komponen Data Isian Data
No.inventaris 02/BCB-TB/A/15/2007
Nama Situs Makam Syech Junjungan
Alamat
Jalan Syekh Junjungan
Dusun Jorong Koto Tingga
Desa/Kelurahan Nagari Sirukam
Kecamatan Payung Sekaki
Kabupaten/kota Kabupaten Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kabupaten ± 30 km
Ibukota Provinsi 80 km
Keletakan Geografis Lokasi berada dalam bentang lahan yang datar
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua
Letak Astronomis S 00° 52’ 95,9’’ E 100° 45’02,4’’ dan746 m dpl
(-0.8933056100.750666*)
Deskripsi Historis Syech Junjungan adalah salah satu alim ulama yang menyebarkan agama Islam di
daerah Kanagarian Solok dan Selayo. Beliau menyebarkan agama Islam dibantu
oleh istrinya yang bernama Ranggo Jali dengan gelar Niak Rubiah. Syech
Junjungan mempunyai nama asli Ahmad Sidik dengan gelar Junjungan Sati.
Selain menyebarkan agama Islam, beliau juga memajukan Nagari Sirukam dengan
bertani dan membuat pengairan untuk mengairi sawah-sawah para petani. Menurut
masyarakat setempat, Syech Junjungan dimakamkan bersamaan dengan istrinya
karena mereka meninggal bersamaan, sehingga mereka berdua diletakkan dalam
satu liang lahat.
Kegiatan pelestarian yang dilakukan terhadap obyek berupa pemberian cungkup
dan pagar pada tahun 2000 oleh BP3 Batusangkar.
Deskripsi Arkeologis Secara umum Makam Syekh Junjungan sudah dicungkup dengan ukuran 4 x 3 m.
Makam berada dalam kelambu dengan jirat yang terbuat dari semen. Nisan
makam berjumlah dua buah yang terletak masing-masing satu di sisi utara dan
selatan. Nisan ini berbahan batu andesit tanpa pengerjaan.
Ukuran (luas) Situs Bangunan 12 m2 (4 x 3 m)
Lahan 100 m2 (10 x 10 m)
Batas-batas
Utara Sawah milik Nyunyi
Selatan Sawah milik M. Yunis Dt. Sati
Barat Sawah milik M. Yunis Dt. Sati
Timur Sawah dan kolam milik M. Yunis Dt. Sati
Fungsi lama dan sekarang Makam
Pemilik M. Yunis Dt. Sati
Pengelola BPCB Sumatera Barat
9 | P a g e
Foto Bangunan
(Kondisi Makam)
Foto Lingkungan
(Lingkungan sekitar Makam)
Denah Keletakan
Pengentri data Marjohan Syarif, SH;Surya, ST
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
10 | P a g e
2. Rumah Gadang 20 Ruang
Komponen Data Isian Data
No.inventaris 03/BCB-TB/A/15/2007
Nama Situs Rumah Gadang 20 Ruang
Alamat
Jalan Guguk Rayo Sulit Air
Dusun Jorong Silungkang
Desa/Kelurahan Nagari Sulit Air
Kecamatan X Koto Diatas
Kabupaten/kota Kabupaten Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kabupaten ± 65 km
Ibukota Provinsi ± 93 km
Keletakan Geografis Secara umum bangunan berada dalam bentang lahan yang datar dan berada di
perkampungan yang padat penduduk.
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua.
Letak Astronomis S 000 36’ 58,9” E 100
0 38’ 40,5” dan480 m dpl
(-0.6163611100.644583334*)
Deskripsi Historis Rumah Gadang 20 Ruang berada di Nagari Sulit Air. Asal mula nama Nagari
Sulit Air diberikan oleh Datuk Mulo Nan Kawi yang berasal dari Pariangan
Padang panjang yang merantau bersama kaumnya untuk mencari kehidupan
yang lebih baik. Pada saat sampai di suatu daerah yang bernama Lubuk
Parabung, beliau makan bersama, ketika sedang makan beliau tercekik, maka
beliau mencari air. Ternyata sangat susah mencari air jernih untuk diminum,
sehingga beliau memberi nama daerah ini dengan Nagari Sulit Air.
Sesuai dengan namanya, rumah gadang ini memiliki 20 ruang. Rumah Gadang
20 Ruang dibangun pada tahun 1820, tetapi bangunan ini terbakar dan
kemudian didirikan kembali pada tahun 1901 dan selesai pada tahun 1907.
Pembangunan ini tidak lagi sesuai dengan bangunan aslinya, karena atap yang
semula dibuat dari ijuk dan dinding berukir diganti dengan atap dari seng dan
dinding yang tidak lagi diukir tapi polos.
Rumah gadang 20 Ruang dibangun oleh XX Koto, yaitu X Koto di atas dan X
Koto di bawah. Pekerjaan pembangunan rumah gadang ini dilakukan oleh
wakil dari Nagari XX Koto beserta kaum dan masyarakat sekitar secara
gotong royong. Bagian yang pertama diselesaikan adalah bagian sebelah
kanan rumah gadang. Bangunan ini awalnya merupakan tempat berkumpulnya
ninik mamak, para penghulu, dan yang paling utama adalah tempat tinggal
Bundo Kandung Sulit Air. Rumah gadang ini mempunyai dua orang Datuk
yang mengepalai kaumnya dan dua orang Bundo Kandung sebagai pengatur
tertibnya kehidupan di rumah gadang. Pada pangkal rumah gadang dimiliki
oleh oleh Dt. Tamaruhun, sedangkan pada bagian ujung dimiliki oleh Dt.
Ampang Limo.
Rumah Gadang 20 Ruang ini sekarang dihuni oleh turunan Dt. Tamaruhun
dan Dt. Ampang Limo. Saat ini rumah gadang masih difungsikan sebagai
tempat pelaksanaan upacara adat dan tempat pelaksanaan pesta atau baralek.
Deskripsi Arkeologis Rumah gadang 20 Ruang mempunyai karakteristik bangunan yang terbuat dari
kayu dengan jumlah ruang sebanyak 20 ruang. Masing-masing ruang dulunya
11 | P a g e
terdiri dari 2 kamar, sehingga jumlah kamarnya adalah 40 buah. Bangunan ini
mempunyai ciri arsitektur khas minangkabau, yaitu bentuk bangunan kolong
dengan atap gonjong berjumlah 4 (empat) yang melambangkan 4 (empat) suku
besar yang ada di Nagari Sulit Air yaitu : Limo Panjang, Limo Singkek,
Simabur, dan Piliang. Atap rumah gadang 20 ruang terbuat dari seng
gelombang. Dulunya atap rumah gadang terbuat dari ijuk, namun karena
bangunan ini sudah pernah terbakar, maka sebagai penggantinya sekarang
menjadi atap seng. Bagian kolong bangunan dapat dimanfaatkan untuk
aktivitas juga karena tingginya mencapai 170 cm. Ruang antar tiang sisi
terluar dihias dengan kayu bermotif ombak/gelombang. Sementara itu dinding
sekeliling rumah gadang dibuat polos tanpa hiasan. Untuk masuk ke rumah
gadang ada tangga naik di depan rumah yang berjumlah 4 (empat) buah
terbuat dari kayu. Di bagian atas masing-masing jenjang juga dibuat atap
peneduh berbentuk gonjong.
Seperti pada umumnya rumah gadang, bangunan Rumah Gadang 20 ruang
dibuat dengan struktur dan konstruksi yang semuanya terbuat dari kayu.
Bangunan ini ditopang oleh tiang yang berjumlah 105 buah, dengan susunan
lebarnya 5 buah tiang, dan panjangnya 21 buah tiang. Masing-masing tiang
yang berdiri di atas batu sandi saling dihubungkan dengan rasuak dan palanca
yang berfungsi seperti slof dan ring balok. Di bagian atas tiang terdapat paran
yang juga berfungsi sebagai tempat dudukan kasau. Lantai bangunan berada di
ketinggian 2 meter di atas tanah. Lantai yang terbuat dari kayu ditopang oleh
jariau yang masing-masing berjarak rata-rata 50 cm. Ujung-ujung jariau
bertumpu pada sigitan yang berada di atas rasuak.
Konstruksi rangka atap rumah gadang tidak memakai kuda-kuda. Kayu reng
bertumpu pada kasau. Kasau yang ada langsung bertumpu pada paran. Bagian
bubungan atap bertumpu pada tiang deretan tengah memanjang horizontal.
Ukuran (luas) Situs Bangunan 61,88 x 8,23 m
Lahan 63 x10,22 m
Batas-batas
Utara Rumah gadang Suku V. Panjang
Selatan Rumah penduduk
Barat Rumah penduduk
Timur Rumah penduduk
Fungsi lama dan sekarang Dari mulai pendiriannya sampai dengan sekarang bangunan ini difungsikan
sebagai tempat hunian
Pemilik Ahli Waris Dt. Tamaruhun dan Dt. Ampang Limo
Pengelola BPCB Sumatera Barat
Foto Bangunan
13 | P a g e
(Kondisi lingkungan Sisi Utara)
Kondisi lingkungan sisi Selatan
Denah Keletakan
Pengentri data Marjohan Syarif, SH;Surya ST
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
14 | P a g e
3. Makam Syech Muchsin
Komponen Data Isian Data
No.inventaris 04/BCB-TB/A/15/2007
Nama Situs Makam Syech Muchsin
Alamat
Jalan -
Dusun Jorong Koto Kubang
Desa/Kelurahan Nagari Sirukam
Kecamatan Payung Sekaki
Kabupaten/kota Kabupaten Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kabupaten ± 35 km
Ibukota Provinsi 70 km
Keletakan Geografis Lokasi berada dalam bentang lahan yang datar
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua
Letak Astronomis S 00° 52’ 67,9’’ E 100° 45’ 80,8’’ dan768 m dpl
(-0.8855278100.77236111*)
Deskripsi Historis Syekh Mukhsin adalah seorang tokoh penyebar agama islam di Sumatera
Barat. Beliau menyebarkan Islam bersama dengan kakaknya, Syekh
Burhanuddin. Syech Mukhsin menyebarkan agama Islam di daerah Solok dan
daerah Sijunjung, sedangkan Syech Burhanuddin di daerah Padang Pariaman.
Dalam menyebarkan agama Islam Beliau dibantu pleh muridnya yang
bernama Syekh Kukut. Berdasarkan keterangan masyarakat Syekh Mukhsin
lahir di Supayang dan meninggal juga di Supayang.
Deskripsi Arkeologis Makam Syekh Mukhsin terletak di dalam bangunan bergonjong. Di dalam
bangunan ini terdapat makam-makam lain yang merupakan makam keluarga
Syekh Mukhsin. Makam yang terdapat di dalam bangunan ini berjumlah 15
makam tak berjirat dan nisannya dari batu gunung tanpa pengerjaan. Makam
Syekh Mukhsin sendiri ditutupi kelambu dengan jirat terbuat dari semen dan
nisannya dari batu kali.
Ukuran (luas) Situs Bangunan 72 m2 (6 x 12 m)
Lahan 625 m2 (25 x 25 m)
Batas-batas
Utara Areal persawahan penduduk
Selatan Jalan Kampung Koto Kubang
Barat Areal perkebunan penduduk
Timur Jalan Kampung Koto Kubang
Fungsi lama dan sekarang Makam
Pemilik Nagari Sirukam
Pengelola BPCB Sumatera Barat
15 | P a g e
Foto Bangunan
Kondisi Makam
Foto Lingkungan
(Akses Masuk ke Makam)
(Kondisi Cungkup)
Denah Keletakan
16 | P a g e
Pengentri data Marjohan Syarif, SH ; Surya,ST
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
17 | P a g e
4. Masjid Tua Kayu Jao
Komponen Data Isian Data
No.inventaris 06/BCB-TB/A/15/2007
Nama Situs Masjid Tua Kayu Jao
Alamat
Jalan Kampung Kayu Jao
Dusun Jorong Kayu jao
Desa/Kelurahan Nagari Batang Barus
Kecamatan Gunung Talang
Kabupaten/kota Kabupaten Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kabupaten ± 10 km
Ibukota Provinsi ± 48 km
Keletakan Geografis Lokasi berada dibentang lahan miring (perbukitan)
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda
empat dan dua.dan berjarak ± 1km dari jalan raya lubuk silasih alahan panjang
melalui jalan cor beton kampung kayu jao
Letak Astronomis S 1° 00’ 16.1’’ E 100° 37’ 43.7’’ dan1152 m dpl
(-1.004476, 100.628804*)
Deskripsi Historis Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Masjid Tua Kayu Jao
didirikan pada abad XVI atas swadaya masyarakat Lubuk Lasih dan Batang
Barui. Atap masjid bertumpang tiga. Seperti kebanyakan masjid-masjid di
Sumatera Barat, diperkirakan hal ini melambangkan 3 unsur: Alim Ulama,
Ninik Mamak dan Cadiak Pandai.
Deskripsi Arkeologis Masjid Tua Kayu Jao mempunyai denah bangunan empat persegipanjang. Di
depan halaman masjid terdapat tempat bedug dan bangunan makam. Dinding
dan plafon seluruhnya terbuat dari papan kayu, sedangkan atapnya
bertumpang tiga terbuat dari bahan ijuk. Antara masing-masig atap dibuat
suatu pembatas dengan hiasan ukiran kerawangan dengan motif geometris.
Jumlah tiang seluruhnya 30 buah dengan tiang utama berada di tengah-tengah
setinggi 15 m. Tiang ini menurut sebutan setempat di sebut tiang macu, yaitu
tiang yang bentuknya paling besar dibanding dengan tiang-tiang lainnya dan
letaknya berada ditengah-tengah bangunan.
Mihrab berada di belakang bangunan masjid dengan ukuran 2,10 x 3, 50 m. Di
dalam mihrab terdapat mimbar kayu dengan ukiran motif suluran. Pintu
masuk berada di tengah-tengah bangunan selebar 1 m, dihubungkan dengan
tangga dari plesteran semen dengan halaman masjid. Jendela berjumlah 13
buah masing-masing selebar 90 cm, sedangkan tempat wudhu berada di
samping kiri bangunan masjid yang airnya diambil dari sebuah sumber mata
air.
Ukuran (luas) Situs Bangunan 10 x 10 m
Lahan 1025 m2
18 | P a g e
Batas-batas
Utara Jalan Kampung
Selatan Sungai
Barat Jalan Kampung dan Pabrik Tahu
Timur Sungai
Fungsi lama dan sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah sebagai tempat ibadah
Pemilik Nagari Batang Barus
Pengelola BPCB Sumatera Barat
Foto Bangunan
(Kondisi Sisi Timur)
(Kondisi Sisi Selatan)
19 | P a g e
(Kondisi Sisi Barat)
(Kondisi Sisi Utara)
(Kondisi Malam)
Foto Lingkungan
(Lingkungan Sisi Timur)
21 | P a g e
Denah Keletakan
Pengentri data Marjohan Syarif, SH ; Surya, ST
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
22 | P a g e
5. Balairung Sari Sulit Air
Komponen Data Isian Data
No.inventaris 07/BCB-TB/A/15/2007
Nama Situs Balairung Sari Sulit Air
Alamat Jalan Balai Lamo Koto Gadang
Jalan Koto Gadang Sulit air
Dusun Jorong Koto Gadang
Desa/Kelurahan Nagari Sulit Air
Kecamatan X Koto Diatas
Kabupaten/kota Kabupaten Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kabupaten ± 35 km
Ibukota Provinsi ± 95 km
Keletakan Geografis Secara umum lokasi memiliki bentang lahan miring
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda
empat dan dua. Cagar Budaya berada persis di sebelah kantor walinagari Sulit
Air.
Letak Astronomis S 00° 36’ 54,4’’ E 100° 38’ 31,2’’ dan
460 m dpl
(-0.615111100.6420001*)
Deskripsi Historis Secara umum Balairung ini merupakan perpindahan/perkembangan dari medan
nan bapaneh. Secara umum Balairungsari Sulit Air adalah tempat musyawarah
adat bagi masyarakat Sulit Air. Balairungsari ini masih difungsikan sampai
sekarang. Pada bagian dalam ruangan tempat duduknya mencirikan filosofi
“berdiri sama tinggi, duduk sama rendah” dengan bentuk sama rata yang
berarti tidak ada perbedaan antara masyarakat biasa dengan penghulu adat.
Bangunan ini pernah dipugar dengan dana swadaya masyarakat dan bantuan
dari DPP SAS Sulit Air pada tahun 1998 berupa pergantian bagian atap
bangunan.
Deskripsi Arkeologis Balairung Sulit Air berada di belakang kantor Wali Nagari Sulit Air dengan
areal seluas 25 x 25 m (225 m2). Bangunan utama berukuran 20 x 4,5 m
dengan ciri bergonjong.
Secara keseluruhan bangunan berbahan kayu, atap dari ijuk, dan plafon dari
bambu. Keseluruhan bagian dinding bangunan berhiaskan (bermotif) flora.
Tangga masuk bangunan berjumlah dua buah berbahan tembok (semen) yang
sudah dilapaisi keramik. Pada bagian dalam ruangan tempat duduknya
mencirikan filosofi “berdiri sama tinggi, duduk sama rendah” dengan bentuk
sama rata yang berarti tidak ada perbedaan antara masyarakat biasa dengan
penghulu adat.
Komponen tangga terdapat di tengah-tengah bangunan (pada bagian bawah
bangunan). Bangunan ini pernah dipugar dengan dana swadaya masyarakat dan
bantuan dari DPP SAS Sulit Air pada tahun 1998 berupa pergantian bagian
atap bangunan. Pada bagian selatan bangunan sudah berdiri bangunan baru
23 | P a g e
berupa panggung serta bangunan untuk meletakan tabuh. Sedangkan bagian
halaman sudah dibuat lapangan olahraga oleh masyarakat.
Secara umum bangunan ini kondisinya terawat dengan baik.
Ukuran (luas) Situs Bangunan 90 m2 (20 x 4,5 m)
Lahan 25 x 25 m
Batas-batas
Utara Rumah penduduk
Selatan Lapangan
Barat Jalan kampung (cor Beton/Jalan Raya Sulit Air
Timur Rumah Penduduk dan T.K H.Rosma.R
Fungsi lama dan sekarang Fungsi lama dan sekarang adalah sebagai empat bermusyawarah
Pemilik Nagari Sulit Air
Pengelola Nagari Sulit Air
Foto Bangunan
(Sisi Selatan)
(Sisi Timur)
26 | P a g e
(Lingkungan Barat)
Denah Keletakan
Pengentri data Marjohan Syarif, SH
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
27 | P a g e
6. Rumah Gadang Koto Anau
Komponen Data Isian Data
No.inventaris 08/BCB-TB/A/15/2007
Nama Situs Rumah Gadang Koto Anau
Alamat
Jalan -
Dusun Jorong Lembang Jaya
Desa/Kelurahan Nagari Koto Anau
Kecamatan Lembang Jaya
Kabupaten/kota Kabupaten Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kabupaten ± 30 km
Ibukota Provinsi ± 90 km
Keletakan Geografis Secara umum bangunan berada dalam bentang lahan yang datar
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda
empat dan dua
Letak Astronomis S 00° 53’ 39,7’’ E 100° 41’ 33,4’’ dan626 m dpl
(-0.8943611100.6926111*)
Deskripsi Historis Sejarah keberadaan Rumah Gadang Koto Anau ini tidak bisa dilepaskan
dari eksistensi Kerajaan Bujang Paman yang merupakan kerajaan lokal yang
bernaung dibawah Kerajaan Pagaruyung. Sebagai bukti eksistensi Kerajaan ini
pada masa lampau adalah banyaknya peninggalan-peninggalan (Cagar Budaya
Bergerak) Kerajaan Bujang Paman yang masih disimpan oleh ahli waris
seperti: pedang, tombak, manuskrip, dll.
Berdasarkan inskripsi pada bagian depan bangunan rumah, Rumah
Gadang Koto Anau ini dibangun pada tanggal 24 Januari 1963. Secara umum
antara bangunan lama dan baru pada beberapa komponen sudah mengalami
perubahan terutama pada bagian dalam bangunan. Berdasarkan keterangan
narasumber, dahulunya (Pada bangunan lama) pada bagian dalam bangunan
terdapat kamar/sekat, namun sekarang (pada bangunan baru) merupakan ruang
lepas tanpa kamar/sekat.
Berdasarkan keterangan Novi Almana Dt. Bagindo yang Dipatuan (Ahli
waris Kerajaan Bujang Paman, Suku Melayu) bangunan ini sudah beberapa
kali mengalami perubahan orientasi (arah hadap). Pada awalnya bangunan
berada di pinggang Gunung Talang, kemudian dipindahkan ke Lundang,
Jorong Tabek, Nagari Koto Anau. Kemudian dipindahkan lagi ke Jorong
Lembang, Nagari Koto Anau (lokasi sekarang) dengan arah hadap Gunung
Talang.
Pada bagian bawah rumah ini, masih terdapat komponen-komponen
bangunan lama berupa paran sebanyak empat buah. Pada paran ini terdapat
tulisan arab melayu yang ditulis memanjang menyesuaikan dengan paran.
Selain itu pada areal bangunan masih terdapat sumur tua dan lumpang tua
peninggalan bangunan lama Kerajaan Bujang Paman.
28 | P a g e
Deskripsi Arkeologis Rumah Gadang Koto Anau ini merupakan bangunan baru yang berdiri
pada tanggal 24 Januari 1963. Bangunan ini membujur utara-selatan dengan
orientasi sisi barat (Gunung Talang). Bangunan berukuran 28 x 9,6 m dengan
jumlah tiang keseluruhan 45 buah. Sedangkan gonjong berjumlah 5 buah
(termasuk gonjong yang terdapat pada bagian depan/tengah bangunan). Pada
bagian tengah bangunan terdapat teras yang juga berfungsi sebagai pintu
masuk, dengan jenjang yang masing-masing terdapat pada sisi utara dan
selatan. Bagian teras ini memiliki ukuran 3,8 x 3,6 m dengan sebagian/separuh
bangunan dan lantai berbahan tembok (semen).
Pada bagian dalam bangunan merupakan ruang lepas. Jendela berjumlah
14 buah dengan rincian 6 disisi utara dan 8 di sisi selatan. Masing-masing
jendela ini memiliki ukiran bermotif flora. Pada bagian belakang (sisi timur),
terutama bagian dinding terbuat dari sasak (anyaman bambu).
Rumah Gadang Koto Anau ini memiliki ciri khas Gajah Maharam. Pada
bagian dalam bangunan masih tersimpan tinggalan Kerajaan Bujang Paman
antara lain: kursi, bangku, gramaphone, radio, kuali (berbahan kuningan),
dulang dan gong.
Ukuran (luas) Situs Bangunan 268 m2 (28 x 9,6 m)
Lahan 268 m2 (28 x 9,6 m)
Batas-batas
Utara Jalan kampung Koto Anau
Selatan Tanah milik Rajo Paman
Barat Tanah milik Rajo Paman
Timur Tanah milik Rajo Alam
Fungsi lama dan sekarang Rumah hunian
Pemilik Ahli waris Kerajaan Bujang Paman a.n. Novi Almana
Pengelola Ahli waris Kerajaan Bujang Paman a.n. Novi Almana
Foto Bangunan
(Sisi Utara)
Foto Lingkungan
29 | P a g e
(Lingkungan Utara)
(Lingkungan Akses Masuk)
Denah Keletakan
Pengentri data Marjohan Syarif, SH ; Surya ,ST
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
30 | P a g e
7. Situs Prasasti Paninggahan
Komponen Data Isian Data
No.Inventaris 09/BCB-TB/A/15/2007
Nama Situs Situs Prasasti Paninggahan
Alamat
Jalan Jalan Raya Paninggahan-Malalo
Dusun Jorong Perumahan Bawah Muaro Tabuah
Desa/Kelurahan Nagari Paninggahan
Kecamatan Junjung Sirih
Kabupaten/kota Kabupaten Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kabupaten ± 30 km
Ibukota Provinsi ± 90 km
Keletakan Geografis Cagar Budaya terletak di lentang lahan yang datar. Sedangkan pada sisi timur
merupakan Danau Singkarak.
Aksesibilitas Situs Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dan dua.
Lokasi berada setelah Pasar Painggahan. Dari Simpang Surau Gadang hanya
dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 1000 m melewati ladang
masyarakat.dan sawah masyarakat
Letak Astronomis S 00° 39’ 22,5’’ E 100° 32’ 27,8’’ dan375 m dpl
(-0.65625100.54105556*)
Deskripsi Historis Prasasti Paninggahan lebih dikenaloleh masyarakat sebagai “Batu Basurek”.
Berdasarkan keterangan masyarakat prasasti pada awalnya ditemukan oleh
masyarakat di pinggir Danau Singkarak, diantara bebatuan di pinggir danau.
Saat ditemukan prasasti ini kondisinya sudah patah. Oleh masyarakat, prasasti
ini dibawa ke dekat mushalla. Kemudian atas inisiatif masyarakat, hal ini
dilaporkan ke BP3 Batusangkar. Sebagai tindak lanjut laporan ini, BPCB
Sumbar (saat itu BP3 Batusangkar) membuatkan cungkup dan pagar, serta
melakukan pengeleman/penyambungan terhadap prasasti yang telah patah pada
beberapa bagian di tahun 2009. Selanjutnya prasasti ini ditaruh di dalam
cungkup yang berada lebih kurang 200 m dari lokasi ditemukannya.
Berdasarkan pembacaan (efigrafi) oleh Drs. Budi Istiawan (Kasi P3 BP3
Batusangkar saat itu) prasasti ini secara umum menceritakan tentang penamaan
Danau Singkarak.
Deskripsi Arkeologis Prasasti ini memiliki ukuran 90 x 6,5 cm dengan ketebalan antara 10 s.d. 20
cm. Oleh BP3 Batusangkar prasasti ini sudah di lem (dilakukan
penyambungan) pada tahun 2009. Prasasti ini berbahan batu andesit dengan
huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Secara umum tulisan pada prasasti
masih bisa terbaca, namun pada beberapa bagian sudah hampir hilang/terhapus
karena efek penggaraman.Prasasti ini memiliki cungkup 3,9 x 3,9 m dengan
jarak dari Danau sekitar 50 m.
Ukuran (luas) Situs Bangunan 90 x 65 cm
Lahan 3,9 x 3,3 m (Cungkup)
31 | P a g e
Batas-batas
Utara Ladang masyarakat
Selatan Ladang masyarakat
Barat Sawah masyarakat
Timur Danau Singkarak
Fungsi lama dan sekarang Tanda/Peringatan
Pemilik Dt. Jo Mahmud nan Ketek
Pengelola BPCB Sumatera Barat
Foto Bangunan
Foto Prasasti Paninggahan
(Sisi Timur)
34 | P a g e
(lingkungan Barat)
(lingkungan Utara)
Denah Keletakan
Pengentri data Marjohan Syarif, SH ; Surya ,ST
Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
35 | P a g e
8. Stasiun Kereta Api Sungai Lasi
KOMPONEN DATA ISIAN DATA
Nomor Inventaris 10/BCB-TB/A/15/2014
Nama Objek Stasiun Kereta Api Sungai Lasi
Alamat
Jalan Jalan lintas Muaro Kalaban-Solok
Dusun Sungai Lasi
Desa/Kelurahan Sungai Lasi
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten/kota Kab. Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab. 64,9 km
Ibukota Prov. 91,2 km
Keletakan Geografis Objek bangunan berada pada bentang lahan datar dengan kondisi alam yang
berbukit-bukit.
Aksesibilitas Situs Objek berada di belakang Pasar Sungai Lasi. Untuk menuju lokasi dapat
menggunakan kendaraan roda empat dan dua dengan catatan dari pasar Sungai
Lasi dilanjutkan dengan berjalan kaki lebih kurang 500 m. Pada sisi timur objek
terdapat sebuah sungai.
Letak Astronomis S 00046’ 41,2’ dan E 100° 43’ 95,4” dengan ketinggian 345 mdpl
(-0.778111100.74316667*)
Deskripsi Historis Keberadaan stasiun Sungai Lasi ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah
perkembangan perkerataapian khususnya di jalur/rute antara Sawahlunto-Solok.
Jalur dan stasiun Sungai Lasi ini merupakan penghubung (stasiun pemberhentian)
antara Sawahlunto menuju ke Solok.1 Pembangunan jalur ini diperkirakan
dilakukan antara sekitar tahun 1900-an.2
Sekarang bangunan stasiun ini sudah tidak dioperasionalkan lagi.3 Pada sisi barat
bangunan stasiun masih terdapat bekas tinggalan bangunan lama yang dahulunya
difungsikan sebagai rumah hunian bagi kepala dan pegawai stasiun. Rumah ini
sekarang ditempati oleh masyarakat dengan menyewa kepada PT. KAI (persero)
Divisi Regional II Sumatera Barat sebagai pemilik dan pengelola lahan/areal
sekitar stasiun.
Deskripsi Arkeologis Stasiun Sungai Lasi berorientasi (arah hadap) ke sisi utara dengan denah empat
persegi panjang berukuran panjang 19,5 m x lebar 4,7 m. bangunan memiliki 3
(tiga ruang) utama dengan rincian 2 (dua) ruangan merupakan bangunan lama dan
satu ruangan bangunan tambahan. Berikut rincian: bangunan I, terdapat pada sisi
timur yang berukuran panjang 6,8 m x lebar 5,4 m. Bangunan yang difungsikan
sebagai ruang pelayanan kereta api (tempat memindahkan jalur rel kereta api)
1 Lebih lengkap lihat peta jaringan jalan rel Divisi Regional II Sumatera Barat pada daftar lampiran. 2 Berdasarkan foto lama (tertua) yang bersumber dari KITLV Leiden. Pada keterangan foto dicantumkan
pertanggalan pengambilan gambar stasiun tahun 1900. ( 3 Stasiun yang masih dioperasionalkan hanya untuk rute Sawahlunto-Muaro Kalaban, Solok-Singkarak untuk
kereta api wisata.
36 | P a g e
merupakan bangunan tambahan (baru) jika dilihat dari arsitektur bangunannya.
Bangunan II, merupakan bangunan lama yang terdapat pada bagian tengah
bangunan dengan ukuran panjang 4,6 m x lebar 4,7 m. Pada ruangan ini terdapat
pintu pada sisi utara berukuran lebar 1,2 m x tinggi 2,3 m. pada sisi selatan juga
terdapat pintu berukuran lebar 1,3 m x tinggi 2,5 m yang berbahan kayu.
Sedangkan jendela terdapat pada sisi barat berukuran lebar 1,1 m x tinggi 1,72 m.
sebagai catatan kedua bangunan diatas berbahan dinding bata berspesi (tembok).
Bangunan III, terdapat pada sisi barat stasiun. Bangunan ini berupa ruangan lepas
tanpa dinding dan hanya berupa tiang-tiang kayu berukuran panjang 8 m x lebar
4,7 m. Ruangan lepas ini difungsikan sebagai peron bagi penumpang.
Pada foto dari kiri ke kanan, dapat dilihat tanda panah untuk ruangan I (ruangan
pelayanan), ruangan II (ruang kantor) dan ruangan III (peron penumpang).
Secara keseluruhan bahan bangunan terdiri dari bata berspesi untuk dinding, dan
kayu untuk konstruksi tiang, jendela dan pintu serta atap dari seng.
Pada sisi utara stasiun terdapat wesel (tempet pemindahan jalur kereta api) yang
berjumlah 2 (dua) buah. Sedangkan tinggi bangunan sampai ke atap adalah 4,69 m
dengan ketebalan dinding rata-rata 40 cm.
Foto wesel (rangkaian konstruksi rel) pada sisi utara stasiun. Pada foto hanya terlihat
satu rangkaian rel, karena yang lainnya sudah ditumbuhi semak belukar.
Pada sisi barat stasiun, terdapat sebuah bangunan lama berbentuk rusun (rumah
susun) yang dahulunya merupakan rumah dinas bagi kepala dan pegawai stasiun.
Terdapat 3 (tiga) buah bangunan dengan rincian: bangunan I, difungsikan sebagai
37 | P a g e
rumah hunian dengan ukuran keseluruhan panjang 18,2 m x lebar 6,7 m.
Bangunan tersebut dibagi dengan sekat-sekat tembok dengan jumlah ruangan 5
(lima) ruangan. Bangunan II, terdapat di sisi timur rumah hunian berukuran
panjang 10,9 m x lebar 2,3 m yang difungsikan sebagai dapur bagi penghuni
rumah. Sedangkan bangunan III, yang terdapat di sisi utara dapur yang berukuran
panjang 5,9 m x lebar 2,4 m difungsikan sebagai tempat MCK dan sumur bagi
penghuni rumah. Secara umum rumah dinas berbahan dinding dari bata berspesi
dan beratap genteng warna coklat.
Foto bangunan rumah dinas kepala dan pegawai stasiun yang terdapat pada sisi barat
stasiun.
Ukuran (luas) Situs Bangunan Panjang 19,5 m x lebar 4,7 m.
Lahan 80.00 m2
Batas-batas
Utara Rumah peduduk
Selatan Rumah peduduk
Barat Ladang penduduk/semak belukar
Timur Ladang penduduk/semak belukar
Fungsi lama dan sekarang Dulunya stasiun dan sekarang untuk sementara waktu stasiun ini sudah tidak
difungsikan
Pemilik PT KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat
Pengelola PT KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat
Foto Bangunan
Foto terkini bangunan stasiun Sungai Lasi yang diambil dari sisi barat. Jika kedua foto di
atas dibandingkan, dapat dilihat bangunan stasiun beserta kondisi bukit pada latar objek
yang memiliki kesamaan bentuk. (lihat tanda panah)
38 | P a g e
Foto Lingkungan
Foto kondisi lingkungan sekitar stasiun berupa rumah penduduk dan semak
belukar/ladang penduduk
Denah Keletakan
Pengentri Data Marjohan Syarif, SH;Surya,ST Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
39 | P a g e
9. Stasiun Kereta Api Singkarak
KOMPONEN DATA ISIAN DATA
Nomor Inventaris 70/BCB-TB/A/12/2014
Nama Objek Stasiun Kereta Api Singkarak
Alamat
Jalan Stasiun
Dusun Kaluku
Desa/Kelurahan Nagari Singkarak
Kecamatan X Koto Singkarak
Kabupaten/kota Kabupaten Solok
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab. 33 km
Ibukota Prov. 86,8 km
Keletakan Geografis Bangunan berada dipinggir Danau Singarak dengan bentang lahan datar.
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat menggunakan kendaraan roda empat dan dua.
Letak Astronomis S 00° 41’ 32.9’ dan E 100° 35’ 59.0”
(-0.692472, 100.599732*)
Deskripsi Historis Jalur kereta api di Kabupaten Tanah Datar merupakan bagian rute antara
Sawahlunto-Solok-Tanah Datar-Padang Panjang-Pariaman-Solok. Stasiun
Singkarak ini diperkirakan dibangun dalam rentang akhir tahun 1890-an sampai
dengan awal 1900-an.4
Setelah berkurangnya cadangan batubara di Ombilin, Sawahlunto, rute ini tidak
lagi difungsikan. Pada tahun 2000-an jalur tersebut difungsikan kembali sebagai
kereta wisata dengan rute Solok-Padang Panjang. Namun sekarang jalur ini tidak
dioperasikan untuk sementara waktu.
Deskripsi Arkeologis Bangunan Stasiun Singkarak berdenah empat persegi panjang dengan
ukuran panjang 18,6 m x Lebar 4,43 m. Orientasi bangunan menghadap arah
timur. Secara umum bangunan berbahan: dinding kantor dan ruang tunggu
penumpang berbahan kayu. Sedang ruang pelayanan dinding berbahan bata
berspesi (tembok) dan atap dari seng.
Berdasarkan hasil tinjauan lapangan, bangunan terdiri dari 3 (tiga) ruang
dengan rincian: ruang tunggu (peron) pada sisi utara berukuran panjang 7,93 m x
4,43 m. Secara keseluruhan ruangan ini berbahan kayu (tiang) dengan dinding
kayu. Kemudian pada bagian tengah terdapat bangunan berdinding kayu yang
difungsikan sebagai ruang kantor pegawai stasiun yang berukuran panjang 4,60
m x lebar 4,43 m. Selanjutnya pada sisi selatan terdapat ruang pelayanan, yakni
ruang tempat memindahkan jalur kereta api yang berukuran panjang 6,07 m x
lebar 4,43 m. dinding bangunan ini diperkirakan merupakan bangunan baru.
4 Berdasarkan hasil penelusuran sumber-sumber online di Situs KITLV Leiden dan Geheugen van Nederland,
ditemukan beberapa buah arsip berupa foto lama dengan keterangan tahun pengambilan gambar dalam rentang waktu tahun 1890-an sampai dengan 1935.
40 | P a g e
Foto stasiun Singkarak yang terdiri dari 3 ruang (dari kanan ke kiri): ruang penumpang,
kantor stasiun dan ruang pelayanan.
Pada sisi timur terdapat sebuah pintu berbahan kayu (pada ruangan kantor pegawai
stasiun) yang berukuran tinggi 2,27 m x lebar 0,89 m. Pada sisi selatan terdapat
sebuah jendela berukuran tinggi 1,58 m x lebar 1,16 m. Selanjutnya pada sisi
sebelah barat (belakang stasiun), terdapat sebuah jendela berukuran besar
berbahan kayu dengan ukuran tinggi 2,27 m x lebar 2,19 m. Tinggi keseluruhan
bangunan sampai dengan atap adalah 4,65 m. Sebagai tambahan pada stasiun ini
hanya terdapat 2 (dua) buah jalur wesel (tempat berpindahnya/berputarnya kereta
api.
Ukuran (luas) Situs Bangunan Panjang 18,6 m x Lebar 4,43 m
Lahan 60.00 m2
Batas-batas
Utara Jalur rel KA
Selatan Jalur rel KA
Barat Rumah penduduk
Timur Perkebunan penduduk
Fungsi lama dan sekarang Dulunya sebagai Stasiun KA dan sekarangUntuk sementara stasiun ini tidak
difungsikan
Pemilik PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat
Pengelola PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat
Foto Bangunan
Foto lama bangunan stasiun Singkarak tahun 1935. Diperkirakan foto ini diambil dari sisi
utara. Pada foto dapat dilihat bangunan gudang, dan stasiun KA. Perbandingan gambar
41 | P a g e
dapat dilihat pada foto berikutnya. Selain itu pada foto juga dapat dilihat jumlah wesel
sebanyak 3 (tiga) buah dengan rincian, masing-masing satu ke mengarah ke gudang,
stasiun dan lurus (rel utama) ke stasiun berikutnya.
(Sumber: KITLV Leiden)
Foto terkini Stasiun Singkarak yang diambil dari sisi utara. Dapat dilihat bangunan gudang
dan stasiun. Foto ini diambil dari jarak dekat dan hanya memperlihatkan jumlah wesel
sebanyak 3 (tiga) buah dengan rincian: masing-masing satu ke mengarah ke gudang,
stasiun dan lurus (rel utama) ke stasiun berikutnya
Foto Lingkungan
foto kondisi bangunan stasiun yang terdiri dari 3 (tiga) ruangan dari kanan ke kiri:
ruang tunggu penumpang, kantor stasiun dan ruang pelayanan. Dinding bangunan
pada ruang tunggu merupakan tambahan baru. Diperkirakan bangunan ini
dahulunya tanpa dinding mengacu pada stasiun-stasiun lainnya.
Denah Keletakan
42 | P a g e
Pengentri Data Marjohan Syarif, SH; Surya,ST Tanggal Agustus 2017
*) google earth / maps
43 | P a g e
10. Stasiun Kereta Api Kacang
KOMPONEN DATA ISIAN DATA
Nomor Inventaris 71/BCB-TB/A/12/2014
Nama Objek Stasiun Kereta Api Kacang
Alamat
Jalan Stasiun
Dusun Jorong Biteh
Desa/Kelurahan Nag. Kacang
Kecamatan X Koto Singkarak
Kabupaten/kota Tanah Datar
Provinsi Sumatera Barat
Orbitrasi Situs (km)
Ibukota Kab. 25,1 km
Ibukota Prov. 84,3 km
Keletakan Geografis Bangunan pada bentang lahan datar. Areal sekitar lokasi merupakan rumah
peduduk.
Aksesibilitas Situs Untuk menuju lokasi dapat menggunakan kendaraan roda empat dan dua.
Letak Astronomis S 00 36’ 48.5’ dan E 100° 34’ 27.0”
(-0.613469, 100.574157*)
Deskripsi Historis Stasiun kereta api ini merupakan bagian dari rute jalur kereta api antara Solok
menuju Padang Panjang. Stasiun Singkarak ini diperkirakan dibangun dalam
rentang akhir tahun 1890-an sampai dengan awal 1900-an. Sekarang bangunan ini
beserta jalur relnya sudah tidak difungsikan lagi untuk sementara waktu.
Deskripsi Arkeologis Bangunan stasiun kereta api Kacang berdenah empat persegi panjang dengan
ukuran panjang 20,58 m x lebar 4,32 m. Bangunan berorientasi arah timur.
Secara umum terdapat 3 (tiga ruang) pada bangunan yang terdiri dari: bangunan
I, terdapat di sisi utara merupakan ruang yang difungsikan sebagai kantor stasiun.
Bangunan II, terdapat pada bagian tengah bangunan berukuran panjang 10,71 x
lebar 4,32 m. Bangunan ini difungsikan sebagai ruang kepala stasiun. Diantara
kedua bangunan ini terdapat sebuah lorong tempat pembelian karcis dan ruang
tunggu penumpang. Bangunan III, berukuran panjang 6,08 m x lebar 4,08 m
yang difungsikan sebagai ruang pelayanan kereta api. Secara umum bangunan
tersebut berbahan, dinding dari bata berspesi, tiang dari kayu dan atap dari seng.
Tinggi bangunan sampai dengan atap adalah 4,71 m.
44 | P a g e
Foto bangunan Stasiun Kacang. Dapat dilihat ruangan pada stasiun dari kiri ke
kanan (selatan – utara): Ruang pelayanan, kantor, lorong dan kantor stasiun
(tanda panah).
Pada sisi timur terdapat 2 buah pintu berbahan kayu dengan ukuran lebar 1,17 m x
tinggi 2,4 m. sedangkan pada sisi utara (tepatnya pada ruang kantor) terdapat
sebuah jendela berbahan kayu dengan ukuran tinggi 1,76 m x lebar 1,2 m.
Sebagai tambahan pada stasiun ini hanya terdapat 2 (dua) buah jalur wesel (tempat
berpindahnya/berputarnya kereta api.
Ukuran (luas) Situs Bangunan Panjang 20,58 m x Lebar 4,32 m
Lahan 64.00 m2
Batas-batas
Utara Jalur rel KA
Selatan Jalur rel KA
Barat Rumah penduduk / Pasar Kacang
Timur Rumah penduduk / TK Mutiara Bangsa
Fungsi lama dan sekarang Dulunya sebagai Stasiun KA dan sekarangUntuk sementara stasiun ini tidak
difungsikan
Pemilik PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat
Pengelola PT. KAI (persero) Divisi Regional II Sumatera Barat
Foto Bangunan
Foto kondisi bangunan stasiun yang sudah tidak difungsikan lagi. Pada foto dapat dilihat
kondisi dinding sudah keropos dan rel kereta api yang sudah ditumbuhi semak.
Foto Lingkungan