designr penahan abrasi
DESCRIPTION
Coastal protectionTRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-1
BAB. 6
DESAIN STRUKTUR BANGUNAN
PENGAMAN PANTAI
6.1. KRITERIA DESAIN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI
Dalam melaksanakan desain bangunan pengaman erosi pantai Cirebon, beberapa
kriteria perencanaan yang harus dipenuhi yaitu:
a) Stabilitas struktur.
b) Elevasi struktur, yaitu elevasi puncak dan elevasi dasar.
c) Limpasan gelombang (over toping).
d) Estetika dan lingkungan.
6.2. TIPE BANGUNAN YANG DIREKOMENDASIKAN
Dari uraian sebelumya type bangunan yang direkomendasikan adalah breakwater.
Breakwater yang dipilih, diharapkan selain mempertahankan garis pantai yang ada
sekarang agar tidak lagi mengalami kemunduran, juga dapat menghasilkan
tumpukan sedimen baru. Fungsi lahan di sekitar lokasi pekerjaan adalah berupa
tambak dan sawah milik masyarakat dan bukan merupakan pantai wisata sehingga
bangunan yang dipilih lebih tidak perlu mengutamakan aspek estetika, namun lebih
cenderung pada fungsi mempertahankan garis pantai.
Breakwater ini terdiri dari beberapa lapis susunan armor batu alam, di mana querry
relatif tidak terlalu jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga relatif tidak mahal,dan
diharapkan dapat segera direalisasikan.
6.3. ELEVASI STRUKTUR
Elevasi bangunan dan tanah disekitar pantai hasil pengukuran berdasarkan referensi
elevasi pada Bench Mark (BM) hasil survei yang telah dilakukan. Acuan untuk elevasi
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-2
struktur bangunan yang direncanakan diambil acuan berdasarkan muka surut
terendah (LLWL). Elevasi puncak struktur akan diperhitungkan terhadap elevasi
muka air tertinggi (HWS) untuk struktur subareal atau muka air rata-rata (MSL)
untuk struktur submerged ditambah run up dan tinggi kebebasan. Sedangkan elevasi
dasar struktur bagian bawah akan diperhitungkan kondisi elevasi dasar tanah di
lokasi penempatan bangunan.
6.3.1. Limpasan Gelombang (Over toping)
Struktur breakwater direncanakan untuk dapat dilimpasi gelombang. Pemilihan
struktur dengan limpasan ini adalah karena struktur diharapkan masih dapat dilewati
gelombang yang membawa sedimen. Saat melewati struktur energi gelombang
dipecahkan sehingga sedimen yang terbawa gelombang dapat mengendap di
belakang struktur.
6.3.2. Rayapan Gelombang (run up)
Struktur bangunan pantai juga harus mampu menahan gesekan air laut akibat
adanya rayapan gelombang air laut, terutama pada saat berlangsung badai atau
akibat pasang surut. Apabila gelombang bergerak menuju bangunan yang miring
(dinding tembok laut atau pemecah gelombang), sebagian dari momentum
gelombang tersebut akan dirubah menjadi gerakan air yang meluncur ke atas
lereng, yang di sebut rayapan gelombang (wave run–up).
Perhitungan tinggi rayapan gelombang dilakukan dengan menggunakan grafik run
up. Untuk dapat menggunakan grafik tersebut perlu dihitung dulu nilai bilangan
Irribaren. Bilangan Irribaren dihitung dengan formula sebagai berikut.
0
tan
LH
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-3
Gambar 6.1 Grafik Runup Gelombang
6.3.3. Perhitungan Elevasi Struktur
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, elevasi atas struktur bangunan yang
direncanakan di lokasi studi dapat dilihat sebagai berikut:
Elevasi Muka Air Acuan LWS
Highest Water Spring (HWS ) = 124.70 cm
Mean High Water Spring (MHWS) = 111.40 cm
Mean High Water Level (MHWL) = 81.03 cm
Mean Sea Level (MSL ) = 56.58 cm
Mean Low Water Level (MLWL) = 31.24 cm
Mean Low Water Spring (MLWS) = 10.72 cm
Lowest Water Spring (LWS ) = 0.00 cm
Tinggi Run Up:
Breakwater di Pantai Benda dan Krangkeng didesain untuk dapat dilewati
gelombang, namun energi gelombang masih direduksi. Oleh karena itu hanya
0.30 dari tinggi run up yang akan diperhitungkan terhadap elevasi puncak
breakwater.
Kemiringan talud (m) = 2
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-4
Tinggi gelombang rencana (H) = 0.8 m
Periode Gelombang (T) = 4.100 m
Panjang Gelombang Laut Dalam (Lo) = 26.224
Bilangan Iribaren = 2.863 m
Ru/H = 1.05
Ru = 0.84 m
Elevasi Puncak Bangunan
Et = HHWL + 0.3 Runup
= 1.24 + 0.28
= 1,52 m
Dibulatkan menjadi 1.50 m dari LLWL
Elevasi Dasar Bangunan
Untuk elevasi dasar bangunan, akan disesuaikan dengan kondisi bathimetri di
lokasi penempatan bangunan.
6.4. STABILITAS
Struktur bangunan pengaman pantai akan diperhitungkan terhadap stabilitas
bangunan sehingga mampu memikul gaya luar, yaitu gaya gelombang. Untuk Pantai
Cirebon tipe struktur yang diterapkan adalah tipe rubble mound. Unsur terpenting
dari struktur bangunan pengaman pantai dengan tipe rouble-mound adalah berat
satuan armor pada lapisan paling luar. Berat armor tersebut dihitung berdasarkan
beberapa hal utama yaitu besarnya gelombang desain, jenis armor yang dipilih dan
juga kemiringan struktur. Berdasarkan berat satuan armor itulah dimensi-dimensi
utama struktur dapat ditentukan.
6.4.1. Tipe Konstruksi Breakwater
Struktur bangunan pantai yang terpilih pada pekerjaan ini adalah Breakwater yang
disusun dari armor batu alam. Susunan armor terdiri dari lapisan pelindung dan
lapisan filler/inti. Tipe struktur breakwater dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-5
Gambar 6.2. Tipe Bangunan Breakwater
6.4.2. Gelombang Rencana
Gelombang rencana yang digunakan sebagai dasar perhitungan merupakan
gelombang hasil simulasi transformasi gelombang di lokasi pekerjaan, dengan
gelombang masukan di laut dalam adalah gelombang dengan perioda ulang 50
tahun.
Tinggi gelombang rencana pada breakwater dicari dengan cara me-plot-kan layout
desain breakwater dan jeti ke peta kontur tinggi gelombang. Dengan cara demikian
dapat dicari tinggi gelombang yang akan diterima oleh tiap breakwater dan tiap
bagian jeti. Gelombang rencana untuk masing-masing struktur dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 6.1. Tinggi gelombang rencana untuk desain struktur
STRUKTURGelombang Rencana
H
(m)
BREAKWATER 1 (Pantai Benda) 0.80
BREAKWATER 2 (Pantai Krangkeng) 0.75
6.4.3. Dimensi Breakwater
Dari Tabel 6.1 di atas, dimensi revetmen breakwater dapat dihitung. Dimensi
struktur yang dihitung adalah:
Berat satuan armor
Berat unit batu pada under layer.
Lebar puncak
Tebal lapisan
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-6
Berat satuan armor
Berat satuan armor dihitung berdasarkan rumus Hudson berikut ini:
cot13
3
rD
r
SK
HW
Ket: W : Berat minimum satuan armor pada cover layer dalam ton
r : Rapat masa material armor dalam ton/m3.
Sr : Specific gravity material armor relatif pada rapat masa air laut
Sr = ( r / w )
w : Rapat masa air laut (1.025 ton/m3)
: Sudut (derajat) lereng struktur terhadap garis horisontal
H : Tinggi gelombang desain (m)
KD : Koefisien stabilitas yang bergantung pada jenis armor, bentuk
breakwater dan juga cara penempatan armor (Nilai koefisien ini
disajikan dalam Tabel 6.2).
Berat unit batu pada under layer
Berat minimum untuk batu pada under layer adalah 1/10 dari berat armor pada
cover layer.
Lebar puncak
Lebar puncak dihitung dengan menggunakan rumus empiris berikut ini,
KnB *
3/1
*
rW
W
Ket: B = lebar puncak (m)
n = jumlah armor (n = 3)
W = berat unit armor pada cover layer (ton)
Wr = rapat masa material armor (ton/m3)
K = layer coefficient (Lihat Tabel 6.3)
Tebal lapisan
Tebal lapisan breakwater dihitung dengan menggunakan rumus empiris berikut ini.
Knr
3/1
rW
W
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-7
Dengan : r = tebal rata-rata cover layer atau under layer (m)
n = jumlah unit armor per lapisan (minimum n = 2)
W = Berat satu unit armor (ton)
Wr = Rapat masa material armor (ton/m3)
Dengan menggunakan rumus-rumus di atas, dimensi strukutr dapat dihitung.
Perhitungan dilakukan pada dua jenis armor, yaitu kubus beton dan tetrapod. Hasil
perhitungan disajikan pada Tabel 6.4.
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-8
Tabel 6.2. Nilai Koefisien KD yang Digunakan untuk Menghitung
Berat Unit Armor
Slope
2 Random 1.2 2.4 1.1 1.9 1.5 to3.0
>3 Random 1.6 3.2 1.4 2.3 5
1 Random4 4 2.9 4 2.3 5
1.9 3.2 1.51.6 2.8 2.01.3 2.3 3.0
>3 Random 2.2 4.5 2.1 4.2 5
2 Special 5.8 7.0 5.3 6.4 5
2 Special 7.0 -20.0 8.5 -24.0 ---- -----
5.0 6.0 1.52 Random 7.0 8.0 4.5 5.5 2.0
3.5 4.0 3.08.3 9.0 1.57.8 8.5 2.06.0 6.5 3.0
2 Random 15.8 8 31.8 8 8.0 16.0 2.0 9
7.0 14.0 3.0
2 Random 6.5 7.5 ----- 5.0 5
2 Random 8.0 9.5 5.0 7.0 5
2 Random 11.0 22.0 5
1 Unifarm 12.0 15.0 7.5 9.5 5
Random 2.2 2.5 ---- ---- ----
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
preliminarydesignpurposes
toslopes ranging from1on1.5 to1on3somearmor units testedonastructurehead indicatedaKD-
slopedependence
(MrkleandDavidson, 1979).
n3 Placement
No- DamageCriteriaandMinor Overtopping
Cot
StructureTrunk
KD2
NonbreakingWave
BreakingWave
BreakingWave
NonbreakingWave
StructureHead
KD
CAUTION: ThoseKD values shownin italics areunsupportedby test results andareonlyprovided for
Parallepiped7
TetrapodandQuadripod
Tribar
Roughangular
RoughAngular
RoughAngular
Random 2.0 4.0
2 Random 9.0 10.0
Applicable toslopes ranging from1on1.5 to1on5
n is thenumber of units comprising the thickness of thearmor layer
Theuseof singel layer of quarrystonearmor units is not recommended for structuresubject tobreakingwaves and
only under special conditions for structuresubject tononbreakingwaved. When it isused, thestoneshouldbeUntil more information is availableon thevariationof KD valuewithslope, theuseof KD shouldbe limited
Parallelepiped - shapedstone: longslab - likestonedimensionabout 3 times theshortest dimension
Armor Units
QuarrystoneSmoothrouded
Smoothrouded
Roughangular
2
Refers tono - damagecriteria (<5percent displacement, rocking, etc); if no rocking (<2percent) is
Stability of dolosseonslopes steeper than1and2shouldbesubstantianedbysite-specificmodel test.
Special placement with longaxis of stoneplacedperpendicular tostructure face.
desired, reduceKD 50percent (ZwambornandVanNiekern, 1982).
Dolos
Modifiedcube
Hexapod
Toskane
Tribar
Quarrystone (KRR)
Gradedangular
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-9
Tabel 6.3. Layer Coefficient dan Porositas untuk Berbagai Macam
Jenis Armor
Quarrystone (Smooth) 2 Random 1.02 38
Quarrystone (Rough) 2 Random 1.00 37Quarrystone (Rough) >3 Random 1.00 40Quarrystone (Parallepiped) 2 Special -------- 27Cube (Modified) 2 Random 1.10 47
Tetrapod 2 Random 1.04 50Quadripod 2 Random 0.95 49Hexipod 2 Random 1.15 47
Tribar 2 Random 1.02 54Dolos 2 Random 0.94 56Toskane 2 Random 1.03 52Tribar 1 Uniform 1.13 47Quarrystone Graded Random --------- 37
SPM 1984. VOLUME II, CHAPTER 7/III, PAGE 7- 234
Armor Unit Placement Layer Coefficient kA Porosity (P)%
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-10
Tabel 6.4. Perhitungan Berat Armor & Dimensi Stuktur
STRUKTUR
GelombangRencana
KemiringanLereng
KoefisienStabilitas
KoefisienLapis
Berat JenisArmor
Berat ArmorLebar
PuncakTebal Lapisan
Pelindung
H Cotg q KD k r Wperlu Wdesain B r
Armor (m) (ton/m3) (ton) (ton) (m) (m)
BREAKWATER 1 (Benda)
BATU 0.80 2.0 1.10 1.02 2.65 0.155 0.160 1.20 0.80
KUBUS BETON 0.80 2.0 1.90 1.10 2.40 0.134 0.140 1.30 0.90
BREAKWATER 2 (Krangkeng)
KUBUS BETON 0.75 2.0 1.90 1.10 2.40 0.110 0.120 1.20 0.80
BATU 0.75 2.0 1.10 1.02 2.65 0.128 0.130 1.20 0.80
*) Berat Jenis Air Laut = 1.025 (ton/m3)
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-11
Gambar 6.3. Tipikal Breakwater
Gambar 6.4. Potongan Memanjang Desa Benda
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 6-12
Gambar 6.5. Potongan Memanjang Desa Kerangkeng
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 7-1
BAB. 7
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI,BILL QUANTITY & RENCANA
ANGGARAN BIAYA
7.1. METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN PENGAMAN PANTAI
Dalam pelaksanaan bangunan pengaman pantai ada beberapa metoda pelaksanaan
yang dapat dilakukan. Metoda tersebut harus sesuai dengan kondisi wilayah pantai
Cirebon dengan harapan metoda tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik.Parameter untuk metoda pelaksanan bangunan pantai ini pada umumnya harus
ramah lingkungan atau tidak merusak aspek lingkungan disekitar lokasi pelaksanan
dan mudah dalam pelaksanaannya.
Secara umum akan dijelaskan beberapa metoda pelaksanaan pekerjaan bangunan
pengaman pantai sebagai berikut.
Produksi kubus Beton dilakukan di Stock yard
Kubus beton diangkut dari stockyard ke site dengan menggunakan dumptruck
melalui jalan akses. Proses bongkar muat dilakukan dengan menggunakan crane.
Pemasangan material Kubus Beton dilakukan dengan menggunakan crane.
Kubus Beton harus dipasang sesuai dengan gambar rencana.
Proses galian dan penimbunan kembali dilakukan secara mekanis dengan
menggunakan excavator.
7.2. VOLUME PEKERJAAN
Volume pekerjaan yang diperhitungkan meliputi pekerjaan sebagai berikut :
Pekerjaan Breakwater Pantai Benda
► Pengadaan kubus beton 0.40 x 0.40 x 0.40 m
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 7-2
► Transportasi kubus beton 0.40 x 0.40 x 0.40 m
► Placing kubus beton 0.40 x 0.40 x 0.40 m
Pekerjaan Breakwater Pantai Krangkeng
► Pengadaan kubus beton 0.40 x 0.40 x 0.40 m
► Transportasi kubus beton 0.40 x 0.40 x 0.40 m
► Placing kubus beton 0.40 x 0.40 x 0.40 m
Rincian volume pekerjaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7.1. VolumePekerjaan
Jumlah Kubus/m2 = 5.36 buah
Jumlah baris kubus /10 m = 22 buah
Potongan Luas (m2)
(Unit) (Unit)
1 PJ.3 9.20
8.71 48.8 46.63 1025.946 5,006.62
2 PJ.4 8.21
8.28 46.01 44.33 975.268 4,487.21
3 PJ.5 8.34
7.51 45.31 40.21 884.518 4,007.75
4 PJ.6 6.67
8.04 59.26 43.07 947.571 5,615.31
5 PJ.7 9.41
9.64 50.2 51.62 1135.554 5,700.48
6 PJ.8 9.86
9.84 40.43 52.69 1159.125 4,686.34
7 PJ.9 9.81
11.34 44.76 60.72 1159.125 5,188.24
8 PJ.10 12.86
334.77 339.27 34,692.00
Jumlah
Kubus/10m
Luas Rata-Rata
(m2)
Panjang
(m)
Volume Pek.
Kubus Beton
(unit)
NoLAPISAN PELINDUNG KUBUS BETON
PANTAI BENDA
Jumlah
Jumlah
Kubus/m2
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 7-3
1 PJ.51 6.14
5.93 98.11 31.74 698.304 6,851.06
2 PJ.52 5.71
6.18 69.96 33.11 728.357 5,095.59
3 PJ.53 6.65
6.06 67.44 32.44 713.625 4,812.69
4 PJ.54 5.46
6.23 63.46 33.35 733.661 4,655.81
5 PJ.55 6.99
5.82 52.07 31.15 685.339 3,568.56
6 PJ.56 4.64
5.18 47.22 27.75 610.500 2,882.78
7 PJ.57 5.72
4.59 52.46 24.56 540.375 2,834.81
8 PJ.58 3.45
2.86 59.79 15.32 337.071 2,015.35
9 PJ.59 2.27
2.52 39.07 13.47 296.411 1,158.08
10 PJ.60 2.76
2.89 53.84 15.48 340.607 1,833.83
11 PJ.61 3.02
2.48 54.42 13.26 291.696 1,587.41
12 PJ.62 1.93
4.55 50.52 24.35 535.661 2,706.16
13 PJ.63 7.16
6.06 48.77 32.44 713.625 3,480.35
14 PJ.64 4.95
4.56 56.88 24.43 537.429 3,056.89
15 PJ.65 4.17
3.54 46.43 18.96 417.214 1,937.13
16 PJ.66 2.91
3.62 42.37 19.40 426.820 1,808.43
17 PJ.67 4.33
4.33 77.81 23.18 509.909 3,967.60
18 PJ.68 4.32
4.09 79.47 21.91 482.036 3,830.74
19 PJ.68A 3.86
3.97 56.08 21.24 467.304 2,620.64
20 PJ.69 4.07
4.12 41.25 22.04 484.982 2,000.55
21 PJ.70 4.16
4.54 44.24 24.32 535.071 2,367.16
22 PJ.71 4.92
5.56 66.64 29.79 655.286 4,366.82
23 PJ.72 6.20
6.20 42.51 33.21 730.714 3,106.27
24 PJ.73 6.20
6.20 46.55 33.21 730.714 3,401.48
25 PJ.74 6.20
1357.36 600.12 75,947.00
1692.13 939.39 110,639.00Total
PANTAI KRANGKENG
Jumlah
Potongan Luas (m2)
(Unit) (Unit)
Jumlah
Kubus/10m
Luas Rata-Rata
(m2)
Panjang
(m)
Volume Pek.
Kubus Beton
(unit)
NoLAPISAN PELINDUNG KUBUS BETON
Jumlah
Kubus/m2
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 7-4
7.3. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Pada perhitungan Rencana Anggaran Biaya ini komponen yang dihitung terdiri dari
pekerjaan persiapan dan pekerjaan konstruksi breakwater. Material yang digunakan
pada pekerjaan konstruksi breakwater ini adalah berupa batu alam. Detail
pekerjaannya terdiri dari : pengadaan, transportasi, dan placing armor armor. Pada
perhitungan Rencana Anggaran Biaya ini perhitungan analisis harga satuan dilakukan
dengan memperhitungkan material, tenaga kerja, dan peralatan yang digunakan
termasuk bahan bakar peralatan yang diperlukan. Rekapitulasi Rencana Anggaran
Biaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.Berikut adalah Rencana Anggaran Biaya
Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai Benda dan Krangkeng.
Tabel 7.2 Tabel Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Kontrak : 150 Hari
Waktu Pelaksanaan : 120 Hari
Harga Satuan Jumlah
(Rp) (Rp)
A Desa Benda
1 Pekerjaan Umum dan Persiapan
a Pembersihan area stockyard m2 2.000 3.500 7.000.000
b Sewa lahan untuk stockyard m2 2.000 12.000 24.000.000
c Penyediaan air kerja bln 4 3.500.000 14.000.000
d Dokumentasi proyek set 5 200.000 1.000.000
e Direksi keet uk. 4x10m m2 40 600.000 24.000.000
f Pengukuran (Uitzet) Ls 1 7.500.000 7.500.000
g Pemasangan Bouplank Ls 1 9.000.000 9.000.000
h Pagar sementara dengan seng gelombang m' 200 300.000 60.000.000
i Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan set 4 25.000.000 100.000.000
j Papan Nama Proyek bh 1 350.000 350.000
Total Item 1 246.850.000
2 Konstruksi Breakwater Benda
a Pembuatan jalan akses (Panjang = 500 m, Lebar = 12 m) LS 1 500.000.000 500.000.000
b Pekerjaan Geotextile m2 3.693 45.364 167.507.164
c Produksi Kubus 0.40 x 0.40 x 0.40 Unit 34.692 96.865 3.360.450.573
d Transportasi Kubus 0.40 x 0.40 x 0.40 Unit 34.692 25.037 868.583.604
e Pemasangan Kubus 0.40 x 0.40 x 0.40 Unit 34.692 20.371 706.710.732
Total Item 2 5.603.252.074
5.850.102.074
Lembar
PerincianVolumeSatItem
Total Biaya Konstruksi Breakwater 1
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi Pengamanan Pantai Krangkeng dan Benda
UnitNo
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 7-5
Harga Satuan Jumlah
(Rp) (Rp)
Lembar
PerincianVolumeSatItem UnitNo
B Desa Kerangkeng
1 Pekerjaan Umum dan Persiapan
a Pembersihan area stockyard m2 2 2.000 3.500 7.000.000
b Sewa lahan untuk stockyard m2 2 2.000 12.000 24.000.000
c Penyediaan air kerja bln 2 4 3.500.000 14.000.000
d Dokumentasi proyek set 2 5 200.000 1.000.000
e Direksi keet uk. 4x10m m2 2 40 600.000 24.000.000
f Pengukuran (Uitzet) Ls 1 12.500.000 12.500.000
g Pemasangan Bouplank Ls 1 16.000.000 16.000.000
h Pagar sementara dengan seng gelombang m' 2 200 300.000 60.000.000
i Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan set 2 4 25.000.000 100.000.000
j Papan Nama Proyek bh 2 1 350.000 350.000
Total Item 3 258.850.000
2 Konstruksi Breakwater Krangkeng
a Pekerjaan Geotextile m2 14.972 45.364 679.175.328
b Produksi Kubus 0.40 x 0.40 x 0.40 Unit 75.947 96.865 7.356.628.032
c Transportasi Kubus 0.40 x 0.40 x 0.40 Unit 75.947 25.037 1.901.485.039
d Pemasangan Kubus 0.40 x 0.40 x 0.40 Unit 75.947 20.371 1.547.116.337
Total Item 4 11.484.404.736
11.743.254.736
Jumlah Total 17.593.356.810
Total Biaya Konstruksi = 17.593.356.810
PPN 10 % = 1.759.335.681
Total Biaya (dibulatkan) = 19.352.693.000
Terbilang :
Sembilan belas miliar tiga ratus lima puluh dua juta enam ratus sembilan puluh tiga ribu rupiah
Total Biaya Konstruksi Breakwater 2
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 8-1
BAB. 8
KESIMPULAN DAN SARAN
Berikut adalah uraian mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari pekerjaan ini:
1) Berdasarkan hasil penelusuran lapangan diperoleh bahwa di lokasi kajian yaitu
Desa Benda dan Desa Krangkeng terindikasi kerusakan pantai yang
kondisinya sudah sangat kritis. Indikasi kerusakan pantai, dapat dilihat dari
adanya tanda-tanda erosi yang menunjukkan mundurnya garis pantai di Desa
Benda yang sangat cepat mencapai sekitar ±15 m per tahun (Lihat gambar
2.3.). Sedangkan di Desa Krangkeng garis pantai yang terindikasi mundur
dengan cepat terletak di sebelah timur ±15 m per tahun, sedangkan di bagian
utara kemunduran garis pantai tidak terlalu signifikan.
2) Fasilitas publik yang terdapat di lokasi kajian adalah tambak dan sawah milik
masyarakat serta jalan penghubung antar desa. Berdasarkan kondisi-kondisi
yang telah diuraikan pada butir di atas, konsultan merekomendasikan
pembangunan breakwater di Desa Benda sepanjang 400 m dan di Desa
Krangkeng sepanjang 1357 m. Diharapkan dengan dibangunnya struktur
pengaman pantai berupa breakwater yang terdiri dari susunan armor kubus
beton dengan dimensi 0.40 x 0.40 x 0.40 m dapat menanggulangi atau
mengurangi kerusakan pantai yang akan terjadi. Dengan rencana puncak
breakwater pada elevasi +1,50 m akan terjadi lompatan gelombang diatas
puncak breakwater yang akan membawa pasir yang akan mengisi dibagian
belakang breakwater, sehingga di belakang breakwater terbentuk tanah
tumbuh.
3) Besar biaya keseluruhan yang diperlukan untuk melaksanakan konstruksi
tersebut, berdasarkan analisis rencana anggaran biaya adalah sebesar Rp.
19.303.193.000,- .
LAPORAN AKHIR SID Penahan Abrasi Pantai Utara Jawa, Desa Benda danKrangkeng (1500 Meter) Kab. Indramayu
PT. BINATAMA WIRAWREDHA KONSULTAN 8-2
4) Berdasarkan uraian tersebut diatas, konsultan merekomendasikan untuk
membangun breakwater (bangunan pengaman pantai) dengan skala prioritas
sebagai berikut :
Prioritas I : Desa Benda
Prioritas II : Desa Krangkeng bagian timur
Prioritas III : Desa Krangkeng bagian utara
5) Rekomendasi di Desa Tanjakan
Di Desa Tanjakan telah dibangun Breakwater bercelah dengan jarak antara
breakwater ±30 m, namun di belakang breakwater masih terjadi penggerusan
garis pantai akibat gelombang yang melalui celah tersebut terindikasi masih
memiliki daya rusak yang mengakibatkan kerusakan garis pantai di belakang
breakwater.
Berdasarkan tinjauan di daerah sekitar yang telah terbangun breakwater
dengan kasus yang sama, konsultan merekomendasikan untuk memperkecil
celah antara breakwater menjadi 5 – 10 m.
Gambar 8.1. Kerusakan garis pantai di belakang breakwater yang terjadi di Desa
Tanjakan