desain wayang retro - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ......

13
DESAIN WAYANG RETRO Wayan Nanda Dewangga Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147 ABSTRAK Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan wayang semakin tenggelam, terutama di mata generasi muda. Bahkan sebagian besar, generasi muda saat ini tidak mengenal dengan baik tokoh karakter maupun jalan cerita pewayangan. Untuk itu desain retro wayang dibuat, dengan konsep baru, sehingga generasi muda saat ini dapat mengenal dengan baik tokoh karakter pewayangan yang notabene merupakan kebudayaan asli bangsa Indonesia. ABSTRACT Along with the times, more submerged culture of puppets, especially in the eyes of the young generation. Even most, of today's young generation is not familiar with the character puppet characters and storyline. For that retro puppet made, with new concepts, so that the younger generation can now be well acquainted with the character of puppet characters who incidentally is the nation's indigenous culture of Indonesia. KEYWORD Tokoh karakter Wayang, Retro PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin menurunnya tingkat pengetahuan tentang kebudayaan wayang di mata generasi muda saat ini, menjadi masalah serius. Semakin lama kebudayaan wayang akan tenggelam ditelan oleh perkembangan zaman, jika tidak dapat dilestarikan dengan baik. Wayang yang merupakan warisan asli budaya bangsa Indonesia, merupakan cerminan dari kehidupan rakyat Indonesia. Dapat diambil contohnya pada cerita pewayangan Mahabharata yang penuh dengan rasa kebudayaan, sosial, dan politik. Bahkan tokoh karakter pada pewayangan Mahabharata juga bisa menjadi panutan bagi rayat Indonesia, misalkan sifat-sifat yang dimiliki oleh para Pandawa dengan sifat yang pemberani, jujur, dan bertanggung jawab. Kurang efektifnya media yang digunakan untuk memperkenalkan wayang kepada generasi muda, menjadi permasalahan yag ada saat ini. Pagelaran wayang yang dinilai terlalu kuno, lama, dan membosankan bagi generasi muda, mengakibatkan wayang kurang diminati oleh generasi muda saat ini. Walaupun sang Dalang sudah memodifikasi pagelaran wayang tersebut dengan segi audio atau visual efek, tetap saja generasi muda masih tidak tertarik untuk menyaksikan jalannya cerita pewayangan. Untuk itu penulis meneliti tentang media apa yang saat ini disukai oleh generasi mda saat ini, karena media sangat erat kaitannya dengan dunia desain. Terlebih lagi dengan konsep yang benar dan pemilihan media yang tepat pula, diharapkan dapat membantu untuk melestarikan kebudayaan wayang dengan baik. Dan pelestarian kebudayaan wayang akan tetap terjaga nantinya.

Upload: buixuyen

Post on 10-Jun-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

DESAIN WAYANG RETRO

Wayan Nanda Dewangga

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147

ABSTRAK Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan wayang semakin tenggelam, terutama di mata generasi muda. Bahkan sebagian besar, generasi muda saat ini tidak mengenal dengan baik tokoh karakter maupun jalan cerita pewayangan. Untuk itu desain retro wayang dibuat, dengan konsep baru, sehingga generasi muda saat ini dapat mengenal dengan baik tokoh karakter pewayangan yang notabene merupakan kebudayaan asli bangsa Indonesia. ABSTRACT Along with the times, more submerged culture of puppets, especially in the eyes of the young generation. Even most, of today's young generation is not familiar with the character puppet characters and storyline. For that retro puppet made, with new concepts, so that the younger generation can now be well acquainted with the character of puppet characters who incidentally is the nation's indigenous culture of Indonesia.

KEYWORD Tokoh karakter Wayang, Retro

PENDAHULUAN Latar Belakang

Semakin menurunnya tingkat pengetahuan tentang kebudayaan wayang di mata generasi muda saat ini, menjadi masalah serius. Semakin lama kebudayaan wayang akan tenggelam ditelan oleh perkembangan zaman, jika tidak dapat dilestarikan dengan baik. Wayang yang merupakan warisan asli budaya bangsa Indonesia, merupakan cerminan dari kehidupan rakyat Indonesia. Dapat diambil contohnya pada cerita pewayangan Mahabharata yang penuh dengan rasa kebudayaan, sosial, dan politik. Bahkan tokoh karakter pada pewayangan Mahabharata juga bisa menjadi panutan bagi rayat Indonesia, misalkan sifat-sifat yang dimiliki oleh para Pandawa dengan sifat yang pemberani, jujur, dan bertanggung jawab. Kurang efektifnya media yang digunakan untuk memperkenalkan wayang kepada generasi muda, menjadi permasalahan yag ada saat ini.

Pagelaran wayang yang dinilai terlalu kuno, lama, dan membosankan bagi generasi muda, mengakibatkan wayang kurang diminati oleh generasi muda saat ini. Walaupun sang Dalang sudah memodifikasi pagelaran wayang tersebut dengan segi audio atau visual efek, tetap saja generasi muda masih tidak tertarik untuk menyaksikan jalannya cerita pewayangan. Untuk itu penulis meneliti tentang media apa yang saat ini disukai oleh generasi mda saat ini, karena media sangat erat kaitannya dengan dunia desain. Terlebih lagi dengan konsep yang benar dan pemilihan media yang tepat pula, diharapkan dapat membantu untuk melestarikan kebudayaan wayang dengan baik. Dan pelestarian kebudayaan wayang akan tetap terjaga nantinya.

Page 2: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

Batasan/Pendekatan Penelitian

Perkembangan zaman di iringi dengan perkembangan komunikasi, membuat kehidupan saat ini memulai babak baru. Namun sayang perkembangan informasi dan tekhnologi tidak sejajar dengan perkembangan kebudayaan yang ada. Seperti kebudayaan wayang saat ini yang semakin tenggelam ditelan oleh zaman. Untuk itu penulis melalui penelitian ini, mencoba untuk mencari solusi supaya kebudayaan wayang nantinya tetap ada dan tetap terjaga. Melalui wawancara, kuesioner, focus group maupun buku referensi, penulis mencari solusi untuk permasalahan pelestarian kebudayaan wayang dengan memilih media yang tepat dan menarik bagi generasi muda saat ini. Hasilnya adalah bahwa saat ini banyak sekali generasi muda yag aktivitas sehari-harinya masih menonton televisi, dan acara ang dilihat adalah animasi dengan genre “komedi”.

Banyak sekali animasi yang dapat menghinoptis generasi muda sekarang, dengan tokoh karakter yang ada, membuat generasi muda sangat menggilai tokoh karakter yang ada pada animasi tersebut. Dapat dilihat pada animasi Naruto, atau Spoge Bob, karakternya mampu membuat generasi muda saat ini mengikuti jalan ceritanya. Karena penampilannya dan pengemasan cerita yang menarik, membuat generasi muda tidak bosan untuk terus menyaksikan animasi tersebut. Maka dari penelitian inilah, penulis menemukan bahwa media yang paling tepat adalah serial animasi televisi, karena saat ini populer di mata generasi muda sekarang. Tujuan

Makalah ini mencoba menyajikan bahwa pemilihan media yang tepat, dapat menjadi efektif dan berguna bagi pelestarian kebudayaan. Animasi dan Wayang diharapkan mampu menjadi kombinasi yang tepat untuk menjadi solusi, dalam penyelesaian masalah pelestarian kebudayaan wayang yang ada saat ini. Dengan pemilihan konsep r serta jalan cerita yang menarik, untuk diaplikasikan pada tokoh karakter atau jalan cerita pewayangan, dapat menarik minat generasi muda untuk mengenal wayang lebih dalam.

MASALAH

Bagaimana merancang tokoh karakter serial televisi animasi wayang dengan konsep cerita yang menarik sekaligus juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dan pelestari kesenian wayang bagi generasi muda di Indonesia?

METODE PENDEKATAN

Target audience primer yang dipilih dan dituju oleh penulis dalam pembahasan

perancangan adalah anak-anak dan remaja ( umur 8-18 tahun). Karena pada usia inilah target audiens primer tersebut merupakan usia dimana pada umumnya target tertarik dengan film bergenre animasi yang memang ditujukan sebagai “tayangan anak”. Namun tidak menutup kemungkinan tayangan anak ini sendiri bisa ditonton oleh target audiens sekunder karena pada dasarnya tayangan anak merupakan tontonan untuk semua umur dan telah melewati proses pengawasan yang ketat sehingga bisa ditonton dari usia anak-anak hingga dewasa sekalipun.

Dari segi psikografis, target audiens yang ditetapkan sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan pikiran, dimana mereka mulai menyukai sesuatu yang baru, rasa ingin tahunya besar, dan juga menyukai segala sesuatu yang bersifat lucu seperti kartun animasi. Berdasarkan jenis animasi yang akan menuntut sebuah perhatian untuk mengikuti alur ceritanya, diharapkan para audiens juga mampu menyerap nilai sosial dan budaya yang disampaikan melalui sajian grafis yang tentu saja akan dirancang semenarik mungkin. Tentu

Page 3: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

saja sama halnya dengan penikmat hiburan, karena media ini adalah media yang dapat dikatakan sebuah media penambah wawasan yang dapat digolongkan dalam kelas hobi. Karakter animasi ini nantinya akan dikemas secara menarik dengan konsep yang sesuai dengan perkembangan zaman saat ini, karena anak-anak atau remaja saat ini jika sudah melihat wayang, mereka cenderung bosan dan wayang terasa sudah kuno dan tua. Keunikan dan nilai luhur yang terkandung dalam kebudayaan Indonesia yang sudah mulai memudar sekarang ini diharapkan dapat menimbulkan kerinduan bagi para penontonnya, maka hal tersebut akan menunjang Animasi Pewayangan Mahabharata ini.

Untuk kriteria desain yang dipilih, penulis memilih gaya gambar berdasarkan dari hasil kuesioner yang telah disebar kepada anak-anak dan Remaja di Surabaya. Dari hasil konsep desain yang telah dibuat, maka telah didapatgaya gambar yang digunakan untuk Kriteria desain. Teori gaya gambar yang telah ditetapkan, adalah gaya gambar Rertro style. Gaya gambar Amerika ini merupakan salah satu gaya gambar yang digunakan pada kartun seperti SpongBob, Ben Ten, Samurai Jack, dan lainnya. Hasil ini juga ditekankan dalam hasil kuesioner yang telah disebar kepada target audience, yaitu anak-anak dan remaja.Anak-anak dan Remaja sekarang lebih suka dengan karakter yang wujudnya unik dan keren, serta dengan sifat dan tingkah laku lucu dan konyol.

PEMBAHASAN Retro merupakan tipe karakter popular yang berpengaruh di era pertengahan 60-an,

dan semua gambarnya terlihat menarik dan bagus, serta gambaran kartun terlihat flat.Kunci untuk menggambar karakter retro adalah membuat mereka terlihat datar. Ini mungkin bertentangan dengan semua yang telah dipelajari dalam cara menggambar, ketika gambaran terlihat tiga dimensi dan membuat terlihat nyata. Tampilan datar sangat diperlukan dalam gaya gambar retro baru. Untuk membuat karakter flat, garis besar kepala dan tubuh harus tebal sehingga membentuk keseluruhan dengan jelas.Membuat garis besar tebal dan membuat garis tipis untuk lebih detail.Gaya gambar kartun retro baru merupakan gaya gambar yang paling popular di mata anak-anak. 1

Gaya gambar kartun amerika ini terbilang cukup unik, Dari desain yang sederhana dalam postur, dan bagian indra lainnya maka setiap karakternya dapat mempresentasikan bentuk anatomi ke anak-anak dengan jelas. Bentukan yang sederhana yang lebih simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga merupakan modifikasi dari gaya gambar tradisional. Jika gaya gambar tradisional masih detail dalam bentuk anatomi, maka gaya retro ini lebih simple dan halus. Tidak lepas dari prinsip pembuatan karakter seperti ekspresi, gaya retro jauh lebih lucu dan menggemaskan dibandingkan gaya tradisional. Untuk itu penulis mencoba mengaplikasikan ke dalam animasi pewayangan, dengan tujuan mempermudah anak-anak dalam menangkap setiap detail dari karakter yang dibuat, dengan tidak mempersulit anak-anak dengan desain karakternya.Karena selama ini yang diketahui, anatomi wayang sangat sulit untuk dicerna oleh pengetahuan anak-anak.Sama seperti dengan anatomi atau bentuk struktur kartun lainnya. Kartun Retro mempunyai bentuk tampak depan, tampak samping dan belakang.Dan tentu saja lebih simpel dan sederhana bentukannya.Selain itu Kartun Retro lebih mempunyai banyak modifikasi dari struktur tubuh.

Data kuesioner menunjukan bahwa anak-anak dan remaja lebih suka dengan gaya gambar Amerika seperti Ben Ten, Sponge Bob, dan lainnya. Untuk gambar Manga sendiri juga cukup besar frekuensinya bagi anak-anak dan remaja, terlihat pilihan pasar yang menentukan gaya gambar amerika ( Ben Ten ) dan gaya gambar Jepang ( Kenshin : Samurai X ) sangat besar angkanya, yaitu gaya gambar BenTen sebesar 34% dan gaya gambar seperti Khensin

1

Hart, Christoper, How to draw New retro-style Charactyers (Watson – Guptill Publications, 2003) h.5

Page 4: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

mencapai 24%.2 Dan juga untuk tampilan dari kostum karakter disajikan dalam bentuk yang unik, dan keren seperti Naruto. Pilihan pasar juga menentukan bahwa kostum yang menarik dalam animasi adalah kostum seperti pada salah satu karakter animasi Naruto, atau karakter dengan kostum yang belum pernah ada, dan motifnya menarik dan aksesorisnya unik . Untuk aplikasi warna pada animasi, anak-anak dan remaja lebih suka dengan warna yang detail sesuai dengan aslinya.Dalam animasi yang akan dibuat , karakter yang dibuat akan menggunakan warna-warna asli, seperti yang dipilih oleh pasar. Dari busana atau pakaian, sampai senjata yang digunakan dalam karakter wayang nantinya.

Untuk pemilihan karakter, pilihan pasar jatuh pada karakter sponge Bob. Pilihan pasar juga menentukan bahwa karakter Sponge Bob sangat unik dan keren.Untuk sifat dari karakter yang dibuat adalah karakter yang lucu dan konyol dipilih oleh pasar sebagai acuan karakter yang menarik.Setelah data yang didapat pada analisa kuesioner bentuk dan kriteria desain, maka penulis mencoba untuk membuat salah satu bentuk alternative karakter wayang dengan bentuk Retro.Dengan bentukan seperti wayang namun tidak sepenuhnya wayang, hanya saja dimodifikasi dengan bentukan retro, seperti pada contoh sketsa yang telah dibuat oleh penulis.

Gambar 1: Alternatif sketsa bentuk transformasi wayang retro

Untuk alasan kenapa pasar memilih karakter retro tersebut, ternyata anak-anak dan remaja mempunyai pilihan bahwa karakter yang unik dan lucu merupakan karakter yang menarik bagi mereka dan juga karakter dengan wajah yang kocak mempunyai pilihan tersendiri bagi anak-anak dan remaja.Kemudian untuk perbandingan badan atau postur tubuh pada wayang retro juga di sketsa oleh penulis, dan hasilnya sebagai berikut, contoh perbandingan postur tubuh antara karakter Bisma dengan Setyawati dalam bentuk retro.

2 Tabulasi Hasil Rekapitulasi Survey Penulis tentang pendapat responden mengenai gaya gambar animasi kartun saat ini.

Page 5: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

Gambar 2: Alternatif sketsa bentuk perbandingan postur tubuh antara karakter Bisma dengan Setyawati.

Perbandingan antara bentuk postur tubuh untuk retro sangatlah bermacam-macam, karena gaya gambar ini merupakan gaya gambar dengan karakter komedi, artinya karakter yang mempresentasikan dengan bentukan lucu bahkan terlihat unik, jadi tidak mengarah pada ukuran postur tubuh seperti gaya gambar kartun tradisional. Untuk ekspresi, gaya gambar retro juga mempunyai bentukan dari depan, samping, maupun belakang. Seperti pada contoh karakter wayang Bisma diatas, jika wayang yang asli hanya dilihat dari sisi kanan maupun kiri, namun pada animasi yang nantinya akan dibuat, Bisma mempunyai tampak depan, samping.

Bentukan retro merupakan bentukan dari gaya gambar karakter komedi. Karena pilihan pasar jatuh pada karakter animasi yang lucu dan unik serta sifatnya yang konyol, maka gaya gambar retro merupakan adaptasi dari karakter animasi wayang yang akan dibuat nantinya. Dengan tidak menghilangkan unsure-unsur wanda wayang yang ada, tetapi masih dapat dilihat dari bentukan karakter yang unik serta menarik dengan menambahkan ekspresi yang lucu. Dengan begitu anak-anak dan remaja masih dapat mengenali karakter-karakter wayang, walaupun tampilannya disajikan dengan cara yang berbeda.

Dan yang terakhir adalah tentang pilihan konsep dari setiap karakter animasi wayang retro. Yang dimaksud konsep karakter disini adalah dimana setiap karakter wayang retro nantinya disajikan dengan mirip seperti wayang (terdapat biting yang dapat menggerakkan karakter wayang pada makana sebenarnya), atau tidak memakai biting. Dari data tabulasi diatas, sebesar 59% pilihan pasar setuju jika konsep karakter nantinya yang akan dibuat menggunakan biting sebagai penggerak, dan juga pilihan pasar mempunyai alasan bahwa karakter kartun wayang retro, yang disajikan dengan biting merupakan konsep animasi yang beda dan baru, karena belum pernah ada kartun retro dibuat dalam bentuk wayang. Dan konsep karakter animasi wayang retro menggunakan biting dapat mencerminkan wayang Indonesia yang asli.terlihat dari data tabulasi analisa konsep, pasar memilih sebesar 22 %.3

Untuk gerakan pada karakter wayang retro dalam animasi, sangatlah beda dan sedikit ekspresif. Gerakan retro merupakan gerakan animasi yang konyol dan mempunyai cirikhas.Cirikhas dari gerakan retro ini cenderung spontan dan cepat dalam pergerakannya. Diadaptasi dari gaya retro, maka karakter wayang yang dibuat juga menyesuaikan dengan gaya gerakan retro yang ada.

3 Tabulasi Hasil Rekapitulasi Survey Penulis tentang pendapat responden mengenai konsep karakter visual wayang retro.

Page 6: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

Gambar 3: Contoh gerakan retro wayang Patih Wiguna pada animasi Wayang Mahabharata

Terlihat pada gambar diatas, dari kiri adalah wayang Patih Wiguna, kemudian di tengah adalah salah satu cuplikan gerakan animasi retro, dan gambar kanan adalah aplikasi gerakan retro pada karakter Patih Wiguna yang dibuat berdasarkan gaya retro. Gerakan ini sangat populer dalam dunia animasi pada era 2003 sampai sekarang, salah satu kartun yang mengadaptasi gaya retro adalah Songe Bob yang sampai sekarang masih tampil di layar kaca televisi. Karena gerakan ini sangatlah kocak dan terlihat lucu pada animasi, maka tidak heran banyak generasi muda saat ini masih menyukai bahkan sangat mengagumi animasi gaya retro.

Retro style atau yang lebih dikenal dengan gaya retro ini, juga tidak bisa lepas dari ekspresi wajah karakter yang kocak dan innocent, yang dapat membuat audience tertawa. Ekspresi retro sangatlah berlebihan, dari ekspresi wajah senang, sedih, marah, malu bahkan terkejut. Begitu juga dengan animasi Wayang Mahabharata, yang mengadaptasi dari gaya retro, maka karakter yang tampil pada animasi juga mempunyai ekspresi yang kocak dan lucu. Berikut adalah aplikasi ekspresi retro pada animasi Wayang Mahabharata

Gambar 4: Contoh aplikasi ekspresi retro wayang Prabu Sentanu pada animasi Wayang Mahabharata

Aplikasi ekspresi retro pada karakter wayang Prabu Sentanu juga terlihat pada saat senang, sedih, takut, malu, terkejut, marah dan lainnya. Ekspresi Retro mampu membawa suasana animasi menjadi terlihat lebih hidupdan tidak kaku.

Page 7: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

Gambar 5: Macam-macam ekspresi retro wayang Prabu Sentanu pada animasi Wayang Mahabharata

Walaupun bentukan karakter masih terlihat seperti wayang pada aslinya, namun kesan gaya retro membuat karakter wayang retro lebih hidup dan menarik. Ditambah dengan ekspresi innocent pada karakter wayang menjadikan daya tarik tersendiri bagi audience yang menonton animasi ini.

HASIL

Proses dimana gaya gambar karakter yang ditemukan, dibuat dan diaplikasikan dalam animasi yang akan dibuat. Karakter diadaptasi dari gaya karakter wayang asli yang dikolaborasikan dengan gaya retro. Bentukan wayang sendiri dibuat untuk memperkenalkan bentuk dan cara bergerak pada wayang, dan juga memperkenalkan kepada generasi muda tentang bagaimana memainkan sebuah wayang, yang notabene adalah harta kebudayaan dari negeri ini yang harus dilstarikan.

Setelah semua sketsa dibuat, kemudian proses selanjutnya adalah aplikasi karakter pada digital dan pemberian warna. Warna yang digunakan adalah warna kontras dengan corak yang berani seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan warna-warna gelap. Warna yang digunakan juga merupakan warna yang dipilih audience atau target segmentasi. Dan berikut adalah aplikasi warna pada wayang retro Mahabharata

Page 8: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

Gambar 6 : Aplikasi warna pada tokoh Sentanu, Wiguna, Dewi Setyawati, dan Bisma muda.

Gambar 7: Final Desain karakter kuda Prabu Sentanu

Gambar 8: Aplikasi warna pada tokoh Punakawan.

Page 9: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

Gambar 9: Aplikasi warna pada tokoh pengawal istana, pengiring perburuan, dan penjaga istana.

Gambar10: Aplikasi warna pada tokoh Buto Rambut Geni, Buto Cakil, dan Buto Terong.

Page 10: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

Gambar 11: Gambar Final Desain pada karakter-karakter utama animasi Wayang Mahabharata.

Page 11: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang penulis dapat selama pengerjaan perancangan tokoh karakter serial animasi “Wayang Mahabharata” sebagai media pelestarian kesenian Wayang ini yaitu sebagai berikut :

1. Cerita Wayang Indonesia dan tokoh-tokoh karakter pada pewayangan sendiri masih bisa disukai oleh generasi muda, dengan dikembangkan lewat media yang sesuai dan diolah sesuai kriteria kegemaran mereka, salah satunya lewat media animasi seperti yang penulis rancang ini.

2. Dalam perancangan sebuah tokoh karakter animasi bertema pewayangan hendaknya penulis memiliki pengalaman, serta mengenal banyak tentang karakter tokoh dan seluk beluk kesenian wayang yang cukup sehingga karakter dengan konten cerita yang ditayangkan benar-benar sarat dengan nilai-nilai Wayang Indonesia dan tidak menimbulkan kontroversi.

3. Dalam pembuatan tokoh karakter pada animasi, hendaknya perlu dilakukan studi lebih dalam tentang pembuatan karakter dalam animasi. Baik dari segi bentuk, gestur, ekspresi, kostum, dan gaya gambar.

4. Untuk pembuatan film animasi untuk anak-anak, perlu mengetahui karakter psikologis dan intelegensi anak contohnya dengan menerapkan bahasa-bahasa yang lebih sederhana dan bisa diterima anak-anak lain seumurannya.

5. Dalam perancangan film animasi, selain perlu diperhatikan dari segi visualnya, Musik dan kualitas sound menjadi hal yang penting lainnya untuk membangun emosi dan mempengaruhi kenyamanan penonton.

6. Perlunya media yang bisa dimanfaatkan untuk terus melestarikan wayang Indonesia, khususnya untuk generasi muda saat ini. Maka setelah dilakukan riset dan tugas akhir ini, film animasi wayang dengan cerita Mahabharata diharapkan mampu untuk melestarikan tokoh-tokoh karakter dan jalan cerita wayang dengan menyasar ke generasi muda saat ini. Tidak

Saran 1. Pembuatan film animasi seperti yang penulis rancang ini, nantinya jika benar-benar

disukai oleh pasar, akan lebih mudah diturunkan ke format lain yang tentunya bisa memberikan banyak keuntungan, seperti contohnya bisa dijual dalam bentuk kemasan DVD/VCD, tayangan televisi kabel dan Video On Demand, serta bisa juga dijual dalam format digital melalui website e-commerce seperti Itunes Store. Selain itu bagi para kolektor tentu saja akan suka merchandise yang berhubungan dengan film animasi favoritnya, sehingga pengembangan karakter film ke dalam bentuk merchandise ini, seperti stiker, buku komik, kaos, peralatan seharihari dan sebagainya kemungkinan akan laku di pasaran.

2. Melalui perancangan ini, semoga dapat memberikan inspirasi bagi para budayawan, masyarakat, pemerintah dan pihak-pihak media yang terkait agar dapat mengolah kebudayaan Indonesia baik wayang maupun budaya lainnya yang tentunya masih banyak lagi, dengan kemasan yang lebih kreatif dan modern sehingga tak hanya bisa melestarikan budaya itu sendiri nantinya tapi juga bisa dinikmati sebagai sebuah hiburan yang utuh bagi masyarakat Indonesia sendiri, lebih-lebih secara internasional supaya bisa meningkatkan rasa bangga genenasi muda akan budaya bangsanya sendiri.

3. Dalam pembuatan tokoh karakter pada animasi, hendaknya perlu dilakukan studi lebih dalam tentang pembuatan karakter dalam animasi. Baik dari segi bentuk, gestur, ekspresi, kostum, dan gaya gambar. Serta dilakukan pos test untuk mengetahui kekurangan pada tokoh karakter pada animasi, agar tokoh karakter yang telah dibuat tepat sasaran pada target segmentasi yang dituju, dan audience nantinya dapat menerima dengan baik animasi yang telah dibuat.

Page 12: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

DAFTAR RUJUKAN/PUSTAKA Supriyono dkk. 2008. Pedalangan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Sukatmi Susantina, Djoko Dwiyanto, dan Wiwien Widyawati R. 2010. Ensiklopedia

Wayang. Yogyakarta : Media Abadi. Darwanto,S.S. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. Komisi Penyiaran Indonesia. Laporan Tahunan KPI Pusat 2009. (Jakarta : Komisi

Penyiaran Indonesia). Syamsul Yusuf. 2007. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : Remaja

Rosdakarya. Okky dan Rina. “Tracing The Path, Menjejaki Perjalanan Animasi”. Concept Vol.04

edisi 22: 2008 hal 9. Simon, Mark. 2003. Producing independent 2D character animation : making and

selling a short film. Focal Press: Burlington. Thomas, Frank and Ollie Johnston.1995.The Illusion of Life: Disney Animation. New

York: Walt Disney Productions Hart, Christoper. 2005. How to Draw New Retro – Style Characters. New York:

Guptill Publications. Whitaker, Steve.2002. The Encyclopedia Cartooning Techniques. NewYork: Inc. Dameria, Anne. 2007. COLOR basic: Panduan Dasar Warna untuk Desainer dan

Industri Grafika. Jakarta : Link Match Graphic. AGB Nielsen Media Research. (2010, Januari). AGBNielsen Newsletter. EDISI 1, p.

4. AGB Nielsen Media Research. (2010, Maret). AGBNielsen Newsletter. EDISI 3, hal.

7. Ariana AGB Nielsen Indonesia. (2010). TOP 100 PROGRAM - ALL CHANNELS. Arjanti, R. A. (2008). Wayang Butuh “Packaging” yang Menarik. Dipetik September

16, 2010, dari www.qbheadlines.com: http://www.qbheadlines.com/text-137 Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (Statistics Indonesia). (2009).Indikator

Sosial Budaya Tahun 2003, 2006 dan 2009. Retrieved September 16, 2010, from www.bps.go.id:http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=27&notab=36 Darwanto, S. (2007). Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. Giyanto. (2010, Oktober 13). Wawancara: Fenomena Pengunjung Pagelaran Wayang

di THR Surabaya. (N. W. Dewangga, B. A. Santoso, A. Harlan, & R. N. Seto, Pewawancara) Gondo, S. (2010, Oktober 14). Wawancara : Fenomena Pengunjung Pagelaran

Wayang. (N. W. Dewangga, B. A. Santoso, & A. Harlan, Interviewers) Komisi Penyiaran Indonesia. (2009). Laporan Tahunan KPI Pusat. Jakarta: Komisi

Penyiaran Indonesia. Mediaindonesia.com. (2010, Februari 5). Batik, Wayang, Keris, jadi Warisan Budaya

Dunia. (MediaIndonesia.com) Dipetik September 17, 2010, dari Mediaindonesia.com: http://www.mediaindonesia.com/read/2010/02/05/121465/90/14/Batik-Wayang-Keris-jadi-Warisan-Budaya-Dunia

Retno. (2010, Oktober 21). Wawancara: Wayang dalam Kurikulum Pendidikan di Kota Surabaya. (N. W. Dewangga, B. A. Santoso, & A. Harlan, Pewawancara)

Supriyono, Admaja, D. R., Pribadi, B. S., & Susilo, J. (2008). Pedalangan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Susantina, S., Dwiyanto, D., & Widyawati, W. (2010). Ensiklopedia Wayang. Yogyakarta: Media Abadi.

Page 13: DESAIN WAYANG RETRO - digilib.its.ac.id · ... tertarik dengan film bergenre animasi yang ... simple, mempermudah dalam pembuatan animasi dan juga ... kartun wayang retro, yang disajikan

Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Remaja Rosdakarya: Bandung.