desain ulang kapal ikan di daerah brondong … · politeknik perkapalan negeri surabaya institut...

25
PROPOSAL TUGAS AKHIR DESAIN ULANG KAPAL IKAN DI DAERAH BRONDONG LAMONGAN Oleh: 1. Eka widya A. NRP : 6107030011 2. Mistar Afandi NRP : 6107030012 TEKNIK PERANCANGAN DAN KONTRUKSI KAPAL JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2009

Upload: vuongcong

Post on 07-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PROPOSAL TUGAS AKHIR

DESAIN ULANG KAPAL IKAN DI DAERAH

BRONDONG LAMONGAN

Oleh:

1. Eka widya A. NRP : 6107030011

2. Mistar Afandi NRP : 6107030012

TEKNIK PERANCANGAN DAN KONTRUKSI KAPAL

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2009

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

1 Proposal Tugas Akhir

BAB I

PENDAHULUAN

I. RINGKASAN

I.1. PENGUSUL

a. Nama : 1. Eka Widya A. NRP : 6107030011

2. Mistar Afandi NRP : 6107030012

b. Jurusan/Program Studi : TBK / DC

c. Semester : LIMA (V)

I.2 MATERI TUGAS AKHIR

a. Judul

DESAIN ULANG KAPAL IKAN DI DAERAH BRONDONG

LAMONGAN

b. Abstrak

Ikan merupakan salah satu kekayaan laut Indonesia sebagai Negara

kepulauan. Oleh sebab itu sebagian besar penduduk di pesisir pantai adalah

nelayan. Mulai dari nelayan kecil yang hanya mencari ikan dengan peralatan

seadanya hingga nelayan-nelayan yang mempunyai banyak kapal ikan

walaupun masih sederhana. Sebagian besar dari kapal-kapal tersebut dibuat

dengan peralatan seadanya dan tidak terstruktur dengan baik. Ini disebabkan

karena sebagaian besar para pembuat kapal hanya mengandalkan keahlian

yang didapat dari nenek moyang mereka. Sehingga kapal-kapal ikan di masing-

masing daerah mempunyai ciri-ciri tersendiri. Sesuai budaya dan tradisi

masing-masing.

Di salah satu tempat penangkapan ikan di Lamongan yaitu Brondong,

para pembuat kapal tiap mendesain kapal hanya memikirkan bagaimana

membuat kapal yang bisa mengangkut muatan sebanyak-banyaknya tanpa

memikirkan aspek-aspek lain. Sehingga kapal-kapal pada daerah tersebut

cenderung memiliki Coefisien Blok besar .Ini tentu saja akan memperbesar

tahanan kapal sehingga akan boros terhadap bahan bakar. Selain itu

kemampuan maneuver kapal akan rendah. Apalagi setiap kali melaut ruang

muat hanya terisi rata-rata (60-80)%.

Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan desain ulang pada salah satu

kapal ikan di tempat tersebut dengan bentuk lambung yang lebih ramping ( cb

kecil ) dengan tujuan untuk mengurangi tahanan sehingga kapal bisa lebih

efisien dan beroperasi dengan maksimal. Selain itu Tugas Akhir ini diharapkan

dapat memberikan sumbangan ide dan desain kapal ikan yang benar-benar

efisien untuk dioperasikan di daerah tersebut.

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

2 Proposal Tugas Akhir

c. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan dari Sabang sampai Merauke

dengan luas lautan mencapai 5,8 juta km2 yang terdiri dari 0,8 juta km² laut

territorial, 2,3 juta km2 laut nusantara, dan 2,7 juta km

2 Zona Ekonomi

Eksklusif Indonesia. Dengan garis pantai terpanjang di dunia sebesar 81.000 km

dan gugusan pulau-pulau sebanyak 17.508, Indonesia memiliki potensi ikan

yang diperkirakan terdapat sebanyak 6,26 juta ton per- tahun yang dapat

dikelola secara lestari dengan rincian sebanyak 4,4 juta ton pertahun dapat

ditangkap di perairan Indonesia. Namun dengan kondisi nelayan yang serba

terbatas terutama dalam segi ilmu pengetahuan mengenai perkapalan dan

peralatan melaut (dalam hal ini adalah kapal ikan), potensi tersebut tidak

termanfaatkan secara maksimal.

Brondong, Lamongan merupakan salah satu wilayah yang lautnya

memiliki potensi ikan cukup tinggi. Sebagai contoh, Ciri khas dari kapal ikan di

daerah ini adalah memiliki lambung yang gemuk ( cb besar ), pertimbangan

awalnya adalah agar dengan cb yang besar dapat diperoleh displacement yang

besar pula sehingga muatan juga dapat lebih banyak, selain itu stabilitas kapal

memang lebih baik. Tetapi dengan desain tersebut tahanan yang di alami oleh

kapal juga akan semakin besar sehingga untuk mencapai kecepatan yang sama

maka akan dibutuhkan mesin dengan daya yang lebih besar. Ini tentunya akan

sangat merugikan karena semakin besar dayanya maka haraga mesinnya juga

akan semakin mahal dan konsumsi bahan bakarnyapun (SFOC) juga semain

besar.

Mungkin pada tahun-tahun sebelumnya kapal dengan desain tersebut

tidak masalah tetapi untuk kondisi saat ini dimana jumlah nelayan yang

semakin bertambah diikuti dengan menurunnya jumlah ikan, kapal-kapal

tersebut menjadi tidak efisien karena meskipun memiliki kapasitas yang besar

tidak sepenuhnya terisi dengan muatan (ikan). Berdasarkan hal tersebut kami

bermaksud mendesain ulang kapal ikan di daerah tersebut sehingga bisa

beroperasi secara maksimal dan lebih efisien dengan tidak mengurangi nilai

kestabilan kapal maupun keselamatan kerjanya.

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

3 Proposal Tugas Akhir

d. Rumusan Masalah

Kapal ikan yang ada di daerah Brondong Lamongan kebanyakan dibuat

tanpa Perencanaan yang baik terutama pada bagian lambung sehingga menjadi

tidak efisien pada saat operasional. Dari hal tersebut diambil rumusan masalah

yang akan di bahas dalam pengerjaan Tugas Akhir ini antara lain:

1. Berapa dimensi kapal ikan yang ideal untuk daerah Brondong, Lamongan ?

2. Bagaimana desain lambung kapal ikan yang efisien untuk daerah

Brondong, Lamongan ?

e. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penyusunan

Tugas Akhir ini adalah:

1. Untuk mengetahui dimensi kapal ikan yang ideal untuk daerah Brondong,

Lamongan.

2. Untuk mendesain lambung kapal ikan yang efisien untuk daerah Brondong,

Lamongan.

f. Batasan Masalah

Batasan masalah dilakukan dengan maksud agar permasalahan yang

dibahas tidak terlalu melebar, Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini permasalahan

di fokuskan pada:

1. Desain ulang kapal ikan agar lebih efisien dalam segi operasional

2. Desain ulang dilakukan dengan tidak mengubah waktu pelayaran yaitu

selama 1 hari atau ± 24 jam

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

4 Proposal Tugas Akhir

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kapal Ikan

Kapal ikan adalah kapal yang berfungsinya untuk menangkap ikan dari daerah Base

pointke daerah penangkapan / Fising Ground. Ditinjau dari alat tangkapnya, kapal

ikan dapat dibedakan :

1. Kapal Long Liner

Kapal Long Liner termasuk jenis kapal ikan pasif. Alat tangkapnya berupa pancing

dan kapal ini cocok untuk daerah demersal (kedalaman menengah).

Jenis kapal Long Liner tergantung dari jenis ikan yang ditangkap.

2. Kapal Purse Seiner

Kapal Purse Seiner menggunakan alat tangkap berupa jaring, Kapal Purse Seiner

termasuk jenis kapal ikan aktif, artinya pada saat melakukan operasi penangkapan

kapal bergerak.

3. Kapal Poler and Liner

Kapal Poler and Liner termasuk jenis kapal pasif dengan alat tangkap berupa

pancing dan kapal ini cocok untuk daerah pelagis (permukaan) atau demersal

(kedalaman menengah)

4. Kapal Gillnetter

Kapal Gillnetter merupakan kapal ikan yang menggunakan alat tangkap Gillnet

(biasanya disebut jaring klitik)

Dilihat dari penempatan alat tangkapnya dibagi:

Gillnet belakang

Gillnet samping

Kapal Gillnet merupakan kapal ikan pasif artinya kapal ini tidak bergerak pada saat

melakukan operasi penangkapan.

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

5 Proposal Tugas Akhir

5. Boat Cast Net

Boat Cast Net termasuk jenis kapal aktif dengan alat tangkap berupa jala (net) yang

di jatuhkan dari atas perahu/kapal. Penebaran jala dengan membentuk suatu

lingkaran. Ikan yang didapat adalah ikan yang ada dalam jangkauan rectangel

tersebut.

B. Stabilitas Kapal Ikan

Stabilitas kapal merupakan suatu hal yang penting di dalam perkapalan, dimana

pengertian dari stabilitas itu sendiri adalah kemampuan dari suatu benda yang

melayang atau mengapung yang dimiringkan, untuk kembali ke posisi semula

(tegak kembali). Jadi pengertian stabilitas kapal adalah kemampuan kapal untuk

kembali pada keadaan semula apabila mendapat gayadari luar, misalnya gelombang

Di dalam perkapalan terdapat dua macam kondisi stabilitas, yaitu :

a. Stabilitas Memanjang (waktu terjadi trim). Terjadi pada sudut-sudut

miring yang memanjang.

b. Stabilitas Melintang (waktu terjadi oleng). Terjadi pada sudut-sudut

miring melintang.

c. Tetap stabil dalam kondisi operasi (saat menebar dan menarik alat

penangkap ikan)

Kriteria Stabilitas

Kriteria stabilitas yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:

Daerah di bawah tuas kurva perbaikan (GZ Curve) sebaiknya tidak

kurang dari 0.005 m radian sudut kemiringan 300 dan tidak kurang dari

0.09 meter radians hingga θ = 400 atau sudut genangan sebesar θf atau

kurang dari 400. Selain itu daerah dibawah curva tuas perbaikan adalah

diantara sudut kemiringan sebesar 300 dan 40

0 atau diantara 30

0 dan θf,

apabila sudut θ. Kurang dari 400 meter radians maka sebaiknya tidak

kurang dari 0.03 meter radian.

Tuas perbaikan GZ sebaiknya sekurang-kurangnya 0.20 meter radian

dan sudut kemiringan sama dengan atau lebih besar dari 300.

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

6 Proposal Tugas Akhir

Lengan perbaikan maximal seharusnya terdapat pada sudut kemiringan,

yang sangat diutamakan, pada 300 atau tidak kurang dari 25

0.

Tinggi Metacenter awal sebaiknya GM tidak kurang dari 0.15 m.

Apabila karakteristik dari sebuah kapal tidak memenuhi syarat-syarat

diatas maka kapal tersebut tidak dapat digunakan.

C. GGeeoommeettrrii KKaappaall

Sisi luar lambung kapal berbentuk lengkung pada beberapa kasus terdapat

tekukan, penggambaran lambung kapal pada sebidang kertas gambar dinamakan

rencana garis ( lines plan/ship’s lines/lines ), bentuk lambung kapal secara umum

harus mengikuti kebutuhan daya apung, stabilitas, kecepatan, kekuatan mesin, olah

gerak dan yang penting adalah kapal bisa dibangun.

Gambar Rencana garis ( lines plan ) terdiri dari

proyeksi ortographis/siku-siku dari

interseksi/perpotongan antara permukaan/surface

lambung kapal dan tiga set bidang yang saling tegak

lurus.

Rencana sheer/Profil/Sheer plan menunjukkan interseksi/perpotongan antara

permukaan/surface lambung kapal dengan bidang tengah/centreplane – sebuah bidang

vertical pada garis tengah / centreline kapal – dan bidang tegak/buttockplane yang sejajar

dengannya (centreplane), Interseksi dengan bidang tengah akan menghasilkan profil

haluan/bow dan buritan/stern.

Rencana sheer/Sheer plan untuk kapal komersial digambar dengan meletakkan

haluan kapal/bow section pada sisi kanan.

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

7 Proposal Tugas Akhir

Rencana garis air/Half breadth/Waterlines plan menunjukkan interseksi permukaan

lambung kapal dengan bidang yang sejajar bidang dasar/baseplane horizontal, bidang

dasar/baseplane adalah bidang horizontal yang melalui garis dasar/baseline. Interseksi

dengan bidang-bidang tersebut akan menghasilkan Rencana garis air/Waterlines plan.

Body plan menunjukkan bentuk dari station/section yang merupakan interseksi

antara permukaan lambung kapal dengan bidang yang tegak lurus dengan bidang

tegak/buttockplane dan bidang garis air/waterline plane.

Pada umumnya penggambaran body plan dibagi 2 sisi kiri dan sisi kanan, sisi kiri

untuk setengah bagian belakang dan sisi kanan untuk setengah bagian depan.

Permukaan lambung kapal yang dimaksud diatas adalah permukaan

molded/molded surface adalah permukaan yang dibentuk oleh sisi luar gading kapal atau

sisi dalam kulit, hal ini berlaku untuk kapal baja, kapal aluminium dan kapal kayu untuk

kapal fibreglass/FRP permukaan molded dibentuk oleh sisi luar kulit (lambung kapal).

Kapal kayu mempunyai 2 buah Rencana garis, Rencana garis sisi dalam kulit

(inside planking) dan sisi luar kulit (outside planking), rencana garis sisi dalam kulit

digunakan untuk membentuk gading dan bagian konstruksi lainnya sedangkan rencana

garis sisi luar kulit digunakan untuk menghitung hydrostatic, stabilitas dan tahanan kapal,

hal tersebut karena kulit kapal kayu lebih tebal dibanding kulit baja sedang ukuran kapal

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

8 Proposal Tugas Akhir

kayu lebih kecil dibanding kapal baja, sehingga tebal kulit tidak bisa diabaikan dalam

perhitungan hydrostatic, stabilitas dan tahanan hal ini berbeda dengan kapal baja.

Jumlah station/section pada umumnya 21 buah, antara garis tegak depan dan garis

tegak belakang dibagi 20 interval, indentifikasi station dimulai dari AP (station nomor nol)

hingga FP (station nomor 20 ).

Naval arsitektur ( Bangunan kapal ) memiliki terminologi tersendiri yang berupa

simbol atau singkatan kata.

1. After Perpendicular/garis tegak buritan (AP)

adalah garis tegak yang terletak pada sisi belakang sterpost atau bila tidak ada

sternpost, FP terletak pada sumbu poros kemudi.

2. Forward Perpendicular/garis tegak haluan (FP)

adalah garis tegak vertikal yang melalui interseksi antara garis air muat/garis air

perencanaan /DWL dan sisi dalam linggi haluan

3. Panjang antara garis tegak / Length between perpendicular (LBP/LPP)

adalah jarak horizontal antara AP dan FP

4. Panjang garis air/ Length of water lines (LWL)

adalah jarak horisontal antara FP dan interseksi antara sisi dalam linggi buritan dan

garis air muat/garis air perencanaan /DWL

5. Panjang keseluruhan/ Length overall (LOA)

adalah panjang kapal yang diukur dari ujung haluan dan ujung buritan pada sisi

dalam kulit

6. Amidship /

Tengah kapal adalah titik tengah antara garis tegak haluan/FP dan garis tegak

buritan/AP

7. Midship section

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

9 Proposal Tugas Akhir

adalah station/section pada tengah kapal/Amidship

8. Lebar kapal/Breadth molded (Bmld)

adalah lebar kapal molded yang diukur pada tengah kapal pada sisi luar gading/ sisi

dalam kulit

9. Tinggi molded/Depth molded (Dmld)

dalah jarak vertikal pada amidship yang diukur

dari sisi atas Lunas/keel ke sisi bawah pelat

geladak padaa tepi kapal.

10. Sarat molded/Draft molded (Tmld)

adalah jarak vertical yang diukur dari sisi atas

Lunas/keel ke Garis air/WL

11. Sarat/Draft ( T )

adalah jarak vertical yang diukur dari sisi bawah Lunas/keel ke Garis air/WL

12. Keel Point/Titik lunas

adalah titik yang terletak pada tengah kapal/amidship, pada Garis tengah/Centreline

dan sisi atas Lunas/keel

13. Molded Base Line adalah garis horizontal yang melalui keel point, garis ini

digunakan sebagai garis referensi perhitungan hidrostatik

14. Sheer adalah kelengkungan horizontal geladak kapal, diukur dari perbedaan tinggi

berbagai posisi dan tinggi pada tengah kapal, pada umumnya sheer bagian depan

lebih tinggi dibanding bagian belakang, desain kapal modern pada saat ini banyak

kapal yang tidak memiliki sheer

15. Camber Kelengkungan transversal geladak kapal, diukur dari perbedaan antara

tinggi bagian tengah kapal dan tinggi pada sisi kapal

16. Centreline plane/Middle line plane, bidang tengah adalah bidang vertical pada

garis tengah/ centreline yang membagi kapal secara simetri

17. Water planes bidang garis air adalah bidang yang dibatasi oleh garis air

18. Freeboard lambung bebas adalah jarak vertikal antara garis air yang diijinkan dan

sisi atas geladak pada tepi geladak tengah kapal

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

10 Proposal Tugas Akhir

Freeboard mark/Load line mark/Plimsol Mark

merkah garis muat adalah marka/tanda yang harus

dipasang pada lambung kapal komersial pada tengah

kapal dikedua sisi, marka ini menunjukkan sarat

maksimum yang diijinkan untuk wilayah perairan dan

musim tertentu,

Marka S untuk Summer

W untuk Winter

T untuk Tropical

WNA untuk Winter North Atlantic

TF untuk Tropical Fresh Water

19. Parallel Middle Body (PMB)

adalah panjang dimana station/section memiliki luas dan bentuk yang sama

D. Kurva HHiiddrroossttaattiikk

Merupakan kumpulan kurva-kurva yang menggambarkan karakteristik badan kapal

yang terbenam dalam air atau air laut, dan kurva-kurva ini digambarkan pada berbagai

sarat (T) pada saat kapal EVEN KEEL.

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

11 Proposal Tugas Akhir

Kurva tersebut adalah :

1. (disp) : Displacement Moulded

adalah displasement bersih, massa air yang dipindahkan oleh

badan kapal yang tercelup dalam air pada kondisi tanpa kulit

(ton).

2. ’(Disp) : Displacement Including Shell

adalah massa air yang dipindahkan oleh badan kapal yang

tercelup dalam air dengan kulit (ton).

3. KB : Keel of Buoyancy

Jarak pusat titik benam diatas dasar kapal (m).

4. B : Midship of centre Buoyancy

Jarak ttitk benam terhadap titik tengah memanjang kapal (m).

5. TKM : Transversal Keel of Mentacentre

Jarak metacenter melintang diatas dasar kapal (m).

6. LKM : Longitudinal Keel of Mentacentre

Jarak metacenter memanjang diatas dasar kapal (m).

7. F : Midship to centre Floatation

Jarak titik apung terhadap titik tengah memanjang kapal (m).

8. WSA : Water Surface Area

Luas permukaan basah badan kapal (m2).

9. WPA : Water Plan Area

Luasan bidang garis air (m2).

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

12 Proposal Tugas Akhir

10. MSA : Midship Sectition Area

Luas midship pada sarat tertentu

11. DDT : Displacement Due To Trim One Centimetre.

Perubahan / pemindahan / pengurangan dispasement akibat

trim kapal sebesar I cm.

12. MTC : Moment To Change One Mentacentre

Besarnya momen yang diperlukan untuk merubah trim sebesar

1 cm.

13. TBM : Transversal Buoyancy Of Mentacentre.

Jarak titik tekan kapal terhadap titik mentacentre melintang

kapal.

14. LBM : Longitudinal Buoyancy Of Metacentre

Jarak titik tekan keatas sampai dengan titi metacentre

memanjang kapal.

15. TPC : Ton Per Centimetre Immersion

Besarnya displasemenyang yang dibutuhkan unruk merubah

sarat.

16. Cb : Coeffisien Block

Perbandingan antara volume careen dengan balok yang

mengelilinginya ( L x B x T ).

17. Cp : Coeffisien Prismatic

Perbandigan antara volume carene dengan volume silinder

yang luas penampang Am dan panjang L.

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

13 Proposal Tugas Akhir

18. Cm : Coeffisien Midship

Perbandingan antara luasan midship dengan kotak yuang

mengelilinginya ( B x T )

19. Cw : Coeffisien Water Line

Perbandungan antara Luas garis air dengan luas kotak yang

mengelilinginya ( L x B ).

E. Rencana Umum

Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan

di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan

yang dimaksud seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam

hal ini disebut superstructure (bangunan atas). Disamping itu juga direncanakan

penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan beberapa sistem dan

perlengkapan lainnya.

Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara

garis besar dibedakan menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama

adalah perancangan dan pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah

perancangan dan pemasangan permesinan kapal.

Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan

untuk mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali

dengan perencanaan yang baik pula.

Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan

pertimbangan yakni :

Ruang muat merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan volume

ruang muat besar.

Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar

mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian

ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat

sedang bongkar muat.

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

14 Proposal Tugas Akhir

Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja

yang optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan

lain dapat ditekan.

Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan

mempertimbangkan mengenai berat konstruksi dan harga mesin.

Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan

dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.

F. Tahanan Kapal

Macam-macam tahanan :

1. Tahanan gesek

Tahanan gesek adalah komponen tahanan yang diperoleh dengan

mengintegralkanTegang tangensial keseluruh permukaan basah kapal menurut arah

gerakan kapal. Semua fluida mempunyai viskositas, dan viskositas menimbulkan

gesekan. Sehingga besar tidaknya nilai gesekan ini tergantung pada jenis fluida.

Viskositas adalah nilai tahanan fluida terhadap geseran apabila fluida tersebut

bergerak.

2. Tahanan gelombang

Tahanan gelombang adalah komponen tahanan yang terkait dengan energi yang

dikeluarkan untuk menimbulkan gelombang gravitasi. Umumnya yang diartikan

dengan tahanan gelombang adalah tahanan gelombang dengan mengabaikan

tahanan pemecahan gelombang.

3. Tahanan sisa

Tahanan sisa adalah kuantitas yang merupakan hasil pengurangan dari tahanan total

badan kapal, yaitu suatu tahanan gesek yang merupakan hasil perhitungan yang

diperoleh dengan memakai rumus atau cara khusus. Tahanan sisa mencakup

tahanan gelombang, tahanan tekanan viskos, dan tahanan gesek tambahan akibat

kurvatur benda.

4. Tahanan udara

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

15 Proposal Tugas Akhir

Tahanan udara adalah tahanan yang dialami oleh bagian kapal utama yang berada

di atas air dan bangunan atas karena gerakan kapal di udara.

Penentuan tahan kapal

Dalam membuat usulan awal kapal baru, salah satu hal yang harus diketahui adalah

besarnya daya yang diperlukan. Untuk mengetahui daya tersebut dapat dicari dengan

berbagai cara yakni :

Metode kapal pembanding

Metode statistic

Metode Pemakaian Diagram

1. Metode kapal pembanding

Jika memakai metode ini maka harus dipilih suatu kapal pembanding. Kapal

pembanding ini harus merupakan jenis yang sama dengan jenis kapal yang akan

dibuat. Selain itu, ukuran utama dan kecepatan kapal pembanding tersebut harus

tidak jauh berbeda dengan kecepatan yang akan dibuat. Salah satu contoh metode

kapal pembanding adalah metode Froude.

Langkah – langkah penentuan daya dengan menggunakan metode Froude :

Menentukan skala yang akan digunakan untuk membuat model kapal (

Memebuat model kapal yang sesuai dengan skala.

Menguji model kapal sehingga memperoleh nilai tahanan total model (RTm)

Menghitung tahanan gesek model kapal (Rfm) dengan rumus matematis

sebagai berikut :

Rfm = fm x Sm x vm1.825

Dimana :

fm = koefisien model percobaan Froude

Sm = watted surface area

vm = kecepatan model kapal

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

16 Proposal Tugas Akhir

Menghitung tahanan sisa ( Rsm )

Rsm = RTm - Rfm

Menghitung tahanan gesek kapal yang akan dibuat ( Rsk )

Rsk = Rsm x

Menghitung tahanan gesek kapal yang akan dibuat ( Rfk )

Rfk = fk x Sk x vk1.825

Menghitung tahanan total kapal yang akan dibuat ( RTk )

RTk = Rfk + Rsk + Ra + Rw

Menentukan daya kapal ( EHP )

EHP = RTk x vs

2. Metode statistic

Apabila memakai metode statistic maka data propulsi dari seperangkat

kapal dikumpulkan dan dipelajari statistiknya. Hasilnya dapat diberikan berupa

program untuk perhitungan atau seperangkat diagram yang menyatakan daya

sebagai fungsi dari, mungkin, koefisien blok, displasemen, dan rasio panjang

displasemen.

3. Metode Pemakaian Diagran

Banyak diagram dan rumus untuk menentukan daya efektif kapal dalam

perencanaan awal yang telah dipublikasikan. Di antara yang pertama adalah

diagram yang dipublikasikan oleh Speed and Power of Ship oleh Taylor. Dalam

siagram tersebut tahanan sisa tiap ton displasemen diberikan sebagai fungsi rasio

panjang-kecepatan. Yang kedua adalah ublikasi Ship resistance oleh Guldhammer

dan Harvald (1965, 1974). Mereka berupaya mengumpulkan sebagian besar dari

data uji berbagai publikasi yang penting untuk kapal niaga.

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

17 Proposal Tugas Akhir

BAB III

METODOLOGI

Proses pengerjaan tugas akhir ini dapat digambarkan seperti pada flowchart berikut

START

Identifikasi Lapangan

dan Perumusan

Masalah

Pengumpulan Data

Kapal di Lapangan

Data Teknis

Kapal

Studi Literatur

Mengenai Rumusan

Masalah Untuk

Melakukan Desain

ulang

Wawancara

Buku

Internet

Data Yang

Dibutuhkan

Lengkap?

Tidak

Ya

Menentukan Dimensi

Utama Kapal Ikan

Desain Ulang Kapal

Ikan

Pembuatan laporan

End

Kesimpulan Dan Saran

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

18 Proposal Tugas Akhir

1. Identifikasi lapangan dan perumusan masalah

Pada tahap mengidentifikasi lapangan , yaitu mengidentifikasi masalah-

masalah kapal ikan yang terjadi didaerah Brondong, Lamongan. Masalah yang

terjadi adalah bentuk kapal yang mempunyai koefisien blok (cb) yang besar. Hal ini

akan berpengaruh terhadap tahanan dan juga konsumsi bahan bakar yang besar.

Akan tetapi muatan yang didapat tidak sebanding volume ruang muat yang besar.

Oleh sebab itu, perlu adanya desain kapal ikan yang lebih efisien.

2. Pengumpulan data kapal di lapangan

Pengumpulan data kapal (data teknis kapal) dilakukan dengan bertanya

langsung ke nelayan-nelayan yang ada disana. Data teknis kapal antara lain ukuran

utama kapal, konsumsi bahan bakar, rute dan radius pelayaran, jumlah ABK, cara

penangkapan ikan dll.

3. Studi literatur mengenai rumusan masalah untuk melakukan desain ulang

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari referensi-

referensi yang berasal dari buku, internet, wawancara serta konsultasi dengan dosen

pembimbing.

4. Menentukan dimensi utama kapal ikan

Penentuan dimensi utama kapal ikan mengacu terhadap permasalahan-

permasalahan yang ada.

5. Desain ulang kapal ikan

Dalam tahapan ini, perancangan ulang kapal ikan di daerah Brondong,

Lamongan menggunakan program autocad baik Lines Plan, Hidrostatik & Boujean

serta Rencana Umumnya.

6. Penyusunan laporan

Penyusunan laporan menggunakan program Microsoft Word sedangkan

perhitungannya mengunakan Microsoft Excel.

7. Kesimpulan dan saran

Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil pendesainan kapal ikan yang telah

dilakukan dan saran diberikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk

nelayan-nelayan di daerah Brondong, Lamongan dalam membuat kapal ikan.

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

19 Proposal Tugas Akhir

BAB IV

SISTEMATIKA TUGAS AKHIR

I. DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................

Abstrak.....................................................................................................................................

Daftar Isi. .................................................................................................................................

Table Daftar Kegiatan .............................................................................................................

BAB I. Pendahuluan ..............................................................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................

1.2 Permasalahan ...................................................................................

1.3 Pembatasan Masalah........................................................................

1.4 Tujuan Penulisan .............................................................................

1.5 Metode Penulisan.............................................................................

BAB II. Tinjauan Pustaka ......................................................................................................

BAB III. Metodelogi Penelitian ..............................................................................................

BAB IV. Analisa dan Pembahasan..........................................................................................

BAB V. Penutup.....................................................................................................................

V.1 Kesimpulan ...................................................................................

V.2 Saran ..............................................................................................

Daftar Pustaka ........................................................................................................................

Lampiran ................................................................................................................................

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

20 Proposal Tugas Akhir

II. RENCANA DAFTAR KEGIATAN

No. Rencana Kegiatan Bulan ke-

1 2 3 4 5 6

1 Survey Lapangan

2 Pengumpulan Data

3 Studi Literatur

4 Penentuan Dimensi Kapal

5 Perhitungan dan Penggambaran Rencana Garis

6 Perhitungan dan Penggambaran Grafik

Hidrostatik dan Bounjean

7 Perhitungan dan Penggambaran Rencana Umum

8 Pembuatan Laporan

III. DAFTAR PUSTAKA

Harvald, SV.AA.1983. Resistance and Propulsion of Ship. John Wiley&Sons,Inc

SSuuhhaarrddjjiittoo,, GGaagguukk..22000066.. DDeessaaiinn RReennccaannaa GGaarriiss..PPPPNNSS--IITTSS

SSuuhhaarrddjjiittoo,, GGaagguukk..22000066.. RReennccaannaa UUmmuumm..PPPPNNSS--IITTSS

Sutomo, Jusuf.1992. Tahanan dan Propulsi Kapal.Surabaya:Airlangga University

Press.

Yepian.2007. Potensi Laut Indonesia. http://blog.lautku.com/2007/09/21/potensi-laut-

indonesia/. Dikunjungi pada 24 juli 2009.

Yepian.2007. Jenis Kapal Ikan. http://blog.lautku.com/2007/09/21/Jenis-kapal-ikan/.

Dikunjungi pada 24 juli 2009.

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

21 Proposal Tugas Akhir

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

DESAIN ULANG KAPAL IKAN DI DAERAH BRONDONG

LAMONGAN

PENGUSUL: Tanda Tangan

1. Nama : Eka Widya A

NRP : 6107030011 .

2. Nama : Mistar Afandi

NRP : 6107030012 .

DAN DISETUJUI OLEH:

Calon Dosen Pembimbing I Calon Dosen Pembimbing II

Ir. Gaguk Suhardjito

NIP: 131 288 388

Ali Imron.ST.MT

NIP: 131 792 969

Calon Dosen Pembimbing III Calon Dosen Pembimbing IV

I Putu Sindhu A,ST,.MT

NIP: 132 127 157

I Putu Artha ,ST,.MT

NIP: 132 233 784

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

22 Proposal Tugas Akhir

Surabaya, 30 Juli 2009

Menyetujui,

Koordinator Tugas Akhir

Aang Wahidin,ST,.MT

NIP: 132 127 281

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

23 Proposal Tugas Akhir

LEMBAR PENETAPAN JUDUL

Berdasarkan presentasi pengusul dihadapan Team Evaluasi Tugas Akhir, maka:

JUDUL:

DESAIN ULANG KAPAL IKAN DI DAERAH BRONDONG LAMONGAN

PENGUSUL:

1. Nama : Eka Widya Agustiningsih

Nrp : 6107030011

2. Nama : Mistar Afandi

Nrp : 6107030012

Dinyatakan :

Diterima

Diterima dengan syarat

Ditolak

Diubah menjadi:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Surabaya,

Mengetahui, Team Evaluasi TA

Ketua Jurusan TBK Ketua

Ruddianto, ST,.MT. (……………………)

NIP: 132 127 156 NIP:

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Teknik Bangunan Kapal

2009

24 Proposal Tugas Akhir

LEMBAR PENGESAHAN

REVISI PROPOSAL TUGAS AKHIR

DESAIN ULANG KAPAL IKAN DI DAERAH BRONDONG LAMONGAN

DOSEN PENGUJI Tanda Tangan

1. Ir. Bambang Teguh S.,ST.MT

NIP : 131 651 421

2. I Putu Artha ,ST,.MT

NIP: 132 233 784

3. M. Afif Sobach, S.ST.

NIP : 132 206 162

4. Zuhri Noo,ST.

NIP : 131 792 973

5. Fais Hamzah, ST.,MT

NIP : 131 792 556

6. Ir. Risma Rustini A, MT

NIP : 132 134 721

7. Usman Dinat, ST.,MM

NIP : 131 792 976

Surabaya, Agustus 2009

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Jurusan TBK Koordinator Tugas Akhir

Ruddianto, ST.,MT Aang Wahidin,ST,.MT

NIP: 132 127 156 NIP: 132 127 281