desain rombong penjual makanan kaki lima sistem … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran...

15
1 DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM SEMI PRASMANAN Mochamad Burhan Islami Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147 ABSTRAK Desain rombong penjual makanan kaki lima sistem semi prasmanan sebagai sarana usaha untuk mengusung sistem pelayanan semi prasmanan dalam lingkup pedagang kaki lima. Hal ini dikarenakan keberadaan pedagang kaki lima sebagai ujung tombak perekonomian, terutama dalam bisnis makanan, memiliki pasar yang sangat besar. Sarana ini diharapkan mampu menjadi tren dan variasi baru di dalam dunia bisnis makanan, sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan dan kondisi makanan yang dihidangkan, kerapian dan nilai estetis pada bentuk rombong yang dipakai, serta memperbaiki image PKL sebagai salah satu alternatif usaha masyarakat untuk memajukan perekonomian di negeri ini. Permasalahan yang timbul ketika sistem semi prasmanan dihadirkan dalam konsep rombong pedagang kaki lima ini adalah masalah kapasitas makanan yang dihidangkan, ragam makanan yang bisa ditampilkan, kesegaran makanan yang dipajang, serta cara mengkomunikasikan kepada konsumen mengenai sarana ini. Berdasarkan hasil observasi, studi dan analisa yang telah dilakukan, desain rombong ini mengacu pada konsep yang Compact (ringkas), Preserve (mengawetkan), Fresh (segar/hangat) dan Interaktif (menunjang kemudahan interaksi antara penjual dan pembeli). ABSTRACT Design of street food vendor cart semi-buffet system as a medium to bring semi-buffet service within the scope of street vendors. Because of the presence of street vendors as the spearhead of the economic growth, especially in the food business, has a very large market. This facility is expected to become the new trend and variation in the food business world, so that can improve service quality and condition of food, elegance and aesthetic value in the form cart used, as well as improve the image of

Upload: danghuong

Post on 06-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

1

DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN

KAKI LIMA SISTEM SEMI PRASMANAN

Mochamad Burhan Islami

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS.

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147

ABSTRAK

Desain rombong penjual makanan kaki lima sistem semi prasmanan sebagai sarana

usaha untuk mengusung sistem pelayanan semi prasmanan dalam lingkup pedagang

kaki lima. Hal ini dikarenakan keberadaan pedagang kaki lima sebagai ujung tombak

perekonomian, terutama dalam bisnis makanan, memiliki pasar yang sangat besar.

Sarana ini diharapkan mampu menjadi tren dan variasi baru di dalam dunia bisnis

makanan, sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan dan kondisi makanan

yang dihidangkan, kerapian dan nilai estetis pada bentuk rombong yang dipakai, serta

memperbaiki image PKL sebagai salah satu alternatif usaha masyarakat untuk

memajukan perekonomian di negeri ini. Permasalahan yang timbul ketika sistem semi

prasmanan dihadirkan dalam konsep rombong pedagang kaki lima ini adalah masalah

kapasitas makanan yang dihidangkan, ragam makanan yang bisa ditampilkan,

kesegaran makanan yang dipajang, serta cara mengkomunikasikan kepada konsumen

mengenai sarana ini. Berdasarkan hasil observasi, studi dan analisa yang telah

dilakukan, desain rombong ini mengacu pada konsep yang Compact (ringkas),

Preserve (mengawetkan), Fresh (segar/hangat) dan Interaktif (menunjang kemudahan

interaksi antara penjual dan pembeli).

ABSTRACT

Design of street food vendor cart semi-buffet system as a medium to bring semi-buffet

service within the scope of street vendors. Because of the presence of street vendors

as the spearhead of the economic growth, especially in the food business, has a very

large market. This facility is expected to become the new trend and variation in the

food business world, so that can improve service quality and condition of food,

elegance and aesthetic value in the form cart used, as well as improve the image of

Page 2: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

2

street vendors as an alternative community efforts to improve economic growth in this

country. The problems that appear when the system is presented in street vendor cart,

this is about the capacity of the food being served, the variety of foods that can be

displayed, the food freshness that displayed, and the way of communicating to

consumers about this facility. Based on the result of the observation, also study and

analysis has been done, the cart design refers to the concept of a “Compact” (closely

or neatly package together), “Preserve” (retain a quality and condition), Fresh (warm)

and Interactive (ease of interaction between buyer and seller).

KATA KUNCI Compact, Preserve, Fresh, Interactive

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peluang bisnis makanan dan minuman di Indonesia yang didukung oleh besarnya

pola konsumtif masyarakat Indonesia merupakan peluang bisnis yang bagus bagi

para pengusaha makanan.

Gambar 1: Peluang bisnis di Indonesia 20081

Pedagang kaki lima (PKL) bisa dikatakan sebagai salah satu alternatif usaha bagi

masyarakat perkotaan. Mengingat konsep usahanya tidak terlalu rumit, tetapi sangat

bervariasi. Saat ini keberadaan PKL juga lebih teratur dan terjamin dengan adanya

peraturan daerah, contohnya di kota Surabaya.Pada tahun 2003 Pemerintah Kota

(Pemkot) Surabaya menentukan kebijakan mengenai pelaku usaha dan pedagang,

khususnya PKL, dengan tujuan menertibkan keberadaan para pelaku usaha tersebut

dalam melakukan aktivitasnya di kota Surabaya. Aturan-aturan yang berkaitan dengan

1 www.wartaekonomi.com : peluang bisnis di Indonesia tahun 2008

Page 3: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

3

sarana jual diatur dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 17 Tahun 2003

mengenai Pedagang Kaki Lima, Berikut kutipan dalam peraturan daerah :

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

. . . . .

6. Pedagang Kaki Lima, yang selanjutnya dapat disingkat PKL adalah

pedagang yang menjalankan kegiatan usahanya dalam jangka

waktu tertentu dengan mempergunakan sarana atau perlengkapan

yang mudah dipindahkan, dibongkar pasang dan mempergunakan

lahan fasilitas umum sebagai tempat usahanya. 2

Selain ditetapkan dan diatur oleh pemerintah kota setempat, para PKL juga

mendapatkan binaan dan fasilitas untuk mengembangkan usahanya, ada beberapa

kawasan di Surabaya yang secara legal dijadikan sentra PKL 3 :

Gambar 2 : Lokasi PKL Binaan Di Surabaya

Pasar yang dituju oleh PKL juga sangat besar karena mencakup hampir semua

lapisan masyarakat. Keunggulan lain dari PKL adalah keberadaannya mudah dihafal

serta biaya pengadaan dan perawatan yang relatif murah.

Ditinjau dari beberapa aspek, bermain pada bisnis usaha makanan membutuhkan

kreativitas agar tidak kalah dalam persaingan di lingkup usaha skala kecil ini. Oleh

sebab itu, desain ini dibuat untuk mengembangkan kreativitas dalam menjawab

tantangan persaingan dalam bisnis makanan kaki lima. Namun ada beberapa hal

2 Peraturan Daerah Kota Surabaya No 17 tahun 2003, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, ayat 6.

3 Majalah Gapura edisi Februari 2008

Page 4: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

4

Gambar 3 : Contoh Sarana Jual Berupa Rombong

yang melatar belakangi ini semua, antara lain kondisi sosial budaya. Seiring dengan

meningkatnya perkembangan budaya, terjadi perubahan pola dan tatacara kehidupan

yang cenderung mencari kepuasan dengan lebih mudah dan cepat. Contohnya

adalah banyak bermunculan minimarket dan supermarket, yang dirancang agar

memudahkan konsumen untuk memilih barang yang hendak dibeli. Karena pada

dasarnya barang yang dijual diletakkkan pada suatu etalase yang mudah dilihat dan

diambil oleh konsumen dengan tujuan agar konsumen semakin tertarik untuk

membeli. Hal ini juga merangsang pola konsumtif masyarakat termasuk dalam

kaitannya denga budaya makan. Budaya seperti ini coba ditawarkan dalam bisnis

makanan yang berupa konsep makan prasmanan, contohnya pada restoran-restoran

terkemuka yang menggunakan sistem semi prasmanan.

Selain itu beragamnya makanan yang bisa dihidangkan dengan sistem prasmanan,

sehingga konsumen dapat melihat langsung menu-menu yang ditawarkan oleh

penjual makanan, dann kemudian memilih menu yang telah dihidangkan pada display.

Mengenai pemilihan jenis sarana jual yang dipakai, berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Surabaya No. 17 Tahun 2003 mengenai Jenis Sarana jual yang dipakai

pedagang kaki lima dalam menjalankan usahanya, dengan ketentuan :

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

. . . . .

11. Alat peraga PKL adalah alat atau perlengkapan yang

dipergunakan oleh PKL untuk menaruh barang yang

diperdagangkan yang mudah dipindahkan dan dibongkar

pasang, misalnya gerobak dengan dilengkapi roda.4

Dari ketentuan itu, maka dipilihlah rombong (gerobak dengan roda) sebagai sarana

jual yang dipakai dalam penelitian ini.

4 Peraturan Daerah Kota Surabaya No 17 tahun 2003, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, ayat 11.

Page 5: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

5

Tujuan

Mendesain rombong yang dapat mengakomodasi penjualan makanan dengan sistem

penyajian secara semi prasmanan dalam lingkup pedagang kaki lima.

Masalah

Masalah yang diangkat dari makalah ini adalah : bagaimana sebuah konsep semi

prasmanan dihadirkan dalam sebuah sarana jual makanan berupa rombong dalam

lingkup pedagang kaki lima. Ada banyak aspek yang bertabrakan dan perlu

diselesaikan, berkaitan dengan kapasitas, kebersihan dan kesehatan, estetika, serta

sistem penyajian makanan prasmanan yang dituntut selalu fresh dan memiliki

kestabilan suhu karena dipajang secara terus menerus. Selain itu bagaimana

komunikasi, interface dan branding yang sesuai, untuk menunjang nilai jual dari

produk ini.

METODE PENDEKATAN

Metode Analisis

• Menggunakan metode komparatif, yaitu dengan membandingkan hasil pengamatan

dan penelitian antara rombong PKL dengan konsep semi prasmanan yang

disimpulkan dari beberapa analisa.

• Metode deduktif, yaitu data-data yang diperoleh dari hasil observasi maupun

wawancara dikumpulkan dan diamati untuk kemudian ditarik kesimpulan yang

selanjutnya diterapkan ke dalam perancangan produk untuk memecahkan

masalah.

Metode Konsep Desain

Konsep desain yang ditekankan adalah kesesuaian desain rombong untuk

memfasilitasi penjual makanan dengan cara semi prasmanan terhadap segmentasi,

jenis usaha, budaya/ kebiasaan yang ada dan berkembang, dan image yang

diharapkan. Kesesuaian image rombong ini dapat diidentifikasi dari bentuk display

dan sistem storage yang dibawanya. Pengaruh sistem display dan konfigurasi barang

yang dibawa tersebut berperan besar pada kenyamanan sirkulasi dan kualitas

pelayanan sehingga dapat menjadi daya tarik bagi calon konsumen.

Page 6: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

6

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari konsumen sebagai sumber informasi

melalui wawancara langsung, dalam hal ini melalui diskusi dua arah.

� Wawancara

Sasaran interview :

• Masyarakat yang suka makan di luar rumah.

• Pemilik restoran dengan konsep semi prasmanan

• Pihak pedagang kaki lima penjual makanan.

• Pihak stakeholder yang memanfaatkan sistem prasmanan pada rombong

yang akan dibuat ini.

• Pihak terkait yang dapat dipercaya sebagai sumber data.

� Observasi

Dilakukan langsung pada area PKL binaan PEMKOT Surabaya yang telah

mendapatkan ijin resmi berdagang di wilayah tersebut dan lokasi yang

merupakan tempat strategis bagi penjual makanan kaki lima. Juga pada

keinginan masyarakat mengenai konsep pelayanan makanan pada lingkup kaki

lima serta kebutuhan akan sistem semi prasmanan. Observasi bertujuan untuk

mendapatkan gambaran permasalahan dengan mengamati fakta / bukti secara

langsung.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil analisis terhadap data-data

yang mendukung oleh peneliti. Data-data tersebut termasuk data dari jurnal,

internet, surat kabar, hasil penelitian seorang ahli, dan laporan-laporan.

Metode Studi dan Analisa

Studi dan Analisis data bertujuan untuk melengkapi dan mengolah data primer yang

telah diperoleh melalui wawancara, kuisioner dan observasi terhadap stake holder

yang berhubungan langsung dengan sarana bantu jual pkl minuman ini.

Berikut ini adalah data objective tree dari beberapa permasalahan umum desain

rombong pedagang kaki lima yang merupakan dasar atau penuangan ide dan

pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain.

Page 7: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

7

PEMBAHASAN

Langkah awal penelitian ini dimulai dari pembahasan analisa pasar yang bertujuan

untuk mengetahui pasar yang akan dituju, stakeholder yang berkaitan, serta

mengetahui perilaku target konsumen yang akan memakai produk ini. Pada tahap

selanjutnya adalah pengkajian studi awal yang terbagi dalam beberapa analisa yang

harus dilakukan untuk mendesain sebuah rombong penjual makanan secara

prasmanan, meliputi antara lain :

Analisa aktifitas yang bertujuan untuk mengetahui aktifitas apa saja yang dilakukan,

baik oleh penjual maupun pembeli dari ketika penjual mensetting rombong hingga

membereskan semua peralatan dan persiapan pulang, Hal ini kemudian diperlukan

untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan apa saja untuk mendukung

aktifitas dari penjual sebagai acuan tahap awal pengembangan konsep pada produk.

Gambar 4: Objectives tree

Page 8: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

8

Display

Tempat Piring & Sendok

Tempat Cuci

Tempat Masak & LPG

Tempat Sampah

Tempat Uang

harus dekat

berhubungan

dua aktifitasterpisah

tidak berhubungan

Tempat Panci & Penggorengan

Gambar 7 : Komponen Pada Rombong

Pada studi berikut memiliki beberapa rangkaian proses aktifitas yaitu Pembahasan

pada aktifitas Pedagang kaki Lima (PKL) terbagi atas tiga tahap yaitu tahap PRA,

SEDANG, dan PASCA.

Hasil pada analisa ini adalah rangkaian aktifitas utama dan konsep awal rombong

yang berisi kebutuhan dan komponen yang diperlukan untuk memfasilitasi penjual dan

pembeli.

Mempersiapkan tempat

Menata makanan

menyiapkan peralatan

Menunggu sambil memandu pembeli memilih makanan atau

yang memesan makanan

Melakukan

Membereskan

transaksi dengan

pembeli

Membersihkanperalatan & perlengkapan

2

1

3

4

& Tenda

5

6

-PRA-

-Pasca-

-SEDANG-

Gambar 5 : Bagan Keseluruhan Aktivitas Penjual

Mengambil piring dan sendok

MemilihLauk- pauk

Mengambil Nasi

Menunjukkan pada penjual

dan melakukan transaksi pembayaran

MengambilKuah/Sayur

MengambilSaus/Bumbu

2

1

3

4

Gambar 6 : Bagan Aktivitas Pembeli

Page 9: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

9

Selanjutnya adalah menganalisa sifat, konfigurasi, dan volume barang yang dibawa,

serta kesimpulan kebutuhan dari analisa aktivitas mengenai penyajian makanan

secara semi prasmanan, sehingga menghasilkan konfigurasi komponen peralatan,

sirkulasi, serta dimensi awal rombong.

Berikut bagan sirkulasi aktivitas yang harus dilakukan oleh pembeli dan diamati oleh

penjual :

Berikut ukuran dimensi awal rombong berdasarkan luasan hasil studi volume :

Membayar

Pesan

minuman

Tempat

piring

Tempat

nasi/lontong

Tempat

sayur/maka-

nan berkuah

Tempat

Lauk-pauk Saus atau

sambal

(bumbu) Tempat

makan

Gambar 8 : Sirkulasi Aktivitas

Gambar 11 : Dimensi Awal Rombong

50cm

175cm

60-70cm

p x t l x t

1.65 m

1.65 m

0.3 m

0.3 m

0.4 m

0.2 m

p x t l x t

1.63 m 1.63 m 0.5 m 0.5 m

0.2 m

0.4 m

Gambar 9 : Luasan Top Table

Gambar 10 : Luasan Storage

Page 10: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

10

Selanjutnya adalah studi ergonomi, untuk mengetahu ukuran dasar produk secara

keseluruhan dibandingkan dengan kaidah-kaidah ilmu ergonomi, yang meliputi studi

ukuran dan antrophometri.

Pada tahap selanjutnya adalah pengkajian studi aspek teknis yang meliputi Studi

Struktur, Studi Sistem dan Mekanisme untuk mengetahui fungsi teknis yang akan

diterapkan pada rombong, serta Studi dan Analisa Material untuk memilih bahan yang

akan diaplikasikan pada masing-masing komponen rombong.

Sampai sejauh ini didapatkan alternatif-alternatif desain yang bisa dijadikan

perbandingan rancangan pada tahap akhir penelitian. Berikut beberapa alternatif yang

muncul :

Tahap terakhir penelitian ini adalah pengkajian estetika yang membahas elemen

estetis yang akan diterapkan pada rombong yang meliputi studi bentuk dan warna

disinkronisasikan dengan image semi prasmanan.

Ukuran minimal aktivitas di bawah

25cm

60-70cm

Ketinggian arealuntuk memasak

85cm

Minimal

Ketinggian maksimalprecision work : 106,7 cm

100cm

106cmMaksimal

• tinggi meja maksimal untuk penyediaan makan : maksimal 106 cm

Gambar 12 : Pengkajian Ukuran Dasar Rombong dengan Aspek Ergonomi

Gambar 13 : Alternatif Desain

Page 11: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

11

Gambar 14 : Pengkajian Studi Bentuk

Gambar 15 : Pengkajian Studi Warna

Page 12: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

12

HASIL

Bab ini merupakan kesimpulan dari seluruh proses analisa dan studi desain yang

disesuaikan dengan konsep desain dan mengacu pada batasan desain yang telah

ditetapkan diawal.

Konsep desain yang diambil adalah :

Compact : Bentuk rombong yang kompak dengan sistem operasional

yang ringkas.

Preserve & Fresh : Keunggulan desain ini dengan fasilitas food storage dan

food display yang memiliki sistem pemanas untuk menjaga

kestabilan temperatur makanan yang dibawa agar tetap

awet, segar (hangat).

Gambar 17 : Konsep ”Preserve & Fresh”

Gambar 16 : Konsep ”Compact”

Page 13: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

13

Interactive : Desain dengan fasilitas yan mengacu pada konsep semi

prasmanan yang mengutamakan kemudahan interaksi

antara penjual dan pembeli.

Untuk menunjang fungsi produk sebagai sarana untuk menjaul beragam jenis

makanan, maka produk ini bisa diberikan warna-warna yang berbeda disesuaikan

dengan jenis makanan yang dijual.

Gambar 16 : Konsep ”Interactive”

Gambar 17 : Alternatif Warna

Page 14: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

14

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Pengusungan konsep semi prasmanan pada sebuah rombong dalam lingkup

pedagang makanan kaki lima, sehingga dapat menciptakan sebuah sarana

baru untuk menjawab persaingan di bidang bisnis makanan.

2. Telah dirancang sebuah rombong yang dapat mengakomodasi kebutuhan

penjual makanan dalam menghadirkan konsep semi prasmanan yang ringkas

dan mengusung cara berinteraksi yang baik antara penjual dan pembeli.

3. Dengan rancangan rombong ini, diharapkan makanan yang disajikan dapat

lebih awet, segar, dan hangat seperti pada konsep makan prasmanan.

Saran

1. Hasil perancangan tugas akhir ini diharapkan dapat diterapkan langsung

untuk berjualan makanan dengan cara mendisplay berbagai menu makanan

sehingga dapat dipilih langsung oleh konsumen.

2. Untuk rencana kedepan dikembangkan bentuk desain rombong yang lebih

baik dalam penyampaian (interface) kepada konsumen mengenai konsep

semi prasmanan yang diusung.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU Dreyfuss, H. 1960, The Measure Of Man Human Factor in Design. New York :

Whitney Publication. Panero, J. 1978, Human Dimension And Interior Space, New York : The Whitney

Library Of Design. Sarjono, Agung B. 2005. Menyiasati Ruang Sempit, Jawa Tengah : PT Trubus

Agriwidya. Ulrich, Karl T. and Steven D. Eppinger. 2001. Perancangan dan Pengembangan

Produk. Jakarta : Salemba Teknika. LAPORAN PAPER/STUDI Aritonang, Bell M. 2008. Laporan Tugas Akhir, “ Redesain Sarana Bantu Jual PKL

STMJ Dengan Brand Image “Tempo Dulu” “ Surabaya : Desain Produk Industri, ITS

Nugraha, Adhi P. 2010. Laporan Tugas Akhir, “ Desain Sarana Jual Minuman Es

Campur Dan Sejenis Dengan Sistem Jual Waralaba ” Surabaya : Desain Produk Industri, ITS

Page 15: DESAIN ROMBONG PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA SISTEM … · penjual makanan, dann kemudian ... pemikiran untuk menemukan karakteristik dari rombong yang akan didesain. 7 ... Selanjutnya

15

Sumitro, Handy O. 2008. Laporan Tugas Akhir, “ Desain Sistem Fasilitas Pedagang

Kaki Lima (PK5) bagi penjual Makanan setengah siap saji ” Surabaya : Desain Produk Industri, ITS

REFERENSI LAIN Guidelines for Construction and Operation of Food Display or Dispensing Units.

Manual Book State of Wisconsin Departments of Health & Family Services, Agriculture, Trade & Consumer Protection. 2001

Pedagang Kaki Lima (PK5). Peraturan Daerah Kota Surabaya No.17. Surabaya.

2003 Sumber Data. Bappeko (Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota) Surabaya.

2008

MEDIA ONLINE / INTERNET

http://houseofculinaire.com

http://www.elsevier.com

http://www.richmondau.com

http://www.surabaya.go.id

http://www.wartaekonomi.com

http://www.wikipedia.com