desain perangkat pembelajaran kimia pokok materi … filedesain perangkat pembelajaran kimia pokok...

12
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikan dengan Strategi Peta Konsep ... Vol. 6, No. 1, Nov 2016 Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya ISSN : 2089-1776 1184 DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Khasanah 1) , Mohamad Nur 2) , Suyatno 3) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya 2), 3) Dosen Pascasarjana Prodi Pendidikan Sains Univesrtitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan perangkat pembelajaran model pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan strategi peta konsep dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta Utara pada materi pokok titrasi asam basa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian desain perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang didesainkan, meliputi: RPP, LKS, BAS, danTHB, dengan menggunakan model desain perangkat Dick & Carey serta rancangan uji coba perangkat yang digunakan adalah One Group Pre-test and Post-test Design. Teknik analisis yang dikembangkan adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) validasi RPP berkategori sangat baik, validasi LKS dan BAS berkategori baik, serta validasi soal tes berkategori valid, keterbacaan BAS 82% merespon positif dan keterbacaan LKS 76% merespon positif (2) Keterlaksanaan RPP berkategori sangat baik, aktivitas siswa berkategori sangat baik, kendala-kendala yang dialami pada saat penelitian, meliputi: pelaksanaan KBM memerlukan waktu yang lama, ada siswa yang memecahkan alat, dan kurang aktif dalam praktek pada pertemuan ke dua (3) respon siswa terhadap pembelajaran berkategori sangat baik, ketuntasan aspek pengetahuan 89,47% dan ketuntasan aspek keterampilan proses sains 86,84%. Siswa mengalami peningkatan hasil belajar aspek pengetahuan 84,21% berkategori tinggi, dan 15,79% berkategori sedang, sedangkan untuk aspek keterampilan proses sains 42,11% berkategori tinggi dan 57,89% berkategori sedang. Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran kimia materi pokok titrasi asam basa menggunakan model pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan strategi peta konsep layak dan dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, Titrasi Asam Basa, Model Pembelajaran Inkuiri, Strategi Peta Konsep, Hasil Belajar. Abstract: This study aimes to describe the validity, practicality and effectiveness of the device learning inquiry models that are integrated with the concept maps strategy in an effort to improve aspects of knowledge and science process skills of students SMAN 1 North Sangatta on titration acid base topic. Learning materials developed include: lesson plans, student worksheet, student book, and achievement test. This design research is developmented research using Dick & Carey with the tryout of the teaching materials used one group pre test and post test design. The analysis technique used is descriptive quantitative and qualitative descriptive. the results showed that (1) validation leson plans quite well category, student worksheet , and student book good enough category, item test is generally valid, and legibility of student book 76% responded positively legibility, student worksheet 82% responded positively (2) lesson plans category quite well, student activities categorized well, and constraints experienced during the study include: the implementation of the Teaching and learning Activities require a long time, there are students who break the tool and less active at the meeting to two, (3) student response categorized excellent learning, mastery of the knowledge aspect of 89.47%, completeness aspect of science process skills 86.84%. Students experiencing learning outcome aspects of knowledge 84,21% higher category. Based on the result of the development of chemistry learning package main material acid base titration using the inquiry model integrated with concept maps strategy produced was feasible so it can be used in learning to improve student learning outcomes. Keywords : Learning Package, Acid-Base Titration, Inquiry Model, Strategy Concept Maps, and Learning Outcomes. I. PENDAHULUAN Pendidikan Nasional abad XXI bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat Indonesia yang sejahtera, bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BNSP, 2010). Tujuan pendidikan tersebut tidak akan terwujud tanpa

Upload: ngothu

Post on 08-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1184

DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOKMATERI TITRASI ASAM BASA DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN INKUIRI YANG DIINTEGRASIKANDENGAN STRATEGI PETA KONSEP UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Khasanah1), Mohamad Nur 2), Suyatno 3)

1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya2), 3)Dosen Pascasarjana Prodi Pendidikan Sains Univesrtitas Negeri Surabaya

E-mail: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan perangkat pembelajaran modelpembelajaran inkuiri yang diintegrasikan dengan strategi peta konsep dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar aspekpengetahuan, dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta Utara pada materi pokok titrasi asam basa. Jenispenelitian ini merupakan penelitian desain perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang didesainkan, meliputi: RPP,LKS, BAS, danTHB, dengan menggunakan model desain perangkat Dick & Carey serta rancangan uji coba perangkat yangdigunakan adalah One Group Pre-test and Post-test Design. Teknik analisis yang dikembangkan adalah deskriptif kuantitatifdan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) validasi RPP berkategori sangat baik, validasi LKS dan BASberkategori baik, serta validasi soal tes berkategori valid, keterbacaan BAS 82% merespon positif dan keterbacaan LKS 76%merespon positif (2) Keterlaksanaan RPP berkategori sangat baik, aktivitas siswa berkategori sangat baik, kendala-kendala yangdialami pada saat penelitian, meliputi: pelaksanaan KBM memerlukan waktu yang lama, ada siswa yang memecahkan alat, dankurang aktif dalam praktek pada pertemuan ke dua (3) respon siswa terhadap pembelajaran berkategori sangat baik, ketuntasanaspek pengetahuan 89,47% dan ketuntasan aspek keterampilan proses sains 86,84%. Siswa mengalami peningkatan hasil belajaraspek pengetahuan 84,21% berkategori tinggi, dan 15,79% berkategori sedang, sedangkan untuk aspek keterampilan proses sains42,11% berkategori tinggi dan 57,89% berkategori sedang. Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwaperangkat pembelajaran kimia materi pokok titrasi asam basa menggunakan model pembelajaran inkuiri yang diintegrasikandengan strategi peta konsep layak dan dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, Titrasi Asam Basa, Model Pembelajaran Inkuiri, Strategi Peta Konsep, Hasil Belajar.

Abstract: This study aimes to describe the validity, practicality and effectiveness of the device learning inquiry models that areintegrated with the concept maps strategy in an effort to improve aspects of knowledge and science process skills of studentsSMAN 1 North Sangatta on titration acid base topic. Learning materials developed include: lesson plans, student worksheet,student book, and achievement test. This design research is developmented research using Dick & Carey with the tryout of theteaching materials used one group pre test and post test design. The analysis technique used is descriptive quantitative andqualitative descriptive. the results showed that (1) validation leson plans quite well category, student worksheet , and studentbook good enough category, item test is generally valid, and legibility of student book 76% responded positively legibility,student worksheet 82% responded positively (2) lesson plans category quite well, student activities categorized well, andconstraints experienced during the study include: the implementation of the Teaching and learning Activities require a long time,there are students who break the tool and less active at the meeting to two, (3) student response categorized excellent learning,mastery of the knowledge aspect of 89.47%, completeness aspect of science process skills 86.84%. Students experiencinglearning outcome aspects of knowledge 84,21% higher category. Based on the result of the development of chemistry learningpackage main material acid base titration using the inquiry model integrated with concept maps strategy produced was feasible soit can be used in learning to improve student learning outcomes.

Keywords : Learning Package, Acid-Base Titration, Inquiry Model, Strategy Concept Maps, and Learning Outcomes.

I. PENDAHULUANPendidikan Nasional abad XXI bertujuan untuk

mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakatIndonesia yang sejahtera, bahagia, dengan kedudukanyang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam

dunia global, melalui pembentukan masyarakat yangterdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitupribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuanuntuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BNSP, 2010).Tujuan pendidikan tersebut tidak akan terwujud tanpa

Page 2: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1185

adanya peran serta dari seluruh mayarakat Indonesia.Saat ini masih banyak permasalahan yang terjadi dalamdunia pendidikan bangsa Indonesia. Salah satupermasalahan pendidikan yang dihadapi bangsaIndonesia saat ini adalah rendahnya mutu pendidikanpada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnyapada pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upayatelah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikannasional.

Namun demikian berbagai indikator pendidikanbelum menunjukkan peningkatan yang merata.Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkanpeningkatan mutu pendidikan yang cukupmenggembirakan, namun sebagian yang lainnya masihmemprihatinkan (Poerwati, 2013). Kendala lain yangdihadapi bangsa Indonesia dalam dunia pendidikanadalah mengalami kemerosotan pendidikan diakibatkanoleh hilangnya karakter bangsa Indonesia (Muin, 2011).Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutupendidikan di Indonesia adalah dengan memperbaikisistem kurikulum (Rahayu, dkk., 2013). Sangatlahwajar, jika pemerintah memunculkan Kurikulum 2013yang menitik beratkan pada pendidikan karakter bangsadan pendekatan saintifik.

Banyak guru yang menerapkan model pembelajarankonvensional berakibat nilai sains siswa menurun. Halini berdasarkan survai TIMSS tahun 2011menempatkan siswa Indonesia berada di posisi skalarata-rata 402 untuk domain kognitif knowing (turun 23skala dibandingkan tahun 2007), 398 untuk applying(turun 24 skala), dan 413 untuk reasoning (turun 17skala). Sementara itu berdasarkan laporan yangdikeluarkan oleh Programme for International StudentAssesment (PISA) tahun 2009 yang dinyatakan bahwasekitar 65% peserta dari Indonesia tidak mencapai level2 dalam kemampuan sains. Tingkatan tersebutmensyaratkan penggunaan pengetahuan sains yangmemadai untuk memberikan penjelasan yang masukakal dalam konteks yang familiar atau menarikkesimpulan berdasarkan penyelidikan sederhana(Fleischman, 2010).

Sidi (2000) berpendapat bahwa banyakpermasalahan ditemukan dalam pendidikan kimia dilapangan, seperti rendahnya nilai kimia baik padaulangan harian, ulangan umum, rapor, maupun NEM.Hal ini menunjukkan betapa sulitnya materi kimiadipelajari siswa. Beberapa faktor yang diduga menjadipenyebab semua itu adalah kemampuan awal siswa,kompetensi guru, bahan ajar, serta sarana prasaranapendukungnya.

Lynch (1980), Nakhleh (1992) menyatakan bahwabeberapa hal yang diduga menyebabkan kurangnyapenguasaan konsep materi pelajaran kimia, yaitu (1)siswa sering belajar dengan cara menghafal tanpa

membentuk pengertian terhadap materi yang dipelajari,(2) materi pelajaran yang diajarkan memiliki konsepmengambang, sehingga siswa tidak dapat menemukankunci untuk mengerti materi yang dipelajari, (3) tenagapengajar (guru) mungkin kurang berhasil dalammenyampaikan kunci terhadap penguasaan konsepmateri pelajaran yang sedang diajarkan. Berbagaiparadigma permasalahan dalam pembelajaran kimia iniharus dapat dipecahkan oleh pendidik yang notabenadalah guru kimia, maka dari itu sudah selayaknya guruharus membuat suatu inovasi pembelajaran yang dapatmembantu meningkatkan mutu pendidikan,

Llewellyn (2005) dalam NRC (1996) yangmenyatakan bahwa inkuiri adalah suatu kegiatan yangmelibatkan banyak hal dalam melakukan pengamatan,yakni: mengajukan pertanyaan, memeriksa sumberbuku dan sumber informasi lain sebagai sumberlandasan untuk membuktikan hasil percobaan,menggunakan alat dan bahan percobaan untukmengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasidata, mengajukan jawaban, penjelasan dan prediksi danmengkomunikasikan hasil. Inkuiri memerlukanidentifikasi asumsi, penggunaan pemikiran kritis danlogis dan pertimbangan akan penjelasan-penjelasanalternatif.

Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satumodel pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum2013 untuk pembelajaran sains di sekolah menengahkhususnya SMA program IPA. Penerapan pembelajarandengan model inkuri tidaklah mudah, melainkanmelalui suatu kendala. Adapun salah satu kendala yangterjadi dalam menerapkan model pembelajaran inkuiriini adalah lamanya waktu yang digunakan dalam prosespembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ariadi(2010) bahwa model pembelajaran inkuiri memerlukanjumlah jam pelajaran kelas yang banyak dan juga waktudi luar kelas.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan modelinkuiri dengan waktu yang relatif singkat dapatmenyebabkan konsep pengetahuan yang diterima siswakurang maksimal, untuk mengatasi kendala ini makamodel inkuiri perlu diintegrasikan dengan strategipembelajaran lain. Salah satu upaya untukmemantapkan konsep yang telah diperoleh siswa dalammodel pembelajaran inkuiri adalah denganmengintegrasikan dengan strategi peta konsep.

Dahar (1988) menyatakan 4 manfaat yangdiperoleh siswa jika belajar dengan strategi petakonsep, yaitu: (1) strategi peta konsep dapat digunakanuntuk menyelidiki konsep yang telah dimiliki siswaagar dalam proses belajar yang akan dipelajarinya lebihbermakna, (2) peta konsep berfungsi untuk menolongsiswa dalam memahami pelajaran dalam suatu babmateri yang dipelajari, (3) peta konsep dapat

Page 3: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1186

mengungkapkan konsep yang salah terjadi pada siswa,(4) peta konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi.

Hasil penelitian Wahyudi (2013) menunjukkanbahwa hasil belajar fisika siswa yang belajarmenggunakan inkuiri terbimbing yang dipadu denganpeta konsep lebih tinggi daripada hasil belajar siswayang belajar menggunakan pembelajaran inkuiriterbimbing saja, sedangkan hasil penelitian Adi, dkk.(2012) menjelaskan bahwa kelompok siswa yangbelajar mengikuti model pembelajaran inkuiriterbimbing berbantuan teknik peta konsepmenunjukkan pemahaman konsep yang lebih baikdibandingkan dengan siswa yang belajar mengikutimodel pembelajaran konvensional pada siswa kelas VSD Kaliasem terhadap pemahaman konsep IPA.Sementara itu penelitian Saptorini (2008) menunjukkanbahwa guru yang memiliki pemahaman tentang modelinkuiri yang rendah berdampak pada kemampuan siswadi dalam membuat peta konsep juga rendah.Berdasarkan penelitian di atas menunjukkan bahwapembelajaran inkuiri terbimbing yang diintegrasikandengan strategi peta konsep memiliki pengaruh positifterhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan analisis hasil angket siswa kelas XIISMAN 1 Sangatta Utara tahun ajaran 2014/2015 danhasil pengalaman mengajar peneliti menunjukkanbahwa materi pokok titrasi asam basa dianggapsulit.walaupun metode eksperimen telah digunakan.Pembenahan pada pembuatan perangkat pembelajaran,pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi mutlakdilakukan peneliti untuk membantu kesulitan siswa ini.Nieveen (1999) berpendapat ada 3 cara yang dapatditempuh oleh guru kimia untuk memperbaikikelayakan suatu perangkat pembelajaran yang akandigunakan dalam PBM di sekolah, yaitu mencakupkevalidan perangkat pembelajaran, kepraktisanperangkat pembelajaran, dan keefektifan perangkatpembelajaran. Berdasarkan latar belakang kesulitanbelajar siswa pada materi pokok titrasi asam basa danbeberapa hasil temuan penelitian oleh para penelitisebelumnya serta teori di atas maka peneliti tertarikuntuk melakukan penelitian tentang inovasi pendidikandalam pembelajaran kimia, yaitu denganmengembangkan suatu perangkat pembelajaran kimiadengan judul penelitian “Desain perangkatpembelajaran kimia pada materi pokok titrasi asam basadengan menggunakan model pembelajaran inkuiri yangdiintegrasikan dengan strategi peta konsep untukmeningkatkan hasil belajar siswa.”

II. METODE PENELITIANJenis penelitian ini adalah penelitian desain

perangkat pembelajaran kimia materi pokok titrasi asambasa menggunakan model inkuiri yang diintegrasikan

dengan strategi peta konsep. Perangkat pembelajarandidesain menggunakan model Dick & Carey. Perangkatyang didesain meliputi: Rencana PelaksaanPembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS),Buku Ajar Siswa (BAS), dan Lembar Penilaian (LP).

Emzir (2007), dengan cara membandingkan hasilbelajar sebelum memperoleh pengalaman belajarmenggunakan model inkuiri yang diintegrasikandengan strategi peta konsep dengan hasil belajar setelahmemperoleh pengalaman belajar menggunakan modelinkuiri yang diintegrasikan dengan strategi peta konsep.Penelitian ini tanpa kelompok pembanding (kontrol).Rumusan rancangan uji coba 2 sebagai berikut:

Keterangan:O1 = Pengujian awal untuk mengetahui penguasaan

materi sebelum pemberian perlakuan denganmenggunakan perangkat pembelajaran modelinkuiri yang diintegrasikan dengan strategi petakonsep.

X = Pemberian perlakuan dengan menggunakanperangkat pembelajaran model inkuiri yangdiintegrasikan dengan strategi peta konsep.

O2 = Pengujian akhir untuk mengetahui penguasaanmateri setelah pemberian perlakuan denganmenggunakan perangkat pembelajaran modelinkuiri yang diintegrasikan dengan strategi petakonsep.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelasXI MIA-3 SMAN 1 Sangatta Utara pada semester 1tahun ajaran 2014/2015 terdiri dari 38 orang.

Penelitian ini merupakan penelitian desain karenamendesainkan perangkat pembelajaran yang terdiri dariRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku AjarSiswa (BAS), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan TesHasil Belajar (THB). Penelitian desaisn ini mengacupada model desain Dick & Carey. Modelpengembangan tersebut terdiri atas: (1) identifikasitujuan, (2) melakukan analisis intruksional, (3)menganalisis warga belajar dan lingkungan, (4)merumuskan tujuan khusus, (5) mengembangkaninstrumen penilaian, (6) mengembangkan strategipembelajaran, (7) mengembangkan materi pelajaran,(8) merancang dan mengembangkan formatif, (9)mengembangkan evaluasi sumatif dan (10) merevisi.Perangkat pembelajaran dengan model pembelajaraninkuiri terbimbing yang diintegrasikan dengan strategipeta konsep yang telah didesain selanjutnya diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran kimia di kelas XISMA program kimia pada pokok bahasan titrasi asambasa.

Tahap pelaksanaan, penerapan perangkatpembelajaran yang sudah divalidasa oleh 4 validatorkemudian diujicobakan pada populasi yang terdiri dari

O1 X O2

Page 4: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1187

38 orang siswa. Pada tahap ini peneliti bertindaksebagai pengajar dan siswa sebagai kelompok yangakan diteliti. Pelaksanaan penelitian dimulai denganmengadakan tes awal (pretest), kegiatan pembelajaranyang menerapkan model inkuiri terbimbing yangdiintegrasikan dengan strategi peta konsep, dan ujiakhir (posttest). Selama pembelajaran berlangsungdilakukan juga observasi terhadap kemampuan gurudalam mengelola KBM dan aktivitas siswa selamamengikuti kegiatan pembelajaran, serta hambatan-hambatan yang ditemui selama kegiatan pembelajaran.Selanjutnya diakhir pembelajaran siswa diberikanangket respon siswa untuk mengetahui minat siswaterhadap kegiatan pembelajaran. Penelitian pelaksanaanpembelajaran di kelas digunakan sebagai validasiempirik untuk mencari data respon, reaksi ataukomentar siswa dan pengamat. Hasil penelitian inidianalisis, kemudian digunakan untuk penyusunanlaporan akhir sehingga menghasilkan naskah perangkatajar yang siap diimplementasikan.

Penerapan perangkat pembelajaran di kelasdilaksanakan sesuai jadwal yang telah disusun olehwakil kepala sekolah bidang kurikulum dengan alokasiwaktu 4 kali pertemuan (4 jam tatap muka). Instrumenyang digunakan dalam penelitian adalah alat bantu yangdigunakan untuk mengumpulkan data yang diperolehdari proses penelitian. Diantaranya adalah:1. Lembar Validasi, digunakan untuk mendeskripsikan

validitas perangkat pembelajaran yangdikembangkan.

2. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP,digunakan untuk mendeskripsikan keterlaksanaandalam penggunaan perangkat pembelajaran yangdikembangkan sesuai urutan sitaks yang tertuangpada RPP.

3. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa, digunakanuntuk merekam aktivitas siswa selama prosespembelajaran.

4. Lembar Pengamatan Kendala selama KBM,digunakan untuk mengamati hambatan-hambatanyang ditemui oleh guru selama proses pembelajaran.

5. Lembar Angket Respon Siswa, digunakan untukmendapatkan informasi terhadap efektifitas,validitas, dan keterbacaan perangkat pembelajarandan model pembelajaran.

6. Tes Aspek Pengetahuan, digunakan untukmengukur penguasaan konsep siswa sebelum dansetelah pembelajaran

7. Tes Aspek Keterampilan Proses Sains, digunakanuntuk mengukur penguasaan konsep siswa sebelumdan setelah pembelajaran yang meliputimerumuskan masalah, merumuskan hipotesis,mengidentifikasi variabel dan membuat definisioperasional variabel, merancang prosedur untuk

melakukan percobaan, mengorganisasi data,menganalisis data dan menarik kesimpulan.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dataadalah melalui observasi, pemberian tes, danpemberian angket. Analisis data dilakukan denganmenggunakan teknik deskriptif kuantitatif dandeskriptif kualitatif.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Pengembangan perangkat pembelajaran sangatdiperlukan dalam rangka menunjang keterlaksanaanproses pembelajaran. Perangkat yang diterapkan dalampenelitian ini meliputi Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP), Buku Ajar Siswa, Lembar KerjaSiswa (LKS) dan Tes Aspek Pengetahuan, dan TesAspek Keterampilan Proses sains. Perangkatpembelajaran yang telah selesai dibuat selanjutnyadikonsultasikan dengan validator untuk mengujivaliditasnya. Validasi perangkat dilakukan oleh 4 orangvalidator (3 validator tetap dan 1 validator pengganti)dengan tujuan untuk memperoleh masukan dan catatanatas perangkat yang telah dibuat agar layak untukditerapkan pada penelitian. Hasil analisis skor rata-ratadikategorikan pada Tabel 1 sebagai berikut :Tabel 1. Kriteria Pengkategorian Perangkat

PembelajaranInterval

SkorKategoriPenilaian Keterangan

1,00≤SV≤1,69

Tidakbaik

Tidak layak, belum dapatdigunakan dan masihmemerlukan konsultasi

1,70≤SV≤2,59

Kurangbaik

Kurang layak, dapatdigunakan dengan revisilebih besar

2,60≤SV≤3,59

baik Layak, dapat digunakandengan revisi kecil

3,60≤SV≤4,00

Sangatbaik

Layak, dapat digunakantanpa revisi

(Diadopsi dari BNSP, 2006)

Hasil penilaian perangkat oleh validator secaraumum dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hasil Validasi dan Realibilitas Perangkat

Page 5: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1188

Keterangan :RPP: Rencana Pelaksanaan PembelajaranLKS: Lembar Kegiatan SiswaBAS: Buku Ajar SiswaLP 3a: Tes Aspek PengetahuanLP 3b: Tes Aspek Keterampilan Proses Sains

Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat disimpulkanbahwa hasil penilaian validator terhadap perangkatyang sudah dibuat adalah valid dan layak untukdigunakan dengan sedikit revisi sesuai saran validator.

B. Tahap penerapan perangkat pembelajaran1. Keterlaksanaan RPP

Keterlaksanaan penggunaan perangkat pembelajarandilakukan oleh dua orang pengamat. Pada penelitian inidibuat 4 kali pertemuan selama 90 menit setiap satukali pertemuan. Pertemuan 1 berkaitan denganmemberikan latihan pada siswa tentang modelpembelajaran inkuiri dan cara membuat peta konsepdengan model pembelajaran langsung (MPL),sedangkan pada pertemuan kedua sampai keempatsiswa diajar dengan model pembelajaran inkuiri yangdiintegrasikan dengan strategi peta konsep untukmelakukan percobaan titrasi asam kuat basa kuat, asamlemah basa kuat, dan basa lemah dengan asam kuat.Hasil pengamatan terhadap keterlaksanaanpembelajaran kimia materi titrasi asam basa denganmodel pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan denganstrategi peta konsep yang dilakukan oleh dua orangpengamat menggunakan lembar Keterlaksanaan RPPdihitung reliabilitasnya, dan disajikan secara ringkaspada Tabel 2. berikut.Tabel 2. Reliabilitas Lembar Keterlaksanaan RPP

Pengamatanterhadap

Reliabilitas RPP TiapPertemuan (%) Rata-rata

Guru 96 95.4 93.8 99.4 96.15

Tabel 2. menunjukkan bahwa reliabilitas instrumenpembelajaran masing-masing RPP melebihi 75%,dengan rata-rata sebesar 96.15%. Keterlaksanaan RPPjuga dinyatakan dengan persentase keterlaksanaan dankualitas nilai keterlaksanaan disajikan pada Gambar 2

Gambar 2. Diagram keterlaksanaan RPP

Berdasarkan Gambar 2 tentang keterlaksanaan RPPmenunjukkan bahwa kemampuan guru dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran modelpembelajaran inkuiri yang diintegrasikan denganstrategi peta konsep berlangsung dengan baikdibuktikan dengan peningkatan tiap pertemuan.

Peningkatan skor keterlaksanaan RPP juga terjadikarena proses belajar diupayakan semaksimal mungkinsesuai dengan Sintaks yang telah dikembangkan, dandisajikan secara ringkas pada Tabel 3 berikutTabel 3. Sintaks model pembelajaran inkuiri yang

diintegrasikan dengan strategi peta konsepTahap Kegiatan

Fase 1identifikasi danpenetapan ruanglingkup masalahMembuat petakonsep awal

a. siswa membuat petakonsep melalui BAS yangdikerjakan siswasebelumnya di rumah

b. Guru memberikan motivasikepada siswa denganmenampilkan gambar yangberkaitan dengan materititrasi asam basa

c. Guru menyampaikantujuan pembelajaran yangakan dicapai.

d. Guru menyajikanfenomena, untukmembimbing siswa untukmembuat rumusan masalah

Fase 2perumusanhipotesis

a. Guru membimbing siswauntuk mengajukan hipotesisdan menuangkan hipotesis

Fase 3Mengumpulkandata percobaan

a. Guru membimbing siswamengidentifikasi variabel.

b. Guru membimbing siswamembuat definisioperasioanl variabel.

c. Guru membimbing siswamenentukan alat bahan

d. Guru membimbing siswamembuat prosedurpercobaan.

e. Guru membimbing siswamelakukan percobaan.

Fase 4Mengorganisasidata

a. Guru membimbing siswamembuat Tabel 1 dan Tabel2.

b. Guru membimbing siswamemasukkan data percobaanke dalam Tabel 1 dan Tabel2.

c. Guru membimbing siswamembuat kurva titrasi asambasa.

Fase 5Interpretasi data

a. Guru membimbing siswamenjawab pertanyaan padaanalisis data dalam LKS.

b. Siswa membuat peta konseptentang materi yang telahdipelajari berdasarkan

Page 6: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1189

Tahap Kegiatanwacana yang ada dalam LKS.

c. Secara bergiliran siswamempresentasikan hasiljawaban pada analisis data didepan kelas

Fase 6Pengembangankesimpulan

Guru membimbing siswa untukmembuat kesimpulan akhirmateri berdasarkan hasilanalisis data dari setiappertemuan

(Diadaptasi dari Joyce dan Weil, 2009)

Pemberian motivasi pada tahapan identifikasi danpenetapan ruang lingkup masalah, dilakukan siswa padasaat membuat rumusan masalah dapat meningkatkanminat belajar siswa. Hal ini menurut teori pemrosesaninformasi akan mempengaruhi penyimpanan informasiyang dipelajari ke memori jangka panjang sehinggameningkatkan penguasaan konsep (Slavin, 2011).Tahap perumusan hipotesis pada saat siswa membuatrumusan hipotesis dapat meningkatkan penguasaankonsep karena pada tahapan ini siswa diajari untukmenyimpan informasi ke memori jangka panjang(Savin, 2011).

Tahap pengumpulan data melalui percobaankelompok memberi kesempatan kepada siswa untukterlibat aktif menemukan sendiri konsep yang dipelajarimelalui aktivitas fisik dan mental. Tahapan ini siswamelakukan kegiatan, meliputi: menentukan variabel dandefinisi operasional variabel, menentukan alat bahan,dan prosedur kerjanya, melakukan percobaan titrasiasam basa di laboratorium. Secara langsung siswa telahmelakukan kegiatan keterampilan proses sains sebagaipendukung dalam penemuan sains. Pendapat inidiperkuat oleh Bruner yang menyatakan bahwapartisipasi siswa yang aktif dalam penguasaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip akan mempermudah siswadi dalam memperoleh pengalaman dan melakukaneksperimen untuk membuktikan kebenaran prinsip-prinsip. Dewey berpendapat bahwa guru dapatmelibatkan siswa dalam proyek-proyek yangberorientasi masalah dan membantu mereka dalammenyelidiki masalah-masalah sosial dan IPTEK (Nur,2011). Kedua kegiatan tersebut menurut Piagetmenyebabkan proses akomodasi konsep yang dilakukansiswa semakin baik sehingga mudah diasimilasi kedalam struktur konsep (skemata) di otak (Dahar, 1998).Dasar teori ini mengisyaratkan bahwa penguasaankonsep yang dicapai siswa semakin meningkat.

Tahap interpretasi data dan tahap pengembangankesimpulan, saat siswa melakukan pengukuran pHlarutan campuran analit, melakukan pengukuranvolume larutan standar, melakukan pencatatan datapada tabel, analisis data percobaan, dan membuat

kesimpulan dari percobaan akan menambahketerampilan proses sains siswa semakin bertambahkarena akan terjadi diskusi antar siswa karena dapatmeningkatkan daya akomodasi dan asimilasi konsep.Sementara itu interaksi sosial, terutama dengan temansebayanya yang lebih pandai serta bimbingan guru,menurut Vygotsky akan mampu memperbesar tingkatperkembanagn potensial siswa sehingga meningkatkanZPD (Slavin, 2011), dengan meningkatnya ZPDtersebut maka siswa akan semakin mudah menguasaikonsep yang sedang dipelajari.

Pembuatan peta konsep di awal pembelajaran, akanmembantu guru untuk mengarahkan siswa ke materiyang akan dipelajari, dan menolong siswa untukmengingat kembali informasi yang berhubungan yangdapat digunakan untuk membantu menanamkanpengetahuan baru yang bertindak sebagai pertolonganmental sebelum materi baru disajikan. Pembuatan petakonsep pada wacana di analisis data membantu siswauntuk menghilangkan miskonsepsi yang siswa alamisebelumnya sehingga informasi yang baru dapatdigunakan sebagai tindak perbaikan atas kesalahankonsep yang dialami siswa saat sebelum menerimapengetahuan baru.

2. Aktivitas SiswaAktivitas siswa selama pembelajaran diamati oleh

dua orang pengamat menggunakan lembar pengamatanaktivitas siswa. Aktivitas siswa yang paling dominanadalah ketika siswa melakukan percobaan, pengamatanseperti petunjuk pada LKS. Baru setelah itu disusuldengan aktivitas mengerjakan LKS dan mendiskusikantugas. Model pembelajaran inkuiri sebagai penganutpendekatan konstruktivis salah satunya adalah denganmenerapkan pembelajaran kooperatif secara luas,berdasarkan teori Piaget dan Vygotsky bahwa siswaakan lebih mudah untuk menemukan dan memahamikonsep-konsep yang sulit jika mereka salingmendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.

Siswa dengan rutin bekerja dalam kelompok untuksaling membantu memecahkan masalah-masalah yangkompleks (Nur, 2011). Meninjau proses ini sangatlahpenting untuk PBM siswa mengingat banyaknya tugasdalam LKS yang perlu untuk didiskusikan siswaterutama ketika harus membuat analisis data yangsangat memerlukan pemikiran yang sangat teliti darisiswa. Baru setelah itu disusul dengan aktivitasmendengarkan penjelasan/bimbingan guru,mengkomunikasikan informasi, meliputi: menyumbangide/pendapat, bertanya, dan presentasi, bertanya padateman dan pada guru, mencatat, membaca Buku AjarSiswa (mencari informasi tentang materi) dan yangrendah tingkat aktivitasnya adalah mengerjakan sesuatuyang tidak relevan, untuk aspek mengganggu teman,

Page 7: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1190

melamun, dan mencari perhatian. Hal ini terjadi karenasiswa sudah disibukkan dengan banyak tugas sehinggaaktivitas yang tidak relevan akan berkurang.

Berdasarkan hasil reliabilitas secara keseluruhanadalah 99,75%. Berarti pada instrumen pengamatanaktivitas siswa melebihi dari 75% sehingga instrumenini dikatagorikan reliabel. Hal ini sesuai denganpendapat Borich (1994) dalam Ibrahim (2005)instrumen dikatakan reliabel dijadikan sebagai hasilpengamatan jika hasil reliabilitasnya melebihi 75%,sehingga kesimpulannya adalah hasil data penelitian inilayak digunakan sebagai data penelitian.

Sedangkan aspek membaca, mengerjakan LKS danmendiskusikan tugas, mengkomunikasikan informasimeliputi menyumbang ide/pendapat, bertanya,grafiknya mengalami kenaikan dari pertemuan 1 sampaipertemuan keempat. Hal ini terjadi karena pada saatmembaca siswa memperoleh kedalaman pemahamandan perspektif pribadi melalui berbagai sumberinformasi, bukan bersumber dari guru saja, melainkandapat berasal dari teman, BAS, maupun LKS. Saatmendiskusikan LKS siswa berkesempatan untukberlatih kemampuan berargumentasi dan berbicara sertasebagai sarana untuk mengevaluasi konsep-konsep baruyang diperolehnya dari hasil kegiatan pembelajaran.Pada saat melakukan percobaan secara langsung siswabertindak sebagai prakarsa dalam pencarian masalah,sebagai pelaku aktif dalam belajar melakukanpenelitian, sebagai penjelajah dalam masalah metodepemecahan, dan sebagai penemu dalam pemecahanmasalah, sehingga siswa akan mengurangi pencatatanterhadap materi.

Siswa dalam melakukan kegiatan percobaan inisemakin lihai dari tiap pertemuannya karena siswasudah banyak memahami prosedur kerjanya sehinggawaktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan inihanya berkisar 15-20 menit saja. Pentingnya membacaBAS di rumah sangat membantu siswa dalam prosesPBM, sehingga kegiatan siswa untuk mencatat akansemakin berkurang. Grafik untuk aktivitas siswamendengarkan penjelasan/bimbingan guru, bertanyapada teman dan pada guru, perilaku yang tidak relevanmeliputi: percakapan yang tidak relevan, mengerjakansesuatu yang tidak relevan mengalami naik turun.

Minat siswa terhadap pembelajaran menurundisebabkan karena siswa merasa kesulitan dalammengikuti pelajaran dan merasa belum memahamipenjelasan yang diberikan oleh guru sehingga merekabertanya langsung pada guru atau pada temannya.Selain itu juga masih ada siswa yang kurang menyadariakan pentingnya mendengarkan penjelasan guru yangmenyebabkan siswa cenderung untuk ngobrol dengantemannya sehingga suasana kelas menjadi kurangkondusif. Keberadaan siswa seperti inilah yang harus

banyak mendapatkan arahan dan bimbingan dari gurudi dalam PBM. Padahal seharusnya siswamendengarkan penjelasan dari guru agar proses PBMmenjadi lancar. Mendengarkan penjelasan guru sangatpenting untuk memperoleh informasi danmemperlancar penelitian karena guru bertindak sebagaifasilitator, teman diskusi, menciptakan suasana bebasberfikir sehingga siswa bebas bereksplorasi dalampenemuan dan pemecahan masalah, dan sebagaipembimbing dalam penelitian (Dimyati, dkk., 2009).Minat siswa terhadap pembelajaran menaik setelahsiswa memahami penjelasan guru, sehingga siswacenderung tidak banyak bertanya atau ada yangbertanya tetapi seperlunya saja, dan memungkinkankondisi kelas lebih kondusif.

3. Kendala-Kendala Selama Proses PenelitianKendala yang dihadapi peneliti selama penelitian

antara lain adalah:a. Pada saat proses Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) memerlukan waktu yang lama, karenadalam belajar siswa memerlukan banyakpenyesuaian belajar, oleh karena itu memerlukanwaktu yang lama pada pertemuan 1 sampaipertemuan 3 yang dapat dibuat perinciannyasebagai berikut: pertemuan 1 memerlukan waktu115 menit, pertemuan 2 memerlukan waktu 105menit, dan pertemuan 3 memerlukan waktu 95menit, sedangkan pada pertemuan 4 menepatiwaktu yang ditetapkan, yaitu 90 menit. Prosesbelajar dengan model pembelajaran ini siswasangat memerlukan bimbingan dan arahan dariguru sehingga guru dengan bertahap membimbingsiswa hingga siswa mampu menerima apa yangdisampaikan oleh peneliti.

b. Ketidak hati-hatian siswa dalam melakukanpraktek sehingga mengakibatkan alat rusak ataupecah. Usaha yang dilakukan peneliti menghadapikendala ini adalah meminta siswa agar lebih hati-hati lagi di dalam menggunakan alat praktikumkarena banyak alat yang digunakan dalampenelitian ini terbuat dari kaca.

c. Pada saat praktikum ada anak yang kurang aktifmengikuti, hal ini disebabkan karena kurangnyakesadaran mereka untuk membangunkebersamaan dan kekompakan dalam satu tim.baik dapat menghambat pengerjaan tugas yangdiberikan oleh peneliti. Cara mengatasi masalahyang peneliti alami ini menyadarkan kembali kesiswa akan pentingnya kekompakkan dalam satutim kerja, saling bekerjasama, tanggungjawab dansaling menghormati pendapat anggota satu tim.

Page 8: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1191

C. Keefektifan Perangkat Pembelajaran1. Respon Siswa

Hasil respon siswa menunjukkan bahwa sebagianbesar siswa memberikan respon positif terhadappembelajaran model inkuiri yang diintegrasikan denganstrategi peta konsep. Besar respon positif siswa sebesar87,30%% dan hanya 12,70% yang merespon negatif.Berdasarkan 10 aspek yang terdapat pada Lembarrespon siswa terhadap pembelajaran menunjukkanbahwa ketertarikan siswa tentang komponen yangmendukung pembelajaran menggunakan model inkuiriyang diintegrasikan dengan peta konsep dapat diterimasiswa dan hal ini berpengaruh pada kondisi belajar yangdiikuti siswa selama belajar di kelas di mana siswaterlihat secara aktif dan berusaha mengikuti setiaptahapan pembelajaran dengan baik, karena modelpembelajaran yang digunakan untuk mengajar adalahsangat relevan, bervariasi dan sesuai dengankarakteristik materi yang akan dibelajarkan.

Semakin banyak variasi yang digunakan dan sesuaidengan karakteristik pembelajaran, sehingga semakinmenimbulkan ketertarikan siswa dalam mengikutipembelajaran serta siswa mau aktif dan kreatif dalampembelajaran yang tentunya dapat berpengaruh positifterhadap hasil belajar. Sementara itu Ari, dkk. (2012)menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri dapatdisinergikan dengan teknik peta konsep karena strukturpengetahuan dianggap sebagai komponen penting untukmahami ilmu pengetahuan dalam domain belajar.

Model pembelajaran inkuiri mendorong siswamenemukan pengetahuannya sendiri sedangkan teknikpeta konsep mengikuti restrukturisasi dan evolusistruktur kognitif siswa, sedangkan hasil penemuanSofiana, dkk. (2012), menyatakan bahwa alat evaluasipeta konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasiuntuk model pembelajaran inkuiri.

Hal ini relevan dengan pernyataan Edmondson(2000) dalam Lliwellin (2005) peta konsep telahbanyak digunakan dalam menilai pengetahuan yangsaat ini dimiliki dan mendokumentasikan perolehan danperkembangan pengetahuan baru. Hal ini dapat dicapaicukup dengan meminta siswa membuat suatu petakonsep yang menuliskan pemahaman awalnya tentangtopik tertentu sebelum memulai unit pelajaran. Saatsiswa menyelesaikan peta konsep, guru dapatmenentukan apa yang siswa ketahui tentang topiktersebut. Saat unit berjalan, siswa dapat kembali ke petadan melakukan koreksi (dari kesalahpahamansebelumnya) dan penambahan-penambahan, denganmengutip informasi yang baru diperoleh danmenggunakan pensil warna atau pena yang berbedauntuk setiap revisi akan membuat kita mudahmemvisualisasikan bagaimana pengetahuan dibangundan dimodifikasi. Peta konsep kemudian berfungsi

sebagai sarana untuk memulai diskusi tentangpengetahuan siswa sebelum dan sesudah KBMberlangsung.

2. Ketuntasan Hasil Belajar SiswaKetuntasan hasil belajar siswa yang diamati

meliputi tes aspek pengetahuan dan tes aspekketerampilan proses sains. Adapun tes dilakukansebanyak 2 kali, yaitu tes sebelum pembelajaran(pretest) dan tes setelah pembelajaran (posttest) denganmodel pembelajaran inkuiri yang diintegrasikan denganstrategi peta konsep dengan materi pokok titrasi asambasa. Hasil desain perangkat dapat meningkatkanketuntasan hasil belajar siswa, dibuktikan dengan N-gain rata-rata untuk aspek pengetahuan dari kelas XIMIA-3 adalah 0.80 dengan kategori tinggi sedangkanuntuk aspek keterampilan proses sains dari kelas XIMIA-3 N-gain rata-rata adalah 0,69 dengan kategorisedang (Hake, 1999).

Saat siswa diberi tugas untuk membaca materisebelum belajar dan kemudian diminta membuat petakonsep ini memberikan petunjuk kepada guru tentangpemahaman pengetahuan awal siswa yang dapatdigunakan guru memasuki tahap pembelajaranberikutnya, teori ini sejalan dengan pendapat Ausubel(Dahar, 1988) yang menyatakan bahwa faktor palingpenting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apayang telah diketahui siswa (pengetahuan awal).Menurut teori Piaget (Arends, 2008) tentang teoriakomodasinya menyatakan bahwa ketika pengetahuanlama untuk beradaptasi dengan lingkungan tidakberhasil maka siswa akan mengubah skema yang adaberdasarkan informasi baru atau pengalaman baru.

Pembelajaran dengan model inkuiri yangdiintegrasikan dengan peta konsep oleh guru kepadasiswa telah mampu memberikan dorongan,mengarahkan pertanyaan, isyarat dan petunjuk ataumeminta mengklarifikasi pemikiran siswa tentangfenomena yang ada di LKS. Fenomena yang ada dalamLKS mampu mendorong siswa untuk melakukankegiatan berfikir tentang membuat rumusan masalahdan rumusan hipotesis yang dilanjutkan rancanganpercobaan, meliputi: membuat identifikasi variabel danmendefinisikan variabel, menentukan alat dan bahanpercobaan dan membuat prosedur kerja. Vygotskyberpendapat bahwa intelek akan berkembang ketikaindividu menghadapi pengalaman baru yangmembingungkan serta ketika mereka berusahamengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh pengalamanbaru ini.

Hadirnya pengalaman baru ini ada kalanya siswamengalami kesulitan. Adanya guru sebagai fasilitator,teman diskusi, pembimbing penelitian, dan penciptasuasana bebas berfikir, sehingga siswa berani

Page 9: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1192

berekplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah,dirasa sangat penting oleh siswa karena kesulitan yangdihadapinya akan terpecahkan. Kenyataannya tidaksemua siswa punya keberanian untuk mengungkapkankesulitannya kepada guru, sehingga kesulitannya iniakan ditanyakan ke teman sekelompoknya.

Fungsi pengumpulan informasi lewat teman, danguru ini digunakan sebagai sarana untukmenghubungkan pengetahuan yang baru denganpemahaman yang lama. Berdasarkan pendapat Arends(2008) menyatakan bahwa usaha untuk menemukanpemahaman ini individu menghubungkan pengetahuanbaru dengan pengetahuan sebelumnya danmengkonstruksikan makna baru.

Adanya sarana prasarana di sekolah sepertilaboratorium kimia sangat membantu prosespembelajaran. Menurut Dewey bahwa untukmemecahkan permasalahan yang dipelajarinya selamabelajar di sekolah siswa dapat memanfaatkan teori danteknologi yang dipelajarinya selama belajar di sekolahmelalui laboratorium sekolah.

Pada tahapan melakukan percobaan titrasi asambasa, siswa ikut terlibat langsung dalam proses belajar,sehingga siswa aktif disibukkan untuk menyelidikikebenaran fenomena yang diajukan guru, dan secaratidak langsung siswa telah melakukan peranannyasebagai pengambil prakarsa dalam pencarianpemecahan masalah, sejalan pendapat Dimyati (2009)yang menyatakan bahwa siswa adalah sebagai pelakuaktif dalam belajar melakukan penelitian, penjelajahtentang masalah dan metode pemecahan dan penemupemecahan masalah. Hal ini didukung pula oleh teoridari Bruner bahwa salah satu cara untuk memecahkanpermasalahan sains adalah dengan cara melatihkansiswa melakukan penelitian yang menjadi prinsip padapembelajaran dengan model inkuiri.

Materi titrasi asam basa merupakan salah satumateri yang termasuk dalam ilmu sains maka penerapandengan penyelididkan melalui penentuan kadar zatasam ataupun basa sangat mungkin untuk diterapkan.Sedangkan salah satu cara untuk mengkonstruksikognitif siswa dapat dilakukan dengan meminta siswakembali membuat peta konsep di akhir pembelajaran,yaitu ketika siswa membuat analisis data percobaan.Hal itu merupakan salah satu kegunaan peta konsepmenurut teori Ausubel adalah untuk menghubungkanpengetahuan baru dengan konsep-konsep relevan yangtelah siswa miliki.

Berdasarkan pengalaman belajar inilah yang mampumemberikan dampak positif pada hasil belajar siswayang lebih baik yang tercermin pada kemampuanmenyelesaian soal tes aspek pengetahuan danketerampilan proses sains yang diberikan pada siswa, dimana sebanyak 89,47% telah mencapai ketuntasan

individu dan 100% telah mencapai ketuntasan klasikalyang dapat diamati pada Tabel 6 untuk aspekpengetahuan siswa, sedangkan pada tes keterampilanproses sains 86,84% siswa telah mencapai ketuntasanindividu dan mencapai ketuntasan klasikal yang dapatdiamati pada Tabel 7 untuk keterampilan proses sains.

Secara keseluruhan dari 38 siswa yang mengikutites aspek pengetahuan dan tes keterampilan prosessains ada 34 siswa mendapatkan nilai nilai ˃ 3,00, dan4 siswa mendapat nilai ˂ 3,00 pada aspek pengetahuan.33 siswa mendapatkan nilai ˃ 3,00, dan 5 siswamemperoleh nilai ˂ 3,00 untuk tes keterampilan prosessains. Nilai ini menunjukkan bahwa siswa yangdinyatakan tuntas secara individu ada 34 siswa,sedangkan 4 siswa dianggap tidak tuntas pada aspekpengetahuan, sedangkan 33 siswa dianggap tuntassecara individu, sedangkan 5 siswa dianggap tidaktuntas untuk tes keterampilan proses sains.

Keberhasilan siswa dalam belajar ini dipengaruhioleh cara mengajar guru dan proses pemberianbimbingan guru pada saat pembelajaran yangberpengaruh pada minat siswa terhadap pembelajaran.Siswa yang tuntas dalam pembelajaran materi pokoktitrasi asam basa ini cenderung merasa jelas dengancara mengajar guru dan dalam menerima bimbinganguru sehingga punya kecenderungan untuk memilikiminat dalam belajar pada materi pokok titrasi asambasa, sedangkan siswa yang nilainya tidak tuntascenderung merasa tidak jelas atas cara mengajar danbimbingan guru, sehingga siswa cenderung kurangberminat dalam mengikuti pelajaran pada pokok materititrasi asam basa.

Hal ini dapat diamati pada hasil respon siswa padaTabel 5 yang memperlihatkan respon siswa terhadapcara mengajar guru bahwa 92,1% siswa meresponpositif dan 7,9% siswa merespon negatif. Guru dalammemberikan bimbingan saat mengerjakan LKSmemperoleh respon 97,3% siswa merespon positif dan2,6% siswa merespon negatif, sedangkan minat siswaterhadap pembelajaran 92,1% siswa merespon positifdan 7,9% siswa merespon negatif.

Selain dapat dilihat dari cara mengajar danbimbingan yang dilakukan guru. Proses pembelajaranmenggunakan model inkuiri yang diintegrasikandengan peta konsep juga berpengaruh pada minatbelajar siswa, keberhasilan belajar siswa dapat dilihatdari aktivitas yang dilakukan siswa.

Siswa yang berhasil dalam belajar cenderungmelakukan aktivitas relevan seperti yang diharapkanoleh guru seperti membaca buku ajar, melakukanpercobaan sesuai dengan petunjuk LKS, mengerjakanLKS dan melakukan diskusi dengan teman satu team,membuat catatan pada materi yang dianggap penting,mendengarkan penjelasan dan bimbingan guru,

Page 10: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1193

bertanya pada teman dan guru, mengkomunikasikaninformasi meliputi menyumbangkan ide/pendapat,bertanya dan mengurangi perilaku yang tidak relevan,sedangkan siswa yang tidak tuntas cenderung lebihbanyak melakukan perilaku yang tidak relevan seperti:ngobrol dengan teman, dan kurang berperan aktif dalamproses KBM (diam) .

Penerapan model pembelajaran inkuiri yangdiintegrasikan dengan strategi peta konsep punyapengaruh terhadap keberhasilan hasil belajar siswa. Halini terlihat dari N- Gain score pada hasil belajar siswaSMAN 1 Sangatta Uatara, yaitu ada siswa yangpeningkatan hasil belajarnya tinggi dan ada jugapeningkatan hasil belajarnya sedang. Tinggi dansedangnya peningkatan hasil belajar yang diperolehsiswa bergantung pada kemampuan siswa dalammengikuti kegiatan selama proses pembelajaran baik itumelalui proses belajar mandiri maupun belajarkelompok yang termuat dalam model pembelajaraninkuiri yang diintegrasikan dengan strategi peta konsep.

Belajar mandiri difungsikan agar siswa nantinyamampu memfilter proses asimilasi ide-ide baru distruktur kognitif siswa asalkan sumber informasinyatidak menimbulkan konsep yang salah Piaget (Dahar,1998), dalam penelitian yang dilakukan oleh Yunianti,dkk. (2012), menemukan bahwa ada pengaruhkemampuan pemahaman membaca terhadap prestasibelajar siswa, kemudian menyuruh siswa menyusunkembali konsep-konsep pengetahuan yang diperolehnyadalam bentuk peta konsep. karena sesuai pendapatAusubel belajar akan bermakna, jika siswa mampumengaitkan konsep yang baru dengan struktur kognitifsiswa, dan cara yang dapat dilakukan menurut Novak &Gowin (1985) dalam Dahar (1988) adalah denganpertolongan peta konsep.

Kondisi siswa punya keterbatasan untuk berfikirtentang hal-hal yang rumit, sehingga untuk membantukeberhasilannya dalam belajar ini dapat dilakukandengan berinteraksi dengan teman sebaya yangkompeten atau orang dewasa yang kompeten sesuaiteori Vygotsky (Arends, 2008). Proses ini dapatdilakukan melalui belajar kelompok, ketika gurumembentuk kelompok belajar di dalam kelas untukmelakukan kegiatan diskusi sekaligus untukmenyelesaikan permasalahan berupa merumuskanmasalah, merumuskan hipotesis, menyusun variabeloperasional, mendefinisikan variabel operasional,merancang percobaan, melakukan penelitian,mengorganisasi data, menganalisis data dan membuatkesimpulan dari fenomena yang disajikan di LKS, makaakan terjadi interaksi siswa dengan teman sebayanyaatau siswa dengan guru sebagai pembimbing/fasilisatordalam proses pembelajaran di kelas dan siswa akanmemperoleh pengalaman baru sehingga mampu

mengubah skema yang ada berdasarkan informasi baruyang diperoleh selama belajar sesuai teori Piaget(Arends, 2008).

Rasa ingin tahu yang besar akan pentingnyapengetahuan dapat dilakukan ketika siswa mampumenggunakan seluruh inderanya untuk berinteraksidengan benda (Piaget, dalam Arends, 2008). Hal inimenyebabkan siswa akan aktif mengikuti setiapperkembangan pembelajaran yang dialaminya sehinggaproses pengetahuan siswa berlangsung.

Tentunya dalam belajar dengan menggunakanmodel inkuiri yang diintegrasikan dengan strategi petakonsep, mampu membentuk pengalaman baru siswadalam mengingat (Dewey dalam Arends, 2008). Siswamampu terdorong untuk memecahkan permasalahanyang dihadapinya melalui pengamatan langsung dilaboratorium sebagai tempat belajarnya yang baru,sangat memerlukan adanya kerjasama, ketelitian, dantanggungjawab yang besar dari setiap kelompoksehingga akan dihasilkan suatu konsep yang benarsesuai yang diharapkan oleh guru.

Hal ini dapat dilatihkan secara bertahap pemecahanmasalahnya lewat inkuiri (Bruner, dalam Arends,2008), berdasarkan penemuan Praptiwi (2012) bahwapenguasaan konsep bisa terjadi melalui pembelajaraninkuiri dikarenakan pengetahuan penyelidikan akanlebih mudah diingat.

Peningkatan penguasaan konsep dapat terjadikarena pembelajaran berbasis inkuiri dapat membuatsiswa berfikir bagi dirinya sendiri, berperan serta dalamproses perolehan pengetahuan dan dalam pencariankonsep yang dipelajari siswa sehingga retensi terhadapkonsep yang didapatkan akan lebih lama dibandingkanhanya mendapatkan konsep tersebut dari penjelasanguru.

Besar peningkatan keberhasilan hasil nilai aspekpengetahuan dan keterampilan proses sains dapatdihitung menggunakan perhitungan N-gain, Aspekpengetahuan Tabel 5 menunjukkan bahwa N-gainsedang dicapai ada 6 siswa dan nilai yang diperolehberkisar 0,45 – 0,69 dan N-gian tinggi ada 32 siswa dannilai yang diperoleh berkisar 0,75 – 0,98, sedangkanuntuk keterampilan proses sains (Tabel 6) menunjukkanbahwa nilai N-gain sedang dicapai ada 22 siswa dannilai yang diperoleh berkisar 0,54 – 0,69 dan N-giantinggi ada 16 siswa dan nilai yang diperoleh berkisar0,70 - 0,87. Berdasarkan hasil ini berarti pada aspekpengetahuan ada 32 siswa yang sangat baik dalammemahami soal tes dan ada 6 siswa yang cukup baikdalam memahami soal tes aspek pengetahuan,sedangkan pada tes keterampilan proses sains ada 16siswa sangat baik dalam memahami soal tes dan ada 22siswa cukup memahami soal tes yang diujikan pada ujicoba 2.

Page 11: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1194

V. PENUTUPSimpulan

Berdasarkan analisis, pembahasan dan temuan hasilpenelitian dapat dapat dibuat kesimpulan, bahwaperangkat pembelajaran kimia materi pokok titrasi asambasa menggunakan model inkuiri yang diintegrasikandengan strategi peta adalah valid, praktis dan efektifdigunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.Saran

Mengingat penelitian ini masih banyakkekurangannya, maka peneliti memberikan beberapasaran dari hasil penelitian yang dilakukan adalahsebagai berikut:1. Sebelum proses KBM berlangsung agar penelitian

lebih efisien dan menghasilkan hasil yang maksimalsiswa perlu dilatih terlebih dahulu tentangpenggunaan alat dan bahan titrasi, tahapan sintaksinkuiri, dan cara pembuatan peta konsep.

2. Sebelum proses KBM berlangsung siswa perludiingatkan akan pentingnya tanggungjawab merawatalat dan bahan titrasi.

3. Sebelum proses KBM berlangsung siswa perludiingatkan akan pentingnya partisipasi aktifnya didalam mengikuti proses KBM terutama dalammelakukan praktikum titrasi asam basa.

DAFTAR PUSTAKAAdi, M. R., Sudiana, I. W., Resana, I. Dw. Pt. (2012).

Pengaruh Model Pembelajaran InkuiriTerbimbing Berbantukan Teknik Peta KonsepTerhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa KelasV SD Desa Kali Asem. Singaraja: PPs. PGSD.Universitas Ganesha. Tersedia diejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/viewFile/3058 /2532.Diakses tanggal 15 April 2014.

Arends, R.I. (2008). Belajar untuk Mengajar.Penerjemah oleh Soetjipto, H.P & Soetjipto,S.M. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.

Ari, N. M., Dantes, N, dan Tastra, I. D. K. (2012).Pengaruh Model Pembelajaran InkuiriTerbimbing Berbantuan Peta Konsep terhadapHasil Belajar IPA Kelas V. Singaraja: PPs.PGSD. Universitas Ganesha. Tersedia diejournal. undiksha. ac.id/index.php/JJPGSD/article/ viewFile/3058/ 2532. Diaksestanggal 20 Mei 2014.

Ariadi, B.Y. (2010). Metode Pembelajaran Inkuiri.Tersedia di http://bambangariadi.Wordpress.com/2010/02/12/metodepembelajaran inkuiri/. Diakses tanggal 20November 2014.

BNSP. (2006). Panduan Penyusunan KTSP. Jakarta.Depdiknas.

BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional AbadXXI. Badan Standar Nasional Pendidikan Versi1. Jakarta.

Dahar, R.W. (1988). Teori- Teori Belajar.Jakarta: Erlangga.

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar danPembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Emzir. (2007). Metodologi Penelitian PendidikanKualitatif & Kuantitatif. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

Fleischman, H. L., Pelezar, M.P., and Shelley,B.F. (2010). Highlight From PISA 2009.Performance of U.S. 15-Years-Old Studentin Reading Mathematics, and ScienceLiteracy in an International Context. NSES.U. S. Departement of Education.

Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Score.Indiana University. Terdapat dihttp://www.physics.indiana.edu/ sdi/AnalysingChange-Gain.pdf. Diakses tanggal 25Maret 2014.

Ibrahim, M. (2005). Asesmen Berkelanjutan.Konsep Dasar, Tahapan Pengembangandan Contoh. Surabaya: Unesa UniversityPress.

Ibrahim, M. (2005). Asesmen Berkelanjutan.Konsep Dasar, Tahapan Pengembangandan Contoh. Surabaya: Unesa UniversityPress.

Joyce, B & Weil. (2000). Models of Teaching.Sixtth Edition. USA:Allyn and BaconPublishing Company.

Llewellyn. (2005). Teaching High School ScienceThrough Inquiry. California: ASTApress.

Lynch, P.P & Water, M. (1990). Experiment of NewChemestry Student Concerning ChemistryCourses. Chemistry in Australia. 47, 238-242.

Muin, F. (2011).Pendidikan Karakter Kontruksi danPraktik Urgensi Pendidikan Progresif danRevitalisasi Peran Guru dan Orang Tua.Jakarta: Pustaka Rudaskarya.

Nakhleh, MB. (1992). Why Some Student Don’t Learn.Chemical Misconceptions. Journal of ChemistryEducation. 69, 196-199.

Nieveen, N. (1999). Prototyping to reach ProductQuality. University of Twente.

Nur, M., Wikandari, P.M. (2008). Pengajaran Berpusatpada Siswa dan Pendekatan Konstruktivismedalam Pengajaran. (Edisi 5). Surabaya: PenerbitPusat Sains dan Matematika Sekolah. UnesaUniversity Press.

Page 12: DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI … fileDESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA POKOK MATERI TITRASI ASAM BASA ... dan aspek keterampilan proses sains siswa SMAN 1 Sangatta

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri yang Diintegrasikandengan Strategi Peta Konsep ...

Vol. 6, No. 1, Nov 2016Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri SurabayaISSN : 2089-1776

1195

Nur, M. (2011). Strategi-Strategi Belajar.Surabaya:Unesa University Press.

Poerwati, L.I. & Amri, S. (2013). Panduan memahamikurikulum 2013 Sebuah Inovasi PenunjangMasa Depan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser.

Praptiwi, L., Sarwi, dan Handayani, L. (2012).Efektivitas Model Pembelajaran EksperimenInkuiri Terbimbing Berbantuan My OwnDictionary untuk Meningkatkan PenguasaanKonsep dan Unjuk Kerja Siswa SMP RSBI.Unnes Science Education Journal. 1 (2), 86 –95.

Rahayu, T., & Yonata, B. (2013). Kemampuan KognitifSiswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 18 Surabayapada tingkat Analisis, Evaluasi, dan Kreasi padaMateri Titrasi Asam Basa dengan penerapanModel Pembelajaran Inkuiri. Unesa Journal ofChemical Education. 2 (2), 12-16.

Saptorini. 2008. Pengembangan Model PembelajaranBerbasis Ikuiri Sebagai Upaya PeningkatanKemampuan Inkuiri Guru Kimia KabupatenDemak. Demak. Jurnal Unnes. Tersedia [email protected]/njy/index.php/rekayasa/…/291 . Diaksestanggal 6 Maret 2014.

Sidi, I.D. (2000). Pendidikan IPA di LingkunganPendidikan Dasar dan Menengah. Bandung.ITB.

Silitonga, P.M. (2004). Analisis dan PeningkatanKemampuan Guru dalam Menyusun PetaKonsep sebagai Media dan Alat Evaluasi dalamPengajaran Kimia SMU. Jurnal PendidikanMatematika dan sains. 1 (3), 93 – 96.Tersedia di

http://www.geocities.ws/J_sains/vol1_No3.html.Diakses tanggal 3 Maret 2015.

Slavin, R. E. (2011). Psikologi Pendidikan Teori danPraktik. Jilid 1. Penerjemah samosir, M. Jakarta:Indeks.

Sofiana, N., Made, N.DP., dan Nugroho, S.E. (2012).Pengembangan Evaluasi Peta Konsep dalamPembelajaran Inkuiri pada Pokok BahasanKalor. Unnes Physics Education Journal. 1 (1),38 – 43. Tersedia dihttp://journal.unnes.ac.id/sju/ index. Php/upej.Diakses tanggal 20 Februari 2015.

Wahyudi, A. (2013). Pengaruh Peta Konsep dalamPembelajaran Inkuiri Terbimbing Ditinjau dariKemampuan Bernalar siswa Kelas XI. Malang:PPS. Universitas Negeri Malang. JurnalPendidikan. 1 (3), 237-245.

Yunianti, E. D., Sunarno, W., dan Haryono.(2012). Pembelajaran Kimia MenggunakanInkuiri Terbimbing dengan MenggunakanModul E- Learning Ditinjau dariKemampuan Pemahaman membaca danKemampuan Berfikir Abstrak. Jurnal pascaUns. 1 (2), 112-120.