desain irigasi

Upload: lukmanfiles

Post on 05-Apr-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    1/28

    PROGRAM ASIOAL

    PEMBERDAYAA MASYARAKAT MADIRI

    DAERAH TERTIGGAL DA KHUSUS

    PETUJUK TEKIS

    PERECAAA DESAI

    IRIGASI PEDESAA

    KOSULTA MAAJEME ASIOAL

    PROGRAM P2DTK

    2008

    Jl. Tanah abang V/37B Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat 10130,Telp. (021) 3510004, Fax. (021) 3857287 email : [email protected]

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    2/28

    1

    BAB IUMUM

    1.1. LATAR BELAKANG

    Dalam pembangunan Jaringan Irigasi Perdesaan, semata-mata bukan hanyauntuk menyediakan prasarana guna mendukung kegiatan usaha masyarakat

    desa, namun lebih ditekankan pada upaya pemberdayaan masyarakat.Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalamproses perencanaan, pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan serta pelestarianprasarana yang akan dan telah dibangun.

    1.2. TUJUAN

    Tujuan pembangunan jaringan irigasi perdesaan, yaitu :a. Meningkatkan produksi pangan terutama berasb. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air irigasic. Meningkatkan intensitas tanamd. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat desa dalam pembangunan

    jaringan irigasi perdesaan

    1.3. LINGKUP KEGIATAN

    Lingkup pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi Perdesaan, dibatasi denganprioritas sebagai berikut :a. Perbaikan/rehabilitasi jaringan irigasi perdesaan yang telah adab. Peningkatan irigasi perdesaan yang telah adac. Pembangunan baru irigasi perdesaan

    1.4. KRITERIA KEGIATAN

    a. Irigasi yang tidak tercatat dalam buku inventaris DPU Pengairanb. Luas areal daerah irigasi perdesaan maksimum 150 hac. Pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi dilaksanakan oleh

    P3A atau kelompok petanid. Merupakan usulan dari masyarakat petani yang didukung adanya kemauan

    dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan dansanggup melaksanakan operasi dan pemeliharaan setelah pekerjaan selesai.Usulan tersebut harus sudah mencerminkan urutan prioritas perbaikan,rehabilitasi, peningkatan, atau pembangunan baru

    e. Dapat merupakan rehabilitasi jaringan tersier dalam daerah irigasi teknis,semi teknis

    f. Tidak ada masalah ganti rugi tanah, bangunan dan tanaman.g. Tidak sedang dibiayai oleh sumber dana lainh. Usulan bendung baru dari pasangan batu atau beton terbatas pada :

    - Panjang bendung maksimum : 5,00 m- Tinggi bendung maksimum : 3,00 m- Debit banjir rencana : 30,00 m3/det

    i. Pembangunan irigasi baru harus memenuhi ketentuan- ada sumber air cukup- adanya sawah (tadah hujan)- ada petani- kualitas air memenuhi

    - tanah/sawah baik untuk pertanian (padi)- ada pemasaran hasil produksi

    j. Daerah irigasi perdesaan bukan merupakan daerah banjir rutin

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    3/28

    2

    1.5. PENDEKATAN

    Dalam melaksanakan pembangunan jaringan irigasi perdesaan, digunakanpendekatan sebagai berikut :

    a. Uraian prioritas

    Karena proses pelaksanaan pembangunan jaringan irigasi perdesaan (mulaidan penyuluhan survai, disain sampai pelaksanaan konstruksi) harus dapatdiselesaikan dalam 3-6 bulan, maka urutan prioritas ditetapkan sebagaiberikut.(1) Diutamakan pekerjaan perbaikan atau rehabilitasi jaringan irigasi yang

    telah ada, dan tidak memerlukan kajian teknis yang berat.(2) Pekerjaan peningkatan jaringan irigasi yang telah ada, yang benar-

    benar diperlukan(3) Pembangunan jaringan irigasi baru

    Meskipun membangun irigasi baru dimungkinkan (sekalipun merupakanprioritas terakhir), harus dihindari pembangunan bendung baru karenaPembangunan bendung baru memerlukan kajian teknis yang berat seperti:Pengumpulan data hidrologi dan hidrometri, penyelidikan tanah, dsb secaraakurat dan kajian teknik yang berat, yang kesemuanya itu memerlukan waktupanjang. Maka sangat sulit mempertanggung jawabkannya jika harusmembuat bendung sejak persiapan perencanaan sampai selesai konstruksihanya dalam waktu satu tahun saja.

    b. Luas Areal Daerah Irigasi

    Setiap sistem irigasi harus diketahui luas arealnya, karena data areal tersebutdiperlukan untuk berbagai keperluan, seperti Penentuan jumlah debit air,

    perencanaan tata tanam, pelaporan hasil produksi, dsb. Karena itu setiapusulan pekerjaan irigasi dalam program harus sudah lengkap dengan dataluas arealnya Luas areal suatu sistem irigasi umumnya dapat diketahui darigambar peta daerah irigasi yang bersangkutan.

    c. Kemampuan Petani untuk Mengelola (O&P) Jaringan Irigasi

    Agar hasil pembangunan jaringan irigasi perdesaan dapat berkesinambungankeberadaan dan kegunaannya, maka petani pemakai air selaku pemanfaatirigasi harus mampu mengelolanya

    Pengelolaan jaringan irigasi pada dasarnya merupakan usaha bersama para

    petani untuk menjaga, memelihara dan mengoperasikan jaringan irigasi agardapat berdayaguna dan berhasilguna setinggi-tingginya. Pengelolaan iniharus dilakukan atas kemampuan para petani sendiri (baik teknis maupunfinancial) tanpa tergantung kepada pihak Lain termasuk Pemerintah

    d. Alasan (Reasoning) Pembangunan Jaringan Irigasi PerdesaanSetiap usulan Pembangunan Jaringan Irigasi Perdesaan harus disertaidengan alasan mengapa kegiatan itu diusulkan ini penting agar semuapengeluaran biaya untuk kegiatan dapat dipertanggung jawabkan

    e Keterkaitan Dengan Institusi Pengelola Irigasi Setempat

    Setiap pembangunan jaringan irigasi perdesaan harus diketahui InstitusiPengelola irigasi setempat, agar ketersediaan air dan penggunaan air olehmasing-masing sistem irigasi dapat tercatat oleh institusi yang bersangkutan.

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    4/28

    3

    Institusi yang dimaksud disini adalah Dinas PU Pengairan Kabupaten atauCabang Dinas PU Pengairan Propinsi. Maka semua sistem irigasi yangtermasuk dalam program harus diinformasikan kepada institusi tersebut

    1.6. TATA LAKSANA

    Tata laksana bertujuan untuk memberikan gambaran alur produk suatu kegiatanatau dokumen :

    a. Umum

    Kebijakan Pemerintah dalam program sektor pertanian, khususnya untukPembangunan Jaringan Irigasi Perdesaan adalah untuk meningkatkan danmemberdayakan masyarakat desa dalam pembangunan jaringan irigasipedesaan mulai dari penyiapan usulan, perencanaan, pelaksanaan phisiksampai dengan operasi dan pemeliharaan

    b. Usulan

    Usulan Kegiatan pembangunan prasarana irigasi perdesaan merupakan hasilprioritas yang ditetapkan dalam Musyawarah Kecamatan Perangkingan atauMusyawarah Kabupaten Perangkingan

    c Perencanaan

    Tahap perencanaan harus melibatkan petani dan masyarakat desa baik padasystem planning maupun disain.

    Pada tahap diskusi akan melibatkan (a) Perencana/Konsultan, (b) P3A, (c)

    Tokoh Masyarakat, (d) Petugas tingkat Desa dan Kecamatan (Camat, Kadesdan PPL), (e) Petugas Cabang Dinas PU Pengairan / Dinas PengairanKabupaten.

    d. Pelaksanaan

    1. Pelaksanaan pembangunan jaringan irigasi perdesaan dilaksanakandengan 2 cara:1) dilaksanakan langsung oleh masyarakat dibawah koordinasi Tim

    Pelaksana Kegiatan (TPK)2) dilaksanakan oleh Pihak Ketiga (Kontraktor) dibawah penugasan

    UPKD di Dinas terkait

    2. Pada saat pelaksanaan pembangunan sudah selesai baik yangdilaksanakan dengan Pola Kontraktor maupun langsung masyarakat,sebelum hasil pekerjaan di serah terimakan kepada masyarakat harusdiadakan uji pengaliran yang disaksikan oleh P3A.

    3. Langkah selanjutnya hasil pembangunan akan diserahkan TPK kepadamasyarakat dan menyerahkan hasil pembangunan tersebut kepadakepala Desa, sebagai asset Desa.

    e. Pengelolaan

    Pengelolaan jaringan irigasi perdesaan akan dilaksanakan sepenuhnya olehP3A. Selanjutnya P3A akan mengelola jaringan irigasi perdesaan sesuai

    dengan anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya.

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    5/28

    4

    f. Laporan Akhir

    Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) atak Pihak Ketiga perlu membuat laporanakhir kegiatan antara lain :- Lokasi jaringan irigasi- Luas areal daerah irigasi (luas oncoran) dalam ha- Type bangunan utama (bendung, pengambilan bebas, dan lain-lain)

    - Sifat pembangunan (perbaikan/rehabilitasi, peningkatan, pembangunanbaru)

    - P3A (sudah ada, pembentukkan baru)- Hambatan-hambatan saat pembangunan- Biaya pembangunan

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    6/28

    5

    BAB IIPERENCANAAN UNTUK PERBAlKAN / REHAB1LITASI

    2.1. LINGKUP

    - Saluran atau bangunan yang sebagian atau seluruhnya berkurang fungsi

    - pelayanannya, karena longsor atau rusak- Bangunan Pembagi/Boks Bagi- Bangunan Sadap/Corongan- Penahan Talud- Penahan Tebing

    2.2. KRITERIA

    2.2.1. Perbaikan/Rehabilitasi

    Bangunan masih kuat dan masih akan dapat bertahan lama terhadappengaruh cuaca

    Bangunan akan tetap stabil Kapasitas bangunan mampu untuk mengalirkan debit air yang

    direncanakan Sambungan antara bagian lama dan bagian baru secara teknis dapat

    dilaksanakan dengan mudah dan akan mempunyai daya ikat yangkuat

    2.2.2. Meningkatkan Efisiensi dan Eefektifitas

    Mudah dioperasikan oleh petani Dapat menjamin pembagian air secara adil dan merata Melindungi jaringan irigasi dari kerusakan akibat pengaruh alam Mengurangi biaya pemeliharaan

    2.3. SURVAI DAN INVENTARISASI

    Kriteria dari pelaksanaan kegiatan ini adalah

    a. Melakukan survai, membuat skets semua bangunan dengan memperhatikanukuran seperti, lebar dan panjang bangunan, ukuran pintu dan sebagainya.Bilamana perlu untuk bangunan penting tersebut supaya dilengkapi denganfoto Memberi tanda pada bagian-bagian yang rusak dan perlu diperbaiki.

    b. Membuat daftar inventarisasi kondisi saluran atau bangunan yang berisikondisi baik, perlu perbaikan, ganti baru.

    c. Melakukan survai dan perkiraan luas oncoran atau penyadapan air yangbelum ada bangunannya, sekaligus menetapkan batas petak.

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    7/28

    6

    Contoh hasil inventarisasi seperti pada Gambar 1.2.

    Gambar 1. Inventarisasi Situasi dan Lokasi Bangunan

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    8/28

    7

    Gambar 2. Sket Bangunan Hasil Inventarisasi

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    9/28

    8

    2.4. SITUASI DAN PENGUKURAN SALURAN

    2.4.1. Peta Situasi

    Tidak diperlukan peta situasi kalau sifat pekerjaan perbaikan, rehabilitasi atau,peningkatan efisiensi dan efektifitas.

    2.4.2. Pengukuran Saluran

    Dilaksanakan dengan pipa plastik berisi air. Pelaksanaan metode ini dapat dilihatpada Buku II

    2.5. DISAIN TEKN1S

    2.5.1. Perbaikan/Rehabilitasi

    a. Apabila ada gambar disain lama, maka perlu diteliti, bila perludiadakan penyempurnaan sehingga dapat dipakai sebagai gambar

    disain baru.b. Apabila tidak ada, maka urutan kegiatan disain teknis tetap diikutisebagai berikut: Pra disain Hasil dari kegiatan survai dan inventarisasi (butir 2.3. ditetapkan

    sebagai hasil pra disain) Diskusi disain Final disain

    c . Gambar purna laksana (A3 built Drawing)d. Pada akhir pekerjaan (perbaikan/rehabilitasi) maka dibuat gambar

    purna laksana lengkap dengan ukuran dan skala

    2.5.2. Meningkatkan Efisiensi/Efektivitas

    a. Saluran

    Kapatitas saluran pembawa didimensi berdasarkan kebutuhan airirigasi (WR) dan luas sawah (A)

    Q = IWR x A

    Kebutuhan air irigasi IWR = Irr/EIrr = Kebutuhan air untuk tanamanE = Faktor efisiensi - 80 %

    A = Luas areal

    - Untuk Irigasi Pedesaan, data tersebut di atas sangat sulit didapat/tidak tersedia.Dapat menentukan kebutuhan air irigasi, maka dapat diambil daribesaran kebutuhan irigasi dari daerah irigasi teknis yang lokasinyaberdekatan dengan lokasi proyek.

    Secara umum IWR= 1,75 l/det/ha (NWR = 1,4 l/dt/ha)- Untuk saluran pembawa irigasi perdesaan disarankan untuk

    memakai label 1, 2, 3 dibawah mi, dengan catatan: Apabilakemiringan tanah (Ie) lebih besar dan pada keminngan saluran

    tabel, maka pada saluran dilengkapi dengan bangunan terjun(tegak).

    b. Bangunan bagi atau boks pembagi

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    10/28

    9

    1) Pembagian air dalam bangunan dibuat secara proporsional.2) Lebar bukaan lubang pembagian berbanding lurus terhadap Kias

    areal yang diairi dengan elevasi ambang yang sama sertadiusahakan tidak terlalu tinggi.

    3) Ditinjau dari banyak dan arah pembagiannya ada tiga macambangunan bagi atau boks pembagi (Gambar 3a, 3b dan 3c)

    4) Rumus pengaliran melewati ambang : Aliran sempurna Q = 1,71.b.h 3/2

    Gambar 3a . Bangunan Bagi/Boks Gambar 3b. Bangunan Bagi/BoksPembagi Kanan Pembagi Kiri

    Gambar 3c Bangunan Bagi/Boks Pembagi Kanan dan Kiri

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    11/28

    10

    c. Bangunan Sadap/Corongan

    1) Penyadapan dengan pipa beton atau pipa PVC 75 mm untuk

    areal 5-7 ha dan dengan pipa beton atau pipa PVC 100 mmuntuk areal 8 - 12,50 ha.

    2) Pintu Sadap/Corongan dapat dilengkapi dengan pintu sorongsederhana atau cukup dengan lubang balok sekat

    3) Bangunan Sadap dapat dikombinasikan dengan bangunan bokspada bagian ujung keluaran (outlet) Gambar 4a dan 4b

    Gambar 4a. Bangunan Sadap/ Gambar 4b. Bangunan Sadap/CoronganCorongan dengan kombinasi boks

    d. Bangunan Terjun

    1) Bangunan terjun type ini adalah bangunan terjun dengan temboktegak lurus atau dengun kemiringan 1,5 seperti (Gambar 5) yangdigunakan bila tinggi terjun, Hmax (A-B) = 1,50 m.

    Gambar 5. Bangunan Terjun

    2) Syarat-syarat perhitungan untuk Bangunan Terjun Type ini secara praktisdapat didasarkan pada- Lebar alas tembok penahan 0,30 m dan lebar bawah diambil 0,47 H.- Panjang ruang olakan Lb = 4 - 6h (h = tinggi air di saluran)- Panjang sayap hulu dan hilir bervariasi disesuaikan dengan tinggi air

    dan keadaan tanah.

    e. Penahan Talud Saluran

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    12/28

    11

    Untuk stabilitas talud saluran dipakai penahan talud saluran type 1, 2, 3, 4, 5 sepertipada Gambar 6a, 6b, 6c, 6d, 6e.

    Gambar 6a Penahan Talud Saluran Type 1

    Gamhar 6b . Penahan Talud Saluran Type 2

    Gambar 6c. Penahan Talud Saluran Type 3

    Gambar 6d. Penahan Talud Saluran Type 4

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    13/28

    12

    Gambar 6e. Penahan Talud Saluran Type 5

    f. Penahan Tebing Sungai

    1) Bila konstruksi penahan tebing sungai dibuat dan pasangan batu kali,ukuran untuk tebal pasangan atau cukup 0,25 H sedangkan tebalpasangan bawah 0,47 H Gambar 7.

    Gambar 7. Penahan tebing dari pasangan batu

    2) Konstruksi penahan tebing sungai dibuat dari pasangan bronjong kawatGambar 8

    Gambar 8. Penahan tebing dan bronjong

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    14/28

    13

    BAB IIIPERENCANAAN UNTUK JARINGAN IRIGASI BARU atau

    BANGUNAN BARU

    3.1. LINGKUP

    a. Jaringan Irigasi Baru dalam rangka memanfaatkan potensi alam yang ada,antara lain air, tanah (sawah)

    b. Bangunan Dam, dalam rangka menambah atau mengganti bangunan sudahrusak atau tidak berfungsi lagi pada jaringan irigasi yang ada

    3.2. KRITERIA

    a. Jaringan Irigasi Baru Ada sumber air cukup Ada sawah (tadah hujan) Ada petani penggarap Kualitas air memenuhi Tanah (sawah) baik pertanian (padi) Ada pemasaran hasil produksi

    b. Bangunan Dam Kapasitas bangunan mampu untuk mengalirkan debit air yang

    direncanakan Mudah dioperasikan dan dipelihara petani Pembagian air akan lebih adil dan merata

    3.3. PEKERJAAN PERSIAPAN

    3.3.1. Pengumpulan data, laporan dan pengenalan lapangan

    a. Data atau laporan di dapat dan mcngumpulkan informasi tertulis ataulisan dari penduduk sekitar lokasi pekerjaan atau dari instansisetempat

    b. Pengenalan lapangan dilakukan untuk memperjelas informasi ataulaporan yang didapat, dalam rangka melakukan analisa atas laporandan keadaan lapangan.

    3.3.2. Survai dan Inventarisasi

    Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data lapangan yang

    lengkap. langkah kegiatan ini perlu mengikuti kriteria pada Buku II.

    3.3.4. Peta Situasi

    Untuk jaringan irigasi baru diperlukan peta situasi guna merencanakanluas sawah yang akan diairi, lokasi serta jenis saluran atau bangunan yangdiperlukan Kriteria serta langkah guna pembuatan peta situasi mengikutipetunjuk pada Buku II

    3.4. TATA LAKSANA DISAIN

    Tahap perencanaan/disain harus melibatkan petani dan masyarakat desa, haikpada tahap system planning maupun disain.

    Keterlibatan petani antara lain diwujudkan melalui diskusi dalam rangkamenentukan letak, jenis, saluran atau bangunan keikutsertaan petani dalamdiskusi system planning dan disain akan mendorong petani merasa ikut memiliki

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    15/28

    14

    serta berkemauan melaksanakan operasi dan pemeliharaan.

    Pada tahap diskusi akan melibatkan :- Perencana/Consultan- Tokoh masyarakat- Petugas tingkat desa dan kecamatan- Cabang Dinas Pengairan atau Dinas Pengairan Kabupaten

    3.5. SYSTEM PLANNING

    Sistem planning ini sangat diperlukan dalam menentukan letak dan jenis saluranbangunan serta fasilitas lainnya Draft system planning, antara lain: Tata letak saluran dan bangunan Luas masing-masing petak irigasi Usulan perbaikan dan priontasnyaKetentuan-ketentuan sistem planning dapat dipelajari dari Buku II

    3.6. PENGUKURAN

    Pelaksanaan pengukuran untuk keperluan pemetaan situasi maupun untukpengukuran saluran agar diusahakan menggunakan alat ukur optik, bila manakesulitan mendapatkan alat ukur optik, pelaksanaan pengukuran dapat dilakukandengan memakai pipa (slang) plastik.

    Metode ini dapat dipelajari pada Lampiran II-1 atau pada Buku II.

    3.7. SURVAI INVESTIGASI GEOTEKNIK

    Tidak diperlukan penyelidikan geologi pada lapisan bawah (sub grade), namuncukup data-data geologi permukaan saja Khusus untuk perencanaan bendung

    diperlukan sumur uji pada lokasi rencana bendung secara rinci kegiatan dankriteria survai investigasi Geoteknik dapat dipelajari pada Buku II.

    3.8. DESIGN BENDUNG

    3.8.1. Kebutuhan air irigasi (IWR)

    Kebutuhan air irigasi (IWR) adalah tergantung dari luas sawah (A) dankebutuhan tanaman dan kebutuhan air irigasi ini tidak akan lebih besar danpada debit andalan sungai (Qp).

    Qp - A x IWRSebagai perkiraan IWR = 1,75 1/det/ha

    3.8.2. Debit andalan

    Memperkirakan atau menghitung debit andalan adalah sangat memerlukanketelitian karena berkaitan dengan luas sawah yang akan diairi, namundibutuhkan data-data yang lengkap Debit andalan ini dapat diperkirakanatau dihitung dan tinggi air di sungai yang informasinya didapat daripenduduk setempat Contoh perhitungan dapat dipelajari pada Buku II.

    3.8.3. Debit Banjir Rencana

    Debit Banjir akan menentukan kedalaman dan panjang lantai olah. Caramenghitung debit banjir rencana ada beberapa cara antara lain.a . Metode Wedumen, Melchior dan lain-lainb. Dihitung dari bangunan air yang letaknya berada di hulu rencana

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    16/28

    15

    bendungc. Dengan membandmgkan luas tangkapan hujan daerah lain yang

    sudah dihitung debit rencananya.d. Dihitung dan penampang banjir sungai, atas informasi dari penduduk

    Cara perhitungan debit banjir ini dapat dipelajari pada Buku II.

    3.8.4. Ruang Olak

    Penentuan kedalam dan panjang lantai ruang olak dihitung denganmenggunakan metode MDO yang sudah dikembangkan oleh PuslitbangPengairan dengan menyederhanakan parameter-parameter diaplikasikanpada disain bendung perdesaan Tata cara perhitungan olak metode MDOdapat dipelajari pada Buku II.

    3.9. BANGUNAN BAGI, BANGUNAN PEMBAWA DAN BANGUNAN PELENGKAP

    Disain bangunan bagi, pembawa dan pelengkap dilakukan dengan perhitunganpraktis dan dibuat standar untuk dapat mudah digunakan dan diaplikasikan dalammerencanakan Jaringan Irigasi Perdesaan Untuk Lengkapnya dapat dipelajaripada Buku II.

    3.10. BANGUNAN LAIN

    Yang dimaksudkan bangunan bagi, termasuk boks pembagi yang masing-masingberfungsi untuk membagi air ditingkat saluran utama dan di saluran tersier.Sedangkan bangunan pembawa antara lain: gorong-gorong, jembatan, talang,bangunan terjun dan lain-lain.

    Bangunan lain yang dimaksudkan disain antara lain bangunan-bangunan yangfungsi menampung sumber air, misalnya embung, mata air, sumur dangkal (airtanah), bendung bronjong, bendung cerucuk.

    Disain bangunan dibuat lebih sederhana dan praktis dalam pemakaian untukpembangunan jaringan irigasi perdesaan. Perhitungan dan gambar sket terdapatpada Buku II.

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    17/28

    16

    BAB IVOPERASI DAN PEMELIHARAAN

    4.1. UMUM

    Setiap perbaikain, rehabilitasi, peningkatan, atau pembangunan jaringan irigasi,

    selalu melalui tahapan kegiatan Perencanaan, Pelaksanaan, dan Operasi &Pemeliharaan (O&P). Proses perencanaan dan pelaksanaan umumnyaberlangsung dalam kurun waktu relatif singkat, sedangkan proses berlangsungdalam kurun waktu yang sangat panjang.

    4. 1.1 Pengelolaan Jaringan

    Setelah pembangunan/perbaikan/rehabilitasi irigasi selesai, maka hasil-hasil pembangunan/perbaikan/rehabilitasi tersebut diserahkan kepdamasyarakat pemakai air yang tergabung dalam organisasi P3A atau namalain sesuai dengan kondisi setempat selanjutnya pengelolaan jaringanirigasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab P3A.

    4.1.2. Hubungan Antara Operasi dan Pemeliharaan

    Kegiatan operasi dan kegiatan pemeliharaan adalah dua kegiatan yangberbeda, namun keduanya saling berkaitan dan ada saling ketergantungansatu dengan lainnya, jika pemeliharaan tidak dilakukan dengan baik, makaakan berakibat jaringan irigasi tidak dapat di operasikan sccara optimal.Sebaliknya kesalahan atau kelalaian dalam menjalankan operasi akanberakibat mempercepat kerusakan jaringan irigasi, yang berarti pulamemperberat usaha pemeliharaan.

    4.2. OPERASI

    4.2.1. Pengertian Operasi

    Operasi irigasi adalah Proses kegiatan pengaturan, pengambilan air danair, pengaliran air kedalam jaringan irigasi dan pembagian air secararasional ke areal tanah yang diari secara efektif, efisien, adil dan merataserta air kelebihan ke saluran-saluran pembuang.

    4.2.2. Hubungan Antara Kebutuhan Air Untuk Tanaman dan Ketersediaan Air

    Ketersediaan air, baik air hujan maupun air yang berasal dari sumber airlainnya (sungai, danau, waduk, mata air, dsb ) dari waktu ke waktu selaluberubah-ubah atau tidak tetap. Kebutuhan air untuk tanaman juga tidakselalu tetap, baik karena berbeda jenis tanamannya maupun karenaberbeda tingkat pertumbuhannya.

    Pengoperasian irigasi pada hakekatnya adalah mengupayakan agar antarakebutuhan air untuk tanaman dan ketersediaan air irigasi terjadikeseimbangan sehingga menghasilkan yang paling menguntungkan bagimasyarakat dan sejauh mungkin menghindari terjadinya kegagalan panen.

    4.2.3. Pola Tanam

    Umumnya setiap tahun lahan beririgasi dapat ditanami tiga kali, makaterdapat tiga masa tanam, yaitu Masa Tanam Pertama, Kedua, dan Ketiga(disingkat MT I, MT II, dan MT III) Penetapan MT I selalu dimulai darimusim hujan dan diakhiri dengan MT III yang jatuh di musim kemarau.Contoh : Pola Tanam Padi - padi - palawija, artinya pada MT I ditanampadi, pada MT II ditanam padi dan pada MT III ditanam palawija.

    Pola tanam yang dianjurkan :

    a. Irigasi yang airnya cukup Padi - padi - palawijaPerhatian : Jangan melaksanakan pola tanam: Padi - padi - padi

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    18/28

    17

    (menanam padi terus-menerus sepanjang tahun tanpadiselingi palawija), meskipun air irigasi cukup. Sebabsiklus kehidupan hama tanaman padi tidak dapatterputus. akibatnya hama akan makin berkembang-biak.

    b. Irigasi yang airnya terbatas :Sebagian areal Padi - padi - palawija

    Sisa areal lainnya Padi - palawija - palawijac. Irigasi yang airnya sangat terbatas :

    Padi - palawija - palawija

    d. Irigasi yang airnya sangat kurang :Padi - palawija - bera (tak ditanami)

    Pemilihan pola tanam harus sesuai dengan air yang tersedia dankeinginan sebagian besar masyarakat petani setempat Sebaiknyadimusyawarahkan dengan para pejabat Desa, Dinas Pertanian dan DinasPengairan setempat

    4.2.4. Rencana Tata Tanam (RTT)Tata Tanam pada suatu sistem irigasi adalah suatu rencana tahunan yangmenggambarkan tentang jenis tanaman yang akan ditanam bentuk luasdan lokasinya masing-masing, serta jadual waktu kapan mulai danberakhirnya masa tanam di masing-masing lokasi tiersebut.

    Dengan adanya RTT maka dapat diketahui kebutuhan air dan lokasinyamasing-masing lahan yang akan ditanami, serta jadual waktu pemberianairnya.

    4.2.5. Kegiatan Penting dalam

    Pengoperasian Jaringan Irigasi

    Pengoperasian jaringan irigasi yang penting untuk dilakukan adalah:a. Membuka dan menutup pintu pernasukan air (intake) pada bendung/

    bangunan pengambilan air. Bila air di sumber air normal: pintu dibuka, untuk mengalirkan air

    irigasi kedalam jaringan irigasi. Bukalah pintu air secukupnyasesuai dengan ketetapan disain. Jangan membuka pintu terlalulebar, karena air yang masuk ke saluran dapat melampaui kapasitasnyadan akan merusak jaringan irigasi.

    Bila air di sumber air banjir ditutup,Untuk mencegah masuknya airbanjir kedalam jaringan irigasi, yang akan menimbulkan kerusakan

    pada jaringan irigasi.b. Membuka dan menutup pintu pembitas (jika ada) sesuai dengan jadual

    waktu yang telah ditetapkan dalam disain. Jika sistem irigasinya tidakdi lengkapi dengan pintu pembilas dan kantong lumpur, maka kegiatanini tak perlu dilakukan.

    c. Mengatur dan membagi air irigasi secara efektif, efisien, adil danmerata ke seluruh lahan persawahan dalam sistem irigasi, sesuaidengan tingkat pertumbuhan tanaman Pembagian dan pemberian airtersebut harus dilakukan tepat waktu, tepat jumlah dan tepat cara.

    d. Mengatur dan menjaga agar akibat-akibat negatif yang mungkin ditimbulkan oleh air, baik akibat kelebihan air (banjir / genangan ataugerusan aliran), akibat kekurangan air (kekeringan), maupun akibat

    pencemaran air dapat dihindarkan.

    4.2.6. Pembagian Air Irigasi Secara Proporsional (Untuk Air Normal)

    Disain bangunaan bagi sudah ditetapkan agar air yang mengalir melalui

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    19/28

    18

    bangunan bagi akan otomatis terbagi secara proporsional sesuai denganluas areal masing-masing, maka pengoperasiannya menjadi sangatmudah, karena tidak perlu mengatur-atur lagi.

    4.2.7. Pembagian Air Irigasi Secara Giliran (Untuk Air Kurang)

    Jika suatu saat debit air tidak cukup untuk mengairi seluruh areal lahan,pembagian air dapat dilakukan secara giliran Lamanya pemberian air bagi

    masing-masing blok giliran harus diatur agar:

    Sebanding dengan luas areal masing-masing. Sebelum kandungan air (field moisture content) tinggal 8O% atau

    tanahnya mulai hampir kering, blok tersebut harus telah mendapatjatah giliran air lagi.

    Untuk lebih jelasnya dapat diperiksa contoh pada Petunjuk TeknisLampiran IV-I Jika debit air di sumber air sudah normal kembali, makapembagian air agar dikembalikau secara proporsional lagi.

    4. 2. 8. Pengendalian Pencemaran Air

    Dalam pengoperasian irigasi selain yang telah diuraikan diatas, perludilakukan juga kegiatan/usaha pengendalian pencemaran air, Namun jikaterpaksa ada pencemaran air, maka harus masih dibawah ambang batasyang diijinkan. Umumnya pencemar air datang dari limbah pabrik atauIimbah rumah penduduk dalam bentuk sampah, kotoran manusia /binatang, dsb.

    4.3. PEMELIHARAAN

    4.3.1. Pengertian Pemeliharaan

    Pemeliharaan jaringan irigasi adalah usaha-usaha dan kegitan-kegiatan

    menjaga agar jaringan irigasi selalu dapat berfungsi dengan baik dapatdioperasikan secara optimal, dan terjaga kelestarianya.4.3.2. Ruang Ligkup Kegiatan Pemeliharaan

    a. Perawatan1) Perawatan Rutin

    Perawatan rutin harus dilakukan secara terus-menerus setiap harioleh para petani pemakai air (dilakukan secara swakelola). Yangtermasuk kegiatan perawatan rutin antara lain: Membabat rumput pada tanggul dan tebing saluran Membersihkan sampah/kotoran yang hanyut, tumbuhan air

    pengganggu (ganggang, enceng gondok, dll ) yang berada disaluran

    Menutup lubang-lubang pada tanggul saluran, lubang inibiasanya dibuat oleh tikus, ketam, dll.

    2) Perawatan Berkala (Periodik)Perawatan dilakukan secara berkala namun harus tepat waktu. Membuang endapan lurnpur pada saluran (sekali setahun

    pada masa pengeringan) Mengecat pintu-pintu air (sekali setahun), dll

    b. Perbaikan dan Penyempurnaan1) Perbaikan Darurat (Perbaikan Insidentil)

    Perbaikan darurat pada umumnya dilakukan untuk mernperbaikikerusakan-kerusakan akibat bencana alam (banjir, tanah longsor,

    dsb) atau akibat lain yang tak dapat diduga sebelumnya, danharus cepat diatasi

    2) Perbaikan (Permanen)Setelah perbaikan darurat selesai, perlu ditindak lanjuti dengan

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    20/28

    19

    perbaikan yang sebenarnya agar kondisinya tidak merosot lagi.Perbaikan juga dilakukan terhadap kerusakan-kerusakan lain yangdisainnya sudah lengkap. Misalnya perbaikan terhadap rantaibangunan terjun yang tergerus oleh aliran air, tembok sayap yangpatah, dsb.

    c. Penggantian

    Penggantian adalah kegiatan pemeliharaan untuk mengganti satu ataulebih satuan bangunan/saluran secara utuh, yang karena kondisi danfungsinya sudah tidak layak pakai/tidak ekonornis untuk diperbaiki.

    Penggantian umumnya dilakukan karena usia bangunan sudah lanjut,atau karena kerusakannya telah terlalu parah, ataupun karenafungsinya tidak mungkin dipertahankan lagi.

    d. Pengamanan

    Pengamanan adalah usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untukmelindungi keselamatan jaringan irigasi dan bahaya yang dapatditimbulkan oleh pihak lain (manusia, binatang, atau benda padat/cair)

    termasuk juga keselamatan bagi pihak lain dari bahaya yang dapatditimbulkan oleh jaringan irigasi.

    4.3.3. Pemeliharaan Saluran Pembawa

    a. Pembabatan rumput

    Pembabatan rumput dan semak-semak termasuk perawatan rutinharus dilakukan setiap saat oleh suatu kelompok kerja yang bergerakdari hulu menuju hilir (setiap hari berpindah tempat), setelah sebulankembali kehulu lagi untuk bergerak kehilir dan seterusnya

    b. Pembersihan Kotoran dan Tumbuh-tumbuhan Dalam Saluran

    Sampah-sampah, kotoran-kotoran, dan tumbuh-tumbuhan airpengganggu seperti ganggang, enceng gondok, dll. Harus dibuangsebelum berkembang-biak, agar tidak mengganggu aliran air.Kebiasaan untuk "Tidak membuang sampah kedalam saluran perludibudayakan kepada seluruh anggota masyarakat.

    c. Pembuangan Lumpur

    Lumpur yang mengendap didasar saluran harus dibuang, agarkapasitas saluran dapat sesuai dengan disainnya Pckerjaan inidilakukan secara periodik, sekurang-kurangnya setahun sekali yaitupada masa pengeringan.

    d. Pemeliharaan Tebing dan Profil SaluranProfil saluran perlu diusahakan tctap tradisional seperti gambardisainnya, kecepatan aliran dan kapasitasnya tidak berubah.

    e. Pencegahan Rembesan dan Bocoran pada Tanggul Saluran

    Rembesan umumnya belum mengganggu tanggul, namun jika tidaksegera diatasi dapat membesar dan berubah menjadi bocoran.Bocoran dalam waktu singkat dapat membobolkan tanggul saluran.Cara mengatasi rembesan/bocoran pada tanggul saluran :

    1) Rembesan yang membesar

    Membongkar sisi tanggul bagian dalam saluran yang rembeskemudian menggantinya dengan tanah timbunan baru, pekerjaantimbunan dilakukan dengan cara lapis demi lapis ditimbun sampaipadat dengan tanah timbunannya harus bermutu baik danmempunyai kandungan air optimum (bukan tanah kering).

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    21/28

    20

    2) Rembesan karena tanah tanggulnya poreus (tanah berpasir)Tebing tanggul saluran bagian dalam perlu dilining (diberipasangan batu atau beton), kalau perlu termasuk dasarsalurannya.

    3) Bocoran

    Bila bocoran sudah sedemikian besar, badan tanggul saluran di

    bagian yang bocor harus dibongkar seluruhnya, dan diganti barudengan material yang baik, seperti yang diuraikan dalam butir a).

    4) Lubang-lubang karena tikus/ketam/ular dsb

    Lubang-lubang dapat ditutup dengan cara groutting, yaitu denganmemasukkan lumpur tanah liat dicampur semen (perbandingan 1semen 10 tanah liat).

    f. Perbaikan Pelindung Tebing Saluran

    Pelindung tebing umumnya dibuat dari pasangan batu, beton atau batukosong Kadang-kadang kita jumpai juga turap kayu, bronjong, dll

    1). Pasangan Batu / Beton

    Pasangan yang lepas dapat ditambal dengan lebih dahulumembongkar bagian sekitarnya yang juga sudah mulai lapukPasangan yang retak atau pecah dapat disambung kembali denganterlebih dahulu membongkar kiri kanan bagian yang retak/pecahagar terjadi pias selebar 1 - 1 50 m. Kemudian pias tersebut diisidengan pasangan batu agar penyambungan dapat menghasilkanbidang yang rata dan baik.

    Tembok yang runtuh sebaiknya dibongkar sama sekali, lerengbelakang pasangan dibentuk kembali, fundasi diperkuat, koperan

    diperdalam. Jika dibelakang tembok terdapat tekanan air, makapasangan tembok perlu diberi lubang drain secukupnya.

    2) Pasangan batu kosong

    Kerusakan pasangan batu kosong umumnya beberapa bagianbatunya dilepas oleh pencari ikan, dan rontok akibat dasar salurantergerus atau tanah dibelakangnya tergerus. Memperbaikinyadilakukan dengan cara mengatur kembali batu-batu yang lepasketempat semula.

    4.3.4. Pemeliharaan Saluran Pembuang

    Pada umumnya saluran pembuang kurang mendapat perhatian Saluranpembuang yang tidak terpelihara akan tidak berfungsi, akibatnya akanterjadi banjir (genangan) yang dapat mengganggu pertumbuhan tanamandan berkurangnya produksi pertanian. Karena itu saluran pembuangmemerlukan pemeliharaan seperti halnya pada saluran pembawa, namunintensitasnya dapat lebih rendah, tidak perlu setinggi saluran pembawa.

    4.3.5. Pemeliharaan Bangunan

    a. PasanganBatu

    Pada umumnya bangunan-bangunan irigasi terbuat dari pasangan batu.Karena pasangan batu tidak dapat menahan gaya tarik bila terjadi penurunanfundasi yang tidak merata, maka pasangan batu akan retak atau patah Caramemperbaiki retakan atau patahan ini sama dengan cara memperbaikiretak an/pat ahan pada pelindung tebing sakitar.

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    22/28

    21

    Kerusakan akibat scouring mungkin perlu pemasangan lantai, pemasangankoperan, atau konstruksi pelindung tebing lainnya. Kerusakan akibat pipingmungkin diperlukan groutting, atau konstruksi lain Kerusakan-kerusakan lainyang mungkin terjadi pada pa.sangan batu, ialah :

    1) Abrasi sering terjadi pada bangunan yang berada di sungai yangmengalir deras dan menghanyutkan pasir serta batu-batu keras

    (banyak terjadi pada mercu bendung). Pasangan yang tergerusagar segera ditutup kembali. Bidang permukaannya perludilindungi dengan batu candi yang keras dan liat (batu basalt).

    2) Pelapukan sering terjadi pada bangunan yang berada di sungaiyang airnya mengandung larutan agresif. Bangunan yang bidangpermukaannya demikian perlu diplester dengan spesi semen,secara berkala plesteran tersebut dikupas dan diperbaharui lagi.

    3) Desakan akar: Akar selalu ingin menuju ketempat yang basahMaka perlu dijaga agar dalam jarak yang aman tidak terdapattanaman atau tumbuh-tumbuhan yang berakar kuat seperti pohonflamboyan, pisang, dsb.

    b. Pintu Air

    Pintu air harus dipelihara agar selalu dapat dibuka dan ditutup dengansempurna serta terhindar dari korosi atau pelapukan, maka:

    Secara teratur dalam jangka waktu tertentu harus diperiksa dengan caradibuka penuh dan dilutup penuh, untuk mengetahui kelainan-kelainanyang mungkin terjadi.

    Alat penggerak, berupa batang ulir, batang pengangkat, sponing dllsecara teratur dalam jangka waktu tertentu harus dibersihkan dandilumasi dengan minyak pelumas atau gemuk (grease).

    Untuk menghindari korosi, maka daun-daun pintu dan bagian-bagian

    konstruksi yang lain yang terbuat dan besi harus dicat dengan cat antikarat Pengecatan ini harus dilakukan setahun sekali atau selambat-lambatnya dua tahun sekali.

    Pengecetan harus dilakukan setelah bidang yang akan dicat bersih dan keringPintu air yang terbuat dari kayu secara teratur tiap tahun harus dicat di kloteruntuk mencegah terjadinya pelapukan

    Penggantian umumnya dilakukan karena usia bangunan sudah lanjut, ataukarena kerusakannya telah terlalu parah, ataupun karena fungsinya tidakmungkin dipertahankan lagi.

    c. Pengamanan

    Pengamanan adalah usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk melindungikeselamatan jaringan irigasi dan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pihaklain (manusia, binatang, atau benda padat/cair) tcrmasuk juga keselamatanbagi pihak lain dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh jaringan irigasi.

    d. Bendung/Pengambilan Bebas

    Bendung/pengambilan bebas adalah bangunan utama yang sangat vitaldan selalu berada dalam bahaya terutama pada waktu banjir. Kerusakan-kerusakan pada bendung harus dapat diketahui saat masih dini, agar tidakmenjadi kerusakan yang parah, dan perbaikannya tidak dapat diatasidengan pekerjaan pemeliharaan biasa, tetapi sudah menjadi pekerjaanrehabilitasi Karena itu pengamatan secara periodik dan teliti sangat

    diperlukan.

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    23/28

    22

    e. Bangunan Pada Jaringan Irigasi

    Karena umumnya bangunan-bangunan Tersebut dibuat dari pasanganbatu dan dilengka.pi dengan pintu air maka untuk pemeliharaannya dapatdilihat uraian tentang pemeliharaan pasangan batu dan pemeliharaan pintuair.

    f. Bangunan yang Dibuat Dari BronjongBronjong setelah lama akan berubah bentuk, baik karena tanah dasarnyamenurun, atau kawatnya putus. Bronjong yang berubah bentuk tidak perludibongkar dan diratakan kembali.

    Bronjong yang rusak karena kawatnya putus cukup diperbaiki dengan caramenyulami bagian kawat bronjong yang putus dan mengisi kembali batu-batu yang hilang. Bendung bronjong yang kondismya telah stabil,sebaiknya dilapisi dengan pasangan batu setebal 30 - 40 cm, agar usianyadapat makin panjang.

    4.4. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

    Kejadian-kejadian penting selama pelaksanaan O&P jaringan irigasi perlu dipataudan dilaporkan Laporan dapat berisi tentang:

    - Kondisi dan fungsi jaringan irigasi- Manfaat jaringan irigasi, seperti terjadinya padi (hasil panen), luas areal

    tanam dan luas areal panen dan sebagainya.- Hal-hal lain yang dipandang penting seperti terjadinya bencana alam, banjir,

    kekeringan, adanya pelatihan, dan lain sebagainya.

    Laporan dibuat disampaikan kepada Rapat Anggota Tembusannya dikirimkan

    kepada : (i) Kepala desa, (ii) Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten, dan (iii)Kepala Dinas Pertanian Kabupaten.

    4.5. Kebutuhan Pokok Untuk O&P Jaringan Irigasi

    4.5.1. Biaya Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

    a. Biaya Operasi

    Untuk keperluan operasi jaringan irigasi diperlukan biaya antara lain :- Gaji/upah/honorarium petugas pelaksana operasi- Perjalanan dinas- Pembelian alat tulis, biaya surat-menyurat (perangko, meterai, dsb)- Percetakan blanko-blanko operasi

    - Biaya rapat-rapat dan lain-lain

    Kebutuhan biaya operasi tiap bulan relatif hampir sama maka untukmudahnya dapat ditetapkan dari jumlah kebutuhan satu tahun dibagidua belas.

    b. Biaya Pemeliharaan

    Biaya pemeliharaan jaringan irigasi antara lain mencakup :- Gaji/Upah/Honorarium petugas pelaksana pemeliharaan.- Perjalanan Dinas- Pembelian alat tulis dan biaya surat-menyurat (perangko, meterai,

    dan lain sebagainya)

    - Harga pekerjaan yang akan dikontrakan (Konstruksi)

    Menyusun kebutuhan biaya pemeliharaan dapat dilakukan sebagaiberikut-berikut :

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    24/28

    23

    1) Biaya perawatan rutin: Dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerjadan lamanya pekerjaan dilakukan (terus-menerus selama satutahun), berupa gaji/upah/honorarium, pembelian bahan, dan alatperlengkapan kerja.

    2) Biaya perawatan berkala: Dihitung berdasarkan volume pekerjaanyang dirawat secara periodik (pengecetan pintu, air, pembuangan

    lumpur dan lain-lain)3) Biaya perbaikan: Terlebih dahulu dilakukan penelusuran jaringan

    guna mendata kerusakan-kerusakan yang memerlukan perbaikan,serta urutan prioritasnya. Selanjutnya dibuat desain dan dihitungkebutuhan biayanya.

    4) Biaya perbaikan darurat: Karena kerusakannya belum diketahui,maka cukup dicadangkan jumlah tertentu sesuai dengan kondisisetempat.

    5) Biaya pengamanan: Dihitung sesuai dengan kebutuhann nyata.

    6) Biaya Penggantian Bangunan: Dihitung sesuai dengan kebutuhan

    nyata.c. Cukup Pembiayaan

    Sumber utama pembiayaan didapat dari iuran anggota P3A. Selaindapat juga dari sumbangan atau bantuan dari pihak lain termasukPemerintah. Karena sumbangan belum dapat dipastikan adanya makasebaiknya dalam penyusunan Rencana Biaya dianggap tidak ada dulu.Jika akhirnya ternyata ada maka dapat disusun Rencana AnggaranBiaya Tambahan (ABT).

    d. Pertanggung Jawaban Pengeluaran Biaya

    Setiap pengeluaran biaya harus dipertanggung jawabkan oleh

    pelaksana yang bersangkutan. Bukti pengeluarannya dapat berupapembayaran upah kerja, kuitansi pembelian bahan-bahan atauperalatan, dan sebagainya.

    Semua pegeluaran biaya tersebut harus dipertanggung jawabkan olehPengurus P3A kepada Rapat Anggita untuk disahkan.

    4.5.2. Bahan-bahan, Peralatan, dan Perlengkapan Kerja

    Untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi selalu diperlukan:- Bahan-bahan: Bahan bangunan seperti semen, pasir, batu kali, dan

    sebagainya yang diperlukan untuk pemeliharaan bangunan irigasi.- Peralatan : Alat-lat kerja seperti sabit, cangkul, linggis, dsb.

    - Perlengkapan Kerja: Topi, jas hujan, lampu senter, dsb.

    Yang diperlukan oleh para pelaksana operasi dan pemeliharaan irigasi.

    4.5.3. Pelatihan

    Agar seluruh hal-hal yang telah disebutkan diatas dapat diketahui dandihayati oleh para petani pengelola jaringan irigasi, maka pelatihan perludilakukan..

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    25/28

    24

    Bab VPEMBINAAN P3A

    5.1. Umum

    Para petani pengelolaan jaringan irigasi harus dapat dikoordinasikan secara

    teraturdan terpadu, maka perlu dihimpun dalam organisasi yang dikenal dengannama P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) atau nama lain sesuai dengankondisi setempat. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 23

    Tahun 1982 tetang Irigasi pasal 20 ayat (2) yang menyebut bahwa setiap pihakyang menggunakan air irigasi, baik perorangan maupun badan hukum, dan badansosial harus menjadi anggota P3A.

    5.1.1. Pengertian Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

    P3A adalah wadah perkumpulan para petani atau kelompok tani yangmengelola air irigasi dalam satu petak tersier atau daerah irigasiperdesaan (Pasal 1 huruf k Lampiran Inpres No. 2 tahun 1984).

    5.1.2. P3A Sebagai Pengelola Jaringan IrigasiJika di desa atau Cluster yang akan termasuk dalam programpembangunan irigasi perdesaan ternyata belum ada organisasi P3A makaperlu dibentuk lebih dulu. Selanjutnya organisasi yang telah terbentuk itudibina dan dikembangkan sehingga aktif dan mampu dibidang organisasi,finansial, dan teknis (baik dalam teknis pengoperasian dan pemeliharaan

    jaringan irigasi maupun teknis bercocok tanam, dan lain-lain).

    Jika di Desa atau Perdesaan tersebut organisasi P3Anya telah terbentuk,maka tinggal melanjutkan dengan mengaktifkan agar kemampuannyameningkat seperti tersebut di atas.

    5.1.3. Fungsi P3A Dalam Pelaksanaan Program Irigasi PerdesaanDalam tahap persiapan pelaksanaan prgoram irigasi perdesaan, P3Amempunyai fungsi untuk turut aktif dalam penyampaian keinginanmasyarakat petani di desa atau cluster setempat, serta pemberian saran-saran yang konstruktif guna terselenggaranya program tersebut sebaik-sebaiknya. P3A perlu secara detail memberikan informasi kepada Timteknis terkait bagian-bagian jaringan irigasi yang harus diperbaiki ataudirehabilitasi.

    Selama tahap pelaksanaan phisik, P3A harus turut aktif mengaturanggotanya agar ikut bekerja di bidang irigasi, dibawah koordinasi LKMD.Jika hal ini dilakukan, maka P3A akan mendapat dua keuntungan.

    - Tambahan pendapatan finansial baik bagi organisasi maupun bagiindividu anggotanya

    - Tambahan pengalaman bagi para anggotanya tentang caramemperbaiki atau merehabilitasi jaringan irigasi yang secara teknisdapat dipertanggung jawabkan. Pengalaman ini akan sangat bergunabagi kemampuan teknis mereka jika kelak harus memperbaiki ataumerehabilitasi sendiri.

    Selanjutnya setelah pekerjaan selesai (tahap operasi dan pemeliharaan),kegiatan sepenuhnya menjadi kewajiban dan tanggung jawab P3A yangbersangkutan, Di tahap inilah P3A mempunyai peranan yang sangatmenentukan untuk memanfaatkan jaringan irigasi agar dapat sebesarmungkin menguntungkan bagi para anggotanya.

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    26/28

    25

    5.2. Organisasi

    5.2.1. Peraturan Perundang-Undangan

    Secara Nasional Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentangP3A dapat dikemukakan sebagai beriktu :a. Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairanb. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1982 tentang Irigasi

    c. Instruksi Presiden No, 2 Tahun 1984 tentang Pembinaan P3Ad. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 tahun 1992 tentang

    Pembentukkan dan Pembinaan P3Ae. Keputusan Gubernur Kdh Tk I di Propinsi masing-masing

    Peraturan perundang-undangan tersebut diatas secara formal masihberlaku semuanya. Sejalan dengan jiwa dan semangat Reformasi adakesan bahwa peraturan perudang-undangan tersebut di atas lebih bersifattop down, maka sekarang sedang diproses suatu peraturan perudang-undangan baru yang jiwanya sesuai dengan semangat Reformasi yaitulebih memberikan desentralisasi kepada masyarakat petani. Namunhingga tulisan ini disusun, proses penyusunannya produk baru tersebut

    belum selesai.

    5.2.3. Struktur Organisasi

    Susunan Organisasi P3A terdiri dari:- Rapat Anggota- Pengurus- Anggota

    Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi

    Pengurus P3A terdiri dari:- Ketua dan Wakil Ketua- Sekretaris

    - Bendahara- Pelaksana Teknis (Ulu-ulu P3A)- Beberapa Ketua Blok / Petak kuarter

    Anggota P3A adalah semua petani yang mendapat nikmat dan manfaatdari irigasi:- Pemilik awal- Pemilik penggarap swah- Penggarap/penyekap- Pemilik kolam/tambak ikan yang mendapat air irigasi- Kepala Desa dan Perangkat Desa lainnya yang memperoleh sawah

    bengkok (Sawah milik Desa, hasilnya sebagai imbalan gaji)

    - Badan Usaha yang memiliki atau mengusahakan sawah atau kolamikan

    - Pemakai air irigasi lainnya

    5.2.3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

    Setiap organisasi selalu dilengkapi dengan Anggaran Dasar (AD) danAnggaran Rumah Tangga (ART). Anggaran Dasar pengatur hal-hal yangmendasar atau yang pokok-pokok bagi organisasi, termasuk hubungannyadengan pihak lain diluar organisasi. Sedangkan Anggaran Rumah Tanggamengatur penjabaran lebih lanjut dari Anggaran Dasar serta hal-hal yangbelum diatur dalam Anggaran Dasar, terdapat yang menyangkut masalahinternal organisasi.

    5.2.4. Pengurus P3A

    Pengurus P3A dipilih dari dan oleh anggota, umumnya terdiri atas:a. Ketua di bantu oleh Wakil Ketua, yang bertindak memimpin seluruh

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    27/28

    26

    kegiatan dan usaha organisasi.b. Sekretaris, bertugas membantu Ketua dalam pekerjaan ketatausahaan

    (surat-menyurat, pencatatan hasil-hasil rapat, dsb).c. Bendahara, bertugas menyimpan dan mengeluarkan uang,

    membukukan semua transaksi dalam Buku Kas Umum, dan menyusunpertanggung jawaban keuangan yang akan disampaikan olehPengurus dalam Rapat Anggora.

    d. Pelaksana Teknis (Ulu-ulu P3A), betugas memimpin pelaksanaankegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, serta menyusunLaporan Pemanfaatan Irigasi.

    e. Ketua Blok Kuarter, bertugas membantu Ulu-ulu P3A dalammelaksanakan O&P jaringan irigasi diwilayahnya masing-masing.

    5.2.5. Administrasi (Ketatausahaan)

    Administrasi yang dimaksud disini adalah administrasi dalam pengertiansempit atau sering disebut Tata Usaha, yaitu pelaksanaan catat-mencatat,surat-menyurat, dan lain-lain yang sejenis dengan itu. Karena umumnyapengetahuan para petani tentang Administrasi masih lemah, maka perludibina bagaimana pengadministrasian yang baik.

    Secara umum kita mengenal tiga macam administrasi:- Administrasi Teknis: yang mengyangkut hal-hal yang bersifat teknis

    seperti pengoperasian, pemeliharaan, tata tanam, dsb. AdministrasiTeknis diselenggarakan oleh Ulu-ulu P3A dan para Ketua Blok.

    - Administrasi Keuangan: yang menyangkut masalah keuangan sepertipembukuan keluar masuknya uang, pertanggung jawaban keuangan,dsb. Administrasi Keuangan diselenggarakan oleh bendahara.

    - Administrasi Umum: ini menyangkut semua jenis ketatausahaan yangtidak termasuk dalam administrasi umum dilakukan oleh sekretaris.

    Antara ketiga administrasi tersebut harus ada koordinasi, agar tidak terjadi

    tumpang tindih atau terlepas dari ketiga-tiganya.

    5.3. Tugas, Hak dan Kewajiban, serta Sanksi

    5.3.1. Tugas Pokok P3A

    Tugas pokok P3A adalah sebagai berikut :a. Mengelola air dan jaringan irigasi di daerah irigasi perdesaan air irigasi

    dapat dimanfaatkan oleh para anggotanya secara tepat guna danberhasil guna dalam memenuhi kebutuhan pertanian denganmemperhatikan unsur pemerataan diantara sesama petani.

    b. Melakukan pemeliharaan jaringan irigasi perdesaan, sehigga jaringanirigasi tersebbut dapat tetap terjaga kelangsungan fungsinya.

    c. Menentukan dan mengatur iuran dari para anggota yang berupa uang,hasil panen atau tenaga untuk pendayagunaan air irigasi danpemeliharaa jaringan irigasi perdesaan serta usaha-usahapengembangan perkumpulan sebagai suatu organisasi.

    d. Membimbing dan mengawasi para anggotanya agar memenuhi semuaperaturan yang ada hubungannya dengan pemakaian air yangdikeluarkan oleh perkumpulan.

    Ringkasnya tugas pokok P3A adalah melaksanakan operasi danpemeliharaan jaringan irigasi. Akhir-akhir ini ada ide untuk memperluastugas P3A dengan tugas tambahan, yaitu melakukan usaha-usaha lainyang sah menurut hukum seperti penyewaan traktor, pompa air, saprotan

    dan sebagainya. Ditinjau dari maksudnya ide tersebut cukup baik, namunperlu diingat bahwa kegiatan O&P jaringan irigasi adalah kegiatan pokok,yang tak boleh terabaikan karena konsentrasinya beralih ke bidang laintersebut.

  • 8/2/2019 Desain Irigasi

    28/28

    5.3.2. Hak dan Kewajian Anggota

    Setiap anggota P3A berhak mendapat pelayanan air irigasi sesuai denganketentuan pembagian ari yang telah ditetapkan. Setiap anggota wajib turutmelestarikan jaringan irigasi, membayar iuran, dan mematuhi ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan oelh Rapat Anggota.

    5.3.3. Sanksi Terhadap Pelanggaran

    Sanksi atas pelanggaran baik yang dilakukan oleh anggota pengurusmaupun anggota biasa harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yangtercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, atauketentuan lain yang ditetapkan oleh Rapat Anggota.

    5.4. Pembiayaan dan Sumber Dana

    Segala pekerjaan yang dilakukan oleh P3A baik untuk keperluan operasidan pemeliharaan, dan perbaikan jaringan irigasi maupun untuk kegiatanlainnya harus membiayai sendiri oleh P3A yang bersangkutan.

    Sumber biaya P3A terdiri dari :- Iuran Anggota- Sumbangan atau Bantuan- Usaha-usaha lain yang sah menurut hukum

    Dalam hal P3A secara teknis dan dinansial tidak mampu, PemerintahDaerah Tingkat II, Tingkat I, maupun Pusat dalam batas-batas tertentudalam memberi bantuan pembiayaan pembangunan jaringan irigasi.

    5.5. Institusi Pembina P3A

    Dalam Inpres No. 2 Tahun 1984 yang dijabarkan lebih lanjut dalamPeraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 1992 pembina P3A diatursebagai berikut:

    a. Pembina dari segi Keorganisasian P3A dilakukan oleh :

    1. Gubernur KDH Tk I memberi petunjuk kepada Bupati / Walikotamadya KDH Tk II untuk pembinaan dan pengembangan P3A.

    2. Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II bertanggungjawab atas pelaksanaan pembinaan dan pengembangan P3A.

    3. Camat melaksanakan koordinasi dan pengawasan ataspelaksanaan dan pengembangan P3A.

    4. Camat melaksanakan koordinasi dan pengawasan ataspelaksanaan dan pengembangan P3A

    5. Kepala Desa melaksanakan pembinaan dan pengembangan P3Asesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya

    b. Dari segi teknis, para pejabat tersebut diatas dibantu oleh instansiteknis sebagai berikut :

    1. Bidang keteknikan irigasi oleh Dinas Pekerjaan Umum atauinstansi Pekerjaan Umum/Pengairan dengan tugas untukmembina, membimbing serta penyuluhan kepada P3A dalam halyang berhubungan dengan survai dan disain, konstruksi sertaoperasi dan pemeliharaan jaringan irigasi perdesaan.

    2. Bidang keteknikan pertanian oleh Dinas dalam lingkup Pertanian,dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada P3Adalam hal yang berhubungan dengan dengan pemanfaatan airirigasi, yang meliputi rekomendasi kebutuhan air, penerapan pola

    tanam dan teknik pemanfaatan air untuk pertanian dalam arti luassesuai dengan kondisi setempat serta peningkatan pengetahuandan keterampilan petani dalam hal tersebut.