desain dan implementasi sistem informasi …repository.amikom.ac.id/files/naskah_publikasi...
TRANSCRIPT
DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENJUALANMENGGUNAKAN DELPHI 7 STUDI KASUS PADA
APOTEK MATARAM FARMA YOGYAKARTA
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Walid Syahri Tanzil07.11.1757
kepadaSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOMYOGYAKARTA
2012
DESAIN AND IMPLEMENTATION OF SALES INFORMATION SYSTEMUSED DELPHI 7 WITH A CASE STUDY MATARAM FARMA
PHARMACY YOGYAKARTA
DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENJUALANMENGGUNAKAN DELPHI 7 STUDI KASUS PADA
APOTEK MATARAM FARMA YOGYAKARTA
Walid Syahri TanzilJurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
The growth of indonesian population caused significant increased of consumtiveactivities. Based from BPS data, Indonesian population on August 2010 were 237.556.363million contained 119.507.500 male and 118.048.783 female. The increation of indonesianpopulation gained the increation of household consumtion. In this case retail businessbecame the most important activity in suplied the consumtion activity. One of it is thepharmacy industry. As one of the most important retail business pharmacy needs the wellmanagemant specially in sales information system so that the retail business can keepsurvive and thrive. In reality the condition of pharmacy management in indonesian speciallyin sales information system most are still below standard. Based on case studies in MataramFarma pharmacy found that the management of sales information system were still belowstandard. This condition made the collected date could not be used as important informationbecause it wasnt managed well.
Based on that problems, the design of sales information system used Delphi 7 with acase study Mataram Farma pharmacy has made. This aplication is the solution forpharmacy business to manage their sales information management to become in bettercondition. Using this aplication pharmacy business can be easly make the data recording ofsales and movement of goods.
With the better management of sales information and goods movement used theaplication based on Delphi 7 than the pharmacy business specially Mataram Farmapharmacy can be able to take dicition for the business progress faster and right on target.Accurant information presented will minimize the errors of decision making.
Keywords :Population, Information, Pharmacy, Delphi, Aplication, Data
1. Pendahuluan
Merebaknya jumlah penduduk Indonesia menyebabkan aktivitas konsumsi
meningkat tajam. Berdasarkan data dari BPS jumlah penduduk pada bulan Agustus 2010
mencapai 237.556.363 juta jiwa, yang terdiri 119.507.580 laki-laki dan
118.048.783 perempuan. Peningkatan jumlah penduduk ini disertai dengan peningkatan
konsumsi sektor rumah tangga. Dalam hal ini usaha retail menjadi ujung tombak dalam
penyediaan kebutuhan masyarakat dalam kegiatan konsumsi ini. Salah satunya adalah
usaha dalam bidang farmasi yaitu Apotek.
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu
mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
dan atau masyarakat. Selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek
profesi apoteker dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dibuatlah aplikasi desain dan implementasi
sistem informasi penjualan menggunakan Delphi 7 studi kasus pada Apotek Mataram Farma
Yogyakarta. Aplikasi ini merupakan solusi bagi pengusaha retail Apotek yang akan
mengelola informasi penjualannya menjadi lebih baik.
2. Landasan Teori2.1 Pengertian Penjualan
Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-
rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli,
guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan
merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba
serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik
mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan. Menurut Winardi (1982),
penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam
memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja
dibidang penjualan seperti pelaksanaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil
pemasaran..
2.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan
a. Kondisi dan Kemampuan Penjual1
Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa
itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli
sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar
dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan untuk maksud tersebut penjual
harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:
• Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan
• Harga produk
• Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan,
garansi dan sebagainya.
b. Kondisi Pasar
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan,
dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang
perlu di perhatikan adalah:
• Jenis pasarnya
• Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
• Daya belinya
• Frekuensi pembelian
• Keinginan dan kebutuhan
2.2 System Development Life Cycle(SDLC)
Sebuah sistem informasi dalam pengembangannya memerlukan proses-proses dan
urutan-urutan yang standar, yakni Analisis, Desain, Implementasi, dan Pemeliharaan.
Proses-proses tersebut dituangkan dalam satu metode yang dikenal dengan nama Systems
Development Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metodologi umum dalam
pengembanganya sistem yang menandai kemajuan usaha analisis dan desain. SDLC
meliputi fase-fase sebagai berikut:
1. Identifikasi dan seleksi proyek;
2. Inisiasi dan perencanaan proyek;
3. Analisis;
4. Desain
a. Desain logikal
1 http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/262-faktor2-kegiatan-penjualan.pdf
b. Desain fisikal
5. Implementasi
6. Pemeliharaan
Pressmen membagi tahapan SDLC dalam 4 tahap seperti gambar berikut:
Gambar 2.1 Model SDLC Menurut Pressmen
Langkah-langkah dalam SDLC memungkinkan pengembang system fokus pada 1
langkah terlebih dahulu, baru setelah selesai berpindah ke langkah berikutnya. Bagi pemula
pendekatan ini sangat bermanfaat. Tetapi, memiliki kelemahan dalam segi biaya maupun
waktu. Saat terjadi perubahan ketika sistem sudah dikembangkan, kemudian terjadi
perubahan pada satu tahap akan berakibat pada tahap berikutnya.
2.2.1 Analisis Sistem
Analisis merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem dan merupakan tahap
fundamental yang sangat menentukan kualitas sistem informasi yang dikembangkan.
Analisis sistem informasi terbagi menjadi tiga tahap analisis, yaitu: kelemahan sistem yang
sedang berjalan, kebutuhan sistem baru dan kelayakan sistem.
Metode analisis kelemahan sistem dapat berupa analisis PIECES yang digunakan
untuk mengidentifikasi masalah dari sistem aplikasi yang dibuat. PIECES sendiri meliputi
Kinerja (Performance), Informasi (Information), Ekonomi (Economic), Kontrol ( Control),
Efisiensi (Efficiency), dan Pelayanan (Services).
2.2.2 Desain
Tahapan desain adalah tahapan dimana spesifikasi proyek secara lengkap dibuat.
Langkah awal desain biasanya dimulai dengan pemodelan sistem yang digunakan untuk
menyederhanakan komunikasi proses yang dilakukan sistem.
Dokumen yang akan dibuat pada tahapan desain secara logis (logical design),
meliputi Pemodelan Proses (Processing Modelling), Pemodelan Data (Data Modelling), dan
Desain AntarMuka (Interface Design). Kemudian pada tahapan desain fisik (physical design)
merupakan tahapan dimana perangkat lunak dikonstruksi atau disebut sebagai tahapan
coding.
2.2.3. Implementasi
Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem informasi telah digunakan oleh
pengguna. Sebelum benar-benar dapat digunakan dengan baik oleh pengguna, sistem
harus melalui tahap pengujian dahulu untuk menjamin tidak ada kendala fatal yang muncul
pada saat pengguna memanfaatkan sistemnya. Secara umum tahapan implementasi terdiri
atas; pengujian sistem, implementasi sistem, konversi sistem, dan pemeliharaan sistem.
2.2.4 Pengujian Sistem
Pegujian sistem merupakan proses mengeksekusi sistem perangkat lunak untuk
menentukan apakah sistem perangkat lunak tersebut cocok dengan spesifikasi sistem dan
berjalan sesuai dengan lingkungan yang diinginkan. Pengujian sistem sering diasosiasikan
dengan pencarian bug, ketidaksempurnaan program, kesalahan pada baris program yang
menyebabkan kegagalan pada ekseskusi sistem perangkat lunak.
Salah satu metode pengujian sistem adalah unit testing yang digunakan untuk
menguji setiap modul menjalankan fungsinya dengan baik. Ada dua metode melakukan unit
testing, yaitu: 2
a. Black Box Testing
Black Box Testing terfokus pada apakah unit program memenuhi kebutuhan
(requirement) yang disebutkan dalam spesifikasi.
Cara pengujiannya hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit
atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang
diinginkan. Jika ada unit yang tidak sesuai output maka untuk menyelesaikannya, diteruskan
pada pengujian yang kedua, yaitu white box testing.
b. White Box Testing
White Box Testing adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk
meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak.
3. Analisis dan Perancangan3.1 Tinjauan Umum
2 Hanif Al Fatta, 2007, Analisis & Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan BersaingPerusahaan & Organisasi Modern , Halaman 172.
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu
mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
dan atau masyarakat. Selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek
profesi apoteker dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian.
3.2 Analisis Sistem3.2.1 Analisis Kelemahan Sistem
Metode yang digunakan dalam menganalisis kelemahan sistem lama yang telah
dilakukan Apotek Mataram Farma Yogyakarta dapat menggunakan metode PIECES yang
dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis Performance
Kinerja adalah kemampuan dalam menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga
sasaran dapat segera tercapai. Pengukuran kinerja (performance) diukur dengan jumlah
produksi (throughput) dan waktu tanggap (response time) dari suatu sistem. Jumlah
produksi (throughput) adalah jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan selama jangka waktu
tertentu. Waktu tanggap (response time) adalah rata-rata waktu yang tertunda antara suatu
transaksi dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi tersebut.
2. Analisis Information
Informasi diperoleh dari pengolahan data yang mempunyai manfaat bagi yang
menerimanya. Informasi yang baik adalah informasi yang dapat memenuhi kebutuhan
pengguna sistem untuk dapat menyikapi peluang serta mengatasi masalah yang ada.
Apotek Mataram Farma Yogyakarta masih menggunakan sistem manual dalam
melakukan pencatatan data penjualan, penyusunan laporan penjualan perusahaan. Sistem
manual ini mencerminkan kualitas informasi penjualan yang belum baik. Kualitas informasi
ditentukan oleh tiga parameter yaitu tingkat akurasi, relevan, dan tepat waktu.
3. Analisis Control
Pengendalian (control) digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem, mencegah,
atau mendeteksi kesalahan sistem, menjamin keamanan data, informasi, dan persyaratan.
Dengan adanya pengendalian, maka akan mempermudah dalam menjaga sistem secara
keseluruhan sehingga dapat memantau bagian-bagian sistem dengan baik.
4. Analisis Service
Perkembangan sistem di dalam perusahaan mengharuskan adanya peningkatan
pelayanan yang lebih baik pula. Pelayanan yang baik ditujukan untuk meningkatkan
kepuasan investor / pemodal perusahaan serta orang-orang yang berkepentingan didalam
perusahaan. Pelayanan merupakan faktor utama dalam organisasi dalam mencapai tujuan.
Oleh karena itu pelayanan haruslah memuaskan pengguna sistem.
Kelemahan-kelemahan tersebut dapat menyebabkan pelayanan yang diberikan
kurang maksimal. Penerapan sistem yang baru diharapkan dapat memperbaiki kelemahan
yang ada selama ini, sehingga pelayanan dapat lebih cepat dan akurat serta proses
penyajian informasi keuangan dapat lebih berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan
perusahan.
3.2.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Informasi Penjualan Apotek Mataram Farma Yogyakarta membutuhkan sebuah
sistem yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan diperlukan dalam
menyusun laporan penjualan perusahaan setiap bulan atau saat-saat tertentu saat
dibutuhkan segera setelah sistem tersebut selesai dikerjakan atau setelah sistem siap.
Informasi Penjualan ini melaporkan keseluruhan perkembangan usaha melalui
laporan penjualan kepada pemimpin perusahaan Laporan penjualan yang tercatat secara
teratur dapat mencerminkan pertumbuhan perusahaan secera keseluruhan.
3.2.3 Analisis Biaya Manfaat
3.2.3.1 Rincian Biaya
a. Biaya Pengadaan Proyek
− Hardware : Rp. 4.450.000
− Software : Rp. 2.275.000
− Makan 2 kali sehari selama 31 hari : Rp. 434.000
Total : Rp. 7.159.000
b. Biaya Pelatihan
− Foto copy modul : Rp. 15.000
− Konsumsi 4 orang (@Rp. 20.000) : Rp. 80.000
Total : Rp. 95.000
c. Biaya Perawatan
− Biaya service 2 komputer (@Rp. 50.000), 1 tahun
diperkirakan 2x service :Rp. 200.000
− Biaya service 1 buah printer : Rp. 20.000
− 1 buah CD Program : Rp. 25.000
− 1 buah modul petujuk pemakaian program : Rp. 20.000
− 1 buah copy database : Rp. 50.000
Total biaya perawatan 1 tahun: Rp. 315.000
Biaya perawatan tahun ke-2 diperkirakan naik sebesar 5 % : 5 % x Rp. 315.000 = Rp.
15.750
Jadi biaya perawatan tahun ke-2 : Rp. 315.000 + Rp. 15.750=Rp. 330.750
1.2.2.2 Rincian Manfaat
1. Manfaat Berwujud
a. Mengurangi biaya operasional
− Kertas 5 rim (@Rp. 30.000) : Rp. 150.000
− Pena 1 box (@Rp. 15.000) : Rp. 15.000
− Tipex 2 buah (@Rp. 2.500) : Rp. 5.000
− Isi Staplas 5 box (@Rp. 2.000) : Rp. 10.000
− Tinta printer 2 box (@Rp. 20.000) : Rp. 40.000
Total: Rp. 220.000
Jadi pengurangan biaya operasional tahun ke 1 adalah : Rp. 220.000 x 12 bulan = Rp.
2.640.000
Setiap tahun diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 5 % :5 % x Rp. 2.640.000 = Rp.
132.000
Jadi pengurangan biaya operasional tahun ke 2 adalah : Rp. 2.640.000 + Rp. 132.000 =
Rp. 2.772.000
b. Mengurangi kesalahan proses
− Kertas 10 rim (@Rp. 30.000) : Rp. 300.000
− Pena 1 box (@Rp. 15.000) : Rp. 15.000
− Tipex 4 (@Rp. 2.500) : Rp. 10.000
− Isi staplas 5 box(@Rp. 2.000) : Rp. 10.000
− Tinta printer 3 box (@Rp. 20.000) : Rp. 60.000
Total: Rp. 410.500
Jadi pengurangan kesalahan proses tahun ke 1 adalah : Rp. 410.500 x 12 bulan = Rp.
4.926.000
Setiap tahun diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 5 % :5 % x Rp. 4.926.000 = Rp.
246.300
Jadi pengurangan biaya operasional tahun ke 2 adalah : Rp. 4.926.000 + Rp. 246.300 =
Rp. 5.172.300
2. Manfaat Tak Berwujud
a. Meningkatkan Kinerja
Untuk membuatan laporan, membutuhkan 4 orang yang harus lembur. Satu hari
lembur 1 jam dan dalam satu bulan biasanya 2 hari. Upah dalam satukali lembur
adalah Rp. 50.000
1 hari = 1 jam
4 orang = 6 jam/hari
6 jam = Rp. 50.000
4 orang = Rp. 50.000 x 4 = Rp. 200.000/hari
1 bulan 2 kali lembur = Rp. 200.000 x 2 = Rp. 400.000/bulan
Biaya lembur 1 tahun = Rp. 400.000 x 12 bulan = Rp. 4.800.000/tahun
Jadi biaya lembur tahun ke 1 = Rp. 4.800.000
Pada tahun ke 2 diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 5 % :
5 % x Rp. 4.800.000 = Rp. 240.000
Jadi biaya lembur tahun ke 2 = Rp. 4.800.000 + Rp. 240.000 = Rp. 5.040.000
b. Meningkatkan jumlah transaksi
Dengan sistem baru ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan apotek
sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan. Diperkirakan peningkatan jumlah
transaksi sebanyak 50 transaksi dalam 1 bulan.
Rp. 15.000 x 50 = Rp. 750.000
1 tahun = Rp. 650.000 x 12 bulan = Rp. 9.000.000
Jadi pada tahun ke 1 rumah sakit akan mendapatkan tambahan penghasilan dari
peningkatan jumlah kunjungan sebesar Rp. 9.000.000
Pada tahun ke 2 diperkirakan peningkatan jumlah transaksi sebanyak 100 transaksi
per bulan.
Rp. 15.000 x 100 = Rp. 1.500.000
1 tahun = Rp. 1.500.000 x 12 bulan = Rp. 18.000.000
Jadi pada tahun ke 2 rumah sakit akan mendapatkan penghasilan sebesar Rp.
18.000.000
3.3 Perancangan Sistem
3.3.1 Perancangan Database
Perancangan database Sistem Informasi Penjualan Apotek Mataram Farma
Yogyakarta merupakan hal yang sangat penting guna terbentuk database yang baik.3.3.2 Entity Relation Diagram (ERD)
Gambar 3.1 Entity Relation Diagram (ERD)
3.3.3 Relasi Diagram
Gambar 3. 2 Relasi Antar Tabel
3.3.4 Perancangan Sistem
Perancangan sistem dilakukan dengan membuat perancangan proses berupa
perancangan data flow diagram dari program yang dibuat.
3.3.5 Flowchart Sistem
Gambar 3.3 Flowchart Sistem
3.3.6 Data Flow Diagram (DFD)
Pada contextdiagram, sistem digambarkan dengan sebuah proses, kemudian entitas
luar yang berinteraksi dengan proses tunggal tersebut diidentifikasi. Entitas-entitas tersebut
adalah Admin, Kasir, Pembeli.
Gambar 3.4 Diagram konteks
Keterangan Gambar:
1. Admin: entitas luar bagian admin.
2. Kasir: entitas luar bagian pelayanan penjualan Apotek Mataram Farma Yogyakarta.
3. Pembeli: entitas luar pembeli Apotek Mataram Farma Yogyakarta.
4. Data Transaksi: meliputi trans item id, trans id, stock id, dsb.
5. Data OP: meliputi operator id, operator code, operator name, dsb.
6. Data OP Level: meliputi operator level id, operator level name, operator desc.
7. Data Stock: meliputi stock id, stock code, stock name, dsb.
8. Data Category: meliputi category id, category code, category name.
9. Data Menu: meliputi menu id, menu name, menu status.
10. Nota: Nota yang dibutuhkan oleh pembeli untuk setiap transaksi pembelian.
3.3.6 DFD Level 1
Pada level ini, proses tunggal dari contextdiagram dipecah menjadi 5 proses yang
lebih terperinci, yaitu proses data op level, data op, data stock, data category, data menu
dan pembuatan nota.
Gambar 3.5 DFD Level 1
4. Pembahasan4.1 Manual Program
Menu administrator digunakan untuk memanipulasi data-data yang ada di aplikasi,
baik input data, menghapus data maupun mengedit data. Untuk masuk ke dalam menu
administrator harus mengisikan login dan password pada waktu login aplikasi.
1. Form Login
Gambar 4.1 Form Login
Form Login ini digunakan untuk verifikasi login dan password sebelum masuk ke
aplikasi.
2. Menu Utama
Gambar 4.2 Menu Utama
Menu Utama terdapat Menu File, Menu Master, Menu Transaksi, Menu Histori dan
Laporan dan Info.
3. Menu Operator Level
Gambar 4.3 Menu Master Operator Level
Menu Operator Level adalah Menu yang berguna untuk menentukan Level Operator
sebagai Admin atau Kasir. Menu Operator Level terdapat pada Menu Master.
4. Menu Operator Login
Gambar 4.4 Menu Operator Login
Menu Operator Login adalah Menu yang berguna untuk mengisi data Operator
Kasir maupun Admin. Menu Operator Login terdapat pada Menu Master.
5. Menu Kategori Barang
Gambar 4.5 Menu Kategori Barang
Menu Kategori Barang adalah Menu yang berguna untuk menentukan Kode dan
Nama barang. Menu Kategori Barang terdapat pada Menu Master.
6. Menu Stok
Gambar 4.6 Menu Stok
Menu Stok adalah Menu yang berguna untuk menentukan kode barang, nama
barang, jumlah barang, satuan, harga barang, kategori barang.
7. Menu Transaksi
Gambar 4.7 Menu Transaksi
Menu Transaksi adalah Menu yang digunakan sebagai transaksi penjualan barang
dengan menggunakan nota penjualan.
8. Menu Histori dan Detail Penjualan
Gambar 4.8 Menu Histori dan Detail Penjualan
Menu Histori dan Detail Penjualan adalah Menu yang digunakan untuk melihat
seluruh transaksi yang ada.
5. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan skripsi “Sistem Informasi Penjualan
Apotek Mataram Farma Yogyakarta” ini antara lain:
1. Sistem Informasi Penjualan menggunakan delphi yang dikembangkan ini dapat
menjadi sarana informasi Penjualan di Apotek Mataram Farma.
2. Sistem ini dibuat menggunakan Delphi dan dibuat dengan menggunakan
InstallShield Express sehingga akan lebih mempermudah pada saat proses
pengembangan sistem.
3. Sistem digunakan oleh pemilik, apoteker sebagai admin untuk mencatat transaksi
penjualan dan pembuatan laporan penjualan setiap bulannya,
4. Hak akses yang dimiliki oleh bagian / bidang lain di Apotek Mataram Farma adalah
sebagai kasir yang memiliki hak akses terbatas. Kasir hanya dapat melihat transaksi
penjualan dan info.
5. Sistem ini bersifat offline yaitu sistem hanya bekerja pada Apotek.
Sistem dibuat untuk menyimpan data kasir, category, stock, penjualan, history penjualan.
Daftar Pustaka
Andri Kristanto. 2003. “Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya”. Yogyakarta : Gava
Media.
Hanif Al Fattah. 2007. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern”. Yogyakarta : Andi.
Teguh Wahyono. 2004. “Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis Desain dan
Implementasi)”. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wawan Kusdiawan. 2010. “Cara Mudah dan Cepat Membuat Program Aplikasi Database
dengan Delphi”. Yogyakarta : Gava Media.
http://id.wikipedia.org/wiki/MySQL diakses tanggal 27 November 2011
http://rahmasafitri.blogspot.com/2010/10/tujuan-promosi-penjualan.html diakses tanggal 27
November 2011
http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/262-faktor2-kegiatan-penjualan.pdf
diakses tanggal 27 November 2011
http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/93-tingkat-penjualan.pdf diakses tanggal
27 November 2011