desain dan analisis kinerja penggabungan … filedesain dan analisis kinerja penggabungan modulasi...
TRANSCRIPT
DESAIN DAN ANALISIS KINERJA PENGGABUNGAN MODULASI ADAPTIF DANALGORITMA ADAPTIF BEAMFORMING UNTUK SISTEM IEEE 802.16E (DESIGN AND PERFORMANCE ANALYSIS FOR COMBINING ADAPTIVE
MODULATION AND ADAPTIVE BEAMFORMING ALGORITHM FOR IEEE802.16E SYSTEM )
Lidya Indriani¹, -²
¹Magister Elektro Komunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
AbstrakModulasi adaptif merupakan salah satu metode yang diusulkan oleh Hanzo dan Torrance yangdapat meningkatkan kinerja sistem yaitu dengan melakukan penyesuaian skema modulasiterhadap perubahan kondisi kanal [2]. Parameter penting yang mempengaruhi performansimodulasi adaptif adalah Signal to Noise Ratio (SNR). Agar pemilihan skema modulasi menjadiefisien, maka sangat penting untuk mengetahui SNR estimasi.Selain menggunakan modulasi adaptif, pada penelitian ini akan diajukan teknik adaptifbeamforming dengan menggunakan antena susunan pada sisi penerima sehingga efek fadingdapat dikurangi yang pada akhirnya kinerja sistem dapat meningkat. Penelitian tentang adaptifbeamforming telah dilakukan oleh Kim dan Lee yang menerapkan teknik beamforming padakanal AWGN untuk sistem OFDM [14]. Kinerja algoritma adaptif beamforming tergantung padateknik pembobotan antena yang akan digunakan.Hasil penelitian yang dilakukan pada pengamatan kecepatan user 30 km/jam denganpenggabungan sistem adaptif beamforming (jumlah elemen antena 8) dan adaptif modulasiterjadi perbaikan kinerja sebesar ± 10 dB terhadap 1 elemen antena (tanpa beamforming) saatBER 10.
Kata Kunci : Modulasi adaptif, Algoritma adaptif beamforming
AbstractAn adaptive modulation is one of methods that can increase the performance system proposed byHanzo and Torrance, which the method works by adapting scheme of modulation toward channelcondition change [2]. The important parameter that influence performance of adaptivemodulation in Signal to Noise Ratio (SNR). To make scheme of modulation choice becameefficient, it is very important to understand the SNR estimation.Besides using adaptive modulation, within this Thesis will also be proposed beamformingadaptive technique by using array antenna on receiver then fading effect can be reduced that inthe end the performance system will increase eventually. Research over beamforming adaptivehas done by Kim and Lee that has applied beamforming technique on AWGN channel for theOFDM system [14]. Beamforming adaptive algorithm work depends on weight antenna techniquethat will be applied.Result of Thesis that will be conducted on user velocity observation if 30 km/h by means of fusionof beamforming adaptive system (element numbers of antenna 8) and adaptive modulationhappen work’s betterment with number of ± 10 dB towards 1 antenna element (withoutbeamforming) at BER 10 .
Keywords : Adaptive modulation, adaptive beamforming algorithm
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi jaringan tanpa kabel terus dikembangkan, dan
hasilnya yang terbaru adalah Worldwide Interoperability for
Microwave Access (WiMax) untuk wireless Metropolitan Area
Networks (MANs) yang didasarkan pada standar IEEE 802.16
yang menawarkan jaringan telekomunikasi broadband kecepatan
tinggi. Penelitian pada Tesis ini akan difokuskan pada WiMax
IEEE 802.16e yang didukung oleh berbagai teknologi seperti :
teknologi OFDM, sub-channelization, adaptive antenna system,
adaptive modulation, error correction techniques, dan power
control [15]. Penelitian ini akan difokuskan untuk merancang
sistem dengan menggabungkan teknik OFDM dengan modulasi
adaptif serta algoritma adaptif beamforming yang mengacu pada
standar IEEE 802.16e.
Prinsip dari OFDM adalah membagi bit rate sinyal
informasi wideband menjadi deretan data paralel dengan bit rate
yang lebih rendah sehingga akan didapatkan deretan paralel
sinyal bit rate rendah narrowband. Selanjutnya data-data paralel
tersebut dimodulasi dengan subcarrier yang saling orthogonal
yang memungkinkan masing-masing subcarrier saling overlap
sehingga bandwidth yang digunakan lebih efisien. Dengan teknik
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
2
seperti ini, kanal yang semula bersifat frequency selective fading
akan dirasakan seperti kanal flat fading oleh masing-masing
subcarrier.
Modulasi adaptif merupakan salah satu metode yang
diusulkan oleh Hanzo dan Torrance yang dapat meningkatkan
kinerja sistem yaitu dengan melakukan penyesuaian skema
modulasi terhadap perubahan kondisi kanal [2]. Untuk
menyesuaikan skema modulasi, modulasi adaptif memanfaatkan
sifat kanal wireless yang berubah-ubah terhadap waktu. Modulasi
adaptif cenderung bekerja lebih efektif pada kanal fading lambat,
karena keadaan kanal tidak berubah secara drastis dari waktu ke
waktu.
Teknik adaptif beamforming dengan menggunakan
antena susunan adaptif pada sisi penerima akan dapat mengurangi
efek fading dan interferensi. Penelitian tentang adaptif
beamforming telah dilakukan oleh Kim dan Lee yang
menerapkan teknik beamforming pada kanal AWGN untuk
sistem OFDM [14]. Masalah yang timbul pada teknik adaptif
beamforming adalah bagaimana mendapatkan pembobotan antena
yang optimum yang akan menentukan kinerja sistem secara
keseluruhan. Oleh karena itu performansi adaptif beamforming
tergantung pada algoritma adaptif yang akan digunakan untuk
mendapatkan pembobotan antena yang optimum. Nilai
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
3
pembobotan optimum akan dapat diperoleh berdasarkan kriteria
Minimum Mean Square Error (MMSE).
Penelitian pada Tesis pada ini menggabungkan antara
skema modulasi adaptif dan algoritma adaptif beamforming yang
mengacu pada sistem IEEE 802.16e. Diharapkan dengan desain
penggabungan teknik yang diajukan ini mampu memberikan
kontribusi serta analisis hasil kinerja sistem yang sesuai dengan
standar IEEE 802.16e. Parameter yang diukur adalah Bit Error
Rate (BER) dan SNR. Selain itu akan dibahas mengenai
pembobotan antena optimum pada antena susunan adaptif,
jumlah elemen antena yang digunakan dengan konfigurasi antena
susunan yang dipakai adalah konfigurasi Uniform Linier Array
(ULA).
1.2 Tujuan
Tujuan dari Tesis ini adalah sebagai berikut :
1. Merancang suatu sistem dengan menggabungkan antara
skema modulasi adaptif, algoritma adaptif beamforming
dan teknik OFDM yang mengacu pada standar IEEE
802.16e.
2. Menganalisis kinerja modulasi adaptif hasil
perancangan.
3. Menganalisis kinerja algoritma adaptif beamforming
yang digunakan.
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
4
4. Menganalisis kinerja sistem setelah diterapkannya
modulasi adaptif dan algoritma adaptif beamforming.
1.3 Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan pada Tesis ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Pendefinisian model sistem sesuai standar IEEE
802.16e beserta parameter-parameter kerjanya.
2. Bagaimana kinerja sistem dengan menerapkan skema
modulasi adaptif.
3. Bagaimana kinerja sistem dengan menerapkan
algoritma adaptif beamforming di sisi penerima.
4. Bagaimana kinerja sistem hasil penggabungan teknologi
yang digunakan secara keseluruhan.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam Tesis ini
adalah:
1. Parameter-parameter sistem diambil dari standar IEEE
802.16e.
2. Modulasi yang digunakan untuk membangun skema
modulasi adaptif adalah QPSK, 16-QAM, 64-QAM.
3. Daya pancar dari pengirim konstan.
4. Kanal feedback yang digunakan bebas dari error.
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
5
5. Unjuk kerja sistem yang diamati adalah Bit Error Rate
(BER), dan SNR (Signal to Noise Ratio).
6. Sinkronisasi sempurna antara pemancar dan penerima.
7. Sistem yang dianalisis adalah menggabungkan modulasi
adaptif di sisi pengirim dan algoritma adaptif
beamforming di sisi penerima ( uplink ).
8. Antena yang digunakan adalah antena dipole dengan
jumlah elemen antena adalah 1, 2, 4 dan 8 elemen serta
spasi antar elemen sebesar gelλ /2.
9. Tidak memperhitungkan coupling antar elemen antena.
10. Menggunakan full sub carriers (tidak menggunakan sub
channelization).
11. Spesifikasi beamsteering : Directions of Arrival (DoA)
diasumsikan tetap.
12. Menggunakan Recursive Least Squares Algorithm
(RLS) sebagai algoritma adaptif beamforming untuk
mendapatkan nilai pembobotan antena yang optimum.
1.5 Hipotesis
Rumusan hipotesis awal pada Tesis ini adalah:
1. Dengan menggabungkan antara sistem OFDM dengan
adaptif modulasi yang mengacu pada IEEE 802.16e akan
memberikan perbaikan kinerja sistem.
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
6
2. Dengan menggunakan algoritma adaptif beamforming
akan memberikan perbaikan kinerja karena mampu
menempatkan sinyal yang diinginkan pada mainlobe dan
menempatkan sinyal yang tidak diinginkan pada null lobe.
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode yaitu :
1. Melakukan studi literature dengan mempelajari
permasalahan yang berkaitan dengan sistem modulasi
adaptif dan algoritma adaptif beamforming. Proses
pembelajaran materi penelitian melalui pustaka -
pustaka yang berkaitan dengan penelitian, baik berupa
buku, maupun jurnal ilmiah.
2. Diskusi dan konsultasi dengan pembimbing.
3. Penelitian dilakukan dengan bentuk perancangan dan
pemodelan sistem serta simulasi dengan menggunakan
software Matlab untuk mendapatkan data-data yang
berguna bagi penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan
Tesis ini dibagi dalam beberapa topik bahasan yang
disusun secara sistematis sebagai berikut :
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
7
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang, tujuan,
rumusan masalah, batasan masalah, hipotesis awal, dan
metode penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II Dasar Teori
Bab ini membahas tentang konsep teknologi WiMax
IEEE 802.16e, prinsip dasar OFDM, prinsip
orthogonalitas, modulasi digital, konsep dasar antena
susunan serta kanal yang digunakan.
Bab III Desain dan Perancangan Sistem
Bab ini memberikan proses desain simulasi dari diagram
blok sistem OFDM dengan menggabungkan modulasi
adaptif dan algoritma adaptif beamforming pada sistem
IEEE 802.16e.
Bab IV Analisis Kinerja Sistem
Bab ini membahas analisis hasil simulasi secara kuantitif
dan kualitatif. Analisis dilakukan terhadap parameter-
parameter kerja sistem yang diamati.
Bab V Penutup
Memberikan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran
pengembangan untuk penelitian ke depan.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang adaptif modulasi dan
adaptif beamforming untuk sistem IEEE 802.16e serta analisa
yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
113
310 −
3−
1. Secara umum kinerja sistem adaptif beamforming pada
masing-masing jumlah elemen antena (1, 2, 4 dan 8)
berpengaruh pada faktor orde modulasi, hal ini
ditunjukkan penurunan performansi dari 64 QAM
terhadap QPSK untuk set 1 sebesar ± 12 dB dan 16
QAM terhadap QPSK untuk set 1 sebesar ± 4 dB pada
BER . Jadi semakin besar orde modulasi maka
kinerja sistem akan menurun tetapi efisiensi bandwidth
akan semakin besar.
2. Faktor jumlah elemen antena berpengaruh terhadap
kinerja sistem adaptif beamforming, hal ditunjukkan
pada pengamatan BER 10 untuk modulasi QPSK set
2, terjadi perbaikan kinerja jumlah elemen antena 8
terhadap kondisi tanpa beamforming (1 antena Rx)
sebesar ± 9 dB, antena 8 terhadap 4 dan 2 elemen antena
terjadi perbaikan kinerja sebesar ± 3 dB dan ± 6 dB. Jadi
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
114
semakin besar jumlah elemen antena yang digunakan
maka kinerja sistem akan semakin baik tetapi
kompleksitas pada implementasi memperhatikan
dimensi yang semakin kompleks.
3. Sistem WiMax IEEE 802.16e ditujukan untuk user yang
bergerak sehingga kecepatan user berpengaruh terhadap
kinerja sistem. Hal ini ditunjukkan pada modulasi QPSK
set 2 saat BER 10 adaptif beamforming 8 elemen
antena terjadi penurunan kinerja dari kecepatan 120
km/jam terhadap kecepatan 3 km/jam sebesar ± 6 dB
dan dari kecepatan 30 km/jam terhadap kecepatam 3
km/jam sebesar ± 0.5 dB. Jadi semakin cepat user
bergerak maka kinerja sistem akan menurun tetapi untuk
perkembangan teknologi kedepan membutuhkan kondisi
user yang sangat mobile.
2−
3−
4. Kinerja adaptif modulasi tanpa beamforming
dipengaruhi juga oleh faktor kecepatan user. Sistem
dengan adaptif modulasi terjadi perbaikan kinerja jika
dibandingkan dengan sistem fixed modulasi (misal
dengan modulasi 16 QAM), hal ini terlihat pada
kecepatan user 3 km/jam pada BER 10 terjadi
perbaikan kinerja sebesar ± 7 dB. Jadi dengan sistem
adaptif modulasi dapat memperbaiki kinerja sistem dan
mendukung akan kebutuhan mobility user.
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
115
5. Kinerja penggabungan sistem adaptif beamforming
dengan adaptif modulasi dipengaruhi oleh jumlah
elemen antena dan faktor pergerakan user. Hal ini
terlihat pada kecepatan user 30 km/jam terjadi perbaikan
kinerja dari 8 elemen antena terhadap 1 elemen antena
(tanpa beamforming) sebesar ± 10 dB saat BER 10 . 3−
5.2 Saran
1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk
menggunakan teknik coding yang lain pada Blok FEC
dari sistem yang dirancang seperi turbo code, LDPC,
dan lain-lain.
2. Disarankan untuk menggunakan algoritma adaptasi yang
lain pada adptif beamforming, seperti algoritma LMS,
algoritma SMI, dan lain-lain.
3. Untuk kedepannya diharapkan dapat menggabungkan
semua teknik yang mendukung sistem standar IEEE
802.16e seperti teknik sub-channelization, error
correction techniques, dan power control.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
DAFTAR PUSTAKA
[1] Theodore S. Rappaport, “Wireless Communications”,
Prentice Hall, 2002
[2] Le Minh Tuan, Pham Van Su, Jewoo Kim, dan Giwan
Yoon, “A New RLS-based Adaptive Beamforming
Algorithm for Smart Antennas Applied to an OFDM
System”, International Conference on Microwave and
Milimeter wave Technology Proceedings. 2002.
[3] Le Minh tuan, Pham Van Su, Jewoo Kim, Giwan Yoon,
“An MMSE- Based Beamforming Algorithm For Smart
Antenna Apllied to An MC-CDMA System With Co-
channel Interference”, Information and Communication
University, USA, 2002.
[4] Falahati S., Svensson A., “Adaptive Modulation Systems
For Predicted Wireless Channels”, IEEE Transactions
on Communications, 2001
[5] Balanis, Constantine., “Antenna Theory, Analysis and
Design”, Arizona State University, Harper & Row,
Publishers, New York, 1982.
[6] Chan Raymon, “Channel Prediction For Adaptive
Modulation In Wireless Communications”, July 2003
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
[7] Sigen Ye, Rick S. Blum, Leonard J, “Adaptive
Modulation for Variable-Rate OFDM Systems with
Imperfect Channel Information”, 1998
[8] Keller T, Hanzo L,“Adaptive Modulation Techniques for
Duplex OFDM Transmission”, IEEE Transactions on
Vehicular Technology, vol. 49, no.5, September 2000
[9] Bingham, J.A.C, “Multicarrier modulation for Data
transmission: an idea whose time has come”. IEEE
Communication magazine, Volume:28 Issue: 5, May
1990.
[10] Giordano, Arthur. HSU, Frank, “Least Square
Estimation With Applications to Digital Signal
Processing”, Wiley Interscience Publication, 1985.
[11] Odile Macchi, “Adaptive Processing the Least Mean
Squares Approach With Application in Transmission”,
John Wiley & Sons Inc, 1996.
[12] Hara, Shinsuke. Prasad, Ramjee, “Multicarrier
Techniques for 4G Mobile Communications”, Artech
House, London, 2003.
[13] Bing Leung Patrick Cheung, “Simulation of Adaptive
array Algorithms for OFDM and Adaptive Vector
OFDM System”, Bradley Department of Electrical
Engineering.
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
[14] C. Y. Kim, K. Lee, and Y. S. Cho, “Adaptive
Beamforming Algorithm for
OFDM Systems with Antenna Arrays,” IEEE
Transactions on Consumer Electronics, vol. 46, No. 4,
November 2000.
[15] WiMAX Forum, “WiMAX’s Technology for LOS and
NLOS Environments”, White Paper.
[16] Yaghoobi, hasan, “802.16*.Broadband Wireless Access:
the nex big thing in wireless”, Intel Broadband Wireless
division Wireless Networking group, 2003.
[17] Coleri S, Ergwn M, Puri A, Bahai A, “Channel
Estimation Techniques Based on Pilot Arrangement in
OFDM Systems”, IEEE Transactions on Broadcasting,
vol. 48, no.3, September 2002
[18] Ramasamy Venkatasubramanian, “Beamforming for
MC-CDMA”, Virginia, Januari.2003.
[19] Richard van Nee, Ramjee Prasad, “OFDM For Wireless
Multimedia Communications”. Boston : Artech House,
2000
[20] J. Proakis, “Digital Communications”, McGraw Hill,
3rd., 1995.
[21] P. Jain “On the Impact of Channel and Channel Quality
Estimation on Adaptive Modulation”, December 2002
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi
[22] Klein,Jay,” Proposal for the modulation accuracy In
IEEE 802.16”, Wiley, IEEE, 2001.
[23] Tektronik,” Signal To Noise Ratio relationship in 8-
VSB”, IEEE copyright, 1999.
[24] Charan Lengton, “Orthogonal Frequency Division
Multiplex (OFDM) Tutorial”, www.complextoreal.com
, 2004.
[25] Suhartono Tjondronegoro, “Pengolahan Sinyal Digital
Lanjut & Aplikasi”, Diktat Kuliah, 2005.
[26] Functional specifications of the adaptive modem. Fondo investimenti per la Ricerca di Base (FIRB)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2006
Fakultas Teknik Elektro Program Studi S2 Magister Elektro Komunikasi