desa wisata

180
1 DESA WISATA Diabstraksikan : Prof Dr Ir Soemarno MS, pslp-ppsub-2010 PENDAHULUAN “Desa wisata” biasanya berupa kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus yang layak untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, sumberdaya alam alam dan lingkungan alam yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor penting dari sebuah kawasan desa wisata. Selain berbagai keunikan tersebut, kawasan desa wisata juga dipersyaratkan memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas-fasilitas yang seyogyanya ada di suatu kawasan desa wisata antara lain: sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata dapat menyediakan sarana penginapan berupa pondok-pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung dapat merasakan suasana pedesaan yang masih asli. Desa Wisata merupakan "Suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial

Upload: rahmi-ranju-orangest

Post on 11-Dec-2014

267 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

1

DESA WISATA

Diabstraksikan :Prof Dr Ir Soemarno MS, pslp-ppsub-2010

PENDAHULUAN

“Desa wisata” biasanya berupa kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus yang layak untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, sumberdaya alam alam dan lingkungan alam yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor penting dari sebuah kawasan desa wisata.

Selain berbagai keunikan tersebut, kawasan desa wisata juga dipersyaratkan memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas-fasilitas yang seyogyanya ada di suatu kawasan desa wisata antara lain: sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata dapat menyediakan sarana penginapan berupa pondok-pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung dapat merasakan suasana pedesaan yang masih asli.

Desa Wisata merupakan "Suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya : atraksi, akomodasi, makanan-minuman, cindera-mata, dan kebutuhan wisata lainnya.

Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. ( Nuryanti, Wiendu.

2

1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press).

Penetapan suatu desa dijadikan sebagai desa wisata harus memenuhi persyaratan-persyaratan, antara lain sebagai berikut :

1. Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi.

2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan local, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata.

3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang datang ke desanya.

4. Keamanan di desa tersebut terjamin.5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja

yang memadai.6. Beriklim sejuk atau dingin.7. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah

dikenal oleh masyarakat luas.

Pembangunan desa wisata mempunyai manfaat ganda di bidang ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain. Manfaat ganda dari pembangunan desa wisata, adalah:1. Ekonomi : Meningkatkan perekonomian nasional, regional, dan

masyarakat lokal.2. Sosial : Membuka lapangan kerja dan lapangan berusaha bagi

masyarakat di desa.3. Politik :

* Internasional : Menjembatani perdamaian antar bangsa di dunia.* Nasional : Memperkokoh persatuan bangsa, mengatasi disintegrasi

4. Pendidikan : Memperluas wawasan dan cara berfikir orang-orang desa, mendidik cara hidup bersih dan sehat.

5. Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) : Meningkatkan ilmu dan teknologi bidang kepariwisataan.

6. Sosial budaya : Menggali dan mengembangkan kesenian serta kebudayaan asli daerah yang hampir punah untuk dilestarikan kembali.

7. Lingkungan : Menggugah sadar lingkungan (Darling), yaitu menyadarkan masyarakat akan arti pentingnya memelihara dan melestarikan lingkungan bagi kehidupan manusia kini dan di masa datang.

3

Untuk suksesnya pembangunan desa wisata, perlu ditempuh upaya-upaya, sebagai berikut :1. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)

Pelaksanaan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), bisa dilakukan melalui pendidikan, pelatihan dan keikutsertaan dalam seminar, diskusi, dan lain sebagainya, serta di bidang-bidang kepariwisataan. Pendidikan diperlukan untuk tenaga-tenaga yang akan dipekerjakan dalam kegiatan manajerial. Untuk itu, sebaiknya ditugaskan generasi muda dari desa yang bersangkutan untuk dididik pada sekolah-sekolah kepariwisataan, sedangkan pelatihan diberikan kepada mereka yang akan diberi tugas menerima dan melayani wisatawan. Keikutsertaan dalam seminar, diskusi, dan lain sebagainya diberikan kepada para petugas kepariwisataan di desa, kecamatan, dan kabupaten, karena penduduk desa umumnya hanya mempunyai keterampilan bertani. Kepada mereka dapat diberikan pelatihan keterampilan lain untuk menambah kegiatan usaha seperti kerajinan, industri rumah tangga, pembuatan makanan lokal, budi daya jamur, cacing, menjahit, dan lain sebagainya.

2. KemitraanPola kemitraan atau kerjasama dapat saling menguntungkan antara pihak pengelola desa wisata dengan para pengusaha pariwisata di kota atau pihak Pembina desa wisata dalam hal ini pihak dinas pariwisata daerah. Bidang-bidang usaha yang bisa dikerjasamakan, antara lain seperti : bidang akomodasi, perjalanan, promosi, pelatihan, dan lain-lain.

3. Kegiatan Pemerintahan di DesaKegiatan dalam rangka desa wisata yang dilakukan oleh pemerintah desa, antara lain seperti : Rapat-rapat dinas, pameran pembangunan, dan upacara-upacara hari-hari besar diselenggarakan di desa wisata.

4. PromosiDesa wisata harus sering dipromosikan melalui berbagai media, oleh karena itu desa atau kabupaten harus sering mengundang wartawan dari media cetak maupun elektronik untuk kegiatan hal tersebut.

5. Festival / PertandinganSecara rutin di desa wisata perlu diselenggarakan kegiatan-kegiatan yang bias menarik wisatawan atau penduduk desa lain untuk mengunjungi desa wisata tersebut, misalnya mengadakan festival kesenian, pertandingan olah raga, dan lain sebagainya.

6. Membina Organisasi WargaPenduduk desa biasanya banyak yang merantau di tempat lain. Mereka akan pulang ke desa kelahirannya pada saat lebaran Idul Fitri, yang dikenal dengan istilah “mudik”. Mereka juga bisa diorganisir dan dibina untuk memajukan desa wisata mereka.

4

Sebagai contoh di Desa Tambaksari, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat telah berkembang organisasi kemasyarakatan atau disebut “warga”, yaitu ikatan keluarga dari dari satu keturunan yang hidup terpencar, mereka tersebut bertujuan ingin mengeratkan kembali tali persaudaraan diantara keturunan mereka. Pada setiap hari raya Idul Fitri mereka berkumpul secara bergiliran saling ketemu sambil mengenalkan anak cucu mereka, kemudian mereka membentuk suatu organisasi. Badan organisasi dinamakan koperasi keluarga, mereka yang sukses membantu keluarga yang kurang mampu. Fenomena kemasyarakat semacam ini perlu didorong dan dikembangkan untuk memajukan desa wisata.

7. Kerjasama dengan Universitas.Universitas-Universitas di Indonesia mensyaratkan melakukan Kuliah Kerja Praktek Lapangan (KKPL) bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya, sehubungan dengan itu sebaiknya dijalin atau diadakan kerjasama antara desa wisata dengan Universitas yang ada, agar bisa memberikan masukan dan peluang bagi kegiatan di desa wisata untuk meningkatkan pembangunan desa wisata tersebut.

Untuk memperkaya Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di suatu desa wisata, dapat dibangun berbagai fasilitas dan kegiatan sebagai berikut :

1). Eco-lodge : Renovasi homestay agar memenuhi persyaratan akomodasi wisatawan, atau membangun guest house berupa, bamboo house, traditional house, log house, dan lain sebagainya.

2). Eco-recreation : Kegiatan pertanian, pertunjukan kesenian lokal, memancing ikan di kolam, jalan-jalan di desa (hiking), biking di desa dan lain sebagainya.

3). Eco-education: Mendidik wisatawan mengenai pendidikan lingkunagn dan memperkenalkan flora dan fauna yang ada di desa yang bersangkutan.

4). Eco-research : Meneliti flora dan fauna yang ada di desa, dan mengembangkan produk yang dihasilkan di desa, serta meneliti keadaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat di desa tersebut, dan sebbagainya.

5). Eco-energy : Membangun sumber energi tenaga surya atau tenaga air untuk Eco-lodge.

6). Eco-development : Menanam jenis-jenis pohon yang buahnya untuk makanan burung atau binatang liar, tanaman hias, tanaman obat, dll, agar bertambah populasinya.

5

7). Eco-promotion : Promosi lewat media cetak atau elektronik, dengan mengundang wartawan untuk meliput mempromosikan kegiatan desa wisata.

6

Membangun Desa Wisata

Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang

menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

Membangun Desa Wisata sebagai Upaya Pengurangan Kemiskinan (oleh : Chasan Ascholani, Kabar Indonesia, 25-Mar-

2010, 21:29:45 WIB).

Kemiskinan senantiasa menimbulkan beragam masalah, tetapi sebenarnya banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menguranginya, seperti yang dilakukan oleh warga Dusun Nawung. Mereka mencoba mengembangkan potensi yang ada, salah satunya dengan wisata alam, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Dusun Nawung terletak di perbatasan Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul di D.I. Yogyakarta. Dusun ini terletak di perbukitan atau di bawah Gunung Wayang dengan kondisi tanah kering berbatu. Selama musim hujan, Dusun Nawung terlihat hijau penuh dengan tanaman pangan dan tegakan tanaman tahunan. Pada musim kemarau, pemandangan disirikan oleh lahan kering dan pepohonan yang meranggas dan berwarna kecoklatan. Sebuah keindahan yang lain, seperti musim gugur. Hampir semua warga Nawung adalah petani kecil, sekitar 140 keluarga (517 jiwa) hidup di Dusun Nawung, Desa Gayamharjo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman. Diantara mereka, ada 62 keluarga miskin yang hidup dengan penghasilan dibawah Rp.150.000,- per bulan per orang. Pekerjaan utama mereka adalah bertani dan menambang batu putih untuk dibuat pondasi dan dinding bangunan rumah. Pekerjaan di pertanian hanya bisa dilakukan saat musim hujan, sehingga seringkali mereka hanya bisa mendapatkan satu kali panen padi. Sebagian besar hasil panen ini dikonsumsi sendiri, karena hanya dihasilkan dari lahan yang terbatas (kurang dari 1000 m2 per keluarga). Perubahan setelah gempa bumi 2006 Dusun ini sekarang dikenal sebagai Dusun Kerajinan. Gempa bumi yang terjadi pada Mei 2006, selain membawa musibah bagi warga, itu juga membawa berkah. Sebagai salah satu dusun yang terkena dampak gempa, mereka menerima banyak bantuan dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri. Sebagai salah satu hasilnya, banyak warga Nawung yang memiliki keterampilan untuk membuat

7

kerajinan batu, bambu, jahit, dan aneka makanan ringan. Hal ini sedikit banyak telah merubah pola hidup mereka yang semula hanya memiliki aktifitas di sektor pertanian. Beberapa produk unggulan dusun Nawung sudah dikirim ke beberapa daerah. Kerajinan batu putih dalam bentuk air mancur, sarung bantal batik, emping melinjo dan emping garut telah menjadi produk utama yang sudah dibeli oleh berbagai konsumen di beberapa daerah, seperti Yogyakarta, Klaten, Bantul, dan Boyolali. Bahkan, produk air mancur batu putih sudah dikirimkan ke Australia melalui sebuah perusahaan ekspor di Yogyakarta. Disamping itu, warga Nawung juga sudah mulai memiliki akses yang cukup baik kepada pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa program pemerintah di dusun ini. Misalnya, Disperindagkop dan Disbudpar Kab. Sleman telah memberikan beberapa pelatihan kepada warga. Bahkan, Pemkab Sleman juga memberikan dana gotong-royong dan simpan-pinjam untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Selain menekuni berbagai jenis kerajinan, warga Nawung juga mencoba menggali potensi lain yang ada, yaitu wisata alam. Di perbatasan dusun, ada sungai cantik yang terbuat dari batu putih. Bentuk batuan alami di sungai tersebut menjadi daya tarik banyak pengunjung. Apalagi, ada cerita rakyat yang terkait dengannya, yaitu cerita Kedung Nganten. Warga Nawung mencoba mengembangkan dusunnya menjadi salah satu desa wisata di Kabupaten Sleman. Perkenalan pertama dilakukan pada bulan Agustus 2009 dengan menyelenggarakan Merti Dusun. Kegiatan ini dihadiri sekitar 400 orang. Selanjutnya, warga juga belajar ke beberapa desa wisata lain dan pelaku pariwisata. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan banyak referensi dalam mengembangkan Desa Wisata Kedung Nganten (Dewi Kangen) di Nawung. Sebagai hasilnya, mereka mulai membuat beberapa paket wisata alternatif, dan banyak pengunjung mulai berdatangan. Outbond dan trekking sungai sebagai upaya promosi wisata. Dikaruniai sungai yang indah, Nawung menawarkan outbond tradisional dan trekking sungai yang berbeda dengan desa wisata lainnya. Pada tanggal 24 Maret 2010, diselenggarakan trekking sungai yang diikuti oleh sekitar 40 peserta dari beberapa lembaga dan kantor pemerintah. Sepertinya, trekking ini membawa kesan tersendiri bagi peserta, sehingga mereka merasa puas. Banyak di antara peserta yang mengatakan bahwa sungai Nawung ini berbeda dengan sungai lainnya. Keindahan batu alamnya sangat memukau. Semoga, upaya pengembangan

8

wisata ini benar-benar bisa menjadi salah satu pendorong perekonomian di dusun Nawung.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) menargetkan mampu untuk membangun sedikitnya 200 desa wisata pada 2010. Pengembangan desa wisata sudah menjadi salah satu target program tahun depan dan ditargetkan sedikitnya 200 desa wisata dapat dikembangkan.

Empat orang warga Dusun Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa

Tengah, baru pulang mencari kayu. Dusun Plalangan hanya berjarak 4 km dari Puncak

Merapi. Aktivitas warga ini menjadi pemandangan menarik bagi wisatawan. Sumber: travel.kompas.com/.../2010..

Desa wisata dapat dimaknai sebagai suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku di suatu desa.

Komponen Utama Desa Wisata

Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata :

9

1. Akomodasi : sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.

2. Atraksi : seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti : kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik.

Sedangkan Edward Inskeep, dalam Tourism Planning An Integrated and Sustainable Development Approach, hal. 166 memberikan definisi : Village Tourism, where small groups of tourist stay in or near traditional, often remote villages and learn about village life and the local environment. Inskeep : Wisata pedesaan dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional, sering di desa-desa yang terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.

Cukup membayar 25 ribu rupiah saja sudah bisa menikmati pemandangan kebun teh  sepuasnya. Kami sampai di lokasi pukul 6-7 pagi, sampai-sampai bisa melihat persiapan para kru di kebun dan beberapa keluarga besar yg sedang menikmati liburan. Menurut saya tempat ini cocok untuk pelatihan-pelatihan atau semacam diklat outdoor . Kami mencoba berjalan-jalan

10

lebih jauh lagi. Tetapi tiba-tiba dipanggil oleh petugas dan mereka menyarankan jangan terlalu jauh dan keluar dari jalanan beraspal. Karena semakin jauh berjalan, mereka tidak bisa memantau keselamatan kami. Sumber: http://restuwk.wordpress.com/.

Pendekatan Pengembangan Desa WisataPengembangan dari desa wisata harus direncanakan secara

hati-hati agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Berdasar dari penelitian dan studi-studi dari UNDP/WTO dan beberapa konsultan Indonesia, dicapai dua pendekatan dalam menyusun rangka kerja/konsep kerja dari pengembangan sebuah desa menjadi desa wisata.

Pendekatan Pasar untuk Pengembangan Desa Wisata

Interaksi tidak langsungModel pengembangan didekati dengan cara bahwa desa

mendapat manfaat tanpa interaksi langsung dengan wisatawan. Bentuk kegiatan yang terjadi semisal : penulisan buku-buku tentang desa yang berkembang, kehidupan desa, arsitektur tradisional, latar belakang sejarah, pembuatan kartu pos dan sebagainya.

Interaksi setengah langsungBentuk-bentuk one day trip yang dilakukan oleh wisatawan,

kegiatan-kegiatan meliputi makan dan berkegiatan bersama penduduk dan kemudian wisatawan dapat kembali ke tempat akomodasinya. Prinsip model tipe ini adalah bahwa wisatawan hanya singgah dan tidak tinggal bersama dengan penduduk.

Interaksi LangsungWisatawan dimungkinkan untuk tinggal/bermalam dalam

akomodasi yang dimiliki oleh desa tersebut. Dampak yang terjadi dapat dikontrol dengan berbagai pertimbangan yaitu daya dukung dan potensi masyarakat setempat. Alternatif lain dari model ini adalah penggabungan dari model pertama dan kedua. (UNDP and WTO. 1981. Tourism Development Plan for Nusa Tenggara, Indonesia. Madrid: World Tourism Organization. Hal. 69).

11

Joglo rumah tradisional masyarakat Jawa Sumber:

http://dewikadjar.files.wordpress.com/2008/04/rumah-joglo_02.jpg%3Fw%3D150%26h%3D112

Sistem penghawaan rumah joglo

12

Sumber: http://prestylarasati.files.wordpress.com/2007/11/hawa

2.jpg

Kriteria Desa Wisata

Pada pendekatan ini diperlukan beberapa kriteria yaitu :1. Atraksi wisata; yaitu semua yang mencakup alam, budaya

dan hasil ciptaan manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang paling menarik dan atraktif di desa.

2. Jarak Tempuh; adalah jarak tempuh dari kawasan wisata terutama tempat tinggal wisatawan dan juga jarak tempuh dari ibukota provinsi dan jarak dari ibukota kabupaten.

3. Besaran Desa; menyangkut masalah-masalah jumlah rumah, jumlah penduduk, karakteristik dan luas wilayah desa. Kriteria ini berkaitan dengan daya dukung kepariwisataan pada suatu desa.

4. Sistem Kepercayaan dan kemasyarakatan; merupakan aspek penting mengingat adanya aturan-aturan yang khusus pada komunitas sebuah desa. Perlu dipertimbangkan adalah agama yang menjadi mayoritas dan sistem kemasyarakatan yang ada.

5. Ketersediaan infrastruktur; meliputi fasilitas dan pelayanan transportasi, fasilitas listrik, air bersih, drainase, telepon dan sebagainya.

13

Reog sebagai atraksi wisata yang sangat potensialSumber:

http://melayuonline.com/pict/p4b0a22f8ab059.jpg

WISATA ALAM DAN BUDAYA DI CANDI GEDONG SONGO

Candi gedong songo terletak di Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Berlokasi di daerah pegunungan yang asri, candi gedong songo menjadi tujuan wisata pegunungan dan budaya di sekitar Kabupaten Semarang. Perjalanan WISATA menuju Candi Gedong Songo dapat dimulai dari Yogyakarta. Jika naik kendaraan umun dapat ditempuh sekitar 2,5 jam dengan angkutan umum seperti bis jurusan Jogja - Semarang. Atau jika ingin lebih cepat dapat naik bus patas Nusantara atau bus patas Joglosemar. Dengan bus patas, perjalanam ke Candi Gedong Songo dapat ditempuh selama 2 jam. Sesampai di Gedong Songo pengunjung dapat beristirahat sejenak untuk makan di sekitar lokasi sambaing menghilangkan kelelahan selama perjalanan. Setelah itu dapat segera nikmati indahnya pemandangan alam Candi Gedong Songo dan alamnya yang asri.

14

Sumber: http://epwisata.wordpress.com/2009/07/07/wisata-

alam-dan-budaya-di-candi-gedong-songo/

Baru Klinting, Telaga Ngebel Ponorogo

Ponorogo, selain terkenal dengan Reyognya, juga terkenal dengan telaga Ngebelnya yang sejuk, asri, dan siap ‘mencuci mata’ pengunjungnya. Ini merupakan salah satu obyek tujuan wisata alam di Ponorogo, belum lengkap bila belum menengok salah satu tempat wisata paling legendaris dan paling populer ini. Telaga Ngebel ini berada di Kecamatan Jenangan, daerah Ponorogo Timur yang berdekatan dengan gunung Wilis. “Ngebel” berasal dari bahasa Jawa, ‘ngembel‘ atau berair; jaman dahulu, ada seorang Wara’i atau orang yang sakti ilmu kanuragan dan ilmu agamanya melewati suatu daerah di kawasan Ponorogo dan melihat fenomena tanah yang berair itu. Maka sang Wara’i pun berujar: “Ana sak wijining jaman, tlatah iki kasebut Ngembel – pada suatu saat nanti daerah ini bernama Ngembel”. Tetapi karena lidah yang salah kaprah dalam waktu yang lama dan turun temurun, maka Ngembel pun berubah menjadi Ngebel. 

15

Sumber: http://manado.tribunnews.com/2011/02/25/suara-gemuruh-misterius-meluas-ke-5-kabupaten

Masyarakat Ngebel sendiri memiliki dongeng tentang asal muasal Telaga yang menjadi icon Ponorogo. Jaman dahulu, ada sepasang suami istri yang tinggal di kampung yang melahirkan anak seekor ular naga. Naga itu diberi nama Baru Klinting. Melihat keanehan wujud Baru Klinting ini, mereka tak berani tinggal di kampung tersebut karena takut menjadi bahan gunjingan tetangga. Suatu hal yang tak masuk akal adalah mengapa “sepasang manusia memiliki anak seekorular naga?” Namun, itulah adanya. Mereka pun mengungsi ke puncak gunung untuk mengasingkan diri dan memohon pada Sang Hyang Widhi agar mengembalikan rupa putra mereka ke wujud manusia. Doa itu pun didengar. Syarat yang harus dilakukan oleh Baru Klinting adalah melakukan pertapaan selama 300 tahun dengan cara melingkarkan tubuhnya di gunung Semeru. Sayang, panjang tubuhnya kurang sejengkal untuk bisa melingkari seluruh gunung. Maka, untuk menutupi kekurangan itu, ia menyambungkan/ menjulurkan lidahnya hingga menyentuh ujung ekornya. Rupanya, syarat untuk menjadi manusia tak hanya itu. Sang Hyang Widhi meminta sang Ayah agar memotong lidah Baru Klinting yang sedang bertapa

16

tersebut. Baru Klinting yang bersemedi tak menolak toh demi kebaikannya agar menjadi manusia.Saat waktu bertapa hampir selesai, ada kepala kampung yang akan menikahkan anaknya. Kepala kampung ini sibuk mempersiapakan segala sesuatunya, terlebih lagi soal hidangan. Konon, mereka akan menggelar pesta pernikahan yang sangat mewah dan sangat besar. Untuk menutupi kekurangan bahan makanan, secara sukarela warga membantu berburu di hutan. Ada yang mencari buah-buahan, ranting/ kayu bakar hingga hewan buruan seperti rusa, kelinci, maupun ayam hutan. Tanpa sengaja, ada sekelompok warga yang mengayunkan parangnya pada pokok pohon tumbang. Namun, alangkah kagetnya mereka ternyata parang itu malah berlumuran darah. Dari pokok pohon tumbang itu mengucur darah segar. Bahkan, mereka baru sadar kalau yang mereka tebas tadi bukan pohon tumbang tetapi ular raksasa/ ular naga. Melihat hal ini, warga pun beramai-ramai mengambil dagingnya untuk dimasak dalam pesta pernikahan tersebut.Hari H pesta adalah hari berakhirnya pertapaan Baru Klinting. Benar saja, naga itu berubah wujud menjadi anak kecil. Sayangnya, si anak mengalami kesusahan dalam berbicara karena lidanya dipotong sebagai syarat menjadi manusia. Tak hanya itu, tubuhnya penuh dengan borok yang membusuk lantaran saat bertapa tubuhnya disayat-sayat untuk diambil dagingnya oleh warga sebagai bahan pesta. Lalu, anak itu mendatangi pesta kepala kampung. Anak itu kelaparan dan memohon agar diberi makanan. Namun, tak satu pun warga yang memedulikannya. Warga malah mengejek dan mengusir anak kecil itu. Melihat nasib anak itu, seorang wanita tua merasa kasihan dan membawanya pulang. Lalu si anak diberi makan dengan lauk berupa daging yang diterima dari pesta kepala kampung. Si anak pun makan dengan lahap tapi dia tak mau memakan daging itu. “Bu, saya pikir sudah tak ada lagi orang baik di kampung ini. Rupanya, masih ada orang seperti Anda. Ketahuilah, sebentar lagi kampung ini akan tenggelam. Maka dari itu, mengungsilah” Begitu pesan Baru Klinting selesai makan. Si wanita tua itu

17

pun menuruti ucapan Baru Klinting tanpa banyak pertanyaan.Lalu, Baru Klinting pun kembali ke tempat pesta. “Wahai warga semua, lihatlah di tanganku. Aku memiliki sekerat daging. Jika kau mampu memenangkan sayembara yang kuadakan, maka ambillah daging ini. Namun, jika kalian tak mampu, maka berikanlah semua daging yang kalian masak padaku” ucap Baru Klinting. Lalu, Baru Klinting pun menancapkan sebatang lidi ke tanah. “Barang siapa yang mampu mencabutnya, maka kalian memenangkan sayembara ini”. Warga pun mencoba satu per satu. Semuanya tak mampu mencabut sebatang lidi tersebut. Sayangnya, warga tetap tak mau mengembalikan daging yang telah mereka masak. “Lihatlah ketamakan kalian wahai manusia. Lihatlah ketidak pedulian kalian pada sesama, pada manusia yang cacat sepertiku. Bahkan kalian tidak mau mengembalikan hakku. Ketahuilah, daging yang kalian masak itu adalah dagingku saat aku menjadi ular naga. Maka, kalian berhak mendapatkan balasan setimpal. Baru Klinting pun segera mencabut lidi tersebut. Keanehan pun terjadi. Dari lidi itu mengucur air, terus menerus hingga menenggelamkan kampung tersebut. Bahkan sejak itu pula, Baru Klinting berubah lagi menjadi ular dengan melingkarkan tubuhnya di dasar telaga yang bentuknya menyempit di bagian bawah itu. Saat ini, telaga itu masuk daerah Ngebel sehingga terkenal dengan telaga Ngebel.

WISATA TELAGA NGEBEL PONOROGO

Obyek wisata telaga Ngebel memang indah pemandangannya, sejuk hawanya, telaganya begitu indah, airnyanya begitu bening danmenakjubkan. Para wisatawan dalam negeri dan luar negeri sudah banya melihat keindahan telaga Ngebel Ponorogo. Danau Ngebel ini terletak di lereng gunung Wilis dengan ketinggian 734 meter di atas laut dan suhu 22-32oC. Dengan luas permukaan sekitar 1,5 km, danau Ngebel dikelilingi oleh jalan sepanjang 5 km. Danau ini

18

memiliki panorama yang menakjubkan, udara sejuk dengan kondisi alam gadis yang terus satu juta potensi untuk digali. Kami juga bisa bertemu dengan berbagai buah-buahan seperti: durian, manggis, pundung, dll Di danau juga menyebar berbagai ikan, salah satunya adalah varietas ikan yang dilindungi. Hal ini Hampala ikan atau penduduk lokal bernama Ngongok ikan. Untuk itu tujuan, fasilitas akomodasi juga tersedia yang sudah untuk pengunjung yang ingin menghabiskan malam. Fasilitas ini dikelola oleh Pemerintah Daerah dan perusahaan swasta.

Sumber: http://desan-boys1922.blogspot.com/2009/02/telaga-ngebel-

ponorogo-inilah-tempat.html

19

LARUNG SESAJI DI TELAGA NGEBEL

Sumber: http://cozynet-ponorogo.blogspot.com/2009/12/larung-sesaji-

di-telaga-ngebel.htmlKebiasaan masyarakat Ponorogo, setiap menjelang 1 Muharram, melakukan

kegiatan larung sesaji, kegiatan ini dilakukan untuk menyambut datang nya hari suro (dalam bahasa jawa)/1 Muharram. larung sesaji sudah dilakukan sejak

jaman kerajaan dulu,dan sampai sekarang masih di lestarikan.

Pendekatan Fisik Pengembangan Desa Wisata

Pendekatan ini merupakan solusi yang umum dalam mengembangkan sebuah desa melalui sektor pariwisata dengan menggunakan standar-standar khusus dalam mengontrol perkembangan dan menerapkan aktivitas konservasi.

1. Mengonservasi sejumlah rumah yang memiliki nilai budaya dan arsitektur yang tinggi dan mengubah fungsi rumah tinggal menjadi sebuah museum desa untuk menghasilkan biaya untuk perawatan dari rumah tersebut. Contoh pendekatan dari tipe pengembangan model ini adalah Desa Wisata di Koanara, Flores. Desa wisata yang terletak

20

di daerah wisata Gunung Kelimutu ini mempunyai aset wisata budaya berupa rumah-rumah tinggal yang memiliki arsitektur yang khas. Dalam rangka mengkonservasi dan mempertahankan rumah-rumah tersebut, penduduk desa menempuh cara memuseumkan rumah tinggal penduduk yang masih ditinggali. Untuk mewadahi kegiatan wisata di daerah tersebut dibangun juga sarana wisata untuk wisatawan yang akan mendaki Gunung Kelimutu dengan fasilitas berstandar resor minimum dan kegiatan budaya lain.

Pemandangan alam danau tiga warna Gunung Kelimutu

Sumber: http://4.bp.blogspot.com/_z68PswWnA38/TBXbYpMiIDI

/AAAAAAAAAjs/qW8mOjK5mQU/s1600/d.jpg

ANUGERAH WISA BUDAYA JAWA TIMUR

LARUNG SAJI NGEBELMenang Anugerah wisata Budaya2010

Upacara Larung sesaji yang biasa dilakukan di telaga Ngebel, dinobatkan sebagai pemenang Anugerah wisata budaya Jawa Timur tahun 2010. Budaya sebagai ekspresi dan kristalisasi watak masyarakat Ponorgo, memang harus dipelihara dan dilestarikan. Dalam beberapa hal tradisi grebeg Suro, yang beberapa minggu lagi,

21

akan segera di selenggarakan di Ponorogo, disambut hangat oleh setiap elemen masyarakat.

Sumber: http://warokkini.blogspot.com/2010/11/anugerah-wisa-

budaya-jawa-timur.html

RUMAH ADAT DI DESA MONI

Desa Moni adalah desa yang sangat cantik menjadi gerbang wisatawan untuk menuju Kelimutu, terletak sekitar 47 km dari ibu kota Ende. Desa Moni memiliki beberapa penginapan sederhana , pasar tradisional yang ramai yang mana masih terdapat transaksi penjualan dengan cara barter,tenun Ikat yang sangat indah dan Tarian-tarian serta keindahan alam Gunung Kelimutu yang sangat terkenal. Desa Moni memiliki rumah adat yang sangat unik dan sering diadakan acara kultural dan sering menjadi daya tarik turis manca negara, juga terdapat air terjun yang sangat nyaman untuk direnangi karena berbentuk kolam yang cukup besar di bawahnya. Desa Moni juga memiliki Hot spring tradisional dengan mandi terpisah antara pria dan wanita di Desa Moni juga terdapat kamar-kamar penginapan sederhana juga tersedia di Moni Harga permalamnya hanya 150-200 ribuan saja. Meski sederhana, kamar-kamar ini bersih. Fasilitas mandinya cukup modern, juga tersedia restaurant - restaurant masakan Eropa dan China yang dapat disantap sambil menikmati keindahan panoramanya.

22

Sumber: http://monivillage.blogspot.com/p/beranda.html

2. Mengonservasi keseluruhan desa dan menyediakan lahan baru untuk menampung perkembangan penduduk desa tersebut dan sekaligus mengembangkan lahan tersebut sebagai area pariwisata dengan fasilitas-fasilitas wisata. Contoh pendekatan pengembangan desa wisata jenis ini adalah Desa Wisata Sade, di Lombok.

Desa SADE di Pulau lombok

Berkunjung ke Desa Sade (Lombok Tengah) yang masyarakatnya masih hidup tradisional membuktikan bahwa kemajuan peradaban di berbagai wilayah Indonesia tidak sama. Sebagai desa tertua Suku Sasak, mata pencahariannya masih sederhana, yakni bertani dan mengembangkan kerajinan tenun tradisional Sasak.Kerajinan tenun memang telah menjadi salah satu penopang kehidupan sehari-hari warga Sasak. Tenun tradisional ini telah dilakukan oleh 15 generasi sehingga lebih bersifat turun-temurun. Saat ini Desa Sade memiliki sekitar 150 kepala keluarga dengan jumlah warga yang mencapai sekitar 700 orang. Desa Sade sendiri terletak di Kabupaten Lombok Tengah yang luasnya 1.208,45 kilometer persegi, diapit Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur. Wilayah utara terletak di kaki Gunung Rinjani merupakan dataran tinggi yang subur.

23

Sementara itu, wilayah tengah berupa dataran rendah dan wilayah selatan tampak perbukitan yang langsung berbatasan dengan pantai.

Sumber: http://images.aryasadhewa.multiply.com/image/1/photos/upload/300

x300/S

Tenun tradisional dikerjakan oleh para wanita Sasak ketika kegiatan bercocok tanam tidak bisa dilakukan akibat tidak adanya air. Namun tenunan yang ada belum dikembangkan secara baik. Ini terlihat dari hasil tenunan yang masih kasar. Di sisi lain kain tradisional tersebut dijual dengan harga tinggi, yakni Rp 100.000-250.000. Kualitas tenunan yang agak kasar dan harga yang tinggi menyebabkan sedikit wisatawan yang tertarik membeli. Mungkin hanya wisatawan yang berkantong tebal yang mau merogoh koceknya untuk membawa pulang kain tenun tradisional Sasak. Di pasar-pasar kain di Jakarta, barang dengan kualitas yang hampir sama bisa dibeli kurang dari Rp 50.000. Harga kain tenun produksi rumah tangga yang mahal bisa dipahami mengingat pendapatan dari berjualan kain tenun tersebut sebagai sumber utama pendapatan keluarga. Orang Sasak mengandalkan kaum wanita sedangkan para pria Sasak terlihat kurang kreatif membantu wanita menenun. Ada kepercayaan setempat bahwa urusan tenun-menenun hanya menjadi pekerjaan wanita. Desa Sade merupakan cagar budaya Suku Sasak sehingga hanya diberdayakan sebagai tujuan wisata. Sayangnya, sarana ekonomi yang mendukung kehidupan sehari-hari selain usaha menenun tidak dikembangkan dan tidak dibina oleh pemerintah daerah. Hal ini mengakibatkan penduduk di wilayah tersebut hanya mengandalkan satu komoditas saja.

24

3. Mengembangkan bentuk-bentuk akomodasi di dalam wilayah desa tersebut yang dioperasikan oleh penduduk desa tersebut sebagai industri skala kecil. Contoh dari bentuk pengembangan ini adalah Desa wisata Wolotopo di Flores. Aset wisata di daerah ini sangat beragam antara lain : kerajinan tenun ikat, tarian adat, rumah-rumah tradisional dan pemandangan ke arah laut. Wisata di daerah ini dikembangkan dengan membangun sebuah perkampungan skala kecil di dalam lingkungan Desa Wolotopo yang menghadap ke laut dengan atraksi-atraksi budaya yang unik. Fasilitas-fasilitas wisata ini dikelola sendiri oleh penduduk desa setempat. Fasilitas wisata berupa akomodasi bagi wisatawan, restaurant, kolam renang, peragaan tenun ikat, plaza, kebun dan dermaga perahu boat.

PERKAMPUNGAN ADAT WOLOTOPO

Sumber: http://www.grandwisatahotel-ende.co.cc/2010/09/perk

ampungan-adat-wolotopo.html

Wolotopo, sebuah kampung adat yang dibangun di lereng sebuah bukit dengan pandangan lepas ke laut selatan. Dengan jarak 12 km kearah timur dari Kota Ende. Perkampungan Wolotopo dapat ditempuh dengan

25

kendaraan roda dua dan roda empat dengan waktu sekitar 30 menit perjalanan. Keunikan dari Kampung Wolotopo adalah bangunan rumah adat dan pemukimannya yang dibangun diatas susunan batu-batu yang tinggi dan kokoh. Wolotopo didiami oleh komunitas adat yang sangat konsekuen dalam pengembangan seni, kerajinan tenun dan sebagai wilayah penghasil bengkoang terbesar untuk Kabupaten Ende. Keadaan alam Wolotopo yang dominan kering dan menantang, mengkondisikan penduduk lokal menjadi sedemikian ulet, dan pantang menyerah. Berbagai atraksi budaya yang mengekspresikan perjuangan berkembang dalam bentuk dan nuansa bervariasi. Kampung ini telah menjadi salah satu obyek yang sering dikunjungi wisatawan.

Kerajinan bamboo sebagai cindera mataKERAJINAN BAMBU. Hernawan (43) menata kerajinan bambu dagangannya di pinggir alun-alun kota Temanggung, Jateng. Berbagai jenis barang kerajinan berbahan bambu seperi kapal, rumah adat, mobil dan tempat handphone karyanya dijual Rp3.000-Rp50.000 per buah tergantung ukuran dan tingkat kesulitannya. Kerajinan karya Hernawan juga telah terjual hingga ke mancanegara seperti Malaysia, Jepang, Perancis dan Australia. FOTO ANTARA/Anis Efizudin/ed/pd/10. Sumber: http://v-images2.antarafoto.com/gpr/1267795204/peristiwa-kerajinan-bambu-04.jpg

26

Kerajinan marmer onyx untuk cinderamataSumber:

http://www.travel2leisure.com/wisata-2/wisata-indonesia/batu-onix-khas-tulungagung-

indonesia.html

Prinsip dasar dari pengembangan Desa Wisata

1. Pengembangan fasilitas-fasilitas wisata dalam skala kecil beserta pelayanan di dalam atau dekat dengan desa.

2. Fasilitas-fasilitas dan pelayanan tersebut dimiliki dan dikerjakan oleh penduduk desa, salah satu bisa bekerja sama atau individu yang memiliki.

3. Pengembangan desa wisata didasarkan pada salah satu “sifat” budaya tradisional yang lekat pada suatu desa atau “sifat” atraksi yang dekat dengan alam dengan pengembangan desa sebagai pusat pelayanan bagi wisatawan yang mengunjungi kedua atraksi tersebut.

Legenda REOG PONOROGO dan WAROK

Salah satu ciri khas seni budaya Kabupaten Ponorogo Jawa Timur adalah kesenian Reog Ponorogo. Reog, sering diidentikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasaan

27

pembarong dalam mengangkat dadak-merak seberat sekitar 50 kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan berlangsung. Instrumen pengiringnya, kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat. Satu group Reog biasanya terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlah kelompok reog berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran utama berada pada tangan warok dan pembarongnya.

Pertunjukan Reog Ponorogo © 2005 arie saksonoSumber:

http://ariesaksono.wordpress.com/2007/11/30/legenda-reog-ponorogo-dan-warok/

Atraksi Adu Kepala(Sumber: Romantika Bima, April 9, 2010 at 11:38 am)

Salah satu atraksi seni budaya tradisional Bima yang cukup unik adalah Adu Kepala atau dalam Bahasa Bima disebut Ntumbu. Belum ada pihak yang mengetahui secara pasti kapan atraksi kesenian seperti ini mulai ada di Bima. Karena Atraksi  Ntumbu ini hanya ditemkukan di desa Nori kecamatan Wawo.Namun beberapa sejarahwan dan budayawan berpendapat bahwa atraksi ini telah ada pada zaman kesultanan Bima pada abat ke 17. Hampir 90 porsen atraksi kesenian

28

tradisional Bima didominasi oleh atraksi ketangkasan yang menggambarkan semangat patriotisme dan kepahawanan. Hal itu dibuktikan dengan penggunaan alat-alat ktangkasan dan perlengkapan perang seperti parang, tombak, keris dan lain-lain dalam setiap atraksi.Di Desa Ntori kecamatan Wawo Bima, Ntumbu diwariskan turun temurun oleh satu keluarga atau keturunan. Dan tidak bisa dimainkan oleh orang lain di luar lingkungan keluarga itu. Sebelum bertanding (Beradu Kepala), salah seorang yang tertua di antara mereka memberikan air doa dan mantera-mantera kepada seluruh anggota pemain. Mantera itu adalah ilmu kebal sehingga ketika mereka melakukan adu kepala tidak merasakan sakit dan tidak benjol atau berdarah akibat benuran kepala itu. Atraksi Adu Kepala diiringi oleh alunan musik tradisonal Bima yaitu Dua Buah Gendang, Satu serunai, Gong, dan Tawa-tawa. Ketika musik dimainkan, beberapa orang berlaga di depan seperti gaya pencak silat lalu saling menyerang dengan kepala. Sejarahwan M. Hilir Ismail mengemukakan bahwa Atraksi Adu Kepala ini sempat juga dilarang karena ada pandangan bahwa atraksi ini bertentangan dengan ajaran Islam. Kenapa demikian ? karena kepala adalah simbol kehormatan seseorang jadi alangkah hinanya jika diadu. Namun ada juga kalangan yang berpendapat bahwa hal itu adalah bagian dari tradisi untuk menggugah semangat patriotisme membela negara(Kerajaan). Dalam konteks kekinian Adu Kepala merupakan salah satu komditi pariwisata Kabupaten Bima yang perlu dilestarikan keberadaanya.

29

Sumber: http://alanmalingi.wordpress.com/2010/04/09/atraksi-

adu-kepala/

PERLOMBAAN PERAHU WISATA TRADISIONAL 2010

(Sumber: DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH, 2009)

Perlombaan Perahu Wisata Tradisional 2010 dengan Tema “Melalui Perlombaan Perahu Wisata Tradisional 2010, Kita Bangun Kesadaran Masyarakat untuk Melestarikan Khasanah Budaya Aceh dalam rangka Mempromosikan Aceh sebagai Daerah Tujuan Wisata Unggulan” merupakan salah satu event atau atraksi wisata dalam rangka membangun kesadaran dan motivasi generasi muda Aceh untuk mempromosikan keunggulan dan daya tarik pariwisata daerah. Atraksi Lomba Perahu Wisata Tradisional 2010 dengan sumber dana APBN Dekonsentrasi  T. A. 2010 akan diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Barat pada tanggal 17 s.d 19 September 2010 di Kawasan Wisata Air Geunang Geudong, Desa Putim Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat.

30

Penyelenggaraan kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan kembali olah raga rakyat yang selama ini telah hilang, mempromosikan Kabupaten Aceh Barat sebagai daerah tujuan wisata budaya dan sejarah, sekaligus mensukseskan HUT Aceh Barat ke – 65. Output yang ingin dicapai melalui Perlombaan Perahu Wisata Tradisional 2010 yang akan diikuti oleh peserta dari 23 kabupaten/kota se Aceh adalah terlaksananya hiburan rakyat melalui Perlombaan Perahu Tradisional yang berbasis pada masyarakat sebagai atraksi budaya dalam rangka menarik minat wisatawan dalam dan luar negeri ke Aceh umumnya dan Kabupaten Aceh Barat khususnya. Untuk mendukung keberhasilan Atraksi Lomba Perahu Wisata Tradisional 2010, masing-masing Kab/Kota diminta mengirim 5 (lima) orang peserta lomba perahu tradisional dengan persyaratan/kriteria: Laki-laki usia 20 s.d. 30 Tahun, Sehat Jasmani dan Rohani (berbadan sehat dan tidak cacat fisik) dan penduduk asli daerah setempat.Atraksi Lomba Perahu Wisata Tradisional 2010 tidak semata-mata sebagai sebuah kegiatan yang bersifat kompetisi murni, melainkan sebuah atraksi budaya yang diharapkan dapat menciptakan hiburan dan rekreasi bagi masyarakat, sekaligus menjadi semangat untuk melestarikan atraksi lomba perahu sebagai olah raga rakyat di Kabupaten Aceh Barat. Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat sangat diharapkan partisipasinya untuk mendukung keberhasilan Atraksi Lomba Perahu Wisata Tradisional 2010 yang akan dilaksanakan di Kawasan Wisata Air Geunang Geudong, sekaligus didukung dengan berbagai atraksi daerah lainnya.Selama penyelenggaraan Lomba Perahu Wisata Tradisional 2010, seluruh peserta lomba perahu dari berbagai daerah diharapkan dapat mengikuti seluruh tahapan kegiatan melalui prinsip “fair competation” dan dapat menjaga nama baik daerah masing-masing. Selama penyelenggaraan kegiatan ini tidak mengenal istilah “kalah dan menang”, namun sebaliknya yang menang adalah mereka yang mampu memberikan kontribusi terbaik bagi daerah mereka, sekaligus dapat berpartisipasi aktif dalam rangka menciptakan persahabatan, perdamaian antar daerah dan keberhasilan Atraksi Lomba Perahu Wisata Tradisional 2010, sekaligus mendukung mempromosikan pariwisata Aceh melalui Slogan Pariwisata Nasional “Visit Indonesia 2010”.

31

Sumber: http://www.acehtourismagency.com/index.php?

op=berita_coment&id=1&daftar=_menu#

Jenis Wisatawan Pengunjung Desa WisataKarena bentuk wisata pedesaan yang khas maka diperlukan

suatu segmen pasar tersendiri. Terdapat beberapa tipe wisatawan yang akan mengunjungi desa wisata ini yaitu :

Wisatawan Domestik

Wisatawan domestik ; terdapat tiga jenis pengunjung domestik yaitu :

1. Wisatawan atau pengunjung rutin yang tinggal di daerah dekat desa tersebut. Motivasi kunjungan : mengunjungi kerabat, membeli hasil bumi atau barang-barang kerajinan. Pada perayaan tertentu, pengunjung tipe pertama ini akan memadati desa wisata tersebut.

2. Wisatawan dari luar daerah (luar propinsi atau luar kota), yang transit atau lewat dengan motivasi, membeli hasil kerajinan setempat.

3. Wisatawan domestik yang secara khusus mengadakan perjalanan wisata ke daerah tertentu, dengan motivasi mengunjungi daerah pedesaaan penghasil kerajinan secara pribadi.

32

Wisatawan Manca Negara1. Wisatawan yang suka berpetualang dan berminat khusus pada

kehidupan dan kebudayaan di pedesaan. Umumnya wisatawan ini tidak ingin bertemu dengan wisatawan lainnya dan berusaha mengunjungi kampung dimana tidak begitu banyak wisatawan asing.

2. Wisatawan yang pergi dalam grup (di dalam suatu biro perjalanan wisata). Pada umumnya mereka tidak tinggal lama di dalam kampung dan hanya tertarik pada hasil kerajinan setempat.

3. Wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi dan hidup di dalam kampung dengan motivasi merasakan kehidupan di luar komunitas yang biasa dihadapinya.

Tipe Desa WisataMenurut pola, proses dan tipe pengelolanya desa atau

kampung wisata di Indonesia sendiri, terbagi dalam dua bentuk yaitu tipe terstruktur dan tipe terbuka.

Tipe terstruktur (enclave)

Tipe terstruktur ditandai dengan karakter-karakter sebagai berikut :

1. Lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini mempunyai kelebihan dalam citra yang ditumbuhkannya sehingga mampu menembus pasar internasional.

2. Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini.

3. Lahan tidak terlalu besar dan masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinir, sehingga diharapkan akan tampil menjadi semacam agen untuk mendapatkan dana-dana internasional sebagai unsur utama untuk “menangkap” servis-servis dari hotel-hotel berbintang lima.

Contoh dari kawasan atau perkampungan wisata jenis ini adalah kawasan Nusa Dua, Bali dan beberapa kawasan wisata di Lombok.

Pendekatan Kawasan pedesaan ini diakui sebagai suatu pendekatan yang tidak saja berhasil secara nasional, melainkan juga

33

pada tingkat internasional. Pemerintah Indonesia mengharapkan beberapa tempat di Indonesia yang tepat dapat dirancang dengan konsep yang serupa.

Obyek wisata Nusa Dua BaliSumber: http://www.dewatabali.co.cc/nusa_dua.php

Tipe Terbuka (spontaneus)

Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu tumbuh menyatunya kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal.

Distribusi pendapatan yang diperoleh dari kegiatan wisatawan dapat langsung dinikmati oleh penduduk lokal, akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar menjadi satu ke dalam penduduk lokal, sehingga sulit dikendalikan. Contoh dari tipe perkampungan wisata jenis ini adalah kawasan Prawirotaman, Yogjakarta.

34

Perkampungan wisata PrawirotamanSumber:

http://mentadamenta.blogspot.com/2010_11_01_archive.html

Prawirotaman adalah nama sebuah jalan dan kampung yang terletak lima kilo meter dari pusat kota Yogyakarta . Prawirotaman bisa menjadi alternatif ketika bingung mencari tempat penginapan. Kawasan itu tidak hanya menyediakan penginapan yang unik dan terjangkau, tetapi juga sederet artshop, cafe, toko buku, pasar tradisional, dan sebuah batu tulis yang tentu bisa menjadi alternatif wisata pula. Prawirotaman sebagai sebuah kampung dikenal sejak abad ke-19, saat seorang bangsawan kraton bernama Prawirotomo menerima hadiah sepetak tanah dari kraton. Sejak awal, kampung ini memang mempunyai peran yang tak kecil bagi Yogyakarta. Masa pra kemerdekaan, kampung ini menjadi konsentrasi laskar pejuang. Pasca kemerdekaan, tepatnya tahun 60-an, kampung ini dikenal sebagai pusat industri batik cap yang dikelola oleh keturunan Prawirotomo. Sementara sejak tahun 70-an, seiring meredupnya industri batik cap, para keturunan Prawirotomo banting setir ke jasa penginapan dan Prawirotaman pun mulai dikenal sebagai kampung turis. Memasuki kawasan Prawirotaman, anda akan disambut dengan nuansa kampung tengah kota, mulai dari lalu lalang kendaraan hingga sapaan warga yang umumnya dapat berbahasa Inggris. Sederetan penginapan dengan keunikan rancang bangunnya, mulai Jawa klasik hingga hotel masa kini terdapat di kawasan ini.

35

Fasilitas yang disediakan penginapan pun cukup menggoda dengan harga yang terjangkau, mulai Rp 50.000 - Rp 300.000. Meski ada yang telah berpindah tangan, kebanyakan penginapan masih dikelola oleh keturunan Prawirotomo, terdiri dari tiga keluarga besar yaitu Werdoyoprawiro, Suroprawiro, dan Mangunprawiro.Kawasan Prawirotaman I atau biasa disebut Prawirotaman saja adalah daerah yang paling terkenal. Selain penginapan, di kawasan ini juga terdapat fasilitas wisata lainnya seperti agen tour travel, warnet dan wartel, cafe dan resto, hingga bookshop. Di cafe dan resto yang tersedia, anda bisa menikmati banyak masakan khas Jawa, Eropa, maupun paduan keduanya. Bookshop yang tersedia menyediakan buku-buku bagus dengan harga yang lebih murah. Buku-buku impor yang harganya bisa ratusan ribu bisa didapat dengan hanya mengeluarkan Rp 35.000 - Rp 60.000 saja. Kadang, ada pula turis mancanegara yang mau bertukar koleksi bukunya.Beberapa artshop juga berjejer menjajakan pernak-pernik seni yang unik. Ada meja yang terbuat dari bambu, kain batik, lemari yang dibuat dari kayu glondongan hingga barang-barang antik seperti lampu hias dan keris berusia tua. Salah satu benda antik yang sangat laris di kalangan turis mancanegara adalah cap batik. Biasanya, cap itu digunakan untuk hiasan daun meja, angin-angin ventilasi rumah kayu atau sekedar sebagai koleksi karena dianggap mempunyai nilai seni berupa detail motif yang sangat menarik dan nilai sejarah yang cukup tinggi. Seorang warga Jerman pernah memborong 1000 buah cap batik dari sebuah perusahaan batik yang kini sudah tidak beroperasi.Di sebelah selatan kawasan Prawirotaman I merupakan Prawirotaman II yang berbatasan langsung dengan pasar tradisional di tempat itu. Berjalan-jalan di pasar tradisional pada pagi hari merupakan alternatif wisata yang menarik. Selain bisa menyaksikan hiruk pikuk warga yang tengah berbelanja, anda juga bisa mencicipi panganan khas Yogyakarta yang banyak dijual. Bila menuju ke sebelah selatan lagi, anda akan bertemu dengan daerah Prawirotaman III yang tak kalah ramainya. Di Prawirotaman III, anda akan lebih banyak menjumpai rumah penduduk. Meskipun nama sebenarnya dari dua bagian paling selatan Prawirotaman adalah Prawirotaman II dan Prawirotaman III, namun daerah itu lebih dikenal dengan nama Jalan Gerilya. Menurut cerita, kawasan itu merupakan markas Prajurit Hantu Maut (laskar jaman perjuangan kemerdekaan Indonesia) yang dipimpin oleh Pak Tulus. Di salah satu sudut

36

jalan, anda bisa menemukan sebuah batu tulis yang dibuat untuk memperingati perjuangan pasukan tersebut. Selain Pasukan Hantu Maut, laskar prajurit yang pernah bermarkas di kawasan ini adalah Prajurit Prawirotomo.Sejumlah lokasi menyediakan jasa penyewaan sepeda motor dan mobil, bahkan fasilitas antar jemput. Jika belum memiliki rencana wisata, sejumlah agen memiliki cukup referensi tentang tempat wisata menarik di Yogyakarta. Mulai dari wisata budaya seperti candi dan kraton hingga petualangan seperti trekking.

PENGINAPAN

Penginapan atau akomodasi saat berpergian atau liburan adalah jenis tempat tinggal dalam perjalanan dimana orang yang harus tinggal jauh dari rumah lebih dari satu hari keperluan tempat untuk tidur, istirahat, keselamatan, tempat berteduh dari suhu dingin atau hujan, penyimpanan barang, serta akses ke fungsi umum pada rumah tangga.

Penginapan dapat dilakukan pada hotel, resor, apartemen, hostel atau hostal, rumah pribadi (komersial, yaitu sebuah tempat tamu untuk tidur yang mendapatkan sarapan pagi atau rumah sewa tempat liburan, yang non-komersial dengan keanggotaan layanan keramahan atau tamu di rumah teman), dalam sebuah tenda saat berkemah (sering di perkemahan) dengan termasuk masalah sampah.

KAWASAN WISATA COBAN RONDO

Asal usul Coban rondo berasal dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita yang bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi yang menikah dengan Raden Baren Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Setelah usai pernikahan mencapai usia 36 hari ( Selapan ) Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro. Namun orang tua Dewi Anjarwati melarang kedua mempelai karena baru selapan.Namun keduanya bersikeras pergi berangkat dengan segala resiko apapun yang terjadi di perjalanan. Ketika dalam perjalanan, keduanya di kejutkan dengan hadirnya Joko

37

Lelono yang tidak jelas asal usulnya. Tampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha merebutnya. Perkelahian tidak dapat di hindarkan, kepada Punokawan yang meyertainya Raden Baron berpesan agar Dewi Anjarwati di sembunyikan di suatu tempat yang ada Cobannya ( Air terjun ), perkelahian berlangsung seru dan akhirnya sama – sama gugur. Dengan demikian Dewi Anjarwati menjadi janda ( Dalam bahasa Jawa Rondo ). Sejak saat itulah, Coban tempat tinggal Dewi Anjarwati menanti suaminya di kenal COBAN RONDO. Konon Batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang Putri.

Sumber: http://wisatamelayu.com/id/images/obyek/ob-jun-23-rondo-3.jpg

Kegiatan tidur biasanya dilakukan dengan berbaring di tempat tidur atau umumnya dengan permukaan yang lembut, seperti pada sebuah kasur, kasur udara seperti pada beberapa jenis kereta api yang menyediakan tempat tidur berbaring.

Ada kalanya penginapan dilakukan dengan tidur sambil duduk karena disebabkan tidak memungkinkan untuk berbaring misalnya dalam sebuah kereta api (atau tidur dalam mobil), bus, duduk di ruang tunggu, di jalan atau di taman, dll kursi dengan pengaturan (recline) membolehkan sesuatu antara duduk dan berbaring yang kenyamanannya tergantung pada tata letak

AKOMODASI

38

Akomodasi dapat mengacu kepada hal-hal di bawah.- Fasilitas penginapan bagi orang sedang berpergian,

seperti hotel dan losmen - Akomodasi (mata), penyesuaian mata untuk melihat

atau memfokuskan yang dilihat - Akomodasi (psikologi), penyesuaian tingkah laku

manusia

AKHIR PEKAN DI TELAGA NGEBEL

Menikmati telaga Ngebel di akhir pekan, merupakan pilihan tersendiri buat anda yang ingin santai sambil mengumpulkan energi baru. Kesibukan kantor membuat pikiran seakan panas dan keruh. Biasanya akan berpengaruh pada produktifitas kerja, bagi anda yang sudah mengalami hal demikian, tidak salahnya berkunjung ke Telaga Ngebel Ponorogo. Sebuah telaga Alami yang berada di ujung timur kabupaten Ponorogo.  Beberapa fasilitas akomodassi wisata tersedia bagi para wisatawan di lokasi wisata Telaga Ngebel. Akomodasi dan fasilitas penunjang wisata di sekitar telaga Ngebel, seperti penginapan dan tempat peristirahatan; dan fasilitas atraksi wisata di Telaga Ngebel seperti perahu dan dermaganya. Betapa indahnya alam yang masih terjaga kelestariannya.

Fasilitas penginapan di sekitar Telaga Ngebel

39

Sumber: http://pawargo.com/akhir-pekan-di-telaga-ngebel/

Fasilitas dermaga perahu wisata di Telaga NgebelSumber: http://pawargo.com/akhir-pekan-di-telaga-

ngebel/

PARIWISATA

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi, merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia.

Definisi yang lebih lengkap, turisme adalah industri jasa. Mereka menangani jasa mulai dari transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makanan, minuman, dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan, dll. Banyak negara, bergantung banyak dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi Non-Pemerintah untuk

40

mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal.

REKREASI

Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti 'membuat ulang', adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.

Rekreasi di Taman Tegallega. Warga memanfaatkan hari libur dengan melakukan olahraga di Taman Tegallega, Bandung. Tampak warga melakukan olahraga di sekitar Tugu Bandung Lautan Api. Taman Tegallega menjadi salah satu tempat tujuan untuk rekreasi pagi warga yang tinggal di wilayah Bandung Selatan. Mereka memadati Taman Tegallega untuk melakukan aktivitas olahraga dan berbelanja. Fotografer - Ema Nur ArifahSumber: http://bandung.detik.com/readfoto/2009/01/26/

41

Rekreasi adalah salah satu cara menenangkan diri dari ketegangan, stress, dan tekanan pekerjaan yang mungkin mengendap di dalam pikiran seseorang. Dengan berekreasi ke tempat yang segar dan sejuk, seperti pegunungan, kita dapat mendapatkan ketenangan dan kedamaian diri. Tips berekreasi sangat banyak, salah satu yang harus ditaati jika ingin mendapatkan ketenangan diri ketika berekreasi adalah "Jangan pikirkan pekerjaanmu, tetapi usahakan pikiran berada di tempat rekreasimu. Nikmatilah semuanya"

WISATA AIR TERJUN PLETHUK

Obyek wisata air terjun Plethuk terletak di timur kota Ponorogo, yaitu di Desa Jurug, Kecamatan Sooko. Air terjun setinggi lebih dari 30 meter ini mempunyai pemandangan yang luar biasa alami. Bagi anda yang ingin melepas lelah sambil menikmati wisata naik turun gunung, silakan datang ke AIR TERJUN PLETHUK PONOROGO.Perjalanan dapat dilakukan dengan mengendarai sepeda motor dari pusat kota.

Kalau perjalanan diawali dari kawasan Alon-alon, mengikuti jl. Jend. Sudirman ke timur, akan dijumpai sebuah pertigaan dan bunderan (kawasan Ngepos, disini tersedia para penjual sate ayam dan beberapa kuliner khas Ponorogo). Setelah melewati pertigaan tersebut, tetap mengikuti arah ke timur, jalan yang dilewati adalah Jl. Gajah Mada. Di setiap perempatan/pertigaan besar di Ponorogo selalu ada sebuah bunderan yang diatasnya berdiri sebuah patung tokoh dalam reyog Ponorogo. Di perempatan setelah kawasan Ngepos ke timur, akan bertemu dengan traffic light (kawasan perempatan Tonatan, di sebelah selatan jl. Gajah Mada berdiri megah sebuah hotel). Setelah melewati kawasan Tonatan, mengikuti arah timur, akan menemukan Jl. IR. Juanda. Setelah kurang lebih 5 - 10 menit akan menemukan kembali bundaran dan lampu lalu lintas. Kawasan ini disebut Jeruksing.

42

Pintu selamat datang di Air Terjun PlethukSumber: http://ponorogozone.com/ponorogo-pariwisata-zone/tim-pozone-

mengunjungi-wisata-air-terjun-plethuk/

Piknik adalah salah satu kegiatan rekreasi.

Ada beberapa kriteria untuk menentukan apa itu piknik / tamasya, yaitu:

1. Objek wisataBagi kebanyakan orang pergi ke tempat wisata menjadi salah satu tujuan piknik, tentu akan sangat menyenangkan bepergian kesebuah tempat rekreasi, kadangkala ada banyak hal tidak terduga bisa dilihat di objek wisata. Sebuah contoh adalah banyaknya pendatang dari Jakarta setiap weekend ke puncak Bogor. Tempat tertentu yang dianggap menyenangkan adalah sebuah kecanduan rekreasi.

2. PacaranSiapa yang tidak suka pacaran? Banyak orang sangat menyukai hal ini, entah itu berbincang dengan pacar, telpon2an, pegang2an tangan atau lainnya.

3. Kumpul bareng teman-teman. Kegiatan ini dapat mendatangkan kebahagiaan yang tak ternilai, dengan kumpul bersama teman-teman kita dapat berbagi rasa dan informasi, dengan menceritakan semua pengalaman, baik yang pahit maupun yang manis. Banyak orang merasa bahwa

43

dengan kumpul bersama teman2, hidup terasa lebih rileks dan nyaman.

4. Melakukan hobby. Melakukan hobi adalah cara terbaik untuk dapat melepaskan diri sejenak dari aktivitas rutinitas yang mengukung kita. Seseorang akan merasa refreshing kalau ia melakukan hobinya, misalnya main skateboard, mancing, game komputer, dll.

5. Belanja. Ada kenikmatan tersendiri bagi sebagian orang dalam cara mereka belanja, kadangkala belanja membuat mereka terhibur dari banyak masalah. Tetapi hati-hati cara piknik belanja ini harus diukur dari kemampuan keuangan.

6. Nonton. Nonton di sini maksudnya adalah nonton film di bioskop, nonton televisi, dan sejenisnya, cara relax sehabis melakukan aktifitas rutin, kadangkala ada sebagian orang yang baru dapat tidur jika TVnya nyala terus. Gedung-gedung bioskop dengan film-film terbaru biasanya dipenuhi para penonton berpasangan, ini membuktikan bahwa nonton bioskop merupakan salah satu cara piknik.

7. Menjadi pemenang. Seseorang pernah merasa hebat, merasa sangat baik, perasaan seperti itu menjadi cikal bakal yang baik bagi seseorang. Biasanya setiap orang pernah merasa menjadi pemenang. Hal ini cara piknik paling hebat, sebab dengan begitu orang akan selalu optimis.

8. Surfing di internet. Seringkali seseorang kelihatan sangat serius dengan handphonenya. Biasanya mereka ini sedang main internet, cara ini ampuh untuk merefresh diri, dunia virtual sekarang sedang mengalami kemajuan yang luar biasa. Setiap orang dapat berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai lokasi. Internet bisa jadi salah satu teman piknik yang menyenangkan..

9. Merasa sukses. Sebagian orang dengan usaha hebatnya biasanya mendapat ganjaran berupa “dapat menyelesaikan pekerjaannya” sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini biasanya disebut “sukses”, Ada perasaan khas mengenai kesuksesannya, inilah yang disebut dnegan piknik brilian.

10. Membaca buku. Membaca buku, komik, koran, baca website ataupun blog menjadi sebuah kesenangan bagi banyak orang yang menyukai membaca. Disamping itu, para pembaca ini akan memiliki pengetahuan diatas rata-rata, juga akan merasa senang, kesenangan inilah yang menjadikan kegiatan membaca buku dikategorikan sebagai sebuah piknik.

11. Makan. Sebagian orang merasa hebat dan merasa oke kalau perut mereka sudah kenyang, bahkan sebagian orang berpendapat dan merasa bahwa makan adalah salah satu obat penghilang stress.

44

TRANSPORTASI

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk disana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.

Bus alat transportasi darat yang banyak dipakai oleh wisatawan melakukan perjalanan wisatanya.

Sumber: http://asepberinspirasi.blogspot.com/

45

Cidomo atau kadang disebut Cimodok adalah alat transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok, secara fisik kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang terdapat di pulau Jawa, hanya saja, penyebutan nama kendaraan ini, berbeda-beda, tergantung tempatnya. Cidomo merupakan singkatan dari cikar, dokar, mobil. Perbedaan utamanya dengan delman atau andong adalah alih-alih menggunakan roda kayu, cidomo menggunakan roda mobil bekas sebagai rodanya. Sampai saat ini alat transportasi ini masih menjadi sarana utama transportasi terutama pada daerah-daerah yang tidak dijangkau oleh angkutan publik dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti pasar.

Sumber: http://info-campursari.blogspot.com/2009/03/cidomo-alat-

transportasi-tradisional.html

TRANSPORTASI Darat←← Sarana ← Angkutan jalan ← Kereta api ← Lainnya – Angkutan darat selain mobil, bus ataupun

sepeda motor yang lazim digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun di desa.

← sepeda ← becak ← bajaj

46

← bemo ← helicak ← delman ←←

Perjalanan menuju ke Pangalengan dari Bandung, tepatnya di daerah Banjaran, wisatawan disuguhi dengan pemandangan banyaknya sarana transportasi darat “dokar” yang ditarik oleh seekor kuda. Banyaknya “dokar” berjajar di pinggir jalan, seakan terminal kendaraan berkuda. Sarana transportasi jenis ini banyak dijumpai di kota-kota kecil Bandung selatan, termasuk Pangalengan dan Ciwidey. Sumber:https://ybandung.wordpress.com/ category/wisata-kuliner/page/7/

47

Terminal Bus Kampung Rambutan: Suasana di areal antarkota Terminal Bus Kampung Rambutan tampak lengang. Beberapa petugas tiket bus tak terlihat sibuk menawarkan tiket pada calon penumpang. Jam dinding menunjukkan pukul 8.30 WIB. Tradisi mudik menjelang Lebaran selalu menjadi sorotan setiap tahun. Salah satu titik yang jadi serbuan pemudik adalah terminal bus. Seperti apa persiapan dua terminal besar di Jakarta menjelang arus mudik Lebaran? (Sumber: http://default.tabloidnova.com/article.php?name=/arus-mudik--persiapan-terminal-bus-1&channel=news

TRANSPORTASI LAUT

Sarana : Kapal , Feri , Sampan Prasarana : Pelabuhan , Galangan kapal

Wisata Prigi pasir putih Trenggalek

Tour wisata bahari ke Trenggalek biasanya dengan tujuan Pantai pasir putih dan pantai Prigi Trenggalek. Rombongan wisata dengan dua bus, dengan jumlah rombongan 80an orang. Rombongan wisatawan berangkat dari depan kantor (IRD) pukul 5 pagi. Sesampai di Trenggalek sudah hampir jam 8 pagi, turun sebentar di Bendo, pesan makanan untuk makan sore, untuk makanan ini nanti kami bahas dengan judul tersendiri, Nasi Lodho pak Yusuf Trenggalek. Sekitar jam 10an kami sampai di pantai Pasir putih, hijaunya perbukitan dan deru debur ombak seakan sudah menunggu kedatangan wisatawan, indah sekali jalanyang berkelok yang kami lewati. Dua rombongan harus membayar

48

Rp.200.000,- sudah termasuk tiket masuk dan parkir bus, petugas dengan ramah melayani kami.

Sumber: http://popangeran.blogspot.com/2011/01/tour-ke-trenggalek-dengan-tujuan-pantai.html

Inilah foto-foto tour kemarin ini selintas pantai yang terhalangi pulai karang yang nan indah, yang menghalangi ombak besar lansung menuju pantai dengan uang Rp.5000,- kita bisa berperahu keliling pantai mengitari pulau, seakan di danau atau telaga, tanpa gelombang yang besar jasa persewaan ban untuk pelampung, Rp 3000-5000,-, penunjung dapat berenang mengikut ombak yang ke tengah dan ke pinggir seaka-akan sebagai dayung, tanpa ketahutan karena begitu landainya, dan begitu lembutnya ombak pantai pasir putih pantai yang teduh oleh pepohonan yang rindang menambah sejuknya suasana, walau matahari diatas kepala namun enggan untuk beranjak, dan lahan parker yang luas menambah nyaman tempat ini, cuma toilet dan mushola umum yang belum tersedia, yang ada adalah milik perseorangan.

49

Sumber: http://isamas54.blogspot.com/2010/12/flora-fauna-3-merak-burung-berwarna.html

Pelabuhan Merak merupakan pelabuhan laut di Kota Cilegon Banten yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau

Sumatra via perhubungan laut (Selat Sunda). Setiap harinya, ratusan trip feri melayani arus penumpang dan kendaraan dari dan ke Pulau Sumatra melalui Pelabuhan Bakauheni di

Lampung. Rata-rata durasi perjalanan yang diperlukan antara Merak - Bakauheni atau sebaliknya dengan feri ini

adalah sekitar 2 jam.

TRANSPORTASI UDARA←

Sarana : Pesawat Prasarana : Bandar udara

Pelabuhan udara, bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

50

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".

Pesawat terbang atau pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat saja adalah kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara. Pesawat terbang yang lebih berat dari udara disebut aerodin, yang masuk dalam kategori ini adalah autogiro, helikopter, girokopter dan pesawat bersayap tetap. Pesawat bersayap tetap umumnya menggunakan mesin pembakaran dalam yang berupa mesin piston (dengan baling-baling) atau mesin turbin (jet atau turboprop) untuk menghasilkan dorongan yang menggerakkan pesawat, lalu pergerakan udara di sayap menghasilkan gaya dorong ke atas, yang membuat pesawat ini bisa terbang. Sebagai pengecualian, pesawat bersayap tetap juga ada yang tidak menggunakan mesin, misalnya glider, yang hanya menggunakan gaya gravitasi dan arus udara panas. Helikopter dan autogiro menggunakan mesin dan sayap berputar untuk menghasilkan gaya dorong ke atas, dan helikopter juga menggunakan mesin untuk menghasilkan dorongan ke depan.

Kota Balikpapan terdapat sebuah pelabuhan udara yang bertaraf Internasional bernama Sepinggan, merupakan bandara tersibuk ke-2 di Indonesia dalam hal lalu lintas pesawat setelah Bandara Internasional Cengkareng Soekarno - Hatta di Jakarta yang dapat disinggahi

51

pesawat udara berbadan lebar, yang datang dan pergi baik dari dalam negeri maupun luar.Sumber: http://balikpapanku-reni.blogspot.com/2010/06/bandara-udara.html

PRAMUWISATA

Pramuwisata adalah profesi di bidang kepariwisataan. Pramuwisata disebut juga Pemandu Wisata atau Tour Guide dalam Bahasa Inggris. Di Indonesia, secara nasional telah dibentuk organisasi yang mewadahi profesi ini, yaitu Himpunan Pramuwisata Indonesia atau HPI. Organisasi ini telah memiliki jaringan ke seluruh provinsi di Indonesia. Di beberapa daerah juga terbentuk sejumlah organisasi serupa yang bersifat lokal.

Definisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pramuwisata adalah petugas pariwisata yg berkewajiban memberi petunjuk dan informasi yg diperlukan wisatawan. Pramuwisata disebut juga Pemandu Wisata atau Guide dalam Bahasa Inggris.

Menurut Peraturan Menparpostel RI, Pramuwisata adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan, penjelasan dan petunjuk tentang obyek wisata serta membantu keperluan wisatawan lainnya.

EN 13809 OF EUROPEN COMMITTEE FOR STANDARDISATION (CEN); ADOPTED BY WFTGA AT ITS DUNBLANE SCOTLAND CONVENTION 2003,

TOURIST GUIDE is a person who guide visitiors in the language of their choice and interprets the cultural and natural heritage of an area which person normally possesses an area-specific qualification usually issued and /or recognized by the appropriate authority.

Secara umum, seseorang yang hendak menjadi pramuwisata di Indonesia disyaratkan untuk memiliki licence yang diterbitkan oleh HPI. Ketentuan ini terutama bagi pramuwisata yang melayani wisatawan asing agar kualitas pribadi pramuwisata selalu mencerminkan ke-Indonesia-an serta menjaga validitas berbagai informasi yang disampaikan kepada wisatawan. Termasuk pula

52

kinerja pramuwisata dalam kaitannya dengan "pihak pemakai" yaitu biro perjalanan wisata yang membawa wisatawan.

EKOWISATA

Ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

Backpacking (perjalanan)

Backpacking (perjalanan) adalah seseorang yang melakukan perjalanan ke suatu tempat tanpa membawa barang-barang yang memberatkan atau membawa koper. Adapun barang bawaan hanya berupa tas yang digendong, pakaian secukupnya, dan perlengkapan lain yang dianggap perlu. Biasanya orang yang melakukan perjalanan seperti ini adalah dari kalangan berusia muda, tidak perlu tidur di hotel tetapi cukup di suatu tempat yang dapat dijadikan untuk beristirahat atau tidur. Perjalanan seperti ini dilakukan di dalam negeri ataupun ke luar negeri. Backpack merupakan istilah bahasa Inggris yang artinya tas yang digendong di belakang.

53

Ini adalah satu di antara sedikit wahana Ekowisata (Ecotourism) yang ada di Bali. Wahana ini berupa perkebunan kopi yang dikelola oleh masyarakat setempat. Lokasinya di Banjar Kiadan, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Di banjar terebut, masyarakat mengelola kebun kopi dan memproduksi bubuk kopi dengan merek dagang “Ijo Bang”. Pada areal perkebunan kopi seluas 243 hektar tersebutlah ekowisata ini dilaksanakan. Bentuknya adalah wisata trekking menyusuri areal perkebunan dan beberapa tempat menarik antara lain air terjun Nungnung.

Sumber:http://indonesianentertaiment.blogspot.com/2009/11/ ekowisata-kiadan-berwisata-sembari.html

GEOWISATA

Geowisata merupakan pariwisata minat khusus dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang alam, batuan, struktur geologi dan sejarah kebumian, sehingga diperlukan peningkatan pengayaan wawasan dan pemahaman proses fenomena fisik alam. Contoh objek geowisata adalah gunung berapi, danau, air panas, pantai, sungai, dan lain-lain.

54

Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut, yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur dan Lombok Tengah merupakan gunungapi yang memiliki geowisata potensial, selain itu juga memiliki panorama kaldera, danau Segara Anak yang hijau, puncak, kawah, air terjun, mata air panas, goa, sejarah letusan dan aliran lava baru. Beberapa pendaki mengakui, bahwa melakukan pendakian di Gunung Rinjani adalah the five star trekking (pendakian bintang lima), isyarat dan ajakan dari mereka yang pernah mencapai Rinjani, jika sebuah hotel maka ia adalah kelas paling tinggi, bintang lima. Saat ini ada tiga jalur resmi pendakian menuju puncak Gunung Rinjani, yaitu jalur Senaru dan Torean-Lombok Utara dan Jalur Sembalun Kabupaten Lombok Timur.Sumber: http://pasarkomunitas.com/?lang=id&rid=64&id=110

PARIWISATA BERBASIS BUDAYA

Wisata berbasis budaya merupakan salah satu jenis pariwisata yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata jenis ini biasanya dibedakan dari wisata alam, dan wisata petualangan.

Ada 12 unsur kebudayaan yang dapat mempunyai daya tarik bagi wisatawan, yaitu:

1. Bahasa (language). 2. Masyarakat (traditions). 3. Kerajinan tangan (handicraft). 4. Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits). 5. Musik dan kesenian (art and music). 6. Sejarah suatu tempat (history of the region) 7. Cara Kerja dan Teknolgi (work and technology). 8. Agama (religion) yang dinyatakan dalam cerita atau

sesuatu yang dapat disaksikan. 9. Bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing

daerah tujuan wisata (architectural characteristic in the area).

10. Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and clothes).

11. Sistem pendidikan (educational system). 12. Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities).

55

Pengrajin kendang Ponorogo

Pengrajin kendang di Dusun Sukamakmur, Desa Ngilo Ilo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo seperti berjalan seorang diri selama 19 tahun menekuni profesinya. Tak ada pembinaan apalagi bantuan pendukung, namun dia berjuang agar tetap eksis di tengah moderninsasi. Kendang merupakan instrument vital bagi atraksi Reog Ponorogo. Bayangkan jika reog tanpa kehadiran kendang. Akan terasa hambar. Sadar akan pentingnya profesinya membuat instrumen pendukung kesenian reog itu, maka pengrajin kendang tetap menggeluti usahanya. Jika ditelusuri lebih mendalam, usaha yang dirintis ini, juga turut menyokong dan membesarkan nama Ponorogo melalui hasil kerajinannya. Bahkan reog sekarang yang menasional dan mendunia.

TRADISIONAL - Mukri dengan peralatan tradisional menekuni pembuatan kendang untuk menunjang kesenian reog. Foto:

Surya/Sudarmawan.Sumber: http://pawargo.com/tag/tangan/

PERAJIN REOG BANJIR ORDER

Setiap bulan Muharam (Islam) atau Suro(Jawa), senantiasa membawa berkah bagi masyarakat Ponorogo, para pengrajin reyog biasanya kebanjiran order. Kalau musim seperti ini, pesanannya dapat meningkat hingga 50 persen.

56

Dalam kondisi biasa, pesanan sekitar tiga hingga lima set yang bisa diselesaikan dalam tiga sampai empat bulan. Pada bulan Muharam pesanan dapat bertambah menjadi 10 set dalam tiga bulan. Pemesannya terbanyak dari luar kota seperti Tulungagung, Blitar dan Solo, bahkan ada yang dari Jakarta. Sayangnya para pengrajin enggan membuka harga yang dia patok untuk setiap set reyog yang dibuatnya, pokoknya ya kembali modal. Untuk satu set termasuk perlengkapan gamelan, seorang pengrajin mampu mengerjakan sekitar dua hingga tiga minggu dibantu beberapa karyawannya. Termasuk spesialis pemahat gendang yang hanya dipekerjakan ketika ada pesanan saja. Kalau tidak ada pesanan, paling saya membuat almari di rumah.

Pengrajin kendang untuk gamelan reog PonorogoSumber:

http://kodratkurniawan.blogspot.com/2009/11/kerajinan-reog-ponorogo.html

57

Tabot Wisata Budaya BengkuluSumber:http://www.flickr.com/photos/httpwwwflickrcomphotossyahrudin64/5334808960/

Objek-objek wisata harus dapat dikemas secara khusus untuk disajikan kepada turis, dengan maksud agar menjadi lebih menarik. Dalam hal inilah seringkali terdapat kesenjangan selera antara kalangan seni dan kalangan industri pariwisata. Kompromi-kompromi sering harus diambil. Kalangan seni mengatakan bahwa pengemasan khusus objek-objek tersebut untuk turis akan menghilangkan keaslian dari suatu budaya, sedangkan kalangan pariwisata mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah salah asalkan tidak menghilangkan substansi atau inti dari suatu karya seni.

Wisata Kuliner Aneh Yang Mungkin Anda Suka

58

Sumber: http://gambaraneh.wordpress.com/wisata-kuliner-aneh-yang-mungkin-anda-suka/

Tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan biologis, manusia memerlukan makan untuk berbagai keperluan seperti mengejar kenikmatan, makanan memang dapat memberikan kenikmatan. Oleh karena itu makanan dapat dijadikan sebagai objek wisata karena kenikmatannya. Sementara itu, ada beragam jenis-jenis makanan tradisional yang konsumennya tertentu saja. Bagi para pecinta wisata kuliner, dapat menikmati aneka jenis kanaan tradisional di berbagai lokasi.

Sate Ayam Ponorogo

Sate Ayam Ponorogo, kuliner dengan sajian khas Nusantara ini lebih dari apa yang anda rasakan dengn sate-sate ayam lainnya. Dagingnya yang besar tidak akan pernah membuat anda puas untuk menyantapnya, selalu ingin menambah dan menambah lagi. Dagingnya spesial menggunakan ayam kampung pilihan yang dipilih secara spesial untuk anda bagi penikmat Sate Ayam. Kelebihan kuliner Sate Ayam Ponorogo (Chicken Satay of Ponorogo) ini dapat langsung dinikmati walau tanpa menggunakan bumbu kacang yang biasa disajikan bersama sate tersebut. Namun, akan terasa lebih nikmat dan spesial lagi, apabila disajikan bersama bumbu kacangnya yang khas untuk sate ayam. Bukan hanya manis, sensasi pedasnya dapat anda rasakan dari dalam daging ayam yang sudah disate tersebut. Sate Ayam Ponorogo, dapat dinikmati secara spesial dengan mendatangi kota Ponorogo secara langsung. Keramahan warga kota Ponorogo akan memberikan rasa yang lebih

59

disaat menikmati Sate Ayam Ponorogo tersebut. Tempat-tempat yang dapat anda kunjungi di kota Ponorogo, antara lain: Ngepos, Gang Sate dan Pak Bagong (tempat langganan saia bersantap ria bersama keluarga dan rekan kerja).

Sumber: http://gajahpesing.rumahtulis.com/2010/11/20/sat

e-ayam-ponorogo/

Kontroversi Wisata Budaya

Dalam perkembangannya pemanfaatan budaya untuk sektor pariwisata terdapat pro dan kontra.

Pariwisata Merusak BudayaPihak-pihak yang menentang pariwisata berbasis budaya

berpendapat bahwa kedatangan turis ke daerah tujuan wisata dapat merusak keaslian atau keutuhan suatu produk budaya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pariwisata telah merusak atau, menghancurkan kebudayaan lokal. Pariwisata secara langsung

60

‘memaksa’ ekspresi kebudayaan lokal untuk dimodifikasi, agar sesuai dengan kebutuhan pariwisata. Ekspresi budaya dikomodifikasi agar dapat ‘dijual’ kepada wisatawan. Contoh kasusnya adalah Sendra Tari Ramayana, tidak lagi disajikan secara utuh, peranan skenario tidak berfungsi lagi. Selain itu, tari Kecak juga mengalami nasib serupa. Pertunjukkan tari Kecak yang mudah disaksikan di Bali, kelihatan nilai sakralnya sudah terpotong-potong karena harus disesuaikan dengan waktu wisatawan yang ingin menyaksikannya

TARI KECAK DI BALI

Kecak adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka.

Cerita dalam tari Kecak biasanya mengambil lakon Ramayana dengan beberapa tokoh pewayangan yang terkenal seperti Rama, Sinta, Hanuman dan Rahwana yang berperan sebagai tokoh antagonis. Hal yang lebih mengasyikkan tentunya Kawan dapat menonton pertunjukan tari ini sambil menikmati indahnya sunset di Uluwatu. Dengan harga tiket hanya Rp. 70.000, kita sudah bisa menyaksikan tarian yang tersohor hingga ke manca negara ini

Sekitar tahun 1930-an Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

61

Sumber: http://ayundafirsty.blogspot.com/2010/05/tari-kecak.html

Penjual Ubi di Pasar Tradisional Baubau, Sul-Teng

Sumber: http://beritadaerah.com/denyut/sulawesi/32525/8

Foto : antara (Berita Daerah - Baubau) Seorang penjual mengatur ubi dagangannya di pasar tradisional Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara. Selasa (14/12/2010). Ubi merupakan makanan pokok suku Buton dan ubi tersebut dijual seharga Rp 25 ribu per bakul.

62

Pariwisata Memperkuat BudayaWalaupun tidak sedikit pihak yang menentang perkembangan

pariwisata berbasis budaya ini, namun banyak juga Sosiolog dan Antropolog yang justru melihat bahwa pariwisata (internasionalisasi) tidak merusak kebudayaan, melainkan justru memperkuat, karena terjadinya proses yang disebut involusi kebudayaan (cultural involution). Hal tersebut bisa dilihat dari kasus Bali. McKean (1978) mengatakan, “... meskipun perubahan sosial ekonomi sedang terjadi di Bali, … semua itu terjadi secara bergandengan tangan dengan usaha konservasi kebudayaan tradisional … Kepariwisataan pada kenyataannya telah memperkuat proses konservasi, reformasi, dan penciptaan kembali berbagai tradisi.”

Philip F. McKean (1973) menulis bahwa “the traditions of Bali will prosper in direct proportion to the success of tourist industry” (dalam Wood, 1979).

Dampak kepariwisataan di Bali bersifat aditif, dan bukan substitutif. Dampak tersebut tidak menyebabkan transformasi secara struktural, melainkan terintegrasi dengan kehidupan tradisional masyarakat.

Tidak Ada Budaya AsliMenurut para sosiolog, kebudayaan akan terus berkembang,

karena memang dengan sengaja atau tidak, memang terus berkembang, karena adanya rangsangan, seperti adanya perkembangan industri pariwisata. Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah, atau dengan kata lain budaya adalah suatu hal yang dinamis, yang terus berkembang seiring perputaran waktu, baik dipengaruhi pariwisata atau pengaruh masyarakat pemilik kebudayaan itu sendiri.

PerkembanganPada waktunya nanti, diramalkan objek wisata yang diminati

wisman (wisatawan mancanegara)lebih banyak terpusat pada hasil kebudayaan suatu bangsa. Oleh karena itu dalam industri pariwisata nanti, hasil kebudayaan bangsa merupakan “komoditi” utama untuk menarik wisman berkunjung ke Indonesia. Di samping itu,

63

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PATA tahun 1961 di Amerika Utara, diperoleh suatu kesimpulan bahwa lebih dari 50% wisman yang mengunjungi Asia dan daerah Pasifik, motivasi perjalanan wisata mereka adalah untuk melihat dan menyaksikan adat-istiadat, the way of life, peninggalan sejarah, bangunan-bangunan kuno yang tinggi nilainya. Pendapat tersebut tidaklah salah. Menurut penelitian Citra Pariwisata Indonesia pada tahun 2003, budaya merupakan elemen pariwisata yang paling menarik minat wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia. Budaya mendapatkan skor 42,33 dari wisman dalam kategori ‘sangat menarik’ dan berada di atas elemen lainnya seperti keindahan alam dan peninggalan sejarah, dengan skor masing-masing 39,42 dan 30,86. Hal tersebut membuktikan bahwa atraksi budaya merupakan hal yang paling disukai para turis dari pariwisata di Indonesia.

Pariwisata Berbasis Budaya di IndonesiaPenerapan kegiatan pariwisata berbasis budaya di Indonesia

telah ditunjukkan oleh beberapa provinsi. Selain provinsi Bali, provinsi lain yang fokus dalam pelaksanaan sektor ini adalah Daerah Istimewa Jogjakarta khususnya kota Jogjakarta. [5] Sejak tahun 2008, daerah ini telah mencanangkan diri sebagai kota pariwisata berbasis budaya. Di Jogjakarta, pengembangan pariwisata disesuaikan dengan potensi yang ada dan berpusat pada budaya Jawa yang selaras dengan sejarah dan budaya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Banyak rencana aksi telah dicanangkan untuk mendukung pelaksanaan program ini. Mulai dari pengembangan dan peningkatan kuantitas serta kualitas fasilitas, memperbanyak event-event wisata, seni ,dan budaya, sampai ke optimalisasi pemasaran program.

Tempat wisata

Tempat wisata atau obyek wisata adalah sebuah tempat rekreasi/tempat berwisata. Obyek wisata dapat berupa obyek wisata alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut, atau obyek wisata bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah, dll.

Wisata Ngembak Ponorogo

Obyek wisata Ngembak sangat terkenal di Ponorogo. Pengunjung terbanyak adalah pada hari Minggu.Rata-rata anak-anak seusia TK dan SD banyak berkunjung ke Ngembak.Mereka ke sana sekedar melepas lelah. Bangunan wisata Ngembak sekarang tampak indah dan menarik. Di situ sudah ada kolam renang,taman bermain,tempat teduh

64

yang rindang serta atraksi terjun dan panjat tali. Tak ketinggalan disitu sudah di bangun kebun binatang. Ada burung Merak, burung Kugeru, burung Kaka Tua dan ayam hutan. Pemandangan wisata Ngembak juga dilengkapi warung kopi serta aneka jenis makanan lainnya. Ke tempat wisata situ kalau bersama pacar akan ada kenangan tersendiri bila disertai kenangan berupa kegiatan pemotretan untuk diri sendiri,siapa tahu itu kan membawa nostalgia yang nyaman. Bangunan wisata Ngembak berdiri sekitar tahun 2003. Ngembak sekarang perlu untuk di jadikan daerah tujuan wisata Jawa Timur.Kita berharap semoga saja tanah yang berupa tegalan bisa di manfaatkan untuk dijadikan wisata kebun bunga.

Sumber: http://www.flickr.com/photos/30110001@N04/3031575304/

SITUS DAN BUDAYA ZIARAH MAKAM SUNAN BONANG

Untuk mempertahankan makam Sunan Bonang Tuban sebagai wisata ritual, ada dua institusi yang bertugas menjaga. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto berperan mempertahankan dan melestarikan benda peninggalan di kompleks makam yang masuk kawasaan situs bersejarah. Sedangkan Yayasan Mabbarot Sunan Bonang (YMSB) bertugas menjaga budaya

65

ritual ziarah. Perpaduan ini yang menjadikan wisata ritual makam Sunan Bonang tak lekang zaman. Setiap hari, ribuan wisatawan mengalir ke makam salah satu wali penyebar ajaran Islam di tanah Jawa ini. Kedatangan mereka ke makam tentu bukan untuk berekreasi lahir seperti tempat wisata pada umumnya. Namun, lebih berorientasi pada wisata batin.

Kunjungan wisatawan dari berbagai daerah di tanah air dan sebagian dari manca negara tersebut terpusat pada bangunan cungkup makam yang luasnya hanya sekitar 8 x 8 meter. Di cungkup inilah para wisatawan bertahlil dan bermunajat. Menurut pandangan sebagian kalangan, berziarah ke makam wali bisa mendatangkan berkah.

Sumber: http://wirosableng810.blogspot.com/2010/05/mempertahankan-

situs-dan-budaya-ziarah.htmlBP3 Trowulan yang bertugas menjaga fisik situs

beberapa kali memugar sejumlah benda bersejarah di kompleks makam ini. Salah satunya sirap cungkup atau atap bangunan penutup makam yang berbahan kayu. Sebagian kayu sirap tersebut diganti karena mengalami kerusakan. Begitu juga dengan salah satu batu nisan makam yang kabarnya patah dan kemudian diperbaiki BP3 Trowulan.

Sekarang, institusi yang menangani situs bersejarah ini tengah merencanakan pemugaran pendopo rante. Posisi pendopo rante ini berada di dalam pelataran antara pintu gerbang utama dengan pintu gerbang masuk kompleks

66

makam. Menurut sejarah, pendopo rante adalah semacam tempat paseban atau pertemuan antar santri. Bangunan berukuran 6x4m ini hanya berupa atap bersirap kayu jati yang ditopang dengan empat pilar kayu. Bangun ini tidak berdinding dan hanya berlantai keras. Dua situs bersejarah tersebut selama ini tak terlihat jelas karena tertutup dengan bedak pedagang sovenir di kompleks makam.

Selama ini tugas BP3 Trowulan hanya menjaga dan mempertahankan situs makam dari kondisi aslinya. Salah satunya, dengan menetapkan ring-ring kawasan situs bersejarah yang harus dijaga dan dipelihara. Sementara terhadap benda-benda bersejarah di dalam kawasan situs, BP3 secara intens mengawasi dan melindungi.

Menurut Pembina YMSB, upaya menjaga budaya ziarah salah satunya dengan mengatur tata cara ber-tawasul di makam. Semua hal diatur. Mulai kewajiban harus mengenakan busana muslim dan bersikap sopan. Bukan hanya itu. Yayasan juga mengatur tata cara berdoa para peziarah agar tidak musyrik. Untuk mengatur itu, yayasan menugaskan juru kunci untuk memimpin doa bersama. Sebelum era 60-an, makam Sunan Bonang tak dikenal dan tak banyak peziarah datang. Setelah Kiai Murtadji, salah satu tokoh NU Tuban menggelar haul (hari kelahiran) Sunan Bonang pada 1963, budaya ziarah ke makam wali ini seperti dihidupkan kembali.

Cendera mata

Cendera mata adalah suatu yang dibawa oleh seorang wisatawan ke rumahnya untuk memori yang terkait dengan benda itu. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini kadang disinonimkan dengan suvenir, tanda mata, atau kenang-kenangan.

Cendera mata bisa berupa pakaian seperti kaos atau topi, dan peralatan rumah tangga seperti cangkir atau mangkok, asbak, sendok, jam pasir, maupun buku tulis. Benda-benda tersebut bisa ditulisi untuk menandai asalnya. Wisatawan bisa pula membeli cendera mata sebagai kenang-kenangan bagi mereka yang tidak pergi ke mana-mana.

Cinderamata Kasongan

67

Sumber: http://ikhwanulamara.blogspot.com/Di Desa Kasongan, wisatawan akan disambut dengan hangat oleh warga penduduk setempat. Sekedar melihat-lihat ruang pajang atau ruang pamer yang dipenuhi berbagai hasil kerajinan keramik. Apabila tertarik melihat pembuatan keramik, wisatawan dapat mengunjungi beberapa galeri keramik yang memproduksi langsung kerajinan khas itu di tempat. Mulai dari penggilingan, pembentukan bahan menggunakan perbot, penjemuran produk yang biasanya memakan waktu 2-4 hari. Produk yang telah dijemur itu kemudian dibakar, sebelum akhirnya di-finishing menggunakan cat tembok atau cat genteng. Bekerja secara kolektif, biasanya sebuah galeri adalah usaha keluarga secara turun temurun. Meski sekarang pembuatan keramik melibatkan tetangga sekitar tempat tinggal pemilik galeri, namun pihak keluarga tetap bertanggung jawab untuk pemilihan bahan dan pengawasan produksi.

Berkemah

Berkemah adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk beristirahat dari ramainya perkotaan, atau dari keramaian secara umum, untuk menikmati keindahan alam. Berkemah biasanya dilakukan dengan menginap di lokasi perkemahan, dengan menggunakan tenda, di bangunan primitif, atau tanpa atap sama sekali.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemah (kata benda) adalah tempat tinggal darurat, biasanya berupa tenda yang ujungnya hampir menyentuh tanah dibuat dari kain terpal dan sebagainya.

68

perkemahan (kata benda) 1 hal berkemah; 2 himpunan kemah (pramuka, pasukan, dsb); tempat berkemah.

Berkemah sebagai aktivitas rekreasi mulai populer pada awal abad ke-20. Kegiatan ini juga umumnya disertai dengan kegiatan rekreasi luar ruangan lainnya, seperti mendaki gunung, berenang, memancing, dan bersepeda gunung.

Berkemah dalam Kepramukaan

Pramuka Penggalang tengah berkemah

Berkemah atau Perkemahan adalah salah satu macam kegiatan dalam kepramukaan yang dilaksanakan secara out bond. Kegiatan ini merupakan salah satu media pertemuan untuk Pramuka.

Tujuan Perkemahan1. memeberikan pengalaman adanya saling ketergantungan

antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga lingkungan dan mengem-bangkan sikap bertanggung jawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam.

2. Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebih di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan.

3. Membina kerjasama dan persatuan dan persaudaraan.

69

Berkemah dan Belajar Bersama

Sumber: http://kisahmata.blogspot.com/2010/07/mereka-

berkemah-dan-belajar-bersama.htmlBelasan anak-anak seusia pelajar sekolah menengah pertama berjalan beriringan dalam barisan yang rapi. Mengenakan seragam pramuka yang identik dengan warna coklat serta tongkat pramuka di tangan kanan, mereka terlihat begitu gagah. Anggota pramuka tingkat penggalang itu berjalan sembari meneriakkan yel-yel pramuka.

Macam Perkemahan

Ada beberapa macam perkemahan ditinjau dari beberapa hal:

Ditinjau dari Lamanya Waktu, yaitu:1. Perkemahan Satu Hari. Yang termasuk dalam

Perkemahan satu hari adalah Pesta Siaga 2. Perkemahan Sabtu Malam Minggu (Persami) 3. Perkemahan lebih dari tiga hari

Ditinjau dari Tempat Pelaksanaannya, yaitu:1. Perkemahan Menetap 2. Perkemahan Safari (Berpindah-pindah)

70

Ditinjau dari Tujuannya, yaitu:1. Kemah Bakti. Seperti; Perkemahan Wirakarya (PW) 2. Kemah Pelantikan. Seperti; Perkemahan Pelantikan Tamu

Ambalan, Pelantikan Penggalang Ramu dan lain-lain 3. Kemah Lomba. Seperti; Lomba Tingkat (LT) 4. Kemah Rekreasi 5. Kemah Jambore. Seperti; Jambore Ranting (tingkat Kwartir

Ranting/Kecamatan), Jambore Cabang (tingkat Kwartir Cabang / Kabupaten/Kota, Jambore Daerah (tingkat Kwartir Daerah / Provinsi, Jambore Nasional (tingkat Kwartir Nasional / se-Indonesia).

6. Kemah Riset/Penelitian

Ditinjau berdasarkan jumlah pesertanya, yaitu:1. Perkemahan satu regu/sangga 2. Perkemahan satu Pasukan/Ambalan/Racana 3. Perkemahan tingkat Ranting / Cabang/ Daerah / Nasional /

Regional/Dunia.

Dalam berkemah kita perlu mencari tempat yang baik dan ideal, yaitu:

1. Tanahnya rata atau sedikit miring dan berumput dan terdapat pohon pelindung

2. Dekat dengan sumber air 3. Terjamin keamanannya 4. Tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari kampung dan

jalan raya 5. Tidak terlalu jauh dengan pasar, pos keamanan dan pos

kesehatan 6. Memiliki pemandangan menarik

71

Program Desa Wisata dianggap efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembangkan karakter

wisata desa yang bersangkutan. Sumber: Kompas.com (26 November 2009)

Wisata desa pegunungan (Sumber PSLP-PPSUB, 2011)

PROFIL DESA WISATA

Desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di

72

kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata.

Selain berbagai keunikan, kawasan desa wisata juga harus memiliki berbagai fasilitas untuk menunjangnya sebagai kawasan tujuan wisata. Berbagai fasilitas ini akan memudahkan para pengunjung desa wisata dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki oleh kawasan desa wisata antara lain adalah sarana transportasi, telekomunikasi, kesehatan, dan juga akomodasi. Khusus untuk sarana akomodasi, desa wisata menyediakan sarana penginapan berupa pondok-pondok wisata (home stay) sehingga para pengunjung pun turut merasakan suasana pedesaan yang masih asli.

Saat ini, propinsi Jawa Tengah memiliki tujuh buah kawasan desa wisata yang tersebar di berbagai kabupaten. Desa-desa wisata tersebut adalah desa wisata Candirejo, Dieng, Duwet, Karangbanjar, Karimunjawa, Ketenger, dan Selo. Di dalam website ini, Anda akan menemukan beragam informasi yang lebih lengkap mengenai ketujuh kawasan desa wisata tersebut.

DESA WISATA CANDIREJO

Profil Desa Wisata PengantarMenurut tutur tinular (kata turun-temurun), nama Candirejo

berasal dari kata Candighra. Seiring waktu berjalan, terjadi perubahan kata atau penyebutan, Candighra kemudian berubah menjadi Candirga dan selanjutnya berubah lagi menjadi Candirja, dan pada akhirya seperti nama desa tersebut saat ini, yaitu Candirejo. Bila diuraikan, kata Candi (bahasa Jawa) berarti batu dalam bahasa Indonesia, dan kenyataannya separuh dari luas wilayah desa Candirejo berupa daerah berbukit yang masuk dalam kawasan pegunungan Menoreh yang merupakan bekas gunung api. Keberadaan batu itu juga tersimbolkan dalam beberapa nama tempat yang terkait dengan mitos setempat tentang bebatuan seperti Watu Kendhil, Watu Ambeng, Watu Dandang yang terletak di dusun Butuh, Watu Tambak, Watu Tumpuk, Watu Asin, Watu Cekathak yang letaknya di dusun Sangen dan Kaliduren. Kata Rejo sendiri berarti subur dan ini merupakan perlambang kesuburan tanah dataran Candirejo, meskipun merupakan tanah lahan kering. Pada akhirnya

73

Candirejo dapat diartikan sebagai wilayah yang banyak batu-batunya tetapi subur.

Versi lain mengatakan bahwa nama Candirejo bermula dari ditemukannya candi di tempat ini. Berdasarkan bukti-bukti peninggalan di desa Candirejo, pernah terdapat sebuah candi yakni candi Brangkal (lokasinya di dusun Brangkal). Bukti peninggalan tersebut berupa batu candi, batu bata, arca, yoni dan sebagainya, yang merupakan peninggalan agama Hindu. Desa Candirejo adalah satu dari sepuluh desa yang dijadikan sasaran pelaksanaan NRM-LCE Project. Natural Resources Management for Local Community Empowerment (NRM-LCE) Project atau Proyek Pengelolaan Sumber-sumber daya Alam bagi Keberdayaan Masyarakat Lokal adalah proyek yang dilaksanakan antara Yayasan PATRA-PALA, masyarakat setempat dan pemerintah daerah kabupaten Magelang yang didukung oleh dana hibah dari Japan International Corporation Agency (IICA). Proyek ini merupakan pengembangan sebuah program konservasi untuk kawasan pegunungan Menoreh melalui pemberdayaan masyarakat setempat untuk mengkonservasi candi Borobudur sebagai satu monumen nasional dan warisan budaya dunia..

 Penduduk Masyarakat Desa Candirejo memiliki semangat untuk maju

dan berkembang, di tingkat pemerintah desa maupun masyarakat luas pada umumnya. Kebudayaan yang berkembang dalam masyarakatnya menjadi potensi yang bisa dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata berbasis masyarakat, yakni kerajinan pandan-bambu, sistem pertanian, budaya, tempat-tempat potensial untuk melakukan kegiatan pengamatan aktivitas harian masyarakat, keindahan pemandangan dan kegiatan trekking.

Kehidupan masyarakat desa Candirejo yang masih agraris didominasi oleh kegiatan pertanian. Jika mereka ingin menjual hasil panen dalam jumlah besar maka mereka akan menuju ke pasar Borobudur atau pasar Jagalan. Delman (andong) merupakan alat transportasi setempat yang masih banyak dipergunakan untuk kegiatan ekonomi antardesa. Rumah tradisional mereka berbentuk rumah jawa Kampung dan Limasan. Rumah dan dapur merupakan bagian yang terpisah dan ini masih tampak pada beberapa rumah. Kayu bakar masih merupakan pilihan utama sebagai bahan bakar rumah tangga.

 Fasilitas Wisata 1. Daya Tarik Wisata

74

Sebagai salah satu desa yang menjadi sasaran program NRE-LCE, desa Candirejo diharapkan dapat mempertahankan keasliannya, baik tradisi penduduknya, maupun lingkungan alam sekitarnya. Oleh karena itu, daya tarik wisata utama dari desa Candirejo adalah segala keunikannya, berupa kebudayaan tradisional, terkait keaslian kehidupan desa yang alami. Pemberdayaan masyarakat akan manfaat alam sekitar merupakan salah satu agenda dalam program NRE-LCE. Hasil dari proses ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat secara ekonomi. Salah satu tolak ukur dari keberhasilan program ini adalah adanya hasil-hasil kerajinan yang dibuat oleh masyarakat desa Candirejo dengan memanfaatkan alam sekitarnya. Hasil-hasil kerajinan khas desa Candirejo dapat menjadi cinderamata dari desa ini kepada para pengunjungnya.

1. Upacara Adat Nyadran adalah upacara adat mengirim doa untuk leluhur

yang dilaksanakan setahun sekali, yakni pada bulan Ruwah (bulan pada kalender Jawa), dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Upacara Nyadran di tingkat desa dilaksanakan di gunung Mijil, sebuah bukit kecil yang terletak di perbatasan desa, yang dipimpin oleh juru kunci gunung Mijil. Sedangkan upacara Nyadran di tingkat dusun dipimpin oleh kepala dusun atau tokoh agama. Dalam upacara ini juga diberikan sesajian kepada para leluhur yang dimaksudkan agar para leluhur juga menikmati hasil bumi selama ini. Makanan yang disiapkan untuk upacara ini adalah Ingkung, yakni ayam utuh yang direbus dengan bumbu rempah-rempah atau dalam istilah setempat di-"ukep". Ingkung kemudian disajikan bersama dengan nasi dan sayuran.

Upacara besar lainnya adalah Saparan dan Perti Desa (Bersih Desa/Sedekah Bumi) yang dilaksanakan setahun sekali pada tanggal 15 bulan Sapar (kalender Jawa) di balai desa. Tujuan upacara ini adalah wujud syukur atas panen yang telah berlalu, sekaligus permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar keselamatan senantiasa dilimpahkan dan hasil pertanian semakin meningkat. Bentuk dari Saparan adalah upacara Perti Desa yang mempunyai arti memelihara dan menata desa agar lebih bermanfaat. Rangkaian acara Perti Desa adalah:

a. Sedekah Bumi/Selamatan Desa, Komponen selamatan desa adalah:

- Nasi gurih berbentuk tumpeng dan kelengkapannya, ingkung ayam jago. Makna tumpeng sebelum datangnya pengaruh ajaran Islam yang dibawa oleh Wali Sanga, ialah gambaran

75

gunung keramat Himalaya dengan puncak Suralaya tempat bertahtanya para Dewa (menurut ajaran Hindu). Ingkung ayam jago bermakna suatu penyerahan diri secara utuh dan bulat (tidak mendua) dan ajeg selamanya. Namun setelah ajaran Islam masuk dengan pengaruh ajaran Wali Sanga (khususnya sunan Kalijaga), hal tersebut dimaknai simbol hormat dan ketaatan kepada kanjeng nabi agung Muhammad SAW, sehingga nasi tumpeng gurih dan ingkung ayam jago dinamai Rasulan.

- "Golong Milang Dusun" yang berwujud nasi golong sejumlah 15 (lima belas) dan merupakan perlambang 15 dusun yang ada di desa Candirejo.

- Nasi Golong sejumlah 9 (sembilan) buah bermakna "golong-gliging" (Jawa; niat), "manunggale Kawula Gusti" (Jawa; bersatu seluruh masyarakat dan pemimpinnya), bersatunya "jagad cilik" (Jawa; mikrokosmos) dan "jagad gedhe" (Jawa; makrokosmos). Sedangkan bilangan 9 (angka sembilan) adalah angka agung, sebab dikalikan dengan angka berapapun bila angkanya dijumlahkan selalu menghasilkan angka 9.

- "Larakan" (Jawa; sajian) yang terdiri atas hasil bumi yang disebut "pala kepedhem", "pala gumantung", "pala kasimpar" yang bermakna permohonan agar hasil pertanian membawa barakah dan manfaat.

- "Golong Kencana" (Jawa; golong ketan yang ditutup dan didasari telur dadar dan tanpa garam). Awalnya untuk "bekti Dewi Pertiwi"; setelah ada pengaruh Islam, bertujuan untuk berbakti dan mengenang jasa dewi Siti Fatimah, putri Rasulullah SAW; bahwa panutan wanita adalah Siti Fatimah (masyarakat desa menyebutnya dengan nama Dewi Siti Pertimah).

b. WayanganDalam wayangan, hal yang perlu dipersiapkan adalah sajian

(hidangan) sebagai berikut.- Jajan pasar, melambangkan permintaan, supaya para

petani mudah menjual hasil panennya dan pedagang mudah mencari dan menjual dagangannya serta mendapat keuntungan.

- Ingkung panggang, maksudnya adalah untuk mengingat asal mula kejadian manusia, bahwa manusia berasal dari tidak ada menjadi ada dan kembali tidak ada.

- Kelapa dua pasang, melambangkan bahwa hakekatnya isi dunia itu ada dua, yaitu siang dan malam, sedih gembira, miskin kaya, mati dan hidup dan seterusnya.

76

- Ayam kecil (hidup), melambangkan sesuatu yang dimintakan itu dapat hidup dan berlanjut. Hidup adalah tumbuh dan berkembang, misal lahir, merangkak, berjalan dan menjadi besar.

Upacara-upacara adat di atas merupakan perlambang hubungan antara manusia dengan Tuhan-nya, manusia dengan leluhurnya, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan lingkungannya. Simbol itu muncul dalam bahasa Jawa, "Memetri Bapa Ngangkoso Ibu Pertiwi". Bapa Ngangkoso adalah perlambang langit yang merupakan datangnya hujan; air untuk kehidupan, Ibu Pertiwi adalah perlambang bumi yang merupakan sumber kehidupan. Simbol tersebut menjadi perlambang hubungan bumi (alam/lingkungan) dengan manusia yang juga muncul dalam berbagai bentuk upacara yang lain; seperti kenduren, selamatan, mithoni dan upacara adat lainnya.

Kesenian Tradisional Desa Candirejo juga memiliki sejarah sebagai tempat

persinggahan pengikut pangeran Diponegoro (salah satu pahlawan perjuangan Indonesia) ketika berperang dengan tentara Belanda sekitar tahun 1825. Sebagai peninggalan budaya, momen itu tercurah dalam satu arian yang dikenal dengan nama Jathilan, yang menggambarkan latihan perang pasukan berkuda pangeran Diponegoro. Kesenian ini berkembang sejak tahun 1920-an dan memiliki beberapa versi.

Musik pengiring dari kesenian ini adalah karawitan. Jenis kesenian lainnya adalah kesenian wayang. Kesenian ini muncul ketika pengaruh agama Budha memasuki pulau Jawa. Wayang digunakan untuk menyebarluaskan ajaran agama Budha dan pihak kerajaan menggunakannya menjadi media penyampai pesan. Sampai saat ini kesenian wayang berkembang menjadi media pembelajaran masyarakat tentang nilai dan norma yang harus dimiliki manusia. Ada beberapa jenis wayang dalam kebudayaan Jawa, yakni wayang orang, wayang kulit dan wayang golek. Pementasan wayang kulit kerap dilakukan bila ada upacara adat atau saat hajatan desa. Keunikan wayang kulit adalah ia terbuat dari kulit kambing yang telah disamak dan dikeringkan, kemudian diukir sesuai dengan karakter peran dan alur cerita dalam kitab pewayangan. Setelah pengaruh budaya agama Budha, maka terjadi peralihan ke budaya yang dibawa oleh agama Islam. Pengaruh ini tampak dalam jenis kesenian yang kemudian muncul di desa ini, seperti tarian Gatholoco/Wulangsunu, Kubrosiswo dan Shalawatan dengan isi syairnya berupa tuntunan hidup bagi umat manusia.

Tarian Gatholoco / Wulangsunu dipentaskan secara berpasangan dalam baris berbanjar dan berjumlah genap. Dinamakan

77

kesenian Wulangsunu karena dalam syair-syairnya ada bab wulangsunu. Wulangsunu berasal dari kata wulang yang artinya mendidik, memberi nasihat dan sunu yang berarti anak. Kesenian ini berfungsi ganda sebagai sarana hiburan dan sebagai tuntunan.

Kesenian lain adalah Kubrosiswo, yang termasuk salah satu jenis kesenian Magelang. Kesenian ini ada sejak tahun 1965 di desa Candirejo. Ini adalah satu jenis kesenian yang bernafaskan Islam. Musik pengiring mirip dengan lagu perjuangan dan qasidah, tetapi liriknya telah diubah sesuai misi Islam.

Cinderamata 1. Kerajinan PandanPandan ditanam sebagai tanaman pembatas antarlahan dan

tepi jalan. Tanaman ini banyak ditemui di bagian atas desa Candirejo, yakni di dusun Ngaglik, dusun Wonosari, dusun Kerekan dan dusun Butuh dengan lahan seluas kira-kira (18 ha). Pandan berpotensi sebagai bahan baku kerajinan karena sifat serat daunnya yang keras. Masyarakat menggunakan teknologi sederhana untuk mengolahnya menjadi bahan baku pembuatan tikar pandan. Pandan yang telah menjadi tikar kemudian dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan berbagai macam produk kerajinan tas, kuda Jathilan kecil, dan produk lain yang telah diproduksi dalam jumlah terbatas dan dipasarkan di pasar desa, dan pasar cinderamata yang berada di taman candi Borobudur.

78

Sumber: http://anyamanpandan.blogspot.com/Perusahaan kerajinan memproduksi kerajinan dari anyaman pandan, bambu, tenun lidi, aneka daun-daunan. Melalui website perusahaan menyediakan berbagai informasi produk-produk yang kami buat terdiri dari tas, topy, tempat file, tempat sampah kering dsb.

2. Kerajinan BambuDesa Candirejo memiliki sumber daya bambu yang berlimpah

terutama di daerah bantaran sungai Sileng dan sungai Progo. Empat jenis bambu yang tumbuh dan banyak dipergunakan adalah jenis pring wulung (bambu hitam), pring petung (bambu berdiameter besar), pring legi, dan pring ijo (bambu apus). Masyarakat desa Candirejo memanfaatkan bambu untuk membuat perabot rumah tangga, peralatan dapur, pagar rumah, penyangga pohon rambutan serta dinding rumah. Bambu banyak dipakai untuk membuat kerajinan tangan dan perabot rumah tangga yang dapat dipesan dan dibeli oleh para pelancong. Hasil-hasil olahan bambu yang ada di desa Candirejo antara lain adalah rak buku, tempat tidur, kursi, dan lukisan bambu.

79

Program “Terkam Bambu” Tingkatkan Pendapatan Warga

Sumber: http://www.dompetdhuafa.org/?p=5754Program “Terkam Jambu” Baitul Maal Desa (BMD) Ben Mulyo dirasakan manfaatnya oleh warga Pengkol, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul. Menurut salah satu penerima manfaat mengaku pendapatannya semakin bertambah sejak mengikuti program ini. Biasanya satu bambu utuh saya jual dengan harga lima ribu. Sekarang satu bambu bisa diproduksi jadi enam tambir, harga satu tambirnya 3 ribu. Ia juga mengaku pengetahuannya semakin bertambah sejak mengikuti berbagai pelatihan yang digelar BMD. Sebelumnya, penghasilan tiap bulannya diperoleh dari bertani dan beternak empat kambing. Sejak bergabung dengan BMD, dia mendapat bantuan tiga ekor kambing dan pelatihan kerajinan bambu sehingga dapat menambah penghasilan dari membuat kerajinan bambu. BMD menggelar pelatihan secara rutin setiap bulan sekali. Pelatihan yang diberikan adalah pelatihan tentang kerajinan bambu dan mengembangkan peternakan serta pertanian. Diharapkan dengan pelatihan yang diberikan secara rutin warga Pengkol dapat mengembangkan dirinya sehingga mampu meningkatkan pendapatan keluarga mereka.

80

3. Sarana AkomodasiDesa Candirejo dilengkapi dengan sarana akomodasi yang

cukup baik. Untuk mempertahankan suasana pedesaan yang masih asli, maka sarana akomodasi yang disediakan di desa Candirejo berupa pondok-pondok penginapan (home stay) yang diusahakan sendiri oleh masyarakat desa Candirejo.

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-wisata/in/about.htm

Berikut ini adalah daftar pondok-pondok penginapan yang ada di desa Candirejo.

Nama Pondok Nama Pemilik Jumlah KamarAlamanda Bapak Utoyo 2Amarilis Bapak Agus Sutanto 2Bunga Bakung Bapak Suramidi 2Bunga Matahari Bapak Endro Suwarto 2

81

Cempaka Bapak Suhadi 2Ceplok Piring Handi Kuswanto 2Edelweiss Bapak Maduk Sasono 2Kembang Setaman Bapak Tatak Sariawan 2Kenanga Bapak Harjiyanto 2Lavender Bapak Murwanto 2Lily Ibu Susana 5Dst.

 Paket Wisata Desa wisata Candirejo menawarkan beberapa paket wisata. Di

bawah ini merupakan daftar paket-paket wisata yang terdapat di desa Candirejo.

- Tamasya Keliling DesaPaket ini menawarkan eksplorasi penjelajahan desa Candirejo,

baik dengan berjalan kaki, atau menggunakan sarana angkutan delman (andong) desa. Pada kesempatan ini, para pelancong akan disuguhi dengan keunikan tradisi dan budaya masyarakat setempat, kesenian dan kerajinan rakyat, serta metode sistem pertanian tradisional.

- Wisata MenorehPaket ini menawarkan kesempatan kepada para pelancong

untuk mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan tentang kehidupan sehari-hari dari masyarakat yang tinggal di kawasan Menoreh. Pada kesempatan ini, para pelancong akan menemukan kehidupan habitat asli dari burung-burung yang hidup di daerah ini. Para pelancong juga dapat menikmati keindahan kebun-kebun tanaman obat dan melihat sistem pertanian tradisional yang diterapkan.

- Sistem Pertanian DesaPaket wisata ini akan meningkatkan kesadaran kita akan

pentingnya pelestarian dan pemeliharaan sumber-sumber daya alam, terutama yang berada di desa Candirejo. Para pelancong dapat langsung merasakan dan mengerjakan bagaimana rasanya berinteraksi dengan alam di areal pertanian, juga dapat ikut berpartisipasi dalam memanen buah-buahan segar langsung dari lokasi pembudidayaannya.

- Aktivitas SungaiIngin dapat menangkap ikan selincah para penduduk lokal?

Bila ya, mari ikuti paket wisata ini dan bergabung dengan komunitas "Nylantrang" (komunitas para penangkap ikan). Para pelancong dapat

82

merasakan sendiri asyiknya menangkap ikan di sungai,juga dapat menikmati segarnya berenang dan mandi di sungai, tentu saja semua itu dalam pengawasan pemandu wisata.

- Pendidikan Lingkungan (Alam)Paket wisata ini menawarkan pendidikan tidak langsung

tentang lingkungan hidup kepada para pelancong. Para pelancong diharapkan dapat mengerti dan sadar akan pentingnya pelestarian dan pengelolaan alam dan lingkungan demi kelangsungan hidup saat ini dan generasi mendatang. Pelajarilah sistem pertanian organik, proses produksi bibit-bibit organik, dan bentuk pelestarian alam yang dilakukan oleh masyarakat setempat, misalnya "ilag-ilag'.

- Kehidupan Masyarakat SetempatPara pelancong dapat tinggal di sebuah pondok penginapan

milik penduduk, dan merasakan langsung suasana tradisional Jawa yang masih sangat melekat di tiap-tiap keluarga. Di sini, para pelancong dapat mengamati rutinitas sehari-hari dari masyarakat setempat, mulai dari menyiapkan masakan, cara memasak, sampai suasana tinggal di rumah-rumah desa.

- Kesenian TradisionalPara pelancong memiliki kesempatan untuk menikmati

berbagai kesenian tradisional di desa Candirejo. Tiap-tiap kesenian memiliki karakteristiknya masing-masing. Aktifitas menikmati kesenian tradisional di tengah-tengah komunitas penduduk desa akan memberikan nuansa tersendiri bagi para pelancong.

Sarana Tranportasi Desa Candirejo dapat dicapai melalui salah satu dari tiga kota

besar, yaitu Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Beberapa transportasi darat tersedia untuk digunakan berkunjung ke desa Candirejo. Jarak Semarang ke desa Candirejo sekitar 90 km. Bila berangkat dari bandara Ahmad Yani Semarang, dapat menggunakan taksi untuk mencapai desa Candirejo. Bila menggunakan bus, tersedia rute Semarang-Magelang. Dari Magelang menuju desa Candirejo, dapat memakai jasa angkutan umum, ojek, atau delman.

83

Sumber: http://dentingair.blogspot.com/2007/08/vacation-desa-wisata-candirejo-magelang.html

Desda Candirejo memiliki banyak potensi. Misalkan saja Tuk Banyu Asin, Watu Kendil, dan Tempuran. Untuk menuju beberapa obyek yang terpisah-pisah ini, para wisatawan akan diantar oleh pemandu wisata dengan menaiki andhong. Obyek wisata Tuk Banyu Asin adalah wisata yang menawarkan fenomena alam unik, di mana kawasan Candirejo yang berada jauh dari laut, ternyata memiliki salah satu mata air yang rasanya asin. Fenomena unik ini makin lengkap ketika sebuah mitos mengikuti keberadaannya. Konon, kucuran air asin yang berada di tepian sungai berair tawar ini, merupakan air kencingnya kuda Pangeran Dipenegoro sewaktu bergerilya di kawasan Candirejo. Bagi yang mempercayainya, air asin ini membawa tuah berupa kelancaran jodoh, kemudahan rezeki, dan kemudahan saat melakukan sesuatu.

DESA WISATA DUWET

Profil Desa 1. Pengantar SejarahBerdasarkan penuturan sesepuh desa, pembangunan desa

dimulai dari sejarah pelarian perang Diponegoro dari Yogyakarta yang bernama Joyokusumo. Daerah-daerah yang dilewati oleh

84

Joyokusumo kemudian dijadikan dusun dengan nama sesuai yang dialami/dirasakan oleh Joyokusumo ketika melakukan pelarian. Misalnya dusun Mansuran, penamaan dusun karena nafas Joyokusumo dalam pelarian yang "ngansur-ansur", dusun Soran karena terdesak kalah/"kasoran", dusun Salam Rejo karena sudah mulai merasa aman. Sejarah di atas menunjukkan adanya hubungan antara desa Duwet dengan keraton Yogyakarta. Hal itu juga ditunjukkan dari posisi lurah pertama desa Duwet yang menjalankan pemerintahannya dan mengabdikan diri pada keraton Yogyakarta.

Keadaan Geografis dan Demografi DesaLuas wilayah desa sebesar 94,18 Ha dengan dibatasi oleh

desa Mranggen (sebelah Utara), desa Karang Lo (sebelah selatan), desa Dernals Ijo (sebelah barat) dan desa Gatak (sebelah timur). Sebaglan besar wilayahnya diperuntukan bagi areal pertanian (61,50 Ha), sedangkan ladang/tegalan hanya sebesar 2,5 Ha. Sampai tahun 2006, desa Duwet dihuni oleh sekitar 2027 jiwa. Desa Duwet termasuk daerah dataran rendah, dengan ketinggian 158 meter di atas permukaan laut. Curah hulan 1082 mm/tahun dan suhu rata-rata 32 derajat Celcius.

PendudukMasyarakat Duwet dari komposisinya bisa dikatakan cukup

plural, berbagai agama memiliki pengikutnya di desa ini. Budaya-budaya Jawa pun ada yang masih dilestarikan oleh masyarakat desa Duwet. Rasa persaudaraan dan kegotongroyongan masih terasa dan melingkupi tradisi-tradisi yang dijalankannya.

Desa Duwet termasuk desa agraris, karena kehidupan sebagian besar warga mengandalkan pertanian terutama tanaman padi, meskipun saat ini pergeseran telah terjadi, dimana sebagian warga desa lebih memilih bekerja di luar sektor pertanian. Warga Desa Duwet yang bekerja di luar sektor pertanian, antara lain di bidang pertukangan, perdagangan dan industri kerajinan rumah tangga.

85

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-wisata/in/about.htm

Fasilitas Wisata 1. Daya Tarik Wisata  a. Tradisi Lokal A. Merti DesaMerti Desa merupakan sebuah prosesi tradisi lokal dalam

bentuk kegiatan bersih desa. Kegiatan ini sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat secara gotong royong. Tujuannya adalah agar Tuhan memberikan perlindungan dan keselamatan baqi masvarakat desa. Salah satu kegiatan yang menqiringi tradisi Merti Desa adalah pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Merti desa biasanya dilakukan pada tanggal 1 Muharram (Suran) dan pada tanggal 10 Dhulhijah (Besaran).

B. SambatanSambatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan bersama-

sama oleh warga desa dalam rangka memperbaiki rumah salah satu warganya. Aspek kegotongroyongan serta semangat solidaritas sangat kental dalam tradisi ini.

86

C. Tradisi KumbakarnanTradisi ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

mempersiapkan pembentukan kepanitiaan hajatan pengantin warga desa. Istilah ini muncul karena pada tradisi in!, warga yang diundang disediakan makan yang melimpah, layaknya ketika raja Kumbakarna mau diangkat menjadi senopati perang dalam perang Baratayuda.

b. Kesenian Lokal A. Kelompok Kesenian Campur SariAda tiga kelompok campur sari yang hidup di desa Duwet,

yaitu Tombo Ati, Adventura Nada dan Abilowo. Kelompok campursari Tombo Ati dan Adventura Nada merupakan wadah dari para pemuda desa dalam menyalurkan hobi berkesenian. Sedangkan kelompok campursari Abilowo merupakan wadahnya orang-orang tua dalam berkesenian.

B. Group Wayang KulitDuwet pernah memiliki sesepuh dalang untuk wilayah

Surakarta (pakeliran Surakartanan) yang bernama Ki Wiro Warseno (guru dari dalang Ki Narto Sabdo). Putra-putranya kemudian menemukan kiprahnya dengan membentuk group wayang kulit. Salah satu dari putranya yang bernama Kesdik Kasdolamono saat ini menjadi sesepuh dalang wilayah Surakarta, di samping menjadi dosen tamu luar biasa di STSI Surakarta.

2. Cinderamata

Sektor industri yang berkembang di desa Duwet berupa industri rumah tangga. Hasil-hasil produksi dari industri rumah tangga ini dapat menjadi oleh-oleh yang menarik ketika berkunjung ke desa Duwet.

A. Makanan Khas Rengginan KetelaSalah satu industri rumah tangga yang berkembang di desa

Duwet adalah pembuatan makanan rengginan ketela. Di sini, komunitas pengrajin makanan rengginan ketela memiliki jaringan sendiri, yang diberi nama Ngudi Prayogo.

B. Kerajinan Sulak Bulu AyamKerajinan rumah tangga yang lain adalah pembuatan sulak

dari bahan bulu ayam, yang berlokasi terutama di dusun Soran dan Duwet. Pemasaran kerajinan ini sampai ke daerah Yogyakarta dan sekitar Klaten.

87

C. Kerajinan Wayang KulitKerajinan wayang kulit merupakan usaha warisan dari leluhur

warga desa Duwet. Kerajinan wayang kulit ini untuk menopang kesenian tradisional wayang kulit Pakeliran Surakarta yang melegenda di desa Duwet.

D. Kerajinan BambuMasyarakat Desa Duwet secara tradisional telah

mengusahakan industri rumah tangga aneka produk kerajinan bambu. Barang-barang dan hiasan yang terbuat dari bambu tersedia di desa ini.

E. Kerajinan LainnyaSelain industri rumah tangga kerajinan bambu, masyarakat

Desa Duwet juga memiliki beberapa jenis industri rumah tangga batu bata, dan genteng untuk atap rumah.

3. Sarana AkomodasiWisatawan yang mengunjugi Desa Duwet, dapat menikmati

sarana akomodasi berupa pondok-pondok wisata (home stay) sebagai tempat bermalam. Informasi tarif dan fasilitas wisata, dapat dilihat pada bagian paket wisata atau dapat langsung menghubungi Pusat Informasi Pariwisata Desa Duwet.

 4. Paket WisataBeberapa paket wisata ditawarkan oleh desa wisata Duwet.

Salah satunya adalah Perkemahan Pendidikan Alternatif Soran (Soran Alternative Education Camp - SAE Camp).

Program-program yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah;- Program Anak Pelangi (bagi TK dan SD)- Program Cahaya Bintang (bagi SMP dan SMU/SMK)- Program Matahari Terbit (bagi perguruan tinggi dan

organisasi masyarakat)- Retret/Rekoleksi- Program Wartawan Muda- Rekreasi Pendidikan- Program Perusahaan- Program Bebas/Pilih Sendiri.

Paket wisata berdasarkan lama tinggal tersedia dalam paket berikut ini.

- Kunjungan satu hari, biaya US$ 15- Kunjungan dua hari, biaya US$ 27- Kunjungan tiga hari, biaya US$ 35

88

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-wisata/in/about.htm

Semua biaya sudah termasuk transportasi dari bandara, makan pagi dan pondok wisata.

No Kegiatan Wisata Sub Kegiatan Tarif (US $)(per Orang) Waktu

A. Kebudayaan

1. Pertunjukan Wayang Melihat pertunjukan wayang 3,0 Bulan "Besar" Belajar memainkan wayang 3,0 Bebas Membuat wayang 3,0 Bebas

2. Karawitan dan Gejog Lesung Melihat pertunjukannya 2,5 Bebas Belajar memainkannya 2,5 Bebas

3. Saparan Ikut dlm penyebaran apem 3,0 Bulan "Sapar" 4. Sadranan Ikut serta dalam Kenduri 2,0 Bulan "Ruwah" 5. Kethoprak Melihat pertunjukan Kethoprak 3,0 Bulan Agustus 6. Srandul/Sruntul Melihat Sruntul 3,0 September 7. Jathilan Melihat pertunjukannya 2,0 Bebas 8. Wiwitan Prosesi panen 2,0 Musim panen

89

B. Pertanian 1. Tembakau Melihat proses penanaman 2,0 Sept-Des.

Menanam dan memanen 2,0 Sept-Des 2. Padi Melihat proses penanaman 2,0 Oktober-Maret

Menanam dan memanen 2,0 Oktober-Maret 3. Pabrik gula tebu Mengunjungi museum 2,0 Bebas

C. Situs-situs Sejarah 1. Candi Merak Mengunjungi situs 2,0 Bebas 2. Kolam renang Pluneng Mengunjungi lokasi 2,0 Bebas 3. Kolam renang Cokro Tulung Mengunjungi lokasi 2,0 Bebas

D. Industri Rumah Tangga 1. Batu bata Mengunjungi lokasi 1,5 Bebas

Belajar membuat produk 1,5 Bebas 2. Soun Mengunjungi lokasi 1,5 Bebas

Belajar membuat produk 1,5 Bebas 3. Kerajinan bambu Mengunjungi lokasi 1,5 Bebas

Belajar membuat produk 1,5 Bebas 4. Atap bangunan Mengunjungi lokasi 1,5 Bebas

Belajar membuat produk 1,5 Bebas 5. Wayang kulit Mengunjungi lokasi 1,5 Bebas

Belajar membuat produk 1,5 Bebas

PAGELARAN WAYANG KULIT

Sumber: http://sughie.wordpress.com/2009/07/07/wayang-kulit-filosofi-dan-simbol-yang-tersembunyi-dalam-seni-bukan-sekedar-

tontonan-tapi-juga-tuntunan/

90

DESA WISATA KARANGBANJAR

Profil Desa 1. PengantarDesa Karangbanjar merupakan desa wisata yang ada di

Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Desa Karangbanjar berada kurang lebih 2 kilometer sebelah barat ibukota Kecamatan Bojongsari dan 5 kilometer sebelah utara ibukota Kabupaten Purbalingga. Di sebelah utara, berbatasan dengan desa Sumingkir dan Beji, di sebelah selatan, dengan desa Munjul, di sebelah timur dengan desa Bojongsori dan Kajongan, serta di sebelah barat dengan desa Kutasari. Luas wilayah desa Karangbanjar adalah 148,35 hektar yang terdiri atas areal sawah seluas 110,16 hektar, areal pekarangan seluas 271,35 hektar, dan lainnya seluas 10,85 hektar. Jumlah penduduk desa Karangbanjar adalah 3731 jiwa (per tahun 2006). Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani..

91

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-wisata/in/about.ht

m

Fasilitas Wisata 1. Daya Tarik Wisata  (a). Lokasi Wisata a. Kolam PancingKawasan pancing dilengkapi dengan gazebo untuk memberi

kenyamanan bagi para pengunjung. Pada saat-saat tertentu, diadakan lomba memancing yang menawarkan hadiah yang cukup besar, sehingga seringkali menarik minat pengunjung dari luar daerah.

b. Kebun Sayur-sayuran dan Buah-buahanDi lokasi ini, pengunjung dapat menikmati suasana areal

pertanian/perkebunan yang berlatarbelakang pemandangan gunung Slamet yang indah dan menawan. Bagi yang berminat, dapat membeli dan memetik langsung di lokasi.

c. Peternakan TerpaduPengunjung dapat melihat dan menyaksikan proses

pemeliharaan ternak sapi yang dilakukan dengan sistem terpadu. Sistem ini membuat seluruh ternak milik masyarakat disatukan dalam sebuah lokasi. Diharapkan, hunian masyarakat dapat terjamin kebersihannya, karena terpisah dari peternakan. Selain itu, sistem ini juga membuat rasa gotong-royong masyarakat menjadi tetap terbina.

d. Bumi PerkemahanDesa Karangbanjar memiliki sebuah bukit yang memiliki

pemandangan indah, dengan dikelilingi oleh sungai-sungai kecil yang memiliki sumber mata air di sekitarnya. Di puncak bukit terdapat sebuah gedung pertemuan yang dapat dipakai sebagai sarana berbagai keperluan, misalnya resepsi perkawinan, rapat, maupun kegiatan olah raga.

e. Objek Wisata di Sekitar Desa Karangbanjar. - Owabong

Owabong merupakan objek wisata air yang berlokasi di Bojongsari, kabupaten Purbalingga. Di sini, pengunjung dapat menikmati berbagai wahana air yang disediakan. Kawasan ini sangat cocok untuk lokasi berlibur keluarga.

92

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi alamat dan telepon di bawah ini. Objek Wisata Air Bojongsari Jalan Owabong, Bojongsari, Purbalingga, Jawa Tengah; Telepon: (+62-281)7617062, 7617063; Fax: (+62-281)6596967.

- Kolam Renang WalikLokasi ini berada di desa Walik, kecamatan Kutasari, kabupaten Purbalingga.

- Akuarium Ikan Amazon PurbayasaLokasi ini terletak di desa Purbayasa, kecamatan Padamara, kabupaten Purbalingga.

(b). Kesenian Tradisional Rakyat 

a. Lengger/Calung Banyumasanb. Kuda Lumpingc. Kothekan Lesungd. Gending Jawae. Genjring/Samprohf. Tari-tarian Jawa dan Sanggar Targ. Wayang Kulith. Rebanai. Padepokan Senij. Wayang dan Karawitann.

(c). Kerajinan Rakyat a. Kerajinan rambut ;- sanggul dan cemara yang merupakan perlengkapan

berpakaian wanita jawa tradisional,- herpis, wig/rambut palsu,- bando dan aksesoris rambut lainnya.

Bila ingin memesan atau sekedar mancari informasi, silakan menghubungi alamat di bawah ini. Kerajinan Rambut Hair Wina (B. Maryoto) Desa wisata Karangbanjar, kecamatan Bojongsari, kabupaten Purbalingga Telepon (+62-281) 6597035.

b. Kerajinan dari tempurung kelapa- gayung, - irus/entong,- sendok, garpu, - asbak dan hiasan lainnya.

c. Kerajinan pembuatan sapu

93

- sapu dari bunga glagah,- sapu lidi,- sapu ijuk,- sapu hamada,- sapu sulak.d. Kerajinan lainnya- pembubutan kayu,- kerajinan rotan,- cinderamata perkawinan,- pembuatan cat tembok,- dll.

e. Makanan khas- jenang, wajik & ketan- roti satu koyah, rengginang,- buntil Caranmanggang, kripik ikan,- badeg/legen- seriping ketela/pisang,- onde-onde, cenil,- gurame bakar khas Karangbanjar, dll.

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-wisata/in/about.ht

m

94

2. Sarana Akomodasi Untuk menyediakan pelayanan terhadap para pengunjung

yang ingin menginap di desa wisata Karangbanjar, masyarakat setempat telah menyiapkan kediamannya untuk dijadikan kamar pondokan (home stay). Kamar-kamar pondokan ini telah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh sub dinas pariwisata kabupaten Purbalingga, selaku instansi yang membina. Tarif yang berlaku untuk menyewa kamar pondokan terbilang cukup murah.

Di bawah ini adalah data penduduk yang menyediakan kamar pondokan di desa Karangbanjar.

No. Nama Pemilik1 Samto2 Sukesih3 Sutarjo4 Napsiah5 Pujo6 Samin7 Sati8 Sutarman9 Budiarjo

10 Jono11 Parjono12 Ayu14 Sobarti15 Karsono16 dst. 

3. Sarana PenunjangBagi wisatawan yang menginap dan ingin menikmati kondisi

desa wisata Karangbanjar serta objek-objek yang berada di sekitarnya secara lebih leluasa, juga tersedia persewaan kendaraan berupa mobil, sepeda motor maupun sepeda biasa.

4. Paket Wisata Di bawah ini merupakan salah satu paket wisata yang

ditawarkan desa wisata Karangbanjar untuk sekali jalan.

Jam 10.00 Memulai perjalanan wisata dari kota Purbalingga

Jam 10.45 Mengunjungi gua Lawa ............................. Rp 4.000

Jam 11.30 Mengunjungi kerajinan keramik Bimek ....... Rp -

95

Jam 13.00 Mengunjungi akuarium air tawar ................ Rp 3.500

Jam 14.00 Memasuki lokasi desa wisata Karangbanjar . Rp 10.000

Jam 15.00 Memasuki lokasi Owabong ........................ Rp 12.000

Harga paket keseluruhan Rp 29.500

Paket wisata dan tarif dapat berubah sewaktu-waktu. Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi pusat informasi pariwisata yang ada.

5. Pusat Informasi PariwisataPemerintah Kabupaten Purbalingga Jalan Onje no.1B,

Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia Telepon: (+62-281)891012. Website: www.purbalingga.go.id

DESA WISATA KETENGER

Profil Desa  1. Pengantar Kawasan Baturaden merupakan sebuah kawasan wisata yang

cukup populer di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Tengah. Hingga tahun 2006, kawasan ini merupakan satu-satunya kawasan wisata di kabupaten Banyumas. Dengan meningkatnya jumlah pengunjung ke kawasan ini, maka diperlukan sarana-sarana penunjang yang berfungsi menopang kawasan wisata utama Baturaden.

Dengan latar belakang tersebut, konsep desa wisata Ketenger digulirkan dan kemudian direalisasikan. Desa wisata ini berfungsi untuk menopang kegiatan pariwisata yang ada di lokasi wisata utama Baturaden. Sebuah desa wisata seharusnya memiliki suasana yang unik, khas dari desa yang bersangkutan, dan desa Ketenger dapat memenuhi persyaratan tersebut.

96

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-wisata/in/about.htm

Fasilitas Wisata 1. Daya Tarik Wisata  a. Objek Wisata AlamDesa wisata Ketenger dilengkapi sarana akomodasi yang

diusahakan sendiri oleh warga masyarakat setempat. Sampai saat ini (tahun 2006), ada 41 (empat puluh satu) rumah penduduk yang dapat dipakai sebagai pondok penginapan (home stay). Pondok-pondok penginapan tersebut berkapasitas 77 (tujuh puluh tujuh) kamar dan memiliki daya tampung keseluruhan sebanyak 154 (seratus lima puluh empat) orang. Di bawah ini adalah daftar pondok-pondok wisata yang ada di desa Ketenger..

- Curug Gede- Curug Kembar- Curug Bayan

97

- Curug Celiling- Curug Ciangin- Curug Lawet- Curug Petir- Curug Gumang- Gunung Cendana Sari- Gunung Bander- Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ketenger .

b. Objek Wisata SejarahSelain alamnya yang menarik, desa Ketenger juga memiliki

beberapa situs peninggalan masa lampau, di antaranya adalah sebagai berikut.

- Rel Lori, yang merupakan situs masa lalu peninggalan Belanda, dan dapat dikembangkan menjadi Lori Wisata

- Bendungan peninggalan masa pendudukan Jepang, yang sekarang telah dibangun kembali oleh PLTK dan menjadi lokasi wisata air.

2. Kesenian dan Kebudayaan RakyatBeberapa kesenian dan kebudayaan tradisional rakyat khas

desa Ketenger adalah sebagai berikut.- Lengger (satu grup)- Kuda Lumping (tiga grup)- Sanggar tari dan siteran- Sanggar teater- Begalan- Mengarak anak sepitan- Gumbengan, rengkengan, gejogan lesung, kentongan,

pantun, dan bantik- Wayang kulit.

3. Kerajinan RakyatBeberapa hasil kerajinan desa Ketenger dapat menjadi

cinderamata bagi para pelancong. Kerajinan-kerajinan utama yang ada di desa ini adalah kerajinan logam dan seni lukis dengan media kaca.

4. Makanan KhasBeberapa makanan khas desa Ketenger adalah mendoan,

pecel, nopia, badeg, wedang jahe usu, sate dan sebagainya.

98

Sumber: www.central-java-tourism.com/desa-wisata/in/about.htm

Sarana Akomodasi

Untuk merasakan keramahan dan kehidupan sehari-hari masyarakat Dieng yang khas, wisatawan dapat menginap di pondok-pondok wisata (home stay) sebagai sarana akomodasi yang disediakan oleh masyarakat untuk menjamu wisatawan sekaligus untuk beraktifitas dan berinteraksi langsung dengan masyarakat Dieng.

99

Di bawah ini merupakan daftar pondok-pondok wisata yang terdapat di kawasan wisata dataran tinggi Dieng.

No Nama RT/RW Jumlah Kamar

Kapasitas (orang)

Klasifikasi

1 Simin Sumadiharjo

04/01 3 6 A

2 Suwarso 04/01 2 4 A3 Ny. Warso W. 03/01 3 6 A4 Siswo Pranoto 06/02 2 4 A5 Supeno 06/02 2 4 A6 Ny. Sumardi 06/02 2 4 A7 Narwin/Iwan S.M. 07/02 2 4 A8 Saleh 07/02 1 2 A9 Sukamso 08/02 1 2 A10 Suratno A. 09/02 3 6 A11 Ach. Sutardi 09/02 2 4 A12 Karwin 08/02 2 4 A13 Hardi/R 03/01 1 2 A14 Sudar 01/01 2 4 A15 Warsono 01/03 2 4 A16 Suwarto 01/03 1 2 A17 Narwin 03/03 4 8 A18 Rasun 03/03 1 2 A19 Priyo Santoso 04/03 2 4 A20 Dst.

Sarana Penunjang Sebagai desa tujuan wisata, desa Ketenger dilengkapi

berbagai fasilitas penunjang. Sarana telekomunikasi dan transportasi cukup memadai, dengan adanya jalan-jalan beraspal dan jaringan telepon. Sarana beribadah pun tersedia, yaitu masjid yang berjumlah satu buah, mushalla sebanyak tiga buah, dan gereja satu buah. Kawasan curug Gede dan gunung Cendana dapat dijadikan lokasi perkemahan. Beberapa tempat parkir kendaraan roda dua dan empat juga telah tersedia.

100

DESA WISATA ALAMI PONDOK MAOSSumber: www.pondokmaos.com/

Komplek Desa Wisata Alami Pondok Maos adalah sebuah penginapan yang terletak Cimelati Cicurug Sukabumi dibawah kaki gunung salak dengan pemandangan Alam pedesaaan. Merupakan pilihan yang tepat untuk mengisi akhir pekan bersama keluarga maupun kerabat anda.Tempat penginapan kami sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang nyaman seperti Ruang Keluarga, Ruang Tidur serta sarana Olahraga (Rena) yang berada didalam ruangan sehingga membuat Anda sekeluarga merasa seperti berada dirumah sendiri.

Pondok Maos sangat tepat untuk acara kegiatan : Pertemuan keluarga Gathering Perusahaan Perpisahan Sekolah Rapat kerja / Meeting Outbound Rekreasi Dan Event-event lain

Disamping itu anda dapat melakukan aktivitas menarik seperti memancing, lomba tangkap ikan, bajak sawah, lintas desa dan renang sambil menikmati suasana alam pedesaan yang Sejuk dan Asri.Semoga informasi yang kami sajikan dalam website ini dapat memberi jawaban yang selengkap-lengkapnya. Kami sarankan agar anda survey terlebih dahulu untuk melihat langsung fasililtas dan penginapan yang tersedia di Pondok Maos.

Berbagai Aktifitas yang Bisa dilakukan di Pondok MaosBerbagai aktivitas yang bisa dilakukan di Pondok Maos sangat

banyak sekali, dengan didukung berbagai fasilitas. Tamu bisa melakukan apa saja, baik kegiatan bersama ataupun untuk perorangan, baik yang disediakan oleh pihak kami ataupun kegiatan yang diadakan oleh tamu atau kelompok sendiri. Di sini ada berbagai kegiatan yang bisa dilakukan oleh Tamu/Kelompok yang sudah kami kemas dalam berupa Paket yang tentunya akan menjadikan kegiatan yang menarik agar liburan anda tidak membosankan misalnya:

Bajak Sawah Lintas Desa Lomba Tangkap Ikan Games (Konfirmasi dulu) Flyingfox

101

Paintball Dll

Bajak Sawah

Sumber: www.pondokmaos.com/

Paket ini sangat cocok untuk anak-anak sekolah sebagai wisata studi, dimana anak-anak akan berkenalan dengan alam, sawah, tanah berlumpur dan juga kerbau , mereka akan belajar cara bercocok tanam padi, mencangkul, membajak dengan kerbau, bahkan menaiki kerbau adalah pengalaman yang belum tentu di dapat oleh anak-anak sebelumnya. Mereka akan belajar bercocok tanam dipandu langsung oleh Petani setempat.

Paket Bajak sawah Hari Libur Rp. 35.000,- / OrangHari Biasa Rp. 30.000,- / Orang

Berlaku untuk dewasa dan anak-anak min. 20 orang

INCLUSIVE :1. Teori / Penjelasan proses penanaman 2. Mencangkul 3. Membajak dengan kerbau 4. Membuat garis tanam

102

5. Menanam padi 6. Es Jeruk / Kelapa muda

Lomba Tangkap IkanLomba tangkap ikan ini diperuntukan bagi kelompok atau grup,

akan terasa sekali kekeluargaan, kebersamaan di sertai canda tawa dan hasilnya bisa di bawa pulang atau dibakar langsung di tempat pembakaran yang sudah kami sediakan yang pastinya ikan segar lebih nikmat untuk di santap

Harga Paket tangkap ikanRp. 15.000,- / Orang SepuasnyaMinimal 20 Orang

Sumber: www.pondokmaos.com/

103

Flying Fox

Sumber: www.pondokmaos.com/

Wahana baru yang terdapat di Pondok Maos ini sangat menarik bagi orang-orang yang ingin menguji Adrenalinnya, terbang melewati Kolam renang dan sawah-sawah. Sangat menyenangkan, permainan ini aman, karena sebelum meluncur perlengkapan keselamatan langsung di bawah pengawasan operator. Setiap peluncur wajib mengenakan back harness atau seat harness dan carabiner. sehingga pengunjung dapat memperagakan Spider style dan Superman style.

Rp. 20.000,- / OrangBerlaku untuk dewasa dan anak-anak

PaintballSalah satu wahana baru yang disediakan oleh kami,ini

permainan petualangan yang melatih ketangkasan dan kerjasama dalam sebuah team di area yang dibuat seperti arena perang antar Team, dibutuhkan kerjasama yang baik antar teman.didukung dengan peralatan yang aman, profesional dan fasilitas

104

layaknya perang sesungguhnya sehingga akan membuat permainan ini menjadi seru dan menarik.

Fasilitas : Google Semi Automatic Gun Army Uniform 30 Pcs Bullet

Rp. 130.000,- / paxMinimum Guarantee 30 pax

Sumber: www.pondokmaos.com/

Paket jalan Lintas Desa

Rp. 10.000,- / Orang + snack berlaku untuk anak dan Dewasa

105

Sumber: www.pondokmaos.com/

Rombongan akan dipandu keliling kampung sekitar 3 Km menelusuri perkampungan penduduk, areal persawahan dan kebun dengan udara yang segar dan sejuk. Rombongan akan melihat berbagai aktifitas yang dilakukan oleh pendududk kampung atau para petani yang kebetulan sedang beraktifitas di sawah atau kebun.

Outbound

Outing Program One day activity

Games: Ice breaking, multi games ringan / games perkenalan (hallo

how are you, people to people, fire in the hole, tupai dan pohon, dsb)

Low Impact, Permainan yang memiliki resiko rendah dan memiliki arti philosofi dalam pengembangan karakteristik pribadi yang didasarkan pada experimental learning games.

Flying fox, high rope games…menguji mental pribadi dan kerjasama dalam tim didalam menyemangati dan memberikan motivasi kepada peserta di dalam kelompoknya.

Water game, Permainan air dengan menggunakan rakit bambu , dengan simulasi ini peserta diharapkan menjaga

106

kestabilan untuk melatih kecepatan dan keseimbangan yang memerlukan adanya kerjasama team, kekompakan, komunikasi dan koordinasi

Sumber: www.pondokmaos.com/

Harga / Orang Jumlah minRp. 135.000,- 15 OrangHarga / Orang Jumlah minRp. 125.000,- 30 Orang

Inclusive: Insurance Mineral Water

Rafting

107

Sumber: www.pondokmaos.com/

Sebuah survei team Expedisi Internasional Adventur Specialist terhadap belasan sungai di Jawa Barat diakhir 80an telah memilih dan merekomendasikan Sungai Citarik di Sukabumi sebagai sungai yang layak menjadi arena arung Jeram. Sungai yang berhulu di Taman Nasional Gunung Halimun dan bermuara ke laut Selatan Pelabuhan Ratu ini terpilih karena Menarik, Menantang, Aman dan Bersih dari Polusi.

Semua paket Inclusive :1. Asuransi 2. Guide 3. Sertifikat 4. Makan Siang 5. Coffe / Tea

Rafting Sungai Citarik

Semua Paket berlaku untuk minimal order : 20 Orang Plus Menginap 30 Orang Tanpa Menginap

Paket Rafting I 1 Jam – 5 Km Rp.169.000,-/ OrangPaket Rafting II 2 Jam – 9 Km Rp.199.000,-/ OrangPaket Rafting III 3 Jam – 11 Km Rp.269.000,-/ Orang

Penginapan

108

Para pengunjung yang menginginkan tinggal lebih lama untuk menikmati suasana pedesaan, telah disediakan beberapa Pondok/Penginapan. Semua Pondok/penginapan ditata dan disain secara khusus, anda tidak akan pernah dapat melupakan pengalaman bermalam dan bangun dari tempat tidur dengan hawa udara pedesaan yang segar dan sunyi dari keramaian.

Dalam suasana berbaur dengan keheningan alam, kami menawarkan kenyamanan beristirahat sehingga dapat melupakan rutinitas harian anda. Dilengkapi dengan single king-sized bed maupun separated twin beds yang sesuai untuk bermalam dengan pasangan anda ataupun teman dekat anda.

Gubuk Rena Gubuk Gintung Gubuk Kemiri Gubuk Adipala Gubuk Kantil

Gubuk Rena Tarif sewa / malam = Rp. 3.500.000,-

Gubuk Rena terdapat di Pekarangan paling Depan, terdiri dari 5 Kamar dan 2 Lantai.Paling cocok untuk keluarga besar atau acara pertemuan yang melibatkan banyak orang. Dari lantai 2 Gubuk Rena ini Anda bisa menikmati hamparan sawah-sawah yang luas dan pemandangan Desa sekitar Pondok Maos juga Gunung Gede dan Gunung Salak.

109

Sumber: www.pondokmaos.com/

Sumber: www.pondokmaos.com/

110

Pondok GintungTarif sewa / malamRp. 600.000,-

Sumber: www.pondokmaos.com/

Gubuk Gintung terdapat di Pekarangan paling Depan, terdiri dari 2 Kamar. Pemandangan Luas terhampar di halaman depan, pemandangan samping sawah-sawah luas dan dibagian belakang kolam pemancingan. Paling cocok untuk Keluarga kecil atau berekreasi bersama anak-anak dan Saudara terdekat Anda.

Fasilitas Gubuk Gintung: King Size Bed Air Panas dan Dingin TV Warna 2 Kamar Mandi

111

Gubuk Kemiri

Sumber: www.pondokmaos.com/

Tarif sewa / malamRp. 700.000,-

Gubuk Kemiri terdapat di Pekarangan paling Depan, terdiri dari 2 Kamar besar, dengan ruang keluarga yang besar untuk berkumpul. Sebelah kanan Gubuk ini terdapat pemandangan sawah-sawah desa dan Kebun serta dikejauhan pemandangan Gunung Salak. Paling cocok untuk Keluarga sedang atau berekreasi bersama anak-anak dan Saudara terdekat Anda.

Sumber: www.pondokmaos.com/

Fasilitas Gubuk Kemiri:

112

King Size Bed Air Panas dan Dingin TV Warna Ruang Keluarga 2 Kamar Mandi

Gubuk Adipala

Sumber: www.pondokmaos.com/

Tarif sewa / malamRp. 750.000,-

Gubuk Adipala terdiri dari 3 Kamar tidur, 2 Kamar Mandi. Paling cocok untuk keluarga kecil atau sedang. Gubuk ini berdekatan dengan kantor Pondok Maos sehingga jika anda memerlukan bantuan kami, kebutuhan anda akan segera terpenuhi, juga berdekatan dengan pemancingan. Di belakang gubuk Adipala ini Anda bisa menikmati hamparan sawah-sawah yang luas dan pemandangan Desa sekitar Pondok Maos juga Gunung Salak.

Fasilitas Gubuk Adipala: King Size Bed Air Panas dan Dingin TV Warna Ruang keluarga 2 Kamar Mandi 3 Kamar Tidur .Gubuk Kantil

113

Sumber: www.pondokmaos.com/Tarif sewa / malamRp. 2.000.000,-

Gubuk Kantil terdapat dibelakang kawasan Pondok Maos terpisah dari Penginapan lainnya dikelilingi pepohonan dan akses lebih dekat ke kolam renang, terdiri dari 4 Kamar.Ruang keluarga cukup besar serta tempat parkir Kendaraan tersendiri. Paling cocok untuk Keluarga sedang/besar atau berekreasi bersama anak-anak dan Saudara terdekat Anda atau rekan-rekan bisnis Anda.

114

Sumber: www.pondokmaos.com/

Fasilitas Gubuk Kantil: King Size Bed Air Panas dan Dingin TV Warna Ruang Keluarga 3 Kamar Mandi 4 Kamar tidur Dapur

Fasilitas yang tersedia di Desa Wisata Tempat bermain anak Kolam renang Kolam Ikan Aula Tunggang Kuda Penginapan Futsal, Basket . Anak-anak dapat bermain di alam terbuka dengan Rumah

kayu, ayunan yang didesain khusus sesuai dengan imajinasi anak sehingga anak Anda akan lebih bahagia dan kreatif. Bagi anda yang senang bermain bola sodok (Khusus Rena), kami juga menyediakan tempat yang sejuk untuk bermain dan bersantai bersama kerabat atau saudara anda. Selain itu kami juga menyediakan lapangan basket untuk sekedar pemanasan sebelum berenang atau kegiatan lainnya. Sangat menyenangkan berkeliling lokasi desa wisata kami ditemani

115

sahabat atau kerabat sambil bercengkrama santai menikmati keindahan alam pedesaan.

Berenang di kolam renang kami merupakan sesuatu yang tak akan anda lupakan, Kolam renang kami dialiri air dari Gunung Salak yang jernih, bersih dan segar. Serta dikelilingi dengan pepohonan dan pemandangan pegunungan. Bagi pengunjung yang mempunyai hobi memancing, kolam ikan khusus sudah tersedia dengan bermacam-macam ikan di dalamnya, hobi anda dapat tersalurkan dan menjadikan pengalaman yang indah.

Di Pondok ini juga banyak terdapat kolam-kolam untuk Pembenihan dan Pemeliharaan Ikan Mas dan Ikan Nila yang menjadikan pemandangan sangat unik tersendiri sehingga liburan Anda takkan pernah terlupakan. Dalam suasana berbaur dengan keheningan alam, ditawarkan kenyamanan beristirahat di Pondok / Penginapan sehingga dapat melupakan rutinitas harian para wisatawan.

Berbagai menu khas tradisional disediakan untuk para pengunjung dengan harga yang sangat murah tetapi lezat, dapat dinikmati di Restoran yang dikelilingi ekosistem Sawah dan hijaunya Taman.

116

PEMBANGUNAN DESA WISATA :PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG OTONOMI DAERAH

(Sumber: Soetarso Priasukmana dan R. Mohamad Mulyadin. INFO SOSIAL EKONOMI. Vol. 2 No.1 (2001) pp.

37 – 44).

Undang-Undang Otonomi Daerah (UU. No. 22/99) diberlakukan mulai tahun 2000. Dalam Undang-Undang tersebut pembangunan akan lebih difokuskan di daerah pedesaan, sehingga dengan demikian akan terjadi perubahan sosial kemasyarakatan dari urbanisasi ke ruralisasi (orang-orang kota senang/akan pergi ke desa untuk berekreasi). Departemen Pariwisata telah membuat program yang disebut pola PIR (Pariwisata Inti Rakyat), dengan mengembangkan pembangunan desa wisata. Dengan dikembangkan nya pembangunan desa wisata akan terjadi arus urbansiasi ke ruralisasi yang selama ini terjadi karena pembangunan lebih banyak terjadi di daerah perkotaan, sehingga orang-orang desa banyak pergi ke kota untuk mencari pekerjaan, dan kemudian menetap di kota. Ruralisasi artinya : orang-orang kota senang pergi ke desa untuk berekreasi. Dengan demikian akan terjadi pemerataan pembangunan sesuai dengan apa yang dikehendaki GBHN tentang TRILOGI pembangunan, dimana salah satunya adalah pemerataan pembangunan. Dengan dibangunnya desa wisata akan merubah wawasan dan pengetahuan serta kreativitas orang-orang desa. Untuk mengembangkan desa wisata, beberapa upaya yang perlu dilakukan, adalah :

1. Diadakan bersifat seni, olah raga, dan sebagainya, sehingga desa tersebut banyak dikunjungi penduduk desa lain.

2. Rapat-rapat Dinas Kabupaten sering diselenggarakan di desa wisata.

3. Diadakan kerjasama dengan Universitas-Universitas yang menyeleng-garakan Kuliah Kerja Nyata.

4. Dipromosikannya desa wisata tersebut yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

5. Dikembangkannya kesenian dan kebudayaan asli daerah.6. Mendidik dan melatih masyarakat setempat untuk SDM

nya.7. Mengembangkan kerajinan dan makanan asli daerah.

Latar Belakang

Menindaklanjuti Undang-Undang No. 22/99, tentang pelaksanaan otonomi daerah yang dijabarkan dalam Visi, Misi, Strategi, dan Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Desa oleh

117

Departemen Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah (PUOD). Pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah selama ini terkesan dilaksanakan di daerah perkotaan dan lebih memihak kepada masyarakat golongan ekonomi kuat, dalam hubungan ini Departemen Pariwisata membuat program pembangunan Desa Wisata yang dituangkan dalam Pariwisata Inti Rakyat (PIR), yaitu pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat, sehingga terjadi pemerataan pembangunan sesuai dengan GBHN tentang prinsip TRILOGI pembangunan.

Definisi.Menurut Pariwisata Inti Rakyat (PIR), yang dimaksud dengan

Desa Wisata adalah : Suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, social budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya : atraksi, akomodasi, makanan-minuman, dan kebutuhan wisata lainnya. Berdasarkan hal tersebut, pembangunan desa wisata ini merupakan realisasi dari pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah (UU. No. 22/99). Oleh karena itu setiap Kabupaten perlu memprogramkan pembangunan desa wisata di daerahnya, sesuai dengan pola PIR tersebut.

Persyaratan Desa Wisata.

Merujuk kepada definisi desa wisata, desa-desa yang bisa dikembangkan dalam program desa wisata akan memberikan contoh yang baik bagi desa lainnya, penetapan suatu desa dijadikan sebagai desa wisata harus memenuhi persyaratanpersyaratan, antara lain sebagai berikut :

1. Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi.

2. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan local, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata.

3. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang datang ke desanya.

4. Keamanan di desa tersebut terjamin.5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja

yang memadai.6. Beriklim sejuk atau dingin.

118

7. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.

Pembangunan desa wisata bertujuan :

1. Mendukung program pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan dengan menyediakan obyek wisata alternatif.

2. Menggali potensi desa untuk pembangunan masyarakat sekitar desa wisata.

3. Memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha bagi penduduk desa, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa. Dengan demikian akan terjadi pemerataan pembangunan ekonomi di desa.

4. Mendorong orang-orang kota yang secara ekonomi relatif lebih baik, agar senang pergi ke desa untuk berekreasi (Ruralisasi).

5. Menimbukan rasa bangga bagi penduduk desa untuk tetap tinggal di desanya, sehingga mengurangi urbanisasi.

6. Mempercepat pembauran antara orang-orang non pribumi dengan penduduk pribumi.

7. Memperkokoh persatuan bangsa, sehingga bisa mengatasi disintegrasi.

PROGRAM KEGIATAN

Sesuai dengan tujuan tersebut, maka program kegiatan ini seharusnya dilaksanakan oleh masyarakat desa setempat. Kepala Desa dan staf serta masyarakat itu sendiri yang harus mengkoordinasi program ini dibantu oleh Badan Pengawas Desa (BPD) sebagai pengelola atau managernya untuk pengawasan program pembangunan desa wisata, hal inipun terkait pula dengan pengawasan di bawah pembinaan dinas pariwisata daerah (Diparda) setempat.

PembiayaanDalam pembangunan desa wisata ini pemerintah daerah (desa

atau kabupaten) bertindak sebagai fasilitator membangun fasilitas umum, seperti jalan, terminal kendaraan, gedung serbaguna di desa, gedung peribadatan, rumah sakit, gedung sekolahan, alat komunikasi, dan promosi. Penyelenggaraan usaha kepariwisataan beserta fasilitasnya diserahkan kepada swasta, koperasi dan perorangan. Dengan demikian pembiayaan pembangunan fasilitas umum diusahakan dari APBD kabupaten setempat atau mencari bantuan pemerintah pusat dan bantuan hibah dari luar negeri.

119

Otonomi Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat

Undang-Undang mengenai Otonomi Daerah telah disyahkan pemerintah dengan persetujuan DPR RI, pada tanggal 4 Mei 1999, dan mulai akan diberlakukan secara efektif pada tahun 2001. Untuk merealisasikan Undang-Undang Otonomi Daerah tersebut, Departemen Dalam Negeri telah mengeluarkan buku pedoman tentang Visi, Misi, Strategi dan Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Desa, sebagai pegangan bagi aparat pemerintah di daerah. Menurut pedoman tersebut, pada pokoknya pemberdayaan masyarakat mempunyai dua makna pokok, yaitu :

1). Meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pelaksanaan berbagai kebijakan program pembangunan.

2). Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberian wewenang secara proporsional kepada masyarakat dalam mengambil keputusan. Dari penjelasan tersebut, jelas masyarakat diberi kesempatan penuh dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Disitu ditegaskan bahwa tugas birokrasi di daerah hanyalah sebagai fasilitator (pelayanan). Kreativitas masyarakat dipacu dan didorong berkembang. Kemudian Departemen Pariwisata dalam kiprah memberdayakan masyarakat desa telah menyusun program pembangunan desa. Dalam hubungannya dengan Visi, Misi, Strategi dan Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat desa, pembangunan desa wisata ini nampaknya sangat relevan. Dengan demikian pembangunan desa wisata ini dapat menjadi tindak lanjut dari pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah.

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata  Era otonomi daerah sebagai implikasi dari berlakunya UU No.

32 tahun 2004, memberikan peluang bagi setiap Pemerintah Kabupaten/Kota untuk merencanakan dan mengelola pembangunan daerahnya sendiri, serta tuntutan bagi partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Masyarakat sebagai komponen utama dalam pembangunan pariwisata berbasis masyarakat mempunyai peranan penting dalam menunjang pembangunan pariwisata daerah yang ditujukan untuk mengembangkan potensi lokal yang bersumber dari alam, sosial budaya ataupun ekonomi masyarakat. UU No 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa masyarakat

120

memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan kepariwisataan. Peran serta masyarakat dalam memelihara sumber daya alam dan budaya yang dimiliki merupakan andil yang besar dan berpotensi menjadi daya tarik wisata.

Pengembangan wisata alam dan wisata budaya dalam perspektif kemandirian lokal merupakan perwujudan interkoneksitas dalam tatanan masyarakat yang dilakukan secara mandiri oleh tatanan itu sendiri guna meningkatkan kualitas tatanan dengan tetap memelihara kelestarian alam dan nilai-nilai budaya lokal, serta obyek wisata alam dan wisata budaya yang ada. Selama ini pengembangan pariwisata daerah ditujukan untuk mengembangkan potensi lokal yang bersumber dari alam, sosial budaya ataupun ekonomi guna memberikan kontribusi bagi pemerintah daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, saat ini perencanaan pengembangan pariwisata menggunakan community approach atau community based development. Dalam hal ini masyarakat lokal yang akan membangun, memiliki dan mengelola langsung fasilitas wisata serta pelayanannya, sehingga dengan demikian masyarakat diharapkan dapat menerima secara langsung keuntungan ekonomi dan mengurangi urbanisasi (Nurhayati, 2005).

Menurut Panji (2005), usaha pengembangan  pariwisata yang berorientasi pada   masyarakat  lokal  masih  minim.  Hal ini dikarenakan masyarakat tidak memiliki kemampuan secara finansial dan keahlian yang berkualitas untuk mengelolanya atau terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata yang berbasiskan alam dan budaya. Sehingga perlunya partisipasi aktif masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik, menyediakan sesuatu yang terbaik sesuai kemampuan, ikut menjaga keamanan, ketentraman, keindahan dan kebersihan lingkungan, memberikan kenangan dan kesan yang baik bagi wisatawan dalam rangka  mendukung program sapta pesona, serta menanamkan kesadaran masyarakat dalam rangka pengembangan desa wisata.

Community based Tourism Development

Secara sederhana, konsep partisipasi terkait dengan ” keterlibatan suatu pihak dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak lain”.  Partisipasi merupakan sebuah proses dimana masyarakat sebagai stakeholders, terlibat mempengaruhi dan mengendalikan pembangunan di tempat mereka masing-masing. Masyarakat turut serta secara aktif dalam memprakarsai kehidupan mereka, melalui proses pembuatan keputusan dan perolehan sumberdaya dan penggunaannya.

121

Selama ini pengembangan pariwisata berbasis masyarakat menggunakan pendekatan community based tourism, dimana masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam me-nunjang  pembangunan pariwisata. Dengan demikian keter-libatan  pemerintah dan swasta  hanya sebatas memfasilitasi dan memotivasi masyarakat sebagai pelaku utama pengembangan desa wisata untuk dapat lebih memahami  tentang fenomena alam dan budayanya, sekaligus menentukan kualitas produk wisata yang ada di desa wisatanya.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, keterlibatan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pengembangan desa wisata akan membawa tuntutan bagi partisipasi masyarakat. Hal ini tentunya perlu ditumbuhkan pemahaman atau persepsi yang sama dari stakeholders terkait dan memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi masyarakat sebagai pelaku utama pengembangan desa wisata.

 Pengembangan Desa Wisata

Desa wisata dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah pedesaan yang memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas, baik berupa karakter fisik lingkungan alam pedesaan dan kehidupan sosial budaya masyarakat, yang dikelola dan dikemas secara menarik dan alami dengan pengembangan fasilitas pendukung wisatanya. Selanjutnya desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku  (Nuryanti, 1993).

Menurut Julisetiono (2007), Konsep Desa Wisata, meliputi: (a) berawal dari masyarakat, (b) memiliki muatan lokal, (c) memiliki komitmen bersama masyarakat, (d) memiliki kelembagaan, (e) adanya keterlibatan anggota masyarakat, (f) adanya pendampingan dan pembinaan, (g) adanya motivasi, (h) adanya kemitraan, (i) adanya forum Komunikasi, dan  (j) adanya studi orientasi.

Pola pengembangan desa wisata diharapkan memuat prinsip-prinsip sebagai berikut (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2001):

a). Tidak bertentangan dengan adat istiadat atau budaya masyarakatSuatu desa yang tata cara dan ada istiadatnya masih mendominasi pola kehidupan masyarakatnya, dalam pengembangannya sebagai atraksi wisata harus disesuaikan dengan tata cara yang berlaku di desanya.

b).  Pembangunan fisik untuk meningkatkan kualitas lingkungan desa

122

Pengembangan pariwisata di suatu desa pada hakekatnya tidak merubah apa yang sudah ada di desa tersebut, tetapi lebih kepada upaya merubah apa yang ada di desa dan kemudian mengemasnya sedemikian rupa sehingga menarik untuk dijadikan atraksi wisata. Pembangunan fisik yang dilakukan dalam rangka pengembangan desa seperti penambahan sarana jalan setapak, penyediaan MCK, penyediaan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi lebih ditujukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang ada sehingga desa tersebut dapat dikunjungi dan dinikmati wisatawan.

c).  Memperhatikan unsur kelokalan dan keaslianArsitektur bangunan, pola lansekap serta material yang digunakan dalam pembangunan haruslah menonjolkan ciri khas desa, mencerminkan kelokalan dan keaslian wilayah setempat.

d).  Memberdayakan masyarakat desa wisataUnsur penting dalam pengembangan desa wisata adalah keterlibatan masyarakat desa dalam setiap aspek wisata yang ada di desa tersebut. Pengembangan desa wisata sebagai pengejawantahan dari konsep Pariwisata Inti Rakyat mengandung arti bahwa masyarakat desa memperoleh manfaat sebesar-besarnya dalam pengembangan pariwisata. Masyarakat terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata dalam bentuk pemberian jasa dan pelayanan yang hasilnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat diluar aktifitas mereka sehari-hari.

e).  Memperhatikan daya dukung dan berwawasan lingkunganPrinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism) harus mendasari pengembangan desa wisata. Pengembangan yang melampaui daya dukung akan menimbulkan dampak yang besar tidak hanya pada lingkungan alam tetapi juga pada kehidupan sosial budaya masyarakat yang pada akhirnya akan mengurangi daya tarik desa tersebut. Beberapa bentuk keterlibatan masyarakat tersebut adalah penyediaan fasilitas akomodasi berupa rumah-rumah penduduk (home stay), penyediaan kebutuhan konsumsi wisatawan, pemandu wisata, penyediaan transportasi lokal, pertunjukan kesenian, dan lain-lain.

Pengembangan desa wisata merupakan bagian dari penyelenggaraan pariwisata yang terkait langsung dengan jasa pelayanan, yang membutuhkan kerjasama dengan berbagai komponen penyelenggara pariwisata yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pada level birokrasi yang selama ini dilakukan

123

pemerintah daerah seharusnya menindaklanjuti dengan adanya kejelasan regulasi terkait dengan pengembangan desa wisata dan usulan penetapan forum komunikasi desa wisata sebagai wadah koordinasi dan menjembatani hubungan antara masyarakat, lembaga desa wisata, perguruan tinggi, dan dunia usaha/swasta. Instansi terkait khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata perlu lebih mengintensifkan pembinaan secara berkala setiap bulan sekali dan memfasilitasi pertemuan bagi forum komunikasi desa wisata agar benar-benar dapat memberikan manfaat dalam rangka koordinasi bersama dan ajang berbagi pengalaman dari masing-masing desa wisatanya.

Pada level Dunia Usaha/Swasta, keterlibatan masyarakat khususnya generasi muda dalam kegiatan yang bersifat teknis, seperti menjadi instruktur atau pemandu kegiatan outbound perlu mendapat perhatian yang serius. Investor sebaiknya tidak hanya bergerak sebatas menanamkan modal dalam pengembangan infrastruktur pariwisata tapi perlu bekerjasama dengan masyarakat dalam rangka penguatan modal usaha mereka guna mendukung kegiatan investasi pariwisata.

Pada level masyarakat, partisipasi aktif merupakan elemen penting dalam perumusan rencana pembangunan agar mampu meningkatkan rasa percaya diri dan  menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan pariwisata berbasis masyarakat.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, pengembangan desa wisata sebagai produk wisata baru sangat dipengaruhi oleh aspek kelembagaan, objek dan daya tarik wisata, serta sarana prasarana wisata. Hal ini disebabkan ketiga aspek pengembangan desa wisata tersebut memiliki peranan penting dalam meningkatkan pelayanan dan kualitas produk wisata.

Model Pengembangan Desa Wisata

Penentuan strategi dalam pengembangan desa wisata sangatlah penting dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan model pengembangan desa wisata sebagai rekomendasi tindak lanjut dari perencanaan wilayah pengembangan desa wisata. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu tahapan-tahapan model pengembangan desa wisata  yang diharapkan dapat diterapkan di daerah penyangga kawasan konservasi, antara lain:

1. Dari sisi pengembangan kelembagaan desa wisata, perlunya perencanaan awal yang tepat dalam menentukan usulan program atau kegiatan khususnya pada kelompok sadar wisata agar mampu meningkatkan

124

pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui pelaksanaan program pelatihan pengembangan desa wisata, seperti: pelatihan bagi kelompok sadar wisata, pelatihan tata boga dan tata homestay, pembuatan cinderamata, pelatihan guide/pemandu wisata termasuk didalamnya keterampilan menjadi instruktur outbound.

2. Dari sisi pengembangan objek dan daya tarik wisata, perlunya perencanaan awal dari masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan dan mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai potensi yang dimiliki oleh masyarakat, serta perlunya sosialisasi dari instansi terkait dalam rangka menggalakkan sapta pesona dan paket desa wisata terpadu.

3. Dari sisi pengembangan sarana prasarana wisata, perencanaan awal dari pemerintah perlu diarahkan ke pengembangan sarana prasarana wisata yang baru seperti: alat-alat outbound, pembangunan gapura, gedung khusus pengelola desa wisata, cinderamata khas setempat, dan rumah makan bernuansa alami pedesaan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya perlu menjalin kemitraan dengan pemerintah dan pengusaha/pihak swasta.

MODEL PENGELOLAAN DESA WISATA PERKEBUNAN SALAK PONDOH KEMBANGARUM, DONOKERTO, TURI, SLEMAN, YOGYAKARTA (INDRIA KUSUMA WARDANI. 2008. Tugas Akhir, FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA, UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA).

Daya Tarik Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh, Kembang Arum

Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum mempunyai berbagai daya tarik yang dapat menarik wisatawan, baik wisatawan domestic maupun wisatawan asing. Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum menyediakan beberapa jenis wisata bagi wisatawan yang berkunjung. Di desa wisata ini mempunyai area outbond terbesar di Yogyakarta, tetapi daya tarik yang paling utama di Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum adalah salak pondoh. Salak pondoh merupakan tanaman unik dengan bentuk pohon seperti bagian atas pohon kelapa sawit dengan sentuhan sedikit corak pakis menjadi keunikan tersendiri bila disusun berjajar. Buahnya yang tumbuh dipangkal bawah, berbentuk kecil dengan daging buahnya yang kenyal serta tidak

125

menempel dengan biji, dan juga rasanya yang sangat manis menjadi nilai jual bagi buah ini.

Beberapa contoh klasifikasi jenis wisata yang ada di Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum, Turi, antara lain:

1) Wisata PemukimanWisata-wisata yang termasuk dalam wisata pemukiman adalah gazebo (satu hari dan setengah hari), rumah sawah (satu hari dan setengah hari), gubug karaoke, panggung kesenian.

2) Wisata PermainanWisata-wisata yang termasuk dalam wisata permainan adalah permainan bakiak adalah permainan untuk mengasah kekompakkan, egrang adalah permainan untuk melatih keseimbangan, panahan, sepak bola tikus, lari memindah salak, dll.

3) Wisata PertanianWisata-wisata yang termasuk dalam wisata pertanian adalah cara menanam (padi, singkong, kacang), nutu/ menumbuk padi, membajak sawah dengan kerbau, mencangkul sawah, panen (padi, singkong, kacang)

4) Wisata KesenianWisata-wisata yang termasuk dalam wisata kesenian adalah wayang (kulit, wahyu, kancil, bocah, dhamen, sawah, gaul), petilan wayang orang, siteran, cokekan, karawitan, tayub, jatilan (klinthing dan anakanak), dll.

5) Wisata AirWisata-wisata yang termasuk dalam wisata air adalah bermain (di selokan, di sungai, di grojogan), mandi (di sungai, di selokan, di grojogan), berenang di kolam renang tradisional.

6) Wisata PeternakanWisata-wisata yang termasuk dalam wisata peternakan adalah melihat kelinci di dilepas/ balapan kelinci, melihat kerbau mandi, member makan kambing dan itik.

7) Wisata Kesehatan TradisionalWisata-wisata yang termasuk dalam wisata kesehatan tradisional adalah pijat (refleksi rempah-rempah, kebugaran, kerokan), tusuk jari, paket jamu untuk kesehatan, paket aneka parem (beras, kencur, jahe, boreh).

8) Wisata PerkebunanWisata-wisata yang termasuk dalam wisata perkebunan adalah cara menanam (buah strawberry, buah pepino/

126

melodi, buah salak), panen (buah strawbery, buah pepino/ melodi, buah salak).

9) Wisata Sekolah AlamWisata-wisata yang termasuk dalam wisata sekolah alam adalah belajar akting, belajar vokal, belajar presenter, belajar teater, belajar fotografi.

10) Wisata MelukisWisata-wisata yang termasuk dalam wisata melukis adalah melukis dengan media kertas, caping, gerabah, baju, dan kanvas.

11) Wisata KulinerWisata-wisata yang termasuk dalam wisata kuliner adalah ikan bakar/ ikan goreng organik, ayam bakar/ ayam goreng, bebek bakar/ bebek goreng, opor ayam, sate ayam/ sate kambing, rendang daging sapi/ rendang ayam, oseng-oseng mercon/ oseng-oseng daun pepaya, gulai, tongseng, dll.

12) Wisata Jajanan TradisionalWisata jajanan tradisional adalah makanan yang berasal dari suatu daerah yang jarang ditemukan ditempat lain. Wisata-wisata yang termasuk dalam wisata jajanan tradisional adalah kue lumpur adalah makanan yang mempunyai rasa manis, semar mendem adalah makanan yang terbuat dari ketan yang didalamnya ada abonnya, jenang salak adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu dan buah salak yang telah dibuat tepung, dll.

Di Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum terdapat empat rumah tradisional Jawa yang masih terjaga dengan baik, terdiri dari dua buah rumah Joglo dan dua buah rumah Limasan. Rumah-rumah tersebut digunakan untuk kegiatan pertemuan karena tempatnya yang cukup luas dan nyaman. Sedangkan adat istiadat yang sampai sekarang masih tetap dilestarikan yaitu berupa Kenduri yang merupakan wujud ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya, serta permohonan doa. Adat istiadat yang lainnya yaitu upacara Mitoni yang berarti upacara untuk memperingati tujuh bulan usia kehamilan, sedangkan Upacara Wiwit yang ada pada jaman dahulu masih selalu dilaksanakan dan dilestarikan oleh leluhur sebelum panen raya.

Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum selain sebagai sentra salak pondoh, juga sebagai daerah sentra usaha kerajinan anyaman bamboo yang sangat menarik untuk dikunjungi wisatawan. Selain untuk membeli oleholeh, wisatawan juga dapat menyaksikan secara langsung proses pembuatan kerajinan anyaman bambu tersebut. Di desa wisata ini wisatawan bisa belajar membuat kerajinan anyaman bambu.

127

Di Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum terdapat dua buah pondok makan dengan menu utama masakan ikan air tawar, masing-masing mempunyai ciri khas tersendiri. Pondok ikan “Kampoeng Ikan” menyajikan menu utama ala Jawa yaitu ikan bakar dan ikan goreng dengan lalap sambal terasi, dengan fasilitas wisatawan memancing sendiri. Sedangkan pondok makan yang satunya adalah pondok makan “Ala Kalimantan”, pondok makan ini menyediakan menu khas Kalimantan.

Banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing dari tahun ke tahun semakin bertambah.

Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum menawarkan menu wisata yang berbentuk paket wisata sesuai dengan harga dan fasilitas-fasilitas. Menumenu wisata tersebut antara lain:

1. Tarif menu wisata untuk kegiatan outbond Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum dengan waktu kegiatan satu hari (menginap), sebagai berikut:

a. Paket I, dengan harga Rp. 200.000,00/ orang (minimal 50 orang)

Menu wisata yang ada di paket ini, antara lain:1) Wisata Pemukiman: Rumah sawah, gasebo, homestay2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan bambu

keseimbangan, memet ikan/ mencari ikan, balapan perahu gethek, permainan tarik tambang, permainan tampah bola, permainan bola volly geber, tracking/ menyusuri desa wisata.

3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu padi/ menumbuk padi.

4) Wisata Perkebunan: Cara menanam buah salak/ strawbery, panen buah salak/ strawbery.

5) Wisata Air: Bermain/ mandi di sungai, berenang di kolam renang tradisional.

6) Wisata Kesenian: Belajar musik tradisional, karaoke, belajar melukis.

7) Wisata Kuliner, ada tiga menu makanan dalam wisata kuliner ini:

a) Nasi gurih, urap, telur areh, tempe goreng, peyek teri.

b) Nasi putih, sayur brongkos telur, tempe mendoan, lempeng gelendar.

c) Nasi putih, ikan bakar, tempe dan tahu bacem, sambal, lalapan, kerupuk.

128

8) Wisata Jajanan Pasar: Klepon, semar mendem, kue lumpur, kue motokebo, kue dadar gulung, kacang rebus, pisang rebus, lotisan.

9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang jahe, wedang teh, air putih.

Fasilitas dalam menu wisata paket I, antara lain: acara api unggun (bakar jagung dan singkong), mendapat souvenir celengan hias.

b. Paket II, dengan harga Rp. 175.000,00/ orang (minimal 50 orang)

Menu wisata yang ada di paket ini, sebagai berikut:1) Wisata Pemukiman: Rumah sawah, gasebo, homestay2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan bamboo

keseimbangan, permainan tarik tambang, permainan tampah bola, memet ikan/ mencari ikan, tracking/ menyusuri desa wisata.

3) Wisata Pertanian: Nutu padi/ menumbuk padi, membajak sawah dengan kerbau.

4) Wisata Perkebunan: Cara menanam buah salak/ strawbery, panen buah salak/ strawbery.

5) Wisata Air: Bermain/ mandi di sungai, berenang di kolam Renang tradisional.

6) Wisata Kesenian: Belajar musik tradisional, karaoke.7) Wisata Kuliner, ada tiga menu makanan dalam wisata

kuliner ini:a) Nasi gurih, urap, telur areh, tempe goreng, peyek

teri.b) Nasi putih, sayur lodeh daun lompong, telur gulung,

lempeng gelendar.c) Nasi putih, ikan bakar, tahu bacem, sambal,

lalapan, kerupuk. 8) Wisata Jajanan Pasar: Klepon, kue dadar gulung, kue

lapis, kacang rebus, pisang rebus, lotisan.9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang jahe, wedang teh,

air putih.

Fasilitas dalam menu wisata paket II, antara lain: acara api unggun (bakar jagung dan singkong), mendapat celengan hias.

c. Paket III, dengan harga Rp. 150.000,00/ orang (minimal 50 orang)

Menu wisata yang ada di paket ini, antara lain:

129

1) Wisata Pemukiman: Rumah sawah, gasebo, homestay.2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan tarik

tambang, permainan tampah bola, memet ikan/ mencari ikan, permainan sepak bola lumpur, tracking/ menyusuri desa wisata.

3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu padi/ menumbuk padi.

4) Wisata Perkebunan: Cara menanam buah salak/ strawbery, panen buah salak/ strawbery.

5) Wisata Air: Bermain/ mandi di sungai, berenang di kolam renang tradisional.

6) Wisata Kesenian: Belajar musik tradisional, karaoke.7) Wisata Kuliner, ada tiga menu makanan di paket ini:

1) Wisata Nasia) Nasi gurih, urap, telur areh, tempe goreng, peyek

teri.b) Nasi putih, sayur bobor, telur gulung, lempeng

gelendar.c) Nasi putih, ikan bakar, tempe bacem, sambal,

lalapan, kerupuk.2) Wisata Jajanan Pasar: Klepon, kue dadar gulung, kue

lapis, kacang rebus, pisang rebus, lotisan.3) Wisata Minuman Tradisional: Wedang jahe, wedang

teh, air putih.Fasilitas dalam menu wisata paket III, antara lain: acara api

unggun (bakar jagung dan singkong), mendapat celengan hias.

Dari tiga paket wisata tersebut merupakan paket wisata kebanyakan untuk keluarga. Kebanyakan wisatawan memilih menu wisata paket II atau paket III karena harganya yang lebih murah, tetapi ada juga yang memilih menu wisata paket I biasanya para pejabat atau orang menengah ke atas.

2. Tarif menu wisata untuk kegiatan wisata alam dan pendidikan Desa Wisata

Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum dengan waktu kegiatan dari jam 08.00 – 13.00 wib, sebagai berikut:

a. Paket I, dengan harga Rp. 100.000,00/ orang (minimal 50 orang)1) WisataPemukiman: Rumah sawah, gasebo.2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan egrang,

permainan bambu beraturan, permainan sepak bola lumpur, memet ikan/ mencari ikan, permainan sepak bola

130

tikus, tracking/ menyusuri desa wisata, permainan tampah bola.

3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu padi/ menumbuk padi.

4) Wisata Perkebunan: Melihat-lihat kebun salak/ strawbery, belajar cara menanam buah salak/ strawbery.

5) Wisata Air: Bermain dan mandi di sungai, bermain dan mandi di grojogan, berenang di kolam renang tradisional.

6) Wisata Kesenian: Belajar musik kentongan, belajar musik tradisional.

7) Wisata Kuliner: Nasi gurih, urap, ayam goreng, telur areh, tempe goreng, peyek teri.

8) Wisata Jajanan Pasar: Klepon, kue wajik, kue lumpur, kue motokebo, risoles, lotisan.

9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang jahe, wedang teh.

Fasilitas dari menu wisata paket I adalah mendapat souvenir celengan hias.

b. Paket II, dengan harga Rp. 90.000,00/ orang (minimal 50 orang)1) Wisata Pemukiman: Rumah sawah, gasebo.2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan bambu

beraturan, permainan sepak bola lumpur, memet ikan/ mencari ikan, permainan tampah bola, tracking/ menyusuri desa wisata.

3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu padi/ menumbuk padi.

4) Wisata Perkebunan: Melihat-lihat kebun salak/ strawbery, belajar cara menanam buah salak/ strawbery.

5) Wisata Air: Bermain dan mandi di sungai, berenang di kolam renang tradisional.

6) Wisata Kesenian: Belajar musik kentongan, belajar musik tradisional.

7) Wisata Kuliner: Nasi gurih, urap, ayam goreng, telur areh, tempe goreng, peyek teri.

8) Wisata Jajanan Pasar: Klepon, kue lumpur, kue mangkok, lumpia, lotisan.

9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang jahe, wedang teh.

Fasilitas dari menu wisata paket II adalah mendapat souvenir celengan hias.

c. Paket III, dengan harga Rp. 80.000,00/ orang (minimal 50 orang)1) Wisata Pemukiman: Rumah sawah.

131

2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, permainan bambu beraturan, memet ikan/ mencari ikan, permainan tarik tambang, tracking/ menyusuri desa wisata.

3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu padi/ menumbuk padi.

4) Wisata Perkebunan: Melihat-lihat kebun salak/ strawbery, belajar cara menanam buah salak/ strawbery.

5) Wisata Air: Berenang di kolam renang tradisional.6) Wisata Kesenian: Belajar musik tradisional.7) Wisata Kuliner: Nasi gurih, urap, telur areh, tempe goreng,

peyek teri.8) Wisata Jajanan Pasar: Kue dadar gulung, kue campur

sari, pisang rebus, kacang rebus.9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang teh.

d. Paket IV, dengan harga Rp. 70.000,00/ orang (minimal 50 orang)1) Wisata Pemukiman: Rumah Sawah.2) Wisata Permainan: Permainan bakiak, memet ikan/

mencari ikan, permainan bambu keseimbangan, tracking/ menyusuri desa wisata.

3) Wisata Pertanian: Membajak sawah dengan kerbau, nutu padi/ menumbuk padi.

4) Wisata Perkebunan: Melihat-lihat kebun salak/ strawbery, belajar cara menanam buah salak/ strawbery.

5) Wisata Air: Berenang di kolam renang tradisional.6) Wisata Kesenian: Belajar musik tradisional.7) Wisata Kuliner: Nasi gurih, urap, telur areh, tempe goreng,

peyek teri.8) Wisata Jajanan Pasar: Kue dadar gulung, kue mangkok,

kacang rebus.9) Wisata Minuman Tradisional: Wedang teh.

Empat paket menu wisata tersebut di atas biasanya paket untuk para pelajar, baik play group, taman kanak-kanak (TK), maupun tingkat sekolah dasar (SD). Paket yang sering dipesan wisatawan yaitu paket III dan paket IV, karena harganya yang tidak terlalu mahal tetapi dengan jumlah menu wisata sama, sedangkan untuk paket I dan Paket II juga untuk para pelajar dari sekolah yang fasilitas dan kualitas pendidikan bagus dengan biaya sekolah yang cukup mahal.

Di Desa Wisata juga ditawarkan menu wisata berdasarkan minat wisatawan. Menu-menu wisata tersebut digolongkan menurut harga per hari dan per kelompok, sebagai berikut:

132

1. Menu Wisata Pemukiman

No Menu Wisata Harga dan Keterangan1 Homestay Rp.150.000 satu hari2 Gasebo Rp.200.000 satu hari3 Gasebo Rp.100.000 setengah hari4 Rumah Sawah Rp.500.000 satu hari5 Rumah Sawah Rp.300.000 setengah hari6 Gubug Karaoke Rp.200.000 satu hari7 Panggung Kesenian Rp.200.000 satu hari

Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

2. Menu Wisata Permainan

No Menu Wisata Harga dan Keterangan1 Permainan Bakiak Rp.50.000/ regu (4 orang)2 Permainan Egrang Rp10.000/ orang3 Permainan Panahan Rp.10.000 / orang4 Permainan Gobak Sodor Rp.150.000/ regu (5 orang)5 Permainan Bluluk Rp.10.000/ orang6 Permainan Tarik Tambang Rp. 150.000/ regu (5 orang)7 Balapan Perahu Gethtek Rp.150.000/ regu (5 orang)

Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

3. Menu Wisata Pertanian

No Menu Wisata Harga dan Keterangan1 Cara Menanam Padi Rp.10.000/ orang2 Menumbuk Padi Rp10.000/ orang3 Panen Padi Rp.20.000 / orang4 Membajak Sawah dengan Ngluku Rp.25.000/ orang5 Mencangkul di Sawah Rp.10.000/ orang6 Cara Menanam Singkong Rp. 10.000/ orang7 Panen Singkong Rp.20.000/ orang

Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

133

4. Menu Wisata Kesenian

No Menu Wisata Harga dan Keterangan1 Wayang Kulit Rp.7.500.000 satu malam2 Wayang Wahyu Rp5.000.000 satu malam3 Siteran Rp.1.000.000 satu hari4 Jatilan Klinthing Rp.2.000.000 satu hari5 Musik Kenthongan Rp.1.000.000 satu hari6 Campur Sari Rp. 5.000.000 satu hari7 Musik Gamelan Jawa Rp.2.000.000 satu hari

Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

5. Menu Wisata Air

No Menu Wisata Harga dan Keterangan1 Bermain di Sungai Rp.10.000/ orang2 Bermain di Selokan Rp.10.000/ orang3 Bermain di Grojogan Rp.10.000/ orang4 Mandi di Sungai Rp.10.000/ orang5 Mandi di Selokan Rp.10.000/ orang6 Mandi di Grojogan Rp.10.000/ orang

Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

6. Menu Wisata Peternakan

No Menu Wisata Harga dan Keterangan1 Melihat Kelinci Dilepas/Balapan

Kelinci Rp.10.000/ orang

2 Melihat Kerbau Mandi Rp.10.000/ orang3 Memberi Makan Kambing Rp.10.000/ orang4 Memberi Makan Itik Rp.10.000/ orang

Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

7. Menu Wisata Kesehatan Tradisional

No Menu Wisata Harga dan Keterangan1 Pijat Refleksi Rempahrempah Rp.100.000 satu jam2 Pijat Kebugaran Rp.100.000 satu jam3 Tusuk Jari Rp.150.000 satu jam4 Pijat Kerokan Rp.100.000 satu jam5 Paket Jamu untuk Kesehatan Rp.100.000/ paket6 Paket Aneka Parem Rp.100.000/ paket

Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

134

8. Menu Wisata Pemancingan

No Menu Wisata Harga dan Keterangan1 Memancing Belut Rp.50.000/ kg2 Memancing Ikan Rp.50.000/ kg3 Memancing Yuyu Rp.10.000/ orang4 Memancing Kalajengking Rp.10.000/ orang5 Mencari Ikan/ Memet Ikan Rp.20.000/ orang

Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).9. Menu Wisata Perkebunan

No Menu Wisata Harga dan Keterangan1 Cara Menanam Buah Strawbery Rp.20.000/ orang2 Panen Buah Strawbery Rp.50.000/ orang3 Cara Menanam Buah Pepino Rp.20.000/ orang4 Panen Buah Pepino Rp.50.000/ orang5 Cara Menanam Buah Salak Rp.10.000/ orang6 Panen Buah Salak Rp.25.000/ orang

Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

10. Menu Wisata Melukis

No Menu Wisata Harga dan Keterangan1 Melukis Media Kertas Rp.100.000/ orang2 Melukis Media Caping Rp.150.000/ orang3 Melukis Media Gerabah Rp.150.000/ orang4 Melukis Media Baju Rp.150.000/ orang5 Melukis Media Kanvas Rp.200.000/ orang

Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

11. Menu Wisata Sekolah Alam

No Menu Wisata Harga dan Keterangan1 Belajar Akting Rp200.000/ orang2 Belajar Vokal Rp.200.000/ orang3 Belajar Presenter Rp.200.000/ orang4 Belajar Teater Rp.200.000/ orang5 Belajar Fotografi Rp.200.000/ orang

Sumber: Indria Kusuma Wardani (2008).

Dari semua menu wisata menurut per hari dan per kelompok, wisatawan yang memesan menu-menu tersebut minimal sepuluh orang, dan biasanya wisatawan yang memesan adalah mahasiswa

135

yang hanya ingin berwisata biasa atau refreshing. (Doc. Desa Wisata Kembang Arum, Mei 2008).

Model Pengelolaan dalam Pengembangan Desa WisataPerkebunan Salak Pondoh Kembang Arum

Dalam pengelolaan suatu objek wisata sebagai daerah tujuan wisata, pengelola harus meletakkan aspek destinasi pada posisi yang terintegrasi dengan aspek lain. Dalam sistem kepariwisataan terdapat tiga aspek penting yang harus dikembangkan dan dikelola, aspek tersebut adalah destinasi (destination), pemasaran (marketing) dan pasar (market).

1. Destinasi (Destination)Desa Wisata Kembangarum berada di utara kota Kabupaten

Sleman merupakan Kecamatan Turi tepatnya di Desa Donokerto. Desa wisata tersebut dijadikan daerah tujuan wisata pada akhir tahun 2005, tepatnya pada akhir bulan Desember. Memasuki Desa Wisata Kembangarum pengelola menyediakan alat transportasi sepeda onthel, karena jaraknya tidak terlalu jauh dan wisatawan bias mengelilingi desa wisata tersebut untuk melihat hamparan sawah yang luas.

Desa wisata ini cocok untuk dijadikan tempat wisata, baik untuk wisata keluarga maupun studi banding. Desa Wisata Kembangarum merupakan desa wisata yang berbasis pendidikan dengan suasana alam sehingga banyak mahasiswa atau murid-murid dari sekolah yang melakukan penelitian atau studi banding. Tidak hanya mahasiswa atau murid-murid yang berwisata ke desa wisata tersebut, para karyawan-karyawan dari berbagai instansi juga berwisata di desa ini. Desa Wisata Kembangarum sering dijadikan tempat untuk pembuatan film tau hanya sekedar shooting sebuah acara.

2. Pemasaran (Marketing)Pengelola desa wisata melakukan pemasaran dengan

membuat brosur tentang Desa Wisata Kembangarum, Spanduk, papan petunjuk jalan, membuat paket wisata, dan pemasaran objek wisata dari orang ke orang.

3. Pasar (Market)Desa Wisata Kembangarum menjalin kerjasama dengan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sleman dan pelaku wisata seperti travel agent, hotel, restoran untuk memasarkan desa wisata tersebut sehingga menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Selain

136

kerjasama dengan instansi-instansi, masyarakat sekitar Desa Wisata Kembangarum juga memasarkan lewat orang ke orang.

Peran Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata

Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum sebagai objek wisata meliputi peningkatan fasilitas serta sarana dan prasarana yang menunjang kelancaran aktifitas para wisatawan dengan tujuan akan menghasilkan suatu input, yaitu adanya peningkatan daya tarik Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum terhadap wisatawan. Dalam pengelolaan desa wisata tersebut tidak lepas dari peran serta masyarakat sekitar untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan dalam pengembangan Desa Wisata Kembangarum.

Tujuan pengelolaan Desa Wisata adalah untuk meningkatkan daya tariknya bagi wisatawan. Peran serta masyarakat sekitar untuk mengembangkan Desa Wisata sangat penting.

1. Pengadaan Fasilitas, Sarana dan PrasaranaPeningkatan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai

pada suatu objek wisata memberikan pengaruh yang tinggi terhadap daya tarik suatu objek wisata. Untuk itu pembangunan dan pengembangan fasilitas perlu dilakukan, hal ini tidak hanya menyangkut kuantitas saja tetapi juga kualitas dari fasilitas tersebut. Dalam konsep perencanaan pengembangan objek wisata, maka pengembangan fasilitas didasari oleh daya tarik suatu objek sehingga akan menghasilkan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum sebagai objek wisata alam yang berbasis pendidikan memiliki sejumlah fasilitas yang mendukung, salah satunya adalah adanya artshop yang menyediaka souvenir hasil kreatifitas masyarakat Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum berupa keripik salak, kerajinan anyaman bambu, lukisan yang mereka buat sendiri, homestay.

2. Merawat dan Melestarikan LingkunganMerawat, melestarikan dan penataan lingkungan, memper-

tahankan keaslian lingkungan supaya menjadi daya tarik yang nantinya dapat memberikan pelayanan dan kepuasan bagi wisatawan seperti menjaga kebersihan desa wisata.

3. Peran Aktif Masyarakat dan Keramahtamahan MasyarakatPeran aktif masyarakat Desa Wisata Perkebunan Salak

Pondoh, Kembangarum dalam menjaga kebersihan lingkungan desa, sebagai upaya mendukung terwujudnya lingkungan yang bersih, rapi dan nyaman. Selain itu, masyarakat juga senantiasa menyambut

137

wisatawan dengan keramahtamahan dan memberikan kehangatan supaya tercipta suasana kekeluargaan dan keharmonisan bagi wisatawan sehingga dapat memberikan kesan dan pelayanan yang memuaskan.

4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Rencana pengembangan Desa Wisata memerlukan dukungan dari berbagai pihak, seperti Dinas Pariwisata Daerah. Sumberdaya Manusia sebagai modal dasar keberhasilan pengembangan desa wisata. Pengelolaan kepariwisataan memerlukan profesionalisme di bidangnya. Dengan memberikan skill di bidang perkebunan salak seperti cara penanaman buah salak secara tidak serempak dengan tujuan wisatawan datang dalam situasi apapun baik pada musim penghujan maupun pada musim kemarau tetap ada tanaman salak yang berbuah sehingga wisatawan dapat berwisata kapan saja.

Pelatihan manajemen dan pemanduan wisata, serta memberikan pembinaan, penyuluhan tentang sadar wisata masyarakat dengan memberikan pelatihan ketrampilan dan kerajinan berbahan baku lokal seperti membuat souvenir yang mendukung pelayanan di bidang pariwisata juga merupakan salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia di Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum.

Rambu-rambu memasuki Desa Wisata Kembangarum (Sumber:

http://personalplayerfootball.blogspot.com/2011/03/desa-wisata-kembangarum-turi-sleman.html.... diakses 26/4/2011)

138

KAMPUNG JOWO SEKATUL LIMBANGAN

Merupakan tempat wisata alam yang cukup lengkap dengan berbagai arena permainan ketangkasan, seperti Flying Fox, Outbond, Kampung Wisata dan lain-lain. Pengunjung juga disediakan penginapan yang cukup nyaman sambil menikmati udara yang cukup sejuk. Terletak di Desa Margosari wilayah Kecamatan Limbangan atau sekitar 38 ke arah selatan dari kota Kendal, melewati kecamatan Kaliwungu dan Boja. Dari arah Semarang lewat Ngaliyan ke arah Boja Limbangan. Selain sebagai tempat rekreasi permainan, restoran, wisata alam juga sebagai tempat olah roso, nglaras dan roso yang menep, penyatuan agar dekat dengan alam. Interaksi dengan alam tersebut diharapkan dapat membuka nurani dan menemukan jadidiri / identitas diri menuju jalan "Memayu Hayuning Bawono". Juga menambah wawasan tentang jenis-jenis rumah Jawa, Katuranggan hewan, Pethungan Dina dan lain-lain. Rumah dibuat apa adanya, asli dengan tetap bersejarah masih lebih baik, daripada indah tapi kehilangan keasliannya.

Sumber: http://www.wisatanesia.com/2010/05/kampung-jowo-sekatul-limbangan-kendal.html

Dari interaksi dengan alam tersebut juga dapat mengakrabkan hubungan keluarga yang kurang harmonis antara orang tua dan anak, silaturahmi, kegiatan merukunkan tetangga ( arisan ), pertemuan-pertemuan, seminar, rapat, reuni, ulang tahun, pesta nikah, dan lain-

139

lain. Rapat, seminar, diskusi ikmiah memberi suasana yang nyaman dan santai, ini akan membangkitkan ide-ide cemerlang dan bermanfaat. Persawahan yang permai, kehidupan desa dan petani yang sederhana dan bersahaja, jauh dari kesan kemrungsung atau gelisah, sungguh pelajaran yang berharga. Gemerciknya air dan anggunnya aliran sungai sungguh menentramkan. Udara yang sejuk dan pohon-pohon yang hijau bebas dari polusi. Semua menawarkan gaya hidup baru ( new lifestyle back to nature ) yang sedang trend saat ini. Orang sudah semakin jenuh dengan tawaran kemewahan kota, yang semu dengan bangunan tinggi menjulang sebagai simbol keangkuhan. Setiap bangunan diusahakan bermakna filosofis Jawa dan melalui prosesi panjang dan melelahkan sebagai kesinambungan pembangunan dan tercapainya tujuan terbentuknya Kampung Jawa.

Sumber: http://www.wisatanesia.com/2010/05/kampung-jowo-sekatul-limbangan-kendal.html

140

DAFTAR PUSTAKA

Acep Hidaya, 1999. Linking Enterpreneurship into the Education in Tourism. A Keynote Speech Presented in the Occation of ATLAS ASIA Inaguration CONFERENCE, Institute Technology Bandung, 5 – 7 July 1999.

Berne, 1995. For a Dynamic Partnership between Tourism and Culture, Forum on Culture and International Tourism, UGM, Jogyakarta, August 1995.

Departemen Dalam Negeri, 2000. Tentang Visi, Misi, Startegi, dan Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Hawkins, Donald, 1995. Private Letter Hurdle, Sue, 1999. The Capability of ACT (Action for Conservation througjh Tourism).

Leinberg and Donald Hawkins, 1993. Eco-tourism for planners and Managers.

Perez de Cuellar, 1995. International Tourism, Keynote Speech on Forum of Culture and International Tourism, UGM Jogyakarta, August 1995.

Priasukmana Soetarso, 1995. Eco-tourism in Forestry. Supporting paper at the Seminar on Biodiversity, BPPT, 5 – 7 September 1995. Jakarta. Indonesia.

Undang-Undang Kehutanan, 1999. Tentang Otonomi Daerah, UU. No. 22/99. Departemen Kehutanan. Jakarta.