departemen keuangan republik indonesia · rekonsiliasi data bmn, pengelola barang melakukan...

93
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA, Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 15 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara tentang Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Oranisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan; 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT BAB I.....//02

Upload: vuphuc

Post on 16-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

S A L I N A N

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARANOMOR : PER-07/KN/2009

TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARADALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA,

Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 15 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara tentang Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;

Mengingat :1. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara;

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Oranisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

BAB I.....//02

- 2 -

BAB I KETENTUAN UMUM

Bagian kesatuDefinisi

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini, yang dimaksud dengan :

1. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disebut BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau perolehan lainnya yang sah.

2. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan barang milik negara.

3. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik negara.

4. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban Pemerintah atas pelaksanaan APBN berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Laporan BMN adalah laporan yang menyajikan posisi BMN pada awal dan akhir suatu periode serta mutasi BMN yang terjadi selama periode tersebut.

6. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

7. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang selanjutnya disebut DJPB, adalah unit eselon 1 pada Departemen Keuangan yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perbendaharaan negara sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya disebut DJKN, adalah unit eselon 1 pada Departemen Keuangan yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang, dan dalam hal ini merupakan pelaksana penatausahaan BMN di tingkat pusat pada Pengelola Barang.

9. Kantor Wilayah DJPB, yang selanjutnya disebut Kanwil DJPB, adalah instansi vertikal DJPB yang berada di bawah dan bertanggung jawab dan langsung kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan dan dipimpin oleh seorang kepala kantor.

10.Kantor Wilayah DJKN...//03

- 3 -

10. Kantor Wilayah DJKN, yang selanjutnya disebut Kanwil DJKN,adalah instansi vertikal DJKN yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara, dan dalam hal ini merupakan pelaksana penatausahaan BMN di tingkat wilayah pada Pengelola Barang.

11. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disebut KPPN, adalah instansi vertikal DJPB yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kanwil DJPBdan dipimpin oleh seorang kepala.

12. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yang selanjutnya disebut KPKNL, adalah instansi vertikal DJKN yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kanwil DJKN, dan dalam hal ini merupakan pelaksana penatausahaan BMN di tingkat daerah pada Pengelola Barang.

13. Kementerian Negara/Lembaga adalah kementerian negara/ lembaga pemerintah non kementerian negara/lembaga negara.

14. Rekonsiliasi data BMN adalah proses pencocokan data BMN yang diproses dalam beberapa sistem/sub sistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama.

15. Pemutakhiran data adalah kegiatan update data dan laporan BMN dengan cara melengkapi unsur-unsur data BMN, terkait adanya penambahan atau pengurangan nilai dan informasi lainnya tentang BMN.

16. Arsip Data Komputer, yang selanjutnya disebut ADK, adalah media penyimpanan digital yang berisikan data transaksi, databuku besar, dan/atau data lainnya.

17. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang, yang selanjutnya disebut UAKPB, adalah unit penatausahaan BMN yang melakukan fungsi akuntansi BMN pada kuasa pengguna barang serta memiliki wewenang mengurus dan/atau menggunakan BMN.

18. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah, yang selanjutnya disebut UAPPB-W, adalah unit penatausahaan BMN yang melakukan fungsi akuntansi BMN pada pengguna barang wilayah berupa kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAKPB yang berada di bawahnya, yang penanggung jawabnya adalah kepala kantor wilayah atau kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPB-W.

19.Unit Akuntansi.....//04

- 4 -

19. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I, yang selanjutnya disebut UAPPB-EI, adalah unit penatausahaan BMN yang melakukan fungsi akuntansi BMN pada pengguna barang eselon I berupa kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAPPB-W yang berada di bawahnya serta UAKPB yang langsung berada di bawahnya, yang penanggung jawabnya adalah pejabat eselon I.

20. Unit Akuntansi Pengguna Barang, yang selanjutnya disebut UAPB, adalah unit penatausahaan BMN yang melakukanfungsi akuntansi BMN pada Kementerian Negara/Lembaga berupa kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAKPB-EI yang berada di bawahnya, yang penanggung jawabnya adalah Menteri/Pimpinan Lembaga.

21. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut UAKPA, adalah unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja.

22. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah, yang selanjutnya disebut UAPPA-W, adalah unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAKPA yang berada dalam wilayah kerjanya.

23. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I, yang selanjutnya disebut UAPPA-EI, adalah unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAPPA-W yang berada di wilayah kerjanya serta UAKPA yang langsung berada di bawahnya.

24. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut UAPA, adalah unit akuntansi instansi pada tingkat Kementerian Negara/Lembaga (Pengguna Anggaran) yang melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAPPA-EI.

Bagian KeduaMaksud dan Tujuan

Pasal 2

Pengaturan tata cara pelaksanaan rekonsiliasi data BMN dalam rangka penyusunan Laporan BMN dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk kepada organisasi yang terkait dengan penatausahaan BMN guna memberikan persepsi yang sama sehingga tercapai keseragaman dalam pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN.

BAB II….//05

- 5 -

BAB IIKEWENANGAN

Pasal 3

(1) Direktur Jenderal Kekayaan Negara merupakan pelaksana fungsional atas kewenangan dan tanggung jawab Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang Milik Negara.

(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengaturan tata cara pelaksanaan rekonsiliasi data BMN.

BAB IIIREKONSILIASI INTERNAL DATA BMN

PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Pasal 4

Kementerian Negara/Lembaga melakukan rekonsiliasi internal antara unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang pada setiap jenjang pelaporan.

Pasal 5

(1) Rekonsiliasi internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4dilakukan:a. Setiap bulan pada tingkat satuan kerja;b. Setiap semester tingkat satuan kerja, wilayah, eselon I, dan

Pengguna Barang.

(2) Rekonsiliasi internal pada tingkat satuan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dalam rangka proses pengiriman data BMN secara bulanan oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) kepada Unit Akuntansi Kuasa Penguna Anggaran (UAKPA).

(3) Rekonsiliasi internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Lampiran II yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.

BAB IVPEMUTAKHIRAN DAN REKONSILIASI DATA BMN

ANTARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DAN BENDAHARA UMUM NEGARA

Pasal 6

(1) Kementerian Negara/Lembaga melakukan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN dengan DJKN selaku Pengelola Barang pada setiap jenjang pelaporan.

(2) Pemutakhiran....//06

- 6 -

(2) Pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan antara:a. UAKPB dan KPKNL;b. UAPPB-W dan Kantor Wilayah DJKN;c. UAPPB-E1 dan UAPB dengan Kantor Pusat DJKN.

(3) Penerapan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan struktur organisasi masing-masing Kementerian Negara/Lembaga.

Pasal 7

(1) Pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dilakukan setiap semester sesuai dengan jadwal sebagaimana diatur dalam Lampiran I yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.

(2) Pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului oleh kegiatan rekonsiliasi internal Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

(3) Pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Lampiran III yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.

BAB VREKONSILIASI PADA BENDAHARA UMUM NEGARA

Pasal 8

(1) Rekonsiliasi data BMN pada Bendahara Umum Negara dilakukan antara DJKN selaku Pengelola Barang dan DJPBselaku penyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

(2) Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan:a. antara KPKNL dan KPPN,b. antara Kantor Wilayah DJKN dan Kantor Wilayah DJPB,c. antara Kantor Pusat DJKN dan Kantor Pusat DJPB.

(3) Rekonsiliasi data BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setiap semester.

(4) Rekonsiliasi data BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului oleh kegiatan rekonsiliasi antara Kementerian Negara/Lembaga dan DJKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 serta rekonsiliasi antara Kementerian Negara/Lembaga dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

(5) Rekonsiliasi.....//07

- 7 -

(5) Rekonsiliasi data BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Lampiran IV yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.

BAB VIPENYAJIAN HASIL REKONSILIASI DATA BMN

Pasal 9

(1) Hasil pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 6, dan Pasal 8dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh para pihak yang melakukan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN.

(2) Hasil pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan dan/atau Catatan atas Laporan Barang Milik Negara pada setiap jenjang pelaporan Kementerian Negara/Lembaga.

BAB VIIPEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN

Bagian KesatuPembinaan dan Pengawasan

Pasal 10

(1) Pengelola Barang melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN secara berjenjang terhadap Pengguna/Kuasa Pengguna Barang.

(2) Pengguna Barang melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN secara berjenjang terhadap unit akuntansi yang berada di wilayah kerjanya.

(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi, namun tidak terbatas pada:a. Kepatuhan pelaksanaan;b. Ketepatan waktu;c. Kelengkapan dan kebenaran data;d. Tindak lanjut atas penyelesaian temuan permasalahan

dalam rekonsiliasi.

(4) Pengguna barang dapat meminta bantuan aparat pengawas fungsional dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Bagian....//08

- 8 -

Bagian KeduaPengendalian

Pasal 11

(1) Pengelola Barang menyampaikan informasi pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN kepada Pengguna/Kuasa Pengguna Barang dalam rangka pengendalian awal pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN, selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum batas akhir pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN.

(2) Dalam rangka pengendalian pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN, Pengelola Barang melakukan pemantauan secara berkala atas pelaksanaan pemutakhirandan rekonsiliasi data BMN sesuai ketentuan yang berlaku

(3) Sebagai tindak lanjut atas pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pengelola Barang berwenang untuk:a. menerbitkan surat peringatan kepada Pengguna/Kuasa

Pengguna Barang yang tidak menyampaikan Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna dan/atau tidak melaksanakan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN dengan Pengelola Barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. menunda penyelesaian atas usulan pemanfaatan atau pemindahtanganan BMN yang diajukan oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. memberikan rekomendasi pengenaan sanksi penundaan penerbitan SP2D kepada KPPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(4) Penerbitan surat peringatan dimaksud pada ayat (3) huruf adilaksanakan 5 (lima) hari setelah batas akhir pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN, dengan mempertimbangkan tingkat risiko pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN pada masing-masing unit organisasi dan wilayah kerja.

(5) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dan huruf c dilaksanakan 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya surat peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf adengan mempertimbangkan tingkat risiko pengelolaan BMN dan penyerapan APBN.

BAB VIII....//09

- 9 -

BAB VIIIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 12

Pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini dilaksanakan mulai Tahun Anggaran 2010.

BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13

Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN antara UAPB dan Kantor Pusat DJKN yang telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2009 tetap berlaku, dan selanjutnya dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 31 Desember 2009

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini disampaikan kepada:Yth. 1. Kepala Badan Pemeriksa Keuangan;

2. Menteri Keuangan;3. Para Sekretaris/Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Deputi Kementerian

Negara/Lembaga;4. Inspektur Jenderal Departemen Keuangan;5. Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan;6. Kepala Biro Hukum Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan;7. Direktur Barang Milik Negara I;8. Direktur Barang Milik Negara II;9. Direktur Hukum dan Informasi;10. Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;11. Para Kepala Kantor Wilayah DJKN di Seluruh Indonesia;12. Para Kepala KPKNL di Seluruh Indonesia.

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN IPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

GAMBARAN UMUMPELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DAN REKONSILIASI

DATA BARANG MILIK NEGARADALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

A. LATAR BELAKANG

Data Barang Milik Negara (BMN) merupakan unsur data yang memiliki peranan penting dalam rangka penyusunan laporan keuangan yang baik dan andal. Oleh karena itu, penyajian data BMN, baik dalam Laporan BMN, maupun dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat menjadi hal yang penting, khususnya dalam rangka meningkatkan keandalan laporan.

Dalam rangka meningkatkan keandalan Laporan BMN dan Laporan Keuangan, maka berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan, diamanatkan perlunya dilakukan rekonsiliasi data Barang Milik Negara, baik antara unit akuntansi barang dan unit akuntansi keuangan di internal Kementerian Negara/Lembaga, maupun antara Kementerian Negara/Lembaga selaku Pengguna Barang dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selaku Pengelola Barang. Selain itu, diamanatkan juga untuk dilaksanakannya rekonsiliasi pada Bendahara Umum Negara, yakni antara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selaku Pengelola Barang dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan selaku penyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Rekonsiliasi data BMN memegang peranan yang cukup penting dalam rangka meminimalisasi terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada validitas dan akurasi data yang disajikan dalam laporan BMN dan laporan keuangan. Oleh karena itu, agar rekonsiliasi data BMN tersebut terlaksana dengan baik, maka perlu diatur suatu aturan yang lebih rinci dalam bentuk tata cara pelaksanaan rekonsiliasi data BMN sebagai pedoman bagi para pelaku dalam melaksanakan rekonsiliasi data BMN.

B. RUANG LINGKUP

Rekonsiliasi data BMN dibagi dalam beberapa jenjang dan kelompok sebagai berikut :

1. Rekonsiliasi internal Kementerian Negara/Lembaga, meliputi:

i. Rekonsiliasi Tingkat Satuan Kerja antara Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA);

ii. Rekonsiliasi Tingkat Wilayah antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W);

- 2 –

iii. Rekonsiliasi Tingkat Eselon 1 antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-E1) dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1);

iv. Rekonsiliasi Tingkat Pengguna antara Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) dan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA).

2. Rekonsiliasi antara Kementerian Negara/Lembaga dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, meliputi:

i. Rekonsiliasi Tingkat Satuan Kerja antara Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL);

ii. Rekonsiliasi Tingkat Wilayah antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;

iii. Rekonsiliasi Tingkat Eselon 1 antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-E1) dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, bersifat opsional.

iv. Rekonsiliasi Tingkat Pusat antara Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

3. Rekonsiliasi antara Kementerian Negara/Lembaga dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Rekonsiliasi pada Bendahara Umum Negara antara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, meliputi:

i. Rekonsiliasi Tingkat Daerah antara Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);

ii. Rekonsiliasi Tingkat Wilayah antara Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

iii Rekonsiliasi Tingkat Pusat antara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

C. KEBIJAKAN REKONSILIASI

1. Ketentuan Umum

a. Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN tidak menghapus kewajiban penyampaian laporan oleh masing-masing unit organisasi sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

b. Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN dapat dilaksanakan dalam bentuk pertemuan secara langsung ataupun dalam bentuk penyampaian data dan konfirmasi secara elektronis, namun tidak menghapus keharusan penyusunan Berita Acara Rekonsiliasi sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN dapat dilaksanakan secara manual atau dengan bantuan berupa penggunaan aplikasi, baik yang sudah ada maupun yang khusus dalam rangka pelaksanaan rekonsiliasi data BMN.

- 3 –

2. Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN internal Kementerian Negara/Lembaga

a. Rekonsiliasi data BMN dilaksanakan dengan memperhatikan jadwal penyampaian laporan ke Departemen Keuangan dan struktur organisasi masing-masing Kementerian Negara/Lembaga, khususnya terkait dengan unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang pada masing-masing Kementerian Negara/Lembaga.

b. Dalam hal suatu unit organisasi Kementerian Negara/Lembaga hanya memiliki salah satu dari unit akuntansi barang atau unit akuntansi keuangan, maka pelaksanaan rekonsiliasi dapat ditiadakan. Namun demikian, pengecualian ini tidak menghapus kewajiban penyusunan dan penyampaian laporan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

c. Dalam hal Kementerian Negara/Lembaga hanya memiliki satu satuan kerja(satker KP), maka pelaksanaan rekonsiliasi pada tingkat wilayah, eselon-I dan pusat dapat ditiadakan. Namun demikian, pengecualian ini tidak menghapus kewajiban penyusunan dan penyampaian laporan sesuai ketentuan yang berlaku. Berita Acara Rekonsiliasi tingkat satuan kerja menjadi lampiran dari LBKP, LBP-EI, dan LBP.

d. Dalam hal suatu UAPPB-W pada suatu Kementerian Negara/Lembaga hanya memiliki satu satuan kerja, maka pelaksanaan rekonsiliasi tingkat wilayah dapat ditiadakan. Namun demikian, pengecualian ini tidak menghapus kewajiban penyusunan dan penyampaian laporan sesuai ketentuan yang berlaku. Berita Acara Rekonsiliasi tingkat satuan kerja disampaikan juga kepada UAPPB-EI, Kanwil DJKN dan Kanwil DJPB dan menjadi lampiran dari LBKP dan LBP-W.

3. Pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN antara Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

a. Rekonsiliasi data BMN dilakukan dengan memperhatikan jadwal penyampaian laporan dan struktur organisasi masing-masing Kementerian Negara/Lembaga.

b. Rekonsiliasi data BMN pada tingkat eselon-I bersifat tidak wajib dan tidak bersifat meniadakan keharusan pelaksanaan rekonsiliasi tingkat pusat.

c. Dalam hal Kementerian Negara/Lembaga secara ketentuan tidak memiliki unit organisasi yang bertindak selaku UAPPB-W, maka pelaksanaan rekonsiliasi tingkat wilayah dapat ditiadakan.

d. Dalam hal suatu unit organisasi Kementerian Negara/Lembaga hanya memiliki unit akuntansi barang dan tidak memiliki unit akuntansi keuangan, pelaksanaan rekonsiliasi tetap harus dilaksanakan. Sebaliknya, jika suatu unit organisasi Kementerian Negara/Lembaga hanya memiliki unit akuntansi keuangan, maka keharusan pelaksanaan rekonsiliasi dapat ditiadakan.

e. Dalam hal Kementerian Negara/Lembaga hanya memiliki satu satuan kerja (satker KP), maka pelaksanaan rekonsiliasi pada tingkat wilayah dapat ditiadakan.

f. Dalam hal suatu UAPPB-W pada suatu Kementerian Negara/Lembaga hanya memiliki satu satuan kerja, maka pelaksanaan rekonsiliasi tingkat wilayah dapat ditiadakan.

- 4 –

D. BAGAN ALUR REKONSILIASI

Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN sangat berkaitan dengan pelaksanaan pelaporan BMN, baik subyek, objek, maupun waktu pelaksanaan. Oleh karena itu,alur pelaksanaan rekonsiliasi secara umum dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Keterangan:Alur pelaporanAlur rekonsiliasi

E. JADWAL REKONSILIASI

1. Rekonsiliasi Internal Kementerian Negara/Lembaga pada :

a. tingkat Satuan Kerja, antara UAKPB dan UAKPA, dilakukan setiap:i. bulan sebelum tanggal penyampaian Laporan Keuangan kepada

KPPN;ii. semester sebelum tanggal penyampaian Laporan Barang Kuasa

Pengguna (LBKP) kepada KPKNL;

- 5 –

b. tingkat wilayah, antara UAPPB-W dan UAPPA-W, dilakukan setiap semester sebelum tanggal penyampaian Laporan Barang Pengguna-Wilayah (LBP-W) kepada kantor wilayah DJKN;

c. tingkat eselon-I, antara UAPPB-EI dan UAPPA-EI, dilakukan setiap semester sebelum tanggal penyampaian Laporan Barang Pengguna-Eselon I (LBP-EI) kepada kantor pusat DJKN (opsional);

d. tingkat pusat, antara UAPB dan UAPA, dilakukan setiap semester sebelum tanggal penyampaian Laporan Barang Pengguna (LBP) kepada kantor pusat DJKN.

2. Penyampaian Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna dan pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN antara Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara Semester I

Unit Organisasi TerimaProses dan Rekonsiliasi

KirimWaktu

Pengiriman

UAKPA/B - s.d 7 Juli 10 Juli2XX1

2 hari

UAPPA/B-W 12 Juli 2XX1 3 hari 15 Juli 2XX1

2 hari

UAPPA/B-E1 17 Juli 2XX1 3 hari 20 Juli 2XX1

2 hari

UAPA/B 22 Juli 2XX1 3 hari 25 Juli 2XX1

1 hari

Menteri Keuangan 26 Juli 2XX1 - -

3. Penyampaian Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna dan pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN antara Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara Tahunan

Unit Organisasi TerimaProses dan

Rekonsiliasi *)Kirim

Waktu Pengiriman

UAKPA /B - s.d. 17 Januari 20 Januari2XX2

3 hari

UAPPA/B-W 23 Januari 2XX2 6 hari 29 Januari 2XX2

3 hari

UAPPA/B-E1 02 Februari2XX2 6 hari 08 Februari2XX2

2 hari

UAPA /B 10 Februari2XX2 17 hariTanggal terakhir Februari2XX2

1 atau 2 hari

Menteri Keuangan Tanggal terakhir Februari 2XX2

- -

*) Rekonsiliasi semester II dan tahunan.

- 6 –

4. Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Bendahara Umum Negara Semesteran

KPPN Kanwil DJPb KP DJPb

KPKNL7 s.d 9 Juli

2XX1

Kanwil DJKN12 s.d 15 Juli

2XX1

KP DJKNMinggu I

bulan Agustus 2XX1

5. Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Bendahara Umum Negara Tahunan

KPPN Kanwil DJPb KP DJPb

KPKNL15 s.d 19 Januari

2XX2

Kanwil DJKN23 s.d. 29 Januari

2XX2

KP DJKNMinggu I dan II

bulan Maret 2XX2

Keterangan:Tahun 2XX1 adalah untuk tahun angaran berjalan,Tahun 2XX2 adalah untuk satu tahun setelah tahun anggaran berakhir (tahun anggaran berikutnya).

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN IIPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARALINGKUP INTERNAL KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG PENGGUNA/KUASA PENGGUNA DAN

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

A. JENJANG REKONSILIASI

1. Rekonsiliasi data BMN lingkup internal Kementerian Negara/ Lembaga (K/L) dibagi dalam beberapa jenjang sebagai berikut :

a. Tingkat satuan kerja, antara unit akuntansi kuasa pengguna barang (UAKPB) dan unit akuntansi kuasa pengguna anggaran (UAKPA);

b. Tingkat wilayah, antara unit akuntansi pembantu pengguna barang wilayah (UAPPB-W) dan unit akuntansi pembantu pengguna anggaran wilayah (UAPPA-W);

c. Tingkat eselon I, antara unit akuntansi pembantu pengguna barang eselon I (UAPPB-E1) dan unit akuntansi pembantu pengguna anggaran eselon I (UAPPA-E1);

d. Tingkat pengguna, antara unit akuntansi pengguna barang (UAPB) dan unit akuntansi pengguna anggaran (UAPA).

2. Penerapan rekonsiliasi data BMN internal K/L pada setiap jenjang disesuaikan dengan struktur organisasi masing-masing K/L.

3. Rekonsiliasi data BMN internal K/L pada tingkat wilayah dan eselon I bersifat opsional sesuai dengan struktur organisasi masing-masing K/L.

B. REKONSILIASI INTERNAL K/L PADA TINGKAT SATUAN KERJA

1. Dokumen sumber rekonsiliasi data BMN tingkat Satuan Kerja

a. Dokumen transaksi BMN, yang meliputi:i. Surat Perintah Membayar (SPM) realisasi belanja pembentuk BMN;ii. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) realisasi belanja pembentuk

BMN;iii. Risalah lelang atas pelaksanaan penjualan BMN dengan cara lelang;iv. Surat Setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang

bersumber dari pengelolaan BMN

b. Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) pada UAKPB beserta Arsip Data Komputer (ADK)

c. Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Kuasa Pengguna Anggaran (LKKL-KPA) pada UAKPA, beserta Arsip Data Komputer.

d. Dokumen lainnya terkait BMN yang dianggap perlu dalam pelaksanaan rekonsiliasi, antara lain:i. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), khususnya yang terkait

BMN;ii. Rekapitulasi data mutasi BMN per jenis transaksi.iii. Daftar SPM/SP2D pembentuk BMN periode berjalan.

- 2 -

2. Ketentuan umum pelaksanaan rekonsiliasi data BMN tingkat Satuan Kerja

a. Rekonsiliasi tingkat satuan kerja terdiri atas:i. rekonsiliasi saldo awal;ii. rekonsiliasi transaksi periode berjalan;iii. rekonsiliasi PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN.

b. Hasil rekonsiliasi berupa nilai BMN yang disepakati dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran II.a, II.b, dan II.c Peraturan ini, dengan dilampiri:i. Register Pengiriman/Penerimaan Data SIMAK-BMN ke SAK, yang telah

ditandatangani oleh petugas SIMAK-BMN dan petugas SAK;ii. LBKP periode berjalan, yang telah ditandatangani oleh pejabat

penanggung jawab UPKPB atau yang dikuasakan sesuai ketentuan yang berlaku;

iii. Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran periode berjalan, yang telah ditandatangani oleh pejabat penanggung jawab UAKPA atau yang dikuasakan sesuai ketentuan yang berlaku;

iv. Data dan dokumen lain yang dianggap penting.

c. Berita Acara Rekonsiliasi ditandatangani oleh penanggungjawab UAKPB dan UAKPA, atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan.

d. Berita Acara Rekonsiliasi merupakan lampiran dari LKKL-KPA dan LBKP yang disampaikan oleh satuan kerja kepada KPPN, KPKNL dan unit akuntansi pada jenjang di atasnya.

e. Dalam hal pada saat rekonsiliasi terjadi koreksi data yang mengharuskan dilakukannya perbaikan atas LBKP atau LKKL-KPA, maka LBKP atau LKKL-KPA harus diperbaiki dan disusun ulang serta ditandatangani oleh penanggungjawab UAKPB atau UAKPA, untuk kemudian disampaikan kepada unit akuntansi jenjang berikutnya dan KPKNL/KPPN.

f. Koreksi atas LBKP atau LKKL-KPA dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Unsur data rekonsiliasi data BMN tingkat Satuan Kerja

a. BMN yang disajikan dalam Berita Acara Rekonsiliasi adalah rincian BMN intrakomptabel menurut perkiraan/akun neraca sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, meliputi:

i. Aset Lancar- Persediaan

ii. Aset Tetap- Tanah- Peralatan dan Mesin- Gedung dan Bangunan- Jalan, Irigasi dan Jaringan- Konstruksi Dalam Pengerjaan- Aset Tetap Lainnya

iii. Aset Lainnya- Aset Tak Berwujud- Kemitraan Dengan Pihak Ketiga- Aset Lain-Lain, berupa aset yang tidak digunakan dalam kegiatan

operasional Pemerintah

- 3 -

b. Penyajian nilai BMN per perkiraan/akun neraca pada Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi dirinci hingga 4 (empat) digit mata anggaran pengeluaran, kecuali perkiraan/akun jalan, irigasi, dan jaringan dirinci hingga 5 (lima) digit mata anggaran pengeluaran (534xx).

c. Penyajian BMN ekstrakomptabel pada Berita Acara berupa total nilai BMN ekstrakomptabel. Penyajian secara rinci dilakukan pada LBKP periode berjalan.

d. Penyajian nilai BMN berupa Persediaan dilakukan hanya pada saat rekonsiliasi data BMN periode semesteran dan tahunan.

4. Periode pelaksanaan rekonsiliasi data BMN tingkat Satuan Kerja

a. Rekonsiliasi internal tingkat satuan kerja antara UAKPB dan UAKPA dilakukan setiap bulan dan setiap semester. Akan tetapi, agar LBKP dan LKKL-KPA Tahunan yang disusun andal dan akurat, dilakukan rekonsiliasi setiap tahun. Adapun periode rekonsiliasi adalah sebagai berikut:

i. Setiap bulan, sebelum dilakukan rekonsiliasi antara UAKPA dan KPPN,sesuai jadwal pada Lampiran I Peraturan ini.

Misalnya, rekonsiliasi bulanan untuk bulan April 2010, di dalam Berita Acara Rekonsiliasi disajikan:

I. PERIODE

0 4 / 1 0<periode> <tahun>

ii. Setiap semester, dalam rangka penyusunan LBKP semesteran dan LKKL-KPA semesteran sebelum dilakukan rekonsiliasi antara satuan kerja dan BUN, sesuai jadwal pada Lampiran I Peraturan ini.

Misalnya, rekonsiliasi semesteran untuk Semester I Tahun 2010, di dalam Berita Acara Rekonsiliasi disajikan:

I. PERIODE

S 1 / 1 0<periode> <tahun>

iii. Setiap tahun, dalam rangka penyusunan penyusunan LBKP tahunan dan LKKL-KPA tahunan sebelum dilakukan rekonsiliasi antara satuan kerja dan BUN, sesuai jadwal pada Lampiran I Peraturan ini.

Misalnya, rekonsiliasi tahunan untuk Tahun 2010, di dalam Berita Acara Rekonsiliasi disajikan:

I. PERIODE

9 9 / 1 0<periode> <tahun>

b. Dalam rangka kebutuhan penyusunan LBKP audited dan LKKL-KPA auditeddapat dilakukan rekonsiliasi tingkat satuan kerja, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Prosedur rekonsiliasi saldo awal dalam rangka rekonsiliasi data BMN tingkat Satuan Kerja

a. Saldo awal merupakan nilai BMN dalam LBKP dan LKKL-KPA untuk posisi per tanggal 1 periode rekonsiliasi data BMN.

- 4 -

Misalnya :

i. Rekonsiliasi bulanan: rekonsiliasi suatu satuan kerja bulan April 20xx, maka saldo awal LBKP dan LKKL-KPA adalah nilai BMN per 1 April 20xx.

ii. Rekonsiliasi semesteran: rekonsiliasi suatu satuan kerja semester I tahun 20xx, maka saldo awal LBKP dan LKKL-KPA adalah nilai BMN per 1 Januari 20xx.

iii. Rekonsiliasi tahunan: rekonsiliasi suatu satuan kerja tahun anggaran20xx, maka saldo awal LBKP dan LKKL-KPA adalah nilai BMN per 1 Januari 20xx.

b. Untuk pelaksanaan rekonsiliasi pertama kali, rekonsiliasi saldo awal BMN harus menyajikan nilai BMN menurut LBKP dan LKKL-KPA di dalam Lampiran Berita Acara berdasarkan saldo akhir periode sebelumnya. Dalam hal terjadi perbedaan, maka nilai yang disepakati sebagai nilai saldo awaldalam pelaksanaan rekonsiliasi data BMN harus disajikan dalam Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi.

c. Untuk pelaksanaan rekonsiliasi berikutnya, rekonsiliasi saldo awal dimaksudkan untuk menjaga konsistensi nilai BMN pada awal periode rekonsiliasi dengan nilai BMN periode rekonsiliasi sebelumnya yang telah disepakati berdasar akun neraca.

d. Pada prinsipnya, tidak diperkenankan adanya perubahan/koreksi nilai saldo awal BMN yang tersaji dalam LBKP dan/atau LKK/L satker audited.

e. Dalam hal terjadi perubahan saldo awal yang mengakibatkan inkonsistensi nilai saldo awal, maka perubahan dimaksud harus disajikan sebagai koreksi dalam Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi dengan disertai penjelasan mengenai perubahan yang ada.

6. Prosedur rekonsiliasi periode berjalan dalam rangka rekonsiliasi data BMN tingkat Satuan Kerja

a. Rekonsiliasi dilakukan dengan mencocokkan data transaksi BMN yang diinput dalam SIMAK-BMN tingkat UAKPB dan SAK tingkat UAKPA pada periode yang sama. Misalnya: rekonsiliasi bulan April 20xx dilakukan dengan mencocokkan data transaksi BMN yang diinput dalam SIMAK BMN dan SAK pada bulan April 20xx.

b. Transaksi periode berjalan adalah transaksi-transaksi yang terjadi dalam 1 (satu) periode rekonsiliasi yang harus dicatat/dibukukan sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan pemerintah pusat.

c. Rekonsiliasi transaksi periode berjalan terdiri dari:i. Rekonsiliasi transaksi keuangan pembentuk BMN, danii. Pemutakhiran data transaksi non keuangan pembentuk BMN.

d. Rekonsiliasi transaksi keuangan pembentuk BMN adalah kegiatan pencocokan data realisasi belanja APBN pembentuk BMN, meliputi:i. Transaksi belanja modal, danii. Transaksi belanja non modal.

- 5 -

e. Rekonsiliasi transaksi keuangan pembentuk BMN dimaksudkan untuk melakukan pencocokan antara nilai realisasi belanja pembentuk BMN pada SAK dengan nilai mutasi tambah BMN intrakomptabel yang berkenaan dengan realisasi belanja APBN pada SIMAK-BMN selama periode berjalan. Pencocokan dilakukan dengan cara membandingkan data SPM dan SP2D pembentuk BMN antara hasil olahan SAK dan hasil olahan SIMAK-BMN.

f. Pencocokan data SPM dan SP2D pembentuk BMN antara SAK dan SIMAK-BMN meliputi:

i. Nilai SPM/SP2D pembentuk BMN periode berjalan menurut jenis belanja modal hingga 4 (empat) digit mata anggaran pengeluaran, kecuali belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan hingga 5 (lima) digit mata anggaran pengeluaran;

ii. Nilai SPM/SP2D pembentuk BMN periode berjalan menurut jenis akun neraca BMN.

g. Proses pencocokan data SPM/SP2D pembentuk BMN antara SAK dan SIMAK-BMN, sekurang-kurangnya harus menyajikan data dan informasi mengenai penambahan nilai BMN intrakomptabel yang diperoleh dari realisasi belanja modal periode berjalan menurut jenis belanja modal hingga 4 (empat) digit mata anggaran pengeluaran kecuali belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan hingga 5 (lima) digit mata anggaran pengeluarandisertai daftar SPM/SP2D belanja modal pembentuk BMN intrakomptabel.

h. Rekonsiliasi data transaksi keuangan pembentuk BMN harus mengungkapkan ketidaksesuaian yang ditemukan dalam proses pencocokan data, yang sekurang-kurangnya meliputi:

i. Nilai BMN yang diperoleh dari realisasi belanja non modal menurut jenis belanja non modal hingga 2 (dua) digit mata anggaran pengeluaran disertai daftar SPM/SP2D belanja non modal pembentuk BMN.

ii. Nilai realisasi belanja modal hingga periode berjalan yang belum/tidak membentuk nilai BMN intrakomptabel untuk tiap-tiap jenis belanja modal hingga 4 (empat) digit mata anggaran pengeluaran kecuali belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan hingga 5 (lima) digit mata anggaran pengeluaran disertai daftar SPM/SP2D belanja modal, termasuk namun tidak terbatas pada:- realisasi belanja modal pembentuk BMN ekstrakomptabel- realisasi belanja modal yang tidak terkapitalisasi sebagai BMN

intrakomptabel

iii. Nilai realisasi belanja modal pembentuk BMN yang tidak sesuai antarajenis belanja modal dan jenis akun neraca menurut jenis belanja modal hingga 4 (empat) digit mata anggaran pengeluaran kecuali belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan hingga 5 (lima) digit mata anggaran pengeluaran disertai daftar SPM/SP2D belanja modal pembentuk BMN.

i. Pemutakhiran data transaksi non keuangan BMN dilakukan dalam rangka pengiriman data mutasi BMN dari SIMAK-BMN oleh UAKPB kepada SAK oleh UAKPA. Rekonsiliasi transaksi non keuangan BMN meliputi mutasi tambah dan mutasi kurang BMN periode berjalan.

- 6 -

7. Prosedur rekonsiliasi data PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN tingkat Satuan Kerja

a. Rekonsiliasi data Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari Pengelolaan BMN dimaksudkan untuk:

i. Melakukan pencocokan data PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN antara:- Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran pada SAK

berdasarkan dokumen sumber sesuai ketentuan seperti Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) PNBP dari pengelolaan BMN,

- Dokumen sumber kegiatan pengelolaan BMN yang terkait dengan PNBP seperti risalah lelang, kontrak/perjanjian, putusan pengadilan, dan lain sebagainya,

ii. Menyiapkan data dan informasi sebagai bahan penyusunan Laporan PNBP yang harus disampaikan oleh UAKPB dalam rangka penatausahaan BMN.

b. PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN meliputi semua jenis PNBP yang dihasilkan dari semua jenis kegiatan pengelolaan BMN, berupa:i. Pemanfaatan BMN;ii. Pemindahtanganan BMN;iii. Penghapusan BMN; dan/atauiv. Penerimaan lainnya, yang antara lain meliputi namun tidak terbatas

pada:- Penerimaan yang diperoleh dari pembayaran tagihan tuntutan ganti

rugi yang terkait dengan BMN,- Penerimaan yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang

terkait BMN,- Peneriman yang diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan aparat

pengawas fungsional yang terkait dengan BMN, - Penerimaan yang diperoleh sebagai akibat dari kegiatan penggunaan

BMN.

c. Rekonsiliasi PNBP yang bersumber dari Pengelolaan BMN sekurang-kurangnya mengungkapkan:

i. Nilai PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN periode berjalan menurut jenis penerimaan

ii. Data SSBP yang mengakibatkan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN periode berjalan.

C. Rekonsiliasi internal K/L tingkat wilayah, tingkat eselon I dan tingkat pusat

Prosedur rekonsiliasi internal K/L tingkat wilayah, tingkat eselon I dan tingkat pusat dapat dilaksanakan sebagaimana rekonsiliasi pada tingkat satuan kerja, berdasarkan hasil penghimpunan data dan informasi dari unit akuntansi yang berada di lingkup wilayahnya.

1. Dokumen sumberi. Berita acara rekonsiliasi internal data BMN;ii. Laporan Barang Kuasa Pengguna/Pengguna-Wilayah/Pengguna-Eselon I;

daniii. Dokumen lain yang dianggap perlu.

- 7 -

2. Ketentuan umum

a. Rekonsiliasi data BMN terdiri atas:i. rekonsiliasi saldo awal;ii. rekonsiliasi transaksi periode berjalan;iii. rekonsiliasi PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN.

b. Hasil rekonsiliasi berupa nilai BMN yang disepakati dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran II.a dan II.b Peraturan ini, dengan dilampiri:i. LBKP periode berjalan, yang telah ditandatangani oleh pejabat

penanggung jawab UPKPB atau yang dikuasakan;ii. Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran periode berjalan, yang telah

ditandatangani oleh pejabat penanggung jawab UAKPA atau yang dikuasakan;

iii. Data dan dokumen lain yang dianggap penting.

c. Berita Acara Rekonsiliasi ditandatangani oleh penanggungjawab unti akuntansi barang dan unit akuntansi keuangan, atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan.

d. Berita Acara Rekonsiliasi merupakan lampiran dari LKKL dan LBP yang disampaikan oleh UAPPA-W kepada Kanwil DJPB, UAPB-W kepada Kanwil DJKN, UAPPA-E1 dan UAPA kepada Kantor Pusat DJPB, serta UAPPB-E1 dan UAPB kepada Kantor Pusat DJKN dan unit akuntansi pada jenjang di atasnya.

e. Dalam hal pada saat rekonsiliasi terjadi koreksi data yang mengharuskan dilakukannya perbaikan atas LBP atau LKKL, maka LBP atau LKKL harus diperbaiki dan disusun ulang serta ditandatangani oleh penanggungjawab UAKPB atau UAKPA, untuk kemudian disampaikan kepada unit akuntansi jenjang berikutnya serta Kanwil DJKN/DJPB dan Kantor Pusat DJKN/DJPB.

f. Koreksi atas LBP atau LKKL dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Unsur data rekonsiliasi

a. BMN yang disajikan dalam Berita Acara Rekonsiliasi adalah rincian BMN intrakomptabel menurut perkiraan/akun neraca sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, meliputi:

i. Aset Lancar- Persediaan

ii. Aset Tetap- Tanah- Peralatan dan Mesin- Gedung dan Bangunan- Jalan, Irigasi dan Jaringan- Konstruksi Dalam Pengerjaan- Aset Tetap Lainnya

iii. Aset Lainnya- Aset Tak Berwujud- Kemitraan Dengan Pihak Ketiga- Aset Lain-Lain, berupa aset yang tidak digunakan dalam kegiatan

operasional Pemerintah

- 8 -

b. Penyajian nilai BMN per perkiraan/akun neraca pada Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi dapat dirinci hingga 4 (empat) digit mata anggaran pengeluaran kecuali belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan hingga 5 (lima) digit mata anggaran pengeluaran.

c. Penyajian BMN ekstrakomptabel pada Berita Acara berupa total nilai BMN ekstrakomptabel. Penyajian secara rinci dilakukan pada LBKP periode berjalan.

4. Periode pelaksanaan

Rekonsiliasi data BMN internal Kementerian Negara/ Lembaga pada tingkat wilayah, eselon I dan Pengguna dilakukan setiap semester. Akan tetapi, agar LBKP dan LKKL-KPA Tahunan yang disusun andal dan akurat, dilakukan rekonsiliasi setiap tahun.

5. Prosedur rekonsiliasi saldo awal

a. Saldo awal merupakan nilai BMN dalam LBP dan LKKL per tanggal 1periode rekonsiliasi data BMN.

b. Untuk pelaksanaan rekonsiliasi pertama kali, rekonsiliasi saldo awal BMN harus menyajikan nilai BMN menurut LBP dan LKKL di dalam Lampiran Berita Acara berdasarkan saldo akhir BMN periode sebelumnya. Dalam hal terjadi perbedaan, maka nilai yang disepakati sebagai nilai saldo awal dalam pelaksanaan rekonsiliasi data BMN harus disajikan dalam Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi, dengan disertai penjelasan mengenai perbedaan yang ada.

c. Untuk pelaksanaan rekonsiliasi berikutnya, rekonsiliasi saldo awaldimaksudkan untuk menjaga konsistensi nilai BMN pada awal periode berjalan dengan nilai BMN periode sebelumnya yang telah disepakati.

d. Rekonsiliasi saldo awal dilakukan dengan membandingkan nilai saldo akhir BMN periode rekonsiliasi sebelumnya dengan nilai saldo awal BMN periode rekonsiliasi menurut akun neraca dan per satuan kerja/wilayah/eselon-I.

6. Prosedur rekonsiliasi periode berjalan

a. Rekonsiliasi periode berjalan dimaksudkan untuk mencocokkan data transaksi periode berjalan yang terkait dengan BMN pada SIMAK-BMN dan SAK.

b. Transaksi periode berjalan adalah transaksi-transaksi yang terjadi dalam 1 (satu) periode rekonsiliasi yang harus dicatat/dibukukan sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan pemerintah pusat.

c. Rekonsiliasi periode berjalan dilakukan dengan melakukan pencocokandata:

i. nilai mutasi periode berjalan BMN pada SIMAK-BMN dengan perubahan nilai BMN pada neraca SAK; atau

ii. nilai saldo akhir BMN per perkiraan/akun neraca pada neraca SIMAK-BMN dengan nilai saldo akhir BMN pada neraca SAK.

- 9 -

d. Pencocokan data dalam rangka rekonsiliasi periode berjalan dilakukan menurut perkiraan/akun neraca per UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-EI yang berada dalam lingkup wilayah kerja masing-masing sesuai dengan jenjang pelaporan.

7. Prosedur rekonsiliasi data PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN

a. Rekonsiliasi data PNBP yang bersumber dari Pengelolaan BMN dimaksudkan untuk melakukan pencocokan data PNBP antara:

i. LKKL berupa Laporan Realisasi Anggaran pada SAK

ii. LBP berupa Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN dari unit akuntansi barang.

b. PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN meliputi semua jenis PNBP yang dihasilkan dari semua jenis kegiatan pengelolaan BMN, berupa:

i. Pemanfaatan BMN;

ii. Pemindahtanganan BMN;

iii. Penghapusan BMN; dan/atau

iv. Penerimaan lainnya, yang antara lain meliputi namun tidak terbatas pada:- Penerimaan yang diperoleh dari pembayaran tagihan tuntutan ganti

rugi yang terkait dengan BMN,- Penerimaan yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang

terkait BMN,- Peneriman yang diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan aparat

pengawas fungsional yang terkait dengan BMN, - Penerimaan yang diperoleh sebagai akibat dari kegiatan penggunaan

BMN,

c. Rekonsiliasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari Pengelolaan BMN dilakukan dengan melakukan pencocokan antara data nilai PNBP dalam Laporan PNBP dari UAPPB-W/EI atau UAPA dan nilai PNBP dalam Laporan Realisasi Anggaran dari UAPPA-W/EI atau UAPA.

d. Pencocokan data dalam rangka rekonsiliasi PNBP dilakukan menurut jenis penerimaan per UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-EI yang berada dalam wilayah kerja sesuai jenjang pelaporan.

Format Berita Acara Rekonsiliasi tingkat wilayah, eselon I, dan pusat sebagaimana diatur dalam Lampiran II.a dan II.b Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN II.aPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: PER-07 /KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

FORMAT BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARALINGKUP INTERNAL KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KOP SURAT

BERITA ACARA REKONSILIASI INTERNAL DATA BARANG MILIK NEGARAPADA...........................<1>..........................................

NOMOR : ..................<2>...............

Pada hari ini ....<3>...., tanggal ...<4>... bulan ......<5>........ tahun .....<6>......, bertempat di .......<7>......., kami yang bertanda tangan di bawah ini:

I. Nama : ......................<8>...........................................

NIP : .............<9>.....................

Jabatan : .......................<10>........................................

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama penanggung jawab unit akuntansi barang pada .............<1>....................., untuk selanjutnya disebut Pihak Pertama;

II. Nama : ........................<11>........................................

NIP : ..............<12>....................

Jabatan : ........................ <13>.......................................

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama penanggung jawab unit akuntansi keuangan pada...............<1>....................., untuk selanjutnya disebut Pihak Kedua;

menyatakan bahwa telah melakukan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara (BMN) pada lingkup internal .........................<1>...................................... dengan cara membandingkan data BMN pada Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna (LBP/KP)* yang disusun oleh unitakuntansi barang dengan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKK/L) yang disusun oleh unit akuntansi keuangan untuk periode ...............<14>..................., dengan hasil sebagai berikut:

I. Hasil Rekonsiliasi Data BMN:

No Akun NeracaNilai BMN Periode….<14>…..

Saldo Awal Mutasi Saldo Akhir(1) (2) (3) (4) (5) = (3) + (4)

A ASET LANCAR1 Persediaan

B ASET TETAP1 Tanah

2 Peralatan dan Mesin

3 Gedung dan Bangunan

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan

5 Aset Tetap Lainnya

6 Konstruksi Dalam Pengerjaan

C ASET LAINNYA1 Aset Tidak Berwujud

2 Aset Lain-lain

3 Kerjasama Dengan Pihak Ketiga

D Total Intrakomptabel (A+B+C)E EkstrakomptabelF Total Gabungan (D+E)

Rincian terlampir.

- 2 -

KOP SURAT

- 2 –

II. Hal-hal penting lainnya mengenai data BMN terkait penyusunan LBP/KP dan LKPP disajikan dalam Lampiran Berita Acara ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini.

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk bahan penyusunan Laporan BMN dan LKPP periode .................<14>...................., dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

....................<10>...................... ....................<13>......................

..................<8>................. ..................<11>.................NIP ...........<9>................. NIP ...........<12>.................

Mengetahui,Kepala Kantor/Sekretaris Utama/Sekretaris Jenderal/Deputi*).......<1>.....

....................<15>....................NIP/NRP ...........<16>.............

*) pilih salah satu yang paling sesuai.

- 3 -

CARA PENGISIAN FORMAT BERITA ACARAREKONSILIASI INTERNAL KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

1. Diisi dengan nama unit organisasi/instansi (nama Satuan Kerja/Wilayah/Eselon I/ Kementerian Negara/Lembaga)

2. Diisi dengan nomor berita acara

3. Diisi dengan hari waktu pembuatan berita acara

4. Diisi dengan tanggal waktu pembuatan berita acara

5. Diisi dengan bulan waktu pembuatan berita acara

6. Diisi dengan tahun waktu pembuatan berita acara

7. Diisi dengan tempat pembuatan berita acara

8. Diisi dengan nama penanggungjawab unit akuntansi barang atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan

9. Diisi dengan NIP penanggungjawab unit akuntansi barang atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan

10. Diisi dengan jabatan penanggungjawab unit akuntansi barang atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan

11. Diisi dengan nama penanggungjawab unit akuntansi keuangan atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan

12. Diisi dengan NIP penanggungjawab unit akuntansi keuangan atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan

13. Diisi dengan jabatan penanggungjawab unit akuntansi keuangan atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan

14. Diisi dengan periode pelaksanaan rekonsiliasi internal. Misalnya rekonsiliasi bulan januari tahun anggaran 2010, maka diisi dengan “Bulan Januari Tahun Anggaran 2010”

15. Diisi dengan nama pimpinan unit organisasi/instansi

16. Diisi dengan NIP/NRP pimpinan unit organisasi/instansi

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN II.bPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR : PER-07 /KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

FORMAT LAMPIRAN BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BMNLINGKUP INTERNAL KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

1. Kode

2. Nama

<bulan/smt/thn>

F TOTAL (D+E)E. Ekstrakomptabel

D SUB TOTAL (A+B+C)C.2 Aset Lain-lain

C.1 Aset Tidak Berwujud

C ASET LAINNYA

B.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan

B.5 Aset Tetap Lainnya

B.4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

B.3 Gedung dan Bangunan

B.2 Peralatan dan Mesin

B.1 Tanah

B ASET TETAP

A.1 Persediaan

A ASET LANCAR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3) + (4) - (5)

V. DATA KOREKSI AUDIT SALDO AWAL NILAI BMN

NO PERKIRAAN NERACASALDO AWAL SEBELUM

KOREKSI

KOREKSI SALDO AWAL SETELAH

KOREKSITAMBAH KURANG

E Ekstrakomptabel

F TOTAL (D+E)

C.2 Aset Lain-lain

D SUB JUMLAH (A+B+C)

C ASET LAINNYA

C.1 Aset Tidak Berwujud

B.5 Aset Tetap Lainnya

B.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan

B.3 Gedung dan Bangunan

B.4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

B.1 Tanah

B.2 Peralatan dan Mesin

A.1 Persediaan

B ASET TETAP

(1) (2) (3) (4) (5)

A ASET LANCAR

IV. SALDO AKHIR PERIODE YANG LALU YANG MENJADI SALDO AWAL UNTUK PERIODE BERJALAN

NO PERKIRAAN NERACA SAK SIMAK-BMN KESEPAKATAN

<bagian anggaran> <eselon-1> <wilayah> <satuan kerja> <pembantu> <jenis kewe-

nangan>

- -- -

<tahun>

III. UNIT ORGANISASI

-

LAMPIRAN BERITA ACARA I. TANDA TANGAN II. PERIODE

keuangan barangREKONSILIASI INTERNAL /

- 2 -

VII. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) PENGELOLAAN BMNJumlah penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berasal dari pengelolaan BMN pada periode ...<bulan ... /semester ... /tahunan >... Tahun Anggaran..<20xx>.. adalah sebesar Rp......... dengan rincian sebagai berikut:a. ..................b. ..................

VIII. PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN Saldo awal periode ...<bulan ... /semester ... /tahunan >... Tahun Anggaran ..<20xx>.. terdapat selisih antara penyajian nilai BMN menurut LBKP dan LKKL sebesar Rp … dengan rincian penjelasan sebagai berikut:a. ..................b. ..................

Terdapat koreksi audit dari BPK sebesar Rp .... dengan rincian penjelasan sebagai berikut:a. ..................b. ..................

Terdapat selisih nilai antara total mutasi tambah BMN berupa Aset Tetap selama periode berjalan (pembelian dan pengembangan BMN) dengan total realisasi belanja modal sebesar Rp .... dengan rincian penjelasan sebagai berikut:a. ..................b. ..................

1. Kode

2. Nama

LAMPIRAN BERITA ACARA I. TANDA TANGAN II. PERIODE

keuangan barangREKONSILIASI INTERNAL /

-

<bulan/smt/thn> <tahun>

III. UNIT ORGANISASI

-<bagian

anggaran>

<eselon-1> <wilayah> <satuan kerja> <pembantu> <jenis kewe-

nangan>

- --

B ASET TETAP

A.1 Persediaan

A ASET LANCAR(1) (2)

VI. REALISASI BELANJA PEMBENTUK BMN

NO PERKIRAAN NERACA

B.3 Gedung dan Bangunan

B.2 Peralatan dan Mesin

B.1 Tanah

B.5 Aset Tetap Lainnya

B.4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Aset Tidak Berwujud

C ASET LAINNYA

B.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan

Belanja Modal TotalBelanja Lainnya

Belanja Bantuan

SosialBelanja Barang

Belanja Non Modal

F TOTAL (D+E)E. Ekstrakomptabel

D SUB TOTAL (A+B+C)C.2 Aset Lain-lain

C.1

(4) (5) (6) (3) (7) = (3) + (4) + (5) + (6)

- 3 -

CARA PENGISIAN FORMAT BERITA ACARAREKONSILIASI INTERNAL KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

LAMPIRAN II.b

I. TANDA TANGAN

Diisi dengan tanda tangan penanggung jawab unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan.

II. PERIODE

Diisi dengan periode pelaksanaan rekonsiliasi sebagai berikut: a. Dua digit awal diisi dengan 2 digit bulan untuk rekonsiliasi bulanan, S1 atau

S2 untuk semester I atau semester II, atau diisi dengan angka 99 untuk

tahunan,

b. Dua digit akhir diisi dengan 2 digit tahun.

III. UNIT ORGANISASI

Diisi dengan kode dan nama unit organisasi yang menjalankan rekonsiliasi sesuai jenjang unit organisasi pelaksanaan rekonsiliasi (UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-ES1/UAPB)

IV. SALDO AKHIR PERIODE YANG LALU YANG MENJADI SALDO AWAL UNTUK PERIODE BERJALAN

Untuk pelaksanaan rekonsiliasi pertama kali, rekonsiliasi saldo awal BMN harus menyajikan nilai BMN menurut LBKP dan LKKL-KPA berdasarkan saldo akhir BMN periode sebelumnya. Kolom dan baris dalam tabel diisi dengan nilai saldo akhir periode yang lalu yang menjadi saldo awal periode berjalan menurut SAK, SIMAK-BMN dan kesepakatan nilai diantara keduanya. Diharapkan nilai kesepakatan adalah nilai menurut SAK maupun SIMAK-BMN sehingga tidak terdapat selisih diantara keduanya.Dalam hal terjadi perbedaan, maka nilai yang disepakati sebagai nilai saldo awal dalam pelaksanaan rekonsiliasi data BMN harus disajikan pada bagian pengungkapan lain-lain dengan disertai penjelasan mengenai perbedaan yang ada.

V. DATA KOREKSI AUDIT SALDO AWAL NILAI BMN

Pada prinsipnya, tidak diperkenankan adanya perubahan/koreksi nilai saldo awal BMN, kecuali hal-hal yang diperkenankan sesuai ketentuan yang berlaku, seperti koreksi audit dalam rangka pembentukan nilai LBP/KP audited.Kolom dan baris dalam tabel diisi bila terdapat koreksi audit terhadap saldo awal, terutama untuk rekonsiliasi tahunan yang terdapat koreksi audit dari BPK.

VI. REALISASI BELANJA PEMBENTUK BMN

Diisi dengan realisasi belanja yang terkapitalisasi hanya untuk periode berjalan(bukan akumulasi), untuk masing-masing jenis belanja modal maupun non-modal (belanja barang, belanja bantuan sosial maupun belanja lainnya) yang bersumber dari APBN tahun berjalan.

- 4 -

VII. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) PENGELOLAAN BMN

Diisi dengan pengungkapan besaran nilai PNBP hanya untuk periode berjalan (bukan akumulasi), disertai dengan rincian dari masing-masing kelompokpengelolaan BMN (misal sewa, penjualan, dan sebagainya)

VIII. PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN

Diisi dengan pengungkapan selisih saldo awal, koreksi audit dan selisih nilai mutasi dengan realisasi belanja (yang biasanya disebabkan oleh transaksi non-keuangan) maupun pengungkapan lainnya yang berkaitan dan diperlukan dalam rekonsiliasi internal periode berjalan.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN II.cPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: PER-07 /KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

FORMAT LAMPIRAN BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BMNLINGKUP INTERNAL KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PADA TINGKAT SATUAN KERJA

Kode

Nama

10

11

*) apabila tidak mencukupi dapat ditambahkan pada lembar tersendiri

KETERANGAN

234

5

6

7

8

9

URAIAN JNS BELANJA RUPIAH SPM TOT RPH SPPA SELISIH

1

11

*) apabila tidak mencukupi dapat ditambahkan pada lembar tersendiri

V. DAFTAR SPM/SP2D BELANJA NON MODAL PEMBENTUK BMN

NO NO. SP2D TGL SP2D JNS BLJ

23

4

5

6

7

8

9

10

1

11

*) apabila tidak mencukupi dapat ditambahkan pada lembar tersendiri

VI. DAFTAR SPM/SP2D BELANJA MODAL YANG TIDAK/BELUM MEMBENTUK BMN

NO NO. SP2D TGL SP2D JNS BLJ URAIAN JNS BELANJA RUPIAH SPM

234

5

6

7

8

9

10

RUPIAH SPM TOT RPH SPPA SELISIH

1

IV. DAFTAR SPM/SP2D BELANJA MODAL PEMBENTUK BMN

NO NO. SP2D TGL SP2D JNS BLJ URAIAN JNS BELANJA

<bagian

anggaran>

<eselon-1> <wilayah> <satuan kerja> <pembantu> <jenis kewe-

nangan>

- -- -

<bulan> <tahun>

III. UNIT ORGANISASI

-

LAMPIRAN BERITA ACARA I. TANDA TANGAN I. PERIODE

keuangan barangDAFTAR SPM/SP2D /

- 2 -

CARA PENGISIAN FORMAT BERITA ACARAREKONSILIASI INTERNAL KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

LAMPIRAN II.c

I. TANDA TANGAN Diisi dengan tanda tangan penanggung jawab / kuasa penanggung jawab Unit Akuntansi Keuangan dan Barang

II. PERIODEDiisi dengan periode pelaksanaan rekonsiliasi sebagai berikut:a. Dua digit awal diisi dengan 2 digit bulan untuk rekonsiliasi bulanan, S1 atau S2

untuk semester I atau semester II, atau diisi dengan angka 99 untuk tahunan;

b. Dua digit akhir diisi dengan 2 digit tahun

III. UNIT ORGANISASIDiisi dengan kode dan nama unit organisasi yang menjalankan rekonsiliasi sesuai jenjang unit organisasi pelaksanaan rekonsiliasi (UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-ES1/UAPB)

IV. DAFTAR SPM/SP2D BELANJA MODAL PEMBENTUK BMNDiisi dengan rincian SPM/SP2D belanja modal hanya periode berjalan, dengan total rupiah SPPA (total asset dalam SPM/SP2D tersebut). Bila terjadi selisih (karena tidak terkapitalisasi maupun hal lainnya) supaya diungkapkan dalam lampiran ini.

V. DAFTAR SPM/SP2D BELANJA NON MODAL PEMBENTUK BMNDiisi dengan rincian SPM/SP2D belanja non modal hanya periode berjalan, dengan total rupiah SPPA (total asset dalam SPM/SP2D tersebut).

VI. DAFTAR SPM/SP2D BELANJA MODAL YANG TIDAK/BELUM MEMBENTUK BMNDiisi dengan rincian SPM/SP2D belanja modal yang tidak/belum membentuk BMN hanya pada periode berjalan, karena tidak terkapitalisasi maupun hal lainnya dan dicatatkan dalam kolom keterangan.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN IIIPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: PER-07 /KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DAN REKONSILIASI DATA BMN ANTARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DAN

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARADALAM RANGKA PENYUSUNAN

LAPORAN BARANG PENGGUNA/KUASA PENGGUNA DAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

A. JENJANG PEMUTAKHIRAN DAN REKONSILIASI DATA BMN

1. Pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN antara Kementerian Negara/Lembaga (K/L) dan Pengelola Barang cq. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dibagi dalam beberapa jenjang sebagai berikut :

a. Tingkat satuan kerja, antara Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Pemetaan pelaksanaan rekonsiliasi antara UAKPB dan KPKNL dilakukan berdasarkan wilayah kabupaten/kota yang menjadi wilayah kerja KPKNLdan lokasi satuan kerja UAKPB;

b. Tingkat wilayah, antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kanwil DJKN). Pemetaan pelaksanaan rekonsiliasi antara UAPPB-W dan Kanwil DJKN dilakukan berdasarkan wilayah provinsi/kabupaten/kotayang menjadi wilayah kerja Kanwil DJKN dan lokasi Korwil/Kanwil K/L;

c. Tingkat eselon I, antara Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (UAPPB-E1) dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kantor Pusat DJKN) cq. Direktorat Barang Milik Negara I dan Direktorat Barang Milik Negara II;

d. Tingkat pusat, antara Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB) dan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kantor Pusat DJKN) cq. Direktorat Barang Milik Negara I dan Direktorat Barang Milik Negara II.

2. Pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN pada setiap jenjang disesuaikan dengan struktur organisasi masing-masing K/L.

3. Pemetaan wilayah kerja KPKNL dan Kanwil DJKN sebagaimana diatur dalam Lampiran V Peraturan ini.

B. UNSUR DATA PEMUTAKHIRAN DAN REKONSILIASI DATA BMN.

a. BMN yang disajikan dalam Berita Acara Rekonsiliasi adalah rincian BMN intrakomptabel menurut perkiraan/akun neraca sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, meliputi:

i. Aset Lancar, meliputi:- Persediaan

- 2 -

ii. Aset Tetap, meliputi:- Tanah- Gedung dan Bangunan- Peralatan dan Mesin- Jalan, Irigasi, dan Jaringan- Aset Tetap Lainnya- Konstruksi Dalam Pengerjaan

iii. Aset Lainnya, meliputi:- Aset Tidak Berwujud- Kemitraan Dengan Pihak Ketiga- Aset Lain-Lain, berupa aset yang tidak digunakan dalam kegiatan

operasional Pemerintah

Rekonsiliasi BMN tersebut meliputi saldo awal, mutasi, dan saldo akhir.

b. BMN ekstrakomptabel yang disajikan secara global di dalam Berita Acara Rekonsiliasi. Penyajian BMN ekstrakomptabel secara rinci dilakukan pada LBKP periode berjalan.

c. Kegiatan pengelolaan BMN yang direkonsiliasi dalam pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN antara K/L dan Pengelola Barang pada tingkat satuan kerja meliputi:a. Penggunaan BMN;b. Penghapusan BMN;c. Pemanfaatan BMN;d. Pemindahtanganan BMN;

C. PEMUTAKHIRAN DAN REKONSILIASI DATA BMN TINGKAT SATUAN KERJA

1. Dokumen sumber pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN tingkat satuan kerja

a. Berita Acara Rekonsiliasi Internal UAKPA dan UAKPB.

b. Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) pada UAKPB, beserta Arsip Data Komputer (ADK).

c. Dokumen pengelolaan BMN dapat meliputi:i. Rekapitulasi data / laporan pengelolaan BMN;ii. Dokumen persetujuan/penetapan pelaksanaan pengelolaan BMN dari

Pengelola Barang;iii. Dokumen tindak lanjut pelaksanaan pengelolaan BMN, meliputi namun

tidak terbatas pada: - Surat keputusan penghapusan dari Pengguna Barang;- Berita acara serah terima pengelolaan BMN;- Risalah lelang BMN; dan/atau- Kontrak/naskah perjanjian pemanfaatan BMN.

d. Dokumen lainnya yang dianggap perlu.

2. Ketentuan umum pelaksanaan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMNtingkat satuan kerja

a. Rekonsiliasi tingkat satuan kerja antara UAKPB dan KPKNL dilakukan setiap semester. Akan tetapi, agar LBKP dan LKKL-KPA Tahunan yangdisusun andal dan akurat, dilakukan rekonsiliasi setiap tahun.

- 3 -

b. Satuan kerja wajib melakukan pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN dengan KPKNL meskipun tidak ada mutasi tambah dan/atau mutasi kurang (nihil).

c. Pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN tingkat satuan kerja terdiri atas:i. rekonsiliasi data saldo awal;ii. pemutakhiran dan rekonsiliasi data periode berjalan;iii. rekonsiliasi pengelolaan BMN.

d. Hasil pemutakhiran dan rekonsiliasi berupa nilai BMN yang disepakati dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran III.a dan III.b Peraturan ini, dengan dilampiri:i. Register Pengiriman/Penerimaan Data SIMAK-BMN ke KPKNL, yang

telah ditandatangani oleh pejabat/petugas penatausahaan BMN pada UAKPB dan petugas KPKNL;

ii. LBKP periode berjalan, yang telah ditandatangani oleh pejabat penanggung jawab UAKPB atau yang dikuasakan;

iii. Berita acara rekonsiliasi internal antara UAKPA dan UAKPB;iv. Data dan dokumen lain yang dianggap penting.

e. Berita Acara Rekonsiliasi ditandatangani oleh penanggungjawab UAKPB dan Kepala KPKNL cq. Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara, atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan.

f. Berita Acara Rekonsiliasi merupakan lampiran dari LBKP yang disampaikan oleh UAKPB kepada unit akuntansi barang pada jenjang di atasnya.

g. Dalam hal pada saat rekonsiliasi terjadi koreksi data yang mengharuskan dilakukan perbaikan atas LBKP, maka koreksi data dimaksud harus diinformasikan oleh UAKPB kepada UAKPA, dengan ketentuan koreksi atas LBKP dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Prosedur rekonsiliasi data saldo awal tingkat satuan kerja

a. Saldo awal merupakan data BMN per tanggal 1 periode rekonsiliasi data BMN, yang digunakan sebagai acuan angka awal rekonsiliasi data BMN periode yang bersangkutan.

b. Untuk pertama kali, rekonsiliasi saldo awal BMN dimaksudkan untuk menguji konsistensi data BMN dalam LBKP yang disampaikan oleh UAKPB kepada KPKNL dengan data hasil inventarisasi dan penilaian dalam rangka penertiban BMN yang ada di KPKNL.

c. Untuk pelaksanaan rekonsiliasi berikutnya, rekonsiliasi saldo awal dimaksudkan untuk menjaga konsistensi nilai BMN pada awal periode rekonsiliasi dengan nilai BMN periode rekonsiliasi sebelumnya yang telah disepakati menurut akun neraca.

d. Proses pencocokan dan penandingan data dalam rangka rekonsiliasi saldo awal dilakukan pada tiap sub-sub kelompok barang untuk tiap unsur data yang sekurang-kurangnya meliputi:i. Kode barangii. Nomor Urut Pendaftaraniii. Kuantitas barangiv. Nilai barangv. Kondisi barang

- 4 -

e. Dalam hal terjadi perubahan saldo awal yang mengakibatkan inkonsistensi nilai saldo awal, maka perubahan dimaksud harus disajikan sebagai koreksi dalam Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi disertai penjelasan mengenai perubahan yang ada.

f. Saldo awal BMN yang diambil dari Laporan Keuangan KPA audited tidak dapat dikoreksi.

4. Prosedur rekonsiliasi data periode berjalan dalam rangka pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN tingkat satuan kerja

a. Rekonsiliasi periode berjalan dilakukan dengan mencocokkan data transaksi BMN antara SIMAK-BMN tingkat UAKPB dan data yang ada di KPKNL.

b. Transaksi periode berjalan adalah transaksi-transaksi yang terjadi dalam 1 (satu) periode rekonsiliasi yang harus dicatat/dibukukan sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan pemerintah pusat.

c. Rekonsiliasi periode berjalan terdiri dari:i. Pemutakhiran data transaksi keuangan BMN;ii. Pemutakhiran dan rekonsiliasi data transaksi non keuangan BMN.

d. Pemutakhiran data transaksi keuangan BMN dimaksudkan untuk mengungkapkan mengenai adanya mutasi tambah BMN pada SIMAK-BMN yang bersumber dari transaksi realisasi belanja. Pemutakhiran data dilakukan dalam bentuk penerimaan data mutasi BMN dari SIMAK-BMN pada UAKPB oleh KPKNL selama periode berjalan.

e. Pemutakhiran dan rekonsiliasi data transaksi non keuangan BMN dimaksudkan untuk melakukan pencocokan atas dokumen sumber pengelolaan BMN sesuai peraturan perundang-undangan dengan mutasi tambah dan mutasi kurang yang disajikan dalam LBKP, yang sekurang-kurangnya meliputi perolehan, perubahan, dan pengurangan BMN.

5. Prosedur rekonsiliasi pengelolaan BMN tingkat satuan kerja

a. Rekonsiliasi pengelolaan BMN dimaksudkan sebagai salah satu bentuk analisis atas pemantauan yang dilakukan oleh KPKNL kepada Kuasa Pengguna Barang terhadap pelaksanaan dan tindak lanjut pengelolaan BMN dengan:

i. mengidentifikasi pelaksanaan pengelolaan BMN atas BMN yang berada dalam penggunaan Kuasa Pengguna Barang,

ii. memonitor upaya dan tindak lanjut yang dilakukan oleh Pengguna/Kuasa Pengguna Barang terhadap persetujuan/penetapan kegiatan pengelolaan BMN yang diterbitkan oleh Pengelola Barang,

iii. mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan BMN periode berjalan,

iv. menyajikan data dan informasi penting lain terkait kegiatan pengelolaan BMN.

b. Pelaksanaan rekonsiliasi pengelolaan BMN bukan dimaksudkan sebagai bentuk langkah pengawasan dan/atau pengendalian atas pelaksanaan pengelolaan BMN, sehingga dalam hal terdapat permasalahan pengelolaan BMN yang teridentifikasi pada saat rekonsiliasi tidak menghentikan kegiatan rekonsiliasi serta tidak menghambat penyusunan Berita Acara Rekonsiliasi dan Laporan BMN K/L.

- 5 -

c. Rekonsiliasi pengelolaan BMN meliputi kegiatan pengelolaan BMN sesuai peraturan perundang-undangan berupa:i. Penggunaan BMN;ii. Penghapusan BMN;iii. Pemanfaatan BMN;iv. Pemindahtanganan BMN.

d. Identifikasi pelaksanaan pengelolaan BMN atas BMN yang berada dalam penggunaan Kuasa Pengguna Barang yang antara lain berupa namun tidak terbatas pada:

i. Identifikasi penggunaan BMN berupa data BMN yang belum, sedang dalam proses, dan sudah memperoleh penetapan status penggunaan;

ii. Identifikasi pemanfaatan BMN berupa data BMN yang sedang dalam proses dan sedang dimanfaatkan berdasarkan persetujuan pemanfaatan BMN dari Pengelola Barang;

iii. Identifikasi pemindahtanganan BMN berupa data BMN yang sedang dalam proses pemindahtanganan BMN;

iv. Identifikasi penghapusan BMN berupa data BMN yang sedang dalam proses penghapusan BMN

e. Monitoring tindak lanjut yang dilakukan oleh Pengguna/Kuasa PenggunaBarang terhadap persetujuan/penetapan kegiatan pengelolaan BMN yang diterbitkan oleh Pengelola Barang yang antara lain berupa namun tidak terbatas pada:

i. penerbitan Surat Keputusan Penghapusan dari Pengguna Barang atas persetujuan pemindahtanganan dan penghapusan BMN yang diterbitkan oleh Pengelola Barang;

ii. pelaksanaan lelang oleh Pengguna/Kuasa Pengguna Barang atas persetujuan pemindahtanganan BMN dari Pengelola Barang berupa penjualan secara lelang;

iii. pelaksanaan pemusnahan barang oleh Pengguna/Kuasa Pengguna Barang atas persetujuan penghapusan BMN dari Pengelola Barang berupa pemusnahan;

iv. penyelesaian proses ganti rugi oleh Pengguna/Kuasa Pengguna Barang atas persetujuan penghapusan BMN dari Pengelola Barang yang mengharuskan adanya penyelesaian atas tuntutan ganti rugi;

v. pelaksanaan serah terima barang oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang atas persetujuan/penetapan penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan BMN;

vi. penyetoran ke kas negara oleh Pengguna/Kuasa Pengguna Barang dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari pengelolaan BMN sebagai bentuk tindak lanjut dari persetujuan penghapusan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan yang diterbitkan oleh Pengelola Barang.

f. Hasil pelaksanaan rekonsiliasi pengelolaan BMN disajikan dalam Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi.

- 6 -

D. PEMUTAKHIRAN DAN REKONSILIASI DATA BMN TINGKAT WILAYAH,

ESELON I, DAN PUSAT

Prosedur rekonsiliasi data BMN tingkat wilayah, eselon I, dan tingkat pusat dapat dilaksanakan sebagaimana rekonsiliasi pada tingkat satuan kerja, berdasarkan hasil penghimpunan data dan informasi dari unit penatausahaan/akuntansi barang yang berada di lingkup wilayah/eselon I/pusat.

1. Dokumen sumber rekonsiliasi data BMN tingkat wilayah, eselon I, pusata. Berita Acara Rekonsiliasi Internal K/L tingkat wilayah/eselon I/pusat antara

UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB dan UAPPA-W/UAPPA-EI/UAPA.b. Laporan Barang Pengguna Wilayah/eselon I/pusat, beserta ADKc. Dokumen pengelolaan BMN.d. Dokumen lainnya yang dianggap perlu.

2. Ketentuan umum pelaksanaan rekonsiliasi data BMN tingkat wilayah, eselon I, pusat

a. Rekonsiliasi tingkat wilayah/eselon I/pusat antara UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB dan Kanwil DJKN/Kantor Pusat DJKN dilakukan setiap semester. Akan tetapi, agar LBP-W/LBP-EI/LBP dan LKKL Tahunan yang disusun andal dan akurat, dilakukan rekonsiliasi tahunan.

b. Rekonsiliasi data BMN tingkat wilayah/eselon I/pusat terdiri atas:i. rekonsiliasi data saldo awal;ii. rekonsiliasi data periode berjalan;iii. rekonsiliasi pengelolaan BMN.

c. Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN tingkat wilayah/eselon I/pusatdisesuaikan dengan struktur organisasi masing-masing K/L.

d. Hasil rekonsiliasi data BMN yang disepakati dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran III.a, III.b, dan III.c Peraturan ini, dengan dilampiri:i. Register Pengiriman/Penerimaan Data SIMAK-BMN ke Kanwil

DJKN/Kantor Pusat DJKN, yang telah ditandatangani oleh pejabat/petugas penatausahaan BMN pada UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPBdan pejabat/petugas Kanwil DJKN/Kantor Pusat DJKN;

ii. LBP-W/LBP-EI/LBP periode berjalan, yang telah ditandatangani oleh pejabat penanggung jawab UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB atau yang dikuasakan;

iii. Berita acara rekonsiliasi internal antara UAPPA-W/UAPPA-EI/UAPA dan UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB;

iv. Daftar Nilai BMN per satuan kerja per perkiraan neraca (Lampiran III.c);v. Data dan dokumen lain yang dianggap penting.

e. Berita Acara Rekonsiliasi ditandatangani oleh penanggungjawab UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB dan Kepala Kanwil DJKN cq. Kepala Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara/Direktur BMN I/Direktur BMN II, atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan.

f. Berita Acara Rekonsiliasi merupakan lampiran dari LBP-W/LBP-EI yang disampaikan oleh UAPPB-W/UAPPB-EI kepada kepada jenjang di atasnya, dan LBP yang disampaikan kepada Pengelola Barang.

- 7 -

g. Dalam hal pada saat rekonsiliasi terjadi koreksi data yang mengharuskan dilakukannya perbaikan atas LBP-W/LBP-EI/LBP, maka koreksi data dimaksud harus diinformasikan oleh UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB kepada Pengelola Barang dengan ketentuan koreksi atas LBP-W/LBP-EI/LBPdilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Prosedur rekonsiliasi data saldo awal tingkat wilayah, eselon I, pusat

a. Saldo awal merupakan data BMN per tanggal 1 periode pemutakhiran dan rekonsiliasi data BMN, yang digunakan sebagai acuan angka awal rekonsiliasi data BMN periode bersangkutan.

b. Rekonsiliasi saldo awal dimaksudkan untuk menjaga konsistensi data BMN pada awal periode dengan data BMN akhir periode sebelumnya yang telah disepakati.

c. Proses pencocokan dan penandingan data dalam rangka rekonsiliasi saldo awal dilakukan menurut sub kelompok barang pada tingkat wilayah dan kelompok barang pada tingkat pusat untuk tiap unsur data yang sekurang-kurangnya meliputi:i. Kode barang, hingga sub kelompok barang;ii. Kuantitas barang;iii. Nilai barang;iv. Kondisi barang.

d. Dalam hal terjadi perubahan saldo awal yang mengakibatkan inkonsistensi nilai saldo awal, maka perubahan dimaksud harus disajikan sebagai koreksi dalam Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi disertai penjelasan mengenai perubahan yang ada.

e. Saldo awal BMN yang diambil dari Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) audited tidak dapat dikoreksi.

4. Prosedur rekonsiliasi data periode berjalan dalam rangka rekonsiliasi data BMN tingkat wilayah, eselon I, pusat

a. Rekonsiliasi periode berjalan dimaksudkan untuk mencocokkan data transaksi periode berjalan antara:i. mutasi (tambah dan kurang) yang disajikan dalam LBP-W/LBP-EI/LBP

(data SIMAK-BMN) pada UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB, berdasarkan hasil penghimpunan dari UAKPB yang berada dalam lingkup wilayah kerjanya, dan

ii. mutasi (tambah dan kurang) data yang ada di Kanwil DJKN/Kantor PusatDJKN berdasarkan hasil penghimpunan dari KPKNL/Kanwil DJKN.

b. Transaksi periode berjalan adalah transaksi-transaksi yang terjadi dalam 1 (satu) periode rekonsiliasi yang harus dicatat/dibukukan sebagai bagian pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan pemerintah pusat.

c. Rekonsiliasi periode berjalan terdiri dari:i. Pemutakhiran data transaksi keuangan BMN;ii. Pemutakhiran dan rekonsiliasi data transaksi non keuangan BMN.

- 8 -

d. Pemutakhiran data transaksi keuangan BMN dimaksudkan untuk mengungkapkan mengenai adanya mutasi tambah BMN pada SIMAK-BMN yang bersumber dari transaksi realisasi belanja. Pemutakhiran data dilakukan dalam bentuk penerimaan data mutasi BMN dari SIMAK-BMN pada UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB oleh Kanwil DJKN/Kantor Pusat DJKNselama periode berjalan.

e. Pemutakhiran dan rekonsiliasi data transaksi non keuangan BMN dimaksudkan untuk melakukan pencocokan atas dokumen sumber pengelolaan BMN sesuai peraturan perundang-undangan dengan mutasi tambah dan mutasi kurang yang disajikan dalam LBP-W/LBP-EI/LBP, yang sekurang-kurangnya meliputi perolehan, perubahan, dan pengurangan BMN.

5. Prosedur rekonsiliasi data pengelolaan BMN dalam rangka rekonsiliasi data BMN tingkat wilayah, eselon I, pusat

a. Rekonsiliasi pengelolaan BMN dimaksudkan sebagai salah satu bentuk analisis atas pemantauan yang dilakukan oleh Kanwil DJKN kepada Pengguna Barang (wilayah/eselon I/pusat) terhadap pelaksanaan dan tindak lanjut pengelolaan BMN dengan:

i. mengidentifikasi pelaksanaan pengelolaan BMN atas BMN yang berada dalam penggunaan Pengguna Barang tingkat wilayah/eselon I/pusat;

ii. memonitor upaya dan tindak lanjut yang dilakukan oleh Pengguna Barang terhadap persetujuan/penetapan kegiatan pengelolaan BMN yang diterbitkan oleh Pengelola Barang;

iii. mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan BMN periode berjalan;

iv. menyajikan data dan informasi penting lain terkait kegiatan pengelolaan BMN.

b. Pelaksanaan rekonsiliasi pengelolaan BMN bukan dimaksudkan sebagai bentuk langkah pengawasan dan/atau pengendalian atas pelaksanaan pengelolaan BMN, sehingga dalam hal terdapat permasalahan pengelolaan BMN yang teridentifikasi pada saat rekonsiliasi tidak menghentikan kegiatan rekonsiliasi serta tidak menghambat penyusunan Berita Acara Rekonsiliasi dan Laporan BMN K/L.

c. Rekonsiliasi pengelolaan BMN meliputi kegiatan pengelolaan BMN sesuai peraturan perundang-undangan berupa:i. Penggunaan BMN;ii. Penghapusan BMN;iii. Pemanfaatan BMN;iv. Pemindahtangan BMN.

d. Identifikasi pelaksanaan pengelolaan BMN atas BMN yang berada dalam penggunaan Pengguna Barang yang antara lain berupa namun tidak terbatas pada:

i. Identifikasi terkait penggunaan BMN berupa data BMN yang belum, sedang dalam proses, dan sudah memperoleh penetapan status penggunaan;

ii. Identifikasi terkait pemanfaatan BMN berupa data BMN yang sedang dalam proses dan sedang dimanfaatkan berdasarkan persetujuan pemanfaatan BMN dari Pengelola Barang;

- 9 -

iii. Identifikasi terkait pemindahtanganan BMN berupa data BMN yang sedang dalam proses pemindahtanganan BMN;

iv. Identifikasi terkait penghapusan BMN berupa data BMN yang sedang dalam proses penghapusan BMN.

e. Monitoring tindak lanjut yang dilakukan oleh Pengguna Barang terhadap persetujuan/penetapan kegiatan pengelolaan BMN yang diterbitkan oleh Pengelola Barang yang antara lain berupa namun tidak terbatas pada:

i. penerbitan Surat Keputusan Penghapusan dari Pengguna Barang atas persetujuan pemindahtanganan dan penghapusan BMN yang diterbitkan oleh Pengelola Barang;

ii. pelaksanaan lelang oleh Pengguna Barang tingkat wilayah/eselon I/pusat atas persetujuan pemindahtanganan BMN dari Pengelola Barang berupa penjualan secara lelang;

iii. pelaksanaan pemusnahan barang oleh Pengguna Barang tingkat wilayah/eselon I/pusat atas persetujuan penghapusan BMN dari Pengelola Barang berupa pemusnahan;

iv. penyelesaian proses ganti rugi oleh Pengguna Barang tingkat wilayah/eselon I/pusat atas persetujuan penghapusan BMN dari Pengelola Barang yang mengharuskan adanya penyelesaian atas tuntutan ganti rugi;

v. pelaksanaan serah terima barang oleh Pengguna Barang tingkat wilayah/eselon I/pusat atas persetujuan/penetapan penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan BMN;

vi. penyetoran ke kas negara oleh Pengguna Barang tingkat wilayah/eselon I/pusat dalam bentuk PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN sebagai bentuk tindak lanjut dari persetujuan penghapusan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan yang diterbitkan oleh Pengelola Barang.

f. Hasil pelaksanaan rekonsiliasi pengelolaan BMN disajikan dalam Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN III.aPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

FORMAT BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARAANTARA KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

KOP SURAT

BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARAPADA...........................<1>...........................

PERIODE …………<2>………………NOMOR : ..................<3>..............

Pada hari ini ....<4>...., tanggal ...<5>... bulan ......<6>........ tahun .....<7>......, bertempat di .......<8>......., kami yang bertanda tangan di bawah ini:

I. Nama : ......................<9>...........................................

NIP : .............<10>.....................

Jabatan : .......................<11>........................................

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pengelola Barang pada …<12>….untuk selanjutnya disebut Pihak Pertama;

II. Nama : ........................<13>........................................

NIP : ..............<14>....................

Jabatan : ........................ <15>.......................................

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama penanggung jawab unit akuntansi barangpada...............<1>....................., untuk selanjutnya disebut Pihak Kedua;

menyatakan bahwa telah melakukan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara (BMN) pada .........................<1>...................................... dengan cara membandingkan data BMN pada Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna (LBP/KP)* yang disusun oleh unit akuntansi barang dan Laporan Barang Milik Negara/Kantor Daerah/Kantor Wilayah (LBMN/LBMN-KD/LBMN-KW)* untuk periode ...............<2>..................., dengan hasil sebagai berikut:

I. Hasil Rekonsiliasi Data:

No Akun NeracaNilai BMN Periode …<2>…..

Saldo Awal Mutasi Saldo Akhir(1) (2) (3) (4) (5) = (3) + (4)

A ASET LANCAR1 Persediaan

B ASET TETAP1 Tanah

2 Peralatan dan Mesin3 Gedung dan Bangunan

4 Jalan, Irigasi dan Jaringan

5 Aset Tetap Lainnya6 Konstruksi Dalam Pengerjaan

C ASET LAINNYA1 Aset Tidak Berwujud2 Aset Lain-lain

3 Kerjasama Dengan Pihak Ketiga

D Total Intrakomptabel (A+B+C)E EkstrakomptabelF Total Gabungan (D+E)

Rincian terlampir.

- 2 -

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

II. Hal-hal penting lainnya mengenai data BMN terkait penyusunan LBP/KP dan LKPP disajikan dalam Lampiran Berita Acara ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini.

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk bahan penyusunan Laporan BMN dan LKPP periode .................<2>...................., dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

....................<15>...................... ....................<11>......................

..................<13>................. ..................<9>.................

NIP/NRP ...........<14>........ NIP ...........<10>...............

*) pilih salah satu yang paling sesuai.

- 3 -

CARA PENGISIAN FORMAT BERITA ACARAREKONSILIASI DATA BMN ANTARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DAN

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

1. Diisi dengan nama UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB.

2.

3.

Diisi dengan periode rekonsiliasi dan tahun anggaran, misalnya pelaksanaan rekonsiliasi semester I TA 2010, maka diisi dengan Semester I Tahun Anggaran 2010.

Diisi dengan nomor Berita Acara Rekonsiliasi.

4. Diisi dengan hari waktu pembuatan berita acara.

5. Diisi dengan tanggal waktu pembuatan berita acara.

6. Diisi dengan bulan waktu pembuatan berita acara.

7. Diisi dengan tahun waktu pembuatan berita acara.

8. Diisi dengan tempat pembuatan berita acara.

9. Diisi dengan nama pejabat/staf pada KPKNL/Kanwil DJKN/Kantor Pusat DJKN yang menangani rekonsiliasi data BMN.

10. Diisi dengan NIP pejabat/staf pada KPKNL/Kanwil DJKN/Kantor Pusat DJKN yang menangani rekonsiliasi data BMN.

11. Diisi dengan jabatan pejabat/staf pada KPKNL/Kanwil DJKN/Kantor Pusat DJKN yang menangani rekonsiliasi data BMN.

12. Diisi dengan nama KPKNL/Kanwil DJKN/Kantor Pusat DJKN.

13. Diisi dengan nama penanggung jawab UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB.

14. Diisi dengan NIP penanggung jawab UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB.

15. Diisi dengan jabatan penanggung jawab UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN III.bPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

FORMAT LAMPIRAN BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BMN ANTARA KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN DJKN

KOP SURAT

LAMPIRAN BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BMNPADA ........<1>.........

PERIODE.........<2>........NOMOR:...........<3>.........

I. Rekonsiliasi Saldo Awal Data Barang Milik Negara

Perkiraan Neraca Saldo Awal Sebelum Koreksi

Koreksi Audit Saldo Awal Setelah KoreksiKode Uraian Tambah Kurang

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3)+(4)-(5)I INTRAKOMPTABEL

11 ASET LANCAR1151 Persediaan

13 ASET TETAP1311 Tanah1313 Peralatan dan Mesin1315 Gedung dan Bangunan1317 Jalan, Irigasi, dan Jaringan1319 Aset tetap lainnya1321 Konstruksi dalam pengerjaan

15 ASET LAINNYA1531 Aset Tak Berwujud1541 Aset Lain-Lain

SUBTOTALII EKSTRAKOMPTABEL

TOTAL (I + II)

Total nilai koreksi saldo awal sebesar Rp..<4>...dengan penjelasan sebagai berikut:a. ...............<5>........b. ............................

II. Pemutakhiran dan Rekonsiliasi Data BMN Periode Berjalan

a. Pemutakhiran Data Mutasi Barang Milik Negara

Perkiraan Neraca Saldo Awal per ...<6> ..

Mutasi Saldo Akhir per...<7>..Kode Uraian Tambah Kurang

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(3)+(4)-(5)I INTRAKOMPTABEL

13 ASET TETAP1311 Tanah1313 Peralatan dan Mesin1315 Gedung dan Bangunan1317 Jalan, Irigasi, dan Jaringan1319 Aset tetap lainnya1321 Konstruksi Dalam Pengerjaan

15 ASET LAINNYA1531 Aset Tak Berwujud1541 Aset Lain-Lain

SUBTOTALII EKSTRAKOMPTABEL

TOTAL (I + II)

- 2 -

b. Rekonsiliasi Data Transaksi BMN Non Keuangan

i. Mutasi Tambah BMN

No Perkiraan Neraca Jenis Transaksi Kuantitas Nilai

1 Tanah Hibah masukTransfer masuk...dst.

2 Peralatan dan Mesin Hibah masukTransfer masuk...dst.

3 Dst....... Dst....Total

ii. Mutasi Kurang BMN

No Perkiraan Neraca Jenis Transaksi Kuantitas Nilai

1 Tanah PenghapusanHibah Keluar...dst.

2 Peralatan dan Mesin PenghapusanHibah Keluar...dst.

3 Dst....... Dst....Total

III.Rekonsiliasi Pengelolaan BMN

a. Penetapan status penggunaan BMN

No UraianBelum Ditetapkan Status

PenggunaanTelah Ditetapkan Status

PenggunaanKuantitas Nilai Kuantitas Nilai

1 Tanah2 Peralatan dan Mesin3 Gedung & Bangunan4 Jalan5 Irigasi6 Jaringan7 Aset tetap lainnya

Jumlah

b. Pengelolaan BMN

No UraianPenggu-

naanPeman-faatan

Pemindah-tanganan

Pengha-pusan

Jumlah

1 Dalam proses pengajuan permohonan ke Pengguna Barang

2 Dalam proses pengajuan permohonan ke Pengelola Barang

3 Dalam proses Pengelola Barang4 Selesai di Pengelola Barang

a.Dikembalikan

b.Ditolakc.Disetujui

5 Dalam proses tindak lanjut Pengguna/Kuasa Pengguna Barang

6 Telah diterbitkan SK dari Pengguna Barang7 Tindak lanjut oleh Kuasa Pengguna Barang8 Selesai serah terima9 Gagal/batal proses

IV.Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pengelolaan BMN

Jumlah penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berasal dari pengelolaan BMN pada periode...<2>... adalah sebesar Rp......<8> ....dengan rincian sebagai berikut:.............<9>.............

- 3 -

V. Pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian BMN *)

Jumlah satker yang telah dilaksanakan inventarisasi dan penilaian sebanyak..... .<10> ....satuan kerja, dalam prosentase...<prosentase>....dengan nilai koreksi sebesar ....<11>.... Rincian sebagai berikut:

Sudah IP BA IPNilai

Koreksi IPBA Rekon SE-04/2009

Nilai Koreksi SIMAK

*)

...<12>... .<13>.. ....<14>... ....<15>..... ...<16>....

Penjelasan sebagai berikut: .................................<17>...................................................................................................................................................................................

VI. Informasi penting lainnyaa. Jumlah satuan kerja di lingkungan ..<1>.....:

Jumlah Satker Implementasi SIMAK Keterangan....<18>..... ....<19>..... ....<20>....

b. Nilai BMN yang berasal dari dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan sebesar Rp........<21>.....yang tersebar di....<22>....Satker, dengan rincian sebagai berikut:...........................................<23>...........................

c. Nilai BMN yang berasal dari belanja subsidi dan belanja lain-lain (Bagian Anggaran999.06) sebesar Rp......<24>.......dengan rincian sebagai berikut:...................................<25>.................................

d. Nilai BMN yang berasal dari Dana Stimulus Fiskal tahun anggaran 20xx sebesar Rp.....<26>......dengan rincian sebagai berikut:................................................<27>.........................

e. Permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan penatausahaan BMN:.........................<masalah SDM>..........................................<masalah infrastuktur>......................................<masalah komitmen dan SPI>..................................<masalah lainnya>...................

f. Langkah tindak lanjut ke depan yang perlu diambil dalam rangka penyelesaian permasalahan penatausahaan BMN adalah:.........................<masalah SDM>..........................................<masalah infrastuktur>......................................<masalah komitmen dan SPI>..................................<masalah lainnya>...................

g. Tindak lanjut temuan BPK terkait BMN:..............<28>..........h. Informasi lain yang dianggap perlu:........<29>......................

....................<30>...................... ....................<33>...............

..................<31>.................NIP/NRP ….<32>…………..

..................<34>.................NIP/NRP ….<32>…………..

*) hanya berlaku untuk rekonsiliasi data BMN periode Semester I Tahun Anggaran 2010 atau selama koreksi hasil IP berlangsung.

- 4 -

CARA PENGISIAN FORMAT LAMPIRAN BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BMN ANTARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DAN DIREKTORAT JENDERAL

KEKAYAAN NEGARA

1. Diisi dengan nama UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB.

2. Diisi dengan periode rekonsiliasi dan tahun anggaran. Misalnya rekonsiliasi semester I Tahun Anggaran 2010, maka diisi dengan Semester I Tahun Anggaran 2010.

3. Diisi dengan nomor Berita Acara Rekonsiliasi.

4. Diisi dengan total nilai koreksi saldo awal.

5. Diisi dengan penjelasan penyebab terjadinya koreksi saldo awal per perkiraan neraca.

6. Diisi dengan tanggal awal periode rekonsiliasi (misalnya: untuk rekonsiliasi semester I diisi dengan tanggal 1 Januari 20xx).

7. Diisi dengan tanggal akhir periode rekonsiliasi.

8. Diisi dengan total nilai PNBP yang berasal dari pengelolaan BMN selama periode rekonsiliasi (semester/tahunan).

9. Diisi dengan rincian besarnya PNBP dari masing-masing kelompok pengelolaan BMN (misal sewa, penjualan, dan sebagainya).

10.Diisi dengan jumlah satker yang telah selesai dilakukan inventarisasi dan penilaian.

11.Diisi dengan total nilai koreksi hasil inventarisasi dan penilaian pada KPB/PPB-W/PPB-EI/PB.

12.Diisi dengan jumlah satker yang telah selesai dilakukan inventarisasi dan penilaian.

13.Diisi dengan jumlah berita acara inventarisasi dan penilaian yang telah selesai dibuat dan ditandatangani semua pihak terkait.

14.Diisi dengan total nilai koreksi hasil inventarisasi dan penilaian.

15.Diisi dengan berita acara rekonsiliasi hasil inventarisasi dan penertiban sesuai dengan SE-04/2009 yang telah ditandatangani.

16.Diisi dengan total nilai koreksi hasil inventarisasi dan penilaian yang telah diinput ke dalam SIMAK BMN.

17.Diisi dengan penjelasan mengenai kendala yang dihadapi UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB dalam pelaksanaan inventarisasi dan penilaian serta tindak lanjutnya.

18.Khusus untuk UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB diisi dengan jumlah satker yang berada di lingkungan UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB.

19.Diisi dengan jumlah satker yang berada di lingkungan UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPByang telah mengimplementasikan SIMAK BMN.

20.Diisi dengan keterangan, misalnya alasan belum diimplementasikannya SIMAK BMN pada satker.

21.Diisi dengan total nilai BMN yang berasal dari dana dekonsentrasi atau tugas pembantuan.

- 5 -22.Diisi dengan jumlah satker dana dekonsentrasi/tugas pembantuan yang memiliki

BMN yang berasal dari dana dekonsentrasi/tugas pembantuan.

23.Diisi dengan penjelasan terinci nilai BMN dari dana dekonsentrasi/tugas pembantuan per perkiraan Neraca.

24.Diisi dengan total nilai BMN yang berasal dari Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan 999.06.

25.Diisi dengan penjelasan secara rinci nilai BMN dari BA 999.06 per perkiraan Neraca.

26.Diisi dengan total nilai BMN yang berasal dari dana stimulus fiskal.

27.Diisi dengan penjelasan terinci nilai BMN dari dana stimulus fiskal per perkiraan Neraca.

28.Diisi dengan rencana tindak UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB terhadap temuan BPK.

29.Diisi dengan hal-hal lain yang dianggap perlu disajikan dalam lampiran ini.

30.Diisi dengan Penanggung jawab UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB.

31.Diisi dengan nama pejabat/staf UAKPB/UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB.

32.Diisi dengan NIP/NRP penandatangan dari unit organisasi/instansi.

33.Diisi dengan jabatan Penanggung Jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN di KPKNL/Kanwil DJKN/Kantor Pusat DJKN.

34.Diisi dengan nama pejabat Penanggung Jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN di KPKNL/Kanwil DJKN/Kantor Pusat DJKN atau pejabat/staf yang dikuasakan.

35.Diisi dengan NIP pejabat Penanggung Jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN di KPKNL/Kanwil DJKN/Kantor Pusat DJKN atau pejabat/staf yang dikuasakan.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN III.cPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKAPENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

FORMAT LAMPIRAN TAMBAHAN BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BMNTINGKAT WILAYAH, ESELON I, DAN TINGKAT PUSAT

Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi

No BA:.........................

DAFTAR NILAI BMN PER PERKIRAAN NERACA...........<1>.............DI LINGKUNGAN ........<2>..........

PER.....<3>.......

NO .....<4>..... Persediaan

Tanah Peralatan & Mesin

Gedung & Bangunan

Jalan, Irigasi, & Jaringan

Aset Tetap Lainnya

KDP Aset Tak Berwjud

Aset Lain-Lain

Aset Kemi traan

Ekstra komp tabel

Kode Nama

<5> <6> <7> <8> <9> <10> <11> <12> <13> <14> <15> <16> <17> <18>

...<kota>..., ..........<tanggal>.......................<19>.................... ...............<20>..........

...............<nama>............... .......................<nama>..............

..............<nip/nrp>............. .....................<nip/nrp>.............

PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL

KE

- 2 -

Cara Pengisian Formulir Lampiran Berita Acara Rekonsiliasi Data Tingkat Wilayah, Eselon I, dan Pusat:

1. Diisi dengan ”Satuan Kerja” untuk rekonsiliasi yang dilakukan oleh Korwil/Kanwil/Eselon I pada Kementerian Negara/Lembaga dengan Kanwil DJKN, dan diisi dengan ”Eselon I” untuk rekonsiliasi yang dilakukan antara K/L dan DJKN.

2. Diisi dengan nama Korwil/Kanwil K/L untuk rekonsiliasi tingkat wilayah dan nama Eselon I/Kementerian Negara/Lembaga untuk rekonsiliasi tingkat pusat.

3. Diisi dengan dengan tanggal 30 Juni 20xx atau 31 Desember 20xx.

4. Diisi dengan ”Satuan Kerja” untuk rekonsiliasi tingkat wilayah/Eselon I dan ”Eselon I” untuk rekonsiliasi antara K/L dan Kantor Pusat DJKN.

5. Diisi dengan nomor urut.

6. Diisi dengan kode satuan kerja/Eselon I pada K/L.

7. Diisi dengan nama satuan kerja/Eselon I pada K/L/

8. Diisi dengan nilai saldo akhir Persediaan.

9. Diisi dengan nilai saldo akhir Tanah.

10. Diisi dengan nilai saldo akhir Peralatan dan Mesin.

11. Diisi dengan nilai saldo akhir Gedung dan Bangunan.

12. Diisi dengan nilai saldo akhir Jalan, Irigasi, dan Jaringan.

13. Diisi dengan nilai saldo akhir Aset Tetap Lainnya.

14. Diisi dengan nilai saldo akhir Konstruksi Dalam Pengerjaan.

15. Diisi dengan nilai saldo akhir Aset Tak Berwujud.

16. Diisi dengan nilai saldo akhir Aset Lain-lain.

17. Diisi dengan nilai saldo akhir aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga.

18. Diisi dengan nilai saldo akhir BMN ekstrakomptabel.

19. Diisi dengan Penanggung Jawab UAPPB-W/UAPPB-EI/UAPB atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan.

20. Diisi dengan Penanggung Jawab pada Kanwil DJKN/Kantor Pusat DJKN atau pejabat/staf yang ditunjuk/dikuasakan.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN IVPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARAPADA BENDAHARA UMUM NEGARA

ANTARA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARADAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

A. JENJANG REKONSILIASI

1. Rekonsiliasi data BMN pada Bendahara Umum Negara (BUN) antara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan(DJPB) dibagi dalam beberapa jenjang sebagai berikut :

a. Tingkat daerah, antara Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Pemetaan pelaksanaan rekonsiliasi antara UAKPB dan KPKNL dilakukan berdasarkan wilayah kabupaten/kota yang menjadi wilayah kerja KPKNLdan KPPN;

b. Tingkat wilayah, antara Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kanwil DJKN) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPB). Pemetaan pelaksanaan rekonsiliasi antara UAPPB-W dan Kanwil DJKN dilakukan berdasarkan wilayah provinsi/kabupaten/kota yang menjadi wilayah kerja Kanwil DJKN dan Kanwil DJPB;

c. Tingkat pusat, antara Kantor Pusat DJKN dan Kantor Pusat DJPB.

2. Pemetaan wilayah kerja KPKNL dan Kanwil DJKN sebagaimana diatur dalam Lampiran V Peraturan ini.

B. PROSEDUR REKONSILIASI PADA BUN TINGKAT DAERAH DAN WILAYAH

1. Prosedur rekonsiliasi pada BUN pada tingkat daerah (KPKNL dan KPPN) dan tingkat wilayah (Kanwil DJKN dan Kanwil DJPB) dilakukan dalam bentuk konfirmasi tertutup atas hal-hal sebagai berikut, namun tidak terbatas pada :

a. Adanya perubahan atau koreksi terhadap data BMN pada saat dilakukan rekonsiliasi dengan Kementerian Negara/Lembaga, baik berupa perubahan atau koreksi atas saldo awal maupun atas transaksi periode berjalan.

b. Adanya perbedaan data antara unit akuntansi barang dan unit akuntansi keuangan.

2. Konfirmasi tertutup merupakan penyampaian data atau informasi dari DJKN kepada DJPB atau sebaliknya, yang memerlukan jawaban/tanggapan dalam hal terjadi perbedaan data dan informasi atas hal yang dikonfirmasikan.

3. Unsur data dan informasi yang disampaikan dalam konfirmasi pada rekonsiliasi tingkat daerah berupa:

a. Data nilai BMN yang menurut perkiraan neraca per UAKPB, berupa data saldo awal dan mutasi periode berjalan, dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran IV.a Peraturan ini;

b. Perbedaan data antara unit akuntansi barang dan unit akuntansi keuangan;

- 2 -

c. Adanya perubahan atau koreksi terhadap data BMN pada saat dilakukan rekonsiliasi dengan Kementerian Negara/Lembaga, berupa:i. perubahan atau koreksi atas saldo awal;ii. mutasi periode berjalan.

d. Data nilai PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN per jenis mata anggaran penerimaan, sebagaimana diatur dalam Lampiran IV.b Peraturan ini.

4. Data nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dikonfirmasi adalah nilai bersih penerimaan yang disetor ke kas negara.

5. Guna menjaga akuntabilitas laporan, jawaban/tanggapan atas permintaan konfirmasi harus disampaikan selambat-lambatnya 4 (empat) hari kerja sejak tanggal surat konfirmasi.

6. Jawaban/tanggapan atas permintaan konfirmasi disampaikan kepada:

a. Rekonsiliasi tingkat daerah:

i. Oleh KPKNL kepada KPPN selaku unit yang meminta konfirmasi dengan

tembusan kepada Kanwil DJPB yang membawahi KPPN yang

bersangkutan;

ii. Oleh KPPN kepada KPKNL selaku unit yang meminta konfirmasi dengan

tembusan kepada Kanwil DJKN yang membawahi KPKNL yang

bersangkutan.

b. Rekonsiliasi tingkat wilayah:

i. Oleh Kanwil DJKN kepada Kanwil DJPB selaku unit yang meminta

konfirmasi dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan

c.q. Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;

ii. Oleh Kanwil DJPB kepada Kanwil DJKN selaku unit yang meminta konfirmasi dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara.

7. Data mengenai perbedaan data, koreksi/perubahan data dan informasi lainnya menjadi bahan penyusunan Catatan atas Laporan Barang Milik Negara pada LBMN-KD di KPKNL dan LBMN-KW di Kanwil DJKN, dan Catatan atas Laporan Keuangan di KPPN dan Kanwil DJPB.

8. Selain konfirmasi tertutup dalam rangka rekonsiliasi BMN pada BUN, KPKNL/Kanwil DJKN juga menyampaikan rekomendasi kepada KPPN/Kanwil DJPB mengenai unit Kementerian Negara/Lembaga yang perlu dikenakan sanksi sesuai ketentuan.

C. PROSEDUR REKONSILIASI PADA BUN TINGKAT PUSAT

1. Prosedur rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat dilakukan dalam bentuk pencocokan data dan informasi BMN yang diperoleh berdasarkan:

a. Berita acara rekonsiliasi dengan Kementerian Negara/Lembaga;

b. Hasil penghimpunan laporan unit kerja di wilayah kerja masing-masing.

2. Rekonsiliasi dilakukan atas hal-hal sebagai berikut, namun tidak terbatas pada :

a. Data nilai BMN menurut perkiraan neraca per Kementerian Negara/Lembaga, berupa data saldo awal dan data mutasi periode berjalan, dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran IV.a Peraturan ini.

b. Perbedaan data antara unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang.

- 3 -

c. Adanya perubahan atau koreksi terhadap data BMN pada saat dilakukan rekonsiliasi dengan Kementerian Negara/Lembaga, berupa:i. perubahan atau koreksi atas saldo awal,ii. mutasi periode berjalan.

d. Data nilai PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN per jenis mata anggaran penerimaan, sebagaimana diatur dalam Lampiran IV.b Peraturan ini.

e. Informasi penting lainnya yang disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan dan Catatan atas Laporan Barang Milik Negara.

3. Hasil rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi, dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran IV.c Peraturan ini.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

Lampiran IV.a

Persediaan Peralatan Gedung Konstruksi

Aset Tetap Aset Tidak Kemitraan Dengan

Aset Yg Tdk

Digunakan

(DALAM RUPIAH PENUH)

NILAI BMN

FORMAT LEMBAR KONFIRMASI DATA BMN DAN LAMPIRAN BERITA ACARA REKONSILIASI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAANNEGARA NOMOR : PER- 07/KN/2009 TENTANGTATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATABARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKAPENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARADAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHPUSAT

DALAM RANGKA REKONSILIASI DATA BMN PADA BENDAHARA UMUM NEGARA

LEMBAR KONFIRMASI/LAMPIRAN BERITA ACARA*) DATA BARANG MILIK NEGARA

NO

UAKPB / UAPPB-W / UAPB *

BERITA ACARA REKONSILIASI

INTERNAL

DALAM RANGKA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARAPADA BENDAHARA UMUM NEGARA TINGKAT DAERAH / WILAYAH / PUSAT *

PERIODE

/

Kode Nama Nomor TanggalPersediaan

**Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan

BangunanJalan Irigasi Jaringan

Konstruksi Dalam

Pengerjaan

Aset Tetap Lainnya

Aset Tidak Berwujud

Dengan Pihak Ketiga

Digunakan Dalam

Kegiatan Operasi

Pemerintah

Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

1 Saldo Awal

Mutasi

Saldo Akhir

2 Saldo Awal

Mutasi

Saldo Akhir

dst

Saldo Awal

Mutasi

Saldo Akhir

* pilih salah satu yang paling sesuai** Untuk Persediaan Hanya Diisi Saldo Akhir

……<21>….., …….<22>………

TOTAL (20)

…………<26>…………

………..<27>………..

………….<23>……….

………….<24>……….

- 2 -

CARA PENGISIANLEMBAR KONFIRMASI DATA BARANG MILIK NEGARA

DALAM RANGKA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARAPADA BENDAHARA UMUM NEGARA TINGKAT DAERAH / WILAYAH / PUSAT *

I. PERIODE

Diisi dengan periode pelaksanaan rekonsiliasi.

Contoh: Periode rekonsiliasi bulan Maret 2010, diisi dengan 0 3 / 1 0

Periode rekonsiliasi semester I / 2010, diisi dengan S 1 / 1 0

Periode rekonsiliasi tahunan 2010, diisi dengan 9 9 / 1 0

II. TABEL

(1) Diisi dengan nomor urut data, dimulai dari 1.

(2) Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah diisi dengan kode satuan kerja (lengkap hingga jenis kewenangan)Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat wilayah diisi dengan kode UAPPA/B-WUntuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat diisi dengan kode UAPA/B

(3) Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah diisi dengan nama satuan kerjaUntuk rekonsiliasi pada BUN tingkat wilayah diisi dengan nama UAPPA/B-WUntuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat diisi dengan nama UAPA/B

(4) Diisi dengan nomor berita acara rekonsiliasi internal Kementerian Negara/Lembaga antara unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang

(5) Diisi dengan tanggal berita acara rekonsiliasi internal Kementerian Negara/Lembaga antara unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang

(6) Diisi dengan Saldo Awal, Mutasi dan Saldo Akhir

(7) Diisi dengan nilai BMN berupa Persediaan pada akhir periode rekonsiliasi

(8) Baris pertama : Diisi dengan nilai BMN berupa Tanah dalam rupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai mutasi BMN berupa Tanah dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Tanah dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

- 3 -

(9) Baris pertama : Diisi dengan nilai BMN berupa Peralatan dan Mesin dalam rupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai mutasi BMN berupa Peralatan dan Mesin dalamrupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Peralatan dan Mesin dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

(10) Baris pertama : Diisi dengan nilai BMN berupa Gedung dan Bangunan dalamrupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai mutasi BMN berupa Gedung dan Bangunan dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Gedung dan Bangunan dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

(11) Baris pertama : Diisi dengan nilai BMN berupa Jalan dalam rupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai mutasi BMN berupa Jalan dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Jalan dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

(12) Baris pertama : Diisi dengan nilai BMN berupa Irigasi dalam rupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai mutasi BMN berupa Irigasi dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Irigasi dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

(13) Baris pertama : Diisi dengan nilai BMN berupa Jaringan dalam rupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai mutasi BMN berupa Jaringan dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Jaringan dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

(14) Baris pertama : Diisi dengan nilai BMN berupa Konstruksi Dalam Pengerjaan dalam rupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai mutasi BMN berupa Konstruksi Dalam Pengerjaan dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Konstruksi Dalam Pengerjaan dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

- 4 -

(15) Baris pertama : Diisi dengan nilai BMN berupa Aset Tetap Lainnya dalam rupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai mutasi BMN berupa Aset Tetap Lainnya dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Aset Tetap Lainnya dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

(16) Baris pertama : Diisi dengan nilai BMN berupa Aset Tidak Berwujud dalam rupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai mutasi BMN berupa Aset Tidak Berwujud dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Aset Tidak Berwujud dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

(17) Baris pertama : Diisi dengan nilai BMN berupa Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dalam rupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai mutasi BMN Kemitraan Dengan Pihak Ketiga berupa dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

(18) Baris pertama : Diisi dengan nilai BMN berupa Aset Yang Tidak Digunakan Dalam Kegiatan Operasi Pemerintah dalam rupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai mutasi BMN berupa Aset Yang Tidak Digunakan Dalam Kegiatan Operasi Pemerintah dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan saldo akhir BMN berupa Aset Yang Tidak Digunakan Dalam Kegiatan Operasi Pemerintah dalam rupiah penuh selamaperiode rekonsiliasi

(19) Baris pertama : Diisi dengan nilai total BMN untuk setiap UAKP/UAPPB-W/UAPB dalam rupiah penuh pada awal periode rekonsiliasi (saldo awal)

Baris kedua : Diisi dengan nilai total mutasi BMN untuk setiap UAKP/UAPPB-W/UAPB dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan nilai total saldo akhir BMN untuk setiap UAKP/UAPPB-W/UAPB dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

(20) Baris pertama : Diisi dengan nilai total saldo awal BMN dalam rupiah penuh.

Baris kedua : Diisi dengan nilai total mutasi BMN dalam rupiah penuh selama periode rekonsiliasi

Baris ketiga : Diisi dengan nilai total saldo akhir BMN dalam rupiah penuh.

- 5 -

III. TANDA TANGAN

(21) a. Untuk rekonsiliasi tingkat daerah dan wilayah, diisi dengan tempat penandatanganan lembar konfirmasi.

b. Untuk rekonsiliasi tingkat pusat, diisi dengan tempat penandatanganan lampiran berita acara rekonsiliasi.

(22) a. Untuk rekonsiliasi tingkat daerah dan wilayah, diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan lembar konfirmasi.

b. Untuk rekonsiliasi tingkat daerah dan wilayah, diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan lampiran berita acara rekonsiliasi.

(23) a. Untuk tingkat daerah dan wilayah, diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada KPPN/Kanwil DJPB atau KPKNL/Kanwil DJKN pembuat lembar konfirmasi atau pejabat yang ditunjuk/dikuasakan.

b. Untuk tingkat pusat, diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJKN atau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.

(24) a. Untuk tingkat daerah dan wilayah, diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada KPPN/Kanwil DJPB atau KPKNL/Kanwil DJKN pembuat lembar konfirmasi atau pejabat yang ditunjuk/dikuasakan.

b. Untuk tingkat pusat, diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJKN atau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.

(25) a. Untuk tingkat daerah dan wilayah, diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada KPPN/Kanwil DJPB atau KPKNL/Kanwil DJKN pembuat lembar konfirmasi atau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.

b. Untuk tingkat pusat, diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJKN atau pejabat yang ditunjuk/ dikuasakan.

(26) Khusus untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat, diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJPBatau yang ditunjuk/dikuasakan.

(27) Khusus untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJPBatau yang ditunjuk/dikuasakan.

- 6 -

(28) Khusus untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJPB atau yang ditunjuk/dikuasakan.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN IV.bPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARANOMOR : PER -07 /KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

FORMAT LEMBAR KONFIRMASI DATA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DAN LAMPIRAN BERITA ACARA REKONSILIASI DALAM RANGKA REKONSILIASI DATA BMN PADA BENDAHARA UMUM NEGARA

LEMBAR KONFIRMASI/LAMPIRAN BERITA ACARA*) DATA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAKYANG BERSUMBER DARI PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

DALAM RANGKA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARAPADA BENDAHARA UMUM NEGARA TINGKAT DAERAH / WILAYAH / PUSAT *

(DALAM RUPIAH PENUH)

NO

UAKPB / UAPPB-W /

UAPB *

BERITA ACARA REKONSILIASI

INTERNALNILAI PNBP YANG BERSUMBER DARI PENGELOLAAN BMN

Kode Nama Nomor TanggalPenghapusan Pemindahtanganan Pemanfaatan

Penerimaan LainnyaGanti Rugi Pemusnahan

Penjualan Langsung

Penjualan Lelang

Tukar Menukar SewaKerjasama

PemanfaatanBGS / BSG

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)1234

dst

TOTAL (15)

*) pilih salah satu yang paling sesuai.

…..<16>….……..<17>…………..

………….<21>………….. …………<18>……………..

…………<22>……………. …………<19>…………….………….<23>…………… ………….<20>…………….

PERIODE/

- 2 -

CARA PENGISIANLEMBAR KONFIRMASI DATA PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERSUMBER DARI PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

DALAM RANGKA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARAPADA BENDAHARA UMUM NEGARA TINGKAT DAERAH / WILAYAH / PUSAT *

I. PERIODE

Diisi dengan periode pelaksanaan rekonsiliasi.

Contoh: Periode rekonsiliasi bulan Maret 2010, diisi dengan 0 3 / 1 0

Periode rekonsiliasi semester I / 2010, diisi dengan S 1 / 1 0

Periode rekonsiliasi tahunan 2010, diisi dengan 9 9 / 1 0

II. TABEL

(1) Diisi dengan nomor urut data, dimulai dari 1.

(2) Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah: Diisi dengan kode satuan kerja (lengkap hingga jenis kewenangan)Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat wilayah: Diisi dengan kode UAPPA/B-WUntuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat: Diisi dengan kode UAPA/B

(3) Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah: Diisi dengan nama satuan kerjaUntuk rekonsiliasi pada BUN tingkat wilayah: Diisi dengan nama UAPPA/B-WUntuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat: Diisi dengan nama UAPA/B

(4) Diisi dengan nomor berita acara rekonsiliasi internal Kementerian Negara/Lembaga antara unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang

(5) Diisi dengan tanggal berita acara rekonsiliasi internal Kementerian Negara/Lembaga antara unit akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang

(6) Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber dari pembayaran ganti rugi atas BMN yang dihapuskan sebagai akibat keadaan yang mengakibatkan timbulnya tuntutan ganti rugi seperti hilang, kecurian, dan lain-lain

(7) Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber dari penyetoran kepada kas negara sebagai akibat adanya pendapatan negara yang timbul dari proses pemusnahan BMN dalam rangka penghapusan BMN

(8) Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber dari penyetoran kepada kas negara sebagai akibat penghapusan BMN selain karena ganti rugi dan/atau pemusnahan BMN

(9)

- 3 -

Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber dari kegiatan pemindahtanganan BMN dalam bentuk penjualan secara langsung

(10) Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber dari kegiatan pemindahtanganan BMN dalam bentuk penjualan melalui cara lelang

(11) Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber dari kegiatan pemindahtanganan BMN dalam bentuk tukar-menukar berupa nilai selisih kurang nilai pertukaran yang harus disetor ke kas negara

(12) Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber dari kegiatan pemanfaatan BMN berupa penyewaan BMN

(13) Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber dari kegiatan pemanfaatan BMN berupa kerjasama pemanfaatan BMN

(14)

(15)

Diisi dengan nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh yang bersumber dari kegiatan pemanfaatan BMN berupa bangun guna serah dan bangun guna serah

Diisi dengan total nilai bersih PNBP dalam rupiah penuh per jenis kegiatan pengelolaan BMN.

III. TANDA TANGAN

(16) a. Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah dan wilayah, diisi dengan tempat penandatanganan lembar konfirmasi

b. Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat, diisi dengan tempat penandatanganan lampiran Berita Acara Rekonsiliasi.

(17) a. Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah dan wilayah, diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan lembar konfirmasi.

b. Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat, diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan lembar konfirmasi.

(18) a. Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah dan wilayah, diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada KPPN/Kanwil DJPB atau KPKNL/Kanwil DJKN pembuat lembar konfirmasi atau pejabat yang ditunjuk/dikuasakan.

b. Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat, diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJKN atau pejabat yang ditunjuk/dikuasakan.

- 4 -

(19) a. Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah dan wilayah diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada KPPN/Kanwil DJPB atau KPKNL/Kanwil DJKN pembuat lembar konfirmasi atau pejabat yang ditunjuk/dikuasakan.

b. Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJKN atau pejabat yang ditunjuk/dikuasakan.

(20) a. Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat daerah dan wilayah diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada KPPN/Kanwil DJPB atau KPKNL/Kanwil DJKN pembuat lembar konfirmasi atau pejabat yang ditunjuk/dikuasakan.

b. Untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJKN atau pejabat yang ditunjuk/dikuasakan.

(21) Khusus untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat, diisi dengan jabatan penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJPB atau yang ditunjuk/dikuasakan.

(22) Khusus untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat diisi dengan nama penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJPB atau yang ditunjuk/dikuasakan.

(23) Khusus untuk rekonsiliasi pada BUN tingkat pusat diisi dengan NIP penanggung jawab pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada Kantor Pusat DJPB atau yang ditunjuk/dikuasakan.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN IV.cPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: PER-07/KN/2009 TENTANG PEDOMAN REKONSILIASI BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

FORMAT BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARAPADA BENDAHARA UMUM NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARAPADA BENDAHARA UMUM NEGARA

NOMOR :

Pada hari ini ........., tanggal ..... bulan ............. tahun ........, bertempat di ..........., kami yang bertanda tangan di bawah ini:

I. Nama :NIP :Jabatan :dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selaku Pengelola Barang, untuk selanjutnya disebut Pihak Pertama;

II. Nama :NIP :Jabatan :dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Perbendaharaan selaku Penyusun LKPP, untuk selanjutnya disebut Pihak Kedua;

menyatakan bahwa telah melakukan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara (BMN) pada Bendahara Umum Negara dengan cara membandingkan data BMN pada Laporan BMN yang disusun oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dengan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang disusun oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk periode .................................., dengan hasil sebagai berikut:

I. Hasil Rekonsiliasi Data:

No Akun NeracaNilai BMN Periode……

Saldo Awal Mutasi Saldo Akhir(1) (2) (3) (4) (5) = (3) + (4)

A ASET LANCAR1 PersediaanB ASET TETAP1 Tanah2 Peralatan dan Mesin3 Gedung dan Bangunan4 Jalan, Irigasi dan Jaringan5 Aset Tetap Lainnya6 Konstruksi Dalam PengerjaanC ASET LAINNYA1 Aset Tidak Berwujud2 Aset Lain-lain3 Kerjasama Dengan Pihak KetigaD Total Intrakomptabel (A+B+C)E EkstrakomptabelF Total Gabungan (D+E)

Rincian terlampir.

- 2 -

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

II. Hal-hal penting lainnya mengenai data BMN terkait penyusunan Laporan BMN dan LKPP disajikan dalam Lampiran Berita Acara ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini.

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk bahan penyusunan Laporan BMN dan LKPP periode ......................, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

a.n. Direktur Jenderal Kekayaan Negara a.n.Direktur Jenderal Perbendaharaan.................................................. ..................................................

................................... ...................................NIP ............................ NIP ............................

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN VPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PEMETAAN WILAYAH KERJA PELAKSANAAN REKONSILIASI ANTARA PENGGUNA BARANG DAN PENGELOLA BARANG

TINGKAT SATUAN KERJA DAN TINGKAT WILAYAH

A. KETENTUAN UMUM

1. Pemetaan wilayah kerja rekonsiliasi dibagi untuk wilayah kerja setiap KPKNL dan Kantor Wilayah DJKN, disandingkan dengan wilayah kerja setiap KPPNdan Kantor Wilayah DJPB, dengan ketentuan:

a. berdasarkan provinsi/kabupaten/kota yang menjadi wilayah kerja KPKNL, untuk pemetaan wilayah kerja KPKNL dalam rangka pelaksanaan pemutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN dengan kuasa pengguna barang

b. berdasarkan provinsi yang menjadi wilayah kerja Kanwil DJKN, untuk pemetaan wilayah kerja Kantor Wilayah DJKN dalam rangka pelaksanaan pemutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN dengan pengguna barang wilayah

c. berdasarkan kabupaten/kota, untuk pemetaan wilayah rekonsiliasi BMN pada BUN di tingkat daerah (antara KPKNL dan KPPN)

d. berdasarkan provinsi, untuk pemetaan wilayah rekonsiliasi BMN pada BUN di tingkat wilayah (antara Kanwil DJKN dan Kanwil DJPB)

2. Pemetaan wilayah kerja pemutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN antara satuan kerja dan KPKNL tersebut butir 1 di atas, dikecualikan terhadap Kuasa Pengguna Barang pada satuan kerja yang berdomisili di luar negeri.

3. Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN pada BUN di Jakarta, baik antara KPKNL dan KPPN maupun antara Kanwil DJKN dan Kanwil DJPB dilakukan bersamaan di bawah koordinasi Kanwil DJKN dan Kanwil DJPB, berdasarkan wilayah kerjamasing-masing KPKNL dan KPPN.

4. Pemutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN pada satuan kerja di luar negeri dilakukan pada tingkat pusat (antara Pengguna Barang, DJKN dan/atau DJPB).

5. Pemutakhiran data dan rekonsiliasi BMN pada Satuan Kerja Dana Dekonsentrasi dilakukan dengan KPKNL yang berada di ibukota provinsi tempat kedudukan Satuan Kerja Dana Dekonsentrasi dimaksud.

B. PEMETAAN WILAYAH KERJA KPKNL DALAM RANGKA PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA DAN REKONSILIASI DATA BMN DENGAN KUASA PENGGUNA BARANG BERDASARKAN PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

Pemetaan wilayah kerja KPKNL selaku Pengelola Barang dalam rangka pelaksanaan pemutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN dengan satuan kerja selaku Kuasa Pengguna Barang ditetapkan sesuai lokasi provinsi/kabupaten/kota satuan kerja berdasarkan wilayah kerja KPKNL sebagaimana diatur dalam lampiran V.a Peraturan ini.

- 2 -

C. PEMETAAN WILAYAH KERJA KANWIL DJKN DALAM RANGKA PELAKSANAAN REKONSILIASI BMN DENGAN KUASA PENGGUNA BARANG WILAYAH BERDASARKAN PROVINSI

Pemetaan wilayah kerja Kanwil DJKN selaku Pengelola Barang dalam rangka pelaksanaan pemutakhiran data dan rekonsiliasi data BMN dengan kantor/koordinator wilayah Kementerian Negara/Lembaga selaku Pembantu Pengguna Barang Wilayah ditetapkan sesuai lokasi provinsi wilayah kerja kantor/koordinator wilayah Kementerian Negara/Lembaga berdasarkan wilayah kerja Kanwil DJKN sebagaimana diatur dalam lampiran V.b Peraturan ini.

D. PEMETAAN WILAYAH REKONSILIASI BMN BENDAHARA UMUM NEGARA DI TINGKAT DAERAH BERDASARKAN KABUPATEN/KOTA

Pemetaan wilayah kerja rekonsiliasi data BMN pada BUN di tingkat daerah antara KPKNL dan KPPN ditetapkan berdasarkan kabupaten/kota wilayah kerja KPKNL dan KPPN sebagaimana diatur dalam lampiran V.c Peraturan ini.

E. PEMETAAN WILAYAH REKONSILIASI BMN BENDAHARA UMUM NEGARA DI TINGKAT WILAYAH BERDASARKAN PROVINSI

Pemetaan wilayah kerja rekonsiliasi data BMN pada BUN di tingkat wilayah antara Kanwil DJKN dan Kanwil DJPB ditetapkan berdasarkan provinsi wilayah kerja Kanwil DJKN dan Kanwil DJPB sebagaimana diatur dalam lampiran V.d Peraturan ini.

Perubahan atas pemetaan wilayah kerja dapat ditetapkan melalui surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN V.aPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PEMETAAN WILAYAH KERJA KPKNL DALAM RANGKA PELAKSANAAN PEMUTAKHIRAN DATA DAN REKONSILIASI DATA BMN DENGAN KUASA

PENGGUNA BARANG BERDASARKAN PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

NoKode Prov

Kode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

1 06 01 Kab. Aceh Besar 01101 KPKNL Banda Aceh

2 06 02 Kab. Pidie 01101 KPKNL Banda Aceh

3 06 05 Kab. Aceh Selatan 01101 KPKNL Banda Aceh

4 06 06 Kab. Aceh Barat 01101 KPKNL Banda Aceh

5 06 09 Kab. Simeuleu 01101 KPKNL Banda Aceh

6 06 10 Kab. Aceh Singkil 01101 KPKNL Banda Aceh

7 06 12 Kab. Aceh Barat Daya 01101 KPKNL Banda Aceh

8 06 14 Kab. Aceh Jaya 01101 KPKNL Banda Aceh

9 06 15 Kab. Nagan Raya 01101 KPKNL Banda Aceh

10 06 18 Kab. Pidie Jaya 01101 KPKNL Banda Aceh

11 06 51 Kota Banda Aceh 01101 KPKNL Banda Aceh

12 06 52 Kota Sabang 01101 KPKNL Banda Aceh

13 06 56 Kota Sumbulussalam 01101 KPKNL Banda Aceh

14 06 03 Kab. Aceh Utara 01102 KPKNL Lhokseumawe

15 06 04 Kab. Aceh Timur 01102 KPKNL Lhokseumawe

16 06 07 Kab. Aceh Tengah 01102 KPKNL Lhokseumawe

17 06 08 Kab. Aceh Tenggara 01102 KPKNL Lhokseumawe

18 06 11 Kab. Bireun 01102 KPKNL Lhokseumawe

19 06 13 Kab. Aceh Gayo Lues 01102 KPKNL Lhokseumawe

20 06 16 Kab. Aceh Tamiang 01102 KPKNL Lhokseumawe

21 06 17 Kab. Bener Meriah 01102 KPKNL Lhokseumawe

22 06 53 Kota Langsa 01102 KPKNL Lhokseumawe

23 06 54 Kota Lhokseumawe 01102 KPKNL Lhokseumawe

24 07 01 Kab. Deliserdang 02101 KPKNL Medan

25 07 02 Kab. Tanah Karo 02101 KPKNL Medan

26 07 03 Kab. Langkat 02101 KPKNL Medan

27 07 51 Kota Medan 02101 KPKNL Medan

28 07 53 Kota Binjai 02101 KPKNL Medan

29 07 05 Kab. Simalungun 02103 KPKNL Pematang Siantar

30 07 07 Kab. Dairi 02103 KPKNL Pematang Siantar

31 07 12 Kab. Samosir 02103 KPKNL Pematang Siantar

32 07 15 Kab. Pakpak Barat 02103 KPKNL Pematang Siantar

33 07 17 Kab. Toba Samosir 02103 KPKNL Pematang Siantar

34 07 52 Kota Tebingtinggi 02103 KPKNL Pematang Siantar

35 07 54 Kota Pematangsiantar 02103 KPKNL Pematang Siantar

36 07 06 Kab. Labuhanbatu 02104 KPKNL Kisaran

37 07 10 Kab. Asahan 02104 KPKNL Kisaran

38 07 55 Kota Tanjungbalai 02104 KPKNL Kisaran

39 07 04 Kab. Tapanuli Tengah 02105 KPKNL Padang Sidempuan

40 07 08 Kab. Tapanuli Utara 02105 KPKNL Padang Sidempuan

41 07 09 Kab. Tapanuli Selatan 02105 KPKNL Padang Sidempuan

- 2 -

NoKode Prov

Kode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

42 07 11 Kab. Nias 02105 KPKNL Padang Sidempuan

43 07 13 Kab. Mandailing Natal 02105 KPKNL Padang Sidempuan

44 07 14 Kab. Nias Selatan 02105 KPKNL Padang Sidempuan

45 07 16 Kab. Humbang Hasundutan 02105 KPKNL Padang Sidempuan

46 07 56 Kota Sibolga 02105 KPKNL Padang Sidempuan

47 07 57 Kota Padang Sidempuan 02105 KPKNL Padang Sidempuan

48 08 04 Kab. Solok 03101 KPKNL Padang

49 08 05 Kab. Padang Pariaman 03101 KPKNL Padang

50 08 06 Kab. Pesisir Selatan 03101 KPKNL Padang

51 08 08 Kab. Sawahlunto 03101 KPKNL Padang

52 08 09 Kab. Kepulauan Mentawai 03101 KPKNL Padang

53 08 10 Kab. Dharmas Raya 03101 KPKNL Padang

54 08 11 Kab. Solok Selatan 03101 KPKNL Padang

55 08 14 Kab. Sawahlunto Sijunjung 03101 KPKNL Padang

56 08 53 Kota Solok 03101 KPKNL Padang

57 08 55 Kota Padang 03101 KPKNL Padang

58 08 57 Kota Pariaman 03101 KPKNL Padang

59 08 01 Kab. Agam 03102 KPKNL Bukit Tinggi

60 08 02 Kab. Pasaman 03102 KPKNL Bukit Tinggi

61 08 03 Kab. Limapuluh Kota 03102 KPKNL Bukit Tinggi

62 08 07 Kab. Tanah Datar 03102 KPKNL Bukit Tinggi

63 08 12 Kab. Pasaman Barat 03102 KPKNL Bukit Tinggi

64 08 51 Kota Bukittinggi 03102 KPKNL Bukit Tinggi

65 08 52 Kota Padang Panjang 03102 KPKNL Bukit Tinggi

66 08 56 Kota Payakumbuh 03102 KPKNL Bukit Tinggi

67 09 01 Kab. Kampar 03103 KPKNL Pekanbaru

68 09 04 Kab. Indragiri Hulu 03103 KPKNL Pekanbaru

69 09 05 Kab. Indragiri Hilir 03103 KPKNL Pekanbaru

70 09 06 Kab. Pelalawan 03103 KPKNL Pekanbaru

71 09 07 Kab. Rokan Hulu 03103 KPKNL Pekanbaru

72 09 12 Kab. Kuantan Singingi 03103 KPKNL Pekanbaru

73 09 51 Kota Pekanbaru 03103 KPKNL Pekanbaru

74 32 01 Kab. Bintan 03104 KPKNL Batam

75 32 02 Kab. Karimun 03104 KPKNL Batam

76 32 02 Kab. Karimun 03104 KPKNL Batam

77 32 03 Kab. Natuna 03104 KPKNL Batam

78 32 04 Kab. Lingga 03104 KPKNL Batam

79 32 51 Kota Batam 03104 KPKNL Batam

80 32 52 Kota Tanjung Pinang 03104 KPKNL Batam

81 09 02 Kab. Bengkalis 03106 KPKNL Dumai

82 09 08 Kab. Rokan Hilir 03106 KPKNL Dumai

83 09 09 Kab. Siak 03106 KPKNL Dumai

84 09 53 Kota Dumai 03106 KPKNL Dumai

85 10 01 Kab. Batanghari 04101 KPKNL Jambi

86 10 02 Kab. Tanjung Jabung Barat 04101 KPKNL Jambi

87 10 03 Kab. Muara Bungo 04101 KPKNL Jambi

88 10 04 Kab. Sarolangun 04101 KPKNL Jambi

89 10 05 Kab. Kerinci 04101 KPKNL Jambi

90 10 06 Kab. Merangin 04101 KPKNL Jambi

- 3 -

NoKode Prov

Kode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

91 10 07 Kab. Tanjung Jabung Timur 04101 KPKNL Jambi

92 10 08 Kab. Tebo 04101 KPKNL Jambi

93 10 09 Kab. Muaro Jambi 04101 KPKNL Jambi

94 10 51 Kota Jambi 04101 KPKNL Jambi

95 11 03 Kab. Musi Banyu Asin 04102 KPKNL Palembang

96 11 04 Kab. Ogan Komering Ulu 04102 KPKNL Palembang

97 11 08 Kab. Ogan Komering Ilir 04102 KPKNL Palembang

98 11 09 Kab. Banyuasin 04102 KPKNL Palembang

99 11 10 Kab. Oku Timur 04102 KPKNL Palembang

100 11 11 Kab. Oku Selatan 04102 KPKNL Palembang

101 11 12 Kab. Ogan Ilir 04102 KPKNL Palembang

102 11 51 Kota Palembang 04102 KPKNL Palembang

103 11 53 Kota Prabumulih 04102 KPKNL Palembang

104 11 05 Kab. Muara Enim 04103 KPKNL Lahat

105 11 06 Kab. Lahat 04103 KPKNL Lahat

106 11 07 Kab. Musi Rawas 04103 KPKNL Lahat

107 11 54 Kota Pagar Alam 04103 KPKNL Lahat

108 11 55 Kota Lubuk Linggau 04103 KPKNL Lahat

109 30 01 Kab. Belitung 04104 KPKNL Pangkal Pinang

110 30 02 Kab. Bangka 04104 KPKNL Pangkal Pinang

111 30 03 Kab. Bangka Barat 04104 KPKNL Pangkal Pinang

112 30 04 Kab. Bangka Tengah 04104 KPKNL Pangkal Pinang

113 30 05 Kab. Bangka Selatan 04104 KPKNL Pangkal Pinang

114 30 06 Kab. Belitung Timur 04104 KPKNL Pangkal Pinang

115 30 51 Kota Pangkalpinang 04104 KPKNL Pangkal Pinang

116 26 01 Kab. Bengkulu Utara 05101 KPKNL Bengkulu

117 26 02 Kab. Bengkulu Selatan 05101 KPKNL Bengkulu

118 26 03 Kab. Rejang Lebong 05101 KPKNL Bengkulu

119 26 04 Kab. Seluma 05101 KPKNL Bengkulu

120 26 05 Kab. Kaur 05101 KPKNL Bengkulu

121 26 06 Kab. Muko-muko 05101 KPKNL Bengkulu

122 26 07 Kab. Lebong 05101 KPKNL Bengkulu

123 26 08 Kab. Kepahiang 05101 KPKNL Bengkulu

124 26 51 Kota Bengkulu 05101 KPKNL Bengkulu

125 12 01 Kab. Lampung Selatan 05103 KPKNL Bandar Lampung

126 12 04 Kab. Lampung Barat 05103 KPKNL Bandar Lampung

127 12 06 Kab. Tanggamus 05103 KPKNL Bandar Lampung

128 12 09 Kab. Pesawaran 05103 KPKNL Bandar Lampung

129 12 51 Kota Bandar Lampung 05103 KPKNL Bandar Lampung

130 12 02 Kab. Lampung Tengah 05104 KPKNL Metro

131 12 03 Kab. Lampung Utara 05104 KPKNL Metro

132 12 05 Kab. Tulang Bawang 05104 KPKNL Metro

133 12 07 Kab. Lampung Timur 05104 KPKNL Metro

134 12 08 Kab. Way Kanan 05104 KPKNL Metro

135 12 52 Kota Metro 05104 KPKNL Metro

136 29 01 Kab. Serang 06101 KPKNL Serang

137 29 02 Kab. Pandeglang 06101 KPKNL Serang

138 29 03 Kab. Lebak 06101 KPKNL Serang

139 29 52 Kota Cilegon 06101 KPKNL Serang

- 4 -

NoKode Prov

Kode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

140 29 51 Kota Tangerang 06102 KPKNL Tangerang

141 29 04 Kab. Tangerang 06103 KPKNL Serpong

142 01 51 Kota Jakarta Pusat

07101 s.d.

07105

KPKNL Jakarta I – VSesuai dengan Kementerian Negara/Lembaga masing-masing

143 01 52 Kota Jakarta Utara

144 01 53 Kota Jakarta Barat

145 01 54 Kota Jakarta Selatan

146 01 55 Kota Jakarta Timur

147 02 12 Kab. Bandung 08101 KPKNL Bandung

148 02 13 Kab. Sumedang 08101 KPKNL Bandung

149 02 21 Kab. Bandung Barat 08101 KPKNL Bandung

150 02 51 Kota Bandung 08101 KPKNL Bandung

151 02 61 Kota Cimahi 08101 KPKNL Bandung

152 02 08 Kab. Bekasi 08102 KPKNL Bekasi

153 02 57 Kota Bekasi 08102 KPKNL Bekasi

154 02 05 Kab. Bogor 08103 KPKNL Bogor

155 02 06 Kab. Sukabumi 08103 KPKNL Bogor

156 02 07 Kab. Cianjur 08103 KPKNL Bogor

157 02 52 Kota Bogor 08103 KPKNL Bogor

158 02 53 Kota Sukabumi 08103 KPKNL Bogor

159 02 58 Kota Depok 08103 KPKNL Bogor

160 02 09 Kab. Karawang 08104 KPKNL Purwakarta

161 02 10 Kab. Purwakarta 08104 KPKNL Purwakarta

162 02 11 Kab. Subang 08104 KPKNL Purwakarta

163 02 14 Kab. Garut 08105 KPKNL Tasikmalaya

164 02 15 Kab. Tasikmalaya 08105 KPKNL Tasikmalaya

165 02 16 Kab. Ciamis 08105 KPKNL Tasikmalaya

166 02 60 Kota Tasikmalaya 08105 KPKNL Tasikmalaya

167 02 62 Kota Banjar 08105 KPKNL Tasikmalaya

168 02 17 Kab. Cirebon 08106 KPKNL Cirebon

169 02 18 Kab. Kuningan 08106 KPKNL Cirebon

170 02 19 Kab. Indramayu 08106 KPKNL Cirebon

171 02 20 Kab. Majalengka 08106 KPKNL Cirebon

172 02 54 Kota Cirebon 08106 KPKNL Cirebon

173 03 01 Kab. Semarang 09101 KPKNL Semarang

174 03 03 Kab. Demak 09101 KPKNL Semarang

175 03 04 Kab. Grobogan 09101 KPKNL Semarang

176 03 09 Kab. Pati 09101 KPKNL Semarang

177 03 10 Kab. Kudus 09101 KPKNL Semarang

178 03 12 Kab. Jepara 09101 KPKNL Semarang

179 03 13 Kab. Rembang 09101 KPKNL Semarang

180 03 14 Kab. Blora 09101 KPKNL Semarang

181 03 19 Kab. Magelang 09101 KPKNL Semarang

182 03 20 Kab. Temanggung 09101 KPKNL Semarang

183 03 51 Kota Semarang 09101 KPKNL Semarang

184 03 52 Kota Salatiga 09101 KPKNL Semarang

185 03 55 Kota Magelang 09101 KPKNL Semarang

186 03 24 Kab. Klaten 09102 KPKNL Surakarta

187 03 25 Kab. Boyolali 09102 KPKNL Surakarta

188 03 26 Kab. Sragen 09102 KPKNL Surakarta

- 5 -

NoKode Prov

Kode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

189 03 27 Kab. Sukoharjo 09102 KPKNL Surakarta

190 03 28 Kab. Karanganyar 09102 KPKNL Surakarta

191 03 29 Kab. Wonogiri 09102 KPKNL Surakarta

192 03 56 Kota Surakarta 09102 KPKNL Surakarta

193 03 02 Kab. Kendal 09104 KPKNL Pekalongan

194 03 05 Kab. Pekalongan 09104 KPKNL Pekalongan

195 03 06 Kab. Batang 09104 KPKNL Pekalongan

196 03 53 Kota Pekalongan 09104 KPKNL Pekalongan

197 03 07 Kab. Tegal 09105 KPKNL Tegal

198 03 08 Kab. Brebes 09105 KPKNL Tegal

199 03 11 Kab. Pemalang 09105 KPKNL Tegal

200 03 54 Kota Tegal 09105 KPKNL Tegal

201 04 01 Kab. Bantul 09106 KPKNL Yogyakarta

202 04 02 Kab. Sleman 09106 KPKNL Yogyakarta

203 04 03 Kab. Gunungkidul 09106 KPKNL Yogyakarta

204 04 04 Kab. Kulonprogo 09106 KPKNL Yogyakarta

205 04 51 Kota Yogyakarta 09106 KPKNL Yogyakarta

206 03 15 Kab. Banyumas 09110 KPKNL Purwokerto

207 03 16 Kab. Cilacap 09110 KPKNL Purwokerto

208 03 17 Kab. Purbalingga 09110 KPKNL Purwokerto

209 03 18 Kab. Banjarnegara 09110 KPKNL Purwokerto

210 03 21 Kab. Wonosobo 09110 KPKNL Purwokerto

211 03 22 Kab. Purworejo 09110 KPKNL Purwokerto

212 03 23 Kab. Kebumen 09110 KPKNL Purwokerto

213 05 01 Kab. Gresik 10101 KPKNL Surabaya

214 05 19 Kab. Nganjuk 10101 KPKNL Surabaya

215 05 27 Kab. Bojonegoro 10101 KPKNL Surabaya

216 05 28 Kab. Tuban 10101 KPKNL Surabaya

217 05 29 Kab. Lamongan 10101 KPKNL Surabaya

218 05 51 Kota Surabaya 10101 KPKNL Surabaya

219 05 02 Kab. Mojokerto 10102 KPKNL Sidoarjo

220 05 03 Kab. Sidoarjo 10102 KPKNL Sidoarjo

221 05 14 Kab. Pasuruan 10102 KPKNL Sidoarjo

222 05 52 Kota Mojokerto 10102 KPKNL Sidoarjo

223 05 54 Kota Pasuruan 10102 KPKNL Sidoarjo

224 05 04 Kab. Jombang 10103 KPKNL Malang

225 05 13 Kab. Malang 10103 KPKNL Malang

226 05 16 Kab. Lumajang 10103 KPKNL Malang

227 05 17 Kab. Kediri 10103 KPKNL Malang

228 05 18 Kab. Tulungagung 10103 KPKNL Malang

229 05 20 Kab. Trenggalek 10103 KPKNL Malang

230 05 21 Kab. Blitar 10103 KPKNL Malang

231 05 53 Kota Malang 10103 KPKNL Malang

232 05 56 Kota Blitar 10103 KPKNL Malang

233 05 57 Kota Kediri 10103 KPKNL Malang

234 05 59 Kota Batu 10103 KPKNL Malang

235 05 09 Kab. Bondowoso 10104 KPKNL Jember

236 05 10 Kab. Situbondo 10104 KPKNL Jember

237 05 11 Kab. Banyuwangi 10104 KPKNL Jember

- 6 -

NoKode Prov

Kode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

238 05 12 Kab. Jember 10104 KPKNL Jember

239 05 15 Kab. Probolinggo 10104 KPKNL Jember

240 05 55 Kota Probolinggo 10104 KPKNL Jember

241 05 05 Kab. Sampang 10105 KPKNL Pamekasan

242 05 06 Kab. Pamekasan 10105 KPKNL Pamekasan

243 05 07 Kab. Sumenep 10105 KPKNL Pamekasan

244 05 08 Kab. Bangkalan 10105 KPKNL Pamekasan

245 05 22 Kab. Madiun 10106 KPKNL Madiun

246 05 23 Kab. Ngawi 10106 KPKNL Madiun

247 05 24 Kab. Magetan 10106 KPKNL Madiun

248 05 25 Kab. Ponorogo 10106 KPKNL Madiun

249 05 26 Kab. Pacitan 10106 KPKNL Madiun

250 05 58 Kota Madiun 10106 KPKNL Madiun

251 13 02 Kab. Sanggau 11101 KPKNL Pontianak

252 13 03 Kab. Sintang 11101 KPKNL Pontianak

253 13 04 Kab. Pontianak 11101 KPKNL Pontianak

254 13 05 Kab. Kapuas Hulu 11101 KPKNL Pontianak

255 13 06 Kab. Ketapang 11101 KPKNL Pontianak

256 13 08 Kab. Landak 11101 KPKNL Pontianak

257 13 09 Kab. Melawi 11101 KPKNL Pontianak

258 13 10 Kab. Sekadau 11101 KPKNL Pontianak

259 13 11 Kab. Kayong Utara 11101 KPKNL Pontianak

260 13 12 Kab. Kubu Raya 11101 KPKNL Pontianak

261 13 51 Kota Pontianak 11101 KPKNL Pontianak

262 13 01 Kab. Sambas 11102 KPKNL Singkawang

263 13 07 Kab. Bengkayang 11102 KPKNL Singkawang

264 13 52 Kota Singkawang 11102 KPKNL Singkawang

265 14 01 Kab. Kuala Kapuas 12101 KPKNL Palangkaraya

266 14 02 Kab. Barito Utara 12101 KPKNL Palangkaraya

267 14 03 Kab. Barito Selatan 12101 KPKNL Palangkaraya

268 14 06 Kab. Katingan 12101 KPKNL Palangkaraya

269 14 10 Kab. Gunung Mas 12101 KPKNL Palangkaraya

270 14 11 Kab. Pulang Pisau 12101 KPKNL Palangkaraya

271 14 12 Kab. Murung Raya 12101 KPKNL Palangkaraya

272 14 13 Kab. Barito Timur 12101 KPKNL Palangkaraya

273 14 51 Kota Palangkaraya 12101 KPKNL Palangkaraya

274 14 04 Kab. Kotawaringin Timur 12102 KPKNL Pangkalan Bun

275 14 05 Kab. Kotawaringin Barat 12102 KPKNL Pangkalan Bun

276 14 07 Kab. Seruyan 12102 KPKNL Pangkalan Bun

277 14 08 Kab. Sukamara 12102 KPKNL Pangkalan Bun

278 14 09 Kab. Lamandau 12102 KPKNL Pangkalan Bun

279 15 01 Kab. Banjar 12103 KPKNL Banjarmasin

280 15 02 Kab. Tanah Laut 12103 KPKNL Banjarmasin

281 15 03 Kab. Tapin 12103 KPKNL Banjarmasin

282 15 04 Kab. Hulu Sungai Selatan 12103 KPKNL Banjarmasin

283 15 05 Kab. Hulu Sungai Tengah 12103 KPKNL Banjarmasin

284 15 06 Kab. Barito Kuala 12103 KPKNL Banjarmasin

285 15 07 Kab. Tabalong 12103 KPKNL Banjarmasin

286 15 08 Kab. Kotabaru 12103 KPKNL Banjarmasin

- 7 -

NoKode Prov

Kode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

287 15 09 Kab. Hulu Sungai Utara 12103 KPKNL Banjarmasin

288 15 10 Kab. Tanah Bumbu 12103 KPKNL Banjarmasin

289 15 11 Kab. Balangan 12103 KPKNL Banjarmasin

290 15 51 Kota Banjarmasin 12103 KPKNL Banjarmasin

291 15 52 Kota Banjarbaru 12103 KPKNL Banjarmasin

292 16 02 Kab. Pasir 13101 KPKNL Balikpapan

293 16 09 Kab. Penajam Paser Utara 13101 KPKNL Balikpapan

294 16 52 Kota Balikpapan 13101 KPKNL Balikpapan

295 16 07 Kab. Kutai Barat 13102 KPKNL Samarinda

296 16 10 Kab. Kutai Kertanegara 13102 KPKNL Samarinda

297 16 51 Kota Samarinda 13102 KPKNL Samarinda

298 16 03 Kab. Bulungan 13104 KPKNL Tarakan

299 16 04 Kab. Berau 13104 KPKNL Tarakan

300 16 05 Kab. Nunukan 13104 KPKNL Tarakan

301 16 06 Kab. Malinau 13104 KPKNL Tarakan

302 16 12 Kab. Tana Tidung 13104 KPKNL Tarakan

303 16 53 Kota Tarakan 13104 KPKNL Tarakan

304 16 08 Kab. Kutai Timur 13105 KPKNL Bontang

305 16 54 Kota Bontang 13105 KPKNL Bontang

306 22 03 Kab. Klungkung 14101 KPKNL Denpasar

307 22 04 Kab. Gianyar 14101 KPKNL Denpasar

308 22 07 Kab. Badung 14101 KPKNL Denpasar

309 22 08 Kab. Tabanan 14101 KPKNL Denpasar

310 22 51 Kota Denpasar 14101 KPKNL Denpasar

311 22 01 Kab. Buleleng 14102 KPKNL Singaraja

312 22 02 Kab. Jembrana 14102 KPKNL Singaraja

313 22 05 Kab. Karangasem 14102 KPKNL Singaraja

314 22 06 Kab. Bangli 14102 KPKNL Singaraja

315 23 04 Kab. Bima 14103 KPKNL Bima

316 23 05 Kab. Sumbawa 14103 KPKNL Bima

317 23 06 Kab. Dompu 14103 KPKNL Bima

318 23 07 Kab. Sumbawa Barat 14103 KPKNL Bima

319 23 52 Kota Bima 14103 KPKNL Bima

320 23 01 Kab. Lombok Barat 14104 KPKNL Mataram

321 23 02 Kab. Lombok Tengah 14104 KPKNL Mataram

322 23 03 Kab. Lombok Timur 14104 KPKNL Mataram

323 23 51 Kota Mataram 14104 KPKNL Mataram

324 24 01 Kab. Kupang 14105 KPKNL Kupang

325 24 02 Kab. Belu 14105 KPKNL Kupang

326 24 03 Kab. Timor Tengah Utara 14105 KPKNL Kupang

327 24 04 Kab. Timor Tengah Selatan 14105 KPKNL Kupang

328 24 05 Kab. Alor 14105 KPKNL Kupang

329 24 06 Kab. Sikka 14105 KPKNL Kupang

330 24 07 Kab. Flores Timur 14105 KPKNL Kupang

331 24 08 Kab. Ende 14105 KPKNL Kupang

332 24 09 Kab. Ngada 14105 KPKNL Kupang

333 24 10 Kab. Manggarai 14105 KPKNL Kupang

334 24 11 Kab. Sumba Timur 14105 KPKNL Kupang

335 24 12 Kab. Sumba Barat 14105 KPKNL Kupang

- 8 -

NoKode Prov

Kode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

336 24 13 Kab. Lembata 14105 KPKNL Kupang

337 24 14 Kab. Rote Ndao 14105 KPKNL Kupang

338 24 15 Kab. Manggarai Barat 14105 KPKNL Kupang

339 24 51 Kota Kupang 14105 KPKNL Kupang

340 19 02 Kab. Gowa 15102 KPKNL Makassar

341 19 07 Kab. Maros 15102 KPKNL Makassar

342 19 10 Kab. Sinjai 15102 KPKNL Makassar

343 19 11 Kab. Bulukumba 15102 KPKNL Makassar

344 19 12 Kab. Bantaeng 15102 KPKNL Makassar

345 19 13 Kab. Jeneponto 15102 KPKNL Makassar

346 19 14 Kab. Selayar 15102 KPKNL Makassar

347 19 15 Kab. Takalar 15102 KPKNL Makassar

348 19 18 Kab. Pangkajene Kepulauan 15102 KPKNL Makassar

349 19 51 Kota Makassar 15102 KPKNL Makassar

350 19 01 Kab. Pinrang 15103 KPKNL Pare-Pare

351 19 01 Kab. Majene 15103 KPKNL Pare-Pare

352 19 03 Kab. Wajo 15103 KPKNL Pare-Pare

353 19 04 Kab. Polewali Mandar 15103 KPKNL Pare-Pare

354 19 05 Kab. Bone 15103 KPKNL Pare-Pare

355 19 05 Kab. Mamasa 15103 KPKNL Pare-Pare

356 19 16 Kab. Barru 15103 KPKNL Pare-Pare

357 34 17 Kab. Sidenreng Rappang 15103 KPKNL Pare-Pare

358 34 19 Kab. Soppeng 15103 KPKNL Pare-Pare

359 34 52 Kota Pare-pare 15103 KPKNL Pare-Pare

360 19 02 Kab. Mamuju 15104 KPKNL Palopo

361 19 03 Kab. Mamuju Utara 15104 KPKNL Palopo

362 19 06 Kab. Tanatoraja 15104 KPKNL Palopo

363 19 09 Kab. Luwu 15104 KPKNL Palopo

364 19 21 Kab. Enrekang 15104 KPKNL Palopo

365 19 22 Kab. Luwu Utara 15104 KPKNL Palopo

366 34 24 Kab. Luwu Timur 15104 KPKNL Palopo

367 34 53 Kota Palopo 15104 KPKNL Palopo

368 20 02 Kab. Buton 15105 KPKNL Kendari

369 20 03 Kab. Muna 15105 KPKNL Kendari

370 20 04 Kab. Kolaka 15105 KPKNL Kendari

371 20 05 Kab. Konawe Selatan 15105 KPKNL Kendari

372 20 06 Kab. Bombana 15105 KPKNL Kendari

373 20 07 Kab. Wakatobi 15105 KPKNL Kendari

374 20 08 Kab. Kolaka Utara 15105 KPKNL Kendari

375 20 09 Kab. Konawe 15105 KPKNL Kendari

376 20 10 Kab. Konawe Utara 15105 KPKNL Kendari

377 20 11 Kab. Buton Utara 15105 KPKNL Kendari

378 20 51 Kota Kendari 15105 KPKNL Kendari

379 20 52 Kota Bau-bau 15105 KPKNL Kendari

380 17 02 Kab. Minahasa 16101 KPKNL Manado

381 17 03 Kab. Bolaang Mongondow 16101 KPKNL Manado

382 17 04 Kab. Kepulauan Sangihe 16101 KPKNL Manado

383 17 05 Kab. Kepulauan Talaud 16101 KPKNL Manado

384 17 06 Kab. Minahasa Selatan 16101 KPKNL Manado

- 9 -

NoKode Prov

Kode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

385 17 07 Kab. Tomohon 16101 KPKNL Manado

386 17 08 Kab. Minahasa Utara 16101 KPKNL Manado

387 17 09 Kab. Kep.sangihe Talaud 16101 KPKNL Manado

388 17 10 Kab. Minahasa Tenggara 16101 KPKNL Manado

389 17 11 Kab. Bolaang Mongondow Utara 16101 KPKNL Manado

390 17 12 Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro 16101 KPKNL Manado

391 17 51 Kota Manado 16101 KPKNL Manado

392 17 52 Kota Tomohon 16101 KPKNL Manado

393 17 53 Kota Bitung 16101 KPKNL Manado

394 17 54 Kota Kotamobago 16101 KPKNL Manado

395 31 01 Kab. Gorontalo 16102 KPKNL Gorontalo

396 31 02 Kab. Boalemo 16102 KPKNL Gorontalo

397 31 03 Kab. Pohuwato 16102 KPKNL Gorontalo

398 31 04 Kab. Bone Bolango 16102 KPKNL Gorontalo

399 31 07 Kab. Gorontalo Utara 16102 KPKNL Gorontalo

400 31 51 Kota Gorontalo 16102 KPKNL Gorontalo

401 18 01 Kab. Poso 16103 KPKNL Palu

402 18 02 Kab. Donggala 16103 KPKNL Palu

403 18 03 Kab. Toli-toli 16103 KPKNL Palu

404 18 04 Kab. Banggai 16103 KPKNL Palu

405 18 05 Kab. Buol 16103 KPKNL Palu

406 18 06 Kab. Morowali 16103 KPKNL Palu

407 18 07 Kab. Banggai Kepulauan 16103 KPKNL Palu

408 18 08 Kab. Parigi Moutong 16103 KPKNL Palu

409 18 09 Kab. Tojo Una-una 16103 KPKNL Palu

410 18 51 Kota Palu 16103 KPKNL Palu

411 28 02 Kab. Halmahera Tengah 16104 KPKNL Ternate

412 28 03 Kab. Halmahera Utara 16104 KPKNL Ternate

413 28 04 Kab. Halmahera Selatan 16104 KPKNL Ternate

414 28 05 Kab. Kepulauan Sula 16104 KPKNL Ternate

415 28 06 Kab. Halmahera Timur 16104 KPKNL Ternate

416 28 07 Kab. Halmahera Barat 16104 KPKNL Ternate

417 28 51 Kota Ternate 16104 KPKNL Ternate

418 28 53 Kota Tidore Kepulauan 16104 KPKNL Ternate

419 21 01 Kab. Maluku Tengah 17101 KPKNL Ambon

420 21 02 Kab. Maluku Tenggara 17101 KPKNL Ambon

421 21 03 Kab. Maluku Tenggara Barat 17101 KPKNL Ambon

422 21 04 Kab. Pulau Buru 17101 KPKNL Ambon

423 21 05 Kab. Kepulauan Aru 17101 KPKNL Ambon

424 21 06 Kab. Seram Bagian Barat 17101 KPKNL Ambon

425 21 07 Kab. Seram Bagian Timur 17101 KPKNL Ambon

426 21 51 Kota Ambon 17101 KPKNL Ambon

427 21 52 Kota Tual 17101 KPKNL Ambon

428 25 01 Kab. Jayapura 17102 KPKNL Jayapura

429 25 07 Kab. Merauke 17102 KPKNL Jayapura

430 25 08 Kab. Jayawijaya 17102 KPKNL Jayapura

431 25 11 Kab. Puncak Jaya 17102 KPKNL Jayapura

432 25 13 Kab. Mappi 17102 KPKNL Jayapura

433 25 14 Kab. Asmat 17102 KPKNL Jayapura

- 10 -

NoKode Prov

Kode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

434 25 15 Kab. Boven Digoel 17102 KPKNL Jayapura

435 25 16 Kab. Sarmi 17102 KPKNL Jayapura

436 25 17 Kab. Keerom 17102 KPKNL Jayapura

437 25 18 Kab. Tolikara 17102 KPKNL Jayapura

438 25 19 Kab. Pegunungan Bintang 17102 KPKNL Jayapura

439 25 24 Kab. Yahukimo 17102 KPKNL Jayapura

440 25 51 Kota Jayapura 17102 KPKNL Jayapura

441 33 01 Kab. Manokwari 17103 KPKNL Sorong

442 33 02 Kab. Sorong 17103 KPKNL Sorong

443 33 03 Kab. Fak Fak 17103 KPKNL Sorong

444 33 04 Kab. Sorong Selatan 17103 KPKNL Sorong

445 33 06 Kab. Teluk Bintuni 17103 KPKNL Sorong

446 33 08 Kab. Kaimana 17103 KPKNL Sorong

447 33 12 Kab. Mimika 17103 KPKNL Sorong

448 25 51 Kota Sorong 17103 KPKNL Sorong

449 25 02 Kab. Biak-numfor 17106 KPKNL Biak

450 25 04 Kab. Yapen-waropen 17106 KPKNL Biak

451 25 09 Kab. Paniai 17106 KPKNL Biak

452 25 10 Kab. Nabire 17106 KPKNL Biak

453 25 23 Kab. Waropen 17106 KPKNL Biak

454 25 27 Kab. Supiori 17106 KPKNL Biak

Perubahan atas pemetaan wilayah rekonsiliasi dapat ditetapkan melalui surat Direktur Jenderal.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN V.bPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR:PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PEMETAAN WILAYAH KERJA KANWIL DJKN DALAM RANGKA PELAKSANAAN REKONSILIASI BMN DENGAN KUASA PENGGUNA BARANG WILAYAH

BERDASARKAN PROVINSI

NoKode

ProvinsiNama Provinsi

Kode Kanwil DJKN

Nama Kanwil DJKN

1 06 Nanggroe Aceh Darussalam 01 Kanwil I DJKN Banda Aceh

2 07 Sumatera Utara 02 Kanwil II DJKN Medan

3 08 Sumatera Barat 03 Kanwil III DJKN Pekanbaru

4 09 Riau 03 Kanwil III DJKN Pekanbaru

5 32 Kepulauan Riau 03 Kanwil III DJKN Pekanbaru

6 10 Jambi 04 Kanwil IV DJKN Palembang

7 11 Sumatera Selatan 04 Kanwil IV DJKN Palembang

8 30 Kepulauan Bangka Belitung 04 Kanwil IV DJKN Palembang

9 12 Lampung 05 Kanwil V DJKN Bandar Lampung

10 26 Bengkulu 05 Kanwil V DJKN Bandar Lampung

11 29 Banten 06 Kanwil VI DJKN Serang

12 01 DKI Jakarta 07 Kanwil VII DJKN Jakarta

13 02 Jawa Barat 08 Kanwil VIII DJKN Bandung

14 03 Jawa Tengah 09 Kanwil IX DJKN Semarang

15 04 DI Yogyakarta 09 Kanwil IX DJKN Semarang

16 05 Jawa Timur 10 Kanwil X DJKN Surabaya

17 13 Kalimantan Barat 11 Kanwil XI DJKN Pontianak

18 14 Kalimantan Tengah 12 Kanwil XII DJKN Banjarmasin

19 15 Kalimantan Selatan 12 Kanwil XII DJKN Banjarmasin

20 16 Kalimantan Timur 13 Kanwil XIII DJKN Samarinda

21 22 Bali 14 Kanwil XIV DJKN Denpasar

22 23 Nusa Tenggara Barat 14 Kanwil XIV DJKN Denpasar

23 24 Nusa Tenggara Timur 14 Kanwil XIV DJKN Denpasar

24 19 Sulawesi Selatan 15 Kanwil XV DJKN Makassar

25 20 Sulawesi Tenggara 15 Kanwil XV DJKN Makassar

26 34 Sulawesi Barat 15 Kanwil XV DJKN Makassar

27 17 Sulawesi Utara 16 Kanwil XVI DJKN Manado

28 18 Sulawesi Tengah 16 Kanwil XVI DJKN Manado

29 28 Maluku Utara 16 Kanwil XVI DJKN Manado

30 31 Gorontalo 16 Kanwil XVI DJKN Manado

31 21 Maluku 17 Kanwil XVII DJKN Jayapura

32 25 Papua 17 Kanwil XVII DJKN Jayapura

33 33 Papua Barat 17 Kanwil XVII DJKN Jayapura

Perubahan atas pemetaan wilayah kerja dapat ditetapkan melalui surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN V.cPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: Per-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PEMETAAN WILAYAH REKONSILIASI BMN PADA BENDAHARA UMUM NEGARADI TINGKAT DAERAH BERDASARKAN KABUPATEN/KOTA

NoKode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

Kode KPPN

Nama KPPN

1 01 Kab. Aceh Besar 01101 KPKNL Banda Aceh 001 KPPN Banda Aceh2 02 Kab. Pidie 01101 KPKNL Banda Aceh 001 KPPN Banda Aceh3 18 Kab. Pidie Jaya 01101 KPKNL Banda Aceh 001 KPPN Banda Aceh4 51 Kota Banda Aceh 01101 KPKNL Banda Aceh 001 KPPN Banda Aceh5 52 Kota Sabang 01101 KPKNL Banda Aceh 001 KPPN Banda Aceh6 06 Kab. Aceh Barat 01101 KPKNL Banda Aceh 003 KPPN Meulaboh7 09 Kab. Simeuleu 01101 KPKNL Banda Aceh 003 KPPN Meulaboh8 14 Kab. Aceh Jaya 01101 KPKNL Banda Aceh 003 KPPN Meulaboh9 15 Kab. Nagan Raya 01101 KPKNL Banda Aceh 003 KPPN Meulaboh

10 05 Kab. Aceh Selatan 01101 KPKNL Banda Aceh 074 KPPN Tapaktuan11 10 Kab. Aceh Singkil 01101 KPKNL Banda Aceh 074 KPPN Tapaktuan12 12 Kab. Aceh Barat Daya 01101 KPKNL Banda Aceh 074 KPPN Tapaktuan13 56 Kota Sumbulussalam 01101 KPKNL Banda Aceh 074 KPPN Tapaktuan14 04 Kab. Aceh Timur 01102 KPKNL Lhokseumawe 002 KPPN Langsa15 16 Kab. Aceh Tamiang 01102 KPKNL Lhokseumawe 002 KPPN Langsa16 53 Kota Langsa 01102 KPKNL Lhokseumawe 002 KPPN Langsa17 03 Kab. Aceh Utara 01102 KPKNL Lhokseumawe 089 KPPN Lhokseumawe18 11 Kab. Bireun 01102 KPKNL Lhokseumawe 089 KPPN Lhokseumawe19 54 Kota Lhokseumawe 01102 KPKNL Lhokseumawe 089 KPPN Lhokseumawe20 08 Kab. Aceh Tenggara 01102 KPKNL Lhokseumawe 105 KPPN Kutacane21 13 Kab. Aceh Gayo Lues 01102 KPKNL Lhokseumawe 105 KPPN Kutacane22 07 Kab. Aceh Tengah 01102 KPKNL Lhokseumawe 122 KPPN Takengon23 17 Kab. Bener Meriah 01102 KPKNL Lhokseumawe 122 KPPN Takengon24 03 Kab. Langkat 02101 KPKNL Medan 004/123 KPPN Medan I & II25 51 Kota Medan 02101 KPKNL Medan 004/123 KPPN Medan I & II26 53 Kota Binjai 02101 KPKNL Medan 004/123 KPPN Medan I & II27 02 Kab. Tanah Karo 02101 KPKNL Medan 119 KPPN Sidikalang28 01 Kab. Deliserdang 02101 KPKNL Medan 124 KPPN Tebing Tinggi29 05 Kab. Simalungun 02103 KPKNL Pematang Siantar 005 KPPN Pematang Siantar30 54 Kota Pematangsiantar 02103 KPKNL Pematang Siantar 005 KPPN Pematang Siantar31 07 Kab. Dairi 02103 KPKNL Pematang Siantar 119 KPPN Sidikalang32 15 Kab. Pakpak Barat 02103 KPKNL Pematang Siantar 119 KPPN Sidikalang33 52 Kota Tebingtinggi 02103 KPKNL Pematang Siantar 124 KPPN Tebing Tinggi34 12 Kab. Samosir 02103 KPKNL Pematang Siantar 125 KPPN Balige35 17 Kab. Toba Samosir 02103 KPKNL Pematang Siantar 125 KPPN Balige36 06 Kab. Labuhanbatu 02104 KPKNL Kisaran 075 KPPN Rantau Prapat37 10 Kab. Asahan 02104 KPKNL Kisaran 076 KPPN Tj. Balai Asahan38 55 Kota Tanjungbalai 02104 KPKNL Kisaran 076 KPPN Tj. Balai Asahan39 09 Kab. Tapanuli Selatan 02105 KPKNL P. Sidempuan 006 KPPN P. Sidempuan40 13 Kab. Mandailing Natal 02105 KPKNL P. Sidempuan 006 KPPN P. Sidempuan41 57 Kota Padang Sidempuan 02105 KPKNL P. Sidempuan 006 KPPN P. Sidempuan42 11 Kab. Nias 02105 KPKNL P. Sidempuan 007 KPPN Gunung Sitoli43 14 Kab. Nias Selatan 02105 KPKNL P. Sidempuan 007 KPPN Gunung Sitoli44 04 Kab. Tapanuli Tengah 02105 KPKNL P. Sidempuan 106 KPPN Sibolga45 56 Kota Sibolga 02105 KPKNL P. Sidempuan 106 KPPN Sibolga46 08 Kab. Tapanuli Utara 02105 KPKNL P. Sidempuan 125 KPPN Balige47 16 Kab. Humbang Hasundutan 02105 KPKNL P. Sidempuan 125 KPPN Balige48 05 Kab. Padang Pariaman 03101 KPKNL Padang 010 KPPN Padang

- 2 -

NoKode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

Kode KPPN

Nama KPPN

49 09 Kab. Kepulauan Mentawai 03101 KPKNL Padang 010 KPPN Padang50 55 Kota Padang 03101 KPKNL Padang 010 KPPN Padang51 57 Kota Pariaman 03101 KPKNL Padang 010 KPPN Padang52 08 Kab. Sawahlunto 03101 KPKNL Padang 077 KPPN Sijunjung53 10 Kab. Dharmas Raya 03101 KPKNL Padang 077 KPPN Sijunjung54 14 Kab. Sawahlunto Sijunjung 03101 KPKNL Padang 077 KPPN Sijunjung55 04 Kab. Solok 03101 KPKNL Padang 090 KPPN Solok56 11 Kab. Solok Selatan 03101 KPKNL Padang 090 KPPN Solok57 53 Kota Solok 03101 KPKNL Padang 090 KPPN Solok58 06 Kab. Pesisir Selatan 03101 KPKNL Padang 142 KPPN Painan59 01 Kab. Agam 03102 KPKNL Bukit Tinggi 011 KPPN Bukittinggi60 03 Kab. Limapuluh Kota 03102 KPKNL Bukit Tinggi 011 KPPN Bukittinggi61 07 Kab. Tanah Datar 03102 KPKNL Bukit Tinggi 011 KPPN Bukittinggi62 51 Kota Bukittinggi 03102 KPKNL Bukit Tinggi 011 KPPN Bukittinggi63 52 Kota Padang Panjang 03102 KPKNL Bukit Tinggi 011 KPPN Bukittinggi64 56 Kota Payakumbuh 03102 KPKNL Bukit Tinggi 011 KPPN Bukittinggi65 02 Kab. Pasaman 03102 KPKNL Bukit Tinggi 091 KPPN Lubuk Sikaping66 12 Kab. Pasaman Barat 03102 KPKNL Bukit Tinggi 091 KPPN Lubuk Sikaping67 01 Kab. Kampar 03103 KPKNL Pekanbaru 008 KPPN Pekanbaru68 06 Kab. Pelalawan 03103 KPKNL Pekanbaru 008 KPPN Pekanbaru69 07 Kab. Rokan Hulu 03103 KPKNL Pekanbaru 008 KPPN Pekanbaru70 51 Kota Pekanbaru 03103 KPKNL Pekanbaru 008 KPPN Pekanbaru71 04 Kab. Indragiri Hulu 03103 KPKNL Pekanbaru 092 KPPN Rengat72 05 Kab. Indragiri Hilir 03103 KPKNL Pekanbaru 092 KPPN Rengat73 12 Kab. Kuantan Singingi 03103 KPKNL Pekanbaru 092 KPPN Rengat74 01 Kab. Bintan 03104 KPKNL Batam 009 KPPN Tanjung Pinang75 02 Kab. Karimun 03104 KPKNL Batam 009 KPPN Tanjung Pinang76 03 Kab. Natuna 03104 KPKNL Batam 009 KPPN Tanjung Pinang77 04 Kab. Lingga 03104 KPKNL Batam 009 KPPN Tanjung Pinang78 52 Kota Tanjung Pinang 03104 KPKNL Batam 009 KPPN Tanjung Pinang79 02 Kab. Karimun 03104 KPKNL Batam 137 KPPN Batam80 51 Kota Batam 03104 KPKNL Batam 137 KPPN Batam81 09 Kab. Siak 03106 KPKNL Dumai 008 KPPN Pekanbaru82 02 Kab. Bengkalis 03106 KPKNL Dumai 120 KPPN Dumai83 08 Kab. Rokan Hilir 03106 KPKNL Dumai 120 KPPN Dumai84 53 Kota Dumai 03106 KPKNL Dumai 120 KPPN Dumai85 01 Kab. Batanghari 04101 KPKNL Jambi 012 KPPN Jambi86 09 Kab. Muaro Jambi 04101 KPKNL Jambi 012 KPPN Jambi87 51 Kota Jambi 04101 KPKNL Jambi 012 KPPN Jambi88 05 Kab. Kerinci 04101 KPKNL Jambi 013 KPPN Sungai Penuh89 03 Kab. Muara Bungo 04101 KPKNL Jambi 078 KPPN Muara Bungo90 08 Kab. Tebo 04101 KPKNL Jambi 078 KPPN Muara Bungo91 02 Kab. Tanjung Jabung Barat 04101 KPKNL Jambi 143 KPPN Kuala Tungkal92 07 Kab. Tanjung Jabung Timur 04101 KPKNL Jambi 143 KPPN Kuala Tungkal93 04 Kab. Sarolangun 04101 KPKNL Jambi 159 KPPN Bangko94 06 Kab. Merangin 04101 KPKNL Jambi 159 KPPN Bangko95 08 Kab. Ogan Komering Ilir 04102 KPKNL Palembang 014 KPPN Palembang96 12 Kab. Ogan Ilir 04102 KPKNL Palembang 014 KPPN Palembang97 51 Kota Palembang 04102 KPKNL Palembang 014 KPPN Palembang98 53 Kota Prabumulih 04102 KPKNL Palembang 014 KPPN Palembang99 04 Kab. Ogan Komering Ulu 04102 KPKNL Palembang 109 KPPN Baturaja100 10 Kab. Oku Timur 04102 KPKNL Palembang 109 KPPN Baturaja101 11 Kab. Oku Selatan 04102 KPKNL Palembang 109 KPPN Baturaja102 03 Kab. Musi Banyu Asin 04102 KPKNL Palembang 160 KPPN Sekayu103 09 Kab. Banyuasin 04102 KPKNL Palembang 160 KPPN Sekayu

- 3 -

NoKode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

Kode KPPN

Nama KPPN

104 07 Kab. Musi Rawas 04103 KPKNL Lahat 070 KPPN Lubuk Linggau105 55 Kota Lubuk Linggau 04103 KPKNL Lahat 070 KPPN Lubuk Linggau106 05 Kab. Muara Enim 04103 KPKNL Lahat 144 KPPN Lahat107 06 Kab. Lahat 04103 KPKNL Lahat 144 KPPN Lahat108 54 Kota Pagar Alam 04103 KPKNL Lahat 144 KPPN Lahat109 02 Kab. Bangka 04104 KPKNL Pangkal Pinang 015 KPPN Pangkal Pinang110 03 Kab. Bangka Barat 04104 KPKNL Pangkal Pinang 015 KPPN Pangkal Pinang111 04 Kab. Bangka Tengah 04104 KPKNL Pangkal Pinang 015 KPPN Pangkal Pinang112 05 Kab. Bangka Selatan 04104 KPKNL Pangkal Pinang 015 KPPN Pangkal Pinang113 51 Kota Pangkalpinang 04104 KPKNL Pangkal Pinang 015 KPPN Pangkal Pinang114 01 Kab. Belitung 04104 KPKNL Pangkal Pinang 107 KPPN Tanjung Pandan115 06 Kab. Belitung Timur 04104 KPKNL Pangkal Pinang 107 KPPN Tanjung Pandan116 01 Kab. Bengkulu Utara 05101 KPKNL Bengkulu 016 KPPN Bengkulu117 51 Kota Bengkulu 05101 KPKNL Bengkulu 016 KPPN Bengkulu118 02 Kab. Bengkulu Selatan 05101 KPKNL Bengkulu 121 KPPN Manna119 04 Kab. Seluma 05101 KPKNL Bengkulu 121 KPPN Manna120 05 Kab. Kaur 05101 KPKNL Bengkulu 121 KPPN Manna121 03 Kab. Rejang Lebong 05101 KPKNL Bengkulu 146 KPPN Curup122 07 Kab. Lebong 05101 KPKNL Bengkulu 146 KPPN Curup123 08 Kab. Kepahiang 05101 KPKNL Bengkulu 146 KPPN Curup124 06 Kab. Muko-muko 05101 KPKNL Bengkulu 181 KPPN Mukomuko125 01 Kab. Lampung Selatan 05103 KPKNL Bandar Lampung 017 KPPN Bandar Lampung126 06 Kab. Tanggamus 05103 KPKNL Bandar Lampung 017 KPPN Bandar Lampung127 09 Kab. Pesawaran 05103 KPKNL Bandar Lampung 017 KPPN Bandar Lampung128 51 Kota Bandar Lampung 05103 KPKNL Bandar Lampung 017 KPPN Bandar Lampung129 04 Kab. Lampung Barat 05103 KPKNL Bandar Lampung 145 KPPN Liwa130 03 Kab. Lampung Utara 05104 KPKNL Metro 116 KPPN Kotabumi131 05 Kab. Tulang Bawang 05104 KPKNL Metro 116 KPPN Kotabumi132 08 Kab. Way Kanan 05104 KPKNL Metro 116 KPPN Kotabumi133 02 Kab. Lampung Tengah 05104 KPKNL Metro 126 KPPN Metro Lampung134 07 Kab. Lampung Timur 05104 KPKNL Metro 126 KPPN Metro Lampung135 52 Kota Metro 05104 KPKNL Metro 126 KPPN Metro Lampung136 01 Kab. Serang 06101 KPKNL Serang 020 KPPN Serang137 02 Kab. Pandeglang 06101 KPKNL Serang 020 KPPN Serang138 52 Kota Cilegon 06101 KPKNL Serang 020 KPPN Serang139 03 Kab. Lebak 06101 KPKNL Serang 161 KPPN Rangkasbitung140 51 Kota Tangerang 06102 KPKNL Tangerang 127 KPPN Tangerang141 04 Kab. Tangerang 06103 KPKNL Serpong 127 KPPN Tangerang142 01 Kota Jakarta Pusat

07101 s.d.

07105

KPKNL Jakarta I �VDibawah koordinasi

Kanwil VII DJKN Jakarta

KPPN Jakarta I - VDibawah koordinasi Kanwil

XIII DJPB Jakarta

143 02 Kota Jakarta Utara144 03 Kota Jakarta Barat145 04 Kota Jakarta Selatan146 05 Kota Jakarta Timur147 12 Kab. Bandung 08101 KPKNL Bandung 022/095 KPPN Bandung I & II148 21 Kab. Bandung Barat 08101 KPKNL Bandung 022/095 KPPN Bandung I & II149 51 Kota Bandung 08101 KPKNL Bandung 022/095 KPPN Bandung I & II150 61 Kota Cimahi 08101 KPKNL Bandung 022/095 KPPN Bandung I & II151 13 Kab. Sumedang 08101 KPKNL Bandung 087 KPPN Sumedang152 08 Kab. Bekasi 08102 KPKNL Bekasi 171 KPPN Bekasi153 57 Kota Bekasi 08102 KPKNL Bekasi 171 KPPN Bekasi154 05 Kab. Bogor 08103 KPKNL Bogor 023 KPPN Bogor155 52 Kota Bogor 08103 KPKNL Bogor 023 KPPN Bogor156 58 Kota Depok 08103 KPKNL Bogor 023 KPPN Bogor157 06 Kab. Sukabumi 08103 KPKNL Bogor 128 KPPN Sukabumi158 07 Kab. Cianjur 08103 KPKNL Bogor 128 KPPN Sukabumi

- 4 -

NoKode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

Kode KPPN

Nama KPPN

159 53 Kota Sukabumi 08103 KPKNL Bogor 128 KPPN Sukabumi160 10 Kab. Purwakarta 08104 KPKNL Purwakarta 021 KPPN Purwakarta161 11 Kab. Subang 08104 KPKNL Purwakarta 021 KPPN Purwakarta162 09 Kab. Karawang 08104 KPKNL Purwakarta 086 KPPN Karawang163 15 Kab. Tasikmalaya 08105 KPKNL Tasikmalaya 025 KPPN Tasikmalaya164 16 Kab. Ciamis 08105 KPKNL Tasikmalaya 025 KPPN Tasikmalaya165 60 Kota Tasikmalaya 08105 KPKNL Tasikmalaya 025 KPPN Tasikmalaya166 62 Kota Banjar 08105 KPKNL Tasikmalaya 025 KPPN Tasikmalaya167 14 Kab. Garut 08105 KPKNL Tasikmalaya 096 KPPN Garut168 17 Kab. Cirebon 08106 KPKNL Cirebon 024 KPPN Cirebon169 19 Kab. Indramayu 08106 KPKNL Cirebon 024 KPPN Cirebon170 54 Kota Cirebon 08106 KPKNL Cirebon 024 KPPN Cirebon171 18 Kab. Kuningan 08106 KPKNL Cirebon 147 KPPN Kuningan172 20 Kab. Majalengka 08106 KPKNL Cirebon 147 KPPN Kuningan173 01 Kab. Semarang 09101 KPKNL Semarang 026/134 KPPN Semarang I & II174 51 Kota Semarang 09101 KPKNL Semarang 026/134 KPPN Semarang I & II175 52 Kota Salatiga 09101 KPKNL Semarang 026/134 KPPN Semarang I & II176 09 Kab. Pati 09101 KPKNL Semarang 097 KPPN Pati177 13 Kab. Rembang 09101 KPKNL Semarang 097 KPPN Pati178 19 Kab. Magelang 09101 KPKNL Semarang 115 KPPN Magelang179 20 Kab. Temanggung 09101 KPKNL Semarang 115 KPPN Magelang180 55 Kota Magelang 09101 KPKNL Semarang 115 KPPN Magelang181 03 Kab. Demak 09101 KPKNL Semarang 129 KPPN Kudus182 10 Kab. Kudus 09101 KPKNL Semarang 129 KPPN Kudus183 12 Kab. Jepara 09101 KPKNL Semarang 129 KPPN Kudus184 04 Kab. Grobogan 09101 KPKNL Semarang 163 KPPN Purwodadi185 14 Kab. Blora 09101 KPKNL Semarang 163 KPPN Purwodadi186 27 Kab. Sukoharjo 09102 KPKNL Surakarta 028 KPPN Surakarta187 29 Kab. Wonogiri 09102 KPKNL Surakarta 028 KPPN Surakarta188 56 Kota Surakarta 09102 KPKNL Surakarta 028 KPPN Surakarta189 24 Kab. Klaten 09102 KPKNL Surakarta 148 KPPN Klaten190 25 Kab. Boyolali 09102 KPKNL Surakarta 148 KPPN Klaten191 26 Kab. Sragen 09102 KPKNL Surakarta 162 KPPN Sragen192 28 Kab. Karanganyar 09102 KPKNL Surakarta 162 KPPN Sragen193 02 Kab. Kendal 09104 KPKNL Pekalongan 026/134 KPPN Semarang I & II194 05 Kab. Pekalongan 09104 KPKNL Pekalongan 072 KPPN Pekalongan195 06 Kab. Batang 09104 KPKNL Pekalongan 072 KPPN Pekalongan196 53 Kota Pekalongan 09104 KPKNL Pekalongan 072 KPPN Pekalongan197 07 Kab. Tegal 09105 KPKNL Tegal 118 KPPN Tegal198 08 Kab. Brebes 09105 KPKNL Tegal 118 KPPN Tegal199 11 Kab. Pemalang 09105 KPKNL Tegal 118 KPPN Tegal200 54 Kota Tegal 09105 KPKNL Tegal 118 KPPN Tegal201 01 Kab. Bantul 09106 KPKNL Yogyakarta 030 KPPN Yogyakarta202 02 Kab. Sleman 09106 KPKNL Yogyakarta 030 KPPN Yogyakarta203 51 Kota Yogyakarta 09106 KPKNL Yogyakarta 030 KPPN Yogyakarta204 03 Kab. Gunungkidul 09106 KPKNL Yogyakarta 149 KPPN Wonosari205 04 Kab. Kulonprogo 09106 KPKNL Yogyakarta 176 KPPN Wates206 22 Kab. Purworejo 09110 KPKNL Purwokerto 027 KPPN Purworejo207 23 Kab. Kebumen 09110 KPKNL Purwokerto 027 KPPN Purworejo208 15 Kab. Banyumas 09110 KPKNL Purwokerto 029 KPPN Purwokerto209 17 Kab. Purbalingga 09110 KPKNL Purwokerto 029 KPPN Purwokerto210 16 Kab. Cilacap 09110 KPKNL Purwokerto 130 KPPN Cilacap211 18 Kab. Banjarnegara 09110 KPKNL Purwokerto 164 KPPN Banjarnegara212 21 Kab. Wonosobo 09110 KPKNL Purwokerto 164 KPPN Banjarnegara213 01 Kab. Gresik 10101 KPKNL Surabaya 031/135 KPPN Surabaya I & II

- 5 -

NoKode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

Kode KPPN

Nama KPPN

214 51 Kota Surabaya 10101 KPKNL Surabaya 031/135 KPPN Surabaya I & II215 19 Kab. Nganjuk 10101 KPKNL Surabaya 034 KPPN Kediri216 27 Kab. Bojonegoro 10101 KPKNL Surabaya 073 KPPN Bojonegoro217 29 Kab. Lamongan 10101 KPKNL Surabaya 073 KPPN Bojonegoro218 28 Kab. Tuban 10101 KPKNL Surabaya 166 KPPN Tuban219 14 Kab. Pasuruan 10102 KPKNL Sidoarjo 032 KPPN Malang220 54 Kota Pasuruan 10102 KPKNL Sidoarjo 032 KPPN Malang221 02 Kab. Mojokerto 10102 KPKNL Sidoarjo 098 KPPN Mojokerto222 52 Kota Mojokerto 10102 KPKNL Sidoarjo 098 KPPN Mojokerto223 03 Kab. Sidoarjo 10102 KPKNL Sidoarjo 165 KPPN Sidoarjo224 13 Kab. Malang 10103 KPKNL Malang 032 KPPN Malang225 53 Kota Malang 10103 KPKNL Malang 032 KPPN Malang226 59 Kota Batu 10103 KPKNL Malang 032 KPPN Malang227 17 Kab. Kediri 10103 KPKNL Malang 034 KPPN Kediri228 20 Kab. Trenggalek 10103 KPKNL Malang 034 KPPN Kediri229 57 Kota Kediri 10103 KPKNL Malang 034 KPPN Kediri230 04 Kab. Jombang 10103 KPKNL Malang 098 KPPN Mojokerto231 16 Kab. Lumajang 10103 KPKNL Malang 131 KPPN Jember232 18 Kab. Tulungagung 10103 KPKNL Malang 150 KPPN Blitar233 21 Kab. Blitar 10103 KPKNL Malang 150 KPPN Blitar234 56 Kota Blitar 10103 KPKNL Malang 150 KPPN Blitar235 09 Kab. Bondowoso 10104 KPKNL Jember 035 KPPN Bondowoso236 10 Kab. Situbondo 10104 KPKNL Jember 035 KPPN Bondowoso237 15 Kab. Probolinggo 10104 KPKNL Jember 035 KPPN Bondowoso238 55 Kota Probolinggo 10104 KPKNL Jember 035 KPPN Bondowoso239 11 Kab. Banyuwangi 10104 KPKNL Jember 100 KPPN Banyuwangi240 12 Kab. Jember 10104 KPKNL Jember 131 KPPN Jember241 05 Kab. Sampang 10105 KPKNL Pamekasan 036 KPPN Pamekasan242 06 Kab. Pamekasan 10105 KPKNL Pamekasan 036 KPPN Pamekasan243 07 Kab. Sumenep 10105 KPKNL Pamekasan 036 KPPN Pamekasan244 08 Kab. Bangkalan 10105 KPKNL Pamekasan 036 KPPN Pamekasan245 22 Kab. Madiun 10106 KPKNL Madiun 033 KPPN Madiun246 23 Kab. Ngawi 10106 KPKNL Madiun 033 KPPN Madiun247 24 Kab. Magetan 10106 KPKNL Madiun 033 KPPN Madiun248 25 Kab. Ponorogo 10106 KPKNL Madiun 033 KPPN Madiun249 58 Kota Madiun 10106 KPKNL Madiun 033 KPPN Madiun250 26 Kab. Pacitan 10106 KPKNL Madiun 099 KPPN Pacitan251 04 Kab. Pontianak 11101 KPKNL Pontianak 042 KPPN Pontianak252 12 Kab. Kubu Raya 11101 KPKNL Pontianak 042 KPPN Pontianak253 51 Kota Pontianak 11101 KPKNL Pontianak 042 KPPN Pontianak254 03 Kab. Sintang 11101 KPKNL Pontianak 079 KPPN Sintang255 09 Kab. Melawi 11101 KPKNL Pontianak 079 KPPN Sintang256 06 Kab. Ketapang 11101 KPKNL Pontianak 094 KPPN Ketapang257 11 Kab. Kayong Utara 11101 KPKNL Pontianak 094 KPPN Ketapang258 05 Kab. Kapuas Hulu 11101 KPKNL Pontianak 117 KPPN Putussibau259 02 Kab. Sanggau 11101 KPKNL Pontianak 167 KPPN Sanggau260 08 Kab. Landak 11101 KPKNL Pontianak 167 KPPN Sanggau261 10 Kab. Sekadau 11101 KPKNL Pontianak 167 KPPN Sanggau262 01 Kab. Sambas 11102 KPKNL Singkawang 093 KPPN Singkawang263 07 Kab. Bengkayang 11102 KPKNL Singkawang 093 KPPN Singkawang264 52 Kota Singkawang 11102 KPKNL Singkawang 093 KPPN Singkawang265 01 Kab. Kuala Kapuas 12101 KPKNL Palangkaraya 043 KPPN Palangkaraya266 10 Kab. Gunung Mas 12101 KPKNL Palangkaraya 043 KPPN Palangkaraya267 11 Kab. Pulang Pisau 12101 KPKNL Palangkaraya 043 KPPN Palangkaraya268 51 Kota Palangkaraya 12101 KPKNL Palangkaraya 043 KPPN Palangkaraya

- 6 -

NoKode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

Kode KPPN

Nama KPPN

269 06 Kab. Katingan 12101 KPKNL Palangkaraya 044 KPPN Sampit270 02 Kab. Barito Utara 12101 KPKNL Palangkaraya 080 KPPN Buntok271 03 Kab. Barito Selatan 12101 KPKNL Palangkaraya 080 KPPN Buntok272 12 Kab. Murung Raya 12101 KPKNL Palangkaraya 080 KPPN Buntok273 13 Kab. Barito Timur 12101 KPKNL Palangkaraya 080 KPPN Buntok274 04 Kab. Kotawaringin Timur 12102 KPKNL Pangkalan Bun 044 KPPN Sampit275 07 Kab. Seruyan 12102 KPKNL Pangkalan Bun 044 KPPN Sampit276 05 Kab. Kotawaringin Barat 12102 KPKNL Pangkalan Bun 102 KPPN Pangkalan Bun277 08 Kab. Sukamara 12102 KPKNL Pangkalan Bun 102 KPPN Pangkalan Bun278 09 Kab. Lamandau 12102 KPKNL Pangkalan Bun 102 KPPN Pangkalan Bun279 01 Kab. Banjar 12103 KPKNL Banjarmasin 045 KPPN Banjarmasin280 03 Kab. Tapin 12103 KPKNL Banjarmasin 045 KPPN Banjarmasin281 06 Kab. Barito Kuala 12103 KPKNL Banjarmasin 045 KPPN Banjarmasin282 51 Kota Banjarmasin 12103 KPKNL Banjarmasin 045 KPPN Banjarmasin283 52 Kota Banjarbaru 12103 KPKNL Banjarmasin 045 KPPN Banjarmasin284 08 Kab. Kotabaru 12103 KPKNL Banjarmasin 081 KPPN Kotabaru285 10 Kab. Tanah Bumbu 12103 KPKNL Banjarmasin 081 KPPN Kotabaru286 04 Kab. Hulu Sungai Selatan 12103 KPKNL Banjarmasin 110 KPPN Barabai287 05 Kab. Hulu Sungai Tengah 12103 KPKNL Banjarmasin 110 KPPN Barabai288 07 Kab. Tabalong 12103 KPKNL Banjarmasin 151 KPPN Tanjung289 09 Kab. Hulu Sungai Utara 12103 KPKNL Banjarmasin 151 KPPN Tanjung290 11 Kab. Balangan 12103 KPKNL Banjarmasin 151 KPPN Tanjung291 02 Kab. Tanah Laut 12103 KPKNL Banjarmasin 168 KPPN Pelaihari292 02 Kab. Pasir 13101 KPKNL Balikpapan 047 KPPN Balikpapan293 09 Kab. Penajam Paser Utara 13101 KPKNL Balikpapan 047 KPPN Balikpapan294 52 Kota Balikpapan 13101 KPKNL Balikpapan 047 KPPN Balikpapan295 07 Kab. Kutai Barat 13102 KPKNL Samarinda 046 KPPN Samarinda296 10 Kab. Kutai Kertanegara 13102 KPKNL Samarinda 046 KPPN Samarinda297 51 Kota Samarinda 13102 KPKNL Samarinda 046 KPPN Samarinda298 03 Kab. Bulungan 13104 KPKNL Tarakan 048 KPPN Tarakan299 06 Kab. Malinau 13104 KPKNL Tarakan 048 KPPN Tarakan300 12 Kab. Tana Tidung 13104 KPKNL Tarakan 048 KPPN Tarakan301 53 Kota Tarakan 13104 KPKNL Tarakan 048 KPPN Tarakan302 05 Kab. Nunukan 13104 KPKNL Tarakan 152 KPPN Nunukan303 04 Kab. Berau 13104 KPKNL Tarakan 153 KPPN Tanjung Redep304 08 Kab. Kutai Timur 13105 KPKNL Bontang 046 KPPN Samarinda305 54 Kota Bontang 13105 KPKNL Bontang 046 KPPN Samarinda306 04 Kab. Gianyar 14101 KPKNL Denpasar 037 KPPN Denpasar307 07 Kab. Badung 14101 KPKNL Denpasar 037 KPPN Denpasar308 08 Kab. Tabanan 14101 KPKNL Denpasar 037 KPPN Denpasar309 51 Kota Denpasar 14101 KPKNL Denpasar 037 KPPN Denpasar310 03 Kab. Klungkung 14101 KPKNL Denpasar 154 KPPN Amlapura311 01 Kab. Buleleng 14102 KPKNL Singaraja 132 KPPN Singaraja312 02 Kab. Jembrana 14102 KPKNL Singaraja 132 KPPN Singaraja313 05 Kab. Karangasem 14102 KPKNL Singaraja 154 KPPN Amlapura314 06 Kab. Bangli 14102 KPKNL Singaraja 154 KPPN Amlapura315 04 Kab. Bima 14103 KPKNL Bima 071 KPPN Bima316 06 Kab. Dompu 14103 KPKNL Bima 071 KPPN Bima317 52 Kota Bima 14103 KPKNL Bima 071 KPPN Bima318 05 Kab. Sumbawa 14103 KPKNL Bima 101 KPPN Sumbawa Besar319 07 Kab. Sumbawa Barat 14103 KPKNL Bima 101 KPPN Sumbawa Besar320 01 Kab. Lombok Barat 14104 KPKNL Mataram 038 KPPN Mataram321 02 Kab. Lombok Tengah 14104 KPKNL Mataram 038 KPPN Mataram322 51 Kota Mataram 14104 KPKNL Mataram 038 KPPN Mataram323 03 Kab. Lombok Timur 14104 KPKNL Mataram 169 KPPN Selong

- 7 -

NoKode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

Kode KPPN

Nama KPPN

324 01 Kab. Kupang 14105 KPKNL Kupang 039 KPPN Kupang325 04 Kab. Timor Tengah Selatan 14105 KPKNL Kupang 039 KPPN Kupang326 05 Kab. Alor 14105 KPKNL Kupang 039 KPPN Kupang327 14 Kab. Rote Ndao 14105 KPKNL Kupang 039 KPPN Kupang328 51 Kota Kupang 14105 KPKNL Kupang 039 KPPN Kupang329 06 Kab. Sikka 14105 KPKNL Kupang 040 KPPN Ende330 08 Kab. Ende 14105 KPKNL Kupang 040 KPPN Ende331 11 Kab. Sumba Timur 14105 KPKNL Kupang 041 KPPN Waingapu332 12 Kab. Sumba Barat 14105 KPKNL Kupang 041 KPPN Waingapu333 09 Kab. Ngada 14105 KPKNL Kupang 111 KPPN Ruteng334 10 Kab. Manggarai 14105 KPKNL Kupang 111 KPPN Ruteng335 15 Kab. Manggarai Barat 14105 KPKNL Kupang 111 KPPN Ruteng336 02 Kab. Belu 14105 KPKNL Kupang 172 KPPN Atambua337 03 Kab. Timor Tengah Utara 14105 KPKNL Kupang 172 KPPN Atambua338 07 Kab. Flores Timur 14105 KPKNL Kupang 174 KPPN Larantuka339 13 Kab. Lembata 14105 KPKNL Kupang 174 KPPN Larantuka340 02 Kab. Gowa 15102 KPKNL Makassar 054/136 KPPN Makassar I & II341 07 Kab. Maros 15102 KPKNL Makassar 054/136 KPPN Makassar I & II342 15 Kab. Takalar 15102 KPKNL Makassar 054/136 KPPN Makassar I & II343 18 Kab. Pangkajene Kepulauan 15102 KPKNL Makassar 054/136 KPPN Makassar I & II344 51 Kota Makassar 15102 KPKNL Makassar 054/136 KPPN Makassar I & II345 11 Kab. Bulukumba 15102 KPKNL Makassar 056 KPPN Bantaeng346 12 Kab. Bantaeng 15102 KPKNL Makassar 056 KPPN Bantaeng347 13 Kab. Jeneponto 15102 KPKNL Makassar 056 KPPN Bantaeng348 14 Kab. Selayar 15102 KPKNL Makassar 155 KPPN Benteng349 10 Kab. Sinjai 15102 KPKNL Makassar 177 KPPN Sinjai350 03 Kab. Wajo 15103 KPKNL Pare-Pare 055 KPPN Watampone351 05 Kab. Bone 15103 KPKNL Pare-Pare 055 KPPN Watampone352 19 Kab. Soppeng 15103 KPKNL Pare-Pare 055 KPPN Watampone353 01 Kab. Pinrang 15103 KPKNL Pare-Pare 057 KPPN Pare - Pare354 16 Kab. Barru 15103 KPKNL Pare-Pare 057 KPPN Pare - Pare355 17 Kab. Sidenreng Rappang 15103 KPKNL Pare-Pare 057 KPPN Pare - Pare356 52 Kota Pare-pare 15103 KPKNL Pare-Pare 057 KPPN Pare - Pare357 01 Kab. Majene 15103 KPKNL Pare-Pare 059 KPPN Majene358 04 Kab. Polewali Mandar 15103 KPKNL Pare-Pare 059 KPPN Majene359 05 Kab. Mamasa 15103 KPKNL Pare-Pare 059 KPPN Majene360 21 Kab. Enrekang 15104 KPKNL Palopo 057 KPPN Pare - Pare361 09 Kab. Luwu 15104 KPKNL Palopo 058 KPPN Palopo362 22 Kab. Luwu Utara 15104 KPKNL Palopo 058 KPPN Palopo363 24 Kab. Luwu Timur 15104 KPKNL Palopo 058 KPPN Palopo364 53 Kota Palopo 15104 KPKNL Palopo 058 KPPN Palopo365 06 Kab. Tanatoraja 15104 KPKNL Palopo 170 KPPN Makale366 02 Kab. Mamuju 15104 KPKNL Palopo 178 KPPN Mamuju367 03 Kab. Mamuju Utara 15104 KPKNL Palopo 178 KPPN Mamuju368 05 Kab. Konawe Selatan 15105 KPKNL Kendari 060 KPPN Kendari369 06 Kab. Bombana 15105 KPKNL Kendari 060 KPPN Kendari370 07 Kab. Wakatobi 15105 KPKNL Kendari 060 KPPN Kendari371 09 Kab. Konawe 15105 KPKNL Kendari 060 KPPN Kendari372 10 Kab. Konawe Utara 15105 KPKNL Kendari 060 KPPN Kendari373 11 Kab. Buton Utara 15105 KPKNL Kendari 060 KPPN Kendari374 51 Kota Kendari 15105 KPKNL Kendari 060 KPPN Kendari375 02 Kab. Buton 15105 KPKNL Kendari 103 KPPN Bau-bau376 52 Kota Bau-bau 15105 KPKNL Kendari 103 KPPN Bau-bau377 04 Kab. Kolaka 15105 KPKNL Kendari 156 KPPN Kolaka378 08 Kab. Kolaka Utara 15105 KPKNL Kendari 156 KPPN Kolaka

- 8 -

NoKode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

Kode KPPN

Nama KPPN

379 03 Kab. Muna 15105 KPKNL Kendari 157 KPPN Raha380 02 Kab. Minahasa 16101 KPKNL Manado 049 KPPN Manado381 06 Kab. Minahasa Selatan 16101 KPKNL Manado 049 KPPN Manado382 07 Kab. Tomohon 16101 KPKNL Manado 049 KPPN Manado383 10 Kab. Minahasa Tenggara 16101 KPKNL Manado 049 KPPN Manado384 51 Kota Manado 16101 KPKNL Manado 049 KPPN Manado385 52 Kota Tomohon 16101 KPKNL Manado 049 KPPN Manado386 04 Kab. Kepulauan Sangihe 16101 KPKNL Manado 083 KPPN Tahuna387 09 Kab. Kep. Sangihe Talaud 16101 KPKNL Manado 083 KPPN Tahuna388 12 Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro 16101 KPKNL Manado 083 KPPN Tahuna389 03 Kab. Bolaang Mongondow 16101 KPKNL Manado 158 KPPN Kotamobagu390 11 Kab. Bolaang Mongondow Utara 16101 KPKNL Manado 158 KPPN Kotamobagu391 54 Kota Kotamobago 16101 KPKNL Manado 158 KPPN Kotamobagu392 05 Kab. Kepulauan Talaud 16101 KPKNL Manado 179 KPPN Bitung393 08 Kab. Minahasa Utara 16101 KPKNL Manado 179 KPPN Bitung394 53 Kota Bitung 16101 KPKNL Manado 179 KPPN Bitung395 01 Kab. Gorontalo 16102 KPKNL Gorontalo 050 KPPN Gorontalo396 04 Kab. Bone Bolango 16102 KPKNL Gorontalo 050 KPPN Gorontalo397 07 Kab. Gorontalo Utara 16102 KPKNL Gorontalo 050 KPPN Gorontalo398 51 Kota Gorontalo 16102 KPKNL Gorontalo 050 KPPN Gorontalo399 02 Kab. Boalemo 16102 KPKNL Gorontalo 180 KPPN Marisa400 03 Kab. Pohuwato 16102 KPKNL Gorontalo 180 KPPN Marisa401 02 Kab. Donggala 16103 KPKNL Palu 051 KPPN Palu402 08 Kab. Parigi Moutong 16103 KPKNL Palu 051 KPPN Palu403 51 Kota Palu 16103 KPKNL Palu 051 KPPN Palu404 01 Kab. Poso 16103 KPKNL Palu 052 KPPN Poso405 06 Kab. Morowali 16103 KPKNL Palu 052 KPPN Poso406 09 Kab. Tojo Una-una 16103 KPKNL Palu 052 KPPN Poso407 04 Kab. Banggai 16103 KPKNL Palu 053 KPPN Luwuk408 07 Kab. Banggai Kepulauan 16103 KPKNL Palu 053 KPPN Luwuk409 03 Kab. Toli-toli 16103 KPKNL Palu 082 KPPN Toli - Toli410 05 Kab. Buol 16103 KPKNL Palu 082 KPPN Toli - Toli411 02 Kab. Halmahera Tengah 16104 KPKNL Ternate 062 KPPN Ternate412 04 Kab. Halmahera Selatan 16104 KPKNL Ternate 062 KPPN Ternate413 05 Kab. Kepulauan Sula 16104 KPKNL Ternate 062 KPPN Ternate414 07 Kab. Halmahera Barat 16104 KPKNL Ternate 062 KPPN Ternate415 51 Kota Ternate 16104 KPKNL Ternate 062 KPPN Ternate416 53 Kota Tidore Kepulauan 16104 KPKNL Ternate 062 KPPN Ternate417 03 Kab. Halmahera Utara 16104 KPKNL Ternate 112 KPPN Tobelo418 06 Kab. Halmahera Timur 16104 KPKNL Ternate 112 KPPN Tobelo419 04 Kab. Pulau Buru 17101 KPKNL Ambon 061 KPPN Ambon420 51 Kota Ambon 17101 KPKNL Ambon 061 KPPN Ambon421 02 Kab. Maluku Tenggara 17101 KPKNL Ambon 084 KPPN Tual422 05 Kab. Kepulauan Aru 17101 KPKNL Ambon 084 KPPN Tual423 52 Kota Tual 17101 KPKNL Ambon 084 KPPN Tual424 03 Kab. Maluku Tenggara Barat 17101 KPKNL Ambon 104 KPPN Saumlaki425 01 Kab. Maluku Tengah 17101 KPKNL Ambon 173 KPPN Masohi426 06 Kab. Seram Bagian Barat 17101 KPKNL Ambon 173 KPPN Masohi427 07 Kab. Seram Bagian Timur 17101 KPKNL Ambon 173 KPPN Masohi428 01 Kab. Jayapura 17102 KPKNL Jayapura 063 KPPN Jayapura429 16 Kab. Sarmi 17102 KPKNL Jayapura 063 KPPN Jayapura430 17 Kab. Keerom 17102 KPKNL Jayapura 063 KPPN Jayapura431 19 Kab. Pegunungan Bintang 17102 KPKNL Jayapura 063 KPPN Jayapura432 51 Kota Jayapura 17102 KPKNL Jayapura 063 KPPN Jayapura433 07 Kab. Merauke 17102 KPKNL Jayapura 068 KPPN Merauke

- 9 -

NoKode Kab/ Kota

Nama Provinsi/Kabupaten/KotaKode

KPKNLNama KPKNL

Kode KPPN

Nama KPPN

434 13 Kab. Mappi 17102 KPKNL Jayapura 068 KPPN Merauke435 14 Kab. Asmat 17102 KPKNL Jayapura 068 KPPN Merauke436 15 Kab. Boven Digoel 17102 KPKNL Jayapura 068 KPPN Merauke437 08 Kab. Jayawijaya 17102 KPKNL Jayapura 113 KPPN Wamena438 11 Kab. Puncak Jaya 17102 KPKNL Jayapura 113 KPPN Wamena439 18 Kab. Tolikara 17102 KPKNL Jayapura 113 KPPN Wamena440 24 Kab. Yahukimo 17102 KPKNL Jayapura 113 KPPN Wamena441 01 Kab. Manokwari 17103 KPKNL Sorong 065 KPPN Manokwari442 06 Kab. Teluk Bintuni 17103 KPKNL Sorong 065 KPPN Manokwari443 02 Kab. Sorong 17103 KPKNL Sorong 066 KPPN Sorong444 04 Kab. Sorong Selatan 17103 KPKNL Sorong 066 KPPN Sorong445 51 Kota Sorong 17103 KPKNL Sorong 066 KPPN Sorong446 03 Kab. Fak Fak 17103 KPKNL Sorong 067 KPPN Fak - Fak447 08 Kab. Kaimana 17103 KPKNL Sorong 067 KPPN Fak - Fak448 12 Kab. Mimika 17103 KPKNL Sorong 141 KPPN Timika449 02 Kab. Biak-numfor 17106 KPKNL Biak 064 KPPN Biak450 27 Kab. Supiori 17106 KPKNL Biak 064 KPPN Biak451 09 Kab. Paniai 17106 KPKNL Biak 085 KPPN Nabire452 10 Kab. Nabire 17106 KPKNL Biak 085 KPPN Nabire453 04 Kab. Yapen-waropen 17106 KPKNL Biak 138 KPPN Serui454 23 Kab. Waropen 17106 KPKNL Biak 138 KPPN Serui

Perubahan atas pemetaan wilayah rekonsiliasi dapat ditetapkan melalui surat Direktur Jenderal.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280

LAMPIRAN V.dPERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR: PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA DAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PEMETAAN WILAYAH REKONSILIASI BMN BENDAHARA UMUM NEGARA DI TINGKAT WILAYAH BERDASARKAN PROVINSI

NoKode Pro-vinsi

Nama ProvinsiKode

Kanwil DJKN

Nama Kanwil DJKNKode

Kanwil DJPb

Nama Kanwil DJPb

1 06 Nangroe Aceh Darussalam 01 Kanwil I DJKN Banda Aceh 01 Kanwil I DJPB Banda Aceh

2 07 Sumatera Utara 02 Kanwil II DJKN Medan 02 Kanwil II DJPB Medan

3 08 Sumatera Barat 03 Kanwil III DJKN Pekanbaru 03 Kanwil III DJPB Padang

4 09 Riau 03 Kanwil III DJKN Pekanbaru 04 Kanwil IV DJPB Pekanbaru

5 32 Kepulauan Riau 03 Kanwil III DJKN Pekanbaru 04 Kanwil IV DJPB Pekanbaru

6 10 Jambi 04 Kanwil IV DJKN Palembang 05 Kanwil V DJPB Jambi

7 11 Sumatera Selatan 04 Kanwil IV DJKN Palembang 06 Kanwil VI DJPB Palembang

8 30 Kepulauan Bangka Belitung 04 Kanwil IV DJKN Palembang 09 Kanwil IX DJPB Pangkal Pinang

9 12 Lampung 05 Kanwil V DJKN Bandar Lampung 07 Kanwil VII DJPB Bandar Lampung

10 26 Bengkulu 05 Kanwil V DJKN Bandar Lampung 08 Kanwil VIII DJPB Bengkulu

11 29 Banten 06 Kanwil VI DJKN Serang 10 Kanwil X DJPB Serang

12 01 DKI Jakarta 07 Kanwil VII DJKN Jakarta 11 Kanwil XI DJPB Jakarta

13 02 Jawa Barat 08 Kanwil VIII DJKN Bandung 12 Kanwil XII DJPB Bandung

14 03 Jawa Tengah 09 Kanwil IX DJKN Semarang 13 Kanwil XIII DJPB Semarang

15 04 DI Yogyakarta 09 Kanwil IX DJKN Semarang 14 Kanwil XIV DJPB Jogjakarta

16 05 Jawa Timur 10 Kanwil X DJKN Surabaya 15 Kanwil XV DJPB Surabaya

17 13 Kalimantan Barat 11 Kanwil XI DJKN Pontianak 16 Kanwil XVI DJPB Pontianak

18 14 Kalimantan Tengah 12 Kanwil XII DJKN Banjarmasin 17 Kanwil XVII DJPB Palangkaraya

19 15 Kalimantan Selatan 12 Kanwil XII DJKN Banjarmasin 18 Kanwil XVIII DJPB Banjarmasin

20 16 Kalimantan Timur 13 Kanwil XIII DJKN Samarinda 19 Kanwil XIX DJPB Samarinda

21 22 Bali 14 Kanwil XIV DJKN Denpasar 20 Kanwil XX DJPB Denpasar

22 23 Nusa Tenggara Barat 14 Kanwil XIV DJKN Denpasar 21 Kanwil XXI DJPB Mataram

23 24 Nusa Tenggara Timur 14 Kanwil XIV DJKN Denpasar 22 Kanwil XXII DJPB Kupang

24 19 Sulawesi Selatan 15 Kanwil XV DJKN Makassar 23 Kanwil XXIII DJPB Makasar

25 20 Sulawesi Tenggara 15 Kanwil XV DJKN Makassar 25 Kanwil XXV DJPB Kendari

26 34 Sulawesi Barat 15 Kanwil XV DJKN Makassar 23 Kanwil XXIII DJPB Makasar

27 17 Sulawesi Utara 16 Kanwil XVI DJKN Manado 27 Kanwil XXVII DJPB Manado

28 18 Sulawesi Tengah 16 Kanwil XVI DJKN Manado 24 Kanwil XXIV DJPB Palu

29 28 Maluku Utara 16 Kanwil XVI DJKN Manado 28 Kanwil XXVIII DJPB Ternate

30 31 Gorontalo 16 Kanwil XVI DJKN Manado 26 Kanwil XXVI DJPB Gorontalo

31 21 Maluku 17 Kanwil XVII DJKN Jayapura 29 Kanwil XXIX DJPB Ambon

32 25 Papua 17 Kanwil XVII DJKN Jayapura 30 Kanwil XXX DJPB Jayapura

33 33 Papua Barat 17 Kanwil XVII DJKN Jayapura 30 Kanwil XXX DJPB Jayapura

Perubahan atas pemetaan wilayah rekonsiliasi dapat ditetapkan melalui surat Direktur Jenderal.

DIREKTUR JENDERAL,

ttd

HADIYANTONIP 060076790

Salinan sesuai dengan aslinyaSekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

u.b.Kepala Bagian Umum

Anugrah KomaraNIP 060069280