demi (kesehatan) indonesia[1] salam listed! pembaca yang budiman, tidak terasa, kita tiba di ujung...

52
Edisi /SEPTEMBER 2019 Demi (Kesehatan) Indonesia Regulator Perketat Pengawasan Touring Rolls Royce Antik Musang AEI 2019 Dampak PSAK 71

Upload: others

Post on 15-Feb-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Edisi /SEPTEMBER 2019

Demi (Kesehatan)Indonesia

Regulator Perketat Pengawasan

Touring Rolls Royce AntikMusangAEI2019

DampakPSAK

71

Keluarga Besar

Turut Berduka Cita Atas Wafatnya

Prof. Dr. Ing. H. BJ Habibie(Presiden Ke-3 Republik Indonesia)

Semoga Almarhum Mendapat Tempat Muliadi Sisi Allah SWT

[1]

Salam Listed!

Pembaca yang budiman, tidak terasa, kita tiba di ujung kuartal ketiga 2019. Pertama-tama, kami berharap segala harapan dan target yang ditetapkan bapak/ibu sekalian berjalan sesuai rencana.

Kita sadari bersama, iklim usaha saat ini menuntut kerja keras, struggling, dan tentu

Tetap Positif!SUSUNAN PENGURUS AEIKetua Umum: Franciscus Welirang (Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk), Wakil Ketua Umum : Haryanto Adikoesoemo (Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk), Theo Lekatompessy (Komisaris Utama PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk), Bobby Gafur Umar (Presiden Direktur/CEO PT Bakrie & Brothers Tbk), Budiarsa Sastrawinata (Managing Director Ciputra Group), Sekretaris Umum : Agustian R. Partawidjaja (Direktur PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk), Wakil Sekretaris Umum : Toto Wahyudianto (Komisaris PT Hexindo Adiperkasa Tbk), Bendahara Umum : Menas K. Shahaan (Direktur PT Panin Sekuritas Tbk), Wakil Bendahara Umum : Erlien Lindawati Surianto (Direktur PT Ever Shine Tex Tbk), Siany Muliani (VP. Executive Chairman Office PT Smartfren Tbk), Stefanus Ginting (PT Saratoga Investama Sedaya Tbk), AEI Perwakilan Jawa Timur : Agustinus Agus Sunarto (Corporate Secretary PT Fortune Mate Indonesia Tbk), Direktur Eksekutif : Samsul Hidayat, Dewan Kehormatan : Rosano Barack (Presiden Direktur PT Plaza Indonesia Realty Tbk), Prajogo Pangestu (Presiden Komisaris PT Barito Pacific Tbk) , Rachmat Gobel (PT Panasonic Gobel Indonesia), Boenjamin Setiawan (Founder & Honorary Chairman PT Kalbe Farma Tbk ), Jahja Setiaatmadja (Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk), Dewan Penasihat : Ir. Airlangga Hartarto, MMT., MBA (Menteri Perindustrian R.I), Franky O. Widjaja (Chairman Sinarmas Group), James T. Riady (CEO Lippo Group), Eddy Kusnadi Sariaatmadja (Komisaris Utama PT Elang Mahkota Teknologi Tbk), Djohan Emir Setijoso (Presiden Komisaris PT Bank Central Asia Tbk), Prijono Sugiarto (Presiden Direktur PT Astra International Tbk), Johnny Darmawan (Komisaris PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia), Dewan Pakar : Dr. Yozua Makes, SH., LLM, M.M. (Managing Partner Makes & Partners), Prof. Sidharta Utama, PhD, CFA (Universitas Indonesia), Dr. Aviliani (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), Hari Purwantono (Country Managing Partner Ernst & Young Indonesia), Suryadinata Sumantri (Akuntan), Indra Safitri, SH, MM (Ketua Umum Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal)

TIM PENGKAJIAN AEIKetua : Gunawan Tjokro (Komisaris PT Dynaplast), Anggota : P. Hamonangan Nasoetion (PT Boga Mulia Nagadi), Emmy Yuhassarie (Konsultan Hukum),Petrus R. Arif (Corporate Secretary PT Prashida Aneka Niaga Tbk), Tarsisius Siswantoro ( Independen), Marlia Hayati Goestam (Presiden Direktur PT Darya-Varia Laboratoria Tbk), Henry Chevalier (Konsultan Hukum /Advokad), Widhayati Hendropurnomo (Direktur PT Matahari Putra Prima Tbk), Dea Thamrin (Associate Director PT Lippo Karawaci Tbk), Djunggu Sitorus (Komisaris PT Sillo Maritime Perdana Tbk), Kurnadi Gularso (Independen), Vivien Goh (PT Hero Supermarket Tbk), Diah Pertiwi Gandhi (Direktur PT Mitra Investindo Tbk), Herman Kasih (Direktur Mandiri Group), Selo Winardi (Presiden Direktur PT Tira Austenite Tbk), Bambang Sugeng (Advokad), R.A. Sri Dharmayanti (Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk), Eddy Sugito (Komisaris PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk), Theresia V. Rustandi (Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk), Gita Tiffany Boer (Direktur/Corporate Secretary PT Astra International Tbk), Rudi Aminuddin (Ass. Corporate Secretary PT Prashida Aneka Niaga Tbk), E. Agung Setiowati (Direktur PT Datindo Entrycom), Lora Oktaviani (Direktur & Corporate Secretary PT Lippo Cikarang Tbk)

SEKRETARIAT ASOSIASI EMITEN INDONESIAGd Permata Kuningan Lt. 20, Jl Kuningan Mulia Kav. 9C, Guntur – Setiabudi Kuningan, Jakarta Selatan – 12980, Telp. (021) 293 61 460 – 462 ext. 108, Fax. (021) 293 61 463 – 464, Web: www.Asosiasi-Emiten.or.id

SUSUNAN REDAKSIDewan Penasihat: Franciscus Welirang (Ketua Umum AEI), Agustian R. Partawidjaya (Sekretaris Umum AEI), Penanggung Jawab: Samsul Hidayat (Direktur Eksekutif AEI), Pemimpin Redaksi: Sugeng Sulaksono, Editor: M Nazir, Yossy Mansoer, Penulis: Abdul Aziz, Vicky Rahman, Buya Ismail, Sahlan Solihin, Dadag Yogatama, Photographer: Elvis Sendouw, Untung Wibowo, Desain dan Layout: Enar Satmoko, Iroel, Marketing: Maya Febrina, Rizki Kharina Dewi, Ayu Dewi, Helmy Wahyudi, Sekretaris Redaksi: Betty Meinoer, Sirkulasi: Rico Melfian, M. Saman, Aidi Jadri, Deddy Rifiadi, Firdaus Muttaqin.

PUBLISHER PT Media Bisnis Komunikasi, Perkantoran Fatmawati Mas Blok I Kav. 105, jalan RS Fatmawati Raya nomor 20, Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan, 12430, Alamat Redaksi: Jalan Saidi IV nomor 51B, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan 12410, Hotline: +6281395986363, Email: [email protected]

saja harus lebih kreatif dan inovatif. Bank Dunia (World Bank) baru saja mengumumkan adanya potensi resesi dari indikator perlambatan ekonomi global.

Proyeksinya, pertumbuhan ekonomi global hanya akan tumbuh 2,6 persen pada 2019. Turun dibandingkan 2,9 persen pada tahun lalu.

Satu per satu Negara maju juga mulai mengumumkan penurunan pertumbuhan perekonomiannya. Jepang turun menjadi 1,3 persen pada kuartal kedua 2019. Berbanding 2,1 persen pada kuartal pertamanya.

Inggris juga sama. Pertumbuhan ekonominya melambat menjadi 1,2 persen pada kuartal kedua 2019 dibandingkan 1,8 persen pada kuartal pertama tahun ini.

World Bank juga menyinggung potensi ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh di bawah 5 persen. Sebesar 4,9 persen pada 2020 dan terus turun menjadi 4,6 persen pada 2022.

Semoga prediksi itu sekadar menjadi pengingat bahwa kita semua perlu waspada. Harapannya, segala hal tidak diinginkan itu tidak terjadi.

Sejauh ini, perekonomian Negara kita masih relatif positif. Pasar modal misalnya, dari sisi Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih terbilang positif hingga awal September ini. Penerbitan efek baik untuk kepentingan ekspansi korporasi maupun pembiayaan kembali masih terus terjadi. Penanda bahwa iklim usaha masih berjalan dengan baik.

Bapak/ibu yang terhormat, terlepas dari itu, kami ingin menyongsong periode kedua pemerintahan di bawah kepemimpinan presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan lebih positif. Salah satunya berkaitan dengan program peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan lebih khusus lagi adalah dari aspek kesehatan.

Meski tidak sepopuler sektor lain seperti manufaktur, pertambangan, perbankan, properti, atau lainnya, industri kesehatan sejatinya erat kaitannya dengan industri pasar modal. Ada cukup banyak emiten yang bergerak di industri itu mulai dari rumah sakit, laboratorium, sampai produsen obat-obatan.

Atas dasar itu, pada edisi kali ini, Listed Indonesia mengangkat tema Fokus tentang industri kesehatan. Tentu saja dikaitkan dengan peran para emiten terkait di dalamnya.

Sekadar memberikan gambaran bahwa kehadiran para pelaku industri kesehatan di pasar modal menjadi bukti sumbangsih swasta. Urun peran terhadap Negara terhadap layanan dan kebutuhan dasar hidup masyarakat itu.

Diharapkan peran tersebut semakin menggeliat seiring dengan meningkatnya pemahaman dan minat investor terhadap efek yang diterbitkan perusahaan sektor kesehatan. Dengan begitu, kontribusinya semakin luas dan diharapkan semakin signifikan.

Para pembaca yang budiman, akhir kata kami ucapkan terima kash. Selamat membaca.

Salam

TENTANG KAMI

PENGURUS AEI

[1]

[2]

Membangun Kebanggaan dari Emiten dan Pasar Modal

Berinovasi dan Membangun Ekosistem untuk Memperkuat Kualitas Layanan dan Customer Experience

Produk Darya-Varia Menyokong Program BPJS

Prodia, Laboratorium Lokal Berkualitas Global

Mulai Lakukan Pengembangan ke Bisnis Makanan Minuman dan Kosmetik

Jaga Tekad jadi Rumah Sakit Terbersih

Konsisten Berinovasi Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Terpadu

Anggaran Pemerintah Menyokong Sektor Kesehatan Tim Riset Bahana Sekuritas

Demi (Kesehatan) Indonesia

Kimia Farma

Darya-Varia

Prodia

PT Phapros

Mitra Keluarga

Kalbe Farma

RAPBN 2020

10

12

16

2022

24

6

4

MENU

Mencermati Fenomena Besarnya Jumlah Reksa Dana Investor Tunggal

Grup Kresna Investasi di Sektor Perfilman

Pertumbuhan Laba Emiten Melambat Dibandingkan Tahun Lalu

Touring mobil antik Rolls Royce 1931 & Studebaker 1926 di NSW - Australia

OJK

Kresna Film

Tahun Penuh Tantangan

Fitri W Griffiths

BERITA PASAR

28

30

32

34

Sejumlah Penyesuaian Regulasi Mendapat Perhatian Serius

Penjualan Semen SMBR Langkahi Pertumbuhan Industri Semen

Waskita Beton Siapkan Pabrik di Kaltim

Dyandra Dukung Penyelenggaraan Expo 2020 Dubai

LUCK Perkuat Posisi Dengan Produk Baru

Bersabar Hadapi Autoimun

Hadapi Tantangan Investasi dan Kebijakan Pasca Pemilu

Dyandra

PT Sentral Mitra Informatika Tbk

PT SEMEN BATURAJA

Waskita Beton

38

42

46

45

47

48

GALERI EMITEN

Sampai Bahas Aturan Penilaian Properti

Dampak Penerapan PASK 71 pada 2020

Investor Tembus 2 Juta, Pengawasan Diperketat

Perusahaan Perbankan Harus Tambah Cadangan

BERITA REGULATOR

26

25

RILEKS

Porsi Dokter Spesialis Lebih Tinggi dari Industri

Hermina: Keseimbangan Dua Sisi Penting18

FOKUSKenali Kendalikan dan Tetap Bahagia

[3]

[4]

Berkali-kali Jokowi mengungkapkan tekadnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sektor

kesehatan tentu saja menjadi motornya bersama dengan bidang pendidikan.

Ketika menyusun pagu (anggaran) indikatif 2020, misalnya, hal tersebut ditegaskan oleh presiden. ”Kami prioritaskan sumber daya manusia, terutama pendidikan, kesehatan, pelatihan yang sesuai kebutuhan pasar dan industri, juga memberikan stimulus,” katanya di Kantor Presiden, Jakarta, 15 Juli 2019.

Tentang kesehatan ditegaskan dalam poin kedua dari total lima prioritas Jokowi. Disebutkan bahwa anggaran sebesar 5 persen dalam bidang kesehatan akan dioptimalkan. Untuk pemberantasan stunting (tinggi badan tidak ideal), perbaikan gizi, keselamatan ibu hamil saat melahirkan, sampai program imunisasi.

Aspek kesehatan merupakan bagian dari sembilan agenda prioritas (Nawa Cita) Jokowi sejak awal menjadi presiden Indonesia. Lebih spesifik disebut Program Indonesia Sehat (PIS).

Aspek kesehatan merupakan bagian terpenting dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kunci untuk mewujudkan Indonesia menjadi bagian dari Negara maju.

Demi (Kesehatan) Indonesia

Membangun Kebanggaan dari Emiten dan Pasar Modal

Awal periode kedua pemerintahan presiden Joko Widodo (Jokowi) menitikberatkan beberapa hal penting. Kesehatan termasuk prioritas di dalamnya. Bagian dari

kunci menuju Indonesia sebagai Negara maju.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2015 – 2024 mencatat, pelayanan kesehatan (yankes) menjadi salah satu strategi utama dalam PIS.

Berbagai literasi menegaskan bahwa beberapa indikator Negara maju tidak

melulu soal perekonomian dan segala unsur di dalamnya. Kesehatan menjadi penilaian utama seperti minimnya angka kematian bayi, angka harapan hidup yang relatif tinggi, dan sejenisnya.

Infrastruktur dan SDM kesehatan memegang peranan penting untuk mewujudkan harapan mulia tersebut.

FOKUS

[5]

Pemerintah dengan anggaran dimilikinya tidak akan mampu untuk mewujudkan harapan tersebut.

Terlebih, terdapat beragam isu di dalamnya dan perlu segera ditingkatkan antara lain meningkatnya kemandirian, akses dan mutu sediaan farmasi (obat, vaksin, biosimilar) dan alat kesehatan. Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan tenaga kesehatan.

Maka, peran swasta mutlak diperlukan. Semakin tinggi perannya maka semakin cepat kemungkinan harapan tersebut tercapai.

Sejauh ini, partisipasi swasta terbilang mumpuni. Kesungguhan pihak non pemerintah itu terlihat dari bagaimana para pelaku di sektor kesehatan terus berupaya mengembangkan dirinya masing-masing.

Melalui pasar modal salah satunya. Menggali dana publik dengan cara merelakan sebagian kepemilikan untuk dimiliki bersama. Sebagai gantinya, diraih dana segar dari publik untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur dimiliki.

Rumah sakit, pabrik obat-obatan, laboratorium kesehatan, seluruhnya merupakan para pelaku penting. Sebagian besar di antaranya sudah menjadi perusahaan publik (emiten/listed company).

Semakin banyaknya masyarakat berpartisipasi aktif dalam kepemilikan saham perusahaan bidang kesehatan juga bisa berdampak positif. Selain turut berkontribusi pada sektor kesehatan, diharapkan terjadi peningkatan kesadaran membangun masyarakat yang lebih sehat dan berkualitas.

Toh, dari sisi bisnis, meningkatnya fokus pemerintah terhadap aspek

kesehatan tentu menjadi sentimen positif. Peluang. Meskipun pada saat yang sama, hingga saat ini, masih terdapat beberapa tantangan salah satunya terkait BPJS Kesehatan.

Pada golongan masyarakat tertentu, tantangan lain adalah masih terdapatnya banyak pandangan bahwa berobat di luar negeri, terutama Negara tetangga, lebih baik dibandingkan di negeri sendiri.

Majalah ini pernah sedikit mengulas tentang beragam alasan memilih menggunakan fasilitas dan tenaga medis di luar negeri. Tiga Negara favorit tujuan adalah Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sebagian lainnya ke Tiongkok, Eropa, dan Amerika Serikat (AS).

Penelitian Indonesia Services Dialog

(ISD) 2016 mencatat jumlah warga Negara Indonesia (WNI) yang berobat ke luar negeri terus meningkat dalam 10 tahun terakhir. Pada 2006 saja mencapai 350 ribu pasien. Bertambah signifikan hingga mencapai 600 ribu pasien pada 2015, dan terus bertambah.

Total pengeluaran juga terbilang fantastis untuk urusan berobat ke negeri lain itu. Mencapai sekitar USD1,4 miliar atau sedikitnya Rp18,2 triliun.

Data Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) mencatat terdapat lebih dari 670 ribu WNI berobat ke Malaysia sepanjang 2018.

Survey Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2012 mengumumkan sebanyak 12 ribu WNI berobat ke Malaysia setiap tahunnya.

Riset Bloomberg (2014) menunjukkan tujuan paling favorit berobat WNI di luar negeri adalah Singapura.

Fokus Listed Indonesia berkaitan dengan kesehatan ini tidak bertujuan untuk mengulas secara detail itu semua. Hanya sekadar memerlihatkan betapa Indonesia sebenarnya juga terus berbenah di sektor ini.

Menunjukkan bahwa Indonesia juga memiliki banyak potensi. Turut ditopang banyak institusi terutama emiten yang bergerak di bidang kesehatan dan terlihat kesungguhannya untuk turut berkembang.

Sebab emiten, perusahaan publik, dituntut lebih terbuka informasinya. Menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG). Semoga juga berimbas positif terhadap pengelolaan fasilitas kesehatan di Indonesia.(Listed Indonesia)

[6]

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah populasi penduduk berusia 20-35 tahun di tahun

2018 mencapai 63,4 juta jiwa atau 24 persen dari jumlah total penduduk berusia produktif (14-64 tahun) sebanyak 179,1 juta jiwa. Gejala ini disebut sebagai bonus demografi. Indonesia diproyeksikan memperoleh bonus

Prodia, Laboratorium Lokal Berkualitas Global

Sejak berdiri tahun 1973 hingga saat ini, Prodia berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat dan menyediakan pelayanan berbasis paradigma sehat serta

menyiapkan generasi sehat untuk menyongsong bonus demografi. Dalam ekosistem kesehatan, Prodia memainkan peranan penting dalam menjaga kesehatan

masyarakat Indonesia.

Vicky Rachman

demografi di tahun 2020 hingga 2024. Diperkirakan, jumlah penduduk usia produktif di Indonesia di rentang tahun 2020-2030 akan mencapai 52 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Perihal bonus demografi, Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan di Sidang Bersama DPD-DPR di gedung Nusantara, Jakarta, pada 16 Agustus

lalu mengemukakan harapannya agar Indonesia dapat lebih fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni menciptakan SDM berkarakter, sehat dan kuat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. “Untuk mencetak SDM yang berkarakter, pintar dan berbudi pekerti luhur harus didahului oleh SDM sehat dan

FOKUS

[7]

kuat,“ ucap Presiden Jokowi. Berbagai pihak mengapresiasi

komitmen pemerintah yang berupaya meningkatkan kualitas SDM, misalnya meningkatkan gaya hidup sehat. Hal ini sejalan dengan komitmen PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) yang gencar menanamkan paradigma sehat kepada masyarakat dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan peran kuratif. “Prodia turut mengambil peran dalam menanamkan paradigma sehat. Hal yang kami lakukan diantaranya meluncurkan tes-tes pemeriksaan esoterik atau tes pemeriksaan khusus yang dapat memprediksi risiko penyakit tertentu sehingga setiap individu dapat melakukan tindakan preventif atau pencegahan penyakit tertentu, tutur Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia, saat dijumpai Listed Indonesia di Prodia Tower, Jakarta, pada awal September ini.

Dewi menambahkan bahwa sejak tahun 1990-an pihaknya rutin mengedukasi masyarakat mengenai gaya hidup sehat. “Kami berpendapat bahwa dimulainya era BPJS Kesehatan di tahun 2014, merupakan tahapan yang bagus yang dilakukan Pemerintah, karena masyarakat Indonesia mendapatkan akses layanan kesehatan yang lebih baik. Masyarakat menjadi semakin sadar akan pentingnya kesehatan, ujar Dewi. “Dengan pengelolaan yang profesional dan terus mengutamakan kepentingan pelanggan, maka layanan kesehatan yang diberikan Prodia diharapkan bisa mendukung program pemerintah berupa SDM Unggul, Indonesia Maju dan menyongsong Indonesia Sehat di tahun 2020, tambah Dewi.

Pemerintah memastikan anggaran kesehatan tahun 2020 tetap 5 persen dari belanja negara. Tahun depan pemerintah akan mengalokasi anggaran kesehatan sebesar Rp 132,2 triliun. Pemerintah terus melanjutkan program prioritas di bidang kesehatan, dengan memperkuat layanan dan akses kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, diikuti ketersediaan tenaga kesehatan yang berkualitas. Tak hanya itu, penguatan program promotif dan preventif dilakukan. Hal itu memiliki benang merah dengan upaya Prodia membudayakan paradigma sehat. “Untuk mempertahankan posisinya sebagai pelopor dan market leader, Prodia memiliki Departemen Research & Development tersendiri, sehingga setiap tahunnya Prodia minimal mengeluarkan 10 tes baru yang bermanfaat bagi masyarakat, tuturnya.

Sejalan dengan visi dan transformasi Prodia sebagai penyedia layanan kesehatan generasi baru (next generation health care provider), maka Prodia

memfokuskan pelayanan P4 medicine, yaitu prediktif, preventif, personalize dan partisipatif. “Prodia juga melakukan edukasi promotif dan preventif kepada masyarakat, hal ini sejalan dengan program pemerintah, sebagai contoh sejak tahun 2010 kami memulai shifting pemeriksaan pasien yang bersifat diagnosis ke pemeriksaan yang bersifat wellness sehingga pasien yang datang ke Prodia tidak harus pasien yang dalam kondisi sakit, tetapi bisa juga mereka yang ingin menjaga kebugaran fisiknya dan hidup sehat, tutur Dewi.

Prodia rutin mengedukasi masyarakat sejak perusahaan berdiri hingga saat ini, lanjut Dewi. Ia mencontohkan, Prodia di awal tahun 1990, melengkapi SDM-nya dengan merekrut para scientist dan sejak saat itu memperluas cakupan edukasi. Dulu, edukasi Prodia terbatas di rumah sakit dan dokter. Kini, Prodia menjalin kemitraan bersama 34 Fakultas Kedokteran di berbagai perguruan

tinggi di seluruh Indonesia, mengadakan seminar nasional di berbagai daerah dan agresif menyampaikan edukasi mengenai paradigma sehat di media sosial. “Sejak tahun 2009, kami aktif mengampanyekan paradigma sehat di media sosial, belakangan ini kami aktif mengedukasi masyarakat di Instagram, YouTube dan social media lainnya, ungkap Dewi. Kampanye di media sosial ini melengkapi program edukasi perseroan di radio dan televisi.

Adapun, Prodia berdiri pada 1973 yang didirikan oleh Andi Wijaya bersama tiga temannya, Gunawan Prawiro, Hamdono Widjojo, dan Singgih Hidayat. Mereka bersepakat mendirikan laboratorium klinik di Solo, Jawa Tengah. “Pak Andi itu dosen dan selalu menekankan scientific marketing,” imbuh Dewi.

Dewi menekankan kampanye gaya hidup sehat di media sosial ini diselaraskan dengan tren anak-anak

[8]

muda, khususnya generasi milenial yang melek teknologi. Menurut Dewi, populasi generasi milenial akan memicu bonus demografi dan menopang perekonomian dan produktivitas masyarakat di masa mendatang. “Kami berharap bonus demografi akan menciptakan generasi yang produktif dan sehat,” ujarnya. Dewi menghimbau generasi milenial untuk menjaga pola hidup sehat kendati memiliki daya beli tinggi untuk membeli aneka macam makanan dan minuman. Pola hidup sehat menurunkan risiko terkena obesitas yang biasanya berujung ke hipertensi, diabetes atau stroke.

Populasi kelas menengah di Indonesia, menurut kajian Mckinsey Global Institute, diproyeksikan sebanyak 135 juta jiwa di tahun 2030. Angka ini naik 200 persen dari 45 juta jiwa di tahun 2012. Momentum ini tentu bisa jadi peluang sekaligus tantangan bagi pemerintah dan perusahaan penyedia layanan kesehatan seperti Prodia ini.

Pada 2019, Prodia kembali menggelar Prodia Healthy Fun Festival (HFF) di Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Jakarta yang menyasar generasi milenial. “Selain itu, Prodia juga menggalakkan Gerakan LetsCheckUp, guna menyiapkan generasi sehat untuk menyongsong bonus demografi,” Dewi menambahkan.

Disamping itu, demi memperluas akses layanan kesehatan di semua segmen usia dan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat terhadap layanan pemeriksaan kesehatan yang berkualitas, Prodia terus melengkapi fasilitas layanan kesehatan yang dimilikinya. “Selain menyediakan laboratorium klinik yang bersifat diagnosis, di tahun 2010, kami mulai melihat peluang dengan menyiapkan fasilitas klinik preventif yang dilengkapi dengan dokter olahraga dan nutrisi. Prodia menginginkan generasi Indonesia yang sehat karena itu kami menyediakan pelayanan berbasis paradigma sehat,” ucap Dewi.

Berstandar GlobalProdia merupakan laboratorium klinik

pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mendapatkan akreditasi dari College of American Pathologist (CAP). CAP merupakan akreditasi internasional terkemuka di dunia sehingga hasil pemeriksaan laboratorium Prodia t diakui oleh negara lain. “Laboratorium klinik Prodia sudah setara dengan laboratorium di luar negeri dan berstandar internasional, kami menyediakan tes dan kualitas yang setara dengan pemeriksaan

laboratorium di luar negeri,” Dewi menegaskan.

Di Prodia, fasilitas layanan pemeriksaan kesehatan cukup lengkap lantaran memiliki alat dan teknologi next generation yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan genetik dan diagnostik molekular. Prodia juga telah lama memiliki Research Laboratory, Evaluation Laboratory, Molecular Diagnostic Laboratory, Advanced Immunology Laboratory, Anatomical Pathology Laboratory, and Mass Spectrometry & Separation Science Laboratory. Prodia menghadirkan layanan sitogenetik yang berfungsi memenuhi kebutuhan pemeriksaan genetik atau analisis kromosom. Kehadiran layanan sitogenetik ini juga melengkapi portofolio layanan pemeriksaan Prodia terutama pemeriksaan genetik.

Hingga saat ini, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 285 outlet di 34 provinsi dan 125 kota di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya merupakan Prodia Health Care (PHC) yakni layanan wellness clinic yang berbasis personalized medicine serta specialty clinics yang terdiri dari Prodia Children’s Health Centre (PCHC) yaitu klinik khusus anak, Prodia Women’s Health Centre (PWHC) yaitu klinik khusus perempuan, dan Prodia Senior Health Centre (PSHC) yaitu klinik khusus pasien yang berusia 50 tahun ke atas.

Sebagai pelopor dan pemimpin

pasar di industri laboratorium klinik, perseroan terus berupaya untuk melakukan berbagai inisiatif guna memberikan layanan bernilai tambah dan berkualitas global. Pada awal tahun 2019, seperti disampaikan Dewi, Prodia telah menerapkan Sistem Automasi Laboratorium (Total Laboratory Automation/TLA) pada Laboratorium Prodia Rujukan Nasional”. Sebagai pusat rujukan nasional, laboratorium kami menerima pemeriksaan kesehatan yang lebih kompleks dari semua cabang Prodia di seluruh Indonesia dan menerima rujukan pemeriksaan khusus dari 1.300 rumah sakit yang bekerjasama dengan kami serta laboratorium dan klinik lainnya,” Dewi menjelaskan. Penggunaan sistem automasi laboratorium ini bertujuan untuk mempercepat waktu selesai hasil pemeriksaan atau turn-around time (TAT), menurunkan kesalahan dari proses manual dan meningkatkan efisiensi proses melalui penggunaan sistem automasi dan sistem perangkat antara (middleware) yang mutakhir. Melalui implementasi TLA ini, waktu TAT dapat dikurangi hingga 9 persen. Dengan fasilitas dan inovasi yang dimiliki, Prodia optimistis untuk berkompetisi di dunia kesehatan dan memberikan layanan yang terbaik bagi pelanggan. Lengkapnya layanan kesehatan yang dimiliki Prodia serta tersebarnya jejaring di seluruh Indonesia, membuat masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. (*)

FOKUS

[9]

Kampanyekan Paradigma Sehat, Kinerja Keuangan MelejitKinerja keuangan PT

Prodia Widyahusada Tbk membukukan hasil

yang menggembirkan yang melanjutkan kinerja positif di tahun lalu. Perusahaan dengan kode saham PRDA ini membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,1 persen, atau menjadi Rp 799,08 miliar di semester I tahun 2019. Laba bersih perseroan juga meningkat menjadi Rp 81,69 miliar atau naik 34,2 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. EBITDA pun mengalami kenaikan 31,8 persen menjadi Rp 127,41 miliar.

Pertumbuhan pendapatan bersih Prodia ditopang oleh peningkatan pendapatan tes pemeriksaan rutin, esoterik dan non laboratorium. Kontribusi pendapatan tes pemeriksaan rutin sebesar 74,5

persen, tes esoterik 16,7 persen dan pendapatan non laboratorium 8,8 persen terhadap total pendapatan perseroan di Januari-Juni tahun ini.. Dari segi segmen pelanggan, segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sebesar 34,43 persen dan 32,43 persen terhadap pendapatan. Sedangkan, segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi menopang sekitar 21,20 persen dan 11,94 persen terhadap pendapatan..

Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty mengatakan kinerja keuangan pada semester I/2019 itu merupakan refleksi dari kokohnya bisnis inti perseroan dan terus bertumbuhnya pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan. “Disamping itu, kami juga telah memperbaharui proses automasi pada proses kerja di laboratorium untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Kami optimis upaya efisiensi

berkelanjutan akan meningkatkan kinerja Prodia sepanjang tahun 2019,” kata Dewi.

Selanjutnya, Prodia berencana mengembangkan berbagai hal, antara lain menambah jumlah cabang, berinovasi, dan mengembangkan sistem dan teknologi informasi (TI). Tentang pengembangan teknologi informasi, Dewi menyebutkan pihaknya telah meluncurkan aplikasi Prodia Mobile di tahun 2017 di Play Store dan AppStore. Hasilnya menggembirakan lantaran Prodia berhasil mengakuisi pelanggan baru sebesar 35 persen dari jumlah total pengunduh Prodia Mobile. “Sebagian besar pelanggan terbaru di aplikasi kami ini berusia di bawah 40 tahun. Ini hasil investasi pengembangan sistem TI kami yang menggembirakan,” ujar Dewi. (*)

[10] FOKUS

Konsisten Berinovasi Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Terpadu

[10]

[11]

Kesehatan adalah salah satu program skala priorita pemerintah di tahun depan. Untuk mewujudkan impian

itu, tentu harus didukung infrastruktur yang memadai. Misalnya saja fasilitas kesehatan (faskes), ketersediaan obat, pelayanan prima, dan sumber daya manusia (SDM) unggul guna mencapai mimpi tersebut.

Menilik perkembangan terkini, ketersediaan sarana faskes memperlihatkan tren yang membaik dari segi kuantitas maupun kualitas. Namun, jamak diketahui jumlah populasi indonesia tidak sedikit. Jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa. ”Jadi, masih membutuhkan tambahan fasilitas yang lebih baik lagi ke depannya,” tutur Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius, saat dijumpai Listed Indonesia di kantornya Jakarta, baru-baru ini.

Sebagai pelaku industri di sektor kesehatan dan turunannya, Kalbe Farma tidak memiliki fasilitas rumah sakit. Perusahaan hanya mempunyai 11 apotek dan klinik di Bekasi dan sekitarnya. Apotek dan klinik Kalbe Farma itu diber nama Mitrasana yang menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat yang bisa diakses

Sebagai bentuk dukungan, perusahaan terus ikut menyukseskan program jaminan kesehatan nasional (JKN) untuk obat dan alat kesehatan dengan tingkat kualitas

yang baik kepada para pasien, tenaga medis, perawat, dan manajemen rumah sakit serta memastikan ketersediaan obat. Perseroan berkomitmen melakukan riset dan

pengembangan di berbagai bidang.

Sahlan Solihin

off line maupun online. Sebagai bentuk dukungan,

perusahaan terus ikut menyukseskan program jaminan kesehatan nasional (JKN) untuk obat dan alat kesehatan dengan tingkat kualitas yang baik kepada para pasien, tenaga medis, perawat, dan manajemen rumah sakit serta memastikan ketersediaan obat.

Dengan kondisi itu, manajemen Kalbe Farma berharap pemerintah meningkatkan kualitas obat dan layanan kesehatan. Perbaikan itu penting untuk seluruh aspek serta diimbangi perbaikan arus kas/dana pembayaran piutang dari rumah sakit kepada industri farmasi.

Selanjutnya, Kalbe Farma mengusulkan pembenahan sistem kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan harus dilakukan secara holistik. Bersama-sama dalam aspek perencanaan, pengadaan, harga patokan, jalur distribusi, standar kualitas produk, distribusi, dan pembayaran yang tepat waktu. ”Idealnya, sebagai pelaku industri begitu usulan yang bisa kami sampaikan,” ungkap Vidjongtius.

Secara internal, perusahaan yang sahamnya berkode KLBF ini tetap

konsisten mengembangkan SDM yang menumbuhkan pola pikir berinovasi. Perseroan berkomitmen melakukan riset dan pengembangan di berbagai bidang. Itu dilakukan perusahaan untuk merespon situasi dan kondisi yang ada. Apalagi, perkembangan teknologi semakin canggih disertai persaingan yang tidak enteng.

Di samping itu, untuk menjaga performa, Kalbe Farma menerapkan program yang selaras dari berbagai fungsi. Mulai dari sumber bahan baku, proses produksi, efektivitas marketing, efisiensi distribusi, dan logistik serta melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). ”Untuk rencana ke depan, pengembangan produk biologi baru dan pemanfaatan kemajuan tehnologi digital untuk layanan kesehatan yang terintegrasi,” ucap Vidjongtius.

Bagaimana dengan kebiasaan orang kaya yang bolak-balik memilih berobat ke luar negeri? Menjawab pertanyaan demikian, Vidjongtius berujar, ”Sepanjang kualitas layanan kesehatan kita tingkatkan menjadi standar internasional maka posisi kita akan membaik.” (*)

[12]

Berinovasi dan Membangun Ekosistem untuk Memperkuat Kualitas Layanan dan Customer Experience

Kimia Farma berkomitmen membantu pemerintah di

bidang kesehatan, Caranya, perseoran membangun

klinik-klinik yang mudah dijangkau customer dan tetap menyelenggarakan

layanan yang dilakukan BPJS Kesehatan. Kimia Farma mengisyaratkan untuk mengucurkan investasi

tambahan dan berinovasi untuk membangun

ekosistem terpadu yang mengintegrasikan supply

and demand itu. Gaya masyarakat kini sudah

berubah dari yang ingin mencegah atau mengobati menjadi ingin tetap bugar.

FOKUS

[13]

PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) mendukung penuh program pemerintah di bidang kesehatan.

Sebagai salah satu perusahaan farmasi berpanji badan usaha milik negara (BUMN), Kimia Farma mengambil posisi sentral dan strategis. Dukungan itu, ditunjukkan dengan penyediaan infrastruktur dari hulu ke hilir yang menyokong produksi obat-obatan dan layanan kesehatan untuk dipasok ke masyarakat di seluruh Indonesia

Sebagai contoh, perseroan memiliki 10 pabrik. Pabrik ini, untuk mendukung dan menyuplai kebutuhan obat-obatan . Lalu, untuk jalur distribusi tersebar dari Sabang hingga Merauke. Kemudian didukung 1.261 outlet, 564 klinik pratama, dan 61 laboratorium klinik (hingga Agustus 2019). Itu juga masih ditopang lebih dari 500 SKU (stock keeping unit) produk bersifat etikal, generik, OTC (over the counter) alias obat dijual bebas.

Dukungan yang tidak setengah-setengah itu diberikan perusahaan mengingat cakupan area yang harus dilayani pemerintah sangat luas. Kemampuan pemerintah relatif terbatas apabila bekerja sendiri tanpa dukungan pelaku industri. Infrastruktur dan fasilitas kesehatan (faskes) memang telah dibangun oleh pemerintah. Namun, faskes itu tidak cukup dilihat dari sisi jumlah. Tetapi, bagaimana dengan tingkat kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Ketersedian rumah sakit (RS) yang dikelola pemerintah pusat dan daerah serta faskes Puskesmas, telah melayanai masyarakat. Kimia Farma berkomitmen membantu pemerintah di bidang kesehatan, Caranya, perseoran membangun klinik-klinik yang mudah dijangkau customer Tujuannya apa? Untuk menjangkau daerah-daerah yang belum tersentuh layanan. Karena apa yang dilakukan pemerintah tidak mungkin menjangkau seluruh lapisan customer.

Dengan pembangunan dan investasi yang dilakukan, perusahaan tidak sekadar menambah coverage (cakupan) tapi juga meningkatkan kualitas dari sisi pelayanan. Dan, dari sisi produk yang terpenting terintegrasi. Perusahaan ingin memberi pengalaman baru (experience) kepada pelanggan. Pelanggan mendapat pelayanan paling bagus. ”Singkatnya, perusahaan sangat dan mendukung penuh pemerintah. Makanya, kami investasi untuk penguatan layanan. Kami mempunyai anak usaha Kimia Farma Apotek, fungsinya lebih ke layanan, mulai dari layanan aneka ragam obat-obatan,

Sahlan Solihin

suplemen, layanan klinik, dan layanan diagnostik,” tutur Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir, ketika ditemui di kantornya, Jakarta, baru-baru ini.

Di luar program-program pemerintah, perusahaan berinvestasi pada produk baru dalam industri sesuai tren kesehatan terkini. Artinya, investasi yang dilakukan perusahaan tidak sekadar masalah penyakit tetapi juga soal preventif (pencegahan). Saat ini, produk-produk perusahaan bukan hanya untuk mengobati tetapi juga menjaga kebugaran pelanggan. Menurut Honesti gaya masyarakat kini sudah berubah dari yang ingin mencegah atau mengobati menjadi ingin tetap bugar.

Di samping itu, juga masuk pada produk-produk bersifat lifestyle seperti beauty. ”Kita sudah banyak produk-produk beauty di bawah merek Marcks dan Venus. Kalau untuk suplemen makanan terpopuler kita punya Fituno. Nah, ini kita usahakan launching setiap tahun produk-produk baru, yang arahnya ke produk-produk lifestyle,” imbuh Honesti.

Soal BPJS Kesehatan, perusahaan menunggu respons masyarakat atas rencana kenaikan iuran tersebut. Tetapi, selain itu, perusahaan juga tetap menyelenggarakan layanan yang dilakukan BPJS Kesehatan untuk masyarakat Indonesia. Permasalahan lain dalam industri kesehatan yaitu masalah ketergantungan industri pada bahan baku impor. Maklum, tidak disangkal bahan baku itu, 90 persen dari luar negeri. ”Kita juga membangun fasilitas pabrik bahan baku untuk mengurangi ketergantungan bahan baku impor,” tegasnya.

Perusahaan membangun fasilitas pabrik bahan baku di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat (Jabar). Pabrik bahan baku itu, diharap beroperasi secara penuh tahun depan. Sejatinya, untuk skala laboratorium atau industri kecil sudah beroperasi. ”Namun, setelah dievaluasi ke tren finish produk, itu ‘kan bahan API (active pharmaceutical ingridient). Kami mengamati tren finish obat, berekspansi untuk membikin bahan baku obat-obat tersebut. Seperti produk diabetes, produk untuk TBC, dan onkologi untuk kanker,” ulasnya.

Selain itu, perusahaan juga ekspansi fasilitas bahan baku yang lebih dibutuhkan untuk jenis produk rumah sakit. Tantangan di sektor farmasi dan layanan kesehatan itu, selain bahan baku, BPJS Kesehatan, dinamika regulasi, dan cash flow, dan obat-obatan yang lebih bervariasi. Tidak hanya obat untuk

pengobatan tetapi untuk preventif. Bagaimana dengan harapan ke

depan? Perusahaan sebagai pelaku industri harus mempunyai solusi tersendiri. Untuk raw material atau bahan baku, pelaku industri harus berkolaborasi. Mencari solusi kolektif. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Karena tidak mungkin sendirian menghadapi problematika ketergantungan impor bahan baku. ”Sesama pemain industri juga harus saling komunikasi. Kami membangun pabrik secara kolektif, misalnya, karena investasi juga tidak murah,” tegas Honesti.

Sebetulnya, lanjut Honesti, masalah utama bahan baku bukan pada pabrik bahan baku (API), tetapi lebih ke hulunya, yakni industri kimia dasar lantaran Indonesia belum siap membuat atau memproduksi produk-produk dengan standar farma grade sebagai bahan baku. Beda dengan India dan China, yang sudah sangat bagus. Itu kemudian yang membuat pelaku industri kurang bergairah membangun pabrik bahan baku, karena impor bahan baku lebih murah daripada investasi.

Karena itu, Kimia Farma membangun fasilitas juga dengan orientasi untuk ekspor. Pabrik dibangun dengan kapasitas besar, selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga untuk kepentingan ekspor. Maklum, sekitar 80 persen untuk kebutuhan ekspor, dan 20 persen untuk lokal. Ekspor misalnya ke Korea Selatan dan lain-lain. Kebutuhan yang diambil itu, juga tidak tinggi. Memang dari sisi jumlah relatif banyak tetapi tidak mungkin membangun itu semua. ”Kita pilih yang benar-benar dibutuhkan,” tegas eksekutif yang pernah berkarier di Grup Telkom ini.

Bagaimana dengan holding farmasi? Saat ini, proses holding BUMN farmasi tengah berjalan. Perusahaan farmasi berbendera BUMN ada Biofarma, Kimia Farma, dan Indofarma. Sementara itu, Kimia Farma dan Indofarma tercatat sebagai perusahaan terbuka, sebagian sahamnya sudah dikuasai masyarakat.

Selama ini, perusahaan dengan Biofarma banyak melakukan kerja sama, termasuk dengan Indofarma. Sinergi antar BUMN didesain untuk memperkuat daya saing BUMN Farmasi. Nanti, akan lebih tertata rapi saat terbentuk holding farmasi. ”Masih menunggu peraturan presiden (Perpres). Sinergi akan lebih menguntungkan seluruh pihak yang terlibat di dalamnya,” ucapnya. Selain sinergi antar BUMN, perusahaan juga tidak ketinggalan beraliansi dengan pihak swasta bersifat business to business (B2B). Misalnya, kerja sama dalam bentuk

[14] FOKUS

menjual atau menditribusikan produk. Kemudian ada kerja bareng untuk mendirikan pabrik bersama, seperti onkologi. ”Kalau untuk bikin pabrik, kerja sama lebih ke bio teknologi bukan ke farmasinya,” Honesti menjabarkan.

Berinovasi dan Bangun Ekosistem

Strategi perusahaan ke depan tetap inovatif dan tidak ketinggalan? Menilik perkembangan yang terjadi dengan persaingan begitu ketat, perusahaan mereposisi Kimia Farma yang tadinya sekadar perusahaan farmasi menjadi healthcare company. Itu dilakukan untuk mengintegrasikan seluruh potensi yang ada di Kimia Farma. Integrasi itu dinamakan oleh perusahaan dengan sebutan integrated supply and demand. Untuk supply perusahaan mempunyai 11 pabrik, dan demand didukung jumlah apotek sebanyak 1.261 unit, 564 klinik pratama, dan 61 laboratorium klinik. Tahun ini, perseroan menganggarkan dana investasi senilai Rp 200-Rp 300 miliar untuk menambah apotek sebanyak 100 outlet

Disamping itu, Kimia Farma merampungkan akuisis saham Dawaa Medical Limited Company di Arab Saudi. Aksi korporasi ini untuk menyokong 34 gerai Kimia Farma Dawaa di Mekah dan Madinah yang melayani kebutuhan jamaah haji dan umrah asal Indonesia. Ke depannya, Kimia Farma mengisyaratkan untuk mengucurkan investasi tambahan untuk membangun ekosistem terpadu yang mengintegrasikan supply and demand itu. ”Insya Allah kalau bisa akuisisi rumah sakit, ekosistem kami lengkap. Ini supply side, ini demand side. Dan, kalau bisa mengintegrasikan ekosistem yang bagus, itulah sumber pertumbuhan sebenarnya. Jadi, memang positioning kita ini sedang reposisi supaya mempunyai daya saing beda. Ada perusahaan main di manufaktur dan ada di sisi distribusi,. Kami optimalkan kekuatan yang ada dalam satu ekosistem secara terintegrasi,” tegasnya.

Dengan skema itu, perusahaan percaya kinerja ke depan akan positif. Sumber pertumbuhan dari sektor produk. Caranya, dengan tidak berhenti menciptakan produk baru. Masuk ke produk lifestyle, kecantikan (beauty), dan multivitamin. Itu dilakukan dengan tujuan variasi produk dan memperbaiki produktivitas perusahaan.

Di sisi internal, banyak memperbaiki kesisteman digitalisasi untuk mendongkrak efisiensi dan produktivitas. Target utama digitalisasi yaitu optimalisasi dan menangkap peluang-peluang baru.

”Ini kita lakukan sehingga nanti integrated supply and demand bisa dimonitor dalam satu sistem yang standar. Sudah punya dashboard untuk memonitor seluruh performance dari semua potensi dan sumber daya yang ada,” jelas Honesti.

Perusahaan sangat optimistis menatap masa depan. Itu dengan berpijak pada rekam jejak kinerja dua tahun terakhir. Tahun lalu, performa tumbuh di atas 20 persen. Semester pertama tahun ini, masih tumbuh di atas 20 persen. Strategi masih in line, respons market, teknologi, situasi ekonomi, dan regulasi di-review setiap tahun.

Bagaimana respon perusahaan terhadap orang berkocek tebal yang lebih memilih berobat ke luar negeri? Perusahaan menilai itu peluang emas untuk memenuhi pelayanan kesehahat untuk segmen kelas menengah ke atas. Karena itu, perusahaan tidak sekadar investasi untuk menambah coverage, tetapi juga kualitas layanan. ”Intinya experience,” tegasnya.

Sejatinya, tidak sedikit jumlah rumah sakit lokal yang menyajikan pelayanan berkualias. Namun, karena tidak tersosialisasi dan dikelola dengan bagus, layanan berkualitas tersebut menguap. Dulu, Indonesia mempunyai rumah sakit dengan model tour and cure, jalan-jalan dan obat. Seperti Thailand dan Penang, masyarakat tidak sekadar berobat tapi ada experience. ”Saya lihat itu pilihan, masalah preferensi dan eksperience. Itu hanya masalah kualitas. Kalau kita bisa lebih bagus dari Singapura dan Malaysia, saya yakin orang akan mau di sini. Singapura negara jasa, jualannya service. Pasien merasa tidak seperti pergi ke rumah sakit, kamar seperti hotel, pelayannya cakep, makanan boleh milih, tidak bisa bahasa Inggris ada penerjemah. Padahal, kalau berbicara perawatan dan pelayanan kanker masih jauh lebih bagus di sini,”

Honesti menjelaskan. Demi memberikan pelayanan

konsumen yang paripurna, Kimia Farma berbenah-benah, misalnya melakukan transformasi meliputi tiga area, yakni model business, operational process, dan customer experience. Langkah nyata adalah digitalisasi sejak tahun 2017 yang bersinergi dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Proses digitalisasi Kimia Farma meliputi penyediaan infrastruktur cloud dan jaringan (network), hardware, serta sistem aplikasi terpadu yang sekaligus terintegrasi dengan sistem Enteprise Resource Planning (ERP) yang sudah diterapkan oleh Kimia Farma sejak Oktober 2016. Sistem aplikasi yang disediakan oleh Telkom terdiri dari smart stock, omni channel, customer loyalty, big data analytics, integrasi klinik, program rujuk balik, serta layanan home care.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi pertama dan terbesar di Indonesia, Kimia Farma bertekad meningkatkan kapasitasnya menjadi pemain industri farmasi berbasis digital. Langkah ini dilanjutkan dengan memodernisasi anak usaha, PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) sehingga menjadi pusat dari principal produsen farmasi. Inovasi digital disuarakan manajemen KAEF untuk menyempurnakan rantai pasok hulu hingga hilir dan menyongsong era revolusi industri 4.0. Sebagai contoh, perseroan pada April 2019 merilis Mediv, aplikasi digital di telepon seluler, dan mengembangkan Mediv Screen, toko virtual di apotek Kimia Farma. Beragam inovasi ini menjaga pangsa pasar Kimia Farma sebesar 3,5 persen. Saat ini, pemain di industri farmasi sekitar 200 perusahaan. Penguasa pangsa pasar di sektor ini hanya menggenggam market share 6,5 persen lantaran kompetisi di bisnis farmasi cukup ketat. (*)

[15]

[16] FOKUS

Sejumlah kalangan analis menilai bahwa industri farmasi masih menjadi tahun yang sarat

tantangan. Senada dengan kajian analis itu, Presiden Direktur PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, Marlia Hayati Goestam mengemukakann tantangan di tahun ini, terutama dengan ditargetkannya cakupan implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencapai 100 persen,

Produk Darya-Varia Menyokong Program BPJS

Perseroan akan terus mendukung program BPJS dalam upayanya mempromosikan obat-obatan berkualitas tinggi dan terjangkau kepada pasien dan dokter Kondisi

pasar secara umum diprediksi stabil di Indonesia sehingga ruang bagi perusahaan mencatatkan pertumbuhan cukup terbuka.

eskipun ada wacana dari pemerintah untuk menurunkan target menjadi 90-95 persen. “Tahun 2018 ditandai dengan berbagai usaha yang berkesinambungan, Pemerintah Indonesia memperluas dan memperkuat jaringan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) hingga mencakup 77 persen penduduk Indonesia. Akibatnya, segmen obat

generik tumbuh dua digit sementara segmen obat merek hanya mampu membukukan pertumbuhan yang rendah di kisaran satu digit,” ujar Marlia seperti dikutip dari Laporan Tahunan 2018.

Tantangan yang terkait BPJS adalah soal pembayaran, dan permasalahan mengenai jumlah terhutang yang harus dibayarkan oleh pemerintah kepada fasilitas kesehatan, yang terus berlanjut.

[17]

Hal itu, perlu ditangani agar dapat memberikan manfaat bagi industri kesehatan dan menjaga ketersediaan layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Di sisi lain, lanjut Marlia, dampak BPJS juga mempengaruhi profitabilitas, dikarenakan proses tender BPJS yang cenderung menekan harga obat. Apalagi, Program JKN bersamaan dengan penerapan kriteria halal dan peraturan yang diperketat oleh Badan Pengawas Obat & Makanan Nasional (BPOM).”Kondisi itu terus memberikan dampak terhadap industri dan dinamika pasar,” katanya.

Terlepas dari kekhawatiran itu, menurut Marlia, industri kesehatan tetap memiliki momentum yang sangat baik seiring dengan perkembangan pesat sejumlah rumah sakit di kota-kota menengah, sejalan dengan program JKN. “Kami memperkuat struktur geografis operasi kami agar lebih siap melayani lebih banyak mitra rumah sakit,” katanya.Dengan populasi mencapai 260 juta penduduk, dan merupakan salah satu negara dengan tingkat akses pelayanan kesehatan terendah di kawasan ASEAN, Marlia mengatakan Indonesia jelas menawarkan ruang yang besar untuk bertumbuh.

Darya-Varia akan terus mempertahankan pangsa pasar dengan berfokus pada produk-produk baru, program-program ilmiah dan pendidikan yang dirancang untuk memperkuat kemampuan para ahli kesehatan, dan berinvestasi dalam rangka meningkatkan kualitas medical representative. “Grup Professional Healthcare kami akan terus mendukung program BPJS dalam upayanya mempromosikan obat-obatan berkualitas tinggi dan terjangkau kepada pasien dan dokter,” ucap Marlia

Di bawah komandonya dan didukung dengan strategi yang kuat serta keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cakap, perseroan tetap optimistis menghadapi berbagai tantangan. Optimisme perseroan itu setidaknya telah tercermin dari keberhasilan perseroan dalam membukukan pencapaian keuangan positif yang berkelanjutan hingga kuartal kedua tahun ini.

“Proyeksi bisnis di Indonesia secara keseluruhan masih menyimpan optimisme dengan laju pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) yang konsisten, infasi stabil, dan fuktuasi kurs mata uang asing yang terkendali dan meningkatnya biaya tenaga kerja,” kata Marlia.

Proyeksi bisnis Indonesia secara keseluruhan masih menyimpan optimisme dengan laju pertumbuhan PDB yang konsisten, infasi stabil, dan fuktuasi kurs mata uang asing yang terkendali dan meningkatnya biaya tenaga kerja.

“Kami melihat penerapan kebijakan fiskal dan moneter yang berhati-hati masih akan berlanjut guna mempertahankan pertumbuhan ekonomi, bahkan di tengah ketidakpastian yang timbul dari terselenggaranya pemilihan umum nasional dan daerah,” kata Marlia.

Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, yang sebagian besar adalah usia produktif, namun jutaan penduduknya masih belum terlayani dalam hal akses ke lembaga kesehatan profesional dan obat-obatan. Di seluruh wilayah nusantara, perkembangan kelas menengah diharapkan dapat mengalihkan daya belinya yang kuat untuk gaya hidup yang lebih sehat. Dengan demikian, Darya-Varia meyakini prospek bisnis prospektif di masa depan dan siap menangkap berbagai peluang bisnis.

Ia menambahkan meski biaya produksi cenderung meningkat karena kontrol lingkungan yang semakin ketat serta volatilitas nilai tukar, perseroan terus berupaya mengembangkan sumber bahan baku alternatif untuk memastikan ketersediaan produk di pasar. “Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) optimistis dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di tahun 2019, yaitu pada kisaran Rp14.800-Rp15.200 per dollar AS” katanya.

Dana RisetIndustri farmasi bisa dibilang sektor

yang unik. Manakala sektor lain butuh gelontoran dana yang mahal untuk aktivitas produksi, tidak demikian dengan farmasi. Bisnis di bidang itu justru memerlukan dana yang tidak sedikit untuk riset dan pengembangan guna mendapatkan formula racikan obat untuk penyakit tertentu.

Maka itu, perseroan dengan kode

saham DVLA itu terus berupaya untuk mendorong investasi di bidang penelitian & pengembangan (R&D) sehingga menjaga kelangsungan bisnis di tengah persaingan yang ketat. “Kami melakukan restrukturisasi terhadap Tim Inovasi di bawah Grup Consumer Health dan Professional Healthcare, khususnya dalam mengembangkan jaringan produk yang kuat di tahun-tahun mendatang,” papar Marlia.

Selain itu, lanjut dia, perseroan juga terus melakukan inisiatif dalam memperbaiki tingkat produktiftas sebagai upaya dalam menghasilkan produk yang lebih kompetitif, mengingat fuktuasi nilai tukar antar mata uang dan dampak permasalahan lingkungan yang terjadi di China telah mengakibatkan kenaikan biaya bahan baku dan kemasan. “Kami akan terus bergerak maju demi terciptanya masa depan yang lebih cerah dan lebih sehat bagi seluruh Indonesia, dengan semangat penuh. Itulah tujuan dan cita-cita kami,” ucap Marlia.

Selama empat tahun terakhir, DVLA berhasil mempertahankan momentum pertumbuhannya di sejumlah indikator kinerja utama bisnisnya, dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan dua digit pada penjualan bersih sebesar 11,4 persen, pendapatan operasional sebesar 29,4 persen, dan laba bersih sebesar 25,2 persen. Adapun, kinerja bisnis DVLA di tahun 2018 didukung oleh inisiatif strategis di berbagai segmen bisnis yang dimiliki. Hasil upaya manajemen perseroan tercermin dari meningkatnya penjualan bersih di tahun lalu naik sebesar 8 persen, mencapai Rp 1,7 triliun, dengan laba bersih naik menjadi Rp 201 miliar, lebih tinggi 24 persen dari tahun 2017, ditopang oleh kuatnya kinerja pada segmen bisnis Obat Resep dan segmen Eksport & Toll Manufacturing. (Buya Ismail)

[18] FOKUS

Tentang potensi bisnis baru Phapros itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

(RUPSLB) pada 26 Agustus 2019.Pasal 3 ayat 2 Anggaran Dasar

perseroan menyebutkan bahwa selain bisnis utama juga dapat melaksanakan kegiatan usaha penunjang/pendukung

Bidang kesehatan tetap menjadi fokus utama PT Phapros Tbk (PEHA). Meski begitu, anak usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF) itu mulai mengembangkan sayap bisnis

dengan mengumumkan bidang usaha baru.

Phapros: Pendapatan dari Bisnis Kesehatan Tetap Positif

Mulai Lakukan Pengembangan ke Bisnis Makanan Minuman dan Kosmetik

dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, yaitu sebagai industri makanan; industri minuman; industri kosmetik; industri barang dari kaca (khusus untuk industri makanan, minuman dan kosmetik); perdagangan besar makanan, minuman, kosmetik dan barang-barang perlengkapan

untuk industri makanan, minuman, dan kosmetik; perdagangan eceran makanan, minuman, kosmetik dan barang-barang perlengkapan untuk industri makanan, minuman, dan kosmetik.

Pengembangan sayap bisnis bukan dilandasi lesunya kegiatan usaha sektor kesehatan. Buktinya, Phapros berhasil

[19]FOKUS

mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 35,53 persen year on year (yoy) dari Rp 407,36 miliar pada semester I/2018 menjadi Rp 552,11 miliar di semester I-2019.

Kontribusi penjualan Phapros berasal dari beberapa bisnis obatnya seperti over the counter (OTC) alias obat bebas, obat generik, ethical, dan toll-in . Penjualan obat OTC hingga akhir Juni 2019 tumbuh 41,3 persen yoy menjadi Rp130,5 miliar. Obat generik penjualannya tumbuh 45,7 persen yoy menjadi Rp 293,16 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan per setengah tahun ini, segmen obat generik berlogo memberikan kontribusi terbesar mencapai 53,10 persen terhadap total penjualan. Segmen ini tumbuh 45,86 persen secara tahunan.

Pada segmen obat ethical, penjualannya juga naik dari sebelumnya Rp95,74 miliar menjadi Rp 123,11 miliar. Sebaliknya segmen toll-in anjlok 300 persen dari sebelumnya Rp 17,74 miliar di semester I/2018 menjadi Rp 5,3 miliar pada Semester I/2019.

Phapros melakukan penjualan terbesar kepada distributor utama yakni PT Rajawali Nusindo sebesar Rp423,16 miliar serta PT Kimia Farma Trading and Distribution sebesar Rp96,99 miliar.

Meskipun penjualan meningkat namun laba bersih Phapros sedikit tertekan dengan penurunan mencapai 9,41 persen menjadi Rp47,75 miliar pada semester I/2019. Terutama diakibatkan kenaikan beban pokok penjualan hingga 46,24 persen dan beban keuangan yang melonjak 176,50 persen.

Phapros yang semula merupakan

bagian dari pengembangan usaha Oei Tiong Ham Corcern dengan nama NV Pharmaceutical Processing Industries hingga saat ini memeroduksi lebih dari 284 macam obat. Sebagian besar di antaranya adalah hasil pengembangan sendiri (non-lisensi) yang diklasifikasi dalam kelompok produk etikal, generic, OTC, dan Agromed.

Selain memeroduksi obat yang diperdagangkan sendiri, Phapros dipercaya industri farmasi lain untuk memeroduksi obat melalui kerjasama Contract Manufacturing. Produk tersebut selain untuk kebutuhan nasional juga untuk kebutuhan negara lain melalui kerjasama ekspor yang dirintis sejak 2013.

Hingga saat ini sudah ada enam produk yang diizinkan untuk beredar di negara tetangga yaitu Kamboja.

Selain itu, perusahaan mulai memerluas lingkup bisnisnya pada sektor non obat berupa alat kesehatan non elektromedik yang telah memperoleh izin pendistribusiannya dari Kementerian Kesehatan RI.

Corporate Communications Phapros, Annisa Dewi Yustita, mengungkapkan semakin ke sini perseroan harus semakin berkembang. Terlebih pihaknya terus melakukan riset dan bekerjasama dengan mitra strategis untuk mengembangkan produk baru.

Tidak terkecuali dengan cara anorganik melalui akuisisi perusahaan yang dianggap relevan. Merambah bisnis alat kesehatan seperti produk INAShunt adalah satunya. Alat dilengkapi semacam selang untuk dipasang pada penderita hidrosefalus. ”Supaya kelebihan cairan di

kepalanya bisa dikeluarkan,” ucapnya.Produk INAShunt merupakan

buah kolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Selain itu Phapros juga bekerjasama dengan Universitas Airlangga (UNAIR) untuk pengembangan obat biologi atau sel punca.

Terkait dengan rencana pengembangan secara anorganik, Phapros baru saja mendapat persetujuan untuk meraih modal tambahan. Dengan cara penerbitan saham baru (rights issue) dan disetujui dalam RUPSLB pada 26 Agustus 2019 itu.

Sebanyak-banyaknya 862,75 juta lembar saham baru yang rencananya akan diterbitkan. Setara sebesar 28,76 persen dari modal dasar perseroan.

”Dana yang diperoleh nantinya akan digunakan Phapros untuk pengembangan bisnis organik maupun anorganik. Seperti penambahan portofolio produk ,investasi operasional perusahaan, pelaksanaan akuisisi, serta menambah modal kerja,” ujar Direktur Utama Phapros, Barokah Sri Utami.

Dalam rencana jangka panjang, Phapros berencana menjalin kerjasama strategis dengan pihak luar negeri dalam pengembangan alat kesehatan berteknologi tinggi serta pengembangan produk biologi.

Salah satunya adalah produk anti aging yang merupakan hilirisasi kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Di sisi ekspor, Phapros juga berencana melebarkan sayapnya hingga ke Amerika Selatan dan Afrika.(Dadag Yogatama)

[20]

Hermina: Keseimbangan Dua Sisi Penting

Porsi Dokter Spesialis Lebih Tinggi dari Industri

Hasil penelitian Bank Dunia (World Bank) mencatat industri kesehatan terutama rumah sakit Indonesia

kekurangan stidaknya 500 ribu tempat tidur pada saat ini. Hal tersebut menjadi keprihatinan sekaligus peluang pada saat yang sama.

Direktur Keuangan Medikaloka Hermina (Hermina), Aristo Setiawidjaja, mengatakan perusahaan bergerak di bidang kesehatan memang dihadapkan pada dua situasi itu. Situasi yang saling bertentangan namun harus saling mendukung.

Fakta masih diperlukannya pembangunan sarana kesehatan berupa rumah sakit di Indonesia pada satu sisi memang bertujuan untuk memenuhi pelayanan paling dasar bagi manusia itu.

PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) memastikan setiap ekspansi bukan sekadar untuk memberikan nilai tambah dari sisi finansial. Lebih dari itu, dalam rangka

mendukung pemenuhan layanan kesehatan yang merupakan bagian dari kebutuhan dasar masyarakat Indonesia.

Layanan kesehatan.Dari fakta yang sama, secara otomatis,

masih diperlukan peningkatan layanan dan infrastruktur kesehatan merupakan peluang dari sisi bisnis. Terbukanya ruang ekspansi yang bisa mendorong peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

Atas dasar itu, kata Aristo, perusahaannya berupaya untuk tetap menjaga keseimbangan. Dengan cara tetap ekspansi tentu saja.

Saat ini, Hermina masih memiliki keleluasaan untuk berekspansi menggunakan dana hasil penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada pertengahan 2018. Manajemen menegaskan dana dimaksud akan digunakan untuk menambah empat

rumah sakit setiap tahunnya. Total tambahan antara 400 sampai 600 unit tempat tidur.

”Pada kenyataannya, kita sudah menambah 600 unit tempat tidur setiap tahun,” kata Arsito kepada Listed Indonesia, Agustus 2019.

Tambahan 600 unit tempat tidur per tahun dimaksud tidak sepenuhnya dari rumah sakit baru. Sebagian di antaranya dari rumah sakit eksisting yang ditambah kapasitasnya. Biaya investasinya? ”Untuk menambah 600 unit tempat tidur itu kami membutuhkan dana sebesar Rp700 – Rp800 miliar,” ungkapnya.

Pada 2019, Hermina telah merampungkan pembangunan satu rumah sakit. Tiga rumah sakit masih dalam proses pembangunan. ”Nantinya,

FOKUS[20]

[21][21]

Jaringan RS: Hermina

Berdiri: 1985

Jumlah RS: 34 unit

Jumlah kamar: 3.851

Jumlah Dokter/Tenaga Medis: 3.200

Fokus Layanan: Ibu dan Anak

kami memiliki sebanyak 40 rumah sakit dengan 40 ribu tempat tidur pada akhir tahun 2020,” tegasnya.

Pada Juli 2019, Hermina telah melakukan akuisisi satu unit rumah sakit di Pekalongan. Rumah sakit itu akan ditingkatkan menjadi type C dengan 50 tempat tidur.

Jurus 50 BedSetiap membangun rumah sakit

baru, Hermina punya jurus sederhana. Selalu dimulai dengan 50 tempat tidur (bed) terlebih dahulu dan kemudian ditingkatkan sesuai kebutuhan. Konsep bertumbuh.

”Di Hermina, pada tahap awal pembukaan rumah sakit, kita mengoperasikan 50 tempat tidur terlebih dahulu. Ketika Bed Occupancy Rate (BOR) mencapai 75 persen, kita menambah tempat tidur,” terangnya.

Penambahan fasilitas tentu saja dibarengi dengan penambahan sumber daya manusia (SDM). Terutama dokter. Termasuk dokter spesialis.

Mekanisme bagi hasil merupakan salah satu cara Hermina menjalin

kemitraan dengan dokter. Semua dokter yang praktek di Hermina tetap mendapatkan biaya konsultasi dengan pengaturan yang sama, baik yang memiliki saham maupun tidak memiliki saham.

Bedanya, dokter yang memiliki saham berpeluang meraih nilai tambah dari hasil investasi yaitu berupa dividen dan juga capital gain. Bisa bersumber dari peningkatan retained earnings (laba ditahan) atas rumah sakit yang berkembang sehingga book value atas saham meningkat.

Total dokter di Hermina tercatat sebanyak 3.200 orang saat ini. Sebanyak 2.800 di antaranya merupakan spesialis.

Dari total 33 rumah sakit yang dimiliki, rata-rata terdapat sekitar 80 spesialis di setiap rumah sakit. ”Keunggulan RS Hermina adalah kita memiliki lebih banyak spesialis dibandingkan dengan industri,” ucap Aristo, bangga.

Bandingkan saja, jumlah spesialis di Hermina 2.800 dan total tempat tidur sekitar 3.900. Sedangkan secara industri, Indonesia memiliki sekitar 50 ribu spesialis dan 325 ribu tempat tidur.

Maka rasio jumlah spesialis per

tempat tidur di Hermina jauh lebih tinggi daripada industri. “Pada umumnya, ketika kita membuka rumah sakit, kita merencanakan untuk memiliki sekitar 20-30 spesialis,” jelasnya.

Dari sisi kinerja keuangan, Hermina mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 18 persen menjadi Rp1,788 triliun pada semester I 2019. Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non Pengendali (PATMI) sebesar Rp124,6 miliar atau tumbuh 77,1 persen dibandingkan Rp70 miliar pada periode sama tahun lalu.(Abdul Aziz)

PT Medikaloka Hermina Tbk

Di tahun 2019 ini, Sinarmas MSIG Life mencatat babak baru dalam sejarah kiprah panjangnya di industri asuransi jiwa Indonesia. Resmi menjadi perusahaan terbuka dengan nama PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. pada 28 Juni 2019, saham Sinarmas MSIG Life (kode saham: LIFE) mulai melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2019.

Bersamaan dengan itu, Mitsui Sumitomo Insurance Co., Ltd. (MSI) resmi menjadi pemegang saham pengendali dengan komposisi kepemilikan saham Mitsui Sumitomo Insurance Co., Ltd. (80%), PT Sinar Mas Multiartha Tbk (12,5%) dan publik (7,5%).

April 2010, Mitsui Sumitomo Insurance Group, Aioi Insurance Co., Ltd. dan Nissay Dowa General Insurance Co., Ltd. bergabung membentuk satu perusahaan induk yang bergerak dalam industri asuransi, MS&AD Insurance Group Holdings, Inc. MS&AD memegang pangsa terbesar premi asuransi kerugian di Jepang dan tercatat dalam 10 besar bisnis grup asuransi kerugian di dunia.

Mulai berkiprah di industri asuransi jiwa nasional pada tanggal 14 April 1985, Sinarmas MSIG Life mencatat nilai laba bersih sebesar Rp374,7 miliar dan nilai ekuitas sebesar Rp7,2 triliun pada akhir tahun 2018. Ditopang struktur permodalan yang kuat, rasio solvabilitas untuk

Sinarmas MSIG Life Siap Berkiprah sebagai Perusahaan Go Public

konvensional mantap berada di angka 1.096% dari 120% yang disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Untuk mewujudkan visi sebagai perusahaan yang terkemuka dalam penyediaan jasa perencanaan dan perlindungan keuangan di Indonesia, Sinarmas MSIG Life saat ini memiliki sekitar 1,2 juta nasabah individu dan kelompok diselenggarakan oleh lebih dari 800 karyawan dan didukung lebih dari 8.200 tenaga pemasar di 57 kota dan 65 kantor pelayanan dan pemasaran.

[22] FOKUS

Mitra Keluarga: Fokus Empat Layanan, Diterima Masyarakat Sekitar

Jaga Tekad jadi Rumah Sakit Terbersih

Anggapan layanan kesehatan di luar negeri terutama negara tetangga lebih baik dibandingkan di negeri sendiri memang harus diakhiri. PT Mitra Keluarga

Karyasehat Tbk (MIKA) memulainya dengan berbagai upaya dan percaya diri.

”Kami yakin secara kualitas medis untuk layanan kebidanan, anak, bedah umum, dan penyakit

dalam, tidak kalah dengan rumah sakit luar negeri,” ucap Investor Relations Mitra Keluarga, Aditya Widjaja, Agustus 2019.

Sebagai pemilik jaringan rumah

sakit Mitra Keluarga, kata dia, pihaknya terus berupaya memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di setiap lingkugan berada. Terutama dengan berfokus pada empat layanan seperti disebutkan Aditya. Setidaknya untuk sampai saat ini.

Aditya menceritakan, salah satu

[23]FOKUS

Mitra Keluarga: Fokus Empat Layanan, Diterima Masyarakat Sekitar

bukti kepercayaan masyarakat terhadap layanannya adalah ketika terjadi wabah penyakit deman berdarah pada paro pertama 2019. Paramedis Mitra Keluarga kebanjiran tugas untuk memulihkan pasien.

Pasien rawat inap tercatat sebanyak 108 ribu atau naik 35,64 persen pada semester I 2019 dibandingkan 80 ribu pasien pada periode sama tahun sebelumnya. Bed Occupancy Ratio (BOR) sebesar 63,97 persen, naik dibandingkan 54,51 persen pada semester I 2018.

Sebesar 95 persen dari total pasien di rumah sakit Mitra Keluarga, kata Aditya, datang dari lingkungan sekitar rumah sakit perseroan berada. Bukti bahwa kehadirannya diterima masyarakat dan berbasis komunitas.

Terlebih Mitra Keluarga melayani program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sebut saja seperti Mitra Keluarga Gading Serpong, Mitra Keluarga Kalideres, dan Bina Husada. Nama terakhir merupakan rumah sakit yang baru diakuisisi pada tahun ini.

Total, terdapat delapan rumah sakit dalam grup Mitra Keluarga yang melayani JKN penuh dan 16 rumah sakit perseroan dalam grup yang melayani JKN secara terbatas.

Total rumah sakit di bawah naungan Mitra Keluarga sampai saat ini sebanyak 24 dengan 2.800 tempat tidur. Diperkuat

dengan sebanyak 1.361 dokter, sebanyak 1.135 di antaranya merupakan dokter spesialis.

Bagaimana dengan rencana pengembangan? Saat ini, Mitra Keluarga masih punya tabungan sebesar Rp276,633 miliar dari hasil penawaran saham perdana kepada publik (Initial Public Offering/IPO).

Dana tersisa itu setara 22,89 persen dari total uang yang diperoleh saat kali pertama mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2015. Totalnya Rp1,2 triliun ketika itu.

Mitra Keluarga perlu membangun tiga rumah sakit lagi untuk memenuhi janji seperti tertuang dalam prospektus saat IPO. Sebab total dana hasil IPO di antaranya akan digunakan untuk membangun enam rumah sakit baru.

”Kami sudah membangun tiga rumah sakit dari dana IPO dan akan membangun tiga rumah sakit lagi hingga tahun 2020,” kata Aditya.

Durasi waktu hingga 2020 untuk pembangunan rumah sakit baru itu memertimbangkan hambatan yang mungkin terjadi. Selain aspek bisnis, salah satu yang perlu dipertimbangkan adalah ketersediaan tenaga medis.

Saat ini, Mitra Keluarga sedang membangun satu rumah sakit di Surabaya. Diharapkan rampung pada 2020. Sedangkan dua rumah sakit

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk

Jaringan RS: Mitra Keluarga

Berdiri: 1989

Jumlah RS: 24 unit

Jumlah Tempat Tidur: 2.840

Jumlah Dokter/Tenaga Medis: 1.361 dokter umum dan spesialis

Fokus Layanan: Komunitas, Kebidanan, Penyakit Dalam, Anak, dan Bedah Umum

lainnya masih dalam penjajakan. “Untuk membangun satu rumah sakit butuh dana Rp250 hingga Rp275 miliar,” kata dia.

Aditya menyebut, setiap pembangunan rumah sakit Mitra Keluarga ditargetkan selalu menjadi rumah sakit terbersih di wilayah tersebut. Selain itu juga memastikan ketersedian dokter jaga 24 jam. ”Dua hal itu untuk memberi kenyamanan kepada pasien ketika berobat,” terusnya.(Abdul Aziz)

[24] OPINI

Anggaran Pemerintah Menyokong Sektor Kesehatan

Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (RAPBN) 2020. Selanjutnya, RAPBN 2020 ini bakal dibahas oleh kementerian bersama komisi-komisi di DPR untuk ditetapkan sebagai APBN 2020. Anggaran tahun depan adalah tahapan jangka menengah pertama menuju pencapaian visi Indonesia 2045. Kebijakan fiskal yang akan ditempuh pemerintah tahun depan mengutamakan belanja negara yang berkualitas dan tepat sasaran, serta penggunaan pendapatan negara untuk menarik investasi dan mendorong daya saing. Belanja tersebut salah satunya digelontorkan untuk pos kesehatan.

Dalam struktur belanja yang dibuat, terdapat mandatory spending untuk mempertahankan anggaran kesehatan sebesar 5 persen. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 memandu pemerintah yang sejak tahun 2016 konsisten menjaga anggaran kesehatan, setidaknya 5 persen dari total belanja negara.Anggaran kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, baik dari sisi supply side maupun layanan, upaya kesehatan promotif-preventif, serta menjaga dan meningkatkan kualitas program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKN) bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Komitmen pemerintah untuk memperkuat layanan kesehatan di tahun 2020 tidak main-main. Pemerintah mengalokasikan dana anggaran kesehatan sebesar Rp 132,2 triliun, atau naik hampir dua kali lipat dari realisasi anggaran kesehatan di tahun 2015. Realisasi anggaran tahun 2015 tercatat sebesar Rp 69,3 triliun. Dengan demikian, sektor yang berkaitan dengan kesehatan seperti rumah sakit dan farmasi tentu bakal diuntungkan. Program JKN yang terkait dengan BPJS Kesehatan akan menjadi jamu kuat bagi kinerja emiten

bidang kesehatan.Perbaikan-perbaikan masalah

kesehatan setidaknya akan berkorelasi pada perusahaan-perusahaan bidang kesehatan. Melalui perbaikan itu, tentunya akan meningkatkan efektivitas program JKN diantaranya meninjau ulang besaran iuran PBI dan non PBI, strategic purchasing untuk efisiensi biaya manfaat dan mempercepat peningkatan kepersertaan non PBI.

Artinya, rumah sakit yang menjalankan program BPJS Kesehatan berpotensi memperoleh benefit lantaran peningkatan alokasi belanja kesehatan pemerintah itu akan memuluskan pembayaran dari BPJS Kesehatan. Rata-rata price earning ratio (PER) emiten rumah sakit atau farmasi masih di bawah PER industri yang sebesar 20 kali. Artinya, saham sektor kesehatan masih cukup prospektif ke depannya lantaran valuasinya relatif murah. Namun, harus juga diperhatikan risiko emiten bidang

farmasi yakni terkait dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang dapat berimbas terhadap kinerja keuangan perseroan.

Kondisi itu sejalan dengan tingginya ketergantungan terhadap bahan baku impor.Sejauh ini, program kesehatan yang dilakukan pemerintah cukup telah mampu meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat, seperti ketersediaan dan penyebaran obat serta tenaga kesehatan di daerah, maupun akses rumah tangga terhadap sanitasi dan air bersih.

Namun, permasalahan mengenai ketepatan sasaran, seperti permasalahan peserta PBI JKN yang tidak termasuk dalam Basis Data Terpadu (BDT), perlu dibenahi agar konsolidasi data peserta itu semakin lebih baik. Maka, kebijakan cleansing data perlu dilaksanakan agar peserta PBI JKN tepat sasaran, yaitu masyarakat miskin/berpenghasilan rendah/rentan miskin. (*)

Tim Riset Bahana Sekuritas

[25][25]

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, mengatakan dengan semakin meningkatnya

jumlah investor maka pengawasan perlu ditingkatkan. Saat ini, total investor pasar modal mencapai lebih dari 2 juta Single Investor Identification (SID). Sebanyak 1,4 juta di antaranya merupakan investor saham.

”Perlindungan investor ritel menjadi perhatian kami,” ucap Hoesen. Salah satu bentuk perlindungan investor adalah keterbukaan informasi dari emiten.

Meski begitu, menurutnya, keterbukaan informasi tersebut harus dipastikan kehandalannya. “Ke depan akan kami perketat pengawasannya,” tegasnya.

Tiga Self Regulatory Organizations (SRO) yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Kliring Penjaminen Efek Indonesia (KPEI) turut dilibatkan dalam upaya ini. ”Data kan semakin banyak. Kita akan analisa bersama dengan SRO,” kata dia.

Hingga 9 Agustus 2019, regulator pasar modal telah melakukan pemeriksaan terhadap 36 emiten, sebanyak 22 pemeriksaan terkait transaksi dan lembaga efek, dan tiga pemeriksaan terkait pengelolaan investasi.

Sejalan dengan itu, BEI akan menerbitkan surat edaran yang mewajibkan seluruh anggota bursa (AB) untuk menampilkan notasi khusus pada kode saham dalam kriteria khusus. Hal itu untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor ritel.

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi, mengatakan surat edaran tersebut akan mewajibkan AB dengan wahana perdagangan efek digital untuk menampilkan notasi khusus pada kode saham untuk tampilan penawaran jual dan beli.

”Surat edarannya akan diterbitkan pada Agustus 2019 dan enam bulan

Investor Tembus 2 Juta, Pengawasan Diperketat

Sampai Bahas Aturan Penilaian Properti

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pengetatan pengawasan di industri pasar modal Indonesia. Ditujukan kepada seluruh pihak seiring dengan terungkapnya beberapa

persoalan belakangan ini.

kemudian akan diwajibkan,” kata Hasan.Ia menambahkan, selama enam

bulan ke depan, AB yang belum menampilkan notasi khusus pada aplikasi perdagangannya didorong dapat mempersiapkan penambahan fitur tersebut.

“BEI akan memberikan bantuan dana pengembangan untuk penambahan fitur itu kepada anggota bursa. Kami sudah menyiapkan dana sebesar Rp600 juta untuk itu,” terusnya.

Dari 80 AB dengan wahana perdagangan digital, sudah ada 15 AB yang telah menampilkan notasi khusus. Tapi 15 AB tersebut mewakili 70 persen dari total nilai transaksi investior ritel.“Jadi secara total nilai transaksi sudah lebih dari 50 persen sedangkan dari sisi jumlah AB memang masih ada 65 AB lagi (yang belum memiliki fitur notasi khusus saham diduga bermasalah),” tuturnya.

Hasan menegaskan, jika sampai Februari 2020 masih terdapat AB yang belum menampilkan notasi khusus, maka BEI akan mengenakan sanksi

terhadap AB bersangkutan.“Mulai dari sanksi tertulis hingga sanksi denda,” tegasnya.

Lebih jauh, OJK juga akan lebih memerketat pengawasan terhadap penilaian properti. Penilaian tersebut dianggap penting dalam pengawasan.

Maka pada pekan ketiga Agustus 2019 mulai dirilis rancangan aturan surat Edaran OJK tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian laporan penilaian Properti di Pasar Modal.

Melihat rancangan itu, Ketua Komite Penyusun Standar Penilaian Indonesia Masyarakat Profesi Penilai Indonesia, Hamid Yusuf, mengatakan bahwa rancangan tersebut tergolong rigid (kaku) sehingga emiten properti akan menghadapi proses penilaian yang rigid pula.

”Terkesan Rancangan Surat Edaran ini mengandalkan bobot teknis sebagai basis pemeriksaan ketimbang jiwa untuk melahirkan kualitas penugasan yang handal sesuai dengan tujuan penilaian,” ungkapnya.(Abdul Aziz)

Ilustratrasi: compasiana.com

BERITA REGULATOR

[26] BERITA REGULATOR

Siap-siap, Perusahaan Perbankan Harus Tambah Cadangan

Dampak Penerapan PASK 71 pada 2020

Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) 71 tentang instrumen keuangan pada laporan keuangan tahun 2020 mulai bergaung. Bagi perusahaan perbankan, bersiap lah

perbesar angka Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terkait standar laporan keuangan sesuai PSAK 71 memang mengumumkan

CKPN akan lebih besar dibandingkan sebelumnya. Untuk perusahaan jasa keuangan terutama perbankan tentu saja.

Ketua Umum Institut Akuntan Publik

Indonesia, Tarkosunaryo, menyatakan hal serupa. ”(CKPN diperbesar) Selanjutnya akan menekan bottom line (laba/rugi bersih, Red.). Misalnya, CKPN (sebelumnya) hanya 10 persen bisa jadi naik 20 persen,” ungkapnya.

Emiten yang paling terkena dampak

dari penerapan perubahan PSAK 71, kata dia, adalah emiten perbankan dan emiten-emiten yang banyak berinvestasi di sektor keuangan. Seperti pembelian obligasi.

”Dampaknya pada emiten perbankan dan itu mulai bisa dilihat dalam laporan

[26]

[27]

keuangan kuartal I 2020,” terusnya.Dijelaskan, penerapan PSAK 71 akan

mewajibkan emiten perbankan dan pembiayaan untuk menghitung CKPN dengan menambahkan prediksi masa depan atau kerugian yang diperkirakan (expected loss).

”Sehingga bankir harus mempertimbangkan faktor masa depan, misalnya kapan kredit itu jatuh tempo. Apakah 12 bulan atau lebih panjang lagi dengan dua pendekatan umum dan disederhanakan,” ulasnya.

Pada PSAK 55 atau sebelum perubahan, jelas dia, lebih memperhitungkan CKPN berdasarkan peristiwa penurunan aset dalam satu tahun. ”Misalnya debitur bangkrut karena kehilangan pelanggan dalam periode satu tahun laporan keuangan. Jadi PSAK 55 berdasarkan peristiwa satu periode berjalan,” Tarkosunaryo menjelaskan.

Reationship Manager Wealth Management Unit PT Indo Premier Sekuritas, Indra Pratama, menambahkan penerapan PSAK 71 tersebut akan lebih menekan kinerja keuangan laba rugi bagi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) I

dan II. Sedangkan bank BUKU III dan IV dinilai tidak akan terdampak dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Itu.

Dengan begitu, bank BUKU I dan II, kata Indra, akan lebih giat mencari sumber pendanaan di pasar modal seperti menerbitkan surat utang baik itu obligasi maupun Sukuk.

Meski begitu, Indra membantah anggapan bahwa kebijakan IAI ini menjadi biang kerok dari fenomena aksi jual terhadap saham-saham perbankan baru-baru ini. “Ini bukan terkait dengan perubahan PSAK 71. Lebih karena sentiment global,” tegasnya.

Apalagi, kata Indra, saham perbankan sudah menguat cukup signifikan secara rata-rata sejak awal tahun 2019 hingga Agustus ini. Maka sudah terdapat potensi risiko sehingga wajar jika terjadi aksi jual.

”Pelaku pasar melihat saham-saham perbankan akan terkena eksposur terbesar jika kondisi ekonomi global kena resisi,” ucapnya.

Ia mencatat aksi jual saham perbankan oleh investor asing selama Agustus saja mencapai Rp 4,7 triliun dan yang paling besar adalah saham BBCA, BBRI dan BMRI.

[27]

“Sell off ini akan berlanjut sampai dengan Oktober tapi bulan November pasar kita akan rebound,” dia meyakini.

Kembali ke soal PSAK 71, lanjut Indra, memang ada sentimen negatif bagi perusahaan perbankan. Sebaliknya, menjadi sentiment positif bagi emiten berbasis teknologi informasi (IT) seperti PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC).

Presiden Direktur ATIC, Handojo Sutjipto, mengatakan dari kebijakan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) tersebut, perseroan berpeluang mendapat tambahan pendapatan sebesar USD20 Juta selama 2018 hingga 2019.

“Dari penerapan konvergensi IFRS9 menjadi PSAK71, kami harap ada 20 bank yang menggunakan jasa kami dan potensinya satu bank nilainya USD1 juta,” kata Handojo.

Ia menjelaskan, penerapan PSAK 71 telah diterapkan oleh beberapa perusahaan keuangan dan saat ini, perseroan telah mendapatkan mandat untuk mengerjakan perubahan sistem teknologi informasi pada satu perusahaan pembiayaan dan dua bank.(Abdul Aziz)

[28]

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan fakta baru dalam praktik pengelolaan reksa dana

(RD) sebagai produk investasi di pasar modal. Kali ini penemuan itu terdapat dalam produk kategori khusus yang nilai dana kelolaannya (asset under management/AUM) mencapai Rp 190,82 triliun.Berdasarkan data Direktorat Pengelolaan lnvestasi per 27 Agustus 2019, terdapat 2.158 reksa dana dengan nilai dana kelolaan mencapai Rp 536,52 triliun.

Dari jumlah itu, reksa dana yang dimiliki oleh investor tunggal teridentifikasi mencapai 689 reksa dana dengan total dana kelolaan sebesar Rp 190,82 triliun. Adapun, sebanyak 621 reksa dana dari jumlah total reksa dana yang dimiliki investor tunggal itu merupakan reksa dana investor tunggal dengan portofolio investasi lebih dari satu efek (non tunggal) dengan total dana kelolaan mencapai Rp 181,38 triliun. Sisanya, 68

OJK Mencermati Fenomena Besarnya Jumlah Reksa Dana Investor Tunggal

[28] BERITA PASAR

[29]

reksa dana, merupakan reksa dana yang dimiliki oleh investor tunggal dengan portofolio investasi tunggal (satu efek) dengan total dana kelolaan mencapai Rp 9,44 triliun.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK, Fakhri Hilmi menilai bahwa nilai AUM produk reksa dana itu terlalu terlalu signifikan karena hampir mencapai sepertiga dari total reksa dana yang beredar.”Sebenarnya tidak ada pelanggaran dalam temuan fakta baru itu. OJK sedang meninjau fenomena yang terjadi karena eksposurnya sudah sepertiga. Selama masa peninjauan itu, OJK melarang sementara pendaftaran produk baru reksa dana investor tunggal,” kata Fakhri di Gedung OJK, Jakarta, Kamis (12/9/2019).

Ia mengatakan tujuan dari peninjauan tersebut adalah untuk membatasi perluasan eksposur risiko dalam pengelolaan investasi. “Apakah fenomena itu positif atau negatif? Kami sedang

mendalami, masih terlalu dini menilainya, kami cuma sampaikan data yang menarik untuk didalami,” ucapnya.

Sejauh ini, OJK menemukan tingginya tingkat aktivitas pemanfaatan reksa dana investor tunggal sebagai sarana perbaikan pembukuan (financial engineering) oleh sejumlah pihak. Financial engineering yang dimaksud merupakan produk yang dapat merestrukturisasi portofolio yang sudah dimiliki investor dengan valuasi yang dapat ditentukan oleh manajer investasi (produk RD restrukturisasi portofolio). “Salah satu wewenang OJK yakni pengawasan, kami hanya sedang me-review fakta baru saja. Seperti halnya pada 2005 lalu, terdapat produk reksa dana yang 80 persen dananya hanya berisi obligasi saja, apakah melanggar? Tidak, tapi ‘kan itu risiko diversifikasi. Bagaimana kalau yield-nya jatuh? Berarti 80 persen dari industri juga jatuh. Makanya sekarang kita sudah punya produk reksa dana campuran yang antara

obligasi dan saham merata, jadi hal-hal seperti itu yang didalami OJK termasuk RD investor tunggal,” papar Fakhri.

Kewajiban MelaporkanBagi manajer investasi yang sudah

memiliki produk seperti yang sudah ditetapkan OJK itu, maka diwajibkan membuat laporan dan serta pernyataan untuk tidak menambah portofolio yang berasal dari portofolio nasabahnya.

Aturan tersebut tertuang dalam Surat edaran nomor S-1100/PM.21/2019 yang ditandatangan Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A OJK Yunita Linda Sari. Dalam aturan ini memberikan pengecualian bagi produk RD khusus bagi pemodal yang turut dalam program tax amnesty atau program pengampunan pajak. “Pelarangan penerbitan produk itu berlaku bagi semua jenis reksa dana termasuk syariah, kecuali bagi investasi yang dilakukan oleh pemodal tax amnesty,” paparnya. (Buya Ismail)

[29]

[30] BERITA PASAR

Kresna Film

Grup Kresna Investasi di Sektor Perfilman

PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), anak usaha PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), mengumumkan

rencana untuk berinvestasi di Ideosource Entertainment (IDEO), kelompok usaha di bisnis perfilman dan hiburan di Indonesia.

Investasi ini diharapkan dapat memperkuat value chain dari NFCX dan IDEO, dari sisi permintaan dan penawaran pada lanskap digital dan hiburan.

Andi Boediman, CEO dari IDEO, mengungkapkan pihaknya memiliki beragam portofolio film fitur Indonesia. Film Keluarga Cemara merupakan investasi film tersukses IDEO lantaran jumlah penonton menembus angka 1,7 juta serta pendapatan lain-lain dari sponsor dan hak digital.

“IDEO juga berinvestasi di deretan film screenplay Bumilangit, salah satunya adalah ‘Gundala’, pahlawan super komik asli Indonesia karya Hasmi (almarhum). Disutradarai oleh Joko Anwar, film ini menceritakan tentang asal usul dari si pahlawan super tersebut, dan menjadi salah satu film yang paling ditunggu-tunggu tahun ini,” ujar Andi dalam

keterangannya seperti disampaikan di Jakarta, Jum’at (30/8/2019)

Indonesia menempati peringkat ke-15 di 20 besar pasar Box Office Internasional dengan ukuran pasar yang mencapai USD 400 juta, menurut penelitian MPAA. Lebih lanjut, industri film Indonesia telah mencapai nilai 52 juta pada penjualan tiket untuk film Indonesia pada tahun 2018.

Berdasarkan penelitian tersebut, perseroan memprediksi bahwa film Indonesia dan rerata pertumbuhan majemuk pasar OTT (Over The Top) dalam 4 tahun akan tumbuh sebesar 21 persen, dari USD 512 juta pada tahun 2018 ke USD 1,1 miliar di tahun 2022.

Andi meyakini sebagai bagian dari tren global, bisnis hiburan juga turut melengkapi bisnis e-commerce. Model ini telah dibuktikan oleh Amazon Prime di China dan India, serta Alibaba Pictures di China.

Untuk alasan tersebut, IDEO dan NFCX optimistis dapat menciptakan nilai sinergis yang luar biasa. Saat ini, bisnis IDEO mencakup dari investasi film dan

media, hingga produksi film dan media, media analytics platform, serta digital marketing agency.

“Ke depannya, kami akan meningkatkan bisnis kami ke bisnis IP licensing and merchandising, menawarkan layanan ini ke berbagai brands dan sponsor,” sebut Andi.

Sementara itu, Abraham Theofilus, CEO dari NFCX, menambahkan sebagai perusahaan digital exchange hub, NFCX terus membangun disruptive platforms di beragam area, termasuk media dan advertising. Perseroan meyakini platform yang kuat harus juga didukung dengan konten yang kuat.

Hal tersebut akan menciptakan magnet alami bagi platform tersebut. “Kami juga melihat bahwa IDEO film dan media analytic platform juga dapat memperkuat infrastruktur programmatic and deep-learning and advertising kami. Dengan dukungan finansial dan ekosistem digital luas dari NFCX, kami dapat membantu IDEO untuk berkembang lebih cepat dan lebih besar,” tutur Abraham. (Vicky Rachman)

[31]

Mengucapkan

Selamat Dan Sukses

PT KRESNA GRAHA INVESTAMA Tbk.

ANNIVERSARY

[32]

Tahun Penuh Tantangan

Pertumbuhan Laba Emiten Melambat Dibandingkan Tahun Lalu

Sejumlah faktor menyimpulkan bahwa 2019 menjadi tahun penuh tantangan. Pertumbuhan kinerja para perusahaan tercatat (emiten/listed company) diprediksi

melambat dibandingkan tahun lalu.

BERITA PASAR[32]

[33]

PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) memperkirakan pertumbuhan laba bersih

perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara rata-rata hanya sebesar 8 persen pada 2019. Berbanding tumbuh 12 persen pada 2018.

Direktur Utama Mandiri Investasi, Alvin Pattisahusiwa, mengatakan penyebab utama adalah perlambatan ekonomi global. Sehingga permintaan bahan komoditas berkurang.

“Perlambatan ekonomi dunia akan berimbas pada permintaan komoditas. Sementara harga komoditas turun, hanya nikel yang membaik. Padahal kinerja emiten di BEI ditopang oleh emiten-emiten berbasis komoditas, seperti emiten batu bara dan sawit,” ungkapnya.

Perlambatan ekonomi global tersebut telah berimbas pada laju pertumbuhan ekonomi nasional. Hal itu dikonfirmasi oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05 pada triwulan kedua 2019. Turun dibandingkan 5,27 persen pada periode sama tahun lalu.

Alvin mengatakan, penurunan pertumbuhan laba dibanding 2018 juga

disebabkan oleh kinerja emiten-emiten sektor barang konsumsi yang mengalami tekanan sepanjang semester I 2019.

Penyebabnya adalah kondisi politik dalam negeri. ”Tidak sebagus yang diharapkan. Tapi kita berharap bisa membaik di semester kedua 2019,” dia berharap.

Dengan kondisi itu pihaknya memerkirakan Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) akan ditutup di kisaran level 6.600 hingga 7.000 pada akhir tahun 2019. Adapun valuasi Price Earning Ratio (PER) IHSG akan berada pada kisaran plus minus 15.

”Jika kita bandingkan dengan penutupan tahun 2018 yang berada pada level 6.194 maka IHSG masih tumbuh,” terusnya.

Data BEI mencatat sebanyak 627 emiten pada mencatatkan total laba bersih sebesar Rp172,55 triliun pada semester I 2019. Hanya naik 0,133 persen dibandingkan Rp172,32 triliun pada semester I 2018.

Angka persentase pertumbuhan itu sangat jauh dibandingkan dengan pertumbuhan laba bersih pada 2018 yang mencapai 21 persen. Menjadi Rp172,32

triliun pada semester I 2018 dibandingkan Rp147 triliun pada semester I 2017.

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, menyebut dari sisi pendapatan, terjadi pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu mencapai hampir 6 persen. Tepatnya sebesar Rp1.661 triliun pada paro pertama tahun ini dibandingkan Rp1.598 triliun pada paro pertama 2018.

Sementara itu, aset emiten tercatat sebesar Rp10.700 triliun pada semester I 2019. Naik 9,18 persen dibandingkan Rp9.800 triliun pada semester I 2018. Adapun ekuitas tercatat sebesar Rp2.900 triliun atau naik 7,4 persen dibandingkan Rp2.700 triliun.(Abdul Aziz)

Tantangan Emiten 2019:Ancaman Resesi Global. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia

Tahun Politik. Aksi wait and see sampai jelang pertengahan tahun menunggu hasil Pemilu 2019.

Penurunan harga komoditas.

Perang Dagang Amerika Serikat (AS) vs Tiongkok

[33]

[34]

Bulan Agustus adalah musim dingin di Australia dengan suhu 4-16 derajat celcius, malah ada satu

ketika turun salju, memang tidak terlalu banyak. Tapi cukup membuat badan kedinginan dan sejuk. Agustus adalah waktu yang tepat untuk melakukan perjalanan kami.

Perjalanan dan kegiatan rutin yang kami lakukan tiap-tiap tahun dengan menggunakan 2 mobil antic Rolls Royce tahun 1931 dan Studebaker tahun 1926 plus mobil Volvo sebagai mobil bala bantuan jika mobil2 antik itu mogok dan sekaligus sebagai armada membawa perlengkapan/kebutuhan lainnya. Perjalanan ini kami lakukan Bersama beberapa teman baik yang memang tinggal di Australia. Jumlah penjelajah ada 6 orang + 1 anak + 1 anjing

Tiap tahun rute perjalanan kami selalu berbeda. Perjalanan kali ini kami lakukan dengan rute sekitar 700 Km dari Blue mountain/wentworth Falls – Katoomba – Glenbrook - Mudgee - hill end – Karspring dan kembali ke Wentworth Falls. Sengaja kami memilih jalan yang tidak selalu mulus dan ber-aspal, No GPS dan hanya Peta karena disitulah keunikan nya dan kami juga menikmati kearifan daerah masing-masing dan berbaur dengan penduduk sekitar. Kita biasa menyebutnya “Bush mechanics outing” dengan menikmati alam yang asri dan menginap di penginapan di pelosok, diperternakan (Ranch) yang di sewakan, mengunjungi desa historic, mengunjungi perkebunan anggur (winery – De Beaurepaire di daerah Rylstone) with wine tasting and beer tasting in between.

Perjalanan kami juga masuk dalam koran lokal di daerah Mudgee dimana kita tinggal 2 hari disana.Ternyata orang yang menyapa dan berbincang-bincang dengan kami adalah wartawan lokal.

Touring mobil antik Rolls Royce 1931 & Studebaker

1926 di NSW - AustraliaOleh Fitri WS

Kontributor Listed Indonesia

RILEKS

[35]

[36] RILEKS

[37]

[38] RILEKS[38]

Ini derita Raditya Dika. Pria dengan sejumlah profesi; komika, penulis, youtuber, pemain film. Pria kelahiran

Jakarta, 28 Desember 1984, itu mengumumkan lewat Youtube channel perihal penyakit yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh tersebut.

Pria setinggi 160 cm itu harus bersahabat dengan penyakit gangguan imunitasnya itu, agar hidup tenang.

Untuk mengatasi penyakit gangguan kekebalan tubuh itu, ayah satu anak tersebut rutin berobat ke Singapura, sekali dalam setahun. Tetapi, pria dengan nama

Bersabar Hadapi Autoimun

Kenali Kendalikan dan Tetap Bahagia

Penulis sekaligus Youtuber Raditya Dika lewat videonya mengumumkan penyakit gangguan kekebalan yang dideritanya. Berhadapan dengan sesuatu yang secara medis

disebut Autoimun.

asli Dika Angkasa Putra Moerwani, itu harus lebih banyak bersabar menghadapi penyakitnya.

Sebab, sejauh ini belum ada obat cespleng untuk membasminya. Penyakit autoimun hanya bisa dikendalikan dengan pengobatan teratur. Rutin.

Dari sejumlah catatan diketahui, penyakit autoimun, gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan aktivitas imun menjadi abnormal. Kita tahu, bila sistem kekebalan tubuh bekerja normal, sistem kekebalan membantu tubuh melawan berbagai penyakit akibat

bakteri atau virus.Pada penyakit autoimun, sistem

kekebalan tubuh justru bekerja berlebihan sehingga menyerang atau malah merusak jaringan dalam tubuh. Repotnya, belum diketahui pasti penyebab penyakit autoimun ini.

Pola makan tinggi lemak, gula, dan garam disebut-sebut pemicu munculnya autoimun. Namun, beberapa orang dengan kategori tertentu disebut lebih berisiko terkena penyakit autoimun.

Perempuan kali dua lebih berpotensi terserang penyakit ini. Inidividu yang

[39]

memiliki riwayat keturunan autoimun juga lebih rentan terpapar penyakit tersebut.

Kualitas HidupBerhubung belum ditemukan

obat ampuh, yang perlu dilakukan adalah menjaga kualitas hidup tetap baik dan ‘berteman’ dengan penyakit yang diartikan sebagai kondisi sistem imun mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsi normalnya itu.

Bagi sebagian orang, penyakit autoimun masih terasa asing di telinga. Padahal, ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun dengan berbagai gejala yang tidak sama antara satu dan lainnya.

Dalam Hello Sehat, dr. Sandra Sinthya Langow, Sp.PD-KR mengungkapkan, penyakit autoimun secara garis besar dikelompokkan dalam dua kategori. Pertama, penyakit autoimun organ spesifik, dan kedua penyakit autoimun sistemik.

Sesuai namanya, penyakit autoimun organ spesifik menyerang tepat di satu organ tubuh. Contohnya vitiligo pada kulit. Sedangkan penyakit autoimun sistemik bisa menyerang seluruh bagian organ tubuh, semisal lupus, rheumatoid arthritis (RA), dan ankylosing spondylitis.

Memang, lazimnya, satu orang hanya memiliki satu jenis penyakit autoimun. Meski demikian, jika seseorang mengalami suatu penyakit autoimun, memiliki kecenderungan lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal untuk mengalami jenis penyakit autoimun lainnya.

Contohnya jenis penyakit autoimun yang bisa terjadi bersamaan, yakni Rheumatoid Arthritis (RA) bersama Sindroma Sjogren, atau Sindroma Sjogren dengan lupus.

Sedangkan penyebab suatu penyakit autoimun berisiko terserang penyakit autoimun lainnya, belum diketahui pasti. Penyebab utamanya diduga karena faktor genetik, disertai faktor lingkungan, seperti infeksi virus, bakteri, merokok, serta paparan bahan kimia tertentu yang turut memiliki andil.

Seseorang dengan penyakit autoimun berkecenderungan lebih tinggi daripada orang normal untuk terjangkit jenis penyakit autoimun lainnya. Namun, kasus ini mungkin bisa datang bersamaan, maupun terpisah.

Artinya, satu jenis penyakit autoimun mungkin hadir lebih duluan, kemudian datang penyakit autoimun lainnya.

Selain itu, keduanya bisa muncul dalam waktu yang berdekatan atau hampir berbarengan, tapi dengan serangkaian gejala berbeda. Begitu pula dengan keparahannya, gejala, bisa sama-

sama parah atau salah satu penyakit lebih dominan.

Bisa DikendalikanPenyakit autoimun tidak bisa dicegah,

atau ditanggulangi. Tetapi, bukan berarti penyakit ini tidak bisa dikendalikan. Untuk mengendalikannya, penderita harus mendapat perawatan spesialis.

Secara umum, gejala yang dirasakan penderita, bisa ringan, atau parah. Tergantung kondisi tubuh. Terdapat sejumlah gejala yang dirasakan penderita penyakit langka dan unik ini.

Di antaranya, kelelahan berlebihan dan berkepanjangan, kesemutan pada tangan dan kaki, nyeri di sekujur tubuh, sering terserang sariawan, rontok parah pada rambut. Lainnya, brain fog (otak seperti tertutup kabut, sehingga sulit konsentrasi, hilang memori dan fokus saat Anda sedang beraktivitas), serta ruam pada kulit. Contohnya muncul ruam berbentuk kupu-kupu pada pipi.

Jika merasakan beberapa gejala penyakit autoimun, penderita harus segera kunjungi dokter. Jangan menunda karena pemeriksaan sedini mungkin dapat membantu kesembuhan penderita. Setidaknya, membuat kondisi penderita, menjadi lebih baik.

Penderita autoimun disarankan tidak boleh terlalu larut dalam derita. Dunia kedokteran dan farmasi bisa mengendalikannya dengan pengobatan teratur penuh kedisiplinan meskipun belum ada obat ampuhnya.

Perlu diketahui, proses pengobatan ini bertujuan mencegah terjadinya kerusakan lebih parah pada organ tubuh. Sekaligus membantu penderita mencapai fase remisi. Yaitu, kondisi saat gejala penyakit autoimun dalam keadaan stabil, alias gejala penyakit menyerang lenyap.

Satu hal yang harus diingat, fase

remisi bukanlah berarti penderita sudah sembuh. Karena, pengobatan yang dijalankan hanya bertugas mengontrol perkembangan penyakit, bukan memulihkan sepenuhnya.

Pengobatan penyakit autoimun bisa dibedakan menjadi dua macam. Yaitu, penghilang gejala. Misalnya, penghilang rasa sakit atau obat steroid dosis kecil. Lalu, untuk memengaruhi atau memperlambat perkembangan penyakit. Misalnya obat metotrexat, azatioprin, mikofenolat mofetil, sulfasalasin, siklofosfamid, dan agen biologik.

Kuncinya, penderita harus rutin memeriksakan diri ke dokter. Jangan sampai pasien mengalami penyakit autoimun dengan kondisi parah, baru ke dokter. Ini biasa terjadi karena pasien telat mendapatkan obat jenis kedua dan hanya mendapatkan obat pereda gejala. Padahal, obat jenis kedua tidak kalah penting karena betugas untuk memperlambat perkembangan penyakit.

Untuk itu, penderita perlu rajin melakukan deteksi dini, yang kemudian dapat membantu menghambat agar perkembangan penyakit tidak semakin memburuk. Harus tahu, pantangan setelah didiagnosis mengalami dua jenis penyakit autoimun sekaligus, tergantung dari jenis penyakit yang menyerang.

Yang juga penting dijalani, menerapkan pola hidup sehat, makan teratur, mengurangi makan daging dan makanan berlemak. Perbanyak makan sayur, juga bisa membantu menjaga kondisi tubuh.

Setelah itu semua, jangan lupa berolahraga teratur, mengendalikan stres, serta rutin berobat dengan tetap mematuhi anjuran rheumatologist penderita. Semua cara tersebut setidaknya bisa membantu menghambat perkembangan penyakit.(Dari berbagai sumber, diolah)

[40] RILEKS[40]

Beberapa penyakit autoimun dapat menyerang satu organ saja, seperti Diabetes tipe 1

yang merusak pankreas. Ada pula yang memengaruhi seluruh tubuh, seperti Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Setiap penyakit autoimun ini menimbulkan gejala dan reaksi berbeda pada tubuh.

Gangguan kesehatan karena autoimun ini bisa menyebabkan berbagai penyakit, yang kemudian dikenal sebagai penyakit autoimun. Ini sejumlah penyakit autoimun yang umum dijumpai:

Diabetes tipe 1: Sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas. Insulin mestinya bekerja untuk mengatur kadar gula darah.

Akibatnya, tubuh mengalami kesulitan mengatur kadar gula darah. Gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, organ jantung, ginjal, mata, dan saraf.

Rheumatoid Arthritis (RA): Sistem kekebalan tubuh yang menyerang sendi. Ini menyebabkan kemerahan, kehangatan, nyeri, dan kekakuan pada persendian. Gejala awal RA meliputi munculnya rasa nyeri dan kaku pada jari-jari tangan, khususnya di pagi hari. Keluhan ini biasanya akan membaik dengan sendirinya setelah selesai melakukan beragam aktivitas fisik.

Meski begitu, harus segera ditanggulangi. Pasalnya, jika tidak

segera diobati, RA bisa merusak persendian di sekujur tubuh. Parahnya lagi, tulang juga bisa mengalami kerusakan. Lama kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan dan cacat pada sendi.

Psoriasis atau radang sendi psoriatic: Psoriasis menyebabkan sel kulit berkembang terlalu cepat, sampai akhirnya menumpuk dan membentuk bercak merah meradang dan bersisik. Healthline menulis, 30 persen penderita psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri pada persendian mereka. Penyakit ini disebut arthritis psoriatik.

Multiple sclerosis: merusak selubung mielin yaitu lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf pada sistem saraf pusat. Kerusakan pada selubung mielin memperlambat kecepatan pengiriman pesan antara otak dan sumsum tulang belakang dari dan ke seluruh tubuh.

Kerusakan ini menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemah, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan.

Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE): penyakit autoimun yang membuat sistem

Ragam Penyakit Autoimun

kekebalan tubuh menyerang banyak organ. Mulai dari persendian, ginjal, jantung, dan otak. Gejala dari lupus rasa sakit, kelelahan, dan ruam adalah gejala paling umum.

Gejala awal lupus ditandai rasa nyeri kronis pada sendi, sariawan, rambut rontok, kemerahan di wajah, kelainan pada kulit, muka pucat, dan demam. Semakin lama tidak diobati, lupus berisiko menimbulkan kerusakan pada organ vital tubuh.

Psoriasis: Penyakit ini kerap ditandai dengan adanya kulit yang seperti bersisik dan rasa gatal hebat. Biasanya, terjadi penumpukan sel kulit akibat sel dalam kulit tumbuh cepat dan segera naik ke permukaan. Akibatnya, kulit menebal dan menumpuk di permukaan kulit.

Sindrom Guillain-Barre: Ditandai dengan kelelahan sampai kelumpuhan. Penyakit autoimun ini menyerang saraf yang menghubungkan otak dan tulang belakang. Akibatnya otak mengalami kesulitan untuk memberikan perintah pada saraf otot, hingga menimbulkan kelumpuhan. (Berbagai sumber,diolah/Nasir)

[41]GALERI EMITEN [41]

[42] GALERI EMITENGALERI EMITEN[42]

Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyelenggarakan musyawarah anggota (Musang) di Ballroom

- JW Marriott Hotel, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta pada Rabu 21 Agustus 2019. Ketua Umum Asosiasi Emiten, Franciscus Welirang mengungkapkan bahwa musyawarah anggota AEI kali ini erat kaitannya dengan tantangan emiten pasca pemilihan umum.

“Dua hal yang wajib dilakukan emiten mulai tahun 2020 adalah pertama penerapan keuangan berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik atau POJK 51/2017. Kedua adalah kewajiban untuk tiap emiten melakukan penyesuaian standar akuntansi keuangan (PSAK) 71,72 dan 73,” ujar pria yang kerap disapa Franky ini, Rabu (21/8).

Menurut Franky, tantangan kapasitas building dari masing-masing anggota seperti corporate secretary dan sebagainya, juga tingkat pengetahuan atas peraturan-peraturan, akan menjadi tantangan bagi masing-masing emiten ke depan.

“Kita coba sebagai asosiasi memberikan servis kepada para anggota.

Hadapi Tantangan Investasi dan Kebijakan Pasca Pemilu

Sejumlah Penyesuaian Regulasi Mendapat Perhatian Serius

Selain itu tentunya juga memberikan sosialisasi atas peraturan-peraturan, baik itu kebijakan dari Bursa Efek Indonesia maupun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” tuturnya.

Di sisi lain, lanjut Franky, AEI juga berharap selalu dilibatkan untuk mengkaji dan memberikan masukan jika ada pembentukan atau pembuatan peraturan-peraturan baru oleh pemerintah.

Tujuannya adalah supaya aturan-aturan baru yang dikeluarkan baik oleh para menteri maupun regulator tidak menjadi hambatan bagi industri. “Beberapa waktu lalu kami menerima surat dari Setneg yang minta masukan dari asosiasi supaya memasukkan hambatan-hambatan atau biaya ekonomi tinggi mana yang masih menjadi hambatan bagi Industri,” terangnya.

Sehubungan dengan peluang dan tantangan investasi ke depan, Franky berharap nilai saham para anggota AEI dapat meningkat. Franky menyadari bahwa peningkatan nilai saham tentu tergantung dari para investor membaca potensi ke depannya. Di sisi lain hal itu juga tergantung bagaimana para emiten

membawakan informasi kepada para investor sehingga memberikan daya tarik.

Kebijakan Investasi dan Ekonomi Pemerintah

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2019 adalah sebesar 5,05 persen. Dari pertumbuhan tersebut, sektor manufaktur memberikan kontribusi terbesar pada PDB melampaui pertumbuhan sektor-sektor yang lainnya.

“Sektor manufaktur Indonesia berkontribusi sebesar 19,52 persen terhadap PDB pada triwulan II tahun 2019,” ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara.

Antara mengungkapkan, tiga industri dengan pertumbuhan terbesar yaitu industri tekstil, industri kertas dan industri makanan. Industri tekstil dan pakaian jadi menyumbang pertumbuhan sebesar 20,71 persen.

Sedangkan industri kertas dan barang dari kertas menyumbang 12,49 persen pertumbuhan. “Sementara industri makanan dan minuman menyumbang 7,99 persen pertumbuhan,” imbuh Antara.

[43]

Terkait kebijakan investasi dan ekonomi pemerintah pasca pemilu, Antara memaparkan bahwa pemerintah akan tetap fokus pada “Making Indonesia 4.0”.

Adapun 10 prioritas nasional Making Indonesia 4.0 antara lain meliputi: memperbaiki alur aliran material sektor hulu, memperbaiki kawasan industri, akomodasi standar sustainability, pemberdayaan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, selanjutnya menarik investasi asing, peningkatan kualitas SDM, pembentukan ekosistem inovasi, menerapkan insentif investasi teknologi, dan harmonisasi aturan dan kebijakan.

Sementara itu, tahap implementasi Making Indonesia 4.0 oleh Kementerian Perindustrian antara lain meliputi: penyusunan dan launching Indonesia Industri 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) yang merupakan metode asesmen untuk mengukur tingkat kesiapan perusahaan dalam menerapkan teknologi industri 4.0 dan menghasilkan efisiensi dan produktifitas dari penerapan tersebut.

Kemenperin juga akan melakukan pelatihan manager transformasi industry 4.0 yang merupakan pelatihan untuk mencetak manager transformasi industri 4.0 dan tenaga ahli teknologi industry 4.0.

“Kemenperin juga melakukan assessment, visitasi, dan workshop self assessment INDI 4.0 dengan melaksanakan workshop INDI 4.0, visitasi ke industri prioritas industri 4.0 untuk melakukan assessment menggunakan Indy 4.0 (Validasi data assessment),” lanjut Antara.

Lebih lanjut, Kemenperin juga melakukan penunjukan lighthouse of industry 4.0 yang merupakan pemilihan perusahaan-perusahaan champion pada masing-masing sektor prioritas sebagai percontohan penerapan teknologi industri 4.0.

“Selanjutnya kemenperin juga melakukan pendampingan industri 4.0 yang merupakan pendampingan industri dalam rangka implementasi industri 4.0

pada industri prioritas implementasi industri 4.0,” jelas Antara.

Kemenperin juga akan memberikan insentif bagi pelaku industri. Menurut Antara hal itu termaktub dalam usulan super tax deduction 300 persen bagi perusahaan yang berinvestasi melaksanakan litbang dan insentif untuk investasi pendidikan vokasi, keduanya termasuk yang terkait dengan teknologi industri 4.0.

Perkuat Investor DomestikTerkait pengembangan investor

domestik, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, dalam sambutan sebelumnya menyampaikan pentingnya memperkuat investor domestik dan ritel guna membangun stabilitas pasar modal nasional.

Menurut Hoesen, ketergantungan pada dominasi investor asing seringkali dapat mengganggu stabilitas pasar, namun hal itu dapat dikurangi dengan meningkatkan pertumbuhan investor ritel domestik. “Ke depannya pertumbuhan pasar modal harus didukung oleh faktor domestik,” harap Hoesen.

OJK, beber Hoesen, mempunyai target untuk menambah supply emiten dan meningkatkan jumlah investor guna mendukung pertumbuhan investor ritel domestik. Jumlah investor saham, reksadana, dan obligasi saat ini totalnya sekitar 2,1 juta investor.

“Dalam dua tahun mendatang kami targetkan menjadi 4 juta investor atau menjadi 5 juta investor dalam tiga tahun ke depan,” terang Hoesen.

OJK melihat masih terdapat banyak peluang untuk meningkatkan jumlah investor ritel domestik. Hal itu didukung data dari temuan Satgas OJK mengenai adanya investasi bodong di daerah-daerah yang nilai kerugiannya selama tujuh tahun terakhir ini mencapai angka 120 triliun.

“Temuan tersebut menjadi salah satu optimisme bahwa sebenarnya masih terdapat potensi yang dapat digali untuk meningkatkan jumlah investor,” jelasnya.

Di samping itu, lanjut Hoesen, proses digitalisasi yang saat ini sedang digencarkan OJK juga menjadi salah satu sarana untuk mendukung pertumbuhan investor domestik untuk ke depannya.

AEI Dukung OJK Tingkatkan Pertumbuhan Investor Domestik

Ketua Asosiasi Emiten Indonesia, Franciscus Welirang menegaskan target 4 juta investor dalam dua tahun tidak akan tercapai jika perkembangan digitalisasi tidak dioptimalisasi dari sekarang. “Namun saya yakin dengan memanfaatkan perkembangan digitalisasi teknologi maka target tersebut dapat tercapai,” tuturnya.

Sementara itu, salah satu upaya AEI dalam membantu meningkatkan pertumbuhan investor domestik adalah dengan meluncurkan kerjasama baru dengan Trimegah Sekuritas dalam usaha memperluas inklusi pasar modal.

Trimegah Sekuritas menjadi rekanan AEI untuk memberikan akses baik analisa maupun teknologi kepada investor dan calon investor pasar modal untuk membuka rekening saham. Selain itu AEI juga memperkenalkan majalah Listed Indonesia sebagai sarana yang bisa digunakan oleh anggota asosiasi untuk memberikan informasi kepada khalayak luas. (Dadag Yogatama)

[43]

[44] GALERI EMITENGALERI EMITEN[44]

[45]

[46] GALERI EMITEN

Dyandra Dukung Penyelenggaraan Expo 2020 DubaiPT Dyandra Media International

Tbk (Dyandra), perusahaan induk (holding) dengan kode saham

DYAN, yang membawahi 23 perusahaan dan bergerak di industri Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition (MICE), melalui anak perusahaannya, yakni PT. Samudra Dyan Praga, mempersiapkan keikutsertaan Indonesia di World Expo 2020 di Dubai, Uni Emirat Arab World Expo ini akan diselenggarakan pada 20 Oktober 2020-10 April 2021 di kawasan Dubai Selatan (Dubai South District) yang menempati area seluas 438 hektar dan menampilkan peserta dari 190 negara.

Hariman Zagloel, Direktur Utama Samudra Dyan Praga yang juga menjabat sebagai Direktur Dyandra Media International, menyampaikan saat ini pihaknya pada Agustus kemarin mempersiapkan acara ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan Paviliun Indonesia pada 9 September 2019. “Persiapan diperkirakan sudah hampir mencapai 100persen dan kami berharap semua persiapan berjalan lancar dan rampung pada waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan jadwal,” ujar Hariman di Jakarta pada Jum’at (16/8/2019). Ground breaking ini terealisasi diadakan pada hari tersebut. Bangunan paviliun ini akan terdiri dari 3 lantai dengan total luas bangunan kurang lebih 3.000 m2. Estimasi pengerjaan konstruksi

paviliun ini adalah 1 tahun sampai dengan Agustus 2020.

World Expo ini merupakan pameran berskala dunia yang menampilkan prestasi dan kemajuan di bidang industri, teknologi, budaya, lingkungan hidup, dan lain lain. World Expo pertamakalli diselenggarakan pada tahun 1851 di London, dan diselenggarakan setiap 5 tahun sekali. World Expo adalah event ketiga terbesar di dunia setelah FIFA World Cup dan Olimpiade. Tahun depan merupakan penyelenggaraan World Expo ke-34 yang mengangkat tema Connecting Minds, Creating The Future dan menargetkan lebih dari 25 juta pengunjung selama 6 bulan pelaksanaannya.

Paviliun Indonesia akan menyuguhkan perjalanan Indonesia dari masa lalu, masa kini dan masa depan. Konsep masa depan Indonesia yang tertuang dalam “INDONESIA EMAS 2045” akan mendominasi cerita yang ada di dalam paviliun. Semua cerita tersebut akan disampaikan kepada pengunjung secara modern, menarik, interaktif, menghibur dan menitikberatkan pada sisi visitor experience. Emosi pengunjung akan digugah sedemikian rupa sehingga mereka akan merasakan Peak Emotional Experience di Main Show paviliun yang berupa theater berkapasitas 250 tempat duduk dengan dukungan multimedia

berkualitas tinggi dan dipadukan dengan live performance terbaik dari berbagai daerah di Indonesia.

Di akhir perjalanannya, pengunjung akan merasakan kehangatan dan keramahan khas indonesia di dalam area pasar malam. Sayup-sayup alunan musik tradisional dan nikmatnya kuliner di restoran Indonesia akan melengkapi semua pengalaman pengunjung di Paviliun Indonesia. Di sisi lain berbagai acara business forum dan business matching akan diselenggarakan secara berkala dalam rangka meningkatkan neraca perdagangan ekspor dan investasi di Indonesia.

Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas di Istana Negara, pada Senin (13/8/2019), dengan topik persiapan World Expo 2020 Dubai, menjelaskan bahwa keikutsertaan Indonesia di Expo 2020 Dubai harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk sektor perdagangan, pariwisata dan investasi International khususnya pasar di Timur Tengah. Joko Widodo juga berharap World Expo 2020 menjadi momentum untuk membangun citra positif dan kesadaran dunia mengenai Indonesia. Karena itulah, pemilihan desain, venue, lokasi, dan paviliun betul-betul menampilkan wajah Indonesia sebagai sebuah negara besar. (*)

[46]

[47]

Volume penjualan semen PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) pada Semester I/2019 sebanyak

883.622 ton, naik 2 persen dari 868.530 ton di periode yang sama di tahun 2018. Penjualan SMBR itu lebih tinggi dari industri semen nasional yang masih terkoreksi sebesar 2,2 persen. Bahkan wilayah Sumbagsel (Sumater bagian Selatan) yang menjadi pasar utama perseroan turut terkoreksi sebesar 13,4 persen apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

SMBR berhasil menjaga dan meningkatkan pangsa pasar di wilayah Sumbagsel yang merupakan basis pemasaran perseroan sebesar 5 persen, atau menjadi 35 persen dari periode sebelumnya. “Bahkan pangsa pasar SMBR terbesar berada di Sumatera Selatan saat ini mencapai 64 persen atau naik 11 persen dari tahun sebelumnya, sementara di Lampung telah mencapai 24 persen dan Jambi mencapai 15 persen” ujar Jobi Triananda Hasjim, Direktur Utama SMBR pada Paparan Publik di Gedung Bursa Efek

Penjualan Semen SMBR Langkahi Pertumbuhan Industri Semen

Indonesia, Jakarta, Rabu (21/8/2019).Jobi optimistis SMBR mampu

meningkatkan penjualan semen pada semester II/2019 seiring dengan peningkatan volume penjualan di Juli 2019 mencapai 6 persen. Kontribusi peningkatan volume penjualan terbesar pada Juli tahun ini disokong oleh kenaikan penjualan di Sumatera Selatan dan Jambi.

Pada semester I/2019, kinerja pendapatan SMBR tumbuh 6 persen, atau menjadi Rp 833,5 miliar dari Rp 783,5 miliar. Begitu pula laba kotor yang tumbuh 41 persen menjadi Rp 334,5 miliar dari Rp 237,5 miliar karena berbagai pogram efisiensi yang dilaksanakan sepanjang Januari-Juni tahun ini. Lantaran demikian, emiten semin ini mampu menurunkan beban pokok penjualan sebesar 9 persen. Laba usaha perseroan pun berhasil tumbuh menjadi Rp 92 miliar dari Rp 89,7 miliar. Namun laba bersih mengalami penurunan menjadi Rp 7,5 miliar dari Rp 24,1 miliar karena meningkatnya beban keuangan dan pajak

penghasilan.Pada semester II ini, manajemen SMBR

akan melanjutkan upaya mendongkrak kinerja bisnis dengan konsisten menerapkan ‘Inisiatif Tiga Gajah” yang merupakan langkah strategis manajemen untuk melakukan efisiensi biaya melalui cement making centre dan penggunaan batubara kalori rendah, peningkatan penjualan dan pangsa pasar dengan memperkuat saluran distribusi dan perluasan area pasar, serta perbaikan proses bisnis, kebijakan dan sistem untuk percepatan pengambilan keputusan yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan kinerja ke depannya.

Saat ini, Semen Baturaja sedang mengembangkan berbagai lini bisnis baru untuk memperluas area pasar meliputi diversifikasi jenis produk semen yang ditawarkan dan mengembangkan bisnis dari hulu ke hilir melalui produk turunan semen hingga bisnis non semen lainnya, baik berupa semen mortar, pembuatan bata ringan, dan batching plant. (*)

[48] GALERI EMITEN

Hingga Juli 2019, WSBP telah menyelesaikan sejumlah proyek-proyek strategis nasional, di antaranya:

Waskita Beton Siapkan Pabrik di Kaltim

PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menyiapkan sebuah pabrik di Penajam Paser Utara,

Kalimantan Timur (Kaltim). Pabrik ini dibangun dengan tujuan untuk menyerap potensi pasar di Indonesia wilayah Tengah dan Timur serta pasar regional di Asia Tenggara. Pabrik Penajam itu seiring dengan rencana pemerintah memindahkan ibukota dari Jakarta ke Kaltim.

Pabrik Penajam ini memiliki kapasitas produksi sebesar 250 ribu ton/tahun. Plant ini memproduksi produk precast berupa box girder, PCT girder, square pile dan CCSP. Dengan fasilitas penunjang yang sudah ada berupa area produksi, area workshop dan area pengolah limbah, WSBP berencana untuk ekspansi dengan memiliki dermaga sendiri, sehingga sangat mempermudah dalam akses pengiriman produk-produk precast langsung dari plant tersebut ke pulau-pulau lainnya karena memiliki lokasi yang strategis dengan Teluk Balikpapan.

Sementara itu, WSBP pada Juli 2019, mendapatkan kontrak baru yang berasal dari pasar eksternal dengan porsi yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Porsi perolehan nilai kontrak baru dari pasar eksternal tersebut tercatat sebesar 48,19 persen, lebih tinggi dari porsi perolehan sepanjang tahun 2018 yang sebesar 36,41 persen.

Jarot Subana, Direktur Utama WSBP, menyatakan perolehan ini telah melampaui target dari strategi yang dilaksanakan WSBP tahun ini untuk memperluas pasar eksternal sebesar

minimal 40 persen. “Perusahaan masih memiliki potensi yang besar untuk bertumbuh di Indonesia dan peluang pasar di Indonesia masih besar maka kami fokus untuk menangkap peluang tersebut,” ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Perusahaan juga tetap menjaga sinergi dengan Grup Waskita untuk proyek-proyek yang bersifat pengembangan bisnis, inovasi pengembangan produk baru, seperti tiang listrik beton, bantalan rel kereta api tipe 1067, precast gedung, dan façade serta menginisiasi kerjasama dengan perusahaan global yang tengah beroperasi di Indonesia.

Sebagai tambahan, perolehan nilai kontrak baru di Juli 2019 adalah sebesar Rp 3,29 triliun atau sekitar 31,7 persen dari target nilai kontrak baru 2019. Perolehan nilai kontrak baru ini berasal dari beberapa proyek besar, antara lain Addendum Proyek Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) Seksi 2 dan 3, Proyek Jalan Tol

Pekanbaru-Dumai, Proyek Jalan TolBekasi-Cawang-Kampung Melayu Ramp on & off, Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu Seksi 2A, Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing, Proyek Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi, Apartemen Tokyo-Agung Sedayu Grup, Bendungan Luwikeris, PLTGU Tambak Lorok, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Bandara Sultan Hasanuddin, dan proyek lainnya.

Dalam jangka menengah, sesuai Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024, WSBP siap mendukung sasaran pembangunan infrastuktur, seperti: infrastruktur pelayanan dasar (hunian rumah, akses sanitasi, irigasi, bendungan), infrastruktur untuk mendukung perkotaan (angkutan masal), energi ketenagalistrikan (penyediaan energi nasional) dan infrastruktur ekonomi (jaringan kereta cepat, pelabuhan, jembatan udara, jalan tol dan jalan nasional). WSBP sudah memiliki lini produk yang sesuai untuk dapat memenuhi kebutuhan beton di seluruh proyek tersebut.(*)

Proyek Panjang (km) Nilai Kontrak (Rp)

LRT Palembang 23,4 1,06 triliun

Tol Becakayu Seksi 1A-C 21,4 3,1 triliun

Tol Batang-Semarang 75 1,82 triliun

Tol Pejagan-Pemalang 57,5 1,30 triliun

Tol Soker (Solo-Kertosono) 177 1,49 triliun

RDMP Balikpapan - 132 miliar