demam tifoid
DESCRIPTION
goodTRANSCRIPT
DEMAM TIFOID
Batasan
Suatu infeksi sistemik yang akut, yang disebabkan oleh Samonella typhi. Bersama paratifoid fever dikenal sebagai enteric fever.
Etiologi
Salmonella typhi (Bacillus typhosus = Eberthela typhosa) Berbentuk batang, Gram negatif, aerobik, bergerak dengan peritrichous flagella Memiliki antigen O, H dan Vi Membentuk dinding sel (endotoksin) yang terdiri dari lipid dan polisakarida Membentuk plasmid (transferable R Factor)
Epidemiologi
Sumber: manusia Penularan: melalui makanan dan minuman (lintas oro-fecal) Terutama menyerang anak < 10 tahun Dosis infeksi 105-109.
Patogenesis
Infeksi oral melekat pada villi usus Invasi/penetrasi mukosa lamina propria limfolikel (plaques dari Peyer) kelenjar limfe
mesenterial Mengalami eliminasi dan multiplikasi di dalam RES Invasi ke dalam darah (bakteremia) uptake oleh RES (lien, hepar, sumsum tulang) eliminasi dan
multiplikasi di dalam RES Invasi ke dalam darah (bakteremia) ekskresi melalui kandung empedu (kolesistitis) ke usus dan
organ/jaringan lain Kuman yang mati melepaskan endotoksin menimbulkan gejala klinik dan berbagai kelainan.
Patologi
Di dalam usus (ileum terminal, colon ascenden) terjadi inflamasi, hiperplasi, nekrosis, ulserasi/perforasi dan kemudian penyembuhan
Di dalam limfolikel, kelenjar limfe, hepar, lien dan sumsum tulang terjadi infiltrasi hiperplasi dan nekrosis
Di jantung: degenerasi parenkim dan miokarditis interstitial Di kulit: infiltrasi sel mononuklear (rose spot)
Di otot: degenerasi dari Zenker.
Gejala Klinik
Inkubasi: 7-14 (3-60) hari Gejala klinik:
o Demam (klasik):- Minggu ke 1: ireguler (variasi suhu 1,4 – 2,50C), remitens (malam hari naik, pagi/siang suhu
turun tetapi suhu tubuh tidak pernah mencapai normal) - Minggu ke 2: panas tetap tinggi (febris kontinyu)- Minggu ke 3: mulai turun sampai normal pada akhir minggu ke 3.
o Distres abdominal- anoreksia, nausea, muntah, diare atau konstipasi, nyeri abdomen, distensi abdomen
o Gejala neurologis- sensorium berkabut (cloudy sensorium): sakit kepala, iritabel, apatis, kejang, delirium,
karfologia.
Gejala fisik:o Anak tampak sakit, pucat, gelisah, iritabel, apatis, delirium, kulit keringo Berat badan menurun, takhi atau bradikardia, suhu tinggio Lidah kotoro Facies tifoidea dengan bau khas (characteristic odor)o Nyeri abdomen, distensi abdomen, doughy feelo Pembesaran hepar dan lien
Pemeriksaan Laboratorium
Darah : leukopenia atau leukositosis (< 2 tahun), aneosinofilia, anemia Kultur empedu (Gall Culture)
o Darah : minggu ke 1 positif 70 – 90%, minggu ke 3 positif 50% o Tinja : minggu ke 1 positif 10 – 45%, minggu ke 3 positif 75% Kendala :
- Identifikasi kuman S. typhi memerlukan waktu 5 – 7 hari- Sulit dilakukan, tidak semua lab memiliki sarana untuk pemeriksaan kultur S. typhi.
Widal : titer meningkat 4x atau lebih, atau titer O > 1/160Hati-hati menilai hasil Widal karena tidak selalu pemeriksaan Widal (+) walaupun berdasarkan pemeriksaan kultur/autopsi penderita betul-betul menderita demam tifoid
Titer 0 dapat positif pada keadaan sbb.:
o Titer O dan H tinggi karena terdapat aglutinin akibat infeksi EPECo Terdapat reaksi silang dengan Riketsiao Pada fase awal antibodi belum terbentuko Tidak ada kenaikan titer bermakna pada 15% penderitao Akibat infeksi alamiah karena masuknya per oral bakteri S. typhi o Pada neonatus antibodi diperoleh dari ibu melalui tali pusat
Tes koagulasi, DNA probes
Komplikasi
Dehidrasi, elektrolit imbalance, defisit kalori Neurologis: kejang (kejang demam, ensefalopati, ensefalitis, meningitis), neuritis perifer Gastrointestinal: perdarahan, perforasi Saluran kemih: infeksi Tulang, sendi, otot: artritis, osteitis, degenerasi Zenker Paru-paru: bronkitis, bronkopneumonia Kelenjar: parotitis, pankreatitis Darah: trombositopenia, hemolitik anemia, koagulopati Kepala: rambut rontok Relaps Karier
Diagnosis Banding
Paratifus Bruselosis Meningoensefalitis Tbc
Tata Laksana
Suportif: istirahat (lama dan bentuk tergantung stadium dan beratnya penyakit), cairan dan elektrolit, nutrisi (tergantung stadium dan beratnya penyakit, vitamin dan kadang-kadang transfusi
Simptomatis: antipiretika/analgetika, antikonvulsan Antibiotika
o Bila terdapat febris dan bakteremia:- Kloramfenikol: 50 - 100 mg/kg.bb/hari, 2-3 minggu per oral; Parenteral 25-50 mg/kg.bb/hari,
sesuai kebutuhan- Tiamfenikol: 50-100 kg.bb/hari, 2-3 minggu- Ampisilin: 100 - 200 mg/kg.bb/hari, oral atau parenteral, 2-3 minggu- Kotrimoksasil: bila terdapat dugaan resisten, TMP 6-10 mg dan SMZ 30-50 mg/kg.bb/hari, 2-3
minggu- Sefalosporin generasi III – Seftriakson 100 mg/kg.bb/hari, iv, dibagi dalam 1 atau 2 dosis
(maksimal 4 gram sehari) selama 5-7 hari atau sefotaksim 150-200 mgkkg.bb/hari dibagi dalam 3-4 dosis pada isolat yang rentan. Cefixime oral 10-15 mg/kg.bb/hari selama 10 hari dapat
diberikan sebagai alternatif, terutama apabila dijumpai jumlah leukosit < 2000/ul atau dijumpai resistensi terhadap S. typhi
o Bila terdapat supurasi/diseminasi ekstraintestinal- obat-obatan seperti diatas, diberikan 4-6 minggu
o Terhadap relaps: antibiotika seperti diatas.o Terhadap karier: ampisilin seperti diatas, ditambah probenesid yang setara
Kortikosteroido bila berat/sangat toksis, deksametason 3 mg/kg.bb 1 mg/kg.bb tiap 6 jam
Operatif: bila terjadi perforasi.
Pencegahan
Kebersihan pribadi dan lingkungan Strict barrier precautions : sterilisasi ekskreta, pakaian dan alat-alat bekas pakai Vaksinasi (proteksi terbatas) dicoba vaksin purified Vi capsular polysaccharide.
Daftar Pustaka
1. Colon AR, Gross DR, Tarner MA. Typhoid fever in children. Pediatric 1975;56:606.2. Hornick RB, Greisman SE, Woodward TE et al. Typhoid fever. Patogenesis and immunological control. N Engl J
Med 1970;283:686-739.3. Hornick RB, Greasman SE. On the pathogenesis of typhoid fever. Arch Intern Med 1979;138:359.4. Rosenstein BJ. Salmonellosis in infant and children. J Pediatr 1967;70:1.5. Sanders WL. Treatment of typhoid fever: a comparative trial of ampicillin and chloramphenicol. Brit Med J
1965;11:1226.6. Soe GB, Overturf GD. Treatment of typhoid fever and other systemic salmonellosis with cefotaxime,
ceftriaxone, cefoperazone and other new cephalosporine. Rev Infect Dis 1987;9:719.7. Sylvia Retnosari, Alan R Tumbelaka. Pendekatan Serologik dan pelacak antigen S typhi. Sari Pediatri 2000;
2(2):90-5.