demam tifoid

26
Demam Tifoid Demam Tifoid Dr. Natalina Soesilawati Dr. Natalina Soesilawati Sp.A Sp.A

Upload: silpi-hamidiyah

Post on 28-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

STASE ANAK

TRANSCRIPT

  • Demam TifoidDr. Natalina Soesilawati Sp.A

  • BATASAN DAN URAIAN UMUMDemam tifoid merupakan penyakit endemis di Indonesia yang disebabkan oleh infeksi sistemik salmonella.

  • Pada minggu pertama sakit, demam tifoid sangat sukar dibedakan dengan penyakit demam lainnya. Untuk memastikan diagnosis diperlukan pemeriksaan biakan kuman untuk konfirmasi.

  • Etiologi 96% disebabkan S.thyphi4% disebabkan oleh S.Paratyphi.

  • EpidemiologiSembilan puluh persen kasus demam tifoid terjadi pada umur 3-19 tahun, kejadian meningkatkan setelah umur 5 tahun.

  • PATOGENESISKuman masuk memalui makanan/ minuman, setelah melewati lambung kuman mencapai usus halus (ileum) dan setelah menembus dinding usus sehingga mencapai folikel limfoid usus halus (plaque payeri).

  • Kuman ikut aliran limfe mesenterial ke dalam sirkulasi darah (bakteriemia primer) mencapai jaringan RES (hepar, lien, sumsum tulang untuk bermultifikasi).

  • Setelah mengalami bakteriemia kedua, kuman mencapai sirkulasi darah untuk menyerang organ lain (intra dan extra intestinal) masa inkubasi 10-14 hari.

  • MANIFESTASI KLINISAnamnesisDemam naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu pertama, minggu kedua demam terus menerus tinggi. Anak sering mengigau (delirium), malaise, letargi, anoreksia, nyeri kepala, nyeri perut, diare atau konstipasi, muntah, perut kembung. Pada demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan kesadaran, kejang dan ikterus.

  • Pemeriksaan fisisGejala klinis bervariasi dari yang ringan sampai berat dengan komplikasi. Kesadaran menurun, delirium.Sebagian besar anak mempunyai lidah tifoid yaitu di bagian tengah kotor dan bagian pinggir hiperemis.

  • meteorismus, hepatomegali lebih sering dijumpai dari pada splenomegali. Kadang terdengar ronki pada pemeriksaan paru

  • Pemeriksaan laboratoriumDarah tepiAnemia, pada umumnya terjadi karena supresi sumsum tulang, defisinsi Fe atau perdarahan usus.Leukopenia, namun jarang kurang dari 3000/uLLimfositosis relatifTrombositopenia, terutama pada demam tifoid berat.

  • Pemeriksaan serologisSerologi Widal kenaikan titer S. Typhi titer O 1:160 atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase konvalensensKadar IgM dan IgG (Typhi-dot)

  • Biakan salmonelaBiakan darah terutama pada minggu 1-2 dari perjalanan penyakit Biakan susmsum tulang masih positif sampai minggu ke 4

  • Pemeriksaan radiologisFoto toraks:apabila diduga terjadi komplikasi pneumonia

  • Foto abdomen:apabila diduga terjadi komplikasi intraintestinal seperti perforasi usus tampak distribusi udara tak merata, tampak air fluid level, bayangan radiolusen di daerah hepar, dan udara bebas pada abdomen.

  • KOMPLIKASI

    Perforasi usus atau perdarahan saluran cerna: suhu menurun, nyeri abdomen, muntah, nyeri tekan pada palpasi, bising usus menurun sampai menghilang, defence musculare positif, pekak hati menghilang..

  • Ekstraintestinal:ensefalopati tifoid, hepatitis tifosa, meningitis, pneumonia, syok septik, pielonefritis, endokarditis, osteomielitis

  • DIAGNOSIS BANDINGStadium dini influenza, gastroenteritis, bronkitis, bronkopenumonia.Tuberkulosis, infeksi jamur sistemik, malariaDemam tifoid berat: sepsis, leukemia, limfoma, meningitis tuberkulosa.

  • TATA LAKSANAMedikamentosa.Antibiotik (berturut-turut sesuai lini pengobatan)Kloramfenikol (drug of choice) 50-100 mg/kg/ hari, oral atau IV, dibagi dalam 4 dosis selama 10 14 hari, atau Amoksisilin 100 mg/kg/hari, oral atau intravena, atauCeftriakson 20-80 mg/kg sekali sehari selama 5 hari

  • Tindakan bedahTindakan bedah perlu dilakukan segera bila terdapat perforasi usus. Karena itu konsultasi bedah anak apabila dijumpai kecurigaan komplikasi perforasi usus.

  • Pencegahan pendidikan

    Higiene perorangan dan lingkungan

  • Demam tifoid ditularkan melalui rute oro-fekal, maka pencegahan utama memutuskan rantai tersebut dengan meningkatkan higiene perorangan dan lingkungan, seperti mencuci tangan sebelum makan, penyediaan air bersih, dan pengamanan pembuangan limbah feses.

  • Imunisasi

    Imunisasi aktif terutama diberikan bila terjadi kontak dengan pasien demam tifoid, terjadi kejadian luar biasa, dan untuk turis yang berpergian ke daerah endemik.

  • Vaksin polisakarida (capsular Vi Polysacharide), pada usia 2 tahun atau lebih, diberikan secara intramuskular, dan diulang setiap 3 tahun.Vaksin tifoid oral (Ty21-a), diberikan pada usia > 6 tahun dengan interval selang sehari (hari 1, 3 dan 5), ulangan setiap 3-5 tahun.