skripsirepo.apmd.ac.id/1152/1/herman degei_16530001.pdfv kata pengantar puji dan syukur ke hadirat...

97

Upload: others

Post on 15-Mar-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung
Page 2: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

i

SKRIPSI

PERSEPSI MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA TERHADAP MAHASISWA

PAPUA DI YOGYAKARTA PASCA INSIDEN RASISME DI

SURABAYA, JAWA TIMUR

(Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo)

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu

Komunikasi di Yogyakarta

Disusun Oleh:

Herman Degei NIM: 16530001

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

YOGYAKARTA

2020

Page 3: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung
Page 4: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung
Page 5: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

iv

MOTTO HIDUP

adalah

- Roem Topatimasang

- Jared Leto

- St. John Bosco

Page 6: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St.

Herman Yosef, malaikat pelindung saya, karena berkat rahmat dan perlindungan yang senantiasa

dilimpahkan kepada penulis, sehingga skripsi dengan judul PERSEPSI MASYARAKAT

KOTA YOGYAKARTA TERHADAP MAHASISWA PAPUA DI YOGYAKARTA PASCA

INSIDEN RASISME DI SURABAYA, JAWA TIMUR (Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif di

Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo) sebagai syarat untuk menyelesaikan Program

Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

ini dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak hambatan yang penulis hadapi, baik itu dari segi

internal maupun eksternal. Namun, pada akhirnya penulis dapat melaluinya berkat adanya

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun finansial. Karenanya,

pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Mama tercinta, Helma Kegiye, yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkan

saya hingga saya dapat berada di posisi seperti sekarang. Kau adalah perempuan hebat.

Semoga Tuhan memberkatimu, memberikan kesehatan, dan umur yang panjang.

2. Bapak tercinta, Eugenius Degei, bapak sekaligus Pak Guru hebat, yang selalu keras

dalam mendidik kami anak-anaknya. Saya paham, di balik sikap keras bapak itu, ada niat

baik, ada niat mulia, bahwa agar kami menjadi manusia sejati. Sebagaimana Mama,

semoga Tuhan memberkati, memberikan kesehatan, dan umur yang panjang.

Page 7: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung
Page 8: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

vii

ABSTRAK

PERSEPSI MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA TERHADAP MAHASISWA PAPUA DI

YOGYAKARTA PASCA INSIDEN RASISME DI SURABAYA, JAWA TIMUR

(Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo)

Sebagai salah satu kota studi di Indonesia, Yogyakarta menjadi kota yang pada setiap tahunnya dipilih oleh anak-anak Papua yang hendak melanjutkan studinya ke jenjang perguruan tinggi dengan berbagai alasan. Menurut data dari Dikti DIY pada tahun 2015, terdapat 13.119 mahasiswa Papua yang berada di Yogyakarta. Sementara menurut data terbaru Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua (IPMAPA) DIY per Juli 2019, jumlah mahasiswa Papua di Yogyakarta kini sudah mencapai sekitar 15 ribu lebih. Meski demikian, ada satu persoalan kronis yang masih dihadapi mahasiswa Papua di Yogyakarta, yaitu stereotip sekaligus dampaknya secara sosial. Adanya stereotip ini menyebabkan pola interaksi yang tidak harmonis antara mahasiswa Papua dan masyarakat. Selain itu, pada bulan Agustus 2019 lalu, terjadi kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Kasus yang hampir sama juga pernah terjadi di Yogyakarta pada Juli 2016. Alasan peneliti memilih judul skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Yogyakarta terhadap mahasiswa Papua di Yogyakarta pasca insiden rasisme di Surabaya.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif, yaitu satu jenis penelitian yang basis datanya bersifat kata-kata (teks). Peneliti memilih lima orang informan secara purposive. Data didapat melalui wawancara dan pengamatan di lapangan, lalu diorganisasikan, dipilah-pilah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dicari, dan memutuskan apa yang akan dipaparkan kepada pembaca.

Terdapat enam indikator pertanyaan dalam penelitian ini. Setiap indikator memiliki lebih dari dua pertanyaan. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukan bahwa semua informan menyayangkan insiden rasisme di Surabaya. Mereka berharap, baik pelaku perusakan bendera, oknum masyarakat yang memprovokasi warga untuk mengepung asrama, dan pelaku ujaran rasis, diproses secara hukum yang berlaku di negara ini. Para informan juga menyayangkan kebiasaan sebagian mahasiswa Papua di Yogyakarta yang cenderung menutup diri dan tidak mau berbaur dengan warga sekitar. Para informan juga melihat kebiasaan mahasiswa Papua ini sebagai fenomena yang ada akar masalahnya. Akar masalahnya yaitu karena mahasiswa Papua lebih merasa nyaman, lebih merasa diterima hanya di kalangan kelompoknya saja, dan juga karena adanya stereotip buruk tentang mahasiswa Papua di kalangan masyarakat yang telah dan sedang menjadi pandangan umum. Hasil penelitian yang diuraikan di sini hanya bagian dari indikator pertama dan kedua. Masih terdapat uraian lengkap hasil penelitian untuk indikator ketiga, keempat, kelima, dan keenam dari karya tulis (skripsi) ini.

Kata Kunci: Persepsi, Rasisme, Mahasiswa Papua

Page 9: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

viii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. iii

HALAMAN MOTO ................................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ viii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 (satu) .......................................................................................................................... 27

Bagan 2 (dua) ........................................................................................................................... 28

Bagan 3 (tiga) ........................................................................................................................... 62

Bagan 4 (empat) ....................................................................................................................... 78

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 (satu)........................................................................................................................ 73

Gambar 2 (dua) ........................................................................................................................ 168

Gambar 3 (tiga) ........................................................................................................................ 169

Gambar 4 (empat) .................................................................................................................... 169

Gambar 5 (lima) ....................................................................................................................... 170

Gambar 6 (enam) ..................................................................................................................... 170

Gambar 7 (tujuh) ...................................................................................................................... 171

DAFTAR TABEL

Tabel 1 (satu) ........................................................................................................................... 67

Tabel 2 (dua) ............................................................................................................................ 68

Tabel 3 (tiga) ............................................................................................................................ 70

Tabel 4 (empat) ........................................................................................................................ 71

Tabel 5 (lima) ........................................................................................................................... 73

Page 10: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

ix

Tabel 6 (enam) ......................................................................................................................... 74

Tabel 7 (tujuh).......................................................................................................................... 75

Tabel 8 (delapan) ..................................................................................................................... 76

Tabel 9 (sembilan) ................................................................................................................... 77

Tabel 10 (sepuluh) ................................................................................................................... 80

BAB SATU PENDAHULUAN ............................................................................................... 01

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 01

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 19

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 19

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 19

1. Manfaat Akademis ................................................................................................ 19

2. Manfaat Praktis ..................................................................................................... 19

E. Kerangka Teori ................................................................................................................. 20

1) Persepsi ........................................................................................................................ 20

I. Persepsi ............................................................................................................ 20

a. Pengertian Persepsi .............................................................................. 20

b. Macam-Macam Persepsi ...................................................................... 22

c. Perbedaan Antara Persepsi Objek dan Persepsi Antarpersonal ........... 23

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ....................................... 24

e. Proses Terjadinya Persepsi .................................................................. 27

2) Masyarakat ................................................................................................................... 28

a. Pengertian Masyarakat ......................................................................... 28

b. Macam-Macam Masyarakat ................................................................. 30

1. Masyarakat Modern ................................................................. 30

2. Masyarakat Tradisional ............................................................ 33

3. Masyarakat Pedesaan ............................................................... 36

4. Masyarakat Multikultural......................................................... 38

3) Rasisme ........................................................................................................................ 40

a. Pengertian Rasisme .............................................................................. 40

Page 11: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

x

b. Tipe-Tipe Rasisme ............................................................................... 42

1. Personal Racism ...................................................................... 43

2. Institutional Racism ................................................................. 44

4) Teori Komunikasi Lasswell ......................................................................................... 46

5) Efek Komunikasi Massa .............................................................................................. 48

a. Efek Kognitif ....................................................................................... 49

b. Efek Afektif ......................................................................................... 50

c. Efek Behavior ...................................................................................... 51

6) Literasi Media .............................................................................................................. 52

a. Pengertian Literasi Media .................................................................. 52

7) Mahasiswa.................................................................................................................... 54

1. Pengertian Mahasiswa ..................................................................................... 54

2. Ciri-Ciri Mahasiswa ......................................................................................... 55

3. Peranan Mahasiswa .......................................................................................... 56

4. Tiga Fungsi Istimewa Mahasiswa .................................................................... 57

5. Mahasiswa Papua di Yogyakarta ..................................................................... 60

F. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................................ 61

G. Metode Penelitian ........................................................................................................ 62

1. Jenis Penelitian................................................................................................. 62

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 62

3. Data dan Sumber Data ..................................................................................... 62

a. Data Primer .......................................................................................... 63

b. Data Sekunder ...................................................................................... 63

4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 63

a. Wawancara Mendalam......................................................................... 63

b. Observasi.............................................................................................. 63

c. Studi Kepustakaan ............................................................................... 64

d. Dokumentasi ........................................................................................ 64

5. Penentuan Informan ......................................................................................... 64

6. Teknik Analisis Data........................................................................................ 65

BAB DUA LOKASI PENELITIAN ........................................................................................ 66

Page 12: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

xi

A. Gambaran Umum ......................................................................................................... 66

B. Moto dan Visi Misi ...................................................................................................... 66

C. Topografi...................................................................................................................... 67

D. Letak ............................................................................................................................ 68

E. Orbitrasi ....................................................................................................................... 70

F. Pembagian Wilayah ..................................................................................................... 71

G. Peta Wilayah ................................................................................................................ 73

H. Jumlah Penduduk ......................................................................................................... 73

I. Jumlah Keluarga .......................................................................................................... 74

J. Ekonomi Masyarakat ................................................................................................... 75

K. Struktur Organisasi ...................................................................................................... 77

BAB TIGA HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 79

A. Sajian Data ................................................................................................................... 79

I. Penjelasan Tentang Informan .................................................................................. 79

1. Pandangan Masyarakat tentang Insiden Rasisme di Surabaya, Jawa Timur

pada Akhir Belasan Agustus 2019 .................................................................... 82

2. Pandangan Masyarakat tentang Kecenderungan Sebagian Mahasiswa Papua

yang Bersosialisasi dengan Kelompoknya Saja, dan Jarang Berbaur serta

Bersosialisasi dengan Masyarakat Sekitar ........................................................ 87

3. Pandangan Masyarakat Tentang Sebagian Mahasiswa Papua yang Sering

Tidak Memakai Helm saat Berkendara ............................................................. 95

4. Pandangan Masyarakat Terhadap Kebiasaan Sebagian Mahasiswa Papua

yang Sering Minum Minuman Keras (Miras) dan Membuat Keributan ........... 102

5. Pandangan Masyarakat Tentang Sebagian Mahasiswa Papua yang Sering

Melakukan Aksi Demonstrasi pada Hari-Hari Tertentu .................................... 109

6. Pandangan Masyarakat Tentang Kebiasaan Sebagian Masyarakat Yogyakarta

Menggeneralisasi Sesuatu ................................................................................. 116

B. Analisis Data ................................................................................................................ 120

1. Pandangan Masyarakat tentang Insiden Rasisme di Surabaya, Jawa Timur

pada Akhir Belasan Agustus 2019 ................................................................... 121

Page 13: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

xii

2. Pandangan Masyarakat tentang Kecenderungan Sebagian Mahasiswa Papua

yang Bersosialisasi dengan Kelompoknya Saja, dan Jarang Berbaur serta

Bersosialisasi dengan Masyarakat Sekitar ....................................................... 129

3. Pandangan Masyarakat Tentang Sebagian Mahasiswa Papua yang Sering

Tidak Memakai Helm saat Berkendara ............................................................ 134

4. Pandangan Masyarakat Terhadap Kebiasaan Sebagian Mahasiswa Papua

yang Sering Minum-Minuman Keras (Miras) dan Membuat Keributan ......... 141

5. Pandangan Masyarakat Tentang Sebagian Mahasiswa Papua yang Sering

Melakukan Aksi Demonstrasi pada Hari-Hari Tertentu .................................. 146

6. Pandangan Masyarakat Tentang Kebiasaan Sebagian Masyarakat

Yogyakarta Menggeneralisasi Sesuatu ............................................................ 149

BAB EMPAT PENUTUP ........................................................................................................ 156

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 156

B. Saran ............................................................................................................................ 157

C. Daftar Pustaka .............................................................................................................. 162

Lampiran-Lampiran ................................................................................................................. 168

Page 14: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada akhir pertengahan bulan Agustus 2019 lalu, kita dikagetkan

dengan pembicaraan tentang insiden di Surabaya yang meliputi bentrokan

antara mahasiswa dan masyarakat di Malang, dugaan purusakan bendera

merah putih, pengepungan asrama mahasiswa Papua, hingga ucapan

bernuansa rasis dan ancaman persekusi terhadap mahasiswa Papua di

Surabaya. Pemberitaan dan pembahasan tentang kejadian ini lantas

mewarnai linimasa berbagai platform media. Baik itu media mainstream

maupun media sosial. Beberapa TV nasional seperti MetroTV, tvONE,

Trans7, tidak ketinggalan mengangkat masalah ini dari berbagai sudut

pandang dengan menghadirkan berbagai narasumber. Program Talkshow

Mata Najwa yang digawangi Najwa Shihab misalnya, juga dua kali

mengangkat isu ini dengan topik Papua dan

Papua . Ia menghadirkan Lukas Enembe (Gubernur Papua), Lenis

Kogoya (staf khusus presiden Jokowi ketika itu), mewawancarai Filep

Karma (aktivis Papua), Benny Giyai (tokoh gereja di Papua), Fredy

Numberi (mantan Gubernur Papua), Usman Hammid (direktur eksekutif

Amnesty Internasional Indonesia), Pridgen Pol Dedi Prasetyo

(Karopenmas Polri)), dan seterusnya. Selain itu, media-media

internasional seperti Al Jazeera, The New York Times, The Guardian, DW

Page 15: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

2

News, BBC News, CNN, dan beberapa media lainnya pun turut menyoroti

kejadian ini.

Sehari sebelum pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya,

pada Kamis (15/8), terjadi bentrokan antara sekelompok warga dengan

mahasiswa asal Papua di kawasan Rajabali, kota Malang, Jawa Timur.

Bentrokan terjadi sekitar pukul 08.55 WIB. Ketika itu para mahasiswa

Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) hendak

melakukan aksi damai di Balai Kota Malang, mengecam penandatanganan

New York Agreement antara Indonesia dan Belanda pada 15 Agustus 1962.

Bentrokan yang terjadi mulanya saling adu mulut antara para demonstran

dan masyarakat, kemudian adu fisik hingga saling melempar batu. Pada

saat itu juga, ada ancaman persekusi dari pihak masyarakat terhadap

mahasiswa Papua di Malang. Namun akhirnya pihak kepolisian melerai

dan mengamankan bontrokan tersebut (sumber:

https://www.cnnindonesia.com/nasional/kronologi-bentrokan-Mahasiswa-

Papua-di-malang-versi-wali-kota, diakses pada 09 Desember 2019).

Selanjutnya, insiden di Surabaya bermula pada tanggal 14 Agustus

2019. Ketika itu, mahasiswa Papua di asrama didatangi Satpol PP untuk

izin pemasangan bendera merah putih di depan asrama. Asrama

mahasiswa Papua terletak di Jl. Kalasan No.10, Pacar Keling, Kec.

Tambaksari, kota Surabaya, provinsi Jawa Timur. Hari berikutnya, tanggal

15 Agustus 2019, sejumlah pejabat dan personel Satpol PP Kecamatan

Page 16: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

3

Tambaksari datang ke asrama mahasiswa Papua. Mereka datang bersama

personel Koramil 02/0831 dan Polsekta Tambaksari. Tiba di sana, camat

Tambaksari, Ridwan Mubarun dibantu Satpol PP menancapkan tiang

bendera merah putih di depan pagar asrama Kamasan. Tanggal 16 Agustus

2019, pejabat kecamatan yang meminta namanya tidak disebut,

mengklaim, tiang yang mereka tancapkan sehari sebelumnya telah

dipindahkan. Menurutnya, tiang yang tadinya berdiri di depan pagar itu

berada di antara asrama dan rumah sebelahnya.

Akhirnya sekitar pukul 09.00 WIB, rombongan camat, Koramil, dan

Polsekta datang mengecor tiang bendera untuk dipasang bendera baru.

Titiknya persis di lokasi sebelumnya. Sebelum pukul 16.00 sore,

rombongan pejabat kecamatan, Koramil, dan Polsekta Tambaksari

kembali datang ke asrama. Pemicunya, tiang bendera yang mereka pasang

bengkok ke arah tanah. Bendera merah putih yang terpasang pada tiang itu

menyentuh got di depan pagar asrama. Pimpinan rukun warga menyebut

foto kondisi tiang dan bendera itu menyebar di grup whattsaap Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat (LPM) kelurahan Pacar Keling, Tambaksari.

Yang terjadi sekitar pukul 15.45 WIB, kemudian adalah orang-orang

berseragam tentara, Satpol PP, polisi, dan mereka yang berbaju bebas

(diduga Intel) mulai berdatangan di depan asrama. Beberapa video yang

direkam para mahasiswa Papua dari dalam asrama lantas beredar di media

sosial. Persis seperti ditulis dalam kronologi kejadian oleh mahasiswa

Page 17: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

4

Papua, dalam video itu tanpak komandan Koramil (Danramil) 0831/02

Tambaksari beberapa kali menudingkan tangannya ke penghuni asrama

yang berada di balik pagar dan bilang dengan nada mengancam, "jangan

banyak omong kamu, keluar sini,". Bersamaan dengan itu, sejumlah kata-

kata rasial berupa nama-nama binatang pun terlontar ke arah mahasiswa

Papua.

Dalam video lain, seorang mahasiswa Papua berkata, "Apa? Mau

tangkap saya? Ketok pintu, kita bicara baik-baik". Seorang perempuan dari

kelompok penghuni asrama juga terdengar mengatakan, "Ada proses

hukumnya, Pak. Kenapa main hakim sendiri begitu?" Dalam video itu,

seseorang berseragam tentara dan berkacamata hitam juga menuding-

nudingkan tangan ke arah penghuni asrama. "Hei kau, pulang sana...,"

begitu salah satu penggalan kalimat yang terdengar darinya. Dalam video

lain dari arah asrama, orang berseragam tentara lainnya berkata, "Kamu

merusak bendera, tak sikat kamu." Ia terlihat menendang pagar dan

menyebut nama binatang ke penghuni asrama. Saat itu juga, jumlah

anggota Ormas reaksioner semakin banyak. Mereka terprovokasi dengan

ucapan-ucapan dari oknum aparat TNI.

Kemudian mereka mencoba dobrak pintu pagar depan asrama,

melempari dengan batu hingga kaca asrama pecah, dan jalan raya depan

diblokade. Mahasiswa Papua terkurung dalam asrama. Dalam satu video,

mereka (para anggota Ormas) terdengar dengan lantang menyanyikan lagu

Page 18: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

5

Indonesia Raya. Sementara pada video lain, mereka melontarkan kata-kata

rasial dan mengancam penghuni

asrama untuk keluar dari Surabaya. Pada malam harinya, pukul 21.00

WIB, kepolisian membubarkan para Ormas yang memadat depan asrama.

Kepolisian juga mengerahkan kendaraan taktis dan membawa anjing

pelacak (sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49446765,

diakses pada 28 November 2019).

Pada tanggal 17 Agustus 2019, pukul 02.00 WIB dini hari, mahasiswa

asal Surabaya dan perwakilan KontraS datang ke asrama dengan

membawa makanan untuk para mahasiswa Papua. Namun setelah

negosiasi dengan pihak polisi, mahasiswa asal Surabaya itu malah

ditangkap polisi. Polisi menggunakan istilah 'mengamankan'. Pada pukul

14 siang barulah mahasiswa tersebut dilepas. Sekitar pukul 13.00 WIB,

puluhan orang berkumpul di depan asrama Kamasan. Selain aparat, warga

sipil tampak mengenakan seragam Ormas. Kata-kata rasial masih

terdengar dalam momentum itu. Jelang jam tiga siang, kepolisian

mengeluarkan peringatan agar penghuni asrama keluar dan menyerahkan

diri ke aparat. Tak lama sesudahnya, mereka menembakkan gas air mata

ke arah asrama. Setelah mendobrak gerbang, aparat Brimob bersenjata

laras panjang masuk asrama. Personel Brimob lalu menggiring 43 orang

dari kelompok mahasiswa Papua ke truk polisi dan membawa mereka ke

markas Polda Jawa Timur.

Page 19: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

6

Pada pukul 15.50 WIB, 43 orang dari kelompok mahasiswa Papua

tersebut tiba di markas Polda Jawa Timur. Di sana mereka diarahkan ke

salah satu ruangan dan dimintai keterangan nama. Pada pukul 18.20 WIB,

kuasa hukum dari pihak mahasiswa Papua yang terdiri dari LBH

(Lembaga Bantuan Hukum) Surabaya dan KontraS (Komisi untuk Orang

Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) Surabaya melakukan negosiasi

dengan pihak kepolisian di kantor polisi. Dari pukul 18.24 21.45 WIB,

mahasiswa Papua dimintai keterangan lengkap oleh pihak kepolisian.

Setelah memintai keterangan, pada pukul 23.20 WIB, mahasiswa Papua

dipulangkan dan tiba di asrama Papua. Kepolisian menyebut, tujuan

pengamanan 43 mahasiswa Papua saat peristiwa tersebut adalah untuk

mencegah terjadinya bentrokan antara Ormas dengan mahasiswa Papua

sekaligus meminta keterangan.

Informasi tentang kejadian di Malang dan Surabaya dengan cepat

beredar. Baik melalui media massa maupun media sosial. Merasa tidak

segera mendapat respons dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

Jawa Timur, berbagai elemen masyarakat di beberapa kota di provinsi

Papua dan Papua Barat seperti Manokwari, Sorong, Fakfak, Jayapura,

Nabire, Timika, Merauke, Paniai, Deiyai, dan Dogiyai turun ke jalan

menggelar aksi menentang rasisme. Di Manokwari, Papua Barat misalnya,

pada Senin (19/8/2019) pagi, diselimuti situasi mencekam. Sejumlah jalan

protokol diblokir mahasiswa dan masyarakat. Gedung DPRD dibakar.

Page 20: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

7

Sejumlah fasilitas dirusak. Lalu-lintas jadi sembrawut, aktivitas

masyarakat di sana lumpuh pada hari itu. Semua itu adalah bentuk protes

mereka karena tidak terima dengan ujaran rasisme dan persekusi terhadap

sejumlah mahasiswa asal Papua yang sedang belajar di Jawa Timur. Efek

domino aksi massa yang terjadi di Manokwari, Papua Barat juga menjalar

ke kota Sorong. Bandara Domine Eduard Osok menjadi sasaran massa.

Mereka melempari fasilitas yang ada di bandara tersebut, Senin

(19/8/2019). Beberapa kantor turut jadi sasaran aksi massa (Tirto.id, 09

Desember 2019).

Selain itu, beberapa kota di luar tanah Papua seperti Makassar, Ambon,

Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan Jakarta juga digelar aksi tolak

rasisme. Di Jakarta misalnya, pada aksi tanggal 28 Agustus 2019, puluhan

massa berunjuk rasa mengibarkan empat bendera bintang kejora di depan

Istana Merdeka, Jakarta. Beberapa tuntutan mereka adalah: mengecam

aksi rasial di Surabaya, mengusut para pelaku ujaran rasial dan perusakan

bendera merah putih seadil-adilnya dan secara transparan, memecat oknum

aparat TNI yang memprovokasi Ormas untuk mengucapkan kata-kata

rasis, menolak perpanjang Otonomi Khusus di Papua, dan meminta

Presiden Jokowi menemui massa aksi. Mereka yang tergabung dalam aksi

di sejumlah kota ini bukan hanya orang Papua, tetapi juga orang non-

Papua yang tidak menghendaki adanya tindakan rasisme dan telah cukup

lama bersimpati terhadap persoalan Papua. Beberapa pihak mengibaratkan

Page 21: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

8

rentetan kejadian itu bagai api dan asap alias berhubungan sebab-akibat

(sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/massa-anti-rasisme-

gelar-aksi-di-tiga-kabupaten-di-Papua, diakses pada 09 Desember 2019).

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan

permohonan maaf atas peristiwa yang menimpa mahasiswa Papua di

Surabaya dan Malang, pada 16-17 Agustus 2019. "Saya ingin

menyampaikan permintaan maaf atas nama masyarakat Jatim. Sekali lagi

(kejadian tersebut) itu tidak mewakili masyarakat Jatim," ujar Khofifah,

seperti dikutip di CCN Indonesia, Senin (19/8/2019). Khofifah

mengatakan, insiden yang menimpa mahasiswa Papua itu dilakukan oleh

oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Oknum tersebut diduga

sengaja membuat provokasi untuk menyulut massa. "Yang terkonfirmasi

ke beberapa elemen kemudian menimbulkan sensitivitas adalah kalimat-

kalimat yang kurang sepantasnya terucap. Saya ingin menyampaikan

bahwa itu sifatnya personal dan itu tidak mewakili masyarakat Jatim,"

katanya. Khofifah menjamin, masyarakat dan mahasiswa Papua yang

tengah berada di Jawa Timur tetap dalam kondisi aman dan terlindungi

dengan baik.

Presiden Joko Widodo pun angkat bicara soal insiden mahasiswa Papua

di Surabaya. Ia meminta masyarakat Papua memaafkan pihak-pihak yang

membuat mereka tersinggung. Katanya, sebagai saudara sebangsa dan

setanah air, sikap saling memaafkan itu diperlukan agar situasi dan kondisi

Page 22: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

9

keamanan akan senantiasa terjaga. Ia memahami bahwa emosi pasti

tersulut akibat kejadian tersebut, namun mengimbau agar dapat saling

pace, mace, mama-mama di Papua dan

di Papua barat, saya tahu ada ketersinggungan. Oleh sebab itu, sebagai

saudara sebangsa dan setanah air, yang paling baik adalah saling

memaafkan. Emosi itu boleh,

Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/8).

Meskipun keadaan di Papua dan Papua Barat terbilang cukup kondusif

pasca kejadian unjuk rasa oleh beberapa elemen masyarakat, dengan

alasan keamanan dan sebagai bentuk tindakan preventif, kepolisian RI

mendatangkan 12 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 1.200 personel

untuk beroperasi di sejumlah wilayah di Papua dan Papua Barat pasca

demonstrasi. Dari 12 SSK yang telah didatangkan, pihak kepolisian pusat

tidak merinci persebaran para personel untuk masing-masing wilayah.

Sebelumnya, pasca kerusuhan di Fakfak, polisi mendatangkan 1 SSK

Brimob, sementara sebanyak 2 SSK Brimob ke Timika dan 960 personel

Brimob ke Sorong dan Manokwari, Papua Barat. Pasukan BKO yang

dikerahkan ke Manokwari dan Sorong kota, 190 personel dari Brimobda

Polda Sulawesi Utara; 190 personel dari Brimobda Polda Maluku; 190

personel dari Brimobda Polda Sulawesi Tenggara, 200 personel dari

Brimobda Polda Sulawesi Selatan; dan 190 personel dari Brimobda Polda

Bali (Kompas, 09 Desember 2019).

Page 23: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

10

Setelah ada aksi besar-besaran oleh mahasiswa dan berbagai elemen

masyarakat di Manokwari dan Sorong, pihak Kementerian Komunikasi

dan Informatika (Kemkoinfo) menutup akses internet di beberapa daerah

di wilayah Papua dan Papua Barat pada Rabu (21/8/2019). Pemblokiran

internet dilakukan dengan dalih untuk mempercepat proses pemulihan

situasi keamanan di Papua dan sebagai upaya penangkalan beredarnya

berita-berita hoax yang dapat memicu babak kerusuhan baru di sosial

masyarakat. Kemkoinfo menerapkan pemblokiran internet di Papua dan

Papua Barat selama dua pekan yaitu sejak Rabu, 21 Agustus 2019 hingga

4 September 2019. Sebagaimana dilansir katadata.co.id, selain

pemblokiran akses internet, Kominfo juga melakukan pemblokiran URL

berisi hoaks (menurut pemerintah) terkait provokasi kerusuhan di Papua

dan Papua Barat. Pihak Kominfo memblokir 60% URL berisi hoaks, hasil

temuan AIS Kominfo. Temuan terbanyak terjadi pada 30 Agustus yaitu 72

ribu URL.

Atas tindakan pemerintah tersebut, dewan pers dan sejumlah organisasi

jurnalis meminta pemblokiran akses internet di Papua dan Papua Barat

dicabut, karena itu justru menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat

dan berpotensi melanggar hak publik atas informasi (hak digital).

Sebagaimana diberitakan oleh BBC Indonesia, dewan pers menilai,

langkah yang diambil oleh pemerintah malah dapat menciptakan

kesimpangsiuran informasi di tengah masyarakat dan terkesan mau

Page 24: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

11

memonopoli kebenaran yang memunculkan kebenaran tunggal versi

pemerintah. Dampak dari pemblokiran akses internet ini, dirasakan juga

oleh beberapa media lokal di Papua dan media lain di luar Papua yang

awak medianya bekerja di Papua. Beberapa wartawan media online

misalnya, mengalami keterbatasan untuk memberikan informasi kepada

masyarakat luas karena setelah meliput mereka mengalami kendala saat

mau mengirimkan berita kepada bagian redaktur di media tempat mereka

bekerja secara online.

Selain itu, Damar Junianto, koordinator SafeNET, LSM yang berfokus

pada isu hak-hak digital di Asia Tenggara menyebut, penghentian akses

internet di Papua bisa memberikan banyak efek negatif. Dua hal yang ia

contohkan yakni terganggunya sektor perekonomian serta turunnya

pesanan pariwisata. Ribuan warganet juga memprotes kebijakan Kominfo

yang memblokir sementara jaringan internet di Papua dan Papua Barat.

Warganet menuntut agar kementerian yang ketika itu dipimpin Rudiantara

memulihkan atau menyalakan kembali jaringan internet tersebut. Tuntutan

disampaikan dengan penandatanganan petisi online di laman Change,org

dengan mengusung tagar #NyalakanLagi.

Puluhan aktivis Papua yang ikut melakukan aksi protes terhadap ujaran

rasis dan ancaman persekusi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, baik

di Papua maupun di luar Papua ditangkap karena dianggap melakukan aksi

makar. Di Jakarta misalnya, polisi menangkap 8 orang dan kemudian

Page 25: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

12

menetapkan 6 orang diantaranya menjadi tersangka pasar makar karena

mengibarkan bendera bintang kejora saat aksi. Mengutip Voa Indonesia,

Surya Anta (dari FRI-West Papua) merupakan satu dari enam orang yang

ditetapkan sebagai tersangka pelaku makar. Lima lainnya adalah Charles

Kossay, Dano Tabuni, Ambrosius Mulait, Isay Wenda, dan Ariana

Lokbere. Sementara dua orang yang sudah dibebaskan adalah Naliana

Wasiangge dan Norince Kogoya. Penangkapan terhadap delapan orang

tersebut dilakukan polisi di Depok, Jawa Barat dan Jakarta. Menurut

koalisi masyarakat sipil, selain penangkapan, polisi juga mendatangi

asrama-asrama Papua di sana untuk melakukan sweeping tanpa alasan

tertulis yang jelas.

Penangkapan aktivis Papua pasca unjuk rasa kasus rasisme di

Surabaya, Jawa Timur pada Agustus 2019 lalu juga terjadi di Jayapura,

Papua. Seperti diberitakan Kumparan.com, mereka yang ditangkap

diantaranya adalah Fery Kombo dan Alexander Gobay ditangkap 5

September 2019, Buchtar Tabuni ditangkap 9 September 2019, Hengki

Hilapok, Steven Itlay, dan Irwanus Uropmabin ditangkap 11 September

2019, dan Agus Kossay ditangkap 17 September 2019. Menurut

Koordinator Umum Koalisi Penegakan Hukum dan HAM untuk Papua

(KPHP), Emanuel Gobay, saat dilakukan penangkapan terhadap 7 aktivis

Papua tak disertakan surat penangkapan. Gobay, yang sebelumnya pernah

menjadi anggota Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Yogyakarta tersebut

Page 26: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

13

juga menilai bahwa penangkapan terhadap 7 aktivis tersebut merupakan

cacat hukum karena dilakukan secara sewenang-wenang. Saat

penangkapan itu, pihak kepolisian tidak pernah menunjukkan surat tugas

dan juga surat penangkapan.

Sementara itu di kabupaten Deiyai, Papua, 9 orang ditahan pasca

insiden demonstrasi yang berakhir dengan amuk massa pada 23 Agustus

2019. Aksi demonstrasi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes dari

masyarakat terhadap ujaran rasis dan persekusi terhadap mahasiswa Papua

di Surabaya dan Malang pada 16 dan 17 Agustus 2019. Dari 9 orang yang

ditahan, 6 orang diantaranya masih sebagai tahanan Jaksa dan masih

dititipkan di Rutan Polres Jayapura di Doyo, Sentani. Sementara 3 orang

diantaranya, yakni Steven Pigai, Mikael Bukega, dan Yos Iyai, mengutip

Tabloidjubi.com, hingga tulisan ini ditulis, resmi menjadi tahanan

kejaksaan negeri Nabire. Penangkapan aktivis Papua juga terjadi di

Timika, Papua. Dari sekitar 40-an lebih aktivis Papua yang ditangkap

pasca kejadian di Surabaya, sebagian dilepaskan karena terbukti tidak

melanggar hukum, sedangkan sebagian lainnya ditahan, dan hingga tulisan

ini ditulis, masih menjalani proses hukum.

Dalam aksi demonstrasi tolak rasisme di Deiyai, Papua, bukan hanya

terjadi penangkapan terhadap beberapa aktivis Papua, tetapi juga ada

korban tewas dan luka-luka. Pemberitaan tentang korban tewas dan luka-

luka ini simpang siur, karena jumlah korban dari beberapa media yang

Page 27: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

14

memberitakan peristiwa tersebut relatif berbeda-beda. Tirto.id misalnya,

menyebut 7 warga sipil tewas, belasan luka-luka. Sementara dari pihak

aparat keamanan, enam personel menjadi korban luka-luka dan satu orang

tewas. Media lainnya, Suarapapua.com menyebut, 8 orang warga sipil dan

1 anggota TNI tewas. Sisanya puluhan, baik dari pihak warga sipil dan

aparat keamanan mengalami luka-luka. Yang jelas, dari beberapa media

yang memberitakan, ada korban tewas dan luka-luka yaitu baik dari pihak

aparat keamanan maupun warga masyarakat sipil.

Sementara itu, pelaku perusakan bendera merah putih di depan Asrama,

hingga kini belum ketahuan. Beberapa media memberitakan bahwa hingga

kini pihak berwajib masih menyelidiki kasus perusakan bendera tersebut.

Kemudian, pihak yang terdakwa kasus rasisme di Surabaya, terdiri dari

dua pihak yaitu pihak TNI dan masyarakat sipil. Untuk pihak TNI, 5

anggota TNI yang terbukti melakukan ujaran rasis terhadap mahasiswa

Papua diskorsing dan diseret ke pengadilan militer. Kepala Penerangan

Kodam (Kapendam) V/Brawijaya Letkol Arm. Imam Hariyadi kepada

Kompas.com menjelaskan bahwa skorsing itu namanya pemberhentian

sementara yang sifatnya temporer. Skorsing bisa disebut sanksi juga

karena di situ hak-hak anggota TNI yang diskorsing dikurangi. Di antara

lima tentara yang diskorsing, salah satunya adalah Danramil 0831/02

Tambaksari Mayor Inf. N.H. Irianto. Sedangkan empat nama lain tidak

disebutkan.

Page 28: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

15

Sedangkan untuk warga sipil yang terdakwa dalam kasus rasisme di

Surabaya, terdiri dari tiga orang yaitu Syamsul Arifin, Tri Susanti alias

Mak Susi, dan Ardian Andiansah. Pada kesempatan pembacaan dakwaan

dari jaksa penuntut umum (JPU) yang dilakukan pada tanggal 27

November 2019 di ruang Cakra Pengadilan Negeri Surabaya tersebut,

dalam dakwaannya, Syamsul didakwa telah dengan sengaja menunjukan

kebencian kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis.

Sementara terdakwa kedua, Mak Susi, JPU mendakwanya telah dengan

sengaja menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa

kebencian atau permusuhan kelompok tertentu berdasarkan suku, agama,

ras, dan antar golongan (SARA). Atas hal itu, Mak Susi dinilai telah

melanggar UU Informasi Transaksi Elektronik (ITE). Selanjutnya, sama

dengan terdakwa Mak Susi, terdakwa ketiga Ardian Andiansah juga

didakwa telah menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan

rasa kebencian atau permusuhan. Terdakwa sendiri ditangkap setelah

mengunggah video di channel YouTube-nya dengan judul 'Tolak Kibarkan

Bendera Merah Putih, Asrama Papua diGrudug Warga' (sumber:

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4800626/3-terdakwa-kasus-

rasisme-Mahasiswa-Papua-di-surabaya-jalani-sidang-perdana/1, diakses

pada 04 Januari 2020).

Penyebab utama mengapa kemudian ada ujaran rasisme terhadap

mahasiswa Papua di Surabaya, pengepungan asrama, ancaman persekusi,

Page 29: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

16

gelombang demonstrasi besar-besaran yang hingga memakan korban

nyawa dan benda (materi) di provinsi Papua maupun provinsi Papua Barat,

pemblokiran akses internet di Papua, pengiriman aparat militer yang

berlebih ke Papua, hingga penangkapan terhadap beberapa aktivis Papua

ini yaitu dugaan bahwa yang merusak bendera merah putih di depan

asrama mahasiswa Papua di Surabaya adalah mahasiswa Papua yang

tinggal di asrama Papua. Padahal, hingga tulisan ini ditulis, pelaku belum

ditemukan dan pihak berwajib masih melakukan penyelidikan. Akibat dari

kasus rasisme Surabaya juga, ratusan bahkan ribuan mahasiswa yang

kuliah di luar pulau Papua kembali ke Papua (eksodus). Mereka pulang ke

tanah Papua dengan alasan karena takut eskalasi isu Papua semakin panas

dan akan kembali hanya jika suasana sudah kembali kondusif. Mereka

rata-rata eksodus pada bulan September dan Oktober. Hampir semua

mereka cuti hingga bulan Desember. Januari 2020, bahkan ada pula yang

bulan Juni 2020 baru akan kembali kuliah seperti sedia kala.

Kasus yang hampir sama yaitu pengepungan asrama, pernah terjadi

juga di Yogyakarta pada bulan Juli 2016 lalu. Ketika itu, sama halnya

seperti yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, mahasiswa Papua di

Yogyakarta dikepung oleh para Ormas serta aparat kepolisian dan diteriaki

kata-kata bernuansa rasis. Pengepungan terjadi selama 2 hari yaitu dari

hari Kamis tanggal 14 Juli hingga Sabtu 16 Juli 2016 pagi. Pengepungan

bermula ketika massa aksi yang saat itu menamakan diri sebagai PRPPB

Page 30: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

17

(Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat) berencana

melakukan long march dengan rute dari asrama mahasiswa Papua di jalan

Kusumanegara ke Titik Nol KM di jalan Panembahan Senopati.

Aksi Long march ketika itu sedianya berlangsung hari Jumat pukul

09.00 WIB sebagai bagian dari aksi damai mendukung Gerakan

Pembebasan Papua atau United Liberation Movement for West

Papua (ULMWP) menjadi anggota penuh Melanesian Spearhead

Group (MSG) organisasi lintas pemerintah di kawasan Pasifik Selatan

yang terdiri dari empat negara Melanesia, yakni Fiji, Papua Nugini,

Kepulauan Solomon, dan Vanuatu. Pada saat itu, hampir seharian penuh

mahasiswa Papua tidak makan karena pintu pagar depan maupun belakang

diblokade oleh Ormas dan aparat kepolisian. Beberapa warga yang ketika

itu mau mengantar makanan untuk mahasiswa Papua pun dicegat oleh

aparat kepolisian. Mengutip CNN Indonesia, ada empat Ormas yang

mendatangi asrama mahasiswa Papua, yaitu Forum Komunikasi Putra-

putri Purnawirawan dan Putra-putri TNI/Polri (FKPPI), Pemuda Pancasila,

Paksi Katon, dan Laskar Jogja. Jumlah mereka kira-kira sekitar 100 orang

lebih.

Selanjutnya, penelitian (skripsi) yang topiknya hampir mirip dengan

penelitian ini pernah dilakukan oleh Adriana Toprip, mahasiswi jurusan

Yogyakarta pada tahun 2016. Skripsi dengan jenis penelitian deskriptif

Page 31: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

18

kualitatif tersebut berjudul

. Lokasi penelitian,

sama dengan lokasi penelitian peneliti dalam penelitian ini yaitu di

kelurahan Muja Muju, kecamatan Umbulharjo, kota Yogyakarta, Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY). Lalu mengapa peneliti tertarik untuk

membuat penelitian terkait topik ini, padahal penelitian yang topik dan

lokasi penelitiannya relatif sama pernah dilakukan pada 2016? Ada

beberapa alasan yang memacu motivasi peneliti.

Pertama, tentu saja karena saya dan peneliti sebelumnya banyak

memiliki ketidaksamaan. Baik itu orang secara biologis, latar belakang

jurusan, tingkat pengetahuan dan pengalaman, cara pandang, teori yang

dipakai, dan barangkali kepentingan. Kedua, jumlah informan dan subjek

penelitian atau informan. Ketiga, asumsi dasar peneliti bahwa telah terjadi

perubahan cara pandang masyarakat terhadap mahasiswa Papua, terutama

karena terjadi kasus pengepungan asrama mahasiswa Papua Kamasan

Yogyakarta pada belasan Juli 2016 lalu yang menyita begitu banyak

perhatian, dan insiden rasisme di Surabaya, Jawa Timur akibat dugaan

perusakan bendera merah putih yang hingga kini belum ketahuan siapa

pelakunya. Lagipula wawancara yang dilakukan peneliti sebelumnya

adalah pada belasan bulan Mei 2016 yaitu tanggal 12 hingga 19 Mei 2016,

yang secara praksis artinya sebelum terjadinya dua kasus pengepungan

Page 32: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

19

asrama dan tindakan ujaran rasis terhadap mahasiswa Papua di dua kota

(Yogyakarta dan Surabaya).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, penulis

merumuskan pertanyaan rumusan masalah sebagai berikut: bagaimana

persepsi masyarakat Yogyakarta terhadap mahasiswa Papua di Yogyakarta

pasca insiden rasisme di Surabaya, Jawa Timur?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari

dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi

masyarakat Yogyakarta terhadap mahasiswa Papua di Yogyakarta setelah

insiden rasisme yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur

pada tanggal 16 dan 17 Agustus 2019 lalu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang layak

dirujuk bagi siapapun yang ke depannya ingin meneliti tentang

permasalahan seperti yang diangkat dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

Page 33: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

20

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi karya ilmiah yang

dapat dibaca dan didiskusikan oleh siapapun, terlebih pihak

mahasiswa Papua di Yogyakarta dan warga masyarakat

Yogyakarta.

E. Kerangka Teori

Dengan melihat judul penelitian yang ada, teori yang dipakai dalam

penelitian ini secara umum adalah teori Persepsi, Masyarakat, Rasisme,

Teori Komunikasi Lasswell, Efek Komunikasi Massa, Literasi Media, dan

Mahasiswa.

1) Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Pengertian persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui

panca indranya. Sedangkan menurut kamus llmiah, persepsi adalah

pengamatan, penyusunan dorongan-dorongan dalam kesatuan-

kesatuan, hal mengetahui melalui indera, tanggapan (indera) dan

daya memahami. Selanjutnya, banyak pengertian tentang persepsi.

Menurut Joseph A. DeVito (2013: 62) misalnya, persepsi adalah

proses seseorang memiliki kesadaran tentang berbagai obyek atau

kejadian, khususnya orang lain yang dirasakan melalui panca

Page 34: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

21

indera seperti penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran, dan

sentuhan.

Sementara itu, Bimo Walgito (2010: 1999) juga memberikan

penjelasan bahwa persepsi sebagai suatu proses yang didahului

oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya

stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses

sensoris. Proses tersebut tidak berhenti begitu saja, melainkan

stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan

proses persepsi. Karena itu, proses persepsi tidak terlepas dari

penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses

terdahulu dari proses persepsi. Persepsi adalah pengalaman tentang

objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi

memberikan makna pada stimulus indrawi (Rakhmad, 1985: 50).

Sementara itu, menurut Robbins dan Judgep (2008), persepsi

adalah proses di mana individu mengatur dan menginterpretasikan

kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi

lingkungan mereka. Persepsi diartikan sebagai proses psikologis

awal dalam menerima informasi dan selanjutnya informasi tersebut

akan diorganisasi dan diinterpretasi atribut-atribut sensoris

sehingga muncul kesadaran terhadap target (benda, orang, atau

peristiwa) yang disebut sebagai proses kognisi (Helmi, 2000: 14).

Page 35: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

22

Seseorang mempersepsi sesuatu tidak hanya ditentukan oleh

stimulus secara objektif semata, namun apa yang ada dalam diri

orang yang bersangkutan akan ikut menentukan hasil persepsi,

termasuk pengalaman (Bimo Walgito, 2010: 110).

b. Macam-Macam Persepsi

Menurut Jalaluddin Rakhmat (2008), sasaran persepsi (stimuli)

dibedakan menjadi dua macam yaitu Persepsi Interpersonal dan

Persepsi Objek. Persepsi pada manusia (bukan benda) disebut

persepsi interpersonal. Sedangkan persepsi pada benda (bukan

manusia) disebut persepsi objek.

1) Persepsi Objek

Yang dimaksud dengan persepsi objek adalah bagaimana

seseorang mempersepsikan segala sesuatu (benda) yang ada

di sekitarrnya. Contohnya adalah mahasiswa di sebuah

universitas melakukan penelitian tentang persepsi

mahasiswa terhadap fasilitas gedung perpustakaan di

kampus. Dalam konteks ini, yang menjadi sasaran

penelitian dan yang akan dipersepsi para informan adalah

gedung fisik serta segala fasilitas fisik yang ada dalam

perpustakaan kampus.

2) Persepsi Interpersonal

Page 36: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

23

Yang dimaksud dengan persepsi interpersonal adalah

bagaimana seseorang mempersepsikan manusia, baik itu

individu (perseorangan) maupun kelompok. Contohnya

adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas melakukan

penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap perilaku

mahasiswa dari ras atau golongan tertentu. Dalam konteks

ini, yang menjadi sasaran penelitian dan yang akan

dipersepsi para informan adalah mahasiswanya (baik itu

individu maupun kelompok).

c. Perbedaan antara Persepsi Objek dan Persepsi

Antarpersonal

1) Pada persepsi antarpersonal, stimuli sampai melalui

lambang-lambang verbal dan grafis dari pihak

ketiga. Sedangkan pada persepsi objek, stimuli

hanya ditangkap oleh panca indera. Karena adanya

pihak ketiga, maka dalam persepsi antarpersonal

sering mengurangi kecermatan persepsi.

2) Dalam persepsi objek, penilaian hanya pada sifat

luar objek. Sedangkan pada persepsi antarpersonal,

tidak hanya pada sifat luar, tetapi juga pada apa

yang tidak tampak pada alat indera (perilaku).

Page 37: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

24

Sehingga persepsi antarpersonal cenderung lebih

sulit.

3) Dalam persepsi objek, tidak ada reaksi dari objek.

Sedangkan dalam persepsi antarpersonal, objek

yang dipersepsi memberikan reaksi. Apakah itu

perasaan senang atau perasaan tidak senang.

4) Pada persepsi objek, objek itu relatif tetap. Dalam

arti, benda yang dipersepsi dari waktu ke waktu

tetap secara fisik. Dalam persepsi antarpersonal,

karena objeknya manusia, maka sebagai mahluk

hidup akan selalu berubah-ubah tergantung mood.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang terhadap sesuatu tidak muncul tiba-tiba.

Ia bukan berasal dari ruang hampa. Ada banyak faktor yang

mempengaruhi timbulnya persepsi seseorang terhadap

suatu objek atau orang lain. Misalnya, Restiyanti Prasetijo

(2005: 69) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi dapat dikelompokkan dalam dua

faktor utama yaitu pertama: faktor internal yang meliputi

Pengalaman, Kebutuhan, Penilaian, Ekspektasi, dan

Pengharapan. Kedua: faktor eksternal yang meliputi

Tampakan, Sifat sifat stimulus, dan Situasi lingkungan.

Page 38: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

25

Selain itu, Miftah Toha (1983: 136) menyatakan bahwa

dalam menelaah timbulnya proses persepsi, menunjukkan

bahwa fungsi persepsi itu sangat dipengaruhi oleh tiga

variabel yaitu:

1. Objek atau peristiwa yang dipahami.

2. Lingkungan terjadinya persepsi.

3. Orang-orang yang melakukan persepsi.

Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor

situasional (Rakhmat, 2005). David Krech dan Richard S.

Cruthfield (1997: 235) dalam Rakhmat (2005)

menyebutkan, faktor fungsional dan faktor struktural.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan,

pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang

termasuk dalam faktor-faktor personal. Persepsi

tidak selalu ditentukan oleh jenis atau bentuk

stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan

respon pada stimuli tersebut.

2. Faktor Struktural

Page 39: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

26

Faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan

efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem

saraf individu. Selain faktor kebutuhan di atas,

Leavitt (1978) juga menyatakan bahwa cara

individu melihat dunia adalah berasal dari

kelompoknya serta keanggotaannya dalam

masyarakat. Artinya, terdapat pengaruh lingkungan

terhadap cara individu melihat dunia yang dapat

dikatakan sebagai tekanan-tekanan sosial.

Sementara itu, menurut Toha (2003), faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Yaitu perasaan, sikap dan karakteristik individu,

prasangka, keinginan atau harapan (ekspektasi),

perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,

gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan, juga

minat, dan motivasi.

2. Faktor Eksternal

Yaitu latar belakang keluarga, informasi yang

diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar,

intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan

Page 40: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

27

gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidakasingan

suatu objek.

e. Proses Terjadinya Persepsi

Menurut Hamka (2002: 81), proses terjadinya persepsi

melalui tahap -tahap sebagai berikut: Pertama, merupakan

tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau

proses fisik, yaitu proses ditangkapnya suatu stimulus

(objek) oleh panca indera. Kedua, merupakan tahap yang

dikenal dengan proses fisiologis, yaitu proses diteruskannya

stimulus atau objek yang telah diterima alat indera melalui

syaraf-syaraf sensoris ke otak. Ketiga, merupakan proses

yang dikenal dengan nama proses psikologis, yaitu proses

dalam otak, sehingga individu mengerti, menyadari,

menafsirkan dan menilai objek tersebut. Keempat,

PERSEPSI

Pengetahuan

Pengalaman

Kualitas Informasi

Kebutuhan

Afiliasi pada kelompok tertentu

Kepekaan pada panca indra

Ideologi

Keyakinan

Bagan 1: Beberapa Hal yang Mempengaruhi Bagaimana Seseorang Mempersepsi Sesuatu

Page 41: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

28

merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu

berupa tanggapan, gambaran atau kesan.

2) Masyarakat

a. Pengertian Masyarakat

Masyarakat dalam pengertian Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah sejumlah manusia dalam arti

seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang

mereka anggap sama. Secara etimologis, masyarakat dalam

Bagan 2: Proses terjadinya persepsi menurut Hamka (2002: 81)

Proses kealaman atau proses fisik, yaitu proses ditangkapnya suatu stimulus (objek) oleh panca indera.

Proses fisiologis, yaitu proses diteruskannya stimulus atau objek yang telah diterima alat indera melalui syaraf-syaraf

Proses psikologis, yaitu proses dalam otak, sehingga individu mengerti, menyadari, menafsirkan dan menilai objek tersebut.

Hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan, gambaran atau kesan.

PROSES TERJADINYA PERSEPSI

Page 42: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

29

istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata

Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat juga

berasal dari kata bahasa Arab yaitu syaraka yang berarti

(ikut serta dan berpartisipasi). Masyarakat adalah

sekumpulan manusia yang saling bergaul, yang kemudian

dalam istilah ilmiah disebut saling berinteraksi. Definisi

lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang

berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang

bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas

bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang

memiliki keempat ciri yaitu: 1) interaksi antar warga-

warganya, 2). adat istiadat, 3) kontinuitas waktu, dan 4)

rasa identitas kuat yang mengikat semua warga

(Koentjaraningrat, 2009: 115-118).

Masyarakat sebagai sekumpulan manusia, di dalamnya

mencakup beberapa unsur yaitu: pertama, masyarakat

merupakan manusia yang hidup bersama, kedua, bercampur

untuk waktu yang cukup lama, ketiga, mereka sadar bahwa

mereka merupakan suatu kesatuan, dan keempat, mereka

merupakan suatu sistem hidup bersama. Menurut Hasan

Shadily, masyarakat adalah suatu golongan besar atau kecil

yang terdiri dari beberapa manusia yang bertalian secara

Page 43: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

30

golongan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan

masyarakat yang selalu berubah. Masyarakat adalah sesuatu

yang dinamis, tidak statis (Hasan Shadily, 1993; 187).

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa

masyarakat merupakan kesatuan atau sekelompok orang yang

mempunyai hubungan serta beberapa kesamaan seperti sikap,

tradisi, perasaan dan budaya yang membentuk suatu

keteraturan. Seiring dengan berjalannya waktu, kehidupan

masyarakat juga mengalami metamorphosis dalam berbagai

aspek.

b. Macam-Macam Masyarakat

1) Masyarakat Modern

Yang dimaksud dengan masyarakat modern adalah

masyarakat yang hidup di perkotaan, mengenal

teknologi sekaligus memanfaatkannya untuk memenuhi

kebutuhan pribadinya, seperti berkomunikasi,

mengakses berita/informasi, dan seterusnya.

Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sudah

tidak terikat pada adat-istiadat. Adat-istiadat yang

menghambat kemajuan segera mereka tinggalkan untuk

mengadopsi nila-nilai baru yang secara rasional

Page 44: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

31

diyakini membawa kemajuan, sehingga mudah

menerima ide-ide baru (Dannerius Sinaga, 1988: 156).

Berdasar pada pandangan hukum, Amiruddin (2010:

205) menjelaskan bahwa, dalam masyarakat modern

mempunyai solidaritas sosial yang begitu organis.

Menurut OK. Chairuddin (1993: 116), solidaritas

organis didasarkan atas spesialisasi.

Solidaritas ini muncul karena rasa saling

ketergantungan secara fungsional antara yang satu

dengan yang lain dalam satu kelompok masyarakat.

Spesialisasi dan perbedaan fungsional yang seperti

diungkapkan tersebut memang kerap dijumpai pada

masyarakat modern. Selain adanya solidaritas organis,

Amiruddin (2010: 206) juga menjelaskan bahwa

hukum yang terdapat dalam masyarakat modern

merupakan hukum restruktif yaitu hukum berfungsi

untuk mengembalikan keadaan seperti semula dan

untuk membentuk kembali hubungan yang sukar atau

kacau ke arah atau menjadi normal. Jadi, masyarakat

modern merupakan masyarakat yang sudah tidak

terpaku pada adat-istiadat dan cenderung mempunyai

Page 45: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

32

solidaritas organis karena mereka saling membutuhkan

serta hukum yang ada bersifat restruktif.

1) Ciri-Ciri Masyarakat Modern

Masyarakat kota sering dicirikan dengan

masyarakat modern. Adapun ciri-ciri

masyarakat modern menurut Mutakin

(2007:104), antara lain:

a. Hubungan antar sesama nyaris hanya

didasarkan pada pertimbangan untuk

kepentingan pribadi.

b. Hubungan dengan masyarakat lain

berlangsung secara terbuka dan saling

mempengaruhi.

c. Menyakini bahwa iptek memiliki

kemanfaatan untuk meningkatkan

kualitas hidupnya.

d. Masyarakat kota berdeferensi atas dasar

perbedaan profesi dan keahlian sebagai

fungsi pendidikan serta pelatihan.

Page 46: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

33

e. Tingkat pendidikan masyarakat kota

relatif lebih tinggi bila dibandingkan

dengan masyarakat pedesaan.

f. Aturan-aturan atau hukum yang berlaku

dalam masyarakat perkotaan lebih

berorientasi pada aturan atau hukum

formal yang bersifat kompleks.

g. Tata ekonomi yang berlaku bagi

masyarakat kota umumnya ekonomi

pasar yang berorientasi pada nilai uang,

persaingan, dan nilai-nilai inovatif

lainnya.

h. Kehidupan keagamaannya berkurang,

kadangkala tidak terlalu dipikirkan

karena memang kehidupan yang

cenderung ke arah keduniaan saja.

i. Orang kota pada umumnya dapat

mengurus dirinya sendiri tanpa harus

bergantung pada orang lain

(individualisme).

2) Masyarakat Tradisional

Page 47: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

34

Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang

masih terikat dengan kebiasaan atau adat-istiadat yang

telah ada turun-temurun. Keterikatan tersebut

menjadikan masyarakat mudah curiga terhadap hal baru

yang menuntut sikap rasional, sehingga sikap

masyarakat tradisional kurang kritis (Dannerius Sinaga,

1988: 152). Menurut Rentelu, Pollis dan Shcaw yang

dikutip dalam (P. J Bouman. 1980: 53) masyarakat

tradisional merupakan masyarakat yang statis sehingga

nyaris tidak ada perubahan dan dinamika yang timbul

dalam kehidupannya.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa masyarakat tradisional merupakan masyarakat

yang melangsungkan kehidupannya berdasar pada

patokan kebiasaan adat-istiadat yang ada di dalam

lingkungannya. Kehidupan mereka belum terlalu

dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal

dari luar lingkungan sosialnya, sehingga kehidupan

masyarakat tradisional cenderung statis. Menurut P. J

Bouman (1980: 54-58), hal yang membedakan

masyarakat tradisional dengan masyarakat modern

adalah ketergantungan masyarakat terhadap lingkungan

Page 48: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

35

alam sekitarnya. Faktor ketergantungan masyarakat

tradisional terhadap alam ditandai dengan proses

penyesuaian terhadap lingkungan alam. Oleh karena

itu, masyarakat tradisional mempunyai karakteristik

tertentu yang menjadi ciri pembeda dari masyarakat

modern.

1) Karakteristik Masyarakat Tradisional

Selo Soemardjan (1993: 62-68) pernah mencirikan

masyarakat tradisional berdasarkan pandangan

sosiologis. Berikut karakteristiknya:

Masyarakat yang cenderung homogen

Adanya rasa kekeluargaan,

kesetiakawanan dan rasa percaya yang

kuat antar para warga

Sistem sosial yang masih diwarnai

dengan kesadaran kepentingan kolektif

Pranata adat yang efektif untuk

menghidupkan disiplin sosial.

Shame culture (budaya malu) sebagai

pengawas sosial langsung dari

lingkungan sosial manusia, rasa malu

Page 49: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

36

mengganggu jiwa jika ada orang lain

yang mengetahui penyimpangan sistem

nilai dalam adat-istiadat.

3. Masyarakat Pedesaan

Menurut Soerjono Soekanto (2006: 166-167)

masyarakat pedesaan pada hakikatnya bersifat

gradual. Warga suatu masyarakat pedesaan

mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih

mendalam ketimbang hubungan mereka dengan

warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem

kehidupannya berkelompok atas dasar sistem

kekeluargaan. Penduduk masyarakat desa pada

umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat

adanya tukang kayu, tukang membuat genteng dan

bata, tukang bangunan, akan tetapi inti pekerjaan

penduduk pedesaan adalah pertanian. Masyarakat

ditandai oleh ciri-ciri, yaitu adanya interaksi, ikatan

pola tingkah laku yang khas di dalam semua aspek

kehidupan yang bersifat mantap dan kontinyu, serta

adanya rasa identitas terhadap kelompok, di mana

individu yang bersangkutan menjadi anggota

kelompoknya.

Page 50: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

37

a. Ciri-Ciri Masyarakat Desa

Menurut Abdul Syani dalam Basrowi (2005: 41)

menyebutkan bahwa masyarakat ditandai oleh

empat ciri, yaitu adanya interaksi, ikatan pola

tingkah laku yang khas di dalam semua aspek

kehidupan yang bersifat mantap dan kontinyu,

serta adanya rasa identitas terhadap kelompok, di

mana individu yang bersangkutan menjadi

anggota kelompoknya. Sedangkan Soerjono

Soekanto (2006: 156-157) menyatakan bahwa

sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk

kehidupan bersama manusia, maka masyarakat

itu mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut:

a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam

ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak

atau pun angka yang pasti untuk

menentukan berapa jumlah manusia yang

harus ada. Akan tetapi, secara teoritis

angka minimumnya ada dua orang yang

hidup bersama.

b. Bercampur untuk wilayah yang cukup

lama. Kumpulan dari manusia tidaklah

Page 51: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

38

sama dengan kumpulan benda-benda mati,

seperti kursi, meja dan sebagainya, karena

berkumpulnya manusia akan timbul

manusia-manusia baru. Manusia itu juga

dapat bercakap-cakap, kesan-kesan atau

perasaan-perasaannya. Sebagai akibat

hidup bersama itu, timbulah sistem

komunikasi dan timbulah peraturan-

peraturan yang mengatur hubungan antar

manusia dalam kelompok tersebut.

c. Mereka sadar merupakan sebuah

kesatuan.

d. Mereka merupakan suatu sistem hidup

bersama. Sistem kehidupan bersama

menimbulkan kebudayaan, oleh karena

setiap anggota kelompok merasa dirinya

terikat satu dengan yang lainnya.

4. Masyarakat Multikultural

Masyarakat multikultural ialah sebuah frasa atau

istilah yang dipakai dalam menggambarkan suatu

masyarakat yang di dalamnya terdiri dari orang-

orang dan atau kelompok-kelompok yang berbeda

Page 52: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

39

latar belakangnya secara budaya, suku, agama,

etnis, dan hidup bersama-sama sebagai suatu

kesatuan persaudaraan. Masyarakat multikultural

menurut wikipedia Indonesia adalah suatu

masyarakat yang terdiri dari beberapa macam

komunitas budaya dengan segala kelebihannya,

dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia,

suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial,

sejarah, adat serta kebiasaan. Menurut C.W. Watson

(1998) dalam bukunya Multiculturalism,

masyarakat multikultural adalah masyarakat negara,

bangsa, daerah, bahkan lokasi geografis terbatas

seperti kota atau sekolah, yang terdiri atas orang-

orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-

beda dalam kesederajatan.

a) Ciri-ciri Masyarakat Multikultural

Pierre L. Van Den Berghe dalam jurnalnya

berjudul The Ethnic Phenomenon mengurai

ciri-ciri dari masyarakat multikultural yaitu:

Terjadi segmentasi ke dalam bentuk-bentuk

kelompok sub kebudayaan yang berbeda

satu dengan yang lain.

Page 53: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

40

Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi

ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat

non komplementer (tidak saling melengkapi

atau mengisi).

Kurang mengembangkan konsensus di

antara para anggota-anggotanya terhadap

nilai-nilai yang bersifat dasar.

Secara relatif seringkali mengalami konflik

diantara kelompok yang satu dengan

kelompok yang lain.

Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas

paksaan (coercion) dan saling

ketergantungan dalam bidang ekonomi.

Adanya dominasi politik suatu kelompok

terhadap kelompok lain.

3) Rasisme

a. Pengertian Rasisme

Rasisme dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah prasangka berdasarkan keturunan bangsa;

perlakuan yang berat sebelah terhadap (suku) bangsa yang

berbeda-beda. Menurut Wikipedia Indonesia, rasisme

Page 54: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

41

adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang

menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada

ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu-

bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak

untuk mengatur ras yang lainnya. Menurut Dr. J. Verkuyl,

pengertian ras sungguh-sungguh menunjukkan suatu

realitas, suatu kenyataan dan bukan bersifat fiktif belaka.

Ras, terutama menyangkut pengertian hayati/biologis yang

dapat dibedakan antara ras yang satu dengan ras lainnya.

Goldberg (dalam Race, Racism, and Psychology 1997: 66)

mendefinisikan rasisme dapat dianggap sebagai praktik

yang dengan sengaja atau tidak mengecualikan 'rasial' atau

'etnis' minoritas untuk menikmati hak, kesempatan dan

tanggung jawab penuh yang tersedia bagi mayoritas

penduduk. Istilah 'rasisme' digunakan untuk merujuk pada

sikap dan praktik yang secara eksplisit bermusuhan

terhadap orang-orang yang didefinisikan sebagai anggota

dari 'ras' lainnya. Grillo (dalam Liliweri, 2005)

mengungkapkan rasisme adalah konsep yang sangat rumit

dan memiliki banyak dimensi dan dapat dibagi-bagi dalam

beberapa bidang. Dari hal yang sudah dijelaskan tersebut,

akan terbentuk suatu pengelompokkan kelas, yang pada

Page 55: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

42

akhirnya akan membentuk dua kelompok besar, yaitu

kelompok mayoritas dan kelompok minoritas.

Orang-orang yang tergolong dalam kelompok kelompok

tersebut biasanya membawa sifat kelompoknya. Orang-

orang yang tergolong kelompok mayoritas memiliki

karakteristik mendominasi kelompok lain, sekaligus

memiliki rasa takut dan selalu curiga bahwa kelompok

minoritas berencana menyerang mereka. Sedangkan

kelompok minoritas mengalami ketidakadilan dan menjadi

objek sasaran diskriminasi. Dalam bukunya yang berjudul

Prasangka dan Konflik, Prof. Dr. Alo Liliweri, M.S. (2005

:29-30) medefinisikan rasisme sebagai diskriminasi

terhadap seseorang atau sekelompok orang karena ras

mereka. Kadang konsep ini menjadi doktrin politis untuk

mengklaim suatu ras lebih hebat daripada ras yang lain.

b. Tipe-Tipe Rasisme

Neubeck (1997) menjelaskan bahwa terdapat dua tipe

rasisme. Tipe pertama adalah Personal Racism (individu

atau kelompok kecil) yang mengungkapkan perasaan

negatif dengan kata-kata dan atau tindakan terhadap orang

berkulit hitam. Tipe kedua adalah Institutional Racism, di

mana institusi melakukan operasi rutin berskala besar

Page 56: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

43

seperti bisnis dan sistem kerja politik untuk merugikan

kelompok minoritas umumnya.

1) Personal Racism

Personal Racism terjadi ketika individu (atau kelompok

kecil individu) memiliki sikap curiga dan/atau terlibat

dalam perilaku diskriminatif dan sejenisnya.

Manifestasi Personal Racism adalah stereotip individu

atas dasar dugaan perbedaan ras, menghina nama dan

referensi, perlakuan diskriminatif selama kontak

interpersonal, ancaman, dan tindak kekerasan terhadap

anggota kelompok minoritas yang diduga menjadi ras

inferior. Berikut adalah contoh tindakan Personal

Racism;

Seorang petugas mempekerjakan orang kulit

hitam hanya untuk pekerjaan tingkat rendah,

berdasarkan stereotip tentang kemampuan atau

takut bahwa kulit hitam akan membawa reaksi

negatif dari para pekerja putih.

Seorang guru berasumsi bahwa anak-anak di

kelas yang bukan anggota dari mayoritas kulit

putih tidak bisa belajar dan karena itu mereka

hanya diberi sedikit perhatian.

Page 57: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

44

Pengemudi mobil berhenti di lampu merah,

melihat ada pemuda berkulit hitam mendekati

penyeberangan, pengemudi bergegas mengunci

pintu mobil karena beranggapan bahwa

mungkin pemuda berkulit hitam tersebut

berbahaya.

Di sisi lain, Personal Racism juga dapat berupa

tindakan nyata dari kebencian rasial. Ini sering

mendapatkan perhatian media, terutama ketika tindakan

yang mengancam jiwa atau membawa implikasi

kekerasan. Dalam beberapa tahun terakhir, "kejahatan

kebencian" atau "kejahatan bias" terhadap orang kulit

hitam (juga terhadap orang-orang Yahudi, laki-laki gay,

dan lesbian, dan lain-lain) telah mengakibatkan cedera

serius dan kematian, menginspirasi beberapa negara

untuk mengeluarkan undang-undang kejahatan rasial

untuk pencegahan tindakan rasisme.

2) Institutional Racism

Rasisme kelembagaan melibatkan perlakuan yang

diberikan khusus untuk masyarakat minoritas di tangan

lembaga tersebut. Institutional Racism menarik

perhatian pada fakta bahwa kelompok-kelompok

Page 58: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

45

seperti 17 penduduk asli Amerika, Afrika-Amerika,

Latino-Amerika, dan Asia Amerika sering menemukan

diri mereka menjadi korban rutin kerja struktur

organisasi tersebut. Tidak seperti beberapa bentuk

Personal Racism, rasisme yang terjadi melalui operasi

sehari-hari dan dari tahun ke tahun dari lembaga

berskala besar seringkali sulit untuk dideteksi tanpa

investigasi. Berikut contoh dari tindakan Institutional

Racism;

Aturan Senioritas diterapkan hanya kulit putih

yang dipekerjakan. Baru-baru ini pekerja

minoritas lebih tunduk pada PHK dibandingkan

kulit putih.

Tes atau akademik kredensial secara rutin

digunakan untuk karyawan potensial ketika tes

tersebut diarahkan untuk pengetahuan dan

pengalaman yang paling mungkin dimiliki oleh

anggota kelas menengah kulit putih.

Kebijakan kredit dari bank dan lembaga

keuangan lainnya dilaksanakan dengan cara-

cara yang membuat sulit untuk mendapatkan

Page 59: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

46

hipotek atau pinjaman untuk perbaikan rumah

di lingkungan minoritas.

Institutional Racism merupakan fenomena sosial di

mana yang putih berada dalam posisi menggerakkan dan

mempertahankan. Kuncinya adalah kekuasaan atas

struktur organisasi dan operasi mereka. Sejak orang kulit

berwarna gelap umumnya tidak memiliki akses ke posisi

kekuasaan di lembaga-lembaga utama yang

mempengaruhi mereka, mereka tidak mampu melakukan

diskriminasi terhadap orang kulit putih pada tingkat ini.

Satu bisa bicara, misalnya, tentang insiden "black

racism" pada tingkat personal. Tapi harus diingat bahwa

minoritas tidak pernah memiliki sarana tindakan rasisme

pada institusi yang sama dan dengan efek yang sama

dengan kulit putih (Neubeck, 1997: 269-277).

4) Teori Komunikasi Lasswell

Teori komunikasi Harold Lasswell merupakan teori komunikasi

awal (1948). Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk

menerangkan proses komunikasi adalah dengan menjawab

pertanyaan: Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With

What Effect (siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada

siapa dengan efek apa). Jawaban dari pertanyaan paradigmatik

Page 60: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

47

(paradigmatic question) Lasswell itu merupakan unsur-unsur atau

komponen-komponen proses komunikasi, yaitu Communicator

(Komunikator), Message (Pesan), Media (Media), Receiver

(Komunikan/Penerima), dan Effect (Efek).

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah informasi

(pesan) yang disampaikan oleh komunikator (sumber) kepada

komunikan (penerima) melalui saluran-saluran tertentu (media),

baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan

dampak (efek) kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan

komunikator. Berikut penjelasannya:

1. Who (siapa/sumber)

Who dapat diartikan sebagai sumber atau komunikator

yaitu, pelaku utama atau pihak yang mempunyai kebutuhan

untuk berkomunikasi dan yang memulai suatu komunikasi.

Bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu

negara sebagai komunikator.

2. Says What (pesan)

Says What menjelaskan apa yang akan disampaikan atau

dikomunikasikan oleh komunikator (sumber) kepada

komunikan (penerima), yaitu isi informasi. Informasi yang

dimaksud dapat berupa seperangkat simbol verbal/non

Page 61: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

48

verbal, yang mewakili perasaan, nilai, gagasan/maksud dari

sumber. Ada 3 komponen pesan yaitu makna, simbol untuk

menyampaikan makna, dan bentuk/organisasi pesan.

3. In Which Channel (saluran/media)

Saluran/media adalah suatu alat untuk menyampaikan

pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan

(penerima), baik secara langsung (tatap muka) maupun

tidak langsung (melalui media cetak/elektronik).

4. To whom (siapa/penerima)

Sesorang yang menerima pesan, yaitu berupa suatu

kelompok, individu, organisasi atau suatu negara. Hal

tersebut dapat disebut tujuan (destination), pendengar

(listener), khalayak (audience), komunikan, penafsir, dan

penyandi balik (decoder).

5. With what effect (dampak/efek)

Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima)

setelah menerima pesan dari sumber. Seperti bertambahnya

pengetahuan dan perubahan sikap dan perilaku.

5) Efek Komunikasi Massa

Page 62: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

49

Dalam komunikasi massa, ada tiga dimensi efek, yaitu kognitif,

afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran,

belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan

dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap), sedangkan efek

konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan

sesuatu menurut cara tertentu (Amri Jahi, 1988)

a. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri

komunikan yang bersifat informatif bagi dirinya. Dalam

efek kognitif ini, dibahas tentang upaya media massa dapat

membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang

bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.

Melalui media massa, dapat diperoleh informasi tentang

benda, orang, atau tempat, lembaga, dan lain-lain yang

belum pernah dikunjungi secara langsung (Siti Karlinah,

1999). Realitas yang ditampilkan oleh media massa adalah

realitas yang sudah diseleksi.

Karena melaporkan peristiwa di dunia nyata secara selektif,

media massa akan mempengaruhi pembentukan citra

tentang lingkungan sosial yang bias dan timpang. Oleh

karena itu, muncul stereotip, yaitu gambaran umum tentang

Page 63: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

50

individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak

berubah-ubah, bersifat klise, timpang, dan tidak benar.

Menurut Mc. Luhan dalam Jalaludin Rakhmad (2001),

media adalah perluasan dari alat indera manusia (sense

extention theory; teori perpanjangan alat indera); telepon

adalah perpanjangan telinga dan televisi adalah

perpanjangan mata. Seperti Gatutkaca, yang mampu

melihat dan mendengar dari jarak jauh, begitu pula manusia

yang menggunakan media massa.

Media massa tidak hanya memberikan efek kognitif, tetapi

juga memberikan manfaat yang dikehendaki masyarakat.

Inilah efek prososial. Apabila televisi menyebabkan kita

lebih mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar,

televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. Apabila

majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan

dan hati kita tergerak untuk menolong mereka, media

massa telah menghasilkan efek prososial afektif. Apabila

surat kabar membuka dompet bencana alam, mengimbau

untuk menyumbang, lalu kita mengirimkan weselpos (atau

sekarang dengan cara transfer melalui rekening bank) ke

surat kabar, terjadilah efek behavioral (Jalanudin Rakhmat,

2007).

Page 64: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

51

b. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif.

Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya memberitahu

kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi

lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang

diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya (Siti

Karlinah, 1999). Sebagai contoh, setelah kita mendengar

atau membaca informasi tentang para pejabat, baik menteri

maupun anggota dewan di penjara karena kasus korupsi

atau penyalahgunaan narkoba, dalam diri kita akan muncul

perasaan jengkel, iba, kasihan, atau senang. Perasaan kesal,

jengkel, atau marah dapat diartikan sebagai efek afektif.

c. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri

khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.

Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan

menyebabkan orang menjadi beringas. Program acara

memasak akan menyebabkan para ibu rumah tangga

mengikuti resep-resep baru. Akan tetapi, semua informasi

dari berbagai media tersebut tidak mempunyai efek yang

sama.

Page 65: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

52

Mengapa terjadi efek yang berbeda? Belajar dari media

massa tidak hanya bergantung pada unsur stimulinya.

Diperlukan teori psikologi yang menjalaskan peristiwa

belajar semacam ini. Teori psikologi yang dapat

menjelaskan efek prososial adalah teori belajar sosial dari

Bandura. Menurutnya, belajar bukan hanya dari

pengalaman langsung, melainkan juga dari peniruan atau

peneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-

faktor kognitif dan lingkungan. Artinya, ada keterampilan

tertentu apabila terdapat jalinan positif antara stimuli yang

diamati dan kerakteristik seseorang.

6) Literasi Media

a. Pengertian Literasi Media

Menurut Apriadi Tamburaka (2013), literasi media berasal

dari bahasa Inggris yaitu Media Literacy, yang terdiri dari

kata, yakni: media adalah tempat pertukaran pesan,

dan literacy berarti melek. Kemudian dikenal dalam istilah

Literasi Media, yang mana melek dapat diartikan pada

kemampuan khalayak terhadap media dan pesan media

massa dalam konteks komunikasi massa. Sementara

menurut Baran dan Dennis (2010), literasi media adalah

suatu rangkaian kegiatan melek media, yaitu untuk

Page 66: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

53

meningkatkan kontrol individu terhadap media yang

mereka gunakan untuk mengirim dan menerima pesan.

Definisi literasi media (media literacy) yang secara luas

dikenal merupakan definisi yang secara formal ditetapkan

di National Leadership Conference on Media Education

menganalisa, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan

pesan-

Potter, 1998, Aufderheide, 1993). Potter menambahkan

bahwa, media literacy adalah ketika kita tidak begitu saja

menerima gambaran-gambaran yang disampaikan melalui

media.

Menurutnya, media literacy memberi kita kontrol terhadap

interpretasi. Pesan media memiliki makna-makna yang

sifatnya di atas permukaan dan di bawah permukaan.

Seseorang dengan media literacy yang rendah hanya dapat

melihat pesan-pesan di permukaan. Dalam hal ini, medialah

yang memegang kontrol karena media menentukan makna,

dan makna tersebut tak pernah diteliti lebih jauh. Jika

seseorang memiliki tingkat media literacy yang tinggi,

maka ia mampu mengkonstruksi interpretasi secara berbeda

dari apa yang disajikan media kepadanya. Dengan

Page 67: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

54

demikian, ia tidak begitu saja menerima apa yang

disampaikan media.

Sementara menurut Wisnu Prasetya Utomo, peneliti media

Remotivi, dalam tulisannya berjudul Literasi Media di Era

Digital dalam majalah cetak Kombinasi (edisi ke 69 tahun

2017), bahwa literasi media tidak sekadar kemampuan

untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana

informasi yang bohong. Lebih dari itu, literasi media

memberi perhatian pada kemampuan berpikir kritis dalam

membaca pesan-pesan media atau informasi.

7) Mahasiswa

1) Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.

Susantoro (dalam Siregar, 2006) menyatakan bahwa sosok

mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap

keilmuannya yang dalam melihat sesuatu berdasarkan

kenyataan objektif, sistematis dan rasional. Mahasiswa secara

harfiah adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di

universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar

sebagai murid di perguruan tinggi otomatis dapat disebut

sebagai mahasiswa (Takwin, 2008).

Page 68: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

55

Menurut Budiman (2006), mahasiswa adalah orang yang

belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi untuk

mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana.

Sementara itu menurut Daldiyono (2009), mahasiswa adalah

seorang yang sudah lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

(SLTA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa yang disebut dengan mahasiswa adalah

mereka yang sedang menempuh perkuliahan baik jenjang S-

1, S-2, hingga S-3 di berbagai perguruan tinggi, baik

Universitas (Negeri dan Swasta), Sekolah Tinggi, Akademi,

Institut, dan Politeknik.

2) Ciri-Ciri Mahasiswa

Menurut Kartono (dalam Siregar, 2006), mahasiswa

merupakan anggota masyarakat yang mempunyai ciri-ciri

tertentu, antara lain:

Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk

belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat

digolongkan sebagai kaum intelektual.

Yang karena kesempatan di atas, diharapkan nantinya

dapat bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan

Page 69: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

56

terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat atau pun

dalam dunia kerja.

Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang

dinamis bagi proses modernisasi.

Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai

tenaga yang berkualitas dan profesional.

3) Peranan Mahasiswa

Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial selalu dituntut

untuk menunjukkan peranannya dalam kehidupan nyata di

tengah masyarakat. Menurut Siallagan (2011), ada tiga

peranan penting dan mendasar bagi mahasiswa yaitu

intelektual, moral, sosial.

a. Peran intelektual

Mahasiswa sebagai orang yang intelek, jenius, dan

jeli harus bisa menjalankan hidupnya secara

proporsional, sebagai seorang mahasiswa, anak,

serta harapan masyarakat.

b. Peran moral

Mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus

yang dikenal bebas berekspresi, beraksi, berdiskusi,

Page 70: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

57

berspekulasi dan berorasi, harus bisa menunjukkan

perilaku yang bermoral dalam setiap tindak-

tanduknya tanpa terkontaminasi dan terpengaruh

oleh kondisi lingkungan.

c. Peran sosial

Mahasiswa sebagai seorang yang membawa

perubahan harus selalu bersinergi, berpikir kritis

dan bertindak konkret yang terbingkai dengan

kerelaan dan keikhlasan untuk menjadi pelopor,

penyampai aspirasi dan pelayan masyarakat.

4) Tiga Fungsi Istimewa Mahasiswa

Mahasiswa memiliki tiga fungsi istimewa dalam

kehidupannya di dalam masyarakat yaitu:

a. Sebagai Social control

Mahasiswa dengan status kedudukan di tingkat

pendidikan formalnya, yang memiliki kemampuan

intelektual, kepekaan sosial serta sikap kritisnya,

diharapkan mampu menjadi pengontrol sebuah

kehidupan sosial dalam masyarakat dengan cara

memberikan saran, kritik dan juga solusi untuk

Page 71: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

58

permasalahan sosial masyarakat maupun

permasalahan bangsa.

b. Sebagai Agent of Change

Mahasiswa juga merupakan agen perubahan, yaitu

menjadi pelaku (subjek) dari perubahan di dalam

sebuah masyarakat, bangsa, dan negara. Perubahan

bisa dilakukan dengan melihat permasalahan,

merumuskan konsep untuk mengatasi permasalahan

tersebut, dan mengimplementasikannya dengan

menempuh berbagai jalur yang paling tepat dan

efisien.

c. Sebagai Iron Stock

Mahasiswa juga memiliki fungsi sebagai generasi

penerus bangsa yang diharapkan mempunyai

kemampuan intelektual yang memadai,

keterampilan, serta akhlak mulia untuk dapat

menjadi calon pemimpin yang dapat diandalkan.

Mahasiswa adalah sebuah aset, cadangan, dan juga

harapan bangsa untuk masa depan. Sebagai calon

pemimpin bangsa masa depan yang kelak akan

menggantikan generasi yang telah ada, sehingga

tidak cukup jika hanya dengan memupuk ilmu yang

Page 72: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

59

spesifik saja, namun perlu pula adanya soft skill

seperti leadership, kemampuan memposisikan diri,

serta sikap sensitivitas yang tinggi.

5) Mahasiswa Papua di Yogyakarta

Mahasiswa Papua yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah mahasiswa Papua yang sedang menempuh studi di

ratusan perguruan tinggi yang tersebar di Yogyakarta

(Daerah Istimewa Yogyakarta). Yogyakarta sendiri, sebagai

salah satu kota studi di Indonesia, menjadi kota yang setiap

tahunnya dipilih sebagian mahasiswa Papua untuk

melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Ini

sudah mulai terjadi sejak 1960-an dan jumlah mahasiswa

Papua pun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Menurut data dari Dikti DIY pada tahun 2015, terdapat

13.119 mahasiswa Papua yang berada di Yogyakarta.

Sementara menurut data terbaru Ikatan Pelajar Mahasiswa

Papua (IPMAPA) DIY per Juli 2019, jumlah mahasiswa

Papua di Yogyakarta kini sudah mencapai sekitar 15 ribu

lebih. Angka di atas tidak termasuk pelajar SMP dan SMA

dari Papua yang sedang studi di Yogyakarta. Jika ditambah

dengan para pelajar tersebut, kemungkinan nominal

angkanya naik, sebab sekarang cukup banyak anak Papua

Page 73: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

60

dari Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah

(ADEM) yang ditampung belajar di beberapa sekolah di

Yogyakarta.

Mahasiswa Papua di Yogyakarta sendiri terdiri dari latar

belakang sumber pembiayaan yang berbeda-beda. Ada

yang sejak menyelesaikan SMA/sederajad di Papua datang

kuliah dengan dibiayai secara mandiri oleh orang tua, ada

yang kuliah karena mendapatkan beasiswa dari pihak

perusahaan, ada yang kuliah karena dibiayai pemerintah

pusat melalui pemerintah daerah, atau swasta, misalnya

Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik),

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan

Kamoro (LPMAK), dan seterusnya.

Selain itu, belakangan mulai banyak juga mahasiswa

Papua yang melanjutkan studi melalui jalur tugas belajar

yang dibiayai dari hasil kerja sama (MoU) antara pihak

kampus dan pemerintah daerah. Misalnya 25 mahasiswa

(tugas belajar) yang didatangkan dari pemerintah kabupaten

Dogiyai, p

Yogyakarta pada 2019.

Mahasiswa Papua yang jumlahnya belasan ribu ini

tersebar di 107 perguruan tinggi (menurut data PDDIKTI,

Page 74: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

61

per September 2016) di Yogyakarta dan tinggal di antara

lain indekos/kontrakan, asrama pelajar mahasiswa milik

pemerintah daerah, dan asrama/mess yang disediakan dari

pihak kampus. Yogyakarta dipilih jadi tempat belajar

sekaligus menempa diri oleh mahasiswa Papua dikarenakan

beberapa alasan yaitu: suasana kotanya yang nyaman,

aman, masyarakatnya yang ramah, harga kebutuhan

mahasiswa yang relatif cukup murah, banyak komunitas-

komunitas untuk pengembangan diri, dan sudah banyak

Yogyakarta. Sebut saja misalnya, Natalius Pigai (mantan

Komisioner HAM Republik Indonesia), Christoforus Titus

Pekey (penulis buku sekaligus yang mempopulerkan Noken

Papua hingga diakui oleh UNESCO sebagai warisan

budaya), Felix Wanggai (Staf Khusus Presiden pada masa

kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono yang pertama),

dan lain seterusnya.

F. Kerangka Pikir Penelitian

Untuk mengarahkan langkah-langkah penelitian, maka masalah tersebut

digambarkan melalui kerangka pikir sebagai berikut:

Page 75: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

62

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif,

yaitu suatu jenis penelitian yang basis datanya bersifat kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka (numerik). Data-data kualitatif

tersebut selanjutnya dideskripsikan apa adanya untuk mengetahui

hasil data empiris yang sebenar-benarnya. Analisis ini pada

dasarnya menggunakan pemikiran logis, analisis dengan logika.

Induksi dan deduksi analog, dan komparasi (Moleong, 2009:124).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada akhir Januari hingga awal Februari

2020 di kelurahan Muja Muju, kecamatan Umbulharjo, kota

Yogyakarta, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

3. Data dan Sumber Data

Bagan 3: Kerangka Pikir

INSIDEN RASISME DI SURABAYA

MASYARAKAT YOGYAKARTA

MAHASISWA PAPUA DI YOGYAKARTA

PERSEPSI MASYARAKAT

Page 76: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

63

a. Data Primer

Data primer adalah data pokok berupa informasi yang

diperoleh melalui wawancara mendalam dengan para

informan. Beberapa orang yang menjadi informan dalam

penelitian ini adalah 1 orang akademisi/intelektual, 1 orang

tokoh masyarakat setempat, 1 orang pegawai kelurahan,

dan 2 orang warga Muja Muju.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari

bahan-bahan kepustakaan dan situs-situs online yang

kontennya ada relevansinya dengan penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah salah satu teknik

pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab

secara langsung dengan para informan, baik itu secara lisan

maupun tulisan. Selanjutnya, pertanyaan diajukan secara

terstruktur dan sistematis berdasarkan tujuan penelitian.

b. Observasi

Page 77: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

64

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan

(observasi) atas peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala

melalui panca indra peneliti.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah suatu teknik pengumpulan data

dengan memanfaatkan kepustakaan yang ada dan

membahas topik yang ditelaah.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu Teknik pengumpulan data

dengan cara menganalisis dokumen-dokumen yang ada

kaitan dengan objek penelitian.

5. Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive

sampling, yang artinya peneliti secara sengaja memilih informan

yang menurut pertimbangan peneliti dapat memberikan informasi

yang diperlukan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang,

yaitu 1 orang akademisi/intelektual yang berada di Yogyakarta, 1

orang tokoh masyarakat di kelurahan Muja Muju, 1 orang pegawai

kelurahan Muja Muju, dan 2 orang warga Muja Muju. Adapun

kriteria penentuan informan yaitu 4 orang harus warga Muja Muju

Page 78: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

65

sendiri, kecuali 1 informan yakni akademisi/intelektual. Informan

ini bisa dari luar kelurahan Muja-Muju, tetapi harus masyarakat

Yogyakarta yang bertempat tinggal dan bekerja di Yogyakarta.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif-

kualitatif. Analisis data deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara

mencari data, mengorganisasikan data, memilah-milahkan data

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari

dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dicari, dan memutuskan apa yang akan dipaparkan kepada

pembaca (Moleong, 2009: 133).

Page 79: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

66

BAB II

LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum

Muja Muju adalah sebuah kelurahan di kecamatan Umbulharjo, kota

Yogyakarta, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Secara

geografis, kelurahan Muja Muju terletak di jantung kota Yogyakarta. Ia

berjarak 2 KM dari kecamatan Umbulharjo, 0,3 KM dari pemerintah kota

Yogyakarta, dan 5 KM dari pemerintah provinsi DIY. Dengan letak

geografis yang demikian, masyarakat Muja Muju tergolong masyarakat

perkotaan (masyarakat modern) dengan status pekerjaan yang beragam.

Kelurahan Muja Muju juga merupakan daerah rawan banjir karena di sana

terdapat sungai Gajah Wong yang melintasinya. Kelurahan Muja Muju

yang terletak pada ti

ini memiliki luas wilayah 153 Ha (hektar) dengan batas wilayah: sebelah

utara kelurahan Baciro, sebelah selatan kelurahan Warungboto, sebelah

barat kelurahan Semaki, dan sebelah timur kelurahan Rejowinangun.

B. Moto dan Visi Misi

Sebagaimana kelurahan-kelurahan lainnya di seluruh Indonesia, kelurahan

dengan moto Kepuasan Masyarakat Merupakan Ukuran Penilaian

ini memiliki visi dan misi sebagai

berikut:

Page 80: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

67

1. VISI

Terwujudnya pelayanan yang berkualitas dan peningkatan

pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan dengan dijiwai

semangat dan nilai gerakan SEGORO AMARTO menuju

masyarakat kelurahan Muja Muju yang mandiri.

2. MISI

1) Meningkatkan pelayanan yang berkualitas untuk

mewujudkan pelayanan yang profesional.

2) Menciptakan situasi yang aman, nyaman, tertib dan

kondusif.

3) Membangun hubungan baik dan kerjasama dengan semua

pihak terkait.

4) Meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat

dengan menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat

untuk memperbaiki keluarga dan lingkungan masing-

masing.

C. Topografi

NO Wilayah Luas

01 Desa/Kelurahan Dataran Rendah 0.01 Ha

Page 81: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

68

02 Desa/Kelurahan Berbukit-Bukit 0.00 Ha

03 Desa/Kelurahan Dataran Tinggi/Pegunungan 152.99 Ha

04 Desa/Kelurahan Lereng Gunung 0.00 Ha

05 Desa/Kelurahan Tepi Pantai/Pesisir 0.00 Ha

05 Desa/Kelurahan Kawasan Rawa 0.00 Ha

06 Desa/Kelurahan Kawasan Gambut 0.00 Ha

07 Desa/Kelurahan Aliran Sungai 0.03 Ha

08 Desa/Kelurahan Bantaran Sungai 0.00 Ha

09 Lain-Lain 152.96 Ha

D. Letak

NO Wilayah Luas

01 Desa/Kelurahan Kawasan Perkotaan 2.00 Ha

02 Desa/Kelurahan Kawasan

Perkantoran/Bisnis

0.08 Ha

03 Desa/Kelurahan Kawasan Campuran 150.92 Ha

04 Desa/Kelurahan Kawasan Industri 0.10 Ha

Tabel 1: Tabel Pembagian Wilayah (sumber: Profil kelurahan Muja Muju 2018)

Page 82: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

69

05 Desa/Kelurahan Kepulauan 0.00 Ha

05 Desa/Kelurahan Pantai/Pesisir 0.00 Ha

06 Desa/Kelurahan Kawasan Hutan 0.00 Ha

07 Desa/Kelurahan Taman Suaka 0.00 Ha

08 Desa/Kelurahan Kawasan Wisata 0.00 Ha

09 Desa/Kelurahan Perbatasan dengan

Negara Lain

0.00 Ha

10 Desa/Kelurahan Perbatasan dengan

Provinsi Lain

0.00 Ha

11 Desa/Kelurahan Perbatasan dengan

Kabupaten Lain

0.00 Ha

12 Desa/Kelurahan Perbatasan dengan

Kecamatan Lain

0.01 Ha

13 Desa/Kelurahan DAS atau Bantaran

Sungai

2.00 Ha

14 Desa/Kelurahan Rawan Banjir 1.00 Ha

15 Desa/Kelurahan Bebas Banjir 152.00 Ha

16 Desa/Kelurahan Potensial Tsunami 0.00 Ha

Page 83: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

70

17 Desa/Kelurahan Rawan Jalur Gempa

Bumi

0.00 Ha

E. Orbitrasi

NO Uraian Jarak/Jam/Unit

01 Jarak ke Ibu Kota Kecamatan 2.00 KM

02 Lama Jarak Tempuh ke Ibu Kota

Kecamatan dengan Kendaraan

Bermotor

0.17 Jam

03 Lama Jarak Tempuh ke Ibu Kota

Kecamatan dengan Berjalan Kaki

0.33 Jam

04 Kendaraan Umum ke Ibu Kota

Kecamatan

0.00 Unit

05 Jarak ke Ibu Kota Kabupaten/Kota 0.50 KM

05 Lama Jarak Tempuh ke Ibu Kota

Kabupaten dengan Kendaraan Bermotor

0.83 Jam

06 Lama Jarak Tempuh ke Ibu Kota

Kabupaten dengan Berjalan Kaki

0.17 Jam

Tabel 2: Letak kelurahan Muja Muju (sumber: Profil kelurahan Muja Muju 2018)

Page 84: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

71

07 Kendaraan Umum ke Ibu Kota

Kabupaten/Kota

0.00 Unit

08 Jarak ke Ibu Kota Provinsi 3.00 KM

09 Lama Jarak Tempuh ke Ibu Kota

Provinsi dengan Kendaraan Bermotor

0.33 Jam

F. Pembagian Wilayah

Kelurahan Muja Muju dibagi menjadi 12 RW dan 55 RT dengan rincian

seperti tercantum dalam tabel berikut ini :

RW KAMPUNG RT

I Miliran 1, 2, 3, 47, 48

II Miliran 4, 5, 6

III Miliran 7, 8, 9, 10

IV Miliran 11, 12, 13, 14

V Balirejo 15, 16, 17, 49, 50, 51,

52

VI Balirejo 18, 19, 20, 53

Tabel 3: Orbitrasi kelurahan Muja Muju (sumber: Profil kelurahan Muja Muju 2018)

Page 85: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

72

VII Balirejo 21, 22, 23

VIII Balirejo 24, 25, 26, 54

IX Muja Muju 27, 28, 29

X Muja Muju 30, 31, 32, 33, 34, 35,

36

XI Muja Muju 37, 38, 39, 40, 41

XII Muja Muju 42, 43, 44, 45, 46, 55

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kerurahan Muja Muju

memiliki tiga kampung yaitu Miliran, Balirejo, dan Muja Muju. Beberapa

RT yang terdapat di kampung Miliran adalah RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, RT

5, RT 6, RT 7, RT 8, RT 9, RT 10, RT 11, RT 12, RT 13, RT 14, RT 15,

RT 47, dan RT 48. Beberapa RW yang membawahi 16 RT di kampung

Miliran adalah RW 1, RW 2, RW 3, dan RW 4. Sementara, beberapa RT

yang terdapat di kampung Balirejo adalah RT 15, RT 16, RT 17, RT 18,

RT 19, RT 20, RT 21, RT 22, RT 23, RT 24, RT 25, RT 26, RT 49, RT 50,

RT 51, RT 52, RT 53, dan RT 54. Beberapa RW yang membawahi 18 RT

di kampung Balirejo adalah RW 5, RW 6, RW 7, dan RW 8. Selanjutnya,

beberapa RT yang terdapat di kampung Muja Muju adalah RT 27, RT 28,

RT 29, RT 30, RT 31, RT 32, RT 33, RT 34, RT 35, RT 36, RT 37, RT 38,

Tabel 4: Tabel Pembagian Wilayah (sumber: Profil kelurahan Muja Muju 2018)

Page 86: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

73

RT 39, RT 40, RT 41, RT 42, RT 43, RT 44, RT 45, RT 46, dan RT 55.

Beberapa RW yang membawahi 22 RT di kampung Muja Muju adalah

RW 9, RW 10, RW 11, dan RW 12.

G. Peta Wilayah

Berikut adalah peta wilayah kelurahan Muja Muju, kecamatan

Umbulharjo, kota Yogyakarta, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY).

H. Jumlah Penduduk

Jumlah dan komposisi penduduk di kelurahan Muja Muju tahun

2017/2018 adalah seperti tercantum dalam tabel di bawah ini :

Gambar 1: Peta kelurahan Muja Muju (sumber: Data Primer 2018)

Page 87: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

74

Jumlah Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan

Jumlah Penduduk 2018 5402 Orang 5584 Orang

Jumlah Penduduk 2017 5400 Orang 5681 Orang

Persentase Perkembangan 0.04 % - 1.71 %

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk (laki-laki) di

kelurahan Muja Muju pada 2018 sebanyak 5402 orang, dan (perempuan)

sebanyak 5584 orang. Peningkatan jumlah penduduk tidak terlalu

signifikan, karena pada tahun 2017, jumlah laki-laki di sana sebanyak

5400 orang dan kecuali perempuan, yaitu justru agak lebih banyak

daripada tahun 2018. Dari tabel di atas juga, dapat diketahui bahwa jumlah

penduduk di kelurahan Muja Muju lebih banyak perempuan dengan

persentase perkembangan -1. 71 % daripada laki-laki, 0.04 %.

I. Jumlah Keluarga

Berikut adalah jumlah keluarga pada tahun 2017/2018 di kelurahan

Muja Muju, kecamatan Umbulharjo, kota Yogyakarta, provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY):

Jumlah KK Laki-Laki

KK Perempuan

Jumlah Total

Tabel 5: Jumlah Penduduk di Muja Muju 2017/2018 (sumber: Profil kelurahan Muja Muju 2018)

Page 88: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

75

Jumlah KK 2018 2535 KK 700 KK 3235 KK

Jumlah KK 2017 2497 KK 663 KK 3160 KK

Persentase Perkembangan

1.52 % 5.58 %

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah Kepala Keluarga (KK)

untuk laki-laki pada tahun 2018 di kelurahan Muja Muju sebanyak 2535

KK dan perempuan 700 KK dengan jumlah total 3235 KK. Sementara

pada tahun 2017, jumlah KK untuk laki-laki di kelurahan Muja Muju

sebanyak 2497 KK dan perempuan 663 KK dengan jumlah total 3160 KK.

Artinya, jumlah KK di kelurahan Muja Muju mengalami peningkatan dari

tahun 2017 ke 2018.

J. Ekonomi Masyarakat

1. Pengangguran

01 Jumlah Angkatan Kerja (Penduduk 18-56 Tahun) 6640 Orang

02 Jumlah Penduduk Usia 18-56 Tahun yang Masih Sekolah dan Tidak Bekerja

2625 Orang

03 Jumlah Penduduk Usia 18-56 Tahun yang Menjadi Ibu Rumah Tangga

1509 Orang

04 Jumlah Penduduk Usia 18-56 Tahun yang Bekerja Penuh

3531 Orang

05 Jumlah Penduduk Usia 18-56 Tahun yang Bekerja Tidak Tentu

0 Orang

Tabel 6: Jumlah KK di Muja Muju 2017/2018 (sumber: Profil kelurahan Muja Muju 2018)

Page 89: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

76

06 Jumlah Penduduk Usia 18-56 Tahun yang Cacat dan Tidak Bekerja

0 Orang

07 Jumlah Penduduk Usia 18-56 Tahun yang Cacat dan Bekerja

0 Orang

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari keseluruhan penduduk di

kelurahan Muja Muju, yang paling banyak adalah penduduk yang bekerja

penuh yaitu dengan jumlah 3531 orang. Berikutnya adalah penduduk yang

masih sekolah dan tidak bekerja, dengan jumlah 2625 orang. Selanjutnya,

penduduk yang menjadi ibu rumah tangga yaitu dengan jumlah 1509

orang. Jumlah seluruh angkatan kerja di keluruhan Muja Muju sebanyak

6640 orang.

2. Kesejahteraan Keluarga

01 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera 282 Keluarga

02 Jumlah Keluarga Sejahtera 1 425 Keluarga

03 Jumlah Keluarga Sejahtera 2 280 Keluarga

04 Jumlah Keluarga Sejahtera 3 1614 Keluarga

05 Jumlah Keluarga Sejahtera Plus 3 Plus 332 Keluarga

06 Total Jumlah Kepala Keluarga 2933 Keluarga

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari total 2933 keluarga yang

ada di kelurahan Muja Muja, yang paling banyak adalah keluarga sejahtera

tingkatan 3 dengan jumlah 1614 keluarga. Sedangkan yang paling sedikit

adalah keluarga sejahtera tingkatan 2 dengan jumlah 280 keluarga.

Tabel 7: Pengangguran di kelurahan Muja Muju per 2018 (sumber: Profil kelurahan Muja Muju 2018)

Tabel 8: Kesejahteraan keluarga per 2018 (sumber: Profil kelurahan Muja Muju 2018)

Page 90: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

77

3. Tanah Fasilitas Umum

01 Kas Desa/Kelurahan 0.00 Ha

02 Tanah Bengkok 0.00 Ha

03 Kebun Desa 0.00 Ha

04 Sawah Desa 0.00 Ha

05 Lapangan Olah Raga 0.00 Ha

06 Perkantoran Pemerintah 8.00 Ha

07 Ruang Publik/Taman Kota 3.00 Ha

08 Taman Pemakaman Desa/Umum 1.00 Ha

09 Tempat Pembuangan Sampah 1.00 Ha

10 Bangunan Sekolah/Perguruan Tinggi 759.00 Ha

11 Pertokoan 1.00 Ha

13 Terminal 0.00 Ha

14 Jalan 13.00 Ha

15 Daerah Tangkapan Air 0.00 Ha

16 Usaha Perikanan 0.00 Ha

17 Sutet/Aliran Listrik Tegangan Tinggi 0.00 Ha

Total Luas 785.00 Ha

K. Struktur Organisasi

(Struktur organisasi saya cantumkan di halaman berikut, mengingat ketidakcukupan space)

Tabel 9: Tanah Fasilitas Umum per 2018 (sumber: Profil kelurahan Muja Muju 2018)

Page 91: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

78

Dari struktur organisasi di atas, dapat diketahui bahwa jabatan

Lurah di kelurahan Muja Muju diduduki oleh Endah Dwi Dinyastuti,

SE., MM., jabatan Sekretaris diduduki oleh Tika Adriatiavita

Wijayawati Pangarso, SH., MKn, jabatan urusan Pengadministrasi

Umum diduduki oleh Dwi Resnati, jabatan urusan Tenaga Kebersihan

diduduki oleh Yulianto Sumarno, jabatan urusan Pelayanan Informasi

& Pengaduan diduduki oleh Raharjo, SE., jabatan urusan

Pemerintahan, Pembangunan, Keamanan & Ketertiban diduduki oleh

Heri Sarjianto, SE., dan jabatan Pemberdayaan & Perekonomian

diduduki oleh Anastasia Widyastuti, S.Pt. Selain kepala-kepala seksi

yang tercantum di atas, ada para anggota atau bawahannya.

LURAH

ENDAH DWI DINYASTUTI, SE., MM.

PEMERINTAHAN PEMBANGUNAN KEAMANAN

DAN KETERTIBAN

HERI SARJIANTO, SE.

PEMBERDAYAAN DAN PEREKONOMIAN

ANASTASIA WIDYASTUTI, S.Pt.

PELAYANAN INFORMASI DAN PENGADUAN

RAHARJO, SE.

SEKRETARIS

TIKA ADRIATIAVITA WIJAYAWATI PANGARSO, SH., MKn.

PENGADMINISTRASI UMUM

DWI RESNATI

TENAGA KEBERSIHAN

YULIANTO

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Bagan 4: Struktur Organisasi Pegawai kelurahan Muja Muju per 2018 (sumber: Data Primer 2018)

Page 92: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

162

DAFTAR PUSTAKA

Buku

DeVito, Joseph A. (2013). The Interpersonal Communication Book 13th Edition.

United States of America: Pearson Education, Inc.

Rakhmat, Jalaludin. 2013. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya

Hamka, Muhammad. 2002. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan

Kerja dengan Motivasi Berprestasi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Fakultas Psikologi

Daldjoeni, N. 1991. Ras-Ras Umat Manusia Biografis, Kulturhistoris,

Sosiopolitis. Bandung: Citra Aditya Bakti

Dannerius Sinaga. (1988). Sosiologi dan Antropologi. Klaten: PT. Intan Pariwara.

Asikin, H. Zainal dan Amiruddin. 2010. Pengantar Metode Penelitian Hukum.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Cangara, H. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Miftah, Toha. 2003. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Soemardjan, S., Zuraida, D., & Rizal, J. (1993). Masyarakat dan manusia dalam

pembangunan: pokok-pokok pikiran Selo Soemardjan. Pustaka Sinar Harapan.

Page 93: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

163

Walgito, Bimo. (2010) . Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi

Azra, Azyumardi, 2007. Identitas dan Krisis Budaya, Membangun

Multikulturalisme Indonesia: Pustaka Sinar Harapan

Watson, C.W. (2000). Multiculturalism. London: Open University Press

Meleong L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda

Karya

Neubeck, Kenneth J. dan Mary Alice Neubeck. 1997. Social Problem: A Critical

Opproach. USA: McGraw Hill Companies. Inc.

Jurnal

Hadi Suprapto Arifin, Ikhsan Fuady, dan Engkus Kuswarno. 2017. Analisis

Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa UNTIRTA Terhadap

Keberadaan Perda Syariah di Kota Serang. Jurnal Penelitian Komunikasi dan

Opini Publik. 21 (1): 91-92.

VAN DEN BERGHE, Pierre L. The ethnic phenomenon. ABC-CLIO, 1987.

Skripsi

Adriana Toprip. 2016. Persepsi Masyarakat Terhadap Perilaku Mahasiswa

Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Sosiatri,

Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta

Laman Internet

Page 94: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

164

https://www.cnnindonesia.com/nasional/kronologi-bentrokan-Mahasiswa-Papua-

di-malang-versi-wali-kota , diakses pada 09 Desember 2019

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49446765 , diakses pada 28 November

2019

https://tirto.id/buntut-rasisme-mahasiswa-papua-jalan-diblokir-gedung-dprd-

dibakar-egxz , diakses pada 09 Desember 2019

https://www.cnnindonesia.com/nasional/massa-anti-rasisme-gelar-aksi-di-tiga-

kabupaten-di-Papua , diakses pada 09 Desember 2019

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190819141702-20-422685/khofifah-

minta-maaf-soal-insiden-yang-menimpa-mahasiswa-papua , diakses pada 10

Desember 2019

https://www.tempo.co/dw/1136/jokowi-minta-semua-pihak-saling-memaafkan-

terkait-insiden-papua , diakses pada 10 Desember 2019

https://www.inews.id/news/nasional/polri-terjunkan-12-ssk-di-manokwari-dan-

papua , diakses pada 13 Desember 2019

https://tekno.kompas.com/read/2019/08/21/20394007/kominfo-blokir-penuh-

akses-internet-di-papua-dan-papua-barat-sampai-kapan, diakses pada 13

Desember 2019

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49525012 , diakses pada 13 Desember

2019

Page 95: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

165

https://tirto.id/dari-sudan-sampai-papua-upaya-negara-mencekik-internet-eg5E ,

diakses pada 15 Desember 2019

https://tirto.id/polisi-tetapkan-8-tersangka-pengibaran-bendera-bintang-kejora-

ehmr , diakses pada 15 Desember 2019

https://kumparan.com/bumi-papua/kuasa-hukum-minta-7-tahanan-aktivis-papua-

dibebaskan-1sEpMt1m9O3 , diakses pada 15 Desember 2019

https://www.jubi.co.id/bupati-deiyai-sembilan-aktivis-yang-ditangkap-polisi-tak-

bersalah/ , diakses pada 17 Desember 2019

https://tirto.id/rusuh-papua-di-deiyai-7-warga-sipil-tewas-tertembak-ehhB ,

diakses pada 17 Desember 2019

https://regional.kompas.com/read/2019/08/25/21011051/kasus-di-asrama-

mahasiswa-papua-5-tni-diskors-dan-diseret-ke-pengadilan?page=all , diakses pada

17 Desember 2019

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4800626/3-terdakwa-kasus-rasisme-

Mahasiswa-Papua-di-surabaya-jalani-sidang-perdana/, diakses pada 04 Januari

2020

https://regional.kompas.com/read/2019/09/17/08364131/sebanyak-2047-

mahasiswa-papua-dilaporkan-pulang-kampung-jumlahnya-masih-bisa , diakses

pada 04 Januari 2020

Page 96: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

166

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160717064356-20-145189/kisah-

mahasiswa-papua-di-yogya-dua-hari-terkurung-di-asrama , diakses pada 04

Januari 2020

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

diakses pada 03 April 2020

http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU40-2008PenghapusanDiskriminasi.pdf, diakses

pada 09 April 2020

https://referensi.elsam.or.id/2014/09/konvensi-internasional-penghapusan-segala-

bentuk-diskriminasi-rasial/, diakses pada 09 April 2020

https://pakarkomunikasi.com/literasi-media, diakses pada 10 April 2020

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl4957/undang--undang-yang-

mengatur-penggunaan-helm-standar-kendaraan-roda-dua/, diakses pada 03 April

2020

https://www.bantuanhukum.or.id/web/demonstrasi-tidak-memerlukan-izin-cukup-

memberitahu-kepolisian/, diakses pada 10 April 2020

https://ekspresionline.com/2019/02/25/jadi-mahasiswa-papua-di-yogyakarta-

susah-mendapatkan-indekos/, diakses pada 14 April 2020

Lain-Lain

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Wikipedia Indonesia

Page 97: SKRIPSIrepo.apmd.ac.id/1152/1/HERMAN DEGEI_16530001.pdfv KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan St. Herman Yosef, malaikat pelindung

167

Data Mahasiswa Papua di Yogyakarta per 2019, (wawancara dengan Ketua

IPMAPA DIY, Aris Yeimo, pada 22 Desember 2019)

J. Verkuyl, Contemporary Missiology, Grand Rapids 1978

Pitus A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: 2001,

Arkola), hal. 591