definisi gizi buruk pada anak

16
Definisi gizi buruk pada anak, gejala, penyebab dan cara penanganannya Fadil aceh on gizi buruk , Kesehatan anak , Tentang Penyakit On 02:13 with No comments Definisi gizi buruk atau malnutrisi adalah suatu bentuk terparah akibat kurang gizi menahun. Selain akibat kurang konsumsi jenis makanan bernutrisi seimbang, gizi buruk juga bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan gangguan pencernaan atau gangguan penyerapan zat makanan yang penting untuk tubuh. Gizi buruk pada anak Adanya perbedaan antara gizi buruk dengan kelaparan walaupun keduanya memiliki kaitan yang erat. Kelaparan yang lama juga bisa berujung kepada status gizi buruk. Di indonesia sendiri kasus malnutrisi masih tinggi. Ini disebabkan karena faktor ekonomi keluarga tetapi sering juga didapatkan kasus gizi buruk pada anak-anak yang berasal dari keluarga menengah keatas akibat kurangnya pemahaman keluarga terhadap jenis-jenis nakanan yang baik dan mengandung gizi seimbang yang harus dikonsumsi oleh anak. baca juga jenis-jenis makanan yang bisa meningkatkan kecerdasan anak

Upload: burhan-al-dy

Post on 01-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gizi buruk

TRANSCRIPT

Page 1: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

Definisi gizi buruk pada anak, gejala, penyebab dan cara penanganannya Fadil aceh on gizi buruk, Kesehatan anak, Tentang Penyakit On 02:13 with No comments

Definisi gizi buruk atau malnutrisi adalah suatu bentuk terparah akibat kurang gizi menahun. Selain akibat kurang konsumsi jenis makanan bernutrisi seimbang, gizi buruk juga bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan gangguan pencernaan atau gangguan penyerapan zat makanan yang penting untuk tubuh.

Gizi buruk pada anak

Adanya perbedaan antara gizi buruk dengan kelaparan walaupun keduanya memiliki kaitan yang erat. Kelaparan yang lama juga bisa berujung kepada status gizi buruk. Di indonesia sendiri kasus malnutrisi masih tinggi. Ini disebabkan karena faktor ekonomi keluarga tetapi sering juga didapatkan kasus gizi buruk pada anak-anak yang berasal dari keluarga menengah keatas akibat kurangnya pemahaman keluarga terhadap jenis-jenis nakanan yang baik dan mengandung gizi seimbang yang harus dikonsumsi oleh anak. baca juga jenis-jenis makanan yang bisa meningkatkan kecerdasan anak

Status gizi anak sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang nya. Pada anak yang memiliki status gizi buruk biasanya akan terganggu nya pertumbuhan tubuh secara fisik contohnya anak akan beresiko tumbuh kecil (kerdil). Kemudian dalam perkembangan mental anak beresiko mengalami gangguan kontrol emosi dan perasaan. Disekolah anak tersebut akan sulit mengikuti pelajaran dan sulit untuk berkonsentrasi.

Page 2: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

Penyebab gizi buruk

Banyak faktor yang bisa mengakibatkan gangguan nitrisi pada anak seperti pola makan anak dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian jenis makanan yang seimbang, bisa juga karena adanya penyakit atau kondisi tertentu yang menyebabkan tubuh tidak mampu mencerna dan menyerap makanan secara sempurna. Contohnya pada penderita penyakit cystic fibrosis yang mempengaruhi pankreas dalam memproduksi enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan dan penyerapan makanan. Dan pada penderita intoleransi laktosa

Selain itu faktor-faktor yang berhubungan dengan malnutrisi yaitu Kemiskinan, bencana alam, dan politik dan peperangan sehingga mencetus kelaparan seperti yang terjadi di negara-negara afrika beberapa tahun terakhir.

Tanda-tanda dan Gejala Gizi buruk pada anak.

Gejala yang ditimbulkan pada penderita malnutrisi tergantung pada berat dan ringan nya status gizi buruk yang dialami anak tersebut. dan juga tergantung pada jenis nutrisi yang mengalami defisiensi. Walaupun demikian gejala umum dari gizi buruk yaitu :

1. Kulit yang kering dan bersisik

2. Gusi bengkak dan berdarah

3. Berat badan anak kurang.

4. Mudah lelah karena kurang kalori

5. Anak jadi sulit berkonsentrasi

6. Anak kurang aktif.

7. kekebalan tubuh rendah dan sering sakit.

8. Pertumbuhan fisik anak lambat.

9. Kekuatan otot melemah. Tulang mudah patah

10. Dan Terdapat masalah masalah lain pada fungsi organ tubuh anak.

Penanganan Gizi Buruk pada anak

Untuk menangani kasus malnutrisi yang terjadi pada anak dibutuhkan perhatian khusus dari keluarga dan harus adanya kerjasama yang terpadu dan konfrehensif antara orang tua dan petugas kesehatan. Pemeriksaan

Page 3: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

kesehatan yang harus dilakukan dokter dalam mendiagnosa Gizi buruk pada anak mencakup:

Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan anak untuk menentukan Body Massa Index, pemeriksaan darah dan pemiriksaan X-ray untuk mengetahui ada atau tidak nya kelainan-kelainan pada organ tubuh dan kondisi penyakit tertentu yang mungkin berpengaruh terhadap asupan nutrisi pada anak.Kemudian setelah itu dianjurkan untuk konsultasi pada ahli gizi tentang pengaturan pada pola makan, termasuk pada jenis serta jumlah makanan tertentu untuk mencukupi kebutuhan gizi anak. Kemungkinan juga akan diberikan vitamin dan berbagai suplemen tertentu.

Pengertian, Dampak, dan Penyebab Gizi BurukTerhadap perkembangan anak, dampak jangka pendek gizi buruk terhadap perkembangan anak menurut Nency & Arifin (2005), diantaranya menjadikan anak apatis, gangguan bicara dan gangguan perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor intelligence quotient (IQ), penurunan perkembangan kognitif, penurunan i ntegrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi akademik di sekolah. Kurang gizi berpotensi menjadi penyebab kemiskinan melalui rendahnya kualitas sumber daya manusia dan produktivitas. Tidak heran jika gizi buruk yang tidak dikelola dengan baik, pada fase akutnya akan mengancam jiwa dan pada jangka panjang akan menjadi ancaman hilangnya sebuah generasi penerus bangsa

Pengertian yang umum kita gunakan selama ini terkait gizi buruk diantaranya dikemukakan Gibson (2005), yang mengemukakan bahwa gizi buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi berdasarkan pengukuran antropometri. Sedangkan pengertian status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel-variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/ panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai.

Menurut perkiraan WHO, sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi anak yang buruk. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal (World Bank, 2006). Sementara di Indonesia berdasarkan data Susenas tahun 2005 prevalensi balita gizi buruk masih sebesar 8.8%.

Page 4: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

Menurut Depkes RI (2008), gizi buruk adalah suatu keadaaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < -3 standar deviasi WHO-NCHS dan atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus kwashiorkor. Beberapa pengertian gizi buruk menurut  Depkes RI (2008) adalah sebagai berikut :

Gizi buruk: adalah keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) <-3 SD dan atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor.

Marasmus: adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan tampak sangat kurus, iga gambang, perut cekung, wajah seperti orang tua dan kulit keriput

Kwashiorkor: adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan edema seluruh tubuh terutama di punggung kaki, wajah membulat dan sembab, perut buncit, otot mengecil, pandangan mata sayu dan rambut tipis/kemerahan.

Marasmus-Kwashiorkor: adalah keadaan gizi buruk dengan tanda-tanda gabungan dari marasmus dan kwashiorkor

Beberpa tanda-tanda klinis gizi buruk diatas menurut (Gibson, 2005), sebagai berikut:

1. Marasmus : 1). Badan nampak sangat kurus; 2). Wajah seperti orang tua; 3). Cengeng dan atau rewel; 4). Kulit tampak keriput, jaringan lemak subkutis sedikit sampai tidak ada (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/ ”baggy pants”); 5). Perut cekung; 6). Iga gambang; 7). Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis) dan diare

2. Kwashiorkor : 1). Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki; 2). Wajah membulat (moon face) dan sembab; 3). Pandangan mata sayu; 4). Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok; 5). Perubahan status mental, apatis, dan rewel; 6). Pembesaran hati; 7). Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk; 8). Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis); 9). Sering disertai penyakit infeksi (akut), anemia dan diare.

Page 5: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

3. Marasmus Kwashiorkor: Merupakan gabungan dari beberapa gejala klinis marasmus dan kwashiorkor.

Terdapat sebuah model yang dikembangkan Unicef tahun 1990, untuk mengurai faktor penyebab gizi buruk ini (Soekirman, 2000). Dengan model tersebut, penyebab masalah gizi dibagi dalam tiga tahap, yaitu penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar.

1. Terdapat dua penyebab langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit infeksi.

2. Terdapat 3 faktor pada penyebab tidak langsung, yaitu tidak cukup pangan, pola asuh yang tidak memadai, dan sanitasi, air bersih/ pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai.

3. Penyebab mendasar/akar masalah gizi buruk adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan pelayanan kesehatan serta sanitasi yang memadai, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita.

Sebagai langkah awal penanggulangan masalah gizi buruk diatas, diperlukan sistem kewaspadaan dini dengan indikator dan alat ukur yang sensitif. Dalam kaitan ini diperlukan sebuah sistem surveilance gizi buruk. Menurut WHO, survailans gizi merupakan kegiatan pengamatan keadaan gizi, dalam rangka untuk membuat keputusan yang berdampak pada perbaikan gizi penduduk dengan menyediakan informasi yang terus menerus tentang keadaan gizi penduduk, berdasarkan pengumpulan data langsung sesuai sumber yang ada, termasuk data hasil survei dan data yang sudah ada (Mason et al., 1984)

Sementara mdenurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 1116/Menkes/SK/VI II/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Kesehatan dan Penyakit salah satu kegiatannya adalah pelaksanaan SKD KLB. SKD KLB merupakan kewaspadaan terhadap penyakit berpotensi KLB serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkan teknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya pencegahan dan tindakan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat (Depkes RI, 2004).

Beberapa prinsip melaksanakan SKD-KLB gizi buruk tersebut antara lain: Kajian epidemiologi secara rutin; Peringatan kewaspadaan dini; Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

Sedangkan berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam upaya penanggulangan masalah gizi buruk menurut  Depkes RI (2005) dirumuskan dalam beberapa kegiatan berikut :a.    Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan balita di posyandu.b.    Meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di puskesmas / RS dan rumah tangga.c.    Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan pemulihan (PMT-P) kepada balita kurang gizi dari keluarga miskin.d.    Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asuhan gizi kepada anak (ASI/MP-ASI).e.    Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada semua balita

Refference, antara lain:

Page 6: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

Depkes RI. 2008. Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB-Gizi Buruk. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Depkes R.I. 2004. Kepmenkes tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan dan Penyakit.

Depkes R.I. 2008. Pedoman Pelaksanaan Respon Cepat Penanggulangan Gizi Buruk. Depkes R.I. 2005. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005-

2009. Gibson, R.S. 2005. Principles of Nutrition Assesment. New York. Oxford, University Press. Nency, Y. & Arifin, M.T. 2005. Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang. Jurnal Inovasi

Online Kesehatan, Vol.5, No.XVII: Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Dirjen

Pendidikan Tinggi.

Faktor-Faktor Penyebab Gizi Buruk

Menurut dr. Subagyo, Sp.P., gizi buruk disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama adalah faktor pengadaan makanan yang kurang mencukupi suatu wilayah tertentu. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya potensi alam atau kesalahan distribusi.

Kebutuhan gizi dalam tubuh, sumber: ariesulaeman.wordpress.com

Faktor kedua, adalah dari segi kesehatan sendiri, yakni adanya penyakit kronis terutama gangguan pada metabolisme atau penyerapan makanan. Selain itu, mantan Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Siti Fadilah menyebutkan ada tiga hal yang saling kait mengkait dalam hal gizi buruk, yaitu kemiskinan, pendidikan rendah dan kesempatan kerja rendah.

Page 7: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

Ketiga hal itu mengakibatkan kurangnya ketersediaan pangan di rumah tangga dan pola asuh anak keliru. Hal ini mengakibatkan kurangnya asupan gizi dan balita sering terkena infeksi penyakit.

UNICEF dalam Soekirman (2002) juga telah memperkenalkan dan sudah digunakan secara internasional mengenai berbagai faktor penyebab timbulnya gizi kurang pada balita, yaitu :

1. Penyebab langsung

Yaitu makanan tidak seimbang untuk anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup tetapi diserang diare atau infeksi, nafsu makan menurun, akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya, anak yang makan tidak cukup baik, daya tahan tubuh melemah, mudah diserang infeksi.

Kebersihan lingkungan, tersedianya air bersih, dan berperilaku hidup bersih dan sehat akan menentukan tingginya kejadian penyakit infeksi.

2. Penyebab tidak langsung

Pertama, ketahanan pangan dalam keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan makan untuk seluruh anggota keluarga baik dalam jumlah maupun dalam komposisi zat gizinya. Kedua, pola pengasuhan anak, berupa perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal memberikan makan, merawat, kebersihan memberi kasih sayang dan sebagainya.

Kesemuanya berhubungan dengan kesehatan ibu (fisik dan mental), status gizi, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, adat kebiasaan dan sebagainya dari si ibu dan pengasuh lainnya. Ketiga, faktor pelayanan kesehatan yang baik, seperti; imunisasi, penimbangan anak, pendidikan dan kesehatan gizi, serta pelayanan posyandu, puskesmas, praktik bidan, dokter dan rumah sakit

Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Gizi Buruk

InfoGizi.com ~ 23/12/2010 | No Comments

Page 8: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk. Menurut UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu : (1) Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan. (2) Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik. Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk yaitu: (1) Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat; (2) Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak; (3) Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk pada balita, yaitu: (1) Keluarga miskin; (2) Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak; (3) Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare.

Indikasi Gizi BurukUntuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang bisa dijumpai pada anak adalah berupa kondisi badan yang tampak kurus. Sedangkan gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis besar bisa dibedakan menjadi tiga tipe: marasmus, kwashiorkor dan marasmic-kwashiorkor.

Dua Tipe Gizi Buruk (Kwasiorkor dan Marasmus)

KwasiorkorMemiliki ciri: (1) edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah) membulat dan lembab; (2) pandangan mata sayu; (3) rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok; (4) terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel; (5) terjadi pembesaran hati; (6) otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk; (7) terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis); (8) sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut; (9) anemia dan diare.

MarasmusMemiliki ciri-ciri: (1) badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit; (2) wajah seperti orang tua; (3) mudah menangis/cengeng dan rewel; (4) kulit menjadi keriput; (5) jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar); (6) perut cekung, dan iga gambang; (7) seringdisertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang); (8) diare kronik atau konstipasi (susah buang air).

Page 9: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

Pengertian, Dampak, dan Penyebab Gizi BurukTerhadap perkembangan anak, dampak jangka pendek gizi buruk terhadap perkembangan anak menurut Nency & Arifin (2005), diantaranya menjadikan anak apatis, gangguan bicara dan gangguan perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor intelligence quotient (IQ), penurunan perkembangan kognitif, penurunan i ntegrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi akademik di sekolah. Kurang gizi berpotensi menjadi penyebab kemiskinan melalui rendahnya kualitas sumber daya manusia dan produktivitas. Tidak heran jika gizi buruk yang tidak dikelola dengan baik, pada fase akutnya akan mengancam jiwa dan pada jangka panjang akan menjadi ancaman hilangnya sebuah generasi penerus bangsa

Pengertian yang umum kita gunakan selama ini terkait gizi buruk diantaranya dikemukakan Gibson (2005), yang mengemukakan bahwa gizi buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi berdasarkan pengukuran antropometri. Sedangkan pengertian status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel-variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/ panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai.

Menurut perkiraan WHO, sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi anak yang buruk. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal (World Bank, 2006). Sementara di Indonesia berdasarkan data Susenas tahun 2005 prevalensi balita gizi buruk masih sebesar 8.8%.

Page 10: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

Menurut Depkes RI (2008), gizi buruk adalah suatu keadaaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < -3 standar deviasi WHO-NCHS dan atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus kwashiorkor. Beberapa pengertian gizi buruk menurut  Depkes RI (2008) adalah sebagai berikut :

Gizi buruk: adalah keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) <-3 SD dan atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor.

Marasmus: adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan tampak sangat kurus, iga gambang, perut cekung, wajah seperti orang tua dan kulit keriput

Kwashiorkor: adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan edema seluruh tubuh terutama di punggung kaki, wajah membulat dan sembab, perut buncit, otot mengecil, pandangan mata sayu dan rambut tipis/kemerahan.

Marasmus-Kwashiorkor: adalah keadaan gizi buruk dengan tanda-tanda gabungan dari marasmus dan kwashiorkor

Beberpa tanda-tanda klinis gizi buruk diatas menurut (Gibson, 2005), sebagai berikut:

1. Marasmus : 1). Badan nampak sangat kurus; 2). Wajah seperti orang tua; 3). Cengeng dan atau rewel; 4). Kulit tampak keriput, jaringan lemak subkutis sedikit sampai tidak ada (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/ ”baggy pants”); 5). Perut cekung; 6). Iga gambang; 7). Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis) dan diare

2. Kwashiorkor : 1). Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki; 2). Wajah membulat (moon face) dan sembab; 3). Pandangan mata sayu; 4). Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok; 5). Perubahan status mental, apatis, dan rewel; 6). Pembesaran hati; 7). Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk; 8). Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis); 9). Sering disertai penyakit infeksi (akut), anemia dan diare.

Page 11: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

3. Marasmus Kwashiorkor: Merupakan gabungan dari beberapa gejala klinis marasmus dan kwashiorkor.

Terdapat sebuah model yang dikembangkan Unicef tahun 1990, untuk mengurai faktor penyebab gizi buruk ini (Soekirman, 2000). Dengan model tersebut, penyebab masalah gizi dibagi dalam tiga tahap, yaitu penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar.

1. Terdapat dua penyebab langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit infeksi.

2. Terdapat 3 faktor pada penyebab tidak langsung, yaitu tidak cukup pangan, pola asuh yang tidak memadai, dan sanitasi, air bersih/ pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai.

3. Penyebab mendasar/akar masalah gizi buruk adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan pelayanan kesehatan serta sanitasi yang memadai, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita.

Sebagai langkah awal penanggulangan masalah gizi buruk diatas, diperlukan sistem kewaspadaan dini dengan indikator dan alat ukur yang sensitif. Dalam kaitan ini diperlukan sebuah sistem surveilance gizi buruk. Menurut WHO, survailans gizi merupakan kegiatan pengamatan keadaan gizi, dalam rangka untuk membuat keputusan yang berdampak pada perbaikan gizi penduduk dengan menyediakan informasi yang terus menerus tentang keadaan gizi penduduk, berdasarkan pengumpulan data langsung sesuai sumber yang ada, termasuk data hasil survei dan data yang sudah ada (Mason et al., 1984)

Sementara mdenurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 1116/Menkes/SK/VI II/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Kesehatan dan Penyakit salah satu kegiatannya adalah pelaksanaan SKD KLB. SKD KLB merupakan kewaspadaan terhadap penyakit berpotensi KLB serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkan teknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya pencegahan dan tindakan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat (Depkes RI, 2004).

Beberapa prinsip melaksanakan SKD-KLB gizi buruk tersebut antara lain: Kajian epidemiologi secara rutin; Peringatan kewaspadaan dini; Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

Sedangkan berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam upaya penanggulangan masalah gizi buruk menurut  Depkes RI (2005) dirumuskan dalam beberapa kegiatan berikut :a.    Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan balita di posyandu.b.    Meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di puskesmas / RS dan rumah tangga.c.    Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan pemulihan (PMT-P) kepada balita kurang gizi dari keluarga miskin.d.    Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asuhan gizi kepada anak (ASI/MP-ASI).e.    Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada semua balita

Page 12: Definisi Gizi Buruk Pada Anak

Refference, antara lain:

Depkes RI. 2008. Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB-Gizi Buruk. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Depkes R.I. 2004. Kepmenkes tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan dan Penyakit.

Depkes R.I. 2008. Pedoman Pelaksanaan Respon Cepat Penanggulangan Gizi Buruk. Depkes R.I. 2005. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi

Buruk 2005-2009. Gibson, R.S. 2005. Principles of Nutrition Assesment. New York. Oxford, University

Press. Nency, Y. & Arifin, M.T. 2005. Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang. Jurnal

Inovasi Online Kesehatan, Vol.5, No.XVII: Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Dirjen

Pendidikan Tinggi.