definis labirinitis
TRANSCRIPT
A. DEFINISI
Labirinitis adalah infeksi pada telinga dalam (labirin) yang disebabkan
oleh bakteri atau virus. Labirinitis adalah radang pada telinga dalam (labirin).
Labirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum atau
difus dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf yang berat, sedangkan labirinitis
yang terbatas atau labirinitis sirkumskripta menyebabkan terjadinya vertigo saja
atau tuli saraf saja.
Labirinitis merupakan komplikasi intratemporal yang paling sering dari radang
telinga tengah.
Labirinitis adalah infeksi pada teling dalam, yang disebabkan oleh bakteri
atau virus, yang mana dapat terjadi karena komplikasi otitis media, meningitis,
ISP dan setelah infeksi telinga tengah.
Labirinitis dapat disebabkan oleh virus, bacterial,zat-zat toksik dan obat-
obatan. Labirinitis yang di sebabkan oleh bakterial terdapat dalam dua bentuk
labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif. Labirinitis serosa dapat
berbentuk labirinitis serosa difus dan labirinitis serosa sirkumskripta. Labirinitis
supuratif dibagi dalam labirinitis supuratif akut difus dan labirinitis supuratif
kronik difusi.
B. ETIOLOGI
Infeksi bakteri yang disebabkan otitis media, atau kolesteatoma, dapat
memasuki telinga tengah dengan menembus membrane jendela bulat atau oval.
Labirintitis viral merupakan diagnosis medis yang sering, namun hanya sedikit
yang diketahui mengenai kelainan ini, yang mempengaruhi baik keseimbangan
maupun pendengaran. Virus penyebab yang paling sering teridentifikasi adalah
gondongan, rubella, rubeola, dan influenza.
Secara etiologi labirintis terjadi karena penyebaran infeksi ke ruang
perlimfa. Terdapat 2 bentuk labirinitis. Yaitu labiribnitis serosa dean labirinitis
supuratif. Labirinitis serosa dapat berbentuk labirinitis serosa difus dan labirinitis
supuratif kronik difus.
Pada labirinitis serosa taksin menyebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel
radang, sedangkan pada labirin supuratif dengan invasi sel radang ke labirin.
1
Sehingga terjadi kerusakan yang lereversibel. Seperti fibrosa dan osifikasi. Pada
kedua jenis labirinitis tersebut operasi harus segera dilakukan untuk
menghilangkan infeksi dari telinga tengah. Kadang – kadang diperlukan juga
draifase nanah dari labirin untuk mencegah terjadinya meningitis. Pemberian
antibiotika yang adekuat terutama ditujukan pada pengobatan otitis media kronik.
Labirinitis serosa difus sering kali terjadi sekunder dari labirinitis
sirkumskrifta oleh pada terjadi primer pada otitis media akut. Masuknya toksin
oleh bakteri melalui tingkap bulat, tingkap lontong untuk melalui erosi tulang
labirin. Infeksi tersebut mencapai endosteum melalui seluruh darah.
Diperkirakan penyebab labirinitis yang paling sering absorbsi produk
bakteri di telinga dan mastoid ke dalam labirin, dibentuk ringan labirinitis serosa
selalu terjadi pada operasi telinga dalam misalnya pada operasi fenestrasi, terjadi
singkat dan biasanya tidak menyebabkan gangguan pendengaran, kelainan
patologiknya seperti inflamasi non purulen labirin.
C. KLASIFIKASI
1. Labirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum
( general ), dengan gejala fertigo berat dan tuli saraf berat, sedangkan
labirinitis yang terbatas ( labirinitis sirkumskripta ) menyebabkan
terjadinya vertigo saja / tuli saraf saja.
2. Labirinitis terjadinya oleh karena penyebaran infeksi ke ruang perlimfa.
Terdapat dua bentuk labirinitis yaitu labirinitis serosa dan labirinitis
supuratif. Labirinitis serosa dapat berbentuk labirinitis serosa difus dan
labirinitis serosa sirkumskripta. Labirinitis supuratif dibagi dalam bentuk
labirinitis supuratif akut difus dan labirinitis supuratif kronik difus.
3. Labirinitis serosa toksin menyebabkan disfungsi labirin tanpa invasi sel
radang, sedangkan pada labirinitis supuratif, sel radang menginvasi labirin,
sehingga terjadi kerusakan yang ireversibel, seperti fibrosis dan osifikasi.
Pada kedua bentuk labirinitis itu operasi harus segera dilakukan untuk
menghilangkan infeksi dari telinga tengah. Kadang – kadang diperlukan juga
drenase nanah dari labirin untuk mencegah terjadinya meningitis. Pemberian
2
antibiotika yang adekuat terutama ditujukan kepada pengobatan otitis media
kronik dengan atau tanpa kolesteatoma.
D. MANIFESTASI KLINIS
1) vertigo yang melumpuhkan
2) mual dan muntah
3) kehilangan pendengaran derajat tertentu
4) tinnitus.
Episode pertama biasanya serangan mendadak paling berat, yang biasanya
terjadi selama periode beberapa minggu sampai bulan, yang lebih ringan.
Pengobatan untuk labirintitis balterial meliputi terapi antibiotika intravena,
penggantian cairan, dan pemberian supresan vestibuler maupun obat anti muntah.
Pengobatan labirintitis viral adalah sintomatik dengan menggunakan
obatantimuntah dan antivertigo.
Gejala dan tanda :
Terjadi tuli total disisi yang sakit, vertigo ringan nistagmus spontan
biasanya kea rah telinga yang sehat dapat menetap sampai beberapa bulan atau
sampai sisa labirin yang berfungsi dapat menkompensasinya. Tes kalori tidak
menimbulkan respons disisi yang sakit dan tes fistulapur negatif walaupun dapat
fistula
E. PATOFISIOLOGI
Kira – kira akhir minggu setelah serangan akut telinga dalam hampir
seluruhnya terisi untuk jaringan gramulasi, beberapa area infeksi tetap ada.
Jaringan gramulasi secara bertahap berubah menjadi jaringan ikat dengan
permulaan. Pembentukan tulang baru dapat mengisi penuh ruangan labirin dalam
6 bulan sampai beberapa tahun pada 50 % kasus.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Fistula dilabirin dapat diketahui dengan testula, yaitu dengan memberikan
tekanan udara positif ataupun nrgatif ke liang telinga melalui otoskop siesel
3
dengan corong telinga yang kedap atau balon karet dengan bentuk elips pada
ujungnya yang di masukan ke dalam liang telinga. Balon karet di pencet dan udara
di dalamnya akana menyebabkan perubahan tekanan udara di liang telinga. Bila
fistula yang terjadi masih paten maka akan terjadi kompresi dan ekspansi labirin
membrane. Tes fistula positif akan menimbulkan ristamus atau vertigo. Tes fistula
bisa negatif, bila fistulanya bisa tertutup oleh jaringan granulasi atau bila labirin
sudah mati atau paresis kanal.
Pemeriksaan radiologik tomografi atau CT Scan yang baik kadang – kadang dapat
memperlihatkan fistula labirin, yang biasanya ditemukan dikanalis semisirkularis
horizontal.
Pada fistula labirin / labirintis, operasi harus segera dilakukan untuk
menghilangkan infeksi dan menutup fistula, sehingga fungsi telinga dalam dapat
pulih kembali. Tindakan bedah harus adekuat untuk mengontrol penyakit primer.
Matriks kolesteatom dan jaringan granulasi harus diangkat dari fistula sampai
bersih dan didaerah tersebut harus segera ditutup dengan jaringan ikat / sekeping
tulang / tulang rawan.
G. PENATALAKSANAAN
Terapi local harus ditujukan kesetiap infeksi yang mungkin ada, diagnosa
bedah untuk eksenterasi labirin tidak diindikasikan, kecuali suatu focus dilabirin
untuk daerah perilabirin telah menjalar untuk dicurigai menyebar ke struktur
intrakronial dan tidak memberi respons terhadap terapi antibiotika bila dicurigai
ada focus infeksi di labirin atau di ospretosus dapat dilakukan drerase labirin
dengan salah satu operasi labirin setiap skuestrum yang lepas harus dibuang, harus
dihindari terjadinya trauma NUA. Bila saraf fosial lumpuh, maka harus dilakukan
dengan kompresi saraf tersebut. Bila dilakukan operasi tulang temporal maka
harus diberikan antibiotika sebelum dan sesudah operasi.
H. KOMPLIKASI
1. Tuli total
2. meningitis.
4
I. W O C
Laringitis Akibat dari komplikasi maningiti akibat dari otitismedia
/kolestateoma. Infeksi berkembang mengores telinga pendengaran, bakteri masuk
ke telinga tengah masuk ke kanalis aiditiorus menembus jendela bulat/ oval
menggesek pada stuktur membran manifestasinya : vertigo, pendengaran
berkurang, pendengaran merasa tidak seimbang
5